model hibrida arima dan fuzzy time series markov...

6
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 PS-17 Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain Dennis Frisca Ayudya, Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika Universitas Sebelas Maret [email protected] AbstrakData runtun waktu merupakan kumpulan data berdasarkan urutan waktu tertentu. Analisis data runtun waktu adalah prosedur statistik yang digunakan untuk menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan struktur probabilitas keadaan yang akan datang. Dalam kehidupan sehari-hari, telah banyak diketahui bahwa fenomena yang terjadi mempunyai hubungan linear dan nonlinear. Oleh sebab itu, data runtun waktu dapat merupakan gabungan dari pola linear dan nonlinear sehingga untuk meramalkan data runtun waktu dapat digunakan pendekatan linear dan nonlinear. Data yang mengandung pola linear dapat dimodelkan dengan model autoregressive integrated moving average (ARIMA). Sedangkan data yang mengandung pola nonlinear dapat dimodelkan dengan fuzzy time series Markov chain (FTS-MC). Model ARIMA hanya dapat diterapkan untuk data runtun waktu yang berpola stasioner. Kestasioneran data ada dua yaitu stasioner dalam mean dan stasioner dalam variansi. Jika data tidak stasioner dalam variansi, maka dapat dilakukan transformasi yang sesuai. Jika data tidak stasioner dalam mean, maka dapat dilakukan pembedaan pada data. Model FTS-MC merupakan gabungan model fuzzy time series dengan proses stokastik rantai Markov. Rantai Markov digunakan untuk memperoleh probabilitas terbesar menggunakan matriks probabilitas transisi. FTS- MC dapat menyelesaikan masalah pemodelan data runtun waktu tanpa harus memenuhi beberapa asumsi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model hibrida ARIMA dan FTS-MC yang dapat digunakan untuk menganalisis data berpola linear dan nonlinear. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa model hibrida ARIMA dan FTS-MC dapat dibentuk melalui dua langkah. Kedua langkah tersebut adalah memodelkan data menggunakan model ARIMA dan kemudian memodelkan residu ARIMA menggunakan FTS-MC. Kata kunci: hibrida, arima, fuzzy, markov chain I. PENDAHULUAN Pemodelan statistik untuk data runtun waktu dilakukan secara bertahap oleh para peneliti. Referensi[1] mengembangkan model autoregressive integrated moving average (ARIMA) sebagai prosedur standar untuk pemodelan runtun waktu linear. Metode ARIMA adalah metode yang sering digunakan untuk memodelkan data runtun waktu. Metode ini biasanya memerlukan banyak asumsi yang harus dipenuhi dalam pemodelannya. Fuzzy time series (FTS) pertama kali diusulkan oleh [2] yang diterapkan dalam konsep logika fuzzy untuk mengembangkan dasar dari model FTS dengan menggunakan metode time invariant dan time variant. FTS dapat digunakan untuk meramalkan data runtun waktu berpola stasioner atau musiman tanpa mengandung trend. Selain itu, FTS dapat digunakan untuk meramalkan data runtun waktu yang mengandung pola nonlinear. Logika fuzzy diperkenalkan pertama kali oleh [2] yang merupakan peningkatan dari logika Boolean. Metode FTS yang lebih sederhana dibandingkan dengan metode yang disampaikan [2] dikembangkan pertama kali oleh [3]. Metode [3] menggunakan fuzzy logic relationshipgroup (FLRG) dan tidak menggunakan operasi matriks dalam penentuan relasi fuzzy. Metode fuzzy time series berdasarkan rantai Markov (Markov chain) pertama kali dikenalkan oleh [4]. Dalam penelitiannya [4] menggabungkan metode fuzzy time series dengan rantai Markov, penggabungan tersebut bertujuan untuk memperoleh probabilitas terbesar menggunakan matriks probabilitas transisi.Dalam perkembangan analisis runtun waktu, telah banyak diketahui bahwa suatu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai hubungan nonlinear [5]. FTS dapat digunakan untuk meramalkan data runtun waktu yang mengandung pola nonlinear. Dalam perkembangan analisis runtun waktu, telah banyak diketahui bahwa suatu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai hubungan nonlinear. Banyak data runtun waktu yang merupakan gabungan dari pola linear dan nonlinear sehingga untuk meramalkan data runtun waktu dapat digunakan pendekatan linear dan nonlinear [6]. Metode hibrida untuk peramalan runtun waktu pada data S - 3

