isi maria al-qibthiyah

234

Upload: shecutesib9835

Post on 02-Aug-2015

130 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 2: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 3: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 4: Isi Maria Al-qibthiyah

menerbitkan buku-buku panduan

keislaman yang mudah dipraktikkan

serta wawasan keislaman yang mudah

dipahami dan mencerahkan.

Page 5: Isi Maria Al-qibthiyah

MARIAAL-QIBTHIYAH

Abdullah Hajjaj

The “Forgotten” Loveof Muhammad Saw.

Page 6: Isi Maria Al-qibthiyah

MARIA AL-QIBTHIYAH:THE “FORGOTTEN” LOVE OF MUHAMMAD SAW.

Karya Abdullah Hajjaj© Abdullah Hajjaj

Diterjemahkan dari Mariyah Al-Qibthiyyah Ummu IbrahimTerbitan Maktabah Turats Al-Islami t.t., Kairo

Penerjemah: Risyan NurhakimPenyunting: Yadi Saeful Hidayat

Proofreader: Ine U�yatiputriHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Diterbitkan oleh Penerbit MizaniaPT Mizan Pustaka

Anggota IKAPIJln. Cinambo No. 135 Cisaranten Wetan

Ujungberung, Bandung 40294Telp. (022) 7834310 — Faks. (022) 7834311

e-mail: [email protected]://www.mizan.com

Desain sampul: Andreas KusumahadiKhat Arab: Tim Mizania

ISBN 979-8394-80-1

Didigitalisasi dan didistribusikan oleh:

Gedung Ratu Prabu I Lantai 6Jln. T.B. Simatupang Kav. 20Jakarta 12560 - IndonesiaPhone: +62-21-78842005Fax.: +62-21-78842009

website: www.mizan.comemail: [email protected]

Page 7: Isi Maria Al-qibthiyah

Isi Buku

Mukadimah — 9

Bab 1 Keistimewaan Mesir dalam Al-Qurandan Hadis — 17

Keistimewaan Negeri Mesir — 18Tempat Bersejarah dan Tempat Ziarah

di Mesir — 22Mesir Adalah Negeri yang Dijamin

Keamanannya — 24Wasiat Rasulullah Saw. tentang Penduduk

Qibthi — 26Wasiat Abu Hurairah r.a. untuk Penduduk

Mesir — 32Hadiah dari Mesir untuk Rasulullah Saw. — 33

5

Page 8: Isi Maria Al-qibthiyah

6 Maria Al-Qibthiyah

Bab 2 Maria Al-Qibthiyah r.a.: Istri RasulullahSaw. dari Kalangan Kristen Koptik — 37

Sosok Maria Al-Qibthiyah r.a. — 38Kebaikan Maria Al-Qibthiyah r.a. dan Cinta

Rasulullah Saw. kepadanya — 39Kecemburuan Rasulullah Saw. terhadap Maria

Al-Qibthiyah r.a. — 41Minuman (Masyrabah) Ummu Ibrahim — 45Maria Al-Qibthiyah r.a. Adalah Wanita

yang Alim — 46Rasulullah Saw. Mengharamkan Madu;

Bukan Menolak Maria Al-Qibthiyah r.a. — 47Di Manakah Rasulullah Saw. Meminum Madu? — 69Wafatnya Maria Al-Qibthiyah r.a. — 72

Bab 3 Buah Cinta Rasulullah Saw.dengan Maria Al-Qibthiyah r.a. — 73

Kelahiran Ibrahim ibn Muhammad Saw. — 74Penyusuan Ibrahim — 74Penyusuan Ibrahim Disempurnakan di Surga — 76Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Ibrahim — 76Wafatnya Ibrahim — 78Shalat Jenazah untuk Ibrahim — 81Manâqib Ibrahim ibn Muhammad Saw. — 81Pemakaman Ibrahim — 82Gerhana Matahari Saat Wafatnya Ibrahim — 85

Page 9: Isi Maria Al-qibthiyah

7Isi Buku

Bab 4 Kemiripan Rasulullah Saw.dengan Nabi Ibrahim a.s. — 89

Kemiripan dalam Bentuk Fisik — 90Shalawat dan Keberkahan untuk Keluarga

Rasulullah Saw. dan Nabi Ibrahim a.s. — 90Muhammad dan Ibrahim Memiliki Gelar Khalîlullâh

(Kekasih Allah) — 104Memiliki Ideologi (Millah) yang Lurus

(Hanîfiyyah) — 105Doa Nabi Ibrahim a.s. — 108Kedewasaan (Rusyd) sejak Usia Dini — 110Mimpi yang Benar — 113Kesamaan Rasulullah Saw. dan Nabi Ibrahim

dalam Penghancuran Berhala — 114

Bab 5 Kisah Istri Rasulullah Saw. dari Kalangan Yahudi — 121Shafiyyah binti Huyay — 122Raihanah — 129

Lampiran: Teladan Rasulullah Saw.dalam Berinteraksidengan Istri-Istrinya — 131

Tuntutan Istri-Istri Rasulullah Saw. dalam MemintaKeadilan — 136

Kecemburuan Istri-Istri Rasulullah Saw.dan Kesabaran Beliauterhadap Mereka — 141

Page 10: Isi Maria Al-qibthiyah

8 Maria Al-Qibthiyah

Konspirasi Istri-Istri Rasulullah Saw.terhadap Beliau — 144

Kasus Kemarahan Rasulullah Saw.kepada Istri-Istrinya — 148

Tuntutan Tambahan Anggaran Nafkah dan PerhiasanIstri-Istri Rasulullah Saw. — 158

Memilih Dunia atau Akhirat: Tawaran RasulullahSaw. terhadap Istri-Istrinya — 161

Nasihat dari Allah Swt. untuk Istri-IstriRasulullah Saw. — 165

Sikap Lapang Rasulullah Saw. dalam MendidikIstri-Istrinya — 168

Rasulullah Saw. Diharamkan Menikah Lagi SetelahIstri-Istrinya yang Terdahulu — 172

Adab terhadap Rasulullah Saw. Beserta Istri-Istrinyadan Larangan Menyakitinya — 176

Sebab Turunnya Ayat Hijab — 180Hikmah dari Petunjuk Al-Quran dan Sunnah

tentang Istri-Istri Rasulullah Saw. — 186

Catatan-Catatan — 191

Page 11: Isi Maria Al-qibthiyah

Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kamu kepada Allah

dan katakanlah perkataan yang benar,niscaya Allah memperbaiki bagimu

amalan-amalanmu dan mengampunibagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa

menaati Allah dan Rasul-Nya,maka sesungguhnya dia telah mendapat

kemenangan yang besar.—QS Al-Ahzâb (33): 70-71

Mukadimah

Page 12: Isi Maria Al-qibthiyah

Bismillahirrahmanirrahim.Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Swt.Kami memuji, memohon pertolongan dan ampunanAllah, berlindung kepada-Nya dari kejelekan diri,dan keburukan amal-amal kami. Siapa saja yang di-berikan petunjuk oleh Allah, tiada seorang pun yangmampu menyesatkannya. Demikian pula, siapa sajayang disesatkan oleh Allah, tiada seorang pun yangdapat memberikan petunjuk kepadanya.

Aku bersaksi, tiada tuhan selain Allah semata, yangtiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, sesungguh-nya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Allah Swt. berfirman, Hai orang-orang yang ber-Hai orang-orang yang ber-Hai orang-orang yang ber-Hai orang-orang yang ber-Hai orang-orang yang ber-

iman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa keiman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa keiman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa keiman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa keiman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa ke-----

padpadpadpadpada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam ke-a-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam ke-a-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam ke-a-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam ke-a-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam ke-

adaan Muslimadaan Muslimadaan Muslimadaan Muslimadaan Muslim (QS Âli ‘Imrân [3]: 102).

Hai manusia, bertakwHai manusia, bertakwHai manusia, bertakwHai manusia, bertakwHai manusia, bertakwalah kepada Talah kepada Talah kepada Talah kepada Talah kepada Tuhanmu yuhanmu yuhanmu yuhanmu yuhanmu yang telaang telaang telaang telaang telahhhhh

menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan Allahmenciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan Allahmenciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan Allahmenciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan Allahmenciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan Allah

menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan darimenciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan darimenciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan darimenciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan darimenciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari

keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dankeduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dankeduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dankeduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dankeduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan

perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allahperempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allahperempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allahperempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allahperempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah

yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peli-yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peli-yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peli-yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peli-yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peli-

haralah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah se-haralah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah se-haralah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah se-haralah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah se-haralah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah se-

lalu menjaga dan mengawasimulalu menjaga dan mengawasimulalu menjaga dan mengawasimulalu menjaga dan mengawasimulalu menjaga dan mengawasimu (QS Al-Nisâ’ [4]:1).

10

Page 13: Isi Maria Al-qibthiyah

11Mukadimah

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamuHai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamuHai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamuHai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamuHai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu

kepada Allahkepada Allahkepada Allahkepada Allahkepada Allah dan ucapkanlah perkataan y dan ucapkanlah perkataan y dan ucapkanlah perkataan y dan ucapkanlah perkataan y dan ucapkanlah perkataan yang benarang benarang benarang benarang benar, nis-, nis-, nis-, nis-, nis-

caya Allah akan memperbaiki amalan-amalancaya Allah akan memperbaiki amalan-amalancaya Allah akan memperbaiki amalan-amalancaya Allah akan memperbaiki amalan-amalancaya Allah akan memperbaiki amalan-amalanmu danmu danmu danmu danmu dan

mengmengmengmengmengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa meampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa meampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa meampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa meampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allahnaati Allahnaati Allahnaati Allahnaati Allah

dan dan dan dan dan RRRRRasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah menangasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah menangasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah menangasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah menangasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah menang

dengan kemenangan dengan kemenangan dengan kemenangan dengan kemenangan dengan kemenangan yangyangyangyangyang agung agung agung agung agung (QS Al-Ahzâb [33]:70-71).

Sesungguhnya perkataan yang paling benar ada-lah kalâmullâh (firman Allah). Dan sebaik-baik pe-tunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw. Se-jelek-jelek perkara adalah sesuatu yang dibuat-buat.Dan setiap yang dibuat-buat adalah bid‘ah. Semen-tara setiap bid‘ah itu adalah sesat. Dan setiap kese-satan akan membawa pelakunya masuk ke dalamneraka.

Dewasa ini, kebencian sebagian orang terhadapIslam dan pemeluknya semakin terlihat besar. Ben-tuk kebencian mereka bermacam-macam. Di antara-nya, kebohongan mereka dalam membela hak-hakperempuan. Menurut mereka, perempuan harusmenuntut hak yang sama dengan laki-laki. Padahal,secara tabiat, perempuan dan laki-laki mempunyaikodrat yang berbeda. Keduanya memiliki kelebihanyang saling menyempurnakan satu sama lain. Sung-guh mengherankan, mengapa sesuatu yang padahakikatnya berbeda harus dipaksakan sama.

Page 14: Isi Maria Al-qibthiyah

12 Maria Al-Qibthiyah

Hal itu merupakan salah satu contoh kebohonganmereka. Tujuannya tiada lain, ingin menghancurkanIslam dengan tipu daya mereka. Namun, usaha me-reka pasti sia-sia. Sebab, Allah Swt. akan menjagaagama yang diturunkan-Nya dan menyempurna-kan cahaya yang dipancarkan-Nya, meskipun orang-orang yang iri, dengki, dan kafir tidak menyukainya.

Atas dasar itulah, saya menulis buku tentangpotret seorang istri Nabi Saw., Maria Al-Qibthiyah.Dalam membahas pribadi istri Nabi tersebut, tentu-nya saya harus menyertakan pula pembahasan ten-tang putranya, Ibrahim. Kendatipun masa hidupputra Nabi tersebut sangat singkat, dia tetap me-nyisakan sejumlah pelajaran, nasihat yang sangatbesar, dan persoalan fiqih yang penting untuk di-ketahui oleh segenap umat Muslim.

Dalam pembahasan selanjutnya, penulis men-coba menyinggung persoalan hak-hak perempuandalam Islam, dengan cara memaparkan perjalananhidup dan pergaulan Rasulullah Saw. bersama istridan keluarganya. Di antara pembahasan tersebutadalah:

1. Kisah Ibu Ibrahim (Maria Al-Qibthiyah). Tidak adaseorang pun yang membenci dia masuk Islam.Bahkan, dia dihadiahkan oleh Raja Muqauqis(Penguasa suku Qibthi Mesir) untuk Rasulullah

Page 15: Isi Maria Al-qibthiyah

13Mukadimah

Saw. Beliau memuliakan kedudukan Maria. Demi-kian pula, hak-haknya beliau penuhi dengan sem-purna. Perlakuan beliau kepadanya tidak berbedadengan perlakuan kepada istri-istri Nabi yang lain.Padahal, pada mulanya, Maria hanyalah seorangbudak. Nabi pun sengaja menyediakan rumahyang jauh dari istri-istri Nabi yang lain untuk meng-hindari sesuatu yang mungkin dapat menyakitiperasaan Maria. Dalam pembahasan ini, penulisakan memaparkan kisah kecemburuan dan ke-romantisan Nabi terhadap Maria.

2. Kisah Shafiyyah binti Huyay ibn Akhtab Al-Haru-niyyah. Dia adalah seorang pembesar Bani Quraiz-hah dan Bani Nadhir. Dia juga merupakan salahseorang tawanan Perang Khaibar. Rasulullah Saw.memilih dia sebagai istrinya, setelah dia diajakuntuk masuk Islam. Akhirnya, dia bebas sebagaitawanan perang, dan menikah dengan Nabi Saw.dengan mahar berupa pembebasan Shafiyyah daritawanan perang.

3. Siti Raihanah r.a. Menurut pendapat yang palingkuat, dia termasuk salah seorang tawanan dariBani Nadhir. Suatu ketika, Nabi Saw. mengajukantawaran, apakah dia ingin memilih agamanya ataumemilih Islam. Ternyata, Raihanah memilih untukmasuk Islam.

Page 16: Isi Maria Al-qibthiyah

14 Maria Al-Qibthiyah

Dalam tulisan ini, sengaja penulis membahas tigaorang istri Nabi tersebut. Alasannya, karena tigaorang istri Nabi ini berasal dari kalangan Ahli Kitab.Hal tersebut akan menjadi bukti yang dapat disaksi-kan oleh dunia, betapa Islam memperlakukan non-Muslim dengan sebaik-baiknya. Sebagian orang mung-kin akan menyanggah, “Bukankah mereka telahmasuk Islam, sehingga diperlakukan dengan baikoleh kaum Muslim saat itu?” Penulis akan menjawab,“Betul. Bahkan, mereka masuk Islam setelah merekamenyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri,bagaimana orang-orang Muslim saat itu memper-lakukan mereka dengan baik. Sehingga, merekamasuk Islam atas dasar pilihannya sendiri, lalu di-nikahi oleh Nabi tanpa ada paksaan sedikit pun.”

Selain itu, dalam buku ini, penulis menyertakanpembahasan khusus mengenai kemiripan Nabi Mu-hammad Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s. dari sisiagama (millah) dan akhlak (sulûk).

Akhirnya, hanya kepada Allah Swt. penulis me-mohon agar keselamatan dan rahmat-Nya senan-tiasa tercurah kepada pemimpin para nabi dan orang-orang yang bertakwa, penutup para nabi. Dialah NabiMuhammad Saw., seorang hamba dan utusan (Rasul)Allah Swt., pemimpin dan penunjuk jalan kebaikan,serta utusan yang penuh kasih sayang.

Page 17: Isi Maria Al-qibthiyah

15Mukadimah

Ya Allah, bangkitkan dan tempatkan beliau padatempat yang sangat terpuji. Yaitu, sebuah tempatyang didambakan oleh orang-orang terdahulu danorang-orang yang lahir kemudian. Ya Allah, curahkanshalawat, keselamatan, dan keberkahan kepada NabiMuhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkautelah mencurahkannya kepada Nabi Ibrahim dankeluarganya. Karena, sesungguhnya Engkau MahaTerpuji dan Mahamulia.

Penulis akhiri dengan alhamdulillah.

Sya‘ban 1420 H/ Oktober 2001 M

Abdullah Hajjaj

Page 18: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 19: Isi Maria Al-qibthiyah

Bab 1

Keistimewaan Mesirdalam Al-Quran

dan Hadis

“Sesungguhnya, setelah aku wafat, Allah Swt.akan membebaskan negeri Mesir untuk kalian.

Dengan begitu, perlakukanlah suku Qibthidengan baik. Karena, mereka

memiliki ikatan besan denganku,dan mempunyai jaminan kehormatan.”

—Rasulullah Saw.

Page 20: Isi Maria Al-qibthiyah

Keistimewaan Negeri Mesir

Istilah Mesir diambil dari seseorang yang bernamaMishr ibn Mihsrayim ibn Ham ibn Nuh a.s. Padazaman Khalifah Umar ibn Khaththab r.a., negeri ter-sebut ditaklukkan pertama kali oleh ‘Amr ibn Al-‘Ashr.a.

Abdul Rahman ibn Zaid ibn Aslam mengatakan,“Allah Swt. berfirman, Dan telah KDan telah KDan telah KDan telah KDan telah Kami jadikan (Isa) ami jadikan (Isa) ami jadikan (Isa) ami jadikan (Isa) ami jadikan (Isa) putrputrputrputrputraaaaa

Maryam beserta ibunya Maryam beserta ibunya Maryam beserta ibunya Maryam beserta ibunya Maryam beserta ibunya sebagai sebagai sebagai sebagai sebagai suatu bukti yang suatu bukti yang suatu bukti yang suatu bukti yang suatu bukti yang nyata (baginyata (baginyata (baginyata (baginyata (bagi

kebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di suatukebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di suatukebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di suatukebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di suatukebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu

dataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang, dan banyakdataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang, dan banyakdataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang, dan banyakdataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang, dan banyakdataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang, dan banyak

buah-buahan) dengan mata air yang mengalir”buah-buahan) dengan mata air yang mengalir”buah-buahan) dengan mata air yang mengalir”buah-buahan) dengan mata air yang mengalir”buah-buahan) dengan mata air yang mengalir” (QS Al-Mu’minûn [23]: 50).

Tempat yang dimaksud dalam ayat tersebut ada-lah Mesir. Karena, Mesir merupakan salah satu asetdan kekayaan (khazâ’in) dunia. Dalam Al-Quran di-sebutkan bahwa Nabi Yusuf a.s. pernah berkata ke-pada Raja Mesir saat itu, “Jadikanlah aku bendahara-“Jadikanlah aku bendahara-“Jadikanlah aku bendahara-“Jadikanlah aku bendahara-“Jadikanlah aku bendahara-

wan negwan negwan negwan negwan negeeeeerrrrriiiii (Mesir); (Mesir); (Mesir); (Mesir); (Mesir); karena karena karena karena karena sesungguhnya aku adalah orangsesungguhnya aku adalah orangsesungguhnya aku adalah orangsesungguhnya aku adalah orangsesungguhnya aku adalah orang

yang pandai menjaga, yang pandai menjaga, yang pandai menjaga, yang pandai menjaga, yang pandai menjaga, dandandandandan berpengetahuan berpengetahuan berpengetahuan berpengetahuan berpengetahuan””””” (QS Yûsuf[12]: 55). Lalu, beliau pun merealisasikan hal ter-sebut. Akhirnya, Allah Swt. melimpahkan anugerahkepada manusia melalui negeri Mesir berikut keka-yaan alamnya.

Dalam Al-Quran sendiri, Allah Swt. tidak pernahmenyebutkan nama kota tertentu, selain Makkah dan

18

Page 21: Isi Maria Al-qibthiyah

19Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

Mesir. Coba simak firman Allah Swt., Dan Fir‘aun ber-Dan Fir‘aun ber-Dan Fir‘aun ber-Dan Fir‘aun ber-Dan Fir‘aun ber-

seru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Hai kaumku,seru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Hai kaumku,seru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Hai kaumku,seru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Hai kaumku,seru kepada kaumnya (seraya) berkata, “Hai kaumku,

bukankah bukankah bukankah bukankah bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku?”kerajaan Mesir ini kepunyaanku?”kerajaan Mesir ini kepunyaanku?”kerajaan Mesir ini kepunyaanku?”kerajaan Mesir ini kepunyaanku?” (QS Al-Zukhruf [43]: 51). Penyebutan tempat tersebut me-rupakan cara Allah Swt. mengagungkan dan memuji(madh) keberadaannya. Dalam ayat yang lain, Allahberfirman, Pergilah ke suatu kotaPergilah ke suatu kotaPergilah ke suatu kotaPergilah ke suatu kotaPergilah ke suatu kota (QS Al-Baqarah [2]:61).

Selanjutnya, Allah Swt. berfirman, Pasti (di sana)Pasti (di sana)Pasti (di sana)Pasti (di sana)Pasti (di sana)

kkkkkamu memperoleh apa yang kamu mintaamu memperoleh apa yang kamu mintaamu memperoleh apa yang kamu mintaamu memperoleh apa yang kamu mintaamu memperoleh apa yang kamu minta (QS Al-Baqarah[2]: 61). Dalam ayat ini, Allah Swt. mengagungkannegeri Mesir. Betapa tidak, tempat yang dapat mem-berikan sesuatu yang kita minta, sepantasnya disebutsebagai negeri yang agung.

Selain itu, Allah Swt. juga menyebutkan namaRaja Mesir secara langsung, yaitu Al-‘Aziz. Allah Swt.berfirman, Dan perempuan-perempuan di kota berDan perempuan-perempuan di kota berDan perempuan-perempuan di kota berDan perempuan-perempuan di kota berDan perempuan-perempuan di kota berkata,kata,kata,kata,kata,

“Istri Al-‘“Istri Al-‘“Istri Al-‘“Istri Al-‘“Istri Al-‘Aziz menggoda dan merAziz menggoda dan merAziz menggoda dan merAziz menggoda dan merAziz menggoda dan merayu pelayayu pelayayu pelayayu pelayayu pelayannannannannannyyyyya untuk me-a untuk me-a untuk me-a untuk me-a untuk me-

nundukkan dirinya”nundukkan dirinya”nundukkan dirinya”nundukkan dirinya”nundukkan dirinya” (QS Yûsuf [12]: 30).

Diriwayatkan bahwa Abdullah ibn ‘Umar Al-Asy‘aridatang dari Damaskus ke Mesir. Saat itu, kekuasaanMesir dipegang oleh Abdul Rahman ibn ‘Amr ibnAl-‘Ash. Beliau bertanya kepada Abdullah ibn ‘UmarAl-Asy‘ari, “Apa yang mendorongmu untuk mengun-jungi negeri ini (Mesir)?”

Page 22: Isi Maria Al-qibthiyah

20 Maria Al-Qibthiyah

Abdullah menjawab, “Karena engkau telah mem-persilakanku untuk datang ke sini. Dulu, engkau per-nah bercerita bahwa Mesir adalah negeri yang palingrentan ditimpa kehancuran. Kemudian setelah akumelihatmu membangun bangunan-bangunan kokoh,aku merasa tenang.”

Lalu dia berkata, “Sesungguhnya, kehancuranMesir telah berlalu. Kehancuran tersebut disebab-kan oleh kedatangan Bakhtanshir. Dialah yang meng-hancurleburkan Mesir sehingga ketika itu tidak adasatu pun tiang yang berdiri tegak di atas bumi. Itulahkehancuran yang aku maksud. Adapun saat ini,Mesir merupakan belahan bumi yang paling baiktanahnya, dan paling jauh dari kehancuran. Sebab,selama ada orang yang tinggal di bumi dan memak-murkannya, keberkahan akan senantiasa hadir disana.”

Dalam riwayat lain, beberapa ulama berpendapatbahwa tempat yang dimaksud di dalam firman AllahSwt., Dan perumpamaan orang-orang yang mengDan perumpamaan orang-orang yang mengDan perumpamaan orang-orang yang mengDan perumpamaan orang-orang yang mengDan perumpamaan orang-orang yang menginfakinfakinfakinfakinfak-----

kan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan untukkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan untukkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan untukkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan untukkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan untuk

keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletakketeguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletakketeguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletakketeguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletakketeguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak

di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebundi dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebundi dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebundi dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebundi dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun

itu menghasilkan buahnya dua kali itu menghasilkan buahnya dua kali itu menghasilkan buahnya dua kali itu menghasilkan buahnya dua kali itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebatlipat. Jika hujan lebatlipat. Jika hujan lebatlipat. Jika hujan lebatlipat. Jika hujan lebat

tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai)tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai)tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai)tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai)tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai) (QSAl-Baqarah [2]: 265), adalah negeri Mesir.

Page 23: Isi Maria Al-qibthiyah

21Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

Di antara kebanggaan penduduk Mesir adalahkehadiran dua orang perempuan yang sangat mulia.Pertama, Maria Al-Qibthiyah, sang ibu dari Ibrahimibn Muhammad Saw. Kedua, Siti Hajar, sang ibu dariNabi Isma‘il r.a. Ini artinya, baik Nabi Isma‘il a.s.maupun Nabi Muhammad Saw. berasal dari ibu dannenek moyang yang sama.

Sementara itu, berkenaan dengan pendudukMesir, Abbas ibn Mardas Al-Sulami berkata, “Apabiladatang para pencari kebaikan (bâghi al-khair), merekadengan wajah bersinar bak dinar yang mengilap akanmengucapkan, “Selamat datang, kami menyambutbaik kedatanganmu. Tidak akan ada yang mencegahkebaikan yang engkau inginkan. Kamu tidak perlukhawatir untuk tinggal di sini.”

Dalam surat Muhammad ibn Ziyad Al-Haritsiuntuk Khalifah Harun Al-Rasyid disebutkan, “Mesiradalah gudang (khizânah)-nya Amirul Mukminin,yang mampu menghimpun harta, memberikan suplaipangan untuk prajurit dan rakyatnya. Letaknya ter-sambung dengan Maroko, bertetangga dengan NegeriSyam, dan sejumlah negara Arab lainnya. Peran Mesirtidak sedikit, sebab mampu memuat sejumlah hasil-hasil bumi yang bermanfaat. Ia tidak mudah dirusak.Di sana, segala beban akan berkurang karena dikenaldengan kelembutannya (al-rifq).”

Page 24: Isi Maria Al-qibthiyah

22 Maria Al-Qibthiyah

Banyak nabi yang berpindah ke Mesir, berke-luarga, bahkan hingga dimakamkan di sana. Di an-taranya adalah Nabi Yusuf a.s. dan keturunannya, NabiMusa a.s., dan Nabi Harun a.s. Bahkan, ada yangmengatakan bahwa Nabi Isa dilahirkan di kampungAhnas. Sebab, di sana terdapat pohon kurma tempatSiti Maryam melahirkan.

Demikian pula, terdapat sejumlah sahabat Nabiyang tinggal di Mesir. Bahkan, sebagian besar merekadikuburkan di sana, seperti ‘Amr ibn Al-‘Ash r.a.,Abdullah ibn Al-Harits Al-Zubaidi, Abdullah ibnKhudzafah Al-Sahmi, dan ‘Uqbah ibn ‘Amir Al-Juhni.

Umayyah mengatakan, daratan Mesir itu dikitaridua gunung yang terpisah. Gunung tersebut tidakterlalu besar. Letaknya sangat berdekatan. Pertama,dari pinggir Sungai Nil wilayah timur, terdapatGunung Muqaththam. Dan kedua, dari pinggir SungaiNil wilayah barat. Di antara keduanya, terdapat rem-besan Sungai Nil.

Tempat Bersejarah dan Tempat Ziarah di Mesir

Di Kota Kairo, terdapat sebuah tempat yang me-nyimpan makam kepala Husain ibn Ali r.a. Konon,kepala tersebut dipindahkan dari Asqalan, saat RajaFrank merebut tempat itu.

Page 25: Isi Maria Al-qibthiyah

23Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

Sementara itu, jauh di luar Kota Kairo, terdapatbatu (shakhrah) Musa ibn Imran a.s. Disinyalir, diatas batu itu terdapat bekas jari-jari Musa. Di batuitu pulalah, dia bersembunyi dari kejaran Fir‘aun.

Di antara beberapa tempat bersejarah lainnyaadalah makam Fathimah binti Muhammad ibn Ismailibn Ja‘far Al-Shadiq, makam Aminah binti Muham-mad Al-Baqir, makam Ruqayyah binti Ali ibn Abi Thalib,dan makam Asiyah binti Muzahim, istri Fir‘aun.

Ada pula pemakaman kecil, seperti makam ImamAl-Syafi‘i r.a. Di samping makam ini terdapat kubahyang dibangun di atas makam Ali ibn Al-Husain ibnAli Zain Al-‘Abidin. Masih di pinggirnya terdapatmakam Syaikh Abu Abdullah Al-Kairani, dan makamanak-anak Abdul Hakam, seorang pengikut (ashhâb)Imam Al-Syafi‘i. Juga ada kubah yang dibangun diatas makam Ali ibn Abdullah ibn Al-Qasim ibn Mu-hammad ibn Ja‘far Al-Shadiq.

Makam-makam yang lain di antaranya adalahmakam Aminah binti Musa Al-Kazhim, makam Yahyaibn Al-Husain ibn Zaid ibn Al-Husain ibn Ali ibn AbiThalib, makam Ummu Abdullah binti Al-Qasim ibnMuhammad ibn Ja‘far Al-Shadiq, makam Isa ibnAbdullah ibn Al-Qasim ibn Muhammad ibn Ja‘farAl-Shadiq, dan makam Kultsum binti Al-Qasim ibnMuhammad ibn Ja‘far Al-Shadiq. Sementara itu, di

Page 26: Isi Maria Al-qibthiyah

24 Maria Al-Qibthiyah

perbatasan dua wilayah, terdapat pemakaman ke-pala Zaid ibn Ali ibn Al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib.Setelah terbunuh di Kufah, jasad Zaid dibakar. Lalu,kepalanya diarak mengelilingi Kota Syam. Akhirnya,kepala tersebut dibawa ke Mesir untuk dimakamkandi sana. Demikianlah sekelumit tentang tempat-tem-pat bersejarah dan tempat ziarah di Negeri Mesir.1

Mesir Adalah Negeri yang DijaminKeamanannya

Dalam sebuah hadis, disebutkan, Tidaklah seorang mu- Tidaklah seorang mu- Tidaklah seorang mu- Tidaklah seorang mu- Tidaklah seorang mu-

suh bsuh bsuh bsuh bsuh berniat merebut negeri tersebut, kecuali dia akan di-erniat merebut negeri tersebut, kecuali dia akan di-erniat merebut negeri tersebut, kecuali dia akan di-erniat merebut negeri tersebut, kecuali dia akan di-erniat merebut negeri tersebut, kecuali dia akan di-

binasakan oleh Allah Swt.”binasakan oleh Allah Swt.”binasakan oleh Allah Swt.”binasakan oleh Allah Swt.”binasakan oleh Allah Swt.”

Namun, Abu Muhammad Al-Hasan ibn Zaulaq,dalam kitab Fadhâ’il Mishr menuturkan, “Mesir me-rupakan tempat tersimpannya aset (khazâ’in) bagiseluruh penjuru dunia. Siapa yang bermaksud me-rusak negeri tersebut, Allah Swt. akan membinasa-kannya.”

Abu Musa Al-Asy‘ari r.a. berkata, “PendudukMesir adalah tentara yang lemah. Namun, apabilaada pihak yang hendak berbuat makar terhadapmereka, Allah Swt. akan mencukupkan kekuatanmereka untuk menghindari makar tersebut.”

Tabi‘ ibn ‘Amir Al-Kila‘i mengatakan, “Saya me-nyampaikan perkataan tersebut kepada Muadz ibn

Page 27: Isi Maria Al-qibthiyah

25Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

Jabal r.a. Lalu dia menyampaikan kepadaku bahwaperkataan Abu Musa tersebut sampai kepada NabiSaw.”

Adapun lafal Al-Kinânah, selain menunjukkanMesir, ungkapan tersebut juga digunakan untukmenggambarkan Kota Syam, berdasarkan riwayatIbn ‘Asakir dari ‘Aun ibn Abdullah ibn ‘Utbah, diaberkata, “Saya pernah membaca sebuah ayat yangditurunkan Allah kepada sebagian para nabi, bahwaAllah Swt. berfirman, Negeri Syam adalah aset-Ku(kinânatî). Jika Aku marah terhadap sebuah kaum,Aku akan menghancurkan kaum tersebut denganhanya satu lemparan panah yang diambil dari Syam.”2

Umar ibn Khaththab r.a. meriwayatkan bahwaRasulullah Saw. bersabda, “Jika aku telah meninggal,kalian berhasil membebaskan negeri Mesir, perkuat-lah barisan militer di sana. Karena, barisan tentaranegeri tersebut akan menjadi prajurit yang palingbaik di muka bumi.” Abu Bakar bertanya kepadabeliau, “Mengapa bisa demikian, wahai Rasulullah?”Nabi menjawab, “Sebab, mereka berada dalam ja-minan Allah hingga hari kiamat.”3

Abu Bushrah Al-Ghifari berkata, “Mesir adalahaset bumi yang paling kaya. Ia menguasai seluruhpenjuru bumi. Bukankah dalam Al-Quran dicerita-kan, Nabi Yusuf pernah berkata, ‘Jadikanlah aku

Page 28: Isi Maria Al-qibthiyah

26 Maria Al-Qibthiyah

sebagai penguasa sumber kekayaan (khazâ’in) bumi.’Dan Nabi Yusuf mampu merealisasikannya. Akhirnya,saat itu beliau dianugerahi negeri Mesir besertakekayaan alamnya. Bahkan, hingga saat ini, anu-gerah tersebut masih berlimpah dan terkenal ke se-luruh dunia.”

Demikianlah Ibn ‘Asakir memaparkan hal ter-sebut di dalam mukadimah kitab Târîkh-nya. Masihdalam riwayat Ibn ‘Asakir, dari Ibn ‘Amr, dia berkata,“Siapa yang ingin melebarkan sayap dalam usaha-nya, maka hendaklah pergi ke Mesir sebelah Barat.”

Wasiat Rasulullah Saw. tentang PendudukQibhti

Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.bersabda, “Suatu saat, kalian akan menaklukkan Negeri“Suatu saat, kalian akan menaklukkan Negeri“Suatu saat, kalian akan menaklukkan Negeri“Suatu saat, kalian akan menaklukkan Negeri“Suatu saat, kalian akan menaklukkan Negeri

MesirMesirMesirMesirMesir. Negeri tersebut dikenal dengan nama . Negeri tersebut dikenal dengan nama . Negeri tersebut dikenal dengan nama . Negeri tersebut dikenal dengan nama . Negeri tersebut dikenal dengan nama al-qîrâth. Jika Jika Jika Jika Jika

kalian telah membebaskannya, berbuat kalian telah membebaskannya, berbuat kalian telah membebaskannya, berbuat kalian telah membebaskannya, berbuat kalian telah membebaskannya, berbuat baiklah kebaiklah kebaiklah kebaiklah kebaiklah kepada parapada parapada parapada parapada para

penduduknya. Karena, mereka penduduknya. Karena, mereka penduduknya. Karena, mereka penduduknya. Karena, mereka penduduknya. Karena, mereka memiliki jaminan kehormatanmemiliki jaminan kehormatanmemiliki jaminan kehormatanmemiliki jaminan kehormatanmemiliki jaminan kehormatan

(dzimmah) dan terdapat ikatan kekeluargaan denganku dan terdapat ikatan kekeluargaan denganku dan terdapat ikatan kekeluargaan denganku dan terdapat ikatan kekeluargaan denganku dan terdapat ikatan kekeluargaan denganku

(rahma)—dalam riwayat lain, ‘terdapat ikatan besan—dalam riwayat lain, ‘terdapat ikatan besan—dalam riwayat lain, ‘terdapat ikatan besan—dalam riwayat lain, ‘terdapat ikatan besan—dalam riwayat lain, ‘terdapat ikatan besan

(shihra). Dan jika di suatu tempat, kamu melihat dua orang Dan jika di suatu tempat, kamu melihat dua orang Dan jika di suatu tempat, kamu melihat dua orang Dan jika di suatu tempat, kamu melihat dua orang Dan jika di suatu tempat, kamu melihat dua orang

saling berselisih karena peletakan batu merah untuk satusaling berselisih karena peletakan batu merah untuk satusaling berselisih karena peletakan batu merah untuk satusaling berselisih karena peletakan batu merah untuk satusaling berselisih karena peletakan batu merah untuk satu

bangunan (maudhi‘ labinah), keluarlah dari tempatbangunan (maudhi‘ labinah), keluarlah dari tempatbangunan (maudhi‘ labinah), keluarlah dari tempatbangunan (maudhi‘ labinah), keluarlah dari tempatbangunan (maudhi‘ labinah), keluarlah dari tempat

tersebut.tersebut.tersebut.tersebut.tersebut.’”’”’”’”’”

Page 29: Isi Maria Al-qibthiyah

27Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

Abu Dzar berkata, “Aku melihat Abdul Rahmanibn Syurahbil ibn Hasanah dan saudaranya, Rabi‘ah,sedang berselisih tentang maudhi‘ labinah. Sebagai-mana sabda Nabi, aku pun keluar dari tempat ter-sebut.”4

Imam Al-Nawawi menuturkan, “Para ulama me-nyebutkan bahwa al-qîrâth adalah bagian dari dinar,dirham, dan nilai mata uang sejenisnya. Dahulu pen-duduk Mesir sering mempergunakan istilah tersebut.”

Sementara itu, ungkapan Nabi al-dzimmah me-ngandung dua makna. Pertama, bermakna hak klaim.Kedua, kehormatan dan perlindungan. Namun, yangdimaksud oleh Nabi dalam hadis di atas adalah maknayang kedua, yaitu kehormatan dan perlindungan.

Adapun makna al-rahm adalah ikatan kekeluar-gaan (garis keturunan). Nabi Muhammad Saw. masihmemiliki garis keturunan dengan penduduk Mesir,yaitu dengan Siti Hajar, Ibunda Nabi Isma‘il a.s.

Sedangkan makna al-shihr adalah besan. Rasulul-lah Saw. memiliki ikatan besan dengan pendudukMesir karena memperistri Maria Al-Qibthiyah, salahseorang warga asli Mesir dari suku Qibthi.

Dalam hadis di atas terdapat beberapa kemuk-jizatan Nabi yang sangat jelas, yaitu, pemberitahuanbeliau tentang beberapa hal. Di antaranya, pertama,

Page 30: Isi Maria Al-qibthiyah

28 Maria Al-Qibthiyah

umat Rasulullah setelah sepeninggalnya akan se-makin menguat. Rasulullah memprediksikan bahwamereka akan mampu menyingkirkan diktatorismedan ancaman negara asing. Kedua, para sahabatNabi akan menaklukkan Negeri Mesir. Ketiga, ter-jadi perselisihan antara dua orang tentang maudhi‘labinah. Dan ketiga hal tersebut telah terbukti.

‘Amr ibn Al-‘Ash berkata, “Umar berkata ke-padaku bahwa dia mendengar Rasulullah Saw. ber-sabda, ‘Sesungguhnya setelah aku wafat, Allah Swt.akan membebaskan Negeri Mesir untuk kalian. De-ngan begitu, berwasiatlah kepada suku Qibthi denganwasiat yang baik. Karena, mereka memiliki ikatanbesan dengan kalian, dan mempunyai jaminan kehor-matan.’”

Sementara itu, Imam Al-Zuhri mengatakan bahwaAbdul Rahman ibn Abdullah ibn Ka‘ab Al-Ansharimenceritakan bahwasanya Rasulullah Saw. ber-sabda, “Jika kalian menaklukkan Mesir, berwasiatlahkepada penduduknya dengan baik. Karena, merekamemiliki ikatan besan dan keluarga (denganku).”

Al-Zuhri berkata, “Ikatan keluarga (al-rahm) bagiNabi bersambung dengan Siti Hajar. Sedangkanikatan besan bagi beliau bersambung dengan Ibrahim,anaknya dari Siti Maria.”

Page 31: Isi Maria Al-qibthiyah

29Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

Ada kemungkinan penafsiran lain dari lafal al-dzimmah (jaminan kehormatan), yaitu perjanjian (al-‘ahd) yang disepakati pada masa kekhalifahan Umaribn Khaththab. Hal tersebut, karena pada saat itu,Mesir ditaklukkan dengan perdamaian. Dalam hadisini, terdapat tanda bukti kenabian Muhammad Saw.5

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa NabiSaw. bersabda, “Jika kalian menaklukkan Negeri “Jika kalian menaklukkan Negeri “Jika kalian menaklukkan Negeri “Jika kalian menaklukkan Negeri “Jika kalian menaklukkan Negeri MesirMesirMesirMesirMesir,,,,,

ingatlah bahwa Allah Swtingatlah bahwa Allah Swtingatlah bahwa Allah Swtingatlah bahwa Allah Swtingatlah bahwa Allah Swt..... melindungi melindungi melindungi melindungi melindungi ahl al-dzimmah. Hati-Hati-Hati-Hati-Hati-

hatilah terhadap mereka, karena mereka memiliki hubung-hatilah terhadap mereka, karena mereka memiliki hubung-hatilah terhadap mereka, karena mereka memiliki hubung-hatilah terhadap mereka, karena mereka memiliki hubung-hatilah terhadap mereka, karena mereka memiliki hubung-

an kekeluargaan (nasab) dan besan denganku.”an kekeluargaan (nasab) dan besan denganku.”an kekeluargaan (nasab) dan besan denganku.”an kekeluargaan (nasab) dan besan denganku.”an kekeluargaan (nasab) dan besan denganku.”

Maula ‘Ufrah, saudari dari Bilal ibn Hamamah,juru azan, menyebutkan garis keturunan Nabi itubersambung dengan ibu Nabi Isma‘il a.s. (Siti Hajar).Adapun ikatan besan terjadi karena Nabi Saw. mem-peristri Maria, keturunan suku Qibthi Mesir.

Ibn Luhai‘ah mengatakan, “Ibu Nabi Isma‘il a.s.(Siti Hajar) berasal dari Umm Al-‘Arab, sebuah per-kampungan kecil yang terletak di depan Kota Al-Farama yang termasuk wilayah Mesir. Sebagianulama berpendapat bahwa dia berasal dari UmmAl-‘Arîk. Ulama yang lain menyebutkan bahwa diaberasal dari sebuah perkampungan yang terkenaldengan nama Yâq dekat Umm Danîn. Sementaraitu, Maria Al-Qibthiyah, ibunda Ibrahim ibn Muham-

Page 32: Isi Maria Al-qibthiyah

30 Maria Al-Qibthiyah

mad Saw., merupakan hadiah dari Raja Muqauqis.Dia berasal dari Desa Anshina.”6

Laits ibn Sa‘ad berkata, “Raja Muqauqis meminta‘Amr ibn Al-‘Ash agar dia menjual sebagian KotaMuqaththam dengan harga 70 ribu dinar. Mendengarpermintaan tersebut, ‘Amr ibn Al-‘Ash kaget. Lalu,dia berkata kepada Raja, “Saya akan menuliskan per-mohonan Anda kepada Amir Al-Mukminin, Umaribn Khaththab.” ‘Amr segera menulis surat kepadaUmar. Lalu, Umar membalas surat tersebut, denganmenuliskan, “Tanyakan kepadanya, mengapa diameminta tanah itu, padahal tanah tersebut tidakdapat ditanami, dimanfaatkan, dan tidak menge-luarkan air.” ‘Amr pun menanyakan hal tersebut,dan Raja menjawab, “Dalam kitab-kitab, aku me-nemukan keterangan tentang karakter tanah itu.Disebutkan bahwa di sana terdapat tanaman surga.”

Ketika jawaban tersebut disampaikan kepadaUmar, dia berkata kepada ‘Amr, “Sesungguhnya yangkami yakini adalah bahwa tanaman surga hanya diper-untukkan bagi orang-orang yang beriman. Oleh karenaitu, makamkanlah orang-orang Muslim yang mening-gal dunia sebelum kamu dimakamkan di tanah ter-sebut, dan jangan kamu jual tanah itu sedikit pun.”7

Ibn Luhai‘ah mengatakan bahwa Raja Muqauqisberkata kepada ‘Amr bin Al-‘Ash, “Kami menemu-

Page 33: Isi Maria Al-qibthiyah

31Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

kan keterangan di dalam kitab suci kami bahwa diantara gunung ini dan permukiman kalian tumbuhtanaman surga.” Lalu, perkataan tersebut disampai-kan secara tertulis kepada Umar ibn Khaththab. Diaberkata, “Ucapan dia benar. Dengan demikian, jadi-kanlah tempat tersebut sebagai makam bagi orang-orang Muslim.”8

Dalam riwayat lain, Ka‘ab ibn Malik berkata, “Jikakamu menaklukkan Mesir, berwasiatlah kepadapenduduk dari suku Qibthi dengan baik. Karena,mereka memiliki jaminan kehormatan dan mem-punyai hubungan garis keturunan (denganku).”9

Para ahli tafsir menjelaskan maksud firman AllahSwt., Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam besertaDan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam besertaDan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam besertaDan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam besertaDan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta

ibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaanibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaanibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaanibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaanibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan

Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu dataran tinggiKami), dan Kami melindungi mereka di suatu dataran tinggiKami), dan Kami melindungi mereka di suatu dataran tinggiKami), dan Kami melindungi mereka di suatu dataran tinggiKami), dan Kami melindungi mereka di suatu dataran tinggi

(tempat yang tenang, rindang, dan banyak buah-buahan)(tempat yang tenang, rindang, dan banyak buah-buahan)(tempat yang tenang, rindang, dan banyak buah-buahan)(tempat yang tenang, rindang, dan banyak buah-buahan)(tempat yang tenang, rindang, dan banyak buah-buahan)

dengan mata air yang mengalirdengan mata air yang mengalirdengan mata air yang mengalirdengan mata air yang mengalirdengan mata air yang mengalir (QS Al-Mu’minûn [23]:50). Tempat yang dimaksud dalam ayat tersebutadalah Mesir.10

Dalam hadis disebutkan, “Saihân, Jaihân, Sungai“Saihân, Jaihân, Sungai“Saihân, Jaihân, Sungai“Saihân, Jaihân, Sungai“Saihân, Jaihân, Sungai

Efrat, dan NiEfrat, dan NiEfrat, dan NiEfrat, dan NiEfrat, dan Nil, semuanya adalah dari surga.”l, semuanya adalah dari surga.”l, semuanya adalah dari surga.”l, semuanya adalah dari surga.”l, semuanya adalah dari surga.”11 Nil adalahnama sungai di Mesir.

Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa RasulullahSaw. bersabda, “Sesungguhnya kalian akan me-

Page 34: Isi Maria Al-qibthiyah

32 Maria Al-Qibthiyah

naklukkan sebuah negeri yang disebut sebagai al-qîrâth. Maka, berwasiatlah untuk penduduknyadengan baik, karena mereka dijamin dan memilikigaris keturunan denganku. Jika kalian melihat duaorang yang berselisih tentang letak batu fondasi,keluarlah dari sana.”12

Dalam riwayat yang lain, “Sesungguhnya kalianakan menaklukkan Negeri Mesir, yang dikenal dengansebutan al-qîrâth. Jika kalian telah menaklukkannya,berwasiatlah kepada penduduknya dengan baik.Karena, mereka berada dalam jaminan, dan memi-liki garis keturunan denganku.” Dalam riwayat yanglain, “karena mereka adalah besanku. Jika kalian me-lihat dua orang yang berselisih tentang letak batufondasi, keluarlah kalian dari sana.” Abu Dzar me-ngatakan, “Aku melihat Abdurrahman ibn Syurahbilibn Hasanah dan saudaranya, Rabi‘ah, sedang ber-selisih tentang batu fondasi. Maka, aku pun keluardari negeri tersebut.”13

Wasiat Abu Hurairah r.a. untuk Penduduk Mesir

Anas ibn Hakim Al-Dhabi mengatakan bahwa AbuHurairah telah berkata kepadaku, “Jika kamu men-datangi penduduk negerimu (Mesir), beri tahukankepada mereka bahwa aku pernah mendengar Ra-sulullah Saw. bersabda, ‘Sesungguhnya amal ibadah

Page 35: Isi Maria Al-qibthiyah

33Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

seseorang yang akan pertama kali dihisab pada harikiamat adalah shalat wajib yang lima waktu. Jikaibadah tersebut telah sempurna, maka penghitunganpahala shalat telah selesai. Namun, jika belum sem-purna, Allah Swt. akan berfirman, ‘Periksalah, apa-kah dia pernah melakukan shalat sunnah. Jika diamemiliki pahala shalat sunnah, nilainya akan meleng-kapi kekurangan shalat wajib.’ Setelah itu, barulahamal-amal wajib yang lainnya akan dihisab sepertihal tersebut.’”14

Hadiah dari Mesir untuk Rasulullah Saw.

Dari Yahya ibn Abdul Rahman ibn Hathib, dari ayah-nya, dari kakeknya, yaitu Hathib ibn Abi Balta‘ahr.a., dia berkata, “Rasulullah Saw. mengutusku untukmenemui Raja Muqauqis, seorang penguasa KotaAlexandria, Mesir. Kemudian saya menyerahkansebuah ajakan tertulis (surat) dari Nabi kepadanya.Lalu, dia menyediakan sebuah tempat tinggal untukaku tempati selama beberapa hari. Saat aku dipang-gilnya, dia telah mengumpulkan para famili kerajaan(thâriqat). Raja tersebut berkata kepadaku, “Aku akanmenyampaikan sesuatu kepadamu. Jadi, aku inginagar sudi kiranya kamu memahami segala perkata-anku ini.”

Page 36: Isi Maria Al-qibthiyah

34 Maria Al-Qibthiyah

Aku menjawab, “Baiklah, silakan utarakan ke-padaku.” Dia menuturkan, “Tolong ceritakan orangyang mengutusmu. Bukankah dia seorang Nabi?”Aku menjawab, “Betul. Dia adalah seorang utusan(Rasul) Allah Swt.” Raja itu bertanya lagi, “Mengapasaat diusir oleh kaumnya, Nabimu tidak mendoakanmereka agar ditimpa kebinasaan?” Maka aku ber-tanya, “Bukankah Isa putra Maryam a.s. adalah Nabikalian?”

Dia menjawab, “Aku bersaksi bahwa Isa adalahutusan Allah.” Lalu aku menimpalinya, “Mengapasaat kaumnya hendak menyalibnya, beliau tidakmendoakan agar Allah Swt. membinasakan mereka,hingga akhirnya beliau diangkat ke langit dunia olehAllah Swt.?”

Kemudian dia menanggapi jawabanku, “Tang-gapanmu bagus sekali. Kamu memang seorang bijak-sana yang diutus oleh orang yang bijaksana pula (NabiMuhammad Saw.). Oleh karena itu, perkenankanlahdiriku untuk mempersembahkan beberapa hadiahuntuk Muhammad Saw. Demikian pula, aku akanmengirimkan para pengawal (budruqah)15 yang akanmengantarkanmu sampai ke tempat tujuan.”

Hathib ibn Abi Balta‘ah r.a. berkata, “Raja ter-sebut mengirimkan tiga orang hamba sahaya perem-puan, di antaranya Maria Al-Qibthiyah (kelak men-

Page 37: Isi Maria Al-qibthiyah

35Keistimewaan Mesir dalam Al-Quran dan Hadis

jadi ibu dari Ibrahim ibn Muhammad Saw.). Semen-tara itu, dua orang lagi dihadiahkan kembali olehRasulullah kepada sahabat beliau. Satu orang diberi-kan kepada Abu Jahm ibn Hudzaifah Al-‘Adawi, danseorang lagi dihadiahkan kepada Hasan ibn Tsabit.Selain itu, dia juga mengirimkan hadiah berupa be-berapa pakaian pilihan (thuraf ).”16[]

Page 38: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 39: Isi Maria Al-qibthiyah

Bab 2

Maria Al-Qibthiyah r.a.:Istri Rasulullah Saw. dariKalangan Kristen Koptik

Dan ingatlah ketika Nabi membicarakansecara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya(Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah)

menceritakan peristiwa itu (kepada ‘A’isyah)dan Allah memberitahukan hal itu (semua

pembicaraan antara Hafshah dengan ‘A’isyah)kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan

sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya)dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada

Hafshah). Maka tatkala (Muhammad)memberitahukan pembicaraan (antara Hafshahdan ‘A’isyah) lalu Hafshah bertanya, “Siapakah

yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?”Nabi menjawab, “Telah diberitahukan

kepadaku oleh Allah Yang MahaMengetahui lagi Maha Mengenal.”

—QS Al-Tahrîm (66): 3

Page 40: Isi Maria Al-qibthiyah

Sosok Maria Al-Qibthiyah r.a.

Sepulang dari Perang Hudaibiyyah pada bulanDzulqa‘dah tahun ke-6 H, Rasulullah mengutusHathib ibn Abi Balta‘ah r.a. untuk menghadap RajaMuqauqis, seorang penguasa suku Qibthi di Alexan-dria, Mesir. Beliau mengirimkan sebuah ajakan ter-tulis untuk masuk Islam. Singkat cerita, setelah mem-baca surat dari beliau, sang Raja mengatakan bahwaajakan Nabi tersebut sangat baik. Lalu, Raja itumengambil surat Nabi yang sudah dicap dan me-letakkannya di dalam bejana yang terbuat dari gadinggajah. Kemudian, dia meletakkan cap di atas suratbalasannya, lalu menyerahkannya kepada hambasahaya perempuan yang hendak dihadiahkan kepadaNabi Saw.

Walaupun pada akhirnya sang Raja tidak masukIslam, dia mengirimkan hadiah Maria Al-Qibthiyah,dan saudarinya, Sirin. Dia juga menghadiahkankeledainya, Ya‘fur, dan kudanya yang putih (bugh-lah) yang sangat langka bernama Daldal.

Muhammad ibn ‘Umar berkata, “Seorang ahliilmu yang bernama Abu Sa‘id menceritakan ke-padaku bahwa Maria berasal dari Desa Anshina.”

38

Page 41: Isi Maria Al-qibthiyah

39Maria Al-Qibthiyah r.a.

Kebaikan Maria Al-Qibthiyah r.a. dan CintaRasulullah Saw. kepadanya

Abdullah ibn Abdul Rahman ibn Abi Sha‘sha‘ah me-riwayatkan bahwa Rasulullah Saw. sangat terpukaudengan Maria Al-Qibthiyah. Dia adalah seorangperempuan yang berkulit putih, berambut keriting,dan berparas cantik. Pertama kali, Maria dan sau-darinya tinggal di rumah Ummu Sulaim binti Malhan.Ketika mereka berada di rumah tersebut, RasulullahSaw. mengajak keduanya untuk masuk Islam. Lalu,keduanya menerima ajakan itu, dan memeluk Islam.

Nabi bermalam bersama Maria dengan statusmilk al-yamîn (hamba sahaya). Lalu, beliau meng-ubah status Maria menjadi istrinya di kalangan ke-luarganya. Maria adalah seorang perempuan yangmemiliki pemahaman agama yang bagus. RasulullahSaw. menghadiahkan saudarinya, Sirin, kepadaHassan ibn Tsabit, sang penyair. Dari Sirin, lahirlahseorang anak bernama Abdul Rahman.

Sedangkan Maria sendiri melahirkan seoranganak bernama Ibrahim. Pada hari yang ketujuh daritanggal kelahiran anaknya, Rasulullah Saw. menunai-kan aqiqahnya dengan menyembelih dua ekor dombayang besar, mencukur rambut bayi, dan bersedekahkepada orang miskin dengan harta senilai perak yangseukuran dengan timbangan rambut Ibrahim yang

Page 42: Isi Maria Al-qibthiyah

40 Maria Al-Qibthiyah

telah dicukur. Selain itu, beliau menyuruh agar ram-butnya dikubur. Lalu, beliau menamai bayi tersebutdengan Ibrahim.

Ketika Salma, seorang pembantu Nabi Saw., me-ngetahui kelahiran putra Nabi, dia langsung mem-beritahukan hal tersebut kepada suaminya, Abu Rafi‘.Setelah diberi tahu, Abu Rafi‘ datang menemui NabiSaw. untuk turut menyampaikan rasa gembira danmenghadiahkan seorang hamba sahaya. Menyaksi-kan hal tersebut, istri-istri Nabi merasa cemburu. Dankecemburuan itu semakin memuncak saat Nabi di-karuniai anak laki-laki dari Maria.1

Setelah itu, beliau segera menemui Maria Al-Qibthiyah, sang istri tercinta, untuk mengucapkanselamat kepadanya. Kelahiran putranya itu telahmembebaskan dirinya dari status budak. Beliau punmemangku sang bayi, menggendongnya ke hadap-an Maria, sebagai kegembiraan dan kasih sayang.

Rasulullah Saw. pun memberi nama putranya itudengan nama nenek moyang beliau, Ibrahim a.s.Ibu-ibu kaum Anshar berebut untuk menyusuinya.Mereka ingin agar Maria dapat tenang melayani Ra-sulullah Saw., karena mereka mengerti bahwa beliausangat menyayanginya. Ibrahim kemudian disusuiseorang istri tukang pandai besi bernama Abu Saifyang tinggal di perbukitan Madinah.

Page 43: Isi Maria Al-qibthiyah

41Maria Al-Qibthiyah r.a.

Ibrahim adalah putra beliau satu-satunya yanglahir selepas beliau diangkat sebagai utusan Allah.Betapa gembira beliau menerima karunia Allah ter-sebut. Apalagi, kala itu usia beliau telah memasukikepala enam. Kelahiran Ibrahim merupakan suatukebahagiaan tersendiri. Dengan kelahiran putranyaitu, perhatian beliau menjadi sangat besar terhadapsang putra dan juga ibunya. Dan hal itu membangkit-kan kecemburuan istri-istri beliau yang lainnya ter-hadap Maria Al-Qibthiyah.

Kecemburuan Rasulullah Saw. terhadap MariaAl-Qibthiyah r.a.

Abdullah ibn ‘Amr menceritakan bahwa Maria Al-Qibthiyah memiliki saudara laki-laki yang menyer-tainya datang dari Mesir. Laki-laki tersebut memelukajaran Islam dan dikenal sebagai seorang Muslimyang baik. Hanya saja, dia masih sering mengunjungiMaria ke kamarnya. Hingga suatu ketika, RasulullahSaw. masuk ke rumah Maria—saat itu dia sedangmengandung Ibrahim, lalu beliau mendapati laki-laki tersebut sedang berada di sana. Sontak saja,sebagai seorang laki-laki yang normal, kecemburuanNabi Saw. muncul seketika. Sehingga, beliau keluarrumah dengan roman muka yang memerah.

Page 44: Isi Maria Al-qibthiyah

42 Maria Al-Qibthiyah

Melihat hal tersebut, Umar bertanya, “Wahai Ra-sulullah, mengapa roman wajahmu berubah?” LaluNabi Saw. menjelaskan perihal saudara dekat Maria.Setelah mendengar jawaban Rasulullah Saw., Umarlangsung menghunuskan pedangnya, dan bergegasmenuju rumah Maria. Ketika didapati seorang laki-laki sedang berada di sana, Umar menarik pedang-nya untuk mengancam laki-laki tersebut. Namun,belum sampai hunusannya tertancap, laki-laki ter-sebut malah menyerahkan dirinya. Umar pun me-rasa iba, dan kembali menemui Rasulullah Saw. untukmengabarkan hal yang telah terjadi. Beliau bersabdakepadanya, “Sesungguhnya Malaikat Jibril telahdatang dan mewahyukan kepadaku bahwa Mariadan saudaranya telah dibersihkan oleh Allah dariprasangka burukku. Malaikat Jibril juga menegas-kan bahwa Maria sedang mengandung seoranganak laki-laki yang mirip denganku, dan aku disuruhuntuk menamainya Ibrahim. Sehingga, aku dipanggildengan Abu Ibrahim. Seandainya bukan karena akuenggan mengganti panggilan yang sudah aku dapat-kan sebelumnya, pastilah aku akan menerima pang-gilan yang Jibril berikan untukku (Abu Ibrahim).”2

Ibn Hajar berkata, “Ibn Sa‘ad menyebutkan se-buah riwayat dari Abdullah ibn Abdul Rahman ibnAbi Sha‘sha‘ah, dia berkata, “Pada tahun ke-7 H,Raja Muqauqis—salah seorang penguasa Kerajaan

Page 45: Isi Maria Al-qibthiyah

43Maria Al-Qibthiyah r.a.

Alexandria di Mesir—mengirimkan hadiah kepadaRasulullah Saw. Yaitu, Maria dan saudarinya yangbernama Sirin, seribu kantong emas, dua puluh bajuyang lembut, kuda Daldal, dan himar ‘Afir (atauYa‘fur). Raja juga menghadiahkan salah seorang sau-dara dekat Maria yang sudah tidak memiliki hasratkepada perempuan (khushiy). Orang tersebut sudahberusia lanjut dan dikenal dengan nama Ma’bur. Se-mua hadiah tersebut dia titipkan kepada Hathib ibnAbi Balta‘ah. Di sepanjang perjalanan, Hathib meng-ajak Maria, Sirin, dan Ma’bur untuk memeluk Islam.Akhirnya, Ma’bur, Maria, dan Sirin masuk Islam.

Maria Al-Qibthiyah adalah seorang perempuanyang memiliki kulit yang putih dan berparas cantik.Nabi Saw. pun menempatkan dirinya di lingkungankeluarga beliau (al-‘âliyah), dan dikategorikan sebagaiharta yang dikenal dengan istilah Masyrabah UmmuIbrahim. Terkait dengan hal tersebut, beliau ber-malam bersama Maria dengan status milk al-yamîn(hamba sahaya) hingga akhirnya Maria mengandungbayi, dan melahirkannya pada bulan Dzulhijjah tahunke-8 H.

‘Amrah meriwayatkan bahwa ‘A’isyah r.a. berkata,“Belum pernah aku terkagum-kagum dengan seorangperempuan kecuali Maria. Walaupun pada mulanyadia hanyalah seorang hamba sahaya perempuan,

Page 46: Isi Maria Al-qibthiyah

44 Maria Al-Qibthiyah

dia berparas cantik dan berambut ikal. RasulullahSaw. pun terpukau dengan kecantikannya. SehinggaMaria ditempatkan di rumah milik Haristah ibn Al-Nu‘man, karena dia memang masih menjadi hambasahaya kami. Selama siang dan malam, Nabi selalumenemani Maria. Hal tersebut membuat aku me-rasa khawatir dan agak mengeluh. Akhirnya, beliaumengangkat status Maria menjadi lebih baik. De-ngan hal itu, kami merasa lebih berat lagi (meng-hadapinya).

Mengomentari Maria, Imam Al-Baladziri berkata,“Sebenarnya, ibunda dari Maria adalah keturunanbangsa Romawi. Agaknya, Maria mewarisi kecantikandari ibunya. Sehingga Maria memiliki kulit yang putih,berparas cantik, dan berambut ikal.”

Sementara itu, Al-Bazzar meriwayatkan dengansanad yang baik (hasan), dari Abdullah ibn Burdah,dari ayahnya, dia berkata, “Pembesar suku Qibthitelah menghadiahkan dua orang hamba sahaya pe-rempuan, beserta seekor kuda, kepada RasulullahSaw. Adapun kuda tersebut sering beliau tunggangisaat berada di Madinah. Sementara seorang hambasahaya perempuan (Maria) beliau ambil untuk di-peristri.”

Dalam hal ini, Imam Al-Waqidi meriwayatkandari Musa ibn Muhammad ibn Ibrahim, dari ayah-

Page 47: Isi Maria Al-qibthiyah

45Maria Al-Qibthiyah r.a.

nya, dia berkata, “Orang yang rela memberi nafkahkepada Maria adalah Abu Bakar, hingga beliau wafat.Lalu, dilanjutkan oleh Umar, hingga Maria wafatpada masa kekhalifahan beliau.”3

Minuman (Masyrabah) Ummu Ibrahim

Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa pada tahunke-4 H, Rasulullah Saw. memerangi kaum Yahudidari kalangan Bani Nadhir, dan berhasil menaklukkanbenteng, dan merampas harta benda yang merekamiliki. Semua harta benda tersebut diberikan untukRasulullah. Lalu beliau menanami tanah merekayang luas dengan pohon kurma. Dari hasil lahantersebut, Rasulullah Saw. dapat memenuhi ke-butuhan pokok keluarga dan istri-istrinya untukjangka waktu satu tahun ke depan. Adapun sisanyabeliau pergunakan untuk membeli binatang ternakdan memasok senjata. Sementara itu, sebagian lagibeliau serahkan kepada Abu Bakar dan Abdurrah-man ibn ‘Auf untuk dibagikan kepada kaum Muhajirin.Namun, orang-orang Anshar tidak diberikan hasilrampasan itu sedikit pun, kecuali Sahl ibn Hanif danAbu Dujanah Sammak ibn Khursyah Al-Anshari Al-Sa‘idi.

Imam Al-Waqidi berkata, Mukhiriq, seorangulama Yahudi dari Bani Nadhir yang beriman ke-

Page 48: Isi Maria Al-qibthiyah

46 Maria Al-Qibthiyah

pada Rasulullah Saw., mewasiatkan harta bendanyauntuk Rasulullah Saw. Akan tetapi, beliau menjadikanstatus harta tersebut sebagai sedekah. Isi dari wasiatadalah al-maitsib, al-shâfiyah, al-dalâl, husna, burqah,al-a‘wâf, dan minuman Ummu Ibrahim ibn Muham-mad Saw. Rasulullah Saw. mengusir Bani Nadhir,sedangkan unta mereka hanya membawa baju besidan beberapa peralatan yang dibutuhkan.4

Maria Al-Qibthiyah r.a. Adalah Wanitayang Alim

Dalam kitab Al-Fahrasât 1: 498 termaktub, “Terdapatnama-nama kitab yang ditulis oleh sejumlah ahlihikmah yang kebenarannya telah kami teliti. Bahkan,dikuatkan juga oleh penelitian orang-orang yang te-percaya (tsiqat). Hasil penelitian tersebut ditulis didalam kitab-kitab mereka. Jika kita perhatikan, diantara kandungan sejumlah kitab tersebut, terdapatpembahasan yang bertajuk, Kitâb Mâriyah Al-Qib-thiyah Ma‘a Al-Hukamâ’ hîna Ijtama‘û Ilaihâ. Artinya,Maria Al-Qibthiyah, ketika para ahli hikmah berkum-pul (dan berbagi ilmu) dengannya.”5

Diriwayatkan bahwa Maria Al-Qibthiyah me-rupakan wanita yang memiliki pengetahuan luas. Diabukanlah seorang wanita hamba sahaya biasa. Dia

Page 49: Isi Maria Al-qibthiyah

47Maria Al-Qibthiyah r.a.

adalah wanita hamba sahaya terpilih yang dihadiah-kan oleh Raja Muqauqis kepada Rasulullah Saw.6

Rasulullah Saw. Mengharamkan Madu;Bukan Menolak Maria Al-Qibthiyah r.a.

Allah Swt. berfirman, Hai Nabi, mengapa kamu meng-Hai Nabi, mengapa kamu meng-Hai Nabi, mengapa kamu meng-Hai Nabi, mengapa kamu meng-Hai Nabi, mengapa kamu meng-

haramkan apa yharamkan apa yharamkan apa yharamkan apa yharamkan apa yang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimu????? KKKKKamu amu amu amu amu ingininginingininginingin

menyenangkanmenyenangkanmenyenangkanmenyenangkanmenyenangkan hati istri-istrimu? Dan hati istri-istrimu? Dan hati istri-istrimu? Dan hati istri-istrimu? Dan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Peng- Allah Maha Peng- Allah Maha Peng- Allah Maha Peng- Allah Maha Peng-

ampun lagi Maha Pampun lagi Maha Pampun lagi Maha Pampun lagi Maha Pampun lagi Maha Penenenenenyyyyyayayayayayangangangangang (QS Al-Tahrîm [66]: 1).

Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat di atas, de-ngan menukil hadis riwayat Muslim dalam Shahîh-nya, dari ‘A’isyah r.a., dia meriwayatkan bahwa ke-tika Rasulullah Saw. bermalam di rumah Zainab bintiJahsy, beliau meminum madu. Lalu ‘A’isyah berkon-spirasi dengan Hafshah, dan mereka membuat ke-sepakatan, siapa di antara mereka yang mampumembuat Rasulullah Saw. mengiyakan pertanyaan,“Apakah engkau memakan maghâfîr7?” saat beliaumasuk ke rumah mereka.

Akhirnya, tibalah waktunya Nabi menunaikangiliran dengan salah satu dari kedua istri Nabi ter-sebut, dan kemudian beliau disodori pertanyaan tadi,yaitu, “Aku mencium bau sesuatu darimu, apakahengkau telah memakan maghâfîr?” Nabi menjawab,“Tidak, aku hanya minum madu ketika berada dirumah Zainab binti Jahsy. Tapi, aku tidak akan per-

Page 50: Isi Maria Al-qibthiyah

48 Maria Al-Qibthiyah

nah mengulanginya lagi (minum madu).” Lalu,turunlah ayat Al-Quran, Hai Hai Hai Hai Hai NNNNNabi, mengapa kamu meng-abi, mengapa kamu meng-abi, mengapa kamu meng-abi, mengapa kamu meng-abi, mengapa kamu meng-

harharharharharamkan apa yamkan apa yamkan apa yamkan apa yamkan apa yang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimuang Allah halalkan bagimu????? (QS Al-Tahrîm[66]: 1).

Sementara itu, ‘A’isyah dan Hafshah juga disindirdengan firman Allah Swt., Jika kamu berdua bertobatJika kamu berdua bertobatJika kamu berdua bertobatJika kamu berdua bertobatJika kamu berdua bertobat

kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telahkepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telahkepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telahkepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telahkepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah

condong (untuk menerima kebenaran). Sedangkan jikacondong (untuk menerima kebenaran). Sedangkan jikacondong (untuk menerima kebenaran). Sedangkan jikacondong (untuk menerima kebenaran). Sedangkan jikacondong (untuk menerima kebenaran). Sedangkan jika

kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, makakamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, makakamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, makakamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, makakamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka

sesungguhnya Allah adalah sesungguhnya Allah adalah sesungguhnya Allah adalah sesungguhnya Allah adalah sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula)Pelindungnya dan (begitu pula)Pelindungnya dan (begitu pula)Pelindungnya dan (begitu pula)Pelindungnya dan (begitu pula)

Jibril dan orang-orang Jibril dan orang-orang Jibril dan orang-orang Jibril dan orang-orang Jibril dan orang-orang MMMMMukukukukukmin yang baik; dan selain darimin yang baik; dan selain darimin yang baik; dan selain darimin yang baik; dan selain darimin yang baik; dan selain dari

itu malaikat-malaiitu malaikat-malaiitu malaikat-malaiitu malaikat-malaiitu malaikat-malaikat adalah penolongnya pulakat adalah penolongnya pulakat adalah penolongnya pulakat adalah penolongnya pulakat adalah penolongnya pula (QS Al-Tahrîm [66]: 4).

Sedangkan firman Allah Swt., Dan ingatlah ketikaDan ingatlah ketikaDan ingatlah ketikaDan ingatlah ketikaDan ingatlah ketika

Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorangNabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorangNabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorangNabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorangNabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang

istrinistrinistrinistrinistrinyyyyya (Hafshah) suatu peristiwa (Hafshah) suatu peristiwa (Hafshah) suatu peristiwa (Hafshah) suatu peristiwa (Hafshah) suatu peristiwaaaaa (QS Al-Tahrîm [66]:3) turun sebagai penjelasan dan respons terhadapsabda Nabi Saw., “Saya hanya minum madu.”8

Masih diriwayatkan dari ‘A’isyah r.a., dia menga-takan bahwa Rasulullah Saw. menyukai makananyang manis-manis dan madu. Di antara rutinitasRasulullah Saw., jika beliau telah menunaikan shalatasar, beliau selalu mengelilingi rumah istri-istrinyadan mendekati mereka. Hingga suatu ketika beliaumasuk ke rumah Hafshah dalam waktu yang lebihlama dari biasanya. Lalu aku pun menanyakan alasan

Page 51: Isi Maria Al-qibthiyah

49Maria Al-Qibthiyah r.a.

beliau berlama-lama di sana. Hafshah menjawab,“Ada seorang perempuan yang menghadiahkan satubejana madu sebagai persembahan dari kaumnya.Madu tersebut saya suguhkan sebagai minuman bagiRasulullah, saat beliau berada di rumahku.”

