penggunaan metode takriri dalam meningkatkan …

98
PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HAFALAN TAHFIZH AL-QUR’AN DI MA’HAD NURUL FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI SUSI SUSANTI TP.161608 PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHANTHAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 17-Apr-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS HAFALAN TAHFIZH AL-QUR’AN

DI MA’HAD NURUL FALAH

KOTA JAMBI

SKRIPSI

SUSI SUSANTI

TP.161608

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHANTHAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS HAFALAN TAHFIZH AL-QUR’AN

DI MA’HAD NURUL FALAH

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1)

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SUSI SUSANTI

TP.161608

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHANTHAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

iii

Page 4: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

iv

Page 5: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

v

Page 6: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

vi

Page 7: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

vii

Page 8: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

viii

Page 9: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

ix

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-

Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau

berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan

salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat aku cintai dan

aku sayangi.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu (Almh Timah Juli) dan Ayah (Juliadi)

serta Ibu tiriku (Tima Sineng) yang telah memberikan kasih sayang, dukungan,

ridho, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas

hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan. Semoga ini

menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia, karena kusadar

selama ini belum bisa berbuat lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku

termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu

menasehatiku serta selalu meridhoiku melakukan hal yang lebih baik.

Datuk nenek serta paman-pamanku dan adik-adik ku

Sebagai tanda terima kasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk datuk (Ja’far)

Nenek (Zaimah) paman (Ramli, sarnubi, sapril, yazi) Adik-adik ku (Usron

rowalik, Reva mariska, Ririn, Ilna). Terima kasih telah memberikan semangat

serta doa dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga doa dan semua hal yang

terbaik yang kalian berikan menjadikanku orang yang baik pula. Terima kasih

Teman-teman

Buat kawan-kawan yang selalu memberikan motivasi, nasehat, dukungan moral

serta material yang selalu membuatku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Eka karmila sari, Putri Ramadhani, Alya Bela Noviani serta kawan-kawan PAI C

Angkatan 2016 dan tak lupa juga kawan-kawan PPL, KKN dan kawan

sepengurusan. Kalian telah memberikan banyak hal yang tak terlupakan

kepadaku.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Bapak Drs.H.Kasful Anwar, M.Ag dan Bapak Drs.H.Nazari, M.Pd.I selaku dosem

pembimbing skripsi saya, terima kasih banyak bapak sudah membantu selama ini,

membimbing, menasehati, mengajari dan mengarahkan saya sampai skripsi ini

selesai.

Page 10: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

x

MOTTO

⧫◆⧫⧫

◆⬧⧫❑→

⧫ “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami

benar-benar memeliharanya” (QS. Al-Hijr : 9)

Page 11: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

AlhamdulillahRobbil‘Alamin,segalapujidansyukursenantiasapenulisucapk

an kehadiratAllahSwt. Sebagai pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta

ini, dan Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di

kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan sebuah skripsi dengan judul : ”Penggunaan

Metode Takriri dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan Tahfizh Al-Qur’an

Santri di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi”

Shalawat dan salam penulis do’a kan semoga tetap dilimpahkan kepada

Nabi Muhammad Saw. Sebagai pembawa rahmat bagi semua alam.

Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana

program S.I Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN STS Jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih

jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah Swt. Serta usaha-usaha

penulis, skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak

halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan

dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi. Pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

3. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd. I, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam

4. Bapak Drs.H.Kasful Anwar, M.Ag sebagai pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan

penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Page 12: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xii

5. Bapak Drs.H.Nazari, M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh

keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik

6. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi dan Pengelola Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta

karyawan yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam

penulisan skripsi ini.

7. Ustad Hendra,M.Pd.I selaku pimpinan Ma’had Nurul Falah serta Kepala

Sekolah Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi yang telah memberikan

izin dan kerjasamanya kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Ustadz dan Ustadzah serta para Santri dan Santriwati Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi

9. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terkhusus kepada kawan-kawan PAI-C, PPL, KKN

serta kawan sepengurusan. Semoga kesuksesan senantiasa mengiringi

langkah kita semua, dan juga kakak angkatan maupun adik angkatan yang

turut serta memberikan semangat dan dukungan.

Kemudian dari pada itu, sebagai karya manusia tentu dalam skripsi ini ada

terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kepada seluruh pembaca

diharapkan kesediaannya untuk mengkritik skripsi ini yang sifatnya membangun,

seterusnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan maanfaat bagi para

pembaca dan umumnya kita semua.

Aminyaarabbalalamin.

Jambi, 2020

Penulis

SUSI SUSANTI

TP.161608

Page 13: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xiii

ABSTRAK

Nama : Susi Susanti

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Penggunaan Metode Takriri dalam Meningkatkan Kualitas

Hafalan Tahfizh Al-Qur’an Santri di Ma’had Nurul Falah Kota

Jambi.

Mengahafal Al-Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia dan

terpuji, dalam menghafal Al-Qur’an diperlukan metode-metode khusus untuk

memudahkan dalam proses menghafalnya. Diantara metode-metode itu ialah

metode takriri, metode takriri yaitu mengulang hafalan yang sudah

diperdengarkan kepada musyrifah atau guru tahfizh. Hal ini digunakan untuk

menjaga hafalan agar tetap melekat dalam pikiran. Penellitian ini bertujuan untuk

mendiskripsikan pelaksanaan penerapan metode takriri dalam meningkatkan

kualitas hafalan tahfizh Al-Qur’an Santri di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif lapangan, yang mengambil

lokasi di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi. Data dan sumber data dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara snowball sampling. Metode pengumpulan data

menggunakan tiga metode, yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari data yang diperoleh serta terkumpul kemudian dianalisis menggunakan

teknik analisis model data , yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan deskripsi dan penyajian data melalui wawancara, pelaksanaan

penerapan metode takriri dalam meningkatkan kualitas hafalan tahfizh Al-Qur’an

santri di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi. Dimulai dengan tiga tahapan. Tahap

pertama tahap persiapan yaitu, petama menyiapkan Al-Qur’an pojok, kedua

menentukan target materi yang akan dihafal, ketiga membaca berulang kali.

Kemudian tahap kedua tahap penerapan yaitu, pertama mentakrir hafalan kepada

Ustadz/Ustadzah, kedua Mudarosah kelompok, ketiga Istiqomah takrir Al-Qur’an

dalam Sholat. Kemudian tahap ketiga tahap evaluasi yaitu, Santri membawa bukti

setoran yaitu berupa buku catatan setoran hafalan, pada saat santri menyetorkan

hafalannya setiap hari kepada Ustadzah/Ustadzah.

Kata kunci: Metode Takriri, Menghafal, Al-Qur’an

Page 14: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xiv

ABSTRACT

Name : Susi Susanti

Major : Islamic Religious Education

Title : The Use of Takriri Method in Improving the Quality of Memories of

Tahfizh Al-Qur'an Santri in Ma'hadNurulFalah City of Jambi.

Memorizing the Qur'an is a very noble and praiseworthy act, in

memorizing the Qur'an, special methods are needed to facilitate the process of

memorizing it. Among those methods is the takriri method, the takriri method

which is to repeat memorization that has been played to the musyrifah or the

teacher of tahfizh. It is used to keep rote memorization sticking in the mind. This

research aims to describe the implementation of the application of the method of

takriri in improving the quality of memorizing the Koran's Qur'anic recitation in

Ma'hadNurulFalah, Jambi City.

This type of research is a qualitative descriptive field, which takes place

in Ma'hadNurulFalah, Jambi City. Data and data sources in this study were

conducted by snowball sampling. The data collection method uses three methods,

namely the method of observation, interviews and documentation. From the data

obtained and collected then analyzed using data model analysis techniques,

namely data reduction, data presentation and verification. By using a qualitative

approach.

Based on the description and presentation of data through interviews, the

implementation of the application of the method of takriri in improving the quality

of memorization of Al-Qur'an's Qur'an recitation in Ma'hadNurulFalah, Jambi

City.Starting with three stages. The first stage of the preparatory phase is, firstly

prepare a corner of the Qur'an, the second determines the target material to be

memorized, thirdly reads repeatedly. Then the second stage of the implementation

stage is first memorizing memorization of the Ustadz / Ustadzah, the second

group Mudarosah, the third Istiqomahtakrir Al-Qur'an in the Prayer. Then the

third stage of the evaluation stage, namely, Santri brought proof of deposit in the

form of a memorization deposit note book, at the time the santri deposited their

memorization every day to Ustadzah / Ustadzah.

Keywords: Takriri Method, Memorization, Al-Qur'an

Page 15: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI. .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ..................................................................... 1

B. Fokus penelitian ................................................................................... 8

C. Rumusan Masalah. ............................................................................. 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ........................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerang kateori ...................................................................................... 11

1. Metode Takrar dan Menghafal Al-Qur’an ..................................... 11

2. Pengertian Menghafal Al-Qur’an ................................................... 13

3. Metode Menghafal Al-Qur’an........................................................ 15

4. Metode Jitu Menghafal Al-Qur’an ................................................ 17

5. Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an ................ 21

6. Metode Muraja’ah Hafalan… ........................................................ 24

7. Kaidah dalam Melakukan Muraja’ah… ......................................... 25

8. Faedah Menghafal Al-Qur’an… .................................................... 25

B. Studi Relevan… ................................................................................... 28

Page 16: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xvi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ........................................................ 30

B. Setting dan Subjek Penelitian ............................................................... 31

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

E. Teknik Analisis Data. ........................................................................... 35

F. Uji Keterpercayaan Data. ..................................................................... 36

G. Jadwal Penelitian .................................................................................. 38

BAB 1V TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan umum

1. Historis dan Geografis ..................................................................... 39

2. Visi dan Misi… ............................................................................... 41

3. Struktur Organisasi… ...................................................................... 41

4. Keadaan Ustadz, Ustadzah dan Santri Santriwati … ...................... 44

5. Sarana dan Prasarana… ................................................................... 49

B. Temuan Khusus

1. Proses Penerapan Metode Takriri dalam Meningkatkan

Kualitas Hafalan Tahfizhul Al-Qur’an Santri di Ma’had Nurul

Falah Kota Jambi ............................................................................. 50

2. Faktor Penghambat Penerapan Metode Takriri dalam

Meningkatkan Kualitas Hafalan Tahfizhul Al-Qur’an Santri

di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi ................................................. 57

3. Upaya dalam Mengatasi Penerapan Metode Takriri

dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan Tahfizhul Al-Qur’an Santri

di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi … ............................................ 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan. .......................................................................................... 64

B. Saran. .................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian.............................................................................. 38

Tabel 2.1 Strusktur Organisasi Kepengurusan Ma’had ................................... 42

Tabel 3.1 Strusktur Organisasi Madrasah Aliyah Nurul Falah ........................ 43

Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pengajar ................................................................ 45

Tabel 5.1 Keadaan Siswa Atau Santri .............................................................. 46

Tabel 6.1 Jadwal Aktivitas Harian Santri ........................................................ 47

Tabel 7.1 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 50

Page 18: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 1

Lampiran 2 : Daftar Informan .......................................................................... 2

Lampiran 3 : Daftar Responden ....................................................................... 3

Lampiran 4 : Kartu Konsul .............................................................................. 4

Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan ............................................................... 5

Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup ................................................................ 6

Page 19: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan mu’jizat yang diberikan oleh Allah kepada

NabiMuhammad ṣallallāh ‘alayhi wa sallam dan menjadi pedoman bagi seluruh

umatIslam. Oleh karena itu salah satu usaha yang paling mulia supaya Al-Qur’an

dapatterpelihara bacaannya adalah dengan cara menghafal secara baik dan benar.

Dalam menghafal Al-Qur’an banyak metode yang dikembangkan,

namunsetiap metode harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi. Metode juga

bisamemberikan bantuan kepada para penghafal untuk mengurangi

kesusahannyadalam menghafal Al-Qur’an. Setiap kesukaran dan kesusahan yang

akan dihadapioleh penghafal merupakan suatu tantangan yang wajib dilalui agar

terdorong lebihgiat dan bersungguh-sungguh dalam menghafalnya.Walaupun

banyak halangan dan rintangan yang dialami oleh penghafal,pada dasarnya telah

ada metode-metode menghafal Al-Qur’an sebagaimana yangpernah diterapkan

Rasulullah kepada para sahabatnya. Salah satu metode yangdiajarkan Rasulullah

kepada para sahabat adalah mengulang-ulang doa atau ayat-ayatAllah di hadapan

Rasulullah Saw sementara beliau menyimak bacaan parasahabat.(Fithriani

Gade,2014:hlm 414)

Berdasarkan pengalaman Rasulullah manusia selaku umat Islam yang

cintakepada Allah Swt, maka wajib berusaha mengikuti metode berulang-ulang

(takrār )untuk mendukung proses kuatnya hafalan dalam ingatan. Untuk

memperolehtingkatan hafalan yang baik dan benar tentu saja tidak cukup dengan

menghafalsekali saja, karena sebagian besar penghafal rata-rata banyak

mengalami kesulitansetelah menghafal kemudian terlupa lagi. Hal ini bisa saja

disebabkan olehberagam masalah yang dihadapi seperti: menghafal itu susah dan

banyak ayat-ayatyang serupa, gangguan kejiwaan, gangguan lingkungan, atau

banyaknya kesibukanyang lain. Oleh karena itu bagi penghafal Al-Qur’an

hendaknya bisa menjaga hafalannya.

Page 20: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

2

Sebagaimana dalam sebuah riwayat dijelaskan.

واجذم من ق راءالقران ث نسيه لقي الل وه

Artinya:“Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an kemudian ia

melupakannya, kelak (di hari kiamat) bertemu dengan Allah dalam

keadaan judzam”(HR.Imam Turmudzi 1998, juz V, hal 28, hadits no

2916).

Dari berbagai macam problema itu maka kesempatan seseorang yang

inginmenghafal juga berbeda-beda. Sebagai contoh, seorang orang tua dalam

menyimakhafalan Al-Qur’an anaknya bisa jadi menghadapi berbagai masalah,

baik ketikamenyetor hafalan atau ayat yang baru dihafal dan muraja’ah. Dari

berbagai macamproblema tersebut, orang tua perlu memikirkan dan bertanya

sendiri metode apayang paling mudah untuk menghafal Al-Qur’an. Secara

normatif, yang perlumenjadi dasar dalam menghafal adalah niat sungguh-sungguh

dan ikhlas karenaAllah. Namun demikian yang perlu digarisbawahi bahwa

kedisiplinan mengulang(takrār ) sangat dominan signifikansinyal untuk

memperkuat hafalan.

Salah satu metode yang dapat membantu menguatkan hafalan atau

mensimakkanhafalan yang telah dihafalkan atau yang sudah disimakkan kepada

guru tahfidz agarhafalan yang telah terhafal dapat terjaga dengan baik. Penerapan

metode takrār dalammenghafal Al-Qur’an berasal dari kenyataan bahwa

penggunaan metode belajar yangtepat akan membuah hasil yang baik

mempertinggi dan mempermudah tingkat hafalan.Allah menurunkan Al-Qur’an

secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hatiNabi Muhammad ṣallallāh

‘alayhi wa sallam menjadi kuat dan tetap. (Fithriani Gade,2014:hlm 415)

Kemudian tujuanditerapkan metode takrār tidak lain untuk memelihara

hafalan Al-Qur’an dan untukmemudahkan hafalan Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an

mempunyai keistimewaan yang luarbiasa di antaranya mudah dibaca, mudah

dihafal dan dipahami. Selanjutnyaimplementasi metode takrār dalam menghafal

Al-Qur’an sangat terkait denganpenggunaan metode belajar untuk mencapai

keberhasilannya. Proses penghafalan Al-Qur’an tidak bisa dipisahkan dengan

ingatan manusia. Karena proses yang terjadi padamasa lampau bisa diaktifkan

Page 21: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

3

kembali dengan menggunakan metode takrār sehinggadapat memperoleh tiga

fungsi ingatan yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan kesan-kesan,dan

memperoleh kesan-kesan.

Untuk mencapai suatu tujuan, di butuhkan suatu strategi dan cara yang

pantas dancocok, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula

dengan pelaksanaanmenghafal Al-Qur’an memerlukan suatu metode dan teknik

yang dapat memudahkan usaha-usaha tersebut,sehingga dapat berhasil dengan

baik. Oleh karena itu metode merupakan salah satufaktor yang turut menentukan

keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an.

Dalam dunia tahfidzul Qur’an, metode repetitive atau pengulangan ini

dikenal dengannama “takrir”. Yakni, sebuah metode yang sering digunakan oleh

para penghafal Al-Qur’an dengan mengulang bacaan ayat atau surah yang telah

dihafal dengan baik.Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang pentingnya

metode “pengulangan”, yakni:

⬧⬧◆ ◆▪

◆→ ◆

⧫◆ ➔⧫ ❑→

Artinya:”Dan Sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi

(peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan

itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)”.(Q.S Al-

Isra’:41).

Fenomena yang terjadi di kalangan penghafal, biasanya ada yang sadar

akan perhatiannya terhadap kaidah bacaan yang benar, tetapi ada yang kurang

sadar akan hal tersebut, hanya mementingkan hafalan yang banyak dan cepat,

tanpa memperdulikan kaidah bacaan yang benar. Maka dari pada itu diperlukan

metode yang cocok dalam menghafal Al-qur’an.

