pengertian tajwid menurut bahasa

7/21/2019 Pengertian Tajwid Menurut Bahasa

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-tajwid-menurut-bahasa 1/35

Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu.

Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara

membaca l-!uran dengan sebaik-baikn"a.

Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan l-!uran dari kesalahan dan perubahan sertamemelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.

#elajar ilmu tajwid itu hukumn"a $ardlu ki$a"ah, sedang membaca l-!uran dengan baik (sesuai

dengan ilmu tajwid) itu hukumn"a %ardlu &in.

'alil ajib empraktekkan Tajwid 'alam Setiap Pembacaan l-!ur*an:

+. 'alil dari l-!ur*an.

%irman llah s.w.t.:

rtin"a: 'an bacalah l-!ur*an itu dengan perlahantartil (bertajwid)

!.S. l-uammil (/0): 12.

"at ini jelas menunjukkan bahwa llah s.w.t. memerintahkan 3abi s.a.w. untuk membaca

l-!ur*an "ang diturunkan kepadan"a dengan tartil, "aitu memperindah pengucapan

setiap huru$-huru$n"a (bertajwid).

%irman llah s.w.t. "ang lain:

rtin"a: 'an 4ami (llah) telah bacakan (l-!ur*an itu) kepada (uhammad s.a.w.) secara

tartil (bertajwid) !.S. l-%ur5aan (67): 062.

6. 'alil dari s-Sunnah.

'alam hadits "ang diriwa"atkan dari 8mmu Salamah r.a. (istri 3abi s.a.w.), ketika beliau

ditan"a tentang bagaiman bacaan dan sholat 9asulullah s.a.w., maka beliau menjawab:

rtin"a: 4etahuilah bahwa #aginda s.a.w. sholat kemudian tidur "ang laman"a sama

seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian #aginda kembali sholat "ang laman"a sama

seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi "ang laman"a sama seperti ketika

beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. 4emudian dia (8mmu Salamah) mencontohkan

cara bacaan 9asulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu) bacaan "ang menjelaskan

(ucapan) huru$-huru$n"a satu persatu. (;adits 6<1/ =amik t-Tirmii)



'alam hadits "ang diriwa"atkan dari bdullah Ibnu &mr, 9asulullah s.a.w. bersabda:

rtin"a: mbillah bacaan l-!ur*an dari empat orang, "aitu: bdullah Ibnu as*ud,

Salim, u*a bin =abal dan 8bai bin 4a*ad. (;adits ke 1>+7 dari Sahih l-#ukhari).

3. 'alil dari Ijma? 8lama.

Telah sepakat para ulama sepanjang aman sejak dari aman 9asulullah s.a.w. sampai

dengan sekarang dalam men"atakan bahwa membaca l-!ur*an secara bertajwid adalah

suatu "ang $ardhu dan wajib. Pengarang kitab 3iha"ah men"atakan: Sesungguhn"a telah

ijma* (sepakat) semua imam dari kalangan ulama "ang diperca"a bahwa tajwid adalah suatu

hal "ang wajib sejak aman 3abi s.a.w. sampai dengan sekarang dan tiada seorangpun "angmempertikaikan kewajiban ini.

Terdapat 1 tingkatan atau mertabat bacaan l !uran "aitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:

+. t-Tah5i5:

#acaann"a seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti membetulkan bacaan

huru$ dari makhrajn"a, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung.

Tingkatan bacaan tah5i5 ini biasan"a bagi mereka "ang baru belajar membaca l !uran

supa"a dapat melatih lidah men"ebut huru$ dan si$at huru$ dengan tepat dan betul.

6. l-;adar:

#acaan "ang cepat serta memelihara hukum-hukum bacaan tajwid. Tingkatan bacaan

hadar ini biasan"a bagi mereka "ang telah mengha$al l !uran, supa"a mereka dapat

mengulang bacaann"a dalam waktu "ang singkat.

0. t-Tadwir:

#acaan "ang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan hadar, serta memelihara

hukum-hukum tajwid.

4. t-Tartil

#acaann"a perlahan-lahan, tenang dan mela$akan setiap huru$ dari makhrajn"a secara

tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungkan

maknan"a, hukum dan pengajaran dari a"at.

Tingkatan bacaan tartil ini biasan"a bagi mereka "ang sudah mengenal makhraj-makhraj

huru$, si$at-si$at huru$ dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik

dan lebih diutamakan.

7. Terdapat 6< huru$ dasar (asasasli) di dalam l-!uran dan 6 huru$ pengganti "angdikenal juga dengan nama huru$-huru$ ;ijaan atau ;ijai"ah, "aitu:



Huruf Bacaan

qaf

kaf

lam

mim

nun

wau

ha'

lam-alif

hamzah

ya

Huruf Bacaan

zay

sin

syin

shad

dhad

tha

zha

'ain

ghain

fa

Huruf Bacaan

alif

ba

ta

tsa

jim

ha

kha

dal

dzal

ra

Lam-Alif , Hamzah, Ta Marbuthah

Alif Mak surah

+. @am-ali$ ( ).

;uru$ merupakan kombinasi dari 6 huru$ "aitu: huru$ (lam) diikuti oleh

huru$ (ali$).

6. ;amah ( ).

;uru$ bisa ditulis secara:



a. #erdiri sendiri: (hamah)

b. 'i atas atau di bawah huru$ (ali$): (ali$ hamah atas) atau (ali$

hamah bawah)

c. 'i atas huru$ ("a) tanpa dua titik di bawahn"a: ("a hamah)

d. 'i atas huru$ (wau): (wau hamah).

e. 'i atas atau di bawah huru$ (lam-ali$): (lam-ali$ hamah atas) atau

(lam-ali$ hamah bawah)

0. Ta marbuthah ( ).

;uru$ han"a muncul di akhir kata. =ika bacaan berhenti pada kata itu maka

huru$ tersebut dibaca seperti huru$ (ha*). =ika bacaan tidak berhenti pada

kata itu maka huru$ tersebut dibaca seperti huru$ (ta).

l-Israa* (+/): 0A Bunyi Surah: 4lik Surah di tas B

4. li$ aksurah ( ).

;uru$ "aitu huru$ (ali$) "ang ditulis seperti huru$ ("a) namun tanpa dua

titik di bawahn"a. ;uru$ han"a muncul di akhir kata dan ber$ungsi sebagai

tanda baca panjang, sebagaimana huru$ (ali$) juga bisa ber$ungsi seperti itu.

Tanda-Tanda Baris



+. #aris di atas (%athah)

emberikan bun"i Cokal ?a?, contoh: (ba)

6. #aris di bawah (4asrah)

emberikan bun"i Cocal ?i?, contoh: (bi)

0. #aris di hadapan ('hammah)

emberikan bun"i Cokal ?u?, contoh: (bu)

1. Tanda mati (Sukun)

Tanda sukun di atas sebuah huru$ berarti huru$ itu mati, contoh: (ab)

7. #aris dua di atas (%athatain)

emberikan bun"i ?an?, contoh: (ban).

>. #aris dua di bawah (4asratain)

emberikan bun"i ?in?, contoh: (bin).

/. #aris dua di hadapan ('hammatain)

emberikan bun"i ?un?, contoh: (bun).

<. Sabdu di atas (S"addah %athah)

Dontoh: (abba).

A. Sabdu di bawah (S"addah 4asrah)



Dontoh: (abbi).

+E. Sabdu di hadapan (S"addah 'hammah)

Dontoh: (abbu).

++. Sabdu dua di atas (S"addah %athatain)

Dontoh: (abban).

+6. Sabdu dua di bawah (S"addah 4asratain)

Dontoh: (abbin).

+0. Sabdu dua di hadapan (S"addah 'hammatain)

Dontoh: (abbun).

+1. %athah-ali$ dibaca panjang 6 harakat (hitungan)

Dontoh: (baa).

+7. 4asrah-ali$ dibaca panjang 6 harakat (hitungan)

Dontoh: (bii).

+>. 'hammah terbalik dibaca panjang 6 harakat (hitungan)

Dontoh: (buu).

17. addah dibaca panjang antara 0 sampai dengan 1 harakat (hitungan)

Dontoh: (baaa) .



B!ntuk -B!ntuk Huruf

B!lakan

g

T!nga

h

"!#a

nAsas

B!lakan

g

T!nga

h

"!#a

nAsas



K elompok huruf -huruf Syaf awiyah (%i&ir);uru$-huru$n"a adalah: ba, wau, mim dan fa.

;uru$ ba, wau dan mim makhrajn"a di antara dua bibir.

;uru$ $a makhrajn"a di bagian dalam bibir bawah serta ujung gigi seri atas.

)if at-)if at Huruf * +ahr dan Hams

Jahr, yaitu:

Tertahann"a na$as di tempat makhraj ketika mela$alkan huru$ karena

persentuhantempelan antara dua organ penutur sangat kuat di tempat makhraj

tersebut. Si$atn"a kuat, lawann"a ;ams. ;uru$n"a ada +<, "aitu selain huru$-huru$

;ams.

Bunyi Huruf: 4lik ;uru$ dengan @atar #elakang arna 4uning B

Hams, yaitu:

eluncurn"a na$as ketika mela$alkan huru$ tanpa ada hambatan, karena persentuhan

antara dua organ penutur di tempat makhraj sangat lemah. Si$atn"a lemah, lawann"a

=ahr. ;uru$n"a ada +E, "aitu "ang tergabung dalam kalimat:


)if at-)if at Huruf * sti'la' dan stif al



Isti'la', yaitu:

Terangkatn"a sebagian besar lidah ketika mela$alkan huru$. Si$atn"a kuat, lawann"a

Isti$al. ;uru$n"a ada /, "aitu "ang tergabung dalam kalimat:


Istifal, yaitu:

enuturkan huru$ dengan menurunkan sebagian besar lidah ke dasar permukaan mulut.

Si$atn"a lemah, lawann"a Isti?la?. ;uru$n"a ada 6+, "aitu selain huru$-huru$ Isti?la?.


)if at-)if at Huruf * thbaq dan nf itah

Ithbaq, yaitu:

engangkat lidah ke arah langit-langit lunak ketika mela$alkan huru$. Si$atn"a kuat,

lawann"a In$itah. ;uru$n"a ada 1, "aitu: Shad, 'had, Tha dan Fha.




Infitah, yaitu:

erenggangkan lidah dari langit-langit lunak ketika mela$alkan huru$. Si$atn"a lemah,

lawann"a Ithba5. ;uru$n"a ada 61, semua huru$ hijai"ah selain Shad, 'had, Tha dan

Fha.


)if at-)if at Huruf * shmat dan dzlaq

Ishmat, yaitu:

;uru$ "ang agak berat dan tidak dapat dila$alkan dengan cepat karena makhrajn"a jauh

dari ujung lidah. Si$atn"a kuat, lawann"a Idla5. ;uru$n"a ada 66, "aitu selain huru$Idla5.




Idzlaq, yaitu:

;uru$ "ang dapat diucapkan dengan ringan dan cepat karena makhrajn"a di ujung lidah.

Si$atn"a lemah, lawann"a Ishmat. ;uru$n"a ada >, "aitu "ang tergabung dalam kata:


)if at-)if at Huruf * )yiddah dan ak hawah

Syiddah, yaitu:

enahan suara sejenak di tempat makhraj, kemudian melepaskann"a secara tiba-tiba

bersama udara. Si$atn"a kuat, lawann"a 9akhawah. ;uru$n"a ada <, "aitu "ang

tergabung dalam kalimat:




Rakhawah, yaitu:

eluncurn"a suara ketika mela$alkan huru$ tanpa ada hambatan karena pertemuan dua

organ penutur di tempat makhraj lemah. Si$atn"a lemah, lawann"a S"iddah. ;uru$n"a

ada +7, "aitu selain huru$ S"iddah dan utawassith.


)if at-)if at Huruf * Mutawassith

Mutawassith !"rt"ngahan#, yaitu:

en"ederhanakan suara ketika mela$alkan huru$. Si$atn"a antara S"iddah dan

9akhawah. ;uru$n"a ada 7, "aitu "ang tergabung dalam kalimat:




Shafir, yaitu:

Suara tambahan "ang mirip suara siulan. Si$atn"a kuat. ;uru$n"a ada 0, "aitu: Fa", Sin dan Shad


$alqalah, yaitu:

Terjadin"a getaran sewaktu menuturkan huru$ "ang sukun, sehingga terdengar semacam aspirasi

suara "ang kuat. Si$atn"a kuat. ;uru$n"a ada 7, "aitu "ang tergabung dalam kalimat:


)if at-)if at Huruf * Layin



%ayin, yaitu:

4eluarn"a suara dengan mudah dan memanjang. Si$atn"a lemah. ;uru$n"a ada 6, "aitu:

au dan Ga.


)if at-)if at Huruf * nhiraf

Inhiraf, yaitu:

#eralihn"a suatu huru$ setelah keluar dari makhrajn"a kepada makhraj huru$ lain.

Si$atn"a kuat. ;uru$n"a ada 6, "aitu: @am dan 9a.


)if at-)if at Huruf * Tak rir

&akrir, yaitu:

#ergetarn"a ujung lidah ketika mela$alkan huru$. Si$atn"a kuat. ;uru$n"a ada +, "aitu:

9a.




)if at-)if at Huruf * Taf asysyi

&afasysyi, yaitu:

Tersebarn"a udara dalam mulut ketika mela$alkan huru$. Si$atn"a kuat. ;uru$n"a ada +,

"aitu: S"in.


