mte-degenerasi makula senilis (fisiologi, diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana)
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)
1/5
Degenerasi Makula Senilis
Fisiologi
Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Mata berfungsi sebagai suatu alat
optik, suatu reseptor yang kompleks, dan suatu transduser yang efektif. Sel-sel batang dan
kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang
dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks penglihatan oksipital.1
Fotoreseptor tersusun sedemikian rupa sehingga kerapatan sel kerucut meningkat di
pusat makula (foea!, semakin berkurang ke perifer, dan kerapatan sel batang lebih tinggi di
perifer. "i foeola, terdapat hubungan hampir 1#1 antara fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya,
dan serat-serat saraf yang keluar, sedangkan di retina perifer, sejumlah fotoreseptor dihubungkan
ke sel ganglion yang sama. Foea berperan pada resolusi spasial (ketajaman penglihatan! dan
penglihatan $arna yang baik, keduanya memerlukan pencahayaan ruang yang terang
(penglihatan fotopik! dan paling baik di foeola% sementara retina sisanya terutama digunakan
untuk penglihatan gerak, kontras, dan penglihatan malam (skotopik!.1
Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar retina sensorik yang aaskular
dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang menga$ali proses penglihatan. Setiap
sel fotoreseptor kerucut mengandung rhodopsin, suatu pigmen penglihatan yang fotosensitif dan
terbenam di dalam diskus bermembran ganda pada fotoreseptor segmen luar. &igmen ini tersusun
atas dua komponen, sebuah protein opsin dan sebuah kromofor. 'psin dalam rhodopsin adalah
scotopsin. 'psin tersebut mengelilingi kromofornya, retinal, yang merupakan turunan dari
itamin . Saat rhodopsin menyerap foton cahaya , 11-cis-retinal akan mengalami isomerisasi
menjadi all-trans-retinol. &erubahan bentuk itu akan mencetuskan terjadinya kaskade penghantar
-
7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)
2/5
kedua (secondary messenger cascade!. &uncak absorbsi cahaya oleh rhodopsin terjadi pada
panjang gelombang sekitar )** nm, yang merupakan daerah biru-hijau spektrum cahaya.
Fotopigmen sel kerucut terdiri atas 11-cis-retinal yang terikat pada protein opsin selain
scotopsin.1
&englihatan skotopik seluruhnya diperantarai oleh fotoreseptor batang. Se$aktu retina
telah beradaptasi penuh terhadap cahaya, sensitiitas spektrum retina bergeser dari puncak
dominasi rhodopsin )** nm ke sekitar )+* nm, dan muncul sensasi $arna. Suatu objek akan
ber$arna apabila objek tersebut secara selektif memantulkan atau menyalurkan sinar dengan
panjang gelombang tertentu dalam kisaran spektrum cahaya tampak (**-** nm!. &englihatan
siang hari (fotopik! terutama diperantarai oleh fotoreseptor kerucut, senjakala (mesopik! oleh
kombinasi sel kerucut dan batang, dan malam hari (skotopik! oleh fotoreseptor batang.1
Fotoreseptor dipelihara oleh epitel pigmen retina, yang berperan penting dalam proses
penglihatan. pitel ini bertanggung ja$ab untuk fagositosis segmen luar fotoreseptor,
transportasi itamin, mengurangi hamburan sinar, serta membentuk sa$ar selektif antara koroid
dan retina. Mmbran basalis sel-sel epitel pigmen retina membentuk lapisan dalam membran
/ruch, yang juga tersusun atas matriks ekstraselular khusu dan membran basalis koriokapilaris
sebagai lapisan luarnya. Sel-sel epitel pigmen retina mempunyai kemampuan terbatas dalam
melakukan regenerasi.1
Diagnosis
0anda a$al dari suatu kerusakan makula yaitu tidak terlihatnya refleks foea atau mottled di
ba$ah epitel retina berpigmen. The International Age-Related Maculopathy Study Group
membuat klasifikasi dan sistem gradasi gambaran degenerasi makula senilis, yaitu #
-
7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)
3/5
1. ge related maculopathy (RM! jika hanya terdapat drusen dan iregularitas epitel
pigmen retina.
. ge related macular degeneration (M"! jika sudah terjadi atrofi geografik, choroidal
neoascularisation (234!, dan pigmen epithelium detachment (&"!.
Pemeriksaan Penunjang
"iagnosis didasarkan pada tampilan retina. &ada pasien dengan dugaan degenerasi makula
terkait usia eksudatif dan dengan penglihatan yang tidak terlalu terpengaruh, dapat dilakukan
0eknik-teknik yang dapat dilakukan dalam mengealuasi degenerasi makula adalah #
Snellen chart
&engukuran ketajaman penglihatan.
0esAmsler grid
&asien diminta suatu halaman uji yang mirip dengan kertas milimeter grafis untuk
memeriksa luar titik yang terganggu fungsi penglihatannya. 5emudian retina diteropong
melalui lampu senter kecil dengan lensa khusus.
-
7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)
4/5
6ambar +. 0es msler 6rid.
'ftalmoskopi
rea makula ini dapat dilihat dengan oftalmoskopi direk. 0erkadang, hal ini dapat
membantu agar pasien dapat melihat langsung ke cahaya dari alat tersebut. 7ntuk
pemeriksaan yang adekuat, perlu dilakukan dilatasi pupil.
&emeriksaan 0ambahan
&rosedur lampu celah stereoskopik dan angiografifluorescein diperlukan dalam menilai
perubahan yang patologis. ngiogram fluoresein untuk menggambarkan posisi membran
neoaskular subretina serta dapat menentukan apakah pasien akan mendapat manfaat dari
terapi laser atau tidak. &emeriksaan dengan menggunakan '20 dan confocal scanning
laser ophtalmoscopysangatlah membantu.
Tatalaksana
0idak ada terapi untuk degenerasi makula senilis. &englihatan dimaksimalkan dengan alat
bantu penglihatan termasuk alat pembesar dan teleskop. &asien diyakinkan bah$a meski
penglihatan sentral menghilang, penyakit ini tidak menyebabkan hilangnya penglihatan perifer.
&ada sebagian kecil pasien dengan degenerasi makula eksudatif, yang pada angiogram
fluoresein memperlihatkan membran neoaskular subretina terletak eksentrik (tidak sepusat!
terhadap foea, mungkin dapat dilakukan obliterasi membran tersebut dengan terapi laser argon.
Membran ascular subfoea dapat diobliterasi dengan terapi fotodinamik (photodynamic
therapy, &"0! karena laser argon konensional akan merusak fotoreseptor di atasnya. &"0
dilakukan dengan menyuntikkan secara intraena bahan kimia serupa porfirin yang diaktiasi
oleh sinar laser nontermal saat sinar laser berjalan melalui pembuluh darah di membrane
-
7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)
5/5
subfoea. Molekul yang teraktiasi menghancurkan pembuluh darah namun tidak merusak
fotoreseptor. Sayangnya kondisi ini dapat terjadi kembali bahkan setelah terapi laser.
Daftar Pustaka
1. Fletcher 2, 2hong 382, Shetlar "9. Retina. "alam # a &R, :hitcher 9&. 4aughan ;
sbury # 'ftalmologi 7mum. ditor edisi bahasa