Dalam dunia proses belajar mengajar (PBM), metode jauh lebih penting

dari materi. Demikian urgennya metode dalam prose pendidikan dan pengajaran.

Sebuah proses belajara mengajar bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses

tersebut tidak menggunakan metode. Karena metode menempati posisi kedua

Page 22: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

4

terpenting setelah tujuan dari sederatan komponen-komponen pembelajaran:

tujuan, metode, materi, media dan evaluasi. (Armei Arif, 2002: hlm,109).

Sebuah metode dikatakan baik dan cocok manakala bisa mengantar pada

tujuan yang dimaksud. Begitupun dalam menghafal Al-Qur’an, metode yang baik

akan berpengaruh kuat terhadap proses hifzhul Qur’an, sehingga tercipta

keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an.

Metode takrir adalah salah satu cara agar informasi-informasi yang masuk

ke memori jangka pendek dapat lansung ke memori jangka panjang adalah dengan

pengulangan (rehearsal atau takrir), dan merupakan salah satu metode dalam

menghafal Al-Qur’an. Peneliti berkeyakinan bahwa metode takrir sangat penting

dalam menghafal Al-Qur’an, karena tanpa proses takrir (mengulang-ulang bacaan)

mustahil dapat lansung menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu semakin sering

mentakrir bacaan akan semakin mudah menghafalnya. (Sa’dulloh, 2008: hlm,60).

Metode adalah cara sistematis dan terfikir dengan baik untuk dilaksanakan

dan mencapai tujuan.(Samiudin,2016:hlm.114). Takrir artinya mengulang

kembali.Metode takrir adalah mengulang bacaan ayat atau surah Al-Qur’an yang

sudah dihafal dengan baik. Mengahafal artinya telah masuk dalam ingatan atau

dapat mengucapkan sesuatu di luar kepala.Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT,

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mekjizat, disampaikan

dengan jalan mutawatir dari allah SWT, melalui perantaraan malaikat Jibril dan

membacanya bernilai ibadah. ( M.Hanafiah Lubis, 2017:hlm.67)

Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam. Sebagai sumber ajaran

Islam, Allah SWT, telah menjamin penjagaannya. Sebagaimana disebutkan dalam

firmannya:

⧫ ◆⧫

⧫ ◆ ⬧

⧫❑→⧫

Artinya:”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Q.S Al-Hijr : 9)

Salah satu alasan yang menjadikannya Al-Qur’an sebagai sumber ajaran

Islam ialah karena keontentikannya yang lansung dijaga oleh Allah SWT. Al-

Qur’an terkandung di dalamnya unsur petunjuk yang multidimensional, seperti

Page 23: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

5

ibadah, aqidah, syariat, etika sosial, mua’amalat, kisah-kisah umat terdahulu, dan

sains. Allah SWT, juga dengan tegas telah memerintahkan untuk mengikuti Al-

Qur’an, beberapa ayat yang membicarakan ini minsalnya bisa dilihat dalam surah

Al-An’am : 155

◆ ⧫ ⧫

◆⧫ ◼❑➔⬧

❑→◆ ➔⬧

⧫❑❑➔

Artinya:”Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang

diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi

rahmat”.(Q.S Al-An’am : 155)

Al-A’raf:3

❑➔ ⧫ ⧫

⬧ ◼▪ ◆

❑➔⬧

◆◆ ⬧

⧫⬧

Artinya:”Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan

janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya”.(Q.S Al-

A’raf :3)

Al-Zumar:55.

❑➔◆ ⧫

⧫ ⬧ →◼▪

⬧ →◆⧫

➔ ⧫⧫ ◆

➔◼

Artinya:”Dan ikutilah Sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang

kamu tidak menyadarinya”.(Q.S Az-Zumar :55)

Kesadaran akan kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam, maka

terlihat sejak awal diturunkannya beberapa upaya kaum muslimin untuk

mendalaminya.(M.Hanafiah Lubis, 2017:hlm.68)

Page 24: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

6

Perangkat untuk memelihara dan menjaga Al-Qur’an adalah menyiapkan

orang yang menghafal Al-Qur’an pada setiap generasi ke generasi dengan cara

membentuk lembaga khusus (pondok pasantren) untuk menghafal, menjaga dan

melestarikan Al-Qur’an. Hal ini dimaksudkan ketika ada problematika dalam

menghafal Al-qur’an ataupun seorang pengampu Pondok Pasantren ( kyai maupun

ustaz/ustazah) mampu memilih solusi yang tepat untuk mengatasinya dan mampu

meningkatkan jaudah/mutu hafalan para santrinya dengan kaidah yang benar,

yaitu sesuai dengan tajwid dan fasahahnya.

Santri dapat mempunyai hafalan yang lancar dikarenakan seringnya

melakukan pengulangan (muraja’ah), tidak mungkin bisa mengahfal Al-Qur’an

tanpa continue melakukan muraja’ah(pengulangan). Tanpa muraja’ah hafalan

akan cepat lepas dan tidak lama kemudian akan cepat melupakan hafalan yang

telah diperolehnya. Selain itu juga selalu mengoreksi harakat dan selalu

mencermati akhir ayat dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu seseorang

dikatakan mempunyai jaudah hafalan yang baik adalah yang menghafal Al-

Qur’an sesuai dengan kaidah yang benar dan lancar dalam hafalannya.

Sekarang ini kesadaran umat Islam untuk menghafal Al-Qur’an semakin

besar. Buktinya, banyak dijumpai pondok-pondok yang di dalamnya mengajarkan

program tahfizh atau hafalan Al-Qur’an. Di dalam pondok pasantren terdapat

santri dan santriwati yang sedang mempelajari ilmu Agama salah satunya adalah

menghafal Al-Qur’an. Aktifitas santri dan santriwati dilakukan setiap hari sejak

pagi hingga malam hari. Santri dan santriwati selalu ditekankan supaya dapat

mendalami ilmu Agama Islam salah satu nya Al-Quran supaya bisa menjadi insan

yang Qur’ani.

Begitu pula dengan Ma’had Nurul Falah Kota Jambi adalah salah satu

asrama yang berbasis Pasantren yang mana memiliki program menghafal Al-

Qur’an yang lebih dikenal dengan program tahfizhul qur’an. Santri dan Santriwati

di latih dengan berbagai keahlian dan keterampilan untuk menghadapi zaman era

globalisasi. Ma’had Nurul Falah merupakan sebuah lembaga yang berdiri dibawah

naungan Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi, berbagai program yang telah

dimiliki dan dirancang sedemikian rupa sehingga melahirkan generasi-generasi

Page 25: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

7

yang Rabbani, Qur’ani, Islami dan memiliki berbagai kemampuan yang tentunya

bermamfaat untuk kehidupan.

Tahfizhul Qur’an merupakan salah satu program yang diterapkan di

Ma’had Nurul Falah Kota Jambi, dalam pelaksanaan program tersebut tentunya

membutuhkan suatu kepengurusan yang jelas agar semua pelaksanaan kegiatan

dapat teroganisir dengan baik. Di Ma’had Nurul Falah diajarkan berbagai ilmu

pengetahuan diantaranya adalah pembelajaran bahasa arab, bahasa inggris, fiqih,

aqidah akhlak, serta pembinaan minat bakat santri dan santriwati termasuk

didalamnya tahfizh qur’an. Dengan adanya kegiatan tahfidz qur’an yang

dilaksanakan di Ma’had Nurul Falah peneliti tertarik meneliti tentang tahfizh

qur’an yang ada di Ma’had Nurul Falah terfokus pada metode yang digunakan

dalam kegiatan tahfizh qur’an.

Berdasarkan Grand Tour awal Kondisi santri yang kadang kala menjadi

hambatan dalam proses menghafal adalah latar belakang santri yang heterogen,

yang tidak seluruhnya berasal dari institusi agama yang mengajarkan dasar-dasar

bahasa Arab, kepribadian yang sulit untuk menemukan pemecahan masalah yang

efektif ketika mengalami masalah dengan teman di asrama hingga mengganggu

proses menghafal, rendahnya kesadaran santri untuk mengulang hafalan dan

menyetorkan kepada guru serta kondisi fisik atau kesehatan yang terganggu,

kurang mampu mengatur waktu antara menambah hafalan baru dengan

mengulang hafalan yang lama serta mengerjakan tugas sekolah. Metode

menghafal sangat menentukan dalam proses menghafal, metode tahfizh jama’i

atau berjama’an yang diterapkan di pondok pasantren seringkali membuat tidak

nyaman santri yang terbiasa menghafal sendiri dalam suasana yang tenang.

Salah satu untuk melestarikan hafalan Al-Qur’an dari kelupaan adalah

dengan menciptakan kreativitas takrir (membaca berulang-ulang) hafalan secara

teratur sambil menambah hafalan yang baru. Dengan keistiqomahan membaca

berulang-ulang, hafalan akan terasa lebih mudah untuk diingat. Upaya ini

merupakan faktor penting dalam rangka menjaga ayat-ayat Al-Qur’an yang telah

dihafal agar tidak hilang.

Page 26: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

8

Adapun yang menjadi alasan penulis memilih judul skripsi ini adalah

sebagai berikut

1. Mengingat pentingnya keefektifitas dalam sebuah proses pembelajaran yang

mengarah pada terukurnya suatu tujuan belajar, maka dari itu, perlu dilihat

sejauhmana tingkat keefektifitas metode takrir dalam meningkatkan kualitas

hafalan Al-Qur’an dan menjaga hafalan Al-Qur’an.

2. Penggunaan metode dalam proses menghafal di Ma’had Nurul Falah Kota

Jambi adalah hal yang sangat penting untuk mendukung dalam

mempertahankan hafalan Al-Qur’an santri. Karena dalam menghafal Al-

Qur’an kita tidak hanya bicara bagaimana cara mempermudah dan

memperbanyak hafalan tetapi juga cara bagaimana hafalan yang sudah di

dapat tidak mudah hilang.

3. Ma’had Nurul Falah Kota Jambi walaupun hanya asrama yang berbasis

pasantren, tetapi memiliki tujuan yang sangat bagus yaitu untuk membentuk

santri dan santriwati yang tidak hanya berkualitas dibidang umum, tetapi juga

berkualitas dibidang agama, salah satu caranya melalui bimbingan tahfizhul

Qur’an ini.

Penomena dalam menghafal Dari latar belakang di atas, maka peneliti

tertarik untuk meneliti fenomena tersebut dengan judul penelitian, Penggunaan

Metode Takriri dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan Tahfizh Al-Qur’an di

Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini hanya terfokus pada penggunaan metode takriri dalam

meningkatkan kualitas hafalan tahfizh Al-Qur’an juz 30 santri kelas X XI XII di

Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat menimbulkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk penggunaan metode takriri dalam meningkatkan

kualitas hafalan tahfizh Al-Qur’an juz 30 santri kelas X XI XII di Ma’had

Nurul Falah Kota Jambi. ?

Page 27: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

9

2. Apa faktor penghambat dalam meningkatkan kualitas hafalan tahfizh Al-

Qur’an juz 30 santri kelas X XI XIIdi Ma’had Nurul Falah Kota Jambi?

3. Bagaiamana pencapaian perkembangan kualitas hafalantahfizh Al-Qur’an

juz 30 santri kelas X XI XIIdengan metode takriri?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk

mengetahui, menemukan dan mengembangkan realita yang terjadi dilapangan.

Diantara tujuan penelitiannya adalah:

1. Ingin mengetahui bagaimana penggunaan metode takriri dalam

meningkatkan kualitas hafalan tahfizh Al-Qur’an juz 30 santri kelas X XI

XII di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

2. Ingin mengetahui faktor-faktor penghambat dalam meningkatkan kualitas

hafalan tahfizh Al-Qur’an juz 30 santri kelas X XI XII di Ma’had Nurul

Falah Kota Jambi.

3. Ingin mengetahui bagaimana pencapaian perkembangan kualitas hafalan

tahfizh Al-Qur’an juz 30 santri kelas X XI XII dengan menggunakan

metode takriri di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

a) Untuk menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan kegiatan yang

baik untuk diterapkan dilingkungan jika suatu saat nanti menjadi tenaga

pendidik.

b) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam dunia

pendidikan yang ditekuni saat ini.

Page 28: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

10

c) Hasil penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Serjana Strata Satu.

b. Kegunaan Praktis

a) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan metode takriri dalam

meningkatkan kualitas hafalan juz 30 santri di Ma’had Nurul Falah Kota

Jambi.

b) Untuk dapat mengetahui bagaimana penerapan metode takriri di Ma’had

Nurul Falah Kota Jambi.

c) Untuk perbandingan dari penggunaan metode yang lainnya. Karena dalam

menghafal Al-qur’an mempunyai beberapa metode yang berbeda.

Page 29: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskrifsi Teori

a. Metode Takrār dan Menghafal Al-Qur’an

1. Pengertian Metode Takrir

Kata metode berasal dari bahasa YunaniMetodos, Meta artinya menuju,

melalui, sesudah, mengikuti, dan Hodos berarti jalan, cara atau arah. (Istilah

yunani itu berasal dari bahasa latin methodus). (Sudarto, 2002 hlm.41)

Secara etimologi, kata metode berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu

meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.

Dalam bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-

langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.

Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara dalam

bahasa Indonesia. (Fatimah Zam Zam, 2017, hlm.71).

Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi

yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan

dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :

1. Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(1999:767). Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik

untuk mencapai suatu maksud.

2. Menurut Sangidu (2004:14) Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk

memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

3. Winarno Surakhmad (1998: 96) mendefinisikan bahwa metode adalah cara

yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

4. Abu Ahmadi (2005: 52) mendefinisikan bahwa metode adalah suatu

pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang

guru atau instruktur.

Page 30: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

12

5. Ramayulis (2009: 3) mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara

yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik

pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode

mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.

6. Omar Mohammad (1979: 553) mendefinisikan bahwa metode mengajar

bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam

rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri

perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong

murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan

perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.

Dari beberapa pendapat diatas penulis berpendapat bahwa metode adalah

suatu cara yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang hendak

dicapai secara maksimal, hal ini sesuai dengan pendapat Sangidu (2004:14)

menyatakan bahwa Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai

pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna

berdekatan dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan

merupakan pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan dapat

juga diartikan sebagai pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual.

Sedangkan teknik/strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai

pendidik dalam mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di

dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik.

Metode yaitu sebagaimana yang diungkapkan Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi

adalah sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada

pesertadidik.

Kemudian istilah takrār berasal dari bahasa Arab ( تكررا -يكرر -كرر ) yang

berarti mengulang-ulang. Metode takrir adalah salah satu cara agar informasi –

informasi yang masuk ke memorijangka pendek dapat langsung ke memori jangka

panjang adalah dengan pengulangan(rehearsal atau takrir).

Page 31: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

13

Berdasarkan pengertian tersebut maka implementasi metode takrār adalah

proses mempraktekkan sesuatu yang sistematis dengan cara berulang-ulang secara

teratur dan tertib serta berfikir dengan baik untuk memperoleh hasil yang

diharapkan. Kemudian kata menghafal juga mempunyai makna proses mengulang

sesuatu, baik dengan cara membaca maupun dengan cara mendengar ucapan

orang lain.

b. Pengertian Menghafal Al-Qur’an (Tahfizhul Qur’an)

Tahfizhul Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu tahfizh dan Al-Qur’an

yang makna keduanya mempunyai arti yang berbeda. Tahfizh berasal dari bahasa

Arab (حفظ يحفظ حفظ) yang berarti memelihara, menjaga. Sedangkan kata menghafal

berasal dari kata hafal yang memiliki arti telah masuk dalam ingatan ( tentang

pelajaran), dapat mengucapkan diluar kepala ( tanpa melihat buku atau catatan

lain).

Menurut Abdul Aziz, Abdul Ra’uf mendefinisikan menghafal adalah

“proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar.” Pekerjaan

apapun jika sering diulang pasti menjadi hafal.

Namun makna tahfizh lebih luas dari makna menghafal, karena mempunyai tiga

tingkatan:

a. Menghafal

b. Menjaga (menyimpan kesan-kesan)

c. Memahami dan mengajarkan( mengucapkan kembali kesan-kesan).

Dari penjelasan diatas secara sederhana makna menghafal adalah suatu

usaha menggunakan ingatan untuk menyimpan data atau memori dalam otak,

melalui indra, kemudian diucapkan kembali tanpa melihar buku atau subjek

hafalan.(Lilis Suryani, 2016: hlm.9)

SedangkanAl-Quran, secara etimologi berasal dari kata qara’a-yaqra’u-

qur’anan yang bermakna bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.

Sementara secara terminologi, Al-Quran diatrikan sebagai kalam Allâh SWT,

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, disampaikan

dengan jalan mutawatir dari Allâh SWT, melalui perantaraan Malaikat Jibril dan

membacanya dinilai ibadah. (M Hanafiah Lubis, 2017: hlm.68).

