marking landasan dan perlampuan
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Marking Landasan Dan Perlampuan
1/5
MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN
Sejak awal mula penerbangan, pilot selalu memakai tanda-tanda di darat sebagai alat bantu
navigasi ketika mengadakan approach ke sebuah lapangan terbang. Fasilitas bantu tersebut
adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara, dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. Alat bantu pendaratan instrument / ILS (Instrumental Landing System)b. Alat bantu pendaratan visual / AFL (Airfield Lighting System)
Alat Bantu Pendaratan Instrumen (ILS)A. Instrument Landing System
Instrument Landing system adalah alat bantu pendaratan instrument (nonvisual) yang
digunakan untuk membantu pilot dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan
pesawat di suatu bandara, atau dengan kata lain IFR (Instrument Flight Rules) adalah cara
menerbangkan pesawat tanpa melihat keluar, jadi hanya mengikuti panduan instrument di
cockpit pesawat sebagai rujukannya. Intinya, dengan radio navigasi selain GPS, pesawat akan
terbang dari satu titik ke titik yang lain dengan mengikuti sinyal radio yang dinamakan VOR (VHF
Omni Range) atau NDB (Non Directional Beacon).
Peralatan ILS terdiri atas 3 subsistem yaitu :
- LocalizerAdalah pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai kelurusan pesawat
terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi 108 MHz hingga
111,975 MHz
- Glide SlopeAdalah pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan, bekerja pada
frekuaensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz- Marker Beacon
Adalah pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap titik pendaratan,
dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.
Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :
a. Outer Marker (OM) yang terletak 3,5-6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker
dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz
b. Middle Marker (MM) yang terletak pada 1050150 meter dari landasan pacu dan
dimodulasikan dengan frekuensi 1300 Hz
c. Inner Marker (IM) terletak 75-450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan
sinyal 3000 Hz. Di Indonesia tidak dipasang IM mengingat ILS dioperasikan dengan kategori I
Ada beberapa cara untuk menemukan bandara, turun dari ketinggian jelajah (descent) dan
landing (mendarat) yang bisa dilakukan oleh pilot, paling umum adalah dengan cara visual
(melihat landasan dan mendarat) cara ini disebut visual approach atau bisa juga disebut
Visual Flight Rules (VFR). Tetapi ketika jarak pandang sangat rendah untuk melakukan visual
approach dan landing, diperlukan beberapa alat bantu (navigation aid) di darat atau satelit
-
7/30/2019 Marking Landasan Dan Perlampuan
2/5
(NDB, VOR dan Localizer) untuk memandu pesawat turun ke ketinggian aman sampai
landasan terlihat dan melakukan pendaratan.
Ada dua tipe approach yaitu non precision approach dan precision approach. Ketika
melakukan precision approach inilah dibutuhkan alat navigasi akurat dari darat yang
terpasang di bandara, yaitu ILS (Instrument Landing System).
B. Runway Visual Range (RVR)Adalah suatu system/alat yang digunakan untuk memperoleh informasi meteorology
(cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di sekitar runway.
Visual Flight Rules (VFR)Adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang
selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara efisien dan
aman. VFR ini berupa Marking yang digunakan pada siang hari dan perlampuan / AFL (Airfield
Flight Lighting) yang digunakan pada malam hari.
a) MarkingAda 4 macam tipe marking yaitu :
- Marking landasan- Marking taxiway- Marking untuk area yang dibatasi- Marking untuk objek tetap
Marking Landasan- Nomor Landasan
Ditempatkan di ujung landasan sebagai nomor pengenal landasan itu, terdiri
dari dua angka. Pada landasan sejajar harus dilengkapi dengan huruf L (Left)
atau R (Right) atau C (Center). Dua angka tadi merupakan angka persepuluhan
terdekat dari utara magnetis dipandang dari arah approach, ketika pesawat
akan mendarat.
- Marking Sumbu LandasanDitempatkan sepanjang sumbu landasan berawal dan berakhir pada nomor
landasan, kecuali pada landasan yang bersilangan. Landasan yang lebih dominan
sumbunya terus, yang kurang dominan sumbunya diputus.
- Marking ThresholdDitempatkan di ujung landasan sejauh 6 m dari tepi ujung landasan membujur
landasan. Panjang 30 m dan lebar 1,8 m.
- Marking Untuk Jarak-jarak TetapBerbentuk empat persegi panjang berwarna mencolok biasanya oranye. Ukuran
panjangnya 45m 60m, lebar 6m 10m terletak simetris kanan kiri sumbu
landasan. Marking ini yang terujung berjarak 300 dari threshold.
- Marking Touchdown ZoneDipasang pada landasan dengan approach presisi, tapi bisa juga dipasang pada
landasan non presisi yang lebar landasannya lebih dari 23 meter.
-
7/30/2019 Marking Landasan Dan Perlampuan
3/5
Terdiri dari pasangan-pasangan segiempat di kanan kiri sumbu landasan. Lebar 3
m, dan panjang 22,5 m untuk strip tunggal, sedangkan untuk strip ganda ukuran
22,5 m x 1,8 m dengan jarak 1,5 m.
- Marking Tepi LandasanMerupakan garis lurus di tepi landasan memanjang sepanjang landasan dengan
lebar strip 0,9 m untuk landasan yang lebarnya lebih dari 30 m, dan lebar 0,45 m
untuk landasan yang mempunyai landasan kurang dari 30 m.
Marking Taxiway- Marking Sumbu Taxiway
Sebagai garis pedoman dari sumbu landasan masuk ke taxiway berbentuk garis
selebar 15 cm berwarna kuning.
- Marking Posisi Taxi HoldingSebagai tanda bahwa taxiway akan berpotongan dengan landasan. Pesawat
harus berhenti di sini sebelum mendapatkan perintah PLLU masuk ke landasan.
Marking Untuk Area yang DibatasiMisalnya untuk daerah seperti :
- Permukaan yang mampu menahan beban pesawat dan yang tidak mampumenahan berat pesawat (taxiway dan bahunya) dipisahkan oleh taxiway side
strip marking.
- Di landasan yang thresholdnya dipindahkan secara permanen atau perkeran diluar threshold panjangnya 60 m dibuat yang disebut Prethreshold.
Marking Untuk Objek TetapYang termasuk objek tetap misalnya menara air, antenna, gedung/bangunan
yang diperkirakan menjadi halangan pada flight pad harus diberi tanda yang
mencolok misalnya oranye.
b) Perlampuan / Airfield Lighting System (AFL)Sistem perlampuan ini bisa memberikan informasi dengan kemiringan yang diinginkan,
intensitasnya cahayanya bisa diatur sehingga menjamin informasinya mencapai mata
pilot dalam keadaan cuaca jelek maupun cuaca baik di malam hari tanpa menyilaukan
mata pilot. Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :
a. Runway edge light
Adalah rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang dipasang pada
jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi tuntunan kepada
penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang hari pada cuaca
buruk, atau pada malam hari.
b. Threshold light
Adalah rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang batas landasan,
dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu memancarkan
cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.
-
7/30/2019 Marking Landasan Dan Perlampuan
4/5
c. Runway end light
Adalah rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung
landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya
merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.
d. Taxiway light
Adalah rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan cahaya biru
yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan berfungsi
memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan pacu ke
dan atau dari tempat parkir pesawat.
e. Flood light
Adalah rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang diwaktu
siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang
menginap atau parkir.
f. Approach light
Adalah rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada perpanjangan
landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi, arah
pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.
g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope Indicator
System)
Adalah rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi informasi kepada
penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu penerbang melakukan
pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.
h. Rotating Beacon
Adalah rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2 (dua) sumber
cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar, sehingga dapat
memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada umumnya Rotating
Beacon dipasang diatas tower.
i. Turning area light
Adalah rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini terdapat tempat
pemutaran pesawat terbang.
j. Apron Light
Adalah rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang memancarkan cahaya
merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas pinggir Apron.
-
7/30/2019 Marking Landasan Dan Perlampuan
5/5
k. Sequence Flashing Light (SQFL)
Adalah lampu penerangan berkedip berurutan pada arah pendekatan. SQFL dipasang
pada Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.
l. Traffic Light
Adalah rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan kendaraan umum
yang dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap pesawat terbang yang
sedang mendarat.
m. Obstruction Light
Adalah rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan ketinggian suatu
bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada penerbangan.
n. Wind Cone
Adalah rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau lepas landas
suatu pesawat terbang.