metode komunikatif pengajaran

Upload: stu-wiel

Post on 18-Jul-2015

439 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

METODE KOMUNIKATIF PENGAJARAN BAHASA ARAB

Makalah Dipresentasikan dalam Seminar Kelas Matakuliah Metode Pengajaran Bahasa Arab Semester II Tahun Akademik 2012/2013

Oleh SUHATNAM NIM: 80100210023

Dosen Pemandu Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, MA. Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M. Ag.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2012

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berintelerasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses pengajaran ditandai atau diketahui oleh adanya interaksi antara komponen-komponen pengajaran.1 Beberapa komponen pengajaran yang saling berkaitan tersebut, yaitu pengajar/guru, pelajar/siswa, metode pengajaran, media pengajaran, sarana dan prasarana. Begitu juga Surya berpendapat sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah bahwa baik buruknya situasi proses belajar-mengajar dan tingkatan pencapaian hasil proses instruksional itu pada umumnya bergantung pada faktor-faktor yang meliputi: karakteristik siswa, karakteristik pengajar, interaksi dan metode, karakteristik kelompok fasilitas fisik, mata pelajaran, dan lingkungan alam sekitar.2 Dengan tidak adanya atau tidak berfungsinya salah satu dari komponen tersebut tentu akan menghambat laju proses pembelajaran. Dengan demikian, metode pengajaran pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Metode pengajaran yang dipilih oleh pengajar merupakan salah satu dari komponen pembelajaran yang perlu diperhatikan. Metode yang digunakan oleh penagajar harus yang sesuai dengan materi ajar dan sekaligus juga mempertimbangkan

12

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarata: Bumi Aksara, 2008), hlm: 77.

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosda Karya, 2005), h. 257.

3

kondisi pelajar. Dengan demikian, pemilihan metode oleh pengajar itulah yang akan turut serta menentukan tingkat kesuksesan hasil belajar pelajar/siswa.3 Begitu halnya dengan pembelajaran bahasa Arab dalam lingkungan satuan pendidikan, bahwa metode pengajaran menentukan tingkat pencapaian keberhasilan pelajar dalam belajarnya. Seorang pengajar bahasa yang menganut pendekatan tertentu, ia memiliki kebebasan menciptakan beragam metode sesuai dengan situasi dan kondisi terjadinya kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, perlu diperhatikan dan dicatat bahwa metode yang dilahirkan dan digunakan tidak bertentangan dengan pendekatan yang dianut.4 Salah satu metode pengajaran yang berkembang di dunia pengajaran bahasa khususnya bahasa Arab adalah metode konunikatif. Metode ini lahir dari ketidak puasan terhadap hasil capaian pelajar, yaitu pelajar kurang mampu berkomunikasi dengan bahasa target, setelah mereka melalui tahap pembelajaran bahasa dengan menggunakan metode audilingual. Berkenaan dengan uraian tersebut di atas maka makalah ini membahas tentang metode komunikatif tersebut.

B. Rumusan Masalah Dari beberapa uraian latar belakang di atas, penulis mengetengahkan rumusan masalah, yaitu;1. Bagaimana pendekatan metode komunikatif? 2. Bagaimana desain dan prosedur metode komunikatif?Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : Rosda Karya, 2005), h. 257. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. 1; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 168.4 3

4

3. Apa kelebihan dan kekurangan metode komunikatif?

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G5 secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan,

persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan. Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari5

Lestari G, Endang dan Maliki, MA. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

5

sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang

mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi

merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005) Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa :a)

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses informasi. Dilihat dari sudut pandang ini,

penyampaian

kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini

pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan. b) Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari

seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan

6

komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.c)

Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti

terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.B. Antara Pendekatan dan Metode Komunikatif

