pemanfaatan bakteri pseudomonas untuk bioremediasi akibat pencemaran minyak
DESCRIPTION
PEMANFAATAN BAKTERI YANG SEMULA NEGATIF DAPAT DIJADIKAN DALAM HAL POSITIFTRANSCRIPT
PEMANFAATAN BAKTERI Pseudomonas UNTUK BIOREMEDIASI AKIBAT PENCEMARAN MINYAK BUMIPosted December 30, 2011 by aguskrisno in Uncategorized. Leave a Comment
Pendahuluan
Pseudomonas. Sp
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Pseudomonas Sp merupakan bakteri
hidrokarbonoklastik yang mampu
mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Keberhasilan penggunaan bakteri
Pseudomonas dalam upaya bioremediasi
lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon
membutuhkan pemahaman tentang
mekanisme interaksi antara bakteri
Pseudomonas sp dengan senyawa
hidrokarbon.
Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. IA7D
dalam mendegradasi hidrokarbon dan dalam
menghasilkan biosurfaktan menunjukkan
bahwa isolat bakteri Pseudomonas sp IA7D
berpotensi untuk digunakan dalam upaya
bioremediasi lingkungan akibat pencemaran
hidrokarbon.
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan
mikroorganisme untuk mengurangi polutan di
lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-
enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme
memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan tersebut,
sebuah peristiwa yang disebut
biotransformasi. Pada banyak kasus,
biotransformasi berujung pada biodegradasi,
dimana polutan beracun terdegradasi,
strukturnya menjadi tidak kompleks, dan
akhirnya menjadi metabolit yang tidak
berbahaya dan tidak beracun.
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah
menggunakan mikroorganisme untuk
mengolah air pada saluran air. Saat ini,
bioremediasi telah berkembang pada
perawatan limbah buangan yang berbahaya
(senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk
didegradasi), yang biasanya dihubungkan
dengan kegiatan industri. Yang termasuk
dalam polutan-polutan ini antara lain logam-
logam berat, petroleum hidrokarbon, dan
senyawa-senyawa organik terhalogenasi
seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain.
Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan
mikroorganisme untuk mengurangi polutan
yang sedang diujicobakan. Bidang
bioremediasi saat ini telah didukung oleh
pengetahuan yang lebih baik mengenai
bagaimana polutan dapat didegradasi oleh
mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis
mikroba yang baru dan bermanfaat, dan
kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi
melalui teknologi genetik. Teknologi genetik
molekular sangat penting untuk
mengidentifikasi gen-gen yang mengkode
enzim yang terkait pada bioremediasi.
Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan
dapat meningkatkan pemahaman kita tentang
bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi
polutan beracun menjadi tidak berbahaya.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang
diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien
dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme
rekombinan yang diciptakan dan pertama kali
dipatenkan adalah bakteri “pemakan minyak”.
Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa
hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada
minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih
cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis
lain yang alami atau bukan yang diciptakan di
laboratorium yang telah diujicobakan. Akan
tetapi, penemuan tersebut belum berhasil
dikomersialkan karena strain rekombinan ini
hanya dapat mengurai komponen berbahaya
dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun
belum mampu untuk mendegradasi komponen-
komponen molekular yang lebih berat yang
cenderung bertahan di lingkungan.
Pencemaran minyak bumi
Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon
minyak bumi terus mengalami peningkatan
dan telah menimbulkan dampak yang berarti
bagi makhluk hidup. Bioremediasi adalah
salah satu upaya untuk mengurangi polutan
tersebut dengan bantuan organisme.
Biodegradasi senyawa hidrokarbon dari
minyak bumi ini dapat dilakukan oleh
mikroorganisme, salah satunya adalah
bakteri Pseudomonas sp.
Bakteri Pseudomonas sp. merupakan bakteri
hidrokarbonoklastik yang mampu
mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Keberhasilan penggunaan bakteri
Pseudomonas dalam upaya bioremediasi
lingkungan akibat pencemaran minyak bumi.
Bahan utama minyak bumi adalah hidrokarbon
alifatik dan aromatik. Selain itu, minyak bumi
juga mengandung senyawa nitrogen antara 0-
0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%.
Terdapat sedikitnya empat seri hidrokarbon
yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu
seri n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas
metana (CH4) sampai aspal yang memiliki
atom karbon (C) lebih dari 25 pada rantainya,
seri iso-paraffin (isoalkana) yang terdapat
hanya sedikit dalam minyak bumi, seri
neptena (sikloalkana) yang merupakan
komponen kedua terbanyak setelah n-alkana,
dan seri aromatik (benzenoid). Oleh karena
itu, akan dijelaskan mengenai mekanisme
kerja bakteri Pseudomonas sp. dalam proses
bioremediasi pada pencemaran minyak bumi.
Bakteri pseudomonas yang umum digunakan
antara lain : Pseudomonas
aeruginosa, Pseudomonas
stutzeri, Pseudomonas diminuta.
Salah satu factor yang sering membatasi
kemampuan bakteri pseudomonas dalam
mendegradasi senyawa hidrokarbon adalah
sifat kelarutannya yang rendah, sehingga sulit
mencapai sel bakteri. Oleh karena itu,
untungnya, bakteri pseudomonas dapat
memproduksi biosurfaktan. Kemampuan
bakteri Pseudomonas dalam memproduksi
biosurfaktan berkaitan dengan keberadaan
enzim regulatori yang berperan dalam sintesis
biosurfaktan. Ada 2 macam biosurfaktan yang
dihasilkan bakteri Pseudomonas :
1. Surfaktan dengan berat molekul
rendah (seperti glikolipid, soforolipid,
trehalosalipid, asam lemak dan fosfolipid)
yang terdiri dari molekul hidrofobik dan
hidrofilik. Kelompok ini bersifat aktif
permukaan, ditandai dengan adanya
penurunan tegangan permukaan medium
cair.
2. Polimer dengan berat molekul besar,
yang dikenal dengan
bioemulsifier polisakarida amfifatik.
Dalam medium cair, bioemulsifier ini
mempengaruhi pembentukan emulsi serta
kestabilannya dan tidak selalu
menunjukkan penurunan tegangan
permukaan medium.
Biosurfaktan merupakan komponen
mikroorganisme yang terdiri atas molekul
hidrofobik dan hidrofilik, yang mampu
mengikat molekul hidrokarbon tidak larut air
dan mampu menurunkan tegangan
permukaan. Selain itu biosurfaktan secara
ekstraseluler menyebabkan emulsifikasi
hidrokarbon sehingga mudah untuk
didegradasi oleh bakteri. Biosurfaktan
meningkatkan ketersediaan substrat yang
tidak larut melalui
beberapa mekanisme. Dengan adanya
biosurfaktan, substrat yang berupa cairan
akan teremulsi dibentuk menjadi misel-misel,
dan menyebarkannya ke permukaan sel
bakteri. Substrat yang padat dipecah oleh
biosurfaktan, sehingga lebih mudah masuk ke
dalam sel.
Pelepasan biosurfaktan ini tergantung dari
substrat hidrokarbon yang ada. Ada substrat
(misal seperti pada pelumas) yang
menyebabkan biosurfaktan hanya melekat
pada permukaan membran sel, namun tidak
diekskresikan ke dalam medium. Namun, ada
beberapa substrat hidrokarbon (misal
heksadekan) yang menyebabkan biosurfaktan
juga dilepaskan ke dalam medium. Hal ini
terjadi karena heksadekan menyebabkan sel
bakteri lebih bersifat hidrofobik. Oleh karena
itu, senyawa hidrokarbon pada komponen
permukaan sel yang hidrofobik itu dapat
menyebabkan sel tersebut kehilangan
integritas struktural selnya sehingga
melepaskan biosurfaktan untuk membran sel
itu sendiri dan juga melepaskannya ke dalam
medium.
Terdapat tiga cara
transpor hidrokarbon ke dalam sel bakteri
secara umum yaitu :
1. Interaksi sel dengan hidrokarbon yang
terlarut dalam fase air. Pada kasus ini,
umumnya rata-rata
kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika
sangat rendah sehingga tidak dapat
mendukung.
2. Kontak langsung (perlekatan) sel
dengan permukaan
tetesan hidrokarbon yang lebih besar
daripada sel mikroba. Pada kasus yang
kedua ini, perlekatan dapat terjadi karena
sel bakteri bersifat hidrofobik. Sel
mikroba melekat pada permukaan
tetesan hidrokarbon yang lebih besar
daripada sel dan pengambilan substrat
dilakukan dengan difusi atau transpor
aktif. Perlekatan ini terjadi karena adanya
biosurfaktan pada membrane sel bakteri
Pseudomonas.
3. Interaksi sel dengan
tetesan hidrokarbon yang telah teremulsi
atau tersolubilisasi oleh bakteri. Pada
kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan
partikel hidrokarbon yang lebih kecil
daripada sel. Hidrokarbon dapat
teremulsi dan tersolubilisasi dengan
adanya biosurfaktan yang dilepaskan oleh
bakteri pseudomonas ke dalam medium.
Mekanisme degradasi hidrokarbon di
dalam sel bakteri Pseudomonas
1. Hidrokarbon Alifatik
Pseudomonas sp. menggunakan hidrokarbon
tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan
hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses
aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa
adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi.
Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik
jenuh olehPseudomonas sp. meliputi oksidasi
molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan
penggabungan satu atom oksigen ke dalam
hidrokarbon teroksidasi. Reaksi lengkap dalam
proses ini terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Reaksi degradasi hidrokarbon
alifatik
2. Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor
elektron secara aerobik oleh bakteri
Pseudomonas. Degradasi senyawa
hidrokarbon aromatik disandikan dalam
plasmid atau kromosom oleh gen xy/E. Gen ini
berperan dalam produksi enzim katekol 2,3-
dioksigenase. Metabolisme senyawa ini oleh
bakteri diawali dengan pembentukan
Protocatechuate atau catechol atau senyawa
yang secara struktur berhubungan dengan
senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya
didegradasi oleh enzim katekol 2,3-
dioksigenase menjadi senyawa yang dapat
masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam
sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat.
Gambar 2 menunjukkan reaksi perubahan
senyawa benzena menjadi katekol.
Gambar 2. Reaksi degradasi Hidrokarbon
aromatic
Langkah Pemanfaatan Pseudomonas
dalam bioremediasi
a) informasi dasar tentang pemanfaatan
bakteri pemecah minyak dalam proses
bioremediasi sehingga akan menjadi
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya;
b) bakteri pemecah minyak dalam penelitian
ini diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan
dalam proses bioremediasi; dan
c) upaya pengelolaan lingkungan yang tepat
untuk mengatasi pencemaran limbah minyak
d) memperoleh jenis bakteri pemecah minyak
yang mampu mendegradasi senyawa
hidrokarbon dalam proses bioremediasi;
e) mengetahui pengaruh jenis bakteri, pH, dan
waktu degradasi terhadap pertumbuhan
bakteri pemecah minyak dan proses
bioremediasi;
f) membandingkan pertumbuhan bakteri
pemecah minyak dalam mendegradasi tanah
terkontaminasi minyak dan tanah tidak
terkontaminasi minyak;
g) mengetahui kondisi lingkungan yang
optimum bagi pertumbuhan bakteri; dan
h) mengetahui alternatif penanggulangan
pencemaran minyak bumi dalam upaya
pengelolaan lingkungan.
Kajian realigi
An nahl ayat 13
ن� ر�و ن�� ن�� ن � م و ن� ل� �� ة ن� ن�ا ن� ن� ل� ذن� ل�ى �� ن ل�ا ۥ ر# �ر ذن و� ن$ا �ا� ل& ن' و) ر( ل* و+ ن$, و- ل�ىٱ و( ر� ن� ن$ا ن+ ن/ نا نوArtinya : dan Dia (menundukkan pula) apa
yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini
dengan berlain-lainan macamnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang mengambil pelajaran.
Thaahaa ayat 6
Artinya : Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada
di langit, semua yang di bumi, semua yang di
antara keduanya dan semua yang di bawah
tanah.
Yasin ayat 83
Artinya : Maka Maha Suci (Allah) yang di
tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu
dan kepadaNyalah kamu dikembalikan.
Kesimpulan
1. Pseudomonas Sp merupakan bakteri
hidrokarbonoklastik yang mampu
mendegradasi berbagai jenis
hidrokarbon.
2. Bioremediasi merupakan penggunaan
mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan.
3. Bakteri pseudomonas yang umum
digunakan antara lain : Pseudomonas
aeruginosa,Pseudomonas
stutzeri, Pseudomonas diminuta.
4. Ada 2 macam biosurfaktan yang
dihasilkan bakteri Pseudomonas yaitu
Surfaktan dengan berat molekul rendah
dan Polimer dengan berat molekul besar.
Daftar Pustaka
Anonymous .2010
. Pseudomonas: http://id.wikipedia.org/wiki/Ps
eudomonas. Diakses tanggal 8 November
2011
Anonymous .2010
. Bioremediasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Bio
remediasi . Diakses tanggal 8 November 2011
Anonymous. 2010.Bioremediasi Hidrokarbon
MinyakBumi
.http://j0emedia.wordpress.com/2011/07/17/bi
oremediasi-hidrokarbon-minyak-bumi . Diakses
tanggal 8 November 2011
Anonymous. 2010. Mekanisme Kerja
Bakteri. http://orpipu.blogspot.com/2008/11/m
ekanisme-kerja-bakteri-pseudomonas-sp.html .
Diakses tanggal 8 November 2011
Anonymous .2010.Pemanfaatan bakteri
pemecah
minyak
.http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:23592/
q/pengarang:%20Dessy.Diakses tanggal 8
desember 2011