pengaruh pengembangan organisasi dan penempatan terhadap kepuasan kerja
TRANSCRIPT
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
1/123
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini karyawan dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang
penting dan perlu dikelola serta dikembangkan untuk mendukung kelangsungan
hidup perusahaan. Perusahaan juga dihadapkan pada tantangan besar untuk
memenangkan persaingan, sehingga dibutuhkan taktik dan strategi yang akurat.
Dalam pemilihan taktik dan strategi, perusahaan tidak saja memerlukan analisis
perubahan lingkungan eksternal seperti demografi, sosial budaya, politik,
teknologi, dan persaingan, tetapi juga perlu menganalisis faktor internal
perusahaan. Faktor-faktor internal yang dimaksud adalah kekuatan dan kelemahan
perusahaan dalam usaha mendukung dan meraih sasaran yang ditetapkan.
Ditinjau dari pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya manusia,
perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang kondusif, imbalan yang layak dan
adil, beban kerja yang sesuai dengan keahlian karyawan, sikap dan perilaku dari
manajer untuk membentuk kepuasan karyawan. Kepuasan karyawan menjadi
penting karena merupakan salah satu kunci pendorong moral dan disiplin serta
kinerja karyawan yang akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dalam
upaya mewujudkan sasaran perusahaan.
Pelayanan adalah cara melayani, membantu, menyiapkan, atau mengurus
keperluan seseorang atau sekelompok orang. Pelayanan umum adalah segala
bentuk kegiatan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah di pusat atau
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
2/123
2
di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Negara/Daerah dalam bentuk barang
dan jasa, baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan
harapan mereka maupun ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan
prima atau service excellence adalah pelayanan terbaik melebihi, melampaui,
mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau daripada pelayanan pada
waktu yang lalu (Adnyana, 2005).
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan karyawan pihak
manajemen harus senantiasa memperhatikan faktor-faktor yang mendorong
karyawan bekerja dengan produktif, salah satunya yaitu memperhatikan kepuasan
kerja karyawan. Dengan memperhatikan faktor kepuasan kerja karyawan maka
karyawan dalam bekerja akan senantiasa disertai dengan perasaan senang dan
tidak terpaksa serta mempunyai semangat kerja yang tinggi.
Beberapa hasil penelitian yang menyimpulkan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan karyawan diantaranya Andy H (2006), Anggraeni (2008), Bellou
(2006), Melia (2006). Dalam penelitian Andy H (2006) yang berjudul Measuring
Job Satisfaction in Residential Aged Care, School of Public Health menemukan
bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh staf dipengaruhi oleh
tingkat kepuasan staf dan persepsi mereka terhadap lingkungan kerja fisik
(penghargaan organisasi, rekan sekerja, dan pekerjaan mereka). Penelitian oleh
Anggraeni (2008) tesis Magister Manajemen Universitas Udayana yang berjudul
Pengaruh Pengembangan Organisasi dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
dan Kinerja Karyawan PT. BPR Sri Artha Lestari Denpasar, dengan analisis path
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
3/123
3
penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara langsung
antara kepuasan kerja terhadap kinerja (kualitas pelayanan) karyawan. Penelitian
lain oleh Bellou (2006) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh identifikasi
organisasional dan organizational based self esteem (OBSE) terhadap kualitas
pelayanan Rumah Sakit di Yunani. Bellou menemukan bahwa karyawan akan
berusaha berkontribusi setinggi mungkin apabila mereka mempunyai rasa
memiliki pada perusahaan.
Kepuasan kerja karyawan berkaitan dengan aspek keadilan dan kelayakan
akan balas jasa yang diterima karyawan atas kinerjanya yang disumbangkan untuk
perusahaan. Apabila aspek keadilan dan kelayakan bagi karyawan dapat
dirumuskan dengan baik, maka karyawan akan merasa puas, mempunyai
semangat kerja yang tinggi yang nantinya dapat meningkatkan pelayanan prima
kepada pelanggan. Apabila rasa keadilan dan kelayakan ini tidak terpenuhi maka
akan menimbulkan perasaan tidak puas para karyawan, perasaan tidak puas ini
justru akan menyebabkan terjadinya kemerosotan semangat kerja karyawan yang
pada akhirnya akan menyebabkan turunnya kualitas pelayanan yang akan
diberikan karyawan kepada para pelanggan.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya.
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka (Handoko,2001).
Karyawan yang mendapatkan kepuasaan kerja akan melaksanakan pekerjaan
dengan lebih baik, karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan
pernah mencapai kematangan psikologi yang akan menyebabkan frustasi.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
4/123
4
Karyawan seperti ini akan sering melamun, semangat kerja yang rendah, cepat
bosan dan lelah, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan (Hasibuan,2007).
Kepuasan yang tinggi akan mengarahkan pada tingkat turn over dan absensi yang
rendah karena individu yang puas terdorong untuk bekerja lebih baik karena
kebutuhan pentingnya terpuaskan. Ketika seorang karyawan merasakan kepuasan
dalam bekerja maka seorang karyawan akan berupaya semaksimal mungkin
menyelesaikan pekerjaannya, yang akhirnya akan menghasilkan kualitas
pelayanan yang tinggi dan pencapaian tujuan perusahaan.
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kerja yang
menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja
yang mendukung, kesesuaian pribadi dengan pekerjaan (Robbins,2006).
Berdasarkan pendapat diatas, peningkatan kepuasan kerja pada suatu organisasi
dapat dicapai dengan motivasi. Dalam teori motivasi Two Factordari Frederick
Herzberg mengemukakan bahwa ada dua faktor yang dapat memberikan kepuasan
dalam bekerja yaitu faktor dissatisfiers(gaji, kebijakan perusahaan, status, relasi
antar personal) dan faktor satisfiers(prestasi, penghargaan, promosi, lingkungan
kerja, pekerjaan itu sendiri).
Herszberg juga menyatakan kepuasan kerja karyawan yang tergolong
pimpinan dan staff berbeda. Karyawan staff yang memperoleh penghasilan rendah
cenderung lebih mudah terpuaskan dengan hal-hal yang bersifat hygiene seperti
insentif, dan kondisi kerja yang nyaman, sedangkan karyawan yang tergolong
pimpinan cenderung akan terpuaskan dengan hal-hal yang bersifat motivator yang
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
5/123
5
langsung berhubungan dengan pekerjaan seperti membina hubungan yang baik
dengan rekan kerja, lebih mengutamakan penghargaan dan aktualisasi diri.
Motivasi yang menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki suatu
organisasi adalah dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan
berbagai kebutuhannya. Oleh karena itu kunci keberhasilan seorang
manajer/pimpinan dalam menggerakkan bawahannya terletak pada
kemampuannya memahami teori motivasi sehingga menjadi daya pendorong yang
efektif dalam upaya peningkatan kepuasan kerja dalam suatu perusahaan.
Motivasi adalah kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk
memuaskan dan memenuhi kebutuhannya, Handoko (2001) mendefinisikan
motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan
organisasi, sementara Hasibuan (2007), mengartikan motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.
Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang meneliti tentang motivasi
antara lain penelitian yang dilakukan Bodur (2002) yang menemukan bahwa
tingkat kepuasan seluruh staff pusat kesehatan masyarakat di Turki tergolong
rendah disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak nyaman, kecilnya peluang
mengembangkan karir dan gaji yang terlalu rendah. Matthews (2006) menemukan
bahwa tingkat kepuasan dipengaruhi oleh motivasi (lingkungan kerja fisik/tempat
kerja yang baik, system penggajian yang adil, pengharapan, peluang
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
6/123
6
pengembangan karir, pekerjaan yang pantas). Sedangkan Borzaga (2006)
menenukan bahwa faktor intrinsik dan sikap terhadap hubungan kerja yang paling
berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Berdasarkan beberapa pengertian motivasi tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa motivasi adalah sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam
diri karyawan yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara
prilaku seseorang berkaitan dengan lingkungan kerja. Jadi motivasi adalah
dorongan dari dalam diri karyawan untuk memenuhi kebutuhan yang stimulasi
berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas, kemudian
diimplementasikan kepada orang lain untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan. Adapun pemberian motivasi yang diberikan PT. PLN (Persero)
Distribusi Bali kepada karyawannya dalam bentuk insentif pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Jenis-jenis Insentif PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
No. Jenis Insentif Frekuensi Insentif
1 Tunjangan daerah 1 bulan sekali
2 Tunjangan Jabatan 1 bulan sekali
3 Tunjangan cuti tahunan 1 tahun sekali
4 Tunjangan Pensiun Akhir masa kerja
5 Tunjangan Transportasi 1 bulan sekali
6 Tunjangan Hari Raya 1 tahun sekali
7 Bonus 1 tahun sekali
8 Tunjangan kesehatan -
Sumber : PT. PLN (Persero) Distribusi Bali, 2009
Dari Tabel 1.1 diatas disebutkan bahwa insentif yang diberikan berjumlah
delapan macam dan frekuensinya berbeda-beda sesuai dengan jenis serta
kebutuhan karyawan. Berdasarkan jenis insentif tersebut diharapkan mampu
memberikan rangsangan atau motivasi terhadap semangat kerja karyawan yang
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
7/123
7
akan berdampak kepada kepuasan kerja dan kualitas pelayanan karyawan PT.
