pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap

130
PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI SMP SWASTA GKPI PAMEN MEDAN TAHUN 2018 SKRIPSI Oleh ELISABET SIREGAR NIM: 141000490 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR

DI SMP SWASTA GKPI PAMEN MEDAN TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh

ELISABET SIREGAR NIM: 141000490

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI

SMP SWASTA GKPI PAMEN MEDAN TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

ELISABET SIREGAR

NIM: 141000490

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul

‘PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI SMP SWASTA GKPI

PAMEN MEDAN TAHUN 2018’ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya

sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam

daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang

diajukan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap karya

saya ini.

Medan, September 2018

Elisabet Siregar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal : 01 Oktober 2018 TIM PENGUJI SKRIPSI Ketua : Drs. Alam Bakti Kelolo, M.Kes Anggota : 1. Dr. Drs. R. Kintoko. Rochadi, M.K.M

2. Drs. Tukiman, M.K.M

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

ABSTRAK

Penelitian ini berangkat dari fenomena semakin meningkatnya jumlah perokok di Indonesia. Tidak hanya itu, tingginya konsumen rokok tersebut mencakup pada kalangan pelajar. Untuk menurunkan angka perokok aktif di Indonesia, pemerintah mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan mengenai bahaya merokok (label visualisasi risiko merokok) pada setiap kemasan maupun iklan yang ditayangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan Tahun 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif bersifat quasi eksperimen yang dilaksanakan di SMP Swasta GKPI Pamen Padang Bulan Medan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 96 orang, dengan jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Metode pengumpulan data dilaksanakan dengan pengisian kuesioner pengetahuan dan sikap oleh responden. Analisis data dilaksanakan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan dari 96 responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok, responden yang memiliki pengetahuan tinggi yaitu 7 orang (7,3%), setelah diberi label visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan pengetahuan yaitu mayoritas responden berpengetahuan tinggi menjadi 59 orang (61,5%). Gambaran sikap dari 96 responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok diperoleh tidak ada responden yang memiliki sikap baik (0%), setelah diberi label visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan sikap yaitu mayoritas responden bersikap baik menjadi 92 orang (61,5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000) pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. Diharapkan bagi pihak sekolah agar membina kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memberikan penyuluhan dengan menggunakan media peringatan bergambar mengenai risiko merokok dengan tujuan agar siswa memperoleh pengetahuan dan sikap untuk mewujudkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, bagi guru mata pelajaran Bimbingan dan Konseling agar dapat mengedukasi para siswa mengenai dampak buruk merokok dan membentuk peer group yang bertujuan untuk menjaga pergaulan remaja dalam lingkungan sosial sehingga mempengaruhi pengetahuan dan sikap remaja mengenai dampak buruk merokok. Kata Kunci: Label Visualisasi, Pelajar, Pengetahuan, Rokok, Sikap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

ABSTRACT

This research take from the phenomenon of increasing the number of smokers in Indonesia. The more concern is the high consumer of cigarettes include at which the students. To reduce the number of active smokers in Indonesia, the government requires cigarette manufacturers to include warnings about the dangers of smoking (label visualization the risk of smoking) on each package or advertisement that airs. The purpose of this study is to analyze the influence visualization labels the risk of smoking on students knowledge and attitudes in GKPI Pamen junior high school Medan years 2018. The method used in this research was an quantitative approach method by using quasi experiment, which is implemented in GKPI Pamen junior high school Medan. The population in this research amounted to 96 male student with the same samples as the population. Data analysis was performed with univariate and bivariate analysis used wilcoxon signed ranks test which resulted in the frequency distribution table. The results showed that knowledge description of 96 respondents before being given visualization media labeling risk of smoking, respondents who have high knowledge are 7 people (7.3%), after being labeled visualization the risk of smoking increases knowledge, namely the majority of respondents with high knowledge to 59 people (61.5% ). The attitude description of 96 respondents before being given visualization label media the risk of smoking, there were no respondents who had good attitude (0%), after being labeled visualization the risk of smoking increased attitudes, namely the majority of respondents were good at 92 people (61.5%). It shows that there was a influence between visualization labels the risk of smoking to students knowledge (p=0.000) and attitudes (p=0.000) in GKPI Pamen junior high school Medan. It is expected that the school will foster collaboration with the Medan City Health Office through the Medan City Education Agency to provide counseling using pictorial warning media the risk of smoking with the aim that students gain knowledge and attitudes to realize behavioral change in a better direction, for subject teachers Guidance and Counseling in order to educate students about the adverse effects of smoking and form a peer group that aims to maintain adolescent relationships in the social environment so as to influence the knowledge and attitudes of adolescents about the adverse effects of smoking. Keywords: Attitude, Cigarette, Knowledge, Students,Visualization Labels

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah

memberikan kesehatan dan kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok

terhadap Pengetahuan dan Sikap Pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Padang

Bulan Medan Tahun 2018”.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan dan

hambatan, namun berkat doa, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Ayahanda

(alm) Berman Siregar dan Ibunda Dimpu Manganar Sitorus yang telah

membesarkan dengan penuh cinta, mendoakan memberikan dukungan moril

maupun materil sehingga penulis skripsi ini bisa selesai dengan baik. Selain itu

penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Lita Sri Andayani, SKM, M.Kes, selaku Ketua Departemen

Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

4. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, sebagai pembimbing I atas segala saran,

masukan, dan bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M selaku Dosen penguji I atas segala

saran dan masukan yang diberikan untuk penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Tukiman, M.K.M selaku Dosen penguji II atas segala saran dan

masukan yang diberikan untuk penyusunan skripsi ini.

7. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M. Kes, selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan studi kepada penulis selama

mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

8. Kepala sekolah SMP Swasta GKPI Pamen Padang Bulan Medan yang

telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada Kakanda dan Abangda Yanti Rosmauli Siregar SH, Tamba Tua

Siregar, Dewi Agustina Siregar, Tongam Josua Siregar yang telah

memberikan dukungan dan bimbingan nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Kepada Thirto Pardede S.Ikom yang telah memberi semangat dan

dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada sahabat terdekat (Memori Siregar, Darwan Hasibuan, Asmita

Nasution, Erica Sembiring, Wahyu Hasibuan) serta kepada teman

seperjuangan PBL (Selvana Silalahi, Fadilla Safitri, Yuan Fadilah, Sufi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Azraini, Sri Mutiara, Fauzi Siregar) yang telah memotivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini

sehingga dengan kerendahan hati penulis menerima kritikan dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

Medan, September 2018

Penulis

Elisabet Siregar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i HALAMAN PENGESAHAN ii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN xv RIWAYAT HIDUP xvi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 9 Tujuan Penelitian 9

Tujuan umum 10 Tujuan khusus 10

Manfaat Penelitian 10

TINJAUAN PUSTAKA 11 Label Visualisasi 11

Alat visual Dua Dimensi 11 Alat visual Tiga Dimensi 12 Elemen-elemen Komunikasi Visual 12 Syarat Komunikasi Visual 13 Label Visualisasi Risiko Merokok 13

Rokok 14 Pengertian Rokok 14 Sejarah Rokok 15 Jenis Rokok 16 Kandungan Rokok 17

Merokok 18 Risiko Merokok 19 Jenis Perokok 21 Tahapan Menjadi Perokok 21 Tipe-tipe Perokok 23

Pengetahuan 24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Dimensi Pengetahuan 25 Dimensi Proses Kognitif 26

Sikap 27 Definisi Sikap 27 Komponen Sikap 28 Tingkatan Sikap 28 Ciri-ciri Sikap 29 Fungsi Sikap 29 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap 31

Pelajar (Remaja) 32 Definisi Remaja 32

Tahap Perkembangan Remaja 32 Landasan Teori 34

Teori SOR 34 Kerangka Konsep 34 Hipotesis 35

METODE PENELITIAN 36 Jenis Penelitian 36 Lokasi dan Waktu Penelitian 36

Lokasi Penelitian 37 Waktu Penelitian 37

Populasi dan Sampel 37 Populasi 37 Sampel 37

Teknik Pengumpulan Data 37 Data Primer 37 Data Sekunder 38

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 38 Variabel Bebas 38 Variabel Terikat 38 Defenisi Operasional 38

Aspek Pengukuran 38 Aspek Pengukuran Pengetahuan 38 Aspek Pengukuran Sikap 39

Teknik Analisis Data 39 Analisis Univariat 39 Analisis Bivariat 40

Prosedur Pelaksanaan Penelitian 40

HASIL PENELITIAN 41 Deskripsi Lokasi Penelitian 41 Analisis Univariat 42

Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 43 Gambaran Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok 43 Gambaran Sikap Responden tentang Risiko Merokok 47 Uji Normalitas Data 50

Analisis Bivariat 51 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan 51 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap 52

PEMBAHASAN 53 Analisis Univariat 54

Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 54 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 55 Gambaran Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok 55 Gambaran Sikap Responden Tentang Risiko Merokok 59

Analisis Bivariat 63 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan 63 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap 65

KESIMPULAN DAN SARAN 67

Kesimpulan 67 Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 69 DAFTAR LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Distribusi Jumlah Pelajar Laki-laki Di SMP 37 Swasta GKPI Pamen Medan

2 Skala Pengukuran Variabel Pengetahuan 39

3 Skala Pengukuran Variabel Sikap 39

4 Jumlah Siswa SMP Swasta GKPI Pamen Medan 41

5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 43 Berdasarkan Umur

6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 43 Berdasarkan Jenis Kelamin

7 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok 43 Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Risiko Merokok 45 Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan 46 tentang Risiko Merokok Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok

10 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok 47 Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

11 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok 48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap 50 Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok

13 Pengaruh Label Visualisai Risiko Merokok 51 terhadap Pengetahuan

14 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap 51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 1 Kerangka Teori SOR 34 2 Kerangka Konsep penelitian 34 3 Rancangan Penelitian Quasi Experimental 36 4 Struktur Organisasi SMP Swasta GKPI Pamen Medan 42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Label Visualisasi Risiko Merokok 72 2 Kuesioner Penelitian 76 3 Hasil Analisis SPSS 81 4 Surat Izin Penelitian 92 5 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian 93 6 Dokumentasi 94 7 Master Data 96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Elisabet Siregar berumur 21 tahun, dilahirkan di Balige

pada tanggal 20 Maret 1997. Penulis beragama Kristen Protestan, anak bungsu

dari 5 bersaudara dari pasangan Bapak (alm) Berman Siregar dan Ibu Dimpu

Sitorus.

Pendidikan formal dimulai di SD Swasta HKBP No.2 Balige (2002- 2008),

SMP Negeri 1 Lintongnihuta (2008-2011), SMA Negeri 1 Lintongnihuta (2011-

2014), selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

Medan, September 2018

Elisabet Siregar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Pendahuluan

Latar Belakang

Kesehatan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan meningkatkan produktivitas,

maka setiap orang harus menjaga kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat

kehidupannya. Menurut UU No. 36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat,

baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Merokok merupakan suatu perilaku yang dapat memberi dampak buruk terhadap

kesehatan bahkan dapat berujung pada kematian. Menurut WHO (2013)

Tembakau merupakan ancaman serius untuk kesehatan global, membunuh sekitar

6 juta orang dan menyebabkan lebih dari setengah triliun dolar kerusakan

ekonomi setiap tahun akibat pengeluaran untuk menerima pelayanan kesehatan

dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas. Menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (Depkes RI, 2008) melaporkan bahwa adanya hubungan

kausal antara penggunaan rokok dengan terjadinya berbagai penyakit kanker,

penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan

reproduksi dan kehamilan. Risiko berbagai penyakit tersebut disebabkan pada

setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia toksik dan 43 bahan

penyebab kanker (karsinogenik).

Untuk mengatasi ancaman bahaya merokok tersebut, maka pemberian

informasi mengenai bahaya merokok adalah salah satu aspek penting. Di

Indonesia, informasi mengenai bahaya merokok tidak lagi menjadi sesuatu yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

baru. Mulai dari kampanye hingga berbagai penyuluhan kesehatan yang mengulas

tentang bahaya merokok sudah sering dilaksanakan, namun yang terjadi hingga

saat ini jumlah perokok yang ada di Indonesia masih tetap tinggi.

Menurut The Tobacco Atlasedisi ke-3 pada tahun 2009, ASEAN

merupakan sebuah kawasan dengan 10% dari perokok dunia dan 20% penyebab

kematian global akibat tembakau. Persentase perokok di negara ASEAN antara

lain di Indonesia (46,16%), Filipina (16,62%), Vietnam (14,11%), Myanmar

(8,73%), Thailand (7,74%), Malaysia (2,90%), Kamboja (2,07%), Laos (1,23%),

Singapura (0,39%) dan Brunei (0,04%). Kemudian dalam Tobacco Atlas 2016,

perokok di Indonesia diprediksi akan meningkat sebanyak 24 juta jiwa dari tahun

2015-2025 karena Indeks Pembangunan Manusia Menengah (Medium Human

Development Indeks), perkembangan ekonomi yang dinamis, dan pertumbuhan

penduduk yang berkelanjutan.

Saat ini kebiasaan merokok tidak hanya dilakukan oleh orang-orang

dewasa melainkan dikalangan remaja juga sudah menjadi konsumen dari rokok.

Hal tersebut terjadi dikarenakan usia remaja merupakan masa peralihan menuju

kedewasaan dimana pada usia tersebut seseorang cenderung ingin selalu mencoba

hal-hal yang baru. Padahal anak-anak merupakan generasi muda penerus bangsa.

Untuk itu seharusnya suatu negara perlu mempersiapkan generasi muda agar

memiliki perilaku yang berorientasi pada kesehatan, salah satu persiapan dan

perencanaan untuk membentuk generasi muda yang sehat, diantaranya dengan

membebaskan generasi muda dari perilaku merokok (Nugroho, 2008). Data WHO

tahun 2011 menunjukkan dari tahun 2000-2009 sebanyak 65,8% pria berusia 13-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

15 tahun telah merokok dan sebanyak 54,1% wanita telah merokok pada usia 13-

15 tahun. Masyarakat di Asia dengan usia 13-15 tahun memiliki perilaku merokok

dengan rincian 22,6% perokok berjenis kelamin laki-laki dan 7,7% perokok

berjenis kelamin wanita (WHO, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian Survey Global Youth Tobacco 2006

menemukan bahwa di antara siswa usia 13-15 tahun sebanyak 17 orang merokok

saat usia 12 tahun (Reimondus, dkk, 2010) dan penelitian yang dilakukan The

Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2013 pada penduduk kelompok umur

>10 tahun di Indonesia proporsi perokok laki-laki 67,0% sedangkan pada

perempuan adalah 2,7%. Kemudian menurut Global Youth Tobaco Survey tahun

2014 menyatakan Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja

tertinggi di dunia, dimana 43,4% laki-laki pertama kali merokok pada umur 12-13

tahun dan sebanyak 26,7% pada umur 10-11 tahun.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ) 2013, diketahui bahwa

trend usia merokok meningkat pada usia remaja yaitu pada kelompok umur 10-14

tahun dan 15-19 tahun. Proporsi penduduk umur15 tahun keatas yang merokok

cenderung meningkat, dalam Riskedas 2007 (34,2%), Riskedas 2010 (34,7%),

Riskedas 2013 (36,3)%, dan Riskesdas 2016 (36%).

Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu daerah dengan penduduk

berumur >10 tahun yang memiliki kebiasaan merokok tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 menunjukkan bahwa

sebanyak 24,2% penduduk berumur >10 tahun memiliki kebiasaan merokok

setiap hari dan sebanyak 4,2% penduduk berumur >10 tahun memiliki kebiasaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

merokok kadang-kadang. Rerata jumlah rokok yang dihisap penduduk di Provinsi

Sumatera Utara pada setiap harinya sebanyak 14,9 batang per hari. Presentasi

perokok tiap hari menurut umur sudah mulai sejak 10-14 tahun yang kemudian

meningkat pada umur 15-24 tahun, persentase merokok terus meningkat seiring

bertambahnya umur dan puncaknya pada umur 45-54 tahun. Proporsi merokok

setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan (47,5% banding

1,5%) dan menurut tingkat pendidikan, siswa Sekolah Menenengah Pertama

(SMP) masuk dalam tingkat proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari sebesar

26,8%. Sementara hasil penelitian Komasari (2000) menunjukkan bahwa perilaku

merokok remaja pertama sekali terjadi pada waktu Sekolah Dasar sebanyak

21,33% dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 62,67%. Banyak faktor

penyebab remaja siswa menjadi perokok, penelitian yang dilakukan oleh Febrina

(2012) pada sejumlah siswa menunjukkan bahwa sebanyak 36,64% siswa

merokok karena memang sudah menjadi kebiasaannya, 26,3% karena sudah

ketagihan dan merasa tidak enak jika tidak merokok , 18,81% beralasan untuk

menenangkan perasaan-perasaan negatif dari dirinya, dan 17,82% yang ada

didalam dirinya.

Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali

kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran anak muda, rokok merupakan

lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai

macam cara untuk terlihat dewasa. Untuk membuktikannya, mereka dengan sadar

melakukan kebiasaan orang dewasa, yaitu merokok (Caldwell,2009). Faktor lain

penyebab remaja menghisap rokok adalah karena dipengaruhi oleh iklan rokok,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

dimana iklan rokok dibuat dengan sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan

maskulin, superior, eksklusif, dan sebagainya yang membuat orang tertarik

dengan produk rokok.

Pada umumnya perokok mengetahui bahaya yang disebabkan oleh kegiatan

merokok tersebut, tetapi kandungan zat adiktif dalam rokok menyebabkan

kuatnya ketergantungan terhadap rokok sehingga sulit untuk berhenti

mengisapnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh zat adiktif yang

terkandung dalam rokok, mulai dari gangguan alat pernafasan hingga organ tubuh

lain seperti ginjal dan organ intim perlahan akan menyerang para perokok. Efek

negatif dari rokok tersebut bukan hanya dialami perokok aktif saja, akan tetapi

perokok pasif juga dapat menerima efek negatif dari rokok tersebut. Bahkan efek

yang diterima oleh perokok pasif akan jauh lebih berbahaya dari pada perokok

aktif. Maka dari itu, merokok merupakan kebiasaan buruk yang sebaiknya

ditinggalkan sejak dini dan diperlukan tindakan pencegahan untuk mengurangi

angka perokok di Indonesia.

Untuk menurunkan angka perokok aktif di Indonesia, pemerintah

mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan mengenai bahaya

merokok pada setiap kemasan maupun iklan yang ditayangkan. Dengan demikian,

untuk menawarkan produk diharapkan iklan tidak melakukan penipuan, dan harus

selalu menunjukkan kebenaran. Seperti larangan merokok dan bahaya merokok

yang dicantumkan pada iklan dan bungkus rokok sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau dan

mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

Peringatan itu harus dicantumkan di bagian atas bungkus seluas masing-masing

40 persen dari bungkus, baik di bagian depan maupun belakang.

Beberapa negara seperti negara Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei dan

berbagai negara lainnya telah menerapkan kebijakan pencantuman peringatan

bergambar pada bungkus rokok. Negara Brazil merupakan negara kedua setelah

Canada yang melakukan pencantuman peringatan bergambar yaitu pada tahun

2001. Kebijakan pengendalian tembakau Brazil telah menunjukkan hasil yang

positif seperti pengurangan prevalensi merokok dari 34,8% menjadi 22,4% pada

populasi berusia 18 atau lebih.

Peringatan berbentuk gambar akan memudahkan masyarakat memperoleh

informasi tentang bahaya merokok. Dengan adanya batasan-batasan tersebut,

membuat para kreator iklan rokok menjadi semakin kreatif, mereka berusaha

untuk tidak menyalahi aturan sekaligus berusaha agar pesan yang ingin

disampaikan dapat tetap diterima dengan baik oleh konsumen. Pada setiap iklan

rokok, peringatan bahaya merokok biasanya ditampilkan di akhir iklan dan

biasanya hanya beberapa detik saja, sehingga yang ada di benak konsumen

bukanlah peringatan bahaya merokok tersebut, melainkan slogan iklan rokoknya

sendiri.

Label visualisasi risiko merokok merupakan pesan dalam bentuk gambar

yang ditujukan kepada masyarakat atau konsumen rokok untuk menunjukkan

risiko yang dapat dialami akibat mengkonsumsi rokok yang terdapat pada

kemasan rokok. Terdapat 5 jenis gambar yang ditetapkan sebagai gambar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

peringatan kesehatan pada kemasan rokok agar memberikan kesan menakutkan

dan menjijikkan bagi perokok dan juga sebagai media informasi tentang risiko

merokok bagi masyarakat yang bukan perokok yaitu gambar kanker paru-paru

kronis, kanker mulut, kanker tenggorokan, gambar seseorang menggendong bayi

yang menandakan bahwa merokok berbahaya bagi anak serta gambar merokok

membunuhmu yang terdapat gambar tengkorak. Dalam hal ini, label visualisasi

risiko merokok sebagai media promosi kesehatan diharapkan mampu mengurangi

angka perokok di Indonesia.

Pendekatan promosi kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional

yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-

tingginya. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku adalah

dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga

menimbulkan kesadaran dan akan berperilaku sesuai dengan kemampuannya

tersebut. Dalam hal ini pemberian promosi kesehatan dengan menggunakan media

visualisasi risiko merokok diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap

pelajar di SMP GKPI Pamen Medan, sehingga para siswa mengetahui sejak dini

bagaimana pengaruh buruk dari merokok dan diharapkan mampu mengurangi

angka perokok.

Penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain dengan judul Pengaruh Label

Visual Resiko Merokok Terhadap Sikap Pelajar (Survey pada pelajar SMK Negeri

2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin) dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

pengaruh yang signifikan antara komunikasi Visual resiko merokok terhadap

sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta (Zulkarnain, 2015).

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dengan judul pengaruh

gambar peringatan kesehatan dan risiko yang dipersepsikan terhadap minat beli

pada rokok menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh negatif gambar peringatan

kesehatan pada iklan berpengaruh terhadap minat beli konsumen; (2) ada

pengaruh negatif gambar peringatan kesehatan pada kemasan terhadap minat beli

konsumen; (3) ada pengaruh negatif resiko yang dipersepsikan (X3) terhadap

minat beli konsumen; (4) ada pengaruh gambar peringatan kesehatan pada iklan,

gambar peringatan kesehatan pada kemasan, dan resiko yang dipersepsikan

berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Nugroho, 2015).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Indah dengan judul Persepsi Remaja

Tentang Gambar Peringatan Kesehatan Pada Kemasan Rokok di SMK Nahdlatul

Ulama Medan Tahun 2015 menunjukkan bahwa gambar peringatan kesehatan

pada kemasan rokok adalah tiruan, tidak nyata, dan penyakit kronis pada kemasan

bukan akibat dari merokok (Indah, 2015).

Penelitian lainnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Sri dengan judul

Analisa Pengaruh Pencantuman Peringatan Bergambar Pada Bungkus Rokok

Terhadap Sikap Remaja Di Kota Medan Tahun 2016 (studi di SMA Swasta Mulia

Medan dan di SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan) menjelaskan bahwa

terdapat pengaruh pencantuman peringatan bergambar terhadap sikap remaja

dimana responden sudah paham akan maksud dari gambar yang tercantum pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

bungkus rokok dan sebagian besar sudah tidak ingin merokok dan ingin

mengurangi konsumsi rokok (Sri, 2016).

Berdasarkan observasi peneliti di SMP GKPI Pamen Medan, hasil survei

pendahuluan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP GKPI Pamen, mengatakan

bahwa telah ditetapkan peraturan larangan merokok terhadap siswa, tetapi

beberapa siswa masih ada yang merokok di luar lingkungan sekolah. Selain itu,

SMP GKPI Pamen Medan sudah menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KTR), oleh

karena itu seluruh masyarakat di lingkungan sekolah tidak diperbolehkan merokok

di kawasan sekolah. Kepala sekolah juga mengatakan belum pernah dilakukan

penelitian sebelumnya tentang pengaruh label visualisasi risiko merokok di

sekolah tersebut. Kemudian hasil wawancara dengan seorang guru SMP GKPI

Pamen mengatakan beberapa siswa laki-laki pernah dihukum karena diketahui

pernah merokok. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk

mengetahui pengaruh label visual risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap

pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh label

visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta

GKPI Pamen Medan?”

TujuanPenelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Tujuan umum. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dengan adanya

penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh label visual risiko merokok

terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan.

Tujuan khusus. Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu

untuk mengetahui tingkat pengetahuan pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen

mengenai risiko merokok sebelum diberi label visualisasi risiko merokok, untuk

mengetahui tingkat pengetahuan pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen mengenai

risiko merokok setelah diberi label visualisasi risiko merokok, untuk mengetahui

sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen terhadap risiko merokok sebelum

diberi label visualisasi risiko merokok dan untuk mengetahui sikap pelajar di SMP

Swasta GKPI Pamen mengenai risiko merokok setelah diberi label visualisasi

risiko merokok.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dilakukan adalah diharapkan mampu

memberikan masukan dan jawaban untuk permasalahan terkait pengaruh label

visualisasi risiko merokok sehingga dapat memberikan kontribusi positif untuk

dijadikan acuan dan rujukan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan. Kemudian

dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bisa mengetahui sejauh mana

pengaruh label visual risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar

sehingga diharapkan dapat berperan dalam meminimalisasi tingkat prevelensi

jumlah perokok khususnya di kalangan pelajar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Tinjauan Pustaka

Label Visualisasi

Visualisasi adalah suatu bentuk komunikasi, dimana bahasa visual

merupakan kekuatan yang paling utama yang dapat dilihat dan dapat digunakan

untuk menyampaikan suatu pesan yang memiliki arti, makna dan maksud tertentu.

Dapat dikatakan juga sebagai muatan nilai melalui penggunaan bahasa rupa

(visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain dengan tujuan

menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience

sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis,

tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun

berdasarkan khaidah bahasa visual yang khas.

Menurut Suleiman (1985), alat-alat visual adalah alat-alat yang dapat

memperlihatkan rupa atau bentuk dan dikenal sebagai alat peraga yang terbagi

atas:

Alat visual dua dimensi. Alat visual dua dimensi dibagi menjadi dua,

yaitu alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan dan alat visual

dua dimensi pada bidang yang transparan.

Alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh dari

alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan yaitu gambar diatas

kertas karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaque-projektor, lembaran

balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak saring dan

foto.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Alat visual dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh dari alat

visual dua dimensi pada bidang yang transparan yaitu slaid, filmstrip, lembaran

transparan untuk overhead projektor.

Alat visual tiga dimensi. Contoh dari alat visual tiga dimensi yaitu benda

asli, model, contoh barang atau spesimen, alat tiruan sederhana atau mock-up.

Termasuk didalamnya diorama, pameran dan bak pasir.

Elemen elemen komunikasi visual. Penyampaian pesan secara visual

berarti menggunakan elemen-elemen visual.

Bentuk. Bentuk berasal dari penggabungan garis-garis. Contohnya

segitiga, kotak, lingkaran, dan lain-lain.

Warna. Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak

hal kepada konsumen. Warna juga sering diasosiasikan dengan kejadian-kejadian

tertentu. Asosiasi ini berhubungan dengan sesuatu yang dipelajari, seperti budaya,

tradisi dan kebiasaan.

Ilustrasi. Ilustrasi secara harfiah adalah gambar yang digunakan untuk

menerangkan atau mengisi sesuatu. Sedangkan menurut defenisinya, ilustrasi

adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu

maksud atau tujuan secara visual.

Tata Letak. Tata letak atau layout berkaitan dengan pengaturan huruf dan

visual pada permukaan dua dimensi agar seluruh informasi dapat dibaca, jelas dan

menarik. Layout yang berbeda dapat menyampaikan kesan yang berbeda terhadap

suatu produk.

Tipografi. Tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

huruf yangtersedia. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan

kemenarikan. Hal itu karena desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya dan

karakter atau menjadi karakteristik pesan yang ingin disampaikan.

Syarat komunikasi visual. Menurut Sonja dalam Smith (2005)visual

rhetoric adalah studi gambar rhetoric yang menggunakan simbol gambar untuk

tujuan berkomunikasi. Beberapa syarat agar suatu objek dapat dikatakan sebagai

visual rhetoric yaitu:

Symbolic action. Syimbolic action yaitu sebuah objek visual dipahami

sebagai tanda untuk berkomunikasi.

Human intervention. Human intervation artinya objek visual dibuat oleh

seseorang atau perlakuan dari manusia seperti adanya penetapan untuk

menjadikan suatu objek menjadi visual rhetoric.

Presence of an audience. Presence of an audience yaitu adanya audien,

walaupun audien tersebut adalah pencipta objek tersebut.

Label visualisasi risiko merokok. Label visualisasi risiko merokok

merupakan pesan dalam bentuk gambar yang ditujukan kepada masyarakat atau

konsumen rokok untuk menunjukkan risiko yang dapat dialami akibat

mengkonsumsi rokok yang terdapat pada kemasan rokok atau dapat disebut

sebagai Gambar Peringatan Kesehatan (Picture Health Warning). Gambar tersebut

berukuran 40% dari luas permukaan. Terdapat 5 jenis gambar yang ditetapkan

sebagai gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok agar memberikan

kesan menakutkan dan menjijikkan bagi perokok dan juga sebagai media

informasi tentang risiko merokok bagi masyarakat yang bukan perokok yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

gambar kanker paru-paru kronis, kanker mulut, kanker tenggorokan, gambar

seseorang menggendong bayi yang menandakan bahwa merokok berbahaya bagi

anak serta gambar merokok membunuhmu yang terdapat gambar tengkorak.

Saat ini ada 40 negara yang telah menerapkan pencantuman label

visualisasi risiko merokok. Hal tersebut dimulai di Kanada pada tahun 2001. Di

negara-negara ASEAN, 4 dari 11 negara telah menerapkan peringatan kesehatan

berbentuk gambar pada kemasan rokok sejak tahun 2004 yang diawali oleh

Singapura yang kemudian diikuti oleh Malaysia, Thailand, serta Brunei

Darussalam. Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa pencantuman

label visualisasi risiko merokok memiliki dampak positif dimana peringatan

bergambar lebih diperhatikan daripada hanya teks tertulis, lebih efektif untuk

meningkatkan pengetahuan perokok tentang risiko kesehatan akibat merokok,

serta adanya peningkatan motivasi untuk berhenti merokok. Sedangkan di

Indonesia peraturan ini mulai diberlakukan 18 bulan sejak PP 109/2012 ditetapkan

yaitu pada 24 Juni 2014.

Rokok Pengertian rokok. Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran

panjang antara 70 sampai 120 mm serta berdiameter sekitar 10 mm yang berisi

daun-daun tembakau yang telah dicacah dan mengandung bahan-bahan kimia

yang berbahaya seperti nikotin, karbon monoksida dan tar. Rokok dibakar pada

salah satu ujungnya dan dibiarkan membara hingga mengeluarkan asap dimana

asap dihirup melalui mulut. Sedangkan pada Permenkes No. 28 tahun 2013

dikatakan bahwa rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan

untuk dibakar, dihisap, dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotina tabacum,

nicotina rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung

nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok biasanya dijual dalam

bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan

mudah ke dalam kantong.

Sejarah rokok. Awal mula perkenalan dunia pada tembakau dan

kebiasaan merokok tak bisa dilepaskan dari peristiwa penemuan benua Amerika

oleh para pelaut Spanyol di bawah pimpinan Christopher Colombus, melihat

bangsa Indian mempergunakan daun kering dengan berbagai cara, salah satu

diantaranya dengan membakarnya sebagai rokok yang mendatangkan kenikmatan

pada tubuh mereka, menciptakan rasa nyaman dan mengurangi kelelahan. Sejarah

rokok daun tembakau dipopulerkan pada abad XVI di Eropa, jumlah perokok

terus meningkat. Bangsa Spanyol dan Portugis bersama menanam tembakau di

Hindia Barat dan Brasil. Perancis mengenal tembakau lewat Jean Nicot dijumpai

istilah nicotiane untuk menyebut jenis tanaman obat (tembakau) yang dimaksud.

Pada abad XVIII orang Rusia mengenal cara baru menikmati tembakau dengan

menggunakan pipa air, yang sebelumnya telah populer di kalangan orang Turki.

Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.

Tetapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual dan

pengobatan, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.

