materi-4. teknik penyamakan kulit ikan
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
1/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 11
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
D.
Teknik Penyamakan Kulit Ikan
1. Teknik Pengawetan
Kulit mentah adalah kulit yang didapat dari hewan dan sudah dilepas dari
tubuhnya (Anonim, 1996a). Kulit segar yang baru lepas dari tubuh hewan mudah sekali
mengalami pembusukan, karena kulit tersebut merupakan media yang sangat baik untuk
berkembang biaknya mikroorganisme terutama bakteri pembusuk (Wibowo, dkk., 1995
cit. Rahmad, 2004). Kulit setelah dilepas dari tubuh hewan dapat langsung disamak atau
diproses, namun karena letak dan tempat pengambilan kulit hewan tidak selalu
berdekatan dengan tempat penyamakan maka kulit akan mengalami penundaan waktu
sebelum proses penyamakan (Purnomo, 1985).
Kualitas kulit mentah merupakan salah satu faktor penentu kualitas kulit
tersamak. Kerusakan pada kulit mentah dapat diklasifikasikan dalam dua golongan, yaitu
kerusakan ante mortem danpost mortem. Kerusakan ante mortem yaitu kerusakan yang
terjadi pada waktu hewan hidup, misalnya karena parasit, penyakit, umur tua, atau sebab-
sebab mekanik. Kerusakan post mortem adalah kerusakan yang terjadi setelah hewan
mati, misalnya karena penanganan yang buruk, pengulitan yang buruk, pengawetan yang
tidak efisien, mikroorganisme, atau serangga (Judoamidjojo, 1982).
Kulit ikan pari dalam keadaan mentah yang disimpan pada suhu kamar hanya
dapat bertahan sampai lima jam, sedangkan kulit ikan pari yang disimpan pada suhu
rendah 5oC dapat bertahan sampai 12 hari dan pada hari ke-14 sudah membusuk secara
organoleptik (Tazwir, dkk., 1991). Supaya kulit mentah dapat disimpan lama, maka perlu
segera dilakukan usaha-usaha pengawetan (Anonim, 1996a). Pengawetan kulit bertujuan
untuk melindungi kulit terhadap serangan bakteri, jamur, dan serangga yang
menyebabkan terjadinya pembusukan dan kerusakan (Aten, et al., 1955). Setiap
penundaan waktu pengawetan akan mengakibatkan kerusakan akibat mikroorganisme,
yang berarti penurunan efisiensi proses pengawetan (Anonim, 1980). Prinsip dari
pengawetan kulit adalah mengurangi kadar air yang terkandung di dalam kulit,
menempatkan kulit dalam situasi yang asam, dan meracuni kulit (Aten, et al., 1955).
Meracuni kulit dimaksudkan adalah membunuh atau mencegah pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme yang dapat dilakukan dengan menambah obattertentu.
Obat yang dipakai untuk meracuni kulit dinamakan hide poison atau racun kulit.
Obat yang banyak digunakan sebagai hide poison atau racun kulit pada pengawetan kulit
di Indonesia adalah natrium arsenat (Na2AS2O3), namun karena penggunaan natrium
arsenat yang sudah sangat dibatasi, maka dapat dipakai obat lain misalnya cortimol
(Anonim, 1981 cit. Sugiyono, 1988).
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
2/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 12
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
Antimikrobia adalah substansi yang membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikrobia seperti bakteri (aktivitas anti bakteri), jamur (aktivitas anti jamur), virus
(aktivitas anti anti virus), atau parasit (aktivitas anti parasit) (Anonim, 2007a). Menurut
Anonim (2007b) antimikrobia merupakan agensia dengan efek tertentu, yaitu membunuh
atau menekan perkembangbiakan dan pertumbuhan mikroorganisme. Antimikrobia ini
bekerja membunuh mikrobia, mencegah perkembangbiakan mikrobia, atau menghambat
aksi patogenik dari mikrobia tersebut.
N-dimethyldithiocarbamate adalah senyawa kimia yang terdapat pada salah satu
jenis obat yang digunakan pada industri kulit sebagai antimikrobia dengan merek dagang
Cortimol. Cortimoldapat digunakan pada semua jenis kulit untuk mencegah kerusakan
yang diakibatkan oleh mikrobia. Cortimol sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan
mikrobia, selain itu cortimol juga melindungi stok kulit dari kerusakan yang bersifat
irreversible akibat aksi mikrobia, misalnya kerusakan yang terjadi akibat proses
pengawetan yang kurang tepat maupun pada saat penyimpanan kulit. Penambahan
cortimoldapat membantu keadaan tidak menjadi lebih buruk terutama pada kelanjutan
proses yang akan dilakukan berikutnya (Anonim, 1998).