1) Sejarah Lahirnya Pendekatan Komunikatif A.P. Howatt kembali menyerukan tentang pengajaran

bahasa dari sudut pandang komunikasi sampai abad ke 17 ketika ditulis oleh John Locke dalam pengajaran bahasa berkata: Manusia belajar bahasa untuk bergaul dengan masyarakat dan menyatakan komunikasi (dan disini John Locke menyebutkan tentang hakikat kata komunikasi tersebut) diantara hidup tanpa perencanaan atau pengaturan maksud yang telah disebutkan untuk penggunaan bahasa. Dan oleh karena itu maka strategi yang di gunakan adalah yang asli untuk pengajaran bahasa dan disempurnakan dengan percakapan. Semua itu dilakukan agar pengajaran efektif, tepat, dan natural (tidak dibuat-buat). Dan telah disebutkan tentang beberapa istilah, seperti: komunikasi, strategi asli atau yang sebenarnya, percakapan dan pembelajaran yang natural, dan istilah-istilah tersebut lebih familiar

7

di pendekatan komunikatif di masa sekarang ini. Dan dapat dirasakan disini bahwa bahasa adalah difungsikan untuk komunikasi, bergaul dengan masyarakat, dan seiring berjalannya waktu sampai pada abad ke 19 (tahun 1864 ). Dan dimasa ini ditemukan beberapa metode pengajaran bahasa dengan strategi komunikasi.yang telah menjadi perhatian para guru yang pindah ke Amerika, dan telah diambil metode-metode ini seperti yang telah di ungkapkan Howatt beberapa metode, diantaranya adalah:a) Metode natural (T{ari>qatul Aqatul Muha>datsah) c) Metode langsung (T{ari>qatul Muba>syarah) d) Metode komunikasi (T{ari>qatul Ittisa>liyyah)

Walaupun metode-metode tersebut mempunyai namanya yang bermacam-macam, dengan perbedaan strateginya, tindakan kelas didalamnya, tetapi filsafat yang mendasari didalamnya menjadi satu yaitu pengajaran bahasa dengan bentuk komunikasi. Dan kecenderungan filsafat dalam (pemikiran) pengajaran ini yang memberikan adanya

bahasa,

dengan

kecenderungan tersebut mungkin yang menyebabkan adanya kritik dari Bloomfield 1942 tentang strategi untuk pengajaran bahasa asing di Amerika, belum ada bantuan dalam pembelajaran untuk sampai pada bahasa, maka Bloomfield berkata: sebuah buku belum bagus, para guru belum lengkap memiliki kemahiran bahasa asing apabila siswa setelah 2 tahun, 3 tahun, atau 4 tahun dari pembelajaran

8

bahasa asing belum mampu untuk menggunakan bahasa tersebut, atau memfungsikan apa yang dipelajarinya. Dan telah diperhatikan meskipun ada jarak antara istilah seperti komunikasi, belajar karir, metode natural, strategi asli, metode langsung, percakapan. Mereka berkata meskipun ada perbedaan pemahaman itu merupakan inti dari pendekatan

komunikatif. Adapun berpikiran sistematis tentang pendekatan komunikatif dan perolehannya dari strategi yang aktif berdasarkan tempat yang ditentukan, dan diambil dari tindakan yang terbatas di kelas, dan belum dimulai semua itu kecuali sebelum tahun-tahun dari abad ke 20 ketika mulainya ahli bahasa di inggris mengkritik tentang strategi pengajaran bahasa dalam berbagai situasi,

berbarengan dengan kritik yang serupa di Amerika yang tertuju untuk metode menyimak dan berbicara. Dan dari sini ahli bahasa dari Inggris menyampaikan pikiran tentang dalam bahasa dan kebutuhan fungsi and potensi untuk penguasaan

komunikasi komunikasi.

Dan muncul setelah

itu, seperti yang telah diungkapkan

oleh Richard Rogers tentang kebutuhan untuk pengajaran bahasa negara yang resmi kepada pasar umum eropa, dan juga kepada

dewan di Eropa, dan di tahun 1971 berkumpulah sekelompok pakar mulai mencari kemungkinan pengembangan pembelajaran bahasa dalam suatu system kredit. Yakni, sebuah system yang tugas-tugas pembelajarannya dipecah-pecah dalam bagian-bagian atau unitunit.setiap unit berhubungan dengan salah satu komponen

9

kebutuhan anak didik dan secara sistematis dikaitkan dengan semua bagian lainnya. Sumbangan utama Wilkins adalah sebuah analisis terhadap makna komunikatif yang perlu dipahami dan dikuasai oleh anak didik. Wilkins tidak menjabarkan inti bahasa melalui konsepkonsep tradisional tentang tata bahasa dan kosa kata, melainkan dengan upaya mendemonstrasikan system makna yang mendasari penggunaan bahasa secara komunikatif. Wilkins menggunakan istilah notion (bahasa inggris) yang diturunkan dari bahasa latin noscere yang berarti tahu,mengetahui. Pengertian notion merujuk kepada makna yang diungkapkan lewat bentuk-bentuk linguistic, misalnya waktu, hubungan waktu, tempat, hubungan tempat, kemungkinan dan kemungkinan besar, maksud dan tujuan. Dia kemudian

mengelompokkan notion kedalam dua tipe, yakni: a) Kategori semantiko-gramatikal yang mencakup pikiran waktu, jumlah, tempat, modalitas, peyakinan, pernyataan perasaan personal dan pernyataan hubungan. b) Kategori fungsi komunikatif yang menyatakan tujuan sosial dari tutur, seperti permintaan, penolakan, penawaran dan keluhan. Wilkins kemudian merevisi dan melengkapi dokumen tahun 1972 nya, sehingga tersusun buku yang berjudul national syllabuses (1976). Buku tersebut memberikan pengaruh besar terhadap

perkembangan pendekatan komunikatif. Dewan Eropa memadukan analisis semantic bagi atau silabus komunikatifnya bahasa ke dalam seperangkat pertama.

spesifikasi

komunikatif

tingkat

10

Spesifikasi tingkat awal ini memliki pengaruh besar terhadap rancangan program bahasa komunikatif dan buku teks di Eropa. Karya-karya Dewan Eropa, tulisan-tulisan Wilkins,

Winddowson, Candlin, Brumfit, Keith Johnson, dan linguis terapan Inggris lainnya tentang basis teoritis pendekatan komunikatif untuk

terhadap

pembelajaran bahasa, penerapan yang cepat

gagasan ini oleh para penulis buku teks, penerimaan yang sama cepat untuk prinsip-prinsip baru ini oleh para spesialis pembelajaran bahasa, pusat-pusat pengembangan kurikulum dan bahkan

pemerintah inggris, telah membuka kesempatan luas, baik secara nasional maupun internasional, untuk pendekatan komunikatif. Sekalipun pada mulanya gerakan ini merupakan inovasi di Inggris yang menitikberatkan konsepsi-konsepsi alternative sebuah silabus, namun sejak pertengahan tahun 70 an cakupan pendekatan komunikatif telah meluas. Para pendukung dari Inggris dan Amerika kini sama-sama melihatnya sebagai suatu pendekatan yang bertujuan untuk : a) Mengembangkan kompetensi komunikatifb) Pengembangan prosedur pembelajaran keempat ketrampilan

berbahasa yang mengakui saling ketergantungan antar bahasa dan komunikasi. Tujuan terakhir ini tampaknya berkembang lebih jauh dimana pendekatan komunikatif saat ini mengakui bahwa ketrampilan berbahasa tidak hanya terdiri dari empat keterampilan, tetapi mencakup beberapa kemampuan dalam

11

kerangka

komunikatif

yang

luas

sesuai

dengan

peran

partisipan, situasi , dan tujuan interaksi. 2) Hubungan antara pendekatan dan metode Setelah munculnya ide tentang pengajaran dengan bentuk komunikasi, maka muncullah beberapa istilah, seperti: komunikasi, fungsi, dsb. Dan muncul sebuah pertanyaan: apakaah strategi untuk pengajaran bahasa ini disebut dengan pendekatan atau lainnya? Dan sebelum menentukan tujuan maka harus dibatasi tentang maksud dari ketiga istilah dasar di pengajaran bahasa tersebut: yang pertama adalah pendekatan, metode, dan tindakan. Dan mungkin istilah-istilah tersebut dapat dibedakan seperti berikut ini: Pendekatan dapat diartikan sebagi titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, seperti gambaran tentang pengertian bahasa dan filsafat tentang pengajarannya, pandangan tentang karekter manusia, dan peserta didik. Metode dapat diartikan sebagai kumpulan strategi atau cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaranya. Tindakan dapat diartikan sebagi strategi yang yang

mengartikan metode menjadi alat, yang membahas tentang apa yang dilakukan guru di kelas, atau tentang materi untuk mengajar, persiapan media, persiapan atau juga

perlengkapan untuk evaluasi.

12

Metode adalah seperti lampu yang ditata menjadi sejumlah komponen dasar (Rasyid Ahmad Taimah). Richards, J.C.T. Rodgers berpendapat bahwa pengajaran bahasa dalam komunikasi adalah pendekatan dan bukan metode. Dayyan Fairman juga berpendapat bahwa itu juga merupakan pendekatan, itu karena komunikasi merupakan proses dasar. Crystal membahas tentang pengertian bahasa dari

pendekatan komunikasi, dan di masa

dan membahas tentang seluk-beluknya,

ini juga dibahas kompetensi komunikasi. Tetapi di

bagian terakhir juga dijelaskan bahwa itu adalah metode komunikasi, dan bukan hanya pendekatan. Dan kemudian Crystal

memperkenalkan tentang istilah metode-metode yang berdasarkan komunikasi, diantaranya adalah: a) Metode sugesti (sugestopedia) b) Metode guru diam (the silent way) c) Belajar bahasa dengan berkelompok d) Pendalaman dalam praktek berbicara e) Total psychical response

C. Desain Metode Komunikatif 1. Tujuan Pengajaran Tujuan pengajaran bahasa dengan metode komunikatif adalah mengembangkan kompetensi pelajar dalam berkomunikasi dengan bahasa target dalam konteks komunikatif yang sesungguhnya atau dalam situasi kehidupan nyata (s}iya>g alijtima>iy / social context).

13

Tujuan pengajaran bahasa dengan metode ini tidak ditekankan pada penguasaan gramatika atau kemampuan membuat kalimat gramatikal, melainkan pada kemampuan memproduk ujaran yang sesuai dengan konteks. Kemampuan komunikatif menuntut kemampuan untuk menggunakan bahasa yang sesuai dengan konteks sosial tertentu. Untuk bisa memiliki kemampuan seperti itu, para pelajar/siswa membutuhkan pengetahuan tentang bentuk-bentuk, maknamakna, dan fungsi-fungsi bahasa. Mereka perlu mengetahui bahwa banyak bentuk bahasa yang dapat digunakan untuk satu fungsi, dan juga bahwa suatu bentuk bahasa sering kali dapat dipakai untuk berbagai fungsi. Mereka harus mampu memilih dari sekian bentuk bahasa, mana yang paling sesuai untuk dipakai, memahami konteks sosial dan peran-peran dari orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Mereka juga harus mampu mengatur proses negosiasi makna dengan bicara mereka. 2. Model Silabus Ada beberapa tipe silabus yang diusulkan untuk kelas-kelas yang menggunakan metode komunikatif. Walkins (1976) mengusulkan silabus struktural plus fungsional dan silabus nasional. Brumfit (1980) mengusulkan tipe spiral fungsional sekitar inti structural. Allen (1980) mengusulkan tipe silabus struktural-fungsional-instrumental. Jupp dan Hollin (1975) mengusulkan tipe silabus fungsional. Widdowson (1979) mengusulkan silabus interaksional. Sementara Prabhu (1983) menawarkan tipe silabus berbasis tugas. Persoalan silabus menjadi isu penting dalam metode ini, karenanya banyak tipe yang diusulkaan. Dari berbagai usulan tersebut diambil jalan tengah bahwa silabus yang ideal adalah silabus yang mencakup paling sedikit mengandung 10 unsur, yaitu: tujuan, latar, peranan, peristiwa-peristiwa komunikatif, fungsi bahasa, nosi-nosi (ide,