PLN (Persero) Distribusi Bali.Oleh karena itu motivasi mempunyai peran yang
penting dalam mencapai kepuasan kerja pada karyawan dan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan karyawan kepada pelanggan. Penelitian
sebelumnya diantaranya Melia (2006) menemukan bahwa kepemimpinan,
pengembangan karir dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kualitas
pelayanan karyawan di Kantor Peti Kemas, Rahayu (2008) menemukan bahwa
kemampuan, penempatan dan motivasi kerja secara parsial dan simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan nasabah PT. Bank
BPD Bali, serta Li (2004) menemukan bahwa idealized influence leaders dan
budaya organisasi akan menghasilkan karyawan yang lebih berkomitmen dan
mencapai kepuasan kerja yang diinginkan.
Perusahaan Listrik Negara (yang selanjutnya disingkat PLN) merupakan
satu-satunya perusahaan yang ditugaskan pemerintah untuk menyediakan listrik
secara nasional kepada masyarakat Indonesia. Sebagai satu-satunya perusahaan
yang diserahkan tanggung jawab atas kelistrikan nasional, PLN terus berusaha
untuk tidak mengabaikan para pelanggan, melainkan tetap berupaya
memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan kepada para pelanggan. Satu bukti
nyata bahwa PLN dan jajarannya terus berusaha melakukan perbaikan pelayanan
adalah mewujudkan pelayanan setara kualitas dunia atau World Class Services
(WCS). PLN Pusat telah menunjuk PLN Distribusi Bali sebagai percontohan
layanan kelas dunia atau World Class Services (Adnyana dan Sukrislismono,
2005). Penunjukan itu selain Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia juga
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
8/123
8
berdasarkan pertimbangan bahwa PLN (Persero) Distribusi Bali memiliki
kesiapan infrastruktur untuk menunjang pelaksanaan layanan kelas dunia tersebut.
Pencapaian tujuan ke arah itu memerlukan karyawan yang memiliki tingkat
kepuasan untuk mendukung misi World Class Services, karena dalam perspektif
Hescket Modeldinyatakan bahwa kualitas pelayanan kepada pelanggan (external
quality services) dipengaruhi oleh tingkat kepuasan karyawan (employee
satisfaction), peningkatan kepuasan kerja karyawan dapat dicapai dengan
memotivasi karyawan.
Dari hasil observasi awal ternyata kualitas pelayanan yang diberikan PT.
PLN (Persero) Distribusi Bali masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan hal ini
dapat dilihat dari keluhan-keluhan dari pelanggan. Rata-rata jumlah komplain
perhari 5-8 keluhan terutama di bagian berhubungan dengan pelanggan. Berikut
beberapa keluhan/complain pelayanan dari pelanggan
1) Pelayanan yang diberikan karyawan belum memuaskan hal ini dirasakan oleh
beberapa pelanggan yang mengeluhkan sikap dan kemampuan dari karyawan
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, bahkan sampai dimuat
disalah satu media di Bali. (Balipost, Jumat Pahing, 15 Oktober 2009)
2) Pelayanan di bagian customer service, lebih sering bahkan setiap hari
dikeluhkan oleh pelanggan karena sebagian besar karyawan dibagian ini
kurang menguasai tugas dan pekerjaannya.
Selain masih banyaknya keluhan dari pelanggan, belum optimalnya
kualitas pelayanan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali dapat dilihat dari
perbandingan pencapaian standar kualitas pelayanan setara perusahaan listrik
dunia, dapat dilihat dari Tabel 1.2
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
9/123
9
Tabel 1.2
Perbedaan antara Kualitas Layanan Listrik di Bali dengan Kualitas
Layanan Perusahaan Setara Kelas Dunia (Hongkong Electrik,Co.)
Sampai Tahun 2009
Indikator SatuanStandar
WCS
Realisasi
PLN Bali
2008
Realisasi
PLN Bali
2009
SAIDI Menit/plnggn/thn 100 448,19 162,57
SAIFI Kali/plnggn/thn 3 12,98 7,47
Teg dbwh standar % < 1 5 2
Koreksi Rekening Hari 1 1 1
Koreksi Cater % 0,05 0,13 0,08
Kecepatan
Layanan Teknis
Menit 30 46 37,44
Sumber: PT. PLN (Persero) Distribusi Bali, 2009
Keterangan
SAIDI : System Average Interrupt Duration Index, yaitu lamanya
gangguan pasokan listrik yang dialami oleh pelanggan
(dihitung secara rata-rata)
SAIFI : System Average Interrupt Frequency Index, yaitu jumlah
gangguan pasokan listrik yang dialami oleh pelanggan
(dihitung secara rata-rata)Teg Standar : tegangan tinggi 150Kv, menengah 20 Kv, rendah 220 V
Koreksi Rekening : koreksi akibat kesalahan tagihan pemakaian tenaga listrik
yang ditagihkan kepada pelanggan (plus atapun minus)
Koreksi Cater : koreksi akibat kesalahan baca meter,
Layanan Teknis : lamanya pelayanan akibat gangguan pasokan tenaga listrik
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa belum tercapainya standar World Class
Service atau standar kualitas pelayanan perusahaan kelas dunia. Salah satu
contohnya, dalam kecepatan layanan teknis standar World Class Service 30
(menit), sedangkan realisasi untuk tahun 2008 dan 2009 masing-masing 46 dan
37,44 (menit) masih lebih lama dari standar World Class Servicewalaupun sudah
mendekati. Untuk itu PLN Distribusi Bali dituntut untuk segera dapat
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
10/123
10
memperbaiki diri agar kualitas pelayanan setara dunia dapat tercapai seperti apa
yang telah menjadi tujuan dari perusahaan yaitu PLN menuju World Class
Service. Pelanggan akan merasa puas apabila mereka mendapat kualitas
pelayanan yang baik dalam bertransaksi seperti kemudahan, kecepatan,
kesopanan, dan faktor pelayanan lainnya.
Menurut Dessler (2004) program kualitas sangat tergantung pada
karyawan yang terlatih baik dan berkomitmen tinggi sehingga sulit memisahkan
keduanya. Untuk menciptakan karyawan yang terlatih baik dan berkomitmen
tinggi sehingga menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Dari hasil obervasi dan wawancara dapat diketahui faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan yang dihasilkan oleh karyawan PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali berkaitan dengan faktor kepuasaan kerja karyawan. Hal
yang menunjukkan ketidakpuasan karyawan yaitu tidak berada pada station
masing-masing pada saat jam kerja, bekerja lambat, sering meninggalkan
pekerjaannya, dan sering terlambat. Tidak mematuhi aturan khususnya dalam hal
tanggung jawab mengerjakan tugas yang diberikan, dan bekerja cenderung
lamban merupakan indikator adanya ketidakpuasan karyawan. Dari hasil
observasi dan wawancara diperkirakan bahwa ketidakpuasan karyawan yang
terjadi dipengaruhi oleh beberapa hal berikut.
1) Kurangnya motivasi dari atasan/pimpinan
Pimpinan kurang memberikan bimbingan, perhatian dan motivasi kepada
karyawan. Pimpinan sering sering tidak berada ditempat menyebabkan
kurangnya komunikasi dalam memberikan petunjuk, arahan, dan motivasi
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
11/123
11
kepada karyawan sehingga karyawan kurang mempunyai rasa tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya, sering tidak berada ditempat pada saat
jam kerja dan cenderung lamban dalam bekerja. Pentingnya arahan dan
motivasi ini akan mempengaruhi karyawan agar bersedia melaksanakan
tugasnya dengan benar.
2) Insentif
Dimana insentif yang diberikan belum dirasa memuaskan, dimana belum
adanya hadiah (imbalan) bagi mereka yang berprestasi apabila berhasil dalam
mencapai target atau pelayanan sesuai dengan target yang ditetapkan,
sehingga semangat dalam berprestasi dan memberikan pelayanan masih
rendah.
3) Observasi secara mendalam yang dilakukan di beberapa unit sering terjadi
kurangnya komunikasi dan koordinasi antar individu/karyawan sering tidak
saling mendukung dan membantu dalam penyelesaian tugas terutama yang
saling berhubungan sehingga pekerjaan yang semestinya cepat terselesaikan
menjadi terlambat penyelesaiannya padahal pekerjaan itu semestinya
pekerjaan itu dapat dselesaikan tepat waktu, apalagi tugas yang berhubungan
langsung dengan pelayanan pelanggan. Misalnya unit bagian niaga, distribusi
dan keuangan, karena ketatnya bagian keuangan maka pemenuhan kebutuhan
di bagian niaga dan distribusi menjadi terhambat contohnya apabila ada
permintaan pasang baru akan lama prosesnya karena biaya produksi yang
sangat tinggi.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
12/123
12
Berdasarkan uraian tersebut, motivasi mempunyai pengaruh terhadap
kepuasaan karyawan yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan.
Dengan diberikannya motivasi kepada karyawan diantaranya dengan pemberian
imbalan yang sesuai, adanya penghargaan atas prestasi dari pimpinan, lingkungan
kerja yang memadai maka harapan dan kebutuhan karyawan akan tercapai,
dengan demikian diharapkan dapat memberikan kepuasan kerja kepada karyawan
sehingga karyawan lebih bersemangat dalam bekerja untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Apakah motivasi berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali?
2) Apakah motivasi berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kualitas
pelayanan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali?
3) Apakah kepuasan kerja karyawan berpengaruh signifikan secara langsung
terhadap kualitas pelayanan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut
1) Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara langsung motivasi terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
13/123
13
2) Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara langsung motivasi terhadap
kualitas pelayanan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
3) Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara langsung kepuasan kerja
karyawan terhadap kualitas pelayan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi
Bali.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Manfaat secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris pada penelitian di masa
yang akan datang khususnya menyangkut hubungan antara motivasi,
kepuasan kerja dan kualitas pelayanan karyawan.
2) Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi pihak manajemen dalam merumuskan kebijakan pada PT. PLN (Persero)
Distribusi Bali terutama tentang motivasi, kepuasan kerja karyawan dan
kualitas pelayanan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
14/123
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Pelayanan
2.1.1 Pengertian Kualitas
Menurut Dessler (2004) kualitas adalah totalitas tampilan dan
karakteristik sebuah produk atau pelayanan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dicari. Menurut Goetsch dan
Davis (2003) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. Menurut Schuler (1997) kualitas atau mutu berarti memberikan
produk dan pelayanan yang konsisten mengikuti seluruh dimensi kualitas dalam
satu usaha tunggal.
Beraneka ragam definisi mengenai kualitas ini dikarenakan perbedaan
perspektif atau pandangan yang digunakan. Parasuraman (2003) mengidentifikasi
ada lima alternatif kualitas yaitu sebagai berikut.
1) Transcendental approach
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam
seni musik, tari dan seni rupa. Perusahaan dapat mempromosikan produknya
dengan pernyataan-pernyataan seperti tempat belanja yang menyenangkan
(supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik), kelembutan dan
kehalusan kulit (sabun mandi). Dengan demikian fungsi fungsi perencanaan,
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
15/123
15
produksi dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi
seperti ini sebagai dasar manajemen kualitas.
2) Product-base approach
Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang
dapat dikualifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas
mencerminkan perbedaan dalam jumlah berapa unsur atau atribut yang
dimiliki produk. karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan dan preferensi individual.
3) User-based approach
Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang
yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang merupakan produk yang berkualitas tinggi. Perspektif yang
subjektif ini juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki
kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang
adalah sama dengan kepuasan maksimal yang dirasakannya.
4) Manufacturing-based approach
Persepektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-
praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas
sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan
bahwa kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada
penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang seringkali
didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
16/123
16
yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan,
bukan konsumen yang mengunakannya.
5) Value-based approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam
persepektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling
tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling
bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli.
Jadi secara umum kualitas merupakan suatu kondisi dinamis dari totalitas
tampilan atau karakteristik sebuah produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memenuhi atau melebihi
harapan yang dicari.
2.1.2 Dimensi Kualitas
Keunggulan suatu produk atau pelayanan tergantung pada kelebihan dari
kualitas yang diperlihatkan. Menurut Parasuraman (2003) dimensi kualitas untuk
produk manufaktur adalah sebagai berikut.
1) Kinerja (performance) yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
Contohnya kemampuan suatu mobil untuk menambah kecepatan dan kejelasan
gambar televisi.
2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder
atau pelengkap. Seperti one-touch-power windows untuk mobil.
3) Kehandalan (realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan
atau gagal pakai.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
17/123
17
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance) yaitu sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5) Daya tahan (durability) yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan.
6) Tingkat pelayanan (service ability) yaitu meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, mudah direparasi, dan penanganan keluhan yang memuaskan.
7) Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.
8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, dimensi kualitas jasa
menurut Schuler (1997) meliputi beberapa hal sebagai berikut.
1) Berwujud
Berwujud yang dimakasud yaitu setting fisik dari jasa tersebut, misalnya
lokasi, karyawan, materi komunikasi dan peralatan.
2) Keandalan
Keandalan yaitu kemampuan untuk melakukan jasa yang dijanjikan secara
handal dan akurat.
3) Kecepat tanggapan
Kecepat tanggapan yaitu sejauh mana karyawan menolong konsumen dan
menyediakan jasa yang cepat dan tepat.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
18/123
18
4) Jaminan
Jaminan yang dimaksud meliputi pengetahuan, kesopanan dan kemampuan
karyawan untuk menjaga kepercayaan dan keyakinan.
5) Empati
Empati yaitu perhatian dan kepedulian terhadap konsumen secara individual.
Dimensi untuk kualitas jasa menurut Parasuraman (2003) meliputi lima
hal sebagai berikut.
1) Bukti langsung (tangibles) yaitu segala sesuatu yang berwujud dan dapat
dilihat meliputi beberapa hal sebagai berikut : fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana komunikasi.
2) Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3) Daya tanggap (responsivensess) yaitu keinginan para staff untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4) Jaminan (assurance) yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-
raguan.
5) Empati yaitu rasa memahami dan kepedulian meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para
pelanggan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
19/123
19
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, oleh karena itu pihak perusahaan atau organisasi harus memperhatikan
semua elemen-elemen yang penting dalam penerapan atau pencapaian kualitas.
Menurut Ariani (2003) pencapaian total kualitas memerlukan delapan elemen
sebagai berikut.
1) Fokus pada pelanggan yaitu dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan
sesuai dengan harapan.
2) Komitmen jangka panjang, agar seluruh karyawan juga mau melaksanakan hal
yang sama dengan terlibat secara penuh dalam seluruh proses yang ada.
3) Kepemimpinan dan dukungan manajemen puncak, dengan memberikan
dukungan tenaga, pikiran, perencanaan strategik, gaya serta perbaikan secara
berkesinambungan.
4) Pemberdayaan seluruh personil dan kerja tim, yaitu dengan mendorong
partisipasi seluruh karyawan untuk mencapai sasaran kualitas, termasuk
perbaikan pelayanan dan penyelesaian masalah.
5) Komunikasi efektif yaitu dengan mengadakan hubungan komunikasi baik
secara formal maupun informal dan komunikasi vertikal maupun horizontal.
6) Kepercayaan dan analisis proses secara statistik, yang memungkinkan
organisasi melakukan tindakan perbaikan, menetapkan prioritas dan
mengevaluasi kemajuan yang dicapai.
7) Komitmen terhadap perbaikan yaitu dengan membangun kesadaran untuk
mengadakan perbaikan melalui pendidikan dan pelatihan karyawan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
20/123
20
8) Mendukung pemberian penghargaan yaitu penghargaan yang bukan hanya
berupa upah atau gaji, melainkan penghargaan yang berupa pujian, dukungan
saran, maupun kritik membangun.
Menurut Ariani (2003) manajemen harus menyediakan sumber daya yang
cukup dan tepat untuk menerapkan sistem kualitas. Untuk memacu motivasi,
pengembangan, komunikasi dan performansi personil, manajer harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Memilih personil berdasarkan kemampuan untuk memenuhi spesifikasi
jabatan.
2) Memberikan lingkungan kerja yang mendukung kesempurnaan dalam
hubungan kerja baik.
3) Merealisasikan kemampuan setiap anggota organisasi secara konsisten,
metode kerja yang kreatif, dan kesempatan untuk berpartisipasi seluas
mungkin.
4) Menjamin bahwa tugas-tugas dapat terlaksana dengan baik, tujuan dapat
dimengerti termasuk bagaimana mereka mempengaruhi kualitas.
5) Melibatkan semua personil dan menciptakan kualitas jasa bagi pelanggan.
6) Menyusun kegiatan terencana untuk memperbaiki kualitas personil.
7) Mengidentifikasikan faktor-faktor yang memotivasi personil untuk
menyediakan kualitas jasa (service).
8) Menerapkan perencanaan karir dan pengembangan personil.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
21/123
21
2.1.4 Model Kualitas Jasa
Parasuraman (2003) merumuskan model kualitas jasa yang menyoroti
pernyataan-pernyataan utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan.
Model ini mengidentifikasi lima gap yang menyebabkan kegagalan delivery jasa
seperti Gambar 2.1.
Sumber : Parasuraman, (2003)
Gambar 2.1
Model Kualitas Jasa
Kebutuhan
personal
Pengalaman
yang lalu
Komunikasi dari
mulut ke mulut
Jasa yang
diharapkan
Jasa yang
dirasakan
Penyampaian
jasa
Spesifikasi
kualitas jasa
Persepsimanajemen
Komunikasi
eksternalGAP 4
GAP 2
GAP 3
GAP 5
MANAJEMEN
GAP 1
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
22/123
22
Dari Gambar 2.1 dapat kita lihat kelima GAP tersebut adalah sebagai berikut.
1) GAP 1
GAP 1 yaitu gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. GAP Ini
terjadi karena manajemen tidak selalu dapat merasakan apa yang diinginkan
para pelanggan secara tepat.
2) GAP 2
GAP 2 yaitu gap antara persepsi manajemen dengan spefisikasi kualitas jasa.
Dalam hal ini manajemen mungkin mampu merasakan secara tepat apa yang
diinginkan oleh pelanggan, tetapi pihak manajemen tersebut tidak menyusun
suatu standar kinerja tertentu.
3) GAP 3
GAP 3 yaitu antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Gap ini
dapat terjadi karena karyawan perusahaan mungkin kurang dilatih atau bekerja
melampaui batas dan tidak dapat atau tidak mau untuk memenuhi standar.
4) GAP 4
GAP 4 yaitu antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan
konsumen dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh wakil dan
iklan perusahaan.
5) GAP 5
GAP 5 yaitu antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan. Gap ini
terjadi bila konsumen mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara
yang berlainan dan salah dalam mempersepsikan kualitas jasa tersebut.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
23/123
23
2.2 Kepuasan Kerja
2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Luthan (2006) memberikan definisi komprehensif dari kepuasan kerja
yang meliputi reaksi atau sikap lognitif, efektif, evaluatif dan menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal
dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Sedangkan menurut
Umar (2005) dapat dijelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian atau
cerminan dari perusahaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam
sikap positif pekerja terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi
dilingkungan kerjanya. Dampak kepuasan kerja perlu dipantau dengan
mengaitkan pada output yang dihasilkan.
Asaad (2001) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sifat
umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu diluar kerja. Sedangkan
menurut Handoko (2001) kepuasan kerja adalah keadaan yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan
mereka.
Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa
baik hasil pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting (Luthan, 2006).
Menurut Luthan (2006) terdapat tiga dimensi yang diterima secara umum dalam
kepuasan kerja yaitu sebagai berikut.
1) Kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap situasi kerja, dengan
demikian kepuasan kerja dapat dilihat dan diduga;
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
24/123
24
2) Kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai
memenuhi atau melampaui harapan;
3) Kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang berhubungan.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dinyatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap positif atau negatif terhadap pekerjaannya yang terkait dengan
kondisi kerja dan lingkungan kerja.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merujuk kepada sikap dan prilaku seseorang terhadap
pekerjaannya, seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi akan menunjukkan
sikap yang positif terhadap pekerjannya, namun sebaliknya jika kepuasan kerja
seseorang rendah akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya
dan komitmen orang tersebut terhadap organisasinya rendah sehingga dapat
menyebabkan orang tersebut mangkir dari perusahaannya. Departemen SDM
hendaknya senantiasa memantau kepuasan kerja para karyawan karena hal
tersebut besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja menurut
Luthan (2006) yaitu sebagai berikut.
1) Pekerjaan itu sendiri
Dalam hal ini dimana pekerjaan memberikan tugas yang menarik,
kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung jawab.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
25/123
25
2) Gaji
Upah dan gaji dikenal menjadi signifikan tapi kompeks kognitif dan
merupakan faktor multidimensi dalam kepuasan kerja.
3) Promosi
Kesempatan promosi sepertinya memiliki pengaruh yang berbeda pada
kepuasan kerja, hal ini dikarenakan promosi memiliki sejumlah bentuk yang
berbeda dan memiliki berbagai penghargaan.
4) Pengawasan
Pengawasan (supervisi) merupakan sumber penting lain dari kepuasan kerja,
ada dua dimensi gaya pengawasan yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu
berpusat pada karyawan dan partisipasi atau pengaruh kemampuan penyelia
untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan prilaku.
5) Kelompok kerja
Rekan kerja atau anggota tim yang kooperatif merupakan sumber kepuasan
kerja yang paling sederhana pada karyawan secara individu bertindak sebagai
sumber dukungan, kenyamanan, nasihat dan bantuan pada anggota individu.
6) Kondisi kerja
Kondisi kerja memiliki kecil pengaruhnya terhadap kepuasan kerja, jika
kondisi kerja bagus (bersih, lingkungan menarik) individu akan lebih mudah
menyelesaikan pekerjaan mereka sebaliknya jika kondisi kerja buruk individu
akan lebih sulit menyelesaikan pekerjannya. Jika segalanya berjalan baik
tidak ada masalah kepuasan kerja, jika segalanya berjalan buruk masalah
ktidakpuasan kerja muncul.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
26/123
26
Menurut Asad (2001) ada 10 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja,
yaitu.
1) Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan
peningkatan kemampuan selama kerja.
2) Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi
karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi
perasaan karyawan selama bekerja.
3) Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang
diperolehnya.
4) Perusahaan dan manajemen
Perusahaan dan manajemen yang baik adalah faktor yang mampu
memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang
menentukan kepuasan kerja karyawan.
5) Pengawasan (supervisi)
Bagi karyawan, supervisi dianggap sebagai figur ayah sekaligus atasan.
Supervisi yang buruk berakibat absensi dan turn over.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
27/123
27
6) Faktor intrinsic dari pekerjaan
Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar
dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas, akan dapat meningkatkan atau
mengurangi kepuasan.
7) Kondisi kerja
Termasuk disini adalah kondisi tempat kerja, ventilasi, penyinaran, kantin dan
tempat parkir.
8) Aspek sosial
Dalam pekerjaan merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi
dipandang sebagai faktor yang menunjang kepuasan atau ketidakpuasan
dalam pekerjaan.
9) Komunikasi
Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak manajemen banyak
dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
pihak atasan untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat
ataupun prestasi karyawan.
10) Fasilitas
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar
suatu jabatan dan apabila dapat memenuhi akan menimbulkan rasa puas.
Sehubungan dengan terbatasnya waktu dan tenaga, maka tidak
memungkinkan untuk memakai semua faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasaan kerja yang akan dijadikan indikator dalam penelitian ini, untuk itu
dalam penelitian ini hanya digunakan faktor yang diidentifikasi memberikan
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
28/123
28
kontribusi terhadap kepuasan kerja karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
Adapun faktor tersebut adalah kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja.
2.3 Motivasi Kerja
2.3.1 Pengertian Motivasi
Motivasi kerja sering dipakai untuk menyebutkan motivasi dalam
lingkungan kerja. Dalam manajemen sering dipakai untuk menerangkan motivasi
yang ada kaitannya dengan pekerjaan. Batasan motivasi menurut Yukl (2005)
mengartikan sebagai proses dimana prilaku digerakkan dan diarahkan. Batasan
tersebut bisa diartikan bahwa motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif.
Dapat pula diartikan sebagai keadaan menjadi motif. Batasan ini menyebabkan
motivasi kerja yang dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat
kerja.
Pengertian diatas dapat menerangkan mengapa seorang karyawan
bersedia melakukan suatu pekerjaan pada suatu lembaga. Kesediaan ini tentu
karena ada dorongan, motif atau perangsang dalam diri seorang karyawan. Lebih
konkrit lagi, bahwa dorongan atau motif itu berupa kebutuhan yang timbul dalam
diri seorang karyawan yang dipenuhi dengan cara bekerja. Menurut Handoko
(2001) pandangan sistem mengenai motivasi dalam organisasi bahwa motivasi
kerja seorang karyawan sebagai suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen
yang berhubungan dan bergantung antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi
bila berbagai elemen tersebut berinteraksi maka akan membentuk suatu kesatuan
yang menyeluruh. Pandangan sistem mengenai motivasi ini memberikan manajer
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
29/123
29
suatu cara dalam memandang motivasi para karyawan sebagai suatu keseluruhan
dan sebagian bagian dari pengarahan dan pengembangan organisasi.
Menurut Hasibuan (2007) proses motivasi dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 2.2
Proses Motivasi
Motif adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak
kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri karyawan yang
perlu dipenuhi agar karyawan tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
1.Kebutuhan yang tidakdipenuhi
2.Mencari jalanuntuk memenuhi
kebutuhan (motif)
3.Prilaku yang berorientasipada tujuan (harapan)
4.Hasil karya (evaluasidiri) tujuan yang
tercapai
5.Imbalan atauhukuman
6.Kebutuhan yang tidakdipenuhi dinilai
kembali oleh pegawai
PEGAWAI
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
30/123
30
Sedarmayanti (2007) mendefinisikan, motivasi sebagai keseluruhan
proses pemberian motif kerja kepada para bawahan, sehingga mereka mau bekerja
dengan ikhlas demi untuk tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan
efisien. Terry (1991) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang
terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan. Sementara Hasibuan (2007) mengartikan motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.
Berdasarkan beberapa pengertian motivasi tersebut diatas, maka dapat
dikatakan motivasi adalah sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam
diri karyawan yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara
prilaku seseorang berkaitan dengan lingkungan kerja. Jadi motivasi adalah
dorongan dari dalam diri karyawan untuk memenuhi kebutuhan yang stimulasi
berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas, kemudian
diimplementasikan kepada orang lain untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat. Pelaksanaan motivasi memerlukan penerapan prinsip-prinsip
motivasi, yang menurut Hasibuan (2007) dibedakan sebagai berikut.
1) Prinsip mengikut sertakan bawahan
Diberi kesempatan dalam memberikan ide-ide, gagasan-gagasan, pembuatan
keputusan-keputusan, para pegawai mereka ikut bertanggung jawab dan
disiplin kerja meningkat.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
31/123
31
2) Prinsip komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam organisasi. Melalui
komunikasi yang baik, maka motivasi untuk mencapai hasil-hasil mempunyai
kecenderungan kerja meningkat.
3) Prinsip pengakuan
Pemimpin yang mengakui hasil pekerjaan karyawan dan memberi
penghargaan atas sumbangan terhadap hasil yang dicapai, maka semangat
kerja akan meningkat.
4) Prinsip wewenang yang didelegasikan
Pemberian tugas pekerjaan dan wewenang pertanda kepercayaan pemimpin
terhadap karyawan yang bersangkutan. Dengan kepercayaan ini motivasi
karyawan akan meningkat dan akan tercapai hasil kerja yang baik.
5) Prinsip timbal balik
Perhatian timbal balik dari pimpinan bisa merupakan pengembangan karier,
pemberian insentif atau pemberian fasilitas dapat memotivasi karyawan untuk
berprestasi.
Pelaksanaan prinsip-prinsip motivasi ini merupakan upaya untuk
membantu menggerakkan karyawan supaya dapat menjalankan organisasi dengan
menggunakan tenaga karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan, dan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai
suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan
dorongan yang ada dalam diri. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari
prilaku karyawan. Sebagai pimpinan tidak mungkin memahami prilaku karyawan
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
32/123
32
tanpa mengerti kebutuhannya. Riduwan (2007) mengemukakan bahwa hirarki
kebutuhan manusia adalah sebagai berikut.
1) Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan untuk makan,
minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual (biologis). Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan tingkat terendah (kebutuhan paling dasar).
2) Kebutuhan rasa aman (safety and security needs), yaitu kebutuhan akan
perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.
3) Kebutuhan untuk merasa memiliki (belongingnees needs), yaitu kebutuhan
untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, dan kebutuhan untuk mencintai
dan dicintai.
4) Kebutuhan akan harga diri (estem needs), yaitu kebutuhan untuk dihormati
dan dihargai oleh orang lain.
5) Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (self actualization needs),
kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, keterampilan dan potensi.
Kebutuhan untuk berpendapat dengan menggunakan ide-ide, memberikan
penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
Hirarki kebutuhan dari Maslow ditunjukkan dalam bentuk piramida
seperti Gambar 2.3.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
33/123
33
Gambar 2.3
Hirarki Kebutuhan dari Maslow
Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal memuaskan
kira-kira 85 persen kebutuhan fisiologis, 70 persen kebutuhan rasa aman, 50
persen kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40 persen kebutuhan harga diri
dan hanya 10 persen kebutuhan aktualisasi diri. Dalam studi motivasi lainnya,
Riduwan (2007) mengemukakan adanya tiga jenis kebutuhan yaitu sebagai
berikut.
1) Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan
refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk memecahkan masalah.
Seorang karyawan yang mempunyai kebutuhan akan berpartisipasi tinggi
cenderung untuk berani mengambil resiko. Kebutuhan untuk berprestasi
adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya,
selalu berkeinginan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
2) Need for affilitation, yaitu kebutuhan untuk berhubungan sosial, yang
merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain atau berada
bersama dengan orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain.
Self
Actualization
Need (10%)
Esteem Need (40%)
Belongingness Need (50%)
Safety and Security Need (70%)
Physiological Need (85%)
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
34/123
34
3) Need for power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi
dari dorongan untuk mencapai otoritas dan untuk mempengaruhi orang lain.
Sesuai dengan teori dan pendapat para ahli yang telah dikemukakan,
maka dalam penulisan tesis ini hanya akan diambil beberapa teori motivasi yang
dianggap relevan dengan penelitian yaitu teori motivasi dari Mc. Clelland. Teori
ini menyatakan bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial.
Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan
motivasi seseorang dan situasi kerja serta peluang yang tersedia. Energi akan
dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh motif, harapan dan insentif.
Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Motif (motif), adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak
kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang
ingin dicapai.
2) Harapan (expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena
prilaku untuk tercapainya tujuan.
3) Insentif (incentive), adalah memotivasi (merangsang) bawahan dengan
memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi
standar. Sehingga semangat kerja bawahan akan meningkat, (Hasibuan, 2000).
2.3.2 Motif
Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan
bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
35/123
35
Dorongan untuk melakukan sesuatu perubahan tertentu dapat disebabkan oleh
hasil pemikiran dari dalam diri karyawan maupun yang berasal dari luar dirinya.
Alasan-alasan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu
disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Hasibuan (2007)
membagi kebutuhan manusia menjadi tiga kebutuhan yaitu (1) kebutuhan akan
prestasi (need for achievement), (2) kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation),
dan kebutuhan akan kekuatan (need for power).
1) Kebutuhan akan prestasi (need for achievement) merupakan daya penggerak
yang memotivasi semangat kerja seseorang. Oleh karena itu kebutuhan akan
berprestasi akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan
menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi kerja yang maksimal, karyawan akan antusias untuk
berprestasi tinggi asalkan diberi kesempatan. Seseorang menyadari bahwa
dengan mecapai prestasi kerja yang tinggi akan memperoleh pendapatan yang
besar. Dengan pendapatan yang besar pada akhirnya akan memiliki serta
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2) Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), menjadi daya penggerak yang
akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Oleh karena itu kebutuhan akan
afiliasi ini akan merangsang gairah bekerja karyawan karena setiap orang
menginginkan hal-hal sebagai berikut.
(1)Kebutuhan akan perasaann diterima oleh orang lain di lingkungan bekerja
(sence of belonging),
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
36/123
36
(2)Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya
penting (sence of importance),
(3)Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sence of achievement),
(4)Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sence of participation).
3) Kebutuhan akan kekuatan (need for power), merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja karyawan. Kebutuhan kekuatan akan merangsang
dan memotivasi gairah kerja karyawan serta menggerakkan semua
kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik.
Persaingan itu ditumbuhkan secara sehat oleh pimpinan dalam memotivasi
bawahannya supaya mereka termotivasi untuk bekerja lebih giat. (Hasibuan,
2007).
Dalam memotivasi karyawan, pimpinan hendaknya menciptakan suasana
pekerjaan yang baik dan memberikan kesempatan untuk berpromosi. Dengan
demikian memungkinkan karyawan meningkatkan semangat kerjanya untuk
mencapai kebutuhan akan prestasi, afiliasi dan kekuatan yang diinginkannya.
Menurut Hasibuan (2007), mengemukakan bahwa seseorang mempunyai
kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan kerja,
dapat diukur dengan indikator-indikator, yaitu sebagai berikut : (1) upah yang adil
dan layak, (2) kesempatan untuk maju, (3) pengakuan sebagai individu,
(4) keamanan bekerja, (5) tempat kerja yang nyaman, (6) diterima oleh kelompok,
(7) perlakuan yang wajar dan (8) pengakuan atas prestasi.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
37/123
37
2.3.3 Harapan
Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena prilaku
untuk tercapainya tujuan. Secara umum harapan dapat diartikan sebagai sesuatu
keyakinan sementara pada diri seseorang bahwa suatu tindakan tertentu akan
diikuti oleh hasil atau tindakan berikutnya. Secara sederhana teori ini menyatakan
bahwa motivasi seseorang dalam organisasi bergantung pada harapannya.
Seseorang akan mempunyai motivasi tinggi untuk berprestasi dalam organisasi,
jika berkeyakinan bahwa dari prestasi tersebut dapat mengharapkan imbalan yang
lebih besar. Sebaliknya seseorang yang tidak mempunyai harapan bahwa
prestasinya akan dihargai lebih tinggi tidak akan pula berusaha meningkatkan
prestasinya.
Berkaitan dengan teori harapan tersebut, Riduwan (2007) mengemukakan
indikator-indikator tentang harapan (Hal-hal yang diinginkan) karyawan yaitu (1)
kondisi kerja yang baik, (2) perasaan ikut terlibat, (3) pendisiplinan yang
bijaksana, (4) penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan, (5) loyalitas
pimpinan terhadap karyawan, (6) jaminan pekerjaan.
Jadi teori harapan berkenaan dengan harapan seseorang dan pengaruhnya
terhadap prilaku (tindakan). Salah satu nilai teori ini adalah dapat menyediakan
pimpinan dengan suatu sarana untuk menunjukkan dengan tepat perolehan yang
diharapkan atau tidak diharapkan yang dihubungkan dengan prestasi tugas
pelayanan kepada pelanggan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
38/123
38
2.3.4 Insentif
Insentif adalah sesuatu untuk memotivasi bahwa dengan memberikan
hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar akan
meningkatkan semangat kerja bawahan. Perangsang atau daya tarik yang sengaja
diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk ikut membangun, memeliharta
dan memperkuat harapan-harapan karyawan agar dalam diri karyawan timbul
semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi perusahaan.
Imbalan intrinsik adalah imbalan yang dinilai dari diri sendiri yang
berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan imbalan ekstrinsik adalah
berasal dari pekerjaan. Ada beberapa kriteria ukuran (indikator) tentang imbalan
intrinsik dan ekstrinsik yang dikemukakan oleh Riduwan (2007) yaitu sebagai
berikut.
1) Intrinsik : penyelesaian, dan pencapaian/prestasi
2) Ekstrinsik : (1) finansial; gaji dan upah serta tunjangan, (2) antar pribadi,
(3) promosi.
Proses pemberian imbalan tertentu harus dibahas jika ingin mencapai
sasaran yaitu harus ada imbalan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar,
dimana karyawan akan membandingkan antara imbalan yang mereka terima
dengan imbalan yang diterima oleh orang lain. Para pimpinan mempunyai banyak
sarana untuk mengelola imbalan intrinsik dan ekstrinsik untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
39/123
39
2.3.5 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan dan KualitasPelayanan Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali dalam menjalankan tugas
dan fungsinya di bidang penyediaan listrik secara nasional, harus dilandasi oleh
kesadaran akan tugas, tanggung jawab, dan timbang rasa yang tinggi agar tugas
dalam memberikan pelayanan penyediaan listrik bagi masyarakat sebagai
pelanggan dapat terselenggara dengan baik dan memuaskan. Oleh karena itu
setiap pimpinan hendaknya memperhatikan kebutuhan staf sebagaimana yang
telah diuraikan dalam teori motivasi.
Kebutuhan utama para karyawan harus diperhatikan yang meliputi
kebutuhan fisik dan kebutuhan jaminan bekerja. Pemenuhan kebutuhan fisik yang
wajar dapat diharapkan karyawan akan melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan
baik dan sungguh-sungguh. Sebagai pimpinan hendaknya senantiasa
memperhatikan kebutuhan karyawan akan ketenangan bekerja atas faktor-faktor
sebagai berikut : (a) status kepegawaian yang jelas dan pasti, (b) kesehatan dan
keselamatan kerja, (c) adanya jaminan terhadap karier tanpa rasa khawatir akan
ketidakjujuran dan ketidakadilan dalam pelaksanannya, (d) mengerti akan akhir
masa karier sebagai karyawan dengan hak-haknya yang jelas, (e) bebas dari
ancaman dan tekanan.
Jika teori dipahami dan dilaksanakan oleh pimpinan PT. PLN (Persero)
Distribusi Bali maka karyawan akan merasa puas sehingga menimbulkan gairah
kerja dan semangat kerja karyawan berupa produktivitas kerja yang tinggi dan
pada akhirnya akan berpengaruh pula terhadap kualitas pelayanan yang akan
diberikan kepada pelanggan. Artinya karyawan yang mempunyai motivasi kerja
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
40/123
40
yang tinggi cenderung memiliki prestasi kerja yang tinggi, karena mereka puas
akan hasil kerja yang didapat dengan demikian mereka akan dengan senang hati
memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
41/123
41
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Pemikiran
PLN merupakan satu satunya perusahaan yang ditugaskan pemerintah
untuk menyediakan listrik secara nasional kepada masyarakat Indonesia. Sebagai
satu-satunya perusahaan yang diserahkan tanggung jawab atas kelistrikan
nasional, PLN terus berusaha untuk tidak mengabaikan para pelanggan,
melainkan tetap berupaya memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan kepada
para pelanggan, walaupun dalam situasi kondisi keuangan PLN yang masih sangat
terbatas.
Satu bukti nyata bahwa PLN dan jajarannya terus berusaha melakukan
perbaikan pelayanan adalah mewujudkan pelayanan setara kualitas dunia atau
World Class Services. PLN Pusat telah menunjuk PLN Distribusi Bali sebagai
percontohan layanan kelas dunia atau World Class Services. Penunjukan itu selain
Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia juga berdasarkan pertimbangan
bahwa PLN Distribusi Bali memiliki kesiapan infrastruktur untuk menunjang
pelaksanaan layanan kelas dunia tersebut.
Seperti yang telah disampaikan oleh General Manager PLN Distribusi Bali
pada kesempatan terdahulu, upaya perwujudan Layanan Kelas Dunia di PLN
Distribusi Bali didasarkan kepada Surat Keputusan Direksi
No.119.K/010/DIS/2004 tentang PLN Distribusi Bali Sebagai Percontohan
Layanan Kelas Dunia. Surat Keputusan Direksi ini, merupakan pemberian
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
42/123
42
kepercayaan sekaligus penugasan pada PLN Distribusi Bali untuk dapat
mewujudkan layanan setara kelas dunia pada tingkat unit PLN. Surat Keputusan
ini menjadi sangat istimewa karena merupakan yang pertama dan satu-satunya
hingga saat ini, serta diberikan khusus kepada PLN Distribusi Bali. Sehingga
tidak heran jika seluruh mata insan PLN tertuju dan menanti-nantikan sukses PLN
Distribusi Bali dalam mewujudkan cita-citanya untuk dapat memberikan layanan
kepada seluruh pelanggannya dengan layanan yang setara dengan layanan yang
dapat diberikan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia
Berdasarkan kajian pustaka dan observasi awal dapat diketahui ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan khususnya yang
dihasilkan oleh karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali. Faktor yang
terpenting adalah kepuasan karyawan dan motivasi karyawan. Dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan karyawan terlebih dahulu karyawan harus dapat
merasa puas akan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong
moral, disiplin, dan kinerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan. Kepuasan yang tinggi akan mengarahkan pada tingkat turn over dan
absensi yang rendah karena individu yang puas terdorong untuk bekerja lebih baik
karena kebutuhan pentingnya terpuaskan.
Kenyataannya masih banyak karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
yang sering meninggalkan tugasnya dan berada pada station yang lain yang bukan
merupakan tugasnya, kurang bertanggung jawab atas pekerjaan, kurang disiplin
dan lamban dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
43/123
43
rasa ketidakpuasan pada karyawan yang berdampak pada rendahnya kualitas
pelayanan yang diberikan.
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kerja yang
menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja
yang mendukung, kesesuaian pribadi dengan pekerjaan (Robbins, 2006).
Berdasarkan pendapat diatas menyatakan bahwa peningkatan kepuasan kerja pada
suatu organisasi dapat dicapai dengan motivasi. Herszberg juga menyatakan
kepuasan kerja karyawan yang tergolong pimpinan dan staff berbeda. Karyawan
staff yang memperoleh penghasilan rendah cenderung lebih mudah terpuaskan
dengan hal-hal yang bersifat hygiene seperti insentif, dan kondisi kerja yang
nyaman, sedangkan karyawan yang tergolong pimpinan cenderung akan
terpuaskan dengan hal-hal yang bersifat motivator yang langsung berhubungan
dengan pekerjaan seperti membina hubungan yang baik dengan rekan kerja, lebih
mengutamakan penghargaan dan aktualisasi diri.
Motivasi yang menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki suatu
organisasi adalah dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan
berbagai kebutuhannya. Oleh karena itu kunci keberhasilan seorang
manajer/pimpinan dalam menggerakkan bawahannya terletak pada
kemampuannya memahami teori motivasi sehingga menjadi daya pendorong yang
efektif.
Faktor motivasi juga memberikan pengaruh dalam rangka menghasilkan
kualitas pelayanan yang diharapkan. Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pelayanan harus dilandasi oleh
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
44/123
44
kesadaran akan tugas, tanggung jawab, dan timbang rasa yang tinggi agar tugas
pelayanan kepada pelanggan dapat terselenggara dengan baik dan memuaskan.
Oleh karena itu setiap pimpinan hendaknya memperhatikan kebutuhan
staff/karyawan sebagaimana diuraikan dalam teori motivasi.
