penerapan model collaborative learning signifikan

13
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING Drs. Maridi, M.Pd Dosen P.Biologi FKIP tiNS ABSTRAK Di dalam ploses belajar mengajar kita kenal ada beberapa pendekatan, model dan metode penrbelajalan. Untuk pendekatan beiun banyak mengalami perubahan dan pelkembangan yang signifikan. Sedang untuk model dan metode beberapa tahur terakhir ini telah menunjukkan perkernbangan yang luar biasa. Model-model yang dikembangkan meliputi : CTL, Cooperative Leamin g, Q uantum L earning, Int egrated L eaming, C ollabirative L eaming. Kata Kunci : Coopelative Leaming dan Collabolative Learning. A. PENDAHULUAN Memahami masalah collaborative leaming Merupakun pekerjaan yang amat mudah. Kebanyakan penelitian dibidang pendidikan menyatakan bahwa belajar dalam format kelompok kecil lebih efektif dibanding dengan kebanyakan rnetode yang digunakan daiam pernbeiajaran klasikal (Johnson, Johnson & Smith, 1991, Slavin, 1989-90 daiarnbukunya Barkley, 200T-3 ). Untuk rnendapatkan gantbaranrnengenai efektivitas penggunaan model collaborative learrring pellu jar,vaban beberapa pertanyaan belikut: . Apa yang harus dilakukan dengan model collaborative leaming? . Apa beda collaborative leaming dengan 75dealisnr75ve leaming? . Karakteristikcollabolativeleaming? . Apa kependidikan collabolative learling? : . Bukti bahwa collaborative leaming dapat memacu dan memperbaiki pembelajaran? . Kapan collaborative leaming digunakan oleh siswa? . . Apakah siswa senang dengan collaborative learrring? . Bagaimana penerapannya dalarn penrbelajaran IPA/biologi di sekolah? Mengkolaborasi adalah menjadikan sesuatu dengan pihak lain. Dalam pembelajaran collaborative leaming siswa belajar berpasangan atau membentuk kelon4ok kecil dalam mencapai tujuan. Mereka rnernbentuk keloqpok belajar, tidak belajar sendiri. Terdapat beberapa istilah yang sejenis dengan collaborative learning, yaitu: cooperative leaming, group leanring, atau pembelalaran Assisted leaming. Setiap kelonrpok memiliki sh'uktur yang khusus dan rnendapatkan tugas yang sanra dali gtuu. Masing-nrasing anggoia kelorrpok saling membantu dan memiliki tanggung jawab yang sama. Collaborative learning dirancang untuk rnelaksanakan belajar turrtas. Penrbelajaran tidak akan berlrenti jika masing-rnsing siswa tidak memahanri tujuan atau konpetensi pembelajaran. Dalarn mencapai tujuan siswa melakukan konsultasi/sharing dengan guru.. Kebanyakan ahli peirdidikan merujuk pada ahli kamus bahwa antara collaborative leaming dan cooperative leaming memiliki kesamaan ar1i, jika keduanya diterapkan dalatn kelompok belajar. Beberapa penirlis menggunakan istilah collaborative learning dan cooperative learning secara bersanraan dan kadang-kadang tertukar. Penulis lain mernbedakan secara tegas antara collaborative leaming dan cooperative leaming (Bruffle, 1995 dalambuku Barkley,2OOT-5 ). Pertinrbangan yang disarankan bahwa cooperative learning berbeda dengan collaborative learning ialah bahwa yang collaborative learning mcnggunakan kelonpok atau group ttnut membantu T5deali pembelajaran urtuk tetap dalam galis tradisional secara klasikal (Flannery, i994 dalambuku Seninar LoQgQgtrya !,[asionatcPen[itiQ,gn Eiotogi fKIa UC{S 1s Ju[i 2009 -fE

Upload: hoangminh

Post on 21-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING

Drs. Maridi, M.Pd

Dosen P.Biologi FKIP tiNS

ABSTRAK

Di dalam ploses belajar mengajar kita kenal ada beberapa pendekatan, model dan metodepenrbelajalan. Untuk pendekatan beiun banyak mengalami perubahan dan pelkembangan yangsignifikan. Sedang untuk model dan metode beberapa tahur terakhir ini telah menunjukkanperkernbangan yang luar biasa. Model-model yang dikembangkan meliputi : CTL, CooperativeLeamin g, Q uantum L earning, Int egrated L eaming, C ollabirative L eaming.

Kata Kunci : Coopelative Leaming dan Collabolative Learning.

A. PENDAHULUAN

Memahami masalah collaborative leaming Merupakun pekerjaan yang amat mudah.

Kebanyakan penelitian dibidang pendidikan menyatakan bahwa belajar dalam format kelompok kecillebih efektif dibanding dengan kebanyakan rnetode yang digunakan daiam pernbeiajaran klasikal(Johnson, Johnson & Smith, 1991, Slavin, 1989-90 daiarnbukunya Barkley, 200T-3 ).

Untuk rnendapatkan gantbaranrnengenai efektivitas penggunaan model collaborative learrringpellu jar,vaban beberapa pertanyaan belikut:

. Apa yang harus dilakukan dengan model collaborative leaming?

. Apa beda collaborative leaming dengan 75dealisnr75ve leaming?

. Karakteristikcollabolativeleaming?

. Apa kependidikan collabolative learling? :

. Bukti bahwa collaborative leaming dapat memacu dan memperbaiki pembelajaran?

. Kapan collaborative leaming digunakan oleh siswa? .

. Apakah siswa senang dengan collaborative learrring?

. Bagaimana penerapannya dalarn penrbelajaran IPA/biologi di sekolah?

Mengkolaborasi adalah menjadikan sesuatu dengan pihak lain. Dalam pembelajarancollaborative leaming siswa belajar berpasangan atau membentuk kelon4ok kecil dalam mencapaitujuan. Mereka rnernbentuk keloqpok belajar, tidak belajar sendiri. Terdapat beberapa istilah yangsejenis dengan collaborative learning, yaitu: cooperative leaming, group leanring, atau pembelalaranAssisted leaming. Setiap kelonrpok memiliki sh'uktur yang khusus dan rnendapatkan tugas yang sanradali gtuu. Masing-nrasing anggoia kelorrpok saling membantu dan memiliki tanggung jawab yangsama. Collaborative learning dirancang untuk rnelaksanakan belajar turrtas. Penrbelajaran tidak akanberlrenti jika masing-rnsing siswa tidak memahanri tujuan atau konpetensi pembelajaran. Dalarnmencapai tujuan siswa melakukan konsultasi/sharing dengan guru..

Kebanyakan ahli peirdidikan merujuk pada ahli kamus bahwa antara collaborative leamingdan cooperative leaming memiliki kesamaan ar1i, jika keduanya diterapkan dalatn kelompok belajar.Beberapa penirlis menggunakan istilah collaborative learning dan cooperative learning secarabersanraan dan kadang-kadang tertukar. Penulis lain mernbedakan secara tegas antara collaborativeleaming dan cooperative leaming (Bruffle, 1995 dalambuku Barkley,2OOT-5 ).

Pertinrbangan yang disarankan bahwa cooperative learning berbeda dengan collaborativelearning ialah bahwa yang collaborative learning mcnggunakan kelonpok atau group ttnut membantuT5deali pembelajaran urtuk tetap dalam galis tradisional secara klasikal (Flannery, i994 dalambuku

Seninar LoQgQgtrya !,[asionatcPen[itiQ,gn Eiotogi fKIa UC{S 1s Ju[i 2009 -fE

Page 2: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

Barkley, 2007-5). Penulis lain mengatakan bahwa cooperative learning adalah merupakan bagian daricollaborative leaming yang menggurakan pendekatan yang sensible, cooperative learning diposisikansebagai sebualt kontinum Dari shukttu dalam cooperafive learning rnenjadi struktur collaborativeleanring (Milis dan Cottel, 1998 dalam buku barkley 2007-5). Sernenjak nrunculrrya beberapaatgument, mrka istilah cooperative leaming dan collaborative learning dibedakan secara tajam

Collaborative leaming diasumsikan sebagai perbedaan cara pandang epistemology yangbersunrbei' pada konsh'uktivisme masyarakat. Seolang ahli filosofi Mathew mengatakan :

"Collaborative lear"ning dapat terjadi apabila pengetahuan dibangun oleh para mahasiswa. Ini sebagaisebuah penrbelajaran yang berorientasi pada masyarakat dan prosesnya dipeldalam serta diperluasdilenrbaga atau fakultas." (Mathew 1996 dalambuku Barkley -6).

Lebih jaulr terdapat asumsi bahwa pengetahuan akan lebih eksis jika dibangun oleh orang-orang dimasyarakat berdasar kesepakatan bersama melalui sambung rasa pengetahuan. Seorang pakarcollaborative learning men;iatakan: "Knowledge is something people cooperative learning conshuctby talking togethel and reaclring agreement (bruffee, 1993. PPP dalam buku barAley-6), artinyapengetahuan dibangun sebagai hasil pembicaraan bersama dan mencapai kesepakatan. Bruffee lebihjaurh mengatakan bahwa collaborative leaming bermaksud melindungi para nrahasiswa terhadapketergantungan dosen yang mernegang otoritas bahan pelajaran. Collaborative learning didevinisikansebagai kegiatan belajar dalam kelon1:ok tidak selalu dimonitoring oleh dosen, tetapi dosen lebihberperan dan bertanggurg jawab sebagai anggata selanra proses rnencari pengetahuan oleh mahasiswasedang berlangsung

Esensi dari collaborative leaming bekerja sanu secal'a harmonis mencari solusi terhadapmated penrbelajaran. Tujuan collaboralive learning adalah mengembangkan kemampuan berfikirsendiri dari juga unluk mengurangi watak yangT6dealism dalam collaborative learning. Collaborativeleaming lebih cocok untuk pendidikan anak-anak.

Merupakan pusat pertimbangan mengapa mbnggunakan model collaborative learning dalarnpelaksanaan mata kuliah sh'ategi belajar mengajar biologi ialah bahwa posisi filosofis institusi FKIPsangat strategis dinrasyarakat, di mana instiftrsi tidak mungkin mendapat informasi langsung darilapangan atauprur pengguna. Oleh karena itu untuk merealisir berbagai inovasi, institusimenranfaatkan potensi dan jassa mahasiswa proses beiajar mengajar nrendapatkan dan memperdalamserta memperluas materi perkulialran.

Biologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup (tumbuhan,hewau, dan nranusia). Dalam rnenentukan pendekatan, rnodel dan metode pembelajaran disesuaikandengan materi yang akan diajalkan. Demikian pula sekenario pernbelajiran, srulber dan mediapembelajaran, serta evaluasi yang digunakan. Penggruraan pendekatan, dan rnetode penrbelajaran yangtepat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belaarsiswa.

B. METODE PELAKSANAAN

Model pembelajalan pembelajaran Collaborative Leaming merupakan nrodel penibelajaranyang dirancang untuk membantu mahasiswa rnemahanri konsep teori melalui pengalaman belajarobseruasi plaktek secara empiris. Model ini dilaksanakan unhrk nrengurangi kejenuhan belajar didalam kelas dan sekaligus memanfaatkan sunrber belajar dari lingkungan. Diharapkan kiprah pararnahasiswa di lapangan dapat menumbubkan berbagai rnacam permasalahan yang berlubungandengan perrbelajaran. Pala niahasiswa secara langsung mengamati teknik - teknikdiguraka' oleh guu di sekolah berikut kelenrahan dan kelebil'rya.

mengalar y?ng

Adaput rnetode pengembangan sistem pembelajaran dan inlplementasinya dapat diuraikandengan langkah-langkah sebagai berikut:

l. Tahap Awal atau Sosialisasi

Pada tahap ini dilakukan sharing dengan guru IPA / Biologi lewat forum Musyawarah GuruMata Pelajaran ( MGMP ) IPA / Biologi untuk mendiskusikan seputar pelaksanaan pembelajaramIPA / Biologi di sekolah.

76 Seminar Lofotforrya t {asionafQentitifotn Eiofogi qagA Ug\tS 1S Ju[i 2009

Page 3: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

2. Tahap Identifikasi Masalah DalamPelaksanaur. Mata Kuliah Shategi Belajar Mengajar Biologi.

Dari liasil pengamatan selama proses selama pekuliahan Shategi Belajar Mengajar Biologibellangsung, nan4rak para mahasiswa cendelung pasif dan kurang bergailah. Pendekatan yangdigturakan oleh dosen lebih bersifat kognitivisme, sehingga para mahasisr,va kurang banyakterlibat dalam menrbangun teori mengenai Shategi Pembelajaran Biologi. Hasil pembelaja:andiidentifikasikan kruang belmakna disebabkan implementasi model pembelajaran yang telahteridentifikasi tersebut. Kemudian digunakan modil Collaborative Learning sebagai aliernatifinovasi pembelajaran Strategi Belajar Mengajar Biologi.

3. Tahap Perencanaan dan Penyusunan Model Penrbelajalan

Pada tahapanan ini dosen menyusull perangkat model pembelajalan. Perangkat ini meliputiperencanaan program media pendukung yang digunakan, administrasi, dam supervise, sertainshulen evaluasi pelaksanaan pembelajaran Mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi.

4. Tahap Pelaksanaan

Model Collabolative Leaming yang telah siap dioperasikan, kemudian dicobakan. Hal inidiawali dengan penjelasan singkat di kelas, selanjutnya para mahasiswa pergi menuju sekolahtarget rurtuk berkolaborasi rnelakukan pengarnatan terhadap kegiatan guru Biologi yang sedangnrengajar.

5. Tahap Evaluasi dan Refleksi ;

Tahap ini dilakukan.terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan, baik dilapangan maupun di kelas. Hasil pembelajaran diperoleh dengan membuat inshumen evaluasi danmelasanakan ujian / kuis / tes. Dari hasil tersebut diketahui kebermaknaan hasil belajar denganmodel yang digunakan. Keseluruhan hasil belajar Mata Kuliah Slrategi Belajar Mengajar Biologidijadikan ballan refleksi Model Collaborative Learning yang talah dilaksanakan.

6. Tahap Tinduk Lunjut

Tindak lanjut berorientasi kepada hasil reflelcsi yang telah dilakukan, dimana modelCollabolative Leaming telah diyakini sebagai model pembelajaran yang dipilih untuk mata kuliahSh'ategi Belajal Mengajar Biologi rurtuk tahap siklus berikutnya, sehingga ada peningkatan kualitaspernbelajaran dan kebelmaknaau pemahaman Mata Kuliah Shategi Belajar Mengajar Biologi.

Sebagai ganrbarau untuk lebih nerrperjelas tahapan pelaksanaan model CollaborativeLeaming pada Mata Kuliali Strategi Belajar Mengajar Biologi dapat dilihat pada skema di bawah ini :

$em.in.ar Lofotfotryo !,[asion,atQenfi[i.fom ctsiofogi EKI(P U7,tS 1S Juti 2009 77

Page 4: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

Idcrttiliktsl Permusalalunlv{cnguugkap pennBsalshsrr el;rliinr pembelujanrn

l{.cnctnr 'I'inrlakuInrplcmentasi .Pembelajaran Collaborative

I *:uining sebagai lv{odel Pcmbclajnran kxrvatifrunkrk nrclrilgkalkun kualitas pnrs..:s tlan

kcbcrnroknra* pe,mahanrurr

I'r,llrk:ilturt'I'iltttrhatfu rr;>lernurtasi Mudel. Ciollakrrative l.eaming

dalarrr lnnrtxlajarirrr lr{ata kuliuh Slrategi l}ekjarl"{ettg{nr Biologi

l.;urgkah -. langkah p*nydtrrpu,.luan utluk siklrulxrikutnya,

Data yang dikrulpulkan dari hasil pembelajaran meliputi:

l. Proses kegiatan sosialisasi sanpai dengan evaluasi dan refleksi.

2. Datx tentang penguasaan nrateri.

3. Data tentang proses pernbelajaran

4. Data tentang hasil belajar

5. Sikap dan motivasi mahasiswa sebelum dan setelahpembelajaran

6. Tanggapan rnahasiswa tentang proses pembelajaran Collaborative Learning.

Teknik pemgaribilan data dengan observasi, angket, dan tes. Data yang telah terkurrpuldianalisis secara diskriptif kualitatif yang mengenai perkembangan proses pembelajaran denganCollaborative Leaming sebagai alternatif inovasi pembelajaran Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarBiologi.

I ii;;;;;;-I i;;;;;;;[ '::::11"'"

sIKL

IJs

stKLU$ tt

Fllvrlunsi

Irl*siI perrrbelajalarr dicvuluasi dengirnme rrggurnkan ins{runrent aogket, obserr,asi, dun' lcs. i

'l'inthr& lrurjut

f.iarttatrar 2 : Sheilrr Pe rtgclrbalrgttr lrr,nrbe,,lujlril

78 Seminar LoQgforrya I'fudona[cPenf,itifom lBiofogi tFlgA UNS 1S Ju6 2009

Page 5: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

C. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

Selain sebagai alternatif inovasi pembelajaran, rnodel Collaborative Leaming juganreningkatkan kernnrpuan dan keterarpilan / life skill seperti penganrbilan keputusan, pemecahannrasalah, berpikir kritis, mernbina hubungan baik antar pribadi, dan mengatasi emosi, serta masihbanyak yang lainya lagi.. Berikut implementasi Pembelajaran Mata Kuliah slrategi Belajar MengajarBiologi untuk satu semester

I

itAtr t

likerruri<l lrcnrl're Irr]nrirrr- i{;:i;ii;{'';i,

*-ii;r't ;;Giji;iffi;$el)ut:ar petrrbeli{arau Strategi

I*vla.inr lvl*ug:$ar Biolrrgi , silabi,

pctrt{*rktrtan,, .modcl, rnelcdc,

cv,olu;I..;i, clulr srlrrthqr l>c+laju

unttrk X4ut4 Kulith Strirtetsi

l.iclrr.iar N4cnguiir Ilioir>gi.

Kclururtltln

nrateri

kulialr.rnalrasibrva

tliwtjibkun aii:ii{' rnencuri

,sttnrber belu.iar"

_.__...".._.J

Setninar Loforforrya g'{'arionatrPenfif,ifom rBintogi Fl(le ilzl,{S 1s Ju[;2009 79

Page 6: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

fi.elnnrpok hulqiar siap

prexentnsi rrrirrggu yarig

rk*rr drl.ang"

Freserrluei hclotnpok dan

t*uyri jarvab,lll{ ln4iuinn }

tv(luujuuu)

vllAtl ll

VL

llAll lil

-"***'vii-^--

"-....---.,....,....'..-.....-...'.....-,..'....... l

IJog*rt rur:rnantau pelahsutraart

rlcuglr* kr:siapan rii*emirtitxi

tugar*. k.l:hrtllxrk,

i-'rc';;; ;irilie;liiiii,fui t;F'xlp$n

irrplctrtcttrlirsi tr:t>ri [n:lrriar hu

{li:ilrtft} rtrr:ti:l'e I tltrtr lur:tndtr

p*tntrulir.iarirtr yaltti $extlili untuk

r)1)Il{,r:i triillfrgl.

l'clrtri*kttt.it.rr )'rlrtu riigurrrlkar:

rlalttm pert:llrrrlttjuritrt hiulolli dun

rrrltjr:i E>tutttc,ttlilltan bc$erl$

tgtl{rri}1}ilall)r{l. rjalltnr tn{-tt{)tl{t

pi: oirtrcl nj **rr r hil>[c 11i,

Ir.{crlsl pclntrtJajaratl

{.'r:tll*J:r*rulivc, [.carnirrgl schoglii

nltt:rr:lir{:if inr:rr'rr{:if pctrtl>r;l4iarrrrr

Silrut*11i []tc,laiirr fi'{urtg;rfar

trlgr.l* .r'srrg tcrlerb, diberikan

L:'*p*rrl:l rrralla.ti xr+:l rlta r1 nrenrts4ri

ililtp.lgrapirrt verilurl llla*trl.iarl

rrr*lh**ic.rv* ;.raug tlip<,n:tleh riuri

lvlasuhiur dari kclonrP,rk

Initt urtb11g11i nutlr": ri

pcl)lj*,:ilpilmaBt).

kuliuh di frrnurri' clilartjutktur

pcrlugasBn.

,\.ili;irs is.4f;''iii$; r"; f ru$U ii;kekinrplc>k k.crjt s,esrtal

rlcap;an tcuri C\lllrth,rrntivu

l,r^:n 1'p 1 ;1*'l-'r:clr rr i qtru.

fcrtlquh

teori

keltw

k*lahgretit' :

riigrrnuh;an.

..,......,:--...

l'$$g

llangrintar

kelgs

{Iat{trtr:*rJ

I li,:r llrlii, t'ilrrl.: lN:rrnitli tta.

i;;i iil il;;;;,;;;'"" """" lr4afcri rr.ii;,rn

ric,rr're.y{cr tue:liX:nt.i

yarlg <Iipcrcl*tr (li

illtn tli larparrgurr.

{.i<lxelt me.trranl*rr 1**lttksti*aan Ft'g-relr{usi h:ulcurrprik dsr:i

bertrrrgai jcnia te.knih

80 geminar Lo6gQgrya 9,[asionafcPenititikgn Eiotogi fl(lA UNS 1S Ju6 2009

Page 7: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

IX

(lanjutau)

hrp*ng1ltr.

Sor,tu?enga.-.tGi,ri atau Patla

pertenruan Vlll

ilitnro padir pertertrrratt IX

flisenrinnsi

kelu*pok

prr3$crllitsi. :

laniutart

yarlg

uutuk

belturr

X

I}AI} IV

D*semin$si lurtiulan

bagi kcdomp*li

Lrelunr pre$crrtasi,

k{:-2

yanB

lr,ltlrnsirwa dan

rnenyunpaikun

eltls{rn rtrcrtr":otu $(:nruu kcltlltrl:uk

urenyarn*huu persepsi

leniling p*rn*lrf'autart

( lollalxrirtivc. l,r:unti,tt11.

r"lf'cktivitax petlggutliutn

tenlfltrg

tuknik

l.lrrllltrtfttsi scpr.:l1i yrlltU tclirh

i.liuraiksrr dalaur llAl.l tV,

t.Jiian sentester.

Seninar Loforfurrya !,{ationafQentritifom Eiatogi (fWA Ut\tS ls Ju[i 2009 B]

Page 8: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

I.NNIKATON KINNRJA

P*rtcmuan

I

TIAIT I

lltlit.l:l ll

illf laqjrrt.*n l***iv-**-

(litttjrtton)

- -v "

IJAIJ II

VI

I],trll III

-i',*iffiffi;Wsupular lrenrhclujnrau .5tn*cgi

I&rll!ur b{errBitiar l}intogi, *ilthi,

p*nrlehal*n, , nxldel, metod*',

*villutir:i. tltttt $tlntht': bc{qiar

untuh Mata Kulirrrlr Stratcgi

I l*k$ur h{crrg,qirrt I liukrgi..,:-.-i..'..'

["'tahrm dirtrg..nsi nrcncari sumbtr

fihsisw y[trv, rti(ttllr,l'l

belaju r tiel:irii ke'Inrnpoli,

l.}{r*cn rlrcllltrni$ll

dr..rrp.rur ko$ifrfirll

luglrs kelr.rmpok.

l')use.tt utcngurirltkurt kultunp:h

inqrl$ulcil.t'tit.5i ttttri helrliar k*

qialurrt rnrtrlsl {,'liln nlefr:{Je

1'urt{.rr^r{r{nEun yilulg sttsttai uuluk

rnilleribiolngi.

ehrlattt perrtbctaiarur biologi dan

nrtxle I purrnb*lajrlrilrt bsserta

l*1l)enrlxlrf r!ya tlalaut ltiettiilt:

1:cnrhe I ajunur lriohr gi,

{lollltioratil:c, l-est:tring, setiugnf

al tenrutil inrxati:fl : geillJretajar,rlt

p*m[''elaiarau Tt:rbagirtyrr Mrlrnsiswa

i

,,,,,'.i.

kedalurn lieh:urpok kerja

sesltai tftmg$u tcnri

Fengr:tnhangan maleri

kuliatr dtur mnhs$i$\trtl

leblh uktif nreni:.ad rulnber

hclajlr.I

'l'erhctrttrknYa

lrr:trilr siirp

untuk pektnl

Piriliilffii k;dft1lx;fi-iffi;

ttrryu.iownli.

'I'i '. '.. ',r,".-,**

a?liiii;ii'*";iidii"ii:;u, .ililke krrulxrk i

k i,, ,sehpfiai

rlvlteri pt1 11]roxllptlltlturn.

;

.,:..,.......J'*'*--**

Tr^v-bcnlrrkrryrt f.]eilgalltiil

k.uUah <Ii lirnun kclirs yrttg

k*nnrcliun dilaniutk.an

d*ngan penu{lil.siln^

L

82 Jem.inar Lo|grforrya 9'[a.rionatQen[i[iforn rBiotogi F]QA UNS 18 Ju6 2009

Page 9: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

VIIT

{lurilrltlni

S.lrlrtegi Bnlajar h{cnga.iar

yang bernraknrt,

['{id senr**:tcr,

L)sliu,rrr urcurarrtlu pillakttannirn

tuiln$ ltirg tr:l;:rlr llibt:rik;ur

k+patlu nrirhli$i*wa tlan nrcrirberi

tln$llilp,iul }r)tuua nHlJnliiul

itrirlritsirirr.'ir yiurg rli}rlr.lluh dirri

lafuuulun,

.tiiunu gr'.rtJ* p*rt.cnruirn lX

Collahorativs

'l'ccturiqrrc.

It4uteri rr-iian

$Dnlr:$ttr urcliputi

y$'r{* digtcnrl*lr rli

clun tli hpnug*n.

A.rlanya.

kr: lorrrpok rfrtri

jcni.s tcknik

yaug eligrrrrah*n,

Lerirnirrg

k:ngiilr

ttxrri

kclu*

prclicntasi

bcrlug;ri

krtlatmlttif

:XllAil IV

.'..............'..'.".'..'.'.,'..."..'.1

-tui;i;;;uild- ;il;; ll;ffi -

rnr:nyarnpaikan

'l"crhi11111r1.trt tlit*rtiirtiwi

latliulirtt ultluk kclouipok

yartg lrlrlturr prt:sirntlri,

'lerbentuknta rlir*nirirrasi

larrirrtun , kc-Z baltii

kcltnrpohi y{rng t,e lulr

liclnuil kelorrryxill ulnlllru

tntltyruuakan p*r'..iop$i

{#Dtf}J}.l|, i prrlniur la,.rt*ltt

{.loIl;rhnrative l.earnir1g.

ttrr:tterttrt

[sl]tang

tekuikr)lthtivit{}* plnltg,ultiuill

&*lah$rtlsi seperti l,*u$ {elirh

diuruikrn rhlnrn IJAIT fV.

[.]jiart sr:rrrester, llari I trelqirurya naik

defi 11ilu,nilai llrK yr-rn51

i meningkut.

$eVrnyr t gfu.furya NasionattPenf,itifom cBiofogi WIA'U9$ 1S luti 2,009 83

Page 10: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

,iiil

'''*AlrwAt. KUGIA'IAH llAN l,slll-AN ltlAYA

KagiatanWsl:tu (llultn ]

r\1tril

irlei

ldenti tikasi llerntasalahan

lvlcngun gk ap pennasalahandalatn irerrrbelaiar:rrr

llcncana'l.'irtdskan

I'elaksaittut'l"irtjulian

Pelaksufidn 'I'indukan

* 0bgn:ruLProses[)eutlrelaja.rart

Fel$ksftaan Tindakan

l:'elah i;iutilt'Ii nd akau

hnplernentas i Pc rnbelajnranCo llabqrrati ve l.raut irtg

strhtgai L'ltxh:lPenrbelujarirn ln*r'atif untuk

rncrringka{kan ktralitrtspnt$u$ tlrr t kult*tlttttlinttittr

Pt,ntlltilttlull

-"'ffipi'",rttitt riMt,l.,i -*('rrllatrolrrti vu l,cal'lting

tlalarx p:rnbcl*iorau hlatukuliah Stlntt:gi tleliriar

li'l*,n gaj $t lliolt, gi

trnrpl entcn tasi lv'ltxlelCollabor.di ve Leuntiltg

dalun penllr*lajaran Ma.ttkuliah Str,rtegi Ilelajar

fulengqiar [liokrgi

Collahor*tit's l,e$rningtlalurn pcrntrelajarun Mat*

k ulialr lilrirtegi tlelujarlv'lengai*r lliologi

Implernint:rsi [,todel{lol}alxrrative l,etnring

dalnnr pcurbeli$uran ft{rttakuliah,$trate61i litelsjar

h4engafar llir{ugi

84 Seninar Lofotforrya NasionattPentif,ifrgn Eiotogi tr&(ltP Ut{S 18 JUE 2M9

Page 11: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

,AgustusPelaksaaan Tindakan

llvaluasi*-!3&kst-Keturangan dan

Kelebihan

Collahorstive Leamingdalam pernhclajar*n Mata

kuliah Strategi BelajarN4cngajar fiiclogi

I{usil pernbclajarundievahnsi dungan

nren ggunakan itxtrunrentangket, nbservasi, dan (e$.

Agostu$

Lunskm: lantfifi

Akhir Agus{usTirrduk lutrjut

p$nyempurnalrn utttuk

siklus truriku{nya

l.

D. HASIL DAII PEMBAHASAN

Strategi Pclaksanaan

Model pernbelajaran Collaborcttive Learning ini dilaksanakan di semester errpat diterapkanpada nrata kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. Sebagai subyek belajar adalah mahasiswa yangmengambil tr,ata kuliali Strategi Belajar Mengajar Biologi sebanyak 31 orang. Obyek dari pelaksanaantindakan ini adalah tingkat pemahaman konsep Strategi pernbelajaran biologi yang menggunakancollaborative iearning tibugui model pembelajaian mata-kuliah stlaiegi Belajaitvtengijar niologi.

Hasil yang dicapai

l. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Tindakan)

Kegiatan yang dilakukan pada kondisi awal adalah melakukan observasi, identifikasi danrefleksi serta sosialisasi. Pada tahap ini dilakukan diskusi dengan para mahasiswa dengan materipokok nrcngcnai pelalsanaan perkuliahan dan tugas-tugas yang dikeljakan oleh mahasiswa.

Dari hasil diskusi disepakati para mahasiswa diwajibkan berkolaborasi dengan sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA. Selanjutnya mahasiswa melakukan kcgiatan pcngamatan seputarpelaksanaan pembelajararr Biologi, Pengamatan tersebut meliputi penggunaan p"trdekatatt model danrnetode yang digunakan oleh guru bidang studi Biologi serta perangkat pendukung pembelajaran yangdigurakan oleh guru serta adrninishasi pembelajaran yang dikerjakan oleh gulu Bioiogi.2. Deskripsi Hasil Siklus I (Tindakan I)

1) Perencanaan Tindakan I

Pada tahap ini dosen melakukan persiapan-persiapan dan melencanakanmerancang penrbelajaran SBM-Biologi untuk satu semester. Safuan acara perkuliahandan silabus dapat dilihat pada lanpiran.

2) Pelalsanaan Tindakan I :

Rancangan penrbelajaran yang telah disusun kemudian, ditei'apkan dalampernbelajaran.

serta(sAP)

Sen,in.ar Lofotfotrya !'l'arionatrPenf,iti{gm @iotogi fl11e UttS 1S Ju6 2009 85

Page 12: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

Observasi dan Evaluasi Tindakan I

Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pada tahap awal mahasiswa

belum tanpak merespon model pembelajaran yang telah ditenhrkan oleh dosen. Para

mahasiswa masih terlihat pasif.

Analisis dan Refleksi

Dari hasil pantauan dilapangan sinergi yang dilakukan oleh mahasiswa dan para guru

dari sekolah mitra cukup memberikan kontribusi yang sangat positif. Hal ini tanpak darifrckuensi diskusi mahasiswa di karrpus membahas hasil kolaborasi cukup efektif. Dengan

demikian penerapan model kolaborasi dalam pembelajaran SBM-Biologi sebagai tindakan Itelah tcrcapai. Oleh karena itu dapat dilanjutkan ke tindakan dua'

3. Deskripsi Hasil Sikluq II (Tindakan II)

l) Perencanaan Tindakan lIDosen penganpu menyiapkan Rancangan pembelajaran II dengan memperhatikan

hasil refleksi Tindakan I.

2) Tindakan II

Tahapan ini merupakan kelanjutan tindakan I, dilaksanakan 4 (empat) kali tatap muka.

Hasil capaian baik sikhu I ataupun siklus II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikanIlushasi kenaikan capaian konsep dapat dilihat pada Tabel-l.

3) Observasi dan Evaluasi tindakan II

Pada Tindakan II nanpak jelas mengenai pentingnya berkolaborasi dengan paxa guruBiologi senior yang berasal dari sekolah miha. Hal ini dapat dibuktikan dari laporan hasilkolaborasi yang dapat dilihat pada lanpiran laporan ini.

4) Analisis dan Refleksi Tindakan II

P€norapan model'pembelajaran kolaboratif pada tindakan II ini sangat jelas lebih baikdisbanding dengan tindakan I. Pada pembelajaran Tindakan II ini nanpak adanya kepuasanmahasiswa baik dari segi hasil belajar maupun shategi pembelajaran yang digunakan olehdosen. Dengan demikian dapat dikatakn ada peningkatair kualitas pembelajaran SBM-Biologidengan menggunakan model pen$elajaran kolaboratif.

E. KESIMPULAN DAN S,ARAN

SIMPULAI{

Dari hasil pengembangan penerapan Model Collaborative Learning dapat ditarik sinpulanscbagai berikut:

l. Terdapat peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah SBM-Biologi dengan menggunakanModel Collaborative Learntutg.

2. Terdapat paringkatan kebermaknaan pemahaman rnateri mata kuliah SBM-Biologi denganmenggunakan model Collaborative Leandng.

3. Pembelajaran dangan model Collaborative Learning, merupakan model pembelajaran yangfurcvatif.

SARAN

Saran lebih ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran Biologi diSekolah sebagai berikut:

3)

4)

86 gemhnr Lofotfotrya Naionat cPenfr&iforn lBiotogi ffilA UNS I S 1u6 2A09

Page 13: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING signifikan

I . pendidik perlu melrperhatikan suasana pembelajaran yang kulang kondusif dan tidak menarik

minat Peserta didik'

' 2. Untuk 'renunrbuhkan

minat dan motivasi peserta didik sangat diperlukan kolaborasi dengan pihak

terkait.

3. para pengan'u rnata kuliah Strategi Belajar Mengajar.Biologi.disarankan selalu berupaya

meningkatkuft"rjurr* dan kolabor^i d"ngutr para guru bidang studi Biologi di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Strgeng Paranto, 1979, Ketrampilan Mengajar dan Pelalcsanaannya' Proyek Pengembangan

Pendidikan Gtuu DEPDIKBIjD, Jakarta'

Departernen Pendidikan dan Kebuday aan, Penyempurnaan Proses 'Mengajar, Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi.

NgalimPu-wanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Renraja Rosdakarya'

Ella Yulaelawati. 2004. Ktrikttltun dan Pembelaiaran Filosofi Teori dan Aplikasi' Jakarta : Pakar

RuYtt'

Abu Alrrnadi dan Widodo supriyanto . lggt. Psikologi Belajar' Iaknta : Rineke Cipta

Mulyani S. dan Johar. 2000. strategi Belajar Mengajar. Bandung: cv' Maulana'

Nana sudjana. 2000. Dasar - Dasar Proses Belaiar Menganiar' Bandung : PT' Sinar Baru

Algensindo.

oenrar Ilamalik. !995. Proses Belajar Mengaiar. Jakarla: Buni Aksara

W. Gulo. 2002. Strategi Beiajar Mengajar. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana

@ntif,iigtn Eio togi rWQ'UT':S 1 8 J uti 2009 87