penentuan 90sr dalam miny ak kelap a sawit yurfida
TRANSCRIPT
ProsldlnO PortemlJan dan Pr8Sentasllln~ah Fl!Jloslonal Teknls Non PaneUU, 19 DBSBmber 2006.... ISSN :1410 - 6381
PENENTUAN 90Sr DALAM MINY AK KELAP A SAWIT
YurfidaPTKMR - BATAN
ABSTRAK
PENENTUAN 90SrDALAM MINY AK KELAP A SAWIT. P~nelitian ini untuk mengetahui
kandungan 90Sr dalam minyak kelapa sawit yaitu RBD PKO (Refined Bleached DeodorizedPalm Kernel Oil) dan Cernel Palm Oil (CPO). RBD PKO dan CPO adalah bagian dari prosesinti kelapa sawit yang diolah menjadi minyak dengan menggunakan proses ekstraksi, yangkemudian (RBD PKO dan CPO) dibakar menjadi abu. Pemisahan 90S1'dalam contoh ini diproses secara kimia dengan metode pengendapan dengan HN03 berasap. Pengukurandilakukan dengan alat pencacah a/~ berlatar belakang sangat rendah ( LBC). Hasil analisismenunjukkan konsentrasi 90SI' dalam RBD PKO tidak terdeteksi « 0,17) Bq/l dan (0,55 ±0,20) Bq/l sedangkan dalam CPO tidak terdeteksi ( < 0,17) Bq/l.Kata kunci: minyak kelapa sawit, HN03 berasap ,90Sr,alat cacah berlatar alP (LBC).
ABSTRACT
DETERMINATION OF 90S1'IN PALM OIL The aim of this reseach is to know 90Sr
concentration in palm oil, i.e. RBD PKO (Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil) andCPO (Cernel Palm Oil.), The (RBD PKO & CPO) are the part of the palm kernel processing,That are processed become the oil palm by extract processing method. separation of 90Sr inthe samples were carried out after drying and ashing with the fuming I-IN03 precipitationmethod. The samples were measured using Low Background Counting alP system (LBe). Theresults showed that the 90SI'in (RED PKO) was undetectable « 0.17 ) Bq/l and ( 0.55±0.20)Bq/l, and the 90SI' concentration in (CPO) undetectable( < 0.17 ) Bq/l,Key words: palm kernel oil, 90SI',HN03 fuming, Low background counting ( LBC).
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang akan mengekspor bahan makanan dari Indonesia ke negara
lain harus memeriksakan kandungan radionuklida dalam contoh produknya dengan
mcnyertakan surat keterangan yang berupa sertitikat bebas zat radioaktif, tanaman kelapa
sawit merupakan salah satu penghasil minyak nabati yang patut diperhitungkan dan
merupakan hasil devisa keempat terbesar bagi Indonesia dalam deretan ekspor non migas
setclah kopi, kayu, dan karet [ 1 ].
331
prosldIiJJ Pertamuan dan Prosentaslllmiah FWlgslonai Teknls Non PeneUtJ, 18 Desember 2006- ISSN :1410 - 6381
RBD PKO (Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil) dan Cernel Palm Oil (CPO)
adalah bagian dari proses inti kelapa sawit yang diolah menjadi minyak clengan menggunakan
proses elcstraksi. Untuk mendapatkan inti dengan cara memisahkan hasil pengempaan antara
ampas dan biji. Beberapa bagian dari proses pengolahan inti kelapa sawit ban yak digunakan
oleh industri untuk membuat margarin, dalam pembuatan kawat dan kabel sebagai pelumas,
dalam industri kulit sebagai pelentur kulit, dan untuk bahan kosmetik dan farmasi .
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Batan no~ 00 08/01ldjl1988, PTKMR
(pllsat teknologi keselamatan dan metrologi radiasi - Batan) ditetapkan sebagai unit kerja yang
berwenang melakukan pemeriksaan terhadap cemaran bahan radioaktif pada bahan
makanan/minuman. umumnya jenis radionuklida yang diminta untuk dianalisis adalah 134 Cs,
137 Cs, 131 I ,90Sr, 226Ra, 3H dan gros alfa / gros beta, atau bergantung permintaan dari negara
pembeli [ 2 ].
90Sr merupakan radionuklida hasil fisi (fallout) dan sebagai indikator dalam
pemantauan radiasi lingkungan yang mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh saluran
pencernaan, juga akan terserap oleh tanaman, hingga sampai ke manusia melalui makanan
atau minuman. 90Sradalah pemancar beta murni yang dalam peluruhannya menghasilkan 90y,
mempunyai waktu paro (28 tahun) dan bersifat toksik. Jika masuk ke dalam tubuh manusia
melalui rantai makanarl ,90Sr akan terakumulasi dalam tulang karena sifatnya sama dengan
kalsium [ 3 ].
Pada makalah ini akan dibahas tentang analisis 90Sr dalam minyak kelapa sawit yang
masih berbentuk Crude yaitu minyak mentah dalam bentuk (RBD PKO dan CPO)
TAT A KERJA
1. Persiapan Sam pel
Minyak adalah suatu bahan organik yang mudah terbakar, karena banyak mempunyai
rantai atom carbon. Untuk mendapatkan abu minyak diperlukan pembakaran yang bertahap.
Sebanyak 250 ml minyak di dalam cawan porselen dipanaskan pada tungku pemanas
(furnace) dengan pembakaran bertahap mulai dari 700 C selama lebih kurang satu jam, 1500
C, 2000 C masing- masing selama dua jam, kemudian suhu dinaikkan menjadi 3000 C, saat
itu minyak mulai mengeluarkan asap hitam dan bau yang menycngat (mulai terjadinya
332
Prosldl/J,J portaowan dan PrusentaslllmJah Funuslonal ToknIs Non PuneDU,18 Dusembor 2006-, ISSN :1411- 6381
pembakaran menjadi carbon), kemudian dilanjutkan dengan suhu 450°C hingga 500°C sarnpai
abu berwarna putih. Abu tersebut siap untuk diproses secara kimia ,dengan cara
mengendapkan 90Sr menggunakan HNO) berasap.
2. Analisis 90Sr
Abu yang telah diperoleh dibasahi dengan air suling, kemudian dibasakan dengan
NaOH dan diendapkan dengan Na2CO) 20%. Endapan yang diperoleh merupakan unsur-unsur
golongan II (Ca, Sr, Ba, dU.). Endapan dilarutkan dengan sedikit HNO) pekat dan kemudian
ditambah HNO) berasap untuk memisahkan Ca sehingga diperoleh 90Sr dan Ba dalam
endapan. Barium dipisahkan dari 90Sr dengan cara pengendapan dengan Na2Cr04 pada pH 5.
Larutan yang mengandung 90Sr dibasakan dan ditambahkan larutan Na2CO) 20 % untuk
pcngendapan 90SI' . Endapan yang didapat dilarutkan dengan HNO), kemudian ditambahkan
H202 30% dan pengemban Fe (5mg/ml) lalu dipanaskan, endapan Fe(OHh yang terbentuk
dibuang. Pada larutan 90Sr ditambahkan pengemban ytrium dan didiamkan selarna ± 2
minggu untuk mencapai kesetimbangan antara 90Sr dan 90y' Pada saat kesetimbangan
tercapai, perbandingan antara aktivitas induk (90Sr ) dan anak luruhnya (90y ) yang
mempunyai waktu paro 64,1 jam mendekati 1, jadi aktivitas induk dan anak luruhnya dapat
dikatakan sama. Selanjutnya larutan ditambahkan amoniak sehingga terbentuk endapan
Y(OH)) dan dilarutkan kembali dengan asam nitrat dan terakhir diendapkan dengan asarn
oksalat untuk mendapatkan endapan ytrium oksalat lalu disaring. Endapan dikeringkan di
bawah lampu infra merah (LR) dan siap untuk dicacah. Aktivitas 90Sr di dalam contoh
ditentukan berdasarkan anak luruhnya yaitu ytrium oksalat.
3.Pengukuran
Alat cacah berlatar belakang sangat rendah sistem alfa / beta (Low Background
Counter) adalah alat cacah yang secara khusus dirancang untuk mengukur contoh yang
memiliki aktivitas sangat rendah, yang memancarkan radiasi alfa/ beta atau keduanya. Alat
cacah tersebut terdiri atas beberapa rangkaian elektronik, meliputi alat cacah proporsional
yang dialiri gas dan komponen-komponen mekanik lain yang dapat bekerja secara otomatis.
Alat cacah ini menggunakan aliran gas P-1O yaitu campuran 90% argon dan 10% metan. [4].
333
pro:_ Pertemuan_ dan Prosontasilimlah FUll(Jslonal Teknls Non PoneUt118 Dosember 2006- ISSH :1410 - 6381
90SI' diukur berdasarkan anak luruhnya 90y' Untuk rnengoreksi kesalahan yang
dilakukan pad a tahap-tahap analisis contoh karena panjangnya prosedur, rnisalnya adanya
kehilangan sejurnlah unsur, maka dilakukan penghitungan kedapat-ulangan (recovery),
caranya dengan perlakuan sarna seperti pad a contoh, tetapi pada analisis ini ditarnbahkan
larutan standar 90 Sr yang diketahui aktivitasnya.
Aktivitas standar yang terukurRecovery = x 100%; (1)
aktivitas standar yang ditarnbahkan
Kesalahan pcngukuran dinyatakan dengan sirnpangan baku (standar deviasi) hasil pencacahan
dengan bentuk persamaan sebagai berikut
Sd=--J (Cc + Cb) It (2)
Konsentrasi 90SI' dalam setiap contoh dapat dihitung dengan persarnaan sebagai berikut
ac ± --J (Cc + Cb) It
................... (3)E . R. FI . F2 .V
dengan:A = Konsentrasi 90SI' (Bq/l)
ac = laju cacah contoh yang telah dikoreksi dengan laju cacah lataI' (cps)
Cc = laju cacah contoh (cps)
Cb = laju cacah lataI' (cps)
= waktu pencacahan (detik)
E = efisiensi pencacahan (%)
R = faktor kedapat-ulangan pada proses analisis (recovery)
F, = faktor pertumbuhan 90Y(Tabell, larnpiran 1)
F2 = faktor peluruhan 90y (Tabel 2,lampiran 2)
V = volume contoh (liter)
Konsentrasi terendah yang dapat dideteksi ( MDC) dengan selang kepercayaan 68%
ditentukan rnelalui persarnaan berikut ini:
2,33 --J (CJt )MDC = -----
ExV
334
Bq/l (4)
prosldlJJJ portomuan dan Prasontasilimiah FWlDSlonaJ Toknls Non PflnaUU, 18 Dosembor 2006- ISSN :14W . 5381
Efisiensi pencacahan merupakan perbandingan antara laju cacah standar dengan laju
peluruhan standar, dapat dinyatakan sebagai berikut:
cps
dimana:
E=
dps
X 100% ................... (5)
cps
dps
= laju cacah standar perdetik
laju peluruhan standar perdetik
'."
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran didapatkan harga MDC (Minimum Detectable Concentration) atau
konsentrasi terendah yang dapat dideteksi untuk 90 Sr adalah 0,17 Bq/l dan efisiensi
pcncacahan adalah 50,88% , Recovery 90Sr dalam minyak adalah 64,05 %.
Hasil yang diperoleh pada analisis ini hanya untuk jenis sampel RBD PKO tidak
tcrdeteksi (lebih kecil dari MDC ) dan (0,55 ± 0,20) Bq/l, sedangkan untuk jenis sampel
CPO kedua jenis sampel ini tidak terdeteksi. Tidak terdeteksinya kandungan 90Sr dalam
minyak RBD PKO dan CPO ini disebabkan panjangnya siklus rantai perjalanan dari atmosfir
(fallout), kemudian terserap ke tanaman dan sampai kepada manusia, dan panjangnya prosedur
penentuan 90Sr sehingga tidak ditemukan adanya kandungan 90Sr dalam minyak kelapa sawit.
Sclain itu tidak adanya percobaan nuklir di Indonesia. Walaupun demikian pemantauan
konsentrasi radioaktivitas lingkungan dari jatuhan yang berasal dari atmosfir ini (salah satunya
90Sr) perIu dilakukan untuk mengetahui jika suatu saat terjadi pencemaran lingkungan ataupun
kecelakaan nuklir.
Tabel 1. Hasi] analisis minyak kelapa sawit (RBD PKO dan CPO)
NO.Jenis sam pelAktivitas ( Bq/l)Keterangan
1.
RBD PKOtidak terdeteksi< 0,172.
RBD PKO 0,55 ± 0,20> 0,17..,
CPOtidak terdeteksi< 0,17J.
4.CPOtidak terdeteksi< 0,17
335
Pro:;11IilvJ pertamuan dan Prosentasilimlah FWlDSlonal Teknls Non Penelitl. 18 DasamlJer 2008-KESIMPULAN
ISSN :1410 - 6381
I-lasHyang diperoleh pada analisis 90Sr dalam minyak kelapa sawit ini adalah
• Sampel RBD PKO ada yang tidak terdeteksi atau lebih kecil dad MDC sedangkan
yang tertinggi (0,55 ± 0,20) Bq/l.
• Kedua jenis sampel CPO tidak terdeteksi .
• Tidak terdeteksinya kandungan' 90Sr dalam minyak RBD -PKO dan CPO ini
disebabkan panjangnya siklus rantai perjalanan dari atmosfir (fallout) serta
panJangnya prosedur penentuan 90Sr dan tidak adanya percobaan nuklir di
Indonesia.
Pemantauan konsentrasi radioaktivitas lingkungan atmosfir (salah satunya 90Sr) perlu
dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi pencemaran lingkungan ataupun kecelakaan
nuklir.
UCAP AN TERIMA KASIH
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak R. Buchori yang telah membantu dalam
pengukuran sampel minyak ini.
DA FT AR PUST AKA.
1. H. BINTORO, M. Pedoman Budi Daya Tanaman Kelapa Sawit Bogor Institut
Pertanian Bogor, 1988.
2. SUTARMAN dan EMLINARTI, Pelayanan Jasa Nuklir Untuk Komoditas Ekspor,
Alma, Volume I No.3 1998.
3. ANONIM, Diklat Latihan Keahlian Penentuan Konsentrasi Cemaran Sr-90 Dan Cs
137 Dalam Air Dan Makanan. Jakarta 1993.
4. SUT ARMAN, Pemakaian Pencacah Latar Belakang Sangat Rendah Sistem Alfa /
Beta .Program : Pelatihan Pengukuran Radioaktivitas Ungkungan di Lemlit
Universitas Diponegoro - Semarang. Tahun 1993.
336