perencanaan geometrik dan rencana anggaran biaya …
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
أ
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA
ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN
PANDAAN – TAPEN
KOTA MADYA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh :
MEYNITA TRI NURYANTI
I 8208001
PROGRAM DIPLOMA III
TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ب
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA
ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN
PANDAAN – TAPEN
KOTAMADYA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh :
MEYNITA TRI NURYANTI
I 8208001
Surakarta, Juli 2011
Telah disetujui dan diterima oleh :
Dosen Pembimbing
S.J LEGOWO ST, MT NIP. 19670413 199702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.
Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan
kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya
jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu
daerah yang ingin dicapai.
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah
yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah
semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan
bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Pembuatan jalan yang menghubungkan Desa Pandaan dengan Desa Tapen yang
terletak di Kotamadya Salatiga bertujuan untuk memperlancar arus transportasi,
menghubungkan serta membuka keterisoliran antara 2 daerah yaitu Desa Pandaan
dan Desa Tapen demi kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
1.2 Teknik Perencanaan
Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan
disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan
kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :
1.2.1. Perencanaan Geometrik Jalan
Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada
Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997. Perencanaan
geometrik ini akan membahas beberapa hal antara lain :
1. Alinemen Horisontal
Alinemen ( garis tujuan ) horisontal merupakan trace jalan yang terdiri dari :
a. Garis lurus ( tangent ), merupakan jalan bagian lurus.
b. Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu :
1) Circle – Circle
2) Spiral – Circle – Spiral
3) Spiral – Spiral
c. Pelebaran perkerasan pada tikungan.
d. Kebebasan samping pada tikungan
2. Alinemen Vertikal
Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi
rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.
3. Stationing
4. Overlapping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.2.2. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan
dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26 Tahun 1987 yang dikeluarkan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
1.2.3. Rencana Anggaran Biaya
Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi :
1. Volume Pekerjaan
2. Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan
3. Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan.
Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan
perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan tahun 2010 Dinas
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Surakarta.
1.3 Lingkup Perencanaan
Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada lingkup perencanaan yang hendak
dicapai yaitu :
1. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri.
2. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut.
3. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk
pembuatan jalan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1.4 Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir
Mulai
Buku Acuan : Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Kota Tahun 1997. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26 Tahun 1987
Peta topografi Skala 1 : 25.000
Kelandaian melintang dan memanjang medan
Perbesaran peta menjadi skala 1: 10.000
Perhitungan : koordinat PI (x,y) , sudut azimuth (α), sudult luar tikungan (∆) , jarak (d)
Perbesaran peta menjadi skala 1: 5.000
Perhitungan elevasi ( 100 m kanan , 100 m kiri, tengah ) setiap 50 m
Kecepatan rencana (Vr)
Kelandaian melintang dan memanjang medan rata-rata
Klasifikasi medan (TPPGJAK 1997 )
Klasifikasi kelas jalan (TPPGJAK 1997 )
Perencanaan Alinemen Horizontal
Bagian Lurus (TPPGJAK 1997 )
Bagian Lengkung / Tikungan (TPPGJAK 1997 )
b
c
Trace
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b
Stationing
Jarak pandang henti dan menyiap
c
Perhitungan Data Lengkung / Tikungan
Diagram superelevasi
Pelebaran Perkerasan
Kebebasan Samping
Kontrol Overlaping
Perencanaan alinemen Vertikal Perhitungan elevasi tanah
asli
Elevasi rencana jalan
Gambar Long Profil Perencanaan lengkung Vertikal
Panjang Lengkung vertikal Elevasi titik PLV , PPV, PTV Stationing titik PLV , PPV, PTV
Data Tebal Perkerasan Kelas Jalan
menurut Fungsinya
Tipe Jalan Umur Rencana CBR Rencana Curah Hujan
Setempat Kelandaiaan
Rata-rata Jumlah LHR Angka
Pertumbuhan Lalu lintas
d
Perencanaan Tebal Perkerasan
Gambar Plane
Volume Galian timbunan
Gambar Cross Section
Kelandaian memanjang
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Gambar 1.1. Bagan Alir Perencanaan Jalan
Daftar Harga Satuan Bahan, Upah dan Peralatan
d
Perhitungan volume pekerjaan : Umum : Pengukuran , Mobilisasi dan Demobilisasi
,Pekerjaan Direksi Keet ,Administrasi dan dokumentasi Pekerjaan Tanah Pekerjaan Drainase Pekerjaan Dinding Penahan Pekerjaan Perkerasan Pekerjaan Pelengkap : Marka jalan , Rambu jalan
Selesai
Pembuatan Time Schedule
Rencana Anggaran Biaya
Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Analisa Waktu Pelaksanaan Proyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Klasifikasi Jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas :
1) Jalan Arteri
2) Jalan Kolektor
3) Jalan Lokal
Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) No 038/T/BM/1997, disusun pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Ketentuan klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan
FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL
KELAS JALAN I II IIIA IIIA IIIB IIIC
Muatan Sumbu
Terberat, (ton)
> 10 10 8 8 8 Tidak
ditentukan
TIPE MEDAN D B G D B G D B G
Kemiringan
Medan, (%)
<3 3-25 >25 <3 3-25 >25 <3 3-25 >25
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Administratif) sesuai PP.
No. 26 / 1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya,
Jalan Desa dan Jalan Khusus
Keterangan : Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2.2 Kecepatan Rencana
Kecepatan rencana (Vr) pada ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai
dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan – kendaraan
bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas
yang lenggang, dan tanpa pengaruh samping jalan yang berarti.
Tabel 2.2 Kecepatan Rencana (Vr) sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan
Fungsi
Kecepatan Rencana, Vr, km/jam
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70
Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50
Lokal 40 – 70 30 – 50 20 – 30
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2.3 Bagian – Bagian Jalan
1 Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA)
a. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan
b. Tinggi 5 meter diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan
c. Kedalaman ruang bebas 1,5 m di bawah muka jalan
2 Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
Ruang daerah milik jalan (DAMIJA) dibatasi oleh lebar yang sama dengan
DAMAJA ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5m dan
kedalaman 1,5m.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3 Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)
Ruang sepanjang jalan di luar DAMIJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar
tertentu, diukur dari sumbu jalan sesuai dengan fungsi jalan:
a. Jalan Arteri minimum 20 meter
b. Jalan Kolektor minimum 15 meter
c. Jalan Lokal minimum 10 meter
Gambar 2.1 DAMAJA, DAMIJA, DAWASJA, di lingkungan jalan antar kota
( TPGJAK )
a
m
b
a
n
g selokan
bahu bahu
selokan
DAMIJA
DAMAJA
Jalur lalu lintas
+ 0.00m
+ 5.00m
Batas kedalaman DAMAJA - 1.50m
DAWASJA
Arteri min 20,00m
Kolektor min 15,00m
Lokal min 10,00m
-2% -2% -4% -4%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2.4 Alinemen Horisontal
Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan,
yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri
dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :
Lingkaran ( Full Circle = F-C )
Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )
Spiral-Spiral ( S-S )
2.4.1 Panjang Bagian Lurus
Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit
(Sesuai Vr), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.
Tabel 2.4 Panjang Bagian Lurus Maksimum
Fungsi Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m )
Datar Bukit Gunung
Arteri
Kolektor
3.000 2.500 2.000
2.000 1.750 1.500
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2.4.2 Tikungan
a) Jari - Jari Tikungan Minimum
Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan
melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan
melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban
kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien
gesekan melintang (f).
Rumus penghitungan lengkung horizontal dari buku TPGJAK :
Rmin = )(127
2
fexVr
.................................................................................. (1)
Dd = Rd
4,1432 ......................................................................................... (2)
Keterangan : R : Jari-jari lengkung (m)
D : Derajat lengkung (o)
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat
dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan
maksimum.
fmak = 0,192 – ( 0.00065 x Vr ) ................................................................... (3)
Rmin = )(127
2
maksmaks
r
feV
............................................................................ (4)
Dmaks = 2
)(53,181913
r
maksmaks
Vfe
................................................................ (5)
Keterangan : Rmin : Jari-jari tikungan minimum, (m)
Vr : Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emaks : Superelevasi maksimum, (%)
fmaks : Koefisien gesekan melintang maksimum
D : Derajat lengkung
Dmaks : Derajat maksimum
Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Tabel 2.5 panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%
VR(km/jam) 120 100 90 80 60 50 40 30 20
Rmin (m) 600 370 280 210 115 80 50 30 15
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192
80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24
b). Lengkung Peralihan (Ls)
Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.
panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan
di bawah ini :
1. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung :
Ls = 6,3rV
x T ..................................................................................... (6)
2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi
Shortt:
Ls = 0,022 xcRd
Vr
3
- 2,727 xc
edVr .............................................. (7)
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
Ls = e
nm
ree
6,3)(
xVr ............................................................................ (8)
4. Sedangkan Rumus Bina Marga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Ls = meeWtjdn )(
2 ................................................................. (9)
Keterangan :
T = Waktu tempuh = 3 detik
Rd = Jari-jari busur lingkaran (m)
C = Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2
re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, sebagai berikut:
Untuk Vr 70 km/jam Untuk Vr 80 km/jam
re mak = 0,035 m/m/det re mak = 0,025 m/m/det
e = Superelevasi
em = Superelevasi Maksimum
en = Superelevasi Normal
c). Jenis Tikungan dan Diagram Superelevasi
1. Bentuk busur lingkaran Full Circle (F-C)
Tt
TC CT
Rd Rd
Et
Lc
PI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 2.2 Lengkung Full Circle
Keterangan :
= Sudut Tikungan
O = Titik Pusat Tikungan
TC = Tangen to Circle
CT = Circle to Tangen
Rd = Jari-jari busur lingkaran
Tt = Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)
Lc = Panjang Busur Lingkaran
Ec = Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran
FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar
tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang
besar.
Tabel 2.6 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan
Vr (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Rmin 2500 1500 900 500 350 250 130 60
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Tc = Rc tan ½ ....................................................................................... (10)
Ec = Tc tan ¼ ....................................................................................... (11)
Lc = oRc
3602
............................................................................................ (12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Circle-Spiral
Keterangan gambar :
Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC
Ys = Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung
Ls = Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST
Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS = Titik dari tangen ke spiral
SC = Titik dari spiral ke lingkaran
Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran
s = Sudut lengkung spiral
Rd = Jari-jari lingkaran
p = Pergeseran tangen terhadap spiral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
k = Absis dari p pada garis tangen spiral
Rumus-rumus yang digunakan :
- s = 22
360
Rd
Ls ........................................................................ (13)
- Δc = PI – (2 x s) ........................................................................ (14)
- Xs = Ls x
2
2
401
RdLs
............................................................... (15)
- Ys = Rd
Ls6
2
.................................................................................... (16)
- P = Ys – Rd x ( 1 – cos s ) ............................................................ (17)
- K = Xs – Rd x sin s ...................................................................... (18)
- Et = RrCos
pRd
21
..................................................................... (19)
- Tt = ( Rd + p ) x tan ( ½ PI ) + K .................................................. (20)
- Lc = 180
Rdc ........................................................................... (21)
- Ltot = Lc + (2 x Ls) ........................................................................ (22)
Jika P yang dihitung dengan rumus di bawah, maka ketentuan tikungan yang
digunakan bentuk S-C-S.
P = Rd
Ls24
2
< 0,25 m ................................................................................ (23)
Untuk Ls = 1,0 m maka p = p’ dan k = k’
Untuk Ls = Ls maka P = p’ x Ls dan k = k’ x Ls
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S)
Tikungan yang disertai lengkung peralihan.
Gambar 2.4 Lengkung Spiral-Spiral
Untuk bentuk spiral-spiral berlaku rumus sebagai berikut:
Lc = 0 dan s = ½ PI ........................................................................... (24)
Ltot = 2 x Ls ............................................................................................. (25)
Untuk menentukan s rumus sama dengan lengkung peralihan.
Lc = 90
Rdc ................................................................................. (26)
P, K, Ts, dan Es rumus sama dengan lengkung peralihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
As Jalan
Tt
Kanan = ka - Kiri = ki -
e = - 2% h = beda tinggi
e = - 2%
Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan
As Jalan
Tt
Kanan = ka -
Kiri = ki + emin h = beda tinggi
emaks
As Jalan
Tt Kanan = ka +
Kiri = ki -
emaks h = beda tinggi emin
Kemiringan normal pada bagian jalan lurus
Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri
2.4.3 Diagram Super elevasi
Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk
bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut
lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri
maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk system drainase
aktif. Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan
di beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri
tanda (-).
Gambar 2.5 Super elevasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4 3
CT TC
Ls Ls
2/3 Ls 1/3 Ls
0 %
-2%
0 %
-2%
Sisi dalam tikungan
1 2 4 3 2 1
Lc
e = 0 %
emax Sisi luar tikungan
Bagian lengkung penuh Bagian
lurus
Bagian
lurus
Lc
Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk
menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan
melintang (Super Elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya
tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.
a) Diagam super elevasi Full-Circle menurut Bina Marga
q en-2% en-2%
q -2%
0 %
q
-2% +2%
e min
q
1
)
4 3
2
e mak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 2.6 Diagram Super Elevasi Full-Cirle
Ls pada tikungan Full-Cirle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan
kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau
minimum.
dn eemWLs 2 ............................................................................ (27)
Keterangan : Ls = Lengkung peralihan.
W = Lebar perkerasan.
m = Jarak pandang.
ne = Kemiringan normal.
de = Kemiringan maksimum.
Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan
Jarak CTTC
kemiringan minmaks
= 2/3 Ls
Jarak CTTC
kemiringan awal perubahan = 1/3 Ls
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b) Diagram super elevasi pada Spiral-Cricle-Spiral.
Gambar 2.7 Diagram super elevasi Spiral-Cirle-Spiral.
q
en-2% en-2%
q
en-2% 0 %
q
-2% +2%
1)
e min
q e maks
4) 3)
2)
-2%
0 %
1
Ts
2 3 4
Sc emax
Lc Ls
en en
E = 0 %
4
Cs 3 2 1
Ts
Ls
Sisi dalam tikungan
Bagian lengkung penuh Bagian lurus
Bagian lurus
Sisi luar tikungan
Bagian lengkung peralihan
Bagian lengkung peralihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c) Diagram super elevasi pada Spiral-Spiral.
Gambar 2.8 Diagram Super Elevasi Spiral-Spiral
q
en-2% en-2%
q
en-2% 0 %
q
-2% +2%
1)
e mins
q e maks
4) 3)
2)
LS
- 2%
TS
0% 0%
en = - 2%
ST
emak
LS
I II III III I II
IV
E = 0 %
Sisi dalam tikungan
Sisi luar tikungan
Bagian lurus Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2.4.4 Jarak Pandang
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada
saat mengemudi sedemikian rupa, sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu (antisipasi)
untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman.
Jarak pandang terdiri dari :
o Jarak pandang henti (Jh)
o Jarak pandang mendahului (Jd)
Menurut ketentuan Bina Marga, adalah sebagai berikut :
A. Jarak Pandang Henti (Jh)
1) Jarak minimum
Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan
didepan. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan Jh.
2) Asumsi tinggi
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm
dan tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan jalan.
3) Rumus yang digunakan.
Jh dalam satuan meter, dapat dihitung dengan rumus :
Jh = Jht + Jhr ........................................................................................... (28)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2
2
6,3
6,3 fpg
Vr
TVrJh
....................................................................... (29)
Dimana : Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik
g = Percepatan gravitasi, ditetapkan 9.8 m/det2
fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan
perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0.28–0.45 (menurut
AASHTO), fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin
tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)
Persamaan (29) dapat disederhanakan menjadi:
o Untuk jalan datar :
fpVrTVrJh
254
278.02
............................................................... (30)
o Untuk jalan dengan kelandaian tertentu :
)(254278.0
2
LfpVrTVrJh
................................................. (31)
Dimana : L = landai jalan dalam (%) dibagi 100
Tabel 2.7 Jarak pandang henti (Jh) minimum
Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
B. Jarak Pandang Mendahului (Jd)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Jarak adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan
lain didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali kelajur
semula.
2) Asumsi tinggi
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm
dan tinggi halangan 105 cm.
3) Rumus yang digunakan.
Jd, dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut :
Jd = d1+d2+d3+d4
Dimana : d1 = Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)
d2 = Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali
kelajur semula (m)
d3 = Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang
dating dari arah berlawanan setelah prases mendahului selesai (m)
d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dating dari arah
berlawanan.
Rumus yang digunakan :
2
278.0 111
TamVrTd ........................................................... (32)
22 278.0 TVrd ................................................................................. (33)
mantarad 100303 ............................................................................ (34)
Vr, km/jam 60-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90
24 32 dd ............................................................................................ (35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
garis pandangE
Lajur Dalam
Lajur Luar
Jh
Penghalang Pandangan
RR'R
Lt
Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0.026 x Vr
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6.56+0.048xVr
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2.052+0.0036xVr
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
Tabel 2.8 Panjang jarak pandang mendahului berdasarkan Vr
Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2.4.5 Daerah Bebas Samping di Tikungan
Jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah
pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah
bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Keterangan :
Jh = Jarak pandang henti (m)
Lt = Panjang tikungan (m)
E = Daerah kebebasan samping (m)
R = Jari-jari lingkaran (m)
Maka: E = R’ ( 1 – cos '
65.28R
Jh ) ...................................................... (36)
2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)
m = R’
'65.28
sin2'
65.28cos1
RJhLtJh
RJh
..................... (37)
Keterangan:
Jh = Jarak pandang henti
PENGHALANG PANDANGAN
RR'
R
Lt
LAJUR DALAMJh
Lt
GARIS PANDANG
E
LAJUR LUAR
d d
Gambar 2.9 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh
< Lt
Gambar 2.10. Jarak pandangan pada lengkung horizontal
untuk Jh > Lt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Lt = Panjang lengkung total
R = Jari-jari tikungan
R’ = Jari-jari sumbu lajur
2.4.6 Pelebaran Perkerasan
Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar
kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah
disediakan.
Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 2.11 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
1. Rumus yang digunakan :
B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ................................................. (38)
b’ = b + b” ................................................. (39)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b” = Rd2 - 22 pRd ................................................. (40)
Td = RdApARd 22 ................................................. (41)
= B - W ................................................. (42)
Keterangan:
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lalu lintas
b = Lebar lintasan truk pada jalur lurus
b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan
p = Jarak As roda depan dengan roda belakang truk 2 As
A = Tonjolan depan sampai bumper
W = Lebar perkerasan
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi
c = Kebebasan samping
= Pelebaran perkerasan
Rd = Jari-jari rencana
2.4.7 Kontrol Overlapping
Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi Over
Lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman
untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi Over
Lapping : λn > 3detik × Vr
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dimana : λn = Daerah tangen (meter)
Vr = Kecepatan rencana
Contoh :
Gambar 2.12. Kontrol Over Lapping
Vr = 120 km/jam = 33,333 m/det.
Syarat over lapping a’ a, dimana a = 3 x V detik
= 3 x 33,33 = 100 m
bila a1 d1 – Tc 100 m aman
a2 d2 – Tc – Tt1 100 m aman
a3 d3 – Tt1 – Tt2 100 m aman
a4 d4 – Tt2 100 m aman
a3
d1 d2
d3
d4
ST CS
SC TS
ST TS
TC
CT PI-1
PI-2
PI-3
A
B
a1
a2
a4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2.4.8 Perhitungan Stationing
Stasioning adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor station angka sebelah
kiri tanda (+) menunjukkan (meter). Angka stasioning bergerak kekanan dari titik
awal proyek menuju titik akhir proyek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 2.13. Stasioning
d4 d3
A
PI2 PI3
Ts2
Ls2 Ls2
Ts2
Tc3
Ts1 Lc1
Lc3
Ts1
Ct3 Tc3 St2
St1
Sc2 Cs2
Cs1
Sc1
Ls1
Ls1
d1
d2
PI1
B Lc2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Contoh perhitungan stationing :
STA A = Sta 0+000m
STA PI1 = Sta A + d 1
STA Ts1 = Sta PI1 – Ts1
STA Sc1 = Sta Ts1 + Ls1
STA Cs1 = Sta Sc1 + Lc1
STA St1 = Sta Cs + Lc1
STA PI2 = Sta St1 + d 2 – Ts1
STA Ts2 = Sta PI2 – Ts2
STA Sc2 = Sta Ts2 + Ls2
STA Cs2 = Sta Sc2 + Lc2
STA St2 = Sta Cs2 + Ls2
STA PI3 = Sta St2 + d 3 – Ts2
STA Tc3 = Sta PI3 – Tc3
STA Ct3 = Sta Tc3 + Lc3
STA B = Sta Ct3 + d4 – Tc3
2.5 Alinemen Vertikal
Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang
ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat
kelandaian positif (Tanjakan) dan kelandaian negatif (Turunan), sehingga
kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua
lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (Datar).
Rumus-rumus yang digunakan untuk alinemen vertikal :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
%100
awalStaakhirSta
awalelevasiakhirelevasig .......................................... (43)
A = g2 – g1 ........................................................................................ (44)
800LvAEv
..................................................................................... (45)
LvxAy
200
2
.................................................................................... (46)
Panjang Lengkung Vertikal (PLV)
1. Berdasarkan syarat keluwesan
VrLv 6,0 ..................................................................................... (47)
2. Berdasarkan syarat drainase
ALv 40 ....................................................................................... (48)
3. Berdasarkan syarat kenyamanan
tVrLv ....................................................................................... (49)
4. Berdasarkan syarat goncangan
360
2 AVrLv ................................................................................ (50)
1). Lengkung vertikal cembung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas
permukaan jalan
PLV d1 d2
g2
PVI 1
Ev
m
g1
h2 h1
Jh PTV
L
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar. 2.14 Lengkung Vertikal Cembung
Keterangan :
PLV = Titik awal lengkung parabola
PV1 = Titik perpotongan kelandaian 1g dan 2g
g = Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun
A = Perbedaan aljabar landai ( 1g - 2g ) %
EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Jh = Jarak pandang
1h = Tinggi mata pengaruh
2h = Tinggi halangan
2). Lengkung vertikal cekung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di bawah
permukaan jalan.
Gambar 2.15. Lengkung Vertikal Cekung.
Keterangan :
PLV = Titik awal lengkung parabola
PV1 = Titik perpotongan kelandaian 1g dan 2g
g = Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun
A = Perbedaan aljabar landai ( 1g - 2g ) %
PLV
EV
g2
EV g1
PV
Jh PTV
LV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Lv = Panjang lengkung vertikal
V = Kecepatan rencana ( km/jam)
Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan
rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal
1) Kelandaian maksimum.
Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh
mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula
tanpa harus menggunakan gigi rendah.
Tabel 2.9 Kelandaian Maksimum yang diijinkan
Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10
Vr (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2) Kelandaian Minimum
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat
kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena
kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.
3) Panjang kritis suatu kelandaian
Panjang kritis ini diperlukan sebagai batasan panjang kelandaian maksimum agar
pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari separuh Vr.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 2.10 Panjang Kritis (m)
Kecepatan pada awal
tanjakan (km/jam)
Kelandaian (%)
4 5 6 7 8 9 10
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Tabel 2.10 Panjang Minimum Lengkung Vertikal :
Kecepatan
Rencana
(km/jam)
< 40
Perbedaan Kelandaian Panjang Lengkung (m)
Memanjang (%)
1 20 - 30
40 - 60
> 60
0.6 40 - 80
0.4 80 - 150
2.6 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan
Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI –
2.3.26. 1987.
Surface Course
Base Course
Subbase Course
CBR tanah dasar Subgrade
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 2.16. Susunan Lapis Konstruksi Perkerasan Lentur
Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman Istilah-istilah sebagai berikut :
2.6.1 Lalu lintas
1. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal
umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-
masing arah pada jalan dengan median.
- Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)
1
11 nSP iLHRLHR ............................................................. (51)
- Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)
2
21 nPA iLHRLHR ............................................................ (52)
2. Rumus-rumus Lintas ekivalen
- Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
ECLHRLEPn
mpjPj
............................................................ (53)
- Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
ECLHRLEAn
mpjAj
............................................................ (54)
- Lintas Ekivalen Tengah (LET)
2LEALEPLET
..................................................................... (55)
- Lintas Ekivalen Rencana (LER)
FpLETLER ......................................................................... (56)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
102nFp ...................................................................................... (57)
Dimana: i1 = Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi
i2 = Pertumbuhan lulu lintas masa layanan
J = jenis kendaraan
n1 = masa konstruksi
n2 = umur rencana
C = koefisien distribusi kendaraan
E = angka ekivalen beban sumbu kendaraan
2.6.2 Koefisien Distribusi Kendaraan
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat
pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini:
Tabel 2.11 Koefisien Distribusi Kendaraan
Jumlah jalur Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **)
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 Jalur
2 Jalur
3 Jalur
4 Jalur
5 Jalur
6 Jalur
1,00
0,60
0,40
-
-
-
1,00
0,50
0,40
0,30
0,25
0,20
1,00
0,70
0,50
-
-
-
1,00
0,50
0,475
0,45
0,425
0,40
*) Berat total < 5 ton, misalnya : Mobil Penumpang, Pick Up, Mobil Hantaran.
**) Berat total ≥ 5 ton, misalnya : Bus, Truk, Traktor, Semi Trailer, Trailer.
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 9
2.6.3 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Angka Ekivalen (E) masing-masing golongan beban umum (Setiap kendaraan)
ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut:
- 4
8160.
kgdlmtunggalsumbusatubebanTunggalSumbuE ................. (58)
- 4
8160.
kgdlmgandasumbusatubebanGandaSumbuE ....................... (59)
Tabel 2.12 Angka Ekivalen (E) Sumbu Kendaraan
Beban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1000 2205 0.0002 -
2000 4409 0.0036 0.0003
3000 6614 0.0183 0.0016
4000 8818 0.0577 0.0050
5000 11023 0.1410 0.0121
6000 13228 0.2923 0.0251
7000 15432 0.5415 0.0466
8000 17637 0.9238 0.0794
8160 18000 1.0000 0.0860
9000 19841 1.4798 0.1273
10000 22046 2.2555 0.1940
11000 24251 3.3022 0.2840
12000 26455 4.6770 0.4022
13000 28660 6.4419 0.5540
14000 30864 8.6647 0.7452
15000 33069 11.4184 0.9820
16000 35276 14.7815 1.2712
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2.6.4 Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)
Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan
CBR.
Gambar 2.17. Korelasi DDT dan CBR
Catatan : Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh nilai
DDT
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 13
2.6.5 Faktor Regional (FR)
100 90
80 70 60 50
40 30
20
10 9
8 7 6 5 4 3
2
1
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
DDT CBR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan
perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan
lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung
tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini
Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( Kelandaian dan Tikungan)
Tabel 2.13 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim
Kelandaian 1 (<6%) Kelandaian II (6–10%) Kelandaian III (>10%)
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
≤ 30% >30% ≤ 30% >30% ≤ 30% >30%
Iklim I
< 900 mm/tahun 0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
Iklim II
≥ 900 mm/tahun 1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.6.6 Indeks Permukaan (IP)
Indeks Permukaan ini menyatakan nilai dari pada kerataan / kehalusan serta
kekokohan permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu – lintas
yang lewat.
Adapun beberapa nilai IP beserta artinya adalah sebagai berikut :
IP = 1,0 : adalah menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat
sehingga sangat menggangu lalu lintas kendaraan.
IP = 1,5 : adalah tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus ).
IP = 2,0 : adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang mantap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
IP = 2,5 : adalah menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
Tabel 2.14 Indeks permukaan Pada Akhir Umur Rencana ( IPt)
LER= Lintas Ekivalen
Rencana *)
Klasifikasi Jalan
Lokal Kolektor Arteri Tol
< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -
10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -
100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -
> 1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5
*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 15
Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo) perlu
diperhatikan jenis lapis permukaan jalan ( kerataan / kehalusan serta kekokohan)
pada awal umur rencana menurut daftar di bawah ini:
Tabel 2.15 Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo)
Jenis Lapis Perkerasan IPo Rougnes *) mm/km
LASTON ≥ 4 ≤ 1000
3,9 – 3,5 > 1000
LASBUTAG 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000
HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 < 2000
BURDA 3,9 – 3,5 < 2000
BURTU 3,4 – 3,0 < 2000
LAPEN 3,4 – 3,0 ≤ 3000
2,9 – 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 – 2,5
BURAS 2,9 – 2,5
LATASIR 2,9 – 2,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
JALAN TANAH ≤ 2,4
JALAN KERIKIL ≤ 2,4
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.6.7 Koefisien kekuatan relative (a)
Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis
permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test
(untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang distabilisasikan dengan
semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah).
Tabel 2.16 Koefisien Kekuatan Relatif
Koefisien
Kekuatan Relatif
Kekuatan
Bahan Jenis Bahan
a1 a2 a3 Ms (kg) Kt
kg/cm2 CBR %
0,4 - - 744 - -
LASTON 0,35 - - 590 - -
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - -
LASBUTAG 0,31 - - 590 - -
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam
0,25 - - - - - LAPEN (mekanis)
0,20 - - - - - LAPEN (manual)
- 0,28 - 590 - -
LASTON ATAS - 0,26 - 454 - -
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - LAPEN (mekanis)
- 0,19 - - - - LAPEN (manual)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan kapur
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Pondasi Macadam (basah)
- 0,12 - - - 60 Pondasi Macadam
- 0,14 - - - 100 Batu pecah (A)
- 0,13 - - - 80 Batu pecah (B)
- 0,12 - - - 60 Batu pecah (C)
- - 0,13 - - 70 Sirtu/pitrun (A)
- - 0,12 - - 50 Sirtu/pitrun (B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu/pitrun (C)
- - 0,10 - - 20 Tanah / lempung kepasiran
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.6.8 Batas – batas minimum tebal perkerasan
1. Lapis permukaan :
Tabel 2.17 Lapis permukaan
ITP Tebal Minimum
(cm) Bahan
< 3,00 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burda)
3,00 – 6,70 5 Lapen /Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
6,71 – 7,49 7,5 Lapen / Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag, Laston
≥ 10,00 10 Laston
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
2. Lapis Pondasi Atas :
Tabel 2.18 Lapis Pondasi
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
ITP Tebal Minimum
( Cm ) Bahan
< 3,00 15 Batu pecah,stbilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
tanah dengan kapur.
3,00 – 7,49 20 *)
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
tanah dengan kapur
10 Laston atas
7,50 – 9,99 20
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
tanah dengan kapur, pondasi macadam.
15 Laston Atas
10 – 12,14 20
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston
atas.
≥ 12,25 25
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston
atas.
*) batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah digunakan
material berbutir kasar.
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
3. Lapis pondasi bawah :
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10
cm
2.6.9 Analisa komponen perkerasan
Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan
perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan
dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Rumus:
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
332211 DaDaDaITP ................................................................. (60)
D1,D2,D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)
Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi
bawah
2.7 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus
diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat
jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan
timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar Long Profile. Sedangkan
volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section.
Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari
volume dari pekerjaan lainnya yaitu:
1. Volume Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
- Peninjauan lokasi
- Pengukuran dan pemasangan patok
- Pembersihan lokasi dan persiapan alat dan bahan untuk pekerjaan
- Pembuatan Bouplank
b. Pekerjaan tanah
- Galian tanah
- Timbunan tanah
c. Pekerjaan perkerasan
- Lapis permukaan (Surface Course)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
- Lapis pondasi atas (Base Course)
- Lapis pondasi bawah (Sub Base Course)
- Lapis tanah dasar (Sub Grade)
d. Pekerjaan drainase
- Galian saluran
- Pembuatan talud
e. Pekerjaan pelengkap
- Pemasangan rambu-rambu
- Pengecatan marka jalan
- Penerangan
2. Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan diambil dari harga satuan tahun 2009.
3. Kurva S
Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat Time Schedule
dengan menggunakan Kurva S.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB III
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
3.1 Penetapan Trace Jalan
3.1.1 Gambar Perbesaran Peta
Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat
Azimut 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan
digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada, (Gambar Trace dapat
dilihat pada lampiran ).
3.1.2 Penghitungan Trace Jalan
Dari trace jalan (skala 1: 5.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth
(skala 1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI (lihat gambar 3.1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3.1.3 Penghitungan Azimuth:
Diketahui koordinat:
A = ( 0 ; 0 )
PI 1 = ( 492,49 ; 911,48 )
PI 2 = ( 501,58 ; 1778.68 )
PI 3 = ( 371,51 ; 2664,41 )
B = ( 196,62 ; 3135,89 )
'''0
1
1
51,592228
048,911
049,492
1
ArcTg
YYXXArcTgA
A
A
'''0
12
12
99,1360
48,91168,177849,49258,501
21
ArcTg
YYXXArcTg
'''0
23
23
43,17218
68,177841,266458,5015,371
32
ArcTg
YYXXArcTg
'''0
4
3
44,22120
41,266489,31355,37162,196
3
ArcTg
YYXX
ArcTgBB
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3.1.4 Penghitungan Sudut PI
"4,54'1327
"99,1'360"47,5622280
0'0
2111
A
"42,19'578
))"43,17'218("99,1'360(0
00
32212
"08,6'5911
))"43,17'218("44,2'2120(0
00
3233
B
3.1.5 Penghitungan Jarak Antar PI
1. Menggunakan rumus Phytagoras
m
YYXXd AAA
02,1036
)048,911()049,492(
)()(
22
21
211
m
YYXXd
248,867
)48,91168,1778()49,49258,501(
)()(
22
212
21221
m
YYXXd
23,895
)68,177841,2664()58,5015,371(
)()(
22
223
22332
m
YYXXd BBB
87,502
)41,266489,3135()5,37162,196(
)()(
22
24
243
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
∑d = dA-1 + d1-2 + d2-3 + d3-B
= 1036,06 + 867,25 + 895,23 + 503,85
= 3302,39 m
2. Menggunakan rumus Sinus
mSin
SinXXdA
AA
06,1036
"47,562228049,492
'0
1
11
mSin
SinXXd
25,867
99,136049,49258,501
"'0
21
1221
mSin
SinXXd
25,895
1721858,5015,371
"'0
32
2332
mSin
SinXX
dB
BB
85,503
08,2320205,37162,196
"'0
4
33
m
ddddd BA
39,3302
85,50323,89525,86706,1036
)( 332211
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3. Menggunakan rumus Cosinus
mCos
CosYYd
A
AA
06,1036
47,562228048,911
"'0
1
11
mCos
CosYYd
25,867
99,136048,91168,1778
"'0
21
1221
mCos
CosYYd
23,895
1721868,177841,2664"'0
32
2332
mCos
CosYYd
B
85,503
08,23202041,266489,3135
"'0
43
343
∑d = dA-1 + d1-2 + d2-3 + d3-B
= 1036,06 + 867,25 + 895,23 + 503,85
= 3302,39 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3.1.6 Penghitungan Kelandaian Melintang
Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis
kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan :
1. Kelandaian dihitung tiap 50 m
2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan ke samping kanan
dan kiri
Contoh perhitungan kelandaian melintang trace Jalan yang akan direncanakan
pada awal proyek, STA 0+050 m
a. Elevasi Titik Kanan
b. Elevasi Titik Kiri
Gambar 3.2 Cara Menghitung Trace Jalan
m
ba
89,466
5,123,23,0
5,462
5,1211
5,462kanan titik elevasi
462,5 m
475 m
a1
b1
12,5 m
(Beda tinggi antara 2 garis kontur)
m
ba
77,464
5,129,13,0
5,462
5,1222
5,462kiri titik elevasi
462,5 m
475 m
a2
b2
12,5 m (Beda tinggi antara 2 garis kontur)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar contoh perhitungan :
A (PANDAAN)
462.5
10
9
7
6
3
2
1A
4
5
8
475
465
467.5
470472.5
Hasil perhitungan dengan cara yang sama dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Perhitungan Kelandaian Melintang
No STA ELV KANAN ELV KIRI Delta H L I (%) Kelas Medan
A 0+000 467,4760968 464,2056414 3,27045545 200 1,635227725 D 1 0+050 466,8955086 464,7792703 2,116238333 200 1,058119167 D 2 0+100 466,4324329 465,2171585 1,215274352 200 0,607637176 D 3 0+150 466,1983111 466,8335984 0,635287304 200 0,317643652 D 4 0+200 465,1587073 467,3671114 2,208404047 200 1,104202023 D 5 0+250 464,0130021 467,8942008 3,88119871 200 1,940599355 D 6 0+300 463,1120246 468,3115183 5,199493689 200 2,599746844 D 7 0+350 475,101835 468,6446781 6,45715693 200 3,228578465 B 8 0+400 475,7336466 470,1096603 5,623986299 200 2,811993149 D 9 0+450 476,3540991 468,3612412 7,992857866 200 3,996428933 D
10 0+500 477,0634558 466,864027 10,1994288 200 5,099714402 B 11 0+550 477,9447203 465,479454 12,46526627 200 6,232633133 B 12 0+600 478,9712357 464,2816163 14,68961942 200 7,344809709 B 13 0+650 480,4543235 463,0180361 17,43628744 200 8,718143718 B 14 0+700 480,1850917 476,0386685 4,146423245 200 2,073211622 D 15 0+750 479,8100875 476,9712472 2,838840243 200 1,419420121 D 16 0+800 478,6055081 478,1981337 0,407374444 200 0,203687222 D 17 0+850 477,6942015 478,9377391 1,243537543 200 0,621768772 D 18 0+900 477,2156487 479,8445396 2,628890928 200 1,314445464 D 19 0+950 476,6567573 480,2570093 3,600252002 200 1,800126001 D 20 1+000 476,0377598 480,3605043 4,322744586 200 2,161372293 D 21 1+050 475,1217287 481,1738987 6,052170014 200 3,026085007 D 22 1+100 489,9728055 480,982497 8,990308507 200 4,495154254 B 23 1+150 491,1695288 481,6226254 9,546903417 200 4,773451708 B 24 1+200 490,3018104 480,0316401 10,27017027 200 5,135085135 B 25 1+250 489,5022624 480,9974562 8,504806286 200 4,252403143 B
a1
b1
a2
b2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
26 1+300 489,2550508 481,3838026 7,871248163 200 3,935624082 D 27 1+350 489,0588574 482,33582 6,723037448 200 3,361518724 D 28 1+400 489,0483486 481,5762404 7,472108227 200 3,736054114 D 29 1+450 488,9097097 480,7659585 8,143751196 200 4,071875598 B 30 1+500 495,0919561 480,065513 15,02644318 200 7,51322159 B 31 1+550 493,4832066 480,3373501 13,14585648 200 6,57292824 B 32 1+600 493,1441915 480,7734942 12,3706973 200 6,185348649 B 33 1+650 494,0473268 480,7161336 13,33119319 200 6,665596595 B 34 1+700 489,0810866 481,0924763 7,988610345 200 3,994305172 D 35 1+750 489,5834155 481,5426658 8,040749634 200 4,020374817 B 36 1+800 496,5811483 481,3653236 15,2158247 200 7,607912352 B 37 1+850 489,8973381 481,1245353 8,772802742 200 4,386401371 B 38 1+900 489,9342416 480,8888616 9,045379998 200 4,522689999 B 39 1+950 490,4015394 480,2466719 10,15486754 200 5,077433772 B 40 2+000 490,5758199 479,960284 10,61553592 200 5,307767959 B 41 2+050 489,1840622 481,1031172 8,080945 200 4,0404725 B 42 2+100 487,8648751 479,9872732 7,877601904 200 3,938800952 D 43 2+150 488,4966058 476,5340512 11,9625546 200 5,981277298 B 44 2+200 490,8465899 475,5036543 15,34293564 200 7,671467818 B 45 2+250 487,7013146 477,4852899 10,21602469 200 5,108012345 B 46 2+300 490,5524366 478,5404131 12,01202343 200 6,006011717 B 47 2+350 489,4607723 480,7958152 8,664957117 200 4,332478558 B 48 2+400 488,241386 476,6568944 11,58449166 200 5,792245832 B 49 2+450 491,4480999 475,2472598 16,20084005 200 8,100420027 B 50 2+500 490,0474549 476,2709604 13,77649449 200 6,888247244 B 51 2+550 489,7973281 477,8573707 11,93995747 200 5,969978737 B 52 2+600 487,5513888 479,175954 8,375434848 200 4,187717424 B 53 2+650 492,2740469 477,7825305 14,4915164 200 7,245758198 B 54 2+700 493,0615064 483,1991881 9,862318241 200 4,93115912 B 55 2+750 488,141685 479,4299549 8,711730116 200 4,355865058 B 56 2+800 489,5215477 477,6264611 11,89508658 200 5,947543292 B 57 2+850 490,8969794 476,223823 14,67315644 200 7,336578219 B 58 2+900 491,8526262 475,1849407 16,6676855 200 8,333842748 B 59 2+950 493,4849931 475,5046106 17,98038258 200 8,99019129 B 60 3+000 491,3696822 477,087006 14,28267621 200 7,141338104 B 61 3+050 493,7930993 477,8013866 15,99171273 200 7,995856363 B 62 3+100 491,5371181 476,7220402 14,81507787 200 7,407538933 B 63 3+150 488,0049464 475,0196105 12,98533592 200 6,492667959 B 64 3+200 494,7189302 478,0198529 16,69907731 200 8,349538656 B 65 3+250 491,2051199 476,9278943 14,2772257 200 7,138612849 B 66 3+300 490,2377228 476,8619883 13,37573443 200 6,687867215 B 67 3+350 487,9713895 477,7480167 10,2233728 200 5,1116864 B
B 3+400 489,7959645 479,2220532 10,57391129 200 5,286955643 B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 3.2 Perhitungan Kelandaian Memanjang
No STA ELV KANAN ELV TENGAH ELV KIRI Delta H L I %
Kelas Medan
0 0+000 467,4760968 465,8408691 464,2056414 0 50 0 D 1 0+050 466,8955086 465,8373895 464,7792703 0,00347961 50 0,006959 D 2 0+100 466,4324329 465,8247957 465,2171585 0,01259377 50 0,025188 D 3 0+150 466,1983111 466,5159548 466,8335984 0,69115907 50 1,382318 D 4 0+200 465,1587073 466,2629093 467,3671114 0,25304543 50 0,506091 D 5 0+250 464,0130021 465,9536014 467,8942008 0,30930791 50 0,618616 D 6 0+300 463,1120246 465,7117715 468,3115183 0,24182996 50 0,48366 D 7 0+350 475,101835 471,8732566 468,6446781 6,16148508 50 12,32297 B 8 0+400 475,7336466 472,9216535 470,1096603 1,04839692 50 2,096794 D 9 0+450 476,3540991 472,3576701 468,3612412 0,56398334 50 1,127967 D
10 0+500 477,0634558 471,9637414 466,864027 0,39392873 50 0,787857 D 11 0+550 477,9447203 471,7120871 465,479454 0,25165428 50 0,503309 D 12 0+600 478,9712357 471,626426 464,2816163 0,08566115 50 0,171322 D 13 0+650 480,4543235 471,7361798 463,0180361 0,10975382 50 0,219508 D 14 0+700 480,1850917 478,1118801 476,0386685 6,37570029 50 12,7514 B 15 0+750 479,8100875 478,3906673 476,9712472 0,27878726 50 0,557575 D 16 0+800 478,6055081 478,4018209 478,1981337 0,01115358 50 0,022307 D 17 0+850 477,6942015 478,3159703 478,9377391 0,08585062 50 0,171701 D 18 0+900 477,2156487 478,5300941 479,8445396 0,21412381 50 0,428248 D 19 0+950 476,6567573 478,4568833 480,2570093 0,07321078 50 0,146422 D 20 1+000 476,0377598 478,199132 480,3605043 0,2577513 50 0,515503 D 21 1+050 475,1217287 478,1478137 481,1738987 0,05131834 50 0,102637 D 22 1+100 489,9728055 485,4776512 480,982497 7,3298375 50 14,65968 B 23 1+150 491,1695288 486,3960771 481,6226254 0,91842585 50 1,836852 D 24 1+200 490,3018104 485,1667253 480,0316401 1,22935181 50 2,458704 D 25 1+250 489,5022624 485,2498593 480,9974562 0,08313404 50 0,166268 D 26 1+300 489,2550508 485,3194267 481,3838026 0,06956742 50 0,139135 D 27 1+350 489,0588574 485,6973387 482,33582 0,377912 50 0,755824 D 28 1+400 489,0483486 485,3122945 481,5762404 0,3850442 50 0,770088 D 29 1+450 488,9097097 484,8378341 480,7659585 0,47446046 50 0,948921 D 30 1+500 495,0919561 487,5787345 480,065513 2,74090048 50 5,481801 B 31 1+550 493,4832066 486,9102784 480,3373501 0,66845617 50 1,336912 D 32 1+600 493,1441915 486,9588429 480,7734942 0,04856449 50 0,097129 D 33 1+650 494,0473268 487,3817302 480,7161336 0,42288736 50 0,845775 D 34 1+700 489,0810866 485,0867815 481,0924763 2,29494877 50 4,589898 B 35 1+750 489,5834155 485,5630407 481,5426658 0,47625921 50 0,952518 D 36 1+800 496,5811483 488,9732359 481,3653236 3,41019527 50 6,820391 B 37 1+850 489,8973381 485,5109367 481,1245353 3,46229924 50 6,924598 B 38 1+900 489,9342416 485,4115516 480,8888616 0,09938512 50 0,19877 D 39 1+950 490,4015394 485,3241057 480,2466719 0,08744591 50 0,174892 D 40 2+000 490,5758199 485,2680519 479,960284 0,05605371 50 0,112107 D 41 2+050 489,1840622 485,1435897 481,1031172 0,12446221 50 0,248924 D 42 2+100 487,8648751 483,9260742 479,9872732 1,21751554 50 2,435031 D 43 2+150 488,4966058 482,5153285 476,5340512 1,41074573 50 2,821491 D 44 2+200 490,8465899 483,1751221 475,5036543 0,65979366 50 1,319587 D 45 2+250 487,7013146 482,5933023 477,4852899 0,58181985 50 1,16364 D 46 2+300 490,5524366 484,5464248 478,5404131 1,95312257 50 3,906245 B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
47 2+350 489,4607723 485,1282938 480,7958152 0,58186892 50 1,163738 D 48 2+400 488,241386 482,4491402 476,6568944 2,67915356 50 5,358307 B 49 2+450 491,4480999 483,3476798 475,2472598 0,89853963 50 1,797079 D 50 2+500 490,0474549 483,1592077 476,2709604 0,18847217 50 0,376944 D 51 2+550 489,7973281 483,8273494 477,8573707 0,66814173 50 1,336283 D 52 2+600 487,5513888 483,3636714 479,175954 0,463678 50 0,927356 D 53 2+650 492,2740469 485,0282887 477,7825305 1,66461732 50 3,329235 B 54 2+700 493,0615064 488,1303473 483,1991881 3,10205854 50 6,204117 B 55 2+750 488,141685 483,7858199 479,4299549 4,3445273 50 8,689055 B 56 2+800 489,5215477 483,5740044 477,6264611 0,21181551 50 0,423631 D 57 2+850 490,8969794 483,5604012 476,223823 0,01360323 50 0,027206 D 58 2+900 491,8526262 483,5187834 475,1849407 0,04161777 50 0,083236 D 59 2+950 493,4849931 484,4948019 475,5046106 0,97601841 50 1,952037 D 60 3+000 491,3696822 484,2283441 477,087006 0,26645776 50 0,532916 D 61 3+050 493,7930993 485,797243 477,8013866 1,56889889 50 3,137798 B 62 3+100 491,5371181 484,1295791 476,7220402 1,66766385 50 3,335328 B 63 3+150 488,0049464 481,5122785 475,0196105 2,61730068 50 5,234601 B 64 3+200 494,7189302 486,3693915 478,0198529 4,85711306 50 9,714226 B 65 3+250 491,2051199 484,0665071 476,9278943 2,30288442 50 4,605769 B 66 3+300 490,2377228 483,5498555 476,8619883 0,51665156 50 1,033303 D 67 3+350 487,9713895 482,8597031 477,7480167 0,69015246 50 1,380305 D B 3+400 489,7959645 484,5090089 479,2220532 1,6493058 50 3,298612 B
Dari perhitungan kelandaian memanjang, didapat:
Medan datar : 57 titik
Medan bukit : 18 titik
Medan gunung : 0 titik
Dari data diatas diketahui kelandaian rata – rata adalah :
%80,469
%7008,331
int
potonganJumlahangMelKelandaian
Dari 69 titik didominasi oleh medan Datar, maka menurut tabel II.6 TPGJAK, Hal
11 dipilih klasifikasi fungsi jalan kolektor dengan kecepatan antara 60 – 80
km/jam. Diambil kecepatan 80 km /jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3.2 Perhitungan Alinemen Horizontal
Data:
Peta yang di pakai Kotamadya Salatiga.
Kelas II ( Arteri )
Klasifikasi medan:
Dari tabel II.6 TPGJAK Tahun 1997
Vr = 80 km/jam
emax = 10 %
en = 2 %
Dari Tabel II.7 TPGJAK Tahun 1997
Lebar perkerasan = 2 x 3,5 m
Untuk emax = 10 %, maka fmax = 0,140
Sumber: Buku Silvia Sukirman, Dasar-dasar perencanaan geometrik jalan atau
menggunakan rumus:
140,0
)8000065,0(192,0
)00065.0(192,0max
Vrf
m
feVrR
97,209
140,01,012780
1272
maxmax
2
min
0
2
2maxmax
max
579,980
140,01,053,181913
53,181913
xVr
fexD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3.2.1 Tikungan PI 1
Diketahui : Δ1 = 270 38’ 35,15”
Direncanakan Rd = 230 m > Rmin = 209,97 m. Dengan Vr = 80 km/jam
berdasarkan (TPGJAK 1997 Tabel II.18), Rmin untuk Ful Circle = 250 m > Rd
sehingga tikungan jenis Full Circle tidak dapat digunakan. Dicoba S-C-S :
a) Menentukan superelevasi desain
0228,6230
4,1432
4,1432
Rd
Dd
%58,5
0558,0
579,9228,610,02
579,9228,610,0
2
2
2
max
max
max
2max
DDde
DDde
etjd
b) Perhitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
m
TVrLs
66,6636,3
80
6,3
2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
mm
ceVr
cRdVrLs d
10099,91
4,00558.080
727,24,0230
80022,0
727,2022,0
3
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Vrreee
Ls nm
6,3
Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,
untuk Vr = 80 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.
m
Ls
11,71
80025,06,302,01,0
4. Berdasarkan rumus Bina Marga :
m
eenmwLs tjd
06,53
0558,002,02002
25,32
Dipakai nilai Ls yaitu 91,99 m, di bulatkan 100 m.
c) Penghitungan Өs, c, dan Lc
'''0 13,392712
23014,34360100
4
360
RdxLss
'''0
'''0'''0
1
22,36512
13,3927122(48,544627
)2(
sPIc
)
m
xx
RdxxcLc
48,31180
23014.322,36512180
'''0
Syarat tikungan jenis S-C-S
c > 0° = 20 51’ 36,22” > 0°…………………….(ok)
Lc > 20 m = 31,48 > 20 m……….…………....……(ok)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d) Perhitungan besaran-besaran tikungan
m
RdLsLsXs
53,99
23040100
1100
401
2
2
2
2
m
RdLsYs
25,72306
1006
2
2
m
sRdRd
LsP
83,1
13,392712cos12302306
100
cos16
'''02
2
m
sxRdRd
LsLsK
90,49
13,392712sin23023040
100150
sin40
'''02
3
2
3
m
KPIPRdTt
16,218
90,4948,544627/tan16,4230
/tan'''0
21
121
m
RdPI
PRdEt
65,221
23048,5446272
1cos
83,12302
1cos
'''0
1
m
LsLcLt
48,231
100248,31
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Kontrol perhitungan:
2 x Tt > L total
2 x 216,16 > 231,48
432,32 > 231,48 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan)
e) Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan:
Jalan kelas II (Arteri) muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan
kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
Sehingga:
Vr = 80 km/jam
Rd = 230 m
n = 4 ( Jumlah jalur lintasan )
c = 0.8 m (Kebebasan samping)
b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p = 18.9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan berat)
A = 1.2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)
Secara analitis :
ZTdncbnB 1'
dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah lajur Lintasan (4)
b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c = Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Perhitungan :
m
PRdRdb
78,0
9,18230230 22
22''
m
bbb
38,3
78,06,2
'''
m
RdAPARdTd
10,0
2302.19.1822.1230
2
2
2
m
RdVrZ
55,0230
80105,0
105,0
m
ZTdncbnB
01,9
55,010,0128,038,32
1'
Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m
Ternyata B > 7 m
9,01 m > 7 m
9,01 – 7 = 2,01 m
karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1
sebesar 2,01 m
f) Penghitungan kebebasan samping pada PI 1
Data-data:
Vr = 80 km/jam
Rd = 230 m
W = 2 x 3,5 m = 7 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Lc = 31,48 m
Jarak pandang henti (Jh) = 120 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd) = 550 m (Tabel TPGJAK)
Lebar pengawasan minimal = 40 m
Perhitungan :
R’ = Rd – ½ W
= 230 – ½ 7
= 226,5 m
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 38,53 + (2 x 100)
= 238,53 m
Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997:
Jh = 0,694 Vr + 0,004 [Vr² ∕(ƒp)]
= 0,694 . 80 + 0,004 . [80² ∕ (0,35 )]
= 128,66 m
Jarak pandang henti berdasarkan Shirley L.hendarsin:
Kelandaian (g) pada PI-1 adalah 10 %
fp = Koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55
Jalan dengan kelandaian tertentu:
)(254
278.02
gfpVrTVrJh
m17,64
)01,035,0(25480
5.280278.02
Diambil Jh terbesar = 128,66 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berdasarkan jarak pandang menyiap
Dengan rumusan :
2278.0 1
11
TamVrTd
22 278.0 TVrd
mantarad 100303
Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90
24 32 dd
Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
2
278.0 111
TamVrTd
2
)80026,012,2()800036.0052,2(1080)80026,012,2(278.0
= 85,55 m
m29,231
)80048,056,6(80278.0
mantarad 100303
= 40 m
24 32 dd
= 2/3 x 231,29
= 154,19 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
22 278.0 TVrd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 85,55 + 231,29 + 40 + 154,19
= 501,03 m
Maka Jd terbesar diambil = 501,03 m ~ 550 m
Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w)
= ½ (40-7)
= 16,5 m
Secara analitis :
Berdasarkan jarak pandang henti :
Jh = 128,66 m
Lt = 238,53 m Jh < Lt
E =
'
' 65.28cos1
RJhR
=
5,226 128,6665.28
cos15,226
= 9,08 m
Berdasarkan jarak pandang menyiap :
Jd = 501,03 m
Lt = 238,53 m Jd > Lt
E =
''
' 65,28sin
2
65,28cos1
RJdLtJd
RJdR
=
5,22603,50165,28
sin2
53,23803,5015,226
03,50165.28cos15,226
= 183,59 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kesimpulan :
o Kebebasan samping henti = 9,08 m
o Kebebasan samping menyiap = 183,59 m
o Kebebasan samping tersedia = 16,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 9,08 m < 16,5 m
sehingga aman
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 183,59 m > 16,5 m
sehingga sebelum memasuki tikungan PI1 perlu dipasang rambu dilarang
menyiap.
g) Hasil perhitungan
o Tikungan PI1 menggunakan tipe S-C-S dengan hasil penghitungan sebagai
berikut:
Δ1 = 270 46’ 54,48”
Rd = 230 m
Tt = 216,16 m
Et = 221,65 m
Lc = 31,48 m
Ls = 100 m
Xs = 99,53 m
Ys = 7,25 m
emax = 10 %
etjd = 5,58 %
en = 2 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3.2.2 Tikungan PI 2
Diketahui: PI2 = 80 57’18,99”
Direncanakan Rd = 1100 m > Rmin = 209,974 m. Dengan Vr = 80 km/jam
berdasarkan (TPGJAK 1997 Tabel II.18), Rmin untuk FC = 250 m < Rd. Sehingga
tikungan jenis Full Circle dapat digunakan.
a) Menentukan superelevasi desain:
0302,11100
4,1432
4,1432
Rd
Dd
%53,2
0253,0
579,930,110,02
579,930,110,0
2
2
2
max
max
max
2max
DDde
DDde
etjd
b) Penghitungan lengkung peralihan (Ls’)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
m
TVrLs
66,66
36,3
80
6,3'
2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
m
ceVr
cRdVrLs tjd
78,9
4,00253,080
727,24,01100
80022,0
727,2022,0'
3
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Vrreee
Ls nm
6,3
'
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,
untuk Vr = 80 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.
m
Ls
11,71
80025,06,302,01,0
'
4. Berdasarkan rumus Bina Marga:
m
eenmwLs tjd
71,31
0253.002.02002
25,32
'
Dipakai nilai Ls’ yaitu 71.11 m atau 75 m.
c) Penghitungan Өs, c, dan Lc
'''0 32,15571
110014,3436075
4360'
Rd
Lss
'''0
'''0'''0
2
35,4825
)32,155712(99,18578
)2(
sPIc
m
RdcLc
84,96180
110014.335,4825180
'''0
d) Perhitungan besaran-besaran tikungan
m
RdcLc
84,96180
110014.335,4825180
'''0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
m
PIRdTc97,85
/tan 221
35,3
99,18578/tan97,85
/tan'0
41
241
PITcEc
Kontrol perhitungan :
2 Tc > Lc
171,94 > 96,84 ................ (Tikungan jenis F - C bisa digunakan)
e) Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan:
Jalan kelas II (Arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga
direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
Vr = 80 km/jam
Rd = 1100 m
n = 4
c = 0.8 (Kebebasan samping)
b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p = 7.6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan sedang)
A = 2.1 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan sedang)
Secara analitis :
ZTdncbnB 1'
dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah lajur Lintasan (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c = Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
Perhitungan :
m
PRdRdb
026,0
6.711001100 22
22''
m
bbb
62,2
026,06,2
'''
m
RdAPARdTd
0078,0
11001.26.721.21100
2
2
2
m
RdVrZ
25,01100
80105,0
105,0
m
ZTdncbnB
09,7
25,00078,0128,062,22
1'
Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m
Ternyata B > 7
7,09 m > 7
7.09 – 7 = 0,09 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI2 sebesar
0,09 m
f) Penghitungan kebebasan samping pada PI 2
Data-data:
Vr = 80 km/jam
Rd = 1100 m
W = 2 x 3,5 m= 7 m
Ls = 66,66 m
Jarak pandang henti (Jh) = 120 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd) = 550 m (Tabel TPGJAK)
Lebar pengawasan minimal = 40 m
Perhitungan :
R’ = Rd – ½ W
= 1100 – ½ 7
= 1096,5 m
Lt = 2 × Ls’
= 2× 66,66
= 133,32 m
Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997:
Jh = 0,694 Vr + 0,004 [Vr² ∕(ƒp)]
= 0,694 . 80 + 0,004 . [80² ∕ (0,35 )]
= 128,66 m
Jarak pandang henti berdasarkan Shirley L.hendarsin
Dengan rumusan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Kelandaian (g) pada PI-2 adalah 10 %
fp = Koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55
Jalan Landai )(254
278.02
gfpVrTVrJh
m17,64
)01,035.0(25480
5.280278.02
Diambil Jh terbesar = 128,66 m
Berdasarkan jarak pandang menyiap
Dengan rumusan :
2278.0 1
11
TamVrTd
22 278.0 TVrd
mantarad 100303
Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90
24 32 dd
Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2
278.0 111
TamVrTd
2
)80026,012,2()800036.0052,2(1080)80026,012,2(278.0
= 85,55 m
22 278.0 TVrd
m29,231
)80048,056,6(80278.0
mantarad 100303
= 40 m
24 32 dd
= 2/3 x 231,29
= 154,19 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 85,55 + 29,231 + 40 + 154,19
= 501,03 m
Maka Jd terbesar diambil = 501,03 m
Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (Lebar pengawasan minimal - w)
= ½ (40-7)
= 16,5 m
Secara analitis :
Berdasarkan jarak pandang henti :
Jh = 128,66 m
Lt = 133,32 m Jh < Lt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
m =
'
' 65.28cos1
RJhR
=
1093
128,6665.28cos11093
= 1,89 m
Berdasarkan jarak pandang menyiap :
Jd = 501,03 m
Lt = 133,32 m Jd > Lt
m = R’ x
'65.28
sin2'
65.28cos1
RJdLtJd
RJd
= 1093 x
109303,50165.28
sin2
32,13303,5011093
03,50165.28cos1
= 70,41 m
Kesimpulan :
o Kebebasan samping henti = 1,89 m
o Kebebasan samping menyiap = 70,41 m
o Kebebasan samping tersedia = 16,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 1,89 m < 16,5 m
sehingga aman.
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 70,41 m > 16,5 m
sehingga sebelum memasuki tikungan PI2 perlu dipasang rambu dilarang
menyiap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
g) Hasil perhitungan
o Tikungan PI2 menggunakan tipe F– C dengan hasil penghitungan sebagai
berikut:
ΔPI2 = 80 57’18,99”
Rd = 1100 m
Tc = 85,97 m
Ec = 3,35 m
Lc = 96,84 m
Ls = 66,66 m
emax = 10 %
etjd = 2,53 %
en = 2 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3.2.3 Tikungan PI 3
Diketahui: PI3 = 110 59’ 6,08”
Direncanakan Rd = 1100 m > Rmin = 47,36 m. Dengan Vr = 80 km/jam
berdasarkan (TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 250 m < Rd,
sehingga tikungan jenis Full Circle dapat digunakan.
a) Menentukan superelevasi desain:
030,11100
4,1432
4,1432
Rd
Dd
%53.2
0253.0
579,930,110,02
579,930,110,0
2
2
2
max
max2
max
2max
DDde
DDdeetjd
h) Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
m
TVrLs
66,66
36,3
80
6,3
2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
m
ceVr
cRdVrLs tjd
78,9
4,00253,080
727,24,01100
80022,0
727,2022,0
3
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
Vrreee
Ls nm
6,3
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,
untuk Vr = 80 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.
m
Ls
11,71
80025,06,302,01,0
4. Berdasarkan rumus Bina Marga:
m
eenmwLs tjd
71,31
0253.002.02002
25,32
Dipakai nilai Ls yaitu 71.77 m atau 75 m.
i) Penghitungan Өs, c, dan Lc
'''0 32,15571
110014,3436075
4360
Rd
Lss
'''0
'''0'''0
3
44,3548
)32,155712(08,65911
)2(
sPIc
m
RdcLc
97,154180
110014.344,3548180
'''0
j) Perhitungan besaran-besaran tikungan
m
RdcLc
97,154180
110014.344,3548180
'''0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
m
PIRdTc05,115
/tan 321
02,6
08,65911/tan05,115
/tan'0
41
341
PITcEc”
Kontrol perhitungan :
2 Tc > Lc
230,1 > 154,97 ................ (Tikungan jenis F - C bisa digunakan)
k) Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan:
Jalan kelas II (Arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga
direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
Vr = 80 km/jam
Rd = 1100 m
n = 4
c = 0.8 (Kebebasan samping)
b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p = 7.6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan sedang)
A = 2.1 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan sedang)
Secara analitis :
ZTdncbnB 1'
dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah lajur Lintasan (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c = Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
Perhitungan :
m
PRdRdb
026,0
6.711001100 22
22''
m
bbb
62,2
026,06,2
'''
m
RdAPARdTd
0078,0
11001.26.721.21100
2
2
2
m
RdVrZ
25,01100
80105,0
105,0
m
ZTdncbnB
09,7
25,00078,0128,062,22
1'
Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m
Ternyata B > 7
7,09 m > 7
7.09 – 7 = 0,09 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI3 sebesar
0,09 m
l) Penghitungan kebebasan samping pada PI 3
Data-data:
Vr = 80 km/jam
Rd = 1100 m
W = 2 x 3,5 m= 7 m
Ls = 66,66 m
Jarak pandang henti (Jh) = 40 m (Tabel TPGJAK)
Jarak pandang menyiap (Jd) = 200 m (Tabel TPGJAK)
Lebar pengawasan minimal = 30 m
Perhitungan :
R’ = Rd – ½ W
= 1100 – ½ 7
= 1096,5 m
Lt = 2 × Ls
= 2× 66,66
= 133,32 m
Jarak pandang henti berdasarkan TPGJAK 1997:
Jh = 0,694 Vr + 0,004 [Vr² ∕(ƒp)]
= 0,694 . 80 + 0,004 . [80² ∕ (0,35 )]
= 128,66 m
Jarak pandang henti berdasarkan Shirley L.hendarsin
Dengan rumusan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Kelandaian (g) pada PI-3 adalah 10 %
fp = Koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55
Jalan Landai )(254
278.02
gfpVrTVrJh
m11,71
)01,035.0(25480
5.280278.02
Diambil Jh terbesar = 128,66 m
Berdasarkan jarak pandang menyiap
Dengan rumusan :
2278.0 1
11
TamVrTd
22 278.0 TVrd
mantarad 100303
Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90
24 32 dd
Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2
278.0 111
TamVrTd
2
)80026,012,2()800036.0052,2(1080)80026,012,2(278.0
= 85,55 m
22 278.0 TVrd
m29,231
)80048,056,6(80278.0
mantarad 100303
= 40 m
24 32 dd
= 2/3 x 231,29
= 154,19 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 85,55 + 29,231 + 40 + 154,19
= 501,03 m
Maka Jd terbesar diambil = 501,03 m
Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (Lebar pengawasan minimal - w)
= ½ (40-7)
= 16,5 m
Secara analitis :
Berdasarkan jarak pandang henti :
Jh = 128,66 m
Lt = 133,32 m Jh < Lt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
m =
'
' 65.28cos1
RJhR
=
1093
66,81265.28cos11093
= 1,89 m
Berdasarkan jarak pandang menyiap :
Jd = 501,03 m
Lt = 133,32 m Jd > Lt
m = R’ x
'65.28
sin2'
65.28cos1
RJdLtJd
RJd
= 1093 x
109303,50165.28
sin2
32,13303,5011093
03,50165.28cos1
= 70,41 m
Kesimpulan :
o Kebebasan samping henti = 1,89 m
o Kebebasan samping menyiap = 70,41 m
o Kebebasan samping tersedia = 16,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 1,89 m < 16,5 m
sehingga aman.
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 70,41 m > 16,5 m
sehingga sebelum memasuki tikungan PI3 perlu dipasang rambu dilarang
menyiap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
m) Hasil perhitungan
o Tikungan PI3 menggunakan tipe F– C dengan hasil penghitungan sebagai
berikut:
ΔPI3 = 110 59’ 6,08”
Rd = 1100 m
Tc = 115,05 m
Ec = 3,35 m
Lc = 154,97 m
Ls = 66,66 m
emax = 10 %
etjd = 2,53 %
en = 2 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
3.3 Perhitungan Stationing
Data-data :
dA – 1 : 1100,00 m
d1 – 2 : 867,25 m
d2 – 3 : 895,23 m
d3 – B : 502,87 m
Koordinat :
Sungai-1 : ( 772,75 ; 2101,69 )
Sungai-2 : ( 708,41 ; 2539,78 )
m
SungaiPIJarak75,421
68,177869,210158,50175,772 2212
m
PISungaiJarak12,691
69,210141,266475,77251,371 2231
m
SungaiPIJarak22,359
41,266478,253951,37141,708 2223
m
BSungaiJarak67,785
78,253989,313551,37162,196 222
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
PI – 1 : S – C – S
Ls1 = 100 m
Lc1 = 31,48 m
Tt1 = 216,16 m
PI – 2 : F - C
Ls2 = 66,66 m
Lc2 = 130,77 m
Tc2 = 85,97 m
PI – 3 : F - C
Ls3 = 66,66 m
Lc3 = 130,77 m
Tc3 = 85,97 m
STA A = Sta 0+000 m
STA PI 1 = Sta A + dA – 1
= (0+000) + 1100
= 1+100 m
STA TS1 = Sta PI 1 – Ls1
=(1+100) – 100
= 1+000 m
STA SC1 = Sta TS1 - Ls1
= (1+000) - 100
= 0+983,84 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
STA CS1 = Sta SC1 + Lc1
= (0+983,84) + 31,48
= 0+951,34 m
STA ST1 = Sta CS1 + Ls1
= (1+100) + 100
= 1+200 m
STA PI2 = Sta ST1 + d1 – 2 – Tc2
= (1+200) + 867,25 – 85,97
= 1+932,62 m
STA TC2 = Sta PI2 – Tc2
= (1+932,62) – 85,97
= 1+846,65 m
STA CC2 = Sta TC2 + Lc2
= (1+846,65) + 130,77
= 1+977,42 m
STA CT2 = Sta CC2 + Tc2
= (1+977,42) + 85,97
= 2+063,39 m
STA PI 3 = Sta CT2 + d2 – 3 –Tc3
=(1+963,39) + 895,23 – 85,97
= 2+772,65 m
STA TC3 = Sta PI 3 – Tc3
=(2+872,65) – 85,97
= 2+866,68 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
STA CC3 = Sta TC3 + Lc3
= (2+866,68) + 130,77
= 2+997,45 m
STA CT3 = Sta CC3 + Lc3
= (2+997,45) - 130,77
= 2+858,22 m
STA B = Sta CT3 + d3 – B –Lc3
= (2+858,22) + 502,87 – 130,77
= 3+230,32 m
STA B < Σd = 3230,32 < 3400,00 m.................................(ok)
STA Sungai 1 = Sta CT2 + ( Jarak PI2 – Sungai 1) – Tt1
= (2+063,39) + 421,75 – 216,16
= 2+168,98 m
STA Sungai 2 = Sta TC3 + ( Jarak PI3 – Sungai 2) – Tc2
= (2+866,68) + 359,22 – 85,97
= 2+959,93 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
3.4 Kontrol Overlapping
Diketahui:
Vrencana = 80 km/jam
Perhitungan Vr = 3600
100080 x = 22,22 m/detik
Syarat overlapping: λn d’, dengan d’ = Vr x 3 detik
= 22,22 m/detik x 3 detik
= 66,66 m
Sehingga agar tidak over laping an > 66,66 m
1. Awal proyek dengan PI1
d 1 = d A-1 – Tt 1
= 1036,02 – 216,16
= 819,86 m > 66,66..........................(ok)
2. PI2 dengan Jembatan 1
d 2 = (STA Sungai 1) – ½ Asumsi panjang jembatan – STA TC2
= (2+168,98) – 1/2 x 30 – (1+746,65)
= 407,33 m > 66,66..........................(ok)
3. PI3 dengan Jembatan 2
d 4 = (STA Sungai 2 ) – ½ Asumsi panjang jembatan – STA TC3
= (2+959,93) – 1/2 x 30 – (2+686,68)
= 258,25 > 66,66 m...........................(ok)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4. Jembatan 1 dengan Jembatan 2
d 5 = STA Sungai 2– ½ Asumsi panjang jembatan – STA TC3
= (2+959,93)– 1/2 x 30 – (2+686,68)
= 258,25 m > 66,66 m..........................(ok)
5. PI 3 dengan B
d 6 = STA B – STA CT3
= (3+365,12) – (2+948,22)
= 416,9 m > 66,66 m.........................(ok)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal
Tabel 3.2 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan
Titik STA Elevasi Tanah Asli (m) Elevasi Rencana As Jalan
(m)
A 0+000 465,84087 465,84087
1 0+050 465,837389 466,066
2 0+100 465,824796 466,29113
3 0+150 466,515955 466,51626
4 0+200 466,262909 467,40441
5 0+250 465,953601 468,29261
6 0+300 465,711771 469,18081
7 0+350 471,873257 470,06901
8 0+400 472,921653 470,95722
9 0+450 472,35767 471,84542
10 0+500 471,963741 472,73362
11 0+550 471,712087 473,62182
12 0+600 471,626426 474,51002
13 0+650 471,73618 475,39822
14 0+700 478,11188 476,28643
15 0+750 478,390667 477,17463
16 0+800 478,401821 478,06283
17 0+850 478,31597 478,95103
18 0+900 478,530094 479,83923
19 0+950 478,456883 480,73774
20 1+000 478,199132 481,61564
21 1+050 478,147814 482,50384
22 1+100 485,477651 483,39204
23 1+150 486,396077 484,28024
24 1+200 485,166725 485,16845
25 1+250 485,249859 485,39191
Bersambung ke halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Sambungan Tabel 3.2 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan
Titik STA Elevasi Tanah Asli
(m)
Elevasi Rencana As Jalan
(m)
26 1+300 485,319427 485,61538
27 1+350 485,697339 485,83885
28 1+400 485,312295 486,06231
29 1+450 484,837834 486,28578
30 1+500 487,578735 486,50925
31 1+550 486,910278 486,73271
32 1+600 486,958843 486,95618
33 1+650 487,38173 486,73443
34 1+700 485,086781 486,5127
35 1+750 485,563041 486,29087
36 1+800 488,973236 486,06912
37 1+850 485,510937 485,84734
38 1+900 485,411552 485,62557
39 1+950 485,324106 485,40377
40 2+000 485,268052 485,182
41 2+050 485,14359 484,96024
42 2+100 483,926074 484,96024
43 2+150 482,515328 484,96024
44 2+200 483,175122 484,96024
45 2+250 482,593302 484,96024
46 2+300 484,546425 484,96024
47 2+350 485,128294 484,96024
48 2+400 482,44914 485,11842
49 2+450 483,34768 485,27657
50 2+500 483,159208 485,43473
51 2+550 483,827349 485,59291
52 2+600 483,363671 485,75106
53 2+650 485,028289 485,75106
54 2+700 488,130347 485,75106
55 2+750 483,78582 485,75106
Bersambung ke halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Sambungan Tabel 3.2 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan
Titik STA Elevasi Tanah Asli
(m)
Elevasi Rencana As Jalan
(m)
56 2+800 483,574004 485,75106
57 2+850 483,560401 485,75106
58 2+900 483,518783 485,75106
59 2+950 484,494802 485,75106
60 3+000 484,228344 485,75106
61 3+050 485,797243 485,75107
62 3+100 484,129579 485,58426
63 3+150 481,512278 485,41745
64 3+200 486,369392 485,2452
65 3+250 484,066507 485,06117
66 3+300 483,549856 484,87715
67 3+350 482,859703 484,6931
B 3+400 484,509009 484,50901
Keterangan : Data elevasi rencana As jalan diperoleh dari gambar long profile.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Sungai 1
Elevasi dasar sungai : +484
Elevasi muka air sungai : +482.7
Elevasi muka air sungai saat banjir : +483
Ruang bebas : 3 m
Tebal plat jembatan : 1 m
Elevasi rencana minimum : +474
elevasi sungai = +482,5
elevasi rencana jalan = +484elevasi rencana minimum = +474
elevasi air sungai = +482.7
elevasi air sungai saat banjir (penuh) = +483
Sket Perencanaan Elevasi rencana Jembatan 1
ruang bebas 3m
tebal pelat 1m
+482.5
+485
+483
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Sungai 2
Elevasi dasar sungai : +483.5
Elevasi muka air sungai : +483.7
Elevasi muka air sungai saat banjir : +484.5
Ruang bebas : 3 m
Tebal plat jembatan : 1 m
Elevasi rencana minimum : +485.5
elevasi sungai = +483,5
elevasi rencana jalan = +485.7
elevasi air sungai = +483.7
elevasi air sungai saat banjir (penuh) = +484.5
Sket Perencanaan Elevasi rencana Jembatan 2
ruang bebas 3m
tebal pelat 1m
+483.5
+485.9
+484.5
elevasi rencana minimum = +485.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
3.5.1. Perhitungan Kelandaian memanjang
Contoh perhitungan kelandaian g ( A – PVI1)
Elevasi A = 465,84 m STA A = 0+000
Elevasi PVI1 = 466,52 m STA PVI1 = 0+150
%45,0
100)0000()1500(
465,84 466,52
1001
11
ASTAPVISTA
AElevasiPVIElevasig
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3 Data Titik PVI
No. Titik STA Elevasi
(m)
Jarak
(m)
Kelandaian
Memanjang (%)
1 A 0+000 465, 84
2 PVI1 0+150 466, 52
3 PVI2 1+200 485, 17
4 PVI3 1+600 486, 96
5 PVI4 2+050 484, 96
6 PVI5 2+350 484, 96
7 PVI6 2+600 485, 75
8 PVI7 3+050 485, 75
9 B 3+400 484, 51
150
1050
g1 = 0,45 %
g2 = 1,78 %
400
450
500
300
450
350
g3 = 0,45 %
g4 = 0,44%
g5 = 0 %
g6 = 0,26 %
g7 = 0 %
g8 = 0, 35 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
3.5.2. Penghitungan lengkung vertikal
a) PVI 1
Gambar 3.9 Lengkung PVI1
Data – data :
Stationing PVI 1 = 0+150
Elevasi PVI 1 = 466, 52 m
Vr = 80 km/jam
g 1 = 0,45 %
g 2 = 1,78 %
)(%33,1
%45,0% 1,7812
cekungLv
ggA
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m.
m
gfpVrTVrJh
97,63
0178,035,025480
5,280278,0
254278,0
2
2
PLV 1
B 1
PPV 1
Ev
g 1= 0,45 %
g2= 1,78 %
PTV 1
PVI 1
A 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
1. Mencari panjang lengkung vertikal:
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
m
VLv
48
806,0
6,0
Berdasarkan syarat drainase
m
ALv
2,53
33,140
40
Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
m
tVLv
66,66
33600
100080
Pengurangan goncangan
m
AVLv
42,25360
33,180360
2
2
Jika menggunakan TPGJAK :
m
ALv
02,21405
8033,1405
S
2
2
Jh > Lv
120 > 21,02 maka tidak memenuhi syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
m
ALv
51,145
33,1405
)80(2
405-S2
120 > -145,51
Jh > Lv, maka memenuhi syarat
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam,
Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m.
mLvAEv 133,0800
8033.18001
mLvX 208041
41
1
mXLv
AY 033,02080200
33.1200
221
2. Stationing lengkung vertikal PVI 1
Sta PLV 1 = Sta PVI 1 – 1/2 .Lv
= (0+150) - 1/2 . 80
= 0+110 m
Sta A1 = Sta PVI 1 – 1/4 .Lv
= (0+150) -1/4 . 80
= 0+130 m
Sta PPV 1 = Sta PVI 1
= 0+150 m
Sta B 1 = Sta PVI 1 + 1/4 Lv
= (0+150) + 1/4 . 80
= 0+170 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Sta PTV 1 = Sta PVI 1 + 1/2 Lv
= (0+150) + 1/2. 80
= 0+190 m
3. Elevasi lengkung vertikal:
Elevasi PLV 1 = Elevasi PVI 1 - ½Lv x g1
= 466, 52 - ½ . 80 x 0,45
= 448,52 m
Elevasi A1 = Elevasi PVI 1 - ¼ Lv x g1 + y 1
= 466, 52 - ¼ 80 x 0,45 + 0.033
= 457,49 m
Elevasi PPV 1 = Elevasi PVI 1 + Ev 1
= 466, 52 + 0.133
= 466.65 m
Elevasi B 1 = Elevasi PVI 1 + ¼Lv x g2 + y 1
= 466, 52 + ¼ 80 x 1,78 + 0.033
= 502,15 m
Elevasi PTV 1 = Elevasi PVI 1 + ½Lv x g2
= 466, 52 + ½ 80 x 1,78
= 537.72 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
b) PVI 2
Gambar 3.10 Lengkung Vertikal PVI 2
Data – data :
Stationing PVI2 = 1 + 200
Elevasi PVI2 = 485, 17 m
Vr = 80 km/jam
g 2 = 1,78 %
g 3 = 0,45 %
)(%1,33
% 1,78% 0,4523
cembungLv
ggA
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m.
m
gfpVrTVrJh
97,63
0178,035,025480
5,280278,0
254278,0
2
2
PLV 2
A 2 PI 2 g2 = 1,78 %
Ev
g3 = 0,45 %
PPV 2
B 2 PTV 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
1. Mencari panjang lengkung vertikal:
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
m
VLv
84
086,0
6,0
Berdasarkan syarat drainase
m
ALv
2.53
33.140
40
Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
m
tVLv
66,66
33600
100080
Pengurangan goncangan
m
AVLv
64.23360
33.108360
2
2
Jika menggunakan TPGJAK :
m
ALv
02,21405
8033,1405
S
2
2
120 > 21,02
Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
m
ALv
51,145
33,1405
)80(2
405-S2
120 > -145,51
Jh > Lv, maka memenuhi syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam,
Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m.
mLvAEv 133,0800
8033.18002
mLvX 208041
41
2
mXLv
AY 033.02080200
33.1200
222
2. Stationing lengkung vertikal PVI 2
Sta PLV 2 = Sta PVI 2 – 1/2 .Lv
= (1+200) - 1/2 . 80
= 1+160 m
Sta A2 = Sta PVI 2 – 1/4 .Lv
= (1+200) -1/4 . 80
= 1+180 m
Sta PPV 2 = Sta PVI 2
= 1+200 m
Sta B 2 = Sta PVI 2 + 1/4 Lv
= (1+200) + 1/4 . 80
= 1+220 m
Sta PTV 2 = Sta PVI 2 + 1/2 Lv
= (1+200) + 1/2. 80
= 1+240 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
3. Elevasi lengkung vertikal:
Elevasi PLV 2 = Elevasi PVI 2 – ½Lv x g 2
= 485, 17 – ½ 80 x 1,78
= 413,97 m
Elevasi A2 = Elevasi PVI 2 – ¼ Lv x g 2 + y 2
= 485, 17 – ¼ 80 x 1,78 + 0.033
= 449,24 m
Elevasi PPV 2 = Elevasi PVI 2 – Ev 2
= 485, 17 – 0.133
= 485,04 m
Elevasi B 2 = Elevasi PVI 2 + ¼Lv x g 2 – y 2
= 485, 17 + ¼ 80 x 1,78 – 0.033
= 449,60 m
Elevasi PTV 2 = Elevasi PVI 2 + ½Lv x g 2
= 485, 17 + ½ 80 x 1,78
= 556.37 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
c) PVI 3
Gambar 3.11 Lengkung Vertikal PVI 3
Data – data :
Stationing PVI3 = 1+600
Elevasi PVI3 = 486, 96 m
Vr = 80 km/jam
g 3 = 0,45 %
g 4 = 0,44 %
)(% 0,01
% 0,44% 0,4543
cembungLv
ggA
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m.
m
gfpVrTVrJh
68,126
0045,035,025480
5,280278,0
254278,0
2
2
1. Mencari panjang lengkung vertikal:
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
m
VLv
84
086,0
6,0
PLV 3 B 3 A 3 PPV 3
Ev g3 = 0,45 %
g4= 0,44 % PVI 3
PTV 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Berdasarkan syarat drainase
m
ALv
04.0
01.040
40
Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
m
tVLv
66,6633600
100008
Pengurangan goncangan
m
AVLv
17.0360
01.008360
2
2
Jika menggunakan TPGJAK :
m
ALv
16,0405
8001,0405
S
2
2
126,68 > 0,16
Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
m
ALv
34,40
01,0405
)80(2
405-S2
126,68 > - 40,34
Jh > Lv, maka memenuhi syarat
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam,
Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
mLvAEv 001.0800
0801.08003
mLvX 200841
41
3
mXLv
AY 0002.02008200
01.0200
223
2. Stationing lengkung vertikal PVI 3
Sta PLV 3 = Sta PVI 3 – 1/2 .Lv
= (1+600) – 1/2 . 80
= 1+560 m
Sta A3 = Sta PVI 3 – 1/4 .Lv
= (1+600) – 1/4 . 80
= 1+580 m
Sta PPV 3 = Sta PVI 3
= 1+600 m
Sta B 3 = Sta PVI 3 + 1/4 Lv
= (1+600) + 1/4 . 80
= 1+620 m
Sta PTV 3 = Sta PVI 3 + 1/2 Lv
= (1+600) + 1/2. 80
= 1+640 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
3. Elevasi lengkung vertikal:
Elevasi PLV 3 = Elevasi PVI 3 - ½Lv x g 3
= 486, 96 - ½ 80 x 0,45
= 468, 96 m
Elevasi A3 = Elevasi PVI 3 - ¼ Lv x g 3 + y 3
= 486, 96 - ¼ 80 x 0,45 + 0.0002
= 477,96 m
Elevasi PPV 3 = Elevasi PVI 3 + Ev 3
= 486, 96 + 0.001
= 486,96 m
Elevasi B 3 = Elevasi PVI 3 - ¼Lv x g 4 - y 3
= 486, 96 - ¼ 80 x 0,44 - 0.0002
= 478,16 m
Elevasi PTV 3 = Elevasi PVI 3 - ½Lv x g 4
= 486, 96 - ½ 80 x 0,44
= 469, 36 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
d) PVI 4
Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI 4
Data – data :
Stationing PVI4 = 2+050
Elevasi PVI4 = 484, 96 m
Vr = 80 km/jam
g 4 = 0,44 %
g 5 = 0 %
)k(% 0,44
% 0% 0,4454
ungceLv
ggA
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m.
m
gfpVrTVrJh
69,126
0044,035,025480
5,280278,0
254278,0
2
2
PLV 4
A 4
PI 4
g4 = 0,44 % Ev
g5 = 0 % PPV 4
B 4 PTV 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
1. Mencari panjang lengkung vertikal:
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
m
VLv
84
086,0
6,0
Berdasarkan syarat drainase
m
ALv
6.17
44.040
40
Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
m
tVLv
66,6633600
100008
Pengurangan goncangan
m
AVLv
28.7360
44.008360
2
2
Jika menggunakan TPGJAK :
m
ALv
95,6405
8044,0405
S
2
2
126,69 > 6,95
Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
m
ALv
46,760
44,0405
)80(2
405-S2
126,69 > - 760,46
Jh > Lv, maka memenuhi syarat
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam,
Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m.
mLvAEv 044.0800
8044.08004
mLvX 208041
41
4
mXLv
AY 011.02080200
44.0200
224
2. Stationing lengkung vertikal PVI 4
Sta PLV 4 = Sta PVI 4 – 1/2 .Lv
= (2+050) – 1/2 . 80
= 2+010 m
Sta A4 = Sta PVI 4 – 1/4 .Lv
= (2+050) – 1/4 . 80
= 2+030 m
Sta PPV 4 = Sta PVI 4
= 2+050 m
Sta B 4 = Sta PVI 4 + 1/4 Lv
= (2+050) + 1/4 . 80
= 2+070 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Sta PTV 4 = Sta PVI 4 + 1/2 Lv
= (2+050) + 1/2. 80
= 2+090 m
3. Elevasi lengkung vertikal:
Elevasi PLV 4 = Elevasi PVI 4 + ½Lv x g 4
= 484, 96 + ½ 80 x 0,44
= 502,56 m
Elevasi A4 = Elevasi PVI 4 + ¼ Lv x g 4 + y 4
= 484, 96 + ¼ 80 x 0,44 + 0.011
= 493,77 m
Elevasi PPV 4 = Elevasi PVI 4 + Ev 4
= 484, 96 + 0,044
= 485,004 m
Elevasi B 4 = Elevasi PVI 4 + ¼Lv x g 5 + y 4
= 484, 96 + ¼ 80 x 0 + 0.011
= 484, 97 m
Elevasi PTV 4 = Elevasi PVI 4 + ½Lv x g 5
= 484, 96 + ½ 80 x 0
= 484, 96 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
e) PVI 5
Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI 5
Data – data :
Stationing PVI5 = 2+350
Elevasi PVI5 = 484, 96 m
Vr = 80 km/jam
g 5 = 0 %
g 6 = 0,26 %
)(%,260
%0%,26056
cekungLv
ggA
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m.
m
gfpVrTVrJh
13,128
0026,035,025408
5,208278,0
254278,0
2
2
PLV 5
B 5
A 5 PPV 5
PTV 5
Ev g5 = 0 %
g6= 0,26 %
PVI 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
1. Mencari panjang lengkung vertikal:
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
m
VLv
84
086,0
6,0
Berdasarkan syarat drainase
m
ALv
4.10
26.040
40
Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
m
tVLv
66,6633600
100008
Pengurangan goncangan
m
AVLv
62.4360
26.008360
2
2
Jika menggunakan TPGJAK :
m
ALv
11,4405
8026,0405
S
2
2
128,13 > 4,11
Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
m
ALv
69,1397
26,0405
)80(2
405-S2
128,13 > - 1397,69
Jh > Lv, maka memenuhi syarat
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam,
Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m.
mLvAEv 026.0800
8026,08005
mLvX 208041
41
5
mXLv
AY 0007.02080200
26.0200
225
2. Stationing lengkung vertikal PVI 5
Sta PLV 5 = Sta PVI 5 – 1/2 .Lv
= (2+350) – 1/2 . 80
= 2+310 m
Sta A5 = Sta PVI 5 – 1/4 .Lv
= (2+350) – 1/4 . 80
= 2+330 m
Sta PPV 5 = Sta PVI 5
= 2+350 m
Sta B 5 = Sta PVI 5 + 1/4 Lv
= (2+350) + 1/4 . 80
= 2+370 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Sta PTV 5 = Sta PVI 5 + 1/2 Lv
= (2+350) + 1/2. 80
= 2+390 m
3. Elevasi lengkung vertikal:
Elevasi PLV 5 = Elevasi PVI 5 + ½Lv x g 5
= 484, 96 + ½.80 x 0
= 484, 96 m
Elevasi A5 = Elevasi PVI 5 + ¼ Lv x g 5 + y 5
= 484, 96 + ¼ 80 x 0 + 0.0007
= 484, 97 m
Elevasi PPV 5 = Elevasi PVI 5 + Ev 5
= 484, 96 + 0.026
= 484, 99 m
Elevasi B 5 = Elevasi PVI 5 + ¼Lv x g 6 + y 5
= 484, 96 + ¼ 80 x 0.26 + 0.0007
= 490, 16 m
Elevasi PTV 5 = Elevasi PVI 5 + ½Lv x g 6
= 484, 96 + ½ 80 x 0.1
= 488,96 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
f) PVI6
Gambar 3.14 Lengkung Vertikal PVI6
Data – data :
Stationing PVI6 = 2+600
Elevasi PVI6 = 485, 75 m
Vr = 80 km/jam
g 6 = 0.26 %
g 7 = 0 %
)(%26.0
%26.0%067
cembungLv
ggA
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m.
m
gfpVrTVrJh
13,128
0026,035,025408
5,208278,0
254278,0
2
2
PLV 6
A 6 PI 6 g6 = 0.26 %
Ev
g7 = 0 %
PPV 6
B 6 PTV 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
1. Mencari panjang lengkung vertikal:
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
m
VLv
84
086,0
6,0
Berdasarkan syarat drainase
m
ALv
4.10
26.040
40
Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
m
tVLv
66,6633600
100008
Pengurangan goncangan
m
AVLv
62.4360
26.008360
2
2
Jika menggunakan TPGJAK :
m
ALv
11,4405
8026,0405
S
2
2
128,13 > 4,11
Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
m
ALv
69,1397
26,0405
)80(2
405-S2
128,13 > - 1397,69
Jh > Lv, maka memenuhi syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam,
Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m.
mLvAEv 026.0800
8026.08006
mLvX 208041
41
6
mXLv
AY 0007.02080200
26.0200
226
2. Stationing lengkung vertikal PVI 6
Sta PLV 6 = Sta PVI 6 – 1/2 .Lv
= (2+600) – 1/2 . 80
= 2+560 m
Sta A6 = Sta PVI 6 – 1/4 .Lv
= (2+600) – 1/4 . 80
= 2+580 m
Sta PPV 6 = Sta PVI 6
= 2+600 m
Sta B 6 = Sta PVI 6 + 1/4 Lv
= (2+600) + 1/4 . 80
= 2+620 m
Sta PTV 6 = Sta PVI 6 + 1/2 Lv
= (2+600) + 1/2. 80
= 2+640 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
3. Elevasi lengkung vertikal:
Elevasi PLV 6 = Elevasi PVI 6 – ½Lv x g 6
= 485, 75 – ½ . 80 x 0.26
= 477,35 m
Elevasi A6 = Elevasi PVI 6 – ¼ Lv x g 6 – y 6
= 485, 75 – ¼ 80 x 0.26 – 0.0007
= 480,55 m
Elevasi PPV 6 = Elevasi PVI 6 – Ev 6
= 485, 75 – 0.026
= 485,72 m
Elevasi B 6 = Elevasi PVI 6 + ¼Lv x g 7 – y 6
= 485, 75 + ¼ 80 x 0 – 0.0007
= 485,75 m
Elevasi PTV 6 = Elevasi PVI 6 + ½Lv x g 7
= 485, 75 + ½ 80 x 0
= 485, 75 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
g) PVI7
Gambar 3.15 Lengkung Vertikal PVI7
Data – data :
Stationing PVI7 = 3+050
Elevasi PVI7 = 485, 75 m
Vr = 80 km/jam
g 7 = 0 %
g 8 = 0.35 %
)(%35.0
%0%35.078
cembungLv
ggA
Jh minimum pada Tabel bab 2, jika kecepatan rencana 80 km/jam adalah 120 m.
m
gfpVrTVrJh
32,128
0035,035,025408
5,208278,0
254278,0
2
2
PLV 7
B 7
A 7
PPV 7
Ev g7 = 0 %
g8= 0.35 %
PVI 7
PTV 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
1. Mencari panjang lengkung vertikal:
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
m
VLv
84
086,0
6,0
Berdasarkan syarat drainase
m
ALv
14
35.040
40
Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi
m
tVLv
66,6633600
100008
Pengurangan goncangan
m
AVLv
22.6360
35.008360
2
2
Jika menggunakan TPGJAK :
m
ALv
53,5405
8035,0405
S
2
2
128,32 > 5,53
Jh > Lv, maka tidak memenuhi syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
m
ALv
14,997
35,0405
)80(2
405-S2
128,32 > - 997,14
Jh > Lv, maka memenuhi syarat
Berdasarkan syarat panjang Lengkung Tabel pada bab 2 untuk Vr > 60 km/jam,
Lv = 80 – 150 m,maka Lv minimum = 80 m.
mLvAEv 035.0800
8035.08007
mLvX 208041
41
7
mXLv
AY 0009.02080200
35.0200
227
2. Stationing lengkung vertikal PVI 7
Sta PLV 7 = Sta PVI 7 – 1/2 .Lv
= (3+050) – 1/2 . 80
= 3+010 m
Sta A7 = Sta PVI 7 – 1/4 .Lv
= (3+050) – 1/4 . 80
=3+030 m
Sta PPV 7 = Sta PVI 7
= 3+050 m
Sta B 7 = Sta PVI 7 + 1/4 Lv
= (3+050) + 1/4 . 80
= 3+070 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Sta PTV 7 = Sta PVI 7 + 1/2 Lv
= (3+050) + 1/2. 80
= 3+090 m
3. Elevasi lengkung vertikal:
Elevasi PLV 7 = Elevasi PVI 7 + ½Lv x g 7
= 485, 75 + ½ 80 x 0
= 485, 75 m
Elevasi A7 = Elevasi PVI 7 + ¼ Lv x g 7 + y 7
= 485, 75 + ¼ 80 x 0 + 0.0009
= 485, 76 m
Elevasi PPV 7 = Elevasi PVI 7 + Ev 7
= 485, 75 + 0,035
= 485, 79 m
Elevasi B 7 = Elevasi PVI 7 + ¼Lv x g 8 + y 7
= 485, 75 + ¼ 80 x 0.35+ 0.0009
= 492,75 m
Elevasi PTV 7 = Elevasi PVI 7 + ½Lv x g 8
= 485, 75 + ½ 80 x 0.35
= 499,75 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Kelandaian Memanjang
No Titik Titik Stasioning Elevasi (m) Jarak (m) Kelandaian
memanjang
1 A 0+000 465. 84 150
g1 = 0.45 %
2 PVI1
PLV 0+110 448.52
A 0+130 457.49
PPV 0+150 466.65
1050
g2 = 1.78 %
B 0+170 502.15
PTV 0+190 537.72
3 PVI2
PLV 1+160 413.97
A 1+180 449.24
PPV 1+200 485.04
400 g3 = 0.45%
B 1+220 449.60
PTV 1+240 556.37
4 PVI3
PLV 1+560 486.96
A 1+580 477.96
PPV 1+600 486.96
B 1+620 478.16
450
g4 = 0.44 % PTV 1+640 469.36
5 PVI4
PLV 2+010 502.56
A 2+030 493.77
PPV 2+050 485.004
B 2+070 484. 97
500
g5 = 0 % PTV 2+090 484.96
6 PVI5
PLV 2+310 484.96
A 2+330 484.97
PPV 2+350 484.99
B 2+370 490.16
300
g6 = 0.26 %
PTV 2+390 488.96
7 PVI6
PLV 2+560 477.35
A 2+580 480.55
PPV 2+600 485.72
B 2+620 485.75
450 g7 = 0 %
PTV 2+640 485.75
8 PVI7
PLV 3+010 485.75
A 3+030 485.76
PPV 3+050 485.79
B 3+070 492.75
350
g 8 = 0.35 %
PTV 3+090 499.75
9 B 3+400 484.51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
BAB IV
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan
Jenis jalan yang direncanakan = Jalan kelas II (Jalan Arteri)
Tebal perkerasan = 2 lajur dan 2 arah
Jalan dibuka pada tahun = 2013
Pelaksanaan konstruksi jalan dimulai tahun = 2012
Masa pelaksanaan = 1 tahun
Perkiraan pertumbuhan lalu lintas
selama pelaksaaan = 2 %
Umur rencana (UR) = 10 tahun
Perkiraan pertumbuhan lalu lintas
selama umur rencana = 7 %
Perkiraan curah hujan rata-rata = 900 mm/th
Susunan lapis perkerasan Surface course = Laston MS 744
Base course = Batu pecah (kelas A)
CBR 100%
Sub base course = Sirtu (kelas A)
CBR 70%
C = (Koefisien distribusi kendaraan) didapat dari jumlah 2 jalur 2 arah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Tabel 4.1 Nilai LHRS
No Jenis kendaraan LHRS
( Kendaraan / hari / 2arah )
1 Mobil 2194
2 Pick-UP 553
3 Mini + mikro Bus 711
4 BUS 309
5 Truk 345
6 Truk 2 As (13 ton) 298
7 Truk 3 As (20 ton) 223
Jumlah Total 4633
(Sumber : Survey lalu lintas ruas jalan Salatiga, Jumat 3 Juni 2011)
4.2 Perhitungan Volume Lalu Lintas
1. LHRP / LHR2013 (Awal Umur Rencana) dengan i1= 2 %
Rumus : LHR 2011 (1 + i1) n1
Mobil 2 ton (1+1) = 2194 (1+0,02)1 = 2237,88 kend
Pick -UP 2 ton (1+1) = 553 (1+0,02)1 = 564,06 kend
Mini+mikro Bus (2+4) = 711 (1+0,02)1 = 725,22 kend
Bus (3+5) = 309 (1+0,02)1 = 315,18 kend
Truk (2+4) = 345 (1+0,02)1 = 351,9 kend
Truk 2 as 13 ton (5+8) = 298 (1+0,02)1 = 303,96 kend
Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 223 (1+0,02)1 = 227,46 kend
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
2. LHRA / LHR2023 (Akhir Umur Rencana) dengan i2= 7 %
Rumus : LHR 2013 (1 + i2) n2
Mobil 2 ton (1+1) = 2237,88 (1+0,07)10 = 4402,25 kend
Pick -UP 2 ton (1+1) = 564,06 (1+0,07)10 = 1109,59 kend
Mini+mikro Bus (2+4) = 725,22 (1+0,07)10 = 1428,68 kend
Bus (3+5) = 315,18 (1+0,07)10 = 620,90 kend
Truk (2+4) = 351,9 (1+0,07)10 = 693,24 kend
Truk 2 as 13 ton (5+8) = 303,96 (1+0,07)10 = 598,80 kend
Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 227,46 (1+0,07)10 = 448,09 kend
Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata LHRP dan LHRA
No Jenis kendaraan
LHRP
LHRS×( 1+i1)n1
(Kendaraan)
LHRA
LHRP×(1+i2) n2
(Kendaraan)
1 Mobil 2237,88 4402,25
2 Pick-UP 564,06 1109,59
3 Mini + mikro Bus 725,22 1428,68
4 BUS 315,18 620,90
5 Truk 351,9 693,24
6 Truk 2 As (13 ton) 303,96 598,80
7 Truk 3 As (20 ton) 227,46 448,09
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
4.2.1. Perhitungan Angka Ekivalen ( E ) Masing–Masing Kendaraan
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Angka Ekivalen untuk Masing-Masing Kendaraan
No Jenis Kendaraan Angka Ekivalen (E)
1 Mobil (1 + 1) 0,0002+0,0002 = 0,0004
2 Pick-UP (1 + 1) 0,0002+0,0002 = 0,0004
3 Mini + mikro Bus (2 + 4) 0,0036+0,0577 = 0,0613
4 BUS (3 + 5) 0,0183+0,1410 = 0,1593
5 Truk (2 + 4) 0,0036+0,0577 = 0,0613
6 Truk 2 As (13 ton) (5 + 8) 0,1410+0,9238 = 1,0648
7 Truk 3 As (20 ton) (6 + 7.7) 0,2923+0,7452 = 1,0375
4.2.2. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Tabel 4.5 Koefisien Distribusi Kendaraan
Jumlah Lajur
Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **)
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 Lajur
2 Lajur
3 Lajur
4 Lajur
5 Lajur
6 Lajur
1,00
0,60
0,40 - - -
1,00
0,50
0,40
0,30
0,25
0,20
1,00
0,70
0,50 - - -
1,00
0,50
0,475
0,45
0,425
0,40
Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Dari tabel 4.5 Koefisien
Distribusi Kendaraan ( C ) dapat diketahui nilai C yaitu 0,5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
4.2.3. Perhitungan LEP, LEA, LET dan LER
a. LEP ( Lintas Ekivalen Permulaan )
Rumus : LEP = jj
n
jP ECLHR
1
Contoh perhitungan untuk jenis Mobil:
LEP = ECLHRP
= 0004,05,0 2237,88
= 0,4476
b. LEA ( Lintas Ekivalen Akhir )
Rumus : LEA = j
n
jjA ECLHR
1
Contoh perhitungan untuk jenis Mobil :
LEA = ECLHRA
= 0004,05,093,4315
= 0,8632
c. LET ( Lintas Ekivalen Tengah )
Rumus : LET = 2
LEALEP
d. LER ( Lintas Ekivalen Rencana )
Rumus : LER = 10URLET
dimana :
j = Jenis Kendaraan
C = Koefisien Distribusi Kendaraan
LHR = Lalu Lintas Harian Rata-Rata
UR = Umur Rencana
Sumber : (Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Tabel 4.6 Nilai LEP, LEA, LET dan LER
No Jenis Kendaraan
LEP
jj
n
jP ECLHR
1
LEA
j
n
jjA ECLHR
1
LET
2LEALEP
LER
10URLET
1 Mobil 0,4476 0,8632
495,6641 495,6641
2 Pick-UP 0,1128 0,2176
3 Mini + mikro Bus 22,228 42,8685
4 BUS 25,1041 48,4152
5 Truk 10,7857 20,8012
6 Truk 2 As
(13 ton) 161,8283 312,0988
7 Truk 3 As
(20 ton) 117,9949 227,5625
Total 338,5014 652,8269
4.3 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar
Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT),
berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini
adalah CBR lapangan atau CBR laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan,
maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengan tabung (undisturb),
kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat juga mengukur
langsung di lapangan (musim hujan / direndam). CBR lapangan biasanya dipakai
untuk perencanaan lapis tambahan ( overlay ) sedangkan CBR laboratorium
biasanya dipakai untuk perencanaan jalan baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Tabel 4.7 Data CBR Tanah Dasar
STA 0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000
CBR 5 6 6 7 8 7 5 8 8 6 7
STA 1+100 1+200 1+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 1+900 2+000
CBR 8 6 5 7 6 8 5 8 7 6
STA 2+100 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900 3+000 3+100
CBR 9 7 9 7 8 9 10 8 10 9 10
STA 3+200 3+300 3+400
CBR 7 8 9
Tabel 4.8 Penentuan CBR Desain 90 %
CBR (%)
Jumlah Yang
Sama atau Lebih
Besar
Persen Yang Sama atau
Lebih Besar
5 35 100,00
6 31 88,57
7 25 71,43
8 17 48,571
9 8 22,857
10 3 8,571
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Gambar 4.1 Grafik Penentuan CBR Desain 90%
Dari grafik diatas diperoleh data CBR 90% adalah 5,8 %
5.8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
4.4 Penetapan Tebal Perkerasan
4.4.1. Perhitungan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
Gambar 4.1 Korelasi DDT dan CBR
1. Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 5,8 diperoleh nilai DDT 4,9
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987. Gambar Korelasi DDT
dan CBR Hal. 12
CBRDDT
100
90807060
50
40
30
20
10
9
876
5
4
3
2
1
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
2. Jalan Raya Kelas II, Klasifikasi jalan Arteri dengan medan datar.
3. Penentuan nilai Faktor Regional ( FR )
- % Kendaraan berat = %100LHR
berat kendaraan Jumlah
S
= %1004633
1886
= % 30 % 40,71
- Kelandaian = %100B -A Jarak
B titik Elevasi -A titik Elevasi
= %1003400
484,51 - 465,84
= 0,549 % < 6 %
- Curah hujan berkisar 900 mm/th Termasuk pada iklim II
Dengan mencocokkan hasil perhitungan tersebut pada buku petunjuk perencanaan
tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode analisa komponen SKBI 2.3.26
1987. Daftar IV faktor regional ( FR ) didapat nilai FR = 1,0-1,5 sehingga dipakai
nilai FR = 1,0.
Tabel 4.9 Faktor Regional (FR)
Curah Hujan
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(< 6 %) (6 – 10 %) (> 10 %)
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
30 % > 30 % 30 % > 30 % 30 % > 30 %
Iklim I 0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
< 900 mm/th
Iklim II 1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
> 900 mm/th
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
4.4.2. Penentuan Indeks Permukaan ( IP )
1. Indeks Permukaan Awal ( IPo )
Direncanakan jenis lapisan LASTON dengan Roughness > 1000 mm/km, maka
disesuaikan dengan tabel Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana pada
Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. diperoleh nilai IPo = 3,9 – 3,5.
2. Indeks Permukaan Akhir ( IPt )
a. Jalan Arteri
b. LER = 495,6641 ≈ 500 (Berdasarkan hasil perhitungan)
Dari tabel indeks permukaan pada akhir umur rencana diperoleh IPt = 2,0 – 2,5.
4.4.3. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
Data :
IPo = 3,9 – 3,5
IPt = 2,0 – 2,5
LER= 500
DDT= 4,9
FR = 1,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Gambar 4.2 Penentuan Nilai Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
Dengan melihat Nomogram 4 pada buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
diperoleh nilai ITP = 9,7
Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :
1. Lapisan Permukaan ( Surface Course )
D1 = 10 cm
a1 = 0,40 ( LASTON MS 744 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
2. Lapisan Pondasi Atas ( Base Course )
D2 = 25 cm
a2 = 0,14 ( Batu Pecah kelas A CBR 100 % )
3. Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course )
D3 = …
a3 = 0,13 ( Sirtu / pitrun kelas A CBR 70% )
dimana :
a1, a2, a3 : Koefisien relatif bahan perkerasan ( SKBI 2.3.26 1987 )
D1, D2, D3 : Tebal masing – masing lapis permukaan
Maka tebal lapisan pondasi bawah ( D3 ) dapat dicari dengan persamaan sbb:
cm 17 ~ cm 16,9
13,05,77,9
D 0,13 7,5 9,7
13,0 3,5 47,9
13,02514,01040,07,9
3
3
3
3
3
332211
D
D
D
D
DaDaDaITP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Susunan Perkerasan :
Gambar 4.2 Potongan A-A,Susunan Perkerasan
Gambar 4.3 Typical Cross Section
Keterangan : Potongan A-A = susunan perkerasan.
2 x 350 cm
Batu Pecah Kelas A (CBR 100 %)
10 cm
25 cm
17 cm Sirtu / Pitrun Kelas A
(CBR 70 %)
LASTON MS 744
2 m 2 m
-2% -2% -4% -4%
0,5 m
1,9 m
1m 0,5 m
1,9 m
1m
A
A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
NO WAKTU JENIS KENDARAAN / 2 arah
Mobil Pick Up Truk Mini+mikro Bus BUS Truk 2 As Truk 3 As
1 07.00 - 07.15 95 18 8 33 13 10 5
2 07.15 - 07.30 112 17 9 44 15 8 7
3 07.30 - 07.45 93 30 11 39 12 9 5
4 07.45 - 08.00 100 24 12 31 14 7 4
5 08.00 - 08.15 96 21 14 27 10 8 4
6 08.15 - 08.30 87 18 11 24 8 12 5
7 08.30 - 08.45 98 25 9 35 12 14 7
8 08.45 - 09.00 102 14 12 24 14 13 5
9 11.00 - 11.15 87 23 16 40 12 8 6
10 11.15 - 11.30 90 21 15 41 12 15 16
11 11.30 - 11.45 95 37 18 30 14 9 12
12 11.45 - 12.00 64 27 22 25 13 10 12
13 12.00 - 12.15 92 16 13 16 17 8 11
14 12.15 - 12.30 87 20 17 21 8 15 7
15 12.30 - 12.45 90 37 21 40 9 13 15
16 12.45 - 13.00 96 15 15 31 9 14 15
17 15.00 - 15.15 83 19 15 20 16 17 8
18 15.15 - 15.30 90 23 12 27 21 15 12
19 15.30 - 15.45 78 31 14 15 12 17 15
20 15.45 - 16.00 97 24 12 32 12 14 7
21 16.00 - 16.15 105 27 14 30 15 15 11
22 16.15 - 16.30 86 29 15 31 12 20 13
23 16.30 - 16.45 98 17 19 28 17 11 17
24 16.45 - 17.00 73 20 21 27 12 16 4
LHR 2194 553 345 711 309 298 223
(Sumber : Survey lalu lintas ruas jalan Salatiga, Jumat 3 Juni 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN
TIME SCHEDULE
5.1 Typical Potongan Melintang
Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan
5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan
5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah
1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah.
Luas = p. Damija x (p. Jalan – p. Jembatan Total)
= 11 m x (3400,00 m – 60 m)
= 36.740,00 m²
2. Persiapan Badan Jalan ( m² ).
Luas = (Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan) – (p. Jembatan
total)
= (8,15 m x 3400,00 m) – (60 m)
= 27.650,00 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
3. Galian Tanah Biasa ( m³ )
Contoh penghitungan : STA 0+350
STA 0+350
Bahu JalanBahu Jalan Lebar Perkerasan Jalan
1.5m1.5m 2 x 3,5m
Drainase
0.5m 3 x 0.5m0.5m
Drainase
0.5m 3 x 0.5m 0.5m
471.87
470.07
471.80471.74 471.94 472.00
469.91469.85 470.23 470.29472.50468.20 - 4%
- 2% - 2%- 4%
1 2 3 4 5 6 78
470.09474.21
Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+350
H1 = 470,09 – 468,20
= 1, 89
H2 = 471,74 – 469, 89
= 1, 85
H3 = 471, 80 – 469, 91
= 1, 89
H4 = 471, 87 – 470,07
= 1, 80
H5 = 471,94 – 470,23
= 1,71
H6 = 472,00 – 470,29
= 1,71
H7 = 474,21 – 472,50
= 1,71
¤ Perhitungan Luas
2782,0
)1(211
m
HaLuas
2675,4
5,22
212
m
HHLuas
274,3
22
323
m
HHLuas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
2457,6
5,32
434
m
HHLuas
2143,6
5,32
545
m
HHLuas
242,3
22
656
m
HHLuas
2275,4
5,22
767
m
HHLuas
2946,0
)7(218
m
HaLuas
2m 32,438 Galian TotalL
4. Timbunan Tanah Biasa ( m³ )
Contoh penghitungan : STA 0 + 250
STA 0+250
Bahu JalanDrainase
0.5m 3 x 0.5m 0.5m 1.5m
Lebar Perkerasan Jalan
2 x 3,5m
Bahu Jalan
1.5mDrainase
0.5m 3 x 0.5m 0.5m
468.29
465.95
468.22 468.16468.36468.42
466.11468.25 465.79 463.39
- 4% - 4%
- 2% - 2%
12 3 4 5
6
Talud Talud
Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0 + 250
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
H1 = 468,42 – 468,25
= 0,17
H2 = 468,36 – 466,11
= 2,25
H3 = 468,29 –465,95
= 2,34
H4 = 468,22 – 465,79
= 2,43
H5 = 468,16 – 463,39
= 4,77
¤ Perhitungan Luas
20072,0
121
211
m
HHLuas
242,2
22
212
m
HHLuas
2033,8
5,32
323
m
HHLuas
2834,8
5,32
434
m
HHLuas
220,7
22
545
m
HHLuas
2886,5
525
216
m
HHLuas
2m 21,526 Timbunan Ltotal
Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 5.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
Tabel. 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan
NO STA JARAK LUAS (m²) VOLUME (m³)
(m) GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
1 0+000
1,127
50 66,220 6,533 2 0+050 1,522 0,261
50 38,050 33,733 3 0+100 1,088
50 31,720 27,200 4 0+150 1,269
50 31,720 189,815 5 0+200 7,593
50 727,975 6 0+250 21,526
50 6437,423 7 0+300 235,971
50 800,075 5899,263 8 0+350 32,003
50 1678,288 9 0+400 35,129
50 1113,760 10 0+450 9,422
50 239,635 90,533 11 0+500 0,164 3,621
50 4,088 501,248 12 0+550 16,429
50 1119,898 13 0+600 28,367
50 1676,223 14 0+650 38,682
50 815,130 967,040 15 0+700 32,605
50 1351,108 16 0+750 21,439
50 701,993 17 0+800 6,641
19,86 106,734 18 0+819,86 4,108
29,2 59,977 16,914
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
19 0+849,06 1,159 0,94 1,582
20 0+850 2,208 28,26 188,486 31,202
21 0+878,26 13,339 21,74 144,999 103,010
22 0+900 9,477 50 502,913
23 0+919,86 10,640 50 785,873
24 0+950 20,795 50 1402,383
25 1+000 35,300 50 2088,683
26 1+050 48,247 1,24 57,497
27 1+051,24 44,491 41,59 1756,980
28 1+092,83 40,000 7,17 135,367 143,400
29 1+100 37,759 22,03 874,351
30 1+122,03 41,619 27,97 1118,565
31 1+150 38,364 1,24 56,980
32 1+151,24 53,539 48,76 1359,707 6,997
33 1+200 2,232 0,287 50 81,285 20,163
34 1+250 1,019 0,520 50 31,090 28,025
35 1+300 0,225 0,602 50 49,713 25,613
36 1+350 1,764 0,423 50 47,045 95,375
37 1+400 0,118 3,392 50 2,948 361,700
38 1+450 11,076
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
50 479,910 276,900 39 1+500 19,196
50 593,328 40 1+550 4,537
50 178,120 10,133 41 1+600 2,588 0,405
50 363,728 10,133 42 1+650 11,961
7,85 86,810 43 1+657,85 10,156
42,15 214,042 228,622 44 1+700 10,848
3,35 37,100 45 1+703,35 11,301
43,3 338,931 46 1+746,65 4,354
3,35 12,623 47 1+750 3,182
39,96 36,136 82,737 48 1+789,96 1,809 0,959
10,04 282,735 4,814 49 1+800 54,513
50 1367,778 17,965 50 1+850 0,198 0,719
50 22,690 29,290 51 1+900 0,710 0,453
20,1 9,803 8,639 52 1+920,10 0,266 0,407
29,9 28,360 13,068 53 1+950 1,631 0,468
13,96 27,140 21,111 54 1+963,96 2,257 2,557
36,04 94,956 47,933 55 2+000 3,013 0,103
6,71 14,532 2,600 56 2+006,71 1,319 0,672
43,29 118,238 14,545 57 2+050 4,144
2,2 8,965
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
58 2+052,20 4,006 47,8 98,697 153,080
59 2+100 0,124 6,405 50 7,895 730,475
60 2+150 0,192 22,814 50 11,030 946,750
61 2+200 0,249 15,056 50 10,300 924,775
62 2+250 0,163 21,935 50 11,425 572,313
63 2+300 0,294 0,958 50 107,675 23,938
64 2+350 4,013 50 104,993 641,675
65 2+400 0,187 25,667 50 11,268 1059,475
66 2+450 0,264 16,712 50 12,183 939,723
67 2+500 0,223 20,877 50 10,408 891,523
68 2+550 0,193 14,784 50 4,825 923,725
69 2+600 22,165 17,26 1,143 372,013
70 2+617,26 0,132 20,942 32,74 5,988 392,242
71 2+650 0,233 3,019 1,97 0,360 5,040
72 2+651,97 0,132 2,098 34,72 617,370 36,413
73 2+686,69 35,431 13,31 524,885
74 2+700 43,440 21,41 467,278 93,273
75 2+721,41 0,210 8,713 28,59 6,234 369,060
76 2+750 0,226 17,104 50 11,913 918,663
77 2+800 0,251 19,642
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
50 9,440 985,978 78 2+850 0,127 19,797
50 6,480 1002,650 79 2+900 0,132 20,309
13,51 1,787 258,669 80 2+913,51 0,132 17,984
34,71 6,359 469,036 81 2+948,22 0,234 9,042
1,78 0,379 16,095 82 2+950 0,192 9,042
32,95 5,519 334,197 83 2+982,95 0,143 11,243
17,05 2,302 197,513 84 3+000 0,127 11,926
17,67 3,649 186,308 85 3+017,67 0,286 9,162
32,33 62,656 155,958 86 3+050 3,590 0,486
50 95,503 309,993 87 3+100 0,230 11,914
50 5,753 1348,393 88 3+150 42,022
50
503,550 1050,550 89 3+200 20,142
50
503,550 150,548 90 3+250 6,022
50
5,775 394,748 91 3+300 0,231 9,768
50
11,530 630,875 92 3+350 0,230 15,467
50
63,173 394,385 93 3+400 2,297 0,308
TOTAL 18369,571 40172,878
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
NO STA JARAK LUAS (m²) VOLUME (m³)
(m) GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
1 0+110
0,882
10 5,968 2 0+130 0,311
10 2,218 3 0+150 0,132
10 0,678 5,333 4 0+170 0,136 0,934
10 1,829 28,654 5 0+190 0,230 4,797
10 161,786 23,983 6 1+160 32,127
10 236,019 7 1+180 15,077
10 93,259 8 1+200 3,575
10 48,620 9 1+220 6,149
10 36,154 2,484 10 1+240 1,082 0,497
10 21,037 4,039 11 1+560 3,126 0,311
10 27,434 3,926 12 1+580 2,361 0,474
10 27,631 3,596 13 1+600 3,165 0,245
10 74,113 1,225 14 1+620 11,658
10 112,376 15 1+640 10,818
10 72,170 16 2+010 3,616
10 38,872 17 2+030 4,158
10 38,564 18 2+050 3,555
10 23,813 1,817 19 2+070 1,208 0,363
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
10 6,039 12,102 20 2+090 2,057
10 7,038 14,035 21 2+310 1,408 0,750
10 28,305 3,750 22 2+330 4,253
10 39,217 23 2+350 3,590
10 18,313 6,876 24 2+370 0,073 1,375
10 1,308 124,011 25 2+390 0,189 23,427
10 1,924 194,555 26 2+560 0,196 15,484
10 1,657 171,265 27 2+580 0,136 18,769
10 1,357 203,443 28 2+600 0,136 21,920
10 1,860 212,806 29 2+620 0,236 20,642
10 2,363 157,736 30 2+640 0,236 10,906
10 2,346 109,610 31 3+010 0,233 11,016
10 1,165 75,111 32 3+030 4,006
10 19,227 22,113 33 3+050 3,845 0,417
10 29,712 4,638 34 3+070 2,097 0,511
10 11,701 30,116 35 3+090 0,243 5,513
TOTAL 1187,879 1425,401
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Total Volume Galian = 19.557,45 m3
Total Volume Timbunan = 41.598,28 m3
Contoh perhitungan Volume Galian STA 0+400 s.d 0+450
Jarak : (0+400) – (0+450) = 50 m
JarakLuasSTALuasSTAV
2
)4500..()4000..( = 502
)9,4225,1293(
= 1113,775 m3
Contoh perhitungan Volume Timbunan STA 0+250 s.d 0+300
Jarak : (0+250) – (0+300) = 50 m
JarakLuasSTALuasSTAV
2
)3000..()2500..( = 502
)971,235526,21(
= 6437,425 m3
5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase
1. Galian Saluran
Gambar 5.4 Sket Volume galian saluran
1,5 m
0,5 m
1 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
12
5,05,1Luas
21 m
2)2tan1tan.(( jembajembapjalanPanjangLuasV
300,6680
2)6000,3400(1
mx
2. Pasangan Batu Dengan Mortar
I
II
I
0.2 m 0.2 m
1.5 m
0.3 m
1.5 m
0.2 m
0.8 m
Gambar 5. 5 Sket volume pasangan batu
2
2,02,012IuasL
= 0,4 m2
2,02
3,01,0
IIuasL
= 0,04 m2
40,004,0 totaluasL
= 0,44 m2
Volume = 2 x luas x (panjang Jalan – p. Jemb. total)
= (2 x 0,44) x ( 3400,00 -60 )
= 2939,2 m3
0,5 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
A A
H
(H/5)+0,3
25 cm
(H/6)+0,3
3. Plesteran
Gambar 5.6 Detail Plesteran pada Potongan A-A
Luas = (0,25 + 0,1 + 0,05) x ( 3400,00 – 60 )x 2
= 2672 m2
4. Siaran
Luas = Lebar saluran drainase x (p.jalan – p.jembatan)x 2
= 2 x ( 3400,00 - 60 ) x 2
= 13360 m2
5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan
5.7 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan
10 cm 5 cm
Pasangan batu
25 cm Plesteran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
1. Galian Pondasi
a. Ruas Kiri
Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200
H Sta 0+200 = 0,9458 m
(H/5)+0,3 = 0,489 m
(H/6)+0,3 = 0,457 m
Luas galian pondasi = 0,489 x 0,457 = 0,223 m2
Sta 0+250
H Sta 0+200 = 2,0822 m
(H/5)+0,3 = 0,716 m
(H/6)+0,3 = 0,647 m
Luas galian pondasi = 0,716 x = 0,647 = 0,463 m2
Volume (0+200 s/d 0+250) = 502
0,463 0,223
= 17,15 m
a. Ruas Kanan
Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200
H Sta 0+200 = 1,0763 m
(H/5)+0,3 = 0,515 m
(H/6)+0,3 = 0,479 m
Luas galian pondasi = 0,515 x 0,479 = 0,247 m2
Sta 0+250
H Sta 0+250 = 2,3402 m
(H/5)+0,3 = 0,768 m
(H/6)+0,3 = 0,690 m
Luas galian pondasi = 0,768 x 0,690 = 0,529 m2
Volume ( Sta 0+200 s/d 0+250) = 502
0,529 0,247
= 19,40 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Volume galian dinding penahan Kiri = 813,703 m³
Volume galian dinding penahan Kanan = 531,934 m³
Volume Total galian dinding penahan = 813,703 + 531,934 = 1.345,637 m³
2. Pasangan Batu untuk Dinding Penahan
a. Ruas Kiri
Sta Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+200 = 0,946 m
(H/5)+0,3 = 0,489 m
(H/6)+0,3 = 0,456 m
Luas pasangan batu = 0,4560,489 946,02
0,45625,0
= 0,557 m2
Sta 0+250
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+250 = 2,082 m
(H/5)+0,3 = 0,716 m
(H/6)+0,3 = 0,647 m
Luas pasangan batu = 0,647 x 0,716 820,22
0,64725,0
= 1,397 m2
Volume = 502
397,1557,0
= 48, 85 m³
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
a. Ruas Kanan
Sta Sta 0+200 s/d 0+250
Sta 0+200
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+200 = 1,076 m
(H/5)+0,3 = 0,515 m
(H/6)+0,3 = 0,479 m
Luas pasangan batu = 0,479515,0076,120,47925,0
= 0,639 m2
Sta 0+250
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+250 = 2,340 m
(H/5)+0,3 = 0,768 m
(H/6)+0,3 = 0,690 m
Luas pasangan batu = 690,0768,0340,22
690,025,0
= 1,597 m2
Volume = 502
597,1 0,639
= 55,90 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
25 cm
30 cm 10 cm
H - 0 ,3
Volume pasangan batu pada dinding penahan kiri = 1.786,323 m3
Volume pasangan batu pada dinding penahan kanan = 883,673 m3
Volume Total pasangan batu pada dinding penahan = 1.786,323 + 883,673
= 2.669,996 m3
3. Plesteran
Gambar 5.8 Detail plesteran pada Dinding Penahan
Ruas kiri
Luas = (0,1+0,3+0,25)x p.dinding penahan kiri
= (0,1+0,3+0,25) x
(50+50+50+50+12,457+12,243+35,757+6,727+26,7+16,573+7,427+
50+50+50+50+50+50+50+14,5+17,905+50+50+50+50+50+50+50+
14+5,63+8,77+41,23+10,37+39,63+50+50+50+50+50)
= 0,65 x 1419,919
= 922,947 m2
Ruas kanan
Luas = (0,1+0,3+0,25)x p.dinding penahan kanan
= (0,1+0,3+0,25)x (50+50+50+50+6,727+26,7+50+50+50+50+50+50+
14,5+17,905+50+50+50+50+50+50+50+50+8,77+14+5,63+41,23+10,37+
39,63+50+33,178+16,822+50+50+50)
= 0,65 x 1285,462
= 835,550 m2
Luas total = 922,947 + 835,550
= 1.758,497 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
3. Siaran
Ruas kiri
Sta 0+200 s/d 0+250
H Sta 0+200 = 0,946 m H Sta 0+200 – 0.3 = 0,646 m
H Sta 0+250 = 2,082 m H Sta 0+250 – 0,3 = 1,782 m
Luas = 502
820,2946,0
= 75,70 m2
Ruas kanan
Sta 0+200 s/d 0+250
H Sta 0+200 = 1,076 m H Sta 0+200 – 0.3 = 0,776 m
H Sta 0+250 = 2,340 m H Sta 0+250 – 0,3 = 2,040 m
Luas = 502
340,2076,1
= 85,4 m2
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Tabel 5.4 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan
STA Jarak KIRI KANAN
H H - 0,3 Luas H H - 0,3 Luas 0+050 0,160 -0,140
50 -1,675 -7,333 0+100 0,373 0,073 0,307 0,007
50 17,975 19,575 0+200 0,946 0,646 1,076 0,776
50 60,695 70,413 0+250 2,082 1,782 2,340 2,040
50 115,700 131,983 0+300 3,146 2,846 3,539 3,239
0+500 0,940 0,640 0,355 0,055
0+550 2,195 1,895
50 0+600 3,289
50 0+650 4,225
0+850 0,476 0,176 0,544 0,244
50 24,430 30,100 0+900 1,101 0,801 1,260 0,960
19,86 15,889 21,656 0+919,86 1,099 0,799 1,521 1,221
19,86 25,108 9,146 0+950 2,030 1,730
7,427 46,414 -2,228 1+051,24 11,069 10,769
1+092,83 4,449 4,149
1+300 0,386 0,086
50 15,545 1+400 0,836 0,536 0,412
50 45,375 1+450 1,579 1,279 1,071
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
1+700 1,552 1,252 1,057 3,305 4,194
1+703,305 1,586 1,286 1,103 0,803 50 48,383 24,590
1+746,65 0,949 0,649 0,480 0,180 3,35 1,981 0,428
1+750 0,833 0,533 0,375 0,075
1+789,96 0,246 -0,054 0,164 -0,136 14,5 0,734 -0,986
1+850 0,455 0,155 50 4,560
1+900 0,327 0,027 0
2+100 1,135 0,674 0,374 50 49,615
2+150 2,733 1,911 1,611 50 62,380
2+200 2,173 1,184 0,884
2+250 2,596 2,296 1,908 1,608 50 65,393 32,688
2+300 0,620 0,320 0,000 -0,300 0 0,000 0,000
2+400 2,958 2,658 2,145 1,845 8,77 20,639 12,446
2+450 2,349 2,049 1,293 0,993 50 109,503 59,838
2+500 2,631 2,331 1,700 1,400 50 101,658 59,180
2+550 2,035 1,735 1,267 0,967 0 0,000 0,000
2+617,26 2,430 2,130 1,901 1,601 32,74 46,579 24,478
2+650 1,016 0,716 0,194 -0,106 1,97 0,409 -0,400
2+651,97 -0,300 0,000 -0,300 0 0,000
2+721,41 -0,300 1,084
2+750 2,134 1,834 1,557 1,257
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
50 99,735 65,605 2+600 2,455 2,155 1,667 1,367
50 110,520 66,413 2+850 2,565 2,265 1,589 1,289
50 116,128 63,868 2+900 2,680 2,380 1,565 1,265
13,51 29,586 17,277 2+913,51 2,300 2,000 1,592 1,292
34,71 58,922 28,815 2+948,22 1,695 1,395 0,668 0,368
1,780 2,488 0,602 2+950 1,700 1,400 0,608 0,308
32,950 47,405 15,183 2+982,95 1,777 1,477 0,913 0,613
17,050 25,792 10,705 3+000 1,849 1,549 0,942 0,642
17,67 26,241 8,376 3+017,67 1,722 1,422 0,606 0,306
82,330 120,062 36,390 3+100 1,795 1,495 0,878 0,578
50 137,500 89,133 3+150 4,305 4,005 3,287 2,987
100 249,885 157,185
3+250 1,293 0,993 0,457 0,157
50 57,898 16,513 3+300 1,623 1,323 0,804 0,504
50 76,505 39,580 3+350 2,037 1,737 1,379 1,079
TOTAL 1125,456 TOTAL 810,729
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
STA Jarak KIRI KANAN
H H - 0,3 Luas H H - 0,3 Luas 0+110
0,003 0,237 -0,063 50
0+170 0,569 0,269 10,195 1,638 20
0+190 1,051 0,751 0,464 0,164
2+090 0,713 0,413 0,276 -0,024
2+370 0,692 0,392 28,445 16,894 20
2+390 2,752 2,452 1,989 1,689
2+560 0,086 -0,214 17,384 1,336 1,036 24,544 20
2+580 2,253 1,953 41,706 1,718 1,418 30,915 20
2+600 2,518 2,218 45,313 1,973 1,673 30,526 20
2+620 2,613 2,313 37,654 1,680 1,380 19,58 20
2+640 1,752 1,452 0,879 0,579
3+010 1,756 1,456 16,56045 0,894 0,594 4,3065 14,5
3+030 1,128 0,828 18,666 40
3+070 0,405 0,105 10,41 0,757 20
3+090 1,236 0,936 0,376 0,076
TOTAL 226,333 TOTAL 129,161
Luas Kiri = 1351,789 m2
Luas Kanan = 939, 89 m2
Luas Total = 1351,789 + 939, 89
= 2.291,679 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan
1. Lapis Permukaan
Gambar 5.9. Sket lapis pondasi bawah
L = 075,02
15,700,7
= 0,531 m²
V = 0,531 x Panjang jalan
= 0,531 x 3400,00 m
= 1.805,40 m³
2. Lapis Resap Pengikat (prime Coat)
Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan
= 7,15 x 3400,00
= 24.310,00 m²
3. Lapis Pondasi Atas
5.10. Sket lapis pondasi atas
L = 20,02
55,715,7
= 1,47 m²
V = 1,47 x Panjang jalan
= 1,47 x 3400,00
= 4.998,00 m³
7,00 m 0,075 m 0,075 m
0,075 m
7,15 m 0,20 m 0,20 m
0,20 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
4. Lapis Pondasi Bawah
Gambar 5.11. Sket lapis permukaan
L = 3,02
15,855,7
= 2,355 m²
V = 2,355 x Panjang jalan
= 2,355 x 3400,00
= 8.007,00 m³
5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap
1. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan
Ukuran marka
Gambar 5.12 Sket marka jalan
a. Marka ditengah (putus-putus)
Jumlah = Panjang Jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2+PI3)
5
= 3400,00 – (231,48 + 264,09 + 264,09)
5
= 528,068 buah
Luas = 528,068 x (0,1x 2)
= 105,614 m²
0,10m 0,10m
2 m 3 m 2 m
7,55 m 0,3 m 0,3 m
0,3 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
b. Marka Tikungan (menerus)
Luas = Panjang tikungan (PI1+PI2+PI3) x lebar marka
= (231,48 + 264,09 + 264,09) x 0,1
= 75,97 m²
c. Marka Tepi dan Tengah ( menerus)
Luas = Panjang jalan x Lebar marka x 4
= 3400,00 x 0,1 x 4
= 1360 m
d. Luas total marka jalan
Luas = 105,614 + 75,97 + 1360
= 1541,58 m²
2. Rambu Jalan
Rambu kelas Jalan 2 buah , rambu batas kecepatan 2 buah , rambu melewati
Jembatan 8 buah, rambu memasuki tikungan 6 buah , rambu dilarang menyiap
4 buah.
Jadi total rambu yang digunakan adalah = 22 rambu jalan
3. Patok Jalan
Digunakan 31 buah patok setiap 100 m.
Digunakan 4 buah patok kilometer.
Digunakan 50 patok pengaman di kiri dan kanan daerah bahu jalan curam dan
di daerah tikungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek
5.3.1. Pekerjaan Umum
1. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu.
2. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama
2 minggu.
3. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu.
4. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 1 minggu.
5. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi dilakukan selama proyek berjalan.
5.3.2. Pekerjaan Tanah
1. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah :
Luas Lahan = 33.149,49 m²
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja
diperkirakan 900 m²
Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5.400 m²
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan
tanah = minggu139,6400.5
33.149,49 7 minggu
2. Pekerjaan persiapan badan jalan :
Luas Lahan = 25.275,76 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller
adalah 249 m²/jam x 7 jam =1.743 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 1.743 m2 x 6 hari = 10.458 m2
Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan pembersihan :
minggu208,1458.102
25.275,762 minggu
3. Pekerjaan galian tanah :
Volume galian = 19.557,45 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah
18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
Misal digunakan 10 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
minggu493,256,78410 19.557,45
3 minggu
4. Pekerjaan timbunan tanah setempat :
Volume timbunan = 41.598,28 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3 x 6 hari = 2.353,26 m3
Misal digunakan 2 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan timbunan :
minggu838,826,353.22 41.598,28
9 minggu
5.3.3. Pekerjaan Drainase
1. Pekerjaan galian saluran drainase :
Volume galian saluran = 6.680 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah
18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
minggu257,456,7842 6.680
5 minggu
2. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar :
Volume pasangan batu = 2.939,2 m3
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu :
minggu266,3900
2.939,24 minggu
3. Pekerjaan plesteran :
Volume plesteren = 2672,00 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran :
= 900
2.672,00 2,969 minggu ≈ 3 minggu
4. Pekerjaan siaran :
Volume siaran = 12.360,00 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran :
= 900
13.360,00 14, 844 minggu ≈ 15 minggu
5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan
1. Pekerjaan Galian Pondasi
Volume galian pondasi = 1.345,637 m³
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah
18,68m³/jam x 7 jam = 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
minggu858,056,7842
1.345,6371 minggu
2. Pekerjaan Pasangan Batu pada Dinding Penahan
Volume pasangan batu = 2.669,966 m³
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 900
2.669,966 2,967 minggu ≈ 3 minggu
3. Pekerjaan Plesteran
Luas plesteran= 1.758,497 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 900
1.758,497 1,954 minggu ≈ 2 minggu
4. Pekerjaan Siaran
Luas siaran= 2.291,679 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 900
2.291,679 2,546 minggu ≈ 3 minggu
5.3.5. Pekerjaan Perkerasan
1. Pekerjaan LASTON :
Volume = 1. 805,40 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher
diperkirakan 14,43 x 7 jam = 101,01 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 101,01 x 6 = 606,06 m3
Maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LASTON =
minggu979,206,606
1.805,403 minggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
2. Pekerjaan Prime Coat :
Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 24.310,00 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer
diperkirakan 2.324 /m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 2.324 x 6 = 13.944 /m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat :
minggu743,1944.13
24.310,002 minggu
3. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) :
Volume = 4.998,00 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA :
minggu433,742,672
4.998,008 minggu
4. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) :
Volume = 8.007,00 m³
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibro roller
diperkirakan = 21 m³ x 7 jam = 147 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 147 m3 x 6 hari = 882 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB :
minggu807,9882
8.007,00 10 minggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
5.3.6. Pekerjaan Pelengkap
1. Pekerjaan marka jalan :
Luas = 181,584 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan
93,33 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan marka :
= 324,098,559
181,584 1 minggu
2. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu.
3. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu.
4. Pembuatan patok pengaman diperkirakan selama 1 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume
dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan,kemudian dijumlah
dikalikan 10 % (Overhead dan Profit).Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan
hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan.
Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan:
Diketahui :
a. Tenaga
1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,0161 x 5.500,00
= 88,55
2. Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 9.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,004 x 9.000,00
= 36,00
Total biaya tenaga = 124,55
b. Peralatan
1. Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 220.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,0025 x 220.000,00
= 550,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
2. Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 170.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,004 x 170.000,00
= 680,00
3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,0105 x 108.000,00
= 1.134,00
4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00
Biaya = Volume x Upah
= 1 x 150,00
= 150,00
Total biaya peralatan = 2514,00
Total biaya tenaga dan peralatan = 2638,55 (A)
Overhead dan Profit 10 % x (A) = 263,86 (B)
Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 2902,41
Untuk hasil penghitungan selanjutnya dapat dilihat di Lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
5.4.1 Bobot Pekerjaan
Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan mengalikan volume tiap pekerjaan
dengan harga satuan tiap pekerjaan.
Bobot = VolumeHarga satuan
Contoh perhitungan untuk pekerjaan persiapan badan jalan :
Bobot pekerjaan persiapan badan jalan = Volume pekerjaan Harga satuan
= 35061 2902,41
= 101.761.397,010
5.4.2 Persen (%) Bobot Pekerjaan
Perhitungan persen (%) bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan bobot
tiap pekerjaan dengan bobot total pekerjaan dikalikan 100%
% Bobot pekerjaan = %100totalBobot
pekerjaanBobot
Contoh perhitungan untuk pekerjaan persiapan badan jalan :
% Bobot pekerjaan persiapan badan jalan = %100totalBobot
pekerjaanBobot
= %100.386,2117.379.529
7,01101.761.39
= 0,586 %
Untuk hasil penghitungan selanjutnya dapat dilihat di Lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan
No Nama Pekerjaan Volume Pekerjaan
Kemampuan
Kerja
per hari
Kemampuan
Kerja
per minggu
Waktu
Pekerjaan
(minggu)
1 Pengukuran Ls - - 3
2 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls - - 3
3 Pembuatan papan nama proyek Ls - - 1
4 Pekerjaan Direksi Keet Ls - - 2
5 Administrasi dan Dokumentasi Ls - - Selama
proyek
6 Pembersihan semak & pengupasan tanah 33.149,49 m2 900,00 m2 5.400,00 m2 7
7 Persiapan badan jalan 25.275,76 m2 1.743,00 m2 10.458,00 m2 2
8 Galian tanah 19.557,45 m3 130,76 m3 784,56 m3 3
9 Timbunan tanah 41.598,28 m3 392,21 m3 2.353,26 m3 9
10 Drainase :
a). Galian saluran 6.680,00 m3 130,76 m3 784,56 m3 5
b). Pasangan batu dengan mortar 2.939,20 m3 150 m3 900 m3 4
c) Plesteran 2.672,00 m2 150 m3 900 m3 3
d). Siaran 12.360,00 m2 150 m3 900 m3 15
11 Dinding penahan :
a) Galian Pondasi Pada Dinding Penahan 1.345,637 m3 130,76 m3 784,56 m3 1
b). Pasangan batu dengan mortar 2.669,966 m3 150 m3 900 m3 3
c). Plesteran 1.758,497 m2 150 m3 900 m3 2
d). Siaran 2.291,679 m2 150 m3 900 m3 3
12 Lapis Pondasi Bawah (LPB) 8.007,00 m3 147 m3 882 m3 10
13 Lapis Pondasi Atas (LPA) 4.998,00 m3 112,07 m3 672,42 m3 8
14 Lapis Permukaan (LASTON) 1. 805,40 m3 101,01 m3 606,06 m3 3
15 Prime Coat 24.310,00 m2 2324,00 m2 13.944,00 m2 2
16 Pelengkap
a). Marka jalan 181,584 m2 93,33 m2 559,98 m2 1
b). Rambu - - - 1
c). Patok - - - 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan
dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan
Kurva S.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
5.6. REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN TINGKIR TENGAH –
SIDOREJO KIDUL.
PROPINSI : JAWA TENGAH
TAHUN ANGGARAN : 2011
PANJANG PROYEK : 3400 m
Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
NO. URAIAN PEKERJAAN KODE
ANALISA VOLUME SATUAN
HARGA
SATUAN (Rp.)
JUMLAH
HARGA (Rp.) BOBOT
1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6
BAB I : UMUM
1 Pengukuran - 1 Ls 5.000.000,00 5.000.000,00 0,057
2 Mobilisasi dan demobilisasi - 1 Ls 20.000.000,00 20.000.000,00 0,230
3 Papan nama proyek - 1 Ls 500.000,00 500.000,00 0,005
4 Direksi Keet - 1 Ls 1.000.000,00 1.000.000,00 0,011
5 Administrasi dan dokumentasi - 1 Ls 2.200.000,00 2.200.000,00 0,025
JUMLAH BAB 1 : UMUM 28.700.000,00
BAB II : PEKERJAAN TANAH
1 Pembersihan semak dan
pengupasan tanah K-210 33.149,49 M2 2.025,00 67.127.717,25
0,365
2 Persiapan badan jalan EI-33 25.275,76 M2 2.902,41
73.360.618,58 2,360
3 Galian tanah (biasa) EI-331 19.557,45 M3 33.042,96
646.236.038,10 5,510
4 Timbunan tanah (biasa) EI-321 41.598,28 M3 58.914,46
2.450.740.203,00 19,902
JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH 3.237.464.324,25
BAB III : PEKERJAAN DRAINASE
1 Galian saluran EI-21 6.680,00 M3 33.253,11
222.130.774,8 1,887
2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 2.939,20 M3 362.094,65
1.064.268.595,00 8,976
3 Plesteran G-501 2.672,00 M2 14.391,43
38.453.900,96 0,506
4 Siaran EI-23 12.360,00 M2 6.923,80
85.578.168,00 1,635
JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE 1.410.431.439,04
BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN
1 Galian saluran EI-21 1.345,637 M3 33.253,11
44.746.615,18 0,380
2 Pasangan batu Dinding Penahan EI-22 2.669,966 M3 362.094,65
966.780.404,30 8,154
3 Plesteran G-501 1.758,497 M2 14.391,43
25.307.286,48 0,333
4 Siaran EI-23 2.291,679 M2 6.923,80
15.867.127,06 0,302
JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN 1.052.701.433,00
BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN
1 Konstruksi LPB kelas A EI-521 8.007,00 M3 142.341,60
1.139.729.191,00 13,264
2 Konstruksi LPA kelas A EI-512 4.998,00 M3 287.306,31
1.435.956.937,00 9,712
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
3 Pekerjaan Prime Coat EI-611 24.310,00 M2 9.046,13
219.911.420,30 1,523
4 Pekerjaan LASTON EI-815 1.805,40 M3 1.273.875,30
2.299.854.467,00 22,985
JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN 5.095.452.015,00
BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP
1 Marka jalan LI-841 181,584 M2 117.562,50 21.347.469,00 0,275
2 Pekerjaan rambu jalan LI-842 22 Buah 299.733,94 6.594.146,68 1,554
3 Patok kilometer LI-844 4 Buah 368.850,99 1.475.403,96 0,009
4 Patok pengaman LI-845 50 Buah 368.850,99 18.442.549,50 0,111
JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP 47.859.569,14 100
REKAPITULASI
BAB I : UMUM 28.700.000,00
BAB II : PEKERJAAN TANAH 3.237.464.324,25
BAB III : PEKERJAAN DRAINASE 1.410.431.439,04
BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 1.052.701.433,00
BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN 5.095.452.015,00
BAB V I : PEKERJAAN PELENGKAP 47.859.569,14
JUMLAH 10.872.608.780,94
PPn 10% 1.087.260.878,09
JUMLAH TOTAL 11.959.869.660,00
Dibulatkan = (Rp.) 11.959.870.000,00
SEBELAS MILYAR SEMBILAN RATUS LIMA PULUH SEMBILAN JUTA DELAPAN RATUS TUJUH PULUH RIBU
RUPIAH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Jenis jalan dari Pandaan – Tapen merupakan jalan Arteri dengan spesifikasi
jalan kelas II, lebar perkerasan m5,32 , dengan kecepatan rencana
JamKm80 , direncanakan 3 tikungan (1 tikungan Spiral – Circle Spiral ,2
tikungan Full – Circle ) .
a. Pada 1PI dengan jari-jari lengkung rencana 230 m, sudut 1PI sebesar
"'0 48.544627
b. Pada 2PI dengan jari-jari lengkung rencana 1100 m, sudut 2PI
sebesar "'0 99.18578 .
c. Pada 3PI dengan jari-jari lengkung rencana 1100 m, sudut 3PI
sebesar "'0 08.65911 .
2. Pada alinemen vertikal jalan Pandaan – Tapen terdapat 7 PVI .
3. Perkerasan jalan Pandaan – Tapen menggunakan jenis perkerasan lentur
berdasarkan volume LHR yang ada dengan :
a. Jenis bahan yag dipakai adalah :
1) Surface Course : LASTON ( MS 744 )
2) Base Course : Batu Pecah Kelas A ( CBR 100% )
3) Sub Base Course : Sirtu / Pitrun Kelas A ( CBR 70% )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
b. Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-
masing lapisan :
1) Surface Course : 10 cm
2) Base Course : 25 cm
3) Sub Base Course : 17 cm
Perencanaan jalan Pandaan – Tapen dengan panjang 3400,00 km memerlukan
biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 10.872.608.780,94
dan dikerjakan selama 7 bulan.
6.2 Saran
1. Perencanaan Geometrik jalan sebaiknya berdasarkan data hasil survey
langsung dilapangan serta menggunakan data selengkap mungkin baik data
lalu lintas maupun data lainnya agar diperoleh perencanaan yang optimal.
2. Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah
pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.
3. Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
4. Pelaksanaan lapangan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar
rencana maupun dokumen kontrak.
5. Perencanaan jalan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
perekonomian di wilayah tersebut, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat
meningkat.
6. Jika pada gambar long profile dibuat jalan yang mendatar maka galian dan
timbunannya akan lebih besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
7. Pada gambar long profile sebaiknya jalan dibuat sesekali mendatar agar
mobil bisa mengatur kestabilan mesin.
8. Gambar tanah asli pada cross section tidak dibuat putus-putus karena
diasumsikan bahwa tanah asli tersebut bergelombang.
9. Pada penghitungan dimensi lapisan didapatkan hitungan Base Course lebih
besar dibandingkan Sub Base Course padahal Base Course lebih mahal
karena untuk meminimalisir agar pembangunan proyek sesuai dengan umur
rencana.
10. Pada penghitungan Lengkung peralihan didapatkan nilai Ls berbeda- beda
dan diambil Ls terbesar agar sesuai dengan syarat yang ada.