pengaruh model peer lessons terhadap hasil belajar...

16
1 Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017 PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MUARA BELITI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Oleh Oktarina 1 , Eka Lokaria, M.Pd.Si 2 , Harmoko, M.Pd 3 . Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi di kelas XI.IPA SMA Negeri 2 Muara Beliti dikarenakan model pembelajaran yang digunakan kurang variatif (konvensional). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian ini berbentuk pretest-postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 2 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 101 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara simpel random sampling yaitu kelas XI.IPA.1 berjumlah 26 siswa (eksperimen) dan kelas XI.IPA.3 berjumlah 25 siswa (kontrol). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 24 butir soal. Data hasil tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data post-test didapatkan nilai rata-rata tes akhir hasil belajar biologi siswa pada kelas ekperimen sebesar 80,46, pada kelas kontrol sebesar 66,68 dengan hasil analisis uji-t t hitung = 6,38 > t tabel = 1,68 yang menunjukkan bahwa hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018. Kata Kunci: Peer Lessons, Hasil Belajar, Biologi. PENDAHULUAN Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya yang berkualitas dan mampu berinovasi sangat diperlukan untuk menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang pesat tersebut menjadi faktor pendorong utama bagi masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia, untuk selalu mengikuti arah perkembangan tersebut terutama dalam bidang pendidikan (Trianto, 2010:11). Pada hakikatnya pendidikan adalah kegiatan belajar. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Komisi Pendidikan Internasional dalam Aunurrahman (2010:6) “hakikat pendidikan sesungguhnya adalah belajar (learning), dan pendidikan bertumpu pada 4 pilar, yaitu; (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning live together, learning to live with others, dan (4) learning to be”. Learning to know adalah upaya memahami instrumen- instrumen pengetahuan baik sebagai alat maupun sebagai tujuan. Learning to do lebih

Upload: others

Post on 21-Mar-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

0

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MUARA BELITI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Oleh

Oktarina1, Eka Lokaria, M.Pd.Si2, Harmoko, M.Pd3. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA

STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi di kelas XI.IPA SMA Negeri 2 Muara Beliti dikarenakan model pembelajaran yang digunakan kurang variatif (konvensional). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian ini berbentuk pretest-postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 2 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 101 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara simpel random sampling yaitu kelas XI.IPA.1 berjumlah 26 siswa (eksperimen) dan kelas XI.IPA.3 berjumlah 25 siswa (kontrol). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 24 butir soal. Data hasil tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data post-test didapatkan nilai rata-rata tes akhir hasil belajar biologi siswa pada kelas ekperimen sebesar 80,46, pada kelas kontrol sebesar 66,68 dengan hasil analisis uji-t thitung = 6,38 > ttabel = 1,68 yang menunjukkan bahwa hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci: Peer Lessons, Hasil Belajar, Biologi.

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat

berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya

yang berkualitas dan mampu berinovasi sangat diperlukan untuk menghadapi persaingan

khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang pesat tersebut menjadi faktor

pendorong utama bagi masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia, untuk selalu mengikuti

arah perkembangan tersebut terutama dalam bidang pendidikan (Trianto, 2010:11).

Pada hakikatnya pendidikan adalah kegiatan belajar. Sebagai mana yang

dikemukakan oleh Komisi Pendidikan Internasional dalam Aunurrahman (2010:6) “hakikat

pendidikan sesungguhnya adalah belajar (learning), dan pendidikan bertumpu pada 4 pilar,

yaitu; (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning live together, learning to live

with others, dan (4) learning to be”. Learning to know adalah upaya memahami instrumen-

instrumen pengetahuan baik sebagai alat maupun sebagai tujuan. Learning to do lebih

Page 2: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

1

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

ditekankan pada bagai mana mengajarkan anak-anak untuk mempraktikkan segala sesuatu

yang telah dipelajarinya dan dapat mengadaptasi pengetahuan-pengetahuan yang telah

diperolehnya tersebut dengan pekerjaan-pekerjaan di masa depan. Learning live together,

learning to live with others pada dasarnya adalah mengajarkan, melatih dan membimbing

peserta didik agar mereka dapat menciptakan, hubungan melalui komunikasi yang baik,

menjauhi prasangka-prasangka buruk terhadap oranglain serta menjauhi dan menghindari

perselisihan dan konflik. Learning to be pada prinsif fundamental pendidikan hendaklah

mampu memberikan konstribusi untuk perkembangan seutuhnya setiap orang, jiwa dan raga,

intelegensi, kepekaan, rasa etika dan tanggung jawab pribadi dan nilai nilai spiritual

(Aunurrahman, 2010:6-8).

Pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh setiap individu

(peserta didik) untuk dapat menjadikan dirinya mengerti, paham, dan lebih dewasa serta

mampu kritis dalam berpikir dan lebih cerdas. Menurut Nuryani (2005:5) proses belajar

mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa dan komunikasi timbal balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan

komunikasi timbal balik antara guru dan siswa merupakan ciri dan syarat utama bagi

berlangsungnya proses belajar mengajar.

Menurut Sucahyono (2014:90), guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak

pencapaian misi pembaharuan pendidikan. Guru berada pada titik sentral untuk mengatur,

mengarahkan, dan menciptakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pendidikan. Sehingga secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif,

perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Oleh karena itu,

diperlukan keterampilan untuk menguasai bermacam-macam model mengajar yang sesuai

dengan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan sehingga akan membawa siswa

kedalam situasi belajar yang bervariasi dan siswa terhindar dari situasi pengajaran yang

membosankan. Dalam menggunakan suatu metode pembelajaran, tidak ada suatu metode

pembelajaran yang lebih baik dari metode pembelajaran yang lain. Masing-masing metode

pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu, guru harus bisa

memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA Negeri 2 Muara Beliti pada tanggal 26

Juli 2017 didapatkan keterangan bahwa pada mata pelajaran Biologi di kelas XI.IPA SMA

Negeri 2 Muara Beliti hasil belajar siswa tergolong masih sangat rendah, hal ini diketahui

dari 101 siswa hanya 66 siswa (65,35%) yang mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) sebesar 71 dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 35 siswa (34,65%).

Page 3: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

2

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

Berdasarkan wawancara dapat dikatakan berhasil apabila ketuntasan hasil belajar siswa

minimal 80%.

Langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut peneliti

mencoba untuk menerapkan model Peer Lessons pada mata pelajaran Biologi. Menurut

Sucahyono (2014:90) model Peer Lessons ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung

jawab siswa secara mandiri dan menuntut saling ketergantungan yang positif terhadap teman

sekelompoknya. Model Peer Lesson setiap siswa diajak untuk turut aktif dalam proses

pembelajaran tidak hanya mental tetapi juga fisik seperti mengajarkan teman dalam

kelompoknya.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan

mengambil judul “Pengaruh Model Peer Lessons terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

Kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2017/2018”. Rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Model Peer Lessons terhadap Hasil Belajar

Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2017/2018?”. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil belajar

biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018.

LANDASAN TEORI

Menurut Silberman (2007:173) mengatakan bahwa Peer Lessons adalah model yang

mengembangkan peer teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab

untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas. Senada dengan itu Zaini dkk

(2008:62) juga mengatakan bahwa model Peer Lessons baik digunakan untuk

menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya. Dalam

hal ini, model Peer Lessons lebih terarah pada pembelajaran aktif yang mendukung

pengajaran materi pelajaran antara siswa kepada sesama siswa lainnya di dalam kelas.

Menurut Sucahyono (2014:90) model Peer Lessons adalah model yang didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri dan menuntut saling

ketergantungan yang positif terhadap teman sekelompoknya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa model pembelajaran Peer

Lessons adalah pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk mengajarkan materi

kepada teman sekelasnya secara berkelompok.

Dalam Zaini dkk (2008:62-63) memaparkan langkah-langkah pelaksanaan model

pembelajaran Peer Lessons yaitu:

1) Bagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok sebanyak segmen materi yang akan disampaikan.

Page 4: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

3

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

2) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, kemudian mengajarkannya kepada kelompok lain. Topik-topik yang diberikan harus yang saling berhubungan.

3) Minta setiap kelompok menyiapkan strategi untuk menyampaikan materi kepada teman-teman sekelas. Sarankan kepada mereka untuk tidak menggunakan metode ceramah atau seperti membaca laporan.

4) Buat beberapa saran seperti: a) Menggunakan alat bantu visual. b) Menyiapkan media pengajaran yang diperlukan. c) Menggunakan contoh-contoh yang relevan. d) Melibatkan sesama peserta didik dalam proses pembelajaran melalui diskusi,

permainan, kuis, studi kasus, dan lain-lain. e) Memberi kesempatan kepada yang lain untuk bertanya.

5) Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam maupun di luar kelas.

6) Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan. 7) Setelah semua kelompok melaksanakan tugas, beri kesimpulan dan klarifikasi

sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman peserta didik.

Menurut Silberman (2007:173-174) langkah-langkah model pembelajaran Peer

Lessons adalah sebagai berikut:

1) Bagikan kelas ke dalam sub-kelompok. Buatlah sub kelompok sebanyak topik yang diajarkan.

2) Berikan masing-masing kelompok sejumlah informasi, konsep, atau keahlian untuk mengajar yang lain.

3) Mintalah setiap kelompok membuat cara presentasi atau mengajarkan topiknya kepada sisa kelas.

4) Cobalah beberapa saran seperti menggunakan media atau contoh atau analogi untuk membuat poin mengajar.

5) Berikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan mempersiapkan (bisa di kelas dan di luar kelas). Kemudian mintalah setiap kelompok mempresentasikan pelajaran mereka. Hagailah usaha mereka.

Menurut Sucahyono (2014:90) langkah-langkah model peer lessons adalah:

1) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda

2) Masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada kelompok lain sesuai sub topik materi yang mereka dapat dari guru

3) Meminta setiap kelompok menyiapkan untuk menyampaikan atau mempresentasikan materi kepada teman-teman sekelas.

4) Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan.

Berdasarkan pendapat di atas maka langkah-langkah pembelajaran dengan model

Peer Lessons yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok sebanyak segmen materi yang akan

disampaikan.

Page 5: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

4

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

2) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempelajari satu topik

materi, kemudian mengajarkannya kepada kelompok lain.

3) Guru meminta setiap kelompok menyiapkan untuk menyampaikan atau

mempresentasikan materi kepada teman-teman sekelas.

4) Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk persiapan di luar kelas.

5) Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan.

6) Guru memberikan kesimpulan dan klarifikasi atas diskusi yang sudah dilakukan.

Menurut Sucahyono (2014:90) model Peer Lessons ini memiliki kelebihan antara

lain:

1) Siswa dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dalam memecahkan masalah yang sulit yang dapat dipecahkan secara bersama, dan pembelajaran dengan teman sebaya lebih mudah dipahami oleh teman sebayanya yang lain karena bahasanya yang mudah.

2) Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran, karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab pada kelompoknya dan mempunyai misi sama mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, karena keberhasilan kelompok adalah keberhasilan bersama.

Adapun kekurangan model Peer Lessons adalah:

1) Tidak semua siswa dapat menyampaikan materi dengan jelas kepada temannya. 2) Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya. 3) Terkadang ada siswa yang menyepelekan, karena yang mengajar adalah teman sendiri.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Menurut Arikunto (2010:9) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk

mencari hubungan sebab akibat antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen

adalah sebuah penelitian yang dilaksanakan dengan adanya kelas pembanding. Desain

eksperimen yang digunakan yaitu desain pretest-post-test control group design, yaitu

terdapat dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan pre-test dan

post-test untuk dapat membandingkan keadaan sebelum dengan setelah diberi perlakuan.

Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu model

Peer Lessons. Sedangkan Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu hasil belajar biologi

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 2

Muara Beliti Tahun Pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 4 kelas berjumlah 101 siswa.

Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak (simpel random sampling). Simpel random

sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak

Page 6: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

5

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

karena setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai

sampel (Arikunto, 2010:177). Salah satu cara pengambilan sampel dengan teknik simpel

random sampling yaitu dengan cara undian. Adapun sampel yang terpilih yaitu kelas

XI.IPA.1 berjumlah 26 siswa (eksperimen) dan kelas XI.IPA.3 berjumlah 25 siswa

(kontrol).

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik

tes. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda, karena dengan

tes tersebut dapat mengukur kemampuan siswa tentang materi yang sudah diberikan secara

menyeluruh. Tes ini akan dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah

(post-test) materi yang diajarkan. Analisis data dilakukan untuk mengetahui hipotesis

diterima atau ditolak, maka data diuji dengan menggunakan t-tes. Sebelum menggunakan t-

tes, maka terlebih dahulu menentukan rata-rata, simpangan baku, uji normalitas data dan uji

homogenitas.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi dan Analisis Tes Awal

Pre-test adalah tes awal sebelum mengikuti pembelajaran materi sel. Pre-test juga

berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki nilai rata-rata yang sama atau

tidak dan untuk membuktikan hipotesis apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol

memiliki kemampuan awal yang sama. Soal pre-test yang digunakan yaitu berjumlah 24

butir soal berbentuk pilihan ganda.

a. Rata-rata ( x ) dan Simpangan Baku (s)

Hasil perhitungan pre-test dapat dikemukakan rekapitulasi rata-rata ( x ) dan

simpangan baku (s) yang secara rinci terdapat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pre-test

No Uraian Eksperimen Kontrol 1 Jumlah siswa 26 25 2 Nilai rata-rata 45,65 44,60 3 Nilai terendah 29 29 4 Nilai tertinggi 63 58 5 Rentang nilai 34 29 6 Simpangan baku 9,11 7,22

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen

45,65 dengan simpangan baku sebesar 9,11 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol

44,60 dan simpangan baku sebesar 7,22. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen yaitu

Page 7: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

6

63 dan yang terendah 29 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 58

dan terendah 29. Hal ini berarti kemampuan awal tentang materi sel antara kelas

ekperimen dan kelas kontrol relatif sama sehingga dapat diberikan perlakuan.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil pre-test siswa

berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan statistik (lampiran C halaman

115) mengenai uji normalitas data dengan taraf signifikansi = 0,05, jika 2 hitung < 2

tabel, maka data berdistribusi normal. Kemudian jika 2 hitung > 2 tabel, maka data

berdistribusi tidak normal. Hasil normalitas pre-test untuk kedua kelompok dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-test

Kelas 2 hitung dk 2 tabel Kesimpulan Kelas Eksperimen Pre-test

1,1112 5 11,070 Distribusi normal

Kelas Kontrol Pre-test

4,2269 5 11,070 Distribusi normal

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan nilai 2 hitung data pre-test maupun post-

test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada 2 tabel.

Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas menggunakan uji kecocokan 2 (chi-

kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas untuk data pre-test maupun

post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Kurva normalitas data pre-test kelas eksperimen dapat dilihat pada

Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Kurva Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen

-1.88, 3-1.22, 4

-0.57, 8

0.09, 50.75, 4

1.41, 22.07, 1

0123456789

-3 -2 -1 0 1 2 3

Z score

Page 8: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

7

Untuk kurva normalitas data pre-test kelas kontrol dapat dilihat pada

Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Kurva Normalitas Pre-test Kelas Kontrol

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas

sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan

statistik, jika Fhitung < Ftabel maka varians dari kedua kelas tersebut adalah homogen,

varians pre-test pada taraf kepercayaan = 0,05 dengan menggunakan dk = 25:24,

yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pre-test

Kelas Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan Pre-test 1,59 25;24 1,98 Homogen

[

Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa varians kedua kelompok pada pre-test

adalah homogen Fhitung < Ftabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

C halaman 119.

d. Uji-t Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah:

Ha = Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata

hasil belajar siswa kelas kontrol (µଵ ≠ µଶ).

Ho = Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil

belajar siswa kelas kontrol (µଵ = µଶ).

Hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok data pre-test dan

post-test adalah normal dan homogen. Dengan demikian untuk mengguji hipotesis

dapat menggunakan uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol untuk data pre-test. Rekapitulasi hasil uji-t dapat dilihat di Tabel 4.4.

-2.23, 3-1.54, 2

-0.84, 7

-0.15, 50.54, 5

1.23, 3

1.93, 2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-3 -2 -1 0 1 2 3

Z score

Page 9: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

8

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji-t Pre-test

Jenis Tes thitung ttabel Kesimpulan Pre-test 0,45 2,02 thitung < ttabel H0 diterima

Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan

awal siswa (lampiran C halaman 120) menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan

kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama dengan taraf kepercayaan =

0,05, karena thitung = 0,45 lebih kecil dari ttabel = 2,02. Dari hasil ini maka langkah

selanjutnya dapat dilakukan kegiatan pembelajaran dengan model Peer Lessons pada

kelas eksperimen.

2. Deskripsi dan Analisis Tes Akhir

Post-test adalah tes akhir setelah mengikuti proses belajar mengajar pada materi

sel. Tes ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran yang diterapkan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

a. Rata-rata ( x ) dan simpangan baku (s)

Rekapitulasi perhitungan rata-rata ( x ) dan simpangan baku (s) dari hasil post-

test yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Post-test

No Uraian Eksperimen Kontrol 1 Jumlah siswa 26 25 2 Nilai rata-rata 80,46 66,68 3 Nilai terendah 63 50 4 Nilai tertinggi 96 79 5 Rentang nilai 33 29 6 Simpangan baku 8,21 7,15

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen

80,46 dengan simpangan baku 8,21. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen yaitu

sebesar 96 dan nilai terendah 63. Kemudian nilai rata-rata kelas kontrol 66,68 dengan

simpangan baku 7,15. Pada kelas kontrol nilai tertinggi didapatkan sebesar 79 dan

nilai terendah 50. Jika hasil post-test dibandingkan hasil pre-test, maka terjadi

peningkatan hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Adapun diagram nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat

pada Gambar 4.3.

Page 10: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

9

0102030405060708090

Pre-test Post-test

Rat

a-ra

taKelas

EksperimenKontrol

Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Pre-test dan Post-test

Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui bahwa perbandingan antara kemampuan

awal siswa (pre-test) dengan kemampuan akhir siswa (post-test) di kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Nilai rata-rata ( x ) pre-test kelas eksperimen adalah 45,65

sedangkan nilai rata-rata post-test 80,46, artinya terdapat peningkatan sebesar 34,81.

Nilai rata-rata ( x ) pre-test pada kelas kontrol adalah 44,60, sedangkan nilai rata-

rata post-test adalah 66,68 yang artinya terdapat peningkatan sebesar 22,08. Jadi dapat

disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil post-test siswa

berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan statistik (Lampiran C halaman

116) hasil normalitas post-test untuk kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Post-test

Kelas 2 hitung dk 2 tabel Kesimpulan Kelas Eksperimen Post-test

0,8106 5 11,070 Distribusi normal

Kelas Kontrol Post-test

2,9986 5 11,070 Distribusi normal

Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai 2 hitung data pre-test maupun post-

test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada 2 tabel.

Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas menggunakan uji kecocokan 2 (chi-

kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas untuk data post-test pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Kurva normalitas data post-

test kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.4.

45,65 44,60

80,46

66,68

Page 11: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

10

Gambar 4.4 Kurva Normalitas Post-test Kelas Eksperimen

Untuk kurva normalitas data post-test kelas kontrol dapat dilihat pada

Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Kurva Normalitas Post-test Kelas Kontrol

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas

sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan

statistik, jika Fhitung < Ftabel maka varians dari kedua kelas tersebut adalah homogen,

varians post-test pada taraf kepercayaan = 0,05 dengan menggunakan dk = 25:24,

yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Post-test

Kelas Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan Post-test 1,32 25;24 1,98 Homogen

[

Pada Tabel 4.7 menunjukkan varians kedua kelompok pada post-test adalah

homogen Fhitung < Ftabel (Lampiran C halaman 119).

-2.19, 2-1.46, 3

-0.73, 80.01, 7

0.74, 4

1.47, 2 2.2, 2

0123456789

-3 -2 -1 0 1 2 3

Z score

-2.4, 2 -1.7, 2

-1, 6

-0.3, 5

0.39, 6

1.09, 4

0

1

2

3

4

5

6

7

-3 -2 -1 0 1 2

Z score

Page 12: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

11

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

d. Uji-t Post-test

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas sampel terjadi

peningkatan nilai hasil belajar siswa. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Peer Lessons, sedangkan pada kelas kontrol

diberikan pembelajaran dengan metode konvensional. Hasil uji normalitas dan

homogenitas, maka kedua kelompok data post-test adalah normal dan homogen.

Dengan demikian untuk mengguji hipotesis dapat menggunakan uji kesamaan dua

rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data post-test.

Adapun hipotesis statistik yang diujikan adalah:

H0 = rata-rata nilai kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata nilai

kelas kontrol (µଵ < µଶ).

Ha = rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata nilai kelas kontrol (µଵ

> µଶ).

Hasil analisis data nilai post-test dengan uji-t secara rinci dapat dlihat pada

Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji-t Post-test

Jenis Tes thitung ttabel Kesimpulan Post-test 6,38 1,68 thitung > ttabel H0 ditolak

Pada Tabel 4.8 hasil analisis uji-t tentang kemampuan akhir menunjukkan

bahwa thitung = 6,38 > ttabel = 1,68 yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata nilai kelas kontrol. Artinya hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu “ada pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil

belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018”

dapat diterima kebenarannya.

Pembahasan

Penelitian ini berjudul pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil belajar biologi

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018 dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh model Peer Lessons terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun pelajaran 2017/2018. Sampel penelitian ini adalah kelas

XI.IPA.1 (eksperimen) diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Peer

Lessons sedangkan pada kelas kontrol yaitu XI.IPA.3 menggunakan metode konvensional.

Diawal penelitian dilakukan terlebih dahulu tes awal (pre-test) kemampuan siswa

sebelum diberi pembelajaran. Analisis data awal diperoleh bahwa data kedua kelompok

Page 13: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

12

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

sampel berdistribusi normal, kemudian dilakukan uji homogenitas diketahui varians nilai tes

awal kedua sampel sama atau homogen. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata pada kelas

eksperimen sebesar 45,65 dan kelas kontrol sebesar 44,60. Kemudian hasil uji-t data tes

awal (pre-test) menunjukkan bahwa thitung = 0,45 lebih kecil dari ttabel = 2,02. Hasil ini

berarti bahwa nilai rata-rata kedua sampel tidak memiliki perbedaan yang begitu besar,

sehingga dari hasil pre-test menunjukkan kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol relatif sama.

Pada saat pertemuan pertama pembelajaran kelompok eksperimen diterapkan dengan

menggunakan model Peer Lessons yang diawali dengan membagi siswa menjadi kelompok-

kelompok sebanyak segmen materi yang akan disampaikan. Kemudian guru memberikan

tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempelajari satu topik materi, kemudian

mengajarkannya kepada kelompok lain. Lalu, meminta setiap kelompok menyiapkan untuk

menyampaikan atau mempresentasikan materi kepada teman-teman sekelas. Selanjutnya

memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk persiapan di luar kelas. Setiap

kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan. Diakhir pembelajaran

guru memberikan kesimpulan dan klarifikasi atas diskusi yang sudah dilakukan. Pada

pertemuan ini hanya sebagian kecil kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran dengan model Peer Lessons setiap siswa

bertanggung jawab untuk mengajarkan materi kepada temannya sedangkan pada pertemuan

ini masih banyak siswa yang kurang paham dan masih bingung. Menurut Widyawati

(2011:20) model Peer Lessons merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama

siswa di dalam kelas dan menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh

anggota kelas. Kemudian Dwijayanti (2016:19) mengatakan bahwa penggunaan model peer

lessons, siswa yang kurang mampu dibantu oleh siswa yang lebih mampu dalam menyerap

materi pelajaran. Satu teman membimbing satu teman atau satu teman membimbing

beberapa teman dalam kelompok.

Pada pertemuan kedua, langkah-langkah pembelajaran masih sama seperti pertemuan

sebelumnya. Pada pertemuan ini setiap kelompok sudah mulai mampu menyelesaikan

tugasnya. Hal ini dilihat pada kegiatan pembelajaran dari lima kelompok yang ada semuanya

dapat menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan. Mulyati (2013:2)

mengatakan bahwa model Peer Lesson merupakan suatu strategi yang mengembangkan peer

teaching di dalam kelas yang menepatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar pada

peserta didik sebagai anggota kelas. Sucahyono (2014:90) mengatakan bahwa model peer

lesson ini memiliki kelebihan siswa dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dalam

Page 14: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

13

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

memecahkan masalah yang sulit yang dapat dipecahkan secara bersama, dan pembelajaran

dengan teman sebaya lebih mudah dipahami oleh teman sebayanya yang lain karena

bahasanya yang mudah.

Pembelajaran untuk kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional dimana

proses pembelajaran lebih banyak dikendalikan oleh peneliti. Siswa sangat memperhatikan

peneliti menerangkan atau mendemostrasikan materi sel. Hal ini justru mengakibatkan

peneliti tidak mengerti pemahaman siswa, karena siswa yang sudah atau belum mengerti

hanya diam saja. Siswa yang belum mengerti tidak berani untuk bertanya kepada peneliti.

Ketika diminta untuk mengerjakan soal, siswa cenderung malas dan lebih suka mengobrol

dengan teman sebangku atau hanya diam saja. Pada pembelajaran ini proses belajar kurang

menarik karena guru hanya menjelaskan materi secara lisan dan apa adanya. Menurut

Supardi (2002:130) salah satu kelemahan metode ceramah adalah pembelajaran kurang

menarik dan materi yang disampaikan mudah dilupakan siswa.

Setelah diberi pembelajaran yang berbeda, untuk kelas eksperimen yang diberi

pembelajaran model Peer Lessons sedangkan kelas kontrol dengan metode konvensional.

Kemudian siswa diberikan post-test maka terjadi peningkatan hasil belajar. Kelas

eksperimen memperoleh nilai rata-rata ( x ) pre-test sebesar 45,65 sedangkan nilai rata-rata

post-test 80,46, artinya terdapat peningkatan sebesar 34,81. Lalu untu kelas kontrol

didapatkan nilai rata-rata ( x ) pre-test sebesar 44,60, sedangkan nilai rata-rata post-test

adalah 66,68 yang artinya terdapat peningkatan sebesar 22,08. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan nilai tes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan nilai mata pelajaran

biologi siswa pada materi sel dengan menggunakan model pembelajaran Peer Lessons lebih

banyak bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Nilai KKM sebesar 71, siswa kelas eksperimen yang tuntas sebanyak 24 siswa dari 26 siswa

dengan persentase 92,31%. Selanjutnya untuk kelas kontrol memperoleh ketuntasan sebesar

40,00% atau sebanyak 10 siswa yang tuntas dari total 25 siswa. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Peer

Lessons lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Hasil penelitian ini dikuatkan oleh penelitian Sucahyono (2014) mengatakan bahwa

hasil belajar siswa yang menggunakan model Peer Lesson lebih baik dibandingkan dengan

hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Kemudian

penelitian Widyaningsih (2015) mengatakan bahwa pembelajaran aktif model Peer Lessons

efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya Dwijayanti (2016) mengatakan

Page 15: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

14

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

menggunakan model pembelajaran aktif tipe Peer Lessons dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa.

Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan oleh beberapa

keunggulan dari penggunaan model pembelajaran Peer Lessons, salah satunya adalah

suasana belajar lebih aktif dan mendorong siswa untuk berani mengemukan pendapatnya

serta guru dapat mengetahui kemampuan siswa secara individu. Menurut Dwijayanti

(2016:19) kelebihan model pembelajaran Peer Lessons adalah siswa yang kurang mampu

dapat dibantu oleh siswa yang lebih mampu dalam menyerap materi pelajaran.

Siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Peer Lessons, siswa dituntut lebih

aktif dan terlibat langsung pada kegiatan belajar mengajar dalam menguasai materi pelajaran

untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dimana dalam setiap langkahnya peran guru dalam

model pembelajaran ini hanya memberikan pertanyaan dan menjadi fasilitator pada masing-

masing kelompok, kemudian guru membimbing dan mengarahkan pada jalannya diskusi

sampai diakhir pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa model Peer Lessons baik

diterapkan pada pembelajaran biologi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan nilai rata-rata tes akhir hasil

belajar biologi siswa pada kelas ekperimen sebesar 80,46, pada kelas kontrol sebesar 66,68

dengan hasil analisis uji-t thitung = 6,38 > ttabel = 1,68 yang menunjukkan bahwa hipotesis H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Peer

Lessons terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun

pelajaran 2017/2018.

Page 16: PENGARUH MODEL PEER LESSONS TERHADAP HASIL BELAJAR …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL_OKTARINA.pdf · 0 1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI

15

1Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017

DAFTAR PUSTAKA

Ardyansyah, A. 2013. Analisis Model Pembelajaran Peer Lesson dan TTW Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika. 02 (1). Hlm. 1-10.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dwijayanti, E. 2016. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lessons untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor Kelas XA di SMAN 8 Kota Jambi. Jurnal Pendidikan Fisika. 01 (1). Hlm. 18-21.

Mansur, A. 2015. Pengaruh Pembelajaran Aktif dengan Metode Peer Lessons terhadap Hasil

Belajar Mata Diklat Mekanika Teknik Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Surabaya. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan. 03 (3). Hlm. 114-118.

Mulyati, C. 2013. Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA dengan

Menggunakan Strategi Peer Lesson di SD 09 Sintoga. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Bung Hatta. 02 (4), Hlm. 1-9.

Nuryani, R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang. Silberman, M. 2007. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa. Sucahyono, D. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Strategi Peer Lesson terhadap

Hasil Belajar pada Siswa yang Mempunyai Kemampuan Awal Berbeda Pada Kompetensi Kejuruan Melakukan Install Sistem Audio Video CCTV di Kelas XII-Tav SMK Negeri 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. 03 (2). Hlm. 89-94.

Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media. Widyaningsih, S. 2015. Pengaruh Pembelajaran Aktif terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Materi Pokok Plantae. Jurnal Pena Sains. 02 (2). Hlm. 112-119. Widyawati, A. 2011. Penerapan Strategi Peer Lessons untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kelas X Madrasah Aliyah Hasanah Pekanbaru. Jurnal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 04 (02). Hlm. 11-25.

Zaini H, Munthe B, dan Aryani S A. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani.