pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab - stain salatiga
TRANSCRIPT
-
PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI PENGKAJIAN KITAB AL-
AKHLAQ LIL BANAT JUZ I TERHADAP AKHLAK SANTRI PUTRI DI
PONDOK PESANTREN ASSHOLIHAAT MAGELANG TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Mahfudhoh
11108105
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Mahfudhoh
NIM : 111 08 105
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis, benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan jiplakan dari karya orang
lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 20 Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Mahfudhoh
NIM : 11108105
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 naskah
Hal : Pengajuan naskah skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Mahfudhoh
NIM : 11108105
Jurusan / Progdi : Tarbiyah/PAI
Judul : Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlak
Lil Banat Juz I Terhadap Akhlak Santri Putri Pondok
Pesantren Assholihaat Magelang Tahun 2012
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera diajukan
untuk ujian munaqosah.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Salatiga, 20 Juni 2012
Pembimbing
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
NIP. 19541002 198403 1 001
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
SKRIPSI
PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI PENGKAJIAN KITAB AL-
AKHLAQ LIL BANAT JUZ I TERHADAP AKHLAK SANTRI PUTRI
PONDOK PESANTREN ASSHOLIHAAT MAGELANG TAHUN 2012
DI SUSUN OLEH
MAHFUDHOH
NIM : 11108105
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 31
Juli 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana
S1 Kependidikan Islam.
Ketua Penguji : Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Penguji I : Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.
Penguji II : Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si.
Penguji III : Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Salatiga, 31 Juli 2012
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
NIP.19580827 198303 1002
-
MOTTO
( )
Muliakanlah orang yang kamu belajar dari padanya
(HR. Abi Hasan al-Mawardi)
-
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan
kepada:
Ayahanda (Muh Asrofi) dan ibunda (Mustaqimah) tercinta yang telah
mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan kasih
sayang serta tidak henti-hentinya mendoakan penulis dalam
menyelesaikan studi dan skripsi ini.
Saudara-saudaraku (Mbak Umah, Mbak Aflakhah, Mas Dul, Mas Aziz)
yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu
mendukung penulis dalam segala hal.
Muhammad Sofiyul Hadi, S.Pd.I. terima kasih atas dukungan, doa
motivasi, perhatian dan kasih sayang serta gesekan pemikirannya yang
telah ikut mewarnai perjalanan proses penulisan skripsi ini.
Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. yang telah sabar dalam
mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi
ini.
Seluruh Mahasiswa STAIN Salatiga terutama PAI kelas C angkatan 2008
yang telah memberikan banyak kenangan terindah.
Semua teman-temanku di Pondok Pesantren Al-Hasan (Umami, Dwi,
Nanik, Nazil, Eka, Nurus, Arifah, Nurul, Nisa, Fina, Anis) terima kasih
atas gurauan canda dan kebaikannya selama ini.
-
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini
adalah Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab al-Akhlaq Lil Banat Juz I
Terhadap Akhlak Santri Putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang Tahun
2012. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah
menyetujui pembahasan skripsi ini.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga .
3. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. selaku dosen pembimbing, berkat
bimbingan dan pengarahan yang telah disampaikan kepada penulis akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama
Islam STAIN Salatiga.
-
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.
6. Kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik dan membimbing penulis
dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta tidak henti-hentinya
mendoakan penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.
7. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Assholihaat Magelang, Bapak KH.
Sadullah Usman dan Hj. Fashohah Adibah yang telah memberikan ijin pada
penelitian ini.
8. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis
sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan,
bagi agama, nusa dan bangsa, amin.
Salatiga, 20 Juni 2012
Penulis
Mahfudhoh
NIM: 11108105
-
ABSTRAK
Mahfudhoh. 2012. 11108105. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab
Al-Akhlaq Lil Banat Juz I Terhadap Akhlak Santri Putri Pondok
Pesantren Assholihaat Magelang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan
Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag.
Kata Kunci: Keaktifan Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I, Akhlak
Santri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Antara Keaktifan
Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil banat Juz I Terhadap Akhlak Santri
Putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang Tahun 2012. Penelitian ini
menggunakan metode angket. Subjek penelitian sebanyak 50 responden,
menggunakan penelitian populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen
observasi dan angket untuk menjaring data Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab
Al-Akhlaq Lil banat Juz I dan Akhlak Santri.
Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah
pendekatan korelasional kuantitatif. Data penelitian yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis statistik; analisis persentase dan hipotesis.
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan prodoct moment. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq Lil Banat
Juz I santri putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang tahun 2012 berada pada
kategori sedang, hal ini dapat dilihat dari data 25 responden dengan persentase
50%, dan pada kategori tinggi mencapai angka frekuensi sedang yakni 13
responden dengan persentase 26%, sedangkan kategori rendah hanya terjadi pada
12 pesponden dengan persentase 24%. Sedangkan akhlak santri putri Pondok
Pesantren Assholihaat Magelang tahun 2012 berada pada kategori tinggi, yakni
mencapai angka frekuensi 38 responden dengan persentase 76%, kategori sedang
mencapai angka frekuensi 10 responden dengan persentase 20%. Sedangkan
kategori rendah hanya terjadi pada 2 responden dengan persentase 4%. Uji
hipotesis menunjukkan adanya pengaruh antara keaktifan mengikuti pengkajian
kitab al-Akhlaq Lil banat Juz I terhadap akhlak santri putri Pondok Pesantren
Assholihaat Magelang tahun 2012, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien
korelasi (rhitung ) sebesar 0,683 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1%
yaitu (0,361).
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh
yang positif antara keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil Banat Juz I
terhadap akhlak santri putri Pondok Pesantren Assholihaat Magelang tahun 2012.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii
PENGESAHAN ...................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
E. Hipotesis Penelitian ............................................................. 7
F. Penegasan Istilah ................................................................. 7
G. Metodologi Penelitian ......................................................... 13
1. Pendekatan Penelitian ................................................... 13
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 13
-
3. Populasi dan Sampel ..................................................... 14
4. Instrument Penelitian .................................................... 14
H. Teknik Analisis Data ............................................................ 15
1. Analisis Pendahuluan ..................................................... 15
2. Analisis Lanjut ............................................................... 16
I. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................. 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ........................................... 18
1. Biografi Penulis Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I .......... 18
2. Pengertian Kitab Al-AkhlaqLil Banat Juz I .................... 20
3. Sisitematika Penulisan Kitab Al-Akhlaq Lil banat Juz I 20
4. Isi Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ................................ 21
B. Akhlak .................................................................................. 26
1. Pengertian Akhlak .......................................................... 26
2. Sumber Akhlak .............................................................. 30
3. Pembagian Akhlak ......................................................... 31
C. Santri Pesantren .................................................................... 31
1. Pengertian Santri Pesantren ............................................ 31
2. Macam-macam Santri .................................................... 33
3. Metode Pembelajaran dalam Pesantren ......................... 33
D. Akhlak Santri Kaitannya dengan Kajian Kitab Al-
Akhlaq Lil Banat Juz I ........................................................ 35
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Assholihaat .............. 44
-
1. Sejarah Pondok Pesantren Assholihaat .......................... 44
2. Sarana dan Fasilitas Pesantren ....................................... 46
3. Program Pendidikan dan Pengajaran ............................. 47
4. Susunan Organisasi ........................................................ 50
5. Visi dan Misi Pesantren ................................................. 52
6. Tata Tertib Santri ........................................................... 52
7. Keadaan Obyek Responden atau Populasi .................... 53
B. Penyajian Data .................................................................... 55
1. Data Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti
Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I .................. 55
2. Data Jawaban Angket Akhlak Santri ............................ 59
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan ........................................................... 67
B. Analisis Lanjut ..................................................................... 97
C. Pembahasan ........................................................................ 103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 105
B. Saran .................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Susunan Organisasi Santri ........................................................ 51
Tabel 3.2 Data Responden ........................................................................ 53
Tabel 3.3 Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian
Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ............................................... 55
Tabel 3.4 Jawaban Angket Akhlak Santri (Soal Nomor 1-15) ................. 59
Tabel 3.5 Jawaban Angket Akhlak Santri (Soal Nomor 16-30) ............... 61
Tabel 3.6 Jumlah Skor Keseluruhan ......................................................... 64
Tabel 4.1 Nilai Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian
Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ............................................... 68
Tabel 4.2 Interval Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-
Akhlaq Lil Banat Juz I .............................................................. 73
Tabel 4.3 Nilai Nominasi Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ... 73
Tabel 4.4 Nilai Persentase Angket Keaktifan Mengikuti
Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I ........................... 78
Tabel 4.5 Nilai Angket Akhlak Santri Nomor Soal 1-15 ......................... 80
Tabel 4.6 Nilai Angket Akhlak Santri Nomor Soal 16-30 ....................... 83
Tabel 4.7 Jumlah Skor Keseluruhan ......................................................... 87
Tabel 4.8 Interval Akhlak Santri .............................................................. 91
Tabel 4.9 Nilai Nominasi Akhlak Santri .................................................. 92
Tabel 4.10 Nilai Presentase Angket Akhlak Santri .................................... 97
-
Tabel 4.11 Koefisien Pengaruh Keaktifan Mengikuti
Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I
terhadap Akhlak Santri Putri Pondok Pesantren
Assholihaat Magelang ................................................................ 94
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil
Banat Juz I
Lampiran 2 Angket Akhlak Santri Putri
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Surat Bukti Penelitian
Lampiran 5 Nota Pembimbing
Lampiran 6 Daftar Nilai SKK
Lampiran 7 Lembar Konsultasi
Lampiran 8 Riwayat Hidup
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok pesantren merupakan salah satu contoh pendidikan non formal
yang eksistensinya masih diakui masyarakat Indonesia sampai saat ini, pondok
pesantren juga merupakan lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai
pusat pendalaman ilmu-ilmu agama Islam dalam upaya mendidik dan
mempersiapkan kader-kader yang berkualitas sehingga nantinya akan dibutuhkan
di masyarakat. Salah satu ciri khas pondok pesantren adalah penyelenggaraan
program kajian ilmu-ilmu agama Islam yang bersumber pada kitab-kitab
berbahasa Arab. Program kajian ini bertujuan mendidik dan menanamkan nilai-
nilai agama kepada para santri. Pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I
merupakan contoh program kajian di pondok pesantren Assholihaat Magelang.
