pengaruh penambahan fermentasi ampas kelapa … · silabus pembelajaran ... utama dalam usaha...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENAMBAHAN FERMENTASI AMPAS KELAPA
(Cocos nucifera L.) OLEH RAGI TEMPE SEBAGAI CAMPURAN PAKAN
TERHADAP BOBOT, RASIO PAKAN, DAN INCOME OVER FEED COST
AYAM KAMPUNG (Gallus gallus domesticus)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Gista Arum Pravitasari
NIM : 131434037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENAMBAHAN FERMENTASI AMPAS KELAPA
(Cocos nucifera L.) OLEH RAGI TEMPE SEBAGAI CAMPURAN PAKAN
TERHADAP BOBOT, RASIO PAKAN, DAN INCOME OVER FEED COST
AYAM KAMPUNG (Gallus gallus domesticus)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Gista Arum Pravitasari
NIM : 131434037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa yang telah menuntun saya sampai detik ini,
Kedua orang tuaku tercinta,
Kedua adikku terkasih,
Sahabat-sahabat yang selalu memberi dukungan
Seluruh keluarga besar Pendidikan Biologi angkatan 2013
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH PENAMBAHAN FERMENTASI AMPAS KELAPA
(Cocos nucifera L.) OLEH RAGI TEMPE SEBAGAI CAMPURAN PAKAN
TERHADAP BOBOT, RASIO PAKAN, DAN INCOME OVER FEED COST
AYAM KAMPUNG (Gallus gallus domesticus)
Gista Arum Pravitasari
131434037
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Ampas kelapa dapat digunakan sebagai alternatif pakan ayam kampung
karena masih memiliki kandungan nutrisi. Akan tetapi penggunaannya belum
maksimal karena adanya zat anti nutrisi galaktomanan dan kandungan lemak
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
fermentasi ampas kelapa oleh jamur tempe sebagai campuran pakan terhadap
bobot, rasio pakan, dan income over feed cost ayam serta mengetahui konsentrasi
fermentasi ampas kelapa oleh ragi tempe sebagai campuran pakan yang dapat
digunakan oleh peternak ayam kampung untuk mendapatkan keuntungan
maksimal.
Ayam dipelihara secara intensif untuk mencapai bobot ≥800 g dengan
perlakuan pakan K (tanpa fermentasi ampas kelapa), A (5% fermentasi ampas
kelapa), B (10% fermentasi ampas kelapa), C (15% fermentasi ampas kelapa), dan
D (20% fermentasi ampas kelapa). Ayam diberi pakan 3 kali sehari pada jam
06.00 WIB, 12.00 WIB dan 16.00 WIB sesuai perlakuan dan umur. Parameter
yang diamati adalah Pertambahan Bobot Ayam Harian (PBAH), rasio pakan dan
Income Over Feed Cost (IOFC). Data dianalisis dengan uji Annova dilanjutkan uji
Tukey HSD pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan fermentasi ampas kelapa oleh
ragi tempe sebagai campuran pakan tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap
PBAH, rasio pakan, dan nilai IOFC. Konsentrasi fermentasi ampas kelapa oleh
ragi tempe sebagai campuran pakan yang dapat digunakan oleh peternak ayam
kampung untuk mendapatkan keuntungan maksimal adalah pakan B dengan
komposisi 10% fermentasi ampas kelapa ditambah 90% pakan kontrol.
Kata Kunci: Ampas kelapa, ayam kampung, Pertambahan Bobot Ayam Harian
(PBAH), rasio pakan, Income Over Feed Cost (IOFC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INFLUENCE OF COCONUT WASTE (Cocos nucifera L.) FERMENTATION
WITH YEAST ADDITION AS WOOF MIXTURE TOWARD WEIGHT,
FEED CONVERSION RATIO, AND INCOME OVER FEED COST OF
DOMESTIC CHICKEN (Gallus gallus domesticus)
Gista Arum Pravitasari
131434037
Sanata Dharma University
ABSTRACT
Coconut waste could be used as alternative feed for domestic chicken
because it still contains some nutrients. However, the used of it was not yet
maximal because of the anti-nutrition substance galactomannan presence and
high content of fat. This research purposes were to discover the influence of
coconut waste fermentation with yeast addition as woof mixture toward weight,
feed conversion ratio, and income over feed cost of domestic chickens, also the
right concentration of coconut waste fermentation as woof mixture in which could
be used by a domestic chicken breeder to get maximal profit.
The domestic chickens were taken care of intensively until ≥ 800 g with
feed treatment K (without coconut waste fermentation), A (5% coconut waste
fermentation), B (10% coconut waste fermentation), C (15% coconut waste
fermentation), and D (20% coconut waste fermentation). Chickens were fed three
times a day on 06.00 am, 12.00 pm, and 16.00 pm according to the treatment and
age. The observed parameters were weight, feed conversion ratio, and Income
Over Feed Cost (IOFC). The data were analyzed with Anova followed by Tukey
HSD on level 5%.
The result showed that the addition of coconut waste fermentation with
yeast as addition woof mixed were not significant (P > 0,05) toward weight, feed
conversion ratio, and Income Over Feed Cost (IOFC) of domestic chickens. The
right concentration of coconut waste fermentation as addition woof mixture in
which could be used by a domestic chicken breeder to get maximal profit was B
treatment with composition of 10% coconut waste fermentation and 90% feed
control.
Keywords: Coconut waste, domestic chickens, weight, feed conversion ratio,
Income Over Feed Cost (IOFC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikakn skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Fermentasi
Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) oleh Ragi Tempe Sebagai Campuran Pakan
Terhadap Bobot, Rasio Pakan, Dan Income Over Feed Cost Ayam Kampung
(Gallus gallus domesticus)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan
baik berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi.
3. Puspita Ratna Susilawati M.Sc. selaku dosen pembimbing yang selalu
penuh kesabaran, memberikan pengarahan serta masukan dalam penulisan
karya ilmiah ini.
4. Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Si. dan Dra. Maslichah Asy`ari,
M.Pd. selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang telah diberikan
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Segenap dosen Pendidikan Biologi yang dengan penuh dedikasi mendidik
dan membimbing penuis dari awal perkuliahan sampai selesai.
6. Kedua orang tua, kedua adikku, dan keluarga besarku yang selalu
memberikakn doa dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dan karya ilmiah ini dengan baik.
7. Sahabat dan teman-teman terkasih yang tiada hentinya memberikan
semangat dalam menyelesaikan penilisan karya ilmiah ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
membantu dalam penulisan karya ilmiah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Penulis menyadari penulisan karya ilmiah ini masih ada banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis,
Gista Arum Pravitasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B, Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Ayam Kampung ................................................................................................ 6
1. Klasifikasi Ayam Kampung ......................................................................... 6
2. Karakteristik Ayam Kampung ...................................................................... 6
3. Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung ......................................................... 7
4. Ransum dan Nutrisi Ayam Kampung ........................................................... 8
B. Ampas Kelapa ................................................................................................... 13
C. Ragi Tempe ....................................................................................................... 13
D. Fermentasi Ragi Tempe .................................................................................... 14
E. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 15
F. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 17
G. Hipotesis ........................................................................................................... 19
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 20
B. Batasan Penelitian/ Definisi Operasional ......................................................... 21
C. Alat dan Bahan ................................................................................................. 23
D. Cara Kerja ......................................................................................................... 23
1. Pembuatan Fermentasi Ampas Kelapa ......................................................... 24
2. Penyiapan Kandang ...................................................................................... 25
3. Penyiapan Hewan Uji ................................................................................... 25
4. Penyiapan Pakan ........................................................................................... 26
5. Uji Protein Total Pakan Campuran Fermentasi Ampas Kelapa ................... 27
6. Pemeliharaan................................................................................................. 27
E. Metode Analisis Data ........................................................................................ 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ....................... 30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap
Kandungan Protein Total .................................................................................. 31
B. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap
Pertambahan Bobot Ayam Harian (PBAH) ...................................................... 34
C. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap Rasio
Pakan................................................................................................................. 38
D. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap Income
Over Feed Cost (IOFC) .................................................................................... 41
E. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian .................................................. 44
BAB V. IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK
PEMBELAJARAN .................................................................................... 45
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................................. 47
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 48
Lampiran .................................................................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Ransum Untuk Ayam Kampung ..................................... 9
Tabel 2.2 Komposisi Kimia per 100 g Bekatul Beras ................................................ 10
Tabel 2.3 Komposisi Nutrisi Ransum Komersial ...................................................... 11
Tabel 2.4 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 16
Tabel 3.1 Persentase Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa .................................. 22
Tabel 3.2 Nutrisi Bahan Pakan Ayam ........................................................................ 22
Tabel 3.3 Komposisi Nutrisi Pakan Ayam ................................................................. 22
Tabel 3.4 Komposisi Ransum Ayam ......................................................................... 26
Tabel 3.5 Konsumsi Pakan dan Berat Ayam Kampung Standar ............................... 28
Tabel 4.1 Kandungan Protein Total ........................................................................... 34
Tabel 4.2 Pertambahan Bobot Ayam Harian ............................................................. 38
Tabel 4.3 Rasio Pakan Ayam Kampung .................................................................... 41
Tabel 4.4 Income Over Feed Cost Ayam Kampung .................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Morfologi Gabah Kering ........................................................................ 10
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 18
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Fermentasi Ampas Kelapa ....................................... 24
Gambar 3.2 Kandang Ayam ....................................................................................... 25
Gambar 3.3 DOC Umur 1 Hari .................................................................................. 26
Gambar 3.4 Pakan Ayam ........................................................................................... 27
Gambar 3.5 Pemeliharaan Ayam ............................................................................... 28
Gambar 4.1 Kandungan Protein Total Ayam ............................................................. 31
Gambar 4.2 Rata-Rata Pertambahan Bobot Ayam Harian......................................... 35
Gambar 4.3 Rata-Rata Rasio Pakan Ayam Harian .................................................... 39
Gambar 4.4 Income Over Feed Cost Ayam Kampung .............................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Hasil Uji Protein Total Pakan ................................................................ 50
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Pertambahan Bobot Ayam Harian, Rasio
Pakan, dan Income Over Feed Cost ...................................................... 51
Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova, Uji
Tukey HSD Kandungan Protein Total Pakan ....................................... 54
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova
Pertambahan Bobot Ayam Harian ........................................................ 56
Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova Rasio
Pakan ..................................................................................................... 57
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova Income
Over Feed Cost ..................................................................................... 58
Lampiran 7. Silabus Pembelajaran ............................................................................. 59
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................... 63
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa .............................................................................. 70
Lampiran 10. Lembar Pengamatan Penilaian ............................................................ 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen pemelihaan ayam kampung salah satunya meliputi kualitas
pakan yang diberikan. Pakan ayam harus memiliki nilai gizi yang baik dan
dapat dicerna oleh ayam kampung. Namun di sisi lain, pakan adalah masalah
utama dalam usaha ternak ayam karena biaya pakan dapat mencapai 80% dari
total biaya produksi. Tingginya biaya pakan ini dipengaruhi oleh tingginya
bahan baku penyusun pakan ayam.
Ayam kampung merupakan ayam asli Indonesia yang memiliki ciri
khas tersendiri dari tekstur dan rasa dagingnya sehingga banyak digemari
oleh konsumen. Hal ini membuat usaha ternak ayam memiliki prospek yang
sangat besar untuk dikembangkan. Menurut Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta
produksi daging ayam kampung tahun 2013 yaitu sebesar 5.797.564 ekor. Hal
ini menandakan bahwa ayam kampung cukup banyak dikembangkan di
daerah Yogyakarta.
Ayam kampung memiliki kelebihan kecepatan daya adaptasi terhadap
lingkungan, pemeliharan yang relatif mudah, dan ketahanan terhadap
penyakit yang lebih tinggi daripada ayam broiler. Pemeliharaan ayam
kampung dari tahun ke tahun dirasa belum maksimal, sehingga produksi ayam
kampung belum mampu memenuhi permintaan konsumen. Rendahnya
produktivitas ayam kampung diakibatkan oleh buruknya manajemen
pemeliharaan ayam kampung dan tingginya harga pakan ayam. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diatasi dengan menekan biaya produksi sekecil mungkin tanpa mengurangi
produksi optimum yaitu dengan memanfaatkan bahan pangan alternatif yang
tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, mempunyai kandungan gizi, mudah
didapat dan harganya rendah. Pemanfaatan limbah indutri sebagai pakan ternak
merupakan salah satu cara pemecahan masalah biaya tinggi pada industri
peternakan. Salah satu limbah industri yang tersedia dalam jumlah banyak
dan belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan baku pakan ayam
kampung adalah ampas kelapa.
Ampas kelapa dapat digunakan sebagai pakan alternatif karena memiliki
kandungan nutrisi yang cukup yaitu protein 5.78%, lemak 38.24%, dan serat
kasar 15.07% (Putri, 2010). Penambahan ampas kelapa sebagai campuran pakan
diharapkan dapat mengurangi biaya pakan selama pemeliharaan. Selain itu
kandungan nutrisi pada ampas kelapa diharapkan dapat menambah nilai nutrisi
pakan yang berdampak pada membaiknya menejemen pemeliharaan dan
produksi sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimal untuk peternak.
Namun penggunaan ampas kelapa sebagai campuran pakan ayam masih rendah.
Rendahnya penggunaan ampas kelapa ini disebabkan karena kandungan lemak
yang tidak dapat dicerna oleh ayam dengan baik. Perlakuan secara fisik dengan
perebusan tidak mampu menurunkan kandungan lemak dan meningkatkan
kandungan protein ampas kelapa. Begitu juga dengan perlakuan secara kimia
melalui perendaman menggunakan basa alkali yang membutuhkan biaya besar
juga tidak mampu menurunkan kadar lemak, bahkan menurunkan kandungan
protein. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
melakukan proses fermentasi pada ampas kelapa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kurniawan (2016) dalam penelitiannya menguji nutrisi ampas kelapa
yang difermentasi dengan Aspergilus niger pada hari keempat menghasilkan
enzim lipase tertinggi sehingga dapat menurunkan kadar lemak ampas kelapa,
sedangkan pada penelitian ini ampas kelapa difermentasi dengan
menggunakan ragi tempe untuk menurunkan kadar lemak. Yamin (2008)
dalam penelitiannya menggunakan ampas kelapa tanpa difermentasi dan
ampas kelapa terfermentasi sebagai campuran ransum ayam sebesar 6% dan
12%. Pada penelitian ini digunakan ampas kelapa yang telah difermentasi
menggunakan ragi tempe sebagai campuran ransum ayam sebesar 5%, 10%,
15%, dan 20%. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini
mengambil judul “PENGARUH PENAMBAHAN FERMENTASI
AMPAS KELAPA (Cocos nucifera L.) oleh RAGI TEMPE SEBAGAI
CAMPURAN PAKAN TERHADAP BOBOT, RASIO PAKAN, dan
INCOME OVER FEED COST AYAM KAMPUNG (Gallus gallus
domesticus).”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penambahan fermentasi ampas kelapa (Cocos
nucifera L.) oleh ragi tempe sebagai campuran pakan terhadap bobot,
rasio pakan, dan income over feed cost ayam kampung (Gallus gallus
domesticus)?
2. Berapa konsentrasi fermentasi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) oleh ragi
tempe sebagai campuran pakan yang dapat digunakan oleh peternak ayam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kampung (Gallus gallus domesticus) untuk mendapatkan keuntungan
maksimal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penambahan fermentasi ampas kelapa (Cocos
nucifera L.) oleh ragi tempe sebagai campuran pakan terhadap bobot, rasio
pakan, dan income over feed cost ayam kampung (Gallus gallus
domesticus).
2. Mengetahui konsentrasi fermentasi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) oleh
ragi tempe sebagai campuran pakan yang dapat digunakan oleh peternak
ayam kampung (Gallus gallus domesticus) untuk mendapatkan
keuntungan maksimal.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Mengembangkan keterampilan dalam membuat pakan alternatif untuk
ayam kampung yang lebih efisien dan ekonomis.
b. Menambah pengetahuan, wawasan serta keterampilan peneliti
khususnya dalam pembuatan fermentasi ampas kelapa sebagai
campuran pakan ayam kampung.
2. Bagi Masyarakat
a. Menambah wawasan masyarakat terutama peternak ayam kampung
dalam mencukupi kebutuhan pakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Menambah informasi kepada masyarakat dalam pembuatan fermentasi
ampas kelapa sebagai campuran pakan ayam kampung.
c. Memberikan solusi permasalahan harga pakan ayam yang mahal.
3. Bagi Pendidikan
a. Memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pendidikan dan
memberikan manfaat pada proses pembangunan saat ini dan masa
yang akan datang.
b. Dapat diaplikasikan dalam materi Lingkungan sub bab Penanganan
Limbah bagi siswa kelas X SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Ayam Kampung
a. Klasifikasi ayam kampung
Menurut Gautier (2002) dalam Animal Diversity Web (ADW),
klasifikasi ayam kampung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphyum : Vertebrata
Class : Aves
Order : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Species : Gallus gallus domesticus
b. Karakteristik ayam kampung
Ayam kampung atau yang juga dikenal sebagai ayam bukan ras
(buras) mempunyai kelebihan pada daya adaptasi karena mampu
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta
cuaca setempat. Bentuk jari kaki kuat dan ramping, kukunya tajam dan
sangat kuat mengais tanah. Secara umum ayam kampung mempunyai warna
bulu yang beragam (hitam, putih, cokelat, kuning dan kombinasinya), kaki
cenderung panjang dan berwarna hitam, putih, atau kuning serta bentuk
tubuh ramping. Beberapa jenis ayam kampung asli Indonesia yang dikenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
masyarakat antara lain ayam pelung, ayam kedu, ayam merawang, dan ayam
sentul (Iskandar, 2010). Terbentuknya berbagai macam tipe ayam ini
merupakan akibat dari proses budidaya dan perkawinan antar keturunan
secara alami serta pengaruh lingkungan.
c. Sistem pemeliharaan ayam kampung
Umumnya sistem pemeliharaan ayam kampung masih sederhana.
Menurut Pramudyati (2009), ada 3 sistem pemeliharaan yaitu secara
tradisional, semi intensif dan intensif. Sistem pemeliharaan secara
tradisional ayam kampung dipelihara dengan cara dibiarkan lepas,
peternak kurang memperhatikan aspek teknis dan perhitungan ekonomi
usahanya. Pakan ayam kampung tidak disediakan secara khusus.
Pemberian pakan dilakukan seadanya yaitu memberikan makanan sisa
dapur. Ada juga peternak yang memberikan dedak padi tetapi tidak
secara teratur. Sistem perkandangan kurang diperhatikan. Tingkat
kematian ayam dapat mencapai 56% terutama pada anak ayam sampai
umur 6 minggu, produksi telur rendah (47 butir/induk/tahun). Sistem
pemeliharaan secara semi-intensif ayam kampung dilakukan dengan cara
pemisahan anak ayam yang baru menetas dari induknya. Selama
pemisahan ini, anak ayam diberi pakan yang baik (komersial atau buatan
sendiri). Biasanya pakan komersial diberikan sebelum ayam diumbar.
Pakan komersial hanya diberikan sebanyak 25% dari kebutuhan pakan
yang dipelihara secara intensif/ekor/hari. Pada pemeliharaan secara semi
intensif ini tingkat kematian ayam dapat mencapai 34% terutama pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
anak ayam sampai umur 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 59
butir/ekor/tahun. Sistem pemeliharaan secara intensif merupakan
pemeliharaan ayam tanpa menyediakan area umbaran tetapi dengan cara
dikurung terus-menerus di dalam kandang sehingga peternak harus
mencukupi kebutuhan ransumnya. Dalam sistem ini ayam dikandangkan
dengan tujuan untuk menciptakan kenyamanan dan perlindungan,
sehingga ayam bisa memanfaatkan ransum yang dikonsumsi secara
efisien untuk pertumbuhan dan produksi.
d. Ransum dan nutrisi ayam kampung
Di lapangan ada 3 jenis ransum yang sering digunakan oleh
peternak yaitu ransum jadi, konsentrat dan self mixing. Ransum jadi
adalah pakan yang siap diberikan pada ayam, kandungan nutrisi pada
ransum ini sudah disusun secara lengkap sesuai dengan kebutuhannya.
Konsentrat adalah ransum dengan nutrisi tinggi yang dibuat oleh pabrik
sehingga sebelum digunakan harus dicampur dahulu dengan jagung
giling dan bekatul. Pada umumnya harga konsentrat lebih rendah
dibandingkan dengan harga ransum jadi sehingga peternak seringkali
menggunakan konsentrat untuk campuran pakan ayam guna menghemat
biaya, sedangkan yang dimaksud dengan self mixing artinya peternak
menyusun dan mencampur sendiri ransum ayam. Pada dasarnya ada 2
sistem peracikan pakan self mixing yaitu semi-self mixing dan total-self
mixing. Semi-self mixing yaitu mencampur konsentrat buatan pabrik
dengan bahan bahan lain seperti jagung dan bekatul, sedangkan total-self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mixing artinya peternak benar-benar mencampur sendiri berbagai macam
bahan pakan menjadi ransum. Dengan self mixing peternak dapat dengan
leluasa menentukan komposisi ransum sesuai dengan kondisi sehingga
mutu ransum dapat dikontrol dan biaya yang dikeluarkan untuk ransum
dapat lebih murah (Anonim, 2014).
Fungsi makanan yang diberikan pada prinsipnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup, membentuk sel-sel dan
jaringan tubuh, menggantikan bagian-bagian yang rusak, serta reproduksi.
Ransum ayam dibuat dengan berbagai bentuk dan jenis kegunaannya.
Pemberian ransum yang tidak sesuai dengan kegunaannya akan berakibat
diare, kurang nafsu makan dan lebih parah lagi menimbulkan kematian.
Pada dasarnya nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam kampung sama dengan
ayam ras yaitu protein, vitamin, energi (karbohidrat dan lemak), mineral
dan air. Akan tetapi jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh ayam kampung
lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras. Menurut Iskandar (2010),
saran kandungan gizi dalam ransum ayam kampung adalah seperti pada
Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Ransum untuk Ayam Kampung
Zat gizi yang diperlukan Umur (minggu)
0-12 12-22 >22
Energi metabolisme (kkal) 2600 2400 2400-2600
Kalsium (%) 0.9 1.0 3.4
Pospor (%) 0.45 0.45 0.34
Protein (%) 14-17 14 14
Metionin (%) 0.37 0.21 0.22-0.30
Lisin (%) 0.87 0.45 0.68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Ransum dapat dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan. Misalnya
dengan mencampurkan bekatul, jagung kuning, konsentrat BR-1, beras,
kedelai, dan kepala ikan teri.
- Bekatul Beras (Rice Bran)
Bekatul merupakan hasil sampingan dari penggilingan beras
yang diperoleh dari penyosohan kedua. Bekatul terdiri atas lapisan
perikarpium, testa dan lapisan dalam aleuron. Menurut Astawan
(2008), secara umum bekatul memiliki nilai gizi sebagai berikut:
Tabel 2.2 Komponen Kimia per 100 g Bekatul Beras
Komponen Kimia Kandungan Nutrisi
Protein (g) 11,8 – 13,0
Lemak (g) 10,1 – 12,4
Seat kasar (g) 2,3 – 3,2
Karbohidrat (g) 51,5 – 55,0
Kalsium (mg) 500 – 700
Magnesium (mg) 600 – 700
Fosfor (mg) 1000 – 2200
Seng (mg) 1,7
Vitamin B1 (mg) 0,3 – 1,9
Vitamin B2 (mg) 0,17 – 0,24
Niasin (mg) 22,4 – 38,9
Gambar 2.1 Morfologi gabah kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
- Jagung
Jagung sudah sejak lama digunakan sebagai pakan ayam
kampung. Jagung tidak memiliki zat anti nutrisi dan sifat pencahar.
Jagung memang memiliki kandungan protein agak rendah (± 9.4%),
tetapi kandungan energi metabolisnya tinggi (3430 kal/kg) sehingga
merupakan sumber energi yang baik. Jagung juga mudah dicerna
karena memiliki kandungan serat kasar yang rendah (± 2%). Selain
itu jagung memiliki pigmen karoten yang disebut xanthophyll.
Pigmen ini berperan dalam memberi warna kuning telur dan daging
yang tidak pucat (Anonim, ___).
- BR-1
BR-1 merupakan pakan komersial buatan pabrik. Salah satu
pabrik yang memproduksi pakan ini adalah PT. Japfa Comfeed
Indonesia. Menurut Handayani (2014), komposisi ransum komersial
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Komposisi Nutrisi Ransum Komersial
Zat Makanan Kandungan
Kadar Air (Maks.) % 12
Protein Kasar (Min) % 21
Serat Kasar (Maks.) % 4.5
Lemak Kasar (Min.) % 4
Ca (%) 0.9-1.1
P (%) 0.7-0.9
Coccidiostat +
Antibiotik +
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
- Beras
Beras merupakan biji gabah yang bagian kulitnya sudah
dipisahkan melalui proses penggilingan dan penyosohan. Beras
Bulog memiliki standar kualitas kadar air maksimal 14% dan butir
patah maksimal 20% dengan derajat sosoh 95%, dan kandungan
beras kuning maksimal 2% (Antara, 2008). Secara umum beras
mengandung energi metabolis sebesar 2660 kkal/kg, protein kasar
10,2%, dan serat kasar 1,57% (Sinurat, 2015).
- Kedelai Kuning
Biji kedelai terdiri dari 7,3% kulit biji, 90,3% kotiledon dan
2,4% hipokotil. Kedelai kuning mengandung protein sebesar 40%
dan lemak 20%. Diantara semua jenis kacang-kacangan, kedelai
merupakan sumber serat yang paling baik. Di dalam 100 g kedelai
mengandung 15% serat yang larut dalam air. Akan tetapi biji kedelai
mengandung zat penghambat protease yang bila bergabung dengan
tripsin akan membentuk senyawa kompleks yang tidak dapat dicerna.
Zat penghambat ini dapat menyebabkan gangguan pada pankreas.
Dengan pemanasan pada suhu 250ºF selama 2.5-3.5 menit dapat
menghancurkan zat penghambat ini (Anonim, ___).
- Kepala Ikan Teri
Kepala ikan teri merupakan sumber protein hewani yang dapat
menjadi alternatif campuran pakan unggas dikarenakan harganya
yang murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak. Kepala ikan teri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mengandung energi (193 kkal), protein (42 g), serta kandungan
lemak yang rendah (1,5 g). Ikan teri merupakan sumber kalsium
yang baik yaitu sebesar 2000 mg. Kalsium sangat penting dalam
pembentukan tulang, transmisi implus saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah, pengaturan permeabilitas membran sel dan
aktivitas enzim. Ikan teri mengandung asam amino esensial isoleusin,
leusin, lisin, dan valin. Ikan teri juga mengandung asam amino non-
esensial asam glutamat dan asam aspartat (Astawan, 2008).
2. Ampas Kelapa
Ampas kelapa dapat digunakan sebagai pakan alternatif karena masih
memiliki kandungan nutrisi yang cukup yaitu protein (5.78%), lemak
(38.24%) dan serat kasar (15.07%). Namun dalam kehidupan sehari-hari
ampas kelapa belum banyak dimanfaatkan karena kandungan lemak yang
tinggi dapat mengganggu proses pencernaan ungas dan adanya zat anti nutrisi
manan. Manan hanya dapat dirombak oleh enzim mananase. Mananase
merombak manan dan galaktomanan menjadi manosa dan galaktosa. Enzim
ini memotong secara acak rantai utama manan dan hetero β-D-manan menjadi
gula terlarut yaitu monosakarida. Sebagai solusinya dilakukan proses
fermentasi terlebih dahulu supaya ampas kelapa dapat digunakan sebagai
pakan unggas (Heri, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Ragi Tempe
Ragi tempe (laru) dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya
bentuk tepung. Ragi tempe juga dapat dijumpai di alam yang menempel di
daun waru yang dikenal sebagai usar. Ragi dalam bentuk tepung dibuat
dengan cara menumbuhkan spora jamur, dikeringkan kemudian ditumbuk.
Media yang digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti
tepung terigu, beras, jagung serta umbi-umbian. Jenis jamur yang berperan
dalam pembuatan tempe adalah Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae.
Miselium R. oryzae lebih panjang dibandingkan dengan R. oligosporus
sehingga menghasilkan warna putih dan tekstur yang kompak pada tempe,
sedangkan R. oligosporus memproduksi enzim protease (pemecah protein)
lebih banyak dibandingkan R. oryzae. Dengan demikian kedua jamur ini
dapat dikombinasikan dalam pembuatan tempe (Suprihatin, 2010).
4. Fermentasi Ragi Tempe
Inkubasi ragi tempe dilakukan pada suhu 25º-37ºC selama 3-48 jam.
Selama inkubasi terjadi proses fermentasi yang menyebabkan perubahan nilai
gizi, cita rasa dan aroma. Menurut Hidayat (2009) proses fermentasi ragi
tempe dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:
a. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam): terjadi peningkatan jumlah asam
lemak bebas dan suhu, pertumbuhan jamur cepat terlihat dengan
terbentuknya miselium pada permukaan yang semakin lama semakin
lebat sehingga menunjukkan massa yang lebih kompak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Fase transisi (30-50 jam): merupakan fase optimal fermentasi tempe
dan siap untuk dipasarkan. Pada fase ini terjadi penurunan suhu,
jumlah asam lemak yang dibebaskan dan pertumbuhan jamur, aroma
spesifik tempe optimal, dan tekstur lebih kompak.
c. Fase pembusukan (50-90 jam): terjadi kenaikan jumlah asam lemak
bebas, pertumbuhan jamur menurun dan pada kadar air tertentu
pertumbuhanya terhenti, terjadi perubahan rasa karena degradasi
protein lanjut sehingga terbentuk amonia.
Ada beberapa persayaratan dalam fermentasi ragi tempe antara lain
kelembaban, oksigen, suhu, dan pH. Oksigen diperlukan dalam pertumbuhan
jamur, tetapi bila berlebihan dan tidak seimbang dengan pembuangannya
maka suhu akan menjadi tinggi dan mengakibatkan kematian jamur. Suhu
optimum untuk pertumbuhannya adalah 25-30ºC (suhu ruangan). Oleh karena
itu ruangan fermentasi harus memiliki ventilasi yang cukup. Kondisi pH
optimum selain berfungsi sebagai syarat jamur untuk tumbuh, uga diperlukan
utuk mencegah kontaminasi selama fermentasi. Kondisi pH optimum adalah
4-5.
5. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dan sebagai
acuan dalam penelitian yang dilaksanakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 2.4 Penelitian yang Relevan
Penulis Tujuan Keterangan
Yamin (2008)
Mengetahui pengaruh
ampas kelapa dan
ampas kelapa
fermentasi dalam
ransum terhadap
efisiensi ransum dan
Income Over Feed
Cost (IOFC).
- Penggunaan ampas kelapa
fermentasi oleh Rhizopus
oligosporus sampai 12% sangat
nyata efisien dibandingkan dengan
menggunakan ampas kelapa tanpa
difermentasi.
- Nilai Income Over Feed Cost
(IOFC) tertinggi diperoleh dari
ransum yang menggunakan ampas
kelapa fermentasi 12%, sedangkan
yang terendah adalah ransum yang
menggunakan ampas kelapa tanpa
difermentasi.
Heri (2016)
Mengetahui pengaruh
penggunaan
Aspergillus niger
untuk fermentasi
ampas kelapa (Cocos
nucifera L.) terhadap
kualitas nutrisi ampas
kelapa.
- Kandungan lemak tinggi pada
ampas kelapa akan mengganggu
metabolisme dan juga
mengganggu bakteri pencerna
selulosa, dengan demikian
menghambat hidrolisa selulosa.
- Aspergillus niger memproduksi
enzim lipase tertinggi pada masa
inkubasi hari ke empat baik pada
substrat minyak kelapa maupun
ampas kelapa dan apabila
digunakan untuk fermentasi ampas
kelapa dapat mengubah komposisi
nutrisi ampas kelapa khususnya
penurunan kandungan lemak.
Pada penelitian Yamin (2008) ampas kelapa difermentasi oleh ragi
tempe dengan hewan uji ayam pedaging Strain Arbor acres ISB 707 dengan 5
perlakuan yaitu R0= 0% ampas kelapa dan ampas kelapa fermentasi, R1= 6%
ampas kelapa, R2= 12% ampas kelapa, R3= 6% ampas kelapa fermentasi, dan
R4= 12% ampas kelapa fermentasi. Parameter yang diamati adalah efisiensi
penggunaan ransum dan Income Over Feed Cost. Pada penelitian Heri (2016)
ampas kelapa difermentasi oleh Aspergillus niger. Parameter yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
adalah produksi enzim lipase, kualitas fisik (pH, tekstur, warna, bau), dan
komposisi kimia ampas kelapa tanpa kukus (AKTK), ampas kelapa kukus
(AKK), ampas kelapa fermentasi (AKF), dan ampas kelapa kukus fermentasi
(AKKF).
Dari kedua penelitian tersebut, terdapat persamaan yaitu penggunaan
ampas kelapa sebagai substrat. Pada penelitian kali ini digunakan ampas
kelapa kukus yang difermentasi oleh ragi tempe dengan hewan uji ayam
kampung pedaging. Parameter yang diamati adalah pertambahan bobot ayam
harian, rasio pakan, dan Income Over Feed Cost.
6. Kerangka Berfikir
Keberhasilan ternak ayam kampung sangat dipengaruhi oleh
manajemen pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan yang buruk akan
menyebabkan produktivitas ayam rendah. Selain itu 80% total biaya produksi
digunakan untuk pembelian pakan mengakibatkan keuntungan yang
didapatkan oleh peternak sedikit. Untuk itu diperlukan alternatif pakan yang
harganya murah, tersedia dalam jumlah banyak, dan kebutuhannya tidak
bersaing dengan manusia. Salah satu bahan yang dapat dipakai adalah ampas
kelapa. Namun karena ampas kelapa memiliki kandugan lemak yang cukup
tinggi dan adanya zat anti nutrisi di dalamnya maka diperlukan proses
fermentasi untuk mengatasi hal tersebut. Penambahan fermentasi ampas
kelapa ke dalam ransum ayam ini diharapkan akan meningkatkan keuntungan
dan produktivitas ayam yang dapat dilihat dari pertambahan bobot ayam
harian, rasio pakan dan IOFC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Ternak ayam
kampung
Manajemen
pemeliharaan
Produktivitas
rendah
Harga pakan
mahal
Keuntungan sedikit
Fermentasi ampas
kelapa
Alternatif campuran
pakan
Parameter penelitian:
- P
ertambahan bobot
ayam harian
- R
asio pakan
- I
ncome Over Feed
Cost (IOFC)
Keuntungan dan
produktivitas
maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
7. Hipotesa
- Penambahan fermentasi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) oleh ragi tempe
sebagai campuran pakan berpengaruh pada bobot, rasio pakan, dan income
over feed cost ayam kampung (Gallus gallus domesticus).
- Penambahan 20% fermentasi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) oleh ragi
tempe pada campuran pakan dapat digunakan oleh peternak ayam
kampung untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode
penelitian kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan terhadap variabel yang datanya belum tersedia, sehingga harus
dilakukan proses manipulasi atau dengan kata lain diberikan treatment/
perlakuan terhadap subjek yang akan diamati untuk mengkaitkan sesuatu
keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya (Jaedun, 2011).
Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) atau Completely Random Design (CRD). Penelitian ini menggunakan 1
kontrol dan 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Kelompok kontrol diberikan pakan
campuran bekatul beras, jagung, BR-1, kedelai putih, beras, dan kepala ikan
teri, sedangkan kelompok A, B, C, dan D diberi pakan campuran dan
fermentasi ampas kelapa. Variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel terikat (dependent variable): bobot badan harian (PBBH),
rasio pakan, dan income over feed cost (IOFC).
b. Variabel bebas (independent variable): konsentrasi penambahan
fermentasi ampas kelapa.
c. Variabel kontrol: jumlah air minum, kandang ayam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Batasan Penelitian/ Definisi Operasional
Batasan penelitian percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Ampas kelapa didapatkan dari industri pemerasan santan kelapa los A1 di
pasar Gowok Yogyakarta (belakang Ambarukmo Plaza). Ampas kelapa
yang digunakan adalah bagian endosperma padat dan bagian
endokarpium. Ampas kelapa telah diperas tanpa menambahkan air
menggunakan mesin.
2. Ragi yang digunakan adalah ragi tempe bentuk bubuk kasar merek
Raprima produksi PT. Aneka Fermentasi Industri (AFI).
3. DOC (Day Old Chick) didapatkan dari peternakan Bapak Parjoko yang
beralamat di Jl. Minggiran 36, Yogyakarta sebanyak 50 ekor tanpa
memperhatikan jenis kelamin.
4. Pemilihan DOC (Day Old Chick) berdasarkan kriteria sehat serta tidak
memiliki cacat fisik, pergerakan lincah dan gesit, penampilan tegap, mata
bulat bening.
5. Parameter yang diukur untuk mengetahui pengaruh pemberian fermentasi
ampas kelapa sebagai campuran pakan ayam kampung adalah
Pertambahan Bobot Ayam Harian (PBAH), rasio pakan, Income Over
Feed Cost (IOFC), dan kadar protein pakan campuran.
6. Pengambilan data diakhiri saat bobot ayam mencapai ≥ 800 g/ekor. Panen
pertama kali dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2017 dan panen terahir
dilaksanakan pada 15 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
7. umlah fermentasi ampas kelapa yang dicampurkan pada pakan ayam
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Persentase penambahan fermentasi ampas kelapa
Perlakuan Persentase penambahan fermentasi ampas
kelapa
K (kontrol) 0 %
A 5 %
B 10 %
C 15 %
D 20%
8. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bekatul padi, BR-1
(PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk), jagung kuning, beras, kacang
kedelai, dan kepala ikan teri. Komposisi nutrisi bahan pakan dapat dilihat
pada Tabel 3.2 dan 3.3.
Tabel 3.2 Nutrisi Bahan Pakan Ayam
Bahan Pakan Energi Metabolis
(kkal/kg)
Serat Kasar
(%)
Bekatul* 2895 4,5
BR-1** 2900 4,5
Jagung Kuning* 3310 2,8
Beras* 2660 1,57
Kedelai Putih* 3880 2
Kepala Ikan Teri* 2720 1
Fermentasi Ampas Kelapa *** 1264 33,76
Ket * Sinurat (2015)
** PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
*** Hasil Analisa Laboratorium NMT UNDIP (2006)
Tabel 3.3 Komposisi Energi Metabolis dan Serat Kasar Pakan Ayam
Pakan Perlakuan Energi Metabolis
(kkal/kg)
Serat Kasar
(%)
K 3045,25 3,44
A 2956,19 4,96
B 2867,13 6,47
C 2778,06 7,99
D 2689 9,51
Ket : Dihitung berdasarkan Tabel 3.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. Alat dan Bahan
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit ayam
kampung pedaging, ampas kelapa, ragi tempe (Raprima), bekatul, jagung
kuning, pakan komersial BR-1 (PT. Japfa Comfeed), kedelai putih, beras,
kepala ikan teri, vitamin (Vita Chicks), kantong plastik ukuran 1 kg
(Apollo), dan air.
2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang ayam,
lampu, tempat pakan plastik dan kayu, tempat minum ayam, timbangan
digital (camry), dandang, kompor, blender, sendok, lilin, korek api, oven
kompor, loyang, tambir, nampan, jarum, toples, label, kantong plastik
besar.
D. Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Mei 2017. Penelitian ini
terdiri dari 6 tahap yaitu pembuatan fermentasi ampas kelapa, penyiapan
kandang, penyiapan hewan uji, penyiapan pakan, serta pemeliharaan
dilakukan di Jl. Sorowajan Baru Gg. Jaya Wijaya 3, Banguntapan, Bantul
Yogyakarta, sedangkan tahap pengujian kadar protein pakan campuran
dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Pembuatan fermentasi ampas kelapa
Ampas kelapa dikukus selama 30 menit lalu didinginkan dan
diinokulasi dengan ragi tempe dengan perbandingan 1 kg ampas kelapa :
2 g ragi Raprima lalu diaduk dengan sendok. Setelah tercampur rata,
ampas kelapa dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah dilubangi
dengan menggunakan jarum sebanyak 100 g lalu ditutup dengan cara
dibakar ujungnya. Ampas kelapa diinkubasi selama 48 jam pada suhu
ruang. Hasil fermentasi yang baik ditandai dengan benang-benang putih
seperti dijumpai pada tempe. Hasil fermentasi dikeluarkan dari plastik dan
dibender tanpa menggunakan air, setelah itu dikeringkan menggunakan
oven kompor dengan api sedang selama 20 menit, kemudian disimpan
dalam toples atau wadah tertutup untuk nantinya dipakai sebagai
campuran pakan ayam.
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Ampas Kelapa
Ket= a: ampas kelapa; b: dikukus; c: diberi ragi; d: difermentasi selama 48
jam; e: tempe ampas kelapa; f: diblender; g: dioven; h: hasil fermentasi ampas
kelapa
a
g f e
d c b
h
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Penyiapan kandang
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang
sistem koloni. Selama 2 minggu masa adaptasi, ayam ditempatkan pada
kandang yang kelima sisinya terbuat dari triplek dengan ukuran 80 cm x
50 cm x 60 cm, sebagai penutup atas digunakan bambu, kandang dibuat
tidak menyentuh tanah agar tidak basah saat hujan, sedangkan kandang
yang digunakan untuk setiap perlakuan dibuat dari bambu dan
menggunakan seng sebagai atapnya, kandang berukuran 50 cm x 60 cm x
80 cm. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat makan dan minum serta
lampu 10 watt sebagai penghangat.
Gambar 3.2 Kandang ayam
Ket= a: kandang adaptasi; b: kandang perlakuan
3. Penyiapan hewan uji
DOC (Day Old Chick) ayam kampung didapatkan dari peternakan
ayam Bapak Parjoko sebanyak 50 ekor. DOC terlebih dahulu dibesarkan
dengan pemberian pakan komersial (BR-1) selama 1 minggu. Hal ini
dikarenakan umur 1 minggu adalah masa dimana ayam sangat mudah
mati sehingga dalam pemberian pakan tidak boleh dilakukan secara
sembarangan. Pakan komersial diberikan secara tidak terbatas. Ketika
a b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
memasuki umur 2 minggu, ayam mulai diberikan pakan campuran BR-1
dan bekatul 2 kali sehari pada jam 07.00 WIB dan 16.00 WIB. Ayam
diberi air minum yang dicampur dengan vitamin vita chick dengan
perbandingan 1 l air : 0,8 g vita chick secara ad libitum (tidak terbatas).
Ayam diberi perlakuan setelah berumur 2 minggu.
Gambar 3.3 DOC umur 1 hari
4. Penyiapan pakan
Pakan untuk kontrol terdiri dari campuran bekatul beras (35%),
BR-1 (20%), jagung kuning (20%), kedelai putih (10%), beras (10%),
kepala ikan teri (5%) sedangkan untuk kelompok A, B, C, dan D diberi
campuran pakan kontrol ditambah fermentasi ampas kelapa sesuai dengan
perlakuan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Komposisi pakan ayam
Perlakuan Fermentasi ampas kelapa (%) Pakan kontrol (%)
K 0 100
A 5 95
B 10 90
C 15 85
D 20 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 3.4 Pakan ayam
5. Uji protein total pakan campuran fermentasi ampas kelapa
Untuk membuktikan pakan campuran fermentasi memiliki kadar
protein lebih tinggi maka dilakukan uji protein total dengan metode titrasi
tabung Kjedhal yang diujikan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan
Gizi UGM.
6. Pemeliharaan
Ayam yang sudah berumur 2 minggu dipindahkan ke dalam
kandang yang sebelumnya telah disiapkan. Tiga puluh lima ekor ayam
dipilih yang sehat dan tidak memiliki cacat fisik. Masing-masing
perlakuan ditempatkan pada satu kandang, satu kandang berisi 7 ekor
ayam. Ayam diberi pakan 3 kali sehari pada jam 06.00, 12.00, dan 16.00
WIB sesuai perlakuan dan umur ayam. Setiap perlakuan diberi minum
yang dicamur dengan vitamin vita chicks secara ad libitum. Kandang
dibersihkan setiap 1 minggu sekali. Pemberian jumlah pakan berdasarkan
pada umur ayam. Setiap umur ayam bertambah 1 minggu maka jumlah
pakan ayam semakin meningkat. Ketentuan jumlah pakan per minggu
menurut Kholid (2011) adalah seperti pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Konsumsi pakan dan berat ayam kampung standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Umur (Minggu)
Konsumsi Pakan
(g/ ekor/ minggu)
Bobot ayam
(g/ ekor)
1 50 80
2 90 120
3 160 210
4 260 280
5 260 350
6 290 460
7 340 520
8 390 590
9 440 610
10 480 700
11 530 760
12 590 810
Gambar 3.5 Pemeliharaan ayam
Ket= a: ayam perlakuan; b: minum yang telah dicampur dengan vitamin
vita chicks
E. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh selama perlakuan berupa berat ayam awal, berat
ayam akhir, konsumsi pakan, harga bibit, harga pakan dan harga jual ayam
kemudian digunakan untuk menghitung pertambahan bobot ayam harian,
rasio pakan, dan income over feed cost dengan rumus sebagai berikut:
1. Pertambahan Bobot Ayam Harian (PBAH)
Bobot ayam ditimbang setiap satu minggu sekali, penimbangan
pertama seminggu setelah diberi pakan campuran fermentasi ampas
kelapa. Pertambahan bobot badan harian merupakan selisih dari bobot ayam
a b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
akhir dikurangi bobot ayam awal dan dinyatakan dalam g/ekor/hari (Rasyaf,
2004). Dengan rumus sebagai berikut:
2. Rasio pakan
Penghitungan rasio pakan dilakukan setelah bobot ayam mecapai
lebih atau sama dengan 800 g. Rasio Pakan (Feed Convertion Ratio) adalah
perbandingan jumlah konsumsi pakan dengan pertambahan bobot ayam, bila
ratio kecil berarti penggunaan pakan efisien (Rasyaf, 2004). Dengan rumus
sebagai berikut:
3. Income Over Feed Cost (IOFC)
Income Over Feed Cost dihitung berdasarkan harga jual bobot
ayam akhir penelitian dikurangi dengan harga jumlah pakan yang
dihabiskan selama penelitian. Semakin efisien ayam dalam mengubah
makanan menjadi daging yang artinya rasio pakan sangat baik semakin baik
juga pula nilai IOFC (Rasyaf, 2003). Dengan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Data yang diperoleh dari perhitungan pertambahan bobot ayam harian
(PBAH), rasio pakan, dan IOFC kemudian dianalisa dengan uji ANOVA
(Analysis of Variance) menggunakan program SPSS seri 20.0. Jika hasil uji
ANOVA berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji Tukey
HSD pada taraf 5%.
- H1 : Terdapat pengaruh antara penambahan ampas kelapa pada pakan
terhadap pertambahan bobot ayam harian, rasio pakan, dan Income
Over Feed Cost (IOFC).
- H0 : Tidak terdapat pengaruh antara penambahan ampas kelapa pada
pakan terhadap pertambahan bobot ayam harian, rasio pakan, dan
Income Over Feed Cost (IOFC).
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas X pada bab Lingkungan sub bab Penanganan
Limbah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap
Kandungan Protein Total
Berikut ini merupakan rata-rata kandungan protein setiap pakan
perlakuan:
Gambar 4.1 Kandungan Protein Total Pakan (%)
Ket= K: tanpa fermentasi ampas kelapa; A: fermentasi ampas kelapa 5%; B:
fermentasi ampas kelapa 10%; C: fermentasi ampas kelapa 15%; D:
fermentasi ampas kelapa 20%
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui pakan dengan dengan campuran
fermentasi ampas kelapa (A, B, C, dan D) memiliki kandungan protein di
bawah pakan yang tidak ditambahkan campuran fermentasi ampas kelapa.
Hal ini menandakan bahwa hasil fermentasi ampas kelapa memiliki
kandungan protein yang rendah. Saat proses fermentasi berlangsung banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
terjadi perubahan secara fisik dan kimia. Perubahan fisik yang terjadi antara
lain berubahnya aroma, tekstur, dan suhu. Proses fermentasi dilakukan selama
48 jam. Pada 12 jam pertama mulai terjadi perubahan suhu dan terlihat
tumbuh hifa di permukaan ampas kelapa. Panas yang dihasilkan akan
dikeluarkan melalui lubang pada plastik pembungkus untuk menjaga suhu
tetap stabil. Jika panas tidak dapat dikeluarkan, maka akan terjadi
peningkatan suhu yang berlebihan dan berakibat pada kematian jamur,
sehingga dapat menyebabkan kegagalan pada proses fermentasi. Selain itu
terjadi perubahan aroma yang tadinya beraroma kelapa menjadi beraroma
seperti pada tempe kedelai. Fermentasi ampas kelapa yang baik ditandai
dengan adanya hifa yang tumbuh berwarna putih, perubahan aroma seperti
pada fermentasi tempe kedelai, memiliki tekstur kompak dan terjadi
peningkatan suhu, sedangkan fermentasi yang tidak berangsung ditandai
dengan warna ampas kelapa yang kecoklatan pada 12 jam pertama, aroma
tengik, teksur tidak kompak, serta tidak ada perubahan suhu. Selain itu dosis
pemberian ragi sangat menentukan keberhasilan proses fermentasi. Untuk
ragi merek Raprima digunakan takaran sebanyak 2 g ragi : 1 kg kedelai.
Penggunaan ragi yang terlalu banyak dapat menyebabkan sporulasi (warna
hitam pada permukaan tempe) yang terlau cepat, sedangkan penggunaan ragi
yang terlalu sedikit menyebabkan proses fermentasi tidak berjalan secara
optimal.
Selain perubahan fisik, terjadi juga perubahan kimia. Saat proses
fermentasi berlangsung, adanya enzim proteolitik menyebabkan degradasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
protein menjadi asam amino, sehingga kandungan nitrogen terlarut meningkat
dari 0,5% menjadi 2,5%. Aktivitas protease akan aktif setelah 12 jam
fermentasi. Hidrolisis protein yang digunakan sebagai sumber karbon dan
energi hanya 5%. Sisanya terakumulasi dalam bentuk peptida dan asam
amino. Selama fermentasi berlangsung, kandungan protein kasar hanya
sedikit berubah, namun kelarutannya meningkat menjadi ±50% (Nurhidayat,
2006). Menurut Delia (2008), selain itu ada enzim lipase yang aktif setelah 12
jam fermentasi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah asam lemak bebas.
Selama fermentasi, terjadi hidrolisis lemak sebesar 35%. Lemak dalam tempe
kedelai tidak mengandung kolesterol dan juga tahan terhadap ketengikan
karena adanya antioksidan alami yang dihasilkan oleh jamur. Dengan begitu
dapat diasumsikan bahwa lemak dalam tempe ampas kelapa tidak
mengandung kolesterol dan juga tahan terhadap ketengikan.
Menurut Sigres (2015) dalam serat ampas kelapa mengandung 61%
galaktomannan dan 26% mannan. Penguraian galaktomannan dan mannan
menjadi mannosa dapat dilakukan secara enzimatik yaitu oleh enzim
galaktase (galactosidase) sebagai pengurai galaktomannan dan enzim
mannanase (mannosidase) sebagai pengurai mannan. Mannanase
menghidrolisis ikatan β-1.4 (molekul polisakarida) antara mannosa.
Mannanase mengubah heteromanan menjadi manooligosakarida dan sedikit
manosa, glukosa, dan galaktosa. Beberapa mikroorganisme penghasil enzim
mananase yang berhasil diisolasi antara lain Paenibacillus illinoisensis ZY-08,
Bacillus pumilus DYP, Aspergillus niger, dan Bacillus subtilis WY34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berikut ini merupakan hasil pengujian kadar protein total pakan ayam
perlakuan yang tersusun atas bekatul, BR-1, jagung kuning, biji kedelai
kuning, beras, kepala ikan teri, dan fermentasi ampas kelapa:
Tabel 4.1 Kandungan Protein Total
Ulangan Perlakuan
K (%) A (%) B (%) C (%) D (%)
1 15,44 12,46 12,39 12,68 13,47
2 14,92 12,59 13,64 12,98 12,99
Total 30,36 25,05 26,03 25,66 26,46
Rata-rata 15,18b 12,53
a 13,02
a 12,83
a 13,23
a
Angka yang diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata berdasarkan uji Tukey HSD pada taraf 5% (P < 0,05)
Berdasarkan uji statistik (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan K
memiliki hasil yang beda nyata terhadap perlakuan A, B, C, dan D. Hal ini
menunjukkan bahwa penambahan fermentasi ampas kelapa menyebabkan
perbedaan kandungan protein setiap pakan perlakuan.
B. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap
Pertambahan Bobot Ayam Harian (PBAH)
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan bobot ayam mulai dari
saat menetas hingga dewasa. Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh jenis
pakan yang diberikan dan manajemen pemeliharaan yang akan
mempengaruhi kesuksesan setiap usaha peternakan. Berdasarkan hasil
pengamatan, rataan penambahan bobot ayam harian setiap perlakuan adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 4.2 Rata-Rata Pertambahan Bobot Ayam Harian
Ket= K: tanpa fermentasi ampas kelapa; A: fermentasi ampas kelapa 5%; B:
fermentasi ampas kelapa 10%; C: fermentasi ampas kelapa 15%; D:
fermentasi ampas kelapa 20%
Dari Gambar 4.2 dapat diketahui pertambahan bobot ayam harian dari
yang paling besar adalah perlakuan B (11,48 g/ ekor/ hari), A (10,92 g/ ekor/
hari), D (10,78 g/ ekor/ hari), K (10,67 g/ ekor/ hari), dan C (10,41 g/ ekor/
hari). Pertambahan bobot ayam merupakan cerminan dari tingkat kemampuan
ayam dalam mencerna pakan untuk diubah menjadi bobot. Pertambahan
bobot ayam dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pakan, kuantitas dan kualitas
pakan. Pakan dikatakan berkualitas jika dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
agar ayam dapat tubuh dengan baik dan juga tidak mengandung zat
antinutrisi. Pertambahan bobot ayam pada umumnya membentuk kurva
sigmoid yaitu meningkat perlahan-lahan kemudian cepat lalu perlahan lagi
atau berhenti.
Pertambahan bobot ayam dipengaruhi oleh kandungan protein dalam
pakan. Menurut Iskandar (2010), kebutuhan protein ayam kampung periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
starter (0-12 minggu) adalah sebesar 14-17%. Perlakuan K (15,18%) sudah
dapat memenuhi kebutuhan protein ayam kampung sedangkan perlakuan A
(12,52%), B (13,015%), C (12,83%), dan D (13,23%) belum dapat memenuhi
kebutuhan protein ayam. Seharusnya dengan tercukupinya kebutuhan protein
pada pakan K maka pertambahan bobot juga semakin baik, namun hasil
penelitian menunjukan perlakuan B memiliki pertambahan bobot yang paling
baik. Rendahnya pertambahan bobot pada perlakuan K dikarenakan adanya
sifat kanibal. Sifat kanibal adalah ketika ayam mematuk bulu ayam yang lain
dan memakannya, sehingga tubuh ayam yang dipatuk mengalami luka. Luka
yang dialami membuat ayam stres dan berhenti makan. Dengan berhenti
makan, kebutuhan nutrisi menjadi tidak terpenuhi, sehingga bobot ayam bisa
saja tidak bertambah bahkan berkurang dari sebelumnya. Protein yang
dikonsumsi juga lebih digunakan untuk menyembuhkan luka dan
menumbuhkan bulu baru dibandingkan untuk membentuk daging atau
menambah bobot.
Pertambahan bobot ayam dipengaruhi oleh kandungan serat kasar
dalam pakan. Pada Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa kandungan serat tertinggi
adalah pada perlakuan D yaitu sebesar 9,51% dan yang paling rendah ada
pada perlakuan K yaitu sebesar 3,44%. Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI) serat kasar dalam pakan ayam adalah maksimum 7%. Kandungan serat
kasar di atas 7% dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan
efisiensi penggunaan pakan. Kelebihan serat kasar tidak dapat diubah menjadi
energi, namun serat dapat membuat ayam merasa kenyang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Menurut Permana (2012), serat kasar tersusun atas selulosa,
hemiselulosa, dan lignin yang sebagian besar tidak dapat dicerna oleh ayam.
Serat kasar masih dibutuhkan oleh ayam dalam jumlah yang sedikit yaitu
sebagai pengganjal (bulky), membantu gerak peristaltik usus, mencegah
penggumpalan pakan dan melancarkan laju pencernaan. Laju pencernaan
yang terlalu cepat dapat menurunkan nilai kecernaan, sihingga nutrisi lain
keluar bersama feses. Hal ini menyebabkan penurunan konsumsi pakan yang
secara tidak langsung berpengaruh pada bobot ayam.
Besarnya energi metabolis yang terkandung dalam pakan juga dapat
mempengaruhi pertambahan bobot ayam. Menurut Iskandar (2010),
kebutuhan energi metabolis ayam kampung pada umur 0-12 minggu adalah
sebesar 2600 kkal/kg. Energi metabolis digunakan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Kandungan energi metabolis yang tinggi dalam pakan tidak selalu
diimbangi oleh konsumsi protein tinggi. Sebaliknya jika kandungan energi
metabolisnya rendah maka konsumsi protein semakin tinggi. Ayam akan
terus makan sampai kebutuhan energinya tercukupi, dengan terus makan
maka protein yang dikonsumsi ayam semakin banyak. Konsumsi protein ini
sangat mempengaruhi pertambahan bobot ayam.
Protein yang dibutuhkan oleh ayam merupakan polimer asam amino
yang terdiri atas satu atau dua rantai polipeptida. Asam amino tersebut
dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino non-esensial.
Protein akan dirombak oleh pepsin di dalam lambung kelenjar dan empedal
serta enzim proteolitik (tripsin dan kimotripsin) yang menghasilkan peptida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dan asam amino dalam usus halus. Peptida dan asam amino akan diserap oleh
sel mukosa usus halus unggas. Asam amino sangat dubutuhkan oleh ayam
dalam pembentukan sel, mengganti sel yang mati, membentuk jaringan tubuh
seperti kulit, daging, dan bulu. Kekurangan asupan protein akan
menyebabkan pertumbuhan lambat (Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan,___).
Tabel 4.2 Pertambahan Bobot Ayam Harian (g/ ekor)
Ulangan Perlakuan
K A B C D
1 9,58 10,83 11,34 9,92 10,69
2 11,34 10,69 10,96 10,51 11,92
3 10,42 9,77 12,38 10,96 10,36
4 9,91 11 11,2 10,74 10,42
5 12,09 12,34 11,53 9,91 10,5
Total 53,34 54,63 57,41 52,04 53,89
Rata-rata 10,67a 10,92
a 11,48
a 10,41
a 10,78
a
Angka yang diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata berdasarkan uji Anova pada taraf 5% (P < 0,05)
Berdasarkan uji statistik (Lampiran 4) menunjukkan bahwa
penambahan fermentasi ampas kelapa dalam pakan ayam tidak berpengaruh
nyata terhadap pertambahan bobot ayam harian.
C. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap Rasio
Pakan
Penghitungan rasio pakan dilakukan untuk mengetahui efisiensi pakan
yang diberikan selama pemeliharaan. Rasio pakan merupakan perbandingan
antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot dalam
kurun waktu tertentu. Semakin kecil nilai rasio pakan maka semakin efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pakan yang diberikan. Berikut ini merupakan hasil perhitungan rasio pakan
ayam kampung selama penelitian:
Gambar 4.3 Rata-Rata Rasio Pakan Ayam Kampung
Ket= K: tanpa fermentasi ampas kelapa; A: fermentasi ampas kelapa 5%; B:
fermentasi ampas kelapa 10%; C: fermentasi ampas kelapa 15%; D:
fermentasi ampas kelapa 20%
Dari Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa perlakuan B memiliki nilai
rasio pakan yang paling rendah. Secara berurutan nilai rasio pakan dari yang
paling rendah adalah B, A, D, K, dan C. Menurut Suryana dan Hasibianto
(2008), ayam kampung dengan sistem pemeliharaan intensif, semi-intensif,
dan tradisional memiliki nilai rasio pakan yang berbeda-beda. Pada umumnya
ayam kampung dengan pemeliharaan secara intensif memiliki rasio pakan
antara 4,9 - 6,4; pada pemeliharaan semi-intensif memiliki nilai rasio pakan 8
– 10, sedangkan pemeliharaaan secara tradisional memliki nilai rasio pakan
>10. Pada penelitian ini ayam dipelihara dengan sistem intensif dan
menghasilkan nilai rata-rata rasio pakan selama penelitian yaitu < 4,9; maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pakan tanpa maupun dengan campuran fermentasi ampas kelapa sangat
efisien dalam membentuk bobot ayam kampung.
Rasio pakan dipengaruhi oleh faktor genetik, jenis pakan, zat aditif
yang digunakan, kandungan energi metabolis pakan, bobot ayam, kecukupan
nutrisi dalam pakan, dan kesehatan ayam. Peningkatan konsumsi dan rasio
pakan bertujuan untuk mempertahankan bobot ayam. Beberapa ayam yang
memiliki kecepatan makan yang lebih dibanding ayam lain akan memperoleh
asupan nutrisi yang lebih banyak. Dengan begitu pertambahan bobotnya akan
lebih besar dibandingkan ayam yang makannya lebih lamban. Dengan begitu
nilai rasio pakannya akan semakin kecil atau dengan kata lain penggunaan
pakan semakin efisien.
Setiap perlakuan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Pakan
perlakuan K memiliki kandungan protein yang paling tinggi daripada
perlakuan A, B, C, dan D namun memiliki nilai rasio pakan yang lebih besar
dibandingkan dengan perlakuan B. Protein yang dikonsumsi oleh kelompok
perlakuan K digunakan untuk penyembuhan luka dan pertumbuhan bulu
daripada untuk membentuk bobot ayam sehingga nilai rasio pakan lebih besar
dibanding dengan perlakuan B. Kelompok perlakuan K, A, C, dan D memiliki
nilai rata-rata pertambahan bobot ayam harian yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok perlakuan B sehingga menghasikan nilai rasio pakan yang
besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.3 Rasio Pakan Ayam Kampung
Ulangan Perlakuan
K A B C D
1 5,20 4,27 4,08 5,03 4,33
2 4,08 4,33 4,55 4,40 3,61
3 4,79 5,11 3,47 4,55 4,81
4 5,03 4,21 4,13 4,31 4,79
5 3,56 3,75 4,01 5,03 4,40
Total 22,66 21,67 20,24 23,32 21,94
Rata-rata 4,53a 4,33
a 4,05
a 4,66
a 4,39
a
Angka yang diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata berdasarkan uji Anova pada taraf 5% (P < 0,05)
Berdasarkan uji statistik (Lampiran 5) menunjukkan bahwa tidak ada
beda nyata antara perlakuan kontrol dengan perlakuan dengan penambahan
fermentasi ampas kelapa terhadap rasio pakan ayam kampung.
D. Pengaruh Penambahan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap Income
Over Feed Cost (IOFC)
Nilai IOFC sering kali menjadi tolak ukur keberhasilan menejemen
pemeliharaan. Semakin efisien ayam mengubah makanan menjadi daging
atau dengan kata lain rasio pakan semakin kecil maka nilai IOFC semakin
baik. Berikut ini adalah nilai IOFC selama pemeliharaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.4 Income Over Feed Cost Ayam Kampung
Ket= K: tanpa fermentasi ampas kelapa; A: fermentasi ampas kelapa 5%; B:
fermentasi ampas kelapa 10%; C: fermentasi ampas kelapa 15%; D:
fermentasi ampas kelapa 20%
Dari Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa nilai IOFC cukup tinggi. Hal
ini didukung dengan harga ayam kampung hidup pada bulan Mei 2017 di
Yogyakarta meningkat dari Rp.45.000,00 menjadi Rp.55.000,00. Besarnya
IOFC dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pakan yang diberikan untuk
mencapai bobot tertentu. Rasio pakan yang tinggi menandakan bahwa pakan
tidak efisien dalam membentuk bobot ayam dan hanya terjadi pemborosan
pakan sehingga keuntungan yang didapatkan sedikit. Kandungan nutrisi
dalam pakan juga harus mencukupi kebutuhan nutrisi ayam, kekurangan
nutrisi menyebabkan pertumbuhan lambat, sedangkan kelebihan nutrisi akan
menyebabkan pemborosan pakan karena kelebihan nutrisi akan dibuang oleh
ayam melalui feses. Kondisi kesehatan ayam juga sangat penting. Ayam yang
sakit dapat terhambat pertumbuhannya sehingga dapat mengurangi
keuntungan peternak. Selain itu sifat kanibalisme pada ayam harus ditangani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sejak dini dengan dipisahkan di kandang lain. Ayam yang terkena dampak
sifat kanibal dapat mengalami kecacatan secara fisik yang nantinya dapat
mengurangi nilai jual ayam.
Tabel 4.4 Income Over Feed Cost Ayam Kampung
Uraian Perlakuan
K A B C D
Harga DOC/ ekor (Rp) 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500
Harga Pakan/Kg (Rp) 5.700 5.465 5.230 4.995 4.760
Rataan Konsumsi (g) 3.494 3.360 3.254 3.600 3.374
Biaya Pakan/ ekor 19.915,8 18.362,4 17.018,42 17.982 16.060,24
Total Biaya Pakan/ ekor
(Rp) + DOC 24.415,8 22.862,4 21.518,42 22.482 20.560,24
Rataan Berat Hidup/ ekor
(g) 851,2 849,8 876,4 845,2 848,2
Hasil Penjualan (Rp/ekor) 46.816 46.739 48.202 46.486 46.651
IOFC (Rp/ekor) 22.400,2a 23.876,6
a 26.683,58
a 24.004,00
a 26.090,76
a
Angka yang diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata berdasarkan uji Anova pada taraf 5% (P < 0,05)
Berdasarkan uji statistik (Lampiran 6) menunjukkan bahwa tidak ada
beda nyata antara perlakuan kontrol dengan perlakuan penambahan
fermentasi ampas kelapa terhadap IOFC ayam kampung. Hal ini dikarenakan
biaya pakan dan bobot yang dihasilkan setiap perlakuan tidak jauh berbeda.
Untuk skala peternakan dapat digunakan pakan B yang terdiri dari campuran
90% pakan kontrol ditambah 10% fermentasi ampas kelapa dengan harga
pakan Rp.5.230,00/ kg. Pemilihan ini berdasarkan pada harga pakan
perlakuan B lebih rendah dibandingkan dengan pakan K (Rp.5.700,00/ kg).
Pakan B memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada pakan K,
namun pakan B dapat menghasilkan pertambahan bobot ayam harian yang
lebih besar dan rasio pakan lebih rendah dibandingkan dengan pakan K.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pakan B memang lebih mahal dibandingkan dengan pakan C (Rp.4.995,00/
kg) dan D (Rp.4.760,00), namuN dapat menghasilkan nilai IOFC yang lebih
besar daripada pakan C dan D.
E. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian
Hambatan yang dialami adalah adanya sifat kanibal pada salah satu
ayam perlakuan K (kontrol). Ayam yang terkena dampak kanibalisme
mengalami luka sehingga pertumbuhannya terhambat yang berdampak pada
nilai pertambahan bobot ayam harian, rasio pakan, dan IOFC.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada umumnya peternak ayam
dapat mengetahui sifat kanibal pada ayam sejak masih kecil, namun peneliti
belum mampu mengenali sifat tersebut. Pemilihan ayam hanya didasarkan
pada pemilihan sehat fisik, sehingga dampak dari sifat kanibal menghambat
pertumbuhan ayam. Selain itu ayam yang digunakan dalam penelitian ini
tidak berasal dari satu induk yang sama sehingga bisa saja faktor internal
mempengaruhi hasil percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas X semester gasal yakni pada bab Pencemaran dan
Pelestarian Lingkungan Hidup sub bab Penanganan Limbah. Siswa dapat
mengembangkan sikap ilmiah, keterampilan berproses secara ilmiah dengan
merancang dan melaksanakan percobaan secara sederhana. Silabus (Lampiran 7),
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran 8), Lembar Kerja Siswa
(LKS) (Lampiran 9) dan Lembar Pengamatan Penilaian (Lampiran 10).
Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian
yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 revisi.
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
KD 1.1 : Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan
sistem dalam tubuh manusia, dengan cara menjaga serta
memeliharanya menurut ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1 : Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, disiplin,
jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) secara gotong
royong, kerjasama, resposif dan proaktif dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
KD 3.11:Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan
dampaknya bagi kehidupan.
KD 4.11 : Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan
yang terjadi di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penambahan fermentasi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) oleh ragi tempe
sebagai campuran pakan tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap
bobot, rasio pakan, dan income over feed cost ayam kampung (Gallus
gallus domesticus).
2. Konsentrasi fermentasi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) oleh ragi tempe
sebagai campuran pakan yang dapat digunakan oleh peternak ayam
kampung (Gallus gallus domesticus) untuk mendapatkan keuntungan
maksimal adalah pakan B dengan komposisi 10% fermentasi ampas
kelapa ditambah 90% pakan kontrol.
B. Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan adalah:
1. Perlu dilakukan perluasan kandang untuk menghindari sifat kanibal.
2. Perlu dilakukan studi pustaka untuk mengetahui sifat kanibal pada ayam
sedini mungkin agar tidak mengganggu jalannya penelitian.
3. Perlu dilakukan pengujian kandungan lemak total dan zat mannan pada
ampas kelapa yang difermentasi oleh ragi tempe.
4. Di sekitar tempat pakan sebaiknya diberi alas agar makanan tidak terbuang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Daftar Pustaka
Anonim, 2014, Mengenal Ransum Ayam, http://info.medion.co.id, diakses
tanggal 6 Mei 2017.
Anonim,____, Pengetahuan Bahan Makan Ternak, Institut Pertanian Bogor, Jawa
Barat.
Antara, 2008, Bulog Tingkatkan Persyaratan Kualitas Gabah Petani,
http://bulog.go.id, diakses tanggal 25 Mei 2017.
Astawan, Made, 2008, Sehat Dengan Hidangan Hewani, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Delia, 2008, Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Protein, Lemak,
Komposisi Asam Lemak, dan Asam Fitat Pada Pembuatan Tempe, Skripsi,
Universitas Sumatra Utara, Medan.
Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta, 2014, Produksi Daging, Telur, dan Susu D.I.
Yogyakarta, http://distan.jogjaprov.go.id, diakses tanggal 24 Mei 2017
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,____, Dasar-Dasar Pakan
Ternak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Jakarta.
Gautier, Z., Gallus gallus, http://animaldiversity.org/accounts, diakses tanggal 17
Juli 2017.
Handayani, Irma, 2014, Efisiensi Ekonomi Frekuensi Pemberian Pakan Pada
Pemeliharaan Ayam Broiler, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makasar.
Hidayat, 2009, Tahapan Proses Pembuatan Tempe,
http://lecture.brawijaya.ac/Nurhidayat, diakses tanggal 6 Mei 2017.
Iskandar, Sofjan, 2010, Usaha Tani Ayam Kampung. Balai Penelitian Ternak Ciawi,
Bogor.
Jaedun, Amat, 2011, Metodologi Penelitian Eksperimen, Pelatihan Penulisan
Artikel Ilmiah LDMP, Fakultas Teknik UNY, Yogyakarta.
Kholid, Anwar, 2011, Panduan Sukses Beternak dan Bisnis Ayam Kampung,
Pinang Merah, Yogyakarta.
Kurniawan, H., Utomo, R., dan Yusiati, L.M., 2016, Nutritional Quality of
Fermented Coconut Dregs Using Aspergillus niger, Laporan Penelitian,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Nurhidayat, Masdiana C.P., dan Sri Suhartini, 2006, Mikrobiologi Industri,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Permana, Eka, 2012, Respon Ayam Arab (Gallus turcicus) dan Ayam Kampung
(Gallus gallus domesticus) Terhadap Ransum Berserat Kasar Tinggi
Dengan Menggunakan Daun Katuk (Sauropus androgynus), Skripsi,
Institut Pertanian Bogor.
Pramudyati, Y.S., 2009, Petunjuk Teknis Beternak Ayam Buras, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, Sumatera Selatan.
Putri, M. F., 2010, Tepung Ampas Kelapa Pada Umur Panen 11-12 Bulan Sebagai
Bahan Pangan Sumber Kesehatan, Jurnal Kompetensi Teknik, No.2, Vol.1,
97-105.
Rasyaf, M., 2004, Seputar Makanan Ayam Kampung, Cetakan 8, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Sigres, D.P., dan Sutrisno, A., 2015, Enzim Mananase Dan Aplikasi Di Bidang
Industri: Kajian Pustaka, Jurnal Pangan dan Agroindustri, No.3p, Vol.3,
899-908.
Sinurat, A.P., 2015, Penyusunan Ransum Ayam Buras, Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Ciawi.
SNI 01-3930-2006, 2006, Pakan Ayam Pedaging dan Petelur, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Suprihatin, 2010, Teknologi Fermentasi, UNESA University Press, Surabaya.
Suryana dan Hasbianto, 2008, Usaha Tani Ternak Ayam Buras di Indonesia,
Permasalahan dan Tantangan, Jurnal Litbang Pertanian, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan, No.27, Vol.3, 75-83.
Yamin, M., 2008, Pemanfaatkan Ampas Kelapa dan Ampas Kelapa Fermentasi
Dalam Ransum Terhadap Efesiensi Ransum dan Income Over Feed Cost
Ayam Pedaging, Jurnal Agroland, No.15, Vol.2, 135-139.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lampiran 1. Kandungan Protein Total Pakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Pertambahan Bobot Ayam Harian, Rasio
Pakan, dan Income Over Feed Cost
a. Hasil Pengukuran Pertambahan Bobot Ayam Harian
No. Perlakuan
Pertambahan Bobot Ayam Harian
(g/ekor/hari)
1 2 3 4 5 Rata-rata
1. K 9,58 11,34 10,42 9,91 12,09 10,67
2. A 10,83 10,69 9,77 11 12,34 10,92
3. B 11,34 10,96 12,38 11,2 11,53 11,48
4. C 9,92 10,51 10,96 10,74 9,91 10,41
5. D 10,69 11,92 10,36 10,42 10,51 10,78
b. Hasil Perhitungan Rasio Pakan
No. Perlakuan Rasio Pakan
1 2 3 4 5 Rata-rata
1. K 5,20 4,08 4,79 5,03 3,56 4,53
2. A 4,27 4,33 5,11 4,21 3,75 4,33
3. B 4,09 4,55 3,47 4,13 4,01 4,05
4. C 5,03 4,40 4,55 4,31 5,03 4,66
5. D 4,33 3,61 4,81 4,79 4,40 4,39
c. Hasil Perhitungan Income Over Feed Cost
No
. Perlakuan
Income Over Feed Cost
(Rupiah)
1 2 3 4 5 Rata-rata
1. K 18.327 24.717 22.397 20.692 25.868 22.400,20
2. A 22.838,4 23.058,4 19.779,4 24.378,4 29.328,4 23.876,60
3. B 26.459,8 25.851,8 28.296,7 25.799,8 27.009,8 26.683,58
4. C 22.134,2 23.701,2 26.754,2 24.922,2 22.519,2 24.004,00
5. D 26.222,6 28,525,4 25.016,6 25.556,6 25.122,6 26,090,76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
d. Perhitungan Pertambahan Bobot ayam Harian dan Rasio Pakan
Perlakuan Bobot Minggu ke-
PBAH Jumlah
pakan Konsumsi Rasio
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
K1 75 121 209 285 332 368 346 452 626 702 778 813 9,584416 3840 49,87013 5,203252
K2 73 118 209 271 336 400 485 485 672 765 867 = 11,34286 3240 46,285714 4,0806045
K3 85 108 176 279 306 316 285 420 552 672 770 887 10,41558 3840 49,87013 4,7880299
K4 87 110 172 265 311 319 395 451 512 604 729 850 9,909091 3840 49,87013 5,0327654
K5 71 113 189 265 324 400 520 641 751 833 = = 12,09524 2710 43,015873 3,5564304
A1 61 89 157 247 296 279 445 547 648 708 819 = 10,82857 3240 46,285714 4,2744063
A2 75 107 189 255 294 386 447 577 671 702 823 = 10,68571 3240 46,285714 4,3315508
A3 71 100 150 231 255 288 380 448 538 588 678 823 9,766234 3840 49,87013 5,106383
A4 77 116 194 290 330 271 427 519 630 736 847 = 11 3240 46,285714 4,2077922
A5 73 130 194 313 341 316 437 579 718 798 937 = 12,34286 3240 46,285714 3,75
B1 77 118 200 307 322 358 441 526 649 781 871 = 11,34286 3240 46,285714 4,0806045
B2 73 95 144 216 256 320 412 531 584 672 759 917 10,96104 3840 49,87013 4,549763
B3 74 114 212 319 348 381 480 616 717 854 = = 12,38095 2710 43,015873 3,474359
B4 75 98 138 206 235 280 321 431 630 741 859 = 11,2 3240 46,285714 4,1326531
B5 74 107 160 244 234 289 429 549 647 746 881 = 11,52857 3240 46,285714 4,0148699
C1 69 101 152 231 291 257 433 515 593 692 793 833 9,922078 3840 49,87013 5,026178
C2 71 123 206 278 297 359 427 509 623 707 807 = 10,51429 3240 46,285714 4,4021739
C3 73 112 179 257 288 352 400 525 540 673 731 917 10,96104 3840 49,87013 4,549763
C4 77 97 161 246 318 411 500 576 643 703 829 = 10,74286 3240 46,285714 4,3085106
C5 77 106 182 274 296 302 386 457 580 617 703 840 9,909091 3840 49,87013 5,0327654
D1 91 129 225 314 344 362 428 537 618 736 839 = 10,68571 3240 46,285714 4,3315508
D2 84 113 182 312 360 416 490 606 713 835 = = 11,92063 2710 43,015873 3,608522
D3 71 97 148 212 217 259 330 421 596 625 732 869 10,36364 3840 49,87013 4,8120301
D4 77 98 158 223 250 330 393 471 530 703 792 879 10,41558 3840 49,87013 4,7880299
D5 83 106 168 225 304 341 395 504 603 706 819 = 10,51429 3240 46,285714 4,4021739
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
e. Perhitungan Income Over Feed Cost
Perlakuan Bobot
Akhir
Jumlah
Hari
Harga
Bibit
Jumlah
Pakan
Harga
pakan/kg
Biaya
Pakan
Hasil
Penjualan IOFC
K1 813 77 4500 3840 5700 21888 44715 18327
K2 867 70 4500 3240 5700 18468 47685 24717
K3 887 77 4500 3840 5700 21888 48785 22397
K4 856 77 4500 3840 5700 21888 47080 20692
K5 833 63 4500 2710 5700 15447 45815 25868
A1 819 70 4500 3240 5415 17544,6 45045 23000,4
A2 823 70 4500 3240 5415 17544,6 45265 23220,4
A3 823 77 4500 3840 5415 20793,6 45265 19971,4
A4 847 70 4500 3240 5415 17544,6 46585 24540,4
A5 937 70 4500 3240 5415 17544,6 51535 29490,4
B1 871 70 4500 3240 5130 16621,2 47905 26783,8
B2 917 77 4500 3840 5130 19699,2 50435 26235,8
B3 854 63 4500 2710 5130 13902,3 46970 28567,7
B4 859 70 4500 3240 5130 16621,2 47245 26123,8
B5 881 70 4500 3240 5130 16621,2 48455 27333,8
C1 833 77 4500 3840 4845 18604,8 45815 22710,2
C2 807 70 4500 3240 4845 15697,8 44385 24187,2
C3 917 77 4500 3840 4845 18604,8 50435 27330,2
C4 829 70 4500 3240 4845 15697,8 45595 25397,2
C5 840 77 4500 3840 4845 18604,8 46200 23095,2
D1 839 70 4500 3240 4560 14774,4 46145 26870,6
D2 835 63 4500 2710 4560 12357,6 45925 29067,4
D3 869 77 4500 3840 4560 17510,4 47795 25784,6
D4 879 77 4500 3840 4560 17510,4 48345 26334,6
D5 819 70 4500 3240 4560 14774,4 45045 25770,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova, Uji Tukey HSD
Kandungan Protein Total Pakan
a. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kadar Protein Total
N 10
Normal Parametersa,b
Mean 13,3560
Std. Deviation 1,05081
Most Extreme Differences
Absolute ,236
Positive ,236
Negative -,179
Kolmogorov-Smirnov Z ,747
Asymp. Sig. (2-tailed) ,632
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Protein
Levene Statistic df1 df2 Sig.
. 4 . .
c. Hasil Uji Annova One Way Factorial
ANOVA
Protein Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 8,853 4 2,213 10,198 ,013
Within Groups 1,085 5 ,217
Total 9,938 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
d. Hasil Uji Tukey HSD
Protein Total
Tukey HSD
Ransum N Subset for alpha = 0.05
1 2
A 2 12,5250
C 2 12,8300
B 2 13,0150
D 2 13,2300
K 2 15,1800
Sig. ,596 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova Pertambahan Bobot
Ayam Harian
a. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PBAH
N 25
Normal Parametersa,b
Mean 10,8524
Std. Deviation ,78204
Most Extreme Differences
Absolute ,105
Positive ,105
Negative -,074
Kolmogorov-Smirnov Z ,526
Asymp. Sig. (2-tailed) ,945
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Pertambahan Bobot Ayam Harian
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,992 4 20 ,435
c. Hasil Uji Annova One Way Factorial
ANOVA
Pertambahan Bobot Ayam Harian
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3,194 4 ,799 1,391 ,273
Within Groups 11,484 20 ,574
Total 14,678 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova Rasio Pakan
a. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Rasio
N 25
Normal Parametersa,b
Mean 4,3932
Std. Deviation ,49870
Most Extreme Differences
Absolute ,107
Positive ,095
Negative -,107
Kolmogorov-Smirnov Z ,534
Asymp. Sig. (2-tailed) ,938
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Rasio Pakan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,069 4 20 ,398
c. Hasil Uji Annova One Way Factorial
ANOVA
Rasio Pakan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,076 4 ,269 1,100 ,384
Within Groups 4,892 20 ,245
Total 5,969 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Annova Income Over Feed Cost
a. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
IOFC
N 25
Normal Parametersa,b
Mean 24.610,6280
Std. Deviation 2.689,32861
Most Extreme Differences
Absolute ,116
Positive ,066
Negative -,116
Kolmogorov-Smirnov Z ,579
Asymp. Sig. (2-tailed) ,891
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
IOFC
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,411 4 20 ,266
c. Hasil Uji Annova One Way Factorial
ANOVA
IOFC
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 61403532,550 4 15350883,138 2,738 ,058
Within Groups 112131811,480 20 5606590,574
Total 173535344,030 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 7. Silabus Pembelajaran
SILABUS PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas : X
Semester : II/ Genap
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (2 Pertemuan)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
MEDIA,
ALAT,
BAHAN
Bab 10. Lingkungan
1.1 Menghayati dan
mengamalkan
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ
dan sistem dalam
tubuh manusia,
dengan cara menjaga
serta memeliharanya
menurut ajaran
agama yang
dianutnya.
Perubahan lingkungan,
penyebab dan
dampaknya bagi
kehidupan
Mengamati
Siswa mengamati gambar/
video berbagai macam
lingkungan dan limbah.
Menanya
Siswa ditutun untuk
merumuskan pertanyaan
bagaimana pencemaran
dapat menyebabkan
perubahan pada lingkungan
serta cara pelestariannya.
Mengumpulkan data
Menganalisis hubungan
antara pencemaran dengan
Tes
Tes tertulis
mengenai
lingkungan,
pencemaran
lingkungan,
pelestarian
lingkungan,
dan limbah.
Observasi
Sikap ilmiah
saat
mengamati,
diskusi
kelompok dan
6 JP 1. Video
2. Gambar
3. Buku
Paket
Biologi
kelas X
4. LKS
5. Artikel
berita
6. Jurnal
2.1 Berperilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin
tahu, objektif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
disiplin, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-
hati, bertanggung
jawab, terbuka,
kritis, kreatif,
inovatif dan peduli
lingkungan) secara
gotong royong,
kerjasama, resposif
dan proaktif dalam
melakukan
percobaan dan
berdiskusi.
perubahan lingkungan,
dampaknya bagi kehidupan
dan cara penanganannya
melalui artikel berita.
Merancang percobaan
sederhana mengenai
pengolahan pengolahan
limbah ampas kelapa
sebagai pakan unggas
Melaksanakan percobaan
sederhana sesuai rancangan
yang telah dibuat masing-
masing kelompok
Melakukan pengamatan
hasil percobaan
Mengasosiasi
Diskusi mengerjakan LKS
Menarik kesimpulan
keterkaitan antara limbah,
perubahan lingkungan dan
upaya pelestariannya.
Mengolah data dan
menarik kesimpulan dari
percobaan yang telah
dilaksanakan
meaporkan
secara lisan
dengan
menggunakna
lembar
pengamatan.
Portofolio
Laporan
tertulis
mengenai
percobaan
yang telah
dilaksanakan.
3.11 Menganalisis data
perubahan
lingkungan,
penyebab, dan
dampaknya bagi
kehidupan.
4.11 Merumuskan
gagasan pemecahan
masalah perubahan
lingkungan yang
terjadi di lingkungan
sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil
diskusi.
Melaporkan hasil percobaan
secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas : X
Semester : II/ Genap
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (2 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
B. Kompetensi Dasar
KD 1.1 : Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan
sistem dalam tubuh manusia, dengan cara menjaga serta
memeliharanya menurut ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1 : Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, disiplin,
jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) secara gotong
royong, kerjasama, resposif dan proaktif dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
KD 3.11 : Mengidentifikasi jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah serta
membuat produk daur ulang limbah.
KD 4.11 : Membuat produk daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan.
C. Indikator dan Tujuan Pembelajaran
Indikator Pembelajaran Tujuan Pembelajaran
1.1.1 Menghayati dan
mengamalkan keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
1.1.1.1 Melalui refleksi siswa dapat
menghayati dan mengamalkan
keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan
2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
meliputi disiplin, bertanggung
jawab dab bekerjasama dalam
melakukan percobaan dan
diskusi
2.1.1.1 Melalui diskusi kelompok
siswa mampu disiplin,
bertanggung jawab dan
bekerjasama saat melakukan
percobaan
3.11.1
Menjelaskan pengertian
lingkungan dan pencemaran
lingkungan.
3.11.1.1
Melalui studi pustaka, siswa
mampu menjelaskan
pengertian lingkungan dan
pencemaran lingkungan.
3.11.1.2 Melalui tanya jawab, siswa
mampu menyebutkan macam-
macam pencemaran
lingkungan.
3.11.2
Menganalisis hubungan antara
penyebab dan dampak
pencemaran lingkungan
3.11.2.1
Melalui diskusi kelompok,
siswa mampu menganalisis
hubungan antara pencemaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dengan perubahan
lingkungan.
3.11.2.2
Melalui diskusi kelompok,
siswa mampu menjelaskan
dampak pencemaran bagi
kehidupan.
3.11.2.3
Melalui diskusi kelompok,
siswa mampu menjelaskan
upaya pelestarian lingkungan.
3.11.3 Mengidentifikasi berbagai
jenis limbah.
3.11.3.1 Melalui studi pustaka, siswa
mampu menjelaskan
pengertian limbah.
3.11.3.2
Melalui studi pustaka, siswa
mampu mengidentifikasi
berbagai macam limbah serta
cara penanganannya.
4.11.1
Membuat rancangan
percobaan mengenai daur
ulang limbah ampas kelapa
sebagai alternatif bahan pakan
unggas.
4.11.1.1 Melalui kegiatan diskusi,
siswa dapat membuat
rancangan percobaan daur
ulang limbah ampas kelapa
sebagai alternatif bahan pakan
unggas.
4.11.2 Melaksanakan percobaan
mengenai daur ulang limbah
ampas kelapa sebagai
alternatif bahan pakan unggas.
4.11.2.1
Setelah membuat rancangan
percobaan, siswa mampu
melakukan daur ulang limbah
ampas kelapa sebagai
alternatif bahan pakan unggas.
4.11.3 Membuat laporan hasil
percobaan secara tertulis
dengan menggunakan
penulisan ilmiah yang benar.
4.11.3.1 Setelah melakukan percobaan,
siswa mampu melaporkan
hasil percobaan daur ulang
limbah ampas kelapa sebagai
alternatif bahan pakan unggas.
D. Materi
- Perubahan lingkungan, penyebab dan dampaknya bagi kehidupan
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : scientific
2. Model : discovery
3. Metode : tanya jawab, diskusi kelompok, eksperimen, ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru memberi salam.
- Guru mengecek kesiapan dan kehadiran siswa.
10 menit
Apersepsi
- Guru menayangkan beberapa gambar
lingkungan.
- Guru bertanya kepada siswa : “Perbedaan apa
yang dapat kalian lihat dari gambar-gambar
tersebut?”
Motivasi - Guru bertanya kepada siswa: “Mengapa hal
tersebut dapat terjadi?”
Orientasi - Menanyakan tujuan pembelajaran.
Mengorganisasi - Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
- Siswa duduk menurut kelompok yang telah
ditentukan.
Inti
Mengamati
- Siswa mengamati video perubahan
lingkungan.
Menanya
- Guru menuntun siswa untuk merumuskan
pertanyaan.
- Guru menanggapi pertanyaan siswa.
Mengumpulkan informasi
- Guru membagikan LKS mengenai hubungan
antara pencemaran lingkungan dengan
perubahan lingkungan.
- Siswa berdiskusi menganalisis hubungan
antara pencemaran lingkungan dengan
perubahan lingkungan, dampaknya bagi
kehidupan, serta cara mengatasinya.
Mengasosiasi
- Siswa berdiskusi mengerjakan LKS.
Mengkomunikasikan
- Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
- Guru mengklarifikasi bila ada jawaban yang
kurang tepat.
105 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Penutup
20 menit
Evaluasi
- Tanya jawab materi yang baru dibahas.
- Memberi apresiasi kepada siswa yang
menjawab dengan benar.
Rangkuman - Membimbing siswa merangkum hasil
pembelajaran.
Refleksi - Mengajak siswa merefleksikan pengetahuan
yang diperoleh.
Tindak Lanjut
- Memberi tugas: Buatlah kelompok yang terdiri
dari 4-5 siswa kemudian carilah jurnal yang
berjudul “Pemanfaatkan Ampas Kelapa Dan
Ampas Kelapa Fermentasi Dalam Ransum
Terhadap Efisiensi Ransum Dan Income Over
Feed Cost Ayam Pedaging.” Pada link
http://download.portalgaruda.org/article.php.
Bacalah jurnal tersebut kemudian buatlah
rancangan percobaan fermentasi ampas kelapa
sesuai format yang telah ditentukan pada LKS.
- Rancangan percobaan ditulis tangan pada
kertas HVS.
- Bawalah alat dan bahan yang kalian butuhkan
untuk praktikum pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru memberi salam.
- Guru mengecek kesiapan dan kehadiran siswa.
10 menit
Apersepsi
- Guru menayangkan beberapa gambar limbah.
- Guru bertanya kepada siswa : “Pernahkah
kalian melihat sampah berserakan dimana-
mana? Sampah yang kalian lihat termasuk
dalam limbah jenis apa saja?”
Motivasi - Guru bertanya kepada siswa: “Bagaimana cara
mendaur ulang limbah limbah tersebut?”
Orientasi - Menanyakan tujuan pembelajaran
Mengorganisasi - Siswa diminta untuk berkelompok, satu
kelompok terdiri dari 4-5 siswa
- Siswa diminta duduk sesuai kelompok yang
telah ditentukan.
Inti Mengamati 115 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
- Siswa mengamati video macam-macam
limbah yang ditayangkan guru.
- Siswa diminta mencermati rancangan
percobaan yang sudah dibuat.
Menanya
- Guru menuntun siswa untuk merumuskan
pertanyaan.
- Guru menanggapi pertanyaan siswa.
Mengumpulkan informasi
- Siswa melaksanakan percobaan sederhana
sesuai dengan rancangan yang disusun
kelompok.
Mengasosiasi
- Mengolah data hasil percobaan.
Mengkomunikasikan
- Mempresentasikan hasil sementara percobaan
kelompoknya.
Penutup
10 menit
Evaluasi
- Tanya jawab materi yang baru dibahas
- Memberi apresiasi kepada siswa yang
menjawab dengan benar.
Rangkuman - Membimbing siswa merangkum hasil
pembelajaran.
Refleksi - Mengajak siswa merefleksikan pengetahuan
yang diperoleh.
Tindak Lanjut
- Memberi tugas: Amati percobaan yang
telah kalian buat, setelah 48 jam catat hasilnya
kemudian buatlah laporna tertulis dari
percobaan yang telah kalian lakukan dengan
sistematika penulisan yang baik dan benar.
Laporan dikerjakan individu dan dikumpulkan
minggu depan.
G. Sumber Belajar
- Buku biologi kelas X (2013)
- LKS
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
H. Media
- Artikel berita:
Sektor Transportasi Berkontribusi Besar Terhadap Pencemaran, dapat
dilihat pada link:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/sektor-transportasi-
berkontribusi-besar-terhadap-pencemaran
Eutrofikasi Penyebab Kematian Massal Ikan, dapat dilihat pada link:
http://lipi.go.id/berita/single/Eutrofikasi-Penyebab-Kematian-Massal-
Ikan/10464
Pencemaran Timbal di Bogor Ditangani KLH, dapat dilihat pada link:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/06/pencemaran-timbal-di-
bogor-ditangani-klh
Polusi Suara Sebabkan Masalah Kesehatan Serius, dapat dilihat pada
link:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/09/polusi-suara-sebabkan-
masalah-kesehatan-serius
- Jurnal penelitian:
Pemanfaatkan Ampas Kelapa Dan Ampas Kelapa Fermentasi Dalam
Ransum Terhadap Efisiensi Ransum Dan Income Over Feed Cost
Ayam Pedaginng,” dapat dilihat pada link:
http://download.portalgaruda.org/article.php
I. Alat dan Bahan
LCD
J. Penilaian
- Jenis Penilaian : Tes (pilihan ganda dan essay), dan Non Tes (kinerja dan
portofolio)
- Instrumen Soal: LKS, soal, kunci jawaban, rubrik penilaian, dan pedoman
skoring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lempiran 9. Lembar Kerja Siswa
LEMBAR KERJA SISWA 1
A. Judul : Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan Hidup
B. Tujuan
1. Menganalisis hubungan antara pencemaran dengan perubahan lingkungan.
2. Menjelaskan dampak pencemaran bagi kehidupan.
3. Menjelaskan upaya pelestarian lingkungan.
C. Alat dan Bahan
- Alat tulis
- LKS
- Artikel berita
D. Langkah Kerja
1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan.
2. Carilah artikel berita, setiap kelompok mendapatkan berita yang berbeda
yaitu:
- Kelompok 1: Sektor Transportasi Berkontribusi Besar Terhadap
Pencemaran, dapat dilihat pada link:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/sektor-transportasi-
berkontribusi-besar-terhadap-pencemaran
- Kelompok 2: Eutrofikasi Penyebab Kematian Massal Ikan, dapat
dilihat pada link:
http://lipi.go.id/berita/single/Eutrofikasi-Penyebab-Kematian-Massal-
Ikan/10464
Kelompok:
1…………………………………
2. ……………………………….
3. ……………………………….
4. ……………………………….
5. ……………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
- Kelompok 3: Pencemaran Timbal di Bogor Ditangan KLH, dapat
dilihat pada link:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/06/pencemaran-timbal-di-
bogor-ditangani-klh
- Kelompok 4: Polusi Suara Sebabkan Masalah Kesehatan Serius, dapat
dilihat pada link:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/09/polusi-suara-sebabkan-
masalah-kesehatan-serius
3. Diskusikan dengan teman kelompok tentang penyebab dan dampaknya
bagi kehidupan serta upaya pelestariannya.
4. Presentasikan hasil diskusi kelopok di depan kelas.
E. Pertanyaan Diskusi
1. Bandingkan hubungan antara kondisi lingkungan sebelum dan sesudah
tercemar sesuai artikel yang kalian dapatkan!
2. Jelaskan dampak pencemaran yang terjadi bagi kehidupan!
3. Jelaskan upaya pelestarian yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak
pencemaran tersebut?
4. Bagaimana cara pencegahan pencemaran lingkungan serupa agar tidak
terjadi di tempat lain?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LEMBAR KERJA SISWA 2
A. Judul : Rancangan Percobaan Daur Ulang Limbah Ampas Kelapa
Sebagai Alternatif Bahan Pakan Unggas.
B. Tujuan
1. Membuat rancangan percobaan daur ulang limbah ampas kelapa sebagai
alternatif bahan pakan unggas.
2. Melakukan daur ulang limbah ampas kelapa sebagai alternatif bahan pakan
unggas.
3. Melaporkan hasil percobaan daur ulang limbah ampas kelapa sebagai
alternatif bahan pakan unggas.
C. Alat dan Bahan
- Alat tulis
- LKS
- Jurnal penelitian Pemanfaatkan Ampas Kelapa Dan Ampas Kelapa
Fermentasi Dalam Ransum Terhadap Efisiensi Ransum Dan Income Over
Feed Cost Ayam Pedaging, dapat dilihat pada link:
http://download.portalgaruda.org/article.php.
D. Langkah Kerja
5. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan.
6. Bacalah jurnal penelitian yang telah diberikan.
7. Diskusikanlah rancangan percobaan yang terdiri dari judul, tujuan
penelitian, alat, bahan dan cara kerja.
8. Presentasikan hasil rancangan kelompok di depan kelas.
Kelompok:
1…………………………………
2. ……………………………….
3. ……………………………….
4. ……………………………….
5. ……………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
9. Lakukanlah percobaan yang telah kalian rancang pada pertemuan
berikutnya. Hasil percobaan dianalisis dan dibuat laporan tertulis secara
berkelompok dengan format sebagai berikut:
a. Acara (Judul, hari, tanggal, waktu dan tempat pelaksanaan)
b. Latar Belakang
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan
e. Dasar teori
f. Hipotesis
g. Alat, Bahan dan Cara kerja
h. Hasil
i. Pembahasan
j. Kesimpulan
k. Daftar pustaka
l. Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 10. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Tertulis
Kisi-kisi Soal
Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 No.
soal
Kunci
jawaban
Bentuk
soal
Menjelaskan
pengertian
lingkungan dan
pencemaran
lingkungan.
√ I.3 e PG
√ II.1 Terlampir Essay
Menganalisis
hubungan antara
penyebab dan
dampak
pencemaran
lingkungan
√ I.2 c PG
√ I.4 e PG
Mengidentifikasi
berbagai jenis
limbah.
√ I.1 a PG
√ I.5 a PG
Membuat
rancangan
percobaan
mengenai daur
ulang limbah
ampas kelapa
sebagai alternatif
bahan pakan
unggas.
√ II.2 Terlampir Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
SOAL TEST
I. Pilihan Ganda
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
1. Pencemaran lingkungan dapat ditimbulkan oleh berbagai polutan, salah
satu diantaranya ialah penumpukan kotoran dari peternakan. Cara
mengatasi polutan tersebut agar lebih bermanfaat adalah…
a. Dibuang ke perairan sehingga menjadi subur
b. Ditampung dan diproses menjadi biogas
c. Dimanfaatkan untuk makan ternak
d. Dimanfaatkan untuk membuat kertas
e. Diproses untuk bahan industri bangunan
2. Kerusakan lingkungan di desa Y disebabkan oleh penebangan hutan secara
berlebihan, pengaruh kerusakan lingkungan bagi penduduk adalah…
a. Hasil pertanian meningkat
b. Udara menjadi sejuk
c. Kesulitan air bersih pada musim kemarau
d. Lingkungan menjadi indah
e. Mempermudah penangkapan hewan hutan
3. Berikut ini adalah jenis pencemaran lingkungan, kecuali…
a. Udara d. Suara
b. Air e. Sungai
c. Tanah
4. Jika terjadi pencemaran insektisida dalam ekosistem air tawar, dalam
beberapa tahun yang akan terkena dampak paling besar adalah…
a. Air d. Herbivor
b. Tumbuhan air e. Karnivor
c. Serangga air
5. Cara mengurangi limbah padat adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Pengomposan
b. Reduce
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
c. Repair
d. Recovery
e. Recycle
II. Essay
1. Mengapa limbah yang belum diolah jika langsung dibuang ke sungai dapat
mengakibatkan ikan dan hewan air lainnya mati? (10)
2. Seorang peternak ayam membuat pakan alternatif campuran fermentasi
ampas kelapa untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Pakan yang
dibuat lebih murah dibandingkan dengan harga pakan buatan pabrik.
Buatlah rancangan percobaan untuk membuktikan hal tersebut dengan
format Judul, Rumusan Masalah, Tujuan, dan Hipotesis! (35)
Jawab:
1. Pencemaran limbah dapat menyebabkan terjdinya ledakan populasi alga
(blooming algae). Pertumbuhan alga dan tanaman air seperti enceng
gondok yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya kadar oksigen
terlarut dalam air. Rendahnya kadar oksigen di air itulah yang
menyebabkakn kematian ikan secara mendadak.
2. Racangan percobaan:
a. Judul : Pengaruh Campuran Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap
Harga Pakan dan Keuntungan Ternak Ayam
b. Rumusan Masalah : Bagaimana pengaruh campuran fermentasi ampas
kelapa terhadap harga pakan dan keuntungan ternak ayam?
c. Tujuan : Mengetahui pengaruh campuran fermentasi ampas kelapa
terhadap harga pakan dan keuntungan ternak ayam.
d. Hipotesis : Semakin besar penambahan fermentasi ampas kelapa harga pakan
semakin murah dan keuntungan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Rubrik Penilaian
Nomor soal Skor Kriteria Penilaian
1 1 Menjawab benar
0 Jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
2 1 Menjawab benar
0 Jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
3 1 Menjawab benar
0 Jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
4 1 Menjawab benar
0 Jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
5 1 Menjawab benar
0 Jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
6
10 Menjawab dengan tepat, alasan yang disampaikan
tepat dan tidak bertele-tele
5 Menjawab dengan tepat, alasan yang disampaikan
kurang tepat
1 Jawaban tidak tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
7
35 Menjawab 4 poin jawaban dengan benar
25-30 Menjawab 3 poin dengan benar
11-24 Menjawab 2 poin dengan benar
2-10 Menjawab 1 poin dengan benar
1 Jawaban tidak tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Tes
No. Nama Siswa Nomor Soal Jumlah
skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Instrumen Penilaian Observasi
Instrumen Penilaian Kinerja Presentasi
No. Nama
siswa
Aspek yang diamati Total
Membuka
Presentasi Penyampaian
Materi
Presentasi
Proses
Presentasi
Menutup
Presentasi
1.
2.
3.
dst.
Keterangan:
Kategori Nilai
A (Amat Baik) 85-100
B (Baik) 70-84
C (Cukup) 55-69
D (Kurang) <55
Rubrik Penilaian Kinerja Presentasi
Aspek yang Diamati Skor Kategori Penilaian
Membuka Presentasi
3
- Menyapa audiens saat membuka presentasi
- Memperkenalkan anggota kelompok
- Menyampaikan topik yang akan
dipresentasikan
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Penyampaian
3
- Mengubah gerak tubuh untuk mempertegas
gagasan
- Intonasi dan suara jelas
- Menggunakan bahasa baku
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Materi presentasi
3
- Tidak terjadi miskonsepsi
- Materi yang disampaikan sesuai dengan
hasil diskusi
- Materi yang disampaikan mudah dipahami
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Proses Presentasi 3 - Memberikan waktu pada audiens untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
bertanya
- Bekerjasama dalam menjawab pertanyaan
- Merespon masukan dengan baik
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Menutup Presentasi
3
- Menyimpulkan materi presentasi dengan
jelas
- Menyelesaikan presentasi tepat waktu
- Menutup presentasi dengan bahasa yang
baik dan jelas
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
b. Instrumen Penilaian Kinerja Praktikum
No. Aspek Skor
1 2 3
1. Perencanaan
a. Merumuskan judul
b. Merumuskan masalah
c. Merumuskan tujuan
2. Pelaksanaan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Keterampilan pemakaian alat dan bahan
3. Laporan
a. Sistematika penulisan
b. Bahasa yang digunakan
Keterangan:
Kategori Nilai
A (Amat Baik) 85-100
B (Baik) 70-84
C (Cukup) 55-69
D (Kurang) <55
Rubrik Penilaian Kinerja Praktikum
Aspek yang Diamati Skor Kategori Penilaian
Perencanaan
Perumusan Judul 3
- Merumuskan judul sesuai praktikum yang
akan dilaksanakan
- Penulisan judul dengan tata bahasa yang
benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
- Judul yang disampaikan tidak bertele-tele
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Merumuskan masalah
3
- Merumuskan masalah dengan jelas
- Menggunakan kalimat baku
- Sesuai topik
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Merumuskan tujuan
3
- Merumuskan tujuan dengan jelas
- Menggunakan kalimat baku
- Sesuai topik
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Pelaksanaan
Persiapan alat dan
bahan
3
- Alat yang dipersiapkan lengkap
- Bahan yang dipersiappkan lengkap
- Alat dan bahan yang dipersiapkan sesuai
kebutuhan
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Penggunaan alat
3
- Alat digunakan dengan semestinya
- Alat dibersihkan kembali setelah dipakai
- Alat dikembalikan di tempat semula setelah
dipakai
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Laporan
Sistematika penulisan
3
- Laporan ditulis dengan sistematis
- Hasil percobaan dituliskan dalam bentuk
tabel
- Sesuai format yang ditentukan
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
Penggunaan bahasa
& tata tulis
3
- Penulisan menggunakan bahasa baku
- Tulisan rapi
- Mudah dibaca
2 Hanya 2 indikator terlihat
1 Hanya 1 indikator terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI