pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI
MENTORING TERHADAP KEDISIPLINAN
BERIBADAH MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH
KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
SITI FATIMAH
11110118
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
1
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka penelitian ini:
Nama : Siti Fatimah
NIM : 111 10 118
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI
Judul :PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI
MENTORING TERHADAP KEDISIPLINAN
BERIBADAH MAHASISWA LEMBAGA
DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL
STAIN SALATIGA TAHUN 2014
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 8 Agustus 2014
Pembimbing
Fatchurrohman, M.Pd.
NIP. 19710309 200003 1001
2
SKRIPSI
PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI MENTORING TERHADAP
KEDISIPLINAN BERIBADAH MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH
KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2014
DISUSUN OLEH
SITI FATIMAH
NIM : 111 10 118
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Senin tanggal
22 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana (S1) Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag
Sekretaris Penguji : Sukron Ma‟mun, M.Si
Penguji I : Prof.Dr. Mansur, M.Ag
Penguji II : Siti Rukhayati, M.Ag
Penguji III : Fatchurrohman, M.Pd
Salatiga, 22 September 2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd
NIP. 19670112 199203 1 005
3
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Fatimah
NIM : 111 10 118
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 8 Agustus 2014
Penulis
Siti Fatimah
NIM : 111 10 118
4
MOTTO
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyaat: 56)
v
5
PERSEMBAHAN
Penelitian ini penulis persembahkan untuk:
1. Kepada almamaterku STAIN Salatiga
2. Kedua orang tuaku (Ahmad Suwandi dan Sri Wahyuni), ayahanda dan
ibunda tercinta wanita yang telah melahirkan penulis, yang selalu
memotivasi mengusahakan agar anaknya bisa terus menuntut ilmu,
serta mendoakanku dan berkorban berupa moril maupun materil
sehingga penulis berhasil menyelesaikan studi (jihad) di STAIN
Salatiga. “Robbighfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa
robbayaani shaghiiraa. Amin”
3. Guru-guruku di MADIN Nurul Huda, serta guru-guruku di MI hingga
Perguruan Tinggi ini, yang tidak bisa disebut satu per satu yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis sehingga apa yang penulis dapat
sekarang ini tidak lain atas jasa-jasamu jua.
4. “Qucing q”, terimakasih banyak atas perhatian dan kesabaran Abang
mencintaiku, menyayangi, menemani, membimbing, memberi arahan
dan memotivasiku. Bersamamu aku banyak belajar untuk menjadi
pribadi yang lebih baik sehingga kita bersama-sama dapat menjalani
ini semua untuk meraih mimpi-mimpi yang kita cita-citakan bersama.
5. Ketua Umum Lembaga Dakwah Kampus beserta jajarannya, yang
telah memberikan izin kepada penulis sehingga penulis dapat
melaksanakan penelitian di Lembaga Dakwah Kampus dengan lancar.
6
Sahabat-sahabatku akhii wa ukhtii tercinta yang ada di Lembaga
Dakwah Kampus STAIN Salatiga yang selalu memberi penyemangat
dan bantuannya demi kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
Perjuangan kita masih panjang dan tetaplah semangat dalam dakwah
karena kita adalah pilihan yang bertugas melanjutkan perjuangan
pewaris para Nabi.
6. Murobbiku, Bu Tatik dan Ukhti Sani yang senantiasa mendoakan
penulis kapan pun, selalu memotivasi dan membantu penulis dalam
segala hal. Terimakasih atas segala bantuannya yang penulis tidak
dapat membalasnya, semoga amal kebaikan ibu senantiasa
mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Mohon maaf
apabila selama dalam mentoring saya banyak salah dan sering
membuat hati tidak berkenan.
7. Sahabat-sahabatku di Al-Firdaus (Khusnul, Ika, Yani, Nure) yang
selalu menjadi penyemangat dan membantuku dalam segala hal.
Terimakasih semua, semoga persahabatan kita tetap langgeng
walaupun besok kita sudah tidak bersama-sama lagi.
8. Teman-teman PAI C, trimakasih atas kekompakan kalian semua untuk
berlomba-lomba dalam meraih prestasi. Semoga kita semua diberikan
ilmu yang bermanfaat dan barokah. Aamiin.
9. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini hingga dapat
terselesaikan. Jazakumullah bi ahsanil jaza‟.
7
KATA PENGANTAR
Dengan asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas dalan penulisan laporan penelitian ini dengan
lancar. Selanjutnya, sholawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada beliau Nabi agung Muhammad SAW. Beserta keluarga, kerabat, sahabat
dan orang-orang yang senantiasa berada dalan ajarannya.
Yang ada di hadapan pembaca ini adalah laporan penelitian yang berjudul:
PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI MENTORING TERHADAP
KEDISIPLINAN BERIBADAH MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH
KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2014
Yang selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga
2. Ketua Jurusan Tarbiyah Bapak Suwardi, M.Pd.
3. Bapak Rasimin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PAI Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga.
4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd., selaku pembimbing yang telah
membimbing dalam penyusunan laporan penelitian ini serta memberikan
vii
8
pengarahan penulis dengan tulus dan tanpa rasa bosan demi menghasilkan
skripsi yang baik dan berkualitas.
5. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Pembimbing Akademik di Sekolah
Tinggi Agama Islam yang telah memberikan arahan, motivasi dan
bantuannya dengan ikhlas sehingga penulis dapat melewati proses studi di
STAIN Salatiga ini dari awal hingga akhir dengan lancar.
Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baiknya mendapatkan
imbalan yang tak terhingga dari Allah SWT dan tergolong sebagai amal
yang sholih yang diridhoi oleh-Nya.
Di dalam kami mengadakan penelitian tentunya ada kekurang,
mungkin disaat wawancara atau waktu yang kami lakukan begitu singkat,
tetapi setidaknya ada hasil analisis dan kesimpulan yang kami lakukan
dalam penelitian ini, kritik dan saran yang membagun begitu kami
harapkan demi kemajuan yang lebih baik.
Akhirnya harapan penulis, semoga laporan hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis, serta seluruh
masyarakat di kampus STAIN Salatiga. Amin ya Robbal alamin.
Salatiga, 8 Agusutus 2014
Penulis
9
ABSTRAK
Fatimah, Siti. 2014. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Mentoring Terhadap
Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul
Amal STAIN Salatiga Tahun 2014.
Pembimbing : Fatchurrohman, M.Pd.
Kata kunci : Keaktifan Mengikuti Mentoring, Kedisiplinan Beribadah
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan
mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul
Amal STAIN Salatiga tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui
penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keaktifan mahasiswa dalam mengikuti
kegiatan mentoring di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga
Tahun 2014 2. Bagaimana kedisiplinan beribadah mahasiswa di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga Tahun 2014 3. Adakah pengaruh
antara keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa
LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014.
Adapun subyek penelitian ini adalah seluruh anggota LDK dengan sampel
anggota LDK yang aktif mengikuti kegiatan mentoring, dan dalam pengumpulan
data penulis menggunakan metode angket, observasi, dokumentasi. Temuan
peneliti menunjukkan bahwa keaktifan mengikuti kegiatan mentoring mahasiswa
LDK pada tahun 2014 tergolong baik yaitu memperoleh skor 55-59 sebanyak 22
orang mencapai persentase 55%, untuk kategori cukup memperoleh skor antara
50-54 sebanyak 14 orang mencapai persentase 35%, dan untuk kategori kurang
memperoleh skor 45-49 sebanyak 4 orang mencapai persentase 10%. Sedangkan
mengenai kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK kategori baik adalah 67,5%
yaitu memperoleh skor antara 54-59 dengan jumlah 27 responden,tingkat
kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori cukup adalah 30% dengan
memperoleh skor antara 48-53 dengan jumlah 12 responden, untuk kategori
kurang adalah 2,5% yaitu memperoleh skor antara 42-47 dengan jumlah 1
responden.
Setalah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy
sebesar 0,454 lebih besar dari r tabel 0,312 pada taraf signifikansi 5% dan 0,403
pada taraf signifikansi 1%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang sangat signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap
kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Slatiga tahun 2014.
x
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................ iv
MOTTO ..................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL ....................................................... xiiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................... 6
D. Hipotesis Penelitian ........................................... 6
E. Manfaat Penelitian ............................................. 7
F. Definisi Operasional ........................................... 9
G. Metodologi Penelitian ........................................ 16
H. Sisitematika Penulisan ....................................... 23
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Mengikuti Mentoring ..................
26
a. Pengertian Keaktifan Mengikuti
11
Kegiatan Mentoring ............................... 26
b. Landasan Mentoring .............................. 30
c. Komponen Mentoring ........................... 32
d. Bentuk Keaktifan Mengikuti Mentoring 36
e. Tujuan Mentoring .................................. 41
2. Kedisiplinan Beribadah
a. Pengertian Kedisiplinan ........................ 46
b. Macam-macam Kedisiplinan ................. 48
c. Pengertian Ibadah .................................. 51
d. Bentuk dan Sifat Ibadah ........................ 52
e. Macam dan Ruang Lingkup Ibadah ...... 56
f. Kedisiplinan dalam Menjalankan
Ibadah ....................................................
56
g. Faktor Kedisiplinan Beribadah .............. 58
h. Manfaat Kedisiplinan Beribadah ........... 60
B. Kajian Pustaka ...................................................
C. Analisis Hubungan aktifitas mengikuti kegiatan
mentoring dengan perilaku religiusitas .............
61
62
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................. 64
1. Sejarah Berdirinta LDK ...............................
2. Visi Misi LDK .............................................
3. Struktur Organisasi LDK .............................
64
66
67
xi
12
4. Gambaran Umum Bidang Kaderisasi .......... 68
B. Penyajian Data Penelitian ................................ 71
1. Data Responden ........................................... 71
2. Data Tentang Jawaban Angket Keaktifan
Mengikuti Kegiatan Mentoring ...................
73
3. Data Tentang Jawaban Angket Kedisiplinan
Beribadah ....................................................
75
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pertama .......................................... 78
B. Analisis kedua .............................................. 88
C. Analisis ketiga .............................................. 97
D. Analisis Uji Hipotesis ................................... 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................... 102
B. Saran-saran ....................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xii
13
DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL
Diagram Struktur Organisasi Lembaga Dakwah Kampus
Tahun 2014 ...............................................................
67
Tabel 1 Daftar Nama Responden ........................................... 72
Tabel 2 Rekapitulasi Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti
Kegiatan Mentoring ..................................................
73
Tabel 3 Rekapitulasi Jawaban Kedisiplinan Beribadah ........ 75
Tabel 4 Daftar Hasil Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan
Mentoring ................................................................
79
Tabel 5 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Keaktifan
Mengikuti Kegiatan Mentoring ................................
81
Tabel 6 Interval Skor Keaktifan Mengikuti Kegiatan
Mentoring ................................................................
83
Tabel 7 Data Nominasi Interval Keaktifan Mengikuti
Kegiatan Mentoring .................................................
84
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Jawaban Aktifitas Mengikuti
Kegiatan Mentoring .................................................
87
Tabel 9 Daftar Hasil Angket Tentang Kedisiplinan
Beribadah ..................................................................
88
Tabel 10 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang
Kedisiplinan Beribadah ............................................
90
Tabel 11 Interval Skor Kedisiplinan Beribadah...................... 93
Tabel 12 Data Nominasi Interval Tentang Kedisiplinan
Beribadah...................................................................
94
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Kedisiplinan
Beribadah .................................................................
96
Tabel 14 Persiapa Untuk Mencari Korelasi Antara Keaktifan
Mengikuti Kegiatan Mentoring Dengan
Kedisiplinan Beribadah ............................................
98
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam mencetak pribadi
menuju kepada perubahan besar dalam membangun negara yang beradab.
Pendidikan agama Islam merupakan dasar pertama kali dari suatu pendidikan
yang harus diajarakan kepada anak sejak kecil. Pendidikan agama Islam yang
diajarkan kepada manusia pada hakekatnya bukanlah sekedar transformasi
pengetahuan, akan tetapi juga harus menyangkut aspek sikap dan kesadaran
beragama maupun aspek untuk mengamalkan di tengah-tengah lingkungn
pergaulan masyarakat.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga merupakan
sebuah kampus berbasis agama, yang berusaha menanamkan nilai-nilai
keislaman dan mempunyai visi “menjadi perguruan tinggi yang berkualitas
dalam mewujudkan keseimbangan kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual”. Dari visi tersebut kemudian diturunkan
beberapa misi yang salah satunya adalah “mengantarkan mahasiswa memiliki
kemantapan aqidah, kedalaman spiritual dan keluasan ilmu pengetahuan”
(Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga Tahun
2010/2011), hal itu dibuktikan dengan diadakannya sholat wajib tepat waktu
dan berjama‟ah, praktikum ibadah, Baca Tulis Qur‟an (BTQ) untuk menunjang
kelancaran serta kefasihan dalam membaca Al-Qur‟an, berpakaian sopan, rapi,
15
mengerjakan perbuatan yang diperintahkan Allah serta menjauhi perbuatan-
perbuatan yang dilarang-Nya dan masih banyak yang lainnya.
Selain hal tersebut, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa juga
mencanangkan program mentoring yang dikoodinatori oleh Lembaga Dakwah
Kampus STAIN Salatiga yang diikuti oleh anggota Lembaga Dakwah Kampus
sebagai program keagamaan untuk menambah pengetahuan keislaman yang
materinya aplikatif. Diharapkan melalui mentoring ini moral pemuda atau
mahasiswa lebih terjaga karena pemuda adalah wajah masa depan bangsa.
Kegiatan mentoring merupakan salah satu sarana dakwah untuk
meningkatkan kedalaman ilmu agama agar mempunyai kemantapan aqidah
mengantarkan mahasiswa memiliki keseimbangan spiritual dan intelektual.
Menurut Smith (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), mentoring adalah suatu proses
interaksi antara mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee
(sasaran mentoring atau objek mentoring) untuk membantu mengembangkan
beberapa hal yang diantaranya adalah pengembangan diri, pengetahuan dan
memperbesar jaringan, serta pencapaian prestasi dan karir. Sedangkan menurut
Ruswandi dan Adeyasa (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), menyatakan bahwa
mentoring agama islam merupakan salah satu sarana tarbiyah islamiyah
(pembinaan islami), yang di dalamnya dilakukan pembelajaran islam. Secara
umum pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mentoring islam
merupakan salah satu sarana untuk berinteraksi dengan fitrah manusia baik
secara langsung (kata-kata) maupun secara tidak langsung (melalui
16
keteladanan), untuk memproses perubahan manusia secara baik, memperluas
pengetahuan tentang segala aspek keislaman.
Landasan operasional kegiatan mentoring seperti telah dituliskan oleh
Maryadi dkk, (2012: 9) adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional bertujuan untuk “mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
(UU.SPN Bab II Pasal 3)
b. Tujuan Dakwah Kampus
1. Adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada islam dan optimalisasi
peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat menuju
masyarakat islami
2. Membentuk generasi baru kaum beriman anggota civitas akademika
yang berpegang pada Islam yang benar, dan bekerja untuk memformat
ummat dengan format Islam dalam semua aspek kehidupan
c. Sarana Dakwah Kampus
1. Terbentuknya lingkungan kondusif bagi kehidupan islami di kampus
2. Terbentuknya opini ketinggian islam dikalangan kampus
3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah
17
Kegiatan mentoring agama Islam ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari aktivitas dakwah yang juga mempunyai landasan seperti
dijelaskan dalam Firman Allah Q.S. Ali-Imran: 110
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga merupakan sebuah lembaga dari salah satu Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang berada di kampus STAIN Salatiga yang telah
menyelenggarakan kegiatan mentoring sejak pertama kali berdiri yaitu 28
April 2002. Kegiatan mentoring ini mempunyai misi membekali mahasiswa
untuk menyeimbangkan kecerdasan fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah yang
nantinya peserta yang telah mengikuti kegiatan mentoring tersebut akan
terbentuk generasi Islami, mempunyai akidah yang kuat, berakhlakul karimah,
mandiri, tertata waktunya yang akhirnya peserta mentoring senantiasa terbiasa
disiplin dalam beribadah.
Namun realita yang terjadi masih ada mahasiswa LDK yang kurang
memahami lebih mendalam tentang visi dan misi tersebut. Misalnya masih
terdapat sebagian mahasiswa yang sering menunda sholat, kurang termotivasi
18
untuk melaksanakan sholat berjama‟ah di masjid, dan masih ada mahasiswa
yang belum lancar membaca Al-Qur‟an. Selain itu dalam segi pergaulan antar
lawan jenis agaknya kurang begitu memperhatikan ajaran-ajaran agama Islam
yang sangat memperhatikan segi pergaulan sesama muslim seperti saling
berdekatan tanpa jarak, berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan
mahram. Maka dari itu perlu adanya kesadaran secara individu akan
pentingnya ilmu dan kegiatan spiritual salah satunya dengan kegiatan
mentoring secara berkesinambungan dalam sebuah lingkungan yang baik yang
dapat menambah kompetensi fikriyah maupun ruhiyah mahasiswa dalam
membentengi akhlak maupun menunjang tercapainya visi dan misi kampus
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Setelah mengetahui uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian yang diangkat sebagai bentuk pembuktian dari konsep tersebut
dengan mengambil judul “PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI
MENTORING TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH MAHASISWA
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN
SALATIGA TAHUN 2014”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian maka dapat diambil rumusan masalah
yang meliputi:
1. Bagaimana keaktifan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan mentoring di
Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014?
19
2. Bagaimana kedisiplinan beribadah mahasiswa di Lembaga Dakwah
Kampus Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014?
3. Adakah pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan
beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keaktifan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan
mentoring di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga
tahun 2014.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan beribadah mahasiswa di Lembaga Dakwah
Kampus Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap
kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga
tahun 2014.
D. Hipotesis Penelitian
Pengertian hipotesis berasal dari dua kata, hypo dan thesis. Hyipo
berarti „kurang dari‟, dan thesis berarti „pendapat‟. Jadi hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998: 67).
Hipotesis penelitian juga bisa disebut dengan pemecahan sementara
atas penelitian, pernyataan sementara tentang hubungan yang diharapkan
antara dua variabel atau lebih, dan dugaan sementara tentang jawaban atas
masalah penelitian yang akan diuji melalui penelitian.
20
Berdasarkan atas uji statistiknya, rumusan hipotesis dapat dibedakan
menjadi dua jenis hipotesis (Hasan, 2004: 33), yaitu sebagai berikut:
1. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil
Hipotesis Nol disimbolkan H0 adalah hipotesis yang dirumuskan
sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Disebut hiotesis nol karena
hipotesis ini tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan
hipotesis sebenarnya.
2. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif disimbolkan Ha atau HI yaitu hipotesis yang
dirumuskan sebagai lawan tandingan dari hipotesis nol. Hipotesis
alternatif ini menyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, atau ada
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Dari hasil observasi lapangan yang peniliti lakukan serta latar
belakang di atas, hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini
adalah: “ada pengaruh antara keaktifan mengikuti mentoring terhadap
kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014”, Artinya semakin aktif
mengikuti kegiatan mentoring di Lembaga Dakwah Kampus maka peluang
kedisiplinan dalam beribadah mahasiswa semakin tinggi.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas tentang ada tidaknya hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan
mentoring dengan perilaku religiusitas mahasiswa Lembaga Dakwah
21
Kampus, dari informasi tersebut diharapkan dapat memberi manfaat secara
praktis maupun teoritis, antara lain:
1. Manfaat teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan
beribadah mahasiswa. Mentoring juga bisa disebut dengan pendidikan
karena di dalamnya bertujuan untuk menambah pengetahuan yang belum
dimengerti menjadi mengerti dan memperbaiki segala hal mengenai
perilaku yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dalam proses
belajar.
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan kesadaran
mahasiswa untuk menanmabah pengetahuan tentang islam agar dapat
meningkatkan kedisiplinannya dalam beribadah melalui program
mentoring.
b. Bagi pengurus Lembaga Dakwah Kampus, diharapkan dapat
mengembangkan dan meningkatkan kualitas program mentoring ini
sebagai sarana dakwah islam karena program ini sangat berdampak
terhadap pemahaman keislaman serta dapat memperbaiki moral
mahasiswa.
c. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, diharapkan dapat
memberikan dorongan kepada mahasiswa STAIN Salatiga tentang
pentingnya mentoring sehingga dapat diadakan mentoring bagi seluruh
22
mahasiswa secara resmi di lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga ini untuk menunjang visi dan misi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga sendiri.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian
di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang
terkandung dalam judul tersebut, yaitu:
1. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Mentoring
Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang
atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan tau perbuatan
manusia” (KBBI, 1989: 664)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 17), keaktifan
berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja dan berusaha), keaktifan
adalah kesibukan salah satu kegiatan kerja yang dikerjakan atau
dilaksanakan (Poerwadarminto, 2006: 20). Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dipahami bahwa keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun non fisik. Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari
dua hal yaitu keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani
maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera yaitu pendengaran,
penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan
ingatan. Aktivitas tidak hanya ditentukan dengan aktivitas fisik semata
23
tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual
dan emosional (Nasichah, 2013: 9)
Mentoring menurut Smith (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), adalah
suatu proses interaksi antar mentor (individu yang lebih berpengalaman)
dengan mentee (sasaran dari mentoring atau obyek mentoring) untuk
membantu beberapa hal yang diantaranya adalah mencapai
pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta
mencapai prestasi dan karir. Mentoring merupakan:
a. Hubungan dua arah, interaktif, berbagai ide, dan hubungan sukarela
yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem
dukungan yang proaktif).
b. Bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda
dengan konsep orang tua anak.
c. Suatu jalan membantu mutarobbi (peserta mentoring) dalam
menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka
apa yang harus dilakukan (telling them what to do).
Ruswandi dan Adeyasa (dalam Maryadi, 2012: 6) menyatakan
bahwa mentoring agama islam merupakan salah satu sarana tarbiyah
islamiyah (pembinaan islami), yang di dalamnya dilakukan pembelajaran
islam. Orientasi mentoring adalah pembentukan karakter dan kepribadian
islami peserta (Syakhsiyah Islamiyah). Tujuan mentoring islam adalah
agar mahasiswa muslim memperoleh pemahaman tentang islam dan
bersemangat untuk beribadah kepada Allah dengan benar.
24
Keaktifan mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus dalam mengikuti
mentoring adalah segala kesibukan yang dilakukan mahasiswa tersebut
baik keaktifan fisik maupun non fisik ketika proses mentoring
dilaksanakan. Keaktifan ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal,
baik intelektual, emosional dan fisik dengan rasa ingin tahu. Daya
keaktifan yang dimiliki seseorang secara kodrati itu akan dapat
berkembang ke arah yang positif saat lingkungannya memberikan ruang
yang baik untuk perkembangan keaktifan tersebut.
Adapun indikator dari variabel keaktifan mahasiswa dalam mengikuti
kegiatan mentoring adalah sebagai berikut:
a. Intensitas kehadiran (Mahfudhoh, 2012: 8)
b. Memperhatikan penjelasan dari pembina (Djamarah, 2002: 98)
c. Mencatat yang dianggap penting (Djamarah, 2002: 101)
d. Bertanya bila ada yang belum jelas (Djamarah, 2002: 103)
e. Mengerjakan tugas dari pembina (Djamarah, 2002: 90)
f. Mengulang kembali materi (Djamarah, 2002: 42)
g. Keterlibatannya dalam kegiatan mentoring sebagai petugas
2. Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 208), disiplin
diartikan ketaatan pada aturan dan tata tertib. Dalam buku Ensiklopedia
Pendidikan (1981: 81), disiplin diartikan sebagai proses pengarahan
kehendak langsung, dorongan, keinginan atau kepentingan susatu cita-
cita atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar.
25
Menurut Djamarah (2002: 12), disiplin adalah suatu tata tertib yang
dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin
berasal dari bahasa latin Disciple yang berarti belajar. Dari kata ini
timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Sekarang
kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa
pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap
peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua
disiplin sebagai belajar dan latihan yang bertujuan mengembangkan diri
agar dapat berperilaku tertib.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 318), Ibadah
adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari
ketaatan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Ibadah
dari segi bahasa berasal dari bahasa arab „abada-yu‟abidu-Ibadatan yang
berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir,
2001: 11).
Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah
sysara‟ dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah
disertai cinta sepenuhnya kepada Allah swt. Dengan demikian unsur
pertama ibadah adalah taat dan tunduk kepada Allah, yaitu merasa
berkewajiban melaksanakan peraturan Allah yang dibawakan oleh para
Rasul-Nya, baik yang berupa perintah maupun larangan, ketentuan halal
maupun yang haram.
26
QS. Adz-Dzaariyaat ayat 56 menegaskan bahwa jin dan manusia
diciptakan Allah agar mereka beribadah kepada-Nya. Penegasan seperti
itu memberikan pengertian bahwa ibadah bukan hanya berupa shalat,
zakat, puasa dan haji saja tapi ibadah mempunyai pengertian yang lebih
luas lagi dari sekedar shalat dan sebagainya itu. ibadah dalam pengertian
umum adalah menjalani kehidupan untuk memperoleh keridhoan Allah
SWT dengan mentaati syari‟at-Nya. (Basyir, 2001: 13)
Disiplin dalam beribadah maksudnya ialah senantiasa beribadah
dengan peraturan-peratuaran yang terdapat di dalamnya. Disiplin
beribadah mempunyai arti disiplin dalam menjalankan ibadah. Misalnya
sholat, seorang muslim dalam menjalankan sholat harus dengan khusyu‟,
tawadlu‟ penuh rasa ikhlas dan penuh harap. Sholat harus dijalankan
tepat pada waktunya berarti seorang muslim harus berdisiplin dalam
menjalankan ibadah. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan,
Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk disiplin.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa‟ ayat 103:
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.” (QS.An-Nisa‟ 103)
27
Adapun indikator dari kedisiplinan beribadah yaitu di antaranya sebagai
berikut:
1. Melaksanakan ibadah ghairu mahdhah (Nasichah, 2013:11)
2. Melaksanakan sholat wajib 5 waktu
3. Sholat tepat waktu
4. Komitmen membaca Al-Qur‟an (tilawah)
5. Membiasakan ibadah sunnah
6. Membiasakan sholat berjama‟ah
3. Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 543), mahasiswa
ialah orang yang belajar di perguruan tinggi. Dalam bukunya Siddiq,
(2002: 65) yang berjudul Risalah Dakwah Tulabiyah, mahasiswa
diartikan sebagai kelompok pilihan di tengah masyarakat, mahasiswa
memiliki ruang interaksi yang sangat luas, baik vertikal maupun
horizontal, mahasiswa adalah calon-calon orang tua masa depan bagi
generasi pelanjutnya. Kampus adalah tempat berkumpulnya para pemuda
untuk waktu yang cukup lama, kampus merupakan gudang ilmu dan
rumah penelitian.
Mahasiswa adalah pelajar yang berada di perguruan tinggi, mereka
dipandang menjadi orang yang cerdas baik intelektual, emosional atau
pun spiritual (Maryadi dkk, 2012: 5)
Lembaga Dakwah kampus adalah sebuah lembaga dari salah satu
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Sekolah Tinggi Agama
28
Islam Negeri Salatiga. Berbicara tentang LDK, maka akan banyak
berbicara pada tiga hal, yakni lembaga, dakwah dan kampus. Lembaga
adalah bentuk representatif dari sebuah kelompok yang bergerak
bersama untuk sebuah tujuan. Dakwah adalah aktivitas yang dilakukan
dan kampus adalah sasaran dari aktivitas yang dilakukan (Tim OPAK,
2013: 88-89).
Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga
merupakan aktualisasi para aktivis dakwah kampus yang mempunyai
komitmen untuk mewujudkan kehidupan kampus yang islami dengan
menginternalisasi nilai-nilai keislaman di lingkungan kampus dan
masyarakat secara umum dengan dimensi-dimensi dakwah (Tim OPAK,
2013: 89). Mahasiswa LDK di sini diartikan mahasiswa STAIN Salatiga
yang mendaftarkan diri untuk masuk dan bergabung dalam organisasi
LDK dengan cara mengikuti alur kaderisasi yang pertama yaitu alur
IBTIDA‟ atau yang sering disebut dengan pintu gerbang masuk anggota
LDK Darul Amal STAIN Salatiga. Jadi, setelah mahasiswa mengikuti
alur yang pertama tersebut, maka sudah menjadi anggota LDK yang
mempunyai komitmen untuk mewujudkan kehidupan kampus yang
islami dengan menginternalisasi nilai-nilai keislaman di lingkungan
kampus dan masyarakat secara umum serta berorientasi untuk
pencetakan kader-kader islam dalam sosok ilmuan, intelektual, da‟i,
profesional dan menjadi pemimpin (Siddiq, 2002: 66).
29
G. Metodologi Penelitian
Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud
adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu obyek
atau subyek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan,
2010: 24)
Metodologi di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang
dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai
upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh
fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk
mewujudkan kebenaran (Mardalis, 2002: 24). Adapun komponen dalam
metode penelitian ini adalah:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
a. Pendekatan
Pendekatan penelitian adalah cara pandang dan pilihan
peneliti dalam memahami dan subjek dan substansi atau objek
penelitian (dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas
Akhir, 2009: 18).
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka, data yang berupa angka
30
tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk dapat mengetahui
informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono, 2011:20).
b. Rancangan penelitian
Jenis penelitian yang peneliti adakan adalah penelitian
kuantitatif korelasional, adapun rancangan yang nantinya peneliti
lakukan adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan observasi awal terhadap kondisi nyata obyek
penelitian, mengenai kegiatan mentoring dan kedisiplinan
beribadah mahasiswa LDK
b. Menyiapkan fasilitas utama berupa angket, berisi pertanyaan
tentang keaktifan mengikuti mentoring dan kedisiplinan
beribadah
c. Melaksanakan penelitian
d. Melakukan analisis dari hasil jawaban
e. Menyusun laporan penelitian
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini secara umum berlokasi di Lembaga
Dakwah Kampus STAIN Salatiga.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal
yaitu dari tanggal 1 April sampai selesai pada tanggal 23 Mei 2014.
31
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan subyek yang akan
diteliti yang dapat berupa sekelompok orang atau manusia, kejadian,
peristiwa-peristiwa, benda-benda, dan gejalanya yang memiliki
karakteristik tertentu (Ruslan, 2010: 133).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
mahasiswa yang ikut organisasi Lembaga Dakwah Kampus STAIN
Salatiga yang berjumlah 170 anggota.
b. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian kecil dari keseluruhan
populasi, dimana bagian itu secara representatif dapat mewakili
seluruh populasi yang akan diteliti (Ruslan, 2010: 140).
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah anggota
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) tahun 2014 yang mangikuti
mentoring. Sedangkan teknik penentuan sampel pada penelitian ini
menggunakan Purposive Sampling yang merupakan tehnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memilih
orang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar
mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian
tersebut. (Martono, 2011: 79). Di dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan purposive sampling yaitu kelompok yang
mengikuti kegiatan mentoring di Lembaga Dakwah Kampus STAIN
32
Salatiga yang berjumlah 40 orang, karena di Lembaga Dakwah
Kampus yang masih mengikuti mentoring sebanyak 40 orang.
Menentukan jumlah sampel adalah dengan menggunakan
tabel penentuan jumlah sampel yang dikemukakan oleh Issac dan
Michael untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, 10%. Menurut Roscoe
yang dikutip oleh Sugiyono (dalam Martono, 2010:81), memberikan
saran mengenai jumlah sampel untuk penelitian:
1) Ukuran yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
500 responden.
2) Bila sampel dibagi dalam beberapa kategori, maka jumlah
sampel untuk setiap kategori minimal 30.
3) Untuk penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka jumlah
sampel untuk setiap kelompok adalah antara 10 sampai 20
orang.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya melalui:
a. Angket
Angket yaitu memeberikan sejumlah daftar pertanyaan yang
harus dijawab dan diisi oleh seluruh responden dengan tujuan untuk
memperoleh data dan mengetahui tingkat keaktifan mahasiswa LDK
yang mengikuti kegiatan mentoring yang kemungkinan dapat
33
mempengaruhi kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal
STAIN Salatiga tahun 2014.
b. Metode Observasi
Metode observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan adalah meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi
observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba dan pengecap tentang fenomena yang
diselidiki (Arikunto, 2010: 199).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data, observasi
dalam penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai Mei.
Observasi yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung
pada mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus mengenai tingkat
keaktifan peserta dalam kegiatan mentoring, aktivitas di dalam
kegiatan tersebut, aktivitas ibadah peserta mentoring, melihat
perilaku mahasiswa yang mengikuti kegiatan mentoring, serta data-
data mengenai gambaran umum tentang LDK Darul Amal, baik
mengenai Visi misi, jumlah pengurus dan anggota, program kerja,
dan lain-lain.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan data
mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali catatan,
daftar riwayat hidup, transkip dan lain-lain (Prayogo, 2003: 164).
34
Metode dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pengumpulan
data dengan cara mencatat dari catatan atau dokumentasi yang ada
seperti daftar pengurus dan anggota LDK, daftar kegiatan LDK
yang salah satunya adalah mentoring, notulensi kehadiran peserta
mentoring, laporan perbulan dan lain sebagainya yang ada kaitannya
dengan penelitian ini.
5. Instrumen Penelitian
Arikunto (1986: 181), mendefinisikan instrumen penelitian sebagai
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih baik; dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sisitematis sehingga lebih mudah diolah.
Karakteristik instrumen yang menentukan tinggi-rendahnya mutu
adalah reliabilitas dan validitas instrumen. Reabilitas mengandung arti
bahwa satu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sedangkan
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan
suatu instrumen (Arikunto, 1986: 160-170). Instrumen dalam penelitian
ini menggunakan instrumen berupa angket.
Adapun prosedur yang ditempuh meliputi:
a. Perencanaan
b. Penulisan butir soal
c. Penyuntingan
d. Uji coba instrumen
35
e. Penganalisaan hasil
f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik
dengan mendasarkan pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.
6. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif
statistik sebagai alat bantu dalam membuat kesimpulan.
Setelah penulis memeperoleh data, penulis melakukan rekap data
kemudian dianalisis. Dari hasil pengumpulan angket, penulis akan
menganalisis dengan memperhatikan perbedaan kegiatan sebelum
mengikuti mentoring dengan sesudah mengikuti mentoring serta
tambahan kedisiplinan dalam beribadah anggota LDK Darul Amal
STAIN Salatiga tahun 2014 yang kemudian dapat diambil kesimpulan.
Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan dua tahap yaitu:
a. Analisis pendahuluan
Dalam analisis setelah penulis memperoleh data kemudian
penulis akan mengadakan perhitungan awal data yang terkumpul.
Dalam hal ini penulis menggunakan perhitungan analisis
persentase. Rumus yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
P =𝐹
𝑁 x 100%
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
36
b. Analisis uji hipotesis
Analisi akhir yang penulis lakukan ini antara variabel X dan
variabel Y dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus
product moment. Variabel X keaktifan mahasiswa mengikuti
kegiatan mentoring Lembaga Dakwah Kampus, variabel Y tentang
kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus.
Penggabungan antara variabel X dan variabel Y penulis
menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁∑𝑥𝑦− ∑𝑥)(∑𝑦
𝑁∑𝑥2− (∑𝑥)²}{𝑁∑𝑦2− (∑𝑦)²
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
x = jumlah skor total variabel x
y = jumlah skor total variabel y
𝑥2 = jumlah kuadrat x
y² = jumlah kuadrat y
N = jumlah sampel / obyek yang diteliti
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam 5 (lima) bab yang
rinciannya adalah sebagai berikut:
37
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat
penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori tentang keaktifan
mengikuti kegiatan mentoring, teori-teori tentang
kedisiplinan beribadah dan pengaruh keaktifan mengikuti
kegiatan mentoring terhadap kedisiplian beribadah
Mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian,
penyajian data hasil jawaban angket mengenai keaktifan
mengikuti mentoring dan kedisiplinan beribadah mahasiswa
Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatig tahun 2014.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini menjelaskan tentang analisis pendahuluan
dan analisi uji hipotesis.
38
BAB V PENUTUP
Pada bab yang terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran.
Bagian terakhir daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran.
39
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring
a. Pengertian Keaktifan Mengikuti Mentoring
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 17), keaktifan
berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja dan berusaha). Keaktifan
adalah kesibukan salah satu kegiatan kerja yang dikerjakan atau
dilaksanakan (Poerwadarminto, 2006: 20). Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dipahami bahwa keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun non fisik. Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari
dua hal yaitu keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani
maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera yaitu pendengaran,
penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan
ingatan. Aktivitas tidak hanya ditentukan dengan aktivitas fisik semata
tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual
dan emosional (Nasichah, 2013: 9).
Mentoring menurut Smith (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), adalah
suatu proses interaksi antar mentor (individu yang lebih berpengalaman)
dengan mentee (sasaran dari mentoring atau obyek mentoring) untuk
membantu beberapa hal yang diantaranya adalah mencapai
40
pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta
mencapai prestasi dan karir. Mentoring merupakan:
1) Hubungan dua arah, interaktif, berbagai ide, dan hubungan sukarela
yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem
dukungan yang proaktif).
2) Bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda
dengan konsep orang tua anak.
3) Suatu jalan membantu mutarobbi (peserta mentoring) dalam
menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka
apa yang harus dilakukan (telling them what to do).
Ruswandi dan Adeyasa (dalam Maryadi, 2012: 6), menyatakan
bahwa mentoring agama Islam merupakan salah satu sarana tarbiyah
islamiyah (pembinaan islami), yang di dalamnya dilakukan pembelajaran
islam. Orientasi mentoring adalah pembentukan karakter dan kepribadian
islami peserta (Syakhsiyah Islamiyah). Tujuan mentoring islam adalah
agar mahasiswa muslim memperoleh pemahaman tentang islam dan
bersemangat untuk beribadah kepada Allah dengan benar. Sedangkan
menurut az-Zahida dalam bukunya Mentoring Fun, mentoring diartikan
lingkaran yang terdiri dari beberapa orang dalam suatu proses tarbiyah
dan berjalan secara berkesinambungan.
Secara umum pengertian mentoring agama Islam adalah cara untuk
berinteraksi dengan fitrah manusia baik secara langsung (berupa kata-
kata), maupun secara tidak langsung (melalui keteladanan) untuk
41
memproses dalam diri manusia secara baik. Proses perbaikan dan belajar
itu akan berakhir ketika ruh itu dicabut dari raga (long live education,
never ending mentoring). Salah satu parameter keberhasilan dari
mentoring tersebut adalah ketika proses ini dapat membangkitkan rasa
kebutuhan peserta mentoring kepada Islam, juga kepada pelaksanaan
adab-adab dan hukum-hukumya serta rasa cintanya untuk hidup di
bawah naungan Islam. Sasaran metoring islam adalah remaja atau
pemuda muslim dengan dibimbing oleh mentor yang terlatih dan
terkontrol perkembangannya.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan mentoring
agama Islam menurut Yuwono (dalam Maryadi, 2012: 7) adalah sebagai
berikut:
1) Pelaksanaan mentoring harus menarik (fun)
Mentoring tidak boleh serem dan terkesan horor, mengkaji islam
juga perlu menyenangkan. Agar mentoring tidak membosankan,
sesekali sesekali mentoring diadakan di luar atau bisa berkeliling
sesama anggota mentoring. Hal tersebut agar lebih akrab, lebih
dekat satu sama lain. Dapat juga mengadakan lomba dari tiap
kelompok mentoring (Az-zahidda,2009 :52).
2) Pelaksanaan metoring harus selalu segar (fresh)
Mentoring harus selalu segar, dalam melaksanakan proses
mentoring, senantiasa menyuguhkan materi-materi yang baru
berdasarkan kurikulum yang ada, sehingga proses mentoring selalu
42
segar dan tidak membosankan karena setiap pertemuan materi yang
disampaikan berbeda dengan materi.
3) Peserta mencurahkan perhatian sepenuhnya pada proses pelaksanaan
mentoring (focus)
4) Hubungan mentor dan peserta mentoring selayaknya teman sebaya
(friendly)
Pertemuan yang berlanjut persaudaraan atas dasar keimanan
menurut Umar Bin Khattab ra. adalah karunia Allah yang sangat besar
setelah anugerah keimanan. Dalam mentoring antara pementor dan
anggotanya selalu bertemu minimal sepekan sekali. Dari intensitas
pertemuan inilah yang akan menumbuhkan cinta karena Allah melebihi
cinta karena pertalian darah. Dan rasa cinta itulah yang akan
menumbuhkan kekeluargaan yang kuat (Az-zahidda, 2009:52).
Disinilah menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan
lil „alamin, rahmat bagi semua. Kesan keras dan tak berperikemanusiaan
akan lenyap ketika proses mentoring ini berjalan dengan sebagaimana
mestinya. Mentoring merupakan sebuah cara untuk belajar menjadi
muslim yang seutuhnya. Sebagaimana sang Rosul mencontohkan kepada
umat manusia dalam Firman Allah QS. Al-Ahzab 21 yang berbunyi:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
43
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah.(QS.Al-Ahzab: 21)
b. Landasan Mentoring
1) Landasan Konseptual Mentoring
Agama islam mempunyai sumber hukum yang pokok yaitu
Al-Qur‟an dan Sunnah. Begitu juga dengan seluruh aktivitas
dakwah manusia, harus berdasarkan dengan dua sumber tersebut.
Mentoring agama islam merupakan bagian yang tak dapat
terpisahkan dari aktivitas dakwah, maka dalam menjalankan
mentoring pun tetap berlandasan pada dua sumber pokok yang
menjadi pedoman hidup manusia yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah.
Adapun nash yang berkaitan dengan mentoring yang
merupakan aktifitas dakwah Islam ini adalah sebagai berikut:
Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah
dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.”) QS.Ali-Imran :
110)
Selanjutnya dalam sumber hukum yang kedua yaitu dalam
Hadits atau Sunnah nabi Muhammad juga disebutkan bahwa:
44
ا ع ع ا آع عا بع ل غ وا ع ل
“sampaikanlah apa-apa dariku walau hanya satu ayat”
2) Landasan Operasional Mentoring
Landassan operasional merupakan patokan yang digunakan
dalam merumuskan tujuan intruksional umum dalam mengarahkan
proses mentoring. Adapun yang dijadikan landasan pembuatan
program dan kurikulum mentoring adalah sebagai berikut (Maryadi
dkk, 2012: 9) :
a) Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional bertujuan untuk “mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU
Sisdiknas Bab II pasal 3)
b) Tujuan dakwah kampus
(1) Adanya suplai alumni yang berkontribusi dalam islam dan
optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi
masyarakat menuju masyarakat islam.
(2) Membentuk geneasi baru kaum beriman anggota civitas
akademika yang berpegang pada islam yang benar, dan
mereka bekerja untuk memformat ummat dengan format
Islam dalam semua aspek kehidupan.
45
c) Sasaran Dakwah Kampus
Terbentuknya lingkungan kondusif bagi kehidupan islami
di kampus dan terbentuknya kesinambungan barisan pendukung
dakwah.
c. Komponen Mentoring
Profesionalisme pengelolaan metoring diperlukan agar kualitas
dari pelaksanaan preses mentoring dapat dipertanggungjawabkan
dengan baik. Kejelasan ranah kerja dan komponen-komponen
pendukung berjalannya mentoring menjadi faktor dan tolak ukur
keberhasilan mentoring itu sendiri. Menurut Maryadi dkk, (2012: 35-
36) komponen-komponen tersebut adalah:
1) Peserta Mentoring
Peserta mentoring merupakan seseorang yang terekrut atau
terdaftar untuk mengikuti proses mentoring. Peserta mentoring
sering disebut mentee atau mutarobbi.
Setiap kampus memiliki cara-cara yang berbeda dalam
rekrutmen peserta mentoring. Rekrutmen mentoring dapat
dilaksanakan dengan cara Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
melakukan open rekrutmen atau pintu gerbang masuk menjadi
anggota Lembaga Dakwah Kampus (LDK), kemudian mahasiswa
yang mendaftar di Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok tergantung pada
jumlah peserta yang ada dan diikut sertakan dalam alur Lembaga
46
Dakwah Kampus (LDK) yang sudah ada. Kegiatan mentoring ini
bersifat wajib yang harus diikuti oleh semua mahasiswa yang
telah mendaftar menjadi anggota Lembaga Dakwah Kampus
(LDK).
2) Pelaksana Mentoring
Pelaksana mentoring merupakan orang yang bertindak
sebagai pelaksana berbagai sarana mentoring. Pelaksana
mentoring adalah para mentor yang bisa disebut juga dengan
murobbi. Pada bagian ini menggambarkan siapa pelaksana
mentoring, persyaratan, adab, hak dan kewajibannya. Yaitu:
a) Mentor pemula, merupakan pelaksana mentoring yang sudah
mengikuti mentoring selama satu tahun dan terekrut menjadi
mentor baru. Maka ia berhak untuk mempunyai kelompok
mentoring yang berisikan para mentee atau mutarobbi yang
baru.
b) Mentor karya, merupakan mentor pemula yang sudah 2 tahun
mengikuti mentoring atau sudah pernah mengelola kelompok
mentoring selama satu periode. Mentor karya berhak
memegang minimal 1 kelompok mentoring baru dan 1
kelompok mentoring mentor pemula.
c) Mentor senior, merupakan mentor karya yang sudah 3 tahun
mengikuti mentoring atau sudah pernah mengelola kelompok
47
mentoring selama 2 periode. Mentor senior berhak mengelola
minimal 1 kelompok mentor karya dan atau mentor pemula.
3) Pengelola Mentoring
Menurut Maryadi dkk, (2012: 34), pengelola mentoring
merupakan institusi yang berwenang dalam perencanaan,
pengorganisasian dan mengevaluasi teknis pelaksanaan
mentoring. Dalam hal ini yang menjadi pengelola mentoring
adalah bidang kaderisasi, yang merupakan salah satu bidang yang
ada di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga.
4) Proses Mentoring
Proses mentoring merupakan tahapan-tahapan yang harus
dilalui oleh peserta mentoring. Proses mentoring ini disesuaikan
dengan waktu pendaftaran menjadi anggota LDK sampai pada
akhir kelulusan dari STAIN Salatiga. Akhir dari alur ini adalah
peserta melakukan mentoring berkelanjutan. Pada proses
mentoring ini berisi kegiatan:
a) Pembukaan
b) Tilawah
c) Hafalan
d) Kultum oleh peserta
e) Materi mentoring
f) Sharing
g) Evaluasi pekanan (mutaba‟ah)
48
h) Penutup
5) Kurikulum Mentoring
Kurikulum merupakan perangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi materi dan cara menyampaikan materi kepada
mentee atau mutarobbi. Mentor harus menguasai kurikulum
mentoring dangan baik.
Berikut ini beberapa materi yang diambil dari buku Materi
Tarbiyah Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga
yang digunakan dalam proses mentoring:
Judul Pokok Bahasan Bidang Studi
Ahamiyah Tarbiyah Fikrul Islam
Makna Syahadatain Aqidah
Ma‟rifatullah Aqidah
Ma‟rifatul Islam Aqidah
Ta‟rifu Rasul Aqidah
Ta‟rifu Al-Qur‟an Al-Qur‟an
Tajwid Al-Qur‟an
Sirah Nabawi Shiroh
Hukum Sholat Fiqih
Khusyuk Dalam Sholat Tazkiyah
Tawazun Pengembangan Diri
Istiqomah Tazkiyah
Sepuluh Sahabat Yang Dijamin Shiroh
49
Masuk Surga
Afatu Lisan Tazkiyah
Adab Tilawah Al-Qur‟an
Adab Berpakaian Akhlak
Adab Pergaulan Akhlak
Melejitkan Potensi Dengan Kekuatan
Islam
Pengembangan Diri
Birrul Walidain Akhlak
Ghozwul fikri Tsaqofah
Sepuluh Dosa Besar Tazkiyah
Membentuk Kepribadian Islam Akhlak
Hisbus Syaitan Aqidah
Memenuhi Janji Tazkiyah
Wala‟ Wal Bara‟ Tazkiyah
Amal jama‟i Tsaqofah
Keutamaan Tilawah Al-Qur‟an
d. Bentuk Keaktifan Mentoring
Keaktifan mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus dalam
mengikuti mentoring adalah segala kesibukan yang dilakukan
mahasiswa tersebut baik keaktifan fisik maupun non fisik ketika
proses mentoring dilaksanakan. Keaktifan ditandai oleh adanya
keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik
50
dengan rasa ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki seseorang secara
kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif saat
lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan
keaktifan tersebut.
Setelah mengetahui deskripsi dari kedua kata di atas maka, yang
dimaksud kegiatan mentoring di sini adalah mentoring agama Islam,
yaitu kegiatan pembelajaran atau pendidikan agama islam dalam
bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin setiap
pekan dan berkelanjutan. Metoring lebih efektif jika setiap kelompok
pengajian terdiri atas 3-10 orang dengan dibimbing oleh seorang
pembina. Mentoring ini bisa disebut juga dengan kata lain yaitu
Dakwah Sistem Langsung (Maryadi dkk, 2012: 6). Sedangkan dalam
Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga mentoring ini sering
disebut dengan halaqah, liqa‟ dan tarbiyah. Jadi kegiatan mentoring
ini merupakan proses belajar yang dilakukan oleh beberapa kelompok
kecil yang berkelanjutan.
Dalam kegiatan belajar mengajar salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah keaktifan. Banyak sekali hal yang membuat siswa
kurang aktif dalam pembelajaran dan hal itu bisa disebabkan oleh
pementor atau pengajarnya sendiri. Sebelum memberikan penilaian
tentang keaktifan belajar siswa, pementor harus mengetahui terlebih
dahulu ciri-ciri siswa aktif mentoring (belajar) diantaranya:
51
1) Intensitasnya dalam mengikuti kegiatan mentoring (Mahfudhoh,
2012: 8)
Dalam hal pembelajaran aktif, intensitas ini menempati
bagian paling utama karena belajar itu bukan hanya sekali atau
dua kali selesai melainkan berkelanjutan. Jadi intensitas dalam
mengikuti pembelajaran akan menghasilkan peserta didik yang
semakin faham dan bertambah pengetahuannya. Mahasiswa
dikatakan aktif kuliah apabila intensitas kehadiran dalam
perkuliahan itu maksimal.
2) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari pembina
(Djamarah, 2002: 98)
Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang
materi tertentu semua perhatian hars tertuju pada guru.
Pendengaran harus betul-betul dipusatkan pada penjelasan guru.
Menulis dan mendengarkan penjelasan guru adalah cara yang
dianjurkan agar catatan itu dapat digunakan suatu waktu.
3) Mencatat yang dianggap penting (Djamarah, 2002: 101)
Ketika belajar di kelas, guru menjelaskan bahan pelajaran
tertentu hendaklah mencatat dengan cara yang baik yaitu mencatat
hal-hal yang dianggap penting diantara yang tidak penting.
Dengan mencatat hal-hal yang dianggap penting itu berarti tidak
perlu lagi mencatat dengan tergesa-gesa, tetapi cukup
mencatatnya dengan tenang pada kertas. Sungguhpun begitu, ada
52
ha-hal tertentu yang perlu dicatat seluruhnya, misalnya dalil-dalil,
definisi rumus-rumus, ayat-ayat Al-Qur‟an dan lain sebagainya.
Selain mencatat hal-hal yang dianggap penting, mencatat hal yang
belum jelas juga bermanfaat karena dengan mencatat yang belum
jelas dapat ditanyakan kembali kepada teman di luar jam kuliah
atau membaca buku maupun bertanya langsung kepada guru.
4) Bertanya bila ada yang belum jelas (Djamarah, 2002: 103)
Apa yang guru jelaskan sudah barang tentu tidak semuanya
dapat dimengerti karena pasti ada yang belum jelas. Akibatnya
sebagai pelajar mengalami permasalahan yang harus
dipertanyakan kepada guru. Bertanya mengenai hal-hal yang
belum jelas adalah salah satu cara untuk dapat mengerti bahan
pelajaran yang belum dimengerti. Banyak mahasiswa yang takut
bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas, sehingga menjadi
beban berkepanjangan. Permasalahan materi yang lama belum
terpecahkan, muncul lagi permasalahan materi yang baru.
Akhirnya semua maslah itu menjadi teka-teki yang memecahkan
konsentrasi.
5) Mengerjakan tugas dari pembina (Djamarah, 2002: 90)
Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas boleh jadi
disebabkan karena alasan lupa, malas dan sebagainya. Namun
dengan mencatat penugasan yang diberikan akan lebih mudah
mengingatnya. Sekiranya ada waktu yang tersisa dalam
53
menyelesaikan tugas, sebaiknya waktu itu digunakan untuk
menyelesaikan tugas jangan menunda-nunda karena menunda
akan mengakibatkan gelisah dan tergesa-gesa. Satu hal yang perlu
diperhatikan bahwa penyelesaian tugas jauh-jauh hari
memudahkan mengadakan perbaikan jika ada kesalahan yang
terjadi pada kata-kata atau kalimat.
6) Mengulang kembali materi (Djamarah, 2002: 42)
Setelah kuliah atau sekolah jangan lupa untuk mengulang
bahan pelajaran di rumah atau di asrama. Apa yang guru telah
jelaskan tidak semuanya terkesan dengan baik, tentu ada kesan
yang masih samar-samar dalam ingatan. Pengulangan sangat
membantu untuk memperbaiki semua kesan yang masih dirasa
samar agar menjadi jelas dalam ingatan.
Mengulangi bahan pelajaran bisa dilakukan pada waktu
malam, pagi hari atau sore hari. Pada malam hari waktu yang baik
adalah selesai shalat maghrib atau sekitar pukul 19.10 hingga
pukul 22.00. Pada pagi hari waktu yang disarankan adalah pukul
04.30 hingga 06.00. Sedangkan pada waktu sore sekitar pukul
16.10 hingga 18.00 tetapi jangan lupa sepulang dari sekolah atau
kuliah, istirahat sebentar lalu ulangi bahan pelajaran dengan
membacanya.
54
7) Keterlibatannya dalam proses kegiatan mentoring sebagai petugas
Keterlibatan dalam proses mentoring ini dapat berupa
penunjukan untuk menjadi petugas dalam proses mentoring
tersebut, misalnya bertugas menjadi mc, petugas kultum, bedah
buku dan dapat juga dengan menanyakan hal-hal yang kurang
jelas dan ikut berperan aktif di dalamnya.
e. Tujuan Mentoring
Bila kita memahami arti dari mentoring, maka di dalamnya
mengandung arti sebagai sarana pendidikan atau tarbiyah bagi
manusia untuk selalu menambah kualitas pribadi baik dari segi
pengetahuan (akal) maupun rohani. Ada dua tugas besar yang
diberikan Allah kepada manusia yaitu beribadah kepada Allah dan
menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi ini. Seperti dalam
firman Allah dalam surah al-Baqarah: 30 yaitu:
Artinya: dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.al-
Baqarah: 30)
55
Tarbiyah atau proses mentoring adalah proses pembinaan
terhadap seluruh aspek kehidupan diri seseorang manusia, untuk
memunculkan pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam.
Siddiq (2002: 97)
Menurut Drs. Mahfudz Siddiq (2002: 98-99), Tujuan dari proses
mentoring Islam ini adalah jelas untuk membentuk manusia untuk mau
dan mampu beribadah kepada Allah swt dan menjalankan fungsi
kekhalifahannya di muka bumi, dan untuk lebih rincinya sebagai
berikut:
1) Menanamkan keyakinan kuat kepada Allah, kebenaran Islam dan
para Rasul-Nya.
2) Membangun yang benar tentang konsepsi ajaran Islam sebagai
minhajul hayah.
3) Membimbing kepada pengamalan ajaran Islam secara total dalam
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan ruang kehidupan yang
lebih luas.
4) Mengarahkan perwujudan ruh ukhuwah islamiyah di dalam
kehidupan sosialnya.
5) Mendorong kepada optaimalisasi amal untuk menampilkan
kebaikan dan keunggulan Islam.
6) Mengikat dan menghimpun ummat ke dalam kehidupan
berjamaah dan beramal jamaah dalam rangka menyebarluaskan
dakwah Islam.
56
7) Mengarahkan dan mendayagunakan seluruh potensi kekuatan
dalam rangka menegakkan panji-panji islam.
8) Memelihara syahsiyah dan amal dari berbagai pengaruh yang bisa
merusak atau melemahkannya.
9) Mengkoreksi dan memperbaiki berbagaia bentuk kesalahan dan
penyimpangan dalam aspek syahsiyah dan amal melalui tausiyah
dan mau‟idzatil khasanah.
Setelah mengetahui tujuan dari mentoring atau tarbiyah di atas,
maka ending dari hasil tarbiyah akan memiliki profil atau ciri-ciri yang
biasa digambarkan dengan sebutan 10 muwashafat (dalam Az-zahidda,
2009: 70) sebagai berikut:
1) Salimul Aqidah (akidah yang bersih)
Akidah harus bebas dari syirik, mempercayai ramalan nasib,dan
hal-hal yang berbau kesyirikan karena Dzat yang berhak
disembah hanyalah Allah SWT, tidaka ada yang sanggup
menandingi-Nya.
2) Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Seorang yang sudah tertarbiyah harus memiliki sifat shahih
ibadah, tidak mengandung unsur bid‟ah dan harus sesuai dengan
hukum-hukum Allah dan Sunnah Rasulullah. Begitu pula
beribadah, idealnya kita merasa bahwa Allah melihat kita.
Sehingga shalat kita khusyu, rajin beramal, puasa sunnah, zakat
dan melakukan ibadah-ibadah yang lainnya dengan sempurna.
57
3) Matinul Khuluq (akhlaq yang kokoh )
Akhlak yang mulia harus dimilikioleh setiap muslim, baik akhlak
kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Begitu pentingnya
akhlak bagi seorang muslim sampai Allah mengutus Rasulullah
dengan salah satu tugasnya untuk memperbaiki akhlak manusia.
4) Qawiyyul Jism (tubuh yang kuat)
Kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim,
dengan kekuatan ini seorang muslim akan memiliki daya tahan
tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal
dengan fisik kuat.
5) Harishun „Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Setiap hari Allah memberi waktu 24 jam dan dengan waktu
tersebut masih ada manusia yang rugi dan ada yang beruntung
dalam menggunakannya, maka gunakan waktu untuk senantiasa
berbuat kebaikan dan berfaedah.
6) Mutsaqofful Fikri (pemikiran yang luas)
Dalam islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan
kecuali harus dimulai dengan aktivitas berfikir, bisa dibayangkan
bila suatu perbuatan tanpa disertai pertimbangan pemikiran secara
matang. Untuk itu memiliki wawasan luas akan mampu
melaksanakan amal secara tepat.
58
7) Munazhamun Fi Syu‟unihi (tertata segala urusannya)
Shalat sebagai penata waktunya, teratur di dalam rumah dan
kerjanya, merapikan ide-ide dan pikirannya, disiplin dalam
bekerja.
8) Qadiirun „Alal Kasbi (mampu menghidupi dirinya)
Qodiirun „alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri
seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.
Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru
bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian
terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan
prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian
dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin,
seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar
dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq,
shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena
itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur‟an
maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim
amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya
itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah swt.
9) Mujahidun Nafsihi (bersungguh-sungguh atas dirinya)
Memerangi dorongan nafsu, selalu menyertakan niat ibadah,
sabar, menyesuaikan perbuatan dan ucapannya.
59
10) Nafi‟un Ghairihi (bermanfaat bagi orang lain)
Komitmen dengan adab islam di dalam rumah, memberikan
pelayanan umum karena Allah, membantu orang yang
membutuhkan, mendoakan orang lain, berusaha memenuhi hajat
orang lain dan semangat berdakwah di keluarga, kerabat maupun
masyarakatnya.
2. Kedisiplinan Beribadah
a. Pengertian Kedisiplinan
Islam menganggap berbagai ajaran, baik ritual maupun non ritual
yang amat memerlukan kedisiplinan, sebab dari situ bangunan jiwa
akan membentuk keteraturannya. Sebagai misal adalah ketika
memasuki bulan Ramadhan yang amat potensisal untuk mebentuk jiwa
yang disiplin. Sejak malam hari mulai dari shalat tarawih, sahur dan
tadarus al-Qur‟an, semuanya memerlukan keermatan waktu yang jika
tidak disiplin maka semua itu akan terbengkalai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 208), disiplin
diartikan ketaatan pada aturan dan tata tertib. Dalam buku
Ensiklopedia Pendidikan (1981: 81), disiplin diartikan sebagai proses
pengarahan kehendak langsung, dorongan, keinginan atau kepentingan
susatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih
besar.
Menurut Djamarah (2002: 12), disiplin adalah suatu tata tertib yang
dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin
60
berasal dari bahasa latin Disciple yang berarti belajar. Dari kata ini
timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.
Sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam
beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan
terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian.
Kedua disiplin sebagai belajar dan latihan yang bertujuan
mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Menurut Hamid (2001: 62), dalam bukunya yang berjudul
Karakteristik dan Perilaku Tarbiyah mendeskripsikan definisi dari
kedisiplinan adalah mewujudkan pelaksanaan atau tuntutan tugas, atau
mengendalikan susatu realitas atas tuntutan terjadinya sesuatu yang
bersifat syar‟i atau da‟awi. Dengan demikian kedisplinan bisa bersifat
syar‟i atau da‟awi. Kedisiplinan bersifat syar‟i adalah pengendalian
akidah, ibadah, akhlaq dan muamalah sesuai apa yang dibawa islam
dalam seluruh aspek tersebut. Seorang muslim harus komitmen dengan
seluruh kehidupannya, komitmen dengan sistem Allah dalam
akidahnya berarti memelihara kebersihan tauhid tanpa terkontaminasi
dengan kemusyrikan sedikitpun. Demikian juga terhadap akhlaq dan
muamalahnya, seorang muslim dituntut membatasi perilakunya sesuai
dengan perintah agama dalam mengatur kehidupannya. Sedangkan
Depdiknas mengartikan dispilin adalah “tingkat konsistensi dan
konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen bersama yang
berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses
61
suatu pelaksanaan suatu kegiatan”. Dari definisi di atas terdapat tiga
hal penting dalam hal kedisiplinan agar kedisiplinan dapat dilakukan
dengan benar yaitu ada sifat konsisten, konsekuen dan komitmen.
Konsisten berarti kesiapan seseorang dalam menjalankan kegiatan
yang secara berkelanjutan dan terus menerus. Konsekuen berarti sikap
fokus terhadap pekerjaan yang digelutinya. Komitmen adalah sikap
ketetapan dalam menjalankan suatu hal tanpa adanya keraguan. Ketiga
hal tersebut apabila berjalan secara seimbang dan serasi maka
kedisiplinan untuk mentaati peraturan berjalan dengan tertib dan
tujuan akan mudah dicapai (Fazrih, 2011: 10).
b. Macam-Macam Kedisiplinan
Menurut Piet A.Sahertian (dalam Fazrih, 2011: 12),
mengemukakan macam-macam disiplin adalah sebagai berikut:
1) Disiplin tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan,
menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak
penilaian yang terdidik. Maksud disiplin di sini adalah disiplin
yang menjadikan terdidik secara otoriter. Contohnya orang tua
yang memaksa anaknya untuk beribadah apabila anak usianya
lebih dari 7 tahun tidak melaksanakan shalat maka boleh
dihukum.
2) Disiplin modern adalah pendidikan hanya menciptakan situasi
yang memungkinkan agar seseorang dapat mengatur dirinya. Ada
situasai kemampuan dirinya. Disiplin ini memberikan pilihan
62
untuk melaksanakan suatu hal untuk dikerjakan atau ditinggalkan
agar anak bisa mengembangkan diri dengan harmonis. Contohnya
orang tua secara demokratis telah memberitahu anaknya tentang
kebaikan dan akibat apabila anak tidak mengerjakan shalat, maka
orang tua memberikan pilihan kepada anak untuk mengerjakan
atau meninggalkan shalat. Artinya agar tercipta hubungan yang
harmonis antara orang tua dan anak.
3) Disiplin liberal adalah disiplin yang memberikan seseorang
merasa memiliki kebebasan tanpa batas. Seseorang diberikan
kebebasan untuk melaksanakan atau meninggalkan suatu aturan,
situasi hubungannya pun tidak akrab dan tidak harmonis.
Sedangkan menurut Septiawan (dalam Fzrih, 2011: 12), macam-
macam disiplin ada kedisipinan yang berkaitan dengan urusan agama,
kedisiplinan yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain dan
sebagainya di antaranya adalah:
1) Disiplin diri sendiri
Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang
untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku
tertentu. Sebagai contoh seseorang mungkin tidak melakukan
sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan
membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan akan tetapi
menyumbangkan uang tersebut pada organisasi amal dengan pikiran
bahwa hal tersebut lebih penting.
63
2) Disiplin dalam menggunakan waktu
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan secara
seksama. Waktu yang sudah berlalu tidak akan terulang lagi.
Demikian pentingnya waktu sehingga orang-orang yang berhasil
sukses adalah orang yang hidup teratur dan disiplin memanfaatkan
waktunya. Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu
dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci
kesuksesan.
3) Disiplin dalam beribadah
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran
yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat
dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk
Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
Artinya: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya. (Q.S. Al-Ma‟un: 4-5)
Seorang mukmin yang disiplin dalam menjalankan ibadahnya
tentunya ia tidak akan lalai dalam menjalankan shalat, ia akan selalu
bersikap disiplin dalam hal syarat dan rukunnya, disiplin waktunya
dan disiplin dalam hal kekhusu‟annya. Seseorang yang menjalankan
sholat dalam keadaanbehadats atau tidak, khusu‟ atau tidak khusu‟
tidak ada seorangpun yang mengetahui kecuali dirinya sendiri. Bila
64
seseorang telah dapat menjalankan ibadahnya dengan disiplin
tentunya orang terebut akan tertib dalam hidupnya.
4) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan. Kedisiplinan
merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian
tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian.
c. Pengertian Ibadah
Ibadah dari segi bahasa berasal dari Bahasa Arab “Ibadatun”
yang berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri
(Basyir, 2001: 11). Sedangkan ibadah menurut istilah adalah
ketundukan hati secara sempurna dan mendalam diiringi dengan sikap
lahiriyah berupa ibadah kepada Allah SWT, yaitu semua ibadah yang
diperintahkan Allah untuk dikerjakan dan menjauhi apa yang
dilarangnya. Dalam arti umum ibadah meliputi segala kegiatan
manusia yang didasarkan kepada kepatuhan, ketundukan dan
keikhlasan kepada Allah SWT, sedangkan dalam arti khusus hanya
mencakup yang tata cara serta rinciannya telah diatur oleh Allah dan
Rasul-Nya, seperti sholat, puasa, zakat dan haji (Fazrih, 2011:18).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 318), Ibadah
adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari
ketaatan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Ibadah
dari segi bahasa berasal dari bahasa arab „abada-yu‟abidu-Ibadatan
65
yang berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri
(Basyir, 2001: 11).
Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah
syara‟ dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah
disertai cinta sepenuhnya kepada Allah swt. Dengan deikian unsur
pertama ibadah adalah taat dan tunduk kepada Allah, yaitu merasa
berkewajiban melaksanakanperaturan Allah yang dibawakan oleh para
Rasul-Nya, baik yang berupa perintah maupun larangan, ketentuan
halam maupun yang haram.
QS. Adz-Dzaariyaat ayat 56 menegaskan bahwa jin dan manusia
diciptakan Allah agar mereka beribadah kepada-Nya. Penegasan
seperti itu memberikan pengertian bahwa ibadah bukan hanya berupa
shalat, zakat, puasa dan haji saja tapi ibadah mempunyai pengertian
yang lebih luas lagi dari sekedar shalat dan sebagainya itu. ibadah
dalam pengertian umum adalah menjalani kehidupan untuk
memperoleh keridhoan Allah SWT dengan mentaati syari‟at-Nya.
(Basyir, 2001: 13)
d. Bentuk Dan Sifat Ibadah
Ibadah-ibadah yang kita laksanakan untuk menandakan
perhambaan diri kita kepada Allah jika diselidiki bentuk dan sifat-
sifatnya nyatalah bahwa ibadah-ibadah itu terbagi menjadi eman
macam (Shiddieqy, 1994: 18):
66
1) Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah.
Ibadah ini dapat berupa tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taslim,
doa, membaca hamdallah oleh orang yang bersin, mentasymiet
orang yang bersin, memberi tahiyah tau salam, menjawab salam,
khutbah, menyuruh ma;ruf, mencegah munkar, menanya sesuatu
yang tidak diketahui, menjawab pertanyaan (memberi fatwa),
memajukan pensaksian (syahadah), membaca iqamah. Membaca
adzan, membaca Al-Qur‟an, membaca basmallah ketika makan,
minum dan menyembelih binatang, membaca Al-Qur‟an ketika
dikejuti syaitan.
2) Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan suatu
sifat.
Umpamanya dengan menolong orang, berjihad di jalan
Allah, membela diri dari gangguan, tajhiz mayit dan mandi.
3) Ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu
pekerjaan.
Ibadah semacam ini ialah dengan cara puasa, yakni
menahan diri dari makan, minum, dan dari segala hal yang
merusakkan puasa. Dengan kita menahan diri dari perbuatan-
perbuatan tersebut terwujudlah ibadah puasa.
67
4) Ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu
pekerjaan.
Ibadah seperti ini dapat berupa, i‟tikaf (duduk dalam
masjid) serta menahan diri dari jima‟ dan mubasyarah dan
seperti: hajji, thawaf. Ta‟rif (berwuquf di Arafah), ihram serta
menahan diri dari menggunting rambut, mengerat kuku, jima‟,
bernikah dan menikahkan berburu, menutup muka oleh para
wanita dan menutup kepala oleh para lelaki.
5) Ibadah yang bersifat menggugurkan hak.
Umpamanya membebaskan orang yang berhutang dari
hutangnya dan memaafkan kesalahan dari orang yang bersalah
dan seperti memerdekakan budak untuk kaffarat.
6) Ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan, khudlu‟, khusyu‟,
menahan diri dari berbicara dan berpaling lahir dan bathin dari
yang diperintahkan kita menghadapinya.
Ibadah yang melengkapi segala yang tersebut itu ialah diantaranya
adalah shalat. Lantaran inilah shalat dipandang seutama-utamanya
ibadah oleh asy Syafiiy. Sembahyang melengkapi perbuatan-perbuatan
yang lahir dan batin, melengkapi ucapan-ucapan dan menahan diri dari
berbicara dan dari berpaling hati dan badan.
68
e. Macam-Macam Dan Ruang Lingkup Ibadah
Menurut Ash-Shiddieqy (1994: 5) ada dua macam ibadah yang
dilakukan oleh manusia sehubungan dengan Allah SWT yaitu ibadah
mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.
1) Ibadah mahdhah
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang berhubungan secara
langsung Allah dengan hamba atau manusia. Misalnya sholat,
puasa. Hubungan ini merupakan suatu ikatan yang vertikal yang
mutlak tidak boleh berhenti walaupunhanya sedikitpun. Dalam
ibadah mahdhah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya
tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang
sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
2) Ibadah ghairu mahdhah
Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tidak secara
langsung, yaitu suatu perkataan atau perbuatan secara lahir
maupun bathin yang mencakup ritual, sosial serta sumbangan
pribadi untuk kesejahteraan manusisa. Misalnya zakat, shodaqoh,
infaq dan lain-lain. Hubungan ini merupakan suatu hubungan
horizontal yang sejajar antara manusia dengan manusia lainya.
Ibadah ghairu mahdhah (disebut juga ibadah umum) seseorang
dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang sudah
jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja perbuatan dicatat sebagai
ibadah kalau niatnya ikhlas karena Allah SWT.
69
Sedangkan ruang lingkup ibadah menurut Ibn Taimiyah
(dalam Nasichah, 2013: 26), adalah cinta pada Allah dan Rasul-
Nya, khusu‟ dalam beribadah kepada Allah, ikhlas dalam
beragama, sabar dalam kebijaksanaan Allah, syukur terhadap
nikmat Allah, Ridho dalam ketentuan Allah serta tawakkal kepada
Allah. Jadi dengan macam-macam dan ruang lingkup ibadah
tersebut akan menjalankan ibadah secara tertip dan disiplin.
Karena dengan macam ibadah akan memberi peluang untuk
mengembangkan ibadah seseorang, sedangkan dengan ruang
lingkup ibadah akan lebih fokus dalam beribadah yaitu semata-
mata hanya mengharapkan ridha Allah.
f. Kedisiplinan Dalam Menjalankan Ibadah
Disiplin dalam Beribadah maksudnya ialah senantiasa beribadah
dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan
dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa
menganjurkan manusia untuk disiplin, sebagai contoh firman Allah
SWT.
Artinya:“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. Al-Ma`un:4-5)
Ciri-ciri orang yang disiplin beribadah dia akan menjaga islam
dalam dirinya dengan memperhatikan lima hal yaitu syahadad, sholat,
puasa, zakat dan naik haji. Seperti hadis yang dikutip dari majalah As-
70
Sunnah, (2006: 16) yang artinya sebagai berikut: “ Dari Ibnu Umar r.a
berkara: Rasulullah SAW bersabda, Islam dibangun di atas lima dasar:
ا ارعسغ لع ااسع عتغ اهللاغا عنبهغمعااقعالع ارعض يع ا ن اولعطاب ا عبد او رحعن ا عبد اهللا ا ن ا غمعرع عناأعب
ا سالعمغا ع عىاخعسا:اهللا اص ىاهللاا س ماآبعقغ لغ عاوإل شعهعادعةغاأعناالعاإ عوعاإ الاهللاغا عأعنا:ا غن
ا عصع مغارعمعضعاناا اهللا ا عإ قعامغاو صالعة ا عإ آبتعاءغاو زكعاة ا عحعجاو ببعيت ر وهاو رتمذيا)مغعمدوارعسغ لغ
اااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااا( مس م
Dari Abu Abdirrohman Abdulloh bin Umar bin Khoththob
rodhiyallohu „anhuma, dia berkata “Aku pernah mendengar
Rosululloh shollallohu „alaihi wasallam bersabda: ‟Islam itu
dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang
haq kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh,
menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke
Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon.”(HR. Tirmidzi dan
Muslim)
Kedisiplinan itu beragam, bukan hanya dalam menjalankan
shalat saja akan tetapi semua hukum dan aturan agama harus ditaati.
Misalnya menjauhi perbuatan maksiat, seperti minum minuman keras,
perjudian perbuatan keji lainnya juga merupakan disiplin dalam
beribadah. Seseorang tidak akan meminum munuman keras walaupun
tidak seorangpun yang melihatnya karena dia tahu kalau Allah selalu
mengatahui perbuatannya, begitu juga dengan orang yang sedang
berpuasa, orang yang disiplin ia tetap akan menahan hal-hal yang
71
membatalkan puasa walaupun orang lain tidak tahu karena hanya
dirinya sendiri dan Allah yang mengetahui.
Jadi kedisiplinan beribadah itu sangat luas dan kompleks, tidak
hanya dibatasi kegiatan ritual saja tetapi menyangkut semua aspek
kehidupan manusia. Semua aspek dalam kehidupan ini dapat diartikan
sebagai kegiatan peribadatan dan keagamaan. Mulai dari beribadah
kepada tuhan, mencari nafkah, bersilaturrahmi, berfikir untuk
kemajuan islam, dapat dikatakan sebagai bentuk peribadahan dengan
niat yang benar dan ikhlas mengharap ridlo dari Allah SWT.
g. Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Beribadah
Menurut Thouless (1992: 34) ada empat faktor yang
mempengaruhi sikap keagamaan yang akhirnya menimbulkan
kedisplinan dalam beribadah seseorang antara lain:
1) Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan sosial
(faktor sosial) ini mencakup semua pengaruh sosial dalam
perkembangan sikap keagamaan, termasuk pendidikan dari orang
tua, tradisi-tradisi sosisal, tekanan lingkungan sosisal untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang
disepakati oleh lingkungan itu. faktor sosial merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh pada faktor perkembangan sosial,
perkembangan sosial dilingkungan pendidikan formal dengan cara
memberikan wadah untuk mengembangkan potensi serta
72
mengimplementasikan materi dengan kegiatah kehidupan sehari-
hari.
2) Berbagai pengalaman yang dialami oleh seseorang dalam
membentuk sikap keagamaan terutama pengalaman seperti
keindahan, keselarasan dan kebaikan di dunia lain (faktor
alamiah) seperti menjalin hubungan yang baik pada sesama
dengan saling menolong, adanya konflik moral seperti
mendapatkan tekanan-tekanan dari lingkungan dan pengalaman
emosional keagamaan (faktor efektif) seperti perasaan
mendapatkan peringatan atau pertolongan dari Tuhan.
3) Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagaian yang timbul dari
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi terutama kebutuhan
terhadap keagamaan, cinta kasih, harga diri dan ancaman
kematian.
4) Berbagai pemikiran verbal atau intelektual dimana faktor ini juga
dapat mempengaruhi religiusitas manusisa adalah makhluk yang
dapat berfikir, sehingga manusisa akan memikirkan tentang
keyakinan-keyakinan dan agama yang dianutnya.
Berdasarkan penjelasan di tasa maka dapat disimpulkan bahwa
ada dua faktor yang mempengaruhi tigkat kedisiplinan beribadah
seseorang yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
meliputi pendidikan formal, pendididkdan agama dalam keluarga,
tradisi sosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, tekanan-
73
tekanan lingkingan sosisal dalam kehidupan seseorang. Faktor internal
meliputi pengalaman-pengalaman emosional keagamaan, kebutuhan
seseorang yang mendesak untuk dipenuhi seperti kebutuhan akan rasa
aman, harga diri dan cinta kasih atau pun ancaman kematian.
h. Manfaat Kedisiplinan Beribadah
Manfaat kedisiplinan beribadah menurut Hasby Ash Shiddieqy,
(1994: 210) menerangkan bahwa tiap-tiap ibadah itu mempunyai
hikmah atau bekasan yang khusus baginya dalam meluruskan akhlaq
pribadi seseorang yang beribadah tersebut dalam mengheningkan dan
dalam membawa pribadi itu berangsur-angsur maju ke arah
kesempurnaan yang layak dan naik kepada derajat “dekat dengan
Allah” yakni naik kepada maqam taqarrub. Hikmah yang diberikan
seorang yang beribadah shalat berbeda dengan seorang yang beribadah
puasa. Orang yang sudah terbiasa disiplin beribadah maka sholat
dijadikan sebagai penata waktunya. Kedisiplinan beribadah juga akan
mempengaruhi tingkah laku seseorang, seseorang yang terbiasa
melaksanakan disiplin dalam beribadah maka akan muncul akhlak
yang baik dan perilaku positif akan terbentuk dengan sendirinya
(Fadilah, 2012:27).
B. Kajian Pustaka
Hasil penemuan kajian pustaka yang bersumber dari hasil penelitian yang
terdahulu (Nadjib, 2011), yang hampir sama dengan pembahasan penelitian ini
74
yaitu “Pengaruh kegiatan mentoring di sekolah terhadap kesadaran beribadah
siswa kelas VIII SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2011” yang didalamnya
membahas bahwa kegiatan mentoring ini dapat berpengaruh kepada kesadaran
beribadah siswa kelas VIII.
Sedangkan penemuan yang lain diambil dari (Nasichah, 2013), tentang
“Hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan SKI dengan tingkat
kedisiplinan beribadah di SMP N 6 Salatiga” yang di dalam pemaparannya
mengenai tingkat keaktifan mengikuti salah satu organisasi yang ada di
sekolah tersebut yaitu SKI berdampak kepada kedisiplinan beribadah siswa
anggota SKI.
Selain itu terdapat juga dalam Mashuri, (2008) yang membahas tentang
“Pengaruh pendidikan keparamukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa
SMKN 1 Salatiga tahun 2008” yang pembahasannya fokus menjelaskan bahwa
kegiatan kepramukaan dapat berpengaruh terhadap kedisilpinan beribadah
siswa. Jadi, dari pemaparan-pemaparan dari penelitian yang terdahulu bila
dibandingkan dengan penelitian ini maka terdapat perbedaan pembahasan
yaitu bahwasannya penelitian ini menjelaskan mengenai seberapa tingkat
keaktifan anggota Lembaga Dakwah Kampus dalam mengikuti kegiatan
mentoring yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Kampus tersebut kemudian
dicari pengaruhnya terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK setelah
aktif mengikuti kegiatan mentoring tersebut.
75
C. Analisis Tentang Keaktifan Mengikuti Mentoring Terhadap Kedisiplinan
Beribadah Mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga Tahun 2014.
Setelah mengetahui definisi beserta bentuk maupun tujuan dari
berbagai persoalan di atas, bahwa ada pengaruh keaktifan mengikuti
mentoring dengan kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah
Kampus Darul Amal STAIN Salatiga, karena dapat kita katahui bahwa
dampak dari proses kegiatan mentoring ini berhubungan dengan hasil dari
penanaman ajaran islam yang dilakukan ketika aktivitas mentoring tersebut
dilaksanakan. Dengan demikian pendidikan atau proses aktifitas mentoring
ini mempunyai hubungan yang erat serta sangat berpengaruh terhadap
kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK, karena jelas bahwa dilihat dari
tujuan-tujuan yang telah dipaparkan di atas tadi mengungkapkan bahwa
kegiatan mentoing mempunyai tujuan bagi manusia untuk selalu menambah
kualitas pribadi baik dari segi pengetahuan (akal) maupun rohani dan
mempunyai akhlaq yang baik. Ada dua tugas besar yang diberikan Allah
kepad manusia yaitu beribadah kepada Allah dan menjalankan fungsi
kekhalifahan di muka bumi ini (Siddiq, 2002: 96).
