membaca 17 tahun mahkamah konstitusi: reorientasi

20
Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi Paradigma dan Rekonstruksi Kelembagaan Oleh: Konstitusi dan Demokrasi Inisiatif Jakarta, 18 Agustus 2020

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi:

Reorientasi Paradigma dan

Rekonstruksi Kelembagaan

Oleh:

Konstitusi dan Demokrasi

Inisiatif

Jakarta, 18 Agustus 2020

Page 2: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Konstitusional Tanpa Paradoks

Konstruksi “konstitusional”

haruslah tanpa paradoks:

ia tuntas membedakan garis

konstitusional dan inkonstitusional,

ia memanifestasikan sepenuhnya

perlindungan hak konstitusional

warga negara, dan ia tidak

membungkus kepentingan-

kepentingan pragmatis dan

terselubung.

Page 3: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Tren Lama Waktu Putusan

START

Tercepat:

rata-rata

3,4 bulan

(tahun

2007)Add Text

START

Add Text

Terlama:

rata-rata

10,2 bulan

(tahun

2016)

Rata-rata

lama waktu

MK memutus:

7 bulan

Page 4: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Tren Lama Putusan 2019-2020

START

Tahun

2019

Rata-rata

4.5 bulan

START

Tahun

2020

Rata-rata

3.5 bulan

Page 5: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Kategori Undang-Undang yang DiujiTerdapat pembagian 24 kategori isu yang didasarkan pada klasifikasi judul

undang-undang dengan total pengujian 1319 kali. Berikut merupakan 10

kategori undang-undang yang paling banyak diujikan di MK:

Penegakan

Hukum (84)

Kekuasaan

Kehakiman

(141)

Pemerintaha

n Daerah

(216)Pemilihan

Umum (179)

Hukum

Pidana

(173)

Perpajakan

(46)

Ketenaga-

kerjaan (52)

Partai Politik,

Parlemen,

Kementerian

Negara (83)Ekonomi

dan Bisnis

(68)

Sumber

Daya

Alam

(56)

Page 6: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

10 Undang-Undang yang Paling

Banyak Diuji

MPR, DPR, DPD, dan

DPRD (53 Pengujian)

Pemilu Anggota DPR,

DPD, dan DPRD (59

Pengujian)

KUHAP (72

Pengujian)

Pemerintahan Daerah

(79 Pengujian)

Pemilihan Gubernur,

Bupati, dan Walikota

(82 Pengujian)1

2

3

4

5

Ketenagakerjaan (31

Pengujian)

Mahkamah Agung

(37 Pengujian)

Pemilu Presiden dan

Wakil Presiden (39

Pengujian)

Mahkamah

Konstitusi (41

Pengujian)

Pemilihan Umum (45

Pengujian)6

7

8

9

10

Page 7: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

10 Terbanyak Identitas Pemohon dalam

PUU 2019-2020

29

17

14

11

10

10

4

4

4

3

0 5 10 15 20 25 30 35

Tidak Disebutkan

Advokat

Swasta

Wiraswasta

Mahasiswa

Lembaga Swadaya Masyarakat

Perseroan Terbatas

Pegawai Negeri Sipil

Perkumpulan

Dosen

Amar Putusan MK Selama17 Tahun

AdvokatMemperjuangkan aturan pelaksan

aan tugas dan fungsi advokat; turut

berkontribusi mengoreksi UU yang

dianggap inkonstitusional

MahasiswaKesadaran berkonstitusi

mahasiswa untuk menyuarakan

perbaikan kebijakan negara

melalui judicial review di MK

Page 8: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Amar Putusan Mahkamah Konstitusi

516

516

180

143

91

28

0 100 200 300 400 500 600

Ditolak

Tidak Dapat Diterima

Dikabulkan Sebagian

Ketetapan

Dikabulkan Seluruhnya

Gugur

Amar Putusan MK Selama17 Tahun

Page 9: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Tren Amar Menolak dan Legal Reasoning

Kendati MK lebih banyakmenolak daripada mengabulkanpermohonan, tidak menutupkemungkinan MK memberikanlegal reasoning yangbermanfaat bagi perkembanganpenafsiran konstitusi.Ini menjadi pesan penting,sebab membaca putusan MKbukan hanya membacaamarnya saja, melainkan jugamenyerap makna di balik raisond’etre sebagai satu kesatuanyang tak terpisahkan dariputusan.

