ak syariah
DESCRIPTION
syariahTRANSCRIPT
Teori Al ghazali Abu yusuf Adam smith Umar chapra Didin hafiduddinpermintaan bagi Al-Ghazali,
pasar merupakan bagian dari “keteraturan alami”. Ia menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar. Al-Ghazali juga secara eksplisit menjelaskan mengenai perdagangan regional. Waleupun Al-Ghazali tidak menjelaskan permintaan dan penawaran dalam terminologi modern, beberapa tulisannya jelas menjelaskan bentuk kurva permintaan dan penawaran.
Untuk kurva penawaran yang “naik
Pengaruh harga
terhadap jumlah
permintaan suatu
komoditi adalah
negatif, apabila P
maka Q begitu
sebaliknya apabila P
maka Q . Kita dapat
menyimpulkan
bahwa hukum
permintaan
menyatakan bila
harga komoditi naik
maka akan direspon
oleh penurunan
jumlah komoditi yang
dibeli. Begitu juga
apabila harga
komoditi turun maka
akan direspon oleh
dari kiri bawah ke kanan atas” dinyatakan oleh dia sebagai “jika petani tidak mendapatkan pembeli dan barangnya, ia akan menjualnya pada harga yang lebih murah”. Sementara itu untuk kurva permintaan yang “turun dari kiri atas ke kanan bawah” dijelaskan oleh beliau sebagai “harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan”.[10]
Al-Ghazali juga telah memehami konsep elastisitas permintaan, yang dinyatakan dengan
konsumen dengan
jumlah komoditi yang
dibeli.
“Mengurangi margin keuntungan dengan menjual pada harga yang lebih murah akan meningkatkan volume penjualan dan ini pada gilirannya akan meningkatkan keuntungan”. Al-Ghazali juga menyadari permintaan “harga inelastis”.
Al-Ghazali bersikap sangat kritis terhadap laba yang berlebihan. Ia menyatakan bahwa laba normal berkisar antara 5 sampai 10 persen dari harga barang.
Mekanisme pasar
Pasar menurut Al-Ghazali merupakan
Abu Yusuf tercatat
tempat bertemunya antara dua pihak yang saling berkepentingan untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Pasar terbentuk karena kesulitan yang dihadapi saat transaksi dilakukan dengan menggunakan sistem barter.Bagi Al-Ghazali, pasar berevolusi sebagai bagian dari ‘’hukum alam’’ segala sesuatu, yakni sebuah ekspresi berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri untuk saling memuaskan kebutuhan ekonomi.Al ghazali juga memperkenalkan teori permintaan dan penawaran; adanya penurunan harga ketika ada penambahan atas suatu barang atau
sebagai ulama
terawal yang mulai
menyinggung
mekanisme pasar. Ia
misalnya
memperhatikan
peningkatan dan
penurunan produksi
dalam kaitannya
dengan perubahan
harga.
Fenomena yang
terjadi pada masa
Abu Yusuf adalah,
ketika terjadi
kelangkaan barang
maka harga akan
cenderung lebih
tinggi, sedangkan
pada saat barang
karena tidak adanya pembeli. Ghazali juga memperkenalkan elastisitas permintaan, ia mengidentifikasi permintaan produk makanan adalah inelastis, karena makanan adalah kebutuhan pokok. Oleh karena dalam perdagangan makanan motif mencari keuntungan yang tinggi harus diminimalisir, jika ingin mendapatkan keuntungan tinggi dari perdagangan, selayaknya dicari barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok.Imam Ghazali dan juga para pemikir pada zamannya ketika membicarakan harga biasanya langsung mengaitkannya
tersebut melimpah,
maka harga
cenderung untuk
turun atau lebih
rendah.
Menurut Abu
Yusuf, dapat saja
harga-harga tetap
mahal (P3) ketika
persediaan barang
melimpah (Q3),
sementara harga
akan murah
walaupun persediaan
barang berkurang
(Q3). Dari pernyataan
tersebut tampaknya
Abu Yusuf
menyangkal
dengan keuntungan. Keuntungan belum secara jelas dikaitkan dengan pendapatan dan biaya. Bagi Ghazali keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, resiko bisnis, dan ancaman keselamatan diri si pedagang. Dan keuntungan merupak motivasi bagi seorang pedagang, dengan penekanan keuntungan tersebut tidak berlebihan (keuntungan yang wajar)
pendapat umum
mengenai hubungan
tebalik antara
persediaan barang
(supply) dan harga,
karena pada
kenyataannya harga
tidak bergantung
pada permintaan
saja, tetapi juga
bergantung pada
kekuatan penawaran.
Oleh karena itu
peningkatan atau
penurunan harga
tidak selalu
berhubungan dengan
peningkatan atau
penurunan
permintaan, atau
penurunan atau
peningkatan dalam
produksi. Abu Yusuf
menyatakan,
“Tidak ada
batasan tertentu
tentang murah
dan mahal yang
dapat dipastikan.
Hal tersebut ada
yang
mengaturnya.
Prinsipnya tidak
bisa diketahui.
Murah bukan
karena
melimpahnya
makanan,
demikian juga
mahal tidak
disebabkan karena
kelangkaan
makanan, murah
dan mahal
merupakan
ketentuan Allah.”
Dalam hukun
penawaran terhadap
barang dikatakan
bahwa hubungan
antara harga dengan
banyaknya komoditi
yang ditawarkan
mempunyai
kemiringan positif.
Pengaruh harga
terhadap jumlah
permintaan suatu
komoditi adalah
positif, apabila
apabila P maka Q
begitu sebaliknya
apabila P maka Q .
Kita dapat
menyimpulkan
bahwa hukum
penawaran
mengatakan bila
harga harga komoditi
naik maka akan
direspon oleh
penambahan jumlah
komoditi yang
ditawarkan. Begitu
juga apabila harga
komoditi turun maka
akan direspon oleh
penurunan jumlah
komoditi yang
ditawarkan.
produksi AKTIFITAS PRODUKSIAl-Ghazali mengelompokkan aktifitas produksi dalam tiga kategori, yaitu :1) Industri dasar, yang termasuk dalam kategori ini adalah semua industri yang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup manusia (pertanian, perindustrian, dll)2) Akitifitas penunjang, yaitu semua industri yang mendukung lancarnya kinerja industri dasar (industri baja, eksplorasi dan pengembangan sumber daya alam)3) Aktifitas pelengkap, yaitu semua jenis
Menurut Abu
Yusuf, dapat saja
harga-harga tetap
mahal (P3) ketika
persediaan barang
melimpah (Q3),
sementara harga
akan murah
walaupun persediaan
barang berkurang
(Q3). Dari pernyataan
tersebut tampaknya
Abu Yusuf
menyangkal
pendapat umum
mengenai hubungan
tebalik antara
persediaan barang
(supply) dan harga,
Produsen akan
memproduksi
apa saja yang
diinginkan
konsumen
dengan menekan
biaya yang paling
murah untuk
memaksimalkan
keuntungannya.
Perilaku dari
produsen dan
konsumen ini
akan menjamin
efisiensi dan
pemerataan.
Dalam perspektif
rasional ini,
istilah efisiensi
industri yang melengkapi dari dua jenis industri di atas, seperti penggilingan.
karena pada
kenyataannya harga
tidak bergantung
pada permintaan
saja, tetapi juga
bergantung pada
kekuatan penawaran.
Oleh karena itu
peningkatan atau
penurunan harga
tidak selalu
berhubungan dengan
peningkatan atau
penurunan
permintaan, atau
penurunan atau
peningkatan dalam
produksi
dan pemerataan
tidak memiliki
suatu hubungan
langsung dengan
tujuan-tujuan
egalitarian
seperti
pengentasan
kemiskinan,
pemenuhan
kebutuhan-
kebutuhan
pokok,
pencapaian
kesempatan kerja
penuh,
mengurangi
kesenjangan dan
kekayaan.
Diasumsikan
bahwa tujuan-
tujuan
tersebut dengan
sendirinya akan
dapat
direalisasikan
sebagai suatu
hasil langsung
dari proses
efisiensi dan
pemerataan
disebabkan oleh
keseimbangan
persaingan.
Kebijakan publik
Menurut Al-Ghazali, kegiatan ekonomi merupakan kebajikan yang dianjurkan oleh islam. Al-Ghazali membagi manusia dalam tiga
1. Untuk pengadaan
fasilitas
infrastruktur,
negara
bertanggung
jawab untuk
kategori, yaitu: [6]pertama, orang yang mementingkan kehidupan duniawi golongan ini akan celaka. Kedua, orang yang mementingkan tujuan akhirat daripada tujuan duniawi golongan ini kan beruntung. Ketiga, golongan yang kegiatan duniawinya sejalan dengan tujuan-tujuan akhirat.
Al-Ghazali menegaskan bahwa aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien karena merupakan bagian dari pemenuhan tugas
memenuhinya
agar dapat
meningkatkan
produktivitas
tanah,
kemakmuran
rakyat serta
pertumbuhan
ekonomi. Semua
biaya yang
dibutuhkan bagi
pengadaan proyek
publik, seperti
pembangunan
tembok dan
bendungan, harus
ditanggung oleh
negara. Namun
jika proyek
tersebut hanya
keagamaan seseorang. Ia mengidentifikasi tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu:[7]pertama, untuk mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Kedua, untuk mensejahterakan keluarga.Ketiga, untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Manusia dipandang sebagai maximizers dan selalu ingin lebih. Al-Ghazali tidak hanya menyadari keinginan manusia untuk
menguntungkan
suatu kelompok
tertentu, biaya
proyek akan
dibebankan
kepada mereka
sepantasnya,
pernyataan ini
tampak terlihat
ketika ia
mengomentari
proyek
pembersihan
kanal-kanal
pribadi.
2. Untuk
mengimplementas
ikan berbagai
kebijakan ekonomi
yang dapat
mengumpulkan kekayaan tetapi juga kebutuhannya untuk persiapan dimasa depan. Namun demikian ia memperingatkan bahwa jika semangat selalu ingin lebih ini menjurus kepada keserakahan dan pengejaran nafsu pribadi, hal itu pantas dikutuk. Dalam hal ini, ia memandang kekayaan sebagai ujian terbesar.
Lebih jauh, Al-Ghazali menyatakan bahwa pendapatan dan kekayaan seseorang berasal dari tiga sumber, yaitu pendapatan melalui
mensejahterakan
rakyat, negara
membutuhkan
administrasi yang
efisien dan jujur
serta disiplin
moral yang tegas
dan rasa tanggung
jawab dalam
menunjuk para
pejabatnya. Abu
Yusuf
menyarankan agar
negara menunjuk
pejabat yang jujur
dan amanah
dalam berbagai
tugas.9 Ia
mengecam keras
perlakuan kasar
tenaga individual, laba perdagangan, dan pendapatan karena nasib baik. Namun, ia menandaskan bahwa berbagai sumber pendapatan tersebut harus diperoleh secara sah dan tidak melanggar hukum agama.
Mayoritas pembahasan Al-Ghazali mengenai berbagai pembahasan ekonomi terdapat dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din. Bahasan ekonomi Al-Ghazali dapat dikelompokkan menjadi: pertukaran sukarela dan evolusi pasar,
terhadap para
pembayar pajak
oleh petugas pajak
dan
menganggapnya
sebagai tindakan
kriminal. Ia juga
berpendapat
bahwa perlakuan
yang adil dan jujur
terhadap para
pembayar pajak
tanpa penindasan
memiliki dampak
yang bermanfaat
bagi pertumbuhan
ekonomi dan
meningkatkan
pendapatan pajak.
3. Negara harus
produksi, barter dan evolusi uang, serta peranannegara dan keuangan publik.
memberikan upah
dan jaminan di
masa pensiun
kepada mereka
dan keluarganya
yang berjasa
dalam menjaga
wilayah
kedaulatan Islam
atau
mendatangkan
sesuatu yang baik
dan bermanfaat
bagi kaum
Muslimin.
9Adiwarman Azim
Karim, Sejarah
Pemikiran Ekonomi
Islam (Jakarta:
Rajawali Press, 2010),
hlm. 237.
4. Abu Yusuf
memberikan saran
tentang berbagai
kebijakan yang
harus digunakan
oleh negara untuk
meningkatkan
hasil tanah dan
pertumbuhan
ekonomi.
Menurutnya,
pemertintah
berkewajiban
untuk
membersihkan
kanal-kanal dan
membangun lagi
yang baru.
Pemerintah juga
harus membangun
bendungan untuk
meningkatkan
produktivitas
tanah dan
pendapatan
negara.
5. Semua jenis tanah
mati dan tak
bertuan harus
diberikan kepada
seseorang yang
dapat
mengembangkan
dan menanaminya
serta membayar
pajak yang
diterapkan pada
tanah tersebut.
Tindakan seperti
ini akan membuat
negara
berkembang dan
pajak pendapatan
akan meningkat.
6. Untuk
meningkatkan
kesejahteraan
umum dan
menjamin
pemanfaatan
sumber-sumber
sepenuhnya,
sumber daya
seperti air,
rumput, dan
sebagainya tidak
boleh dibatasi
pada individu
tertentu, tetapi
harus disediakan
secara gratis bagi
semua.
7. Dalam hal
pendistribusian
pendapatan
negara, hendaknya
hal tersebut
ditujukan demi
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat.
Karena alquran
sendiri telah
memerintahkan
agar
pendistribuasian
harta dilakukan
secara adil dan
tidak menumpuk
di tangan
segelintir orang.
8. Menurut Abu Yusuf
pembangunan
sistem ekonomi
dan politik, mutlak
dilaksanakan
secara transparan,
karena asas
transparan dalam
ekonomi
merupakan bagian
yang paling
penting guna
mencapai
perwujudan
ekonomi yang adil
dan manusiawi.