)if at-)if at Huruf * stithalah

Istithalah, yaitu:

emanjangn"a suara pada makhraj huru$. Si$atn"a kuat. ;uru$n"a ada +, "aitu: 'had.




)if at-)if at Huruf * $ haf a'

hafa', yaitu:

;ilangn"a sebagian suara huru$ ketika mela$alkann"a. Si$atn"a lemah. ;uru$n"a ada 0,

"aitu: ;a, au dan Ga.

)if at-)if at Huruf * .hunnah

(hunnah, yaitu:

;ilangn"a sebagian suara huru$ ketika mela$alkann"a. Si$atn"a lemah. ;uru$n"a ada 0,

"aitu: mim , nun

Huk um Bacaan* /ak af

)akaf:

'ari sudut bahasa berarti berhentimenahan.

enurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk berna$as sejenak dengan

niat meneruskan kembali bacaan.

)akaf %azim harus#, yaitu:

enghentikan bacaan pada rangkaian kata "ang sempurna makna serta la$aln"a (dari segi

i?rab) dan maksudn"a tidak tergantung dengan kata-kata berikutn"a.

aka$ laim disebut juga waka$ taam (sempurna)



aka$ @aim ini bertanda: 2

)akaf Ja'iz b*l"h#, yaitu:

#acaan "ang boleh diwashal (disambung) atau diwaka$ (berhenti).4edudukan hukum waka$ ja?i ini kadangkala sama (berhenti atau disambung), kadangkala

disambung lebih baik dari berhenti dan kadangkala berhenti lebih baik dari disambung

("aitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata "ang tidak merusakkan maknan"a).

aka$ ja?i ini terbagi tiga, "aitu: "ang terkadang disambung lebih baik, berhenti atau

disambung sama baikn"a dan "ang terkadang berhenti lebih baik.

)akaf afi +uku#, yaitu:

#acaan "ang boleh diwashal atau diwaka$, akan tetapi waka$ lebih baik daripada washal.

'inamakan ka$i karena berhenti di tempat itu dianggap cukup (la$al sempurna) dan tidak

tergantung kepada kalimat sesudahn"a sebab secara la$al tidak ada kaitann"a.

aka$ 4a$i ini bertanda:

)akaf &asawi sama#, yaitu:

Tempat berhenti "ang sama hukumn"a antara waka$ dan washal. aka$ Tasawi ini

bertanda: 2

)akaf Hasan baik#, yaitu:

#acaan "ang boleh diwashal atau diwaka$, akan tetapi washal lebih baik daripada waka$.

'inamakan hasan karena berhenti di tempat itu lebih baik.

aka$ ;asan ini bertanda:

)akaf Muraqabah t"rk*ntr*l#, yaitu:

Terdapatn"a 6 tempat waka$ di lokasi "ang berdekatan, akan tetapi han"a boleh

berhenti pada salah satu tempat saja.

aka$ mura5abah disebut juga ta?anu5ul-wa5$i (6 waka$ bertemu)

)akaf Mamnuu' dilarang#, yaitu:

#erhenti di tengah-tengah kalimat "ang belum sempurna "ang dapat mengakibatkan

perubahan pengertian, karena mempun"ai kaitan "ang sangat erat Hsecara la$al dan

makna- dengan kalimat sesudahn"a. leh karena itu, dilarang berhenti di tempat seperti

ini.

aka$ amnuu* ini bertanda: 2

)akaf Saktah %athifah b"rh"nti s"j"nak#, yaitu:

emutuskan suara (selama 6 harakat) di akhir kata, tanpa berna$as. Saktah @athi$ah ini



bertanda: 2

Huk um Bacaan* Hamzah

Hamzah:

'alam l !ur*an, hamah terbagi dua macam, "aitu hamah 5ath*i (putus) dan hamah

washal (sambung)

Hamzah $ath'i, yaitu:

;amah "ang ada dalam lisan sewaktu membaca dan ada pula dalam tulisan.

'inamakan hamah 5ath?i karena pembaca memutuskan bacaan sebagian huru$ tertentudari huru$ lain.

;amah 5ath?i bisa terletak di awal, di pertengahan atau di akhir kalimat.

;amah 5ath?i ini juga bisa terdapat pada kata benda (isim), kata kerja ($i?il) dan huru$

(har$).

turan bacaann"a: ;arus diucapkan dengan jelas (ihar).

Hamzah )ashal, yaitu:

;amah "ang diucapkan bila terdapat dipermulaan bacaan dan digugurkan ketika

disambung dengan huru$ sebelumn"a.

'inamakan hamah washal karena ber$ungsi sebagai pen"ambung dalam membaca huru$ "ang sukun di awal kalimat.

Tandan"a: huru$ shad kecil di atas ali$.

Hamzah )ashal -iba+a .athah, yaitu:

=ika hamah washal terdapat di awal kata benda (isim ma?ri$at) "ang ditandai dengan

ali$-lam di awal bacaan, maka hamah tersebut dibaca $athah.

Dontoh:

Hamzah )ashal -iba+a asrah, yaitu:

=ika hamah washal terdapat di awal kata kerja "ang huru$ keduan"a berbaris $athahatau huru$ ketigan"a berbaris kasrah atau terletak pada bentuk mashdar dari $i?il madli

(kata kerja bentuk lalu), maka hamah tersebut dibaca kasrah.

Dontoh:

Datatan: ;amah washal sama?i (tanpa kaidah) terdapat pula tujuh kata benda, "aitu:

;amah washal "ang terdapat di awal kata pada awal bacaan, wajib dibaca kasrah.



Hamzah )ashal -iba+a -hammah, yaitu:

=ika hamah washal terdapat di awal kata kerja perintah ($i*il amr) "ang huru$ ketigan "a

berbaris dhammah, maka hamah tersebut dibaca dhammah.

Dontoh:

Hamzah )ashal &idak -iba+a, yaitu:

'alam keadaan disambung, hamah washal tidak dibaca karena huru$ sukun berikutn"a

berkaitan dengan huru$ sebelumn"a. 'engan demikian hamah washal tidak lagi

dibutuhkan, karena itu hamah tersebut tidak dibaca pada saat disambung.

;amah washal dibaca $athah, kasrah atau dhammah jika berada di permulaan bacaan.

=ika hamah washal berada di tengah-tengah kalimat seperti:

aka hamah tersebut tidak dibaca sama sekali, karena pen"ebutann"a ketika itu tidakada kebutuhann"a.

Huk um Bacaan* 0alqalah

$alqalah:

!al5alah menurut bahasa, berarti getaran.enurut istilah tajwid, getaran suara terjadi ketika mengucapkan huru$ "ang sukun

sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara "ang kuat, baik sukun asli ataupun tidak.

;uru$ 5al5alah ada 7, "aitu "ang tergabung dalam "aitu: huru$ , , ,

dan

S"arat 5al5alah: ;uru$n"a harus sukun, baik sukun asli atau "ang terjadi karena

berhenti pada huru$ 5al5alah.

$alqalah &ingkatan R"ndah:

Tingkat 5al5alah "ang paling rendah terjadi apabila huru$ 5al5alah terletak di tengah-

tengah kata. Seperti huru$ 5a$ pada kalimat:

$alqalah &ingkatan S"dang:

Tingkat 5al5alah "ang sedang (pertengahan) terjadi apabila berhenti pada huru$

5al5alah, sedang huru$ tersebut tidak bertas"did. Seperti huru$ tha pada kalimat:

$alqalah &ingkatan "ras:Tingkat 5al5alah "ang paling keras terjadi apabila berhenti pada huru$ 5al5alah, sedang



huru$ tersebut bertas"did. Seperti huru$ 5a$ pada kalimat:

Huk um Bacaan* &un Tanwin

/un dan &anwin0

3un Sukun, "aitu:

3un "ang tidak berbaris, bacaann"a tergantung dengan huru$ "ang datang berikutn"a.

3un Tanwin (baris dua), "aitu:

3un sukun tambahan "ang terdapat di akhir kata jika kata tersebut dila$alkan ataudisambung dan hilang jika kata tersebut ditulis atau dijadikan tempat berhenti.

Tandan"a: dua dhammah atau dua $athah atau dua kasrah

3un sukun "ang terjadi dari tanwin ini diperlakukan sama seperti nun sukun dalam cara

membacan"a.

Datatan: pabila ada nun sukun atau tanwin dan sesudahn"a terdapat hamah washal,

maka kedua-duan"a tidak boleh dibaca dengan ihar, idgham, i5lab atau ikh$a, akan

tetapi harus dibaca kasrah untuk menghindari bertemun"a dua huru$ "ang sukun, kecuali

huru$ nun pada Hanggota huru$ jar (huru$ bahasa rab)-, maka huru$ nun

tersebut harus dibaca $athah untuk menghindari bertemun"a dua huru$ "ang sukun,

karena beratn"a pindah dari baris kasrah ke baris $athah.

Datatan lain: 4etentuan-ketentuan "ang terdapat pada nun sukun atau tanwin han"a

terjadi pada waktu washal (bersambung) saja, bukan pada waktu waka$ (berhenti).

Iqlab, yaitu:

enurut bahasa, berarti merubah sesuatu dari bentukn"a.

enurut istilah tajwid, meletakkan huru$ tertentu pada posisi huru$ lain dengan

memperhatikan ghunnah dan penuturan huru$ "ang disembun"ikan (huru$ mim).

'inamakan i5lab karena terjadin"a perubahan pengucapan nun sukun atau tanwin menjadi

mim "ang tersembun"i dengan disertai dengung.

;uru$ i5lab han"a +, "aitu huru$ ba.

Idgham, yaitu:

enurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.

enurut istilah tajwid, memasukkan huru$ "ang sukun ke dalam huru$ "ang berharakat,

sehingga menjadi satu huru$ "ang bertas"did.

Idgham terbagi 6, "aitu: Idgham #ighunnah (disertai dengung) dan Idgham #ila Jhunnah

(tanpa dengung).

Datatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 6 kata.

Idgham Bighunnah, yaitu:

Idgham bighunnah mempun"ai 1 huru$, "aitu "ang tergabung dalam kalimat:



"aitu: , , dan

pabila salah satu huru$n"a bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan s"arat di

dalam 6 kata), maka harus dibaca idgham bighunnah, kecuali pada 6 tempat, "aitu:

dan "ang harus dibaca Ihar

uthla5, berbeda dengan kaidah aslin"a. ;al ini sesuai dengan bacaan "ang diriwa"atkan

oleh Imam ;a$sh.

Idgham Bila (hunnah, yaitu:

Idgham bila ghunnah mempun"ai 6 huru$, "aitu: dan

pabila salah satu huru$n"a bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan s"arat di

dalam 6 kata), maka bacaann"a harus idgham bila ghunah kecuali nun "ang terdapat

dalam a"at , karena disini harus di baca saktah (diam sebentar tanpa

berna$as) "ang menghalangi adan"a bacaan idgham.

Izhar, yaitu:

enurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.

enurut istilah tajwid, mela$alkan huru$-huru$ ihar dari makhrajn"a tanpa disertai

dengung.

Ikhfa, yaitu:

enurut bahasa, berarti men"embun"ikan.

enurut istilah tajwid, mela$alkan huru$ antara ihar dan idgham, tanpa tas"did dan

disertai dengan dengung.'isebut juga ikh$a ha5i5i (n"ata) karena ken"ataann"a persentase nun sukun dan tanwin

"ang disembun"ikan lebih ban"ak dari huru$ lainn"a.

;uru$ ikh$a ada +7, "aitu awal kata dari kalimat:

Huk um Bacaan* &un Mim Tasydid

Mim Tasydid(

Mim &asydid, yaitu:

im Tas"did berasal dari 6 huru$ mim, "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat.

im "ang pertama dimasukkan berpadu ke dalam mim "ang kedua, maka terjadilah satu



huru$ "ang bertas"did.

;ukum mim tas"did: ;arus dibaca ghunnah, 6 harakat.

im "ang bertas"did disebut juga tas"didul ghunnah.

Huk um Bacaan* &un Mim Tasydid

&un Tasydid(

/un &asydid, yaitu:

3un Tas"did berasal dari 6 huru$ nun, "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat.

3un "ang pertama dimasukkan berpadu ke dalam nun "ang kedua, maka terjadilah satuhuru$ "ang bertas"did.

;ukum nun tas"did: ;arus dibaca ghunnah, 6 harakat.

3un "ang bertas"did disebut juga tas"didul ghunnah.

Huk um Bacaan* Mim )uk un zhar )yaf awi(

Izhar Syafawi, yaitu:

enurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.

enurut istilah tajwid, mela$alkan huru$-huru$ ihar dari makhrajn"a tanpa disertai

dengung.

'inamalan s"a$awi karena mim sukun makhrajn"a dari pertemuan dua bibir, sedangkan

penghubungann"a kepada ihar karena ketetapan pengucapann"a sama dengan

pengucapan huru$ ihar.

Ihar s"a$awi mempun"ai 6> huru$, "aitu semua huru$ hijai"ah selain huru$ mim dan ba.

Datatan: =ika terdapat huru$ wau atau $a setelah mim sukun, huru$ mim wajib dibaca

ihar s"a$awi sehingga terhindar dari keraguan membacan"a dengan ikh$a. Sebalikn"a

huru$ mim wajib dibaca ikh$a ketika bertemu dengan huru$ ba. lasann"a karenamakhraj huru$ mim dengan huru$ wau adalah sama dan antara huru$ mim dan $a sangat

berdekatan.

Huk um Bacaan* Mim )uk un k hf a )yaf awi(

Ikhfa Syafawi, yaitu:enurut bahasa, berarti men"embun"ikan.



enurut istilah tajwid, disertai dengan dengung.

'inamalan s"a$awi karena mim dan ba makhrajn"a dari pertemuan dua bibir.

Ikh$a s"a$awi han"a mempun"ai + huru$, "aitu huru$ ba.

Huk um Bacaan* Mim )uk un dgham Mitslain

)haghir(

Idgham Mitslain Shaghir, yaitu:

enurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.

enurut istilah tajwid, memasukkan huru$ "ang sukun ke dalam huru$ "ang berharakat,

sehingga menjadi satu huru$ "ang bertas"did.'isebut mitslain karena berasal dari 6 huru$ "ang makhraj dan si$atn"a identik,

sedangkan disebut shaghir adalah karena huru$ "ang pertama sukun dan huru$ "ang

kedua berharakat.

Idgham itslain Shaghir mempun"ai + huru$, "aitu huru$ mim.

Huk um Bacaan* Lam )uk un

Lam Ta'rif * Lam 0amariyah(

%am $amariyah0

@am !amari"ah mempun"ai +1 huru$, "aitu "ang tergabung dalam kalimat:

.

;ukum lam 5amari"ah adalah ihar, sebab jarak antara makhrajn"a dan makhraj huru$-

huru$ 5amari"ah tersebut, berjauhan.

Huk um Bacaan* Lam )uk un

Lam Ta'rif * Lam )yamsiyah(

%am Syamsiyah0

@am S"amsi"ah mempun"ai +1 huru$, "aitu "ang terdapat pada awal kata dari kalimat:



.

;ukum lam S"amsi"ah adalah idgham, sebab makhraj kedua lam-n"a sama, sedangkan jarak antara makhraj lam s"amsi"ah dengan makhraj huru$-huru$ s"amsi"ah lainn"a,

berdekatan.

Huk um Bacaan* Lam )uk un Lam 1i'il* dgham(

%am .i'il: Idgham0

=ika setelah lam $i?il terdapat huru$ ra atau lam, maka harus dibaca idgham.

%am .i'il: Izhar0

Sebalikn"a, jika setelah lam $i?il terdapat selain huru$ ra atau lam, maka harus dibaca

ihar.

Huk um Bacaan* Mad

Mad

ad, menurut bahasa, berarti tambahan.

enurut istilah tajwid, memanjangkan suara sewaktu membaca huru$ mad atau huru$

la"in jika bertemu dengan hamah atau sukun.

;uru$ mad ada 0, "aitu: ali$, wau dan "a.

S"arat mad: ;uru$ sebelum wau berbaris dhammah, sebelum "a berbaris kasrah dan

sebelum ali$ berbaris $athah.

=ika huru$ "ang sebelum "a atau wau sukun itu berbaris $athah, tidak disebut huru$ mad,

akan tetapi disebut huru$ la"in.

Mad &habi'i atau Mad 1sli, yaitu:

#ila huru$ "ang setelah mad bukan huru$ hamah atau sukun.

'inamakan thabi?i karena mad tersebut merupakan sesuatu "ang thabi?i (alami), kadarn"a

tidak kurang dan tidak lebih. turan membacan"a panjang 6 harakat.

Mad 1sli: !ada )akaf dan )ashal

;uru$ mad tetap ada disaat washal atau waka$, baik huru$ mad itu terletak di tengah,

seperti pada kata atau di akhir, seperti pada kata

.



S"arat mad thabi*i, tidak terdapat huru$ hamah atau sukun setelah huru$ mad tersebut.

Mad 1sli: !ada )ashal

ad asli atau thabi?i bisa terjadi pada shilah shughra, "aitu huru$ wau kecil "ang

terdapat setelah ha dhamir "ang berbaris dhammah dan "a kecil "ang terdapat setelahha dhamir "ang berbaris kasrah.

gar ha dhamir bisa disambung dengan wau atau "a, maka dis"aratkan agar huru$ itu

harus terdapat di antara 6 huru$ "ang berharakat seperti .

'alam hal ini wau dan "a dibaca panjang 6 harakat (dengan s"arat tidak terdapat huru$

hamah pada kata lain) ketika washal, sedangkan ketika waka$ tidak dibaca panjang.

Mad 1sli: !ada )akaf

ad asli atau thabi*i bisa juga terjadi pada huru$ mad "ang ada ketika waka$ dan hilang

ketika washal. ;al ini terjadi pada huru$ ali$ pengganti tanwin ($athatain) seperti

, jika berhenti pada huru$ ali$ .

'alam hal ini mad akan hilang jika disambung dengan kata sesudahn"a.

Huk um Bacaan* Mad 1ar'i

Mad .ar'i, adalah:ad "ang merupakan tambahan terhadap mad thabi*i karena salah satu 6 sebab, "aitu:

hamah atau sukun.

Mad Muttashil

'isebut mad muttashil, bila dalam satu kata bertemu mad thabi?i dengan huru$ hamah.

'inamakan muttashil karena mad thabi?i dengan huru$ hamah dalam satu kata.

ad muttashil disebut juga mad wajib. turan bacaann"a panjang, 1 harakat atau 7

harakat atau > harakat ketika berhenti.

Mad Munfashil t"risah#'isebut mad mun$ashil, bila mad thabi?i bertemu dengan huru$ hamah di kata

berikutn"a. 'inamakan mun$ashil karena huru$ mad dengan huru$ hamah terdapat pada

kata "ang berbeda. turan membacan"a, boleh 6 harakat, 1 harakat atau 7 harakat

menurut imam ;a$sh.

Termasuk mad mun$ashil, shilah kubra, "aitu bila wau kecil "ang terdapat setelah ha

dhamir "ang berbaris dhammah dan "a kecil "ang terdapat setelah ha dhamir "ang

berbaris kasrah bertemu dengan hamah di lain kata. turan membacan"a sama dengan

mad shilah di saat washal, sedangkan di saat waka$ tidak dibaca panjang.

Mad '1ridh

'isebut mad ?aridh, bila huru$ mad atau huru$ la"in bertemu dengan sukun "ang terjadi



karena waka$. 'inamakan ?aridh karena mad asli "ang terdapat di akhir a"at dibaca

sukun karena waka$, jika di washal dia tetap sebagai mad thabi?i.

turan membacan"a boleh 0 macam: pendek (6 harakat), sedang (1 harakat), panjang (>

harakat). Dontoh: .;al "ang sama juga diperlakukan pada mad la"in ketika waka$. Dontoh:

.

'inamakan mad la"in (lembut) karena pengucapann"a lembut dan mudah.

Mad Badal

'isebut mad badal, bila huru$ hamah terdapat sebelum mad thabi?i di dalam + kata

(setelah mad tidak ada lagi hamah.atau sukun). 'inamakan badal karena huru$ mad

merupakan pengganti dari huru$ hamah, dimana asal dari mad badal pada umumn"a

adalah karena bertemun"a 6 hamah dalam + kata, "ang pertama berharakat dan "ang

kedua sukun, seterusn"a huru$ hamah "ang kedua diganti menjadi huru$ mad "angsesuai dengan jenis harakat huru$ hamah "ang pertama, untuk meringankan bacaan.

=ika huru$ hamah "ang pertama berbaris $athah, maka "ang kedua diganti menjadi

huru$ ali$, seperti: asaln"a .

=ika huru$ "ang pertama berbaris kasrah, maka "ang kedua diganti menjadi huru$ "a,

seperti: asaln"a .

=ika huru$ "ang pertama berbaris dhammah, maka "ang kedua diganti menjadi huru$ wau,

seperti: asaln"a .

turan membacan"a, panjang dua harakat seperti mad thabi?i.

Huk um Bacaan* Mad 1ar'i Mad Lazim(

Mad %azim

'isebut mad laim, bila mad thabi?i bertemu dengan sukun "ang tetap ada baik dalam

keadaan washal atau waka$, baik dalam + kata ataupun tidak. 'inamakan laim (harus),karena mad tersebut harus dibaca > harakat dan keharusan adan"a sukun, baik ketika

washal ataupun waka$.

Mad %azim Mutsaqqal Harfi, adalah:

ad thabi?i "ang bertemu dengan sukun asli (bukan karena waka$) pada salah satu huru$

hijai"ah "ang bertas"did.

'inamakan har$i karena sukun asli tersebut terdapat setelah huru$ mad. ;al ini terdapat

pada huru$-huru$ hijai"ah "ang terletak di awal beberapa surat. 'inamakan mutsa55al

karena berat mengucapkann"a akibat adan"a tas"did pada sukun tersebut.



turan membacan"a wajib panjang, > harakat. Dontoh, huru$ lam dalam: .

Mad %azim Mukhaffaf Harfi, adalah:

ad thabi?i "ang bertemu dengan sukun asli pada salah satu huru$ hijai"ah "ang tidakbertas"did.

'inamakan mukha$$a$ karena ringan mengucapkann"a akibat tidak adan"a tas"did dan

ghunnah pada mad itu. Dontoh, huru$ mim dalam: .

Datatan: huru$ hijai"ah "ang terdapat pada permulaan surat ada +1 huru$, "aitu "ang

tergabung dalam kalimat: .

Ini terbagi ke dalam 1 bagian: Pertama, "ang jumlah huru$n"a ada 0, dimana huru$ mad

terletak di tengah-tengah. da / huru$ "ang termasuk dalam bagian ini, "aitu "ang

tergabung dalam kalimat: kecuali huru$ ?ain.#agian pertama ini aturan membacan"a panjang, > harakat.

4edua, jumlah huru$n"a ada 0, dimana huru$ la"in terletak di tengah-tengah, "aitu huru$

?ain. #agian kedua ini boleh dibaca panjang, 1 atau > harakat.

4etiga, jumlah huru$n"a ada 6, dimana "ang kedua adalah huru$ mad. ;uru$n"a ada 7,

"aitu "ang tergabung dalam kalimat: . #agian ketiga ini aturan

membacan"a sama dengan mad thabi?i, "aitu 6 harakat.

4eempat, jumlah huru$n"a ada 0 dan tidak terdapat huru$ mad di tengah-tengahn"a.

;uru$n"a han"a +, "aitu ali$. turan membacan"a adalah biasa, tidak terdapat mad.

Mad %azim Mutsaqqal alimi, adalah:Gang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi?i "ang bertemu dengan huru$ "ang

bertas"did dalam + kata.

turan membacan"a wajib panjang, > harakat.

'inamakan mutsa55al karena berat mengucapkann"a sebagai akibat terdapatn"a tas"did

pada huru$ "ang sukun. Dontoh, huru$ ali$ dalam: , dari $irman llah Taala:

Mad %azim Mukhaffaf alimi, adalah:

Gang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi?i "ang bertemu dengan huru$ "angsukun (tetapi tidak bertas"did) dalam satu kata.

turan membacan"a wajib panjang, > harakat.

'inamakan mukha$$a$ karena mengucapkann"a ringan dan mudah sebagai akibat tidak

adan"a tas"did dan ghunnah pada mad itu.

'inamakan kalimi (kata) karena sukun asli dan mad thabi?i itu terdapat dalam + kata.

Dontoh, kata: pada 6 tempat dalam surat Gunus, masing-masing pada a"at 7+

dan A+.

Huk um Bacaan* 2!rt!muan "ua )uk un



!"rt"muan -ua Sukun

Sesuai dengan aturan bahasa rab, jika 6 huru$ "ang sukun bertemu, harus dilakukan

salah satu dari 6 cara, "aitu: membuang huru$ "ang pertama atau memberin"a harakat,

dengan catatan pemberian harakat tersebut han"a dapat dilakukan ketika washal saja.

!"rt"muan -ua Sukun: M"mbuang 2ang !"rtama

;uru$ mad harus dibuang (tidak dila$alkan), bila bertemu dengan hamah washal di saat

bacaan bersambung, walaupun dalam penulisann"a tetap ada.

Dontoh: .

Terkadang huru$ tersebut dibuang dalam pen"ebutan dan penulisann"a sekaligus.;al ini terjadi ketika huru$ mad bertemu dengan hamah washal, baik waktu washal atau

waka$. Seperti "a "ang dibuang pada kata dalam a"at

.

!"rt"muan -ua Sukun: M"ngharakati 2ang !"rtama

lternati$ "ang kedua dalam menghindari bertemun"a 6 huru$ "ang sukun, adalah dengan

memberi harakat: $athah, kasrah atau dhammah kepada huru$ "ang pertama, sesuai

ketentuan "ang berlaku.

M"ngharakati 2ang !"rtama: asrah

;uru$ sukun "ang pertama diberi kasrah, jika huru$ tersebut berada di akhir kata

pertama, semetara "ang kedua berada di awal kata kedua. 'alam keadaan seperti ini,

huru$ "ang pertama diberi kasrah dan hamah washal tidak dila$alkan.

Dontoh: , tidak bisa diberi $athah atau dhammah.

Datatan: =ika hamah washal terdapat setelah tanwin (di saat bacaan bersambung),

maka nun tanwin tersebut harus diberi baris kasrah, seperti tanwin "ang terdapat pada

kata dalam a"at . 'emikian juga dengan huru$ lam "ang

terdapat pada kata "ang terdapat dalam surat l-;ujarat, karena huru$

tersebut terletak di antara 6 hamah washal. leh sebab itu huru$ lam di atas harus

diberi baris kasrah untuk menghindari bertemun"a 6 sukun.