Pengawetan kulit yang berhasil baik dapat memperlihatkan bahwa semua
jaringan kulit yang bermanfaat untuk proses penyamakan berikutnya dapat dipertahankan
dan tidak mengalami perubahan yang berarti (Djojowidado, dkk., 1979). Beberapa cara
pengawetan kulit mentah, antara lain:
a. Pengawetan dengan pengeringan. Pengawetan kulit mentah dengan pengeringan
banyak dilakukan di daerah tropis seperti Indonesia yang hampir sepanjang tahun
mendapat sinar matahari. Pengeringan merupakan metode pengawetan yang palingmudah dilakukan. Pengawetan dengan cara ini biasanya dilakukan terhadap kulit
hewan besar seperti sapi dan kerbau, namun terhadap kulit kecil seperti kambing,
domba, reptil, dan ikan pada umumnya digunakan cara pengawetan penggaraman
(Tambunan, 1992).
Pengawetan kulit dengan pengeringan tidak boleh dilakukan terlalu cepat karena
akan menyebabkan zat-zat kulit pada lapisan luar mengering terlebih dahulu dan
berubah menjadi gelatin sehingga menghalangi penguapan air dari lapisan kulit
bagian dalam. Akibatnya lapisan kulit bagian dalam tidak dapat kering dan akan
menimbulkan pembusukan pada kulit mentah yang sudah diawetkan, sebaliknya
pengeringan yang terlalu lambat akan menyebabkan kulit menjadi busuk karena
mikrobia tetap dapat hidup dan berkembang pada kadar air yang terlalu tinggi dalam
kulit (Anonim, 1996a).
b.
Pengawetan dengan pengasaman/pickling. Pengawetan dengan cara pengasaman
yaitu dengan merendam kulit pada larutan asam. Prinsipnya bahan kimia yang
bersifat asam dalam proses ini akan menyebabkan mikrobia tidak dapat tumbuh dan
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
3/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 13
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
merusak kulit. Kulit yang telah mengalami pengasaman akan tahan disimpan hingga
proses penyamakan selanjutnya (Purnomo, 1985).
c. Pengawetan dengan penggaraman. Pengawetan penggaraman dibagi dua yaitu
penggaraman kering (Dry Salting) dan penggaraman basah (Wet Salting).
Penggaraman kering merupakan pengawetan yang mengkombinasikan antara
penggaraman dan pengeringan di bawah matahari, sedangkan penggaraman basah
dapat dilakukan dengan larutan garam jenuh maupun garam kristal. Keuntungan dari
pengawetan penggaraman adalah prosesnya tidak tergantung dari panasnya sinar
matahari, proses perendaman (soaking) tidak memerlukan waktu lama, dan bahaya
kerusakan protein hanya sedikit jika dibandingkan dengan pengawetan pengeringan
(Anonim, 1996a).
Garam berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri yang terdapat dalam tubuh
ikan. Garam dalam larutan akan terurai menjadi bentuk ion-ion, yaitu Na+dan Cl-yang
akan mengganggu mikrobia, terutama bakteri secara fisik dan fisiologis. Ion Na+ akan
menyebabkan perubahan tekanan osmotik antara di luar dan di dalam membran plasma
sel bakteri. Air di dalam membran akan tertarik ke luar dan akhirnya menjadi lisis
sehingga pertumbuhan bakteri terhambat. Ion Cl- menyebabkan penurunan daya larut
oksigen sehingga kebutuhan oksigen oleh bakteri menjadi terbatas dan akhirnya akan
mempengaruhi pertumbuhannya (Junianto, 2003).
Garam jenuh merupakan salah satu alternatif bahan pengawet yang efektif,
efisien dan ekonomis. Garam jenuh (NaCl) mempunyai aksi bakteriostatik dan
bakterisidal sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri bahkan mematikannya.
Garam jenuh (NaCl) juga mempunyai aksi pengawetan yaitu dengan merubah kondisi
protein-protein dan enzim-enzim sedemikian rupa sehingga enzim-enzim kehilangan
kemampuannya untuk mengurai protein (Zaitzev et al.,1969)
Pengawetan kulit dengan larutan garam jenuh dapat menghambat kerusakan kulit
baik karena pengaruh luar (misalnya kontaminasi bakteri) maupun dari dalam kulit,
misalnya karena aktivitas enzim. Bakteri yang mampu hidup adalah bakteri halofilik
yang mampu hidup pada kadar garam tinggi (Miwada, 2001)
2.
Teknik Penyamakan
Proses penyamakan bertujuan untuk merubah kulit mentah yang bersifat mudah
rusak oleh aktivitas mikrobia, kimia, atau fisika menjadi kulit tersamak yang lebih tahan
terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Mekanisme penyamakan adalah memasukkan
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
4/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 14
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
bahan penyamak ke dalam anyaman atau jaringan serat kulit sehingga terjadi ikatan
kimia antara bahan penyamak dengan serat kulit (Purnomo, 1991). Proses penyamakan
secara garis besar dibagi menjadi empat bagian yaitu:
a.