Page 32: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

14

Menurut istilah pengertian Al-Qur’an dapat ditinjau dari sudut pandang

beberapa ahli. Manna’ Khathan mengungkapkan bahwa Al-Qur’an adalah Kitab

Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ṣallallāh ‘alayhi wasallam dan

siapa yang membacanya akan mendapat pahala. Al-Jurjani menjelaskan bahwa

pengertian Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada (Fithriani

Gade,2014:hlm.415) Rasulullah Saw yang ditulis dalam mushaf dan

diriwayatkkan secara mutawatir tanpa keraguan.

Kemudian Abu Syabbah mendefinisikan Al-Qur’an sebagai kitab yang

diturunkan baik lafaz ataupun maknanya kepada Nabi Muhammad ṣallallāh‘alayh

wa sallam yang diriwayatkan secara mutawatir, yakni dengan penuh kepastian dan

yakin dengan kesesuaian apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad

ṣallallāh ‘alayh wa sallam yang ditulis pada mushaf mulai dari surat al-fatihah

sampai surat terakhir yaitu al-nās. Sejalan dengan pendapat ini para ahli fiqh

sepakat bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad ṣallallāh ‘alayh wa sallam yang lafaznya mengandung mu’jizat dan

bagi siapa yang akan membacanya menjadi ibadah, yang diturunkan secara

mutawatir yang ditulis pada mushaf dimulai dari surat al-Fatihah sampai kepada

annās.

Berdasarkan uraian dan berbagai pendapat para ahli tentang definisi

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-Qur’an adalah proses

untuk memilihara, menjaga, dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang

diturunkan kepada Rasulullah Saw diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan

pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keeluruhan maupun

sebagiannya.(Lilis Suryani, 2016: hlm 10)

1. Syarat Menghafal Al-Qur’an

Adapun syarat yang harus dimiliki oleh calon penghafal Al-Qur’an adalah

sebagai berikut:10

a. Mampu mengosongkan otaknya dari pikiran-pikiran dan permasalahan yang

akan mengganggunya.

b. Memiliki niat yang ikhlas.

c. Memiliki keteguhan hati dan kesabaran.

Page 33: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

15

d. Bersikap konsisten (istiqāmah).

e. Menjauhi dari sifat tercela (madzmūmah).

f. Mendapat izin dari orang tua.

g. Mampu membaca dengan baik.

2. Faktor-faktor Pendukung dan Strategi Menghafal Al-Qur’an

Selain syarat-syarat menghafal Al-Qur’an juga terdapat beberapa hal yang

dianggap penting sebagai pendukung tercapainya tujuan menghafal Al-Qur’an.

Diantara faktor-faktor yang mendukung adalah usia calon penghafal yang

masih ideal yaitu umur 5-23 tahun, manajemen waktu, serta tempat menghafal

yang mendukung.

Berikutnya untuk membantu mempermudah membentuk kesan dalam

ingatan terhadap ayat-ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi yang baik.

Strategi itu antara lain sebagai berikut :

a. Strategi pengulangan ganda.

b. Tidak pernah beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal

benar-benar terhafal.

c. Menghafal urutan-urutan yang dihafalnya dalam satu kesatuan jumlah

setelah benar-benar hafal ayatnya.

d. Menggunakan satu jenis mushaf saja.

e. Memahami ayat-ayat yang dihaafalnya.

f. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa.

g. Disetorkan pada seseorang yang mampu menghafal al-Qur’an.

h. Adab menghafal al-Qur’an.

c. Metode dalam Menghafal Al-Qur’an

Penggunaan dan penerapan metode yang baik, akan memudahkan

seseorang dalam menghafal Al-Qur’an. Adapun metode-metode tersebut

membutuhkan bimbingan seorang ustadz/ustadzah dalam penerapannya, dimana

secara umum metode-metode tersebut adalah:

a. Bin-Nazhar, yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur’an yang akan

dihafal dengan melihat mushaf Al-Qur’an secara berulang ulang. Proses

Bin-Nazhar ini hendaknya dilakukan sebanyak mungkin atau empat puluh

Page 34: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

16

satu kali seperti yang biasa dilakukan oleh para ulama terdahulu. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang lafazh mapun

urutan ayat-ayat. Agar lebih mudah dalam proses menghafalnya.

b. Tahfizh, yaitu menghafal dikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur’an yang telah

dibaca berulang-ulang secara bin-nazhar tersebut.

c. Talaqqi, yaitu menyetor atau memperdengarkan hafal yang baik dihafal

kepada seorang ustadz/ustadzah atau instruktur. Proses Talaqqi ini

dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan soerang hafizh dan

mendapatkan bimbingan seperlunya.

d. Takrir, yaitu mengulang hafalan atau mensima’kan kepada

ustadz/ustadzah. Takrir dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafal

tetap terjaga dengan baik. Selain dengan ustadz/ustadzah takrir juga

dilakukan sendiri-sendiri dengan maksud melancarkan hafalan yang telah

dihafal, sehingga tidak cepat lupa. Minsalnya pagi hari untuk menghafal

materi hafalan baru, dan sore harinya untuk mentakrir materi yang telah

dihafalkan.

e. Tasmi’, yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada

perseorangan maupun kepada jama’ah. Dengan tasmi’ ini seorang

penghafal Al-Qur’an akan diketahui kekurangan pada dirinya, karena bisa

saja ia lengah dalam mengucapkan huruf atau harakat. Dengan tasmi’ akan

lebih berkonsentrasi dalam hafalan. (Ridhoul Wahidi, 2017: hlm,63-67)

Menurut pendapat lain, metode yang dikenal untuk menghafal Al-Qur’an

ada tiga macam: pertama, metode seluruhnya, yaitu membaca satu halaman dari

baris pertama sampai baris terakhir secara berulang-ulang. Kedua, metode bagian,

yaitu menghafal ayat demi ayat, atau kalimat demi kalimat yang dirangkaikan

sampai satu halaman. Dan ketiga, metode campuran, yaitu kombinasi antara

metode seluruhnya dengan metode bagian. Mula-mula dengan membaca satu

halaman berulang-ulang, kemudian pada bagian tertentu dihafal tersendiri.

Kemudian diulang kembali secara keseluruhan. Diantara metode-metode tersebut,

metode campuran adalah yang paling banyak dipakai orang untuk menghafal Al-

Qur’an. (Sa’adulloh, 2008, hlm. 44-45)

Page 35: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

17

d. Metode Jitu Menghafal Al-Qur’an

Dalam menghafal Al-Qur’an terdapat beberapa cara. Abdul Aziz Abdul

Rauf menyebutkan ada 4 teknik dalam menghafal Al-Qur’an (Zamani, 2014:

hlm.46-50), yaitu:

1. Teknik memahami ayat yang akan dihafal.

2. Teknik mengulang-ulang sebelum menghafal.

3. Teknik mendengarkan sebelum menghafal.

4. Teknik menulis sebelum menghafal.

Cara nomor satu paling baik untuk diterapkan. Dengan cara ini seseorang

bisa menyelesaikan hafalan dalam tempo relatif singkat. tetapi terapan cara ini

lebih ccocok untuk orang yang memiliki ilmu alat, yakni bahasa Arab. Bagi yang

ingin menerapkanya tetapi tidak menguasai bahasa Arab dapat menggunakan Al-

Qur’an terjemah. Untuk Al-Qur’an terjemah, penulis sarankan untuk memilih Al-

Qur’an yang tulisannya menggunakan standar Al-Qur’an pojok yang biasa

digunakan untuk menghafal, yang akhir-akhir ini jamak kita jumpai. Hal ini untuk

efektifitas dalam menghafal, karena hanya butuh satu mushaf.

Untuk cara nomor 3 dan 4, penulis menilai bahwa untuk menerapkan cara

ini banyak kelemahan walaupun tidak menuntut kemungkinan untuk dilakukan.

Ketika seorang penghafal harus mendengar (atau menuliskan) ayat-ayat yang akan

dihafal, yang dibaca oleh seorang guru, maka akan membutuhkan waktu yang

banyak. Karena disaat bersamaan guru harus menyimak hafalan dari murid yang

lainnya. Cara ini cocok digunakan untuk seorang anak yang menghafal Al-Qur’an

dalam bimbingan orang tuanya. Atau untuk lembaga pendidikan Al-Qur’an yang

digunakan metode privat.

Cara nomor 2 lebih cocok untuk diterapkan jika dilihat dari aspek

pemahaman bahasa dan waktu. Dengan alasan bahwa tidak semua penghafal Al-

Qur’an memiliki kemampuan untuk memahami bahasa Arab. Jika harus

menguasai bahasa terlebih dahulu sebelum menghafal Al-Qur’an maka waktu

yang dibutuhkan akan lebih banyak lagi dan tidak semua orang memiliki

kesempatan mempelajarinya. Tetapi jika menguasainya, tentu lebih baik. Bagi

Page 36: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

18

para penghafal yang belum menguasainya, sangat disarankan untuk

mempelajarinya guna mendukung aktivitas menghafal.

Cara nomor 2 terasa lebih cocok untuk mayoritas penghafal Al-Qur’an.

Karena inti menghafal Al-Qur’an adalah dengan mengulang-ulangnya, bahkan

untuk orang menguasai bahasa Arab sekalipun. Hafalan Al-Qur’an tidak bisa

hanya bermodalkan faham bahasa Arab tanpa mengulang-ulangnya. Hal yang

membedakan antara yang faham bahsa Arab dan yang tidak hanya terletak pada

kemudahan yang lebih dalam mengingat yang didapat orang yang paham bahasa

Arab daripada yang tidak paham bahasa Arab.

Cara ini bisa digabungkan dengan cara nomor 3. Hanya saja ada

perbedaanya. Dalam kesempatan kali ini, yang mendengarkan bukan murid, tetapi

guru. Maksudnya, setelah seorang murid menyetorkan hafalan, maka dia harus

membaca binnadhar ayat-ayat yang akan dihafalkan selanjutnya dihadapan

gurunya. Hal ini untuk memberi tahu sang murid bagaimana membaca ayat-ayat

tersebut dengan benar, karena jika terjadi kesalahan akan mendapat teguran dari

sang guru.

Dengan membaca berulang-ulang, hafalan akan terasa lebih mudah untuk

diingat. Tentunya tidak hanya sekedar membaca, tetapi dengan diteliti letak dari

ayat yang dibaca. Di sini fungsi dari anjuran kepada seorang hafizh untuk tidak

berganti-ganti mushaf saat dia menghafal, karena itu akan membingungkannya

saat mengingat-ingat sebuah ayat. Ayat-ayat yang akan dihafal, dalam satu

halaman minsalnya, minimal dibaca berulang-ulang sampai sepuluh kali untuk

membiasakan mulut untuk melafalkannya. Dengan diabaikannya fase-fase di atas,

banyak dari para penghafal Al-Qur’an mendapat hasil kurang maksimal. Karena

itu, penghafal Al-Qur’an dibagi dalamtiga kelompok:

1. Hanya Hafal di Mulut (Bacaan)

Kelompok ini terkadang bisa membaca hafalannya dengan lancar, tetapi di

dalam pikirannya tidak terbayang dengan benar dimana letak ayat yang ia

baca. Akibat yang didapatnya adalah jika suatu saat ia mengalami kesalahan

dalam membaca hafalannya, dia akan sulit untuk membenarkannya kecuali

setelah dia membuka mushaf. Yang lebih parah jika dia bukan lupa letak ayat

Page 37: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

19

yang dia baca, tetapi pada saat dia salah melafalkan sebuah ayat. Kesalahan

semacam ini lebih sulit untuk dibenarkan karena sudah menjadi kebiasaanya

saat membaca ayat-ayat tersebut. Butuh upaya ekstra, yaitu dia harus berhati-

hati saat akan membaca kembali ayat tersebut dan mengingat-ingat

bagaimana cara membaca yang benar.

2. Hanya Hafal di Kepala (Ingatan)

Berbeda dengan kelompok yang pertama yang tersebut di atas. Seorang

hafidh akan bisa menirukan atau mengikuti jika ada orang lain membaca Al-

Qur’an walaupun tidak seluruhnya. Tetapi jika dia disuruh membaca, dia

akan mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan kurangnya muraja’ah.

3. Hafal dalam Bacaan dan Ingatan

Kelompok inilah yang di inginkan setiap orang. Seorang hafidh yang

masuk kelompok ini akan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan

dua kelompok sebelumnya. Kondisi ini akan berlanjut hingga hafalan Al-

Qur’an yang dia punya bisa masuk kerelung hati, yang membuat dia begitu

tentram.

Mungkin anda akan bertanya mengapa hal ini bisa terjadi? Inilah

kenyataan yang terjadi dalam dunia ke-tahfidh-an. Menjadi kewajiban kita

bersama untuk memperbaikinya. Kejanggalan ini buntut dari diabaikannya unsur-

unsur penting dalam menghafal. Pertama, membaca binnadhari (dengan melihat)

ayat-ayat yang akan dihafal. Minimal 10 kali ulang, sehingga anda terbiasa

melafalkan ayat-ayat tersebut sebelum mulai menghafal. Hal ini sangat membantu

anda dalam menghafal ayat-ayat tersebut. Kedua, meneliti dengan saksama tata

letak ayat-ayat tersebut, sehingga terbayang dalam ingatan anda. Lebih penting

lagi untuk memperhatikan harakat pada setiap kalimat, khusus pada akhir ayat

atau pada tanda waqaf. Agar anda terhindar dari kesalahan jika suatu saat ingin

membaca ayat tersebut secara washal (diteruskan).

Setelah anda membaca halaman tersebut secara berulang-ulang, langkah

selanjutnya adalah menghafalnya. Untuk batasan terserah anda, bisa per ayat, per

1/3 halaman atau setengah halaman. Anda coba semua cara tersebut dan rasakan

cara mana yang lebih cocok untuk anda jalani.

Page 38: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

20

Dari 4 metode yang disebutkan diatas menurut pendapat penulis metode

yang nomor dua sangat cocok diterapkan dalam proses menghafal Al-Qur’an.

Baik di suatu lembaga pendidikan seperti rumah tahfizh maupun di rumah sendiri.

Karena mengulang-ulang hafalan sebelum menghafal dan sesudah mennghafal itu

sangatlah penting. Sekuat apapun seseorang dalam menghafal tanpa di ulang-

ulang maka hafalannya cepat atau lambat akan lupa. Dan metode inilah yang

diterapkan di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi tempat dimana penulis melakukan

penelitian skripsi.

Selain metode di atas ada beberapa metode dalam menghafal Al-Qur’an.

Antara lain sebagai berikut:

1. Menghafal satu ayat-satu ayat

Seorang penghafal Al-Qur’an berusaha menghafal satu ayat dengan lancar.

Setelah satu ayat dihafal, ia bisa melanjutkan ke ayat berikutnya. Lalu

mengulanginya dari awal ayat lagi, sehingga ia bisa merangkai setiap ayat pada

satu halaman dengan baik.

Biasanya, metode ini kelihatannya paling mudah karena hanya menghafal

satu ayat. Namun, dalam kenyataannya, kata Ir. Amjad Qasim dalam buku

“Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan” adalah metode paling lambat, karena

menghabiskan waktu minimal 20 menit untuk satu halaman.

Apabila dalam satu halaman terdapat 15 ayat, maka ia harus menghafal

setiap ayat, lalu mengulanginya lagi dari awal, dari ayat pertama sampai ayat

ke-15. Kekurangan lain dalam metode ini adalah tuntutan menghafal ayat dan

menyambungkannya dengan ayat sebelumnya. Sehingga, ada kalanya

menimbulkan kesulitan dalam menghubungkan antar ayat hingga satu halaman

penuh.

2. Membagi 1 Halaman menjadi 2 atau 3 Bagian

Yaitu, dengan cara membagi satu halaman menjadi 2 atau 3 bagian.

Kemudian, ayat-ayat yang terdapat pada bagian itu dibaca berulang-ulang

sampai hafal. Jika ketiga bagian telah dihafal, maka ketiga bagian itu

disambung satu sama lain, sehingga menjadi 1 satu halaman.

Page 39: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

21

Dengan metode ini, hubungan ayat yang satu dengan yang lainnya akan

sempurna. Selain itu, kita bisa menyingkat waktu yang kita habiskan untuk

mengulang-ulang setiap waktu.

3. Menghafal 1 Halaman Sekaligus

Ini mirip dengan metode sebelumnya, tapi targetnya adalah 1 halaman

penuh. Sepertinya metode ini paling sulit, tapi sesungguhnya ini metode paling

cepat, sekaligus paling mudah dilakukan, asal kita yakin dengan kemampuan

kita, full konsentrasi, dan tahu caranya.

Langkah pertama dalam metode ini adalah memperhatikan dengan

saksama posisi dan urutan ayatnya, saat membacanya.

Langkah kedua adalah dengan berusaha membayangkan dalam pikiran

tentang susunan ayat-ayat dalam halaman itu, walaupun tidak secara mendetail.

Proses memperhatikan dengan cermat dan membayangkan susunan ayat

ini akan sangat membantu dalam proses menghafal.

Langkah ketiga adalah berusaha menghafal dari ayat pertama sampai akhir

pada halaman tersebut setelah 2-3 kali baca. Mungkin, seseorang yang

mencoba menghafal akan berhenti pada satu ayat karena lupa. Hal itu tidak

masalah. Tidak mengapa bila anda membuka mushaf dan melihat ayat mana

yang lupa. Ketika teringat, tutup lagi mushafnya. Demikian sampai selesai satu

halaman.

Ketika membaca yang kedua kalinya, insya Allah tidak akan berhenti pada

ayat sebelumnya ia salah. Itu karena ayat yang ia hafal tadi sudah terpatri di

dalam hatinya. Selalu ulangi sampai lancar. Kemudian, setorkan kepada guru

tahfizh. (Al-faruq, 2014: hlm.87-88)

e. Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an

a. Tahapan Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an

Untuk menunjang keberhasilan dari penerapan metode Takrir dalam

menghafal Al-Qur’an ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan, di

antaranya adalah sebagi berikut :

1) Tentukan batasan materi

2) Membaca berulang kali dengan teliti

Page 40: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

22

3) Menghafal ayat perayat sampai batas materi

4) Mengulang hafalan sampai benar-benar lancar

5) Tasmi’

Istilah Tasmi’ berasal dari bahasa Arab (sami’a-yasma’u-tasmi’an). Kata

Tasmi’ mengikuti fi’il Tsulasi Mazid yang beribuhan me-kan yang berarti

memperdengarkan. Maksudnya yaitu memperdengarkan hafalan kepada

orang lain baik kepada perseorangan maupun kepada Jama’ah. Dengan

Tasmi’ ini seorang penghafal Al-Qur’an akan diketahui kekurangan pada

dirinya, karena bisa saja ia lengah dalam mengucapkan huruf dan harakat.

Dengan Tasmi’ seseorang akan lebih berkonsentrasi dalam hafalan. Kegiatan

ini sangat bermamfaat bagi hafalan seseorang, karena semakin sering

aktivitas ini dilakukan semakin baik, untuk memperbaiki mutu hafalan.

Adapun bentuk dari Tasmi’ adalah sebgai berikut :

a) Menyetorkan hafalan kepada Guru

Menghafal Al-Qur’an memerlukan adanya bimbingan yang terus menerus

dari seorang Guru (pengampu), baik untuk menambah setoran hafalan baru

atau untuk Takrir, yakni mengulang-ulang kembali ayat-ayat yang telah

disetorkannya terdahulu. Menghafal Al-Qur’an dengan sistem setoran

kepada pengampu akan lebih baik dibanding dengan menghafal sendiri

dan juga akan memberikan hasil yang berbeda.

b) Takrir bersama

Seseorang yang menghafal perlu melakukan Takrir bersama dengan dua

teman atau lebih. Dalam takrir ini setiap orang membaca materi Takrir

yang ditetapkan secara bergantian, dan ketika seorang membaca, maka

yang lain mendengarkan.

c) Majlis Khotmil Qur’an

Membaca Al-Qur’an akan banyak sekali mendatangkan keutamaan

terutama ketika pada puncaknya khatam Al-Qur’an. Dari Abu Hurairah r.a

ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:

Artinya : “Tidak ada orang-orang yang berkumpul disalah satu rumah

untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan

Page 41: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

23

mereka akan memperoleh ketentraman, diliputi rahmat, dikitari

oleh para malaikat, dan nama mereka disebut-sebut oleh Allah di

kalangan Malaikat”. (HR. Muslim)

d) Musabaqah Hifdzil Qur’an

Musabaqah Hifdzil Qur’an merupakan sarana yang paling efektif untuk

menguatkan dan mematangkan hafalan. Hal ini disebabkan, sebelum

mendapatkan giliran membaca di mimbar seorang hafizh harus

mengulang-ulang (takrir) bacaan Al-Qur’annya sehingga tampil di mimbar

mampu menjawab semua pertanyaan dari tim penilai. Agar hafalnya tetap

kuat, maka ketika melakukan takrir seorang hafizh harus membiasakan

baca Al-qur’an dengan tartil (pelan sesuai dengan kaidah tajwidnya).

e) Istiqamah Takrir Al-Qur’an dalam Shalat

Seseorang yang menghafal Al-Qur’an hendaknya bisa memamfaatkan

hafalannya sebagai bacaan di dalam shalat, baik sebagi imam atau untuk

sholat sendiri. Selain menambah keutamaan, cara demikian juga akan

menambah kemantapan hafalan.

b. Mamfaat dan Tujuan Metode Takrir dalam menghafal Al-Qur’an

Mengulang-ulang memiliki banyak faedah dalam dunia

pendidikan, terutama juga dalam menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu,

ketika seorang hafizh mengulang ayat yang ia hafal, maka ketika itu pula

prosentase kekuatan hafalannya menambah. Dan prosentase kelancarannya

dalam membaca Al-Qura’an juga bertambah.

Pembahasan dan pengulangan adalah suatu yang harus dilakukan

agar tidak kehilangan apa yang telah dihafal sebelumnya. Berkenaan

dengan ini, maka ada teori yang mengatakan bahwa ketika seorang

menghafal pada waktu pagi, maka pada hakikatnya ia meletakkan apa

yang telah dihafal pada ingatan yang bersifat temporal. Setelah ia

mengulang-ulangnya pada waktu zuhur di hari kedua dan ketiga, barulah

hafalan itu dikirimkan ke ingatan (memori) yang bertahan dalam masa

yang panjang. Diantara mamfaat dan kelebihan metode ini antara lain :

1) Untuk mengetahui letak kesalahan bacaan daalm hafalan

Page 42: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

24

2) Untuk memperkokoh hafalan yang pernah dihafal

3) Sebagai peringatan (mangasah otak) bagi otak dan hafalannya

4) Untuk memantapkan hafalannya sebelum waktunya dan menyingkat

waktu

Di samping beberapa kelebihan di atas, metode takrir memiliki

beebrapa kelemahan, diantaranya:

1) Cepat lupa yang selaras dengan cepatnya hafal. Hanya saja pelajar

dapat memperbanyak baca dan melamakannya

2) Memaksa akal fikiran yang diforsir dengan banyaknya masukan dalam

waktu singkat

3) Metode ini tidak cocok bagi seluruh pelajar, seperti pelajar yang terdiri

dari anak-anak kecil, orang-orang tua atau pelajar yang terikat dengan

undang-undang atau peraturan pelajaran-pelajaran lain harus dicerna

pada waktunya.

Banyak orang yang mudah dalam menghafal, tetapi sulit untuk

dapat selalu mengulang hafalannya agar tetap terjaga. Mengulang hafalan

adalah aktifitas yang melelahkan akal, akan tetapi menghasilkan sesuatu

yang sangat cemerlang dimasa depan.(Ghozali Abbas, 2011 : hlm.23-27)

f. Metode Muraja’ah Hafalan

Ada beberapa metode dalam melakukan muraja’ah dalam rangka

memantapkan hafalan (Amjad Qosim, 2008: hlm 162-163). Diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Tahkmis Al-Qur’an. Yakni mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 5 hari sekali.

Seorang ahli ilmu berkata, “siapa yang mengkhatamkan hafalannya selama

5 hari, maka ia tidak akan lupa.”

2. Tasbi’ Al-Qur’an. Maksudnya adalah mengkhatamkan Al-Qur’an setiap

seminggu sekali.

3. Mengkhatamkan setiap 10 hari sekali

4. Mengkhususkan dan mengulang-ualng (satu juz) selama seminggu, sambil

terus melakukan muraja’ah secara umum.

5. Mengkhatamkan muraja’ah hafalan Al-Qur’an setiap bulan sekali.

Page 43: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

25

6. Mengkhatamkan dengan 2 metode, dan ini yang paling baik. Pertama,

dengan menggunakan metode kelima, yaitu mengkhatamkan muraja’ah

setiap bulan. Sedangkan yang kedua, menghafal dengan metode keempat,

yaitu berkonsentrasi terhadap juz tertentu.

7. Mengkhatamkan saat shalat (ketika berdiri membaca ayat atau ketika

shalat belum dan sudah dilaksanakan).

8. Konsentrasi melakukan muraja’ah terhadap 5 juz terlebih dahulu dan

mengulang-ulangnya pada waktu yang ditentukan.

g. Kaidah dalam Melakukan Muraja’ah

Kaidah ini sesuai untuk mereka yang belum khatam dan ingin

memantapkan juz-juz terntu (Amjad Qosim, 2008: hlm 164)

1. Apabila hafalan anda berkisar antara 1-10 juz, maka anda harus melakukan

muraja’ah terhadap semua yang telah anda hafal dalam waktu seminggu.

2. Apabila hafalan anda berkisar 10-15 juz, maka anda harus melakukan

muraja’ah terhadap semua yang telah anda hafal dalam waktu 2 minggu.

3. Apabila hafalan anda berkisar 15-20 juz, maka anda harus melakukan

muraja’ah terhadap semua yang telah anda hafal dalam waktu 3 minggu.

4. Apabila hafalan anda berkisar 20-30 juz, maka anda harus melakukan

muraja’ah terhadap semua yang telah anda hafal dalam waktu sebulan.

h. Faedah Menghafal Al-Qur’an

Menurut para ulama, diantara beberapa faedah menghafal Al-Qur’an

adalah:

a. Jika disertai amal soleh dan keikhlasan, maka ini merupakan kemenangan

dan kebahagian di dunia dan diakhirat.

b. Orang yang menghafal Al-Qur’an akan mendapat anugerah dari allah

berupa ingatan tajam dan pemikiran yang cemerlang, karena itu, para

penghafal Al-Qur’an lebih cepat mengerti, teliti dan hati-hati karena

banyak latihan untuk mencocokkan ayat serta membandingkan dengan

ayat yang lain.

c. Menghafal Al-Qur’an merupakan bahtera ilmu, karena akan mendorong

seseorang yang hafal Al-Qur’an untuk berprestasi lebih tinggi dari pada

Page 44: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

26

teman-temannya yang tidak hafal Al-Qur’an, sekalipun umur, kecerdasan

ilmu mereka berdekatan.

d. Penghafal Al-Qur’an memiliki identitas yang baik, akhlak dan perilaku

yang baik.

e. Penghafal Al-Qur’an mempunyai kemampuan mengeluarkan fonetik Arab

dari landasannya secara thabi’i (alami) sehingga bisa fasih berbicara dan

ucapannya benar.

f. Jika menghafal Al-Qur’an mampu menguasai kalimat-kalimat didalam Al-

Qur’an, berarti ia telah banyak menguasai arti kosa kata bahasa Arab,

seakan-akan ia telah menghafal sebuah kamus bahasa Arab.

g. Dalam Al-Qur’an banyak sekali contoh-contoh yang berkenaan kata-kata

bijak (hikmah) yang sangat bermamfaat dalam kehidupan. Dengan

menghafal Al-Qur’an, seorang akan banyak menghafal kata-kata tersebut.

h. Bahasa dan uslub (susunan kalimat) Al-Qur’an sangatlah memikat dan

mengandung sastra Arab yang tinggi. Seseorang menghafal Al-Qur’an

yang mampu menyerap wahana sastranya, akan mendapatkan dzauq adabi

(rasa sastra) yang tinggi. Hal ini bisa bermamfaat dalam menikmati sastra

Al-Qur’an yang akan menggugah jiwa, sesuatu yang tak mampu dinikmati

orang lain.

i. Dalam Al-Qur’an banyak sekali contoh-contoh yang berkenaan dengan

ilmu Nahwu dan Shorof, seorang penghafal Al-Qur’an akan sangat cepat

menghadirkan dalil-dalil dari ayat Al-Qur’an untuk suatu kaidah dalam

ilmu Nahwu dan Shorof.

j. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat hukum. Seseorang penghafal

Al-Qur’an dengan cepat pula menghadirkan ayat-ayat hukum yang ia

perlukan dalam menjawab suatu persoalan hukum.

k. Seorang penghafal Al-Qur’an setiap waktu akan selalu memutar otaknya

agar hafalan Al-Qur’an tidak lupa. Hal ini akan menjadikan hafalannya

kuat. Ia akan terbiasa menyimpan memori dalam ingatannya.(Eriman

saputra, 2018 :hlm.12-13)

Page 45: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

27

Selain keutamaan diatas, masih banyak keutamaan lainnya bagi penghafal

Al-Qur’an, Al-qur’an memiliki banyak fadhilah yang tidak terhingga sehingga

Al-qur’an bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Di antara

keutamaan itu ialah sebagai berikut: .(Rofiul Wahyudi dan Ridhoul Wahidi,

2017:hlm.16)

a. Al-Qur’an memberi syafaat bagi penjaganya

b. Dibolehkan iri kepada penghafal Al-Qur’an

c. Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda

d. Menjadi keluarga Allah

e. Orangtua penghafal Al-Qur’an akan diberi mahkota pada hari kiamat

f. Penghafal Al-Qur’an akan dipakaikan mahkota kehormatan dan jubah

karamah, serta mendapat keridhaan Allah.

g. Diberi ketengan jiwa

h. Penghafal Al-Qur’an dapat memberi syafaat kepada keluarganya

i. Ada perintah untuk memuliakan Ahli Al-Qur’an dan dilarang

menyakitinya

j. Penghafal Al-Qur’an diprioritaskan hingga wafat

Ketika wafat, para penghafal Al-Qur’an tetap memperoleh keistimewaan

dan keutamaan dibandingkan yang lainnya.(Rofiul Wahyudi dan Ridhoul Wahidi,

2017:hlm.25)

Page 46: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

28

B. Studi Relevan

Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

penelitian lain) terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang diteliti.

Di bawah ini adalah penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini,

yaitu :

1. Skripsi Ghozali abbas (2011) berjudul Penerapan Metode Takrir dalam

Menghafal al-qur’an di Pondok Pasantren Al-Mubarak Al-Islami Litahfidhil

Qur’an Al-Karim Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi. Penelitian ini

menemukan bahwa hambatan dalam proses menghafal adalah latar belakang

santri yang heterogen, yang tidak seluruhnya berasal dari institusi agama

yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Arab, kepribadian santri yang sulit

untuk menemukan pemecahan masalah yang efektif ketika mengalami

masalah dengan teman di asrama hingga mengganggu proses menghafal,

rendahnya kesadaran santri untuk mengulang hafalan dan menyetorkan

kepada guru serta kondisi fisik atau kesehatan yang terganggu, kurang

mampu mengatur waktu antara menambah hafalan baru dengan mengulang

hafalan yang lama, dan waktu udzur (haid) yang lama bagi wanita hingga

mengakibatkan menurunnya semangat mereka untuk mengulangi hafalannya.

2. Skripsi Evi zuraidah (2009) Berjudul Minat Santri Menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pasantren Al-Mubarak Al-Islami Litahfizhil Qur’an Al-Karim

Kelurahan Tahtul Yaman Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Penelitian ini

menemukan bahwa minat santri dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pasantren Al-Mubarak masih rendah, karena beban mental banyaknya

hafalan, kejenuhan belajar dan merasa tidak betah lagi apalagi santri baru.

Upaya yang dilakukan guru untuk menumbuhkan minat santri untuk

menghafal Al-Qur’an di Pondok Pasantren Tahfizhul Qur’an Al-Mubarak

dengan meningkatkan komitmen mengajar dengan cara memperbaiki

kompetensi mengajar, meningkatkan disiplin dalam menghafal,

memperhatikan kesiapan santri dalam menghafal dan memberi nasehat untuk

tetap memiliki minat yang tinggi untuk menghafal Al-Qur’an dan

mengikutsertakan santri dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Faktor

Page 47: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

29

penentu minat santri menghafal Al-Qur’an di Pondok Pasantren Tahfizhul

Qur’an Al-Mubarak adalah dukungan orangtua untuk memasukkan anaknya

di pasantren ini, tetapi ada sebagian santri yang memiliki minat sendiri untuk

menjadi Penghafal Al-Qur’an dan biaya pendidikan yang tidak tinggi bagi

ukuran ekonomi orangtua.

3. Skripsi Yusuf Effendi (2011) Nilai Tanggaung Jawab dalam Metode

Pembelajaran Tahfizh Siswa MAK AN-Nur Ngurukem Bantum. Hasil

penelitian adalah Siswa-siswi al-Ma’had An-Nur Ngurukem tidak hanya

mempunyai kewajiban belajar dibangku belajar saja, namun sebagian dari

mereka juga mempunyai kesibukan lain yaitu menghafal Al-Qur’an. Kedua

kesibukan yang telah menjadi pilihannya tentu mempunyai konsekuensi

untuk selalu menjadikan keduanya prestasi yang terbaik. Terlebih sekarang

ini hasil pendidikan dari lembaga pendidikan yang ada, tidak meperhatikan

nilai-nilai pendidikan seperti rasa tanggung jawab.

Penelitian Ghozali abbas (2011) berjudul Penerapan Metode Takrir dalam

Menghafal al-qur’an di Pondok Pasantren Al-Mubarak Al-Islami Litahfidhil

Qur’an Al-Karim Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi. Penelitian Evi zuraidah

(2009) Berjudul Minat Santri Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pasantren Al-

Mubarak Al-Islami Litahfizhil Qur’an Al-Karim Kelurahan Tahtul Yaman

Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.Atau penelitian Skripsi Yusuf Effendi (2011)

Nilai Tanggung Jawab dalam Metode Pembelajaran Tahfizh Siswa MAK AN-Nur

Ngurukem Bantum, keduanya tidak membahas tentang penggunaan metode

Takriri dalam menghafal Al-Qur’an dan ketiga penelitian tersebut tidak sama

lokasinya dengan yang penulis teliti.

Page 48: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam

Moleong mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J Moleong,

2011:hlm.3) Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk

memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya

menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini

berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung

berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian

dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk

memberikan solusi tentang Pencapaian metode takriri dalam meningkatkan

kualitas hafalan juz 30 santri kelas X XI dan XII di Ma’had Nurul Falah kota

jambi.

Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan

lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: hlm.5)

Page 49: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

31

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi, atas berbagai

pertimbangan; banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi pada santri di Ma’had

Nurul Falah Kota Jambiseperti, latar belakang santri yang heterogen, yang tidak

seluruhnya berasal dari institusi agama yang mengajarkan dasar-dasar bahasa

Arab, kepribadian yang sulit untuk menemukan pemecahan masalah yang efektif

ketika mengalami masalah dengan teman di asrama hingga mengganggu proses

menghafal, rendahnya kesadaran santri untuk mengulang hafalan dan

menyetorkan kepada guru serta kondisi fisik atau kesehatan yang terganggu,

kurang mampu mengatur waktu antara menambah hafalan baru dengan

mengulang hafalan yang lama serta mengerjakan tugas sekolah.

2. Subjek Penelitian

Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang

akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:

a). Pimpinan Ma’had Nurul Falah

b). Pengurus Asrama Putra dan Putri

Adapun teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini

menggunakan cara snow ball sampling. Snow ball sampling adalah “proses

penyebaran sample yang seibarat bola salju, yang mulanya kecil, kemudian

semakin membesar dalam proses “Bergulir menggelindir”. (Sanafiah Faisal,

2007:hlm. 38) Sebagai subjek utama (Key Informan) yaituPengurus Asrama.

Adapun sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang realita

permasalahan santri, metodeyang diterapkan oleh pengurus dalam meningkatkan

kualitas hafalan juz 30 santri.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan data sekunder

Page 50: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

32

yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta sumber-sumber lain

yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data sekunder dapat

diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat

lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data pelengkap atau data

pendukung dari data primer.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada

sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2007:hlm.86) Yakni data yang

diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)

terhadap perkembangan permasalahan di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti minsalnya dari dokumentasi (profil sekolah dan struktur organisasi)

atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2007:hlm.90) Data sekunder adalah data yang

diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi profil asrama dan struktur

organisasi di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

2. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah

subyek darimana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002:hlm.106)Sumber

data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui

wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan

sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland sumber

data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.(Jam’an Satori,

2009:hlm.105)

Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh

yaitu :

a. Sumber data berupa manusia, yakni pimpinan, pengurus asrama, Para santri

dan santriwati di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Ma’had Nuru Falah Kota

Jambi.

Page 51: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

33

c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi

resmi yang berhubungan dengan keberadaan santri, baik jumlah santri, dan

bentuk kehidupan para santri di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan

data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode

observasi, wawancara, dokumentasi.

1. Metode Observasi

Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,

(Lexy J Moleong, 2011:hlm.125)Metode ini dilakukan dengan jalan terjun

langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan

pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang

dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung

data yang ada dilapangan, terutama tentang data yang ada di Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi.

Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara

langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan menanamkan nilai-

nilai keagamaan di lingkungan sekitar.

Langkah-langkah yang dilakukan:

a) Mengamati sistem penggunaan metode takriri dalam meningkatkan

kualitas hafalan juz 30 santri kelas X XI dan XII di Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi.

b) Mengamati bentuk pelaksanaan dan metode dalam meningkatkan kualitas

hafalan juz 30 santri kelas X XI dan XII di Ma’had Nurul Falah Kota

Jambi.

b) Memperhatikan metode yang diterapkan pengurus dalam mengatasi

masalah santri dalam menghafal di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

c) Memperhatikan upaya pengurus terhadap permasalahan-permasalahan

santri dalam menghafal di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

Page 52: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

34

2. Metode Wawancara / interview

“interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution, 2011:hlm.

113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan

mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan mendengarkan

langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh responden,

Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa

sumber data yang bersangkutan yaitu,Pengurus, santri dan yang lainnya. Sebelum

penulis melalukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat

pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.

Adapun datanya meliputi:

a) Metode yang digunakan dalam meningkatkan kualitas hafalan juz 30 santri

kelas X XI dan XII di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

b) Strategi yang digunakan di dalam mengatasi permasalahan santri di

Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

c) Upaya-upaya pengurus dalam meningkatkan kualitas hafalan juz 30 santri

kelas X XI dan XII di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

d) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang

digunakan.

Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:

a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas

menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan

dikumpulkan.

b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan

oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan

terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.

c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan

interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2010:hlm.132)

Page 53: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

35

3. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal

seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012:hlm.138) Data tersebut antara lain :

1) Historis dan geografis

2) Struktur Organisasi

3) Keadaan Asrama

4) Keadaan sarana dan prasarana.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan

kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses

berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian

dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi:

1. Reduksi Data

“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan dokumentasi”.(Jam’an

Satori, 2009:hlm.219) Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah

reduksi data.

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang muncul

dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama

penelitian berlangsung.

2. Penyajian data

Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data adalah

penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti

melalukan penarikan kesimpulan.

3. Verifikasi / penarikan kesimpulan

Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka

langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau

Page 54: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

36

verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa

ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.

F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)

Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik

pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,

ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan,

diantaranya :

1. Perpanjang Keikutsertaan

Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di lapangan

sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini dilakukan maka

membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks,

membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian

atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu di lapangan

akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan data yang dikumpul.

(Sugiono, 2012:hlm.219)

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara rinci

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. (Sugiono, 2012:hlm.99)

Halini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat peneliti

terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun kesalahan responden yang

tidak benar dalam memberikan informasi.

3. Triangulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik

pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J

Moleong, 2011:hlm.178)

Page 55: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

37

Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang berpendidikan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Page 56: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

38

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, mulai dari

September2019 sampai Februari 2020, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No egiatan

Bulan Ke, Tahun 2019-2020

September Oktober November Desember Januari Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

penelitian

X

2 Menyusun atau

menulis konsep

proposal

X

3 Mengajukan judul

ke Fakultas untuk

persetujuan judul

X

4 Konsultasi dengan

dosen

pembimbing

x

5 Seminar proposal X

6 Izin atau perintah

riset

X

7 Pelaksanaan riset X X X

8 Penulisan konsep

skripsi

X

9 Konsultasi kepada

dosen

pembimbing

X

10 Penggandaan

skripsi

X

11 Munaqasah dan

perbaikan

X

12 Penggandaan

skripsi dan

penyampaian

skripsi kepada tim

Penguji dan

Fakultas

X

Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

Page 57: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

39

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Letak Historis dan Geografi

Mengenai sejarah berdirinya Ma’had Nurul Falah yaitu diawali dengan

sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Nurul Falah itu sendiri, karena Ma’had Nurul

Falah berdiri dibawah naungan Madrasah Aliyah Nurul Kota Jambi. Yaitu atas

inisiatif para guru-guru Madrasah Aliyah Nurul Falah, karena melihat latar

belakang siswa yang notaben berasal dari daerah luar kota Jambi, sehingga

didirikan lah sebuah asrama.

Madrasah Aliyah Nurul Falah merupakan suatu sekolah yang dibawah

naungan yayasan Nurul Falah yang membawahi beberapa sekolah seperti Play

Group, PAUD, SMP, MTs dan MA. Nurul Falah. Yayasan ini diketahui oleh

bapak Tommy Efendi Manaf,SH. Berdasarkan piagam pendirian Madrasah Aliyah

swasta maka Madrasah Aliyah Nurul Falah didirikan pada tanggal 2 januari 1989

yang dikeluarkan oleh Departemen Agama.

Pendirian Madrasah Aliyah Nurul Falah dirintis oleh Drs.

Syamsuddin,ZA. Dimana beliau menginginkan para siswa yang lulus dari Mts

Nurul Falah bisa melanjutkan kejenjang Aliyah yang berada pada yayasan yang

sama. Atas prakeasa beliau Madrasah ini didirikan yang dibantu oleh guru-guru

yang sebelumnya mengajar MTS Nurul Falah Kota Jambi.

Berdirinya MA Nurul Falah Kota Jambi adalah hasil jerih payah dan

keikhlasan semua pihak yang terkait, baik dari pengurusan yayasan, majelis guru

dan masyarakat serta instansi yang terkait yang berupaya keras mendirikan

sekolah ini dengan tujuan menunjang pendidikan sebelumnya.

Selanjutnya didalam perjalanan madrasah ini mengalami pasang surut

didalam proses pendidikan itu sendirian persaingan yang ketat dengan sekolah

lain baik bersifat umum maupun khusus yang mulai tumbuh menjamur di kota

Page 58: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

40

Jambi, sehingga berdampak secara langsung terhadap pertumbuhan Madrasah

Aliyah Nurul Falah.

Pelajaran tentunya di dukung oleh semangat guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran.Tenaga pendidik di MAS Nurul Falah adalah tenaga

pendidik yang memiliki potensi di bidang sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. Selain itu juga sebagian guru memiliki keahlian di bidang ekstra

dan seni yang realisasikan dalam bentuk kegiatan pramuka dan seni tari.

Kebanyakan guru yang ada di MAS Nurul Falah Kota Jambi berstatus

tidak tetap atau honorer, selain itu ada juga guru yang berstatus PNS. Apabila di

lihat dari latar belakang pendidikan MAS Nurul Falah Kota Jambi umumnya

adalah sarjana S1 alumni perguruan tinggi di Jambi, seperti IAIN/UIN STS Jambi,

UNJA, UNBARI dan perguruan tinggi lainnya.

Sedangkan Ma’had Nurul Falah berdiri pada tahun 2016, yaitu atas ide

para guru-guru Madrasah Aliyah Nurul Falah, karena melihat latar belakang siswa

yang kebanyakan berasal dari daerah luar Kota Jambi.

Pada awalnya Ma’had Nurul Falah hanya memiliki satu tempat asrama

bagi santri putri, sedangkan untuk santri putranya di tempatkan disekolah karena

ada ruang yang kosong jadi tempat tersebut dijadikan sebagai tempat bagi santri

putranya. Lokasi asrama putri pada waktu itu berada di belakang sekolah itu

sendiri yaitu di JL. Soemantri Brojonegoro Pall 3 Sipin Kelurahan Danau sipin

Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Yang mana pihak sekolah mengontrakkan

sebuah rumah warga untuk dijadikan asrama bagi putri agar lebih dekat

kesekolahnya.

Pada tahun 2017 pihak sekolah mengontrakakan satu rumah lagi yang

dijadikan asrama bagi santri putra, posisinya masih berdekatan dengan asrama

putri. Beberapa tahun kemudian asrama putra dan putri nya dipindahakan ke

simpang rimbo tepatnya di Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Berajo,

RT.04. Kota Jambi. Karena disitu telah didirikan gedung untuk dijadikan asrama

bagi santri dan santriwati Ma’had Nurul Falah.

Page 59: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

41

2.Visi dan Misi Ma’had Nurul Falah

a. Visi

• Menciptakan siswa yang berilmu, berakhlakul Karimah, berkualitas

serta unggul dalam IMTAQ dan IPTEK

b. MISI

• Membekali nilai-nilai islam kepada siswa, agar terwujud siswa yang

memiliki ketakwaan kepada Allah Swt Serta berakhlak mulia.

• Mengembangkan aktifitas dan kreativitas siswa, agar tumbuhan dalam

diri siswa rasa kemandirian, selalu siap menerima tantangan dalam

kehidupan.

• Meningkatkan kopetensi siswa, tentang pendidik dan tenaga

kependidikan.

• Mempersiapkan siswa menjadi insan yang berpengalaman luas, disiplin,

bertanggung jawab, optimis dan bersemangat dalam menatap masa

depan.

• Mengembangkan kemampuan dan teknologi (IT)

3. Struktur Organisasi

Lembaga pendidikan normal sebagai penyelenggaraan organisasi kerja,

diselenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah, karena organisasi di

laksanakan untuk menciptakan proses serangkaian yang terarah pada tujuan yang

telah ditetapkan. Sebagai organisasi kegiatan kerja maka untuk mencapai tujuan

organisasi itu harus disusun sebagai tata laksana yang dapat melaksanakan

tugasnya masing-masing baik tujuan umum maupun tujuan khusus menurut jenis

dan tugasnya masing-masing. Adapun struktur organisasi kepengurusan Ma’had

Nurul Falah Kota Jambi adalah sebagai berikut:

Page 60: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

42

Tabel 2. Merupakan Struktur Kepengurusan Ma’had Nurul Falah Kota

Jambi. (Dokumentasi Ma’had 2020)

STRUKTUR ORGANISASI KEPENGURUSAN

MA’HAD NURUL FALAH KOTA JAMBI

TAHUN 2016-2020

Pimpinan Asrama

Hendra, M.Pd.I

Bendahara asrama

Masyitah, S.Sos

Pengurus Santri

Putra

Pengurus Santri

Putri

1. Marisa Akila

2. Mulya

3. Rika

4. Susi Susanti

5. Nadia

1. M. Amin

2. Saman

3. Dona Lutobing

4. Sholihin

5. Hadi Siswanto

6. Hamdani

7. Hendri

8. Syeh

9. Yunus

10. Wawan

Pengasuh Asrama

Drs.Rd.H.Muhamma

d Jangcik Ja’far

Page 61: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

43

Tabel 3. Merupakan Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota

Jambi. (Dokumentasi Ma’had 2020)

SRTUKTUR ORGANISANI

MADRASAH ALIYAH SWASTA NURUL FALAH

KOORDINATOR URUSAN-URUSAN

YAYASAN KEPALA

SEKOLAH

HEDRA, M.Pd.I

KOMITE

WAKA

KURIKULUM

JUSMIATI, SE

BENDAHARA KEPALA

TATA USAHA

SAIPUL, S.PD.I

KOORDINATOR

HUMAS

TUTI ANDRIANI, S.Pd.I

KOORDINATOR

OSIS

SYAH ALBANI,

A.Md,S.Pd

KOORDINATOR

SAPRAS

MARIA ULFA, S.Pd

WALI KELAS

KELAS X :

Tuti Andriani,S.Pd

KELAS XI :

Mutiah, S.Pd

KELAS XII :

Masyithah, S.Sos

GURU MATA PELAJARAN

1. Hendra, M.Pd

2. Jusmiati, SE

3. Masyitah, S.Sos

4. Emi Hartati, S.Pd

5. Maria Ulfa, S.Pd

6. Syamirah tuafik, S.Pd

7. Mutiah, S.Pd

8. Tuti Andriani, S.Pd

9. Dra.Patemah, US

10. Syah Albani, A.Md,S.Pd

11. Edhi Santoso, S.Pd.I

12. Saipul, S.Pd.I

PEMBINA-PEMBINA

P.Pramuka :

Samsul, S.Hum

P.Uks :

Maria Ulfa,S.Pd

P.Osis :

Syah Albani, A.Md,S.Pd

P.Olah Raga :

Edhi Santoso, S.Pd.I

P.Seni :

Syamirah Taufik,S.Pd.I

Page 62: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

44

4. Keadaan Ustadz, Ustadzah dan Santri/Santriwati

Ustadz/Ustadzah dan Santri/Santriwati merupakan dua hal yang

terpenting dalam melaksanakan program hafalan Al-Qur’an. Dimana

Ustadz/Ustadzah sebagai pengampu dan pembimbing hafalan Al-Qur’an dan

Santri/Santriwati sebagai orang-orang yang akan menghafal Al-Qur’an secara

terbimbing. Sehingga disini perlu dipaparkan bagaimana keadaan

Ustadz/Ustadzah dan Santri/Santriwati di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

a. Keadaan Ustadz/Ustadzah

Dalam suatu lembaga pendidikan peranan guru sangat mutlak dibutuhkan

dengan tujuan untuk menunjang terlaksananya proses pendidikan dan

pembelajran.

Menurut Madyo Ekosusilo, guru atau pendidik adalah orang yang

bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap

perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek

jasmani maupun rohaninya agar dia mampu untuk hidup mandiri dan dapat

memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan sebagai Individu dan juga sebagai

makhluk sosial. (Ramayulis,2005:hlm)

Devinisi diatas memberikan arti bahwa seorang guru atau pendidik tidak

hanya bertugas dalam proses pembelajaran tetapi juga bertugas dalam

memberikan bimbingan terhadap perkembangan kepribadian. Sehingga seorang

guru harus mampu memahami psikologis dari anak-anak didiknya untuk

membimbing terhadap perkembangan kepribadian. Sehingga sorang guru harus

mampu memahami psikologis dari anak-anak didiknya untuk membimbing

perkembangannya karena perkembangan anak tidak terlepas dari kondisi

psikologisnya. Seperti di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi walaupun para guru

atau Ustadz/Ustadzah pengampu hafalan sibuk kuliah dan hafalan Al-Qur’an

tetapi para Ustadz/Ustadzah tetap memikirkan bagaimana perkembangan jasmani

dan rohani/psikologis Santri/Santriwati di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.(

wawancara tanggal 12 Februari 2020)

Page 63: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

45

Ustadz/Ustadzah pengampu hafalan Al-Qur’an di Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi saat ini berjumlah 4 orang yaitu 2 orang pengurus santri putri dan 2

orang pengurus Santri putra. Kemudian guru-guru yang mengajar di Madrasah

Aliyah Nurul Falah Kota Jambi, juga diikutsertakan mengajar di Ma’had Nurul

Falah Kota Jambi tapi khusus untuk belajar sore. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4. Daftar Ustadz/Ustadzah serta Pengampu Hafalan Al-Qur’an di Ma’had

Nurul Falah Kota Jambi.

No Nama Jabatan Tamatan

1 Hedra, M.Pd.I Pimpinan S2 UIN STS Jambi

2 Jusmiati, SE Waka kurikulum S1 UNJA

3 Syah Albani, A.Md,S.Pd Koordinator osis UNBARI

4 Maria Ulfa, S.Pd Koordinator sapras S1 UIN STS Jambi

5 Tuti Andriani, S.Pd.I Koordinator humas S1 UIN STS Jambi

6 Syamirah Taufik, S.Pd.I Guru S1 UIN STS Jambi

7 Dra. Patemah, US Guru S1 UIN STS Jambi

8 Mutiah, S.Pd Guru S1 UIN STS Jambi

9 Emi Hartati, S.Pd Guru S1 UNJA

10 Saipul,S.Pd.I TU S1 UIN STS Jambi

11 Edhi Santoso, S.Sp.I Guru S1 UIN STS Jambi

12 Masyithah, S.Sos.I Bendahara Ma’had S1 UIN STS Jambi

13 Drs.Rd.H.Muhammad

Jangcik Ja’far

Pengasuh S1 UIN STS Jambi

14 Yunus Pengurus MAS Riyadhul

Muttaqin As-Adiyah

15 Wawan Pengurus Aliyah Nurul Falah

16 Susi Susanti Pengurus Aliyah Nurul Falah

17 Nadia Pengurus Aliyah Nurul Falah

(Sumber: Dokumentasi Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi 2020)

Page 64: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

46

b. Keadaan Santri dan Santriwati

Santri merupakan salah satu komponen pendidikan sehingga proses

pendidikan dapat berjalan. Mayoritas santri Ma’had Nurul Falah Kota Jambi

adalah anak-anak usia SMA, yang datang dari berbagai macam daerah yang ada di

provinsi Jambi. Menurut hasil wawancara dengan pengasuh Ma’had Nurul Falah,

jumlah santri saat penelitian adalah 13 orang, 6 orang santri putra dan 7 orang

santri putri. Selama Ma’had Nurul Falah berdiri telah mengeluarkan santri dan

santriwati sebanyak 25 orang.

Adapun keadaan santri Ma’had Nurul Falah saat penelitian jumlah

seluruhnya adalah 13 orang santri putra dan putri yang terbagi kedalam dua kelas,

yaitu kelas putra dan kelas putri karena dalam penyetoran hafalan santri putra dan

putri dipisahkan karena tidak digabungkan. Untuk mengetahui lebih lengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Keadaan Santri dan Santriwati Saat ini Berdasarkan Tingkatan

Hafalannya di Ma’had Nurul Falah Tahun 2019/2020

No Nama Santri dan

Santriwati

Jenis Kelamin Kelas Jumlah Hafalan

Laki-laki Perempuan

1 Angelina ✓ X Annas-Allail

2 Ari Gusmansyah ✓ XII Tuntas Juz 30

3 Basri ✓ VIII Annas-Adhuha

4 Dwi Yar Peka ✓ XI Annas-Alburuj

5 Ilhamsyah ✓ XII Annas-Alburuj

6 Irma Sholeha ✓ XI Annas-Al’ala

7 Kevin ✓ X Annas-Adhuha

8 Misnawati ✓ XII Tuntas Juz 30

9 Nadia Paramita ✓ XI Annas-Alqori’ah

10 Pela Andika Sari ✓ XI Annas-Alfajr

11 Restu ✓ X Annas-

Alghosyiyah

12 Rizki Amanda ✓ XI Annas-Alburuj

13 Sandi ✓ XI Annas-Adhuha

Page 65: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

47

Dari tabel di atas dapat diperoleh gambaran bahwa keadaan santri di

Ma’had Nurul Falah sangat lah dikit, karena Ma’had Nurul Falah ini tidak

mewajibkan bagi siswa yang bersekolah di Madrasah Aliyah Nurul Falah untuk

tinggal di asrama, hanya saja asrama disediakan bagi siswa yang ingin tinggal di

asrama. Mayoritas santrinya adalah orang-orang yang datang dari daerah luar kota

jambi. Adapun aktivitas sehari-hari santri Ma’had Nurul Falah adalah sebagai

berikut:

Tabel 6. Jadwal Aktivitas harian santri Ma’had Nurul Falah Kota Jambi

Waktu Aktivitas

04:30-05:00 Bangun dan sholat lail

05:00-05:30 Jama’ah sholat subuh

05:30-06:00 Setoran Hafalan

06:00-07:00 Mandi dan siap-siap berangkat kesekolah

07:00-14:30 Sekolah Formal

14:30-15:30 Makan dan Istirahat

15:00-16:00 Sholat Asar berjama’ah

16:00-17:00 Belajar sore/mudarosah

17:00-18:00 Mandi

18:00-18:30 Sholat magrib berjama’ah

18:30-19:30 Mengaji Al-Qur’an serta muraja’ah hafalan

19:30-20:00 Sholat Isya berjama’ah

20:00-20:30 Makan malam

20:30-22:00 Belajar/mengerjakan tugas sekolah

20:00-04:00 Tidur

(Sumber: Dokumentasi Ma’had Nurul Falah Kota jambi)

Dari tabel di atas terlihat lah kegiatan sehari-hari santri dan santriwati

Ma’had Nurul Falah, kemudian untuk hari libur seperti hari minggu dan tanggal

merah kegiatan nya diisi dengan gotong royong membersihkan lingkungan

asrama, jalan-jalan, serta olah raga.

Selain kegiatan sehari-hari yang di jelaskan pada tabel 8. di atas, ada

beberapa peraturan yang harus ditaati oleh santri dan santriwati di Ma’had Nurul

Page 66: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

48

Falah Kota Jambi, dan juga beberapa hukuman yang harus dijalani apabila

melanggar peraturan tersebut. Antara lain sebagai berikut:

a. Peraturan untuk Santri dan Santriwati di Ma’had Nurul Falah

1. Tidak boleh tidur malam lewat dari jam 10 dengan alasan yang tidak

tepat.

2. Tidak boleh membawa Handpone atau barang yang sejenisnya

3. Tidak boleh keluar dari lingkungan asrama tanpa izin dari pengurus

asrama

4. Tidak boleh merokok dilingkungan asrama bagi santri putra

5. Tidak dibenarkan membawa teman yang bukan anak Ma’had untuk

menginap di asrama tanpa izin dari pengurus asrama

6. Sholat berjama’ah setiap waktu kecuali bagi yang uzur/halangan

7. Tidak dibenarkan tidur di tempat kawan seperti kos atau kontraaan,

kecuali sudah mendapat izin dari pengurus dan itu hanya di bolehkan jika

menginap ditempat keluarganya.

8. Tidak dibenarkan keluar dari lingkungan asrama pada malam hari

9. Apabila keluar dari lingkungan asrama harus menggunakan pakaian yang

sopan, jilbab yang menutup dada khusus perempuan.

b. Apabila peraturan dari nomor 1-9 di atas dilanggar maka akan mendapat

hukuman sebagai berikut:

1. Satu kali melanggar maka akan di nasehati

2. Dua kali melanggar maka akan mendapat hukuman seperti: mencuci WC,

membersihkan lingkungan asrama, menghafal surah-surah tertentu yang

di berikan pengurus asrama, dan lain sebagainya

3. Tiga kali melanggar maka pengurus berhak memberitahukan pimpinan

asrama atau Ma’had. Dan kemudian segala konsekuensinya diserahkan

kepada pimpinan asrama. Dalam hal ini biasa nya orangtua atau wali dari

santri tersebut akan dipanggil menghadap pimpinan asrama, kemudian

disuruh untuk membuat surat perjanjian yang di tanda tangani oleh wali

dan santri. Dan apabila kesalahan tersebut masih diulangi maka santri

akan di keluarkan dari asrama atau Ma’had Nurul Falah tersebut.

Page 67: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

49

5.Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan wadah atau tempat berlansungnya proses belajar

mengajar. Baik buruknya sarana pendidikan akan mempengaruhi jalannya proses

belajar mengajar, sedangkan prasaraa adalah suatu alat yang dapat membantu

dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar.

Jadi, sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan memiliki peranan

penting dalam mencapai suatu tujuan, yang dapat mempermudah dan

memperlancar proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan. Tanpa

sarana dan prasarana yang lengkap maka tujuan pendidikan yang hendak

diinginkan tidak akan tercapai dengan baik. Pondok pasantren sebagai lembaga

pendidikan juga tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai

pusat pendidikan dan pembelajaran.

Dalam menunjang kegiatan belajar mnegajar serta minat dan bakat santri

dan santriwati, Ma’had Nurul Falah memiliki beberapa sarana dan prasarana yang

berguna untuk memperlancar kegiatan tersebut sebagai berikut:

Page 68: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

50

Tabel 7. Sarana dan Prasarana

No Nama Barang Jumlah

Keterangan

1 Asrama 2 Unit Baik

2 Dapur Umum 1 Unit Baik

3 WC Santri 3 Unit Baik

4 Musollah 1 Unit Teras Rumah Guru

5 Kelas Belajar Sore 2 Unit Baik

6 Lapangan Bola kaki 1 Unit Baik

7 Lapangan Bola Volly 1 Unit Baik

8 Lapangan Batminton 1 Unit Baik

9 Lapangan Takraw 1 Unit Baik

10 Tempat Jemuran 2 Unit Baik

11 Papan Pengumuman 2 Unit Baik

12 Tempat Berenang 1 Unit Baik

13 Rumah Guru 2 Unit Baik

14 Kursi Belajar 20 Unit Baik

15 Meja Belajar 20 Unit Baik

16 Papan Tulis 2 Unit Baik

(Dokumentasi, Ma’had Nurul Falah)

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

a. Proses Penerapan Metode Takriri dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan

Tahfihzul Al-Qur’an Santri di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

Ma’had Nurul Falah Kota Jambi merupakan salah satu asrama yang

berbasis Pasantren yang mana didalamnya diterapkan beberapa program

diantaranya seperti: Muhadharoh, pelatihan Bahasa Arab, pelatihan Bahasa

Inggris, dan termasuk di dalamnya yaitu program Tahfizhul Qur’an yang

bertujuan untuk menciptakan santri/santriwati yang Qur’ani.

Menghafal Al-Qur’an membutuhkan pengulangan (takrir) yang intensif

dan terkontrol. Bila seseorang meremehkan hal itu, maka sesudah beberapa waktu

mungkin dia merasa lupa apa yang telah dihafalnya, dan Al-Qur’an telah terlepas

darinya. Takrir adalah salah satu cara untuk menimalisir hafalan dari kelupaan.

Page 69: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

51

Metode takrir merupakan metode alternatif yang diterapkan di Ma’had

Nurul Falah setelah melihat kurang nya kuliatas hafalan santri dan santriwati.

Metode ini dilaksanakan di Ma’had tersebut dilatarbelakangi oleh keluhan yang

berasal dari santri/santriwati yang sedang menghafal, mereka merasa kesulitan

dalam menghafal dan melancarkan hafalannya. Dengan metode takrir,

santri/santriwati dapat memperbaiki, menjaga hafalan yang salah pernah dihafal

agar tetap melekat dalam hati para penghafalnya.

Hal tersebut senada dengan yang dipaparkan oleh salah satu pengurus

Ma’had Nurul Falah dalam sebuah wawancara dengan peneliti, ia menyebutkan

bahwa:

“Dalam keberlansungan Ma’had Nurul Falah dalam beberapa tahun ini

telah mengeluarkan santri dan santriwati yang hafal Al-Qur’an, meski

hafalan yang di wajibkan hanya sebatas Juz 30, tetapi juga ada sebagian

santri dan santriwati yang hafal beberapa Juz seperti 2 Juz, 3 Juz bahkan

ada yang lebih. Namun tidak sedikit juga diantara merekayang

menegluhkan akan menjaga hafalan yang telah mereka dapat di Ma’had

Nurul Falah. Hal tersebut juga sebenarnyabanyak dialami oleh santri yang

masih dalam proses belajar di Ma’had Nurul Falah. Hal tersebutlah yang

akhirnya membuat kami menerapkan metode takrir ini.”(wawancara

tanggal 24 Januari 2020).

Berdasarkan paparan wawancara tersebut diketahui bahwa, walaupun telah

melahirkan santri dan santriwati yang hafal Al-Qur’an, pihak Ma’had Nurul Falah

juga banyak mengalami keluhan yang berasal dari santri mereka tentang sulitnya

menghafal, serta mempertahankan hafalan yang telah didapatkan sebelumnya.

Dari banyaknya keluhan tersebutlah yang akhirnya pihak Ma’had terus mencari

metode-metode yang relevan dan mengena dalam mengatasi kendala tersebut.

Dan akhirnya metode takrir merupakan metode yang dirasa pas serta relevan

untuk diterapkan di Ma’had ini.

Adapun bentuk penerapan metode Takrir dalam meningkatkan kualitas

hafalan Tahfizh Al-Qur’an di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi, terbagi kepada

tiga tahapan, yakni tahap persiapan, penerapan dan evaluasi. Dimana akan

dijelaskan sebagai berikut:

Page 70: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

52

1. Tahap Persiapan

Di mana pada tahap ini, seorang santri sebelum menyetorkan (Tasmi’)

hafalannya pada Ustadz/Ustadzah, mereka terlebih dahulu melakukan

persiapan yaitu mentakrirkan (mengulang-ulang) hafalan sampai benar-benar

lancar dan baik. Hal ini sesuai obsevasi penulis di lapangan para santri sebelum

menyetorkan hafalannya mereka terlebih dahulu telah duduk berkelompok di

kelompoknya masing-masing sambil mengulang-ulang materi hafalan yang

akan disetorkan kepada pembimbingnya. Sebagaimana wawancara penulis

dengan Misnawati salah satu santriwati disana yang mengatakan:

“Saya mengulang suatu ayat lima sampai sepuluh kali hingga benar-

benar hafal untuk selanjutnya diteruskan ke ayat berikutnya, kemudian

melihat surahnya dan saya berusaha memahami

maknanya.”(wawancara tanggal 24 Januari 2020).

Demikian juga yang dikatakan oleh Rizki Amanda seoarang santri putra

yang mengatakan bahwa:

“Saya mengulang satu ayat itu bahkan sampai dua puluh kali sehingga

saya benar-benar hafal, serta dengan membenarkan Makhraj dan

Tajwidnya dan kemudian baru saya setorkan kepada

pembimbingnya.”(wawancara tanggal 24 Januari 2020).

Adapun proses persiapan metode takrir dalam meningkatkan kualitas

hafalan tahfihzul Al-Qur’an di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi secara

terperinci meliputi hal-hal berikut, yaitu:

a. Menyiapkan Al-Qur’an Pojok

Al-Qur’an pojok merupakan Al-Qur’an yang mempunyai sistem

yang teratur, setiap halaman diawali dengan awal ayat dan diakhiri denagn

akhir ayat, setiap halamannya memuat 15 baris dan setiap juz terdiri dari 20

halaman.

Al-Qur’an model ini lazim digunakan di pondok pasantren yang

menghafal Al-qur’an pada umumnya, mengingat dengan sistem

penulisannya yang teratur bisa memudahkan santri dalam proses menghafal

Al-Qur’an. Begitu juga di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi, berdasarkan

Page 71: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

53

hasil observasi penulis, Al-Qur’an model ini banyak dipakaisantri dalam

menghafal Al-Qur’an.

b. Menentukan target materi yang akan dihafalkan (sesuai kemampuan)

Dalam proses persiapan metode takrir ini, hal yang dilakukan juga

adalah dengan menentukan target materi yang akan dihafalkan, tentunya

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh santri sebelumnya.

Hal ini dijelaskan oleh Wawan selaku pengurus santri putra dalam

sebuah wawancara dengan peneliti, ia mengatakan bahwa:

“Kami memaklumi bahwa santri yang masuk ke sini adalah santri

yang dari latar belakang yang berbeda, ada yang dari pondok

pasantren dan ada juga yang dari sekolah umum. Karena siswa

yang masuk kesini adalah siswa yang ingin melanjutkan Sekolah

Menengah Atas. Setelah mengidentifikasi kemampuan masing-

masing santri, barulah kami menentukan materi-materi yang cocok

dengan masing-masing santri tersebut.”(wawancara tanggal 24

Januari 2020).

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketehui bahwa dalam

proses penghafalan santri ditargetkan berdasarkan atas kemampuan masing-

masing.

c. Membaca Berulang Kali

Aktifitas yang paling banyak dilakukan santri dalam menghafal Al-

Qur’an adalah membaca berulang kali, dengan upaya tersebut santri akan

terbiasa membaca ayat dan kemudian dapat menghafalnya dengan baik. Hal

ini dilakukan sebelum proses penyetoran kepada Ustadz/Ustadzah.

Sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti di Ma’had Nurul

Falah Kota Jambi, peneliti menemukan hal berikut ini, pertama-tama santri

membaca Al-Qur’an halaman 4, yaitu diawali dengan:

▪⧫ ⧫❑◆⧫⧫

Diakhiri dengan

❑➔⬧ ◼⬧

Page 72: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

54

Kemudian dibaca dari sudut kanan atas

▪⧫ ⧫❑◆⧫⧫

Hingga sudut kiri bawah ❑➔⬧ ◼⬧

Dengan benar dan baik, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu

lambat. Dibaca dengan berulang-ulang hingga yakin bahwa bacaan itu sudah

benar, baik dan lancar.

d. Menghafalkan ayat tersebut dengan cara berulang-ulang hingga terekam

dalam pikiran dikit demi sedikit, kalimat perkalimat hingga utuh satu ayat.

Setelah utuh satu ayat, ulangi lagi dari awal sampai akhir hingga benar-

benar hafal dengan benar, baik dan lancar.

2. Tahapan Penerapan

Tahap yang kedua yang dilakukan dalam meningkatkan kualiatas hafalan

tahfihzul Al-Qur’an santri di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi adalah tahap

penerapan atau pelaksanaan. Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap

sebelumnya, artinya apa-apa yang telah dipersiapkan dan direncanakan pada

tahap persiapan kemudian dilaksanakan pada tahap penerapan ini. Dan dalam

tahap penerapan ini, terdiri dari berbagai macam kegiatan, di antaranya adalah:

a. Mengulang hafalan kepada Ustadz/Ustadzah

Kegiatan mengulang hafalan ini pada hakikatnya adalah kegiatan

yang ditujukan untuk membangun kedipsilinan dalam menghafal Al-Qur’an,

karena menghafal Al-Qur’an tidak bisa dipaksakan. Peran pembimbing di

sini hanya membantu menumbuhkan kedisiplinan, meningkatkan minat,

membangkitkan motivasi, dan juga membenarkan bacaan, karena jika

hafalan tidak diperdengarkan kepada seorang guru atau Ustadz maka para

penghafal tidak akan tau betul atau tidak kesalahan bacaannya. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Nadia selaku pengurus santri putrinya ia

mengatakan bahwa:

“Setelah memasuki tahap menghafal, dan sudah dinyatakan

bacaannya sudah layak seorang santri wajib menghafal minimal

Page 73: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

55

satu halaman, mereka mempersiapkan hafalannya pada malam hari

biasanya sesudah shalat magrib, dan disetorkan pada subuh nya

yaitu selesai sholat subuh sampai jam 06:30 kemudian kesekolah

untuk belajar formal.”(wawancara tanggal 24 Januari 2020).

Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa proses menyetorkan

hafalan merupakan kewajiban santri ketika masuk dalam kelas atau

kelompok menghafal, dan ini dilakukan minimal satu halaman, dan itu di

setorkan setiap habis subuh setelah shalat subuh sampai jam 06:30.

b. Mudarosah Berkelompok (sima’an)

Sima’an yang dimaksud di sini yaitu saling memperdengarkan dan

mendengarkan bacaan antar dua orang atau lebih. Jika satu orang yng

membaca maka yang lainnya akan mendengarkan dan ini bergantian

seterusnya hingga setiap orang mendapat kesempatan untuk membaca.

Sebagaimana wawancara penulis dengan Susi susanti selaku pengurus santri

putri ia mengatakan bahwa:

“Kegiatan ini sangat bermamfaat bagi hafalan seseorang sebelum

mengikuti sima’an, seseorang akan terlebih dulu mepersiapkan

ayat-ayat yang kan disetorkan yaitu dengan memperdengarkan

antar temannya, jumlah ayat nya berpariasi sesuai dengan batas

kemampuan masing-masing tapi minimalnya satu

halaman.”(wawancara tanggal 24 Januari 2020).

Berdasarkan wawancara penulis di atas dapat diketahui bahwa

sebelum melakukan proses penyetoran hafalan kepada Ustadz/Ustadzah

seorang santri melakukan sima’an antar sesama temannya. Hal ini berlaku

bagi seluruh santri baik santri putri maupun santri putra.

c. Istiqomah Takrir al-Qur’an dalam Shalat

Santri mendapatkan jadwal menjadi imam sholat lima waktu

dengan membacakan surat atau ayat yang telah ditentukan oleh pengurus.

Sebagaimana di katakan oleh Wawan selaku pengurus mengatakan:

“Kami selaku pengurus membuatkan jadwal giliran untuk menjadi

petugas imam shalat berjama’ah lima waktu. Hal ini sangat

bermamfaat untuk memnatapkan hafalan santri disamping itu untuk

membiasakan santri kalau pas lagi pulang kampung tidak ragu-ragu

Page 74: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

56

lagi menjadi imam di kampungnya masing-masing. Hal ini sangat

di anjurkan bagi santri putra karena shalat berjama’ah nya

bergabung dengan santri putra, tetapi juga untuk santi putri khusus

di hari juma’at pada shalat zuhur berjama’ah.”(wawancara tanggal

24 Januari 2020).

3. Tahap Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penerapan metode takriri dalam

meningkatkan kualitas hafalan tahfihzul Al-Qur’an di Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi. Bertujuan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh peserta

didik yaitu santri dalam menghafal Al-Qur’an apakah lancar atau tidak.

Dalam tahap ini, santri membawa bukti setoran yaitu buku catatan setoran

hafalan, pada saat santri menyetorkan hafalannya setiap hari kepada

Ustadz/Ustadzah. Dan penilaian pencapaian hafalan di Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi yaitu dilihat dari berapa banyak hafalannya, kemudian pembimbing

mengetes hafalan yang sudah dihafalkan oleh santrinya, apabila menurut

pembimbing hafalannya sudah bagus dan benar maka santri diperbolehkan

melanjutkan hafalan nya, dan apabila hafalan santrinya masih dianggap belum

memuaskan maka pembimbing meminta santri untuk mengulang kembali

hafalannya sebelum melanjutkan hafalan.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Susi susanti selaku pengurus sekaligus

pembimbing hafalan, ia mengatakan bahwa:

“Ketika seorang anak telah menyelesaikan beberapa surah, dia

harus mengulangi surah tersebut dan menghafalnya dengan baik

yang dibuktikan setoran bulanan. Jika dalam penyetoran itu

hafalannya sudah dianggap memuaskan maka si anak

diperbolehkan melanjutkan ke surah berikunya. Jika apabila tidak

maka si anak harus mengulang kembali hafalannya dan tidak

diperbolehkan melanjutkan hafalannya tanpa seizin pengurus.

Semua ini di maksud kan untuk membenarkan hafalan si anak.

Evaluasi ini biasanya di adakan satu bulan sekali yaitu pada akhir

bulannya.”(wawancara tanggal 24 Januari 2020).

Dalam hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa akhir dari

tahapan penerapan metode takrir ini adalah tahap evaluasi. Di mana dalam

tahap pelaksanaan tahapan ini siswa dibekali buku bukti kelulusan hafalan,

dan tes penyetoran hafalan kepada pembimbing.

Page 75: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

57

b. Faktor Penghambat Penerapan Motede Takriri dalam Meningkatkan

Kualitas Hafalan Tahfizhul Al-Qur’an Santri di Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi.

Setiap tujuan yang ingin dicapai tidak terlepas dari faktor

penghambat atau kendala yang menghadang, baik sifatnya urgensial maupun

biasa. Kendala-kendala tersebut bisa saja disebabkan karena faktor internal

maupun eksternal.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Jangcik dalam sebuah

wawancara dengan peneliti, ia mengatakan bahwa:

“Mustahil dalam menghafal Al-qur’an tanpa atau tidak melalui

sebuah rintangan dan hambatan dan tidak sedikit pula cobaan yang

datang silih berganti. Karena menjadi seorang Hafizh/Hafizhah itu

tidak gampang, perlu kesabaran, ketekunan, ketelatenan,

keistiqomahan, yng tinggi dan yang lebih penting lagi yaitu

keikhlasan karena Allah.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

Wawancara dengan Restu salah satu santriwati, ia mengatakan

bahwa:

“Hambatan yang sering dialami dalam menghafal Al-Qur’an dan

menerapkan metode Takrir ini bermacam-macam, di antaranya

sulitnya untuk mempertahankan semangat agar tetap konstan,

minsalnya keletihan fisik dan juga kondisi fisik yang tidak

mendukung, ada masalah dengan teman yang belum terselesaikan,

timbulnya perasaan bosan dan jenuh, serta suasana hati yang

berubah-rubah, sampai dengan menghafal ayat-ayat sulit, dan

cobaan yang datang berbeda-beda dari waktu ke

waktu.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa hambatan-

hambatan yang muncul memberikan gambaran bahwa pada proses

pencapaian hafalan, selain aspek kognitif, aspek emosi memegang peranan

penting. Pada saat emosinya terganggu para hafizh mengaku sulit untuk

menghafal ataupun mengulang hafalannya.

Dalam menghafal Al-Qur’an tidak sedikit cobaan yang datang, dan

ini merupakan tantangan sendiri bagi seorang hafizh. Cobaan menghafal Al-

Qur’an dari hari ke hari berbeda-beda, cobaan yang dirasakan sulit di atasi

Page 76: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

58

adalah membagi waktu antar kegiatan menambah hafalan dan mengulang

hafalan yang sudah didapat serta belum lagi ditambah dengan mengerjakan

PR dari sekolah. Hal ini kembali dijelaskan oleh Nadia selaku pengurus santri

putri dalam sebuah wawancara ia menjelaskan:

“Dalam penerapan metode takrir di Ma’had Nurul falah banyak

faktor penghambat, setidaknya terdapat beberapa faktor

penghambat yang kini banyak dirasakan oleh santri di Ma’had

Nurul Falah. Yakni, memeneg waktu yaitu antara menambah dan

mengulang hafalan serta juga mengerjakan PR dari sekolah yang di

berikan guru, kurang menyadari mamfaat metode takrir, serta

kurang istiqomah.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

Dari hasil wawancara tersebut, jelas sekali diketahui bahwa

terdapat beberapa macam hambatan yang sering dialami oleh santri dalam

menghafal Al-Qur’an dengan metode takriri, yaitu dijelaskan sebagai berikut:

a. Memeneg atau mengatur waktu

Mengatur waktu adalah salah satu problem yang paling banyak

dialami oleh santri dalam menghafal Al-Qur’an. Begitu juga dalam

menghafal Al-Qur’an dengan menggunakan metode takriri. Adapun

bentuk dari sulitnya santri mengatur waktu dalam menghafal Al-Qur’an

dijelaskan oleh Dwi Yar Peka, salah satu santriwati di Ma’had Nurul

Falah, dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa:

“Saya kadang merasa tidak sanggup membagi waktu antara

menghafal dan mengulang hafalan ditambah lagi mengerjakan PR

dari sekolah, belum lagi ditambah dengan aktivitas saya sehari-hari

seperti piket masak, mencuci pakaian, serta menyetrika pakaian

saya.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

Pendapat ini di perkuat oleh Ustadz Jangcik, di sebuah wawancara

ia mengatakan:

“Selain karena banyak ayat yang sudah dihafal, maka akan semakin

sulit untuk mempertahankannya, sehingga akan menyebabkan

sebagian hafalan tidak lancar, sulitnyamengatur waktu yang

dirasakan santri juga disebabkan mereka harus beraktivitas sehari-

hari, mengingat mereka tinggal di asrama dan harus mengerjakan

urusan secara mandiri.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

Page 77: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

59

Dengan adanya kondisi yang digambarkan dalam wawancara di

atas, yakni kurang mampunya santri mengatur waktu mereka, maka akan

mengakibatkan hafalan mereka akan tersendat (kurang lancar).

b. Kurang menyadari mamfaat metode Takrir dalam menghafal Al-Qur’an

Berdasarkan observasi penulis di lapangan kendala ini lebih

dirasakan oleh para santri, ketidaksadaran mereka terhadap mamfaat

metode takrir dalam menghafal Al-Qur’an. Hal ini dibuktikan dalam

kegiatan takrir bersama (sima’an) yang semestinya santri mentakrir

hafalannya bersama. Tetapi dalam kenyataannya santri lebih cendrung dan

lebih suka mentakrir hafalannya sendiri-sendiri karena anak-anak kurang

konsentrasi disebabkan tidak adanya ruang khusus yang tersedia.

Hal ini di ungkapkan oleh Fela Andikasari, selaku santriwati di

Ma’had Nurul Falah, ia mengatakan bahwa:

“Saya senang mentakrir hafalan sendirian dari pada sima’an dengan

kawan-kawan, karena kondisi pada saat itu panas, ribut lagi, dan

tidak bisa berkonsentrasi, lagi pula saya senang mengulang pas lagi

sepi.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

c. Kurang Istiqomah

Dalam proses menghafal Al-Qur’an yang terpenting adalah

ketekunan untuk melakukan pengulangan secara istiqomah. Jika seorang

memiliki tingkat kecerdasan yang baik dan kemampuan mengingat dengan

baik tetapi tidak melakukan pengulangan, hafalan yang diperoleh tidak

lama dalam otak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ari Gusmansyah

dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa:

“Kunci dalam menghafal itu harus sunggu-sungguh, istiqomah, dan

jangan main-main. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti

akan berhasil, tidak boleh juga berputus asa karena putus asa itu

temannya syaithan. Harus semangat, yakni bahwa kita pasti

bisa.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

Berdasarkan observasi penulis dilapangan, santri yang kurang

istiqomah dalam mentakrir hafalan yang telah dihafal biasanya ini

dikarenakan kesibukan santri dan terpengaruh oleh teman-teman yang

Page 78: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

60

belum menghafal Al-Qur’an khususnya santri yang masih tahap nazhar

untuk mengadakan aktivitas yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan

menghafal Al-Qur’an seperti ikutan ngobrol dengan teman, sehingga

banyak waktu yang terbuang.

Hal ini diakui oleh Ilhamsyah, ia mengatakan:

“Paling sulit untuk melakukan pengulangan kalau lagi sumpek dan

tempat yang ramai dan teman-teman ribut dan ngobrol, jadinya

ngulang tidak konsen, hafalan tidak masuk-masuk jadi ikut-ikutan

ngobrol, dan kalau lagi bete bangat sulit menghafal dan muncul

rasa malas akhirnya membaca apa aja, atau dengarin musik

kemudian tidur.”(wawancara tanggal 02 Februari 2020).

Berdasarkan observasi dan wawancara di atas, tidak istiqomahnya

santri dalam menerapkan metode takrir disebabkan adanya pengaruh

lingkungan sekitarnya yaitu teman-temannya sehingga terganggu dan

seringkali membuat para penghafal sulit untuk berkonsentrasi ditambah

lagi dengan situasi lingkungan yang terkadang membuat aktivitas takrir

sulit dilakukan.

c. Upaya dalam Mengatasi Hambatan Penerapan Metode Takriri dalam

Meningkatkan Kualitas Hafalan Tahfizhul Al-Qur’an Juz 30 Santri di

Ma’had Nurul Falah Kota Jambi.

Untuk mengetahui apa upaya Ma’had Nurul Falah terhadap santri

yang kesulitan memeneg waktunya adalah seperti yang diungkapkan oleh

Ustadz Jangcik selaku pengasuh di Ma’had Nurul Falah ini dalam sebuah

wawancara, ia mengatakan bahwa:

“Kami sadar bahwa kendala sulitnya mengatur waktu merupakan

masalah yang paling banyak dialami santri kami disini, mengingat

kendala ini juga merupakan masalah bagi sebagian besar santri

penghafal Al-Qur’an secara umum. Maka dari itu, pihak pengurus

Ma’had Nurul Falah telah melakukan pembenahan atau

managemen waktu dengan memberi tambahan jam kegiatan

mudarosah ba’da Asar.”(wawancara tanggal 09 Februari 2020).

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa mengatasi kendala

sulitnya santri dalam mengatur waktu mereka, pihak Ma’had Nurul Falah

Page 79: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

61

telah melakukan pembenahan yaitu memberi tambahan jam kegiatan

mudarosah ba’da Asar. Dengan program ini, diharapkan santri dapat

memamfaatkannya dengan baik. Karena salah satu faedah yang sangat

penting dari pembagian waktu adalah pulihnya semangat, gairah dan

kemauan, mencegah kejenuhan dan rasa bosan yang dialami para penghafal,

dan mengurangi main-main.

Kemudian untuk kendala kurang menyadari mamfaat metode takrir

dalam menghafal Al-Qur’an oleh santri, pihak Ma’had Nurul Falah

mengatasinya dengan memberikan pemahaman dan memotivasi tentang

pentingnya metode takrir dalam menghafal Al-Qur’an, serta evaluasi hafalan

Al-Qur’an setiap satu bulan sekali, yaitu pada akhir bulannya.