M"ngharakati 2ang !"rtama: .athah

;uru$ sukun "ang pertama diberi $athah. ;al ini terjadi dalam 6 kasus, masing-masing:

Pertama: 3un pada huru$ jar jika bertemu dengan hamah washal.

Dontoh: .

4edua: Ga mutakallim (kata ganti milik orang pertama), jika bertemu dengan hamah



washal. Dontoh: .

M"ngharakati 2ang !"rtama: -hammah

;uru$ sukun "ang pertama diberi dhammah. ;al ini terjadi dalam 6 kasus, masing-

masing:

Pertama: au la"in "ang digunakan untuk bentuk jamak, jika bertemu dengan hamah

washal. Dontoh: .

4edua: ;uru$ mim "ang menunjukkan bentuk jamak, jika bertemu dengan hamah washal.

Dontoh:

Huk um Bacaan* Taf k him Tarqiq

&afkhim 3 &arqiq

'ilihat dari segi ta$khim (tebal) dan tar5i5 (tipis)-n"a huru$ hijai"ah terbagi 0: Pertama:

;uru$-huru$ "ang selalu dibaca tebal, "aitu huru$-huru$ isti*la (huru$-huru$ "ang terjadi

dengan menaikkan sebagian besar lidah sewaktu menuturkann"a). 4edua: ;uru$ "ang

terkadang dibaca tebal, terkadang dibaca tipis, sesuai posisi huru$ dalam a"at, "aitu

(ali$-lam pada la$al llah, ra).

4etiga: ;uru$-huru$ "ang selalu dibaca tipis, "aitu huru$-huru$ isti$al (huru$-huru$ "angterjadi dengan menurunkan sebagian besar lidah sewaktu menuturkann"a), selain dari

huru$ lam dan ra.

&afkhim

enurut bahasa, berarti menebalkan atau menggemukkan.

enurut istilah tajwid, gambaran tentang tebaln"a bun"i huru$, seakan-akan bun"i

tersebut bagaikan memenuhi semua rongga mulut.

;uru$n"a ada /, "aitu "ang tergabung dalam kalimat: .

&arqiqenurut bahasa, berarti menipiskan.

enurut istilah tajwid, gambaran dari perubahan "ang terjadi pada bun"i huru$, "ang

mengakibatkan bun"i tersebut tidak memenuhi mulut.

;uru$ tar5i5 adalah semua huru$ hijai"ah selain huru$ ta$khim

dan huru$-huru$ "ang dibaca ta$khim atau tar5i5 sesuai kondisi (ali$, lam pada la$al

llah dan ra).

ihat *nt"ksnya: &afkhim huruf alif4lam ada lafal 1llah dan ra0

Pertama: ali$ pada la$al llah, dibaca ta$khim jika terdapat setelah huru$ ta$khim "ang

lain, seperti: .



4edua: lam pada la$al llah, dibaca ta$khim jika terdapat setelah huru$ "ang berbaris

$athah dan dhammah atau terdapat di permulaan kata.

Dontoh: , dan .

4etiga: ra, dibaca ta$khim pada 0 kasus, "aitu:

• Pertama: =ika ra itu berbaris $athah, baik terletak di awal, di tengah-tengah

atau di akhir kata (dengan s"arat dalam keadaan washal).

Dontoh: .

• 4edua: =ika ra itu berbaris dhammah. Dontoh: .

• 4etiga: =ika ra itu sukun dan huru$ "ang sebelumn"a berbaris $athah, dhammah

atau kasrah (asli) dan sesudahn"a terdapat huru$ isti?la?, atau huru$ sebelumn"aberbaris kasrah (bukan asli, akan tetapi karena sebab lain.

Dontoh:

%ihat *nt"ksnya: &arqiq huruf alif4lam ada lafal 1llah dan ra0

Pertama: ali$ pada la$al llah, dibaca tar5i5 jika terdapat setelah huru$ tar5i5 "ang lain,

seperti: .

4edua: lam pada la$al llah, dibaca tar5i5 jika terdapat setelah huru$ "ang berbaris

kasrah, baik huru$ tersebut bersambung dengan lam tersebut dalam satu kata atau pada

kata "ang lain. Dontoh: , .

4etiga: ra, dibaca tar5i5 pada 0 kasus, "aitu:

• Pertama: =ika ra itu berbaris itu berbaris kasrah. Dontoh: .

• 4edua: =ika ra itu sukun huru$ sebelumn"a berbaris kasrah (asli) dan tidak ada

huru$ isti*la sesudahn"a. Dontoh: .

•

4etiga: =ika ra itu sukun (karena waka$) dan terdapat setelah huru$ "a mad atau

"a la"in. Dontoh: dan

%ihat *nt"ksnya: &arqiq %"bih Baik0

9a boleh dibaca ta$khim dan boleh tar5i5, akan tetapi tar5i5 lebih baik jika terjadi pada

0 hal:

Pertama: =ika ra itu sukun ketika waka$ dan sesudahn"a terdapat huru$ "a "ang

terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan. Dontoh, kata: dalam $irman llah

swt. (asaln"a: ).

'alam hal ini "a terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan.4edua: =ika ra itu sukun, terdapat sesudah huru$ "ang berbaris kasrah (ketika waka$)



dan di antara keduan"a ada huru$ isti?la?. 4asus seperti ini di dalam l-!ur*an han"a

terdapat pada satu tempat saja, "aitu kata: pada a"at:

.#agi "ang membaca tar5i5 beralasan karena di washal, sedangkan "ang membaca ta$khim

beralasan karena melihat pada sukun "ang terjadi karena sebab tertentu (waka$).

4etiga: =ika ra itu sukun, huru$ sebelumn"a berbaris kasrah dan sesudahn"a terdapat

huru$ isti?la? "ang berbaris kasrah. 4asus seperti ini di dalam l-!ur?an han"a terdapat

satu saja, "aitu kata: pada a"at: .

#agi "ang membaca tar5i5 beralasan karena melihat kepada kasrah "ang terdapat

sebelumn"a, tidak melihat kepada huru$ isti?la? "ang datang setelahn"a, karena berbaris

kasrah. Sedangkan bagi "ang membaca ta$khim beralasan karena melihat kepada huru$

isti?la? "ang datang setelah huru$ ra itu, tidak melihat kepada kasrah "ang terdapat

sebelumn"a juga tidak melihat kepada huru$ isti?la? "ang berbaris kasrah.

%ihat *nt"ksnya: &afkhim %"bih Baik0

9a boleh dibaca ta$khim dan boleh tar5i5, akan tetapi ta$khim lebih baik jika terjadi

pada 6 hal:

Pertama: =ika ra itu sukun (ketika waka$) dan huru$ sebelumn"a berbaris $athah atau

dhammah. Dontoh: , .

4edua: =ika ra itu sukun (ketika waka$), huru$ sebelumn"a sukun juga dan didahului oleh

huru$ "ang berbaris $athah atau dhammah ("ang kalau di washal berbaris kasrah).

Dontoh: .Datatan: #agi "ang membaca tar5i5 dapat beralasan karena adan"a kasrah "ang terdapat

sebelumn"a, tidak melihat kepada huru$ isti?la? "ang terdapat sesudahn"a. Sedangkan

alasan orang "ang membaca ta$khim adalah karena melihat kepada sukun "ang terjadi

karena sebab tertentu dan tidak melihat keadaann"a ketika di washal.

%ihat *nt"ksnya: Imalah0

;ukum imalah (condong) han"a khusus bagi huru$ ra saja, dimana ra dibaca tar5i5,

karena baris $athah condong ke baris kasrah dan huru$ ali$ condong ke huru$ "a. 4asus

seperti ini di dalam l-!ur*an han"a ada satu saja, "aitu kata: .

Huk um Bacaan* 2!rt!muan "ua Huruf

!"rt"muan -ua Huruf

Pertemuan 6 huru$, baik secara la$al ataupun tulisan dapat terbagi ke dalam 1 kasus,

"aitu: itslain (identik), uta5aribain (mirip-berdekatan), utajanisain (sejenis) dan

utaba*idain (berbeda-berjauhan).

'alam konteks ini tidak dibahas hukum tmutaba*idain, karena target "ang ingin dicapai



disini adalah dapat mengetahui huru$-huru$ "ang wajib di-idgham-kan dan "ang tidak.

;al ini tidak didapati dalam mutaba*idain. Datatan: ;ukum ihar dan idgham pada

mitslain, muta5aribain dan mutajanisain han"a terjadi pada huru$ pertama saja, bukan

pada huru$ "ang kedua.

!"rt"muan -ua Huruf: Mitslain, adalah:

'ua huru$ "ang sama makhraj dan si$atn"a, seperti 6 huru$ ba atau 6 huru$ ta.

!"rt"muan -ua Huruf: Mitslain Shaghir0

'isebut mitslain shaghir, bila huru$ "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat.

'inamakan shaghir (kecil) karena huru$ "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat,

sehingga mudah di-idgham-kan.

turan bacaann"a: ajib idgham kecuali jika huru$ "ang pertama mad, maka wajib

dibaca ihar, seperti: , atau huru$ pertama ha saktah, maka wajib dibacaihar, karena adan"a saktah tersebut menghalangi terjadin"a perpaduan (idgham),

seperti a"at: .

!"rt"muan -ua Huruf: Mitslain abir0

'isebut mitslain kabir, bila huru$ pertama dan kedua berharakat. 'inamakan kabir

(besar), karena terdapat dalam l-!ur*an dalam jumlah besar dan karena harakat

jumlahn"a lebih ban"ak dari sukun.

turan bacaann"a: ajib ihar, kecuali pada a"at: "ang hukumn"a idgham

disertai is"mam, "aitu memon"ongkan dua bibir ke depan di waktu men"ebut nun "ang

sukun pertama dan meng-idgham-kann"a kepada sukun "ang kedua. ;al ini dimaksudkan

untuk menunjukkan bahwa baris asal dari nun itu adalah dhammah. asaln"a

dimana nun pertama di-idghamkan ke dalam nun kedua, maka jadilah

.

!"rt"muan -ua Huruf: Mitslain Muthlaq0

'isebut mitslain muthla5, bila huru$ "ang pertama berharakat dan huru$ "ang kedua

sukun. 'inamakan muthla5 karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan

kabir (besar).turan bacaann"a: ajib ihar menurut pendapat ahli-ahli 5iraat.

"rt"muan -ua Huruf: Mutaqaribain0

'isebut muta5aribain, bila bertemu 6 huru$ "ang makhraj dan si$atn"a mirip, atau salah

satu dari makhraj dan si$atn"a saja.

!"rt"muan -ua Huruf: Mutaqaribain Shaghir, adalah:

Pertemuan 6 huru$, "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat.

'inamakan shaghir (kecil) karena huru$ "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat.

turan bacaann"a: Ihar (menurut Imam ;a$sh dan Imam 5iraat lainn"a).

4husus mengenai lam dan ra bila bertemu, wajib dibaca idgham menurut kesepakatan ahli



5iraat. Dontoh: kecuali pada , aturan

bacaann"a ihar karena adan"a saktah (menurut Imam ;a$sh) "ang menghalangi

terjadin"a proses perpaduanidgham.

!"rt"muan -ua Huruf: Mutaqaribain abir, adalah:

Pertemuan 6 huru$, "ang pertama dan "ang kedua berharakat.

'inamakan kabir (besar), karena terdapat dalam l-!ur?an dalam jumlah besar dan

karena harakat jumlahn"a lebih ban"ak dari sukun.

turan bacaann"a: ajib ihar.

!"rt"muan -ua Huruf: Mutaqaribain Muthlaq, adalah:

Pertemuan 6 huru$, "ang pertama berharakat dan "ang kedua sukun. 'inamakan muthla5

karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir (besar).


!"rt"muan -ua Huruf: Mutajanisain0

'isebut mutajanisain, bila 6 huru$ bertemu dimana makhrajn"a sama, sedangkan

si$atn"a berlainan, seperti huru$ dal dan ta.

!"rt"muan -ua Huruf: Mutajanisain Shaghir, adalah:

Pertemuan 6 huru$, "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat.

'inamakan shaghir (kecil) karena huru$ "ang pertama sukun dan "ang kedua berharakat.

turan bacaann"a: ajib ihar, kecuali pada > tempat "ang harus dibaca idgham, "aitu:

• ;uru$ ba dan sesudahn"a huru$ mim pada a"at: .

• ;uru$ ta dan sesudahn"a huru$ dal, seperti: .

• ;uru$ ta dan sesudahn"a huru$ tha, seperti: .

• ;uru$ tsa dan sesudahn"a huru$ dal, seperti: .

• ;uru$ dal dan sesudahn"a huru$ ta, seperti: .

• ;uru$ dal dan sesudahn"a huru$ ha, seperti: .

dapun huru$ tha "ang sesudahn"a huru$ ta, seperti aturan bacaann"a

adalah idgham na5ish menurut kesepakatan ahli 5iraat.

!"rt"muan -ua Huruf: Mutajanisain abir, adalah:

Pertemuan 6 huru$, "ang pertama dan "ang kedua berharakat. 'inamakan kabir (besar),karena terdapat dalam l-!ur?an dalam jumlah besar dan karena harakat jumlahn"a



lebih ban"ak dari sukun.


!"rt"muan -ua Huruf: Mutajanisain Muthlaq, adalah:

Pertemuan 6 huru$, "ang pertama berharakat dan "ang kedua sukun.'inamakan muthla5 karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir

(besar).


pengertian tajwid menurut bahasa

Documents