Upload: lekhue

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chainseminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id... · menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017

PS-17

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain

Dennis Frisca Ayudya, Dewi Retno Sari Saputro

Program Studi Matematika Universitas Sebelas Maret

[email protected]

Abstrak— Data runtun waktu merupakan kumpulan data berdasarkan urutan waktu

tertentu. Analisis data runtun waktu adalah prosedur statistik yang digunakan untuk

menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan struktur probabilitas keadaan yang akan datang. Dalam kehidupan sehari-hari, telah banyak

diketahui bahwa fenomena yang terjadi mempunyai hubungan linear dan nonlinear.

Oleh sebab itu, data runtun waktu dapat merupakan gabungan dari pola linear dan

nonlinear sehingga untuk meramalkan data runtun waktu dapat digunakan pendekatan linear dan nonlinear. Data yang mengandung pola linear dapat dimodelkan dengan

model autoregressive integrated moving average (ARIMA). Sedangkan data yang

mengandung pola nonlinear dapat dimodelkan dengan fuzzy time series Markov chain

(FTS-MC). Model ARIMA hanya dapat diterapkan untuk data runtun waktu yang berpola stasioner. Kestasioneran data ada dua yaitu stasioner dalam mean dan

stasioner dalam variansi. Jika data tidak stasioner dalam variansi, maka dapat

dilakukan transformasi yang sesuai. Jika data tidak stasioner dalam mean, maka dapat

dilakukan pembedaan pada data. Model FTS-MC merupakan gabungan model fuzzy time series dengan proses stokastik rantai Markov. Rantai Markov digunakan untuk

memperoleh probabilitas terbesar menggunakan matriks probabilitas transisi. FTS-

MC dapat menyelesaikan masalah pemodelan data runtun waktu tanpa harus

memenuhi beberapa asumsi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model hibrida ARIMA dan FTS-MC yang dapat digunakan untuk menganalisis data

berpola linear dan nonlinear. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan

bahwa model hibrida ARIMA dan FTS-MC dapat dibentuk melalui dua langkah.

Kedua langkah tersebut adalah memodelkan data menggunakan model ARIMA dan kemudian memodelkan residu ARIMA menggunakan FTS-MC.

Kata kunci: hibrida, arima, fuzzy, markov chain

I. PENDAHULUAN

Pemodelan statistik untuk data runtun waktu dilakukan secara bertahap oleh para peneliti. Referensi[1]

mengembangkan model autoregressive integrated moving average (ARIMA) sebagai prosedur standar

untuk pemodelan runtun waktu linear. Metode ARIMA adalah metode yang sering digunakan untuk

memodelkan data runtun waktu. Metode ini biasanya memerlukan banyak asumsi yang harus dipenuhi

dalam pemodelannya. Fuzzy time series (FTS) pertama kali diusulkan oleh [2] yang diterapkan dalam

konsep logika fuzzy untuk mengembangkan dasar dari model FTS dengan menggunakan metode time

invariant dan time variant. FTS dapat digunakan untuk meramalkan data runtun waktu berpola stasioner

atau musiman tanpa mengandung trend. Selain itu, FTS dapat digunakan untuk meramalkan data runtun

waktu yang mengandung pola nonlinear. Logika fuzzy diperkenalkan pertama kali oleh [2] yang

merupakan peningkatan dari logika Boolean. Metode FTS yang lebih sederhana dibandingkan dengan

metode yang disampaikan [2] dikembangkan pertama kali oleh [3]. Metode [3] menggunakan fuzzy logic

relationshipgroup (FLRG) dan tidak menggunakan operasi matriks dalam penentuan relasi fuzzy. Metode

fuzzy time series berdasarkan rantai Markov (Markov chain) pertama kali dikenalkan oleh [4]. Dalam

penelitiannya [4] menggabungkan metode fuzzy time series dengan rantai Markov, penggabungan tersebut

bertujuan untuk memperoleh probabilitas terbesar menggunakan matriks probabilitas transisi.Dalam

perkembangan analisis runtun waktu, telah banyak diketahui bahwa suatu fenomena yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari mempunyai hubungan nonlinear [5]. FTS dapat digunakan untuk meramalkan data

runtun waktu yang mengandung pola nonlinear.

Dalam perkembangan analisis runtun waktu, telah banyak diketahui bahwa suatu fenomena yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari mempunyai hubungan nonlinear. Banyak data runtun waktu yang

merupakan gabungan dari pola linear dan nonlinear sehingga untuk meramalkan data runtun waktu dapat

digunakan pendekatan linear dan nonlinear [6]. Metode hibrida untuk peramalan runtun waktu pada data

S - 3

Page 2: Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chainseminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id... · menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line)

PS-18

nonlinear dengan mengkombinasikan model ARIMA sebagai model linear dan model artificial neural

network (ANN) sebagai model nonlinear [7,8]. Dalam penelitian ini diturunkan model hibrida ARIMA

dan FTS-MC yang dapat digunakan untuk meramalkan data berpola linear dan nonlinear. Model ARIMA

digunakan sebagai model linear dan model FTS-MC digunakan sebagai model nonlinear. Rantai Markov

digunakan untuk memperoleh probabilitas terbesar menggunakan matriks probabilitas transisi.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ada tiga langkah untuk menentukan model hibrida ARIMA dan FTS, yaitu memodelkan pola linear

menggunakan ARIMA, memodelkan pola nonlinear menggunakan FTS, dan menggabungkan model

ARIMA dan FTS.

A. Membentuk ulang model ARIMA

Model ARIMA merupakan model runtun waktu autoregressive moving average (ARMA( )) yang

memperoleh pembedaan sebanyak kali. Dalam model umum ARIMA( ) yang diperkenalkan oleh

[1], nilai variabel yang akan datang diasumsikan merupakan fungsi linear dari beberapa pengamatan

terdahulu dan residu random.

ARIMA ( ) digunakan untuk memodelkan komponen linear. Orde diperoleh melalui

pembedaan sebanyak kali agar data runtun waktu menjadi stasioner. Orde dan diidentifikasi melalui

plot ACF dan PACF.

Selanjutnya dilakukan estimasi parameter model ARIMA ( ) dengan langkah-langkah berikut.

1) Estimasi parameter model ARIMA ( , ,0)p d . Menurut [9] metode momen (MM) dapat digunakan

untuk mengestimasi parameter model ARIMA ( ). Model ARIMA ( ) ditulis sebagai berikut.

(1)

dengan adalah nilai data runtun waktu pada periode waktu ke- , adalah residu random pada periode

waktu ke-t, dan adalah parameter ke- ( ) model AR( ).

Kemudian mengalikan kedua sisi (1) dengan menjadi

(2)

dengan memasukkan nilai harapan kedua sisi (2) menjadi

)

atau dapat ditulis sebagai

(3)

kedua sisi (3) dibagi dengan variansi yaitu menjadi

. (4)

Jika (4) maka diperoleh sistem persamaan yang dikenal dengan persamaan Yule-Walker

dapat dituliskan

(5)

Misalkan dipunyai model ARIMA ( ) maka (5) menjadi

sehingga diperoleh

2) Estimasi parameter model ARIMA (0,d,q). Menurut [9] metode momen (MM) dapat digunakan

untuk mengestimasi parameter model ARIMA (0,d,q). Model ARIMA (0,d,q) ditulis sebagai berikut.

(6)

Kemudian mengalikan kedua sisi (6) dengan menjadi

Page 3: Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chainseminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id... · menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017

PS-19

(7)

dengan memasukkan nilai harapan kedua sisi (7) menjadi

(8)

. . .

. . .

. . .

karena nilai harapan (8) bergantung pada nilai k, jika k=0 maka (8) menjadi

(9)

menurut syarat stasioner maka (9) menjadi

(10)

jika persamaan (9) maka diperoleh persamaan (9) menjadi

.

Secara umum untuk k=k, (10) menjadi

(11)

jika (11) dibagi dengan (10) akan menghasilkan

misalkan dipunyai ARIMA ( ) maka untuk mengestimasi parameter diperoleh

(12)

penyelesaian (12) diperoleh dua nilai untuk Nilai mutlak dari yang lebih kecil dari 1 dipilih

sebagai nilai estimasi parameter untuk

3) Estimasi parameter model ARIMA ( , , )p d q . Menurut [9] metode momen (MM) dapat digunakan

untuk mengestimasi parameter model ARIMA ( ). Misalkan dipunyai model ARIMA (1,d,1) sebagai

berikut.

(13)

dengan mengalikan kedua sisi (13) dengan menjadi

(14)

kemudian, dengan memasukkan nilai harapan kedua sisi (14) menjadi

(15)

karena nilai harapan (15) bergantung pada nilai k, jika k=0 maka (15) menjadi

(16)

jika (16) maka diperoleh (16) menjadi

(17)

penyelesaian umum (16) dan (17) untuk dan

sehingga diperoleh

(18)

(18) dapat diselesaikan menggunakan fungsi autokorelasi pada persamaan(4). Jika k=2, persamaan (4)

menjadi

(19)

penyelesaian (19) diperoleh dua nilai untuk Estimasi parameter dipilih secara iteratif dengan

memilih nilai yang memenuhi (18).

4) Membentuk model ARIMA. Misal { , } adalah variabel random runtun waktu, dan jika

adalah integer nonnegatif, maka

Page 4: Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chainseminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id... · menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line)

PS-20

(20)

dengan adalah operator pembeda dan operator backward shift, maka runtun waktu stasioner

dapat dituliskan

.

Oleh sebab itu, { , } harus memenuhi persamaan

(21)

dengan adalah barisan white noise.

Substitusi persamaan (20) dan (21) diperoleh

.

Metode momen (MM) dapat digunakan untuk mengestimasi parameter model ARIMA ( . Model

ARIMA ( ) oleh [9] dapat dituliskan

(22)

kemudian, dengan substitusi persamaan (20) dan (22) model ARIMA dapat dituliskan

Model ARIMA juga harus memenuhi asumsi white noise, yaitu independen dan normal. Namun, residu

dari model linear yang memenuhi asumsi white noise belum cukup memadai untuk menjelaskan

hubungan nonlinear dalam runtun waktu maka residu dari model ARIMA dimodelkan menggunakan FTS.

B. Membentuk ulang model FTS

Misalkan adalah himpunan semesta, , maka suatu himpunan fuzzy dari

didefinisikan sebagai

dengan merupakan fungsi keanggotaan dari himpunan fuzzy , adalah elemen dari himpunan

fuzzy dan adalah derajat keanggotaan dari pada , , dan

[10,11]. Berikut langkah-langkah menentukkan model FTS.

i. Menentukan semesta pembicaraan dari residu

dengan dan berturut-turut adalah data terkecil dan terbesar dari semesta

pembicaraan, sedangkan dan adalah bilangan random yang bernilai positif.

ii. Mempartisi semesta pembicaraan dari residu menjadi beberapa interval dengan panjang

yang sama menggunkan metode berbasis rata-rata.

iii. Menghitung semua nilai mutlak selisih antara dan , sehingga

diperoleh rata-rata nilai mutlak selisih.

iv. Menentukkan setengah dari rata-rata nilai mutlak selisih untuk kemudian dijadikan sebagai

panjang interval ( .

v. Menentukan basis dari sesuai dengan tabulasi basis. Kemudian nilai dibulatkan.

vi. Mendefinisikan , dengan adalah himpunan fuzzy subinterval ke- dari

semesta pembicaraan berdasarkan interval partisi yang telah ditentukan.

vii. Fuzzifikasi residu.

viii. Menentukan relasi logika fuzzy dari hasil fuzzifikasi yang selanjutnya dikelompokkan

menjadi FLRG. Misal, jika terdapat relasi logika fuzzy berbentuk

, maka relasi logika fuzzy dikelompokkan menjadi FLRG

.

ix. Menentukan hasil peramalan melalui matrik probabiltitas transisi yang diperoleh dari

FLRG dengan aturan berikut.

a. Jika tidak terdapat FLRG dari (misal ), maka dengan adalah

nilai tengah .

b. Jika FLRG adalah relasi one to one (misal dengan dan

) , maka dengan adalah nilai tengah .

c. Jika FLRG adalah relasi one to many (misal ) dengan data yang

diambil pada waktu , maka

Page 5: Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chainseminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id... · menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017

PS-21

dengan adalah nilai tengah dan

disubstitusi oleh untuk mendapatkan data aktual dari pada waktu

x. Menyesuaikan kecenderungan nilai peramalan (selanjutnya disebut adjusted value (D(t))

dengan aturan berikut.

a. Jika state communicate dengan dan melakukan transisi ke pada waktu

( ), maka .

b. Jika state communicate dengan dan melakukan transisi ke pada waktu

( ), maka .

c. Jika state melakukan transisi lompatan maju ke ke pada waktu

( ), maka ) , dengan adalah jumlah lompatan ke depan.

d. Jika state melakukan transisi lompatan mundur ke ke pada waktu ( ),

maka ) , dengan adalah jumlah lompatan ke belakang.

xi. Menentukan hasil peramalan dengan aturan berikut.

a. Jika FLRG adalah one to many dan state accessible dari dengan state

communicate dengan maka .

b. Jika FLRG adalah one to many dan state accessible dari tetapi state

tidak communicate dengan maka .

c. Jika FLRG adalah one to many dan state accessible dari tetapi state

tidak communicate dengan maka .

d. Jika v adalah jump step, maka rumus dari adalah

.

Markov chain dapat diilustrasikan dengan menganggap sebagai suatu proses

stokastik berhingga atau nilai peluangnya dapat dihitung. Himpunan nilai peluang dari proses ini

dinotasikan dengan himpunan integer positif . Jika , maka proses ini terjadi di pada

saat . Dengan menganggap bahwa kapanpun proses ini terjadi di state terdapat sebuah titik peluang

yang akan berpindah ke state [12].

C. Membentuk model hibrida ARIMA dan FTS-MC

Data runtun waktu yang memiliki pola linear dan nonlinear menurut [6] dapat dituliskan dalam

persamaan

dengan dan merupakan pola linear dan nonlinear dari .

Model hibrida ARIMA dan FTS-MC yang diperoleh dengan menggabungkan model

ARIMA dan FTS-MC adalah

1. =

.

2. =

3. =

4. =

III. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model hibrida ARIMA dan

FTS-MC dapat dimodelkan melalui dua langkah. Kedua langkah tersebut adalah memodelkan data

menggunakan model ARIMA dan kemudian memodelkan residu ARIMA menggunakan FTS-MC.

1. .

Page 6: Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chainseminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id... · menentukan pola data masa lalu yang diterapkan untuk meramalkan

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line)

PS-22

2.

3.

4.

DAFTAR PUSTAKA

[1] G.E.P. Box and G.M. Jenskins, Forecasting and control. Holden day, San Fransisco, 1976.

[2] Q. Song. dan B.S. Chissom, Forecasting enrollment with fuzzy time series- part I. Fuzzy sets and systems, 1993, 54(1):1-9.

[3] S. Chen, Forecasting enrollment based on fuzzy time series. Fuzzy sets and systems, 1996, 81(3):311-319.

[4] J. Sullivan and W. H. Woodall, A comparison of fuzzy orecasting and Markov modeling, Vol 33 No. 1, 1994, pp. 1-16.

[5] Suhartono dan M.H. Lee, Forecasting of Touurist Arrivals Using Subset, Multiplicative or Additive Seasonal ARIMA

Model. Matematika, Vol 27 No. 2, 2011, pp. 169-182.

[6] G.P. Zhang, Time series forecasting using a hybrid ARIMA and neural network model. Neurocomputing, 50, 2003, pp. 159-

175.

[7] C. N. Babu dan B. E. Reddy, A moving-average filter based hybrid ARIMA-ANN model for forecasting time series data,

Vol. 23, October 2014, pp. 27-38.

[8] I. Khandelwal dan G. Verna, Time series forecasting using hybrid ARIMA dan ANN models based on DWT decompositions,

Vol.48, 2015, pp. 173-179.

[9] J.D. Cryer, Time Series Analysis. Boston : Duxbury Press, 1986.

[10] S. R. Singh, A Simple Method of Forecasting Based on Fuzzy Time Series. Applied mathemati and computation, 2007,

186(1): 330-339.

[11] LA. Zadeh. Fuzzy Sets [J]. Inf Control. 1965, 8(3):338-53

[12] S.M. Ross, Introduction to probability models ninth edition. Hartcourt : Academic Pr. Sndiego, 2010.