muhamad feri samsul falah (140341603411)

Upload: eri-zawa

Post on 21-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    1/9

    PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK

    UNTUK BETERNAK CACING

    MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

    Bahasa Indonesia Keilmuan

    yang dibina oleh Ibu Frida Siswiyanti

    Oleh:

    Muhamad Feri Samsul Falah

    140341603411

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    Desember, 2014

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    2/9

    PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK

    UNTUK BETERNAK CACING

    Oleh:

    Muhamad Feri Samsul Falah

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sampah merupakan sisa dari suatu produksi yang tidak dimanfaatkan lagi.

    Menurut sumbernya sampah dibedakan menjadi 3 yaitu sampah hasil kegiatan

    rumah tangga domestic refuse, dari kegiatan perdagangan comercial refuse, dan

    dari kegiatan perindustrian industrial refuse (Bahar, 1986).

    Domestic refusemerupakan sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudahtidak terpakai lagi dalam rumah tangga, sisa pengolahan makanan, macam-macam

    kertas, kaleng dan lain-lain. Sedangkan comercial refuseadalah sampah yang

    berasal dari tempat-tempat perdagangan seperti pasar, supermarket, pusat

    pertokoan, warung dan tempat jual beli lainnya. Biasanya sampah perdagangan ini

    terdiri dari berbagai jenis, seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastik, daun

    pembungkus, bagian komoditi yang tidak dapat dimanfaatkan, peralatan rusak,

    dan lain-lain.

    Industrial refusemerupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri,

    jumlah dan jenisnya sangat tergantung dari jumlah dan jenis dari bahan yang

    diolah oleh perusahaan perindustrian. Suatu perindustrian biasanya membuang

    limbah hasil produksi ke lingkungan sekitar industri tersebut, sehingga sering

    mencemari lingkungan di sekitarnya. Sampai sekarang pembuangan sampah dan

    limbah industri masih belum dapat diatur dengan baik, sehingga merupan sampah

    yang paling banyak menimbulkan pencemaran lingkungan (Bahar, 1986).

    Secara umum sampah dibedakan atas dua golongan, yaitu sampah mudah

    terurai degradable refusedan sulit terurai nondegradable refuse.Degradable

    refusemerupakan jenis sampah yang mudah terurai dengan proses alami, baik

    melalui proses fisik, kimiawi, maupun biologis. Biasanya sampah golongan ini

    berasal dari bahan-bahan organik, seperti sampah sayuran dan buah-buahan, sisa

    makanan, dan lain-lain. Nondegradable refuse adalah jenis sampah yang sulit

    terurai secara alami baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis. Sampah jenis ini

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    3/9

    biasanya berasal dari bahan anorganik, bahan sintesis dan bahan keras lainnya

    seperti kaca, plastik, dan keramik.

    Penanganan yang kurang baik terhadap sampah-sampah ini menimbulkan

    banyak masalah, diantaranya akan merusak nilai estetika karena penampilan fisik

    dari sampah yang terlihat kumuh, berbau busuk, dan berkembangnya berbagai

    mikroorganisme. Bila datang angin akan mengganggu warga disekitar karena

    baunya akan menyebar ke pemukiman warga. Sampah juga menimbulkan polusi

    udara jika dibakar secara terus menerus, hal ini akan memicu peningkatan

    polutan-polutan di udara seperti CO2, CO, NO, gas-gas sulfur, yang akan

    menyebabkan masalah pernafasan, penyakit kulit dan lain-lain. Sampah juga bisa

    menjadi sarang dari berbagai sumber penyakit (Bahar, 1986).

    Pada dasarnya sampah-sampah ini bukan tidak berguna, hanya saja

    dibutuhkan kreatifitas dalam pengolahan sampah-sampah ini. Sampah organik

    merupakan sampah yang masih dapat dimanfaatkan. Sampah jenis ini dapat diolah

    untuk dijadikan kompos, pakan ternak, maupun berbagai jenis kerajinan tangan.

    Sampah organik yang berasal dari sisa kebutuhan rumah tangga seperti

    sisa makanan, kulit buah, dan sisa bahan masakan merupakan sampah yang masih

    dapat dimanfaatkan kembali. Hal ini dikarenakan kandungan dalam sampah

    tersebut masih tergolong baik karena sampah masih mengandung senyawa-

    senyawa organik. Senyawa ini masih dapat dimanfaatkan untuk beternak maupun

    pembuatan kompos.

    Salah satu pemanfaatan dari sampah jenis ini untuk medium sekaligus

    pakan untuk cacing. Jenis cacing yang dibudidayakan adalahLumbricus rubellus.

    Cacing jenis ini dipilih karena cacing jenis ini telah ikut andil dalam kehidupan

    manusia. Biasanya cacing ini digunakan untuk pakan ternak, bahan kosmetik,obat, bahkan untuk dikonsumsi.

    Karena manfaatnya yang banyak, tidak heran jika kebutuhan akan cacing

    jenis ini meningkat. Namun, hal ini tidak sejalan dengan kemampuan untuk

    memproduksi cacing ini. Petani cacing hanya bisa menghasilkan puluhan ton

    cacing, padahal pasar ekspor memerlukan pasokan cacing jenis ini sebanyak

    puluhan ribu ton. Hal ini tentu menjadi peluang bisnis yang menggiurkan untuk

    beternak cacing jenis ini.

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    4/9

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Kandungan apa yang terdapat dalah sampah organik?

    2.

    Bagaimana cara mengolah sampah organik menjadi pakan serta medium untuk

    beternak cacingLumbricus rubellus?

    3. Apa kelebihan dan kekurangan dari pemanfaatan sampah organik sebagai

    pakan dan medium untuk beternak cacingLumbricus rubellus?

    2. PEMBAHASAN

    2.1 Kandungan Sampah Organik

    Sampah organik terdiri dari bahan-bahan organik seperti sisa makan, oleh

    karena itu kandungan zat pada sampah organik tidak berbeda jauh dengankandungan zat pada makanan.

    1) Karbohidrat

    Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang

    mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur

    Hidrogen dan oksigen menghasilkan H2O. Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah

    suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap

    gramnya menghasilkan 4 kalori.

    Cacing memerlukan asupan karbohidrat untuk memenuhi kalori yang

    dibutuhkan. Dalam sistem pencernaan cacing, karbohidrat dirombak menjadi

    molekul yang lebih sederhana dan selanjutnya dijadikan sumber energi.

    2) Protein

    Protein merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks yang

    mengandung hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen dan sulfur serta terdiri dari satu

    atau beberapa rantai asam amino. Protein merupakan salah satu dari biomolekul

    raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun

    utama makhluk hidup.

    Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus

    fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Asam amino termasuk

    golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya

    sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

    Dalam tubuh cacing diperlukan asam amino untuk proses perkembangan

    cacing. Bila cacing dalam masa reproduksi maka asupan protein dapat menaikkan

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    5/9

    jumlah kokon yang dapat diproduksi cacing tersebut. Walaupun protein penting

    bagi cacing tetapi kadar protein dalam medium yang terlalu tinggi tidak disukai

    oleh cacing (Herayani, 2001).

    3)

    Lemak

    Lemak merupakan makromolekul yang tersusun dari rantai karbon. Lemak

    dibutuhkan oleh tubuh sebagai cadangan makan. Lemak juga bisa diproduksi oleh

    makhluk hidup sebagai cadangan makan ketika karbohidrat yang didapat tubuh

    berlebihan.

    Cacing lumbricus tidak menyukai makanan yang mengandung lemak,

    sehingga perlu dipilah sampah yang tidak mengandung atau kandungan lemaknya

    sedikit untuk dijadikan pakan maupun media dari cacingLumbricus rubellus.

    2.2 Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Medium Sekaligus Pakan

    Cacing

    1) Pembuatan Media

    Menurut whayudha dan Hum dalam (Fardian, 2012),Tanah sebagai media

    hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar. Bahan-

    bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak

    atau tanaman dan hewan yang mati. Media yang paling banyak digunakan dan

    yaitu kotoran sapi atau serbuk gergaji. Media kotoran sapi juga tidak sulit

    ditemukan, bahkan cenderung melimpah dan belum dimanfaatkan secara

    maksimal. Cara pembuatan media dengan mencampurkan Serbuk gergaji dengan

    kompos (kotoran hewan) dan bahan organik (limbah pertanian dan limbah pasar)

    dengan perbandingan 2 : 1 : 1 , (Fardian, 2012).

    Setelah dicampur dan diseleksi dari plastik, serangga maupun cacing jenis

    lain media tersebut di fermentasi dengan menambahkan probiotik 1 liter/ m3

    media selama 21 hari - 1 bulan. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah

    membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya (Fardian, 2012), selain itu

    bahan yang belum terfermentasi tidak cocok sebagai media beternak cacing

    (Herayani, 2001).

    Bila media yang digunakan sudah agak kering, sebaiknya disemprot

    sedikit air pada permukaannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban

    media. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembang biakan

    cacing tanah adalah antara 15-30 %. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    6/9

    cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15 25 derajat C. Suhu yang

    lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan

    kelembaban optimal. Agar pertumbuhan dan pembiakkan cacing dapat

    optimal,lokasi pemeliharaan cacing tanah harus diperhatikan. Diusahakan

    lokasinya tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya, di tepi rumah

    atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang

    tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.

    Karena media hidup cacing terbuat dari sampah organik maka perlu

    diperhatikan cara perawatannya. Perawatan media bertujuan agar kondisi media

    selalu sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan cacing tanah. Kegiatan

    perawatan media ini meliputi pengadukan, penyiraman, pengukuran suhu, dan pH,

    serta penggantian media.

    2) Pembuatan Pakan

    Bahan-bahan organik untuk membuat pakan dapat diperoleh dari serasah

    (daun yang gugur), maupun sisa dari bahan makanan manusia. Pakan yang

    diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender. Selain itu bisa

    juga dengan dipotong kecil-kecil. Hal ini bertujuan agar cacing lebih mudah untuk

    memakan pakan tersebut. Setelah dipotong pakan tersebut harus difermentasikan

    terlebih dahulu dengan prebiotik selama 2 minggu. Cacing tanah menyukai bahan-

    bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.

    Pakan tersebut kemudian disebar ke permukaan dari medium secara

    merata, tapi pakan tidak boleh menutupi semua permukaan media. Setelah

    penyebaran pakan, medium ditutup dengan plastik yang tidak tembus cahaya agar

    cacing tidak kepanasan saat makan di permukaan media.

    Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing

    tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus

    diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua

    kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Cara

    pengolahan dan pemberian pakan pada cacing tanah,adalah dengan menaburkan

    pakan tersebut ke permukaan medium secara merata.

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    7/9

    2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Pemanfaatan Sampah Organik sebagai

    Pakan dan Medium untuk Beternak Cacing

    Dalam beternak cacing menggunakan sampah organik tentu memunyai

    beberapa kelebihan diantaranya:

    1.

    Mudah untuk didapat

    Sampah organik mudah untuk didapat karena keberadaan sampah yang

    banyak serta belum banyak pengolahan sampah jenis ini. Selain itu sampah ini

    dekat hubungannya dengan manusia karena hampir setiap hari manusia

    membuang sampah organik.

    2.

    Ekonomis

    Karena bahan untuk membuat pakan dan medium adalah sampah maka

    tidak perlu membeli bahan-bahan untuk membuat pakan dan medium. Sampah

    bisa didapat dimana saja dengan gratis hal inilah yang akan menghemat modal

    saat akan memulai beternak cacing.

    Beternak cacing menggunakan sampah organik juga memiliki kekurangan

    diantaranya:

    1. Mudah terserang penyakit

    Setiap hari seseorang harus berurusan dengan sampah untuk mengolah

    sampah yang notabene adalah sarang dari bakteri, sehingga bila keadaan tubuh

    tidak dalam kondisi yang baik maka dapat terserang bakteri dan kemudian sakit.

    2. Terdapat bakteri yang merugikan pada tubuh cacing

    Cacing yang hidup dan tumbuh dalam sampah organik tentu dalam tubuh

    cacing tersebut mengandung bakteri-bakteri yang dapat merugikan tubuh manusia

    jika dikonsumsi, namun hal ini dapat disiasati dengan disimpan di dalam media

    yang halal atau selain kotoran ternak sebelum dipanen maupun diolah. Medium

    yang dapat digunakan misalnya, ampas aren atau ampas tebu. Hal ini berfungsi

    untuk perbaikan gizi serta menghilangkan bakteri yang merugikan dalam tubuh

    cacing.

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    8/9

    3. SIMPULAN

    Sampah organik terdiri dari bahan-bahan organik seperti sisa makan, oleh

    karena itu kandungan zat pada sampah organik tidak berbeda jauh dengan

    kandungan zat pada makanan, sepereti karbohidrat, protein dan lemak. Tiga zat

    tersebut merupakan zat yang dibutuhkan oleh cacing untuk tumbuh dan

    berkembang. Kendati penting untuk pertumbuhan cacing, kadar protein dan lemak

    yang terlalu tinggi dapat membuat cacing merasa tidak nyaman (tidak disukai oleh

    cacing)

    Untuk beternak cacing dibutuhkan persiapan sarana, media, bibit cacing,

    pakan,serta alat-alat untuk merawat media. Untuk media biasanya terbuat dari

    bahan-bahan organik. Cara pembuatan media dengan mencampurkan Serbuk

    gergaji dengan kompos (kotoran hewan) dan bahan organik (limbah pertanian dan

    limbah pasar ) dengan perbandingan 2 : 1 : 1 , kemudian di fermentasi dengan

    menambahkan probiotik 1 liter/ m3media selama 1 bulan. Pakan cacing dapat

    dibuat dari limbah organik dengan cara bahan organik harus dijadikan bubuk atau

    bubur dengan cara diblender. Selain itu bisa juga dengan dipotong kecil-kecil. Hal

    ini bertujuan agar cacing lebih mudah untuk memakan pakan tersebut. Setelah

    dipotong-potong, pakan tersebut harus difermentasikan terlebih dahulu dengan

    prebiotik selama 2 minggu.

    Beternak cacing menggunakan medium dan pakan dari sampah organik

    memiliki keuntungan diantaranya, bahan pembuatan pakan dan medium mudah

    dicari serta lebih murah. Namun hal ini juga memiliki kekurangan diantaranya,

    peternak cacing akan lebih sering sakit jika tidak menjaga ketahanan tubuh

    terhadap bakteri dan tubuh cacing yang diternakkan akan mengandung bakteri

    yang merugikan tubuh manusia jika terkonsumsi.

  • 7/24/2019 Muhamad Feri Samsul Falah (140341603411)

    9/9

    Daftar Pustaka

    Bahar, Yul.H. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta:

    PT. Waca Utama Pramesti

    Fardian, Daniar.R. 2012. Teknik Budidaya Cacing Tanah (lumbricus rubellus) di

    UPBAT Kepanjen Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Jawa Timur.

    Laporan penelitian tidak diterbitkan. Sidoarjo: Badan Pengembangan SDM

    Kelautan dan Perikanan Akademi Perikanan Sidoarjo.

    Herayani, Yanti. 2001.Perumbuhan dan Perkembangbiakan Cacing Tanah

    Lumbricus rubellus dalam Media Kotoran Sapi yang Mengandung Tepung

    Daun Murbei (Morus multicaulis).Skripsi tidak diterbitkan. Bogor. Fakultas

    Kedokteran Hewan IPB.