Program ini di selenggarakan setiap minggunya, dengan tujuan membentuk budi
pekerti atau akhlak yang baik bagi para santrinya.
Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu fundug yang
berarti hotel atau asrama, sedangkan pesantren berasal dari kata santri yang diberi
awalan pe- dan akhiran an, yang berarti tempat tinggal santri (Dhofier, 1983:18).
Sedangkan menurut Profesor Haidar (2004:27), pesantren berarti tempat orang
berkumpul untuk menimba ilmu agama Islam. Dari uraian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pondok pesantren adalah asrama atau tempat yang dijadikan
-
tempat tinggal para santri atau orang yang akan menimba ilmu pengetahuan
agama Islam.
Pengertian pesantren sendiri dapat berubah seiring dengan perkembangan
zaman, dahulu pesantren diartikan sebagai lembaga non formal yang di gunakan
orang untuk menimba ilmu pengetahuan agama Islam saja, tetapi pada
kenyataannya sekarang banyak pesantren yang tidak hanya mengajarkan ilmu
pengetahuan agama Islam saja, tetapi juga ketrampilan, pengetahuan umum
sampai pada perkembangan teknologi sekalipun sudah masuk pada pendidikan
pesantren.
Sebagaimana seperti yang dikatakan oleh Profesor Haidar (2004:26)
pondok pesantren sekarang mendidik santrinya dengan tiga H yaitu head,
heart, hand. Pertama adalah head yang berarti kepala, maknanya mengisi otak
santri dengan ilmu pengetahuan, kedua heart yang berarti hati, maknanya mengisi
hati santri dengan iman dan taqwa, yang ketiga hand yang berarti tangan,
maknanya kemampuan bekerja. Berdasarkan kemampuan ketiga H tersebut
pesantren saat ini akan berperan sebagai lembaga pendidikan Islam yang
mencetak kader ulama, bangsa, dan negara.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, pesantren harus mempunyai tujuan
yang dirumuskan sebagai acuan dari program-program yang diselenggarakan.
Karena pesantren mempunyai peranan penting bagi pembentukan akhlak santrinya
serta membentuk pribadi yang mampu bersosialisasi dengan perkembangan yang
ada dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. Sebuah pesantren tidak lepas
dari elemen-elemennya, seperti pondok, masjid, pengajaran kitab, peraturan-
-
peraturan, santri serta kyai (Dhofier, 1983:41). Sebagai lembaga pendidikan Islam
pesantren tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan semata.
Dalam pengajaran kitab-kitab dan dalam pengajaran ilmu-ilmu yang lain,
tidak hanya menitik beratkan pada aspek kognitif, tetapi juga dari aspek afektif
maupun psikomotorik yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Salah satu
pendidikan penting dalam pesantren adalah pendidikan akhlak. Santri di didik
bagaimana berperilaku yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dan tidak
menyimpang dari ajaran-Nya.
Dalam agama Islam, kerangka pendidikan seperti itu sudah memiliki
acuan yang cukup jelas dalam al-Quran surat al-Baqarah/83 (Depag, 2000:11)
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah
kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi
janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.(Q.S Al-Baqarah:83)
Dan juga terdapat dalam hadist :
()
-
Artinya:Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. (HR. al-Bukhori)
Mengacu pada ayat dan hadis di atas, jelaslah bahwa pendidikan akhlak
atau budi pekerti tidak dapat diabaikan, manusia di harapkan mempunyai akhlak
yang baik terhadap siapa saja, karena akhlak memiliki manfaat dan peranannya
tersendiri dalam sebuah kehidupan manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun
orang lain dan juga bagi masyarakat luas.
Pada hakekatnya pendidikan akhlak itu merupakan proses pembentukan
pribadi manusia secara menyeluruh, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu
pengetahuan tetapi juga mengupayakan bagaimana menjadi manusia yang
bermoral baik, mandiri, tanggung jawab serta bijaksana dalam menghadapi
kehidupan.
Kitab al-Akhlaq lil banat juz I adalah salah satu kitab yang mengajarkan
tentang tata cara menjadi perempuan yang berakhlak baik yang sesuai dengan
ajaran Islam serta pedoman antara hak dan kewajiban dalam hidup berumah
tangga dan bermasyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memberikan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I di
Pondok Pesantren Assholihaat tahun 2012?
2. Bagaimana akhlak santri putri di Pondok Pesantren Assholihaat tahun 2012?
-
3. Adakah pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat
juz I terhadap akhlak santri putri di Pondok Pesantren Assholihaat tahun
2012?
C. Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat
juz I di Pondok Pesantren Assholihaat tahun 2012.
2. Untuk mengetahui akhlak santri putri di pondok Pesantren Assholihaat.
3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq
lil banat juz I terhadap akhlak santri putri di Pondok Pesantren Assholihaat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan memberikan informasi yang jelas tentang
ada tidaknya pengaruh mengkaji kitab terhadap akhlak santri dalam kehidupan
sehari-hari, dalam informasi tersebut di harapkan dapat memberikan manfaat
secara teoritik dan praktis, yaitu:
1. Secara teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang keaktifan
mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I kaitannya dengan akhlak
santri putri.
-
2. Secara praktis
a. Bagi penulis penelitian ini diharapkan menjadi pedoman untuk
meningkatkan akhlak yang baik.
b. Bagi para santri dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
motivasi untuk meningkatkan kajian kitab-kitab selanjutnya.
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1995:56), hipotesis adalah dugaan tentang
kebenaran mengenai hubungan dua variabel atau lebih. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara mengkaji kitab al-Akhlaq lil
banat juz I terhadap akhlak santri putri di pondok Pesantren Assholihaat
Magelang tahun 2012.
F. Devinisi Operasional
1. Keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I
Dalam pembahasan ini kiranya perlu di berikan penegasan dari judul di
atas sebagai berikut :
a. Keaktifan adalah kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dikerjakan
atau dilaksanakan (Poerwadarminto, 2006:20)
-
b. Pengkajian berasal dari kata kaji yang mendapat awalan peng- dan akhiran
an yang berarti proses, cara, penyelidikan yang mendalam
(Poerwadarminto, 1982:870)
c. Kitab adalah buku yang berisi segala sesuatu yang bertalian dengan agama
(Poerwadarminto, 2006:602)
d. Al-Akhlaq lil banat juz I adalah buku yang berisi segala sesuatu yang
bertalian dengan agama Islam khususnya mengkaji tentang akhlak
perempuan, karya Umar bin Ahmad Baradja.
e. Keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I adalah
suatu perbuatan atau kegiatan yang bertujuan untuk menelaah,
mempelajari dan mendalami buku yang membahas tentang masalah akhlak
perempuan untuk membentuk watak seseorang dengan baik sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur variabel
pertama, yaitu keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz
I adalah:
1) Keaktifan santri dalam mengikuti kajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I
yang mencakup :
a) Intensitas kehadiran
b) Keseriusan mengikuti kajian, yang mencakup :
(1) Mencatat yang di anggap penting.
-
(2) Bertanya apabila ada yang tidak atau kurang dimengerti.
(3) Mendengarkan dengan serius.
(4) Mengulang kembali setelah kajian.
2) Tingkat pemahaman santri terhadap kajian kitab al-Akhlaq lil banat
juz I.
Dalam hal ini pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I merupakan
variabel x.
2. Akhlak santri
a. Akhlak
Secara etimologis, akhlak dalam bahasa Arabnya adalah bentuk
jamak dari khuluq; ( ) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan menurut istilah akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam diri manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan
bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan
terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Ilyas, 2007 :
1-2).
-
Menurut Mahmud (2004:26-27), akhlak adalah sebuah system
yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah
laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.
Sedangkan menurut Abu Hamid, akhlak merupakan suatu sifat yang
terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang mudah
tanpa memikirkan dan merenungkan terlebih dahulu.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan akhlak adalah budi pekerti, tingkah laku yang tertanam dalam diri
manusia dan akan muncul secara spontan tanpa memikirkan terlebih
dahulu perbuatan-perbuatan seseorang yang telah mempribadi atau telah
menjadi kebiasaan bagi yang bersangkutan.
b. Santri
Santri adalah orang yang mendalami pengajiannya dalam agama
Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren), orang
yang beribadat dengan sungguh-sungguh (Poerwadarminto, 2006:1032).
