pengaruh sharia compliance dan islamic corporate
TRANSCRIPT
PENGARUH SHARIA COMPLIANCE DAN ISLAMIC CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP FRAUD PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2015-2019
S K R I P S I
Oleh:
NURJANAH
503172037
Pembimbing:
Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E.
Mellya Embun Baining, S.E, M.E.I.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021 M/ 1442
i
PENGARUH SHARIA COMPLIANCE DAN ISLAMIC CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP FRAUD PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2015-2019
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Syariah (S.Akun)
Oleh:
NURJANAH
503172037
Pembimbing:
Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E.
Mellya Embun Baining, S.E, M.E.I.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021 M/ 1442
ii
iii
iv
v
MOTTO
ى وا عل
تالذا اك ين ا ذ
ين ال ف
مطفل لرون ويل زنوهم يخس و و
وهم ا
الذا ك الناس يستوفون وا
“1. Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)
2. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
minta dicukupkan, 3. dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang
lain), mereka mengurangi.”
(Al-Muthaffifiin : 1-3)1
1 “Al-Mutaffifin - | Qur’an Kemenag,” accessed September 21,
2020,https://quran.kemenag.go.id/sura/83/1-3.
vi
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Sujud syukur saya sembahkan kepada Allah SWT atas taburan cinta dan kasih
atas takdir Mu yang telah memberikan kekuatan, membekali saya dengan berpikir,
beriman dan bersabar dalam kelancaran untuk menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya. Tak lupa solawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk kedua orang tua yang sangat saya
hormati, kasihi, dan cintai Ibunda (Sinah) dan Ayahanda (Mauludin) sebagai
tanda bakti, hormat, dan kasih sayang tiada terkira walau apa yang mama’ dan
bapak berikan kepada saya takkan mampu saya balas apalagi hanya lewat
selembar kertas bertuliskan persembahan. Semoga Rahmat Allah senantiasa
tercurah untuk kalian. Teruntuk adik kesayangan saya (Nurrahma Wati) terima
kasih yang telah membantu memotivasi untuk terus semangat dalam
menyelesaikan kuliah, teruslah banyak belajar ilmu dan akhlak yang baik. Dan
salam sayang juga untuk kedua adik-adik saya tercinta (Muhammad Maulana
Sidik) dan (Dilara Syafiatun Nisa) menjadi moodboster saat pulang ke rumah.
Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
Dosen Pembimbing I (Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E.) dan Dosen
Pembimbing II (Ibu Mellya Embun Baining, SE., M. EI.).
Terima kasih atas segala ilmu dan bimbingannya selama ini.
Untuk sahabat tersayang Meri Anggraini terimakasih sudah menjadi pendengar
yang baik salam sayang untuk mu, dan Muhammad Hidayat serta sahabat kecil
saya Lia dan Gita terimakasih sudah support selama ini. Dan sahabat saya Teteh,
Kakak, Mami, Bicik terimakasih untuk 4 tahun ini yang luar biasa. Terimakasih
juga untuk teman penulisan skripsi Rafika dan Novia yang sudah membantu
banyak. Untuk sobat se-nderku terimakasih sudah menjadi teman cerita yang baik
selama ini. Terimakasih teman-teman Akuntansi Syariah A, Kelompok Studi
Ekonomi Islam Al-Fath FEBI UIN STS Jambi, GenBI Jambi 2020 memberikan
berbagai pengalaman, dan pengajaran. Terima kasih banyak, semoga kelak kita
bisa memberikan kontribusi terbaik untuk Indonesia. Aamiin.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Sharia Compliance dan
Islamic Corporate Governance terhadap indikasi terjadinya Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2015-2019. Variabel independen yang
digunakan yaitu Sharia Compliance dengan proksi Islamic Income Ratio, Profit
Sharing Ratio, Islamic Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic
Corporate Governance. Variabel dependen yang digunakan ialah Fraud pada
Bank Umum Syariah.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS)
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan pada periode 2015 sampai dengan 2019.
Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pada penelitian
ini terdapat 11 Bank Umum Syariah dengan periode penelitian 5 tahun dan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 41 setelah ditransformasi ke semi-
log dan Generalized Least Square (GLS). Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi berganda data panel yang diolah menggunakan
Eviews 10 dan Microsoft Excel 2016.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sharia Compliance dengan
proksi Islamic Income Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap Fraud, Profit
Sharing Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap Fraud, Islamic Investment
Ratio memiliki pengaruh positif terhadap Fraud, Zakat Performance Ratio tidak
memiliki pengaruh terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah. Variabel Islamic
Corporate Governance tidak memiliki pengaruh terhadap Fraud pada Bank
Umum Syariah.
Kata Kunci : Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance, Fraud, Bank
Umum Syariah
viii
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of Sharia Compliance and Islamic
Corporate Governance on indications of fraud in Islamic Commercial Banks in
Indonesia for the 2015-2019 period. The independent variables used are Sharia
Compliance with the proxy of Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio and Islamic Corporate Governance.
The dependent variable used is fraud on Islamic commercial banks.
The population in this study were all Islamic Commercial Banks (BUS)
registered with the Financial Services Authority in the period 2015 to 2019. The
sample was selected using the method. purposive sampling. In this study there
were 11 Islamic Commercial Banks with a research period of 5 years and the
sample used in this study amounted to 41 after being transformed into semi-logs
and Generalized Least Square (GLS). The analysis method used in this research is
multiple regression panel data which is processed using Eviews 10 and Microsoft
Excel 2016.
The results of this study indicate that Sharia Compliance with the proxy
Islamic Income Ratio has no effect on fraud, Profit Sharing Ratio has a negative
effect on fraud, Islamic Investment Ratio has a positive influence on fraud, Zakat
Performance Ratio does not has an influence on Fraud in Islamic Commercial
Banks. the variable is Islamic Corporate Governance not has an influence on
Fraud in Islamic Commercial Banks.
Keywords: Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance, Fraud, Islamic
Banks.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabil’alamin Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberi kesehatan
dan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping
itu, tidak lupa pula salawat serta salam penulis sampaikan pada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Skripsi ini diberi judul “Pengaruh Sharia Compliance dan
Islamic Corporate Governance terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2015-2019”
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing yaitu
Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E. dan Ibu Mellya Embun Baining, S.E,
M.E.I. selaku pembimbing I dan II maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini, terutama
sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Ibu Titin Agustin N, S.Si., M.Si., Ph.D selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
5. Bapak Dr. Sucipto, MA. Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Ibu Mellya Embun Baining, S.E, M.E.I. dan Bapak Erwin Saputra Siregar,
M.E. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
x
7. Bapak dan Ibu Dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
8. Teman-teman lokal A Akuntansi Syariah angkatan 2017.
9. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata UIN STS Jambi tahun 2020 posko 81
Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi.
10. Teman-teman Ksei Al-Fath dan GenBI Provinsi Jambi 2020.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafan nya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, 02 Februari 2020
Penulis,
Nurjanah
NIM: 503172037
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ............................................................................................. i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .......... Error! Bookmark not
defined.
NOTA DINAS ........................................................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO ................................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8
C. Batasan Masalah........................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ...................................................................................................... 12
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 12
B. Studi Relevan ............................................................................................. 26
xii
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 29
E. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 32
A. Objek Penelitian ......................................................................................... 32
B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 32
C. Jenis Dan Sumber Data .............................................................................. 32
D. Populasi Dan Sampel ................................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 35
F. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 36
G. Metode Analisis Data ................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 47
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 47
B. Gambaran Umum Data Penelitian ............................................................. 54
C. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................ 58
D. Persamaan Model Regresi .......................................................................... 72
E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 73
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 80
A. Kesimpulan ................................................................................................ 80
B. Saran ........................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 88
CURRICULUM VITAE ................................................................................... 113
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia ................................ 2
Tabel 1.2 Kasus Tindakan Kecurangan ................................................................... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 26
Tabel 3.1 Proses Purposive Sampling ..................................................................... 34
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ......................................................................... 35
Tabel 3.3 Bobot atas Tiap Faktor Penilaian GCG pada Bank Umum Syariah ....... 39
Tabel 3.4 Predikat Komposit ................................................................................... 39
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data................................................................. 59
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data (Setelah Semi-Log) ................................ 61
Tabel 4.3 Hasil Regresi Data Panel ......................................................................... 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 64
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................. 65
Tabel 4.7 Uji Durbin Watson .................................................................................. 66
Tabel 4.8 Tabel Regresi Data Panel Semi-Log dan GLS ........................................ 67
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................. 68
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .................................... 69
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .................. 70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Triangle Fraud .................................................................................... 23
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian............................................................................ 29
Gambar 4.1 Perkembangan IsIR ............................................................................ 55
Gambar 4.2 Perkembangan PSR ............................................................................ 56
Gambar 4.3 Perkembangan IIR .............................................................................. 56
Gambar 4.4 Perkembangan ZPR ............................................................................ 57
Gambar 4.5 Perkembangan ICG ............................................................................ 57
Gambar 4.6 Perkembangan Fraud .......................................................................... 58
Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 63
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Variabel Penelitian ..................................................................... 89
Lampiran 2 Data Setelah Semi-Logaritma............................................................. 100
Lampiran 3 Data Standar Deviasi .......................................................................... 102
Lampiran 4 Data Standar Deviasi Setelah Semi-Log ............................................ 102
Lampiran 5 Hasil Data Panel ................................................................................. 103
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 103
Lampiran 7 Hasil Uji Multikoliniaritas .................................................................. 103
Lampiran 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 104
Lampiran 9 Hasil Regresi Data Panel Setelah Semi-Log dan GLS ....................... 105
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Setelah Semi-Log dan GLS .............................. 105
Lampiran 11 Hasil Uji Multikoliniaritas Setelah Semi-Log dan GLS..................... 106
Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Semi-Log dan GLS................. 106
Lampiran 13 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Semi-Log dan GLS ........................... 107
Lampiran 14 Tabel DW ........................................................................................... 108
Lampiran 15 Tabel T dan Tabel F ........................................................................... 109
Lampiran 16 Kartu Bimbingan Skripsi .................................................................... 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Bank merupakan
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan nya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Saat ini di Indonesia dikenal ada dua jenis bank yaitu bank
yang melaksanakan kegiatannya secara konvensional dan bank yang
melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah atau yang
disebut Bank Syariah .2
Prinsip syariah berdasarkan kepada Al Qur’an dan Hadits yang
mana merupakan aturan perjanjian antara pihak bank dan pihak lainnya
untuk melakukan penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Dalam Undang-
Undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1 Perbankan Syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan unit usaha syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan Bank Syariah sendiri
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah. Menurut jenisnya, Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS). Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang berbasis
syariah yang berlandasan Al-Quran dan Al-Hadits.3
Bank Islam pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia
yang berdiri pada tahun 1992 yang menjadi pelopor berkembangnya
perbankan syariah di Indonesia hingga sudah banyak bermunculan bank-
2 Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia Nomor UU No. 10 Tahun 1998” accessed
September 21, 2020, https://www.bi.go.id/. 3 Otoritas Jasa Keuangan, “Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008” accessed
September 21, 2020, 3, https://www.Ojk.go.id/.
2
Bank Syariah lainnya.4 Saat ini perbankan syariah di Indonesia mengalami
perkembangan yang baik dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut
terlihat dari kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia
RASIO 2015 2016 2017 2018 2019
CAR 15,02% 16,63% 17,91% 20,39% 20,59%
ROA 0,49% 0,63% 0,63% 1,28% 1,73%
NPF 4,84% 4,42% 4,76% 3,26% 3,23%
FDR 88,03% 85,99% 79,61% 78,53% 77,91%
BOPO 97,01% 96,23% 94,91% 89,18% 84,45%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 20195
Dari tabel 1.1 diatas menerangkan perkembangan rasio-rasio
kinerja keuangan dari Bank Umum Syariah di Indonesia selama tahun
2015-2019 meningkat disetiap rasionya. Seperti rasio CAR mengalami
peningkatan di setiap tahunnya, yang mana menandakan bahwa posisi
modal Bank Umum Syariah dalam keadaan baik. Rasio ROA
menunjukkan meningkat nya kemampuan Bank Umum Syariah dalam
menghasilkan laba. Demikian juga untuk perkembangan rasio-rasio
keuangan lainnya. Seiring dengan berkembangnya Bank Umum Syariah di
Indonesia, maka semakin besar tantangan yang harus dihadapi oleh Bank
Syariah untuk mempertahankan citra dan nama baik di mata nasabah agar
tetap menjaga kepercayaan nasabah kepada Bank Syariah.6
4 Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, and Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan
Syariah: Teori Dan Praktik Kontemporer (Jakarta: Salemba Empat, 2013). 5 Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Perbankan Syariah,” accessed September 21, 2020,
http://Ojk.go.id. 6 Falikhatun and Yasmin Umar Assegaf, “Bank Syariah Di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip- Prinsip Syariah Dan Kesehatan Finansial,” Conference In Business, Accounting, And
Management (CBAM) 1, no. 1 (November 18, 2020): Hlm. 246.
3
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa 4:58.
مواك ح
ن ت
متم بين الناس ا
ذا حك ها وا هل
ى ا ل منت ا
اوا ال ن تؤد
م ا
مرك
يأ ن الله عدل ۞ ا
ال ب
ن يرا ا يعا بص ان سم ك ن الله ه ا م ب
ظك ا يع م ع ن
الله
Artinya: “Sungguh, Allah menyuruh mu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di
antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh,
Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah
Maha Mendengar, Maha Melihat”.
Ayat ini memerintahkan agar menyampaikan "amanat" kepada
yang berhak. Pengertian "amanat" dalam ayat ini, ialah sesuatu yang
dipercayakan kepada seseorang untuk dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Kata "amanat" dengan pengertian ini sangat luas, meliputi
"amanat" Allah kepada hamba-Nya, amanat seseorang kepada sesamanya
dan terhadap dirinya sendiri. Amanat Allah terhadap hamba-Nya yang
harus dilaksanakan antara lain: melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.7
Islam sangat menolak terhadap semua tindakan kecurangan karena
pada prinsipnya menjadi kemudaratan yang akan merugikan semua pihak.
Dengan diterapkannya prinsip Islam memberikan perhatian yang besar
bagi perkembangan membangun usaha dan perusahaan. Jadi sikap seorang
muslim haruslah bijaksana dalam semua hal, sikap bijaksana inilah yang
akan mengantarkan dia kepada kesuksesan di dunia dan juga di akhirat.
Sehingga menjadi pertanyaan apakah dengan adanya prinsip-prinsip
syariah dalam menjalankan kegiatan pada Bank Umum Syariah menjamin
terbebas dari tindakan kecurangan (fraud)? Kenyataannya tidak, terbukti
dengan adanya kasus-kasus tindakan kecurangan yang terjadi melibatkan
pihak internal Bank Umum Syariah yaitu sebagai berikut:
7 “An-Nisa’ - | Qur’an Kemenag,” accessed September 21, 2020,
https://quran.kemenag.go.id/sura/4/58.
4
Tabel 1.2
Kasus Tindakan Kecurangan
No Kasus Oknum Sumber
1. Bank Syariah Mandiri Cabang
Bogor mengalami kasus
penyaluran pembiayaan fiktif
sebesar Rp 102 miliar rupiah
kepada 197 nasabah fiktif
Mengalami kerugian sebesar
59 miliar rupiah.
Kepala
Cabang &
Pegawai
Kompas.com
2. Bank Mega Syariah Tahun
2014 terdapat kasus money
game dikemas dalam produk
investasi emas GTIS (Golden
Traders Indonesia Syariah)
dan GBI (Gold Bullion
Indonesia) yang menawarkan
pembiayaan sebesar 60% dari
total nilai investasi emas.
Pegawai Bisnis.com
3. Bank Mandiri Syariah tahun
2018 kembali diduga
menyalurkan pembiayaan
fiktif Rp. 1,1 T yang
berpotensi menimbulkan
kerugian Negara.
Pegawai Cnnindonesia.com
4. Tahun 2013 kasus kredit fiktif,
3 pejabat Bank Syariah
mandiri terima Rp 9 Miliar.
Pegawai Liputan6.com
5. Tahun 2019 kasus korupsi
pemberian kredit kepada PT
Hastuka Sarana Karya (HSK)
pada periode 2014-2016, BJB
Syariah diduga tidak
melakukan pencairan kredit
sesuai prosedur dengan
disertakannya agunan dari
debitur.
Direktur Bisnis.com
6. Bank Jabar Banten Syariah
tahun 2018 terlilit kasus
dugaan kredit fiktif yang
merugikan perseroan senilai
Rp 548 miliar
Pegawai Bisnis.com
Sumber: Data yang diolah
5
Tabel 1.2 diatas menjelaskan beberapa kasus yang membuktikan
Bank Umum Syariah tidak menjamin bebas dari tindakan kecurangan
(fraud). Setiap lembaga keuangan memiliki risiko terjadinya fraud dengan
segala bentuk dan caranya. Edaran Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/25/PBI/2009 fraud dalam ketentuan ini adalah tindakan penyimpangan
atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau
memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan
bank dan atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank,
nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud
memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak
langsung.8
Fraud dalam suatu organisasi dapat dilakukan oleh berbagai
tingkatan baik dari pihak manajemen sampai pemilik. Ada 3 (tiga) kondisi
yang menyebabkan terjadinya fraud atau disebut dengan fraud triangle.
Pertama adanya motif atau tekanan (incentive/pressure), kedua adanya
kesempatan (opportunity), dan ketiga adanya rasionalisasi
(rationalization/attitude) dan kecenderungan perilaku untuk membenarkan
tindakannya.9 Untuk itu entitas yang memiliki karakter khusus, bisnis
keuangan syariah memiliki risiko yang tinggi dalam pengelolaannya,
sehingga dibutuhkan prinsip kehati-hatian para pelakunya dalam aspek
kepatuhan syariah (sharia compliance) sebagai upaya pencegahan
kemungkinan risiko terjadinya fraud.10
Kepatuhan syariah adalah bagian dari pelaksanaan framework
manajemen resiko, dan mewujudkan budaya kepatuhan dalam mengelola
resiko perbankan islam. Kepatuhan syariah (sharia compliance) juga
memiliki standar internasional yang disusun dan ditetapkan oleh Islamic
8 Bank Indonesia., “Surat Edaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009
Fraud” accessed September 21, 2020, https://www.bi.go.id/. 9 Rahmayani and Rahmawaty, “Pengaruh Islamic Corporate Governance Dan Internal
Control Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia,” Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 2, no. No. 3 (2017): Hlm. 19-20. 10
Atik Emilia Sula and Moh Nizarul Alim, “Pengawasan, Strategi Anti Fraud, Dan Audit
Kepatuhan Syariah Sebagai Upaya Fraud Preventive Pada Lembaga Keuangan Syariah,” 2014,
Hlm. 91.
6
Financial Service Board (IFSB) dimana kepatuhan syariah merupakan
bagian dari tata kelola lembaga (corporate governance).11
Menurut
Cadbury Committee mendefinisikan corporate governance sebagai sistem
yang mengarahkan dan mengontrol perusahaan baik secara internal
maupun eksternal dengan tujuan untuk melindungi kepentingan-
kepentingan semua stakeholder.12
Untuk memenuhi kepatuhan Bank
Syariah terhadap prinsip-prinsip syariah Hameed et al merekomendasikan
Islamic Disclosure Index (IDI) yang dikembangkan berlandaskan tiga
indikator pengungkapan Islami, yaitu sharia compliance, corporate
governance dan social/environment disclosure.13
Adapun yang mendasari penelitian ini ialah munculnya isu-isu
mengenai lemahnya tata kelola perusahaan pada perbankan syariah yang
semakin menarik perhatian para pakar ekonomi dan keuangan Islam.
Terkait kelemahan tata kelola perusahaan perbankan syariah, salah satunya
menyangkut sharia compliance, dimana manajemen Bank Syariah belum
dapat memberikan jaminan kepatuhan syariah yang baik pada setiap
layanan produk dan jasa perbankan yang diberikan. Selain kepatuhan
syariah, penerapan Islamic corporate governance bisa meningkatkan citra
dan reputasi serta kepercayaan masyarakat kepada Bank Syariah .14
Penerapan Islamic corporate governance terbukti di dalam
penelitian di beberapa lembaga keuangan syariah di dunia Muslim dapat
meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat kepada Bank Syariah .
Menurut Chapra, kegagalan dalam penerapan prinsip syariah akan
membuat nasabah pindah ke bank lain sebesar 85%.15
Dengan demikian,
11
Budi Sukardi, “Kepatuhan Syariah (Shariah Compliance) Dan Inovasi Produk Bank
Syariah Di Indonesia,” 2012, Hlm. 4. 12
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 2005th ed. (Yogyakarta, n.d.), Hlm. 404. 13
Hameed et al. (2003) dalam Asrori, “Pengungkapan Syari’ah Compliance Dan
Kepatuhan Bank Syariah Terhadap Prinsip Syariah,” Jurnal Dinamika Akuntansi 3, no. 1 (2011):
Hlm. 1, http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda. 14
Nova Rini, “The Implementation of Islamic Corporate Governance (ICG) on Sharia
Banking in Indonesia,” TIJAB (The International Journal of Applied Business) 2, no. 1 (February
21, 2019): Hlm. 31, https://doi.org/10.20473/tijab.V2.I1.2018.29-38. 15
Siti Maria Wardayati, “Implikasi Shariah Governance Terhadap Reputasi Dan
Kepercayaan Bank Syariah” 19 (2011): Hlm. 19.
7
penerapan sharia compliance dan Islamic corporate governance menjadi
sebuah keharusan dan kewajiban bagi perbankan syariah di Indonesia
dalam upaya memperbaiki citra dan kepercayaan pada Bank Syariah .
Penelitian yang dilakukan oleh Fadhistri dan Dedik, pengaruh
Islamic corporate governance dan sharia compliance terhadap indikasi
terjadinya fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia 2014-2017.
variabel independen yang digunakan yaitu Islamic corporate governance
dan sharia compliance dengan proksi Islamic income ratio dan profit
sharing ratio. Variabel dependen yang digunakan ialah fraud pada Bank
Umum Syariah. Dengan hasil Islamic corporate governance secara parsial
berpengaruh terhadap indikasi terjadinya fraud pada Bank Umum Syariah
dengan arah positif. Sharia Compliance dengan proksi Islamic income
ratio secara parsial tidak berpengaruh dalam indikasi terjadinya fraud pada
Bank Umum Syariah. Sharia Compliance dengan proksi profit sharing
ratio secara parsial berpengaruh terhadap indikasi terjadinya fraud pada
Bank Umum Syariah dengan arah negatif.16
Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi untuk meneliti
kembali terkait tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip islam dan
kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah karena penerapan tata kelola
perusahaan dan kepatuhan berdasarkan prinsip islam dapat dikatakan
sebagai unsur yang sangat penting di dalam Perbankan Syariah. Lemahnya
dalam penerapan tata kelola perusahan serta rendahnya kepatuhan syariah
dapat mempengaruhi kinerja dan dapat memberikan peluang terjadinya
tindakan kecurangan. Sampai dalam tahap penyelesaian peneliti belum
memperoleh penelitian yang secara spesifik menguji pengaruh tata kelola
perusahaan dan kepatuhan pada prinsip-prinsip islam terhadap kecurangan
Bank Syariah. Penelitian ini dalam pengukuran sharia compliance
menambahkan 2 (dua) indikator yaitu Islamic investment ratio (IIR) dan
16
Karina Amanna Fadhistri dan Dedik Nur Triyanto, “Pengaruh Islamic Corporate
Governance Dan Sharia Compliance Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Periode 2014-2017),” e-
Proceeding of Management 6 No. 2 (2019): 8.
8
zakat performance ratio (ZPR). Sehingga peneliti melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic Corporate
Governance terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2015-2019”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latarbelakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam
penelitian ini yaitu lemahnya tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip
islam pada perbankan syariah menjadi salah satu faktor tindakan
kecurangan. Manajemen Bank Umum Syariah belum dapat memberikan
jaminan kepatuhan syariah yang baik pada setiap layanan produk dan jasa
perbankan yang diberikan sehingga dapat mempengaruhi kinerja dan
menjadi peluang terjadinya tindakan kecurangan.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pokok permasalahan dan
memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini maka perlu adanya
batasan masalah. Olah karena itu, peneliti membatasi masalah secara
khusus yaitu menggunakan variabel sharia compliance dengan indikator
yang digunakan adalah Islamic income ratio, profit sharing ratio, Islamic
investment ratio, zakat performance ratio dan variabel Islamic corporate
governance yang mana dilihat dari self-assessment yaitu penilaian sendiri
atas penerapan Islamic corporate governance. Sedangkan variabel Y yaitu
fraud, yang mana dilihat dari kasus internal fraud yang terjadi pada Bank
Umum Syariah. Serta cakupan penelitiannya yaitu Bank Umum Syariah
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode 2015-2019.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, sehingga rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic Corporate
9
Governance berpengaruh terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2015-2019.
2. Apakah Islamic Income Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
3. Apakah Profit Sharing Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
4. Apakah Islamic Investment Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
5. Apakah Zakat Performance Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
6. Apakah Islamic Corporate Governance berpengaruh terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh Islamic Income Ratio, Profit Sharing
Ratio, Islamic Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic
Corporate Governance terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2015-2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh Islamic Income Ratio terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
3. Untuk mengetahui pengaruh Profit Sharing Ratio terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
4. Untuk mengetahui pengaruh Islamic Investment Ratio terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
5. Untuk mengetahui pengaruh Zakat Performance Ratio terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
6. Untuk mengetahui pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap
Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
10
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan terutama mengenai sharia compliance dan Islamic corporate
governance terhadap fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia
sehingga diharapkan dapat manfaat bagi penulis di masa yang akan
datang. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah didapat dibangku kuliah
secara teoritis dikaitkan dengan kondisi sebenarnya yang terjadi di
lapangan. Serta penelitian ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar S.Akun dalam jenjang pendidikan Strata satu (S-1)
2. Bagi Akademisi
Memberikan wawasan serta menambah pemahaman pengetahuan
mengenai terutama sharia compliance dan Islamic corporate governance
terhadap fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Guna sebagai
referensi mengenai tata kelola dalam perusahaan yang baik dan
menghindari terjadinya kecurangan.
3. Bagi Perbankan Syariah
Memberikan gambaran mengenai sharia compliance dan Islamic
corporate governance terhadap fraud pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Dan sebagai acuan dalam menjalankan operasinya yang
berprinsip syariat, dalam rangka meminimalisir dan mencegah terjadinya
kecurangan dalam Perbankan Syariah di Indonesia.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Menjadi referensi dan diharapkan penelitian ini menghadirkan
pemahaman yang lebih mendalam bagi penelitian selanjutnya yang ingin
melanjutkan penelitian mengenai sharia compliance dan Islamic corporate
governance terhadap fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
11
G. Sistematika Penulisan
BAB I: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian.
Bab ini menjelaskan kajian pustaka, kerangka pemikiran, studi relevan,
hipotesis statistik dan hipotesis penelitian.
BAB III: Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel
penelitian dan definisi operasional dari masing-masing variabel, serta
metode analisis data.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang objek penelitian, data penelitian, analisis hasil
penelitian, persamaan model regresi dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, dan saran-
saran yang diberikan untuk Bank Umum Syariah dan penelitian
selanjutnya.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Perbankan Syariah
Tahun 1992 dengan di undangkan nya Undang-Undang Nomor 7
tahun 1992 tentang perbankan yang memuat ketentuan-ketentuan yang
secara eksplisit memperbolehkan pengelolaan bank berdasarkan konsep
bagi hasil (profit and loss sharing). Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-
Undang nomor 7 tahun 1992 Perbankan adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Hal tersebut di per tegas melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 tentang Bank berdasarkan Prinsip Bagi
Hasil.
Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 1998 ini secara tegas
membedakan bank berdasarkan bank konvensional yang mendasarkan
pada prinsip bunga dan bank berdasarkan prinsip syariah atau yang
kemudian lazim dikenal dengan Bank Syariah.17
Prinsip syariah yang
dimaksud adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah.18
Dalam Undang-
Undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1 Perbankan Syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.19
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah. Sedangkan Unit Usaha Syariah, yang disebut
17
Khotibul Umam and Setiawan Utomo, Perbankan Syariah : Dasar-Dasar Dan
Dinamika Perkembangan Di Indonesia, Cetakan Kedua (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), Hlm. 27. 18
Umam and Utomo, Hlm. 2. 19
Otoritas Jasa Keuangan, “Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008” accessed
September 21, 2020, 3, https://www.Ojk.go.id/.
UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja
di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan unit syariah.20
2. Stewardship Theory
Stewardship theory didefinisikan sebagai situasi dimana para
steward (pengelola) tidak mempunyai kepentingan pribadi tetapi lebih
mementingkan kepentingan principal (pemilik). Teori stewardship ini
mengasumsikan hubungan yang kuat antara kesuksesan organisasi dengan
kinerja perusahaan, sehingga funiutilitas akan maksimal dan tujuan sesuai
dengan harapan pemilik. Karena steward lebih melihat pada usaha untuk
mencapai tujuan organisasi dan bukan pada tujuan individu.21
Implikasi teori stewardship dalam penelitian ini apabila
pendapatan islam meningkat maka tindakan melakukan fraud akan
menurun karena pendapatan islam yang sesuai prinsip syariah merupakan
salah satu cara untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat untuk tetap
memilih Bank Syariah. Serta dalam pengelolaan operasional investasi
islam harus sesuai dengan prinsip syariah. Tanpa terlaksana kepatuhan
terhadap prinsip syariah masyarakat tentunya akan kehilangan
keistimewaan yang mereka cari dalam layanan perbankan syariah, yang
mana tidak ada perbedaan dari perbankan konvensional. Sehingga akan
berpengaruh pada keputusan mereka untuk memilih atau terus melanjutkan
pemanfaatan jasa yang diberikan oleh Bank Syariah. Jadi kepatuhan
syariah merupakan salah satu cara untuk menjaga kepercayaan dari
masyarakat.
20
Harahap Sofyan S, Akuntansi Perbankan Syariah PSAK Syariah Baru (LPFE Usakti,
2010). 21
Uswatun Hasanah, “Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Kesehatan Finansial Pada Bank Umum Syariah,” Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2015, Hlm. 15.
3. Syariah Enterprise Theory
Syariah Enterprise theory merupakan suatu teori akuntansi tentang
ekuitas atau kepemilikan atas suatu organisasi atau entitas. Di antara teori-
teori yang ada tersebut, yang dipandang selaras dengan sudut pandang
Islam menurut Setiabudi dan Triyuwono tahun 2002 secara implisit
menyebutkan adalah entity theory, sedangkan menurut Slamet tahun 2001
lebih sesuai bila menggunakan enterprise theory. Pendapat Slamet ini
didukung oleh Triyuwono yang merekomendasikan enterprise theory
sebagai konsep teoritis akuntansi syariah. Enterprise theory memiliki
pengertian yang lebih luas daripada entity theory, karena enterprise theory
lebih bersifat teori sosial yang orientasi nya lebih tertuju pada aspek-aspek
sosiologi dan per tanggung jawaban.22
Bagian yang terpenting dari syariah enterprise theory yang harus
mendasari setiap penetapan konsepnya yaitu kesadaran akan Allah SWT
adalah Pencipta dan Pemilik Tunggal dari seluruh alam (Konsep Tauhid).
Sehingga sebagai penerima amanah, manusia hanyalah memiliki hak guna
pakai dan bukannya hak milik, yang di dalamnya melekat
pertanggungjawaban untuk menggunakan amanah itu dengan cara dan
tujuan yang telah ditetapkan oleh Sang Pemberi Amanah.23
Implikasi teori syariah enterprise pada penelitian ini dimana dalam
melaksanakan kegiatan Bank Umum Syariah harus berlandaskan syariah
enterprise theory, karena Bank Umum Syariah tidak hanya bertanggung
jawab kepada pemilik namun juga kepada stakeholder dan Allah SWT.
Perusahaan yang semakin meningkatkan zakat nya mengindikasikan
bahwa perusahaan memiliki komitmen yang tinggi dalam mendukung
rendahnya tindakan kecurangan fraud. Zakat perusahaan selain merupakan
ibadah yang harus dilaksanakan juga dapat dijadikan sebagai pembentukan
22
Elvyra Soedarso, “Penilaian Kinerja Fisik (Iviateri) Koperasi Syari’ah Menurut
Perspektif Shari’ate Enterprise Theory Dengan Nilai Tambah Syari’ah Dan Zaka1t Sebagai
Indikator,” Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, t.t., Hlm. 2. 23
Elvyra Soedarso, Hlm. 3.
image perusahaan, sehingga perusahaan yang mempunyai tingkat fraud
lebih rendah diharapkan juga akan meningkatkan zakat nya.
Semakin tinggi menerapkan Islamic corporate governance dan
kepatuhan syariah dalam menerapkan prinsip syariah enterprise tersebut
adanya kemungkinan bank untuk memperoleh katagori sebagai bank yang
sehat. Bank Umum Syariah juga akan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan tugasnya sehingga dapat meminimalisir tindakan
kecurangan yang mungkin dilakukan. Penerapan syariah enterprise theory
harus memberikan informasi yang akurat dan transparan, sehingga pemilik
kepentingan yakin akan kebenaran informasi laporan keuangan yang di
terbitkan oleh pihak Bank Umum Syariah.
4. Agency Theory
Agency theory merupakan hal dasar untuk memahami hubungan
antara pemilik (principal) dan manajemen (agent). Kontrak antara satu
orang atau lebih dimana pemilik yang mempekerjakan orang lain untuk
memberikan amanah suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang
dan tanggung jawab pengambilan keputusan kepada manajemen maupun
pemilik tersebut yang diatur dalam kontrak kerja atau persetujuan bersama
hal ini merupakan hubungan keagenan.24
Berdasarkan teori ini, berfokus pada agency problem pada kontrak
mudharabah antara pemilik (shahibul-maal) dan pengelola perusahaan
(muharib) dimana dalam pembiayaan ini kepercayaan dan transparansi
dari kedua belah pihak yang bermuamalah mutlak diperlukan agar
hubungan keagenan yang tercipta tidak menimbulkan perilaku fraud.
Dijelaskan dalam penelitian ini bahwa beberapa agency problem yang
ditemui dalam mudharabah antara lain adanya konflik kepentingan,
mudharib memiliki akses informasi yang tidak dimiliki oleh pihak
shahibul-maal, ketika pengelola lebih banyak mengenal informasi internal
dan prospek masa yang akan datang, sedangkan pemilik minim akan
24
Jensen, M. C., and W. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs, and Ownership Structure”, Journal of Financial Economic 3, 305-360, 1976.
pengetahuan tentang informasi yang terjadi begitu pun stakeholder lainnya
maka asimetri informasi akan muncul.25
Adanya tindakan kecurangan yang terjadi merupakan akibat yang
mungkin timbul dari adanya agency problem yaitu asimetri informasi,
dimana informasi yang dimiliki oleh agency digunakannya untuk
mengambil kesempatan memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri atau
orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pemilik maupun
perusahaan. Serta berdasarkan Agency theory apabila nilai investasi yang
ditanamkan tinggi, maka manajer telah mengelola dana investor dengan
jujur dan baik sesuai dengan tujuan di awal. Apabila manajer sudah
bersedia jujur itu berarti dia akan cenderung menghindari melakukan
tindakan kecurangan dimana nilai fraud perusahaan akan menurun.
5. Islamic Corporate Governance
Secara umum Corporate governance (CG) terkait dengan sistem
dan mekanisme hubungan yang mengatur dan menciptakan insentif yang
pas di antara para pihak yang mempunyai kepentingan pada suatu
perusahaan agar perusahaan dimaksud dapat mencapai tujuan-tujuan
usahanya yang optimal.26
Tata kelola perusahaan menurut Sutedi adalah
suatu proses yang diimplementasikan oleh pihak shareholders, komisaris,
dan direktur untuk meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan.27
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
sendiri menurut Pasal 1 angka 6 Peraturan Bank Indonesia
No.8/4/PBI/2006 disebutkan bahwa good corporate governance adalah
tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan
25
Anugerah, Rita. “Peranan Good Corporate Governance dalam Pencegahan Fraud”,
Jurnal Akuntansi Universitas Riau, Volume 3 Nomor 1, Oktober,2014. Hlm. 110 26
Umam and Utomo, Perbankan Syariah : Dasar-Dasar Dan Dinamika Perkembangan
Di Indonesia. Hlm. 189 27
Sutedi (2012) dalam Khairiyani, “Bagaimana Tata Kelola Internal Perusahaan
Pertambangan?”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL”, v9, no 2, 2086-7603, (2018). Hlm.
365
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).28
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam
melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip
keterbukaan (transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran
bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values,
sasaran usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank
(accountability) berpegang pada prudential banking practices dan
menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai wujud
tanggung-jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan
pihak manapun dalam pengambilan keputusan (independency), serta
senantiasa memperhatikan kepentingan stakeholder berdasarkan azas
kesetaraan dan kewajaran (fairness).29
Islamic Corporate Governance (ICG) yang ideal sesuai dengan
prinsip ekonomi islam adalah dikembangkan menggunakan teori
stakeholder yaitu mengakomodasi kepentingan seluruh pemangku
perusahaan secara adil, berdasarkan aturan syariah sesuai dengan hak
kepemilikan dan kontrak perjanjian islam. Adapun fokus perhatian tata
kelola perusahaan Islami adalah memenuhi kepatuhan terhadap prinsip
syariah, yang mengikat semua pihak stakeholder perusahaan dalam
memenuhi kewajiban dan memperoleh hak atas perusahaan.30
Prinsip-prinsip syariah yang mendukung bagi terlaksananya prinsip
ICG dimaksud, yakni keharusan bagi subjek hukum termasuk bank untuk
menerapkan prinsip kejujuran (siddiq), edukasi kepada masyarakat
(tabligh), kepercayaan (amanah), dan pengelolaan secara profesional
(fatanah). Siddiq berarti memastikan bahwa pengelolaan Bank Syariah
dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran.
28
Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance.” accessed September 21, 2020, https://www.bi.go.id/. 29
Wahyudin Zarkasti, Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan, Dan Jasa Keuangan Lainnya (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2018), Hlm. 113. 30
Asrori, “Implikasi Islamic Corporate Governance Dan Implikasinya Terhadap Kinerja
Bank Syariah,” Jurnal Dinamika Akuntansi 6, no. 1 (2014): 90–102.
Tabligh dapat menyampaikan secara berkesinambungan melakukan
sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk
dan jasa perbankan syariah. Amanah yaitu kepercayaan dengan menjaga
prinsip kehati-hatian dan kejujuran dengan ketat dalam mengelola dana
yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa
saling percaya antara pihak pemilik dana dan pihak pengelola dana
investasi (mudharib). Sedangkan Fatanah berarti memastikan bahwa
pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga
menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat risiko yang ditetapkan
oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan
kecermatan dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab
(mas’uliyah).31
Menurut Padmantyo dan Muqorrobin tata kelola perusahaan dalam
Islam harus pada prinsip-prinsip tauhid, taqwa dan ridha, ekuilibrium
(keseimbangan dan keadilan), dan kemaslahatan. Selain itu dalam upaya
perbaikan kualitas dan peningkatan nya dalam melaksanakan tata kelola
perusahaan, Bank diwajibkan secara berkala melakukan self assessment
(penilaian sendiri) secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG).
Dalam Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah di dalamnya menjelaskan tentang self assessment bagi BUS
dilakukan dengan penilaian terhadap 11 faktor, yaitu:32
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
31
Aldira Maradita, “Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank Syariah Dan
Bank Konvensional,” Yuridika 29, no. 2 (May 26, 2014): Hlm. 4,
https://doi.org/10.20473/ydk.v29i2.366. 32
Bank Indonesia, “Surat Edaran BI Nomor 12/13/DPbS Tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah.” accessed September
22, 2020, https://www.bi.go.id/.
5. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana
dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
6. Penanganan benturan kepentingan
7. Penerapan fungsi kepatuhan
8. Penerapan fungsi audit intern
9. Penerapan fungsi audit ekstern
10. Batas Maksimum Penyaluran Dana
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS laporan
pelaksanaan GCG serta pelaporan internal.
6. Sharia Compliance Kepatuhan prinsip syariah (sharia compliance) menjadi salah satu
aspek mendasar yang membedakan antara perbankan syariah dengan
konvensional.33
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, yang
dimaksud fungsi kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-
langkah yang bersifat ex-ante (preventif) untuk memastikan bahwa
kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip syariah
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta memastikan
kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada Bank
Indonesia dan atau otoritas pengawas lain yang berwenang.34
Kepatuhan
syariah dalam Bank Syariah secara konsep sesungguhnya merupakan
penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi
keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait secara konsisten dan
menjadikan syariah sebagai kerangka kerja bagi sistem dan keuangan
Bank Syariah dalam alokasi sumber daya, manajemen, produksi, aktivitas
33
Luqman Nurhisam, “Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance) dalam Industri Keuangan
Syariah,” Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM 23, no. 1 (2016): Hlm. 3,
https://doi.org/10.20885/iustum.vol23.iss1.art5. 34
Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 Tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum” accessed September 22, 2020,
https://www.bi.go.id/.
pasar modal dan distribusi kekayaan.35
Berdasarkan definisi di atas, dapat
dipahami bahwa kepatuhan syariah (sharia compliance) merupakan
penerapan prinsip-prinsip Islam dalam ketentuan, sistem, kebijakan dan
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Syariah .
Dalam pasal 1 ayat 18 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 Prinsip
Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan
usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara
lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip jual
beli barang dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang
modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah qa iqtina).36
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran
secara kualitatif untuk menilai kepatuhan syariah dalam bank syariah
antara lain sebagai berikut:37
a. Akad atau kontrak yang digunakan untuk pengumpulan dan
penyaluran dana sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan aturan
syariah yang berlaku, seperti akad mudharabah, akad musyarakah,
akad murabahah, akad salam dan lain sebagainya.
b. Dana zakat dihitung dan dibayar serta dikelola sesuai dengan
aturan dan prinsip-prinsip syariah.
c. Seluruh transaksi dan aktivitas ekonomi dilaporkan secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi syariah yang berlaku.
d. Lingkungan kerja dan corporate culture sesuai dengan syariah.
e. Bisnis usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan syariah.
35
Maradita, “Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank Syariah Dan Bank
Konvensional.” Hlm. 202 36
Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia Nomor UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Prinsip Syariah.” accessed September 22, 2020, https://www.bi.go.id/ 37
Adrian Sutedi (2009) dalam Aldira Maradita, “Karakteristik Good Corporate
Governance Pada Bank Syariah Dan Bank Konvensional,” Yuridika 29, no. 2 (May 26, 2014):
Hlm. 4, https://doi.org/10.20473/ydk.v29i2.366.
f. Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai pengarah
syariah atas keseluruhan aktivitas operasional bank syariah.
g. Sumber dana berasal dari sumber yang sah dan halal menurut
syariah.
Selain itu terdapat pula indikator-indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur kepatuhan syariah secara kuantitatif. Seperti yang
dikembangkan oleh beberapa pakar akuntansi Islam (syariah) diantaranya
Hameed et al. tahun 2004 dan Taheri tahun 2001 merekomendasikan
Islamic Disclosure Index (IDI) sebagai instrumen pertanggung jawaban
kepatuhan bank syariah terhadap prinsip syariah, yang dikembangkan
berlandaskan tiga komponen indikator pengungkapan Islami syariah
compliance, corporate governance and social/environment disclosures.
Sehingga penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan tiga indikator
untuk mengukur sharia compliance menurut Hameed yaitu, indikator
prinsip-prinsip syariah yang akan digunakan yaitu:38
a. Islamic Income Ratio (IsIR)
Pendapatan Islam adalah pendapatan yang bersumber dari
kegiatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah
tidak adanya transaksi yang melibatkan riba, gharar, perjudian serta hal
haram lainnya dan mendorong transaksi bersifat halal. Islamic Income
Ratio untuk menilai persentase pendapatan islam dari seluruh total
pendapatan yang di terima Bank Syariah .39
b. Profit Sharing Ratio (PSR)
Profit Sharing Ratio menunjukan seberapa jauh perbankan
syariah mencapai eksistensi dengan perolehan bagi hasil dari
pemberian pembiayaan bagi nasabah. Rasio ini digunakan untuk
melihat bagaimana Bank Syariah menggunakan aktivitas bagi hasil
38
Hameed et al. (2004) dalam Asrori, “Pengungkapan Syari’ah Compliance Dan
Kepatuhan Bank Syariah Terhadap Prinsip Syariah,” Jurnal Dinamika Akuntansi 3, no. 1 (2011):
Hlm. 1, http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda. 39
Budiman, Fajar. 2017. Pengaruh Sharia Compiance dan Islamic Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016. Universitas
Syarif Hidayatullah Jakarta. Hlm. 20
dalam kegiatannya dengan total pembiayaan. Profit Sharing Ratio
untuk menghitung bagi hasil yang di peroleh dari pembiayaan yang
meliputi mudharabah dan musyarakah.40
c. Islamic Investment Ratio (IIR)
Investasi Islam adalah aktivitas penempatan dana sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatan penghimpunan
dana dan pembiayaan kegiatan usahanya tidak mengandung unsur riba,
maisir, gharar, haram, dan zalim. Islamic Investment Ratio untuk
menghitung investasi islam dilihat dengan cara membandingkan
investasi syariah dengan total investasi yang telah dilakukan. Investasi
islam diperoleh dengan menunjukkan persentase dari investasi yang
dilakukan Bank Syariah pada produk halal.
d. Zakat Performance Ratio (ZPR)
Zakat merupakan salah satu ciri khas ekonomi Islam mengenai
harta yang tidak ada dalam perekonomian lain. Sistem perekonomian
di luar Islam tidak mengenal tuntutan Allah SWT, kepada pemilik
harta, muzaki. Bahkan pada posisinya menganjurkan untuk
menyalurkan nya kepada yang berhak secara langsung. Di hitung
untuk rasio zakat ialah zakat dibagi total aktiva bersih berapa
kemampuan bank membayar zakat dari bank yang memiliki total
aktiva bersih.41
7. Fraud
Di Indonesia fraud yang terkait dengan perbankan dijelaskan
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP tentang penerapan
strategi anti-fraud bagi bank umum, yang menyatakan bahwa fraud adalah
tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk
mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain,
40
Fadhistri dan Triyanto, “Pengaruh Islamic Corporate Governance Dan Sharia
Compliance Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi
Empiris pada Bank Umum Syariah Periode 2014-2017),” Hlm. 3. 41
Ria Fatmasari dan Masiyah Kholmi, “Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
Dengan Pendekatan Islamicity Performance Index Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,” Jurnal
Akademi Akuntansi 1, no. 1 (5 November 2018): Hlm. 77, https://doi.org/10.22219/jaa.v1i1.6940.
yang terjadi di lingkungan bank dan atau menggunakan sarana bank
sehingga mengakibatkan bank, nasabah, atau pihak lain menderita
kerugian dan atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian fraud adalah suatu
tindakan yang melanggar hukum dilakukan dengan sengaja, ditandai
dengan tipu daya, penyembunyian atau perusak kepercayaan yang
dilakukan dengan mengelabui, menipu atau memanipulasi untuk
memperoleh keuntungan.42
Terdapat tiga unsur yang hadir ketika sebuah kejahatan terjadi
yaitu motivasi, kesempatan, dan rasionalisasi. Motivasi adalah dorongan
yang timbul dalam diri seseorang yang dijadikan alasan untuk melakukan
kejahatan. Alasan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu alasan financial dan
alasan non-financial.
Gambar 2.1
Triangle Fraud
Sumber: ACFE(http://www.acfe.com/fraudtree. aspx)
Selain unsur motivasi, kesempatan dan rasionalisasi, terdapat fraud
yang dilakukan dengan memerlukan keahlian khusus dan tidak selalu
dimiliki oleh pihak lain. Cybercrime banking fraud biasanya dilakukan
dengan cara memanfaatkan kelemahan sistem perusahaan dan kelemahan
manajemen. Bank Indonesia mengatakan setidaknya ada tiga modus
kejahatan cyber yang menyerang sistem perbankan Indonesia, yaitu
42
Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/DPNP Tahun 2011
Tentang Penerapan Strategi Anti fraud Bagi Bank Umum Syariah.
skimming, phishing dan malware. Skimming adalah tindakan mengambil
data nasabah menggunakan alat perekam.43
Menurut Association Of Certified Fraud Examination (ACFE)
memperluas definisi fraud yaitu tidak hanya mengenai kecurangan laporan
keuangan dan penyalahgunaan aset, melainkan juga termasuk korupsi.
Korupsi yang dimaksud disini meliputi pertentangan kepentingan (conflict
of interest), suap (bribery), pemberian ilegal (illegal gratuity), dan
pemerasan (economics extortion).44
Penelitian ini fokus pada fraud yang terjadi pada hubungan kerja
(occupational fraud) atau yang disebut juga internal fraud sebab menurut
penelitian yang dilakukan oleh ACFE menunjukkan bahwa jenis fraud
yang memiliki risiko terbesar bagi perusahaan di seluruh dunia ialah
korupsi dan billing scheme yang mana keduanya termasuk dalam kategori
occupational fraud, selain itu occupational fraud menjadi ancaman
terbesar terutama bagi perusahaan yang memiliki control yang lemah
seperti perusahaan kecil. Occupational fraud tree memiliki tiga cabang
utama, yaitu:45
a. Corruption (korupsi), yang terdiri dari empat ranting yaitu conflicts
of interests (benturan kepentingan), bribery (penyuapan), illegal
gratuities (pemberian hadiah atau gratifikasi) dan economic
extortion.
b. Asset Misappropriation (penyalahgunaan aset), adalah melibatkan
pencurian aset entitas perusahaan yang dilakukan oleh seseorang
yang diberi wewenang untuk mengelola aset tersebut, misalnya
pencurian kas, persediaan dan pengeluaran yang bersifat fraud.
43
Trie Rundi Hartono, “Fraud Perbankan Indonesia: Studi Eksplorasi,” Prosiding
Seminar Nasional Pakar ke 2, 2019, Hlm. 2. 44
Sri Anggadini and Adeh Komala, Akuntansi Syariah, Pertama (Bandung: Rekayasa
Sains, 2017), Hlm. 274. 45
Haifa Najib and Rini Rini, “Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan
Fraud Pada Bank Syariah,” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam 4, no. 2 (March 6, 2019): 131-
46, https://doi.org/10.35836/jakis.v4i2.23.
c. Financial Statement Fraud yang meliputi fraudulent financial
statements (fraud laporan keuangan) dan fraudulent non-financial
statements. Fraud dalam laporan keuangan merupakan bentuk
salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang
disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan
tersebut, seperti menyajikan aset atau pendapatan lebih tinggi dari
yang sebenarnya (asset/revenue overstatements) atau menyajikan
aset dan revenue lebih rendah dari yang sebenarnya (asset/revenue
understatements).
Good Corporate Governance pada perusahaan apabila
dilaksanakan dengan baik dalam penerapan nya dapat mengurangi serta
mencegah terjadinya tindakan kecurangan tersebut. Pada Bank Syariah ,
tidak menutup kemungkinan dapat terjadinya fraud. Maka dengan
demikian untuk diterapkannya tata kelola perusahaan secara islam (Islamic
Corporate Governance) beserta dengan prinsip-prinsip syariah secara baik
dan benar sehingga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya praktik
fraud pada Bank Syariah.46
46
Anugerah, Rini. 2014. Peranan Good Corporate Governance dalam Pencegahan Fraud.
Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. 3 (1): 101-113.
26
B. Studi Relevan
Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini terdapat dalam tabel 2.1:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian Judul Metode Analisis Hasil Penelitian
1. Fadhistri dan
Dedik (2019)
Pengaruh Islamic Corporate
Governance dan Sharia
Compliance terhadap indikasi
terjadinya Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia
2014-2017.
Metode analisis
regresi logistik
Islamic Corporate Governance berpengaruh
positif terhadap indikasi terjadinya fraud pada
Bank Umum Syariah. Profit Sharing Ratio
berpengaruh negatif terhadap indikasi
terjadinya fraud pada Bank Umum Syariah.
Islamic Income Ratio tidak berpengaruh
terhadap indikasi terjadinya fraud pada Bank
Umum Syariah.
2. Ngumar,
Fidiana dan
Endang (2019)
Implikasi Tata kelola Islami
Pada Fraud Bank Islam.
Metode analisis
regresi linier
berganda
Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
berpengaruh negatif terhadap fraud, Kontrol
Internal berpengaruh negatif terhadap fraud
Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif
terhadap fraud
3. Rahmayani dan
Rahmawaty
(2017)
Pengaruh Islamic Corporate
Governance dan Internal
Control terhadap indikasi
terjadinya Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Metode analisis
regresi linear
berganda.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS,
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi
dan internal control secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap indikasi terjadinya fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Lanjutan Tabel 2.1
4. Najib dan Rini
(2016)
Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Fraud di
Bank Syariah 2010-2014.
Metode analisis
regresi berganda
multiple regression
Sharia Compliance dengan proksi Islamic
Income Ratio tidak berpengaruh terhadap fraud
pada Bank Syariah , Sharia Compliance
dengan proksi Profit Sharing Ratio
berpengaruh signifikan negatif terhadap fraud
pada Bank Syariah, Sharia compliance dengan
proksi Islamic Investment Ratio tidak
berpengaruh terhadap fraud pada Bank Syariah
, dan Islamic Corporate Governance tidak
berpengaruh terhadap fraud pada Bank Syariah.
5. Mulazid (2016) Pelaksanaan Sharia
Compliance pada Bank
Syariah studi kasus pada
Bank Syariah Mandiri,
Jakarta
Pendekatan
kualitatif.
Sistem pengawasan terhadap kepatuhan syariah
telah dilaksanakan dengan baik. Fungsi
kepatuhan syariah oleh direktur kepatuhan
kepada seluruh jajaran Bank Syariah Mandiri
secara normatif telah dilaksanakan sesuai
prinsip-prinsip kepatuhan, budaya kepatuhan,
manajemen risiko dan kode etik kepatuhan
Bank Syariah Mandiri. Pelaksanaan audit
internal di Bank Syariah Mandiri belum
berjalan efektif. Selanjutnya direktur kepatuhan
dan satuan kerja kepatuhan memiliki peran
strategis dalam mengawasi jalannya budaya
kepatuhan, sehingga kinerja Bank Syariah
Mandiri menjadi semakin baik.
Sumber: Data yang diolah
28
Berdasarkan tabel 2.1 perbedaan penelitian ini dengan penelitian-
penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Fadhistri dan Dedik terletak
pada variabel independen yang digunakan yaitu sharia compliance dengan
proksi profit sharing ratio dan Islamic income ratio sedangkan dalam
penelitian ini menambahkan 2 (dua) proksi sharia compliance yaitu
Islamic investment ratio dan zakat performance ratio.47
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ngumar, Fidiana
dan Endang (terletak pada judul dan variabel yang di gunakan yaitu
Implikasi Tata kelola Islami pada Fraud Bank Islam. Dengan variabel
independen nya Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Kontrol Internal, dan
Dewan Pengawas Syariah. Sedangkan penelitian ini variabel Islamic
corporate governance dengan menggunakan semua indikator nya.48
Selanjutnya perbedaan penelitian Rahmayani dan Rahmawatialah
pada variabel independen yang mana menguji pengaruh variabel Islamic
corporate governance dan internal control terhadap indikasi terjadinya
fraud sedangkan penelitian ini variabel independen yang di gunakan
sharia compliance dan Islamic corporate governance.49
Penelitian Najib dan Rini pengambilan data penelitian periode
2010-2014 sedangkan penelitian ini pada tahun 2015-2019.50
Dan yang
terakhir perbedaan penelitian yang di lakukan oleh Mulazid terletak pada
metode yang di gunakan yaitu metode kualitatif sedangkan penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Serta studi kasus penelitian Mulazid
pada Bank Syariah Mandiri Jakarta sedangkan penelitian ini pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.51
47
Fadhistri and Triyanto, “Pengaruh Islamic Corporate Governance Dan Sharia
Compliance Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi
Empiris pada Bank Umum Syariah Periode 2014-2017),” Hlm. 1. 48
Sutjipto Ngumar and Endang Dwi Retnani, “Implikasi Tatakelola Islami Pada Fraud
Bank Islam,” Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan Vol. 9, no. No. 2 (2019): Hlm. 1. 49
Rahmayani and Rahmawaty, “Pengaruh Islamic Corporate Governance Dan Internal
Control Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia,” Hlm. 1. 50
Najib and Rini, “Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan Fraud Pada
Bank Syariah,” Hlm. 1. 51
Ade Sofyan Mulazid, “Pelaksanaan Sharia Compliance Pada Bank Syariah (Studi
Kasus Pada Bank Syariah Mandiri, Jakarta)” 20, no. 1 (2016): Hlm. 1.
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
Keterangan :
= Secara Parsial
= Secara Simultan
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dapat dilihat rumuskan kerangka pemikiran
yang di sajikan dalam gambar 2.2 yaitu terdapat lima variabel dalam
penelitian ini yang mana pengaruh masing-masing variabel secara parsial
terhadap fraud dan pengaruh secara simultan terhadap fraud.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai
berikut:
1. Pengaruh Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic Corporate
Governance terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2015-2019.
2. Pengaruh Islamic Income Ratio terhadap Fraud pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
3. Pengaruh Profit Sharing Ratio terhadap Fraud pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
4. Pengaruh Islamic Investment Ratio terhadap Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
5. Pengaruh Zakat Performance Ratio terhadap Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
6. Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo berarti kurang dari
tesa yang berarti pendapat.52
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik.53
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan
kerangka pemikiran diatas, dapat dirumuskan hipotesis nya mengenai
Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic Corporate Governance terhadap
Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Setelah adanya kerangka
pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ha1: Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic Corporate
52
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantiatif : Komunikasi, Ekonomi, Dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya, Prenadamedia Group (Jakarta, 2006), Hlm. 75. 53
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. 23 (Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2016), Hlm. 64.
Governance berpengaruh terhadap Fraud pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
2. Ha2: Islamic Income Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
3. Ha3: Profit Sharing Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
4. Ha4: Islamic Investment Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
5. Ha5: Zakat Performance Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
6. Ha6: Islamic Corporate Governance berpengaruh terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
7. H01: Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic Corporate
Governance tidak berpengaruh terhadap Fraud pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
8. H02: Islamic Income Ratio tidak berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
9. H03: Profit Sharing Ratio tidak berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
10. H04: Islamic Investment Ratio tidak berpengaruh terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
11. H05: Zakat Performance Ratio tidak berpengaruh terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
12. H06: Islamic Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap
Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono menjelaskan pengertian objek penelitian adalah
“sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal
(variabel tertentu)”. Objek penelitian yang penulis teliti adalah Islamic
Income Ratio (X1), Profit Sharing Ratio (X2), Islamic Investment Ratio
(X3), Zakat Performance Ratio (X4), Islamic Corporate Governance (X5),
dan Fraud (Y) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.54
B. Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian seorang peneliti harus menggunakan jenis
penelitian yang tepat. Hal ini dimaksud agar peneliti dapat memperoleh
gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi serta langkah-
langkah yang digunakan dalam mengatasi masalah tersebut.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berlandasan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan
sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik.55
C. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yang menggunakan metode data panel yaitu gabungan data antar
waktu (time series) dengan data antar perusahaan (cross section). Data
antar waktu (time series) adalah data yang menggambarkan sesuatu dari
waktu ke waktu atau periode secara historis. Sedangkan (cross section)
54
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D...Hlm. 64 55
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D...Hlm. 64
33
adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu yang dapat
menggambarkan suatu kejadian.56
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan berupa laporan
keuangan yang telah dipublikasikan oleh masing-masing website resmi
Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama
tahun 2015-2019 dan literatur-literatur yang memiliki relevansi dengan
bahasan penulis.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan yang berjumlah 14 Bank Umum
Syariah di Indonesia. Terdiri dari laporan keuangan dari tahun 2015-2019
berjumlah 14 x 5 = 70 laporan keuangan Bank Umum Syariah. Alasan
memilih bank sebagai populasi sebab menurut riset yang dilakukan oleh
ACFE (Association of Certified Fraud Examiner) tahun 2012 bank
menjadi salah satu industri yang paling menjadi korban fraud dan
pertimbangan pemilihan Bank Syariah karena Bank Syariah memiliki
prinsip tersendiri dalam menjalankan kegiatannya.57
2. Sampel
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan keperluan penelitian yang artinya setiap unit yang diambil
dari populasi yang dipilih dengan sengaja berdasarkan
pertimbangan/kriteria tertentu. Adapun pertimbangan yang dimaksud
sebagai berikut:
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
periode 2015-2019.
56
Zulfikar 2015 dalam Budiman, Fajar. 2017. Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2012-2016. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Hlm. 60 57
Haifa Najib dan Rini Rini, “Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan
Fraud Pada Bank Syariah,” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam 4, no. 2 (6 Maret 2019): Hlm.
139, https://doi.org/10.35836/jakis.v4i2.23.
b. Bank Umum Syariah yang sudah mempublish laporan tahunan
beserta laporan Islamic Corporate Governance periode 2015-2019.
c. Bank Umum yang telah resmi menjadi Bank Syariah periode 2015-
2019.
Tabel 3.1
Proses Purposive Sampling
No Keterangan Jumlah Sampel
Penelitian
1. Bank Umum Syariah Periode 2015-2019
yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan.
14
2. Bank Umum Syariah Periode 2015-2019
yang data laporan tahunan tidak sesuai
kriteria.
(1)
3. Bank Umum yang belum resmi menjadi
Bank Syariah periode 2015-2019
(2)
Jumlah Data Sampel Penelitian 11
Sumber: Data yang diolah
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.58
Dari tabel 2.1 diatas, bahwa dari jumlah total 14
Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode
2015-2019 yang data laporan tahunnya yang tidak tersedia dan lengkap
yaitu 1 (satu) BUS. Bank Umum yang belum resmi menjadi Bank Syariah
periode 2015-2019 sebanyak 2 (dua) BUS.
Sehingga Bank Umum Syariah yang telah memenuhi kriteria untuk
di jadikan sampel adalah sebanyak 11 Bank Umum Syariah periode 2015-
2019. Maka dari itu, perhitungan jumlah data sampel penelitian adalah 11
x 5 = 55 data sampel penelitian. Daftar nama Bank Umum Syariah yang
telah menjadi sampel penelitian ini di sajikan pada tabel 3.2:
58
Haifa Najib dan Rini, “Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan Fraud
Pada Bank Syariah,” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam 4, no. 2 (6 Maret 2019): Hlm. 81,
https://doi.org/10.35836/jakis.v4i2.23.
35
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Bank Umum Syariah Website
1. Bank Muamalat www.bankmuamalat.co.id
2. Bank Victoria Syariah www.bankvictoriasyariah.co.id
3. Bank BRI Syariah www.brisyariah.co.id
4. Bank Jabar Banten Syariah www.bjbsyariah.co.id
5. Bank BNI Syariah www.bnisyariah.co.id
6. Bank Syariah Mandiri www.mandirisyariah.co.id
7. Bank Mega Syariah www.megasyariah.co.id
8. Bank Panin Dubai Syariah www.paninbanksyariah.co.id
9. Bank Syariah Bukopin www.syariahbukopin.co.id
10. Bank BCA Syariah www.bcasyariah.co.id
11. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah
www.btpnsyariah.com
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang.59
Dokumen yang dimaksud adalah mencari data berupa
laporan keuangan dari objek penelitian yakni laporan keuangan Bank
Umum Syariah periode yang digunakan adalah data dari tahun 2015-2019.
2. Library Research
Library Research merupakan teknik pengumpulan data yang
dilengkapi dengan membaca, mempelajari, dan menganalisis literatur yang
bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
penelitian ini untuk mendapatkan konsep yang tersusun dan memperoleh
data yang valid.60
59
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta. 60
Budiman, Fajar. 2017. Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016. Universitas
Syarif Hidayatullah Jakarta. Hlm. 61
F. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini digunakan definisi operasional variabel agar
menjadi petunjuk dalam penelitian ini. Definisi operasional tersebut
adalah:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).61
Biasanya dinotasikan dalam simbol X. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah Sharia Compliance dan Islamic
Corporate Governance. Sharia compliance atau kepatuhan syariah
merupakan implementasi dari prinsip-prinsip syariah yang diukur dengan
tingkat ketaatan Bank Syariah terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana Bank Syariah dengan
menggunakan proksi. Adapun definisi operasional variabel bebas
(independen) dan pengukuran dalam penelitian ini adalah:62
a. Islamic Income Ratio (IsIR) (X1)
Islamic Income Ratio digunakan untuk mencari persentase
pendapatan Islam dari seluruh total pendapatan yang diperoleh Bank
Syariah dari pendapatan halal maupun non halal. Islamic Income Ratio
dapat dihitung dengan rumus :
IsIR = Pendapatan / (Pendapatan halal + Pendapatan non halal)
b. Profit Sharing Ratio (PSR) (X2)
Profit Sharing Ratio digunakan untuk mengetahui bagaimana
Bank Syariah menggunakan aktivitas bagi hasil dalam kegiatannya
dengan total pembiayaan. Rasio ini untuk menghitung bagi hasil dari
pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah meliputi mudharabah dan
musyarakah dengan dihitung dengan rumus :
PSR = (Mudharabah + Musyarakah) / Total Pembiayaan
61
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Hlm. 39. 62
Hameed dalam Asrori, “Implikasi Islamic Corporate Governance Dan Implikasinya
Terhadap Kinerja Bank Syariah.”
37
c. Islamic Investment Ratio (IIR) (X3)
Islamic Investment Ratio digunakan untuk memperoleh
persentase dari investasi Islam yang dilakukan bank terhadap
keseluruhan investasi dari produk halal. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus :
IIR = Investasi Halal / (Investasi Halal + Investasi Non halal)
d. Zakat Performance Ratio (ZPR) (X4)
Zakat Performance Ratio merupakan rasio yang
membandingkan jumlah zakat terhadap aktiva bersih: Rumus dari
Zakat Performance Ratio adalah sebagai berikut:
ZPR = Zakat / Aktiva Bersih
e. Islamic Corporate Governance (X5)
Islamic Corporate Governance merupakan tata kelola
perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Peraturan Bank
Indonesia mewajibkan Bank Syariah untuk menerapkan ICG, dengan
melakukan self assessment serta melampirkan dalam laporan
penerapan ICG dalam laporan tahunnya. Surat Edaran Bank Indonesia
No. 12/13/DPbS menjelaskan mengenai tata cara pengisian kertas
kerja self assessment. Menerangkan penilaian atas pelaksanaan GCG
bagi Bank Umum Syariah dilakukan terhadap 11 faktor, dengan tata
cara pengisian kertas kerja self assessment dengan tahapan sebagai
berikut: 63
1) Menyusun analisis self assessment, dengan cara
membandingkan pemenuhan setiap Kriteria/ Indikator dengan
kondisi Bank berdasarkan data dan informasi yang relevan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut ditetapkan peringkat
masing-masing Kriteria/ Indikator. Adapun kriteria peringkat
adalah sebagai berikut:
63
Bank Indonesia, Surat Edaran BI Nomor 12/13/DPbS tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
a) Peringkat 1: hasil analisis self assessment menunjukkan
bahwa pelaksanaan GCG Bank sangat sesuai dengan
Kriteria/ Indikator.
b) Peringkat 2: hasil analisis self assessment menunjukkan
bahwa pelaksanaan GCG Bank sesuai dengan
Kriteria/Indikator.
c) Peringkat 3: hasil analisis self assessment menunjukkan
bahwa pelaksanaan GCG Bank cukup sesuai dengan
Kriteria/Indikator.
d) Peringkat 4: hasil analisis self assessment menunjukkan
bahwa pelaksanaan GCG Bank kurang sesuai dengan
Kriteria/Indikator.
e) Peringkat 5: hasil analisis self assessment menunjukkan
bahwa pelaksanaan GCG Bank tidak sesuai dengan
Kriteria/Indikator.
2) Menetapkan peringkat sub faktor, berdasarkan hasil analisis
self assessment, dengan mengacu pada kriteria peringkat
sebagaimana dimaksud pada nomor 1.
3) Menetapkan peringkat faktor, berdasarkan peringkat sub faktor.
Dalam hal tidak terdapat sub faktor, maka peringkat faktor
dimaksud ditetapkan berdasarkan hasil analisis self assessment,
dengan mengacu pada kriteria peringkat sebagaimana
dimaksud pada nomor 1.
4) Menyusun kesimpulan untuk masing-masing faktor yang juga
memuat permasalahan dan langkah perbaikan secara
komprehensif dan sistematis beserta target waktu
pelaksanaannya.
Untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor, Bank
mengalikan peringkat dari masing-masing faktor dengan bobot
tertentu. Bobot masing-masing faktor ditetapkan yang disajikan pada
tabel 3.3.
39
Tabel 3.3
Bobot atas Tiap Faktor Penilaian GCG pada Bank Umum Syariah
No Faktor Bobot (%)
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris 12,50
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Direksi 17,50
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 10,00
4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Pengawas Syariah 10,00
5
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana
serta pelayanan jasa
5,00
6 Penanganan benturan kepentingan 10,00
7 Penerapan fungsi kepatuhan Bank 5,00
8 Penerapan fungsi audit intern 5,00
9 Penerapan fungsi audit ekstern 5,00
10 Batas Maksimum Penyaluran Dana 5,00
11
Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan
pelaporan internal
15,00
Total 100,00
Sumber: Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS
Untuk dapat mengetahui tingkat kondisi dari GCG pada Bank
Syariah , bank dapat mengetahuinya dari nilai komposit. Nilai
komposit didapat dari penjumlahan nilai dari seluruh faktor setelah
dikalikan dengan bobotnya. Bank menetapkan nilai komposit
berdasarkan tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Predikat Komposit
Nilai Komposit Predikat Komposit
Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik
1,5 < Nilai Komposit < 2,5 Baik
2,5 < Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik
2,5 < Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik
4,5 < Nilai Komposit < 5 Tidak Baik
Sumber: Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS
Dari nilai komposit tersebutlah Bank Syariah dapat menilai
level dari kondisi penerapan GCG nya. Oleh sebab itu pada penelitian
ini nilai komposit hasil self assessment GCG Bank Syariah digunakan
untuk mengukur variabel Islamic Corporate Governance, yang dapat
dilihat di laporan penerapan GCG yang dipublikasi oleh masing-
masing Bank Umum Syariah.64
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuensi. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Biasanya dinotasikan.
dengan simbol Y.65
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah fraud pada Bank Umum Syariah. Variabel fraud diukur dengan
melihat jumlah internal fraud yang terjadi di Bank Syariah yang
diungkapkan pada laporan tahunan pelaksanaan GCG di masing-masing
Bank Umum Syariah.
G. Metode Analisis Data
Analisis data yang dimaksudkan adalah data yang sudah tersedia
kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab
rumusan masalah dalam menganalisis bagaimana Pengaruh Sharia
Compliance dan Islamic Corporate Governance terhadap Fraud Pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda dengan data panel. Terdapat beberapa jenis data
yang tersedia untuk dianalisis secara statistik antara lain data runtut waktu
(time series), data silang waktu (cross-section). Data panel disebut juga
pooled data (pooling time series dan cross-section).66
Pengolahan data
dengan menggunakan software Eviews 10 dan Microsoft Excel 2016.
64
Haifa Najib dan Rini, “Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan Fraud
Pada Bank Syariah,” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam 4, no. 2 (6 Maret 2019)
https://doi.org/10.35836/jakis.v4i2.23. Hlm. 81 65
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Hlm. 39. 66
Imam Ghozali, Analisis Multivariat Dan Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi
Dengan EViews 10, 2nd ed. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2018), Hlm. 195.
41
Model analisis linear berganda dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
Y = f(X1,X2,X3,….Xn) .......................................................... (1)
Regresi linier berganda adalah regresi linier dimana sebuah
variabel terikat (variabel Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel
bebas (variabel X). secara umum bentuk persamaan regresi nya adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e ....................... (2)
Selanjutnya formulasi tersebut ditransformasikan dalam bentuk
semi-logaritma dengan persamaan sebagai berikut:
LOGY = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e ............... (3)
Keterangan:
Y = Fraud
a = Konstanta
b1b2b3b4 = Koefisien Regresi
X1 = Islamic Income Ratio
X2 = Profit Sharing Ratio
X3 = Islamic Investment Ratio
X4 = Zakat Performance Ratio
X5 = Islamic Corporate Governance
e = Error term
1. Uji Asumsi Klasik
Model yang baik juga harus sesuai dengan kriteria pengujian
asumsi klasik, agar prediksi yang di hasilkan lebih baik. Uji asumsi klasik
dalam penelitian ini meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi secara
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
residual yang berdistribusi secara normal. Pengujian normalitas
residual yang banyak digunakan adalah uji Jerque-Bera (JB).67
Uji JB adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan dengan nilai
koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan (skewness)
data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal. Dalam
uji JB normalitas dapat dilihat dari besaran nilai probability JB, jika
nilai probability JB > 0,05 maka data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi multikolinearitas
dengan menghitung korelasi antarvariabel independen. Apabila
koefisien rendah, maka tidak terdapat multikolinearitas.68
Jika
ditemukan korelasi antar variabel independen yang melebihi 0,80 maka
adanya masalah multikolinearitas.69
Multikolinieritas dalam pooled
data dapat diatasi dengan pemberian pembobotan (cross section
weight) atau GLS. Selain itu multikolinieritas biasanya terjadi pada
estimasi yang menggunakan data deret watu sehingga dengan
mengkombinasikan data yang ada dengan data cross section secara
teknis dapat mengurangi masalah multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Menurut Ghozali bahwa jika memiliki varian
(variance) yang sama, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.70
67
Ghozali, Hlm. 145. 68
Wing Winarno, Analisis Ekonometrika Dan Statistika Dengan EViews, Ke Lima
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), Hlm. 5.2. 69
Ghozali, Analisis Multivariat Dan Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan
EViews 10, Hlm. 73. 70
Ghozali, Hlm. 85.
43
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastis adalah dengan me-regress model dengan log residu
kuadrat sebagai variabel terikat.
H0 : Homoskedastis
Ha : Heteroskedastis
Apabila, probabilitas dari masing-masing variabel bebas > 0,05
maka terjadi penerimaan terhadap H0 hasilnya data dalam kondisi
homosedastis. Begitu pun sebaliknya apabila < 0,05 maka terdapat
heteroskedastisitas. Metode Generalized Least Square (GLS)
memberikan pembobotan pada variasi data yang digunakan dengan
kuadrat varians sehingga dapat dikatakan masalah heteroskedastisitas
sudah dapat diatasi dengan menggunakan GLS. Selain itu menurut
Widarjono, masalah heteroskedastisitas dapat disembuhkan dengan
menggunakan weight least square yang ada pada GLS yang
memberikan pembobotan pada variasi data yang digunakan.71
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).72
Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya.
Masalah ini muncul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan melihat nilai D-W
(Durbin Watson) yang hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
71
Winarno, Analisis Ekonometrika Dan Statistika Dengan EViews, Hlm. 8.6. 72
Ghozali, Analisis Multivariat Dan Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan
EViews 10, Hlm. 127.
dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.73
Untuk
mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak dapat melalui nilai Durbin
Watson (DW) yang bisa dijadikan patokan untuk mengambil keputusan
adalah:74
1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du)
dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower
bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada
nol berarti autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi
negatif
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasil tidak
dapat disimpulkan.
Menurut Gujarati penggunaan metode GLS (Generalized Least
Square) dapat menekan adanya autokorelasi yang biasanya terjadi pada
rumus OLS (Ordinary Least Square), sebagai akibat kesalahan
estimasi (underestimate) varians sehingga dengan GLS masalah
autokorelasi dapat diatasi.75
2. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu nilai R2
yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
73
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Hlm. 107 74
Ghozali, Analisis Multivariat Dan Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan
EViews 10, Hlm. 122. 75
Gujarati Darmono, Ekonometrika Dasar. (Edisi Alih Bahasa Terjemahan) (Jakarta:
Erlangga, 2003), Hlm. 646.
45
menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.76
Hal-hal mengenai koefisien determinasi sebagai
berikut:
1) Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1 ( 0 < R
2 < 1)
2) Bila R2
= 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen.
3) Bila R2
= 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara
variabel independen terhadap variable dependen.
Dalam analisis regresi berganda menggunakan lebih dari
satu variabel independen, nilai yang diambil nilai Adjusted R-
Square.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F (uji simultan) pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap dependen.77
Langkah-langkah pengujian nya adalah sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis
Ha1 = Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic
Corporate Governance berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 10% atau 0,10
untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima atau ditolak.
3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,1 = menerima H0 dan menolak Ha
76
Ghozali, Analisis Multivariat Dan Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan
EViews 10, Hlm. 55. 77
Imam Ghozali, Analisis Multivariat dan Ekonometrika : Teori, Konsep dan Aplikasi
dengan EViews 1…Hlm. 56.
Jika P-Value < 0,1 = menolak H0 dan menerima Ha
4) Pengambilan keputusan
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel independen lainnya konstan.78
Langkah-langkah pengujian
nya adalah sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis
Ha2 : Islamic Income Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
Ha3 : Profit Sharing Ratio berpengaruh terhadap Fraud pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
Ha4 : Islamic Investment Ratio berpengaruh terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
Ha5 : Zakat Performance Ratio berpengaruh terhadap Fraud
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
Ha6 : Islamic Corporate Governance berpengaruh terhadap
Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-
2019.
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 10% atau 0,10
untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan penelitian ini
diterima atau ditolak.
3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,1 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value < 0,1 = menolak H0 dan menerima Ha
4) Pengambilan keputusan
78
Imam Ghozali, Analisis Multivariat dan Ekonometrika : Teori, Konsep dan Aplikasi
dengan EViews 1…Hlm. 57.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini diteliti pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode penelitian 2015-2019. Populasi
Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia sebanyak 14 bank.
Berdasarkan kriteria dengan menggunakan metode purposive sampling,
maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 bank.
Gambaran umum masing-masing Bank Umum Syariah sebagai berikut:
1. Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memulai perjalanan bisnisnya
sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau
24 Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat
dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi
pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus
berinovasi dan mengeluarkan produk-produk keuangan syariah. Pada 27
Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai Bank
Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI).79
Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa
untuk menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka
panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat Indonesia
akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank and
Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence”. Saat ini Bank
Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui
457 gerai yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia. Jaringan Bank
Muamalat Indonesia didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000
79
Bank Muamalat, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bankmuamalat.co.id.
48
Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000
merchant debet. Bank Muamalat Indonesia saat ini juga merupakan satu-
satunya Bank Syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di
Kuala Lumpur, Malaysia.
2. Bank Victoria Syariah
PT. Bank Victoria Syariah pertama kali didirikan dengan nama PT
Bank Swaguna berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April 1966. Akta
tersebut kemudian diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor
4 tanggal 5 September 1967. Selanjutnya, PT Bank Swaguna diubah
namanya menjadi PT Bank Victoria Syariah sesuai dengan Akta
Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Nomor 5 tanggal 6 Agustus 2009
yang dibuat di hadapan Erni Rohainin SH, MBA, Notaris Daerah Khusus
Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan.
Perubahan kegiatan usaha Bank Victoria Syariah dari Bank Umum
Konvensional menjadi Bank Umum Syariah telah mendapatkan izin dari
Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor :
12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010. Bank Victoria
Syariah mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal 1 April
2010.80
3. Bank BRI Syariah
PT Bank BRI Syariah Tbk tidak lepas dari akuisisi yang dilakukan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19
Desember 2007. Setelah mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia
melalui surat no. 10/67/Kep.GBI/ DPG/2008 pada 16 Oktober 2008 BRI
Syariah resmi beroperasi pada 17 November 2008 dengan nama PT Bank
BRI Syariah dan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
Islam. BRI Syariah melihat potensi besar pada segmen perbankan syariah.
Dengan niat untuk menghadirkan bisnis keuangan yang berlandaskan pada
80
Bank Victoria Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bankvictoriasyariah.co.id.
49
prinsip-prinsip luhur perbankan syariah, Bank berkomitmen untuk produk
serta layanan terbaik yang menenteramkan, BRI Syariah terus tumbuh
secara positif. Pada tahun 2018, BRI syariah mengambil langkah lebih
pasti lagi dengan melaksanakan Initial Public Offering pada tanggal 9 Mei
2018 di Bursa Efek Indonesia. IPO ini menjadikan BRI Syariah sebagai
anak usaha BUMN di bidang syariah yang pertama melaksanakan
penawaran umum saham perdana.81
4. Bank Jabar Banten Syariah
Pendirian Bank Jabar Banten Syariah diawali dengan pembentukan
Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh
keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu.
Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta
mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan
share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi
Bank Umum Syariah.
Hingga saat ini Bank Jabar Banten Syariah berkedudukan dan
berkantor pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki
8 (delapan) kantor cabang, kantor cabang pembantu 55 (lima puluh
lima), jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di daerah
Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan ATM
Bersama.82
81
Bank BRI Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.brisyariah.co.id. 82
Bank Jabar Banten Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bjbsyariah.co.id.
50
5. Bank BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan
sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilar nya yaitu
adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat
terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada
Undang-Undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan
Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta,
Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus
berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channeling) dengan lebih
kurang 1746 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang saat ini diketuai oleh Dr. Hasanudin, M.Ag, semua produk
BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi
aturan syariah.83
6. Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang
disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat
terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia
usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
83
Bank BNI Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bnisyariah.co.id.
51
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan
usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal
8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi Bank Umum
Syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur
BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/
1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420
H atau tanggal 1 November 1999.84
7. Bank Mega Syariah
Pada awalnya dikenal sebagai PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu),
yaitu bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 kemudian diakuisisi
oleh PT Mega Corpora(d/h Para Group) melalui PT Mega Corpora (d/h PT
Para Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada 2001.
Akuisisi ini diikuti dengan perubahan kegiatan usaha pada tanggal 27 Juli
2004 yang semula bank umum konvensional menjadi Bank Umum Syariah
dengan nama PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) serta dilakukan
perubahan logo untuk meningkatkan citranya di masyarakat sebagai
lembaga keuangan syariah yang terpercaya. Pada tanggal 25 Agustus
2004, BSMI resmi beroperasi.
Untuk mewujudkan visi “Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa”,
PT Mega Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen
84
Bank Syariah Mandiri, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.mandirisyariah.co.id.
52
dan tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai
Bank Umum Syariah terbaik di industry perbankan syariah Nasional.
Komitmen tersebut dibuktikan dengan terus memperkuat modal bank.
Dengan demikian, Bank Mega Syariah akan mampu memberikan
pelayanan terbaik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan
kompetitif di industri perbankan Nasional. Pada tahun 2013, untuk
semakin memperkokoh posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu Bank
Syariah terdepan di Indonesia, maka bank melakukan relokasi kantor pusat
dari Menara Bank Mega ke Menara Mega Syariah.85
8. Bank Panin Dubai Syariah
PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (Panin Dubai Syariah Bank),
berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin Life Center,
Jl. Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat. Sesuai dengan pasal 3
Anggaran Dasar Panin Dubai Syariah Bank, ruang lingkup kegiatan Panin
Dubai Syariah Bank adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang
perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam.
Panin Dubai Syariah Bank mendapat ijin usaha dari Bank
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank
umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai Bank
Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.86
9. Bank Syariah Bukopin
PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank yang beroperasi dengan
prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT Bank Bukopin,
Tbk diakuisisi nya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank
konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut
berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga 2008.
85
Bank Mega Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.megasyariah.co.id. 86
Bank Panin Dubai Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.paninbanksyariah.co.id.
53
Melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor
10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian
Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah
, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank
Syariah Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9
Desember 2008, kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh
Bapak M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -
2009.
10. Bank BCA Syariah
Berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat
di hadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, . PT. Bank Central
Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank
UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Selain perubahan
kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank
BCA Syariah juga telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA
Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT
Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.
Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi
Bank Umum Syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui
Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret
2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA
Syariah resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah. Komposisi
kepemilikan saham PT Bank BCA Syariah saat ini adalah sebagai berikut :
PT Bank Central Asia Tbk: 99.9999%, PT BCA Finance: 0.0001%.
Komitmen penuh BCA sebagai perusahaan induk dan pemegang saham
mayoritas terwujud dari berbagai layanan yang bisa dimanfaatkan oleh
nasabah BCA Syariah pada jaringan cabang BCA yaitu setoran
(pengiriman uang) hingga tarik tunai dan debit di seluruh ATM dan mesin
EDC (Electronic Data Capture) milik BCA, semua tanpa dikenakan biaya.
Selanjutnya, untuk mendapatkan informasi maupun menyampaikan
54
pengaduan dan keluhan, masyarakat dan nasabah khususnya dapat
menghubungi HALO BCA di 1500888.87
11. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Pada 14 Juli 2014 BTPN Syariah resmi terdaftar sebagai Bank
Umum Syariah ke-12 di Indonesia melalui pemisahan (spin-off) Unit
Usaha Syariah dari PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (saat ini
bernama “PT Bank BTPN Tbk”) dan proses konversi PT Bank Sahabat
Purna Danarta (“BSPD”). Sebagai satu-satunya Bank Umum Syariah di
Indonesia yang fokus memberikan pelayanan bagi pemberdayaan nasabah
prasejahtera produktif dan mengembangkan keuangan inklusif, BTPN
Syariah senantiasa berupaya menambah nilai serta mengubah kehidupan
setiap yang dilayaninya, selain dari menghasilkan kinerja keuangan yang
baik. Oleh karena itu, produk dan layanan bagi nasabah BTPN Syariah
terus ditingkatkan dan dikembangkan. Dengan demikian, BTPN Syariah
dapat terus memberikan dampak positif bagi jutaan masyarakat di
Indonesia dan mewujudkan Rahmatan Lil Alamin.88
B. Gambaran Umum Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek penelitian bank-Bank Umum
Syariah di Indonesia yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, dari
periode 2015 sampai dengan 2019. Jumlah keseluruhan Bank Syariah yang
ada adalah 11 Bank Umum Syariah (BUS) berdasarkan purposive sample.
Dimana variabel penelitiannya adalah IsIR, PSR, IIR, ZPR, ICG
dan Fraud variabel dependen. Tingkat pendapatan islam dari total
pendapatan yang diperoleh Bank Syariah diukur dengan IsIR, Tingkat
pembiayaan bagi hasil diukur dengan PSR, Tingkat investasi Islam diukur
dengan IIR. Banyaknya perolehan zakat diukur dengan ZPR, dan IGC
87
Bank BCA Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bcasyariah.co.id. 88
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, “Website Resmi,” accessed September
23, 2020, www.btpnsyariah.com.
55
untuk mengetahui kemampuan Bank Syariah dalam menerapkan tata
kelola perusahaan berdasarkan prinsip islam pada Bank Syariah.
1. Perkembangan Islamic Income Ratio (IsIR)
Islamic Income Ratio (IsIR) digunakan untuk mengukur persentase
pendapatan islam dari seluruh total pendapatan yang di terima Bank
Syariah. Berikut ini gambar perkembangan IsIR dari tahun 2015-2019:
Gambar 4.1
Perkembangan IsIR
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi
Dari gambar 4.1 diatas bahwa nilai rasio IsIR dari tahun 2015-2019
dengan nilai tertinggi pada Bank Panin Dubai Syariah sebesar 5,000. Dan
IsIR dengan nilai terendah pada Bank Syariah Bukopin sebesar 4,990.
Pada dasarnya dari 11 bank tersebut perbedaan nilai rasio nya tidak terlalu
jauh yang mana nilai masing-masing rasio nya diantara 4,990 – 5,000.
Sehingga perkembangan IsIR pada Bank Umum Syariah sudah cukup
baik.
2. Perkembangan Profit Sharing Ratio (PSR)
Profit Sharing Ratio (PSR) digunakan untuk melihat bagaimana
Bank Syariah menggunakan aktivitas bagi hasil dalam kegiatannya dengan
total pembiayaan. Dari gambar 4.2 dibawah ini diperoleh nilai rasio PSR
dari tahun 2015-2019 relatif stabil dengan nilai tertinggi pada Bank Panin
4,984
4,986
4,988
4,990
4,992
4,994
4,996
4,998
5,000
5,002
BMI BVS BRIS BJBS BNIS BSM BMS PDS BSB BCAS TPNS
IsIR
56
Dubai Syariah sebesar 4,458. Dan PSR dengan nilai terendah pada
Tabungan Pensiun Nasional Syariah sebesar 0,003.
Gambar 4.2
Perkembangan PSR
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi
3. Perkembangan Islamic Investment Ratio (IIR)
Tujuan Islamic Investment Ratio (IIR) adalah untuk menunjukkan
persentase dari investasi yang dilakukan Bank Syariah pada produk halal.
Dari gambar grafik 4.3 dibawah ini diperoleh nilai rasio IIR dari tahun
2015-2019 di masing-masing Bank Umum Syariah relatif stabil dengan
nilai tertinggi di peroleh pada Bank BCA Syariah sebesar 4,976. Dan IIR
dengan nilai terendah di peroleh pada Bank Syariah Bukopin 3,151.
Gambar 4.3
Perkembangan IIR
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi
0,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
BMI BVS BRIS BJBS BNIS BSM BMS PDS BSB BCAS TPNS
IIR
0,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
BMI BVS BRIS BJBS BNIS BSM BMS PDS BSB BCAS TPNS
PSR
57
4. Perkembangan Zakat Performance Ratio (ZPR)
Tujuan Zakat Performance Ratio (ZPR) adalah untuk
menunjukkan persentase dari kemampuan bank membayar zakat dari bank
yang memiliki total aktiva bersih. Dari gambar grafik 4.4 dibawah ini
diperoleh nilai rasio ZPR dari tahun 2015-2019 pada Bank Umum Syariah
yang relatif kecil per masing-masing Bank dengan nilai tertinggi di
peroleh pada Bank Mandiri Syariah sebesar 0,00277. ZPR dengan nilai
terendah di peroleh pada Bank Syariah Bukopin dan Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah sebesar 0.
Gambar 4.4
Perkembangan ZPR
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi
5. Perkembangan Islamic Corporate Governance (ICG)
Gambar 4.5
Perkembangan ICG
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi
0,00000
0,00100
0,00200
0,00300
0,00400
0,00500
BMI BVS BRIS BJBS BNIS BSM BMS PDS BSB BCAS TPNS
ZPR
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
BMI BVS BRIS BJBS BNIS BSM BMS PDS BSB BCAS TPNS
ICG
58
Islamic Corporate Governance (ICG) digunakan untuk
menunjukkan pelaksanaan tata kelola pada Bank Umum Syariah yang
dijelaskan dengan melakukan self assessment (penilaian sendiri).
Berdasarkan gambar grafik 4.5 perkembangan ICG pada Bank Umum
Syariah di atas menunjukkan BCA Syariah yang dalam penerapan ICG
nya sangat baik karena memperoleh nilai komposit 1 yang mana lebih
kecil dari 1,5. Sedangkan BJB Syariah memperoleh nilai komposit yang
rendah yaitu 2,81 yang mana nilai nya > 2,5 dengan predikat cukup baik
6. Perkembangan Fraud pada Bank Umum Syariah
Gambar 4.6
Perkembangan Fraud
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi
Berdasarkan gambar grafik 4.6 perkembangan tingkat fraud pada
Bank Umum Syariah tahun 2015-2019 di atas menunjukkan Bank
Muamalat dengan total kasus kecurangan tertinggi yaitu sebesar 164
kasus. Serta pada BCA Syariah dan Tabungan Pensiun Nasional Syariah
dengan total kasus kecurangan terendah yaitu sebesar 0 kasus.
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif Sampel Penelitian
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data (N)
yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai
maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (δ)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
BMI BVS BRIS BJBS BNIS BSM BMS PDS BSB BCAS TPNS
Fraud
59
dari masing-masing variabel.89
Pada penelitian ini dilakukan pengujian
terhadap temuan-temuan empiris mengenai pengaruh Islamic Income
Ratio (IsIR), Profit Sharing Ratio (PSR), Islamic Investment Ratio (IIR),
Zakat Performance Ratio (ZPR) dan Islamic Corporate Governance (ICG)
sebagai variabel independen terhadap Fraud sebagai variabel dependen.
Adapun hasil olahan statistik deskriptif data yang menjadi variabel
penelitian dengan menggunakan Eviews10 disajikan dalam tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif Data
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Fraud
ISIR
PSR
IIR
ZPR
ICG
55
55
55
55
55
55
0.000000
0.992992
0,000000
0.402118
0.000000
1.000000
84.00000
1.000000
0.955499
0.999884
0.000983
3.000000
7.054545
0.999457
0.420719
0.930139
0.000270
1.924182
13.05461
0.001159
0.262231
0.124865
0.000317
0.633926
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 tersebut menerangkan
bahwa 11 Bank Umum Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan metode pooled data atau data panel, dimana 11
perusahaan dikalikan periode tahun pengamatan (5 tahun), sehingga
observasi dalam penelitian ini menjadi 11 x 5 = 55 observasi.
Variabel Fraud mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 7,054 %
dengan nilai minimum sebesar 0,000% yang berasal dari kasus kecurangan
(Bank Jabar Banten Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah,
Tabungan Pensiunan Nasional Syariah) dan nilai maksimum 84,000%
yang berasal dari kasus kecurangan (Bank Muamalat) tahun 2016. Dengan
melihat nilai mean, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kasus
kecurangan pada Bank Umum Syariah selama periode penelitian besaran
89
Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf. “Bank Syariah Di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip- Prinsip Syariah Dan Kesehatan Finansial.” Conference In Business, Accounting, And
Management (CBAM) 1, no. 1 (18 November 2020): 250
60
mean lebih kecil dari nilai standar deviasi sebesar 13,054% dimana nilai
standar deviasi dapat dikategorikan kurang baik.
Variabel independen Islamic Income Ratio (IsIR) diperoleh rata-
rata (mean) sebesar 0,999% dan nilai minimum 0,992% dan standar
deviasi sebesar 0,001% dimana lebih kecil dibandingkan nilai rata-ratanya.
Hal ini menunjukkan bahwa data rasio variabel IsIR dapat dikatakan baik.
Variabel independen yang kedua Profit Sharing Ratio (PSR) memperoleh
nilai minimum sebesar 0,000%, nilai maksimum sebesar 0.955% dengan
rata-rata (mean) 0.420% dan standar deviasi 0,262% dimana lebih kecil
dibandingkan nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan data rasio bagi hasil
pada Bank Umum Syariah dapat di katakan baik.
Variabel independen yang ketiga Islamic Investment Ratio (IIR)
memiliki nilai minimum sebesar 0,402% , nilai maksimum sebesar 0,999%
dengan rata-rata (mean) 0,930% dan standar deviasi 0.124% dimana lebih
kecil dari nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa data rasio investasi
islam pada Bank Umum Syariah memiliki dapat dikatakan baik.
Variabel independen keempat Zakat Performance Ratio (ZPR)
memiliki nilai minimum sebesar 0,000% nilai maksimum sebesar
0,00098% dengan rata-rata (mean) 0,00027% dan standar deviasi
0,00031% lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan data
rasio zakat islam pada Bank Umum Syariah dapat dikatakan kurang baik.
Variabel independen yang terakhir Islamic Corporate Governance
(ICG) yang di ukur dengan melihat nilai komposit self assessment. Pada
uji deskriptif data memperoleh nilai minimum sebesar 1,000% maksimum
3,000% dengan rata-rata (mean) 1,924% dan standar deviasi 0.633% lebih
kecil dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa data ICG pada
Bank Umum Syariah dapat dikatakan baik.
Standar deviasi (σ) menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai
yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Semakin besar
nilai standar deviasi maka semakin besar kemungkinan nilai riil
menyimpang dari yang diharapkan. Dalam kasus seperti ini, dimana nilai
61
mean variabel dependent lebih kecil dari pada standar deviasi nya,
biasanya di dalam data terdapat outlier (data yang terlalu ekstrim).90
Dengan demikian dalam penelitian ini dilakukan nya semi-log pada
variabel dependen untuk memperkecil tingkat standar deviasi. Berikut ini
hasil analisis deskriptif setelah di lakukan nya semi-log dalam tabel 4.2:
Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptif Data (setelah semi-log)
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
LogFraud
ISIR
PSR
IIR
ZPR
ICG
41
41
41
41
41
41
0.000000
0,992992
0.013680
0.517856
0.000000
1.000000
4.430817
1,000000
0.955499
0.999884
0.000983
3.000000
1.585563
0.999423
0.455636
0.933536
0.000357
2.044634
1.140273
0.001289
0.255481
0.110927
0.000324
0.631170
Sumber: Data sekunder yang diolah
Setelah dilakukannya semi-log pada variabel dependen diperoleh
hasil nilai standar deviasi lebih kecil daripada mean-nya. Besarnya
standar deviasi Fraud adalah 1,140% lebih kecil dari nilai mean sebesar
1,585%. Data Islamic Income Ratio (IsIR) menunjukan standar deviasi
sebesar 0,001% yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya sebesar 0,999%.
Data Profit Sharing Ratio (PSR) menunjukan standar deviasi sebesar
0,255% yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya sebesar 0,455%.
Data Islamic Investment Ratio (IIR) menunjukan standar deviasi
sebesar 0,110% yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya sebesar 0,933%.
Data Zakat Performance Ratio (ZPR) menunjukan standar deviasi sebesar
0,000324% yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya sebesar 0,000357%.
Data Variabel independen yang terakhir Islamic Corporate Governance
(ICG) menunjukan standar deviasi sebesar 0,631% yang lebih kecil dari
nilai rata-ratanya sebesar 2,044%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
yang layak untuk diolah sebanyak 41 sampel.
90
Ghozali, Analisis Multivariat Dan Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan
EViews 10, Hlm. 41.
62
2. Hasil Regresi Data Panel
Regresi yang menggunakan data panel memiliki gabungan
karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa objek (cross section) dan
meliputi waktu (time series). Hsiao menyatakan bahwa penggunaan data
panel memiliki beberapa keuntungan utama dibandingkan data jenis cross
section maupun time series.91
a. Data panel dapat memberikan peneliti jumlah pengamatan yang
besar, meningkatkan degree of freedom (derajat kebebasan), data
memiliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinieritas antar
variabel independen sehingga dapat menghasilkan estimasi
ekonometrika yang efisien.
b. Data panel dapat memberikan informasi lebih banyak yang tidak
dapat diberikan hanya oleh data cross section atau time series saja.
c. Data panel dapat memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam
inferensi perubahan dinamis dibandingkan data cross section.
Data panel yang telah dikumpulkan, diregresi kan dengan
menggunakan model common effect yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Regresi Data Panel Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -513.9861 1945.124 -0.264243 0.7927
ISIR 509.9059 1954.633 0.260870 0.7953
PSR 4.307253 7.484546 0.575486 0.5676
IIR 2.027676 17.82163 0.113776 0.9099
ZPR 6044.630 6182.169 0.977752 0.3330
ICG 3.160320 2.896637 1.091031 0.2806
R-squared 0.047047 Mean dependent var 7.054545
Adjusted R-squared -0.050194 S.D. dependent var 13.05461
S.E. of regression 13.37823 Akaike info criterion 8.127803
Sum squared resid 8769.874 Schwarz criterion 8.346785
Log likelihood -217.5146 Hannan-Quinn criter. 8.212486
F-statistic 0.483818 Durbin-Watson stat 1.524193
Prob(F-statistic) 0.786635
Sumber: Data sekunder yang diolah
91
Ghozali, Hlm. 196.
63
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi
normal. Seperti diketahui, bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai
residual mengikuti distribusi normal. Pengujian normalitas residual
yang banyak digunakan adalah uji Jarque-Bera (JB).92
Uji JB adalah
uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini
mengukur perbedaan dengan nilai koefisien keruncingan (kurtosis) dan
koefisien kemiringan (skewness) data dan dibandingkan dengan
apabila datanya bersifat normal.
Dalam uji JB normalitas dapat dilihat dari besaran nilai
probability JB, jika nilai probability JB > 0,05 maka data berdistribusi
normal, sebaliknya jika nilai probability < 0,05 maka data berdistribusi
tidak normal.
Gambar 4.7
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.7 hasil uji normalitas bahwa nilai
probability sebesar 0,000000. Kerena nilai prob. 0,000000 < 0,05
maka data berdistribusi tidak normal. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa asumsi berdistribusi tidak normal dalam model. Uji Normalitas
92
Ghozali, Hlm. 145.
0
4
8
12
16
20
24
28
32
-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2019
Observations 55
Mean 9.66e-14
Median -3.457848
Maximum 76.48390
Minimum -9.341379
Std. Dev. 12.74383
Skewness 4.299460
Kurtosis 25.03831
Jarque-Bera 1282.482
Probability 0.000000
64
dalam pooled data dapat diatasi dengan mentransformasikan data
dalam bentuk semi-logaritma.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna
antar variabel bebas atau variabel independen. Untuk mengetahui ada
tindak nya multikolinearitas maka dapat dilihat dari nilai korelasi antar
ke lima variabel independen tersebut. Apabila korelasi antara variabel
independen yang melebihi 0,8 dapat menjadi pertanda bahwa
multikolinearitas merupakan masalah serius, sehingga untuk tidak
terjadinya multikolinearitas nilai korelasi harus kurang dari 0,8.93
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
FRAUD ISIR PSR IIR ZPR ICG
FRAUD 1.000000 0.070941 0.025921 0.062808 0.126598 0.141843
ISIR 0.070941 1.000000 -0.288911 0.548461 0.226125 0.044215
PSR 0.025921 -0.288911 1.000000 -0.131818 -0.284241 -0,020767
IIR 0.062808 0.548461 -0.131818 1.000000 0.265326 -0.058715
ZPR 0.126598 0.226125 -0.284241 0.265326 1.000000 -0.072721
ICG 0.141843 0.044215 0.020767 -0.058715 -0.072721 1.000000
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa nilai korelasi antar variabel
bebas lebih kecil dari 0,8 yang berarti model tidak mengandung
masalah multikolinieritas atau asumsi tidak terjadi multikolinieritas
dalam model terpenuhi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan
Glejser Heteroskedasticity Test. Dalam Uji Gletser variabel
dependennya diganti dengan nilai absolute residual. Dengan
persamaan resabs= abs(resid). Hasil yang diperlukan dari hasil uji ini
apabila jika koefisien variabel independen signifikan secara statistik,
93
Ghozali, Hlm. 71-73.
65
maka mengindikasi terdapat heteroskedastisitas dalam model. Berikut
tabel 4.5 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas:
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -499.9131 1611.215 -0.310271 0.7577
ISIR 498.5846 1619.092 0.307941 0.7594
PSR 5.953273 6.199714 0.960250 0.3416
IIR 2.759018 14.76229 0.186896 0.8525
ZPR 2475.557 5120.910 0.483421 0.6309
ICG 1.401767 2.399387 0.584219 0.5618
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa seluruh variabel dengan probabilitas 0,05 lebih
dari 0,05 (p-value > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa uji Glejser
mengindikasikan adanya homoskedastisitas atau tidak mengandung
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainnya.94
Pengujian
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi R-squared 0.047047 Mean dependent var 7.054545
Adjusted R-squared -0.050194 S.D. dependent var 13.05461
S.E. of regression 13.37823 Akaike info criterion 8.127803
Sum squared resid 8769.874 Schwarz criterion 8.346785
Log likelihood -217.5146 Hannan-Quinn criter. 8.212486
F-statistic 0.483818 Durbin-Watson stat 1.524193
Prob(F-statistic) 0.786635
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil output Eviews pada tabel uji Autokorelasi,
nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,524193 nilai ini kemudian di
bandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan nilai
94
Winarno, Analisis Ekonometrika Dan Statistika Dengan EViews, Hlm. 5.31.
66
signifikansi 5%, jumlah observasi 55 (n) dan jumlah variabel
independen 5 (k=5), maka di dapat nilai du 1,3743 dan dl 1,7681.
Tabel 4.7
Uji Durbin Watson
Ada
Autokorelasi
Positif
No Decision Tidak Ada
Autokorelasi No Decision
Ada
Autokorelasi
Negatif
0 1,3743 1,7681 2,2319 2,6257 4
(dl) (du) (4-du) (4-dl)
DW= 1,5241
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji DW 1,5241 lebih kecil dari
batas atas (du) 1,7681 dan kurang dari (4 – du) 2,2319 maka dapat
disimpulkan uji autokorelasi dalam penelitian ini tidak terdeteksi (No
Detection). Masalah autokorelasi dapat diatasi dengan menggunakan
metode General Least Square (GLS). GLS merupakan metode untuk
membuang autokorelasi urutan pertama (First order autocorelation)
pada sebuah estimasi yang diregresi. Sehingga dengan menggunakan
metode ini masalah autokorelasi dapat teratasi.95
Terpenuhinya uji asumsi klasik menurut teorema Gauss-
Markov akan menghasilkan unbiased linear estimator dan memiliki
varian minimum atau sering di sebut dengan Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE).96
Namun, berdasarkan hasil uji asumsi klasik data
panel dalam penelitian ini tidak terpenuhi atau mengalami biased
dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Sehingga
hal tersebut dapat diatasi dengan mentransformasikan data dalam
bentuk semi-logaritma dan pemberian pembobotan (Cross Section
Weight) atau General Least Square (GLS).
95
Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometri (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2005), Hlm. 143. 96
Ghozali, Analisis Multivariat Dan Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan
EViews 10, Hlm. 54.
67
Tabel 4.8
Tabel Regresi Data Panel Semi-Log dan GLS Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -79.05480 108.2431 -0.730345 0.4700
ISIR 79.35037 108.8263 0.729147 0.4708
PSR -1.850990 0.577764 -3.203714 0.0029
IIR 1.952668 1.077435 1.812330 0.0785
ZPR -112.3977 391.4644 -0.287121 0.7757
ICG 0.168908 0.208790 0.808986 0.4240
Weighted Statistics
R-squared 0.421560 Mean dependent var 2.295187
Adjusted R-squared 0.338926 S.D. dependent var 1.851777
S.E. of regression 1.073036 Sum squared resid 40.29924
F-statistic 5.101517 Durbin-Watson stat 0.875664
Prob(F-statistic) 0.001288
Unweighted Statistics
R-squared 0.139326 Mean dependent var 1.585563
Sum squared resid 44.76272 Durbin-Watson stat 0.748584
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.8 hasil Regresi Data Panel setelah
mentransformasikan data dalam bentuk semi-logaritma dan pemberian
pembobotan (Cross Section Weight) atau (General Least Square) GLS.
Maka hasil uji asumsi klasik dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas yaitu nilai probability sebesar 0,364792.
Karena nilai prob. 0,364792 > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi berdistribusi normal
dalam model terpenuhi. (Lampiran 10)
b. Hasil Uji Multikoliniaritas diperoleh nilai korelasi antar variabel
bebas lebih kecil dari 0,8 yang berarti model tidak mengandung
masalah multikolinieritas atau asumsi tidak terjadi multikolinieritas
dalam model terpenuhi. (Lampiran 11)
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas diperoleh seluruh variabel
menunjukkan probabilitas lebih dari 0,05 (p-value > 0,05). Dapat
disimpulkan bahwa uji Glejser mengindikasikan adanya
68
homoskedastisitas atau tidak mengandung heteroskedastisitas.
(Lampiran 12)
d. Hasil Uji Autokorelasi menunjukkan hasil uji DW 0,8756 lebih
kecil dari batas atas (du) 1,7835 dan kurang dari (4 – du) 2,2165
maka dapat disimpulkan uji autokorelasi dalam penelitian ini
terdapat autokorelasi positif. Estimasi menggunakan General Least
Square (GLS) dapat diatasi masalah autokorelasi.97
Sehingga
dengan demikian jika autokorelasi terjadi maka dapat diabaikan
dengan merujuk teori serta penelitian sebelumnya. (Lampiran 13)
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai Adjusted R-Squared yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.98
Berikut ini
hasil uji Koefisien Determinasi dalam penelitian ini pada tabel 4.9:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi R-squared 0.421560 Mean dependent var 2.295187
Adjusted R-squared 0.338926 S.D. dependent var 1.851777
S.E. of regression 1.073036 Sum squared resid 40.29924
F-statistic 5.101517 Durbin-Watson stat 0.875664
Prob(F-statistic) 0.001288
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas besarnya angka Adjusted R-
squared adalah 0.338926. Hal ini menjelaskan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
sebesar 33,89% yang mana dapat diartikan bahwa variabel independen
yang digunakan dalam model mampu menjelaskan 33,89% terhadap
97
Gujarati Darmono, Ekonometrika Dasar. (Edisi Alih Bahasa Terjemahan) (Jakarta:
Erlangga, 2003), Hlm. 646. 98
Ghozali, Hlm. 55.
69
variabel dependen nya. Sedangkan sisanya (100% - 33,89% = 66,11%)
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain dari luar model. Standard eror of
estimate (SE of regression) sebesar 1.073036, makin kecil nilai SEE
akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.99
Apabila p-value < 0,10 maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.
Begitu pun sebaliknya apabila nila p-value > 0,10 maka H0 diterima.
Berikut ini hasil uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) pada tabel
4.10:
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) R-squared 0.421560 Mean dependent var 2.295187
Adjusted R-squared 0.338926 S.D. dependent var 1.851777
S.E. of regression 1.073036 Sum squared resid 40.29924
F-statistic 5.101517 Durbin-Watson stat 0.875664
Prob(F-statistic) 0.001288
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji F diatas, nilai probabilitas (prob) sebesar
0,0012 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 0,10. Kemudian
juga terlihat dari nilai Fhitung 5,1015 > Ftabel 2,0100 sehingga Ha1
diterima. Dalam hal ini menandakan bahwa variabel Islamic Income
Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic Investment Ratio, Zakat
Performance Ratio dan Islamic Corporate Governance secara
bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-
2019. Sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen.
99 Ghozali, Hlm. 56.
70
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel independen lainnya konstan. Untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini
menggunakan indikator probabilitas yaitu apabila p-value < tingkat
signifikansi (α) 0,10 berarti variabel independen secara individu
mempengaruhi variabel dependen. Begitu pun sebaliknya apabila nila
p-value > tingkat signifikansi (α) 0,10 berarti tidak ada pengaruh
variabel independen secara individu terhadap variabel dependen nya.
Berikut ini hasil uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
pada tabel 4.11:
Tabel 4.11
Hasil Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -79.05480 108.2431 -0.730345 0.4700
ISIR 79.35037 108.8263 0.729147 0.4708
PSR -1.850990 0.577764 -3.203714 0.0029
IIR 1.952668 1.077435 1.812330 0.0785
ZPR -112.3977 391.4644 -0.287121 0.7757
ICG 0.168908 0.208790 0.808986 0.4240
Sumber: Data sekunder yang diolah
Penjelasan dari tabel 4.11 diatas adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Islamic Income Ratio (IsIR) terhadap fraud
Variabel Islamic Income Ratio nilai probabilitas (prob)
sebesar 0,4708 yang lebih besar dari tingkat signifikansi (α) 0,10
dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0.7291 < 1.6895) sehingga
Ha2 ditolak. Dalam hal ini menandakan bahwa variabel Islamic
Income Ratio secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap
Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
2) Pengaruh Profit Sharing Ratio (PSR) terhadap Fraud
Variabel Profit Sharing Ratio dengan nilai koefisien
sebesar -1.8510 dan nilai probabilitas (prob) sebesar 0.0029 yang
71
lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 0,10 dengan nilai thitung lebih
besar dari ttabel (-3.2037 > 1.6895) sehingga Ha3 diterima. Dalam
hal ini menandakan bahwa variabel Profit Sharing Ratio secara
individu (parsial) berpengaruh negatif dan signifikansi terhadap
Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
3) Pengaruh Islamic Investment Ratio (IIR) terhadap Fraud
Variabel Islamic Investment Ratio nilai probabilitas (prob)
sebesar 0.0785 yang lebih besar dari tingkat signifikansi (α) 0,10
dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel (1.8123 > 1.6895) sehingga
Ha4 diterima. Dalam hal ini menandakan bahwa variabel Islamic
Investment Ratio secara individu (parsial) berpengaruh terhadap
Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
4) Pengaruh Zakat Performance Ratio (ZPR) terhadap Fraud
Variabel Zakat Performance Ratio nilai probabilitas (prob)
sebesar 0.7757 yang lebih besar dari tingkat signifikansi (α) 0,10
dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-0.2871 < 1.6895) sehingga
Ha5 ditolak. Dalam hal ini menandakan bahwa variabel Zakat
Performance Ratio secara individu (parsial) tidak berpengaruh
terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2015-2019.
5) Pengaruh Islamic Corporate Governance (ICG) terhadap
Fraud.
Variabel Islamic Corporate Governance nilai probabilitas
(prob) sebesar 0.4240 yang lebih besar dari tingkat signifikansi (α)
0,10 dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0.8089 < 1.6895)
sehingga Ha6 ditolak. Dalam hal ini menandakan bahwa variabel
Islamic Corporate Governance secara individu (parsial) tidak
berpengaruh terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2015-2019.
72
D. Persamaan Model Regresi
Penelitian dengan regresi data panel digunakan untuk melihat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil Eviews 10 pada tabel 4.8 diatas, maka didapatkan
persamaan model regresi antara variabel Islamic Income Ratio (IsIR),
Profit Sharing Ratio (PSR), Islamic Investment Ratio (IIR), Zakat
Performance Ratio (ZPR) dan Islamic Corporate Governance (ICG) adalah
sebagai berikut:
Log Fraud = - 79.05480 + 79.35037 IsIR - 1.850990 PSR + 1.952668 IIR
- 112.3977 ZPR + 0.168908 ICG
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Konstanta sebesar -79.05480 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (IsIR, PSR, IIR, IIR, ZPR, ICG) pada observasi ke i dan
periode t dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan, maka
fraud sebesar -79.05480.
2. Jika nilai IsIR pada observasi ke i dan periode t naik sebesar 1% akan
menaikkan fraud pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 79.35037
apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan.
3. Jika nilai PSR pada observasi ke i dan periode t naik sebesar 1% akan
menurunkan fraud pada observasi ke i dan periode ke t sebesar -
1.850990 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan.
Hal ini dapat diartikan ketika nilai PSR tinggi maka kasus kecurangan
kecil, karena nilai PSR yang tinggi menunjukkan hasil yang baik.
4. Jika nilai IIR pada observasi ke i dan periode t naik sebesar 1% akan
menaikkan fraud pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 1.952668
apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan.
5. Jika nilai ZPR pada observasi ke i dan periode t naik sebesar 1% akan
menurunkan fraud pada observasi ke i dan periode ke t sebesar -
112.3977 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan.
Hal ini dapat diartikan ketika nilai ZPR rendah maka kasus kecurangan
73
meningkat, karena nilai ZPR yang rendah menunjukkan hasil yang
kurang baik.
6. Jika nilai ICG pada observasi ke i dan periode t naik sebesar 1% akan
menaikkan fraud pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.168908
apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan estimasi pada model dan pengujian hipotesis
maka dilakukan analisis regresi data panel dalam penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio,
Islamic Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic Corporate
Governance terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2015-2019. Di bawah ini merupakan hasil pengujian dari masing-
masing variabel bebas terhadap fraud:
1. Pengaruh Islamic Income Ratio (IsIR) terhadap Fraud
Berdasarkan tabel 4.12 penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh variabel Islamic Income Ratio (IsIR) dengan Fraud. Dengan
hasil analisis regresi menunjukkan variabel IsIR memiliki koefisien regresi
sebesar 79.35037 dengan signifikansi 0,4708 lebih besar dari (α) 0,10,
dengan demikian tidak menerima Ha2.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Najib dan Rini memiliki hasil bahwa Islamic Income Ratio tidak
berpengaruh terhadap fraud pada Bank Syariah.100
Akan tetapi, penelitian
ini bertentangan dengan penelitian dari Raharjanti dan Muharrami yang
menyatakan rasio pendapatan islam berpengaruh positif terhadap internal
fraud yang mana dalam praktiknya, seluruh Bank Syariah memiliki rasio
pendapatan islam yang tinggi. Meskipun memiliki rasio pendapatan islam
yang tinggi tetapi internal fraud di dalam Bank Syariah juga banyak
100
Najib and Rini, “Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan Fraud Pada
Bank Syariah,” Hlm. 1.
74
terjadi.101
Hal tersebut dapat disebabkan karena pendapatan merupakan
akun yang rentan terhadap manipulasi dan pencurian, hal ini dibuktikan
dalam penelitian COSO tahun 2010 yang menemukan bahwa teknik fraud
yang paling umum terjadi terkait pengakuan pendapatan yang tidak tepat.
Merujuk pada teori yang dipaparkan dalam penelitian ini yang
mana semakin tinggi perolehan pendapatan islam maka semakin kecil
kemungkinan terjadinya tindakan kecurangan yang terjadi. Penilaian
pendapatan islam pada penelitian ini sebenarnya menunjukkan bahwa
pendapatan yang diperoleh Bank Syariah telah didominasi oleh sumber
yang sesuai dengan ketentuan syariah, Hal ini terlihat dari rata-rata nilai
yang diperoleh Islamic Income Ratio yang mendekati 100% yaitu
0,999457 atau 99%. Sehingga peningkatan pendapatan islam tidak
mempengaruhi tindakan kecurangan di Bank Umum Syariah. Dengan
demikian hipotesis nol di terima yang mana variabel Islamic income ratio
tidak ada pengaruh signifikan terhadap fraud pada Bank Umum Syariah.
2. Pengaruh Profit Sharing Ratio (PSR) terhadap Fraud
Tabel 4.11 penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
variabel Profit Sharing Ratio (PSR) dengan Fraud. Dengan hasil analisis
regresi menunjukkan variabel Profit Sharing Ratio memiliki koefisien
regresi sebesar -1,850990 dengan signifikansi 0,0029 lebih kecil dari (α)
0,10, dengan demikian menerima Ha3.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini
memperoleh hasil bahwa Profit Sharing Ratio berpengaruh negatif
terhadap fraud, dapat diartikan bahwa hasil dari penelitian ini semakin
tingginya Profit Sharing Ratio mengindikasikan bahwa semakin banyak
transaksi dengan prinsip bagi hasil yang dilakukan Bank Syariah,
berpengaruh nya negatif PSR terhadap internal fraud dikarenakan
meningkatnya transaksi bagi hasil yang berdasarkan prinsip-prinsip
101
Ayu Irmasari Raharjanti and Rais Sani Muharrami, “The Effect of Good Corporate
Governance and Islamicity Financial Performance Index of Internal Fraud Sharia Banking Period
2014-2017,” Journal of Business and Management Review JBMR 1, no. 1 (2020): Hlm. 10.
75
syariah, akan mengurangi adanya fraud. Hal tersebut dikarenakan prinsip
bagi hasil merupakan salah satu prinsip dalam operasional Bank Syariah
yang secara mendasar menjadi pembeda antara Bank Syariah dengan bank
konvensional.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Fadhistri dan Dedik
yang dilakukan bahwa secara parsial Profit Sharing Ratio berpengaruh
signifikan dengan arah negatif terhadap indikasi terjadinya fraud pada
Bank Umum Syariah.102
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Marheni bahwa beberapa agency problem yang ditemui dalam
mudharabah antara lain adanya konflik kepentingan dimana mudharib
bertindak mengabaikan hubungan kontraktual dan mendorong untuk
bertindak tidak berdasarkan prinsipnya.103
Sehingga ketika prinsip bagi hasil dalam bank syariah telah
dilakukan secara baik dan sesuai syariah diharapkan dapat mengurangi
terjadinya kecurangan karena lebih menggerakkan sektor riil dan menutup
kemungkinan disalurkan nya dana pada kepentingan konsumtif. Sehingga
ketika prinsip bagi hasil dominan pada bank syariah maka fraud semakin
kecil, dengan demikian maka kepatuhan syariah berdasarkan prinsip bagi
hasil mencegah terjadinya kecurangan. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa, secara teoritis ketika Bank
Syariah lebih banyak melakukan pembiayaan bagi hasil yang berdasarkan
prinsip syariah maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kecurangan.
Akan tetapi, penelitian ini berbeda dengan penelitian dari
Raharjanti dan Muharrami yang menyatakan variabel PSR tidak
berpengaruh terhadap internal fraud.104
Hal tersebut dikarenakan
pembiayaan bagi hasil yang diberikan oleh Bank Syariah hanya
102
Fadhistri and Triyanto, “Pengaruh Islamic Corporate Governance Dan Sharia
Compliance Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi
Empiris Pada Bank Umum Syariah Periode 2014-2017),” Hlm. 1. 103
Marheni, “Analisis Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap Kesehatan Finansial
Dan Fraud Pada Bank Umum Syariah,” Asy-Syar’iyyah: Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Perbankan
Islam 2, no. 1 (2017): 143–70. 104
Raharjanti and Muharrami, “The Effect of Good Corporate Governance and Islamicity
Financial Performance Index of Internal Fraud Sharia Banking Period 2014-2017,” Hlm. 70.
76
difungsikan untuk menyalurkan dana bukan sebagai komitmen untuk
menjalankan prinsip-prinsip syariah.105
3. Pengaruh Islamic Investment Ratio (IIR) terhadap Fraud
Berdasarkan tabel 4.11 penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh variabel Islamic Investment Ratio (IIR) dengan Fraud. Dengan
hasil analisis regresi menunjukkan variabel IsIR memiliki koefisien regresi
sebesar 1,952668 dengan signifikansi 0,0785 lebih kecil (α) 0,10, dengan
demikian menerima Ha4.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini
memperoleh hasil bahwa IIR berpengaruh positif terhadap fraud, dapat
diartikan bahwa hasil dari penelitian ini semakin tingginya IIR
mengindikasikan bahwa semakin banyak investasi islam yang dilakukan
Bank Syariah, berpengaruh nya positif IIR terhadap fraud mengindikasi
meningkatnya kasus kecurangan yang terjadi pada Bank Umum Syariah.
Penelitian terhadap rasio investasi yang dilakukan oleh Bank
Syariah pada penelitian ini sebenarnya menunjukkan bahwa investasi telah
secara sepenuhnya dilakukan investasi yang sesuai dengan ketentuan
syariah, yang mana dilihat dari nilai rata-rata IIR yang mendekati 100%
yaitu 0.930139 atau 93,01%. Tetapi pada kenyataannya masih terjadi
kecurangan pada bank syariah. Hal ini dapat disebabkan karena aset Bank
Syariah merupakan akun yang rentan terhadap manipulasi dan pencurian
sehingga investasi yang telah dilakukan sesuai ketentuan syariah tersebut
tidak dapat memberikan kontribusi yang besar dalam mengurangi jumlah
kecurangan yang terjadi dalam Bank Syariah. Sehingga tidak sesuai
dengan teori yang dikemukakan sebelumnya bahwa, secara teoritis ketika
Bank Syariah mematuhi dan menjalankan bisnisnya sesuai prinsip syariah
dengan meningkatkan investasi islam diharapkan dapat meminimalisir
kecurangan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
105
Lulu Nusron, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Di Bank Syariah,”
2017.
77
Sula yang menyatakan kepatuhan terhadap prinsip syariah menjadi
indikasi bahwa entitas tersebut tidak melakukan fraud.106
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Raharjanti dan
Muharrami memiliki hasil bahwa Islamic Investment Ratio (IIR) secara
individual tidak berpengaruh terhadap internal fraud.107
Karena investasi
yang dilakukan perbankan syariah berhubungan langsung dengan pihak
ketiga. Pihak ketiga tersebut adalah perusahaan dimana Bank Syariah
menanamkan modalnya. Pada posisi tersebut, Bank Syariah akan lebih
bisa menjaga amanah dan reputasi perusahaan jika ingin melakukan
tindakan kecurangan.
4. Pengaruh Zakat Performance Ratio (ZPR) terhadap Fraud
Berdasarkan tabel 4.11 penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh variabel Zakat Performance Ratio (ZPR) dengan Fraud.
Dengan hasil analisis regresi menunjukkan variabel Zakat Performance
Ratio memiliki koefisien regresi sebesar -112,3977 dengan signifikansi
0,7757 lebih besar dari (α) 0,10 dengan demikian tidak menerima Ha5.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh tidak ada pengaruh Zakat
Performance Ratio terhadap Fraud dapat diartikan rasio ini tidak dapat
mengukur pengaruh adanya tindakan kecurangan pada Bank Syariah ,
dilihat dari penelitian Basam dan Chistoper yang menyatakan tujuan
utama Bank Syariah didirikan adalah untuk menegakkan prinsip ekonomi
islam menciptakan keadilan ekonomi masyarakat melalui mekanisme
zakat. Kewajiban menunaikan zakat sesuai aturan syariat secara umum
adalah 2,5% dari harta bersih.108
Zakat menjadi prioritas utama dalam
laporan keuangan karena sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial
perusahaan kepada masyarakat.
106
Sula and Alim, “Pengawasan, Strategi Anti Fraud, Dan Audit Kepatuhan Syariah
Sebagai Upaya Fraud Preventive Pada Lembaga Keuangan Syariah.” 107
Raharjanti and Muharrami, “The Effect of Good Corporate Governance and Islamicity
Financial Performance Index of Internal Fraud Sharia Banking Period 2014-2017,” Hlm. 1. 108
Asrori, “Pengungkapan Syari’ah Compliance Dan Kepatuhan Bank Syariah Terhadap
Prinsip Syariah,” Hlm. 99.
78
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lulu Amalia Nusron
yang memiliki hasil pengaruh Zakat Performance Ratio (ZPR) terhadap
fraud dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil p-value
sebesar 0.437, dimana nilai ini lebih besar dari nilai level of significance
0.05. Hal ini membuktikan bahwa ZPR tidak berpengaruh terhadap
fraud.109
Berdasarkan teori yang dikemukakan, perusahaan yang semakin
meningkatkan zakat nya mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki
komitmen yang tinggi dalam mendukung rendahnya tindakan kecurangan
fraud.
5. Pengaruh Islamic Corporate Governance (ICG) terhadap Fraud
Berdasarkan tabel 4.11 penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh variabel Islamic Corporate Governance (ICG) dengan Fraud.
Dengan hasil analisis regresi menunjukkan variabel IsIR memiliki
koefisien regresi sebesar 0,168908 dengan signifikansi 0,4240 lebih besar
dari (α) 0,10, dengan demikian tidak menerima Ha2.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Najib dan Rini yang
menyatakan bahwa Islamic corporate governance tidak berpengaruh
terhadap tindakan fraud.110
Dalam penelitian Lidyah tahun 2018
menyatakan bahwa good corporate governance tidak berpengaruh
terhadap tindakan fraud. Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Raharjanti dan Muharrami bahwa variabel Good
Corporate Governance secara individual berpengaruh positif terhadap
Internal Fraud.111
Penerapan tata kelola perusahaan menjadi keharusan
bagi suatu institusi termasuk Bank Syariah , hal ini lebih ditujukan kepada
adanya tanggung jawab publik berkaitan dengan kegiatan operasional bank
yang diharapkan mematuhi ketentuan yang telah digariskan.112
109
Nusron, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Di Bank Syariah,” Hlm. 9. 110
Najib and Rini, “Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan Fraud Pada
Bank Syariah,” Hlm. 1. 111
Raharjanti and Muharrami, “The Effect of Good Corporate Governance and Islamicity
Financial Performance Index of Internal Fraud Sharia Banking Period 2014-2017,” Hlm. 1. 112
Maradita, “Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank Syariah Dan Bank
Konvensional.”
79
Soleman menyatakan bahwa dengan penerapan tata kelola
perusahaan yang baik yakni adanya transparansi, akuntabilitas, kewajaran,
integritas dan partisipasi akan membantu mencegah terjadinya fraud.
Dalam pelaksanaan Islamic corporate governance sangat sulit untuk
menerapkan secara maksimal khususnya bagi Bank Syariah yang
menggunakan syariah atau hukum-hukum Islam sebagai prinsipnya, yang
mana Bank Syariah di Indonesia masih terbilang baru dan masih dalam
tahap penyesuaian serta pengembangan sehingga belum dapat dikatakan
telah menerapkan prinsip islam sepenuhnya, Grais dan Pellegreni
mengungkapkan kelemahan mekanisme internal tata kelola perusahaan
perbankan syariah utamanya menyangkut kompetensi Dewan Pengawas
Syariah (DPS) dan pemenuhan kepatuhan syariah dalam kegiatan
operasional dan usahanya.113
Sedangkan kelemahan mekanisme eksternal
terkait dengan regulasi pelaksanaan tata kelola pada Bank Syariah yang
tidak dapat ditegaskan secara efektif dan diimplementasikan secara islam.
Merujuk pada teori yang dikemukakan yaitu syariah enterprise
theory, yang mana Bank Umum Syariah tidak hanya bertanggung jawab
kepada pemilik namun juga kepada stakeholder dan Allah SWT. Semakin
tinggi penerapan Islamic corporate governance dan kepatuhan syariah
dalam menerapkan prinsip syariah enterprise tersebut adanya
kemungkinan bank untuk memperoleh katagori sebagai bank yang sehat.
Perkembangan Islamic corporate governance pada perbankan syariah
membaik dilihat dari hasil self assessment di masing-masing Bank Umum
Syariah, yang mana hal tersebut dapat mengurangi adanya internal fraud.
Sehingga perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus terkait
pelaksanaan tata kelola perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
serta efektif untuk diterapkan pada Bank Umum Syariah secara
berkelanjutan.
113
Asrori, “Pengungkapan Syari’ah Compliance Dan Kepatuhan Bank Syariah Terhadap
Prinsip Syariah.”
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic Corporate
Governance terhadap Fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2015-2019. Metode analisis yang digunakan yaitu regresi
berganda yang diolah menggunakan Eviews 10 dan Microsoft Excel 2016.
Sampel yang digunakan 11 Bank Umum Syariah yang telah memenuhi
kriteria pemilihan. Dari hasil analisis, pengujian hipotesis menggunakan
regresi data panel dan pembahasan hasil penelitian dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Islamic Income Ratio, Profit Sharing Ratio, Islamic
Investment Ratio, Zakat Performance Ratio dan Islamic Corporate
Governance secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
Fraud
2. Variabel Islamic Income Ratio (IsIR) tidak berpengaruh terhadap
Fraud.
3. Variabel Profit Sharing Ratio (PSR) berpengaruh negatif terhadap
Fraud.
4. Variabel Islamic Investment Ratio (IIR) berpengaruh positif terhadap
Fraud.
5. Variabel Zakat Performance Ratio (ZPR) tidak berpengaruh terhadap
Fraud.
6. Variabel Islamic Corporate Governance (ICG) tidak berpengaruh
terhadap Fraud.
81
B. Saran
1. Bagi Bank Umum Syariah
Berdasarkan hasil penelitian ini dan kesimpulan yang diperoleh
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
a. Bank Umum Syariah harus terus meningkatkan penerapan tata
kelola perusahan khususnya yang berbasis islam yaitu Islamic
Corporate Governance dan penerapan kepada kepatuhan syariah.
b. Bank Umum Syariah harus terus memperkuat sistem penanganan
dalam mengatasi tingkat kecurangan. Serta berikan hukuman yang
membuat pelaku kecurangan ada efek jera.
2. Bagi Penelitian Lain
Agar penelitian ini dapat berkembang maka peneliti memberikan
saran kepada peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian ini, saran
tersebut adalah :
a. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat memperluas
populasi dengan menambah jenis lembaga keuangan syariah
lainnya seperti Unit Usaha Syariah, BPRS atau Asuransi Syariah.
Serta memperpanjang periode penelitian agar memperoleh data
penelitian yang akurat.
b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mempersempit ruang
lingkup penelitian tidak hanya menggunakan Bank Syariah yang
ada di Indonesia sebagai objek penelitian tetapi diperkecil dengan
melihat banyaknya kasus pada Bank Syariah di masing-masing
Kota/Kabupaten, Provinsi, dan lain-lain
c. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menggunakan proksi
lain yang dapat mengukur variabel sharia compliance dan Islamic
corporate governance. Dan menambah variabel lain yang mungkin
memiliki pengaruh terhadap fraud. Mengingat variabel independen
dalam penelitian ini belum mampu menjelaskan pengaruh yang
signifikan terhadap fraud.
82
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Quran dan Terjemahan, Kemenag: https://quran.kemenag.go.id.
“Al-Mutaffifin - | Qur’an Kemenag,” Diakses 24 Januari 2021.
https://quran.kemenag.go.id/sura/83/1-3.
“An-Nisa’ - | Qur’an Kemenag.” Diakses 21 September 2020.
https://quran.kemenag.go.id/sura/4/58.
Anggadini, Sri, dan Adeh Komala. Akuntansi Syariah. Pertama. Bandung:
Rekayasa Sains, 2017.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantiatif : Komunikasi, ekonomi,
dan kebijakan publik serta ilmu sosial lainnya. Prenadamedia
Group. Jakarta, 2006.
Gujarati Darmono, Ekonometrika Dasar. (Edisi Alih Bahasa Terjemahan)
(Jakarta: Erlangga, 2003), Hlm. 646.
Ghozali, Imam. Analisis Multivariat dan Ekonometrika : Teori, Konsep
dan Aplikasi dengan EViews 10. 2 ed. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2018.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah , ed. (Yogyakarta, 2015.)
Sarwoko, Dasar-dasar Ekonometri (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2005).
Sofyan S, Harahap. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK Syariah Baru.
LPFE Usakti, 2010.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet. 23.
Bandung: Penerbit Alfabeta, 2016.
Umam, Khotibul, dan Setiawan Utomo. Perbankan Syariah : Dasar-dasar
dan Dinamika Perkembangan di Indonesia. Cetakan Kedua.
Jakarta: Rajawali Pers, 2017.
Winarno, Wing. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Ke
Lima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017.
83
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim. Akuntansi
Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta:
Salemba Empat, 2013.
Zarkasti, Wahyudin. Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2018.
B. Skripsi, Thesis Dan Jurnal
Ana, Dedhi, Mey Saramawati, dan Ahmad Lubis. “Analisis Pengungkapan
Sharia Compliance Dalam Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bank Syariah Di Indonesia.” Program Studi Akuntansi
Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI No. 2 (2014): 107–
25.
Asrori. “Implikasi Islamic Corporate Governance dan Implikasinya
Terhadap Kinerja Bank Syariah .” Jurnal Dinamika Akuntansi 6,
no. 1 (2014): 90–102.
Asrori, “Pengungkapan Syari’ah Compliance Dan Kepatuhan Bank
Syariah Terhadap Prinsip Syariah,” Jurnal Dinamika Akuntansi 3,
no. 1 (2011): Hlm. 1, http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda.
Budiman, Fajar. Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2012-2016. Skripsi Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta. (2017)
Fadhistri, Karina Amanna, dan Dedik Nur Triyanto. “Pengaruh Islamic
Corporate Governance Dan Sharia Compliance Terhadap Indikasi
Terjadinya Fraud Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi
Empiris pada Bank Umum Syariah Periode 2014-2017).” e-
Proceeding of Management 6 No. 2 (2019): 8.
Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf. “Bank Syariah Di Indonesia:
Ketaatan Pada Prinsip- Prinsip Syariah Dan Kesehatan Finansial.”
Conference In Business, Accounting, And Management (CBAM) 1,
no. 1 (18 November 2020): 245–254.
Fatmasari, Ria, dan Masiyah Kholmi. “Analisis Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah Dengan Pendekatan Islamicity Performance
Index Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.” Jurnal Akademi
Akuntansi 1, no. 1 (5 November 2018).
https://doi.org/10.22219/jaa.v1i1.6940.
84
Hartono, Trie Rundi. “Fraud Perbankan Indonesia: Studi Eksplorasi.”
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2, 2019, 7.
Hasanah, Uswatun. “Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Dan Islamic
Corporate Governance Terhadap Kesehatan Finansial Pada Bank
Umum Syariah.” Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang, 2015.
Herdianto, Geri, Harun Delamat, dan Ahmad Subeki. “Analisis Faktor
Yang Mempengaruhi Fraud Di Bank Syariah Yang Terdaftar Di
Bank Indonesia” 10, no. 1 (2016): 12.
Khairiyani, “Bagaimana Tata Kelola Internal Perusahaan Pertambangan?”,
Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL”, v9, no 2, 2086-7603,
(2018). http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9022
Maradita, Aldira. “Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank
Syariah Dan Bank Konvensional.” Yuridika 29, no. 2 (26 Mei
2014). https://doi.org/10.20473/ydk.v29i2.366.
Muhammad, Rifqi, Ratna Kusumadewi, dan Samsubar Saleh. “Analisis
Pengaruh Syari’ah Compliance dan Islamic Corporate Governance
terhadap Tindakan Fraud (Studi Empirik pada BUS di Indonesia
Periode 2013-2017).” IQTISHADIA: Jurnal Ekonomi & Perbankan
Syariah Vol. 6, no. No. 1 (2019): 65.
https://doi.org/10.19105/iqtishadia.v6i1.2202.
Najib, Haifa & Rini. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Fraud di Bank
Syariah . Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung. (2016).
Najib, Haifa, dan Rini. “Sharia Compliance, Islamic Corporate
Governance Dan Fraud Pada Bank Syariah .” Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Islam 4, no. 2 (6 Maret 2019): 131–46.
https://doi.org/10.35836/jakis.v4i2.23.
Najib, Haifa. Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Fraud Pada Bank Umum Syariah. Skripsi
Program S1. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. (2016).
Ngumar, Sutjipto, dan Endang Dwi Retnani. “Implikasi Tata kelola Islami
Pada Fraud Bank Islam.” Jurnal Review Akuntansi dan Keuangan
Vol. 9, no. No. 2 (2019): 14.
Nurhisam, Luqman. “Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance) dalam
Industri Keuangan Syariah.” Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM
23, no. 1 (2016): 77–96.
85
Nusron, Lulu. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Di
Bank Syariah ,” Thesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia. t.t.
Raharjanti, Ayu Irmasari, dan Rais Sani Muharrami. “The Effect of Good
Corporate Governance and Islamicity Financial Performance Index
of Internal Fraud Sharia Banking Period 2014-2017.” Journal of
Business and Management Review JBMR 1, no. 1 (2020): 15.
Rahmayani, dan Rahmawaty. “Pengaruh Islamic Corporate Governance
dan Internal Control Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 2, no. No. 3 (2017): 20.
Rini, Nova. “The Implementation of Islamic Corporate Governance (ICG)
on Sharia Banking in Indonesia.” TIJAB (The International Journal
of Applied Business) 2, no. 1 (21 Februari 2019).
https://doi.org/10.20473/tijab.V2.I1.2018.29-38.
Soedarso, Elvyra. “Penilaian Kinerja Fisik (Iviateri) Koperasi Syariah
Menurut Perspektif Shari’ate Enterprise Theory Dengan Nilai
Tambah Syariah Dan Zaka1t Sebagai Indikator.” Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, t.t.
Sukardi, Budi. “Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance) Dan Inovasi
Produk Bank Syariah Di Indonesia,” 2012, 18.
Sula, Emilia dan Alim. “Pengawasan, Strategi Anti Fraud, Dan Audit
Kepatuhan Syariah Sebagai Upaya Fraud Preventive Pada
Lembaga Keuangan Syariah,” (2014), 10.
Wardayati, Maria. “Implikasi Sharia Governance Terhadap Reputasi Dan
Kepercayaan Bank Syariah ” 19 (2011).
Jensen dan Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs, and Ownership Structure”, Journal of Financial Economic
3, 305-360, 1976.
Anugerah. Peranan Good Corporate Governance dalam Pencegahan Fraud.
Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Vol. 3, No.
1. ISSN 2337-4314. (2014).
86
C. Internet
Bank BCA Syariah, “Website Resmi”, accessed September 23, 2020,
https://www.bcasyariah.co.id/
Bank BNI Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bnisyariah.co.id
Bank BRI Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.brisyariah.co.id
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance. accessed September 21,
2020, https://www.bi.go.id/.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. accessed September 21,
2020, https://www.bi.go.id/.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor UU No. 10 Tahun
1998. accessed September 21, 2020, https://www.bi.go.id/.
Bank Indonesia. Surat Edaran BI Nomor 12/13/DPbS tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah. accessed September 22, 2020, https://www.bi.go.id/.
Bank Indonesia. Surat Edaran Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/25/PBI/2009 Fraud. accessed September 21,
2020,https://www.bi.go.id/.
Bank Jabar Banten Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bjbsyariah.co.id
Bank Mega Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
https://www.megasyariah.co.id/
Bank Muamalat, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bankmuamalat.co.id.
Bank Panin Dubai Syariah, “Website Resmi”, accessed September 23, 2020,
https://www.paninbanksyariah.co.id/
Bank Syariah Bukopin, “Website Resmi”, accessed September 23, 2020,
https://www.syariahbukopin.co.id/
87
Bank Syariah Mandiri, “Website Resmi.” accessed September 23, 2020,
https://www.mandirisyariah.co.id/
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah , “Website Resmi”, accessed
September 23, 2020, https://www.btpnsyariah.com/
Bank Victoria Syariah, “Website Resmi,” accessed September 23, 2020,
www.bankvictoriasyariah.co.id
Otoritas Jasa Keuangan. “Statistik Perbankan Syariah,”. accessed September
21, 2020, http://Ojk.go.id.
Otoritas Jasa Keuangan. Undang-Undang nomor 21 tahun 2008. accessed
September 21, 2020, https://www.Ojk.go.id/.
88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
89
Lampiran 1 Data Variabel Penelitian
Perhitungan Islamic Income Ratio (IsIR)
No Bank Umum Syariah Tahun Islamic Income Total Income IsIR
1 Muamalat 2015 2.407.358 2.408.818 0,999394
2 Muamalat 2016 1.823.536 1.824.794 0,999311
3 Muamalat 2017 1.644.633 1.645.498 0,999474
4 Muamalat 2018 1.327.605 1.328.238 0,999523
5 Muamalat 2019 1.030.414 1.030.938 0,999492
6 Victoria Syariah 2015 41.216 41.217 0,999976
7 Victoria Syariah 2016 39.135 39.136 0,999974
8 Victoria Syariah 2017 55.967 56.362 0,992992
9 Victoria Syariah 2018 62.412 62.413 0,999984
10 Victoria Syariah 2019 53.580 53.740 0,997023
11 BRI Syariah 2015 1.527.770 1.527.936 0,999891
12 BRI Syariah 2016 1.726.667 1.726.796 0,999925
13 BRI Syariah 2017 1.771.609 1.772.142 0,999699
14 BRI Syariah 2018 1.919.038 1.919.921 0,999540
15 BRI Syariah 2019 2.248.264 2.249.652 0,999383
16 Jabar Banten Syariah 2015 475.097 475.272 0,999632
17 Jabar Banten Syariah 2016 1.631.293 1.631.358 0,999960
18 Jabar Banten Syariah 2017 472.421 472.421 1,000000
19 Jabar Banten Syariah 2018 475.152 475.193 0,999914
20 Jabar Banten Syariah 2019 440.136 440.192 0,999873
21 BNI Syariah 2015 1.701.988 1.702.262 0,999839
22 BNI Syariah 2016 1.998.261 1.998.291 0,999985
23 BNI Syariah 2017 2.338.212 2.339.607 0,999404
24 BNI Syariah 2018 2.718.890 2.718.950 0,999978
25 BNI Syariah 2019 3.255.403 3.256.296 0,999726
26 Syariah Mandiri 2015 4.460.650 4.461.077 0,999904
27 Syariah Mandiri 2016 4.988.248 4.988.676 0,999914
28 Syariah Mandiri 2017 5.688.796 5.688.872 0,999987
29 Syariah Mandiri 2018 6.634.538 6.635.166 0,999905
30 Syariah Mandiri 2019 7.269.312 7.269.451 0,999981
31 Mega Syariah 2015 1.154.816 1.155.190 0,999676
32 Mega Syariah 2016 919.747 919.906 0,999827
33 Mega Syariah 2017 568.256 568.423 0,999706
34 Mega Syariah 2018 580.181 580.534 0,999392
35 Mega Syariah 2019 631.356 631.659 0,999520
36 Panin Dubai Syariah 2015 312.986 312.986 1,000000
37 Panin Dubai Syariah 2016 318.803 318.803 1,000000
38 Panin Dubai Syariah 2017 334.142 334.142 1,000000
39 Panin Dubai Syariah 2018 280.424 280.424 1,000000
40 Panin Dubai Syariah 2019 217.111 217.111 1,000000
41 Syariah Bukopin 2015 214.680 214.903 0,998962
42 Syariah Bukopin 2016 298.054 298.478 0,998579
43 Syariah Bukopin 2017 246.408 246.865 0,998149
44 Syariah Bukopin 2018 239.379 239.930 0,997703
45 Syariah Bukopin 2019 199.391 200.168 0,996118
46 BCA Syariah 2015 163.118 163.153 0,999785
47 BCA Syariah 2016 217.725 217.734 0,999959
48 BCA Syariah 2017 241.166 241.180 0,999942
49 BCA Syariah 2018 267.504 267.525 0,999922
50 BCA Syariah 2019 372.370 372.416 0,999876
51 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2015 1.320.303 1.320.435 0,999900
52 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2016 1.941.067 1.941.148 0,999958
53 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2017 2.566.699 2.567.249 0,999786
54 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2018 3.092.743 3.092.884 0,999954
55 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2019 3.951.507 3.952.049 0,999863
91
Perhitungan Profit Sharing Ratio (PSR)
No Bank Umum Syariah Tahun Mudharabah + Musyarakah Total Pembiayaan PSR
1 Muamalat 2015 21.245.145 39.033.404 0,544281
2 Muamalat 2016 20.919.489 38.558.290 0,542542
3 Muamalat 2017 19.864.439 40.126.658 0,495043
4 Muamalat 2018 16.288.020 32.546.620 0,500452
5 Muamalat 2019 14.756.797 29.324.292 0,503228
6 Victoria Syariah 2015 708.212 1.015.111 0,697670
7 Victoria Syariah 2016 928.944 1.170.259 0,793794
8 Victoria Syariah 2017 919.291 1.246.742 0,737355
9 Victoria Syariah 2018 974.076 1.219.416 0,798805
10 Victoria Syariah 2019 988.761 1.209.603 0,817426
11 BRI Syariah 2015 6.068.912 16.660.267 0,364275
12 BRI Syariah 2016 6.457.375 17.542.968 0,368089
13 BRI Syariah 2017 6.288.972 18.421.319 0,341396
14 BRI Syariah 2018 7.882.255 21.297.385 0,370104
15 BRI Syariah 2019 11.427.119 26.619.233 0,429281
16 Jabar Banten Syariah 2015 1.043.434 4.842.180 0,215488
17 Jabar Banten Syariah 2016 873.322 4.695.203 0,186003
18 Jabar Banten Syariah 2017 975.965 5.447.523 0,179158
19 Jabar Banten Syariah 2018 1.258.276 4.659.008 0,270074
20 Jabar Banten Syariah 2019 1.719.093 5.423.783 0,316955
21 BNI Syariah 2015 3.358.807 17.383.988 0,193213
22 BNI Syariah 2016 4.089.070 19.932.631 0,205145
23 BNI Syariah 2017 5.314.990 23.005.647 0,231030
24 BNI Syariah 2018 8.040.485 27.580.978 0,291523
25 BNI Syariah 2019 10.977.758 31.586.488 0,347546
26 Syariah Mandiri 2015 13.111.451 50.667.782 0,258773
27 Syariah Mandiri 2016 16.086.673 55.161.568 0,291628
28 Syariah Mandiri 2017 20.628.438 60.262.659 0,342309
29 Syariah Mandiri 2018 23.849.276 66.855.819 0,356727
30 Syariah Mandiri 2019 27.663.292 74.642.618 0,370610
31 Mega Syariah 2015 57.611 4.211.473 0,013680
32 Mega Syariah 2016 340.218 4.714.812 0,072159
33 Mega Syariah 2017 656.715 4.641.539 0,141486
34 Mega Syariah 2018 1.248.302 5.178.619 0,241049
35 Mega Syariah 2019 2.015.213 6.080.453 0,331425
36 Panin Dubai Syariah 2015 5.092.751 5.620.680 0,906074
37 Panin Dubai Syariah 2016 5.242.570 6.263.403 0,837016
38 Panin Dubai Syariah 2017 5.006.932 5.983.222 0,836829
39 Panin Dubai Syariah 2018 5.428.644 5.881.922 0,922937
40 Panin Dubai Syariah 2019 7.733.388 8.093.559 0,955499
41 Syariah Bukopin 2015 2.038.304 4.237.656 0,480998
42 Syariah Bukopin 2016 2.446.938 4.584.699 0,533718
43 Syariah Bukopin 2017 2.670.308 4.304.311 0,620380
44 Syariah Bukopin 2018 2.621.479 4.086.970 0,641424
45 Syariah Bukopin 2019 3.028.463 4.601.638 0,658127
46 BCA Syariah 2015 1.330.947 2.935.732 0,453361
47 BCA Syariah 2016 1.630.190 3.418.405 0,476886
48 BCA Syariah 2017 2.031.261 4.126.319 0,492270
49 BCA Syariah 2018 2.627.055 4.823.969 0,544584
50 BCA Syariah 2019 3.389.991 5.499.218 0,616450
51 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2015 0 3.657.777 0,000000
52 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2016 0 4.940.873 0,000000
53 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2017 0 5.970.728 0,000000
54 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2018 0 7.143.353 0,000000
55 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2019 28.838 8.797.056 0,003278
93
Perhitungan Islamic Investment Ratio (IIR)
No Bank Umum Syariah Tahun Investasi Halal Total Investasi IIR
1 Muamalat 2015 7.736.566 9.035.044 0,856284
2 Muamalat 2016 3.241.329 3.493.419 0,927839
3 Muamalat 2017 2.386.456 2.516.268 0,948411
4 Muamalat 2018 14.969.294 15.599.201 0,959619
5 Muamalat 2019 11.799.476 12.104.774 0,974779
6 Victoria Syariah 2015 287.338 289.756 0,991654
7 Victoria Syariah 2016 307.735 332.735 0,924865
8 Victoria Syariah 2017 470.794 610.794 0,770790
9 Victoria Syariah 2018 507.433 511.618 0,991821
10 Victoria Syariah 2019 1.006.322 1.010.438 0,995927
11 BRI Syariah 2015 5.953.054 6.083.471 0,978562
12 BRI Syariah 2016 7.609.065 7.772.456 0,978978
13 BRI Syariah 2017 9.629.068 9.874.889 0,975106
14 BRI Syariah 2018 13.430.114 13.636.220 0,984885
15 BRI Syariah 2019 13.541.270 13.844.008 0,978132
16 Jabar Banten Syariah 2015 1.007.300 1.020.801 0,986773
17 Jabar Banten Syariah 2016 2.015.620 2.914.635 0,691552
18 Jabar Banten Syariah 2017 2.324.927 3.281.786 0,708434
19 Jabar Banten Syariah 2018 1.798.186 1.807.320 0,994946
20 Jabar Banten Syariah 2019 886.607 894.285 0,991414
21 BNI Syariah 2015 3.887.101 3.976.844 0,977434
22 BNI Syariah 2016 5.759.713 5.932.785 0,970828
23 BNI Syariah 2017 8.194.307 8.519.759 0,961800
24 BNI Syariah 2018 10.267.919 10.592.771 0,969333
25 BNI Syariah 2019 14.654.220 14.828.325 0,988259
26 Syariah Mandiri 2015 12.334.045 12.525.210 0,984738
27 Syariah Mandiri 2016 17.380.533 18.926.143 0,918335
28 Syariah Mandiri 2017 18.873.788 19.574.080 0,964224
29 Syariah Mandiri 2018 23.320.506 24.602.859 0,947878
30 Syariah Mandiri 2019 27.931.677 30.002.760 0,930970
31 Mega Syariah 2015 447.670 471.577 0,949305
32 Mega Syariah 2016 662.865 673.867 0,983674
33 Mega Syariah 2017 1.540.588 1.554.046 0,991340
34 Mega Syariah 2018 1.026.347 1.032.584 0,993959
35 Mega Syariah 2019 1.105.171 1.117.931 0,988586
36 Panin Dubai Syariah 2015 1.064.380 1.064.571 0,999820
37 Panin Dubai Syariah 2016 1.825.446 1.825.659 0,999884
38 Panin Dubai Syariah 2017 1.841.397 1.842.192 0,999568
39 Panin Dubai Syariah 2018 1.690.128 1.692.533 0,998580
40 Panin Dubai Syariah 2019 1.549.994 1.553.918 0,997475
41 Syariah Bukopin 2015 824.599 1.069.382 0,771099
42 Syariah Bukopin 2016 1.390.941 1.649.691 0,843152
43 Syariah Bukopin 2017 1.177.370 1.907.843 0,617121
44 Syariah Bukopin 2018 516.537 1.284.541 0,402118
45 Syariah Bukopin 2019 335.215 647.314 0,517856
46 BCA Syariah 2015 1.163.202 1.167.709 0,996141
47 BCA Syariah 2016 982.243 985.868 0,996322
48 BCA Syariah 2017 1.157.801 1.163.592 0,995023
49 BCA Syariah 2018 1.651.115 1.662.440 0,993188
50 BCA Syariah 2019 2.323.660 2.335.036 0,995128
51 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2015 855.505 870.383 0,982906
52 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2016 1.272.500 1.306.990 0,973611
53 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2017 1.124.064 1.162.507 0,966931
54 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2018 3.555.055 3.597.515 0,988197
55 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2019 4.736.694 4.774.456 0,992091
95
Perhitungan Zakat Performance Ratio (ZPR)
No Bank Umum Syariah Tahun Zakat Aktiva Bersih ZPR
1 Muamalat 2015 12.533 57.172.588 0,000219
2 Muamalat 2016 13.003 55.786.398 0,000233
3 Muamalat 2017 15.149 61.696.920 0,000246
4 Muamalat 2018 10.586 57.227.276 0,000185
5 Muamalat 2019 10.869 50.555.519 0,000215
6 Victoria Syariah 2015 107 1.379.266 0,000078
7 Victoria Syariah 2016 59 1.625.183 0,000036
8 Victoria Syariah 2017 58 2.003.114 0,000029
9 Victoria Syariah 2018 31 2.126.019 0,000015
10 Victoria Syariah 2019 45 2.262.451 0,000020
11 BRI Syariah 2015 4.317 24.230.247 0,000178
12 BRI Syariah 2016 7.498 27.687.188 0,000271
13 BRI Syariah 2017 9.299 31.543.384 0,000295
14 BRI Syariah 2018 7.558 37.869.177 0,000200
15 BRI Syariah 2019 7.701 43.123.488 0,000179
16 Jabar Banten Syariah 2015 789 6.439.966 0,000123
17 Jabar Banten Syariah 2016 766 7.441.653 0,000103
18 Jabar Banten Syariah 2017 280 7.713.558 0,000036
19 Jabar Banten Syariah 2018 339 6.741.449 0,000050
20 Jabar Banten Syariah 2019 522 7.723.201 0,000068
21 BNI Syariah 2015 20.487 23.017.667 0,000890
22 BNI Syariah 2016 25.070 28.314.175 0,000885
23 BNI Syariah 2017 28.628 34.822.442 0,000822
24 BNI Syariah 2018 34.072 41.048.545 0,000830
25 BNI Syariah 2019 45.068 49.980.235 0,000902
26 Syariah Mandiri 2015 43.024 70.369.709 0,000611
27 Syariah Mandiri 2016 36.061 78.831.722 0,000457
28 Syariah Mandiri 2017 39.324 87.939.774 0,000447
29 Syariah Mandiri 2018 50.014 98.341.116 0,000509
30 Syariah Mandiri 2019 83.778 112.291.867 0,000746
31 Mega Syariah 2015 3.256 5.559.819 0,000586
32 Mega Syariah 2016 6.031 6.135.242 0,000983
33 Mega Syariah 2017 6.377 7.034.300 0,000907
34 Mega Syariah 2018 4.475 7.336.342 0,000610
35 Mega Syariah 2019 3.357 8.007.676 0,000419
36 Panin Dubai Syariah 2015 6.103 7.134.235 0,000855
37 Panin Dubai Syariah 2016 3.019 8.757.964 0,000345
38 Panin Dubai Syariah 2017 712 8.629.275 0,000083
39 Panin Dubai Syariah 2018 0 8.771.058 0,000000
40 Panin Dubai Syariah 2019 1.119 11.135.825 0,000100
41 Syariah Bukopin 2015 0 5.827.154 0,000000
42 Syariah Bukopin 2016 0 6.900.889 0,000000
43 Syariah Bukopin 2017 0 7.166.257 0,000000
44 Syariah Bukopin 2018 0 6.328.447 0,000000
45 Syariah Bukopin 2019 0 6.739.724 0,000000
46 BCA Syariah 2015 94 4.349.580 0,000022
47 BCA Syariah 2016 105 4.995.606 0,000021
48 BCA Syariah 2017 106 5.961.174 0,000018
49 BCA Syariah 2018 68 7.064.008 0,000010
50 BCA Syariah 2019 142 8.634.374 0,000016
51 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2015 0 5.189.013 0,000000
52 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2016 0 7.323.347 0,000000
53 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2017 0 9.156.522 0,000000
54 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2018 0 12.039.275 0,000000
55 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2019 0 15.383.038 0,000000
97
Nilai Islamic Corporate Governance (ICG)
No BUS Tahun ICG
1 Muamalat 2015 3
2 Muamalat 2016 2
3 Muamalat 2017 3
4 Muamalat 2018 3
5 Muamalat 2019 3
6 Victoria Syariah 2015 3
7 Victoria Syariah 2016 1,97
8 Victoria Syariah 2017 1,62
9 Victoria Syariah 2018 1,56
10 Victoria Syariah 2019 1,63
11 BRI Syariah 2015 1,61
12 BRI Syariah 2016 1,6
13 BRI Syariah 2017 2
14 BRI Syariah 2018 1,54
15 BRI Syariah 2019 1,66
16 Jabar Banten Syariah 2015 2,5
17 Jabar Banten Syariah 2016 2,54
18 Jabar Banten Syariah 2017 3
19 Jabar Banten Syariah 2018 3
20 Jabar Banten Syariah 2019 3
21 BNI Syariah 2015 2
22 BNI Syariah 2016 2
23 BNI Syariah 2017 2
24 BNI Syariah 2018 2
25 BNI Syariah 2019 2
26 Syariah Mandiri 2015 2
27 Syariah Mandiri 2016 1
28 Syariah Mandiri 2017 1
29 Syariah Mandiri 2018 1
30 Syariah Mandiri 2019 1
31 Mega Syariah 2015 2
32 Mega Syariah 2016 2
33 Mega Syariah 2017 2
34 Mega Syariah 2018 1
35 Mega Syariah 2019 2
36 Panin Dubai Syariah 2015 2
37 Panin Dubai Syariah 2016 2
38 Panin Dubai Syariah 2017 3
39 Panin Dubai Syariah 2018 2
40 Panin Dubai Syariah 2019 2
41 Syariah Bukopin 2015 1,5
42 Syariah Bukopin 2016 1,5
43 Syariah Bukopin 2017 1,5
44 Syariah Bukopin 2018 1,5
45 Syariah Bukopin 2019 2,6
46 BCA Syariah 2015 1
47 BCA Syariah 2016 1
48 BCA Syariah 2017 1
49 BCA Syariah 2018 1
50 BCA Syariah 2019 1
51 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2015 2
52 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2016 2
53 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2017 2
54 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2018 2
55 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2019 2
Jumlah Fraud pada Bank Umum Syariah
No Bank Umum Syariah Tahun Fraud
1 Muamalat 2015 2
2 Muamalat 2016 84
3 Muamalat 2017 35
4 Muamalat 2018 21
5 Muamalat 2019 26
6 Victoria Syariah 2015 7
7 Victoria Syariah 2016 4
8 Victoria Syariah 2017 1
9 Victoria Syariah 2018 1
10 Victoria Syariah 2019 1
11 BRI Syariah 2015 4
12 BRI Syariah 2016 6
13 BRI Syariah 2017 6
14 BRI Syariah 2018 8
15 BRI Syariah 2019 10
16 Jabar Banten Syariah 2015 0
17 Jabar Banten Syariah 2016 3
18 Jabar Banten Syariah 2017 9
19 Jabar Banten Syariah 2018 7
20 Jabar Banten Syariah 2019 11
21 BNI Syariah 2015 3
22 BNI Syariah 2016 6
23 BNI Syariah 2017 9
24 BNI Syariah 2018 9
25 BNI Syariah 2019 9
26 Syariah Mandiri 2015 8
27 Syariah Mandiri 2016 25
28 Syariah Mandiri 2017 25
29 Syariah Mandiri 2018 14
30 Syariah Mandiri 2019 10
31 Mega Syariah 2015 1
32 Mega Syariah 2016 2
33 Mega Syariah 2017 3
34 Mega Syariah 2018 3
35 Mega Syariah 2019 1
99
36 Panin Dubai Syariah 2015 4
37 Panin Dubai Syariah 2016 2
38 Panin Dubai Syariah 2017 3
39 Panin Dubai Syariah 2018 1
40 Panin Dubai Syariah 2019 1
41 Syariah Bukopin 2015 0
42 Syariah Bukopin 2016 0
43 Syariah Bukopin 2017 1
44 Syariah Bukopin 2018 0
45 Syariah Bukopin 2019 2
46 BCA Syariah 2015 0
47 BCA Syariah 2016 0
48 BCA Syariah 2017 0
49 BCA Syariah 2018 0
50 BCA Syariah 2019 0
51 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2015 0
52 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2016 0
53 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2017 0
54 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2018 0
55 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2019 0
100
Lampiran 2 Data Setelah Semi-Logaritma
No Bank Umum Syariah Tahun Fraud IsIR PSR IIR ZPR ICG
1 Muamalat 2015 0,693147 0,999394 0,544281 0,856284 0,000219 3
2 Muamalat 2016 4,430817 0,999311 0,542542 0,927839 0,000233 2
3 Muamalat 2017 3,555348 0,999474 0,495043 0,948411 0,000246 3
4 Muamalat 2018 3,044522 0,999523 0,500452 0,959619 0,000185 3
5 Muamalat 2019 3,258097 0,999492 0,503228 0,974779 0,000215 3
6 Victoria Syariah 2015 1,945910 0,999976 0,697670 0,991654 0,000078 3
7 Victoria Syariah 2016 1,386294 0,999974 0,793794 0,924865 0,000036 1,97
8 Victoria Syariah 2017 0,000000 0,992992 0,737355 0,770790 0,000029 1,62
9 Victoria Syariah 2018 0,000000 0,999984 0,798805 0,991821 0,000015 1,56
10 Victoria Syariah 2019 0,000000 0,997023 0,817426 0,995927 0,000020 1,63
11 BRI Syariah 2015 1,386294 0,999891 0,364275 0,978562 0,000178 1,61
12 BRI Syariah 2016 1,791759 0,999925 0,368089 0,978978 0,000271 1,6
13 BRI Syariah 2017 1,791759 0,999699 0,341396 0,975106 0,000295 2
14 BRI Syariah 2018 2,079442 0,999540 0,370104 0,984885 0,000200 1,54
15 BRI Syariah 2019 2,302585 0,999383 0,429281 0,978132 0,000179 1,66
16 Jabar Banten Syariah 2015 0,000000 0,999632 0,215488 0,986773 0,000123 2,5
17 Jabar Banten Syariah 2016 1,098612 0,999960 0,186003 0,691552 0,000103 2,54
18 Jabar Banten Syariah 2017 2,197225 1,000000 0,179158 0,708434 0,000036 3
19 Jabar Banten Syariah 2018 1,945910 0,999914 0,270074 0,994946 0,000050 3
20 Jabar Banten Syariah 2019 2,397895 0,999873 0,316955 0,991414 0,000068 3
21 BNI Syariah 2015 1,098612 0,999839 0,193213 0,977434 0,000890 2
22 BNI Syariah 2016 1,791759 0,999985 0,205145 0,970828 0,000885 2
23 BNI Syariah 2017 2,197225 0,999404 0,231030 0,961800 0,000822 2
24 BNI Syariah 2018 2,197225 0,999978 0,291523 0,969333 0,000830 2
25 BNI Syariah 2019 2,197225 0,999726 0,347546 0,988259 0,000902 2
26 Syariah Mandiri 2015 2,079442 0,999904 0,258773 0,984738 0,000611 2
27 Syariah Mandiri 2016 3,218876 0,999914 0,291628 0,918335 0,000457 1
101
28 Syariah Mandiri 2017 3,218876 0,999987 0,342309 0,964224 0,000447 1
29 Syariah Mandiri 2018 2,639057 0,999905 0,356727 0,947878 0,000509 1
30 Syariah Mandiri 2019 2,302585 0,999981 0,370610 0,930970 0,000746 1
31 Mega Syariah 2015 0,000000 0,999676 0,013680 0,949305 0,000586 2
32 Mega Syariah 2016 0,693147 0,999827 0,072159 0,983674 0,000983 2
33 Mega Syariah 2017 1,098612 0,999706 0,141486 0,991340 0,000907 2
34 Mega Syariah 2018 1,098612 0,999392 0,241049 0,993959 0,000610 1
35 Mega Syariah 2019 0,000000 0,999520 0,331425 0,988586 0,000419 2
36 Panin Dubai Syariah 2015 1,386294 1,000000 0,906074 0,999820 0,000855 2
37 Panin Dubai Syariah 2016 0,693147 1,000000 0,837016 0,999884 0,000345 2
38 Panin Dubai Syariah 2017 1,098612 1,000000 0,836829 0,999568 0,000083 3
39 Panin Dubai Syariah 2018 0,000000 1,000000 0,922937 0,998580 0,000000 2
40 Panin Dubai Syariah 2019 0,000000 1,000000 0,955499 0,997475 0,000100 2
41 Syariah Bukopin 2015 0,000000 0,998962 0,480998 0,771099 0,000000 1,5
42 Syariah Bukopin 2016 0,000000 0,998579 0,533718 0,843152 0,000000 1,5
43 Syariah Bukopin 2017 0,000000 0,998149 0,620380 0,617121 0,000000 1,5
44 Syariah Bukopin 2018 0,000000 0,997703 0,641424 0,402118 0,000000 1,5
45 Syariah Bukopin 2019 0,693147 0,996118 0,658127 0,517856 0,000000 2,6
46 BCA Syariah 2015 0,000000 0,999785 0,453361 0,996141 0,000022 1
47 BCA Syariah 2016 0,000000 0,999959 0,476886 0,996322 0,000021 1
48 BCA Syariah 2017 0,000000 0,999942 0,492270 0,995023 0,000018 1
49 BCA Syariah 2018 0,000000 0,999922 0,544584 0,993188 0,000010 1
50 BCA Syariah 2019 0,000000 0,999876 0,616450 0,995128 0,000016 1
51 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2015 0,000000 0,999900 0,000000 0,982906 0,000000 2
52 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2016 0,000000 0,999958 0,000000 0,973611 0,000000 2
53 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2017 0,000000 0,999786 0,000000 0,966931 0,000000 2
54 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2018 0,000000 0,999954 0,000000 0,988197 0,000000 2
55 Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2019 0,000000 0,999863 0,003278 0,992091 0,000000 2
Lampiran 3 Data Standar Deviasi
Data 01/16/21
Time: 22:26
Sample: 2015 2019
FRAUD ISIR PSR IIR ZPR ICG
Mean 7.054545 0.999457 0.420719 0.930139 0.000270 1.924182
Median 3.000000 0.999873 0.370104 0.978562 0.000123 2.000000
Maximum 84.00000 1.000000 0.955499 0.999884 0.000983 3.000000
Minimum 0.000000 0.992992 0.000000 0.402118 0.000000 1.000000
Std. Dev. 13.05461 0.001159 0.262231 0.124865 0.000317 0.633926
Skewness 4.127165 -3.917843 0.228171 -2.632112 1.004686 0.257329
Kurtosis 23.43717 20.06910 2.283599 9.598346 2.567153 2.338756
Jarque-Bera 1113.319 808.3903 1.653390 163.2818 9.682140 1.609019
Probability 0.000000 0.000000 0.437493 0.000000 0.007899 0.447307
Sum 388.0000 54.97016 23.13955 51.15764 0.014851 105.8300
Sum Sq. Dev. 9202.836 7.26E-05 3.713320 0.841923 5.44E-06 21.70054
Observations 55 55 55 55 55 55
Lampiran 4 Data Standar Deviasi Setelah Semi-Log
Data 01/16/21
Time: 22:37
Sample: 2015 2019
LOGFRAUD ISIR PSR IIR ZPR ICG
Mean 1.585563 0.999423 0.455636 0.933536 0.000357 2.044634
Median 1.791759 0.999873 0.368089 0.977434 0.000233 2.000000
Maximum 4.430817 1.000000 0.955499 0.999884 0.000983 3.000000
Minimum 0.000000 0.992992 0.013680 0.517856 0.000000 1.000000
Std. Dev. 1.140273 0.001289 0.255481 0.110927 0.000324 0.631170
Skewness 0.265651 -3.716494 0.458067 -2.402616 0.619850 0.167137
Kurtosis 2.477949 17.33801 2.101873 7.930710 1.932741 2.256313
Jarque-Bera 0.947816 445.5810 2.811803 80.97867 4.571325 1.135715
Probability 0.622565 0.000000 0.245146 0.000000 0.101707 0.566738
Sum 65.00807 40.97634 18.68109 38.27496 0.014642 83.83000
Sum Sq. Dev. 52.00889 6.65E-05 2.610832 0.492194 4.20E-06 15.93502
Observations 41 41 41 41 41 41
103
Lampiran 5 Hasil Data Panel
Dependent Variable: FRAUD
Method: Panel Least Squares
Date: 01/19/21 Time: 20:44
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -513.9861 1945.124 -0.264243 0.7927
ISIR 509.9059 1954.633 0.260870 0.7953
PSR 4.307253 7.484546 0.575486 0.5676
IIR 2.027676 17.82163 0.113776 0.9099
ZPR 6044.630 6182.169 0.977752 0.3330
ICG 3.160320 2.896637 1.091031 0.2806
R-squared 0.047047 Mean dependent var 7.054545
Adjusted R-squared -0.050194 S.D. dependent var 13.05461
S.E. of regression 13.37823 Akaike info criterion 8.127803
Sum squared resid 8769.874 Schwarz criterion 8.346785
Log likelihood -217.5146 Hannan-Quinn criter. 8.212486
F-statistic 0.483818 Durbin-Watson stat 1.524193
Prob(F-statistic) 0.786635
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas
Lampiran 7 Hasil Uji Multikoliniaritas
FRAUD ISIR PSR IIR ZPR ICG
FRAUD 1.000000 0.070941 0.025921 0.062808 0.126598 0.141843
ISIR 0.070941 1.000000 -0.288911 0.548461 0.226125 0.044215
PSR 0.025921 -0.288911 1.000000 -0.131818 -0.284241 -0.020767
IIR 0.062808 0.548461 -0.131818 1.000000 0.265326 -0.058715
ZPR 0.126598 0.226125 -0.284241 0.265326 1.000000 -0.072721
ICG 0.141843 0.044215 -0.020767 -0.058715 -0.072721 1.000000
0
4
8
12
16
20
24
28
32
-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2019
Observations 55
Mean 9.66e-14
Median -3.457848
Maximum 76.48390
Minimum -9.341379
Std. Dev. 12.74383
Skewness 4.299460
Kurtosis 25.03831
Jarque-Bera 1282.482
Probability 0.000000
Lampiran 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 02/09/21 Time: 07:43
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -499.9131 1611.215 -0.310271 0.7577
ISIR 498.5846 1619.092 0.307941 0.7594
PSR 5.953273 6.199714 0.960250 0.3416
IIR 2.759018 14.76229 0.186896 0.8525
ZPR 2475.557 5120.910 0.483421 0.6309
ICG 1.401767 2.399387 0.584219 0.5618
R-squared 0.029221 Mean dependent var 6.837581
Adjusted R-squared -0.069838 S.D. dependent var 10.71386
S.E. of regression 11.08166 Akaike info criterion 7.751129
Sum squared resid 6017.358 Schwarz criterion 7.970111
Log likelihood -207.1561 Hannan-Quinn criter. 7.835811
F-statistic 0.294989 Durbin-Watson stat 1.733746
Prob(F-statistic) 0.913411
105
Lampiran 9 Hasil Regresi Data Panel Setelah Semi-Log dan GLS
Lampiran 10 Uji Normalitas Setelah Semi-Log dan GLS
Dependent Variable: LOGFRAUD
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 01/16/21 Time: 22:18
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (unbalanced) observations: 41
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -79.05480 108.2431 -0.730345 0.4700
ISIR 79.35037 108.8263 0.729147 0.4708
PSR -1.850990 0.577764 -3.203714 0.0029
IIR 1.952668 1.077435 1.812330 0.0785
ZPR -112.3977 391.4644 -0.287121 0.7757
ICG 0.168908 0.208790 0.808986 0.4240
Weighted Statistics
R-squared 0.421560 Mean dependent var 2.295187
Adjusted R-squared 0.338926 S.D. dependent var 1.851777
S.E. of regression 1.073036 Sum squared resid 40.29924
F-statistic 5.101517 Durbin-Watson stat 0.875664
Prob(F-statistic) 0.001288
Unweighted Statistics
R-squared 0.139326 Mean dependent var 1.585563
Sum squared resid 44.76272 Durbin-Watson stat 0.748584
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2019
Observations 41
Mean 0.008209
Median 0.070598
Maximum 1.826119
Minimum -1.993351
Std. Dev. 1.003699
Skewness -0.130641
Kurtosis 1.945278
Jarque-Bera 2.017041
Probability 0.364758
Lampiran 11 Hasil Uji Multikoliniaritas Setelah Semi Log dan GLS
LOGFRAUD ISIR PSR IIR ZPR ICG
LOGFRAUD 1.000000 0.314440 -0.299723 0.171129 0.143939 0.094756
ISIR 0.314440 1.000000 -0.261245 0.515526 0.295656 0.072582
PSR -0.299723 -0.261245 1.000000 -0.013362 -0.534582 0.082052
IIR 0.171129 0.515526 -0.013362 1.000000 0.351399 -0.124054
ZPR 0.143939 0.295656 -0.534582 0.351399 1.000000 -0.310842
ICG 0.094756 0.072582 0.082052 -0.124054 -0.310842 1.000000
Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Semi-Log dan GLS
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 01/16/21 Time: 22:51
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (unbalanced) observations: 41
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -25.00506 39.01274 -0.640946 0.5257
ISIR 25.71746 39.21708 0.655772 0.5163
PSR -0.110944 0.317810 -0.349090 0.7291
IIR 0.199253 0.392269 0.507949 0.6147
ZPR 12.78786 273.3857 0.046776 0.9630
ICG -0.103580 0.090239 -1.147842 0.2588
Weighted Statistics
R-squared 0.126290 Mean dependent var 1.025354
Adjusted R-squared 0.001474 S.D. dependent var 0.785386
S.E. of regression 0.661552 Sum squared resid 15.31777
F-statistic 1.011807 Durbin-Watson stat 1.126530
Prob(F-statistic) 0.425447
Unweighted Statistics
R-squared -0.044066 Mean dependent var 0.802863
Sum squared resid 19.14295 Durbin-Watson stat 0.895631
107
Lampiran 13 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Semi-Log dan GLS R-squared 0.421560 Mean dependent var 2.295187
Adjusted R-squared 0.338926 S.D. dependent var 1.851777
S.E. of regression 1.073036 Sum squared resid 40.29924
F-statistic 5.101517 Durbin-Watson stat 0.875664
Prob(F-statistic) 0.001288
Sumber: Data sekunder yang diolah
Uji Durbin Watson
Ada
Autokorelasi
Positif
No Decision Tidak Ada
Autokorelasi No Decision
Ada
Autokorelasi
Negatif
0 1,2428 1,7835 2,2165 2,7572 4
(dl) (du) (4-du) (4-dl)
DW= 0,8756
1. Dw = 0,875664
2. K (Jumlah Variabel = 6
3. N (Jumlah Observasi) = 41
4. DL = 1.2428
5. DU = 1.7835
6. 4-DL = 4 – 1.2428 =2,7572
7. 4-DU = 4 – 1.7835= 2,2165
Uji T dan Uji F
1. Uji T
DF = N-K = 41-6 = 35
2. Uji F
Df1 = K – 1 = 6-1 = 5
Df2 = N – K-1 = 41-5 = 36
Lampiran 14 Tabel DW
n
k=1 k=2 k=3 k=4 k=5
dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
6 0.6102 1.4002
7 0.6996 1.3564 0.4672 1.8964
8 0.7629 1.3324 0.5591 1.7771 0.3674 2.2866
9 0.8243 1.3199 0.6291 1.6993 0.4548 2.1282 0.2957 2.5881
10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217
11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446
12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061
13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897
14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959
15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198
16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567
17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041
18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600
19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226
20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908
21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635
22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400
23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196
24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018
25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863
26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727
27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608
28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502
29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409
30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326
31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252
32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187
33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128
34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076
35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029
36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987
37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950
38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916
39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886
40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859
41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835
42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202 1.2546 1.7814
43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200 1.2660 1.7794
44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200 1.2769 1.7777
45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762
46 1.4814 1.5700 1.4368 1.6176 1.3912 1.6677 1.3448 1.7201 1.2976 1.7748
47 1.4872 1.5739 1.4435 1.6204 1.3989 1.6692 1.3535 1.7203 1.3073 1.7736
48 1.4928 1.5776 1.4500 1.6231 1.4064 1.6708 1.3619 1.7206 1.3167 1.7725
49 1.4982 1.5813 1.4564 1.6257 1.4136 1.6723 1.3701 1.7210 1.3258 1.7716
50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214 1.3346 1.7708
109
Lampiran 15 Tabel T dan Tabel F
Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
110
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,10
df untuk
penyebut
(N2)
df untuk pembilang (N1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
25 2.92 2.53 2.32 2.18 2.09 2.02 1.97 1.93 1.89 1.87 1.84 1.82 1.80 1.79 1.77
26 2.91 2.52 2.31 2.17 2.08 2.01 1.96 1.92 1.88 1.86 1.83 1.81 1.79 1.77 1.76
27 2.90 2.51 2.30 2.17 2.07 2.00 1.95 1.91 1.87 1.85 1.82 1.80 1.78 1.76 1.75
28 2.89 2.50 2.29 2.16 2.06 2.00 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79 1.77 1.75 1.74
29 2.89 2.50 2.28 2.15 2.06 1.99 1.93 1.89 1.86 1.83 1.80 1.78 1.76 1.75 1.73
30 2.88 2.49 2.28 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.85 1.82 1.79 1.77 1.75 1.74 1.72
31 2.87 2.48 2.27 2.14 2.04 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.79 1.77 1.75 1.73 1.71
32 2.87 2.48 2.26 2.13 2.04 1.97 1.91 1.87 1.83 1.81 1.78 1.76 1.74 1.72 1.71
33 2.86 2.47 2.26 2.12 2.03 1.96 1.91 1.86 1.83 1.80 1.77 1.75 1.73 1.72 1.70
34 2.86 2.47 2.25 2.12 2.02 1.96 1.90 1.86 1.82 1.79 1.77 1.75 1.73 1.71 1.69
35 2.85 2.46 2.25 2.11 2.02 1.95 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.74 1.72 1.70 1.69
36 2.85 2.46 2.24 2.11 2.01 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.76 1.73 1.71 1.70 1.68
37 2.85 2.45 2.24 2.10 2.01 1.94 1.89 1.84 1.81 1.78 1.75 1.73 1.71 1.69 1.68
38 2.84 2.45 2.23 2.10 2.01 1.94 1.88 1.84 1.80 1.77 1.75 1.72 1.70 1.69 1.67
39 2.84 2.44 2.23 2.09 2.00 1.93 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.72 1.70 1.68 1.67
40 2.84 2.44 2.23 2.09 2.00 1.93 1.87 1.83 1.79 1.76 1.74 1.71 1.70 1.68 1.66
41 2.83 2.44 2.22 2.09 1.99 1.92 1.87 1.82 1.79 1.76 1.73 1.71 1.69 1.67 1.66
42 2.83 2.43 2.22 2.08 1.99 1.92 1.86 1.82 1.78 1.75 1.73 1.71 1.69 1.67 1.65
43 2.83 2.43 2.22 2.08 1.99 1.92 1.86 1.82 1.78 1.75 1.72 1.70 1.68 1.67 1.65
44 2.82 2.43 2.21 2.08 1.98 1.91 1.86 1.81 1.78 1.75 1.72 1.70 1.68 1.66 1.65
45 2.82 2.42 2.21 2.07 1.98 1.91 1.85 1.81 1.77 1.74 1.72 1.70 1.68 1.66 1.64
111
Lampiran 16 Kartu Bimbingan Skripsi
Nama : Nurjanah
NIM : 503172037
Fakultas : FEBI
Jurusan/Program Studi : Akuntansi Syariah
Alamat Email : [email protected]
Judul Skripsi : Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Fraud Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2015-2019
Pertem
uan ke
Hari/
Tanggal Bagian Saran Perbaikan
Tandatangan
Pembimbing
1. Jumat, 25/09/2020 BAB I Perkuat permasalahan
2. Rabu, 30/09/2020 BAB II Tambahkan teori
3. Senin, 05/10/2020 BAB II Acc seminar proposal
4. Jumat, 16/11/2020 BAB III Sampel ditampilkan BUS
5. Senin, 19/11/2020 BAB III Acc riset
6. Jumat, 08/01/2021 BAB IV Terangkan gambaran variabel
7. Senin, 18/01/2021 BAB V Saran, jangan hanya untuk
penulis selanjutnya
8. Senin, 01/02/2021 Keseluruhan Acc ujian skripsi
Jambi, 01 Februari 2021
Pembimbing
Mellya Embun Baining, SE. M.E.I
NIP.19840517 201101 2 012
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Kode Dokumen : Un.15/B.II/AK/25
Kode Formulir : FM/AK/25/01
Tanggal Efektif : Jl. Jambi Ma. Bulian KM.16 Sei. Duren Kec. Jaluko, Kab. Muaro Jambi 36361,
Jambi-Indonesia Telp/Fax: 0741 583183 – 584118. Web. https://febi.uinjambi.ac.id/,
email: [email protected] No Revisi : 00
Halaman : 1 dari 1
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR
Nama : Nurjanah
NIM : 503172037
Fakultas : FEBI
Jurusan/Program Studi : Akuntansi Syariah
Alamat Email : [email protected]
Judul Skripsi : Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic Corporate
Governance Terhadap Fraud Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2015-2019
Pertem
uan ke
Hari/
Tanggal Bagian Saran Perbaikan
Tandatangan
Pembimbing
1. Jumat, 25/09/2020 BAB I, II Perkuat GAP dan teori
2. Senin, 28/09/2020 BAB I,II,III Acc seminar proposal
3. Jumat, 16/11/2020 BAB III Metodologi penelitian
4. Senin, 19/11/2020 BAB III Acc riset
5. Kamis, 17/12/2020 BAB IV Hasil running data
6. Senin, 18/01/2021 BAB IV Gunakan metode GLS
7. Selasa, 26/01/2021 Keseluruhan Acc ujian skripsi
8.
Jambi, 01 Februari 2021
Pembimbing
Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E. NIP.
19790309 200312 1 001
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Kode Dokumen : Un.15/B.II/AK/25
Kode Formulir : FM/AK/25/01
Tanggal Efektif : Jl. Jambi Ma. Bulian KM.16 Sei. Duren Kec. Jaluko, Kab. Muaro Jambi 36361,
Jambi-Indonesia Telp/Fax: 0741 583183 – 584118. Web. https://febi.uinjambi.ac.id/,
email: [email protected] No Revisi : 00
Halaman : 1 dari 1
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR
113
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
1. Nama : Nurjanah
2. TTL : Jambi, 15 Agustus 1999
3. NIM : 503172037
4. Universitas : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Agama : Islam
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Hobby : Memasak
8. Alamat : Jln. Untung Suropati RT. 46, Kelurahan Jelutung
Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Jambi
9. Email : [email protected]
10. Handphone/WA : 0822-9109-9653
11. Nama Ayah : Mauludin
12. Nama Ibu : Sinah
PENDIDIKAN
1. TK : Nurur Rahman Kota Jambi
2. SD : SD 104 Kota Jambi
3. SMP : SMP 14 Kota Jambi
4. SMA : SMK 2 Kota Jambi
5. Perguruan Tinggi : UIN STS Jambi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Program Studi Akuntansi Syariah
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2017-2018 Anggota Dev. Pendidikan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Akuntansi Syariah.
2. 2018-2019 Anggota Dev. Kewirausahaan Kelompok Studi Ekonomi Islam
(KSEI) Al-Fath UIN STS Jambi.
3. 2019-2020 Anggota Dev. Lingkungan Hidup GenBI Jambi 2020.
PRESTASI DAN PENGALAMAN HIDUP
1. 2016 Juara 6 Kompetisi Akuntansi Se-Jambi
2. 2017 Bekerja di Toko Perak Mutiara Jambi
3. 2018 Penerima Beasiswa Dinas Pendidikan Provinsi Jambi
4. 2018 Lulus Sertifikasi Kompetensi Akuntansi Level II
5. 2019 Praktik Kerja Lapangan di Kantor Akuntan Publik Suryati
6. 2019 Bekerja di Restoran O’Chicken (Pembukuan Akuntansi)
7. 2020 Penerima Beasiswa Bank Indonesia
8. 2020 Lulus Sertifikasi Kompetensi Operator Aplikasi Perkantoran Junior
9. 2020 Lulus Sertifikasi Kompetensi Akuntansi Level III