14

gagasan), wacana dan keterampilan retorik, varietas, isi/bobot gramatikal, dan isi/bobot leksikal.6 3. Jenis Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan metode komunikatif tidak dibatasi atau tidak ditentukan secara kaku selama jenis kegiatan pembelajaran dan latihannya berorientasi pada pencapaian tujuan komunikatif. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran diarahkan kepada pelibatan pelajar/siswa dalam komunikasi yang sebenarnya dengan menggunakan bahasa sasaran. Kegiatan komunikasi ini meliputi kegiatan-kegiatan yang mendorong pelajar/siswa berpartisipasi dalam proses komunikasi seperti saling memberi informasi dan saling menjelaskan maksud. Dalam hal ini pelajar/siswa memiliki tujuan dalam berkomunikasi (misalnya untuk membeli tiket pesawat, untuk menulis surat kepada redaksi Koran atau majalah atau untuk berbelanja). Kegiatan pelajar/siswa harus berfokus pada makna (mana/content) bukan pada bentuk (syakl/form). Siswa sebaiknya menggunakan beragam bahasa, tidak hanya satu struktur bahasa. Guru tidak menggangu kegiatan yang sedang berlangsung dan tidak ada control terhadap materi yang diajarkan.7 4. Peranan Guru Dalam metode komunikatif, selain sebagai fasilitator, yakni membantu mempermudah jalannya komunikasi, pengajar/guru juga berperan sebagai analis kebutuhan, manajer kegiatan kelompok, penasehat dan sebagai penghubung.

6 7

Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin., op.cit., h. 90. Ibid.

15

Sebagai seorang analsis, guru bertanggung jawab dalam menentukan dan menanggapi kebutuhan bahasa pelajar/siswa. Pengajar/guru harus bisa mengetahui apa yang dibutuhkan pelajar/siswa dalam belajar. Guru harus bisa menganalisa kebutuhan pelajar/siswa dengan cara berbincang-bincang dengan siswa satu persatu dan menanyakan pandangan pengajar/siswa mengenai gaya belajar mereka, modal belajar mereka dan tujuan belajar mereka. Dengan cara demikian guru bisa mengetahui motivasi pelajar/siswa secara individu dalam belajar bahasa sehingga pengajar/guru bisa merancang kegiatan bahasa yang cocok. Sebagai konselor, guru diharapkan bisa memberikan contoh bagaimana seorang pembicara bisa membuat lawan bicaranya mengerti maksudnya melalui penggunaan parafase, konfirmasi dan umpan balik. Pengajar/guru bisa menjawab pertanyaanpertanyaan pengajar/siswa dan memonitor kegiatan mereka dalam berkomunikasi. Guru juga bisa mencatat kesalahan-kesalahan pelajar/siswa untuk dibahas dalam kegiatan yang lebih terpusat pada ketelitian. Sebagai manajer kegiatan kelompok, pengajar/guru bertanggung jawab dalam menciptakan suasana kelas yang komunikatif dan mengatur kegiatan-kegiatan yang bersifat komunikatif dalam kelas. Pada waktu yang lain pengajar/guru bisa melibatkan diri dalam berkomunikasi bersama-sama dengan pelajar/siswa. Tanggung jawab pengajar/siswa adalah menjaga situasi agar kegiatan komunikasi tetap tercipta.8 5. Peranan Siswa Peran utam pelajar/siswa dalam metode komunikatif adalah sebagai komunikator karena mereka terlibat langsung secara aktif dalam berkomunikasi baik dengan partisipasi pengajar/guru maupun tanpa partisipasi guru di dalamnya. Mereka

8

Ibid., h. 91.

16

juga terlibat aktif dalam pertukaran ide dan pikiran yakni berusaha agar maksudnya bisa dipahami oleh orang lain dan mereka berusaha untuk memahami maksud orang lain. Dalam hal ini pelajar/siswa berperan sebagai perunding.9 6. Peranan Bahan Ajar Berbagai macam bahan pelajaran telah digunakan untuk mendukung metode komunikatif dalam pengajaran bahasa. Tidak seperti pendukung metode lain yang berkembang pada masa itu, para praktisi pengajaran bahasa komunikatif memandang penggunaan materi pelajaran sebagai cara untuk mempengaruhi kualitas interaksi kelas dan penggunaan bahasa. Dengan demikian materi pelajaran mempunyai peran yang penting dalam usaha mendorong penggunaan bahasa komunikatif. Penggunaan metode ini mempertimbangkan 3 (tiga) macam materi pelajaran, yaitu materi pelajaran berbasis teks, materi pelajaran berbasis tugas, dan realita.10

D. Prosedur Metode Komunikatif Dalam pengajaran bahasa, teknik yang paling banyak digunakan adalah penggunaan bahan ajar otentik (min mas}a>dir as}liyyah/authentic material), permainan bahasa (ala>b al-lugawiyyah/language games), rangkaian gambar cerita (silsilah al-qis}s}ah al-mus}awwarah/picture strip story) dan bermain peran (tams\i>l daur/role play), penyelesaian masalah (hall al-

musykila>t/problem solving).11

9

Ibid. Ibid., h. 92. Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin., op.cit., h. 92.

10 11

17

Prosedur pengajaran bahasa Asing (khususnya bahasa Arab) dengan metode komunikatif (disadur oleh Fachrurrozi dari Finocchiaro dan Brumfit): 1. Pembelajaran diawali dengan penyajian suatu dialog singkat atau beberapa dialog-mini, didahului oleh motivasi berkaitan dengan situasi dialog terkait pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh para pelajar/siswa, serta suatu diskusi mengenai fungsi dan situasi orang, peranan, latar, topik, formalitas atau informalitas bahasa yang menurut fungsi dan situasi tersebut. 2. Kemudian dilanjutkan dengan praktik lisan (pengulangan) setiap ucapan bagian dialog yang disajikan pada hari itu (seluruh kelas, setengah kelas, kelompok, individual) dan pada umumnya didahului oleh model.3. Selanjutnya pembelajaran dikembangkan dengan pengajuan pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban-jawaban tetap berdasarkan topik-topik dialog dan situasi yang ada. Pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban harus berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan pribadi para pelajar/siswa. 4. Setelah itu, pengajar/guru dan pelajar/siswa menelaah dan mengkaji salah satu ekspresi komunikatif dasar dalam dialog itu atau salah satu struktur yang menunjukkan fungsi tersebut. Pengajar/guru juga bisa memberikan beberapa contoh tambahan mengenai penggunaan ekspresi komunikatif atau struktur dengan kosakata biasa. 5. Kegiatan-kegiatan produksi lisan bergerak maju dari kegiatan terpimpin menuju kegiatan komunikasi yang lebih bebas.

18

6. Setelah kegiatan latihan lisan, pelajar/siswa menyalin dialog-dialog, atau dialog-dialog mini, atau modul-modul kalau tidak terdapat atau tertera dalam teks kelas. 7. Sebelum pembelajaran berakhir, pengajar/guru memberi contoh tugas pekerjaan rumah secara tertulis, kalau diperlukan.8. Akhirnya, dilakukan evaluasi pembelajaran (hanya lisan), misalnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan.12

E. Kekuatan dan Kelemahan Setiap metode memiliki aspek kekuatan dan kelemahan. Berbagai metode datang silih berganti karena adanya ketidak puasan terhadap metode sebelumnya, namun metode yang baru pun akan mengalami hal yang sama, dikritik dan dianggap tidak mampu lagi memuaskan kepentingan pengajaran bahasa pada masanya. Begitu juga metode komunikatif ini memiliki aspek kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan metode komunikatif, yaitu;1. Pelajar termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama pelajaran langsung

dapat berkomunikasi (dalam bahasa fungsi, nosi, kegiatan berbahasa, dan keterampilan tertentu).2. Pelajar lancar berkomunikasi, dalam arti menguasai kompetensi gramatikal,

sosiolinguistik, wacana, dan strategis.

12

Ahmad Fuad Effendy., op. cit, h. 68. Dan Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin., op.cit., h.

