pedoman pelaksanaan - perdatinaceh.files.wordpress.com file · web viewprogram. pengembangan...

28
PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT) IKATAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI INDONESIA (IDSAI) 1

Upload: tranthu

Post on 09-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PANDUAN PELAKSANAAN

PROGRAMPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

(CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT)

IKATAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI INDONESIA (IDSAI)

KOMISI P2KB PENGURUS PUSAT IDSAIJAKARTA 2008

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejawat,

Puji syukur kita haturkan pada Allah SWT atas karunia, berkah serta rahmatNya, akhirnya kerja keras kita semua, untuk menerbitkan Buku Panduan P2KB IDSAI telah berhasil. Sesuai dg amanah UU no 29 thn 2004 mengenai Praktik Kedokteran pasal .... , bahwa setiap dokter berkewajiban utk senantiasa menjaga kompetensinya , IDI dalam hal ini BP2KB dan IDSAI telah berhasil menyusun suatu Program Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB).

Seperti telah dinyatakan oleh World Federation of Medical Education (WFME), bahwa pendidikan kedokteran saja tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu akan pelayanan kedokteran, sehingga diperlukan upaya tambahan dalam menjaga dan meningkatkan kompetensi tersebut yaitu melalui program pendidikan berkelanjutan (P2KB) ini. Khusus bagi anggota IDSAI sesuai dengan program kepengurusan IDSAI periode 2007-2010 yg telah disetujui dalam Konas IDSAI ke di Denpasar Bali, selain menjalankan program P2KB IDI, IDSAI juga berafiliasi dengan Foundation for European Education of Anaesthesiology (FEEA) dan melaksanakan program CPD dari FEEA yg telah diakui oleh World Federation of Society of Anesthesiology (WFSA).

Dengan demikian dalam masa menyongsong era globalisasi baik antar negara Asean melalui MRA on medical practitioner yg akan ditanda tangani pada bulan Agustus tahun 2008, maupun dilingkup dunia, dokter spesialis anestesiologi kita sudah siap dan mampu berpraktek setara dengan mutu global. Hal ini memang memerlukan upaya maksimal dan kesungguhan hati untuk maju.

Terima kasih kami ucapkan atas kerja keras dan kesungguhan hati dari seluruh pihak yg terlibat dalam pembuatan program ini, yaitu Komisi P2KB IDSAI , Kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia, pusat-pusat pendidikan, para pengurus IDSAI Pusat dan Cabang, dan terutama juga para anggota IDSAI. Semoga niat baik dan kerja keras kita semua untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat mendapat ridha dan berkah dari Allah SWT.

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.

Ketua PP IDSAI

Dr Bambang Tutuko SpAnKIC

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (BP2KB) Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi Indonesia (IDSAI) ......................................Pendahuluan

1. Latar Belakang2. Beberapa Prinsip dalam Program P2KB IDSAI3. Pengorganisasian

Pengertian Beberapa Istilah

Skema P2KB PP-IDSAIPetunjuk Teknis Pelaksanaan

3

KOMISI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (KP2KB) IKATAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI

Dasar Pembentukan P2KB Komisi IDSAI

Berdasarkan dari: Surat dari PB IDI No 493?PB/BP2KB/06/2007 perihal pembentukan komisi kerja

P2KB di llingkungan Perhimpunan Dokter Spesialis Keputusan Kongres Nasional Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi

Indonesia (KONAS IDSAI) ke 8 di Denpasar Bali Surat keputusan dari PB IDI No 112/PB/A.4/09/2007 tentang pengesahan susunan

personalia pengurus perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia dan Kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia masa bakti tahun 2007 – 2010

Untuk itu dibentuk Komisi Program Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia yang terdiri dari unsur IDSAI dan Kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia (KARI)

Pengurus Komisi P2KB IDSAI

Penasehat : Ketua PB IDIPembina : Ketua PP IDSAI

Ketua : dr. Eddy Harijanto, SpAnKICSekretaris : dr. Andi Ade Wijaya, SpAnKomisi Program : dr. Bambang Wahyuprajitno,SpAnKIC

: dr. Ratna Farida, SpAnKKomisi Verifikasi dan Evaluasi

: dr. Indro Mulyono, SpAnKIC: dr. Syamsu Hilal, SpAn

Komisi Anggaran : dr. Indira Bakti, SpAn: dr. Dita Adityaningsih, SpAn

Tugas Komisi P2KB IDSAI

Komisi IDSAI mempunyai tugas sebagai berikut:1. Mempelajari ketentuan yang ditetapkan oleh BP2KB IDI2. Menyusun buku panduan pelaksanaan aktivitas P2KB IDSAI (yang merupakan Juknis

pelaksaan program PUSDIKLAT) dan Buku Log & Uji penilaian diri.3. Mempersiapkan dan menyususn aktivitas P2KB IDSAI agar dapat dimanfaatkan

sebagai sarana memperoleh satuan kredit partisipasi.4. Mengkoordinir pelaksanaan P2KB IDSAI .5. Melakukan verifikasi dan evaluasi pelaksanaan P2KB IDSAI Cabang.

4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikatan dokter Indonesia sebagai organisasi profesi kedokteran merupakan salah satu stakeholder pelayanan kesehatan yang turut bertanggung jawab dalam menjamin terselenggaranya pelayanan keedokteran yang bermutu. Dalam muktamarnya yang ke 26-IDI telah mengeluarkna Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Berkelanjutan, dan untuk pelaksanaanya perlu dibuat Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Program P2KB atau Continuing Profesionalism Development, CPD) bagi seluruh anggotanya (1).

Tujuan Program P2KB yang diselenggarakan oleh IDI dan suborganisasinya (PPSp / PDPP) adalah : 1) mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme seorang dokter (berkualitas dan beretika) sesuai dengan standar kompetensi global ; 2) terjaminnya suatu penyelenggaraan pelayanan kedokteran yang bermutu melalui upaya sertifikasi dokter. Program P2KB pada dasarnya merupakan upaya pembinaan (oversight) bersistem untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), serta sikap (attitude) dokter agar ia senantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik (2). Program P2KB juga merupakan bagian integral dari mekanisme pemberian izin praktik (licensure). Penanggung jawab penyelenggaraan program P2KB adalah PB. IDI (BP2KB IDI), melalui pelaksanaan oleh semua perhimpunan dokter spesialis (PDSp) dan kolegiumnya, dan perhimpunan-perhimpunan lainnya di lingkungan IDI (3,4).

Profesi kedokteran sangat beragam bentuk layanannya. Secara garis besar dapat dibedakan atas bidang profesi yang memberikan layanan bedah dan yang memberikan layanan medik, yang teakhir ini ada yang melakukan intervensi ada pula yang tidak. Dari sisi kontaknya dengan pasien, profesi kedokteran pun dibedakan atas yang memberikan layanannya secara langsung dan secara tidak langsung. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa program pengembangan keprofesian bagi berbagai bidang profesi ini tentu beragam pula cirinya, walaupun tujuannya sama yaitu untuk menjamin profesionalisme dalam memberikan layanan yang bermutu. Atas dasar ini perlu ditetapkan pedoman pelaksanaan umum yang akan menjadi acuan operasional bagi semua perhimpunan dibawah IDI dalam menyusun petunjuk teknis untuk pelaksanaan program P2KB/CPD-nya masing-masing.

Beberapa Prinsip dalam Program P2KB IDSAI

Menjalani P2KB merupakan kewajiban profesi (professional Imperative) bagi setiap dokter dan merupakan prasyarat untuk meningkatkan mutu layanan kedokteran.Berbeda dengan prinsip dalam pendidikan kedokteran dasar dan pendidikan pascadokter yang berstruktur, P2KB merupakan kegiatan belajar mandiri dengn ciri Self-directed dan Practice-based. Oleh karena itu keberlangsungan program P2KB sangat bergantung pada motivasi para dokter itu sendiri. Selain untuk mendorong pengembangan profesionalisme, P2KB bertujuan mempertahankan dan meningkatkan kompetensi seorang dokter yang sangat penting untuk memenuhi tuntutan pasien dan tuntutan sistem pelayanan kesehatan, serta menjawab tantangan kemajuan ilmu kedokteran (5).Dari sudut pandang dokter, motivasi untuk menjalankan P2KB seyogyanya muncul dari tiga dorongan utama :

5

Dorongan profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada pasien Dorongan untuk memenuhi kewajiban kepada pemberi kerja Keinginan untuk memperoleh kepuasan kerja dan mencegah “Kejenuhan” (“burn out”)

Banyak bukti memperlihatkan bahwa suatu P2KB ternyata baru effektif bila didukung oleh (a) adanya kebutuhan untuk mempelajari suatu tema/topik, (b) cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan itu, dan (c) adanya kesempatan untuk menerapkan hasil belajar itu. Banyak cara untuk menetapkan kebutuhan belajar seseorang , mulai dari tujuan formal sampai ke acara yang umum dalam kehidupan sehari-hari seperti penilaian atasan atau teman sekerja, medical audit, bahkan juga perenungan (refleksi) diri. Berdasarkan learning needs itu seorang dokter hendaknya menyusun sendiri rencana pengembangan dirinya dalam bentuk RPD (rencana pengembangan diri) atau personal development plan (PDP).

Pengorganisasian

P2KB meliputi semua kegiatan dokter, formal maupun nonformal, yang dilakukannya untuk mempertahankan, membaharukan, mengembangkan, dan meningkatkan pengetahuan, ketrampilam, dan sikap profesionalnya sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pasiennya. Karena P2KB merupakan kegiatan belajar mandiri yang self-directed dan practice-based, maka unsur utamanya adalah pencatatan untuk tujuan monitoring oleh perhimpunan. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu (5). Oleh karena itu sangat dianjurkan agar semua perhimpunan membangun sistem pencatatan yang web-based walaupun tetap dimungkinkan pencatatan manual. Sistem berinternet ini dimasa depan akan terhubung ke sistem di tingkat IDI.

Kebijakan umum dalam pelaksanaan program P2KB disepakati bersama perhimpunan dan kolegiumnya melalui Badan P2KB IDI, sedangkan implementasinya P2KB dilaksanakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis dan Perhimpunan Dokter pelayanan pertama di lingkungan IDI yang bertanggung jawab menyusun kebijakan operasionalnya (petunjuk pelaksanaan teknis) sesuai dengan ciri layanan bidang profesinya masing-masing.

Petunjuk pelaksanaan teknis suatu skema P2KB hendaknya disusun dengan acuan standar Internasional untuk suatu P2KB, antara lain yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education,American Medical Association (AMA)/American Council, dan Federation of Royal Colleges of Physicians of the UK. Acuan tersebut memberikan bakuan dasar bagi semua unsur dalam program P2KB antara lain (5-7) :

1. Penyusunan misi dan tujuan program2. Metoda pembelajaran 3. Perencanaan dan dokumentasi 4. Peranan individu dokter dalam implementasi program P2KB5. Peranan berbagai pihak dalam penyelenggaraan program P2KB6. Aspek kependidikan dan sumber pendidikan yang dapat digunakan 7. Evaluasi dan metoda dan kompetensi8. Pengorganisasian program9. Perbaikan program secara terus menerus

6

PENGERTIAN BEBERAPA ISTILAH

Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan IDSAI (P2KB IDSAI) atau program Continuing Professional Development (CPD) adalah upaya pembinaan bersistem bagi profesional – dalam hal ini dokter spesialis anestesiologi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, serta mengembangkan sikap agar senantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik.

Stakeholder Pelayanan Kesehatan/Kedokteran adalah semua pihak yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam pelayanan kesehatan/kedokteran, mereka adalah :

1. pemberi layanan (provider) baik sebagai institusi (misalnya RS) maupun sebagai perorangan ;

2. pegguna layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta ;3. institusi pendidikan yang menghasilkan provider, dan ;4. Ikatan Dokter Indonesia tempat perorangan dokter (pemberi layanan) berhimpun.

Standard profesi pengertian umumnya adalah kriteria kemampuan (professional knowledge, skill, attitude) minimal yang harus dikuasai agar dapat menjalankan kegiatan profesionalnya dan memberikan layanan kepada masnyarakat secara mandiri. Dengan demikian pada hakekatnya standar profesi adalah nilai-nilai profesi kedokteran yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam kegiatan profesi, yang terdiri dari standar pendidikan, standar kompetensi, etika profesi, dan standar pelayanan .

Kredit prasyarat (credit requirement) adalah jumlah kredit partisipasi yang harus dikumpulkan oleh seorang peserta program P2KB dalam suatu kurun waktu tertentu yang menjadi prasyarat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

Sertifikasi dan resertifikasi adalah proses pemberian surat keterangan pengakuan oleh PDSp/PDPP dan/atau kolegiumnya untuk menyatakan bahwa yang bersangkutan dinilai telah memiliki kemampuan profesi yang setara dengan standar profesi dan standar kompetensi yang ditetapkan oleh kolegium bidang profesi yang mengeluarkan sertifikat kompetensi yang merupakan syarat mutlak untuk dikeluarkannya rekomendasi untuk penerbitan surat izin praktek oleh Badan P2KB IDI.

Sertifikat kompetensi adalah surat keterangan yang dikeluakan bagi seorang dokter oleh PDSp/PDPP yang bersangkutan melalui kolegiumnya untuk menyatakan bahwa dokter tersebut kompeten untuk menjalankan prakteknya . Sertifikat ini diperlukan untuk registrasi ulang ke KKI. Sertifikat kompetensi tersebut dikeluarkan setelah seorang dokter menjalankan rangkaian kegiatan Program P2KB yang ditetapkan oleh PDSp/PDPP & Kolegiumnya masing-masing.

Rekomendasi IDI adalah rekomendasi yang dikeluarkan oleh IDI bagi seorang dokter untuk keperluan pengurusan izin praktik. Rekomendasi ini dikeluarkan hanya bila yang berangkutan memiliki sejumlah syarat, salah satunya adalah sertifikat kompetensi yang dilegalisir oleh BP2KB IDI.

7

SKEMA P2KB IDSAI

MISI DAN TUJUAN PROGRAM

Misi : Mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme seorang dokter spesialis anestesiologi sesuai dengan standar kompetensi global

Tujuan Program : Untuk menerapkan dan meningkatkan standar kompetensi, strategi dan

perangkat pendidikan yang berdasarkan bukti ilmiah dan dapat diterima dalam pelayanan anestesi

Membantu dokter anestesi merencanakan dan berperan serta dalam aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan anestesi

Terjaminnya suatu penyelenggaraan pelayanan yang bermutu melalui upaya sertifikasi dokter spesialis anestesiologi

Kompetensi:

Kompetensi dalam bidang kedokteran, khususnya bidang anestesiologi mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Ketrampilan klinik sebagai dokter spesialis anestesiTatalaksana pasien yang akurat, efektif, dan mengedepankan empati

2. Penguasaan dan penerapan ilmu kedokteranMemiliki pengetahuan dalam bidang biomedis dasar, klinis medis, perilaku ilmiah dan sosial, etika medis dan hukum, serta aplikasinya dalam penatalaksanaan pasien

3. Komunikasi EfektifKemampuan komunikasi interpersonal yang menjamin pertukaran informasi yang efektif dengan pasien dan keluarganya, serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain , komunitas ilmiah dan masyarakat

4. Kemampuan memanfaatkan dan menilai secara klinis informasi Kemampuan menilai dan memanfaatkan pengetahuan ilmiah terbaru untuk memperbaiki praktek klinis

5. RisetMelakukan penelitian secara mandiri maupun berkelompok dalam upaya pengembangan ilmu kedokteran dengan pendekatan berbasis bukti

6. Belajar Sepanjang HayatBerfungsi sebagai supervisor, instruktur dan guru/dosen terhadap kolega, mahasiswa dan tenaga kesehatan lain

7. Menerapkan etika, moral dan profesionalisme (dalam praktik sebagai dokter spesialis anestesi).Melakukan praktik dokter spesialis anestesi sesuai dengan aturan etika, undang-undang dan standar profesi yang berlaku.

8. ManajerialMengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai profesi dan institusi dalam upaya mengantisipasi dan memecahkan masalah kesehatan dan mengembangkan penatalaksanaan pasien secara terintegrasi

8

METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan dalam P2KB

Proses pembelajaran dalam P2KB mencakup:1. Integrasi antara praktek dan teori2. Bentuk pembelajaran berupa:

“Group learning activities” merugikan : kegiatan belajar dalam suatu kelompok Self-learning activities: kegiatan belajar mandiri Practice assessment activities: kegiatan belajar dengan penilaian kemampuan

praktek Education Development activities: kegiatan belajar dengan mengembangkan

proses pendidikan3. Jaring kerjasama (networking)

Hubungan antara P2KB dan Pelayanan Anestesi

P2KB IDSAI akan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tatalaksana melalui penilaian diri sendiri dan evaluasi kinerja oleh peers, sehingga dapat segera dilakukan tindakan. P2KB IDSAI diakui sebagai bagian dari praktek medis yang terintegrasi dan dapat dioptimalkan manfaatnya dalam berbagai situasi klinis, pasien dan masalah yang berbeda.

Proses Pembelajaran

P2KB IDSAI bersifat terbuka bagi semua dokter anestesi untuk ikut serta dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Setiap peserta merencanakan sendiri program pembelajaran berdasarkan kebutuhannya dengan mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada P2KB IDSAI. Proses pembelajaran ini juga termasuk penerapan dalam praktek profesi dan bersifat “Life-Long Learning”

Kegiatan Pendidikan dalam P2KB-IDSAI

Bukti kesertaan dokter spesialis anestesi dalam P2KB IDSAI dinyatakan dalam satuan kredit partisipasi (SKP) yang diperoleh dari kegiatan yang bernilai pendidikan profesi. Kredit ini diberikan baik untuk kegiatan yang bersifat klinis maupun nonklinis (mengajar, meneliti, manajemen).Kegiatan yang dapat diberikan kredit dibedakan atas tiga jenis dibawah ini:

1. Kegiatan Pribadi2. Kegiatan Internal3. Kegiatan Eksternal

9

Kredit Pendidikan

A. Kredit PrasyaratKredit prasyarat yang ditetapkan oleh IDI Optimal requirement adalah 250 SKP IDI per 5 tahun, dengan minimal 25 SKP IDI atau 10% diantaranya harus berasal dari kegiatan nonklinik. Minimal requirement ditetapkan 200 SKP IDI per 5 tahun.

B. Bobot kredit berbagai bentuk kegiatanNilai kredit untuk berbagai kegiatan ditetapkan oleh Komisi verifikasi dan evaluasi

BP2KB-IDSAI dengan mempertimbangkan:- Nilai kompetensi tersebut untuk melakukan praktek anestesi dan reanimasi- Keluasan lingkup kompetensi yang diperlukan- Keterjangkauan kegiatan itu oleh setiap anggotanya.

Dokter Spesialis Anestesi termasuk kedalam kelompok layanan bidang profesi bedah, dengan komposisi nilai SKP sebagai berikut:

- Kognitif 40%- Psikomotor 40%- Afektif 10%- Nonklinik 10%

Perhitungan batasan minimal dan maksimal bobot kredit kegiatan P2KB IDSAI untuk simposium dan workshop (jangka pendek) adalah seperti tertera pada tabel berikut:

Kegiatan Pendidikan P2KB SkalaLokal/Wilayah Nasional Internasional

Waktu dalam jam < 8 8 - 16 > 16 < 8 8 - 16 > 16 < 8 8 - 16 > 16Simposium / seminar (kognitif)

Peserta 6 8 10 8 10 12 10 12 14Pembicara 8 8 8 12 12 12 14 14 14Moderator 2 2 2 4 4 4 6 6 6Panitia 1 1 1 2 2 2 3 3 3Jumlah 17 19 21 26 28 30 33 35 37

Workshop / course (psikomotor)

Peserta 8 10 12 10 12 14 14 16 18Pembicara 8 8 8 12 12 12 14 14 14Moderator - - - - - - - - -Panitia 1 1 1 2 2 2 3 3 3Jumlah 17 19 21 24 26 28 31 33 35

Materi Pembelajaran

Berdasarkan keputusan dari KONAS IDSAI di Sanur Bali, ditetapkan P2KB IDSAI mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh FEEA (Foundation For European Education in Anaesthesiology) yang saat ini sudah menjadi bagian dari ESA (CEE) dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, BP2KB IDSAI menyelenggarakan berbagai kegiatan pendukung yang bernilai P2KB. Bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh Komisi P2KB IDSAI adalah:

1. KPPIA 2. CPD WORKSHOP

Merupakan workshop untuk memantapkan berbagai ketrampilan dasar dalam praktek anestesia. Ada 3 workshop yang dilaksanakan, yaitu:

i. Workshop penatalaksanaan jalan nafas sulitii. Workshop Anesthesia Regional

iii. Workshop Tatalaksana Nyeri

10

3. CPD CourseMerupakan kursus ilmu anestesia dasar yang diselenggarakan bersama dengan FEEA (Foundation for European Education in Anaesthesiology) dan WFSA (World Federation of Society of Anesthesiology). Ada 6 materi kursus yang akan dilaksanakan, yaitu:

i. Respiratory and thoraxii. Cardiovascular

iii. Intensive care, Emergency Medicine, Blood and Blood Transfusioniv. Mother and Child, and Adverse Reactionsv. Neurology, Loco Regional Anesthesia and Pain Therapy

vi. Anesthesia according to the Patients, Types of Surgery and Modes of Organization

PERENCANAAN DAN DOKUMENTASI

Perencanaan kegiatan P2KB IDSAI disesuaikan dengan kebutuhan dalam praktek klinik dan kesehatan masyarakat secara global. P2KB IDSAI mengembangkan sistem pencatatan yang dapat memberikan peringatan lebih awal kepada dokter spesialis anestesi dan stakeholders mengenai kualitas praktek, pencapaian tujuan dan perbandingan dengan kelompok.

System pencatatan kegiatan P2KB IDSAI dilakukan secara transparan dan sistematis dalam buku Log dan Portofolio . Catatan tersebut akan digunakan sebagai bukti pembelajaran serta umpan balik dalam meningkatkan kualitas praktek. Dokter spesialis anestesi harus membuat portofolio dan mengisi buku log yang juga dapat diakses oleh penilai.

System pencatatan dilakukan dengan cara normal dan system on line.

PERANAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI DALAM P2KB-IDSAI

Dapat memberikan layanan anestesi dengan kualitas tinggi harus menjadi dorongan bagi dokter spesialis anestesi dalam mengikuti kegiatan P2KB IDSAI. Kegiatan P2KB IDSAI sendiri harus dapat meningkatkan motivasi untuk belajar dan motivasi untuk berkembang, dan dapat dikenal sebagai suatu kegiatan profesi yang bermanfaat.

Dokter spesialis anestesi dengan dibantu oleh BP2KB IDSAI secara sistematis merencanakan, melaksanakan dan mendokumentasikan kegiatannya untuk menentukan kebutuhan pembelajaran yang akan mengacu kepada peningkatan kualitas pelayanan termasuk pembelajaran antar disiplin ilmu.

Setiap dokter spesialis anestesi diberi kesempatan untuk mendiskusikan kebutuhan pembelajarannya dengan BP2KB IDSAI.

STAKEHOLDERS P2KB- IDSAI

P2KB IDSAI mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh FEEA dan yang sudah biasa bekerjasama dengan FEEA (Foundation For European Education in Anaesthesiology) dan KARI (Kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia) sebagai nara sumber. Sebagai stakesholder kegiatan adalah PP IDSAI dalam hal ini Komisi P2KB IDSAI, dan BP2KB PB IDI.

Setiap penyelenggara kegiatan P2KB harus dapat menjelaskan materi pendidikan dari setiap kegiatannya, termasuk metode dan teknologi pembelajaran yang digunakan. Sistem umpan balik yang sistematis harus memungkinkan bagi panitia ataupun organisasi yang menyelenggarakan kegiatan P2KB IDSAI.

11

Fakultas kedokteran yang menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis anestesiologi menjadi pendukung dalam meningkatkan kualitas kegiatan P2KB IDSAI, serta melalui kurikulum pendidikan kedokteran dasar akan mempersiapkan mahasiswa untuk dapat belajar seumur hidup. Bersama dengan stakesholder, fakultas kedokteran akan melakukan evaluasi mengenai kegiatan P2KB IDSAI.

ASPEK KEPENDIDIKAN DAN SUMBER DAYA

Struktur kegiatan:

Setiap kegiatan P2KB IDSAI harus dilaksanakan terstruktur dalam suasana dan kondisi yang kondusif sehingga memungkinkan proses pembelajaran yang efektif.

Fasilitas

P2KB IDSAI menggunakan fasilitas pembelajaran berupa :- Jadwal kegiatan- Buku program dan/atau hand out- Skill cheklist- Ruang kuliah/ diskusi- Peralatan audio-visual- Simulator manekin atau pasien- Perpustakaan termasuk electronic library

Bentuk kegiatan berupa:• Kuliah• Grup Diskusi• “Hands On Workshop”

Aktifitas formal P2KB IDSAI dikelompokkan menjadi • Aktifitas mandiri• Aktifitas internal• Aktifitas eksternal

EVALUASI METODE DAN KOMPETENSI

Mekanisme Evaluasi

Standar dasar evaluasi mengacu kepada ketentuan yang ditetapkan oleh stakesholder, dalam hal ini BP2KB IDI Pusat dan PP IDSAI. Struktur P2KB IDSAI disahkan oleh PP IDSAI, PB IDI Pusat, (dan FEEA).

Verifikasi kegiatan dan standar penilaian yang akan menjadi standar kegiatan P2KB IDSAI dilakukan oleh Komisi PP IDSAI. Yang termasuk kriteria penilaian adalah penjabaran isi dan kegiatan program serta hasil akhir yang diharapkan.

Umpan balik dari peserta terhadap penyelenggaraan kegiatan P2KB IDSAI merupakan sarana untuk menilai keberhasilan suatu kegiatan P2KB IDSAI. Mekanisme penilaian terhadap dokter spesialis anestesi dilakukan berdasarkan:

– Dokumentasi kegiatan dalam portofolio dan log book– Penilaian kemampuan kinerja berdasarkan hasil dokumentasi– Evaluasi berupa kuesioner

12

Evaluasi akan dilakukan setiap tahun, sehingga dokter spesilis anestesi mendapat kesempatan lebih awal untuk menilai kekurangan dalam kinerja dan kompetensinya, sehingga dapat membuat perencanaan dalam menentukan kegiatan P2KB IDSAI berikutnya. Hasil akhir evaluasi yang dilakukan oleh Komisi IDSAI setelah 5 tahun kegiatan berupa surat rekomendasi dari IDSAI yang akan diserahkan kepada KARI untuk menrurus STR (surat tanda registrasi) dan selanjutnya untuk memperoleh Sertifikat Komplasi (dari Kolegium Anesthesi & Reanimasi Insonesia), STR (dari KKI) dan Reanimasi (dari IDI) untuk mengurus Ijin Praktek.

PENGORGANISASIAN PROGRAM

Kegiatan P2KB IDSAI merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dan terstruktur, yang mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh BP2KB IDI dengan materi pembelajaran berdasarkan standar yang ditetapkan oleh FEEA (Foundation For European Education in Anaesthesiology)/ESA.

PP IDSAI bertanggung jawab dalam hal pengorganisasian dan pelaksanaan setiap kegiatan P2KB IDSAI, yang harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Struktur administrasi P2KB IDSAI mencakup pengembangan dan kepastian kualitas (quality assurance) .

Anggaran pembiayaan P2KB IDSAI merupakan bagian dari pembiayaan system layanan kesehatan secara luas. Sistem pendanaan kegiatan P2KB IDSAI bersifat independen dan tidak mengikat.

Skema Pelaksanaan

13

AplikasiUji Diri Rencana Pengembangan

Diri

Memulai aktifitas kegiatan P2KBEvaluasi Tahun Pertama

minimal 50 SKP

Evaluasi Tahun Ke 2-4 minimal 50 SKP/thn

Evaluasi dan Laporan Tahunan

Evaluasi tahun ke 5 total 250 SKP

Evaluasi dan laporan akhir

Sertifikasi Audit

SATUAN KREDIT PARTISIPASI (SKP)

Ketentuan Umum1. BP2KB IDSAI menetapkan jumlah SKP minimal yang diperlukan oleh anggota

IDSAI untuk mendapatkan sertifikat kompetensi adalah 250 yang diperoleh dalam kurun waktu 5 tahun ( Maret 2007 – Februari 2012 )

2. SKP diperoleh dengan mengikuti berbagai aktivitas yang terdiri dari:a. Kegiatan Mandirib. Kegiatan Internalc. Kegiatan Eksternal

3. Nilai Kredit:Kategori Aktivitas Kompetensi SKP total/

tahunMandiri Aktivitas Ilmiah Kognitif 2

Aktivitas Pengabdian Masyarakat

Kognitif/Afektif 2

Internal Pelayanan Pasien Kognitif, Afektif Psikomotor,

10

Aktivitas Pendidikan Kognitif, Afektif 2Aktivitas Ilmiah Kognitif, Afektif 4

Eksternal Pertemuan Ilmiah IDSAI Kognitif, Afektif 10Workshop CPD IDSAI Kognitif, Afektif,

Psikomotor 12

CPD Course IDSAI Kognitif, Afektif, Psikomotor

8

STRATEGI PENCAPAIAN NILAI SKP

Waktu Memperoleh SKP

Untuk mendapatkan Surat Izin Praktek, seorang dokter spesialis anestesiologi anggota IDSAI harus melalui empat tahapan sebagai berikut:

1. mendapatkan sertifikat kompetensi dari kolegium pendidikan profesi2. memperoleh STR dari KKI3. Memperoleh rekomendasi dari IDI4. memperoleh SIP dari dinas kesehatan kabupaten/kota

keempat tahapan ini memerlukan proses administrasi dan memerlukan waktu pengurusan yang cukup lama dan berdampak terhadap pengumpulan nilai SKP. Karena diharapkan SIP yang baru sudah keluar pada saat SIP yang lama berakhir, Komisi IDSAI menyusun strategi agar pengumpulan nilai SKP sebanyak 250 SKP dapat tercapai dalam kurun waktu 4.5 tahun, karena diasumsikan tahapan pengurusan SIP dapat selesai dalam waktu 6 bulan.

14

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

Kegiatan yang mempunyai nilai SKP

1. Kegiatan Mandiri

Yang dimaksud dengan aktivitas mandiri adalah setiap aktivitas individual terencana yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan profesional yang berujung pada perbaikan kualitas pelayanan. Setiap dokter spesialis anestesiologi merancang sendiri aktivitas mandiri ini, mencatat kedalam buku log, serta menyimpan dokumen yang diperlukan untuk verifikasi.

Jenis kegiatan mandiri yang dapat dimintakan nilai kredit P2KB : a) Presentasi Makalah/Poster

Presentasi makalah atau poster harus terjadwal sebagai bagian dari pertemuan-pertemuan formal baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Nilai tidak bisa diminta dari ceramah/presentasi yang sama yang diulang dalam periode duabelas bulan. Revisi yang mendasar dari suatu ceramah / kuliah atau presentasi poster memungkinkan untuk penambahan nilai pada tahun selanjutnya

b) PembelajaranPembelajaran diluar kelas tidak hanya meliputi ceramah / kuliah formal dan terstruktur, tetapi juga tutorial dan demonstrasi terstruktur. Nilai-nilai dapat diakui hanya sekali setiap periode 12 bulan untuk pengajaran suatu topik tertentu.

c) Publikasi IlmiahPublikasi makalah : penelitian, laporan kasus, dan tinjauan pustaka yang dimuat dalam majalah. Nilai hanya bisa diberikan bila hal tersebut diterima untuk publikasi, dan hanya dapat digunakan satu kali, walaupun dimuat dalam beberapa jurnal.

d) MCQ’s testNilai dapat diunduh setelah menjawab soal pilihan ganda yang dimuat dalam majalah Anestesia dan Critical Care.

e) Pengabdian MasyarakatIkut serta dalam kegiatan sosial / bakti sosial medis atau tim penanggulangan bencana, yang dilaksanakan oleh institusi pemerintah atau LSM resmi. Bentuk peran serta dapat sebagai pelaksana atau panitia.

Kegiatan Mandiri dan Nilai SKP maksimal

Aktivitas Ilmiah Presentasi makalah / posterPembelajaranPublikasi IlmiahMCQ’s test

1 SKP Maks 2 SKP

Maks 1 SKPMaks 1 SKPMaks 1 SKP

Pengabdian Masyarakat

2 kegiatan 1 SKP Maks 2 SKP

2. Kegiatan Internal

Yang dimaksud dengan kegiatan internal adalah setiap aktivitas yang dilaksanakan bersama teman sekerja dan merupakan kegiatan terstruktur ditempat kerja yang bersangkutan, dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional yang berujung pada perbaikan kualitas pelayanan. Setiap dokter spesialis anestesiologi yang mengikuti aktivitas internal harus mencatat kedalam buku log dan portofolio, serta menyimpan dokumen yang diperlukan untuk verifikasi.

15

Jenis Kegiatan Internal yang dapat dimintakan nilai kredit CPD adalah:a) Penanganan pasien

Aktivitas pengananan pasien dirumah sakit akan memperkaya kemampuan dan ketajaman diagnosis klinis. Yang dimaksud dengan aktivitas penanganan pasien di rumah sakit adalah jumlah pasien yang ditangani, dengan berbagai kondisi status fisik. Pengecualian penilaian bagi dokter anestesiologi yang hanya menjalankan praktek subspesialis, seperti kardiotorasik, intensivist, dan lain-lain. Yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan akreditasi nilai SKP kepada BP2KB IDSAI dengan membawa buku log dan portofolio

b) PendidikanAktivitas pendidikan kedokteran yang dilakukan dilingkungan rumah sakit tempat bekerja atau lebih luas. Bentuk aktivitas dapat berupa kegiatan memberi kuliah, tutorial, penguji atau pengawas ujian mahasiswa kedokteran/ peserta PPDS dan/atau perawat. Setiap kegiatan harus dicatat dalam buku log dan portofolio, serta menyimpan dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan verifikasi dan pemberian nilai kredit

c) Aktivitas IlmiahAktivitas ilmiah yang dilakukan dilingkungan tempat bekerja, berupa siang klinik, pertemuan ilmiah komite medik, ronde besar, pembahasan kasus, audit medis dan lain-lain yang bertujuan untuk proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan. Setiap kegiatan harus dicatat dalam buku log dan portofolio, serta menyimpan dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan verifikasi dan pemberian nilai kredit.

Kegiatan Internal dan Nilai SKP maksimal

Penanganan Pasien* 65 pasien ASA 1-2 8 SKP 10 pasien ASA 3-4 2 SKP 10 pasien baru ICU 2 SKP

Pendidikan 2 Aktivitas Ilmiah Siang klinik

Audit medisPembahasan Kasus

4 1 kegiatan = 1skp maks 4skp

3. Kegiatan Eksternal

Yang dimaksud dengan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok lain diluar tempat bekerja yang dapat berskala regional, nasional atau internasional.

PERTEMUAN ILMIAH

KONAS 10 SKP Min 1x/5 thnPIB 10 SKP Min 1x/5 thnKPPIA 10 SKP Min 1x/5 thn

WORKSHOP P2KB PB IDSAI

PB IDSAI dalam hal ini BP2KB IDSAI, menyelenggarakan aktivitas workshop P2KB untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Saat ini aktivitas workshop CPD yang sudah disetujui oleh PB IDSAI dan KARI adalah:

16

1. CPD Tatalaksana Jalan Nafas Sulit2. CPD Anestesia Regional3. CPD Tatalaksana Nyeri

Pelaksanaan workshop P2KB tersebut akan dikoordinasikan langsung oleh P2KB IDSAI, dengan panitia dari IDSAI cabang yang sudah ditunjuk. Nilai P2KB tidak diberikan bila hanya menghadiri, penilaian diberikan bila peserta telah menyelesaikan kursus. Setiap anggota IDSAI wajib mengikuti salah satu workshop dalam 5 tahunDengan mempertimbangkan ketersediaan waktu, dan jumlah anggota IDSAI, masing-masing workshop akan diselenggarakan 5 kali dalam setahun.

CPD COURSE Komisi P2KB IDSAI

Hasil Kongres Nasional PB IDSAI di Bali tahun 2007 menetapkan FEEA sebagai acuan dalam melaksanakan P2KB Anestesi di Indonesia. FEEA menetapkan 6 topik yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Dalam penerapannya di Indonesia, P2KB IDSAI menyelengarakan 6 topik tersebut secara bergantian. Setiap anggota IDSAI wajib mengikuti kegiatan Kursus P2KB sedikitnya , tidak dibatasi, satu kali dalam 5 tahun, berdasarkan keminatannya. Setelah mengikuti ke 6 topik dari CPD Course, anggota IDSAI akan diberikan sertifikat langsung dari FEEA dan WFSA. Ke 6 topik tersebut adalah:

1. Respiratory and thorax2. Cardiovascular3. Intensive care, Emergency Medicine, Blood and Blood Transfusion4. Mother and Child, and Adverse Reactions5. Neurology, Loco Regional Anesthesia and Pain Therapy6. Anesthesia according to the Patients, Types of Surgery and Modes of Organization

Setiap kali pelaksanaan, peserta dibatasi maksimal 40 orang demi menjamin efektifitas kegiatan. Masing-masing cabang IDSAI dapat melaksanakan kegiatan, dengan mengacu kepada ketentuan dan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh Komisi P2KB IDSAI. Dalam 5 tahun, masing-masing cabang diharapkan sudah melaksanakan Kursus P2KB tersebut.

AKREDITASI KEGIATAN OLEH BP2KB IDSAI

Komisi IDSAI akan memberikan akreditasi setiap aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional anggota IDSAI. Setiap aktivitas atau kegiatan yang akan diberikan akreditasi IDSAI harus didaftarkan kepada komisi verifikasi dan evaluasi BP2KB IDSAI, kecuali Kongres Nasional IDSAI, Pertemuan Ilmiah Berkala, KPPIA, workshop P2KB IDSAI dan Kursus P2KB IDSAI. Komisi IDSAI dalam hal ini komisi verifikasi dan evaluasi akan memberikan akreditasi nilai CPD setelah mempertimbangkan kelayakan aktivitas tersebut dan menyertakan nilai kredit maksimal yang dapat diperoleh bila seorang peserta mengikuti aktivitas tersebut secara utuh.

Aktivitas ilmiah lain yang diikuti oleh anggota IDSAI didalam atau diluar negri dapat memperoleh nilai SKP dengan mengajukan permohonan konversi kepada Komisi IDSAI. Aktivitas ilmiah lain yang diselenggarakan oleh IDSAI cabang atau organisasi profesi yang anggotanya kebanyakan adalah anggota IDSAI dapat memperoleh nilai SKP dengan mengajukan permohonan kepada P2KB IDSAI.

17

Tata cara mendapatkan pengakuan dari IDI:1. Mengajukan surat permohonan akreditasi kepada IDI2. Melampirkan TOR kegiatan yang menjelaskan

a. Kurikulum: tujuan, tema, metoda, assessmentb. Acara lengkap: rincian waktu, topik, pembicara, moderatorc. Rencana evaluasi penyelenggaraand. Susunan panitia

3. Melampirkan riwayat hidup pembicara dan moderator, serta pernyataan kesediaan dari pembicara

Persyaratan pengakuan suatu kegiatan: Diselenggarakan oleh lembaga/organisasi yang kompeten dan terakreditasi oleh

BP2KB Kegiatan jelas memiliki

– Tujuan umum/khusus– Kurikulum yang relevan dengan kompetensi dokter calon peserta– Pengajar kompeten di bidangnya dan memberikan pernyataan tertulis bahwa ia

tidak mempunyai kepentingan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan paralel di beberapa tempat, atau berseri harus dimintakan

akreditasi secara sendiri-sendiri Dalam pelaksanaan kegiatan:

– Lama waktu ceramah minimal 25 menit, dan tersedia waktu untuk diskusi interaktif

– Ada assessment bagi peserta (misalnya pretest dan posttest). Dilakukan evaluasi atas penyelenggaraan Dalam kondisi pembicara dianggap tidak memenuhi kualifikasi, maka kegiatan P2KB

terkait tidak akan diakui dan tidak memperoleh kredit P2KB walaupun kurikulum dan lembaga penyelenggara terakreditasi.

Bila kegiatan dilaksanakan dalam kerja sama dengan lembaga di LN maka nilai kredit pendidikannya sesuai dengan nilai yang disepakati oleh penyelenggara

Persyaratan pembicara Pembicara harus mempunyai keahlian dalam materi yang dibawakannya. Kompetensi pembicara sesuai dengan tema kegiatan dan diakui oleh peer group

(perhimpunan) Dalam hal pembicara berhalangan, maka pembicara pengganti harus mempunyai

kualifikasi yang sama dengan pembicara yang digantikan dan ada pernyataan/rekomendasi tertulis dari pembiacara yang digantikan.

18

PENUTUP

19