maria priscilla ppt

24
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANISME RESPIRASI Maria Priscilla B4 102011352

Upload: maria-priscilla-siboe

Post on 15-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: Maria Priscilla Ppt

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANISME

RESPIRASI

Maria Priscilla

B4

102011352

Page 2: Maria Priscilla Ppt

Sistim Pernafasan - 1 Sistem pernafasan utama manusia terdiri

dari jalan nafas dan saluran nafas serta paru (parenkim paru).

Yang disebut sebagai jalan nafas adalah 1. Nares, hidung bagian luar (external

nose)2. Hidung bagian dalam (internal nose)3. Sinus paranasal4. Faring5. Laring.Sedangkan saluran nafas adalah trakea,

bronki dan bronkioli.

Page 3: Maria Priscilla Ppt

Struktur sistem pernapasan makro dan mikro

Hidung : dibentuk oleh sebagian kecil tulang sejati dan tulang rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis

Sinus paranasalis : daerah terbuka pada tulang kepala. Ada 4 : sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan sinus maxillaris. Pada keadaan normal udara dialirkan masuk ke dalam sinus itu, tetapi udara terlalu dingin dapat merusak selaput lendir.

Page 4: Maria Priscilla Ppt

Laring : tabung tak teratur yang menghubungan faring dan trakea.

Tulang rawan yang lebih besar (tiroid, krikoid, dan kebanyakan aritenoid) adalah tulang rawan hialin. Tulang rawan yang lebih kecil (epiglotis, kuneiform, kornikulata, dan ujung aritenoid) adalah tulang rawan elastis.

berfungsi sebagai penyokong, tulang rawan ini juga berfungsi sebagai katup untuk mencegah makanan atau cairan yang ditelan memasuki trakea. Mereka juga berfungsi sebagai penghasil nada untuk fonasi.

Page 5: Maria Priscilla Ppt

Faring : percabangan 3 saluran Naso faring terdapat pada superior di area epitel bersilia (pseudo

stratified) dan tonsil (adenoid), serta merupakan muara tuba eustachius. Adenoid atau faringeal tonsil berada di langit – langit nasofaring. Tenggorokan dikelilingi oleh tonsil, adenoid, dan jaringan limfoid lainnya. Struktur tersebut penting sebagai mata rantai nodus limfatikus untuk menjaga tubuh dari invasi organism yang masuk ke hidung dan tenggorokan.

Orofaring berfungsi untuk menampung udara dari nasofaring dan makanan dari mulut. Pada bagian ini terdapat tonsila palatine (posterior) dan tonsila lingualis (dasar lidah).

Laringofaring merupakan bagian terbawah faring yang berhubungan dengan esophagus dan pita suara (vocal cord) yang berada didalam trakea. Berfungsi pada saat menelan dan respirasi. Laringofaring terletak didepan pada laring, sedangkan trakea terdapat dibelakang.1

Page 6: Maria Priscilla Ppt

Trakea merupakan cincin tulang rawan yang tidak lengkap (16-20cincin), panjang 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos dan lapisan mukosa . Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm.

Paru-paru : alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung – gelembung. Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Paru – paru dibungkus oleh pleura. Pleura terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura parietal dan viseral

Page 7: Maria Priscilla Ppt

Bronkus memiliki struktur yang sama dengan trakea, yang dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea yang berjalan ke bawah menuju paru-paru. Tulang rawan bronkus berbentuk tidak lebih teratur dibandingkan tulang rawan trakea. Banyak limfosit terdapat pada lamina propia dan diantara sel – sel epitel, dan terdapat limfonodulus di tempat percabangan bronkus.

Page 8: Maria Priscilla Ppt

Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan maupun kelenjar dalam mukosanya, sel goblet tersebar pada epitel segmen awal.

Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya adalah bertingkat bersilindris bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana dan menjadi epitel selapis silindris bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminal yang lebih kecil.

Epitel bronkiolus terminal juga mengandung sel Clara.

Page 9: Maria Priscilla Ppt

Alveolus adalah penonjolan (evaginasi) mirip kantung, bergaris tengah kurang lebih 200µm. Secara struktural, alveolus menyerupai kantong kecil yang terbuka pada satu sisinya, mirip sarang lebah.

Umumnya tiap dinding terletak antara 2 alveolus bersebelahan disebut septum interalveolus.

5 sel utama pd septum interalveolus : Sel alveolus tipe I,Sel endotel kapiler, Sel alveolus tipe II , Sel interstitial,Sel makrofag alveolar.

Page 10: Maria Priscilla Ppt

Sistim Pernafasan - 2 Struktur pelengkap dalam pernafasan

berupa komponen pembentuk dinding toraks, diafragma, dan pleura.

Page 11: Maria Priscilla Ppt

Saluran Pernafasan

Saluran pernafasan atas dan bawah ini dipisahkan oleh bagian pinggir bawah kartilago krikoidea. Saluran pernafasan bawah ini dimulai dari ujung trakea sampai pada bronkus terminalis

Trakea, yang panjangnya antara 10-12 cm, dibentuk oleh sekitar 20 lapis kartilago yang berbentuk huruf C dan berakhir ketika bercabang dua di karina.

Page 12: Maria Priscilla Ppt

Saluran Pernafasan - 2

Saluran pernafasan conducting airways.Sifat anatomik dari saluran pernafasan ini

adalah:

Dibentuk atau ditopang oleh cincin kartilago, Dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia, Mengandung otot polos, Mendapat vaskularisasi dari arteria

bronkialis, Diameternya lebih dari 2 mm, dan Tidak ada alveoli pada dindingnya.

Page 13: Maria Priscilla Ppt

Saluran Pernafasan - 3

Saluran pernafasan peripheral mempunyai sifat anatomik yang berbeda sifat ini sebagai berikut:

Tidak dibentuk oleh kartilago; Dibentuk oleh otot. Mendapat pasokan

darah dari arteri pulmonalis; Ukuran diameternya < 2 mm; Pada dindingnya menjulur alveoli; dan Dibatasi oleh epitel kuboid yang ke

arah perifer menjadi tidak bersilia.

Page 14: Maria Priscilla Ppt

Otot Pernafasan

Otot inspirasi utama (principal), yaitu: Muskulus interkostalis eksterna, Muskulus interkartilaginus parastemal,

dan Otot diafragma.Otot inspirasi tambahan, yaitu: Muskulus sternokleidomastoideus Muskulus skalenus anterior Muskulus skalenus medius Muskulus skalenus posterior

Page 15: Maria Priscilla Ppt

Otot Pernafasan - 2Untuk ekspirasi tidak diperlukan kegiatan

otot, cukup dengan daya elastis paru saja udara di dalam paru akan keluar saat ekspirasi.

otot-otot ekspirasi tambahan: Muskulus interkostalis intema Muskulus interkartilaginus parasternal Muskulus rektus abdominis Muskulus oblikus abdominis eksternus

Page 16: Maria Priscilla Ppt

Otot Pernafasan - 3

Page 17: Maria Priscilla Ppt

Pulmo / paru: organ utama respirasi, berisi banyak alveoli dan percabangan bronkus

Pulmo dan Olveolus - 1

Page 18: Maria Priscilla Ppt

Pulmo dan Olveolus - 2 Alveolus: tempat paling penting dalam

respirasi, terbagi 2 jenis sel

Page 19: Maria Priscilla Ppt

Respirasi

Respirasi ada 2:1. Internal: terjadi di dalam sel2. Eksternal: terjadi di antara sel

Respirasi untuk melakukan pertukaran gas melalui 2 cara:

3. Inspirasi: Menarik nafas4. Ekspirasi: Mengeluarkan nafas

Page 20: Maria Priscilla Ppt

Tekanan Udara Saluran udara = atmosfer

1 ATM = 760 mmHg Sebelum inspirasi = - 760 (intra alveolar)- 756 (intra pleura) Inspirasi= - 759 (intra alveolar)- 754 (intra pleura) Ekspirasi= - 761 (intra alveolar)- 756 (intra pleura)

Page 21: Maria Priscilla Ppt

Pertukaran O2 dan CO2

Udara atmosfer 80% N2 dan 20% O2

Tekanan udara pulmo dan atm berbeda karena ada ruang rugi anatomi

Page 22: Maria Priscilla Ppt

Cara transport O2 dan CO2

Page 23: Maria Priscilla Ppt

Pembahasan Kasus Pada kasus dinyatakan bahwa adanya

gangguan pernafasan karena batuk, pilek, kepala sakit dan radang sinus. Sinusitis menyebabkan saluran sinus tersebut tertutup dari rongga udara sehingga tekanan udara berkurang karena dihisap oleh selaput lendirnya. Jika tekanan udara berkurang maka udara yang ada di paru akan sulit keluar karena tekanannya hanya sedikit berbeda.

Hal serupa juga terjadi pada pilek dimana saluran udara teresumbat sehingga udara sulit untuk masuk.

Page 24: Maria Priscilla Ppt

Kesimpulan Pertukaran gas sangat tergatung dengan

kestabilan tekanan di paru. Tekanan yang berubah karena gangguan tersebut dapat menyebabkan mekanisme pernafasan terganggu. Proses pertukaran gas ini juga tergantung dari perbedaan konsentrasi gas dalam darah dengan gas dalam paru sehingga proses bisa terganggu bila adanya gas yang tidak dilepas (tidak kembali ke keadaan homeostatis).