‘A’isyah berkata, “Demi Allah, kami atas namaistri-istri beliau, pasti akan melakukan konspirasikepada beliau.” Lalu, rencana tersebut dia utarakankepada Saudah. ‘A’isyah berkata kepadanya, “WahaiSaudah, ketika Rasul masuk ke rumahmu, beliaupasti akan mendekatimu. Jika beliau mendekat,tanyakan kepada beliau, “Apakah engkau telah me-makan maghâfîr? Dan beliau pasti akan menjawab,“Tidak.” Oleh karena itu, susul dengan pertanyaanselanjutnya, “Lalu, wangi apakah ini?”—karena Nabimemang sangat wangi dan menyukai wewangian—Maka, beliau akan menjawab, “Hafshah telah me-nyuguhiku minuman madu.” Jika beliau mengata-kan hal tersebut, katakan kepada Nabi, “Engkau telahmemakan madu lebah ‘urfuth (yang mengandungwangi mirip khamar).”

Begitupun, ‘A’isyah juga meminta Shafiyyah untukmelakukan hal yang sama. ‘A’isyah beralasan, “Akujuga akan melakukan hal tersebut.”

Rencana konspirasi ‘A’isyah tampaknya mem-buahkan hasil. Saudah bercerita, “Demi Allah, tidak

Page 52: Isi Maria Al-qibthiyah

50 Maria Al-Qibthiyah

ada tuhan selain Dia. Hampir saja aku menyambutbeliau dengan pertanyaan yang engkau sarankan,wahai ‘A’isyah. Sesungguhnya beliau masih beradadi depan pintu.”

Maka, pada saat Rasul masuk ke rumah Saudahr.a., dia bertanya kepada beliau, “Wahai Rasul, apa-kah engkau telah memakan maghâfîr (makananyang baunya tidak sedap)?” Nabi Saw. menjawab,“Tidak.” Dia bertanya lagi, “Lantas, wangi apakahini?” Rasulullah Saw. menjawab, “Ini adalah wangimadu. Saat saya berada di rumah Hafshah, sayadisuguhi minuman madu olehnya. Lebah madu telahmemakan tanaman ‘urquth (pohon yang berbautidak sedap).”

“Tibalah waktunya Nabi memasuki rumahku,”begitu gumam ‘A’isyah. Tentunya, dia pun mengata-kan hal yang serupa. Demikian pula, ketika Rasulul-lah Saw. masuk ke rumah Shafiyyah, Nabi ditanyadengan pertanyaan yang sama. Namun, ketika Rasulmasuk ke rumah Hafshah, dia (Hafshah) berkata,“Wahai Rasul, maukah engkau aku berikan minum-an madu lagi?” Ternyata, Rasulullah Saw. menjawab,“Sekarang, aku tidak perlu minum madu lagi.”

‘A’isyah melanjutkan ceritanya bahwa ketika men-dengar kabar Nabi menjawab dengan ungkapantersebut, Saudah berkata, “Subhânallâh, demi Allah,

Page 53: Isi Maria Al-qibthiyah

51Maria Al-Qibthiyah r.a.

kita telah membuat Nabi mengharamkan madu untukdikonsumsi diri beliau.” Lalu ‘A’isyah menanggapi,“Wahai Saudah, diamlah.”9

Apabila kita membaca hadis di atas, dapat disim-pulkan bahwa istri yang menyuguhkan minumanmadu untuk Rasulullah Saw. adalah Hafshah. Namun,jika kita memerhatikan riwayat sebelumnya, di-terangkan bahwa Nabi Saw. meminum madu saatberada di rumah Zainab binti Jahsy.

Bahkan, dalam riwayat yang lain dari Ibn AbiMalikah, dari Ibn Abbas, disebutkan bahwa Nabimeminum madu di rumah Saudah r.a. Ada juga yangberpendapat berdasarkan riwayat Asbath dari Al-Sudi, bahwa istri Nabi tersebut adalah UmmuSalamah. ‘Atha’ ibn Abi Muslim juga berpendapatdemikian. Namun, Ibn Al-‘Arabi berkomentar, “Pen-dapat tersebut adalah dugaan yang tidak berdasarkanilmu sama sekali.”

Karena iri dan cemburu terhadap istri yang mem-berikan madu kepada Nabi, sebagian istrinya ber-kata, “Kami mencium maghâfîr (bau yang tidak sedap)dari engkau, wahai Nabi.”

Pendapat yang lain menyebutkan, “Sesungguh-nya, perkataan di atas ditujukan untuk perempuanyang memberikan madu untuk Nabi Saw. Tapi, Nabitidak menerimanya karena (mencari keridhaan) istri-

Page 54: Isi Maria Al-qibthiyah

52 Maria Al-Qibthiyah

istri beliau.” Demikian dikatakan oleh Ibn Abbas dan‘Ikrimah. Adapun perempuan yang dimaksud ada-lah Ummu Syarik.

Ada juga ulama yang mengatakan bahwa beliaumengharamkan dirinya untuk bermalam bersamaMaria. Maria adalah seorang hamba sahaya yang di-hadiahkan oleh Raja Muqauqis, penguasa Alexandria.Ibn Ishaq menuturkan, “Maria berasal dari sebuahDesa Anshina dari negeri yang dinamakan Hafn.Lalu, Nabi mengharamkan Maria saat beliau beradadi rumah Hafshah.”

Imam Al-Thabarani meriwayatkan, dari Ibn Abbas,dari Umar r.a., dia berkata, “Rasulullah Saw. masukke rumah Hafshah dengan membawa Maria—saatitu statusnya sebagai ummul walad (hamba sahaya).Ketika itu, Hafshah sedang berada di rumah ayah-nya. Saat datang, dia mendapati Rasulullah sedangbersama Maria. Lalu Hafshah pun berkata, “Meng-apa engkau memasukkan Maria ke rumahku?” Nabibersabda, “Wahai Hafshah, jangan engkau beritahu-kan hal ini kepada ‘A’isyah. Karena, Maria akan akuharamkan untuk bermalam bersamaku.”

Hafshah berkata, “Bagaimana engkau hendakmengharamkan Maria, hingga bersumpah untuktidak mendekatinya, padahal dia adalah hambasahaya perempuan milikmu.” Lalu Nabi Saw. ber-

Page 55: Isi Maria Al-qibthiyah

53Maria Al-Qibthiyah r.a.

pesan, “Wahai Hafshah, janganlah engkau ceritakanhal ini kepada siapa pun. Sungguh, aku akan mem-beritahukan kabar gembira kepadamu. Sesungguh-nya, sepeninggalku, bapakmu akan menjadi peng-ganti diriku setelah Abu Bakar.”

Kemudian Hafshah pun pergi dan menceritakankejadian tersebut kepada ‘A’isyah, seraya berkata,“Rasulullah Saw. telah bermalam bersama Maria,dan beliau memberitahukan bahwa Abu Bakar akanmenjadi pengganti sepeninggal Rasulullah, dan se-lanjutnya adalah ayahku.”

Maka, setelah mendengar perkataan Hafshahtersebut, ‘A’isyah pergi menemui Rasulullah serayabertanya, “Siapa yang memberitahumu dengan halitu?” Beliau menjawab, “Allah yang Maha Menge-tahui.” Lalu ‘A’isyah menimpali, “Aku tidak inginmelihatmu, sehingga engkau mengharamkan Mariauntuk bermalam bersamamu.”

Akhirnya, demi mencari keridhaan dari sebagianistrinya, beliau pun mengharamkan Maria untukbermalam bersamanya, sehingga turun firman Allahyang menyatakan, Hai Nabi, mengapa engkau meng-Hai Nabi, mengapa engkau meng-Hai Nabi, mengapa engkau meng-Hai Nabi, mengapa engkau meng-Hai Nabi, mengapa engkau meng-

haramkan apa yang Allah halalkan bagimu? Engkau haramkan apa yang Allah halalkan bagimu? Engkau haramkan apa yang Allah halalkan bagimu? Engkau haramkan apa yang Allah halalkan bagimu? Engkau haramkan apa yang Allah halalkan bagimu? Engkau ingininginingininginingin

menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pmenyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pmenyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pmenyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pmenyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampunengampunengampunengampunengampun

lagi Maha Plagi Maha Plagi Maha Plagi Maha Plagi Maha Penenenenenyyyyyayayayayayangangangangang (QS Al-Tahrîm [66]: 1).

Page 56: Isi Maria Al-qibthiyah

54 Maria Al-Qibthiyah

Ibn Al-‘Arabi mengatakan, “Pendapat yang palingbenar adalah pendapat yang pertama (Nabi meng-haramkan madu untuk beliau minum). Adapun pen-dapat yang kedua adalah lemah, karena dalam sanad-nya terdapat perawi tidak ‘âdil. Di samping itu, ma-tannya (isi hadisnya) dianggap dhaif, karena isinyayang menerangkan penolakan Nabi menerima madu,dan tidak berarti Nabi mengharamkan wanita yangmemberi madu. Orang yang ditolak bukan berartidia itu dihukumi haram. Namun, pengharaman itudatang setelah dihalalkan.”

Sementara pendapat yang mengatakan bahwaNabi mengharamkan Maria Al-Qibthiyah untukbermalam bersama beliau, sanad hadisnya memangbagus, dan maknanya lebih mendekati kebenaran.Namun, hadis tersebut tidak terdapat dalam kum-pulan hadis sahih. Statusnya hanya mursal.

Ibn Wahb meriwayatkan, dari Malik, dari Zaidibn Aslam, dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw.telah mengharamkan ibu dari Ibrahim, yaitu MariaAl-Qibthiyah. Rasulullah mengatakan, “Engkau telahmengharamkan sesuatu. Demi Allah, aku tidak akanbermalam bersamamu.” Sehingga Allah Swt. me-nurunkan ayat yang berbunyi, Hai Nabi, mengapa eng-Hai Nabi, mengapa eng-Hai Nabi, mengapa eng-Hai Nabi, mengapa eng-Hai Nabi, mengapa eng-

kau mekau mekau mekau mekau mengharamkangharamkangharamkangharamkangharamkan apa yang Allah halalkan bagimu?n apa yang Allah halalkan bagimu?n apa yang Allah halalkan bagimu?n apa yang Allah halalkan bagimu?n apa yang Allah halalkan bagimu?

(QS Al-Tahrîm [66]: 1).

Page 57: Isi Maria Al-qibthiyah

55Maria Al-Qibthiyah r.a.

Ibn Al-Qasim meriwayatkan hadis yang serupa.Asyhab meriwayatkan dari Malik, dia berkata, “Adaseorang wanita dari kaum Anshar mengadukan se-suatu yang terjadi antara Nabi dan istri-istrinya ke-pada Umar. Lalu dia merasa khawatir dengan haltersebut, dan berkata, “Tidak mungkin istri Nabiberbuat hal yang seperti itu.” Wanita tersebut men-jawab, “Memang betul, sesungguhnya istri-istriRasulullah Saw. sedang melakukan demo terhadapbeliau.” Lalu, Umar mengambil bajunya dan keluarmenemui Hafshah, dan berkata, “Wahai Hafshah,apakah engkau mau menguji Rasulullah?” Dia men-jawab, “Iya. Walaupun aku mengetahui bahwa eng-kau pasti tidak menyukaiku melakukan hal sepertiini.” Pada saat Umar mendapatkan kabar bahwaRasulullah Saw. menjauhi istri-istrinya, dia menga-takan, “Celakalah engkau, wahai Hafshah.”