94.

19

3. Suasana kelas hidup dengan aktivitas komunikasi antar pelajar dengan berbagai model interaksi dan tingkat kebebasan yang cukup tinggi, sehingga tidak membosankan.4. Kenyamanan pelajar/siswa di dalam kelas tercipta dengan baik karena mereka

mendapatkan kesempatan yang banyak dalam berinteraksi dengan temantemannya ataupun dengan gurunya. Dan kelemahan metode komunikatif, yaitu; 1. Kemampuan membaca, dalam keterampilan tingkat ambang, tidak mendapat porsi yang cukup.2. Loncatan langsung ke aktivitas komunikatif bisa menyulitkan siswa pada

tingkat permulaan.13

13

Ahmad Fuad Effendy., op.cit., h. 69.

20

BAB III KESIMPULAN Dari beberapa uraian yang telah disebutkan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa;A. Pendekatan metode komunikatif.

Dari aspek hakikat bahasa, pendekatan metode ini berlandaskan pada teori yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Begitu juga berlandaskan kepada teori linguistik, yaitu teori penggunaan bahasa secara fungsional.B. Desain dan prosedur metode komunikatif. a. Desain metode komunikatif

Desain metode komunikatif terdiri dari;1)

Tujuan pengajaran komunikatif, yaitu mengembangkan kompetensi

pelajar dalam berkomunikasi dengan bahasa target dalam konteks komunikatif yang sesungguhnya.

21

2)

Model silabus, silabus yang disarankan ada beberapa tipe. Akan tetapi, silabus yang dianggap ideal adalah yang mencakup paling

setidaknya

sedikit mengandung 10 unsur, yaitu: tujuan, latar, peranan, peristiwaperistiwa komunikatif, fungsi bahasa, nosi-nosi (ide, gagasan), wacana dan keterampilan retorik, varietas, isi/bobot gramatikal, dan isi/bobot leksikal.3)

Jenis kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dengan metode

komunikatif tidak dibatasi atau tidak ditentukan secara kaku selama jenis kegiatan pembelajaran dan latihannya berorientasi pada pencapaian tujuan komunikatif.4)

Peranan guru atau pengajar dalam metode komunikatif, selain sebagai

fasilitator, yakni membantu mempermudah jalannya komunikasi, pengajar juga berperan sebagai analis kebutuhan, manajer kegiatan kelompok, penasehat dan sebagai penghubung.5)

Peranan pelajar atau siswa dalam metode komunikatif adalah sebagai

komunikator yang terlibat langsung secara aktif dalam berkomunikasi.6)

Peranan bahan ajar dalam mendukung metode komunikatif telah

beraneka ragam. Akan tetapi, hendaknya penggunaan metode ini mempertimbangkan 3 (tiga) macam materi pelajaran, yaitu materi pelajaran berbasis teks, materi pelajaran berbasis tugas, dan realita.b. Prosedur metode komunikatif

Pembelajaran diawali dengan penyajian suatu dialog singkat atau beberapa dialog-mini. Kemudian dilanjutkan dengan praktik lisan (pengulangan) setiap ucapan bagian dialog yang disajikan pada hari itu. Selanjutnya pembelajaran dikembangkan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban

22

Setelah itu, pengajar dan pelajar menelaah dan mengkaji salah satu ekspresi komunikatif dasar dalam dialog. Setelah kegiatan latihan lisan, pelajar menyalin dialog-dialog, atau dialog-dialog mini, atau modul-modul kalau tidak terdapat atau tertera dalam teks kelas. Akhirnya, dilakukan evaluasi pembelajaran (hanya lisan), misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. C. Kelebihan dan kekurangan Kelebihan metode komunikatif; pelajar lancar berkomunikasi, suasana kelas hidup dengan aktivitas komunikasi antar pelajar, sehingga tidak membosankan. Adapun kekurangannya; kemampuan membaca tidak mendapat porsi yang cukup, loncatan langsung ke aktivitas komunikatif bisa menyulitkan pelajar pada tingkat permulaan.