pedangtanduknaga dewi kz tamat

597
P P P e e e d d d a a a n n n g g g T T T a a a n n n d d d u u u k k k N N N a a a g g g a a a Karya : Sin Liong Saduran : S.D.LIONG Ebook pdf oleh : Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ http://cerita-silat.co.cc/ http://ebook-dewikz.com

Upload: radiaku

Post on 27-Jun-2015

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

PPPeeedddaaannnggg TTTaaannnddduuukkk NNNaaagggaaaKarya : Sin Liong

Saduran : S.D.LIONGEbook pdf oleh : Dewi KZ

Tiraikasih Websitehttp://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/

http://cerita-silat.co.cc/ http://ebook-dewikz.com

Page 2: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Bab 1

Tetamu maut

Hwe-sian-hong atau puncak pertemuan Dewa,merupakan puncak yang tertinggi dari gunung Tiang-pek-san.

Disebut puncak pertemuan Dewa, karena puncaknyamenembus awan sehingga tak tampak, Begitu pula selaludiselimuti oleh salju putih, Empat penjuru dikelilingi jurangyang curam dan tebing yang terjal.

Diatas segunduk karang datar seluas beberapa tombakdari puncak Hwe-sian-hong yang dingin itu, sesosok tubuhtengah tegak bagaikan sebuah tonggak.

Dia seorang pemuda yang baru berumur sekitar 18tahun. Bertubuh kekar dan berwajah cakap. Wajahnyaputih segar, dimeriahkan oleh sepasang bibir yang merahdan disemarakkan oleh sepasang biji mata yang bersinarterang.

Dia mengenakan pakaian ringkas, pakaian yang biasadigunakan oleh kaum persilatan. Memakai kain kepala Bu-seng kin atau ikat kepala kaum persilatan untuk menahanangin dan hawa dingin, diapun mengenakan sehelai mantelberwarna kuning telur.

Bahu, punggungnya menyanggul sebatang pedangpusaka yang aneh bentuknya. Tangkai pedang berikatkansutera merah yang halus seperti rambut.

Pemuda itu memandang cakrawala, wajahnya tampaksarat dan membeku. Dia tak menghiraukan tebaran saljuyang berhamburan mendera muka dan tubuhnya.

Page 3: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sesaat kemudian terdengar mulutnya menghela napas,sarat dan panjang, Seolah sedang merenungkan sesuatuyang penting.

Memang aneh sekali, Mengapa seorang diri dia berdiridiatas karang yang sedang dilanda angin prahara dan hujansalju.

Tetapi dari kerut wajah dan helaan napasnya itu, jelasdia tentu sedang menghadapi suatu persoalan yangmenggelisahkan hatinya.

Memandang cakrawala yang tengah menaburkan hujansalju itu, mulut pemuda itu tampak bergerak-gerak, Sepertiseorang yang tengah berdoa atau bicara seorang diri.

Dan tempat seperti itu, dia tegak seorang diri diataskarang ? Apakah yang sedang diucapkan dalam doanya ?Mengapa ia menghela napas sedemikian sarat ?

Sekonyong-konyong matanya memancar sinar berkilattajam sekali. Tetapi pada lain saat, sinar tajam itupunlenyap. Dan kerut wajahnyapun menampilkan suatukeputusan yang kokoh. Rasanya dia telah menentukansuatu keputusan pada persoalan yang tengah dihadapinya.Dia telah menemukan suatu penyelesaian....

Tiba2 dibawah tebaran salju putih yang lebat,terdengarlah dua buah suara orang berteriak nyaring:"Liong koko.... Liong koko..."

Teriakan itu bernada cemas dan gugup, pemuda ituterkejut lalu berputar tubuh dan berseru keras:

"Adik Lan, aku disini...!"

Sesosok bayangan putih, bagai seekor kupu2, segerabeterbangan melintas hujan salju, meluncur kearah tempatpemuda itu.

Page 4: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Pemuda itu terkejut Cepat ia lari menyongsong : "AdikLan, jangan kemari, disini angin keliwat besar, Berbahayasekali !"

Tetapi bayangan putih itu tak mengurangi laju larinyadan beberapa saat kemudian dia sudah makin dekat

Ah, kiranya dia seorang dara cantik yang baru berumur16-an tahun. sepasang alisnya yang melengkung sepertibulan sabit, menaungi sepasang gundu mata yangmemancarkan sinar bening. Bibirnya yang berbentuksepasang kelopak bunga mawar, makin menyemarakkanwajahnya yang berbentuk bundar telur, Kulitnya yang putihmulus makin mulus dimahkotai rambut yang hitam legam.

Dara itu juga mengenakan pakaian ringkas warna putihdan mantel pendek penolak angin.

Melihat dara itu lari sedemikian gopoh dan wajah cemas,sambil pesatkan larinya, pemuda itu berseru:

"Adik Lan, apakah terjadi sesuatu dalam kuil?"

Seiring dengan kata katanya maka berhadapanlahsepasang muda mudi itu dibawah karang.

Wajah dara itu amat pucat dan sikapnya amat gelisah,Dengan napas terengah dan suara gemetar, ia berkata:

"Liong koko, katanya banyak sekali kojiu (jago2 sakti)yang akan datang ke kuil sore ini, Mereka hendak memaksaBan Hong Liong-li Ho-cianpwe yang bertapa selama limatahun dalam gua Kiu-kiok-tong keluar untuk menerimahukuman mati."

Menggigillah pemuda itu demi mendengar keterangan sidara.

"Siapa yang bilang ?" serunya bengis.

Page 5: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dara itu melonjak kaget karena mendengar suara sipemuda yang sekeras orang membentak.

"Suhu mengatakan hal itu kepada berdua susiok-cou."

Belum dara itu selesai bicara, tiba2 pemuda itu tertawanyaring, Nadanya penuh getaran dari isi hatinya.Kumandangnya jauh menyusup keatas awan.

Setelah puas menumpahkan isi hatinya dalam tertawayang keras dan panjang itu, tiba2 pemuda itu meraba kebahu punggungnya dan tring...

Sinar merah memancar tajam, menyilaukan mata, Dantangan pemuda itupun sudah mencekal sebatang pedangberwarna merah, Pedang itu panjangnya hampir satu meter.

Kilatan sinar merah dari pedang itu seolah menembuskabut tebaran salju putih, Menimbulkan suatu cahayabianglala yang menakjubkan pandang mata.

Dara baju putih menjerit kaget dan loncat mundursampai setombak jauhnya.

Sambil lintangkan pedang, pemuda itu tertawa nyaringpula serunya:

"Selama aku, Siau Gin Liong masih berada disini, takmungkin kubiarkan orang akan mengacau Tiang-pek-san !"

Seiring dengan cahaya wajahnya yang menampilkanhawa pembunuhan maka pedang itupun segera ditabaskanpada segunduk anak bukit salju di sampingnya.

"Bum..."

Tumpukan salju yang merupakan sebuah gunduk anakbukit itu segera terbang berhamburan ke seluruh penjuru.

Page 6: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dara baju putih menjerit dan loncat mundur beberapalangkah lagi. Sambil menuding kearah pedang yangdipegang si pemuda, dara itu berseru gemetar:

"Liong koko itu . . . itu apakah bukan pedang TandukNaga yang tergantung pada tirai besi mulut gua Kiu-kiok-tong tempat Ban Hong Liong-li lo-cianpwe bertapa ?"

"Benar," sahut pemuda yang bernama Siau Gin Liong,"memang inilah pedang pusaka Tanduk Naga !"

Habis berkata ia terus memasukkan pedang kedalamkerangkanya lagi.

Tepat pada saat itu terdengar beberapa suitan nyaringdan panjang menggema di udara, Suitan itu berasal daripuncak disebelah muka.

Suitan itu amat kuat dan berasal dari puncak yang jauh.walaupun salju turun lebat dapat mengumandangsedemikian nyaring. Jelas orang itu tentu memiliki tenagadalam yang sakti

"Ho, biarlah aku yang akan menghadapi kawananpembunuh itu lebih dulu," teriak Gin Liong dengan marah,Laksana segulung asap, dia terus meluncur kearah suarasuitan itu.

"Liong koko, kembalilah...." belum dara baju putih itumenyelesaikan peringatannya kepada Gin Liong, tiba2 diatergelincir dan jatuh jungkir balik diatas tanah salju.

Gin Liong berpaling, Kejutnya bukan kepalang. Sekaliayunkan tubuh dalam jurus Berputar-tubuh-terbang-balik, iaberputar-putar dan lari menghampiri.

Pemuda itu bahwa tahu sumoaynya, Ki Giok Lan ituseorang yang berbudi halus dan berbadan lemah, sering

Page 7: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sakit. Dalam menghadapi peristiwa yang menggoncangkanhati, tentulah Giok Lan tak kuat dan rubuh pingsan.

Diangkatnya tubuh Giok Lan diatas pangkuannya.Setelah diurut-urut jalan darahnya, dara itu pelahan-lahanmembuka mata, Dua butir air mata menitik turun darikelopaknya...

"Liong koko, jangan pergi," katanya sambil menatapwajah pemuda itu dengan pandang meminta, "kata suhumereka adalah jago2 yang sakti."

Gin liong mendengus geram.

"Sekalipun mereka jago2 sakti dari delapan penjurudunia, aku Siau Gin Liong tetap akan menghadapi mereka."

Yok Lan gemetar pula, Dengan mata berlinang-linang, iamemandang wajah Gin liong, serunya dengan gemetar:

"Liong koko, jangan pergi, jangan engkau pergi..."

Gin liong tahu bahwa sumoaynya itu amat sayangkepadanya dan memikirkan keselamatan dirinya, Apabiladia berkeras tetap pergi, kemungkinan Yok Lan tentu akanpingsan. Terpaksa ia menekan kemarahan dan berulang kalimenganggukkan kepala, namun pandang mata tetapberkeliaran memandang ke arah suitan itu.

Suitan sudah berhenti tetapi kumandangnya masihbergema, jauh dibawa deru angin dingin ke ujung langit.

Setelah sukonya meluluskan tidak pergi, Yok Lan lalumenggeliat bangun dan pelahan-lahan berdiri.

Tepat pada saat itu terdengar suara pakaian bertebaranditampar angin, Datangnya suara itu dari puncak disebelahmuka.

Gin liong dan Yok Lan setempat berpaling ke arah suaraitu.

Page 8: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dibawah tebaran hujan salju yang lebat tampak tujuhsosok bayangan meluncur bagai anak panah terlepas daribusurnya.

Sepasang alis Gin Liong cepat menjungkat dan matanyaberkilat-kilat. Melihat kokonya hendak bergerak, cepat2Yok Lan ulurkan tangan mencekal lengan Gin Liong.Tetapi belum sempat ia membuka mulut tiba2 terdengarlahbunyi genta raksasa yang menggema keras sehingga saljuyang hinggap diatas daun pohon2, berhamburan jatuhkebawah.

"Hai, genta bahaya..." serempak berserulah Gin Liongdan Yok Lan. Dan sekali ayun tubuh, kedua engkoh dansumoay seperguruan itu segera lari ke arah hutan pohonsiong.

Sambil berlari, Gin Liong tak lepaskan perhatiannyakepada tujuh sosok bayangan yang menuju ke kuil dipuncak gunung.

Setelah melintasi hutan siong, badai salju agak reda, Dansetelah beberapa saat lagi, tembok merah dari kuil Leng-hun-si itupun mulai tampak diantara celah2 pepohonanyang tumbuh di sekitarnya.

Selekas tiba di kuil itu, kedua anak muda itupun segeramenerobos masuk ke pintu samping.

Serangkum suara bergelak tawa segera berhamburanmenggema dari pintu depan kuil.

"Liong koko, mereka sudah tiba," kata Yok Lan agakcemas.

Wajah Gin Liong tampak membesi. Alisnya mengerut,dahi menampilkan hawa pembunuhan. Tanpa berkatasepatahpun, dia terus lari ke masuk.

Page 9: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kawanan paderi jubah kelabu, bergegas-gegas keluar keruang muka. Gin Liong dan Yok Lan dengan gerak yanglincah dan tak bersuara telah mencapai ujung pintu ruangbesar, Memandang ke muka ternyata di ruang besar telahpenuh dengan kawanan paderi dari berbagai tingkatan.Kedua anak muda itu cepat2 menyelinap masuk ke ruangsamping.

Pada titian tingkat sembilan dalam ruang besar itu,sebuah bejana pedupaan tengah menghamburkan kepulanasap, Asap bergulung2 dihembus angin, bertebaranmemenuhi ruangan

Suasana dalam ruang besar itu sunyi senyap.

Jalan yang membentang di muka kuil telah disapu bersiholeh paderi yang bertugas menjaga kebersihan Tetapi jalanyang terbuat dari batu hijau mengkilap itu, sudah penuhpula dengan salju.

Sesaat kemudian seorang paderi pertengahan umur,bergegas melangkah masuk ke-dalam ruang besar.

Paderi pertengahan umur itu wajahnya sesuram bulanberkabut awan. Mengenakan jubah merah berjalur kuningemas, Tangannya mencekal sebatang hud-tim yangtangkainya dari batu kumala.

Dengan paksakan bersenyum, ia tengah memandang kearah dua orang paderi yang tengah melangkah masuk dariluar, dua orang imam dan tiga lelaki tua berpakaian ringkas,Bergegas paderi pertengahan umur itu menyongsongmereka.

Paderi itu bukan lain adalah Liau Ceng taysu, ketua darikuil Leng-hun-si digunung Tiang-pek-san. Suhu daripemuda Siau Gin Liong dan Ki Yok-Lan.

Page 10: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong dan Yok Lan yang berada di ruang samping,dapat melihat dengan jelas keadaan suhu mereka, walaupunmengulum senyum tetapi jidat Liau Ceng taysu itu jelasmemantulkan keriput kegelisahan.

Dua orang paderi jubah kuning, mengikuti dibelakangLiau Ceng taysu. Kedua paderi itu berjenggot putih tetapiwajahnya masih tampak segar dan penuh dengan sinarwelas asih.

Kedua paderi tua itu yang seorang mencekal tongkat Ji-ih dan yang seorang memegang kelinting. Pada wajahnyayang serius, tersembul suatu hawa pembunuhan.

Kedua paderi tua itu adalah susiok atau paman guru dariLiau Ceng taysu, Mereka berdua merupakan Tiang-lo atausesepuh dari kuil Leng-hun-si.

Kemudian masuk pula tujuh orang lelaki yang membawasikap dan wajah angkuh, walaupun wajahnya berbeda dantinggi pendeknya tidak sama tetapi ketujuh orang itumemiliki mata yang bersinar tajam sekali. Merekamemandang dengan pandang penuh dendam kepada LiauCeng taysu.

Ketujuh orang itu berjalan dengan gegas seolah hendaksaling berlomba dahulu mendahului

Yang dimuka adalah dua orang paderi gemuk denganjubah yang gombrong, Yang seorang memegang tongkatCiang-mo-jo atau Alu-penunduk-iblis, Yang seorangmenyelip sebatang golok kwat-to pada pinggangnya.

Paderi gemuk bersenjata alu Ciang-mo-joh itu memilikialis yang tebal mulut lebar, hidung besar. Orangmenggelarinya dengan sebutan Ik-wi-tho atau paderi jahat,Namanya Go Ceng.

Page 11: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sedangkan paderi yang membawa golok kawat-to itu,berkepala besar, mulut dan perut besar tetapi alisnya kecildan mata sipit hidung mekar.

Dia bernama Go In, digelari orang sebagai Hiong-bi-lekatau Bi-lek-hud buas.

Go Ceng dan Go In itu merupakan paderi jahat dari kuilTay-ceng-si digunung Ngo-tay-san. Mereka adalah sepasangtokoh aliran hitam yang hebat.

Sedang yang bergegas jalan disebelah kiri kedua paderijahat itu adalah imam Bu Tim cinjin, kepala biara Sam-ceng-kwan dipropinsi Hiaplam, pusat partai perguruanKiong-lay-pay.

Imam itu mengenakan jubah warna merah. Umurnyalebih kurang 50-an tahun. Matanya kecil bundar, alisjarang. Sedang rambut dan jenggotnya sudah bersemuputih. sepintas memberi kesan bahwa dia tentu bukanbangsa imam yang baik.

Ma Toa-kong bergelar Kim-piau atau Piau-emas daripartai Tiam-jong-pay mengenakan pakaian ringkas kaumpersilatan dari sutera hitam, memelihara jenggot pendek.Daun telinganya yang kiri sudah hilang.

Berjalan dibelakang kedua paderi jahat itu, wajah MaToa-kong memancar kemarahan. Sebentar memandang kekanan, sebentar ke kiri seperti orang yang hendakmenyelidiki dan kuatir mendapat serangan gelap.

Setelah dua paderi, seorang tokoh biasa dan seorangimam maka masih ada pula It Ceng tojin, paderi dari Kong-tong-pay, Tali terbang Ui Ke Siang dari Ciong-lam-pay danGolok-seriti Tio Jin Beng dari perguruan Losan.

Liau Ceng taysu yang bergegas menyambut itu,walaupun agak kecewa setelah mengetahui siapa ketujuh

Page 12: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pendatang itu, namun sebagai tuan rumah ia tetap bersikapramah.

"Omitohud," serunya seraya memberi hormat, "maafkanpinceng karena tak cepat menyambut kedatangan toyusekalian."

Bu Tim cinjin ketua dari biara Sam-ceng-kwan tertawapanjang lalu mendahului berkata:

"Adalah kami yang seharusnya minta maaf kepada taysukarena telah masuk kedalam kuil ini dengan terburu-burusekali," serunya.

Liau Ceng taysu tertawa lebar.

"Sehabis melakukan perjalanan jauh, toyu sekalian tentulelah, Diluar turun badai salju, silahkan masuk kedalam kuilkami."

"Badai salju telah mengacaukan cuaca sehingga tak dapatmengetahui jam" kata Piau-emas Ma Tay Kong, "saat inikemungkinan sudah lewat tengah hari. Tiga perempat jamlagi, tentulah Ban Hong liong-li, harus melaksanakanperjanjiannya."

Ia hentikan kata-katanya untuk menyelidiki wajah LiauCeng taysu yang mulai berobah pucat.

"Sebaiknya Liau Ceng taysu segera mengundang BanHong liongli untuk keluar dari gua pertapaannya agarsemua urusan yang lalu dapat selesai hari ini juga." kata MaToa Kong pula.

Liau Ceng taysu segera menyahut:

"Maksud pinceng, hendak mohon toyu sekalian dudukdidalam ruang dulu untuk merundingkan bagaimana caramemutuskan persoalan Ban Hong liongli...."

Page 13: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ok-wi-tho Go Ceng yang bermata bundar, alis tebal danmulut lebar, cepat deliki mata dan mendengus geram:

"Kiongcu Hun. mengapa engkau begitu banyak rewel?Suruh wanita hina Ban Hong liongli itu keluar agar dapatkuremukkan kepalanya dengan pentungku ini. Tak perlubanyak membuang waktu !"

Bluk.... dia gentakkan alu Hang-mo-ngo yang beratnyaseratus kati itu ke lantai. Lantai hancur bertebaran keempatpenjuru.

Melihat tingkah laku yang liar dari paderi jahat itu, GinLiong tak kuat menahan kemarahannya lagi, serentak iaterus hendak menerobos keluar....

Untunglah saat itu Liau Ceng taysu menyebut omitohuddengan pelahan lalu berkata:

"Sejak mensucikan diri dibawah telapak sang Buddha,pinceng sudah tak memakai nama pinceng yang dulu.Harap Go Ceng sianyu suka menyebut pinceng dengannama Liau Ceng saja, peristiwa yang dulu, janganlahdibangkitkan lagi."

Hiongbi-lek si paderi Bi-lek yang buas, tertawa mengekehlalu berseru mengejek:

"Siapa yang mengurus soal namamu dahulu ataupunnamamu yang sekarang? Rasanya tiada seorangpun yanghendak mengadakan hubungan dengan engkau KiongcuHun."

Habis berkata dia menengadahkan kepalanya yang besardan matanya yang kecil seperti mata tikus memandang kecakrawala lalu mendengus geram.

"Kiongcu Hun," serunya, "sudahlah, jangan banyakbicara yang tak berguna. Kami pun tak perlu minum

Page 14: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

hidangan tehmu, Lekas engkau bawa keluar Ban Hongliongli dari gua pertapaannya. Habis kubelah tubuh wanitahina itu, kamipun segera hendak pulang."

Melihat kata2 dan sikap kedua paderi jahat yang amatsombong itu, Liau Ceng taysu tak dapat mengendalikankemarahannya lagi, ia menengadahkan kepalamenghamburkan kemarahannya.

Melalui tertawa yang panjang dan nyaring, lapisan saljuyang berkelompok diatas genteng, berhamburan jatuhkebawah akibat getaran tertawa dari Liau Ceng taysu itu.

Imam jahat, paderi buas dan Ma Toa Kong bertiga,seketika berobahlah wajahnya. Mereka serempak bersiapuntuk menghadapi setiap kemungkinan dari Liau Cengtaysu.

Setelah berhenti tertawa, Liau Ceng taysu segerasapukan pandang matanya ke wajah ketujuh tetamunya itudan berseru lantang:

"Toyu sekalian tiba di gunung ini dengan mengeluarkansuitan panjang, sudah termasuk kurang hormat. Dansebelum pinceng menyambut, sicu sekalian sudah terusmasuk kedalam kuil ini. Suatu tindakan yang lebih tidakpantas, Dan masih pula dengan sikap dan kata2 yangcongkak, toyu hendak menekan orang. Adakah toyu inimemang sengaja hendak menganggap sepi ratusan paderidari kuil Leng-hun-si ini?" kata Liau Ceng taysu.

Dengan meraung keras. Ok wi-tho Go Ceng melesatmaju sambil lintangkan senjatanya alu Penunduk-iblis,serunya:

"Apa itu segala macam kata2 kasar dan congkak tak tahuaturan? Huh, aku tak perduli sama sekali..."

Page 15: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seiring dengan kata2 yang terakhir dari Ok-wi-tho GoCeng itu, sekonyong-konyong sesosok tubuh dengan jubahkuning, segera melintas keluar dari ruang samping terusmenerjang Ok-wi-tho.

Ok-wi-tho, Hiong-bi-lek dan Ma Toa Kong bertigaterkejut sekali melihat ilmu meringankan tubuh daripendatang yang muncul itu. Bahkan Liau Ceng taysusendiri serta kedua paderi tua yang berkedudukan sebagaitianglo pun terkesiap kaget.

Bayangan jubah kuning itu segera berhenti dibelakangLiau Ceng taysu.

Ketika Ok-wi tho dan Hiong-bi-lek serta Ma Toa Kongmemandang dengan seksama barulah mereka mengetahuibahwa pendatang itu tak lain hanya seorang pemudaberparas cakap dalam pakaian warna putih perak.

"Hai, budak kecil siapa engkau ?" tegur Ok-wi-tho sesaatsetelah kejutnya reda.

Liau Ceng taysu mewakili memberi jawaban:

"lnilah muridku yang bernama Siau Gin Liong," iaberpaling ke belakang dan memberi perintah: "Liong-ji,lekas memberi hormat kepada berdua taysu cianpwe."

Gin Liong segera melakukan perintah suhunya. Denganmenahan kemarahannya ia segera maju menghampiri kemuka kedua paderi tua

Pada saat dia hendak memberi hormat, tiba2 Hiong-bi-lek Go In deliki mata membentak: "Tunggu dulu..."

Ia melangkah maju dan menatap wajah Gin Liongdengan matanya sipit yang berkilat-kilat seraya tertawamengekeh.

Page 16: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Memiliki wajahmu begitu membesi, dahimu menampilhawa pembunuhan, heh, heh, apakah engkau merasapenasaran ?" tegurnya.

Gin Liong seorang pemuda yang masih berdarah panas,Mendengar kata2 si paderi yang begitu congkak, tak dapatlagi ia menahan kemarahannya, serentak ia tertawa nyaringlalu loncat maju.

"Kalau memang sudah tahu, mengapa masih bertanyalagi!" bentaknya dengan keras.

Mendengar itu buru2 Liau Ceng taysu membentak GinLiong: "Liong-ji, jangan kurang aturan ! Lekas engkaumundur."

Liau Ceng taysu cemas kalau muridnya sampai celakamaka ia memberi perintah supaya anak itu mundur.

Tetapi serempak dengan itu, Ok-wi-tho Go In sudahmendahului membentak: "Bagus, budak hina, aku hendakmenguji sampai dimanakah kepandaianmu itu !"

Habis berkata paderi jahat itu segera memutar alu Hang-mo-goh, Wut, angin menderu keras dan alu besi yangberatnya 100 kati menyapu ke pinggang Gin Liong.

Seketika pucatlah wajah gurunya Liau Ceng taysu, iaberseru keras seraya hendak menyerang dengan hudtim.Tetapi sekonyong-konyong Gin Liong sudah menyelinap kebelakang si paderi jahat Go Ceng.

Go Ceng menghantam dengan sekuat-kuatnya. Karenahantamannya luput, tubuhnya terhuyung ke muka danhampir rubuh. setelah dapat memperbaiki diri, iacelingukan kian kemari untuk mencari Gin Liong.

Alangkah kejutnya ketika melihat pemuda itu telahberada di belakangnya, ia tertegun heran.

Page 17: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Memang Gin Liong telah menggunakan sebuah ilmulangkah yang disebut Liong-li-biau. Hanya suhunya LiauCeng taysu yang tahu akan hal itu, ia tahu bahwa ilmupusaka itu adalah ajaran Banhong liongli.

Saat itu ternyata Gin Liong berada di belakang paderijahat Go Ceng, tapi berada di muka Go In. Pemuda itutegak membelakanginya.

Seketika timbullah suatu pikiran jahat pada Liong-si-kekGo In. Dengan menyeringai iblis dan tak terduga-duga,secepat kilat ia segera menampar batok kepala pemuda itudari belakang.

Semua orang yang melihat itu menjerit kaget.

Tetapi Gin Liong sudah siap, Dengan mendengus dinginkembali ia menggunakan gerak Liong-li-biau, sebuah ilmumeringankan tubuh yang hebat. Laksana sesosok hantu,pemuda itu sudah menyelinap pula dibelakang Hong-bi-lekGo In dan secepat kilat ia menampar kepala paderi gundulyang gemuk itu.

Setitikpun Hiong-bi-lek tak pernah menduga bahwa GinLiong memiliki kepandaian ilmu ginkang yang sedemikianluar biasa, Ketika melihat tabah pemuda itu lenyap danpunggungnya disambar deru angin, seketika pucatlah wajahGo In.

Namun dia memang lihay, setelah menundukkan kepalauntuk menghindari tamparan cepat ia loncat kemuka.

Tetapi Gin Liong tak mau memberi kesempatan lagikepada paderi itu "Plak..." seiring dengan tangan kanannyamenghantam kepala, Hong-bi-lek Go In menggeramtertahan dan paderi yang jubahnya gemuk itu, bagai sebuahbola daging yang menggelinding ke muka ruang besar.

Page 18: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Terdengar jeritan kaget dari para paderi yang berada dimuka ruang. Buru2 mereka menyingkir asal jangan sampaidilanda oleh tubuh Hiong-bi-lek.

Sesosok bayangan kuning melintas, salah seorang tiang-lo dari kuil leng-hian-si telah ulurkan tangan untukmenahan tubuh Hiongbi-lek yang menggelinding itu.

Dengan menggerung keras, Hiong-bi-lek melentingbangun, Ketika berdiri, ia masih rasakan kepalanya peningdan mata berkunang-kunang. Tring . . . . cepat ia mencabutgolok kwat-to lalu celingukan memandang kian kemarimencari Gin Liong.

Bu Tim cinjin, Piau-emas Ma Toa Kong dan Tali terbangUi Ke Siang biasanya memang tak begitu memandang matakepada kedua paderi jahat itu. Melihat Go In mendapatkopi pahit dari seorang anak muda, bukan ikut marah,kebalikannya mereka malah tertawa gelak-gelak.

Kuatir akan menimbulkan kemarahan para tetamu danterjadi hal2 yang tak diingini, Liau Ceng taysu membentakkepada muridnya:

"Liong-ji, mengapa engkau cari onar? Hayo, lekas masuk!"

Melihat suhunya marah, Gin Liong mengiakan denganhormat lalu hendak berputar tubuh menurut perintah.

Tetapi tiba2 kedua paderi jahat itu menggembor keras,Mereka berhamburan menyerang Gin Liong dengan senjataalu dan golok.

Tetapi Gin Liong tak gentar, ia mendengus dingin danhentikan langkah.

Tiba2 sesosok tubuh melesat kemuka dan berseru :"Harap taysu berdua berhenti dulu..."

Page 19: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ok-wi-tho Go Ceng dan Hiong-bi-lek Go In tertegun.pendatang itu bukan lain adalah imam tua yangpunggungnya menyanggul pedang atau It Ceng tojin ketuaKong-tong-pay.

"Apa-apaan engkau melarang aku ?" teriak kedua paderijahat itu dengan deliki mata.

"Tidak apa2" sahut It Ceng tojin yang bergelar Bu-song-kiam atau Pedang tiada keduanya, "hanya inginmemperingatkan kalian bahwa tiga perempat jam lagimungkin kalian belum selesai bertempur."

Go Ceng, Go In dan Ma Toa Kong terbeliak, Cepatmereka mencurah pandang kearah Liau Ceng taysu serayaberseru:

"Kiongcu Hun, apakah engkau berani mengulur waktulagi ?"

Menderita perlakuan kasar beberapa kali dari pendatang2itu. Liau Ceng taysu marah, ia tertawa nyaring.

"Baru beberapa detik toyu sekalian datang ke kuil kamidan baru beberapa patah kata toyu bercakap-cakap,mengapa menuduh pinceng mengulur waktu ?" serunyamarah.

Kedua paderi jahat Go Ceng dan Go In tak dapatmenjawab.

Tiba2 Liau Ceng taysu berputar tubuh ke arah ruangbesar lalu berseru nyaring:

"Cobalah lihat kearah alat pertandaan waktu itu,sekarang jam berapa ?"

Seorang paderi jubah kelabu yang berdiri pada titianruang segera lari masuk ke dalam ruang besar.

Page 20: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Saat itu sekalian orang tegang regang, suasana heningsunyi Hanya deru angin yang meniup tajam diluar kuil.

Dalam menunggu laporan tentang jam saat itu, tampakwajah Go Ceng, Go In dan Ma Toa Kong bertiga gelisahsekali.

Liau Ceng taysu tampak tenang, Sejam yang lalu diasudah duduk didepan alat waktu itu, Di-pandangnya alatwaktu itu dengan cemas. Diam2 ia bersyukur kepada Thianbahwa saat itu turun badai salju yang lebat.

Tetapi rasa girang itu segera terhapus lenyap manakala iamelihat sosok2 tubuh yang berlarian mendaki ke puncak,Mereka ialah Go Ceng, Go In dan Ma Toa Kong sertabeberapa tokoh yang memusuhi Ban Hong liong-li, jelasharapannya bahwa pada salju itu akan menghalangiperjalanan mereka ternyata gagal.

Beberapa saat kemudian terdengar derap orang berlaridari dalam ruang besar, paderi yang diperintah untukmelihat waktu telah muncul, seketika suasana berobahtegang.

Tiba di mulai titian, paderi itu memberi hormat kehalaman dan berseru nyaring:

"Saat ini, menunjukkan waktu tepat tengah hari..."

Ok-to Go Ceng, Hiong-ceng Go In dan Ma Toa Kongsekalian serempak menyambut dengan gelak tawa yanggembira sekali.

Liau Ceng taysu hanya dingin2 saja memandang kearahketujuh tetamunya yang jumawa itu.

Gin Liong kerutkan dahi, ia mengertek gerahammenahan kegeraman Keringat dingin pun segeramembasahi tubuhnya.

Page 21: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba2 terdengar bunyi tajam macam naga meringkik.Datangnya dari punggung Gin-Liong. Dan sesaat kemudiancret. . . pedang Tanduk Naga yang berada di punggunganak muda itu mencelat keluar dari kerangkanya.

Sinar merah yang memancar dari batang pedang pusakaitu, menyilaukan pandang mata sekalian orang.

Go Ceng, Go In, Ma Toa Kong dan kawan2, hentikantertawa dan menggigil melihat keperbawaan pedang anakmuda itu.

Demikian pula dengan kedua tiang-lo dan paderi2 darisetiap paseban kuil Leng-hun-si.

"Omitohud!" seru Lian Ceng taysu, "Pedang pusakamemberi peringatan datangnya bahaya, pembunuhan segeraakan terjadi Mayat menganak bukit, darah mengubangsungai . . ."

Tepat pada saat Liau Ceng taysu selesai berkata makacuaca yang gelap tiba2 memancar sinar terang benderangdan menyusul terdengarlah letusan halilintar yangmenggelegar dahsyat

Setelah halilintar meletus, angin berhenti, saljupun reda,

Genta dan gendang raksasa yang berada diruang, Tay-hud-tian berguncang-guncang keras sehingga berbunyisendiri,

Dua ratusan paderi yang berada dimuka ruang,terbelalak menengadahkan kepala memandang ke langit,

Kedua tianglo dari kuil Leng-hun-si agak pejamkan matadan mengucap doa dengan bisik2.

Liau Ceng taysu pejamkan mata merangkapkan keduatangan kedada dan bibirnya berkomat-kamit, Rupanya ia

Page 22: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sudah mempunyai firasat bahwa dunia persilatan akanmengalami pembunuhan besar-besaran,

Go Ceng, Go In, Ma Toa Kong dan lain2 kawannya,tertegun menyaksikan pemandangan aneh itu. Wajahmereka pucat, keringat dingin mengucur.

Halilintar dahsyat itu telah menggoncang hati seluruhorang yang berada di muka ruang Tay-hud-tian.

Diantara mereka hanya Gin Liong seorang yangmempunyai pemikiran lain, Tiba2 ia seperti disadarkan danteringat akan suatu hal yang penting,

Cepat ia sarungkan pedang kedalam kerangkanya lagilalu secepat kilat menyelinap diantara barisan paderi, larikeruang samping terus menuju kepuncak di belakang kuil.

Diluar hanya badai yang berhenti, sedang salju masihturun lagi.

Ternyata Gin Liong bergegas lari menuju ke gua Kiu-kiok-tong. Tiba di puncak belakang terdengar sebuah suitannyaring dan tajam. Menyusul terdengar ledakan keras yangberkumandang sampai jauh kesegenap penjuru.

"Celaka," teriak Gin Liong, "Liong-li locianpwe hendakpergi . . . ."

Ia cepatkan larinya dan selekas tiba di tepi sebuah karangbuntung diatas puncak gunung, dia terus hendak enjottubuh melompat kemuka.

Tetapi ketika ia menunduk memandang ke bawah,jurang yang memisahkan karang disitu dengan karangdimuka, tertutup kabut salju yang tebal sehingga tak dapatmelihat lebih dari lima tombak ke bawah.

Siau Gin Liong diam2 sering datang ke tempat dua buahkarang buntung itu. Kedatangannya itu selalu pada malam

Page 23: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

hari untuk belajar silat Maka dalam badai dan salju yanghebat, ia masih mencapai tempat itu, sebuah karang nonjolyang ditumbuhi pohon siong yang condong.

Sejenak menenangkan pikiran, Gin Liong segeraayunkan tubuh melayang ke bawah dan tepat hinggapdiatas celah2 selebar satu meter dari sebuah gunduk karang,

Ternyata setelah berada di jurang pemisah antara keduakarang buntung, angin agak berkurang, saljupun tak begituderas, Kini dia berhadapan jalan yang merupakan celah2dari gundukan karang, jalan itu sempit dan licin sekali sertaberkeluk-keluk, jika tidak memiliki ilmu ginkang yang lihay,jangan harap dapat melintasi jalan itu.

Berkat faham tempat itu, dapatlah dalam waktu yangsingkat Gin Liong mencapai ujung jalan yang merupakansegunduk karang seluas tiga tombak, Diatas karang itulahbiasanya Gin Liong berlatih silat.

Di sekeliling karang itu tumbuh beberapa batang pohonBwe, Dahan dan rantingnya tumbuh meliar, bunganyasubur, Warnanya merah dan putih menyedapkan mata.

Diatas gunduk karang itu terdapat sebuah gua selebardua meter, Dalam gua gelap pekat dan sunyi senyap.

Secepat melayang keatas karang, dengan wajah tegangGin Liong terus menerobos masuk. Tiba di muka pintuterali besi, ia tertegun,

Terali besi yang besarnya sama dengan lengan bayi telahdihancurkan oleh suatu tenaga sakti, Kutungan terali besiitu bertebaran dimuka gua,

Dengan terlongong-longong Gin Liong memandangterali besi, Airmatanya berderai-derai membasahi pipinya.

Page 24: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ah, Liong-li locianpwe telah pergi," katanya seorangdiri dengan penuh keharuan, "pergi tanpa memberikesempatan kepadaku untuk mengucapkan terima kasihdan selamat jalan, Lima tahun aku menerima budinyamendapat pelajaran silat, akhirnya tak dapat bertemu lagi”

Sambil berkata pelahan-lahan ia melangkah majukedalam gua, Ruang gua gelap dan menyeramkan sekali,Angin dingin berdesis-desis menampar muka. menambahkeseraman suasana,

Dalam mengayunkan langkah itu masih Gin Liongmengandung harapan semoga Ban Hong Liong-li masihberada dalam gua,. Maka berserulah dia dengan pelahan:"Lo-cianpwe . .. . locianpwe..."

Dari sebelah dalam gua segera memantulkan gema suaraGin Liong yang berkumandang sampai lama,

Melangkah maju beberapa tindak lagi, ruang itumembiluk ke kiri, Gelapnya makin pekat sehingga tak dapatmelihat jari tangannya sendiri.

Gin Liong hentikan langkah dan mengerahkan pandangmatanya, Tetapi ia tak dapat menembus kegelapan itu.Paling2 hanya dapat memandang sampai setombakjauhnya,

Ketika berjalan lagi, kakinya berbunyi keresekan. Buru2ia berjongkok dan meraba dengan tangannya. Ah, ternyatasetumpuk rumput kering yang halus, Makin merabakemuka, tumpukan rumput itu makin tebal.

"Ah, mungkin disinilah tempat peristirahatan locianpwe,"katanya seorang diri.

Sekonyong-konyong tangannya menyentuh benda yangmenyerupai rantai besi Cepat ia menariknya, ah, ternyatarantai itu telah dipaku pada dinding gua.

Page 25: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong marah. Dilemparkannya rantai itu laluberseru keras : "Penjahat, mengapa kalian begitu kejammemperlakukan Liong-li lo-cianpwe? Mengapa ? Mengapa"

Dia menangis sedih dan meraung-raung marah sekalisetelah menyaksikan keadaan Ban Hong Liong-li selamaini. Dia benci kepada musuh2 yang telah menganiaya BanHong Liong-li diluar batas kemanusiaan Diikat denganrantai seperti binatang buas.

Raung Gin Liong kembali menerbitkan gema suara yangberkumandang jauh, Suatu pertanda bahwa ruang gua Kiu-kiok-tong itu masih dalam sekali.

Saat itu Gin Liong baru menyadari mengapa selama limatahun ini, Ban Hong Liong-li tak pernah melangkahmendekati pintu tera1i.

Diapun teringat bagaimana dalam memberikan pelajaransilat kepadanya itu. Ban Hong Liong-li hanyamenyampaikan secara lisan saja. Selama lima tahun, GinLiong hanya mendengar suara tetapi tak pernah melihatorangnya, Ah. tak kira kalau Ban Hong Liong-li telahdirantai orang . . .

Serentak timbul rasa heran dalam hati Gin Liong,Dengan kesaktiannya Ban Hong Liong-li mampumemutuskan tali rantai tetapi mengapa selama lima tahunia mandah dirinya diikat dengan rantai, Mengapa dia takmau lekas2 meloloskan diri ?

Siapakah yang mengikat lo-cianpwe itu ? Apakah LiauCeng taysu, gurunya itu ?

Ataukah kawanan Ok-wi-tao Go Ceng, Hiong-li-lek GoIn, Piau emas Ma Toa Kong dan kawan-kawannya itu ?

Page 26: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Jika mereka mampu merantai Ban Hong Long-Limengapa tidak segera saja saat itu dibunuh ? Mengapaharus menunggu sampai lima tahun?

Mengapa pula Ban Hong Liong-li harus di penjara digunung Tiang-pek-san dan tidak di gunung Kiong-lay-sanatau di gunung Ngo-tay-san?

Tadi Ma Toa Kong mengatakan bahwa setelah tigaperempat jam lewat tengah hari, Ban Hong Liong-li harusmelaksanakan janjinya sendiri janji apakah itu ?

Dan teringat pula Gin Liong bahwa setiap kalimembicarakan tentang diri Ban Hong Liong-li, wajahgurunya (Liau Ceng taysu) tentu berobah gelap, Dan setiapkali ia bertanya, suhunya tentu akan memberi jawabanmenghindar.

Pernah dan bahkan berulang kali Gin Liongmemberanikan diri untuk menanyakan riwayat hidupkepada Ban Hong Liong-li, tetapi wanita sakti itu hanyamenjawab dengan helaan napas panjang.

Kemarin malam ketika menyerahkan pedang kepadanya,Ban Hong Liong-li dengan samar2 mengatakan bahwahanya guru Gin Liong atau Liau Ceng taysu yang tahutentang asal usul dirinya, wajahnya dan semua riwayathidupnya yang menyedihkan itu.

Dengan nada penuh duka, Ban Hong Liong-lipunmengatakan bahwa lewat tengah hari nanti dia akan pergike suatu tempat yang jauh, Tiada seorangpun yang akanbertemu lagi dengannya.

Adakah tempat jauh itu dimaksudkan sebagai alam bakakarena Ban Hong Liong-li akan dihukum mati olehkawanan pendatang itu ?

Page 27: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sambil berlutut diatas tumpukan rumput kering, GinLiong dilanda oleh berbagai pertanyaan Namun soal2 itumakin direnungkan makin sukar dijawab dan bertambahbanyak

Tiba2 sinar mata Gin liong berkilat, Dilihatnya diatastumpukan rumput kering itu sesosok bayangan hitam,seketika tergetarlah hatinya dicengkam kejut kegiranganserentak ia berseru:

"Lo-cianpwe, engkau.. engkau belum pergi ?" serta mertaGin Liong terus duduk bersila Airmatanya kembaliberderai-derai membanjir keluar Airmata keharuan tetapiharu kegirangan

Tetapi sosok tubuh itu tak memberi suatu reaksi apa2.Suatu bayang2 yang ngeri, segera melintas dalam pikiranGin Liong, Dengan beringsut-ingsut ia merangkak majulalu ulurkan tangannya yang gemetar menjamah bendahitam itu.

Ah ... ternyata benda hitam itu tak lain hanya segulungpermadani bulu.

"Lo-cianpwe . . . . lo-cianpwe . . . . !" serentak Gin Liongmelenting bangun dan berteriak keras-keras.

Ia duga Ban Hong Liong-li tentu belum berapa lamatinggalkan gua itu. Kemungkinan masih berada diataspuncak gunung, ia segera lari keluar dan ketika tiba di pintuyang berterali besi, tiba2 ia dikejutkan oleh beberapa gelaktawa yang bermacam-macam nadanya, Suara tawa ituterdengar tak jauh di luar gua.

Tergetarlah hati Gin Liong. ia tahu bahwa suara tertawaitu tentu berasal dari rombongan Go Ceng, Go In dan MaToa Kong yang sedang berlari menuju ke gua Kiu-kiok-tong.

Page 28: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong menyurut mundur Setelah memeriksa kekanan kiri, ia dapatkan pada kedua samping dinding gua ituterdapat banyak sekali cekungan yang cukup dimasukitubuh orang.

Secepat ia menyusup bersembunyi kedalam sebuahcekung, diluar gua segera terdengar kibaran pakaian yangdihembus angin.

Gin liong lekatkan tubuh rapat2 ke dinding gua serayamengeliarkan pandang mata ke mulut gua. Dari tempatpersembunyiannya itu ia melihat suatu pemandangan yangindah, Gunduk karang yang berada diluar gua sedang dihiasdengan salju putih dan bunga Bwe yang tengah mekardalam warna merah dan putih yang indah.

Tetapi ia tak sempat menikmati pemandangan itu.Hatinya tegang sekali menantikan kedatangan kawananpendatang yang hendak menghukum Ban Hong Liong-li.

Pada lain saat sesosok tubuh dengan pakaian yanggombrong, meluncur ke udara dan tegak diatas gundukkarang dimuka gua.

Gin Liong tergetar hatinya, Cepat ia dapat mengetahuibahwa yang muncul itu adalah Ok-wi-tho atau si Paderijahat Go Ceng.

Menyusul berhamburan melayang ke gunduk karang ituimam tua It Ceng, Bu Tim cinjin, Hiong-bi-lek Go In,Golok-sayap-walet Tio Jim-beng dan Tali terbang Ui KeSiang,

Gin Liong mendengus geram, Darahnya mendidih dannapasnya segera menghamburkan hawa pembunuhan

Ketujuh tokoh itu segera tegak dimuka gua, memandangcelingukan kedalam dan sibuk berbicara.

Page 29: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dari pandang mata ketujuh orang itu, jelasmengunjukkan suatu perasaan gelisah, cemas dan gentar.

Tiba2 diluar gua terdengar suara pakaian berkibar tertiupangin, Menyusul muncul pula tiga sosok bayangan

Ketika Gin Liong mencurahkan pandang mata ke luar,kejutnya bukan kepalang sehingga sampai menggigil.

Ketiga pendatang itu bukan lain adalah suhunya sendiri,Liau Ceng taysu dan kedua susiok-cou atau paman - kakekguru. Sudah tentu Gin Liong bingung sekali. Apabilasuhunya tahu bahwa dia bersembunyi dalam gua itu,bukankah suhunya akan marah ?

Ah, tetapi dia sudah terlanjur bersembunyi disitu, Takdapat ia meloloskan diri lagi, Terpaksa ia hanyamemandang 1ekat ke mulut gua untuk menunggu apa yangakan terjadi,

Tampak Liau Ceng taysu berjalan dengan gegas sekali.Langsung ia menuju ke mulut gua, Setelah memeriksa pintuterali besi hancur berantakan ia segera keluar lagi danberkata dengan wajah sarat:

"Pintu terali besi telah hancur, kemungkinan Ban HongLiong-li sudah tak berada dalam gua lagi."

Ketujuh orang itu terbeliak kaget, Ma Toa Kong delikimata dan berteriak marah:

"Saat ini masih pagi dan batas waktu perjanjian masihbelum tiba. Wanita hina itu mengapa ingkar akan janjinyalima tahun yang lalu ?" ia menanya It Ceng tojin dan Ui KeSiang, terus melangkah maju ke mulut gua, Dengan mataberkilat-kilat, ia memandang ke arah dalam.

Gin Liong terkejut Cepat2 ia lekatkan tubuh rapat sekalipada dinding gua.

Page 30: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sesaat kemudian, Ma Toa Kong berputar tubuh danmenggeram kepada Liau Ceng taysu:

"Ban Hong Liong-li masih berada dalam guna . . ."

Karena disindir oleh Ma Toa Kong, rupanya It Cengtojin tak puas, Saat itu ia merasa mendapat kesempatanuntuk membalas, Dengan tertawa mengekeh, cepat iamenukas kata2 Ma Toa Kong:

"Apakah Ma sicu melihat sendiri Ban Hong Liong-liberada dalam gua?"

Ma Toa Kong tahu bahwa It Ceng tojin dari Kong-tong-pay itu seorang tokoh yang licin dan licik. walaupun diatahu kalau dirinya akan dicelakai oleh imam itu, tetapi iatetap harus menjaga gengsi, Sekali sudah mengatakan kalauBan Hong Liong-li masih berada dalam gua, ia harusmempertahankan kata-katanya itu.

Dengan deliki mata memandang It Ceng, ia mendengusmarah: "Benar, memang kulihat wanita busuk itu masihberada dalam guna !"

Mendengar itu tokoh2 yang lain tampak tegang danberobah wajahnya, Mereka berhamburan maju ke mulutgua dan memandang dengan seksama ke arah dalam.

Sudah tentu Gin Liong makin gelisah sekali Dia takmenyangka bahwa mata Ma Toa Kong amat tajam sekali.Tentu Ma Toa Kong melihat gulungan permadani buluyang terletak diatas tumpukan rumput kering danmenyangkanya sebagai tubuh Ban Hong Liong-li.

Gin Liong cepat menyusup lebih dalam ke dalam cekungdinding gua, Kini dia hanya menggunakan sebelah matauntuk memandang ke mulut gua.

Page 31: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

It Ceng tojin berdiri agak jauh dibelakang beberapa tokohitu, Mulut tersenyum menyeringai dan sengaja dengansuara keras ia berseru:

"Karena Ma sicu sudah melihat Ban-Hong Liong-limasih didalam gua, rasanya tak perlu sicu sekalianmemeriksa lagi, Saat ini belum tiba waktunya, Kurasa BanHong Liong-li tentu tak mau ingkar janji, Maka sebaiknyakupersilahkan Ma sicu masuk kedalam gua menyeret BanHong Liong-li keluar, silahkan Ma sicu memotong dauntelinga Ban Hong Liong-li yang kiri, untuk membalasdendam Ma sicu yang kehilangan daun telinga itu."

Sudah tentu Ma Toa Kong tahu bahwa dirinya diejekhabis-habisan oleh imam dari Kong-tong-pay itu. Denganmata berapi-api ia deliki mata memandang It Ceng cinjin.Wajah merah padam dan tubuh gemetar keras karenadilanda kemarahan.

Bu Tim cinjin ketua biara Sam-Ceng kwan, rupanya jugamengagulkan supaya Ma Toa Kong masuk kedalam gua.Maka iapun segera mendukung pernyataan It Ceng cinjin:

"Apa yang dikatakan It Ceng toyu memang benar,"katanya. "sekarang saat perjanjian belum tiba, kiranya Masicu boleh masuk saja kedalam guna ini."

Dada Ma Toa Kong serasa meledak dan memekiklah iasekeras kerasnya: "Huh, engkau kira aku Ma Toa Kong takberani masuk ?"

Dengan sikap pura2 menghormat, It Ceng cinjin berseru:"Ah, tidak, tidak. Mana aku mempunyai anggapan begitu,Piau-emas dari Ma sicu tiada tandingannya dan Ma sicuseorang jantan yang berani, Masakan tak berani memasukigua itu."

Page 32: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ma Toa Kong benar2 tak dapat menahan ledakankemarahannya lagi, secepat berputar tubuh ia terusmelangkah kedalam gua.

Jelas dilihat oleh Gin Liong bahwa Ma Toa Kong itusedang masuk. Diam2 Gin Liongpun merapatkan tubuh kecekung dinding seraya kerahkan tenaga dalam bersiap-siapmenghadapi setiap kemungkinan.

Tetapi baru melintasi pintu terali besi, tiba2 Ma ToaKong berhenti.

Saat itu Gin Liong tak dapat melihat jelas lagi bagaimanakerut wajah Ma Toa Kong saat itu. Tetapi dia masih dapatmelihat sinar kedua mata Ma Toa Kong yang berapi-apimenyeramkan sekali.

Tampak pula Ma Toa Kong mengambil sebatang kim-piau dari pinggangnya. Digenggamnya senjata rahasia ituerat2. Kaki dan tangannyapun mulai tampak gemetar.

Menyusupkan pandang ke luar gua, Gin Liong melihatkawanan tetamu2 itu tampak tegang sekali, Mata merekamencurah ruah ke dalam gua dan kearah Ma Toa Kongyang tegak di pintu terali besi.

Gin Liongpun sempat pula memperhatikan sikap suhudan kedua paman kakek gurunya. Dengan wajah sarat,ketiga tokoh itu berdiri ditepi batu karang, Mereka takmencegah tindakan Ma Toa Kong, Mungkin mereka sudahmenduga bahwa Ban Hong Liong-li tentu sudah tak beradadalam gua.

Sekonyong-konyong Ma Toa Kong berseru nyaring:

"Ban Hong Liong-li, hari ini hukumanmu sudah habis,Lewat tengah hari nanti engkau harus keluar untukmenerima hukuman mati dari sekalian enghiong (ksatrya).Hayo, unjukkan diri-mu, jangan main bersembunyi seperti

Page 33: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tikus, Apakah engkau tak sayang pada kemasyhurannamamu yang pernah menggetarkan dunia persilatandahulu ?"

Dari dalam gua segera menggema kumandang suara MaToa Kong itu. Lama dan mengiang2 memekakkan telinga.

Sebenarnya Gin Liong sudah tak kuasa menahankemarahannya lagi, Tetapi karena suhunya berada diluar,dia tak dapat berbuat apa2 dan tak tahu apa yang harusdilakukan.

Selekas kumandang suara Ma Toa Kong itu sirap makaMa Toa - Kong kembali berseru dengan nyaring lagi:

"Wanita hina, apakah engkau hendak main mengulurwaktu ? Tempatmu sudah kuketahui, kalau tak percaya,inilah buktinya . .. ."

Sring . . . .

Sepercik sinar emas yang diiringi oleh deru angin tajamsegera melayang kearah tempat Gin Liong bersembunyi.

Sudah tentu Gin Liong terkejut sekali,

Sebenarnya dia sudah cepat2 menyusupkan kepalanya kecekung dinding karang tetapi dia tak menyangka bahwa MaToa Kong sudah mengetahui dirinya.

Tring

Senjata rahasia yang bersinar kuning emas itu meluncurdan hinggap pada dinding gua disisi tempat Gin Liong,Piau jatuh ke tanah, mengeluarkan bunyi gemerincing yangberkumandang nyaring.

Dinding gua berhamburan menebar tubuh Gin Liong,Pemuda itu marah sekali. ingin rasanya ia loncat keluaruntuk membunuh orang jahat itu. Tetapi karena suhunya

Page 34: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

berada diluar gua, terpaksa ia tak dapat melaksanakankeinginannya itu.

Tiba2 Hiong bi-lek Go In tertawa gelak2. Dan pada lainsaat iapun mencabut golok kwat lo dipinggangnya. Sambiltertawa mengejek, ia melangkah masuk kedalam gua.

"Wanita hina itu masih berada didalam guha," teriak MaToa Kong.

Tetapi Go In tak mempedulikan, Dia tetap lari ke dalam.

"Kurang ajar," damprat Ma Toa Kong dalam hati,"mungkin karena mendengar gema suara jatuhnya kim-piauku tadi, dia tahu kalau Ban Hong Liong li sudah takberada dalam gua maka dengan tingkah kegagah-gagahandia berani menyerbu kedalam."

Gin Liong menahan napas kencang2, Suara tertawaberhenti tetapi derap lari Go In masih tetap melaju.

Ruang gua makin gelap dan makin gelap karenadipenuhi oleh bayang2 tubuh Go In. suasana di dalam dandiluar gua sunyi senyap.

Beberapa saat kemudian, menilik dari bayang2 yangtampak, Gin Liong dapat memperhitungkan bahwa Hiong-bi-lek Go In saat itu sudah dekat sekali dengan tempatnya,Paling banyak hanya tinggal satu tombak, Bahkan diapundapat mendengar suara napas si paderi yang terengah-engah, Dan pada lain saat pula, bahkan iapun dapat melihatpancaran sinar golok dari paderi itu.

Gin Liong makin tegang, Seluruh tenaga dalam telahdihimpun ke lengan kanannya dan mulai pelahan-lahandiangkat.

Rupanya paderi itu dapat menangkap suara gerak tanganGin Liong. Dia berhenti

Page 35: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Wanita hina, mengapa tak lekas keluar ? Aku sudahdapat mendengar debur jantungmu !" teriaknya, Tiba2 iahantamkan goloknya.

Segera terdengar gema suara yang dahsyat ketika dindingkarang hancur berantakan karena tabasan golok itu.

Paderi itu tertawa gelak2 :

"Wanita hina, apakah engkau tetap tak mau keluar ? Akusudah melihat engkau duduk, apakah harus menunggu akusampai turun tangan ? Ha, ha, bersikaplah sedikit ksatryadan lekaslah keluar !"

Sambil berkata ia ayunkan langkah lagi seraya tertawakeras :

"Wanita hina, dengarkanlah Saatnya sudah hampir tiba .. . engkau harus melaksanakan janjimu sebelum itu, engkautak, boleh membunuh orang . . . ."

Demikian sambil berjalan, paderi itu tertawa danmengoceh dengan suara keras,

Gin Liong makin tegang, Saat itu dia sudah melihatgolok si paderi dan pada lain saat bahkan tangan paderi itulalu perut yang buncit,

"Wanita hina, ha, ha. tahukah engkau bahwa tengah harisegera tiba, Engkau harus melaksanakan janjimu, Akusudah melihat engkau duduk . . . .”

Walaupun mulut berkata garang tetapi tangan dan tubuhMa Toa Kong agak menggigit Dan makin lama dia makinmendekati ke tempat Siau Lo Seng.

"Ha, ha," Go In tertawa dan berseru keras: "tengah harisegera tiba, Wanita busuk, engkau harus menetapi janji, ha,ha . . . . engkau tak boleh membunuh orang..."

Page 36: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dalam pada berseru itu, paderi itu lambatkan langkah.sekalian orang tahu bahwa gerak gerik Go In itumenandakan rasa takut dan gelisah.

"Wanita hina itu berada disekitar celah2 dinding gua,"seru Ma Toa Kong.

Hiong-bi-lek Go In mendengus dan hentikan langkah.

Gin Liong terkejut sekali, Pada saat mendengar Go Inberhenti, secepat kilat ia terus ayun tubuhnya melayangkeluar.

Wut . . . . karena kaget Go In memekik keras dankibaskan goloknya. Tetapi Gin Liong sudah bersedia.Secepat ayunkan tubuh ia sudah berada dibelakang paderiitu. secepat itu pula ia segera menghantam belakangtengkuk kepala Go In.

Terdengar jeritan yang ngeri dan nyaring memancar danmulut Go In. Batok kepalanya pecah dan jatuhlah tubuhpaderi itu terjungkal ke belakang.

Sebuah bentakan keras mengering sesosok bayanganhitam menyerbu Gin Liong, Untung pemuda itu dengansigap sudah menghindar ke samping. Ketika melihat siapapenyerangnya itu, ternyata Ok-wi-tho Go Ceng yangmenyerang dengan Hang-mo-goh, alu yang beratnyaseratusan kilo,

Marahlah Gin Liong, Sekali lingkarkan kedualengannya, melangkah setengah tindak kemuka, ia segeramendorong dengan kedua tangannya.

Terdengar jeritan ngeri di susul oleh tubuh Ok-wit-ho GoCeng yang terlempar keluar dari mulut gua. sekalian orangterkejut Tetapi bukan menolong, kebalikannya merekamalah buru2 menghindar ke belakang,

Page 37: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Karena tiada orang yang menolong, tubuh paderi jahatitupun terlempar ke bawah jurang yang dalamnya ratusanmeter.

Sesungguhnya Liau Ceng taysu sudah berusaha untukmenyambar tubuh paderi jahat itu, Tetapi sayang karenarasa kejut dan tegun atas peristiwa itu, ia agak terlambatbergerak sehingga Ok-wit-ho Go Ceng tetap meluncurkebawah jurang.

Gin Liong itu juga kesima melihat hasil pukulannya.setitikpun ia tak menyangka bahwa pukulannya ternyatamengandung suatu tenaga sakti yang begitu dahsyat.

Cepat ia berputar memandang ke belakang. Dalamkegelapan gua ia hanya melihat bahwa kecuali si Hiong-bi-lek Go In yang terkapar menjadi mayat, tiada lain oranglagi.

Ketika berpaling memandang ke maka lagi, hampir sajaia menjerit kaget dan tubuhnya pun menggigil

Liau Ceng taysu, gurunya, saat itu sedang menjerit dantubuhnyapun gemetar. Hal itu disebabkan tak lain karenadia melihat suhunya. Liau Ceng taysu, sedang melangkahmasuk kedalam gua.

Karena tegang dan gugup, Gin Liong cepat2 menyusuplagi kedalam cekung dinding gua.

Tenang sekali sikap dan langkah Liau Ceng taysu.Dengan memegang kebut Kim-si-hud-tim dia berjalandengan santai, Sudah tentu Gin Liong heran. Adakahsuhunya tak kuatir kalau Ban Hong Liong-li akanmenyerangnya ?

Tetapi dia tak sempat berpikir lebih lanjut karena saat ituketegangan hatinya makin memuncak. Dilihatnya setiapkali melewati cekung dinding gua yang lebar dan

Page 38: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

diperkirakan cukup dimasuki tubuh orang, suhunya tentuberhenti dan menghamburkan pandang memeriksa,

Keringat dingin mulai mengucur deras pada tubuh GinLiong, Akhirnya ia memutuskan Daripada dipergoki olehsuhunya, lebih baik ia bertindak lebih dulu,

Setelah meregangkan napas, secepat kilat ia terus melesatlari kebagian gua yang lebih dalam Tiba di persimpangansebelah kiri dari ujung gua, ia berhenti Ketika mencarikesempatan untuk berpaling ke belakang, dilihatnyasuhunya sedang menghampiri ke tempat mayat Hiong bi lekGo In, Setelah memindahkan mayat paderi itu ke pinggirLiau Ceng taysu lanjutkan perjalanan kedalam gua lagi,Setiap tiba pada cekung dinding gua, ia tentu berhenti danmengucapkan beberapa patah kata yang tak jelas.

Gin Liong makin heran, Apakah yang diucapkansuhunya itu ? Karena ingin tahu, ia kerahkan alatpendengarannya untuk menangkap suara suhunya.

"Wulanasa, Wulanasa . . . ."

Mendengar itu, ketegangan hati Gin Liong bertambahdengan suatu rasa keheranan Wulanasa ? Apakah artinyaWulanasa itu ?

Sesungguhnya banyak sekali soal yang hendakdipecahkannya, Tetapi saat itu dia tak mempunyaikesempatan lagi. Saat itu Suhunya makin mendekat ketempat persembunyiannya.

Karena bingung, tiba2 Gin Liong loncat ke atastumpukan rumput kering disebelah kiri, sret . .. .

Walaupun hanya pelahan tetapi suara tertimpanyatumpukan rumput kering dengan tubuh Gin Liong telahmenimbulkan gema suara yang berkumandang.

Page 39: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong makin terkejut jantungnya mendebur keras, iaingin menyurut mundur tetapi kuatir akan menimbulkansuara. Kalau tidak mundur, ia takut ketangkap basah olehsuhunya.

Karena tegang dan gelisah, napasnya terengah2 keras. iakepalkan kedua telapak tangannya yang basah dengankeringat.

Mendengar suara berkeresek tadi, Lian Ceng taysuhentikan langkah dan berseru pelahan:

"Wulanasa, mengapa engkau tak pulang ke kampunghalamanmu . . . ."

Gin Liong tegak berdiri diatas tumpukan rumput keringdan mendengarkan dengan penuh perhatian, Dia tak beranimengisar kepala untuk melihat dimana suhunya berada.Tetapi menilik suaranya, ia duga suhunya tentu beradadekat dari tempatnya, Paling jauh hanya dua tiga tombak.

Timbul pertentangan dalam hati Gin Liong, Dia takuttetapipun ingin tahu, Dia ingin lari tetapipun inginmengetahui hubungan apakah sesungguhnya yang terjalinantara suhunya dengan Ban Hong Liong-li itu,

Tiba2 Liau Ceng taysu kembali berkata bisik2:

"Wulanasa, kuharap janganlah engkau keras perangaiseperti dahulu, jangan membawa kemauan . . ."

Dengan mengerahkan seluruh perhatian, Gin Liongberusaha untuk menutup pernapasan dan menyatukansemangat untuk mendengarkan sekonyong-konyong sebuahbenda tajam macam ungkit, menusuk tulang punggungnya,seketika tubuhnya menggigil dan pingsanlah ia.

Entah berselang berapa lama, Gin Liong tersadar darisuatu penderitaan sakit yang amat nyeri itu, ketika

Page 40: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

membuka mata, ia dapatkan dirinya berada dalam sebuahtempat yang gelap gulita dan berangin dingin.

Sejenak memperhatikan sekelilingnya ia dapatkandirinya masih menggeletak di tumpukan rumput. Tempatitu segera mengingatkan ia akan peristiwa yang dialaminya.

Ia pusatkan segenap indera pendengarannya Kecualihanya angin dingin mendesis-desis, tiada lain suara yangdapat didengarnya lagi.

Serentak diapun teringat akan suhunya dan kawanan MaToa Kong, Dimanakah mereka saat itu ?

Dia ingin duduk, Tetapi baru hendak menggerakkantubuh, sakitnya bukan alang kepalang sehingga ia sampaimeringis dan kucurkan keringat dingin.

Untunglah kesadaran pikirannya masih terang. Diamasih ingat, pada saat akan pingsan, didengarnya suhunyaberseru : "Wulanasa, pergilah, Kiongcu Hun seumur hidupakan . . . . "

Kelanjutan dan bagaimana yang terjadi kemudian, ia takdapat mengetahui karena keburu pingsan.

Ia hendak gerakkan kepala berpaling kesamping, ah,kepalanya terasa amat berat sekali, ia ingin menggerakkantangannya untuk meraba-raba sekelilingnya tenaganyaterasa lemah lunglai tak bertenaga sama sekali.

Dalam keadaan yang tak dapat berbuat apa2 itu akhirnyaiapun jatuh tidur lagi.

Pada saat ia bangun untuk yang kedua kalinya, kejutnyabukan kepalang, Tempatnya yang gelap, saat itu terangbenderang. Seluruh gua terang seperti pagi hari. Keadaangua itu dapat dilihatnya dengan jelas bahkan sampai padabagian2 lekuk dan cekungnya,

Page 41: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba2 timbullah keinginannya untuk bangun. Danserentak iapun menggeliat, hai . . . . mengapa tubuhnyaringan sekali, Cepat ia kerahkan pernapasan dan dapatkantenaga murni dalam tubuhnya lancar sekali.

Segera ia lontarkan pandang ke arah mulut gua. Suhunyadan mayat Hong-bi-lek Go In sudah tak tampak lagi,

Lanjutkan pandang matanya keluar gua, tampak batukarang yang menonjol di muka gua tertutup salju putih,Bunga2 Bwe yang tumbuh ditepi karang tengah mekardengan indahnya.

"Ah, hari sudah terang." serunya gembira Dan secepatkilat ia ayunkan tubuhnya loncat ke mulut gua.

Bum . ,. .

Tiba2 ia berseru keras dan dorongkan kedua tangannyake batu karang di muka gua. Dan segera ia terlongong-longong heran. Salju yang menutup permukaan batu karangitu berhamburan bercampur dengan keping2 hancurankarang, Tiga batang pohon bwe yang tumbuh di tepi batukarang berhamburan gugur jatuh kedalam jurang,

Gin Liong benar2 tak menyangka bahwa saat itu iamemiliki tenaga yang amat sakti, Dari jarak tujuh delapantombak jauhnya, ia masih dapat melepaskan hantamanyang sedemikian dahsyatnya,

Menengadah ke langit, tampak mentari pagi sudah mulaimengintip di puncak gunung, Diam2 ia heran. sebelumpingsan, udara amat buruk, Salju turun deras, anginmenderu-deru keras. setelah sadar dari pingsan, hari sudahcerah.

Makin melanjutkan keluar pandang matanya, tampakpuncak gunung tertutup salju putih, sepintas pandangmenyerupai lautan awan putih,

Page 42: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong terkesiap dalam hati, ia merasa matanya jauhlebih terang dan beberapa saat tadi, sebelum pingsan, Bukansaja dapat menghadapi sinar kemilau dari cahaya salju, pundapat juga menerobos melihat beberapa tombak ke dalam.

Diam2 ia girang sekali, Cepat ia melayang keatas jalankecil lalu apungkan tubuh ke puncak karang, Dari tempatitu ia terus lari menuju ke hutan siong disebelah muka.

Saat itu ingin sekali ia berada di kuil Leng hun-si. iahendak menceritakan perobahan dirinya itu kepada suhudan sumoaynya,

Sesaat tiba di kuil ia terus loncat melampaui pagartembok dan melayang ke ruang belakang.

Tetapi sesaat kakinya menginjak lantai, segera iamerasakan sesuatu yang tak wajar, Biasanya di ruangbelakang kuil itu tentu penuh dengan kawanan paderi yangmondar mandir mengurus pekerjaan masing2. Tetapianehnya, saat itu sama sekali tiada seorang paderi yangkelihatan bayangannya,

Setelah mencurahkan pendengaran barulah ia dapatmendengar bahwa di ruang muka kuil itu sayup2 terdengarsuara kelinting sembahyangan.

Kembali Gin Liong merasa girang. Ia tahu bahwatelinganya makin bertambah tajam.

Ia lepaskan perhatian ke ruang belakang dan pusatkanpendengarannya ke arah ruangan muka, Tetapi diapunkurang memperhatikan bahwa saat itu sebenarnyasembahyang pagi para paderi kuil sudah selesai pada duajam yang lalu.

Dengan hati gembira ia segera melangkah ke ruangtengah untuk mendapatkan suhunya, ia terkejut ketika

Page 43: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

melihat pintu ruang tempat kediaman suhunya terkancingrapat Menandakan bahwa suhunya tak berada di dalam,

Berpaling ke ruang samping tempat tinggal sumpaynya,pintunya tertutup tetapi daun jendela terbuka separoh.Maka Gin Liongpun ayunkan langkah menghampiri

Begitu dekat pada ruang itu, kejut Gin Liong tak terkira,ia mendengar suara erang kesakitan dari dalam ruang itu. iaduga sumoaynya tentu sakit.

Melangkah ke muka pintu segera ia mendorong lalumenerobos masuk.

Ki Yok Lan, sumoaynya yang masih dara itu, rebahdiatas tempat tidur, rambutnya terurai kusut dan tubuhnyadibungkus selimut.

Gin Liong bergegas menghampiri Ketika memeriksa,menggigillah tubuhnya, Yok Lan tampak pucat sekaliwajahnya dan tampaknya seperti orang limbung,

Halaman 59-60 Hilang

........... dari guanya."

Mendengar itu Yok Lan terkejut girang sekali.Matanyapun berlinang-linang dan dengan suara tergetar iaberseru: "Ah, akhirnya Liong-li lo-cianpwe telah bebas . . "

Tiba2 Gin Liong teringat akan peristiwa yang dialaminyaketika berada dalam gua Ban Hong Liong li. Peristiwa yanganeh dimana punggungnya seperti ditusuk oleh benda tajamsehingga ia pingsan.

"Lan-moay, kemungkinan Liong-li locianpwe masihberada dalam gua", serunya sesaat kemudian.

"Benarkah itu ?" seru Yok Lan girang," Liong koko, akuhendak mendapatkan beliau !"

Page 44: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata dara itu terus hendak turun dari tempattidurnya, Gin Liong terkejut, cepat2 ia memegang bahusumoaynya:

"Lan-moay, penyakitku belum sembuh betul, tak baikmengeluarkan tenaga untuk berjalan. Aku hanyamengatakan bahwa kemungkinan Liong-li lo-cianpwemasih berada dalam gua. Adakah hal itu benar, aku juga taktahu."

Karena ketegangan hati tadi, Yok Lan telah mengurangitenaga murni yang mulai pulih dalam tubuhnya. iaterengah-engah, keringat dingin bercucuran dan wajahnyapun pucat lagi,

Gin liong terkejut, buru-2 ia membantu sumoaynya tidurlagi dan menutup tubuhnya dengan selimut.

Setelah napasnya agak tenang, sambil memandang kewuwungan rumah, dara itu terkenang akan peristiwa yanglampau.

"Tahun yang lalu, diam2 aku telah menuju ke gua Kiu-kiok-tong, Baru melayang ke atas batu karang, segeraterdengar Liong-li locianpwe menegur: "Apakah engkausumoay dari Gin Liong ?"

"Ah," Yok Lan berkata seorang diri, "begitu ramah danpenuh kasih sayang nada suara Liong-li lo-cianpwe, Akuseorang gadis yang sudah sebatang kara, merasa bahwakata2 beliau itu penuh rasa kesayangan seorang ibuterhadap putri2-nya. Aku tak dapat. menahan derai airmataku yang bercucuran turun . . . ."

"Tetapi, sesaat kemudian dia memperingatkan supayaaku jangan melanjutkan langkah menghampiri ke guanya,Dan beliaupun melarang aku tak boleh datang ke tempat itulagi, Dan lagi melarang aku jangan mengganggu pedang

Page 45: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pusaka beliau yang tergantung pada pintu berterali besi itu .. ,."

Berkata sampai disitu tiba2 mata Yok Lan berkilat terangseperti teringat sesuatu ia berpaling memandang Gin Liong.

"Liong koko, dimanakah pedang pusakamu dan bajubulu burung itu ?"

Gin Liong terbeliak, Dia segera teringat bahwa pedangpusaka dan baju bulu burung itu masih ketinggalan di gua,walaupun ia masih ragu2 tentang tempat kedua benda itutetapi ia harus mencarinya sampai ketemu.

"Karena bergegas hendak menengok engkau dan suhumaka kedua benda itu kutinggal di gua, Harap engkauberistirahat, aku hendak mengambil kedua benda itu dulu,Aku pasti segera kembali kemari lagi," katanya kepada sangsumoay.

Selekas keluar dari kamar, ia menuju ke halaman laluenjot tubuh melayang keatas genteng dan terus lari menujuke gunung di belakang kuil.

Pada saat melintasi hutan pohon siong, ia melihatsesosok bayangan orang melesat di puncak gunung danpada lain kejap sudah lenyap, Bayangan itu luar biasacepatnya.

Gin Liong terkejut sekali. Puncak gunung di belakangkuil itu, penuh dengan jurang dan tebing karang yangcuram sekali, Kecuali harus mengambil jalan dari mukapuncak gunung itu, tiada lain jalan lagi yang dapatditempuh.

Siapakah orang itu? Suhunya ataukah kedua pamankakek gurunya?

Page 46: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi pada lain kilas cepat ia membantah dugaannyasendiri, Karena bukankah mereka masih membaca doa diruang besar ?

Ia segera pesatkan larinya dan terus melayang keatasbatu karang di muka gua, Karena melihat sosok bayangananeh tadi, ia tak berani gegabah terus masuk kedalam gua.Baru setelah menunggu beberapa saat tak tampak sesuatuyang mencurigakan akhirnya ia melayang turun danmelangkah ke dalam gua,

Gin Liong teringat akan pengalaman yang dideritaHiong-bi lek Go In. ia tak berani terus langsung masukmelainkan melangkah dengan pelahan dan memperhatikansetiap cekung dinding gua.

Makin ke dalam makin gelap.

Tiba di ujung tikungan sebelah kiri, ia hampir berteriakgirang. pedang pusaka Tanduk Naga dan baju bulu burungmasih menggeletak di tumpukan rumput kering, Cepat iamemungut kedua benda itu. Tetapi serentak iapun segerateringat akan Ban Hong Liong-li.

Karena pedang pusaka dan baju bulu burung masih tetapberada di dalam gua, jelas sosok bayangan tadi tentu tidakmasuk kesitu.

Setelah menyelipkan pedang dan mengenakan baju buluburung, kembali timbul bermacam pikiran dalam benaknya.

Pertama, ia mengira Ban Hong Liong-li masih beradadalam gua. pada saat paderi Go In berteriak masuk kedalamgua, Ban Hong Liong-li mungkin bersembunyi tak jauh daritempatnya.

Gin Liong percaya bahwa dengan kepandaian yangdimilikinya, tanpa dibantu wanita sakti itu, tentu tak

Page 47: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mungkin sekali hantam dapat melemparkan tubuh paderiGo In sampai tujuh delapan tombak keluar dari gua.

Dan ketika suhunya masuk kedalam gua, tak henti-hentinya berseru memanggil "wulanasa " Mungkin kata2 itumerupakan nama dari Ban Hong Liong-li ketika masihgadis.

Gin Liong makin keras menduga bahwa diantarasuhunya dengan Ban Hong Liong-li, dahulu tentumempunyai hubungan yang istimewa.

Ban Hong Liong-li tampaknya kuatir orang lain ataupara anak muda mengetahui riwayat hidupnya. Pada saatsuhunya berbicara dengan Ban Hong Liong-li, Wanita saktiitu tentu segera memeluknya (Gin Liong) sehingga pingsanagar jangan dapat mendengar pembicaraan mereka.

Ia duga benda tajam yang menusuk punggungnya itutentulah ujung jari dari Ban Hong Liong-li.

Tetapi ada sebuah hal yang ia tak mengerti. Mengapasuhunya waktu itu tak mau menolong dirinya ?. Adakahsaat itu suhunya memang tak mendengar suaranya ataukahBan Hong Liong-li lo cianpwe memindahkannya ke laintempat ?

Terlintas sesuatu dalam benaknya dan iapunmemandang ke muka, Lima tombak disebelah muka, guaitu membiluk ke kanan.

Segera ia menuju ke tempat itu. Melongok kebawah,ternyata sebuah jurang yang tak kelihatan dasarnya, NamunGin Liong sudah terlanjur tertarik hatinya, ia melayangturun, Makin kebawah, hawanya makin dingin sekali,

Ketika tiba di dasar lembah, ia berhadapan sebuah guabesar yang kedua dindingnya penuh dengan batu2 runcing.Gin Liong maju menghampiri

Page 48: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba2 ia terkejut karena mendengar suara jeritan seramdari bagian dalam gua itu. ia hentikan langkah, Ketikamendengarkan dengan seksama, kecuali suara benda jatuh,tiada kedengaran apa2 lagi.

Teringat sesuatu, Gin Liong segera lari memburukedalam, Lorong gua berkelak-keluk, naik turun. Setelahmelintas enam buah tikungan, tibalah dia disebuah tempatberbentuk empat persegi, panjangnya kira2 sepuluhantombak,

Gin Liong hentikan langkah, Memandang kemuka,kejutnya bukan kepalang. Lima tombak disebelah muka,terkapar sesosok tubuh yang kecil kurus.

Cepat ia loncat menghampiri. Ah, ternyata orang itumemang seorang wanita. Rambutnya sudah usai,mengenakan pakaian kembang potongan suku Biau,Kepalanya pecah, wajahnya rusak mengerikan sekali.

Gin Liong menduga mayat itu tentulah Ban Hong Liong-li. serentak meluapkan kemarahannya, ia menghamburkantertawa keras sekali sehingga menggetarkan suluruh gua.

Puas menumpahkan kemarahannya dalam tawa yangngeri, serentak ia berlutut disamping mayat itu danmenangis tersedu sedan.

"Liong-li locianpwe. murid memang berdosa besarkarena tak lekas datang sehingga lo-cianpwe sampaidicelakai orang. Murid bersumpah, dengan pedang TandukNaga pemberian lo-cianpwe itu, akan menuntut balaskepada musuh2 lo-cianpwe itu, walaupun harus memburumereka sampai di ujung langit."

Sekonyong-konyong terdengar gemericik suara airmengalir Gin Liong serentak berdiri dan berseru : "Siapa itu!"

Page 49: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ia menghimpun tenaga dalam, siap untuk menghantam,Tetapi ketika memandang kemuka, menggigillah sekujurtubuhnya, Cepat ia loncat mundur sampai tiga tombak,

Pada ujung gua didepan, sayup2 seperti muncul sepertisinar yang menembus ke puncak gua. . Cahaya itumemancarkan sinar tujuh warna. Kilau kemilaumenyilaukan mata.

Sebuah kepala binatang yang menyerupai ular naga,bergemercikan timbul dari dalam air lalu perlahan-lahanmerayap keatas tanah.

"Makhluk ajaib..." teriak Gin liong dengan tegang sekali.

Ia menyalangkan mata memandang dengan seksama.Kepala binatang aneh itu berwarna hijau, tanduk merah,sepasang matanya menyerupai bola api, hidungnyamenghambur buih dan mulutnya mendesis-desis. Danketika badannya ikut terangkat tulang punggungnyaseruncing mata golok penuh dengan sisik, Mungkin karenamendengar Gin liong tertawa keras, makhluk aneh itumerangkak keluar dari sarangnya.

Sekonyong-konyong makhluk aneh itu meraung,mengangkat kepala, membuka mulut lebar2, lalu meluncurkearah mayat Ban Hong hong-li.

-ooo0dw0ooo-

Bab 2

Katak salju

Gin Liong terkejut Tetapi sesaat kemudian iapun marahsekali, Dengan menggembor keras cepat ia mencabutpedang pusaka, seketika berhamburan sinar merah daripedang Tanduk Naga itu.

Page 50: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Binatang aneh itu panjangnya tiga tombak. keempatkakinya tajam seperti cakar, Melihat sinar merah daripedang Tanduk Naga, mayat wanita yang sudah digigit itu,segera dilepasnya lagi. sepasang bola matanya yangmencorong seperti lentera, tiba2 pudar dan binatang itupunpelahan-lahan menyurut mundur.

Gin Liong pelahan-lahan mendesak maju. Melihat itubinatang anehpun makin mempercepat gerak mundurnya.Tampaknya dia ketakutan sekali.

Pada saat melalui mayat, Gin Liong menunduk danmemandangnya. Alangkah kejutnya ketika melihat bajukembang potongan wanita Biau yang dikenakan wanita itusudah hancur digigit binatang aneh tadi.

"Binatang, serahkan jiwamu !" Gin Liong marah danloncat membabat tanduk merah binatang itu. Binatangitupun meraung keras dan meluncur mundur cepat sekalikedalam air.

Gin Liong berhenti dan berdiri di tepi air, Kiranyatempat itu merupakan sebuah rawa seluas lima tombak,dikelilingi empat dinding karang hijau. Ditengahnyaterdapat dua buah guha seluas satu tombak. Separoh bagiandari guha itu terendam air.

Binatang aneh yang menyerupai naga itu masuk kedalamguha sebelah kiri. Dari permukaan air masih tampak keduabola matanya yang bersinar tajam.

Gin Liong maju menghampiri ke tepi rawa, Binatangitupun pelahan-lahan menyelam kebawah rawa.

Tiba ditepi rawa, airpun segera memancar sinar pedangTanduk Naga berwarna merah.

Page 51: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Rawapun pelahan-lahan tenang lagi. permukaan airpuntidak beralun, Tetapi dari dasar rawa seperti memancarsinar warna pelangi yang menyembul ke permukaan rawa.

Tergerak hati Gin Liong, Menunduk kebawah,dilihatnya dari dasar rawa bagian yang paling dalam,tampak melambung sebuah benda putih macam batupualam bersih.

Besarnya sama dengan kepalan tangan, Benda putih itumakin melambung ke permukaan air. sinarnya makinterang.

Ketika memandang dengan seksama barulah Gin Liongtahu bahwa benda putih itu seekor katak putih atau kataksalju.

Sesaat katak salju itu mengapung di permukaan air,maka tubuhnya memancar sinar putih yang gilanggemilang. Ketika beradu dengan sinar merah dari pedangTanduk Naga, maka timbullah suatu pancaran sinar yangamat serasi dan menyilaukan mata.

Seketika Gin Liong menyadari bahwa katak salju itutentu termasuk sejenis binatang yang ajaib. Cepat iaselipkan pedangnya lalu berjongkok di tepi rawa danulurkan tangan hendak menangkap binatang itu.

Tiba2 air berombak keras dan muncullah binatang anehyang menyerupai naga tadi, Gin Liong terkejut, Cepat iaayunkan tubuh melayang mundur beberapa tombak.

Memang mahluk yang menyerupai naga itu merangkaknaik ke daratan lagi, sepasang matanya memandang GinLiong dengan berapi-api.

Gin Liong sudah mempunyai pengalaman bahwabinatang aneh itu takut pada sinar atau mungkin pada sinarkemilau dari pedang Tanduk Naga. Maka dia segera

Page 52: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mencabut pedang pusaka itu, sambil menggembor keras.terus menerjangnya .

Binatang yang mirip naga itu amat waspada sekali. Padasaat sinar pedang Tanduk Naga memancar tiba, cepat2binatang itupun segera menyurut mundur masuk kedalamguha.

Beberapa saat kemudian permukaan telaga pun tenanglagi airnya, Katak salju itupun kembali mengapung dipermukaan air.

Gin Liong tancapkan pedangnya ke tepi telaga, laluberjongkok dan ulurkan kedua tangannya untuk menangkapkatak mustika itu, Dalam pada itu perhatiannyapun takpernah lepas ke arah binatang mirip naga yang mungkinakan meluncur keluar dari sarangnya.

Sepasang mata katak salju itu berkilat-kilat terang,memandang dengan sorot marah kepada Gin Liong.

Katak yang badannya seputih salju itu, segera bergerak-gerak menghampiri ke tempat pedang Tanduk Naga.

Begitu mendekati tepi, secepat kilat Gin Liong segeramenyambarnya dan berhasillah ia.

Tetapi suatu peristiwa yang tak terduga-duga telahterjadi. Ketika menggenggam katak salju itu, seketika keduatangan Gin Liong membeku dingin, lengannya serasa mati-rasa dilanda oleh hawa yang luar biasa dinginnya sehinggamenyusup masuk ke ulu hati.

Gin Liong terkejut sekali, cepat ia letakkan katak salju itudiatas bulu-bulu burung.

Ketika memandang kedalam air, dilihatnya binatangyang menyerupai naga itu tengah mementang kedua

Page 53: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

matanya lebar2. Dari hidungnya menghembuskanhamburan hawa yang bergulung-gulung dalam air.

Gin Liong tahu bahwa mahluk seperti naga itu tentumarah sekali, Tetapi karena takut pada pedang TandukNaga maka walaupun katak salju telah dirampas GinLiong, binatang itu tak berani berbuat apa2.

"Ah, lebih aku cepat2 pergi," kata Gin Liong lalu hendakmenjemput katak salju lagi, Tetapi ketika memandangnya,kejutnya bukan alang kepalang.

Katak salju yang semula sebesar kepalan tangan, saat itutiba2 berobah menyusut kecil tak lebih dari dua incibesarnya, Dan ketika dipegang, tubuh katak itu putihbening seperti air.

"Katak salju, ya, tentu inilah katak salju," tiba2 ia berserutergetar.

Dengan mencekal katak salju ditangan kiri dan pedangTanduk Naga, di tangan kanan, Gin Liong segera bergegaspergi.

Saat itu hati Gin Liong girang bukan kepalang, Sambilberlari pesat, pandang matanya selalu mencurah kearahkatak salju itu, Diam2 ia merenungkan tentang khasiat yangluar biasa dari binatang itu.

Katak salju merupakan suatu jenis binatang yang jarangterdapat di dunia, Seperti halnya dengan senjata pusaka,kitab pusaka, pun katak salju itu merupakan benda yangmenjadi incaran setiap kaum persilatan.

Apabila katak salju itu direndam dalam arak dandiminum maka khasiatnya bagi orang yang berlatih silat,seolah tulang-tulangnya berganti baru, tenaga dalamnyabertambah kokoh. Bagi orang biasa, dapat menyembuhkansegala penyakit dan menambah panjang umur.

Page 54: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kegirangan Gin Liong mendapatkan katak mustika itubukan karena ia hendak memakannya sendiri melainkanhendak diberikan kepada Ki Yok Lan yang sedangmengidap penyakit itu. Apabila sumoaynya minum katakitu, tentulah penyakitnya akan sembuh dan tubuhnya akansehat kuat.

Tiba di tikung kiri pada mulut guha, tiba2 Gin Liongterkesiap, jenazah Ban Hong Liong-li yang tadimenggeletak di tempat itu, ternyata lenyap !

Ke manakah jenazah itu ?

Tak pernah dia menyangka bahwa di guha yang setinggilima tombak itu, akan muncul seseorang yang membawapergi mayat wanita itu, Dan dia pun tak pernahmembayangkan bahwa orang itu memiliki kepandaian yanghebat sekali.

Dia hanya terkejut atas peristiwa aneh itu maka setelahdengan hati2 memasukkan kotak salju kedalam baju, iasegera tingkatkan kewaspadaan siap sedia menghadapisesuatu yang tak diinginkan.

Tiba2 ia mendengar suara tertawa dingin pelahan danberasal dari belakangnya, Sudah tentu dia terkejut sekali,Secepat kilat ia mencabut pedang Tanduk Naga danberputar tubuh menabas.

Ia percaya bahwa gerakan berputar seraya menabassecepat kilat itu tentu akan mengenai sasarannya, Tetapi ah,hanya angin belaka yang ditabasnya.

Ia tersipu-sipu malu sendiri, Mengeliarkan pandangkesekeliling, ternyata guha itu sunyi senyap, kosongme!ompong.

Tetapi dia merasa penasaran, jelas tadi ia mendengarsuara orang tertawa dingin. Tiba2 terlintas sesuatu dalam

Page 55: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

benaknya dan secepat itu ia segera menengadahkan mukamemandang keatas,

Ah, ternyata dugaannya tepat pada puncak guha setinggitiga tombak itu, terdapat sebuah guha yang cukup lebar.Karena gelap dan menjulang ke atas maka tak dapat diketahui berapa tombak tingginya.

Kini Gin Liong menyadari bahwa orang yang melepastertawa dingin tadi tentu sudah meluncur dari puncak guhaitu.

Mengenangkan akan nasib Ban Hong Liong-li yangbegitu mengenaskan dibunuh lalu mayatnya masihdilarikan Gin Liong menumpahkan kemarahannya dengansebuah tertawa seram

Acungkan pedang pusaka Tanduk Naga ke-atas ia segeraenjot tubuh melambung kearah guha diatas puncak guhaitu.

Memang pedang pusaka Tanduk Naga benar2 sebuahpedang pusaka yang hebat. Lorong guha yang gelap itusegera terpancar sinar merah. Dengan setiap kali menginjakdinding guha yang menonjol, dapatlah Gin Liong mencapaiketinggian tujuh tombak dan tibalah dia di puncak palingatas.

Ia berhenti seraya lintangkan pedang dan mengeliarkanpandang ke sekeliling. Kiranya guha di puncak itulorongnya berkeluk-keluk macam ular, Sebuah guha yangmenjulang condong ke-atas.

Guha itu gelap gulita, anginnya keras, Tak tampakbarang seorang manusiapun disitu, Gin Liong masihpenasaran. Di amati keadaan guha itu dengan lebih cermat,Tiada tampak barang sebuah cekungan yang dapatdijadikan tempat per sembunyian orang, Maka dengan

Page 56: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

siapkan pedang ditangan kanan, ia segera menyusur lorongguha.

Hati-2 sekali ia berjalan. Setiap keluk dan cekung, tentuia berhenti dan mengamati dengan cermat.

Makin menuju ke atas, hawa makin dingin dan lorongguhapun makin sempit, Dan tak berapa lama tibalah ia dimulut guha. Disitu keadaannya tidak lagi gelap melainkanterang benderang.

Kini dia berhadapan dengan sebuah guha berbentukbundar, menjulang lurus keatas, Tingginya hampirsepuluhan tombak, pada mulut guha yang bundar sepertimangkuk, tampak langit yang biru. Dan dekat di mulutguha, terdapat lapisan salju.

Gin Liong kerutkan dahi. ia sangsi adakah ia mampuloncat melambung ke mulut guha setinggi itu, Dan orangyang tertawa tadi, adakah juga keluar dari guha diatas itu ?

Tiba2 muncul suatu pertanyaan dalam hati Gin Liong,Benarkah Ban Hong Liong-li telah dipenjara selama limatahun dalam guha itu ?

Seingatnya, selama lima tahun itu dikala Ban HongLiong-li memberi pelajaran ilmu silat kepadanya, adakalanya suruh dia datang lima hari sekali. Tetapi adakalanya tiga hari bahkan sebulan dua bulan barudisuruhnya datang.

Waktu itu ia tak tahu apa sebabnya, Tetapi kini setelahmenemukan jalanan keluar dari puncak guha, dia mendugakeras, selama lima tahun itu Ban Hong Liong-li tentu tidakterus menerus berada dalam guha. ia percaya dengankesaktian yang dimiliknya, Ban Hong Liong-li tentu mudahsekali keluar masuk mulut guha itu.

Page 57: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ada lagi sesuatu yang mengherankan Gin Liong, jikabenar Ban Hong Liong-li dapat bergerak bebas dalam guhaitu mengapa selama lima tahun itu tak pernah iadiperbolehkan melihat wajahnya ? Adakah Ban HongLiong-li berwajah buruk sehingga malu dilihat orang ?

Saat itu yang paling menyedihkan hati Gin Liong ialahkeadaan jenazah Ban Hong Liong-li, Mukanya hancur lebursukar dikenali lagi sehingga sukar dinilai adakah diaseorang wanita cantik atau buruk.

Dan sesaat teringat akan kematian yang mengenaskandari Ban Hong Liong-li itu, darah Gin Liong segera meluap,ia memutuskan akan mencapai puncak mulut guha itu danmelihat bagaimana keadaan yang sesungguhnya.

Sekali enjot sang kaki, tubuh Gin Liongpun melambungkearah mulut guha yang tingginya beberapa tombak, Dalamdua tiga kali gerakan melambung, akhirnya berhasil juga iatiba ditepi mulut guha.

Ketika memandang ke sekeliling, ia tertegun, Empatpenjuru keliling dari guha itu merupakan gerumbul pohonsiong yang penuh diselimuti salju. Dan yang mengejutkanGin Liong, ternyata pada jarak beberapa tombak daritempat itu sudah merupakan dinding tembok merah darikuil Leng-hun-si. Dan Gin Liongpun dapat melihat ruangkuil itu, diantaranya ruang tempat kediaman suhunya.

"Hah, apakah mulut guha ini bukan yang dikatakansebagai Sumur mati dibelakang kuil ?" tiba2 ia teringat

Segera ia berpaling kebelakang untuk memeriksa mulutguha tadi lagi, Tetapi ketika berputar tubuh, bukankepalang kejutnya sehingga ia sampai memekik kaget danloncat mundur dua tombak.

Page 58: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Di depan sumur mati yang berada di belakangnya itu,tegak seorang wanita cantik dalam pakaian yang indah danmantel bulu burung dari beludru merah.

Wanita cantik itu kira2 berusia 26-27 tahun, kulitnyamerah segar, sepasang alisnya melengkung panjang sampaike pelipis rambut. Dan sepasang matanya bersinar beningbagai batu zamrud.

Kecantikan wanita itu memiliki pesona yang memikathati orang. Sayang wajahnya menampil kerut hawapembunuhan dingin.

Gin Liong terkesiap, ia duga wanita muda itu tentu yangmenyerang Ban Hong Liong-li. seketika meluaplahkemarahannya.

"Wanita jahat, engkau harus mengganti jiwalocianpweku..." secepat kilat ia enjot tubuh melampaui duabatang pohon siong lalu menyerang, menusuk bahu wanitamuda itu dengan pedangnya.

Tenang2 saja wanita muda itu melihat gerak gerik GinLiong- Pada saat ujung pedang Gin Liong hampirmengenai, barulah dia menggeliat mundur, bergerak-gerakdan tahu2 lenyap.

Gin Liong terkejut. Cepat ia hentikan terjangannya,Dengan jurus Harimau-buas-mengibas-ekor, ia taburkanpedang Tanduk Naga menyapu ke belakang.

Krak, bum... sebatang pohon siong segera terbabatrubuh, menimbulkan letupan yang keras ketikamenghantam tanah, Salju yang menutupi daun pohon,berhamburan keempat penjuru,

Memandang kian kemari, Gin Liong tak melihat wanitamuda itu, Cepat ia berputar ke belakang, ah, wanita mudaitu ternyata berdiri dibelakangnya.

Page 59: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tergetar hatinya, setitikpun ia tak menyangkabahwa wanita muda itu menguasai juga tata langkah Liong-li-biau yang pernah diajarkan Ban Hong Liong-li kepadanya

Tenang2 saja wanita muda itu memandang Gin Liong,wajahnya menampilkan kerut keresahan dan putus asa.

"Jika dapat menguasai tata gerak Liong-li-biau, wanitaini tentu mempunyai hubungan dengan Liong-Lilocianpwe," pikir Gin Liong.

Menimang demikian, menurunlah kemarahan GinLiong. Segera ia menyimpan pedang lalu majumenghampiri dan memberi hormat:

"Mohon tanya siapakah nama yang mulia dari cianpweini ? Mengapa berada di belakang kuil Leng-hun-si ? Maafatas tindakanku yang kurang adat karena menyerangcianpwe tadi."

Wajah wanita muda itu agak berobah. Sinar matanyapunberobah lembut ia kerutkan alis dan tiba2 menghela napas.

Kali ini Gin Liong lebih terkejut lagi. Helaan napaswanita muda itu benar2 mirip sekali dengan helaan napasyang sering dilakukan oleh Ban Hong Liong-li selamaberada lima tahun dalam guha.

Melihat wajah anak muda itu pucat dan tegang sertamemandang dirinya penuh keheranan, wanita muda itusegera berseru:

"Liong-ji, engkau benar2 seorang anak yang baik. Benar,aku memang tak menyangka bahwa kecerdasanmu jauhmelebihi aku ketika masih muda, Demikian juga hatimupun lebih keras."

Mendengar nada suara yang tak asing lagi itu, takkuasalah Gin Liong menahan luapan hatinya. Airmatanya

Page 60: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

berderai-derai membanjir turun, Selekas membuangpedang, ia bergegas melangkah dan jatuhkan diri berlututdihadapan wanita itu seraya berkata dengan terisak-isak:

"Lima tahun lamanya Gin Liong telah menerimapelajaran. Selama itu siang dan malam Gin Liong inginsekali melihat wajah cianpwe. Tadi tanpa sengaja, aku telahberlaku kurang hormat, mohon locianpwe sudimemaafkan."

Wanita muda itu berlinang-linang dan menghela napasrawan, serunya:

"Liong-ji, bangunlah, Aku tak menyalahkan engkaumelainkan memang diriku. Wulanasa sendiri yang bernasibmalang, dipenjara selama lima tahun dalam guha, Adalahkarena beberapa alasan maka selama itu aku tak dapatmengunjukkan diri menemui orang."

Habis berkata wanita muda itu segera mengangkatbangun Gin Liong yang masih berlutut di tanah.

Waktu berdiri, Gin Liong tundukkan kepala tak beranimemandang wanita itu. ia tak mengira bahwa Ban HongLiong-li yang dipenjara selama lima tahun dalam guha -itu,ternyata seorang wanita cantik yang baru berusia sekitardua-puluhan tujuh tahun.

Dengan berlinang - linang Ban Hong liong-li suruh GinLiong mengambil pedang pusaka itu, Gin Liongpun segeramelakukannya dan menyimpan pedang itu kesarungnyalagi.

Ban Hong Liong-li sejenak memandang ke-sekelilingcakrawala, Saat itu matahari sudah mulai condong ke barat,Segera ia berkata dengan rawan:

"Liong-ji, saat ini aku harus pergi, tak dapat lebih lamatinggal disini lagi."

Page 61: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tergetar hati Gin Liong, seketika wajahnya berobah.

"Lo . . . locianpwe hendak kemana ?" tanyanya gopoh.

Dalam menyebut nama Ban Hong Liong-li itu, memangGin Liong agak kikuk, Wanita yang semuda itu, apakahharus disebut "locianpwe". Tetapi karena selama lima tahunsudah biasa memanggil begitu, diapun tak dapat bergantidengan lain sebutan lagi.

Agaknya Ban Hong Liong-li tak menghiraukan soalsebutan itu, .

"Aku harus segera kembali ke kampung halamanku digunung Supulawa. Dan selanjutnya aku akan tinggal didaerah Biau sampai akhir hayatku, Aku takkan menginjakke Tionggoan lagi."

Gin Liong mengembang air mata, serunya gegas:"Mengapa locianpwe tak mau tinggal beberapa hari lagidisini ?"

Ban Hong Liong-li memandang ke langit lagi dangelengkan kepala pelahan-lahan lalu menghela napas.

"Kenangan yang lampau bagaikan asap, Hanyakehampaan yang kutemui dalam mengarungi ke ujunglangit. Menyebabkan orang putus asa, walaupun kutunggusampai sepuluh tahun lagi, apakah gunanya ?"

Dalam pada mengucap itu. airmatanya berderai-deraimembasahi kedua pipi dan akhirnya kerongkongannyapunterasa tersumbat tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi.

"Keinginan apakah yang locianpwe belum dapatmelaksanakan itu, harap memberitahukan kepadaku...."akhirnya Gin Liong memberanikan diri untuk berkata.

Page 62: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi cepat Ban Hong Liong-li menukas tertawa rawan:"Ah, hal itu sudah tiada harapan lagi. tiada gunanyakukatakan."

Namun Gin Liong tetap mendesak: "Mohon locianpwesuka tinggal disini beberapa hari lagi, Liong-ji tentu akan..."

Ban Hong Liong-li gelengkan kepala, menukas:

"Tidak. demi menambah tenaga dalammu, aku sudahmenunda perjalanan selama tujuh hari, sekarang aku harusmenempuh perjalanan itu siang dan malam agar lekas tibadi daerah Biau."

Tiba2 Gin Liong teringat akan mayat wanita dalampakaian suku Biau yang rebah di dalam gua tadi.

"locianpwe, siapakah mayat wanita yang berada dalamguha itu ?" tanyanya serentak.

Ban Hong Liong-li terkesiap, wajahnya berobah seketika.Sesaat kemudian berkata dengan nada geram:

"Kebahagian hidupku, selama ini berada ditangannya,Tak kukira kalau dia akan datang dari Biau-ciang danhendak membunuh aku secara menggelap."

Berhenti sebentar, Ban Hong Liong-li mendengus geramdan melanjutkan pula:

"Apabila kali ini kulepaskan dia lagi, mungkin jiwa CuHunpun sukar terjamin keselamatannya."

Gin Liong terbeliak kaget.

"locianpwe, siapakah wanita yang mengenakan pakaiansuku Biau itu ? permusuhan apakah yang terjalin antara diadengan suhuku ?" seru pemuda itu.

Agak tersipu merah Ban Hang Liong-li menerimapertanyaan itu. Sesaat kemudian ia menghela napas rawan.

Page 63: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Liong-ji, tanyakanlah sendiri kepada suhumu, sekarangaku akan pergi !"

Habis berkata ia berputar tubuh.

"locianpwe, harap tunggu dulu," buru2 Gin Liongberseru, meminta, seraya loncat kehadapan Ban HongLiong-li.

"locianpwe, maukah locianpwe memberitahu tempatkediaman locianpwe kepada Liong-ji ?"

Ban Hong Liong-li merenung.

"Daerah Biau, gunung Supulawa, puncak Paklu, lembahNaga-beracun," akhirnya meluncurlah beberapa patah katadari mulut Ban Hong Liong-li, memberitahukan alamatnya.

Diam2 Gin Liong mencatat dalam hati. Kemudian iabertanya pula:

"locianpwe, benarkah aku telah tidur selama tujuh haridalam guha?"

Ban Hong Liong-li mengangguk:

"Benar, kalau aku tak merawat dan tak mengurut-urutjalan darahmu, paling sedikit engkau harus tidur sepuluhhari lagi."

Gin Liong terkejut.

"Mengapa aku jadi begitu ?" serunya.

"Karena engkau telah makan pil Tok-liong-wan (pil nagaberacun) milik ibuku yang diambilnya dari perut ayahku."

Menggigillah seluruh tubuh Gin Liong mendengarketerangan itu.

"Apa ? Pil itu berasal dari perut ayah locianpwe ?"serunya terkejut.

Page 64: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ban Hong Liong-li terpaksa tertawa: "Liong-ji. apakahengkau merasa heran?"

Gin Liong berulang-ulang mengangguk kepala.

Ban Hong liong-li menghela napas pelahan.

Katanya pula: "cerita itu panjang sekali kalaudiceritakan, Lebih baik setelah aku pergi, engkau tanyakankepada suhumu !"

Gin Liong gelengkan kepala.

"Suhu tentu tak mau memberitahu kepada Liong-ji.Mohon locianpwe saja yang memberitahu hal itu."

Ban Hong Liong-li kerutkan alis, Ketika hendakmembuka mulut tetapi ia berpaling kearah kuil Leng-hun-sidan membentak: "siapakah yang berada dalam tembok itu?"

Gin Liong terkejut dan berpaling, Dilihatnya Ki Yok Landengan rambut kacau tengah melompat keatas pagartembok kuil dan terus hendak melayang turun.

Gin Liong terkejut sekali, ia tahu sumoay-nya itu masihsakit maka buru-2 ia berseru:

"Lan-moay, jangan...."

Tetapi sudah terlambat, Ki Yok Lan sudah terlanjurmelayang turun. Gin Liongpun cepat membentak danloncat menyongsong.

Juga Ban Hong Liong-li terkejut, serentak ia ayuntumbuh melesat kearah Yok Lan. Dengan kedua tangan iamenyambut tubuh nona itu,

Ketika Gin Liong tiba, ia melihat Sumoay-nya telahpingsan, Anak muda itu bingung dan airmatanyabercucuran.

Page 65: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bagaimana, lo cianpwe".

"Dia pingsan !"

Ban Hong Liong-li kerutkan dahi. Memandang Yok Lanyang berada dalam pelukannya, ternyata wajah dara itupucat lesi, kedua matanya meram. Bang Hong Liong-limenghela napas: "Ah, tak kira anak ini bertubuh lemahsekali."

"Memang sumoay sedang sakit, sudah tujuh harilamanya..." cepat Gin Liong memberi keterangan.

Tiba2 mata Ban Hong Liong-li bersinar dan cepatmenukas : "Katak salju itu ? Lekas keluarkan !"

Gin Liong terbeliak tetapi cepat ia menyadari bahwaselama ini ternyata Ban Hong Liong-li telah mengikutigerak geraknya, Segera ia mengeluarkan katak mustika itu.

Ban Hong Liong li meletakkan Yok Lan di tanah,kepalanya disandarkan pada dadanya, ia mengambil sebuahmangkok batu kumala hijau lalu suruh Gin Liongmasukkan katak salju ke dalam mangkuk dan suruh pulapemuda itu lekas mengambilkan sejemput salju yang bersih.

Gin Liong buru2 melakukan perintah, "Masukkan saljukedalam mangkuk, perintah Ban Hong Liong-li pula, Begitusalju dimasukkan, terdengar suara mendesis pelahan ketikasalju itu lumer menjadi air.

"Liong-ji. tahukah engkau khasiat katak salju ini ?" tanyaBan Hong Liong-..

"Tahu," jawab Gin Liong.

"Segala apa memang sudah takdir." kata Ban HongLiong-li. "tak boleh diminta dengan kekerasan. Liong-ji,engkau mempunyai rejeki besar, kelak engkau harus

Page 66: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menjaga dirimu baik2 agak menjadi seorang pendekar yangberguna."

Serta merta Gin Liong menghaturkan terima kasih,

Memandang ke langit, kembali alis yang hampirmenyusup ke tepi rambut dari Ban Hong Liong-li berkerutpula, Gin Liong segera tahu bahwa wanita itu tentubergegas hendak segera turun gunung. Dia bingung tetapitak tahu bagaimana harus mengatakan.

Saat itu salju sudah menjadi air. Diatas tubuh kataksalju, air itu seperti mendidih, mengeluarkan butir2gelembung kecil. Begitu pula, tubuh katak itupunmemancarkan sinar tujuh warna yang kilau kenalan

Ban Hong Liong-li menundukkan kepala untuk meniupmulut Yok Lan. Tubuh nona itu agak menggeliat danmenghembus napas panjang lalu membuka mata.

Dengan wajah berhias senyum ramah. berkatalah BanHong Liong-li: ”Lan-ji, minumlah air salju ini !"

Ia segera menuangkan tepi mangkuk kemulut dara itu.Gin Liongpun cepat2 mendekati sumoay nya dan memberiketerangan

"Lan moay, yang memeluk engkau ini adalah Liong-lilocianpwe."

Wajah Ki Yok Lan pucat lesi seperti mayat Sinarmatanyapun redup dan kesadaran pikirannya limbung,Mendengar dirinya di peluk Liong-li locianpwe, seketikawajahnya memancarkan sinar kejut dan girang.

"Lan-moay, minumlah air salju yang diberikan Liong-lilocianpwe penyakitmu tentu sembuh," kata Gin Liong pula.

Page 67: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Rupanya dara itu tak mendengar jelas apa yangdikatakan suhengnya, Sepasang matanya memandang lekatpada Ban Hong Liong-li.

Ban Hong Liong-li hanya tersenyum dan berkata pula:"Lan-ji. lekaslah minum,"

Yok Lan pelahan-lahan membuka mulutnya tetapimatanya tetap memandang tak berkedip ke wajah BanHong Liong-li. Airmatanya berderai-derai mengalirmembasahi pipi.

Setelah air salju itu habis diminum, maka dari mulut YokLan terbaur hawa harum yang sejuk.

Ban Hong Liong-li segera menyerahkan mangkukkumala dengan katak salju kepada Gin Liong, Setelah itu iamenghapus airmata Yok Lan dengan ujung baju dandengan penuh kasih sayang menghiburnya.

"Lan-ji, jangan bersedih. Pulang dan tidur lah lagi,engkau tentu sudah sembuh."

Ban Hong Liong-li lalu mengemasi rambut sidara yangkusut.

Ki Yok Lan masih terlongong-longong memandangwajah Ban Hong Liong-li. Rupanya ia masih bersangsiadakah wanita cantik dihadapannya itu benar2 Liong-lilocianpwe. Tetapi menilik nada suaranya yang tak pernahdilupakan, akhirnya ia mau percaya juga.

"locianpwe. apakah engkau belum pergi ?" tanyanyasesaat kemudian.

Ban Hong Liong-li tersenyum rawan : "Lan-ji, jika tadiengkau tak muncul, saat ini aku tentu sudah berada di kakipuncak Hwe-siau-hong."

Page 68: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata wanita itu memandang ke cakrawala pula,Dengan wajah gelisah ia berkata kepada Gin Liong:

"Liong-ji. bawalah sumoaymu ini pulang agarberistirahat sekarang aku harus pergi."

Pelahan-lahan ia mengisar tubuh Yok Lan. GinLiongpun cepat menyambuti tubuh sumoay-nya.

"locianpwe. apakah engkau sungguh2 hendakmeninggalkan kami ?" seru Yok Lan dengan wajah sedih.

Ban Hong Liong-li menghela napas dan mengangguk:"Nak, sesungguhnya aku tak ingin meninggalkan kalian,Tetapi aku terpaksa harus pergi."

Memandang Gin Liong, wanita itu menunjuk padamangkuk kumala, katanya:

"Liong-ji, mangkuk kumala hijau itu, termasuk salahsebuah benda pusaka dari suku Biau. Aku sudah takmemerlukannya dan kuberikan kepadamu. Harap jagabaik2 jangan sampai jatuh ke tangan orang jahat."

"locianpwe sudah menghadiahkan pedang pusakaTanduk Naga, Bagaimana Liong-ji temaha untuk menerimapemberian locianpwe lagi ?" kata Gin Liong.

Sedangkan Yok Lan hanya memandang Ban HongLiong-li dengan air mata bercucuran.

Dengan berlinang-linang, Ban Hong Liong-li berkata:"Nak, pulanglah. Beritahukan suhumu bahwa Liong-lilocianpwe sudah pergi, Dia tak akan melihat Wulanasalagi."

Berkata sampai disitu, airmata wanita itupun bercucuran.Tiba2 ia berputar tubuh dan sekali ayun kaki, ia sudahmelayang kedalam hutan.

Page 69: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Hampir Gin Liong dan Yok Lan serempak menangis:"locianpwe, harap suka menjaga diri baik2. Kami tak dapatmengantar locianpwe..."

Tetapi saat itu Ban Hong Liong-li sudah lenyap diantaragerumbul pohon siong.

Sambil masih terisak-isak, berkatalah Yok Lan :"Mengapa Liong-li locianpwe tak mau bertemu mukadengan suhu sendiri..."

Setelah menyimpan mangkuk kumala dan katak salju.Gin Liong menghapus airmatanya dan berkata:

"Biarpun suhu marah tetapi aku tetap hendak mohonkepada beliau supaya suka menceritakan tentang riwayatLiong-li locianpwe."

Yok Lan gelengkan kepala.

"Ah, tak mungkin suhu mau memberitahu hal itu,"katanya.

"Aku tentu akan memintanya mengatakan." kata GinLiong berkeras, Kemudian ia memandang wajahsumoaynya. "sumoay. bagaimana penyakit-mu sekarang ?"

"Seluruh tubuhku seperti dialiri hawa panas. Aku merasaletih sekali," sahut Yok Lan.

Gin Liong tahu bahwa khasiat katak salju sudah mulaibekerja dalam tubuh sumoaynya.

"Kalau begitu mari kubawamu kembali kedalam kamartidur, Liong-li locianpwe mengatakan, setelah tidur barangsatu jam saja, engkau tentu sudah sembuh."

Ia terus memondong tubuh Yok Lan, loncat ke pagartembok lalu melayang turun, lari menuju keruang kediamansuhunya.

Page 70: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dalam pelukan sukonya, hati Yok Lan mendebur keras,pipinya bertebar warna merah. walaupun bukan sekali itu iadipondong, tetapi setiap kali berada dalam pelukansukonya, hatinya tentu berdebar dan mukanya merah.

Saat itu ia rasakan tubuhnya disaluri aliran hawa yanghangat, merasa ngantuk dan pikiran kabur Entah apakahyang diminumkan Liong-li cianpwe kepadanya ?

"Liong koko, tadi Liong-li locianpwe memberi aku..."

Tiba2 Gin Liong berhenti Saat itu mereka sudah tiba dipintu ruang kuil, Dan pemuda itu mencurah pandangkearah pintu kamar suhunya.

"Liong koko, mengapa berhenti ?" bertanya Yok Landengan bisik2.

Gin Liong terbeliak lalu menjawab : "Ah, tak apa2.Kuantarkan engkau kedalam kamarmu."

Dengan bergegas pemuda itu segera menerobos masukkedalam ruang. Yok Lan makin heran mengapa sukonyabegitu tegang tampaknya.

Setelah meletakkan Yok Lan ditempat tidur danmenyelimutinya, Gin Liong segera bertanya:

"Apakah hari ini suhu datang menjenguk kemari ?"

Begitu rebah di tempat tidur, mata Yok Lan sudahkepingin tidur, ia paksakan menyahut sambil gelengkankepala: "Sudah tujuh hari, suhu tak pernah datang kemari."

Habis berkata dara itu terus tertidur. Mendengarketerangan itu seketika berobahlah wajah Gin Liong. iamakin tegang, serunya: "Lan moay, tidurlah aku akankeluar sebentar."

Page 71: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ia menepuk kedua bahu sumoaynya lalu melesat keluardan loncat ke pintu kamar suhunya, sekali dorong,terbukalah pintu itu.

Permadani tebal yang menjadi alas tempat tidur, entahbagaimana, saat itu ditutup dengan kain warna kuning.

Sudah tentu Gin Liong heran, Sejak dahulu tak pernah iamelihat hal semacam itu.

Pun pedupaan dari tembaga kuno yang terletak diatasmeja, tiada mengepulkan asap lagi. Tetapi ruang itu masihterdapat sisa asap dupa yang tipis.

Melihat keadaan itu Gin Liong seperti mendapat firasatyang tak baik. Cepat ia keluar, mengunci pintu lalu larikeluar ke halaman, Tiba di ruang belakang, keadaannyapunsunyi2, tiada dijumpainya barang seorangpun.

Lari ke ruang tengah, hanya bertemu dengan dua orangpaderi kecil. Dengan wajah cemas, kedua paderi kecil itutengah menambahi minyak pada lampu.

Melihat Gin Liong, kedua paderi bocah itu segeramenangis dan berseru:

"Liong suko, lekaslah engkau menuju ke lapangan Ki-lok-jang di muka gunung !"

Menggigillah Gin Liong, wajahnyapun membesi Tanpabertanya lebih lanjut, ia terus lari keluar dan menuju keruang besar Tay-hud-tong.

Yang disebut lapangan Ki-lok-jang itu, adalah tempatkuburan dari para ketua dan Tianglo kuil Leng-hun-si yangtelah meninggal Apabila seluruh paderi Leng-hun-siberkumpul di tanah pekuburan itu, tentu menghadiripemakaman dari paderi Leng-hun-si yang berkedudukanTiang-lo ke-atas.

Page 72: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Suatu bayang2 yang menyeramkan segera melintas padabenak Gin Liong, Betapa tidak ! Sudah tujuh hari lamanyaLiau Ceng taysu tidak kembali ke kuil Leng-hun si. Adakahsuhunya itu telah dicelakai oleh Ma Toa-kong dan kawan-kawannya ?

Teringat akan hal itu, terhuyung-huyunglah tubuh GinLiong sehingga hampir rubuh. Untung dia cepat2 dapatmenenangkan diri lalu menuju ke sudut ruang Toa-hud-tong.

Didalam ruang Toa-hud -tian tampak asap dupaberkepul-kepul. Seorang paderi tua yang kurus sambilmembawa seikat api tengah melangkah pelahan-lahankeluar ruang.

Gin Liong makin gelisah sekali. Tanpa berkata apa2, iaterus lari melampaui paderi tua itu, langsung menuju kepintu kuil.

Rupanya paderi tua itu mendengar kesiur angin daripakaian orang yang menghampirinya, Tetapi ketikamemandang orang itu, ternyata Gin Liong sudah melesatkeluar pintu kuil.

Saat itu, mentari sudah silam dibalik gunung. Cuacamenjelang rembang petang. Puncak gunung-pun sudahmulai bertaburan kabut Cakrawala mulai menebarkanselimut hitam.

Gin Liong lari seperti orang kalap. Sinar matanya berapi-api, dahinya bercucuran keringat.

Memandang kemuka, lapangan Ki-lok-jang sudahkelihatan. Pagoda2 kecil tempat jenazah yang berjajar-jajarberpuluh-puluh di makam itu, makin jelas diantaragumpalan kabut.

Page 73: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seluruh paderi Leng-hun-si dengan jubah warna kelabuserempak berkumpul dimuka sebuah makam yang baru.Mereka tegak berdiri menghadap makam baru itu.Nyanyian duka dan mantra2 kematian, sayup2 terdengardibawa hembusan angin.

Melihat itu Gin Liong makin kalap, Diluarkesadarannya, ia segera menumpahkan kegelisahan hatinyadalam sebuah suitan panjang yang bernada sedih.

Gema suitan itu menembus awan, menimbulkankumandang yang bergemuruh di langit dari puncak Hwe-sian-hong.

Doa- kematian di tanah makam Ki-lok-jang berhentiseketika, Seluruh paderi serentak berpaling memandangkedatangan Gin Liong,

Seiring dengan berhentinya suitan, Gin Liong pun sudahtiba di tepi hutan, melayang turun terus lari menghampiri.Dalam pada berlari itu mata pemuda itu tetap melekatkearah rombongan paderi.

Tiba2 diantara rombongan paderi Leng-hun-si itu tampilseorang paderi berjubah merah.

Seketika berobahlah wajah Gin Liong dengan serikegirangan yang menyala-nyala.

"Suhu...." ia berteriak girang dalam hati seraya pesatkanlarinya.

Tetapi rasa kegirangan itu segera berobah pula rasakesiap yang besar, Kiranya paderi jubah merah itu bukansuhunya melainkan ji-susiok-cou atau paman kakek guruyang kedua.

Menggigillah hati Gin Liong, Diam2 ia bertanya dalamhati, kemanakah suhu dan paman kakek guru yang ketiga ?

Page 74: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Serentak mata Gin Liongpun mencurah kearah makampagoda yang baru itu...

Saat itu seluruh paderi Leng hun-si tahu bahwa yangmenghambur suitan nyaring dan yang tengah larimendatangi itu, adalah Gin Liong yang telah menghilangselama tujuh hari.

Kawanan paderi itu terkejut dan berlinang-linangairmata, Merekapun tak pernah menyangka bahwa muriddari kalangan orang biasa dari ketua mereka, ternyatamemiliki ilmu kepandaian yang sedemikian mengejutkan.

Tiang-lo jubah merah yang memegang tongkat Giok-ji-ih, dengan wajah duka dan kerutkan alis memandangkedatangan Gin Liong Diapun diam2 terkejut melihatkepandaian Gin Liong.

Pada saat sekalian paderi masih kesima, Gin Liongpunsudah tiba dan sekonyong-konyong ia lari menghampirimakam pagoda yang baru dibangunkan itu seraya menjerit:

"Suhu..."

Hanya sepatah kata yang dapat diucapkan karena tubuhanak muda itu terhuyung-huyung lalu rubuh ke tanah yangtertutup salju. Setelah dua kali berguling-guling. iapunpingsan.

Gemparlah sekalian paderi Leng-hun-si. Mereka hirukpikuk berhamburan menghampiri. Tetapi tianglo jubahmerah cepat melesat dan mengulurkan tangan mengangkattubuh Gin Liong supaya duduk, Diurut-urutnya jalan darahanak itu lalu perlahan-lahan menepuk-nepuk punggungnya.

Gin Liong membuka mata. Airmatanya segeramembanjir turun, Dengan menggembor keras ia melonjakbangun terus hendak menelungkupi makam pagoda yangbaru itu.

Page 75: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiang-lo jubah merah terkejut Cepat ia menyambartangan Gin Liong: "Liong-ji..."

"Huak...." Gin Liong muntahkan segumpal darah segar.Tanah yang bertutup salju putih segera bertebaran warnamerah.

Gin Liong berlutut dihadapan makam baru.

Sambil memegang meja sembahyang, ia memandang kearah makam yang berisi jenazah Liau Ceng taysu, suhunyayang dicintai itu. Dengan kalap ia berteriak-teriakmemanggil suhunya.

Airmatanya bercucuran seperti banjir, Mulutnyapunberlumuran darah, Matanya merah seperti terbakar.

Melihat pemandangan itu, tiang-lo jubah merahpunhanya berdiri dibelakang Gin Liong. Dia tak kuasa jugamenahan cucuran airmatanya.

Juga seluruh paderi Leng-hun-si segera mendekap mukadengan ujung lengan jubah dan menangis tertahan.

Cuaca makin gelap, Kabut dingin makin tebal.Dilapangan makam Ki-lok-jang masih berkumandang suaraisak tangis.

Tiba2 Gin Liong hentikan tangisnya, Dengan heran iamemandang kearah sebatang kimto (golok emas) yangterletak diatas meja sembahyang, Kim-to itu panjangnyatiga-puluhan senti, lebarnya satu setengah inci. Batangnyamemancarkan sinar keemasan yang menyilaukan

"Liong-ji, suhumu telah binasa oleh golok emas itu...."tiba2 tiang-lo jubah merah berseru.

Gin Liong tegak berdiri lalu mengambil kim-to itu danmemeriksanya, Seketika menggigil keraslah tubuhnya.

"Wulanasa..." tanpa disadari mulutnya berseru tertahan.

Page 76: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seluruh paderipun berhenti menangis. Mereka serempakmemandang kearah Gin Liong dengan heran.

Demikian tiang-lo jubah merah, Bergegas ia maju dualangkah, menunjuk golok emas dan bertanya:

"Liong-ji, tahukah engkau arti dari keempat huruf padabatang golok itu ?"

Gin liong tak menyahut melainkan memandang kecakrawala dengan terlongong-longong. Mulutnya mengigauseorang diri:

"Wulanasa... apakah yang membunuh suhu itu mungkinLiong-li locianpwe?"

Mendengar kata2 "Liong-li", tergetarlah hati tianglojubah merah. Segera ia berteriak marah:

"Liong-ji, apakah golok emas itu milik Ban Hong Liong-li ?"

Tiba-2 Gin Liong menghambur tawa keras yang sedih.Kumandangnya jauh menebar ke seluruh penjuru hutan.

Seketika berobahlah wajah seluruh paderi Leng-hun-si.Mereka merasa darahnya bergolak keras, jantungmendebur.

Tiang-lo baju merah terkejut. Tujuh hari menghilang,mengapa mendadak Gin Liong memiliki tenaga dalam yangsehebat itu.

Berhenti tertawa, Gin Liong segera berteriak keras2:"Mengejar locianpwe, tentu dapat mengetahui siapakahpembunuh suhu itu !"

Kata2 itu ditutup dengan sebuah loncatan ke udara.Sekali loncat, ia sudah melayang turun sampai beberapatombak jauhnya, ia lari kearah jalan yang ditempuh Hianliong Liong-li.

Page 77: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Segenap paderi Leng-hun-si tercengang menyaksikantindakan anak muda itu. sekonyong-konyong tiang-lo jubahmerah berteriak memanggil : "Liong-ji, kembali !"

Tetapi Gin Liong tak menghiraukan lagi, ia terus larimenuju ke hutan pohon siong. Begitu masuk kedalamhutan. keadaannya gelap sekali tetapi serempak dengan itugolok emas yang dicekalnya itu memancarkan sinargemilang sampai seluas dua tombak.

Gin Liong terkejut ia baru menyadari bahwa golok emasitu ternyata sebuah pusaka, ia teruskan larinya. Setelahmelintas keluar dari hutan, ia berhadapan dengan sebuahpuncak karang, Memandang kebawah, ia terlongong-longong.

Dibawah puncak merupakan sebuah jurang yang takdiketahui berapa dalamnya karena permukaannya tertutupoleh kabut tebal, Yang tampak hanya puncak pohon siongdan batu yang menonjol.

Gin Liong bingung dan gelisah, ia bernafsu sekali untukmengejar Ban Hong Liong-li dan menanyakan siapakahyang membunuh suhunya.

Keinginan yang meluap-luap itu menyebabkan dia lupabahaya, serentak ia ayun tubuh melayang turun ke bawah.Karena kabut dan hari sudah gelap, maka ia lambaikanlayang tubuhnya.

Sekonyong-konyong pada saat kakinya menginjaksebatang pohon siong, ia rasakan dadanya sakit dan hawamurni dalam pusarnya naik sehingga pandang matanyapunberkunang -kunang.

Gin Liong terkejut sekali wajahnya berobah pucat dankeringat dingin mengucur deras, Tubuhnyapun makin lajumeluncur turun. jaraknya masih kurang beberapa meter dari

Page 78: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pohon siong. Dengan paksakan diri dan tahan kesakitan iabergeliatan, menghambur teriakan dan cepat tancapkangolok emas ke pohon-pohon.

Cret

Golok emas itu luar biasa tajamnya. Sekali tabas, sepertimenabas tanah liat. Batang pohon sebesar paha orang,segera terbabat hampir putus.

Gin Liong terkejut, karenanya tubuhpun meluncur turunlagi, ia menjerit nyaring seraya menyambar sebatang dahanpohon yang menjulai ke bawah.

Pohon siong itu berderak-derak jatuh ke bawah. Danketika Gin Liong memandang kebawah, ia melihatsegunduk karang salju seluas satu tombak. Cepat iamendapat akal. Selekas lepaskan dahan pohon, ia terusbergeliatan melayang turun ke atas karang salju itu.

Tetapi tepat pada saat hampir menginjak karang es itu,pohon siong tadipun meluncur menimpah kearahnya. Cepatia bergelindingan kedalam karang es itu.

Bum, batang pohon siong menghantam permukaankarang es lalu mencelat ke bawah lagi beserta hamburansalju.

Tempat Gin Liong menyusup masuk itu, merupakansebuah cekung karang es yang luasnya hanya satu meter.Hampir saja tempat itu hancur karena tertimpa batangpohon.

Setelah menenangkan diri, rasa sakit pada dadanyaterasa lagi, ia menyadari bahwa tadi karena dirangsangluapan amarah, hawa dalam tubuh telah menyerang ke uluhati. Dan karena dipergunakan untuk lari kencang, luka itumakin berat.

Page 79: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Disekelilingnya gelap gelita, Kabut tebal sekali sehinggaia tak tahu masih berapa tombakkan dalam dasar jurang itu.

Ia menyadari pula bahwa tiada gunanya untuk terburunafsu, Lebih dulu ia harus menyembuhkan luka dalamnya.Tiba2 pula ia teringat akan katak salju yang disimpan dalambahunya.

Pada waktu menjamah tubuh katak, air es yangmerendam binatang itu hampir tumpah, ia tak beranigegabah memegangnya.

"Jika katak salju itu kukulum dalam mulut entah apakahdapat mengobati lukaku ?" pikirnya.

Maka dengan hati2 sekali ia segera mengambil kataksalju itu lalu pelahan-lahan dimasukkan kedalam mulut.

Begitu masuk kedalam mulut, Gin Liong rasakan suatuhawa yang harum menebar dalam mulutnya, ia menelanhamburan air dari tubuh katak salju itu, seketika dadanyaterasa hangat dan rasa sakitpun hilang.

Gin Liong terkejut. Tak pernah ia menyangka bahwahawa katak salju itu dapat menebarkan khasiatnyasedemikian cepat sekali, Hawa hangat itu cepat menyalurkeseluruh anggauta tubuhnya, Tetapi iapun merasa ingintidur sedemikian keras rasa kantuk itu sehingga ia pejammata dan tertidur.

Entah selang berapa lama, ketika bangun Gin Liongmelihat kabut sudah menipis. Cuaca gelap, dilangit penuhbertaburan bintang kemintang.

Tiba2 ia teringat akan katak salju yang dikulum dalammulut tadi.

"Hai. kemanakah katak salju itu ?" serunya terkejutseraya mencabut golok emas dan duduk.

Page 80: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bum...." tiba2 salju yang dipijaknya berhamburanhancur sehingga ia terjerumus meluncur ke bawah.

Kejut Gin Liong bukan kepalang, Dengan menggemborkeras ia gunakan jurus Burung-rajawali-hinggap-didahan.Kepala berjungkir kebawah, kaki diatas.

Dia terus meluncur kesamping sebuah sebatang pohonsiong, Kurang satu tombak dari pohon siong itu, iamenekuk kedua kaki dan melintang tangan.

Dengan gaya itu berhasillah ia menginjak dahan pohondengan sekali sehingga tak menimbulkan suatu getaranpada dahan pohon.

Setelah menghapus keringat dingin dan menenangkanpikiran, ia mulai teringat akan katak salju. Kemanakahgerangan katak itu?. Apakah binatang itu meluncurkedalam perutnya atau ketika ia tertidur, binatang itumeluncur keluar dan mulutnya.

Ah, aneh benar. Memandang keatas, karang es tadisudah tak tampak lagi, Sedang ketika memandangkebawah, ternyata dia masih memegang golok emas tadi.

Golok emas itu segera mengingatkan dia akan peristiwakematian suhunya. Pikiran untuk mencari katak salju segerahapus dan saat itu ia hanya memikirkan bagaimanamengejar jejak Ban Hong Liong-li untuk menanyakan siapapembunuh suhunya.

Cepat disimpannya golok emas itu lalu ia ayunkan tubuhmeluncur ke bawah, Dibawah dasar lembah itu terdapatbanyak pohon siong dan tumbuh-tumbuhan rotan, Denganketangkasan macam seekor kera, ia berpindah dari satukelain pohon dengan cepat sekali, Akhirnya berhasillah iatiba di kaki puncak.

Page 81: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Hentikan langkah memandang keempat penjuru,dilihatnya lembah yang penuh salju itu masih berkilau-kilauan memancarkan cahaya putih mengkilik.

Setelah puas memandang, ia segera menentukan arahmenuju ke barat daya, ia memutuskan untuk menempuhperjalanan siang dan malam agar cepat dapat menyusul BanHong Liong-li.

Entah berapa banyak lembah dan jurang, gunung danhutan yang telah dilintasinya dengan cepat.

Setelah lari beberapa waktu, ketegangan hatinyapunmulai mengendap. Serempak banyak persoalan yangmemenuhi benaknya...

Bagaimana peristiwa pembunuhan suhunya itu sampaiterjadi ? Apakah didalam kuil atau didalam kamarnya ataudi guha Kiu-kiok-tong ?

Yang mampu membunuh suhunya tentu seorang yangtinggi kepandaiannya dan ilmu ginkangnya tentu amatsempurna. Tetapi siapakah pembunuh itu ?

Dan lagi, mengapa sam-susiokcou atau paman kakekguru yang ketiga juga tak tampak pada pemakaman dilapangan Ka-lok-jang ? Ataukah orang tua itu juga dicelakaiorang ?

Tetapi mengapa di makam Ki-lok-jang hanya didirikansebuah makam baru untuk suhunya. Mengapa tidakdidirikan lagi sebuah makam untuk paman kakek gurunyayang ketiga ?

Seketika timbul rasa sesal mengapa ia tak mintaketerangan dulu kepada paman kakek guru yang kedua.

Page 82: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Bagaimana keadaan suhunya ketika berada dalam guhatempo hari ? Kawanan Ma Toa-kong itu kemana sajaperginya?

Dan siapakah wanita Biau yang mati dalam guha itu ?

Sesungguhnya ia ingin pulang ke kuil untuk mintaketerangan kepada suhunya, Tetapi ternyata suhunya telahdibunuh orang, lalu satunya orang yang dapat memberiketerangan hanialah Ban Hong Liong-li.

Dia tak percaya kalau Ban Hong Liong-li yangmembunuh suhunya, Tetapi Ban Hong Liong-li tentu tahutentang golok emas itu dan siapa pemiliknya...

Teringat akan kematian suhunya, hati Gin Liong makintegang dan ingin sekali lekas2 menyusul Ban Hong Liong-li.

Dia ingin berteriak sekuat-kuatnya tetapi ia kuatir BanHong Liong-li sudah berada seratusan li jauhnya.

Setelah melintasi beberapa puncak gunung salju danbeberapa hutan belantara, iapun berpaling kebelakang,puncak Hwe-sian-hong tampak tegak menjulang ke langitdengan megah dan perkasa.

Teringat juga ia bahwa pada saat itu tentulah paderi kuilLeng-hun-si sudah tidur. Sedang paman kakek guru yangke-dua mungkin masih mondar mandir di halaman kuil.Sumoaynya yang bertubuh lemah tentu akan berduka sekaliapabila mengetahui suhunya telah terbunuh dan dia (GinLiong) sedang melakukan pengejaran kepada Ban HongLiong-li.

Ah, apabila teringat akan hal itu, berlinang-linanglahairmata Gin Liong, Dia tak mau mengingat hal itu, takmau.

Page 83: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sekonyong-konyong pandang matanya gelap dan angindingin berhembus. Ketika memandang ke depan ternyatadia harus melintasi sebuah hutan pohon siong lagi.

Menghampiri hutan itu tiba2 hatinya tergetar, hentikanlangkah dan terlongong. Memperhatikan dengan seksama,tampak dalam hutan pohon siong yang pendek tumbuhnya,terdapat sebuah rumah pondok kecil. Pondok itumemancarkan sinar penerangan yang terang.

Kemudian ia melihat pula ditengah hutan pohon siongitu terdapat dinding rumah yang puing runtuhan dinding,Diatas tanah masih bertebaran kutungan ranting pohon.

Heran Gin Liong di buatnya. Mengapa ditempat hutanbelantara yang jarang dijelajah manusia, terdapat sebuahrumah pondok kecil yang memancarkan sinar peneranganterang sekali.

Melongok dari jendela, penerangan api itu mantapsekali, sedikitpun tidak bergoyang-goyang. Rupanya tentubukan dari lampu atau lilin. Didalam ruang pondok, sunyisenyap tiada kedengaran suara apa2.

Timbullah keinginan tahu dalam hati Gin Liong, Setelahmelengkapi kedua tangan dengan saluran tenaga dalam,pelahan2 segera ia ayunkan langkah menghampiri.

Kerucuk . . . . terdengar suara macam orang menegukair, Suara itu memancar diri samping Gin Liong.

Dengan terkejut Gin Liong berputar tubuh serayaluruskan kedua tangan kemuka dada. Dan serempakpandang matanya mengeliat kearah suara orang minum airtadi, seketika ia hampir memetik kaget.

Dibawah sebatang pohon siong yang tak berapa tinggilebih kurang terpisah beberapa meter dari tempat ia berdiriseorang pengemis tua tampak duduk sembari minum arak.

Page 84: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dia mengenakan pakaian yang kumal, rambutnya putih,pipi kempot dan tubuh kurus kering seperti tulangterbungkus kulit, sepasang mata yang berbentuk segitiga,memancarkan sinar yang berkilat-kilat tajam, sepasangtangannya yang kotor tengah mencekal sebuah buli2 arakyang besar, selesai minum seteguk, bau arak yang harumsegera berhamburan dibawa angin ke empat penjuru.

Sudah tentu Gin Liong tak pernah menyangka bahwaditempat yang sesunyi itu terdapat seorang pengemis tua.seketika teganglah hati pemuda itu. Diam2 diapun bersiap-siap untuk menghadapi setiap gerakan pengemis tua yangakan mencelakai dirinya.

Setelah minum seteguk, pengemis yang kakinyatelanjang tak bersepatu itu, menyumbat kembali mulut buli2arak. Sambil setengah pejamkan kedua matanya, tangannyamenggosok-gosok kotoran busuk yang melekat pada sela2jari kakinya, sedikitpun dia tak mengacuhkan Gin Liongyang berada dihadapannya.

Melihat pengemis itu bertelanjang kaki mampumenempuh tempat yang penuh bertutup salju dingin,timbullah dugaan Gin Liong bahwa pengemis itu tentumemiliki ilmu kepandaian silat yang tinggi.

Tiba2 ia teringat akan urusannya mengejar Ban HongLiong-li, maka segera Gin Liong hendak berputar tubuhtinggalkan tempat itu. ia tak mau menunda waktu hanyakarena ingin mengetahui siapa pengemis tua itu.

Tetapi baru ia berputar tubuh, kejutnya makin besarsehingga ia sampai menyurut mundur dua langkah.

Pada bayangan gelap dari ujung dari sisa puing2 tembokrumah pondok itu, lebih kurang hanya setombak jauhnyadari tempat ia berdiri, tampak menggunduk sebuahbayangan hitam yang bulat bentuknya.

Page 85: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah tenangkan ketegangan hati dan memandangdengan seksama, barulah Gin Liong mengetahui bahwagunduk bayangan hitam itu bukan lain adalah seorangpaderi bertubuh gemuk, telinga besar, mulut persegi, hidungmekar, mata besar dan kepala bundar seperti kepalaharimau.

Paderi gemuk itu tengah duduk bersila, Kain jubahnyayang berwarna kelabu telah menutup kedua kakinya,sepasang matanya, berkilat2 memandang Gin Liong dengansorot yang dingin.

Tetapi Gin Liong mempunyai kesan bahwa walaupuntampaknya paderi itu menyeramkan sekali tetapi dari sorotmatanya, jelas tak mengandung maksud jahat kepadanya.

Sebagai gantinya, kini timbullah rasa heran dalam hatiGin Liong mengapa ia bertemu dengan seorang pengemisdan seorang paderi yang pada waktu tengah malam buta,duduk ditempat hutan belantara yang sedemikian sunyisenyap.

"Adakah kedua orang itu tengah mengadu kesaktianditempat ini ?" diam2 timbul pertanyaan dalam hati GinLiong, iapun menduga bahwa salah satu dari kedua orangitu mungkin pemilik dari rumah pondok itu.

Memikirkan rumah pondok, tanpa terasa matanyapunberalih mencurah ke sebelah muka. Dilihatnya bahwapenerangan benderang yang menembus keluar dari jendelarumah pondok itu, kini berhias dengan warna kabut yanglemah.

Makin terperanjatlah hati Gin Liong, "Adakah didalamrumah pondok itu terdapat suatu benda pusaka ?" pikirnya.

Teringat akan soal benda pusaka, segera ia mendugabahwa jika benar demikian, tentu disekitar rumah pondok

Page 86: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

itu akan terdapat beberapa orang lagi, Bukan hanya paderigemuk dan pengemis tua itu saja.

Untuk membuktikan dugaannya, iapun segera keliarkanpandang matanya kesekeliling sekitar rumah pondok.

Dan dugaannya memang benar, Pertama-tama dia segeramelihat seorang nenek tua yang buta kedua matanya.

Nenek buta itu mengenakan baju dari kain blacu,panjang sampai menutupi kedua lututnya, celananyaterlampau besar bagi kedua kakinya yang kecil, Nenek itumemegang sebatang tongkat Thiat-ho-ciang atau tongkatyang tangkai menyerupai bentuk burung bangau, terbuatdaripada besi. Warnanya hitam mengkilap.

Nenek itu berdiri diam dibawah tembok rumah pondokyang sudah separoh rubuh.

Lalu dibawah sebatang pohon siong yang anehbentuknya dan tumbuh kira2 lima tombak dari rumahpondok itu, tampak pula seorang lelaki berumur sekitar 40-an tahun. Dia memakai kopiah kulit warna hitam danmantel kulit yang masih berbulu. Mukanya penuh denganbrewok, Tubuhnya yang tinggi besar, tengah disandarkanpada pohon siong itu.

Diapun setengah memejamkan mata, mulutnya yangagak perot, menimbulkan kesan yang menyeramkan orang,Sinar matanya berkilat-kilat mencurah pada Gin Liong.

"Masih ada pula beberapa orang lagi, Tetapi karenabersembunyi dibalik pohon yang gelap, sukarlah untukmengetahui bagaimana wajah mereka yang jelas.

Makin meningkatlah keheranan Gin Liong. Geranganbenda apakah yang berada dalam rumah pondok itusehingga mengundang kedatangan sekian banyak orang2persilatan kesitu.

Page 87: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mau tak mau timbul juga rasa ingin tahu dalam hati GinLiong.

Sejak turun gunung, memang belum pernah Gin Liongberkelana dalam dunia persilatan. Dan sudah tentu pula iatak bagaimana berbahayanya suasana dunia persilatan itu.

Ia menurutkan suara hatinya saja, Apa yang diinginkanterus dikenakannya saja, Maka setelah bersiap-siapmengeluarkan tenaga-dalam ke lengan dan menenangkansemangat, dengan langkah pelahan segera ia menuju kerumah pondok itu.

Tindakan Gin Liong cepat menimbulkan suara berisik diempat penjuru sekelilingnya. Suara berisik yang berhadapanrasa takut. entah berapa puluh pasang mata, pun mencurahruah kepada dirinya.

Bahkan dengan serempak pula, paderi gemuk, pengemiskurus dan lelaki tinggi besar serta nenek buta itu mulaimenggerakkan tubuh mereka.

Dua kemungkinan menyebabkan mereka mulai bergerakitu. Pertama, mereka gelisah karena tindakan Gin Lionghendak menghampiri rumah pondok itu. Kedua, terkejutkarena melihat ilmu kepandaian Gin Liong yangsedemikian hebatnya.

Gin Liongpun mendengar "juga" akan suara berisikbernada terkejut itu. Demikian pula iapun dapatmemperhatikan betapa dirinya telah dipandang dengansorot mata heran2 kejut dari orang2 yang bersembunyiditempat gelap itu.

Makin keras dugaan Gin Liong bahwa dalam rumahpondok itu tentu terdapat sesuatu yang berbahaya.

Tetapi setitikpun ia tak menyadari bahwa langkahkakinya pada tanah bertutup salju ditempat itu, hanya

Page 88: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

meninggalkan bekas2 telapak yang hampir tak kelihatan.Hal itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang memilikiilmu ginkang tinggi.

Namun Gin Liong tak mengacuhkan, sambil siapkankedua tangan, ia lanjutkan langkahnya menuju ke rumahpondok itu, Langkah kakinya sedikitpun tak menimbulkansuara apa2.

Suasana sekeliling tempat itu sunyi senyap, tiada tampaksuatu gerak yang mencurigakan yang hendak merintangilangkah Gin Liong.

Lelaki muka brewok, tidak lagi sandarkan diri padabatang pohon tetapi sudah berdiri tegak, Nenek butamiringkan kepala hendak mencurahkan pendengarannya.Pengemis kurus dan paderi gemuk sama menyalangkanmata kejut memandang kearah Gin Liong.

Keheranan Gin Liong makin besar dan makin keraskeinginannya untuk menghampiri rumah pondok danmelihat apakah yang sesungguh berada dalam rumah itu.

Setelah melintasi sebuah runtuhan dinding tembok, tiba2menggigillah hati Gin Liong dan serempak iapun hentikanlangkah.

Dengan pandang terkejut, perhatiannya mencurahkearah dua sosok benda hitam yang rebah terkapar di mukajendela.

Dan ketika memandang dengan seksama, ternyata keduasosok benda hitam itu adalah dua sosok mayat manusia,Yang sebelah kiri, mayat seorang lelaki tua berambut putih.Tubuhnya miring menghadap ke dalam rumah sehinggawajahnya tak kelihatan jelas.

Sedang yang sebelah kanan, seorang imam tua bertubuhkurus kering, Alis mengernyit, mata mendelik dan mulut

Page 89: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menganga, wajahnya pucat kekuning-kuningan. Ujungmulutnya mengumur darah merah warna hitam.Keadaannya mengerikan sekali.

Menilik bahwa kedua sosok mayat itu ditimbuni lapisansalju, tentulah mereka sudah mati pada beberapa hari yanglalu.

Sekonyong-konyong dari samping kiri yang gelap,menghambur serangkum tawa dingin bernada mengejek.

Gin Liong merasa bahwa tertawa mengejek itu ditujukanpada dirinya. seketika meluaplah kemarahannya, Dengantegakkan kepala dan busungkan dada, ia segera melampauikedua sosok mayat itu. langsung menuju kemuka jendelarumah pondok.

Tempat2 gelap disekeliling penjuru rumah itu, tampakbayang2 hitam bergerak-gerak dan percikan sorot matamenghambur

Rupanya mereka terkejut, menyaksikan keberanian anakmuda itu sehingga mereka serempak berdiri tegak daritempat persembunyiannya.

Tiba di muka jendela dan melongok ke dalam ruangpondok, kembali hati Gin Liong bergoncang keras.

Diatas sebuah ranjang batu yang berada dalam ruangpondok itu, duduk bersila dengan mata menundukkebawah, seorang tua bertubuh kurus kering, diamengenakan jubah warna hitam.

Rambut orang tua itu kusut masai, kumisnya hanyabeberapa lembar. Dibawah hidung yang tegak menjulangkeatas bernaung sebuah mulut yang agak perot, pipinyayang kempot mengulum tawa dingin. Wajahnya dinginmenakutkan, angkuh dan bengis.

Page 90: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dimuka ranjang orang tua itu, terdapat sebuah mejakecil yang diberi sebuah cermin bundar sebesar piring nasi,Ternyata penerangan yang memancar ke luar jendela itu,berasal dari kaca cermin tersebut.

Gin Liong memperhatikan cermin itu, sinarnyamenyilaukan mata, silang gemilang sekali, ia tak tahuapakah cermin itu terbuat daripada tembaga gosok atauperak ataukah air raksa.

Meja kecil itu terpisah dua meter dari tempat Gin Liongberdiri, Asal ulurkan tangan, ia tentu dapat meraih cerminaneh itu. Walaupun merasa heran tetapi setitikpun GinLiong tak mempunyai keinginan untuk mengambil nya.

Kemudian memperhatikan orang tua kurus itu, GinLiong mengerut dahi, orang tua itu seperti sebuah patungyang tak bernyawa, sedikitpun tak bergerak, Bahkannapasnya pun tak terdengar.

Melihat itu diam2 Gin Liong menghela napas rawan.

"Ah orang tua itu sudah tak bernyawa," katanya dalamhati.

Sekonyong-konyong kedua kelopak mata orang tua itupelahan-lahan terbuka, Gin Liong terkejut sekali sehinggamenyurut mundur setengah langkah.

Gerakan menyurut mundur dari Gin Liong disambutdengan beberapa pekik kejut tertahan dari tokoh2 yangbersembunyi disekeliling pondok itu.

Dengan sorot mata yang lembut, orang tua kurus itumemandang sejenak kepada Gin Liong lalu pejamkanmatanya lagi.

Tatapan pandang mata orang tua itu, menghilangkanrasa takut Gin Liong. Kecemasannyapun lenyap.

Page 91: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liongpun sempat pula menyambar kesan bahwapada wajah orang tua yang sedingin es itu ternyatamemancarkan sinar mata yang penuh welas asih.

Dan saat itu Gin Liongpun menyimpulkan dugaanbahwa orang2 yang mengepung secara bersembunyi disekeliling rumah pondok itu tentulah kawanan orangpersilatan yang tamak, yang rakus untuk memburukeuntungan jelas mereka tentu mengatur siasat hendakmerampas kaca cermin yang terletak diatas meja dihadapanorang tua itu.

Menilik kedua mayat yang terkapar di depan jendela itu,Gin Liong menduga bahwa orang tua dalam pondok itutentu seorang sakti. Hal itu makin diperkuat dengankenyataan bahwa orang2 persilatan yang mengepungpondok itu tak berani gegabah mendekati rumah pondoktersebut.

Siapakah gerangan orang tua itu.

Gin Liong menggali ingatannya, tetapi sepanjang yangdiketahuinya, diantara sekian banyak orang2 aneh yangsakti dalam dunia persilatan seperti yang dituturkansuhunya, rasanya tiada terdapat orang tua kurus sepertiyang berada dalam pondok itu.

Walaupun tak tahu apakah khasiat dari kaca didepanorang tua itu, namun Gin Liong berani memastikantentulah kaca itu sebuah pusaka yang tak ternilai harganya,jika tidak demikian masakan sampai menggerakkanperhatian sekian banyak tokoh2 persilatan ?

Serentak timbullah rasa muak terhadap orang2 persilatanyang berada disekeliling rumah pondok itu.

Serentak Gin Liong berputar tubuh untuk mengamatidengan seksama orang2 yang mengepung pondok itu.

Page 92: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Diam2 ia darat menghitung bahwa mereka itu tak kurangdari dua puluh orang jumlahnya.

Tiba-tiba timbul keputusan dalam hati Gin Liong,Karena dia tak mempunyai selera untuk merampas kacadan tak perlu membantu orang tua menghadapi kawananorang persilatan itu maka lebih baik ia cepat2 tinggalkantempat itu saja.

Setelah berpaling memandang sejenak kearah orang tuadalam ruang pondok, iapun segera pesatkan langkahmenuju keluar hutan.

Tiba2 dari belakang terdengar suara orang membentak :"Kembali !"

Gin Liong terkejut. Dia tahu yang dipanggil itu adalahdirinya, Serentak ia berhenti. Dilihatnya wanita tua buta itutengah menghadap kearahnya. Kedua kelopak matanyamembalik sehingga tampak biji matanya yang keputih-putihan tengah menengadah memandang ke langit.Rupanya dia tengah mencurahkan pendengaran.

Pengemis kurus, paderi gemuk dan lelaki brewok sertabeberapa orang yang bersembunyi di kegelapan itu, tampaktertawa menyeringai dan memandang nenek buta itu.

Rupanya bukan gerak gerik Gin liong yang hendakdidengarkan nenek buta, Tongkat kepala burung hong yangdipegangnya, tiba2 digentakkan ke tanah dan berserulah iasekeras-kerasnya:

"Kusuruh engkau kembali, dengar tidak !"

Melihat wajah nenek buta itu tampak membengis dangalak, diam2 Gin Liong tak senang, Tetapi mengingatnenek itu sudah berusia tua dan kedua matanya buta, makaiapun bersikap sabar.

Page 93: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Nenek, apakah engkau memanggil aku ?" tegurnya.

Rupanya nenek buta itu tahu bahwa dari nada suaranya,Gin Liong itu seorang pemuda.

Tiba2 wajah nenek yang membengis itu tampak reda,Setelah sejenak tertegun, ia berkata pula:

"Ya, memang kusuruh engkau kembali !"

"Nenek mempunyai keperluan apa kepadaku?" tanyaGin Liong dengan nada ramah.

Mendengar nada perkataan Gin Liong seperti enggankembali, nenek itu berseru marah lagi:

"Kusuruh engkau kembali, engkau harus kembali, perluapa banyak tanya !"

Kata2 yang kasar itu tak dapat diterima lagi oleh GinLiong. ia tak kuasa menahan kemarahannya.

"Kalau mau bilang apa2, bilang saja, Perlu apa harussuruh aku kembali !"

Wajah nenek buta itu seketika berobah. Matanya yangbuta seperti berkilat-kilat dan tubuhnya gemetar keraskarena marah. ia tertawa dingin tak henti-hentinya.

Gin Liong menyadari bahwa tiada gunanya untuk cariperkara dengan nenek buta buruk muka itu. Denganmendengus geram ia terus berputar tubuh hendak pergi.

Tetapi baru berputar tubuh, tiba2 nenek buta itumembentaknya: "Budak, berhenti !"

Seiring dengan teriakannya itu. tubuh nenek tua yangbuta itu sudah melayang kehadapan Gin liong.

Gin Liong terkejut sekali. Cepat ia berhenti, ia takmenyangka bahwa nenek buta itu ternyata mahir dalamilmu Thing-hong-pian-wi atau Mendengar-angin-

Page 94: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menentukan-tempat. Bukan saja mahir tetapi dapatmenguasainya dengan hebat sekali.

Tetapi Gin Liong tetap tak puas atau sikap si nenek yangbegitu garang dan tak memandang orang, Maka GinLiongpun kerutkan alis dan menegur:

"Tanpa sebab apa2, mengapa engkau menghadangjalanku ?"

Sambil tudingkan ujung tongkat ke rumah pondok,nenek buta itu memberi perintah:

"Ambilkan cermin kaca dalam pondok itu !"

"Hak apa engkau hendak memerintah aku ?" teriak GinLiong marah sekali.

Nenek buta itu deliki mata dan membentak bengis:"Kalau tidak mengambilkan kaca itu, serahkan jiwamu !"

Nenek itu menutup kata-katanya dengan menyabatpinggang Gin Liong. Sabetannya secepat angin menderu,sederas hujan mencurah.

Gin liong mendengus geram, Dengan bergeliatan tubuhiapun sudah menyelinap ke belakang nenek buta itu.

"Tetapi nenek buta itu seperti mempunyai mata terang.Sebelum kaki Gin liong tegak dibelakangnya, secepat kilatiapun sudah berputar tubuh seraya menghantamkantongkatnya kepada Gin Liong.

Gerakan nenek dan tongkatnya itu benar2 mengejutkansekali, Cepat, ganas dan dahsyat.

Gin Liong benar2 terkejut sekali, Cepat ia gunakan tata-langkah Liong-Li-biau ajaran Ban Hong Liong-li untukmeluncur tiga tombak jauhnya.

Page 95: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi nenek buta itu memang lihay sekali, secepatmenarik pulang tongkatnya ia terus membentak:

"Hai, hendak lari kemana engkau budak !" Oh-liong-jut-tong atau Naga-hitam-ke-luar-sarang, adalah jurus yangdigunakan si nenek buta untuk mengiringkan gerakantubuhnya yang menerjang Gin Liong.

"Berhenti !" tiba2 terdengar suara orang membentaknyaring, sesosok tubuh melayang dan lelaki bermukabrewok itupun sudah melayang tiba.

Nenek itu bergegas menarik tongkatnya, ia deliki matakearah pendatang itu:

"Brewok, engkau hendak menganggu urusanku lagi ?"

Tongkat kepala burung ho diangkat keatas lalu denganjurus Thay-san-ya-ting atau gunung-Thaysan-menindih-puncak, ia menghantam kepala lelaki brewok itu.

Gin Liong yang berada tiga tombak dari tempat keduaorang itu, kerutkan dahi, ia merasa nenek buta itu terlalubuas, tiap orang hendak dihajarnya.

Lelaki brewok menyurut mundur dan berseru marah:"Nenek buta, siapa yang sudi mengurusi urusanmu. Akuhendak bertanya kepada budak kecil itu..."

Nenek buta hanya mendengus. Tanpa menunggu orangselesai bicara, ia segera putar tongkatnya dan menyeranglelaki brewok itu lagi.

"Biarpun engkau hendak berputar lidah memberi seribualasan tetapi aku tetap tak percaya !" serunya.

"Nenek buta, jangan andalkan kepandaianmu untukmenindas orang, Aku si Brewok terbang Li Tek-gui taktakut pada siapapun juga !"

Page 96: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata ia gerakkan kedua tangannya menyerangnenek buta itu.

Nenek buta itu memperdengarkan tertawa aneh dan takhenti-hentinya menggeram:

"Bagus, bagus, hendak kusuruh engkau si Brewok-terbang kenal akan kelihayanku."

Tiba2 gerakan tongkatnya berobah, Batang tongkat yangberwarna hitam mengkilap malang melintang menyambar-nyambar seperti petir memecah angkasa.

Brewok-terbang Li Tek-gui tak mau mengalah, ia majumenyerang seraya memekik-mekik. Makin lama makingencar serangannya.

"Hai, budak, apakah engkau hendak ngacir pergi ?" tiba2dari tempat gelap terdengar seruan orang.

Gin Liong tenang2 mengikuti pertempuran itu. Dia taktahu, kepada siapakah orang itu menegurnya, Segera iakeliarkan pandang mata kian kemari.

"Ah... ternyata nenek buta itu dengan melengking keras,menyerangnya. Karena terkejut, Gin Liong menyurutmundur setengah langkah.

Telinga nenek buta itu memang luar biasa tajamnya,walaupun sedang bertempur tetapi ia masih dapatmenangkap langkah kaki Gin Liong. Tahu bahwa pemudaitu hanya mundur setengah langkah, nenek buta itumenyadari kalau ia telah tertipu oleh si Brewok-terbang.Karena marahnya, tubuh nenek buta itu sampai gemetarkeras.

Bluk, ia hantamkan tongkat burung hong ke tanah laluberseru keras:

Page 97: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hai, kawanan tikus manakah yang berseru tadi ? engkauberani mengacau ?"

Nenek buta itu menengadahkan kepala, memasangtelinga, siap untuk menyerbu orang yang berseru tadi.

Tetapi sekeliling penjuru sunyi senyap tiada suara samasekali.

Saat itu Gin Liongpun menyadari bahwa seruan ituternyata ditujukan pada dirinya, Marahlah dia seketika.Segera ia curahkan pandang mata kearah suara tadi.

Tampak di tempat itu beberapa sosok bayangan manusiategak dengan mata berkilat-kilat, Entah siapakah diantaramereka yang berseru tadi.

Sekonyong-konyong dari arah tiga tombak jauhnyaterdengar suara orang tertawa gelak2. Nadanya amatmenghina.

Cepat Gin Liong memandangnya, Tampak Li Tek-guimerentang kedua tangan, menengadahkan kepala dantertawa keras, sehingga janggutnya yang penuh brewok ituikut berguncang2. Entah mengapa dia begitu gembirasekali.

Nenek buta berputar tubuh, deliki mata serayalintangkan tongkat burung hong ke muka dada, serunya:

"Brewok-terbang, jangan gembira dulu. Pada suatu hariaku tentu akan mencabut jiwamu anjing itu !"

Nenek itu kerutkan alis dan membalikkan kelopak mata,Gerahamnya menggemerutuk keras tetapi dia takmelakukan gerakan menyerang, Rupanya ia lebih kuatirkalau Gin Liong sampai pergi.

Brewok-terbang Li Tek-gui hentikan tawanya laluberseru dengan nada sarat:

Page 98: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Nenek buta, aku menertawakan ilmu pendengaranmuyang begitu tinggi tiada tandingnya dalam dunia persilatanSekali bertempur dengan orang, engkau tentu segeramengerti akan jurus permainan lawanmu. Pada hal gerakantubuh dari budak kecil yang hendak engkau tahan itu,adalah ajaran dari musuh bebuyutanmu, wanita hina BanHong Liong-li.

"Tutup mulutmu !" seketika Gin Liong membentakmarah dan terus secepat kilat menerjang Brewok terbang LiTek-gui.

Pada saat Gin Liong menyerbu Li Tek-gui, si nenekbutapun meraung dan menyapu tubuh pemuda itu dengantongkatnya.

Gin Liong belum sempat berdiri tegak. Terpaksa iaberlincahan menghindar dan berputar tubuh, setelahmenghindari tongkat sinenek buta, ia lanjutkan serangannyakepada Li Tek-gui.

Tongkatnya menghantam angin, si nenek buta itutertegun kaget, beberapa sosok bayangan, berhamburankeluar dari tempat persembunyiannya, Mereka berteriakkaget juga.

Melihat pemuda itu dapat menghindari tongkat nenekbuta dan terus menyerbu kepadanya, Li Tek-gui gugup.

Pada saat loncat menerjang itu. Gin Liong segeramengangkat tinjunya, menghantam kearah Li Tek-guihendak menghindar

Tetapi pada saat itu juga, terdengarlah kesiur anginmendesing kearah muka Gin Liong.

Gin Liong mendengus geram, Selekas mengisar langkahkesamping ia terus menghantam tangan kanan Li Tek-gui

Page 99: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dan tahu2 jarinyapun bergerak untuk menjepit senjatarahasia yang hendak menabur ke mukanya itu.

Ah, ternyata senjata rahasia itu sebatang Liu-yap-hui-toatau golok terbang setipis daun Liu. Dan golok tipis itudilumuri pula dengan racun.

Cepat ia mengangkat muka memandang ke arah tempatgelap yang menjadi tempat bersembunyi orang yang bicaratadi, Tampak sesosok tubuh orang sedang membungkuk ketanah.

Gin Liong kerutkan dahi, ia duga tentu orang itu yangmelepas senjata rahasia beracun kepadanya. Ada ubi adatalas. Ada budi harus dibalas.

Setelah mengerahkan tenaga-dalam, segera pemuda itutaburkan Liu-yap hui-to kembali kepada pemiliknya.

Pada lain saat terdengarlah jeritan ngeri dari tempatpersembunyian gelap itu. Nadanya sama dengan suaraorang yang bicara tadi, Gin Liong terkesiap. Hampir ia takpercaya bahwa golok Liu-yap-hui-to yang setipis itu, dapatia lontarkan dengan kekuatan yang sedemikian dahsyatnya.

Sosok2 bayangan hitam yang bersembunyi ditempatgelap, hening lelap tiada suaranya, rupanya mereka kesimamenyaksikan kepandaian Gin Liong.

Tiba2 Li Tek-gui melangkah maju dan denganmenggembor keras ia terus menghantam Gin Liong yangmasih termangu-mangu itu.

Serangan itu dilakukan tak terduga-duga dan jaraknyaamat dekat. Pada saat Gin Liong menyadari bahaya,ternyata pukulan sudah tiba dimuka dadanya.

Page 100: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dalam gugup, pemuda itu terus buang tubuh melayangmundur sampai tiga tombak dan berada dimuka segundukruntuhan tembok.

Baru kakinya berdiri tegak, dari sudut tembok itu munculseseorang dan segera menghantam tengkuk anak muda itu.

Gin Liong marah sekali, masakan dia selalu diserangsecara menggelap, seketika hawa pembunuhan segeratampil pada dahinya.

Dengan menggembor keras, ia berputar-putar deras danayunkan tangan menghantam.

Orang itu menjerit dan muntah darah, pukulan GinLiong tepat mendarat pada punggung orang itu sehingga diarubuh dan berguling-guling sampai dua tombak jauhnya.Setelah muntah darah lagi, dia menggelepar-geleparmeregang jiwa.

Pada saat orang itu terguling-guling, Brewok-terbang LiTek-guipun sudah loncat ke muka Gin Liong, Dengandiiringi gemboran keras, ia hantamkan kedua tangannya,Anginnya dahsyat sekali.

Karena sudah terlanjur membunuh orang, kesadaran GinLiongpun sudah hilang, Dengan menggeram marah, diapunsongsongkan kedua tangannya yang telah disaluri tenagapenuh.

Darrr . . . .

Terdengar letupan keras, Puing2 tembok beterbangankeempat penjuru, saljupun berhamburan ke udara.

Sekeliling tempat gelap, sosok2 bayangan hitambergerak-gerak mundur dengan mengeluarkan teriakankejut.

Page 101: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Bahkan pengemis kurus, paderi gemuk yang selama itutetap duduk dibawah pohon di sudut tembok juga terkejutdan mundur sampai tiga tombak.

Tubuh Li Tek-gui yang tinggi besar, terbang melayangkearah nenek buta yang berada lima tombak jauhnya.

Kembali Gin Liong tertegun. Seketika ia teringat akanperistiwa di guha Kiu-kiok-kiong dimana dengan sekalidorongkan kedua tangannya ia berhasil melemparkan Ok-wi-tho Go Ceng paderi yang jahat itu kedalam jurang.

Demikian pula pada saat itu, ia memandang hampir takpercaya kepada tubuh Li Tek-gui yang terlempar karenapukulannya tadi.

Adakah sekarang ia memiliki tenaga yang luar biasasaktinya ?

Tampak nenek buta deliki mata dan wajahnya berobahmembesi.

"Kawanan tikus, engkau hendak mencelakai aku lagi !"bentaknya bengis, seraya ayunkan tongkatnya ke tubuh LiTek-gui.

"Bluk..."

Seketika menjeritlah Li Tek-gui ngeri sekali, Tubuhnyayang besar itupun terbanting sekeras-kerasnya ke tanah.

Mendengar jeritan ngeri dari Li Tek-gui itu, nenek butasegera perdengarkan suara lengking tawa yang aneh.Menusuk telinga dan menyeramkan perasaan.

Ketika memandang ke arah pohon, Gin Liongmemperhatikan bahwa pengemis kurus, paderi gemuk dansosok2 bayangan yang bersembunyi ditempat gelap itumenahan napas dan memandang nenek buta.

Page 102: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mereka terkejut dan ngeri, jelas mereka mendapat kesanbahwa nenek buta itu seorang nenek yang sakti tetapi amatganas.

Berhenti tertawa, nenek buta itu menengadahkanmukanya yang buruk dan balikkan matanya yang putih lalumengekeh:

"Heh, heh, Brewok-terbang, akhirnya dapat juga kucabutjiwamu !"

Gin Liong hanya memandang tingkah laku nenek butaitu dengan kerutkan alis, Tiba2 terdengar ayam hutanberkokok sahut menyahut Gin Liong gelagapan. Diamenyadari kalau sudah terlalu lama tertunda ditempat itu.Dia harus lekas2 pergi.

Sekali enjot tubuh, Gin Liongpun terus lari sekencangangin menuju keluar hutan, Tetapi nenek buta itu tiba2melengking geram dan bagaikan segulung asap, iapunsegera melayang menghadang jalan Gin Liong.

"Siapa engkau !" bentaknya marah.

Melihat nenek buta itu berkali-kali menghadang jalan,Gin Liongpun balas membentak keras: "Bukan urusanmu !"

Nenek buta itu balikkan matanya yang putih lalumenggembor:

"Ho, ternyata engkau tak mau mengambil kaca itu,jangan harap engkau dapat hidup lagi!"

Gin Liong kerutkan alis, Hawa pembunuhan meluap danberhamburan tawa geram:

"Jangan lagi hanya seorang nenek buta seperti engkau.sekalipun sampai sepuluh nenek buta lagi, tak mungkinmampu menghalangi aku !"

Page 103: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak kecil bermulut besar Jika tak kuberimu sedikithajaran engkau tentu belum tahu rasa." seru nenek butaseraya memutar tongkat kepala burung hong bagaikanhujan mencurah ke pinggang Gin Liong.

Wut, tiba2 Gin Liong tertawa keras dan melambungbeberapa tombak ke udara, Begitu di udara, ia segeramencabut pedang pusaka Tanduk Naga, seketikamemancarlah sinar merah yang gilang gemilangmenyilaukan mata, Tanah berkabut itu seluas sepuluhantombak berubah kemerah-merahan warnanya.

Tempat2 gelap segera terang sehingga orang2 yangbersembunyi itu memekik kaget.

Diantar dengan sebuah gemboran keras, Gin Liongmemutar pedangnya dalam jurus Liong li-hui-hoa atauPuteri-naga-menebar-bunga. Begitu percikan sinar merahsegera berhamburan menumpah ke kepala nenek buta.

Nenek buta itu tak gentar bahkan menghambur suaratawa yang aneh, Rambutnya yang putih mengkilapmeregang tegak, matanya yang putihpun membalik.Tongkat kepala burung hong segera pecah berhamburanmenjadi beratus percik sinar, menyongsong curahan sinarpedang Gin Liong.

Tring, tring, tring . . . .

Terdengar dering gemerincing suara keras saling beradubeberapa kali, disusul dengan percik bunga api dankutungan besi yang bertebaran kemana-mana.

Kejut nenek buta itu bukan alang kepalang sehinggawajahnya seperti tak berdarah. Dengan memekik aneh iamenyurut mundur sampai tiga tombak.

Gin Liong melayang turun ke tanah dan tegak berdirilintangkan pedang, Dia tak mau mengejar.

Page 104: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Nenek buta itupun berdiri tegak, sepasang kelopakmatanya yang putih membeliak: Tangannya menahantangkai tongkatnya. Kepala burung-burungan hong sebesarkepalan tangan telah lenyap.

Nenek buta itu gemetar marah sekali. "Budak hina.dengan mengandalkan pedang pusaka wanita hina ituengkau berani memapas senjataku."

Mendengar Ban Hong Liong marah sekali: "Tutupmulutmu,!" bentaknya, "sekali lagi engkau berani menyebut"wanita hina", aku tak dapat mengampuni jiwamu lagi."

Nenek buta itu menyeringai seram lalu melengkinggeram.

"Budak hina yang sombong, aku akan mengadu jiwadengan engkau !"

Kata2 itu ditutup dengan putaran tongkat yang luar biasacepat dan dahsyatnya menyerang Gin Liong.

Gin Liong tak gentar, ia mainkan pedang Tanduk Nagauntuk menyongsong. Dan terjadilah pertempuran yangamat seru antara Gin Liong dengan nenek buta itu.

Gerakan kedua orang itu bagai sepasang ular yangbergeliatan menyusup kedalam air, senjata merekamenderu-deru bagai petir memecah angkasa. Anginsambaran senjata mereka berhamburan dalam lingkunganseluas sepuluh tombak.

Sinar pedang Tanduk Naga memancarkan warna merahyang menyilaukan mata dan hawa dingin yang menusuktulang.

Sedang tongkatpun menderu-deru sedahsyat gunungrubuh.

Page 105: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Walaupun gerak permainan ilmu pedang Gin Liong itusangat aneh tetapi pemuda itu tak mau dituduh merebutkemenangan karena mengandalkan pedang pusaka, iahendak mengalahkan lawan dengan ilmu permainan, bukandengan pedangnya. Tetapi karena itu, gerakannyaterpancang dan sering dikuasai lawan.

Nenek buta itu ternyata seorang tokoh yang sakti danbanyak pengalaman. Tongkat kepala burung hong, jarangmendapat tanding. Makin lama, malah makin perkasa. Dankarena sudah bertekad hendak mengadu jiwa, makapermainan tongkat nenek buta itu luar biasa dahsyatnya.

Saat itu malam makin larut. Angin makin dingin dankabutpun mulai bertebaran. Sayup2 ayam hutan berkokoksahut menyahut.

Gin Liong mulai gelisah, Kalau ia terus menerus dilibatdalam pertempuran oleh nenek buta itu, tentu ia tak dapatcepat2 menyusul jejak Ban Hong Liong-li.

Diam2 ia memutuskan untuk menggunakan ilmupukulan Hoan-hun-ciang (Awan bayangan) Sebuah ilmupukulan istimewa ajaran suhunya yang dahulu pernahmengangkat nama suhunya menjadi termasyhur.

Dengan menggembor keras, mulailah ia menggunakankedua tangannya, Tangan kanan memainkan pedangpusaka Tanduk Naga, tangan kiri melancarkan ilmupukulan Hoan-hun-ciang.

Telah disebut diatas bahwa nenek buta itu memang kayaakan pengalaman. Telinganya luar biasa tajamnya sehinggamelebihi pandang mata. Dia seorang tokoh yang ganas dantergolong aliran Hitam.

Saat itu segera ia merasakan tekanan lawan makinberlipat ganda kerasnya, wajahnya berobah seketika.

Page 106: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Teringat ia akan Giok-bin-su-seng atau Pelajar-berwajah-kumala Kiong Cu-hun.

Pada saat ia hendak bertanya, tiba2 lawan menggemborkeras dan seketika ia rasakan lengan kanannya kesemutansakit sekali sehingga tongkat-pun tak dapat ia kuasai lagi,Tongkat itu terbang melayang dan tangannya.

Sudah tentu nenek buta itu terkejut bukan kepalang,Dengan melengking keras, ia kebutkan kedua lenganbajunya seraya menyurut mundur sampai lima tombak.Keringat dingin bercucuran membasahi sekujur tubuh.

Mengingat bahwa sekalipun buta tetapi nenek itu masihdapat meyakinkan ilmu kepandaian yang begitu sakti,diam2 Gin Liong merasa kagum dan sayang, Maka setelahdapat menghantam lepas tongkat, iapun tak maumenurunkan tangan jahat lagi.

Sambil lintangkan pedang ia berseru lantang:

"Mengingat usiamu sudah tua dan kedudukanmu sebagaiseorang cianpwe persilatan kuharap persoalan kita ini habissampai disini saja, Carilah tempat yang sunyi untukmelewatkan sisa hidup yang tenang, Sampai jumpa...!"

Habis berkata ia terus melambung ke udara. Tetapi padasaat ia bergeliatan hendak meluncur keluar hutan, tiba2kakinya disambar angin tajam dari senjata rahasia.

Gin Liong terkejut cepat ia mementang kedua tangan,menekuk kedua kaki dan dengan gerak Te-hun-tong ataumendaki Tangga-awan, tubuhnya melambung dua tombaklagi ke atas.

Begitu menunduk kebawah, ia terkejut lagi. Dari duaranting pohon yang tumbuh di ujung runtuhan tembok, dilihatnya dua buah gerombolan senjata rahasia yang

Page 107: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mengkilap kebiru-biruan, meluncur ke arah nenek buta yangmasih tegak terlongong-longong.

Gin Liong seorang pemuda yang berhati perwira danbenci pada kejahatan. Dia marah orang hendak menyerangsecara menggelap kepada nenek buta, sekalipun nenek butaitu benci kepadanya.

Dengan menggembor keras, ia segera memutar pedangdan meluncur kebawah.

Tetapi ternyata terlambat Ketika tiba di tanah, terdengarnenek buta itu menjerit ngeri dan rubuh berguling-gulingketanah. Sesaat kemudian, nenek buta itu tak berkutik lagi.Rupanya dia telah mati.

Tepat Gin Liong lari menghampiri ketempat si nenekbuta, Begitu memandang keadaan nenek buta itu, seketikamenggigillah tubuh pemuda itu.

Mayat si nenek buta penuh dengan taburan hui-to, gin-tan (peluru perak) yang tak terhitung jumlahnya. Hampirmayat nenek itu bersimbah darah semua.

Gin Liong kerutkan alis, matanya memancarkan sinarkilat dingin. Mulutnya menyeringai marah. Sambillintangkan pedang Tanduk Naga ia berseru lantang:

"Siapa yang menggunakan kesempatan selagi nenek itulengah perhatiannya, telah melepaskan senjata gelap ?silahkan keluar ! Aku Siau Gin liong, akan memintapertanggungan jawab dari saudara2 itu !"

Gin Liong memutar tubuh pelahan-lahan seraya sapukanpandang mata ke sekeliling penjuru.

Tetapi empat penjuru tempat itu sunyi senyap, tiadapenyahutan sama sekali.

Page 108: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Pengemis kurus tenang2 duduk di tanah sambil mencekalbuli2 arak dan tangannya yang satu mengutik-utik lumpurdalam cela2 kakinya. sepasang matanya yang berbentuksegitiga, memandang tak berkesiap ke arah Gin Liong.

Paderi gemukpun tetap duduk di tempatnya semula.Alisnya yang tebal mengerut, matanya yang bundarmenyalang lebar. wajahnya mengerut kemarahan,memandang Gin Liong.

Saat itu hari sudah menjelang terang tanah. Kabutmalampun mulai menipis. Dari tempat2 yang gelap,memancar berpuluh sorot mata kepada pemuda itu. Kinitiada seorangpun yang menaruh perhatian ke rumahpondok itu.

Melihat sikap pengemis dan paderi itu, marahlah GinLiong. Segera ia maju menghampiri ke tempat mereka.

Pengemis kurus itu berobah tegang wajahnya, Sepasangmatanya berkilat-kilat tajam. Sedang paderi gemuk,matanya berkeliaran kian kemari. sikapnya amat tegangsekali.

Gin Liong makin mencurigai kedua orang itu. Setelahtiba setombak dari tempat mereka, ia segera balikkangenggaman pedangnya, Memandang kepada kedua orangitu, ia sedikit membungkukkan tubuh memberi hormat.

"Taysu tentu mengikuti apa yang terjadi di tengahgelanggang, Kiranya tentu tahu siapakah yang telahmembunuh nenek itu secara pengecut tadi !"

Dengan wajah membesi, paderi itu gelengkan kepala,menyahut dengan nada sarat:

"Pinceng tak memperhatikannya." Gin Liong menahankemarahannya, ia tertawa dingin lalu berpaling kearahpengemis kurus, memberi hormat dan bertanya:

Page 109: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Lo tui!"ko, mohon tanya, Karena terus

"Lo-tian-be sejak tadi duduk disini. Tentulah tahu siapapenyerang pengecut itu ?"

Sepasang mata segitiga dari pengemis kurus memandanglekat2 pada Gin Liong, ia tak menyahut melainkangelengkan kepala laki pejamkan mata.

Sikap pengemis itu benar2 hampir membuat dada GinLiong meledak karena marah, ia hendak menghardik lagitetapi sekonyong-konyong ia mendengar sebuah suaraorang mendengus geram dari bawah pohon sebelah kiri.

Tergerak hati Gin Liong seketika, Dengan gunakan gerakLiong-li-biau, tiba2 ia meluncur kearah tempat itu.

Lima tombak jauhnya ditengah gerumbul pohon2pendek, tampak membujur sesosok bayangan yang panjang.

Setelah menghampiri dekat, Gin Liong berhenti danmemandang dengan seksama, Ah, seorang tojin atau imamyang berjubah kelabu, Hidungnya mancung, dahi lebar danmemelihara jenggot yang bagus, Dengan sepasang matanyayang bersinar terang, imam itu memberi kesan yangmenyenangkan Mengundang rasa hormat orang.

Gin Liong segera menyimpan pedangnya lalu memberihormat:

"Wanpwe Siau Gin Liong, mohon hendak bertanyakepada totiang. Apakah lotiang mengetahui orang yangtelah melepaskan senjata gelap kepada nenek itu ?"

Habis berkata kembali Gin Liong membungkuk tubuhmemberi hormat, Tetapi ketika ia mengangkat muka danmemandang ke depan, kejutnya bukan kepalang.

Imam jenggot indah itu sudah lenyap dari pandang mata.

Page 110: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sebelum tahu apa yang telah terjadi, tiba2 dari arahbelakang terdengar dua buah jeritan ngeri.

Gin Liong cepat berputar tubuh. Cepat pandang matanyamenuju kearah kearah pengemis kurus dan paderi gemuktadi. ia segera menghampiri ke tempat mereka.

Ketika mendekati, kejut Gin Liong seperti disambarpetir.

Pengemis kurus itu masih tetap duduk diam tetapi batanglehernya telah terbenam kedalam dada. Demikian puladengan paderi gemuk, seolah-olah kepalanya melekat tanpaleher diatas bahunya.

Keduanya masih menggenggam beberapa batang huitodan beberapa butir gin-tan.

Gin Liong tegang sekali hatinya, jelas kedua orang itutelah dibunuh dengan tenaga-dalam yang sakti sekali. Cepatia keliarkan matanya. Ternyata sinar penerangan dalamrumah pondok itu sudah padam.

Tergetar hati Gin Liong. Cepat ia loncat ke-muka jendeladan melongok ke dalam, Ah, ternyata ruang pondok itugelap gulita dan diatas tempat tidurpun tiada orang tua itulagi. juga diatas meja, kaca cermin itupun sudah lenyap.

Serta merta ia berpaling kebelakang, Ternyata sekelilingrumah pondok itu sudah tak tampak barang sesosokbayangan manusiapun jua.

Hati Gin Liong setegang orang berpacu, Dia benar2kesima mengalami peristiwa seaneh ini.

Tiba2 terdengar siulan nyaring dan panjang,Kumandangnya bergema sampai ke awan, Makin lamamakin dekat

Page 111: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi begitu menyusup ke telinga Gin Liong, pemudaitu girang sekali. Cepat ia melambung ke udara danmelontarkan pandang mata ke sekeliling penjuru.

Pada padang salju yang jauhnya beberapa li, segundukbayangan merah bergulung-gulung laksana segumpal awanmerah, melintasi jalan di puncak gunung dan dengan pesatmenuju ke tempat Gin Liong.

Menyaksikan benda itu, girang Gin Liong bukankepalang, ia tak menyangka sama sekali bahwa Ban HongLiong-li akan kembali. Maka sambil bergeliatan di udara, iasegera berseru sekeras-kerasnya :

"Lo - cianpwe, Liong.-ji berada disini . . . ."

-ooo0dw0ooo-

Bab 3

Sepasang Iblis

Mendengar teriakan Gin Liong, suitan nyaring itupunberhenti, Bayangan merah itu memancar sinar mata yangtajam ke arah Gin Liong. Dengan kecepatan laksana anakpanah terlepas dari busur, bayangan merah itu terbangmeluncur ke arah Gin Liong.

Melihat bayangan merah yang disangka Ban HongLiong-li itu lari menuju ke tempatnya, girang sekali hati GinLiong. Diapun pesatkan larinya menyongsong. serayaacungkan tangan berseru keras2:

"Lo-cianpwe ... lo-cianpwe . .. .!"

Saat itu dia sudah masuk ke dalam sebuah lembah yangberkabut salju, Dalam kabut yang memenuhi seluruh

Page 112: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

lembah itu, samar2 ia melihat beberapa sosok bayanganimam sedang lari keluar lembah.

Menduga bahwa orang2 itu tentu habis dari rumahpondok tadi, Gin Liong tak mengacuhkan mereka dan teruslanjutkan larinya.

Setelah melintasi lembah salju, kini ia berhadapandengan sebuah karang es yang tingginya sampai belasantombak. Karang es itu merentang panjang entah sampaiberapa li.

Setiba di muka karang es, Gin Liongpun segera enjottubuh melambung ke udara, Berhenti sebentar untukmenjejakkan kakinya kebawah dan dengan meminjamtenaga jejakan itu tubuhnya melambung naik lagi. Dengandua tiga kali gerakan itu, dapatlah ia mencapai puncakkarang es.

Ternyata permukaan karang es itu merupakan sebuahdataran es yang amat luas sekali.

Dalam pada itu bayangan merah tadipun makin dekatkan dengan jelas ia dapat mendengarkan kibaranpakaiannya didebar angin.

Tiba2 Gin Liong kendorkan laju larinya, ada sesuatuyang mencurigakan hatinya. Mau lari ke muka, kecurigaanGin Liong itu berobah menjadi rasa kecewa, Serentak iahentikan larinya.

Jelas sudah baginya bahwa bayangan merah yang larimenghampiri itu, walaupun seorang wanita yangmengenakan pakaian orang persilatan dan menyandangmantel warna merah, tetapi dia bukan Ban Hong Liong-li.

Pada punggung wanita baju merah itu menonjol tangkaipedang berpita merah, sepasang sepatunyapun merahdarah, Rambutnya yang indah dan panjang diikat dengan

Page 113: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tali merah. Dalam hembusan angin, tampak rambut ituberkibar-kibar memikat mata.

Pada saat Gin Liong berhenti dan tegak terlongong-longong, segulung sinar merah diantara deru angin keras,segera menjelang tiba ke hadapannya.

Gumpalan sinar merah itu berputar-putar sekalimelingkari Gin Liong. Setelah itu baru tegak berdirihadapan anak muda itu.

Melihat pendatang itu, hati Gin Liong mendebur keras,Orang yang berada dihadapannya itu menggunakanpakaian serba merah yang menyilaukan pandang mata, GinLiong sampai tak berani memandang lekat2.

Kiranya dia seorang nona muda, berumur dua puluhantahun. wajahnya cantik jelita, sepasang alis yangmelengkung bagai bulan tanggal muda, menaungi dua buahgundu mata yang bundar dan tajam. Raut wajahnya yangmenyerupai buah semangka dibelah dua, dihias sebuahmulut yang kecil mungil,

Sambil bercekak pinggang, jelita itu menatap lekat2 padaGin Liong, Bibirnya yang semerah delima, mengulumsenyum yang memikat jiwa.

Gin Liong merah wajahnya, Darahnya memandangkeras, pendatang yang memiliki ilmu ginkang hebat ituternyata seorang nona yang cantik jelita.

Rupanya karena melihat Gin Liong terlongong kesima,nona cantik itu tertawa mengikik, Sambil goyangkanpinggang, ia berseru: "Adik, apakah tadi engkau yangmemanggil aku ?"

Mendengar nona itu menegur dengan kata2 yang ramah,merahlah wajah Gin Liong. Segera ia tersipu-sipu memberihormat:

Page 114: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Karena menempuh perjalanan siang malam, pandangmataku sudah kabur. Dan karena kabut yang tebal, akutelah keliru memanggil nona, Harap nona suka maafkankekhilafanku."

Kembali nona cantik itu tertawa mengikik, sambilmengambil sikap seperti pohon liu tertiup angin, denganramah sekali ia tertawa, serunya:

"Ah, tak apa, tak apa. Harap adik jangan pikirkan soalsekecil itu. Tapi tak marah kepadamu."

Habis berkata dengan mengulum senyum manis, iamenatap Gin Liong sambil ayunkan langkah majumenghampiri.

Wajahnya yang cantik memikat potongan tubuhnya yanglangsing ramping, langkahnya yang jinak2 merpati, benar2mempesonakan setiap pria yang memandangnya.

Melihat nona cantik itu sangat genit tingkahnya, GinLiong merasa muak. Tak seharusnya dia berdekatan dengannona semacam itu, ia harus lekas2 menyingkir.

Dengan wajah gelap, Gin Liong berseru:

"Karena masih ada lain urusan yang harus kukerjakan,terpaksa aku tak dapat lama2 disini..."

Pada saat Gin Liong bicara, nona genit itupun hentikanlangkah dan tertawa:

"Apakah adik hendak mengejar seorang locianpwe yangberpakaian merah itu ?"

Tergetar hati Gin Liong sehingga wajahnyapun berobah.Buru2 ia bertanya:

"Apakah ketika melintasi gunung, nona melihat seorangpendekar wanita berumur lebih kurang dua-puluh tujuhtahun, berpakaian serba merah ?"

Page 115: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Nona cantik itu kenakan alis dan melengking:

"Seorang locianpwe yang masih begitu muda belia itu ?Uh, mengelabuhi setan !"

Mendengar nada nona itu mengandung hinaan terhadapBan Hong Liong-li, seketika marahlah Gin Liong.

"Kalau nona tak berjumpa, akupun hendak berangkatsekarang."

Ia ayunkan langkah melewati samping si nona lalu laripesat. Tetapi nona cantik itu cepat melesat danmenghadang di muka Gin Liong.

"Engkau mau apa?" teriak Gin Liong dengan marah.

Nona genit itu melonjak kaget karena suara bentakanGin Liong yang menggeledek itu sehingga ia menyurutmundur selangkah.

"Ih, galak sekali, Benar2 hampir aku mati kaget !"serunya, seraya mengusap-usap buah dadanya seperti orangyang hendak menenangkan dadanya yang berombak keras.

Tanpa melihatnya lagi, Gin Liong terus lanjutkanlarinya, Tetapi nona genit itu tersenyum, Sekali tubuhnyaberayun, tahu2 ia sudah menghadang di depan Gin Lionglagi.

Kali ini Gin Liong terkejut sekali. Namun ia lebihdirangsang kemarahan daripada rasa heran atas kepandaiansi nona. Setelah berputar melingkar, iapun lanjutkan larinyalagi.

Tetapi nona genit itu hanya mendengus ia ayunkantubuh menghadang di muka Gin Liong lagi seraya berseruangkuh:

Page 116: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Adik, apabila hari ini kubiarkan engkau lari, Mo lanHwa selama-lamanya takkan memakai gelar Swat-te-biau-hong !"

Swat-te-biau-hong artinya Tanah-salju merekah-merah.

Gin Liong tak dapat menahan kemarahannya lagi,Dengan bengis ia membentak lagi:

"Menyisihlah, siapa yang engkau panggil sebagai adikmuitu !"

ia menutup katanya seraya menampar bahu nona genititu dan terus menyelinap hendak loncat.

Salju-merekah-merah Mo kan Hwa tidak marah malahtertawa mengikik. Tubuhnya berputar-putar menghindaritamparan Gin Liong dan dengan sebuah gerakan yangindah serta cepat, ia sudah merintangi gerak loncatan sianak muda lagi.

Gin Liong hentikan gerakannya. wajahnya membesi danmenggeram:

"Kalau nona hendak menghambat perjalananku lagi,jangan salahkan kalau aku bertindak kurang ajar !"

Sambil kicup-kicupkan sepasang matanya yang bundar,Mo Lan Hwa berseru:

"lh, mengapa engkau begitu tak tahu adat ? Siapa yangmemanggil suruh aku datang tadi ?"

Merahlah wajah Gin Liong, serentak ia berseru dengansuara bengis:

"Telah kukatakan bahwa aku khilaf maka akupun sudahmenghaturkan maaf kepada nona..."

"Huh," cepat Mo Lan Hwa menukas, "apa gunamenghaturkan maaf?"

Page 117: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong hendak meledak kemarahannya "Kalau maaftak berguna, lalu apa kemauanmu ?" serunya dengan geram.

Salju-merekah-merah Mo Lan Hwa mendengus marahdan melengking:

"Hm, tidak semudah itu membiarkan engkau ngacir pergi!"

"Coba saja kalau mampu merintangi aku !" teriak GinLiong makin marah. Bahkan karena sudah tak kuatmenahan kemarahannya, Gin Liong terus menampar mukanona genit itu.

"Hm, lihat saja apakah engkau mampu melarikan diri."seru Mo Lan Hwa seraya menangkis dengan jurus Giok-hi-hui-soh atau Bidadari-melempar-tali.

Terdengar sebuah orang pelahan dan tubuh nona genititu terhuyung-huyung mundur sampai tiga langkah.

Gin Liong menggunakan tiga bagian dari tenaganyauntuk menampar tetapi hanya dapat membuat Mo LanHwa menyurut tiga langkah saja. Segera ia tahu bahwa ilmutenaga dalam dan ilmu ginkang nona itu memang hebat.

Ia kerutkan dahi memandang nona genit itu dengantajam dan berseru:

"Jika engkau masih tetap mengganggu, jangan salahkanaku tak kenal kasihan !"

Habis berkata ia terus berputar tubuh dan angkat kaki.

"Berhenti !" Mo Lan Hwa melengking gugup, "sebelumkita ada yang mati salah satu, tak seorangpun bolehtinggalkan tempat ini."

Ia menutup kata-katanya dengan sebuah terjangan,sepasang tangannya berhamburan menghajar seperti orangkalap.

Page 118: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong sudah hilang kesabarannya, serentak iaberputar tubuh dan membentak keras: "Baik, kalau engkauminta mati, akan kuantarkan engkau ke akhirat!"

Pemuda itu segera ayunkan tangan kanan menghantam.Seketika menderulah angin pukulan yang dahsyat Salju ditanah berhamburan ke udara sehingga mirip dengansuasana badai dimusim salju.

Nona genit itu terkejut. Seketika pucatlah wajahnya,serentak berhenti, dia terus songsongkan kedua tangannyauntuk menangkis.

Terdengar sebuah lengking jeritan yang ngeri dannyaring diiring dengan tubuh Mo Lan Hwa yang terlemparsampai tiga tombak ke udara lalu melayang jatuh sampailima tombak jauhnya.

Gin Liong tertegun. Walaupun marah, tetapi ia hanyamenggunakan lima bagian dan tenaga dalamnya, Tetapiakibatnya benar2 diluar dugaan.

Tetapi ia seorang pemuda yang baik hati, sebenarnya iatak kenal dan mempunyai dendam permusuhan terhadapnona itu, Mengapa ia harus mencelakainya ?

Cepat ia enjot tubuh nona itu. Dilihatnya, sepasang mataMo Lan Hwa meram, wajahnya merah padam, dadaberombak keras dan napasnya terengah-engah.

Melihat keadaan nona itu tak sadarkan diri, Gin Liongbingung juga, Tetapi menilik wajahnya yang merah itu,jelas kalau Mo Lan Hwa tak menderita suatu luka dalamyang berbahaya.

"Ah, kalau kugunakan tujuh atau delapan bagian tenagadalam pukulanku tadi, dia tentu akan muntah darah,"diam2 Gin Liong merasa bersyukur karena tak melakukantindakan begitu.

Page 119: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Segera ia meletakkan tubuh nona itu ke tanah lalu mulaimenguruti jalan darah ditubuhnya, Tetapi diluar dugaan,makin diurut, napas nona itu makin lemah Sudah tentu GinLiong terkejut sekali sehingga keringat dingin bercucuranmembasahi tubuhnya

In hentikan pengurutannya dan mulai merenung ilmuurut yang telah dipelajarinya, ia merasa bahwa carapengurutan itu memang sudah benar.

Lalu ia mulai mengurut lagi dengan hati2 dan pelahan-lahan, tak berapa lama, Mo Lan Hwa tampak membukamata, Gin Liong girang dan hentikan urutannya. Sambilmengulap keringat ia bertanya:

"Nona bagaimana keadaanmu ?"

Tetapi nona itu pejamkan mata lagi, Gin Liong terkejut,ia merasa terlalu cepat menghentikan pengurutannya makaburu2 ia lekatkan tangan kanannya ke jalan darah Gi-haydiperut si nona, ia menunggu dengan penuh perhatianperobahan air muka nona itu.

Tetapi Gin Liong makin gelisah, wajah nona itu makinmerah seperti bara dan napasnya makin terengah-engah.Bibirnyapun mulai agak terbuka. Karena gugup, Gin Liongmenambahkan tenaga- murninya seraya bertanya:

"Nona, bagaimana engkau rasakan ?"

Dengan masih pejamkan mata, nona itu menyahutlemah: ”Dingin... mati kedinginn..."

Gin Liong keliarkan mata memandang kesekeliling, iamengharap dapat melihat sebuah guha atau cekung karanges yang dapat dibuat membaringkan nona itu.

Karena perhatiannya tertumpah pada empat penjuru, iatak tahu bahwa saat itu diam2 Mo Lan Hwa sudah

Page 120: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

membuka mata dan tersenyum. Ia memandang dagupemuda cakap yang memikat hatinya itu.

Gin Liong yang polos hati, segera melihat bahwa hutandimana terdapat rumah pondok tadi, berada diatas puncaksebelah muka dari lembah salju, Saat itu matahari sudahterbit dan kabutpun menipis, Rumah pondok di puncaksalju itupun segera tampak jelas.

"Orang tua kurus itu sudah tak berada dalam pondok,lebih baik kuangkut nona ini ke pondok itu," pikirnya.

Kemudian ia mengangkat tubuh Mo Lan Kwa laludibawanya lari menuju ke pondok, pikirannya hanya tertujuuntuk menolong jiwa si nona yang terkena pukulannya,setitikpun ia tak mengandung pikiran yang tak senonoh.

Rupanya Mo Lan Hwa yang sesungguhnya sudahsiuman, berseru:

"Engkau . . . hendak membawa aku kemana?"

Gin Liong tersentak kaget, Saat itu juga baru iamenyadari bahwa nona itu mengelabuhinya, jelas nona itutak menderita luka apa2 dan tak pingsan. Kesemuanya tadihanya pura2 saja.

Seketika meluaplah kemarahan Gin Liong.

"Pergi !" ia lemparkan tubuh Mo Lan Hwa ke tanah.

Tindakan Gin Liong itu diluar dugaan Mo Lan Hwa, iamenjerit kaget ketika tubuhnya terbanting ke tanah.

Gin Liong marah sekali, Tanpa melihat keadaan nonaitu ia terus berputar tubuh dan lari kearah tenggara.

Setelah tenang, Mo Lan Hwa segera melenting bangun,Melihat anak muda itu lari, ia bingung, Cepat iapungunakan ilmu berlari cepat untuk mengejar seraya berteriaksekuat-kuatnya:

Page 121: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hai, manusia kayu ! Engkau benar2 sebuah patung !"

Gin Liong mendongkol sekali, ia tak sudi melihat nonagenit itu lagi, Tetapi ternyata Mo Lan Hwa itu memangsakti dalam ilmu ginkang sehingga dia mendapat gelaransebagai Tanah-salju-merekah-merah, Karena cepatnya iaberlari, tubuhnya berobah seperti segumpal asap merahyang menebar diatas salju.

Tampak dua sosok bayangan, yang satu kuning dan yanglain merah, sedang berkejaran diatas puncak gunung yangtertutup salju putih.

Gin Liong lari mati-matian, Mo Lan Hwa mengejarsepenuh tenaga. Rupanya nona genit itu tak maumelepaskan anak muda yang cakap itu.

Tiba2 dari arah puncak sebelah muka, terdengar duabuah suitan yang nyaring, Menyusul dua buah bayanganhitam, bagaikan bintang jatuh dari udara, dari atas puncakmeluncur kebawah.

Mo Lan Hwa terkejut dan cepat2 berteriak memanggilGin Liong : "Manusia kayu, berhentilah ! Manusia kayuberhentilah!"

Sambil berteriak, nona genit itu gunakan jurus Jay-hong-hi-ci atau Cenderawasih-hinggap-dipohon, melayang keudara. ia berjumpalitan, dengan kaki diatas dan kepala dibawah, menukik menyambar Gin Liong.

Rupanya karena sedang berlari cepat, pemuda itu takmemperhatikan kesiur angin dari gerakan Mo Lan Hwa.Dia tetap lari sekencang-kencangnya.

Kedua sosok bayangan hitam yang meluncur daripuncak tadi segera tegak di tengah jalan untuk menghadangGin Liong.

Page 122: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Pada saat itu Mo Lan Hwa sudah berhasil mencapaijarak tiga tombak di belakang Gin Liong,

"Manusia kayu, mengapa tak mau berhenti. Yangmenghadangmu disebelah muka itu adalah Sepasang iblisdari luar perbatasan !" teriak nona itu dengan nada cemas.

Gin Liong mendengus dalam hati, Peduli apa dengansepasang iblis itu. Bukankah ia tak kenal mereka ?

Dalam pada berpikir itu, Gin Liongpun berpalingkebelakang, Astaga . . . . ternyata Mo Lan Hwa sudahulurkan tangan hendak mencengkeram bahunya.

Kejut Gin Liong bukan alang kepalang sehingga iasampai kucurkan keringat dingin. Dengan gerak Liong-li-biau, cepat ia menghindar kesamping sampai tiga tombakjauhnya lalu lanjutkan lari lagi.

Mo Lan Hwa terperanjat sekali, Tangannya yang sudahhampir berhasil mencengkeram bahu anak muda itu tibahanya menemui angin kosong.

Cepat ia hentikan gerakan tubuh dan berpaling.

Ah, ternyata Gin Liong sudah berbalik lari ke arah barat

Serempak pada saat itu. dari sebelah muka terdengarsuara orang tertawa gelak2. Nyaring dan menusuk telinga.

Mo Lan Hwa berpaling dan terkejut! Ternyata keduaiblis dari luar perbatasan itu pun telah berputar diri danmeluncur untuk menghadang Gin Liong lagi.

Cepat Mo Lan Hwa melayang ke udara seraya berserugopoh: "Manusia kayu, lekas berhenti! Mereka itu sepasangiblis dari luar perbatasan..."

Sambil berseru, nona itu tetap mengejar Gin Liong, GinLiong benar2 mendongkol sekali dan ingin lepaskan diridari libatan nona genit itu muka ia teruskan larinya dan tak

Page 123: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menghiraukan kedua orang yang di sebut sepasang iblis dariluar perbatasan itu.

Tetapi ia ingin juga mengetahui dimana nona genit itu.Begitu berpaling, ia terkejut lagi Ternyata nona itu tengahmelayang diudara dan meluncur kearahnya.

Diam2 Gin Liong mengeluh, Ternyata nona genit itumemang sakti sekali ilmu ginkang nya, Rasanya tak mudahuntuk lepaskan diri dari kejarannya.

Sesaat tiba di tanah, Mo Lan Hwa cepat berseru gopoh:"Awas, disebelah muka..."

Gin Liong terkejut dan memandang kemuka lagi, "Ah.ternyata kedua orang itu sudah tiba dihadapannya,

"Sumoay, biarlah suheng mewakili engkau meremukkanbudak ini...." teriak salah seorang dan kedua iblis itu serayamenyerang Gin Liong.

Saat itu Gin Liong baru berpaling kemuka, Sebelum tahubagaimana wajah orang itu, tiba2 dia sudah diserang,Dengan menggeram marah, cepat ia loncat menghindarsampai dua tombak jauhnya.

Dalam pada itu, Mo Lan Hwapun berteriak danmenghantam kearah serangan orang itu.

"Bum . . ."

Gumpalan salju muncrat berhamburan ke empatpenjuru, Mo Lan Hwa dan orang yang melepaskan pukulanitu, masing2 terhuyung mundur sampai tiga langkah.

Saat itu Gin Liong dapat melihat jelas bahwa keduasosok bayangan hitam itu adalah dua orang lelakipertengahan umur yang mengenakan pakaian ringkas orangpersilatan warna hitam. Keduanya masing2 menyanggulpedang pada punggungnya.

Page 124: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Lelaki yang berdiri di sebelah kiri berwajah persegi alislebar mata sipit dan memelihara kumis tipis. Diamemandang dengan mata berkilat-kilat ke wajah Mo LanHwa.

Dia adalah Say-pak-jin-mo atau Manusia iblis dariSaypak (Perbatasan Utara). Dia pula yang hendakmenyerang secara menggelap kepada Gin Liong.

Lelaki yang disebelah kanan, berwajah segi-tiga, kumisjarang, mata bundar kecil seperti mata tikus dan alisnyaberbentuk menurun, pipinya yang kempot menyunggingsenyum menyeringai.

Dia dikenal oleh kaum wanita sebagai Say-pak-ceng-moatau iblis Cabul dari Saypak.

Kedua iblis itu tertawa mengekeh.

"Beberapa tahun tak bertemu, ternyata sumoay sekarangsemakin cantik. Terutama dalam ilmu ginkang. sumoaymakin mencapai kemajuan yang mengejutkan. Semalamaku bersama lo-toa berpencaran mengejar, tetapi masih takmampu mengejar sumoay," seru Ceng Mo dengan tertawasinis.

Jin Mo juga tertawa dingin, Sebelum Ceng Mo selesaiberkata, ia sudah menggeram: "Tak kira kalau sumoay kedaerah salju untuk mencari budak muka putih itu."

Habis berkata kedua iblis itu serempak berpalingmemandang Gin Liong, pemuda itu masih tegak berdirimelihat gerak gerik ketiga orang itu.

Mo Lan Hwa merah wajahnya.

"Tutup mulutmu !" teriaknya geram, "aku melakukanperintah toa-suheng untuk menyelidiki asal usul orang tua

Page 125: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

yang membawa kaca cermin itu, jangan kalian bicara takkeruan begitu !"

Berhenti sejenak melontarkan pandang kemarahankepada kedua iblis, Mo Lan Hwa melanjutkan pula:

"Sudah lama kalian putus hubungan denganperguruanku. Kalian melanggar pesan suhu, melakukanperbuatan yang tercela di luaran. Sejak suhu menutup mata,kalian makin menggila. Jika Ji-suheng tak mengingatpernah sama2 menjadi saudara seperguruan, masakahkalian saat ini masih bernyawa ? Berulang kali kalianmenghadang aku dan mengucapkan kata2 yang taksenonoh, apakah maksud kalian ? Katakanlah sekarang ini.Kalau tetap bertingkah seperti itu, jangan kalian sesalkanaku tak mau mengingat pernah sama2 dalam satuperguruan."

Rupanya Mo Lan Hwa marah sekali kepada kedua iblisyang ternyata pernah menjadi suhengnya.

Wajah kedua iblis itu tampak memberingas tak sedapdipandang, tiba2 keduanya tertawa gelak2 untukmenghamburkan kemarahan mereka.

Setelah mendengar percakapan itu, barulah Gin Liongtahu akan hubungan Mo Lan Hwa dengan kedua iblis itu,Serentak ia merasa bahwa Mo Lan Hwa itu bukan seorangnona yang cabul melainkan seorang gadis yang lincah danbinal.

Seketika berkurang kesan buruknya terhadap nona itu.Semula ia hendak tinggalkan mereka selagi Mo Lan Hwatengah bertengkar dengan kedua bekas suhengnya, Tetapisetelah tahu persoalannya, dia batalkan rencananya. Diaharus ikut membantu Mo Lan Hwa apabila nona itumendapat kesulitan dari kedua iblis.

Page 126: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah puas, kedua iblis itu hentikan tawanya. Wajahmereka tampak membesi. Matanya berkilat-kilat buas.

Jin Mo deliki mata dan berteriak marah: "Budakperempuan yang tak punya mata ! Besar sekali nyalimuberani memberi nasehat kepada kami berdua saudara, Lebihbaik engkau ikut kepada kami, Jangan kuatir kami tentutakkan mengecewakan keinginanmu, Kalau tidak, heh,heh...."

Karena marah, tubuh Mo Lan Hwa sampai menggigilkeras. Cepat ia menukas:

"Kalau tidak, mau apa engkau ?"

Ia menutup kata-katanya dengan kebutkan lengan kanandan tiba2 tangannya sudah bertambah dengan sebatangpedang yang berkilat-kilat memancarkan hawa dingin.

Melihat itu Ceng Mo tertawa hina, Matanya yang sepertimata tikus itu, segera memandang ke-arah Gin Liong yangberdiri pada jarak dua tombak jauhnya.

"Tidak mudah engkau hendak melarikan diri bersamabudak laki itu !" serunya.

Gin Liong tertegun. Mengapa dirinya dibawa-bawadalam persoalan Mo Lan Hwa. Dia tak kenal Mo Lan Hwa,tak tahu kedua iblis itu.

Karena marahnya, ia hamburkan tertawa dingin. MoLan Hwapun merah mukanya, ia mencuri kesempatanuntuk melontar senyum kepada pemuda itu lalumelambainya:

"Adik, kemarilah ! Masakan kita berdua tak mampumenghajar kedua manusia jahat ini!"

Mendengar itu makin marahlah kedua iblis. Mereka iridan cemburu kepada Gin Liong karena Mo Lan Hwa yang

Page 127: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

cantik itu lebih suka kepada Gin Liong daripada kepadamereka.

Mereka tergila-gila dengan kecantikan Mo Lan Hwa.Dan rasa iri itu segera meningkat dan meledakkankemarahan mereka.

"Dadaku mau meletus nih !" seru mereka serayaberhamburan menerjang Mo Lan Hwa.

Jin Mo menggunakan jurus Ji-hung-hi-cu atau Sepasang-naga bermain-mustika, menutuk kedua mata si nona. CengMo gunakan jurus Koay bong-bi tong atau Ular naga-mencari-sarang. Dia tusukkan jarinya ke bawah buah dadasi nona, serangan itu dilakukan dengan kecepatan yang luarbiasa.

Ma Lan Hwa tertawa dingin. Setelah menghindar kesamping dari tutukan jari Ceng Mo, segera ia taburkanpedangnya untuk membabat tangan Jin Mo yang hendakmenutuk matanya.

Menghindar seraya menyerang itu, dilakukan Mo LanHwa dalam saat dan gerak yang hampir serempak sehinggakedua iblis itu menjerit kaget dan hentikan serangannya.

Bahkan Gin Liong sendiripun terkejut dan kagummelihat gerakan si nona yang sedemikian lihaynya, Tanpadisadari, ia berseru memuji : "Bagus...."

Mendengar pujian anak muda itu, girang Mo Lan Hwabukan kepalang, ia mencuri kesempatan untuk memandangGin Liong dengan senyum mesra.

Kebalikannya kedua iblis itu makin marah, Wajahmereka berobah membesi bengis lalu menghampiri GinLiong, Dengan mengertek geraham sehingga terdengarsuara giginya saling bergosok keras, kedua iblis itumembentak:

Page 128: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak hina. rasanya engkau memang sudah bosanhidup. Maka lebih dulu hendak kucabut nyawamu barunanti membereskan budak perempuan yang tak tahu maluitu !"

Kemudian sambil menyalurkan tenaga-dalam padalengannya, mereka mulai maju menghampiri Gin Liong.

Melihat itu Mo Lan Hwa cepat berseru: "Adik, hati-hatilah ! Lekas cabut pedangmu, Mereka sakti sekali,engkau bukan lawannya!

Tanpa sebab dirinya telah dipukul oleh Jin Mo tadi,sebenarnya Gin Liong sudah marah. Kini melihat keduaiblis itu hendak menyerangnya lagi, dia segera tertawamenghina.

Sengaja ia hamburkan sebuah tertawa yang nyaring danpanjang sehingga kumandangnya bergema jauh sampai keawan.

Mo Lan Hwa terkejut Saat itu ia rasakan darahnyamendebur keras demi tergetar oleh nada tertawa pemudaitu. setitikpun ia tak mengira bahwa pemuda yang berwajahcakap itu ternyata memiliki tenaga dalam yang sedemikiandahsyat

Kedua iblis itu adalah tokoh2 yang berpengalamandalam dunia persilatan Mendengar hamburan tawa GinLiong, seketika berobahlah wajah mereka mereka.

Dengan kerahkan seluruh tenaga mereka serempakmenghantam. Angin pukulan mereka menimbulkan desusprahara dan deru yang dahsyat, berhamburan melanda GinLiong.

Melihat serangan kedua bekas suhengnya itu, Mo LanHwa terkejut dan tanpa disadari ia menjerit kaget.

Page 129: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong memang baru pertama kali itu keluar darigunung, Walaupun ia sudah mendapat pengalaman darilatihan berkelahi, tetapi ia tak tahu akan keadaan duniapersilatan yang penuh bahaya.

Cepat ia hentikan tawanya lalu gerakkan keduatangannya menyongsong serangan lawan.

Tetapi sebelum tenaga pukulannya berkembang, pukulandahsyat dari kedua iblis itu sudah melandanya. Bum . . . .angin menderu dahsyat, salju bertebaran keempat penjuru.

Gin Liong terhuyung-huyung sampai tiga langkah kebelakang. Tiba2 Ceng Mo loncat menerjang hamburan saljudan dengan menggembor sekuatnya, ia menghantam lagiGin Liong yang belum berdiri tegak.

Bum ., . .

Terdengar letupan keras dan kedua orang itupun tercerai,terhuyung-huyung. Melihat itu Jin Mo-pun tak maumemberi kesempatan ia enjot tubuhnya kemuka danlontarkan sebuah hantaman kepada Gin Liong.

Dengan menggeram marah, Gin Liong cepat loncatmundur sampai tiga tombak jauhnya.

Mo Lan Hwa melengking kaget. Cepat ia memutarpedang untuk menusuk tengkuk Jin Mo.

Pada saat Jin Mo terkejut karena sosok bayangan kuning(Gin Liong) yang berada di hadapannya itu menghilang,tiba2 dari belakang ia merasa disambar oleh setiap anginyang dingin. Cepat ia memekik dan tundukkan kepala laluberjongkok ke tanah.

Sret . . . . mantel hitam dari Jin Mo telah tertusuk robekoleh ujung pedang Mo Lan Hwa.

Page 130: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Jin Mo terkejut. Dengan gunakan jurus Keledai-malas-bergelundungan, dia terus berguling-guling ke tanah sampaidua tombak jauhnya. Kemudian cepat ia melenting bangunlagi, wajahnya pucat lesi, keringat dingin bercucuran.

Ceng Mo yang beradu pukulan dengan Gin Liong danterhuyung-huyung pun segera berdiri tegak. Kedua iblissaling bertukar pandang lalu serempak mencabut pedangdan terus menyerang Mo Lan Hwa.

"Bunuh dulu budak perempuan ini, baru budak laki itu !"seru mereka.

Jin Mo gunakan jurus Pok-hun-kiau-jit atau Menyibak-awan-melihat-matahari. pedangnya berhamburan mencurahke arah leher si nona.

Sedang Ceng Mo memainkan jurus Hok ie-jong-liongatau Naga - hitam-mendekam - ditanah, Ujung pedangnyamelilit-lilit, menusuk kaki Mo Lan Hwa.

Mo Lan Hwa melengking seraya ayunkan pedangnya kekanan kiri, membentuk sebuah lingkaran sinar untukmenyambut serangan kedua lawan.

"Berhenti !" tiba2 dari arah tiga tombak jauhnyaterdengar suara bentakan menggeledek.

Jin Mo terperanjat dan buru2 hentikan serangannyaseraya menyurut mundur beberapa langkah.

Kedua iblis itu serempak berputar tubuh ke belakang lalumemandang ke muka. Mereka terkesiap ketika melihatwajah Gin Liong memancar hawa pembunuhan dan tengahmelangkah menghampiri. Tangan pemuda itu mencekalsebatang pedang bersinar merah berkilau, Mirip dengansenjata pusaka dari Ban Hong Liong-li dahulu.

Page 131: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ternyata yang berseru menyuruh kedua iblis itu berhenti,bukan lain adalah Mo Lan Hwa sendiri. Melihat pedangGin Liong, walaupun tak tahu asal usul pedang itu tetapi iapercaya tentu sebuah pusaka yang hebat.

"Kawanan tikus buduk, menyerang secara gelap bukanlaku seorang gagah . . . . " sambil melangkah maju, GinLiong memaki.

Kedua iblis itu berobah wajahnya, Tubuh merekagemetar keras, cepat mereka menukas dengan menghamburtawa kemarahan. Tawa yang disaluri dengan tenaga dalamhebat sehingga Mo Lan Hwa sampai mendekap telinganya.

Gin Liong hentikan langkah, membentak: "Dihadapankuengkau berani bertingkah sedemikian congkak ? Hm, lekassiaplah menyambut seranganku."

Gin Liong menutup kata-katanya dengan taburkanpedangnya, Seketika pedang Tanduk Naga berkembangmenjadi suatu lingkaran sinar merah yang gilang gemilangmenyilaukan mata.

Sepasang iblis dari luar perbatasan itu segera hentikantawanya, Mereka deliki mata dan mengertak gigi:

"Budak tak tahu malu, kalau tak diberi hajaran, engkaumemang belum tahu kelihaian sepasang iblis dari luarperbatasan !"

Mereka segera melepaskan pengikat lehernya sertamelemparkan mantel hitamnya ke tanah.

Melihat itu Mo Lan Hwa tertawa, ia tahu bahwa keduaiblis itu sudah ketakutan. Kalau tidak tentu takkanmembuka mantel. Karena bertempur dengan membukamantel berarti kurang sopan atau mengandung keputusanuntuk mengadu jiwa.

Page 132: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Sudah, jangan banyak tingkah, hayo kalian boleh majusemua !" seru Gin Liong.

Kedua iblis itupun segera menjawab dengan memutarpedang, menyerang Gin Liong. Jin Mo di kanan dan CengMo di kiri.

Gin Liong hanya mendengus geram. Dengan jurus Jit-gwat-kau-hui atau Matahari-rembulan-saling-bertemu, dialangsung membabat pedang kedua lawannya.

Sepasang iblis itu melengking aneh, nantikan langkahmenarik pedangnya. Jika yang satu maju, yang lainberhenti. Yang satu diam. Mereka menyerang secarabergilir. Mencari-cari lubang kesempatan dan berusahauntuk menghindari benturan dengan pedang anak muda itu.

Gin Liong tertawa dingin. Tiba2 ia merobah gayapermainannya dalam jurus Jiu-cui-heng-cou atau Air-musim rontok-menghadang-sampan. Dalam bentuk sepertisebuah busur, sinar pedang Tanduk Naga segera membabatdada orang.

Jin Mo tertawa mengekeh. Cepat ia menarik pulangpedang dan loncat mundur sampai dua tombak!

Tiba2 Gin Liong menarik pedang lalu tubuhnyaberputar-putar menyelinap ke belakang Ceng Mo. Laludengan sebuah bentakan menggeledek, ia robah pulapedangnya dalam jurus Heng-soh-cian-kun (membabat-ribuan-laskar), Sring . . . . pedangpun melayang ke pinggangCeng Mo. Cepat dan dahsyatnya bukan buatan.

Serasa terbanglah semangat Ceng Mo dilanda seranganitu. Karena kejutnya ia sampai memekik lalu berputar tubuhdan tangkiskan pedangnya dalam jurus Hoa-te-kau-pingatau Menggurat-tanah-mengatur-tentara.

"Tring..."

Page 133: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Terdengar bunyi menggerincing tajam dan putuslahpedang Ceng Mo menjadi dua. Tiba2 Ceng Mo menjeritkeras sekali dan rubuh ke tanah.

Gin Liong tertawa dingin lalu maju menghampiri danmengangkat pedangnya untuk menyelesaikan nyawa iblisitu.

Melihat itu, Jin Mo terkejut, cepat ia ayunkan tubuh,menggembor keras dan menusuk dada Gin Liong.

Gin Liongpun mengisar langkah ke samping, memutarpedang dalam jurus Gong jiok-gui-peng atau Burung-gereja-membuka-pintu. menyongsong serangan lawan.

Rupanya Jin Mo tahu bahwa pedang lawan itu sebuahpusaka yang tiada tara tajam nya. Mengendapkan pedangke bawah, ia ayunkan tangan kiri menghantam muka GinLiong.

Tetapi terlambat, serempak dengan bunyimenggemerincing keras, pedangnyapun telah terpapaskutung oleh pedang Tanduk Naga.

Kali ini Jin Mo yang terbang semangatnya, Dia taksempat memikir untuk melukai Gin liong lagi, ia segerajatuhkan diri berguling-guling di tanah dalam jurus Kiu-te-sip-pat-kun atau Delapan-belas kali-berguling ditanah.

"Hai tinggalkan nyawamu !" teriak Gin Liong serayaloncat dan membabat kedua kaki Jin Mo.

Pada saat itu tiba2 Mo Lan Hwa menjerit keras sehinggaGin Liong terkejut dan berpaling.

Sebuah benda yang berkilat-kilat meluncur deras kearahGin Liong, Gin Liong menggeram, Berkisar tubuh kesamping, ia menghindari luncuran benda itu. Ketikamengamatinya, ternyata benda itu adalah kutungan pedang

Page 134: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dari Ceng Mo telah menaburkan pedangnya yang hanyatinggal separoh itu kearah Gin Liong, demi menolong JinMo.

Gin Liong marah, Dengan menggembor keras. ia hendakmemburu Ceng Mo tetapi tiba2 belakang tengkukkepalanya disambar angin tajam.

Gin Liong tahu bahwa kali ini tentu Jin Mo yangmenyerangnya dari belakang dengan melontarkan kutunganpedangnya, Cepat pemuda itu tundukkan kepala danmelayanglah kutung pedang itu melalui atas kepala pemudaitu.

Gin Liong benar2 marah sekali terhadap kedua iblis yanglicik itu, Ketika mengangkat kepala, ternyata kedua iblis itusudah terbirit-birit melarikan diri, jaraknya sudah beradasepuluhan tombak jauhnya.

"Adik, lekas kejar ! jangan biarkan mereka lolos, Kalautidak, jangan harap engkau dapat hidup dengan tenang."

Habis berkata nona itupun terus ayunkan langkahmengejar lebih dahulu.

Gin Liong memang tak mau memberi ampun kepadakedua iblis itu, sebenarnya ia hendak mengejar merekatetapi demi mendengar kata2 Mo Lan Hwa, ia malah takmau ikut mengejar.

"Ho, aku memang sengaja hendak melepaskan manusiaitu. Akan kulihat, mereka dapat berbuat apa terhadapku,"serunya geram.

Mendengar itu, Mo Lan Hwa hentikan larinya danberpaling kearah Gin Liong, ia marah sehingga wajahnyamerah, Ketika mulutnya hendak meluncurkan kata2, tiba2terdengar sebuah suara tawa yang nadanya rawan dananeh.

Page 135: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong terkejut Menurutkan arah suara tawa itu,dilihatnya dari belakang bukit yang jaraknya diantara empatpuluhan tombak, muncul sesosok bayangan menghadangkedua iblis tadi.

Ketika Gin Liong mencurahkan perhatian memandangke muka, ternyata yang muncul itu seorang kakek tua rentaberumur delapan puluhan tahun, Rambut pendek tetapijenggotnya dipelihara panjang, putih mengkilap sepertisalju.

Alisnya tebal mata bundar dan kepala besar.Mengenakan ma-kwa ( pakaian mancam ) yang menutupkaki.

Kakek itu mencekal sebatang pipa huncwe yangpanjangnya sampai satu setengah meter, Kepala huncwesebesar kepalan tangan orang.

Berhadapan dengan kakek itu, seketika gemetaran keduaiblis tadi. Serempak mereka jatuhkan diri berlututdihadapannya.

Gin Liong kerutkan dahi, Dia merasa pernah kenaldengan kakek itu. Kalau tak salah dahulu suhunya pernahmengatakan bahwa kakek itu bernama Hok To-Bengbergelar Kim-yan-tay atau Tabung-tembakau-emas.

Dia salah seorang tokoh dari Swat-Thian Sam-yu atauTiga Sahabat dari langit salju, Dia lah yang memiliki ilmuginkang sakti Menginjak-salju-tanpa-meninggalkan-jejak.

Baru Gin Liong berpikir sampai disitu, tiba2 Mo LanHwa berteriak nyaring:

"Toa-suheng, mereka berdua telah menghina aku !"

Dan nona itupun terus lari menghampiri Hok To Beng.

Page 136: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Saat itu tergeraklah pikiran Gin Liong. Su-heng dari MoLan Hwa atau kakek Hok To Beng itu kemungkinan tahusiapakah kakek kurus dalam pondok itu. Paling tidak, HokTo Beng tentu tahu siapakah orang tua jenggot indah yangberwibawa sebagai seorang dewa itu.

Dengan memiliki harapan itu, Gin Liong sarungkanpedangnya lalu bergegas menghampiri ketempat Hok ToBeng.

Belum tiba ditempat itu, Gin Liong sudah mendengarkedua iblis membela diri:

"Sudah banyak tahun siaute berdua tak pernahberkunjung untuk menghaturkan selamat kepada toa-suheng. Sungguh hati kami amat menyesal. Tadi siauteberdua bertemu dengan Mo sumoay. Belum sempat siautemenanyakan keadaan toa-suheng, Mo sumoay sudahmarah2 dan mendamprat.

Mo Lan Hoa deliki mata dan melengking marah:

"Tutup mulutmu ! jangan ngaco belo tak keruan jualkebohongan. Apa yang kalian bicarakan ketika semalamberada dalam kota ? Apakah kalian pernah menanyakankesehatan toa-suheng ? Dan tadipun, apa saja yang kalianocehkan dihadapanku ?"

Kemudian nona itu menunjuk kearah Gin Liong yangsedang mendatangi katanya pula:

"Tanyakanlah kepada adikmu itu, apakah kalian tadipernah bertanya tentang diri toa-suheng ? Hm..."

Orang tua rambut pendek kerutkan dahi, ia gerakkanpipa huncwe untuk menyentuh lembut Mo Lan Hwa serayaberkata:

Page 137: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Sudahlah, sudahlah. Katakan lebih dulu urusanmu barunanti giliran mereka !"

Kemudian Hok To Beng acungkan pipanya kearah GinLiong yang saat itu sudah tiba dan berada satu tombakjauhnya, bertanya pula kepada Mo Lan Hwa:

"Kapan engkau mendapatkan seorang adik laki budak itu? siapakah she dan namanya ? Dimana tempat tinggalnyadan berapakah umurnya ? Cobalah engkau terangkan lebihdahulu."

Habis mencurahkan hujan pertanyaan, orang tua rambutpendek itu menengadah memandang langit dan pasangtelinganya untuk mendengarkan keterangan Mo Lan Hwa.Sama sekali tak mengacuhkan kepada kedua iblis yangmasih berlutut di tanah itu.

Gin Liong mendapat kesan bahwa rambut pendek HokTo Beng itu seorang tua yang tak mempedulikan segala adatperaturan Dengan mempunyai seorang toa-suhengsemacam itu, sudah tentu Mo Lan Hwa menjadi seorangnona yang suka membawa kemauan sendiri dan bebastingkah lakunya !

Tampak Mo Lan Hwa melongo, wajahnya merahjengah. Sepasang biji matanya yang besar, berkeliaranTiba2 ia tertawa lalu melambai Gin Liong.

"Adik, kemarilah," serunya "cobalah engkau tuturkansatu demi satu kepada toa- suheng."

Gin Liong terpaksa tertawa walaupun seperti orangmeringis, Demi hendak mengetahui asal usul orang tuakurus dan orang tua jenggot indah itu, terpaksa ia tebalkanmuka menghampiri.

Page 138: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat perawakan Gin Liong dan sepasang matanyayang bundar bersinar, diam2 orang tua rambut pendek ituterkejut.

"Bakat yang luar biasa bagusnya. Kelak anak ini tentumenjadi tokoh persilatan yang cemerlang di angkasapersilatan," diam2 Hok Tek Bong menimbang dalam hati.

Tetapi karena melihat wajah toa-suhengnya mendadakberobah, berdebarlah hati Mo Lan Hwa. Tetapi ia bersikapsetenang mungkin.

Berhenti pada jarak lima langkah dari orang tua rambutpendek, Gin Liongpun memberi hormat.

"Siau Gin Liong menghaturkan hormat kepadalocianpwe," serunya disertai dengan membungkuk tubuh.

Tiba2 Hok Tek Beng tertawa gembira, Nada tawanyaamat sedap didengar setelah berhenti tertawa, dia mengelus-elus jenggotnya yang putih dan berseru gembira:

"Saudara, apakah engkau adik lelaki dari siaumoay ku ?Aku adalah toa-suhengnya Mengapa engkau menyebut locianpwe kepadaku ? Yang benar, engkau sebut saja lo-koko."

Habis berkata ia tertawa gelak2.

Sudah tentu Mo Lan Hwa girang sekali,

Dia tahu kalau toa- suhengnya suka pada pemuda itu.Muka segera ia berkata kepada Gin Liong:

"Adik, lekaslah engkau ceritakan apa yang terjadi tadi..."

"Toa-suheng tiba2 kedua iblis yang masih berlutut ditanah mendahului membuka suara," budak itu bukan adiklelaki dari Mo sumoay ..."

Page 139: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tutup mulut !" bentak orang tua rambut pendek.Suaranya seperti halilintar menyambar sehingga GinLiongpun sampai tergetar jantungnya.

Seketika kedua iblis itu pucat wajahnya dan keringatdinginpun bercucuran membasahi tubuh mereka, Denganpandang mata penuh dendam, mereka memandang Mo LanHwa dan Gin Liong.

orang tua rambut pendek itu melanjutkan kata-katanya:"Segala tingkah lakumu yang tak senonoh di luaran akutahu semua. Sebelum menutup mata, suhu telah memberipesan kepadaku supaya mencabut ilmu kepandaian kalian,Tetapi sampai sebegitu jauh, aku masih belum sampai hati."

Habis berkata ia kiblatkan pipanya ke muka kedua orangitu sehingga mereka pejamkan mata, gemetar dan kucurkankeringat dingin. Mereka diam mematung tak beraniberkutik sama sekali.

"Sudah banyak kali aku menerima teguran dari beberapakawan yang menuduh aku sengaja memelihara muridkhianat dan tak mau memikirkan keselamatan duniapersilatan. Hm, hari ini, sekali lagi kuberi kalian ampun..."

Mendengar itu menjeritlah Mo Lan Hwa seraya lari kesamping toa-suhengnya. Memegang lengan orang tua itudan berseru dengan gopoh:

"Toa-suheng, kali ini janganlah memberi ampun mereka,Kalau tidak, bagaimana engkau hendak memberipertanggungan jawab kepada Hong dan Cui berdua lo-kokonanti..."

Gin Liong cepat dapat menduga bahwa yang disebutHong (Gila) dan Cui (pemabuk) lo-koko oleh Mo Lan Hwaitu tentulah kedua tokoh yang lain dari Swat-san Sam-yu,

Page 140: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Lengkapnya mereka bernama Hong-lian-sian dan Cui-sian-ong.

Dan Gin Liongpun cepat dapat menduga bahwa orangtua rambut pendek yang berada dihadapannya itu pastiKim-yan-tay atau Tabung-tembakau-emas yang paling anehwataknya diantara Swat-thian Sam-yu.

Memang ketiga tokoh dari Swat-thian Sam-yu itu gemarberkelana keseluruh penjuru. Mereka termasyhur denganilmu ginkangnya yang sakti.

Serentak Gin Liongpun teringat akan nyanyian yangtersebar dalam dunia persilatan.

Dalam ilmu ginkang. Swat-thian Sam-yu palingmenjagoi

Hong-tian-siu Kakek Gila, terbang diatas rumput.

Kim-yan-tay si Tabung-tembakau-mas menginjak saljutanpa bekas.

Cui-sian-ong si Dewa Pemabuk, melintas sungai dengansebatang rumput ilalang...

Teringat akan syair itu, tergetarlah hati Gin Liong.Sedang Mo Lan Hwa tetap mencekal lengan toa-suhengnya,menghendaki supaya toa-suhengnya jangan melepaskankedua iblis.

Kim-yan-tay Hok To Beng bungkam. Hanya matanyayang berkilat-kilat memancar sinar. Rupanya dia masihragu2 untuk mengambil keputusan.

Pipa tabung tembakau yang berada ditangannya,pelahan-lahan bergerak di muka kedua iblis, Asal orang tuaitu sekali menutuk, kedua iblis itu pasti akan rubuhberlumuran darah.

Page 141: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kedua iblis itu berlutut tegak. Wajahnya tegang dancemas. Matanya berkilat-kilat mengikuti pipa tabungtembakau. Keringat dingin bercucuran deras membasahimukanya.

Tiba2 Hok To Beng menggeleng kepala dan menghelanapas pelahan. Rupanya ia merasa tak enak untuk menarikkembali ucapannya tadi.

"Kalian boleh pergi." katanya dengan nada berat "kalaukelak masih berani melakukan kejahatan lagi, jangansesalkan aku tak ingat pernah menjadi saudara seperguruandengan kalian."

Kemudian jago tua itu menengadah memandang langit,Tampaknya ia seperti minta maaf kepada arwah suhunyayang berada di alam baka karena tak melakukanperintahnya.

Melihat toa- suhengnya benar2 melepaskan kedua iblisitu, karena marah, Mo Lan Hwa sampai menggigil keras.

Kedua iblis itupun segera meniarap ketanah danserempak berseru:

"Terima kasih atas kemurahan hati toa-su-heng. Siau-teberdua mohon diri."

Setelah bangun, kedua iblis itu masih menyempatkan diriuntuk memandang dengan sorot mata penuh dendamkepada Gin Liong, Mo Lan Hwa dan Hok To Beng.

Gin Liong terkejut. Menilik muka dan sorot mata keduaiblis itu, rupanya mereka masih penasaran Gin Liongpuntak mau melepaskan pandang matanya kearah langsungkedua iblis itu.

Page 142: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sekonyong-konyong, baru setombak kedua iblis itumelangkah, mereka berhenti dan secepat kilat berputartubuh seraya mendorongkan kedua tangan sekuat-kuatnya.

Serentak angin pukulan yang dahsyat melanda kearahGin Liong bertiga, Tetapi karena Gin Liong sudahmemperhatikan gerak gerik kedua orang itu, maka cepatiapun segera menggembor keras:

"Kawanan tikus, kalian hendak cari mampus..."

Kata2 itu diserempaki dengan menyongsongkan keduatangannya kemuka. Dalam pada itu Hok To Bengpunkebaskan sepasang lengan bajunya, menggembor keras danmelambung ke udara.

"Bum . . ."

Terdengar letupan dahsyat dan deru anginmenghamburkan salju, Disusul dengan derap kakiterhuyung-huyungpun susul menyusul terdengar.

Ketika Gin Liong memandang seksama, dilihatnyaMenginjak-salju-tanpa-bekas Hok To Beng sudah melayangdi udara dan bagaikan burung garuda dia menukik kearahkedua iblis yang terhuyung-huyung kebelakang itu.

"Manusia berhati serigala kalian ini..." teriak Hok ToBeng. Sinar emas berkelebat dan terdengarlah dua buahjeritan yang menyeramkan. Darah berhamburan ke udaradan rubuhlah kedua iblis itu ke tanah untuk selama-lamanya.

Ketika Gin Liong berpaling, ia terkejut sekali TernyataMo Lan Hwa telah rubuh di tanah salju, Cepat ia loncatmenghampiri dan mengangkat tubuh nona itu, Dilihatnyawajah nona itu pucat seperti kertas mata meram napaslemah.

Page 143: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tahu bahwa kali ini, Mo Lan Hwa memangbenar2 pingsan sungguh, ia bingung, lalu merogoh kedalambajunya.

Saat itu Hok To Bengpun sudah melayang tiba danberjongkok memeriksa, Setelah meraba dada sumoaynya,Hok To Beng agak tenang.

Mengangkat muka, dilihatnya Gin Liong sedang sibukmerogohi bajunya.

"Eh, cari apa engkau ?" tegurnya.

"Katak salju," sahut Gin Liong.

Hok To Beng terkesiap, serunya gopoh: "Engkau taruhdimana ?"

"Entah bagaimana, tahu2 binatang itu jatuh," sahut GinLiong hambar.

"Jatuh dimana ?" Hok To Beng makin tegang.

Gin Liong segera menerangkan:

"Semalam aku menderita luka, karena tak dapatmengambil air, katak salju itu terpaksa kumasukkan dalammulut..."

"Tolol engkau," Hok To Beng tertawa, "sudah tentubinatang itu meluncur masak kedalam perutmu, Ai,mengapa dicari lagi ?"

Gin Liong terbeliak, Saat itu baru ia menyadari apasebab tenaga dalamnya tiba2 berobah hebat sekali, Sekalidorongkan tangan ia mampu membuat si Jenggot terbangmencelat sampai beberapa tombak.

"Sudahlah, siau-hengte," Hok To Beng menghiburnya,"siaumoay-ku hanya pingsan karena menderita rasa kejutyang berasal dari angin pukulan kedua iblis itu. Asal engkau

Page 144: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mau menyalurkan tenaga-dalam dengan telapak tanganpada perutnya, dia tentu akan siuman."

Merah wajah Gin Liong tetapi apa boleh buat. Terpaksaia melakukan hal itu juga. Sesaat tangan Gin Liong melekatpada perut Mo Lan Hwa. nona itu segera terdengarmenghela napas panjang dan membuka mata.

Melihat dirinya berada dalam pelukan Gin Liong,merahlah wajah nona itu. Jantungnya mendebur keras,sepasang matanya memandang mesra pada wajan pemudatampan itu. Mulutnyapun merekah senyum manis, rupanyaia mengharap agar pemuda itu jangan melepaskantangannya.

Darah Gin Liong-pun menggelora keras, jantungberdebar-debar, Pada saat ia hendak mendorong tubuh sinona supaya bangun, tiba- nona itu memekik dan terusmelenting berdiri.

Gin Liong terkesiap, Ah, ternyata Mo Lan Hwa denganwajah tersipu-sipu malu tengah lari menghampiri Hok ToBeng yang berdiri setombak jauhnya dari tempat mereka.

Ternyata sejak tadi Hok To Beng mengawasi kedua anakmuda itu sambil mengelus-elus jenggot dan tersenyumsimpul.

Gin Liongpun cepat berbangkit.

Sambil menubruk dada Hok To Beng, Mo Lan Hwamenggentak-gentakkan kaki dan memekik-mekik manja:"Toa-suheng tak suka kepadaku..."

Sambil memegang bahu nona itu Hok To Beng tertawagelak2.

"Jangan ribut, jangan ribut, Siapa bilang aku tak sayangkepadamu ?"

Page 145: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tadi aku pingsan mengapa engkau tak menolong ?"masih nona itu menjerit manja.

Hok To Beng tertawa gelak2 pula.

"Sudah ada seorang adik yang menolong, mengapa toa-suheng harus ikut campur ?"

Mendengar itu merahlah selembar wajah Mo Lan Hwa.Cepat ia susupkan kepalanya ke dada Hok To Beng.

"Kalau aku mengurus dirimu, kedua manusia berhatiserigala itu tentu dapat melarikan diri," kata Hok To Bengmenghiburnya.

Mendengar itu baru Mo Lan Hwa lepaskan diri daridada toa-suhengnya dan memandang ke-arah mayat keduaiblis, ia bersyukur karena iblis perusak wanita itu sudahmati.

Karena hari sudah petang, Hok To Beng menyerahkanpedang milik Mo Lan Hwa kepada nona supayadisimpannya.

Gin Liong menghampiri memberi hormat kepada HokTo Beng, Tetapi pada saat ia hendak membuka mulut, MoLan Hwa tertawa geli.

Gin Liong terkesiap sehingga kehilangan kata2 yanghendak diucapkan Melihat itu Lan Hwa makin tertawa geli.

"Mau apa engkau ini ? Mengapa tampaknya begitu resmiitu ?" seru si nona.

Hok To Beng tertawa gelak2, serunya:

"Rupanya sian-hengte tentu berasal dari perguruan yangtermasyhur sehingga dia masih kukuh dengan tata cara,membedakan yang tua dengan muda. Tidak seperti lo-kokoyang begini liar. Mau bilang apa terus bilang, mau berbuatapa, pun terus berbuat saja. Asal sesuai dengan garis

Page 146: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kebenaran, aku tak peduli dengan segala macam peraturanraja."

Berhenti sejenak tiba2 ia bertanya: "Siau-hengte, maukahengkau memberi tahu nama perguruanmu ?"

Walaupun tahu bahwa memang tokoh2 aneh dalamdunia persilatan itu tak menghiraukan soal tata cara adatistiadat tetapi ia belum tahu benar akan peribadi Hok ToBeng, Maka ia tak berani sembarangan berkata, Setelahmemberi hormat ia berkata:

"Wanpwe..."

"Ih, apa-apaan itu wanpwe ? Lo-koko tetap lo-koko,harus dipanggil lo-koko. Siau-hengtepun tetap harus disebutsiau-hengte, Mengapa engkau masih berkukuh menyebutcianpwe dan wanpwe begitu macam ?" tiba2 Lan Hwamelengking.

Mendengar itu merahlah muka Gin Liong, ia hendakbalas menyemprot nona itu tetapi tiba2 Hok To Bengmenukas dengan tertawa gelak-gelak:

"Siau-hengte, bersikaplah wajar saja. Tak perlu terlalumenghormat Lo-koko tak mempersoalkan urusan begitu."

Teringat Gin Liong akan pesan suhunya. Bilaberhadapan dengan tokoh2 aneh dalam dunia persilatanharus hati2 dan menghormat Paling baik turuti saja mereka.

"Baiklah, lo-koko," serunya sesaat kemudian, "siauteakan menurut perintah lo-koko."

Hok To Bengpun tertawa gelak2, ia puas melihat sikapGin Liong yang cepat dapat menyesuaikan keadaan.

Bukan kepalang girang Mo Lan Hwa. Karuan bibirmerekah tawa maka tampaklah baris giginya yang putihseperti untaian mutiara,

Page 147: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Adik, beritahukan nama perguruanmu kepada lo-koko,"segera ia berseru.

Dengan wajah serius, berkatalah Gin Liong.

"Aku menerima pelajaran silat dari guruku Liau Cengtaysu, kepala kuil Leng-hun-si di puncak Hwe-sian-hong !"

Menginjak-salju-tanpa-bekas Hok To Beng kerutkan alis,merenung, Pipa huncwenya bergetar2. Rupanya jago tua itusedang menggali ingatan tentang diri Liau Ceng taysu.

Melihat wajah toa-suhengnya, tahulah Mo Lan Hwabahwa suhu dari Gin Liong jitu tentu seorang paderi yangtak terkenal. Apabila memang seorang tokoh terkenal tentudengan mudah toa-suhengnya dapat mengenali. Karenaboleh dikata, hampir semua tokoh2 persilatan yangternama, Hok To Beng itu mengenalnya, Apalagi hanyadidaerah puncak Hwe-sian-hong gunung Tiang-pek-sanyang begitu dekat.

Kuatir kalau Gin Liong gelisah, cepat2 Mo Lan Hwaberseru: "Toa-suheng, aku sudah teringat."

Hok To Beng terkesiap, serunya: "Siapa ?"

"Toa-suheng, mengapa makin tua engkau makinlinglung," seru Mo Lan Hwa dengan nada sok tahu,"apakah engkau lupa ketika naik ke Hwe sian-hong,bertemu dengan seorang paderi tua yang mengenakan jubah?"

Sesungguhnya Gin Liong tak peduli ketika melihat keduaorang itu tak kenal kepada suhunya. Tetapi demimendengar ucapan Mo Lan Hwa, hampir ia tak dapatmenahan gelinya.

Page 148: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ih, ada2 saja nona itu. paderi tentu memakai jubah,masakan pakai pakaian makwa seperti orang biasa,"pikirnya.

Mo Lan Hwa memang hendak membingungkan pikirantoa-suhengnya agar jangan melanjutkan pemikirannyauntuk mengingat-ingat nama Liau Ceng taysu itu.

"Ah, aku benar2 tak ingat lagi," seru Hok To serayagelengkan kepala.

Ucapan toa-suhengnya itu benar2 membuat si nonabingung, ia tahu bahwa Gin Liong memandangnya lekat2sehingga ia tak leluasa memberi isyarat mata kepada toa-suhengnya.

"Ah, makin tua engkau memang makin limbung,"akhirnya sekenanya saja nona itu berkata, "apakah engkaulupa akan lo-siansu yang wajahnya merah segar, alisnyatebal dan mata jernih, memelihara jenggot yang beginipanjang ...."

Nona itu segera ulurkan tangannya, ditempelkan kedadanya sendiri seakan menunjukkan ukuran panjangjenggot lo - siansu atau paderi tua itu.

Gin Liong terpaksa tertawa, Cepat ia menyeletuk: "Ah,mungkin yang kalian jumpai itu su-siokcou-ku..."

Hok To Beng tak marah karena diolok-olok sinona. iamalah tertawa sambil mengurut2 jenggotnya. Kemudianberseru kepada Gin Liong: "Ya, ya, lo-koko memang sudahtua sehingga tak tahu siapakah gurumu itu."

Gin Liong hanya tertawa saja.

Tiba2 Hok To Beng berpaling dan bertanya kepada MoLan Hwa: "Siau-moay, apakah engkau sudah memperolehkabar?"

Page 149: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Sebelum tiba di tempatnya, aku sudah dihadang keduaiblis itu." Mo Lan Hwa bersungut-sungut.

"Kalau begitu, baiklah kita sama2 pergi kesana," Hok ToBeng tersenyum. Lalu berpaling kearah Gin Liong.

"Siau-hengte, pernah engkau mendengar bahwa lebihkurang sebulan yang lalu, dirumah pondok dalam tanahlapang disebelah depan itu, muncul seorang tua membawakaca cermin ? tanyanya.

Gin Liong menyahut: "Belum, tetapi..."

"Kalau begitu, ayolah kita sama2 melihat ke sana !"ajakHek To Beng.

"Tidak, semalam aku sudah kesana..."

Hek To Beng terkesiap. Lalu bergegas tanya:"Bagaimana caramu pergi ke sana ?"

"Sebenarnya aku tak sengaja ke tempat itu. Aku tak tahubahwa tempat itu merupakan sebuah tanah lapang yang takterurus. Dan tak tahu bahwa disitu terdapat sebuah rumahpondok berisi seorang tua membawa cermin, Karenakebetulan jalan melalui hutan kecil itu, baru kutahu tentangpondok dan orang tua kurus itu," Gin Liong memberiketerangan.

"Ih, ketahuilah." seru Mo Lan Hwa terkejut, "tigatombak sekeliling pondok itu, sangat berbahaya sekali.orang tua pembawa kaca itu dapat melepaskan pukulanmaut."

Gin Liong gelengkan kepala.

"Terdorong oleh keinginan tahu, aku tetap menghampirijendela pondok, Tetapi ternyata tak mendapat bahayaapa.2" kata Gin Liong,

Page 150: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Rupanya Hok To Beng kurang percaya, Tetapi iapercaya Gin Liong itu bukan seorang pemuda yang sukabohong, Maka bertanialah ia untuk menyelidik:

"Siau-hengte, apa lagi yang engkau lihat dalam pondokitu ?"

Tanpa ragu2 Gin Liong menjawab. "Diatas meja yangberada dihadapan orang tua kurus itu, terdapat sebuahcermin yang gilang gemilang menyilaukan mata !"

"Adik tolol," tiba2 Mo Lan Hwa menyeletuk," itulahkaca wasiat Te-kia (Kaca Bumi) dari seorang paderi saktiyang hidup tiga ratus tahun yang lalu, Segala benda pusakayang tertanam di tanah, asal pada malam hari disorotdengan sinar kaca wasiat itu, tentu benda dalam tanah ituakan memancarkan sinarnya keluar, jika engkau sudahmenghampiri ke jendela, mengapa engkau tak mengambilkaca wasiat itu ?"

Gin Liong tersenyum dan geleng2 kepala.

"Siau-hengte," Hok To Bengpun ikut berkata, "kalau saatitu engkau mengambilnya, tentu saat ini engkau, mendapatjulukan adik tolol dari tacimu itu."

Mo Lan Hwa merah mukanya, ia hanya cibirkanbibirnya dan tak berkata apa2 lagi.

"Lo-koko. siapakah orang tua kurus itu ?" tiba2 GinLiong bertanya.

Hok To Beng gelengkan kepala: "Selama belum melihatsendiri orang itu, aku tak berani memastikan dirinya siapa,Nanti apabila sudah melihatnya, baru kita ketahui orangitu, Tetapi kurasa tak mungkin paderi sakti pemilik kacaitu."

Gin Liong kecewa.

Page 151: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ah, semalam dia sudah pergi."

"Benarkah begitu, adik ?" teriak Mo Lan jiwa dengannada tegang.

Gin Liong mengangguk.

"Apa yang dikatakan siau-hengte kemungkinan benar,"kata Hok To Beng, "ketika aku datang kemari, diataspuncak disebelah muka itu aku bertemu dengan beberapatokoh persilatan. Tampak mereka lagi bergegas-gegasmenuju keluar gunung."

"Toa-suheng, kita akan meninjau ke pondok itu atautidak ?" tanya Mo Lan Hwa.

"Sekarang tiada gunanya," Hok To Beng gelengkankepala, kemudian ia memandang ke langit, katanya pula,"sekarang hampir tengah hari" Dengan ilmu lari cepat yangkita miliki, kiranya kita masih dapat mencapai kota kecil dibawah gunung untuk makan siang."

Karena kuatir Gin Liong akan pergi maka cepat2 MoLan Hwa berseru: "Ya, baiklah, aku memang hendakberlomba lari dengan adik."

Gin Liong tertawa hambar.

"Ilmu ginkang taci sudah termasyhur di Say-gwa (luarperbatasan). Sedang, Sedang ilmu ginkang lo-koko tiadatandingnya dalam dunia persilatan. Mana aku mampumenandingi ? Ah, aku menyerah saja."

Mendengar dirinya dipanggil taci, hampir Mo Lan Hwatak percaya pendengarannya.

"Adik, engkau menyebut aku taci ?" serunya menegas.

Gin Liong terkesiap lalu menyahut: "Engkau memanggilaku adik, apakah tak selayaknya aku menyebutmu taci ?"

Page 152: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mo Lan Hwa mengangguk gembira, serunya:

"Ya, memang selayaknya begitu."

Rupanya karena dilanda luap kegembiraan, nona- itu taktahu harus berkata apa. Tiba2 ia berputar tubuh danmencekal lengan kanan Hok To Beng dan diguncang-guncangnya.

"Toa-suheng, layak atau tidak kalau adik itu menyebutaku taci ?"

Hok To Beng juga gembira sekali, ia tertawa gelak2: "Ya,ya, memang selayaknya."

"Toa-suheng, mari, kita cepat ke kota itu. Nanti engkauboleh minum beberapa cawan lagi, "seru Mo Lan Hwa.

"Bagus. hari ini aku boleh mabuk lagi," Hok To Bengpuntertawa girang, Tiba2 ia enjot tubuhnya sampai beberapatombak di udara, sekali mengebut lengan baju, diapunmeluncur pesat sekali.

Melihat bagaimana dengan dua kali gerakan saja, HokTo Beng sudah berada dimuka lembah salju, diam2 GinLiong memuji.

"Ah, tak kecewa dia mendapat gelaran nama yang indah"Menginjak - salju - tanpa - jejak, ilmu ginkangnya memangluar biasa hebatnya."

"Adik tolol, mengapa diam saja ? Lekaslah kejar, kalauterlambat sedikit saja. engkau pasti takkan melihatbayangan lo-koko lagi," tiba2 Mo Lan Hwa menegur Dan iasendiripun terus meluncur kemuka, cepatnya seperti anakpanah terlepas dari busur. Yang tampak hanya segulungasap merah yang. bertebaran diatas permukaan salju tanah,juga nona itu layak mendapat gelar nama sebagai Swat-te-biau-hong atau Tanah-salju-bertebar-merah.

Page 153: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hm, jika saat ini tak kucoba ilmu ginkang Angin-meniup-petir-menyambar ajaran suhu, apabila turungunung aku tentu tak mempunyai kesempatan untukmencobanya lagi, diam2 Gin Liong menimang.

Setelah mengerahkan seluruh hawa murni, segera iameluncur kemuka, pikirannya hanya tertumpah pada ilmulari itu dan sesaat kemudian ia mendengar angin menderu-deru disisi telinganya.

Karena kuatir Gin Liong akan tertinggal jauh maka MoLan Hwa sengaja tak mau pesatkan larinya. Tak henti-hentinya ia berpaling. Tetapi setiap kali berpaling ia terkejutkarena Gin Liong telah mengejarnya dengan pesat.

Melihat itu Mo Lan Hwa segera menambahkecepatannya. Saat itu segera ia melihat dibawah kakibukit, melingkar-lingkar seperti ular panjang, Orangberjalan hilir mudik.

Melihat Mo Lan Hwa menambah kecepatan, GinLiongpun tersenyum. Tetapi ketika memandang Hok ToBeng, ia agak terbeliak, Tubuh Hok To Beng sudahmeluncar turun ke kaki bukit.

Sebagai seorang pemuda sudah tentu Gin Liong masihberdarah panas, seketika timbul nafsunya untukmemenangkan perlombaan itu. jika tadi ia menggunakangerak ilmu lari Angin meniup, saat itu segera ia robahmenjadi gerak Petir-menyambar

Tubuh pemuda itu segera berobah seperti segulung asapyang meluncur seperti terbang. Ada suatu ciri aneh dalamgerak lari Petir-menyambar itu. Bahwa sepasang kaki GinLiong mengeluarkan suara desis mirip kumandang petir.

Mo Lan Hwa yang tengah lari se-kencang2 nya terkejutketika mendengar dari arah belakang seperti bunyi

Page 154: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mendesis-desis, ia berpaling dan kejutnya makin bertambahketika melihat segumpal asap warna kuning tengahmeluncur terbang.

Karena heran ia memandang dengan seksama, Tetapitiba2 gumpalan asap kuning itupun sudah lenyap daripandang mata.

Mo Lan Hwa memandang kemuka lagi- Ah. hampir iatak percaya pada matanya ketika dilihatnya gumpal asapkuning itu sudah mengejar di belakang tua suhengnya.

Hok To Bengpun mendengar juga suara mendesis itu.Dia terkejut dan cepat berpaling kebelakang. Ah, ternyataGin Liong sudah berada di belakangnya Diam2 iameragukan diri tokoh yang menjadi suhu dari Gin Liong.

Segera ia pindahkan pipanya ke tangan kiri dan diam2kerahkan tenaga, siap dihantamkan ke belakang.

Saat itu Gin Liong makin mendekati jaraknya denganHok To Beng tidak lagi ratusan tombak tetapi hanyapuluhan tombak saja, juga dengan jalanan di kaki bukithanya terpisah tak sampai satu li.

Gin Liong tersenyum dan makin mendekati Hok ToBeng.

Gerakan dari Gin Liong yang menimbulkan suara desisitu makin terdengar jelas oleh Hok To Beng, Sekonyong-konyong setelah memperhitungkan jaraknya, Hok To Bengmeggembor keras dan secepat kilat mencengkeram sikulengan kanan Gin Liong,

Gin Liong terkejut Segera ia gunakan gerak Liong-li-biau, menghindar dan terus melanjut turun kebawahgunung, cengkeramannya luput, Hok To Beng. makinterkejut, serunya: "Siau hengte, engkau memang...."

Page 155: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dia terus loncat menerkam. Demikian keduanya segeraseperti orang terkam menerkam, jaraknya hanya satu meter,Sekilas pandang menyerupai dua ekor burung rajawali yangtengah bertarung hebat, meluncur dari udara.

Menilik nada teriakan Hok To Beng itu, tahulah GinLiong bahwa tokoh itu tidak mengandung perasaan dengkiterhadapnya Ketegangan hatinyapun mereda.

Mo Lan Hwa yang masih berada pada jarak seratusantombak tampak pucat wajahnya ketika melihat gerak geriktoa-suhengnya.

"Toa-suheng, jangan..." ia tak dapat melanjutkan kata-katanya karena tersumbat oleh air-mata yang bercucuran

Mendengar teriakan nona itu, Sin Liong terkesiap, ialambatkan larinya dan membiarkan bahunya dijamah olehHok To Beng.

Setelah keduanya berdiri tegak, dengan wajahkeheranan, Hok To Beng berulang menepuk-nepuk bahuGin Liong.

"Siau hengte, bilanglah sejujurnya..." Tiba2 Hok To Bengtak melanjutkan kata-katanya karena dilihatnya Gin Liongberpaling memandang ke lereng gunung dan seketikawajahnya berobah lalu berteriak: "Taci, pelahan lahansaja..."

Gin Liongpun terus menyelinap lari keatas lereng. HokTo Beng terkejut dan ikut berpaling, Kejutnya bukankepalang Mo Lan Hwa yang lari secepat angin tidak maumengurangi kecepatannya ketika saat itu tiba di kaki bukit.

Gin Liongpun sudah melayang tiba lalu denganapungkan tubuh melambung dan menyambar pinggang MoLan Kwa terus dibawa turun dari lereng.

Page 156: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Hok To Beng maju menyambuti dengan hati2 sekali.Melihat toa-suhengnya, Mo Lan Hwa segera susupkankepala ke dada Hok To Beng dan menangis manja.

Hok To Beng mengelus-elus kepala sumoay-nya denganperasaan cemas. ia duga tentu terjadi sesuatu dengan MoLan Hwa, Tetapi pada lain kilas, ia menyadari apa yangmenyebabkan sumoay-nya menangis. Segera ia tertawagelak2.

Gin Liong terbeliak mematung. Dia merasa tadi Mo LanHwa amat gembira ketika ia memangginya dengan sebutantaci, Tetapi kini setelah ia memberi pertolongan agar nonaitu jangan sampai menderita bahaya, mengapa malah taksenang dan menangis.

Tiba2 pula Gin Liong teringat sumoaynya yang ketikaditinggali pergi masih sakit dan tidur di pembaringan.Teringat akan diri Ki Yok Lan mengganggu hatinya, Diam2ia berjanji kepada dirinya sendiri, tak boleh sekali-kali salahlangkah sehingga mencelakai orang, Dan selagi belumberlarut-larut, ia harus segera meninggalkan Hok To Bengdan Mo Lan Hwa.

Saat itu Hok To Beng berhenti tertawa lalu pelahan-lahan mendorong Mo Lan Hwa kesamping, mengusapairmata gadis itu dan menghiburnya:

"Siaumoay, apakah engkau kuatir kalau aku akanmencelakai adikmu itu ? Ha, moay tolol, aku bertigadengan engkohmu si Gila dan engkohmu si pemabuk itu,tak boleh mengganggu bocah itu!"

Mo Lan Hwa girang sekali, Sejenak memandang GinLiong, ia tertawa gembira.

Page 157: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tersipu-sipu merah dan terpaksa ikut tertawa,Melihat itu Hok To Bengpun tertawa gelak2. Kemudianmenatap Gin Liong dan berseru dengan serius:

"Siau hengte, bilanglah terus terang, jangan membohongilo-koko. siapakah sesungguhnya gurumu itu ?"

Dengan wajah serius, Gin Liongpun menjawab:

"Masakan aku berani membohongi lo-koko. Gurukumemang benar2 kepala dari kuil Leng-hun-si..."

"Aku maksudkan seseorang, apakah siau hengte tentutahu !" tukas Hok To Beng.

"Jika tahu masakan aku tak mau mengatakan," kata GinLiong,

Sejenak memancarkan sinar kilat pada pandangmatanya, Hok To Beng menatap lekat2 pada wajah GinLiong yang cakap, Rupanya ia hendak menyelidiki apakahGin Liong itu bohong atau tidak.

"Seorang tunas muda yang menggemparkan duniapersilatan dengan nama Pelajar-wajah-kumala Kiong CuHun, tahukah siau-hengte ?"

Seketika berobahlah wajah Gin Liong. Air-matanyaberderai-derai turun. Lalu dengan nada menghormat iaberkata:

"Memang dia adalah guruku."

Hok To Beng mengelus-elus jenggotnya dan tertawagelak2.

"Seorang jago muda yang cemerlang, karenaberkecimpung dalam dunia yang penuh debu2 dosaakhirnya masuk kedalam biara, seharusnya aku si manusiatua yang tak mati2 ini, harus mengikuti jejaknya masukkedalam biara untuk mensucikan diri."

Page 158: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kemudian ia berkata pula kepada Gin Liong, "Dengangurumu sudah hampir sepuluh tahun tak bertemu, Lusa akutentu akan memerlukan berkunjung..."

Tiba2 Hok To Beng tak melanjutkan kata-katanya,karena ia melihat Gin Liong masih berlinang-linangairmata. Cepat ia menghiburnya: "Siau-hengte..."

Rupanya Gin Liong tak kuasa menahan luapankesedihannya, Dengan airmata bercucuran ia berkata:

"Beberapa hari yang lalu, guruku telah dibunuh olehorang jahat, Lo-koko takkan bertemu lagi selama-lamanya."

Bukan kepalang kejut Hok To Beng mendengarketerangan itu. Seketika seri wajahnya berobah tegang,serunya:

"Siapakah seorang yang memiliki ilmu sedemikiansaktinya, sekalipun empat serangkai Bu-lim-su ih yangtermasyhur itu, juga sukar untuk mencelakai gurumu."

Hok To Beng berhenti sejenak lalu melanjutkan kata-katanya pula:

"Siau-hengte, kurasa pembunuh itu tentu orang yangdekat dengan suhumu. Entah siapakah yang menyaksikanperistiwa itu dan apakah terdapat bukti2 yang dapatmenjadi bahan mencari jejak pembunuh itu, harap siau-hengte mengatakan dengan terus terang, Mudah mudahanaku dapat membantu untuk memecahkan jejak rahasia daripembunuh gelap itu."

Tiba2 Mo Lan Hwa mengambil sapu dan mengusapairmata Gin Liong, Pemuda itu merasa sungkan sekali.

Tiba2 ia mencabut sebatang badik emas yang terselipdalam pinggangnya, katanya:

Page 159: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Inilah senjata yang ditinggalkan oleh pembunuh gelapitu."

Menyambuti badik emas itu, wajah Hok To Beng agakberobah.

"lnilah badik Kim-wan-to yang dapat memotong besiseperti memotong tanah, Rambut yang ditiup kearah matabadik itu tentu putus, Yang menggunakan badik semacamini kebanyakan orang2 persilatan dari daerah Biau."

Gin Liong tergetar hatinya, Dia baru sadar bahwa HokTo Beng, pendekar yang aneh dalam dunia persilatan itu,memang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yangamat luas.

Mo Lan Hwa yang ikut memeriksa, segera menudingkearah empat buah huruf pada batang badik golok emas itu,serunya:

"Toa-suheng, lihatlah, apa artinya keempat huruf itu?"

Hok To Beng kerutkan dahi dan berkata: "Mungkinnama dari seorang wanita Biau." Kembali hati Gin Liongtergetar keras, Dia makin kagum atas penilaian yang tajamdari Hok To Beng.

Tiba2 Mo Lan Hwa melengking gembira: "Ooo,Wulanasa, sungguh sebuah nama yang indah !"

Segera Sin Liong memberi keterangan:

"ltulah Ban Hong liong-li lo cianpwe..."

Mendengar itu Hok To Beng berobah wajahnya, serunyagopoh:

"Ban Hong Liong-li ? Kemarin sebelum mata hariterbenam aku masih berjumpa dengan dia di kota kecilmuka itu. Budak itu memang tergila2 dengan Kwan Cu-huntetapi karena cinta dia menjadi dendam..."

Page 160: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mendengar itu memancarkan mata Gin Liong, cepat iamenukas:

"Lo-koko, apakah saat ini Ban Hong liong-li masihberada dikota kecil itu ?"

"Entah apa masih disitu...." Terhadap urusan Gin Liong,Mo Lan Hwa menaruh perhatian istimewa.

"Sudahlah, asal kita tiba di kota kecil itu tentu dapatmengetahui," cepat ia menyelutuk, lalu melanjutkan lari.

Gin Liong ingin sekali cepat2 tiba di kota kecil itu, Makaiapun segera berputar tubuh dan lari.

Sambil menyerahkan badik emas kepada Gin Liong, HoaTo Beng menyusul dan berkata:

"Siau-heng-te, Ban Hong liong-li itu tahun ini palingbanyak baru berusia 28-29 tahun, Mengapa engkaumemanggilnya sebagai locianpwe ?"

"Karena sejak pertama aku dan sumoayku Ki Yok Lanselalu menyebut locianpwe kepadanya, sekarang sukaruntuk merobah sebutan itu," Gin Liong menjelaskan.

Mo Lan Hwa yang berada di muka ketika mendengarGin Liong mempunyai seorang sumoay, diam2 hatinyamencelos. Sekali menyehatkan tubuh, diapun sudahmelayang ke jalan.

Gin Liong yang polos, mengira Mo Lan Hwa hendakburu2 mengejar perjalanan, Maka diapun segera berpalingdan berseru kepada Hok To Beng:

"Lo-koko, mari kita agak cepat berlari !" sebagai seorangtua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan,tahulah Hok To Beng akan gerak gerik sumoaynya, iahanya gelengkan kepala dan terus mengikuti Gin Liong lari.

Page 161: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tepat pada saat itu terdengarlah ringkik suara kuda yangterkejut. Suara itu asalnya dari belakang mereka.

Ketika Gin Liong bertiga berpaling, tampak beberapa lijauhnya, dua ekor kuda sedang mencongklang pesat disepanjang jalan, Mereka lari menghampiri kearah GinLiong.

Kedua ekor kuda itu cepat sekali larinya, sebaiknya kitamenyingkir saja," kata Gin Liong.

"Ya." kata Hok To Beng, "kuda itu memang luar biasacepatnya." iapun terus menyingkir ketepi jalan.

Tetapi Mo Lan Hwa malah mendengus dan tak ambilpeduli, Dengan cibirkan bibir dan santai, ia berjalanseenaknya di tengah jalan.

Gin Liong kerutkan dahi dan tak mengerti maksud nonaitu.

Tiba2 terdengar suara kuda meringkik keras, Ketika GinLiong berpaling, dilihatnya dua ekor kuda bulu hitammulus yang bertubuh tinggi besar, tengah meluncur pesatsekali. Saat itu hanya terpisah setengah li.

Penunggangnya juga dua lelaki bertubuh tinggi besar,kepala besar dan jidat lebar. Mulutnya penuh ditumbuhikumis dan jenggot yang lebat, sepasang matanya berkilat-kilat amat tajam. Merekapun mengenakan jubah warnahitam terbuat daripada kulit, Sepintas pandang keduapenunggang kuda itu memang amat menyeramkan sekali.

"Tar, tar, tar . ..."

Kedua penunggang tinggi besar itu menghardik danmengayunkan cambuknya ke udara. Kuda hitam tegaritupun segera melaju keras, Mereka tak mempedulikanorang yang berada di tengah jalan.

Page 162: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Riuh rendah derap kedua kuda hitam itu menabur jalan,jalan yang dilalui tentu meninggalkan hamburan salju yanglebat dan deru angin yang keras.

Mereka melarikan kuda kearah Gin Liong.

-ooo0dw0ooo-

Bab 4

Empat tokoh aneh

Gin Liong terkejut sekali menyaksikan kecepatan keduakuda hitam itu. Tetapi ia marah karena melihat tingkahkedua penunggang kuda yang tetap melarikan kudanyasekencang-kencangnya walaupun tahu di tengah jalanterdapat seorang nona.

"Taci, menyingkirlah ke tepi jalan. kedua kuda itu pesatsekali larinya !" cepat ia berseru memberi peringatan kepadaMo Lan Hwa.

Tetapi nona itu tak mau mengacuhkan. Denganmendengus ia berseru:

"Hm, kecuali engkau loncat sejauh lima tombak, baruengkau terbebas dari hamburan salju di jalan !"

Nona itu tetap berjalan santai di tengah jalan.

Gin Liong kerutkan dahi. Berpaling ke belakang,dilihatnya kedua ekor kuda hitam itu makin dekat.

Bulu surai kuda meregang tegak, mulut meringkik-ringkik, kakinya seperti terbang, menerjang maju dengandahsyat sehingga saat itu jaraknya hanya tinggal duapuluhan tombak.

Gin Liong marah sekali. Pada saat ia hendak berserumencegah, sebuah gelombang asap tebal telah melanda

Page 163: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mukanya, sudah tentu pemuda ini menyedot juga danbatuk2. Ketika berpaling ternyata asap itu berasal dari pipaHok To Beng.

Tampaknya orang tua itu tenang2 saja seperti tak terjadisuatu apa. Seperti tak tahu bahwa dia akan diterjang daribelakang oleh dua ekor kuda tegar.

Hok To Beng memandang Gin Liong dengan tertawahambar dan serunya santai:

"Kedua orang itu kebanyakan tentu berasal dari padangTaliwang di Mongolia !"

Baru Hok To Beng berkata sampai disitu, derap lari kudamakin jelas. Sebelum kuda melanda datang, anginnyasudah menderu.

Gin Liong makin terkejut. Berpaling ke belakang,dilihatnya kedua ekor kuda hitam yang tinggi perkasa sudahtiba di belakang Mo Lan Hwa.

Nona itu kerutkan alis, Tiba2 dengan diiringi teriakanmelengking, ia berputar tubuh seraya dorongkan keduatangannya, Seketika itu meluncurlah dua gelombang angindahsyat yang membawa debu dan salju, menerjang keduaekor kuda tegar itu.

Mo Lan Hwa telah menumpahkan kemarahannya dalampukulannya itu. Seketika terkejutlah kedua penunggangkuda, Mereka menggembor keras dan meloncatkankudanya diatas kepala Mo Lan Hwa dan meluncur sampaitiga tombak jauhnya.

Gin Liong hendak memburu ke tempat Mo Lan Hwa.Tetapi nona itu sudah melambung ke udara, bergeliatan danmeluncur turun kearah kedua penunggang kuda.

Page 164: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dan serempak pada saat itu. Hok To Beng pun ayunkantubuh melayang ke muka kuda.

"Kembali !" bentaknya seraya taburkan pipanya keudara, menyongsong kedua kuda, Taburan pipa itumenghamburkan asap tebal sehingga kuda meringkik kagetdan berontak. Sebelum kedua penunggang tahu apa yangterjadi, tiba2 sesosok bayangan melayang, membentak danmenabur asap. Dan tahu2 kedua kuda itu berdiri tegak diudara.

Menjeritlah kedua penunggang kuda karena kaget danburu2 mereka berusaha untuk menguasai tunggangannya.Tetapi kuda itu sudah kalap. Setelah berputar-putar deraslalu melayang jatuh ke tanah, membanting keduapenunggangnya.

"Bum, bum . . . ."

Kedua penunggangnya kuda rontok giginya, mulutpecah, kepala pusing tujuh keliling.

Saat itu Mo Lan Hwapun meluncur dari udara, maju dualangkah, membentak dan ayunkan tangan kanannya.

Melihat itu, salah seorang penunggang kuda cepatmeneriaki kawannya: "Ciliwatu, hati - hati, awaslah !"

Dia sendiri terus melenting bangun dan menghantam.

Orang yang disebut Ciliwatu itu rupanya sudah tahukalau dirinya diserang si nona. Pada saat kawannyabergerak, dengan jurus Ikan Leihi melenting, diapunmelambung ke udara sampai dua tombak, lalu dengan gerakbergeliatan, dia melayang turun.

Bum . . . .

Page 165: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ketika terjadi benturan antara pukulan Mo Lan Hwadengan penunggang kuda yang seorang, keduanyaterhuyung-huyung mundur sampai tiga langkah.

Ciliwatu terkejut. Cepat ia bergeliat dan meluncur ketanah, Hampir tiada suaranya ketika kakinya menginjaktanah.

Gin Liong cepat dapat mengetahui bahwa keduapenunggang kuda dari Mongol itu, walaupun bertubuhbesar tetapi memiliki gerak yang lincah dan gesit sekali,

"Alihapa," cepat Ciliwatu berkata kepada kawannya,"anak perempuan baju merah itu jauh lebih cantik darianak2 perempuan di sarang kita. Hayo kita bawa pulanguntuk kita berdua !"

Habis berkata ia terus mengeluarkan sebuah rantai yangujungnya merupakan semacam gembolan, mirip pukul besi,Besarnya menyamai kepalan tangan, diikat dengan rantaisepanjang hampir satu tombak.

Gembolan besi itu dihias dengan duri2 besi mirip gigiserigala, Ditingkah sinar matahari gembolan itu tampakhitam mengkilap.

Karena terhuyung mundur tiga langkah, merahlah wajahAlihapa. Alisnya mengernyit, mata mendelik dan mulutmenyeringai buas, Tangannya yang penuh bulu segeramerogoh kedalam pinggang baju dan mengeluarkansebatang ruyung sembilan ruas, terbuat dan rantai perak.

Segera ia tertawa aneh dan dengan geram berseru:

"Anak perempuan tenagamu hebat juga. Awas jangansampai tanganmu patah !" ia ayunkan langkahmenghampiri Mo Lan Hwa.

Page 166: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Wajah Mo Lan Hwa tampak pucat dan tubuhnyamenggigil ketika mendengar dirinya disebut "anakperempuan", hampir dadanya meledak. Dengan cepat iamencabut pedang terus ditusukkan kearah orang Mongolitu.

"Sring. . . ."

Alihapa kebaskan ruyung-sembilan-ruas. Bagaikanseekor naga bercengkerama di atas laut, ruyung itupunsegera bergemerlapan melibat pedang Mo Lan Hwa.

Cepat si nona turunkan pedangnya, berputar tubuh danmelancarkan jurus Cay-hong-canki atau Burung-cenderawasih-merentang-sayap, pedang berobah menjadisegelombang sinar pelangi dan secepat kilat memapaslengan kanan Alihapa.

"Bagus !" seru Alihapa, Ruyung perak segera digantidalam gerak putaran deras sehingga mengembangkanratusan sinar ruyung, menyelubungi tubuh Mo Lan Hwa.

Segera tampak suatu pemandangan yang menyilaukanmata, sinar perak bergemerlapan, diiringi sambaran ruyungyang menderu-deru. Sinar pedang selebat hujan mencurah,memancarkan sinar gemilang yang amat kemilau.

Ciliwato dengan siapkan rantai bandulan ditangan,mengikuti pertempuran itu dengan penuh seksama. Setiapsaat, ia siap turun tangan membantu kawannya.

Tetapi Gin Liongpun diam2 melewatkan perhatiannyakepada Ciliwato untuk menjaga jangan sampai diamelepaskan senjata gelap kepada Mo Lan Hwa.

Pertempuran makin seru dan dahsyat. Mo Lan Hwamemiliki kelincahan tubuh yang tinggi dan ilmu pedangyang aneh, Alihapa memiliki tenaga yang gagah perkasadan ilmu permainan ruyung yang sempurna.

Page 167: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Cepat sekali tiga puluh jurus telah berlalu. Keduanyamasih tetap berimbang, belum tampak siapa yang lebihunggul.

Tiba2 Gin Liong teringat Kemanakah Hok To Beng ?Mengapa sejak tadi tak kedengaran suaranya ?

Ketika Gin Liong mengeliarkan pandang, dilihatnya HokTo Beng sedang naik keatas punggung salah seekor kudahitam, tubuh merebah ke muka. Mulutnya tengahmenghembuskan asap dari pipa. Sedang tangan kirimenjamah kepala kuda yang lain, memandang acuh takacuh kearah gelanggang. Rupanya dia tak begitumemikirkan tentang siaumoay nya yang tengah bertempurseru itu.

Melihat Gin Liong memandangnya Hok To Bengpunmengangguk tertawa lalu menghembuskan lagi segulungasap tebal.

Diam2 Gim Liong mengeluh dalam hati, Pendekar anehyang sudah tua itu memang aneh tingkah lakunya.Masakan sumoaynya bertempur dia malah enak2menguasai kedua ekor kuda musuh. Dan memang takberapa lama kemudian, ia berhasil membuat kedua ekorkuda itu jinak.

Tiba2 terdengar lengking teriakan nyaring disusul denganbentak kemarahan.

Gin Liong cepat berpaling. Serentak berkobarlahkemarahannya, Dengan menggembor keras, ia segeralepaskan sebuah hantaman

Gelombang angin dahsyat yang menderu-deru segeramenghambur kearah Kiliwato yang menyerang gelap padaMo Lan Hwa dengan rantai gembolannya.

Page 168: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ciliwato berteriak kaget. Cepat ia menarik pulang rantaigembolannya dan terus menggembor keras seraya loncatmenghindar sampai dua tombak.

Begitu berdiri tegak, ia segera memutar rantai gembolan,menyerang Gin Liong, Pemuda itu hanya tertawa dingin,Selekas menggeliatkan tangan kanan, ia sudah mencekalpedang Tanduk Naga.

Tepat pada saat itu terdengarlah jeritan yang ngerimelengking di udara, Sebuah benda macam ular perakmeluncur ke udara, Ternyata ruyung perak dari Alihapatelah dibabat mencelat ke udara oleh pedang Mo Lan Hwa.

"Tring”

Rantai gembolan yang diluncurkan Ciliwato, pun disabatputus oleh pedang Tanduk Naga, Gembolan melayang keudara dan meluncur ke-muka Hok Tok Beng.

Tetapi Hok To Beng diam saja. Begitu gembolan hampirmengenai mukanya, barulah ia gerakkan pipanya untukmenyongsong. Tring, gembolan besi itupun meluncur kebelakang kuda. Karena kaget, kedua ekor kuda berpencarmelonjak ke samping.

Tiba2 Hok To Beng menggembor keras lalu melambungke udara dan meluncur turun ke jalan.

Karena tak mengerti apa yang terjadi. Gin Liongberpaling Ah, ternyata kedua orang Mongol tadi telahmelarikan diri sekencang kencangnya. Sedang Mo Lan Hwamasih tegak berdiri dengan mengulum tawa, ia memandangkedua orang Mongol itu tetapi tak mau mengejar.

"Hai, budak, apa enak2 saja engkau hendak pergi ?"teriak seseorang.

Page 169: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ternyata yang berteriak itu Hok To Beng, Sambilmeluncur dari udara, pipanya yang masih berapi itudihujamkan kebelakang tengkuk Ciliwato.

Karena kesakitan terbakar api, Ciliwato menjerit-jeritdan mempercepat larinya, Demikian Alihapa. Denganbercucuran keringat dingin ia lari secepat-cepatnya.

Begitu berlari di tanah, Hok To Bengpun tertawa gelak2.Mo Lan Hwa segera menghampiri dan melengking marah:

"Toa-suheng, mengapa engkau gemar membakartengkuk kepala orang dengan pipamu ? Kalau sampaimembakar tengkuk orang apakah tidak berbahaya ?"

Hok To Beng tertawa gelak.

"Ilmu Menyorong-api-kepada-tetamu" ini sudahberpuluh-puluh tahun kugunakan dan belum pernahmembakar tengkuk orang!"

Kemudian ia berganti nada serius: "Terhadap manusiayang kasar dan liar semacam mereka, harus digunakan carauntuk mematahkan kesombongannya. Sedikit menyuruhmereka merasa sakit pada kulit rasanya tidak menjadi soaljangan sampai melukai atau membunuh jiwanya. Kau harusmemberi kesempatan agar mereka mau sadar."

Sejenak memandang kepada kedua orang Mongol itu,Hok To Beng melanjutkan pula:

"Sudah tentu terhadap manusia yang kejam dan jahat,tak boleh diberi ampun."

Habis berkata pipanya menjulai ke tanah dan serentakterdengarlah rentetan bunyi mendesis. Salju yang menutuptanah pun telah luluh.

Gin Liong dan Mo Lan Hwa tertawa geli, "Setiap kalitoa-suheng melancarkan ilmu Menyongsong-api-kepada-

Page 170: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tetamu, orang tentu akan lari tunggang langgang," kata MoLan Hwa.

Hok To Beng tertawa gelak2. Tiba2 dari jauh terdengarsegelombang ringkik kuda yang nyaring dan panjang.

Ah, ternyata kedua ekor kuda hitam itu berada padajarak seratusan tombak. Kedua binatang itu ternyata takmau menyusul tuannya yang melarikan diri.

"Ho, kedua manusia kasar itu tak mau lagi dengankudanya," Hok To Beng tertawa, Memandang kearahkedua orang Mongol yang sudah beberapa li jauhnya itu,dia berkata pula, ah kita terpaksa harus mengembalikankepada mereka lagi."

Habis berkata dia terus songsongkan pipanya kepadakuda itu seraya bersuit. Entah bagaimana kedua ekor kudaitu meringkik keras dan lari pesat menghampiri. Begitu HokTo Beng mengangkat pipanya keatas, kedua kuda itupunlambatkan larinya, Ketika tiba di tempat Hok To Bengkedua binatang itu berputar dua kali mengitari Hok ToBeng lalu berhenti didepannya.

Hok To Beng menyarungkan pipa ke belakangtengkuknya lalu pelahan-lahan mengelus-elus leher kudaitu. Kedua itu tampak jinak dan menurut sekali.

Gin Liong ingin juga meniru. ia mengajak Mo Lan Hwauntuk mengelus-elus leher kuda yang seekor Tetapi si nonatakut.

"Siaumoay, jangan takut, masak jangan memegangpantatnya, kuda itu takkan menyepakmu." seru Hok ToBeng. Ia memberikan kuda hitam yang keempat kakinyaputih kepada Mo Lan Hwa dan kuda yang hitam mulutkepada Gin Liong, serunya:

Page 171: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Cobalah kalian mengelus-elus, kalau sudahdikembalikan pada yang empunya, kalian tak mempunyaikesempatan lagi."

Kedua anak muda itu memberanikan diri untukmengelus-elus kuda tegar itu.

"Lo-koko, mereka sudah tak kelihatan bayangannya lagi,Kita harus lekas mengejar supaya jangan kehilangan jejakmereka.

"Jangan kuatir." Hok To Beng tertawa, "tak sampaiseperempat jam mereka tentu dapat tersusul."

Kemudian ia menerangkan bahwa kuda hitam berkakiputih itu disebut Oh-hun-kay-swat atau Awan hitammenutup salju, Sedang kuda hitam mulus disebut Oh-yan-ma atau kuda Hangus hitam. Kedua kuda itu merupakankuda yang jarang terdapat diantara ratusan ribu kuda.

"Larinya cepat dan tenang. Duduk dipunggung merekadengan membawa cawan berisi air, airnya takkanmenumpah." kata Hok To Beng.

"Ah, sayang sebagus ini jatuh ditangan manusia yangtolol," seru Mo Lan Hwa.

"Eh, jangan memandang rendah kepada kedua orangMongol itu, seru Hok To beng. "menilik mereka tentutersohor tokoh Lan-cut (kepala penternakan) di daerahpadang Taiiwo. Tokoh silat kelas satu dewasa ini, takmudah untuk mengalahkan mereka berdua."

Saat itu Gin Liong tak mempunyai selera lagi untukmendengarkan ocehan Hok To Beng. Melihat mataharisudah berada di tengah suatu tanda kalau sudah tengahhari, ia gelisah.

Page 172: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Siau-hengte, apa engkau kuatir tak dapat menyusulkedua orang Mongol itu ?" tegur Hok To Beng.

"Bukan," sahut Gin Liong, "yang kucemaskan kalauLiong-li locianpwe sudah pergi dari kota kecil itu."

"Baik, mari kita berangkat," kata Hok To Beng "kalianboleh masing2 naik kedua ekor kuda itu dan aku akanmengikuti dari belakang."

Gin Liong masih meragu, Tiba2 Mo Lan Hwa sudahloncat ke atas punggung salah seekor kuda dan entahdengan gerak bagaimana, Hok To Beng-pun sudahmelambung dan berdiri diatas pantat kuda hitam kaki putihatau kuda Gin-hun-kay-swat.

Terpaksa Gin Liongpun terus menceplak kuda yangseekor. Hok To Beng memutar pipa dan berseru pelahanmaka kedua ekor kuda itupun terus lari.

Diatas kuda, Gin Liong masih gelisah, Apakah ia dapatmenyusul kedua orang Mongol dan apakah Liong-lilocianpwe apakah masih berada dalam kota. Pikirnya,apabila bertemu dengan Ban Hong Liong-li, tentu ia dapatmengetahui siapakah pembunuh suhunya itu, Begitu pulatentang kawanan paderi jahat dan pertempuran dalam guaitu, tentu akan jelas semua."

"A, ti-ti-ti, hu . . ." tiba2 terdengar Hok To Beng berserukeras dan pada lain kejap kuda hitam kaki putih yangdinaiki Mo Lan Hwa secepat angin telah melampau kudaGin Liong, Pada hal kuda hitam kaki putih itu pantatnyamemuat Hok To Beng yang berdiri jejak.

Gin Liong terkejut Cepat ia menekan kendali kudanyadan kuda hitam mulus itupun segera meluncur pesatmelampaui kuda hitam kaki putih.

Page 173: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mo Lan Hwa menjerit-jerit memerintahkan kudanyasupaya mengejar kuda hitam mulus, Melihat perlombaanitu, Hok To Bengpun tertawa gembira.

Saat itu disebelah depan terbentang sebuah hutan lebat,Gin Liong seperti terbang rasanya, Ketika berpalingdilihatnya Mo Lan Hwa tertinggal tiga-puluhan tombakdibelakang walaupun mengerti ilmu naik kuda dan sudahbeberapa kali naik kuda tetapi belum pernah ia naik kudayang sepesat angin itu cepatnya.

Setelah melintasi hutan ternyata di jalan sebelah muka,bayangan Alihapa dan Ciliwato tak tampak lagi. Segera ialambatkan kudanya, tiba2 kuda hitam kaki putih dari MoLau Hwa sudah melampauinya. Hok To Beng enjottubuhnya bergeliatan di udara dan melayang turun diataspantat kuda Gin liong.

"Siau-hengte, kepraklah kudamu !" seru Hok To Beng.

"Mengapa kedua orang itu tak tampak ?" tanya GinLiong.

"Nanti kita bicara lagi di kota, Memang gerak-gerikkedua orang itu luar biasa," sahut Hok To Beng.

Begitu tiba di pinggir kota, agar jangan mengejutkanorang, Hok To Bengpun loncat turun, Gin Liong dan MoLan Hwapun mengikuti kemudian mereka bertiga berjalankaki menuju ke tengah kota.

Kota itu tak berapa besar, jalannya cukup lebar danpenuh dengan rumah2 penduduk. Selain kaum pedagang,juga tak sedikit orang2 persilatan yang berjalan.

"Lo-koko, dimanakah engkau melihat Liong-li cianpwe?" tanya Gin Liong.

Page 174: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Di hotel itu," kata Hok To Beng seraya menunjuksebuah rumah penginapan.

Rumah penginapan itu satu2 nya hotel di kota itu.Bangunannya terdiri dua tingkat.

Dari diloteng atau tingkat kedua dari rumah makan itutampak suara orang tertawa dan bicara dengan gembira.Macam sedang menghadiri suatu perjamuan makan.

"Biasanya yang tiba di kota kecil ini hanya pedagang2.Tetapi sejak munculnya si orang tua membawa kaca wasiatitu, banyaklah kaum peralatan yang datang ke sini," kataHok To Beng.

Pada saat Gin liong keliarkan pandang mata, ia memangmemperhatikan bahwa diantara beberapa orang yangtengah memandang kepadanya itu adalah orang2 yangpernah dilihatnya berada di tanah lapang sekeliling rumahpondok di hutan itu.

"Toa-suheng, kita cari kamar yang tersendiri sajalah,"kata Mo Lan Hwa, "diatas loteng terlalu berisik sekali."

Begitu tiba di muka rumah penginapan itu, dua orangpelayan segera menyambut. Yang seorang menuntun keduaekor kuda hitam mereka terus hendak dibawa ke istal kuda.Dan yang seorang segera memberi hormat kepada Hok ToBeng.

"Loya, mau minum arak atau ingin bermalam disini?"tanyanya.

"Ada kamar besar ?" tanya Hok To Beng. Jongos itumengatakan ada dan lalu membawa ketiga tetamu menujukesebuah kamar besar. Hok To Beng setuju. Tak lamakemudian seorang jongos mengantar minuman teh.

Page 175: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bung, apakah ada dua orang tinggi besar, mengenakanpakaian kulit warna hitam, berkopiah warna hitam yangmenginap disini ?" tanya Hok To Beng.

Jongos menyatakan tak ada. Hok To Beng heran danmemandang Gin Liong serta Mo Lan Hwa dengan pandangbertanya,

"Tolong tanya," kata Gin Liong kepada jongos itu pula,"apakah ada seorang nona berpakaian warna merah, umurlebih kurang 26-27 tahun yang datang kemari?"

"Ya, ada, ada," kata jongos.

"Dia tinggal di kamar mana ?" Gin Liong cepatmendesak.

"Semalam li-hiap (pendekar wanita) baju merah itutinggal di kamar sebelah, Setelah makan malam dia teruspergi."

Gin Liong kecewa sekali, Hok To Beng segera mintajongos itu membawakan hidangan. Sesaat kemudian jongositu pergi maka bertanialah Hok Tu Beng kepada Gin Liong.

"Siau-hengte. apakah engkau tak menuduh bahwa yangmembunuh suhumu itu Ban Hong Liong-li sendiri ?"

"Tidak, Ban Hong liong-li locianpwe tentu takkanberbuat begitu."

"Tetapi mengapa dia begitu terburu-buru sekali sampaimenyewa hotel hanya makan terus pergi ?"

Gin Liong menerangkan: "Liong-li cianpwe pernahmengatakan kepadaku bahwa dia harus menempuhperjalanan siang malam..."

"Adik engkau pernah melihatnya ?" Mo Lan Hwaterkejut.

Page 176: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bukan saja pernah melihat bahwa siau-hengte inipernah menerima pelajaran silat dari dia." tukas Hok ToBeng.

"Hai, bagaimana toa-suheng tahu ?" Mo Lan Hwa makinheran.

Hok To Beng tertawa gelak2, serunya: "Tadi sewaktuturun tangan, apa engkau tak melihat aku telah gagalmenyambar tangan siau hengte, karena siau-hengtemenggunakan gerak Liong-li -biau ?"

Pada saat itu jongospun datang membawa hidanganMereka bertiga segera menyantapnya.

Mo Lan Hwa sibuk melayani, menuangkan arak untuktoa-suheng dan Gin Liong. Dia sendiripun minum juga.Setelah habis dua cawan, tampak pipinya kemerah-merahanseperti bunga mawar, bibir makin segar dan sepasang bolamatanya tampak bersinar, Nona itu makin bertambahcantik sekali.

Gin Liong terlongong-longong.

Melihat dirinya dipandang oleh anak muda itu, Mo LanHwa tundukkan kepala. Hatinya amat bersuka cita.

Rupanya Gin-Liong menyadari bahwa perbuatannya itukurang senonoh, Maka diapun segera beralih memandangHok To Beng.

Hok To Beng tengah menggerogoti sebuah paha ayampanggang. Dia tak mengacuhkan apa2 lagi.

Tiba2 terdengar derap langkah orang bergegas menuju kedalam kamar sebelah. Brak, terdengar suara meja ditampar.

"Bagaimana, mengapa kalian begitu cepat sudahkembali?" seru seseorang dari kamar sebelah.

Page 177: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seorang lelaki bernada kasar menyahut marah: "Ketikakami pergi, rumah kecil itu sudah kosong, orangnya sudahpergi."

"Huh, kemarin sore masih kudengar orang mengatakanbahwa ditempat itu penuh dikerumuni orang." kata orangyang pertama tadi.

Orang yang bernada kasar, menyahut: "Memang benartetapi mereka tinggal mayat yang berserakan disana sini."

"Hai, siapa saja mereka itu ?" Lelaki bernada kasar itumenerangkan: "Pengemis jahat - kaki- telanjang Jenggot-terbang, Nenek-buta- tongkat-burung-hong, paderi Hoa,Lima-ular-berbisa, Kuku-garuda, seorang imam tua danmasih terdapat pula seorang kakek tua."

Berhenti sebentar, ia berkata pula dengan gopoh: "Marikita pergi, mereka sudah menunggumu diluar hotel."

Terdengar langkah kaki orang bergegas keluar darikamar dan tidak lama lenyap di halaman.

Mendengar nama pengemis kaki telanjang dan paderigemuk yang ikut terkapar sebagai mayat, serentakteringatlah Gin Liong akan imam jenggot indah yangberwibawa itu.

"Lo-koko, apakah kenal dengan seorang to-tiang yangwajahnya mirip seorang dewa?" segera ia bertanya kepadaHok To Beng.

"Coba terangkan imam itu." kata Hok To Beng.

Setelah mendengar keterangan dari Gin Liong, Hok ToBeng tertawa gelak2, serunya:

"Ho sungguh tak kira kalau imam hidung kerbau itu jugatergerak nafsunya, Dari ribuan li dan melintasi gunung,

Page 178: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menyebrang laut, dia perlu kan juga datang ke Tiang-pek-san !"

"Lo-koko, siapakah lotiang itu ?"

Sambil mengelus-elus jenggot, Hok To Beng menatapGin Liong, serunya:

"Siau-hengte, pernahkah engkau mendengar tentangkeempat tokoh Bu-lim Su-ik ?"

Gin Liong mengangguk.

"Suhu pernah menceritakan kepadaku," katanya,"keempat Bu-lim Su-ik dan lo-koko bertiga Swat-thian Sam-yu itu merupakan tujuh tokoh dunia persilatan yang disebutIh Iwe-jit-ki."

Hok To Beng terbahak-bahak : "Ah, hal itu sudah usang.sesungguhnya aku tak layak termasuk dalam Jit-ki (tujuhtokoh aneh) itu."

"Toa-suheng, imam itu apakah bukan yang toa-suhengkatakan sebagai Hun Ho totiang dari pulau Hong-lay-to itu?" Lan Hwa menukas.

"Siapa lagi kalau bukan imam hidung kerbau itu." HokTo Beng mengangguk.

"Adakah lo-koko pernah bertemu dengan Thian-lam Ji-gi?"

Hok To Beng tersenyum: "Mungkin tak berjodoh karenasudah dua kali aku ke selatan tetapi tak pernah berjumpadengan kedua tokoh sakti dari Thian-lam itu."

Gin Liong kerutkan dahi: "Lo-koko, apakah engkau takmenganggap bahwa kakek yang membawa kaca wasiat itubukan salah seorang dari Thian Lam Ji-gi ?"

Page 179: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Hok To Beng merenung sejenak, "Sukar untukmengatakan secara pasti," katanya sesaat kemudian," tetapiperistiwa itu sudah menggemparkan dunia persilatan.Kurasa peristiwa itu tentu akan segera terungkap !"

Kemudian ia menanyakan apakah Gin Liong dan LanHwa sudah selesai makan.

"Baik, mari kita segera mencari kedua kutu busuk itu,"kata Hok To Beng setelah kedua anak-muda itumengangguk.

Segera mereka bertiga keluar dari kamar seorang jongossegera menyambut dan menanyakan apakah ketiga tetamuitu hendak keluar jalan2.

"Hari masih sore, kita akan melanjutkan perjalanan lagi,"sahut Hok To Beng. Kemudian ia membayar rekening danongkos memberi makan kedua kuda.

Pada saat mereka bertiga baik kuda, tiba2 jongosbergegas keluar menghampiri Hok To Beng.

"Tuan, kedua kawan tuan itu sudah berlalu," kata jongositu.

"Siapa ?" Hok To Beng heran.

"Yang tuan tanyakan kedua tetamu tinggi besar,memakai jubah dan kopiah kulit, mata besar dan mulutlebar tadi..."

Melihat gerak-gerik si jongos, Hok To Beng tertawa,sehingga jongos itu melongo.

"Kemanakah perginya kedua orang itu ?" tegur LanHwa.

"Ke barat sana !" si jongos menunjukkan jarinya ke barat

Page 180: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hayo kita berangkat," seru Hok To Beng setelahmenghaturkan terima kasih kepada jongos itu.

Banyak sekali orang persilatan yang datang dan pergidari kota itu. Setiba diluar kota, Hok To Beng berpaling danhendak bicara tetapi ketika melihat wajah Gin Liong danLan Hwa mengerut kegelisahan, ia tahu apa yangdipikirkan kedua anak muda itu.

"Siau-hengte." seru Hok To Beng tertawa," jangan kuatirkalau tak dapat mengejar Liong-Ii locianpwe itu, Setiaporang yang hendak menuju ke selatan, tentu harus berhentidi teluk Taylian menunggu perahu, Kalau kita agak cepatberjalan, kemungkinan kita dapat tiba lebih dulu disana."

Kemudian Hok To Beng berkata pula kepada Gin Liong:"Kalau Ban Hong Liong-li tak berada di Taylian, akankuminta tacimu untuk menemani engkau ke Kanglam."

Mendengar itu Lan Hwa tertawa gembira, Kebalikannyadiam2 Gin Liong kerutkan dahi.

"Adik, mari kita melanjutkan perjalanan lagi," kata LanHwa seraya loncat kepunggung kudanya. Gin Liongpunjuga loncat keatas kudanya, sedangkan Hok To Beng-punsudah berdiri di pantat kuda.

Kedua kuda tegar itu segera mencongklang pesat, Tetapitiba2 mereka mendengar suara gemuruh dari belakang,Ketika berpaling dilihatnya berpuluh-puluh orang persilatanyang menunggang kuda, menerobos keluar dari kota,Mereka berteriak-teriak hendak menangkap pencuri kuda.

Di jalan itu tiada tampak lain orang lagi kecuali GinLiong bertiga, Sudah tentu dia marah mendengar teriakankawanan penunggang kuda itu, ia hentikan kudanya,Melihat itu Lan Hwapun hentikan kuda dan berputar kebelakang.

Page 181: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba2 terdengar desing tajam dari sebatang anak panahpertanyaan yang meluncur ke udara.

Melihat itu Hok To Beng tertawa, katanya kepada GinLiong:

"Siau-hengte, mereka adalah anak buah dari Macan-tertawa Oh Thian Pa dari gunung Thian-po-san. Berhati-hatilah dengan Kau-kin-tiang-pian (cambuk dari urat naga)mereka."

Waktu memandang dengan penuh perhatian, Gin Liongmemang melihat berpuluh kawanan penunggang kuda itumasing2 mencekal sebatang cambuk sepanjang satu tombaklebih.

Saat itu kawanan penunggang kuda membentuk diridalam bentuk seperti busur, dan lari kencang menyerbu kearah Gin Liong bertiga. Sambil berdiri diatas pantat kudahitam mulus, Hok To Beng melambaikan pipa ke udara danberseru nyaring:

"Saudara dari markas Som-lim-say, dengarkanlah ! AkuHok To Beng, suruhlah pemimpin barisanmu tampil bicaradengan aku."

Saat itu kawanan penunggang kuda hanya terpisah dua-puluhan tombak, Tampaknya mereka tak mempunyaipemimpin.

Melihat itu Gin Liong dan Lan Hwa segera mencabutpedang. Tetapi saat itu berpuluh-puluh penunggang kudasudah mengepung, Wajah mereka memberingas danserempak mengayunkan cambuknya kearah Gin Liongbertiga.

"Tring, tring, tring. . . . dengan tangkas Gin Liong danLan Hwa segera memutar pedang untuk membabatberpuluh-puluh cambuk itu. Ketika beradu dengan pedang

Page 182: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tanduk Naga, berpuluh-puluh Kau-kin-tiang-pian ataucambuk-urat-naga berhamburan putus..

Sedang Hok To Beng dengan tertawa gelak2mengayunkan pipanya untuk menyapu serangan cambuk.

Terdengar pekik jeritan kejut. dan kesakitan dariberpuluh-puluh penunggang kuda itu ketika cambuk merekaterlempar jatuh, Dan menyusul terdengar beberapa tubuhmereka terjungkal dari kuda.

Kembali dari arah kota kecil itu menggemuruh suarakuda berlari, Hampir seratus penunggang kuda meneroboskeluar dan mencongklang pesat.

Dua ekor kuda berbulu hijau dan merah, dan beradapaling depan dinaiki oleh sepasang lelaki perempuan yangmengenakan pakaian ringkas atau pakaian orang persilatanwarna kuning emas.

Dibelakang kedua orang itu, empat lelaki berpakaianwarna putih perak menunggang empat ekor kuda putih.

Rupanya keenam penunggang kuda itulah yang menjadipemimpin dari barisan kuda yang jumlahnya hampir seratusekor.

Melihat itu Hok To Beng bahkan tertawa gelak2 danberseru: "Hai, berhentilah kalian, lihatlah pemimpin kaliansuami isteri telah datang!"

Sambil berkata Hok To Beng ayunkan pipanya danrubuhlah seorang lawannya lagi, terjungkal jatuh dankudanya.

Berpuluh-puluh penunggang kuda yang menyerang GinLiong bertiga itu, sesungguhnya sudah kewalahan. Melihatsaycu atau pemimpin mereka datang, timbullahsemangatnya lagi.

Page 183: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yang sudah kehilangan cambuk, berteriak-teriakmemberi bantuan semangat kepada kawan-kawannya yangmasih mencekal cambuk, serangan merekapun makingencar.

"Tring, tring, tring . . . ."

Terdengar dering benda keras beradu. Gin-Liong terkejutdan berpaling. Dilihatnya seorang lelaki tua bermata bundarbibir tipis, pakaian compang camping, tengah mengobat-abitkan sebatang tongkat bambu wulung, menghantamkawanan penunggang kuda yang tengah menyerang GinLiong bertiga.

Seketika gemparlah kawanan penunggang kuda. Merekamenjerit dan memekik, berhamburan menyingkir pergi.

"Hong koko, orang2 itu memang menjengkelkan sekali.Hajarlah mereka !" tiba2 terdengar Lan Hwa berseru.,

Gin Liong terkejut. Segera ia mengetahui bahwa lelakitua yang berpakaian seperti pengemis itu adalah Hong-tian-siu atau si Gila yang bergelar Keng-joh-hui-heng atauTerbang-diatas-rumput.

Hok To Beng tertawa gelak2, serunya: "Gila, jangankeliwat keras yang memukul, tuh Oh Thian-Pa sudahdatang !"

Tepat pada saat itu terdengarlah suara seseorang berserugopoh: "Harap lo-cianpwe berdua suka berhenti. WanpweOh Thian Pa akan menghaturkan maaf."

Suara itu diserempaki dengan tibanya dua penunggangkuda, Oh Thian Pa yang bergelar Siau-bin-hou atau siMacan-tertawa, bertubuh tinggi besar dan mengenakanpakaian kuning emas. Alisnya tebal, mata besar, wajahempat persegi, kulitnya putih bersih tiada tumbuh kumis.Seorang yang memberi kesan baik.

Page 184: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Isteri dari Oh Thian Pa bernama Toknio-nio atauWanita-beracun, Mengenakan pakaian kuning emas danmembawa pedang emas. wajahnya cantik.

Sedang keempat ekor kuda putih yang mengiringdibelakang, masih berada tiga-puluhan tombak jauhnya,Seratus ekor barisan kuda itu, berhenti dan berjajar-jajar.

Begitu tiba dihadapan Hok To Beng dan Hong-tian-soh,suami isteri Oh Thian Pa segera loncat turun dari kudanya.

Gin Liong dan Lan Hwapun menyimpan pedang laluturun dari kuda dan berdiri di belakang kedua jago tua.

"Wanpwe suami isteri Oh Thian Pa dan Pik Li-hoamenghaturkan hormat kepada locianpwe berdua, Entahanak buah kami melakukan kesalahan apa terhadap locianpwe berdua, wanpwe mohonkan maaf."

Mendengar pemimpinnya minta maaf, kawananpenunggang kuda itu serentak berjongkok ditanah danminta ampun kepada kedua pemimpin mereka,

"Ah, Oh saycu terlalu merendah diri." kata Hok ToBeng, "peristiwa ini hanya suatu kesalahan faham saja..."

"Oh Thian Pa, jangan pura2 tak tahu," cepat Hong-tian-soh menukas, "anak buahmu hendak merebut kedua ekorkuda dari Setan Asap dan adik perempuannya !"

Melihat gelagat kurang baik, cepat2 Hok To Bengmemukulkan pipanya ke tongkat bambu wulung Hong-tian-soh.

"Mengapa ?" si Gila terkejut.

"Hong koko, kedua ekor kuda ini kemungkinan memangmilik mereka." cepat Lan Hwa mendahului.

Page 185: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Sekalipun kuda mereka tetapi mengapa mereka begitungotot turun gunung mengejar sampai kemari ?" tukasHong tian-soh.

Gin Liong kerutkan dahi, ia merasa Hong- tian-soh itulebih gila lagi wataknya dari Hok To Beng.

Tetapi ternyata bukan saja tak marah, kebalikannya OhThian Pa dan Pik Li-hoa tertawa.

Kemudian Oh Thian Pa membentak anak buahnya yangmasih bersimpuh di tanah itu suruh mereka lekasmenggabung dalam barisannya berpuluh-puluh penunggangkuda tadi, pun segera berbangkit dan menuntun kudanyamenuju kedalam barisan.

"Sungguh berwibawa! Sungguh menyeramkan!" seruHong-tiah- soh.

Macan-tertawa hanya ganda tertawa dan mengucapkanbeberapa kata merendah. Kemudian ia memandang kearahkedua kuda dari Gin Liong dan Lan Hwa.

Gin Liong tahu bahwa kedua ekor kuda hitam mulus danhitam berkaki putih itu sebenarnya milik Oh Thian Pa yangdicuri oleh kedua orang Mongol tadi. Maka segera iamengatakan kepada Hok To Beng supaya kuda itudikembalikan saja kepada Oh Thian Pa.

Hok to Beng setuju tetapi Lan Hwa menentang: "Salahmereka mengapa sampai dicuri orang, Dan kitamengambilnya dari pencuri itu."

Tiba2 Hong-tian-soh deliki mata:

"Apa? Kalau memang kita merampas dari pencuri itu,kuda itu milik kitalah !"

Page 186: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tok-mo-cu atau Wanita-berbisa Pik Li-hoa agaknyamempunyai kesan baik terhadap Mo Lan Hwa, Makaberkatalah ia kepada suaminya:

"Karena nona itu merebut dari si pencuri kuda, biarlahkuda itu diambinya."

Oh Thian Pa setuju dan menyerahkan kuda itu kepadaGin Liong serta Lan Hwa, Lan Hwa memandang Pik Li-hoa dengan tertawa.

"Dihadiahkan atau diberi sama saja, Kelak siaumoaysudah bosan, akulah yang akan mengembalikan kuda itukepada pemiliknya," kembali Hong-tian-soh menyeletuk.

Pun Hok To Beng juga menambahkan bahwa apabilaurusan sudah selesai, kedua kuda itu tentu akandikembalikan lagi kepada Oh Thian Pa.

Setelah peristiwa itu selesai, Oh Thian Pa minta agarHok To Beng bertempat singgah di markas gunung Thian-po-san. Tetapi Hok To Beng mengatakan lain kali saja. OhThian Pa pun membawa anak buahnya pulang ke gunung.

Hok To Beng memperkenalkan Gin Liong kepada Hong-tian-soh. Gin Liong memberi hormat kepada kakek gila itu.Melihat Gin Liong seorang pemuda cakap dan gagah,kemudian memandang ke arah Lan Hwa, Hong-tian-sohpun tertawa gembira.

"Aha, siau-hengte ibarat mustika dari dalam telaga dansiaumoay sebagai mutiara dari dalam laut, Sungguhmerupakan pasangan yang serasi sekali...." Hong-tian-sohmenyeletuk lagi.

Melihat si Gila itu hendak mengoceh tak keruan, cepat2Hok To Beng menukas:

Page 187: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Gila, tahukah engkau bahwa guru dari siau-hengte initokoh angkatan muda yang kepandaiannya lebih tinggi darikita berdua ?"

"Siapa ?"

"Pelajar-berwajah-kumala Kiong Cu Hun!"

Hong-tian-soh agak terbeliak kaget dan memandang GinLiong lekat-, Tiba2 ia teringat sesuatu, serunya:

"Setan-asap, semalam aku bertemu dengan Ban HongLiong-li yang tergila-gila pada Kiong Cu Hun itu !"

"Dimana?" serentak Gin Liong berseru.

Hong-tian-soh kerut dahi, ia heran mengapa Gin Liongbegitu tegang, Hok To Beng segera menerangkan:

"Siau-hengte hendak mencari Ban Hong Liong-li."

"Huh, kalau mau kejar, cepat-cepat sajalah, Budak ituluar biasa ilmu ginkangnya..."

"Hong koko, dimanakah engkau berjumpa denganLiong-li locianpwe itu ?" Gin Liong makin tegang.

"Dia tengah berlari sekencang-kencangnya. Heran,mengapa dia menempuh perjalanan pada waktu tengahmalam," berhenti sejenak, Hong-tian-soh melanjutkan pula:

"Asal sebelum matahari terbenam engkau dapatmencapai Hong-shia, mungkin engkau dapat mengejar BanHong Liong-li"

Saat itu matahari sudah condong ke barat Gin Liongmakin gelisah.

"Toa-suheng, mari kita berangkat !" seru Lan Hwa.

Page 188: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Kalau mau berangkat, silahkan berangkat dulu. Akudan Setan Arak berjanji pada toa-su-hengmu untuk bertemudisini," sahut Hongtian-soh.

Hok To Bengpun mengatakan bahwa setelah urusanselesai, ia bersama Hong-tian-soh tentu segera menyusul.

"Disepanjang jalan, tinggalkan tanda rahasia Pipa-emas."

"Atau tanda tongkat pemukul anjing itu juga boleh,"Hong-tian soh menyelutuk, "bukankah seratus orang yangmelihat diriku tentu akan mengatakan kalau aku seorangtukang peminta nasi."

Diam2 Mo Lan Hwa girang karena kedua tokoh itu takikut pergi, Demikian keduanya segera naik kedua ekor kudahitam, Dalam waktu yang singkat mereka sudah melintasisebuah daerah pegunungan salju.

Sejam kemudian mereka sudah melalui beberapa desadan saat itu disebelah depan tampak jalan besar yangmenuju ke kota Hong-shia.

Penuh orang berjalan di jalan besar itu. Kebanyakanmereka adalah pedagang2. Saat itu matahari sudahcondong kearah barisan puncak gunung disebelah barat.

"Adik, tahukah engkau gunung apa itu ?" tanya LanHwa.

Sambil memandang ke gunung yang menjulang tinggi keangkasa, Gih Liong gelengkan kepala, mengatakan taktahu.

Lan Hwa kerutkan dahi. Dia heran mengapa Gin liongtak tahu apa2 sama sekali. Bagaimana akan mencari orangke Kanglam yang begitu luas.

Page 189: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"ltulah puncak Mo-thian-ni. Benggolan kaum Hitamdiluar perbatasan yakni ketujuh saudara Tio, bersarang digunung itu," Lan Hwa menerangkan.

"Adik, pelahan dulu," sesaat kemudian Lan Hwa berseruketika melihat pada jarak satu li di sebelah muka tampakmendatangi belasan penunggang kuda yang berpakaianseperti orang persilatan. Karena debu amat tebal makasukar diketahui wajah mereka.

Rupanya kawanan penunggang kuda itu tahu juga akanGin Liong dan Lan Hwa. Penunggang kuda yang menjadipemimpin rombongan itu segera hentikan kudanya. Dansaat itu Gin Liongpun sudah tiba didepan mereka.

Tanpa berkata apa2, seorang penunggang kudamenerobos dari rombongannya dan terus lepaskan pukulanjarak jauh kearah Gin Liong. Sudah tentu pemuda ituterkejut dan cepat condongkan kepala kudanya lalu balasmenghantam.

"Bum . . . ."

Terdengar dengus orang tertahan, orang itu dibawamundur oleh kudanya dan terpelanting jatuh ke tanah,berguling-guling dan menjerit-jerit. . .

Rombongan penunggang kuda itupun cepat mencabutsenjatanya hendak menyerang. Tetapi kuda hitam kakiputih dari Lan Hwa tiba2 meringkik berloncatan melingkar-lingkar dengan garang sekali.

Belasan ekor kuda dari rombongan itu terkejut danmeringkik ketakutan lalu lari berserabutan keempat penjuru.

Tetapi sebagai gantinya, Gin Liong dan Lan Hwa segeramelihat seorang penunggang kuda melintang di tengahjalan. Penunggangnya seorang lelaki berwajah hitam,

Page 190: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mukanya penuh brewok, hidung dan mulut besar, alis tebalmenaungi sepasang mata yang bundar besar.

Orang itu dingin2 memandang kedua anak.

"Adik, dia adalah Bong-kim-kong Tio Tik Lok, jagonomor empat dari ketujuh saudara Tio," bisik Lan Hwa.

Tiba2 dari samping kanan dan kiri terdengar teriakangempar dan menyusul rombongan penunggang kuda tadisegera mengepung Gin Liong, Lan Hwa dan Bong-kim-kong.

Gin Liong makin gelisah, Dia hendak cepat2melanjutkan perjalanan. Tak mau dia terlihat dalampertempuran yang tak berguna itu.

"Minggirlah !" serunya seraya mencongklangkan kudamenerjang Bong-kim-kong dan ayunkan tangan kanannyamenghantam.

Bong-kim kong atau Malaekat-buas Tio Tik Lok tertawagelak2. ia kepitkan kedua kakinya ke perut kuda danmelambungkan kuda itu loncat sampai satu tombaktingginya lalu ayunkan tongkat Long-ya-pang menghantampantat kuda Gin Liong.

Pukulannya luput, Gin Liong terkejut. Cepat ia memacukudanya loncat ke muka.

Melihat Gin Liong terancam bahaya, Lan Hwapunsegera membalutkan pedangnya ke pinggang Malaekat-buas, Tetapi jago keempat dari Tujuh saudara Tio itutertawa keras, lintangkan kuda seraya balikkan tongkatnyake pinggang nona itu.

"Budak, karena engkau tahu namaku, maka serangan initakkan mencabut nyawamu !"

Page 191: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Lan Hwapun terkejut karena serangannya gagal. Cepat iamenyadari bahwa ketujuh penjahat dan gunung Mo-thian-nia itu memang pandai sekali bertempur denganmenunggang kuda. Kalau mau menundukkan Malaekat-buas, lebih dahulu harus memaksanya turun dari kuda.

Begitu tongkat Long - ya - pang tibu, nona itupun loncatturun ke tanah.

Segulung sinar merah berkelebat membabat kaki depandari kuda Bong-kim-kong, Bong kim-kong menjerit kaget,menarik kendali sehingga kuda berdiri tegak menjulangkankaki depannya ke atas, Lalu dengan jurus Menjolok-bulan-didasar-laut, Bong-kim-kong menyodokkan tongkat kepedang Lan Hwa.

Melihat babatannya tak berhasil Lan Hwa marah sekali,ia memutar pedang untuk memapas siku lengan kananlawan.

Bong-kim,-kong terkejut dan tegakkan lagi tubuhnya.Kudanya ikut berputar-putar sehingga menghampiri ketempat Gin Liong.

"Hayo, engkaupun harus turun !" tiba2 Bong-kim-kongmembentak dan menyapukan tongkatnya ke tubuh GinLiong.,

Wut. pemuda itu ayun tubuhnya melambung ke udarasampai beberapa tombak, Sambil bergeliatan di udara iaberseru: "Taci, menyingkirlah agak jauh !"

Serempak dengan teriakan itu. segulung sinar merahyang menyilaukan mata segera berhamburan memancar diudara, Belasan rombongan penunggang kuda begitu melihatsinar itu serentak memekik keras.

Bong-kim-kong pucat seketika, ia tak sempat berbuatapa2 lagi kecuali buang tubuh berguling jatuh dari kudanya.

Page 192: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tak mau melukai kuda orang, ia loncat turundari kudanya, Melihat itu dengan menggerung keras, Bong-kim-kong loncat menghantamkan tongkat long-ya-pangkearah kepala Gin Liong.

Baru saja kaki Cin Liong menginjak tanah atau tahu2kepalanya sudah terancam. ia marah sekali, Dengan sebuahgerak berputar, ia sudah menyelinap di samping Bong-kim-kong lalu secepat kilat membabatkan pedang Tanduk Nagake lengan orang.

Serasa terbanglah semangat Bong-kim-kong melihatgerak yang luar biasa dari anak muda itu. Cepat ia lepaskanlong-ya-pang lalu enjot tubuhnya sampai dua tiga meter kebelakang, Dan karena kuatir pemuda itu akanmenyerangnya lagi maka lebih dahulu ia songsongkankedua tangannya kearah Gin Liong.

Gin Liong makin panas, ia balas menghantam dengantangan kiri, Bum . . . . Debu berhamburan angin menderu-deru dan tubuhpun tertatih-tatih, Bong-kim-kong Tio TikLok, jago nomor empat dari persaudaraan Tio yangmenguasai gunung Mo-thian-nia, saat itu terhuyung-huyungbeberapa langkah ke belakang dan jatuhlah ia terduduk ditanah. ia gagal untuk menguasai keseimbangan tubuhnya,

Serentak terdengarlah pekik kejut dari belasan anak buahBong-kim-kong yang serempak mengangkat senjatamasing2. Tetapi tak seorangpun yang berani menolongBong-kim-kong. karena tempat Bong-kim-kong duduk ditanah itu hanya terpisah dua meter dari Mo Lan Hwa yangtegak berdiri sambil lintangkan pedangnya.

Tampak jago keempat dari persaudaraan Tio itu duduklunglai di tanah dan pejamkan mata menunggu ajal.

Melihat sikap berpuluh anak buah Bong-kim-kong yangmemberingas itu, marahlah Lan Hwa. ia merasa terhina

Page 193: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

karena dipandang oleh belasan anak buah Bong kim-kong.Dia menafsirkan pandang mata anak buah Bong-kim-kongitu menuduh bahwa ia (Lan Hwa) seorang nona yang licikdan curang karena hendak membunuh seorang lawan yangsudah tak berdaya.

"Huh," ia mendengus lalu masukkan pedangnya kedalamsarung dan sekali menggeliat ia sudah tiba di samping GinLiong.

Gin Liongpun sarungkan pedang dan mengajak nona itusegera melanjutkan perjalanan lagi. Keduanya segera loncatke kuda masing2, Tetapi baru hendak melarikan kudanya,tiba2 belasan anak buah Bong-kim-kong itu bersorak soraidengan gembira.

Ketika Gin Liong dan Lan Hwa memandang kedepan,ternyata lebih kurang dua li jauhnya tampak berpuluh puluhpenunggang kuda tengah mencongklang cepat sekali, Orangyang sedang berada di jalanan, buru2 lari ketakutanmenyingkir ke tepi jalan.

Yang didepan tiga ekor kuda bulu hitam putih danmerah. Penunggangnya seorang lelaki dan dua orangperempuan. Ketiga ekor kuda lari secepat angin danbeberapa kejab mereka sudah berada setengah li dari tempatGin Liong.

Penunggang kuda hitam, seorang lelaki mengenakanpakaian dan mantel hitam. Bertubuh perkasa, muka lebar,dada bidang tetapi kulit hitam seperti pantat kuali,pinggangnya menyanding sepasang pukul besi berbentuksegi-delapan. Warnanya kuning emas dan beratnya takkurang dari berpuluh-puluh kati.

Rupanya dia tengah memberingas marah sehinggatampaknya makin menyeramkan.

Page 194: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Penunggang kuda putih seorang nona cantik berumurdua-puluhan tahun. wajahnya bulat telur alis melengkungseperti busur. Bibirnya merah semerah bunga mawar,Rambutnya yang panjang menjulai diatas bahu,Mengenakan baju dari sutera warna biru, demikian jugacelana kun, Diatas seekor kuda putih, nona itu tampakmakin menonjol kecantikannya.

Sedang yang naik kuda bulu merah, seorang daraberumur lima belasan tahun. Mata bundar, wajahnyakemerah-merahan segar Rambutnya dibelah dua kuncir.Mengenakan pakaian warna merah, sikapnya masihkekanak-kanakan dan sepintas pandang memberi kesanbahwa dia seorang bujang.

Rombongan anak buah Bong-kim-kong tadi makinmenggemuruh soraknya, Melihat itu Lan Hwa segeraberkata bisik2 kepada Gin Liong:

"Adik, hati-hatilah, penunggang kuda hitam itu adalahjago nomor lima dari persaudaraan Tio. Namanya Tio TekPiu bergelar Thia-lo-han (Arhat besi). Seorang limbungyang keras kepala sekali."

Berhenti sejenak, Lan Hwa melanjutkan:

"Dan nona yang naik kuda putih itu adalah saudaraketujuh dari persaudaraan Tio, ilmu pedang dan ilmuginkangnya, cemerlang sekali, ilmu kepandaiannya lebihunggul dari keenam engkoh2-nya. Orang memberi gelarankepadanya Mo-thian-giok-li (Bidadari dari gunungMothian), Namanya Tio Li Kun dan baru berumur dua-puluh empat tahun."

Sengaja Mo Lan Hwa memberi tekanan dengan nadakeras waktu mengucap umur 24 tahun itu.

Page 195: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak diatas kuda merah itu, centil dan ketus sekali,Orang memberinya nama Cabe Rawit Siau Hoankepadanya."

Saat itu ketiga kuda itupun sudah hampir tiba. Bidadari-gunung-Mo-thian Tio Li Kun yang naik kuda putih,menatap Gin Liong dengan lekat.

Begitu ketiga ekor kuda itu tiba, maka kuda hitam GinLiong dan kuda hitam kaki putih dari Mo Lan Hwa segerameringkik keras sehingga ketika kuda pendatang itu terkejutberputar-putar.

Melihat engkohnya nomor empat Bong-kim-kong dudukdi tanah, secepat kilat si cantik Tio Li Kun terus apungkantubuh melayang kearah Bong-kim-kong.

Gin Liong terkejut Gerakan si cantik Li Kun itumenyerupai sekali dengan ilmu lari cepat Angin-meniup-kilat-menyambar yang dimilikinya.

"Siapa yang memukul jatuh engkohku ini ?" teriaksebuah suara kasar.

Ketika berpaling, Gin Liong dapatkan si limbung Thiat-lo-han memandangnya dengan mata berapi-api sambil naikseekor kuda hitam dan tak henti-hentinya berputar, Sret, diaterus mencabut sepasang palu besi dan dibolang-balingkandengan keras.

Gin Liong tertawa dingin, Sesaat ia hendak membukamulut tiba2 si Cabe rawit Siau Hoan menuding kearahnya:"Ngo-ya, itulah orangnya...."

"Tutup mulutmu, Siau Hoan," tiba2 terdengar sebuahbentakan halus.

Page 196: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong dan Mo Lan Hwa berpaling. Ternyata si nonacantik yang tengah berjongkok menolong Bong-kim-kong,deliki mata dan membentak bujang Siau Hoan.

Ketika melihat Gin Liong berpaling memandangnya,muka si cantik Li Kun tersipu-sipu merah dan cepat dancepat2 tundukkan kepala, mengangkat bangun Bong-kim-kong.

"Budak, engkaupun harus turun dari kuda !" Gin Liongterkejut Ketika berpaling, dilihatnya Thiat-Lo-han hendakmenyerangnya.

Kuda hitam meringkik dahsyat Mengangkat kaki depankeatas tegak berdiri sambil berputaran dengan indahterhindarlah binatang itu dari hantaman Thiat-lo han TioTik Piu.

Jago kelima dari persaudaraan Tio terkejut sekali ketikaserangannya luput. Tetapi pada saat ia hendak menyeranglagi, tiba2 Gin Liong sudah melontarkan sebuah hantamandahsyat sehingga senjata Thiat-lo-han terlempar lepas daritangannya, melayang sampai tiga tombak jauhnya.

Thiat-lo-han memekik-mekik seperti orang kebakaranjenggot Betapa ingin ia dapat meraih senjatanya itu,

Sesosok bayangan merah berkelebat dan dengan gerakyang indah sekali, Mo-thian-giok-li Tio Li Kun telahmenyambar tangkai pukul besi itu lalu dilemparkan kepadaengkohnya: "Terimalah !"

Seketika terdengarlah sorak sorai yang menggemuruhdari sekalian anak buah gunung Mo-thian-nia.

Menyambuti senjata pukul besinya, Thiat-lo-han tertawagelak2.

Page 197: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat peristiwa itu marahlah Gin Liong, Segera iakerahkan seluruh tenaga ke lengan-nya.

"Lo ngo, menyingkirlah!" tiba2 terdengar Bong-kim-kongmembentak keras.

Thiat-lo-han Tio Tek Lok memandang kearahengkohnya nomor empat dan adik perempuannya nomortujuh lalu kisarkan kudanya ke samping untuk memberijalan.

Keenam penunggang kuda yang menghadang di tengahjalan pun buru2 menyingkir. Demikian pula dengankelompok anak buah yang datang bersama Thiat-lo-han danMo-thian-giok-li tadi, pun menyingkir ke-tepi jalan.

"Taci, mari kita berangkat !" Gin Liong berseru kepadaLian Hwa. kedua muda mudi itupun segeramencongklangkan kudanya dengan pesat.

Mendengar Gin Liong menyebut Lan Hwa denganpanggilan "taci", seketika merekah setitik harapan dalamhati Mo-thian-giok-li Tio Li Kun. ia tersenyum girang.

Saat itu matahari sudah condong ke barat dan tertutupoleh puncak gunung Mo-thian-san yang menjulang tinggi.

Sekonyong-konyong hidung Gin Liong terbaurserangkum angin wangi, ia tergetar dan berpaling, Tampakditepi sebelah kiri jalan, tengah berjajar sekelompok barisankuda dari gadis cantik. Mereka mengenakan pakaian merahsemua dan menyanggul pedang di punggung.

Kuda hitam mulus meringkik terus menerjang ke muka,Barisan nona2 cantik itu cepat menyingkir ke sampingjalan.

Page 198: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tak berapa lama disebelah muka tampak tembok darikota Hong-shia. Seperminum teh lamanya, tibalah GinLiong berdua di pintu kota itu.

Pintu kota yang besar dan tinggi dijaga oleh beberapaprajurit Mereka terkejut melihat kedatangan Gin Liong danLan Hwa. Saat itu lampu2 rumah dan jalan mulai dipasang.Sambil menunggang kuda, Gin Liong memandang kiankemari, ia berharap dapat melihat Ban Hong Liong-liberada diantara orang2 yang berada di jalan itu.

"Adik, marilah kita cari rumah penginapan dulu, Barunanti kita menyelidiki jejak Ban Hong Liong-Ii locianpwe,"kata Lan Hwa.

Gin Liong setuju.

Tiba2 dari kerumunan orang disebelah belakangterdengar sebuah lengking teriakan:

"Liong koko, Liong koko !"

Gin Liong terkejut dan berpaling, Beberapa puluhtombak jauhnya, tampak seorang dara baju putih danpunggung menyelip pedang, tengah menerobos darikerumun orang dan bergegas menghampiri Gin Liong.

Melihat dara itu bukan kepalang girang Gin Liong,serentak ia berseru gopoh:

"Adik Lan !" serunya seraya memutar kudamenyongsongnya.

Orang2 yang berada di jalan terkesiap memandang keduamuda mudi itu. Ada yang menduga kalau keduanya engkohdan adik, ada pula yang menyangka tentu sepasang kekasih.

Begitu tiba, Gin Liong terus loncat turun dari kuda danmencekal tangan sumoaynya, Ki Yok Lan.

"Lan-moay, bilakah engkau tiba disini ?" tanyanya.

Page 199: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat Gin Liong, serentak teringatlah Yok Lan akansuhunya yang telah meninggal dicelakai orang itu. Airmatanya bercucuran membasahi kedua pipi. Betapa ingin iarebahkan kepala ke dada sukonya dan menangis sepuas-puasnya.

"Siang tadi," sahutnya, seraya mengeluarkan sapu danmenghapus airmatanya.

"Pada hari itu setelah siuman aku segera lari ke ruangdepan mencarimu. Aku bertemu dengan ji-susiokcou danseluruh paderi yang sudah pulang dari makam, Saat itubaru kuketahui bahwa suhu telah meninggal dunia danengkau turun gunung..."

Bercerita sampai disitu, airmata Yok Lan membanjirderas.

Gin Liongpun berlinang-linang namun ia kuatkan hatiuntuk mencegah airmatanya.

Pada saat ia hendak berkata menghibur su-moaynya,tiba2 kuda hitam mulus meringkik keras sehingga Yok Lanmelonjak kaget, Ketika mengangkat muka, baru ia tahukalau orang2 yang berada disekitar tempat itu tengahmemandang dirinya dan Gin Liong, Yok Lan tersipu-sipumerah wajahnya.

Memandang ke arah Gin Liong, dilihatnya sukonya itutengah memandang kian kemari seperti mencari orang.Serentak teringatlah Yok Lan akan nona baju merah yangmenunggang kuda hitam berkaki putih tadi.

"Liong koko, kemanakah nona yang berjalan bersamaengkau tadi ?" serunya bertanya.

Merah wajah Gin Liong mendengar pertanyaan itu.segera ia menerangkan bahwa nona itu bernama Mo LanHwa yang digelari orang sebagai Salju-merekah- merah.

Page 200: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Aneh, mengapa tiba2 ia lenyap," kata Gin Liong serayamengusap airmatanya.

"Liong koko, mungkin dia mengambek," kata Yak Lan.

Seketika Gin Liongpun tersadar. Tentulah Lan Hwapergi dengan marah. Seketika ia teringat akan janjinyabertemu dengan Hok To Beng dan Hong-tian-soh dipenyeberangan Taylian (Dairen). Bagaimana nanti akanmengatakan kepada kedua orang itu apabila Lan Hwa takikut serta.

Melihat sukonya gelisah, Yok Lan tak enak hati,serunya: "Liong koko, kutunggu kau di hotel Ko Liong,Susullah nona itu, ia tentu marah kepadamu."

Sesungguhnya tak enak perasaan hati Gin Liongterhadap Yok Lan. Tetapi karena saat itu tak sempatmemberi keterangan maka ia menyetujui saran sumoaynya,

"Baiklah sumoay, kau tunggu saja di hotel itu, aku akanmenyusulnya," serunya lalu melarikan kudanya ke utara.

Walaupun sangat gopoh tetapi Gin Liong tak beranimelarikan kudanya keras2. Setelah keluar dari pintu utara.malampun makin gelap, Rembulan mulai muncul.

Beberapa saat kemudian, ia masih belum melihatbayangan Lan Hwa. Yang tampak disebelah muka hanyagunduk2 perumahan dan pedesaan, Diam2 ia meraguapakah keliru arahnya.

Tiba2 ia mendengar suara ringkik kuda dari sebelah baratkota Hong-shia. serentak berserulah ia: "Kuda hitam kakiputih...!"

Serentak ia larikan kuda hitam mulus kearah tempat itu,Beberapa waktu kemudian, ia tiba dijalan yang merentangkearah barat.

Page 201: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Jalan itu sunyi senyap, Kuda hitam mulus jari secepatangin, Kota Hong-shiapun sudah tertinggal jauh beberapa lidibelakang.

Memandang ke muka, tampak gunung Mo-thian-sanmenjulang tinggi ke langit Diam2 Gin Liong heranmengapa Mo Lan Hwa mendaki ke gunung itu.

Setengah jam kemudian, kaki gunung Mo-thian-sansebelah timur hanya sejauh tiga li jauhnya.

Dikaki gunung itu terbentang sebuah hutan batu yangberbentuk aneh. Pohon siong yang pendek dan pohon2 lainyang gundul daunnya. Tetapi Lan Hwa tak tampak samasekali.

Menyadari bahwa gunung Mo-thian-san itu menjadisarang dari ketujuh persaudaraan Tio, diam2 Gin Liongmeningkatkan kewaspadaan.

Jalanan menyusur sepanjang kaki gunung, melingkar keselatan. Kuda bulu hitam masih keras larinya dan taktampak letih.

Tiba2 di sebelah muka jalan. muncul beberapa bendahitam.

"Apakah kawanan anak buah Mo thian-nia sedangmeronda !" pikir Gin Liong.

Ketika terpisah setengah li, barulah Gin Liong tahubahwa benda2 hitam ini ternyata beberapa orang yangtengah bergegas menempuh perjalanan. Mereka orang2desa yang hendak menuju ke kota.

Gin Liong hentikan kuda, bertanya seraya memberihormat.

Page 202: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tolong tanya, apakah paman sekalian berpapasandengan seorang nona baju merah menunggang seekor kudabulu hitam ?"

Orang2 itu menggelengkan kepala, Salah seorang yangberumur tua, menjawab: "Kami orang desa setiap pagi tentupergi ke kota. Sejak tadi tak pernah melihat nona itu."

"Aneh, kemanakah gerangan perginya ?" gumam GinLiong seorang diri.

Tiba2 angin malam sayup2 seperti mengantar lengkingbentakan orang marah, Dan sesaat kemudian terdengargemerincing suara senjata beradu.

Gin Liong cepat berpaling memandang ke-arah suara itu.Tetapi kaki gunung sebelah timur tetap sunyi senyap,Hanya pohon2 siong yang bergoncang tertiup angin.

"Apakah karena hendak bersembunyi nona itu telahkesasar masuk kedaerah terlarang dari kawanan gunungMo-thian-nia dan kepergok dengan anak buah mereka lalubertempur ?" kembali Gin Liong menimang-nimang.

Segera ia larikan kudanya menyusur jalan kearah suaraitu. Tiba2 ia mendengar ringkik kuda berkumandang makinjelas, Asalnya dari kaki gunung sebelah timur laut.

Gin Liong segera memacu kudanya dan larilah kudahitam mulus itu secepat angin.

Dari ujung gunung sejauh beberapa li, seekor kuda hitammencongklang menuju kearah Gin Liong.

Melihat kuda hitam itu, kuda Gin Liong serentakmelonjak keatas lalu mencongklang lebih cepat, Gin Lionggirang sekali karena tahu bahwa kuda hitam yangmendatangi itu adalah kuda Kay-swat atau kuda hitam kakiputih.

Page 203: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Cepat ia hendak berteriak memanggil Lan Hwa tetapisecepat itu pula ia batalkan maksudnya karena melihatbahwa yang berada diatas kuda hitam kaki putih itu jelasbukan Lan Hwa.

Beberapa saat kemudian kedua kuda itu makinmendekati Tahu bahwa Lan Hwa telah tertimpa bencana,Gin Liongpun bersiap-siap,

Saat itu Gin Liongpun melihat sebuah jalan kecil yangmencapai dimuka gunung, Segera ia menduga bahwa darijalan kecil itulah Lan Hwa telah menyelinap dan masuk kedaerah terlarang dari kawanan gunung Mo-thian-san.

Tiba disebuah hutan, kuda hitam meringkik danberputar-putar tak mau berlari lagi. Gin Liongpun segerahentikan kudanya, Memandang kemuka, ia melihat ditengah jalan kecil ditengah hutan, melintang beberapa talikendali kuda. Dan diatas puncak pohon dipasang jaring.

Saat itu hutan sunyi senyap, Kuda bulu hitam kaki putihyang tiada penunggangnya itupun meringkik dan berputar-putar ketika tiba di muka hutan.

Gin Liong menduga, tali kendali dan pelana kuda LanHwa tentu telah dirampas orang, Gin Liong marah.Mencabut pedang Tanduk Naga, ia memutarnya serayamenerjangkan kuda kemuka.

Begitu menerobos keluar dari hutan, sebatang anakpanah mendenging tiba, Gin Liong cepat menabas anakpanah itu dengan pedang Tanduk Naga.

Kembali anak panah yang kedua meluncur di udara dantepat tiba dibelakang kedua kuda. Kuda hitam mulus dankuda hitam berkaki putih lari makin pesat dan tak berapalama tiba di jalanan batu, Jalan dan batu itu mendaki keatasdan terus masuk kedalam lembah.

Page 204: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kedua samping jalan batu itu merupakan lereng gunungyang curam. Sedang diatasnya penuh dengan batu2 yanganeh bentuknya, Makin masuk ke dalam makin berbahayakeadaannya.

Gin Liong tetap larikan kudanya masuk kedalam lembahsempit itu. Segera terdengar suitan nyaring berkumandangdi udara, Dan menyusul turunlah hujan anak panah yangderas kearah Gin Liong dan kudanya.

Gin Liong makin marah melihat cara2 yang licik dan kejiitu. ia memutar pedang Tanduk Naga sederas hujan, sedangkedua ekor kuda lari seperti terbang.

Kira2 berpuluh tombak jauhnya, terdengar pula suitannyaring dan kembali hujan anak panah gelombang keduamencurah kearah Gin Liong. Tetapi dengan pedang TandukNaga dan kedua kuda sakti itu, dapatlah Gin Liongterhindar dari bahaya dan saat itu telah memasuki lembah.

Jalanan makin sempit dan makin berbahaya Kali initerdengarlah suara tambur dari lamping gunung. Laluterdengar pula suara menggemuruh.

Gin Liong hentikan kudanya dan menengadahmemandang keatas, diatas karang tinggi pada lampinggunung, tampak sosok2 bayangan hitam berhamburan kiankemari dan pada lain saat terdengarlah suara yang sangatgemuruh. Beratus-ratus batang pohon besar berhamburanmenggelinding dan lamping gunung.

Kali ini Gin Liong terkejut Demi menjaga keselamatanjiwanya terpaksa ia larikan kuda kembali keluar darilembah.

Penjaga pos pada kedua lamping gunung ditepi jalan,berteriak gempar ketika melihat Gin Liong muncul keluar,

Page 205: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ternyata di mulut lembah saat itu tampak berpuluh puluhorang sedang meletakkan beberapa tali kendali kuda.

Begitu melihat Gin Liong muncul, mereka serempakmenghunus senjata dan menghadang di tengah jalan.

Dengan menggembor keras. Gin Liong putar pedangTanduk Naga, membabat putus tali kendali yang direntangditengah jalan itu.

Ketika para penjaga hendak menyerbu, kuda bulu hitammulus sudah meluncur berpuluh tombak jauhnya, Kudahitam kaki putihpun mengikuti jejak kawannya.

Melihat kuda kaki putih itu, serentak timbul pulakegelisahan Gin Liong karena mencemaskan nasib LanHwa, ia memutuskan untuk menyerbu ke gunung.

Diamatinya keadaan lembah gunung itu memangberbahaya sekali, ia memperhitungkan bahwa pada tempat2yang berbahaya tentu tak begitu dijaga ketat, Maka iasegera larikan kudanya di sepanjang kaki gunung menuju kebarat laut.

Tiba disebuah tempat yang berbahaya, ia berhenti danturun dari kudanya. Saat itu baru ia mengetahui bahwakedua ekor kuda itu seperti mandi keringat, Gin Liongsayang kepada kuda itu, Dielus-elus kepalanya beberapakali dan kedua ekor kuda itupun seperti mengerti bahasamanusia, terus lari menuju ke gundukan batu yang tinggi.

Saat itu rembulan sudah ditengah Cakrawala terangbenderang Mo-thian-hong atau puncak gunung PencakarLangit, menjulang tinggi menyusup ke dalam awan.Bermandikan cahaya rembulan, gunung itu tampakperkasa.

Dengan beberapa loncatan, Gin Liong tiba dimukasebuah karang yang tegak melandai, sepanjang karang itu

Page 206: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

penuh dengan pohon rotan dan batu2 yang menonjol.serentak ia enjot tubuh melambung ke udara.

Dengan setiap kali hinggap pada batu karang atau pohonuntuk menggunakannya sebagai landasan melambung lagike atas, akhirnya berhasillah ia tiba di puncak karang.

Tetapi belum lagi ia berdiri tegak, tiba2 terdengar sebuahbentakan keras:

"Hai, siapa itu !"

Sebatang anak panah segera meluncur. Gin Liongterkejut. Untung ia masih dapat miringkan tubuhmenghindari anak panah itu.

Lima tombak disebelah muka, muncul seorang lelakibaju biru yang memutar golok dan lari menyerbu GinLiong, Sedang seorang lelaki mencekal anak panah danbusur tengah tegak berdiri dimuka sebuah genderangtembaga.

Gin Liong segera menyongsong penyerbu itu, Setelahmenghindari tabasan golok, secepat kilat ia menyelinapkebelakang dan menutuk punggung orang itu, Bluk, golokterlepas dan orangnyapun rubuh.

Cepat pula Gin Liong loncat menyerang penyerangbergolok itu, menjerit dan rubuh, Gin Liong tertawa dingin,Secepat kilat ia menyerbu kearah orang yang bersenjatapanah.

Orang itu terkejut, cepat ia hendak memukulkan busurpada genderang, Gin Liong cepat menerkam lengan orangitu. Tetapi pada saat ia mencengkeram lengan orangbusurpun sudah membentur genderang dan menimbulkanbunyi yang berkumandang nyaring.

Page 207: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong marah. Sekali ayunkan kaki, tubuh orangitupun terlempar sampai dua tombak jauhnya.

Tetapi genderang telah terlanjur berkumandang dan padalain saat sebatang panah api meluncur ke udara, panah apiitu berarti dari sebuah puncak di sebelah muka. Di udaraanak panah api itu meletup dan menghamburkan bunga api.

Dalam beberapa kejap, terdengarlah suara pekik teriakanyang dahsyat, menyusul tampaklah seratusan buah lenterabergerak-gerak disegenap penjuru gunung.

Gin Liong tahu bahwa jejaknya telah diketahui, namundia tetap tertawa dingin dan lari menuju ke puncak.

Pos penjagaan segera mengetahui gerak gerik Gin Liong,sebatang anak panah berapi meluncur ke udara danmuncullah tiga orang menghadang jalan.

Gin liong berputar arah menuju ke sebuah puncak lain,Tetapi kembali melayang sebatang panah berapi danmuncul empat orang menghadang jalan.

Gin Liong menggeram. Dengan sekuat tenaga ia berlarikearah puncak yang tertinggi.

Suara teriakan berhenti, lentera2-pun tak lagiberguncang-guncang. Tujuh orang yang sedianyamenghadang Gin Liong, terpaksa hentikan langkah.Rupanya seluruh anak buah gunung Mo-thian-niatercengang melihat ilmu ginkang Gin Liong yang luar biasa,

Tiba2 terdengar suitan orang. Sesosok tubuh berpakaiangerombyong, muncul dari puncak yang pendek tadi danberlarian menuju ke arah Gin Liong.

Gin Liong terkejut ia duga orang itu tentu salah seoranganggauta dari persaudaraan Tio. Ketika Gin Liong tiba di

Page 208: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sebuah jalan melintang, orang itupun sudah tiba di tanahlapang sebelah muka.

Dibawah sinar rembulan, dapatlah Gin Liongmengetahui bahwa pendatang itu seorang tua berumurantara tujuh puluhan tahun, Gin Liong duga orang itu tentulotoa atau saudara yang tertua dari persaudaraan Tio.

Saat itu Gin Liong sudah tiba di tanah lapangdemikianpun dengan orang tua itu.

Berpuluh-puluh orang baju biru bersorak-sorai membawalentera dan mengepung tanah lapang.

"Hai, budak liar dari mana itu berani tengah malam butamasuk ke gunung ini !" seru orang tua itu serayamenghantam," terimalah dulu pukulanku ini!"

Begitu tiba, orang tua itu harus gunakan jurus Lat-biat -hoa - san atau Menghantam-gunung Hoa-san, menghantamkepala Gin Liong.

Gin Liong cepat menghindar dan menyelinap kebelakang orang itu. Tetapi orang tua itupun dengan tangkasberputar tubuh dan menghantam bahu kiri Gin Liong.

Gin Liong marah sekali, ia tangkiskan tangan kiri, Bum,orang tua itu terhuyung-huyung sampai tiga langkahkebelakang.

Sekalian anak buah gunung Mo-thian-san tercengangmenyaksikan peristiwa itu. Bahkan Gin Liong sendiri jugakesima mengapa persaudaraan Tio yang begitu termasyhur,ternyata hanya begitu saja kepandaiannya.

"Budak, sambutlah sekali lagi !" seru orang tua itu serayamenghantam lebih dahsyat.

Kembali Gin Liong menangkis dengan tangan kiri, Bum,kembali orang tua itu terhuyung.

Page 209: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bunuh!" terdengar pekik sorak dari sekeliling lapangandan serempak para anak buah kawanan baju biru ituserempak mencabut senjata dan siap menyerbu.

Bluk, lelaki tua itu jatuh terduduk di tanah, Tiga sosokbayangan menerobos keluar dari barisan baju biru, larimenghampiri si orang tua.

Tetapi sejenak menyalurkan napas, orang tua itupunsegera melonjak bangun. Lalu tertawa gelak2.

Ketiga orang tadi terkejut dan buru2 balik kembalikedalam barisannya.

Tiga ratus anak buah gunung Mothian-nia yang saat itusudah mengepung Gin Liong, bersorak gembira ketikamelihat orang tua itu tak kurang suatu apa.

Orang tua itu hentikan tertawanya, mencabut tongkatbesi yang terselip pada pinggangnya dan berseru nyaring:

"Aku situa ini. Tongkat-halilintar Cu Ceng Hian. sudahberpuluh-puluh tahun mengembara dalam dunia persilatan,belum pernah ada orang yang mampu membuat aku jatuhterjungkir balik...."

Ia tertawa gelak2 lagi dan berseru kepada Gin Liong:

"Budak, engkaulah orang yang pertama..." ia menutupkata dengan sebuah loncatan kemuka seraya memutartongkatnya menghantam pinggang Gin Liong.

Mendengar nama orang tua itu bukan dari persaudaraanTio, Gin Liong tak mempunyai selera untuk menempurnyalagi. serentak ia loncat menyingkir tiga tombak dan berseru:

"Berhenti, lekas panggil saycu keluar !"

"Apabila engkau mampu menangkan tongkat-ku ini,saycu pasti akan keluar," sahut orang tua Gu itu, ia terusmemutar tongkat dan maju menyerang Gin Liong.

Page 210: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong marah. Ia bergeliatan menyusup kedalamgulungan sinar tongkat.

Di bawah penerangan seratus buah lentera, tiba2terdengar Gin Liong berseru:

"Lekas panggil saycu-mu !"

Bentakan itu disusul dengan melayangnya tongkatkearah kawanan anak buah gunung Mo-thian-nia. Dengansebuah pukulan, Gin Liong berhasil menghantam tongkatCu Ceng Hian sehingga terlepas dari tangannya.

Ketika kawanan anak buah itu hiruk pikuk menyingkirdari ancaman tongkat, beberapa sosok tubuh larimenghampiri ke gelanggang pertempuran. Kembaliterdengar sorak sorai menyambut kedatangan orang itu.

Tetapi Cu Ceng Hian sudah tak menghiraukan suatuapa. Seperti orang gila, dia segera menyerang Gin Liongdengan tangan kosong.

"Cu Ceng Hian berhenti. Aku hendak menghadapi budakitu lagi!" seru pendatang itu.

Gin Liong cepat dapat mengenali orang yang loncatkehadapannya itu sebagai si Thiat-lo han.

Saat itu Gin Liong berhasil mencengkeram tanganTongkat-halilintar Cu Ceng Hian. Tetapi orang tua itumasih penasaran, Tiba2 ia ayunkan kaki menendang bawahperut Gin Liong.

Melihat orang tua itu begitu keras kepala, Gin Liongmarah lalu mendorongnya ke muka. Cu Ceng Hianterhuyung-huyung seperti layang2 putus tali dan tepatmenyongsong kedatangan Thiat-lo-han.

Page 211: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Celaka...." teriak Thiat-lo-han yang kasar danberangasan Tetapi benturan tepat tak dapat dihindarkan,Bluk, kembali Cu Ceng Hian harus terbanting ke tanah lagi.

"Huh, salahmu, salahmu, bukankah aku sudah suruhengkau menyingkir Nah, akhirnya kita benturan sendiri !"seru Thiat-Io-han bersungut-sungut.

Melihat itu Gin Liong hampir tak kuat menahan gelinya.

Kali ini Cu Ceng Hian benar2 menderita. Tubuhnyagemetar, keringat dingin mengucur dan ia terduduk di tanahtak dapat bangun,

"Cu tua," seru Thiat-lo-hian simuka hitam sambilmenyeringai" jangan engkau penasaran kepadaku tetapisalahkan budak itu karena telah mendorong tubuhmubegitu deras, Lihatlah, akan kupukulnya untukmembalaskan penasaranmu !"

Habis berkata si muka hitam Thiat-lo-han terus berputartubuh dan berseru nyaring:

"Budak liar, apa engkau tak mengerti aturanmenghormat orang tua ? Mengapa engkau mendorong situa Cu ?"

Tring ia benturkan sepasang senjatanya yaitu pukul besisegi-delapan, lalu melangkah ke tempat Gin Liong.

Tiba2 dari luar gelanggang terdengar derap lari empatorang menuju ke tempat pertempuran itu, serentak suasanahening karena berpuluh-puluh anak buah Mo-thian-san itutak berani buka suara lagi.

Si limbung Thiat-lo-han hentikan langkah dan berpaling.Demikianpun Gin Liong, Segera ia melihat empat orang,tiga lelaki dan seorang wanita, tegak berdiri pada jarak limatombak dari gelanggang.

Page 212: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Lelaki yang berdiri ditengah, berumur sekitar 45-46tahun, Mengenakan jubah warna emas dan topi dari kulitharimau tutul. Alis melengkung seperti pedang, matamenyala, hidung pesek, bibir tipis dan jenggotnya menjulaisampai ke dada, sepintas pandang menyerupai seoranghartawan, bukan orang persilatan

Dia adalah pemimpin dari golongan tokoh2 silat aliranhitam dari Saywa (luar perbatasan), bernama Tio Tok Beng,gelar Siau-yau-ih-su atau pertapa bebas.

Berdiri disebelah kirinya, seorang lelaki beralis lebat,mata tajam, hidung panjang dan jenggotnya tebal menjulaike dada. Umurnya sekitar 41-42 tahun. Berpakaian ringkaswarna hijau, kopiah kulit bajing, punggungnya menyanggulsepasang senjata Hou-jiu-kong-kau atau sepasang kait baja.

Dia adalah jago nomor tiga dan persaudaraan Tio,bernama Tio Tok Giam gelar Say-ni-tun. Sepasang kaitnyasangat dimalui oleh seluruh kaum Lioklim atau RimbaHijau, istilah untuk menyebut dunia penyamun.

Dibelakang kedua orang itu adalah Mo-thian-giok-li atauBidadari dari gunung Mo-thian-san Tio Li Kun.Disampingnya, adalah engkohnya si Bong-kim- kong.

Melihat bahwa yang menyelundup keatas gunung itubukan lain pemuda cakap siang tadi, Tio Li Kun tertegundan memandang lekat pada Gin Liong.

"Toako," seru si limbung Thiat-lo-han demi melihat TioTek beng, "yang memukul suko santai jatuh dari kudaadalah budak ini !"

Su-ko yang dimaksud ialah engkoh nomor empat atauBong-kim-kong. Sudah tentu Bong-kim-kong merahmukanya dan cepat berseru marah: "Toako sudah tahu!"

Page 213: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat engkohnya marah, si limbung Thiat-lo-hanmenyengir dan tak berani buka suara lagi.

Gin Liong segera mengetahui bahwa yang disebut toakoitu tentulah lelaki yang dandanannya mirip orang hartawanitu. Cepat ia memberi hormat, serunya:

"Aku yang rendah ini Siau Gin Liong bersama Hoa cicikebetulan melalui gunung ini. Karena kuda membinal Hoacici sampai dibawa kedaerah terlarang dan jatuh dalamperangkap anak buah markas Mo-thian-nia. Mengingatkami tak sengaja telah memasuki daerah terlarang dangunung ini, maka kumohon saycu suka membebaskan taciitu, sebelumnya kuhaturkan banyak terima kasih."

Tampak Tio Tek Beng agak tertegun seperti tak tahuakan peristiwa itu. Kemudian ia berpaling memandangkearah Cu Ceng Hian yang masih duduk ditanah, serunya:

"Dimana taci siauhiap telah terjatuh dalam perangkap ?"

"Sebelah timur dari mulut lembah ini," sahut Gin Liong.

Tio Tek Giam, jago ketiga, segera berseru: "toako,menurut laporan dari pos timur bukit, seorang dengan naikkuda hitam telah masuk kedalam lembah, Karena barisanpanah tak mampu merintangi, terpaksa dilakukan hujanbalok..."

"Yang masuk kedalam lembah itu, adalah aku sendiri !"seru Gin Liong.

Tio Tek Giam kerutkan dahi, serunya. "Tanpa menurutperaturan kaum persilatan terus menerobos masuk kemarkas. Tidak menghiraukan segala peringatan yangdiberikan . . ."

Page 214: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mendengar itu Tio Li Kun gelisah, Kuatir kalau sampaiterbit salah faham, maka cepat2 ia menukas ucapanengkohnya:

"Sam-ko, kuda dari Siau sauhiap itu seekor kudaistimewa yang luar biasa pesatnya, Mungkin Siau sauhiaphendak buru2 menghadap toako..."

"Kuda memang tak kenal aturan, tetapi masakandemikian juga penunggangnya !" dengus Tio Tek Giam.

Tio Li Kun terkejut ia kuatir Gin Liong tentu marah.Dan memang benar, Gin Liong berteriak keras serayaloncat ke muka dan menuding Tio Tek Giam:

"Tutup mulutmu ! Siapa yang engkau katakan tak tahuaturan itu ?"

Tio Tek Giam jago ketiga dari gunung Mo-thian-sandeliki mata dan membentak:

"Memukul suteku sampai jatuh dari kuda, tengah malammenyelundup ke gunung, melukai saycu dari puncak timur,jelas bukan hendak mencari orang tetapi hendak mencarionar."

Ia berhenti dan tertawa mengekeh: "Kalau saat ini takmau mengatakan terus terang, jangan harap engkau dapattinggalkan tempat ini."

Mendengar itu Gin Liong menengadahkan kepala danmenghamburkan kemarahannya dalam sebuah tertawayang nyaring dan panjang.

Para anak buah terkesiap bahkan Bong-kim-kong danThiat-lo hanpun tergetar hatinya lalu bersiap-siap turuntangan.

Diantara kelima persaudaraan Tio yang berada disitu,hanya Tio Li Kun seorang yang berobah cahaya mukanya,

Page 215: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dia bingung melihat toakonya diam saja. Padahal ia taktahu bahwa sebenarnya toakonya itu sedangmemperhatikan dengan tajam anak muda yang gagah itu.

"Jangankan ratusan anak buah kalian, pun semua alat2perangkap dari gunung Mo-thian-san ini, tak mungkinmampu menahan kepergianku." seru Gin Liong.

"Budak bermulut besar...!" teriak Tio Tek Giam serayadorongkan kedua tangannya yang telah disaluri dengantenaga penuh,

Gin Liong pun menggembor dan ayunkan tangannyamenghantam.

Terdengar suara benturan keras dan tubuh jago ketigadari gunung Mo-thian-nia itu terhuyung-huyung beberapalangkah kebelakang. Tio Li Kun melengking dan loncatmenyanggupi tubuh engkohnya. Dipandangnya Gin Liongdengan sorot mata tajam.

Tio Tek Beng saudara tertua dari ketujuh jago gunungMo-thian-san terkejut, Dilihatnya Gin Liong masih tegakberdiri dengan wajah tenang.

Ia tak mengira sama sekali bahwa hanya dengan pukulansebelah tangan, pemuda itu dapat melemparkan Tio TekGiam.

Tio Tek Giam sendiri cepat2 menyalurkan napas, Tetapiia dapatkan dirinya tak terluka sama sekali, Mau tak mau iamemandang jitmoaynya Tio Li Kun dengan terlongong,"seperti hendak mengatakan: "Eh, mengapa aku takmenderita luka apa2 !"

"Budak, terimalah palu besiku ini lagi !" tiba2 si limbungThiat-lo-han berseru seraya loncat dan menghantam dengankedua palu besinya.

Page 216: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yang kiri menghantam lambung Gin Liong, palu besiyang kanan menghantam kepala pemuda itu. sekaligus ialancarkan dua jurus serangan.

Gin Liong hanya tertawa dingin, Sekali bergeliat iasudah menyelinap dibelakang orang limbung itu. Tetapi diatak mau menyerangnya.

Si limbung Thiat-lo-han terlongong-longong karenasasarannya tiba2 hilang. Dia baru terkejut ketika engkohnyanomor empat yakni Bong-kim-kong berteriak: "Lo Ngo,dibelakangmu...!"

Thiat-lo-han gelagapan dan cepat memutar sepasangpalu besi dihantamkan ke belakang, seraya berseru angkuh:"Aku memang sudah tahu...."

Tetapi alangkah kejutnya ketika Gin Liong tak beradadibelakang.

"Kurang ajar, engkau sembunyi di belakang lagi...." kaliini dia tak mau berputar tubuh melainkan lontarkan palubesi sebelah ke belakang.

Entah bagaimana terhadap orang limbung itu Gin Liongtak sampai untuk turun tangan, Begitu ia loncat ke belakangsi limbung dan baru saja berdiri tegak, tiba2 palu besi sudahmenyambar ke mukanya. Dalam kejut Gin Liong pijakkankaki ke tanah dan melambung sampai tiga tombak ke udara.

Mo thian-giok-li Tio Li Kun berteriak kaget.

Seluruh anak buah gunung Mo-thian sanpun memekikgempar.

Masih di tengah udara, Gin Liong sempatkan diri untukmelihat apa yang terjadi, Ternyata palu besi yang dilontar silimbung Thiat-lo-han tadi karena luput mengenai Gin

Page 217: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Liong, melayang kearah Tongkat-halilintar Cu Ceng Hianyang masih duduk ditanah.

Tongkat-halilintar mendelik ketika melihat mukanyaakan disambar palu besi. Cepat ia gunakan ilmu Kiu-te-sip-pat-kun atau Delapan belas kali berguling guling di tanah.Dia berhasil bergelundungan sejauh tiga tombak, Laluhantamkan kedua tangannya ke tanah dengan meminjamtenaga pukulan itu tubuhnya melambung dua tombak keudara. Berhasillah ia menghindar palu besi dengan indahsekali.

Bum . . . . palu besi itu tepat menghantam tempat bekasdiduduki Cu Ceng Hian tadi. Tanah muncrat, pasirpunberhamburan ke empat penjuru.

Ketika melayang turun ke tanah, Cu Ceng Hian berdiridengan wajah pucat, keringat mengucur deras.

Mendengar teriakan gempar tadi, si limbung Thiat-lo-hanmengira kalau timpukan palu besinya mengenai Gin Liong.Cepat ia berpaling dan . . .

"Hua, hua, hua . . . ." si limbung memekik-mekik sepertiorang kalap ketika melihat apa yang terjadi.

"Lo-naynay datang !" tiba2 kelompok anak buah Mo-thian-san sebelah selatan berseru. serentak merekapunmenyingkir kesamping untuk memberi jalan.

Siau-yau-ih-su Tio Tek Beng, Say-ni-tun Tio Tek Giamserentak terkesiap, Thiat-Io-hanpun berhenti memekik-mekik. Tio Li Kun dan Cong-kim-kong lari menyambut!

Gin Liong hanya memandang dengan penuh keheranan,jauh di sebelah selatan, tampak tiga sosok bayangan berlaripesat seperti terbang.

Page 218: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yang dimuka, seorang wanita tua berumur 80-an tahun,wajahnya ramah, memegang sebatang tongkat perak.Dibelakangnya, seorang pemuda berumur 26-27 tahun,berwajah cakap dan mengenakan pakaian sutera putih.Pemuda itu adalah engkoh keenam dari Tio Li kun.Namanya Tio Tek Cun bergelar Siau-bun-hou.

Sedang yang seorang lagi seorang budak perempuanyang lincah dan masih kekanak-kanakan Berpakaian warnamerah tua.

Begitu wanita tua itu tiba maka ratusan anak buahgunung Mo- thian-san segera bersorak riuh: "Lo-naynay,terimalah hormat kami..."

Wanita tua itu tersenyum seraya mengangkat tangannyamemandang ratusan anak buah Mo-thian-san, lalu memberianggukan kepala.

Tio Li Kun dan Bong-kim kong serta merta berseru :"Mah . . ."

Demikian pula dengan Tio Tek Beng dan Tio Tek Giam.Mereka bergegas menghampiri dan memberi hormatkepada mamahnya dan Cu Ceng Hian demikian juga.

Si Limbung Bong-kim kong lalu menghampiri wanita tuaitu dan berseru: "Mah mengapa engkau tak membaca kitabsaja tetapi datang kemari ?"

Wanita tua itu berpaling memandang puteranya yangtolol, tertawa ramah:

"Kudengar kalian sedang ribut2 dengan orang, Makakuajak adikmu Tek Cun dan Siau Hoan menjengukkemari."

Kemudian wanita itu berpaling dan bertanya kepadaputeranya yang paling tua:

Page 219: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Beng-ji, apakah yang terjadi disini?" Tio Tek Bengsegera memberi keterangan bahwa malam itu seorang nonatelah tersesat masuk ke daerah terlarang gunung Mo-thian-san dan tertangkap, sekarang adiknya datang ke sini.

"Mah, itulah Siau sauhiap," cepat Tio Li Kun menukasseraya memeluk tubuh ibunya dan menunjuk Gin Liong.

Gin Liong mempunyai kesan baik terhadap wanita tuayang berwajah ramah itu. Waktu dirinya ditunjuk Tio LiKun, ia terus berjalan menghampiri wanita tua itu.

Terkesiap wanita tua itu demi melihat seorang pemudaberwajah cakap dan terang, menghampiri ke tempatnya. iamempunyai kesan baik lalu memandang Tio Li Kun, puteritunggalnya, Dilihatnya puterinya tersipu-sipu merahmukanya. Diam2 wanita tua itu girang hatinya, iatersenyum.

"Budak perempuan, bukan saja engkau, tetapi mamahpun ingin lekas2 melaksanakan harapanmu," katanya dalamhati.

Rupanya Tio Tek Beng tahu akan gerak-gerik adikperempuannya, segera ia berpaling dan mengisiki Tongkat-halilintar Cu Ceng Hian. Orang she Cu itu mengangguklalu melangkah masuk ke-dalam barisan anakbuahnya.

"Boanpwe Siau Gin Liong menghaturkan hormatkehadapan locianpwe," seru anak muda itu manakala sudahtiba dihadapan wanita tua.

"Ah, harap Siau sauhiap jangan pakai banyakperadatan," kata wanita tua seraya tertawa gembira.

Kemudian mata nyonya Tio tua itu menelusuri tubuhGin Liong dengan penuh perhatian, seolah-olah sepertiseorang mertua yang sedang menaksir-naksir seorangmenantu.

Page 220: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Si limbung Thiat lo-han maju selangkah dan berkata:

"Mah, yang memukul suko jatuh dari kuda adalahpemuda ini."

Melihat dirinya dilaporkan pada mamahnya, sudah tentuBong-kim-kong marah. ia mendengus geram: "Hai. sute,mana palu besi milikmu!"

"Huh, inilah," seru si limbung seraya menunjukkankedua palu besinya. Tetapi ketika melihat palu besinya ituberlumuran lumpur, baru2 ia membersihkan dengan ujungbajunya seraya menggerutu: "Huh, si Cu tua itu hanyamengambilkan palu besi ini tetapi tak mau membersihkan."

Melihat tingkah laku dan ucapan si limbung, Gin Liongtak kuasa menahan gelinya.

Tio Li Kun tersipu-sipu malu, ia mengira Gin Liongmenertawakan dirinya karena pemuda itu sudah dapatmengetahui isi hatinya.

Rupanya nyonya Tio tua amat sayang kepada puteranyayang limbung itu, ia tak mau mendampratnya melainkanberpaling memandang Gin Liong lagi.

"Siapakah nama yang mulia dari suhu Siau sauhiap ?"tanyanya,

Dengan sikap menghormat Gin Liong memberitahunama gurunya, Karena nyonya Tio tua itu sudahmengundurkan diri dari keramaian hidup dan tekunmembaca kitab suci, ia girang mendengar guru Gin Liongitu juga seorang paderi, Liau Ceng taysu.

Tiba2 Gin Liongpun teringat akan kematian yangmengenaskan dari suhunya. Ingin sekali ia cepat2 menujuke Hong-shi untuk menemui Ban Hong Liong-li.

Page 221: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Serentak ia menyatakan kepada nyonya Tio tua bahwa iamasih mempunyai suatu urusan penting sehingga tak dapattinggal lebih lama disitu. ia minta agar Mo Lan Hwadibebaskan.

"Setelah urusan selesai, boanpwe tentu akanmengunjungi gunung ini lagi untuk mengaturkan hormatkepada locianpwee dan minta maaf kepada para saycudisini." katanya. Sebagai penutup, ia membungkukkantubuh memberi hormat.

Mendengar sikap Gin Liong begitu berduka ataskematian suhunya tahulah nyonya Tio bahwa pemuda ituseorang yang berbudi luhur. Diam2 wanita tua itu makinpuas.

Demi mendengar Gin Liong hendak buru2menyelesaikan urusannya, walaupun tahu Tio Li Kun tentuakan kecewa, tetapi nyonya Tio tak mau mempersulitpemuda itu.

"Beng ji, dimanakah taci Siau sauhiap sekarang ?"tanyanya kepada Tio Tek Beng.

"Mah, soal itu harus ditanyakan kepada Cu hun-saycu.Toako tak tahu nona Siau berada di mana," tiba2 Tio LiKun menyeletuk.

Mendengar itu Gin Liong tampil ke depan danmenjelaskan: "Taci Hoa itu bukan orang she Siau. Dia sheMo, namanya Lan Hwa."

Mendengar itu Tio Tek Cun yang sejak datang takpernah buka suara, serentak maju ke muka dan berseru:

"Siau sauhiap, Mo Lan Hwa itu apakah bukan siau -sumoay dari Pipa-emas Hok To Beng?"

Page 222: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ya, benar memang nona itu," seru Gin Liong berserigirang.

Tetapi ketujuh saudara Tio serentak berobah mukanya,Tio Tek Cun serentak berpaling mencari Cu Ceng Hian,Kebetulan orang she Cu itu tengah bergegas muncul daribarisan anakbuahnya.

"Mo Lan Hwa?" seru Tio Tek Cun.

Cu Ceng Hian tertegun.

"Nona yang keliru memasuki daerah terlarang itu adalahsiau-sumoay dan Pipa-emas Hok To Beng ialah nona MoLan Hwa..." seru nyonya Tio tua pula.

Cu Ceng Hian tenangkan diri dan memberi keterangan:"Tadi ji-saycu Tin Kwun Tong kebetulan datang ke gunungtimur, Demi melihat nona itu berada dalam jaring, iaberteriak menyebut "siau-moay" lalu membuka jaring itusendiri dan mengajak si nona pulang ke markas.

"Mah, aku hendak pulang memeriksanya," bergegas TioTek Cun berkata lalu lari menuju ke puncak di sebelahmuka.

Melihat ke tujuh saudara Tio itu agak gugup ketikamengetahui Mo Lan Hwa itu adik seperguruan dari Pipa-emas Hok To Beng, Gin Liong segera memberi penjelasan:

"Adalah karena kudanya binal maka taci Hwa sampaimasuk daerah terlarang dan terjerumus dalam jaringperangkap, Soal itu tak dapat menialahkan siapa2..."

"Mungkin Siau sauhiap belum jelas akan keadaan yangsebenarnya. Nona Mo itu sangat disayang sekali oleh ketigatokoh Swat-thian Sam-yu. Mereka menurut saja apa yangnona itu minta. Apabila peristiwa ini sampai terdengar olehSwat-thian Sam-yu, wah, runyam juga, Pipa-emas dan

Page 223: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kakek Pemabuk, masih dapat dilayani, Tetapi si gila Hong-tian-soh itu paling sukar dihadapi. Dia paling sayangkepada siau-sumoaynya nona Mo Lan Hwa," Siau-yau ih-su Tio Tek Beng cepat menjelaskan.

"Maka setiap orang yang tahu akan hubungan mereka,tak ada yang berani mengganggu nona Mo," iamenambahkan pula.

Gin Liong termenung. Tiba2 ia melihat wajah Tio LiKun tidak senang tadi, Iapun mendapat kesan bahwa nonajelita itu lebih anggun wajahnya dari Ki Yok Lan.

Rupanya si limbung Thiat-lo-han tak puas mendengarketerangan toakonya, ia membenturkan sepasang palubesinya dan mendengus marah:

"Hm, apa itu Pipa-emas, Pipa-perak dan Swat-thian Sam-yu. Begitu berjumpa dengan aku si Thiat-lo-han ini tentuakan kuhajar dengan sepasang palu besiku ini !"

"Tolol, jangan menggila. Mari kita lekas pulang untukmenjenguk nona Mo itu. Sudahlah, apabila peristiwa initerdengar Swat-thian San-yu akulah yang akanmenghadapinya," kata nyonya Tio tua.

Kemudian dengan wajah yang ramah, nyonya tua itumengajak Gin Liong ke markas karena Mo Lan Hwa sudahberada disana.

Gin Liong meragu. ia teringat akan sumoaynya, Ki YokLan. yang menunggu di hotel dalam kota Hong-shia.

"Apakah Siau sauhiap masih ada urusan lain lagi ?"tanya Tio Tek Beng.

Dengan terus terang Gin Liong menerangkan tentangsumoaynya yang menunggu di hotel kota Hong-shia,

Page 224: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Apabila besok pagi2 ia tak datang, sumoaynya tentugelisah.

"Menginap di hotel apakah sumoay Siau sauhiap itu ?"tanya Tio Tek Giam.

"Hotel Ko Liong." sahut Gin Liong.

Mendengar itu Tio Tek- Giam segera minta kepadatoakonya supaya melepas burung dara pembawa surat,memberitahu kepada ketua cabang di kota Hong-shiasupaya besok pagi2 mengirim orang menemui nona Ki danmemberitahukan bahwa Siau Gin Liong berada di markaspersaudaraan Tio di gunung Mo-thian-san.

Tio Tek Beng menyetujui Gin Liong menghaturkanterima kasih kepada persaudaraan Tio atas bantuan mereka.

Demikianlah nyonya Tio dengan diiringi oleh puteraputerinya dan seluruh anak buah gunung Mo-thian-sansegera membawa Gin Liong menuju ke markas besar.

Markas itu terletak dalam lembah. Terdiri dari beberapabangunan gedung yang indah, setelah melalui beberapabangunan dan lorong akhirnya masuklah mereka kedalamsebuah gedung. Disitu telah menunggu para menantu darinyonya Tio tua.

Ternyata memang Mo Lan Hwa sudah menunggu dalamruang itu. pertemuan itu amat menggembirakan sekali.

Tengah mereka bercakap-cakap, tiba2 masuklah silimbung Thiat-lo-han terus langsung menunjuk kepada MoLan Hwa:

"Mah, nona ini mengendarai kuda menerobos penjagaananak buah kita, Kelak dia tentu akan menjadi seorangnyonya gila !"

Page 225: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Lo Ngo, mengapa engkau begitu kurang adat terhadapnona Mo !" seru nyonya Tio tua seraya gentakkantongkatnya ke lantai, "hayo, lekas minta maaf kepada nonaMo !"

Melihat mamahnya marah, si limbung Thiat-lo-hantermangu-mangu. ia segera minta maaf kepada Mo LanHwa.

Nyonya Tio tuapun segera menyuruh menyediakanhidangan untuk menghormat kedua tetamunya.

Gin Liong tahu bahwa nyonya Tio tua itu dahulu adalahpendekar wanita Lok-yang li-hiap yang termasyhur iamakin menaruh hormat kepada nyonya tua itu.

Demikian pula dengan nyonya Tio tua. Tahu bahwa GinLiong itu murid dari Pelajar-muka-tertawa Kiong Cu Hun,ia semakin berkenan dalam hati.

Diam2 putera2 juga tahu bahwa mamahnya itu amatsetuju dengan Gin Liong. Bahkan si limbung Thiat-lo-hanyang suka bicara secara blak-blakan pun tahu kalaumamahnya suka kepada pemuda itu.

"Mah, kulihat engkau malam ini sangat gembira sekali,mulut terus terbuka tertawa-tawa saja. Kalau memang suka,mengapa tak memungut budak laki itu sebagai puteraangkat ?"

Mendengar itu gemparlah suasana perjamuan. Semuamata mencurah kearah si limbung.

Si limbung melongo.

Sekonyong-konyong dengan muka berseri tawa, GinLiong berbangkit dan melangkah kehadapan nyonya Tiotua lalu memberi hormat:

Page 226: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Mah, terimalah hormat dari Liong-ji," katanya serayaterus berlutut dan menghaturkan hormat sampai empat kali.

Nyonya Tio tua sangat gembira sekali sehingga iatertawa mengucurkan airmata.

Nyonya itu segera minta Gin Liong bangun dan berdiridisampingnya. Putera2nya gembira sekali dan memberiselamat kepada mamahnya.

Demikian upacara pengangkatan putera itu berlangsungdalam suasana yang menggembirakan.

Saat itu hari sudah menjelang terang tanah dan GinLiongpun segera minta diri hendak kembali ke kota Hong-shia.

"Ah, engkau masih muda belia, belum berpengalamandalam dunia persilatan. Aku sungguh kuatir engkau seorangdiri berkelana dalam dunia persilatan itu." kata nyonya Tiotua.

"Mah, sudah lama aku tak keluar dari gunung. Aku inginmenemani Liong-te turun ke dunia persilatan," tiba2 sicantik Tio Li Kun berkata.

Tio Tek Beng segera mendukung: "Jika demikian mamahbaru legah pikirannya."

Mendengar itu nyonya Tio tua mengangguk setuju.

"Mah, aku juga kepingin bersama-sama Liong te..." serusi limbung Thiat-Io han.

Tetapi nyonya Tio menolak.

Mendengar mamahnya setuju, Tio Li Kun girang sekali.Segera ia suruh pelayan menyediakan kuda.

Page 227: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Adik Liong, turunlah dulu mencari kedua ekor kudakita, Aku dan taci Li Kun akan menunggumu di mulutlembah," kata Mo Lan Hwa.

Tiba2 Tio Tek Cun masuk dengan membawa sehelaikertas, serunya: "Toako, celaka !"

"Mengapa, Liok-te?" seru Tio Tek Beng.

Tio Tek Cun menyerahkan surat kepada toa-konya laluberpaling kearah Gin Liong:

"Liong-te, sumoaymu itu apa bukan dara yang berumur17 tahun."

"Ya, kenapa?" tanya Gin Liong.

Sambil menunjuk kearah surat yang dipegang toakonya,Tio Tek Cun berkata cemas:

"Menurut surat dari ketua cabang kita di Hong-shia,semalam seorang dara baju putih yang bermalam di hotelKo Liong telah berkelahi dengan Hun-tiap Sam-long, salahseorang tokoh dari kedelapan Thiat-san Patkoay, Pagi tadijongos hotel mengatakan bahwa dara baju putih sudahmenghilang."

Setelah selesai membaca surat, berkatalah Tio Tek Beng:"Rupanya nona Ki tentu ditawan oleh penjahat cabul itu."

Mendengar itu merah padamlah muka Gin Liong,Segera ia menghampiri ke harapan nyonya Tio dan mohondiri.

Setelah memberi hormat, ia terus melesat keluar.

"Liong-te, tunggu," seru Tio Tek Beng, Gin Lionghentikan langkah, "Harap Liong-te jangan gegabah, Thiat-san itu sangat berbahaya, Kedelapan Thiat-san Pat-koayitupun teramat ganas sekali..."

Page 228: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Baiklah, harap toako jangan kuatir," kata Gin Liong,"sekalipun Thiat-san itu sebuah neraka, aku tentu dapatmengobrak abriknya."

Habis berkata Gin Liong terus melesat pergi "Liong-ji,hati-hatilah," nyonya Tio seraya menyuruh Tio Li Kunsegera menyusul pemuda itu, "lekas kalian berduamenemani Liong ji."

Tio Li Kun dan siau Hoan girang sekali. Sambil menariktangan Mo Lan Hwa, Tio Li Kun berseru kepada Tio TekCun : "Liok-ko, mah kita segera berangkat."

Mereka bertiga segera melesat keluar.

Melihat liong-te dan jit-moaynya pergi, si limbung Thiat-Io hanpun minta ijin kepada mamahnya.

Karena kuatir Gin Liong tak cukup tenaganya. nyonyaTiopun mengijinkan si limbung Thiat-lo-han ikut.

Tek Cun naik kuda merah dan sijelita Tio Li Kun naikkuda putih, Sedang Mo Lan Hwa mengikuti dibelakangkuda putih itu. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnyaGin Liong pun tiba dengan naik kuda hitam dan kudahitam kaki putih.

Mereka segera berangkat turun gunung, Rupanya GinLiong terburu-buru sekali hendak mengetahui beritasumoaynya, ia mencongklangkan kuda hitamnya danmeninggalkan ketiga kawannya di belakang.

Tiba di kota Hong-shia. Mo Lan Hwa bertiga tak melihatbayangan Gin Liong lagi, Mereka segera mencari rumahpenginapan Ko Liong.

Ternyata Gin Liong memang sudah berada disitu, GinLiong menerangkan bahwa laporan kepala cabang itumemang benar, Ki Yok Lan sudah lenyap.

Page 229: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mereka berempat segera meninggalkan kota Hong-shia.Tetapi mereka dikejutkan oleh munculnya si limbung Thiatlo-han. Si limbung tertawa-tawa girang sekali karena dapatbertemu dengan keempat anak muda itu.

"Hai, siapa yang suruh engkau menyusul ?" tegur Tio LiKun.

"Mamah," sahut si limbung, "bukankah kalian hendakmenuju ke gunung Thiat-san ? Hayo, aku yang menjadipenunjuk jalan."

Tengah hari mereka tiba di Pak-kwan. Si limbungmenggerutu panjang pendek karena perutnya lapar,Akhirnya Gin Liong setuju untuk beristirahat mengisi perutdisebuah rumah makan.

Si Limbungpun segera pesan beberapa macam hidanganyang lezat. Dalam pada itu Gin Liong memperhatikanbahwa para tetamu rumah makan itu kebanyakan adalahorang2 persilatan dan kaum pedagang.

"Orang tua itu memang aneh sekali. Beberapa hari yanglalu katanya berada di sebuah lembah gunung Tiang-pek-san, kemarin sudah lari lagi ke Tay-sip-kiau . .. ." kataseorang tetamu.

Gin Liong tertarik perhatiannya dan melirik. Disebelahmeja di tengah ruangan, penuh diduduki orang2 persilatan.Ada yang tua ada yang muda. Dan yang bicara itu adalahseorang lelaki pertengahan umur, berwajah merah.

"Keadaan orang tua itu memang aneh, Asal janganmengganggu cermin pusakanya, dia pun diam saja. Tetapikalau cermin itu di ganggu, baru dia akan membunuh."

Kemudian orang itu berkata kepada siorang tua: "Tiolopeh, kalau pergi ke sana kita hanya melihat-lihat saja,jangan sekali2 ikut turun tangan."

Page 230: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yang dipanggil paman Tio itu tertawa : "Peristiwa itusebenarnya sudah diketahui oleh dunia persilatan. Hanyasaja, sampai saat ini belumlah seorangpun yang tahu siapasesungguhnya orang tua pembawa cermin itu. Yang matitempo hari ialah si Pengemis-jahat-kaki-telanjang, paderiHoa dan nenek buta Tongkat-burung-bangau."

Ia menghela napas, kemudian melanjutkan "Kabarnyasaat ini Kim-piau Ma Toa Kong dari partai Tiam-jong-pay,Bu Tim cinjin dari Kiong-lay-pay dan seorang lotiang dariKong-tong-pay menuju ke Tay-sip-kiau."

Tertarik hati Gin Liong akan percakapan itu. Asalmenuju ke Tay-sip-kiau, ia tentu dapat menemukan orangitu, Tetapi saat itu ia harus ke gunung Thiat-san untukmembebaskan sumoay nya.

Pembicaraan orang2 yang berada di meja tengah itu,kebanyakan berkisar tentang diri orang tua pembawacermin Gin Liong dapatkan Mo Lan Hwa dan kawan2,juga mendengarkan dengan penuh perhatian. Hanya silimbung Thiat-lo-han yang masih enak2 melahap ayampanggang dan arak.

Tiba- Gin liong terkejut karena melihat Siau-bun-hou TioTek Cun tengah memandang kebelakang tubuhnya denganmata berapi-api. Ketika Gin Liong berpaling dilihatnya takjauh dari tempat duduknya, dua orang paderi dan imamsedang duduk menghadapi pinggang dan cawan arak yangsudah kosong, Rupanya mereka sudah kenyang makanminum.

Si paderi mengenakan jubah hitam, punggungnyamenyanggul sebatang senjata macam sekop yang diikatdengan gelang. Alis tebal mata besar, Matanya berkilat-kilatjahat.

Page 231: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Si imam mengenakan jubah bersulam patkwa,menyanggul pedang pada punggungnya, Sepasang matanyayang jelalatan menandakan dia seorang yang licik danganas.

Kedua paderi dan imam itu memandang tak berkedipkearah Mo Lan Hwa. Mulutnya berkomat-kamit sepertimenelan air liur.

Sudah tentu Gin Liong marah tetapi karena ia tak inginmenimbulkan onar, maka memberi isyarat mata kepadaTek Cun supaya bersabar.

"Hm..." walaupun menurut tak urung Tek Cunmendengus geram untuk menyalurkan kemarahannya.

Mendengar itu Thiat-lo-han berpaling, Tetapi saat ituGin Liong cepat menuang arak pada keempat kawannya.Melihat arak, Thiat lohan lupa malah. Segera iamenyambar dan terus meneguknya

Tio Tek Cun serta mertapun segera menghaturkan arakkepada Mo Lan Hwa. Nona itu diam2 memperhatikansikap Tek Cun yang begitu hangat dan mesra kepadanya.

Diam2 Gin Liongpun memperhatikan bahwa sejakkemarin malam, memang Tek Cun sangat menaruhperhatian istimewa terhadap Lan Hwa, ia membayangkanbahwa kedua muda mudi ini memang merupakan sejoliyang amat cocok sekali. Apabila keduanya dapat terangkapjodoh, wah, iapun ikut gembira.

Memikir sampai disitu, diam2 Gin Liong seperti terlepasdari suatu tindihan asmara.

Bidadari-Mo thian-san Tio Li Kunpun memperhatikanbetapa mesra engkohnya Tek Cun itu bersikap terhadapLan Hwa. Pun ia memperhatikan bahwa dalam soal ituternyata Gin liong malah mendukung. Dengan demikian

Page 232: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

timbullah harapan makin besar hati bidadari dari gunungMo-thian-san itu terhadap Gin Liong.

Tetapi dikala membayangkan betapa girang Gin Liongmemikirkan sumoaynya, diam-diam hati Tio Li Kun agakrawan.

Setelah seusai makan dan membayar rekening, merekadapatkan kedua paderi itu sudah pergi.

"Kedua paderi dan imam itu tentu murid2 perguruanagama yang bejat," kata Gin Liong.

"Kita masih mempunyai urusan penting yang harusdikerjakan lebih baik, jangan cari perkara lain,"

"tiba2 si jelita Tio Li Kun menyeletuk.

"Hai, urusan apa ?" tiba2 si limbung Thiat-lo-hanberseru.

"Bukan urusanmu !" tukas Tio Li Kun.

Gin Liong segera mengajak kawan-kawannya berangkat.Kelima kuda mereka lari secepat angin. Baru melintasi duabuah puncak gunung, kuda hitam yang dinaiki Gin Liongmeringkik keras. Ternyata tak jauh di sebelah muka,tampak dua ekor kuda sedang berjajar menghadang jalan.Siapa lagi kalau bukan kedua paderi dan imam yang makandi rumah makan tadi.

"Kedua manusia itu rupanya memang sudah bosanhidup," kata Tek Cun.

"Aku saja yang mengantar mereka pulang ke akhirat,"tiba2 si limbung Thiat-lo-han berseru, mencabut sepasangpalu besi.

Paderi dan imam itu tertawa gelak2, serunya: "Aha,ternyata Budha telah memberi kemurahan kepada kamiberdua untuk mendapatkan apa yang kita ingini"

Page 233: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mereka mencabut senjata dan memutar-mutar jualkegarangan.

Kuda hitam, kuda hitam kaki putih dan kuda putih tiba2meringkik keras dan menerjang kemuka dan wut, wut, wut,ketiga ekor kuda itupun loncat ke udara melayangmelampaui kepala kedua paderi dan imam,

Kedua paderi dan imam itu pucat wajahnya menjerit dantundukkan kepala, Keringat dingin mengucur deras.

"Hai, lihatlah pusakaku !" teriak si limbung Thiat-lo-hanseraya melemparkan kedua palu besi kearah kedua orangitu.

Paderi dan imam makin menjerit kaget dan loncat darikuda, berguling-guling ke tepi jalan.

Bum, sepasang palu besi itu menghantam tanah,menimbulkan debu dan pasir yang menutupi pemandangan.

Tar, tar . . . . kembali terdengar cambuk menggelegar diudara, Kedua paderi dan imam itu terkejut tetapi merekatak dapat menghindar dari cambuk lagi. Cambuk si limbungThiat-lo-han dan Tek Cun masing2 telah menghajar kepalakedua paderi dan imam itu sehingga mereka berkunang-kunang matanya, menjerit-jerit lari menghampiri kuda, lalumelarikan diri.

Tetapi kembali mereka harus berhadapan dengan duaorang penghadang. Hanya saja, kali ini mereka tidakterkejut ketakutan melainkan tertawa gembira sekali.

Kedua penghadang itu bukan lain adalah Mo Lan Hwayang naik kuda hitam kaki putih serta Tio Li Hwa yangnaik kuda putih. Mo Lan Hwa dan Tio Li Kun memainkanpedangnya dengan gencar dan tengah mengancam keduapaderi dan imam itu.

Page 234: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Jika tadi dalam rumah makan mereka begitu bernafsusekali melihat Mo Lan Hwa yang cantik, Saat itu merekarontok nyalinya ketika melihat ilmu permainan pedangkedua jelita yang begitu hebat.

"Li-posat, ampunilah jiwa kami . . . ." belum selesaimereka berkata, dua sinar pedang melayang dan menjeritlahmereka karena kepala mereka terbang dari tubuhnya.

"Ho, mereka sudah pulang ke akhirat, tetapi kita belumtahu namanya. Bagaimana kalau kelak kita akanmenyambangi mereka?" sambung Thiat-lo-han menggerutu.

"Sudahlah ngo-ko," seru Tek Cun, "lain kali janganmengeluarkan pusakamu lagi, jangan sekali-kali sukamelemparkan senjatamu. Kalau lawan dapat menghindardan menyerangmu, bukankah engkau akan menghadapikesulitan ?"

Si limbung turun dari kuda, memungut sepasang palubesinya dan tanpa berkata terus lompat keatas punggungkudanya lagi.

Dikala baru saja matahari terbenam, mereka tiba di desaBan hok-cung.

Walaupun sebuah desa, tetapi Ban-hok-cung amat ramai.Demikian pula pada waktu malam, ramai sekali.

Tek Cun memilih sebuah rumah penginapan besar danmemilih tiga buah ruang, Ruang tengah ditempatinyabersama Gin Liong, Kamar samping kanan oleh Tio Li Kundan Lan Hwa. Sedang kamar kiri ditempati si limbungThiat-Io-han sendiri.

Malam itu mereka berlima tidur dengan kenanganmasing2.

Page 235: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong gelisah memikirkan pembunuh suhunya,keselamatan sumoaynya dan tempat beradanya Ban HongLiong-li.

Siau-bun-hou Tio Tek Cun gelisah dirangsang getar2asmara. Sudah dua tahun ia memendam asmara kepada MoLan Hwa.

Bidadari gunung Mo-thian-san Tio Li Kun gulak-guliktak enak tidur karena memikirkan Gin Liong, pemuda yangtelah mencuri hatinya, kini pemuda itu berada dekat sekalitetapi bagaimanakah ia dapat mengutarakan perasaanhatinya.

Mo Lan Hwapun menyesali nasibnya, Dia marah karenaGin Liong bersikap dingin kepadanya, Karena dendamcemburu, maka ia sampai hati merancang rencana sehinggasidara cantik Ki Yok Lan jatuh ke tangan orang jahat, Kiniia menyesal dan menangis.

Keesokan harinya ketika melihat mata Mo Lan Hwamembendul bekas menangis, Gin Liong heran dan tak enakhati.

Tek Cun ingin menghibur tetapi tak tahu bagaimana caramemulai kata-katanya. Demikian pula dengan Tio Li Kun.

Waktu makan pagi hanya si limbung Thiat-lohan yangkurang tidur nyenyak semangatnya segar, makan palingbanyak sendiri.

Singkatnya, mereka telah tiba di gunung Thiat-san. Tigapenjuru gunung itu merupakan laut sehingga sukar untukmendaki keatas. Secara terang-terangan datang berkunjungmelalui pintu muka, tentu sukar diterima. Dan hal ituhanya akan mengejutkan lawan saja. Maka diputuskanakan naik pada waktu malam, Setelah menolong Ki YokLan, baru nanti membasmi kawanan penjahat gunung itu.

Page 236: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Untuk menghilangkan kecurigaan musuh, merekamereka mengambil jalan kecil di sebuah desa. Petang harimereka sudah tak jauh dari kaki gunung. Dan pada waktumalam itu mereka memasuki sebuah desa kecil yang terdirihanya beberapa buah rumah. Saat itu sepi sekali, pendudukdisitu sudah tidur. Mereka berhenti di sebuah rumah batuandan mengetuk pintu. Seorang kakek tua berumur 70-antahun membuka pintu. Tok Cun menyatakan bahwa diabersama beberapa saudaranya hendak minta tolongmeniupkan kuda.

Melihat kelima tetamunya itu bersikap sopan danmenghormat, orang tua itu mempersilahkan mereka masuk.Lima orang pemuda muncul dengan membawa lentera.

"Bawalah kelima ekor kuda tetamu kita ini ke belakangdan beri makan secukupnya," kata orang tua itu.

Setelah menghaturkan terima kasih, kelima pemudaitupun segera pergi dalam malam gelap, Setelah berundingsejenak, mereka segera gunakan ilmu lari, dan tak berapalama tiba di kaki gunung sebelah utara.

Gunung Thiat-san mempunyai bentuk seperti seorangraksasa hitam. Sejenak merenung, diam2 Gin Liongteringat akan peringatan Swan yau-ih-sa Tio Tek Bengbahwa gunung Thiat-san itu amat berbahaya sekali.

Kemudian mereka mulai mendaki. Gin Liong dan TekKun di muka, Lan Hwa dan Li Kun di tengah, sedang silimbung Thiat-Io-han di belakang.

Mereka tiba disebelah karang terjal yang menjulangtinggi. Udara berselimut kabut tebal sehingga sukar melihatdiatas jarak empat puluh tombak.

Untuk menghindari serangan senjata gelap, mereka satudemi satu melambung ke atas puncak. Pertama tama yang

Page 237: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

enjot tubuh ke udara adalah Gin Liong. Karenapengalaman di gunung Mo-thian-nia, begitu tiba dipuncakkarang itu segera ia bersembunyi dibalik segunduk batu.

Baru tiba dibelakang batu, hidungnya sudah terdamparbau yang harum, Ketika berpaling ternyata si jelita Tio LiKun sudah berada di sampingnya Keduanya salingmengangguk tertawa.

Setelah itu baru Mo Lan Hwa. Tek Cun dan terakhir silimbung Thiat-lo-han.

Sampai pada jarak dua-puluhan tombak di sebelah muka,hanya gunduk2 batu yang aneh bentuknya, suara ombakmendebur yang terdengar.

Mereka segera berjalan ke muka, Li Kun tetap mengikutidi belakang Gin Liong, Tek Cun mengikuti di belakang MoLan Hwa dan si limbung yang mengekor di belakangsendiri.

Tak berapa lama mereka tiba dimuka sebuah puncakkecil. Mendaki puncak itu, suasana amat menyenangkan.Penuh dengan pohon2 hijau, kabut berair yangmenyegarkan muka, Makin masuk ke depan, keadaangunung makin berbahaya dan makin terdengar jelas deburombak laut.

Karena malam gelap, tanpa sengaja mereka telah tibadisebuah lembah. Lembah itu penuh dengan rumput danbunga2 tintan. Rupanya telah dibangun oleh kawanangunung Thiat-san menjadi sebuah tempat yang indah.

"Liong-te." kata Tek Cun, "kalau tak salah kita sudahberada di tengah2 gunung Thiat-san. Rasanya markasmereka sudah tak berapa jauh."

Page 238: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Liong-te." tiba2 pula si jelita Li Kun berkata,"mungkinkah terjadi suatu perobahan dalam markas mereka?"

Belum Gin Liong menjawab, Tek Cun sudahmendahului: "Kurasa tidak, Selama dalam perjalanan kitatak melihat bekas2 pertempuran."

Mo Lan Hwa mendengus tak puas: "Tetapi mengapaselama dalam perjalanan kita tak bertemu barang seorangmanusia ?"

Karena tubuhnya tinggi besar dan ilmu ginkangnya agakrendah, maka begitu tiba, napasnya terengah-engah dankeringat bercucuran deras.

"Keparat, Thiat-san Pat-koay mungkin sudah mampus !"ia mengomel panjang pendek.

Tek Cun berempat terkejut ia hendak memberiperingatan agar engkohnya kelima itu jangan bicara Keras2.Tetapi tiba2 terdengar suara tertawa seram, mengalun diudara.

Jika Gin liong terkejut dan marah karena merasajejaknya telah diketahui musuh, tidaklah begitu dengan silimbung Thiat-lo-han yang malah menantang:

"Ngo-ya telah datang, hayo suruh Pat-Koay keluarmenerima kematiannya !"

Malam sunyi, suara teriakan Thiat-lo-han ituberkumandang jauh, sampai ke langit Tiba2 terdengar suaraorang tertawa gelak2. Gin liong berlima terkejut. Jelas darinada tertawanya dapat diketahui bahwa orang itu memilikiilmu tenaga-dalam yang hebat. Tentu salah seoranganggauta dari kedelapan Pat-koay.

Page 239: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak, kalian datang terlambat ?" Rajawali-gundul-lengan-besi sudah lama menunggu disini!" seru orang itupula lalu tertawa.

Tring, karena marah, si limbung benturkan sepasang palubesinya dan berteriak: "Kalau sudah lama menunggu,mengapa tak lekas keluar !"

"Budak bermulut besar, apa engkau kira kami Pat-koayini sungguh2 takut kepada kalian bertujuh?" sahut orang itulalu berseru memberi perintah: "Barisan obor kanan kiri..."

Dari samping kanan dan kiri segera terdengar gelombangteriakan yang menggemparkan. Menyusul hampir seratusbuah obor segera menyala.

Lebih kurang tiga-puluh tombak disebelah kanan dankiri, tampak beratus-ratus anak buah gunung Thiat-san yangmengenakan pakaian hitam. Yang seratus orang memegangobor dan sisanya mencekal senjata golok.

Dan ketika Gin Liong berlima memandang ke muka,ternyata diantara gunung2 batu sejauh tiga-puluh tombak,tegak delapan lelaki berwajah seram. Ada yang berkepalagundul, yang berambut panjang berwajah pucat, bertubuhgemuk, kurus kering dan tinggi pendek serba menyeramkan.

Dibelakang berpuluh tombak dan kedelapan manusiaaneh atau Pat-koay itu, tampak dinding tembok markasmereka yang tinggi.

Dengan mata berapi-api buas, kedelapan orang itu secarapelahan-lahan maju menghampiri ke tempat Gin Liongberlima.

"Liong-te, mereka itulah Pat-koay." Li Kun melesat kesamping Gin liong dan membisiki.

Page 240: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yang didepan dari rombongan Pat-koay itu kepalanyagundul, rambut putih, hidung bengkok, umurnya 70-antahun, mengenakan jubah yang panjang sampai menyaputanah. Dia adalah Rajawali-gundul-lengan-besi Gui SeLeng, jago pertama dari Pat-koay.

Dibelakang dua orang, yang satu rambut dan jenggotnyakelabu, matanya tinggal satu, alis panjang mengenakanpakaian warna kelabu, namanya Li Ko Ceng bergelar Tok-gan-liong atau Naga-mata-satu, Dan yang satunya adalahseorang paderi bermata besar, alis tebal, dada penuh rambutlebat Toa To hwesio atau paderi perut Besar demikiannama gelarannya.

Dua orang di belakangnya lagi, yang satu bermukapucat, mengenakan baju dari kain kasar, Dia adalah jagokeempat dari Pat-koay. julukannya Hwat-kiang-si atauMayat Hidup, Dan yang seorang, beralis naik, mata cekungmengenakan pakaian hitam. Dia adalah Ngokoay atau jagokelima, bergelar Hek-bu-siang atau setan hitam.

Disamping kiri dari kelima Pat-koay itu, seorang lelakiyang rambutnya terurai ke belakang, pakaian compangcamping, Dia adalah Lak-pian-seng atau Manusia Kotor.Sebelah samping kanan, seorang wanita yang dandanannyamenyolok selain Hoa-ciau-hong atau Bunga-mengundang-kumbang demikian gelaran wanita cabul itu.

Dan paling belakang sendiri seorang lelaki berumur 30-tahun lebih, mengerjakan pakaian warna meraih mukanyaberbedak, rambut kelimis, tubuhnya kurus. Dia adalahHun-tiap-sam-long atau pemuda Kupu-berbedak, yang barudua jam berselang kembali ke gunung.

Demi melihat Gin Liong dan Mo Lan Hwa yang pernahdilihatnya didalam kota Hong-shia seketika berobahlahwajah Hun-tiap Sam-long, ia segera tahu maksud

Page 241: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kedatangan kelima pemuda itu. Maka dia tak berani unjukdiri di muka melainkan berada di belakang rombongannya.

Saat itu rombongan Pat-koay sudah tiba pada jarak tujuhtombak. Serentak Bidadari gunung Mo-thian-san Tio LiKun menunjuk ke arah Hun-tiap Sam-long.

"Liong-te, yang dibelakang sendiri itu adalah Hun-tiapSam-long . . ."

Gin Liong serentak berteriak gusar: "Penjahat cabul,serahkan jiwamu . . . ." - ia terus meluncur maju untukmenyerang.

"Liong-te, jangan . . . ," teriak Tio Li Kun. Tetapiterlambat, Gin Liong sudah menyerbu diantara Hek - bu -siang dan wanita cabul Hoa -ciau-hong.

Yang dipandang sebagai lawan berat oleh Pat-koay,hanialah Tek Cun dan si jelita Li Kun dari ke tujuhpersaudaraan Tio. Gin Liong dan Mo Lan Hwa takdipandang mata.

"Budak, berhenti . . . !" bentak Rajawali-gundul-lengan-besi. Tetapi saat itu Gin Liong sudah berada di depan Hek -bu - siang dan Hoa-ciau-hong.

Hek-bu-siang cepat tutukkan jarinya yang kurus kepinggang Gin Liong. Tetapi tanpa menghiraukannya, GinLiong menyelinap dan meneruskan serbuannya kepada Huntiap Sam long.

Apabila Hek-bu-siang tercengang adalah Hoa-ciau-hongsudah menghantam muka Gin Liong.

"Enyah !" bentak Gin Liong segera balas menghantambahu kiri wanita itu, Dan serempak iapun terus menyelinapke arah Hun-tiap Sam-long.

Page 242: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat gerakan yang begitu tangkas dari Gin Liong,Hun-tiap Sam-long menjerit dan buru2 loncat ketempat ToaTo hweshio, Tetapi Gin Liong lebih cepat Sekali loncat iaayunkan tangannya ke ubun2 kepala orang.

"Liong-te, jangan dibunuh !" teriak Tio Li Kun.

Rupanya Gin Liong tahu apa yang dimaksud si jelita itu.Cepat ia turunkan tangan untuk mencengkeram dada Hun-tiap Sam-long.

Paderi Perut Besar mengurung dan cepat menghantampunggung Gin Liong. Tetapi pemuda itu hanya tertawadingin, mendorong tubuh Hun-tiap Sam-long lalu berputartubuh dan mendorongkan tangan kanannya.

Terdengar letupan keras diiring oleh jeritan aneh ketikatubuh dari paderi itu terlempar berguling sampai tigatombak jauhnya.

Tek Cun berempatpun sudah loncat ke belakang GinLiong Sedang si Manusia - kotor segera lari menghampiriToa To hweshio paderi itu duduk sandarkan tubuh padakaki Manusia-kotor, Pandang matanya berkunang2, mulutmenganga terengah-engah keras.

Suasana serentak sunyi senyap, Thiat-san Pat-koayterkejut memandang Gin Liong, Mereka tak menyangkakalau pemuda tak terkenal itu memiliki tenaga-dalam yangsedemikian saktinya. Hanya sekali hantam, Toa Tohweshio, pemimpin ketiga dari kawanan Pat-koay telahterlempar sampai tiga tombak.

"Penjahat cabul yang tak tahu malu. Lekas bilang,dimana sumoayku engkau sembunyikan !" bentak GinLiong seraya menuding Hun-tiap Sam-long..

Rajawali-gundul bertambah angkuh:

Page 243: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak bermulut tajam, jelas engkau hendak jual jiwabekerja pada persaudaraan Tio untuk merampok gunungini, mengapa engkau cari alasan segala macam . . ."

"Bangsat tua, tutup mulutmu !" bentak Tek Cun,mencabut trisula pendek terus menyerang.

Serangan Tek Cun itu cepat disambut oleh Hua - ciau -liong yang sejak tadi marah melihat tingkah laku Gin Liongdan Tek Cun. Tetapi wanita cabul itupun segera disongsongoleh Mo Lan Hwa yang membabat lambungnya Tiba2 ToaTo hweshio loncat berdiri terus menggerung dan menyerangGin Liong. Melihat Tek Cun sudah melayani Hoa-ciau-hong, Mo Lan Hwa segera beralih menyerang kepala ToaTo hweshio.

Tetapi paderi perut Besar itu tak mau menangkis ataumenghindar melainkan tetap ulurkan tangannya hendakmeraih leher Mo Lan Hwa.

"Tring..."

Mo Lan Hwa terkesiap, Ternyata gundul Toa Tohweshio itu sekeras baja, Dan dalam pada itu tangan sipaderipun hampir tiba di leher si nona.

-ooo0dw0ooo-

Bab 5

Lima nyonya menantu

Gin liong terkejut Cepat ia meluncur maju menyambarsiku lengan paderi itu:

"Bangsat gundul, engkau cari mati . . . "

Page 244: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tay To hweshio atau paderi perut Besar terkejut jugamelihat serangan anak muda itu. Dengan nekad iatundukkan kepala lalu membentur dada Gin Liong.

Dalam kesempatan itu Mo Lan Hwapun segeramenggeliat ke tempat Li Kun yang tegak dengan pedangmelintang.

Tetapi Gin Liong tak mau melayani kenekadan paderiitu, Cepat ia menyelinap kesamping dan menyusup kebelakang si paderi lalu mengirim sebuah tendangan.

Karena serudukannya luput, paderi itu meluncur kemuka, Dan kaki Gin Liong mempercepat laju tubuhnyamenyusur ke tempat Thiat-lo-han.

Si limbung Thiat-lo-han menyengir Cepat ia mengangkattinjunya yang besar untuk dihantamkan kebatok kepalapaderi itu.

Hwat-kiang-si dan Hek-bu-siong terkejut sekali, Denganmemekik keras mereka serempak hendak menerjang Thiat-Io-han.

Prakk . . . .

Terlambat Tinju si limbung yang besarnya hampir samadengan buah kepala, telah terlanjur menimpali kepala TayTo hweshio, Batok kepala paderi Perut Besar yang keras,akhirnya hancur berantakan juga terhunjam tinju si limbungThiat-lo-han.

Rubuhlah paderi itu. sepasang tangannya yang berbululebat mencengkeram tanah keras2. Rupanya paderi itutengah meregang jiwa dengan penasaran.

Sudah tentu Rajawali-gundul-lengan-besi Gui Se Leng,kepala dari Pat-koay, marah sekali. Dengan menggerungkeras ia segera menerjang Thiat-lo-han.

Page 245: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi serempak dengan itu, terdengar pula jeritan ngeri.Rajawali-gundul terkejut dan berpaling. Ah . . .

Tampak Siu-bun-hou Tek Cun dengan mencabuttrisulanya yang pendek dari dada wanita cabul Hoa ciau -ling. Bluk, wanita cabul itu lepaskan pedang dan terkulairubuh, Darah mengalir dari dadanya

Melihat itu bukan kepalang marah Hun tiap sam long,dengan meradang dahsyat ia telah menerobos dari sela2Tok-gan liong serta menerjang Tek Cung.

Tetapi cepat2 Gin Liong menyambar lengan Hun tiapsam long sehingga dia menjerit kesakitan.

Melihat itu Rajawali gundul Gui Se Liang segeralepaskan pukulan Lat hiat Hoa-san atau menghantamgunung Hoa san kepada Gin Liong, sedang tangan kirinyaserempak menyambar siku lengan pemuda itu.

Sekaligus ketua dari Pat-koay itu melancarkan seranganyang dahsyat.

Bidadari dari gunung Mo-thian, Tio Li Kun terkejut,buru2 ia loncat menusuk Rajawali gundul.

Lak pian-seng atau si Manusia kotor kebutkan lenganbajunya dan sebuah kipas besi telah menyembul ditangannya. Secepat ditaburkan, secepat itu pun ia terus larimenerjang Tio Li Kun.

Setelah dapat menangkap si penjahat cabul Hun-tiapsam-long, sudah tentu Gin -Liong tak mau melepaskannya.Cepat ia loncat membawa Hun-tiap sam long sampai duatombak jauhnya.

Pada saat Gin liong tegak itulah, sebuah pekikan dahsyatdari sesosok bayangan biru sudah menerjangnya.

Page 246: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong terkejut dan berpaling. Tampak Pat-koaynomor dua ialah Naga-mata-satu, rambutnya meregangtegak, biji matanya yang tinggal satu bersinar buas, golokhian-to yang berkilat-kilat tajam mendesing kearahnya.

Dalam pada itu pukulan Rajawali-gundul tadipunmengancam kearah kepala Gin Liong.

Melihat itu memancarlah hawa pembunuhan pada dahiGin Liong, Dengan membentak keras ia mendorong tubuhHun-tiap-sam-long. Kemudian cepat berputar tubuh,membentak keras seraya menangkis pukulan Rajawali-gundul yang termasyhur memiliki Thiat pi atau lengan besi.

Tiba2 terdengar jeritan melolong yang amat ngeri sekaliTernyata karena tubuh Hun-tiap-sam-long didorongketempat Naga-mata-satu, si Naga-mata-satu tak sempatlagi untuk menarik atau menghentikan gerakan goloknyayang hendak disabetkan padat Gin Liong.

Golok bunto adalah sebuah golok yang amat tipis dantajam luar biasa. Tak ampun lagi tubuh Hun-tiap-sam-longtelah terbelah menjadi dua, darah menyembur dan isiperutnyapun berhamburan keluar.

Krak...

Saat itu terjadilah benturan antara tangan Gin Liong dantangan Rajawali-gundul.

Sepasang bahu Gin Liong bergetar tetapi Rajawali-gundul tergempur kuda2 kakinya sehingga terhuyung-huyung mundur sampai tiga langkah.

Terdengar pekik melengking segumpal asap merahmeluncur dan Mo Lan Hwa menghadang si Naga-matasatu, Pat-koay nomor dua yang telah salah tanganmembunuh Hun-tiap-sam-long.

Page 247: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong menyempatkan diri untuk memandang kesekeliling, Dilihatnya si limbung Thiat-lo-han tengahbertempur melawan Hek-bu-siong. Si jelita Tio Li Kuntengah melayani Lak-pian-seng si Manusia-kotor, Tek Cunbertanding lawan Hi-kiang-si atau si Mayat-hidup. Keenamorang yang bertempur dalam tiga partai itu, tampak sedangbertempur mati-matian.

Sedangkan beratus-ratus anak buah Pat-koay tampakberjajar-jajar di sekeliling gelanggang bertempur denganmembawa obor, Mereka terlongong-longong menyaksikanpertempuran yang dahsyat itu.

Tiba2 dari tengah lereng gunung disebelah muka,terdengar lima buah letusan bunga api. Percikan bunga apiitu menimbulkan pemandangan indah di malam yang gelap.

Tetapi lokoay Rajawali - gundul serentak berobah seriwajahnya, Beratus - ratus anak buahnyapun segera bersoraknyaring lalu berhamburan lari menuju ke gunung di mukaitu.

Gin liong segera tahu bahwa tentu ada pula kawanan ko-jiu (tokoh sakti) yang menyerbu gunung.

Tiba2 Rajawali gundul tertawa nyaring dan seram.Selekas berhenti, ia menghardik sekeras-kerasnya :"Berhenti semua !"

Serentak pertempuranpun berhenti, Hek-bu siong, Hwat-kiang-si, Lak-pian-seng dan Naga-mata-satu segeraberhamburan loncat ke belakang Rajawali-gundul. Wajahmereka tampak tegang sekali dan memandang ke arahgunung disebelah muka.

Pun Tek Cum, Thiat-lo-han. Tio Li Kun dan Mo lanHwapun segera meluncur ke muka Gin Liong, Mereka tattahu apa yang terjadi.

Page 248: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dengan mata berkilat-kilat, Rajawali-gundul membentakTek Cun:

"Siau bun-hou, kami dari gunung - Thiatsan tak merasamempunyai dendam permusuhan kepadamu Tetapimengapa ketujuh saudaramu malam ini menyerang gunungkami? Apa maksudnya, katakanlah !"

Tek Cun kerutkan dahi dan menyahut marah sekali:

"Kedatangan kami bersaudara bersama Siau sauhiapkemari, tak lain hendak meminta kembali nona Ki yangtelah dirampas Hun-tiong-sam-long di rumah penginapankota Hong-shia ...."

"Kalau mau minta orang mengapa tak secara terang-terang datang ke gunung ?" tukas si Naga-mata-satu denganmarah.

Karena dirinya tak di tanya. Thiat-lohan merasa terhina.ia marah. sebelum Tek Cun menyahut ia sudah mendahuluimembentak dengan deliki mata:

"Ke gunung mau cari siapa ? sepanjang jalan aku takketemu dengan seorang manusiapun juga. Kukira sekaliansudah mati semua." .

Naga-mata-satu tak dapat menjawab, dari malu iamenjadi marah, bentaknya:

"Budak kecil yang bermulut besar..." golok bian-toberhamburan mencurah kearah Thiat-lo-han.

Tahu kalau engkohnya yang nomor lima tak dapatmenandingi kesaktian Naga-mata-satu. Bidadari-gunung-Mothian Tio Li Kun segera melengking seraya taburkanpedangnya menyongsong golok bianto.

Naga-mata-satu tertawa gelak2 :

Page 249: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bagus, bagus ! Dengan membunuh kalian bertujuh Jit-hiong, tentu bakal menjadi enghiong (jago)!"

Tiba2 permainan golok bian-to dirobah, Golok itubergeliat membolak-balik seperti seekor ular, Naga-mata-satu telah mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaiannyauntuk menyerang

Si cantik Tio Li Kun hanya tertawa dingin. ia salurkanhawa murni ke batang pedang dan menggunakan carakekerasan untuk menangkis dan adu benturan senjata. Diasengaja tak mau menghindar maupun menarik pedangnya.Dengan kelincahannya yang mengagumkan, si cantik TioLi Kun dengan pedangnya itu benar2 menyerupai seorangbidadari yang sedang bermain-main dalam taman bunga.

Lama kelamaan mata si Naga-mata-satu yang tinggalsebuah itu mulai berkunang-kunang. Makin lama ia makinmerasa gentar, Saat itu baru ia membuktikan bahwa si jelitaTio Li Kun yang disohorkan memiliki kepandaian silat danilmu pedang sakti itu, ternyata memang benar.

Lak-pian-seng atau si Manusia-kotor yang menyaksikanpertempuran itu dari samping, diam2 pun merasa gentardalam hati. Saat itu baru ia menyadari bahwa tadi ternyatasi cantik itu memang sengaja tak mau mendesak kepadanya.

"Jite, mundurlah !" melihat Naga-mata-satu tak dapatbertahan, cepat Rajawali-gundul berseru memangginya.

"Jit-moay, mundurlah !" Thiat lo-han si limbung pun takmau kalah suara, ia menyuruh adiknya yang nomor tujuh.

Mendengar teriakan itu, kedua pihakpun berhentibertempur.

Sementara di gunung sebelah muka, terdengar letusan2keras dan pekik jeritan pembunuhan.

Page 250: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Siau bun-hou, sebenarnya berapa banyak orangmu yangdatang kemari ?" teriak Rajawali-gundul Gui Se Lingkepada Tek Cun.

Tek Cun mendengus marah.

"Sekali lagi kukatakan, bahwa kami hanya datangberlima. Orang2 yang di gunung sebelah muka itu, bukanorang kami."

Melihat sikap dan wajah kelima pemuda itu, Rajawali-gundul percaya bahwa mereka memang tak bohong, Segeraia berpaling memberi perintah kepada Hwat kiang si danHek bu-siong supaya lekas ke gunung disebelah muka.

Kedua orang itupun segera lari pesat menuju ke gunungdisebelah mula, Mereka bercuit aneh dan nyaring. Segeraterdengar teriak sambutan dari gunung di muka, Rupanyamereka girang karena mendapat bala bantuan.

Pun lebih dari separoh anak buah gunung Thiat- sanyang segera tinggalkan tempat itu menuju ke gunung dimuka.

Melihat itu Gin Liong makin gelisah, ia mencemaskanKi Yok Lan

Rupanya Mo Lan Hwa tahu apa yang dipikirkan GinLiong, Segera ia menuding Rajawali-gundul dengan ujungpedang dan berseru:

"Lekas bawa kami ketempat nona Ki. Kalau tidak,jangan sesalkan aku bertindak kejam."

Rupanya sejak kalah dengan Tio Li Kun tadi, si Naga-mata-satu tetap malu dan mendongkol, Melihat Mo LanHwa berani menuding dan membentak Rajawali-gundul, iatak dapat menahan kemarahannya lagi.

"Tutup mulutmu, budak hina . . . "

Page 251: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Sejak berumur delapan tahun terjun kedunia persilatan,sampai sekarang belum pernah ada orang yang beranimemaki aku, Salju-bertebar-merah seorang budak hina !"

Ia menutup kata-katanya dengan tebarkan pedang kearahNaga-mata-satu.

Mendengar nona itu ternyata Salju-bertebar merah MoLan Hwa, seketika Rajawali-gundul, Naga-mata-satu danLak-pian-seng berobah wajahnya.

"Harap nona suka berhenti," cepat Rajawali gundulberseru.

Mo Lan Hwapun hentikan pedangnya, "Jite, mari lekaspergi, yang datang di gunung sebelah muka itu mungkinSwat-thian Sam-yu !"

Ketua Pat-koay itu terus melambung ke udara danmelayang sampai beberapa tombak jauhnya, ia hendakmenuju ke gunung di muka.

Mendengar nama Sam-yu, Naga-mata-satu dan Lak-pian-seng tergetar hatinya. Segera keduanya mengikuti jejakRajawali-gundul, menuju ke gunung di muka.

Demikian keadaan dalam lembah pun tampak sibuksekali. Anak buah gunung Thiatsan berbondong-bondongmenyerbu ke gunung di sebelah muka.

Keadaan di gunung itu makin kacau, Jerit lolong, pekikteriak, susul menyusul memecah kesunyian malam.

Gin Liong sibuk juga. Dia tak menghiraukan apa yangterjadi di gunung sebelah muka. Yang penting ia harusmenyelamatkan sumoaynya.

"Liongte," tiba2 Tek Gun berkata, "selagi mereka kacaubalau, mari kita masuk kemarkas mereka."

Page 252: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi ketika memandang kearah markas gunung Thiat-san, mereka terkejut.

"Markas Thiat-san dibakar orang !" serempak merekaberseru kaget.

Markas kawanan Pat-koay telah dimakan api. anakbuahnya menjerit dan berteriak-teriak kacau balau.

"Celaka, apakah nona Ki masih berada dalam markasmereka," tiba2 Mo Lan Hwa berseru cemas,

Gin Liong terkejut, Tetapi karena Hun-tiap-sam-longsudah mati, sukar untuk mencari keterangan.

Saat itu letusan2 terdengar makin meluas, Hampirseluruh lembah dan gunung telah dimakan api.

Tiba2 dari arah belakang terdengar suitan nyaring yangpenuh bernada kemarahan. Cepat Gin Liong berlimaberpaling kebelakang. Tampak Rajawali gundul. Naga-mata-satu dan Lak pian-seng berlari-lari mendatangi sepertiorang gila. Rambut mereka terurai kusut, pakaian lusuh.Mereka lari menuju ke markas yang tengah dibakar api.Seorang lelaki pun tengah berlari mengejarnya. Rupanyadia adalah penyerang dari gunung di sebelah muka.

"Adik Liong, mari kita ikuti mereka, Mungkin nona Kimasih berada dalam markas," kata Mo Lan Hwa.

Gin Liong mengangguk. Mereka berlima segeramengejar dibelakang mereka.

Markas seperti berobah menjadi lautan api. Keadaansekitar gunung itu terang benderang seperti siang hari.

Dinding tembok markas dibangun setinggi lima tombak,terbuat dari batu yang kokoh, Diatas tembok dipasangipagar kayu yang ujungnya diberi pisau tajam.

Page 253: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi kelima pemuda itu tak menjumpai rintangan apa2ketika mereka loncat keatas pagar tembok itu. Tampakmarkas itu penuh dengan bangunan2 rumah, Yang palingbesar, sebuah bangunan bertingkah Di tengahnya terdapatsebuah ruang besar.

Api berasal dari belakang markas dan saat itu tengahmeranggas kebagian muka.

Setelah melihat keadaan markas itu sunyi senyap, GinLiong memberi isyarat untuk bergerak, ia mendahuluimelayang turun, Tetapi baru kakinya tiba di tanah, tiba2terdengar Mo Lan Hwa menjerit tertahan.

Gin Liong terkejut dan cepat berpaling, Ternyata MoLan Hwa dan Tio Li Kun sudah menyerbu kederetanrumah disebelah kiri.

Bekas tempat yang ditempuh kedua nona itu tampak tigaanak buah Pat-koay sedang terkapar tidur nyenyak.

Si limbung Thiat-Io han yang sudah loncat turunbersama Tek Cun, terus langsung menghampiri ketiga anakbuah itu dan mencongkel tubuh mereka dengan kakinya,Tetapi rupanya ketiga orang itu tidur pulas sekali.

"Ah, mungkin mereka telah ditutuk jalan darahnya olehorang yang melepas api," kata Gin Liong.

Tek Cun segera membuka jalan darah mereka. Seketikamenjeritlah dan melonjak bangunlah ketiga orang itu.Bahkan terus hendak menabas dengan goloknya,

Tetapi ketika melihat sikap kelima pemuda itu tenang2saja, merekapun tertegun.

"Apakah kalian bertemu dengan orang sakti?" tegur GinLiong.

Page 254: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat Gin Liong seorang yang cukup sopan, ketigaorang itupun segera memberi keterangan: "Entahlah, kamihanya merasa dihembus angin dan tahu2 rubuh taksadarkan diri lagi."

Gin Liong berlima diam2 terkejut, jelas malam itumarkas gunung Thiat-san telah kedatangan seorang tokohyang sakti.

"Apakah paman bertiga mengetahui jit-saycu Hun-tipsam-long dikala pulang ke gunung, membawa apa saja ?"tiba2 Mo Lan Hwa bertanya.

"Kami tak melihat Jit saycu pulang," kata mereka.

Rupanya percuma saja bertanya dengan ketiga orang itu.Gin Liong dan kawan-kawannya segera loncat ke atasrumah dan lari menuju ketempat kebakaran.

Saat itu api makin besar, Anak buah Pat-koayberbondong-bondong menuju ke markas belakang.

Gin Liong berunding dengan keempat temannya danmemutuskan untuk menangkap beberapa anak buah markasyang tahu tentang keadaan Hun-tiap-sam-long.

Mereka segera menuju ke markas belakang. Tampakberatus-ratus anak buah "Thiat-san hanya berteriak-teriakkalap menyaksikan lautan api tanpa dapat berbuat apa2.Demikian pula Rajawali-gundul, Naga-mata-satu dan Lak-pian-seng hanya bingung tak keruan menyaksikanmarkasnya dimakan api.

Tiba2 dari jendela tingkat kedua dari sebuah bangunandisebelah kiri, tampak menyala terang.

Gin Liong tertarik Cepat ia lari menuju ke rumah tingkatitu. Tek Cun berempat pun segera mengikuti Gin Liongloncat ke atas wuwungan sebuah rumah tetapi masih

Page 255: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kurang tujuh tombak tingginya dari tempat yang menyalaitu. Setelah mengempos semangat, Gin Liong segera enjottubuhnya ke udara. Ditengah udara ia bergeliatanmerentang kedua tangan dan langsung melayang ke-arahjendela ruang bertingkat itu.

Tiba2 jendela terbuka dan dua kepala wanita mudamenyembul keluar, Gin Liong pun menuju ke jendela itu.Dalam pada itu karena takut terjadi apa2 pada Gin Liong,Mo Lan Hwa dan Tio Li Kunpun menyusul.

Kedua wanita itu terkejut dan melarikan diri karenatakut Gin Liong cepat mengejar mereka, Kedua wanita itusegera jatuhkan diri berlutut dan menangis.

"Jangan takut, kami hendak bertanya kepada kalian,"Mo Lan Hwa berkata dengan ramah, ia tahu kedua wanitaitu tak mengerti ilmu silat.

Dengan tubuh gemetar mereka mengangguk

"Kali ini Hun-tiap-sam-long jit-saycu pulang denganmembawa seorang gadis. Tahukah kalian dimana nonaitu?" tanya Mo Lan Hwa.

"O, nona Ki tidak berada dalam markas," sahut salahseorang yang lebih tua.

"Dimana ?" seru Gin Liong.

Wanita itu menghampiri jendela lalu menunjuk sebuahpuncak gunung di sebelah tenggara dan memberiketerangan:

"Karena takut pada li-saycu Hoa-ciau-hong, maka jit-saycu Hun-tiap-sam-long telah menempatkan nona Ki dipuncak itu. Salah seorang kawan kami ditugaskan untukmembujuk agar nona Ki mau meluluskan menikah denganjit-saycu."

Page 256: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong girang, Setelah menghaturkan terima kasihsegera ia ajak kedua nona melayang turun lagi ketempatTek Cun dan Thiat-lo-han menunggu, Mereka berlimasegera menuju ke puncak itu.

Tetapi tiba2 pada saat itu Rajawali-gundul, Hek-bu-siongdan Lak-Pian-seng berlima menghadang jalan.

"Serahkan jiwa kalian berlima !" teriak Rajawali- gundulseraya menyerang dengan kalap.

Karena hendak cepat2 menuju ke puncak di sebelahtenggara, Gin Liong tak bernafsu untuk melayani lebihlama. Segera ia songsongkan kedua tangannya, Terdengarletupan keras dan Rajawali-gundulpun terhuyung-huyungmundur. Atap rumah yang dipijaknya berhamburan pecah.Naga mata-satu cepat loncat untuk memapaki tubuhRajawali-gundul.

Beberapa anak buah Thiat-sanpun segera berdatangan ketempat itu. Tetapi pada lain saat dari pagar tembok markasyang tinggi, meluncur lima sosok tubuh kecil yang terus larimenghampiri ke tempat Gin Liong.

Gin Liong terkejut. Kelima sosok tubuh kecil itu tak lainadalah kelima ensoh atau taci ipar dari Tek Cun. Merekamengenakan pakaian ringkas dan masing2 menyanggulpedang pada belakang bahunya.

Toasoh atau taci ipar yang paling besar, mengenakanbaju warna kuning muda. Ji - soh atau yang nomor duamengenakan baju biru, ensoh yang ketiga baju wungumuda, yang ke empat baju hijau. Sedang isteri si limbungThiat-lo han yang juga ikut datang, memakai baju hijau tua.

Jika Gin Liong heran, tidaklah demikian dengan Thiat-Io-han yang tertawa karena melihat isterinya datang.

Page 257: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ensoh sekalian, mengapa kalian kemari ?" tegur Tio LiKun.

"Mamahlah yang menyuruh kami menyusul karena taktega dan kuatir kalian akan mendapat kesulitan dari Pat-kuay," sahut ensoh yang tertua.

"Hai, Siau Bun hou, apakah wanita2 busuk itu takmempunyai hubungan dengan engkau ?" teriak Rajawaligundul marah.

Mendengar ensohnya dihina, Tek Cun marah dan terushendak menyerang tetapi tiba2 ensoh yang nomor tigasudah mendahului:

"Bangsat tua, engkau memang sudah bosan hidup !"

Wanita baju wungu muda itu mencabut pedang lalumenusuk dada Rajawali-gundul.

"Perempuan busuk, aku akan menerima beberapa jurusseranganmu lagi !" Hek-bu siong cepat loncat menyongsongdengan gunakan senjata Kou-hun-pay atau perisaipemburu-jiwa untuk menangkis.

"Ho, engkau berani maju lagi ?" wanita itumenggelincirkan pedang ke samping lalu membabat lututHek-bu-siong.

Setitikpun Hek-bu-siong tak mengira wanita itu memilikipermainan pedang yang sedemikian cepat dan aneh,Dengan memekik aneh ia segera menyurut mundur sampaisetombak.

Sam-soh tidak mau mengejar melainkan memandangHek-bu-siong seraya mendampratnya:

"Tadi di gunung sebelah muka sudah kuampuni jiwamu,sekarang engkau masih berani unjuk tingkah lagi."

Page 258: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kemudian wanita itu beralih memandang pada Rajawali-gundul dan berseru:

"Ah, tak kira Pat-koay dari gunung Thiat-san yang begitutermasyhur ternyata hanya kawanan manusia yang takberguna !"

Lo-koay Rajawali-gundul pucat wajahnya, Karenamenahan kemarahan gerahamnya sampai bergemerutukan.sedangkan ji-koay si Naga-mata-satu menengadahkanmuka, tertawa geram:

"Perempuan hina yang bermulut lancang, aku hendakmenguji sampai dimanakah kepandaianmu itu !"

Habis berkata ia terus putar golok bianto dan menyerangmaju.

"Jite, kembalilah !" cepat Rajawali-gundul mencegah. iatahu bahwa kekuatan pihak lawan lebih unggul.

Naga-mata-satu hentikan langkah, Dengan mendengusgeram ia memandang kearah Gin Liong dan kawan-kawannya.

Toa-soh atau taci ipar yang paling besar, tertawa hambar,serunya: "Lo-koay, mengapa engkau begitu marah, Kalautidak karena beberapa saudaramu bermata keranjangmerampas wanita, sekalipun engkau mengirim undangan,belum tentu kami akan datang ke gunung Thiat-san ini,apalagi bermaksud hendak merebut markasmu."

Lo-koay atau Pat-koay nomor satu, deliki mata: "Siapayang kami rampas ? Apa buktinya ? Dimanakah orang itu ?"

"Mau bukti? ikutlah aku !" teriak Gin Li-ong yang takkuasa lagi menahan kemarahannya ia terus mendahului larikemuka, Tio Li Kun dan kawan segera mengikutinya.

Page 259: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat itu terpaksa Lo-koay dan kawan-kawannyapunsegera menyusul.

Saat itu api makin besar sehingga langit seolah berobahmerah warnanya. Anak buah gunung Thiat-san menjerit-jerit hiruk pikuk namun tak berdaya untuk menolonghancurnya lima deret bangunan gedung besar dari bahayaapi.

Setelah keluar dari markas, Gin Liong lari menuju ketenggara dan dalam beberapa kejab tiba dibawah puncakgunung, ia segera mendaki ke atas puncak.

Lo-koay berlima berusaha untuk mendahului mencapaipuncak, Mereka hendak menggerakkan alat2 rahasia untukmencelakai kawanan anak muda itu, Tetapi ternyata kalahcepat. Gin Liong dan kawan2 sudah tiba lebih dulu dipuncak yang merupakan hutan pohon siong dan hutanbambu, Hutan2 itu pun telah dimakan api. Gin Liong, TioLi Kun dan Mo Lan Hwa menerjang ke hutan itu, Padasebuah batu besar, mereka menemukan lima orang bajuhitam terkapar malang melintang di tanah.

Gin Liong terkejut, Diam-2 ia menduga tempat itupuntelah didatangi oleh tokoh sakti yang belum diketahui itu.Ketika menghampiri ternyata kelima orang itu bukan matimelainkan tidur mendengkur keras.

Memandang ke muka Gin Liong melihat didalam hutansiong seperti memancar sepercik api penerangan ia segeramengajak kedua nona untuk menuju ke tempat itu.

Sebuah rumah batu berbentuk persegi panjang lampunyaterang benderang, pintu terbuka tetapi dalam rumah itutampak sunyi. Pada ujung sebelah kiri dari rumah itu,terdapat dua orang baju hitam lagi yang terkapar tidur ditanah.

Page 260: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong melangkah masuk. ia terkesiap heran karenadalam rumah itu hanya terdapat sebuah meja dan sebuahtempat tidur, lampu masih menyala terang di atas meja.Sedang tempat tidur tampak acak-acakan. Seorangperempuan muda tampak tidur dilantai muka ranjang itu.Gin Liong makin gelisah karena tak dapat menemukan KiYok Lan.

Saat itu Tek Cun dan saudara-saudaranya pun tiba,Mereka juga tertegun melihat keadaan rumah itu.

Tak lama kemudian Lo-koay berlimapun tiba, BermulaLo-koay menduga pasti ketujuh saudara Tio atau Jit-hiongyang membakar markas gunung Thiatsan. Tetapi saat itusetelah melihat sikap Gin Liong dan kawan-kawannya sertaperempuan muda yang tertidur di lantai, iapun ikutterkesiap.

Li Kun membangunkan perempuan muda itu denganmembuka jalan darahnya yang tertutuk.

"Mengapa engkau berada disini !" bentak Rajawali-gundul kepada perempuan muda itu.

Pucatlah wajah perempuan itu melihat Lo-koay marah,Dengan gemetar ia memberi keterangan bahwa Jit-koayHun-tiap-sam-long yang menyuruhnya jaga disitu.

Tiba2 Naga-mata-satu membentak: "Jangan ngaco belo,perempuan hina !" - ia terus loncat ke muka perempuan itudan hendak menghantamnya.

"Bangsat, engkau cari mati !" teriak Gin Liong serayaayunkan tangannya, Segelombang angin keras segeramelanda dada Naga-mata-satu.

Naga-mata-satu mendengus geram, Cepat ia balikkantangan untuk balas menghantam. Terdengar letupan dan

Page 261: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

diiring dengan jeritan ngeri tubuh Naga-mata-satupunterlempar keluar pintu.

Hwat-kiang-si loncat hendak menolong tetapi tak keburu,Naga-mata-satu terlempar tiga tombak dan jatuh di hutanbambu, Huak, ia muntah darah. sejenak meregang jiwa,akhirnya putuslah napasnya.

"Aku hendak mengadu jiwa dengan engkau budak!" Lokoay Rajawali-gundul dengan marah serentakmendorongkan kedua tangannya kearah Gin Liong.

Gin Liongpun marah. Dengan menggembor keras ia jugadorongkan kedua tangannya. Angin yang timbul dari keduagerakan tangan Rajawali-gundul dan Gin Liongmenimbulkan getaran yang dahsyat sehingga genteng terasaberguncang keras, semua orang menahan napas.

Rajawali-gundul terdampar ke dinding, kepala pecah dannapasnyapun berhenti. Melihat itu, Hek-bu-siong dan Lak-pian-seng segera melarikan diri. Demikian pula Hwat-kiang-si. Mereka tahu percuma saja melawan kawanan anakmuda itu.

Gin Liong terlongong-longong sendiri. ia tak mengirabahwa dua kali pukulannya telah menimbulkan akibat yangsedemikian mengerikan ia heran mengapa sekarangtenaganya begitu dahsyat.

Dalam pada itu Mo Lan Hwa memberi pertolongankepada perempuan tadi, Ternyata perempuan itu menderitaluka parah, Setelah diurut jalan darahnya perempuanitupun dapat memberi keterangan walaupun suaranya amatlemah sekali: "Nona Ki telah dibawa oleh seorang imam !"

"Imam yang mana"?" teriak Gin Liong, Tetapi bujangperempuan itu makin pucat wajahnya, Melihat itu Gin

Page 262: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Liong cepat bertanya pula: "Apakah seorang imam berjubahkelabu, berjenggot panjang ?"

Bujang itu paksakan diri membuka mata danmemandang Gin Liong, Tetapi ia tak dapat berkata lagikarena kepalanya segera melentuk dan putuslah jiwanya.

Dari pandang mata bujang perempuan itu Gin Liongmendapat kesan kalau bujang itu mengiakanpertanyaannya.

"Rupanya yang kuduga itu memang benar." katanyasesaat kemudian,

"Liong-te, kenalkah engkau kepada imam itu ?" tanyaTek Cun.

"Ya." sahut Gin Liong, "aku pernah berjumpadengannya di sebuah lembah salju di gunung."

"Engkau maksudkan Hun Ho siantiang ?" seru Mo LanHwa.

Kukira dalam dunia persilatan dewasa ini seorang imamberjenggot bagus dan berjubah kelabu, kecuali Hun Hosiantiang rasanya tak ada lain orang lagi," sahut Gin Liong.

Tiba2 Tio Li Kun berseru girang: "Jika benar demikian,nona Ki bakal mendapat rejeki besar, ilmu pedang Hun Hosiantiang menjagoi dunia persilatan, apabila nona Ki dapatmenerima pelajaran dari Hun Ho sian tiang, tentu kelak diaakan menjadi seorang pendekar pedang wanita yangcemerlang."

"Kalau begitu marilah kita lekas tinggalkan tempat ini.Kalau sebelum terang tanah kita dapat mencapai tempatpenyeberangan di Dairen, kemungkinan kita akan dapatberjumpa dengan Hun Ho sian-tiang bersama ketika koko-ku, "Mo Lan Hwa juga gembira.

Page 263: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Demikian mereka segera beramai-ramai turun gunung,Ternyata kuda dari kelima nyonya menantu keluarga Tioditambatkan di hutan. Kesepuluh orang itu segera naikkuda menuju ke sebuah desa yang terletak sepuluh lijauhnya.

Saat itu hampir menjelang dini hari, Ayam mulaiberkokok bersahut-sahutan. Cepat sekali mereka tiba di desaitu. Hanya Tek Cun dan Thiat-Io-han yang masuk ke desa,sedang yang lain menunggu diluar desa.

"Jit moay." kata Toa-soh kepada Tio Li Kun. "mamahsudah rindu dengan Ngo-te, setelah urusan disini selesai,suruhlah dia pulang."

Tetapi Tio Li Kun mengatakan sebaiknya toa-sohnya itumengatakan sendiri kepada Ngo-ko atau si Thiat-lo-han.

Gin Liong merasa tak enak dalam hati. Adalah karenaurusannya sampai merepotkan sekian banyak orang.Andaikata ia tak berjumpa dengan Mo Lan Hwa tentu saatitu ia sudah dapat menyusul Ban liong liong-li.

Melihat wajah pemuda itu mengerut, kedua gadis cantik.Mo Lan Hwa dan Tio Li Cun, serempak bertanya:

"Adik Liong, apakah ada suatu yang hendak engkaukatakan?"

Dengan terbata-bata Gin Liong menjawab: "Kurasaurusan ini memang sudah selesai, Karena urusanku....sesungguhnya tak harus membikin repot saudara2sekalian...."

Mendengar itu kelima ensoh segera menghampiri dantoasohpun serentak berkata:

Page 264: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Liong-te, engkau adalah adik kami yang paling bungsu.Sudah seharusnya kami membantumu. Apalagi mamah taktega kalau engkau berkelana seorang diri."

Tengah mereka bicara dari arah desa tampak Tek Cundan Thiat-lo-han mengendarai kuda dengan diikuti olehketiga ekor kuda yakni kuda hitam bulu mulus, kuda hitamberkaki putih dan kuda Siau-pik milik Tio Li Kun.

"Hayo, kita lekas berangkat !" teriak si limbung Thiat-lo-han dengan bersemangat.

Toa-soh tertawa, serunya: "Aya, sudahlah, janganmengurusi mereka, Mari kita pulang..."

Thiat-lo-han terbelalak dan menggerung: "Siapa yangsuruh ?"

"Mamah !"

Thiat-lo-han lemas seperti gelembung karet yang habisanginnya, ia memandang Gin Liong, Mo Lan Hwa, Tio LiKun dan Tek Cun dengan pandang kecewa.

Kelima pemuda itu segera naik kuda dan ber seru: "Ngo-ko dan kelima ensoh, selamat tinggal."

Demikian mereka segera mencongklangkan kudanya dantak sampai sejam kemudian tibalah di kota penyeberangan.Begitu masuk ke kota, Mo Lan Hwapun menjerit kagetseraya menunjuk kesebatang pohon besar : "Ah, lo-kokosudah tiba di sini."

Memang pada pohon itu terukir sebuah lukisan pipaemas, Segera mereka menuju ke selatan. Di tempatpenyeberangan penuh orang, Barang2 menumpuk di tepilaut, Di tengah laut tampak beberapa kapal dan perahu2.

Page 265: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Pada tumpukan peti setinggi tujuh tombak Gin Liongmelihat sebuah lukisan pipa yang menghadap ke arahselatan.

"Ah, rupanya lo-koko sekalian sudah datang dan sudahmenyeberangi lautan" katanya.

Mo Lan Hwa bersungut-sungut: "Mengapa mereka takmau menunggu kita ?"

Tek Cun mengatakan hendak menyewa sebuah perahubesar karena hari itu anginnya besar. Tetapi Gin Liongmencegahnya, ia mengatakan hendak menyelidiki ke dalamkota dulu barangkali ada Ban Hong liongli. Bahkanmungkin ketiga suheng dari Mo Lan Hwa.

Mo Lan Hwa juga mempunyai pikiran begitu. iamengusulkan akan pergi bersama Tio Li Kun kedalam kotasedang Gin Liong yang melakukan penyelidikan disekitartempat penyeberangan

"Dan engkoh Tek Cun yang menyewa perahu" katanya,"dengan begitu kita dapat menghemat waktu."

Mendengar si cantik menyebutnya "engkoh Tek Cun"diam2 Tek Cun girang sekali.

Demikian mereka segera membagi tugas, Dengan naikkuda bulu hitam, Gin Liong menuju ke tempatpenyeberangan. Tiba2 ia mendengar orang ramaimembicarakan sesuatu yang menarik perhatiannya.

Pusaka dunia persilatan hanya layak berada di tanganorang yang berbudi luhur. Orang tua yang tangannyaberlumuran darah semacam itu, tak seharusnya memilikicermin pusaka Te-kin . . "

Gin Liong terkejut Ketika memandang dengan seksamaia melihat enam orang persilatan dengan pakaian ringkas

Page 266: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dan membekal senjata tengah mengobrol. Yang bicaraadalah seorang tua berumur lima puluhan tahun.

Kawannya yang beralis tebal berseru dengan suaranyaring:

"Belum satu bulan saja sudah berpuluh-puluh jago- silatbaik dari aliran Hitam maupun Putih yang mati di tanganorang tua itu. Kabarnya di Tay sik-kiau dia telahmembunuh tokoh Bu Tim cinjin dari partai Kiong-lay-paydan sepasang tokoh Bu-siang-kiam dari partai Kong-tong-pay."

Gin Liong terkejut entah apakah Ma Toa Kong masihberada di Tay-sik-kiau. Kalau dia juga sudah mati,bagaimana keadaan guha Thian-kiu jiok baru dapat iaketahui setelah ia pulang ke kuil Leng-hun-si.

Lanjutkan perjalanan ke muka, dari kerumunan orang disebelah kiri, tampak beberapa orang persilatan juga tengahmembicarakan tentang orang tua yang membawa cerminpusaka itu.

"orang tua itu sering berpindah tempat, entah apakahmaksudnya?" kata seorang lelaki pertengahan umur yangmenyanggul pedang.

"Dua hari dua malam meninggalkan Tay-sik-kiau dialalu lari ke gunung Hoksan di seberang laut ini."

Memang Gin Liong sendiri juga heran. Siapakahsesungguhnya orang tua bertubuh kurus itu ? Apakah diamemang hendak mencuri pusaka ataukah hanya hendakmempermain-mainkan orang persilatan saja ?

Seorang tua berambut putih berkata: "Soal ini memangsudah menarik perhatian para ketua partai persilatan.Mereka pun telah mengirim para ko-jiu (jago sakti) untukmengikuti jejak orang tua itu dan menyelidikinya. Kabarnya

Page 267: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tujuh-tokoh-aneh-dari-dunia (lh-Iwe-jit-ki) yang sudahlama tak muncul di dunia persilatan, juga diam2 ikutcampur dalam peristiwa itu"

Makin tergerak hati Gin Liong, Pikirnya, apakah bukankarena orang tua pembawa cermin pusaka itu maka lo-kokoHok To Beng bergegas menyeberangi laut ini ?

Tiba2 terdengar suara kuda meringkik. Ternyata TekCun dengan mengendarai kuda bulu coklat tengahmendatangi.

Karena sampai sekian lama tak memperoleh keterangantentang Hun Ho sian-tiang dan Ban Hong liong-li. akhirnyaGin Liongpun tinggalkan tempat itu dan larikan kudanyamenyongsong Tek Cun.

Saat itu kedua gadis Mo Lan Hwa dan Tio Li Kunpunjuga muncul dan mendatangi.

"Memang benar, tua-suheng bersama kedua lo-kokosudah melintasi laut," seru Mo Lan Hwa agak gopoh, "danmenurut keterangan seorang jongos hotel, memang adaseorang wanita muda cantik lewat dimuka hotel terusmenuju ke tempat penyeberangan Wanita itu tidak singgahmakan Entah apakah dia Ban Hong lo cianpwe atau bukan?"

"Ya, ya, memang Ban Hong lo cianpwe," kata GinLiong, "ah, tak kira dia begitu cepat sekali Kemungkinandia menempuh perjalanan siang malam untuk pulang kedaerah Biau."

Mo Lan Hwa dan Tio Li Kun menghibur pemuda itusupaya tak perlu cemas, Tentu mereka akan dapatmenyusul Ban Hong liong-li.

Ternyata Tek Cun sudah dapat menyewa sebuah perahubesar yang lengkap menyediakan makanan dan minuman.

Page 268: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Anak perahu memandang sepasang muda mudi itudengan rasa kagum. Tak lama seorang tua berambut putihbergegas keluar dari pintu ruang perahu danmempersilahkan keempat anak muda itu naik.

Keadaan perahu itu amat bersih, Juga makanan yangdihidangkan cukup lezat, Setelah makan mereka mandi lalumasing2 masuk kedalam kamar untuk beristirahat.

Walaupun berbaring ditempat tidur tetapi Gin Liong takdapat tidur, ia masih memikirkan su-moaynya. walaupunsudah ditolong oleh Hun Ho sian-tiang tetapi untukmengambil dan mengantarkannya, tentu makan waktu. Halitu berarti harus menangguhkan perjalanan untuk menyusulBan Hong liongli.

Pada malam hari, angin bertambah kencang sehinggaperahu agak bergoncang keras, Gelombang mendamparhampir masuk ke geladak perahu. Gin Liong bangun danmelakukan pernapasan Ternyata ia merasa sehat tak sampaimabuk laut, Tetapi dari kamar sebelah ia mendengar suaraorang merintih. Cepat ia keluar dari kamar dan ternyata TioLi Kun yang mengeluarkan suara rintihan sakit itu. iahendak masuk tetapi agak ragu, Lebih baik ia meminta MoLan Hwa saja yang masuk, tetapi berulang kali dipanggil,Mo Lan Hwa tetap tak menyahut, kamarnya sunyi senyap.Mencari ke kamar lain, ternyata Tek Cun juga tak ada, padahal Li Kun makin merintih keras, akhirnya terpaksa GinLiong memberanikan diri masuk.

"Cici, engkau kenapa ?" tegurnya. Melihat Gin Liong,diam2 berdeburlah hati si jelita, wajahnya yang pucatbertebar warna merah

"Ah, tak apa2...." katanya, lalu berusaha duduk.

"Cici tak enak badan, tak perlu duduk," Gin Liongmencegahnya.

Page 269: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Si jelita membuka sepasang matanya yang indah danmenatap Gin Liong dengan gelengkan kepala: "Aku hanyamerasa pening dan ingin muntah...."

Tiba2 kata2 Li Kun itu terputus oleh setiap gelombangbesar yang mendampar perahu. Perahu oleng dan LiKunpun sampai terperosok jatuh ke lantai.

Gin Liong terkejut, Cepat ia memeluk tubuh jelita itu, iadapatkan tubuh Li Kun lemas sekali seperti tak bertulang.Diluar dugaan, kedua tangannya yang memeluk tubuh LiKun itu tepat menjamah dibagian dada sijelita. Gin Liongseperti terbang semangatnya.

"Cici, engkau bagaimana ?" tegurnya, Tetapi jelita itudiam saja, Ketika memandang kebawah ternyata mata LiKun mengatup rapat, mulut yang mungil dan sepasangalisnya yang melengkung bagai bulan tanggal satu, makinmempercantik wajahnya yang saat itu seperti orang tidur.

Gin Liong makin bingung, ia kira Li Kun tentu pingsan.Terpaksa ia lekatkan telinganya ke hidung si jelita, Ternyatapernapasan Li Kun kedengaran lemah, Bibirnya merekahmerah, pipinya yang halus menyiarkan bau harum,menampar hidung Gin Liong.

Rambut yang indah, bertebaran hinggap di pipi GinLiong sehingga membuat pemuda itu benar2 terbangsemangatnya, jantungnya mendebur keras, darah tersirapserasa berhenti Kedua tangan yang memeluk tubuh jelitaitupun gemetar.

Memandang wajah si nona, tampak jelita itu makincantik, Serentak terbayang, bagaimana mesra sekali Tio LiKun bersikap kepadanya, betapa cantiklah gadis itusesungguhnya . . . .

Page 270: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba2 terlintas wajah Ki Yok Lan pada pelupuknya, GinLiongpun tergetar hatinya, Dan serentak itu iapun segeramalu dalam hati, semangatnya tenang kembali. Segera iameletakkan Tio Li Kun keatas ranjang pula.

Tiba2 si jelita mengerang pelahan dan memeluk GinLiong, susupkan kepalanya kedada pemuda itu dan terisak-isak. Sudah tentu Gin Liong makin gugup. ia belasmemeluk Li Kun dan duduk disampingnya.

"Cici, engkau...?" serunya tetapi ia tak tahu bagaimanaharus menghiburnya.

"Adik Liong..." hanya sepatah kata yang Li Kun dapatmengatakan karena ia terus memeluk pemuda itu makinerat.

Gin Liong makin resah, Bukan ia tak tahu bagaimanaperasaan si jelita kepadanya, tetapi bayangan sumoaynyayang halus pendiam bagai seorang dewi, selalu memenuhikalbunya, Tak pernah sedetikpun ia dapat melupakan.

Apalagi suhunya pernah memberi pesan bahwa asal usulKi Yok Lan itu sangat menyedihkan sekali maka Gin Liongsupaya berusaha melindunginya. Begitu pula berulang kalisuhunya secara halus memberi petunjuk kepada Ki YokLan bahwa hendaknya Ki Yok Lan kelak dapatmenganggap sebagai suami isteri dengan Gin-Liong.

Teringat akan hal itu, tergetarlah hati Gin Liong, iamenunduk memandang wajah Tio Li Kun Tampak wajahjelita itu berlinang airmata sehingga menimbulkan rasasayang, Tanpa terasa Gin Liong segera mengusap airmatanona itu, Tetapi airmata sijelita laksana sumber air yangterus menumpah tak henti-hentinya.

Saat itu pikiran Gin Liong sudah sadar, ia tak bolehmenyiksa perasaan Li Kun lebih lanjut Tetapi ia tak sampai

Page 271: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

hati untuk menolaknya secara getas, ia tak ingin menjadipembunuh hati anak gadis.

Akhirnya ia memutuskan hendak memberi penjelasansecara halus, Bahwa ia sangat mengindahkan Tio Li Kuntetapi terpaksa tak dapat menerima cintanya, Pada saat diahendak mengatakan tiba2 ia kehilangan faham tak tahubagaimana harus memulai.

Tetapi pada saat itu Tio Li Kun sudah tak kuat menahangejolak hatinya . . Pelahan-lahan ia ajukan kepalanya,menyongsongkan sepasang bibir yang semerah bungamawar.

Gin Liong gugup: "Cici, jangan . . " Tiba2 mulut GinLiong tak dapat melanjutkan kata2 karena mulutnyatertutup oleh sepasang bibir si jelita, semangat Gin Liongserasa terbang melayang-layang ke suatu alam yang belumpernah ia nikmati sepanjang hidupnya.

Demikian sepasang muda mudi yang sedang dimabukasmara itu telah terbuai dalam lautan sari madu, Keduanyatelah tenggelam kedasarnya....

Badai dan gelombang masih mengamuk dilautan.Bahkan makin dahsyat, sedahsyat itu pula badai yangmelanda kehangatan cinta- dan kedua muda mudi itu.

Beberapa saat kemudian tiba2 terdengar suara helaannapas, Gin Liong terkejut, Segera ia meletakkan tubuh LiKun terus loncat keluar ruang. Tetapi keadaan di perahu itutetap sunyi senyap Kamar Mo Lan Hwa dan Tek Cun tetapkosong tiada orangnya.

Gin Liong terus menuju ke geladak, Tiba- ia hentikanlangkah dan merapat pada papan.

Page 272: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

ia melihat Mo Lan Hwa dan Tek Cun berdiri pada pinturuang perahu dan tengah memandang ke laut, Tek Cunkerutkan alis dan menengadah memandang kelangit.

Tiba2 kedengaran Mo Lan Hwa menghela napas serunyarawan:

"Engkoh Tek Cun, harap jangan bersedih Mo Lan Hwatakkan melupakan perasaan hatimu yang tertumpahkepadaku, Sejak saat ini aku pasti akan menganggapmusebagai engkohku sendiri."

Tek Cun juga menghela napas.

"Kuharap engkaupun jangan bersedih. Kurasa Liong-tepasti akan mencintaimu dengan segenap hati."

Mo Lan Hwa gelengkan kepala.

"Ah, tak mungkin, Dalam pandangannya, aku iniseorang gadis yang manja dan liar, Kesan yang kuberikankepadanya memang kurang baik", katanya.

"Sekarang adalah karena aku maka nona Ki sampaimenderita kesulitan, Adik Liong tentu akan membenciku.Engkoh Cun, apakah engkau tak memperhatikan betapadingin sikapnya kepadaku?"

Airmata bercucuran membasahi pipi Mo Lan Hwa.

"Jangan engkau berbanyak hati". kata Tek Cun, "saat inidia sedang gelisah memikirkan keselamatan sumoaynya.Apabila nona Ki sudah dapat diketemukan dan sudahmemperoleh keterangan dari Ban Hong liong-li cianpweserta menghimpaskan dendam kematian suhunya, dia pastiakan memperhatikan engkau."

"Setelah ia berhasil membalas sakit hati suhunya, akuakan segera meninggalkannya dan mengasingkan diri di

Page 273: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sebuah kuil dipegunungan sunyi. Seumur hidup aku akanmengabdi Buddha sampai pada akhir hayatku.."

Mendengar kata2 itu Tek Cun ikut terharu dan tak dapatmengeluarkan kata2 lagi, ia lalu mengajak jelita itu masuk.

Gin Liong terkejut. Cepat ia masuk kedalam kamar danterus rebah di tempat tidur, Benar2 dia seperti orang yangkehilangan diri, Mo Lan Hwa mencintainya dengansegenap jiwa raga,Tio Li Kun telah menyerahkankehangatan bibirnya dan Ki Yok Lan tetap menunggunyadengan penuh harapan. ia benar2 bingung, Bagaimanananti kalau ia berjumpa dengan Ki Yok Lan.

Entah selang berapa lama, ia mendengar derap langkahorang di geladak, Ah, ternyata hari sudah pagi, Anak buahperahu sibuk melakukan pekerjaannya.

Tek Cun sudah berdiri di geladak ketika Gin Liongkeluar Tak lama kemudian Mo Lan Hwa dan Tio LiKunpun menyusul keluar.Kedua jelita itu samamengenakan pakaian baru. Li Kun berbaju biru muda,celana kembang dan mantel biru benang perak, menyanggulsebatang pedang, mengulum senyum berseri.

Sedang Mo Lan Hwa mengenakan pakaian serba merahsehingga wajahnya yang cantik makin tampak menonjol.Rambutnya terurai panjang, menyanggul sebatang pedang.Kedua jelita itu berjalan seiring. sekalian anak perahuterbeliak dan terlongong-longong memandangnya.

Mereka seperti melihat sepasang bidadari turun darikhayangan, Yang seorang bagai sekuntum mawar yanggemilang.

Melihat Li Kun, agak merah wajah Gin Li-ong. Tetapiketika melihat Lan Hwa, ia tersipu2 rawan.

Page 274: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sambil menunjuk ke deretan puncak gunung Li Kunbertanya kepada anak perahu: "Gunung apakah itu?"

"Gunung Hok-san."

Gin Liong terkejut ia meminta keterangan benarkahuntuk menuju ke pulau Hong-lay-to harus melaluipegunungan Hok-san itu.

"Benar." sahut pemilik perahu, "harus melalui puncakHok-san yang sebelah utara, walaupun luasnya hanya 30-anli tetapi gunung itu berbahaya sekali keadaannya Tak dapatmenggunakan kuda tetapi harus jalan kaki."

Karena terlambat selangkah, Mo Lan Hwa tak dapatmelihat orang tua pemilik cermin pusaka ketika berada digunung Tiang-pek-san. Kali ini ia tak mau melewatkankesempatan lagi.

"Karena sudah melewati Hok-san. mengapa kita takmelihat-lihat keadaannya," kata nona itu.

Gin Liong diam saja dan Tek Cunpun tak membeli suatutanggapan sedang Tio Li Kun, asal Gin Liong pergi,sekalipun ke sarang naga, ia tetap akan mengikuti.

Tak berapa lama, perahu berlabuh dan ke-empat pemudaitupun turun bersama kudanya, Mereka hanya berhentimakan dikota Mopeng, setelah itu terus melanjutkanperjalanan ke Hoksan, Tengah hari merekapun sudah tibadi puncak Hok-san sebelah utara.

"Liok-ko. menilik keadaannya, memang tak mungkinkita mendaki dengan naik kuda," kata Gin Liong setelahmemandang kepuncak itu.

"Kita mendaki dulu, kalau memang tak dapat dengannaik kuda, kitapun jalan," kata Mo Lan Hwa.

Page 275: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ternyata keempat ekor kuda mereka itu kuda yang hebatsemua. Setelah melalui beberapa tempat yang penuh batuaneh, akhirnya mereka tiba di sebuah lembah yang terletakdibawah kaki gunung.

Jalan kearah lembah itu sempit dan lembah penuhdengan gunduk2 batu yang tinggi dan runcing serta rumputyang subur.

"Mungkin disebelah muka itu adalah mulut lembah, kitaturun saja disini." kata Gin Liong.

Setelah turun, kuda mereka dilepaskan di sebuah aliranair kecil Dan keempat pemuda itupun segera menuju kemulut lembah sempit.

Keadaan dalam lembah memang berbahaya dan sulitdilalui penuh dengan batu2 yang aneh dan runcing sertarumput, rotan yang lebat, Gin Liong ragu2 tetapi Tek Cunmengatakan bahwa lembah itu memang yang disebut Hiut-koh atau lembah sempit

Mereka lalu gunakan ilmu lari cepat untuk memasukilembah, Lembah itu tak kurang dari lima enam lipanjangnya Kedua samping dinding karangnya setinggiratusan tombak, Makin kebagian dalam makin berbahaya.

Tiba-2 dari balik segunduk batu aneh di tengah gerumbulpohon siong pendek, muncul tiga sosok tubuh, Sekali loncatmereka melayang kearah Gin Liong berempat Dalamsekejab mata mereka sudah tiba hanya terpisah sepuluhantombak dari tempat Gin Liong.

Ketiga orang itu terdiri dari seorang tua berumur lebihkurang tujuh puluh tahun dan dua orang lelaki pertengahanumur yang berpakaian ringkas.

Ketiga lelaki itu tampak marah. Tanpa melihat pada GinLiong berempat, mereka terus lari keluar lembah.

Page 276: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong heran melihat gerak-gerik ke tiga orang itu.Tetapi iapun tak mau menghiraukan dan mengajakkawannya melanjutkan masuk kedalam lembah.

Pada saat tiba disebuah gerumbul hutan yang penuhdengan batu2 aneh, sekonyong-konyong terdengar suaraorang berseru Bu-liung siu-hud. Dan muncullah enam orangimam. Yang tiga berjubah kelabu, yang tiga berjubah hitam.wajahnya angkuh, masing2 menyanggul pedang dibelakangbahunya.

Yang dimuka dua orang imam tua, rambutnya putih,umur diantara lima puluh tahun, sebelah kirinya seorangimam tua, bertubuh kurus mengenakan jubah hitam.Sebelah kanan juga seorang imam tua berjubah kelabu,bermuka bopeng, Dibelakang mereka, dua orang imampertengahan umur yang berwajah seram.

Imam tua jubah hitam segera berseru.

"Pinto bernama Biau liang, menerima perintah darikedua tianglo perguruan kami untuk membawa muridperguruan kami Jing Hun dan Jing Gwat, Hian Lengtotiang dari partai Kiong-lay-pay beserta Kong Beng danCeng Beng berdua toyu..."

Sejak ke enam imam itu muncul dengan jual lagak, MoLan Hwa sudah mengkal, Mendengar si imam tua BiauLiang jual omongan garang, Lan Hwa segeramembentaknya:

"Kalau mau mengatakan apa2, lekaslah katakan, janganjual nama dan gelaran !"

Imam tua berwajah bopeng tertawa dingin:

"Li-pohsat ini, masih muda usia tetapi keras sekaliucapannya, berani omong sembarangan terhadap BiauLiang lotiang dari partai Kong-tong-pay"

Page 277: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Siapakah engkau ? Mengapa engkau berani banyakmulut" bentak Tek Cun.

Merahlah muka imam tua itu.

"Pinto adalah Hian Leng lotiang dari Kiong lay-pay,"serunya dengan marah.

"Hm, kiranya kawanan manusia yang tak ternama," MoLan Hwa mendengus.

Karena marahnya, imam tua itu menengadahkan mukadan menghambur tertawa keras.

Imam tua Kong Beng yang berada dibelakang Hian Lengtotiang, segera memekik keras dan maju menghantam sinona.

"Kawanan tikus, engkau cari mampus" teriak Tek Cunseraya maju dan mendahului untuk menyambar tanganimam Kong Beng.

Tujuan Gin Liong kelembah itu adalah hendak mencariMa Toa Kong dan sekalian mencari tahu apakah Swat-thian Sam Yu juga datang ke lembah itu. Untuk mengejarwaktu, ia tak mau terlibat dalam perkelahian.

"Liok-ko, jangan melukainya," cepat ia mencegah TekCun.

Tetapi Tek Cun sudah terlanjur mencengkeram lenganimam itu. Mendengar permintaan Gin liong ia segeramendorong imam itu: "Enyah !"

Imam Kong Beng terhuyung-huyung beberapa langkahdan jatuh terduduk di tanah.

Hian Leng dan Biau Liang terkejut Tak kiranya hanyasekali bergerak, pemuda itu telah mampu mendorong rubuhimam Kong Beng, murid pilihan dari partai Kiong-lay-pay.

Page 278: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kedua imam itu tak berani memandang rendah kepadakawanan pemuda itu lagi.

"Sicu sekalian ini dari perguruan mana dan siapakahnama suhu sicu yang mulia ? Harap lekas katakan, siapatahu kemungkinan antara perguruan kita masih terdapathubungan," cepat Biau Liang berseru dengan nada sarat.

Karena harus mengejar waktu, Gin Liong mengatakankalau dirinya dan kawan2 itu tidak termasuk murid darisuatu partai persilatan.

"Kami mohon tanya, mengapa totiang menghadangperjalanan kami " tanyanya kemudian

Imam Biau Liang tertawa dingin, tubuhnya gemetarkarena menahan kemarahan.

"Perguruan pinto dan partai Kong-tong-pay masing2telah mengutus dua orang tiang-lo untuk memimpin paramurid datang kemari mencari jejak orang tua pemilikcermin pusaka, Untuk menghimpaskan dendam kematiandari Bu Tim sute serta kedua Bu-song-kiam It Jeng toyu daripartai Kong-tong-pay. Pinto bersama Biau Liang toyu telahditugaskan menjaga tempat ini, siapapun juga, baik darikalangan Hitam maupun Putih, tak dibenarkan masuk kedalam lembah Hiap-koh sini. Jika ada yang berkeras masuk,heh, heh..." seru imam Hian Leng dari Kiong-lay-pay.

"Kalau berkeras masuk, lalu bagaimana ?" akhirnya GinLiong geram juga atas sikap kawanan imam yangmengandalkan jumlah banyak itu.

"Berarti hendak bermusuhan dengan partai Kong-tong-pay dan Kiong-lay-pay" seru Biau Liang seraya deliki mata.

Tring, Mo Lan Hwa cepat mencabut pedang danmelengking: "Sebagai alasan hendak membalas dendamtetapi pada hakekatnya kalian hendak mengincar cermin

Page 279: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pusaka itu sendiri dan mencegah lain2 partai persilatan takdapat masuk dalam lembah ini."

Berhenti sebentar untuk tertawa, si cantik berseru pula:

"Kalian hanya dapat menggertak orang yang bernyalikecil, Tetapi kalian sial telah bertemu dengan aku. Cobasaja hendak kulihat sampai di mana kemampuan kalianhendak merintangi rombonganku !"

Imam Ceng Hun yang berada di belakang imam BiauLiang mencabut pedang dan loncat ke muka seraya berserukeras:

"Besar sekali mulutmu, budak perempuan ! Akupuningin menguji sampai di mana tingginya ilmu pedangmusehingga engkau berani bermulut sebesar itu !"

Tek Cun cepat mencabut trisula pendek dan membentak:"Kawanan kunang2, engkau berani menerjang api, huh,sungguh tak tahu diri."

Pemuda itu terus gerakkan senjatanya untukmenyongsong pedang imam Ceng Hun.

Imam itu belum pernah mengenal kelihayan senjatatrisula, Cepat ia merobah gerak pedangnya dalam jurusToa-peng-can-ki atau Burung rajawali merentang-sayap,membabat lengan Tek Cun.

Pemuda itu tertawa dingin, kebaskan trisula melingkar,ia membentak: "Lepaskan !"

Tring, terdengar gemerincing tajam diiringi pancaransinar kemilau ke udara, Pedang dari imam Ceng Hun telahterlepas dari tangannya.

Ceng Hun terkejut semangatnya serasa terbang dan cepatia membuang tubuh ke belakang, berguling sampaisetombak jauhnya.

Page 280: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kuatir Tek Cun akan menyusuli serangan, imam CengGwatpun membentak dan menyerang anak muda itu.

Kini Mo Lan Hwa yang menghadang. Ujung pedangnona itu segera menusuk ke bahu Ceng Gwat, Imam itumarah sekali, Dengan mendengus dingin, ia menghindarlalu balas menusuk dada si nona,

Mo Lan Hwa tersipu-sipu merah, Cepat ia membentakdan secepat kilat tubuhnya berputar, pedang menabas,Terdengar jeritan ngeri. Sambil menyurut mundur, imamCeng Gwat mendekap telinganya yang berdarah, Ternyatasebelah daun telinga kiri imam itu telah hilang.

Wajah Biau Liang si imam dari Kong-tong-pay, pucatseperti kertas, Tiba2 ia tertawa keras, mencabut pedang lalubergegas lari menuju ketempat Mo Lan Hwa.

Gin Liong menyadari bahwa tak mungkin lagi ia dapatmenghindari pertempuran ia memutuskan untukmengakhiri pertempuran itu secepat mungkin.

"Telah lama kudengar bahwa ilmu pedang dari partaiKong-tong-pay itu tiada tandingannya dalam duniapersilatan. Hari ini sungguh beruntung sekali aku dapatberjumpa dengan totiang, Sukalah totiang bermurah hatiuntuk memberi pelajaran kepadaku," serunya dengantertawa hambar, serentak ia mencabut pedang.

Ditingkah sinar matahari, pedang itu memancarkan sinarwarna merah, Pedang Tanduk Naga kembali munculhendak mengunjuk kesaktian.

Seketika pucatlah wajah Biau Liang tojin, ia cepat dapatmengenal pedang itu sebagai pedang Tanduk Naga. pedangpusaka yang termasyhur dari daerah Biau, ia hentikanlangkah.

Page 281: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Walaupun tahu bahwa Gin Liong itu memiliki ilmukepandaian yang tinggi, tetapi selama ini belum pernah TioLi Kun melihat pemuda itu bertempur dengan orang, Makacepat ia loncat kesisi Gin Liong dan berkata dengan bisik2:

"Liong-te, harap menyingkir ke samping, biar aku sajayang menghadapinya."

Habis berkata jelita itu terus mencabut pedangnya.

Imam Hian Leng dan Biau Liang kembali terkesiap,Mereka tahu bahwa pedang pendek yang berada di tangannona cantik itu tentu juga sebuah senjata yang hebat.

Saat itu Tio Li Kunpun sudah melangkah majumenghampiri imam Biau Liang.

Sebagai sute dari Biau It cinjin ketua partai Kong-tong-pay, Biau Liang sangat dihormati oleh anak murid Kongtong-pay. Dengan ilmu pedangnya yang sakti. Biau Liangselalu bersikap angkuh tak memandang mata pada orang.

Sudah tentu saat itu ia tak mau unjuk kelemahanterhadap seorang nona, Apalagi dilihat oleh imam HianLeng dari partai Kiong-lay-pay dan dua orang muridnya.

"Jika li-sicu berminat hendak adu ilmu pedang denganpinto, pintopun bersedia melayani" kata imam Biau Liang,"tetapi pedang itu tak bermata, Begitu melancar tentu takdapat terhindar dari melukai orang, jika terjadi peristiwasemacam ini, harap jangan mengatakan pinto menghinaorang yang lebih muda."

Tio Li Kun hanya tertawa hambar dan tetap melangkahmaju, sedikitpun ia tak mengacuhkan peringatan tokohKong-tong-pay itu.

Page 282: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Huh, batang kepala sendiri belum tentu dapatmelindungi masakan masih sibuk mengurus lain orang,"dengus Mo Lan Hwa.

Mendengar itu serasa meledaklah dada imam BiauLiang, Serentak pedang ditaburkan dalam tebaran sinaryang segera menimpali tubuh Mo Lan Hwa.

Melihat ilmu permainan imam dari Kong-tong pay itu,Tek Cun dan Mo Lan Hwa diam-diam terkejut Ternyataimam Kong-tong-pay itu memiliki ilmu pedang yang hebatsekali jauh lebih lihay dari imam Ceng Hun, Ceng Gwatberdua.

Tetapi si jelita Li Kun tetap tenang saja. Tubuhnyabergeliatan dengan lemah gemulai dan berlincahan seindahkupu2 terbang diatas kuntum bunga. Tiba2 ia memekiknyaring sehingga kumandangnya sampai menembus jauhkedalam awan.

Pandang mata Biau Liang serasa kabur dan seranganpedangnyapun menemui angin kosong, Serentak iamendengar pekik si jelita yang berada di belakangnya, iaberteriak kaget dan cepat balikkan tangannya menabaskebelakang, sedang tubuhnya meluncur deras ke muka.

Ternyata hilangnya Tio Li Kun itu karena ia melambungke udara. ia memang tak bermaksud hendak melukai orang.Gerakannya itu hanya sekedar untuk menggertak saja.Ketika Biau Liang meluncur ke muka iapun segerabergeliatan di udara dan mengejar di belakang lawan.

Setelah mencapai tiga tombak, cepat2 Biau Liang cinjinberputar tubuh ke belakang, Sepasang matanya berkilat-kilatmencari tempat beradanya lawan.

Tetapi pada saat ia berputar tubuh tadi Tio Li Kunpunsudah melayang kebelakangnya, Sudah tentu Biau Liang

Page 283: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tak melihat nona itu. Tetapi cepat ia menyadar, apa yangterjadi. Dengan memekik keras ia balikkan pedangmenghantam ke belakang.

Melihat Biau Liang masih berkeras kepala, marahlah LiKun. Dengan bersuit nyaring ia gunakan jurus Hay te-jui-ciam atau didasar laut mencari jarum. Cepat laksana kilat iamembabat pedang siimam.

Tring, terdengar dering yang tajam sekali diiringi denganpekik kejut dari Biau Liang yang terus loncat mundursetombak jauhnya. Ternyata pedangnya telah terbabatkutung oleh pedang si jelita.

Sebelum imam itu sempat menenangkan diri, Mo LanHwapun sudah melesat dan secepat kilat menutuk tubuhimam itu.

Biau Liang masih tercengang karena pedangnya putus,atau sudah diserang lagi oleh Mo Lan Hwa. ia tak keburumenghindar lagi, bluk, jatuhlah ia ke tanah.

Melihat itu imam Hian Leng cepat membentak dan majumenerjang, Demikian pula dengan keempat imam yanglain, Mereka menggembor kalap dan terus lari menyerbu.Tetapi Gin Liong, Lan Hwa dan Tek Cun sudah siapmenyambut.

Tek Cun menghadang imam Ceng Hun dan Ceng Gwat,Mo Lan Hwa mencegat imam Kong Beng dan Ceng Beng.Sedang Gin Liong segera menyerang imam Hian Leng.

Tio Li Kun masih berdiri tiga tombak di luar gelanggang,Sambil lintangkan pedang ia memandang langit. Tiba2 iaberseru memberi peringatan kepada kawan-kawannyabahwa hari sudah menjelang petang dan lembah masihbelum diketahui berapa dalamnya.

Page 284: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tio Li Kun cepat bergerak, Tring, terdengar deringsenjata yang keras disusul dengan suara erang tertahanimam Hian Leng lepaskan pedang dan terjungkir tujuhlangkah ke belakang.

Gin Liongpun cepat menutuk jalan darah imam tua itu,Kemudian kedua muda mudi itu menghampiri ke tempatLan Hwa dan Tek Cun.

Melihat Hian Leng dan Biau Liang tojin kena tertutuk,buyarlah semangat keempat imam yang lain, Berputartubuh mereka terus melarikan diri.

Gin Liong berempat tak mau melepaskan Merekaberhamburan melayang ke udara dan terus meluncurmenghadang di muka keempat imam itu. Keempat itumakin gugup, Mereka berputar dan lari balik, Tetapidengan cepat Gin Liong dan kawan2 telah dapat menutukrubuh mereka.

Keenam imam itu dibawa ke belakang sebuah batu besardan diletakkan disitu, Setelah itu Gin Liong dan kawan2segera hendak melanjutkan langkah masuk kedalamlembah. Tetapi alangkah kejut mereka ketika melihat dimuka sebuah hutan, lebih kurang tiga-puluh tombak darimulut guha, telah penuh dengan rombongan orangpersilatan yang terdiri tak kurang dari empat lima puluhorang. Tua. muda, imam dan paderi, Mereka memandangterkejut kearah Gin Liong.

"Tak perlu menghiraukan mereka," kata Tek Cun serayamenyarungkan trisula, Merekapun melanjutkan masukkedalam lembah, Ketika berpaling kebelakang, Gin Liongmelihat rombongan orang persilatan tadipun berhamburanlari masuk kedalam lembah.

Setelah melewati dua buah hutan bambu, lembahpunberkelok kesebelah kiri, Dan setelah melalui ujung puncak,

Page 285: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mereka melihat sebuah air terjun raksasa yang mencurahkedasar lembah, membentuk sebuah telaga kedalam 30-antombak.

Ada suatu pemandangan yang cepat menarik perhatian.Bahwa air telaga itu ternyata memantulkan sinar yanggilang gemilang menyilaukan mata.

Gin Liong cepat dapat mengetahui bahwa sinar kemilauitu adalah sinar cermin yang ditingkah cahaya matahari.

"Hai lihatlah, itulah cermin pusaka dari si orang tua !"teriak Gin Liong seraya menunjuk ke muka, Kemudian iamemandang kesekeliling tetapi tak melihat orang tua itu.

Cermin itu diletakkan diujung atas dari batu runcingyang tepat berada di tengah2 curahan air terjun, Entahbagaimana cara orang tua itu meletakkannya.

Gin Liong dan kawan2 hentikan langkah danmemandang ke sekeliling. Tiba2 mereka terkejut sekaliketika melihat diantara gerumbul semak dan batu yangberada di sebelah muka, terkapar malang melintang belasansosok mayat manusia.

Keadaan mayat2 itu menyedihkan sekali. Ada yangkakinya hilang, lengan buntung, mulut berlumuran darah,Mereka terdiri dari orang tua, rahib wanita ada pula yangdandanan seperti sasterawan.

Diam2 Gin Liong nyeri melihat keganasan orang tuapemilik cermin itu.

"Hm, sungguh kejam sekali orang tua itu," Mo Lan Hwajuga penasaran, "huh, kemanakah dia bersembunyi ? Biardia bagaimana saktinya, tetapi aku ingin menempurnyajuga !"

Page 286: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Cici, jangan marah, "seru Gin Liong," turut yangkulihat ketika didalam rumah gubuk yang lalu, dia hanyamemiliki cermin pusaka itu saja dan tak punya senjatalainnya".

Berpaling ke belakang, ia melihat rombongan orangpersilatan itu pun berhenti padat jarak tiga-puluhan tombak,Dia heran mengapa mereka tak mau melanjutkan maju kemuka lagi.

"Liongte, menurut keterangan imam Hian Leng dan BiauLiang tadi, mereka masih ada empat orang tianglo yangberada disini, tetapi mengapa tak kelihatan ?" tiba2 Tio LiKun berkata.

"Hm, mungkin sudah mampus," gumam Mo Lan Hwa.

Tetapi serempak dengan ucapan nona itu tiba2 dari baliksebuah batu besar di sebelah kiri terdengar suara orangtertawa mengekeh.

"Siapa !" bentak Tek Cun, terus melayang ke tempat itu.

"Liok-ko, jangan..." cepat Gin Liong mencegah karena iatahu akan kesaktian orang tua pemilik cermin pusaka, iapunsegera loncat menyusul Tek Cun, Mo Lan Hwa dan Tio LiKun juga mengikuti.

Baru tiba dimuka batu besar dan belum lagi dapat berdiritegak, seorang imam tua telah loncat keluar dari balik batuitu dan terus lepaskan hantaman.

Walaupun sudah bersiap tetapi jarak begitu dekat danpukulan dilancarkan secara tiba tiba sekali, Tek Cunterkejut dan cepat cepat dorongkan tangannya kemuka.

Gin Liong terkejut ketika melihat kesaktian tenagapukulan imam tua itu. ia kuatir Tek Cun tak mampu

Page 287: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

bertahan. Dengan menggembor keras, iapun segeramenghantam.

Tetapi tepat pada saat Gin Liong lepaskan pukulan, daribalik batu besar itu muncul pula seorang imam tua lagi yangsambil berteriak keras juga lantas lepaskan hantamankearah pukulan Gin Lang.

Terdengar letupan keras diiring dengan debu dan batubertebaran dihembus angin, imam tua kurus yang pertamamuncul tadi serta Tek Cun sama2 terhuyung-huyungmundur, imam kurus itu termakan pukulan Gin Liongsehingga terhuyung ke belakang, punggungnya membenturbatu besar itu.

Mo Lan Hwa menjerit kaget seraya loncat menyambartubuh Tek Cun pemuda itu muntahkan segumpal darahsegar. Tio Li Kunpun menghampiri lalu membawaengkohnya duduk ditanah.

Gin Liong melihat peristiwa itu.

"Hm, terimalah pukulanku sekali lagi..!" serunya serayamaju tiga langkah lalu ayunkan tangannya.

Imam tua yang muncul belakang itu mempunyai rautmuka seperti kuda, ia tahu pemuda itu memiliki tenagayang sakti, Cepat ia kerahkan tenaga-dalam danmenyongsong dengan pukulan juga.

Terdengar letupan lagi dan langkah kaki si imambermuka kuda yang terhuyung-huyung kebelakang. Setelahmuntah darah, iapun rubuh terkapar.

Pada saat itu dua sosok tubuh loncat ke luar lagi daribalik batu besar. Dua orang imam tua berambut putih itusegera menolong imam bermuka kuda.

Page 288: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yang mengenakan jubah hitam dan berumur enampuluhan tahun, berwajah persegi, alis tebal dan mata tajamsegera loncat menghampiri ketempat si imam kurus yangterluka tadi.

Gin Liongpun juga memandang kearah Tek Cun.Dilihatnya pemuda itu kerutkan dahi, pejamkan mata.wajahnya pucat lesi, mulut masih membekas noda darah,Mo Lan Hwa memberinya minum sebutir pil warna hijau,Sedang Tio Li Kun duduk di belakang engkohnya,melekatkan telapak tangannya ke punggung Tek Cunhendak memberi saluran tenaga-dalam.

Makin meluaplah kemarahan Gin Liong. ia marahkepada kawanan imam tua yang dalam kedudukan sebagaitiang-lo telah menyerang seorang anak muda tanpabertanya suatu apa lebih dulu,

Tiba2 pula Gin Liong teringat mengapa orang tuapemilik cermin pusaka itu tak tampak ? Apakah orang tuaitu juga sudah mati dibunuh keempat imam tua yang ganasitu ? Dan jangan2 korban2 yang jatuh berserakan di tanahitu juga keempat imam itu yang membunuhnya.

Gin Liong memandang sesosok mayat yang berada didekatnya,

"Hai, Ma Toa Kong !" serentak ia memekik kaget danterus loncat menghampiri Ternyata perut Ma Toa Kongtelah robek sepanjang delapan inci, ususnya berhamburankeluar.

Gin Liong cepat beralih memandang ke arah empatimam tua itu dan membentak: "Kim-piau Ma Toa Kong,apakah kalian yang membunuh ?"

Page 289: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Imam tua berjubah kelabu yang berada di samping imambermuka kuda, pelahan-lahan berbangkit dan deliki matalalu tertawa dingin:

"Ya. memang toya yang menyempurnakan ia engkaumau apa ?"

Gin Liong tertawa keras untuk menghamburkankemarahannya.

"Bagus, akupun akan menyusulkan engkau ke akhirat."serunya seraya mencabut pedang Tanduk Naga. Tiba2 iamendengar suara erang pelahan. Ah. ternyata suara ituberasal dari mulut Ma Toa Kong.

Gin Liong cepat berjongkok dan memegang pergelangantangan Ma Toa Kong. Ternyata detak jantungnya masihberjalan lemah.

Segera ia menutup luka Ma Toa Kong denganpakaiannya lalu lekatkan telapak tangan ke-perutnya untukmemberi penyaluran tenaga dalam, Walaupun wajahnyapucat seperti kertas tetapi bibir Ma Toa Kong mulaibergerak-gerak.

"Ma lo cianpwe, bagaimana engkau rasakan ?" seru GinLiong.

Ma Toa Kong hendak mengucap kata2 tetapi tenaganyalemas sekali, ia pejamkan mata lagi, Tak berapa lamaterbuka lagi dan bibirnyapun bergerak-gerik. Beberapa saatkemudian kedengaran ia dapat menghela napas danmemandang Gin Liong:

"Ah . . . tak kira . . . bukan di . . . guha Kiu-kiok-tong . . .. tetapi . . . aku mati disini . . ."

"Ma lo cianpwe bagaimana meninggalkan guha Kiu-kiok-tong ?" seru Gin Liong cepat.

Page 290: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dengan napas terengah-engah Ma Toa Kong paksakandiri berkata:

"Pada waktu itu . . . gurumu masuk guha, . . lama takkeluar . . . pertama It Ceng . . . kuatir Ban Hong liong-likeluar . . . . yang pertama-tama lalu . . . kemudian . . . .semua pergi . . . ."

Tiba2 dari jauh terdengar suara orang berseru memanggil: "Ma susiok . . . ." Nampak sosok bayangan berlarianmendatangi ketempat Ma Toa Kong. Mereka dua lelakiberpakaian hitam, bertubuh gagah perkasa dan masing2menyanggul golok besar.

Gin Liong duga kedua orang itu tentu orang Tiam-jong-pay- Mungkin karena mendengar ia menghardik keempatiman tua tadi, kedua orang itupun segera bergegasmendatangi.

"Ma susiok, siapakah yang membunuh engkau ?" keduaorang itu menangis.

Dua butir airmata menitik dari pelupuk mata Ma ToaKong, kemudian berkata : "Hong Tim. .. dan . . . Ceng . . .." - ia tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi karena saatitu lidahnya kaku.

Melihat itu Gin Liong cepat salurkan tenaga-dalam lagike tubuh Ma Toa Kong, Tetapi percuma, Ma Toa Kongtelah putus jiwanya, Gin Liong meluap darahnya.

Berpaling ke belakang dilihatnya Mo Lan Mwa berdiridengan lintangkan pedang menjaga Tio Li Kun dan TekCun yang tengah duduk menyalurkan pernapasan. Sedangimam tua bermata tikus, berada dua tombak dari mereka,imam tua berjubah hitam pun tengah berjalanmenghampiri.

Page 291: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong segera dapat menduga apa yang telah terjadi.Ketika Tio Li Kun sedang merawat engkohnya yang terlukadan dia sedang menolong Ma Toa Kong, kedua imam itutentu berusaha hendak turun tangan.

Segera ia berseru nyaring : "Hai, siapakah diantara kalianyang bernama Hong Tim lo-to, lekas kemari terimakematian !"

Sambil berkata, pemuda itu loncat ke tengah gelanggang,imam yang bermata kecil seperti mata tikus dan bermukapersegi segera berhenti terkejut melihat ilmu meringankantubuh dari Gin Liong yang begitu hebat.

Gin Liong berhenti setombak dihadapan kedua imam itudan menghardik lagi: "Siapa? Siapa yang bernama HongTim ?"

Setelah tenangkan semangat kedua imam itumenguarkan pandang kearah jago2 persilatan yang beradadalam lingkungan dua puluh tombak disekelilingnya.Merahlah muka mereka, Kemudian menatap Gin Liong,kedua imam itu tertawa dingin.

Tiba2 kedua orang yang menangis disisi mayat Ma ToaKong tadi, serentak berbangkit mencabut golok danmenggerung: "Keparat Hong Tun, bayarlah jiwa susiokku !"

Keduanya melalui Gin Liong dan terus langsungmenyerbu siimam mata tikus, Gin Liong terkejut ia tahukedua orang itu tentu bukan tandingan Hong Tim, Tetapi iatak leluasa untuk mencegah kedua orang yang hendakmembalaskan dendam kematian susioknya.

Ternyata imam bermata seperti mata tikus itu memangHong Tim. Segumpal jenggotnya yang putih tampakberguncang-guncang dibawa tertawanya. Tahu2 dia sudahloncat melayang dua tombak jauhnya.

Page 292: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tikus2 kecil, kalian berdua cari kematian sendiri, jangansalahkan aku Hong Tim toya berhati kejam !" habis berkataimam tua itu terus mencabut pedangnya.

Melihat sikap siimam yang begitu congkak, marahlahGin Liong, Segera ia berseru menyuruh kedua orang ituberhenti

Tetapi sudah terlambat. Kedua orang itu tak maumenghiraukan lagi dan terus menyerbu laksana harimaumelihat darah

Tiba2 seorang imam tua berjubah hitam, loncatmenyongsong dan lepaskan hantaman kearah kedua orangitu:

"Tikus kecil, terimalah pukulanku dulu."

Melihat itu Gin Liong marah sekali. Cepat ia ayunkantangannya kearah imam jubah hitam atau imam tua CengHian.

Terdengar jeritan ngeri dan tubuh imam tua Ceng Hianitupun terlempar sampai empat tombak jauhnya,membentur sebuah batu besar.

Melihat itu imam kurus yang baru saja selesaimenyilangkan tenaga cepat loncat untuk menanggapi tubuhCeng Hian, Tetapi ketika memeriksanya ternyata imam tuaCeng Hian sudah putus nyawanya.

Pada saat itu berpuluh jago2 silat yang berada dua puluhtombak dari tempat Gin Liong berdiri, tiba2 bersorak keras.

Gin-Liong berpaling dan tampak wajah jago2 silat ituterkejut memandang kearah belakangnya. Menurut arahpandang mereka, Gin Liong segera mengetahui bahwalelaki berpakaian ungu tadi sudah dibelah dua oleh pedang

Page 293: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

imam tua Hong Tim. Dan saat itu Hong Tim meneruskanpedangnya ke arah lelaki berpakaian hitam.

Saat itu Gin Liong menyadari bahwa teriakan jago2 silattadi adalah sebagai peringatan kepadanya bahwa keduaorang murid keponakan dari Ma Toa Kong terancambahaya.

Gin Liong tak dapat menahan kemarahannya lagi.Serentak ia mencabut pedang Tanduk Naga dan terusloncat membabat Hong Tim.

Melihat kedahsyatan gerak Gin Liong dan pedangTanduk Naga, imam tua Hong Tim terkejut sekali, Buru2 ialoncat mundur beberapa langkah.

Tetapi Gin Liong sudah terlanjur diamuk amarah,Terutama setelah tahu bahwa imam tua Hong Tim itulahpembunuh dari Ma Toa Kong, Dengan mengaum laksanaharimau melihat darah, ia menerjang maju dan menusukperut Hong Tim.

imam kurus meletakkan mayat imam Ceng Hian laluloncat menerjang Gin Liong: "Bangsat, kembalikan jiwa ji-suhengku..."

Serangan imam kurus itu disertai dengan hud tim ataukebut pertapaan yang berbulu kawat perak, menyabetlambung Gin Liong.

Lelaki baju hitam yang hendak diserang Hong Tim tadikarena melihat kawannya, lelaki baju ungu mati begitumengenaskan, marah dan kalap, ia segera menyerang imamkurus dengan sebuah tabasan golok.

Dengan demikian serangan imam kurus kepada GinLiongpun tertahan, Dan Gin Liong dapat melanjutkantusukannya keperut Hong Tim.

Page 294: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Hong Tim cepat menangkis dengan pedang tetapi begituberbentur dengan pedang Tanduk Naga, pedangnyapunputus, Sebelum Hong Tim sempat menghindari ujungpedang Tanduk Naga sudah bersarang di perutnya.

Darah mengucur deras, Hong Tim lepaskan pedangnya,mendekap perut dan terhuyung-huyung kebelakang danrubuh ke tanah. Ususnya berhamburan, kematiannyasengeri kematian Ma Toa Kong.

Setelah berhasil membunuh Hong Tim, Gin Liongpunberpaling. Dilihatnya imam kurus sedang bertempur serudengan lelaki baju hitam, imam kurus dengan permainankebut hud-timnya yang cepat dan dahsyat dapat mendesaklawan sehingga orang itu mandi keringat, permainangoloknyapun makin kacau, Tetapi rupanya dia sudah kalapdan hendak mengadu jiwa, Dengan nekad ia balasmelakukan serangan sehingga mampu juga mendesak imamkurus.

Dalam pada itu, imam tua bermuka seperti kuda yangtengah pejamkan mata memulangkan tenaga tadi,membuka mata dan dengan menggerung ia ayunkan keduatangannya.

Benda halus macam sutera perak mendesis-desis kearahSiau-bun-hau Tek Cun yang saat itu masih pejamkan matamemulangkan tenaga.

Mo Lan Hwa menjerit kaget dan cepat loncat ke sampingTek Cun seraya memutar pedangnya dalam sebuahlingkaran untuk melindungi anak muda itu.

Melihat itu Gin Liong marah sekali, sambil meraung ialoncat ke udara dan bergeliatan untuk meluruskan tubuh.Ketika ia hendak melepaskan hantaman tiba2 Mo Lan Hwamenjerit kaget pedangnya terpental jatuh dan nona itupunjatuh terjungkir balik ke belakang.

Page 295: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong terkejut, ia tahu bahwa nona itu tentu terkenasenjata rahasia berbentuk seperti sutera perak tadi. Cepat iaayunkan kaki keatas dan berjumpalitan Dengan kaki di atasdan kepala di bawah ia melayang ke arah tempat Mo LanHwa.

Pada saat ia hendak menyambar tubuh Mo Lan Hwatiba2 matanya terpancar oleh cahaya keras yangdipancarkan dari kaca wasiat tadi. Seketika pandangmatanya silau, ia tak dapat melihat benda disekelilingnyalagi, Empat penjuru terasa gelap gelita,

Untung Gin Liong masih sadar pikirannya. ia bergeliatandan melayang turun ke tanah, Tetapi ia terkejut sekaliketika matanya tetap gelap tak dapat melihat apa2.

Serempak pada saat itu ia mendengar pula suaramendesis-desis halus menuju ketempatnya, ia tahu bahwamusuh telah menyerangnya dengan senjata rahasia, Cepatia putar pedang Tanduk Naga dan berhasil membuyarkanbenang2 perak itu jatuh ke tanah.

Tiba2 para jago silat diluar gelanggang kembali berteriakpula, Gemuruh dan gempar. Bahkan mereka bukanmelainkan bersorak tetapi pun menyisih ke belakang,membuka sebuah jalan.

Gin Liong cepat berpaling untuk melihat. Tetapi ia tetaptak dapat melihat apa2, matanya tetap gelap, ia hanyamendengar di antara suara hiruk pikuk itu samar2 terdengarsuara kibaran pakaian beberapa orang yang tengahmendatangi.

Imam bermuka kuda, karena melepaskan senjata rahasiasutera perak yang selembut bulu kerbau. telah kehabisantenaga-dalam, Luka dalamnya kambuh lagi, berulang kali iamuntah darah

Page 296: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Saat itu terdengar si cantik Tio Li Kun melengking kaget,Rupanya setelah selesai menyalurkan tenaga, Tio Li Kuntahu apa yang terjadi pada diri Mo Lan Hwa. Cepat ialoncat memeluk tubuh Mo Lan Hwa, Wajah Mo Lan Hwapucat lesi, matanya meram dan dahinya mengerut menahankesakitan. Memandang kesebelah muka, hati Tio Li Kunmakin tergetar keras. Dilihatnya Gin Liong terlongong2memandang kearah jago2 silat yang tengah hiruk dan sibukmenyisih kesebelah samping.

Tio Li Kun segera hendak menegur tetapi tiba2dilihatnya tiga orang tua lari menerobos ke luar darikerumun jago2 silat itu- Yang paling depan umurnya lebihkurang delapan puluh tahun, berambut pendek berjenggotpanjang, putih seperti perak, wajahnya lebar, alis tebal matabundar. Mengenakan pakaian dari kain kasar, Tangannyamencekal sebatang pipa hun-cwe, gembung pula sebesarkepalan tangan orang, memancarkan sinar keemas2 an.

Di sebelah kiri dari orang tua itu, seorang tua yangsikapnya seperti orang sinting, Dia membawa sebatangtongkat bambu wulung dan pakaiannya compang-campingseperti pengemis.

Di sebelah kanan orang tua tadi, juga seorang lelaki tuaberumur lebih kurang delapan puluh tahun, Rambut danjenggotnya putih, matanya kuyu seperti seorang pemabok.

Mulutnya besar dan lebar sekali, Mengenakan pakaianwarna kelabu yang memanjang menutupi kedua kakinya,punggungnya memanggul tiga buah buli2 arak yangberkilat-kilat menyilaukan.

Ketiga orang tua itu lari pesat sekali, Tio Li Kunpuncepat mengenali ketiga orang itu sebagai Swat-thian Sam-yu. Maka ia segera menggolek-golekkan kepala Lan Hwa

Page 297: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dan memberitahu: "Adik Hwa, adik Hwa, lihatlah, ketigasuhengmu datang."

Mendengar itu Mo Lan Hwa paksakan diri membukamata. Setelah melihat memang ketiga suhengnya datang, iapejamkan mata pula.

Saat itu pandang mata Gin Liongpun sudah sembuh. iadapat melihat kedatangan Swat-thian Sam-yu itu, Cepat2 iaberseru : "Lo-koko berdua, harap segera kemari !"

Melihat Gin Liong, Hok To Beng dan Hong-tian-soh(siorang tua sinting) tertawa gelak2. Tetapi wajah merekacepat mengerut gelap ketika melihat Mo Lan Hwamenggeletak ditanah dipeluk Tio Li Kun. Cepat mereka larimenghampiri. Lebih terkejut pula mereka ketika memeriksakeadaan sumoaynya itu.

Hok To Beng sibuk memanggil-manggil sumoaynyatetapi nona itu tetap diam saja. Didapatinya lengan Mo LanHwa membengap, jelas nona itu tentu terkena senjatarahasia yang amat beracun.

"Siapa yang berani mencelakai sumoay dengan senjatarahasia beracun itu !" Hong-tian-soh berbangkit danberteriak keras.

Sebelum Gin Liong memberi keterangan, Mo LanHwapun paksakan diri membuka mata dan menudingkearah siimam potongan muka kuda.

Menurutkan arah yang ditunjukkan si nona, Hong-tian-soh segera membentak keras:

"Hai, kurcaci tua dari mana berani menggunakan senjatarahasia yang begitu ganas !"

Page 298: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dengan mengangkat tongkat bambu wulung, Hong-tian-sohpun segera lari kearah siimam muka kuda yang masihduduk di tanah.

Ketika Cui-sian-ong atau Dewa Pemabuk merentangmata, segera ia berseru: "Hai, sinting, jangan menghajar, diaIh Tim tianglo dari partai Kiong-lay-pay."

Hong-tian-soh sudah terlanjur angot gilanya. Sudah tentuia tak menghiraukan peringatan Dewa Pemabuk.

"Tak peduli dia tianglo dari partai mana, yang pentingharus dihajar dulu !" seru orang sinting itu, ia tetaplanjutkan larinya ketempat imam tua itu.

Mendengar keterangan Dewa Pemabuk, Hok To Bengterkejut dan berpaling ikut mencegah: "Sinting . ... "

Tetapi terlambat Terdengar suara bambu menghantambenda keras disusul dengan jeritan ngeri. Batok kepala dariIh Tim tianglo partai persilatan Kiong-lay-pay telah hancurlebur, berhamburan keempat penjuru.

Baik Hok To Beng maupun Dewa Pemabuk berobahwajahnya seketika. Mereka menganggap peristiwapembunuhan itu, akan menimbulkan akibat besar, PartaiKiong-lay-pay pasti akan mencari balas kepada Swat-thianSam-yu.

Tidak demikian dengan Gin Liong. pemuda itu tak puasmelihat kekuatiran kedua tokoh itu. Sejenak ia keliarkanpandang kearah sosok2 mayat yang menjadi korbankeganasan keempat imam tua dari Kiong-lay-pay itu.

Baru ia hendak berkata, tiba2 Hong-tian-sohpun sudahberteriak keras lagi: "Hai, masih ada seorang kurcaci tualagi !"

Page 299: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata ia terus mengangkat tongkat bambunyahendak dikemplangkan ke kepala imam kurus yang tengahbertempur dengan orang yang berpakaian hitam tadi.

Kali ini Hok To Beng berbangkit dan berteriak marah:"Hai, sinting, itu Ceng Cin tianglo dari Kong-tong-pay !"

Mendengar itu imam kurus terkejut Cepat menggemborkeras dan menyelinap ke samping. Ketika berpalingkejutnya bukan kepalang, Cepat2 ia ayunkan kebut hud-timnya.

"Bagus, ha, ha, ha," teriak Hong-tian-soh yang tanpamerobah gerak jurusnya, tetap ayunkan tongkat bambumengemplang kepala imam itu.

Waktu mengetahui bahwa yang menyerangnya itu sisinting dari Swat-thian Sam-yu, berobahlah wajah Ceng Cintianglo, ia tahu bahwa jurus Pang-ta-lian-hoa yangdimainkan tokoh sinting itu penuh perobahan yang sukardiduga. Dengan menggembor keras. Ceng Cin segera buangtubuhnya bergelundungan ke tanah dengan ilmu Kiu-te-sip-pat-kun.

Rupanya Hong-tian-soh tak mau mengejar Berpalingmemandang kearah lelaki baju hitam yang masih tegakterlongong. ia membentak :

"Karena bertempur mati-matian di tempat ini, engkautentu bukan manusia baik !"

Habis berkata orang sinting itu terus ayunkan tongkatbambunya, ke pinggang orang.

Karena hendak diserang, lelaki baju hitam itupunmenangkis dengan goloknya, Melihat itu Gin Liong cepatberteriak:

"Hong koko, dia bukan..."

Page 300: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi belum selesai Gin Liong berseru, golok lelaki bajuhitam itupun sudah mencelat ke udara, Untung karenamendengar peringatan Gin Liong, Hong-tian-soh segerahentikan tongkatnya, Memandang kepada orang itu iatertawa mengekeh lalu berputar tubuh dan melangkah ketempat Mo Lan Hwa lagi dan berjongkok. Rupanya sayangsekali dia akan sumoaynya.

Saat itu Dewa pemabuk berhasil mendapat sebuah botolkecil dari kumala putih, Setelah menuangkan pil dari botolitu, terus disusupkan ke mulut Mo Lan Hwa.

Tek Cunpun sudah kuat berdiri tetapi semangatnyamasih lelah, Dalam kesempatan itu Hok To Beng suruh GinLiong berkenalan dengan Dewa Pemabuk, Demikian puladengan Tio Li Kun dan Tek Cun.

Ternyata Swat-thian Sam-yu juga naik perahu bersamaanwaktunya dengan Gin Liong, Tetapi karena penumpangnyabanyak, perahu agak pelahan jalannya hingga Gin Liongdan rombongannya tiba lebih dulu setengah jam.

Jago2 persilatan dari berbagai aliran makin banyak tibadi tempat itu, Tetapi mereka tak berani mendekat danhanya berdiri dua-puluh tombak jauhnya, Mereka kasakkusuk dengan kawan2nya. Dengan munculnya Swat-thianSam-yu di tempat itu, tak seorangpun yang beranimelanjutkan perjalanannya ke muka.

Sejenak memandang kesekeliling, Hok To Beng kerutkandahi, lalu bertanya kepada Gin Li-ong: "Orang tua itumengapa tak tampak ?"

Memandang kearah cermin pusaka di tengah telaga, GinLiong juga menyatakan keheranannya: "Sejak kami datang,orang tua itu tak pernah kelihatan."

Page 301: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Lalu siapa yang membunuh korban2 itu ?" seru Hong-tian-soh seraya memandang sosok2 mayat yang berserakandi tanah,

Gin Liong kerutkan alis, Tiba2 ia teringat akan kematianMa Toa Kong.

"Kemungkinan mati di tangan keempat imam tua itu !"akhirnya ia menyahut.

Sudah tentu Swat-thian Sam-yu terkejut. Merekamendesuh dan serempak berpaling ke arah imam tua CengCin.

Tampak imam tua Ceng Cin tengah memondong mayatCeng Hian dibawa lari keluar dari lembah itu.

"Hm, hari ini kurcaci tua itu mendapat kemurahan,"dengus Hong-tian-soh geram.

Mo Lan Hwa sudah dapat bangun.

"Bagaimana ? Apakah lenganmu sudah tak sakit ?" seruketiga Swat-thian Sam-yu.

Dengan manja sekali Mo Lan Hwa mengatakan kalausudah sembuh, ia singsingkan lengan baju dan tampaklahsebatang sutera perak selembut bulu kerbau menyusupkelengan nona itu.

Dewa Pemabuk mengambil buli2 araknya meneteskandua tetes arak ke bulu perak itu lalu mencabutnya.

"Untung Ih Tim loto sudah menderita luka-dalam,sehingga tenaganya berkurang, Kalau tidak sutera perak itutentu akan menyusup lebih dalam lagi ke tulang," kata TioLi Kun.

Dewa Pemabuk merentang mata dan bertanya siapakahyang melukai Ih Tim loto itu.

Page 302: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong mengaku bahwa dialah yang melukai imamtua itu karena melihat imam itu mengganas Tek Cundengan pukulan yang dahsyat ia menunjuk ke arah Tek Cunyang wajahnya masih pucat.

Dewa Pemabuk mendesis, Rupanya ia seperti kurangpercaya kalau seorang anak semuda Gin Liong mampumelukai Ih Tim yang berkepandaian tinggi.

"Lalu siapakah yang membunuh Ceng Hian loto ?"tanyanya pula.

"Juga siaute" kata Gin Liong, "karena dia berlaku curangmenyerang dari belakang.

Sudah tentu Dewa Pemabok makin terkejut Denganmatanya yang redup menatap Gin Liong.

"Siau-hengte" serunya dengan sikap serius, "begitu keluardari perguruan, engkau sudah mengikat permusuhandengan dua partai persilatan. Kemungkinan engkau akanmenghadapi bermacam macam kesulitan nanti."

Gin Liong hanya tertawa hambar, "Dalam terjunkedunia persilatan siaute hanya berpijak pada kebenarandan keadilan Memberantas yang lalim dan jahat, menolongyang lemah dan benar. Apapun bahaya yang akanmenimpali pada diri siaute, siaute tak dapat menghindarilagi."

Dewa Pemabuk terkesiap, Setelah berbicara beberapasaat lagi, diam2 ia mengagumi pendirian dan sikap GinLiong yang perwira.

"Bagus, bagus, siau-hengte." bahkan Hong-tian-soh siSinting menepuk-nepuk bahu Gin Liong "tak kecewaengkau menjadi adik dari aku si Sinting ini Hong-tian-soh.Berani dan perwira, Tak gentar menghadapi ancaman, takmenindas yang lemah dan tak melakukan pekerjaan yang

Page 303: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

melanggar hukum Allah, Aha, aku si sinting Hong-tian-soh,sekarang sudah mempunyai adik sealiran."

Habis berkata tokoh sinting itu tertawa gelak2 dengangembira sekali.

Walaupun menahan sakit karena ditepuk-tepuk bahunyaitu, terpaksa Gin Liong harus tersenyum.

Tio Li Kun dan Tek Cun tergerak hatinya mendengarpernyataan si sinting yang begitu perwira. Mereka takmengira kalau tokoh yang tampak seperti orang sintingternyata mempunyai pendirian seorang pendekar besar.

Melihat Gin Liong tertawa meringis, Mo Lan Hwaberseru : "Hong koko, engkau boleh saja bergembira tetapidengan menepuk-nepuk bahu begitu, orang harus meringiskesaktian untuk memuaskan kegembiraan hatimu."

Hong-tiang-soh menyadari dan cepat hentikantangannya.

Tiba2 terdengar suitan nyaring dari arah puncak gunungyang jauh dari situ, Gin Liong terkejut Demikian puladengan sekalian tokoh yang berada disitu. Merekaserempak memandang kearah suara suitan itu.

Suitan itu seolah menembus udara, memenuhi lembahdan makin lama makin dekat ke lembah.

Sekonyong-konyong dari arah dua-puluh tombakjauhnya terdengar suara orang berteriak keras: "Lekas- lari,orang tua pemilik kaca wasiat itu datang !"

Mendengar itu para jago silat yang berkumpul diluarlembah segera desak mendesak berebut lari. Mereka sepertiakan diserang bencana.

Gin Liong kerutkan alis, Dari berbagai tempat yang jauhmereka datang, bukankah karena hendak melihat orang tua

Page 304: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pemilik kaca wasiat itu ? Mengapa sekarang orang tua itudatang, mereka malah melarikan diri ? Pikir Gin Liongpenuh keheranan.

Suitanpun berhenti dan beberapa jago silat yang sudahmembiluk di puncak gunung sebelah muka itupun berhentiMereka berpaling memandang ke telaga, cemas dan sangsi.

Tiba2 sebuah suara suitan yang aneh dan parau,mengiang di telinga Gin Liong. Gin Liong terkejut dancepat berpaling.

Hong-tian-son meregang rambutnya, muka menengadahdan mulut ternganga, Tengkuk lehernya menjulur ke muka.Ah, dialah yang bersuit aneh itu.

Luka Tek Cun baru saja baik, Mendengar suitan anehitu, wajahnya pucat dan keringat dinginpun mengucur lagi,Melihat itu Gin Liong, Tio Li Kun cepat loncat ke sampingTek Cun dan serempak memegang punggung Tek Cun.

Tampak Hok To Beng dan Dewa pemabuk serius sekaliwajahnya. Kedua tokoh itu tengadahkan muka untukmenanti jawaban dari suitan aneh yang dipancarkan Hong-tian-soh tadi.

Memandang ke puncak gunung sebelah muka, GinLiong tak melihat lagi rombongan jago2 silat yang berdiridisitu, Rupanya karena mendengar suitan Hong-tian-soh,mereka ketakutan melarikan diri.

Setelah bersuit, Hong - tian - soh merentang mata danmemandang ke puncak sebelah muka, Tiba2 suitan nyaringtadi terdengar pula, jelas berasal dari balik puncak gunungyang tingginya beratus-ratus tombak, Menyusul muncul duasosok tubuh warna kelabu dan putih meluncur turun bagaidua buah bintang jatuh dari langit.

Page 305: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Baik Gin Liong maupun Swat-thian Sam-yu terkesiapmelihat kesempurnaan ilmu meringankan tubuh dan keduapendatang itu.

Seiring dengan suitan berhenti, kedua sosok tubuh itupunsudah mencapai tengah2 lereng gunung. Tetapi kumandangsuitannya masih berkumandang jauh ke angkasa.

Saat itu Gin Liong dapat melihat bahwa keduapendatang itu terdiri dari seorang lelaki dan seorang wanita.

"Sepasang lelaki dan wanita," serunya, Swat-thian Sam-yu terkejut Mereka sendiri belum dapat melihat jelas keduapendatang itu. Terutama Dewa Pemabuk, Dia sampaimendesuh kejut karena heran atas ketajaman mata anakmuda itu.

Dalam pada itu kedua pendatang itupun sudah tiba dikaki gunung dan lari menghampiri kearah lembah.

Swat-thian Sam-yu memperhatikan bahwa walaupuntampaknya pelahan tetapi sesungguhnya kedua pendatangitu lari cepat sekali

Pada lain saat tiba2 Gin Liong berteriak kaget: "Sumoay,sian-suang . .. . !" iapun terus loncat dan lari menyongsongkedatangan bayangan putih itu.

Mendengar itu berdebarlah hati si jelita Tio Li Kun.Apabila tokoh yang disebut sian-tiang telah datang, diatentu dapat membuka rahasia siapa sesungguhnya suhu dariTio Li Kun itu.

Beda dengan engkohnya, Tek Cun, Pemuda itu gembirasekali, ia merasa hari itu benar2 luar biasa sekali karenadapat berjumpa dengan empat tokoh dari Ih-lwe-jit-ki atauTujuh tokoh aneh dalam dunia.

Page 306: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sedangkan Mo Lan Hwa merasa cemburu karenamendengar Gin Liong begitu girang sekali menyambutkedatangan sumoaynya.

Saat itu Swat-thian Sam-yu dapat mengetahui jelasbahwa salah seorang pendatang itu bukan lain adalah HunHo sian-tiang bersama seorang gadis cantik baju putih yangumurnya sekitar 16-17 tahun, Ketiga tokoh itu segera dapatmenduga bahwa gadis baju putih itu tentu sumoay dari GinLiong, Mereka tertawa ikut gembira atas pertemuan itu.

Terpisah tujuh tombak jauhnya, Gin Liong berhenti danmemberi hormat kepada Hun Ho sian tiang.

"Liong koko . . " teriak gadis baju putih dengan penuhharu. ia berlinang-linang airmata melihat Gin Liong.

"Harap siau-sicu tak memakai banyak peradatan," begitutiba di hadapan Gin Liong, Hun Ho siantiang mencegahanak muda yang hendak membungkuk tubuhmenghaturkan hormat ia ulurkan tangan untuk mencekaltangan Gin Liong, Seketika Gin Liong merasa sepertiterangkat ke atas dan terus melayang kearah Swat-thianSam-yu.

"Bertahun-tahun tak berjumpa, toheng bertiga masihsegar bugar seperti yang lalu" seru Hun Ho sian-tiang yangmenyusul tiba di hadapan Swat-thian Sam-yu.

Hok To Beng dan Dewa pemabuk tertawa dan serempakmenegur: "Imam hidung kerbau, angin apakah yangmeniup engkau sampai ke lembah ini ?"

"Bukan angin tetapi keinginan nafsu hati yang serakahlahyang membawanya kemari" tiba2 Hong-tiang-sohmenyelutuk tertawa.

Sambil mengurut-urut jenggotnya, Hun Ho sian-tiangtertawa:

Page 307: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ah, Hong toheng masih gemar berolok-olok. Ketikapergi ke gunung Tiang-pek-san mencari tanaman obat,kebetulan kita saling bertemu dan secara kebetulan pulaberjumpa dengan orang tua pemilik kaca wasiat tadi bukansengaja khusus mencarinya . . . "

"Dan kali ini ? Apakah kedatanganmu kemari jugahendak mencari daun obat ?" tukas Hong-tian-soh.

"Tadi kalau tak mendengar suitan yang memecahangkasa dari mulut Hong to-heng, mungkin saat ini akusudah tinggalkan gunung Hok-san ini sahut Hun Ho sian-tiang.

Swat-thian Sam-yu dan Gin Liong tertawa, Dalam padaitu si cantik Tio Li Kun, Mo Lan Hwa dan Tek Cunpunmenghampiri dan memberi hormat kepada Hun Ho sian-tiang,

Melihat Tio Li Kun, Hun Ho sian-tiang segera tertawa:

"Nona Tio, apakah suhumu Ceng Hun suthay baik2 saja?" tegurnya.

Merah wajah Li Kun, Dia gugup mendapat pertanyaanitu tetapi karena tak dapat ditutupi lagi akhirnya iamenyahut juga.

"Berkat restu sian-tiang, suhu tak kurang suatu apa."

Swat-thian Sam-yu terkesiap, Mereka memang pernahmendengar kabar orang bahwa kepandaian si cantik Li Kunjauh di atas saudara2 nya, Saat itu baru mereka mengetahuibahwa suhu dari si cantik itu ternyata rahib Ceng Hun,murid pewaris dari Bong-.san loni atau rahib tua darigunung Bong-san salah seorang dari Bu-lim Su-ik atauEmpat-luar-biasa dalam dunia persilatan.

Page 308: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Jangankan Swat-thian Sam-yu, bahwa Tek Cun engkohnomor enam dari si jelita Li Kun sendiri, juga terlongong-longong heran. walaupun sebagai saudara tua, tetapi ia taktahu bahwa adiknya itu ternyata murid dari rahib tua Bong-san lo ni. Dia kira kalau kepandaian adiknya itu berasal darimamahnya.

Karena lama tak berjumpa maka pertemuan antara Swat-thian Sam-yu dengan Hun Ho sian-tiang itu amatmenggembirakan sekali Mereka ber cakap2 dengan riangdan asyik.

Melihat Ki Yok Lan. Tek Cun benar2 terkesiap, ia takmenyangka bahwa sumoay yang sering diucapkan oleh GinLiong itu ternyata seorang gadis yang agung dan cantik,wajahnya yang cantik berseri, makin memancarkankecantikan yang syahdu dalam pakaiannya yang berwarnaputih. Sepintas pandang menyerupai seorang bidadari.

ia memperhatikan bahwa adiknya, Mo Lan Hwa dan KiYok Lan dalam waktu yang singkat tampak akrab sekali,Tetapi diam2 iapun memperhatikan juga bahwa pada wajahadiknya, Tio Li Kun tampak memancarkan sinar cemburu.Sedang wajah Mo Lan Hwa mengunjuk rasa putus asa.Sedang Ki Yok Lan sendiri tampak tenang dan wajar.

Secara tak disadari, ia telah membuat perbandinganuntuk menilai ketiga gadis cantik itu.

Ki Yok Lan, berwajah agung cantik dan alim. Memberikesan bahwa dia seorang dara yang berhati bersih dan suci.

Mo Lan Hwa cantik berseri, meriah dan gagah sehinggaorang tak berani main2 kepadanya Seorang dara yangbersemangat

Page 309: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Adiknya, Tio Li Kun, cantik laksana sekuntum bungamekar di pagi hari, Memiliki sikap yang berwibawa, cerdastetapi angkuh.

Diam2 Tek Cun mencemaskan adik perempuannya itu.jika Tio Li Kun tak mau berlapang dada, menerima danmemberi dalam soal asmara, dikuatirkan dia akanmenderita.

Tiba2 suara tertawa gelak2, menghentikan pikiran TekCun yang tengah melamun itu. Ah, ternyata Hun Ho sian-tiang bersama Swat-thian Sam yu telah menuju ke tepitelaga.

"Liok-ko, mari kita kesana juga," tiba2 Gin Liongmengajak, Tek Cun mengiakan dan segera kedua pemudaitu menuju ke tepi telaga juga, Melihat itu ketiga gadispunmengikuti pula.

Rombongan Swat-thian Sam-yu beristirahat di sebuahtempat yang jauh dari hamburan air terjun.

"Imam hidung kerbau" tiba2 Hong-tian-soh bertanya,"apakah engkau tak menduga bahwa orang tua pembawakaca wasiat itu bukan salah seorang dari Thian lam Ji-gi ?"

Hun Ho sian-tiang gelengkan kepala pelahan sahutnya:"Kedua tokoh Thian-lam Ji-gi itu sudah lama menutuppintu tak mau bertemu orang. Tahun muka baru merekamenyudahi persemedhiannya"

Berhenti sejenak, Hun Ho siantiang melanjutkan pula:

"Ketika Siau sicu hendak memberi hormat kepadaku ditanah lapang lembah salju gunung Tiang pek-san, darirumah pondok itu tiba2 memancar sepercik sinar danmenyusul segulung asap putih melintas di atas kepala sipengemis jahat dan Hoa hweshio, Kedua orang itu menjerit

Page 310: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

ngeri. Ketika kuburu keluar hutan. ternyata asap itu sudahlenyap."

"Imam hidung kerbau" Dewa Pemabuk tak percaya,"jangan membual, Dengan ilmu meringankan tubuh Ki-hong-hui-heng-sut yang sakti itu, masakan orang tuapembawa kaca wasiat itu mampu lolos dari pengawasanmu?"

Hun Ho sian-tiang menghela napas panjang, "Ketika akumelambung ke udara, kulihat berpuluh sosok tubuh kaumpersilatan yang bersembunyi di sekeliling hutan itu,berhamburan lari ke segenap penjuru, Sukar bagiku untukmengejar yang mana."

Hok To Beng memandang kearah kaca wasiat di telagadan bertanya:

"Menurut pandanganmu apa maksudnya orang tua itumeletakkan kaca wasiat di tempat yang sedemikianberbahaya ?"

Hun Ho sian-tiang kerutkan alis.

"Rupanya orang tua itu bermaksud hendak membunuhorang yang berhati temaha, Sejak dia muncul, entah sudahberapa banyak jiwa kaum persilatan yang binasa ditangannya."

Berhenti sejenak Hun Ho sian-tiang melanjutkan pula:"Menurut dugaanku, dengan menaruh kaca wasiat ditengah telaga, dia bermaksud hendak memancing nafsukeinginan orang agar jago2 silat itu saling bunuhmembunuh sendiri dan dunia persilatan berkurangjumlahnya manusia2 yang berhati temaha."

"Huh, apakah itu bukan berarti hendak menciptakansuatu pembunuhan besar-besaran ?" teriak Hong-tian-soh

Page 311: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tak puas, "jika tiada kaca wasiat itu orang tentu takkantimbul nafsu temahanya."

Kemudian tokoh sinting dari Swat-thian Sam yu itumenggeram: "Lebih baik menghancurkan kaca itu agarjangan menimbulkan peristiwa berdarah !"

Habis berkata ia terus menjemput sebuah batu kecil danhendak dilontarkan. Sudah tentu Hok To Beng, DewaPemabuk terkejut, membentak dan mencengkeram tangansi sinting.

-ooo0dw0ooo-

Bab 6

Tiga durjana

Hun Ho sian-tiangpun berkata dengan wajah serius:"janganlah Hong toheng bertindak gegabah. Kaca wasiat ituadalah benda peninggalan seorang paderi suci pada jamandulu. Benar2 sebuah benda pusaka dalam dunia persilatan,kegunaan kaca itu bukan melainkan hanya mencari benda2pusaka yang tertanam dalam tanah saja..."

"Kemungkinan orang tua itu bersembunyi di sekelilingtempat ini !" tiba2 Hok To Beng menyelutuk.

Hong-tian-soh keluarkan biji matanya danmenggentakkan tongkat bambunya ke tanah lalu berserukeras2:

"Tindakanku tadi, bukankah suatu siasat untukmemancing supaya dia keluar dari tempatpersembunyiannya ?"

Tetapi sekeliling penjuru tenang2 saja, Tiadapenyahutan, Keadaan itu memberi kesan kepada sekalian

Page 312: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

orang bahwa orang tua pemilik kaca wasiat itu memang takberada di sekeliling situ. Kalau tidak, dia pasti akan keluaruntuk menemui Hong-tian-soh.

Akhirnya Hun Ho sian-tiang menghela napas "Karenajelas toheng sekalian tak menginginkan kaca itu, lebih baikkita lekas2 tinggalkan tempat ini agar terhindar darikekeruhan."

Sekalian orang termenung diam, Saat itu matahari sudahcondong ke barat. Di telaga itu secara kebetulan, Gin Liongtelah menemukan Ma Toa Kong, berjumpa dengan Swat-thian Sam-yu dan bertemu pula dengan sumoaynya Ki Yok-lan serta Hu Ho sian-tiang. Dia gembira sekali.

Kini tinggal satu tujuan lagi ialah mengejar jejak BanHong liong-li untuk meminta keterangan siapakahsesungguhnya yang telah membunuh suhunya.

Setitikpun Gin Liong tak mengandung hasrat untukmemiliki kaca wasiat itu, ia masih mempunyai lain tugaspenting, Ketika ia hendak menghaturkan terima kasihkepada Hun Ho sian-tiang yang telah menolongsumoaynya, tiba2 orang tua itu menengadahkanmemandang ke langit.

"To-heng" katanya, hari sudah menjelang petang, marikita pergi"

Swat-thian Sam-yu mengangguk dan mengikuti langkahHun Ho sian-tiang. Gin Liong berlima baru mengetahuibahwa Hun Ho sian-tiang mengundang Swat-thian Sam-yuke pulau Hong-lay-to.

Sambil mengurut jenggotnya yang indah, Hun Ho sian-tiang berkata kepada Ki Yok Lan:

Page 313: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Lan-ji, kebetulan sekali ditempat ini engkau dapatmenemukan suhengmu, Lebih baik kalian pergi bersama-sama."

Kemudian dengan wajah serius, tokoh itu memberipesanan kepada Yok Lan: "Harap engkau ingat baik2pelajaran itu dan berlatihlah dengan tekun, Kelak tentuberhasil."

Dengan berlinang-linang airmata, Ki Yok Lan segeraberlutut menghaturkan terima kasih atas budi kebaikanorang tua sakti itu.

"Bangunlah !" seru Hun Ho siantiang seraya kebutkandengan jubahnya, Tahu2 tubuh Yok Lan terangkat berdiri.

Melihat itu diam2 Gin Liong girang sekali, ia tahubahwa sumoaynya telah diterima sebagai murid tak resmioleh Hun Ho sian-tiang.

Swat-thian Sam-yu juga memberi pesan kepada GinLiong dan Yok Lan agar berhati-hati dan waspada dalamperjalanan ke selatan itu.

Demikian keempat tokoh sakti itu segera berpisahdengan rombongan anak muda dan menuju ke puncakgunung sebelah kiri.

Setelah mereka lenyap dari pandang mata, Gin Liongpun bertanya kepada Tek Cun:

"Liok-ko, apakah engkau masih kuat untukmenggunakan ginkang ?"

Tek Cun mengatakan hendak mencobanya. Tetapi ketikaberjalan, Yok Lan cepat dapat melihat bahwa pemuda ituterlalu maksa diri.

Page 314: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Liok-ko," seru Yok Lan," biarlah aku bersama Liongkoko memapahmu berjalan, Lukamu baru sembuh, takboleh terlalu banyak menggunakan tenaga."

Tetapi Tek Cun menolak: "Lebih baik kucobanya dulu,Apalagi diluar lembah masih ada kuda kita, Asal janganterlalu cepat, aku masih dapat mengimbangi kalian."

Pada saat itu Tek Cun mendapatkan dalam diri Yok Lansifat2 kehalusan budi, kesungguhan hati, kejujuran dankepolosan. Suatu sifat yang tak dimiliki adiknya, Tio LiKun.

Waktu berjalan, Gin Liong menyempatkan diri untukberpaling. Di tengah telaga tampak sinar kaca wasiat itumasih memancar terang.

Kemudian waktu tiba ditempat pertempuran antara HianLeng dan Biau Liang, ternyata ke-enam imam tua yangditutuk jalan darahnya itu sudah tak kelihatan berada disitulagi.

"Hm, kawanan imam hidung kerbau itu memang taktahu diri. Kepandaiannya begitu rendah tetapi beranimenghadang kita," Mo Lan Hwa mendengus.

Gin Liong hanya tertawa ketika mendengar jelita itu jugamenggunakan sebutan "imam hidung kerbau" seperti yangdilakukan Swat thian Sam-yu terhadap Hun Ho sian tiang.

Huak, tiba2 Tek Cun muntahkan segumpal darah segardan terhuyung-huyung rubuh ke tanah. Mo Lan Hwa yangberada paling dekat, cepat loncat menyanggupinya. TekCun gemetar tubuhnya dan lunglai tak bertenaga.

Sudah tentu Gin Liong beramai-ramai sibuk memberipertolongan Mereka membantu supaya Tek Cun yang saatitu rebah dipangkuan Mo Lan Hwa dapat duduk tegak,kemudian Gin Liong segera menyalurkan tenaga-dalam ke

Page 315: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pinggang Tek Cun, sedang ketiga gadis itu menjagadisamping kanan kirinya.

Setelah wajah Tek Cun tampak merah barulah Tio LiKun menyuruhnya supaya menyalurkan pernapasan untukmenyambut saluran tenaga-dalam dan Gin Liong.

Tiba2 terdengar suara langkah orang berlari dari arahlembah. Li Kun, Yok Lan terkejut dan serentak berpaling.Tiga sosok tubuh muncul dari bagian dalam lembah dandengan gerak yang amat cepat mereka telah melintasi hutanmenuju kearah rombongan anak2 muda itu.

"Taci Kun, kurasa mereka tentu bermaksud tak baik,"kata Lan Hwa.

"Bagaimana tandanya ?" tanya Li Kun seraya berbangkitdan memandang kearah ketiga pendatang itu.

Lan Hwa sejenak memandang dengan seksama laluberkata lagi : "Taci Kun, lihatlah sinar mata mereka yangbegitu berkilat-kilat seperti mencari sesuatu..."

"Ya, lebih baik kita berhati-hati," kata Li Kun, "meniliksinar mata dan ginkang mereka, tentulah bukan jago silatsembarangan Apabila sampai bertempur, supaya hati2."

Kemudian ia minta Lan Hwa dan Yok Lan menjaga TekCun. Dia sendiri yang akan menghadapi ketiga pendatangitu.

Ketiga sosok bayangan itu dengan cepat telah tiba,sebenarnya Li Kun sudah mau duduk kembali danmenghiraukan mereka tetapi tiba2 mereka berseru: "Hai,berhenti !"

Karena disekeliling tempat itu tiada lain orang lagi, LiKun dan Lan Hwa tahu kalau seruan orang itu ditujukan

Page 316: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kepada mereka berdua, Kedua nona itu marah dan cepatberputar tubuh.

Ternyata ketiga pendatang yang lari mendatangi ituterdiri dari orang lelaki yang berbeda umurnya satu samalain.

Yang disebelah tengah, seorang tua berambut danjenggot putih, beralis panjang menjulai ke bawah. Matanyahanya satu dan mulut perot, Mengenakan pakaian warnabiru dan memegang sebatang tongkat berkepala naga.Sambil memerotkan mulut, matanya yang tinggal satu ituberkilat2 memandang rombongan anak2 muda.

Yang sebelah kanan berumur empat puluh lima - empatpuluh enam tahun. rambut dan jenggotnya kelabu,mulutnya lancip, hidung besar dan kedua telinganya hilang,wajahnya hitam, mata bundar mengenakan kain hitam danmemegang sebatang kait baja yang dilumuri racun. Seramdan menakutkan orang.

Yang sebelah kiri seorang lelaki berumur tiga-puluhantahun lebih, Alisnya seperti daun liu, mata seperti bungatho dan kulitnya putih seperti salju, Rambutnya berminyak,pipi berbedak dan rambut memanjang sampai ke bahu,Mengenakan baju sutera kembang dan menyanggulsebatang pedang pedang bengkok, sepintas menyerupaiseorang banci, menimbulkan kesan yang memuakkan.

Ketiga pendatang itu dengan wajah gusar memandangkedua nona Lan Hwa dan Li Kun.

"Cici, ketiga orang itu mungkin Ce-tang Sam sat"

"Bagaimana engkau tahu ?" tanya Li Kun.

"Pernah kudengar dari toa-suheng tentang pakaian,wajah dan umur mereka, Apalagi tokoh yang ketiga, laki2bukan, perempuanpun bukan.

Page 317: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Saat itu Ce-tang Sam-sat sudah tiba tiga tombak di depanmereka,

Toa-sat atau tokoh kesatu dari Ce-tang Sam sat yangbergelar Boan-liong-kun atau Tongkat-naga melingkar,tertawa mengekeh,

"Heh, heh. menilik pakaianmu, kalian ini tentu datangdari Kwan-gwa..."

Mendengar itu Mo Lan Hwa marah dan cepat menukas:"Tutup mulutmu ! Apa pedulimu dengan asal usulku ?"

Ji-sat atau tokoh nomor dua yang bergelar Toh-beng-kauatau Kait-pencabut nyawa, menyeringai lalu membentakkeras:

"Budak hina, jangan banyak omong ! Lekas serahkankaca wasiat itu agar jangan menimbulkan kemarahanku."

Sudah tentu Li Kun dan Mo Lan Hwa marah bukanmain, Gin Liong yang tengah duduk bersila pejamkanmata, pun sejenak membuka mata memandang ketigapendatang itu lalu pejamkan mata lagi.

Ki Yok Lan serentak bangun dan terus menyahut:"Kalian salah alamat, Kaca wasiat itu berada di atas batu ditengah telaga"

Belum Yok Lan selesai bicara, ketiga durjana itu sudahtertawa gelak2: "Ha, ha, kalau menilik wajahmu, engkau iniseorang budak perempuan yang halus tapi tak kira kalaumulutmu begitu tajam."

Merah wajah Yok Lan. Baru pertama kali itu iamendengar orang memaki dirinya, Mo Lan Hwa tak kuasamenahan kemarahannya lagi, Sambil menuding pada Ban-liong-kun ia memaki:

Page 318: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Engkau anjing tua, jelas bermulut tajam. tak tahu maludan berkulit tebal!"

Toa-sat Ban-liong-kun marah dan membentak "Budakhina, engkau berani memaki aku . ." Tetapi sebelum diabertindak, Sam-sat atau tokoh nomor tiga yang sepertiorang banci itu segera melesat maju dan melengking:

"Budak hina, kalau tak mau menyerahkan kaca wasiat,kalian tentu akan kucincang."

Habis berkata ia terus melepaskan sebuah hantamankearah Mo Lan Hwa. Mo Lan Hwa membentak danmenangkis. Tetapi seketika itu wajahnya pucat dan menjeritkaget. Pada lain saat ia terhuyung2 ke belakang sambilmendekap dadanya Huak . . ia muntah darah.

Peristiwa itu berlangsung cepat sekali sehingga Li Kuntak sempat menolong, Yok Lan cepat loncat untukmenyanggupi tubuh Mo Lan Hwa. Tetapi nona itu sudahtak kuat berdiri lagi, ia duduk bersila dan dengan paksakandiri menuding kedadanya, Yok Lan dapat menangkapmaksudnya. ia segera mengambil pil dari baju Lan Hwa dandimasukkan ke mulut nona itu.

Tiba2 terdengar suara gemuruh disusul batu-batu danpasir bertebaran, asap dan debu bergulung2.

Memandang kemuka, Yok Lan dapatkan Li Kun danSam-sat masing2 mundur tiga langkah, Wajah si jelitatampak membeku dingin dan dahinya memancar hawapembunuhan. Dengan melengking ia segera mencabutpedang dan pelahan2 maju menghampiri kearah ketigadurjana itu.

Sam-sat tertawa mengikik.

Page 319: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Nona kecil, kalau engkau mampu menangkan aku,kepalaku boleh engkau potong, Tetapi kalau engkau kalah,engkau harus menurut kuajak pulang menjadi isteriku"

Sam-sat atau tokoh ketiga yang bergelar Go kau-kiam siPedang-bengkok segera mencabut pedang go-kau-kiam.

"Kawanan tikus, engkau cari mati...!" bentak Li Kunseraya loncat menyerang dengan jurus Tiang-ho-hong-pingatau sungai Tiang-ho menutup salju... segulung sinar peraksegera membabat ke dada Sam-sat.

Sam-sat tahu kalau ilmu pedang nona jelita itu lihay.Dengan tertawa ia mengisar langkah ke samping lalutusukkan ujung pedang ke pinggang sinona.

Pada saat itu dengan tertawa mengekeh, toa-sat Boan-liong-kiam dan ji- sat Toh-beng-kau masing2 larimenghampiri Gin Liong dan Tek Cun.

Melihat itu berobahlah wajah Yok Lan. Gin Liong danTek Cun sedang menyembuhkan lukanya, jangan lagidiserang, cukup di dorong pelahan2 dengan tongkat saja,kedua anak muda itu tentu akan rubuh, mungkin akanterjadi suatu akibat yang berbahaya dalam penyalurannapas mereka.

"Berhenti, atau akan kupaksa kalian mundur." bentaknyakepada kedua durjana itu, seraya mencabut pedang Ceng-kong-kiam.

Tetapi Boan-liong- kiam dan Toh-beng-kiam tertawagelak2. Mereka tak mengacuhkan peringatan Yok Lan lagidan tetap melangkah maju.

Li Kun terkejut mendengar suara tertawa mereka iamenyempatkan diri untuk berpaling. Tetapi walaupunterdesak, sam-sat Go-kau-kiam tak mau melepaskan sijelita. Li Kun marah sekali, Dengan melengking ia

Page 320: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

lancarkan tiga buah serangan pedang sehingga sam-satkelabakan.

Tetapi pada saat itu tiba2 toa-sat dan ji-sat hentikantawanya, Yang satu mengangkat tongkat dan yang satumengangkat kait untuk mengemplang Gin Liong dan TekCun.

Melihat itu Yok Lan pun bertindak. Dengan sebuahloncatan ia segera lancarkan jurus Liong-hok-song-hou atauNaga-mendekam-sepasang-harimau. Pedang berhamburanmenjadi beratus2 sinar perak bagai seekor naga marah.

Keatas menghantam tongkat boan-liong-kiam, kebawahmenangkis toh-hun-kau. Ujung pedang menusuk tangankedua lawan.

Toa-sat dan Ji-sat banyak pengalaman dalammenghadapi musuh2 tangguh, Entah sudah berapa banyakjago2 lihay yang jatuh ditangan mereka. Tetapi selama itubelum pernah mereka melihat ilmu pedang seaneh dansedahsyat yang dimainkan Yok Lan. Mau tak mau keduadurjana itu berteriak keras dan menyurut mundur.

Yok Lan sendiripun terkejut dalam hati, ia melancarkansalah sebuah jurus ilmu pedang ajaran Hun Ho siantiang,Hasilnya ternyata sedemikian hebat.

Begitu kedua durjana itu mundur, Yok Lan pun tak maumengejar Tampak kedua durjana itu pucat wajahnya,keringat dingin bercucuran membasahi tubuh mereka,Mereka memandang sinona dengan terkejut heran. Merekabenar2 tak menyangka bahwa seorang nona yang masihbegitu muda belia ternyata memiliki ilmu pedang yangsedemikian luar biasa. Kecongkakan dari kedua durjana itulenyap seperti awan dihembus angin, Tampak wajahmereka seperti kunyuk kepedasan.

Page 321: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Cici, jangan membunuh." tiba2 Yok Lan berteriak,Tetapi terlambat Terdengar jeritan ngeri disertai denganhamburan darah dari sam-sat yang lepaskan pedang danrubuh ketanah.

Melihat itu, toa-sat yang nyalinya sudah pecah, timbulpula kemarahannya Dengan menggembor keras ia dan ji-satterus lari menyerbu Li Kun. Tetapi jelita itu tak gentarDengan melengking keras, ia segera menyambut keduadurjana itu.

"Berhenti" tiba2 terdengar bentakan sedahsyat halilintar.

Yok Lan tergetar dan berpaling, Tampak dengan wajahgusar Gin Liong sudah berdiri disamping. Toa-sat, ji-sat danLi Kunpun terkejut mendengar bentakan keras itu. Merekaserempak berpaling,

Melihat Gin Liong sudah selesai menyalurkan tenaga-dalam, Li Kun serta merta loncat ke hadapannya, katanya:

"Mereka bertiga adalah Ce-tang-sam-sat yangbersimaharajalela, mengganas dan melakukan perbuatan2jahat jangan kita biarkan mereka lolos."

Habis berkata ia terus menyimpan pedang dan bersamaYok Lan menghampiri ke tempat Mo Lan Hwa yang masihduduk bersila di tanah.

Melihat sam-sat mati kedua durjana itu marah. Lebih-2ketika mendengar kata2 Li Kun mereka seperti orangkebakaran jenggot Kedua durjana itu tertawa keras.

"Tutup mulut kalian!" bentak Gin Liong seraya maju.Toa-sat dan ji-sat tergetar sehingga menyurut mundur,

Sambil menuding, Gin Liong berseru : "Apakah maksudkalian menyerang rombonganku? Kalau tak mau bilang

Page 322: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sejujurnya, jangan harap kalian mampu tinggalkan tempatini !"

"Budak sombong !" teriak toa-sat seraya majumenghantam bahu pemuda itu, Gin Liong tertawa dingin,ia gerakkan tangan kiri untuk menangkis. Krak, toa-satmendengus tertahan dan mundur sampai tiga langkah,Sedang Sin Liong tetap berdiri tegak di tempat

Melihat itu ji-sat terlongong-longong, Tetapi rupanyaToa-sat masih belum jera, Begitu berdiri tegak ia terusmencabut tongkat boan liong-kun terus diayunkan kearahkepala Gin Liong.

Gin Liong mendengus, Dengan gerak yang luar biasa iasudah menyelimpat ke belakang lawan. Toa-sat ayunkantongkatnya menghantam kebelakang, tetapi Gin Liongsudah loncat keudara dan turun dibelakangnya lagi.

Melihat itu ji-sat segera memutar kaitnya, menyambarGin Liong yang baru saja berdiri, Yok lan yang berada disisi Mo Lan Hwa selalu mengikuti pertempuran itu, iamenjerit kaget ketika melihat Gin Liong terancam bahaya.

Mendengar jeritan itu, Gin Liong terkejut, secepat kilatia mendekam ke tanah dan senjata kait itupun meluncur diatas punggungnya.

Gin Liong makin marah. setelah menekuk ke dua lutut iamelambung ke belakang ji-sat, Sekali membentak iamenyerempaki dengan menghantam punggung orang itu,duk . .

Seketika ji-sat muntah darah dan terus melesat kemukatoa-sat. Toa-sat buru2 menarik tongkatnya dan melangkahmaju. Tetapi ji-sat sudah terhuyung2 dan muntah darahlagi, lepaskan senjata kaitnya dan terus rubuh ke tanah,Kedua kakinya menelikung dan jiwanyapun melayang.

Page 323: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat itu toa-sat menjerit kalap: "Aku akan mengadujiwa dengan engkau . . " tongkat boan-liong-kun diputarlaksana hujan mencurah, maju menyerang Gin Liong,

Melihat kekalapan toa-sat, Yok Lan ngeri dan serentakberbangkit. Tetapi Gin Liong tak gentar ia mainkan tata-langkah Liong-li-biau untuk menghindar lalu mencabutpedang pusaka Tanduk Naga.

Toa-sat, sudah terlanjur diamuk kekalapan. ia tak pedulilagi bagaimana pedang yang berada di tangan anak mudaitu. Dengan menggembor keras ia tetap menyerang.

Tring, tring, tring, terdengar beberapa kali dering senjataberadu keras, diiring dengan hamburan bunga api dankutungan baja berterbangan ke udara. Walaupun tahu kalautongkatnya telah terpapas kutung namun toa-sat tetap takhentikan serangannya, ia menyerang dengan jurus Ko jiu-boan-kin atau pohon-tua-melingkar- akar, menyerang lutut.

Tring, kembali pedang Tanduk Naga berkelebatmemapas kutung tongkat itu. Namun toa-sat tetap nekaddan menusuk perut Gin Liong. Tetapi kembali pedangTanduk Naga membelah tongkat lawan menjadi duakutung, Keadaan toa-sat saat itu benar2 seperti orang gila,wajahnya makin menyeramkan, matanya yang tinggal satuitupun merah berdarah, rambutnya yang putih meregangtegak dan napasnya terengah-engah keras.

Gin Liong tegak ditempatnya sambil lintangkan pedangdidada untuk melindungi diri. Rupanya ia tak maumembunuh orang tua mata satu yang sudah tak berdaya itu.

Ditangan toa-sat kini hanya tinggal memegang kutungantongkat sepanjang setengah meter, Dia berdiri dimuka GinLiong pada jarak tujuh langkah, Dia memandang GinLiong dengan mata kemerah-merahan.

Page 324: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Beberapa saat kemudian ia mendengus marah danberseru geram: "Budak, karena engkau mengandalkanpedang pusaka, aku masih penasaran dan tak maumenyerah."

Gin Liong kerutkan alis dan menggeram: "Engkauhendak mengajak bertanding dengan cara apa, aku bersediamelayanimu semua !"

Toa-sat rentangkan matanya yang tinggal satu lebar2,serunya menggeledek:

"Aku hendak mengajakmu bertanding ilmu pukulan."

Habis berkata ia terus melontarkan tongkatnya yangtinggal dua jari ke tanah, Setelah mengejang keduatangannya, iapun pelahan lahan maju menghampiri GinLiong.

Yok Lan pernah merasakan betapa kuat tangan toa-sattadi. Ketika melihat durjana bermata satu itu hendakmengadu kepalan dengan Gin Liong, iapun gelisah.

Tiba2 Li Kun dan Lan Hwa loncat ke sisi Yok Lan.Ternyata Lan Hwa sudah sembuh. Sekarang ketiga nonajelita itu berdiri berjajar Demi melihat keadaan digelanggang pertempuran, Li Kun merasa heran mengapaGin Liong tak mau cepat2 menyelesaikan toa-sat.

Saat itu toa-sat sudah tiba lima langkah dihadapan GinLiong, Dia berhenti dan memandang Gin Liong denganpandang berkilat-kilat Gerahamnya bergemurutukan kerasmenahan kemarahannya yang meluap-luap.

Tetapi Gin Liong tetap tenang2 saja. Tetapi diam2 iapunkerahkan tenaga-dalam ke lengan kirinya.

Page 325: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat sikap si anak muda yang begitu tenang, diam2toa-sat memaki dalam hati: "Bangsat engkau terlalumemandang rendah diriku !"

Tetapi ia masih memegang gengsi, sebelum menyerangia masih menegur: "Hai, mengapa eng kau tak bersiap ?"

"Silahkan engkau turun tangan sajalah !" sahut GinLiong dengan nada tawar.

Toa-sat segera mengiakan Setelah bersiap, lalu denganmenggembor keras ia dorongkan kedua tangannya.

Gin Liong tahu akan kelihayan orang. ia tak beranimemandang rendah, pada saat toa-sat bergerak iapun agakmengendapkan tubuh kebawah dan tangan kirinya yangsudah disiapkan tadipun segera menyongsong kemuka.

Jarak amat dekat maka pukulan kedua orang itupunhampir berbenturan Bum, terdengar bunyi letupan kerasdiiringi deru angin yang menghamburkan batu, debu danpasir keempat penjuru, Dalam kepulan debu yangbergulung debu yang tebal terdengar berulang suaramengerang tertahan.

Tubuh toa-sat bergelundungan ke tanah sampai tigatombak jauhnya, sedangkan lengan Gin Liong bergetarkeras dan tubuh ikut bergoncang sampai beberapa saat baruia dapat berdiri tegak lagi. Ketika menggerakkan tangankirinya, ia rasakan agak sakit.

Terkena pukulan sakti dari Gin Liong, toa-sat berguling-guling sampai tiga tombak lebih, baru berhenti, Secepatkilat ia terus melenting bangun dan duduk. Pakaiancompang camping, berlumuran tanah, Maya berbinar-binar,kepala pusing, segala benda diempat penjuru dirasakanberputar-putar, Lama sekali baru ia dapat melihat jelas GinLiong masih tegak berdiri ditempat semula.

Page 326: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dengan paksakan diri segera ia berseru: "Hai budakkecil, tinggalkan namamu dan perguruanmu. Asal masihbelum mati, kelak aku tentu akan mencarimu untukmenghimpas hutang hinaan yang engkau berikan kepadakuhari ini..."

Gin Liong tertawa dingin, serunya:

"Aku Siau Gin Liong, tak punya perguruan tak punyapartai persilatan, Siapa suhuku, engkaupun tak perlubertanya, Kapan saja engkau hendak mencari balaskepadaku, asal engkau sebarkan berita di dunia persilatan,aku tentu akan menemui mu."

Habis berkata ia terus melangkah menghampiri ketempatLi Kun bertiga.

Dengan paksakan diri pula, mulut toa-sat mengiakan lalupejamkan mata untuk menyalurkan napas, Tetapi tiba2 iaterjungkal kebelakang dan tak sadarkan diri.

Gin Liong tak menghiraukan. Setelah tiba di tempat LiKun dan Yok Lan, ia memandang ke arah Tek Cun danLan Hwa yang masih duduk pejamkan mata.

"Rupanya luka yang diderita liok-ko dan cici Lan takdapat sembuh dalam waktu singkat. Kita harus membawamereka ke tempat yang aman. Kalau kita melanjutkanperjalanan, lukanya tentu kambuh dan akibatnya sukardilukiskan." kata Gin Liong. Memandang ke langit,ternyata matahari sudah berada di belakang puncak baratdan lembahpun sudah meremang gelap.

Li Kun mengusulkan untuk mencari sebuah desa. DanYok Lanpun serempak mengatakan dia dan Li Kun yangmemapah Lan Hwa. Gin Liong yang memapah Tek CunDemikian ketika tiba di luar lembah, Gin Liong bersuit

Page 327: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

keras. Beberapa saat kemudian terdengar suara kudameringkik.

"Bagus, kuda bulu hitam patuh sekali kepadamu" seru LiKun.

"Ah, aku hanya coba2 saja, tak kira kalau kuda itu begitumenurut" kata Gin Liong.

Tetapi belum sempat mereka menuju ketempat suarakuda itu tiba2 terdengar suara derap kuda lari yanggemuruh, Empat ekor kuda mencongklang pesat kearahlembah. Gin Liong cepat memeluk tubuh Tek Cun,demikian pula Li Kun dan Yok Lan segera memondongLan Hwa. Rupanya Tek Cun lebih parah, ia terus meneruspejamkan mata.

Ternyata yang berlari mendatangi itu empat ekor kudamilik mereka, Kuda hitam berkaki putih yang dinaiki LanHwa, kuda merah milik Tek Cun, kuda hitam mulus milikGin Liong dan kuda bulu kuning dari Li Kun.

Kuda bulu merah terus menghampiri Tek Cun danmenjilat-jilat pakaian tuannya seperti ikut sedih karenatuannya terluka, Melihat itu tergeraklah hati Yok Lan. iamengelus-elus kepala kuda itu.

Sumoay, kuda merah ini memang lebih halus sifatnya,engkau naik dia sajalah," kata Gin Liong yang terusmembawa Tek Cun bersama naik kuda bulu hitam.

Demikian setelah sama naik kuda, mereka pun segeraberangkat Dalam waktu singkat mereka telah melintasi duabuah puncak gunung lalu mulai mendaki sebuah gunungyang membujur luas.

Dari atas lereng gunung, Gin Liong dapat melihat dibawah kaki gunung sebelah selatan terdapat sebuah kota.

Page 328: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Cici, disebelah depan kemungkinan kota Hok san-shia"katanya kepada Li Kun.

Tio Li Kun mengiakan dan segera mengajakrombongannya menuruni gunung menuju ke kota itu. Takberapa lama mereka tiba di jalan besar yang tiba dikotaHok-san-shia.

Jalan sepi orang sehingga dengan leluasa mereka dapatmencongklangkan kudanya, Tak berapa lama gedung2bertingkat dari kota Hok-san-shia mulai tampak,

Tiba2 dari arah muka tampak dua penunggang kudamencongklang pesat, menimbulkan kepul debu yang tebalsehingga sukar diketahui wajah mereka,

Gin Liong dan rombongannya dengan cepat dapatmengejar kedua penunggang itu. Rupanya keduapenunggang itu tahu kalau dibelakangnya akan dilanggaroleh rombongan penunggang kuda maka mereka berduasegera menyisih ke tepi jalan.

Saat itu Gin Liong sempat memperhatikan wajahmereka, Yang naik kuda bulu kuning, seorang wanitaberumur 27 - 28 tahun, Mengenakan pakaian ringkas darikaum persilatan punggung menyanggul sebatang pedang,sepasang mata yang ditaungi oleh alis yang melengkungindah makin menonjolkan kecantikan wajahnya yangberpotongan bulat telur dan berbedak tipis.

Sedang yang naik kuda kembang, seorang yangdandanannya seperti sastrawan, berumur sekitar 35-antahun, rambut lebat alis tebal dan wajah cakap, Mencekalcemeti kuda yang bertabur mutiara, sikapnya gagah.

Sasterawan dan wanita muda itu menarik kendali kudadan berpaling. Gin Liong menduga keduanya tentusepasang suami isteri.

Page 329: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ketika rombongan Gin Liong lewat disisi mereka, tiba2kedua penunggang kuda itu berteriak kaget : "Nona Kun,Nona Kun !"

Tio Li Kun terkejut dan cepat hentikan kudanya,Demikian pula Gin Liong dan Yok Lan. Sasterawan danwanita muda itu segera menghampiri.

Saat itu Li Kun baru mengetahui bahwa ke duapenunggang kuda itu bukan lain adalah Hut-soh-su-Sengatau Sasterawan-tali-terbang Suma Tiong dan isterinya LokSiu Ing.

"Nona Kun, mengapa liok-saycu dan nona itu ?" melihatTek Cun dan Lan Hwa. Suma Tiong segera menegurcemas.

"Terluka . . " sahut Li Kun tersenyum. Lok Siu Ingkerutkan dahi serunya:

"Kalian tak boleh melanjutkan perjalanan dan haruslekas2 singgah di desa untuk berobat, Desa kami tak jauhdari sini" ia menunjuk ke sebelah timur.

Lebih kurang lima li jauhnya, tampak gerumbul pohonyang menggunduk hitam.

"Ah, harap nona jangan berkata begitu. Kalau tempohari tak mendapat bantuan dan engkoh nona, kami berduasuami-isteri-tentu sudah mati di tangan musuh" kata SumaTiong, Sejenak memandang ke muka dan belakang, iasegera meminta Li Kun. "Harap nona suka ikut ke desakami dulu baru nanti bicara lagi"

Hutan pohon liu itu merupakan kampung kediamanSuma Tiong, Rumah2 sudah menyalakan lampu. SumaTiong langsung menuju ke sebuah gedung yang berpintuhitam dan diterangi oleh empat buah lentera besar.

Page 330: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Beberapa orang tampak bermunculan keluar untukmenyambut kedatangan rombongan Gin Liong.

Suma Tiong segera mengajak rombongan tetamunyamasuk ke ruang besar dan isterinya segera memerintahkanbujang untuk menyiapkan kamar2. Demikian dengan sibukdan akrab kedua suami isteri itu menyambut rombongantetamunya dan menempatkan Tek Cun serta Lan Hwamasing di sebuah kamar terpisah, setelah itu mereka sibukmenjamu rombongan tetamu dengan hidangan yang lezatdan arak wangi.

Dalam kesempatan itu mereka menjelaskan tentang halihwal Tek Cun dan Lan Hwa sampai menderita luka. Puntentang orang tua aneh pemilik kaca wasiat jugadibicarakan

Malamnya diputuskan Yok Lan tidur menjaga Lan Hwadan Li Kun menjaga engkohnya,

Waktu telentang di ranjang, pikiran Gin Liongpun mulaigelisah lagi, ia tak tahu sampai kapan luka Tek Cun danLan Hwa akan sembuh. Sejak turun gunung untukmenyusul Ban Hong liong-li dan menanyakan tentangpembunuh dari suhunya ia selalu mendapat rintangan dariperistiwa yang dihadapinya.

Bila terus menerus begitu, entah sampai kapan ia dapatmenyusul jejak Ban Hong liong-li. Makin merenung makingelisah dan akhirnya Gin Liong memutuskan, ia tak mauterhambat oleh urusan apa saja dan akan langsungmelanjutkan perjalanan untuk menyusul Ban Hong Liongli.

Sekonyong-konyong di tengah suasana malam yangsunyi, terdengar suara orang tertawa gelak2. Gin Liongterkejut dan cepat bangun, Suara tertawa itu makin lamamakin dekat, ia duga tentu orang jahat hendak mengganggudesa itu atau dirinya. Cepat ia membuka jendela, loncat

Page 331: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

keluar dan terus ayunkan tubuh melayang keataswuwungan rumah.

Langit bertabur bintang kemintang, rembulan pudar dansalju tipis mulai berhamburan mencurah dari langit. Anginberhembus membawa hawa dingin, Empat penjuru sunyisenyap.

Tiba2 terdengar suara orang tua yang parauberkumandang di telinganya:

"Hai, budak, apakah engkau masih berani datang kelembah Hok-san lagi ?"

Gin Liong tergetar hatinya dan tanpa tersadar menyurutmundur setengah langkah, Mengeliarkan pandang matanyaia segera melihat diujung hutan sebelah luar desa, tegaksesosok bayangan kurus kecil yang tengah melambaikantangan kepadanya.

Gin Liong tercengang, ia tak kenal siapa orang itu dantak tahu apa maksudnya mengapa orang itu memangginyadatang, Menilik potongan tubuhnya, orang itu menyerupaiseorang wanita. Tetapi kalau mendengar nada suaranyayang parau seperti seorang yang sudah lanjut usianya.

Tiba2 timbul pikiran lain. Di tengah malam sepi orangitu berani masuk ke desa dan memperdengarkan suara tawayang nyaring, Mengapa ? Apakah bukan karena hendakmencari Suma Tiong suami isteri dan mengira ia itu SumaTiong ?

Ketika mengobarkan pandang Gin Liong terkesiap,Lentera yang menerangi rumah2 di pedesaan itu padamsemua, sepintas pandang memberi kesan bahwa penduduktelah mengetahui akan kedatangan musuh dan sedangbersiap2. Tetapi mengapa mereka tak tahu sama sekali akan

Page 332: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

masuknya orang itu ke dalam desa ? Bukankah hal itumenunjukkan bahwa mereka tak bersiap dan berjaga2.

Setelah merenung beberapa jenak, baru Gin liongmenyadari Teringat ia bahwa panggilan orang tuakepadanya dengan menyebut "budak kecil" danmelambaikan tangan kepadanya jelas bukan ditujukankepada Suma Tiong suami isteri, melainkan kepada dirinya.

Tiba pada pemikiran, itu, seketika marahlah ia. Ketika iahendak berseru menegur, tiba2 telinganya terbaur pula olehsuara tertawa dingin yang bernada menantang.

Dilihatnya bayangan tubuh kecil itu, berloncatan dengansantai antara dahan pohon yang satu kelain dahan pohon.sikapnya jumawa sekali.

Gin Liong tak kuat menahan kemarahannya lagi,Seketika ia lupa pada apa yang diputuskan tadi didalamkamar, Dengan mendengus dingin, dia segera ayuntubuhnya ke tempat orang kecil itu.

Melihat Gin Liong lari menghampiri orang bertubuhkecil itu berputar diri terus lari ke arah utara.

Mengejar sampai diluar desa, baru Gin Liong tersadar,pikirnya: "Tadi dia tertawa begitu keras dan panjang, Tetapimengapa Suma Tiong suami isteri, Yok Lan dan Li Kun taktampak bergerak muncul ?"

Menyadari kalau dirinya telah terpancing ia segeraberhenti, iapun segera menyadari bahwa kata2 orang tuayang ditujukan kepadanya tadi termasuk ilmu Menyusupsuara tingkat tinggi maka timbullah keheranannya Dalamdunia persilatan hanya beberapa saja jumlah tokohpersilatan yang menguasai ilmu itu. Lalu siapakah dia ?

Page 333: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Begitu menampakkan diri, orang bertubuh kecil itusegera mendengus dingin, suaranya penuh bernadamencemoh. Dan langkahnyapun mulai kendor.

Gin Liong mulai menyadari bahwa orang itu memangsengaja hendak mempermainkan dirinya, serentak naiklahdarah mudanya, serentak ia mempercepat larinya untukmengejar.

Kembali terdengar orang bertubuh kecil itu tertawagelak2. iapun kencangkan larinya lagi menuju ke arahgunung sebelah utara.

Gunung Hok-san makin tampak jelas, Betapa tingginya,betapa jauhnya, Berulang kali orang bertubuh kecilberpaling ke belakang seperti kuatir Gin Liong takmelanjutkan pengejarannya.

Karena tak mampu mengejar, Gin Liong makin marah.ia tambahkan tenaganya lagi untuk lari sekencang mungkin,Tetapi beberapa waktu kemudian, tetap orang bertubuhkecil itu masih tetap jauh dimuka sehingga sukar untukmelihat wajahnya.

"Hm, sekalipun engkau lari ke neraka, akan tetapkukejarmu juga !" dengus Gin Liong dalam hati, Habis ituia segera merobah ilmu larinya dengan suatu ilmu lari cepatatau ginkang yang luar biasa ialah ilmu lari Angin-puyuh.Seketika tubuhnya berobah seperti segulung asap yangterbang menderu-deru seperti angin.

Kali ini si orang bertubuh kecil agak terkejut Cepat iakebutkan kedua lengan bajunya, serempak tubuhnyaterangkat beberapa jari dari tanah dan sekali berayunkemuka, larinya seperti kilat menyambar.

Saat itu orang bertubuh kecil dan Gin Liong sama2menggunakan ilmu meringankan tubuh yang jarang

Page 334: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

terdapat di dunia persilatan, Dibawah sinar rembulanremang, yang tampak hanya dua gulung asap berkejaran,bukan lagi sosok2 tubuh manusia.

Gin Liong terkejut juga ketika melihat kecepatan lariorang tak dikenal itu jelas orang itupun menggunakanimbangan dari ilmu lari yang digunakannya, Kalau iamenggunakan ilmu lari Angin-puyuh adalah orang itumenggunakan ilmu lari Angin-terbang-diatas-tanah, Jelasbahwa ilmu lari cepat orang tak dikenal itu jauh melebihidari Hok To Beng, tokoh kesatu dari Swat-thian Sam-yu.

Tak berapa lama tibalah mereka di kaki gunung Hok-sansebelah selatan, jarak antara kedua orang itu makin jauh.

Gin Liong makin menggeram dan makin tak tahu apamaksud orang itu hendak memancingnya ke gunung Hok-san. ia tak tahu pula siapakah orang itu, kawan atau lawan.

Setelah melintasi puncak bukit, orang itu terus lari masukkedalam hutan di pedalaman, Melihat itu Gin Liong gugup,Kuatir akan kehilangan jejak orang itu. serentak ia bersuitnyaring dan terus kerahkan seluruh tenaga-dalam untuk larilebih cepat.

Suitan itu bergema jauh sampai seperti menyeluruh kesegenap daerah gunung dan hutan. Dan saat itu GinLiongpun sudah melintasi puncak bukit, terus lari kedalamhutan, Tetapi dilihatnya, saat itu siorang bertubuh kecilsudah tiba dipuncak yang melintang disebelah muka. GinLiong makin marah, Sejak turun dari gunung Hwe-sian-hong, baru pertama kali itu ia mendapat saingan beratdalam ilmu lari cepat.

Orang bertubuh kecil itu tiba2 berpaling ke-belakangmemandang Gin Liong dengan pandang kata berkilat-kilattajam sekali.

Page 335: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong terkesiap. Kini ia menyadari ilmu tenaga-dalam orang itu amat tinggi sekali, jauh melebihi kelompoktujuh tokoh jagad atau Ih-lwe-jit-ki yang termasyhur itu.

Kini sadarlah Gin Liong bahwa ia sedang berhadapandengan seorang sakti, ia tak berani memandang rendah danharus mempertinggi kewaspadaan.

Tak berapa lama merekapun tiba di luar mulut lembah.Orang itu terus saja masuk kedalam lembah, Kemudiantiba2 pula orang itu tertawa gelak2. Nadanya luar biasakeras, mengandung keangkuhan, kegembiraan dankecongkakan, Dan serentak pada saat berhenti tertawaorang bertubuh kecil itupun menghilang dari pandang mata.

Gin Liong terkejut sekali, serentak ia hentikan lari danmemandang kedalam lembah, Dalam kesunyian malamyang ditingkah rembulan suram, tampak lembah itu makinseram, penuh dengan barisan semak belukar, pohon2 danbatu karang yang curam.

Angin malam yang berhembus keluar dari lembah,bersuit-suit tajam macam barisan setan meringkik-ringkik.Air-terjun terdengar makin bergemuruh, macam gunungrubuh.

Melihat itu timbullah rasa gentar dalam hati Gin Liong,ia memperhatikan dengan jelas bahwa orang bertubuh keciltadi telah lenyap ke!empat tadi siang ia bertempur melawanCe-tang Sam-sat, Timbul pertanyaan dalam hatinya,Adakah orang itu seorang gerombolan dari ketiga Samsatitu?

Ah, karena sudah terlanjur mengejar sampai disitu, iaharus tetap melanjutkan pengejarannya. Dengan siapkantinju yang sudah disaluri tenaga-dalam, ia segera melangkahke dalam lembah Segenap perhatian tertumpah pada

Page 336: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pandang matanya yang dicurahkan kesetiap tempat yanggelap.

Asal melihat bayangan siorang bertubuh kecil, segera iaakan menghajarnya, Tetapi sampai sebegitu jauh, belumjuga ia melihat sesosok bayanganpun juga.

Membiluk ke tikungan puncak, air-terjun di dasarlembah tampak seperti leburan perak yang mencurah kebawah tanah. Tetapi di permukaan telaga penampung air-terjun itu, ia tak melihat lagi sinar kaca yang memancarkeudara.

Beberapa langkah lagi, butir2 air dari udara makingencar dan deras, Terpaksa dia hentikan langkah. Saat itu iabaru melihat jelas bahwa kaca wasiat yang terletak di atasbatu runcing di tengah telaga sudah tak ada, ia duga siangtadi selekas ia bersama rombongannya tinggalkan tempatitu, orang tua aneh itupun tentu terus mengambil kacawasiatnya.

Buktinya, ketiga durjana Ce-tang Sam-sat menuduhdialah tentu yang mengambil kaca wasiat itu, jika benardemikian, tentulah orang tua aneh itu masih berada disekitar telaga, Tetapi mengapa ketika si sinting Hong-tiang-soh berteriak keras merintangnya. orang tua itu tak maumenampakkan diri ? Apakah dia takut kepada Hong-tian-soh ?

Ah, tetapi peristiwa yang terjadi di tanah lapang dalamhutan tempo hari, dimana tokoh2 seperti Pengemis-kaki-telanjang, dan hweshio terbunuh mati, serta Hun Hosiantiang yang didesak untuk segera datang, menandakanbahwa orang itu jauh lebih sakti dari si sinting Hong-tian-soh.

Tetapi mengapa ia tak keluar menyambut tantanganHong-tian-soh ? Oh, mungkinkah dia kenal dengan Hun Ho

Page 337: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

siantiang dan bersahabat dengan salah seorang dari Swat-thian Sam-yu sehingga dia sungkan untuk unjuk diri ?Kalau begitu apakah dia benar2 tokoh Thian-lam Ji gi atausepasang pendekar budiman dari Thian-lam ? Tetapi HunHo sian-tiang mengatakan bahwa Thian-lam Ji-gi saat inisedang menutup diri untuk memperdalam ilmunya.

Sejenak keliarkan pandang, kejut Gin Liong bukankepalang, Sosok2 tubuh jago silat yang terkapar di tepitelaga tampak seperti bergerak2 kerut wajahnya.

Gih Liong pusatkan perhatian dan mengendapkanpikirannya yang merana, Akhirnya ia menyadari bahwa apayang dilihatnya itu hanya pantulan sinar rembulan yangmencurah kepermukaan telaga, berbalik menimpah mukamayat2 itu. Bukan karena wajah mereka bergerak-gerakmasih sebagai orang hidup,

Dalam kesunyian suasana malam yang kelam, samar2Gin Liong seperti menangkap suara pakaian ditebarhembusan angin. Gin Liong terkejut dan cepat berpaling.Tampak lembah di sebelah belakang masih diselubungisuasana seram seperti tadi. Keadaannya sunyi senyap takada orang yang muncul disitu.

Tetapi jelas ia mendengar suara pakaian orang ditebarhembusan angin. siapakah orang itu ?

Cepat ia tengadahkan kepala memandang ke atas dansegera ia mendengus dingin. Diatas puncak sebelah kiri,tampak tiga sosok bayangan tubuh orang sedang meluncurturun. Salah satu diantaranya ialah orang bertubuh keciltadi, Mereka jelas meluncur ke dalam lembah.

Gin Liong tekan kemarahannya, Selekas ketika orang itutiba di tempatnya iapun segera membentak keras:

Page 338: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Sudah lama aku menunggu disini, Apakah kalian kiraaku takut karena harus menghadapi keroyokan kalian ?"Habis berkata ia terus maju menyerbu mereka.

Mendengar seruan Gin Liong itu, rupanya ketigapendatang itu terkejut Mereka serempak berhenti.

Dalam lari menghampiri itu, Gin Liong memandangtajam kearah ketiga orang itu.

Yang berdiri ditengah, seorang tua berumur lebih dari 70tahun. Alisnya yang sudah memutih memanjang masukkedalam rambut samping, Rambutnya pun sudah putihmengkilap seperti perak, mukanya merah segar, sepasangmatanya tajam berwibawa. Tulang kedua keningnyamenonjol, menandakan betapa tinggi ilmu tenaga-dalamyang dimilikinya.

Mengenakan pakaian tiang-shan (panjang) dari kainbelacu kasar. Ketiaknya mengempit sebatang tongkat besiyang berkilat-kilat hitam legam. Ternyata kakinya tinggalyang sebelah kanan, Dia berdiri dengan satu kaki itu.

Orang tua itu bukan lain adalah tokoh yang palingtermasyhur diwilayah Lulam yaitu Ik Bu It bergelar si Kaki-Satu-bertongkat besi.

Disisi kanan kakek berkaki satu itu, ternyata seorangnenek yang hanya berlengan satu dan mencekal sebatangtongkat Peng thiat- ciu thau-ciang (tongkat bertangkaikepala burung alap2). wajahnya dingin dan angkuh.

Nenek itu bukan lain adalah Tuk-pi Ban thaypoh atau siLengan-satu-nenek Ban yang pernah menggegerkan duniapersilatan beberapa puluh tahun yang lalu karena dengantongkat berkepala burung alap2 itu, ia dapat menyapurubuh banyak tokoh-2 silat yang sakti.

Page 339: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Nenek Ban itu adalah isteri kakek Kaki-satu bertongkalbesi Ik Bu It. Kalau isterinya berlengan satu, suaminyaberkaki satu. Keduanya berjalan dengan tongkat.

Di belakang kedua suami isteri tua itu baru sosok orangyang bertubuh kecil tadi, ialah yang memancing Gin Liongdatang ke lembah itu. Ketika Gin Liong melekatkanpandang mata ia agak terkesiap.

Ternyata orang bertubuh kecil yang hebat ilmu larinyaitu hanya seorang dara yang berumur enam belas - tujuhbelas tahun, wajahnya berpotongan bundar telur, sepasangalisnya melengkung seperti bulan tanggal satu.

Mata bundar terang laksana bintang kejora. Hidungnyayang mancung menaungi sepasang bibirnya yang merekahmerah delima, Mengenakan baju warna hijau muda dengancelana kun warna putih, Pada kedua bahunya tampakmenyanggul dua batang pedang yang bertangkai warnahijau.

Walaupun hanya berbedak tipis sekali, tetapi kulitnyatampak memancar warna putih halus, Dari pancarankeningnya menunjukkan bahwa dia masih seorang anakdara yang kekanak2an dan manja, menimbulkan kesanbahwa dia itu seorang anak perempuan yang nakal.

Dara baju hijau itu adalah puteri satu-satunya dari keduasuami isteri Ik Bu It.

Namanya Ik Siu Ngo.

Saat itu kedua orang tua dan anak gadisnya tengahmemandang Gin Liong dengan perasaan terkejut juga GinLiong bersangsi setelah melihat mereka bertiga. Ia segerahentikan terjangannya dan tegak sejauh tiga tombak daritempat mereka

Page 340: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat Gin Liong seorang pemuda yang cakap dangagah, makin terkejutlah hati Ik Bu It si kakek berkaki satu,Hampir ia tak percaya bahwa anak yang masih semuda ituternyata memiliki ilmu tenaga-dalam yang sedemikianhebatnya, juga tak ketinggalan rasa kejut yangmenghinggapi nenek Ban, sebaliknya ketika melihat wajahGin Liong, merahlah selebar muka si dara Siu Ngo.

Gin Liong berdiri dengan sikap seperti orang menyesal.ia menyadari kesalahannya, ia mendapat kesimpulan bahwadara itu memang bukan orang yang memikatnya datang kelembah itu.

Melihat Gin Liong memandang lekat2 pada gadisnya,marahlah si nenek Ban, ia berpaling ke belakang danmembentak puterinya: "Budak perempuan, hayo, kasihlahhajaran pada budak hina itu"

Siu Ngo terkesiap dan bersangsi.

Sebenarnya Gin Liong mempertimbangkan hendakminta maaf kepada kedua suami isteri tua itu. Tetapi ketikamelihat sikap dan tingkah si nenek yang begitu angkuh,diam.2 ia menggeram dalam hati.

Rupanya Kakek Kaki-satu-bertongkat-besi Ik Bu It tahubahwa Gin Liong itu seorang pemuda yang berisi. Maka iasegera mencegah puterinya yang masih ragu2 itu: "Budakperempuan, tunggu..."

Belum selesai kakek Ik bicara, nenek Banmenghunjamkan tongkatnya ke tanah dan menggemborkeras: "Budak itu menurut perintahmu atau perintahku ?"

Ia memandang dengan marah kepada suaminya, KakekIk merah mukanya tetapi tak mau menyahut sepatahpunjuga.

Page 341: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mendengar pembicaraan itu, Gin Liong segera tahubahwa kedua kakek nenek itu adalah sepasang suami isteriserta puterinya.

"Lekas, kasih sedikit hajaran pula budak liar itu !" nenekBan memberi perintah lagi, seraya menudingkan tongkat kearah Gin Liong.

Gin Liong marah karena diperlakukan begitu "Apakahbegitu mudah untuk memukul aku?" serunya serayamenatap Ban thaypoh dan si dara cantik Ik Siu Ngo.

Ban thay-poh menggeram sedang si dara Siu Ngo sudahterus loncat melengking dan ayunkan tangan kanan dankirinya, Yang satu menutuk kepala, yang lain menutukperut. cepatnya bukan kepalang.

Gin Liong terkejut melihat gerakan si dara cantik yangbegitu tangkas, ia tak berani memandang rendah dan cepatmenggerakkan tubuh berputar seperti angin puyuh, Tahu2ia sudah berada di belakang si dara tetapi tak mau turuntangan.

Walaupun sidara Siu Ngo telah mewarisi kepandaiankedua orang tuanya tetapi ia belum sempurna latihannyadan kurang pengalaman.

Saat itu ia merasa matanya berkunang dan pemuda yanghendak diserangnya itu tiba2 lenyap dari hadapannya,Karena serbuannya luput iapun terlongong.

"Burung cendrawasih berpaling kepala !" tiba2 nenek Bangentakkan tongkat ke tanah seraya berseru keras.

Siau Ngo tersadar. Dengan melengking cepat iamengeliatkan pinggangnya yang ramping berputar tubuh,Ternyata Gin Liong memang berdiri dibelakangnya.Kembali dara itu terkesiap, Rupanya baru pertama kali itu

Page 342: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

ia berhadapan dengan seorang manusia yang memilikigerak secepat setan.

"Budak tolol !" kembali nenek Ban berteriak marah,"pertama kali keluar sudah membikin malu. SetelahCendrawasih-berputar-kepala, harus dilanjutkan denganjurus Awan-musim semi muncul, Tangan kanan menyapubahu orang jari tangan kiri menutuk jalan darah di dadanya!"

Dengan deliki mata nenek itu kembali memekik marah:"Mengapa masih berdiri seperti patung, Hayo kembalikemari, lihat mamah menghajarnya!"

Sudah tentu Gin Liong makin marah. Masakan dirinyahendak dijadikan bulan2 percobaan latihan. Tetapi ia taksempat bertindak apa2 karena saat itu si dara sudah loncatmenerjang.

Gin Liong mendengus, Sekali bergerak ia sudahmenyelimpat ke belakang dara itu lagi, Tetapi kali initidaklah ia sesantai tadi, Belum kaki berdiri tegak, terdengardara itu melengking dan menaburkan kedua tangannya.Tangan kanan menutuk kepala, tangan kiri menutuk dada.

Gin Liong terkejut juga. ia merasa tindakan Siu Ngo ituganas tetapi tepat sekali, ia ingin hendak mencekal tangan sidara tetapi entah bagaimana tubuhnya telah mencelatkebelakang sampai beberapa langkah.

Melihat itu nenek Ban tertawa gelak2. Karena mendapathasil, Siu Ngopun menyerang lagi, Tetapi cepat nenek Banlintangkan tongkat mencegahnya.

"Budak, menyingkirlah, Lihat mamah akan memberinyahajaran yang lebih keras !"

Page 343: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata ia terus memutar tongkat dalam jurusHeng-soh-cian-kun. Tongkat seketika berhamburan menjadisegulung sinar yang menderu-deru menyambar Gin Liong.

Melihat mamahnya turun tangan, Siu Ngo pun loncatmundur dan berdiri mengawasi. sedangkan ayahnya, kakekKaki-satu-bertongkat-besi pun berdiri dengan penuhperhatian, ia tahu bahwa sekalipun istrinya turungelanggang, tetap takkan mampu menghajar anak muda itu.

Melihat tingkah laku si nenek, timbullah sifat darikanak2 Gin Liong. ia marah, iapun tahu bahwa jurus Heng-soh-cian-kun atau Membabat-seribu-laskar yangdilancarkan si nenek itu merupakan serangan yang sukardihadapi jurus itu dapat menjadi serangan yang sungguhtetapipun dapat juga hanya sebagai serangan kosong.

Maka dengan menggembor keras, Gin Liong goyangkantubuh namun masih tetap berdiri ditempatnya.

Rupanya si nenek sok tahu. Melihat tubuh Gin Liongbergerak cepat ia menyentaknya:

"Bagus budak, lihat bagaimana kupatahkan pahamu !"serunya, Tongkat tiba2 dirobah dalam jurus Liat-biat hoa-san atau menghantam-hancur-Hoasan, menghantam kebelakang.

Gin Liong tersenyum, Cepat ia loncat kesamping danbersembunyi dibelakang sebuah batu besar.

Siu Ngo tercengang sedang ayahnya hanya berseri tawa.Ketika belakangnya tiada orang, kejut nenek Ban bukankepalang. Wajahnya serentak berobah, Dengan memekikkeras, ia gunakan jurus Heng-soh-ngo gak atau Menyapulima-gunung, ia hantamkan tongkat ke belakang lagi.

Ketika berputar tubuh dan tak melihat Gin Liong,mulailah ia bingung. Keringat dingin bercucuran, serentak

Page 344: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

ia menaburkan tongkatnya dilain jurus Su- hay-tehng-hunatau Empat-lautan timbul-awan.

Tongkat berkepala ukiran burung alap2 itu segeramenyambar2 laksana badai menderu dan mencurahbagaikan hujan deras, Menghantam ke kanan, menyapu kekiri, ia merasa anak muda itu seolah mengelilinginya. Debudan pasir bertebaran memenuhi empat penjuru.

Melihat lsterinya ngamuk tak keruan itu, kakek Ik Bu Itsegera berseru kepada puterinya. "Hai, budak perempuan,lekas kasih tahu mamah mu, apakah budak itu masihberada dibelakangnya?"

"Mah, dia tak berada dibelakangmu," akhirnya Siu Ngoberseru dengan nada kekanak-kanakan.

Mendengar itu si nenek segera hentikan tongkatnya,menuding Siu Ngo dan berseru tegang: "Dimana budakitu?"

Nenek ini keliarkan pandang matanya ke empat penjuru,rupanya ia hendak mencari Gin Liong, Demi melihat wajahsuaminya tersenyum gembira, ia segera deliki mata danmembentaknya. "Tua bangka, dimana budak itu ?"

Dengan berseri tawa, kakek Ik Bu It segera menunjuk kesebuah batu besar kira-2 setombak jauhnya dan berserupelahan:

"Karena ketakutan budak itu bersembunyi dibalik batuitu !"

Tiba2 terdengar suara tertawa gelak2 dan muncullah GinLiong dari balik batu itu dan melangkah menghampiri.Melihat itu merahlah wajah si nenek, Tetapi pada lain saatiapun ikut tertawa.

Page 345: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak kecil, engkau sungguh nakal, Kali ini kuberimuampun." serunya sesaat kemudian.

Melihat mamahnya sudah tak marah lagi, si dara SiuNgo gembira sekali, segera ia lari menghampiri.

Kakek Ik Bu It tertawa gembira pula, serunya: "Ha, ha,peribahasa mengatakan kalau tidak berkelahi tentu tidakkenal. Rupanya siauhiap ini datang dari daerah Kwan-gwa(luar perbatasan). Maukah engkau memberitahukannamamu dan mengapa datang kemari ?"

Jika tadi Gin Liong keras kepala dan liar, saat itu tampakramah dan menghormat. Segera ia memberi hormat danmemperkenalkan dirinya, ia mengatakan kalau datang darigunung Tiang-pek-san. Ketika tiba di gunung Hok-san,kebetulan ia berjumpa dengan kedua suami isteri tua itu.

"Ah, kiranya kita ini orang sendiri, Siau hiap ini sahabatdari Suma tayhiap."

"Mohon tanya nama locianpwe berdua yang mulia danmaafkanlah tingkahku yang liar tadi." Gin Liong memintamaaf.

Dengan terus terang kakek itu segera memperkenalkandirinya, kemudian isteri dan puterinya.

Gin Liong serta merta memberi hormat kepada nenekBan. Nenek itu tertawa gembira.

"Siau siacu, jangan enak2 memukul baru minta maaf, ya.Tadi karena tingkahmu, aku sampai ngos-ngosan napasku."

Mereka tertawa mendengar ucapan nenek itu. Setelahbercakap-cakap beberapa saat barulah Gin Liong tahubahwa ketiga ayah beranak itu haru saja tiba di tempat itu,Gin Liong segera menuturkan tentang orang bertubuh kecilyang telah memikatnya datang sampai disitu.

Page 346: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mendengar penuturan itu, kakek Ik Bu It menyadaribahwa orang tua pemilik kaca wasiat telah berlalu, makaiapun memutuskan untuk kembali pulang saja.

"Apabila siau siauhiap pulang, tolong sampaikanhormatku kepada Suma tayhiap suami isteri. Dan harapsiauhiap hati2 dalam perjalanan" kata kakek itu.

Demikian Gin Liong segera berpisah dengan keduasuami isteri dan puterinya itu, ia lari menuju ke luarlembah. Diam2 ia mengkal karena lelah dipermainkan olehorang bertubuh kecil itu.

Selepas dari tikungan puncak gunung, kembali ia melihatsuatu pemandangan yang membelalakkan matanya,Sepuluh tombak di sebelah muka pada gunduk2 batu yangberserakan tampak tegak siorang bertubuh kecil tadi.

Tetapi karena sudah mendapat pengalaman dari suamiisteri Ik Bu It, kali ini Gin Liong tak berani sembaranganbertindak. Sejenak ia memperhatikan dan memang orangitu ialah siorang bertubuh kecil yang telah memikatnya kedalam lembah tadi. Seketika meluaplah kemarahannya,dengan memekik keras ia segera lari menghampiri.

Tetapi ketika hampir dekat, seketika tergetarlah hatinyadan iapun hentikan langkahnya.

Orang bertubuh kecil yang saat itu berdiri pada jaraksetombak di sebelah muka, ternyata adalah orang tua kurusyang dilihatnya berada dalam rumah pondok di lembahsalju gunung Tiang pek san tempo hari.

Saat itu orang tua aneh itu mengenakan jubah hitam,rambutnya kusut masai. Pada wajahnya yang dingin danangkuh memancar sinar welas asih.

Page 347: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah menenangkan semangat, Gin Liong segera majutiga langkah mengangkat tangan dan membungkukkantubuh memberi hormat.

"Murid Siau Gin Liong dengan hormat menghadaplocianpwe."

Habis berkata ia terus hendak berlutut menjalankanpenghormatan. Tetapi tiba-2 segulung hawa kuat menguapdari bawah lutut merintangi gerakannya hendak berlutut.Menyusul terdengar suara orang tua itu berseru dengannada ramah:

"Gin Liong tak usah banyak peradatan, Kita bicarasambil berdiri saja."

Gin Liong memberi hormat pula lalu bangkit.

"Mohon locianpwe memberi petunjuk, mengapalocianpwe memerintahkan aku datang ke lembah ini."

Wajah orang tua yang berseri ramah tiba2 mengerutdingin dan angkuh lagi, ujarnya dengan nada serius:

"Musibah dalam dunia persilatan segera akan tiba,"katanya, "tampaknya tugas untuk mengatasi bencana ituterletak di bahumu. Mulai besok pagi bahkan mungkinnanti, tentu engkau akan di hadang oleh kawanan manusiayang berhati temaha, jika engkau dapat menghadapi denganselayaknya, bahaya itu tentu akan surut. Tetapi kalauengkau tidak hati2, tentu akan menimbulkan bencana darahyang tak terperikan akibatnya."

Habis berkata orang tua itu sejenak memandang ke arahlembah, Mulutnya mengulum senyum. Kemudian iamengeluarkan kaca wasiat, seketika memancarlah sinargilang gemilang menerangi seluruh lembah.

Page 348: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Teganglah hati Gin Liong melihat kaca wasiat itu.Dipandangnya orang tua kurus itu dengan penuhkeheranan.

Sambil memegang kaca, berkatalah orang tua kurusdengan nada bersungguh:

"lnilah benda dari paderi sakti yang disebut Goa-po-te-kia. Bukan saja dapat digunakan untuk menentukan letakbenda berharga dalam tanah, pun kaca wasiat inimengandung ilmu yang tak ternilai hebatnya."

Berhenti sejenak, orang tua kurus itu memandang GinLiong dan berkata pula:

"Sekarang hendak kuberikan kaca ini kepadamu, harapengkau baik2 menjaganya jangan sampai jatuh orang jahat."

Habis berkata, sepasang matanya tampak berkilat2tajam, Melihat wajah Gin Liong mengerut serius, wajahorang tua kurus yang dingin segera merekah seri tertawa.

"Adakah engkau dapat menyelami ilmu yang terkandungdalam kaca ini, tergantung sampai dimana jodoh danrejekimu dengan benda itu."

Orang tua kurus itu menyorongkan kedua tangannya kemuka dada dan dengan suara bengis berseru:

"Gin Liong, mengapa tak lekas berlutut menerima kacawasiat dan Seng-ceng !"

Tahu bahwa menolakpun percuma saja, Gin Liongterpaksa berlutut memberi hormat.

"Murid Siau Gin Liong dengan sungguh hati menerimapemberian kaca dari Seng-ceng (paderi sakti), Sejak saat inimurid akan menjalankan titah Seng-ceng untuk menyebarkebaikan, berkelana dalam dunia persilatan, menjunjungkebenaran membasmi kejahatan melakukan dharma

Page 349: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kebajikan. Kecuali terhadap orang yang keliwat jahat muridtakkan membunuh orang..."

Tiba2 orang tua kurus itu tertawa menukas: "Soalmembunuh orang, terserah pada pertimbanganmu."

"Murid akan melakukan dengan sepenuh hati." Orangtua kurus itu menghela napas: "Hati manusia tak pernahlayu, nafsu keinginannya tak pernah puas, Sekali tersesat,sampai mati tak mau sadar, Jika engkau menghendakimanusia budak nafsu itu supaya sadar, mungkin akanmenghabiskan waktumu saja."

Habis berkata ia memandang sejenak kearah deretanpohon siong yang tumbuh lima tombak jauhnya, kemudianmenyerahkan kaca wasiat kepada Gin Liong. Dengankedua tangan Gin Liongpun menyambuti danmenyimpannya dalam baju.

Tiba2 terdengar suara orang tertawa seram. Asalnya dariarah deretan pohon siong itu. Gin Liong tergetar, cepat iaberdiri dan berputar tubuh.

Dari balik deretan pohon siong sejauh lima tombak,muncul dua orang. Seorang tua dan seorang imam tua,Kedua berumur delapan puluhan tahun.

Orang tua itu berwajah persegi, mulut besar alisgompyok, sepasang bola matanya seperti kelinting, jenggotputih menjulai sampai ke perut. Mengenakan jubah panjangyang tepinya disalut sutera kuning emas.

Siimam tua bermuka tirus, mulut lancip, mata sipit dantubuh tinggi, memegang sebatang hud tim jubahnya darisutera biru, memakai kain pinggiran sutera kuning emas,punggungnya menyanggul sebatang pedang.

Siimam tua dan siorang tua mulut lebar melangkah majusambil tertawa seram, Gin Liong kerutkan alis.

Page 350: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Orang tua kurus yang berada di belakang Gin Liongtertawa gelak2, serunya:

"Yang di sebelah kiri itu kepala dari pulau Cui-leng-to.Yang sebelah kanan Long Ya cinjin. Keduanya termasyhursebagai durjana jahat. Coba saja bagaimana cara engkauhendak menasehati mereka supaya kembali ke jalan yangbenar."

Suara Orang tua kurus itu makin lama makin jauh. Danketika Gin Liong berpaling ternyata orang tua kurus itusudah berada pada jarak dua puluh tombak jauhnya danpada lain saat terus menyusup ke dalam hutan bambu.

Sudah tentu Gin Liong bingung.

"Locianpwe, apakah locianpwe tak mau beritahu namalocianpwe kepada murid ?"

Telinga Gin Liong segera terngiang suara orang tua itu:"Tak usah memikirkan hal itu kelak engkau tentu tahusendiri."

Gin Liong terkesiap, Sambil memandang bayang orangtua kurus yang lenyap ke dalam hutan bambu ia mendesah:"Ah, orang tua itu benar2 aneh sekali."

Tetapi ia segera dikejutkan oleh suara tertawa mengekehdan kedua orang yang sudah tiba di belakangnya, segera iaberbalik tubuh pula. Kedua pendatang itu sudah beradasetombak di hadapannya.

Kepala Cui-leng-to mengekeh:

"Heh, heh, budak, setan tua itu takut mati dan melarikandiri, Sampai pecah sekalipun kerongkonganmu, takmungkin dia akan mendengar teriakanmu."

Long Ya cinjinpun ikut tertawa seram.

Page 351: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak, lekas serahkan kaca wasiat itu kepadaku,mungkin aku dapat berbuat kebaikan untuk takmembunuhmu."

"Heh, heh, budak" kembali kepala Cui-leng-to mengekehlagi, "serahkan kepadaku, jangan kepada imam hidungkerbau ini."

Ia terus ulurkan tangan kanannya yang kurus keringmirip cakar baja ke muka.

"Berikan kepadaku" Long Ya cinjin juga ulurkantangannya meminta.

Melihat tingkah laku kedua orang itu, Gin Liong merasamuak. Dan mendengar kata2 mereka yang begitu temaha,marahlah Gin Liong.

"Atas dasar apa ?" bentaknya, Dipandangnya keduaorang itu dengan mata berkilat-kilat.

Kepala Cui-leng-to tertawa gelak2. Tetapi Long Ya cinjinmarah dan terus menerkam dada Gin Liong, Pemuda itutertawa dingin, serentak ia hendak menyambar pergelangantangan cinjin itu tetapi tiba2 kepala Cui-leng-to atau Cui-leng-to-cu menyentaknya.

"Anak jadah, engkau berani . ." Cepat laksana kilat diamendorong lengan Long Ya cinjin ke samping.

Gin Liong terkejut dan menyurut mundur selangkah,tepat pada saat itu, kedua orang itupun menggembor keras,Long Ya cinjin mengangkat lengannya untuk menghindaritangan Cui-leng-to-cu, tangan kiri maju untukmencengkeram leher baju Gin Liong.

Cui-leng-to-cu juga menurunkan lengan kanan majusetengah langkah dan ulurkan tangan kiri untukmencengkeram dada Gin Liong,

Page 352: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kedua orang itu bergerak luar biasa cepatnya dan disertaidengan tenaga penuh. Gin Liong terkejut dan segeragunakan gerak tata langkah Liong-li-biau untuk menghindardan loncat sampai tiga tombak jauhnya.

Cui-leng tocu tertawa seram. Entah dengan gerakbagaimana, ia sudah membayangi Gin Liong, sedangkantangan kirinya tetap mengancam lambung Gin Liong.

Long Ya cinjin lebih lihay lagi. Dengan tertawa seram iamenyerang dari samping, kebut hud tim ditaburkan kedadaGin Liong.

Melihat itu Cui leng-to-cu terkejut juga. Kalau Long Yacinjin berhasil menampar dada Gin Liong, kaca wasiattentu akan menumpah keluar. Dan apabila disusuli dengangerakan hudtim sekali lagi, kaca wasiat itu tentu akan jatuhke tangan cinjin itu, maka dengan menggembor keras, iasegera menghantam bahu kiri Long Ya cinjin.

Melihat kaca yang jelas sudah akan jatuh ke tangannyahendak digagalkan kepala pulau Cui-leng to, marahlahLong Ya cinjin.

"Anjing tua, engkau cari mampus" bentaknya serayagerakkan tangan kiri untuk menangkis dan tangan kananuntuk membabat kedua lutut kaki orang.

Tetapi Cui-leng-to-cu tertawa gelak2, sekali kebutkanlengan jubah, tubuhnya melambung sampai tiga tombak keudara.

"Tua bangka buduk, engkau hendak merebut kaca wasiatitu ? Hm, mari kita adu jiwa dulu " serunya sambil julurkantangan kanan untuk mencengkeram belakang kepala LongYa cinjin.

Long Ya cinjin marah, cepat ia balikkan tubuh danmenampar dengan kebut hudtim, Cui-leng to-cu tertawa

Page 353: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

gelak2. ia bergeliatan kebutkan kedua lengan baju di udaradan gunakan ujung kaki kanan untuk mendupak kepalaorang.

Demikian kedua orang itu saling bertempur kemati-matian sendiri, Long Ya cinjin menghantam dengan tangankiri dan memutar kebut hudtimnya gencar sekali,sedangkan kepala dari pulau Cui-leng-to mainkan lenganbajunya yang dikebutkan dan ditamparkan laksanagelombang laut yang dahsyat sekali.

Mereka muncul bersama, menghampiri bersama danmeminta kaca wasiat dari Gin Liongpun bersama. Akhirnyamereka bersama pula berbaku hantam, seru dan dahsyat.

Sedangkan Gin Liong malah berada tiga tombak daritempat pertempuran itu, melihat kedua orang itu bertempurmengadu jiwa, ia kesima. Tetapi pada lain saat ketikateringat bahwa kedua orang itu hendak meminta kacawasiat, marahlah Gin Liong.

Tepat pada saat itu, kedua orang itupun tampakberputar-putar dan tiba2 pula menyerbu Gin Liong.

Cui-leng-to-cu mendahului untuk mengangkat tangankanan dan menghantam Gin Liong. Kemudian Long Yacinjinpun tiba dengan tangan kiri mencengkeram dada anakmuda itu.

Gin Liong menggembor keras, Dengan jurus Liat-hun-song-hou atau dengan-kekuatan-menyiak-sepasang-harimau.

"Bum...." sepasang tangan yang menghantam kekanandan kiri itu tepat mengenai tangan kedua orang itu. Cui-leng-to-cu menjerit kaget lalu menyurut kesampingselangkah terus loncat lagi setombak jauhnya, Long Yacinjin mendesuh pelahan dan terhuyung-huyung sampai

Page 354: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

delapan langkah ke belakang. Tetapi Gin Liong sendiri jugabergetar bahunya, kedua lengannya terasa linu kesakitan

Cui- leng-to-cu berobah wajahnya dan terlongong-longong, Long Ya cinjingpun tercengang. Keduanya takpernah menyangka bahwa pemuda itu ternyata memilikitenaga-sakti yang mengejutkan orang.

Tetapi Gin Liong juga kaget dalam hati, ia menyadaribahwa kedua durjana itu memang hebat sekalikepandaiannya, ia tak berani memandang rendah lagi.Serentak ia segera kerahkan tenaga-dalam dan ketikamelihat kedua durjana itu masih termangu-mangu,timbullah pikirannya untuk menyadarkan mereka supayakembali ke jalan yang benar.

"Kalian tentulah tokoh2 sakti yang mengasingkan diritinggal diseberang laut. Bukankah lebih baik menghapuskeinginan2 yang jahat dan lanjutkan tindakan kalian untukmencari ilmu penerangan hatin yang tinggi..."

Kedua orang itu cepat tertawa keras menukas ucapanGin Liong, Sudah tentu Gin Liong marah.

"Soal itu mengapa perlu engkau seorang budak kecilyang harus memberi nasehat ? Sudah lima puluh tahunlamanya entah sudah berapa ribu kali kudengar ucapan2kosong semacam itu," seru kepala pulau Cui-leng-to.

Sepasang gundu mata Long Ya cinjin berkeliaran sepertiteringat sesuatu lalu tertawa parau.

"Budak kecil, ketahuilah, kenal pada gelagat dan dapatmengetahui suasana, barulah dapat menjadi seorang gagah,Engkau budak, jika mau mengangkat aku sebagai guru danmenyerahkan kaca wasiat itu, kita guru dan murid dapatbersama2 mempelajari ilmu sakti yang tertera pada kacawasiat itu. Kelak tentu akan menguasai dunia persilatan..."

Page 355: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Belum Long Ya cinjin selesai berkata, Cui-leng-to-cusudah tertawa gelak2, serunya:

"Tua bangka, pikiranmu sungguh murni sekali,ucapanmupun enak didengar. Apakah engkau tak tahubahwa aku memang bermaksud hendak mengambil budakitu sebagai murid pewarisku !"

Mendengar kedua orang itu seenaknya sendiri mengocehtak keruan hendak mengambil dirinya sebagai murid,marahlah Gin Liong. ia kecewa dan putus asa. Untukmenasehatkan kedua orang itu tak ubah seperti meniupseruling di hadapan seekor kerbau belaka.

Seketika meluaplah kemarahan Gin Liong dan serentakiapun maju menghampiri

Tanpa menghiraukan Cui-leng-to-cu lagi, Long Ya cinjinterus berseru lagi kepada Gin Liong:

"Berhenti engkau ! Engkau harus tenang dan jangangugup, Kita berdua tentu dapat membasmi anjing tua dariCui-leng-to itu"

Sudah tentu marah Cui-leng-to-cu bukan kepalangsehingga rambutnya meregang tegak, dengan meraungkeras ia segera menampar muka Long Ya cinjin.

Rupanya Long Ya cinjin sudah bersiap. sesaat Cui-leng-to-cu menggerakkan tangan, iapun cepat mendahului untukmenutuk perutnya. Oleh karena jelas kedua tokoh ituhendak saling membasmi maka setiap gerak yangdilancarkan tentu merupakan jurus maut yang mengerikan.

Tiba2 terdengar suara ayam berkokok, Gin Liongmenyadari bahwa hari segera akan terang tanah, ia haruslekas2 kembali ketempat Suma Tiong, kalau tidak Yok Landan kawannya tentu akan bingung mencari dirinya.

Page 356: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hari segera terang tanah, aku masih mempunyai lainurusan tak dapat menemani kalian lagi" serunya kepadakedua tokoh yang sedang bertempur itu, kemudian ia terusberputar tubuh dan lari ke luar lembah.

"Hai, budak, jangan lari tinggalkan kaca itu" kedua tokohitu berhenti bertempur dan berteriak seraya loncatberhamburan mengejar Gin Liong, Begitu tiba di tanah,mereka melambung ke udara lagi dan tiba lima tombak dibelakang Gin Liong.

Ketika berpaling, terkejutlah Gin Liong. ia segerakerahkan tenaga untuk mempercepat larinya. Tetapi keduatokoh durjana itu tak mau melepaskan Gin Liong,Merekapun tancap gas untuk mengejar

Sesaat Gin Liong berpaling, tampak Long Ya cinjindengan memegang kabut hudtim dan pedang berputarmelayang di udara lalu meluncur kearah Gin Liong. Sambilmeluncur, cinjin itu membentak "Hai budak, tinggalkanbatok kepalamu !"

Gin Liong makin marah, ia hendak mempertunjukankepada cinjin itu bahwa ia dapat lari lebih cepat, iakerahkan tenaga-dalam lagi untuk merubah dirinya menjadisegulung asap yang menderu-deru meluncur keluar lembah.

Long Ya cinjin terkejut dan meluncur turun, Cui-leng-tocupun kesima, laju larinya menurun dan orangnyapunsegera berhenti. Hanya segulung asap warna kuning yangmeluncur ke mulut lembah dan pada lain saat pemudaitupun sudah lenyap dari pandang mata.

Gin Liong menggunakan ilmu lari Angin-puyuh yanghebat, setelah mendaki puncak dan melintasi hutan,beberapa saat kemudian ia tiba disebuah tanah datar. Ketikaberpaling, ia tak melihat kedua pengejarnya lagi. Segera ia

Page 357: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

percepat larinya menuju ke desa tempat kediaman SumaTiong,

Tak berapa lama tibalah ia dimulut desa, Desa sunyisenyap, setelah masuk ke halaman dengan hati2 iapunmenyerupai masuk kedalam kamar, duduk bersila diatasranjang dan mulai menyalurkan pernapasan.

Tak berapa lama ia mendengar derap langkah orangberjalan di halaman, Ternyata hari sudah terang tanah danpara bujang2 sudah mulai bekerja, iapun segera turun danmandi kemudian menghampiri ke kamar Tio Li Kun.

Gin Liong terkejut sekali melihat wajah nona itu makinpucat dan lemah. Melihat si anak muda terkejut, Li Kunpunhampir mengucurkan airmata, ia segera berputar tubuh danmenuju ke kamar Tek Cun. Gin Liong bergegasmenyusulnya.

"Taci Kun, lekaslah engkau tutuk jalan darah liok-ko,"kata Gin Liong demi melihat keadaan Tek Cun makinpayah.

Tio Li Kun melakukan perintah, Gin Liong-punmemeriksa luka Tek Cun. Ternyata wajahnya sudahtampak segar dan napasnyapun teratur, sudah lebih sehatdaripada kemarin.

"Taci Kun, apakah semalam engkau tak tidur?" tegur GinLiong, Li Kun tak menjawab kecuali bercucuran airmata.

Gin Liong makin gugup, ia menghampiri dan menghiburnona itu: "Sudahlah taci, jangan sedih. Beberapa hari lagiluka liok-ko tentu sembuh."

Tiba-2 Li Kun memeluk tangan Gin Liong dan berkatadengan rawan: "Adik Liong, kurasakan makin lama engkaumakin menjauhi aku."

Page 358: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Nona itu mulai terisak, jelas ia amat bersedih hati,sesungguhnya Gin Liong seorang pemuda yang berhatilembut. Tetapi karena dalam hatinya sudah terisi dengansumoaynya, apalagi suhunya telah meninggalkan pesan,maka terpaksa ia tak dapat menerima persembahan hati LiKun.

Tetapi karena itu ia dipeluk si jelita, hatinyapun tergerakdan tanpa disadari iapun membelai-belai rambut si jelitaseraya menghiburnya : "Ah, janganlah berpikir terlalubanyak."

"Adik Liong, harapanku janganlah engkau memandangdiriku hanya sebagai pohon liu yang tumbuh di tepi jalan..."

Rupanya Gin Liong tahu bahwa Li Kun hendakmemperingatkannya tentang peristiwa yang terjadi dalamruang dalam perahu yang lalu. Maka cepat ia menukas:"Kutahu taci seorang gadis yang luhur hati, hanya Thianyang tahu bagaimana perasaan hatiku kepada taci.Sudahlah, jangan memikir yang tidak2 dan hanyamengganggu kesehatan taci saja."

Kemudian sambil mengelus-elus bahu si jelita, iamenambahkan pula: "Yok Lan sudah sejak kecil belajarilmu bersama aku. Hati budinya halus dan lembut, haraptaci Li Kun suka melindunginya..."

"Jangan kuatir adik Liong" cepat Li Kun menukas, "akuanak yang paling bungsu, tentu akan kuperlakukan adikLan sebagai adik kandungku sendiri."

Tergetar hati Gin Liong dengan rasa bahagia maka iapunsegera berbisik mesra: "Jika demikian kelak kita akanbersama-sama menjelang hari bahagia."

"Sungguhkah itu, adik Liong ?"

Page 359: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tertawa mengangguk, ia segera mengusapairmata Li Kun yang tak henti-hentinya mengucur itu,Kemudian Gin Liong mengajaknya untuk menjengukkeadaan Mo Lan Hwa.

Ketika masuk ke kamar, tampak Yok Lan menyambutdengan wajah berseri, ia duduk di tepi ranjang menungguLan Hwa ia hendak bangun untuk menyambut tetapi LiKun mencegahnya.

"Adik Hwa, lukamu masih belum sembuh, janganpaksakan diri bangun" kata Li Kun.

Memperhatikan mata Li Kun membenjul bekasmenangis, Lan Hwa bertanya: "Taci Kun, engkau habismenangis ?"

Li Kun tersipu-sipu merah, sesaat ia tak dapat menjawab.

"Apakah luka Tek Cun koko makin parah?" tanya LanHwa cemas.

"Mungkin liok-ko harus beristirahat beberapa hari lagibaru sembuh" akhirnya Li Kun memberi jawabansekenanya.

Yok Lan mengatakan ia ingin menjenguk Tek Cun, GinLiong mencegah mengatakan kalau Tek Cun sedang tidur.

Saat itu bujang muncul dengan membawa dua mangkukkuah Jin-som-lian-cu: "Nyonya besar mengutus hambamengirim kuah ini untuk Liok ya dan nona Mo."

"Taci Kun, mari kita antarkan kepada liok ko", kata YokLan, Kedua nona itupun segera keluar.

Kini tinggal Gin Liong berdua dengan Lan Hwa, Melihatluka nona itu masih payah, Gin Liong segera menghampiri,mengangkat tubuh nona itu dan memberinya bantal yang

Page 360: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tinggi. Kemudian ia mengambil mangkok jin-som danmeminumkan ke mulut Lan Hwa.

Gemetar tubuh Lan Hwa, gemetar pula hatinya karenaduduk merapat dengan Gin Liong, pemuda yang mencurihatinya. Tepat pada saat itu muncullah Yok Lan, Lan Hwadan Gin Liong tertegun. Tetapi Yok Lan seorang dara yangpolos, setitikpun ia tak cemburu atau marah bahkan segeramenghampiri dan membujuk: "Taci Hwa, kuah jin-som ituharus dihabiskan agar taci lekas sembuh."

Terharu hati Lan Hwa mendengar kata2 dara itu, iasegera meneguknya habis. Dalam pada itu diam2 iabersumpah, rela mengorbankan diri daripadamenghancurkan hati seorang dara berhati emas seperti YokLan, Lan Hwa menangis dalam hati.

Setelah membaringkan Lan Hwa ditempat semula lagi,Yok Lan segera mengikuti Gin Liong keluar untuk makanpagi. Tak lama Li Kunpun pun datang, Tiba2 suami isteriSuma Tiong bergegas masuk, wajahnya mereka tampaktegang.

Begitu duduk, Suma Tiong tak menanyakan keadaanTek Cun maupun Lan Hwa, terus langsung berkata kepadaGin Liong dengan wajah serius:

"Dari laporan bujang yang kembali dari kota mengatakanbahwa dalam kota Hok-san-shia telah gempar tersiar beritabahwa Siau siauhiap telah mendapat kaca wasiat dari Bu-lim Seng-ceng. Benarkah itu ?"

Mendengar itu tergetarlah hati Gin Liong, ia menghelanapas: "Apakah sungguh tersiar berita begitu ?"

Li Kun kerutkan dahi dan ikut bicara: "Tentulahperbuatan Ce-tang Sam-sat yang tertua, lari ke Hok-san-shia

Page 361: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

lalu menyiarkan berita bohong itu untuk membalasdendam."

"Atau memang kesalahan Liong koko sendiri. Orangmeminta kaca wasiat kepadanya, dia mengatakan kacawasiat itu memang ada padanya." Yok Lan menyeletuk.

"Lebih baik peristiwa ini segera diberantas", kata Lok SiuIng isteri Suma Tiong, "jika tidak tentu akan menimbulkanperistiwa yang lebih berbahaya, Tokoh2 silat yang tamaktentu berbondong-bondong mendesak Siau siauhiap."

Suma Tiong setuju pendapat isterinya.

"Harap Siau siauhiap jangan meremehkan soal ini,Kemungkinan besar hal itu akan mendatang bahaya padasiauhiap."

"Ah, aku tak pernah menduga sampai begitu jauh" kataGin Liong,

Li Kun dan Yok Lan menanyakan pendapat keduasuami isteri itu bagaimana sebaiknya langkah yang harusdiambil.

"Sebaiknya mengirim orang untuk memberantas desas-desus itu dan membuka kedok muslihat Ce-tang Sam-sat"kata Suma Tiong.

Li Kun setuju dan meminta kepada Suma Tiong untukmengatur orang, Gin Liong gelisah dan hendak mencegah,Rupanya Yok Lan tahu isi hati sukonya maka cepat iamendahului.

"Jika demikian kita harus menunggu sampai beberapahari lagi, Lalu kapankah kita mulai mengejar jejak Liong-lilocianpwe ?" serunya.

"Ya, kita hanya membikin repot Suma tayhiap berduasaja." kata Gin Liong.

Page 362: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi Suma Tiong mengatakan bahwa hal itu memangsudah menjadi kewajiban dalam persahabatan, iapunmengajak isterinya keluar.

Setelah kedua suami isteri itu pergi, Li Kun setengahmenyesali tindakan Gin Liong yang telah memberi ampunkepada Ce-tang Sam-sat.

"Ya, memang Liong suko salah," Yok Lan ikutmenyesal.

"Sekarang bukan soal desas desus itu yang harus kitalayani tetapi bagaimana dan bilakah kita segeramelanjutkan perjalanan menyusui Liong-li locianpwe."

Mendengar itu Yuk Lan segera mengajak Li Kun untukmenjenguk keadaan Tek Cun.

"Liong koko," kata Yok Lan, "menilik luka liok-ko dantaci Hwa, Mungkin dalam empat lima hari kemudian barusembuh. Aku bersama taci Kun akan menjaga mereka disinidan engkau seorang diri boleh segera berangkat..."

"Akau kupertimbangkan," cepat Gin Liong menukas.

Setelah kedua gadis itu pergi, Gin Liong merenungkanlangkah untuk mengejar jejak Ban-liong Liong li dengancara bagaimana ia dapat menghindarkan diri dari libatantokoh-2 silat yang berhati temaha hendak merebut kacawasiat itu.

Tiba2 ia teringat akan orang tua pemilik kaca wasiat dankaca wasiat itu yang pada permukaannya tertera tulisantentang ilmu silat yang sakti.

Serentak timbullah keinginannya untuk meneliti kacawasiat itu. Segera ia masuk kedalam kamar danmengeluarkan kaca itu. seketika terang benderanglah kamarkarena cahaya kaca wasiat. Cepat2 Gin Liong menutup

Page 363: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dengan baju luarnya, ia memasang telinga, suasana diluarsunyi senyap.

Setelah itu baru ia mulai memeriksa. Didapatinya dibalikkaca itu terdapat beberapa huruf kecil2. Entah diukirdengan alat apa. Setelah diteliti ternyata huruf2 itumerupakan nama pemiliknya.

Pada baris kesatu berbunyi: Thian It lo-jin pada waktumalam hari pertengahan musim rontok, menyerahkan kacawasiat ini kepada Gin-si- khek.

Melihat itu, barulah Gin Liong tahu bahwa pemilik kacawasiat itu bukan Bu-lim Seng-ceng tetapi Thian It lojin.

Baris kedua berbunyi: Gin-si-khek pada senja musimsemi, menyerahkan kepada Ik-wan-tay-hiap Lu Gik Tiong.

Gin Liong terus membaca sampai pada baris kelima.Disitu tertulis: Tio Su Le pada suatu hari dingin,menyerahkan kaca wasiat kepada Langlang-buana Gui HinKiong.

Kemudian baris keenam berbunyi Gui Hin Kiong padahari yang cerah, menyerahkan kepada Siau Gin Liong.

Seketika itu sadarlah Gin Liong bahwa yang disebut Bu -lim Seng - ceng atau Paderi - sakti dalam dunia persilatanitu, bukan lain adalah Thian It lojin. Sedang orang tuakurus yang menyerahkan kaca wasiat kepadanya itubernama Langlang-buana Gui Hin-Kiong. Gui Hin Kiongmerupakan orang keenam yang menerima penyerahan kacawasiat itu.

Tetapi sepanjang ingatannya, dalam dunia persilatan iatak pernah mendengar tentang nama tokoh Langlang-buanaGui Hin Kiong. ia menarik kesimpulan bahwa Gui HinKiong tentu seorang sakti yang tak mau melibatkan diridalam pergolakan dunia persilatan.

Page 364: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Selanjutnya menurut catatan itu, sudah lima belas tahunlamanya kaca itu berada di tangan orang tua kurus Gui HinKiong. Selama itu, mungkin dia sudah mempelajari ilmusakti yang tertera pada kaca wasiat itu.

Dari Thian It lojin hingga temurun pada Gui Hin Kiong,diantaranya empat orang pewaris tak seorangpun yangmempunyai nama dalam dunia persilatan. Apakah merekatak berhasil mempelajari ilmu sakti pada kaca wasiat itu ?Atau mungkinkah karena mereka sudah menemukanpenerangan hatin, mereka tak mau terjun dalam duniapersilatan ?

Akhirnya Gin Liong menarik kesimpulan, ia akanmencontoh jejak keempat cianpwe itu, takkan menonjolkanilmu kepandaian yang diperoleh dari kaca wasiat itu kepadasiapapun juga.

Segera ia meneliti lebih cermat dan akhirnyamenemukan, diantara sinar pelangi yang terpancar darikaca itu, samar2 menyembul sebuah huruf berbunyi"Kitab", Tetapi pada lain kilat, huruf itupun tak tampaklagi.

Gin Liong mencoba untuk menggoyangkan kacapelahan-lahan. Dan benar juga, huruf merah Kitab itutimbul lagi. Pelahan-lahan ia mengisar baju luar yang dibuatmenutup dan tampaklah tujuan buah huruf yang berbunyi:Liong Hou liong Kau Kun Ciang Bu. Atau, kitab ilmupukulan Naga, harimau, burung hong, ular.

Tergerak hati Gin Liong, Girangnya bukan kepalangsehingga tangannya gemetar, Dibawah huruf Kun-hu atauKitab ilmu pukulan itu, tampak pula huruf2 Hang liongatau Ilmu-menaklukkan-naga, Hok-hou atau HarimauMendekam, Lin-hong atau Menangkap-cenderawasih, Pok-

Page 365: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kau atau menjerat ular, empat macam pelajaran ilmupukulan.

Setelah membaca dengan teliti, ternyata dalam tempatmacam pelajaran ilmu pukulan itu mengandung ilmupukulan, ilmu tebasan dan ilmu menangkap ataumenyambar

Ilmu pukulan, cepat dan dahsyat ilmu tebasan, tangkasdan ganas, ilmu menyambar dan menangkap. luar biasahebatnya. Apabila digunakan keempat macam ilmu itumerupakan gabungan tipu silat lihai penuh denganperobahan.

Gin Liong memiliki otak yang cerdas dan daya ingatyang kuat. Cepat sekali ia dapat mengingat semuapelajaran2 itu dan setelah merenungkan ia segera tahu daya-gunanya.

Pada saat ia hendak melanjutkan membaca di halamanterdengar langkah kaki orang. Buru2 ia menyimpan kaca ituke dalam baju lagi Kemudian ia keluar.

Saat itu hampir tengah hari. Suma Tiong dan isterinyaberjalan menghampiri, Gin Liong segera menyambut.Demikian pula Yok Lan dan Li Kunpun keluar dari kamarikut menyongsong.

Suma Tiong suami isteri melaporkan bahwa dia sudahmengirim dua puluh orang menuju kekota. Gin Liongmenghaturkan terima kasih atas bantuan tuan rumah.

Tak lama bujangpun segera menyiapkan hidangan siang.Waktu makan. Li Kun mengatakan kepada tuan rumahbahwa karena mempunyai urusan penting maka Gin Liongakan melanjutkan perjalanan lebih dulu, sebenarnya dalamsuasana seperti saat itu, memang tak leluasa kalau GinLiong menempuh perjalanan seorang diri. Tetapi

Page 366: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dikarenakan harus merawat Tek Cun dan Lan Hwaterpaksa Yok Lan dan Li Kun harus tinggal.

Mendengar itu Suma Tiong menyatakan kesediannyauntuk merawat kedua orang yang sakit itu dan minta keduanona itu menemani Gin Liong.

Karena Li Kun setuju terpaksa Gin Liong punmenyetujui juga.

Waktu Tek Cun dan Lan Hwa diberitahu tentangpersetujuan itu, keduanyapun setuju. Demikian setelahberkemas, Gin Liong dan kedua nona segera berangkatsiang itu juga, Gin Liong naik kuda hitam kaki putih, YokLan naik kuda bulu merah milik Tek Cun dan Li Kun naikkuda putih.

Pada saat Suma Tiong dan isteri mengantar ketiga anakmuda itu sampai keluar pintu, tiba2 seorang lelaki bergegas-gegas masuk ke dalam desa.

"Apa yang terjadi di luar desa ?" seru Suma Tiongkepada orang itu.

"Toaya, celaka..." seru orang itu, "dari Hok-san-shiatelah berbondong-bondong sejumlah besar penunggangkuda menuju ke desa ini."

Mendengar itu Gin Liong seperti merasakan suatuancaman bahaya, serunya : "Mereka tentu akan cari perkaradisini."

"Sejak diam disini, baru pertama kali ini aku mengalamiperaturan desa ini dilanggar orang" kata Suma Tiong.

"Tak peduli siapapun yang datang, kita harusmenyongsongnya," kata Lok Siu Ing.

Kelima orang itu segera bergegas menuju ke mulut desa,sepuluh penunggang kuda tampak sedang

Page 367: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mencongklangkan kudanya menuju ke desa itu. Orang2 itumengenakan pakaian ringkas sebagaimana dikenakan olehkaum persilatan dikala sedang menjalankan tugas, Saat itumereka sudah berada pada jarak setengah li dari desa.

"Menilik sikapnya, mereka memang hendak melakukansesuatu," kata Suma Tiong.

"Jika tanpa alasan, jangan beri ampun kepada mereka,"seru Lok Siu Ing.

Pada saat rombongan pendatang itu tiba pada jarak tigapuluhan tombak dari tempat Gin Liong, tiba2 kuda hitammulus meringkik keras sehingga rombongan kuda yangdatang itu terkejut dan panik, Ada yang Mengangkat kakidepan, ada pula yang merontak kaget, Penunggangnyaberusaha keras untuk mengatasi kudanya dan melanjutkanlari ke muka.

Penunggang yang paling depan, seorang tua bertubuhkurus, muka hitam, brewok dan rambut memanjang sampaike bahu. Mengenakan pakaian warna hitam. Umurnyadiantara 60-an tahun. Di belakang punggungnyamenyanggul sebatang tongkat berkepala ular, batangnyapenuh berhias gelang besar kecil, sepasang matanya yangbundar memancarkan sinar berkilat-kilat dingin.

Disebelah kanan dan kirinya, seorang lelaki berpakaiankuning dan yang satu berpakaian kelabu. Keduanyaberumur lebih dari 40 tahun.

Lelaki yang berpakaian kuning itu, mukanya penuhrambut, alis tebal mata bundar dan perawakan gagahperkasa, punggungnya menyelip Kim-kong senjata gadaberbentuk orang-orangan. Gagah menyeramkan sekali.

Page 368: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sementara lelaki yang berpakaian kelabu, mukanyakuning pucat, jenggot tipis, mata sipit tak berbulu mata.Tubuhnya kurus, menyanggul sebatang sayap.

Sedang ketujuh orang yang mengikuti dibelakang, terdiridari lelaki2 yang bertubuh gagah. Masing2 membekalgolok.

"Hm. kiranya Tiga-jahat dari Losan." geram Loh Siu Ing.

Suma Tiongpun cepat tertawa dan berserunya ringan:"Kukira siapa, ternyata tiga pendekar dari Losan yangberkunjung. Maaf, karena terlambat menyambut."

Sejenak berhenti ia melanjutkan pula dengan nadanyaring: "Entah apakah maksud kedatangan saudara bertigake desaku ini ?"

Rombongan penunggang kuda itu tiba pada jarak limatombak, Orang tua baju hitam mengangkat tangan keatasdan kesepuluh ekor kuda itupun serentak berhenti.Kemudian orang tua itu tertawa mengekeh.

"Kukira siapa yang tinggal didesa ini, kiranya Sumatayhiap, Aku Tongkat - ular - bergelang In Po Tin bersamakedua saudaraku Gada-pencabut nyawa dan Golok-pelenyap-jiwa, memberanikan diri datang kemari, mohonsaudara suka memaafkan kelancangan kami,"

Bahkan orang tua yang merupakan tokoh pertama daritiga Jahat gunung Losan itu segera memberi hormat. Keduasaudaranya hanya terlongong2 memandang Gin Liong.

Suma Tiong tertawa nyaring.

"Harap saudara suka menjelaskan apa maksudkunjungan saudara bersama rombongan kemari. Apabiladapat kami lakukan tentu dengan senang hati kami akanmenghaturkan bantuan."

Page 369: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tongkat-ular In Po Tin tertawa juga.

"Kedatangan kami ini tak lain hanya perlu sekedarhendak minta keterangan kepada Siau siauhiap adakah kacawasiat itu benar berada padanya ?" kata In Po Tin sambilmenunjuk Gin Liong.

Melihat sikap ketiga orang yang begitu congkak, si jelitaLi Kun sudah muak. Dan sesaat mendengar maksudkedatangan mereka, serentak marahlah ia, serunya: "Sudahmakan nasi sampai berpuluh tahun mengapa dalam soalsekecil itu saja kalian tak dapat menilai dengan tepat.Huh..."

"Budak hina, siapa suruh engkau campur mulut !" bentaksi baju kuning Gada-pelenyap nyawa.

Mendengar itu Lok Siu Ing tak dapat menahankemarahannya lagi. Dengan melengking ia melompat majuke muka dan menuding Gada-pelenyap nyawa: "Kalaumemang berani, hayo, turunlah engkau. Hendak kuujisampai dimana kepandaianmu sehingga gegabah beranimenghina orang!"

Nyonya itu menutup kata2nya dengan mencabut pedang.

Dengan tertawa dingin Gada-pelenyap nyawa punayunkan tubuh loncat turun dan siapkan senjatanya:"Engkau sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku berhatikejam !"

Sambil tertawa mengekeh ia pelahan-lahan majumenghampiri.

Gin Liong kerutkan alis dan tertawa dingin ia berdiri disamping Suma Tiong dengan tenang, Tak habis herannyamengapa Lo-san Sam-ok atau Tiga jahat dari gunung Losantahu bahwa ia telah mendapat kaca wasiat itu.

Page 370: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Berhenti !" cepat ia berteriak ketika Gada-pelenyapnyawa hendak bertempur dengan Lok Siu Ing. Walaupunpelahan teriakan itu dihamburkan tetapi telinga sekalianorang yang berada disitu serasa mengiang-ngiang. Toa-okatau si jahat Kesatu In Po Tin diam2 terkejut juga. DanGada-pelenyap nyawapun hentikan langkah.

"Kalian kesepuluh orang ini sudah melanggar peraturanmemasuki desa ini. Bukannya kalian bersikap sopankebalikannya malah mengumbar kecongkakan, jelas dapatdiketahui bagaimanapun tingkah laku kalian selama ini.Dan jelas pula bahwa kalian hendak merebut kaca wasiatitu."

Gin Liong berhenti sejenak menatap ketiga tokoh jahatdari gunung Losan itu. serunya pula: "Andaikata kacawasiat itu berada padaku, apa dasarnya kalian hendakmerebut benda itu ?"

Gada-pelenyap nyawa jago kedua dari Losan deliki matadan membentak: "Budak yang sombong engkau berani cariperkara dengan kami bertiga?"

Pah-ong-kan-san atau raja Pah-ong-mengejar gunung,adalah jurus yang digunakannya untuk menyerang GinLiong, Tetapi Lok Siu Ing yang sudah sejak tadi siap, segeramenangkis dengan jurus Mengepak-rumput-memburu-ular,ia menyabetkan pedang memapas lambung orang.

Gada-pelenyap nyawa marah. ia hentikan gerakannyauntuk menangkis pedang Lok Siu-ing, tetapi nyonya itupunmerobah gerak pedangnya untuk menusuk alis lawan.Gerak perobahan itu dilakukan teramat cepat sekali.

Jago kedua dari Losan itu memang hebat juga. Cepat iasongsongkan senjata tegak ke atas untuk menahan pedanglawan. Tetapi di luar dugaan Lok Siu Ing dengan geraksecepat kilat, telah memapaskan pedang ke celana lawan.

Page 371: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Cret, celana jago kedua gunung Losan telah terpapaskutung.

Gada-pelenyap nyawa menjerit kaget dan menyurutmundur beberapa langkah. Melihat kebawah mukanyaberubah dan keringat dingin mengucur, Kedua kakicelananya telah robek sehingga lututnyapun kelihatan.

Lok Siu Ing tertawa dingin. "Hm, begitu tak berguna,masih berani cari perkara, Sungguh tak tahu diri."

Toa-ok In Po Tin menggeremutukkan geraham, wajahmembesi dan tubuh gemetar. Tokoh ketiga Toat-beng toatau golok Pencabut nyawa loncat dari kuda dan terusmemutar golok menyerang Lok Siu Ing.

Melihat itu Tio Li Kunpun loncat turun dari kuda, Tring,iapun sudah mencabut pedang yang memancarkan sinarberkilau-kilauan. Dan sekali bergerak, pedang itupun segerameluncur ke muka untuk menusuk gulungan sinar goloklawan.

"Lo-sam . . " melihat Pedang-Pencabut nyawa hendakmengadu kekerasan dengan pedang si jelita, buru2 Toa-okberseru mencegah.

Mendengar itu Pedang-Pencabut nyawa terkejut, cepatmengendapkan pedang kebawah cepat pula loncat kesamping.

Li Kun mendengus dingin. Sekali ayun tubuh ia loncatmemburu dan taburkan pedangnya, Terdengar jeritan kejutdan darah menyembur keluar. Tahu2 daun telinga kiri siPedang-Pencabut nyawa sudah terpapas hilang.

Melihat itu Gada-pelenyap nyawa menggembor kerasdan terus menyerbu Li Kun.

Page 372: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tadi sudah diberi ampun mengapa sekarang masih carimati lagi?" bentak Lok Siu Ing seraya tebarkan pedang dantahu2 ujungnya sudah melekat kedada orang itu.

"Ing-moay, jangan membunuhnya!" buru2 Suma Tiongmelarang isterinya.

Lok Siu Ingpun menurut, Tetapi dikala ia menarikpedangnya, sekonyong konyong Gada-pelenyap nyawamenggembor keras dan dengan jurus Tiang-menyanggah-langit, ia menghantamkan gadanya pada pedang Lok SiuIng.

Nyonya itu menjerit kaget karena tangannya terasa terasalinu lunglai sehingga pedangpun terlempar ke udara. DanGada-pelenyap nyawa menyusul pula dengan menghantamubun2 kepala nyonya itu.

Suma Tiong dan Gin Liong serempak loncatmenghampiri, Li Kun dan Yuk Lanpun menjerit kaget.

"Lo-ji, jangan !" teriak Toa-ok In Po Tih mencegahsaudaranya, ia tahu Suma Tiong itu tak boleh dibuat main2.

Tetapi sebelum jago kedua melakukan perintah toa-ok, iamenjerit kaget karena siku lengan kanannya dicengkeramGin Liong dan sekali ayun tangan, Gin Liong menamparmuka jago kedua dari Losan itu.

Tetapi karena mendengar seruan Toa-ok tadi, Gin Liongcepat merobah arah tamparannya. Tidak pada muka tetapigada orang.

"Bum . . . ." tangan jago kedua dari Losan itu linukesemutan dan gadanyapun terlempar keudara, "Enyahlah!" seru Gin Liong seraya mendorong.

Tubuh jago kedua dari Losan yang tinggi besar seketikaterhuyung-huyung beberapa langkah. Melihat kesaktian si

Page 373: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

anak muda, Toa-ok Tin Po Tin terlongong pucat sehinggaia lupa untuk menyanggupi tubuh saudaranya yang kedua.Bluk, ji-ok Pedang-Pencabut nyawa terjatuh duduk ditanah.

Toa ok terkejut dan gelagapan, Cepat ia loncatmenolongnya. Saat itu jago kedua si Gada-pelenyap nyawamasih berputar-putar untuk mencari daun telinganya yangterpotong, Sedang Yok Lan dan Li Kun segeramenghampiri Lok Siu Ing yang tengah diperiksa tangannyaoleh Suma Tiong. Dibelakang mereka telah dijaga olehanak buah yang bersenjata golok.

Gin Liong sudah loncat kesamping untuk menjemputpedang Lok Siu Ing yang jatuh, Tiba2 kuda bulu hitammeringkik keras lagi. Ketika berpaling, Gin Liong melihatempat penunggang kuda tengah mencongklang pesat datangmenghampiri jauh dibelakang keempat penunggang kudaitu diantara kepulan debu yang gelap, samar2 masih tampaklagi beberapa penunggang kuda.

"Aneh," gumam Yok Lan, "mengapa mereka tahu Liongkoko berada disini ?"

Setelah menolong saudaranya yang kedua, Toa-ok segeramenyahut: "Kalau tidak anak buahmu yang menyiarkanberita itu di rumah makan, mana mereka tahu tentang soaldirimu berada disini."

Seketika Suma Tiong tersadar persoalan telah menjadisalah urus, sehingga malah tak keruan "Hm, mengapakalian tak mau berpikir, Apakah sedemikian mudah kacawasiat itu berada di tangan kita ?" Yok Lan melengking.

Dalam pada itu keempat penunggang kuda tadipunsudah kira2 setengah li jauhnya, Tiga penunggang kudayang berjajar di sebelah kiri terdiri dari tiga imampertengahan umur, mengenakan jubah putih dan masing2mencekal hudtim besi bertangkai baja.

Page 374: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yang seorang bermata segitiga, mengenakan ikatpinggang sutera wungu, Yang seorang berhidung bengkokdan yang seorang berwajah persegi, membawa sebuah buli2kecil. Mereka mengulum senyum sinis, sikapnya congkaksekali.

Penunggang kuda sebelah kanan bukan lain adalah jagokesatu dari Lo-san Sam-ok, si Tongkat ular yang telah diberiampun oleh Gin Liong. Sudah tentu Gin Liong marahsekali.

Li Kun tertawa dingin, Pedang yang baru saja hendakdisarungkan cepat ditarik keluar lagi.

"Kali ini pasti takkan kuampuni jiwanya" seru geram.

Keempat penunggang kuda itu tiba dan dengan tertawagelak2 mereka loncat turun dari kudanya.

"Ya, budak itu ! Kaca wasiat berada di tangannya !" seruToa-sat seraya menunjuk Gin Li-ong.

"Anjing yang suka menggonggong kabar palsu, serahkanjiwamu" teriak Li Kun seraya taburkan pedang menusukdada Toa-sat.

Toa-sat tertawa hina terus loncat ke belakang ketigaimam itu. Melihat si jelita Li Kun yang sedemikiancantiknya, ketiga imam itu tertawa mengekeh dan terusmerintangi.

Li Kun makin marah, Pedang dihamburkan dalam seribusinar dan berhamburan menusuk ketiga imam itu.

Ketiga imam terkejut bukan kepalang, mereka menjeritkaget dan tak berani memandang rendah kepada nona jelitaitu. Kebut besi segera ia gerakkan untuk menangkis.

Karena serangannya tak berhasil, Li Kun makin meluapkemarahannya. Dengan melengking ia gentakkan pedang,

Page 375: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seketika tiga kuntum sinar pedang menusuk kearah ketigaimam itu.

Melihat ketiga imam itu kewalahan menghadapi seorangnona saja, gemetarlah hati Toa-sat. Ketika memandang kearah lain, seketika pucatlah wajahnya, Tampak Gin Liongtengah maju menghampirinya dengan sikap yangmenyeramkan.

"Budak she Siau" serunya untuk menutupi kegelisahanhatinya, "lekas serahkan kaca wasiat kepada ketiga toyaitu..."

Mendengar kata Toa-sat, seketika bersinarlah mataketiga imam itu. Mereka serempak melirik kearah Toa sat.Tepat pada saat itu. Gin Liongpun secepat kilat loncatmenerkam bahu Toa-sat.

Suma Tiong dan isterinya serta Yok Lan, terkejut sekalimelihat Gin Liong menggunakan cara bertempur yangpaling kasar semacam itu.

Tetapi tiba2 pula ketiga imam itupun tinggalkan Li Kundan terus menyerbu Gin Liong, Anak muda itu membentakkeras, kedua tangan yang tengah dijulurkan kemuka untukmencengkeram Toa-sat sekonyong-konyong dirobah dalamgerakan menampar. Plak, plak, plak . . . terdengar ketigaimam itu mengerang tertahan dan terhuyung-huyungkebelakang.

Apa yang terjadi itu benar2 mengejutkan sekalian orangyang berada disitu, Gin Liong telah memainkan salahsebuah jurus dari ilmu sakti yang tertera pada kaca wasiat,jurus itu disebut Jip-hay-pok-kau atau Menyelam-laut-menjaring-ular.

Cepat sekali tangan Gin Liong mengenai tubuh ketigaimam itu. Menebas, menyikut, menampar dan menutuk.

Page 376: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis menyebutkan ketiga macam, secepat kilat GinLiongpun mencengkeram siku lengan Toa sat dan sebelahtangannya menampar muka Toa-sat. Toa-sat menjerit ngeri.Tergetar hati Gin Liong, ia teringat sesuatu dan hentikantamparannya.

Tiba2 dari belakang Li Kun menusuk, Gin Liong hendakmencegah tetapi tak keburu, Cepat ia membentak danmenyiak sehingga Toa sat terhuyung-huyung ke samping,Dengan begitu ia lolos dari tusukan pedang Li Kun. Tetapikarena menahan kesakitan keringat dingin bercucuranmembasahi tubuh.

Li Kun tertegun, ia memandang Gin Liong denganpandang penuh tanya mengapa Gin Liong masihmelindungi jiwa Toa-sat.

"Taci Kun, berilah dia ampun sekali lagi, agar diamempunyai kesempatan untuk memperbaikikesalahannya." seru Gin Liong.

Hampir Li Kun tak percaya apa yang didengarnya,mengapa aneh sekali sikap Gin Liong itu.

Bluk, karena tak dapat mempertahankan keseimbangantubuh, Toa sat jatuh terduduk di tanah. Sambil mendekapsiku lengan kirinya, mulutnya menyeringai kesakitan, napasterengah-engah dan wajahnya tak menyeramkan lagi.

Empat penjuru sunyi senyap, Tetapi berpuluhpenunggang kuda yang sudah mencapai satu li jauhnya daridesa itu masih tetap mencongklang pesat menuju ke desa.Ternyata pendatang itu rombongan wanita yang berpakaianindah dan membekal senjata pedang dan golok.

Gin Liong mendengus lalu berpaling kepada Toa-sat,serunya: "Poan liong kun. kali ini kuampuni lagi jiwamu.Kuharap engkau dapat menyadari kesesatanmu, jangan

Page 377: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

melakukan perbuatan2 jahat dan berbuatlah amalkebaikan."

Kemudian ia berpaling kepada ketiga imam, Mukamereka bengap biru dan sikap merekapun tak congkak lagi.

"Dan kalian bertiga" serunya, "sebagai seorang agamakalian harus membebaskan diri dari pergolakan urusandunia dan harus dapat melepaskan nafsu keinginan yangtamak, Lekas kalian kembali ke biara dan jangan turun kedunia persilatan lagi."

Ketiga imam itu tak mau bicara apa2. Rupanya merekamasih penasaran.

Hanya dalam semalam mengapa perangai Gin Liongtiba2 berobah begitu sabar, Pikir Li Kun. Juga Yok Lanheran mengapa dalam semalam saja, kepandaian Gin Liongbertambah maju sedemikian hebatnya.

Memang kedua suami isteri Suma Tiong tahu bahwa darisinar matanya yang berkilat-kilat tajam, tentulah Gin Liongitu seorang pemuda yang berilmu tinggi. Tetapi setitikpunmereka tak mengira bahwa Gin Liong akan sedemikiansaktinya.

-ooo0dw0ooo-

Bab 7

Dewi Bayangan

Rombongan wanita cantik berkuda itupun sudah tiba.Mereka ternyata dara2 cantik yang muda belia. Ditengah,tampak seorang wanita cantik berumur 25-an tahun, rambutdisanggul tinggi, mengenakan perhiasan tusuk konde kin-hong atau cendrawasih emas. pakaian dan bulu burungyang indah, dadanya berhias tiga butir kumala dan sabuk

Page 378: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pinggangnya warna pelangi. Tubuhnya makin tampakmontok dalam pakaiannya yang amat ketat.

Wajahnya putih cemerlang, alisnya merebak hitam danbibir merah, sepasang biji matanya bening, memancarkansinar yang mesra sehingga orang yang melihatnya pastiakan terpikat.

Begitu tiba nyonya cantik itu mengangkat cambuknyakeatas memberi isyarat kepada rombongannya berhenti.Kuda meringkik, debupun mengepul tebal ketika berpuluhnona penunggang kuda itu hentikan kuda masing-2.

Sikap dan ulah wanita cantik itu tak beda denganseorang ratu, Sekalian orang yang berada ditempat ituterpesona melihatnya.

Suma Tiong kerutkan dahi, ia tahu bahwa nyonya cantikitu memiliki senjata sapu tangan yang mengandung minyakwangi berbius. Segera ia menyuruh isterinya memberitahukepada Yok Lan dan Li Kun supaya berhati-hati.

Nyonya cantik itu keliarkan matanya yang tajam. Begitutertumbuk papa wajah Gin Liong yang cakap dan gagah,seketika memancarlah mata wanita itu, pipinya merah.

Tiba-2 terdengar bentakan keras: "Perempuan busuk HiHoan siancu, apakah engkau masih kenal aku !" sesosokbayangan melesat menerjang wanita cantik itu.

Kiranya orang itu adalah si Tongkat-ular In Po Tin,tokoh kesatu dari Lo-san Sam-ok, ia menyerang dengantongkatnya.

Melihat si wanita yang disebut Hi Hoan siancu atauDewi Bayangan itu tertawa mengikik:

"Tua bangka yang tak berguna, engkau hendakmengantar jiwamu."

Page 379: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seorang dara baju hijau yang berada di belakangnyasegera ayun tubuh loncat turun dari kudanya danmenghantam kepala In Po Tin dengan cepat.

In Po Tin menggerung marah, Dengan jurus Thian-kiong-shia-jit atau Memanah-matahari, ia putar tongkatnyamenyerang dara itu. Tring, dengan meminjam tenagabenturan senjata itu, si dara baju hijau melenting ke udaralagi.

Gin Liong terkejut, hanya salah seorang bujang dariDewi Bayangan tetapi sudah sedemikian lihaynya. jikademikian alangkah hebatnya kepandaian Dewi Bayanganitu.

Begitu di udara, dara itu berjumpalitan dan melayangturun di belakang In Po Tin, sampai dua tombak jauhnya.

In Po Tin menggerung keras dan berputar tubuh laluloncat menerjang lagi dengan jurus Heng-sau-ngo-gak atauMembabat-lima-gunung di babatnya kaki si dara yangbelum berdiri tegak itu.

Si dara menjerit kaget, cepat2 ia turunkan golokmenangkis, Tring . . dara itu menjerit lagi dan goloknyapunterlepas dari tangan.

In Po Tin tak mau memberi ampun lagi, ia segeramenutuk dada dara itu dengan jurus Koay-bong-jut-tongatau Ular-naga-keluar-guha.

Melihat itu berobahlah wajah Dewi Bayangan. Berpuluhdara pengiringnyapun menjerit kaget, Tetapi mereka taksempat berbuat apa2.

Gin Liong tak senang melihat perbuatan In Po Tin yangmain bunuh itu. Dengan menggembor keras ia ayun tubuhke udara seraya lepaskan sebuah pukulan. Angin pukulanitu melanda lambung In Po Tin. In Po Tin terkejut.

Page 380: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Terpaksa ia tarik tongkatnya dan loncat ke samping, Tetapipada saat In Po Tin loncat menghindar itu, berpuluh-puluhbenda kecil menyerupai bintang emas telah berhamburanmencurah ke arah kepalanya.

In Po Tin terkejut Cepat ia putar tongkatnya, Tring,tring, tring . . benda2 berwarna emas itu berhamburan jatuhke empat penjuru.

Ternyata benda2 berwarna emas itu adalah senjatarahasia Uang-emas yang ditaburkan Dewi Bayangan.

"Perempuan hina, hari ini kuampuni jiwamu. Tetapipada suatu hari aku pasti akan mengambil batang kepalamu!" sambil menuding Dewi Bayangan, In Po Tin berteriakmarah, Matanya memancarkan sinar dendam kesumat yangbernyala-nyala. Rupanya diantara kedua itu pernah terjadisuatu dendam yang hebat.

Dewi Bayangan masih tetap berada di punggung kuda,Dengan matanya yang bersinar cabul, ia tertawa santai:

"Tua bangka, engkau sendiri yang tak berguna, mengapaengkau salahkan aku mendepakmu."

Merah padam wajah In Po Tin. Cepat ia menukas:"Perempuan busuk yang tak tahu malu"

Rupanya tak tahan lagi In Po Tin menahan luapankemarahannya, Segera ia loncat menerjang DewiBayangan.

Tetapi dari barisan dara pengiring Dewi Bayangan,segera berhamburan hujan bintang-emas menyongsong InPo Tin. In Po Tin tak berdaya mendekati Dewi Bayangan,ia harus loncat dua tombak ke belakang.

"Perempuan busuk, apakah engkau berani bertempursampai mati dengan aku ?" teriaknya menantang.

Page 381: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dewi Bayangan kerutkan dahi dan mencemoh "Siapasudi melayani seorang tua bangka seperti engkau? Hanyamengotorkan tanganku sajalah"

Karena selalu dimaki tua bangka, gemetarlah tubuh InPo Tin karena marahnya.

Dewi Bayangan tak menghiraukannya ia loncat turundari kuda dan menghampiri ke tempat Gin Liong, GinLiong tahu bahwa wanita yang bertingkah genit itu tentubukan wanita baik, ia mendengus muak melihatnya.

Tiba2 Dewi Bayangan membentak ketiga Lo-san Sam-ok: "Enyah !"

Entah bagaimana ketiga jago jahat dari Lo-san itu hanyadeliki mata kepada Dewi Bayangan tetapi mereka tak beraniberbuat apa2 dan terus menghampiri kuda danmencongklang pergi.

Dewi Bayanganpun melanjutkan langkahnya ke tempatGin Liong.

"Siauhiap" serunya dengan nada genit, "usia mu masihbegitu muda dan tampan sekali, Kalau tak salah engkautentu siau Gin Liong yang mendapat kaca wasiat dari Bu-lim Seng-ceng itu".

Melihat wajah Gin Liong mengerut kemarahan wanitaitu tertawa mengikik: "Peribahasa mengatakan manusiatentu akan saling berjumpa, Dan kalau berjumpah ituberarti jodoh, Perlu apa engkau memberingaskan wajahmuyang tampan ?"

"Sungguh tak tahu malu..." si jelita Li Kun yang sejaktadi muak melihat tingkah ulah Dewi Bayangan, sambilmembentak dia terus loncat menyerang.

Page 382: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dewi Bayangan tertawa. Sekali gerakkan tubuh ia dapatmenghindari tusukan Li Kun.

Serangannya luput, Li Kun makin marah, Pada saat iahendak menyerang lagi, tiba2 ia rasakan dadanya terbaursuatu angin lembut. ia terkejut dan cepat loncat mundursampai setombak.

"Siapa yang suruh engkau turut campur urusanku, Siausiauhiap toh bukan suamimu." serunya.

Merah wajah Li Kun mendengar kata2 itu, iamelengking dan menerjang lagi, walaupun tahu bahwapedang si jelita itu sebuah pusaka yang hebat, tetapi karenamengandalkan ilmu kepandaiannya yang tinggi, DewiBayangan tak gentar.

"Engkau sendiri yang cari mampus, jangan sesalkanDewi Bayangan bertindak kejam," serunya seraya berputartubuh. seperti angin puyuh, tahu2 ia sudah berada dibelakang Li Kun.

Tetapi Li Kunpun cepat gunakan jurus Jay hong-hwe-luatau Burung hong-berputar-kepala, membabat ke belakang,

Kali ini Dewi Bayangan terkejut, ia tak menyangka nonayang cantik itu memiliki gerak yang sedemikian hebat,Sekali kebutkan lengan baju, tubuhnyapun menyurutmundur.

Li Kunpun tak mau unjuk kelemahan sekali kakiberayun, tubuhnya meluncur kemuka dan tahu2 ujungpedangnyapun sudah menuju ke dada Dewi Bayangan.

Dewi Bayangan benar2 terkejut sekali, Denganmelengking nyaring. Cepat ia geliatkan tubuh dan kebutkanlengan baju lalu berputar putar cepat sekali.

Page 383: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Saat itu Li Kunpun sudah mendekat. Dengan jurus Giok-hong-can-ki atau Burung-hong-merentang-sayap, ia segeramemapas bahu kiri Dewi Bayangan.

Beberapa kali menerima serangan yang tak terduga-duga,kejut Dewi Bayangan makin menjadi-jadi. Denganmelengking keras ia segera ayun tubuhnya melambung keudara.

Sring, pedang memapas dan menjeritkan berpuluh gadispengiring Dewi Bayangan, Dewi Bayangan sendiri sudahmelayang turun ke tanah. Ketika menunduk, ia melihatujung pakaiannya telah terpapas kutung oleh pedang LiKun. Keringat dingin bercucuran membasahi lehernya.

Li Kun masih penasaran. Dengan melengking iamemburu lagi. Kali ini setelah menenangkan semangat,Dewi Bayanganpun marah, serentak ia tertawa keras danberseru: "Budak kini, kalau aku tak mampu membunuh,aku akan bunuh diri !"

Ia menutup kata-katanya dengan menggerakkan tubuh,seketika tubuhnya berputar-putar menyerupai segulung asapyang mengelilingi Li Kun.

Li Kun tetap memutar pedangnya dengan deras. Tetapisetiap kali ia menusuk atau menabas, tentu hanya anginkosong yang ditemui. Lama kelamaan, ia gugup juga,Pandang matanya mulai berkunang-kunang, Terpaksa iamainkan pedang untuk melindungi diri. Tak mau iamelancarkan serangan lagi.

Melihat itu Suma Tiong terkejut ia tahu bahwa wanitacabul itu sedang menggunakan ilmu Hi hoan-sut atauBayangan kosong, yang termasyhur. Cepat ia mengeluarkanseutas tali besi yang panjangnya satu meter.

Page 384: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liongpun melihat juga keadaan Li Kun yangterdesak, Dengan menggembor keras ia terus loncatmenyerbu. Tetapi pada saat itu, Dewi Bayangan tertawagenit dan tiba2 berputar-putar tubuh menyongsong GinLiong. Dan sebelum anak muda itu sempat bertindak DewiBayanganpun sudah menamparkan sehelai sapu suteramerah ke muka Gin Liong.

Karena tak menduga-duga, Gin Liong tak sempatmenghindar Sapu tangan sutera merah itu telah menamparmuka Gin Liong.

"Perempuan siluman engkau cari mampus...!" SumaTiong membentak dan terus menaburkan rantai besi.Serempak dengan itu, Li Kunpun menyerang pinggangDewi Bayangan.

Tetapi wanita itu tak gentar ia tertawa genit lalumelambung ke udara dan taburkan sapu ke muka SumaTiong.

Setitikpun Suma Tiong tak menyangka bahwa DewiBayangan memiliki gerakan yang sedemikian cepatnya,serentak ia mencium bau yang luar biasa aneh danwanginya.

"Celaka," ia menjerit, lepaskan rantai besi dan rubuh.

Walaupun tak langsung ditampar sapu tetapi tebaran bauharum itu tercium juga oleh Li Kun. ia terkejut dan cepatloncat mundur sampai tiga tombak.

Tetapi suatu keanehan telah terjadi dan menyebabkanDewi Bayangan tercengang heran, Gin Liong yangterdampar sapu itu tampak masih tegak berdiri, seolah takmenderita pengaruh apa2. Bahkan Gin Liongpun herankarena melihat Suma Tiong terjungkal rubuh. Tetapi karena

Page 385: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

jelas yang membidikan itu Dewi Bayangan, maka GinLiongpun marah terus loncat menerjangnya.

Pucatlah seketika wajah wanita cabul itu. Senjata dupawangi Bi hun-soh-jun-hiang yang tak pernah gagalmerubuhkan lawan, ternyata tak mempan terhadap anakmuda itu. Terpaksa ia gunakan gerak Hi-hoan sut untukberlincahan menghindari serangan Gin Liong.

Gin Liong tertawa dingin, Setelah mengerahkan tenaga-dalam, ia menekuk kedua lengan dan terus mendorong kemuka.

Sebuah gelombang angin tenaga dahsyat serentakmelanda Dewi Bayangan yang tengah berlincahan laksanaseekor kupu.

Dewi Bayangan menjerit kaget Belum pernah ia melihatpukulan yang sedahsyat itu. Cepat ia melambung beberapatombak ke udara, Karena tak mengenai sasaran, anginpukulan Gin Liong tetap melanda ke muka kearah barisanpengiring Dewi Bayangan, Rombongan gadis2 itu menjeritkaget dan serentak berhamburan menyingkir ke samping.

Dalam pada itu Gin Liong loncat untuk mengejar DewiBayangan Wanita itu makin terkejut, Cepat ia tamparkanlengan baju untuk bergeliatan dua tombak 1agi. Tetapi GinLiongpun cepat genjot tubuh melayang ke udara, DewiBayangan makin gugup, ia hendak meluncur turun.

Gin Liong mencoba menggunakan salah sebuah jurusdari ilmu yang didapatnya dari kaca wasiat yang yangdisebut Leng-siau-kim-hong atau Malam-hari-menangkap-burung hong, Tubuh bergeliatan dan sepasang tanganmengulur menyambar siku lengan Dewi Bayangan.

Page 386: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dewi Bayangan menjerit kaget semangatnya serasaterbang, Seperti seorang anak kecil, ia menyerah saja ketikatubuhnya dibawa melayang turun ke tanah oleh Gin Liong.

Selekas tiba di tanah, Gin Liong membentak: "Lekasberikan obat penawar agar engkau jangan menderitakesakitan !"

Setelah menenangkan semangat Dewi Bayanganmenghela napas.

"Ah, Bi-hun soh-jun-hiang itu tak ada penawarnya."

"Engkau mau mengeluarkan atau tidak!" bentak GinLiong seraya memperkeras cengkeramannya.

Wajah Dewi Bayangan pucat dan dahinya mengerutkesakitan, Keringat dingin bercucuran, giginyabergemerutukan keras.

Gin Liong kerutkan alis lalu membentaknya lagi: "Lekasberikan obat itu !"

Tetapi wajah wanita itu makin membiru, napas terengah-engah, Mulutnya tak dapat berkata lagi karena menahankesakitan hebat.

Dara baju hijau yang ditolong Gin Liong tadi segeramenghampiri dan memberi hormat kepada Gin Liong.

"Siauhiap, memang Dewi kami tak mempunyai obatpenawar," katanya dengan nada bersungguh.

"Lalu bagaimana cara menolong Suma tayhiap?" masihGin Liong tak percaya.

Merah muka dara itu. Bibirnya bergetar-getar tetapisampai beberapa saat tetap tak dapat mengeluarkan kata2.

Page 387: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bagaimana cara menolongnya? Apakah sudah tidakdapat ditolong lagi !" hardik Gin Liong, Karena marah iatelah memperkeras cekalannya.

Dewi Bayangan menjerit dan pingsan, Untung dara bajuhijau itu cepat dapat menyanggupi tubuh Dewi Bayanganyang rubuh.

Gin Liongpun mengendorkan cengkeramannya, Li Kundan Yok Lan loncat kesamping Gin Liong.

"Mengapa nyonyahmu tak mau memberi pertolongankepada orang yang dicelakainya ?" teriak Yok Lan kepadadara baju hijau itu.

Wajah dara itu tampak tegang dan akhirnya dengansuara yang sarat ia berseru : "Nyonya Suma, mempunyaiobat penawarnya",

"Ngaco !" bentak Gin Liong, Tetapi Yok Lan dan Li Kunsudah terus berputar tubuh dan Rombongan darapengiringpun segera mengangkut pergi Dewi Bayangan,Gin Liong terlongong heran, Ketika berpaling, dilihatnyadara baju hijau itu tengah berbisik-bisik kepada Lok Siu Ing,Entah bagaimana wajah Lok Siu Ing yang tegang,bertebaran merah.

Berpaling ke lain arah. Gin Liong tak melihat lagi ketigaimam jahat dari Losan, Mereka diam2 sudah angkat kaki.

"Huh, sudah menang mengapa masih cemas." ketikaberjalan lewat disisi Gin Liong, dara baju hijau memandangdan berseru pelahan.

Gin Liong termangu, ia tak tahu siapakah dara itu.Tetapi setelah merenungkan beberapa saat, ia menyadari.Dilihatnya Lok Siu Ingpun sudah memerintahkan beberapaorangnya untuk membawa pulang Suma Tiong.

Page 388: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Diam-2 Gin Liong menyesal dalam hati, Hanya semalamtinggal didesa itu tetapi telah membawa banyak kesulitanSegera ia loncat hendak menghaturkan maaf kepada LokSiu Ing. Tetapi Lok Siu Ing malah berputar tubuh dan teruslari.

Dalam pada itu rombongan gadis pengiring DewiBayangan membawa wanita itu pergi.

"Ah, kitapun harus melanjutkan perjalanan," Kata LiKun. Saat itu matahari sudah condong ke barat, Gin Liongdan kedua gadis segera mencongklangkan kuda menuju keselatan

Tak berapa lama, matahari sirna dan seluruh penjurumulai gelap, Samar2 disebelah muka tampak sebuah desa,Beberapa rumah penduduk memancar sinar penerangan.

"Malam ini terpaksa kita menginap di desa itu," kata LiKun.

Masuk kedalam desa, mereka disambut dengan kawanananjing menyalak. Kuda hitam mulus meringkik keras dankawanan anjing itupun terkejut tetapi pada lain saat merekamalah lebih keras menyalak.

Penduduk yang belum tidur berbondong-bondong keluar.Seorang kakek menyambut dan setelah mendengarketerangan Gin Liong, iapun menerima ketiga anak mudaitu bermalam didesa itu. Mereka bertiga di bawa kesebuahrumah besar dan dijamu.

Masakannya enak dan ketiga anak muda itu minum jugaarak yang disuguhkan. Setelah makan, kedua nona itutampak lebih cantik. jika Li Kun seperti bunga tho, YokLan seperti bunga mawar.

Melihat kecantikan kedua gadis itu, timbul rangsangdalam hati Gin Liong, Dia memandang kedua gadis itu

Page 389: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dengan tak berkedip, Li Kun berdebar keras hatinya dandarahnyapun meluap sukar ditindas.

Baru pertama kali sepanjang hidupnya, Yok Lan minumarak maka cepat sekali ia menjadi mabuk.

"Liong koko, mungkin aku mabuk, Taci Kun aku hendaktidur dulu" ia terus terhuyung-huyung masuk ke dalamkamar.

Gin Liong dan Li Kun hanya tertawa melihat langkahkaki Yok Lan yang terhuyung itu. Li Kun pun segeraberbangkit masuk kedalam kamar, Ketika berpaling,hatinya berguncang keras, Karena saat itu dilihatnya GinLiong masih memandangnya dengan senyum hangat.

Entah bagaimana pemuda itu merasa membutuhkandekat dengan Li Kun. ia rasakan darahnya makin panas danmerangsang, Teringat pula akan peristiwa bersama Li Kundidalam perahu tempo hari, Dan tanpa disadari mulutnyasegera berseru memanggil: "Taci..."

Panggilan bagi Li Kun dirasakan suatu daya tarik yangkuat sekali sehingga iapun menghampiri ketempat pemudaitu. ia duduk disisi pemuda itu. Melihat sinar mata GinLiong yang membara, hati Li Kun makin berdebar keras,ternyata sisa bebauan wangi yang ditaburkan DewiBayangan mulai bertebar lagi.

Tetapi ia tak ingat lagi hal itu. Setelah minum arak, dayaasap wangi itu makin bergolak dan merangsang. Demikianpula Gin Liong Karena minum arak maka khasiat darikatak salju, mulai hilang daya tahannya.

Pada lain kejap Gin Liong segera memeluk Li Kun danLi Kunpun menyerah dengan serta merta. Keduanya makinterangsang dan mulut merekapun segera saling bertautrapat. Mereka tenggelam dalam kehangatan bibir yang

Page 390: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

semanis madu. Tetapi hal itupun masih tak dapatmemuaskan rangsangan yang makin meluap-luap dalamhati kedua insan muda itu.

Pengaruh dupa wangi yang ditebarkan Dewi Bayanganmulai bekerja. Gin Liong sudah kehilangan kesadarannyalagi, perasaannya telah dikuasai oleh rangsangan nafsu, iatak puas dengan ciuman itu, Ada sesuatu yangmenghendaki kepuasan Gin Liong segera mengangkattubuh Li Kun terus dibawa masuk ke dalam kamar. Apayang terjadi adalah di luar kesadarannya, Keduanya telahtenggelam dalam lautan madu . . .

Tiba2 Yok Lan terjaga. Rasa pening kepalanya sudahhilang, ia segera bangun, Dilihatnya Li Kun tak berada diranjang sebelahnya, Samar2 ia mendengar erang pelahandari rasa kepuasan. Suara semacam itu belum pernahdidengarnya dan tak tahulah ia siapa yang mengerang2penuh kenikmatan itu.

Jilid 8 Halaman 63/64 Hilang

Yok Lan terkejut dan cepat menyurut mundur lalu diam2membaca dalam hati ilmu rahasia ajaran dari Hun Hosiantiang yang disebut Mo-kiap-ban-wi-tmg-sim-hian-kangatau ilmu menenangkan pikiran menghadapi ancaman danbujukan iblis.

Seketika hatinyapun jernih kembali Dan saat itu ia segeramencari apa yang terjadi Tentulah karena terkena tamparansapu merah dari Dewi Bayangan maka Gin Liong sampailupa daratan dan melakukan perbuatan yang tak senonoh.

Saat itu iapun teringat akan dara baju indah yangmengatakan kepada nyonyah Suma Tiong, bahwa obat darisuaminya yang terluka itu hanya terdapat pada dirinyonyah itu sendiri.

Page 391: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Saat itu kamarpun hening sunyi, Didengarnya Gin Liongtidur mendengkur karena lelah dan isak tertahan dari LiKun, jelaslah apa yang terjadi Gin Liong seperti seekorharimau lapar dan Li Kun terpaksa menyerah seperti seekorkelinci.

Diam2 Yok Lanpun menggigil dalam hati, Jika ia taklebih dulu tidur, kelinci dalam terkaman Gin Liong itutentulah bukan Li Kun tetapi ia sendiri.

Merenungkan hal itu, ia segera kembali ke dalambiliknya, ia takut Gin Liong akan mencarinya. Teringatakan peristiwa tadi, diam2 ia menyadari bahwa Li Kuntelah menjadi korban dan mewakili dirinya. Memikirsampai disitu, ia tak marah lagi kepada Gin Liong, bahkanterhadap Li Kun-pun ia merasa kasihan.

Beberapa saat kemudian ia mendengar kamar disebelahmuka terbuka pintunya dan terdengar derap kaki orangmelangkah keluar, Namun ia tak berani keluar. Dari balikselimutnya ia melihat Li Kun masuk, jelita itu mengemasipakaian dan rambutnya lalu mengusap airmatanya.

Yok Lan gelisah sekali, ingin ia bangun dan memeluk LiKun. ia memutuskan untuk berkorban dan membahagiakanLi Kun.

Tetapi pada lain saat ia menimang, tindakan itu mungkinakan mengejutkan dan menyinggung perasaan Li Kun.

Ketika Li Kun selesai berdandan dan masuk ke dalamkamar, Yok Lan makin tegang dan buru2 pejamkan mata.

Li Kun lebih dulu duduk ditepi ranjang. Terdengar jelitaitu menghela napas kemudian baru naik ke ranjang dantidur disisinya,

Tak tahu bagaimana perasaan Li Kun saat itu, Mungkinia sedih dan marah terhadap tingkah laku yang liar dari Gin

Page 392: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Liong. Mungkin juga ia dapat memaafkannya karena tahubahwa Gin Liong telah terkena bubuk perangsang dariDewi Bayangan.

Karena tak tahan, Yok Liong membuka mata melirik LiKun yang tidur disisinya, Dilihatnya Li Kun tidur telentangdengan kedua tangan ditempelkan ke dada.

Kedua matanya mengucurkan air mata, Melihat ituibalah hati Yok Lan. ia dapat memaafkan keadaan nona itudan bahkan ikut mengalirkan airmata.

Tak berapa lama, Li Kun tertidur. Dalam tekanan hatinyang tak keruan rasanya, akhirnya Yok Lanpun tidur juga.

Entah selang berapa lama, ayampun terdengar berkokoksahut menyahut, cuaca di luar tampak terang, Yok Lanmembuka dan melihat Li Kun masih tidur pulas. Dia segeraturun dari ranjang melangkah keluar, Di ruang depan lilinsudah padam dan pintu terbuka. ia terkejut lalu lari ke luar.

Ia makin terkejut ketika melihat Gin Liong berdiridihalaman. memandang ke timur yang mulai merekahmentari pagi, Di jalanpun sudah terdapat orang2 desa yangberjalan menuju ke pasar dan ke sawah.

Dengan hati gundah, Yok Lan segera menghampiri GinLiong terkejut seraya berputar tubuh Tampak wajahnyamerah kemalu-maluan ketika melihat Yok Lan, bibirnyagemetar hendak mengucap perkataan tetapi tak keluar.

Melihat keadaan Gin Liong yang jauh sekali bedanyadengan kemarin, menangislah hati Yok Lan, Tetapi ia tetaptenang, menghampiri kemuka pemuda itu dan bertanyadengan lembut:

"Liong koko, apakah yang tengah engkau pikirkan ?"

Page 393: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Betapa derita hatin yang menyiksa Gin Liong sukardibayangkan, kalau tak mengingat masih harus melakukanpembalasan dendam atas kematian suhunya, maulahrasanya saat itu ia bunuh diri saja.

Apabila teringat akan perbuatannya semalam, ia hampirtak percaya mengapa sampai dapat melakukan perbuatanyang sehina itu. Tetapi saat itu pun ia menyadari bahwadirinya telah dicelakai oleh Dewi Bayangan sehingga takkuasa menguasai dirinya lagi, ia benci sekali kepada DewiBayangan.

"Liong koko, engkau sedang memikirkan apa Mengapaengkau tak mempedulikan aku ?" ulang Yok Lan karenasampai lama Gin Liong diam saja.

Airmata dara itupun bercucuran.

Dengan suara sarat penuh rasa malu Gin Liong berkata:"Aku tengah berpikir apabila aku telah melakukan suatu halyang berdosa kepadamu."

"Tidak, Liong koko, engkau takkan berbuat salahkepadaku..." cepat Yok Lan menukas.

Hati Gin Liong seperti disayat sembilu.

"Lan-moay, kalau aku benar2 berbuat salah kepadamu."

"Tentulah bukan karena kehendakmu sendiri, tentukarena terpaksa atau terkena suatu pengaruh yang sukarengkau atasi. Dalam keadaan begitu, apapun kesalahanLiong koko, aku takkan menyesalimu" kata Yok Landengan tegas.

Hampir Gin Liong tak percaya pada pendengarannya,semula ia kira Yok Lan tentu tak mau memaafkannya,sekalipun begitu hatinnya tetap tersiksa.

Page 394: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat Gin Liong mulai tegang, Yok Lan segeramencekal kedua tangan sukonya, Tak tahan lagilah hati GinLiong, airmatanya bercucuran.

Tiba2 pintu terbuka, Gin Liong dan Yok Lan pun cepatloncat masuk kedalam kamar, Yok Lan terus masukkedalam kamarnya sendiri. Dilihatnya Li Kun masih tidur,Tetapi ketika menghampiri dan melihat keadaannya,menjeritlah dara itu: "Liong koko, kemarilah lekas !"

Gin Liong terkejut dan cepat lari menghampiriDilihatnya mata Li Kun menutup rapat muka merah, bibirseperti darah. Kening dan rambutnya basah kuyup dengankeringat, tubuhnya memancarkan bau harum yang aneh.Cepat Yok Lan membaca ilmu Hian-kang dalam hati danbau wangi itupun lenyap.

Gin Liong juga terkejut sekali, ia tak kira bubuk wangidari Dewi Bayangan itu mempunyai daya pengaruh yangbegitu hebat, Diam2 ia mengambil keputusan untukmembasmi wanita siluman itu

Teriakan Yok Lan telah menyadarkan Li Kun Begitumelihat Yok Lan, airmata jelita itu berhamburan keluar danberkata dengan nada gemetar: "Adik Lan..!"

"Taci Kun, engkau sakit !" seru Yok Lan dengan lembut.

Li Kun tak dapat berkata apa2 kecuali hanya bercucuranairmata,

"Taci Kun, badanmu panas sekali, jangan banyak bicara,tidurlah saja," kata Yok Lan pula.

Li Kun menghela napas, Ketika melihat Gin Liongberdiri di muka ranjang, iapun terbeliak. Begitu pula GinLiong. hatinya makin tersiksa, ia merasa berdosa telahmerusak kehormatan seorang gadis yang suci, iapun merasa

Page 395: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tak layak menjadi seorang pendekar karena dirinya sudahmelakukan perbuatan yang serendah binatang.

Wajah Li Kun makin meraih keringat makin mengucurderas. Tiba- Yok Lan teringat sesuatu.

"Liong koko, manakah mangkuk kumala hijau yangtempo hari Liong-li locianpwe memberikan kepadamu itu ?"tanyanya.

Walaupun tak tahu apa maksudnya, tetapi Gin Liongpunsegera mengambil keluar benda itu dan menyerahkankepada Yok Lan, Yok Lan memeriksa mangkuk itu. Sebuahmangkuk batu kumala hijau yang memancarkan beribusinar, jelas mangkuk itu sebuah benda pusaka yang jarangterdapat di dunia.

Kemudian dara itu suruh Giu Liong mengambilkan air.Gin Liong menurut, setelah mengambil air lalu dituangkankedalam mangkuk kumala itu.

"Lan-moay, apakah maksudmu ?" tanya Gin Liong.

"Bukankah tempo hari Liong-li locianpwe juga memberiminum aku katak-salju direndam air ?" balas Yok Lan.

"Ya, karena saat itu masih punya..." belum sempat GinLiong mengatakan "katak-salju", tiba2 air dalam mangkukitu mendidih dan mengeluarkan busa kecil2 lalu berobahwarnanya seperti susu.

Gin Liong terbeliak lalu bergegas menyuruh Yok Lansegera meminumkan air itu kepada Li Kun. Yok Lanpunsegera minta Li Kun minum air dalam mangkuk kumalaitu, Tanpa ragu2 jelita itupun terus meminumnya.

Bermula ia kira air itu hanya dari pil atau obat pemunahracun tetapi demi melihat wajah Yok Lan dan Gin Liongbegitu tegang, iapun lantas meminumnya sampai habis.

Page 396: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Serentak ia rasakan badannya makin dingin, Kepalanyayang peningpun makin jernih, kesadaran pikirannya makinterang.

Bermula Gin Liong masih cemas dan menanyakanbagaimana perasaan Li Kun saat itu. Si jelita terus dudukdan berseru : "Ah. sungguh obat dewa yang mujarab sekali,Bukan saja hawa panas telah hilang, pun tubuhku serasasegar sekali."

Mendengar itu Yok Lan tercengang, serunya:

"Aneh, tempo hari sehabis minum, badanku terasa panassekali, pikiranku kabur dan mataku ngantuk sekali dan terustidur sampai hampir dua jam, Tetapi mengapa keadaan taciKun berlawanan dengan aku..."

"Karena air itu direndam dengan katak-salju," Gin Liongmenjelaskan.

"Katak-salju"?" teriak Yok Lan, "mana binatang itu!"

"Kumakan !" sahut Gin Liong,

"Bagaimana engkau dapat memakannya ?" Gin Liongsegera menceritakan tentang peristiwa dilereng gunungHwe-sian-hong dulu.

Mendengar itu, Li Kun berkata: "Oh, itulah sebabnyamengapa engkau mampu memukul mundur sam-ko.Memang toako saat itu sudah menduga kalau engkau tentumendapat suatu penemuan yang luar biasa. Seorangpemuda seumurmu, tak mungkin dapat memiliki tenagayang sedemikian saktinya."

Demikian ketiganya lalu makan, Setelah itu, pak tuapunmenyiapkan kuda mereka. Nenek tua dan gadisnyapunberada di halaman, singkatnya Gin Liong bertiga segeramelanjutkan perjalanan lagi.

Page 397: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Menjelang tengah hari mereka tiba disebuah kota sebelahtimur dan kecermatan Ki-he-koan. Mereka mencari rumahmakan besar yang mempunyai tempat untuk kuda. Setelahjongos menyambut kuda, merekapun lalu masuk.

Tak banyak tetamu di rumah makan itu. Kebanyakanmereka hanya pedagang2 biasa, jarang tetamu orangpersilatan Gin Liong bertiga duduk di meja yang dekatdengan jendela. Dari situ mereka dapat melihat di jalanan.

Ketika Yok Lan memandang keluar, ternyata dimukarumah makan itu juga sebuah rumah makan. Dan padameja dekat jendela ia melihat empat orang imam tuaberjubah kelabu, Yang ditengah seorang imam berumur 50an tahun, rambutnya sudah menjunjung uban, alis gundul,muka bopeng, sikapnya gelisah dan matanya memandangkearah tempat Yok Lan bertiga.

Sedang ketiga imam yang lain masih sibuk membuatperhitungan rekeningnya. Rupanya mereka bergegashendak meninggalkan rumah makan itu.

Yok Lan curiga lalu membisiki suko dan Li Kun:"Cobalah kalian lihat, imam tua yang duduk di rumahmakan sebelah muka itu !"

Ketika Gin Liong dan Li Kun memandang keluarjendela ternyata keempat imam itu sudah turun dari loteng.

"Lan-moay, apakah engkau anggap merekamencurigakan ?" tanya Li Kun.

Sambil memandang Gin Liong, Yok Lan bertanya:"Apakah bukan imam tua Hian Leng dari partai Kiong-lay-pay ?"

"Mungkin" kata Gin Liong.

Page 398: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Taci Kun, mengapa kalian kenal mereka ?" tanya YokLan.

Li Kun segera menceritakan peristiwa di gunung Hok-san dimana mereka telah berjumpa dengan imam itu.

Demikian setelah selesai makan mereka bertigapunsegera melanjutkan perjalanan lagi, Dengan adanya imamyang mencurigakan itu, mereka pun berlaku hati2.

Dengan ketiga ekor kuda yang pesat larinya, dalambeberapa waktu saja mereka sudah mencapai 10-an li.Disitu terdapat sebuah gunung yang hanya berpuncak satudan luasnya tak sampai sepuluh li.

Mereka berkuda disepanjang kaki gunung itu. Takberapa lama mereka melihat disebelah muka sebuahbangunan yang merah gentengnya.

Gin Liong menghela napas dan berkata seorang diri:"Walaupun tak tinggi tetapi gunung tentu indahpemandangannya. walaupun tak dalam, telaga tentu adaraganya. Membangun biara di gunung ini, setiap harimembaca kitab suci, pikiran akan jernih, hatin punmendapat penerangan. Tentu tak sukar akan mendapatkesucian dan jalan mencapai kedewaan."

Mendengar itu wajah Yok Lan serentak berobah danberpaling memandang sukonya dengan pandang rawan.

Juga Li Kun terkejut, matanya berlinang-linang hendakmenitikkan airmata, ia mempunyai perasaan bahwa GinLiong sudah jemu akan dunia yang penuh lumpur kedosaanini. Diam2 iapun ber janji dalam hati, Apabila Gin Liongbenar hendak masuk menjadi murid biara, iapun akanmencari sebuah biara yang sunyi dan menjadi rahib.

Saat itu mereka tiba di muka gunung, Ternyata gunungitu walaupun tak berapa tinggi tetapi puncaknya tak kurang

Page 399: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dari seratusan tombak luasnya. Gunung penuh denganhutan pohon siong, Biara itupun sudah terlihat pintunya.

Memandang kemuka, lebih kurang setengah li jauhnyatampak tiga orang tegak berjajar menghadang jalan.

Ketika memandang dengan seksama Gin Liong tertawadingin.

Yok Lanpun tahu bahwa yang di tengah itu adalah imamtua bermuka bopeng yang berada di rumah makan tadi,demikian pula yang dua. Tetapi yang seorang lagi ia belumtahu.

Gin Liong bertiga hentikan kudanya pada jarak limatombak dari rombongan imam itu dan berseru: "Totiangbertiga, mengapa tiada sebab apa2 menghadang jalan kami?"

Imam tua bermuka bopeng itu memang Hian Leng loto,segera ia menyahut: "Pinto Hian Leng telah menerimaperintah dari kepala biara Ki-he-kwan, Tiau Ing totianguntuk menunggu tempat ini. Harap siau-sicu bertiga sukasinggah minum teh ke dalam biara."

Karena ingin cepat2 melanjutkan perjalanan, Gin Liongsegera memberi hormat: "Aku masih mempunyai urusanpenting, tak berani membuang waktu. Harap lotiang bertigasuku menyampaikan terima kasih kami kepada kepala biaraKi-he-kwan atas kebaikannya".

Hian Leng totiang tertawa: "Walaupun bagaimanapenting urusan sicu, namun kalau hanya berhenti sebentaruntuk minum teh, tentu tak akan menghambat perjalanansicu. Apalagi sicu bertiga menaiki kuda yang hebat, dalamwaktu singkat tentu dapat mencapai kota Ki-he-koan TuaIng totiang sudah lama mendengar sicu memiliki

Page 400: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kepandaian yang tinggi dan ilmu pedang yang tiadatandingannya."

Li Kun tahu bahwa Hian Leng totiang hendak mengulurwaktu saja, maka iapun marah dan terus membentak :"Tutup mulutmu"

Cepat ia mencabut pedang dan mendamprat pula: "Jelashendak menuntut balas pada peristiwa di lembah gunungHok san, mengapa pakai alasan suruh singgah ke dalambiara. Kalau mempunyai kepandaian lekaslah engkau cabutpedangmu, tak usah banyak bicara. Kalau merasa tak punyakepandaian lebih baik kalian menyingkir jika masih ribut,pedang Pek-soang-kiam ditanganku ini akan mengantarjiwa kalian ke akhirat."

Mendengar nama pedang Pek-soang-kiam atau pedangSalju-putih, berobahlah wajah Hian Leng seketika, ia taksangka bahwa nona jelita itu ternyata murid dari rahib tuaLiong San loni.

Gin Liong dan Yok Lanpun baru tahu kalau Li Kunmempunyai pedang yang disebut Pek-soang kiam. Menilikwajah Hian Leng berubah pucat, jelas pedang itu tentusebuah pedang pusaka yang hebat.

Imam Kong Beng dan Ceng Beng yang berdiri disisiHian Leng, sudah pucat, Matanya memandang kearah biaraKa-hian-kwan di lereng gunung.

Hian Leng tertawa mengekeh.

"Heh... heh, kalian budak2 kecil berani membunuh duaorang tianglo kami. Dendam itu tidak mungkin kamimaafkan. walaupun kepandaianku rendah, tapi aku tetaphendak mengadu jiwa dengan kalian. Demikian pula kepaladari biara Ki-he-kwan itu adalah sahabatku yang tak akanmemberi jalan kepada kalian."

Page 401: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata ia terus mencabut pedang, Melihat itu LiKun makin marah, teriaknya:

"Aku tak mempunyai waktu untuk meladeni kalian,Ayoh, majulah saja tiga orang serempak."

Mendengar itu Hian Leng tertawa nyaring. Sebaliknyaimam Ceng Beng dan Kong Beng makin pucat. Tetapikarena Hian Leng sudah mengeluarkan pedang, terpaksakedua imam itupun mencabut pedangnya.

"Kalau kalian tak lekas menyerang, akulah yang akanmenyerang" seru Li Kun, seraya loncat turun dari kudaterus dengan jurus Yan-swat-hui-hwa atau Salju-berlebar-bunga-berhamburan, menyerang Hian Leng.

Kong Beng dan Ceng Beng membentak dan menyerangdari kanan kiri, Sedang Hian Lengpun segera bergerakmaju.

Yok Laupun sudah loncat turun dari kuda, ia terkejutkarena ketiga imam itu benar2 maju bertiga, Berpaling kebelakang dilihatnya Gin Liong masih tetap duduk diataskudanya.

Li Kun mendengus, ia segera mainkan jurus Ce-gwat-kiau hui atau Bulan-bintang-beradu-cahaya, berpencarmenyongsong Kong Beng dan Ceng Beng. Karena tahuakan kelihayan pedang si jelita. kedua imam itupunmenyurut mundur lima langkah.

Saat itu pedang Hian Leng lotopun sudah tiba di mukaLi Kun, Ternyata serangan pada kedua imam tadi hanyasuatu gerak kosong untuk memikat Hian Leng, SelekasHian Leng benar2 menyerang, Li Kun berteriak nyaring,menengadahkan tubuh dan secepat kilat pedang segeradiganti dengan jurus It-cut-keng-thian atau Sebatang-tiang-menyanggah-langit.

Page 402: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Rupanya Hian Leng memang benar2 hendak mengadujiwa, Dia tak mau meroboh jurusnya, Tring, pedangnyapunsegera terpapas kutung, Tetapi sedikitpun imam tua itu takterkejut. Bahkan dengan meraung keras, tangannyamengendap kebawah dan tusukkan kutungan pedang keperut sinona.

Dalam pada itu Kong Beng dan Ceng Beng tadipunserempak membacok kedua bahu Li Kun, diserang dari tigajurusan itu, keadaan Li Kun memang berbahaya.

Gin Liong membentak keras terus loncat dari kuda,sedang Yok Lanpun loncat menerjang.

Tiba2 Li Kun melengking keras. Tubuh condong kemuka, menahan pedang kutung lawan dengan pedangnyalalu dengan meminjam tenaga benturan itu, ia enjottubuhnya berjumpalitan kebelakang.

Gin Liong terkejut dan hentikan gerakannya Demikianpula Yok Lan.

Karena penghindaran yang luar biasa dari Li Kun itumaka bacokan Kong Beng dan Ceng Beng mengenai anginkosong ,Tetapi Hian Leng tetap tak berhenti, dengan kalapia tetap menusuk kemuka. Sudah tentu kedua kawannyamenjerit kaget dan menangkis.

"Tring . ." mereka bertiga saling berhantam pedangsendiri, Dan karena sama-2 menggunakan kekuatan,benturan itu menyebabkan mata mereka berkunang-2. Dankarena takut kalau Li Kun menyerang, cepat merekaberputar diri lalu membolang-balingkan pedang kekanankiri.

Tiba2 pada saat itu dari lereng gunung terdengar sebuahsuitan nyaring, Mendengar itu semangat ketiga imam itubangun kembali.

Page 403: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liongpun memandang kearah gunung, Tampaksesosok bayangan berlari secepat terbang menuruni gunung,Ternyata yang datang itu seorang imam tua yangrambutnya putih mengenakan jubah kelabu, punggungnyamenyanggul sebatang pedang.

Gin Liong cepat menduga bahwa imam itu tentulahimam Tiau Ing, kepala dari biara Ki-he-kwan.

Pada saat imam Tiau Ing tiba di kaki gunung, dari arahbiara itupun segera muncul berpuluh imam jubah kelabu.

Saat itu Tiau Ing sudah melayang tiba di tengah HianLeng, Lebih dulu ia memandang muka muka Hian Lengyang bengap karena saling bentur dengan kawannya sendiritadi.

"Kwan-cu", segera imam Hian Leng memberiketerangan, "yang membunuh kedua tianglo dariperguruanku tempo hari, ialah budak itu." ia menuding GinLiong yang berdiri diapit oleh dua nona.

Sejenak memandang Gin Liong bertiga, imam Tiau Ingitu tertawa nyaring lalu berseru lantang:

"Kukira seorang manusia yang berkepala tiga berlenganenam kiranya hanya seorang budak yang belum hilang baupupuknya."

Nadanya congkak sekali seolah tak memandang matakepada Gin Liong yang dapat merubuhkan dua orangtianglo partai Kiong-lay-pay. Dengan sikapnya itu, orangmenduga ia tentu memiliki kepandaian yang sakti.

Gin Liong kerutkan alis dan tertawa dingin: "Sebagaikepala dari biara Ki-he-kwan, lotiang tentulah seorangimam yang berilmu tinggi dan dapat membedakankejahatan dan kebaikan, salah dan benar. Melanggar

Page 404: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pantangan bagi kaum imam yakni temaha, congkak,bohong."

Imam Tiau Ing cepat tertawa menukas.

"Budak yang tak kenal tingginya langit dalamnya lautan,berani benar engkau menilai diriku!"

Li Kun tak sabar lagi. Tanpa menunggu imam itumenyelesaikan kata2nya, ia terus tampil ke muka danmenggeram, "Karena engkau memang seorang imam yangtak mengerti nalar dan tak kenal sifat manusia, mengapabanyak mulut. Lekas cabut pedangmu agar jangan banyakpejalan yang keburu datang di tempat ini"

Imam tua Tiau Ing melihat bahwa di sekeliling tempatitu memang telah banyak pejalan-2. Anak buah biara Ki-he-kwanpun juga banyak yang datang, ia tertawa makinangkuh.

"Sudah berpuluh tahun aku tak pernah menggunakanpedangku Untuk melayani seorang budak perempuanseperti dirimu, mengapa aku perlu memakai senjata"

Li Kun tak mau banyak bicara lagi. ia terus majumenyerang Cepat dan dahsyat, dengan tertawa gelak2. TiauIng kebutkan lengan jubah seraya menghindar ke samping.

Li Kun tertawa dingin. ia robah jurus ilmu pedangnyadengan jurus Pok-coh-hun-coa atau Memukul-rumput-mencari-ular, segulung sinar pedang segera berhamburanmenimpah lawan.

Baru kaki tegak, pedang sudah memburunya lagi, benar-2 membuat imam tua itu terkejut.

Dengan membentak keras, ia menyurut mundur tigalangkah, kemudian maju lagi merebut senjata lawan dengan

Page 405: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

ilmu Gong jiu-peh-jiu atau dengan tangan kosong merebutsenjata.

Li Kun mendengus geram. Setelah menyalurkan tenaga-dalam ke pedang, ia berturut-turut menyerang tiga kali.

Selama ini belum pernah kepala biara Ki-he-kwan itumenyaksikan suatu ilmu pedang yang sedemikian hebatnya.Apabila ia tak menguasai ilmu pedang dan pukulan,mungkin saat itu perutnya sudah pecah berhamburan.

Tetapi Li Kun sendiri juga terkejut ketika tiga kaliserangannya itu musuh dapat menghindarnya, tak beranimemandang rendah lagi.

Juga Gin Liong yang terus memperhatikan pertempuranitu, diapun juga terkejut melihat kepandaian ketua biara Kihe-kwan itu. hanya dengan tangan kosong ia mampumelayani serangan pedang Li Kun.

Sedangkan Yok Lan hanya tegak dengan cemas, ia kuatirkalau imam itu menggunakan pedang, kemungkinan LiKun tentu kalah.

Bertempuran berjalan makin seru, bayangan pukulansederas hujan mencurah, sinar pedang bagaikan kilatmenyambar, walaupun dengan tangan kosong tetapitamparan lengan jubah Tiau Ing itu seperti gelombangmendampar, secepat angin melanda.

Li Kunpun tak kurang gesitnya, ia berencana dengantangkap selincah burung sikalam Makin lama makin gagahsehingga sukar untuk mengenali kedua orang itu.

Diam2 Yok Lan menimang bahwa setelah menghadapikelima imam, seharusnya beristirahat dulu, Diam2 iamemutuskan untuk menggantikannya.

Page 406: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah mengambil keputusan, diam2 ia segeramenghafalkan beberapa jurus ilmu pedang ajaran Hun Husiantiang. Setelah itu baru berseru: "Taci Kun, harapberistirahat dulu, Biarlah aku yang menggantikan."

Sehabis berkata dengan gerak laksana burung hong, iamelayang ke muka.

"Lan-moay, kembalilah . . .." Gin Liong berseru kaget.

Tetapi serempak dengan itu Hian Leng loto sudahmerebut pedang imam Kong Beng dan terus menerjang YokLan. Nona itupun hentikan gerakannya, balikkan tangandan tusukkan ujung pedangnya ke batang pedang HianLeng.

Hian Leng mengerang tertahan karena pedangnya tersiakke samping. Secepat itu pula Yok Lan meneruskanmembacok siku lengan kanan lawan.

Hian Leng menjerit kaget, ia lepaskan pedang dan loncatmundur, keringatnya bercucuran deras.

Setelah mengundurkan Hian Leng, Yok Lan-punlanjutkan gerakannya menerjang imam Tiau Ing. Melihatkedatangannya, Tiau Ing tertawa gelak2.

"Ha, ha, bagus, aku hendak menguji sampai manakepandaian ilmu pedangmu !" serunya, ia tinggalkan LiKun dan lari menyongsong Yok Lan. juga sepertimenghadapi Li Kun, imam itu tetap menggunakan kibasanlengan jubahnya.

Li Kun marah, dengan memekik nyaring ia hendakmenerjang lagi. tetapi saat itu Yok Lan malahmenghentikan permainan pedangnya, imam Tiau Ingtertawa dingin, kedua tangannya menampar dengan cepatkearah lengan dan bahu dara itu.

Page 407: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong dan Li Kun terkejut. Keduanya serempakmenjerit kaget.

Melihat si dara tak menangkis pun tak meng hindar,dengan mendegus geram Tiau Ing lanjutkan keduatangannya menjadi suatu pukulan yang sungguh2.

Dalam detik2 yang berbahaya itu, tiba2 Yok Langerakkan pedang menusuk tenggorokan si imam.Kecepatannya bagaikan kilat menyambar.

Tiau Ing terkejut sekali, Dengan gopoh ia kebutkanlengan jubah seraya menyurut mundur. Tetapi Yok Lan takmau memberi kelonggaran lagi, ia loncat maju danmenabas, cres . . . . lengan baju kepala biara Ki-he-kwanseketika terpapas kutung.

Yok Lan hentikan serangannya dan berdiri tegak. Saatitu baru Gin Liong dan Li Kun mengakui bahwa apa yangdiagungkan orang persilatan bahwa ilmu pedang Hun Husiantiang itu merajai dunia persilatan memang bukan suatupujian kosong.

Dua buah gerakan Yok Lan tadi, menunjukkan suatujurus ilmu pedang yang luar biasa, penuh perobahan yangtak terduga, tenang laksana air telaga, cepat laksana kilatmenyambar, lincah bagai ular terkejut, ringan bagai daunkering gugur di tanah. Sungguh suatu ilmu pedang yangjarang terdapat didunia persilatan.

Hian Leng dan berpuluh anak murid biara Ki he-kwan,terlongong-longong heran. Diam-2 mereka menggigil dalamhati. Kepala biara Ki-he-kwan memiliki ilmu permainanpedang dan pukulan yang hebat, jarang orang dapatmenandinginya.

Page 408: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi menghadapi seorang dara baju putih yang takterkenal, kepala biara itu dipaksa harus mengucurkankeringat dingin.

Diantara orang2 yang berkerumun di jalan itu terdapatjuga orang2 persilatan. Tanpa disadari mereka berteriakmemuji.

Ketika imam Tiau Ing berdiri dan melihat jubahnyaterbabat rompal, seketika wajahnya membesi, jenggotnyasampai gemetaran. Sepasang matanya memandang YokLan dengan pandangan kejut keheranan.

Sesaat mendengar sorak sorai orang yang menyaksikanpertempuran itu, Tiau Ing makin merah padam mukanya,serentak ia menengadahkan kepala dan tertawa nyaring laluberseru dengan congkak.

"Selama aku menggunakan pedang, jarang aku bertemudengan orang yang mampu menandingi. Sejak berpuluhtahun, tiada seorang yang mampu melayani pedangkusampai sepuluh jurus."

Habis berkata ia memandang Gin Liong bertiga danberseru nyaring: "Diantara kalian bertiga barang siapamampu melayani aku sampai satu setengah jurus, kalianbebas melanjutkan perjalanan..."

"Hm apakah engkau yakin dapat menghalangi kami"tukas Li Kun yang marah terhadap kesombongan imam tuaitu.

Dengan mata memancar dendam, Tiau Ing memandangketiga anak muda itu lalu tertawa dingin. Kemudianmengangkat tangannya dan tahu2 sudah mencabut pedangdari bahunya.

Page 409: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Wajah Gin Liong berobah seketika, ia tahu bahwapedang imam itu sebuah pedang pusaka, ia meragu,demikian pula Li Kun.

Tetapi Yok Lan yang sudah gemas segera menantang:"Totiang sebagai seorang kepala biara, apa yang lotiangucapkan tentu dapat kita percaya. Baik, akulah yang akanmenerima pelajaran barang beberapa jurus dari lotiang . . ."ia tersenyum-senyum sambil siapkan pedang, menungguserangan.

Kepala biara Ki-he-kwan sudah berpuluh tahunmeyakinkan ilmu pedang, Melihat sikap dara itu, seketikaberubah wajahnya. Dilihatnya dara itu mencekal pedanglurus kemuka, semangat dan hawa murni telah dipusatkansatu.

Kesemuanya itu merupakan sikap dari ilmu pedangtingkat tinggi, Benar2 imam itu tak habis mengerti mengapadalam dunia persilatan telah muncul seorang dara yangmemiliki ilmu pedang sedemikian saktinya.

Diam-2 imam Tiau Ing mengeluh dalam hati karenahilang kepercayaan pada dirinya, adakah ia mampumemenangkan dara itu. seketika terlintas suatu pemikirandalam benaknya, ia tertawa gelak2, serunya:

"Jangan kuatir nona, pintu tak nanti menelan kata2 pintolagi. Asal engkau mampu melayani sampai sepuluh jurus,pintu tentu akan melepaskan kalian bertiga."

Diam2 Yok Lan sudah dapat membaca isi hati lawan,jika tadi imam itu mengatakan hanya satu setengah jurus,sekarang dia menghendaki sepuluh jurus, tetapi sebagaiseorang dara yang masih berdarah panas, Yok Lan pun takmenyangkal.

Page 410: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Baiklah, janji telah kita sepakati, silahkan lotiang segeramulai !"

Tiau Ing tertawa gelak, serunya: "Pinto sudah berumur80 tahun. rambut sudah putih semua, sudah tentu tak layakuntuk menyerang lebih dulu, Engkaulah yang menyeranglebih dulu !"

Walaupun nadanya tenang tapi wajah imam itu memangtegang, kerut kesombongannya sudah tak terlihat lagi.

Mendengar Tiau Ing bermula menyebut diri sebagaikwan-cu atau kepala biara kemudian turun dalam sebutanpinto, tahulah Gin Liong dan Li Kun bahwa imam itusudah terdesak dalam keadaan sulit, ibarat orang naik dipunggung harimau.

Bahwa dalam sekali gebrak saja, dara baju putih itusudah dapat mengalahkan Hian Leng, tahulah Gin Liongbahwa imam Tiau Ing itu sudah tak mempunyai harapanuntuk menang, ia hanya berharap tidak sampai kalah saja.

Yok Lan yang cerdas, cepat dapat mengetahui isi hatikepala biara Ki he-kwan itu. ia tertawa hambar, sebelahmengiakan ia terus taburkan pedangnya dalam jurus burunghong-keluar-sarang. Dua sinar pedang sekali berhamburmengarah kedua bahu Tiau Ing.

Kepala biara Ki-he-kwan itu menyadari bahwa hal itu iaberhadapan dengan seorang lawan yang tangguh, ia takberani memandang rendah lagi, Diam2 ia segera kerahkantenaga-dalam kelengannya lalu mengalir ke batang pedang.

Dengan mengandalkan pedang pusakanya ia hendakcoba merebut kemenangan.

Selekas Yok Lan menyerang kedua bahunya, Tiau Inglalu gunakan jurus Hun-hoa-hud-liu untuk membabatpedang dara itu.

Page 411: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yok Lan menyaksikan selainkan cepat pun gerakanpedang imam itu mengandung tenaga dalam yang kuatsekali, Mau tak mau, iapun harus berhati-hati untukmenghadapinya.

Berputar tubuh dan mengisar langkah, ia endapkanpedang dan menabas pinggang lawan. Melihat dua buahjurus yang dimainkan dara itu merupakan jurus biasa,semangat Tiau Ing bangkit kembali, demikian pula dengankesombongannya-pun timbul.

Dengan membentak keras, tiba ia robah gerakanpedangnya, Dengan ilmu pedang yang dipelajari selamaberpuluh tahun, ia segera melancarkan serangan yang derasdan dahsyat. Setiap gerakan pedangnya tentu merupakanserangan maut dan mematikan

Demikian terjadilah suatu pertempuran pedang yangdahsyat dan mengagumkan Deru angin dan sinar pedangyang menyilaukan mata. segera melihat tubuh Yok Landalam lingkaran sinar pedang yang ketat.

Dalam kepungan sinar pedang maut itu, tak hentinyamulut Yok Lan melengking dan menjerit mengiringpermainan pedangnya untuk menangkis, Beberapa saatkemudian sinar pedang imam Tiau Ing itupun makinmenyurut sekalian orang yang menyaksikan pertempuranitu terkejut sekali.

Di lain pihak pedang Yok Lan masih tetap melancarbagaikan air bengawan yang mengalir tiada hentinya, Setiapkali tentu terdengar suara mendering ketika ujung pedangdara itu menutuk batang pedang lawannya.

Pedang kepala biara Ki-he-kwan itu makin lambangerakannya, gulungan sinarnyapun makin pudar, sambilberlincahan ke kanan kiri, ia terus menerus terdesakmundur Dari menyerang ia berbalik diserang habis-2 an

Page 412: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

oleh sidara, sehingga keadaannya pontang panting takkeruan.

Terdengar desuh dan desah disertai seruan tertahan dariorang2 yang menyaksikan di tepi jalan Berpuluh-puluhimam anak buah biara Ki-hian-kwan serempak berobahpucat wajahnya dan berdebar-debar keras.

Tak kecewa kepala biara Kai-he-kwan itu sebagaiseorang jago pedang yang telah mempelajari ilmu pedangselama berpuluh tahun walaupun terdesak dan berlincahanmenghindar mundur tetapi dia tetap dapat menutup diridengan ketat sedikitpun tak terpengaruh suara hiruk daripenonton.

Tujuan Yok Lan hanialah menyelesaikan sepuluh jurusdengan cepat. Tetapi karena lawan telah berganti dengansikap bertahan, maka iapun memperlambat serangannya.

Sebagai seorang jago pedang kawakan, sudah tentukepala biara Ki-he-kwan itu dapat mengetahui isi hati sidara, Tetapi ia tak berdaya untuk merobah situasi karenapedang si dara itu masih tetap melancar dengan ketat. tanpamemberi kesempatan lawan untuk mengisi lubangkelemahannya."

Demikian dalam beberapa kejap saja, pertempuran telahberlangsung sepuluh jurus, Tiba-2 imam Tiau Ing tertawagelak2 dan terus loncat mundur sampai dua tombak.

Yok Lanpun hentikan pedangnya.

"Ilmu pedang totiang, benar2 jarang terdapat dalamdunia, Terima kasih atas pelajaran berharga yang totiangberikan." seru dara itu.

Puas tertawa, kepala biara Ki-he-kwan itu berserunyaring: "Selama berpuluh tahun, baru kali ini pinto

Page 413: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

bertemu dengan orang yang mampu melayani pedang pintosampai sepuluh jurus."

Yok Lan geli dalam hati. Imam tua itu masih besarmulut, tak menyadari bahwa sesungguhnya ia memang takmau menyerang lebih dahsyat lagi.

Kepala biara Ki-he-kwan berputar tubuh dan berserukepada anak buahnya: "Beri jalan dan pulang ke biara."

Selekas menyimpan pedang tanpa menunggupenyahutan Yok Lan lagi, imam itu terus kebutkan lenganjubah dan terbang lari ke lereng gunung.

Karena pemimpinnya sudah pergi, kawanan imamitupun segera berbondong-bondong lari mengikuti.

Karena gelagatnya jelek, Hian Leng, Kong Beng danCeng Beng ketiga imampun ikut rombongan mereka.

Yok Lanpun cepat mengajak Gin Liong dan Li Kun:"Mari kita lekas pergi, orang2 berbondong-bondongkemari."

Gin Liong dan Li Kun tertawa.

"Mereka sudah bubar, yang dari utara menuju ke selatan,yang dari selatan menuju ke utara, Apabila lewat disini.merekapun hanya ingin memandangmu sejenak." kata LiKun tertawa.

Demikian mereka bertiga segera naik kudanya pula, Saatitu matahari sudah mulai condong ke barat, Diam-2 GinLiong berkata dalam hati: "Ah, mungkin akan terjadisesuatu lagi."

Berpaling ke belakang dilihat Li Kun berkuda dibelakang tetapi ketika memandang ke belakang lagi, iaterkejut.

Page 414: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Di belakang ketiga ekor kuda mereka, tak berapa jauhjaraknya, tampak seorang rahib menunggang seekor kudaputih kembang. Rahib itu masih muda dan berparas cantik,Usianya diantara dua-puluh empat - dua-puluh lima tahun,mukanya berbentuk seperti buah tho kulit putih halus, alismelengkung rebah seperti bulan tanggal satu, mata jelibersinar bening, bibir merekah merah, hidung mancung,mulut mengulum senyum madu, menimbulkan kesan yangmemikat hati.

Rambutnya yang dikonde keatas menurut seorang rahib,berhias dengan sebuah tusuk kundai kumala, jubahnyaberwarna kuning susu, mengenakan pakaian luar warnajambon. Bahu menyanggul sebatang hud-tim atau kebutpertapaan. Ia memandang Gin Liong lekat2.

Tergetar hati Gin Liong ketika beradu pandang denganrahib muda itu. Wajahnya bertebar merah, Buru2 iatenangkan hati dan berkata kepada Li Kun.

"Taci Kun, hari sudah gelap, mari kita percepatperjalanan."

Mereka bertiga segera mencongklangkan kuda lebihpesat. Tetapi rahib itu masih tetap mengikuti

Tiba2 Gin Liong membaui tebaran angin yangmembawa bau harum yang aneh. Li Kun yang pertamadapat mencium bau aneh itu,ia mendengus dan deliki matakepada rahib itu.

Sejak tadi Yok Lan tak memperhatikan soal rahib itu,Ketika mendengar Li Kun mendengus geram, barulah iamelihat rahib yang terus menerus memandang Gin Liongitu.

Page 415: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Entah bagaimana hati Gin Liong makin berdebar keras,ia tak berani memandang rahib itu lagi. Li Kun heranmelihat kegelisahan Gin Liong, Demikian pula Yok Lan.

Diam-2 Yok Lan menilai rahib itu. Seorang rahib ituseorang biarawan yang sudah mensucikan diri.Mengenakan pakaian warna yang begitu menyoloksudahlah tidak pantas, Begitu pula naik seekor kuda yangbegitu tegar, ia mendapat kesan bahwa rahib itu tentuseorang murid agama yang murtad.

"Taci Kun, mari kita cepatkan kuda !" karena muak, YokLan segera mengajak Li Kun. Li Kun kembali mendengusgeram lalu melarikan kudanya.

Rahib itu memandang Li Kun lalu tertawa dingin,walaupun mendengar, tetapi Li Kun dan Yok Lan tak ambilpeduli. Demi melanjutkan perjalanan keduanya tak maucari urusan.

Gin Liong tak mau melihat rahib itu, pun tak maumemandang Li Kun, ia segera memacu kudanya.

Tiba2 rahib muda itu tertawa, serunya: "Siau-siangkong,setelah mempunyai kawan perjalanan dua nona cantik, lalutak kenal lagi padaku?"

Mendengar itu Gin Liong tertegun. juga Yok Lanterkesiap, Hanya Li Kun yang tak dapat menahankemarahannya lalu mendampratnya. "Sungguh tak tahumalu, siapa yang kenal padamu ?"

Rahib cantik itupun berobah wajahnya dan menjawabdengan nada dingin: "Entah siapa yang tak punya malu,hm, tak tahu diri."

Sudah tentu Li Kun merah padam mukanya. Denganmenjerit keras ia segera mencabut pedang Pek song-kiam.

Page 416: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Rupanya rahib cantik itu juga marah, serunya: "Hm,kalau tak diberi sedikit pelajaran, engkau tentu belum kenalkelihayanku " Habis berkata ia terus terjangkan kudanyakemuka.

Orang-2 dijalan yang sudah terlanjur bubar memangterus pergi. Tetapi yang belum berapa jauh, kembali lagiuntuk melihat ramai-ramai.

Melihat rahib itu melarikan kuda kearahnya, Li Kunhentikan kuda, lintangkan pedang untuk menunggu.

Selekas tiba, rahib cantik itu segera mencabut hud-timlalu ditampar kearah dada Li Kun.

Li Kun benar2 marah terhadap tingkah rahib itu. Kudaputih dikisarkan menghindar kesamping lalu diputarkebelakang kuda si rahib, dengan diantar teriakanmelengking, ia balas menusuk rahib itu.

Rahib itu terkejut sehingga ia loncatkan kuda kemuka.Kuda putih yang bernama si Putih milik Li Kun itumemang seekor kuda yang tegar, ditambah pula Li Kunmahir mengendarainya, Cepat ia pun memacu kudanyamemburu kemuka. Dengan jurus Pek hun kian jit atauMenyingkap-awan-memandang-matahari, ia membabatpinggang rahib itu.

Ketika berpaling terkejutlah rahib itu, Denganmelengking keras ia ayun tubuhnya loncat dari kudanyadan melayang ketempat kerumunan orang2 yangmenonton. Karena orang2 itu berjumlah banyak, Li Kuntak leluasa mengejar, ia hentikan kuda dan mendamprat:"Cis, tak tahu malu, tak pegang kesucian . . ."

Ternyata rahib cantik itu masih berada ditengah orangbanyak, Dengan santai ia menukas kata Li Kun:

Page 417: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Perempuan hina, pada suatu hari engkau pasti akan kenalkeliehayan Biau Biau sian-kho tunggu saja !"

Saat itu Yok Lan menghampiri dan meminta Li Kun takusah meladeni rahib semacam itu, sedangkan Gin Liongmenganggap rahib itu tentu kurang waras pikirannya. Kalautidak masakan memanggil-manggil orang lelaki.

Demikian mereka bertiga segera melanjutkan perjalananlagi.

"Adik Liong, apakah rahib itu benar2 kenal padamu ?"tanya Li Kun.

"Eh, jangan omong sembarangan aku tak pernahmelihatnya," kata Gin Liong.

"Mengapa dia tahu engkau orang she Siau ?" Gin Liongkerutkan dahi : "Ya, aneh, mengapa dia tahu she-ku ?"

Melihat sikap Gin Liong yang heran sendiri, Li Kunpuntak mau mendesak lebih lanjut.

Dengan cepat mereka melalui tiga buah kota. Walaupunketiga ekor kuda mereka sudah basah kuyup dengankeringat tetapi kecepatan larinya masih tak berkurang.

Saat itu matahari sudah tenggelam di sebelah berat.Kabut malam mulai bertebar, jauh disebelah muka samar2tampak pintu kota Lay- yang-koan.

"Taci Kun, lebih baik. kita ambil jalan besar saja, Kalaumengambil jalan mengitar tentulah akan kehilangan jejakLiong-li locianpwe."

Kedua nona itu setuju. Begitu mereka segera menuju kekota Lay-yang-koan. Empat buah lentera besar tergantungpada pintu kota.

Page 418: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Memang Lay-yang-koan sebuah kota yang besar danramai. Tiba dipintu utara, tampak prajurit penjaga pintusiap dengan senjatanya.

Gin Liong bertiga turun dari kuda dan masuk kedalampintu, Melihat ketiga anak muda itu mengenakan pakaianorang persilatan dan menyanggul pedang, segera penjaga itutahu kalau mereka tentu berasal dari daerah Kwan-gwa atauluar perbatasan.

Demikian Gin Liong dan kedua kawannya terus masukke dalam kota, Kota itu memang benar2 ramai, penuhdengan toko2 dan orang2 yang berjalan memenuhisepanjang jalan. Kehidupan malam, tampak meriah.

"Siau siauhiap !" tiba2 terdengar seruan seseorang.

Li Kun dan Yok Lan terkejut lalu hentikan kuda danberpaling kearah suara itu. Diantara kerumun orang,tampak seorang nona baju hijau tengah melambaikantangan ke arah Gin Liong.

Usia nona itu baru diantara enam belas-tujuh belasberwajah cantik dan masih bersikap seperti kanak2.

Melihat Gin Liong terkejut tetapi tak menyahut, dara ituberseru pula dengan kurang senang: "Siau siauhiap, apakahengkau tak kenal padaku?"

Tak pernah Gin Liong menduga bahwa di kota itu iabakal bertemu dengan dara yang nakal, setelah tenangkandiri ia tertawa:

"O, kiranya nona ik, bagaimana dengan kedua orang tuanona ?"

Dara itu memang Ik Siu Ngo. Melihat Gin Liong sudahmengenalinya, ia tertawa. "Mereka juga disini, beradadirumah penginapan itu" ia menunjuk sebuah hotel di

Page 419: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

belakangnya, Kemudian bertanya: "Siau siauhiap, apakahengkau tak mau ber temu dengan ayah-bundaku? Mamahtetap teringat kepadamu, ia mengatakan kau nakal tetapimenyenangkan"

Gin Liongpun teringat akan peristiwa ia bersembunyidibalik batu untuk mempermainkan nenek Ban atau ibu dariSiu Ngo tempo hari, ia pun tertawa geli.

"Nona Ik, sungguh menyesal sekali, karena kami masihmempunyai urusan penting, terpaksa kami akanmelanjutkan perjalanan. Lain hari kami tentu akanmenemui locianpwe berdua," tiba2 Li Kun menyelutuk.

Gin Liong terkesiap, Terpaksa ia minta maaf kepada SiuNgo agar menyampaikan salam dan hormat kepada keduaorang tuanya."

"Eh, mengapa engkau tak memperkenalkan ke dua nonayang naik kuda itu kepadaku ?" Siu Ngo tertawa.

Gin Liong tertawa, Menunjuk pada Li Kun dan YokLan, ia memperkenalkan : "lnilah nona Tio Li Kun darigunung Mo-thian-san. Dan ini adalah sumoayku Ki YokLan"

Kepada kedua nona itu dengan tertawa kekanakan SiauNgo memberi hormat Li Kun dan Yok Lanpun balasmenghormat.

"Nona Ik" kata Yok Lan, "kami hendak melanjutkanperjalanan ke selatan Apabila kalian juga ke selatan, kelakkita tentu masih banyak kesempatan untuk berjumpa lagi"

Siu Ngo girang: "Baik, kalau begitu kelak kita pastiberjumpa lagi. sekarang silahkan kalau kalian hendakmelanjutkan perjalanan."

Page 420: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah minta diri, Gin Liong bertiga menuju kepintuselatan sekeluarnya dari pintu kota itu. mereka tibadisebuah hutan kecil yang gelap. Sekeliling penjuru sunyisenyap, Tetapi pada jarak belasan li disebelah muka tampakcahaya lampu berkelipan. Tentulah sebuah rumah makan.Karena lapar mereka segera menuju ke tempat itu.

"Kita berhenti di rumah makan ini." kata Yok Lansetelah tiba di tempat itu. Jongos cepat menyambut kudamereka.

Atas pertanyaan Gin Liong jongos menerangkan bahwakota ini adalah Lay-yang-koan. Dua belas li disebelahselatannya adalah kota Lay-hok-tin.

Bertanya pula Gin Liong, apakah dalam beberapa hariini pernah kedatangan seorang li-hiap (pendekar wanita)yang mengenakan mantel merah.

"Tak pernah terdapat lihiap semacam itu yang laludisini" menerangkan jongos.

Ternyata rumah makan itu juga sebuah rumahpenginapan Gin Liong menempati sebuah kamar dan LiKun berdua dengan Yok Lan sebuah kamar. Selesai makanmalam, merekapun masuk kamar masing2.

Tengah tidur, tiba2 Gin Liong dikejutkan oleh kesiurangin halus dari kibaran pakaian ia terkejut, cepat turundari pembaringan terus membuka jendela dan loncatkehalaman belakang lalu melayang keatas atap danbersembunyi ditempat gelap.

Memandang kesekeliling penjuru, ia melihat sesosokbayangan kecil sedang berlompatan ke atap deretan kamardi sebelah muka, Gerak orang itu hampir tak menimbulkansuara apa2. Gin Liong terkejut atas kelihayan ilmu ginkang

Page 421: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

orang itu. ia duga, orang itu tentu mempunyai maksudtertentu.

Sejenak berhenti tiba2 bayangan itu lari kearah tempatGin Liong bersembunyi Sudah tentu Gin Liong kaget,Buru2 ia menyurut kebalik talang.

Ah, ternyata bayangan itu bukan lain adalah rahib cantikBiau Biau siankho siang tadi, seketika timbullah rasa muakdan geram dalam hati Gin Liong.

Sambil berdiri di atas tembok halaman,

Matanya memandang lekat2 pada pintu kamar. Ketikamelihat pintu belum bertutup, wajahnya berseri girang,Cepat ia melayang turun ke halaman dan sekali loncat iasudah berada di muka pintu.

Rahib itu mengintip kedalam kamar, hendak masuk tapiragu2. Tetapi akhirnya masuk jugalah ia.

Gin Liongpun cepat melayang turun ke halaman Daricelah jendela ia mengintai dan melihat Biau Biau sian-khomenghampiri tempat tidur. Wajahnya penuh memancarhawa kecabulan

Seketika Gin Liong tahu apa maksud rahib itu. ia hendakmenghajar rahib itu tetapi tiba2 ia teringat akan ikrarnyaketika di lembah gunung Hoksan, seketika hawapembunuhan, pun mengendap.

Tetapi ketika mendapatkan ranjang itu kosong Biau Biausian-kho kecewa sekali, wajahnya segera menampilkemarahan. Cepat ia keluar dan melayang keatas rumahpada deretan kiri. Gin Liong tetap bersembunyi di baliktalang.

Saat itu Biau Biau sian-kho menggunakan ilmubergelantungan kaki dikaitkan pada tiang penglari dan

Page 422: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kepala menjulai kebawah untuk melihat keadaan dalamkamar itu.

Ternyata rahib cantik itu hendak mencari Gin Liongtetapi karena tak dapat menemukannya terpaksamengangkat tubuh keatas atap lagi Ketika berpaling,kejutnya bukan alang kepalang, pemuda yang dicarinya ituternyata tegak dibelakangnya.

Memang tadi setelah melihat gerak gerik rahib itu,dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh, Gin Liongloncat di belakang rahib itu.

Karena kejutnya, Piau Biau sian-kho menjerit danmenyurut mundur, Tetapi alangkah kagetnya ketikakakinya menginjak angin, ia tahu kalau akan jatuh makacepat ia kebutkan lengan baju dan selekas menginjak tanahia melayang lagi keatas atap rumah sebelah barat lalu lari.

Saat itu Li Kun dan Yok Lan berhamburan loncat keataswuwungan. Melihat Gin Liong memandang kemukadengan marah, kedua nona itupun memandang ke mukajuga. Dilihatnya Biau Biau sian-kho sudah melewati duaderet kamar dan tengah melarikan diri ke arah barat.

Li Kun marah. Cepat ia loncat mengejar, Gin Liong danYok Lan terpaksa menyusul. Tetapi melihat dirinya dikejar,Biau Biau sian-kho mempercepat larinya, Dalam sekejabmata sudah tiba di luar kota.

"Liong koko, mengapa engkau tadi tak menghadangrahib itu ?" seru Yok Lan setengah heran melihat sikap GinLiong.

"Tak leluasa bertempur dalam kota, lebih baikmenghajarnya diluar kota." jawab Gin Liong, ia teruspesatkan larinya mengejar rahib itu.

Page 423: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba2 rahib itu berhenti, melengking dan taburkankebutnya ke arah Li Kun yang datang paling dulu, Li Kunmendengus dingin, ia membabatkan pedangnya kearahkebut rahib itu.

Melihat tadi Gin Liong tak turun tangan, Biau Biau Sian-kho mempunyai tafsiran kalau pemuda im takkanmencelakainya. Maka besarlah nyalinya, Berputar tubuh iamenyelinap ke belakang Li Kun dan mengebut lengan nonaitu.

Li Kun sudah terlanjur membenci setengah mati kepadarahib cabul itu, Dengan tangkas ia segera gunakan jurusHeng-toan-kiang-ho atau Memotong-sungai-bengawan,menabas pinggang Biau Biau sian-kho.

Rahib itu menggeliat mundur, kebutnya ditutukkan kemuka Li Kun, Kembali Li Kun tertawa dingin, Sambilcondongkan kepala kesamping lalu menusuk, cret . .pakaian bagian bawah dari Biau Biau sian-kho rompal,Rahib itu menjerit kaget dan menyurut mundur.

Li Kun mengejar, pedangnya secepat kilat menabasbatang leher Biau Biau sian-khi.

"Taci, jangan membunuhnya . . " teriak Gin Liong. LiKun terkejut, gerakannyapun agak lambat dan rahib itupuntundukkan kepala menyurut mundur, Cret . . sanggulrambut rahib itu terpapas jatuh.

Page 424: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Serasa terbang semangat rahib itu, ia menjerit nyaringdan lari kearah utara, Gin Liong, Yok Lan dan Li Kun takmau mengejar.

"Biau Biau sian-kho, harap engkau dapat merobahkelakuan dan kembali ke jalan yang benar." seru Gin Liong.

Dari jauh kedengaran rahib itu berseru menjawab: "Hm,jangan kalian pura2 menjadi orang baik. Pada suatu hariaku tentu akan mencincang tubuh kalian".

Li Kun menggeram: "Rahib itu memang sudah gelappikiran, Lain kali kalau bertemu lagi, aku tak maumengampuninya."

Saat itu sudah lewat tengah malam. Lonceng genta dikota berbunyi tiga kali, Tiba2 dari arah barat laut terdengarderap kuda berlari cepat sekali dan tak berapa lama samar2tampak empat sosok bayangan hitam lari mendatangi.

"Tengah malam berkuda melintasi hutan, tentulahkawanan orang persilatan, Lebih baik kita bersembunyi."kata Li Kun.

Ternyata keempat kuda itu memang sangat cepat sekali,Dalam beberapa kejab, mereka sudah tiba pada jarakpuluhan tombak.

Gin Liong memandang ke sekeliling. Sepuluh tombakdisekeliling tempat itu tiada tempat untuk menyembunyikandiri. Selagi ia masih meragu, keempat penunggang kuda itusudah tampak, Untuk menyembunyikan diri jelas sudah takkeburu lagi.

Keempat ekor kuda itu tegar dan perkasa, berbulu hitamdan putih, Keempat penunggangnya mengenakan pakaianringkas kaum persilatan. Yang dimuka, seorang tuaberumur 50 tahun, pendek gemuk, muka brewok, mulut danhidung besar, tulang keningnya menonjol, pertanda seorang

Page 425: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tokoh yang tinggi ilmu lwekangnya. punggungnyamenyanggul sepasang senjata poan-koan-pit, matanyabersinar tajam sikapnya angkuh sekali. Dia tentulahpemimpin dan rombongannya.

Sedang yang tiga orang, mengenakan pakaian persilatanwarna biru, rata-2 berwajah bengis. Yang disebelah kiri,bertubuh kurus, muka kuning dan menyanggul pedang.Yang di sebelah kanan, bermuka hitam, brewok danmenyelip sepasang kapak pada pinggangnya Sedang orangyang dibelakang, telinga kirinya hilang, pinggang menyelipsebatang golok bian-to.

Secepat angin keempat penunggang kuda itu melewatitempat Gin Liong. Mereka dapat pula untuk memandangGin Liong bertiga.

Untuk menyingkir dari taburan debu, Gin Liong bertigasegera menyurut mundur sampai dua tombak. Melihat ituketiga penunggang kuda yang dibelakang tertawa gelak. LiKun marah, ia segera hendak mencabut pedang, Tetapisesaat itu terdengar lelaki bertelinga satu berseru.

"Yu thancu, menilik pakaiannya, seperti kawanan budakyang diceritakan orang itu," katanya.

Orang tua pendek gemuk yang berada di mukamendengus dan berpaling, hentikan kuda lalu berputarkembali.

Gin Liong jengkel, ia tak ingin terlibat urusan tetapiselalu dikejar-kejar urusan saja. Sedang Li Kun diam2gembira karena ia memang muak dengan keempatpenunggang kuda nu. Tring, ia mencabut pedang.

Lebih kurang tujuh tombak jauhnya, keempat orang ituloncat turun dari kuda lalu menghampiri ke tempat Gin

Page 426: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Liong. Orang tua itu tak mengacuhkan Li Kun yang sudahmenghunus pedang, ia berjalan dengan dada membusung.

Yok Lan cepat menduga bahwa keempat orang itu tentubukan orang baik. Sedang Gin Liong tetap tegak dengantenang, Hawa pembunuhan meluap, sesaat ia lupa akanikrarnya.

Setelah dekat, orang tua pendek gemuk itu berseru :"Aku adalah thancu ketiga dari perkumpulan Thian-lengkan, namaku Yu Ting Su bergelar Gun-se-poan-koan.Menerima perintah kaucu, aku hendak mencari jejak orangtua pemilik kaca wasiat yang konon berada dilembahgunung Hok-sau. Menurut kabar2 yang tersiar di kotaHoan-san-koan, kaca wasiat itu telah diberikan oleh seorangpemuda baju putih yang membawa pedang, pemuda itu sheSiau nama Gin Liong."

Sejenak berhenti untuk memandang wajah Gin Liong,orang tua pendek itu bertanya:

"Menilik pakaianmu tampaknya engkau mirip denganpemuda itu, Benar atau tidak, lekas engkau kasih tahukepadaku Aku hendak lekas2 pulang melapor pada kaucu."

Gin Liong tak sabar lagi melihat sikap dan kata2 orangtua yang begitu congkak, cepat ia menyahut : "Benar,memang akulah Siau Gin Liong."

Tiba2 lelaki yang bertelinga satu tertawa gelak2, serunya: Yu thancu, bukankah pandanganku tepat ? Mohon thancumemberi ijin kepadaku untuk menangkap budak itu."

Tanpa menunggu jawaban, dia terus melangkah majudan mencabut golok bian-to lalu ditaburkan menjadisegulung sinar perak yang menyilaukan mata.

Page 427: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tio Hiangcu, tunggu dulu," seru Yi Ting Su. "biarlahdia menyerahkan sendiri pusaka itu agar kita janganmembuang waktu harus turun tangan."

Gin Liong marah sekali, ia tertawa nyaring: "Benar, kacawasiat itu memang berada padaku, jika kalian mampu,silahkan mengambil."

Berobahlah wajah Yu ling Su seketika.

"Budak yang tak tahu tingginya gunung Thaysan,Engkau berani bersikap kurang adat dihadapanku !"

Habis berkata ia terus memberi perintah kepada lelakibertelinga satu untuk menangkap Gin Liong.

"Budak," seru lelaki bertelinga satu, "jika raja Akhiratmemanggilmu tengah malam, siapa yang berani menahanengkau sampai esok hari ? Engkau cari mati sendiri, janganpersalahkan aku Tio toaya seorang ganas, Baiklah engkauserahkan saja kaca wasiat itu agar jangan engkau menderita,heh, heh . . ."

"Kalian telah ditipu orang." seru Yok Lan, "cobalahkalian pikir, jika sekian banyak jago2 silat ternama takmampu memiliki kaca wasiat itu, bagaimana kita dapatmemperolehnya ?"

Lelaki bertelinga satu itu deliki mata.

"Tuanmu tiada waktu untuk adu lidah, lekas engkaumenyingkir !" serunya. ia terus membabatkan dengan golok.

Li Kun yang sejak tadi muak melihat tingkah lakukeempat orang itu, segera loncat menyongsong danmembentak: "Siapa sudi bicara dengan engkau, enyahlah."

Li Kun menutup katanya dengan taburkan pedang kesiku lengan lelaki bertelinga satu itu, walaupun tahupermainan pedang nona itu lihay tetapi si lelaki bertelinga

Page 428: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

satu tak menghiraukan Dengan tertawa dingin iamenghindar lalu secepat kilat membacok bahu Li Kun.

Li Kun cepat merapat maju menusuk muka lawan,Lelaki bertelinga satu itu menjerit kaget, ia tak menyangkasinona dapat bergerak begitu cepat serentak ia menyurutmundur. Tetapi Li Kun sudah dirangsang kemarahan.Dengan tertawa geram ia tetap memburu maju danmenabas.

"Aduh..." terdengar lelaki itu menjerit kesakitan karenatelinganya sebelah kanan terpapas jatuh, Dengan begitu iatak mempunyai telinga sama sekali, Lelaki itu kucurkankeringat dingin.

Setelah memapas daun telinga, Li Kun tak maumenyerang lagi, ia hanya tertawa dingin.

"Hm, kantong nasi yang tak berguna, masih berani cariperkara" serunya.

Wajah Yu Ting Su berobah seketika, setitik pun ia takmenyangka bahwa hanya satu gebrak saja, Tio hiangcusudah kehilangan daun telinga lagi.

Tiba2 kedua anak buahnya berteriak keras dan hendakmaju menyerang. Tetapi cepat Yi Ting Su mencegah:"Kembalilah, kalian"

Kedua orang itu terpaksa hentikan langkah dan mundurkembali.

"Kita hanya diperintah untuk menyelidiki jejak orang tuaitu, bukan untuk berkelahi. Tugas kita hanya melaporkankepada kaucu, jangan engkau kotorkan tangan berkelahidengan kawanan budak tak ternama." serunya, ia terusberputar tu huh dan mengajak ketiga kawannyamenghampiri kuda.

Page 429: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Li Kun tertawa dingin: "Enak saja kalian ngomong,mengatakan pergi terus mau angkat kaki begitu saja"

"Engkau mau apa ?" tiba2 kedua lelaki berputar tubuhdan membentak.

"Sudah tentu meminta pertanggungan jawab kalian" seruLi Kun,

Yu Ting Su menengadahkan kepala dan tertawa nyaring:"Benar2 seorang budak perempuan yang bermulut besarAku tak mau cari perkara, kalian malah cari mati. Baik,akan kusuruh engkau tahu kelihayanku."

Segera ia menghampiri Li Kun.

"Baik, akulah yang akan mencoba sampai dimanakelihayanmu itu" seru Gin Liong.

Ilmu pedang Li Kun, Yu Ting Su sudah menyaksikantapi ia belum tahu sampai dimana kepandaian Gin Liong,Dengan deliki mata ia segera hantamkan kedua tangannyakearah pemuda itu. segulung angin dahsyat yang mampumenghancurkan batu, segera melanda Gin Liong.

Pemuda itu tertawa dingin lalu menghindar kesamping,menyelinap ke belakang Yi Ting Su. Tetapi baru ia berdiritegak, tiba2 lelaki yang bersenjata ruyung segera hantamkansenjatanya ke kepala Gin Liong.

Gin Liong marah. Menghindar kesamping, denganmenggembor keras ia gunakan jurus Liong-hok-song-houatau Naga-mendekam-sepasang-harimau, ia hantamkankedua tangannya kedua orang yang menyerang itu.

Bum . . lelaki bersenjata ruyung, mengerang tertahan,terhuyung2 beberapa langkah lalu rubuh Lelaki bersenjatakapak menjerit kaget karena kapaknya terlempar ke udara.Maju selangkah Gin Liong menyusuli dengan sebuah

Page 430: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tamparan ke muka lelaki itu, Orang itu menjerit terhuyung2dan muntahkan segumpal darah segar.

"Hai, budak, mengapa tak berani menyambut pukulanku?" teriak Yu Ting Su, ia lontarkan sebuah hantaman dahsyatpula.

Gin Liong tertawa nyaring. Setelah menghimpun tenaga-dalam kearah lengan, ia segera menghantam.

Bum terdengar letupan keras disusul dengan hamburandebu dan percikan batu yang bertebaran keempat penjuru.

Gin Liong tersurut dua langkah ke belakang, keduabahunya tergetar, sedang Yu Ting Su bergeliatanmeregang2 ketika tubuhnya terlempar ke belakang. Bum,tubuhnya yang kate dan gemuk itu terbanting ke tanah,jatuh terduduk.

Ketiga anak buahnya walaupun tahu, tetapi tak beranimenolong. Mereka takut kepada pukulan Gin Liong.

Wajah Yu Ting Su pucat, keringat dingin bercucuran,pejamkan mata dan berusaha untuk mengambil pernapasanKetika mendapatkan tubuhnya tak menderita luka, iatercengang, Memandang ke muka dilihatnya Gin Liongmasih tegak berdiri dengan santai.

Yu Ting Su penasaran, serentak ia loncat bangun dan larimenghantam Gin Liong : "Aku akan mengadu jiwa denganengkau"

"Hm, kalau sudah bosan hidup, akan kuantarkan keakhirat ." Gin Liong geram sekali melihat orang tua yangtak tahu diri itu. ia menghindar terus menyelinap kebelakang Yu Ting Su.

Tetapi rupanya Yu Ting Su sudah bersiap, cepat ia putartubuh, menggembor keras dan kakinya segera menyapu.

Page 431: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong juga ingin menggunakan kaki, setelahmenghindar dari kaki lawan, ia mengirim tendangan yangtepat mengenai pantat orang. Tubuh pendek gemuk dari YuTing Su seperti bola yang ditendang melambung ke udara.ia menjerit-jerit dan meluncur ke tempat ketiga kawannya.Ketiga orang itu terkejut lalu beramai-ramai menanggapitubuh Yu Ting Su. Kemudian diletakkan di tanah.

Sambil mendekap pantat, Yu Ting Su meringis, pandangmatanya serasa kabur, kepala pening.

Melihat tingkah laku si pendek gemuk itu, Yok Lantertawa geli,

Sambil memandang kepada Gin Liong, Yu Ting Suberseru: "Budak, kali ini aku mengaku kalah, Tetapijanganlah kalian bergirang dulu, Pada suatu hari kaliantentu harus merasakan kelihayan dari partai Thian leng-kau."

Gin Liong tertawa hambar.

"Jangankan hanya gerombolan tak ternama sepertiThian-leng-kau. sekalipun partai persilatan besar yangmanapun juga kalau tindakannya jahat, aku tentu akanmenggempurnya !"

Yu Ting Su marah tetapi ia terpaksa menahan diri,serunya: "Apakah kalian berani datang ke gunung Ke-kong-san ?"

"Gunung sekecil Ke-kong-san, masakan kami takut.Hanya kalau aku kesana, dikuatirkan kalian tentu tiadamempunyai batang kepala lagi."

Berhenti sejenak ia berseru dengan bengis: "Lekas kalianenyah, Paling lama dalam waktu sebulan lagi, aku tentuakan datang ke Ke-kong-san untuk meminta batang kepalayang kutitipkan diatas tubuhmu itu."

Page 432: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Hampir pecah dada Yu Ting Sun mendengar kata2 itu.Tubuhnya menggigil keras. Tetapi ia tak dapat berbuatapa2, kecuali deliki mata lalu ngeluyur menghampiri kudadan terus kabur.

"Mari kita kembali rumah penginapan lagi." kata YokLan.

"Dimanakah letak gunung Ke kong-san itu?" tanya GinLiong.

Tetapi kedua nona itu mengatakan tak tahu.

"Baik, besok kita tanyakan pada jongos rumahpenginapan," kata Gin Liong, Merekapun segera pulang.

Keesokan harinya, Gin Liong bertanya pada jongostentang gunung Ke-kong-san. Jongos itu gelagapan,rupanya dia juga tak tahu.

"Hai, siapakah yang bertanya tentang gunung Ke-kong-san itu ?" tiba2 terdengar suara orang berseru nyaring darisebuah kamar.

Seorang lelaki berwajah merah, kepala besar danmengenakan pakaian orang persilatan warna hijau munculdan tegak dengan sikap congkak diambang pintu sebuahkamar. Tubuhnya kekar, tampaknya gagah perkasa.

"O, selamat pagi, toaya," kata jongos, "tuan inilah." iamenunjuk Gin Liong.

Setelah memandang Gin Liong beberapa saat, orang ituberkata: "Ke-kong-san terletak di karesidenan Kong-ciu-koan propinsi Holam, dengan naik kuda yang tegar,setengah hari dapat mencapai gunung itu."

Habis berkata ia terus masuk lagi kedalam kamar.

Page 433: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Terima kasih, toaya," seru si jongos, Kemudian ia mintaGin Liong kembali kedalam kamar, ia hendakmempersiapkan kuda dan makanan pagi.

Sambil makan, Gin Liong menceritakan tentang oranglelaki tegar yang memberitahu tentang letak gunung Ke-kong-san tadi.

Demikian telah selesai membayar rekening, Gin Liongbertiga segera keluar. Ketiga ekor kudapun sudah siap.Ketika hendak pergi, Giu Liong bertanya kepada jongosapakah dalam beberapa hari yang lalu, pernah melihatseorang wanita muda baju merah yang tiba dikota sini.

"Ada !" seru jongos," bajunya merah, umurnya diantara26-27 tahun . . ."

"Berapa lama?" cepat Gin Liong menukas, "Pagi tadi,Rupanya semalam dia menginap dalam kota," kata jongos.

Mendengar itu girang Gin Liong bukan kepalang.Hampir ia tak percaya apa yang didengarnya, Kalau malamini tak berhasil, besok pagi tentu dapat juga menyusulLiong-li locianpwe Pikirnya.

Ketika melanjutkan perjalanan, hari masih pagi sekali,Beberapa li jauhnya disebuah muka, terdapat sebuahrumah. Samar2 mereka mendengar suara orangmembentak. Kemudian disusul dengan gelak tawa yangnyaring.

"Liong suko," kata Yok Lan, "rasanya dalam hutan ituterjadi pertempuran dari dua tokoh yang berilmu tinggi,Lebih baik kita berjalan mengitari saja."

Gin Liong dan Li Kun setuju tetapi sekeliling tempat ituhanya daerah persawahan. Kasihan kalau sampaimerusakkan sawah2 petani.

Page 434: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Memandang ke muka, Gin Liong melihat dua sosokbayangan tengah berhantam dahsyat. Tiba2 terdengar suarateriakan nyaring, Segulung asap tebal berhamburan darihutan itu dan kedua sosok tubuh itupun tercerai, terhuyung-huyung. Rupanya keduanya habis beradu pukulan.

"Anjing, mengapa engkau terus menerus mengikutiperjalananku seperti seekor lalat ? Apa maksudmu ?" serusebuah suara.

Gin Liong terkejut ia serasa kenal dengan nada suara itu.Tetapi ia lupa.

Kembali terdengar suara orang itu tertawa keras.

"Tua bangka, engkau hendak mencari budak itu ? Terusterang saja. tak semudah itu, Kalau aku tak bisamendapatkannya, jangan harap engkau-punmemperolehnya !"

Orang itu tertawa pula.

"Soal ini hanya kita berdua yang tahu. Agar rahasia itujangan sampai ketahuan lain orang, salah satu dari kitaberdua harus mati"

"Anjing tua, mengapa engkau tak mau bunuh diri dulu ?"bentak suara yang melengking tajam penuh kemarahan.

Tiba-2 suasana dalam hutan itu diam. Mungkin karenamendengar derap lari ketiga ekor kuda Gin Liong dankedua nona.

Saat itu ketiga pemuda itu hanya terpisah setengah li darihutan. Tiba2 terdengar suara melengking tajam lagi: "Lekashadang, yang datang tiga ekor kuda bagus !".

Dua sosok tubuh meluncur keluar dan hutan danmenghadang di tengah jalan.

Page 435: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hai kedua orang itu hendak merampas kuda kita." seruYok Lan, Li Kunpun cepat mencabut pedangnya.

Kembali kedua orang itu saling berebut "Tua bangka,engkau sudah memiliki pedang pusaka Oh-kim-cek-bak-kiam. Kali ini akulah yang berhak mendapat pedangmereka."

Melihat kedua orang itu, Gin Liong mendengus geram:"Kedua manusia jahat itu memang sukar diperbaiki kali initak dapat diberi ampun lagi."

Ternyata kedua orang yang menghadang di tengah jalanitu seorang imam tua dan seorang lelaki tua. Si imamberwajah monyet, mulut lancip, mata kecil, mengenakanjubah biru, mencekal sebatang hudtim bahunya menyanggulsebatang pedang.

Sedang orang tua itu bermuka persegi, alis gombyok,mata bundar, jenggot bercampur uban, mengenakanpakaian biru langit.

Saat itu Li Kun dan Yok Lan sudah tiba pada jarak tujuhtombak dari kedua orang itu, tetapi mereka tetap tak kenal,Tetapi Gin Liong dapat mengenali mereka sebagai kepaladari pulau Cui-leng-to dan pertapa Long Ya cinjin, iamemberi isyarat agar kedua nona berhenti.

Melihat Gin Liong, kedua orang itu terkesiap lalutertawa gembira.

"Sungguh besar sekali rejeki kita, Menyusur ujung langittak ketemu, tanpa banyak membuang tenaga ternyata sudahdatang sendiri, Rupanya Kaca wasiat itu memang sudahditakdirkan menjadi milikku." seru Long Ya cinjin. ia terusmaju menghampiri Gin Liong.

Page 436: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yok Lan heran mengapa begitu melihat Gin Liongmereka terus tahu kalau Gin Liong memiliki kaca wasiatitu.

"Tua bangka, berhenti." seru kepala pulau Cui-leng-to,"tahukah engkau betapa hebat ilmu Meringankan-tubuhdari budak itu ? Hati2, jangan sampai dia lolos lagi, Lebihbaik engkau terima usulku tadi. Lebih dulu kita berserekatuntuk menangkap budak itu lalu kita adu kesaktian lagisiapa yang berhak hidup dan siapa yang pantas mati, untukmenentukan siapa yang harus memiliki benda pusaka itu."

Long Ya cinjin keluarkan mata dan hentikan langkah.Rupanya ia terpengaruh juga atas ucapan kepala pulau Cui-leng-to.

Dengan masih naik kuda, Gin Liong muak terhadapkedua manusia itu, Percuma saja ia hendak menasehatimereka, Lebih baik ditindak dengan kekerasan ia segeraajukan kuda menuju ke tempat Long Ya cinjin.

Bukan takut kebalikannya Long Ya malah tertawagembira karena ia mempunyai kesempatan untukmerampas kaca wasiat dari Gin Liong. Kepala pulau Cui-leng-to tahu isi hati Long Ya cinjin, ia segera berdiridibelakang cinjin itu. Jika dapat biarlah Long Ya bertempurdengan Gin Liong dulu, baru ia nanti turun tangan untukmenyelesaikan mereka.

Yok Lan segera mencabut pedang dan berdiri di sampingLi Kun, Karena melihat sikap Gin Liong yang begitu hati2,kedua nona itu menduga musuh tentu tokoh yang berat.

Kepala pulau Cui-leng-to hanya tahu bahwa Gin Lionghebat dalam ilmu ginkang. Tetapi ia tak tahu sampaidimana kepandaian silat pemuda itu. Maka iapun takmemandang mata terhadap Gin Liong.

Page 437: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tetap ajukan kudanya ke muka. Tiba-2 LongYa cinjin menggerakkan kedua tangannya mendorongkearah Gin Liong Segulung dingin pukulan yang dahsyatsegera melanda dada pemuda itu.

Gin Liong mendengus dingin, iapun segera songsongkankedua tangannya kemuka, sebuah gelombang anginpukulan yang dahsyat segera meluncur. Melihat itu kepalapulau Cui-leng-lo terkejut cepat kebutkan lengan baju danmelayang setombak ke samping.

Bum, terdengar letupan dahsyat, disusul dengan debudan batu yang beterbangan ke segenap penjuru, Long Yacinjin dan Gin Liong sama2 terhuyung mundur sampai tigalangkah.

Secepat kilat kepala pulau Cui-leng-to segera melangkahmaju sambil mengendapkan tubuh dan membentak:"Budak, sambutlah sebuah pukulanku lagi . . ."

Karena melihat Gin Liong yang baru berdiri tegak sudahdihantam lagi, Yok Lan dan Li Kun melengking kaget.

Melihat itu Gin Liong marah sekali, bentaknya: "Apasusahnya menerima sepuluh kali pukulanmu lagi !"

Ia gerakkan kedua tangan untuk melepaskan sebuahtamparan yang dahsyat, Kembali terdengar letupan yangdisertai dengan debu dan percikan batu yang tebal.

Kepala pulau Cui-leng-to terhuyung mundur sampaibeberapa langkah, wajahnya merah padam

Tetapi Gin Liong juga terhuyung2 ke belakang, iamerasa tenaga pukulan kepala pulau Cui-leng-to itu lebihhebat dari Long Ya cinjin.

"Terima sebuah lagi !", Gin Liong berteriak danmelangkah maju, Pada saat ia hendak menghantam tiba2 ia

Page 438: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dikejutkan oleh jerit teriakan keras. Ketika berpalingdilihatnya Long Ya cinjin menerjang Yok Lan.

Rupanya hendak menjadikan nona itu sebagai sandera,Cepat Gin Liong tinggalkan kepala pulau Cui-leng-to untukmenyerang Long Ya cinjin.

Long Ya cinjin tertawa dingin lalu enjot tubuh melayangbeberapa tombak, Rupanya ia bermaksud hendak memikatGin Liong ke lain tempat.

Tepat pada saat itu kepala pulau Cui-leng to menyelinapke belakang Li Kun, terus menerkam bahu nona itu.

Yok Lan terkejut. Dengan melengking keras ia gunakanjurus Pek-coa-tho sin atau Ular-putih menjulur lidah,menusukkan ujung pedangnya ke siku lengan kanan kepalapulau itu.

Tetapi kepala pulau Cui-leng-to tertawa dingin, tanganyang sedianya diterkamkan ke bahu Li Kun secepat kilatdiputar, dengan tiga buah jari tangan ia menjepit batangpedang Yok Lan.

Li Kun melengking seraya melangkah maju dan YokLanpun cepat menarik pulang pedangnya, Gin Liong loncatmenerjang pertapa itu, Long Ya cinjin tertawa mengekehdan menghindar.

Walaupun Yok Lan cepat menarik pedang tetapi masihkalah cepat dengan kepala pulau Cui-leng-to yang lebihdulu berhasil menjepit pedang nona itu lalu sekali kerahkantenaga, pedang Yok Lanpun putus jadi dua. Kemudiandengan tertawa keras, ia taburkan ujung kutungan pedangkemuka Gin Liong.

Gin Liong mendengus geram, ia condongkan bahu kesamping, lontaran kutungan pedang itu luput dan

Page 439: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menghantam Long Ya cinjin yang berada di belakang GinLiong.

Saat itu Long Ya cinjin memang hendak menerkam bahuGin Liong dari belakang, Terkaman luput ia tak sempatmemperhatikan lontaran pedang kepala pulau Cui-leng-to.Untung ia masih dapat miringkan kepala sehingga hanyajenggotnya yang terpapas habis, Ketika tangan merabah,ternyata dagunya juga berdarah ia marah sekali.

Saat itu Gin Liong sudah menyerbu kepala pulau Cui-leng-to sehingga orang itu kelabakan dan memekik-mekik.ia menghantam kalang kabut sekuat tenaganya, Gin Liongenjot tubuh melambung ke udara melampau kepala lawan.Pada saat kepala pulau Cui-leng-to menengadahmemandang ke atas. dengan suatu gerak yang cepat dan takterduga-duga. Gin Liong dapat menangkap kedua sikulengan lawan. Kepala pulau Cui-leng to berontak sekuat-kuatnya.

"Enyah !" dengan meminjam tenaga dari kepala pulauCui leng-to itu. Gin Liong yang sudah turun ketanah segeramendorong sekuatnya.

Tubuh kepala pulau Cui-leng-to itupun seperti layang2putus tali, terlempar ke tempat Long Ya cinjin.

Pertama karena ingin merebut sendiri kaca wasiat yangberada pada Gin Liong, Kedua, karena marah jenggotnyaditabur kutungan pedang tadi, melihat kepala pulaumelayang ketempatnya Long Ya cinjin, diam2 mencabutpedang dan selekas kepala pulau Cui leng-to tibadihadapannya, ia segera menabas pinggangnya.

Terdengar jeritan ngeri, diiring dengan hamburan darahdan rubuhlah tubuh kepala pulau Cui leng-to. Karenaterpapas kutung menjadi dua . . .

Page 440: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sehabis menyelesaikan kepala pulau Cui-leng to, LongYa cinjin tengadahkan kepala tertawa nyaring.

Nadanya penuh dengan kebanggaan dan keganasan yangmenyeramkan. Kumandangnya sampai jauh menyusupkelangit....

Yok Lan dan Li Kun tercengang. Karena tak mendugadan dilakukan cepat sekali Gin Liongpun tak sempat lagimenolong kepala pulau Cui-leng-to

Gin Liong marah melihat sikap dan tindakan Long Yacinjin yang ganas dan sombong. Cepat ia menggerung danloncat menerjang.

Long Ya cinjin terkejut. Dengan menggembor keras iamembabatkan pedangnya kearah Gin Liong.

Anak muda itu terkejut juga, Cepat ia loncat ke sampingsampai dua tombak, sekalipun demikian mukanya terasaperih seperti tertusuk jarum karena dilanda angin pedanglawan.

Long Ya cinjin tertawa bangga, setelah menyelipkanhudtim ke belakang punggung, ia terus menghampiri GinLiong.

Gin Liong tak mau memberi hati lagi, Serentak iapunmencabut pedang Tanduk Naga, seketika di sekelilingtempat itu terbaur oleh cahaya merah.

Tanduk Naga, Oh-bak dan Pek-soang-kiam, tiga buahpedang pusaka serempak muncul di tempat itu.

Sesaat pedang Tanduk Naga keluar maka pedang Oh-bak-kiam atau pedang Hitam-mulus yang dipegang LongYa cinjin segera memancarkan dering yang melengking-lengking. seketika berobahlah wajah Long Ya cinjin. iamengenali pedang Tanduk Naga itu sebagai pedang pusaka

Page 441: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

nomor satu dari suku Biau, Langkahnyapun lambat danmatanya memandang lekat2 pada pedang Gin Liong.

Kini Gin Liongpun maju menyongsong Long Ya cinjin,ia anggap Long Ya itu seorang manusia ganas yang wajibdilenyapkan.

Rupanya Long Ya cinjin hendak mendahuluimenyerang. Dengan jurus Liong-hi-song-cia-tau Naga-bermain-sepasang-mutiara, pedang Oh-bak-kiam segeraditaburkan menusuk kedua bahu Gin Liong.

Tetapi pemuda itu secepat kilat melancarkan jurus Heng-toan-kiang-ho atau membabat-sungai-bengawan.

Long Ya cinjin terkejut, sambil mengendapkantangannya yang hendak diserang lawan, ia terus meluncurmundur sampai dua meter.

Tetapi Gin Liong tak mau memberi kelonggaran lagi.Sret, sret, sret, ia maju dan menabas tiga arah, alis, lututkaki dan menusuk perut. Gerakan yang dahsyat dari pedangTanduk Naga itu diiring dengan deru angin yang keras.

Long Ya cinjin menjerit2 seraya berlincahan menghindarkian kemari. Tetapi ia tampak sibuk sekali dan terdesakmundur.

Setelah dapat menguasai lawan, Gin Liongmemperkembangkan permainan pedangnya makin gencar,Membabat, menusuk dan menabas. Gerak pedangnya takubah seperti arus sungai yang mengalir tiada putus2nya.

Long Ya cinjin hanya mengandalkan kelincahan untukbertahan diri, kecongkakannya lenyap, tubuhnya mandikeringat.

Saat itu kaki Gin Liong kebetulan akan membenturmayat kepala pulau Cui-leng-to. Dia harus berkisar

Page 442: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

kesamping, pada saat ia melakukan gerak mengitar itu,pedangnyapun agak lambat.

Kesempatan itu tak disia2kan Long Ya cinjin, cepat ialancarkan serangan. Sinar pedang hitam bertaburanmengarah dada dan perut Gin Liong.

Keduanya sangat hati2 sekali kepada pedang nya, Makamereka tak mau membenturkan pedang dengan pedanglawan karena kuatir akan merusakkan pedang pusakanya.Oleh karena itu maka Gin Liongpun terpaksa harusmundur.

-ooo0dw0ooo-

Bab 8

Menaklukkan Ceng Jun sian-ki

Walaupun dalam ilmu pedang, Li Kun telah mendapatgemblengan dari Bong-san loni tetapi ia belum pernahmenyaksikan pertempuran pedang yang sedemikiandahsyatnya, Diam2 ia mengakui bahwa ia masih kalahdengan Long Ya cinjin.

Sementara Yok Lan yang mengikuti jalannyapertempuran itu, hatinya gelisah sekali sehingga tangannyaberkeringat. ia sudah dapat mengetahui kelemahan dariilmu pedang Long Ya cinjin jika di lawan dengan ilmupedang ajaran Huan Ho sian-tiang, seharusnya tangankanan Long Ya tadi sudah terpapas kutung, ia gelisahkarena saat itu ia tak mempunyai pedang.

Tiba2 terdengar Gin Liong memekik keras dan pedangTanduk Naga menghindar ke samping untuk sengajamembuka sebuah lubang kelemahan.

Page 443: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sudah tentu Long Ya cinjin tak mau mensia-siakankesempatan itu, bagaikan kilat menyambar, pedang Oh-bak-kiam segera menusuk perut pemuda itu.

Gin Liong menggembor keras dan tahu2 pedang TandukNaga sudah tiba dileher lawan, Gerak lingkaran pedang itubukan olah2 cepatnya sehingga Long Ya cinjin menjeritkaget dan meluncur mundur.

"Cret . . . ." secarik jubah yang terbuat dari sutera biruterbabat rompal, serentak dengan jurus Sun-cui-hui-cohpula maka Gin Liong pun menusuk dada cinjin itu.

Kali ini Long Ya cinjin rasakan semangatnya benar2seperti terbang. Dengan memekik keras ia tabaskanpedangnya, Dalam keadaan terdesak seperti saat itu, ianekad hendak mengadu pedang.

Gin Liong tahu maksud orang, ia tertawa keras,mengendapkan pedang Tanduk Naga dan sekonyong-konyong terdengarlah jerit Long Ya cinjin yang nyaring danngeri.

Sinar hitam dari pedang Oh-bak-kiampun lenyap, pedangitu terlempar ke udara karena tangan kanan Long Yaterbabat kutung.

Tetapi Gin Liong sudah terlanjur mengumbarkemarahan. Sekali pedang Tandu Naga berputar lagi makabatang kepala Long Ya cinjinpun terlepas dari tubuhnya,dan darah merah yang menyembur keras.

Sambil mengawasi tubuh Long Ya cinjin yang masihberkelejotan, teringatlah Gin Liong akan kata2 orang tuakurus di gunung Hoksan tempo hari.

"Dalam keadaan terpaksa membunuh orang, mungkinengkau tak dapat menghindari lagi."

Page 444: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Adik Lan," tiba2 Li Kun berseru gembira, "engkau yangambil pedang di tegalan dan aku yang akan mengambilkerangkanya di tubuh imam jahat itu"

Yok Lan melesat ke tegal untuk menjemput pedang Oh-bak-kiam yang sudah menancap hampir masuk semua kedalam tanah.

Kemudian setelah Yok Lan kembali dengan membawapedang itu, Li Kunpun sudah siap dengan kerangkanya.Ketika dipadu dengan Tanduk Naga, ternyata pedang Oh-bak-kiam itu hampir tak ada bedanya. Hanya kalau pedangOh-bak-kiam itu memancarkan sinar hitam, pedang TandukNaga bersinar merah.

Ketika memeriksa kerangka, ternyata kerangka pedangitu terdapat ukiran seekor naga terbang yang ditabur denganbatu permata.

"Benda pusaka, senjata pusaka harus dimiliki orang yangberbudi jika pedang ini jatuh ke tangan adik Lan, barulahmendapat pemilik yang sesuai" kata Li Kun tertawa.

Tetapi Yok Lan menolak, Kemudian sambil memandangke mayat Long Ya cinjin, ia berkata lebih lanjut:"Walaupun pedang ini hebat sekali tetapi aku tak sukamemakainya."

Li Kun heran tetapi Gin Liong tertawa, serunya: "Jikaadik Lan tak mau, kasih saja padaku".

Ia segera mengambil pedang dari Yok Lan dan kerangkadan Li Kun. Tetapi Li Kun tak puas.

"Engkau sudah punya pedang Tanduk Naga mengapamasih menginginkan Oh-bak-kiam lagi ?" serunya.

Page 445: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tertawa: "Sudah tentu pedang Tanduk Nagapemberian Liong-li locianpwe itu dapat kuhaturkan kepadaLan-moay."

"Tidak, itu pemberian dari Liong-li locianpwekepadamu." Yok Lan menolak.

"Tetapi engkoh Liong berhak juga memberikankepadamu," kata Li Kun tertawa, Tanpa berkata apa2 lagiia terus menyambar pedang Tanduk Naga dari punggungGin Liong lalu hendak dicabutnya, Tetapi karena dicabut,kain pembalut kerangka pedangpun ikut terbuka, Danketiga anak muda itupun terkejut.

Sejak menerima pedang Tanduk Naga, Gin Liong takpernah memeriksa dan disanggulkan dibelakang bahu, Kinibaru ia mengetahui bahwa kun pembungkus kerangkapedang itu ternyata bertabur lukisan burung cenderawasihdari batu permata.

"Ah. rupanya sudah kehendak Thian bahwa pedang iniharus menjadi milik adik Lan" kata Li Kun gembira. iamencabut pedang itu dan seketika memancarlah sinargilang gemilang yang menyilaukan mata, Samar2 pedangitu seperti mengulum dering suara.

"Aaah kedua pedang ini memang dicipta berpasangan."akhirnya Li Kun menarik kesimpulan.

Merah wajah Yok Lan mendengar keterangan itu.

"Mungkin Cici Kun benar," kata Gin Liong, "baiklahkita nanti tanyakan kepada Liong-li locianpwe, tetapiLiong-li locianpwe mengatakan bahwa pedang TandukNaga itu merupakan pedang nomor satu dari daerahBiau...."

"Sudah tentu yang nomor satu," seru Li Kun, "karenakata2 Ci Hiong (betina-jantan) itu, huruf Ci yang didepan,

Page 446: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

baru Hiong, Sejak dulu orang mengatakan Ci hiong-kiambukan Hiong-ci-kiam."

Gin Liong dan Yok Lan tertawa, Tiba2 Gin Liongberseru kaget: "Hujan !"

Merekapun cepat naik kuda lagi dan terus mencongklangkedalam hutan, Hutan itu gelap sekali, Tak berapa lamamereka dapat melintas keluar dari hutan itu. Hujanpunmulai berkurang.

Mereka girang karena tak berapa jauh di sebelah depantampak sepercik sinar api. Segera mereka menuju ke tempatitu, Ternyata percik sinar api itu berasal dari lereng sebuahgunung karang, Dan mereka girang sekali setelah tibaditempat itu, mereka berhadapan dengan halaman sebuahrimba panjang pohon liu, akhirnya mereka tiba di sebuahpintu besar bercat merah. Belum sempat apa-apa, hujanmencurah keras lagi. Terpaksa mereka larikan kuda naik ketitian, menuduh dibawah payon pintu.

Ketika sepercik kilat memancar, mereka sempatmembaca papan nama yang tergantung diatas pintu,seketika ketiga anak muda itu terkejut sampai menyurutmundur setengah langkah.

Empat buah huruf besar warna merah yang tertera padapapan nama itu berbunyi: Sian Ki Lok Wan atau Tamanhiburan dari dewa dewi.

Ditengah huruf2 itu tertancap empat batang badik yangberkilau- kilauan, Ketiga ekor kuda itu pun terus menerusmendesus tak tenang. Juga ketiga anak muda itu taktenteram perasaannya.

"Liong koko," seru Yok Lan pelahan," lebih baik kitalekas lanjutkan perjalanan lagi. Tempat ini mungkin apayang disebut dunia persilatan sebagai Liu-to-hun jiu...."

Page 447: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Liu to-hun-jiu artinya meninggalkan golok hendakmembalas dendam.

Pembunuhan dalam dunia persilatan, kebanyakandilakukan secara menggelap, Masing2 fihak seringmembasmi juga orang yang mengetahui rahasia dirinya.Kita tak boleh berada disini, agar jangan terlibat. Menilikgelagatnya, orang yang mencari permusuhan itu tak sedikitjumlahnya." kata Li Kun.

Sambil memandang tulisan di papan itu ia menyatakanpula. "walaupun kita tak takut tetapi tiada gunanya kitaharus terlibat urusan mereka, Apalagi kita harus lekas2mengejar jejak Liong-li locianpwe."

"Tetapi hujan lebat sekali, bagaimana kita akanmelanjutkan perjalanan ?" jawab Gin Liong.

Kedua gadis itupun terdiam. Memang hujan lebat sekali,sukar untuk melakukan perjalanan. Sambil memandang kepapan nama, berkatalah Gin Liong: "Rupanya orang yanghendak mencari permusuhan itu sudah pergi danmeninggalkan badik pada papan nama."

Baru berkata begitu, dari atas loteng pintu besar ituberhamburan angin berbau anyir (amis).

Gin Liong terkejut dan menanyakan kedua nona apakahjuga mencium bau darah. Kedua itu mengangguk,Ketiganya segera menarik kesimpulan bahwa pemilikbangunan itu tentu bukan. juga mereka melihat sepasangthong-hoan (gelang baja).

"Kemungkinan besar orang yang mencari balas ituapakah sudah berhasil." kata Gin Liong.

Tetapi kecuali kilat yang menyambar, di sekelilingpenjuru itu sunyi senyap, Tiba2 Li Kun berteriak: "Lihatlah!"

Page 448: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Menurutkan arah yang ditunjuk nona itu. Gin Liong danYok Lan melihat di ujung pintu terdapat sebuah benda danketika mereka menghampiri ternyata benda itu sebuahtangan manusia yang kutung dan masih bercucuran darah.

Mereka anggap kesimpulan Gin Liong tadi benar, orangyang menuntut batas itu tentu sudah berhasil dan pergi.

Mereka segera memasuki pintu itu. Ternyata merupakansebuah lorong panjang menuju kelereng gunung, sebelahkiri dari lorong itu merupakan sebuah taman bunga yangmerentang sampai ke gunung, Di tengah taman bungadihias dengan gunung2an, pagoda dan cemara kate.

Saat itu- hujan sudah berhenti dan Yok Lan segeramengajak melanjutkan perjalanan lagi, Tetapi saat itu GinLiong sudah loncat ke sebuah tikungan kiri.

Li Kun dan Yok Lan melihat di sebelah mukamenggeletak sesosok tubuh manusia tanpa kepala.Keduanya terpaksa menghampiri ketempat Gin Liong,Kepala orang itu terhampar di luar lorong, ditingpah airhujan, Di pagoda kecil di tengah taman itupun sepertiterbaring dua sosok mayat, Ke tiga anak muda itu segeramenghampiri. Ternyata kedua mayat itu dari dua oranggadis yang dadanya berlubang menganga lebar, mengerikansekali.

"Pembunuhnya benar2 seorang manusia ganas. Bahkandua orang gadis yang lemah, pun dijagal begitu kejam" kataGin Liong.

"Jika begitu jelas kita takkan menemukan manusia yanghidup ditempat ini" kata Yok Lan.

"Begitulah tingkah orang persilatan. Untuk membasmisaksi hidup mereka tentu mencabut sampai ke akarnya."kata Li Kun.

Page 449: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Kita masuk kedalam bangunan ini, mungkin masihterdapat korban yang dapat kita tolong." kata Gin Liongterus hendak loncat keluar dari pagoda kecil itu, tetapi tiba2beberapa percik sinar penerangan di lereng gunung itupadam semua sehingga suasana gelap sekali,

"Cepat, penjahat itu tentu masih berada digunung" seruGin Liong terus lari menuju ke lereng, Kedua nona itupunmengikutinya.

Dalam beberapa kejap mereka sudah tiba di tengahlereng. Mereka tak berani langsung menyerbu melainkanbersembunyi dimuka sebuah gunungan palsu.

Di sebelah muka tampak sebuah ruang besar dimukaruang terbentang sebuah panggung yang lebar danberbentuk persegi, di atas panggung dikelilingi oleh pagarbatu dan bertingkat sampai belasan titian, Titian panggungitu menuju kesebuah pintu besar mencapai ruang besar.

Di muka ruang besar itu penuh di hias dengan lenteramodel keraton yang bergoncang2 tertiup angin. Ruanggelap gelita, hanya tampak bayang2 lentera itu, Karenaletaknya tinggi, Gin Liong bertiga tak dapat melihatkeadaan ruang itu.

Gin Liong menjemput sekeping batu kecil laludilontarkan ke arah ruang besar, Bluk, batu itu jatuh ketubuh manusia atau mungkin pada lembar kulit tebal.

Setelah tak ada reaksi apa2, Gin Liong melesat kemukapanggung, serentak hidungnya terbaur bau anyir dari darahmanusia yang berasal dari ruang diatas.

Mereka bertiga segera mendaki naik ke arah pintu, GinLiong siap dengan pedang Oh-bak-kiam, Demikian puladengan Li Kun dan Yok Lan.

Page 450: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ketiga pedang pusaka itu memancarkan sinar berkilatyang menerangi sekitar tempat itu. Tetapi serempak itu LiKun dan Yok Lan menjerit dan mundur dua langkah,Ternyata ruang besar itu penuh dengan tumpukan mayat.Darah mengalir sampai keluar ruang.

Gemetar tubuh Gin Liong karena marah menyaksikanpembunuhan terkutuk itu. Ternyata mayat2 itu terdiri darigadis2 berpakaian indah. Hanya terdapat empat lima oranglelaki yang mengenakan baju bersulam benang emas,Korban2 itu kebanyakan dada dan perutnya berhamburandan yang lelaki tangan dan kepalanya hilang.

"Ah, tak kira didunia terdapat manusia yang beginikejamnya," Gin Liong menggeram, ia terus melangkahmasuk kedalam ruang, Yok Lan dan Li Kun melindungidibelakangnya, Mereka teruskan masuk ke dalam danmendorong pintu tengah. Tetapi tak melihat barang seorangmanusiapun juga.

Yok Lan mendapat akal, ia menyulut sebuah lenteraternyata minyaknya habis.

Tiba2 mereka mendengar tebaran pakaian didera angin,Setelah diperhatikan, ternyata bunyi itu berasal dari seorangyang memiliki ilmu ginkang hebat tengah lari keatasgunung, Menilik suaranya tentu bukan hanya seorang saja,Entah siapa pendatang itu, lebih baik bersembunyi dulu,Mereka bertiga segera bersembunyi dibalik pintu tengah.

Tetapi pada lain saat Gin Liong merasa, pendatang itutentu akan curiga dan tentu akan mudah mengetahuipersembunyiannya. ia hendak mendorong Yok Lan keluartetapi terlambat, Kawanan pendatang itu benar2 cepatsekali, Mereka sudah memasuki ruang, Terpaksa Gin Liongbatalkan maksudnya.

Page 451: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Beberapa saat kemudian tiba2 terdengar jeritan seoranggadis, Ternyata dalam rombongan pendatang itu terdapatjuga seorang anak perempuan yang tentu ngeri melihatpemandangan dalam ruang itu.

Yang datang ternyata tiga orang, Terdengar merekaberbisik2 merundingkan rencana, Gin Liong hanya dapatmenangkap pembicaraan mereka terputus-2

Seorang bersuara kering kedengaran berbisik: . . jangankuatir . . kepandaian tinggi , . benda itu . . bukan tandingan.

Seorang bernada dingin rupanya penasaran : " . . apabila. . dan tak siap . ."

Gadis tadi menangis terisak-isak.

Orang bersuara parau seperti menghibur: " , . . . janganmenangis . . . mereka . . . tidak disini. atau . . . kelaintempat. . ."

Orang yang bersuara dingin tadi berkata : " . . . . ke lain ... menyelidiki . . . dapat. . . bertemu mereka."

Tetapi gadis itu rupanya bertabiat keras kepala, iamenangis : "Tidak, aku akan .. . . melihat... tadi . . . , adalentera..."

Pembicaraan mereka terhenti dan suasana diluarruangpun sunyi lagi.

Tuk, tuk, tuk . . . terdengar tongkat besi mendebur lantaidisertai derap langkah kaki orang, Mereka memasuki ruang,

"Korek !" kata orang yang bersuara dingin, Pada lain saatruang itupun terang benderang, Terdengar orang bersuaraparau menghela napas.

"Hm, Golok-terhang Ui It Liong benar2 berhati buassekali ?" serunya.

Page 452: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong terkejut, Rasanya ia pernah kenal dengannada suara orang itu, ia hendak menyiak tubuh Yok Lanuntuk melongok keluar, Tetapi saat itu ruang terdeburtongkat dan langkah kakipun berderap-derap kian kemari.

"Budak perempuan, mana budak laki itu ?" seru orangyang bersuara dingin.

Kini tak sangsi lagi Gin Liong siapa orang itu, cepat iaberseru: "Apakah diluar itu bukan Ik locianpwe berdua ?"

Terdengar suara orang tertawa gelak2. Dia bukan lainadalah Kaki-tunggal-bertongkat-besi Ik Bu It yangmenggetarkan wilayah Lulam.

"Bagus budak, mengapa engkau tak keluar dari tempatpersembunyianmu ? Budak perempuan kami selalu ributmemikirkan dirimu kalau sampai dimakan oleh siluman2rubah disini !" seru isterinya atau nenek Ban yang berlengansatu.

Gin Liong tertawa lalu keluar bersama Yok Lan. Li Kunjuga ikut keluar, Melihat Gin Liong bertiga, gadis yangmenangis atau Siu Ngo segera tertawa. Ketiga nona itusaling berpelukan girang.

Gin Liong perkenalkan Yok Lan dan Li Kun kepadakedua suami isteri Ik Bu It. Setelah kedua nona itu memberihormat, Ik Bu It mengatakan bahwa mereka segera akanmelanjutkan perjalanan lagi.

"Diantara tumpukan korban2 ini tak terdapat silumanrase itu, mungkin dia masih dapat lolos atau masih belumpulang dari pengembaraannya," kata nenek Ban, ia terusmelangkah keluar

Atas pertanyaan Gin Liong, Ik Bu It mengatakan:"Melintasi gunung karang, tujuh delapan li lagi kami akantiba di tempat itu."

Page 453: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ih, apa engkau hendak mengunjungi rumah Li Ka Tunatau Li jenggot itu ?" seru nenek Ban.

Ik Bu It mengiakan. Kemudian ia mengajak ketiga anakmuda itu,

"Siau sauhiap, kalian naik kuda dan tunggu kami di jalanbesar, Kuda kami berada di kuil bawah gunung, Kami akanmengambilnya dulu." kata Ik Bu It. la, isteri dan anaknyasegera lari menuju ke kaki gunung.

Demikian setelah bertemu di jalan besar lagi, merekasegera bersama-sama melanjutkan perjalanan. Kuda Ik BuIt dilarikan sepesat angin Melihat itu nenek Ban berkatakepada Gin Liong : "Budak, aku hendak menguji sampaidimana tenaga kudamu !"

Nenek itu dan Siu Ngo segera menconglangkan kudanya,Gin Liong tersenyum lalu jalankan kudanya juga diikutiYok Lan dan Li Kun.

Nenek Ban tertawa gembira, Tetapi alangkah kejutnyaketika berpaling ke belakang ia melihat kuda Gin Liongsudah berada tiga tombaK dibelakangnya.

Nenek itu menggeram. ia memacu kudanya makin cepat,Kuda suaminya, dilaluinya juga, Siu Ngo tertinggal dibelakang.

Yok Lan dan Li Kun tertawa melihat nenek Ban masihberadat seperti orang muda yang ingin menang.

Gin Liong saat itupun sudah menyusul Siu Ngo tetapikarena ia sungkan melampaui Ik Bu It, terpaksa ialambatkan kudanya.

Ik Bu It mendongkol karena dilampaui isterinya.

"Hai, perempuan tua. engkau gila ? Hati-hati kusambarpinggangmu !" serunya,

Page 454: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tar, ia terus mencambuk kudanya, Bagai anak panahdilepas dari busur, kuda Ik Bu It segera meluncur kearahkuda nenek Ban.

Enam ekor kuda tegar seolah berlomba dan dalambeberapa kejab saja mereka sudah beberapa li jauhnya darigunung karang itu, Beberapa li disebelah muka samar2tampak sebuah perkampungan Tetapi kakek ik Bu It masihngotot melarikan kudanya. Dan belum satu li, ia sudahdapat menyusul kuda isterinya. Ketika berpaling danmelihat Gin Liong masih dibelakang ia tertawa.

Mereka segera memasuki perkampungan itu.

"Kepala desa disini sahabatku lama, Seorang yang jujurdan suka blak-blakan, Karena memiliki jenggot lebat orangmenggelarinya sebagai Li Jenggot terbang . . ."

Saat itu mereka tiba di muka pintu, Nenek Ban pesansupaya Gin Liong bertiga menunggu di luar pintu, habisberkata nenek itu terus menghampiri pintu dan mendeburdengan tongkatnya.

"Hai, kalau masuk semua saja masuk, jangan engkauseorang diri saja," seru Ik Bu It seraya turun dari kuda. SiuNgopun mengikuti.

Begitu pintu didebur, terdengarlah suara sahutan seorangpemuda.

"Lekas keluar menyambut kuda kami !" bentak nenekBan seraya menyerang dengan tongkatnya.

Rupanya pemuda baju hitam sudah tahu siapa yangdatang. Sambil menghindar ia berseru girang: "Ah, kiranyaIk toama . . . ."

Tetapi nenek Ban sudah menyapukan tongkatnya keperut sehingga pemuda itu terkejut dan loncat mundur lagi.

Page 455: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Li Cun koko, lekas turut perintah mamah, bawalahkuda ke samping gedungmu !" teriak Siu Ngo kepadapemuda baju hitam itu,

Melihat dara itu, gembira sekali pemuda baju hitam itu,Dari dalam ruang memancar sinar lampu dan serentakterdengar seorang nenek yang kuat nadanya : "Apakah Banlomoay yang datang ? hayo. lekas keluar !"

Pintu terbuka dan seorang lelaki tua berjanggut lebat danseorang nenek muncul keluar.

Kakek itu bermata bundar, wajah hitam danmengenakan pakaian warna hitam sehingga tampakmenyeramkan, sedang si nenek bertubuh kurus rambut agakkusut.

Ik Bu It dan nenek Ban serempak tertawa gelak2:"Malam ini akan kuperkenalkan tiga tetamu kepada kalian."

Demikian Gin Liong dan kedua nona, diperkenalkankepada tuan rumah, Tuan rumah mengajak tetamunyamasuk kedalam. Setelah duduk, maka si Jenggot-terbang KiHeng bertanya:

"Tok gan lote, mengapa pada saat begini engkau barudatang kemari ? Apakah terjadi sesuatu di tengah jalan ?"

Ik Bu It tertawa: "Karena aku hendak memberi tahutentang suatu peristiwa yang mengejutkan kepadamu."

"Istana Sian-ki wan di gunung karang itu telah dibasmioleh Golok-terbang Ui It Liong, apakah tidak mengejutkan?" seru nenek Ban.

"Benarkah itu ?" suami isteri Li Heng terkejut.

Gin Liong segera menuturkan peristiwa yang dilihatnyadalam Sian-ki-wan itu. Li Heng menghela napas: "Ah,Golok-terbang Ui It Liong memang terlalu ganas sekali."

Page 456: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba2 pemuda baju hitam tadi muncul, Nenek Bansegera memperkenalkan pemuda itu kepada Gin Liongbertiga.

Sejenak memandang pemuda baju hitam. nenek Lisegera berkata dengan hati longgar: "setelah Hian-ki-wandiobrak-abrik, Ah Cunpun tak perlu bersembunyi dalamrumah lagi."

Gin Liong heran, ia hendak bertanya tetapi nenek Bansudah mendahului tertawa, serunya "Jangan bergirang dulukalian ini."sekalipun sarangnya diobrak-abrik, tetapisiluman rase itu masih hidup."

"Siapakah yang Ban locianpwe sebut sebagai silumanrase itu?" Gin Liong bertanya.

"Budak, apakah engkau benar2 tak tahu?" nenek Banbalas bertanya.

"Siau siauhiap," seru kakek Ik Bu It, "apakah engkau taktahu bahwa ditiga wilayah Ik, Lu dan Wan (propinsiHolam-Hopak, Shoatang, An-hwe) telah muncul tigamahluk indah ?"

Gin Liong mengatakan bahwa dia baru saja turungunung tak tahu pedalaman apa2.

"Ketiga mahluk cantik itu, yang satu adalah DewiBayangan, yang seorang Bian sian-kho dan yang ketigaialah kepala dari Sian-ki-wan yakni Ceng Jun sian-ki . . .."

Melihat wajah Gin Liong agak berkerut, Ik Bu Itbertanya: " Eh, apakah Siau siauhiap sudah pernahberjumpa dengan Ceng Jun sianki ?"

Merah muka Gin Liong, serunya: "Tidak, tetapi pernahbertemu dengan Dewi Bayangan dan Biau Bian siankho . .."

Page 457: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Eh, budak, kalau melihat wajahmu merah, mungkinengkau pernah menderita sesuatu dari siluman-siluman raseitu," seru nenek Ban.

Teringat akan peristiwa Dewi Bayangan, seketikameluaplah kemarahan Gin Liong sehingga hawapembunuhan menampil pada wajahnya. Suami isteri LiHeng terkejut dan diam2 memuji anakmu itu benar2memiliki ilmu tenaga-dalam yang hebat.

Melihat sikap Gin Liong, nenek Banpun terkejut dan takberani bertanya lebih lanjut.

"Siau siauhiap, dimanakah engkau berjumpah denganDewi Bayangan dan Biau siankho?" tanya kakek Ik Bu It.

Gin Liong menyadari kalau ia terlanjur tak dapatmenekan emosi, maka buru2 ia menenangkan perasaannyadan berkata: "Ketika bermalam di rumah Suma Tiongtayhiap, aku pernah bertemu dengan Dewi Bayangan.Karena tak tahu bahwa wanita itu banyak dosanya, makatelah kubiarkan lolos, Dan ketika di biara Ki-he-kwan telahbertemu dengan Biau Biau siankho . . . ."

Li Heng menghela napas.

"ilmu Bi-jin-sut (make up atau berhias) dari Biau Biausiankho memang lihay sekali. lebih lihay dan ilmu Loan-sinbiang (harum pemabuk semangat) dari Ceng Jun sianki danBi-lim-poh (sapu tangan pengikat jiwa) dari DewiBayangan, Entah berapa banyak jago2 silat yang telanterpikat oleh wanita itu sehingga hancur namanya."

"Rasanya mereka tak perlu disayangkan," kata nyonya liLi Heng, "walaupun Biau Biau siankho memang lihay,tetapi asal hatimu lurus dan bersih, ilmu Bi-jin-sutnya tentutak mempan."

Page 458: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Li Heng dan Ik Bu It mempunyai kelemahan yang sama.Keduanya takut isteri.

Nenek Ban juga ikut bicara: "Biau Biau siankho ibarattukang pancing ikan. Siapa yang mau dipancing, itusalahnya sendiri."

"Tetapi sampai dimanakah kelihayan dari bau wangiLoan-sin-hiang itu ?" tanya Gin Liong.

Sebelum Ik Bu It menyahut, Li Heng sudah mendahuluimemberi keterangan: "Jika kelak Siau siauhiap bertempurdengan Ceng Jun sianki, jangan sampai siauhiap kalahangin kalau tidak apa bila terkena racun dari Loan-sin-hiangitu, tentulah . . "

"Tentu bagaimana ?" desak Gin Liong.

"Kesadaran pikiranmu tentu limbung dan terusmengikuti dia, pasrah diri akan diapakan saja olehnya",kata Ik Bu It tertawa gelak2.

Gin Liong teringat akan sapu dari Dewi Bayangan yangmembangkitkan rangsang nafsu, iapun segera berkata: "Jikaberhadapan dengan Ceng Jun sianki, kita harus menutuppernapasan"

Li Heng dan Ik Bu It tertawa gelak2.

"Loan-sin-hiang dari Ceng Jun sianki itu takmengeluarkan suatu bau apa dan tak berwarna, iamelancarkan serangan dikala engkau lengah. Asal diaberada di atas angin atau memikat engkau denganpembicaraan dan senyuman, tanpa engkau sadari, dia telahmelancarkan serangan Loan-sin-hiang" kata Li Heng.

"Dengan begitu Loan-sin-hiang dari wanita siluman itumerupakan senjata yang tiada tandingnya di duniapersilatan ?" tanya Li Kun.

Page 459: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Loan-sin-hiang itu memang aneh, terhadap kaumwanita tidak dapat mengeluarkan khasiat, terhadap orangtua yang sudah berumur tujuh puluhan tahunpun takmempan.

"Jika demikian, mengapa para cianpwe tidak bersatuuntuk membasmi kawanan siluman itu ?" tanya Yok Lan.

"Ah, nona Yok Lan belum tahu," sahut nenek Ban,"ketiga siluman itu selain memiliki senjata lihay jugaberkepandaian tinggi sekali, Jago2 silat biasa tentu sukarmengalahkannya, paling banyak hanya dapat melayanisampai sepuluh jurus saja."

Sejenak melirik pada Li Kun, berkata pula nenek itu :"Bukan aku menjunjung junjung siluman itu tetapi apabilanona berdua bertemu mereka, baiklah menghindari supayajangan sampai bertempur dengan mereka saja."

Tahu bahwa nenek itu memang bersungguh hatimemberi nasihat, Yok Lanpun menghaturkan terima kasih,Tetapi Li Kun yang berhati tinggi, wajahnya pucat dantubuh menggigil karena menahan kemarahan.

"Lo-moay." seru nenek li dengan cepat, "kalau engkaumengatakan siluman rasa itu lihay sekali, mengapa kalianbersama rombongan, Siau siauhiap berani memasukiserangannya di Siang-ki wan ?"

Kemudian menunjuk pada Ik Bu It, ia berseru puladengan tertawa: "Apakah engkau tak takut milikmu yangtua akan hilang, bukankah Tokgan be belum tujuh puluhtahun umurnya ?"

Terdengar orang tertawa gelak2.

"Kita hanya menguatirkan Siau sihiap kalau sampaidicelakai siluman rase itu, barulah kami bergegas-gegasmenyusulnya."

Page 460: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"O, kalian tidak bersama-sama Siau siauhiap ?" tanyanyonya Li Heng.

Gin Liong lalu menuturkan pengalamannya, Tiba2 iahentikan penuturannya dan memberi isyarat agar sekalianorang diam.

Saat itu terdengar sebuah suitan panjang yang berasaldari tempat sejauh tujuh delapan li. Rupanya kumandangsuara suitan itu pelahan-lahan menuju ke rumah kediamanLi Heng.

Li Heng segera memadamkan lampu, loncat keluar danterus melambung ke atas rumah. Gin Liong dan sekalianorangpun segera menyusul tindakan tuan rumah.

Gin Liong melihat wajah suami isteri Li Heng tegangsekali demikian pula Ik Bu It dan nenek Ban. Dan suitan ituterus menerus berkumandang di angkasa, menghampiri ketempat kediaman Li Heng.

Tiba2 Gin Liong berkata kepada pemuda baju hitam:"Saudara Li, dimanakah kuda kami ? Harap saudara bawakemari."

Sekalian orang terkejut dan memandang Gin Liong,Pemuda itu menjelaskan: "Yang datang itu tentulah orang2dari Sian-ki-wan yang setelah tahu sarangnya dibasmihabis2an, mereka lalu mengejar kemari, Kita harusmenyongsong di luar perkampungan agar janganmelibatkan Li locianpwe."

Sekalian orang menyetujui dan nenek Banpun segeramemerintahkan pemuda baju hitam untuk lekas2mengeluarkan kuda mereka, Bahkan Gin Li-ong, Yok Landan Li Kun segera mengikuti pemuda baju hitam itu untukmengambil kuda. Ik Bu It dan Siu Ngo juga menyusul.

Page 461: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Begitu tiba di kandang kuda, nenek Ban sudahmencongklangkan kudanya menerobos dari rumahbelakang. Kemudian Ik Bu It dan Siu Ngo. Gin Liongbertiga cepat loncat ke kuda masing2 dan melarikanmenyusul kedua suami isteri Ik Bu It.

Ketika Gin Liong bertiga tiba di luar desa tampak nenekBan sudah turun dari kudanya dan tegak berdiri di bawahsebatang pohon, Ik Bu It pun menambatkan kuda berdiri didekat isterinya, sedang Siu Ngo tegak disamping ayahnya.

Saat itu suara suitan sudah berhenti. Pada saat GinLiong bertigapun sudah loncat dari kudanya danmenghampiri mereka, Kini mereka berdelapan tegakmenunggu kedatangan orang yang bersuit itu dengan penuhpertanyaan, lawankah atau kawan.

Pada saat itu segera terdengar kibaran pakaian dideruangin, Nenek Ban serentak bersiap dengan tongkat kepalaburung hong.

Ternyata yang datang itu hanialah Li Heng dan isteriserta puteranya. Mereka segera bertanya apakah musuhsudah datang.

"Belum," sahut Ik Bu It, "nanti apabila terjadipertempuran harap saudara Li berdua dengan puterabersembunyi di tempat gelap"

Tetapi sampai beberapa saat suasana masih tetap sunyi,Yang terdengar hanya lolong kawanan anjing diperkampungan.

"Oh, mungkin karena takut kepadamu, mereka tak jadidatang kemari, "nyonyah Li Heng berseru dan tertawakepada nenek Ban.

Li Hengpun mengatakan bahwa karena hari sudahhampir terang tanah, lebih baik mereka kembali ke

Page 462: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

rumahnya untuk makan pagi. Tetapi Gin Liong dan keduanona menolak karena hendak melanjutkan perjalanan. JugaIk Bu It mengatakan memang Gin Liong mempunyaiurusan penting yang harus segera diselesaikan

"Hendak kemanakah Siau siauhiap ini ?" tanya Li Heng,

"Untuk membalas dendam kematian suhuku, akuhendak memburu jejak seseorang, maka sukar untukmenentukan arah yang hendak kutuju." Gin Liong memberiketerangan Dan Li Hengpun dapat mengerti

"Nona Yok Lan, kalian hendak menempuh jalan manasaja ?" tanya nenek Ban kepada Yok Lan.

"Lebih dulu ke Ciau-koan lalu ke gunung Cin-san,setelah itu baru menentukan arah yang akan kita tempuh,"sahut Yok Lan.

"Jika begitu kita seperjalanan. Kami juga pulang keThay-san" seru Siu Ngo gembira.

Yok Lan tak keberatan. Demikian mereka berenamsegera berangkat Pada waktu terang tanah, mereka melihatsebuah kota di sebelah depan, kira2 hanya beberapa lijauhnya.

Ik Bu It menerangkan bahwa mereka lebih dulu akanmelintasi sebuah sungai, Setelah menyeberang sungai, barukita nanti berhenti makan.

Gin Liong walaupun tak lapar tetapi terpaksa menurut,Setelah menyeberang sungai, mereka segera mencari rumahmakan.

"Nona, nona . . ", tiba2 terdengar suara orang memanggilLi Kun. Li Kun berpaling dan terkejut melihat dua orangberpakaian seperti pedagang, lari dari sebuah rumahpenginapan, menghampirinya.

Page 463: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ah, engkau Tio hiang . . Mengapa kalian disini?" tegurLi Kun terkejut. Kedua orang itu adalah anak buah dankeluarga Tio di gunung Thiat san.

Kedua orang itu mempersilahkan Li Kun danrombongannya kedalam rumah penginapan mereka.Mereka juga menyewa kamar disitu, Ternyata Siu Ngosudah menyediakan air hangat dan meminta Gin Liongserta Yok Lan cuci muka, Ketika melalui sebuah kamar disebelah, keduanya terkejut mendengar Li Kun menangisdalam kamar itu. Buru2 mereka masuk menjenguknya.

Setelah didesak dan dihibur, barulah Li Kun maumemberi keterangan bahwa kedua anak buahnya itumemang mencarinya untuk menyampaikan berita penting.

"Hwat-kiang-si, Hek Bu Siong dan Lak-ti-seng darikawanan Thiat-san-pat-koay telah mengundang beberapatokoh silat sakti, menyiarkan berita bahwa nanti tanggallima bulan lima akan menghancurkan Mo-thian-nia danmembasmi ketujuh saudara Tio.

Gin Liong terkejut. Adalah karena dirinya maka Thiat-san-pat-koay dan ketujuh saudara Tio telah bermusuhan.

"Harap taci Kun jangan kuatir, sebelum tanggal itu akutentu sudah datang ke gunung Thiat-san. Taci Kun danLan-moay pulang dulu ke puncak Mo thian-nia, setelahdapat mengejar Liong-li locianpwe, aku segera kembali keMo thian-nia."

Tetapi Li Kun menolak, ia akan kembali pulang sendiridan Yok Lan biar ikut pada Gin Liong.

Ringkasnya setelah makan, Li Kun segera berangkatpulang dengan kedua anak buah.

Page 464: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah itu Gin Liong meminta keterangan ke padasuami isteri Ik Bu It tentang perkumpulan Thian-leng-kauyang bermarkas digunung Ke-kong-san.

"Ya, memang terdapat perkumpulan itu di Ke kong-san.Kabarnya didirikan oleh dua kakak beradik" kata nenekBan.

"Baru setengah tahun ini Thian-leng-kau bergerak didunia persilatan," kata Ik Bu It, "mereka menerimaanggauta dari kalangan hitam. Bahkan ada beberapa tokohhitam yang telah masuk."

"Kabarnya, kedua kakak beradik itu mempunyaikepandaian yang luar biasa," kata nenek Ban pula, " setiaporang yang hendak masuk, lebih dulu tentu diuji ilmusilatnya. Siapa yang mampu mengalahkan keduanya, akandiangkat sebagai ketua"

"O, dengan begitu tentu akan menarik perhatian tokoh2yang temaha kedudukan tinggi" kata Gin Liong.

"Eh, apakah engkau juga hendak merebut kedudukan itu?" seru Ik Bu It tertawa.

"Ah, mungkin kursi mereka tak enak," Gin liong tertawa,

Nenek Ban memperhatikan bahwa ada sesuatu yangtersembunyi dalam hati Yok Lan, maka iapun bertanya:"Apakah kalian juga hendak adu kepandaian ke sana?"

"Tidak," kata Yok Lan, "tetapi karena marah taci Li Kuntelah menerima tantangan dari seorang thaucu Thian-lengkau untuk datang ke Ke-kong-san nanti satu setengah bulanlagi, Walaupun taci Li Kun pulang tetapi kita akanmewakilinya datang kesana."

Menduga bahwa kepandaian Yok Lan tentu takkanmampu mengalahkan orang Thian-leng-kau, maka nenek

Page 465: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ban segera berseru: "Ih tidak. jangan terlalu membanggakankepandaianmu dan gegabah membawa nona Yok Lankesana. Walaupun bukan sarang naga dan harimau, tetapimarkas Thian-leng-kau itu penuh dengan tokoh2 yangsakti...."

"Ucapan seorang lelaki harus ditepati." Ik Bu Itmenyelak. "sekali sudah menerima tantangan, harusdipenuhi, Kalau engkau kuatir, mengapa engkau tidak ikutpergi kesana ?"

Sengaja ia hendak membakar hati isterinya lagi: "Huh,engkau sendiri bernyali kecil, pura2 memberi peringatankepada orang . . ."

Sudah tentu nenek Ban marah sekali. Bluk, ia gentakkantongkat ke lantai dan berseru:

"Hmm, sekalipun Thian-leng-kau di Hu kong-san itutempat Raja Akhirat, akupun tetap akan kesana."

"Bagus, bagus !" seru Ik Bu It, "aku ingin melihat engkaumenduduki kursi ketua Thian-leng-kau"

Nenek Ban deliki mata kepada suaminya danmendengus: "Huh, aku sih tidak kepingin kursiperkumpulan semacam itu."

Kuatir kalau kedua orang tuanya bertengkar lebih hebat,Siu Ngo segera alihkan pembicaraan kepada Yok Lan:"Berapa lama taci Li Kun tiba di rumah ?"

"Kalau menempuh perjalanan siang malam, enam tujuhhari tentu dapat" kala Yok Lan.

"Eh, dimanakah rumahnya ?"

"Puncak Mo-thian-nia gunung Thiat-san," kata Yok Lan.

"O, kiranya nona Li Kun itu salah seorang dari ketujuhsaudara Tio, bukan ?" seru Ik Bu It.

Page 466: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong mengiakan.

"Oh, makanya kuperhatikan wajahnya kurang senangketika kuceritakan bahwa Ceng Jun sianki itu tinggikepandaiannya. Memang dalam ketujuh persaudaraan Tio,ialah yang paling menonjol sendiri kepandaiannya." kata IkBu It.

Demikian setelah beromong-omong beberapa waktu lagi,mereka berlima segera masuk ke dalam kamar masing-2untuk beristirahat.

Menggunakan kesempatan itu Gin Liong mengambilkaca wasiat dan diperiksanya, Dalam pancaran sinarnyayang kemilau, tampak beberapa huruf kecil2 warna merah.Ternyata suatu pelajaran ilmu pernapasan tenaga-dalam, iamengisar lagi kaca itu dan melihat tulisan berbunyi Kitabpelajaran ilmu pukulan Naga-harimau, cenderawasih-ular.

Memutarnya ke bawah ia melihat beberapa telapak kakiwarna merah yang malang melintang tak keruan. Ketikamemeriksa hurup-2 merah pada sampingnya ia terkejut.

Ternyata terdapat tulisan berbunyi Sing-hoan-cek-kiongpoh atau gerak langkah bayangan dari Istana-wungu. Tetapisampai lama sekali belum juga ia mengerti apa yang terteradisitu, Setelah merenungkan dan membayangkan tentanggerak langkah Liong li-biau ajaran Ban Hong Liong-li,serentak ia menyadari, perhatiannya makin terpikat.

Setelah menghafalkan beberapa dalam hati, ia akanturun dari tempat tidur, Maksudnya hendak berlatih ilmuyang dipelajarinya itu. Tetapi alangkah kejutnya ketikamelihat Yok Lan tahu2 sudah tegak diambang pintu.

Buru-2 Gin Liong menyimpan kaca wasiat danmelambai kearah Yok Lan: "Kemarilah, Lan-moay."

Page 467: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yok Lan heran mengapa saat itu Gin Liong tampakgembira sekali. Iapun melangkah masuk.

"Lan-moay lihatlah." seru Gin Liong seraya menyingkapbaju luarnya.

"Hai kaca wasiat!" seru Yok Lan terkejut. Menyusul iasegera bertanya dari mana Gin Liong mendapatkannya.

Gin Liong dengan terus terang menceritakan tentang diriorang tua aneh yang memiliki kaca wasiat itu dan telahmenyerahkannya kepadanya.

"Apakah Ik locianpwe dan Siu Ngo tahu ?" tanya YokLan.

"Tidak." sahut Gin Liong, Kemudian ia membuka bajuluarnya lagi dan suruh Yok Lan memeriksa dengan teliti.

Yok Lan terkejut karena melihat tanda2 telapak kakiyang malang melintang tak keruan.

"Liong koko, apakah ini bukan gerak langkah Cek kiong-poh yang termasyhur dalam dunia persilatan itu ?"

Gin Liong mengiakan: "Setelah kupadu dengan ilmugerak langkah ajaran Liong-li locianpwe, ternyata Cek-kiong-poh ini lebih hebat."

"Coba engkau katakan apa pelajaran dari liong-lilocianpwe itu" kata Yok Lan.

Gin Liong menurut. Tetapi ketika ia mengucapkannya,Yok Lan menunduk untuk memeriksa kaca wasiat itu,sikapnya seolah meremehkan ilmu gerak langkah Liong-li-biau. Ia ulurkan tenaga hendak menyambar tubuh Yok Lantetapi ternyata nona itu sudah lenyap.

Gin Liong terkejut menyaksikan gerakan yangsedemikian cepatnya dari sumoaynya. Setelah direnungkanbarulah ia tahu bahwa gerakan Yok Lan itu merupakan

Page 468: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

langkah pertama dari ilmu langkah Cek-kiong-poh. Iamenyimpan kaca lalu melesat keluar, Dilihatnya Yok Lanberdiri tegak ditengah halaman, Mata terbeliak, mulutmenganga. Rupanya dia juga terkejut membaca ilmu geraklangkah Cek-kiong-poh yang hebat itu.

Gin Liong menuding kedalam bajunya dan melambaikantangan kearah Yok Lan dapat menangkap artinya tetapiketika ia hendak menghampiri ternyata Siu Ngo muncul.

"Taci Lan, apa engkau tak beristirahat?" seru gadis itu,

"Sudah," kata Yok Lan. sementara itu Gin Liong sudahmenyusup masuk kedalam kamarnya.

Ik Bu Itpun keluar dan menanyakan kapan hendakberangkat.

"lk locianpwe, kalau sekarang kita menyeberang sungaiapakah sebelum petang kita sudah dapat mencapai kotaCiau-koan ?" tanya Yok Lan.

"Kota itu seratusan li jauhnya, mungkin tengah malambaru tiba disana." sahut Ik Bu It.

Kemudian kakek itu memerintahkan Siu Ngo supayamenyiapkan hidangan.

"Kami tahu bahwa nona berdua dengan Siau siauhiap itusaudara seperguruan tetapi kami belum tahu siapakahsesungguhnya suhu nona itu ?" tanya Ik Bu It.

Dengan nada sarat, Yok Lan mengatakan bahwa dia takmempunyai perguruan dan tak tergolong pada suatu aliranpersilatan Yang mengasuhnya hanya Liau Ceng taysu,kepala gereja Leng-hun-si di gunung Hwe-siang-hong.

Nenek Ban kerutkan dahi dan bertanya kepada suaminyaapakah pernah mengenal Liau Ceng taysu.

Page 469: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Rupanya Ik Bu It dapat menangkap arti kata-kataisterinya maka ia berkata kepada Yok Lan: "Mungkin suhunona itu tentu seorang paderi yang mengasingkan diri.Apalagi kami sering pergi ke luar perbatasan sehingga takberuntung mengenal suhu nona, Apabila nona dapatmenyebutkan namanya sebelum menjadi paderi,kemungkinan kami tentu tahu."

Yok Lan mengatakan bahwa sejak belajar silat, ia tahusuhunya itu sudah menjadi paderi dan iapun tak beranimenanyakan asal usulnya.

Saat itu Gin Liong muncul bersama empat pelayan yangmembawa hidangan Mereka segera melahap hidanganKemudian mereka berangkat lagi, Mereka naik perahubesar menyeberang.

Setelah tiba di seberang tepi, mereka lanjutkanperjalanan lagi, Dalam beberapa kejap sudah mencapaibelasan Ii. Tiga li lagi mereka melihat orang2 berkerumunmelihat dua sosok bayangan bertempur.

"Ada orang bertempur, mari kita lihat," seru nenek Banterus larikan kuda menghampiri.

"Hai, tak perlu, jangan sampai menelantarkan urusanSiau siauhiap," Ik Bu It mencegah.

Mendengar itu nenek Ban lambatkan kudanya. jaraknyahanya terpisah satu li dari tempat pertempuran itu. Ternyatakedua orang itu bertempur disebuah tanah lapang di tepijalan besar, Para penonton berkeliling pada jarak beberapatombak jauhnya, Gin Liong heran mengapa mereka harusmenyingkir sedemikian jauhnya dari tempat pertempuran.

Ternyata salah seorang yang bertempur itu seorangwanita yang berpakaian merah menyala dan lawannyaseorang paderi tua berjubah kelabu.

Page 470: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gerakan wanita baju merah itu luar biasa anehnya,berlincahan bagai kupu2 hinggap di bunga, Dengansepasang tangan ia menghadapi serangan tongkat si paderi,Tampaknya wanita itu belum mengeluarkan seluruhkepandaiannya.

Paderi itu juga bukan tokoh yang lemah, Tongkatnyamenyambar-nyambar laksana halilintar, dahsyatnya bukankepalang, tetapi tetap ia tak dapat merubuhkan wanita yangmemiliki gerakan luar biasa itu.

Gin Liong mendapat kesimpulan bahwa sesungguhnyawanita itu memang sengaja hendak mempermainkankawannya. Marahlah Gin Liong, ia hendak bertindak tetapisegera ia teringat akan peringatan Ik Bu It kepada nenekBan tadi, Terpaksa ia tak menghentikan kudanya,

Tetapi ketika makin dekat, makin jelaslah ia siapa paderiitu, serentak berubahlah wajahnya dan segera ia berserunyaring: "Berhenti!"

Kuda terus diarahkan ketempat pertempuran. BentakanGin Liong amat kuat sekali sehingga kedua orang yangbertempur itupun berhenti karena terkejut.

Yok Lanpun segera dapat mengenali paderi itu, seketikawajahnya berubah dan terus berseru rawan: "Sam-sucou !" -iapun larikan kudanya menghampiri.

Saat itu Gin Liong sudah tiba dan terus loncat dari kudalalu lari kearah paderi tua.

Melihat Gin Liong, paderi tua itu merah mukanya. iamenuding wanita baju merah dan berseru: "Liong-ji, inilahBan liong liong-li yang telah membunuh gurumu."

Gin Liong hentikan langkah dan tertegun Yok Lanpuntiba lalu lari menghampiri paderi tua itu seraya menangis

Page 471: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dan memangginya sebagai sam-sucou atau kakek guru yangketiga.

"Siau siauhiap, hati-hatilah, Wanita itu adalah Ceng Junsian - ki !" tiba2 nenek Ban isteri Ik Bu It berseru.

Gin Liong terkejut dan menyadari mengapa parapenonton tak berani menyaksikan dari dekat. Di lain pihak,sam-sucounya itu belum pernah melihat Ban Hong Liong-li.Dia tentu salah duga. Kiranya pada hari setelah Liau Cengtaysu terbunuh, sam-sucounya menghilang dari gunungkarena marah, ia hendak menuju ke daerah Biau untukmembuat perhitungan dengan Ban Hong Liong-li.

Sejak kecil Yok Lan memang disayang oleh sam-sucounya. Maka dara itu menangis ketika ber temu dengansam-sucounya.

Saat itu Ik Bu It, nenek Ban dan Siu Ngo sudah loncatturun dari kuda, Dan nenek Banpun segera membentak:"Siluman rase engkau cari mampus . . !"

Ia memutar tongkat kepala burung hong lari menerjangwanita baju merah itu.

Gin Liong cepat tersadar untuk menutup pernapasannya,Diam2 ia kerahkan tenaga-dalam apakah telah terkenaracun. Dilihatnya pula mulut Ceng lun sian-ki mengulumsenyum, sebelah tangannya yang putih mengulap kejanggut, sikapnya seperti hendak melepas racun.

Ceng Jun sian-ki atau Dewi Musim Semi itu baru berusia25-27 tahun. Memiliki kecantikan wajah yang dapatmenjatuhkan iman seorang dewa dan potongan tubuh yangmenggiurkan. Dia benar2 seorang insan yang diberkahidengan kecantikan seperti seorang dewi, Diam2 Gin Liongheran mengapa sam sucounya sampai salah menduganyasebagai Bab Hong Liong-li.

Page 472: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat nenek Ban mengamuk, Ceng Jun sianki tenangsaja, Bahkan malah tertawa mengikik,

"Hai induk kukuk-beluk, mukamu seperti ayam, matamuseperti tikus, Benar2 menakutkan orang !" serunya, sambilberputar-putar seperti angin puyuh.

Sudah tentu nenek Ban marah sekali sehinggagerahamnya sampai bercaterukan: "Ketahuilah, waktumuda aku secantik bidadari, tak kalah dengan wajahmuyang seperti siluman rase itu"

Dihadapan umum dirinya dimaki sebagai siluman rasemarahlah Ceng Jun sian-ki : "Nenek jelek, engkau benar2sudah bosan hidup !"

Habis berkata tangan kiri menampar dalam gerakankosong tangan kanan meluncurkan semacam rantai putihyang melingkar2 melibat tongkat nenek Ban.

Ik Bu It terkejut. Dengan menggerung keras ia segeraloncat menerjang, Dengan jurus Thay-san ya-ting ataugunung-Thaysan-menindih-puncak, ia menghantamkantongkat kearah Ceng Jun sian-ki.

Melihat serangan tongkat sedahsyat itu, Ceng Jun sian-kicepat berputar menarik tangan kanannya yang melibattongkat nenek Ban dan tahu-tahu sudah berada di belakangIk Bu It.

Sesungguhnya ilmu silat Ik Bu It itu bukan olah2hebatnya, Pada saat Ceng Jun sian-ki berputar tubuh,tongkatnya segera berganti dengan jurus Heng-soh-ngo-gakatau Membabat-lima-buah-gunung menyapu tubuh CengJunsian-ki.

Sebelum wanita itu sempat berdiri tegak, tongkat Ik Bu Itsudah tiba, Dalam pada itu, tongkat nenek Banpun

Page 473: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menusuk pinggangnya, Ceng Jun sian-ki terkejut, menjeritdan melambung ke udara.

Karena tak mengenai sasarannya. kedua tongkat suamiisteri tua itu hampir saja saling berbentur sendiri.

Sebenarnya Ceng Jun sian-ki tahu siapa ke dua suamiisteri tua itu. Tetapi ia tak memandang mata kepadamereka, Setelah serangan itu, baru ia tak beranimeremehkan Maka selagi melayang di udara ia kebutkansepasang lengan bajunya, untuk menampar bahu Ik Bu Itdan nenek Ban.

Ik Bu It dan isterinya menyadari bahwa lawan ituseorang tokoh yang hebat, Maka mereka pun menyerangdengan jurus yang hebat.

Gin Liong, Yok Lan dan sam-sucounya berdiridisamping, mengikuti pertempuran itu dengan penuhperhatian, Tetapi Siu Ngo tampak gelisah, Bahkan dahinyasudah menghamburkan keringat dingin.

Gin liong memperhatikan gerakan Ceng Jun sian-ki dandapatkan bahwa sesungguhnya kepandaian wanita itu takjauh terpautnya dengan suami isteri Ik Bu It. Tetapi karenaia pernah menderita dari Dewi Bayangan, maka iapun takberani tak mempercayai keterangan kedua suami isteri tuatentang Loan-sin-hiang yang luar biasa hebatnya dariwanita itu. Maka iapun tak berani gegabah turun tangan.

Yok Lan sudah dapat mengetahui isi hati Gin Liong,iapun kuatir dirinya tak mampu menandingi wanita itu,Maka ia juga diam saja.

Karena percaya dirinya tak mungkin terkena Loan-sin-hiang, begitu pula lk Pu Itpun merasa umurnya sudahcukup tua. dan kuatir kalau kalah, maka kedua suami isteriitupun mendahului menyerang dengan jurus yang dahsyat.

Page 474: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi ternyata untuk mengalahkan Ceng Jun sian-ki, taksemudah yang diperkirakan mereka.

Melihat itu akhirnya Yok Lan tak dapat menahan dirilagi, Segera ia berseru kepada suami isteri Ik Bu It: "Haraplo cianpwe berdua mundur dulu, biarlah wanpwemenghadapi Ceng Jun sian ki yang termasyhur itu"

Tring, ia segera mencabut pedang Tanduk Naga danterus maju ke tengah gelanggang.

Tahu kalau sukar merebut kemenangan kedua suamiisteri itupun menurut untuk mundur. Dan begitu melihatwajah Gin Liong, seketika timbul keinginannya untukmenggaet pemuda itu. Maka iapun juga berhenti.

Ik Bu It dan isterinya terkejut melihat Yok Lan masukkedalam gelanggang dengan membawa pedang, Tetapikarena Gin Liong tenang2 saja, kedua suami isteri itupuntak mau mencegah.

"Nona Lan, harap hati2 !" seru Ik Bu It karena kuatirnona itu memandang rendah kepandaian lawan.

Ceng Jun sian-ki luas sekali pengalamannya dalam duniapersilatan. Sudah banyak tokoh2 sakti yang dihadapinya,Melihat Yok Lan begitu tenang, ia duga nona itu tentumemiliki kepandaian yang mengejutkan. Dan ketikamelihat pedang yang berada ditangan Yok Lan itumemancarkan sinar merah, dia makin terkejut.

Beberapa penonton yang bernyali besar, segera majumendekat. Mereka saling berbisik-bisik menilaipertandingan itu...

Yok Lan berhenti pada jarak setombak dihadapan CengJun sian-ki.

Page 475: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Lama kudengar Sian-ki memiliki kepandaian yanghebat, Hari ini sungguh beruntung sekali aku dapatbertemu, harap Sian-ki suka memberi pelajar an barangbeberapa jurus saja . . . ." seru Yok Lan.

Ceng Jun sian-ki tahu bahwa ia sedang berhadapandengan seorang lawan yang tangguh, Tetapi ia tetap tenangbahkan karena percaya akan ilmu kepandaiannya yangtinggi. ia agak memandang rendah lawan.

"Budak hina, jangan bermulut tajam," tukasnya, "menilikengkau seorang wajah yang cantik, mungkin dapatkuberimu ampun dan kujadikan engkau sebagaipengawalku, Kalau berani menolak, jangan sesalkan akuakan bertindak kejam terhadapmu menghancurkanwajahmu yang cantik itu."

Berhenti sejenak, diam2 ia salurkan tenaga dalam dantertawa dingin: "Dalam tiga jurus engkau boleh menyerang,aku takkan membalas. Keluarkanlah seluruh kepandaianmu!"

Sudah tentu marah juga Yok Lan mendengarkesombongan wanita itu, ia tertawa hambar.

"Sian-ki, apabila sedikit saja engkau dapat menang angin,aku bersedia menjadi bujangmu selama-lamanya !" seruYok Lan.

Sekalian penonton gempar. Mereka anggap dara ituterlalu tekebur juga suami, isteri Ik Bu It terkejut dan salingberpandangan.

Ceng Jun sian ki sendiri pucat wajahnya karenamenahan kemarahan. Tubuh agak gemetaran alis berkerut,serunya:

Page 476: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Budak hina, mengapa engkau tak lekas menyerang ?Jika masih banyak mulut, aku tak dapat mengampunijiwamu lagi ! "

Yok Lan mengiakan Dengan jurus Jay-hong-tiau-yangatau Cenderawasih, menghadap - surya, ia membukaserangan pertama.

Walaupun congkak tetapi Ceng Jun sian-ki tak beranimemandang rendah lawan. Dengan melengking keras iaberputar ke belakang Yok Lan, Yok Lan tertawa dingin.

Segera ia mainkan ilmu gerak Sing-hoan-cek-kiong-pohyang istimewa. Tubuhnya berkelebat dan tahu2 ia sudahberada di belakang Ceng Jun.

Ik Bu It dan nenek Ban tercengang melihat gerakan yangluar biasa anehnya dari dara itu, juga Ceng Jun sian-ki takkurang kejut nya, Dan lebih terkejut lagi ketika saat itukepalanya seperti disambar angin dingin.

Cepat ia tundukkan kepala dan tubuh, sembarimelengking nyaring pinggangnya bergeliatan dalam jurusHwe-tiau-ong-gwat atau Berpaling-memandang-rembulan.Tangan kanannya serentak menampar. Tetapi alangkahkejutnya ketika tamparannya itu hanya menemui tempatkosong dan ia tak melihat tubuh lawan dibelakang. Tetapibelakang kepalanya masih tetap didera angin dingin.

Dengan menjerit kaget, Ceng Jun Sian ki segera ayuntubuhnya loncat kemuka sampai tiga tombak. Ketikaberpaling, semangat pun serasa terbang. Saat itu ujungpedang lawan sudah mengancam mukanya. Karena gugup,ia kebutkan kedua lengan bajunya untuk menghalau.

Yok Lan berkisar kesamping, pedang segera melamurmenabas sepasang lengan baju lawan.

Page 477: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ik Bu It tahu bahwa lengan baju wanita itu tak mempanditabas senjata tajam, maka cepat2 ia berseru memberiperingatan: "Nona Lan, jangan."

Rupanya Yok Lan tahu apa yang dikandung dalamperingatan kakek itu, Cepat ia salurkan tenaga-dalam kebatang pedang, kemudian dengan menggunakan jurus Gui-kim-cui-giok atau membelah-emas-menghancurkan zamrud,ia taburkan pedang Tanduk Naga dalam lingkaran sinaryang deras, membabat sepasang lengan baju Ceng Jun sian-ki.

Ceng Jun sian ki tertawa sinis. Segera ia gentarkantangan untuk melibatkan lengan baju ke pedang Yok Lan.

Cret. . . . sepasang lengan baju Ceng Jun sianki kutungdan berhamburan jatuh ke tanah, Sedang orangnya menjeritkaget terus enjot tubuh melambung ke udara, lalu meluncurke barat hendak melarikan diri.

Yok Lan tahu bahwa dengan menderita kekalahan ituCeng Jun sian-ki tentu masih penasaran, ia hendak memberipelajaran, menghancurkan kesombongan wanita itu.Serempak dengan melengking nyaring ia gunakan jurusbianglala-merentang-diudara, secepat kilat tubuhnya loncatmengejar.

Yok Lan tak mau membunuhnya melainkan hendakmenghancurkan kecongkakannya saja, ia tidak membacokmelainkan hanya menyambar diatas kepala saja.

Ceng Jun sian-ki menjerit-jerit minta ampun seraya larimenyusup ke dalam hutan, Yok Lanpun hentikan larinyadan berseru :

"Ceng Jun sian-ki, harap engkau suka merobah kejahatandan kembali ke jalan benar, jangan engkau mengecewakan

Page 478: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

harapan suhumu yang bersusah payah memberi pelajarankepadamu !"

Tanpa berpaling lagi, Ceng Jun sian-ki terus lari masukkedalam hutan, sekalian penonton terlongong-longongmenyaksikan peristiwa yang tak terduga-duga itu, Ceng Junsian ki yang termasyhur telah dikalahkan oleh seorang nonayang tak terkenal .

Demikian pula Ik Bu It dan isterinya. Keduanya sudahberpuluh tahun terjun dalam dunia persilatan tetapi belumpernah mereka melihat permainan ilmu pedang yangsedemikian luar biasa seperti yang dimainkan Yok Lan.

Mereka menyadari bahwa tiada guna mereka menemanikedua anak muda itu ke markas Thian-leng-kau karenaternyata kedua anak muda itu sudah cukup tangguh untukmenghadapi jago2 Thian-leng-kau.

Merekapun menyayangkan mengapa Yok Lan memberiampun kepada wanita yang berlumuran kejahatan itu.

Paderi tua atau sam-sucou dari Yok Lan girang bukankepalang ia tak tahu dari mana Yok Lan dapat mempelajariilmu pedang yang sedemikian hebatnya itu.

Demikian pula dengan Gin Liong, ia memang percayabahwa Yok Lan tentu dapat menghadapi Ceng Jun sian-kitetapi ia tak pernah menduga bahwa sumoaynya telahmemiliki ilmu pedang yang sedemikian mengejutkan.

Yok Lan sendiri ter-sipu2 merah wajahnya karenasekalian orang memandangnya dengan rasa kagum GinLiongpun lalu memperkenalkan sam-sucounya kepadasuami isteri Ik Bu It.

Maka bertanyalah Ik Bu It mengapa paderi itu tadi telahsalah menduga Ceng Jun sian-ki se bagai Ban Hong Liong-li.

Page 479: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Paderi tua itu menerangkan bahwa ketika bertemudengan Ceng Jun sian-ki, karena wajah dan umurnya masihmuda, ia bertanya apakah wanita itu bernama Ban HongLiong-li. Dan wanita itu pun mengiakan.

"Karena marah, aku segera menyerangnya," kata paderitua, "ternyata dia sangat lihay sekali kalau Ik sicu dan GinLiong serta Yok Lan tak keburu datang, entah sampaiberapa lama pertempuran itu akan berlangsung."

"Lo-siansu mengatakan bahwa Ban Hong Li ong-li ituadalah pembunuh dari suhu Siau siauhiap dan nona Lan . ." sebelum nenek Bun melanjutkan kata2nya, paderi tuasudah menukas.

"Karena cinta maka Ban Hong Liong-li di rangsangdendam kebencian dan pembunuhan. Walaupun LiauCeng- sutit sudah masuk menjadi paderi tetapi Ban HongLiong-li masih tetap tak mau melepaskannya . ."

"Jika demikian bukankah sutit dari lo-siansu itu Pelajar-berwajah-kumala Kiong Tayhiap yang namanyamenggetarkan dunia persilatan dan pernah menundukkandaerah Biau?" seru Ik Bu It seketika.

Sambil mengusap-usap jenggot, paderi tua itu mengiakanIk Bu It dan nenek Ban menghela napas.

"Memang Ban Hong Liong-li sangat mencintai Kiongthayhiap, peristiwa itu telah diketahui oleh semua kaumpersilatan. Bahwa akhirnya harus terjadi peristiwa yangsedemikian menyedihkan sungguh diluar dugaan orang.Menilik kepandaian Kiong tayhiap yang begitu tinggi,kecuali orang yang paling dekat dan karena dia lengahmaka baru dia dapat dibunuh.Dengan demikian, tak salahlagi tentulah Ban Hong Liong-li yang telah melakukanpembunuhan itu"

Page 480: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ik Bu Itpun meminta paderi tua itu menuturkanperistiwa2 yang terjadi dalam dunia persilatan selama ini.

Dalam pada berbicara itu orang2 yang berkerumunmenyaksikan pertandingan tadi, pun sudah bubar.

Tiba2 nenek Ban memerintahkan Siu Ngo mengambilkutungan lengan baju Ceng Jun sian-ki.

Setelah melihat kutungan lengan baju itu, berkatalah IkBu It: "Kabarnya lengan baju dari Ceng Jun sian-ki ituterbuat dari ulat sutera yang kebal senjata tajam, Khususdigunakan untuk melibat senjata lawan dan merampasnya."

Ternyata lengan baju itu terasa dingin dan lemas sekali.beratnya hanya dua tail, setelah dibuka panjangnya antarasetombak lebih, Tipis dan berkilau-kilauan.

"Ah, benar2 ulat sutera yang luar biasa," kata Ik Bu It.

Gin Liong tak percaya, ia segera menabas denganpedangnya tetapi tak mempan.

"Ah, kini sudah jelas," seru Ik Bu It, "bahwa bukanpedang nona Lan yang tajam tetapi adalah ilmu pedangnyayang luar biasa itulah yang dapat memapas kutung lenganbaju Ceng Jun sianki.

Ik Bu It suruh Siu Ngo menyerahkan benda itu kepadaYok Lan tetapi Yok Lan menolak dan minta Siu Ngomenggunakannya sebagai pakaian yang kebal senjata.Tetapi Siu Ngo dan nenek Ban tak mau dan tetapmenyerahkan kepada Yok Lan. Akhirnya Gin Liongmemberi isyarat supaya Yok Lan menerimanya.

Kemudian Ik Bu It menyatakan bahwa ia terpaksa takdapat menemani Gin Liong lebih lanjut karena ia percayaGin Liong berdua tentu mampu untuk menghadapi orang2Thian-leng-kau.

Page 481: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong menghaturkan terima kasih atas bantuankedua suami isteri itu, Demikian mereka dengan berat hatisegera berpisah, Setelah Ik Bu It dan kedua isteri sertaputerinya pergi, paderi tua menanyakan tentang hasilpengejaran Gin Liong terhadap Ban Hong Liong-li.

Gin Liong menyatakan belum mendapat hasil apa2.

Akhirnya paderi tua itu membagi pekerjaan, ia akanmencari ke Kiangsu dan Anhui, sedang Gin Liong dan YokLan menyelidiki di daerah Ho lam dan Hopak.

"Soal Thian-leng-kau di gunung Ke-kong-san itu" katapaderi tua itu pula, "jika dapat tak usah pergi kesana,Kalian belum banyak mengetahui tentang tipu muslihatberbahaya dari dunia persilatan. Tak perlu memperluaspermusuhan yang kelak hanya akan mendatangkan bahayasaja."

Gin Liong mengiakan Kemudian ia menggunakankesempatan saat itu untuk menanyakan tentang keadaanpada waktu suhunya terbunuh.

"Ketika aku sedang berada di guha" kata paderi tua itu,Kudengar suara genta dari biara, aku segera kembali kebiara, Ketika kutinggalkan guha Kiu-kiok-tong, suhumumasih berada dalam guha, Demikian pula Ma Toa Kong,Bu Tim cinjin dan lain2 orang juga masih disitu,menerangkan paderi tua itu.

"Saat itu aku pingsan di ruang samping dan tak tahusuatu apa," kata Yok Lan.

"Begitu tiba di biara, paderi ti-khek-ceng memberi tahubahwa sesosok tubuh kecil telah melenyapkan diri diruangbelakang, Dia memastikan bayangan itu tentu seorangwanita . . . ." kata paderi tua pula.

Page 482: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Apakah sam-sucou menyelidiki wanita itu ?" tanya GinLiong.

Paderi tua gelengkan kepala.

"Hampir seluruh biara dan puncak kujelajahi semuatetapi tak berhasil menemukan bayangan kecil itu. Petanghari baru aku kembali dan memberitahukan peristiwa itukepada ji sucou kalian Menurut dugaan ji-sucoumu, wanitaitu jika bukan orang yang datang hendak membunuh BanHong Liong-Li tempo hari, tentulah Ban Hong Liong-lisendiri."

Sejenak berhenti menghela napas, paderi tua itumelanjutkan pula:

"Keesokan harinya, seorang murid paderi telahmengumumkan bahwa suhumu tak dapat hadir dalampelajaran pagi, Saat itu baru ketahuan bahwa suhumu telahmeninggal dunia diatas tempat pembaringannya."

"Ketika aku dan ji-sucoumu datang ternyata suhumutelah mengalami peristiwa yang menyedihkan. Sebatanggolok emas telah menancap pada perutnya, Golok ituadalah khusus buatan suku Biau yang disebut Kim-wan-to.

Tentulah sebelum pergi, Ban Hong Liong-li telah masukkedalam tempat tinggal suhumu, menangis dan meratapsupaya suhumu suka kembali menjadi orang biasa lagi,Tetapi karena suhumu tak meluluskan akhirnya barumenggunakan kesempatan suhumu lengah, dia terus turuntangan membunuhnya."

"Adakah sam-sucou tidak mempunyai lain dugaanbahwa pembunuh suhu itu bukan Ban Hong Liong-lilocianpwe ?" tanya Gin Liong.

Paderi tua merenung dan sampai lama baru dapatmembuka mulut. "Siapakah kiranya orang itu?"

Page 483: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Soal itu pada suatu hari aku tentu dapat menyingkaptabir kegelapan," kata Gin Liong.

"Jika bukan dia lalu siapakah yang mampu membunuhsuhumu ? Siapa yang berlutut memeluk lutut suhumu ?"tanya paderi tua.

Melihat sam-sucounya agak tak senang hati, terpaksaGin Liong hanya mengiakan dan tak berani membantahlagi.

"Kemungkinan tentu masih terselip suatu rahasia,Kuharap kalian dapat menyelidiki hal itu hingga dapatdiketahui siapakah sebenarnya pembunuh yang kejam itu,"kata paderi tua pula.

"Gin Liong dan Yok lan," kata paderi tua, "setelah dapatmengejar Ban Hong Liong-li kalian harus dapat mengetahuisiapa pembunuhnya, Setelah itu carilah dia sampai ketemulalu potong kepalanya untuk engkau sembahyangkandipusara suhumu."

Demikian setelah memberi pesan, akhirnya paderi tuaitupun segera melanjutkan perjalanan sesuai yangdirencanakan.

"Liong koko, kemanakah rencana kita sekarang ?" tanyaYok Lan setelah sam-sucounya pergi.

"Ke Ciau-koan dulu." kata Gin Liong.

Dengan menunggang kuda, tak berapa lama merekasudah mencapai 30-an li. Tak berapa lama mereka melihatsebuah puncak menara.

"Lan-moay, lihatlah, di bawah menara itu tentu sebuahkota" kata Gin Liong,

Merekapun segera pesatkan kudanya, Setelah dua-puluhli jauhnya, Gin Liong berkata agak kecewa: "Menilik

Page 484: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

keadaannya kita mungkin harus melanjutkan perjalananlagi."

Saat itu udara mendung dan kilatpun berulang kalimemancarkan sinar, Menara itu tinggi menjulang keangkasa, sekitarnya ditumbuhi pohon siong kate.

Hujan mulai mencurah, Untung saat itu keduanya sudahtiba pada jarak enam tujuh puluh tombak dari menara itu.Cepat2 mereka larikan kudanya dan meneduh di bawahmenara itu.

Dari pancaran sinar kilat yang menyambar, seketika GinLiong dapat mengetahui bahwa pintu pagoda itu tingginyadua tombak, lebar beberapa depa, Bagian bawah luasnyahampir tiga tombak, Keadaan pagoda sudah banyak rusak,pintunya sudah berlubang, ujung dinding penuhbergelantungan kelelawar.

"Pagoda itu tak kurang dari seratus tahun umurnya" kataGin Liong setelah meninjau keadaan pagoda tua itu."sayang tiada orang yang merawatnya. sehingga rusak danterlantar."

Rupanya Yok Lan ketakutan melihat suasana disekeliling tempat yang begitu seram ia menanyakan berapalama hujan akan berhenti.

"Rasanya malam ini hujan tentu turun terus" kata GinLiong, Kemudian ia mengajak Yok Lan naik ketingkat atasuntuk melihat sebelah muka. Apabila terlihat suatu desaatau kota, mereka segera akan melanjutkan perjalanan lagi.

Keadaan tingkat ketiga masih lumayan Terdapat tanggauntuk naik ketingkat keempat, Benar juga perhitungan GinLiong, Lebih kurang dua-puluh jauh di sebelah muka,tampak berkerlipan cahaya lampu.

"Kemungkinan itulah kota Ciau-koan" kata Gin Liong.

Page 485: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Halilintar meletus dahsyat. Ruang pagoda itu bergugurandebu dan kotoran, Yok Lan makin ketakutan, ia mengepaltangan Gin Liong erat-2, Gin Liongpun memeluk pinggangYok Lan dan memandang, Pada saat itu terkenanglah iapada empat tahun yang lampau. Saat itu ia berada dalam sebuah guha bersama sumoaynya. Diluar salju turun lebat, iamasih ingat jelas, kala itu mereka duduk merapat dan iatelah mencium sumoaynya . . .

Gin Liong tersentak dari lamunan, ia mengusap kepalaYok Lan dengan lengan bajunya. Adegan tiga belas tahunyang lampau terulang kembali, Keadaan saat itu, benar- takubah seperti belasan tahun yang lampau, Bedanya duluyang turun salju, sekarang hujan.

Seperti dahulu, saat itu Yok Lanpun diam saja danmembiarkan sukonya mengusap titik air hujan padakepalanya, Bahkan ia merasa bahwa hanya apabila dalampelukan sukunya ia baru merasa bahagia dan aman.

Gin Liong tak kuat menahan keinginannya untukmencium sumoaynya tetapi ia tak melakukan hal itumelainkan berkata: "Lan-moay, malam ini terpaksa kitaharus menginap disini."

Yok Lan hanya mengangguk Gin Liong mengajaknyaturun untuk mengambil selimut dan per bekalan yangditinggalkan pada pelana kuda, Setelah itu mereka kembalinaik ke tangga pagoda, sampai ke tingkat yang keenam.Disini ruang dan lantainya cukup bersih.

Yok Lan menyalakan koreknya habis dan Gin Liongusulkan supaya mencabut pedang Tanduk Naga dan Oh-bak-kiam, Ternyata kedua pedang pusaka itu dapatmemancarkan sinar yang cukup terang.

"Liong koko, mari kita pelajari lagi ilmu pusaka yangterdapat pada cermin wasiat itu." seru Yok Lan.

Page 486: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong setuju. Demikian keduanya denganberdampingan segera mempelajari lagi huruf2 pada kacawasiat yang mengandung ilmu silat yang sakti.

Beberapa saat kemudian Yok Lan berseru: "Liong koko,mari kita berlatih gerak langkah Sing-hoan-cek-kiong-poh ?"

Ia terus loncat bangun dan segera bergerak2 diatas lantai,Gin Liong terlongong-longong dan tanpa disadari ia telahulurkan tangannya.

Tiba-2 Yok Lan melengking dan loncat ke sudut serayaberseru marah: "Liong koko, makin lama engkau makin takbaik."

Gin Liong tertawa lalu loncat menerkamnya. Yok Lantertawa lalu menghindar. Demikianlah, merekapun berlatihilmu gerak yang luar biasa seperti yang terdapat pada kacawasiat

Setelah berulang kali tak dapat menangkap akhirnya GinLiong menyadari sesuatu, ia tertawa, Sebelah kakinyadiangkat dan dengan hanya sebuah kaki ia berputar-putarsembari menyambar tubuh Yok Lan.

Yok Lan terkejut ketika pinggangnya tertangkap tanganGin Liong, ia meronta sekuatnya sehingga keduanya jatuhke lantai, Gin Liong segera memeluk sumoaynya.

"Liong koko, lepaskan Mari kita mempelajari ilmu saktipada kaca itu lagi . . "

Tetapi saat itu Gin Liong seperti kena pesona melihatkecantikan wajah sumoaynya, ia mencium bibir Yok Lan,Dara itupun diam saja, ia terkenang dulu ketika masih kecil,memang sering sukonya itu mencium pipinya, Tetapi barusaat itu mencium bibirnya, ia merasa bahagia sekali.

Page 487: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong menyelimuti tubuh Yok Lan dankeduanyapun segera tidur, Entah berapa lama ketikamembuka mata, hujanpun sudah berhenti Yok Lan jugabangun. Ternyata saat itu hari sudah terang tanah. Merekalalu berkemas2 melanjutkan perjalanan lagi.

Hari masih pagi sekali, jalan masih sepi orang. Setelahmatahari terbit, merekapun memasuki kota Ciau-koan.Setelah makan, mereka melanjutkan perjalanan lagi,Menjelang petang mereka tiba dikota Ik-ciu.

Ketika hendak mencari rumah makan mereka terkejutkarena melihat sesosok bayangan kecil dalam pakaianmerah melesat melenyapkan diri ke luar dari sebuah rumahmakan.

Tetapi kedua anak muda itu tak menaruh perhatian,keduanya segera masuk kerumah penginapan setelahmakan mereka keluar untuk mencari berita tentang jejakBan Hong Liong-li. Tetapi tak berhasil Akhirnya merekakembali ke rumah penginapan lagi.

"Liong koko, lihatlah ini !" tiba2 Yok Lan berserusembari menunjuk sebuah poci teh di meja nya.

Gin Liong terkejut ketika mendapatkan dibawah poci tehitu tertindih secarik kertas, Ketika diambil ternyata kertasitu berisi tulisan.

"Liong koko, kenalkan engkau pada Siok Lian suthay ?"tanya Yok Lan seraya serahkan kertas itu kepada GinLiong.

Gin Liong membacanya:

"Harap segera datang ke biara Koan Im perlu bicara, Ditepi telaga telah tersedia perahu kecil untuk menyeberang.

Siok Lian suthay."

Page 488: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong cepat loncat keluar, Saat itu langit cerah,rembulan terang, Sesosok bayangan melesat dari tempatgelap terus lenyap, Gin Liong hendak mengejar tetapi duajongos, kebetulan muncul, Yok Lan mencegah sukonyamengejar.

Gin Liong terpaksa masuk lagi.

"Liong koko, kurasa surat itu mempunyai hubungandengan orang yang menghilang tadi", kata Yok Lan.

Gin Liong mengiakan: "Aku tak kenal dengan Siok Liansuthay",

"Atau sengaja hendak mempermainkan kita, ataumemang Siok Lian suthay itu tokoh dari perkumpulanThian-leng-kau" kata Yok Lan,

Mereka bertanya tentang biara Koan-im-yan kepadaseorang jongos, "Ya, memang ada, biara itu sangat terkenal,jika tuan hendak berkunjung ke sana, boleh naik perahumelintasi telaga Tok-san-ou, setengah jam saja tentusampai," jongos memberi keterangan

"Apakah dalam biara itu terdapat seorang rahib yangbernama Siok Lian suthay ?" tanya Gin Liong pula.

"Ada", kata si jongos, "Siok Lian suthay adalah kepaladari Lian-hoa-yan".

Gin Liong segera mengajak Yok Lan keluar, Merekamenuju ke utara, Ketika tiba di telaga mereka terkejutkarena di tepi telaga telah menunggu sebuah perahu,Sesosok tubuh kecil yang berada di haluan perahu tengahmembelah kayu bakar.

Menilik pakaiannya bercorak jubah paderi, Gin Liongmenduganya tentulah Siok Lian suthay. Orang itumengenakan caping dan kepalanya dibungkus dengan kain

Page 489: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sehingga tak kelihatan bagaimana wajahnya. Hanya yangmenonjol sepasang mata orang itu berkilat2 tajam.

Dengan memberi hormat Gin Liong menegur tetapirahib itu menyahut dengan nada dingin: "Si cu berduasungguh memegang janji", Kemudian ia mempersilahkanGin Liong dan Yok Lan naik ke atas perahu,

Ketika kedua anak muda itu loncat ke geladak perahu,sedikitpun kakinya tak mengeluarkan suara apa2. Tetapirahib itu tak terkejut ia segera mendayung ke tengah,sikapnya tak mempedulikan kedua anak muda itu. perahumeluncur cepat sekali.

Pemandangan telaga di waktu malam memang indah.Tak berapa lama disebelah muka tampak menggundukhitam, Ketika tiba ternyata merupakan sebuah kelompokbunga teratai yang luasnya beberapa meter, Menilikbentuknya menyerupai sebuah jalan diatas air, jelas bungateratai itu tentu dipelihara orang.

Yok Lan dan Gin Liong tertarik melihat pemandanganitu. Dalam pembicaraan selanjutnya Gin Liong berkata:"Jika pemandangan disini tak indah, tentulah Siok Liansuthay takkan meninggalkan surat rahasia mengundangkami datang ke mari !"

Baru Gin Liong berkata begitu, dari arah belakangterdengar orang mendengus geram, dan ketika berpaling,kedua anak muda itu terkejut sekali.

Rahib yang mukanya tertutup kain itu tidak lagimelanjutkan mendayung melainkan tengah mengayunkankayuh menyerang dengan jurus Heng-soh-ngo-gak atauMenyapu-lima-gunung, sebelum kayuh tiba, anginnyasudah menderu-deru menyambar ke arah Gin Liong.

Page 490: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Peristiwa itu tak terduga2 dan jaraknya amat dekatsekali, apalagi berada di tengah telaga.

Gin Liong dan Yok Lan berteriak kaget. Ke duanya taksempat lagi untuk menghindar. Dalam gugup kedua anakmuda itu loncat kedalam telaga

Rahib itu tertawa gembira sekali.

Pada saat rahib yang mukanya berselubung kain cadaritu tertawa gembira, Gin Liong dan Yok Lan segera bersuitnyaring, dengan gunakan ilmu tata-langkah Sing-hoan-poh,kedua muda-mudi itu menginjak daun teratai lalu denganmeminjam tenaga-pijakan itu keduanya melayang keperahulagi.

Rahib berselubung muka itu terkejut bukan kepalang,itulah suatu ilmu meringankan tubuh yang bukan kepalanghebatnya, Cepat ia ayunkan kayuh untuk menyapu keduapemuda itu.

Tetapi Yok Lan lebih gesit, Sebelum kayuh menyapu, iasudah tiba di haluan perahu lalu enjot tubuhnya loncatmenghindar ke sebatang teratai lagi.

Saat itu Gin Liongpun sudah tiba di buritan perahu.serentak ia menghantam bahu kiri rahib itu.

Rupanya rahib itu juga lihay, Tahu kalau bahunyadisambar angin, ia segera memutar kayuh menghantam GinLiong, Gin Liong terkejut terpaksa ia loncat menghindar keatas.

Yok Lan loncat lagi ke perahu seraya taburkan pedangTanduk Naga kearah kepala rahib jahat itu, Rahib itumenjerit kaget dan buru2 tundukkan kepala. Cret .... capingdan rambut rahib itu terbabat pedang dan berhamburanjatuh.

Page 491: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ah... Yok Lan tertegun Rahib itu ternyata memelihararambut bagus, Dalam pada itu ketika masih berada diudara, Gin Liongpun lepaskan sebuah hantaman. Tetapirahib itu cepat loncat ke-dalam air.

Setelah meluncur didalam perahu, Gin Liong punberseru : "Lan moay, celaka !"

Yok Lan tahu bahwa rahib itu tentu hendakmembalikkan perahu, ia tak pandai berenang. cepat iaberteriak dan memegang tangan Gin Liong, Gin Liongmenggembor keras lalu menghantam sekuat-kuatnya kepermukaan air, bum .. . . air muncrat, menimbulkangelombang besar dan perahu Gin Liongpun meluncurmundur.

Setelah gelombang reda, tampak di permukaan air duabuah tangan halus yang berenang lalu menyelam lagi.

Hantaman Gin Liong tadi telah membawa perahunyamenyurut mundur sampai beberapa tombak, masukkedalam gerumbul rumpun teratai, Yok Lan mendapatkankayuh perahu, Gin Liong meminta kayu itu, ia yang akanmendayung.

"Liong koko, dia datang lagi!" tiba-2 Yok Lan berseru,menunjuk ke permukaan air.

Dibawah sinar rembulan, tampak permukaan telahtersiak keras, sesosok tubuh berenang menuju ke perahuGin Liong,

Gin Liong terkejut melihat kepandaian berenang rahibberambut itu yang begitu hebat, ia terus mendayung perahukeluar dari rumpun teratai. Saat itu rahib sudah tiba padajarak dua tombak dari perahu, Yok Lan berseru suruh GinLiong cepat mendayung.

Page 492: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi rahib itu lebih cepat, Saat itu sudah tinggal satutombak jaraknya, Tetapi Gin Liong dengan tertawa dinginsegera mendayung dan perahu itupun mundur lagi sampaidua tombak dari rahib.

"Liong koko, dia nanti mati tenggelam," Yok Lanmencemaskan rahib itu.

"Jangan menghiraukannya, dia dapat menyelam dalamair selama lima hari," kata Gin Liong. la lanjutkanmendayung perahu menuju ke tepi.

"Liong koko," kata Yok Lan, "apakah kita jadi ke kuilKoan-im-yan ?"

Gin Liong mengangguk. Dari tepi kuil itu hanya terpisahbeberapa li, Gin Liong menerangkan lalu berpaling kebelakang, rahib itu terpisah belasan tombak jauhnya. Takberapa lama merekapun tiba di tepi telaga, Sebuah hutanbambu yang luasnya berpuluh tombak, kuil Koan-im-yanberada didalam hutan itu.

Gin Liong dan Yok Lan terus masuk kedalam hutan itu.Mereka menemukan sebuah jalan yang lebarnya satutombak dan dialas dengan batu hijau, dari tepi telagasampai kedalam hutan.

Sepanjang menyusuri jalan itu, keadaannya bersih, tiadadaun yang berhamburan di jalan. Tentulah para rahib kuilyang rajin membersihkannya.

Apa yang diceritakan jongos penginapan itu memangbenar Kuil Koan-in-yan memang sebuah tempat yang indahalamnya.

Pintu kuil itu dicat hitam dan terkancing rapat2. Grendelpintu amat kokoh dan bersinar remang. Dimuka pintudihias dengan sepasang singa dari batu.

Page 493: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tiba diujung penghabisan dari hutan bambu, ternyatamasih terpisah beberapa tombak dari kuil. Tiba dimukapintu, mereka melihat papan nama tergantung diatas pintudan berbunyi: Koan-im-yan.

"Liong koko, apakah kita akan melompati tembok ?"Yok Lan.

"Tidak, kita akan masuk lewat pintu," kata Gin Lionglalu menghampiri pintu dan mendebur. Karena tiadapenyahutan, Gin Liong hendak mendebur lagi, Tetapi tiba2ia mendengar derap langkah kaki berlari-lari dari dalamkuil.

Begitu pintu terbuka, muncullah seorang rahib sekiraberumur 21-22 tahun. Gin Liong dan Yok Lan terkesiap.Ternyata rahib itu berkepala gundul tidak seperti rahibdidalam perahu tadi.

"Ada keperluan apakah sicu berdua mengetuk pintu kuilkami ? Apakah sicu tersesat jalan. Maaf, peraturan kuil itutak dapat menerima tetamu pria. Harap sicu cari laintempat saja," kata rahib itu, terus hendak menutup pintulagi.

"Tunggu," seru Gin Liong, "mohon suhu sukamemberitahukan kepada Siok Lian suthay bahwa aku SiauGin Liong dan Ki Yok Lan datang hendak menghadap."

Rahib itu terkesiap: "Bilakah sicu berdua menerimaundangan dan suthay kami?"

"Sore tadi." kata Gin Liong.

Rahib itu makin terkejut, gumamnya: "Apa-kah mungkinmempunyai hubungan dengan sam-suci kami yang barukembali . . .."

Page 494: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ya, benar, memang suhu itu," cepat Gin Liongmenukas.

Mendengar itu wajah rahib agak berobah, serunya:"Harap sicu tunggu dulu, aku hendak memberi laporankepada suthay.

"Baiklah, harap sicu tunggu," kata rahib itu serayaberputar tubuh dan melangkah masuk. Diam2 Gin Liongmemperhatikan bahwa rahib itu memiliki ilmu silat.

Tak berapa lama rahib itu bergegas keluar dari ruangbesar lagi dan mempersilahkan Gin Liong berdua masuk,menunggu di ruang tamu. Tak berapa lama seorang rahibmuda menghidangkan minuman teh. Kemudian muncullahseorang rahib tua berwajah segar dan ramah, mengenakanjubah warna kelabu, tangannya memegang kalung tasbih.Berwibawa dan menimbulkan rasa hormat orang.

Begitu masuk rahib tua itu segera meminta maaf karenatak lekas datang menyambut, lalu menanyakan maksudkedatangan Gin Liong berdua.

Gin Liong dan Yok Lan segera menduga bahwa rahibtua itu tentulah Soh Lian suthay, Keduanya tersipu-sipumemberi hormat.

Demikian setelah dipersilahkan, Gin Liong lalumenyerahkan surat dari Soh Lian suthay yangmengundangnya datang, Tentang rahib yangmencelakainya di perahu, ia masih belum mau mengatakan

Melihat surat itu, Soh Lian suthay tertawa lalu berpalingkepada rahib gundul yang berdiri disampingnya. "cobalahtengok sam -sucimu apakah sudah berganti pakaian danundanglah dia kemari."

Page 495: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah rahib muda itu pergi maka Soh Lian suthaybertanya pula: "Apakah selama dalam perjalanan kemari,sicu berdua tak mengalami sesuatu ?"

Terpaksa Gin Liong menceritakan pengalaman yangdideritanya dalam perahu, Saat itu rahib gundul masuk pulabersama seorang rahib berwajah terang, umur sekira 25-26tahun,

"Liau In, ceritakan pengalamanmu malam tadi kepadakedua sicu ini," kata Soh Lian suthay

Rahib muda berwajah cerah itu bernama Liau In.Dengan agak merah mukanya, ia memberi hormat kepadaGin Liong dan Yok Lan lalu menutur: "Menjelang sore,pinni ke kota membeli minyak, setengah li dari pintu kotaIk-ciu, tampak seorang rahib berjalan dengan gopoh..."

"Berapakah umur rahib itu ?" tukas Yok Lan.

Lian In merenung, ujarnya: "Saat itu cuaca sudahpetang, aku tak dapat melihat jelas, Tetapi rasanya belumada tiga-puluh tahun."

Berhenti sejenak ia melanjutkan: "Rupanya rahib itugelisah sekali, Pada saat lewat di sampingku setelahmemandangku sejenak, tiba2 ia terus menyerang. Karenatak menduga-duga, aku kena diringkus oleh rahib cantikitu."

Bercerita sampai disitu, wajah rahib Liau In perlebarmerah lagi, Rupanya Gin Liong dapat menduga, Waktu iahendak bertanya, Liau In sudah melanjutkan lagi..

"Rahib cantik itu menyeret aku ke tempat sepi lalumenutuk jalan darahku dan melucuti pakaianku, untunglahsaat itu muncul seorang tua berilmu yang menolong akudan mengantarkan sampai ke tepi telaga, Tetapi perahuyang tersedia disitu sudah tak ada."

Page 496: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Apakah jubahnya berwarna kuning telur danmengenakan baju lengan pendek warna merah ?" seru YokLan.

"Benar, dan membawa sebatang kebut Giok-hud-tim,"seru Liau In.

"Tak salah lagi, dialah Biau Biau sian kho yang gemarmencelakai orang," seru Gin Liong.

Mendengar nama Biau Biau sian-kho, wajah Liau Inserentak berobah lalu berpaling ke arah Soh Lian suthay.

Soh Lian suthay menyebut "omitohud" dan dengantenang berkata: "Sungguh tak kira kalau binatang itu lagi..."

Rahib gundul serentak melangkah maju memberi hormatkepada Soh Lian suthay: "Mohon suthay mengiijinkanmurid ke telaga untuk menghukum murid murtad itu."

Tetapi Soh Lian suthay dengan wajah bersungguh segeraberkata: "Orang jahat tentu dibasmi orang jahat. KejahatanBiau Biau sian-kho sudah melewati batas, akhirnya diatentu akan terbasmi hanya saatnya belum tiba. janganengkau terperangsang sehingga kejernihan hatimuterganggu."

Rahib gundul itu mengiakan dan segera mundur. Dalampada itu setelah tahu duduk perkaranya Gin Liong dan YokLanpun segera minta diri.

Soh Lian suthay mencegah, mengatakan hari sudahmalam dan hendak menjamu mereka tetapi Gin Liong tetappamit pulang, Akhirnya Soh Lian suthay menitahkan duaorang rahib gundul mengantar.

Dengan perahu yang lebih besar, kedua rahib itu segeramengantarkan Gin Liong dan Yok Lan. Cepat sekali perahuitu sudah keluar dari gerumbul taman teratai, Dan setengah

Page 497: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

jam kemudian sudah tiba di tepi, Diam2 Gin Liongmembatin, anak murid Soh Lian suthay itu berkepandaiantinggi, jika tidak diserang secara tiba2, tak mungkin dapatdiringkus Biau Biau sian-kho.

Gin Liong dan Yok Lan kembali ke rumah penginapanlagi, Setelah siang, baru tetamu2 meninggalkan rumahpenginapan.

"Liong koko," kata Yok Lan, "kebanyakan tetamu yangmenginap disini, tak terburu-buru menempuh perjalanan,Yang terburu-buru, tentu menginap di rumah penginapanluar kota, Mari kita periksa rumah2 penginapan itu,mungkin Liong Li locianpwe berada disana."

Gin Liong setuju. Keduanya segera menuju ke pintu kotaselatan. Setelah keluar dari pintu kota, mereka mulaibertanya kepada setiap rumah penginapan Tetapi sampaitiga rumah penginapan mengatakan tak ada. Terakhir padarumah penginapan yang paling selatan sendiri, Gin Liongmendapat keterangan yang mengejutkan.

Jongos menerangkan bahwa memang ada seorangwanita seperti yang dilukiskan Gin Liong itu, menginap dirumah penginapan situ, Wanita memiliki sepasang matayang terang, berwarna agak kecokelat-cokelatan.

Gin Liong dan Yok Lan girang sekali, Menurutketerangan jongos, tetamu wanita itu sudah pergi lima hariyang lalu. Gin Liong memberi persen kepada jongos itu lalumengajak Yok Lan melanjutkan perjalanan Kini dia sudahmemperoleh jejak Ban Hong Liong-li.

Tiap tiba di kota, keduanya segera mencari keterangan kehotel2. Beberapa hari kemudian walaupun belum berhasilmenyusul, tetapi mereka sudah memperoleh keteranganyang pasti, Tiap dua hari sekali, Bang Hong Liong-li tentu

Page 498: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

bermalam di hotel, kebanyakan hotel2 diluar kota, jarangBan Hong Liong-li makan di rumah makan besar,kebanyakan hanya di rumah makan kecil. Mungkin untukmenghindari perhatian orang.

Gin Liong memperhitungkan bahwa Ban Hong Liong-litentu berada di muka, sedang rumah penginapan padaperjalanan yang akan tiba adalah rumah penginapan Liu-lim-tiam. Tetapi dari kota Sin-ca-koan ke Liu-lim-tian ituharus melalui gunung Ke-kong-san, markas besar Thian-leng-kau.

Diperhitungkan pula, bahwa cara yang terbaik untukmenyusul Ban Hong Liong li ialah mendahului untukmenunggu disuatu tempat yang diperkirakan Ban HongLiong-li akan berhenti.

Jika menuju ke Ke-kong-san untuk memenuhi tantanganThian-leng-kau, ia harus menggunakan waktu satu hari, ituberarti masih setengah hari dapat lebih dulu datang ke Liu-lim tiam daripada Ban Hong Liong-li.

Setelah dipertimbangkan akhirnya Gin Liong dan YokLan memutuskan untuk memenuhi tantangan orang Thian-leng-kau kepada Li Kun dulu.

Menjelang sore, mereka sudah tiba dikota Tiang-siu,kira2 dua-puluh li dari gunung Ke-kong-san, Keduanyabermalam disebuah hotel.

Di kota Tiang-siu, pun terdapat cabang Thian-leng-kau.Kabarnya, yang menjadi kepala cabang adalah seorangwanita muda yang cantik.

Setelah mandi dan ganti pakaian, Gin Liong dan YokLan duduk di serambi untuk merunding rencana perjalanan.Tiba2 muncul dua orang menghampiri mereka, Yang satubertubuh gemuk, satu kurus, Keduanya berjalan dengan

Page 499: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sikap congkak, Setelah melihat Gin Liong dan memandangYok Lan, si kurus memberi hormat.

"Saudara berdua hendak ke mana, mengapa bermalamdisini, Siapa nama saudara, perguruan dan guru saudara.Harap suka memberi tahu agar aku..."

Melihat ulah kedua orang itu, Gin Liong sudah muak,cepat ia menukas: "Aku menuju ke seluruh penjuru,menginap hotel dengan membayar, bukan bangsapenyamun juga bukan pesakitan, Mengapa kalian hendakmenanyakan diri kami ?"

Si gemuk mengerut dahi lalu membentak keras: "Tutupmulutmu, budak hina. Ketahuilah, tempat ini adalah darahkekuasaan partai kami !" Habis berkata ia terus loncatmasuk.

"Kawanan tikus, engkau hendak cari mampus ? Hayo,enyahlah!" Gin Liong marah dan menghantam.

"Jangan, koko," cegah Yok Lan, ia kuatir tindakansukonya itu akan mengejutkan orang2 Thian-leng-kau.

Tetapi tangan Gin Liong sudah terlanjur berayun,seketika terdengar suara orang mengerang disusul denganderap gemuruh dari kaki yang terhuyung-huyung.

Si gemuk telah terlempar keluar. Wajahnya pucat, keduatangannya mendekap perut, Rupanya untuk memeriksapernapasannya apakah terluka, Ternyata ia tak menderitaluka. Dia terlongong-longong heran.

Yok Lan segera keluar dan berkata kepada kedua orangitu.

"Kami hendak memenuhi undangan dari Pit-pengacau-dunia Yu Ting-su, pemimpin ketiga dari Thian-leng kau.

Page 500: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Karena sudah malam, kami terpaksa menginap disini, Laluapa yang kalian kehendaki dari kami."

Mendengar itu si kurus segera merobah sikapnya.Dengan hormat ia berkata: "Maaf, kami tak tahu kalausaudara berdua sahabat dari pemimpin kami."

Saat itu jongos muncul membawa hidangan, Si kurusmeminta Gin Liong berdua supaya mengganti denganhidangan yang lebih mahal, semua biaya akan ditanggungmereka, Tetapi Gin Liong menolak.

Kemudian si kurus menerangkan bahwa kepala cabangdikota itu, Busur-emas-pelor-perak Long Ci Ing karenasudah menuju ke markas maka tak dapat menyambut.

Gin Liong mengucapkan beberapa kata terima kasih,Masih si kurus hendak mengunjuk jasa, menawarkan untukmemberitahu lebih dulu ke markas besar agar dapatmenyambut kedatangan Gin Liong. Tetapi Gin Liongmenolaknya.

Masih pula si kurus menawarkan jasa untuk mengantar,Yok Lan terpaksa menerima: "Baiklah, karena saudarabersungguh hati hendak mengantar, baiklah besok pagiharap datang kemari."

Keesokan harinya ternyata si kurus sudah siapmenunggu. Mereka bertiga segera naik kuda menuju kegunung Ke-kong-san, Tiba di kaki gunung sebelah utara, sikurus lalu mengeluarkan bendera merah kecil dandiacungkan keatas kepala.

Ketika mendaki ke lereng, mereka terkejut mendengarsuara gemuruh. Ketika menanyakan, si kurus menerangkan:"Sungguh kebetulan sekali sau dara datang pada saat ini,inilah untuk yang pertama kali Thian-leng-kau mengadakanpertandingan pi-bu. Dan hari ini merupakan hari terakhir,

Page 501: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Besok sudah akan ditetapkan kedudukan dan jabatanmasing2. Jika Long thocu kami menang, aku akan ikutpindah ke cabang di Kong-ciu."

Rupanya si kurus ingin membanggakanperkumpulannya, ia melanjut lagi, Menerangkan bahwaanggauta2 Thian - leng - kau rata2 memiliki ilmu tinggisekali. Akan mempersatukan kaum persilatan untuk diajakmenjalankan keadilan dan kebenaran, membasmikejahatan.

"Siapakah kiranya nama suhu dari pemimpin partaisaudara itu ?" tanya Gin Liong.

"Entahlah," si kurus gelengkan kepala, "yang kamiketahui hanialah kaucu kami itu bernama Hong-hu Ing danadik perempuannya bernama Hong-hu Yan, kedua kakakberadik itu berilmu tinggi sekali. Sampai sekarang belumterdapat orang yang mampu melayani mereka sampaisepuluh jurus..."

Saat itu suara sorak sorai makin bergemuruh. Si Kurusmenerangkan bahwa tentu ada orang yang menenangkanpertandingannya.

Yok Lan kerutkan alis dan bertanya heran: "Diataskepala cabang hanya kaucu. Lalu siapa sajakah kepala2cabang itu."

"Setiap orang hanya untuk sementara ditetapkankedudukannya, bahkan termasuk diri kaucu sendiri juga,"kata si kurus. ia berhenti, sejenak lalu berkata pula:

"Menurut keterangan Long thocu, dibawah kaucuterdapat tiga kepala bagian dalam, dan tiga kepala kepalabagian luar, Setelah itu baru kelima lohu-cu dan kepalacabang."

Page 502: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Baru Yok Lau hendak bertanya, tiba2 si kurus sudahberseru: "Disebelah depan itu adalah markas besar kami!"

Memandang ke muka, tampak sebuah pintu gapura yangtinggi besar dan sebuah bangunan luas yang dikelilingitembok tinggi, Dikedua samping pintu, dijaga oleh berpuluhpenjaga bersenjata golok dan mengenakan pakaian seragamyang ringkas.

Di sebelah muka agak keluar dari pintu itu terdapattempat lelaki yang menuntun kuda, Salah seorangdiantaranya seorang tua baju panjang dan yang tigamengenakan pakaian ringkas. Mereka membawa senjata.

Thio Su demikian nama si kurus, segera menerangkanbahwa keempat pendatang itu juga hendak ikut dalam pi-bu. Harap saudara berdua nanti jangan bicara apa2. biarlahaku yang menghubungi para penjaga pintu itu.

Benar juga setelah tiba di muka pintu besar, Thio Susegera mengambil sekeping lencana tembaga dandiserahkan kepada penjaga.

Tiba2 penjaga yang berdiri di tengah, setelah memeriksalencana, lalu mengembalikan kepada Thio Su, katanya:"Walaupun kedua tuan ini sahabat dari Yu tancu tetapi Yuthancu belum memberitahu kepada kami. Sekarangsilahkan engkau sendiri yang masuk untuk mengundang Yutancu keluar . . ."

Thio Su deliki mata, serunya: "Yu thancu tiap hari sibukmelakukan tugas, kemungkinan tentu lupa memberitahu.Tetapi beberapa hari yang lalu Yu thancu telahmemberitahu kepada Long thocu supaya menunggukedatangan Siau siauhiap dan diajak kemari ikut dalampertandingan pi-bu. Apabila sampai tertunda sehinggapertandingan sudah bubar, siapakah diantara saudara yangberani bertanggung jawab ?"

Page 503: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Penjaga2 itu saling bertukar pandang tetapi tak ada yangmenyatakan apa2. Penjaga yang di tengah tadi juga tampakbimbang.

Saat itu dari dalam markas terdengar pula sorak soraiyang gemuruh. Tentu ada yang menang dalampertandingan

"Saudara," seru Thio Su makin gugup, "pertandingan pi-bu diantara thancu sudah mulai. Kalau saudara tak beranibertanggung jawab, maka aku akan membawa Siau sauhiapmasuk, Segala perkara, akulah yang tanggung, takkanmelibat saudara2."

Setelah berkata si kurus mengajak Gin Liong dan YokLan masuk, Penjaga2 itupun memberi jalan.

-ooo0dw0ooo-

Bab 9

Menghadiri Phibu di Thian-leng-kau

Saat itu matahari sudah naik di puncak gunung, Puncakdi sebelah kanan kiri penuh tertutup pohon siong dan rotanliar. Ternyata markas itu merupakan sebuah lembahgunung yang luas, penuh dengan bangunan2 dan pohon2.

Berpuluh tombak yang disebelah muka, terdapat sebuahhutan lebat, Di tengah hutan itu tampak beberapa buahbangunan gedung yang besar.

Sesudah masuk, Yok Lan dapatkan beberapa anak buahThian-leng kau masih memandang dan kasak kusuk.

"Agaknya, tiada yang mengepalai penjagaan di pos pintumarkas perkumpulan saudara," kata Yok Lan kepada ThioSu.

Page 504: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Thio Su hanya mengatakan bahwa mungkin mereka ikutdalam pertandingan pi-bu. Akhirnya mereka disebuahgedung bangunan yang mempunyai ruangan besar sekali,Beribu-ribu anak buah Thian-leng-kau berada ruang besaritu dari tengah memandang ke arah halaman, sebuahlapangan luas yang merupakan tempat adu pi-bu saat itu.

Terdengar suara gemboran keras dan disambut dengantampik sorak dan sekalian anak murid Thian-leng-kau.

Gin Liong bertiga tiba tak jauh dibelakang mereka,Tampak seorang lelaki berpakaian kelabu dengan mukamerah padam sedang masuk kedalam rombongan anakmurid Thian-leng-kau. Sedang seorang lelaki lain denganwajah yang congkak berjalan mendatangi.

Thio Su mempersilahkan Gin Liong dan Yok Lan turundari kuda, kemudian mengajaknya masuk kedalamruangan. Banyak sekali anak buah Thian-leng-kau yangberpaling dan memandang ketika Gin Liong bertiga tiba.Tetapi dengan sikap yang angkuh, Thio Su berjalan palingdepan untuk menunjukkan jalan kepada kedua pemuda itu.

Tiba2 diatas titian yang akan menuju ke panggungkehormatan dua orang penjaga dengan senjata golok dipinggang segera tampil menghadang. Thio Su denganangkuh segera menunjukkan lencana dan kedua anak buahThian-leng-kau itu pun segera menyisih.

Ternyata panggung itu merupakan tempat duduk darimereka yang akan turun ke gelanggang untuk menunjukkankepandaiannya, Saat itu panggung penuh dengan jago2bahkan terdapat pula paderi dan imam. Ketika Gin Liongmasuk, sekalian mata hadirin segera mencurah kepadanya,Ada yang terkejut tetapi tak kurang yang tak mengacuhkan.

Rupanya tempat duduk diatur menurut tinggi rendahnyakedudukan. Dibagian atas sudah penuh tetapi dibagian

Page 505: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

bawah atau yang di muka masih terdapat tempat yangkosong Gin Liong dan Yok Lan dipersilahkan duduk dideretan pertama.

Saat itu di gelanggang mulai diadakan pertandingan olehdua orang jago.

Gin Liong dan Yok Lan mendapatkan bahwa semuaorang yang duduk di panggung itu sama memperhatikandirinya. Panggung dan sekeliling arena pertandingan diaturdengan megah dan meriah. Ruang besar itu di hias denganindah.

Dimuka ruang disiapkan dua deret tempat duduk. Yangditengah-tengah, tiga buah kursi besar bercat kuning emas.Yang tengah, duduk seorang anak muda berumur 28-29tahun mengenakan pakaian warna biru seperti seorangsasterawan.

Sasterawan muda itu berwajah tampan dan gagah,alisnya tebal, mata bercahaya tajam dan mulutmenyungging senyum.

Segera Gin Liong dan Yok Lan menduga bahwasasterawan muda itu tentulah Honghu Ing, jago muda yangmenggemparkan dunia persilatan dan kini menjadi ketuaperkumpulan Thian-leng kau.

Disebelah kiri dari Honghu Ing duduk seorang tuaberumur 60 an tahun, Sedang disisi kanan Honghu Ing,seorang gadis cantik berpakaian ungu muda. Dibelakanggadis cantik itu duduk dua orang dara, berpakaian ringkasdan menyanggul pedang di punggung, Rupanya kedua daraitu adalah bujang pelayan dari si gadis cantik.

Gin Liong dan Yok Dan tahu bahwa gadis cantik itutentulah Honghu Yan, adik dan Honghu Ing. Tetapi merekatak tahu siapakah orang tua berjubah kuning itu.

Page 506: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Disebelah kanan dan kiri dari ketiga kursi kehormatanitu, masih terdapat enam orang. Ada yang berumur 40-70tahun, yang termuda berumur 40-an tahun, Menilik wajahmereka yang merah segar dan tulang pelipisnya yangmenonjol keluar, jelas mereka tentu jago2 yang hebattenaga dalamnya.

Kemudian pada deretan kursi yang kedua, tampak diisioleh delapan orang, Pit-pengacau-dunia Yu Ting Su, dudukdisalah satu dari tiga kursi yang paling tengah.

Yu Ting Su mengenakan pakaian ringkas, punggungnyamenyelip sebatang poan koan-pit dan tengah memandangdengan perhatian ke tengah gelanggang.

Dibelakang kedua deret kursi itu, penuh berdiri berpuluh-puluh orang. Diantaranya tampak Tio hiang cu yang telahdipotong daun telinganya oleh Tio Li Kun tempo hari.

Tiba2 beberapa jago berpakaian biru, berpalingmemandang Thio Su yang saat itu tengah menghampiri ketempat Yu Ting Su. Yu Ting Su berpaling dan terkesiap,Thio Su membisiki ke dekat telinga Yu Ting Su tetapi orangshe Yu itu gelengkan kepala.

Ketika memandang ke deretan muka tempat Gin Liongdan Yok Lan duduk, wajah Yu Ting Su serentak berobah,ia mendorong Thio Su lalu berbangkit dan bergegasmenghampiri ke kursi ketua. sikapnya tegang sekali.

Saat itu terdengar sorak sorai bergemuruh dan keduaorang yang bertanding, pun sudah tinggalkan lapangan.

Gin Liong berpaling ke belakang. Tampak Yu Ting Sutengah berdiri dibelakang Honghu Ing dan membisikibeberapa patah kata, Wajah Honghu Ing berobah serius.

Rupanya gerak gerik Yu Ting Su itu menimbulkanperhatian segenap orang yang hadir disitu, setelah

Page 507: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mendapat laporan, mata Honghu Ing pun segera mencurahkearah Gin Liong dan Yok Lan. Sekalian orangpunmengikuti memandang kearah yang dipandang ketuamereka, Gin Liong dan Yok Lan menjadi pusat perhatianseluruh anak buah Thian leng-kau. .

Tatkala memandang kearah Yok Lan, Honghu Ingterkesiap melihat kecantikan nona itu, Setelahmenenangkan hatinya barulah ketua Thian-leng-kau ituberalih memandang Gin Liong.

Rupanya Honghu Ing tak mau suasana akan terganggu.Segera ia membeli isyarat tangan kepada seorang lelaki bajuputih yang berdiri di ujung deretan depan, Orang itupunmengangguk lalu melantangkan pengumuman.

"Pui Kong Cin, sesuai dengan pertandingan yang terdiridan tiga-puluh jurus, telah dapat mengalahkan Li Tiang Su,maka sekarang diangkat sebagai kepala cabang di Sin-an,"serunya.

Selesai pengumuman, lelaki baju kelabu yang berdiri dititian bawah panggung, segera memberi hormat kepadaHonghu Ing lalu menuju ke panggung sebelah muka.

Ia menulis dalam sebuah buku, kemudian berserumelayangkan pengumuman lagi : "Pertandingan selanjutnyaantara kepala cabang di kota Tiang-siu, Busur-emas-pelor-perak Long thocu, lawan ke tua cabang dari Kong-ciu yangTongkat-besi-tua Cia thocu."

Pada deretan tempat duduk yang tak berapa jauh daritempat Gin Liong, bangkit seorang lelaki tua berumur 50-antahun, mengenakan pakaian ringkas warna abu2,memegang sebatang tongkat besi yang berat, lalu berjalanmenuju ke lapangan.

Page 508: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kemudian seorang wanita muda cantik berusia 26-27tahun dalam pakaian ringkas warna hijau, membawa busurwarna kuning emas, segera loncat turun ke gelanggang.

Pada saat itu Yu Ting Su-pun menghampiri tempat GinLiong dan Yok Lan, memberi salam dan berkata dengantertawa: "Atas titah kaucu, saudara berdua diminta dudukdi panggung kehormatan."

Ketika Gin Liong berpaling memandang ke ataspanggung, ketua Thian-leng kau Honghu Ing dan adikperempuannya Honghu Yan memberi anggukan kepalakepadanya, Gin Liongpun balas mengangguk lalu mengajakYok Lan naik titian keatas panggung kehormatan.

Sambil menyertai, Yu Ting Su berkata: "Saudara berduabenar2 pegang janji. Kaucu tak mengira kalau saudara akandatang begini cepat. Lalu mana nona yang seorang itu ?"

"Ah, nona Tio terpaksa pulang dulu karena ada urusan,"kata Gin Liong.

Selekas masuk ke panggung kehormatan, berpuluh2 jagoThian-leng-kau serentak menyisih memberi jalan, HonghuIng sendiripun segera berbangkit, diikuti oleh seluruh anakbuah Thian-leng-kau.

"Aku yang rendah Honghu Ing, tak tahu kalau Siausauhiap dan nona Ki berkunjung kemari sehingga tak keluarmenyambut sendiri, harap suka memaafkan," kata HonghuIng menyambut kedua tetamunya.

Gin Liong balas menghormat seraya mengucapkanbeberapa patah merendah.

Kemudian Honghu Ingpun memperkenalkan jago2 yangberada disitu kepada Gin Liong, Karena banyaknya, GinLiong tak dapat mengingat satu per satu, Hanya ia ingat,orang tua baju kuning bernama The Hai Hin itu adalah

Page 509: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

ayah-angkat Honghu Ing. Sedang yang lain2 adalah parapimpinan partai Thian-leng-kau.

Selesai memperkenalkan Honghu Ing berkata pula:"Sungguh kebetulan sekali kedatangan Siau sauhiap ini,Saat ini merupakan hari terakhir dari pertandingan pi-buThian-leng-kau. Menurut keterangan Yu thancu, saudaraberdua memiliki kepandaian yang sakti. silahkan saudaraduduk dulu, nanti apabila tiba giliran acara pi-bu untukmemilih ketua, kami hendak mohon saudara yang menjadiwasit."

Nona baju ungu Honghu Yanpun segera memberikantempat duduk yang kosong disebelahnya.

Gin Liong kerutkan alis dan berkata: "Kepandaian kaucusudah termasyhur di dunia persilatan. Sudah lama akusangat mengagumi Hari ini kedatanganku ialah hendak..."

Honghu Ing cepat menukas tertawa: "silahkan duduk,pertandingan segera akan dimulai."

Di gelanggang tampak Tongkat-besi dan Busur-emastegak menunggu komando untuk mulai mengadukepandaian.

Melihat itu Gin Liong dan Yok Lan terpaksa dudukdideretan muka. Mata Honghu Yan yang cantik senantiasamencurah kepada Gin Liong.

Gin Liong segan terlalu lama berada di markas Thian-leng-kau, Tetapi demi menghindarkan diri bertempurdengan orang, terpaksa untuk sementara ia harus tinggaldisitu. Demikian pula karena melihat kedua saudaraHonghu itu bersikap sopan dan tergolong kaum ksatrya,Gin Liong memutuskan persoalan Li Kun dengan mereka.

Page 510: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Demikian setelah Honghu Ing dan jago2 lainnya duduk,ketua Thian-leng kau itu segera memberi tanda supayapertandingan dimulai.

"Pertandingan dimulai !" seru orang baju putih yangbertindak sebagai pembawa acara.

Kedua jago di gelanggang memberi hormat kearahpanggung kehormatan lalu melangkah ke-tengahgelanggang.

Jago tua Tongkat-besi dengan rambutnya yang putih danmata berkilat kilat tajam melangkah dengan mantap,sedangkan wanita muda Busur-emas dengan mengulumsenyum, maju sambil membawa busur. Tampaknya ia yakintentu dapat mengalahkan lawan.

Dengan menggembor keras, tiba2 Tongkat-besi memutartongkatnya dan menyerang Busur-emas Long Ci Ing.

Long Ci Ing memekik keras, bergeliatan danmenghindari serangan tongkat lalu balas menghantamdengan busur

Serangan pertama luput, Tongkat-besi Cia Ki segeraberputar tubuh dan menyerang lagi.

Pada saat itu Yok Lan benturkan siku lengannya kearahGin Liong, Pemuda itu tahu dan mengerlingkan pandang,Dilihatnya Yu Ting Su tengah kasak kusuk denganbeberapa jago Thian-leng-kau. Sedang beberapa jagolainnya juga memperhatikan Gin Liong, Gin Liong hanyatertawa dingin lalu memandang ke arah gelanggang lagi.

Pertempuran berjalan seru. Masing2 telah mencurahkanseluruh kepandaiannya. Cia Ki memainkan tongkatnyasederas angin puyuh.

Page 511: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Sekeliling tempat seluas lingkungan dua tombak, debuberhamburan tebal. Tetapi Busur-emas Long Ci Ingpunteramat gesit sekali, Busur diputar menjadi beratuslingkaran sinar kuning, menyambut serangan tongkat danmencari kesempatan untuk balas menyerang.

Sekalian jago2 yang menyaksikan pertempuran itugeleng2 kepala dan tak henti-hentinya memuji.

Dalam beberapa kejab saja pertempuran itu sudahberlangsung lebih dari lima puluh jurus Gin Liong kerutkandahi.

Rupanya Honghu Yan tahu apa yang dipikirkan GinLiong, segera ia tertawa: "pertandingan itu untukmenentukan jabatan, sebenarnya dibatasi sampai tiga-puluhjurus, Tetapi kedua orang itu tergolong ketua cabang,mereka bertempur sampai ada yang kalah."

Merah wajah Gin Liong karena merasa bahwa nona ituselalu mengawasi dirinya. ia berpaling dan tertawa,meminta keterangan: "Mohon tanya, bukankah merekaberdua sudah menjabat kedudukan sebagai ketua cabang ?"

Dipandang oleh Gin Liong, nona cantik itu berdebarhatinya. wajahnya bertebar merah lalu menyahut:"Walaupun sama2 menjadi ketua cabang tetapitingkatannya tidak sama, Cia thocu lebih tinggi setingkatdari Long thocu."

"Ooh, kalau begitu mereka hanya memperebutkantingkat saja?"

Honghu Yan tersenyum mengiakan

"Kalau misalnya Long thocu menang, apakah dia akandipindah sebagai ketua cabang di Kong-ciu."

Page 512: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ya, dan Cia thocu akan turun tingkat, di pindah keTiang-siu," kata Honghu Yan.

"Apakah Cia thocu akan mandah menerima hinaan itu ?Apakah dia takkan mendendam terhadap Long thocu?Misalnya pula, sampai ada yang mati dalam pertempuranitu, tidakkan sahabat dan anak buahnya akan melakukanpembalasan ?" tanya Gin Liong, Honghu Yan merahmukanya tak dapat menjawab.

Rupanya Honghu Ing mendengar percakapan itu, iasegera bertanya: "Kalau menurut pendapat Siau sauhiap,dengan cara bagaimanakah pertandingan yangdimaksudkan untuk mencari kemajuan di kalangan ketua2cabang itu, akan diatur ?"

"Menurut pendapatku," kata Gin Liong, "pertandinganharus diberi batas, Apabila pada batas yang ditentukan,tingkat ketua cabang yang lebih rendah itu tak dapatdikalahkan oleh yang tongkatnya lebih atas, makapertandingan itu harus dihentikan dan kepada ketua cabangyang tingkat bawah itu supaya dinaikan sama tingkatnyadengan lawannya. Dengan demikian tanpa mengurangidorongan agar mereka giat berlatih, pun dapat dicegahterjadinya salah seorang akan mati terbunuh dan timbulnyaakibat2 dendam permusuhan dikalangan mereka2 yangbertanding. Untuk ketua cabang yang tingkatnya lebih atasitu, boleh diberi kesempatan sekali lagi untuk bertandingdengan lain ketua cabang yang tingkatnya lebih rendah."

Orang tua baju kuning atau ayah-angkat dari HonghuIng berseru memuji pendapat Gin Liong.

Pun Honghu Ing serentak berseru kepada kedua jagoyang sedang bertempur itu: "Harap Cia thocu dan Longthocu hentikan pertempuran !"

Page 513: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Mendengar itu Tongkat-besi Cia Ki dan Busur-emasLong Ci Ing segera loncat ke belakang.

Kemudian Honghu Ing bertanya kepada pembawa-acarabaju putih: "Sudah berapa banyakkah mereka bertempur ?"

"Delapan puluh satu jurus !"

Segera Honghu Ing pertandingan sesuai seperti yangdiucapkan Gin Liong tadi dan suruh pengacara mencatatdalam buku.

Gin Liong terkejut ia hanya mengemukakan pendapatdan mengharap agar ketua Thian-leng-kaumempertimbangkan lagi. Siapa tahu ternyata pendapatnyaitu keseluruhannya telah diterima dan dijadikan keputusan.

Ia hendak mengucapkan kata2 kepada Honghu Ing tetapiorang yang mencatat dalam buku tadi sudah berbangkit danmelayangkan pengumuman sesuai seperti yangdiperintahkan Honghu Ing tadi.

Pengumuman itu disambut dengan sorak gegap gempitaoleh sekalian anak buah Thian-leng-kun. Bagi jago2tingkatannya lebih rendah, mereka tidak lagi kuatir akankehilangan jiwanya apabila bertempur dengan tokoh yanglebih tinggi tingkatannya.

Long thancu gembira karena mendapat kenaikan tingkat,ia segera memberi hormat kepada ketua Thian-leng-kau dankepada lawannya si Tongkat-besi Cia Ki.

Melihat masih ada waktu, Honghu Ing memberi isyaratkepada pengacara baju putih bahwa pertandingan pi-bumasih boleh dilanjutkan.

"Sekarang dimulai acara pibu antara tingkat pimpinandari tancu keatas, Jika tak ada yang hendak mengadu pi-bu

Page 514: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

maka pembagian jabatan segera akan ditetapkan," serupengacara baju putih pula.

Orang tua yang duduk di dideretan muka dari para jago2yang duduk dideretan kedua, serempak berbangkit danmembenahi pakaian serta senjata masing2. Suasanaseketika berobah tegang lagi.

Tiba2 sesosok tubuh melesat dan tegak di muka ruang.Seorang lelaki berwajah kuning, memelihara kumis pendek,mata berkilat-kilat tajam dan pinggang bersabuk rantai besi.

Setelah memberi hormat kepada Honghu Ing dia berseru:"menghaturkan laporan kepada kaucu, Hamba Rantaiterbang Kwan It Ceng menjabat kepala paseban keempat,ingin mohon pelajaran beberapa jurus dari Yu thancu."

Gemuruh sekalian orang mendengar ucapan lelaki mukakuning itu. Mereka tak menyangka dia berani menantangYu Ting Su yang menjagoi dalam ilmu pukulan.

Sejenak memandang si Rantai-terbang, Honghu Ing lalumencari Yu Ting Su tetapi ternyata jago itu tak berada diruang situ.

Pertandingan itu untuk menetapkan jabatan bukan untukkenaikan tingkat. Kaucu tak dapat menunjuk orang sebagaiwakil, Kepala Paseban ke tiga itu hanya dijabat seorang.

Tiba2 Yu Ting Su muncul dari sebelah kanan panggungdan berlari mendatangi. Begitu tiba di muka ruang ia delikimata kearah Rantai-besi kemudian baru memberi hormatkepada Honghu Ing: "Hamba akan menerima tantanganKwan thancu."

Honghu Ing: "Cukup asal menutuk saja, jangan sampaiada yang terluka."

Page 515: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seluruh anak buah Thian-leng-kau tegang-tegang, Tiba digelanggang, kedua jago itu saling berhadapan terpisah satutombak jauhnya, Sambil melepaskan sabuk rantai, Rantaibesi Kwan It Ceng memberi hormat.

"Sudah lama kudengar sepasang pit dari Yu thancuteramat sakti. Hari ini sungguh beruntung sekali aku dapatmohon pelajaran dari thancu," serunya.

Yu Ting Su kerutkan dahi, memicingkan mata dantertawa dingin: "Budak, ternyata engkau memandang tinggikepadaku, heh..." pelahan-lahan ia mencabut sepasang pitatau pena yang terselip pada bahunya.

"Aku hanya ingin mendapat pelajaran barang beberapajurus dari thancu, sama sekali tak ingin merebut kedudukanthancu..."

"Tutup mulutmu !" bentak Yu Ting Su lalu gerakkan pitdi tangan kanan untuk menutuk batok kepala dan pit ditangan kiri menutuk bawah perut orang. Cepat dan ganassekali kedua serangan itu dilancarkan.

Rantai-besi kerutkan alis lalu melesat kebelakang, setelahmenghindari kedua pit, ia segera sabetkan rantai besi kepinggang lawan.

Gin liong memperhatikan bahwa Yu Ting Su terlaluganas sekali, tidak seperti orang yang bertanding pi-bu. iaberpaling memandang Honghu Ing tetapi ternyata HonghuYan duduk disisi engkohnya tengah memandang dirinya.Tersipu-sipu Gin Liong memandang kearah gelanggangpertempuran lagi.

Memang saat itu Yu Ting Su melancarkan seranganganas dengan bernapsu sekali, Tetapi Rantai - besi Kwan ItCengpun tetap melayaninya dengan tenang. Beribu anakbuah Thian-leng-kau dan jago ko-jiu dari dua bangsal,

Page 516: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mengikuti pertempuran itu dengan penuh perhatian suasanasunyi senyap.

Hanya deru angin dari sepasang pit dan mulut Yu TingSu yang menggembor kemarahan yang terdengarmemenuhi gelanggang, Rantai-besi Kwan It Ceng takmengeluarkan suara apa2.

Pelahan tetapi tertentu, serangan rantai dari Kwan ItCeng makin keras dan gencar. Teriak kemarahan dari YuTing Supun mulai mereda.

Gin Liong cepat dapat menilai. Kelemahan dari Rantai-terbang Kwan It Ceng adalah hanya karena kurangpengalaman. Kalau tidak, sejak tadi dia tentu sudahmenang.

Tiba2 terdengar bentakan keras, Pit ditangan kiri YuTing Su menusuk rantai lawan lalu pit di tangan kananmelakukan suatu gerak siasat seolah-olah pertahanannyaterbuka.

Melihat itu, bersinarlah mata Rantai-terbang Kwan ItCeng, ia tak menyadari kalau lawan memang sedangmemasang perangkap, serentak rantai diayunkan untukmenghantam bahu kiri lawan.

Melihat itu Gin Liong kerutkan alis, Orang tua bajukuning atau ayah-angkat dari Honghu Ing geleng-2 kepaladan banyak jago2 ko-jiu yang menghela napas.

Saat itu Yu Ting Su tertawa dingin, Pit ditangan kiricepat digerakkan melingkar sehingga rantai terkunci.Menyadari masuk dalam perangkap, Rantai-terbang KwanIt Ceng berteriak kaget, lepaskan rantai dan cepat loncatmundur.

Page 517: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi Yu Ting Su tak memberi ampun. serentak ialoncat memburu, sebelum Rantai-terbang sempat berdiritegak, pit sudah menyambar dadanya.

Rantai-terbang Kwan It Ceng tak keburu menghindarlagi, Dengan sekuat tenaga ia miringkan tubuh, Cret . ...bahunya sebelah kiri termakan tutukan pit, darahmenyembur keluar. Wajah Rantai-terbang berobah seketika,ia terhuyung-huyung beberapa langkah ke belakang danhampir saja rubuh.

Yu Ting Su hentikan serangan, namun ia masihmemandang Rantai-terbang dengan geram. Kemudiandengan pandang mata yang angkuh ia memandangkeseluruh hadirin, Tampak beribu anak-buah dan jago2Thian-leng-kau serempak berdiri dengan wajah marah,Rupanya perbuatan Yu Ting Su telah membangkitkemarahan sekalian orang, Mau tak mau ia gugup juga.

Berpaling memandang ke arah Honghu Ing, dilihat ketuaThian-leng-kau yang masih muda itu pucat wajahnya, mataberkilat-kilat, mulut mengulum senyum dingin.

Tergetar hati Yu Ting Su. wajahnya seketika berobah,Kakinya tak berani melangkah lebih lanjut.

Sekonyong-konyong terdengar suara bentakan keras,Dari samping panggung sebelah kiri, melayang turunseorang tua berambut putih, ia terus berlari-lari ke mukaruang.

Gin Liong dan Yok Lan segera mengetahui bahwa orangtua itu adalah orang yang menuntun kuda dimuka markastadi.

Seketika suasana hening, Tiba dibawah titian panggung,orang tua itu segera memberi hormat ke pada Honghu Ing.

Page 518: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Aku siorang tua bernama Ong Gi Tiong, Mendengarhari ini berkumpulan Thian-leng-kau menyelenggarakanpertandingan pi-bu, maka dari Saypak kuperlukan datangkemari, Mohon tanya kepada pangcu, apakah orang tuaseperti diriku ini diperbolehkan mohon pelajaran padathancu yang memenangkan pertandingan tadi ?"

Melihat Ong Gi Tiong itu bukan jago dari Thian-lengkau, Honghu Ingpun serentak bangkit membalas hormat. .

"Atas perhatian Ong lo-enghiong yang telah sudimemerlukan datang ke markas kami, aku dan seluruh anakmurid Thian-leng-kau menghaturkan banyak terima kasih,Walaupun perkumpulan kami terdiri dari orang2 yangkasar, tetapi selama ini kami merasa telah bergerak menurutketentuan yang tak menyimpang dari kaum hiap-gi (kaumpersilatan yang menegakkan kebenaran). persiapan2 dalamThian-leng-kau belum teratur sempurna oleh karena ituapabila Ong lo-enghiong suka membantu dalam Thian-leng-kau, kami segenap anggauta Thian-leng-kau akanmenyambut dengan gembira sekali."

Kemudian ia beralih memandang kearah Yu Ting Suyang masih berada di gelanggang, lalu melanjutkan pula:"Jika Ong lo-enghiong mempunyai kegembiraan untukmengadakan pertandingan persahabatan dengan Yu thancu,karena pertandingan resmi sudah selesai, hal itu dapatdilaksanakan tanpa melanggar peraturan perkumpulankami. Sudah tentu kami meluluskan."

"Terima kasih, jika begitu aku siorang tua ini akanmempertunjukkan kepandaian yang jelek dihadapanpangcu," kata Ong Gi Tiong seraya memberi hormat lalumelangkah ke tengah gelanggang.

Pada saat itu Gin Liong segera bertanya kepada orangtua baju kuning atau ayah-angkat dari Honghu Ing: "The

Page 519: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

locianpwe, bolehkan aku mohon keterangan tentang diriOng lo-enghiong itu ?"

Orang tua baju kuning The Tjay Hin, mengelus jenggotdan merenung sejenak lalu gelengkan kepala.

"Ong lo-enghiong itu tentu seorang tokoh yang sakti.Tetapi dia tidak mau berterus terang, kemungkinannamanya tentu juga tidak aseli, Oleh karena itu akupun taktahu tentang dirinya."

Gin Liong mengangguk kemudian memandang kearahgelanggang. Saat itu Ong Gi liong sudah berhadapandengan Yu Ting Su. Sembari memberi hormat, jago tua ituberkata: "Aku yang rendah siorang tua Ong Gi Tiong,sengaja menghadap kemari untuk meminta sedikit pelajarandan Yu thancu."

Dengan pandang mata yang berkilat kilat Yu Ting Sumenyahut dingin: "Engkau orang tua, apakah karenamelihat aku melukai Kwan It Ceng, lalu merasa penasaran?"

Ong Gi liong tertawa hambar.

"Itu salah dia sendiri tak memiliki kepandaian tinggi,kurang pengalaman dan lagi terlalu bernafsu sehingga taksempat membela diri. Rupanya, engkau Yu thancu,memang tak bermaksud hendak melukainya," sahut Ong GiTiong.

Yu Ting Su tertawa dingin: "Sudahlah jangan banyakcakap, silahkan engkau mencabut senjatamu !" - ia terusbersiap dengan sepasang pit.

Sambil mengurut jenggot, Ong Gi Tiongmenengadahkan kepala dan tertawa keras.

Page 520: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Sejak berkelana puluhan tahun di dunia persilatan takpernah aku bertempur dengan menggunakan senjata, Makasaat ini, akupun tak mau mengenakan pengecualian dantetap akan menggunakan sepasang tangan untuk melayanibermain beberapa jurus dari Yu thancu."

Ucapan Ong Gi Tiong itu telah menimbulkankegemparan Para jago2 ko-jiu yang mendengar kata2 itutergetar hatinya.

Wajah Yu Ting Su berobah seketika, Marahnya bukankepalang, serentak ia taburkan sepasang pit, cret, cret,senjata berbentuk pena itu segera menancap ke tanah,Kemudian ia tertawa nyaring.

"Tua bangka yang bermulut besar," serunya, "AkuPengacau-dunia Yu Ting Su, hari ini akan mencoba sampaidimanakah kehebatan dari sepasang pukulanmu !"

Ia menutup kata-katanya dengan menekuk lengan serayamengendapkan badan, tiba2 tangan kanan didorongkankemuka- Segulung angin pukulan yang dahsyat segeramelanda orang tua itu.

Ong Gi Tiong kerutkan alis lalu tertawa gelak2. Tangankanan dibalikkan untuk melepas sebuah pukulan yangdahsyat juga.

"Bum..."

Terdengar letupan disusul dengan asap dan debubertebaran memenuhi sekeliling. Terdengar pula deraplangkah kaki terhuyung-huyung. Ternyata Yu Ting Su yangmenjagoi dalam ilmu pukulan tangan kosong, saat ituterhuyung-huyung sampai tiga langkah ke belakang.

Sedang Ong Gi Tiong masih tegak di tempat nya, Hanyakedua bahunya yang tampak tergetar dan pakaiannyatertebar-tebar.

Page 521: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Anak buah Thian-leng-kau yang hampir mendekatijumlah ribuan itu serentak tercengang.

Setelah tegak, Yu Ting Su merah mukanya, Tentulah iaterkejut dan marah. Dengan merentang matanya yang sipit,ia membentak lagi: "Tua bangka, aku hendak mengadu jiwadengan engkau !"

Ia terus loncat secara kalap dan menyerang Ong GiTiong.

Ong Gi Tiong mengisar ke samping lalu gerakkan keduatangannya sehingga serangan Yu Ting Su tertahan, Yu TingSu terdesak mundur, Mulutnya berulang-ulangmenggembor sepasang matanya merah membara.

Tiba2 Yu Ting Su berjongkok untuk menjemputsepasang pitnya tadi, Kemudian dengan menggerung iaterus menyerang kalap lagi.

Melihat keganasan Yu Ting Su rupanya Ong Gi Tiongmarah juga. Cepat ia mengganti gerak pukulan dengan ilmumeringankan tubuh untuk berlincahan menghindarserangan lawan Dan dalam sebuah kesempatan tiba2 iamembentak keras lalu secepat kilat menghantam dada YuTing Su.

Karena terlalu bernafsu menyerang, Yu Ting Su taksempat menghindar. Bum .. .. ia mengerang tertahan, tubuhterhuyung lalu jatuh, muntah darah dan tak ingat diri lagi.

Ong Gi Tiong menghampiri mengangkat Yu Ting Sududuk lalu menepuk jalan darah di perutnya.

Wajah Yu Ting Su pucat pasi, ia membuka mata lalumengatupkannya lagi, Rupanya ia menderita luka yangcukup parah."

Page 522: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Seketika gemuruhlah seluruh gelanggang, Tetapi bukansuara orang bersorak, melainkan hanya hiruk pikuk, empatorang lelaki berpakaian ringkas berlari-lari menghampiri ketempat Yu Ting Su dan menggotongnya keluar gelanggang.

Setelah itu Ong Gi Tiongpun kembali menghadap kemuka paseban, Ketua Thian-leng-kau, Honghu Ing serentakberbangkit menyambut dengan tersenyum.

"Maaf, kaucu, karena kesalahan tangan, aku telahmelukai Yu thancu." kata Ong Gi Tiong seraya mengangkattangan.

Honghu Ing tertawa nyaring.

"Meminjarn ucapan lo-enghiong tadi. Kupercaya lo-enghiong tentu tak mempunyai maksud untuk melukai Yuthancu," serunya.

Ong Gi Tiongpun ikut tertawa, serunya: "Kaucumemiliki kepandaian yang sakti, sekali lihat tentu tahukeadaannya tak perlu aku siorang tua harus menjelaskan . .."

Honghu Ing cepat tertawa menukas : "Pi-bu telah selesai,harap lo enghiong suka duduk diatas sini."

Honghu Ing mempersilahkan dengan menunjuk kearahsebuah tempat duduk yang kosong, Ternyata tempat dudukitu adalah bekas tempat Yu Ting Su.

Melihat itu Ong Gi Tiong tertawa: "Sesungguhnya akutak mempunyai maksud untuk menjabat kedudukan dalamperkumpulan kaucu, Kedatanganku kemari membawa duatujuan. Pertama, akan menambah pengalaman Dan Kedua,pada waktu yang sesuai hendak menghaturkan beberapapatah kata kepada kaucu . . ."

Page 523: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong segera menduga bahwa orang tua itu tentuhendak menantang Honghu Ing bertempur. Tetapi melihatsikap ketua Thian-leng-kau tenang2 saja, Gin Liongpun takperlu bingung.

Honghu Ing mengangkat tangan memberi hormat,serunya: "Kalau begitu, silahkan lo enghiong duduk di atasatas sini dulu, Setelah acara pi-bu selesai, Honghu Ing tentubersedia menerima petunjuk lo-enghiong ,. . ."

"Menurut peraturan perkumpulan kaucu, seharus akusiorang tua ini akan mendapat tantangan dari seorangsaudara lain," Ong Gi Tiong cepat menukas. Habis berkataia alihkan pandang kearah Gin Liong.

Gin Liong terkejut. ia duga Ong Gi Tiong tentu salahmenduga kalau ia bersahabat dengan Yu Ting Su. Maka iahanya tertawa hambar dan tak menaruh perhatian.

Rupanya Honghu Ing juga tahu isi hati Ong Gi Tiong,serentak ia tertawa, serunya: "Karena lo-enghiong takberminat untuk menjabat kedudukan dalam perkumpulanini, maka tak perlulah loenghiong harus menerimatantangan lagi."

Kemudian ia menunjuk kearah Gin Liong danmenerangkan: "Siau sauhiap datang kemari, kebetulan sajaThian-leng-kau sedang menyelenggarakan pertandingan pi-bu. Sama - sekali tak bermaksud ikut dalam pertandingan."

Melihat dirinya diperkenalkan, Gin Liongpun segeramemberi hormat kepada Ong Gi Tiong, jago tua itu tertawalalu melangkah masuk dan duduk di paseban, Seorang tuayang duduk disebelah Yok Lan memberikan tempatnyakepada Ong Gi Tiong, sedang ia sendiri lalu mengambiltempat duduk Yu Ting Su.

Page 524: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Honghu Ing ulurkan tangan menggandeng sendiri jagotua itu duduk ditempat yang disediakan, karena jago tua ituberumur delapan puluhan tahun maka anak2 muda sepertiHonghu Yan, Yok Lan dan Gin Liong berdiri untukmemberi hormat.

Pada saat Ong Gi liong duduk, tiba2 dari belakangterdengar suara orang tertawa dingin yang pelahan sekali.

Gin Liong berpaling dan melihat beberapa thancu tengahkasak kusuk, memandang kepadanya dengan tertawadingin, Terutama Beng thancu yang berkulit hitam dan Jithancu yang bertubuh kurus, Keduanya memandangdengan wajah marah.

Gin Liong kerutkan dahi, ia tahu bahwa mereka marahkepada dirinya karena mengira dia tentu sahabat dari YuTing Su, mengapa tak mau menerima tantangan dari OngGi Tiong.

"Hai, mengapa kalian tertawa begitu ?" tegur HonghuIng.

Beberapa thancu itu serempak berdiri dan si kurus Jithancu segera menyahut: "Menurut keterangan Yu thancu.Siau sauhiap itu berasal dari perguruan Ceng-pay, memilikiilmu kepandaian yang sakti dan bersahabat dengan Yuthancu. Kedatangannya kemari tentulah hendakmenunjukkan kepandaian bahkan kalau dapat akanmerebut kedudukan kaucu, Tetapi mengapa tadi ketikaseorang lo-enghiong menantangnya dia tak beranimenyambut ? itulah sebabnya kami sekalian tak mengertidan sampai mengeluarkan tertawa.

Begitu mendengar kata2 itu, enam orang pimpinanThian-leng-kau yang terdiri dari tiga orang penilik dan tigaorang kepala paseban, berpuluh hiangcu yang berpakaianbiru, serempak memandang Gin Liong dengan marah.

Page 525: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Melihat suasana berobah tegang, Yok Lan-pun serentakberbangkit. Honghu Ing dan adiknya, Honghu Yanpunmemandang Gin Liong dengan pandang bertanya.

Tenang2 Gin Liong berbangkit tertawa hambar danberkata kepada Ji thancu: "Tolong tanya siapakah yangmengatakan hal itu ?"

"Yu thancu sendiri." sahut Ji thancu.

Kembali Gin Liong tertawa hambar: "Kebetulan tadiOng lo-enghiong tak menghantam mati Yu thancu, kalautidak tentu aku tak dapat menyangkal lagi."

Kemudian ia mengerling pandang ke segenap hadirindan berseru pula:

"Jika kedatanganku kemari untuk memenuhi janji, itumemang benar, Tetapi sama sekali tak bermaksud hendakmerebut kedudukan apa2, lebih2 kedudukan sebagai kaucu,Mengapa Ong lo-enghiong hendak menantang aku adalahkarena lo-enghiong itu salah duga kalau aku ini sahabatbaik dari Yu thancu, Karena salah duga, akupun tak harusmelayani Yu thancu mengatakan bahwa aku memilikikepandaian sakti, tak lain karena dia bermaksud hendakmembangkitkan rasa penasaran saudara2 se kalian kepadadiriku . ."

"Karena engkau mengakui datang kemari hendakmemenuhi tantangan, tentulah engkau memiliki kepandaiansakti sehingga tak memandang mata kepada kaucu," tukasBeng thancu si hitam.

Gin Liong kerutkan dahi dan menampilkan kemarahan,Namun ia menekan perasaannya dan menjawab: "Jika akutak datang, bukankah aku akan ditertawakan sebagai orangyang tak pegang janji ?"

Page 526: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Baru kata2 itu diucapkan dari panggung sebelah kananterdengar suara orang menantang:

"Kalau sudah berani datang tentu sudah membekalkepandaian Jika saudara2 tak puas, lebih baik turunkegelanggang untuk mengukur kepandaian Perlu apa harusbertengkar mulut ?"

Mendengar itu marahlah Gin Liong, Memandang orangyang berkata ia melihat lima orang imam tua berjubahkelabu, menyanggul pedang dan duduk di deretan palingmuka. Wajah mereka menunjukkan sikap yang licik,hampir serupa bentuknya, Jika tak melihat tangkai pedangmereka yang diikat dengan tali sutera warna hitam, merah,biru, cokelat, hijau, tentu sukar untuk membedakan mereka.

Tiba2 terdengar suara bentakan keras diiringi dengansesosok tubuh yang melesat ke muka ruang memberihormat kepada Honghu Ing.

"Hamba Beng Kong Ih, mohon kepada kau-cu supayamemberi perintah, mengijinkan hamba untuk memintabeberapa jurus pelajaran dari Siau sauhiap," seru orang itu.Dia adalah si hitam Beng thancu.

Honghu Ing bersangsi, ia segera berpaling kearah orangtua baju kuning The Tjai Hin.

Gin Liong menyadari bahwa ia tak dapat menghindaripertempuran lagi, Diam2 ia mendongkol kepada kelimaimam tua tadi. Kemudian berpaling kearah Honghu Ing,serunya.

"Mohon tanya kaucu, siapakah kelima lotiang yangduduk di deretan depan itu ? Adakah mereka kojiu dariThian-leng-kau ?"

Honghu Ing gelengkan kepala : "Bukan, mereka adalahLo-san Ngo-to (lima imam dari gunung Losan), Yu thancu

Page 527: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pernah mengusulkan supaya menerima mereka sebagaikepala cabang gunung Lo san. Tetapi aku masihmempertimbangkannya."

"Aku ingin berhadapan dengan mereka lebih dulu," kataGin Liong.

Tetapi Beng thancu mendesak dan minta kepadaHonghu Ing agar ia diijinkan yang lebih dulu menghadapiGin Liong, kemudian baru kelima imam tua itu.

Rupanya kelima-imam itu mendengar kata2 si hitamBeng thancu, Mereka tertawa gelak2 lalu melayang turun kegelanggang.

Rupanya Honghu Ing juga ingin mengetahui kepandaianGin Liong, Maka ia segera berpaling kearah pemuda itu:"Karena mereka memohon dengan sangat, terpaksa harapSiau sauhiap suka melayani mereka untuk beberapa jurus."

Gin Liong tertawa hambar: "Baiklah, terpaksa aku harusmengunjukkan kepandaian yang jelek di hadapan kaucu."

Si hitam Beng thancupun terus bergegas hendak turun kegelanggang tetapi Gin Liong berseru memangginya: "HarapBeng thancu suka bersabar. Tunggulah beberapa belas juruslagi, aku tentu kembali disini."

Beng thancu makin marah mendengar kata2 Gin Liong,ia anggap pemuda itu keliwat jumawa sekali.

Saat itu suasana hening lelap, Sambil berjalan menurunititian, diam2 Gin Liong menimang, bagaimana ia harusbertindak untuk menindas nyali orang2 Thian-leng-kau agardapat meneruskan perjalanan lagi.

Rupanya Beng thancu masih hendak menumpahkankemendongkolannya kepada Gin Liong, ia berseru:

Page 528: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tempat di muka ruang ini terlalu sempit, mungkin Siausauhiap tak leluasa bergerak, dengan begitu kita tak dapatmenikmati kepandaian sauhiap yang hebat itu."

Gin Liong hanya tertawa dingin.

"Jangan kuatir," serunya, "orang yang sudah tinggikepandaiannya, tentu lekas ketahuan, Begitu turun tangantentu segera diketahui isi atau kosong. Hanya orang yangbelum sudah merencanakan hendak melarikan diri barumeributkan soal tempat pertempuran !"

Ucapan itu seperti hendak mengatakan bahwa orangyang semacam Beng thancu sajalah yang menimbulkan soaltempat bertanding karena Beng thancu termasuk orang yangakan melarikan diri.

Sudah tentu Beng thancu tak dapat menahankemarahannya lagi, serentak ia loncat melayang ke mukaruang dan dengan napas ter-engah2. Segera-berteriak:"Mulutmu sungguh lancang, lihat serangan"

Ia segera menyerang Gin Liong dengan kalap. Melihatitu tenang2 saja Gin Liong mengangkat tangan dan berseru: "Tunggu dulu!"

Jika seorang ahli, tentulah Beng thancu segera akanmundur, Tetapi ternyata ia tak tahu bahwa gerakan tanganGin Liong itu telah menimbulkan gelombang halus daritenaga dahsyat yang hampir tak menerbitkan suara apa2.

Rupanya Beng thancu memang tak tahu. ia membentak:"Bagaimana ? Masih mau bertingkah apa lagi ?"

Dengan berdiri tenang, Gin Liong memberi hormat:"Kedudukanku adalah sebagai tetamu. Naga yang kuattakkan menindas ular kecil. Aku akan mengalah sampaitiga jurus."

Page 529: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata tanpa menunggu jawaban Beng thancu iaterus memberi hormat kepada Honghu Ing: "Kaucu, maaf,aku telah bertindak kurang sopan"

"Besar sekali mulutmu, engkau juga tak memandangmata kepadaku " seru Beng thancu.

Saat itu sekalian anak buah Thian-leng-kau jugakedengaran berisik sekali, Mereka merasa Gin Liongmemang terlalu sombong.

Tetapi Honghu Ing, Honghu Yan dan ayah-angkatnyasiorang tua baju kuning tahu akan keadaan pemuda itu.Mereka memberi anggukan kepala.

Honghu Ing berbangkit mengangkat kedua tangan danberseru lantang kepada sekalian anak buah Thian-leng-kau.

"Saudara sekalian ! Saling memuji kepandaianmerupakan suatu peristiwa yang lumrah di dunia persilatanKalian tak boleh membuat gaduh tetapi saksikan sajadengan tenang !"

Kemudian iapun berseru juga kepada Beng thancu:"Beng thancu, jangan merusak nama baik perkumpulankita, agar jangan sampai ditertawakan orang !"

Oleh karena Beng thancu itu seorang thancu dari Thian-leng-kau maka Honghu Ingpun terpaksa memberi anjuranbegitu walaupun dalam hati ia tak senang melihatkekasaran dari Beng thancu.

Tetapi Beng thancu telah salah tafsir, ia mengira ketuaThian-leng-kau benar2 menyuruh dia harus berjuangsungguh2, jangan lepaskan Gin Liong begitu saja, Makabesarlah nyalinya. Ia merasa telah mendapat dukungan dariHonghu Ing.

"Baiklah, kaucu," serunya.

Page 530: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata ia terus pasang kuda2 dan menyerang GinLiong, walaupun dalam ilmu pukulan Beng thancu belummencapai tingkat sempurna tetapi dikalangan anak buahThian leng-kau, dia termasuk tokoh yang menonjol. Dalamserangan itu ia menggunakan delapan bagian tenaga, Sudahtentu hebatnya bukan olah2.

Tetapi Gin Liong masih tetap santai dan mengulumsenyum.

Saat itu serangan Beng thancu tampaknya sudahmendekati selesai dan tiba2 Gin Liongpun berseru: "Juruskesatu !"

Sambil berkata ia terus menyelimpat dengan gerak yangcepat ke belakang Beng thamcu. Beng thancu terkejut ketikatiba2 lawan menghilang dari pandang-mata dan tahu2sudah berada di belakang nya. Dengan menggembor keras,ia gunakan jurus Koay- bong-hoan-siin atau Ular-aneh-membalik-tubuh, diserempaki dengan gerak pukulan darikedua tangannya dalam jurus Lui-yan-kiau-ka atau Guntur-kilat-saling-berhamburan. serangan jurus kedua itu jauhlebih cepat dari yang tadi.

"Jurus kedua !" seru Gin Liong seraya bergeliatan denganindah dan lincah.

Dua kali serangannya tak berhasil, membuat Bengthancu marah bukan kepalang, wajahnya yang hitam makinseperti pantat kuali, Dengan menggemeretukkan geraham iamembentak keras:

"Orang she Siau, engkau benar2 terlalu sombong !"

Setelah memperhatikan posisi Gin Liong, ia loncatseraya menghantam dengan jurus Bong-hou-Jut-ku atauharimau-buas-keluar-sarang. Menampar, mendorong,

Page 531: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

menyodok dan menabas. Gerakannya sudah takmenyerupai jurus2 ilmu silat lagi.

Melihat itu diam2 Gin Liong kerutkan dahi. Pikirnya,kalau ia mau balas menyerang, sudah tentu batok kepalalawan akan hancur, Cepat ia salurkan tenaga-dalam ketangan. Tetapi tiba2 ia teringat bahwa jurus ketiga dariserangan lawan belum selesai. Terpaksa ia tarik kembalipersiapannya dan tertawa geli sendiri.

Bahwa dalam menghadapi serangan kalap dari Bengthancu, Gin Liong masih enak2 saja, sekalian anak buahdan jago2 ko-jiu yang berada di se keliling tempat itu dapatmelihat jelas. Hatinya Beng thancu sendiri yang masih takmenyadari dan nekad melancarkan serangan dengan kalap.

Tiba2 terjadi suatu peristiwa yang menegangkan Saat ituangin pukulan Beng thancu sudah melebarkan ulungpakaian Gin Liong. Tangannya-pun hanya terpisah tiga incidari jalan darah anak-muda itu.

Ong Gi Tiong saking terkejutnya sampai berbangkitHonghu Ing sendiripun berobah wajahnya, Telapaktangannya sampai mengucurkan keringat dingin, Semuajago2 ko-jiu yang berada di kedua bangsalpun ada yangberteriak tertahan. Hanya Yok Lan seorang yang tetaptersenyum duduk ditempat nya, ia sudah faham akan geraklangkah sukonya.

Tiba2 puncak dari ketegangan itu meletus dikalaterdengar Beng thancu berteriak: "Maaf, Beng Kong inberlaku kurang adat!"

Serempak pada saat itu juga terdengar Gin Liongpunmenyahut: "Tak apa, kita anggap saja jurus ini jurus yangketiga !"

"Bum..."

Page 532: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Karena yakin akan dapat mengenai tubuh lawan makadengan sekuat tenaga Beng thancu terus gunakan keduatangannya untuk menampar dengan sekuat tenaga, Bum . . .. sederet pot bunga yang menghias samping kiri dari titianpaseban hancur berantakan. Beng thancu sendiri terhuyung-huyung jatuh dalam keping2 pot yang hancur itu, Ketikabangun, mukanya berlumuran darah dan tubuhnyamenggigil keras.

Melihat itu Gin Liong terkejut. Cepat2 ia menghampiri,mengangkatnya seraya meminta maaf, Tetapi sekonyong-konyong Beng thancu membentak keras dan ayunkan kakikanannya menendang.

Jarak keduanya amat dekat sekali sehingga tanpadisadari, Yok Lan serentak menjerit: "Liong koko..."

Gin Liong sendiri memang terkejut. Untung ia dapatberkelit ke samping lalu mendorongkan tangannya yangmemegang tubuh orang: "Eh, apa-apaan ini?"

"Bum..." bagaikan sebuah layang2 putus tali tubuh sihitam Beng thancu terlempar sampai beberapa tombak danjatuh ke tanah. ia muntah darah beberapa kali, tubuhmeregang-regang, jelas dia tentu menderita luka yang takringan. Melihat itu Gin Liong cepat loncat menghampiridan cepat melekatkan telapak tangan keperut orang untukmenyalurkan tenaga-dalamnya.

Tetapi rupanya keadaan Beng thancu sudah tak tertolonglagi, wajahnya hitam tampak pucat lesi, mata mendelik danmulut masih mengumur darah hitam yang sudahmengental.

Gin Liong menghela napas, Terpaksa ia berbangkit danmenghadap ke muka ruang meminta maaf kepada HonghuIng.

Page 533: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Honghu Ing merah mukanya, ia merasa bahwakesalahan terletak pada Beng thancu sendiri. Cepat iaberdiri dan membalas hormat seraya tertawa: "Ah, Siausiauhiap terlalu merendah diri, Beng thancu tak tahukekuatan diri sendiri Bagaimana harus mempersalahkanSiau sauhiap . . ."

Tiba2 enam sosok tubuh berhamburan menuju ke mukaruang paseban dan serempak berseru:

"Hamba sekalian mohon diperkenankan untuk memintabeberapa jurus pelajaran dari Siau sauhiap !"

"ilmu kepandaian Siau siauhiap memang hebat sekali,boleh dikata sudah mencapai tataran yang tinggi, jangankalian cari penyakit sendiri!" seru Honghu Ing.

Thancu kelima Lui-tian-pat-ciang, Ji thancu tampilselangkah, serunya : "Hanya dengan demikian barulah kamisekalian mendapat kesempatan untuk menambahpengalaman Mohon kaucu suka memberi ijin !"

Keenam thancu itu memandang Gin Liong dengangeram, juga berpuluh-puluh hiangcu kasak kusukmemperbincangkan Gin Liong.

"Tenang !" teriak Honghu Ing lalu berbangkit danmenghampiri keenam thancu itu.

"Adalah Beng thancu sendiri yang salah, apakah kaliantak melihat ? Apalagi yang dipertunjukkan Siau siauhiap itumasih belum seluruh kepandaiannya !" serunya.

Keenam thancu itu tundukkan kepala namun merekamasih membantah, menyatakan bahwa soal mati bagimereka itu soal kecil Tetapi mereka hendak menjagakeluhuran nama Thian-leng-kau agar jangan sampaidiremehkan orang. Apabila peristiwa Beng thancu itu

Page 534: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tersiar keluar, orang tentu akan menertawakan Thian-leng-kau."

Honghu Ing tertawa nyaring: "Dunia persilatan hanyamembicarakan tentang soal kekuatan dan kelemahan tetapiorang persilatan sendiri sesungguhnya harus menjunjungKebenaran dan Kesalehan, mengapa..."

Baru Honghu Ing berkata sampai disini, tiba2 terdengarsuara orang tertawa dingin.

Ketua Thian-leng-kau itu cepat berseru nyaring: "Hai,sahabat manakah yang tak dapat memahami penjelasankuitu ?"

"Kaucu memang berhati lapang tetapi karena orang telahdatang hendak menyelesaikan urusan darah, kiranya tentutakkan terhindar dari pertempuran".

Ternyata yang bicara itu adalah kelima imam dari Losan.

"Totiang, apakah maksud ucapan totiang itu" seruHonghu Ing dengan wajah bersungguh2.

Imam tertua dari Losan Ngo to, ialah yang bergelarPedang-darah, serentak berbangkit dan berseru tajam:"Sambutlah serangan ini !"

Ia taburkan pedang ke udara, sehingga menimbulkandesis angin yang tajam, kemudian berseru pula: "Budak,lihat pedangku !"

Gerakan imam itu diserempaki pula oleh ke empatkawannya. Mereka maju dan menyerang Gin Liong dariempat penjuru.

Gin Liong menengadah, bersuit nyaring lalu bergerakberlincahan dalam tata langkah Sing-hoau cek-kiong yangdigabung dengan gerak Liong-li-biau.

Page 535: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kelima pedang berhamburan laksana hujan mencurahtetapi Gin Liong tetap berlincahan menyusup di tengah2hujan sinar pedang itu.

Yang berada di paseban dan bangsawan, kecuali jago-2silat golongan ko-jiu juga terdapat para ahli pedang, Merekaheran dan kagum menyaksikan pertandingan itu. Merekakagum akan ilmu permainan pedang kelima imam tetapilebih kagum lagi akan gerakan Gin Liong yang luar biasaanehnya.

Sepeminum teh lamanya tiba2 gerakan Gin Liong makinpesat dan beberapa saat kemudian terdengar diamembentak: "Lepaskan !"

Tring, tring . . terdengar dering melengking dan kelimabatang pedang berhamburan melayang ke udara, Empatdari kelima imam itu menjerit ngeri.

Tampak Gin Liong mencengkeram pergelangan tanganimam Pedang-darah dan dengan wajah berseri tawa,berseru : "Aku hanya menyangka bahwa kalian berlimaimam ini mempunyai kepandaian yang hebat sekali.Kiranya hanya kawanan kantong nasi belaka !"

Sekalian ko-jiu dan anak buah Thian-leng-kautercengang2 menyaksikan peristiwa itu.

Melihat Pedang-darah dikuasai Gin Liong ke empatkawannya terus hendak menyerang, Tetapi cepat Gin Liongmemperkeras cengkeramannya dan membentak: "Siapayang berani maju cari mati?"

Tangan imam Pedang-darah seperti dijepit baja, sakitnyabukan kepalang, ia me-maki2 kalang kabut: "Budak, engkautak menggunakan ilmu kepandaian sesungguhnya, akutetap tak menyerah !"

Page 536: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Apa yang engkau maksudkan dengan ilmu kepandaianyang sesungguhnya itu ?" bentak Gin Liong.

"Engkau menggunakan ilmu Mengaburkan mata dangerakan langkah setan, sungguh bukan kepandaian dariseorang gagah !" seru keempat imam.

Marah Gin Liong bukan kepalang, jika tak bertindakkeras, ia tentu tak dapat menundukkan kelima imam itudemikian pula tak dapat menundukkan kelima imam itudemikian pula tak dapat pula merontokkan nyali sekaliananak buah Thian-leng-kau.

Akhirnya ia memutuskan untuk melaksanakan hal itukepada kelima imam.

"Baik, akan kuberimu kesempatan sekali lagi untukmenyaksikan ilmu kepandaian yang sesungguhnya," seruGin Liong seraya terus melesat memungut pedang kawananimam lalu melemparkan kepada pemiliknya, Setelah ituiapun mencabut pedang Oh-hek-kiam.

Melihat itu kelima imam mengira Gin Liong tentu akanmengajak bertanding pedang, Maka tanpa memperhatikanpedang apa yang dipegang sianak muda, mereka terusberhamburan mengambil pedang masing2.

Gin Liong tertawa dingin.

"Sebenarnya aku hendak mengajak kalian bertandingilmu pedang, tetapi kulihat kalian hanya kawanan kantongnasi dan pedang kalian hanya besi cor saja maka akuhendak merobah acara, lihatlah !"

Ia segera gunakan ujung pedang untuk membuat sebuahgaris lingkaran di tanah, kemudian loncat kedalamlingkaran itu dan tertawa:

Page 537: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hayo, siapa yang mampu masuk ke dalam garislingkaran ini atau dapat mendesak aku setengah tapak sajakeluar dari garis, aku orang she Siau, akan berjalan dengansetiap langkah soja (memberi hormat) ke arah Ke-kong-san.Tetapi kalau kalian tak mampu, hm . . ."

Baru Gin Liong mengucap begitu tiba2 dari ataspanggung melayang turun empat sosok bayangan. Salahseorang diantaranya, ketika masih melayang di udara,sudah berseru : "Toyu berlima, ijinkan kami Empat-iblisgunung Hong-san mewakili toyu untuk melampiaskanpenasaran toyu berlima !"

Empat orang lelaki pertengahan umur yang tulangmukanya menonjol dan bengis, tubuh gagah perkasa segeramengepung Gin Liong.

Gin Liong cepat dapat mengetahui bahwa ke empat iblisitu ahli dalam tenaga gwa-kang (luar), tetapi mengapamereka mau membantu kelima imam itu ?

Ternyata keempat iblis itu mempunyai perhitungansendiri, Mereka merasa sanggup untuk mendesak GinLiong keluar dari garis lingkaran.

Dihadapan jago-2 silat dan tiga belas propinsi, namamereka tentu akan termasyhur Andaikata tak berhasil,merekapun dapat meloloskan sendiri tak sampai kehilanganjiwa.

Karena melihat keuntungan itu, keempat iblis teruslancarkan serangan dengan pukulan: "Budak she Siau,terimalah pukulan kami !"

"Bagus !" seru Gin Liong geli dan marah, Tanpa bergeraktetapi cukup dengan melingkarkan tangan kirinya dalamgerak yang terdapat pada kaca wasiat ialah tangan kiri

Page 538: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mendorong tangan kanan menggurat, ia menyambutserangan mereka.

Terdengar angin menderu keras dan rubuhnya empatsosok tubuh ke tanah. Tidak terluka, juga tidak berdarahtetapi hanya menggeletak kaku di luar garis lingkaran.

Seketika gemparlah sekalian anak buah Thian-leng-kaudan para ko-jiu. Saat itu sesosok bayangan putih melesatdan melengking: "Liong koko, jangan . ."

Ternyata yang berseru itu Yok Lan, ia hendak mencegahGin Liong supaya jangan keliwat ganas tetapi terlambatKeempat iblis itu sudah menggeletak.

Gin Liong tak kira karena keempat orang itu begitu takberguna. setelah melepaskan pukulan baru ia menyesaltetapi sudah terlanjur,

"Mereka terlalu mendesak aku !" sahutnya, Yok Lanmasih menyesalinya, mengatakan bahwa mereka berdua takmempunyai dendam permusuhan dengan keempat iblis itu.

Dalam pada itu tiba2 kawanan imam Losan Ngo losambil menghunus pedang berpaling ke arah ruang pasebandan memaki Honghu,Ing:

"Katanya Thian-leng-kau hendak mengadakan pi-buuntuk pergantian jabatan tetapi ternyata diam2 telahmenyembunyikan jago sakti untuk membasmi jago2 dariketiga belas propinsi."

Ucapan kawanan imam itu telah membangkit jago yangduduk di deretan panggung sudah hendak bergerak.

"Totiang salah !" seru Honghu Ing dengan wajah serius.

"Kalau tidak begitu mengapa membiarkan saja budak itumelukai orang ditempat ini ?" teriak imam Pedang-darah.

Page 539: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kali ini anak buah Thian-leng-kau yang terbakarkemarahannya.

Melihat Honghu Ing terjepit dalam kesulitan segera GinLiong loncat kehadapan kelima imam itu dan berseru."Dalam urusan ini, Thian-leng kau tak ada sangkutpautnya, jangan kalian membuka mulut tak keruan !"

Melihat siasatnya untuk membangkitkan kemarahansekalian jago dan anak buah Thian leng-kau akan berhasil,imam Pedang-darah tak mau melepaskan. Dengan tertawamengejek, ia berseru : "Peristiwa ini terjadi dalam markasThian-leng-kau, bagaimana Thian leng kau tak tersangkut ?"

Kemudian dengan lagak sombong, ia berkata kepadaHonghu Ing, "Honghu kaucu, omongan budak she Siau ituapakah bukan meremehkan Thian-leng-kau ?"

Gin Liong benar2 marah sekali, ia bergerak tanganhendak menyambar imam Pedang-darah itu: "Imamkeparat, mengapa waktu cari perkara menantang aku,engkau tak tunduk pada perintah Thian-leng-kau ?"

Yok Lan cepat mencegah lalu berkata kepada kelimaimam itu: "Apakah lotiang berlima masih penasaran dalamadu kepandaian tadi ?"

Melihat dara cantik itu juga menyanggul pedang, imamPedang-darah segera getarkan pedangnya dan tertawamengejek: "Dengan membawa pedang, nona tentu jugaseorang jago pedang yang hebat."

Merah muka Yok Lan, ia mengangguk pelahan.

"Ah, ilmu pedang itu dalamnya sukar dilukiskan dansumbernya dari kalangan agama, Aku sih hanya tahusedikit kulitnya yang tak berharga, sudah tentu tak layakdisebut ahli pedang."

Page 540: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Imam Pedang-darah makin besar nyalinya, ia anggapYok Lan tentu seorang nona yang biasa saja dalam ilmupermainan pedang, ia mengejek.

Kalau tak mengerti ilmu pedang, perlu apa membawapedang dan gegabah berani buka mulut mengganggupembicaraanku ?"

"Bedebah, engkau berani menghina ?" bentak Gin Liong,Tetapi Yok Lan mencegahnya: "Liong koko, kembalilah ketempat dudukmu dulu !"

Dara itu memberi kedipan mata dan Gin Liongpunmenurut: "Hati-2" pesannya.

Setelah Gin Liong kembali keatas paseban barulah YokLan tersenyum mengeliarkan pandang mata kepada kelimaimam gunung Losan, serunya:

"Apabila totiang berlima berminat, aku bersedia untukmelayani sampai beberapa jurus dari serangan totiang . . "

Seketika siraplah suasana saat itu, sekalian orang terkejutmendengar kata2 dara itu.

Imam Pedang-darah Say Tun Yang, kepala dari Lo-sanNgo-to atau lima imam gunung Lo-san berseri2 gembira.serentak ia berpaling dan berseru kepada keempat sutenya:

"Sute, mundurlah kalian, aku . . "

"Totiang, tunggu dulu," cepat Yok Lan berseru. "jikabertempur satu lawan satu, hambar rasanya..."

Imam Pedang-darah terbeliak: "Nona maksudkan . ."

"Totiang berlima maju serempak, agar lebih meriah."cepat Yok Lan menukas pula.

"Kalau kita berlima maju, apakah engkau dapat menelanhabis ?" teriak salah seorang imam dalam nada yang cabul.

Page 541: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yok Lan merah-mukanya, tanpa banyak bicara lagi iaterus mencabut pedang Tanduk-naga seraya berseru:"Jangan menghina, sekalipun aku seorang anak perempuantetapi pedangku tak pernah mengenal kasihan !"

Kelima imam itu serempak terbeliak, Dan seluruhhadirinpun bersorak gempar menyaksikan seorang darayang cantik tengah mencekal sebatang pedang pusakabersinar merah, Diam2 timbullah keserakahan imamPedang-bayangan untuk memiliki pedang Tanduk Naga itu.

"Kalau kami berlima maju, apakah engkau maumenyerah ?" serunya.

"Jangan banyak bicara, silahkan maju !" bentak YokLan.

Imam Pedang-darahpun segera memberi isyarat kepadakeempat sutenya : "Maju serempak !"

Dia sendiripun segera taburkan pedangnya untukmenyerang.

Sejak menerima ilmu pelajaran pedang dari Hun Hosian-tiang, kemudian bersama Gin Liong mempelajari ilmupedang pada kaca wasiat itu, ilmu pedang Yok Lan telahmencapai tataran yang puncak, Kelima imam dari Lo-sanitu tak dianggap berat.

Tapi karena kuatir akan menimbulkan rasa tak puas darikedua saudara pemimpin Thian-leng kau, maka sejak tadiiapun tak mau unjuk diri. Maka ketika kelima imam itumaju menyerang iapun gunakan tata langkah Cek-kiong-poh (langkah istana Ungu), loncat mundur sampai dua tigameter.

Sudah tentu kelima imam itu tak tahu dan mengira nonaitu sudah ketakutan maka mereka pun berhamburan loncatmenerjang lagi.

Page 542: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Bagus !" seru Yok Lan seraya memutar pedang,Terdengar dering gemerincing dari senjata beradu, disusuldengan lengking teriak terkejut dan berhamburan sosok2tubuh loncat mundur, tiba2 tampak Yok Lan sudah berdiritegak mengulum senyum.

Ternyata yang loncat mundur itu adalah kelima imam,pedang mereka terbabat kutung semua hanya tinggalseparoh yang masih dicekalnya. Mereka terlongong2 sepertipatung.

Kembali terdengar sorak gempar dari sekalian hadirinmenyaksikan kesudahan pertempuran itu! Yok Lanmenundukkan kepala selaku membalas hormat kepadamereka.

"Nona Ki, lekas menyingkir !" se-konyong2 Honghu Ingketua Thian-leng-kau berseru nyaring.

"Imam bangsat, kalian berani curang !" Gin Liong punberteriak marah.

Dua sosok tubuh melayang turun seraya kebutkan lenganbajunya.

Yok Lanpun cepat gunakan tata langkah ceng-kiong-pohmelayang tiga tombak kebelakang.

Ternyata kelima imam itu karena marah dan malu,nekad menaburkan kutungan pedang ke arah Yok Lan.Habis menabur, mereka terus menerobos lari keluar darigunung.

Ternyata kedua sosok yang melayang di udara itu,Honghu Ing dan Gin Liong, keduanya menamparkanlengan baju untuk menghantam kutungan pedang.

Page 543: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Kemudian Gin Liong lanjutkan melayang jauh dan turunmenghadang jalan kelima imam makin ketakutan. Merekamati2an lari.

Gin Liong paling benci kepada orang yang menggunakansenjata rahasia untuk mencelakai orang, ia enjot tubuhnyalagi melayang melampaui kepala kelima imam itu.

"Liong-ko, biar aku yang menghajar kelima imam busukitu." seru Yok Lan.

"Tidak, Lan-moay, aku harus mempontang-pantingkanmereka sampai mati kehabisan tenaga." seru Gin Liongseraya menyerbu kelima imam.

Kelima imam itu benar2 tak berdaya, Mereka haruspontang panting menjaga serangan Gin Liong yangbergerak cepat laksana bayangan, Tak berapa lama kelimaimam itu ter-engah2 napasnya, basah kuyup mandikeringat. Rambut dan pakaiannya kusut tak keruan.

Memang Gin Liong sengaja mempermainkan mereka.Tak mau merubuhkan tapi menyerang gencar dan memaksaorang harus mengikuti berputar2.

Melihat itu akhirnya Yok Lan berseru memperingatkanbahwa hari sudah sore, harus lekas kembali kerumahpenginapan.

Gin Liong terkejut dan membenarkan. Sekali terdengardering tajam, Gin Liongpun berseru nyaring : "Imamhidung kerbau, terimalah sedikit tanda mata."

Sinar pedang memancar, sirap dan tampak Gin Liongberdiri tegak mengulum senyum. Kelima imam itu benar2seperti copot nyawanya. Rambut mereka yangmenggerumbul lebat saat itu hanya tinggal segenggamrambut pendek di tengah2 kepala.

Page 544: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Yok Lan tertawa geli : "Liong-ko, engkau memang . ."

Honghu Ing yang masih berdiri tegak dan menyaksikanperistiwa itu, diam2 cemas: "Siau siauhiap itu memang sukaberolok2 keliwat batas, kemungkinan kelima imam itu tentutakkan melupakan hinaan semacam itu."

"Orang she Siau, bagaimana engkau hendak menghukumaku ?" seru imam Pedang-darah dengan geram.

"Cukup sampai disini saja, kalian boleh lari membawagundul kepala kalian masing2" sahut Gin Liong.

Imam Pedang-bayangan menggeram.

"Baik, selama gunung masih menghijau, bengawanmasih mengair, ingatlah, Lo san Ngo-to pada suatu haripasti akan mencarimu lagi."

Habis berkata imam Pedang-darah itu segera mengajakkeempat sutenya pergi.

Sekalian tamu2 persilatan, setelah menyaksikanpermainan ilmu pedang Yok Lan dan gerakan Gin Liong,merekapun kuncup nyalinya dan diam2 segera tinggalkangelanggang, Pada saat Gin Liong selesai menghajar kelimaimam, tetamu2 itupun sudah bersih semua.

"Koko, pertandingan sudah selesai mengapa masihterlongong2 di gelanggang ?" tiba2 Honghu Yan menegursaudaranya.

Honghu Ing gelagapan dan segera mempersilahkan GinLiong dan Yok Lan minum teh dalam ruangan, Tetapi GinLiong menolak dan menghaturkan terima kasih.

"Ah, Siau-heng terlalu sungkan. Sesama kaum persilatan,sudah tentu kita harus bergaul seperti kawan. Aku merasaberterima kasih sekali apabila dapat dapat menyambut Siau-

Page 545: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

heng. Nona Lan..." tiba2 ia berhenti, wajahnya merahkarena tak tahu harus mengatakan apa-2.

Untung saat itu Honghu Yan segera datang dan menariktangan Yok Lan: "Lan moay-moay tentu sudah lapar, marikita nikmati hidangan sambil berbincang2"

Walaupun berkata kepada Yok Lan tetapi memandangkearah Gin Liong. Sudah tentu pemuda itu ter-sipu2menghaturkan terimakasih atas kebaikan Honghu Yan.Tetapi ia terpaksa harus lekas2 menuju ke rumahpenginapan karena mempunyai urusan penting.

"Ya lain hari kami tentu akan memenuhi undangan,taci." kata Yok Lan.

Tetapi rupanya Hongyu Yan tetap memaksa: "Ah,masakan begitu penting. Kalau hanya beberapa jenak saja,tentu takkan menjadi halangan, Masakan nanti di rumahpenginapan kalian tak dahar."

Honghu Ing juga menambahkan bahwa rumahpenginapan Liu-lim-tian itu tak berapa jauh. Dengan ilmulari cepat, kedua saudara itu tentu dapat mencapainya.

Tanpa menunggu jawaban Gin Liong, ketua Thian-leng-kau itu terus berpaling dan memberi perintah:"Pertandingan hari ini telah selesai. Para thancu dan semuaanak buah Thian-leng-kau harap bersiap untuk mengantartetamu kita."

Sambil memandang Gin Liong, Honghu Yan berbisik:"Engkau dengar itu ? Engkohku telah memerintahkansemua anak buah Thian-leng-kau untuk mengantarkeberangkatannya. Kemungkinan tentu upacara itumemakan waktu."

"Ah, sungguh . . membuat repot . . " Gin Liongtersenyum datar.

Page 546: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Honghu Yan tersenyum lalu menarik tangan Yok Lanmenuju keruang besar. Gin Liong-pun terpaksa mengikuti.Ruang besar itu dihias mewah sekali seperti sebuah gedungkediaman seorang pangeran.

Hidangan yang bermacam2 dan lesat, segeradihidangkan Semua orang yang berada dalam ruangserempak berbangkit ketika Honghu Yan,Yok Lan dan GinLiong masuk.

Honghu Ing mengumumkan bahwa sekalian anak buahThian-leng-kau boleh berpesta se-puasnya demi menyambutkedatangan kedua orang tetamu terhormat dan merayakanselesainya pertandingan adu kepandaian.

Pesta berlangsung dengan meriah dan gembira. Untukmenghaturkan terima kasih kepada Thian leng-kau, GinLiong berjanji apabila mereka memerlukan bantuantenaganya. dia pasti sanggup datang.

Selesai perjamuan Gin Liong dan Yok Lan minta diri,Dengan diantar oleh Honghu Ing dan Honghu Yan.keduanya melangkah keluar dari ruang, sepanjang jalanmenuju pintu markas, mereka melalui barisan kehormatanThian-leng-kau yang tegak berjajar dengan rapih.

Honghu Ing dan Honghu Yan sendiri mengantar sampaikeluar markas, Honghu Yan tampak berat hati untukmelepaskan kedua tamunya pergi, untunglah ia minta agarYok Lan setelah selesai dengan urusannya, kembali kemarkas Thian-leng-kau lagi. Pun Honghu Ing mendukungpermintaan adiknya itu dengan meminta Yok Lansungguh2 memerlukan datang kembali ke markas Thian-leng-kau karena adiknya, Honghu Yan tak mempunyai lainsaudara lagi.

Page 547: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Demikian setelah berbasa basi, akhirnya Gin Liong danYok Lan tinggalkan markas Thian-leng kau di gunungKong-kesan itu.

"Liong-ko, tampaknya Honghu Yan menaruh hatikepadamu." dalam perjalanan Yok Lan berkata.

"Ah, Lan-moay, menyapa engkau berkata begitu ?Apakah engkau masih kurang percaya kepada hatiku ?"tanya Gin Liong, "kalau hatiku bercabang, biarlah aku. ."

"Sudahlah..." cepat Yok Lan memutus dari ataskudanya, "sekarang sudah menjelang malam, entah kapankita baru dapat mengejar Liong-li locianpwe ? Ayo, cepatsedikit."

-ooo0dw0ooo-

Bab 10 (Tamat)

Berjumpa Ban Hong Liong-li

Gin Liong segera memacu kudanya, sepanjang jalanmereka tak bicara, seluruh perhatian tercurah untukmencongklangkan kudanya.

"Lan-moay. apakah disana itu ?" tiba2 Gin Liong menujujauh ke muka.

"Ah, mengapa ribut2 saja ?" sahut Yok Lan.

"Apa engkau tak melihat apa?"

"Tidak" sahut Yok Lan. Tiba2 nona itu meloncatkankudanya sampai tiga tombak tingginya dan memandangkemuka "hai, apakah bukan seutas aliran panjang warnamerah meluncur kemuka"

Page 548: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong juga loncat keatas pohon lalu berteriak girang:"Cepat, itu tentulah Liong Li locianpwe yang menempuhperjalanan pada malam hari."

Kemudian setelah loncat turun ke atas punggung kuda,ia segera mencongklangkan sekencang angin.

Dalam beberapa waktu kemudian kota Liu-lim sudahtampak, Tetapi kuda hitam itu tak menuju ke kotamelainkan ke timur laut kota Liu lim melintas hutan. Tetapiketika Gin Liong memandang kearah hutan itu, girangbukan kepalang. Cepat ia loncat turun dan terus lari menujukedalam hutan seraya berteriak tegang: "Cianpwe, cianpwebetapa Liong-ji menderita susah payah mencarimu."

Gin Liong terus menubruk haribaan Ban Hong Liong-liyang tengah duduk di sebuah persada makam yangmenggunduk besar.

Ban Hong Liong-li berlinang2 airmata, serunya terharu:"Liong-ji nak . ."

"Cianpwe . . " Gin Liong ter-isak2.

Saat itu Yok Lanpun datang dan terus memeluk BanHong Liong-li.

"Ah, kalian tentu menderita . . aku . ." Ban Hong Liongli tak dapat melanjutkan kata2. ia memeluk kedua anakmuda itu dan menangis.

Beberapa saat ketiga orang ini terbenam dalam keharuan,Setelah masing2 puas menumpahkan perasaan hatinyaselama ini, berkatalah Ban Hong Liong-li.

"Liong-ji, kaca wasiat yang engkau peroleh itumerupakan suatu pusaka yang tiada duanya dalam duniapersilatan. Sejak kini hidup mati. bangkit runtuhnya duniapersilatan terbeban di bahumu. Engkau harus belajar

Page 549: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

dengan tekun dan mengamalkan ilmumu itu demikepentingan dunia persilatan."

Diam2 Gin Liong terkejut dalam hati karena ternyataBan Hong Liong li tahu peristiwa itu.

"Murid tentu akan mengindahkan nasehat cianpwehanya saja . ." sampai disini Gin Liong tak dapatmelanjutkan kata2nya. Dalam perasaannya ia tak percayakalau Ban Hong Liong-li itu yang membunuh gurunya.

Tetapi sudah berpuluh ribu li ia menempuh perjalanan,bukankah tujuannya akan mengejar jejak Ban Hong Liong-li ? Bukankah ia hendak meminta penjelasan tentangperistiwa pembunuhan suhunya itu ?

Rupanya Yok Lan tahu apa yang hendak di katakan GinLiong, cepat ia berseru: "Liong-ko. lekas engkau tunjukkanbukti supaya cianpwe dapat memeriksa."

Gin Liong tersadar, serentak ia berkata.

"Cianpwe, adakah cianpwe mengetahui juga tentangperistiwa sedih yang telah menimpa suhu?"

Mendapat pertanyaan itu, seketika wajah Bang HongLiong li berobah pucat, Airmatanya bercucuran deras dandengan ter-isak2 ia berkata: "Aku . . ta . . hu . ."

Gin Liong terkejut. Diam2 ia membatin apakah wanitaitu yang membunuh suhunya. Segera ia mengeluarkanbadik Kim-wan-jak lalu dipersembahkan kehadapan BanHong Liong-li.

"Inilah . . senjata . . yang telah . . merenggut . . jiwa suhu. . " kata Gin Liong dengan ter-sendat2.

Melihat senjata itu pecahlah tangis Ban Hong Liong-li.Segera ia menyambar badik emas dari suku Biau itu,menengadahkan kepala dan berseru dengan pilu.

Page 550: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Wulanasa ! Wulanasa ! Apa artinya engkau hidup,engkau . . "

Melihat Ban Hong Liong-li menangis seperti anak kecil,Yok Lanpun ikut menangis. sedangkan dengan air matabercucuran Gin Liong masih dapat mengajukanpertanyaan: "Cianpwe apakah engkau tahu senjata itu ?"

Se-konyong2 Ban Hong Liong-li deliki mata danterlongong sampai lama, Setelah itu ia menunjuk padaempat huruf kecil pada batang badik itu.

"Wulanasa adalah nama kecilku." serunya.

Gin Liong makin tergetar serunya tak percaya: "Apakah .."

"Dengan membawa bukti badik itu engkau hendakmenuduh bahwa aku yang membunuh suhumu?" Ban HongLiong li menukas tiba2.

"Liong-ji . . tidak . . berani . . " sahut Gin Liong terbata2.

Wajah Ban Hong Liong-li makin marah, serunya geram:"Tidak berani . . ? Mengapa engkau tidak menyatakan"bukan" ? Begitu berjerih payah engkau mengejar aku,apakah maksudmu bukan karena hendak menunaikan balasuntuk si Hati batu Kiong Cu-hun itu ?"

Nada dan kata2 Ban Hong Liong-li penuh keteganganyang memuncak. Gin Liong sampai mundur dua langkahdan berseru: "Walaupun memiliki keberanian sebesarlangitpun, aku tentu tak berani menuduh begitu. Aku hanyahendak mohon keterangan kepada cianpwe."

Dengan nada masih mendendam kemarahan Ban HongLiong li berseru : "Baik, akan kuberimu sebuah keterangan!"

Page 551: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Habis berkata ia terus mencabut sebatang badik daripinggangnya. Sebuah badik emas yang sama bentuknyadengan badik yang dibawa Gin liong tadi, kemudian badikitu dilempar ke muka Gin Liong: "Sambutlah, periksa dulubadik ku ini, baru nanti kita bicara lagi !"

Gin Liong tak tahu apa yang harus dilakukan. Terpaksaia melakukan perintah. Setelah diperiksa dengan teliti jelasbadik itu sama benar dengan badik emas yang dibawanyatadi, Lalu ia menghadap pandang kearah Ban Hong Liong-li dan berkata dengan bingung : "Cianpwe."

"Masih belum jelas, bukan ? Ah . ." Ban Hong Liong-limenghela napas rawan, kemudian berpaling dan berkatakepada dua buah batu besar yang berada di sampingnya:"ceritanya panjang sekali, Duduklah, aku akan membuatkalian mengerti duduk perkaranya"

Gin Liong dan Yok Lan lalu duduk dikanan kiri BanHong Liong-li. Tampak wanita itu memandang jauh kecakrawala, baru mulai membuka mulut.

"Liong-ji, tahukah engkau apa arti dari huruf "Sian-no-kim-te" yang terukir pada batang badik emas itu ?"

Sahut Gin Liong. "Jika murid tak salah terka, huruf itumerupakan nama dan seorang gadis Biau."

Ban Hong Liongli mengangguk: "Benar, memang namaseorang gadis Biau, Dan gadis itu engkaupun pernahmelihatnya"

"Aku pernah melihat..." Gin Liong terkejut.

"Hm . ."

"Cianpwe . ."

"Dengarkan aku bicara lebih lanjut !" kata Ban HongLiongli lalu melanjutkan ceritanya.

Page 552: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Menurut adat istiadat suku kami Biau, pada waktumelahirkan anak baik perempuan atau lelaki, pada waktuselamatan hari yang ketiga, sanak famili dan handai taulan,tentu datang memberi selamat dan membawa barangbingkisan."

"Bingkisan apa ?" seru Yok Lan.

"Setiap orang harus membawa logam."

"Logam sebagai bingkisan?" Gin Liong terbelalak heran.

"Setiap orang Biau tentu memiliki sebatang golok. Golokitu sesungguhnya diperuntukkan barang bingkisan padasetiap hari ketiga bilamana ada yang melahirkan anak. Olehkarena itu yang keluarganya banyak, bingkisan logam yangditerimanyapun makin banyak, Golok yang dibuatnyapunmakin lebih tajam. Oleh karena itu golok Biau terkenaltajam sekali."

"Kedua batang golok ini apakah dengan cara itudibuatnya ?" tanya Gin Liong.

Ban Hong Liong-li mengangguk, kemudian melanjutkanpula:

"Kedua badik Kim-wan-jau ini. adalah dibuat dari beribukati logam bingkisan untukku dan gadis Biau yang bernamaSanukim. Oleh karena keluarga kami merupakan duakeluarga yang terkemuka dalam suku Biau. Hampir sepuluhtahun lamanya logam itu dibuat, sehingga setelah kamiberumur sepuluh tahun barulah dapat menerima golok itu.Dengan begitu, golok itu luar biasa tajamnya, jarangterdapat tandingannya didaerah Biau."

Berhenti sejenak menghela napas, Ban Hong Liong-limelanjutkan pula:

Page 553: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Kebetulan aku dan Sanukim lahir pada tahun, bulandan hari yang sama. upacara penerimaan golok dilakukandalam sebuah paseban. Semua hadirin memuji kami berduaseperti sepasang kakak beradik. Dalam upacara itu selainmengangkat saudara pun kami berdua saling bertukar goloksebagai tanda pengukuh !"

Serentak Gin Liong sadar, serunya: "Ah, jika demikian,Sanukim itulah yang membunuh suhu."

"Tetapi mengapa ia harus membunuh suhu?" Yok Lanmemberi tanggapan lain.

Ban Hong Liong-li kembali menghela napas panjang.sepasang matanya berlinang2 mengambang airmata,mulutnya berkata pelahan:

"Hmmm !"

"Cianpwe, Sanukim . "

Ban Hong Liong-li cepat mencegahnya bicara lalumelanjutkan penuturannya:

"Aku dan Sanukim sama berangkat dewasa danhubungan kami sudah seperti saudara kandung. karena iadari keluarga orang persilatan maka diapun mempelajariilmu silat. Sedang karena aku memiliki bakat dankecerdasan maka akupun memiliki ilmu silat juga, Entahsudah berapa puluh pemuda Biau yang putus asa dan patahhati terhadap kami berdua tetapi kami berdua memangsudah bertekad takkan menikah dengan pemuda Biau yangbiasa."

Sejenak berhenti, Ban Hong liong-li melanjutkan lagi:"Daerah Biau yang selama ini aman tenang, pada suatumasa telah dilanda oleh pergolakan. Pada waktu itumuncullah seorang pemuda suku Han, seorang berbakatcemerlang dan memiliki ilmu silat yang sukar diukur

Page 554: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

tingginya. Selama beberapa bulan, dia telah menggetarkandaerah Biau dan tak ada seorangpun yang mampumenandinginya."

"Cianpwe, apakah engkau dan Sanukim tidak munculuntuk menghadapi pemuda Han itu?" tiba2 Yok Lanmenukas.

Ban Hong Liong-li berobah cahaya mukanya denganberkata dengan geram: "Justeru pertempuran itulah yangmerusak . ."

"Cianpwe, apakah engkau kalah ?" seru Gin Liong.

"Tidak."

Ban Hong Liong-li gelengkan kepala: "Badik Kim-wan-jadari Sanukim dapat dipentalkan jatuh olehnya tetapi akudapat menghadapinya selama tiga hari tiga malam,walaupun sudah melangsungkan seribu jurus namun tetapbelum ada yang kalah dan menang !"

Yok Lan sangat tertarik sekali sehingga ia mendesak :"Lalu ?"

"Kemudian kita damai dan bahkan menjadi sahabat baik,Kita bertiga berkelana menikmati alam pemandangan yangindah di daerah Biau, berenang2 ditelaga, bernyanyi2 dibawah sinar rembulan, berlatih ilmu pedang sehingga tanpaterasa telah berjalan sampai berbulan2."

Tiba2 muka Yok Lan tersipu merah, serunya "Pergaulanantara pria dan wanita yang sedemikian akrabnya mungkinakan menimbulkan untaian tali asmara."

"Engkau benar, nak." Ban Hong Liong-li berseru rawan,"sang waktu memang dapat menumbuhkan asmara. Tanpadisadari aku dan Sanukim telah sama2 jatuh hati kepadapemuda suku Han itu"

Page 555: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ah, itupun mudah," tiba2 Gin Liong menyeletuk,"diakan dapat menentukan pilihannya."

Ban Hong Liong-li menghela napas dalam2, ujarnya:"Dia memang memilih. Setelah tahu bahwa kami berduamencintainya, ia lalu memutuskan memilih yang terbaikdaripada tiga-puluh enam cara ialah dengan diam2 ia telahtinggalkan daerah Biau, kembali ketanah Tionggoan lagi."

"Mengapa cianpwe tak menyusulnya ke Tionggoan danmenjelaskan kepadanya?" tanya Yok Lan.

"Ya," sahut Ban Hong Liong-li dengan tegang"kutinggalkan ibuku dan tanpa memberitahu kepadaSanukim, seorang diri aku menuju ke Tionggoan Akumenjelajah tiga belas propinsi, namun ia tetap menghilangseperti segunduk batu yang silam di tengah laut"

"Karena dia seorang persilatan, asal cianpwe menyelidikipada orang2 persilatan masakan tak dapat bertemu ?" kataGin Liong.

"Hm," dengus Bang Hong Liong-li, "setelah berjerihpayah mengembara di empat penjuru, perangaikupunbertambah keras, Aku suka marah2 dan suka pula melukaiorang, Terutama jago2 silat yang namanya jahat, entahberapa jumlahnya yang mati di tanganku, Tiga tahun akuberkelana dengan berlumuran darah . ."

Yok Lan menghela napas: "Tindakan cianpwe itu tentudidasarkan karena rasa geram dan kedua kali untukmemancing supaya pemuda itu keluar dari tempatpersembunyiannya."

"Tetapi adakah pemuda Han itu akhirnya mau keluar?"tanya Gin Liong.

Ban Hong liong Ii gelengkan kepala.

Page 556: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ia tak mau muncul." kata Ban Hong Liong-li, "dalampada itu Sanukimpun juga tahu tindakanku dan akhirnya iajuga mencari ke Tionggoan Dia melakukan pembunuhan didunia persilatan dan liciknya, ia tak mau menggunakannamanya sendiri melainkan memakai nama Ban HongLiong-li. Tak peduli tokoh aliran Hitam atau Putih,dibunuhnya semua. Dengan begitu jadilah Ban Hong Liongli seorang momok wanita yang dibenci dan ditakuti duniapersilatan."

"Ia tentu marah karena putus asa, ia melakukanpembunuhan itupun tentu hendak memancing pemuda itusupaya keluar dari tempat persembunyiannya" kata YokLan.

Tampak wajah Ban Hong Liong-li agak tenang danberkatalah dia dengan rawan: "Rupanya Allah menaruhkasihan juga atas jerih payahku, Akhirnya aku berhasilmenemukan tempat persembunyiannya."

"Omitohud " teriak Yok Lan girang, "apakah cianpwesudah menemukan dia ?"

"O, dimanakah ia bersembunyi ?" seru Gin Liong ikutgembira juga.

Dengan nada hambar berkatalah Ban Hong Liong-li: "Dikuil Leng-hun-si di puncak Hwe-sian-hong gunung Tiang-pek-san."

Serentak menggigillah Gin Liong. ia melonjak bangundan menjerit: "Cianpwe, pemuda Han itu . ."

"Giok-bin-su-seng Kiong Cu Hun." tukas Ban HongLiong-li, Gin Liong dan Yok Lan seperti di sambar petirdan terlongong2. Beberapa saat kemudian baru Ban HongLiong-li berkata:

Page 557: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Pemuda Giok-bin-su-seng yang dulu sudah berobahmenjadi Liau Ceng taysu, Bukankah nasib memang hendakmempermainkan orang."

Airmata Yok Lan bercucuran ia ikut merasakankesedihan hati Ban Hong Liong-li, tanyanya dengan nadarawan: "Pada waktu itu bagaimana suhu memberiketerangan ?"

"Bukan saja dia berkeras tetap hendak menjadi biarawanpun dia menganggap bahwa peristiwa yang lampau itusebagai suatu impian saja. Diapun menyesalkanperbuatanku main bunuh dalam dunia persilatan."

Gin Liong kerutkan alis, berkata : "Seharusnya cianpwememberi keterangan tentang tindakan Sanukim dan jugamenerangkan bahwa yang cianpwe bunuh itu hanialahorang2 jahat saja."

"Sudah tentu aku menjelaskan begitu tetapi dia tetap takpercaya." Ban Hong Liong-li gelengkan kepala.

"Aneh, mengapa suhu begitu keras kepala ?" gumam YokLan.

"Ah hal itu tak dapat mempersalahkan dia" kata BanHong Liong-li, "karena dia ketahui perangai Sanukim itulebih tenang dan alim dari aku. Begitu pula dia mendugabahwa aku dan Sanukim tentu sudah bersepakat untukmengadakan pembunuhan di Tionggoan itu."

Tiba2 Gin Liong teringat soal Ban Hong Liong-li telahdikurung dalam guha Kiu-kiok-tong, maka ia bertanya:"Kemudian bukankah suhu telah memenjarakan cianpwe diguha Kiu-kiok-tong selama lima tahun ?"

Ban Hong Liong-li gelengkan kepala.

Page 558: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Tidak, suhumu hanya menasehati aku supaya kembalike Biau-ciang, mensucikan diri untuk menebus dosa."

"Lalu siapakah yang mengurung cianpwe dalam guhaKiu-kiok-tong itu?" tanya Gin Liong pula.

Ban Hong Liong-li tertawa hambar.

"Aku sendiri."

"Cianpwe sendiri ?" Gin Liong terkejut.

"Demi untuk menyatakan kesungguhan hatiku dihadapan suhumu dan hud-cou, aku rela mengurung diriselama lima tahun sebagai penebus dosa. Dan akubersumpah bahwa selama lima tahun itu aku takkanmembunuh. Kupilih gua Kiu-kiok-tong agar suhumu datangkesitu untuk mencegah, kedua kalinya . ." berkata sampaidisitu Ban Hong Liong-li tersipu2 malu.

Tiba2 teringatlah Gin Liong bahwa pada ujung keluarguha itu dapat tembus kekuil Leng-hun si, tepat dibelakangkebun dari tempat tinggal suhu nya.

"Agar dapat bertemu dengan suhu, bukan ?" cepat GinLiong berkata.

Ban Hong Liong-li mengangguk : "Benar ! setiap malamaku menuju ke hutan siong memandang kearah tempattinggal suhumu. Bermula suhumu tak tahu. Tak pedulihujan angin ataupun turun salju, selama dua tahun, takpernah aku tak datang ke hutan siong itu. Pada suatumalam karena kurang hati2. begitu keluar dari guha, akutelah menginjak salju sampai pecah sehingga menimbulkansuara dan kepergok."

"Seharusnya suhu dapat menerima cianpwe." kata GinLiong dengan hati tergerak.

Page 559: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ah. mana begitu sederhana" Ban Hong Liong-li berkatatawar, "suhumu meluluskan aku setiap malam pada hari2yang bertanggal 3, 6, 9, boleh datang ke kamar tinggalnyasatu kali. Setiap kali datang, dia suruh aku berlutut dikakinya untuk mendengarkan ia membaca kitab Kim-kong-keng sampai tujuh kali sebagai doa mohon pengampunanatas dosaku. Setelah itu dia akan memberi pelajaran tentangpenerangan batin dan membimbing aku menuju kepintuBuddha."

Yok Lan menghela napas "Apakah kesudahannya hanyabegitu saja ?"

"Begitu saja, pun aku sudah puas" kata Ban Hong Liong-li dengan rawan, "dan hal itu berjalan sampai tiga tahuntetapi pada saat itu masa aku mengurung diri dalam guhaselama lima tahunpun sudah habis"

"Itulah sebabnya mengapa jago2 golongan Hitamberbondong2 datang hendak menuntut balas kepadacianpwe" seru Gin Liong.

"Mengapa selama lima tahun itu mereka tak maumencari cianpwe ?" Yok Lan menyelutuk.

Ban Hong Liong-li tertawa hambar:

"Selama lima tahun itu entah berapa puluh kali merekamencari aku tetapi telah dihalau pergi oleh suhumu.Dengan bengis, suhumu menandaskan bahwa selama limatahun aku mensucikan diri dalam guha itu. tiada seorangpersilatanpun yang diperbolehkan datang cari perkara,Mereka gentar akan kesaktian suhumu sehingga tak beranidatang."

Gin Liong pejamkan mata seperti merenungkan sesuatu.

"Liong-ji apa yang engkau pikirkan ?" tiba2 Ban HongLiong-li menegurnya.

Page 560: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong membuka mata dan memandang Ban HongLiong-li tapi sampai lama tak bicara.

"Ai, mengapa engkau tak bicara ?" seru Ban Hong Liong-li.

Sambil tundukkan kepala, Gin Liong menyahut enggan:"Kesimpulan dari keterangan cianpwe tadi memberi kesanbahwa cianpwelah yang membunuh suhuku."

Ban Hong Liong-li tertawa dingin:

"Ceritaku belum selesai, bagaimana engkau beranimengatakan begitu ?"

"Ya, cianpwe belum selesai bercerita, mengapa engkauterburu nafsu ?" Yok Lan ikut menyesali.

Merah wajah Gin Liong. Memandang ke cakrawala iaberkata tersipu2 : "Rembulan sudah condong ke baratkemungkinan malam sudah makin larut"

Ban Hong Liong-li tak menghiraukan dan melanjutkanceritanya.

"Dari muka guha muncul Ma Toa Kong dan kawan2,sedang dari belakang datang benggolan yang lebih besarlagi."

"Oh, siapa ?" Gin Liong terkejut.

Dalam kerut wajah yang sukar diterka sedih atau marah,Ban Hong Liong-li memandang badik Kim-wan-ja yangberada dimukanya dan berkata dengan nada gemetar:"Pemilik badik ini Sanukim."

Yok Lan terperanjat.

"Ketika mendengar aku masih hidup dan menjalaniderita mengurung diri dalam guha selama lima tahun, sikapKiong Cu Hun yang berkeras tak mau merobah

Page 561: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pendiriannya, maka timbullah kemarahannya. Diamendesak supaya aku mau diajaknya membunuh suhumu.Cobalah kalian pikir, bagaimana mungkin aku sampai hatiuntuk membunuh suhumu."

Darah Gin Liong bergolak keras sehingga badik yangdipegangnya itu ikut gemetar.

"Saat itu engkau, Liong-ji, sedang minum pemberiankupil Tok-liong-tan. Aku tak dapat meninggalkan tempat itudan harus melindungi engkau, Sanukim menerobos keluardari guha, Sejam kemudian ia kembali lagi keguha,menangis sampai matanya membenjul. Dia memberitahukepadaku bahwa dia . . telah membunuh . . . Cu Hun . . "sampai disini Ban Hong Liong-li tak dapat menahantangisnya. Yok Lanpun ikut menangis.

"Apakah suhu membiarkan saja dirinya ditusuk denganbadik itu ?" tiba2 Gin Liong bertanya.

Sambil bercucuran airmata, Ban Hong Liong li berkata:"Kebetulan saat itu tanggal sembilan belas hari dimana akuboleh bertemu dengan Kiong Cu Hun. Melihat yang datangSanukim, suhumu pun menggunakan cara seperti yangdilakukan terhadap diriku. Tetapi Sanukim takmengacuhkan bahkan menasehatkan supaya suhumumenanggalkan baju pertapaan dan kembali menjadi orangbiasa lagi, bersama2 kembali ke Biau-ciang untukmenikmati sisa hari tua. ."

"Ah, itu suatu perasaan yang wajar dari setiap wanita."kata Yok Lan.

"Suhumu seorang lelaki yang berhati teguh sudah tentudia tak mau menerima permintaannya ? Karena cinta,Sanukim membenci Karena benci timbullah rasa dendam.Menggunakan kesempatan disaat suhumu sedang pejamkan

Page 562: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

mata melantangkan doa mantra, Sanukim mencabut badikKim wan-ja dan menikamnya . ."

Sampai disini Ban Hong Liong-li tak dapat melanjutkankata2nya karena terbenam dalam tangis tersedu sedan. YokLan dan Gin Liong pun ikut menangis.

Sesaat kemudian Ban Hong Liong-li melanjutkan pula:

"Pada saat kudengar pengakuan Sanukim telahmembunuh suhumu, seketika meluaplah kemarahanku.Aku kalap dan tak ingat apalagi, ku-hantam dia denganpukulan Toa-lat-jiu-hwat sehingga kawan sepermainanku dimasa kecil dan Sanukim yang telah kuanggap sebagaiadikku sendiri tewas.."

Pada saat itu teringatlah Gin Liong akan mayat seorangwanita yang berada dalam guha, Kiranya dia Sanukim.

Pada saat itu Ban Hong Liong-li berkata pula dengannada haru:

"Nasibku memang malang. Sejak kecil aku takmempunyai ayah, Kekasih yang paling kucintai didalamdunia akhirnya binasa dibawah badik Kim-wan ja. Kawansatu2nyapun mati ditanganku. Apakah masih punya gairahuntuk hidup dalam masyarakat ramai ? untunglah aku telahmendapat banyak wejangan dan penerangan batin dari CuHun, bahwa segala apa itu memang sudah terlingkup dalamhukum Karma. Aku menyadari hal itu, Maka kuharapkalian . ."

Tiba2 Ban Hong Liong-li ayunkan badik Kim wan-jakkearah kepalanya sendiri.

"Hai..." Gin Liong dan Yok Lan menjerit kaget dancepat menyambar tangan Ban Hong Liong-li Tring . . badiktertampar jatuh tetapi tangan kiri telah menggenggam sutera

Page 563: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

warna hitam, mengusap airmata, wajahnya pucat dantegang.

"Cianpwe ! cianpwe ! Mengapa engkau berbuat begitu !"Yok Lan menjerit dan memeluk tubuh ibu gurunya.

Dengan airmata bercucuran, Ban Hong Liong limemandang sutera hitam di tangannya dan berkata dengantersendat2: "Tali pelenyap kesedihan hati, seumur hiduptiada pernah mengenyam ketenangan, peristiwa di dunia inilaksana air mengalir budi dan cinta bagai bunga gugur . ."

Setiap patah kata diucapkan dengan iringan air mata.

"Cianpwe, kini segala peristiwa telah terang, mengapacianpwe masih begitu berduka ?" kata Gin Liong.

Ban Hong Liong-li tertawa rawan:

"Suku Biau hanya percaya pada dukun. Walaupun akubelum dalam meresapi arti daripada pelajaran yang telahdiberikan suhumu selama beberapa tahun itu, tetapi sedikitbanyak aku telah mendapat kesadaran. Hidup itu tak lebihhanya impian hampa belaka, Aku sudah memutuskanuntuk mencukur rambut masuk menjadi rahib. Aku akanmengabdikan hidupku dalam dunia yang telah dibukakanoleh Budha, Aku hendak melangkah kejalan yang ditempuhsuhumu, mungkin kelak aku dapat . . . bertemu dia."

Gin Liong dan Yok Lan hanya mendengarkan denganpilu. Tetapi kedua anak muda itu menyadari dan merasakanbetapa penderitaan hati yang di alami Ban Hong Liong-li.Keputusan wanita yang berilmu tinggi itu, memangmerupakan jalan yang sudah menjadi arah hidupnya.

Sayup2 terdengar ayam berkokok. Hari sudah mulaimemancarkan penerangan. Ban Hong Liong-limembungkus benda hitam yang ternyata rambut kepalanya,lalu diberikan kepada Yok Lan dan Gin Liong.

Page 564: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Liong-ji, Lan-ji ! Suhumu memperlakukan kalianberdua seperti putera puterinya sendiri, walaupun aku takpernah melepas budi, tetapi perasaan hatiku kepada kalianberdua juga seperti suhu-mu."

Gin Liong dan Yok Lan serempak berlutut dihadapanBan Hong Liong li: "Budi cianpwe kepada murid berdua,laksana samudra dalamnya. Walaupun tubuh hancur,namun murid berdua tetap akan berusaha untuk membalasbudi cianpwe".

"Sepuluh tahun bersama suhumu, aku tak mempunyaipeninggalan apa2, segulung rambutku ini apabila nantikalian pulang ke Leng-hun-si supaya engkausembahyangkan di depan jenasah suhumu dan tanamlahdisamping Cu Hun. Anggaplah sebagai . . tanda . .perkenalan."

Selekas melemparkan gulungan rambut kepada GinLiong, Ban Hong Liong-li terus loncat ke udara dan berseruterisak2: "Liong-ji Lan-ji ingatlah baik2 pesanku."

Gin Liong dan Yok Lan terkejut. Keduanya mengejarseraya memangginya: "Cianpwe . ."

Tetapi Ban Hong Liong-li seorang pendekar wanita yangsakti Gerakannya luar biasa cepatnya. Hanya segulungsinar merah tampak melintas dalam keremangan fajar dantak lama sudah jauh sekali. Betapapun hendak mengejarnamun sia2 saja usaha Gin Liong dan Yok Lan.

Rupanya Ban Hong Liong-li iba juga melihatkesungguhan hati kedua anak muda itu. Di sebuah tanahdatar ia berhenti dan menghela napas.

"Di dunia tiada suatu perjamuan yang takkan berakhir.Kalian mempunyai jalan hidup sendiri dan akupun hendakmenuju ke tujuanku sendiri. Masing2 sudah mempunyai

Page 565: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

garis perjalanan hidup sendiri, Hanya kuharap kalian, dapatselalu mengingat peristiwaku dengan suhumu, agar dapatbertindak hati2, jangan sampai.."

Sebenarnya hati Ban Hong Liong-li sedang mengalamiledakan yang dahsyat tetapi dengan sekuat kemampuan iaberusaha menekannya. Kemudian sambil gelengkan kepala,ia dorongkan kedua tangannya.

"Aku tak dapat tinggal di dunia persilatan yang penuhderita batin." serunya seraya melayang sampai 7-8 tombakdan pada lain kejap lenyap dalam kabut gelap.

Kedua anak muda itu tegak ter-Iongong2 sampai lamasekali, Kuatir sukonya berduka, Yok Lan segera membukamulut: "Liong koko, locianpwe sudah pergi jauh."

Gin Liong seperti terjaga dari mimpi, ia menghela napas."Ah, tak kira kalau suhu seorang yang berhati keras begitu,Dia memutus asmara hati seperti memutus tali saja. Tetapidia tentu tak tahu bagaimana penderitaan Ban Hong Liong-li lo cianpwe, yang walaupun hidup tetapi lebih sengsaradaripada mati."

Yok Lan tak mau bicara berkepanjangan, ia segeramengajak sukonya untuk mencari tempat istirahat Merekamenuju ke penginapan Liu-lim tian, Hari masih pagi,jongos rumah penginapan menyambut keluar tetapi demimelihat kedua anak muda itu menyelip pedang, buru2 iamengatakan kalau tak ada kamar.

"Jangan takut, bung, pedang ini hanya untuk pelindungdiri dalam perjalanan." kata Gin Liong serayamengeluarkan sekeping uang perak dan diserahkan kepadajongos itu: "Lekas sediakan dua kamar, teh, hidangan pagidan makanan untuk kuda kami, Kalau kurang kutambahlagi."

Page 566: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Jongos itu silau melihat uang sekian banyak, Serta mertaia mempersilahkan kedua tetamunya masuk. Begitu masukkamar, Yok Lan terus tidur.

Tak berapa lama hari sudah pagi dan ramailah para tamubangun, Diantaranya terdengar orang berkata kepadakawannya. Dari nada suara orang itu. Gin Liong sepertisudah pernah kenal.

"Saudara2" seru orang itu. "kita harus lekas melanjutkanperjalanan ke Hoksan agar toako-ku jangan kepayahanmenunggu."

"Sam-tiangke" seru seorang yang nadanya melengkingseperti orang banci, jangan kuatir urusan itu kami jugaharus ikut campur, Menilik harta karun yang beradadipunggung kuda nya, tentu kami takkan melepaskannya."

Dari nada suaranya jelas mereka kawanan jago aliranhitam. Gin Liong tak menghiraukan karena menganggapmereka tentu hanya jago2 silat tak berarti.

"Sam tiangke" tiba2 suara orang banci itu melengkingpula, "lo toa kalian itu hendak merencanakan secara terangatau secara diam2."

"Jika sukar menggunakan cara terang, terpaksa kitamenggunakan jalan gelap." sahut orang yang ditanya.

Dalam berkata itu, orang tersebut telah berjalan melaluijendela kamar Gin Liong, Gin Liong mengintip dari celahjendela dan dua lelaki tinggi dan seorang pendek,menggendong buntalan warna kuning, rupanya buntelansenjata.

Mereka bertubuh kekar, mata berkilat2 tulang pelipisnyamenonjol dan berjalan dengan gagah. Gin Liong tak tahusiapa mereka. Kemudian yang paling akhir, tampak seoranglelaki berumur 40-an tahun, muka kurus, menyanggul

Page 567: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

sebatang go lok Gan-leng-to, Ciri satu2nya, sebelah kiridaun telinganya hilang.

Gin Liong seperti pernah melihat tetapi lupa di mana.

"Liong koko" tiba2 ia terkejut dan berpaling, TernyataYok Lan sudah berada dibelakangnya.

"Apa yang engkau lihat di luar itu sehingga engkau takmendengar kalau aku masuk ke kamar ini."

Agak merah muka Gin Liong. sahutnya: "Sekawananorang persilatan hendak melanjutkan perjalanan."

"Mengapa sampai begitu asyik sekali engkau melihatmereka ?" Yok Lan menggerutu, "Liong koko, sejakbertemu dengan Liong-li locianpwe, tampaknya engkauberduka. Kalau sampai mengganggu kesehatanmubukankah sayang ?"

"Ah, tidak . ." Gin Liong hanya dapat menjawabsekenanya.

"Hm, Liong koko, jangan engkau mengelabui aku. Cobalihat, kasur dan selimut tidak kumal, jelas engkau tidaktidur Hm, dalam beberapa bulan ini kulihat engkau taktenang tidur dan tak enak makan. seharusnya engkaubanyak beristirahat."

Tahu bahwa semuanya itu memang amat cintainya, GinLiong hanya menjawab: "Banyak pesanan Ban Hong Liong-li yang belum kita laksanakan. Sudah tentu aku gelisah,Apabila segalanya sudah selesai, pada waktu itukemungkinan aku akan mengikuti jejak suhu. ."

"Liong koko, jangan berkata begitu !" Yok Lan menjeritdan tutupkan jarinya ke mulut Gin Liong.

Page 568: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dalam keadaan begitu, tiba2 diluar kesadarannya GinLiong terus memeluk tubuh Yok Lan, Yok Lan punmenyerah. Dia menengadahkan muka, menanti.

Dalam detik2 seperti saat itu, lupalah sudah Gin Liongakan segala kesadaran, Gin Liong segera mereguk bibir YokLan, bagaikan seorang musafir yang kehausan

Lama sekali barulah Yok Lan berusaha untuk merontadan setelah melepaskan diri lalu melengking: "Huh, takmalu, Baru saja mengatakan hendak masuk menjadi paderi,tahu2 sudah menggigit bibirku !"

Gin Liong tak meladeni katanya: "Ah, lebih baik kitasegera melanjutkan perjalanan."

"Tetapi kemanakah kita hendak pergi ?" tanya Yok Lan.

"Karena tugas kita untuk mencari jejak pembunuh suhusudah selesai, lebih baik kita pulang untuk segera menguruspenguburan jenasah suhu dan sekali melaksanakan pesanLiong-li locianpwe." kata Gin Liong.

Begitulah mereka pulang ke gunung Tiang-pek-san,Tetapi ditengah jalan tiba Yok Lan mengingatkan GinLiong akan Tio Li Kun yang tentu mengharapkedatangannya di gunung Mo-thian-san.

"Teringat taci Li Kun dipanggil pulang, tentulah gunungMo-thian-san sedang menghadapi bahaya. Baiklah kitasinggah dulu kesana, koko", kata Yok Lan.

Gin Liong setuju, Tiba di gunung Mo thian-san, merekadisambut oleh barisan obor. Seekor kuda melesat keluardari mulut gunung, penunggangnya ternyata Siau-bun-TioTek Cun, orang keenam dari ketujuh saudara Tio.

Pertemuan itu sangat menggirangkan sekali Gin Liongdan Yok Lan segera diajak masuk ke-dalam markas.

Page 569: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ai, Liong-ji, kalian tentu letih, silahkan engkauberistirahat diruang perpustakaan dan nona Ki di kamartidur," kata nyonyah Tio tua setelah menerima danmenjamu kedatangan kedua anak muda itu.

Didalam ruang peristirahatannya, Gin Liong tidak tidurmelainkan duduk bersemedhi menyalurkan tenaga murni, iamendapat keterangan dari ibu angkatnya, nyonyah Tio tua,bahwa Patkoay atau Delapan manusia aneh, akanmenyerang gunung Mo thian-san.

Tetapi ternyata sampai tengah malam, tiada terdengarsuara apa2. Pada saat Gin Liong merasa heran, tiba2 daunpintu bergerak dan tahu2 sesosok tubuh hitam telahmenubruknya.

Gin Liong terkejut dan cepat hendak tutukkan keduajarinya ke perut penyerang itu, Tetapi orang itu tak maumenghindar melainkan merentang kedua tangan danberteriak: "Hm, apakah engkau benar2 hendak membunuhjiwaku !"

Gin Liong terkejut: "Ah, taci Kun, engkau mengejutkanaku !"

"Huh, masih bisa bilang begitu ?" si jelita Li Kunmenggumam, "bukankah aku hampir mati ditanganmu ?"

Gin Liong tersipu-sipu: "Tetapi mengapa engkau takmau bilang sehingga hampir saja aku berdosa ?"

"Mati ditanganmu, aku puas," kata Li Kun.

Betapapun Gin Liong seorang pemuda yang masihberdarah panas, Sudah tentu ia tergerak mendengar ucapansi jelita.

"Liong koko," kata Li Kun, "sejak berpisah denganengkau, aku selalu terkenang padamu, cobalah pikirkan,

Page 570: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

aku sudah . ." ia tak melanjutkan kata2nya melainkantundukkan kepala kedada Gin Liong,

Gin Liong tahu bahwa yang akan dikatakan si jelita itutentu buah dari hubungan mereka tempo hari.

"Taci Kun, apakah . . . . engkau sudah memberitahu halitu kepada mamah ?" tanya Gin Liong.

"Masakan aku berani bilang ? Kalau mau bilang, engkauyang wajib bilang."

"Tetapi bagaimana aku dapat membuka mulut ?" GinLiong tersipu-sipu merah mukanya.

"Kalau engkau malu, masakan aku tidak ?"

"Tetapi engkau dapat mengatakan kepada ke lima ensoh,karena kalian... Kalian sama2 kaum wanita, apalagihubungan di antara ipar sendiri..."

"Aku tak peduli," kata Li Kun, "pokok aku sudahmenjadi orangmu, terserah saja engkau hendakmengapakan diriku, Kalau tak dapat hidup bersama, lebihbaik aku mati !"

Berkata sampai disitu airmata Li Kun berderai2membasahi pipinya.

Gin Liong tergopoh menghiburnya: "Taci Kun mengapaengkau berkata begitu ? Aku bukan seorang lelaki yangrendah budi, Apalagi kita sudah . . . mempunyai . .hubungan darah, walaupun tak dapat hidup bersama tetapikita akan mati seliang, inilah janjiku"

"Liong . . " cepat Li Kun menukas, "ucapan mu itu akanmenjadi pedoman hidupku !"

Aku . . " belum selesai berkata tiba2 Gin Li ong terbeliak,mendorong Li Kun, meniup padam lampu dan berseru:"Hai, siapa itu-

Page 571: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Ia terus melesat keluar, loncat keatas genteng, Tetapiempat penjuru, tak tampak suatu apa.

"Apa yang engkau lihat?" tegur Li Kun yang menyusul.

"Orang" kata Gin Liong, "ilmu meringankan tubuhnyaluar biasa hebatnya."

"Benar ? Apa tak salah lihat ?"

"Tidak" sahut Gin Liong. "kulihat orang itu berkelebat diluar jendela."

Tiba2 rombongan anak buah yang dipimpin oleh isteriengkoh Li Kun-yang kelima muncul dan menanyakan GinLiong, Gin Liong agak sukar menjawab.

"Kita seperti melihat bayangan orang lewat di genteng,maka . . ." baru Li Kun menerangkan begitu, isteribersaudara Tio yang ke tiga sudah menyeletuk tertawa "Ih,kita ini mengganggu kalian yang sedang berdua.

Mereka berjumlah lima orang, isteri dari kelima saudaraTio. Yang lalu2 tertawa mendengar olok2 itu. Gin Liongdan Li Kun tersipu-sipu malu.

"Ah, mari kita pergi," kata yang seorang.

"Kita berlima bersembunyi ditempat gelap, tetapi sejaktadi kita tak melihat apa2," kata isteri persudaraan Tio yangtertua.

Akhirnya isteri jago Tio yang keempat tertawa: "Liong-te, harap engkau menemani adik Li Kun untuk mencaribayangan itu !" habis berkata kelima nyonya muda itusegera pergi.

"Ai, karena engkau, mereka sampai datang mengolok-olok kita," Li Kun menggerutu.

Page 572: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Taci Kun, apakah dalam markas juga diadakan ronda ?"tanya Gin Liong.

"Dalam markas hanya tinggal mamah seorang, yanglain2 engkoh dan ensoh semua berada di luar untukmenjaga kemungkinan Pat-koay menyerang."

Tiba2 Gin Liong teringat seseorang.

"Ki sumoay . . . ." serunya.

Li Kun tertawa: "Oh, aku tolol. Kiranya engkau sedangmemikirkan adik Lan, Mungkin dia masih tidur nyenyakdikamarnya, cobalah engkau jenguk."

"Aku hanya bertanya saja," kata Gin Liong seraya loncatturun, Li Kun tetap mengikuti dibelakangnya, Ketika GinLiong lewat di jendela dia masih membau hawa yangharum: "Taci Kun bayangan tadi tentu seorang wanita.Cobalah engkau rasakan baunya masih harum."

Li Kun juga membau keharuman itu, ia terkejut: "Benar,mungkin bau harum dari adik Lan."

Mereka berjalan terus dan tiba2 terdengar bunyiterompet, Li Kun mengatakan kalau terompet itu itusebagai pertandaan untuk mengumpulkan anak buah yangmelakukan penjagaan disekeliling gunung. Saat itu harimemang menjelang terang

Li Kun kembali ke tempatnya sendiri sedang GinLiongpun masuk lagi ke kamarnya, Tak berapa lamafajarpun tiba, Surya pagi mulai memancarkan sinar.

Tiba2 terdengar gemuruh derap kaki orang dan sesaatkemudian muncullah Tio Tek Cun dengan wajah tegang :"Liong-te, celaka!"

Gin Liong terkejut dan bergegas lari keluar: "Mengapa ?"

"Nona Ki telah pergi tanpa pamit!" seru Tek Cun.

Page 573: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Liok-ko, apa katamu ?" teriak Gin Liong sepertidisambar halilintar.

"Entah bagaimana nona Ki telah pergi dari gunung ini.Dia meninggalkan surat."

"Mana suratnya ?"

"Berada di tangan mamah."

"Apa bunyi surat itu ?"

"Sampulnya ditulis, diberikan kepadamu, maka tak adayang tahu apa isinya . . ."

Gin Liong cepat menyeret tangan Tek Gun. walaupunTek Cun tergolong jago yang menonjol diantara ketujuhsaudara Tio, tetapi ketika tangannya dicekal Gin Liong, iatak berdaya lagi, Gin Liong mengajaknya menuju kemarkas besar menemui nyonyah Tio tua.

Tampak nyonya Tio tua marah2: "Tentu kita semuaorang2 Mo-thian-san ini tidak melayani dengan baik2sehingga nona Ki pergi . . ."

Begitu melihat Gin Liong, nyonyah tua itu segeraberkata dengan nada tenang: "Liong-ji, Ki sumoay entahbagaimana . .."

"Mah, manakah surat yang ditinggalkannya ?" cepat GinLiong menukas.

Nyonyah Tio tuapun segera memberi sebuah sampul danburu2 Gin Liong membacanya:

Kepada Siau Gin Liong suko,

Mendoakan agar suko dapat hidup bahagia sampaidihari tua dengan taci Li Kun. setelah mempersembahkanhormat kepada suhu, aku akan mengikuti Liong-lilocianpwe. Tak usah menguatirkan diriku. Yok Lan.

Page 574: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong tampak gugup, Setelah menyimpan surat iasegera berkata kepada nyonyah Tio tua: "Mah, Ki sumoaypulang he Leng-hun-si, dan akupun mohon diri hendakmenyusulnya."

Habis berkata ia terus melesat keluar. sekalian orangterkejut melihat gerak gerik Gin Liong yang biasanya selalutenang, Tetapi tak ada orang yang mengetahui kecuali LiKun. ia mendekati mamahnya dan berbisik: "Mah, engkauharus mengambil keputusan."

Tiba2 muncullah Mo Lan Hwa kedalam markas, Sudahtentu sekalian orang menyambutnya dengan gembira, MoLan Hwa mengatakan telah berjumpa dengan Gin Liongtetapi ia tak tahu mengapa pemuda itu begitu tegang sekali."

"Nona Mo, aku hendak menyusul mereka, maukahengkau menemani aku ?"

"Sudah tentu mau," kata Mo Lan Hwa. "Aku juga ikut,mah," seru Li Kun. "Jangan, engkau jangan ikut,dikuatirkan nanti nona Ki . . .."

Tek Piu, saudara kelima dari gunung Mo-thian-san.serentak berseru: "Mah, jangan pergi. Aku sanggupmengundang mereka kemari. Kita tak ada yangmenialahinya, mengapa dia pergi tanpa pamit"

Memang Tek Piu itu kasar dan tolol tetapi jujur. Sekalianorang tertawa mendengar kata2nya.

"Tolol, jangan banyak bicara !" bentak nyonyah Tio tua.

"Tetapi akukan tak bicara salah ?" bantah Tek Piau.

"Semalam Pat-koay tak jadi datang, tentu ada sebabnya,Tetapi penjagaan markas harus tetap diperketat, Nona Mo,mari kita berangkat " kata nyonyah Tio tua pula.

Page 575: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

walaupun sudah tua tetapi kepandaiannya jauh lebihhebat dari kelima menantu perempuannya Mo LanHwapun mengikuti.

Pada hari ketiga mereka sudah tiba digunung Tiang-pek-san. Dari jauh sudah tampak puncak Hwe-sian-hong yangmenjulang tinggi.

Gin Liong lebih dulu sudah tiba di gunung dan terusbergegas mendaki kepuncak, Telinganya yang tajam segeradapat menangkap suara orang menangis, Tetapi ketika iamendekat gereja Leng-hun-si, suara tangis itu sirap, iaterkejut, Tak mungkin Yok Lan yang belum lama pergi,dapat mencapai gereja dalam waktu yang sedemikiancepatnya,

Cepat ia berlari menuju ketempat penyimpan jenasahgurunya. Di depan peti jenasah Lau Ceng taysu, ia melihatsesosok tubuh rebah tak berkutik, Ah, siapa lagi kalaubukan Ki Yok Lan,

Kedua mata dara itu memejam, masih terlihat bekasairmatanya yang belum kering. wajahnya pucat, mulutmengancing rapat, kaki tangan dingin seperti es. Dia tentupingsan,

"Sumoay ! Sumoay ! Mengapa engkau senekad itu ?"seru Gin Liong berisak2. Tetapi saat itu Yok Lan tak ingatapa2 1agi.

Karena berulang kali meneriaki tetap tak bangun, GinLiong memegang pergelangan tangan sumoaynya untukmemeriksa denyut nadinya, Lemah sekali, Gin Liong cepatmendudukkan tubuh sumoaynya, ia sendiri dudukdibelakangnya dan melekatkan telapak tangannya kepunggung Yok Lan, lalu mulai menyalurkan hawamurninya.

Page 576: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Tetapi ia tahu bahwa tubuh sumoaynya itu sejak kecilmemang lemah maka iapun tak berani terlalu kerasmenyalurkan hawa-murni. Dengan demikian sampaiberselang beberapa saat barulah tampak Yok Lan mulaidapat bernapas,

"Lan moay, Lan-moay . . ," Gin Liong berbisik di dekattelinga si dara. Tetapi Yok Lan tetap tak berkutik

Setengah jam kemudian barulah tampak dada Yok Lanberombak. Gin Liong gembira karena tahu bahwa detikyang krisis dari keadaan sumoaynya sudah lewat

Walaupun tenaga dalam Yok Lan tak sehebat Gin Liongtapi ia juga memiliki dasar tenaga dalam yang cukup baik,Maka setelah sadar, ia tahu kalau ada orang yangmenolongnya,

"Lan-moay hati2lah, gunakan hawa murni dalamtubuhmu untuk menyambut tenaga dalam dari telapaktanganku!" seru Gin Liong,

Airmata Yok Lan membanjir deras serunya tersendat" :"Liong . . suheng . . engkau . . mau apa . . kemari . ."

"Sudahlah nanti kita bicara lagi sekarang bersiaplahmenyambut saluran tenaga dalamku," Gin Liong cepatmenukas,

Tetapi Yok Lan gelengkan kepala dan menghela napaslalu pejamkan mata lagi, Tetapi Gin Liong tetap berusahauntuk menyalurkan tenaga-dalamnya,

"Ah, Liong suko, engkau ini . . "

"Jangan bergerak, lekas gerakkan hawa murni"

Yok Lan terkejut jelas Gin Liong nekad hendakmenyalurkan tenaga dalamnya. jika ia tetap takmenghiraukan kemungkinan keduanya tentu akan

Page 577: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

terjerumus kearah apa yang disebut Co-hwe-jip-mo atausaluran tenaga-dalam yang tersesat sehingga membuattubuh cacad selamanya,

Yok Lan terpaksa melakukan perintah, Tak berapa lamatubuhnya terasa hangat dan segar 1agi.

"Liong . . ah, suheng, terima kasih atas pertolonganmu,Kini bukan saja tenagaku sudah pulih tetapi bahkan malahbertambah kuat, pulanglah ke Mo-thian-san agar taci Kuntak bersedih hati "

Pucatlah wajah Gin Liong, katanya dengan teriba2 :"Lan-moay, apakah engkau tak tahu isi hatiku. Aku dengan. . taci Kun . . peristiwa itu diluar . . diluar . . "

"Tidak, kutahu, malam itu aku memang sudah tahu"

Merah wajah Gin Liong "Oh, engkau . ."

"Lepas dari benar tidaknya karena pengaruh obat dariDewi Mega, tapi kalian berdua memang merupakanpasangan yang serasi, Tak usah menyesal"

"Lan-moay, dalam peristiwa terkutuk itu. bagaimana akuharus meminta maaf kepadamu dan kepada mendiang suhu?"

"Liong suko, apakah taci Kun tak sembabat denganengkau ?"

"Lan-moay, kalau engkau dapat memaafkan, engkauharus . . " ,

"Setitikpun aku tak mendendam bahkan aku mendoakankebahagian kalian berdua"

"Lalu mengapa engkau pergi ?"

Page 578: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Karena kuatir taci Kun tak leluasa bertemu denganengkau " kata Yok Lan lalu berputar tubuh mengucurkanairmatanya dan berkata :

"Liong koko, pernikahanmu dengan taci Li Kun sudahjelas." katanya, "aku tak menyangkal bahwa memang akupernah mencintaimu tetapi sekarang sudah tak mungkinlagi, Harap engkau jangan memikirkan diriku lagi, Kini akusudah menyadari sepasang syair yang tergantung dalamruangan suhu : "Jika hendak meniadakan keresahan hati,haruslah menghilangkan ke-Aku-an masing2 mempunyaigaris hidup sendiri jangan iri pada orang, Kedua barisansyair itu tepat sekali, pergilah pergilah !"

Habis berkata Yok Lan terus lari masuk ke dalam biaraLeng hun-si.

"Lan-moay !" Gin Liong menjerit kaget melonjak bangundan terus mengejar

Tiba2 dari arah Leng-hun-si muncul dua sosokhayangan, Salah seorang segera berseru memanggil GinLiong,

"Mah !" Gin Liong segera mengenali suara itu sebagaisuara mamah angkatnya, nyonya Tio tua yang datangbersama Mo Lan Hwa.

"Mana nona Ki," tanya nyonyah Tio tua.

"Dia . . dia lari kedalam biara", habis berkata Gin Liongterus lanjutkan larinya, Terpaksa nyonya Tio tua dan MoLan Hwa mengikuti. Tetapi di dalam biara walaupun sudahdicari kemana2 Yok Lan tak tampak.

"Heran, kemanakah dia ?" seru Gin Liong,

Page 579: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Nyonyah Tio tua dan Mo Lan Hwa juga terkejutNyonyah Tio tua bertanya apakah yang telah terjadi padadiri Yok Lan.

Tanpa malu2 Gin Liong lalu menuturkan hubungannyadengan Yok Lan dan pesan dari mendiang suhunya agarkelak ia dan sumoaynya itu dapat terangkap sebagai suamiisteri,

"Lalu mengapa dia tampak putus asa dan marah ?" desaknyonyah Tio tua.

Karena didesak pertanyaan itu, apa boleh buat terpaksaGin Liong membuka rahasia hubungannya dengan Tio LiKun, Nyonyah Tio tua dan Mo Lan Hwa tertegun.

"Mah, dalam melakukan hubungan dengan taci Kun,aku benar2 terpengaruh oleh obat bius dari Dewi Megah,sehingga di luar kesadaran aku telah melakukan perbuatanyang tak senonoh kepada taci Kun, Untuk itu aku sanggupuntuk menerima hukuman apa saja yang hendak kalianjatuhkan kepada diriku." kata Gin Liong,

Nyonyah Tio tua tampak merenung, Sedang Mo LanHwa mengucurkan air mata, ia menangis dalam, hati,Harapannya untuk mendampingi Gin Liong, bagai awantertiup angin,

Tiba2 wajah nyonyah Tio tua tampak cerah katanya :"Liong-ji, janganlah engkau berduka untuk hal itu, Li Kuntelah memberitahu hal itu kepadaku juga. Bahwa sekarangdi antara kalian sudah menjadi suami istri, itu memangsudah menjadi akibat dari perbuatan kalian, Tidak hanyaengkau, tetapi anakku si Li Kun itupun bersalah. Dan yangpaling bersalah adalah si Dewi Mega yang telah melebarkanobat perangsang kepada kalian, Ku percaya bahwa apabiladalam keadaan sadar, engkau dan Li Kun tentu takkanbertindak begitu . ."

Page 580: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong terdiam.

"Setiap kesalahan harus kita perbaiki. Oleh karena hal itusudah menjadi kenyataan maka kita harus menerimanya.Engkau harus menikah dengan Li Kun demimenyelamatkan kepentingan bibit yang telah terkandungdalam perut Li Kun."

"Sudah tentu aku akan bertanggung jawab sepenuhnya,mah," Gin Liong memberi penegasan,

"Tetapi belum cukup begitu, Liong-ji," kata nyonyah TioTua pula, "engkaupun harus melaksanakan pesan suhumu.Dalam hal itu aku dan Li Kun telah mengambil keputusan,akan menyambut pernikahanmu dengan Yok Lan secaragembira. Biarlah Li Kun mendapat saudara perempuanyang dapat bersama2 mendampingi engkau . . "

"Mah . . " teriak Gin Liong terkejut.

"Dan masih ada keputusan lain, Liong-ji," kata nyonyahTio tua lebih lanjut, "bahwa kulihat hubunganmu dengannona Mo Lan Hwa sudah meningkat sedemikian rupasehingga kasihan apabila nona Mo sampai kecewa, Olehkarena itu. biarlah sekalian nona Mo menjadi isterimu agarkalian berempat dapat hidup dengan rukun dan bahagia . . "

"Mah !" kembali Gin Liong menjerit kaget, Tak pernahia menyangka bahwa nyonyah Tio tua dan Tio Li Kun akanmempunyai hati yang selapang itu.

"bukankah . . hai !" tiba2 nyonyah Tio tua menjeritkaget, Ternyata Mo Lan Hwa yang sejak tadi berada dibelakangnya tahu2 entah kapan sudah lenyap, "mana nonaMo Lan Hwa ?"

Gin Liong sejak tadi dicekam oleh perasaan terkejut yangmelandanya. Ucapan nyonyah Tio tua memang benar2 takpernah disangka2nya. Karena perhatiannya tercurah kearah

Page 581: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

itu maka iapun tak sempat lagi memperhatikan gerak gerikMo Lan Hwa yang berada di belakang mereka,

"Nona Mo , , !" tak kalah kejutnya ia menjerit kaget,memandang ke segenap penjuru tetapi tak melihatbayangan nona itu, Dia terus lari mengelilingi biara Leng-hun-si tetapipun sama saja. Bayangan nona itu hilangseperti di telan bumi,

"Bagaimana ?" tegur nyonyah Tio tua serayamenghampiri Gin Liong yang tampak tegak termenungdiluar biara,

"Dia menghilang seperti bayangan . . "

"Aneh." gumam nyonyah Tio tua, "mengapa nona YokLan dan nona Lan Hwat dapat melarikan diri sedemikiancepat ?"

"Adakah dalam biara ini terdapat suatu jalan rahasiayang menembus keluar?" tiba2 nyonyah Tio bertanya,

Gin Liong seperti disadarkan, Memang di belakangtaman tempat kediaman mendiang suhunya terdapatsebuah jalan rahasia yang dapat menembus ke tempat guhapersembunyian Ban Hong Liong li dulu. Adakah keduanona itu menggunakan jalan rahasia itu ?

"Tetapi Yok Lan memang mungkin karena tahu akanjalan rahasia itu. Lalu bagaimana dengan Mo Lan Hwa,bukankah dia tak tahu jalan itu ? Lalu bagaimana dia dapatmenghilang secara tak berbekas itu ?" Gin Liongmembantah pikirannya sendiri,

Akhirnya ia memutuskan untuk menyusur Yok Lan kejalan rahasia itu, Tetapi baru ia hendak bergerak tiba2muncullah Swat-san Sam-yu atau tokoh gunung Es, yakniKim-yan-tay atau Tabung-pipa mas Hok To Beng, Hong-tiau-siu si Kakek Gila dan Cui-sian-ong si Raja Pemabuk,

Page 582: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hai engkoh kecil" seru Hok To Beng ketika melihat GinLiong agak terkejut melihat kemunculan ketiga tokoh itu."mengapa engkau terkejut ?"

"Tak apa2, Hok-heng, hanya . . " agak tersekat GinLiong hendak berkata "adakah Hok-toako berjumpa dengantaci Lan Hwa ?"

"Sudah tentu" sahut Hok To Beng, "kedatangankukemari memang disuruh dia"

"Disuruh taci Lan Hwa ?" Gin Liong menegas kaget,

"Ya," sahut Hok To Beng seraya menyerahkan sebuahsampul surat kepada Gin Liong. Gin Liong cepat membukadan membacanya :

Adik Liong,

Rupanya adik Yok Lan memang benar, Terus terang akumemang mencintaimu tetapi kini aku sadar bahwa cinta itutidak boleh bersifat egois, jika engkau dapat melepaskanadik Lan yang telah dipesan mendiang suhumu, mengapatak dapat melepaskan diriku ? Bunga gugur mempunyai artitetapi air mengalir tiada tujuan artinya, Akupun harus tahudiri, Kudoakan engkau hidup bahagia dengan nona Li Kunsampai dihari tua.

Aku yang pernah singgah dalam kenangan hatimu:

Lan Hwa

Habis membaca pandang mata Gin Liong terasaberkunang2, kepalanva pening, Bumi yang di pijaknyaserasa ambroll. dia terhuyung2 hendak rubuh. untunglahHok To Beng cepat menyambarnya.

"Mengapa engkau, siauheng?" tegar jago tua itu.

Page 583: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Gin Liong ngelumpruk duduk di tanah dan menyerahkansurat kepada Hok To Leng, Setelah membaca tampak HokTo Leng kernyitkan alis.

"Mengapa ?" tegur Hong-tiau-soh.

"Celaka, sumoay kita terluka " seru Hok To Beng

"Siapa yang mencelakai ?" Hong-tiau-soh lalumemandang kearah Gin Liong dan menegur, "he apakahengkau yang telah mencelakai sumaoy-ku?

Habis berkata ia terus menghantam. Memang KakekGila itu terlalu aneh wataknya dan sayang sekali kepadaMo Lan Hwa. Mendengar sumoaynya terluka ia mendugatentulah Gin liong yang mencelakai. Maka tanpa banyakurus, ia terus menghantam.

Hok To Leng terkejut ia hendak mencegah tetapi takkeburu lagi. Bluk, dada Gin Liong termakan pukulan.Rupanya pemuda itu tak mau menangkis atau menghindardan seolah menyerahkan diri. ia terpental beberapa langkahlalu muntah darah.,,

"Gila" bentak Hok To Beng seraya loncat menolong GinLiong, "engkau memang kakek gila Mengapa engkaumemukulnya ?"

"Dia melukai sumoay "

"Siapa bilang ?" bentak Hok To Beng, "aku hanyamengatakan sumoay kita terluka tapi bukan terlukatubuhnya melainkan terluka hatinya.

"Ah . . " seru Hong-tiau-soh seraya bergopohmenghampiri Gin Liong, "maafkan aku, siau-heng."

"Hong jiko tak bersalah" kata Gin Liong, "memang akusudah tak ingin hidup di dunia lagi, Aku banyak berhutangdosa kepada orang sehingga membikin patah hati mereka."

Page 584: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Liong-ji !" tiba2 nyonyah Tio tua berseru, "janganengkau berkata begitu, Bagaimana pertanggung jawabmuterhadap Li Kun ?"

Tanpa menunggu penyebutan Gin Liong, nyonya TioTua membentak kepada Hong-tia-soh: "He kakek gila,kalau Liong-ji sampai kena apa2 jangan engkau tanya dosa,tentu aku akan mengadu jiwa dengan engkau."

Nyonyah Tio tua tahu bahwa Swat-san Sam-yu itutermasuk tokoh persilatan yang diagungkan kesaktiannya,Tetapi ia tak gentar.

"Aku tak mengerti duduk perkaranya" bantah Hong-tian-soh maka aku telah kesalahan tangan untuk itu aku sudahmeminta maaf dan bersedia untuk menolong jiwanya,Tetapi eh. mengapa engkau begitu garang sekali ?Andaikata aku tak merasa bersalah, kata2mu itu cukupmenjadi alasan untuk menggerakkan tanganku menghajarmulutmu yang lancang itu."

Karena sudah terlanjur berkata keras nyonya Tio tuapuntak mau mundur. Jawabnya: "Hm kudengar Swat-san Sam-yu diagungkan sebagai dewa persilatan Tetapi aku si nenektua Tio, takkan mundur menghadapi mereka . ."

"Ha, ha, nyonya tua, engkau hendak menantang aku ?"seru Hong-tian-soh.

"Aku tak menantang tetapi aku tak gentar apabila harusmempertahankan kehormatanku terhadap orang yangmenghina aku."

"Hong tiau-soh, maukah engkau menutup mulutmu"tiba2 Hok To Beng menyeletuk, Kemudian ia berkatakepada nyonya Tio tua: "Nyonyah Tio sebenarnyabagaimanakah hubunganmu dengan adik ini sehinggaengkau begitu mati2an hendak membela jiwanya ?"

Page 585: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Nyonya Tio tua menganggap kata2 Hok To Beng ituberalasan ia menerangkan bahwa Gin Liong itu anakangkatnya: "Di samping itu diapun calon suami anakkuperempuan . ."

"Hai..." tiba2 Cui-siang-ong si Dewa Pemabuk menjerit"dia calon menantumu ? Pantas, pantas sumoayku terlukahatinya. Kiranya dia sudah menjadi calon menantumu,hmm . ."

"Eh, apa hubungannya dia calon menantuku denganengkau ?" nyonya Tio tua marah juga.

"Sudah tentu mempunyai hubungan," sahut Cui-sian-ongtak kurang getasnya, "adalah karena dia engkau rebuthendak engkau jodohkan pada anak perempuanmu, makasumoayku sampai terluka hatinya, Jadi jelas engkaulahyang menjadi gara2 dari hancurnya hati sumoayku !"

"Apa katamu2 Aku merebut putera angkatku? Andaikata benar, apa pedulimu ?" sebenarnya nyonya Tio tuabermaksud juga hendak menjodohkan Mo Lan Hwa kepadaGin Liong tetapi demi mendengar kata2 yang kasar dariCui-sian-ong ia marah sekali.

"Jika begitu, engkau harus kuhajar !" seru Cui-sian-ongseraya maju menghampiri. Nyonya Tio tuapun bersiap-siap.

Tiba2 terdengar derap kuda lari mendatangi dan takberapa lama, muncullah enam penunggang kuda ke biaraLeng-hun-si. Dua orang penunggang kuda yang palingdepan, terdiri dari seorang pemuda cakap yang gagah, naikkuda hitam dan seorang pemudi cantik naik kuda putih,sementara empat orang dibelakangnya terdiri dari lelakisetengah tua.

Page 586: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Itulah Siau siauhiap, koko !" tiba2 gadis berkuda putihitu berseru seraya menunjuk kearah Gin Liong yang masihduduk pejamkan mata, wajahnya pucat.

Sepasang muda mudi dan keempat pengiringnyaserempak melayang turun dalam gerakan yang gesit danringan, kedua muda mudi itu langsung menghampiri ketempat Gin Liong.

Kemunculan rombongan penunggang kuda itu telahmenghentikan ketegangan diantara Cui-sian-ong dengannyonya Tio tua.

"Siau sauhiap, kenapa engkau ?" teriak pemuda cakap ituseraya lari menghampiri Gin Liong.

"Jangan memegangnya !" bentak Hong-tiau-soh dengandeliki mata, pemuda dan pemudi itu terkejut. Merekaberpaling memandang Hong-tiau soh dan menegurnya"Siapakah lo-tiangke ini ?"

"Pantasnya aku yang harus bertanya, mengapa malahditanya ?" Hong-tiau-soh menyindir.

"Apa yang hendak lo-tiangke tanyakan ?" pemuda iturupanya berperangai sabar.

"Siapa engkau dan mengapa engkau hendakmengganggu engkoh kecil itu ?" tanya Hong-tiau-soh.

"Dia adalah Siau Gin Liong sauhiap, kenalanku, Diasudah berjanji hendak singgah digunungku tetapi sampaisekian lama belum muncul kemudian kami mendapat beritabahwa dia sudah kembali ke biara Leng-hun-si disini. Makakamipun segera menjenguknya."

"Dimana gunungmu dan siapakah namamu ?" tanyaHong-tiau-soh.

Page 587: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Si gadis merah mukanya. ia tak puas melihat sikapHong-tiau-soh yang tak memandang mata kepada sipemuda. Tetapi untunglah pemuda itu mendahului berseru:"Aku tinggal di gunung Ke-kong- san . . .."

"Itulah markas Thian-leng-kau," cepat Hong-liau-sohmenukas. "apakah engkau orang Thian-leng-kau ? siapakahnamamu ?"

"Ya." pemuda itu mengiakan, "aku Honghu Ing danadikku Honghu Yan ini memang anggauta Thian-leng-kau .."

"Honghu Ing ?" tiba2 Hok To Beng yang sejak tadi takbicara, saat itu membuka mulut.

Pemuda itu mengiakan.

"Oh, tak kira kalau ketua Thian-Ieng-kau yang bernamaHonghu Ing itu ternyata masih begini muda" seru Hok ToBeng.

"Ah. lo-tiangke terlalu memuji " Honghu Ing merendah.

Memang Thian-leng-kau walaupun baru berdiri tetapinamanya sudah cukup dikenal orang, Honghu Ing danHonghu Yan termasyhur sebagai sepasang kakak beradikyang lihay.

Ketiga Swat-san Sam-yu dan nyonyah Tio tua terkejut,Mereka tak menyangka bahwa pimpinan Thian-leng-kauyang begitu termasyhur ternyata masih seorang pemuda danpemudi yang muda belia dan cakap.

Kemudian Honghu Yan balas bertanya, setelahmendengar bahwa ketiga lelaki tua itu ternyata Swat-sanSam Yu, iapun buru2 menghaturkan maaf, demikian jugakepada nyonyah Tio. setelah saling berkenalan, Honghu Ingmemberi hormat juga.

Page 588: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Hok cianpwe" kata Honghu Ing, "apakah yang telahterjadi pada Siau sauhiap ?"

Hok To Beng menjelaskan kesemuanya, Mendengar itukejut Honghu Ing bukan kepalang.

"Jika begitu, aku harus berusaha untuk menemukan nonaYok Lan lagi" kata Honghu Ing cemas.

"Aku ikut koko" seru Honghu Yan.

Berpikir sejenak, Honghu Ing berkata: "Jangan lebih baikengkau disini merawat Siau sauhiap yang terluka itu.Setelah itu ajaklah dia pulang ke Ke-kong-san"

Nyonyah Tio tua mendesah : "Soal diri Liong-ji,puteraku angkat itu, akulah yang wajib merawatnya. Akankubawa dia pulang ke gunung Mo thian-san."

Honghu Yan terkesiap dan memandang ke arahkokonya, Honghu Ing berkata: "Jika demikian setelahengkau beri pertolongan seperlunya, engkau bolehmengantarkan Siau sauhiap ke gunung Ke-kong-san"

"Ya, jika nona suka, silahkan mengunjungi gunungku,Anak perempuan. Li Kun tentu gembira sekali menerimakedatangan nona," kata nyonyah Tio tua.

Karena sikap nyonya Tio yang ramah, Hong hu Yanpunmau menerima undangan itu, Diam2 ia pun hendak melihatbagaimanakah gadis Li Kun itu dan apakah mempunyaihubungan dengan Gin Liong.

Setelah memasrahkan adiknya, Honghu Ing segeramengajak ke empat thancu pengiringnya tinggalkan tempatitu.

"Jika begitu. hayo kita cari sumoay" seru Hong-tiau-sohseraya melangkah pergi, Terpaksa Hok To Beng dan Cui-sian-ong mengikuti jejak mereka.

Page 589: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Setelah orang2 itu pergi. barulah nyonyah Tio tuamenghampiri Gin Liong, ujarnya : "Liong-ji, jangan engkaukelewat berduka, Aku akan mengatur urusanmu sehinggaberes, Takkan ada pihak yang rugi dan tersiksa hatinya."

Honghu Yan mendengarkan dengan penuh perhatian. Iaingin tahu hubungan Gin Liong dengan Tio Li Kun,Dengan tutur kata yang halus, ia minta keterangan kepadanyonyah Tio tua tentang keadaan Gin Liong.

Nyonya Tio tua menuturkan dengan terus terang apayang telah terjadi pada diri Gin Liong pada akhirpenuturannya ia menambahkan bahwa tiada keputusanyang lebih bijaksana daripada menjodohkan ketiga nona itukepada Gin Liong. Ketiga nona itupun tentu tak keberatanmengingat hubungan mereka sangat akrab seperti saudarasendiri.

Diam2 Honghu Yan hancur hatinya, Dengan keadaanitu, jelas ia tiada mempunyai harapan lagi untuk menjaditeman hidup Gin Liong, Namun ia memutuskan bahwa iaharus berani berkorban juga. Ia harus merawat pemuda itusampai sembuh baru nanti meninggalkannya denganmembawa hati yang hancur.

"Liong-ji" kata Nyonyah Tio tua. "mari kita pulang keMo-thian-san biar mamah dan saudara2 dapat merawatlukamu."

Gin Liong saat itu sudah tampak lebih baik keadaannya,ia menghela napas: "Mah, hatiku masih bingung. Ijinkanlahaku untuk beberapa hari beristirahat disini, Soal lukaku,kiranya tak menjadi soal. Harap mamah bersama nonaHonghu pulang dulu dan tolong sampaikan kepada taciKun supaya baik2 menjaga diri. ." dalam mengucap kata2terakhir itu, tampak mata Gin Liong berlinang2 dansuaranya tak lampias.

Page 590: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Dalam beberapa saat saja, Gin Liong sudah banyakberobah, jika tadi ia seorang pemuda yang penuh semangatdan gesit, saat itu sudah seperti orang yang kehilangansemangat hidupnya,

"Liong-ji, engkau harus percaya kepadaku" kata nyonyaTio tua pula. "aku tentu akan mengatur semua urusan itusampai menyenangkan hatimu"

"Terima kasih mah" kata Gin Liong dengan nada sukarditebak.

"Baiklah, Liong-ji" akhirnya nyonya Tio tua berkata,"aku akan mengajak nona Honghu pulang dulu. Tiga harikemudian apabila engkau belum pulang, akan kusuruhengkohmu datang menjemput kemari."

Setelah kedua wanita itu pergi, Gin Liong menghelanapas panjang, ia merasa telah kehilangan diri, kehilanganpegangan, ia mencintai Yok Lan tapi ia telah mempunyaikewajiban terhadap Li Kun. iapun tahu bahwa Mo LanHwa dan Honghu Yan juga menaruh hati kepadanya,Apabila ia menolak mereka tentu akan patah hati danmenderita batin. Namun kalau ia menerima, tak mungkin iadapat menerima semuanya.

Sampai lama ia duduk tepekur menyalurkan pernapasandan mengheningkan cipta. Entah berselang berapa lama,ketika membuka mata ternyata hari sudah larut malam.Seluruh penjuru gelap dan sunyi senyap.

Pelahan2 ia berbangkit menuju ke tempat ruangpenyimpan jenasah suhunya. Sebuah peti mati diletakkan ditengah ruangan, hanya dipasangi penerangan sebatang lilin.

Pelahan2 ia menghampiri ke muka peti dan berlutut, iapejamkan mata se-olah2 hendak berbicara dengan arwahsuhunya.

Page 591: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Suhu, murid bingung menghadapi persoalan hidupmurid," katanya dalam menyampaikan doa "mohon suhusuka memberi petunjuk kepada murid, agar murid dapatmelaksanakan semua pesan dan harapan suhu . ."

Namun sampai lama, tak pernah Gin Liong merasamenemukan jawaban, Tiba2 ia teringat akan pesan BanHong Liong-li untuk meletakkan gumpal rambutnya yangtelah dipotong disisi jenasah suhunya, Maka iapun segeramelakukannya.

Setelah selesai, pilihannyapun teringat akan Ban HongLiong li yang bernasib malang itu, ia heran mengapasuhunya begitu getas terhadap wanita.

"Ah . ." tiba2 ia tersentak dari lamunan, Ada sesuatudalam pertanyaan itu yang memancarkan sesuatu. Dansesuatu itu dirasakan sebagai jawaban dari suhunyaterhadap pertanyaan yang di sampaikan dalam doanya tadi.

"Ah, tentulah suhu seorang yang berbudi luhur. Dia tahukedua wanita itu sama2 mencintainya, jika ia menerimayang satu, yang lain tentu akan menderita. Maka lebih baikke-dua2nya tidak sama sekali maka suhu rela melepaskankeduniawian dan mensucikan diri sebagai seorang paderi. ."berkata Gin Liong seorang diri.

"Tetapi ah, mengapa tidak kedua wanita itu diperisterisemua ? Bukankah hal itu akan membahagiakan semuapihak ?" ia membantah pikirannya sendiri.

Gin Liong tak dapat menjawab pertanyaan itu. Namunia percaya bahwa suhunya itu seorang lelaki jantan yangberbuat luhur, bijaksana dan berhati welas asih. Tentu adasebabnya mengapa dia tak mau melakukan hal itu,Kemungkinan besar, dia hanya menginginkan satu tetapitak ingin menyakiti yang lain.

Page 592: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Ah, keadaan suhu terbalik dengan diriku, jika memangmereka mau menerima, akupun terpaksa harus menerimamereka demi membahagiakan mereka semua. Tetapiternyata Lan-moay rela berkorban. Dia ingin mengikutijejak suhu, Juga Mo Lan Hwa mengikuti langkah Lan-moay, Ah, jika gadis2 itu berani berkorban demikebahagianku, mengapa aku sebagai seorang lelaki takberani berkorban demi mereka ?" - jawaban itu makinmenonjol dan mengendap sebagai suatu keputusan

"Baik, aku akan mencari Lan-moay dan memberipenjelasan kepadanya, Tetapi jika dia tetap hendakmeninggalkan keduniawian akupun akan masuk menjadipaderi juga . . ." tiba2 ia hentikan pikirannya ketika teringatakan Li Kun yang telah mengandung bibit anaknya. jika iamengambil keputusan begitu, anak itu kelak akan menderitabatin seorang anak tanpa ayah.

"Ah . .. ." ia mengeluh "anak itu tak berdosa apa2,mengapa dia harus memikul kesalahanku?"

Setelah agak lama merenung, akhirnya ia mengambilkeputusan, Pertama, ia akan mencari Yok lan? Kalaubertemu ia akan memberi penjelasan. Apabila Yok Lanmenerima, segala apa akan berlangsung seperti yangdikatakan nyonya Tio tua. Tetapi kalau Yok Lan menolak,iapun akan masuk gereja menjadi pendeta.

Dan demikian pula apabila ia tak berhasil menemukansumoaynya itu. Demi menyelamatkan muka Li Kun, demikepentingan anak itu, ia harus kembali kepada Li Kun.Setelah anak itu lahir, barulah ia akan meninggalkanmereka dan mengasingkan diri jauh dari pergaulan umum.

"Ya, demikianlah keputusan yang harus ku ambil,"akhirnya ia segera tinggalkan gunung Tiang-pek-san untuk

Page 593: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

memulai pencariannya kepada Yok Lan." Tetapi duniabegitu luas, kemanakah ia harus mencarinya ?

Yok Lan sejak kecil sudah sebatang kara, tak mungkindia menuju ke tempat sanak keluarganya, Yok Lanpun takmempunyai sahabat kenalan diluaran. Satu-satunya tempatyang kemungkinan besar ditujunya ialah ke daerah Biaumencari Ban Hong Liong-li. Ya, ia akan menuju ke daerahBiau.

Ternyata dugaannya memang benar. Setelah susahpayah tiba didaerah Biau dan menyelidiki akhirnya ia dapatmenemukan tempat kediaman Ban Hong Liong-li disebuahpuncak bukit yang dikelilingi pemandangan alam yangpermai. Disitu terdapat sebuah biara disebut Bang-hongkwan. di ketuai oleh rahib Ban Hong sin-ni.

Pertemuan itu memberi kesan yang mengejutkan sekalipada Gin Liong, Tampak wajah Ban Hong Liong-li sayutapi tenang, Terutama sinar matanya terasa sejuk, Suatupertanda bahwa wanita itu sudah menemukan ketenanganhatinya dalam melewati sisa hidupnya.

"Oh, engkau Liong-ji" seru Ban Hong sin-ni dengantenang, "bukankah engkau hendak mencari Lan-ji ?"

"Benar. cianpwe" kata Gin Liong. "apakah Lan-moayberada disini ?"

Ban Hong sin-ni mengangguk.

Setelah menghaturkan terima kasih bahwa Yok Lansudah diterima oleh Ban Hong Liong-li, Gin Liongmeminta ijin untuk menemui Yok Lan.

Ban Hong sin-ni menghela napas: "Memang hanya yangmempunyai jodoh baru dapat diterima Hud, Lan-ji telahmenemukan dunianya, kehidupan dan kebahagiannyadisini . ."

Page 594: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Cianpwe " Gin Liong berteriak kaget "adakah . . adakahLan-moay sudah . . mengikuti jejak cianpwe ?"

"Anak itu memang keras sekali hatinya" kata Ban Hongsin-ni, "pada hari itu entah mengapa aku ingin ke Tiang-pek-san. Terus terang aku ingin melihat wajah suhumuyang terakhir kalinya sebelum aku memasuki kehidupansebagai seorang rahib."

Gin Liong menghela napas.

Tetapi di tengah jalan aku bertemu dengan gerombolanpenyamun yang telah menawan seorang gadis, Aku terkejutkarena gadis itu bukan lain adalah Yok Lan. Segera kuhajarkawanan penyamun itu dan kutolong Lan-ji. Lan jimengatakan bahwa ia hendak ke daerah Biau mencari aku.Sudah tentu aku terkejut dan meminta keterangan apa yangtelah terjadi pada dirinya.

Dengan terus terang ia menceritakan tentang kisahhidupnya bersama engkau dan memutuskan akan masukmenjadi rahib, Aku terkejut dan berusaha menasehatisupaya jangan ia meneruskan keinginannya.

Dari halus sampai kasar, tetap anak itu menolak, jika akutak mau menerimanya, ia akan mencari biara di laintempat. Akhirnya kululuskan juga permintaannya itu.Kubawanya pulang kemari dan pada hari itu juga ia telahmemotong rambutnya resmi menjadi rahib"

Kembali Gin Liong terkejut.

"Dimanakah Lan-moay saat ini ?" tanya Gin Liong.

"Lebih baik engkau jangan menemuinya, Liong-ji. Apaguna engkau bertemu jika pertemuan itu hanya akanmembawa kenangan yang pahit? Saat ini dia sedangmelakukan semedhi menutup diri di ruang semedhi. Diabaru akan keluar setelah mencapai penerangan batin, ia titip

Page 595: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

pesan kepadaku, janganlah engkau menemuinya lagi demiketenangan hatinya dan kebahagianmu, Liong-ji."

Gin Liong tak dapat berkata apa2 kecuali mengucurkanairmata: "Cianpwe, berilah petunjuk ke pada Gin Liong,bagaimana aku harus hidup?"

Tenang2 Ban Hong sin-ni menjawab: "Hiduplahmenurut kodrat hidupmu. Jangan paksakan dirimumelakukan hal yang bukan menjadi garis hidupmu.Kembali dan menikahlah dengan nona Li Kun, demikepentingan anakmu."

Gin Liong termenung2. Beberapa saat kemudian baru iaberkata: "Baiklah, cianpwe aku hendak melakukan petunjukitu. Tetapi tolong cianpwe sampaikan pada Lan-moay,bahwa setelah kewajibanku sebagai seorang suami dan ayahselesai aku tentu akan menyusul jejak Lan-moay . ."

"Liong-ji" cepat Ban Hong sin-ni berseru, Tetapi GinLiong setelah memberi hormat terus lari keluar.

Ban Hong sin-ni menghela napas: "Dunia memang suatuderita, Aku dan suhunya harus menderita sepanjang hidup,kini mereka berduapun akan menuju kearah itu juga, Entahberapa ratus ribu muda mudi yang akan tergelincir dalamlembah penderitaan itu . ."

Kembali ke gunung Mo-thian-san, ternyata Honghu Yansudah pulang. Gin Liong melaksanakan rencananya juga, iamenikah dengan si jelita Li Kun dan tinggal di gunung MoThian san.

Pada suatu hari Swat-san Sam-yu berkunjung ke gunungMo-thian-san. Ketiga tokoh itu menerangkan bahwasumoay mereka, Mo Lan Hwa, telah mensucikan dirisebagai seorang rahib.

Page 596: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

"Apakah toako bertiga akan menuntut balas kepadaku ?"tanya Gin Liong,

"Tidak, siau-hengte" kata Hok To Beng, "hal itu memangmenjadi kehendak sumoay sendiri, Begitu pula dia mintadengan sangat agar kami bertiga jangan melakukantindakan apa2 ketiga jangan melakukan tindakan apa2kepadamu. Semua kesalahan adalah tanggung jawabsumoay sendiri."

Gin Liong menghaturkan terima kasih, Setelahberistirahat beberapa waktu, Swat-san Sam Yu puntinggalkan gunung Mo-thian-san.

Beberapa bulan kemudian, Li Kun telah melahirkanseorang bayi laki2 yang diberi nama Hui Seng atau CahayaHidup.

Setelah anak itu genap berumur satu tahun, tiba2 seluruhpenghuni gunung Mo-thian-san gempar dan bingung. GinLiong telah lenyap dan hanya meninggalkan sepucuk suratuntuk nyonya Tio tua.

Isi surat mengatakan bahwa ia telah menyelesaikankewajibannya sebagai seorang suami dan seorang ayah,Sekarang dia hendak menunaikan kewajibannya terhadapdiri sendiri. ia akan mencari penerangan batin dantinggalkan kehidupan ramai. ia minta maaf kepada nyonyahTio tua, Li Kun dan puteranya.

Walaupun nyonyah Tio tua mengerahkan anak buahMo-thian-san dan beberapa puteranya, untuk mencari jejakGin Liong namun sia2 saja.

Gin Liong seperti hilang lenyap ditelan bumi. Beberapatahun kemudian, dunia persilatan mulai ramaimembicarakan tentang diri seorang paderi muda yangmemiliki ilmu silat tinggi.

Page 597: PedangTandukNaga Dewi KZ TAMAT

Paderi muda itu sering muncul dan setiapkemunculannya tentu menimbulkan kegemparan Jagogolongan hitam yang jahat, banyak yang cacad kehilanganilmu kepandaiannya sedemikian besar perbawa dari paderianeh itu, hingga orang persilatan gentar.

Tunas2 muda yang menjadi harapan para cianpwepersilatan, karena soal asmara telah tenggelam dalam lautkesunyian. Namun mereka masih memancarkan pengaruhuntuk menjaga kelangsungan dan ketenangan duniapersilatan.

^o^T A M A T^o^