Putusan Nomor 55/PUU-XVII/2019Redesain model keserentakan pemilu dan pilkada 5 kotak dan

pedoman konstitusional dalam mencari format desain

keserentakan pemilu yang tepat

Putusan Nomor 32/PUU-XVII/2019 Menegaskan kembali doktrin business judgment rules dalam

pengelolaan BUMN

Putusan Nomor 59/PUU-XVI/2018Menafsirkan kekayaan dana pension BUMN merupakan

bagian dari keuangan negara

Page 10: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

17 Tahun Mahkamah Konstitusi

dalam Lintas DiskursusKepatuhan dan Tindak Lanjut terhadap Putusan

Mahkamah Konstitusi

Peran Mahkamah Konstitusi dalam Penguatan

Demokrasi Elektoral

Menggugat Pengujian Formil di Mahkamah Konstitusi

Mengokohkan Konstitusi Ekonomi

Page 11: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

162 Putusan dengan Amar Dikabulkan Belum

DitindaklanjutiTerdapat 76 rekomendasi RUU yang dapat mengakomodasikan putusan-

putusan tersebut. Diharapkan, putusan MK ini dapat memperbarui

undang-undang dalam Prolegnas 2020-2024.

Kepatuhan dan Tindak Lanjut terhadap

Putusan MK

31 Putusan MK Dilangkahi dalam Omnibus Law

RUU Cipta Kerja

Ditemukan terhadap 12 UU yang akan diubah dalam RUU Cipta Kerja.

Ketidakpatuhan ditemukan dalam bentuk: (1) penghidupan kembali

aturan yang sudah mati; (2) tidak ditindaklanjuti; atau

(3) ditindaklanjuti sebagian

Page 12: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Pemerintah Tidak Menindaklanjuti Beberapa

Putusan di Bidang Sumber Daya Alam• Pemerintah tidak menindaklanjuti Putusan Nomor 30/PUU-VIII/2010 ke

PP 1/2014 dan PP 77/2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pertambangan Minerba, ketentuan WIUP dan WIUPK belum diperbarui.

• Pemerintah tidak menindaklanjuti Putusan Nomor 18/PUU-XII/2014

dengan membentuk lembaga penegak hukum terpadu satu atap untuk

perkara pidana LH.

Kepatuhan dan Tindak Lanjut terhadap

Putusan MK

Dualisme Pandangan Mahkamah Agung dan

Mahkamah Konstitusi

• Kepesertaan DPD dengan syarat bukan pengurus parpol. Putusan

Nomor 30/PUU-XVI/2018 diabaikan oleh Putusan MA

65P/HUM/2018 tentang kepesertaan OSO.

• Syarat keterpilihan Presiden dan Wakil Presiden. Putusan MK

Nomor 50/PUU-XII/2014 dan Nomor36/PUU-XVII/2019 diabaikan

Putusan MA Nomor 44 P/HUM/2019

Page 13: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Peran MK dalam Penguatan

Demokrasi Elektoral

Pengujian Undang-Undang• Isu pemilu dan pilkada tetap menjadi isu yang paling banyak diujikan di MK. Peranan dalam mem

bentuk tatanan demokrasi electoral di Indonesia menjadi sangat signifikan

• Sejumlah pengujian UU Pemilu/UU Pilkada masih dianggap sebagai open legal policy, seperti

parliamentary threshold, presidential threshold, ambang batas pengajuan sengketa pilkada ke

MK. Layaknya putusan MK tentang redesain model keserentakan pemilu, MK seyogianya

menanamkan pagar-pagar prasyarat konstitusional, tidak sekadar melemparkan tanggung jawab

ke pembentuk undang-undang.

Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilu/Pilkada• Proses pemeriksanaan dan pembuktian dalam perkara masih menjadi sorotan public. Misalnya,

MK kerap menghitung sendiri hasil perolehan suara, bukan dalam persidangan.

• Tumpang tindih kewenangan Bawaslu dalam menangani pelanggaran administrasi di proses

rekapitulasi hasil pemilu dengan kewenangan MK menyelesaikan perselisihan hasil pemilu

• Kesiapan MK dalam menghadapi tantangan penanganan PHP Pilkada di tengah Covid-19

Page 14: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Peran MK dalam Penguatan

Demokrasi Elektoral

152

60

72

264

101

171

0 50 100 150 200 250 300

Pilkada 2015

Pilkada 2017

Pilkada 2018

Perbandingan Jumlah Pilkada & Sengketa Hasil

Jml Pilkada Jml Sengketa

• Faktor penurunan kasus 2018

karena berhimpitan dengan

Pemilu 2019

• Pilkada Tahun 2020 berpotensi

mengalami kenaikan, apalagi

ditambah kompleksitas

penyelenggaraannya di tengah

Covid-19

Page 15: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Menggugat Pengujian Formil di MK

• Tercatat terdapat 44 pengujian formil di MK, tetapi tidak ada satupun yang dikabulkan oleh MK.

• Perkara Nomor 27/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Formil UU Mahkamah Agung hampir dikabulkan.

MK menemukan ada pelanggaran prosedur akibat kuorum tidak dipenuhi, tetapi atas dasar asas

kemanfaatan, MK menolak permohonan pemohon

• Paradigma MK dalam memutus pengujian formil perlu digugat, batu uji yang digunakan ialah UUD

1945 dengan penafsiran ekstensif.

Page 16: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Mengokohkan Konstitusi Ekonomi

Eko & Bisnis, 33

SDA, 27

Sosbud & Identitas Nasional,

18

Pemda, 16

Kesehatan, 13

*total Prolegnas: 248

**data 5 kategori terbanyak

***sumber: pengolahan data Kode Inisiatif

- RUU Cipta Kerja

- RUU Ketentuan dan Fasilitas

Perpajakan untuk Penguatan

Perekonomian

- RUU Pengembangan dan

Penguatan Sektor Keuangan

- UU Minerba

Daftar RUU Krusial untuk tentang

Dorongan/Pertumbuhan Ekonomi

Fokus pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi perlu diantisipasi.

Page 17: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Modal MK Mengokohkan

Konstitusi Ekonomi

Constitutional Review Per Kategori

No. KategoriJumlah

Pengujian

7 Ekonomi dan Bisnis 68

8 Sumber Daya Alam 56

Sejumlah Landmark Decision MKNo. Putusan Tentang

1 002/PUU-I/2003 (UU Migas)

, 003/PUU-III/2005 (UU Keh

utanan), 058-059-060-063/

PUU-II/2004 dan 008/PUU-I

II/2005 (Sumber Daya Air),

dan Putusan MK Nomor 00

1-021-022/PUU-I/2003 (UU

Ketenagalistrikan)

Tafsiran “dikuasai oleh negara” ialah rakyat secara

kolektif memberikan mandat kepada negara untuk

mengadakan kebijakan (beleid), tindakan pengurusan

(bestuursdaad), pengaturan (regelendaad),

pengelolaan (beheersdaad), dan pengawasan

(toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

2 35/PUU-X/2012, 34/PUU-IX

/2011

PUU 41/1999 tentang Kehutanan. Penguasaan hutan

oleh negara harus tetap memperhatikan, menghormati

, dan memenuhi hak-hak masyarakat adat

3 3/PUU-VIII/2010 PUU 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil. Menghapus pemberian Hak

Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3) kepada swasta

yang bersifat private ownership

4 28/PUU-XI/2013 PUU 17/2012 tentang Perkoperasian. UU dibatalkan

seluruhnya karena berjiwa korporasi dan melenceng

dari esensi kegotong-

royongan koperasi

5 85/PUU-XI/2013 PUU 7/2004 tentang Sumber Daya Air. UU dibatalkan

seluruhnya akibat swastanisasi pengelolaan dan

penguasaan sumber daya air

Lama Waktu Memutus

No. Kategori Rata-Rata

7 Ekonomi dan Bisnis 7,9 bulan

8 Sumber Daya Alam 10,1 bulan

Page 18: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Menata Mahkamah Konstitusi Melalui

Revisi UU Mahkamah Konstitusi• Catatan Revisi UU Mahkamah Konstitusi

– Revisi UU MK tidak terdaftar sebagai prolegnas prioritas tiba-tiba muncul dalamdaftar kumulatif terbuka

– Naskah akademik yang dilampirkan tidak komprehensif sebab tidak membahas poin krusialyang diatur dalam batang tubuh UU, seperti kenaikan masa jabatan ketua dan wakil ketuaMK, usia minimal hakim konstitusi, penghapusan periodisasi masajabatan hakim, penghapusan tindak lanjut putusan MK oleh DPR atau presiden,perpanjangan masa jabatan hakim hingga usia pensiun serta menyalahi materipembentukan naskah akademik

– Adanya aturan “pesanan” di luar materi yang dibatalkan atau ditafsirkan oleh MKdengan justifikasi, di antaranya Putusan MK Nomor 49/PUU-IX/2011, 34/PUU-X/2012, dan7/PUU-Xl/2013 yang tidak memiliki relevansi dengan isu krusial

– Materi muatan dalam draf RUU MK ini tidak substantif, tidak mendesak, dankebanyakan hanya berkutat pada masa jabatan hakim konstitusi

– Panjangnya masa jabatan hakim konstitusi, hakim konstitusi yang saat ini menjabatberpotensi menjabat hingga 15-20 tahun.

Page 19: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Menata Mahkamah Konstitusi Melalui

Revisi UU Mahkamah Konstitusi• Momentum Menyempurnakan Kelembagaan MK

➢ Revisi UU MK tetap diperlukan untuk menjaga agar MK tetap prima dalam

menegakkan konstitusionalisme dan melindungi hak-hak konstitusional warga

negara

➢ Materi pokok dalan revisi UU MK yang perlu ada:

– Hukum Acara Mahkamah Konstitusi diatur di satu undang-undang secara

komprehensif

– Standar Pakem Rekrutmen Hakim Konstitusi

– Constitutional Complaint dan Constitutional Question

– Pengujian Peraturan Perundang-Undangan Satu Atap

Page 20: Membaca 17 Tahun Mahkamah Konstitusi: Reorientasi

Sekian dan Terima Kasih

[email protected]