pengantar ilmu falak

3
PENGANTAR KAJIAN ILMU FALAK Oleh: Fajar Fathurahman, SHI, SKOM Rasulullah SAW pernah bersabda : ِ له ل اِ رْ كِ ذِ لَ رَ مَ قْ ل اَ وَ سْ مَ ّ ش ل اَ نْ وُ ع اَ رُ " يَ نْ " يِ ذَ ّ الِ له ل اِ ادَ ) بِ عَ ارَ " يِ خَ ّ نِ / ا“Sesungguhnya sebaik-baik hamba-hamba Allah adalah mereka yang selalu memperhatikan matahari dan bulan untuk mengingat Allah” (HR. Ath-Thabrani) Setiap hari kita lihat matahari terbit di kaki langit sebelah timur kemudian beranjak naik dan transit pada saat dzuhur lalu akhirnya terbenam di ufuk barat. Kita pun sering kali melihat bulan yang selalu berubah-ubah bentuk cahayanya dari bentuk sabit sampai dengan purnama dan kembali lagi ke bentuk sabit semula. Tentu kita pun meyakini bahwasanya segala penciptaan langit dan bumi beserta isinya tidak lah mungkin sia-sia. Allah SWT berfirman: “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” (QS : Ar ra’d ayat 2) Islam sangat menekankan agar umatnya menggali ilmu pengetahuan. Hal ini dapat kita baca dari ayat pertama yang berbunyi “Iqra’” dan seterusnya. Rasulullah pernah bersabda bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah., Al Quran pun menempatkan orang yang berilmu dalam derajat yang tinggi, Setelah Allah mengajarkan kepada Adam atas nama-nama benda seluruhnya, maka kemudian diperintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam. Begitu tinggi dan mulianya Allah ciptakan manusia dengan akal dan ilmu yang Ia karuniakan. Salah satu ilmu yang sangat penting bagi umat Islam adalah ilmu falak (”falak” artinya orbit atau lintasan benda-benda langit) atau sering disebut juga dengan ilmu hisab karena erat kaitannya dengan praktek hitungan. Ilmu falak atau hisab ini sangat berkaitan dengan ibadah penting yaitu shalat, puasa dan haji. Sementara pergerakan matahari dalam penetapan waktu shalat itu sendiri telah ditentukan posisinya. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS: An Nisaa ayat 103)

Upload: fajar-fathurahman

Post on 25-Jun-2015

139 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR ILMU FALAK

PENGANTAR KAJIAN ILMU FALAKOleh: Fajar Fathurahman, SHI, SKOM

Rasulullah SAW pernah bersabda :

ر� م� ال�ق� و� م�س� الش اع�و�ن� ي�ر� الذ�ي�ن� الله� ب�اد� ع� ي�ار� خ� إ�نل�ذ�ك�ر�الله�

“Sesungguhnya sebaik-baik hamba-hamba Allah adalah mereka yang selalu memperhatikan matahari dan bulan untuk mengingat Allah” (HR. Ath-Thabrani)

Setiap hari kita lihat matahari terbit di kaki langit sebelah timur kemudian beranjak naik dan transit pada saat dzuhur lalu akhirnya terbenam di ufuk barat. Kita pun sering kali melihat bulan yang selalu berubah-ubah bentuk cahayanya dari bentuk sabit sampai dengan purnama dan kembali lagi ke bentuk sabit semula. Tentu kita pun meyakini bahwasanya segala penciptaan langit dan bumi beserta isinya tidak lah mungkin sia-sia. Allah SWT berfirman: “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” (QS : Ar ra’d ayat 2)

Islam sangat menekankan agar umatnya menggali ilmu pengetahuan. Hal ini dapat kita baca dari ayat pertama yang berbunyi “Iqra’” dan seterusnya. Rasulullah pernah bersabda bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah., Al Quran pun menempatkan orang yang berilmu dalam derajat yang tinggi, Setelah Allah mengajarkan kepada Adam atas nama-nama benda seluruhnya, maka kemudian diperintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam. Begitu tinggi dan mulianya Allah ciptakan manusia dengan akal dan ilmu yang Ia karuniakan.

Salah satu ilmu yang sangat penting bagi umat Islam adalah ilmu falak (”falak” artinya orbit atau lintasan benda-benda langit) atau sering disebut juga dengan ilmu hisab karena erat kaitannya dengan praktek hitungan. Ilmu falak atau hisab ini sangat berkaitan dengan ibadah penting yaitu shalat, puasa dan haji. Sementara pergerakan matahari dalam penetapan waktu shalat itu sendiri telah ditentukan posisinya. Allah SWT berfirman: ”Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS: An Nisaa ayat 103)

Ilmu ini menjadi begitu penting diketahui oleh umatnya untuk menentukan batas-batas waktu dan arah dalam beribadah, oleh sebab itu ilmu ini disebut juga ilmu Miqat. Sayyidina Ali pun pernah berkata tentang keutamaan mempelajari ilmu ini:

ب�ه� د�اد� ا�ز� آن� ر� ال�ق� ل�ة� م� ح� م�ن� وم� الن&ج� م�ن� ا ل�م) ع� ت�ب�س� اق� م�ن� ( ي�نا ي�ق� و� انا) �ي�م� إ

“Barangsiapa mempelajari ilmu pengetahuan tentang bintang-bintang (benda-benda langit), sedangkan ia dari orang yang sudah memahami al-Qur’an, niscaya bertambahlah iman dan keyakinannya” (Ali Bin Abu Thalib)

Page 2: PENGANTAR ILMU FALAK

Dalam hal penentuan masuknya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah sebagai patokan untuk ibadah puasa dan haji dapat diprediksikan dengan menghitung pergerakan matahari dan bulan. Selain itu dengan menggunakan logika ilmu matematika, arah kiblat dapat diketahui di manapun umat Islam berada untuk melaksanakan ibadah shalatnya serta membaringkan jenazah muslim pada pemakamannnya.

Al Qur’an menyatakan, ”Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan” (QS: Ar Rahman ayat 5). Kata ”husban” = kata ”hisab” yang artinya perhitungan, namun dalam konteks ayat ini terdapat penekanan bahwa pergerakan matahari dan bulan itu dapat dihitung dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Sementara itu kata falak disebutkan dalam al qur’an: ”Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (QS: Yaasin ayat 40). Dengan begitu ada keterkaitan antara kata ”husban” dan ”falak” dalam sebuah pengertian dimana matahari dan bulan beredar pada orbitnya dalam suatu perhitungan.

Dalam Al Quran banyak dijumpai ayat-ayat yang berhubungan dengan fenomena alam. Setiap hari oleh karena adanya pergerakan matahari, panjang dan arah bayang-bayang suatu benda pun berubah-ubah, fenomena ini diungkap dalam surat Al Furqaan ayat 45:

Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan kalau dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, (QS: Al Furqaan ayat 45)

Ilmu ini berkaitan erat dengan astronomi. Namun secara umum ilmu falak hanya mengambil bagian kecil dari astronomi yaitu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, diantaranya adalah: Arah Kiblat dan Bayangan Arah Kiblat, Waktu-Waktu Shalat dan Jadwal Imsakiyah, Awal Bulan dan Kalender Qomariyah, serta Gerhana. Sehingga pada intinya yang dipelajari dalam ilmu falak ini adalah waktu dan arah.

Dengan mempelajari ilmu falak, kita dapat menentukan arah kiblat, menentukan waktu-waktu shalat dan jadwal imsakiyah. Selain itu kita dapat mengetahui posisi matahari dan bulan setiap saat sehingga masuknya bulan-bulan penting dalam Islam seperti Muharram, Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dapat ditentukan guna menyusun kalender Islam. Dengan ilmu falak ini pula, berbagai peristiwa alam seperti gerhana bulan dan gerhana matahari dapat dihitung dengan tingkat akurasi yang tinggi, serta masih banyak lagi fenomena alam yang dapat kita kaji di dalam ilmu ini.

Kita sadari betul hingga saat ini, umat Islam masih disibukkan dengan perbedaan dalam menentukan kalender Islam. Bukan suatu hal yang mustahil perbedaan ini mengantarkan kita dalam kesalah-pahaman dan perpecahan. Kita turut prihatin jika sebagian umat ini belum dewasa berfikir dalam memahami perbedaan, termasuk penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah yang sering kita simak dalam pemberitaan di media televisi yang berbeda dengan hasil sidang itsbat yang dilakukan oleh pemerintah. Hingga saat ini perbedaan itu masih menjadi sebuah kenyataan dan keniscayaan, sehingga dibutuhkan landasan keilmuan untuk memahami dan memecahkan persoalannya. Apabila umat ini sama-sama memiliki landasan keilmuan yang kokoh, perbedaan sudut pandang dan metode itu tentu dapat dimusyawarahkan dan didiskusikan sehingga mencapai titik temu. Dengan demikian energi umat dapat disalurkan kepada hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita dalam upaya penyatuan visi kebersatuan umat ini.

Page 3: PENGANTAR ILMU FALAK