Peranan Lembaga Dakwah Kampus dalam mengadakan program
kerja yang salah satunya adalah mentoring ternyata sangat besar manfaatnya,
karena selain sebagai proses penjagaan kader anggota Lembaga Dakwah
Kampus beserta pemberian suplemen terhadap kader dengan materi-materi
yang diberikan, mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus akan memiliki aqidah
yang kuat dan lurus sehingga akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah
76
dan tidak akan menyimpang dari ajaran-Nya. Selain dari segi aqidah,
mahasiswa juga akan menjalankan ibadah yang benar. Ibadah yang benar
adalah semua pengajaran peribadahan diambil dari sumber-sumber yang
benar dalam islam (Al-Qur‟an dan Sunnah).
77
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal
Lembaga Dakwah kampus adalah sebuah lembaga dari salah satu
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga. Berbicara tentang LDK, maka akan banyak
berbicara pada tiga hal, yakni lembaga, dakwah dan kampus. Lembaga
adalah bentuk representatif dari sebuah kelompok yang bergerak bersama
untuk sebuah tujuan. Dakwah adalah aktivitas yang dilakukan dan
kampus adalah sasaran dari aktivitas yang dilakukan (Tim OPAK, 2013:
88-89).
Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga
merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang bergerak dalam
bidang dakwah. LDK ini merupakan aktualisasi para Aktivis Dakwah
Kampus (ADK) dalam menebarkan syiar Islam di lingkungan kampus
dan masyarakat di sekitar. Lembaga yang lebih konsen pada dakwah
kampus ini secara keorganisasiannya di bawah Puket III.
Keberadaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam konteks
dakwah kampus, memegang peranan yang sangat penting. Meskipun
LDK bukan merupakan sayap dakwah satu-satunya di kampus, namun
LDK merupakan dapur sekaligus laboratorium dakwah yang utama di
kampus. Dan LDK-lah strategi dakwah disusun dan dikembangkan
78
hingga akhirnya dakwah dapat melebarkan sayapnya ke sector-sektor lain
yang ada di kampus.
Latar belakang terbentuknya LDK DA STAIN Salatiga tidak lepas
dari peran mahasiswa yang kritis terhadap kondisi masyarakat yang
semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Sehingga mereka bergabung dalam
Korps Dakwah Kampus (KDK) untuk memberikan kontribusi dalam
perbaikan (Islah) terhadap diri dan masyarakat, terutama masyarakat
kampus.
Dakwah kampus adalah implementasi dakwah illallah dalam
lingkungan perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas
akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana
formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di
lingkungan masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan
profesionalitas.
Karena itulah pada tanggal 28 April 2002 terbentuklah LDM
(Lembaga Dakwah Mahasiswa), melalui musyawarah akbar (Musyak) I.
satu tahun kemudian, pada Musyak II tanggal 31 Mei 2003 LDM
berubah nama menjadi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal
STAIN Salatiga (Buku Profil LDK masa bakti 2014).
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal adalah sebuah
lembaga dari salah satu UKM yang berada di kampus STAIN Salatiga.
Berbicara mengenai LDK, maka kita akan berbicara pada tiga hal, yakni
lembaga, dakwah dan kampus. Lembaga adalah bentuk representatif dari
79
sebuah kelompok yang bergerak bersama untuk sebuah tujuan. Dakwah
adalah aktifitas yang dilakukan untuk mengajak kearah yang benar yang
lebih baik berdasarkan pada amar ma‟ruf nahi mungkar. Sedangkan
kampus adalah tempat jalannya dakwah tersebut.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga
didirikan di Salatiga pada 28 April 2002. Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN Salatiga berasaskan islam, bersifat terbuka
bagi seluruh mahasiswa STAIN Salatiga yang berkeinginan membina
dan mengembangkan kualitas diri dan umat melalui lembaga ini, secara
kelembagaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal berada di
bawah pembantu ketua (Peket III) bidang kemahasiswaan dan
kegiatannya di bawah koordinasi Kepala Unit Pembina Kemahasiswaan
(UPK) STAIN Salatiga. Landasan gerak Lembaga Dakwa Kampus Darul
Amal STAIN Salatiga adalah Al-Qur‟an dan As-Sunnah (Tim Musyak III
LDK, 2012: 9).
2. Visi Dan Misi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal
STAIN Salatiga
Visi:
Sebagai wadah positif bagi mahasiswa STAIN Salatiga untuk
melahirkan kader-kader yang Robbaniyah, ilmiah dan profesional.
Misi:
a. Menghimpun, membina, memberdayakan dan mengarahkan
mahasiswa guna meningkatkan kualitas ruhiyah, jasadiyah dan
80
perannya di kampus STAIN Salatiga serta masyarakat secara
luas.
b. Menyebarkan nilai-nilai islam dalam mewujukan kampus yang
islami.
3. Struktur Organisasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal
STAIN Salatiga
Diagram
Struktur Kepengurusan LDK Darul Amal Tahun 2014
Dewan Pelindung
Ketua Stain Salatiga
Dewan Penasehat
PUKET III
Dewan pembina
Bpk. Syukron
Makmun
ketua umum
Dewan Syuro
Luqman Hakim
Alumni LDK
Sekretaris
Umum
Bndahara
Umum
Nur Salim
Wahyu Ardi
Biro Kestari
Biro DANUS
Diantina
bashiroh
1. Wahid K
2.Azza Nurul
Laila
Bidang Syi‟ar 1
Bidang Kaderisai
Bidang Nisa‟ 1
Ketua: Taufiqur
Sekretaris: Nofi
Ketua: A. Ckamim
Sekretaris: Kummi L
Ketua: Gunarti Y
Sekretaris: alfida
81
4. Gambaran Umum Bidang Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus
Darul Amal STAIN Salatiga
Bidang kaderisasi merupakan salah satu bidang yang berada di
naungan Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga. Bidang ini
bertujuan untuk merekrut anggota baru, mendata, membina dan
memetakkan kader,kamampuan dan soliditas anggota agar memiliki
keterikatan dengan nilai-nilai keislaman dan melibatkannya dalam amal
islami yang sesuai dengan tujuan organisai Lembaga Dakwah Kampus
STAIN Salatiga.
a. Alur Kaderisai Antara Lain Sebagai Berikut:
1) IBTIDA‟
Tahap ini adalah tahap rekrutmen secara kelembagaan dan
terbuka (open recruitment). Tahap ini merupakan pintu masuk
menjadi anggota LDK Darul Amal. Dalam tahap ini kaidah yang
harus digunakan adalah kaidah dakwah “menggembirakan bukan
menakut-nakuti.”
Ibtida‟ bertujuan untuk mengenalkan konsep islam,
menumbuhkan Ghiroh Islam, nasrul fikroh terhadap islam,
menjadikan kader sebagai kader pendukung dakwah kampus,
Bidang Syi‟ar 2 Bidang Nisa‟ 2
Ketua: Hendro
Sekretaris:
Indah
Ketua: Endang
Sekretaris: Winda
W
82
yang memiliki aqidah yang bersih dan menampilkan akhlaq islami
dalam pergaulan sehari-hari.
2) SIE (Small Islamic Environment)
Setelah pelaksanaan Ibtida‟, secepatnya segera
dilaksanakan follow-up berupa SIE baik secara klasikal maupun
kelompok. Maksimal pelaksanaan SIE perdana adalah dua pekan
setelah Ibtida‟. Untuk itu, jauh sebelum pelaksanaan Ibtida‟ harus
disiapkan pemandu SIE, materi dan perangkat SIE. (Untuk arahan
SIE dapat dilihat pada panduan pelaksanaan SIE). Asumsi waktu
efektif adalah 1 bulan 1x.
3) Mentoring (Liqo‟)
Merupakan bentuk pembinaan kader LDK. Sama seperti SIE,
mentoring merupakan follow up kader LDK yang harus diikuti
oleh semua kader. Kader baru dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 5 – 10 orang dan dipegang oleh
salah seorang pembina. Mentoring dilaksanakan satu pekan sekali
sesuai kesepakatan kelompok.
Majelis Kader (mentoring) merupakan alur pembinaan yang
wajib diikuti oleh seluruh kader LDK Darul Amal STAIN
Salatiga setelah mengikuti alur pengkaderan tahap I (Ibtida`).
Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan follow up kepada
kader yang telah terekrut dengan memberikan materi-materi
keislaman berbasis kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5-10
83
orang, dan dipegang oleh seorang pembina. Target kegiatan ini
supaya kader bisa memahami serta menjalankan syariat Islam
dengan baik. Ukuran keberhasilan agar kader mempunyai
kepribadian yang Islami. Materi yang diberikan yaitu materi-
materi yang sudah ditetapkan oleh Bidang Kaderisasi yang
merupakan materi keislaman umum dan dasar. Selain itu, juga
diisi dengan materi yang bersifat kondisional. Sasaran mentoring
ini adalah seluruh kader yang sudah terekrut oleh LDK Darul
Amal STAIN Salatiga yang dilakukan satu pekan sekali (dalam
Buku Panduan Bidang Kaderisasi LDK Darul Amal).
4) TEKAD 1
TEKAD 1 (Training Kader I) adalah alur kaderisasi tahap 2
dalam bidang menejemen Islami dan pemahaman syumuliatul
dakwah. Tujuan dari program ini adalah membekali Kader untuk
siap dikaryakan di kepanitiaan, memahami struktur organisasi
LDK Darul Amal, mempersiapkan kader untuk siap magang
sebagai staf bidang, membentuk kader pendukung dan penggerak
dakwah kampus, Sebagai bentuk penjagaan kader.
5) TEKAD 2
Alur kaderisasi tahap 3 yang dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan calon pengurus di LDK Darul Amal. TEKAD 2
bertujuan membekali kader untuk siap diamanahi menjadi
pengurus LDK, membangun mas‟uliyah dalam amanah,
84
membentuk kader pendukung dan penggerak. Materi di dalam
TEKAD 2 ini antara lain leadership, team Work/Amal Jama‟i,
manajemen Syuro, penyusunan dan evaluasi program kerja,
manajemen konflik, materi ruhiyah.
6) Ma‟had Murobbi
Program ma‟had murobbi bertujuan untuk membekali kader
untuk siap menjadi pembina mentoring, membentuk
kepemimpinan dan komitmen dakwah, mencetak Kader
konseptor. Bentuk kegiatan ini adalah cerdig, pelatihan, simulasi
dan game. Bekerja sama dengan Dewan Syuro LDK Darul Amal
STAIN Salatiga.
7) Tekad 3
Bertujuan memahami konsep qiyadah wal jundiyah,
internalisasi manhaj dakwah kampus, memahami sejarah dakwah
kampus (termasuk LDK Darul Amal), mengetahui ideologi
kontemporer di indonesia, membentuk kader penggerak.
B. Penyajian Data Penelitian
1. Data Responden
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang
keaktifan mengikuti kegiatan mentoring dan data tentang kedisiplinan
beribadah. Adapun daftar nama-nama anggota LDK Darul Amal STAIN
Salatiga yang aktif mengikuti mentoring dan terpilih menjadi responden
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
85
Tabel. 1
Daftar Nama Responden
No. Inisial Nama Responden Jurusan
1 SK PGMI
2 MCS TBI
3 ISW TBI
4 KAB PAI
5 SF PAI
6 NZN TBI
7 SFK PAI
8 DA PAI
9 KK PAI
10 GY TBI
11 FM PGRA
12 NEP TBI
13 LH PAI
14 YP PAI
15 NW PAI
16 AAM TBI
17 AMS TBI
18 AS PAI
19 FR TBI
20 N PAI
21 EH PAI
22 IWK TBI
23 IR PBA
24 I PBA
25 NT PBA
26 ETW PGMI
27 NS PBA
28 NPL PBA
29 MS PAI
86
30 EF PAI
31 IS PAI
32 NS TBI
33 UR TBI
34 LC PAI
35 UL PAI
36 WRS PAI
37 LH SYARI‟AH
38 NH PGMI
39 UK TBI
40 AMM PAI
2. Data Tentang Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan
Mentoring
Adapun hasil penyebaran angket tentang keaktifan mahasiswa
LDK dalam mengikuti kegiatan mentoring dapat dilihat melalui tabel
berikut ini:
Tabel. 2
Data Jawaban Angket Tentang Keaktifan Mengikuti
Mentoring
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A A B B A B B A B A B B A A A B A A A A
2 A A A A A B B A C A B A A A A A A A A A
3 A A B A A B A A B A B A A A A A A A A A
4 A A A A A A B A B A B A A B A B A A B A
5 A A B A A A A A B A B A A A A B A A A A
6 A C C A A B B A B A C B A A C C A A A A
87
7 A A B A A A B A B A B A A B B B B A A A
8 A A B A A A A B A A C B A B B C B A A A
9 A A B B A A B A A A B A A A A A A A A A
10 A A B A A A B A B A B B A A A A A B A A
11 A A B B A A B B B A B A A A A B A B A A
12 A A B A B B B B C A C A A A A B A A A A
13 A A B A A A A A B A B A A A B A A B A A
14 A A B A B A B B B A B A A B B B B A A A
15 A A B A A A A A A A B A A A A A A B A A
16 A A B A A B B A B A B B A A A A A A A A
17 A A A A A B B A B A B A A A B A A A A A
18 A A A A A B A A B A B A A B A A A A A A
19 A A B A A A B A B A B B A B C B B B A A
20 A A B A A B A A B A B B A A B A A B A A
21 A A A A A A B A B A B B A A A B A A A A
22 A A A A B B B A B A B B A A B A A B A A
23 A A B A A A B A B A B A A A B B A A A A
24 A C B A B C C A B A B B A A B A B A A A
25 A A B A A A A B B A B A A A A A A A A A
26 A A B B A A A A B A B A A A B B A A A A
27 A A A A B A A B B A B A A A B A A A A A
28 A A A A A A A A A A A B A B B B A A A A
29 A A A A A B B A B A A A A B B A A A A A
30 A B B A A A B B B A B A A A A A A A A A
31 A A A A A B B A A A A A A A A B A A A A
32 A A A A A B A C A A A A A B B A A A A A
33 A A B A A A A B B A B A A A A B A A A A
88
34 A A B A A A A A B A B A A B B A A A A A
35 A A A A A B A A A A A A A A B A A A A A
36 A A A A A B A A B A B A A A B A A A A A
37 A A A A A B B B B B B B A B B A A A A A
38 A B B B A A A A B A B A A A B A B B A A
39 A A B A A B B A B A B A A B C B A A B A
40 A A B A B B B B B A C B B B B B B B A A
3. Data Tentang Jawaban Angket Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa
LDK Tahun 2014
Adapun hasil penyebaran angket tentang kedisiplinan beribadah
mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014 dapat dilihat
pada tebel berikut ini:
Tabel. 3
Rekapitulasi Jawaban Angket Kedisiplinan Beribadah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A A B B B B B B B B A A A A A A B A A A
2 A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A
3 A A B A A A B A A A A A A A A A B A A A
4 A A A A A A B A B B A A A A A B B A A A
5 A A A B B A A A A A C A A A A A A A A A
6 A A C B A A A A B A A A A A A B A A A B
7 A A B B A A B A B B A A A A A B B A A A
8 A A B A A A B A A A B A A A B C A A A A
9 A A B A A A A B A A A A A A A B B A A A
89
10 A A A A A A A A A A A A A A A B B A B A
11 A A B A A B B A B B B A A A A A A A A A
12 A B C C B A C A A A A A A A A A B A B B
13 A A B A B A B B A A B A A A A A B A A A
14 A A A A A A A A A A A A A A A B B A A A
15 A A B B B A A B B B A A A A A A A A A A
16 A A A A A A A A A A A A A A A A B A A B
17 A A A A A A A A A A A A A A A A B B A B
18 A A B A A A A A A A A A A A A B B A A A
19 A A A A A A B B A B B A B A A B B A B B
20 A A A A A A B B A A A A A A A B B A A A
21 A A B A A A A B A A A A A A A B B B A A
22 A A A A A A B B A A A A A A A B B A A A
23 A A A B B A A B B B A A A A A B B A A A
24 A A B B B B B A B B B A A A A B B A A A
25 A A A A A A A A B A B A A A A B A A B B
26 A A A A A A B A A A A A A A A A B A A A
27 A A B A A A B B B A B A A A A B A A B B
28 A A B B B B B B B B B A A A A B B A A A
29 A A B A B A B B B B A A A A A A B A B A
30 A A A B B A B B B C A A A A A A B A A A
31 A A A B B A B A A A A A A A A B B A A A
32 A A B B A A B B B A A A A A A B A A A B
33 A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A
34 A A B C C B B B C A C A A A A B A A A A
35 A A A B B A A A A A A A A A A A B A A A
36 A A B B A A B A B A A A A A A B B A A A
90
37 A A B A A A A A A A A A A A A A B A A B
38 A A B A B B B A B B B A A A A B B A A A
39 A A B B B B B A B B A A A A A A B A B B
40 B A B C C B B B B C B A A A A B B B B B
91
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjutnya
adalah menganalisis data. Adapun data yang akan penulis analisis adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat keaktifan mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus dalm mengikuti
kegiatan mentoring.
2. Tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus STAIN
Salatiga tahun 2014.
3. pengaruh antara keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan
beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga tahun 2014.
A. Analisis Pertama
Analisis data mengenai keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan
mentoring diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 (dua puluh)
pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban
dengan bobot nilai sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
2. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
3. Alternatif jawaban C memilki nilai 1
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam analisis ini adalah
sebagai berikut:
92
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar
rating scale pada variabel korelasi antara keaktifan mahasiswa mengikuti
kegiatan mentoring dengan kedisiplinan beribadah responden.
2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket.
3. Memprosentasikan jawaban.
4. Menginterpretasikan hasil prosentase jawaban responden.
Tabel. 4
Daftar Hasil Angket
Tentang Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring
No
Responden
No Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3
5 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 1 1 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 1 1 3 3 3 3
7 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3
8 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 3 3 3
9 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3
12 3 3 2 3 2 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
13 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3
93
14 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3
15 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
16 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
17 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
19 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3
20 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3
21 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3
22 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3
23 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
24 3 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3
25 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
27 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3
29 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
30 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
32 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
33 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
34 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
35 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
36 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
37 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
94
38 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3
39 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 2 3
40 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3
Tabel. 5
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi
Tentang Keaktifan Mengikuti Mentoring
No Nama Responden Jawaban Nilai Total
A B C 3 2 1
1 SK 12 8 - 36 16 - 52
2 MCS 16 3 1 48 6 1 55
3 ISW 16 4 - 48 8 - 56
4 KAB 14 6 - 42 12 - 54
5 SF 16 4 - 48 8 - 56
6 NZN 11 4 5 33 8 5 46
7 SFK 12 8 - 36 16 - 52
8 DA 12 6 2 36 12 2 50
9 KK 16 4 - 48 8 - 56
10 GY 14 6 - 42 12 - 54
11 FM 12 8 - 36 16 - 52
12 NEP 13 5 2 39 10 2 51
13 LH 15 5 - 45 10 - 55
14 YP 10 10 - 30 20 - 50
15 NW 17 3 - 51 6 - 57
95
16 AAM 14 6 - 42 12 - 54
17 AMS 15 5 - 45 10 - 55
18 AS 16 4 - 48 8 - 56
19 FR 10 9 1 30 18 1 49
20 N 13 7 - 39 14 - 53
21 EH 15 5 - 45 10 - 55
22 ISK 12 8 - 36 16 - 52
23 IR 15 5 - 45 10 - 55
24 I 10 7 3 30 14 3 47
25 NT 16 4 - 48 8 - 56
26 ETW 15 5 - 45 10 - 55
27 NS 15 5 - 45 10 - 55
28 NPL 16 4 - 48 8 - 56
29 MS 15 5 - 45 10 - 55
30 EF 14 6 - 42 12 - 54
31 IS 17 3 - 51 6 57
32 NS 16 3 1 48 6 1 55
33 UR 15 5 - 45 10 - 55
34 LC 15 5 - 45 10 - 55
35 UL 18 2 - 54 4 - 58
36 WRS 16 4 - 48 8 - 56
37 LH 11 9 - 33 18 - 51
38 NH 12 8 - 36 16 - 52
39 UK 11 8 1 33 22 1 56
96
40 AMM 6 13 1 18 26 1 45
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari
intervalnya dengan menggunakan rumus:
𝑖 =𝑋𝑡−𝑋𝑟+1
𝐾𝑖
Keterangan:
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terendah
Ki : Kelas interval (tinngi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket keaktifan mengikuti kegiatan mentoring, diperoleh
nilai tertinggi adalah 58 dan nilai terendah adalah 45. Dengan menggolongkan
data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui interval kelasnya, yaitu:
i=58−45+1
3
i=14
3=4,66
Jadi intervalnya adalah : 4,66 dibulatkan menjadi 5
Tabel. 6
Interval Skor Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring
Interval Jumlah Responden Keterangan
60 0
55-59 22 A
97
50-54 14 B
45-49 4 C
Berdasatkan tabel di atas dapat diketahui:
1. Untuk hasil keaktifan mengikuti kegiatan mentoring yang termasuk dalam
kategori baik memperoleh skor antara 55-59 sebanyak 22 responden.
2. Untuk hasil keaktifan mengikuti kegiatan mentoring yang termasuk dalam
kategori cukup memperoleh skor antara 50-54 sebanyak 14 responden.
3. Untuk hasil keaktifan mengikuti kegiatan mentoring yang termasuk dalam
kategori kurang memperoleh skor antara 45-49 dengan jumlah sebanyak 4
responden.
Tabel. 7
Data Nominasi Interval
Tentang Keaktifan Mengikuti Mentoring
No. Responden Skor Nominasi
1 52 B
2 55 A
3 56 A
4 54 B
5 56 A
6 46 C
7 52 B
98
8 50 B
9 56 A
10 54 B
11 52 B
12 51 B
13 55 A
14 50 B
15 57 A
16 54 B
17 55 A
18 56 A
19 49 C
20 53 B
21 55 A
22 52 B
23 55 A
24 47 C
25 56 A
26 55 A
27 55 A
28 56 A
29 55 A
30 54 B
31 57 A
99
32 55 A
33 55 A
34 55 A
35 58 A
36 56 A
37 51 B
38 52 B
39 56 A
40 45 C
Setelah diketahui beberapa banyak responden yang menggunakan
keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring baik, cukup dan kurang,
kemudian diprosentasekan dengan rumus sebagai berikut:
P= 𝐹
𝑁𝑋100%
1. Untuk hasil keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring yang
masuk ke dalam kategori baik mendapatkan nilai A dengan jumlah sebanyak
22 responden :
P=22
40 x100%
= 55%
2. Untuk hasil keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring yang
masuk ke dalam kategori baik mendapatkan nilai B dengan jumlah sebanyak
14 responden :
P=14
40 x 100%
100
= 35%
3. Untuk hasil keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring yang
masuk ke dalam kategori baik mendapatkan nilai C dengan jumlah sebanyak
4 responden :
P= 4
40x100%
= 10%
Untuk lebih jelas penulis akan sampaiakan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi keaktifan mengikuti kegiatan mentoring:
Tabel. 8
Distribusi Frekuensi Jawaban
Keaktifan Mahasiswa LDK Mengikuti Kegiatan Mentoring
No. keaktifan Mengikuti
Kegiatan Mentoring
Interval Frekuensi Prosentase
1.
2.
3.
Kategori baik (A)
Kategori cukup (B)
Kategori kurang (C)
55-59
50-54
45-49
22
14
4
55%
35%
10%
40 100%
Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan
mahasiswa mengikuti kegiatan mentoring kategori baik adalah 55% dengan
jumlah 22 reponden, keaktifan mahasiswa mengikuti kegiatan mentoring kategori
cukup adalah 35% dengan jumlah 14 reponden, keaktifan mahasiswa mengikuti
kegiatan mentoring kategori kurang adalah 10% dengan jumlah 4 responden.
101
Dengan demikian keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring
adalah baik.
B. Analisis Kedua
Analisi data kedisiplinan beribadah diperoleh dari penyebaran angket yang
terdiri dari 20 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga)
alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
2. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
3. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam
daftar rating scale tentang kedisiplinan beribadah
2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket
3. Memprosentasikan jawaban
4. Menginterpretasikan hasil prosentase jawaban responden.
Tabel. 9
Daftar Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Beribadah
No
Responden
No Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
102
4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
5 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
7 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
8 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3
9 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3
11 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 3 2 1 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2
13 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
15 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
18 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
19 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2
20 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
21 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3
22 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
23 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
24 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
25 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2
26 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
27 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2
103
28 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
29 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
30 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
31 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
32 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
33 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
34 3 3 2 1 1 2 2 2 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3
35 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
36 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
37 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
38 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
39 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2
40 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
Tabel. 10
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi
Tentang Kedisiplinan Beribadah
No Inisial Responden Jawaban Nilai Total
A B C 3 2 1
1 SK 11 9 - 33 18 - 51
2 MCS 18 2 - 54 4 - 58
3 ISW 17 3 - 51 6 - 57
4 KAB 15 5 - 45 10 - 55
104
5 SF 17 2 1 51 4 1 56
6 NZN 15 4 1 45 8 1 54
7 SFK 12 8 - 36 16 52
8 DA 15 4 1 45 8 1 54
9 KK 16 4 - 48 8 - 56
10 GY 17 3 - 51 6 - 57
11 FM 14 6 - 42 12 - 54
12 NEP 12 5 3 36 10 3 49
13 LH 14 6 - 42 12 - 54
14 YP 18 2 - 54 4 - 58
15 NW 14 6 - 42 12 - 54
16 AAM 18 2 - 54 4 - 58
17 AMS 17 3 - 51 6 - 57
18 AS 17 3 - 51 6 - 57
19 FR 12 8 - 36 16 - 52
20 N 16 4 - 48 8 - 56
21 EH 15 5 - 45 10 - 55
22 IWK 16 4 - 48 8 - 56
23 IR 14 6 - 42 12 - 54
24 I 10 10 - 30 20 - 50
25 NT 15 5 - 45 10 - 55
26 ETW 18 2 - 54 4 - 59
27 NS 13 7 - 39 14 - 53
28 NPL 9 11 - 27 22 - 49
105
29 MS 12 8 - 36 16 - 52
30 EF 13 6 1 39 12 1 52
31 IS 15 5 - 45 10 - 55
32 NS 13 7 - 39 14 - 53
33 UR 19 1 - 57 2 - 59
34 LC 12 5 3 36 10 3 49
35 UL 17 3 - 51 6 - 57
36 WRS 14 6 - 42 12 - 54
37 LH 17 3 - 51 6 - 57
38 NH 11 9 - 33 18 - 51
39 UK 10 10 - 30 20 - 50
40 AMM 5 12 3 15 24 3 42
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari
intervalnya dengan menggunakan rumus:
𝑖 =𝑋𝑡 − 𝑋𝑟 + 1
𝐾𝑖
Keterangan:
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terendah
Ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket perilaku religius, diperoleh nilai tertinggi adalah 59
dan nilai terendah adalah 42. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3
kelas maka dapat diketahui interval kelasnya, yaitu:
106
i=59−42+1
3
i=18
3=6
jadi intervalnya : 6
Kemudian jarak interval tersebut dimasukkan ke dalam tabel untuk
mengetahui seberapa banyak mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus yang
memiliki kedisiplinan dalam beribadah.
Tabel. 11
Interval Skor Kedisiplinan Beribadah
Interval Jumlah Responden Keterangan
60 0
54-59 27 A
48-53 12 B
42-47 1 C
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui:
1. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK yang termasuk dalam
kategori baik, memperoleh skor antara 54-59 sebanyak 27 responden.
2. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK yang termasuk
kategori cukup, memperoleh skor antara 48-53 sebanyak 12 responden.
3. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK yang termasuk
kategori kurang, memperoleh skor antara 42-47 sebanyak 1 responden.
107
Tabel. 12
Data Nominasi Interval
Tentang Kedisiplinan Beribadah
No. Responden Jumlah Responden Keterangan
1 51 B
2 58 A
3 57 A
4 55 A
5 56 A
6 54 A
7 52 B
8 54 A
9 56 A
10 57 A
11 54 A
12 49 B
13 54 A
14 58 A
15 54 A
16 58 A
17 57 A
18 57 A
19 52 B
20 56 A
108
21 55 A
22 56 A
23 54 A
24 50 B
25 55 A
26 59 A
27 53 B
28 49 B
29 52 B
30 52 B
31 55 A
32 53 B
33 59 A
34 49 B
35 57 A
36 54 A
37 54 A
38 57 A
39 51 B
40 42 C
Setelah diketahui beberapa banyak responden yang menggunakan
kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK baik, cukup dan kurang, kemudian
diprosentasikan dengan rumus sebagai berikut:
109
P=𝐹
𝑁𝑋 100%
1. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori baik
mendapatkan nilai A dengan jumlah sebanyak 27 responden :
P=27
40𝑋 100%
= 67,5%
2. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori cukup
mendapatkan nilai B dengan jumlah sebanyak 12 responden :
P=12
40𝑋 100%
= 30%
3. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori kurang
mendapatkan nilai C dengan jumlah sebanyak 1 responden :
P=1
40𝑋 100%
= 2,5%
Untuk lebih jelas, penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus:
Tabel. 13
Distribusi Frekuensi Jawaban
Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK
No. Kedisiplinan
Beribadah
Interval Frekuensi Prosentase
1.
2.
Kategori Baik (A)
Katergori Cukup (B)
54-59
48-53
27
12
67,5%
30%
110
3. Kategori Kurang (C) 42-47 1 2,5%
40 100%
Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK kategori baik adalah 67,5%
dengan jumlah 27 responden, tingkat kedisiplinan beribadah
mahasiswa LDK dalam kategori cukup adalah 30% dengan jumlah 12
responden, tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam
kategori kurang adalah 2,5% dengan jumlah 1 responden. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan beribadah mahasiswa
LDK adalah baik.
C. Analisis Ketiga
Analisi ketiga untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui
tujuan yang ketiga yaitu untuk mengetahui adakah korelasi antara
keaktifan mengikuti kegiatan mentoring dengan kedisiplinan beribadah
mahasiswa LDK.
Maka untuk mengetahui tujuan tersebut, penulis menggunakan
rumus statistik korelasi product moment angka angka kasar dengan
langkah sebagai berikut :
1. Mencari korelasi antara keaktifan mengikuti kegiatan mentoring
dengan kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK.
2. Mencari x, y, x2, y
2 dan xy dengan cara mengalikannya.
111
3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada ke dalam rumus korelasi
product moment.
Tabel. 14
Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Keaktifan
Mengikuti Kegiatan Mentoring dengan Kedisiplinan Beribadah
Mahasiswa LDK
No.
Responden
X Y X2 Y
2 XY
1 52 51 2704 2601 2652
2 55 58 3025 3364 3190
3 56 57 3136 3249 3192
4 54 55 2916 3025 2970
5 56 56 3136 3136 3136
6 46 54 2116 2916 2484
7 52 52 2704 2704 2704
8 50 54 2500 2916 2700
9 56 56 3136 3136 3136
10 54 57 2916 3249 3078
11 52 54 2704 2916 2808
12 51 49 2601 2401 2499
13 55 54 3025 2916 2970
14 50 58 2500 3364 2900
15 57 54 3249 2916 3078
16 54 58 2916 3364 3132
17 55 57 3025 3249 3135
18 56 57 3136 3249 3192
19 49 52 2401 2704 2548
20 53 56 2809 3136 2968
21 55 55 3025 3025 3025
22 52 56 2704 3136 2912
112
23 55 56 3025 3136 3080
24 47 50 2209 2500 2350
25 56 55 3136 3025 3080
26 55 59 3025 3481 3245
27 57 53 3249 2809 3021
28 56 49 3136 2401 2744
29 55 52 3025 2704 2860
30 54 52 2916 2704 2808
31 57 55 3249 3025 3135
32 55 53 3025 2809 2915
33 55 59 3025 3481 3245
34 55 49 3025 2401 2695
35 58 57 3364 3249 3306
36 56 54 3136 2916 3024
37 51 57 2601 3249 2907
38 52 51 2704 2601 2652
39 56 50 3136 2500 2800
40 45 42 2025 1764 1890
∑ 2.145 2.163 115.395 117.427 116.166
Diketahui :
N = 40
∑x = 2145
∑y = 2163
∑x2
= 115.395
∑y2
= 117.427
xy = 116.166
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy= 𝑁∑𝑥𝑦− ∑𝑥)(∑𝑦
𝑁∑𝑥2− (∑𝑥)²}{𝑁∑𝑦2− (∑𝑦)²
113
rxy= 40×116166− 2145)(2163
40×115395− 2145 2 {40×117427−(2163)²}
rxy= 4.646.640−4.639.635
4.615.800−4.601.025 {4.697.080−4.678.569}
rxy= 7.005
14.775 (18.511)
rxy= 7.005
237.500.025
rxy= 7.005
15.411,035
rxy=0,454
D. Analisi Uji Hipotesis
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y diketahui, maka
untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis dietrima harus dikonsultasikan
nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai ryang terdapat dalam tabel nilai r
product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan
atau tidak.
Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel 5%,
maka dikatakan sigifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 40
responden maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah
pada taraf 5% = 0,312. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai
yang diperoleh ialah 0,454 > 0,312. Sedangkan pada taraf signifikan 1% =
114
0,403. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh
ialah :0,454 > 0,403.
Dari analisis tersebut maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ada
pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap kedisiplinan
beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014”
sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima, karena di dalam kegiatan
mentoring sendiri terdapat materi-materi yang memuat berbagai aspek
mencakup aqidah, ibadah dan muamalah. Pembentukan keyakinan dan akhlak
islami, pembentukan karakter da‟i dan amal jama‟i. Selain dari itu mentoring
juga sebagai perekatan ukhuwah diantara sesama anggota dan pementor
karena dalam mentoring antara pementor dan anggota selalu bertemu minimal
sepekan sekali sehingga menumbuhkan rasa kekeluargaan yang kuat, dari
segi ibadah juga akan senantiasa terjaga karena dalam mentoring saling
bertemu antar anggota yang dapat menambah motivasi ibadah kita ketika
melihat anggota yang lain semangat dalam ibadahnya. Setelah selesai
mentoring pun semua anggota merasa terawasi dari segi ibadahnya karena
ada mutabaah harian, pekanan, maupun bulanan dari kelompok mentoring
tersebut sehingga kedisiplinan beribadah dapat terjaga.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisis data yang
telah terkumpul, selanjutnya penulis ajukan kesimpulan dari hasil
penelitian tentang keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap
kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Darul Amal STAIN Salatiga sebagai berikut:
1. Keaktifan mengikuti kegiatan mentoring mahasiswa LDK pada tahun
2014 adalah bervariasi. Diantaranya keaktifan mengikuti kegiatan
mentoring dengan kategori baik memperoleh skor 55 - 59 sebanyak 22
orang mencapai persentase 55% untuk kategori cukup memperoleh
skor antara 50 - 54 sebanyak 14 orang memcapai persentase 35%, dan
untuk kategori kurang memperoleh skor 45 - 49 sebanyak 4 orang
mencapai persentase 10%.
2. Tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK kategori baik adalah
67,5% yaitu memperoleh skor antara 54 - 59 dengan jumlah 27
responden, tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam
kategori cukup adalah 30% dengan memperoleh skor antara 48 - 53
dengan jumlah 12 responden, untuk kategori kurang adalah 2,5% yaitu
memperoleh skor antara 42 - 47 dengan jumlah 1 responden.
3. Setelah dianalisis menggunakan product moment yang bertujuan untuk
mengetahui tujuan penelitian yang ketiga, ternyata ada pengaruh
116
keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap kedisiplinan
beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014.
Terbukti dari analisis statistik bahwa 0,454 lebih besar dari batas
penolakan 0,312 dalam taraf signifikansi 5%, dan 0,454 lebih besar
dari batas penolakan 0,403 dalam taraf signifikan 1%. Dengan
demikian hipotesis menyatakan bahwa semakin tinggi keaktifan
mengikuti kegiatan mentoring maka semakin tinggi pula kedisiplinan
beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014,
karena dapat diterima secara ilmiah dalam bentuk taraf signifikansi 5%
dan 1% dengan koefisen kontingen sebesar 0,454.
B. Saran-saran
Hasil di atas menunjukkan adanya pengaruh keaktifan mengikuti
kegiatan mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahsiswa LDK Darul
Amal STAIN Salatiga tahun 2014 bertitik tolak dengan penelitian yang
penulis lakukan tersebut, berikut ini penulis akan mencoba untuk memberi
sumbangan pemikiran yang harapannya dapat menjadi jembatan sebagai
upaya untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan mentoring ini supaya
kedisiplinan beribadah mahasiswa STAIN Salatiga tetap terjaga.
1. Kepada Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga
Penulis memberikan argumen bahwa adanya kegiatan mentoring ini
sangat penting bagi anggota LDK sebagai sarana mengecas ruhiyah
kita agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, tidak lupa dengan
tugas manusia di dunia yang tidak lain hanyalah untuk beribadah
117
kepada Allah, sekaligus mempererat tali persaudaraan di antara kaum
muslim dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan keislaman
sehingga perilaku yang menandakan bahwa kita seorang muslim ini
tetap terjaga.
2. Kepada Ketua Lembaga STAIN Salatiga
Setelah adanya penelitian ini, maka sudah terbukti bahwa dengan
adanya kegiatan mentoring yang diadakan oleh LDK dapat berdampak
baik terhadapa mahasiswa, jadi alangkah baiknya Lembaga STAIN
pun ikut langsung berperan dengan cara meresmikan program
mentoring ini menjadi salah satu program kerja dengan mewajibkan
mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan mentoring tersebut agar ciri
khas keislaman di kampus STAIN ini tetap bersinar di mata
masyarakat.
3. Kepada semua mahsiswa STAIN Salatiga
Penulis sangat mengharapkan agar mahasiswa STAIN Salatiga
sadar akan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah agar semua
yang kita harapkan dapat dikabulkan oleh Allah, selain itu sadar akan
pentingnya memperlajari agama islam, agama yang kita anut ini agar
akidah, amaliyah dan ruhiyah kita tetap selalu terjaga.
118
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. 1994. Kuliah Ibadah: Ibadah Ditinjau Dari
Segi Hukum Dan Hikmah. Jakarta: PT. Bulan Bintang
Az-Zahidda, Wida. 2009. Mentoring Fun. Surakarta: Afra Publishing
Basyir, Ahmad Azhar. 2001. Falsafah Ibadah Dalam Islam. Yogyakarta: UII
Press
Bukhori. 1959. Shohih al Bukhori. Semarang: Toha Putra
Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al Qur‟an dan Terjemahnya.
Semarang : CV Toha Putra
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta:PT.Rineka
Cipta
Fadilah, Ana Zaidatul. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Beribadah di Sekolah
Terhadap Kualitas Karakter Siswa MAN Salatiga Tahun 2012. STAIN
Salatiga
Fazrih, Muhammad. 2011. Disiplin Beribadah Siswa SMP Islam Assa‟adah
Pondok Kelapa Jakarta Timur. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Format
Hamid, Muhammad Abdul Halim. 2001. Karakteristik & Perilaku Tarbiyah.
Bandung: Asy Syamil Press dan Grafika.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penenlitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara
Mahfudhoh. 2012. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab. STAIN
Salatiga
Majalah As-Sunnah edisi 2006
119
Mardalis. 2004. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposional. Jakarta:
Bumi Aksara
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder-Ed.Revisi. Jakarta: Rajawali Press
Maryadi, dkk. 2012. Risalah Menejemen Mentoring Kampus. Semarang.TIM
Kurikulum BK Menas
Mashuri. 2008. Pengaruh Pendidikan Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan
Beribadah Siswa SMK N 1 Salatiga tahun 2007/2008. STAIN Salatiga
Najib, Sidduiqoh Taqiya Ainun. 2011. Pengaruh Kegiatan Mentoring Di
Sekolah Terhadap Kesadaran Beribadah Siswa Kelas VIII SMPIT Nurul
Islam Tengaran Tahun 2010/2011. STAIN Salatiga
Nasichah, Hidayatun. 2013. Hubungan antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan
Organisasi OSIS Sie Kerohanian Islam (SKI) dengan Tingkat
Kedisiplinan Beribadah. STAIN Salatiga
Poerbakawatja, Soegarda dkk. 1981. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta:
Gunung Agung
Poerwdarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bailai
Pustaka
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada
Siddiq, Mahfudz. 2002. Risalah Da‟wah Thulabiyah (Kajian Komprehensif
Manhaj Dakwah Dan Tarbiyah Di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa
Serta Perannya Dalam Pembangunan Masyarakat Islami). Jakarta: Mitra
Grafika
STAIN Salatiga. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir
Suprayogo, Imam.dkk. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Thouless, Robert.H. 1992. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: CV Rajawali
Tim Musyak III LDK. 2012. Musyawarah Akbar III Lembaga Dakwah
Kampus. Salatiga
Tim OPAK. 2013. Rekontruksi Paradigma Mahasiswa yang Cerdas, Peka dan
Peduli. Yogyakarta: CV. Lingkar Media
120
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Siti Fatimah
Tempat / tgl lahir : Kab. Semarang, 13 Mei 1992
NIM : 111 10 118
Alamat : Promasan RT.05/02 Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga negara : Indonesia
Jenjang Pendidikan :
1. MI Al-Mahmud Promasan
2. MTs Amal Sholeh Getasan
3. MAN Salatiga
4. S1 Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Penulis
Siti Fatimah
121
Nama :
NIM :
Angket Keaktifan mahasiswa LDK dalam mengikuti kegiatan mentoring (Liqa’):
1. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan mentoring LDK?
a. Pernah
b. tidak pernah
c. tidak tahu adanya kegiatan mentoring
2. Berapa kali anda mengikuti mentoring setiap bulannya?
a. 3-4 kali
b. 2-3 kali
c. 0-1 kali
3. Apakah anda selalu datang tepat waktu untuk mengikuti mentoring?
a. ya, selalu
b. kadang- kadang
c. tidak pernah
4. Apakah ketika mentoring dimulai anda selalu siap untuk mengikutinya?
a. Ya, selalu
b. kurang siap
c. tidak siap
5. Apakah anda memperhatikan materi mentoring?
a. Ya, saya memperhatikan materi mentoring
b. Kadang-kadang
122
c. Tidak pernah
6. Jika ada pertanyaan dari pembina apakah anda selalu menjawabnya?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Diam saja
7. Jika anda belum faham apakah anda selalu bertanya agar bisa menjadi
faham?
a. Ya selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah.
8. Apakah anda mencatat hal-hal yang dijelaskan oleh pembina ketika
mentoring?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Ketika proses mentoring apakah anda bergurau dengan yang lain?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Ya, Sering
10. Apakah ketika anda meninggalkan tempat mentoring selalu ijin kepada
pembina anda?
a. Ya, selalu
123
b. kadanag-kadanag
c. tidak pernah
11. Apakah setelah selesai mentoring anda mempelajari materi yang telah
diberikan?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
12. Apakah anda sering ditunjuk menjadi petugas dalam kegiatan mentoring?
a. Ya sering
b. tidak sering
c. tidak pernah.
13. Apakah anda mencoba untuk berani jika ditunjuk menjadi petugas ?
a. Ya, saya mencoba untuk berani
b. kurang berani
c. tidak berani
14. Apakah anda mengerjakan tugas jika ada penugasan dari pembina
mentoring?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang mengerjakan
c. tidak pernah mengerjakan.
15. Apabila dalam mentoring mengadakan suatu acara apakah anda selalu
mengikutinya?
a. Ya, saya selalu mengikutinya
b. Kadang-kadang mengikutinya
124
c. Tidak pernah
16. Apakah anda berdiskusi dengan teman ketika mendapatkan penugasan dari
pembina mentoring?
a. Ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
17. ketika anda mendapatkan tugas kultum apakah anda termotivasi untuk
membaca buku untuk persiapan?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
18. ketika ada penugasan bedah buku apakah anda selalu bersungguh-sungguh
untuk membaca buku dan memahami isinya?
a. Ya, selalu bersungguh-sungguh
b. kurang bersungguh-sungguh
c. tidak pernah bersungguh-sungguh.
19. Apakah dengan adanya kegiatan mentoring (liqa‟) anda mengalami
perbedaan dari sebelumnya?
a. Ya, setelah mengikuti mentoring saya mengalami perubahan
semakin baik dari sebelumnya
b. Sedikit mengalami perubahan
c. Tidak. Dari sebelum ikut mentoring dengan setelah mengikutinya
tidak ada perubahan.
125
20. Apakah setelah anda aktif mengikuti mentoring berpengaruh kepada
pribadi anda dalam beribadah (shalat, membaca al-Qur‟an, puasa,
qiyamullail, dll)?
a. Ya, sangat berpengaruh. Saya semakin rajin / disiplin beribadah
b. Kurang berpengaruh. Karena ibadah saya masih biasa saja
c. Tidak ada pengaruhnya sama sekali
126
Angket Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK tahun 2014:
1. Apakah anda melaksanakan sholat wajib 5 waktu setiap harinya?
a. Ya selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Tanpa ada halangan apakah anda meninggalkan shalat wajib dengan sengaja?
a. saya tidak pernah meninggalkan shalat wajib dengan sengaja
b. kadang-kadang menjalankan shalat wajib kadang-kadang tidak
c. saya tidak pernah menjalankan shalat wajib
3. Ketika anda mendengar adzan dan anda sedang beraktifitas, apa yang anda
lakukan?
a. Saya meninggalkan aktifitas tersebut dan langsung menuju kemasjid
untuk shalat berjamaah
b. Berhenti sejenak dan melanjutkan kembali setelah adzan selesai
c. Tidak menghiraukan adzan dan terus beraktifitas
4. Berapa Shalat wajib yang biasa anda kerjakan secara berjamaah dalam satu
hari?
a. Lebih dari 3 shalat wajib
b. 2 shalat wajib
c. 1 shalat wajib
5. Apakah anda bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh berjama‟ah?
a. Ya, saya terbiasa bangun pagi dan sholat subuh berjamaah
b. Kadang-kadang
127
c. Tidak, saya selalu bangun kesiangan dan tidak sholat subuh berjamaah
6. Apakah anda melakukan shalat sunah setiap harinya?
a. Ya, saya sering mengerjakan shalat sunnah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah anda melaksanakan shalat sunnah rawatib setiap harimya?
a. ya, saya selalu melaksankan shalat sunnah rawatib setiap hari
b. kadang melakukan kadang tidak
c. tidak pernah melakukan
8. Apakah anda melaksanakan shalat sunah Dhuha?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah anda mengerjakan shalat tahajjud?
a. Ya, selalu
b.Kadang-kadang
c.tidak pernah
10. berapa kali anda melaksanakan sholat tahajjud dalam seminggu?
a. 3-4 kali atau lebih
b. 2-3 kali
c. 1-2 kali
11. Apakah anda melakukan puasa sunnah senin dan kamis atau puasa-puasa sunnah yang
lainnya?
a. Ya, saya sering melakukan puasa sunnah
128
b. Kadang-kadang
c.Tidak pernah
12. Dalam seminggu, berapa kali anda membaca Al-Qur‟an?
a. Setiap hari
b. 2-3 kali dalam seminngu
c. 1 kali dalam seminggu
13. Apakah anda mempunyai komitmen untuk tilawah setiap hari secara istiqomah?
a. Ya, saya komitmen dengan tilawah saya
b. Kadang-kadang dan belum komitmen
c. Tidak pernah komitmen
14. Bila ada teman yang kesusahan, sedangkan kita mampu untuk membantunya, apa
yang akan anda lakukan?
a. saya akan membantu sesuai kemampuan saya
b. saya akan membantunya agar mendapat pujian
c. saya tidak akan membantunya
15. Apabila anda berhalangan untuk melaksanakan puasa romadhon, apakah anda
menggantinya dikemudian hari?
a. Ya, saya menggantinya dikemudian hari karena puasa romadhon itu wajib
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
16. Apakah anda untuk melakukan sedekah dalam seminggu?
a. Ya, saya terbiasa untuk bersedekah
b. Kadang-kadang bersedekah
c. Tidak pernah sama sekali
129
17. Berapa kali menghadiri majlis-majlis ilmu untuk menambah pengetahuan agama
dalam satu pekan?
a. hampir setiap hari
b. 2-3 kali dalam seminggu
c. tidak pernah
18. Apakah sebelum melakukan kegiatan anda niatkan untuk beribadah?
a. iya, saya selalu berniat untuk beribadah setiap melakukan sesusatu
b. kadang-kadang kalau ingat saja
c. tidak pernah berniat untuk ibadah
19. Dalam agama islam kita diperintahkan untuk berdisiplin dalam ibadah, apakah anda
akan menjalankannya?
a. ya, saya senantiasa menjalankannya
b. kadang-kadang
c. tidak akan menjalankannya
20. Apakah anda berdo‟a bila akan memulai atau mengakhiri kegiatan?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah