slide baru ka dewi

25
Dewi Destiarini 2006730111 Pembimbing : dr. Heka Mayasari, Sp.A Efficacy of Intermediate- Dose Oral Erythromycin on Very Low Birth Weight Infants With Feeding Intolerance Yan-Yan Ng a, Pen-Hua Su a,b, Jia-Yuh Chen a,b,*, Yeak-Wun Quek a, Jui-Ming Hu a,c, Inn-Chi Lee a, Hong-Shen Lee b,d, Hua-Pin Chang c,e

Upload: retnosfadhillah

Post on 19-Nov-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal reading by cici

TRANSCRIPT

Diapositiva 1

Dewi Destiarini2006730111

Pembimbing : dr. Heka Mayasari, Sp.A Efficacy of Intermediate-Dose Oral Erythromycin on Very Low Birth Weight Infants With Feeding IntoleranceYan-Yan Ng a, Pen-Hua Su a,b, Jia-Yuh Chen a,b,*, Yeak-Wun Quek a,Jui-Ming Hu a,c, Inn-Chi Lee a, Hong-Shen Lee b,d, Hua-Pin Chang c,e

Abstrak

Pendahuluan Bayi premature dengan berat lahir sangat rendah sering mengalami gangguan intoleransi makan.Pemberian makan secara penuh dengan total asupan cairan 150 mg/kg/hari sangat sulit dicapai. Asupan kalori yg inadekuat dpt menyebabkan postnatal growth restriction dan mempermudah timbulnya komplikasi dari pemberian nutrisi parenteral.

Sblmnya metoklopramid atau domperidone tlh digunakan untuk intoleransi makan pada bayi premature. Namun karena efek sampingnya seperti gangguan ekstrapiramidal membuat obat ini tak lagi menjadi pilihan Meskipun mekanisme sebagai agen prokinetiknya belum diketahui secara pasti, namun banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa pemberian eritromisin dapat membantu mengatasi masalah makan pada bayi BBLSR

Namun untuk ketepatan dosis,cara pemberian dan frekuensi pemberian eritromisin sebagai agen prokinetik untuk problem feeding masih belum diketahui secara pasti, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas dan keamanan dosis intermediet eritromisin per oral untuk mengatasi masalah makan pada bayi BBLSR

Metode dan Sampel PenelitianKriteria inklusi Kriteria eksklusi Usia kehamilan < 32 mingguBerat badan lahir < 1500 gTelah menerima 50% dari cairan yang diberikan sebelumnya atau >30% dari pemberian mkn sebelumnya)Adanya distensi abdominal dan nyeri pada pemeriksaan fisikAdanya darah pada feses

Analisis statistic Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode chi square untuk membandingkan perbedaan kedua variable pada kedua kelompok penelitian. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 15.

3 sampel dikeluarkan karena efek samping dari obat2 bayi meninggal1 bayi positif dengan Streptococus mitisKelompok kontrol 26 PasienKelompok eritromisin25 Pasien

51 pasien

Hasil Distribusi kriteria sample penelitian

12

Pembahasan Belum matangnya fungsi motilitas gastrointestinal pada bayi premature sering membutuhkan beberapa hari atau bahkan minggu untuk diatasilamanya pemberian nutrisi parenteral pada bayi premature meningkatkan resiko terjadinya kolestatis jaundice, liver impairment, rickets prematurity, septicemia akibat kateter dan postnatal growth restriction pada bayi tersebut.

Lanjutan Penanganan intoleransi makan pada bayi premature yang sering digunakan seperti menunda pemberian makan, mengurangi jumlah asupan susu dan mengkombinasi cairan enteral. Tapi cara ini kurang efektif dan kurang aman untuk mengatasi problem feeding pada bayi premature.

Cisapride telah banyak digunakan pada tahun 1980 dan awal tahun 1990 karna efek gastroprokinetiknya tetapi telah ditarik dari pasaran pada tahun 2000 karna menyebabkan efek samping seperti prolong QT interval, aritmia ventrikuler dan torsade de pointer. Sebuah penelitian dubin at all menunjukkan bahwa penggunaan cisapride dapat meningkatkan resiko prolong QT interval dan aritmia pd bayi premature.

Lanjutan Metoklopramide yang merupakan sebuah antagonis reseptor dopamine secara efektif dapat meningkatkan motilitas gastrointestinal dengan meningkatkan tekanan pada spingter esophagus distal yg meningkatkan peristaltic esophagus dan memperpendek waktu pengosongan lambung tetapi metoklopramide dapat menimbulkan efek samping ekstrapiramidal seperti akut distonia dan iritabel.

Domperidone yg bekerja pada kemoreseptor trigger zone dan berefek thdp gerakan lambung dan usus halus. Tidak seperti metoklopramide, domperidone tdk mampu menembus sawar darah otak sehingga tidak menimbulkan efek pada system saraf pusat. Sayangnya pada bayi premature, sawar darah otaknya masih lemah sehingga bisa saja menimbulkan reaksi neorologis seperti kasus aritmia berat pada pemberian domperidone dan (prolong QT interval), jadi pemberian domperidone pada bayi harus dipertimbangkan secara matang.

Lanjutan .Karena permasalahan diatas, banyak orang meneliti untuk menemukan agent prokinetik baru yang aman serta efektif digunakan pada bayi prematur. Efek prokinetik dari eritromisin tlh diteliti selama 20 tahun. Eritromisin bekerja sebagai motilin reseptor agonis yg berefek terhadap usus dan kandung empedu. Eritromisin menstimulasi saraf system pencernaan dan otot polos, meningkatkan motilitas antral dan mentriger gerakan motor kompleks pd bayi baru lahir.

Lanjutan ..Tetapi penelitian Oei et al menunjukkan bahwa eritromisin dosisi rendah (2,5 mg/kg setiap 6 jam) menunjukkan bahwa eritromisin efektif dlm membantu pemberian nutrisi enteral.Penelitian ali dkk menunjukkan bahwa pemberian eritromisin dosis rendah (1mg/kg/8 jam) terbukti dpt mempercepat proses full enteral feeding, mengurangi kejadian retensi dan mempersingkat durasi nutrisi parenteralTdk ditemukan efek samping pd beberapa penelitian membuat eritromisin aman untuk mengatasi masalah makan pada bayi prematur

Beberapa hasil penelitian diatas sejalan dengan hasil penelitian pada jurnal ini, dan dengan dosis 5mg/kg/6 jam secara oral eritomisin dapat digunakan untuk terapi masalah makan pada bayi prematur dengan BBLSR tanpa efek samping yang bermakna.

Kesimpulan Dari hasil penelitian dpt disimpulkan penelitian eritromisin secara oral dgn dosis 5 mg/kgbb/6 jam dpt menjadi pilihan terapi yg adekuat, aman dan efektif utk mengatsi problem feeding pada bayi berat lahir sangat rendah. Sedikitnya jumlah sampel mungkin tdk merepresentasikan populasi sehingga perlunya penelitian lbh lanjut dengan jumlah sampel yg lbh besar sehingga hasilnya dpt digeneralisasikan ke populasi dlm jumlah besar.