pelajaran tajwid
TRANSCRIPT
BAB I
Pengenalan Ilmu Tajwid
Allah Ta'ala berfirman :"Maka bacalah Al-Qur'an dengan tartil (yang sebaik-baiknya)." (QS. Al-
Muzammil : 4)
Rasulullah bersabda :"Bacalah olehmu Al-Qur'an, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat
memberi syafaat/pertolongan ahli-ahli Al-Qur'an (yang membaca dan mengamalkannya)." (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda :
"Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhori)
Sebelum mulai mempelajari Ilmu Tajwid sebaiknya kita mengetahuilebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yg menjadi dasar
pemikiran kita. Berikutnya dikemukakan 10 asas Ilmu Tajwid.
1. Pengertian Tajwid menurut bahasa : Memperelokkan sesuatu.Menurut istilah Ilmu Tajwid : Melafazkan setiap huruf dari makhrajnya yangbetul serta memenuhi hak-hak setiap huruf.
2. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu Kifayah danmengamalkannya yakni membaca Al-Quran dgn bertajwid adalahFardhu Ain bagi setiap muslimin dan muslimat ygt mukallaf.
3. Tumpuan perbincangannya : Pada kalimah² Al-Quran.
4. Kelebihannya : Ia adalah semulia mulia ilmu kerana ia langsung berkaitandgn kitab Allah Al-Quran.
5. Penyusunnya : Imam-Imam Qiraat.
6. Faedahnya : Mencapai kejayaan dan kebahagiaan serta mendapatrahmat dan keredhaan Allah didunia dan akhirat. Insya-Allah.
7. Dalilnya : Dari Kitab Al-Quran dan Hadis Nabi ( S.A.W )
8. Nama Ilmu : Ilmu Tajwid
9. Masalah yg diperbaincangkan : Mengenai keadah² dan cara²bacaannya secara keseluruhan yg memberi pengertian hukum² cabangan.
10. Matlamatnya : Memelihara lidah daripada kesalahan membaca ayat²suci Al-Quran pada ketika membacanya. Membaca sejajar dgnpenurunannya yg sebanar dari Allah ( S.W.T )
Tingkatan Bacaan Al Quran
Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran iaitu bacaandari segi cepat atau perlahan.
1. At-Tartil : Bacaannya yg perlahan², tenang dan melafazkan setiaphuruf daripada makhrajnya yg tepat serta menurut hukum²
bacaan Tajwid dgn sempurna, merenung maknanya, hukum dan pengajaran daripada ayat.
2. At-Tahqiq : Bacaannya seperti Tartil cuma lebih lambat dan perlahan,seperti membetulkan bacaan huruf drp makhrajnya, menepatkan kadar
bacaan mad dan dengung.
3. Al-Hadar : Bacaan yg cepat serta memelihara hukum² bacaan Tajwid.
4. At-Tadwir : Bacaan yg pertengahan antara tingkatan bacaanTartil dan Hadar, serta memelihara hukum² Tajwid.
Perhatian :* Tingkatan bacaan Tartil ini biasanya bagi mereka yg sudah mengenalmakhraj² huruf, sifat² huruf dan hukum² Tajwid. Tingkatan bacaan ini
adalah lebih baik dan lebih diutamakan.
* Tingkatan bacaan Tahqiq ini biasanya bagi mereka yg baru belajarmembaca Al-Quran supaya dpt melatih lidah menyebut huruf
dan sifat huruf dgn tepat dan betul.
* Tingkatan bacaan Hadar pula biasanya bagi mereka yangtelah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat
mengulang bacaannya dlm masa yg singkat.
* Tingkatan terakhir pula ialah Tadwir yakni pertengahanantara Tartil dan Hadar
::TAFSIR::Surah Al Muzzammil 4
ت(يال& ) ت-ر+ آن- ر+ ال+ق0 ت5ل( و-ر- ع-ل-ي+ه( ز(د+ و+(4أ-
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya membaca Alquran secara seksama (tartil), ialah membaca Alquran dengan pelan-pelan dengan bacaan yang fasih serta merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan
di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi SAW. Dari Siti `Aisyah beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca Alquran dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya
menjadi lebih lama dari ia membaca biasa. Dalam hubungan ayat ini Abdullah bin Mugfil berkata:
يقرأ ناقته على مكة فتح يوم وسلم عليه الله صلى الله رسول رأيتقراءته في فرجع الفتح سورة
Artinya: "Aku melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath di mana bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan
lambat dengan merasakan artinya).
(H.R. Bukhari dan Muslim) Pengarang buku Fathul Bayan berkata: Yang dimaksud dengan pengertian tartil ialah kehadiran hati ketika membaca dan tidaklah yang dimaksud itu asalkan mengeluarkan
bunyi dari tenggorokan dengan memoncong-moncongkan muka dan mulut dengan alunan lagu, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pembaca-pembaca Alquran zaman sekarang baik di Mesir maupun di Mekah dan sebagainya. Membaca yang seperti itu adalah suatu
bacaan yang dilakukan orang-orang yang tidak mengerti agama". Membaca Alquran secara tartil mengandung hikmah yaitu terbukanya kesempatan untuk
memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah si pembaca akan merasa kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung
janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas.
Sebaliknya yakni membaca Alquran secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak
memperhatikan isi ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya
::Sumber Assalamtafsir::
BAB II
HURUF-HURUF HIJAIYYAH DAN MAKHROJNYA
BAB III
CARA MEMBACA TA'AWWUDZ, BASMALAH DAN AWAL SURAT Lafazh Ta'awudz adalah :
Lafazh basmalah adalah :
Adapun cara membaca Ta'awwudz, Basmalah dan Awal Surat ada 4 (empat) macam : 1. Bacaan Ta'awwudz, Basmalah dan Awal Surat masing-masing diputuskan
(terpisah).Seperti :
(berhenti)
(berhenti)
2. Bacaan Ta’awwudz, Basmalah dan Awal Surat masing-masing disambungkan
(diwasholkan).Seperti :
3. Bacaan Ta’awwudz dihentikan, dan Basmalah disambung dengan Awal Surat .
Seperti :
(berhenti)
4. Bacaan Ta’awwudz dan Basmalah dismbung sedang Awal Surat tidak.
Seperti :
(berhenti)
BAB IV
CARA MEMBACA BASMALAH
Adapun cara membaca basmalah ada 4 macam, 3 macam di antaranya hukumnya boleh dan satu macam lagi terlarang. Dan tiga macam yang diperbolehkan adalah :1. Bacaan Basmalah tidak tersambung/berhenti pada akhir Surat pertama demikian
pula awal Surat yang kedua tidak disambung dengan Basmalah, maksudnya Akhir Surat pertama, Basmalah dan Awal Surat kedua masing-masing terpisah.Seperti :
(berhenti)
(berhenti)
2. Membaca Akhir Surat pertama secara terpisah, kemudian membaca Basmalah
dan Awal Surat kedua secara sambung (wishol), maksudnya berhenti setelah membaca ayat terakhir pada surat pertama, kemudian membaca Basmalah disambung dengan Awal Surat kedua. Seperti :
(berhenti)
3. Membaca Akhir Surat pertama, Basmalah dan Awal Surat kedua secara disambung seluruhnya.Seperti :
4. Adapun yang dilarang adalah membaca Akhir Surat pertama disambung dengan Basmalah, kemudian berhenti, lalu membaca Awal Surat yang kedua. Hal ini dilarang karena dikhawatirkan muncul anggapan bahwa Basmalah merupakan akhir surat pertama.Seperti :
(berhenti)
BAB V
HUKUM BACAAN ALIF-LAM (AL)
Hukum bacaan alif-lam (AL) terbagi 2 (dua), yaitu : AL-QOMARIYYAH dan AL-SYAMSIYYAH. 1. AL-QOMARIYYAH, adalah bila setelah alif-lam (AL) terdapat salah satu dari huruf-
huruf qamariyyah, maka "AL" tersebut dibaca secara jelas/terang bunyinya (Izh-har Qamariyyah). Adapun huruf-huruf Qamariyyah ada 14 yang terangkum dalam kalimat :
Contoh-contoh bacaan AL - Qamariyyah : Al-fīlu Al-awwaluAl-qur'ānu
Al-birru
Al-kitābu Al-jannatuAl-mulku Al-hamduAl-wahyu Al-kholquAl-Hidayatu
Al-'ilmu
Al-yaumu
Al-ghōsyiyatu
Alif-lam Qamariyyah bila berada di permulaan kalimat (ayat), maka dibaca jelas "AL"-nya sebagaimana contoh di atas. Namun apabila Alif-lam Qamariyyah berada di tengah kalimat maka hamzah washolnya tidak dibaca, yang dibaca hanya lamnya saja. (Alif tidak pernah menerima baris, selalu dalam keadaan mati). Contoh : Al-qur'ānul karīmu
Al-malikul haqqul mubīnu
2. AL-SYAMSIYYAH, adalah bila setelah alif-lam (AL) terdapat salah satu dari huruf-huruf syamsiyyah, maka "AL" tersebut tidak dibaca tetapi langsung dipadukan
dengan huruf syamsiyyah setelahnya, biasanya huruf setelah "AL" Syamsiyyah diberi tanda tasydidi/syaddah. Hukum bacaannya disebut IDGHOM SYAMSIYYAH. Adapun huruf-huruf Qamariyyah ada 14 yang menjadi awal setiap kata dalam kalimat berikut : Contoh-contoh bacaan AL - Syamsiyyah : Asy-syamsu At-taubatuAsh-shomadu
Ats-tsulutsu
Adl-dluhā Ad-dunyāAth-thōriqu Adz-dzikru
Azh-zhōlimuAr-rohmānu
Al-laylu Az-zīnatu
An-ni'matu As-samã-u
Alif-lam Syamsiyyah baik berada di permulaan kata/ayat atau dalam rangkaian beberapa kata, lamnya tidak dibaca, tetapi dipadukan dengan huruf-huruf syamsiyyah di depannya (yang bertanda tasydid). Contoh : An-nafsa bin nafsi
As-sinna bis sinni
Keterangan :
ā = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat aaī = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat ii
ū = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat uuō = dibaca panjang seukuran satu alif atau dua harokat oohal ini akan dibahas lebih rinci pada pembahasan tentang MAD
BAB VI
HUKUM MEMBACA LAFZHUL JALAALAH (اهللا) Cara membaca lafazh Allah dalam Al-Qur'an ada dua macam, yaitu : 1. Dibaca Tebal jika didahului oleh huruf berbaris fathah dan dhommah.
Contoh :
syahidal-lōhu
Rosūlul-lōhi
2. Dibaca tipis jika didahului oleh huruf berbaris kasroh.
Contoh :
bismillāhi
BAB VII
HUKUM BACAAN NUN MATI DAN TANWIN Nun mati adalah nun yang bertanda sukun dan baris dua (tanwin) Setip nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah (kecuali alif), maka cara membacanya ada 4 (empat) macam, yaitu : 1. Izh-har2. Idghom3. Ikhfa4. Iqlab
BAB VIII
I Z H - H A R Izhar artinya jelas, yakni menyatakan bacaan nun mati dan tanwin dengan jelas (suara "N"nya), tidak samar dan tidak berdengung (suara yang keluar dari hidung). Huruf-huruf IZH-HAR itu ada enam yang dinamakan "huruf halqi" sehingga hukum bacaannya disebut IZH-HAR KHALQI, yaitu : Huruf-huruf tersebut terhimpun dalam setiap kata dari 6 kalimat berikut : Contoh bacaan IZH-HAR
Nun mati dalam 2 kata
Nun mati dalam satu kata
man - āmana
yan-awna
in - huwa yan - hawnamin - 'ilmin yan - 'iqumin - hasanatin
yan - hitūna
min - ghillin fasayun - ghidlūna
min - khoirin wal mun - khoniqotu
Contoh beberapa bacaan tanwin
kullun - āmanasalāmun - hiya'alīmun - hakīmunsamī'un - 'alīmun'azīzun - ghōfūrun
dzarrotin - khoiron
BAB IX
I D G H O M Idghom artinya memasukkan, yakni memasukkan/meleburkan/menyatukan bunyi nun mati atau tanwin ke dalam salah satu huruf idghom, sehingga bila keduanya dibaca seperti satu huruf yang bertasydid.
Huruf idgom itu ada 6, Semuanya terangkum dalam kalimat :
Idghom terbagi dua :1. Idghom bighunnah (berdengung pada hidung) : yaitu jika nun mati atau tanwin
bertemu dengan huruf-huruf : ي ن م و
Ketika membaca bacaan idhom bighunnah harus ditahan selama satu alif atau dua harokat. Contoh :liqowmiy - yu'minūn
iy - yaqūlū
hiththotun - naghfirlakum
lan - nad'uwā
hudam - minmim - malja-in
hudaw - warohmatan
miw - warõ-ihim
2. Idghom bilāghunnah (tidak berdengung) : yaitu jika nun mati atau tanwin
bertemu dengan huruf-huruf : ر ل
Ketika membaca bacaan idhom bilāghunnah tidak boleh ditahan. Contoh : hudal - lilmuttaqīn
yubayil - lanā
ghofūrur - rohīmmir - robbihim
Hukum bacaan Idghom trejadi hanya bila nun mati dan huruf idghom terdapat dalam dua kata yang terpisah, dan bila nun mati dan huruf idghom terdapat dalam satu kata, maka cara membacanya harus jelas suara "N"nya (Izh-har Mutlaq). Contoh :
bun - yānun
qin - wānun
shin - wānun
Catatan : Selain jenis idghom di atas, masih ada lagi jenis idghom lainnya, yaitu :a) IDGHOM MUTAMATSILAIN
Terjadi apabila bertemunya dua huruf yang sama makhroj dan sifatnya di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup.Contoh : dzal bertemu dzal
idz - dzahaba
ba bertemu baidhrib - bi 'ashōka
dal bertemu dal wa qod - dakholū
b) IDGHOM MUTAJANISAIN
Terjadi apabila bertemunya dua huruf yang makhroj dan sifatnya sama/sejenis di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup..Contoh :
ta bertemu thowa qōlath - thõifatun
ta bertemu dalatsqolad-da'awallōhu
dzal bertemu zho izh - zholamūqaf bertemu ro qur - robbi
c) IDGHOM MUTAQORAIBAIN
Terjadi apabila bertemunya dua haruf yang makhroj dan sifatnya berdekatan di mana huruf pertama mati dan huruf keduanya hidup..Contoh : Ba bertemu mim
Yā bunayyar kam-ma'anā
tsa bertemu dzal
Yalhadz - dzālika
Qaf bertemu kaf
Alam nakhluk - kum
Bila kedua huruf yang bertemu tersebut adalah salah satu dari huruf qolqolah, maka hukum qolqolahnya tidak dibaca. (lihat bab qolqolah).
BAB XIKHFA
Ikhfa artinya menyamarkan, yaitu menyamarkan suaran nun mati atau tanwin (antara suara "N" atau "NG") sehingga menimbulkan suara berdengung di hidung bila bertemu salah satu daru huruf-huruf ikhfa. Bacaan ikhfa harus ditahan selama satu alif atau dua harokat. Adapun huruf ikhfa ada 15, yaitu :
Contoh bacaan :
BAB XIIQLAB
Iqlab artinya mengganti/menukar/membalikkan, yakni menukar/mengganti bacaan nun mati atau tanwin menjadi suara "M" dengan berdengung ketika bertemu dengan huruf ba. Bacaan iqlab harus ditahan selama satu alif atau dua harokat. Contoh :
BAB XII
HUKUM MIM MATI Jika mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah kecuali alif, maka cara membacanya ada tiga macam, yaitu : 1. IDGHOM MUTAMATSILAIN
Yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim, maka membacanya dengan memadukan kedua huruf tersebut dengan suara dengung (ghunnah) selama satu alif atau dua harokat. Contoh :
2. IHKFA SYAFAWI
Yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba, maka membacanya dengan menyamarkan suara mim dan dengan suara dengung (ghunnah) selama satu alif atau dua harokat. Contoh :
3. IZH-HAR SYAFAWI
Yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf-huruf selain mim dan ba, maka membacanya harus dengan jelas. Contoh :
BAB XIII
HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID
Adapum mim dam nun bertasydid itu dibaca dengan berdengung di hidung selama satu - satu setengah alif atau dua - tiga harokat. Hukum bacaan ini disebut WAJIBUL GHUNNAH / TAJIBUL GHUNNAH. Contoh :
BAB XIV
HUKUM BACAAN RO
Hukum bacaan ro itu ada tiga macam , yaitu : 1. TAFKHIM, artinya ro dibaca tebal
RO dibaca tebal apabila dalam keadaan :a. RO berbaris fathah/fathatain atau dhommah/dhommatain.
Seperti :
b. RO mati/sukun dan huruf sebelumnya berbaris fathah atau dhommah Seperti :
c. RO mati bila di hadapannya terdapat huruf berbaris fathah atau kasroh dan
huruf sebelumnya berbaris kasroh 'aridhoh berhamzah washol (hamzal washolnya tidak dibaca)Seperti :
d. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau
kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) yang didahului huruf berbaris dhoomah atau fathah.Seperti :
e. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau
kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) didahului huruf selain huruf 'ya' yang berbaris mati/sukun dan didahului lagi huruf berbaris fathah atau dhommah.Seperti :
2. TARQIQ, artinya ro dibaca tipis
RO dibaca tipis bila dalam keadaan :a. RO berbaris karoh atau kasrotain
Seperti :
b. RO mati/sukun didahului huruf berbaris kasroh
Seperti :
c. RO yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau kasroh/kasrotain di
akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) yang didahului huruf berbaris kasroh.Seperti :
muqtadir
d. RO bertanda hidup (kasro/kasrotain atau dhoma/dhommatain) yang didahului
oleh huruf ya mati/sukun dan diwaqofkan (berhenti).Seperti :
e. RO di akhir kalimat yang berbaris fathah, dhommah/dhommatian, atau
kasroh/kasrotain di akhir kalimat/ayat yang diwaqofkan (berhenti) didahului huruf selain huruf 'ya' yang berbaris mati/sukun dan didahului lagi huruf berbaris kasroh.Seperti :
as-sihr
3. TARQIQ DAN TAFKHIM, artinya ro boleh dibaca tipis atau tebal.RO mati dan huruf sebelumnya berbaris kasroh kemudian di hadapannya ada salah satu huruf isti'la ( ).Seperti :
BAB XV
HUKUM MAD
Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu :
ي ا و Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :1. Mad Ashli / mad thobi'i
Mad Ashli / mad thobi'I terjadi apabila :- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif- huruf berbaris kasroh bertemu dengan wawu mati- huruf berbaris dhommah bertemu dengan ya matiPanjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.contoh :
2. Mad far'iAdapun jenis mad far'i ini terdiri dari 13 macam, yaitu : 1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi'i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)Contoh :
2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi'i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda. Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Contoh :
3) Mad Aridh Lisukuun Yaitu setiap mad thobi'i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti). Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi'i.Contoh :
4) Mad Badal Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)Contoh :
5) Mad 'Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof. Panjangnya 2 harokat (1 alif).Contoh :
6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi'i bertemu dengan huruf yang bertasydid.Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).Contoh :
7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi Yaitu bila mad thobi'i bertemu dengan huruf sukun atau mati.Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).Contoh :
8) Mad Lazim Harfi Musyba'
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur'an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)Contoh :
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi ( )Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur'an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :
Panjangnya adalah 2 harokat.Contoh :
10) Mad Layyin Mad ini terjadi bila :huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti). Panjang mad ini adalah 2 - 6 harokat ( 1 - 3 alif).Contoh :
11) Mad Shilah Mad ini terjadi pada huruh "ha" di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah "ha" dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun. Mad shilah terbagi 2, yaitu :a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah "ha" dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf "ha" dhomir.Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).Contoh :
b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah "ha" dhomir terdapat huruf hamzah. Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 - 2,5 alif).Contoh :
12) Mad Farqu
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.Panjangnya 6 harokat.Contoh :
13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.Panjangnya 2 - 6 harokat (1 - 3 alif).Contoh :
BAB XVI
QOLQOLAH
Qolqolah yaitu suatu hukum bacaan di mana suara dari huruf yang mati/sukun terdengar kembali atau muncul suara rangkap.Huruf Qolqolah ada 5, yaitu :
Qolqolah terbagii menjadi dua macam, yaitu :1. Qolqolah Shughro
Terjadi apabila huruf qolqolah berbaris mati/sukun asli, dan umumnya berada di tengah kata.Contoh :
2. Qolqolah kubro
Terjadi apabila huruf qolqolah berbaris hidup (fathah, kasroh, dhommah) di akhir kata kemudian dimatikan karena diwaqofkan.Contoh :
BAB XVII
TANDA-TANDA WAQAF
Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika membaca ayat-ayat Al-Qur'an baik di akhir ayat atau di pertengahan ayat.Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :
BAB XVIII
AS-SAKTAH
Saktah artinya berhenti sepintas/sebentar pada suatu kalimat tertentu dengan tidak melepaskan nafas. Di dalam Al-Qur'an terdapat 4 tanda saktah, yaitu :
Yasin : 52Al-Kahfi : 1Al-Qiyamah : 27
Al-Muthoffifin : 14