model pengabdian kepada masyarakat - … · web viewprogram studi pendidikan matematika jurusan...

17
TEKNIK PENYUSUNAN INSTRUMEN, ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN PROPOSAL PTK Oleh Dwi Purnomo

Upload: volien

Post on 18-May-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TEKNIK PENYUSUNAN INSTRUMEN, ANALISIS DATA

DAN PENYUSUNAN PROPOSAL PTK

OlehDwi Purnomo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FPIEK-IKIP BUDI UTOMO MALANG

Juni 2012TEKNIK PENYUSUNAN INSTRUMEN, ANALISIS DATA

DAN PENYUSUNAN PROPOSAL PTK1

Oleh Dwi Purnomo 2

1. Pengantar

Kompetensi personal merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh

guru dalam menjalankan tugas. Pencapaian kompetensi personal guru dapat dilakukan

melalui pengembangan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Pengembangan diri guru

dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya melalui penelitian, penyusunan bahan

pembelajaran yang bersifat inovatif atau melakukan kajian-kajian teoritis dalam bentuk

diskusi kolega dan sejawat. Bentuk penelitian yang dilakukan guru dapat berupa penelitian

tindakan kelas (PTK). Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesat di negara-negara

maju seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian pendidikan akhir-

akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK, mengapa demikian ? Karena

jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan

melihat pada siswa. McNiff (1992:1) memandang PTK sebagai bentuk penelitian yang

reflektif yang dilakukan oleh pendidik, pembuat kurikulum, pengembangan sekolah, atau

dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar,

penerapan model pembelajara atau yang lainnya.

Pelaksanaan PTK memungkinkan pendidik dapat melihat sendiri praktik

pembelajaran atau bersamaan guru lain dapat melakukan penelitian terhadap siswa dalam

hal interaksi proses pembelajaran. Pelaksanaan PTK juga memungkinkan guru secara

refektif dapat menganalisis dan mensintesis hal-hal yang telah dilakukan di kelas. Pendek

kata, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, akan dapat memperbaiki praktik-praktik

pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Haruslah pendidik mengobankan proses

pembelajaran demi melakukan PTK? Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK

akan dapat meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian tindakan 1 Disampaikan dalam Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang tanggal 8 Mei 2011.2 Lektor Kepala dan Dosen di Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo Malang

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 2

kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam, kesehariannya. Jika dilakukan

secara kolaboratif yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran tidak akan

mempengaruhi materi pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam

mencapai target kurikulum jika akan melaksanakan PTK. Penelitian tindakan kelas juga

dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena

kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya

sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan di

evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang

selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu dapat dibuktikan

suatu teori belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika

sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik

dapat mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk belajar yang

lebih efektif, optimal, fungsional.    Selanjutnya PTK, dilihat, dirasakan dan dihayati

kemudian muncul pertanyaan apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama ini

dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat

disimpulkan bahwa praktik-praktik pembelajaran tertentu seperti : pemberian pekerjaan

rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik yang bersifat verbal terhadap

kegiatan di kelas efektif, cara bertanya pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu

merangsang siswa untuk berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif

tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK. PTK

terkait dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh para guru.

Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi persoalan rendahnya minat baca siswa, jika

pendidik ini sangat menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat

menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas dapat dicoba

berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran tertentu, seperti mencoba cerita-

cerita lokal, menggunakan buku yang memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program

pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki

persoalan rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah

memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan bahan bacaan

secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari dan memilih secara tepat

terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan bahan bacaan yang kurang fungsional.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 3

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai suatu

bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki

tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,

kompetensi. Suharsimi (2007:2) menyatakan penelitian tindakan kelas memuat tiga

pengertian yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian berarti suatu kegiatan

mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau inormasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat. Tindakan berarti suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Agar tindakan yang dilakukan dalam penelitian sesuai dan mencapai tujuan yang

diharapkan maka diperlukan teknik penyusunan instrumen, analisis data dan teknik

penyusunan proposal. Proposal yang dibuat hendaknya menjelaskan 4 hal yang terjadi

dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pindakan, observasi, dan

refleksi. (1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang

diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk

menspesifikasi masalah. Pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat–alat dalam

rangka implementasi PTK, dan hal lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan

perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternatif solusi

yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah, (2) Implementasi Tindakan yaitu

deskripsi tindakan yang akan di gelar. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur

tindakan yang akan diterapkan, (3) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur

perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan

perbaikan yang dirancang, dan (4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur

analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak

tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan

rencana tindakan siklus/daur berikutnya.

Perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi merupakan suatu kegiatan dalam

siklus yang berulang, pengulangan siklus tersebut disesuaikan dengan ketuntasan program

atau proses pembelajaran. Karena merupakan suatu siklus dalam PTK maka model

penelitiannya dapat mengacu pada model Kemmis, model Elliot, model spiral dari Kemmis

dan Taggart, model Ebbutt, model McKernan. (Rochiati W, 2007:61-69).

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 4

Secara umum gambaran siklus penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

 

dstnya.

2. Teknik Penyusunan Instrumen

Instrumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat, sehingga instrumen

penelitian dapat diartikan sebagat alat yang digunakan dalam penelitian. Karena penelitian

tindakan kelas bertujuan menggali kemampuan siswa melalui kriteria ketuntasan, baik

individu maupun kelompok maka alat yang dugunakan dapat berupa angket, wawancara,

tes, daftar kehadiran dan lainnya. Angket dapat digunakan untuk mengukur minat siswa,

motivasi, wawancara merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk menggali potensi

baik positip maupun negatif dari dalam diri siswa. Tes digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menguasai konsep yang diberikan. Daftar kehadiran sebagai

instrumen dalam penelitian digunakan untuk mengukur tingkat parstisi responden.

Instumen yang digunakan dalam penelitian hendaknya memiliki beberapa kriteria.

a) Valid. Instrumem penelitian dikatakan valid apabila alat tersebut dapat mengukur apa

yang seharusnya diukur.

Misalnya instrumen yang digunakan adalah tes maka validitasnya dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 5

Observasi Awal

Planing Tindakan

Refleksi Observasi Replaning

Observasi RefleksiTindakan

Uji Korelasi Product Moment Tes Buatan Peneliti

Nomor Nama Siswa x y xyUrut Induk

123.

Jumlahx: nilia tes yang dicari validitasnya, y: nilai siswa dari guru

Rumus yang digunakan adalah dengan

rentangan .

b) Reliable, alat ukur disebut reliabel jika diberikan berulang-ulang, baik secara paralel

maupun kelompok, hasilnya relatif sama. Dengan kata lain memberikan hasil yang

tetap apabila diberikan berulang-ulang.

Reliabilitas instrumen penelitian dapat dilakukan sebagai berikut:

No. Siswa Nomor Item Total Sko Belahan xy

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Gjlx

Gnpy

1 A2 B3 C4 D5 E6 F7 G8 H

Rumus yang digunakan adalah dengan rentangan .

Setelah reliabilitas alat ukur ditentukan secara menyeluruh, maka reliabilitas masing-

masing tem juga dapat dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya item-item

tersebut layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 6

c) Tingkat Kesukaran. Tingkat kesukaran disimbulkan dengan P. Besarnya tingkat

kesukaran dapat ditentukan berdasarkan banyaknya siswa yang menjawab benar

masing-masing item tes.

Secara sederhana dinyatakan dengan rumus:

Indeks Tingkat Kesukaran (P) =

No Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria1 0,70 - 1,00 mudah2 0,30 - 0,70 sedang3 0,00 - 0,30 sukar

d) Daya Pembeda. Langkah yang perlu dilakukan dalam menentukan daya pembeda

adalah sebagai berikut:

1. Susun jawaban masing-masing siswa dalam rangking

2. Belah menjadi dua urutan tersebut

3. Tentukan tingkat kesukaran masing-masing belahan

4. Daya pembeda merupakan selisih tingkat kesukaran masing-masing bagian.

No Daya Pembeda (D) Kriteria1. D < 0 Dihilangkan 2. 0,00 ≤ D < 0,200 Jelek 3. 0,200 ≤ D < 0,400 Cukup4. . 0,400 ≤ D < 0,700 Baik5. 0,700 ≤ D ≤ 1,000 Baik Sekali

e) Praktis dan Mudah dilaksanakan

f) Mudah pemeriksaannya

g) Dilengkapi dengan petunjuk yang jelas

3. Analisis Data

Analisis data memuat tentang jenis analisis statististika yang digunakan. Dilihat dari

metode yang digunakan, maka terdapat dua jenis statistika yang dapat diterapkan, yaitu

statistika deskriptif atau statistika induktif (inferensial). Jika menggunakan statistika

induktif maka dapat dipilih statistika parametric dan non-parametrik.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 7

Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan

dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, atau hipotesis yang hendak

diuji. Oleh karena itu, yang lebih penting untuk diperhatikan dalam analisis data adalah

ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.

Beberapa teknik analisis statistik parametric memang lebih canggih dan karenanya

mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis

sejenis dalam statistic non parametric. Penerapan statistic parametric secara tepat harus

memenuhi beberapa persyaratan, sedangkan penerapan statistic non parametric tidak

menuntut persyaratan tertentu.

Disamping penjelasan tentang jenis atau teknik analasis data yang digunakan perlu

juga dijelaskan alasan pemilihannya, apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup

dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya jika

teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang popular) maka uraian

tentang analisis perlu dijabarkan secara rinci.

4. Teknik Penyusunan Proposal

Teknik penyusunan proposal membahas tentang sistematika proposal. Secara umum

proposal penelitian tindakan hendaknya memperhatikan syarat-syarat penulisannya. Syarat

penulisan tersebut adalah:

a. Kertas yang digunakan jenis HVS putih ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm) atau ukuran

kuarto (21,0 cm x 28,0 cm).

b. Ukuran kertas minimal 70 gram.

c. Bidang pengetikan (margin) berjarak 4 cm dari tepi kiri atas, 3 cm dari tepi atas, tepi

kanan, dan tepi bawah kertas.

d. Tiap halaman handaknya tidak berisi lebih dari 26 baris kata untuk spasi ganda dua.

e. Jenis huruf (font) Times New Roman 12

f. Spasi rangkap dua

g. Pada hal-hal khusus spasi tunggal dan jenis huruf Italics 12.

Secara singkat sistematika penulisan proposal penelitian tindakan kelas terdiri dari

bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

Bagian awal meliputi halaman sampul, halaman judul, logo, halaman pengesahan dan

persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan daftar gambar.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 8

Bagian inti meliputi Bab I : Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, dan Bab III Metodologi

Penelitian.

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah,

definisi operacional, dan hipótesis tindakan.

Bab II Kajian Pustakan

Penelitian sebagai kegiatan ilmiah, didalamnya memerlukan dugaan atau jawaban

sementara sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Dengan cara demikian

akan diperoleh jawaban yang diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib

mengkaji teori-teori atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah yang

akan diteliti. Dalam mengkaji suatu teori, tidak hanya teori yang relevan saja lebih-lebih

teori yang bertentantan juga diperlukan sebagai kerangka berpikir peneliti.

Kajian pustaka memuat dua hal pokok. Pertama, deskripsi teoritis tentang objek

(variable) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi

atas hipotesis yang diajukan dalam bab yang mendahuluinya. Untuk dapat memberikan

deskripsi teoritis terhadap variable yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang

mendalam. Kedua, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk

mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian

mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak

dilakukan secara terpisah dalam subbab tersendiri.

Prinsip bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua criteria, yaitu Prinsip

kemutakhiran (kecuali untuk penelitian histories), prinsip kemutakhiran pnting karena ilmu

pengetahuan terus berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode

mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran,

peneliti dapat berargumentasi berdasarkan pada teori-teori yang pada waktu itu dipandang

paling representative. Hal yang serupa juga berlaku terhadap telaah laporan-laporan

penelitian. Prinsip relevansi, hal ini diperlukan untuk menghasilkan kajian pustakayang

erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Bab III Metodologi Penelitian, memuat

Setting Penelitian

Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan

bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita, latar

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 9

belakang kemampuan akademik, kesulitan-kesulitan/kendala-kendala yang dihadapi siswa

dalam pembelajaran, latarbelakang sosial dan ekonomi yang mungkin relevan dengan

permasalahan dan lain sebagainya. Aspek substantive kompetensi dan permasalahan yang

dihadapi siswa dalam mata pelajaran pada kelas yang diteliti seperti IPA atau IPS atau

Matematika kelas II SMP, juga dikemukakan pada bagian ini.

Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sudjana (1992: 6) populasi adalah hasil yang mungkin dari hasil menghitung atau

mengukur baik kualitatif maupun kuantintatif mengenai karakteristik dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas lengkap yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sehingga

pada bagian ini dijelaskan jumlah dan deskripsi data yang dipelajari dan di analisi. Dalam

hal ini adalah nilai siswa bukan siswanya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi.

Objek dan sasaran

Bagian ini menjelaskan perubahan apa yang diinginkan dari subjek yang dikenakan

tindakan, yaitu target yang diharapkan. Target yang diharapkan

yang dijelaskan bukan hanya hasil tindakan tetapi juga menjelaskan

kejadian ketika tindakan berlangsung.

Variabel Penelitian

Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik – titik incar

untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel

input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi,

lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti

interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar

siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel

output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan,

motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar

melalui tindakan perbaikan.

Teknik pengumpulan data

Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang

berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang

akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan

tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif,

kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data yang

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 10

diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif,

pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan

format dan alat bantu rekam yang akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas

(analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan

sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan

bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan

semata – mata sebagai sumber data. Akhirnya semua teknologi pengumpulan data yang

digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks  PTK yang khas

itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih

baik. Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada

tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.

Indikator Kinerja

Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit

sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan

mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam

bentuk pengurangan (jumlah, jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang

tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan

yang dimaksud.

Analisis Data

Pada bagian ini menjelaskan teknik, tata cara/prosedur dalam menganalisis data, baik

secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk/jenis data dan uji statistic yang digunakan juga

dijelaskan, misalnya rumus uji statistic dan lain-lainnya.

Prosedur dan Langkah Penelitian

Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, yang

dilakukan yaitu melalui perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Bagian akhir dari proposal berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan.

5. Bahan Bacaan

Donald Ary.,Lucy Cheser Jacobs and Asghar Razavieh. 1982. Penelitian dalam Pendidikan (terjemahan Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.

http://dwipurnomoikipbu.wordpress.com

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 11

IKIP Budi Utomo Malang, 2009. Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Skripsi serta Teknik Publikasinya. Malang: IKIP Budi Utomo Malang.

John W. Best. 1982. Metodologi Penelitian (terjemahan Sanafiah Faisal dan Mulyadi GW). Surabaya: Usaha Nasional.

Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

Rochiati Wiriatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana, 1992. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Suharsimi Arikunto., Suhardjono., Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Universitas Negeri Malang. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universita Negeri Malang Press.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK- 12