Kebutuhan utama karyawan harus diperhatikan yang meliputi antara lain,
kebutahan fisik dan kebutuhan kepastian/jaminan kerja. Jika teori motivasi ini
dipahami dan diterapkan oleh pimpinan, maka akan menimbulkan kegairahan dan
semangat kerja karyawan berupa produktivitas yang tinggi yang pada gilirannya
akan berpengaruh pula terhadap kualitas pelayanan kepada pelanggan. Artinya
karyawan yang mempunyai motivasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja
yang tinggi pula sehingga akan memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pelanggan.
Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan landasan teoritis yang telah
diuraikan, maka dapat dikemukakan kerangka pikir sebagai berikut, yang
disajikan pada Gambar 3.1
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
45/123
45
Keterangan : pengaruh langsung
Gambar 3.1
Model Kerangka Pemikiran pada Penelitian Pengaruh Motivasi terhadap
Kepuasan Kerja dan Kualitas Pelayanan Karyawan
PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pokok masalah, kajian teoritis dan kajian empiris yang
relevan maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.
1) Motivasi berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
2) Motivasi berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kualitas pelayanan
karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
3) Kepuasan kerja karyawan berpengaruh signifikan secara langsung terhadap
kualitas pelayanan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
(Y1)
Kepuasan Kerja
Karyawan
- Kompensasi
- Komunikasi
- Kondisi Kerja
(X1)
Motivasi
- Motif
- Harapan
- Insentif
(Y2)
Kualitas Pelayanan
Karyawan
- Bukti Langsung
- Kehandalan
- Daya Tanggap
- Jaminan
- Empati
H1
H2
H3
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
46/123
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menurut Umar (2007) adalah suatu rencana kerja
yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan-hubungan antar variabel
variabel yang disusun sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Penelitian ini bersifat hubungan causal
explonarydalam bentuk survey yang bertujuan mengetahui pola hubungan kausal
antara variabel motivasi, kepuasan kerja dan kualitas pelayanan karyawan.
Pendekatan rancangan dengan penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrumen sebagai alat
mengumpulkan data.
Penelitian Causal Explonatory ini dapat dikatakan sebagai penelitian
pengujian hipotesa yang menguji hubungan sebab akibat diantara variabel yang
diteliti. Metode penelitian penjelasan ini juga bertujuan untuk memberikan suatu
gambaran / deskripsi dalam uraiannya untuk menghasilkan construk atau suatu
fenomena yang didasarkan atas model-model hubungan yang diturunkan dari
model teoritik. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel bebas dan
variabel terikat maka setelah melakukan pengujian hipotesis kemudian dilanjutkan
dengan pengujian model hubungan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
47/123
47
4.2 Proses Penelitian
Proses penelitian (desain penelitian) merupakan rencana dan struktur
penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana ini merupakan rencana menyeluruh
dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari
membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis
akhir data. Suatu desain penelitian menyatakan baik struktur masalah penelitian
maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris
mengenai hubungan-hubungan dalam masalah (Umar, 2007).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulai dari
hipotesis sampai pada simpulan dan saran. Dari hipotesis yang diajukan dapat
ditentukan variabel penelitian. Variabel penelitian dalam penelitian ini yaitu
variabel eksogenus dan variabel endogenus. Variabel eksogenus adalah yang
termasuk variabel terikat yaitu motivasi. Sedangkan variabel endogenus temasuk
variabel-variabel perantara dan variabel bebas adalah kepuasan kerja dan kualitas
pelayanan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali. Dari variabel penelitian
tersebut dapat ditentukan indikator, instrumen penelitian dan desain sampel yang
digunakan.
Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data, baik melalui observasi,
wawancara dan kuisioner. Data yang terkumpul kemudian diuji terlebih dahulu
dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik analisis kuantitatif yang digunakan
adalah teknik analisis jalur (path analysis). Hasil analisa data selanjutnya
disajikan serta dinterpretasikan dan langkah terakhir diberi kesimpulan dan saran.
Untuk lebih jelasnya rancangan penelitian yang dijabarkan diatas dapat
digambarkan dalam suatu desain rancangan penelitian seperti Gambar 4.1.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
48/123
48
Masalah Penelitian
Hipotesis
1) Motivasi berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan kerja karyawan PT. PLN(Persero) Distribusi Bali.
2) Motivasi berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kualitas pelayanan karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Bali.
3) Kepuasan kerja karyawan berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kualitas pelayanankaryawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
Variabel Penelitian :
1. Variabel Eksogenus : Motivasi2. Variabel Endogenus : Kepuasan kerja dan kualitas pelayanan karyawan
Penentuan Responden:
Populasi dan Responden seluruhKaryawan PT. PLN (Persero)
Distribusi Bali)
Instrumen Penelitian
Kuisioner yang telah diuji Validitas
dan Reliabilitas
Pengumpulan data :
1. Observasi2. Wawancara
3. Kuisioner
Simpulan dan Saran Pembahasan dan Interpretasi
Hasil Penelitian
Analisis data :
Analisis CFA,Analisis Jalur
(Path Analysis)
Gambar 4.1.
Rancangan Penelitian Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja
Dan Kualitas Pelayanan Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
49/123
49
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali yang
berlokasi di Jalan Letda Tantular No. 1 Renon Denpasar. Penelitian dilakukan
pada tahun 2009. Pemilihan lokasi penelitian ini dilandasi pertimbangan PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali sebagai percontohan layanan kelas dunia atau World
Class Services dan perusahaan juga sedang melakukan evaluasi terhadap motivasi
kerja yang telah diberikan dan kepuasan kerja karyawan apakah sudah sesuai
memenuhi kriteria perusahaan.
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek,
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan dalam penelitian
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Berdasarkan pokok
masalah dan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel dalam analisis ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
1) Variabel eksogen yaitu semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab
eskplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang menuju ke
arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Yang termasuk variabel
eksogen yaitu motivasi (X) yang indikator-indikatornya terdiri atas : motif,
harapan, dan insentif.
2) Variabel endogen yaitu variabel yang mempunyai anak panah-anak panah
yang menuju pada variabel tersebut. Variabel yang termasuk di dalamnya
termasuk semua variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
50/123
50
endogenus mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah
variabel tersebut dalam model diagram jalur. Adapun variabel tergantung
hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel endogen yaitu.
(1) Kepuasan kerja (Y1) sebagai variabel perantara yang indikator-
indikatornya terdiri atas : kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja.
(2) Kualitas Pelayanan karyawan (Y2) yang indikator-indikatornya terdiri
atas : bukti langsung (tangible), kehandalan (reliability), daya tangkap
(responsiveness), jaminan (assurance) dan empati.
4.5Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan dilakukan sehubungan dengan upaya
untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan dikumpulkan. Definisi
operasional variabel berisikan indikator-indikator dari suatu variabel yang
relevan dengan variabel tersebut. Dalam penelitian ini definisi operasional
variabel adalah sebagai berikut.
1) Kualitas Pelayanan (Y2)
Kualitas pelayanan adalah totalitas tampilan/karakteristik dalam hal
pelayanan yang mampu dihasilkan oleh para karyawan dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan. Adapun karakteristik pelayanan yang dinilai
adalah sebagai berikut.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
51/123
51
(1) Bukti langsung (tangible) (Y2.1)
Bukti langsung yaitu segala sesuatu yang berwujud dan dapat dilihat
meliputi fasilitas fisik PT. PLN (Persero) Distribusi Bali atau
perlengkapan, serta penampilan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi
Bali dalam melakukan tugasnya memberikan pelayanan kepada
pelanggan.
Indikator ini diukur dari jawaban responden terhadap.
a) Y (2.1.1) : kondisi fasilitas fisik/peralatan kantor.
b) Y (2.1.2) : kerapian penampilan karyawan PT. PLN (Persero)
Distribusi Bali dalam melayani pelanggan.
(2) Kehandalan (reliability) (Y2.2)
Kehandalan yaitu kemampuan dari karyawan PLN dalam memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
Indikator ini diukur dari jawaban responden terhadap.
a) Y (2.2.1) : kemampuannya dalam memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggan.
b) Y (2.2.2) : kemampuannya memberikan pelayanan yang sama
kepada semua pelanggan.
c) Y (2.2.3) : senantiasa memperhatikan kecepatan proses pelayanan.
(3) Daya tanggap (responsiveness) (Y2.3)
Daya tanggap yaitu keinginan para staff/karyawan PT. PLN (Persero)
Distribusi Bali untuk membantu para pelanggan dan memberikan
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
52/123
52
pelayanan dengan tanggap. Indikator ini diukur dari jawaban responden
terhadap.
a) Y (2.3.1) : kesiapannya melayani pelanggan
b) Y (2.3.2) : kesadaran akan tugas untuk tanggap terhadap masalah
pelanggan
c) Y (2.3.3) : kemampuan menguasai tugas untuk memberikan
bantuan kepada pelanggan.
(4) Jaminan (assurance) (Y2.4)
Jaminan mencakup kemampuan, kesopanan, dan pengetahuan untuk
memberikan rasa kepercayaan dan keyakinan kepada pelanggan.
Indikator ini diukur dari jawaban responden mengenai.
a) Y (2.4.1) : kemampuan karyawan memberikan jawaban atas
keluhan pelanggan.
b) Y (2.4.2) : kemampuan karyawan memberikan keyakinan kepada
pelanggan.
(5) Empati Y(2.5)
Empati meliputi menjalin hubungan baik kepada pelanggan. Indikator ini
diukur dari jawaban responden terhadap.
Y (2.5.1) : menjalin relationship kepada pelanggan.
2) Kepuasan kerja karyawan (Y1)
Kepuasan kerja karyawan merupakan sikap positif atau negatif terhadap
pekerjaannya yang terkait dengan kondisi kerja dan lingkungan kerja
karyawan.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
53/123
53
Variabel kepuasan kerja karyawan diukur dengan indikator berikut.
(1) Kompensasi (Y1.1)
Kompensasi merupakan pemberian imbalan terhadap hasil kerja
karyawan. Indikator kompensasi dalam penelitian ini diukur dari
pendapat responden berikut ini.
a) Y(1.1.1) : kecukupan gaji yang diterima setiap bulan untuk
memenuhi kebutuhan hidup
b) Y(1.1.2) : pendapat responden tentang keteraturan kenaikan gaji
berkala yang dilakukan
c) Y(1.1.3) : pendapat responden tentang kecukupan tunjangan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan
d) Y(1.1.4) : pendapat responden tentang kesesuaian bonus yang
diterima dengan prestasi kerja
(2) Komunikasi (Y1.2)
Komunikasi merupakan sarana pemberian informasi baik dari pihak
manajemen kepada karyawan serta sebaliknya, dengan adanya
komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak manajemen akan
mendukung keharmonisan dalam organisasi. Indikator komunikasi dalam
penelitian diukur penilaian responden berikut ini.
a) Y(1.2.1) : adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar
permasalahan yang dihadapi oleh karyawan dalam
pekerjaanya
b) Y(1.2.2) : kejelasan penyampaian tujuan organisasi
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
54/123
54
(3) Kondisi Kerja (Y1.3)
Kondisi kerja merupakan pendukung terciptanya kerja yang efisien bagi
para karyawan. Indikator kondisi kerja dalam penelitian ini diukur
penilaian responden berikut ini.
a) Y(1.3.1) : kenyamanan tata letak ruang kerja sehingga karyawan
dapat bisa bekerja optimal.
b) Y(1.3.2) : keakraban hubungan antar rekan kerja.
c) Y(1.3.3) : peralatan yang tersedia dapat menunjang pekerjaan.
3) Motivasi (X)
Motivasi kerja merupakan suatu kondisi yang berpegaruh membangkitkan
dorongan dari dalam diri karyawan yang berhubungan dengan lingkungan
kerja.
Variabel motivasi diukur dengan indikator sebagai berikut.
(1) Motif (X1.1)
Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan
bekerja seseorang. Indikator motif diukur dengan pendapat responden
terhadap.
a) X(1.1.1) : kebutuhan ekonomi
b) X(1.1.2) : rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan
c) X(1.1.3) : mengembangkan karier
d) X(1.1.4) : melaksanakan pekerjaan secara bersama
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
55/123
55
(2) Harapan (X1.2)
Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena prilaku
untuk tercapainya tujuan. Indikator harapan diukur dengan pendapat
tentang.
a) X(1.2.1) : adanya penghargaan
b) X(1.2.2) : disiplin dalam bekerja
c) X(1.2.3) : suasana kerja yang yang baik
d) X(1.2.4) : promosi
(3) Insentif (X1.3)
Insentif adalah suatu perangsang dengan memberikan hadiah dan
imbalan. Indikator insentif diukur dengan pendapat responden terhadap.
a) X(1.3.1) : Insentif yang pantas
b) X(1.3.2) : Jaminan kesehatan
c) X(1.3.3) : Jaminan hari tua
Untuk pengukuran data variabel-variabel dalam penelitian ini, operasional
variabel yang telah diidentifikasi di atas akan dirumuskan dan dijabarkan dalam
bentuk pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang akan dinilai oleh karyawan
PT. PLN (Persero) Distribusi Bali dalam instrumen penelitian (kuesioner).
Variabel-variabel tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan lima
alternatif jawaban (Sugiyono, 2008) dengan rentang penilaian: Sangat Setuju (1),
Setuju (2), Cukup Setuju (3), Tidak Setuju (4) dan Sangat Tidak Setuju (5).
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
56/123
56
4.6Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
yang berjumlah 186 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Untuk menentukan jumlah
sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian digunakan rumus Slovin (Umar,
2000) sebagai berikut.
n=)(1 2eN
N
+ .................................................................................. (1)
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Nilai kritis dengan batas tinggi kesalahan yang diinginkan adalah sebesar 5
persen karena sifat populasinya heterogen dan karakteristiknya tidak
diketahui secara pasti.
Jumlah anggota populasi yang diteliti berjumlah 186 orang periode 2009
yang akan dijadikan penentuan sampel, maka perhitungan jumlah sampel yang
diteliti dilakukan sebagai berikut.
n=2)05,0(1861
186
+
n=47,01
186
+
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
57/123
57
n = 126,5 dibulatkan menjadi 127
Jadi sampel yang diambil adalah sebanyak 127 orang
Formula dasar dalam menentukan teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dengan proportionate stratified random sampling, teknik ini
digunakan karena populasi yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional,
yaitu dengan pengambilan sampel dari sebuah populasi dengan cara membagi
terlebih dahulu anggota populasinya menjadi kelompok yang lebih kecil secara
proporsional dan berstrata. Jumlah anggota sampel atau besarnya sampel
ditetapkan 127 responden dengan pertimbangan, sesuai pendapat Sarwono (2007)
menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil analisis jalur yang maksimal dengan
menggunakan SPSS, sebaiknya digunakan sampel di atas 100.
Pendistribusian jumlah sampel untuk setiap unit/bidang pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali diambil berdasarkan perhitungan : jumlah populasi pada
masing-masing unit dibagi dengan total populasi, kemudian hasilnya dikalikan
dengan jumlah sampel yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya, pendistribusian
jumlah sampel responden untuk masing-masing unit dan jenjang jabatan dapat
dilihat pada Tabel 4.1
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
58/123
58
Tabel 4.1
Komposisi Sampel Responden Karyawan
PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Tahun 2009
No UnitPopulasi
(Orang)
Sampel
(Orang)
Total
Sampel
(Orang)
Jabatan
ManagerDeputi
ManagerStaf
1 Ahli 7 7/186 x 127 5 5 - -
2 Auditor 8 8/186 x 127 5 1 4 -
3 Bidang Niaga 23 23/186 x 127 16 1 3 12
4 Bidang Keuangan 20 20/186 x 127 14 1 4 95 Bidang Distribusi 36 36/186 x 127 25 1 3 21
6 Bidang Perencanaan 27 27/186 x 127 18 1 3 14
7 Bidang SumberDaya manusia
20 20/186 x 127 14 1 2 11
8 Bidang komunikasi 30 30/186 x 127 20 1 2 17
9 Proyek Listrik
Perdesaan
15 15/186 x 127 10 - 1 9
Total 186 127 12 22 93
Sumber : PT. PLN (Persero) Distribusi Bali 2009
4.7 Jenis dan Sumber Data
4.7.1 Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang
dapat dihitung. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data kuantitatif
adalah data jumlah karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
2) Data kualitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
Dalam penelitian ini yang termasuk data kualitatif adalah lokasi penelitian,
struktur organisasi dan gambaran umum perusahaan serta sejarah PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali.
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
59/123
59
4.7.2 Sumber data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diamati dari sumbernya serta
memerlukan pengolahan lebih lanjut terhadap data tersebut. Data primer
dalam penelitian ini data yang diperoleh dari responden (karyawan PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali).
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak perusahaan dan
buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data ini meliputi
struktur organisasi dan gambaran umum PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
4.8Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1) Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung serta mencatat fenomena yang terjadi di lokasi
penelitian. Data yang diperolah antara lain, cara kerja, cara melayani dan
tingkah laku karyawannya.
2) Wawancara
Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data melalui wawancara langsung
dengan responden dengan menyiapkan daftar pertanyaan terstruktur yang
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penilaian responden
-
5/21/2018 Pengaruh Pengembangan Organisasi Dan Penempatan Terhadap Kepuasan Kerja
60/123
60
tentang motivasi, kepuasaan kerja dan kualitas pelayanan karyawan.
Pengumpulan data dengan metode wawancara dilakukan kepada manajer,
deputi manajer dan staf PT. PLN (Persero) Distribusi.
3) Kuesioner
Metode kuesioner dipakai