mte-degenerasi makula senilis (fisiologi, diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana)

Upload: rana-zara-athaya

Post on 23-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)

    1/5

    Degenerasi Makula Senilis

    Fisiologi

    Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Mata berfungsi sebagai suatu alat

    optik, suatu reseptor yang kompleks, dan suatu transduser yang efektif. Sel-sel batang dan

    kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang

    dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks penglihatan oksipital.1

    Fotoreseptor tersusun sedemikian rupa sehingga kerapatan sel kerucut meningkat di

    pusat makula (foea!, semakin berkurang ke perifer, dan kerapatan sel batang lebih tinggi di

    perifer. "i foeola, terdapat hubungan hampir 1#1 antara fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya,

    dan serat-serat saraf yang keluar, sedangkan di retina perifer, sejumlah fotoreseptor dihubungkan

    ke sel ganglion yang sama. Foea berperan pada resolusi spasial (ketajaman penglihatan! dan

    penglihatan $arna yang baik, keduanya memerlukan pencahayaan ruang yang terang

    (penglihatan fotopik! dan paling baik di foeola% sementara retina sisanya terutama digunakan

    untuk penglihatan gerak, kontras, dan penglihatan malam (skotopik!.1

    Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar retina sensorik yang aaskular

    dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang menga$ali proses penglihatan. Setiap

    sel fotoreseptor kerucut mengandung rhodopsin, suatu pigmen penglihatan yang fotosensitif dan

    terbenam di dalam diskus bermembran ganda pada fotoreseptor segmen luar. &igmen ini tersusun

    atas dua komponen, sebuah protein opsin dan sebuah kromofor. 'psin dalam rhodopsin adalah

    scotopsin. 'psin tersebut mengelilingi kromofornya, retinal, yang merupakan turunan dari

    itamin . Saat rhodopsin menyerap foton cahaya , 11-cis-retinal akan mengalami isomerisasi

    menjadi all-trans-retinol. &erubahan bentuk itu akan mencetuskan terjadinya kaskade penghantar

  • 7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)

    2/5

    kedua (secondary messenger cascade!. &uncak absorbsi cahaya oleh rhodopsin terjadi pada

    panjang gelombang sekitar )** nm, yang merupakan daerah biru-hijau spektrum cahaya.

    Fotopigmen sel kerucut terdiri atas 11-cis-retinal yang terikat pada protein opsin selain

    scotopsin.1

    &englihatan skotopik seluruhnya diperantarai oleh fotoreseptor batang. Se$aktu retina

    telah beradaptasi penuh terhadap cahaya, sensitiitas spektrum retina bergeser dari puncak

    dominasi rhodopsin )** nm ke sekitar )+* nm, dan muncul sensasi $arna. Suatu objek akan

    ber$arna apabila objek tersebut secara selektif memantulkan atau menyalurkan sinar dengan

    panjang gelombang tertentu dalam kisaran spektrum cahaya tampak (**-** nm!. &englihatan

    siang hari (fotopik! terutama diperantarai oleh fotoreseptor kerucut, senjakala (mesopik! oleh

    kombinasi sel kerucut dan batang, dan malam hari (skotopik! oleh fotoreseptor batang.1

    Fotoreseptor dipelihara oleh epitel pigmen retina, yang berperan penting dalam proses

    penglihatan. pitel ini bertanggung ja$ab untuk fagositosis segmen luar fotoreseptor,

    transportasi itamin, mengurangi hamburan sinar, serta membentuk sa$ar selektif antara koroid

    dan retina. Mmbran basalis sel-sel epitel pigmen retina membentuk lapisan dalam membran

    /ruch, yang juga tersusun atas matriks ekstraselular khusu dan membran basalis koriokapilaris

    sebagai lapisan luarnya. Sel-sel epitel pigmen retina mempunyai kemampuan terbatas dalam

    melakukan regenerasi.1

    Diagnosis

    0anda a$al dari suatu kerusakan makula yaitu tidak terlihatnya refleks foea atau mottled di

    ba$ah epitel retina berpigmen. The International Age-Related Maculopathy Study Group

    membuat klasifikasi dan sistem gradasi gambaran degenerasi makula senilis, yaitu #

  • 7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)

    3/5

    1. ge related maculopathy (RM! jika hanya terdapat drusen dan iregularitas epitel

    pigmen retina.

    . ge related macular degeneration (M"! jika sudah terjadi atrofi geografik, choroidal

    neoascularisation (234!, dan pigmen epithelium detachment (&"!.

    Pemeriksaan Penunjang

    "iagnosis didasarkan pada tampilan retina. &ada pasien dengan dugaan degenerasi makula

    terkait usia eksudatif dan dengan penglihatan yang tidak terlalu terpengaruh, dapat dilakukan

    0eknik-teknik yang dapat dilakukan dalam mengealuasi degenerasi makula adalah #

    Snellen chart

    &engukuran ketajaman penglihatan.

    0esAmsler grid

    &asien diminta suatu halaman uji yang mirip dengan kertas milimeter grafis untuk

    memeriksa luar titik yang terganggu fungsi penglihatannya. 5emudian retina diteropong

    melalui lampu senter kecil dengan lensa khusus.

  • 7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)

    4/5

    6ambar +. 0es msler 6rid.

    'ftalmoskopi

    rea makula ini dapat dilihat dengan oftalmoskopi direk. 0erkadang, hal ini dapat

    membantu agar pasien dapat melihat langsung ke cahaya dari alat tersebut. 7ntuk

    pemeriksaan yang adekuat, perlu dilakukan dilatasi pupil.

    &emeriksaan 0ambahan

    &rosedur lampu celah stereoskopik dan angiografifluorescein diperlukan dalam menilai

    perubahan yang patologis. ngiogram fluoresein untuk menggambarkan posisi membran

    neoaskular subretina serta dapat menentukan apakah pasien akan mendapat manfaat dari

    terapi laser atau tidak. &emeriksaan dengan menggunakan '20 dan confocal scanning

    laser ophtalmoscopysangatlah membantu.

    Tatalaksana

    0idak ada terapi untuk degenerasi makula senilis. &englihatan dimaksimalkan dengan alat

    bantu penglihatan termasuk alat pembesar dan teleskop. &asien diyakinkan bah$a meski

    penglihatan sentral menghilang, penyakit ini tidak menyebabkan hilangnya penglihatan perifer.

    &ada sebagian kecil pasien dengan degenerasi makula eksudatif, yang pada angiogram

    fluoresein memperlihatkan membran neoaskular subretina terletak eksentrik (tidak sepusat!

    terhadap foea, mungkin dapat dilakukan obliterasi membran tersebut dengan terapi laser argon.

    Membran ascular subfoea dapat diobliterasi dengan terapi fotodinamik (photodynamic

    therapy, &"0! karena laser argon konensional akan merusak fotoreseptor di atasnya. &"0

    dilakukan dengan menyuntikkan secara intraena bahan kimia serupa porfirin yang diaktiasi

    oleh sinar laser nontermal saat sinar laser berjalan melalui pembuluh darah di membrane

  • 7/24/2019 MTE-Degenerasi Makula Senilis (Fisiologi, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Tatalaksana)

    5/5

    subfoea. Molekul yang teraktiasi menghancurkan pembuluh darah namun tidak merusak

    fotoreseptor. Sayangnya kondisi ini dapat terjadi kembali bahkan setelah terapi laser.

    Daftar Pustaka

    1. Fletcher 2, 2hong 382, Shetlar "9. Retina. "alam # a &R, :hitcher 9&. 4aughan ;

    sbury # 'ftalmologi 7mum. ditor edisi bahasa