Jadi dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang di
maksud dengan akhlak santri adalah sifat yang tertanam daam diri manusia
yang muncul secara spontan bilamana diperlukan, dengan mendalami
pengajiannya dalam agama Islam sehingga dapat menilai perbuatan baik
atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.
Santri dibedakan menjadi dua (Dhofier, 1983:51-52), yaitu :
-
1) Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan
menetap dalam kelompok pesantren.
2) Santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa di
sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren.
Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur akhlak, yaitu :
1) Akhlak Vertikal
Akhlak kepada Allah, yang mencakup:
(1) Melaksanakan sholat wajib lima waktu
(2) Melaksanakan puasa bulan Ramadhan
(3) Melaksanakan shalat sunnah
(4) Melaksanakan puasa sunnah
(5) Bersyukur atas nikmat Allah.
2) Akhlak Horizontal
a) Akhlak anak kepada orang tua, antara lain:
(1) Membantu orang tua baik secara spiritual maupun materiil
(2) Memenuhi panggilan orang tua
(3) Bertingkah laku sopan di hadapan orang tua
(4) Berbicara yang sopan dan lemah lembut kepada orang tua
-
(5) Mendoakan orang tua
b) Akhlak kepada guru, antara lain:
(1) Menghormati guru
(2) Sopan santun di hadapan guru
(3) Patuh kepada guru
a) Akhlak kepada teman, antara lain:
(1) Berbuat baik kepada teman
(2) Saling menasehati
(3) Membantu teman
(4) Toleransi kepada teman.
b) Akhlak pribadi (Ilyas, 2007) :
(1) Jujur (siddiq)
(2) Dapat dipercaya (amanah)
(3) Tawadhu (rendah hati)
(4) Malu
(5) Sabar
(6) Pemaaf.
-
Akhlak adalah variabel y, oleh karena itu untuk memberikan
penafsiran tinggi rendahnya hubungan dari kedua variabel tersebut, maka
penulis menggunakan skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut:
a. Baik
b. Cukup/sedang
c. Kurang
3. Pondok Pesantren Assholihaat
Pondok pesantren merupakan asrama atau tempat orang berkumpul
untuk menimba ilmu agama Islam. Jadi pondok pesantren assholihaat adalah
tempat pendidikan agama Islam yang di gunakan seseorang untuk menuntut
ilmu, yang beralamat di jalan Sudirman no.17, Desa Sampangan Kecamatan
Kaliangkrik, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah
pendekatan korelasional kuantitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan
korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 1995:326).
2. Lokasi dan waktu penelitian
-
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Assholihaat yang
beralamatkan di jalan Sudirman No 17 Desa Sampangan Kecamatan
Kaliangkrik Kota Magelang, dan pelaksaannya dimulai dari pembuatan
proposal sampai laporan penelitian telah selesai.
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah santri
putri pondok Pesantren Assholihaat Magelang yang berjumlah 50 santri,
dengan menggunakan penelitian populasi karena mengambil semua santri
untuk dijadikan responden atau subjek penelitian.
4. Instrumen Penelitian
a. Observasi
Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan
mata atau perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indra (Arikunto, 1997:146). Observasi ini digunakan untuk
memperoleh data populasi, keadaan pondok pesantren dan data-data
lapangan.
b. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997:140). Model angket
yang digunakan penulis adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,
-
1997:141). Penulis menggunakan angket ini bertujuan untuk menjaring data
tentang keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I
terhadap akhlak santri putri pondok pesantren Assholihaat Magelang.
H. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh hasil dari penelitian agar bisa digeneralisasikan, setiap data
yang masuk harus dianalisis.
1. Analisis Persentase
Yaitu teknik analisis data dengan menggunakan rumus :
P= F/Nx100%
Keterangan:
P: Persentase Perolehan
F: Frekuensi
N: Jumlah Sampel
Rumus persentase ini untuk menganalisis dari tiap-tiap kategori kedua
variabel yaitu keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I
terhadap akhlak santri putri Pondok Pesantren Assholihaat.
2. Analisis Hipotesis
Sesuai dengan jenis data penelitian, maka sebagai tindak lanjut dari data
yang telah dikumpulkan dari kedua variabel yaitu keaktifan mengikuti
pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I (variabel x) dan akhlak santri
-
(variabel y), peneliti menggunakan rumus korelasi product moment, dengan
angka kasar (Arikunto, 1997:256)
rxy =
2 ()2
2
()2
Keterangan:
rxy : nilai koefisien korelasi antara x dan y
xy : produk dari x dan y
x : nilai variabel 1
y : nilai variabel 2
N : banyaknya subjek pemilik nilai
: sigma
I. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika
sebagai berikut :
Pada bab I, dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaaat penelitian, hipotesis penelitian, penegasan istilah, metodologi
penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan skripsi.
Pada bab II, dikemukakan tentang kitab al-Akhlaq lil banat juz I yaitu biografi
penulis, sistematika penulisan dan isi, akhlak yang berisi pengertian, sumber dan
-
pembagian, santri pesantren yang berisi pengertian, macam-macam dan metode
pembelajaran, serta akhlak santri kaitanya dengan kajian kitab al-Akhlaq lil banat
juz I.
Pada bab III, dikemukakan tentang gambaran umum Pondok Pesantren
Assholihaat (sejarah berdirinya, sarana dan fasilitas, program pengajaran, susunan
organisasi, visi, misi, tata tertib, keadaan objek responden) serta data tentang
pengaruh keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I terhadap
akhlak santri putri dari data jawaban angket.
Pada bab IV, dikemukakan adanya pengelolaan data yang telah diperoleh dari
penelitian lapangan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik
melalui analisis pendahuluan dan analisis lanjut.
Pada bab V, dikemukakan tentang kesimpulan dan saran.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kitab Al-akhlaq Lil BanaT Juz I
1. Biografi Penulis Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I
Kyai Umar bin Ahmad Baradja adalah seorang ulama yang lahir di
kampung Ampel Surabaya pada tanggal 10 Jumadil Akhir 1331 H / 17 Mei
1913 M, sejak kecil beliau diasuh dan dididik oleh kakeknya dari pihak ibu
yaitu syeh Hasan bin Muhammad Baradja yang juga seorang ulama ahli
nahwu dan fiqih.
Pada masa mudanya beliau menuntut ilmu agama dan bahasa Arab
dengan tekun di Madrasah al-Khairiyah Ampel Surabaya. Sehingga beliau
dapat menguasai dan memahami berbagai ilmu agama dari para ustad-
ustadnya.
Umar bin Ahmad Baradja mengawali karirnya dengan mengajar di
Madrasah al-Khairiyah Surabaya pada tahun 1935-1945 yang dulunya
merupakan tempat beliau menuntut ilmu, kemudian beliau pindah mengajar
di Madrasah al-Khairiyah Bondowoso dan al-Husainiyah Gresik pada tahun
1945-1947, kemudian beliau juga mengajar di Rabithah Al-awaliyyah Solo
tahun 1947-1950. Setelah itu pada tahun 1951-1957 bersama al-Habib Zein
bin Abdullah al-Kaff beliau membagun gedung Yayasan Badan Wakaf yang
diberi nama Yayasan Perguruan Islam Malik Ibrahim. Di tengah
kesibukannya beliau juga menyusun berbagai kitab, diantaranya yaitu kitab
-
Al-akhlaq lil banat, Al-akhlaq lil banin, Sullam fiqih, Adiyah Ramadhan.
Selain itu beliau juga menulis syair-syair dalam bahasa Arab dengan
sastranya yang tinggi.
Selain mengajar di lembaga Pendidikan, beliau juga mengajar di
rumah pribadinya pada pagi hari dan sore hari serta pengajian malam hari,
karena semakin banyaknya murid, beliau berusaha mengembangkan
Pendidikan itu dengan mendirikan Yayasan Perguruan Islam atas namanya,
sebagai perwujudan hasil pendidikan dan pengalamannya selama 50 tahun,
hingga kini masih berjalan dibawah asuhan putranya yaitu Al-ustad Ahmad
bin Umar Baradja. Bersama KH. Adnan Chamim beliau juga membagun
masjid al-Khair yang sampai saat ini masih digunakan untuk berbagai
kepentingan dakwah masyarakat Surabaya.
Syeh Umar adalah sosok ulama yang dikenal sangat bersahaja,
bersifat tawadhu dan rendah hati serta sifat waranya yang sangat tinggi,
tetapi beliau sangat keras dan tidak kenal kompromi dalam mendidik putra
dan anak didiknya, misalnya untuk anak perempuan harus menutup auratnya,
dan tidak diperbolehkan antara murid laki-laki dan perempuan dicampur
dalam satu kelas. Sebelum mendekati ajalnya, beliau sempat berwasiat
kepada putra dan anak didiknya agar selalu berpegang teguh pada ajaran
assalaf ashalih yaitu ahlu sunnah wal jamaah. Setelah syeh Umar
memenfaatkan semua ilmu, waktu, umur dan hartanya di jalan Allah, pada
akhirnya beliau memenuhi panggilan Rabb-Nya pada hari Sabtu malam Ahad
tanggal 16 Rabiul tsani 1411 H / 3 November 1990 M, pukul 23:10 WIB di
-
Rumah Sakit Islam Surabaya dalam usia 77 tahun. (http://abdullah-
sifaulqulub.blogspot.com/2011/07/syaikh-umar-baraja-pengarang-akhlaq-
lil.html).
2. Pengertian Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I
Kitab al-Akhlaq lil banat juz I adalah buku yang berisi segala sesuatu
yang bertalian dengan agama Islam khususnya mengkaji tentang akhlak
perempuan shalihah yang disusun oleh Umar bin Ahmad Baradja.
Kitab tersebut membahas tentang bagaimana akhlak perempuan
shalihah yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan membahas larangan-
larangan bagi seorang perempuan shalihah.
3. Sistematika Penulisan Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I
Kitab al-Akhlaq lil banat juz I karya syeh Umar memiliki sistematika
sebagai berikut; pertama-tama adalah halaman judul yang diikuti nama
pengarangnya, halaman berikutnya berisi pembukaan kitab atau yang sering
disebut pangantar dari penyusun. Dengan bahasa yang sopan penulisannya
didahului dengan bacaan basmalah dan kemudiaan diikuti dengan penjelasan
tentang pentingnya pendidikan akhlak kepada anak perempuan, pembahasan
berikutnya tentang materi yang berhubungan dengan akhlak seorang
perempuan shalihah yang diakhiri dengan daftar isi.
Syeh Umar menyusun kitab al-Akhlaq lil banat juz I dengan membagi
menjadi 40 bab sesuai dengan pembahasan masalah yang ada, sehingga
memudahkan bagi pembacanya untuk memahami isi kitab tersebut.
-
Secara ringkas, sistematika penulisan kitab al-Akhlaq lil banat juz I
dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Halaman judul.
b. Pembukaan dan kata pengantar penulisan kitab.
c. Isi atau kandungan kitab yang diakhiri dengan daftar isi.
4. Isi Kitab Al-akhlaq Lil Banat Juz I
Kitab al-akhlak lil banat juz I terdiri dari 40 bab atau pokok bahasan
yang semuanya membahas tentang akhlak, bagaimana akhlak perempuan
yang baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Sedangkan yang di maksud
dengan ilmu akhlak menurut Akram Ridha (2007:17) adalah ilmu yang
membahas tentang berbagai hukum dan ideologi yang berkaitan dengan
segala perbuatan baik, untuk dilakukan dan segala perbuatan buruk, untuk
dijauhi dengan tujuan membersihkan jiwa dari segala noda berdasarkan
petunjuk wahyu. Adapun yang dibahas dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I
diantaranya adalah:
a. Anak perempuan yang mempunyai budi pekerti
Dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I sudah dijelaskan bagaimana
akhlak seorang anak perempuan yang baik, diantaranya adalah:
1) Memuliakan kepada kedua orang tua, gurunya dan saudara-
saudaranya.
2) Mempunyai rasa belas kasihan kepada saudaranya yang sudah besar
ataupun yang masih kecil.
3) Jujur terhadap apa yang dibicarakan.
-
4) Tidak membanggakan dirinya dan bersikap sabar dalam menghadapi
cobaan.
5) Tidak suka marah-marah dan tidak suka bermusuhan terhadap
saudaranya.
6) Mempunyai rasa malu ketika berbuat kesalahan.
7) Selalu mendengarkan perkataan orang tua dan gurunya.
8) Mempunyai adab ketika makan, berjalan dan berbicara.
b. Anak perempuan yang tidak mempunyai malu
Dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I juga telah dijelaskan tentang
akhlak seorang anak perempuan yang tidak mempunyai malu, diantaranya
adalah:
1) Tidak mempuyai tata krama terhadap kedua orang tua dan guru-
gurunya.
2) Tidak memuliakan terhadap orang yang lebih tua dan tidak
mempunyai rasa kasih sayang terhadap orang yang lebih kecil.
3) Berbohong ketika berbicara.
4) Suka membicarakan kejelekan orang lain.
5) Senang bermusuhan dan berbicara yang jelek-jelek.
6) Mengingkari janji dan menghina terhadap orang lain.
7) Khasud dan membuat fitnah terhadap oranglain.
8) Tidak mendengarkan ketika dinasehati.
c. Kewajiban terhadap Allah SWT
-
Islam juga telah memberikan petunjuk tentang kewajiban bagi orang
mukmin terhadap Allah SWT sebagai berikut:
1) Menyembah atau beribadah kepada Allah SWT.
2) Bersyukur atas nikmat yang di berikan dengan beribadah kepada
Allah SWT.
3) Melaksanakn semua perintah Allah SWT dan meninggalkan semua
larangan-Nya.
4) Mencintai Allah lebih dari mencintai siapapun.
5) Mempercayai adanya malaikat-malaikat dan nabi.
6) Mencintai terhadap orang-orang shaleh.
d. Tata krama anak perempuan ketika di rumah
1) Menjaga kedua orang tua dan saudara-saudaranya dirumah.
2) Tidak membuat marah kepada orang yang dirumah.
3) Tidak bermusuhan dan jangan mengambil barang saudaranya tanpa
izin.
4) Jangan ramai ketika orang dirumah sedang tidur.
5) Membersihkan dan merawat rumah dengan baik.
e. Anak perempuan yang baik
Dalam kitab al-Akhlaq lil banat juz I sudah dijelaskan tentang akhlak
anak perempuan yang baik, seperti:
1) Mempunyai cita-cita.
2) Ketika mau tidur atau bangun tidur selalu ingat kepada Allah.
3) Bersyukur atas nikmat Allah.
-
4) Ketika mau makan selalu mengucapkan basmallah.
5) Selalu melaksanakan shalat tepat waktu.
f. Kewajiban anak perempuan terhadap ke dua orang tua
Semua orang tentu sudah mengetahui bahwa orang tua merekalah yang
menjadi salah satu penyebab adanya seseorang di dunia ini. Maka sikap
birr al-walidain menjadi suatu keharusan. Dalam kitab al-Akhlaq lil banat
juz I sudah dijelaskan bagaimana akhlak seorang anak kepada kedua orang
tuanya, diantaranya sebagai berikut:
1) Membalas jasa-jasa orang tua dengan mempunyai budi pekerti yang
baik.
2) Melaksanakan apa yang diperintahkan orang tua dengan senang.
3) Berbuat baik dengan kedua orang tua.
4) Mendoakan kedua orang tua.
5) Menjauhi dari apa-apa yang menyakiti atau menyinggung orang tua.
6) Jangan berbicara keras melebihi suara orang tua.
7) Jangan meminta sesuatu kepada orang tua dengan memaksa.
8) Jangan berbohong kepada kedua orang tua.
g. Tata krama anak perempuan terhadap kerabat dekat
Mengingat begitu pentingnya peran saudara dalam kehidupan, maka
sebagai seorang yang berakhlak baik perlu memahami akhlak terhadap
saudara, antara lain:
1) Memuliakan terhadap saudara-saudara dari bapak maupun saudara-
saudara dari ibu.
-
2) Akrab dengan saudara-saudara yang dewasa dan kecil dari pihak ibu
ataupun bapak.
3) Menyapa ketika bertemu dengan saudara.
4) Berbicara yang sopan.
5) Saling membantu ketika membutuhkan.
6) Tidak bermusuhan dan jangan memperlihatkan wajah yang murung.
7) Saling menjengguk ke tempat-tempat saudara.
h. Tata krama terhadap tetangga
Akhlak yang harus dilakukan seseorang terhadap tetangganya antara
lain;
1) Saling membantu ketika membutuhkan.
2) Menjenguk ketika sakit.
3) Saling mendoakan ketika susah.
4) Senang dengan tetangga dan tidak menyakiti atau memusuhi tetangga.
5) Jangan mengeraskan suara ketika tetangga sedang pada tidur.
6) Membagi makanan kepada tetangga ketika mempunyai lebih.
7) Mengucapkan salam dan tersenyum ketika bertemu tetangga.
i. Tata krama ketika berjalan
Akhlak seorang anak yang baik ketika berjalan, antara lain:
1) Memilih jalan yang baik dan tidak nongkrong di jalan.
2) Tidak makan atau minum ketika berjalan.
3) Ketika di jalan jangan bercerita dengan temannya yang tidak
bermanfaat.
-
4) Jangan bergurau berlebihan dengan temannya ketika di jalan.
5) Tidak membicarakan kejelekan orang lain ketika berjalan dengan
teman-temannya.
j. Tata krama murid perempuan terhadap gurunya
1) Mendengarkan dengan seksama ketika dijelaskan.
2) Mendengarkan dan menerima nasehat guru.
3) Mematuhi perintah guru dalam hal kebaikan.
4) Berjalan didepan guru dan tidak mendahuluinya.
5) Berbicara dengan sopan dan lemah lembut.
6) Menjaga nama baik guru.