Merokok yang semula bertujuan untuk pengobatan akhirnya menjadi penyebab

banyak kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler,

merokok juga berhubungan dengan jaringan lunak dan keras di rongga mulut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

karena merupakan awal terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok, maka

mukosa mulut juga mempunyai dampak akibat dari merokok.

Jenis Rokok. Menurut Khairi (2014) rokok dibedakan menjadi beberapa

jenis yaitu:

Rokok berdasarkan bahan pembungkus. Rokok berdasarkan bahan

pembungkusnya terdiri dari klobot (rokok yang bahan pembungkusnya berupa

daun jagung), kawung (rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren),

sigaret (rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas), dan cerutu (rokok yang

bahan pembungkusnya berupa daun tembakau).

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi. Rokok berdasarkan bahan baku

atau isinya terbagi menjadi rokok putih, rokok kretek, dan rokok klembak.

Rokok putih. Rokok putih adalah rokok yang bahan baku atau isinya hanya

daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok kretek. Rokok kretek adalah rokok yang bahan baku atau isinya

berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa

dan aroma tertentu.

Rokok klembak. Rokok klembak adalah rokok yang bahan baku atau isinya

berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk

mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya. Rokok berdasarkan

pembuatannya terdiri dari sigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin.

Sigaret Kretek Tangan (SKT). Sigaret kretek tangan yaitu rokok yang

proses pembuatannya dengan cara digiling dengan menggunakan tangan dan atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

alat bantu sederhana.

Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sigaret Kretek Mesin yaitu rokok yang

proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok

dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin

pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah

mampu menghasilkan keluaran sekitar 6000 sampai 8000 batang rokok per menit.

Rokok berdasarkan penggunaan filter. Rokok berdasarkan penggunaan

filter terdiri dari rokok filter dan rokok non filter.

Rokok Filter (RF). Rokok filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya

terdapat gabus.

Rokok non filter (RNF). Rokok non filter adalah rokok yang pada bagian

pangkalnya tidak terdapat gabus.

Kandungan rokok. Satu batang rokok mengandung beribu-ribu bahan

kimia. Terdapat sekitar 4000 bahan kimia dan 43 diantaranya merupakan bahan-

bahan penyebab kanker. Menurut Satiti (2009) bahan kimia dalam rokok dapat

dibedakan menjadi:

Berdasarkan hasil penelitian medis. Bahan kimia yang paling berbahaya

sekaligus merupakan racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon

monoksida.

Tar . Tar yaitu substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan mengiris

paru-paru.

Nikotin. Nikotin yaitu zat adiktif yang mempengaruhi sistem syaraf dan

peredaran darah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Karbon monoksida. Karbon Monoksida yaitu gas yang terdapat pada asap

rokok yang mengikat haemoglobin dalam darah.

Bahan kimia yang menyerang saluran pernafasan. Bahan kimia lainnya

yang terbukti dapat menyerang selaput halus pada saluran pernafasan dan

memasuki aliran darah serta mengganggu peredaran darah adalah acatona (bahan

penghapus cat), ammonia (bahan kimia pembersih lantai), arsenic (racun tikus

putih), butane (bahan bakar korek api), hydrogen cyanide (gas tidak berwarna

yang dapat menghalangi pernafasan), methanol (bahan bakar roket), toluene

(bahan pelarut industri).

Bahan kimia yang menyebabkan kanker (karsinogen). Bahan kimia yang

dapat menyebabkan kanker yaitu banzopyrane, cadmium (bahan aki mobil),

dibenzacridine, naphthylamine, phyrene, polonium-210 (bahan radioaktif),

potassium-40 (bahan radioaktif), radium-226 (bahan radioaktif dalam asap rokok),

radium-228 (bahan radioaktif dalam asap rokok), thorium-226 (bahan radioaktif

dalam asap rokok), urethane, vinyl chloride (bahan dasar pembuatan plastik PVC).

Bahan kimia lain. Bahan kimia lain yang terkandung dalam rokok yaitu

formalin (gas tidak berwarna, bahan pengawet mayat), formic acid (asam kuat

yang bisa membuat kulit melepuh dan merupakan bahan pengawet pada industri

makanan), hidrogen sulfide (gas beracun dan penghambat oksidasi enzim), nitrous

oxide (gas tidak berwarna serta bahan obat bius dalam operasi), pyridine (cairan

tidak berwarna dan menyengat sebagai pelarut dan pembunuh hama).

Merokok

Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

dan menghembuskannya kembali keluar. Merokok telah banyak dilakukan pada

zaman Tiongkok dan Romawi, pada saat itu orang-orang telah menggunakan

suatu ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan

jalan dihisap melalui hidung dan mulut.

Saat ini merokok merupakan perilaku umum yang sudah sering dijumpai.

Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur yang

berbeda. Hal ini dikarenakan rokok bisa didapatkan dengan mudah dan dapat

diperoleh dimanapun juga.

Merokok merupakan kebiasaan yang buruk dan dapat mengakibatkan

kematian baik bagi pengguna rokok itu sendiri maupun orang-orang yang berada

disekitar perokok tersebut.

Risiko merokok. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko

timbulnya berbagai penyakit dari berbagai organ tubuh manusia serta

menyebabkan kematian. Menurut Sitepoe (2000) penyakit-penyakit yang

merupakan risiko merokok adalah sebagai berikut.

Penyakit kardiovaskuler. Dalam SKRT 1993 angka kematian disebabkan

oleh penyakit kardiovaskuler menduduki urutan pertama dan bertahan hingga

tahun 1998 dan merokok merupakan faktor risiko yang memicu penyakit

kardiovaskuler.

Penyakit kanker paru. Kanker paru merupakan jenis kanker yang paling

umum diderita oleh perokok dikarenakan tar tembakau yang mengendap di paru-

paru.

Penyakit saluran pernafasan. Merokok merupakan penyebab utama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

penyakit saluran pernafasan seperti bronchitis dan emfisema. Sekitar 85% dari

penderita penyakit tersebut disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Penyakit saluran pencernaan. Merokok mengakibatkan penurunan

tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadinya

penyakit maag. Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip Harrisons, bahwa

merokok mengurangi rasa lapar.

Peningkatan tekanan darah. Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip

Beaglehole merokok sebatang sehari akan meningkatkan tekanan darah sistolik

10-25 mmHg serta menambah detak jantung 5-20 kali per 1 menit.

Merokok pada wanita hamil. Merokok pada wanita hamil memberikan

risiko tinggi terhadap keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir, dan

kematian mendadak pada bayi, serta mengganggu perkembangan fisik maupun

intelektual anak.

Memperpendek Umur. Penelitian Krantz di Amerika Serikat yang

melibatkan 6813 pria, dibedakan menjadi pria bukan perokok, perokok sedang,

dan perokok berat. Pada perokok berat 50% meninggal pada usia 47,5 tahun; 50%

perokok sedang meninggal pada usia 56 tahun dan 50% bukan perokok pada usia

58 tahun.

Menyebabkan Adiksi (ketagihan). Kandungan nikotin dalam rokok dapat

menyebabkan pengguna rokok akan ketagihan atau kecanduan.

Menyebabkan Penuaan Dini. Merokok mengakibatkan kulit menjadi

mengerut, kering, pucat, dan mengeriput lebih dini terutama di daerah wajah. Hal

ini terjadi akibat bahan kimia yang terkandung dalam rokok menyebabkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

vasokontriksi pembuluh darah tepi dan derah terbuka seperti pada wajah.

Jenis perokok. Perokok dibedakan menjadi 2 jenis yaitu perokok aktif dan

perokok pasif.

Perokok aktif. Perokok aktif adalah orang yang merokok atau menghisap

rokok secara langsung dan ikut menghirup hasil asap pembakaran rokok yang

dilakukannya.

Perokok pasif. Perokok pasif adalah orang yang terpapar atau menghirup

asap rokok saja, tetapi bukan perokok secara langsung.

Tahapan menjadi perokok. Kebiasaan merokok tidak terjadi secara

kebetulan karena ada beberapa tahap yang dilalui seseorang perokok sebelum ia

menjadi perokok reguler yaitu seseorang yang telah menganggap rokok telah

menjadi bagian dari hidupnya. Menurut Leventhal dan Cleary (1980) ada

beberapa tahapan dalam perkembangan perilaku merokok, yaitu sebagai berikut.

Tahap persiapan. Tahap ini berlangsung saat seorang individu belum

pernah merokok. Di tahap ini terjadi pembentukkan opini pada diri individu

terhadap perilaku merokok. Hal ini disebabkan adanya pengaruh perkembangan

sikap dan intensi mengenai rokok serta citra yang diperoleh dari perilaku

merokok. Informasi rokok dan perilaku merokok diperoleh dari observasi

terhadap orang tua atau orang lain seperti kerabat ataupun lewat berbagai media.

Salah satu pengaruh lewat media adalah melalui berbagai iklan yang berkaitan

dengan rokok yang menggunakan para artis terkenal sebagai model, sehingga

rokok dianggap sesuatu yang berkaitan dengan keglamoran. Ada juga anggapan

merokok berkaitan dengan bentuk kedewasaan dikalangan remaja sehingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

diasumsikan sebagai bentuk untuk menunjukkan sikap kemandirian. Merokok

juga dianggap sebagai sesuatu yang prestise, simbol pemberontakan dan salah satu

upaya menenangkan diri dalam situasi yang menegangkan. Pembentukan opini

dan sikap terhadap rokok ini merupakan awal dari suatu kebiasaan merokok.

Tahap inisiasi. Merupakan tahapan yang kritis pada seorang individu

karena merupakan tahap coba-coba dimana ia beranggapan bahwa dengan

merokok ia akan terlihat dewasa sehingga ia akan memulai dengan mencoba

beberapa batang rokok. Menurut Salber, et.al.,dalam Feldman (1990), apabila

seorang remaja mulai mencoba merokok dengan 1-2 batang saja maka besar

kemudian tidak akan menjadi perokok. Akan tetapi apabila ia telah mencoba 10

batang atau lebih, maka ia memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang perokok

sebesar 80%. Seseorang yang telah merokok empat batang rokok pada awalnya

akan cenderung menjadi perokok reguler. Perokok reguler sering kali terjadi

secara perlahan dan terkadang membutuhkan waktu satu tahun atau lebih.

Tahapan menjadi seorang perokok. Pada tahap ini seorang individu mulai

memberikan label pada dirinya sebagai seorang perokok dan ia mulai mengalami

ketergantungan kepada rokok. Beberapa studi menyebutkan bahwa biasanya

dibutuhkan waktu selama dua tahun bagi individu untuk menjadi perokok reguler.

Pada tahap ketiga ini merupakan tahap pembentukan konsep, belajar tentang

kapan dan bagaimana berperilaku merokok serta menyatakan peran perokok pada

konsep dirinya. Pada umumnya remaja percaya bahwa rokok berbahaya bagi

orang lain terutama bagi kesehatan orang tua tapi tidak bagi dirinya.

Tahapan tetap menjadi perokok. Ditahap ini faktor psikologis dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

mekanisme biologis digabungkan menjadi suatu pola perilaku merokok. Faktor-

faktor psikologis seperti kebiasaan, kecanduan, penurunan kecemasan dan

ketegangan, relaksasi yang menyenangkan, cara berteman dan memperoleh

penghargaan sosial, dan stimulasi. Ada dua faktor mekanisme biologis yang

memperoleh perhatian paling banyak dalam mempertahankan perilaku merokok,

yaitu efek penguat nikotin dan level nikotin yang dibutuhkan dalam aliran darah.

Tipe perokok berdasarkan tempat. Tempat merokok juga

mencerminkan pola perilaku merokok. Berdasarkan tempat-tempat dimana

seseorang menghisap rokok, maka Mu'tadi (2002), menggolongkan tipe perilaku

merokok menjadi 2 yaitu sebagai berikut.

Merokok di tempat-tempat umum/ruang public. Orang yang merokok di

tempat umum terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok homogen dan

kelompok heterogen.

Kelompok homogen. Kelompok homogen sama-sama merokok secara

bergerombol menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai

orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.

Kelompok heterogen. Kelompok heterogen merokok ditengah-tengah

orang lain yang tidak merokok , anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan

sebagainya.

Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi. Sebagian orang akan

merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi seperti di kantor atau di luar

kamar pribadi dan toilet.

Kantor atau di luar kamar pribadi. Perokok memilih tempat-tempat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang

menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.

Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka

berfantasi.

Tipe perokok berdasarkan intensitas. Gilchrist, Schinke, Bobo dan

Snow dalam Virly (2013) membedakan perokok menjadi 3 tipe yaitu:

Experimental smoker. Experimental smoker yaitu orang yang pernah

mencoba rokok tetapi tidak menjadi kebiasaan.

Regular smoker. Regular smoker yaitu orang yang merokok secara teratur

dan telah menjadi kebiasaan.

Non smoker. Non smoker yaitu orang yang tidak pernah merokok.

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau aktivitas otak

termasuk ke dalam dimensi kognitif. Tujuan belajar pada dimensi kognitif lebih

mengarah pada perilaku dalam aspek berfikir atau kemampuan intelektual.

Dimensi kognitif mencakup dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif

yang terpisah satu sama lain. Dimensi pengetahuan hanya memuat jenis-jenis

pengetahuan sedangkan proses kognitif memuat macam-macam proses kognitif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Dimensi pengetahuan. Dimensi pengetahuan pada taksonomi Bloom

yang baru menurut Anderson et al (Widodo, 2003) dikelompokkan menjadi empat

kelompok, yaitu sebagai berikut.

Pengetahuan Faktual. Pengetahuan faktual meliputi unsure-unsur dasar

yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu yang biasa digunakan oleh ahli di

bidang tersebut. Pengetahuan ini dibedakan menjadi dua kelompok yaitu

pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang detail dari unsur-unsur.

Pengetahuan tentang terminology. Pengetahuan tentang terminologi

mencakup pengetahuan tentang label atau symbol tertentu baik yang bersifat

verbal maupun non verbal.

Pengetahuan tentang bagian detail dari unsur-unsur. Pengetahuan tentang

bagian detail dari unsur-unsur mencakup pengetahuan tentang kejadian tertentu,

tempat, orang, waktu dan sebagainya.

Pengetahuan Konseptual. Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan

tentang saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih

besar dan semuanya berfungsi secara bersama-sama. Pengetahuan konseptual

terdiri dalam lima bentuk yaitu sebagai berikut.

Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori. Pengetahuan tentang

klasifikasi dan kategori mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian

atau susunan yang berlaku dalam bidang ilmu tertentu.

Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi. Pengetahuan tentang

prinsip dan generalisasi mencakup abstraksi dari hasil observasi ke level yang

lebih tinggi yaitu prinsip dan generalisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Pengetahuan tentang teori, model dan struktur. Pengetahuan tentang teori,

model dan struktur adalah pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi seta saling

keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu

fenomena yang kompleks.

Pengetahuan Prosedural. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan

yang berhubungan dengan pengetahuan cara untuk melakukan sesuatu.

Pengetahuan prosedural berisi tentang langkah-langkah atau tahapan yang harus

diikuti dalam mengerjakan sesuatu.

Pengetahuan Metakognitif. Pengetahuan metakognitif merupakan

pengetahuan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang kognisi secara

umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan metakognitif terdiri dari

pengetahuan strategik, pengetahuan tentang tugas kognitif dan pengetahuan

tentang diri sendiri.

Dimensi proses kognitif. Proses kognitif pada taksonomi yang baru dari

Bloom tetap menunjukkan proses perjenjangan, dari proses kognitif yang

sederhana ke proses kognitif yang lebih kompleks. Dimensi proses kognitif

berdasarkan revisi taksonomi Bloom menurut Anderson et al. (Widodo, 2003)

terdiri dari proses kognitif mengingat (remember), memahami (understand),

menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate) dan beraksi

(create).

Mengingat (remember). Dimensi proses kognitif mengingat merupakan

proses menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.

Mengingat merupakan proses kognitif yang lebih rendah tingkatannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Memahami (understand). Dimensi proses kognitif memahami merupakan

proses mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal

yang dimiliki atau mengeintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema

yang telah ada dalam pemikiran siswa.

Menerapkan (apply). Dimensi proses kognitif mengaplikasikan mencakup

penggunaan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah atau tugas.

Menganalisis (analyze). Dimensi proses kognitif menganalisis adalah

proses menguraikan suatau permasalahan atau objek menjadi unsur-unsur dan

menentukan proses saling keterkaitan unsur-unsur tersebut.

Mengevaluasi (evaluate). Dimensi proses kognitif mengevaluasi

merupakan proses membuat sesuatu atau pertimbangan berdasarkan kriteria dan

standar yang ada.

Membuat (create). Dimensi proses kognitif membuat merupakan proses

menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan.

Sikap Definisi sikap. Sikap merupakan suatu kumpulan gejala dalam merespons

stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian,

dan gejala kejiwaan yang lain. Sikap secara nyata menunjukkan adanya

kesesuaian terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo,

2005). Sikap dikatakan sebagai respon evaluatif yang akan timbul apabila individu

dihadapkan pada suatu stimulus yang mengkehendaki adanya reaksi yang didasari

oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan dalam bentuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang

kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 1998).

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan suatu reaksi

tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.

Komponen sikap. Allport dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa

sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu komponen kognisi, komponen afeksi,

dan komponen konatif.

Komponen kognisi. Komponen kognisi yaitu kepercayaan atau keyakinan

yang merupakan suatu ide dan konsep terhadap suatu objek.

Komponen afeksi. Komponen afeksi yaitu kehidupan emosional atau

evaluasi emosional terhadap suatu objek.

Komponen konatif. Komponen konatif yaitu kecenderungan untuk

bertindak.

Tingkatan sikap. Menurut Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari beberapa

tingkatan yaitu menerima, merespons, menghargai, dan bertanggung jawab.

Menerima (receiving). Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau

dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

Merespons (responding). Merespons artinya memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi

dari sikap.

Menghargai (valuing). Menghargai artinya mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab artinya

bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

Ciri-Ciri Sikap. Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut.

Sikap bukan dibawa sejak lahir. Sikap bukan dibawa sejak lahir

melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam

hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif motif

biogenetis seperti lapar, haus atau kebutuhan akan istirahat.

Sikap dapat berubah-ubah. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat

dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah-ubah pada orang bila terdapat

keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang

itu.

Sikap tidak berdiri sendiri. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa

mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap itu

terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa.

Objek sikap. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu tetapi

dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

Sikap mempunyai segi motivasi dari segi-segi perasaan. Sifat ilmiah

yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki orang (Purwanto, 1999).

Fungsi sikap. Fungsi sikap dibagi menjadi empat golongan, yakni sebagai

berikut.

Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap adalah sesuatu yang bersifat

communicable artinya sesuatu yang mudah menjalar sehingga mudah pula

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

menjadi milik bersama.

Sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak

kecil atau binatang umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap

sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan tetapi pada

orang dewasa dan yang sudah lanjut usianya, perangsang itu pada umumnya tidak

diberi reaksi secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk

menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terhadap

sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan

pertimbangan atau penilaian-penilaian terhadap perangsang itu. Jadi antara

perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang

berwujud pertimbangan pertimbangan atau penilaian-penilaian terhadap

perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri tetapi merupakan

sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan hidup orang,

peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam bendera, keinginan-keinginan

pada orang itu dan sebagainya.

Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal ini perlu

dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari

dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua

pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi

juga manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani.

Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih.

Sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan kepribadian

seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek

tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap

sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap sesorang kita harus

mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut dengan mengetahui

keadaan sikap itu kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut

dapat diubah dan bagaimana cara mengubah sikap-sikap tersebut (Purwanto,

1999).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap. Menurut

Azwar (1998), ada 6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu

pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan

pengaruh faktor emosional.

Pengalaman pribadi. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi meninggalkan kesan yang kuat dan terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Seseorang yang berarti

khusus akan sangat mempengaruhi pembentukan sikap orang lain terhadap

sesuatu.

Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah

sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan juga telah mewarnai dan memberi

corak sikap kelompok masyarakat tertentu.

Media massa. Dalam penyampaian informasi, media massa membawa

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Pesan-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

pesan yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi

dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan dan

lembaga keagamaan dapat memberikan pemahaman akan baik dan buruk, sesuatu

yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga membentuk suatu sikap tertentu.

Pengaruh faktor emosional. Sikap dapat didasari oleh faktor emosi yang

berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego. Sikap yang demikian merupakan sikap yang sementara dan akan

berlalu setelah frustasi hilang akan tetapi dapat juga menjadi sikap yang persisten

dan bertahan lama.

Pelajar (Remaja)

Definisi remaja. Pelajar merupakan kelompok usia remaja. Menurut

Kusmiran (2012) defenisi remaja dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu:

Secara kronologis. Secara kronologis remaja adalah individu yang berusia

antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun.

Secara fisik. Secara fisik remaja ditandai oleh ciri perubahan pada

penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar

seksual.

Secara psikologi . Secara psikologis remaja merupakan masa dimana

individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial,

dan moral diantara masa anak-anak menuju masa dewasa.

Tahap perkembangan remaja. Terdapat 3 tahap proses perkembangan

remaja yang dilalui remaja dalam proses menuju kedewasaan yaitu remaja awal,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

remaja madya, dan remaja akhir.

Remaja awal (12-15 tahun). Pada tahap ini remaja masih merasa heran

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan

yang menyertai perubahn-perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan

pikiran-pikiran baru, keinginan untuk mencoba segala sesuatu, rasa ingin tahu

yang tinggi, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis.

Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian

terhadap ego dan menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang

dewasa.

Remaja madya (15-18 tahun). Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan

teman-teman. Ada kecenderungan narsistik, yaitu mencintai dirinya sendiri,

dengan cara lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama

dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena

masih ragu harus memilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri,

optimis atau pesimis, dan sebagainya.

Remaja akhir (18-21 tahun). Tahap ini adalah masa mendekati

kedewasaan yang ditandai dengan minat yang semakin mantap terhadap fungsi-

fungsi intelek, mencari pengalaman-pengalaman baru, terbentuknya identitas

seksual yang tidak akan berubah lagi, tidak hanya mementingkan diri sendiri

tetapi juga orang lain, tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan

masyarakat umum.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri masa remaja

pada penelitian ini adalah masa remaja awal yang berada pada rentang usia 12-15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

tahun yang duduk pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Masa remaja awal merupakan periode yang penting, periode peralihan, periode

perubahan, dan mencari identitas diri.

Landasan Teori

Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Menurut Skinner, seperti

yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku terjadi akibat

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.

Gambar 1. Kerangka Teori SOR

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep penelitian

Pemberian informasi dengan menggunakan media Label Visualisasi Risiko Merokok

Sikap

Responden (Pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan)

Pengetahuan

Stimulus

Promosi Kesehatan dengan menggunakan label visualisasi risiko merokok

Organism (pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan)

Respon (perubahan pengetahua

Respon (perubahan sikap)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Berdasarkan TeoriS-O-R, setelah diberikan promosi kesehatan dengan

menggunakan label visualisasi risiko merokok sebagai media promosi kesehatan

(stimulus) kepada pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan (organism) akan

terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap (respon).

Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep dan latar belakang yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka diambil rumusan hipotesis untuk menjawab rumusan masalah

yang telah ditentukan dan kesimpulan sementara dalam memberi jawaban yang

masih diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu hipotesis kerja dan

hipotesis nol.

Ha. Terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap

pengetahuan dan sikap pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.

Ho. Tidak terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap

pengetahuan dan sikap pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental)

dimana kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian

diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi dengan menggunakan media

visualisasi risiko merokok selama 10 menit. Desain rancangan yang digunakan

pretest and posttest group design without control group. Pretest dan posttest

dilakukan di hari yang sama agar tidak terpengaruh oleh lingkungan diluar

lingkungan observasi. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3.Rancangan Penelitian Quasi Experimental

Keterangan: 𝑂𝑂1adalah pengetahuan dan sikap siswa laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan terhadap risiko merokok sebelum diberi media visualisasi. 𝑋𝑋1 adalah pemberian media visualisasi terhadap siswa laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. 𝑂𝑂2 adalah pengetahuan dan sikap siswa laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan terhadap risiko merokok setelah diberi media visualisasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian akan di laksanakan di SMP Swasta GKPI

Pamen, Jl. Jamin Ginting, Komplek Pamen, Medan.

𝑂𝑂1 𝑋𝑋1 𝑂𝑂2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan sejak Januari 2018 sampai

dengan selesai.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki

kelas VII, kelas VIII dan kelas IX di SMP Swasta GKPI Pamen Medan yang

berjumlah 96 orang. Dengan pembagiannya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai

berikut.

Tabel 1 Distribusi Jumlah Pelajar Laki-lakidi SMP Swasta GKPI Pamen Medan

Kelas Jumlah VII VIII

38 26

IX 32 Jumlah 96

Sampel. Sampel dalam penelitian adalah seluruh siswa laki-laki kelas VII,

kelas VIII dan kelas IX di SMP Swasta GKPI Pamen Medan yang berjumlah 96

orang. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang kurang dari 100, maka jumlah

sampel sama dengan jumlah populasi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua jenis

sumber data yaitu:

Data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari kuisioner yang

telah diisi oleh responden. Kuesioner terdiri dari pertanyaan mengenai

pengetahuan dan sikap yang diisi langsung sendiri oleh responden pada saat

dibagikan. Kuesioner diberikan sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan

menggunakan media label visualisasi risiko merokok di satu hari yang sama agar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

tidak terpengaruh oleh informasi dari luar lingkungan.

Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari dari dokumentasi SMP

Swasta GKPI Pamen Medan meliputi keterangan lokasi, jumlah siswa, dan data

pendukung lainnya.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel bebas. Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2009). Adapun variabel bebas (variabel

independen) dalam penelitian ini adalah label visualisasi risiko merokok.

Variabel terikat. Variabel terikat (variabel dependen) dalam penelitian ini

adalah pengetahuan dan sikap pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.

Definisi operasional. Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Label visualisasi risiko merokok. Label visualisasi risiko merokok

merupakan pesan dalam bentuk gambar yang ditujukan kepada masyarakat atau

konsumen rokok untuk menunjukkan risiko yang dapat dialami akibat

mengkonsumsi rokok yang terdapat pada kemasan rokok atau dapat disebut

sebagai Gambar Peringatan Kesehatan (Picture Health Warning).

Pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan responden menjawab

pertanyaan tentang risiko merokok.

Sikap. Sikap adalah reaksi responden terhadap risiko merokok.

Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran pengetahuan. Aspek pengukuran pengetahuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

diukur melalui 12 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Skala

pengukuran pengetahuan berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari

responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Jawaban yang benar

mendapat skor 2 dan jawaban yang salah mendapat skor 0. Secara rinci skala

pengukuran sikap dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2 Skala Pengukuran Variabel Pengetahuan

Variabel Jumlah Indikator

Kategori Jawaban

Bobot Nilai

Kategori Variabel

Skor

Pengetahuan 12 Salah Benar

0 2

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

0-12 14-18 20-24

Aspek pengukuran sikap. Pengukuran sikap dilakukan dengan

menggunakan skala Likert, dimana kriteria jawaban dalam pertanyaan sikap yaitu

Tidak Setuju, Kurang Setuju, Setuju dan Sangat Setuju. Secara rinci skala

pengukuran sikap dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3 Skala Pengukuran Variabel Sikap

Variabel

Jumlah Indikator

Kategori Jawaban

Bobot Nilai

(pertanyaan positif)

Bobot Nilai

(pertanyaan negatif)

Kategori Variabel

Skor

Sikap 10 Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4

4 3 2 1

Buruk Sedang Baik

10-20 21-30 31-40

Teknik Analisis Data

Analisis univariat. Analisis data secara univariat dilakukan untuk

mendapatkan gambaran distribusi karakteristik responden dan distribusi frekuensi

variabel responden. Dalam uji univariat juga melihat distribusi normal sebaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

data dalam penelitian. Untuk mengetahui distribusi normal digunakan uji

kolmogorov smirnov, adapun syarat dikatakan normal apabila nilai signifikan atau

p>a (0,05) dan sebaliknya. Kemudian setelah dilakukan uji normalitas dapat

dilanjutkan ke analisis bivariat untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap

sebelum dan setelah diberikan media visualisasi risiko merokok.

Analisis bivariat. Analisis data dilakukan untuk menguji ada tidaknya

pengaruh media visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap siswa

laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. Adapun uji yang digunakan apabila

data berdistribusi normal, maka uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji

paired t-test, sedangkan bila distribusi data tidak berdistribusi normal, uji statistik

dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon dengan tingkat kepercayaan atau

signifikan sebesar 95% sehingga dikatakan ada pengaruhnya apabila nilai p<0,05

dan tidak ada pengaruhnya apabila sebaliknya.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian di lakukan pada tanggal 31 Agustus 2018 jam 08.00 wib. Pada

saat pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh 3 orang mahasiswa yang sedang

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SMP Swasta GKPI Pamen

Medan. Penelitian diawali dengan perkenalan selama 5 menit. Setelah itu peneliti

memberikan lembar pretest yang akan diisi oleh siswa selama 15 menit. Setelah

pretest dikumpulkan, peneliti memberi media label visualisasi risiko merokok

kepada seluruh responden. Responden diberikan waktu untuk membaca media

selama 10 menit. Kemudian dilakukan postest selama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di SMP Swasta GKPI Pamen yang didirikan oleh

Gereja GKPI Padang Bulan pada tahun 1972 di Jl Jamin Ginting, Komplek

Pamen, Medan. Berdirinya yayasan atas nama Badan Gereja Kristen Protestan

Indonesia (YP-GKPI) dengan tujuan untuk mendirikan sekolah dalam membina

masyarakat yang adil dan makmur serta memelihara dan memperluas ajaran dan

kepercayaan agama Kristen Protestan. Adapun visi dan misi SMP Swasta GKPI

Pamen yaitu:

Visi: Membentuk anak didik menjadi manusia yang cerdas, terampil,

berbudi luhur, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi: Melaksanakan sepenuhnya program sekolah yang berskala prioritas

yang terfokus pada peningkatan kualitas Proses Belajar Mengajar

(PBM)

Adapun jumlah siswa di SMP Swasta GKPI Pamen Medan dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4 Jumlah Siswa SMP Swasta GKPI Pamen Medan Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah VII VIII

38 26

32 32

70 58

IX 32 28 60 Jumlah 96 92 188

Saat ini SMP GKPI Pamen Medan dipimpin oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu

Risma Perdede, M.Pd.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Gambar 4. Struktur Organisasi SMP Swasta GKPI Pamen Medan

Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel yaitu karakteristik responden (umur, jenis kelamin),

pengetahuan responden tentang risiko merokok, dan sikap responden terhadap

risiko merokok.

Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur. Pada

penelitian ini karakteristik responden berdasarkan umur terdiri dari; umur 11

tahun sebanyak 5 orang, umur 12 tahun 27 orang, umur 13 tahun sebanyak 19

orang, umur 14 tahun sebanyak 30 orang, dan umur 15 tahun sebanyak 15 orang.

Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Pengurus Yayasan

Kepala Sekolah (Risma Pardede, M.Pd)

Wakasek Kurikulum (Doli R.K Silalahi, S.Pd)

Wakasek Kesiswaan (Domu Silaban, S.Th, S.Pdk)

Wakasek Sarana & Prasarana (Elia Roma Sinaga,

BP / BK Wali kelas Guru mata pelajaran

Kepala Tata Usaha (Nurmoti Nainggolan)

Siswa / Siswi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur (tahun) Jumlah (orang) Persen (%) 11 tahun 5 5,2 12 tahun 27 28,1 13 tahun 19 19,8 14 tahun 30 31,3 15 tahun 15 15,6 Total 96 100

Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki di SMP Swasta

GKPI Pamen yang berjumlah 96 orang.

Tabel 6 Distribusi frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin Kelas Jumlah (orang) Persen (%) VII 38 39,6 VII 26 27,1 IX 32 33,3 Total 96 100

Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok sebelum

diberi media label visualisasi risiko merokok. Hasil pengumpulan data terhadap

96 orang responden sebelum diberi media label visualisasi risiko merokok dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

No Item Jawaban Sebelum Intervensi Total Benar Salah n % N % N %

1. Zat yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar.

2 2,1 94 97,9 96 100

2. Bahan kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan kanker tenggorokan.

88 91,7 8 8,3 96 100

3. Kandungan dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin.

25 26 71 74 96 100

4. Merokok dan menghirup produk 75 78,1 21 21,9 96 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lanjutan tabel 7 tembakau lainnya, seperti pipa atau cerutu dapat membuat seseorang terpapar karsinogen dan merusak DNA, sehingga menyebabkan kanker mulut.

5. Yang dapat menerima dampak dari kegiatan merokok adalah orang yang menghisap rokok dan orang yang berada disekitar perokok.

66 68,8 30 31,3 96 100

6. Terhirup asap rokok lebih berbahaya dari merokok secara langsung.

28 29,2 68 70,8 96 100

7. Seseorang yang merokok disebut dengan perokok aktif.

46 47,9 50 52,1 96 100

8. Seseorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut dengan perokok pasif.

76 79,2 20 20,8 96 100

9. Dampak dari kebiasaan merokok adalah menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, hingga berujung pada kematian.

88 91,7 8 8,3 96 100

10. Dampak buruk akibat merokok di samping atau pada saat menggendong balita adalah dapat menyebabkan ISPA pada bayi/balita.

60 62,5 36 37,5 96 100

11. Dampak buruk akibat merokok di samping wanita hamil yaitu dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan fisik maupun intelektual anak.

68 70,8 28 29,2 96 100

12. Gangguan kesehatan yang dapat timbul apabila anggota keluarga menghirup asap rokok dari perokok adalah kanker paru.

81 84,4 15 15,6 96 100

Dari tabel 7 menunjukkan bahwa sebelum diberi media label visualisasi

risiko merokok, responden yang mengetahui bahwa zat yang terkandung dalam

rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar yaitu sebanyak 2 orang (2,1%),

responden yang mengetahui bahwa kandungan dalam rokok yang dapat

menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin yaitu sebanyak 25 orang

(26%), dan responden yang mengetahui bahwa terhirup asap rokok lebih

berbahaya dari merokok secara langsung yaitu sebanyak 28 orang (29,2%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok setelah

diberi media label visualisasi risiko merokok.

Tabel 8 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

No Item Jawaban

Setelah Intervensi Total Benar Salah n % n % N %

1. Zat yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar.

76 79,2 20 20,8 96 100

2. Bahan kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan kanker tenggorokan.

89 92,7 7 7,3 96 100

3. Kandungan dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin.

71 74 25 26 96 100

4. Merokok dan menghirup produk tembakau lainnya, seperti pipa atau cerutu dapat membuat seseorang terpapar karsinogen dan merusak DNA, sehingga menyebabkan kanker mulut.

88 91,7 8 8,3 96 100

5. Yang dapat menerima dampak dari kegiatan merokok adalah orang yang menghisap rokok dan orang yang berada disekitar perokok.

67 69,8 29 30,2 96 100

6. Terhirup asap rokok lebih berbahaya dari merokok secara langsung.

46 47,9 50 52,1 96 100

7. Seseorang yang merokok disebut dengan perokok aktif.

68 70,8 28 29,2 96 100

8. Seseorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut dengan perokok pasif.

86 89,6 10 10,4 96 100

9. Dampak dari kebiasaan merokok adalah menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, hingga berujung pada kematian.

88 91,7 8 8,3 96 100

10. Dampak buruk akibat merokok di samping atau pada saat menggendong balita adalah dapat menyebabkan ISPA pada bayi/balita.

84 87,5 12 12,5 96 100

11. Dampak buruk akibat merokok di samping wanita hamil yaitu dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan fisik maupun intelektual anak.

91 94,8 5 5,2 96 100

12. Gangguan kesehatan yang dapat timbul apabila anggota keluarga menghirup asap rokok dari perokok adalah kanker paru.

90 93,8 6 6,3 96 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Berdasarkan Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa setelah diberikan media

label visualisasi risiko merokok, mayoritas responden telah mengetahui zat yang

terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar yaitu

sebanyak 94 orang (91,7%), mayoritas responden mengetahui bahwa kandungan

dalam rokok yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin

yaitu sebanyak 71 orang (74%), dan mayoritas responden mengetahui bahwa

terhirup asap rokok lebih berbahaya dari merokok secara langsung yaitu sebanyak

46 orang (47,9%).

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan pengetahuan

responden tentang risiko merokok pada remaja siswa di SMP Swasta GKPI

Pamen setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok yang dapat dilihat

pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Risiko Merokok Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok.

Kategori Pengetahuan

Sebelum diberi media label visualisasi risiko merokok

Setelah diberi media label visualisasi risiko merokok

Jumlah (%) Jumlah (%) Rendah Sedang

26 63

27,1 65,6

2 35

2,1 36,5

Tinggi 7 7,3 59 61,5 Total 96 100 96 100

Berdasarkan Tabel 9 tersebut dapat dilihat bahwa sebelum diberikan media

label visualisasi risiko merokok responden yang memiliki pengetahuan tinggi

yaitu 7 orang (7,3%). Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok

terjadi peningkatan pengetahuan, mayoritas responden yang memiliki

pengetahuan tinggi menjadi 59 orang (61,5%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Gambaran sikap responden tentang risiko merokok sebelum diberi

media label visualisasi risiko merokok. Berdasarkan hasil pengumpulan data

terhadap 96 orang responden sebelum diberi media label visualisasi risiko

merokok dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

Indikator Sikap Sebelum Intervensi Total SS S KS TS N % N % n % n % N %

Merokok dapat menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan menimbulkan berbagai macam penyakit.

65 67,7 16 16,7 1 1,0 14 14,6 96 100

Seseorang yang merokok akan kelihatan lebih dewasa dan keren.

8 8,3 4 4,2 17 17,7 67 69,8 96 100

Merokok akan memberi kenikmatan dan ketenangan.

9 9,4 10 10,4 11 11,5 66 68,8 96 100

Anda akan menerima rokok apabila diberi teman anda.

10 10,4 4 4,2 5 5,2 77 80,2 96 100

Merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian

17 17,7 3 3,1 6 6,3 70 72,9 96 100

Larangan merokok memberi dampak positif terhadap remaja.

45 46,9 19 19,8 13 13,5 19 19,8 96 100

Larangan merokok membuat saya tidak ingin merokok dan berhenti merokok.

48 50 32 33,3 2 2,1 14 14,6 96 100

Anda akan menghindari asap rokok dimana pun berada.

46 47,9 23 24 13 13,5 14 14,6 96 100

Apabila ada seseorang yang merokok di tempat umum yang telah diberi larangan

32 33,3 43 44,8 6 6,3 15 15,6 96 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lanjutan Tabel 10 merokok, anda tidak akan diam saja. Saya akan menyebarkan informasi mengenai risiko merokok.

49

51

25

26

15

15,6

7

7,3

96

100

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa sikap responden sebelum

diberikan media label visualisasi risiko merokok yang sangat setuju bahwa

merokok menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan

menimbulkan berbagai macam penyakit sebanyak 65 orang (67,7%), yang sangat

setuju bahwa merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian sebanyak 17

orang (17,7%), dan yang sangat setuju bahwa larangan merokok memberi dampak

positif terhadap remaja masih sebanyak 45 orang (46,9%).

Gambaran sikap responden tentang risiko merokok setelah diberi

media label visualisasi risiko merokok. Hasil pengumpulan data terhadap 96

orang responden setelah diberi media label visualisasi risiko merokok dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok

Indikator Sikap Sebelum Intervensi Total SS S KS TS N % N % N % N % N %

Merokok dapat menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan menimbulkan berbagai macam penyakit.

84 87,5 9 9,4 0 0 3 3,1 96 100

Seseorang yang merokok akan kelihatan lebih

2 2,1 2 2,1 6 6,3 86 89,6 96 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lanjutan Tabel 11 dewasa dan keren. Merokok akan memberi kenikmatan dan ketenangan.

2 2,1 3 3,1 5 5,2 86 89,6 96 100

Anda akan menerima rokok apabila diberi teman anda.

2 2,1 1 1 6 6,3 87 90,6 96 100

Merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian

3 3,1 1 1 10 10,4 82 85,4 96 100

Larangan merokok memberi dampak positif terhadap remaja.

59 61,5 22 22,9 5 5,2 10 10,4 96 100

Larangan merokok membuat saya tidak ingin merokok dan berhenti merokok.

66 68,8 29 30,2 1 1 0 0 96 100

Anda akan menghindari asap rokok dimana pun berada.

54 56,3 33 34,4 3 3,1 6 6,3 96 100

Apabila ada seseorang yang merokok di tempat umum yang telah diberi larangan merokok, anda tidak akan diam saja.

55 57,3 28 29,2 7 7,3 6 6,3 96 100

Saya akan menyebarkan informasi mengenai risiko merokok.

59 61,5 30 31,3 3 3,1 4 4,2 96 100

Dari Tabel 11 diatas diketahui bahwa sikap responden setelah diberikan

media label visualisasi risiko merokok, yang sangat setuju bahwa merokok

menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan menimbulkan berbagai

macam penyakit meningkat menjadi 84 orang (87,5%), yang sangat setuju bahwa

merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian menurun menjadi 3 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

(3,1%), dan yang sangat setuju bahwa larangan merokok memberi dampak positif

terhadap remaja meningkat menjadi 45 orang (46,9%).

Berdasarkan analisis data pada pelajar yang diberikan media label

visualisasi risiko merokok memperlihatkan bahwa terdapat perubahan sikap

responden tentang risiko merokok setelah diberikan media label visualisasi risiko

merokok yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok.

Kategori Sikap

Sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok

Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok

Jumlah (%) Jumlah (%) Baik Sedang

0 67

0 69,8

92 3

95,8 3,1

Buruk 29 30,2 1 1,0 Total 96 100 96 100

Berdasarkan Tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa sebelum diberikan

intervensi dengan media label visualisasi risiko merokok, tidak ada responden

yang bersikap baik (0%). Kemudian setelah diberikan media label visualisasi

risiko merokok terjadi peningkatan sikap, responden yang memiliki sikap baik

menjadi 92 orang (95,8%).

Uji normalitas data. Hasil uji normalitas data yang diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, analisis bivariat yang digunakan untuk

melihat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap

adalah uji non parameterik yaitu uji wilcoxon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh media label visualisasi

risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta GKPI

Pamen Medan.

Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan

Tabel 13 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan Pengetahuan Mean p value N

Sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok

14,60 0,000

96

Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok

19,67 96

Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat dilihat rata-rata pengetahuan responden

tentang risiko merokok sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok

adalah 14,60. Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok adalah

19,67. Perbedaan nilai mean menunjukkan adanya peningkatan antara mean

pengetahuan sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi risiko

merokok.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji wilcoxon Signed Rank Test

terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan setelah diberikan media label

visualisasi risiko merokok menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti

terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan pelajar

SMP Swasta GKPI Pamen Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap

Tabel 14 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap Sikap Mean p value N Sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok

32,10

0,000

96

Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok

36,42 96

Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata sikap responden

tentang risiko merokok sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok

adalah 32,10. Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok adalah

36,42. Perbedaan nilai mean sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi

risiko merokok menunjukkan peningkatan antara mean sikap sebelum dan setelah

diberikan media label visualisasi risiko merokok.

Berdasarkan analisis statistik dengan uji wilcoxon Signed Rank Test

terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi

risiko merokok menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti terdapat

pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap sikap pelajar SMP Swasta

GKPI Pamen Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Pembahasan

Kebiasaan merokok saat ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa

melainkan kalangan remaja juga telah menjadi konsumen dari rokok. Alasan

remaja mengkonsumsi rokok adalah agar terlihat dewasa. Tetapi zat adiktif dalam

rokok menyebabkan ketergantungan terhadap rokok sehingga sulit untuk berhenti

mengisapnya. Dampak negatif dari mengkonsumsi rokok akan menimbulkan

berbagai penyakit seperti gangguan alat pernafasan. Dampak buruk tersebut tidak

hanya dialami oleh perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif juga dapat

menerima efek negatif dari asap rokok tersebut.

Untuk menurunkan tingginya angka perokok di Indonesia, pemerintah

mengeluarkan Peraturan Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang

mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Pemerintah

mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan mengenai bahaya

merokok atau yang dikenal sebagai label visualisasi risiko merokok (Picture

Health Warning) pada bagian atas kemasan rokok seluas 40 persen dari bungkus

rokok. Label tersebut terdiri dari gambar kanker paru-paru kronis, kanker mulut,

kanker tenggorokan, gambar seseorang menggendong bayi yang menandakan

bahwa merokok berbahaya bagi anak, serta gambar merokok membunuhmu yang

terdapat gambar tengkorak. Meskipun peraturan mengenai pencantuman bahaya

merokok telah dilakukan, tetapi belum di nilai efektif dalam menurunkan jumlah

perokok. Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Octaviana (2016)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

yang mengatakan bahwa gambar seram di kemasan rokok di nilai baik, namun

gambar seram belum efektif dalam mengurangi jumlah perokok aktif.

Analisis Univariat

Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur. Berdasarkan

hasil penelitian diketahui bahwa gambaran umum karakteristik berdasarkan umur,

terdapat 5 orang responden berumur 11 tahun (5,2%), 27 orang responden

berumur 12 tahun (28,1%), 19 orang responden berumur 13 tahun (19,8%), 30

orang responden berumur 14 tahun (31,3%), dan 15 orang responden berumur 15

tahun (15,6%).

Dalam proses menuju kedewasaan, terdapat 3 tahap perkembangan remaja

yang dilalui yaitu remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan

remaja akhir (18-21 tahun). Tetapi masa remaja awal inilah yang sangat

menentukan remaja dalam mengenal hingga mengambil tindakan merokok karena

pengaruh adaptasi, dan lain-lain. Selain itu pada masa ini juga remaja mulai

mengembangkan pikiran-pikiran baru, keinginan untuk mencoba segala sesuatu,

serta rasa ingin tahu yang tinggi.

Semakin bertambah umur seseorang akan semakin tinggi wawasan yang

diperoleh, apabila umur seseorang semakin muda maka akan mempengaruhi

pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012). Pengalaman atau sesuatu yang pernah

dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

informal, dalam hal ini semakin tua umur seseorang maka akan semakin banyak

pengalamannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang memiliki jenis kelamin

laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan sebanyak 96 orang.

Penelitian yang dilakukan The Global Youth Tobacco Survey pada tahun

2013 pada penduduk kelompok umur >10 tahun di Indonesia proporsi perokok

laki-laki 67,0% sedangkan pada perempuan adalah 2,7%. Kemudian menurut

Global Youth Tobaco Survey tahun 2014 menyatakan Indonesia sebagai negara

dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia, dimana 43,4% laki-laki pertama

kali merokok pada umur 12-13 tahun dan sebanyak 26,7% pada umur 10-11

tahun.

Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok. Menurut

Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok sebelum

diberi media label visualisasi risiko merokok. Pengetahuan tentang risiko

merokok sangat penting bagi remaja agar terhindar dari dampak buruk yang

diakibatkan oleh rokok. Pengetahuan dalam hal ini meliputi pengertian rokok dan

merokok, kandungan rokok, bahaya merokok, serta perokok aktif dan pasif.

Pelajar tidak hanya semata belajar mengenai pengetahuan akademis saja. Dalam

proses belajar, remaja juga menghadapi situasi-situasi dalam kehidupan pribadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

dan bergelut dalam pergaulan sosial. Oleh karena itu pemberian informasi

mengenai risiko merokok terhadap remaja sangat penting dilakukan. Mengingat

remaja merupakan usia yang sangat rentan akan pengaruh dalam maupun luar

lingkungan. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hasmiati

(2012) yang mengatakan bahwa lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya

terhadap perilaku merokok remaja di SMA Negeri 2 Makassar.

Hasil penelitian terhadap 96 orang responden menunjukkan tingkat

pengetahuan responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok

mayoritas dalam kategori sedang. Hal tersebut terbukti dari persentase jawaban

yang benar atas pertanyaan-pertanyaan pengetahuan masih rendah. Pertanyaan

yang dominan responden menjawab benar adalah pertanyaan mengenai bahan

kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan

kanker tenggorokan. Selain itu responden juga dominan telah menjawab dengan

benar pertanyaan mengenai dampak dari kebiasaan merokok.

Meskipun demikian sebagian besar responden masih memiliki

pengetahuan yang rendah. Hal tersebut terbukti dari jawaban responden atas

pertanyaan pengetahuan yang dominan salah seperti pertanyaan mengenai zat

yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu

responden juga dominan menjawab salah pertanyaan mengenai kandungan dalam

rokok yang meningkatkan tekanan darah. Peneliti berasumsi bahwa sebagian

besar responden telah mengetahui dampak berbahaya akibat merokok tetapi

responden tidak mengetahui jenis bahan kimia yang berbahaya dalam rokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Disamping itu masih ditemukan sebagian responden yang belum dapat

membedakan perokok pasif dan perokok aktif. Hal ini juga mempengaruhi

pengetahuan responden mengenai bahaya terhirup asap rokok dengan merokok

secara langsung, terbukti dari jawaban 68 orang responden yang menjawab

merokok secara langsung lebih berbahaya dari terhirup asap rokok. Asumsi ini

juga diperkuat oleh jawaban 30 orang responden yang menyatakan bahwa yang

dapat menerima dampak dari kegiatan merokok hanya orang yang menghisap

rokok secara langsung atau disebut dengan perokok aktif.

Berdasarkan hasil penelitian sebelum responden diberikan label visualisasi

risiko merokok diperoleh kategori tingkat pengetahuan yang tinggi sebanyak 7

orang (7,3%), sedang sebanyak 63 orang (65,6), dan rendah 26 orang (27,1%).

Hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi

hanya sedikit dan responden yang memiliki pengetahuan sedang lebih dominan.

Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok setelah

diberi media label visualisasi risiko merokok. Pengetahun dapat diartikan sebagai

pengumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses belajar selama

hidup maupun sumber informasi lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu

sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.

Pengetahuan yang mencakup didalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi

(Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan remaja mengenai risiko merokok utamanya

pada aspek pencegahan merupakan salah satu hal yang dapat menentukan sikap

dan perilaku remaja terhadap rokok. Andika, dkk (2016) mengatakan bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang rokok dan kejadian

merokok pada pelajar SMPN 1 Pariaman. Selain itu Yuliati (2015) juga

mengatakan bahwa visualisasi pada bungkus rokok memberikan pengaruh pada

perokok hingga perilaku berhenti merokok.

Hasil penelitian terhadap 96 orang responden menunjukkan tingkat

pengetahuan responden setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok

mayoritas dalam kategori tinggi. Hal tersebut terbukti dari persentase jawaban

yang benar atas pertanyaan-pertanyaan pengetahuan. Pertanyaan yang dominan

memiliki perubahan pengetahuan yang signifikan adalah pertanyaan mengenai zat

yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker dan kandungan

dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Berdasarkan jawaban

responden setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok, mayoritas

responden telah mengetahuan kandungan bahan kimia yang berbahaya dalam

rokok.

Selain itu mayoritas responden juga telah memiliki pengetahuan yang

tinggi karena sebagian besar reponden telah menjawab dengan benar pertanyaan

mengenai dampak buruk akibat merokok. Hal ini terbukti dari jawaban 91 orang

responden yang menyatakan dampak buruk akibat merokok di samping wanita

hamil dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan fisik

maupun intelektual anak. Kemudian 90 orang responden telah menjawab dengan

benar bahwa gangguan kesehatan yang dapat timbul apabila anggota keluarga

menghirup asap rokok dari perokok adalah kanker paru. Peneliti juga berasumsi

bahwa setelah diberikan label visualisasi risiko merokok sebagian besar responden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

telah dapat membedakan perokok pasif dan perokok aktif. Berdasarkan jawaban

dari pertanyaan pengetahuan oleh responden mengenai konsep perokok pasif,

ditemukan sebanyak 86 orang responden telah menjawab dengan benar. Asumsi

peneliti diperkuat oleh jawaban 50 orang responden yang menjawab merokok

secara langsung lebih berbahaya dari terhirup asap rokok. Asumsi ini juga

diperkuat oleh jawaban 67 orang responden yang menyatakan bahwa yang dapat

menerima dampak dari kegiatan merokok adalah orang yang menghisap rokok

secara langsung atau disebut dengan perokok aktif dan orang yang berada di

sekitar perokok.

Berdasarkan hasil penelitian setelah responden diberikan label visualisasi

risiko merokok menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, dimana kategori

tingkat pengetahuan yang tinggi menjadi 59 orang (61,5%), sedang menjadi 35

orang (36,5%), dan rendah menjadi 2 orang (2,1%). Hal ini berarti terdapat

pengaruh pemberian label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan

pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Siti (2015) bahwa promosi kesehatan dengan

menggunakan media visualisasi seperti poster dapat meningkatkan pengetahuan

remaja mengenai bahaya merokok.

Gambaran sikap responden tentang risiko merokok. Sikap merupakan

suatu kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu

melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Sikap

merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulasi atau objek. Secara nyata sikap menunjukkan adanya kesesuaian terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005).

Gambaran sikap responden tentang risiko merokok sebelum diberi

media label visualisasi risiko merokok. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap

merupakan suatu reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku yang terbuka.

Hasil penelitian terhadap 96 orang responden menunjukkan sikap

responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok mayoritas

dalam kategori sedang. Hal tersebut terbukti dari persentase pernyataan responden

atas kuesioner sikap. Hasil penelitian menunjukkan 17 orang responden

menyatakan sangat setuju bahwa merokok adalah lambang kehebatan, 10 orang

responden menyatakan sangat setuju atas pernyataan akan menerima rokok

apabila diberi teman, serta 8 orang responden menyatakan sangat setuju atas

pernyataan merokok akan memberi kenikmatan dan ketenangan dan seseorang

yang merokok akan kelihatan lebih dewasa dan keren. Peneliti berasumsi bahwa

pernyataan sikap responden tersebut dipengaruhi oleh pengalaman pribadi oleh

responden itu sendiri. Beberapa siswa telah mengkonsumsi rokok dan

mendapatkan dampak jangka pendek dari merokok, tetapi belum merasakan

dampak jangka panjang dari mengkonsumsi rokok.

Sikap responden mengenai risiko merokok ini juga mempengaruhi

pernyataan responden mengenai larangan merokok. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap 96 orang responden ditemukan hanya 45 orang responden yang sangat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

setuju bahwa larangan merokok memberi dampak positif terhadap remaja,

selanjutnya dari 96 orang responden hanya 48 orang yang sangat setuju bahwa

larangan merokok membuat responden tidak ingin merokok dan berhenti

merokok. Peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden masih memiliki

sikap yang buruk terhadap risiko merokok, terbukti dari hasil penelitian diperoleh

tidak ada responden yang memiliki kategori sikap baik. Asumsi ini juga diperkuat

oleh hasil penelitian yang diperoleh yaitu dari 96 orang responden hanya 46 orang

responden yang sangat setuju akan menghindari asap rokok dimanapun berada,

selanjutnya dari 96 orang responden hanya 32 orang responden yang sangat setuju

bahwa apabila ada seseorang yang merokok di tempat umum yang telah diberi

larangan merokok, responden tidak akan diam saja. Disamping itu, dari 96 orang

responden hanya 49 orang responden yang menyatakan sangat setuju untuk

menyebarkan informasi mengenai risiko merokok.

Berdasarkan hasil penelitian sebelum responden diberikan label visualisasi

risiko merokok diperoleh tidak ada responden yang memiliki kategori sikap yang

baik(0%), sedang sebanyak 67 orang (69,8%), dan buruk sebanyak 29 orang

(30,2%). Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa kurangnya sikap positif

yang dimiliki oleh responden. Hal ini dapat dipengaruhi oleh rendahnya

pengetahuan dan pemahaman mengenai risiko merokok. Sikap seseorang sangat

erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki, semakin baik

pemahaman atau pengetahuan seseorang maka diharapkan pula semakin bijak

dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi baik dalam lingkungan sekitar

ataupun gejolak dalam dirinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Gambaran sikap responden tentang risiko merokok setelah diberi media

label visualisasi risiko merokok. Hasil penelitian terhadap 96 orang responden

menunjukkan sikap responden setelah diberikan media label visualisasi risiko

merokok mayoritas dalam kategori baik. Hal tersebut terbukti dari persentase

pernyataan responden atas kuesioner sikap. Pernyataan sikap yang dominan

memiliki perubahan signifikan adalah pernyataan mengenai merokok. Hasil

penelitian dari 96 orang responden diperoleh 86 orang responden menyatakan

tidak setuju bahwa seseorang yang merokok akan kelihatan lebih dewasa dan

keren. Selanjutnya 86 orang responden tidak setuju bahwa merokok akan memberi

kenikmatan dan ketenangan.

Sikap responden setelah diberikan label visualisasi risiko merokok juga

mempengaruhi pernyataan responden mengenai larangan merokok. Berdasarkan

hasil penelitian terhadap 96 orang responden diperoleh 59 orang responden

menyatakan sangat setuju bahwa larangan merokok memberi dampak positif

terhadap remaja, selanjutnya dari 96 orang responden diperoleh 66 orang

responden menyatakan sangat setuju bahwa larangan merokok membuat

responden tidak ingin merokok dan berhenti merokok. Peneliti berasumsi bahwa

pemberian label visualisasi risiko merokok sangat mempengaruhi sikap

responden, terbukti dari hasil penelitian yang semula diperoleh tidak ada

responden yang memiliki kategori sikap baik kemudian setelah diberi label

visualisasi risiko merokok diperoleh 92 orang telah memiliki sikap yang baik.

Asumsi ini juga diperkuat oleh hasil penelitian yang diperoleh yaitu dari 96 orang

responden, sebanyak 54 orang responden telah menyatakan sangat setuju akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

menghindari asap rokok dimanapun berada, selanjutnya dari 96 orang responden

55 orang responden menyatakan sangat setuju bahwa apabila ada seseorang yang

merokok di tempat umum yang telah diberi larangan merokok, responden tidak

akan diam saja. Disamping itu, dari 96 orang responden diperoleh 59 orang

responden menyatakan sangat setuju untuk menyebarkan informasi mengenai

risiko merokok.

Berdasarkan hasil penelitian setelah responden diberikan label visualisasi

risiko merokok menunjukkan adanya peningkatan sikap, dimana kategori sikap

yang baik menjadi 92 orang (95,8%), sedang menjadi 3 orang (3,1%), dan buruk

menjadi 1 orang (1%). Hal ini berarti terdapat pengaruh pemberian label

visualisasi risiko merokok terhadap sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen

Medan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2016)

yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh pencantuman peringatan bergambar

pada bungkus rokok terhadap sikap remaja.

Analisis Bivariat

Pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap pengetahuan responden

tentang risiko merokok sebelum dan setelah diberi label visualisasi menunjukkan

adanya peningkatan nilai mean pengetahuan pelajar. Berdasarkan hasil analisis

statistik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test terhadap nilai rata-rata

pengetahuan sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok

menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti terdapat pengaruh media label

visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan pelajar di SMP Swasta GKPI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Pamen Medan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa penggunaan media visual

sebagai media belajar cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan pelajar.

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap

dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan

pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Tingkatan pengalaman

pemerolehan pengetahuan digambarkan oleh Edgar Dale sebagai proses

komunikasi. Materi yang ingin disampaikan agar pelajar dapat menguasainya

disebut pesan. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan

mengolah informasi maka semakin besar informasi tersebut dimengerti dan dapat

dipertahankan dalam ingatan.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan

teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience

(Kerucut Pengalaman Dale). Dalam kerucut ini dijelaskan bahwa hasil belajar

seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung, kenyataan yang ada di

lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada

lambang verbal. Semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media

penyampai pesan itu. Dasar pengembangan kerucut pengalaman Dale bukan

berdasarkan tingkat kesulitan namun berdasarkan tingkat keabstrakan jumlah jenis

indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran pesan.

Dengan demikian, pemberian media visualisasi risiko merokok memiliki

keunggulan dalam menyampaikan informasi yaitu media yang mengkombinasikan

antara visual dari rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud

menangkap perhatian pelajar agar informasi yang disampaikan lebih cepat di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

serap sehingga menghasilkan pengetahuan. Selain itu informasi yang di kemas

dalam media visualisasi juga lebih singkat, padat dan jelas serta menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti sehingga pelajar tertarik untuk membaca media

tersebut.

Pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap sikap. Menurut

Newcomb dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan reaksi tertutup,

bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Pembentukan sikap akan

dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini merupakan pengetahuan mengenai

risiko merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Negoro (2016) mengatakan bahwa

terdapat pengaruh antara pengetahuan atas pesan dan persepsi terhadap perilaku.

Hasil penelitian menunjukkan perubahan yang lebih signifikan terjadi pada

aspek pengetahuan. Hal ini dapat terjadi karena media label visualisasi merupakan

bagian dari media massa atau sering dikenal dengan nirmassa. Dalam Rakhmat

(2005) mengatakan bahwa media massa tidak dapat mempengaruhi orang untuk

mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang

dipikirkan orang.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap sikap responden

tentang risiko merokok sebelum dan setelah diberi label visualisasi menunjukkan

adanya peningkatan nilai mean sikap pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebelum diberikan media visualisasi risiko merokok responden mayoritas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

memiliki sikap yang sedang, setelah diberikan media label visualisasi risiko

merokok mayoritas responden menjadi memiliki sikap baik.

Berdasarkan analisis statistik dengan uji wilcoxon Signed Rank Test

terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi

risiko merokok menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti terdapat

pengaruh media label visualisasi risiko merokok terhadap sikap pelajar di SMP

Swasta GKPI Pamen Medan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa penggunaan

media visual sebagai media belajar cukup efektif dalam meningkatkan sikap

pelajar.

Dengan demikian pemberian media visualisasi risiko merokok dapat

meningkatkan pengetahuan pelajar dan lebih jauh dapat meningkatkan sikap

pelajar mengenai risiko merokok. Dengan adanya perubahan pengetahuan dan

sikap pelajar mengenai risiko merokok diharapkan akan dapat mempengaruhi

perubahan perilaku pelajar ke arah yang lebih baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Gambaran pengetahuan dari 96 orang responden sebelum diberikan

media label visualisasi risiko merokok, yang memiliki pengetahuan

tinggi yaitu 7 orang (7,3%).

2. Gambaran pengetahuan dari 96 orang responden setelah diberikan

media label visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan

pengetahuan yaitu mayoritas responden berpengetahuan tinggi menjadi

59 orang (61,5%).

3. Gambaran sikap dari 96 orang responden sebelum diberikan media

label visualisasi risiko merokok diperoleh tidak ada responden yang

bersikap baik (0%).

4. Gambaran sikap dari 96 orang responden setelah diberikan media label

visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan sikap dimana mayoritas

responden yang bersikap baik menjadi 92 orang (95,8%).

5. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh label

visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan (p=0,000) dan sikap

(p=0,000) pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.

Saran 1. Bagi pihak sekolah disarankan agar membina kerjasama dengan Dinas

Kesehatan Kota Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan untuk

memberikan penyuluhan dengan menggunakan media peringatan

bergambar mengenai risiko merokok dengan tujuan agar siswa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

memperoleh pengetahuan dan sikap untuk mewujudkan perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik.

2. Bagi guru mata pelajaran Bimbingan dan Konseling disarankan untuk

dapat mengedukasi para siswa yang merokok dengan menggunakan

metode komunikasi antar pribadi mengenai dampak buruk merokok.

3. Membentuk peer group yang bertujuan untuk menjaga pergaulan

remaja dalam lingkungan sosial sehingga mempengaruhi pengetahuan

dan sikap remaja mengenai dampak buruk merokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Andika. (2016). Hubungan pengetahuan dengan kejadian merokok pada pelajar SMPN 1 Makassar. Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Sumatera Barat.

Arikunto. (1993). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar. (2007). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azwar, Saifuddin. (1998). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Caldwell, Ernest. (2009). Berhenti merokok. Yogyakarta: Pustaka Populer.

Depkes RI. (2008). Pedoman kesehatan tahun 2008. DepartemenKesehatan RI. Jakarta.

Fitriani, Sinta. (2011). Promosi kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Global Youth Tobacco Survey. (2006). Report on global youth tobacco survey. Diakses Januari, 2018, from

Global Youth Tobacco Survey. (2014). WHO factsheet Indonesia. Diakses Januari, 2018, from

http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/data/ino_gyts_report_2006.pdf

http://www.searo.who.int/tobacco/data/ino_gyts_fs_2014.pdf

Hasmiati. (2012). Gambaran pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku merokok pada remaja SMA negeri 2 Makassar.

Kemenkes RI. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) 2013.

Univeritas Islam Negeri Alauddin, Makassar.

Komasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja., Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. Diakses Januari, 2018, from http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.htm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Negoro, S. (2016). Pembentukan Sikap oleh perokok remaja melalui peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Jurnal Interaksi, 5 (2), 112-122. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/download/13830/10476

Ningsih. (2016). Analisa pengaruh pencantuman peringatan bergambar pada

bungkus rokok terhadap sikap remaja di kota medan tahun 2016. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Notoatmodjo,S. (2003). Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, M. (2008). Beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa SLTP di kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo tahun 2008. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Octaviana. (2016). Pengaruh gambar seram kemasan rokok terhadap disonansi kognitif perokok di kota Serang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tritasya, Banten.

Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Jakarta.

Radioaustralia. (2014). Jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat. Diakses

Januari, 2018, from http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2014-01-08/jumlah-perokok-di-indonesia-semakin-meningkat/1244776

Rakhmat. (2005). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Satiti, Alfi. (2009). Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta : Data Media. Sitepoe, Mangku. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Grange Books. Siti. (2015). Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan

sikap siswa tentang bahaya rokok di SMA negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu tahun 2015. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Smith, dkk. (2005). Handbook of visual communication : theory. methods, and

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

media. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates. Sugiyono, (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung :

Alfabeta. Suleiman, A. H. (1985). Media visual untuk pengajaran, penerangan dan

penyuluhan. Jakarta : Gramedia. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta. WHO. (2013). WHO report on the global tobacco epidemic. Geneva: WHO Press. Yuliati. (2015). Dampak visualisasi ancaman kesehatan pada bungkus rokok

terhadap perubahan sikap perokok di wilayah Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 3 (2), 81-91.

http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id

Zulkarnain, F. (2015). Pengaruh label visual risiko merokok terhadap sikap pelajar. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lampiran 1. Label Visualisasi Risiko Merokok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI SMP SWASTA GKPI PAMEN

MEDAN TAHUN 2018

I. PROFIL RESPONDEN

Nama :

Kelas :

Umur :

II. PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI RISIKO MEROKOK

1. Zat apakah yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan

kanker?

a. Nikotin

b. Tar

c. Karbon monoksida

2. Bahan kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan ?

a. Adiksi (ketagihan) dan kanker tenggorokan

b. Kanker tulang dan lumpuh

c. Kanker otak dan hati

3. Kandungan dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan

darah adalah?

a. Tar

b. Nikotin

c. Cadmium

PETUNJUK PENGISIAN

1) Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan

2) Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pertanyaan dibawah ini dengan cara

memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang dianggap paling sesuai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

4. Merokok dan menghirup produk tembakau lainnya, seperti pipa atau

cerutu dapat membuat seseorang terpapar karsinogen dan merusak

DNA, sehingga menyebabkan?

a. Kanker usus

b. Kanker lambung

c. Kanker mulut

5. Siapakah yang dapat menerima dampak dari kegiatan merokok?

a. Orang yang menghisap rokok

b. Orang yang berada disekitar perokok

c. Orang yang menghisap rokok dan orang yang berada disekitar

perokok

6. Manakah yang lebih berbahaya, merokok secara langsung atau terhirup

asap rokok?

a. Merokok secara langsung

b. Terhirup asap rokok

c. Sama saja

7. Seseorang yang merokok disebut dengan?

a. Perokok aktif pasif

b. Perokok pasif

c. Perokok aktif

8. Seseorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut

dengan?

a. Perokok aktif

b. Perokok pasif

c. Perokok pasif aktif

9. Apa dampak dari kebiasaan merokok?

a. Menyebabkan impotensi, pikun, pusing, mual muntah

b. Menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-

paru, hingga berujung pada kematian

c. Gangguan pencernaan dan kerusakan otak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

10. Apakah dampak buruk akibat merokok di samping atau pada saat

menggendong balita?

a. Dapat menyebabkan ISPA pada bayi/balita

b. Dapat menyebabkan gangguan otak pada balita

c. Dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada balita

11. Apakah dampak buruk akibat merokok di samping wanita hamil?

a. Dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan

fisik maupun intelektual anak

b. Dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan pencernaan

c. Dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati

12. Gangguan kesehatan apakah yang dapat timbul apabila anggota

keluarga menghirup asap rokok dari perokok?

a. Kanker tulang

b. Kanker paru

c. Kanker otak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

III. SIKAP RESPONDEN MENGENAI RISIKO MEROKOK

Sikap

No Pernyataan SS S KS TS

1. Merokok dapat menyebabkan

kanker paru, kanker mulut,

tenggorokan dan menimbulkan

berbagai macam penyakit.

2. Seseorang yang merokok akan

kelihatan lebih dewasa dan keren.

3. Merokok akan memberi

kenikmatan dan ketenangan.

4. Anda akan menerima rokok apabila

diberi teman anda.

5. Merokok adalah lambang

kehebatan dan keberanian.

6. Larangan merokok memberi

dampak positif terhadap remaja.

PETUNJUK PENGISIAN

Pilihlah salah satu jawaban antara:

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Kurang Setuju (KS)

Tidak Setuju (TS)

Dengan cara menceklis (√) pada kolom yang telah

disediakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

7. Larangan merokok membuat saya

tidak ingin merokok dan berhenti

merokok.

8. Anda akan menghindari asap rokok

dimana pun berada.

9. Apabila ada seseorang yang

merokok di tempat umum yang

telah diberi larangan merokok, anda

tidak akan diam saja.

10. Saya akan menyebarkan informasi

mengenai risiko merokok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lampiran 3. Hasil Analisis Spss

1. Univariat Pengetahuan Siswa Sebelum Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok

Pengetahuan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 94 97,9 97,9 97,9

Benar 2 2,1 2,1 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3

Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 71 74,0 74,0 74,0

Benar 25 26,0 26,0 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 21 21,9 21,9 21,9

Benar 75 78,1 78,1 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 30 31,3 31,3 31,3

Benar 66 68,8 68,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Salah 68 70,8 70,8 70,8 Benar 28 29,2 29,2 100,0

Total 96 100,0 100,0 Pengetahuan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 50 52,1 52,1 52,1

Benar 46 47,9 47,9 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 20 20,8 20,8 20,8

Benar 76 79,2 79,2 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3

Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 36 37,5 37,5 37,5

Benar 60 62,5 62,5 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 28 29,2 29,2 29,2

Benar 68 70,8 70,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 15 15,6 15,6 15,6

Benar 81 84,4 84,4 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Total 96 100,0 100,0 Kategori Pengetahuan Pretest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Rendah 26 27,1 27,1 27,1

Sedang 63 65,6 65,6 92,7 Tinggi 7 7,3 7,3 100,0 Total 96 100,0 100,0

2. Univariat Pengetahuan Siswa Setelah Diberikan Media Label

Visualisasi Risiko Merokok

Pengetahuan 1 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 20 20,8 20,8 20,8

Benar 76 79,2 79,2 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 2 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 7 7,3 7,3 7,3

Benar 89 92,7 92,7 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 3 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 25 26,0 26,0 26,0

Benar 71 74,0 74,0 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 4 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3

Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 5 postest

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 29 30,2 30,2 30,2

Benar 67 69,8 69,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 6 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 50 52,1 52,1 52,1

Benar 46 47,9 47,9 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 7 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 28 29,2 29,2 29,2

Benar 68 70,8 70,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 8 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 10 10,4 10,4 10,4

Benar 86 89,6 89,6 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 9 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3

Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 10 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 12 12,5 12,5 12,5

Benar 84 87,5 87,5 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 11 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 5 5,2 5,2 5,2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Benar 91 94,8 94,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Pengetahuan 12 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Salah 6 6,3 6,3 6,3

Benar 90 93,8 93,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Kategori pengetahuan posttest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Rendah 2 2,1 2,1 2,1

Sedang 35 36,5 36,5 38,5 Tinggi 59 61,5 61,5 100,0 Total 96 100,0 100,0

3. Univariat Sikap Siswa Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko

Merokok Sikap 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 14 14,6 14,6 14,6

kurang setuju 1 1,0 1,0 15,6 Setuju 16 16,7 16,7 32,3 sangat setuju 65 67,7 67,7 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 8 8,3 8,3 8,3

Setuju 4 4,2 4,2 12,5 kurang setuju 17 17,7 17,7 30,2 tidak setuju 67 69,8 69,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 9 9,4 9,4 9,4

Setuju 10 10,4 10,4 19,8 kurang setuju 11 11,5 11,5 31,3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

tidak setuju 66 68,8 68,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 10 10,4 10,4 10,4

Setuju 4 4,2 4,2 14,6 kurang setuju 5 5,2 5,2 19,8 tidak setuju 77 80,2 80,2 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 17 17,7 17,7 17,7

Setuju 3 3,1 3,1 20,8 kurang setuju 6 6,3 6,3 27,1 tidak setuju 70 72,9 72,9 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 19 19,8 19,8 19,8

kurang setuju 13 13,5 13,5 33,3 Setuju 19 19,8 19,8 53,1 sangat setuju 45 46,9 46,9 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 14 14,6 14,6 14,6

kurang setuju 2 2,1 2,1 16,7 Setuju 32 33,3 33,3 50,0 sangat setuju 48 50,0 50,0 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 14 14,6 14,6 14,6

kurang setuju 13 13,5 13,5 28,1 Setuju 23 24,0 24,0 52,1 sangat setuju 46 47,9 47,9 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Total 96 100,0 100,0 Sikap 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 15 15,6 15,6 15,6

kurang setuju 6 6,3 6,3 21,9 Setuju 43 44,8 44,8 66,7 sangat setuju 32 33,3 33,3 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 7 7,3 7,3 7,3

kurang setuju 15 15,6 15,6 22,9 Setuju 25 26,0 26,0 49,0 sangat setuju 49 51,0 51,0 100,0 Total 96 100,0 100,0

Kategori Sikap Pretest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Buruk 29 30,2 30,2 30,2

Sedang 67 69,8 69,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

4. Univariat Sikap Siswa Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko

Merokok

Sikap 1 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 3 3,1 3,1 3,1

Setuju 9 9,4 9,4 12,5 sangat setuju 84 87,5 87,5 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 2 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 2 2,1 2,1 2,1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Setuju 2 2,1 2,1 4,2 kurang setuju 6 6,3 6,3 10,4 tidak setuju 86 89,6 89,6 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 3 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 2 2,1 2,1 2,1

Setuju 3 3,1 3,1 5,2 kurang setuju 5 5,2 5,2 10,4 tidak setuju 86 89,6 89,6 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 4 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 2 2,1 2,1 2,1

Setuju 1 1,0 1,0 3,1 kurang setuju 6 6,3 6,3 9,4 tidak setuju 87 90,6 90,6 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 5 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sangat setuju 3 3,1 3,1 3,1

Setuju 1 1,0 1,0 4,2 kurang setuju 10 10,4 10,4 14,6 tidak setuju 82 85,4 85,4 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 6 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 10 10,4 10,4 10,4

kurang setuju 5 5,2 5,2 15,6 Setuju 22 22,9 22,9 38,5 sangat setuju 59 61,5 61,5 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 7 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid kurang setuju 1 1,0 1,0 1,0

Setuju 29 30,2 30,2 31,3 sangat setuju 66 68,8 68,8 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Total 96 100,0 100,0 Sikap 8 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 6 6,3 6,3 6,3

kurang setuju 3 3,1 3,1 9,4 Setuju 33 34,4 34,4 43,8 sangat setuju 54 56,3 56,3 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 9 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 6 6,3 6,3 6,3

kurang setuju 7 7,3 7,3 13,5 Setuju 28 29,2 29,2 42,7 sangat setuju 55 57,3 57,3 100,0 Total 96 100,0 100,0

Sikap 10 postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak setuju 4 4,2 4,2 4,2

kurang setuju 3 3,1 3,1 7,3 Setuju 30 31,3 31,3 38,5 sangat setuju 59 61,5 61,5 100,0 Total 96 100,0 100,0

Kategori Sikap Postest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid buruk 1 1,0 1,0 1,0

sedang 3 3,1 3,1 4,2 baik 92 95,8 95,8 100,0 Total 96 100,0 100,0

Uji Normalitas Data

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Skor total pengetahuan postest

,163 96 ,000 ,934 96 ,000

Skor total sikap ,153 96 ,000 ,864 96 ,000 a. Lilliefors Significance Correction

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

5. Bivariat Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa

NPar Tests Notes

Output Created 07-SEP-2018 14:53:46 Comments Input Data C:\Users\Toshiba\Documents\SK

RIPSI ELISABET\Pre-test.sav Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 96

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS /WILCOXON=Ptotal Ptotalx WITH Stotal Stotalx (PAIRED) /STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,00 Elapsed Time 00:00:00,01 Number of Cases Allowed 349525 a

a. Based on availability of workspace memory. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum total skor pengetahuan pretest

96 14,60 3,484 2 20

total skor pengetahuan postest

96 19,67 2,748 12 24

total skor sikap pretest 96 32,10 6,639 0 40 total skor sikap posttest 96 36,42 3,317 20 40

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N

Mean

Rank

Sum of

Ranks total skor sikap pretest - total skor pengetahuan pretest

Negative Ranks

2a 5,25 10,50

Positive Ranks

94b 49,42

4645,50

Ties 0 c Total 96

total skor sikap postest -

Negative Ranks

0d ,00 ,00

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

total skor pengetahuan postest

Positive Ranks

96e 48,50

4656,00

Ties 0 f Total 96

a. total skor sikap pretest < total skor pengetahuan pretest b. total skor sikap pretest > total skor pengetahuan pretest c. total skor sikap pretest = total skor pengetahuan pretest d. total skor sikap postest < total skor pengetahuan postest e. total skor sikap postest > total skor pengetahuan postest f. total skor sikap postest = total skor pengetahuan postest Test Statisticsa

total skor sikap pretest - total skor

pengetahuan pretest

total skor sikap postest - total skor

pengetahuan postest

Z -8,473 -8,520b b Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lampiran 6. Dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Lampiran 7. Master Data

Master Data Pengetahuan Siswa Mengenai Risiko Merokok Sebelum Diberikan Label Visualisasi Risiko Merokok

No Nama Responden Umur Kelas P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Ptotal 1. Imanuel Hasibuan 2 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 14 2. Andika Berutu 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 12 3. Saut R Limbong 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 12 4. Sehat Nainggolan 4 3 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 18 5. Angga 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 10 6. Daniel A Siregar 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14 7. Hippu Wawan 2 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 8. Rado 3 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 9. Ravii 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 10 10. Rifael D Fransisco 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 12 11. Samuel 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 12 12. George W Fellix 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 16 13. Bayu Pardede 3 3 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 16 14. Michael N Panjaitan 3 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 15. Febrian Christmast 3 3 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 14 16. Raymon Sinurat 3 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 17. Seven A Laia 2 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 18. Jones J S 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18 19. Roxy 4 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 14 20. Michael S 4 3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 21. David Simanjorang 2 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 14 22. Aditya 3 3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 115: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

23. Rio 3 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 14 24. Ryan A Manullang 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 25. Darman Warasi 3 2 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 12 26. Rafael Simbolon 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 14 27. Habel 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 10 28. Bintang L Pardosi 3 2 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14 29. Jerikho M Sembiring 2 2 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14 30. Irfan Hutagaol 2 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 31. Hervinta Sembiring 3 2 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 12 32. Steven G Sembiring 4 2 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 16 33. Bavi 3 3 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 18 34. Mickael 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 8 35. Carlo 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 36. Febrianto 4 3 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14 37. Boby Hizkia 4 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 38. Nourvan Y Sagala 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16 39. Reynaldi 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 16 40. Seteven 2 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16 41. Gabriel 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18 42. Irfan 2 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18 43. Kelvin Rainer 2 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 44. Josep Bastian 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 16 45. Hengki Fernando 3 3 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 10 46. Fernando R Marbun 3 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 18 47. Jhon Felix 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16 48. Putra 4 3 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 10 49. Samuel 1 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 116: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

50. Gibson Hutajulu 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 18 51. Bandu 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 14 52. Natanael 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 16 53. Roberto 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 12 54. Richie Diandra 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 10 55. Reyholan 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 56. Virel 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 14 57. Samuel S Jeremi 3 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 58. Abraham N Manurung 3 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 59. Alexander Ndruru 3 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 60. Infantri T Zega 4 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 61. Rohid 3 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 14 62. Gomgom 3 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 63. Rizwan Hakim 3 3 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 12 64. Michael E Butarbutar 3 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 14 65. Jeremi C Sihotang 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 66. Agun P Damanik 4 3 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 6 67. Eldo Purba 3 3 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 14 68. Sabda K Waruwu 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 69. Arivandica M Tobing 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 70. Bakti Manalu 2 3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18

71. Sahputra D Sihombing 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 16

72. Michael P Ginting 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 12 73. Doupa Napitupulu 3 3 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16 74. Andika 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16 75. Luis Fernando H 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 117: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

76. Erick P Silitonga 3 2 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 14 77. Perdinan 4 3 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 6 78. Walie Sinaga 3 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14 79. Aitama P Sidabutar 1 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 14 80. Valentino 3 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16 81. Samuel 2 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 82. Rahenda 3 3 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 10 83. Hengky P Zai 4 3 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14 84. Riski Hardiansah 3 3 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 12 85. Sandy 4 3 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 14

86. Rinto Rohmoko Bancin 3 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18

87. Brando Silalahi 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18

88. Adindo Anggian Damanik 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18

89. Rafael 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 14 90. Sadarman Nainggolan 3 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 14 91. Windi W P Hia 4 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 12 92. Putra Tarigan 4 2 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 12 93. Zidande B Tarigan 2 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 94. Rafael Ginting 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 95. Anggiat 3 3 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 14 96. Jonatan Sinaga 4 3 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 118: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Master Data Pengetahuan Siswa Mengenai Risiko Merokok Setelah Diberikan Label Visualisasi Risiko Merokok

No Nama Responden Umur Kelas P1x P2x P3x P4x P5x P6x P7x P8x P9x P10x P11x P12x Ptotalx

1. Imanuel Hasibuan 2 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 14 2. Andika Berutu 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 12 3. Saut R Limbong 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 16 4. Sehat Nainggolan 4 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 5. Angga 1 2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 6. Daniel A Siregar 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22 7. Hippu Wawan 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 8. Rado 3 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 9. Ravii 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 18

10. Rifael D Fransisco 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20

11. Samuel 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 16 12. George W Fellix 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 18 13. Bayu Pardede 3 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

14. Michael N Panjaitan 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

15. Febrian Christmast 3 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22

16. Raymon Sinurat 3 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 17. Seven A Laia 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 18. Jones J S 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 119: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

19. Roxy 4 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 20. Michael S 4 3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20

21. David Simanjorang 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22

22. Aditya 3 3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 20 23. Rio 3 2 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18

24. Ryan A Manullang 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 18

25. Darman Warasi 3 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 18 26. Rafael Simbolon 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 18 27. Habel 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 28. Bintang L Pardosi 3 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 18

29. Jerikho M Sembiring 2 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 20

30. Irfan Hutagaol 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22

31. Hervinta Sembiring 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22

32. Steven G Sembiring 4 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 20

33. Bavi 3 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22 34. Mickael 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14 35. Carlo 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 16 36. Febrianto 4 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 37. Boby Hizkia 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 38. Nourvan Y Sagala 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 39. Reynaldi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20 40. Seteven 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 120: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

41. Gabriel 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 42. Irfan 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 43. Kelvin Rainer 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 44. Josep Bastian 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 45. Hengki Fernando 3 3 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 12

46. Fernando R Marbun 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22

47. Jhon Felix 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18 48. Putra 4 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 18 49. Samuel 1 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20 50. Gibson Hutajulu 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 51. Bandu 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 18 52. Natanael 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 53. Roberto 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 54. Richie Diandra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 55. Reyholan 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20 56. Virel 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 57. Samuel S Jeremi 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

58. Abraham N Manurung 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22

59. Alexander Ndruru 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 60. Infantri T Zega 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 61. Rohid 3 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22 62. Gomgom 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 63. Rizwan Hakim 3 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 20

64. Michael E Butarbutar 3 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 121: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

65. Jeremi C Sihotang 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 66. Agun P Damanik 4 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 18 67. Eldo Purba 3 3 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 18 68. Sabda K Waruwu 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 18

69. Arivandica M Tobing 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20

70. Bakti Manalu 2 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20

71. Sahputra D Sihombing 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22

72. Michael P Ginting 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 73. Doupa Napitupulu 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 74. Andika 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 75. Luis Fernando H 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16 76. Erick P Silitonga 3 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 77. Perdinan 4 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20 78. Walie Sinaga 3 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 18

79. Aitama P Sidabutar 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 18

80. Valentino 3 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 81. Samuel 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 82. Rahenda 3 3 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 83. Hengky P Zai 4 3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 18 84. Riski Hardiansah 3 3 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 85. Sandy 4 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18

86. Rinto Rohmoko Bancin 3 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 20

87. Brando Silalahi 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 122: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

88. Adindo Anggian Damanik 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

89. Rafael 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 16

90. Sadarman Nainggolan 3 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 18

91. Windi W P Hia 4 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 16 92. Putra Tarigan 4 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16 93. Zidande B Tarigan 2 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20 94. Rafael Ginting 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 95. Anggiat 3 3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 18 96. Jonatan Sinaga 4 3 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 123: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Master Data Sikap Siswa Mengenai Risiko Merokok Sebelum Diberikan Label Visualisasi Risiko Merokok

No Nama Responden Umur Kelas S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Stotal 1 Imanuel Hasibuan 2 2 2 0 0 0 0 3 2 1 2 3 23 2 Andika Berutu 1 1 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 34 3 Saut R Limbong 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 26 4 Sehat Nainggolan 4 3 0 3 3 3 3 3 3 0 3 3 34 5 Angga 1 2 3 2 1 3 0 1 2 3 1 0 26 6 Daniel A Siregar 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 37 7 Hippu Wawan 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 37 8 Rado 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 37 9 Ravii 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 Rifael D Fransisco 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 11 Samuel 1 1 3 2 1 0 1 1 0 2 3 0 27 12 George W Fellix 1 1 2 3 2 0 2 2 0 3 2 1 27 13 Bayu Pardede 3 3 2 3 3 3 3 0 2 2 2 1 31 14 Michael N Panjaitan 3 3 3 3 3 3 0 3 3 2 2 3 34 15 Febrian Christmast 3 3 0 3 3 3 3 0 2 3 2 3 32 16 Raymon Sinurat 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 36 17 Seven A Laia 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 1 2 33 18 Jones J S 0 1 3 2 3 3 3 0 0 1 0 1 26 19 Roxy 4 3 3 3 3 3 3 3 0 3 2 2 34 20 Michael S 4 3 3 3 3 3 0 1 0 0 0 3 25 21 David Simanjorang 2 2 0 3 3 3 3 0 3 3 3 3 33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 124: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

22 Aditya 3 3 3 3 3 3 3 0 2 2 1 1 30 23 Rio 3 2 3 1 0 3 3 0 2 0 0 3 23 24 Ryan A Manullang 2 2 3 2 3 3 3 0 2 3 2 2 33 25 Darman Warasi 3 2 0 3 3 3 3 1 2 2 2 2 31 26 Rafael Simbolon 2 1 3 3 0 3 3 3 3 0 3 3 34 27 Habel 1 1 3 3 0 2 0 0 3 3 3 3 31 28 Bintang L Pardosi 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 38 29 Jerikho M Sembiring 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 38 30 Irfan Hutagaol 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 38 31 Hervinta Sembiring 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 32 Steven G Sembiring 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 39 33 Bavi 3 3 2 3 3 3 3 0 3 0 2 2 30 34 Mickael 1 1 3 2 1 0 0 2 2 1 0 0 19 35 Carlo 1 1 2 1 0 0 0 3 2 3 1 3 23 36 Febrianto 4 3 3 0 1 0 0 2 2 1 3 1 23 37 Boby Hizkia 4 3 3 3 3 3 3 2 2 0 2 2 33 38 Nourvan Y Sagala 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 39 Reynaldi 1 1 3 3 2 3 2 0 1 0 2 1 26 40 Seteven 2 1 3 3 2 0 3 2 1 0 2 1 26 41 Gabriel 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 37 42 Irfan 2 1 3 2 3 3 3 0 2 2 2 2 36 43 Kelvin Rainer 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 38 44 Josep Bastian 2 1 0 3 3 3 3 0 3 3 3 3 32 45 Hengki Fernando 3 3 3 0 0 0 0 3 3 3 3 3 36 46 Fernando R Marbun 3 2 3 3 3 3 3 0 0 1 2 1 28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 125: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

47 Jhon Felix 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 48 Putra 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 35 49 Samuel 1 2 3 3 3 3 2 0 2 3 3 3 34 50 Gibson Hutajulu 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 51 Bandu 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 37 52 Natanael 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 53 Roberto 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 54 Richie Diandra 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 34 55 Reyholan 1 1 0 2 2 3 3 3 2 3 2 3 32 56 Virel 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 57 Samuel S Jeremi 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 2 2 34 58 Abraham N Manurung 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 36 59 Alexander Ndruru 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 60 Infantri T Zega 4 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 37 61 Rohid 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 37 62 Gomgom 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 1 0 32 63 Rizwan Hakim 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 64 Michael E Butarbutar 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 37 65 Jeremi C Sihotang 1 1 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 66 Agun P Damanik 4 3 2 0 2 1 0 2 0 1 0 1 19 67 Eldo Purba 3 3 2 0 2 1 0 1 0 2 3 1 22 68 Sabda K Waruwu 1 1 3 3 2 3 3 1 3 0 2 2 32 69 Arivandica M Tobing 1 1 3 2 3 3 3 0 0 3 3 3 33 70 Bakti Manalu 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 0 2 31 71 Sahputra D Sihombing 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 126: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

72 Michael P Ginting 1 1 3 2 3 3 3 2 2 1 0 1 30 73 Doupa Napitupulu 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 36 74 Andika 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 75 Luis Fernando H 1 1 2 3 1 3 3 2 2 2 2 3 33 76 Erick P Silitonga 3 2 0 3 3 3 3 2 2 2 0 2 28 77 Perdinan 4 3 2 3 3 3 1 2 2 2 0 2 30 78 Walie Sinaga 3 1 0 3 3 3 3 2 2 3 2 2 32 79 Aitama P Sidabutar 1 2 2 3 3 3 3 1 3 3 0 0 30 80 Valentino 3 3 0 2 1 2 3 3 2 2 2 2 28 81 Samuel 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 34 82 Rahenda 3 3 3 0 0 3 3 1 2 1 2 0 25 83 Hengky P Zai 4 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 1 35 84 Riski Hardiansah 3 3 0 2 3 2 3 1 2 1 2 3 29 85 Sandy 4 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 1 10 86 Rinto Rohmoko Bancin 3 2 3 3 3 3 3 2 0 0 2 3 30 87 Brando Silalahi 2 1 3 3 2 3 3 2 3 2 0 3 34 88 Adindo Anggian Damanik 2 1 3 3 2 3 3 2 3 2 0 3 34 89 Rafael 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 90 Sadarman Nainggolan 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 37 91 Windi W P Hia 4 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 38 92 Putra Tarigan 4 2 0 2 3 2 3 1 0 0 2 3 24 93 Zidande B Tarigan 2 2 3 1 2 1 0 1 2 1 2 1 24 94 Rafael Ginting 0 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 39 95 Anggiat 3 3 0 2 3 2 3 1 2 1 2 3 29 96 Jonatan Sinaga 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 127: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

Master Data Sikap Siswa Mengenai Risiko Merokok Setelah Diberikan Label Visualisasi Risiko Merokok

No Nama Responden Umur Kelas S1x S2x S3x S4x S5x S6x S7x S8x S9x S10x Stotalx 1 Imanuel Hasibuan 2 2 3 3 3 2 0 3 3 3 3 0 33 2 Andika Berutu 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 37 3 Saut R Limbong 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 37 4 Sehat Nainggolan 4 3 0 3 3 3 3 3 3 0 3 3 34 5 Angga 1 2 2 3 2 2 2 2 2 0 3 1 29 6 Daniel A Siregar 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 7 Hippu Wawan 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 38 8 Rado 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 37 9 Ravii 1 1 0 1 3 0 0 0 3 0 0 3 20 10 Rifael D Fransisco 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 11 Samuel 1 1 3 1 3 3 3 2 3 2 3 1 34 12 George W Fellix 1 1 2 3 1 3 0 2 3 3 0 2 29 13 Bayu Pardede 3 3 2 3 3 3 3 0 2 2 2 2 32 14 Michael N Panjaitan 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 38 15 Febrian Christmast 3 3 0 3 3 3 3 3 2 3 3 2 35 16 Raymon Sinurat 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 38 17 Seven A Laia 2 2 2 3 3 3 3 0 3 2 2 3 34 18 Jones J S 0 1 3 2 3 3 3 0 3 2 1 1 31 19 Roxy 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 2 36 20 Michael S 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 38 21 David Simanjorang 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 37 22 Aditya 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 128: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

23 Rio 3 2 3 2 3 2 2 0 3 3 1 0 29 24 Ryan A Manullang 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 36 25 Darman Warasi 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 37 26 Rafael Simbolon 2 1 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 37 27 Habel 1 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 37 28 Bintang L Pardosi 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 39 29 Jerikho M Sembiring 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 39 30 Irfan Hutagaol 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 39 31 Hervinta Sembiring 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 32 Steven G Sembiring 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 33 Bavi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 34 34 Mickael 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 34 35 Carlo 1 1 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 34 36 Febrianto 4 3 3 2 2 3 3 1 2 3 1 2 32 37 Boby Hizkia 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 37 38 Nourvan Y Sagala 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 39 Reynaldi 1 1 3 3 2 2 3 1 3 2 1 3 33 40 Seteven 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 1 0 33 41 Gabriel 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 38 42 Irfan 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 43 Kelvin Rainer 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 44 Josep Bastian 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 38 45 Hengki Fernando 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 39 46 Fernando R Marbun 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 35 47 Jhon Felix 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 48 Putra 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 129: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

49 Samuel 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 36 50 Gibson Hutajulu 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 51 Bandu 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 39 52 Natanael 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 53 Roberto 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 54 Richie Diandra 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 55 Reyholan 1 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 36 56 Virel 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 57 Samuel S Jeremi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 58 Abraham N Manurung 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 59 Alexander Ndruru 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 60 Infantri T Zega 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 61 Rohid 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 62 Gomgom 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 0 35 63 Rizwan Hakim 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 64 Michael E Butarbutar 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 38 65 Jeremi C Sihotang 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 38 66 Agun P Damanik 4 3 3 0 0 3 2 2 3 3 2 3 31 67 Eldo Purba 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 3 34 68 Sabda K Waruwu 1 1 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 37 69 Arivandica M Tobing 1 1 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 37 70 Bakti Manalu 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 33 71 Sahputra D Sihombing 0 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 38 72 Michael P Ginting 1 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 35 73 Doupa Napitupulu 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 38 74 Andika 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 130: PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP

75 Luis Fernando H 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 37 76 Erick P Silitonga 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 36 77 Perdinan 4 3 2 3 1 3 1 2 2 3 2 3 32 78 Walie Sinaga 3 1 3 3 3 0 3 2 2 2 3 3 34 79 Aitama P Sidabutar 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 35 80 Valentino 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 33 81 Samuel 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 35 82 Rahenda 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 35 83 Hengky P Zai 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 37 84 Riski Hardiansah 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 0 3 33 85 Sandy 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 37 86 Rinto Rohmoko Bancin 3 2 3 3 3 3 3 0 2 2 3 3 35 87 Brando Silalahi 2 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 36

88 Adindo Anggian Damanik 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38

89 Rafael 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 90 Sadarman Nainggolan 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 38 91 Windi W P Hia 4 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 38 92 Putra Tarigan 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 36 93 Zidande B Tarigan 2 2 3 3 3 3 3 0 3 0 3 2 33 94 Rafael Ginting 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 95 Anggiat 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 37 96 Jonatan Sinaga 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA