pengaruh pemanasan pada dua macam urea mol …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

12
PENGARUH PEMANASAN PADA DUA MACAM UREA MOL LASE BLOK SEBAGAI SUPLEMEN KERBAU Sasangka, B.H.*, C. Hendratno*, Suharyono*, Z. Abidin* ABSTRAK PENGARUB PKltANASAN PADA DUA ttACAtfUJUIA tIOLLASE BLOK SEBAGAI SUPLKKKN KERBAU. Suatu percobaan telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemanasan pada dua macam UMB yang mengandung pollard dan dedak sebagai komponen utamanya. Pakan basal yang digunakan adalah rumput lapangan, dan rancangan percobaan menggunakan bujur sangkar latin 4 X 4. Parameter yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, daya cerna ba- han kering, konsumsi pakan, konversi pakan dan efisiensi penggunaan N. Hasil peng- amatan menunjukkan bahwa pemanasan tidak memberikan pengaruh terhapadap bobot badan, daya cerna, konsumsi pakan dan efisiensi penggunaan N. Konversi pakan pada semua hewan yang diberi UMB nilainya tinggi, ini disebabkan rendahnya kenaikan bobot ba- dan. Kesimpulan dari percobaan ini adalah pembuatan UMB tidak selamanya harus di- panaskan. ABSTRACT THE EFFECT OF HEATING ON THE TWO KIND OF UREA tIOLLASE BLOCK AS SUPPLKKKNT ON WATER BUFFALOES. An experiment was conducted to determine the effect of heating on the two kind of UMB formulas containing pollard and rice bran as a mayor component. Native grass was used as basal diet, and latin square 4 X 4 was used as experimental design. The parameters which observed were the body weight gain, dry matter digestibility, feed consumption, feed conversion, and the efficiency of N utili- zation. The result indicated that heating had no effect dry matter digestibility, feed consumption and the efficiency of N utilization. The feed convert ion on all animals were high, which was caused by the low body weight gain. The body weight gain in all animals receiving the 4 treatments were the same. Therefore it could be concluded that heating is not always necessary in the preparation of mol lases block. PENDAHULUAN Pemberian pakan pada hewan peliharaan di desa-desa pada umumnya masih bersifat tradisional, yaitu berupa hijauan yang ada * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN 683

Upload: hoangminh

Post on 25-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMANASAN PADA DUA MACAM UREA MOL LASE BLOKSEBAGAI SUPLEMEN KERBAU

Sasangka, B.H.*, C. Hendratno*, Suharyono*, Z. Abidin*

ABSTRAK

PENGARUB PKltANASAN PADA DUA ttACAtfUJUIA tIOLLASE BLOK SEBAGAI SUPLKKKN KERBAU.

Suatu percobaan telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemanasan pada dua macam

UMB yang mengandung pollard dan dedak sebagai komponen utamanya. Pakan basal yang

digunakan adalah rumput lapangan, dan rancangan percobaan menggunakan bujur sangkar

latin 4 X 4. Parameter yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, daya cerna ba­

han kering, konsumsi pakan, konversi pakan dan efisiensi penggunaan N. Hasil peng­

amatan menunjukkan bahwa pemanasan tidak memberikan pengaruh terhapadap bobot badan,

daya cerna, konsumsi pakan dan efisiensi penggunaan N. Konversi pakan pada semua

hewan yang diberi UMB nilainya tinggi, ini disebabkan rendahnya kenaikan bobot ba­

dan. Kesimpulan dari percobaan ini adalah pembuatan UMB tidak selamanya harus di­

panaskan.

ABSTRACT

THE EFFECT OF HEATING ON THE TWO KIND OF UREA tIOLLASE BLOCK AS SUPPLKKKNT ON

WATER BUFFALOES. An experiment was conducted to determine the effect of heating on

the two kind of UMB formulas containing pollard and rice bran as a mayor component.

Native grass was used as basal diet, and latin square 4 X 4 was used as experimental

design. The parameters which observed were the body weight gain, dry matter

digestibility, feed consumption, feed conversion, and the efficiency of N utili­

zation. The result indicated that heating had no effect dry matter digestibility,

feed consumption and the efficiency of N utilization. The feed convert ion on all

animals were high, which was caused by the low body weight gain. The body weight

gain in all animals receiving the 4 treatments were the same. Therefore it could be

concluded that heating is not always necessary in the preparation of mol lases block.

PENDAHULUAN

Pemberian pakan pada hewan peliharaan di desa-desa pada

umumnya masih bersifat tradisional, yaitu berupa hijauan yang ada

* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

683

disekitarnya saja. Peternak rakyat yang sudah maju memberikan pakan

tambahan berupa konsentrat atau bahan lain disamping hijauan.

Beberapa tahun terakhir ini peternak sudah mulai mengenal sua­

tu bahan tambahan berupa Urea Mollase Blok (UMB), dibeberapa daerah

penambahan UMB ternyata memberikan hasil yang positip terhadap pro­

duksi dan reproduksi (1, 2, 3). Bahan penyusun UMB tersebut pada

umumnya mudah diperoleh di daerah. Selama ini proses pembuatan UMB

adalah dengan mencampur bahan-bahannya sampai merata kemudian

dipanaskan dan dicetak. Untuk mengembangkan teknologi yang lebih

memungkinkan diterapkan petani, maka penulis membandingkan UMB yang

proses pembuatannya secara pemanasan dengan UMB yang dibuat tanpa

dipanaskan terlebih dahulu, dengan· alasan bahwa proses pemanasan

memerlukan tenaga dan akan menambah biaya produksi.

Setiap daerah mempunyai bahan pakan yang saling berbeda, karena

terkait pada pola tanam di daerah tersebut. Sebagai contoh didaerah

penghasil padi, dedak akan lebih mudah diperoleh, sedang di daerah

lain agak suli t. Polard adalah salah sa tu bahan yang ser ing

digunakan sebagai bahan pakan ternak, akan tetapi pada saat tertentu

sulit didapat oleh peternak. Atas dasar tersebut maka dalam penyu­

sunan UMB diusahakan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh

di daerah sekitar peternak dengan harga yang terjangkau. Didasarkan

oleh kenyataan ini, maka penulis ingin membandingkan 2 macam UMB

yang berbeda bahan penyusunnya dan proses pembuatannya terhadap

performance ternak kerbau dan sapi potong ongole di lapangan.

BAHAN DAN METODA

Hewan percobaan yang digunakan dalam peneli tian ini adalah

empat ekor kerbau betina yang berumur antara 22 - 26 bulan dengan

bobot badan awal sekitar 234 - 275 kg. Selama masa percobaan hewan

dipelihara di dalam kandang individu berlantai semen dengan luas 3

m2jekor. Sebagai pakan basal diberikan rumput lapangan yang di­

peroleh di sekitar Pasar Jumat sebanyak 25 kgjhari/ekor, dan air

minum diberikan sepanjang hari untuk memungkinkan hewan tersebut

memperolehnya secara ad libitum. UMB yang berbeda bahan dan proses

pembuatannya (Tabel 1) diberikan pada ternak setiap pagi hari selama

2 jam (jam 8.00 - 10.00). Berat UMB sebelum dan sesudah pemberian

684

ditimbang untuk mengetahui jumlah yang dikonsumsi setiap hari. UMB

dengan kode A menggunakan polard dan dibuat dengan cara pemanasan,

UMB dengan kode B menggunakan bahan yang sama tetapi dibuat tanpa

pemanasan. UMB dengan kode C menggunakan dedak dan dibuat dengan

cara pemanasan; UMB dengan kode D juga menggunakan dedak tetapi

tanpa pemanasan.

Penelitian ini berlangsung selama 4 periode, dan tiap periode

lamanya 3 bulan. Untuk melihat adanya pengllruh pembedan keempat

macam UMB yang berbeda tersebut pada hewan selama percobaan, maka

dilakukan pengamatan yang meliputi: perubahan bobot badan, daya

cerna bahan kedng dan efisiensi penggunaan urea dengan bantuan

perunut 15N. Perubahan bobot badan diamati dengan cara penimbangan

hewan setiap minggu sekali, pada pagi had sebelum diberi pakan.

Daya cerna bahan kering dihi tung secara in vivo dengan menghi tung

bahan kering dalam konsumsi total pakan dan bahan kering total yang

dikeluarkan melalui feces. Efisiensi penggunaan urea dilakukan

dengan metode penghitungan "N recycling" menurut NOLAN (4). Data di­

analisis secara stastistik sesuai dengan rancangan percobaan Bujur

Sangkar Latin (5).

Percobaan lapangan yang mendukung penelitian dilakukan di

Daerah Tingkat IIjKabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah pada

sapi po tong peranakan Onggole. Pada percobaan ini digunakan 30 ekor

sapi onggole jantan yang beratnya berkisar antara 222 kg - 275 kg

dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing menerima tiga macam

ransum. Ransum kontrol yang hanya terdiri dari rumput gajah 40 kg/

ekor hari + dedak 1 kg/ekor hari, ransum polard terdiri dari rumput

gajah 40 kg/ekor/+dedak 1 kg/ekor/hari+350 g UMB A dan ransum beka­

tul terdiri dari rumput gajah 40kg/ekor/hari + dedak 1kg/ekor/hari +

350 g UMB C. Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak lengkap

dengan tiga perlakuan ransum dan 10 ulangan. Penimbangan bobot badan

dilakukan setiap dua minggu selama 8 bulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertambahan bobot badan, daya cernaan bahan ker ing, konsumsi

rumput, konsumsi UMB dan efisiensi penggunaan N, disaj ikan pada

Tab~l 2.

685

Perhitungan secara statistik menunjukkaan bahwa UMB yang ber-

loinAn iQuan ~i~B~m?n~y~ftin~nr~RP~tP~~ferpe~a~u~auo ~~atafadapertambahan bobot badan. Kenaikkan bobot badan sangat rendah dan

berkisar antara 0,08 - 0,20 kg/hari. Diduga bahwa pertambahan bobot

badan yang kedl ini disebabkan oleh pemberian ransum basal yang

tidak memenuhi kebuiuhan serta umur hewan yang telah mencapai dewasa

kelamin. Rumput yang dikonsumsi hewan tersebut hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup. saja. Keyataan ini juga dialami peneli ti

terdahulu yang memberikan 2 macam UMB yang formulanya berbeda (6).

Hasi! pengamatan di Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa penam­

bahan UMB f~rmula A dan C ternyata menyebabkan adanya kenaikkan

pertambahan ·bobot badan yang jauh berbeda dengan hewan-hewan yang

tidak diberi penambahan UMB ( gambar 1). Dengan demikian terbukti

bahwa jumlah pemberian ransum basal sangat mempengaruhi pertambahan

bobot badan. Demikian pula jenis kelamin juga dapat merupakan faktor

yang perlu dipertimbangkan.

Daya cerna bahan kering pada keempat hewan cenderung berbeda dan

agak lebih tinggi pada hewan yang diberi UMB ·B dan C, sedangkan

konsumsi UMB cenderung sangat rendah pada hewan yang diberi UMB A.

Konversi pakan yang terbaik justru didapat pada hewan yang

mendapatkan UMB A dan D sedangkan efisiensi penggunaan N hanya

mengambarkan kecenderungan pening~atan penggunaan pada he~an-hewan

yang mendapatkan ransum dengan penambahan UMB A dan C.

Hasil yang ditunjukkan oleh sapi onggol di lapangan memperli­

hatkan bahwa ada perbedaan yang cukup nyata pada penggunaan UMB yang

mengandung polard dan dedak. Tetapi bila pembuatan UMB dengan po­

lard tidak dipanaskan seperti yang terdapat pada Tabel 1, maka dida­

pat peningkatan palatabilitas seperti tertera pada Tabel 2.

Dilain pihak daya cerna bahan kering pada UMB C dan D, demikian

pula palatabilitasnya tidak berbeda, sedangkan konversi pakan pada

hewan yang diberikan UMB C maupun D cenderung berbeda. Seperti

telah dilaporkan oleh peneliti terdahulu bahwa fungsi penambahan

UMB adalah memacu pertumbuhan mikroba. Komposisi UMB mendukung ada­

nya daya sinergistik unsur-unsur yang terdapat dalam bahan yang

dapat saling menunjang bila dicampur. (7). Respons pengaruh UMB yang

dapat terdeteksi dalam waktu pengamatan yang pendek da~ jumlah hewan

percobaan yang terbatas adalah dalam kegiatan fermentasi rumen yang

686

telah dibuktikan oleh penel iti-penel iti terdahulu pada ruminansia

(7,8) .

Telah diketahui bahwa nilai nutrisi suatu bahan akan meningkat

apabila diadakan perlakuan seperti pemanasan. Pemanasan ini dapat

menghilangkan sifat inhibitor suatu nutrient sehingga dapat mening­

katkan ketersedian nutrient itu bagi hewan. Terutama untuk hewan

ruminansia proses pemanasan dapat menurunkan jumlah protein didegra­

dasi di rumen menjadi protein yang dapat disalurkan ke usus. Dengan

demikian pakan yang telah mengalami pemanasan dapat menyediakan asam

amino yang mudah diserap di usus halus. Bahwa pemanasan dapat

menurunkan degradibil itas pakan dalam rumen telah dibuktikan oleh

ABIDIN dkk. (9). Terutama untuk kedelai yang merupakan salah satu

komponen utama dalam UMB A, B, C dan D, protein yang dapat didegra­

dasi di rumen merupakan faktor yang berperan dalam penyediaan

nutrien bagi hewan (10). Diharapkan bahwa selalu ada keseimbangan

antara protein mikroba rumen dan protein yang tidak t~rdegradasi.

Pemanasan dapat melindungi protein terhadap degradasi, tetapi pema­

nasan yang terlalu tinggi atau terlalu lama dapat menyebabkan

kerusakan protein sehingga mengurangi ketersediaan zat-zat nutrisi

bagi hewan, seperti asam amino lysin dan arginin. Akibat lain dari

pemanasan yang terlalu tinggi adalah bereaksinya kelompok asam amino

dari lysin dengan group aldehide dari molekul gula sehingga terjadi

reaksi yang membentuk senyawa yang suli t dicerna (11). Pernyataan

ini didukung oleh daya cerna yang ditujukan oleh hewan yang mendapat

UMB A dan B, tetapi tidak terlihat pada hewan yang mendapat UMB C

dan D.

Hasi 1 penel itian secara kesel uruhan mengungkapkan bahwa

penambahan UMB di lapangan ternyata dapat meningkatkan bobot badan.

Tetapi bahan campuran merupakan faktor yang dapat menimbulkan per­

bedaan pada respons hewan secara biologis. Makanan basal· dalam

jumlah ad libitum merupakan faktor yang menentukan dalam produksi.

Ternyata bahwa pemanasan tidak selalu perlu pada pembuatan

molase blok dan tergantung pada bahan pencampurnya.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pema-

687

nasan tidak selalu diperlukan pada pembuatan molase blok dan terkait

DDGB uGhnn-uahan DrnGamDUrnYfil rnmbuntnn moiaio bioi ¥anu monuanaun~

bahan-bahan yang tidak perlu dipanaskan langsung dapat dicetak

setelah dicampur secara merata. Proses pembuatan secara demikian ini

dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga.

UCAPAN TERlMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ny.Titiek Maryati T.,

Ny.Nuniek Lelananingtyias H., Ibrahim Gobe~, Totti Tjiptosumirat dan

Ahmad Syamsi yang telah membantu dalam proses penyediaan dan peng­

analisisan sampel, serta kepada Edy Irawan Kosasih, Eboh bin Baing,

Warjum dan Adul bin Eboh yang telah membantu dalam pemeliharaan

hewan percobaan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dinas

Peternakan Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah atas bantuannya

dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. ANONIMUS, Mollases-Blok, tambahan pakan ternak bergizi tinggi.,Atomos 11 6 (1987).

2. ANONIMUS, Urea Mollase Block, LIPTAN, Departemen Pertanian, BIP

Ungaran, (1989).

3. TJIPTOSUMIRAT, T., HENDRATNO., C., WIDJAJAKUSUMA , R., SINO, S.,

dan TITIN, M., "Penggunaan Urea Molase Blok sebagai suplemen·untuk meningkatkan penampilan produksi dan reproduksi kambing

peranakan Etawah", Aplikasi Isotop dan Radiasi (Ris. Simp. IVJakart 1990), BATAN, Jakarta (1990) 1169.

4. NOLAN, J. V., Komunikasi pribadi, 1988.

5. STEEL, R.G.D., and TORRIE, J.H., Principle and Procedures ofStatistic., Mc.Graw Hill, New York (1973).

6. SASANGKA, B.H., SUHARYONO., HENDRATNO., C., ABIDIN, Z., "Pengem­

bangan UMB sebadai suplemen pada kerbau", Aplikasi Isotop dan

688

Radiasi (Ris. Simp. IV Jakarta, 1989), BATAN, Jakarta (1990)1195.

7. HENDRATNO, C., SUHARYONO, ABIDIN, Z., BAHAUDIN, R., dan SOFIAN,

L.A., "Laju pertumbuhan mikroba rumen dalam kaitan dengan ke­manfaatan biologis pakan", Aplikasi Isotop dan Radiasi (Ris.

Simp. IV Jakarta, 1989), BATAN, Jakarta (1990) 1099.

8. LENG, R.A., and KUNYU, P.J.G., A new approach on protein nu­trition for ruminants, National Dairy Development Board,

Anand, India (1989) 10.

9. ABIDIN, Z. dan HENDRATNO, C., "Perlindungan protein daun ketela

pohon terhadap fermentasi mikroba di dalam rumen dengan carapemanasan", Seminar Pemanfaatan Limbah Pangan dan LimbahPertanian untuk Makanan Ternak, LKN, LIPI, Yogyakarta (1983).

10. QRSKOV, E.R., Protein Nutrition in Ruminants, Academic Press,London (1982).

11. McDONALD, EDWARDS, dan GREENHALG, Animal Nutrition, 2nd Ed.,

Oliver & Boyd, Edinburg (1973).

689

Tabel 1. Komposisi bahan pakan yang digunakan untuk membuat UreaMollase Blok (UMB)

-------------------------------------------------------------------

UMB dengan kodeNo. Nama bahan pakan

yang digunakanA %

dipanaskan

B %tidak

C %dipanaskan

D %tidak

-------------------------------------------------------------------

1. Mollase 30,0030,0029,4029,40

2.

Pollard 20,0020,00

3.

Dedak --20,2020,20

4.

Kapur 10,0010,009,209,20

5.

Bungkil kedelai 11,0011,0014,6014,60

6.

Onggok 8,008,009,209,20

7.

Tepung tulang 7,107,105,505,50

8.

Garam 7,807,807,307,30

9.

Urea 4,804,803,703,70

10.

Lactamineral 1,301,300,900,90-------------------------------------------------------------------

Tabel 2. Hasil analisis pertambahan bobot badan, daya cerna bahan

kering, konsumsi rumput, konsumsi UMB, konversi pakan danefisiensi penggunaan N.

-------------------------------------------------------------------

UMB dengan kodeNo. Parameter

A B c D

1. Pertambahan bo 0,200,080,090,19bot badan (kg/hr) 2.

Daya cerna bahan 61,0064,0063,4262,50

kering (%) 3.Konsumsi rumput 5,385,545,435,56

kg/hr, DM 4.

Konsumsi UMB 0,1590,2430,2420,203

kg/hr, DM 5.Konversi pakan 27,6972,2863,0236,01

6.N yang diguna- 37,8041,6042,8043,20

tubuh

%

690

400

390

380

370

~ 360- 350

~ 340~~ 330~ 320o~ 310~ 300

290

280

270

260

250

240

230

220 ~

210

2001 ' 3 5 7 9 11 13 15 17

,Minggu Pengamatan (2 minggu)19

• KONTROL + POLLARD o BEKATUL

Gambar ''i. Grafik Pertambahan Bobot Badan Sapi Potongdi Karang Anyar - Jawa Tengah.

DISKUSI

MANTRA

1. Apakah tujuan dari pemanasan UMB dalam pembuatan molase blok ?

2. Hasil yang diperoleh apakah tidak mungkin karena pengaruh pem­

batasan makanan dan bukan pengaruh,pemanasan atau pengaruh kombi­

nasi interaksi ke dua faktor ?

BINTORO

1. Mencegah terdegradasi pakan di dalam lambung, lebih kental pekat

sehingga dicacah dapat lepas dan dapat disimpan lama.

2. Betul, kemungkinan besar pengaruh keterbatasan pakan. Untuk

melihat pengaruh adanya perlakuan tersebut (pemanas dan bahan

penyusun pakan UMB) , perlu dilihat adanya fermentasi di dalam

rumen. Oleh karena itu, hewan yang digunakan tidak difistula maka

sulit untuk dilihat fermentasi rumen. kecuali itu, "ternak yang

digunakan harus diperbanyak.

ADRIA P.M.

Di sini terlihat konversi pakan pada semua hewan yang diberi UMB

nilainya tinggi, ini disebabkan rendahnya kenaikkan bobot badan.

Adakah pengaruh UMB tersebut terhadap alat-alat pencernakan pada

hewan yang bersangkutan, ap~ pengharuhnya mohon dijelaskan ?

BINTORO

Pengaruhnya ada, yaitu menstimulir perkembangan mikroor~anisme di

dalam rumen, sehingga lebih mampu mencerna serat-serat kasar kecuali

itu UMB tersebut juga dapat meningkatkan nafsu makan.

MARY ANA

1. Apa fungsi pemanasan pada pembuatan UMB dan apakah ada

nya terhadap komposisi nutrisinya ?2. Apakah kandungan zat-zat makanan (nutrisi) UMB pollard

sama ?

692

pengaruh-

dan dedak

BINTORO

1. Fungsi pemanasan antara lain : untuk menghilangkan sifat ruhbia­

tor suatu nuklidit sehingga dapat meningkatkan ketersediaan nu­

trisi bagi ternak, menurunkan jumlah protein yang terdegradasi di

dalam rumen, diharapkan menjadi prolin by Dass.

2. Kandungan nutrisi relatif hampir sama, sebagai contoh kandungan

protein kasar kedua macam UMB tersebut adalah 20,30 ± 0,1 %.

SOEWARSONO

1. Parameter dengan mengukur bobot tubuh, apakah sudah tepat ? menu­

rut pendapat kami, timbunan lemakpun akan meningkatkan bobot

tubuh yang tidak dikehendaki.

2. Apakah tujuan pemanasan pada pembuatan ransum percobaan Anda ?

BINTORO

1. Bobot badan adalah jumlah keseluruhan berat, dari tulang, kulit,

isi perut, kepala dan lain - lain termasuk juga lemaknya. Penim­

bangan berat badan dilakukan pagi hari, diharapkan dapat diper­

oleh berat badan yang murni. Memang lemak adalah salah satu fak­

tor yang dapat menurunkan kuali tas daging, tetapi ada beberapa

konsumen yang senang apabila lemaknya dapat masuk merata di anta­

ra muscle (daging) marble. Jadi untuk sementara pengukuran berat

badan yang kami anggap mendekati ketepatan.

2. Tujuannya antara lain: mengurangi terdegradasinya protein di

dalam rumen, menghilangkan sHat inhibator suatu nutrient dan

blok yang diperoleh hasilnya lebih baik.

ANDI DJAJANEGARA

Konsumsi rumput + UMB seki tar 6 kg yang untuk sapi berat 250 kg

berarti hanya mencapai 2,4% BB. Karena kurang cukup makan hasil

pertumbuhan berat badan rendah walaupun daya cerna ) 60%. Saran :

Untuk suplemen UMB mungkin justru menarik dilihat peningkatan kon­

sumsi rumput akibat suplementasi. Jadi, sebaiknya rumput diberikan

ad libitum dan diikuti untuk mencapai konsumsi maksimal sesuai ke­

mampuan ternak (atau apakah sudah maksimal di percobaan Anda?).

Pengaruh pemanasan UMB (dari prosesnya) bila ada bahan kaya protein,

693

mungkin bermanfaat sebagai cara untuk melindungi protein dari degra­

dasi dalam rumen. Untuk ini, periu direrhitunokan w~~~y~;n~emDCrB-tur yang tepat bagi sumber protein tersebut.

BINTORO

Memang pemberian rumput harus ada. t = ± 80-90oC, selama ± 10 menit.

WI DYANTORO

1. Bagaimana cara pemanasan UMB?

2. Berapa suhu dan lama pemanasan ?

3. Mengapa perlu dipanaskan seAndainya tanpa pemanasanpun dapat

diberikan untuk ternak?

BINTORO

1. Cara pemanasan dengan kompor

2. Suhu 80 _0 90°C ± 5 - 10 menit.

3. Untuk melindungi protein terhadap degradasi di dalam rumen. Tanpa

pemanasanpun liMB dapat diberikan.

RETNO

Berapa waktu percobaan yang dipakai untuk suplementasi UMB ?

BINTORO

Waktu selama 12 bulan.

KUSWANDI

1. Pemberian UMB lebih efisien p~da pakan basal bermutu rendah atau

bermutu tinggi ?

2. Pada percobaan Anda, kapan UMB disajikan lebih dahulu atau berse­

lang waktu dengan rumput ?

BINTORO

1. Pada pakan basal yang bermutu rendah.

2. Diberikan pada pagi hari, sebelum rumput diberikan.

694