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Menurut Abdul Halim (2000: 8), akhlak adalah sebuah kata yang
berasal dari bahasa Arab al-Akhlaq, merupakan bentuk jamak dari kata al-
Khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak. Sedangkan menurut
Wahid Ahmadi (2004: 13), kata akhlak secara bahasa berasal dari kata
khalaqa ( ) yang berarti menciptakan, maka kata akhlak tidak bisa
dipisahkan dengan al-Khaliq (Allah) dan makhluk. Akhlak berarti sebuah
perilaku yang menghubungkan antara hamba dengan Allah SWT.
Berbeda dengan pendapat Mahmud (2004: 26-27), yang dimaksud
dengan akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari
karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang
-
menjadi istimewa. Sedangkan menurut Ilyas (2007: 1-3), akhlak secara
etimologis adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat dan secara terminologis, Ilyas
mengemukakan definisi akhlak dari tiga tokoh, yaitu:
a. Menurut Imam Al-Ghazali
Artinya: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b. Menurut Ibrahim Anis
Artinya: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
c. Menurut Abdul Karim Zaidan
.
Artinya: (Akhlak) adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat
menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih
melakukan atau meninggalkannya.
-
Ketiga definisi yang dikutip di atas sepakat menyatakan bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul
secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau
pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
Dari pemaparan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
akhlak ialah suatu budi pekerti, tabiat, watak atau sifat yang telah meresap ke
dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga timbullah berbagai macam
perbuatan, secara spontan karena telah menjadi kebiasaan tanpa adanya
pemikiran yang mendalam dan menjadikan seseorang istimewa.
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling
melengkapi dan memiliki lima ciri penting dari akhlak, yaitu (Saebani dan
Hamid, 2010:14) :
a. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga menjadi kepribadiannya.
b. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.
c. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalan diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan, dan
keputusan yang bersangkutan.
-
d. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan
main-main atau bersandiwara.
e. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata
karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Adapun pengertian istilah-istilah lain dari akhlak adalah sebagai
berikut:
a. Etika
Menurut Faqih (1998:88), kata etika berasal dari bahasa Yunani
ethos yang berarti kebiasaan. Dengan kata lain bahwa etika adalah ilmu
tentang tingkah laku manusia yang berkenaan dengan ketentuan tentang
kewajiban yang menyangkut masalah kebenaran, kesalahan, atau
kepatutan, serta ketentuan tentang nilai yang menyangkut kebaikan
maupun keburukan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Saebani dan
Hamid (2010:27) yang dimaksud dengan etika adalah ilmu tentang tingkah
laku manusia, prinsip-prinsip yang sistematisasi dari hasil pola pikir
manusia.
b. Moral
Moral berasal dari bahasa Latin mores, yaitu jamak dari mos yang
berarti adat kebiasaan. Moral adalah nilai dasar dalam masyarakat untuk
menentukan baik buruknya suatu tindakan yang pada akhirnya menjadi
adat istiadat masyarakat tersebut (Faqih, 1998:89). Saebani dan Hamid
(2010:30) menyebutkan bahwa moral adalah perbuatan baik dan buruk
yang didasarkan pada kesepakatan masyarakat.
-
Berdasarkan penjabaran istilah di atas dapat diketahui bahwa akhlak,
etika dan moral memiliki kesamaan jika dilihat secara normatif karena
ketiganya menguatkan suatu pola tindakan yang dinilai baik dan buruk,
hanya pola yang digunakan didasarkan pada ide-ide yang berbeda. Etika
dinilai menurut pandangan filsafat tentang munculnya tindakan dan tujuan
rasional dari suatu tindakan. Akhlak adalah wujud dari keimanan atau
kekufuran manusia dalam bentuk tindakan, sedangkan moral merupakan
bentuk tingkah laku yang diideologisasikan menurut pola hidup
masyarakat, ideologi negara, agama dan dapat pula diambil dari
pandangan-pandangan filosofi manusia sebagai individu yang dihormati,
pemimpin dan sesepuh masyarakat (Saebani dan Hamid, 2010:33)
2. Sumber Akhlak
Menurut Ilyas (2007:4), sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran
baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran
Islam, sumber akhlak adalah al-Quran dan al-Sunnah. Dalam konsep akhlak,
segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata
karena syara (al-Quran dan al-Sunnah) menilainya demikian. Menurut
Abdullah (2007:4-5), sumber ajaran akhlak adalah al-Quran dan al-Sunnah.
Keduanya menjadi sumber akhlak terpuji (al-Akhlak al-Karimah) dan
merupakan ajaran yang paling mulia dari segala manapun hasil renungan dan
ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan (akidah) Islam bahwa
akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan pengarahan al-
-
Quran dan al-Sunnah. Dari pedoman itulah dapat diketahui kriteria mana
perbuatan yang baik dan mana yang buruk.
Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
menjadi sumber dari akhlak manusia adalah al-Quran dan al-Sunnah, dari
kedua sumber tersebut, manusia dapat mengetahui apa yang boleh dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan.
3. Pembagian Akhlak
Akhlak secara umum terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut
(Humaidi, 1980:147) :
a. Akhlak terpuji (al-Akhlak al-Mahmudah)
Akhlak yang terpuji adalah akhlak yang baik yang berupa semua
akhlak yang baik-baik yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang.
b. Akhlak tercela (al-akhlak al-Mazmumah)
Akhlak yang tercela adalah akhlak yang buruk yang harus dihindari
dan dijauhi oleh setiap orang.
C. Santri Pesantren
1. Pengertian Santri Pesantren
Menurut Dhofier (1986:18), bahwa pesantren berasal dari kata santri,
yang dengan awalan pe- dan akhiran an, berarti tempat tinggal para santri.
Lebih lanjut beliau mengutip pendapat Johns dalam Islam in South Asia, bahwa
istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru ngaji. Sedangkan
menurut C.C Berg, bahwa istilah santri berasal dari istilah shastri yang dalam
-
bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata
shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku
agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan. Menurut Mahmud (2004:27)
Pesantren adalah tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam, dan juga
pesantren diartikan sebagai suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang
bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya
sebagai pedoman hidup keseharian. Selaras dengan pendapat Nur Cholish
Madjid (1997:3), bahwa pesantren adalah sebuah lembaga yang bisa dikatakan
merupakan wujud dari proses perkembangan sistem pendidikan nasional.
Sedangkan santri adalah orang yang mendalami pengajiannya dalam agama
Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan
sebagainya); orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh
(Poerwadarminta, 2006:1032).
Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai
kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya,
pendidikan di pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan
kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada
pesantren disebut santri, tempat di mana para santri menetap di lingkungan
pesantren, di sebut dengan istilah pondok. Dari sinilah timbul istilah pondok
pesantren (Depag, 2003:8-9).
Dari pemaparan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan santri adalah orang-orang yang mendalami ilmu
agama Islam dengan cara pergi berguru ke suatu pesantren. Sedangkan pondok
-
pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan serta
menyebarkan ilmu agama Islam.
2. Macam-macam Santri
Santri dibedakan menjadi dua yaitu (Dhofier, 1983:51-52):
a. Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan
menetap dalam kelompok pesantren.
b. Santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling
pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren.
3. Metode Pembelajaran dalam Pesantren
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang mesti ditempuh dalam
kegiatan belajar mengajar antara santri dan kyai untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Metode pembelajaran di pondok pesantren salafiyah ada yang bersifat
tradisional, yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut
kebiasaan-kebiasaan yang telah lama dilaksanakan pada institusi peseantren
atau dapat juga disebut sebagai metode pembelajaran asli (original) pondok
pesantren. Di samping itu ada pula metode pembelajaran modern (tajdid).
Metode pembelajaran modern merupakan metode pembelajaran hasil
pembaharuan kalangan pesantren dengan memasukkan metode-metode yang
berkembang pada masyarakat modern, walaupun tidak selalu diikuti dengan
menerapkan sistem modern, yaitu sistem sekolah atau madrasah. Pondok
pesantren salafiyah sebenarnya telah mengenal sistem klasikal, tetapi tidak
dengan batas-batas fisik yang lebih tegas sebagaimana sistem klasikal yang
diterapkan pada persekolahan modern. Berikut ini beberapa metode
-
pembelajaran tradisional yang menjadi ciri utama pembelajaran di pondok
pesantren salafiyah (Depag, 2003:74-102), meliputi:
a. Metode sorogan
Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa Jawa), yang berarti
menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di hadapan kyai
atau pembantunya (badal, asisten kyai).
b. Metode wetonan/bandongan
Metode bandongan disebut juga dengan metode wetonan, istilah
weton berasal dari kata wektu (bahasa Jawa), yang berarti waktu, sebab
pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu. Pada metode ini
berbeda dengan metode sorogan, karena metode bandungan dilakukan oleh
seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik atau santri,
untuk mendengarkan atau menyimak apa yang dibacakan dari sebuah
kitab. Metode ini biasanya digunakan untuk mengkaji kitab-kitab kuning
(gundul), dimana para santri menyimak kitab masing-masing dan membuat
catatan yang dianggap penting untuk membantu dalam memahami teks
tesebut.
c. Metode musyawarah/bahtsul masail
Metode musyawarah atau dalam istilah lain bahtsul masail
merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi
atau seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk
halaqah yang dipimpin langsung oleh kyai atau ustadz, atau mungkin juga
oleh santri senior, untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan yang
-
telah ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya para santri dengan
bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya.
d. Metode pengajian pasaran
Metode pengajian pasaran adalah kegiatan belajar para santri
melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada seorang kyai atau ustadz
yang dilakukan oleh sekelompok santri dalam kegiatan yang terus menerus
(maraton) selama tenggang waktu tertentu.
e. Metode hafalan (muhafazhah)
Metode hafalan ialah metode belajar santri dengan cara menghafal
suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan kyai atau ustadaz.
Para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka
waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki santri ini kemudian dihafalkan
dihadapan kyai atau ustadz secara periodik atau insidental tergantung
kepada kyai atau ustadz yang bersangkutan.
f. Metode demonstrasi/praktek ibadah
Metode ini adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan
memperagakan (mendemonstrasikan) suatu ketrampilan dalam hal
pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara perorangan maupun
kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan kyai atau ustadz.
D. Akhlak Santri Kaitannya dengan Kajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat juz I
Lembaga pendidikan pesantren mempunyai kekhasan tersendiri dan
berbeda dengan lembaga lainnya. Pendidikan akhlak para santrinya merupakan
-
salah satu tujuan utama didirikannya suatu pondok pesantren, karena berhasil
tidaknya suatu pemerintahan dapat dilihat dari akhlak rakyat dan pemimpinnya.
Santri adalah bagian dari masyarakat dan generasi penerus bangsa. Untuk itu,
apabila generasi penerusnya berakhlak baik, akan baik pulalah sistem
pemerintahannya.
Akhlak santri yang sesuai dengan kajian dari kitab al-Akhlak lil banat juz I
mencakup akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap Rasulullah SAW, akhlak
keluarga, akhlak pribadi, akhlak bermasyarakat. Penjabarannya adalah sebagai
berikut:
1. Akhlak terhadap Allah SWT
a. Beribadah kepada Allah SWT (Salamullah [a], 2008:4).
Ibadah secara bahasa berarti tunduk dan merendahkan diri.
Sedangkan menurut istilah, ibadah adalah taat kepada Allah SWT dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya yang disampaikan melalui lisan para
rasul-Nya. Ibadah terbagi menjadi tiga yaitu ibadah hati, lisan dan anggota
badan. Rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal
(ketergantungan), ragbah (senang), dan rahbah (takut), adalah ibadah
qalbiyah (ibadah yang berkaitan dengan hati), sedangkan tasbih, tahlil,
takbir, tahmid dan syukur termasuk ibadah lisaniyyah (lisan). Adapun
shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah (fisik). Ibadah inilah
yang menjadi tujuan penciptaan manusia, sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 (Depag, 2011:417):
-
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
b. Takwa
Takwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah SWT dengan
mengikuti segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya
(Ilyas, 2008:17). Allah SWT berfirman dalam al-Quran surat al-Baqarah
ayat 177 :
-
Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa.
Dalam surat al-Baqarah ayat 177 di atas Allah SWT
mendefinisikan al-birru dengan iman (beriman kepada Allah SWT, hari
akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi), Islam (mendirikan
shalat dan menunaikan zakat) dan ihsan (mendermakan harta yang
dicintainya, menepati janji dan sabar). Setelah disebutkan secara berganti-
ganti beberapa bagian dari iman, Islam dan ihsan, lalu Allah menutupnya
dengan kalimat: mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa dalam ayat tersebut takwa dicirikan
dengan iman, Islam dan ihsan (Ilyas, 2007:20).
c. Cinta kepada Allah SWT
Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang
menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya
dengan penuh semangat dan kasih sayang. Bagi seorang mukmin cinta
pertama dan utama sekali diberikan kepada Allah SWT, karena Allah lebih
mencintainya dari pada segala-galanya (Ilyas, 2007:24)
-
Cinta kepada Allah SWT tidak boleh dibarengi dengan harapan
mendapatkan pahala atau terhindar dari siksa, tetapi semata-mata untuk
memenuhi perintah-Nya dan melakukan apa saja yang dapat
menyenangkan-Nya. Hanya kepada seorang hamba yang mencintai-Nya
dengan cara seperti itu, Allah SWT akan menyibakkan segala keindahan-
Nya yang sempurna (Salamullah [a], 2008:9).
2. Akhlak terhadap Rasulullah SAW
Akhlak terhadap Rasulullah SAW (Ilyas, 2007:70-76), meliputi:
a. Mengikuti dan mentaati Rasul
Al-Quran surat An-Nisaa ayat 80 :
Artinya: Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah
mentaati Allah, dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan
itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara
bagi mereka.
Dari uraian ayat di atas dapat disimpulkan bahwa mengikuti
Rasulullah SAW merupakan salah satu bukti kecintaan seorang hamba
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
b. Mengucapkan shalawat dan salam
Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 56 :
-
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu
untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa shalawat dan salam
merupakan bukti penghormatan kepada beliau.
c. Akhlak dalam keluarga
Akhlak santri terhadap keluarganya adalah berbakti kepada kedua
orang tua (birru al-walidain). Birru al-walidain terdiri dari kata birru dan
al-walidain. Al-birru artinya kebajikan dan al-walidain artinya dua orang
tua atau ibu dan bapak. Jadi Birru al-walidain adalah berbuat kebajikan
kepada kedua orang tua (Ilyas, 2007:147). Allah SWT memerintahkan
kepada umat manusia untuk berbuat baik kepada orang tua mereka melalui
firman-Nya surat Lukman ayat 14, yaitu:
-
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Banyak cara bagi seorang anak untuk dapat mewujudkan birru al-
walidain tersebut, antara lain sebagai berikut (Ilyas, 2007:152-156):
1) Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek
kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun
masalah lainnya.
2) Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa
terima kasih dan kasih saying atas jasa-jasa keduanya yang tidak
mungkin bisa dinilai dengan apapun.
3) Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil.
4) Mendoakan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT keampunan,
rahmat dan lain sebagainya.
d. Akhlak pribadi
1) Jujur (shidiq)
-
Seorang santri yang berakhlak baik harus selalu bersikap benar
dan jujur baik dari segi perkataan, pergaulan, kemauan, janji dan
kenyataan (Ilyas, 2007:82-85).
2) Dapat dipercaya (amanah)
Sikap amanah dalam pengertian yang luas mencakup banyak hal,
antara lain; menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain,
menjaga dirinya sendiri, menunaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya dan lain sebagainya (Ilyas, 2007:89).
3) Rendah hati (tawadhu)
Orang yang rendah hati tidak akan memandang dirinya lebih dari
orang lain, menyadari bahwa apa saja yang dia miliki adalah karunia
dari Allah SWT (Ilyas, 2007:123).
4) Malu
Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan
melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Orang yang memiliki
rasa malu apabila melakukan sesuatu yang tidak patut maka akan
merasa gugup. Karena rasa malu adalah sumber utama kebaikan dan
unsur kemuliaan dalam setiap pekerjaan.
5) Sabar
Sabar adalah usaha menahan diri dari segala sesuatu yang tidak
disukaikarena mengharap ridha Allah. Menurut Yusuf al-Qardhawi,
sabar dapat dibagi menjadi enam macam, yaitu; sabar menerima cobaan
hidup, sabar dari keinginan hawa nafsu, sabar dalam taat kepada Allah
-
SWT, sabar dalam berdakwah, sabar dalam perang dan sabar dalam
pergaulan (Ilyas, 2007:134-137).
Allah SWT memerintahkan kepada kaum-Nya untuk menghadapi
segala cobaan dengan tetap sabar dan shalat, seperti firman Allah dalam
surat Al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi :
Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu.
6) Pemaaf
Pemaaf adalah sikap yang suka memberi maaf terhadap kesalahan
orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk
membalas (Ilyas, 2007:140). Sifat pemaaf adalah salah satu dari
manifestasi ketakwaan kepada Allah SWT.
e. Akhlak bermasyarakat
Menurut Faqih (1998:121-122), setiap orang haruslah berinteraksi
dengan masyarakat yang melingkupinya dan haruslah membina hubungan
dengan manusia yang lain. Hal ini didasarkan atas dua alasan:
1) Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang diciptakan oleh Allah
SWT untuk senantiasa bermasyarakat.
-
2) Manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan
orang lain.
Sedangkan akhlak bertetangga menurut Islam adalah sebagai
berikut (Salamullah [b], 2008:78-86):
1) Mengenal tetangga.
2) Berbuat baik kepada tetangga.
3) Menjaga hubungan baik dengan tetangga.
4) Memberikan rasa aman kepada tetangga.
5) Bersabar terhadap perilaku tetangga yang kurang baik.
-
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Assholihaat
Pondok Pesantren Assholihaat merupakan sebuah pondok pesantren yang
beralamat di jalan Sudirman Nomor 17, Desa Sampangan Kecamatan Kaliangkrik
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai sebuah pondok pesantren,
lembaga ini memiliki sejarah, visi, misi dan tujuan yang tidak jauh berbeda
dengan pondok pesantren yang lain. Dalam penyelenggaraan seluruh kegiatan
serta dalam menetapkan seluruh peraturan, Pondok Pesantren Assholihaat
memiliki pedoman ajaran agama Islam yaitu al-Quran dan al-Sunnah.
1. Sejarah Pondok Pesantren Assholihaat
Pondok Pesantren Assholihaat merupakan lembaga pendidikan dan
pengajaran Islam yang berdiri pada tanggal 18 Shafar 1406 H / 1 November
1985 M. Pendirinya adalah KH. Sadullah Usman beserta Nyai Hj. Fashohah
Adibah. KH. Sadullah Usman mengawali pendidikan formal dari SR
(Sekolah Rakyat) sampai SMA, setelah lulus beliau nyantri di pondok
pesantren Tegalrejo Magelang selama 10 tahun, kemudian di Tayu Kajen,
Pati dan Ploso Kediri Jawa Timur. Selain menjadi seorang Kyai, Beliau juga
pernah menjabat sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Magelang selama
15 tahun. Beliau adalah sosok Kyai yang mempunyai kepribadian tegas dan
keras. Sifat tegas dan keras tersebut beliau terapkan dalam mendidik putra-
-
putri dan para santrinya supaya menjadi insan yang mempunyai bekal hidup
serta dapat meneruskan perjuangan beliau dalam menegakkan agama Islam.
Pada tahun 1971 beliau menikah dengan Nyai Hj. Fashohah Adibah
yang dikaruniai satu putri dan tiga putra, setelah lahir putra yang ke empat,
KH. Sadullah melaksanakan perintah Kyai beliau untuk mendirikan pondok
pesantren dan berhenti menjadi DPR. Meskipun beliau belum mendirikan
pesantren namun sudah ada santri yang mondok di rumah beliau sekitar 7
orang. Maka pada tanggal 1 November 1985 pondok tersebut berdiri di atas
tanah yang terletak di Desa Sampangan Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten
Magelang, yang diberi nama ar-Rohman dan tempatnya pun sudah tidak di
rumah beliau. Dan pada tahun 1987 nama ar-Rohman dirubah dengan nama
Assholihaat dengan harapan agar para santrinya menjadi santri yang
shalikhah. Pada mulanya pondok tersebut hanya menampung anak-anak yang
tidak mampu melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan warga
sekitar yang ingin mendalami ilmu agama dengan sistem pengajian
tradisional, dengan mayoritas santri berasal dari keluarga petani yang rata-
rata penghasilannya menengah kebawah. Meskipun mereka berasal dari
keluarga yang biasa namun semangat mereka dalam menuntut ilmu sangat
luar biasa, dari kesederhanaan tersebut tidak membuat para santri berkecil
hati dan tidak menjadi penghambat mereka dalam menuntut ilmu. Mengingat
zaman semakin modern pondok tersebut mengadakan pelatihan-pelatihan
dibawah bimbingan putri KH. Sadullah Usman yang bernama Hibatun
Wafiroh M.Ag. Pelatihan tersebut diantaranya adalah pelatihan menjahit, tata
-
boga, membuat tas dan kentrampilan anyaman bambu, yang bekerjasama
dengan Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu beliau juga mendirikan
koperasi yang diberi nama Koppontren Salima dengan tujuan mencetak santri
yang siap kerja dan membuka lapangan kerja bagi para santri, alumni dan
masyarakat luas. (wawancara dengan Hibatun Wafiroh M.Ag)
2. Sarana dan Fasilitas Pesantren
Pondok Pesantren Assholihaat termasuk pesantren yang tidak dapat
dikatakan baru, karena mengingat pendiriannya yang sudah berusia 27 tahun.
Tetapi dari segi sarana dan prasarana dapat dikatakan terbatas, tetapi hal
tersebut tidak membuat para santri dan Ustad atau Kyai yang mengasuh
pesantren merasa kecil hati. Dengan sarana dan prasarana yang seadanya
mereka tetap melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran sebagai suatu
keharusan dan misi utama pesantren. Adapun sarana dan prasarana di Pondok
Pesantren Assholihaat antara lain:
a. Sembilan kamar untuk para santri
b. Mushola
c. Kantor pusat
d. Aula sebagai pusat kegiatan para santri
e. Ruang kelas sebagai tempat mengaji
f. Ruang tamu
g. Mading (Majalah Dinding)
-
3. Program Pendidikan dan Pengajaran
a. Metode
Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran akan berhasil apabila
metode yang diterapkan efektif dan terarah dengan baik. Untuk itu
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Assholihaat
memakai metode sebagai berikut:
1) Metode sorogan
Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para
santri yang lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan
perseorangan, dibawah bimbingan seorang kyai atau ustadz (Depag,
2003:74). Di Pesantren Assholihaat metode ini dipakai ketika mengaji
al-Quran, para santri secara bergilir satu persatu untuk mengaji al-
Quran dan disimak oleh Ustadnya.
2) Metode bandongan
Metode bandongan disebut juga dengan metode wetonan.
Metode bandongan dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap
sekelompok santri untuk mendengarkan dan menyimak apa yang
dibacanya dari sebuah kitab (Depag, 2003:86). Di Pondok Pesantren
Assholihaat metode ini digunakan ketika mengaji kitab kuning, Kyai
atau Nyai duduk di depan untuk membacakan dan menjelaskan isi dari
kitab yang dipelajari, sedangkan para santri duduk di depan beliau
untuk menyimak, mendengarkan sambil ngesahi.
-
3) Metode hafalan
Metode hafalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara
menghafal suatu teks tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan
seorang kyai atau ustadz (Depag, 2003:100). Pada pesantren
Assholihaat metode ini biasanya digunakan ketika mengaji kitab
Safinah an-Naja, talim mutaalim dan nahwu. Santri diharuskan
untuk menghafal, setelah hafal kemudian dihafalkan di hadapan para
santri dan kyai atau ustadz.
4) Metode bahtsul masail
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip
dengan metode diskusi atau seminar (Depag, 2003:92). Metode ini
biasanya digunakan ketika ada pertemuan-pertemuan para alumni,
kemudian disitu diadakan diskusi antara para santri dan para alumni
yang membahas kitab-kitab yang telah dikajinya yang dipimpin
langsung oleh bapak Kyai.
b. Materi dan Kurikulum
Materi dan kurikulum di Pondok Pesantren Assholihaat adalah
sebagai berikut:
1) Madrasah satu
Madrasah satu adalah madrasah paling dasar yang ada di
Pesantren Assholihaat, diberikan kepada santri awal sebagai dasar
dalam mempelajari agama di Pondok Pesantren Assholihaat, yang
diajarkan antara lain:
-
a) Bahasa Arab
b) Talim mutaalim
c) Tahlil
d) Pegon
e) Safinah an-Naja
f) Nurul burhan I
2) Madrasah dua
Setelah selesai dari madrasah satu, maka santri naik ke
madrasah dua. Adapun yang diajarkan pada madrasah dua antara lain:
a) Al-marah al-Sholikhah
b) Mabadi juz I
c) Khulasoh juz I
d) Nahwu wadhih I
e) Risalatul mahid
f) Mahfudzhot
3) Madrasah tiga
Setelah selesai madrasah dua, maka santri naik ke madrasah
tiga. Adapun yang diajarkan pada madrasah tiga antara lain:
a) Nahwu wadhih juz II
b) Mabadi juz II
c) Taisirul kholaq
d) Izul adab
e) Khulasoh juz II
-
4) Madrasah empat
Setelah santri selesai pada madrasah tiga, maka naik madrasah
empat. Adapun yang diajarkan pada madrasah empat antara lain:
a) Khulasoh juz III
b) Jurumiyah
c) Arbain
d) Nahwu wadhih juz III
e) Mabadi juz III
f) Nurul burhan II
5) Madrasah lima
Madrasah lima adalah madrasah yang dimana semua santri
dijadikan satu untuk mengikuti kajian kitab al-Akhlaq lil banat juz I,
karena kajian itu hanya diajarkan satu minggu sekali pada hari
minggu, yang di pegang langsung oleh nyai Hj. Fashohah Adibah.
4. Susunan Organisasi
Adapun susunan organisasi Pondok Pesantren Assholihaat terdiri dari
pengasuh dan penasehat yang membawahi secara langsung pengurus harian.
Pengurus harian ini bertugas melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
pengasuh. Adapun susunan kepengurusan di Pondok Pesantren Assholihaat
adalah sebagai berikut:
-
Tabel 3.1
Susunan Organisasi Santri Putri Pondok Pesantren Assholihaat
Sie. Inventaris
Sakinatul Wakhidah
Pengasuh
KH. Sadullah Usman dan Hj. Fashohah Adibah
Ketua
Istianah
Penasehat
Hibatun Wafiroh M.Ag
Hibatun Wafiroh M. Ag
Sekretaris
Kholifah Bendahara
Bidayatul Faizah
Sie. Humas
Isrotun Khasanah
Sie. Kebersihan
Iin Nadliyah
Sie. Pendidikan
Nani Nursetiawati
Sie. Keamanan
Ari Nafiah
Sie. Jamaah
Muslikhah
-
5. Visi dan Misi Pesantren
a. Visi Pondok Pesantren Assholihaat
1) Melahirkan kader santri yang berwawasan Islam
2) Membentuk karakter santri yang berakhlaqul karimah
b. Misi Pondok Pesantren Assholihaat
1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
2) Pemeliharaan dan pengembangan tradisi islam
6. Tata Tertib Santri
Tata tertib santri Pondok Pesantren Assholihaat terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Kewajiban santri, antara lain:
1) Setiap santri wajib menjaga sopan santun
2) Setiap santri wajib belajar menurut tingkatannya masing-masing
3) Setiap santri wajib mengikuti kegiatan pondok
4) Setiap santri wajib mengikuti shalat berjamaah
5) Setiap santri wajib meminta izin apabila akan bepergian atau
pulang
6) Setiap santri wajib membayar syahriah tiap bulan
7) Setiap santri wajib mentaati peraturan pondok.
b. Larangan santri, antara lain:
1) Setiap santri dilarang keluar malam dari jam yang telah ditentukan
2) Setiap santri dilarang main ke kamar lain hanya untuk ngbrol yang
tidak bermanfaat
-
3) Setiap santri dilarang memakai perhiasan yang berlebihan
4) Setiap santri dilarang memakai barang orang lain tanpa izin yang
punya
5) Setiap santri dilarang sering bepergian
6) Setiap santri dilarang nonton televisi kecuali telah ada ketentuan.
7. Keadaan Objek Responden atau Populasi
Penelitian ini mengambil populasi yang dijadikan responden sebanyak
50 santri, yaitu SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan santri yang
hanya menuntut ilmu di pesantren saja. Untuk jenjang SD ada 3 orang, SMP
ada 20 orang, SMA ada 7 orang, dan santri yang tidak sekolah 20 orang.
Daftar nama santri yang dijadikan responden dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 3.2
Data Responden
No Nama Jenjang Pendidikan
1 Mutmainah SD
2 Nurul Marsilah SD
3 Ruli Zulfa Fitria SD
4 Wasilatus Saadah MTs
5 Siti Mutoharoh MTs
6 Nurul Hidayah MTs
7 Deviana Sari MTs
8 Labibah Tsaniyah MTs
9 Bidayatul Faizah MTs
10 Miatul Khasanah MTs
11 Titin Fitriyani MTs
-
12 Ika Maulidiya R MTs
13 Wening Prihatiningrum MTs
14 Umi Kultsum MTs
15 Alifa Anis M MTs
16 Eri Septi Rahayu MTs
17 Fatimah Lutfiyani MTs
18 Siti Umi Riyadhoh MTs
19 Nafisatul Maisyah MTs
20 Imas Mustaniroh MTs
21 Yeni Syakaroh MTs
22 Zinatul Millah MTs
23 Ulfia Muntafiqi MTs
24 Desi Nur Baiti SMA
25 Muslikhah SMA
26 Zuli Puji Astutik SMA
27 Aulia Dewi R SMA
28 Santi Ernia SMA
29 Eni Ermawati SMA
30 Nani Nur Setiawanti SMA
31 Siti Khotijah Santri
32 Siti Zumaroh Santri
33 Hanifah Nurahmah Santri
34 Rahmawanti Santri
35 Ernawati Santri
36 Sulchiyatussobiroh Santri
37 Dini Aulia Septiani Santri
38 Yuliatun Santri
39 Sri Sakinatul W Santri
40 Fiki Rofiqoh Santri
41 Siti Ulfiyati Santri
-
42 Ari Nafiah Santri
43 Isrotun Khasanah Santri
44 Bidayatul Faizah Santri
45 Zaimatus Sholikhah Santri
46 Suryani Santri
47 Siti Khozaiyah Santri
48 Nur Hidayati Santri
49 Kholifah Santri
50 Siti Mutiqoh Santri
B. Data Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq Lil Banat Juz I
Terhadap Akhlak Santri Putri
1. Data jawaban angket keaktifan mengikuti pengkajian kitab al-akhlaq lil banat
juz I dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.3
Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab Al-Akhlaq lil Banat Juz I
No Nama
Nomor Item Soal Jumlah
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C
1 Mutmainah A C B B C C B B A B 2 5 3
2 Nurul Marsilah A B A A C B B B B B 3 6 1
3 Ruli Zulfa fitria A B B A B B B B B A 3 7 0
4 Wasilatus Saadah A B A A B B B B A A 5 5 0
5 Siti Mutoharoh A B A A B B C B B B 3 6 1
-
6 Nurul Hidayah A B B B B B B B B B 1 9 0
7 Deviana Sari A C B A B B B B A A 4 5 1
8 Labibah Tsaniyah A B A A B B B A A A 6 4 0
9 Bidayatul Faizah A B B A B B B B B B 2 8 0
10 Miatul Khasanah B C A B C B B B B B 1 7 2
11 Titin Fitriyani A B A A B B B B B B 3 7 0
12 Ika Maulidiya R A C B A C B C B B B 2 3 5
13 Wening Prihatiningrum A A B B B C A C C B 3 4 3
14 Umi Kultsum A A B B C B B C C B 2 5 3
15 Alifa Anis M A A B B B C C C C C 2 3 5
16 Eri Septi Rahayu A A A B B B B B A B 4 6 0
17 Fatimah Lutfiyani A A B B C B C C B C 2 4 4
18 Siti Umi Riyadhoh A C B B C B B B A B 2 6 2
19 Nafisatul Maisyah A B B A A B B B B B 3 7 0
20 Imas Mustaniroh B B B A B B C B A C 2 6 2
21 Yeni Syakaroh A A A B C B B B B B 3 6 1
22 Zinatul Millah A B A A C B A B B B 4 5 1
23 Ulfia Muntafiqi A B A B A B B B B B 3 7 0
24 Desi Nur Baiti A C B A C B B B A B 3 5 2
25 Muslikhah A C A A A B B A B B 5 4 1
26 Zuli Puji Astuti A A A A A B B B A B 6 4 0
27 Aulia Dewi R A A A A B B B A B A 6 4 0
28 Santi Ernia A C A A A C B B B B 4 4 2
-
29 Eni ermawati A C A B C B B A B B 3 5 2
30 Nani Nur Setiawanti A C A A C B B B A A 5 3 2
31 Siti Khotijah A C B B B B B B A B 2 7 1
32 Siti Zumaroh A C B B B B B B B B 1 8 1
33 Hanifah Nurahmah A B A A B B A A B A 6 4 0
34 Rahmawanti A B A A A B B B B B 4 6 0
35 Ernawati A A B B A B B B A B 4 6 0
36 Sulchiyatussobiroh A A A A B B A A A A 8 2 0
37 Dini Aulia Septiani A A B B C B C C B B 2 5 3
38 Yuliatun A A A A B B A B A A 7 3 0
39 Sri sakinatul W A B A A A B B B B B 4 6 0
40 Fiki Rofiqoh A A B B C B B C B B 2 6 2
41 Siti Ulfiyati A B A A B B B B A A 5 5 0
42 Ari Nafiah A B A A B B B B B B 3 7 0
43 Isrotun Khasanah A B A A B B A B A A 6 4 0
44 Bidayatul Faizah A B A A B B A B A A 6 4 0
45 Zaimatus Sholikhah A A A A A B B A B B 6 4 0
46 Suryani A B A A B B B B B B 3 7 0
47 Siti Khozaiyah A B A A A B A B A B 6 4 0
48 Nur Hidayati A C A A A B A B B B 5 4 1
49 Kholifah A C B B B B A B A B 3 6 1
50 Siti Motiqoh A B B A C B C B B B 2 6 2
-
2. Data jawaban angket tentang akhlak dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.4
Jawaban Angket Akhlak Santri (Soal Nomor 1-15)
N
o
Nomor Item Soal Jumlah
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
13 14 15 A B C
1 B A C C A C A A A A A A A A B 10 2 3
2 B A B C A B A A A C A A A A A 10 3 2
3 A A B B B B A A A A A A A A B 10 5 0
4 A A B C C A A A A A A A A A A 12 1 2
5 B A A C A A A A A A A A A A A 13 1 1
6 B A B C C B A A A A A A A A A 10 3 2
7 A A C C C A A A A A A A A A A 12 3 0
8 A A A A A A A A A A A A A A A 15 0 0
9 A A B C C B A A A A A A A A A 11 2 2
10 B A C B A C A A A A C A A A B 9 3 3
11 A A B C C B A A A A A A A A B 10 3 2
12 A A C C A C A A A A A A A A A 12 0 3
13 B A C B C B B A A A C A A A A 8 4 3
14 B A C B C A B A A A C A A A A 9 3 3
15 B A C B C C A B B A C B B A B 4 7 4
16 A A C C A B A A A A A A A A A 12 1 2
17 B A C B C A A A A A A A A A B 10 3 2
18 B A B A C A A B A A A A A A B 10 4 1
19 A A B A A A A A A A A A A A A 14 1 0
20 A A C C C B A A A A A A A A A 11 1 3
21 A A C C A A A A A A A A A A A 13 0 2
22 A A C B B B A A A A A A A A A 11 3 1
-
23 A A C C A C A A B A A A A A A 11 1 3
24 A A B B B B A A A A C A A A B 9 5 1
25 A A B B C B A A A A A A A A A 11 3 1
26