penggunaan metode bcct ( beyond center and · pdf fileperencanaan tindakan, pelaksanaan...

110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME ) BERBASIS PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI DI KELAS B2 TK RAUDLOTUL ATHFAL ISLAM IRMAS SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh : Reni Retnowati K 5106037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vuongdieu

Post on 28-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME ) BERBASIS

PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERHITUNG MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI

DI KELAS B2 TK RAUDLOTUL ATHFAL

ISLAM IRMAS SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh :

Reni Retnowati

K 5106037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME ) BERBASIS

PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERHITUNG MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI

DI KELAS B2 TK RAUDLOTUL ATHFAL

ISLAM IRMAS SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

Reni Retnowati

K 5106037

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Page 4: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 30 Juni 2011

Page 5: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Reni Retnowati. PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND

CIRCLE TIME ) BERBASIS PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MATEMATIKA

PADA ANAK USIA DINI DI KELAS B2 TK RAUDLOTUL ATHFAL ISLAM

IRMAS SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta,

April, 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung

matematika anak usia dini di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS

Sukoharjo melalui penggunaan metode BCCT ( Beyond Center and Circle Time )

berbasis permainan berhitung permulaan.

Penelitian ini berbentuk Classroom Action Research / Penelitian

Tindakan Kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Penelitian ini berupa kolaborasi atau kerjasama antara peneliti, guru, dan

siswa. Langkah –langkah dalam penelitian ini terdiri dari identifikasi masalah,

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi hasil dan merevisi

perencanaan untuk tahap selanjutnya. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, siklus I

terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan. Sumber data

penelitian ini adalah peristiwa proses pembelajaran berhitung Matematika yang

berlangsung di kelas dengan informan (guru dan siswa), serta dokumen. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, tes dan metode

dokumentasi. Untuk menguji validitas data penulis menggunakan triangulasi

teknik dan review informan. Teknis analisis yang digunakan adalah dengan

analisis kritis dan analisis deskriptif. Data kualitatif dianalisis dengan teknik

analisis kritis sedangkan data yang berupa tes diklasifikasikan sebagai data

kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif, yakni memperlihatkan

pencapaian nilai tes antar siklus dengan indikator pencapaian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan

metode BCCT ( Beyond Center And Circle Time ) berbasis permainan berhitung

permulaan dapat meningkatkan kemampuan berhitung matematika pada anak

usia dini di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam Irmas Sukoharjo tahun ajaran

2010/2011

Page 6: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Reni Retnowati. THE USAGE OF BCCT METHODE (BEYOND CENTRE

AND CIRCLE TIME) BASED ON THE CALCULATION GAMES TO

ENHANCE THE ABILITY OF MATHEMATIC CALCULATION ON THE

EARLY AGE CHILDREN IN B2 CLASS OF RAUDHATUL ATHFAL ISLAM

IRMAS SUKOHARJO 2010.2011. Thesis, Surakarta: Theacher Training and

Education Faculty Surakarta,. Sebelas Maret University.

The purpose of this research is to increase the ability of mathematic

calculation on the early age children B2 Class of Raudhatul Athfal Islam IRMAS

Sukoharjo through the usage of BCCT method ( Beyond Center and Circle Time )

based on the beginning of calculation games.

This research is Classroom Action Research. This is an observation

toward the teaching activity as an action, which is meant to be created and be

happened in the class together. The research is a collaboration between the

researcher, teacher and the students. The steps in this research consists of problem

identification, action plan, the implementation of the action which is happened in

the class together. The research is a collaboration between teacher, researcher, and

students. The steps in this research consist of problem identification, action plan,

observation, result reflection, and revision of the next planning.The research

consist of two cycles. Cycle 1 consist of three meeting and the cycle II consist of

two meeting. The data source of this research is Mathematics Calculation teaching

process in the class with an respondent (teacher and student), also the documents.

The methods of collecting data is observation method, test and documentation

methods. To examine the data validity, the researcher use the triangulation

technique and respondent review. Analytic technique which is used is critical

analysis and descriptive comparative analytic. The qualitative data is analyzed by

critical analytic. Meanwhile the data form the test will be classified as quantitative

data. Those data will be analyzed descriptively and comparatively. The method is

to description the test mark of two cycle with tha indicator of achievement.

Based on the result we may conclude that the usage of BCCT( Beyond

Center And Circle Time ) based on the on the Calculation Games can Enhance the

ability of Mathematic calculation on the early age children in B2 Class of

Raudhatul Athfal Islam Irmas Sukoharjo 2010/2011

Page 7: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Hidup adalah proses belajar. Setiap insan hendaklah belajar dari kesalahan

,tanpa kenal putus asa untuk menjadi yang lebih baik”.

“ Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan”.

(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Page 8: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan

Kepada:

1. Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih atas doa

tulus dan kasih sayangnya.

2. Suamiku yang senantiasa menyemangati

3. Anakku Nahdan tersayang

4. Kakak dan adik tercinta

5. Bapak dan Ibu Dosen PLB yang telah

banyak memberikan ilmu.

6. Almamater.

Page 9: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, motivasi dan bimbingan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis

ucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, yang telah

memberikan izin dalam melakukan penelitian;

2. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Bapak Prof. Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si yang telah memberikan

izin dalam melakukan penelitian;

3. Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Bapak Drs. Amir Fuady, M.Hum yang telah memberikan izin

dalam melakukan penelitian;

4. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd;

5. Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Bapak Drs.

Gunarhadi, M.Kes;

6. Bapak Drs. Rachmad Djatun, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi;

7. Bapak Priyono, S. Pd, M. Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi;

8. Ibu Rahayu Budi Utami,A.ma.Pd.TK,S.Pd, selaku Kepala Sekolah TK RA Islam

IRMAS Sukoharjo yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;

9. Ibu Erna dan ibu Endang, selaku guru kelas B2 TK RA Islam IRMAS Sukoharjo

, yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta kerjasama dalam

bentuk kolaborasi dengan penulis dalam penelitian ;

Page 10: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Seluruh ibu guru TK RA Islam IRMAS Sukoharjo yang telah ikut memberikan

semangat dan bantuan selama pelaksanaan penelitian;

11. Siswa kelas B2 TK RA Islam IRMAS Sukoharjo yang telah membantu

pelasanaan penelitian;

12. Teman-teman PLB 2006 atas semangat dan dukungan;

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 11: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI …… ............................................................. 6

A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6

1. Tinjauan tentang Pendidikan Anak Usia Dini ...................... 6

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini.......................... 6

b. Tokoh Pendidikan Usia Dini ......................................... 7

c. Ciri Tahapan Perkembangan Berdasarkan Aspek

Perkembangan Anak Prasekolah ................................... 9

d. Kurikulum untuk Pendidikan Prasekolah ....................... 13

2. Tinjauan tentang BCCT ...................................................... 16

a. Pengertian BCCT .......................................................... 16

b. Tujuan Metode BCCT ................................................... 17

Page 12: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

c. Landasan Pengembangan BCCT ................................... 17

d. Prinsip BCCT ............................................................... 18

e. Pijakan – pijakan dalam Metode BCCT ......................... 19

f. Macam-macam / Tour Sentra dan Efek yang Diharapkan

Implementasi Ilmu Pengetahuan dalam Kegiatan Main . 20

g. Ciri – ciri Kelas yang Menggunakan Metode BCCT ...... 22

h. Kecenderungan Belajar yang Melandasi Metode BCCT 22

3. Tinjauan tentang Permainan Berhitung Permulaan .............. 23

a. Tinjauan Tentang Permainan ......................................... 23

b. Landasan Teori Permainan Berhitung Permulaan ......... 29

c. Metode Permainan Berhitung ........................................ 31

d. Prinsip-prinsip Permainan Berhitung Permulaan ........... 32

e. Ciri-ciri Anak Menyenangi Permainan Berhitung .......... 33

f. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan .................................. 33

g. Pelaksanaan Permainan Berhitung Permulaan ............... 33

4. Tinjauan tentang Matematika ............................................. 35

a. Pengertian Matematika .................................................. 35

b. Tahapan Mempelajari Matematika pada Anak TK ......... 35

c. Konsep Berhitung yang Diperkenalkan untuk Anak TK 36

B. Kerangka Berpikir .................................................................... 38

C. Hipotesis .................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... . 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 40

B. Pendekatan Penelitian ............................................................... 41

C. Subjek Penelitian ...................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 43

E. Sumber Data ............................................................................. 47

F. Uji Validitas Data ..................................................................... 47

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 48

H. Indikator Ketercapaian .............................................................. 48

I. Prosedur Penelitian ................................................................... 49

Page 13: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 52

A. Deskripsi Kondisi Awal............................................................ 52

B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 55

1. Siklus I ................................................................................ 55

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 55

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................ 60

c. Observasi ........................................................................ 66

d. Analisis dan Refleksi ....................................................... 67

2. Siklus II ............................................................................... 68

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 68

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 73

c. Observasi ........................................................................ 78

d. Analisis dan Refleksi ....................................................... 79

C. Pembahasan Hasil penelitian .................................................... 80

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 87

A. Simpulan .................................................................................. 87

B. Implikasi .................................................................................. 87

C. Saran ........................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 90

Page 14: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ................................ 40

Tabel 2 : Kisi-kisi Soal................................................................................. 46

Tabel 3 : Indikator Ketercapaian .................................................................. 49

Tabel 4 : Kemampuan Awal Berhitung Matematika Siswa Kelas B2 TK

Raudlotul Athfal Islam Irmas Sukoharjo Tahun Ajaran 2010 / 2011

Semester Genap…………………………………………………… 52

Tabel 5 : Hasil Observasi Kondisi Awal Keaktifan Siswa ............................ 54

Tabel 6 : Hasil Tes Berhitung Matematika Siklus I ...................................... 64

Tabel 7 : Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ...................................... 65

Tabel 8 : Hasil Tes Berhitung Matematika Siklus II ..................................... 76

Tabel 9 : Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ..................................... 77

Tabel 10: Peningkatan Nilai Tes Berhitung Matematika Tiap Siklus ............. 83

Tabel 11: Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam

Irmas Sukoharjo Tahun Ajaran 2010 / 2011 .................................. 85

Page 15: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Contoh Benda Kongkrit ............................................................ 36

Gambar 2 : Contoh Benda Visual ................................................................ 36

Gambar 3 : Contoh Benda Simbol ............................................................... 36

Gambar 4 : Contoh Pengenalan Angka dengan Gambar Bintang ................. 37

Gambar 5 : Contoh Penambahan dan Pengurangan dengan Gambar ............ 38

Gambar 6 : Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ......................................... 38

Gambar 7 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 42

Gambar 8 : Alat dan Bahan untuk Meronce Manik-manik............................. 56

Gambar 9 : Bahan untuk Menempel Beruang Teddy. .................................. 58

Gambar 10: Kubus Bergambar ..................................................................... 59

Gambar 11: Bahan Permainan Klasifikasi Hewan ........................................ 70

Gambar 12 : Alat dan Bahan untuk Membuat Kalung Angka......................... 72

Gambar 13: Grafik Peningkatan Nilai Test Berhitung Matematika Tiap Siklus 84

Gambar 14: Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas B2………………… 86

Page 16: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Satuan Kegiatan Harian Siklus I ............................................ 93

Lampiran 2 : Silabus TK B......................................................................... 99

Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal ........................................................................ 100

Lampiran 4 : Soal Pre test / Post Test ......................................................... 101

Lampiran 5 : Lembar Observasi Keaktifan Siswa ....................................... 104

Lampiran 6 : Lembar Observasi Kemampuaan Guru Menjelaskan ............. 105

Lampiran 7 : Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Kelas......... 106

Lampiran 8 : Satuan Kegiatan Harian Siklus II ............................................ 107

Lampiran 9 : Dokumentasi Kondisi Awal................................................... 111

Lampiran 10 : Dokumentasi Siklus I ............................................................. 112

Lampiran 11 : Dokumentasi Siklus II ............................................................ 114

Lampiran 12 : Daftar Nama Siswa Kelas TK B2 .......................................... 116

Lampiran 13 : Surat Permohonan Izin Research Kepada Rektor .................... 117

Lampiran 14 : Surat Permohonan Izin Research Kepada Kepala Sekolah ...... 118

Lampiran 15 : Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi .............................. 119

Lampiran 16 : Surat Keputusan Dekan FKIP ................................................. 120

Lampiran 17 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .......................... 121

Page 17: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar adalah suatu hal yang sangat penting dalam

dunia pendidikan, sehingga perlu mendapat tempat pertama di semua jenjang

pendidikan. Salah satu pendidikan yang sangat penting yaitu pendidikan anak usia

dini atau pendidikan anak prasekolah, dimana pendidikan anak usia dini itulah

yang akan menjadi pondasi dasar bagi pendidikan anak selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang akan dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional )

Menurut Marjory Ebbeck (dalam Hibana S. Rahman,2002:2) pendidikan

anak usia dini adalah pelayanan kepada anak muali lahir sampai umur delapan

tahun.

Pendidikan usia dini menurut Hibana S. Rahman (2002:2) adalah upaya

terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-

8 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki

secara optimal

Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini semakin banyak

disadari oleh berbagai fihak. Hasil penelitian menyatakan bahwa usia dini

merupakan perkembangan masa emas ’golden age’ sebab pada masa ini seorang

anak mengalami perkembangan otak yang sangat pesat bahkan mencapai 50 %

dari seluruh perkembangan otak manusia. Otak akan berkembang optimal jika

anak mendapat pengalaman yang menyenangkan. Artinya, secara emosi anak

merasakan aman, nyaman dan menyenangkan. Pengalaman yang dialami anak

pada masa ini akan dibawa seumur hidupnya, maka implikasinya pada pendidikan

usia dini adalah diperlukan langkah tepat sesuai dengan kebutuhan anak dimasa

1

Page 18: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

depan. Keberhasilan membina anak sejak dini merupakan kesuksesan bagi masa

depan anak. Sebaliknya kegagalan dalam memberikan pembinaan, pendidikan,

pengasuhan dan perilaku akan merupakan bencana bagi kehidupan anak di masa

yang akan datang

Pendidikan anak usia dini dapat diperoleh melalui jalur pendidikan

formal yang berbentuk taman kanak-kanak yang memberikan pelayanan

pendidikan bagi anak usia 4 – 6 tahun. Di taman kanak-kanak, anak akan dididik

dan dilatih berbagai bidang pengembangan pembisaaan yang meliputi moral,

nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian. Di taman kanak-kanak, anak

juga dididik dengan berbagai bidang pengembangan KBM yang meliputi bahasa,

kognitif, fisik motorik dan seni.

Tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah untuk membantu

meletakkan dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya

cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Berdasarkan rumusan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor

0486/U/1992 tentang TK bab II pasal 3 dalam Hibana S Rahman (2002:48)

Salah satu bidang pengembangan KBM di TK yaitu bidang

pengembangan kognitif. Pengembangan kognitif dapat diperloleh melalui

kegiatan berhitung, membilang, mengelompokkan, mengenal bentuk,

membedakan sesuatu dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan guru bidang

pengembangan kognitif merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh

anak. Sebagai seorang guru hendaknya pandai-pandai memilih strategi

pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Pada dasarnya kemampuan akademik yang dikembangkan di TK adalah

membaca, menulis dan berhitung. Pada kenyataannya dari ketiga hal tersebut yang

sulit dipelajari adalah berhitung. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti ketika menjadi guru kontrak di TK RA Islam IRMAS

Sukoharjo. Banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam hal berhitung

yang termasuk masih sederhana.

Pada umumnya siswa di TK RA Islam IRMAS Sukoharjo sudah hafal

dalam membilang angka,tetapi mereka akan kesulitan dalam penerapannya.

Page 19: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kebanyakan siswa akan kesulitan menghitung benda dan menulis angka yang

dimaksud serta beberapa konsep dalam berhitung lainnya, tak jarang siswa masih

banyak yang keliru. Selain itu mereka juga kesulitan dalam hal penjumlahan

maupun pengurangan.

Metode pembelajaran yang tak sesuai sering kali membuat siswa cepat

bosan. Akibatnya siswa akan malas mengerjakan tugas dan tidak berminat

mengerjakan soal hitungan berikutnya.

Usia dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan

berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan

berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak

hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan

emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi

dan menyenangkan.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (dalam Yuliani Nurani Sugiono (2006 :

2.7) permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk

menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi

pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti

pendidikan dasar.

Bila penyebab kesulitan anak dapat diatasi, maka akan tercipta kondisi

interaktif dan dinamis antara guru dengan anak. Interaksi di dalam pembelajaran

mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan guru dan anak

namun berupa hubungan interaktif edukatif. Dalam hal ini bukan hanya sekedar

penyampaian materi pembelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada

akan yang sedang belajar.

Metode permainan berhitung permulaan ini akan tepat jika dipadukan

dengan metode BCCT ( Beyond Center and Circle Time ). Pendekatan BCCT

mendasarkan pada asumsi bahwa anak belajar melalui bermain dengan benda-

benda dan orang-orang disekitarnya (lingkungan).

Page 20: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Menurut Nafik (2008 ) BCCT yaitu konsep belajar dimana guru-guru

menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Taman Pendidikan Usia Dini (TPAUD)

Cahaya Ilmu Semarang (2008) ada beberapa sentra dalam metode BCCT : sentra

bahan alam, sentra main peran mikro/makro, sentra balok, sentra persiapan,sentra

iman dan taqwa, sentra seni dan kreatifitas, sentra musik dan budaya

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas maka dalam

penelitian ini peneliti mengambil judul Penggunaan Metode BCCT ( Beyond

Center and Circle Time ) Berbasis Permainan Berhitung Permulaan Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Matematika Pada Anak Usia Dini Di

Kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo Tahun Ajaran

2010/2011

B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan metode BCCT ( Beyond Center and Circle Time )

berbasis permainan berhitung permulaan dapat meningkatkan kemampuan

berhitung matematika anak usia dini di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam

IRMAS Sukoharjo ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan kemampuan berhitung matematika anak usia dini di

kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo melalui penggunaan

metode BCCT ( Beyond Center and Circle Time ) berbasis permainan berhitung

permulaan.

Page 21: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah

bertambahnya reverensi untuk meningkatkan kemampuan berhitung untuk anak

usia dini khususnya usia TK. Selain itu, penelitian ini bisa dijadikan sebagai

dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang lebih

kompleks.

2. Manfaat Praktis

a. Guru

1) Sebagai gambaran penggunaan metode BCCT ( Beyond Center and

Circle Time ) berbasis permainan berhitung permulaan Untuk

meningkatkan kemampuan berhitung matematika pada anak usia dini di

Kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo Tahun Ajaran

2010/2011, sekaligus memberikan alternatif solusi pada kesulitan

berhitung pada siswa TK.

2) Sebagai salah satu pilihan untuk menerapkan salah satu media

pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa untuk

meningkatkan kemampuan berhitung matematika pada anak usia dini di

kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo.

b. Siswa kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo.

1) Sebagai alternatif metode belajar untuk meningkatkan kemampuan

berhitung matematika siswa.

2) Sebagai salah satu sarana untuk membantu siswa dalam memahami isi

suatu hitungan dalam matematika.

c. Bagi peneliti selanjutnya

1) Sebagai salah satu referensi untuk melakukan kajian-kajian lebih lanjut

mengenai suatu metode pembelajaran berhitung permulaan dengan

metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

siswa.

2) Menjadi salah satu bahan kajian yang relevan dalam penelitian lanjutan

dengan variabel yang sama, di sekolah dan kondisi yang berbeda.

Page 22: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pendidikan Anak Usia Dini

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan prasekolah/usia dini adalah pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan

keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur

pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah (PP 27/1990).

Pengertian pendidikan anak usia dini atau sering disebut juga pendidikan pra

sekolah telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya

mengandung pengertian yang sama. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi

pendidikan usia dini.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang akan dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional )

Menurut Marjory Ebbeck (dalam Hibana S. Rahman,2002:2) pendidikan

anak usia dini adalah pelayanan kepada anak mulai lahir sampai umur delapan

tahun.

Pendidikan usia dini menurut Hibana S. Rahman (2002:2) adalah upaya

terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-

8 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki.

Pendidikan anak usia dini menurut Sunarwati (2007) adalah jenjang

pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang

diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

6

Page 23: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Menurut Grace Anata Irlanari (2009) pendidikan anak usia dini adalah

suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.

Dari berbagai pendapat dari para ahli penulis dapat mengambil

kesimpulan, pendidikan anak usia dini atau prasekolah adalah jenjang pendidikan

yang ditujukan untuk anak sebelum memasuki sekolah dasar usia nol sampai

enam tahun yang bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani maupun rohani yang dilaksanakan pada jalur pendidikan formal maupun

non formal.

b. Tokoh Pendidikan Usia Dini

Adapun tokoh pendidikan usia dini menurut Agus Ruslan (2007) dalam

adalah :

1) Martin Luther (1483 - 1546)

Menurut Martin Luther tujuan utama sekolah adalah mengajarkan

agama, dan keluarga merupakan institusi penting dalam pendidikan

anak.

2) Jean - Jacques Rousseau (1712 - 1718)

Bukunya Du de 'education, menggambarkan cara pendidikan anak sejak

lahir hingga remaja. Menurut Rousseau: "Tuhan menciptakan segalanya

dengan baik; adanya campur tangan manusia menjadikannya jahat (God

make every things good; man meddles with them and they become

evil). Rousseau menyarankan "kembali ke alam" atau "back to nature",

dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam pendidikan anak yaitu :

"naturalisme". Naturalisme berarti, pendidikan akan diperoleh dari

alam, manusia atau benda, bersifat alamiah sehingga memacu

berkembangnya mutu, seperti kebahagiaan, sportivitas dan rasa ingin

tahu. Dalam prakteknya naturalisme menolak pakaian seragam (dress

code), standarisasi keterampilan dasar yang minimum, dan sangat

mendorong kebebasan anak dalam belajar

3) Johan Heindrich Pestalozzi (1746 - 1827)

Dalam bukunya "Emile" ia sangat terkesan dengan "back to nature". Ia

mengintegrasikan kehidupan rumah, pendidikan vokasional dan

pendidikan baca tulis. Pestalozzi yakin segala bentuk pendidikan adalah

Page 24: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

melalui panca indra dan melalui pengalamannya potensi untuk

dikembangkan. Belajar yang terbaik adalah mengenal beberapa konsep

dengan panca indra. Ibu adalah seorang pahlawan dalam dunia

pendidikan, yang dilakukannya sejak awal kehidupan anak.

4) Frederich Wilhelm Froebel (1782 - 1852)

Froebel menciptakan "Kindergarten" atau taman kanak-kanak, oleh

karena itu ia dijadikan sebagai "bapak PAUD". Pandangan Froebel

terhadap pendidikan dikaitkan dengan hubungan individu, Tuhan dan

alam. Ia menggunakan taman atau kebun milik anak di Blankenburg

Jerman, sebagai milik anak. Bermain merupakan metode pendidikan

anak dalam "meniru" kehidupan orang dewasa dengan wajar.

Kurikulum PAUD dari Froebel meliputi :

a) Seni dan keahlian dalam konstruksi, melalui permainan lilin dan

tanah liat, balok-balok kayu, menggunting kertas, menganyam,

melipat kertas, meronce dengan benang, menggambar dan

menyulam.

b) Menyanyi dan kegiatan permainan.

c) Bahasa dan Aritmatika.

Menurut Froebel guru bertanggung jawab dalam membimbing,

mengarahkan agar anak menjadi kreatif, dengan kurikulum terencana

dan sistematis.

Guru adalah manajer kelas yang bertanggung jawab dalam

merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, membimbing,

mengawasi dan mengevaluasi proses ataupun hasil belajar. Tanpa

program yang sistematis penyelenggaraan PAUD bisa membahayakan

anak.

5) John Dewey (1859 - 1952)

John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan

Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah

"Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya

daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered

Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme

mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum

jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My

Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan

dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-

anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan. "

6) Maria Montessori (1870 - 1952)

Sebagai seorang dokter dan antropolog wanita Italy yang pertama, ia

berminat terhadap pendidikan anak terbelakang, yang ternyata

metodenya dapat digunakan pada anak normal. Tahun 1907 ia

mendirikan sekolah "Dei Bambini" atau rumah anak di daerah kumuh di

Roma. Metode Montessori adalah pengembangan kecakapan indrawi

untuk menguasai iptek untuk diorganisasikan dalam pikirannya, dengan

menggunakan peralatan yang didesain khusus. Belajar membaca dan

menulis diajarkan bersamaan. Montessori berpendapat anak usia 2 - 6

Page 25: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tahun paling cepat untuk belajar membaca dan menulis. Kritik terhadap

Montessori adalah karena kurang menekankan pada perkembangan

bahasa dan sosial, kreatifitas, musik dan seni.

7) McMiller Bersaudara

Rachel dan Margaret mendirikan sekolah Nursery yang pertama di

London pada tahun 1911. sekolah ini mementingkan kreatifitas dan

bermain termasuk seni.

8) Jean Piaget (1896 - 1980)

Ilmuwan Swiss ini tertarik pada ilmu pengetahuan proses belajar dan

berfikir, meskipun ia sendiri ahli dalam biologi. Menurut Piaget ada tiga

cara anak mengetahui sesuatu :

Pertama, melalui interaksi sosial,

Kedua, melalui interaksi dengan lingkungan dan pengetahuan fisik,

Ketiga, Logica Mathematical, melalui konstruksi mental.

9) Benjamin Bloom

Bloom (1964) mengamati kecerdasan anak dalam rentang waktu

tertentu, yang menghasilkan taksanomi Bloom. Kecerdasan anak pada

usia 15 tahun merupakan hasil PAUD. Pendapat ini dukung oleh Hunt

yang menyatakan bahwa PAUD memberi dampak pada pengembangan

kecerdasan anak selanjutnya.

10) David Werkart

Metode pengajarannya menggunakan prinsip-prinsip :

a) Memberikan lingkungan yang nyaman,

b) Memberikan dukungan terhadap tingkah laku dan bahasa anak,

c) Membantu anak dalam menentukan pilihan dan keputusan,

d) Membantu anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri dengan

melakukannya sendiri.Werkart mendirikan lembaga High Scope

Education (1989).

c. Ciri Tahapan Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak

Prasekolah

1) Perkembangan Jasmani / fisik

Perkembangan fisik menurut Abdul Salim (1993:7) meliputi

a) Perkembangan motorik kasar yaitu gerak yang melibatkan sebagian besar

bagian tubuh, dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot –

otot besar, misalnya gerakan melompat dari suatu temapat.

Tahapan perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah

(1) Umur 3-4 tahun

(a) Lari menghindari hambatan

(b) Berjalan di atas garis

(c) Melompat di atas satu kaki

(d) Berdiri di atas satu kaki, selama 5 – 10 detik

(e) Mendorong, menarik, mengemudikan mainan

(f) Mengendarai sepeda roda tiga

Page 26: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(g) Melompat di atas benda stinggi 15 cm, mendarat dengan dua kaki

bersama.

(h) Melempar bola di atas kepala

(i) Menangkap bola yang dilemparkan kepadanya

(2) Umur 4 -5 tahun

(a) Berjalan mundur dengan tumit berjingkat / jinjit

(b) Lompat ke depan 10 kali tanpa jatuh

(c) Naik turun tangga dengan kaki berganti - ganti

(3) Umur 5 – 6 tahun

(a) Berlari ringan di atas ujung jari kaki/ jinjit

(b) Berjalan di atas papan keseimbangan

(c) Dapat melompat sejauh 20 cm

(d) Main lompat tali dengan kaki berganti - ganti

b) Perkembangan motorik halus yaitu gerakan yang hanya melibatkan bagian

tubuh tertentu saja, dan dilakukan oleh otot –otot kecil sehingga

memerlukan tenaga, namun memerlukan kecermatan dan fungsi koordinasi

yang lebih komplek. Misalnya, menggambar, menulis dll.

Tahapan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah

(1) Umur 3-4 tahun

(a) Membuat menara dari balok kecil

(b) Meniru membuat bentuk lingkaran

(c) Meniru garis

(d) Membuat garis silang

(e) Membuat segi empat

(f) Meniru tulisan

(g) Membuat bentuk – bentuk tertentu

(2) Umur 4 -5 tahun

(a) Menggunting kertas, mengikuti garis tanpa putus

(b) Menggambar garis silang

(c) Menggambar segi empat

(3) Umur 5 – 6 tahun

(a) Menggunting bentuk sederhana

(b) Meniru membuat segitiga

(c) Membuat bentuk wajik, segitiga, segi empat

(d) Menulis angka

(e) Memberi warna (berbagai bentuk gambar)

2) Perkembangan Kognitif

Ciri perkembangan kognitif anak usia TK menurut Snowman (dalam

Soemantri Patmonodewo, 2003:35)

a) Anak prasekolah telah terampil dalam berbahasa.

b) Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,

kesempatan, mengagumi, mengasihi, dan kasih sayang.

Page 27: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3) Perkembangan bahasa

Bagi anak – anak usia prasekolah, tibalah saatnya pertumbuhan dahsyat

dalam bidang bahasa. Perbendaharaan kata meluas dan struktur semantik dan

sintaksis bahasa mereka semakin bertambah rumit. Perubahan dalam bidang

bahasa ini mewakili perkembangan dibidang kemampuam kognitif. Anak – anak

usia 3 tahun memiliki sekitar 900 sampai 1000 kata dan sekitar 90 % dari apa

yang mereka ucapkan dapat dipahami. Anak – ank usia 3 tahun mulai

menggunakan kalimat yang tersusun dengan baik sesuai aturan tata bahsa. Mereka

mulai menggunakan kata ganti orang saya, kau, secar benar. Mereka juga tahu

paling kurang tiga kata depan, biasanya di, di atas dan di bawah.

Pada usia 4 tahun, perkembangan bahasa anak – anak meledak.

Perbendaharaan kata mereka mencakup sekitar 4000 sampai 6000 kata, dan

mereka banyak berbicara dalam kalimat lima sampai enam kata. Bagaimanapun ,

kadang – kadang mereka berusaha mengkomunikasikan lebih daripada yang

mampu dilakukan perbendaharaan kata bagi mereka dan memperluas kata – kata

untuk menciptakan warna baru. (Snow, Burns dan Griffin , 1998 dalam Carol

Seefeldt & Barbara A.Wasik,2008:9).

Bahasa anak usia 5 tahun berkembang terus dan perbendaharaan kata –

kata mereka meluas sampai 5000 ke 8000 kata. Jumlah kata dalam kalimat

bertambah dan struktur kalimat menjadi lebih rumit. Sebagai hasil dari umpan

balik dari orang dewasa, anak –anak usia 5 tahun mulai mengurangi pemakaian

perluasan peraturan atas kata kerja dan bentuk jamak, sering kali mengoreksi

kekeliruan mereka sendiri. Anak – anak usia 5 tahun menjadi semakin pintar

dalam kemampuan mereka mengkomunikasikan gagasan dan perasaan mereka

dengan kata – kaat. (Ninio dan Snow, 1996 dalam Carol Seefeldt & Barbara

A.Wasik.2008)

Dalam membicarakan tentang bahasa terdapat 3 butir yang perlu

dibicarakan, yaitu :

Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan bicara. Bahasa biasanya dipahami

sebagai sistem tata bahasa yang bersifat rumit dan bersifat , sedangkan

kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk kata-kata. Walaupun

Page 28: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

bahasa dan kemapuan bicara sangat dekat hubungannya, keduanya berbeda.

Perbedaan bahasa dan kemampuan bicara menurut Carol Seefeldt & Barbara

A.Wasik (2008:10) adalah

1) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat

pengertian / reseptif (understanding) dan pernyataan/ ekspresif

(producing). Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca)

menunjukan untuk anak untuk memahami dan berlaku terhadap

komunikasi yang ditujukan pada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara

dan tulisan) menunjukan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada

orang lain.

2) Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan

berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat

merencanakan menyelesaikan masalah dan menyerasikan gerakan

mereka.

4) Perkembangan Emosi dan Sosial

Perkembangan emosi berhubungan erat dengan seluruh aspek

perkembangan anak. Anak –anak usia prasekolah mengungkapkan sederetan

emosi dan mampu menggunakan secara serasi ungkapan seperti gila, sedih,

bahagia dan sudah bisa membedakan perasaan – perasaan mereka. Dalam tahun

prasekolah ini, situasi emosi anak –anak sangat bergantung keadaan dan bisa

berubah secepat mereka beralih dari kegiatan satu kegiatan lain.

Menurut Hyson,1994 dalam Dorothy Rich (2008:13) Anak -anak usia

prasekolah mulai mengerti berbagai perasaan berbeda yang mereka alami,

namun sulit mengatur perasaan dan menggunakan ungkapan yang sesuai

untuk melukiskan perasaan itu. Gejolak perasaan sangat berhubungan

dengan peristiwa – peristiwa dan perasaan yang terjadi pada saat itu)”. Anak

– anak usia empat tahun sering lebih menggunakan sarana fisikguna

menyelesaikan konflik ketimbang pakai kata – kata untuk merundingkan

kebutuhan mereka

Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan

tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan – aturan yang berlaku

di dalam masyarakat di mana anak berada.

Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari , bukan sekedar

hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang anak diperoleh selain dari

proses kematngan juga melalui kesempatan belajar dari respons terhadap tingkah

laku anak.

Page 29: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Masalah sosial dan emosional yang sering muncul pada anak usia sekolah

antara lain menurut Dorothy Rich (2008:15) adalah :

1) Rasa cemas yang berkepanjangan atau takut yang tidak sesuai kenyataan

2) Kecenderungan despresi, permulaan dari sikap apatis dan menghindar dari

orang – orang di lingkungannya.

3) Sikap yang bermusuhan terhadap anak dan orang lain

4) Gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk.

5) Gangguan makan, misalnya nafsu makan sangat menurun.

Ciri sosial anak prasekolah menurut Snowman(dalam Soemantri

Patmonodewo, 2003:34)

Anak prasekolah biasanya mudah bersoasialisasi dengan orang di sekitarnya.

1) Umumnya anak pada tahap inimemiliki satu atau dua sahabat, tetapi

sahabat ini cepat berganti.

2) Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara

baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti – ganti.

3) Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang

lebih besar

4) Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan

kelas sosial dan ‘gender’

5) Perselisihan sering terjadi tetapi sebentar kemudian mereka telah berbaik

kembali.

6) Telah menyadari peran jenis kelamin dan sex typing.

Ciri emosional pada anak usia prasekolah menurut Snowman (dalam

Soemantri Patmonodewo,2003:35)

1) Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka.

2) Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi. Mereka sering kali

memperebutkan perhatian guru.

d. Kurikulum untuk Pendidikan Prasekolah

1) Pengertian kurikulum

Menurut Patmonedewo (2003:56) “kurikulum dalah seluruh usaha /

kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik di dalam maupun di

luar kelas. Anak tidak terbatas belajar dari apa yang diberikan di sekolah saja”.

Page 30: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Teori Dewey bahwa “kurikulum bermakna tidak hanya sekedar

penghafalan fakta –fakta yang terpisah tetapi juga suatu keseluruhan yang

dipersatukan diarahkan pertama –tama untuk mengimplementasikan kurikulum

yang direncanakan sekitar unit – unit” (Dewey, 1900 dalam Soemantri

Patmonedewo, 2003:57 ).

Terkait dengan kurikulum sebagai suatu program, dalam Undang –

undang No. 20 Tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan

bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.

2) Klasifikasi Kurikulum

Menurut Ali Nugraha (2008,1.6) secara garis besar kurikulum, dapat

diklasifikasikan kedalam dua jenis

a) Kurikulum sebagai program rencana atau harapan

Kurikulum secara ideal memuat rencana berbagai hal dalam sistem

pendidikan , terutama mengenai tujuan atau kompetensi yang diharapkan,

hasil belajar , batasan isi, kegiatan, sistem penilaian, dan pengelolaan

lingkungan belajar.

b) Kurikulum sebagai pengalaman belajar

Merupakan perwujudan dari kurikulum yang direncanakan disebut dengan

kurikulum actual yaitu kegiatannya nyata pada saat terjadinya

pembelajaran baik diselenggarakan di dalam maupun diluar kelas.

Kurikulum sebagai alat pendidikan dapat dikelompokkan kedalam

beberapa fungsi Menurut Ali Nugraha (2008,1.7)):

a) Fungsi kurikulum sebagai Proses Kognitif.

b) Fungsi kurikulum sebagai Proses Aktualisasi Diri

c) Fungsi kurikulum sebagai Proses Rekonstruksi Sosial

d) Fungsi kurikulum sebagai Program Akademik

3) Model Organisasi Pengembangan Kurikulum

Para ahli mengklasifikasikan tiga model atau organisasi pengembangan

kurikulum menurut Ali Nugraha (2008,1.8) yaitu

a) Model kurikulum yang terpisah atau disebut separated subject

curriculum

Page 31: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Model penyusunan atau pengorganisasian bahan atau materi pelajaran

yang didasarkan pada batas yang ketat umtuk masing – masing mata

pelajaran.

b) Model kurikulum yang terkait atau disebut correlated curriculum

Suatu pendekatan penyusunan bahan dengan melihat kaitan antara

beberapa mata pelajaran kemudian digabung menjadi satu bidang.

c) Model kurikulum yang terpadu atau disebut integrated curriculum

Dari segi bahasa, integrasi berasal dari kata integer, yang berarti unit.

Menurut Nasution model integrasi kurikulum mengandung unsur

perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan dan keseluruhan.

Menurut Kwon Young (2002: volume 4 nomor 2) berpendapat bahwa : “

Traditional early childhood education has emphasized individual children's

interests, free play, firsthand experience, and integrated learning”.

Untuk itulah berikut akan kami sampaikan beberapa subtansi/isi dari

kurikulum pendidikan prasekolah yang penting untuk diperhatikan menurut

Soemantri Patmonedewo (2003:55) di antaranya:

a) Dunia anak adalah bermain

Kuriklum diharapkan mampu merujuk pada prilaku individu untuk

berfikir dan bertindak imajinatifdan penuh daya hayal melalui kegiatan

bermain.

b) Menyentuh segala aspek perkembangan

Kuriklum hendaknya mampu memberi sentuhan empiris sehinga mampu

menyentuh aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, dan bahasa anak

c) Menghargai perbedaan individu

Kurikulum hendaknya mampu memberi inspirasi pada pengembangan

sikap anak untuk senantiasa menghargai perbedaan individu.

d) Mengembangkan harga diri

Kurikulum hendaknya mampu mengembangkan harga diri anak dengan

senantiasa merujuk pada kekurangan sekaligus kelebihannya.

e) Non diskrimatif (ras, agama, suku, gender)

Kurikulum hendaknya memberikan ruang yang sama sehingga anak akan

mendapatkan peluang yang luas dalam mengembangkan kegiatan

bermainnya.

f) Melibatkan lingkungan tumbuh anak

Kuriklum hendaknya memberikan porsi baik orang tua, keluarga,

maupun masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pendidikan maupun

tumbuh kembang anak

g) Bebas tanpa paksaan

Kurikulum hendaknya mampu merangsang anak untuk berani

mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa tekanan baik dari pihak guru

maupun orang tua sehingga anak akan menjadi kreatif.

Page 32: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

h) Aman dan melindungi

Kurikulum hendaknya mampu memberikan alternative tindakan pada

anak sehingga akan merasa bebas dan tidak takut untuk mengebangkan

kreativitasnya.

Kurikulum TK dikembangkan berdasarkan integrated curriculum

(kurikulum terintegrasi) dengan pendekatan tematik. Kurikulum diorganisasikan

melalui suatu topik atau tema. Katz dan Chard (1989) yang dikutip oleh Soemiarti

Patmonodewo (2003) menetapkan kriteria untuk memilih tema yaitu:’’ ada

keterkaitannya, kesempatan untuk menerapkan keterampilan, kemungkinan

adanya sumber, minat guru’’. Bahan-bahan untuk mengembangkan tema Katz dan

Chard (1989) dalam Ali Nugraha (2008,1.24) antara lain ;

a) Lingkungan anak seperti : rumah, keluarga, sekolah, permainan, diri sendiri.

b) Lingkungan : kebun, alat transportasi, pasar, toko, museum.

c) Peristiwa : 17 Agustus, hari Ibu, upacara perkawinan.

d) Tempat : Jalan raya, sungai, tempat bersejarah

e) Waktu : jam, kalender, dan sebagainya.

2. Tinjauan tentang Beyond Center and Circle Time ( BCCT)

a. Pengertian BCCT

Metode dan media yang digunakan dalam suatu kegiatan penddikan sekarang

ini beraneka ragam. Apalagi dalam pendidikan anak usia dini, dimana sebagian

besar kegiatan pembelajaran berpusat pada bermain. Aristoteles (384-322 SM)

berpendapat bahwa “ Anak – anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang

akan mereka nanti”. Bagi anak –anak kegiatan yang menyenangkan adalah

bermain dan bermain. Anak akan lebih mudah mempelajari tentang sebuah

pengetahuan baru melalui permainan. Diantara tokoh yang paling berjasa dalam

meletakkan dasar permainan adalah Plato seorang filosof Yunani kuno. Menurut

Plato (470-390 SM ), “Anak –anak akan lebih mudah mempelajari Aritmatika

dengan cara membagi – bagikan Apel kepada anak –anak. Juga melalui pemberian

alat permainan miniature balok – balok kepada anak usia 3 tahun, pada akhirnya

akan mengentar anak menjadi seorang Ahli Bangunan “.

Maka dikembangkanlah salah satu metode untuk pembelajaran anak usia dini

yaitu metode BCCT (Beyond Center and Circle Time) atau Pendekatan Sentra dan

Saat Lingkaran . BCCT dikembangkan oleh Creative Center for Childhood

Research and Training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre

school Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun

Page 33: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

untuk anak dengan kebutuhan khusus. Menurut Nafik (2008)“BCCT yaitu konsep

belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari”.

Sedangkan menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (2006) pengertian

BCCT dalam beberapa hal :

1) Pendekatan Sentra dan Lingkaran adalah pendekatan penyelenggaraan

PAUD yang berfokus pada anaka yang dalam proses pembelajarannya

berpusat di sentra main dan saat anak proses pembelajarannya berpusat di

sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis

pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak yaitu,

pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main,

pijakan setelah main.

2) Pijakan adalah dukungan yang berubah – ubah yang disesuaikan dengan

perkembangan yang disesuaikan dengan perkembanagn yang dicapai

anak yng diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembanagn yang

lebih tinggi.

3) Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan

seperangkat alat main yng berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang

diperlukan untuk mendukung perkembangan anak.

4) Saat lingkaran adalah saat dimana pendidik (guru/ kader/ pamong) duduk

bersama anak dengan posisi melingkaran untuk memberikan pijakan

kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.

b. Tujuan Metode BCCT

Menuru Nafik (2008) tujuan dari metode BCCT adalah

1) Agar siswa meperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang

terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses mencoba sendiri.

2) Merangsang seluruh aspek kecerdasan anak ( Multiple Intelligences)

3) Sebagai wahana untuk berfikir kreatif, aktif dan bertanggung jawab.

4) Sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai

anggota masyarakat sekarang dan kelak.

c. Landasan Pengembangan BCCT

Menurut Nafik (2008),landasan filosofi adalah BCCT adalah

“konstruktivisme, yakni filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak

sekedar mnenghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak

mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-

fakta yang terpisah namun mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan”

Page 34: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

d. Prinsip BCCT

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam metode BCCT.

Menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (2006) prinsip pendekatan sentra

dan lingkaran adalah :

1) Keseluruhan proses pembelajarannya berlandaskan pada teori dan

pengalaman empirik.

2) Setiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk merangsang seluruh

aspek kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang

terencana dan terarah serta dukungan pendidik (guru/ kader/ pamong)

dalam bentuk 4 pijakan

3) Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang

merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir menggali

pengalamannya sendiri.

4) Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran

5) Mempersyarat pendidik (guru/ kader/ pamong) untuk mengikuti pelatihan

sebelum menerapkan metode ini

6) Melibatkan orang tua dankeluarga sebagai salah satu kesatuan proses

pembelajaran untuk mendukung kegiatan anak di rumah.

Adapun hal –hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanan BCCT di kelas .

Menurut Nafik (2008) adalah sebagai berikut :

1) Kelas dirancang dalam bentuk sentra – sentra missal : Sentra Alam, Sentra

Persiapan Keaksaraan, Sentra Bermain Peran (Makro / Mikro), Sentra

Rancang Bangun / Balok, Sentra Musik & Olah Tubuh, Sentra Seni dan

kreatifitas, Sentra Imtaq, Sentra IT

2) 1 guru bertanggung jawab pada 7 – 12 siswa saja dengan moving class

setiap hari dari satu sentra ke sentra lain.

3) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan ketrampilan barunya

4) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

5) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

Page 35: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

6) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok)

7) Hadirkan : model, sebagai contoh pembelajaran

8) Lakukan pijakan-pijakan

9) Lakukan refleksi diakhir pertemuan

10)Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Adapun ciri dari metode BCCT adalah

1) Pembelajarannya berpusat pada anak

2) Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting

3) Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan

berani mengambil keputusan sendiri

4) Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator

5) Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat

minat

6) Memiliki standar operasional prosedur yang baku

e. Pijakan – pijakan dalam Metode BCCT

Dalam penerapan sebuah metode tidak sembarangan dalam melaksanakannya

tentu ada hal – hal yang diperhatikan. Dalam metode BCCT seorang guru harus

mengikuti pijakan – pijakan sebagai berikut :

1) Pijakan lingkungan

Guru menata lingkungan yang disesuaikan dengan intensitas & densitas

2) Pijakan sebelum bermain

a) Guru meminta para siswa untuk membentuk lingkaran

b) Guru ada diantara para siswa sambil bernyanyi

c) Guru meminta para siswa untuk duduk melingkar

d) Guru meminta para siswa berdo’a bersama

e) Guru menanyakan para siswa kesiapan mendengar cerita dan

memasuki sentra

f) Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan

tema

Page 36: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

g) Guru menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan

aturan bermain

h) Guru meminta siswa masuk ke area sentra

3) Pijakan saat bermain

a) Guru mempersiapkan catatan perkembangan siswa

b) Guru mencatat perilaku, kemampuan dan celetukan siswa

c) Guru membantu siswa jika dibutuhkan

d) Guru mengingatkan siswa bila ada yang lupa atau melanggar aturan

4) Pijakan setelah bermain / Recalling

a) Guru meminta siswa untuk membereskan mainan dan alat yang

dipakai

b) Guru meminta siswa menceritakan pengalaman bermainnya sambil

menghitung jumlah kegiatan yang dilakukan

c) Guru menutup kegiatan dengan berdo’a bersama

d) Guru membagikan buku komunikasi sebelum pulang

(Nafik,2008)

f. Macam-macam / Tour Sentra dan Efek yang Diharapkan Implementasi

Ilmu Pengetahuan dalam Kegiatan Main.

Menurut Taman Pendidikan Usia Dini (TPAUD) Cahaya Ilmu Semarang

(2008) ada beberapa sentra dalam metode BCCT :

1) sentra bahan alam

Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman

sensori motor dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan menulis,

sekaligus pengenalan sains untuk anak.

Efek yang diharapkan:

Anak dapat terstimulasi aspek motorik halus secara optimal, dan mengenal

sains sejak dini.

2) sentra main peran mikro/makro

Tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat mengembangkan daya

imajinasi dan mengekspresikan perasaan saat ini, kemarin, dan yang akan

datang.Penekanan sentra ini terletak pada alur cerita sehingga anak

Page 37: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

terbiasa untuk berfikir secara sistimatis.

Efek yang diharapkan:

Anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan lingkungan

sekitar dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.

3) Sentra balok

Tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide ke dalam

bentuk nyata (bangunan).Di sentra ini anak dapat memainkan balok

dengan perbandingan 1 anak ± 100 balok plus assesoris.

Penekanan sentra ini pada start and finish, di mana anak mengambil balok

sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan

bentuk balok

Efek yang diharapkan:

Anak dapat berfikir tipologi, mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat

mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal dan anak dapat

mengenal bentuk – bentuk geometri yang sangat berguna untuk

pengetahuan dasar matematika

4) Sentra persiapan

Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman

keaksaraan.

Di sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang dapat mendukung

pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang menyenangkan dan anak

dapat memilih kegiatan yang diminati

Efek yang diharapkan:

Anak dapat berpikir teratur, senang membaca, menulis dan menghitung

5) Sentra iman dan taqwa

Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan kecerdasan jamak

dimana kegiatan main lebih menitik beratkan pada kegiatan keagamaan.Di

sentra ini anak difasilitasi dengan kegiatan bermain yang memfokuskan

pada pembiasaan beribadah dan mengenal huruf hijaiyyah dengan cara

bermain sambil belajar.

Efek yang diharapkan:

Page 38: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tertanamnya perilaku akhlakul karimah, ikhlas, sabar dan senang

menjalankan perintah agama.

6) Sentra seni dan kreatifitas

Tempat bermain sambil belajar yang menitik beratkan pada kemampuan

anak dalam berkreasi.Kegiatan di sentra ini dilaksanakan dalam bentuk

proyek, dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi tertentu yang akan

menghasilkan sebuah karya.

Efek yang diharapkan:

Anak dapat berfikir secara kreatif

7) Sentra musik dan budaya

Tempat bermain sambil belajar untuk mengenalkan beragam musik

terutama musik tradisional, dan permainan tradisional dari berbagai

daerah.

Efek yang diharapkan dari sentra ini :anak dapat mengenal nada, birama

dan ritme disamping dapat mengenal keragaman permainan tradisional

yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan

g. Ciri – ciri Kelas yang Menggunakan Metode BCCT

Adapun ciri – ciri kelas yang menggunakan metode BCCT menurut

Nafik,2008 :

1) Terjalin kerjasama, saling menunjang , gembira, belajar dengan bergairah

2) Pembelajaran terintegrasi menggunakan berbagai sumber sehingga siswa

aktif

3) Menyenangkan tidak membosankan dan terjalin sharing dengan teman

4) Para siswa kritis dan guru kreatif

h. Kecenderungan Belajar yang Melandasi Metode BCCT

Suatu metode digunakan dalam suatu proses pembelajaran tentunya ada

hal yang melandasinya. Begitu pula dengan metode BCCT, adapun BCCT

berlandaskan pada berbagai kecenderungan belajar menurut Nafik ,2008 anatara

lain :

1) Belajar tidak sekedar menghafal. siswa harus mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka

Page 39: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Anak belajar dari mengalami. anak mencatat sendiri pola-pola bermakna

dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru

3) Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau

proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat

diterapkan.

4) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.

5) Ketrampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas

(sempit), sedikit demi sedikit.

6) Penting bagi siswa tahu untuk apa ia belajar, dan bagaimana ia

menggunakan pengetahuan dan ketrampilan itu.

7) Tugas guru memfasilitasi agar informasi yang baru menjadi bermakna,

memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerpakan

ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan cara

mereka sendiri.

8) Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan

pengetahuan baru mereka. strategi belajar lebih dipentingkan daripada

hasilnya.

3. Tinjauan Tentang Permainan Berhitung Permulaan

a. Tinjauan Tentang Permainan

1) Pengertian Permainan

Jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan

suara anak (bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak

belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi

anak. Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan

suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk

membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan

mudah belajar sesuatu melalui permainan.

Menurut Andang Ismail (2006: 15) menuturkan bahwa permainan ada

dua pengertian.

Page 40: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari

kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan

sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan

dan kepuasan,

Menurut Kimrasil (2009) permainan adalah usaha olah diri (olah pikiran

dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan

motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan

organisasi dengan lebih baik namun ditandai pencarian menang kalah.

Menurut Hughes (1999) dalam (Andang Ismail,2006 : 14) bermain

merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan yang

disebut bermain harus ada lima unsur didalamnya yaitu:

a) Mempunyai tujuan yaitu permainan itu sendiri untuk mendapat

kepuasan.

b) Memilih dengan bebas dan atas kehendak sendiri, tidak ada yang

menyuruh ataupun memaksa.

c) Menyenangkan dan dapat menikmati.

d) Mengkhayal untuk mengembangkan daya imajinatif dan kreativitas.

e) Melakukan secara aktif dan sadar.

Menurut Joan Freeman dan Utami munandar (dalam Andang Ismail,

2006: 16) mendefinisikan permainan sebagai suatu aktifitas yang membantu anak

mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan

emosional.

Menurut beberapa pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan

definisi permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk

mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan

membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektuan, sosial, moral dan

emosional.

Page 41: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Karakteristik Permainan

Menurut Hurst ( 1997)dan Curtis ( 1998) dalam Kwon Young (2002:

volume 4 nomor 2) berpendapat bahwa : “In the English preschool, play is an

integral part of the curriculum, founded on the belief that children learn through

self-initiated free play in an exploratory environment “.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith, Garvery, Rubin dkk

(dalam Andang Ismail , 2006:20) ada beberapa karakteristik permainan :

a) Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik, maksudnya muncul berdasar

keinginan pribadi serta untuk kepentingan sendiri

b) Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh

emosi-emosi yang positif

c) Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas

ke aktivitas lain.

d) Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil

akhir.

e) Bebas memilih, dan cirri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi

konsep bermain pada anak-anak kecil.

f) Mempunyai kualitas pura – pura, kegiatan bermain mempunyai kerangka

tertentu yang memisahkannnya dari kehidupan nyata sehari – hari.

3) Jenis – jenis Permainan Anak –anak

Pada dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama

yaitu bermain dengan menyenangkan. Yang membedakan adalah pengaruh atau

efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis permainan, yaitu: Permainan

Aktif dan Permainan Pasif. Permainan aktif dan pasif iini hendaknya dilakukan

dengan seimbang. Menurut Nia (2009) adapun pembagian permainan adalah

sebagai berikut:

a) Permainan aktif

(1) Permainan olahraga (sport):

Bagi orang dewas, olah raga bukan lagi menjadi sebuah permainan

tetapi sesuatu yang serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa

menjadi satu permainan yang menyenangkan yang mengandung

kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi tidak juga terlepas dari unsur

partisipatif dan keinginan untuk unggul. Dalam permainan olah raga anak

mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan motivasi

Page 42: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan

tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar

mengembangkan diri setiap waktu.

