penyakit gunung

Upload: fadly-boiz

Post on 05-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 penyakit gunung

    1/2

    PENYAKIT GUNUNG

    Suhu udara gunung-gunung di Indonesia berkisar antara 12-7 derajat celcius.

    Dengan perlengkapan yang baik, suhu udara seperti ini sebenarnya tidak terlampau

    dingin. Tetapi adalah kenyataan, bahwa kematian yang banyak terjadi di gunung

    Indonesia disebabkan karena udara yang dingin ini. Penyebabnya tak lain adalah

    perlengkapan yang kurang, terutama untuk menahan hujan. Pakaian yang basah dan

    badan yang tak terlindung dari angin adalah penyebab utama kecelakaan itu. Pakaian

    yang basah mengurangi nilai insulasi (kemampuan menahan panas) sampai 90%.

    Di Indonesia kecelakaan yang banyak terjadi adalah exposure (kehilangan

    panas badan), terutama disebabkan karena hipotermia (menurunnya suhu badan).

    Masalahnya ternyata bukan karena udara gunung yang dingin, tetapi karena badan

    yang basah karena hujan. Suhu badan yang menurun hingga 20 derajat Celcius akanmenyebabkan kematian seseorang.

    Orang yang terkena hipotermia menunjukkan gejala-gejala : menggigil secara

    berlebihan, berbicara kacau, lambat, membuat gerakan-gerakan ngawur, berkurang

    ingatan dan berfikir sistematis, jalan sempoyongan dan kaki sering tersandung,

    tampak letih sekali, susah berdiri walau baru istirahat dan mengantuk terus.

    Apa yang harus kita lakukan bila melihat gejala-gejala tersebut? Pertama,

    usahakan agar kita tidak tertidur. Tidur membuat kita kehilangan kesadaran,

    sehingga badan tak mau lagi menghangatkan diri. Biarkanlah badan menggigil karena

    gerakan ini menghasilkan panas yang setara dengan lari-lari kecil atau dua batangcoklat ukuran sedang yang dimakan setiap jam. Ini adalah usaha secar biologis dari

    badan kita untuk tetap mempertahankan suhu badan.

    Segeralah memakai pakaian kering. Hindari tempat yang banyak angin. Kalau

    mungkin, buatlah api unggun untuk menghangatkan badan. Dirikanlah tenda atau

    bivak, lalu masuk ke kantung tidur. Letakkan alas tidur yang kering sebelum

    berbaring. Jangan biarkan badan dipengaruhi dinginnya tanah. Usahakan untuk

    memasak air dan makanan, terutama yang manis dan mengandung banyak hidrat

    arang. tetap bertahan hingga suhu badan normal.

    Semakin tinggi suatu daerah, semakin tipis kadar oksigennya. Inimempengaruhi aktivitas seorang pendaki gunung karena hipoksia (kekurangan

    oksigen). Kapasitas kerja fisik akan menurun. Memang tidak semua pendaki gunung

    akan mengalami hal yang sama, karena pengaruh kekurangaan oksigen itu tergantung

    pada masing-masing individu, terutama kesegaran jasmaninya. Ada pendaki gunung

    yang sudah terkena pengaruh pada ketinggian 200 meter, tetapi ada yang baru

    merasakannya pada ketinggian 4000 meter.

  • 7/31/2019 penyakit gunung

    2/2

    Pendaki yang terkena pengaruh hipoksia akan memperlihatkan gejala-gejala

    yang disebut penyakit gunung (mountain sickness). Biasanya gejala ini muncul karena

    si pendaki gunung terlalu cepat mencapai suatu ketinggian. Munculnya pun setelah

    beberapa jam setelah si pendaki mencapai ketinggian itu. Kumpulan gejala itu adalah

    sakit kepala, sesak nafas, tidak nafsu makan, mual, muntah, diare, sakit perut,kemampuan mental dan ketajaman berfikir menurun, badan terasa lemas, perasaan

    malas sekali, tidak dapat tidur, tangan dan bibir menjadi biru dan denyut jantung

    berdenyut lebih cepat daripada biasanya. Biasanya gejala-gejala ini akan menghilang

    setelah beristirahat selama 24 jam sampai 48 jam. Kalau ini tidak berhasil, maka

    penanggulangan yang tepat adalah secepatnya turun dan mengurangi ketinggian.

    Kalau sudah begitu umumnya gejala-gejala itu akan berkurang setelah turun sekitar

    500 atau 600 meter dari kektinggian semula.