pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

29
PEDOMAN GERAKAN HASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI (GEMMAR HENGAJI)

Upload: buianh

Post on 14-Dec-2016

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

PEDOMAN

GERAKAN HASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

(GEMMAR HENGAJI)

Page 2: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT

MAGHRIB MENGAJI

Page 3: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Kami menyadari sepenuhnya, waJaupun telah bekerjakeras melakukan yang terbaik dalam penuJisan ini tentu saja

Kehadiran buku "Pedoman Gerakan MasyarakatMaghrib Mengaji" diharapkan dapat dijadikan sebagai acuanbagi pengambil keputusan (pemerintah) dan penyuluh di daerahdalam upaya mengajak dan melakukan pembinaan padakelompok masyarakat, lembaga-Iembaga, melalui masjid,mushola dan langgar. Penyusunan buku ini baru merupakanlangkah awal sebagai upaya untuk meningkatkan peran sertapemerintah dalam menumbuhkembangkan tradisi memakmurkandan menghidupkan mushola dan masjid dengan mengajibersama atau melakukan pendalaman, hafalan serta pemahamanAI-Our'an pada saat Maghrib sambil menunggu datangnya waktushalat Jsya.

Gagasan untuk menyusun buku ini muncul dari harapandan keinginan Kementerian Agama RI untuk menghidupkan danmenumbuhkan kembali sebuah tradisi baik di kalanganmasyarakat muslim Indonesia. Juga sambutan dari berbagaielemen masyarakat yang telah mendukung lahirnya GERAKANMASYARAKATMAGHRIB MENGAJI (GEMMARMENGAJI).

BismillahirrahmanirrahimPuji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan karunia-Nya serta taufiq dan hidayah-Nya, sehinggabuku "Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji" initelah tersusun dan dapat kami selesaikan.

PENGANTARDIREKTUR PENERANGAN AGAMA ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI

Page 4: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

ii-PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

JOra. Hj. Euis Sri Mulyani. MPd. afNIP. 19551021 1979032001

Jakarta. Desember 2014Direktur Penerangan Agama Islam

Semoga Allah meridhoi upaya yang kita lakukan, danmembalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.

Akhirnya dalam kesempatan ini kami menyampaikanucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut sertamembantu dalam memberikan kontribusi pemikiran, perhatiandan bantuannya terhadap penyelesaian serta penyusunan buku"Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji". Semogamemberikan manfaat.

masih terdapat kelemahan dan kekurangan bahkan mungkin adakesalahan dalam penyajian tulisan ini. Untuk itu koreksi danmasukan sangat kami harapkan, guna penyempurnaan buku ini.

Page 5: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

iiiPEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Kehadiran media TV dengan tayangan-tayangan yangmenggoda anak-anak dan para remaja telah meninabobokanserta merangsanganak-anak untuk tidak beranjak dari depan TV,khusnya pada jam tayang saat Maghrib tiba. Sungguh sebuahkondisi yang sangat disayangkan. Kondisi Maghrib mengaji saatini sangat sulit untuk dijumpai, hampir setiap mushola dan masjidtidak lagi melakukan kegiatan tersebut, ini sebenarnya kondisidan realitas yang kita jumpai. Untuk itu upaya pemerintah, dalam

Penyusunan buku Inl sangat strategis dan tepat,mengingat begitu besar peranserta masyarakat dalammendukung kebijakan pemerintah (Kementerian Agama RI)dalam program yang telah dicanangkan yaitu GERAKANMASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI (GEMMAR MENGAjl).Program ini sungguh sebuah keinginan dari kami untukmengajak serta menghidupkankembali nilai-nilai luhur yang telahdilakukan sejak dulu. Rasanya baru kemarin kebersamaandalammenempa ilmu dasar agama "mengaji AI-Qur'an" pada saatMaghrib sampai menjelangwaktu Isya tiba itu kita alami. Semuamushola dan masjid terasa hangat dengan lantunan bacaan AI­Qur'an. Tradisi tersebut saat ini telah hampir hilang dan punah ditelan waktu.

BismillahirrahmanirrahimAlhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat

Allah SWT atas curahan rahmat dan karunia-Nya, sehinggabuku "Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji(GEMMAR MENGAJI)" yang ada di tangan Bapakllbu ini telahtersusun dan dapat kami selesaikan.

SAMBUTANDIREKTUR JENDERAL

BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

Page 6: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

iv-PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

.t Prof. Dr. achasin, MANIP. 195610131981031 003 t

Akhirnya kami menyampaikan apresiasi dan penghargaankepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam menyusundan menerbitkan buku "Pedoman Gearakan MasyarakatMaghrib Mengaji (GEMMAR MENGAJI)." Semoga buku inimemberikan manfaat dan Allah SWT meridhoi kita danmemberikanpahala yang berlipat ganda.Amiin.

Sudah saatnya kita semua kembali untuk menghidupkantradisi baik tersebut menjadi sebuah gerakan bersama. Kamisadar tidaklah mudah upaya tersebut untuk diwujudkan,mengingat kondisi masyarakat saat ini sudah berbeda. Namundemikian, kami percaya dan yakin, bahwa keinginan dan gagasanyang baik dengan besarnya dukungan dari komponenmasyarakat yang ingin menyelamatkan tradisi tersebut, makaupaya ini lambat laun akan menuai hasil. GERAKANMASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI (GEMMAR MENGAJI)adalah sebuah solusi, ajakan dan sekaligus sebuah pencanangandalam gerakan bersama untuk menghidupkan tradisi baik ngajiMaghrib, membaca dan mencintai AI-Qur'an.

hal ini Kementerian Agama RI, pada saat ini telah mencanangkankembali serta berupaya untuk mengajak semua komponenmasyarakat dalam rangka menghidupkan kembali tradisi Maghribmengaji.

Page 7: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI V-

Tim Penyusun 21

BAB V. PEN U T UP.............................................. 20

BAB IV. PEMBINAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI DAN 19PELAPORANGEMMAR MENGAJI. .A. Pembinaan dan Pemantauan............... 19B. Evaluasi dan Pelaporan 19

BAB III. INDIKATOR KEBERHASILAN GEMMARMENGAJI 18

BAB II. BENTUK DAN KEGIATAN GEMMAR MENGAJI 11

BAB I. PENDAHULUAN.................... 4A. Latar Belakang 4B. Urgensi GEMMAR MENGAJI 6C. Tujuan 9D. Sasaran 10

• Pengantar Direktur PeneranganAgama Islam .• Sambutan Dirjen Bimas Islam................................ iii• Daftar Isi............................................................ v• Surat Keputusan Menteri Agama

Tentang Pedoman GEMMAR MENGAJI 1

DAFTAR 151

Page 8: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

1-PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

Kementerian Negara;OrganisasidanPembentukan

1. PeraturanPresiden Nemer 47 Tahun tahun2009 tentang Pembentukandan OrganisasiKementerian Negara sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nemer 91 tahun 2011tentang Perubahan Ketiga atas PeraturanPresiden Nomor 47 tahun 2009 tentang

Mengingat

Bahwa dalam rangka pelaksanaanGerakan Masyarakat Maghrib Mengajisecara efektif dan terarah, perlumenetapkan Keputusan Menteri Agamatentang Pedeman Gerakakan MasyarakatMaghrib Mengaji;

Menimbang

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIANOMOR: 150 TAHUN 2013

TENTANGPEDOMAN GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Page 9: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

2PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

5. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeridan Menteri Agama Republik IndonesiaNomor : 128 Tahun 1982/44A Tahun 1982tanggal 13 Mei 1977 tentang UsahaPeningkatan Kemampuan Baca Tulis HurufAI -Qur'an Bagi Umat Islam dalam rangkaPeningkatan Penghayatan dan PengamalanAI -Qur'an dalam Kehidupan Sehari-hari.

4. Peraturan Menteri Agama nomor 13 tahun2012 tentang Organisasi dan Tata KerjaInstansi Vertikal Kemeterian Agama (BeritaNegara Republik Indonesia tahun 2012Nomor 851);

3. Peraturan Mneteri Agama Nomor 10 tahun2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Agama (Berita Negara RepublikIndonesia tahun 2010 No. 592);

2. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010tentang Kedudukan, Tugas dan FungsiKementerian Negara serta SusunanOrganisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 92 tahun 2011tentang Perubahan Kedua atas PeraturanPresiden Nomor 24 tahun 2010 tentangKedudukan, Tugasa dan Fungsi KementerianNegara serta Susunan Organisasi, Tugasdan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

Page 10: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

3-PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

~~SU

ERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,f

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Agustus 2013

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.

KETIGA

Pedoman GEMMAR MENGAJI sebagaimanadimaksud dalam diktum KESATU, merupakanacuan bagi pejabat di lingkungan KementerianAgama dan instansi terkait dalammenyelenggarakan Program Kegiatan GerakanMasyarakat Maghrib Mengaji.

KEDUA

Menetapkan Pedoman Gerakan MasyarakatMaghrib Mengaji yang selanjutnya disebutGEMMAR MENGAJI sebagaimana tercantumdalam lampiran yang merupakan bagian yangtidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KESATU

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIKINDONESIA TENTANG PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIBMENGAJI.

Menetapkan

MEMUTUSKAN

Page 11: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

4PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

Arus modernisasi zaman dan perkembanganmedia masaelektronik pada saat ini telah melahirkan pegeseran nilai,budaya, kultur dan tradisi masyarakat, baik di perkotaan danlebih-Iebih di pedesaan. Dan akibatnya telah melahirkanperubahan sosial yang sangat signifikan ditengah-tengahmasyarakat, imbasnya tradisi baik pada kelompok

Namun kini, seiring dengan semakin berkembangnyakemajuan zaman, kegiatan anak-anak mulai mengalamipergeseran dari surau, mushalla, langgar dan masjidbergeser ke ruang keluarga dengan menonton acara-acaratelevisi atau mereka beralih ke warung-warung internetmaupun warung game 24 jam waktunya seolah habis untukmenontonatau bermaindi ruang maya tanpa makna. Mengajiyang biasa dilakukan sehabis salat Ashar maupun salatMaghrib tidak lagi menjadi kegiatan rutin yangmembanggakan, melainkan sebaliknya, seolah menjadihantu yang harus dihindari "anak-anak sudah menjauh dariRumahAllah".

A. Latar BelakangMengaji merupakan salah satu aktifitas ibadah yang

sangat lekat dengan masyarakat muslim di Indonesia sejakmula berkembangnya Islam. Sejumlah rumah ibadah sepertisurau, mushalla, langgar, masjid dan lain-lain senantiasadiramaikan dengan kegiatan mengaji, khususnya di waktusore usai salat Ashar maupun ba'da Maghrib. Bagi kaummuslim di Indonesia mengaji tak ubahnya menjadi lembagapendidikan keagamaan nonformal bagi semua anak didik.

BABI

PENDAHULUAN

Page 12: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

5PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Upaya ini dilakukan untuk mengajak masyarakat muslimIndonesia untuk kembali memakmurkan mushola, surau,langgar dan masjid. Langkah ini juga merupakan gerakandakwah riil yang dapat memberikan makna dakwah lebihmenyentuh pada umat, juga sebagai media dalammelakukan sosialisasi, internalisasi, ekternalisasi ajaran

Untuk menjawab kondisi perubahan dan pergeserantersebut, diperlukan upaya, solusi dan langkah konstruktifuntuk menghidupkan dan mengembalikan kembali sebuahtradisi baik dan mengakar ditengah-tengah masyarakatMuslim Indonesia, yaitu, Melalui Gerakan MasyarakatMaghrib Mengaji.

Pergeseran dan perubahan sosial yang terjadi pada salahsatu unsur kebudayaan akan menyebabkan perubahan padaunsur-unsur lain. Oapat diyakini bahwa perubahan sosialcenderung berkonotasi negatif, karena dapat menimbulkanketegangan-ketegangan sosaial sekaliqus juga bisa menjadimasalah sosiat. Pergeseran budaya mengaji yang biasadilakukan sehabis salat Ashar maupun salat Maghrib telahmulai ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat kita. Kitamenyadari bahwa perubahan sosial terjadi dengan sangatcepat dan efek negatifnya pun akan sangat besar padalingkungan masyarakat, baik di pedesaan maupun diperkotaan, bila hal ini tidak segera di antisipasi dandicarikan solusi tepat, maka anak-anak kita yang akanmenjadi korbannya.

masyarakat pada saat ini telah tergerus oleh asupan budayadan nilai-nilai yang berseberangan dengan kondisi dantradisi masyarakat Indonesia termasuk budaya Maghribmengaji.

Page 13: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

6PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Kemunduran, keterpurukan dan keterbelakangan umatIslam di berbagai bidang kehidupan selama ini banyakdipengaruhi oleh semakin jauhnya mereka dari ruh danpesan AI-Quran. Tradisi mengaji AI-Quran seusai salatMaghrib yang dulu banyak dijumpai di tengah-tengahmasyarakat muslim Indonesia, kini semakin tergerus olehkebiasaan menonton televisi. Sekarang ini, pada waktuMaghrib anak-anak dan orang dewasa lebih suka menontontelevisi daripada mengaji AI-Qur'an. Kebiasaan mengajisetelah shalat Ashar dan Maghrib seringkali dikalahkan olehtayangan televisi atau telepon seluler. Dengan GerakanMasyarakat Maghrib Mengaji, diharapkan dapat menangkal

Gerakan Maghrib Mengaji juga dapat mengembalikanidentitas masyarakatmuslim Indonesia yang kian pudar danluntur digerus arus globalisasi. Gerakan MasyarakatMaghrib Mengaji, dengan demikian, sebagai salah satuupaya untuk mencintai dan melestarikan kembali tradisi dankultur masyarakat dalam konteks ke-Islaman dalam ke­Indonesiaan.

B. Urgensi Gerakan Masyarakat Maghrib MengajiGerakan Mengaji pada waktu Maghrib adalah langkah

efektif untuk membendung budaya global dan pengaruhnegativ tayangan TV. Gerakan Maghrib Mengaji merupakanlangkah strategis dalam menghidupkan kembali nilai-nilaikearifan lokal yang selama ini hampir dilupakan. Misalnya,shalat berjama'ah di masjid, di mushola/suraullanggar danbudayamengaji setelah shalat Ashar dan Maghrib.

Islam, khususnyauntuk anak-anak, remaja, pemuda, bapak­bapak dan kaum ibu-ibu pada semua lapisan masyarakatmuslim Indonesia.

Page 14: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

7-PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

~j 0T_:jJ\ ~ ~~])-Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang

mempelajari AI-Quran dan mengajarkannya". (H.R. Bukhari)

Dan sabda Rasulullah SAW:

Artinya : "Dan sesunguhnya telah Kami mudahkan AI­Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambilpelajaran" (Q.S. AI-Qamar (54): 17)

Sampai saat ini, masih banyak umat Islam yang tidak bisamembaca AI-Quran dengan baik, apalagi memahami isinya.Atas ketidakmampuan ini, mereka sering kali berdalih tidakmendapat pendidikan agama yang memadai pada waktukeci!. Firman Allah:

GEMMAR MENGAJI menjadi sangat penting, mengingatpelajaran agama di sekolah sangat terbatas, termasuk porsipelajaran mengaji AI-Qur'an. Orang tua yang sadar akanpentingnya membaca dan memahami AI-Quran sejak dini,tentu akan memasukkan putera-puterinya ke TamanPendidikan al-Qur'an (TPA), Diniyyah dan sejenisnya padasore harinya, sebagai pelajaran tambahan.

pengaruh negatif yang ditayangkan lima "Iayar", yaitu: layartelevisi, telepon seluler (ponsel), internet, komik, danmajalah.

,

.r-

Page 15: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

8PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

Untuk itu keberhasilan program rru salah satunyaditentukan oleh kontribusi orang tua, para ulama, tokohmasyarakat, para guru/ustadz, penyuluh, da'i, pimpinanmajelis taklim dan pihak lain.

Idealnya ke depan, melalui GEMMAR MENGAJI,masyarakat Muslim Indonesia perlu diingatkan danditingkatkan dalam mempelajari AI-Qur'an: yaitu bukan hanyasekedar mengejar target lancar membaca AI-Qur'an, tapiditingkatkan ke arah substansi pemahaman al-Qur'an yangbaik dan benar. Hal ini dirasa penting, mengingat komitmenuntuk merealisasikan ajaran AI-Qur'an dalam perilakukeseharian sulit terwujud.

AI-Qur'an yang dimaksud daJam riwayat tersebutmencakup segala aspek, bukan hanya tilawahnya, tetapi jugapemahaman tarjamah dan tafsirnya. 8agi umat Islam yangpeduli dengan ketentuan agama, sebenarnya tidak adaalasan untuk tidak bisa lancar membaca AI-Qur'an danmemahami isinya dengan baik. Apalagi, selama ini banyakpihak dan lembaga yang konsen dalam memberikanperhatian kepada AI-Quran, agar dikaji dan dipelajari secaraserius, terpadu, dan berkesinambungan. Mereka berusahasecara optimal dengan berbagai cara untuk mendekatkandan mengakrabkan masyarakat Muslim Indonesia denganbacaan, hafalan, dan pemahaman AI-Quran. Di sinilahurgensi dari GEMMAR MENGAJI

Imam Ja'far ash Shadiq mengatakan: "Seyogianya orangmukmin tidak meninggal dunia sehingga ia mempelajari AI­Quran atau sedang mengajarkannya".

Page 16: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

9PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Tujuan khusus dari GEMMAR MENGAJI adalah:1" Terbangunnya kesmaan pemahaman dan langkah

pelaksanaan dalam melakukan penyuluhan, bimbingandan penjelasan pada masyarakat tentang GEMMARMENGAJI;

2" Tersedianya data mengenai profil dan kegiatan mushollaserta masjid dalam mengisi kegiatan-kegiatan pada waktusetelah Ashar dan Maghrib; dan

3" Terwujudnya kelompok masyarakat yang gemar membacaAI-Qur'an dalam menghidupkan tradisi Maghrib mengajL

Tujuan umum dari GEMMAR MENGAJI adalah:1" Memakmurkan musholla/surau/langgar dan masjid

dengan kegiatan mengaji pada saat setelah shalat Ashardan Maghrib;

2. Menumbuhkan gerakan membaca AI-Quran, baik secaraindovidu maupun bersama-sama (berjama'ah);

3" Menumbuhkan ghirah dan kecintaan terhadap kitab suciAI-Qur'an;

4" Memberantas buta aksara AI -Qur'an;5" Membentuk kepribadian berdasarkan AI-Qur'an dan

mencegah kerusakan moral;6" Sebagai tempat pembinaan, bimbingan dan media

kegiatan belajar-mengajar Al-Our'an; dan7" Sebagai Wadah dan media untuk saling berdiskusi dan

komunikasi, khususnya dalam bidang keagamaan dankajian keaqamaan.

C. Tujuan

Page 17: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

-

10-PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

D. SasaranSasaran program GEMMAR MENGAJI adalah:

1. Keluarga muslim;2. Pengurus Masjid, musholla, langgar dan surau;3. Lembaga-Iembaga Islam, Ormas Islam dan majelis taklim;

dan4. Remaja masjid, pelajar dan mahasiswa.

Page 18: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

11PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

Untuk itu dalam membaca AI-Qur'ah harusmemperhatikan aturan makhraj yang baik, tajwid yang

Artinya " Dan Bacalah AI-Qur'an itu dengan tartil, (QS. AI­Muzzammil (73): 4),

Adapun bentuk dari GEMMARMENGAJIAl-Our'an yaitu:1. Bentuk Pertama: Belajar Membaca dan Menulis AI­

QuranMembangun keakraban dan kecintaan dengan AI-Quranadalah berbicara tentang bagaimana cara mendekati AI­Quran. Pendekatan ini akan gagal bila umat Islam tidakmampu membaca AI-Quran secara baik dan benar. Yangdimaksud membaca AI-Quran dengan baik dan benaradalah membaca dengan tertlt , Firman Allah:

A. Bentuk dan Tahap PembelajaranGerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (GEMMAR

MENGAJI) sebagai upaya dalam meningkatakankemampuan umat Islam untuk membaca, menulis,memahami, dan mengamalkan kandungan Al-Our'andengan baik dan benar, seyogyanya dilakukan melaluigerakan pembelajaran AI-Qur'an secara terpadu danberkesinambungan, baik di rumah, mushalla, surau, langgar,Masjid, Majlis Taklim, Pesantren, dsb, baik dilakukan sendiri­sendiri maupun dilakukan bersama-sama dengan dibimbingseorang guru/ustadz.

BAB IIBENTUK DAN KEGIATAN GEMMAR MENGAJI

Page 19: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

12-PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

• Menghafal Surat-Surat PendekPada tahap ini kegiatan membaca AI-Qur'an lebihditingkatkan dan arahkan pada penguasaan hafalan

2. Bentuk Kedua: Menghafal Surat-Surat Pendek (Juz'Amma) dan Mengkhatamkan AI-Qur'an.

Dalam bentuk privat, peserta didik diarahkan untuk aktifmembaca buku pegangan misalnya lqra, Qiraati,Baghdadi dll. Sistem yang dikembangkan dalam tahapprivat ini adalah CBSA (Cara Belajar Santri Aktif)sedangkan guru hanya mengawasi dan menyimak satupersatu peserta secara bergantian dan melakukanpencatatan pada Kartu Prestasi.

Metode yang digunakan dalam tahap klasikal antara lain:metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, latihan (drill) ataudemontrasi.

Dalam bentuk klasikal, guru/ustadz memberikan pelajaransesuai dengan rencana pengajaran yang telah disiapkansesuai dengan program baca tulis AI-Qur'an.

Pada tahap pertama ini GEMMAR MENGAJI dilakukandalam 2 (dua) bentuk, yaitu bentuk klasikal dan bentukprivat.

benar serta dikumandangkan dengan suara yang merduseperti yang dilantunkan oleh para qori dan qariah. Belajarmembaca dan mengaji AI-Quran sejatinya adalahkewajiban pertama setiap Muslim-Muslimah gunamewujudkan keakraban dan kecintaan terhadap AI­Quran.

Page 20: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

13PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Pada bentuk ke tiga inl, gerakan Maghrib mengajidilakukan terstruktur berbentuk klasikal, dan bisadiselenggarakan di masjid, rumah, aula dan tempatlainnya.

3. Bentuk Ketiga: Belajar Memahami Arti Kata danTerjemah AI-Qur'anPada bentuk ketiga ini yang harus dilalui, setelah umatIslammampu membaca AI-Qur'an dengan baik dan benar,maka bentuk pembelajaran mulai ditingkatkan padapemahaman arti kata dan terjemah AI-Qur'an. Padabentukan ini kemampuan masyarakat muslim mulaiditingkatkan, yaitu: dari Gemmar membaca kemudianfaham akan arti kata serta terjemah AI-Qur'an.

• Mengkhatamkan AI-Qur'anSetelah mahir dan lancar membaca AI-Qur'an,seseorang yang secara rutin mengamalkan dansecara kontinue membaca AI-Qur'an akan sampaipada bentukan akhir belajar yaitu tamat danmenyelesaikan program membaca AI-Qur'an 30 juzdengan baik, benar dan lancar. KegiatanmengkhatamkanAI-Qur'an dapat dilaksanakan secaraindividu maupun secara kelompok.

surat-surat pendek, hal iru menjadi penting,disamping akan lebih mudah dan cepat dikuasai olehsetiap orang yang mempelajarinya, juga hafalansurat-surat pendek secara langsung akan diamalkan(terasa manfaatnya) pada waktu melaksanakanshalat lima waktu.

Page 21: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

14-PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Pertama, kajian tafsir dikembangkan dalam bentukkreatifitas tugas mandiri yang terstruktur dan dituangkanlewat penulisan makalah tafsir tematik berdasarkan judul­judul yang dipilih, dengan melibatkan akumulasi literaturklasik, pertengahan, dan modern sebagai daftarreferensinya. Makalah uu kemudian dipresentasikansecara interaktif dan dialogis dalam kelas sesuai jadwal

Pada bentuk keempat ini dilakukan secara terstrukturdalam kelas, maka tahapan kegiatannya dapat dijelaskansebagai berikut:

Pada bentuk keempat ini, belajar memahami tafsir AI­Qur'an bisa dilakukan secara berkelompok atau secaramandiri.

4. Bentuk Keempat: Belajar Memahami Tafsir AI-Qur'anPada bentuk ini, masyarakat muslim ditingkatkankemampuannya, yaitu mulai belajar memahamai tafsir AI­Our'an, di mulai tafsir yang sederhana (ringkas), sampaitafsir yang luas penjelasannya.

Selain itu pada tahap ini, perserta dibekali ilmu Nahwudasar untuk mengetahui kedudukan (I'RAB) kata perkataayat al-Qur'an. Ilmu nahwu ini penting agar persertaterampil dan tidak keliru dalam mengartikan kata perkataayat al-Qur'an. Ilmu Nahwu ini juga menjadi bekal pesertauntuk memahami tafsir al-Qur'an.

Dengan demikian, pada bentuk ketiga ini lebih banyakdiorientasikan pada kemampuan umat Islam dalammengartikan dan menterjemahkan ayat al-Qur'an denganbaik dan benar.

Page 22: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

15PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Kedua, metode kajian tafsir yang dituangkan dalammakalah hendaknya dikembangkan dengan melaluibentukan sebagai berikut:

1. Memperlakukan apa yang ingin dipahami AI-Qur'ansecara objektif. Hal ini dimulai dengan mengumpulkansemua surat dan ayat AI-Qur'an dalam tema yangakan dikaji. Ayat-ayat al-Qur'an tersebut disusunsedemikian rupa dan diletakkan di bawah satu temabahasan, dan kemudianditafsirkan secara tematik;

2. Memahami nash AI-Qur'an menurut konteksnya. Hal iniharus dilakukan dengan meletakkan dan menyusunayat-ayat AI-Qur'an menurut kronologi pewahyuannyauntuk mengetahui: situasi, tempat dan pelaku;

Riwayat asbab a/-nuzul dipandang sebagai sesuatuyang perlu dipertimbangkan hanya sejauh dan dalampengertian bahwa peristiwa itu merupakan keterangankontekstual yang berkaitan dengan pewahyuan suatuayat. Sebab peristiwa itu bukanlah tujuan atau sebabsine qua non (syarat mutlak) mengapa pewahyuanterjadi. Pentingnya pewahyuan terletak padageneralitas kata-kata yang digunakannya, bukan padakekhususan pertistiwa pewahyuannya. Statemen initerangkum dalam kaidah, a/- 'ibrah bi'umum a/-/afdzi labikhusus as-sabab, yang banyak dipilih pakar tafsir,MuhammadAbduh, As-Suyuti, Az-Zarqani, dll.

3. Memahami petunjuk kata (dila/at a/-/afzi) AI-Qur'anmenurut arti linguistik aslinya dalam pelbagai bentukpenggunaan, baik yang bersifat haqiqi maupun majazi

yang disepakati dengan dibimbing seorang ustadzlgurubesar yang ahli.

Page 23: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

16-PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

(metaforis). Dengan demikian, makna AI-Qur'an diusutdengan cara mengumpulkan seluruh bentuk bangunankata dalam pelbagai ayat, sehingga diketahui konteksspesifik atau konteks umumnya dalam AI-Qur'an.

4. Memahami rahasia ungkapan dengan mengikutikonteks nash AI-Qur'an, baik dengan berpegang padasubstansi maknanya maupun semangatnya. Kemudianmakna tersebut dikonfirmasikan dengan pendapat paramufassir terdahulu untuk diuji atau direkonstruksidisesuaikan dengan nash ayat AI-Qur'an. Seluruhpenafsiran yang bersifat sektarian dan berbau israiliyatharus disingkirkan. Dengan langkah yang sama, tata­bahasa dan retorika (qira'at) AI-Qur'an harusdipandang sebagai kriteria (tolok ukur) untuk merevisiatau menilai kaidah tata bahasa atau qiraat, dan bukansebattknya.

5. Kontekstualisasi atau aktualisasi penafsiran yangbermuara kepada kebutuhan rill masyarakat modern kedalam naungan tujuan AI-Qur'an, dengan melewatimekanisme sebagai berikut.:

a. Mengkaji dengan cermat fenomena sosial yangdimaksud. Dalam mengadakan kajian ini, peralatandan perbekalan ilmuwan-ilmuwan sosial dankealaman mutlak dibutuhkan. Dengan kata lain,pengkajian ini melibatkan pelbagai pakar dibidangnya.

b. Menilai dan menangani fenomena itu berdasarkantujuan moral AI-Qur'an. Dalam menilai suatufenomena sosial dari sudut pandang AI-Qur'ansemacam ini, akan melahirkan dua implikasi.Pertama, fenomena sosial tersebut tidakbertentangan dengan tujuan-tujuan AI-Qur'an.

Page 24: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

17-PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

Diharapkan, Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji inidapat dilakukan secara terpadu, terstruktur,berkesinambungan,sehingga proses pembelajaranAI-Qur'anbisa terpenuhi dan berjalan dengan baik. Dengan modelkajian semacam ini, GEMMAR MENGAJI akan dirasakanmanfaatnya dan tidak kehilangan makna, selain kondisi ituakan melahirkan semangat umat Islam untuk mencintai AI­Qur'an dan merealisasikan ajaran AI-Quran dalam perilakusehari-hari.

Dalam hal ini justiiikesi qur'aniyah dapat diberikan.Implikasi kedua, fenomena sosial tersebutbertentangan dengan tujuan moral AI-Qur'an.Dalam kasus semacam ini, fenomena sosial itusecara gradual dan bijaksana harus diarahkan dandibawa kepada tujuan AI-Qur'an.

Page 25: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

18-PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

1. Meningkatnya minat dan kegemaran untuk beribadah dimasjid, musholla, surau/langgar di kalangan generasi muda;

2. Berkembangnya fungsi masjid sebagai pusat ibadah danpembinaan ummat yang beriman, bertaqwa dan berakhlakmulia;

3. Meningkatnya angka bebas baca tulis AI-Qur'an pada generasimuda; dan

4. Berkurangnya konflik sosial, kekerasan dan aksi premanismeyang melibatkan remaja maupun orang dewasa.

Oleh karena itu, keberhasilan GEMMAR MENGAJI dapatdiukur dari beberapa indikator sebagai berikut:

Sebagai gerakan dakwah dan sekaligus permaknaansosial yang menyentuh ummat GEMMAR MENGAJI berfungsisebagai media dalam melakukan sosialisasi, internalisasi,eksternalisasi ajaran Islam, khususnya untuk anak-anak, remaja,pemuda, bapak-bapak dan kaum ibu pada semua lapisanmasyarakat.

GEMMAR MENGAJI mulai dilaksanakan di seluruhpropinsi sejak tahun 2012. Gerakan ini adalah berbasismasyarakat dengan pembinaan dari pemerintah untuk mengajakmasyarakat muslim Indonesia agar kembali memakmurkanmasjid, musholla, surau/langgar.

BAB IIIINDIKATOR KEBERHASILAN GEMMAR MENGAJI

Page 26: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

19PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

B. Evaluasi dan Pelaporan1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuten/Kotamelakukan evaluasi kegiatan GEMMAR MENGAJI secaraperiodik setiap 6 (enam) bulan.

2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi danKepala Kantor Kementerian Agama Kabuten/Kotamelaporkan hasil pembinaa, pemantauan dan evaluasisecara berkala kepada Direktur Jenderal BimbinganMasyarakat Islam cq. Direktur PeneranganAgama Islam.

A. Pembinaan dan Pemantauan1. Pembinaan dan pemantauan GEMMAR MENGAJI

dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah KementerianAgama Propinsi dan Kepala Kantor Kementerian AgamaKabupaten/Kota.

2. Pembinaandan pemantauandilakukan dalam bentuk:a. Pemberian pembinaan dan peningkatan sumberdaya

manusia kepada guru mengaji sebagai trainer (ToT);dan

b. Pemberian pedoman dan kurikulum sebagai bahanajar bagi guru mengaji.

PEMBINAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI DAN LAPORANGEM MAR MENGAJI

BABIV

Page 27: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

20-PEDOMANGERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi semuapihak yang terkait dalam penyelenggaraan Kegiatan GEMMARMENGAJI, sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapatberjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkanpemerintah dalam membimbing dan membina umat khususnyadalam kegiatan baca tulis AI-Our'an padawaktu Maghrib.

Secara kwantitatif dan patensi yang dapat mendukungGerakan Masyarakat Maghrib Mengaji sangat besar sekali,mengingat potensi dan wadah untuk kegiatan tersebut sudahmenyebar di masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan.Karena Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (GEMMARMENGAJI) ini tidak dapat lepas dari aktifitas muslim dalammenjalankan rutinitas ibadah sehari-hari, yaitu shalat lima waktuyang dilaksanakan di Mushola, langgar, surau dan Masjid sertaaktifitas keagamaan lainnya.

Usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf AI-Our'anbagi umat Islam dalam rangka peningkatan, penghayatan, danpengamalan AI-Our'an dalam kehidupan sehari-hari menjadikeniscayaan adanya. Oleh karenanya, maka perlu diupayakanlangkah-Iangkah kongkrit dan sistematik, agar program dankegiatan di setiap lembagadan kelompok masyarakat dapat terusterpelihara dengan baik, berkelanjutan dan memiliki nilai manfaatdalam meningkatkan kualitas pemahaman keagamaan. untuk itudipandang perlu untuk segera dibuat buku "Pedoman MaghribMengaji" sebagai pedoman dan pijakan dalam menjalankanprogram tersebut.

BAS IVPENUTUP

Page 28: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)

PEDOMANGERAKANMASYARAKATMAGHRIBMENGAJI

Drs. H. Ade Marfuddin, MM.

- Ora. Hj. Euis Sri Mulyani, M.Pd- H. Udin Saepudin, Le., MA.- DR. H. Fuad Thohari- Drs. H. Adang Asdari, M.A.- Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MM.- Ora. Hj. Mastanah M.Si.- H. Dudu Abdusshamad HM

Ketua

Anggota

PEMBINA Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam

Kementerian Agama RI

Direktur Penerangan Agama IslamKementerian Agama RI

PENGARAH

TIM PENYUSUN

Page 29: pedoman gerakan hasyarakat maghrib mengaji (gemmar hengaji)