(2) Permainan perkelahian (body contact):

Jenis permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang

tua maupun guru memandangnya skeptic dan cemas, ini beralasan dari

efek yang mungkin serius. Permainan ini merupakan jenis permainan

modifikasi yang menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan

akan kekuasaan. Hal tersebut sehat dan positf bagi anak, berguna untuk

menguji keunggulan dan kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan

ini adalah untuk menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia

nyata dengan segala akibatnya.

b) Permainan pasif

(1) Permainan mekanis

Seiring perkembangan, jaman dan teknologi memberi pengaruh besar

dalam perkembangan jenis permainan untuk anak. Alat teknologi canggih

seperti komputer bukan lagi milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang

biasa buat anak-anak. Berbagai games atau permainan virtual telah

tersedia di dalamnya (computer). Bermain computer tidak sama dengan

bermain bersama teman, anak bermain sendiri dengan kesenangannya.

Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan

sikap anak untuk menerima dan memberi (take and give). Anak memegang

kendali penuh atas "teman mainnya" dan "si teman mainnya" akan

melakukan apapun yang diinginkan anak. Kendali penuh ini akan

menimbulkan reaksi serius bila anak menyalurkannya dalam pertemanan

di lingkungan sosialnya. Hal positif anak memiliki keterampilan komputer

yang akan diperlukan anak sebagai sarana hidupnya.

(2) Permainan fantasi

Fantasi merupakan praktik permainan yang khusus dilakukan sendiri.

Anak dapat membentuk dunia sesuai dengan keinginannya

(imaginasi).Sebaiknya, orang tua tidak memaksa anak untuk selalu

Page 43: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

bermain dengan teman-temannya karena akan menciptakan kesan bahwa

bermain sendiri itu salah. Permainan fantasi selain proses kreatif

mengembagkan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk pembentukan

kecerdasan interpersonal (salah satu dari delapan kecerdasan teori multiple

intelligence, Howard Garner

4) Manfaat Permainan

Menurut Prof. Joan Freeman dan Prof Utami Munandar (dalam Andang

Ismail, 2006:16) menyebutkan bahwa beberapa Ahli Psikologi dan sosiologi

mengemukakan pandangan mengenai manfaat bermain , yang diantaranya

adalah

a) Sebagai penyalur energi berlebih yang dimiliki anak

b) Sebagai sarana untuk menyiapkan hidupnya kelak dewasa

c) Sebagai pelanjut citra kemanusiaan

d) Untuk membangun energi yang hilang

e) Untuk memperoleh kompensasi atas hal – hal yang tidak diperolehnya.

f) Bermain juga memungkinkan anak melepaskan perasaan – perasaan

dan emosi –emosinya yang dalam realitas tidak dapat diungkapkan.

g) Memberi stimulus pada pembentukan kepribadian

Menurut Mary Frances Hanline (1999: volume 46 nomor 3) berpendapat

bahwa : “ Play gives children opportunities to understand the world, interact

with others, express and control emotions, develop symbolic capabilities,

attempt novel or challenging tasks, solve problems, and practice skills”.

Manfaat permainan menurut Robyn Hromek (2010) adalah

a) Pertama, anak-anak terjaga ketika berhadapan dengan prospek

bermain.Mereka langsung terlibat dalam situasi sosial yang

mengajarkan keterampilan saat mereka sedang bersenang-senang.

Mereka yang akrab dengan unsur-unsur bermain seperti turn-taking,

aturan menjaga, menang, kalah dan kooperasi.

b) Kedua, sementara anak-anak secara aktif terlibat dengan proses bermain

game, tantangan sosial dan emosional muncul saat mendidik ‘atau krisis

terjadi, sehingga memberikan pengalaman belajar bermakna dengan

segera.

c) Ketiga, terapi bermain anak-anak dengan menyediakan lingkungan

yang aman untuk mempraktekkan keterampilan baru. Anak-anak

merasa santai dan arus diskusi mudah dalam pengaturan ini.

d) Keempat, pengamatan klinis dapat dilakukan dan ditarik kesimpulan

tentang anak-anak yang tidak meningkatkan penggunaan keterampilan

prososial setelah pembelajaran ekstra dan pemanduan praktek. Adanya

Page 44: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sindrom organik, masalah kesehatan mental atau masalah perlindungan

anak perlu diselidiki.

5) Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permainan Anak

Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam (Andang Ismail , 2006:43) ada

8 faktor yang dapat mempengaruhi permainan anak :

a) Kesehatan

Anak yang banyak energi akan bermain lebih aktif jika dibandingkan

dengan anak yang kurang energi yang lebih menyukai hiburan saja.

b) Perkembangan motorik

Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa

saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya bergantung pada

perkembangan motor mereka. Pengendalian motorik yang baik

memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif.

c) Intelegensi

Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif ketimbang anak yang

kurang pandai dan permainan mereka lebih menunjukkan kecerdikan

d) Jenis kelamin

Anak laki – laki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan, dan

lebih menyukai permainan olahraga daripada permainnan lainnya.

e) Lingkungan

Anak dari lingkungan yang buruk kurang bermain daripada anak yang

lainnya. Hal ini disebabkan karena kesehatan yang buruk, kurang

waktu, peralatan, dan ruang yang tidak memadai.

f) Status sosial ekonomi

Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi, lebih menyukai

kegiatan yang mahal. Sedangkan mereka yang dari kelompok sosial

ekonomi kalangan bawah, lebih menyukai kegiatan yang tidak mahal.

g) Jumlah waktu bebas

Jumlah waktu bermain terutama tergantung kepada status sosial

ekonomi keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan

Page 45: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

menghabiskan waktu luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan

kegiatan yang membutuhkan tenaga yang besar.

h) Peralatan bermain

Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainnnya.

Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan

pura – pura , banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung

permainan yang sifatnya konstruktif.

b. Landasan Teori Permainan Berhitung Permulaan

Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di Taman

kanak-kanak menurut Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah

Dasar,2007adalah sebagai berikut:

1) Tingkat Perkembangan Mental Anak

Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan

dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas baik

fisik maupun psikis.selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan

tahap-tahap perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar

dari anak itu sendiri.

Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional kongkrit yaitu tahap

persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan berpikir intuitif

dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda

didasarkan pada interpretasi dan pengalamannya (persepsinya sendiri).

2) Masa Peka Berhitung pada Anak

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila

anak sudah menunjukan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang

tua dan guru di TK harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan

bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan

sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Orborn (1981)

perkembangan intelektual pada anak berkembang sangat pesat pada kurun usia nol

Page 46: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sampai dangan pra-sekolah (4-6 tahun). Oleh sebab itu, usia pra-sekolah sering

kali disebut sebagai “masa peka belajar”. Pernyataan didukung oleh Benyamin S.

Bloom yang menyatakan bahwa 50% dari potensi intelektual anak sudah

terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.

3) Perkembangan Awal Menentukan Perkembangan Selanjutnya

Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan

anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Piaget juga

mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental anak ke tahap

yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak terutama

pengalaman kongkrit, karena dasar perkembangan mental adalah melalui

pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya..

Bloom bahkan menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar (learning to

learn) yang terbentuk pada masa pendidikan TK akan tumbuh menjadi kebiasaan

di tingkat pendidikan selanjutnya.Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan agar

anak mampu membaca, menulis dan berhitung, tetapi merupakan cara belajar.

Permainan berhitung di Taman Kanak-kanak seyogyanya dilakukan

melalui tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu:

a) Penguasaan konsep

Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda

dan peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung

bilangan.

b) Masa Transisi

Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman

kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, di mana benda kongkrit itu

masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan

guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang

secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu

dengan menggunakan benda (satu buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan

benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk

lambang dari angka satu itu.

c) Lambang

Page 47: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. misalnya lambang 7 untuk

menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep

warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk

menggambarkan konsep bentuk.

c. Metode Permainan Berhitung

Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok di

dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan

metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep,

transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan

yang akan dilakukan. Adapun metode yang dapat digunakan menurut Direktorat

Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar, 2007 antara lain:

1) Metode Bercerita

Adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan

penerangan kepada anak secara lisan. Jenisnya antara lain, bercerita dengan alat

peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar, dan lain-lain.

2) Metode Bercakap-cakap

Adalah salah satu penyampaina bahan pengembangan yang dilaksanakan

melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru, atau

anak dengan anak. Jenisnya antara lain: bercakap-cakap bebas, berdasar-kan

gambar seri, atau berdasarkan tema.

3) Metode Tanya Jawab

Dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

memberi-kan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir. Melalui pertanyaan guru,

anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya.

4) Metode Pemberian Tugas

Adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan

kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh

guru.

Page 48: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

5) Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara untuk mempertunjukan atau memperagakan suatu

objek atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa.

6) Metode Eksperimen

Adalah metode kegiatan dengan melakukan suatu percobaan dengan cara

mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Berbagai metode yang lain

pada dasarnya dapat digunakan di dalam permainan berhitung. Hal ini disesuaikan

dengan situasi, kondisi dan kebutuhan serta tergantung kepada kreativitas guru.

d. Prinsip-prinsip Permainan Berhitung Permulaan

1) Permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung

benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui

pengamatan terhadap alam sekitar

2) Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan secara

bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak,

mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks

3) Permainan berhitung akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan

berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya

sendiri

4) Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan

memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat

peraga/media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik dan

bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan

5) Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya

bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang

terdapat di lingkungan sekitar anak.

6) Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokkan sesuai tahap

penguasa-annya yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.

7) Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal

sampai akhir kegiatan.

Page 49: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

e. Ciri-ciri Anak Menyenangi Permainan Berhitung

Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan

berhitung menurut Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah

Dasar,2007 antara lain:

1) Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan

berhitung.

2) Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.

3) Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya secara

spontan.

4) Anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada

di sekitarnya.

5) Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-

benda yang ada di sekitarnya tanpa disengaja.

f. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1) Apabila ada anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, hal

ini menunjukkan bahwa anak tersebut telah siap untuk diberikan

permainan berhitung dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

2) Apabila anak menunjukan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau

mengalihkan perhatian pada hal lain, hal ini menunjukan bahwa telah

terjadi kejenuhan

g. Pelaksanaan Permainan Berhitung Permulaan

Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di TK dapat

dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di

semua jalur metematika, menurut Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak

dan Sekolah Dasar, 2007 yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran,

geometri, estimasi, dan statistika.

1) Bermain pola

Anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat

disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan

Page 50: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

oleh guru anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya.

Pelaksanaan bermain pola di kelompok A dan B dimulai dengan menggunakan

pola yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang kompleks.

2) Bermain Klasifikasi

Anak diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda

berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dengan yang

dicontohkan dan tugas yang diberikan oleh guru.

3) Bermain Bilangan

Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan,

transisi dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk

lambang dan dapat mencocokan sesuai dengan lambang bilangan.

4) Bermain Ukuran

Anak Diharapkan dapat mengenal konsep ukuran standard yang bersifat

informal atau alamiah, seperti panjang, besar, tinggi, dan isi melalui alat ukur

alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat, lidi, dan lain-lain.

5) Bermain Geometri

Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam

benda, berdasarkan bentuk geometri dengan cara mengamati benda-bendayang

ada disekitar anak misalnya lingkaran, segitiga, bujur sangkar, segi empat, segi

lima, segi enam, setengah lingkaran, bulat telur (oval).

6) Bermain Estimasi (Memperkirakan)

Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan memperkirakan (estimasi)

sesuatu misalnya perkiraan terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang. Selain itu

anak terlatih untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan dihadapi.

7) Bermain Statistika

Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk memahami

perbedaan-perbedaan dalam jumlah dan perbandingan dari hasil pengamatan

terhadap suatu objek (dalam bentuk visual)

Page 51: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. Tinjauan Tentang Matematika

a. Pengertian Matematika

Menurut Johson dan Myklebust (1967:244) dalam Mulyono

Abdurrahman (1999:252) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan teroritisnya adalah memudahkan berpikir”. Menurut Lerner (1988:430)

dalam Mulyono Abdurrahman (1999:252) mengemukakan bahwa “matematika

disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang

memungkinkan manusia memikirkan,mencatat, dan mengkomunikasikan ide

mengenai elemen dan kuantitas”.

Menurut Paling (1982:1) dalam Mulyono Abdurrahman (1999:252)

mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan

suatu jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia;suatu cara

menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan

ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling

penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat

dan menggunakan hubungan-hubungan.

Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah

dikemukakan dapat disimpulkan bahwa definisi tradisional yang menyatakan

bahwa matematika sebagai ilmu tentang kuantitas (the science of quantity) atau

ilmu tentang ukuran diskrit dan berlanjut (the science of discrate and continuous)

(Runes,1967:189) dalam dalam Mulyono Abdurrahman (1999:252) telah

ditinggalkan.Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan menunjukkan

bahwa secara kontemporer pandangan tentang hakikat matematika lebih

ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri.

b. Tahapan Mempelajari Matematika pada Anak TK

Matematika merupakan proses yang terus menerus dan anak perlu

tahapan dari yang konkrit ke arah yang abstrak. Tahapan tersebut menurut

Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar, 2007 meliputi :

1) Kongkrit : Berikan anak material yang nyata untuk disentuh, dilihat dan

diungkapkan melalui kemampuan verbal anak.

Page 52: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Contoh: (4 buah bola)

Gambar 1.Contoh Benda Kongkrit

2) Visual : Perlihatkan anak pada gambar-gambar yang mewakili konsep

Contoh: (Kartu bergambar bola berjumlah 4)

Gambar 2.Contoh Benda Visual

3) Simbol : Perkenalkan symbol-simbol yang mewakili konsep

Contoh : = 4

Gambar 3.Contoh Benda Simbol

4) Abstrak: Anak memahami betul konsep 4

Urutan-urutan proses belajar tersebut sangat penting untuk dilakukan

karena anak memerlukan berbagai pengalaman yang nyata dengan benda

yang nyata pula sebelum berlanjut ke visual maupun abstrak.

Berikan dorongan dengan berbagai aktifitas pelatihan, waktu untuk

bereksplorasi, material untuk di manipulatif, penghargaan dan penguatan

c. Konsep Berhitung yang Diperkenalkan untuk Anak TK

Pada anak usia prasekolah, matematika hanya pengalaman dan bukan

penguasaan. Ikutilah konsep yang harus diperkenalkan pada anak dengan dimulai:

1) Korespondensi Satu Satu

Pertama mulailah dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang

sangat sederhana.

Contoh: satu buku, satu pensil, satu batu, dan seterusnya.

2) Pola

Page 53: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pola merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga

anak mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua

sampai tiga pola yang berurutan.

3) Memilah/menyortir/klasifikasi

Anak belajar klasifikasi materi, pengelompokkan berdasarkan atribut,

bentuk, ukuran, jenis, warna, dan lain-lain.

4) Membilang

Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka-angka yang

akan membantu pemahaman anak tentang arti sebuah angka

Contoh: 1 2 3 4 5 6 7 8……. dst

5) Makna angka dan pengenalannya

Setiap angka memiliki makna dari benda-benda atau simbol-simbol.

Angka dari gambar berikut adalah:

= 3 bintang

Gambar 4.Contoh Pengenalan Angka dengan Gambar Bintang

6) Bentuk

Anak dikenalkan pada bentuk-bentuk yang sama/tidak sama, besar-kecil,

panjang-pendek.

7) Ukuran

Anak perlu pengalaman akan mengukur berat, isi, panjang dengan cara

mengukur langsung sehingga proses menemukan angka dari sebuah obyek.

8) Waktu dan Ruang

Dua hal ini merupakan bagian dari proses kehidupan sehari-hari.

Contoh:

Waktu : 1 hari Ruang: Sempit

2 hari Luas

Page 54: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

9) Penambahan dan pengurangan

Dua hal ini dapat dikenalkan pada anak pra sekolah dengan memanipulasi

benda.

Contoh : Penambahan Pengurangan

♥♥♥♥ ♥♥ ♥♥♥♥♥♥ 4 2 6 ♣♣♣♣♣ ♣♣ ♣♣♣ 5 2 3

Gambar 5.Contoh Penambahan dan Pengurangan dengan Gambar

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang kurang tepat di dalam kelas dapat menimbulkan suatu

permasalahan. Maka perlu metode yang menarik minat anak. Salah satu

pengajaran yang membuat anak tertarik adalah anak mengalami sendiri proses

belajar tersebut di mana lingkungan sekoah dirancang dalam bentuk sentra –sentra

misalnya : sentra bahan alam, sentra main peran mikro/makro, sentra balok, sentra

persiapan,sentra iman dan taqwa, sentra seni dan kreatifitas, sentra musik dan

budaya. Metode ini selain menyenangkan juga membantu anak untuk

mengembangkan daya pikirnya. Sehingga diharapkan dengan penggunaan metode

ini perkembangan kognitif anak meningkat.

Agar penelitian lebih jelas maka kerangka pemikirannya adalh sebagai

berikut:

Gambar 6. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

Anak usia dini mengalami hambatan dalam belajar

matematika yang mengakibatkan ketermpilan berhitung

rendah

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

BCCT berbasis permainan berhitung permulaan.

Kondisi akhir setelah tindakan

Kemampuan siswa dalam berhitung meningkat.

Page 55: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

C. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode

BCCT ( Beyond Center and Circle Time ) berbasis permainan berhitung

permulaan dapat meningkatkan kemampuan berhitung matematika di kelas B2 TK

Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

Page 56: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas B2 . TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS

Terletak di Jl. Nangka No 20 Gayam, Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 20010 / 2011 dimulai dari

persiapan proposal sampai penyusunan laporan, rencananya penelitian ini

membutuhkan waktu lebih kurang selama 6 bulan yakni mulai bulan Januari 2011

sampai dengan bulan Juni 2011. Jadwal penelitian secara rinci dapat dilihat dalam

tabel berikut ini :

Tabel. 1`. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar April Mei Jun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Penyusunan

proposal

2 Skripsi Bab

I,II,III

3 Penyusunan

Instrumen

4 Perijinan

5 Pelaksanaan

penelitian

6 Analisis

data

7 Penyusunan

laporan

40

Page 57: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang menerapkan

tindakan atau aksi terkendali yang dilakukan dalam bentuk siklus untuk mengatasi

secara langsung masalah-masalah nyata dan spesifik yang muncul dalam

pembelajaran Pada penelitian ini diterapkan solusi yang berusaha untuk memecahkan

permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini melibatkan partisipasi aktif peneliti, guru, dan siswa.

Menurut Kemmis dan Carr, 1986 (dalam Kasihani Kasbolah E.S. 2001:9)

“Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang

dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat social dan bertujuan untuk memperbaiki

pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi di mana pekerjaan ini dilakukan”.

Menurut Ebbut, 1985 (dalam Kasihani Kasbolah E.S. 2001:9) mendefinisikan

“Penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya

memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis

serta refleksi dari tindakan tersebut.

Kemmis dan Mc Taggart, 1982 (dalam Kasihani Kasbolah E.S. 2001: 10)

penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di

mana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus

dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan

sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang

terkait dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi

masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau

sekolah dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Karakteristik penelitian tindakan kelas Kasihani Kasbolah E.S.(2001 : 15)

adalah sebagai berikut :

1. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru sendiri.

Page 58: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan praktik factual.

3. Penelitian tindakan kelas adanya tindakan untuk mengatasi masalah yang ada.

Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Suyanto dan Hasan (1997) dalam

Kasihani Kasbolah E.S. (2001: 21) :

1. Kualitas praktik pembelajaran di sekolah.

2. Relevansi pendidikan.

3. Mutu hasil pendidikan

4. Efisiensi pengelolaan pendidikan

Prosedur penelitian tindakan kelas mencakup langkah-langkah: (1)

persiapan, (2) studi/ survey awal, (3) pelaksanaan siklus, dan (4) penyusunan laporan.

Prosedur penelitian tindakan kelas secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut:

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Gambar 7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2006: 74)

Permasalahan

Permasalahan

baru/ hasil

refleksi

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Perencanaan

tindakan I

Perencanaan

tindakan II

Refleksi I

Refleksi II

Dilanjutkan ke

siklus berikutnya

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

mengumpulkan data

I

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan/

mengumpulkan

data II

Page 59: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas B2 TK Raudlotul Athfal

Islam IRMAS tahun ajaran 2010/2011. Siswa kelas ini berjumlah 19 orang yang.

Sebagian dari mereka mengalami kendala dalam berhitung permulaan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa tekhnik sebagai berikut:

1. Observasi

Peneliti mengadakan pengamatan terhadap tindakan dengan menggunakan

pedoman observasi.

Sutrisno Hadi( 2007: 151) mengatakan bahwa observasi bisa dikatakan

sebagai pengamatan dan pencatatan dengan fenomena-fenomena yang diselidiki.

Jenis-jenis observasi yang dipakai dalam penelitian Sutrisno Hadi( 2007:

158) yaitu :

a. Observasi partisipan, dalam bentuk observer turut mengambil bagian dalam

perikehidupan dan orang yang diobservasi.

b. Observasi non partisipan, dalam bentuk ini observer tidak turut ambil

bagian secara langsung di dalam kehidupan orang yang diobservasi.

Dalam pelaksanaan siklus, observasi dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran berhitung permulaan. Observasi dilakukan di

dalam kelas tanpa mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Observasi terhadap siswa,

difokuskan pada keaktifan siswa dalam belajar dan kesungguhan siswa dalam

menyelesaikan tugas. Sedangkan observasi terhadap guru difokuskan dalam

kemampuan guru dalam menjelaskan dan mengelola kelas

Observasi terhadap keaktifan siswa ada 10 item yang diamati dengan

penilaian 1 : kurang, 2 : sedang, 3 : baik, 4 : baik sekali. Adapun klasifikasinya jika

total nilai 31 – 40 kategori aktif, 20 – 30 kategori kurang aktif ,kurang dari 20

kategori tidak aktif.

Page 60: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Observasi kemampuan guru menjelaskan, aspek yang diamati meliputi:

kejelasan, penggunaan contoh/ilustrasi, pengorganisasian, penekanan pada yang

penting, balikan. Skor penilaian 1 : kurang, 2 : sedang, 3 : baik, 4 : baik sekali.

Adapun klasifikasinya jika total nilai 45 – 60 kategori baik, 31 – 44 kategori cukup

,kurang dari 30 kategori kurang.

Observasi kemampuan guru mengelola kelas, aspek yang diamati meliputi:

bersikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, menuntut

tanggung jawab, petunjuk yang jelas, memberikan teguran, memberikan penguatan.

Skor penilaian 1 : kurang, 2 : sedang, 3 : baik, 4 : baik sekali. Adapun klasifikasinya

jika total nilai 60 – 80 kategori baik, 59 – 40 kategori cukup ,kurang dari 40 kategori

kurang

Peneliti disini juga bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran saat

itu, jadi untuk observasi terhadap kemampuan guru dalam menjelaskan dan

mengelola kelas, dibantu oleh guru kelas yang bersangkutan.

2. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 200) “Metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variable yang merupakan catatan,

transkip,buku,suratkabar,majalah,prasasti,notulen rapat,legenda dan sebagainya.

Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana

sampai yang lebih lengkap dan kompleks. Dalam penelitian ini dokumen yang akan

dianalisis antara lain : data nilai siswa, SKH yang telah dibuat oleh guru, silabus,

daftar presensi siswa, dan buku induk siswa.

Page 61: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3. Teknik Tes

Sarwiji Suwandi (2008:68) mengemukakan bahwa, “Pemberian tes

dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah

kegiatan pemberian tindakan. Dengan perkata lain, tes disusun dan dilakukan untuk

mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada”.

Teknik tes ini dilakukan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa

setelah diadakan pembelajaran berhitung matematika dengan metode BCCT berbasis

permainan berhitung permulaan. Tes yang dipilih adalah tes tertulis Langkah-langkah

yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data menggunakan tes adalah dengan

menyiapkan instrumen tes, menilainya, dan mengolah data yang diperoleh. Tes

dilakukan dua kali yakni, tes sebelum dilakukakan tindakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan tes setelah dilakukakan tindakan untuk mengetahui

kemampuan siswa yang telah mengalami perlakuan. Rinciannya jumlah soal 5 butir

berbentuk essay,setiap soal bernilai 20 poin, jadi total nilai jika benar semua adalah

100 poin dapat dirumuskan jumlah jawaban benar x 20.

Page 62: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel. 2. Kisi-kisi Soal

Mata

Pelajaran

Tema Konsep Indikator Item

Soal

Bentuk

Soal

Berhitung Binatang Pola Menunjukkan dan

mencari hewan yang

mempunyai bentuk

yang sama

3,2 Essay

Klasifikasi Mengelompokkan

benda dengan

berbagai cara

menurut ciri tertentu

3 Essay

Bilangan Membilang urutan

bilangan 1-10

1,4 Essay

Ukuran Membedakan 2

benda yang sama

jumlahnya ,yang

tidak sama lebih

banyak dan lebih

sedikit

Mengenal perbedaan

panjang pendek

5 Essay

Geometri Membuat bentuk-

bentuk geometri

2 Essay

Page 63: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

E. Sumber Data

Sumber data penelitian ini antara lain:

1. Peristiwa proses pembelajaran berhitung matematika yang berlangsung di kelas

B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

2. Informan , yaitu guru, ,siswa B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo

tahun ajaran 2010/2011

3. Dokumen, data yang dikumpulkan, antara lain: silabus, satuan kegiatan harian

(SKH), hasil tes siswa, serta dukumen lainnya.

F. Uji Validitas Data

Suatau informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan

sebagai dasra yang kuat dalam menarik kesimpulan.

Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu yakni dicek dengan wawancara mendalam,

observasi partisipatif, dan dokumentasi. Selain itu juga menggunakan review

informan kunci yakni menginformasikan data atau interpretasi temuan kepada

informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang

data tersebut. Hal ini dilakukan melalui kegiatan diskusi setelah kegiatan pengamatan

maupun kajian dokumen. Dalam penelitian ini sebagai pembanding data dicek dengan

observasi partisipasif dan dokumentasi.

Page 64: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

G. Teknik Analisis Data

Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi dan wawancara

diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Data ini diinterpretasikan kemudian

dihubungkan dengan data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Data kualitaif dianalisis dengan Teknik

analisis kritis. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap

kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Data yang berupa tes diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut

dianalisis secara deskriptif yakni memperlihatkan pencapaian nilai tes antar siklus

dengan indikator pencapaian. Analisis dilakukan terhadap nilai yang diperoleh pada

dua siklus yang telah dilakukan. Data yang berupa nilai tes antar siklus tersebut

dibandingkan hingga hasilnya dapat mencapai batas ketercapaian yang telah

ditetapkan.

H. Indikator Ketercapaian

Pada siklus terakhir siswa kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS

Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011 dapat mencapai nilai sesuai dengan indikator

ketercapaian yang telah ditentukan yaitu:

Page 65: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel. 3`. Indikator Ketercapaian

No Variabel Indikator Keterangan

1. Ketuntasan belajar siswa

dalam pembelajaran

berhitung.

13 dari 19 siswa

mampu

mendapat nilai

≥ 60.

Siswa mendapatkan nilai ≥ 60.

Kriteria Ketuntasan Minimal.

< 60 = kurang dan belum tuntas

60- 79 = cukup dan tuntas

80-84 = baik dan tuntas

≥ 85 = sempurna dan tuntas

2. Keaktifan siswa dalam

pembelajaran berhitung

13 dari 19 siswa

termasuk dalam

kategori aktif.

Skor 10–20= kurang aktif Skor

21–30 = cukup aktif Skor 31–

40 = aktif

Dengan 10 aspek yang diamati,

dengan penilaian kriteria:

4= Sering,

3= Kadang-kadang,

2= Pernah

1= tidak pernah.

I. Prosedur Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka peneliti

menggunakan prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti berkunjung ke TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS

Sukoharjo dan menemui kepala sekolah. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah

untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau ampu. Peneliti meminta ijin

dengan disertai surat ijin penelitian/ research dari Dekan FKIP UNS dilampiri

Page 66: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

proposal penelitian. Pada tahap ini peneliti juga menemui guru kelas B2 TK

Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo untuk mempersiapkan kegiatan survei

awal.

2. Studi / Survei Awal

Pada tahap ini peneliti melakukan survei awal pada siswa kelas B2 untuk

mengenal kemampuan siswa dalam proses pembelajaran berhitung matematika.

Survei ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran berhitung matematika

dan memeriksa hasil tes sebelum dilakukan tindakan.

3. Pelaksanaan Siklus

Pelaksanaan penelitian ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk

siklus, yang setiap siklus mencakup empat kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) observasi , dan (4) analisis dan refleksi. Adapun secara rinci empat

tahap pelaksanaan diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan meliputi kegiatan meninjau silabus dan membuat satuan kegiatan

harian (SKH). Selain itu peneliti juga menyiapkan berbagai sarana yang

diperlukan selama pembelajaran seperti gambar binatang,miniatur binatang,

manik-manik, alat tulis, lembar observasi,dokumentasi dan lain-

lain,mengadakan pre test

b. Pelaksanaan, dilakukan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan

metode BCCT yang telah disepakati antara peneliti dengan guru. Peneliti

melaksanakan satuan kegiatan harian (SKH) yang telah dibuat sebelumnya

dengan sistematis.

Adapun skenario pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembelajaran dibuat santai dan meyenangkan melalui

permainan

2) Peneliti mengatur tempat duduk siswa secara melingkar

3) Peneliti melakukan tanya jawab terlebih dahulu kepada siswa

Page 67: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4) Peneliti memberikan pengarahan kepada siswa terlebih dahulu tentang

tugas yang akan diberikan sesuai materi yang ada dalam bentuk permainan.

Permainan yang diberikan adalah meronce manik-manik, menempel

beruang teddy, bermain dadu, bermain pola orang,mengelompokkan

gambar binatang,kalung angka. Dimana satu pertemuan permainan yang

diberikan satu jenis saja.

5) Peneliti membagikan alat dan bahan kemudian siswa

membuat/mengerjakannya sesuai arahan peneliti.

6) Peneliti mengevaluasi hasil kerja/hasil karya siswa.

c. Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas

guru dan siswa). Kegiatan ini diarahkan pada pokok-pokok penting yang telah

ditetapkan pada pedoman observasi. Selain itu, peneliti juga melakukan

wawancara dengan guru dan siswa agar data lebih lengkap dan akurat.

4. Analisis dan refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru dengan cara menganalisis

hasil observasi, hasil pekerjaan siswa, serta hasil wawancara. Dengan demikian,

analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan.

5. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada proses pembelajaran di

setiap siklus yang diterapkan oleh guru. Peneliti mengamati guru dan siswa saat

pembelajaran berhitung permulaan berlangsung.

6. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah

dilakukan selama penelitian.

Page 68: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Page 69: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal siswa kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS

Sukoharjo yang akan dideskripsikan adalah pada kemampuan berhitung dan

keaktifan siswa dalam pembelajaran berhitung matematika. Kemampuan awal

diperoleh dari hasil observasi, pre test, dan hasil wawancara dengan guru kelas

B2. Berikut hasil pre test kemampuan berhitung matematika siswa kelas B2 TK

Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo Tahun Ajaran 2010 / 2011 Semester

Genap

Tabel. 4.Kemampuan Awal Berhitung Matematika Siswa Kelas B2 TK

Raudlotul Athfal Islam Irmas Sukoharjo Tahun Ajaran 2010 / 2011 Semester

Genap.

Nama Siswa Nilai Tes

Tertulis Kategori

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Pu 30 Kurang Belum

Ir 70 Baik Tuntas

Ab 35 Kurang Belum

Ra 70 Baik Tuntas

Fq 30 Kurang Belum

Fr 50 Kurang Belum

Fz 55 Kurang Belum

Ka 75 Baik Tuntas

La 50 Kurang Belum

Ha 65 Cukup Tuntas

Il 50 Kurang Belum

Ol 55 Kurang Belum

Rf 50 Kurang Belum

Rz 75 Baik Tuntas

Hu 40 Kurang Belum

Sh 40 Kurang Belum

Sya 80 Baik Tuntas

Wi 45 Kurang Belum

Za 55 Kurang Belum

52

Page 70: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Nilai dalam tabel 4 tersebut diperoleh dari hasil pre test yang dilakukan

oleh peneliti. Pre test yang dilaksanakan tersebut termasuk tes tertulis. Tes tertulis

ini untuk menguji kemampuan siswa dalam berhitung.

Dari tabel 4 di atas, terdapat ada 6 siswa yang mendapat nilai di atas 65

atau sebesar 31, 58 % dari jumlah siswa secara keseluruhan dan ada 13 siswa

yang mendapat nilai di bawah 55 atau sebesar 68,42 % dari 19 siswa secara

keseluruhan.Bila dianalisis dengan meninjau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

yang telah ditetapkan untuk berhitung yaitu ≥ 60, ada dari ke 6 siswa yang

mencapai ketuntasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa

dalam berhitung matematika adalah 31,58%.

Observasi awal penelitian ini selain meninjau nilai siswa, peneliti juga

melakukan observasi terhadap keaktifan siswa. Dalam tahap observasi ini, peneliti

menggunakan sistem observasi non partisipan. Peneliti tidak terlibat secara

langsung dalam kegiatan belajar mengajar serta mengusahakan sebisa mungkin

untuk tidak mempengaruhi proses alami dari kegiatan belajar mengajar pada hari

itu. Adapun hasil observasi terhadap keaktifan siswa seperti tertuang dalam tabel

berikut:

Page 71: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel. 5. Hasil Observasi Kondisi Awal Keaktifan Siswa

Nama Siswa Kondisi

Awal Kategori

Pu 22 Kurang aktif

Ir 31 Aktif

Ab 26 Kurang aktif

Ra 18 Tidak aktif

Fq 18 Tidak aktif

Fr 19 Tidak aktif

Fz 22 Kurang aktif

Ka 31 Aktif

La 25 Kurang aktif

Ha 24 Kurang aktif

Il 31 Aktif

Ol 25 Kurang aktif

Rf 26 Kurang aktif

Rz 25 Kurang aktif

Hu 25 Kurang aktif

Sh 31 Aktif

Sya 32 Aktif

Wi 20 Tidak aktif

Za 19 Tidak aktif

Dari hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia pada tanggal 8 Maret 2011, terdapat 5 siswa dalam kategori

aktif atau sebesar 26,32%, 9 siswa kurang aktif atau sebesar 47,36%, dan 5 siswa

tidak aktif atau sebesar 26,32%. Adapun aspek observasi terhadap keaktifan siswa

tersebut, secara garis besar mencakup perhatian terhadap penjelasan dan perintah

guru serta keaktifan siswa saat proses belajar. Jadi observasi terhadap siswa ini,

harus mulai dipantau sejak pelajaran dimulai sampai pelajaran berakhir.

Page 72: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Siklus I

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan refleksi. Adapun pelaksanaan dan hasil pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret 2011.

Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas terkait dengan segala sesuatu yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan di kelas Guru tersebut.

Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang dilakukan

peneliti dengan guru kelas saat peneliti menjadi guru kontrak di sekolah tersebut.

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan

dilakukan dalam proses penelitian. Dari hasil identifikasi dan penetapan masalah,

peneliti kemudian mengajukan solusi alternatif untuk meningkatkan kemampuan

berhitung matematika siswa berupa penggunaan metode BCCT berbasis

permainan berhitung permulaan . Dalam tahap ini peneliti menunjukkan proposal

penelitian yang akan menjadi bahan acuan lanjutan dalam tahap perencanaan.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun SKH (Satuan Kegiatan Harian) dengan

materi tema binatang.

2) Peneliti mempersiapkan permainan yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

3) Peneliti memberikan deskripsi tentang permainan yang akan digunakan

dalam penelitian kepada Guru kelas agar terjalin sebuah kesamaan

persepsi.

Page 73: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kemudian menyepakati skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan

pada tahap tindakan I.

a) Langkah-langkah (skenario) pada pertemuan pertama:

(1) Pijakan Sebelum Bermain

(a) Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi

salam pada anak-anak dan menanyakan kabar mereka.

(b) Peneliti meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja

yang tidak masuk hari ini.

(c) Peneliti memimpin anak untuk berdoa bersama

(d) Peneliti menyampaikan kepada anak tentang tema hari ini dan

dikaitkan dengan kehidupan anak.

(e) Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan

bermain meronce manik-manik.

(f) Peneliti mengenalkan alat yang digunakan untuk permainan

meronce manik-manik yaitu manik-manik, benang , mika

warna-warni berbagai bentuk,gantungan kunci.

Gambar 8. Alat dan Bahan untuk Meronce Manik-manik

(g) Peneliti menjelaskan tentang cara menyusun pola dengan

manik-manik yang dironce, den pola manik bulat dimasukkan

ke benang sebanyak 2 buah, kemudian manik lonjong 2

Page 74: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

buah,selanjutnya mika berbagai bentuk dimasukkan 1 buah,

dan seterusnya mengikuti pola dari awal yang terakhit benang

yang tersisa diikat kemudian dimasukkan ke gantungan

kunci.

(h) Peneliti membagikan bahan-bahan permainan

(i) Setelah anak siap untuk main, peneliti mempersilakan anak

untuk main.

(2) Pijakan Saat Bermain

(a) Peneliti berkeliling diantara anak-anak yang bermain

(b) Peneliti memberikan contoh cara main pada anak yang belum

bisa mengerjakannya.

(c) Peneliti memberikan dukungan pernyataan positif tentang

pekerjaan anak.

(d) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal yang dilakukan

siswa

(e) Setelah anak selesai meronce, anak-anak disuruh menghitung

jumlah manik-manik lonjong,bulat,mika berbentuk bunga

,bintang dan lainnya secara bergantian.

(f) Peneliti menilai hasil karya anak-anak

(g) Peneliti menyuruh siswa untuk menggantungkan hasil karya

mereka di tas masing-masing anak.

(3) Pijakan Setelah Bermain

(a) Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan

sisa-sisa bahan yang tidak terpakai.

(b) Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama

b) Langkah-langkah (skenario) pada pertemuan kedua:

(1) Pijakan Sebelum Bermain

(a) Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi

salam pada anak-anak dan menanyakan kabar mereka.

(b) Peneliti meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja

yang tidak masuk hari ini.

Page 75: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(c) Peneliti memimpin anak untuk berdoa bersama

(d) Peneliti menyampaikan kepada anak tentang tema hari ini dan

dikaitkan dengan kehidupan anak.

(e) Peneliti mengenalkan bahan yang digunakan untuk permainan

menempel beruang teddy yaitu gambar beruang

teddy,lem,gambar baju dan celana dengan berbagai warna

Gambar 9. Bahan untuk Menempel Beruang Teddy

(f) Peneliti menjelaskan tentang cara menempel gambar beruang

teddy yaitu gambar baju dan celana diolesi lem dan ditempel

pada gambar beruang teddy pada tempat yang sesuai.

(g) Peneliti membagikan bahan-bahan permainan

(h) Setelah anak siap untuk main, peneliti mempersilakan anak

untuk main.

(2) Pijakan Saat Bermain

(a) Peneliti berkeliling diantara anak-anak yang bermain

(b) Memberikan contoh cara main pada anak yang belum bisa

mengerjakannya.

(c) Memberikan dukungan pernyataan positif tentang pekerjaan

anak.

(d) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal yang dilakukan

siswa

(e) Setelah anak selesai menempel anak disuruh berdiri dan

memegang gambar masing-masing.

Page 76: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(f) Peneliti menyuruh siswa untuk menghitung gambar beruang

yang memakai baju yang warnanya sama,siswa diminta

menghitung secara bersama-sama dan sendiri-sendiri secara

bergantian.

(3) Pijakan Setelah Bermain

(a) Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan

sisa-sisa bahan yang tidak terpakai.

(b) Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama

c) Langkah-langkah (skenario) pada pertemuan ketiga:

(1) Pijakan Sebelum Bermain

(a) Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi

salam pada anak-anak dan menanyakan kabar mereka.

(b) Peneliti meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja

yang tidak masuk hari ini.

(c) Peneliti memimpin anak untuk berdoa bersama

(d) Peneliti menyampaikan kepada anak tentang tema hari ini dan

dikaitkan dengan kehidupan anak.

(e) Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan

bermain kubus bergambar

(f) Peneliti mengenalkan bahan dan bentuk yang digunakan

untuk permainan kubus bergambar yaitu dua buah dadu

dengan titik satu sampai enam.

Gambar 10. Kubus Bergambar

Page 77: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

(g) Peneliti menjelaskan tentang cara memainkan dadu yaitu

dengan cara melemparkan dua buah dadu secara bersamaan

dan dilihat berapa titik yang muncul pada masing-masing

dadu.

(h) Setelah anak siap untuk main, peneliti mempersilakan anak

untuk main.

(2) Pijakan Saat Bermain

(a) Peneliti menunjuk anak secara acak untuk bermain dadu

(b) Anak diminta maju ketengah lingkaran dan melempar 2 buah

dadu, anak mengamati jumlah titik yang muncul.

(c) Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa untuk

menjumlahkan dan mengurangkan titik-titik yang muncul.

(d) Peneliti juga memberikan pertanyaan tentang lebih besar,lebih

kecil atau sama pada kedua titik yang muncul.

(e) Memberikan dukungan pernyataan positif tentang pekerjaan

anak

(f) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal yang dilakukan

siswa

(3) Pijakan Setelah Bermain

1) Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan

alat-alat yang digunakan untuk bermain.

2) Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I terdiri dari tiga pertemuan di kelas B2, yaitu pada 9,10 dan 11

Maret 2011. Dalam tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

1) Pertemuan pertama

Pelaksanaan pertemuan pertama adalah pada hari Rabu tanggal 9 Maret

2011 fokus pada konsep pola dan membilang angka. Tindakan yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah pelaksanakan pembelajaran berhitung matematika

Page 78: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan.

Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru memiliki

tugas masing-masing.

Peneliti melaksanakan pembelajaran pembelajaran berhitung matematika

dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan

dikelas. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat

pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi terhadap

kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas.

Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi salam pada

anak-anak dan menanyakan kabar mereka. Peneliti memerintahkan pada anak

memperhatikan siapa yang tidak masuk hari ini. Pada tahap pertama peneliti

melakukan apersepsi tentang hal yang berkaitan dengan tema binatang.

Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan bermain

meronce manik-manik. Peneliti menerangkan bahan yang digunakan adalah

manik-manik, benang , mika warna-warni berbagai bentuk,gantungan kunci.

Peneliti menjelaskan cara meronce manik-manik terlebih dahulu manik bulat

dimasukkan ke benang sebanyak 2 buah, kemudian manik lonjong 2

buah,selanjutnya mika berbagai bentuk dimasukkan 1 buah, dan seterusnya

mengikuti pola dari awal yang terakhit benang yang tersisa diikat kemudian

dimasukkan ke gantungan kunci.

Peneliti membagikan bahan pada anak, kemudian anak mulai

mengerjakannya sesuai petunjuk. Peneliti memberikan bantuan pada siswa yang

mengalami kesulitan. Peneliti memberikan penguatan yang positif bagi siswa

yang bisa mengerjakannya serta memberikan semangat pada siswa yang belum

bisa melaksanakannya.

Setelah anak selesai meronce, anak-anak disuruh menghitung jumlah

manik-manik lonjong,bulat,mika berbentuk bunga ,bintang dan lainnya secara

bergantian.Peneliti menilai hasil karya anak-anak.Peneliti menyuruh siswa untuk

menggantungkan hasil karya mereka di tas masing-masing anak.

Page 79: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan sisa-sisa

bahan yang tidak terpakai.Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret 2011.

Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan pertama. Fokus dalam

pertemuan ini adalah konsep matematika pada hal klasifikasi dan membilang

angka.

Sesuai dengan SKH yang telah dibuat, peneliti dan anak-anak duduk

melingkar,peneliti memberi salam pada anak-anak dan menanyakan kabar

mereka. Peneliti memerintahkan pada anak memperhatikan siapa yang tidak

masuk hari ini. Pada tahap pertama peneliti melakukan apersepsi tentang hal yang

berkaitan dengan tema binatang.

Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan bermain

menempel beruang teddy. Peneliti menerangkan bahan yang digunakan adalah

Peneliti mengenalkan bahan yang digunakan untuk permainan menempel beruang

teddy yaitu gambar beruang teddy,lem,gambar baju dan celana dengan berbagai

warna. Peneliti menjelaskan tentang cara menempel gambar beruang teddy yaitu

gambar baju dan celana diolesi lem dan ditempel pada gambar beruang teddy

pada tempat yang sesuai.

Peneliti membagikan bahan pada anak, kemudian anak mulai

mengerjakannya sesuai petunjuk. Peneliti memberikan bantuan pada siswa yang

mengalami kesulitan. Peneliti memberikan penguatan yang positif bagi siswa

yang bisa mengerjakannya serta memberikan semangat pada siswa yang belum

bisa melaksanakannya.

Setelah anak selesai menempel anak disuruh berdiri dan memegang

gambar masing-masing.Peneliti menyuruh siswa untuk menghitung gambar

beruang yang memakai baju yang warnanya sama,siswa diminta menghitung

secara bersama-sama dan sendiri-sendiri secara bergantian. Setelah permainan

Page 80: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

selesai anak diminta untuk membereskan sisa-sisa bahan yang tidak

terpakai.Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama.

3) Pertemuan ketiga

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Maret 2011.

Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan pertama. Fokus dalam

pertemuan ini adalah konsep matematika pada hal geometri,bilangan

(penjumlahan dan pengurangan) dan ukuran (lebih besar, lebih kecil atau sama).

Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi salam pada

anak-anak dan menanyakan kabar mereka. Peneliti memerintahkan pada anak

memperhatikan siapa yang tidak masuk hari ini. Pada tahap pertama peneliti

melakukan apersepsi tentang hal yang berkaitan dengan tema binatang.

Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan bermain kubus

bergambar / dadu. Peneliti mengenalkan bahan dan bentuk yang digunakan untuk

permainan kubus bergambar yaitu dua buah dadu dengan titik satu sampai enam.

Peneliti menjelaskan tentang cara memainkan dadu yaitu dengan cara

melemparkan dua buah dadu secara bersamaan dan dilihat berapa titik yang

muncul pada masing-masing dadu.

Peneliti menunjuk anak secara acak untuk bermain dadu.Anak diminta

maju ketengah lingkaran dan melempar 2 buah dadu, anak mengamati jumlah titik

yang muncul.Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menjumlahkan

dan mengurangkan titik-titik yang muncul.Peneliti juga memberikan pertanyaan

tentang lebih besar,lebih kecil atau sama pada kedua titik yang muncul.

Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan alat-alat

yang digunakan untuk bermain.Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a

bersama.

Page 81: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

a) Hasil Tes Berhitung Matematika Siklus I

Dari tes yang mengungkap kemampuan berhitung matematika siswa,

yang terdiri dari tes tertulis, hasilnya tertuang dalam tabel 8 berikut:

Tabel. 6. Hasil Tes Berhitung Matematika Siklus I

Nama Siswa Nilai Tes

Tertulis Kategori

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Pu 40 Kurang Belum

Ir 75 Baik Tuntas

Ab 45 Kurang Belum

Ra 75 Baik Tuntas

Fq 40 Kurang Belum

Fr 60 Cukup Tuntas

Fz 65 Cukup Tuntas

Ka 80 Baik Tuntas

La 55 Kurang Belum

Ha 75 Baik Tuntas

Il 55 Kurang Belum

Ol 60 Cukup Tuntas

Rf 55 Kurang Belum

Rz 80 Baik Tuntas

Hu 50 Kurang Belum

Sh 55 Kurang Belum

Sya 85 Sempurna Tuntas

Wi 55 Kurang Belum

Za 60 Cukup Tuntas

Pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa siswa dengan kategori

sempurna ada 1 anak dari 19 siswa atau sebesar 5,26% ,siswa dengan kategori

baik dalam berhitung matematika ada 5 siswa dari keseluruhan 19 siswa atau

sebesar 26,32%, siswa dalam kategori cukup ada 4 siswa atau sebesar 21,05%,

dan siswa dalam kategori kurang ada 9 siswa atau sebesar 47,37%. Jika meninjau

dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa yang mencapai nilai ≥ 60 atau

tuntas dari KKM ada 10 siswa atau sebesar 52, 63%, sedangkan 9 siswa yang lain

belum tuntas atau sebesar 47,37%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada

pelaksanaan tindakan siklus 1 ini, terjadi peningkatan kemampuan membaca

pemahaman siswa dari kondisi awal yaitu sebesar 21,05%.

Page 82: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Berdasarkan observasi peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus I,

dengan pengamatan terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran berhitung

matematika melalui lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel. 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Nama Siswa Siklus I Kategori

Pu 26 Kurang aktif

Ir 32 Aktif

Ab 31 Aktif

Ra 25 Tidak aktif

Fq 26 Tidak aktif

Fr 24 Tidak aktif

Fz 27 Kurang aktif

Ka 31 Aktif

La 32 Aktif

Ha 27 Kurang aktif

Il 31 Aktif

Ol 31 Aktif

Rf 28 Kurang aktif

Rz 32 Aktif

Hu 31 Aktif

Sh 32 Aktif

Sya 34 Aktif

Wi 26 Tidak aktif

Za 25 Tidak aktif

Page 83: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Pada tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa siswa dengan kategori aktif

dalam pembelajaran berhitung matematika sebanyak 10 siswa dari keseluruhan 19

siswa atau sebesar 52,63%, sedangkan 4 siswa yang lain dalam kategori kurang

aktif atau sebesar 21,05%,dan 5 siswa dalam kategori tidak aktif atau sebesar

26,32%. Mulai ada peningkatan keaktifan pada pelaksanaan tindakan pada siklus

1 ini jika dibandingkan dengan kondisi awal yang baru mencapai 5 siswa dari

keseluruhan 19 siswa dalam kategori aktif atau sebesar 26,32%. Jadi ada

peningkatan 26,31% dibandingkan dari kondisi awal.

c. Observasi

Tahap pengamatan siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu pada tanggal 9,10 dan 11 Mareti 2011. Pada saat pembelajaran

berhitung berlangsung peneliti sebagai partisipan aktif. Mengamati kegiatan

belajar mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil siklus I di dalam

kelas. Dikatakan partisipasi aktif, karena peneliti terlibat langsung dalam kegiatan

yang dilakukan oleh anak dalam kegiatan belajar mengajar sebagai guru.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Maret 2011 dan berlangsung

selama 2x45 menit. Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi

salam pada anak-anak dan menanyakan kabar mereka. Peneliti memerintahkan

pada anak memperhatikan siapa yang tidak masuk hari ini. Pada tahap pertama

peneliti melakukan apersepsi tentang hal yang berkaitan dengan tema binatang.

Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru

memiliki tugas masing-masing. Peneliti melaksanakan pembelajaran berhitung

matematika dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung

permulaan. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat

pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi terhadap

kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas.

Page 84: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

berhitung matematika pada tindakan 1, diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berjumlah 10 siswa

dari 19 siswa secara keseluruhan

2) Siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar berjumlah 4

siswa dari 19 siswa secara keseluruhan.

3) Siswa yang tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar berjumlah 5

siswa dari 19 siswa secara keseluruhan.

4) Peneliti sebagai guru dalam kemampuan menjelaskan mendapat

kategori baik dengan skor 52 dari skor maksimal 60.

5) Peneliti sebagai guru dalam kemampuan mengelola kelas mendapat

kategori baik dengan skor 68 dari skor maksimal 80.

d. Analisis dan Refleksi

Pada tahap refleksi ini diawali dengan poses analisis terlebih dahulu,

peneliti bersama dengan guru kelas mengadakan diskusi terkait pelaksanaan

tindakan 1. Analisis yang dimaksud adalah terhadap hasil observasi, serta hasil

pekerjaan siswa. Secara umum terdapat beberapa kelemahan yang terjadi saat

proses belajar mengajar yaitu:

1) Peneliti belum mampu mengendalikan siswa yang sering berebut

permainan.

2) Peneliti belum mampu mengendalikan siswa yang ramai sendiri.

3) Peneliti terlalu cepat dalam menjelaskan sehingga siswa masih kesulitan

dalam memahaminya.

4) Siswa masih merasa takut dan malu bertanya ketika mengalami kesulitan

Berdasarkan hasil tes berhitung matematika pada siklus I, siswa yang

mencapai ketuntasan minimal ada 10 siswa dari keseluruhan 19 siswa atau sebesar

52,63%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran ada 10 siswa dari keseluruhan 19

siswa atau sebesar 52,63%. Jadi, jika ditinjau dari indikator ketercapaian yang

telah ditentukan yaitu 13 dari 19 siswa mendapat nilai ≥ 60 dan 13 dari 19 siswa

aktif dalam pembelajaran, maka pada siklus 1 ini belum berhasil mencapai

Page 85: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

indikator ketercapaian. Maka akan diadakan siklus II dengan refleksi sebagai

berikut :

1) Agar siswa lebih antusias dan sungguh-sungguh serta tidak ramai maka

peneliti melakukan kegiatan selingan yang dapat menarik perhatian

misalnya mengajak anak bertepuk dan bernyanyi.

2) Anak-anak dibagi mejadi beberapa kelompok agar anak tidak saling

berebut.

3) Peneliti memberikan penjelasan secara perlahan dan jelas kepada siswa.

4) Siswa diminta menjadi tutor sebaya yaitu mau membantu teman yang

kesulitan agar penguasaan materi meningkat.

5) Siswa dianjurkan untuk tidak malu bertanya baik pada teman , peneliti

maupun guru.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan perencanaan ini dimulai pada hari Selasa, 15 Maret 2011.

Perencanan ini sangat berdasar pada refleksi dari siklus1, sehingga diharapkan

segala kekurangan dapat dihindari dalam pelaksanaan siklus 2 ini. Adapun

kegiatan perencanaan adalah mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun SKH (Satuan Kegiatan Harian) dengan

materi tema binatang.

2) Peneliti mempersiapkan permainan yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

3) Peneliti memberikan deskripsi tentang permainan yang akan digunakan

dalam penelitian kepada Guru kelas agar terjalin sebuah kesamaan

persepsi. Kemudian menyepakati skenario pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada tahap tindakan I.

a) Langkah-langkah (skenario) pada pertemuan pertama:

(1) Pijakan Sebelum Bermain

Page 86: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(a) Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi

salam pada anak-anak dan menanyakan kabar mereka.

(b) Peneliti meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja

yang tidak masuk hari ini.

(c) Peneliti memimpin anak untuk berdoa bersama

(d) Peneliti menyampaikan kepada anak tentang tema hari ini dan

dikaitkan dengan kehidupan anak

(e) Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan

bermain klasifikasi hewan

(f) Peneliti mengenalkan bahan dan bentuk yang digunakan

untuk klasifikasi binatang yaitu kertas asturo dan gambar

berbagai jenis binatang

(g) Peneliti menjelaskan cara permainan,kertas asturo yang sudah

dibuat kotak-kotak yang bertuliskan nama binatang ditempel

didinding, siswa diberi gambar hewan satu anak satu,setiap

anak disuruh maju kedepan dan memasukkan gambar ke

kotak sesuai dengan nama binatang.

(h) Peneliti membagikan gambar kepada anak-anak.

(i) Setelah anak siap untuk main, peneliti mempersilakan anak

untuk main.

Page 87: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar 11. Bahan Permainan Klasifikasi Hewan

(2) Pijakan Saat Bermain

(a) Peneliti menyebutkan satu jenis nama binatang dan anak

diminta mengangkat gambar sesuai yang disebutkan.

(b) Peneliti menunjuk anak yang mengangkat gambar secara acak

dan disuruh untuk memasukkan ke kotak yang sesuai dengan

gambar dan nama binatang. Kemudian seterusnya sampai

semua anak mendapat giliran.

(c) Anak-anak secara bersama-sama menghitung jumlah masing-

masing hewan dan membandingkan jumlah gambar yang

satu dengan yang lain, jumlahnya lebih besar,lebih kecil atau

sama

Page 88: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(d) Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa untuk

menjumlahkan dan mengurangkan jumlah gambar hewan

yang ada .

(e) Memberikan dukungan pernyataan positif tentang pekerjaan

anak

(f) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal yang dilakukan

siswa

(3) Pijakan Setelah Bermain

(a) Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan

alat-alat yang digunakan untuk bermain.

(b) Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama

b) Langkah-langkah (skenario) pada pertemuan kedua:

(1) Pijakan Sebelum Bermain

(a) Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi

salam pada anak-anak dan menanyakan kabar mereka.

(b) Peneliti meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja

yang tidak masuk hari ini.

(c) Peneliti memimpin anak untuk berdoa bersama

(d) Peneliti menyampaikan kepada anak tentang tema hari ini dan

dikaitkan dengan kehidupan anak

(e) Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan

bermain kalung angka

(f) Peneliti mengenalkan bahan dan bentuk yang digunakan

untuk bermain kalung angka yaitu tali, sedotan berbagai

warna yang sudah dipotong-potong, kertas warna yang

berbentuk lingkaran yang tertulis angka, kertas warna yang

bertulis nama anak.

(g) Peneliti menjelaskan cara membuat kalung angka , kertas

yang bertulis nama dimasukkan terlebih dahulu ke tali,

berikutnya satu buah kertas bernomor dimasukkan ke tali

kemudian diikuti dengan memasukkan tiga buah sedotan

Page 89: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

berbagi warna ke tali, kemudian kertas bernomor sama

dimasukkan dan tiga buah sedotan juga, begitu seterusnya

dengan pola yang sama. Terakhir tali diikat ujung-ujungnya.

Gambar 12. Alat dan Bahan untuk Membuat Kalung Angka

(h) Peneliti membagikan bahan-bahan pada anak-anak. Setiap

anak mendapat angka yang berbeda dan masing-masing angka

yang sama dimiliki oleh dua orang anak.

(i) Setelah anak siap untuk main, peneliti mempersilakan anak

untuk main.

(2) Pijakan Saat Bermain

(a) Peneliti berkeliling diantara anak-anak yang bermain

(b) Memberikan contoh cara main pada anak yang belum bisa

mengerjakannya.

(c) Memberikan dukungan pernyataan positif tentang pekerjaan

anak.

(d) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal yang dilakukan

siswa.

2

2

SYAHDA

RIZAL LAILA

RIFKY

1

4

5

7 7

Page 90: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(e) Setelah anak selesai merangkai, anak disuruh memakai

kalung angka yang telah selesai dibuat.

(f) Anak-anak diminta berbaris kebelakang sesuai dengan urutan

angka 1,2,3,... dan seterusnya.

(3) Pijakan Setelah Bermain

(a) Setelah permainan selesai peneliti menilai hasil karya siswa

(b) Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus II terdiri dari dua pertemuan di kelas B2, yaitu pada 17 dan 18

Maret 2011. Dalam tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

1) Pertemuan pertama

Pelaksanaan pertemuan pertama adalah pada hari Kamis tanggal 17

Maret 2011 fokus pada konsep pola dan bilangan (penjumlahan dan pengurangan)

dan ukuran (lebih besar, lebih kecil atau sama). Tindakan yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah pelaksanakan pembelajaran berhitung matematika dengan

menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan. Peneliti

berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru memiliki tugas

masing-masing.

Peneliti melaksanakan pembelajaran pembelajaran berhitung matematika

dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan

dikelas. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat

pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi terhadap

kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas.

Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti memberi salam pada

anak-anak dan menanyakan kabar mereka. Peneliti memerintahkan pada anak

Page 91: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

memperhatikan siapa yang tidak masuk hari ini. Pada tahap pertama peneliti

melakukan apersepsi tentang hal yang berkaitan dengan tema binatang.

Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan bermain

klasifikasi hewan. Peneliti mengenalkan bahan dan bentuk yang digunakan untuk

klasifikasi binatang yaitu kertas asturo dan gambar berbagai jenis

binatang.Peneliti menjelaskan cara permainan,kertas asturo yang sudah dibuat

kotak-kotak yang bertuliskan nama binatang ditempel didinding, siswa diberi

gambar hewan satu anak satu,setiap anak disuruh maju kedepan dan memasukkan

gambar ke kotak sesuai dengan nama binatang.

Peneliti membagikan bahan pada anak. Peneliti menyebutkan satu jenis

nama binatang dan anak diminta mengangkat gambar sesuai yang

disebutkan.Peneliti menunjuk anak yang mengangkat gambar secara acak dan

disuruh untuk memasukkan ke kotak yang sesuai dengan gambar dan nama

binatang. Kemudian seterusnya sampai semua anak mendapat giliran.Anak-anak

secara bersama-sama menghitung jumlah masing-masing hewan dan

membandingkan jumlah gambar yang satu dengan yang lain, jumlahnya lebih

besar,lebih kecil atau sama.Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa untuk

menjumlahkan dan mengurangkan jumlah gambar hewan yang ada .

Peneliti memberikan bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan.

Peneliti memberikan penguatan yang positif bagi siswa yang bisa mengerjakannya

serta memberikan semangat pada siswa yang belum bisa melaksanakannya.

Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan sisa-sisa

bahan yang tidak terpakai.Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Maret 2011.

Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan pertama. Fokus dalam

pertemuan ini adalah konsep matematika pada hal pola dan membilang angka.

Page 92: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Sesuai dengan SKH yang telah dibuat, peneliti dan anak-anak duduk

melingkar,peneliti memberi salam pada anak-anak dan menanyakan kabar

mereka. Peneliti memerintahkan pada anak memperhatikan siapa yang tidak

masuk hari ini. Pada tahap pertama peneliti melakukan apersepsi tentang hal yang

berkaitan dengan tema binatang.

Peneliti memberitahukan kepada anak bahwa hari ini akan bermain

kalung angka.Peneliti mengenalkan bahan dan bentuk yang digunakan untuk

bermain kalung angka yaitu tali, sedotan berbagai warna yang sudah dipotong-

potong,kertas warna yang berbentuk lingkaran yang tertulis angka, kertas warna

yang bertulis nama anak.Peneliti menjelaskan cara membuat kalung angka , kertas

yang bertulis nama dimasukkan terlebih dahulu ke tali,berikutnya satu buah kertas

bernomor dimasukkan ke tali kemudian diikuti dengan memasukkan tiga buah

sedotan berbagi warna ke tali, kemudian kertas bernomor sama dimasukkan dan

tiga buah sedotan juga,begitu seterusnya dengan pola yang sama. Terakhir tali

diikat ujung-ujungnya.

Peneliti membagikan bahan-bahan pada anak-anak. Setiap anak

mendapat angka yang berbeda dan masing-masing angka yang sama dimiliki oleh

dua orang anak.Peneliti memberikan bantuan pada siswa yang mengalami

kesulitan. Peneliti memberikan penguatan yang positif bagi siswa yang bisa

mengerjakannya serta memberikan semangat pada siswa yang belum bisa

melaksanakannya. Setelah anak selesai merangkai, anak disuruh memakai kalung

angka yang telah selesai dibuat.Anak-anak diminta berbaris kebelakang sesuai

dengan urutan angka 1,2,3,... dan seterusnya.

Setelah permainan selesai anak diminta untuk membereskan sisa-sisa

bahan yang tidak terpakai.Peneliti menutup kegiatan dengan berdo’a bersama.

Page 93: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

a) Hasil Tes Berhitung Matematika Siklus II

Dari tes yang mengungkap kemampuan berhitung matematika siswa, yang

terdiri dari tes tertulis, hasilnya tertuang dalam tabel 8 berikut:

Tabel. 8. Hasil Tes Berhitung Matematika Siklus II

Nama Siswa Nilai Tes

Tertulis Kategori

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Pu 50 Kurang Belum

Ir 75 Baik Tuntas

Ab 55 Kurang Belum

Ra 80 Baik Tuntas

Fq 55 Kurang Belum

Fr 70 Cukup Tuntas

Fz 75 Cukup Tuntas

Ka 90 Sempurna Tuntas

La 65 Cukup Tuntas

Ha 80 Baik Tuntas

Il 65 Cukup Tuntas

Ol 65 Cukup Tuntas

Rf 70 Cukup Tuntas

Rz 85 Sempurna Tuntas

Hu 55 Kurang Belum

Sh 70 Cukup Tuntas

Sya 90 Sempurna Tuntas

Wi 70 Cukup Tuntas

Za 75 Cukup Tuntas

Pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa siswa dengan kategori

sempurna ada 3 anak dari 19 siswa atau sebesar 15,79% ,siswa dengan kategori

baik dalam berhitung matematika ada 3 siswa dari keseluruhan 19 siswa atau

sebesar 15,79%, siswa dalam kategori cukup ada 9 siswa atau sebesar 47,37%,

dan siswa dalam kategori kurang ada 4 siswa atau sebesar 21,05%. Jika meninjau

dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa yang mencapai nilai ≥ 60 atau

tuntas dari KKM ada 15 siswa atau sebesar 78,95%, sedangkan 4 siswa yang lain

belum tuntas atau sebesar 21,05%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada

pelaksanaan tindakan siklus II ini, terjadi peningkatan kemampuan membaca

pemahaman siswa dari siklus I yaitu sebesar 26,32%. Jika meninjau dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), siswa yang mencapai nilai ≥ 60 atau tuntas dari

Page 94: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

KKM 14 siswa telah mencapai KKM atau 78,95%. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, terjadi peningkatan kemampuan berhitung

matematika dari siklus I yaitu sebesar 26,32%.

b) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

Berdasarkan observasi peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus II,

dengan pengamatan terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran berhitung

matematika melalui lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel. 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

Nama Siswa Siklus II Kategori

Pu 29 Kurang aktif

Ir 33 Aktif

Ab 31 Aktif

Ra 29 Kurang aktif

Fq 31 Aktif

Fr 29 Kurang aktif

Fz 31 Aktif

Ka 32 Aktif

La 33 Aktif

Ha 31 Aktif

Il 31 Aktif

Ol 32 Aktif

Rf 31 Aktif

Rz 35 Aktif

Hu 32 Aktif

Sh 34 Aktif

Sya 36 Aktif

Wi 31 Aktif

Za 27 Kurang aktif

Page 95: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Pada tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa siswa dengan kategori aktif

dalam pembelajaran berhitung matematika sebanyak 15 siswa dari keseluruhan 19

siswa atau sebesar 78,95%, sedangkan 4 siswa yang lain dalam kategori kurang

aktif atau sebesar 21,05%,. Ada peningkatan keaktifan pada pelaksanaan tindakan

pada siklus II ini jika dibandingkan dengan siklus I yang baru mencapai 10 siswa

dari keseluruhan 19 siswa dalam kategori aktif atau sebesar 52,63%. Jadi ada

peningkatan 26,32% dibandingkan dari siklus I.

Berdasarkan hasil tes berhitung matematika pada siklus II, siswa yang

mencapai ketuntasan minimal ada 15 siswa dari keseluruhan 19 siswa atau sebesar

78,95%, sedangkan siswa yang aktif dalam pembelajaran ada 15 siswa dari

keseluruhan 19 siswa atau sebesar 78,95%. Jadi, jika ditinjau dari indikator

ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 13 dari 19 siswa mendapat nilai ≥ 60 dan

13 dari 19 siswa aktif dalam pembelajaran, maka pada siklus II ini telah berhasil

mencapai indikator ketercapaian.

c. Observasi

Tahap pengamatan siklus II dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu pada tanggal 17 dan 18 Mareti 2011. Pada saat pembelajaran

berhitung berlangsung peneliti sebagai partisipan aktif. Mengamati kegiatan

belajar mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil siklus I di dalam

kelas. Dikatakan partisipasi aktif, karena peneliti terlibat langsung dalam kegiatan

yang dilakukan oleh anak dalam kegiatan belajar mengajar sebagai guru.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis , 18 Maret 2011 dan

berlangsung selama 2x45 menit. Peneliti dan anak-anak duduk melingkar,peneliti

memberi salam pada anak-anak dan menanyakan kabar mereka. Peneliti

memerintahkan pada anak memperhatikan siapa yang tidak masuk hari ini. Pada

tahap pertama peneliti melakukan apersepsi tentang hal yang berkaitan dengan

tema binatang.

Page 96: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru

memiliki tugas masing-masing. Peneliti melaksanakan pembelajaran berhitung

matematika dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung

permulaan. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa saat

pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi terhadap

kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

berhitung matematika pada tindakan II, diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berjumlah 15 siswa

dari 19 siswa secara keseluruhan

b) Siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar berjumlah 4

siswa dari 19 siswa secara keseluruhan.

c) Peneliti sebagai guru dalam kemampuan menjelaskan mendapat

kategori baik dengan skor 55 dari skor maksimal 60.

d) Peneliti sebagai guru dalam kemampuan mengelola kelas mendapat

kategori baik dengan skor 70 dari skor maksimal 80.

d. Analisis dan Refleksi

Pada tahap refleksi ini diawali dengan poses analisis terlebih dahulu,

peneliti bersama dengan guru kelas mengadakan diskusi terkait pelaksanaan

tindakan II. Analisis yang dimaksud adalah terhadap hasil observasi, serta hasil

pekerjaan siswa. Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar dengan metode

BCCT berbasis permainan berhitung permulaan berjalan dengan baik.

Kekurangan pada pelaksanaan sebelumnya sudah dapat diatasi.

Berdasarkan hasil tes berhitung matematika pada siklus II, siswa yang

mencapai ketuntasan minimal ada 15 siswa dari keseluruhan 19 siswa atau sebesar

78,95%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran ada 15 siswa dari keseluruhan 19

siswa atau sebesar 78,95%. Walaupun masih ada 4 siswa yang belum memenuhi

Page 97: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

kategori ketuntasan dan keaktifan, namun jumlah indikator ketercapaian telah

terpenuhi . Jadi, jika ditinjau dari indikator ketercapaian yang telah ditentukan

yaitu 13 dari 19 siswa mendapat nilai ≥ 60 dan 13 dari 19 siswa aktif dalam

pembelajaran, maka pada siklus II ini berhasil mencapai indikator ketercapaian

siswa yang mencapai ketuntasan minimal ada 15 siswa dari keseluruhan 19 siswa

atau sebesar 78,95%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran ada 15 siswa dari

keseluruhan 19 siswa atau sebesar 78,95%.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan dalam skripsi ini meliputi penjabaran mengenai peningkatan

kemampuan berhitung matematika serta peningkatan keaktifan siswa saat

pembelajaran berhitung dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan

berhitung permulaan pada anak usia dini di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam

IRMAS Sukoharjo Tahun Ajaran 2010 / 2011. Penelitian ini dilakukan dalam dua

siklus. Setiap siklus dari empat tahapan yaitu : tahap perencanaan,tahap

pelaksanaan tindakan,tahap observasi dan terakhir refleksi. Sebelum tahapan-

tahapan kegiatan dalam siklus I dan siklus II dmulai, peneliti mengadakan

kegiatan observasi dan pre test untuk memperoleh data empiris yang akan

digunakan sebagai bahan penguat perbandingan perkembangan kemampuan siswa

pada siklus I dan siklus II, selain berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama

menjadi guru kontrak di TK tersebut .Pada siklus I peneliti berperan sebagai guru

dan guru kolaborator berperan sebagai pengamat, segala kegiatan berpusat pada

anak, melalui pijakan-pijakan. Selama pelaksanaan tindakan, ternyata ada masalah

yang perlu dibenahi. Contohnya siswa sering berebut dengan teman, ramai sendiri

untuk menarik perhatian guru. Untuk mengatasi hal itu peneliti membagi anak-

anak dalam kelompok lebih kecil. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Snowman(dalam Soemantri Patmonodewo, 2003:34) bahwa anak prasekolah

biasanya mudah bersoasialisasi dengan orang dalam kelompok bermain cenderung

kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut

cepat berganti – ganti. Selain itu dalam pelaksanaan peneliti juga sering

Page 98: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

memberikan reward pada anak yang bisa melaksanakan kegiatan maupun yang

belum mampu. Semua hal tersebut dilakukan dengan berdasarkan ciri-ciri metode

BCCT menurut Nafik (2008) yaitu:

1. Pembelajarannya berpusat pada anak

2. Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting

3. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan

berani mengambil keputusan sendiri

4. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator

5. Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat

minat

6. Memiliki standar operasional prosedur yang baku

Siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I yang belum

mencapai indikator ketercapaian sekaligus untuk membenahi masalah-masalah

yang muncul pada siklus I. Pada siklus II ini keberhasilan penggunaan metode

BCCT berbasis permainan berhitung permulaan untuk meningkatkan kemampuan

berhitung matematika pada anak usia dini dapat dilihat dari keberhasilan dalam

mencapai indikator ketercapaian. Keberhasilan tersebut dapat diamati berdasarkan

ketercapaian yang telah diperoleh berikut ini :

1. Ketuntasan belajar siswa mencapai 78,95% yaitu 15 siswa dari 19 siswa

mendapatkan nilai di atas 60 dari ketuntasan minimal sebanyak 13 dari 19

siswa mendapat nilai di atas 60 pada indikator ketercapaian.

2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 78,95% yaitu 15

siswa dari 19 siswa dari keaktifan pembelajaran minimal sebanyak 13 dari 19

siswa dengan memperole nilai minimal 31 dari hasil pengamatan dengan

lembar observasi keaktifan siswa telah mencapai indikator ketercapaian.

Berdasarkan pengamatan peneliti ketika menjadi guru kontrak dan

didukung oleh informasi dari guru kelas, kemampuan berhitung sebagian anak

masih rendah. Karena berhitung memerlukan ketelitian yang terkadang untuk

anak usia prasekolah tidak begitu teliti serta sabar dalam berhitung. Akan tetapi

penggunaan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan membuat

siswa antusias dan semangat untuk belajar berhitung, serta siswa mengalami

Page 99: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

peningkatan dalam hal berhitung Hal ini dikarenakan penerapan metode yang

berupa permainan membuat anak senang dan tidak monoton dapat bervariasi

permainannya. Hal ini sesuai dengan unsur permainan menurut Hughes (1999)

dalam (Andang Ismail,2006 : 14) yaitu menyenangkan dan dapat menikmati

melakukan secara aktif dan sadar. Sesuai juga dengan ciri-ciri yang menandai

bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung menurut Direktorat

Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar,2007 antara lain:

1) Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan

berhitung.

2) Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.

3) Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya secara

spontan.

4) Anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada

di sekitarnya.

5) Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-

benda yang ada di sekitarnya tanpa disengaja

Kemampuan anak mengalami peningkatan,dapat dilihat dari nilai post test yang

diberikan.

Secara rinci pembahasan hasil penelitian meliputi penjabaran mengenai

peningkatan kemampuan berhitung matematika serta peningkatan keaktifan siswa

dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan

pada anak usia dini di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo

Tahun Ajaran 2010 / 2011. Pembahasan hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Peningkatan Kemampuan Berhitung Matematika Kelas B2 TK Raudlotul

Athfal Islam Irmas Sukoharjo Tahun Ajaran 2010 / 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas B2 dalam

berhitung matematika mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan.

Page 100: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Peningkatan siswa dapat dilihat pada tabel 10 dan disajikan dalam bentuk grafik

pada gambar 12 berikut ini :

Tabel 10.Peningkatan Nilai Tes Berhitung Matematika Tiap Siklus

Nama Pre Test Post Test

Siklus I

Post Test

Siklus II

Keterangan

Pu 30 40 50 Meningkat

Ir 70 75 75 Meningkat

Ab 35 45 55 Meningkat

Ra 70 75 80 Meningkat

Fq 30 40 55 Meningkat

Fr 50 60 70 Meningkat

Fz 55 65 75 Meningkat

Ka 75 80 90 Meningkat

La 50 55 65 Meningkat

Ha 65 75 80 Meningkat

Il 50 55 65 Meningkat

Ol 55 60 65 Meningkat

Rf 50 55 70 Meningkat

Rz 75 80 85 Meningkat

Hu 40 50 55 Meningkat

Sh 40 55 70 Meningkat

Sya 80 85 90 Meningkat

Wi 45 55 70 Meningkat

Za 55 60 75 Meningkat

% Tuntas 31,58% 52,63% 78,95% Meningkat

% Peningkatan 21,05% 26,32%

Data pada tabel 10 di atas merupakan rekapitulasi hasil tes berhitung

matematika dimulai dari kemampuan awal siswa, siklus I dan siklus II. Pada tabel

tersebut terlihat adanya peningkatan sejak diadakan siklus I dan siklus II. Dari

daftar nilai pre test yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan kemampuan

awal, terlihat bahwa dari 19 siswa yang mencapai ketuntasan atau ketuntasan baru

Page 101: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

mencapai 31,58%. Pada hasil tes siklus I, persentase tuntas mencapai 52,63%,

atau terjadi peningkatan 21,05% bila dibandingkan dengan kemampuan awal.

Pada hasil tes siklus II, persentase tuntas sebesar 78,95%, atau terjadi peningkatan

26,32% bila dibandingkan dengan hasil tes siklus I. Bila membandingkan hasil

siklus II dengan kemampuan awal, maka peningkatan hasil adalah sebesar

47,37%.

Grafik pada gambar 12 berikut juga akan menggambarkan adanya

peningkatan nilai tes berhitung matematika kelas B2, sebagai berikut :

Gambar 13. Grafik Peningkatan Nilai Test Berhitung Matematika Tiap Siklus

Grafik di atas merupakan bentuk penyajian lain dari tabel 10. Hanya saja

dengan grafik, diharapkan peningkatan hasil tes dapat terlihat secara jelas. Pada

hasil pre test, persentase tuntas mencapai 31,58%. Pada hasil tes siklus I,

persentase tuntas sebesar 52.63%. Pada hasil tes siklus II, persentase tuntas adalah

sebesar 78,95 %.

Dari tabel 10 dan grafik 12 di atas merupakan bukti adanya peningkatan

kemampuan berhitung Matematika anak usia dini kelas B2 TK Raudlotul Athfal

Islam Irmas Sukoharjo setelah mendapat perlakuan dengan metode BCCT

berbasis permainan berhitung permulaan.

31.58% 52.63% 78.95%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Peningkatan Nilai Test Berhitung Matematika Tiap

Siklus

Pre Test

Post Test Siklus I

Post Test Siklus II

Page 102: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

2. Peningkatan Keaktifan Siswa saat Pembelajaran Berhitung Matematika

Kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam Irmas Sukoharjo Tahun Ajaran

2010 / 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa kelas B2 dalam

berhitung matematika mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan.

Peningkatan siswa dapat dilihat pada tabel 11 dan disajikan dalam bentuk grafik

pada gambar 13 berikut ini :

Tabel 11. Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas B2 TK Raudlotul Athfal

Islam Irmas Sukoharjo Tahun Ajaran 2010 / 2011.

Nama Kondisi Awal Siklus I Siklus II Keterangan

Pu 22 26 29 Meningkat

Ir 31 32 33 Meningkat

Ab 26 31 31 Meningkat

Ra 18 25 29 Meningkat

Fq 18 26 31 Meningkat

Fr 19 24 29 Meningkat

Fz 22 27 31 Meningkat

Ka 31 31 32 Meningkat

La 25 32 33 Meningkat

Ha 24 27 31 Meningkat

Il 31 31 31 Meningkat

Ol 25 31 32 Meningkat

Rf 26 28 31 Meningkat

Rz 25 32 35 Meningkat

Hu 25 31 32 Meningkat

Sh 31 32 34 Meningkat

Sya 32 34 36 Meningkat

Wi 20 26 31 Meningkat

Za 19 25 27 Meningkat

% Aktif 26,32% 52,63% 78,95% Meningkat

% Peningkatan 26,31% 26,32%

Data pada tabel 11 di atas merupakan rekapitulasi observasi keaktifan

siswa saat pembelajaran berhitung matematika dimulai dari kondisi awal siswa,

siklus I dan siklus II. Pada tabel tersebut terlihat adanya peningkatan sejak

diadakan siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal,presentase keaktifan adalah

Page 103: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

26,32% . Pada siklus I, persentase keaktifan mencapai 52,63%, atau terjadi

peningkatan 26,63% bila dibandingkan dengan keaktifan awal. Pada hasil tes

siklus II, persentase tuntas sebesar 78,95%, atau terjadi peningkatan 26,32% bila

dibandingkan dengan hasil tes siklus I. Bila membandingkan hasil siklus II

dengan kemampuan awal, maka peningkatan hasil adalah sebesar 47,37%.

Grafik pada gambar 13 berikut juga akan menggambarkan adanya

peningkatan keaktifan siswa kelas B2, sebagai berikut :

Gambar 14. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas B2

Grafik di atas merupakan bentuk penyajian lain dari tabel 11. Hanya saja

dengan grafik, diharapkan peningkatan hasil tes dapat terlihat secara jelas. Pada

hasil kondisi awal, persentase keaktifan mencapai 26,32%. Pada siklus I,

persentase keaktifan siswa sebesar 52.63%. Pada hasil tes siklus II, persentase

keaktifan siswa adalah sebesar 78,95 %.

Dari tabel 10 dan grafik 12 di atas merupakan bukti adanya peningkatan

keaktifan siswa saat pembelajaran berhitung Matematika kelas B2 TK Raudlotul

Athfal Islam Irmas Sukoharjo setelah mendapat perlakuan dengan metode BCCT

berbasis permainan berhitung permulaan

26.32% 52.63% 78.95%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas B2

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Page 104: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Page 105: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa,

penggunaan metode BCCT ( Beyond Center and Circle Time ) berbasis permainan

berhitung permulaan dapat meningkatkan kemampuan berhitung Matematika pada

anak usia dini di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo Tahun

Ajaran 2010/2011 .

Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya ketercapaian indikator sebagai

berikut :

1. Sebanyak 15 siswa dari 19 siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

untuk mata pelajaran berhitung Matematika di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam

IRMAS Sukoharjo yaitu memperoleh nilai ≥ 60.

2. Sebanyak 15 siswa dari 19 siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan skor

minimal 31 dari hasil pengamatan dengan lembar observasi keaktifan siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa dalam pembelajaran , sangatlah

diperlukan adanya pemikiran yang kreatif dalam memecahkan suatu masalah. Bukan

hanya masalah pada berhitung Matematika saja, namun begitu pula pada

permasalahan lain yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar. Salah satu

wujud pemikiran kreatif tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran.

Metode terbukti efektif dalam menunjang pembalajaran. Baik pembelajaran eksak,

seperti Matematika dan IPA, ataupun pembelajaran non eksak seperti Bahasa

Indonesia dan IPS.

Page 106: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Berkaitan dengan pemilihan media pembelajaran yang diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan siswa, upaya yang dilakukan dengan penggunaan metode

BCCT ( Beyond Center and Circle Time ) berbasis permainan berhitung permulaan

membuktikan terjadinya peningkatkan kemampuan berhitung Matematika pada anak

usia dini di kelas B2 TK Raudlotul Athfal Islam IRMAS Sukoharjo Tahun Ajaran

2010/2011 sehingga hal tersebut mempengaruhi kualitas proses dan hasil

pembelajaran. Metode BCCT ( Beyond Center and Circle Time ) berbasis permainan

berhitung permulaan dalam penelitian ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan

untuk menghadirkan metode pembelajaran dalam pembelajaran berhitung. Sehingga

metode ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru yang ingin menyampaikan materi

untuk meningkatkan keaktifan siswa usia dini dalam pembelajaran berhitung

Matematika karena metode ini diaplikasikan dengan permainan sehingga sangat

menarik, serta sesuai dengan perkembangan anak yang sedang gemar melakukan

permainan. Untuk itu metode BCCT ( Beyond Center and Circle Time ) berbasis

permainan berhitung permulaan perlu diterapkan terutama pada pembelajaran

berhitung.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-

saran sebagai berikut :

1. Saran kepada Kepala Sekolah:

a. Dalam upaya pengembangan metode pembelajaran yang efektif dan

menunjang proses belajar mengajar, hendaknya diadakan sosialisasi dan

pembekalan rutin kepada guru.

b. Kepala sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru untuk

menggunakan metode BCCT berbasis permainan berhitung permulaan dalam

pelajaran berhitung.

Page 107: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Saran kepada Guru:

a. Guru sebaiknya lebih berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan dan menarik sehingga siswa merasa nyaman dan aktif dalam

mengikuti pembelajaran.

b. Guru sebaiknya mengekfektifkan pembelajaran berhitung dengan metode

BCCT berbasis permainan berhitung permulaan

3. Saran kepada siswa:

a. Siswa hendaknya selalu terlibat secara aktif saat kegiatan belajar mengajar,

sehingga siswa akan terbiasa terlibat aktif saat proses kegiatan belajar

mengajar.

b. Siswa sebaiknya mampu mengekspresikan dirinya dengan berani dengan ikut

berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar yang diadakan oleh guru.

4. Saran kepada Peneliti selanjutnya:

Diharapkan ada penelitian lanjutan yang membahas tentang kaitan metode

BCCT ( Beyond Center and Circle Time ) berbasis permainan berhitung permula

dengan kemampuan berhitung Matematika di sekolah yang berbeda.

Page 108: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Salim.1993.Materi Penyuluhan Stimulasi Perkembangan Motorik Anak Balita

Usia Prasekolah.Surabaya:Universitas Airlangga

----------- ---..2006.Pediatri Dalam Pendidikan Luar Biasa.Dirjen Dikti

Agus Ruslan.31 Mei 2007. Pendidikan Usia Dini yang Baik Landasan Keberhasilan

Pendidikan Masa Depan. http://re-searchengines.com/agusruslan31-5-2.html

Ali Nugroho dkk.2008.Kurikulum dan Bahan Belajar TK.Jakarta:Universitas Terbuka

Amir Ma’ruf.Mei 2009. http://oneareja.blog.friendster.com/2009/05/proposal/

Andang Ismail.2006.Education Games.Yogyakarta:Pilar Media

Badudu Zain.2001.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Carol Seefeldt & Barbara A.Wasik.2008.Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta :Indeks

Conny R Semiawan.2008.Penerapan Pembelajaran Pada Anak.Jakarta:Indeks

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.2006.Pedoman Penerapan Pendekatan

“Beyond Centers and Circles Time (BCCT)” (Pendekatan Sentra dan Saat

Lingkaran) dalam Pendidikan Anak Usia Dini).Jakarta:Departemen Pendidikan

Nasional

Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar.2007. Pedoman

Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak

.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Dorothy Rich.2008.Sukses untuk Anak –anak Prasekolah.Jakarta :Indeks

Gino,Suwarni,Suripto,Maryanto,dan Sutijan.2000.Belajar dan Pembelajaran

I.Surakarta:UNS PRESS

Grace Anata Irlanari.2009. http://ganataedu.blogspot.com/2009/02/konsep-dasar-

pendidikanprasekolah.html

Hibana S Rahman.2002.Konsep Dasar Anak Usia Dini.Yogyakarta:PGTKI Press

Kimrasil.2009.(file:///G:/Metode%20Permainan%20dalam%20Pembelajaran%20%20

BELAJAR%20PSIKOLOGI.html)

Kasi Mapenda Karesidenan Surakarta.2009.Lembar Kerja RA/BA/TA Al

Hakim.Surakarta:IGRA

90

Page 109: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Kasihani Kasbolah.2001.Penelitian Tindakan Kelas.Malang:Universitas Negeri

Malang

Kwon Young.2002. International Journal Changing Curriculum for Early Childhood

Education in England volume 4 nomor 2.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://ecrp.uiuc.edu/v4n2

/kwon.html&ei=awr2TYvxAsfjrAfE1tzgBg&sa=X&oi=translate&ct=result&re

snum=4&ved=0CEMQ7gEwAw&prev=/search%3Fq%3Djournal%2Binternati

onal%2Bcurriculum%2Beducation%2Bplay%2Bgroup%26hl%3Did%26client

%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd%3Divns

Mary Frances Hanline. 1999. International Journal of Disability, Development and

Education Developing a Preschool Play-based Curriculum volume 46 nomor

3.http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a713671083~fr

m=abslink

Mulyono Abdurrahman.1999.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar.Jakarta:Rineka Cipta

Nia.11 November 2009.Manfaat Bermain Bagi Perkembangan Anak.

file:///G:/manfaat-bermain-bagi-perkembangan-anak.html

Nafik .7 Maret 2008.Sekilas Tentang Metode Pembelajaran dengan Pendekatan

Beyond Centers And Circle Time (BCCT)

http://thenaffschool.wordpress.com/2008/03/07/makanan-apa-bcct-itu/

NN.25 Mei 2008.Aspek Perkembangan Kognitif anak Usia Taman Kanak-kanak

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/aspek-perkembangan-

kognitif-anak-usia-taman-kanak-kanak

Parwoto. tt. Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Program

Studi PGPLB. Jakarta: Depdikbud

Robyn Hromek.2010.Manfaat Terapi Permainan Bagi Anak.

file:///G:/Manfaat%20Permainan%20Bagi%20Anak%20%20BELAJAR%20PSI

KOLOGI.htm

Page 110: PENGGUNAAN METODE BCCT ( BEYOND CENTER AND  · PDF fileperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, ... motivasi dan bimbingan ... Contoh Benda Kongkrit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Setiyo Utoyo. 29 Mei 2009.Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini .

http://toyo-utoy.blogspot.com/2009/05/kognitif-anak-usia-dini.html

Soemantri Patmonodewo.2003.Pendidikan Anak Prasekolah.Jakarta:Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto.2002.Metodologi Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Sunarwati.2007.http://www.membuatblog.web.id/2010/06/ pendidikan-anak-usia-

dini.html.

Suroyo.2009.Buku Penunjang Pendidikan TK “Cerita”.Klaten:CV Isnu Surya Jaya

Sutrisno Hadi.2007.Metode Reserch.Jakarta:Rineka Cipta

TK RA Islam IRMAS.2008.Silabus Kelompok B Semester 1.Sukoharjo

Tpaud cahaya ilmu.5 Desember 2008.Metode BCCT dalam Pendidikan Paud

http://tpaudcahayailmu.blogspot.com/2008/12/bcct-pendidikan-anak.htmlbh

Yuliani Nurani Sujiono dkk.2006.Metode Pengembangan Kognitif.Jakarta

:Universitas Terbuka