Selanjutnya untuk upaya Ma’had Nurul Falah terhadap santri yang

kurang istiqomah dalam mentakrir hafalannya yaitu dengan cara mengabsensi

atau memberi bukti setoran yang berupa buku cacatan penyetoran, dan buku

tersebut akan di evaluasi setiap bulan sekali serta tes pengulangan hafalannya.

Yang dilakukan oleh pihak terkait, dalam hal ini yaitu pengasuh dan

pengurus.

Setelah melihat melihat dan menyadari bahwa metode takriri ini

sangat memberikan mamfaat dalam mengatasi kelupaan dalam menghafal,

maka ini menjadi alasan penulis mengambil metode takriri tidak metode yang

lain dalam penelitian ini karena sesuai yang di nyatakan oleh salah satu

pengurus Ma’had Nurul Falah dalam pembahasan sebelumnya yaitu pada

halaman 52 dalam sebuah wawancara dengan peneliti, ia menyebutkan

bahwa:

“Dalam keberlansungan Ma’had Nurul Falah dalam beberapa tahun

ini telah mengeluarkan santri dan santriwati yang hafal Al-Qur’an,

meski hafalan yang di wajibkan hanya sebatas Juz 30, tetapi juga

ada sebagian santri dan santriwati yang hafal beberapa Juz seperti 2

Juz, 3 Juz bahkan ada yang lebih. Namun tidak sedikit juga

diantara mereka yang menegluhkan akan menjaga hafalan yang

telah mereka dapat di Ma’had Nurul Falah. Hal tersebut juga

sebenarnya banyak dialami oleh santri yang masih dalam proses

belajar di Ma’had Nurul Falah. Hal tersebutlah yang akhirnya

Page 80: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

62

membuat kami menerapkan metode takrir ini.”(wawancara tanggal

24 Januari 2020).

Karena sesungguhnya sehebat apapun dan sebanyak apupun

hafalan seseorang kalau tidak disertai dengan pengulangan maka cepat atau

lambat hafalannya akan hilang, maka dari itu perlu di terapkan metode takriri

ini dalam menghafal Al-Qur’an. Karena metode takriri ini sangat bermamfaat

bagi para penghafal untuk menjaga hafalannya, tetapi tidak bisa di pungkiri

juga bahwa metode ini memiliki kekurangan.

Adapun kelebihan dan kekurangan metode takriri, seperti yang

sudah di bahas juga pada pembahasan sebelumnya yaitu pada halaman 52

yaitu:

Diantara mamfaat dan kelebihan metode takriri antara lain :

1. Untuk mengetahui letak kesalahan bacaan daalm hafalan

2. Untuk memperkokoh hafalan yang pernah dihafal

3. Sebagai peringatan (mangasah otak) bagi otak dan hafalannya

4. Untuk memantapkan hafalannya sebelum waktunya dan menyingkat

waktu

Di samping beberapa kelebihan di atas, metode takrir memiliki

beebrapa kelemahan, diantaranya:

1. Cepat lupa yang selaras dengan cepatnya hafal. Hanya saja pelajar

dapat memperbanyak baca dan melamakannya

2. Memaksa akal fikiran yang diforsir dengan banyaknya masukan

dalam waktu singkat

3. Metode ini tidak cocok bagi seluruh pelajar, seperti pelajar yang

terdiri dari anak-anak kecil, orang-orang tua atau pelajar yang terikat

dengan undang-undang atau peraturan pelajaran-pelajaran lain harus

dicerna pada waktunya.

Banyak orang yang mudah dalam menghafal, tetapi sulit untuk

dapat selalu mengulang hafalannya agar tetap terjaga. Mengulang hafalan

adalah aktifitas yang melelahkan akal, akan tetapi menghasilkan sesuatu

yang sangat cemerlang dimasa depan.(Ghozali Abbas, 2011 : hlm.23-27)

Page 81: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

63

Dengan demikian upaya tersebut diharapkan dapat mengatasi

hambatan metode takrir dalam menghafal Al-Qur’an di Ma’had Nurul Falah

Kota Jambi. Oleh karena itu, penghambat penerapan metode takrir dalam

menghafal Al-Qur’an tidak sama antara teori dan di lapangan. Maka tidak

heran kalau upaya dan solusi yang diberikan pun tidak sama.

Page 82: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menyajikan uraian yang ditampilkan dalam beberapa

bagian dan menganalisis secara terpadu, maka penulis akan mengambil

kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian ini. Untuk lebih jelasnya penulis

paparkan sebagai berikut:

1. Proses penerapan metode takriri dalam meningkatkan kualitas hafalan

tahfizhul Al-Qur’an juz 30 santri kelas X XI dan XII di Ma’had Nurul

Falah Kota Jambi sudah berjalan dengan baik, walaupun tidak dipungkiri

masih ada beberapa hambatan. Hal ini berdasarkan pada adanya realita

bahwa seluruh proses menghafal Al-Qur’an menerapkan metode takrir,

serta adanya beberapa penghambat yang telah dicarikan solusinya dengan

cepat dan tepat.

2. Faktor penghambat penerapan metode takriri dalam meningkatkan kualitas

hafalan tahfizhul Al-Qur’an juz 30 santri di Ma’had Nurul Falah Kota

Jambi yaitu: pertama, santri kesulitan dalam memeneg waktu. Kedua,

kurang menyadari mamfaat metode takriri dalam menghafal Al-Qur’an,

terutama dalam kelompok Mudarosah kelompok. Ketiga, santri kurang

istiqomah dalam mentakrir hafalan yang telah dihafal.

3. Upaya untuk mengatasi penghambat penerapan metode takriri dalam

meningkatkan hafalan tahfizhul Al-Qur’an juz 30 santri kelas X XI dan

XII di Ma’had Nurul Falah Kota Jambi, yaitu:pertama, melakukan

pembenahan atau managemen waktu dengan memberi tambahan jam

kegiatan Mudarosah ba’da Asar. Kedua , memberikan pemahaman dan

motivasi tentang pentingnya metode takriri dalam menghafal Al-Qur’an

serta evaluasi hafalan Al-Qur’an setiap 1 bulan sekali. Ketiga, mengabsen

atau memberi bukti setoran yang berupa buku catatan penyetoran serta tes

penyetoran hafalannya. Dengan demikian solusi tersebut diharapkan dapat

mengatasi penghambat metode takrir dalam menghafal Al-Qur’an.

Page 83: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

66

B. SARAN

1. Bagi Ma’had

Untuk selalu mempertahankan dan mengoptimalkan metode takrir dalam

menghafal Al-Qur’an, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Saw, para

sahabat, dan para ulama mutakakhirin upaya menjaga hafalan Al-Qur’an.

2. Bagi penghafal Al-Qur’an

Agar tidak mengesampingkan untuk mentakrir (mungulang) secara

istiqomah dalam menghafal Al-Qur’an, karena istiqomah dalam takrir

adalah sangat penting sesudah menghafal. Serta marilah kita bangun

kembali rasa semangat itu untuk selalu menjaga dan mengamalkan Al-

Qur’an.

3. Bagi santri

Dengan adanya metode takrir, setiap santri diharapkan benar-benar

melaksanakan dan menerapkan metode tersebut dengan istiqomah yang

baik dan sungguh-sungguh serta meningkatkan kedisiplinan dalam setoran

maupun tasmi’ berkelompok. Karena dengan adanya rasa tanggung jawab

dan disiplin dari masing-masing santri itulah dapat mengoptimalkan dari

pelaksanaan metode takrir. Dengan demikian akan tercapai apa yang

dimaksud.

4. Bagi khanazah penelitian

Agar penerapan metode takrir dalam menghafal Al-Qur’an dapat

menjadikan motivasi serta sebuah wacana terhadap khanazah keilmuan

yang saat ini maupun lingkungan lainnya. Serta perlu adanya

pengembangan penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode takrir

dalam menghafal Al-Qur’an, sehingga nantinya membawa kesempurnaan

dari bahasan tersebut.

Page 84: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

67

C. Kata Penutup

Dengan memanjatkan syukur al-hamdulillah, yang telah

melimpahkan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang sederhana ini, kendati cukup banyak rintangan

yang menghalang namun berkat ketekunan dan kesabaran, semuanya dapat

diatasi dengan baik dan lancar hal ini tentu saja tidak terlepas dari petunjuk

dan rahmat Allah SWT.

Dengan menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan skripsi

ini banyak sekali ditemui kekurangan, baik dalam penulisan atau pemikiran,

suku kata, pembahasan yang menurut penulis bukanlah sesuatu hal yang

disengaja akan tetapi semua itu karena keterbatasan dan kemampuan penulis.

Dengan penuh harap dan rendah hati, kepada pembaca agar kiranya

dapat memberikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi

kesempurnaannya skripsi ini di masa mendatang karena tidak ada yang bisa

disempurnakan jika tidak ada yang kurang, tidak ada yang bisa dikritik jika

tak ada yang tak memberi kepuasan. Akhirnya kepada Allah jualah, penulis

meminta rahmat dan hidayahnya. Amin ya rabbal ‘alamin.

Jambi, Maret 2020

Penulis

Susi susanti

NIM.TP.161608

Page 85: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Al-Qur’anulkarim & Terjemahan, Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur’an, 2014.

Abdul Hamid, (2017), Pengantar studi Al-Qur’an, Jakarta: Kencana

Amjad Qosim. 2008. Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan. Solo: Qiblat Press

Armei Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.

Jakarata:Ciputat Press

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina

Aksara.

Eriman Saputra, “Metode Menghafal Al-Qur’an di Ma’had Al-Mubarak Al-Islami

Litahfidzil Qur’an Al-Karim Tahtul Yaman Kecamatan

Pelayangan”,Skripsi PAI, UIN STS:Jambi, 2018.

Fatimah Zam Zam, M.G (2017).Metode Pendidikan Islam Perspektif Hadis

Rasulallah saw.Jurnal salbilarraspad,2,71.

Fithriani Gade, (2014). Implementasi metode takrār dalam Pembelajaran

menghafal al-qur’an. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA,14 , 415-416.

Ghozali Abbas, “Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pasantren Al-Mubarak Al-Islami Litahfidzil Qur’an Al-Karim

Kelurahan Tahtul Yaman”, Skripsi PAI, UIN STS : Jambi, 2011.

Indra keswara,( 2017), pengelolaan pembelajaran tahfidzul qur’an (menghafal al

qur’an) di pondok pesantren al husain Magelang. Jurnal Hanata Widya

Volume 6:63.

Lexy, J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 86: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

Lilis Suryani,“Pelaksanaan Pembelajaran Tahfizhul Qur’an Di Pondok

Pasantren Jauharul Falah Al-Islamiah”, Skripsi PAI, UIN STS: Jambi,

2016

M Hanafiah Lubis, (2017). Efektifitas pembelaran tahfizhil al-quran dalam

meningkatkan hafalan santri di islamic centre sumatera utara.Jurnal

ANSIRU PAI,1,68.

Mukhtar. 2007. Pembimbing Skripsi,Tesis dan Artikel Ilmiah,Jambi: Sulthan

Thaha Press.

Nasution. 2011. Metode Research (penelitian ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara

Rofiul wahyudi, Ridhoul Wahidi. (2017), Metode Cepat Hafal Al-Qur’an saat

Sibuk Kuliyah, Yogyakarta : Semesta Hikmah.

Sa’dulloh. (2008). 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani

Samiudin, (2016). Peran Metode Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran.Jurnal

study Islam, 2,114.

Sanapiah Faisal. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : Rajagrafindo

Persada

Sudarto, (2002), Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiyono,(2014), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta

Zaki Zamani, Syukron Maksum. (2014). Metode Cepat Menghafal Al-Qur’an.

Yogyakarta: Al-Barokah

Page 87: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

(IPD)

A. PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Historis dan Geografis Ma’had Nurul Falah Kota Jambi

2. Struktur Organisasi Ma’had Nurul Falah Kota Jambi

3. Jumlah Tenaga pengajar dan Santri Ma’had Nurul Falah Kota Jambi

4. Sarana dan Prasarana Ma’had Nurul Falah Kota Jambi

5. Visi dan Misi Ma’had Nurul Falah Kota Jambi

B. PEDOMAN OBSERVASI

1. Pelaksanaan pembelajaran Tahfizhul Qur’an

2. Materi pembelajaran Tahfizhul Qur’an

3. Waktu dan tempat pelaksanaan metode Takriri

4. Langkah-langkah dalam penerapan metode Takriri

5. Proses penerapan metode Takriri

6. Hambatan dan pendudukung penerapan metode Takriri

7. Solusi dalam mengatasi hambatan penerapan metode Takriri

8. Evaluasi dan penerapan metode Takriri

C. PEDOMAN WAWANCARA

1. Pimpinan Ma’had

a. Bagaimana sejarah berdirinya Ma’had Nurul Falah?

b. Apa visi dan misi Ma’had Nurul Falah?

c. Bagaimana bentuk struktur organisasi kepengurusan Ma’had Nurul

Falah?

d. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki Ma’had Nurul Falah

saat ini dan bagaimana keadaannya?

e. Berapa jumlah tenaga pengajar atau Ustadz dan Ustadzah di Ma’had

Nurul Falah?

f. Siapa saja yang dilibatkan dalam kepengurusan Ma’had Nurul

Falah?

g. Berapa jumlah Santri dan Santriwati di Ma’had Nurul Falah?

h. Alasan kenapa kegiatan Tahfizh dijadikan salah satu program wajib

di Ma’had Nurul Falah?

i. Selain dari program Tahfizh, program apa saja yang di terapkan di

Ma’had Nurul Falah?

j. Apa saja prestasi yang sudah dicapai oleh santri, khusus nya yang

bersangkutan dengan Tahfizhul Qur’an?

Page 88: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

2. Guru/Ustadz dan Ustdzah

a. Kapan waktu proses pembelajaran Tahfizhul Qur’an di Ma’had

Nurul Falah?

b. Bagaimana penerapan metode takriri dalam meningkatkan kualitas

hafalan Tahfizhul Qur’an yang diterapkan di Ma’had Nurul Falah?

c. Bagaimana cara guru memberi evaluasi terhadap hafalan yang sudah

dicapai pada santri?

d. Bagaimana antusias santri selama penerapan metode takrir dalam

menghafal?

e. Apa kendala yang sering ditemui santri dalam menerapkan metode

takrir?

f. Bagaimana upaya mengatasi kendala dalam penerapan metode

takrir?

g. Apa saja yang dilakukan pengurus atau Ustadz supaya santri selalu

menjaga hafalannya?

3. Santri

a. Bagaimana cara santri menghafal?

b. Bagaimana cara membagi waktu antara menghafal dan mengulang

hafalan?

c. Apa pandangan santri dengan diterapkannya metode takrir dalam

menghafal Al-Qur’an di Ma’had Nurul Falah?

d. Apa kendala yang dominan dalam menghafal dan mentakrir

(mengulang) hafalan?

e. Apa sebab tidak istiqomah dalam menerapkan takrir?

Page 89: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA KELAS

JUMLAH HAFALAN

1 Ari Gusmansyah XII Tuntas Juz 30

2 Dwi Yar Peka XI Annas-Al-Buruj

3 Ilhamsyah XII Annas-Al-Buruj

4 Misnawati XII Tuntas Juz 30

5 Pela Andika Sari XI Annas-Al-fajr

6 Restu X Annas-Al-Ghosyiyah

7 Rizki Amanda XI Annas-Al-Buruj

Page 90: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

DAFTAR RESPONDEN

No NAMA JABATAN

1 Hendra, M.Pd.I Pimpinan Ma’had

2

Drs.Rd.H Muhammad

Jangcik Ja’far

Pengasuh Ma’had

3 Yunus Pengurus

4 Wawan Pengurus

5 Susi Susanti Pengurus

6 Nadia Pengurus

Page 91: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …
Page 92: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

(Dokumentasi: wawancara dengan pimpinan Ma’had Nurul Falah 2020)

(Poto wawancara dengan pimpinan Ma’had Nurul Falah 2020)

Page 93: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

(Poto Wawancara dengan pengasuh Ma’had Nurul Falah 2020)

(Poto wawancara dengan santriwati Ma’had Nurul Falah 2020)

Page 94: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

(Poto wawancara dengan santriwati Ma’had Nurul Falah 2020)

Page 95: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …
Page 96: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

(Buku setoran santri 2020)

Page 97: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

(Buku setoran santri 2020)

Page 98: PENGGUNAAN METODE TAKRIRI DALAM MENINGKATKAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Susi Susanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat /tgl Lahir : Batu Kerbau 07 Mei 1997

Alamat Asal : Ds. Batu Kerbau Kec. Pelepat Kab. Bungo Prov.

Jambi

Alamat Sekarang : Simpang Rimbo Kota Jambi

Alamat Email : [email protected]

No. Kontak : 0853-8454-2390

Pendidikan Formal

1. SD, tahun tamat : SD NO 63/II Batu Kerbau, 2009

2. SMP, tahun tamat : SMP Negeri 6 Pelepat, 2013

3. MA, tahun tamat : M.A Nurul Falah Kota Jambi, 2016

Motto

Jambi, 13 Maret 2020

Penulis

SUSI SUSANTI

TP.161608