Pra penyamakan. Tahap pra penyamakan berfungsi untuk menyiapkan kondisi kulitagar siap disamak. Substansi-substansi kulit diaktifkan dan dikondisikan agar reaktif
terhadap bahan penyamak. Tahap pra penyamakan juga disebut Tahap Rumah
Basah (Beam House) karena berlangsung dalam lingkungan serba basah. Tahap
Rumah Basah (Beam House) terdiri dari 7 proses diantaranya yaitu: perendaman
(soaking), pengapuran (liming), pembuangan daging (fleshing), pembuangan kapur
(deliming), pengikisan protein (bating), & pengasaman (pickling)(Purnomo, 1985).
b.
Penyamakan. Penyamakan kulit bertujuan untuk mengubah sifat kulit yang tidak
stabil menjadi stabil terhadap perlakuan-perlakuan tertentu seperti adanya aksi
mikrobia, zat kimia, dan perlakuan fisik (Purnomo, 1985).
c.
Pasca penyamakan. Tahap pasca penyamakan terdiri dari beberapa proses
diantaranya yaitu: penyamakan ulang, peminyakan, dan pengecatan dasar.
Penyamakan ulang bertujuan untuk menyempurnakan proses penyamakan dan
mengisi kulit agar memiliki pegangan yang baik. Peminyakan bertujuan untuk
memasukkan minyak ke dalam struktur kulit, sehingga tidak terjadi penempelan
serat yang satu dengan serat yang lain. Pengecatan dasar bertujuan memberikan
warna dasar pada kulit sesuai dengan yang diinginkan (Purnomo, 2002).
d.
Penyelesaian. Tahap penyelesaian (finishing) terdiri dari beberapa proses
diantaranya yaitu: pengeringan, pementangan, pelemasan dan pengampelasan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kulit. Pementangan
bertujuan untuk merentangkan kulit sehingga dicapai luasan kulit yang maksimal
dengan kondisi yang rata. Pelemasan bertujuan untuk menjadikan kulit lebih lemas
dengan cara menggosok-gosokkan kulit bagian daging pada papan staking.
Pengampelasan dilakukan pada bagian sisik dan daging. Pengampelasan bagian
sisik bertujuan memperhalus permukaan sisik dan menghilangkan serabut yang
masih ada, sedangkan pengampelasan bagian daging bertujuan untuk menghaluskan
serabut-serabut yang timbul akibat proses pelemasan kulit (Purnomo, 2002).
Secara komprehensif proses penyamakan kulit ikan meliputi 19 tahapan proses
sebagai berikut (Gambar 4-12).
a.
Pencucian kulit (Washing). Tahap ini bertujuan untuk membersihkan sisa daging,
lemak, darah, dan kotoran yang masih melekat pada kulit.
b.
Pembuangan daging (Fleshing). Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan sisa
daging yang terdapat pada kulit karena akan menghalangi masuknya bahan kimia ke
dalam penampang kulit (Anonim, 1996a).
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
5/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 15
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
c.
Penimbangan (Weighing). Tahap ini bertujuan untuk menentukan banyaknya bahan
kimia yang digunakan.
d.
Perendaman (Soaking). Tahap ini bertujuan untuk mengembalikan kandungan air
yang hilang selama pengulitan dan pengawetan awal kulit mentah, serta
membersihkan kulit dari residu bahan-bahan kimia yang digunakan selama proses
pengawetan (Purnomo, 2002). Bahan yang digunakan: air 600 %; wetting agent
(Teepol) 0,5%; soda abu 0,2%; dan antimikrobia 0,1%.
e.
Pengapuran (Liming). Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan jaringan epitel dan
membengkakkan kulit. Bahan yang digunakan: air 400 %; Na2S 2% dan kapur 6%.
f.
Penyikatan (Brushing). Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan sisik/lapisan
pelapis manik-manik agar bahan-bahan penyamak dapat masuk dengan baik dan rata.
g.
Pembuangan Kapur (Deliming). Tahap ini bertujuan untuk menetralisir kapur dalam
kulit agar tidak mengganggu proses penyamakan selanjutnya. Bahan yang
digunakan: air 400%; ZA 2%; dan FA 0,5%.
h. Pengikisan Protein (Bating). Tahap ini bertujuan untuk membuang protein non-
kolagen dalam kulit dengan menggunakan Oropon OR 4%, sehingga kulit menjadi
lebih lemas.
i.
Pembuangan Lemak (Degreasing). Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan lemak
pada kulit sehingga bahan kimia lebih mudah masuk ke dalam penempang kulit.
Bahan yang digunakan Teepol 1%.
j.
Pengasaman (Pickling). Tahap ini bertujuan untuk mengasamkan kulit sehingga
menghentikan bekerjanya enzim protease dan mempersiapkan kulit agar siap
disamak. Penggunaan garam bertujuan untuk mencegah pembengkakkan dankerusakan kulit akibat pemberian asam. Bahan yang digunakan: air 200%; garam
17%; minyak non-ionic 0,5%; FA 1%; dan asam sulfat 1,5%.
k. Penyamakan (Tanning). Tahap ini bertujuan untuk memasukkan bahan penyamak ke
dalam kulit dan mengusahakan agar terjadi ikatan kimia antara jaringan serat kulit
dengan bahan penyamak yang ditambahkan (Untari, 2000).
l.
Penyamakan Ulang (Retanning). Tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan proses
penyamakan sebelumnya, sehingga diharapkan dengan penyamakan ulang kulit
menjadi lebih lemas (Untari, 2000).
m.
Peminyakan (Fat Liquoring). Tahap ini bertujuan untuk melicinkan serat-serat kulitsehingga kulit mempunyai ketahanan fisik yang baik, menjaga agar serat kulit tidak
lengket satu dengan lainnya dan memperkecil daya serap kulit (Purnomo, 1992).
n. Pengeringan (Drying). Tahap ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kulit
(Purnomo, 1985).
o.
Pelemasan (Stacking). Tahap ini bertujuan untuk mencapai kelemasan kulit sesuai
yang diinginkan dan untuk memperoleh tambahan luas kulit (Purnomo, 1985).
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
6/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 16
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
p.
Pengampelasan (Buffing). Tahap ini bertujuan untuk meratakan dan menipiskan kulit
sesuai dengan ketebalan yang dikehendaki dan untuk membuat mutiara pada rajah
kulit lebih halus (Untari, 2000).
q.
Pembasahan Kembali (Wetting Back). Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan
proses pengecatan dasar sehingga cat dasar dapat masuk ke dalam kulit secara
merata (Untari, 2000).
r. Pewarnaan Dasar (Dyeing). Tahap ini bertujuan untuk memberikan warna dasar pada
kulit tersamak seperti yang diinginkan sehingga penampilan kulit akan lebih indah
(Untari, 2000).
s.
Pengecatan Tutup (Finishing). Tahap ini berfungsi untuk menutup cat yang ada
misalnya warna permukaan yang tidak rata, serta meningkatkan daya kilapnya
(Purnomo, 2002).
Perendaman dalam Larutan Garam
Jenuh 5 hari & Antiseptik 10 menit
Pembuangan Daging Kulit
Penimbangan Kulit
Perendaman dalam Larutan Tepol
(0,5% tepol + 0,2% kaporit + 0,2%
natrium karbonat + 600% air)
Penyesetan Daging Kulit
Pengapuran(air 400% + 2% Na2S + kapur 6%)
Pencucian Kulit SegarKulit Ikan Segar
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
7/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 17
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
Lanjutan
Penghilangan Protein(4% oropon, OR)
Penghilangan Lemak
(1% tepol)
Pembuangan Kapur &
Pengapuran Ulang
Penyamakan Ulang
(200% air + : 10% formalin, 10%
syntan & 20% mimosa)
Peminyakan
(200% air suhu 600C + larutan sulfonasi suhu
800C + 1% asam semut katalix-U + 1,5%
natrum bikarbonat)
Penyamakan(0,5% katalix-U + 1,5% natrium
bikarbonat + bahan penyamak)
Mineral Alami/nabati
Sintetis
Pengeringan
Perenggangan
Perenggangan
Pemeraman
-
7/24/2019 Materi-4. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
8/8
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 18
Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM
Lanjutan
Gambar 4-12. Tahapan proses penyamakan kulit ikan
Pengampelasan
Pembasahan Kulit(400 air suhu 400C + 0,5%
ammonia + 1% te ol
Pengecatan Dasar(200 air suhu 400C + 0,5% ammonia + 1%
cat dasar + 3% minyak sulfonasi + 1%
asam semut + 0,1% antimould)
Pemeraman
Penyetrikaan Kulit
Pengkilapan
(super thinner+ lack netral)
Kulit Jadi / Tersamak
Perenggangan
Uji Mutu (SNI)1.Kekuatan tarik
2.Kekutan sobek
3.Kemuluran
4.Kelemasan
5.Suhu kerut6.Kadar lemak/minyak
7.Kadar air
8.Lain-lainPengolahan
Produk Kulit
Pengeringan
Produk Komersial1.Sepatu pria & wanita
2.Tas pria & wanita
3.Dompet pria & wanita
4.Ikat pinggang
5.
Gantungan kunci, dll.