Sesungguhnya persoalan ini terkait dengan peng-haraman madu oleh Rasulullah. Karena Rasul telahmeminumnya di rumah Zainab, maka ‘A’isyah ber-usaha melakukan konspirasi terhadap Nabi. Se-mentara itu, Hafshah tengah berada bersama ‘A’isyah.Akhirnya, terjadilah peristiwa itu, hingga Nabi Saw.bersumpah secara rahasia untuk tidak meminummadu lagi. Lalu, turunlah ayat di atas sebagai per-ingatan untuk semuanya.

Page 58: Isi Maria Al-qibthiyah

56 Maria Al-Qibthiyah

Ibn Abbas r.a. berkata, “Aku selalu ingin bertanyakepada Umar tentang dua orang istri Nabi Saw. yangdisinggung dalam firman Allah Swt., Jika kamu berduaJika kamu berduaJika kamu berduaJika kamu berduaJika kamu berdua

bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamubertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamubertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamubertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamubertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu

berdua telah condong (untuk menerima kebenaran)berdua telah condong (untuk menerima kebenaran)berdua telah condong (untuk menerima kebenaran)berdua telah condong (untuk menerima kebenaran)berdua telah condong (untuk menerima kebenaran). Danketika aku melaksanakan haji bersama Umar, akumengambil satu bejana air dan mengucurkannyadi atas kedua tangan Umar untuk berwudhu. Laluaku bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, siapakahdua orang istri Nabi yang disinggung dalam ayattersebut?” Umar menjawab, “Wahai Ibn Abbas,mereka adalah ‘A’isyah dan Hafshah.”

Kemudian Umar r.a. menceritakan peristiwa ter-sebut, dan dia berkata, “Dahulu, saya pernah me-miliki seorang tetangga yang berasal dari kaumAnshar keturunan Bani Umayyah ibn Zaid. Dia ter-masuk orang yang tinggal di dataran tinggi KotaMadinah. Adalah kebiasaan kami, selalu bergiliranuntuk mendapatkan ilmu dari Nabi Saw. Jika hariini adalah giliranku, maka besok giliran dia. Setiapkami pulang dari Nabi Saw., masing-masing darikami selalu membawa berita hari itu. Kami, kaumlelaki bangsa Quraisy selalu mendominasi wanitakami. Namun, ketika kami mengetahui kaum Anshar,ternyata mereka lebih didominasi oleh wanita. Se-hingga wanita kami mulai mengambil pelajaran dari

Page 59: Isi Maria Al-qibthiyah

57Maria Al-Qibthiyah r.a.

tradisi wanita Anshar. Karena itu, aku pun mem-bentak istriku. Maka, dia memintaku untuk meng-introspeksi (murâja‘ah) sikapku. Tapi, aku menolak-nya. Lantas, istriku berkata, “Mengapa engkau me-nolak untuk mengintrospeksinya? Demi Allah, se-sungguhnya istri-istri Nabi juga meminta Nabi untukberintrospeksi. Dan ada seorang istri Nabi yang me-ninggalkan beliau dari siang hingga malam.”

Berita tersebut sungguh membuatku khawatir.Aku berkata, “Sungguh orang yang melakukan haltersebut mengalami kerugian yang besar.” Lalu akumengumpulkan pakaianku, dan masuk ke rumahHafshah. Aku bertanya kepadanya, “Wahai Hafshah,benarkah salah seorang di antara kalian (istri-istriNabi) terdapat orang yang memancing kemarahanRasul dari siang hingga malam hari?” Dia menjawab,“Benar.” Aku menanggapi perkataannya, “Sungguhcelakalah dia. Tidakkah dia akan merasa aman darimurka Allah karena telah memancing kemurkaanNabi Saw., hingga dia akan celaka. Wahai Hafshah,engkau jangan meminta sesuatu yang lebih dariNabi, jangan meminta beliau untuk berintrospeksi,dan jangan meninggalkan (pisah ranjang dari) beliau.Sampaikan saja keinginanmu kepadaku. Engkautidak harus cemburu dengan tetanggamu yang lebihdicintai Nabi—maksudnya adalah ‘A’isyah.”

Page 60: Isi Maria Al-qibthiyah

58 Maria Al-Qibthiyah

Lalu aku bercerita bahwa suatu saat Ghassantengah bersiap-siap untuk memerangi kami. Maka,sahabatku turun menemui Nabi pada hari gilirannya.Lalu, dia kembali pada waktu isya, sambil menggedorpintuku dengan sangat keras dan berkata, “Mungkin-kah dia (Umar) sudah tidur?” Aku terkaget hinggaaku keluar. Dia langsung berkata, “Telah terjadisesuatu yang besar.” Aku bertanya, “Kejadian besarapa? Apakah Ghassan datang menyerang?” Diamenjawab, “Bukan. Kejadiannya lebih besar dariitu. Rasulullah Saw. telah menceraikan salah seorangistrinya.”

Kemudian Umar berkata, “Alangkah malangnyaHafshah. Sebelumnya, aku sudah menduga hal iniakan terjadi.” Lalu aku kumpulkan pakaianku, danpergi menunaikan shalat subuh bersama Nabi Saw.Beliau menuju tempat minum, dan menjauhi Hafshah.Aku pun masuk menemui Hafshah yang sedangmenangis. Lalu aku bertanya, “Apakah yang mem-buatmu menangis? Bukankah aku sudah memper-ingatkanmu sebelumnya? Apakah Rasulullah telahmenceraikanmu?” Dia menjawab, “Aku tidak tahu.Tanyakan saja kepada Nabi. Beliau sedang beradadi tempat minum (masyrabah). Aku pun keluar danmendekati mimbar. Ternyata, di sekelilingnya ter-dapat sejumlah orang yang sebagiannya sedangmenangis. Aku pun duduk sebentar bersama mereka.

Page 61: Isi Maria Al-qibthiyah

59Maria Al-Qibthiyah r.a.

Keinginanku untuk segera menemui Rasulullah Saw.mulai mendesak, hingga aku mendatangi tempatminum (masyrabah)-nya. Selepas memanggil se-orang pemuda yang berkulit agak hitam, aku me-nyuruh dia menyampaikan permohonan izin kepadaNabi agar aku bisa menemuinya. Lalu dia pun masuk,menemui Nabi, dan menyampaikan pesanku.” Saatpemuda tersebut keluar, dia berkata, “Saya sudahmenyampaikannya, tetapi beliau hanya diam dantidak berkomentar.”

Aku pun kembali berkumpul bersama beberapaorang yang duduk di dekat mimbar. Karena tujuan-ku belum tercapai, aku meminta kembali lelaki itu,agar menyampaikan permohonan izin untuk dapatmenemui Rasulullah Saw. Namun, lagi-lagi aku men-dapatkan tanggapan serupa. Akhirnya, aku kembaliduduk bersama beberapa orang di dekat mimbar.Untuk yang terakhir kalinya, aku melakukan hal yangsama. Tapi, hasilnya nihil. Maka aku pun berpalinguntuk pulang. Sejenak setelah itu, tiba-tiba pemudatersebut memanggilku, dan berkata, “Rasulullah Saw.telah memberikan izin untukmu agar dapat bertemudengan beliau.”

Kemudian aku masuk ke rumah Nabi. Ternyata,beliau tengah berbaring di atas kerikil kecil tanpaalas tidur apa pun. Sehingga bekas kerikil tersebut

Page 62: Isi Maria Al-qibthiyah

60 Maria Al-Qibthiyah

terlihat jelas di pinggangnya. Beliau bersandar padabantal yang agak keras dan penuh dengan tambalanserabut. Aku mengucapkan salam, dan berkata sam-bil berdiri, “Benarkah engkau telah menceraikanistrimu?” Sambil mengangkat pandangannya ke-padaku, Nabi Saw. menjawab, “Tidak.”

Lalu, sementara aku masih berdiri, aku berkatameminta izin, “Wahai Rasulullah, seandainya engkaumenyaksikanku, bahwa kami kaum lelaki Quraisymendominasi kaum wanita kami. Sedangkan, ketikakami datang (ke Madinah), kaum wanita Anshar lebihmendominasi para lelaki.” Aku menceritakan se-muanya, tetapi Nabi hanya tersenyum. Lalu, akuberkata, “Seandainya engkau juga menyaksikan, saataku masuk ke kamar Hafshah, dan aku berkata ke-padanya, “Kamu tidak semestinya merasa cemburuterhadap ‘A’isyah, sebagai ‘tetangga’ yang lebih di-cintai Nabi.” Setelah mendengar perkataanku itu,Nabi tersenyum. Dan saat beliau tersenyum, akumulai duduk. Lalu, aku mengangkat pandangankuke sekeliling rumah beliau. Demi Allah, tidak adasatu pun barang yang menarik perhatianku, kecualihanya tiga perlengkapan rumah. Aku berkata, “Ber-doalah kepada Allah agar Dia meluaskan rezekiuntuk umatmu. Karena, Persia dan Romawi sajarezekinya diluaskan, dan harta dunianya berlimpah.Padahal, mereka tidak pernah beribadah dan me-

Page 63: Isi Maria Al-qibthiyah

61Maria Al-Qibthiyah r.a.

nyembah Allah.” Sambil bersandar, Nabi menimpali,“Apakah engkau masih ragu, wahai Ibn Al-Khath-thab, bahwa mereka adalah kaum yang kesenang-annya (thayyibât) didahulukan di dunia?” Aku ter-sadar dan berkata, “Wahai Rasulullah, mintakan am-punan untukku atas kekhilafanku.”

Nabi Saw. menjauhi (i‘tizâl) istri-istri beliau akibatpembicaraan rahasia yang disebarluaskan oleh Haf-shah melalui ‘A’isyah kepada istri-istri yang lain. Sakingperasaannya terusik, Rasulullah Saw. sampai menga-takan, “Aku tidak akan masuk dan bermalam ber-sama istri-istriku selama satu bulan.” Namun, ketikasudah melewati masa 29 hari, beliau masuk pertamakali ke rumah ‘A’isyah. Saat berada di rumah ‘A’isyah,dia berkata kepada Nabi, “Bukankah engkau telahbersumpah untuk tidak memasuki rumah kami se-lama satu bulan, sedangkan berdasarkan perhitung-an hari ini, kita baru menjalani hari yang ke-29?”Nabi Saw. bersabda, “Bulan ini berjumlah dua puluhsembilan hari.” Dan pada saat itu, tepat dua puluhsembilan hari dari sejak beliau bersumpah.

‘A’isyah berkata, “Selepas itu, turunlah ayat yangmenerangkan tentang Nabi harus memilih tinggalbersama salah seorang dari istri-istrinya. Ternyata,beliau memilih rumahku sebagai tempat pertamayang beliau masuki dan tinggali. Lalu, Nabi bersabda,

Page 64: Isi Maria Al-qibthiyah

62 Maria Al-Qibthiyah

‘Aku mengingat suatu hal darimu. Dan kamu tidakboleh berlama-lama memutuskan hal ini. Segeralahkamu meminta persetujuan dari kedua orangtua-mu.’ Aku menimpalinya, ‘Sungguh, aku tahu bahwakedua orangtuaku tidak mungkin menyuruhku untukberpisah denganmu.’ Lalu Nabi Saw. bersabda, “Se-sungguhnya Allah Swt. berfirman, Hai Nabi, katakan-Hai Nabi, katakan-Hai Nabi, katakan-Hai Nabi, katakan-Hai Nabi, katakan-

lah kepada istri-istrimu: ‘Jika kamu sekalian menginginkanlah kepada istri-istrimu: ‘Jika kamu sekalian menginginkanlah kepada istri-istrimu: ‘Jika kamu sekalian menginginkanlah kepada istri-istrimu: ‘Jika kamu sekalian menginginkanlah kepada istri-istrimu: ‘Jika kamu sekalian menginginkan

kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supayakehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supayakehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supayakehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supayakehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya

kuberikan kepadamu mut‘ah, dan aku ceraikan kamu dengakuberikan kepadamu mut‘ah, dan aku ceraikan kamu dengakuberikan kepadamu mut‘ah, dan aku ceraikan kamu dengakuberikan kepadamu mut‘ah, dan aku ceraikan kamu dengakuberikan kepadamu mut‘ah, dan aku ceraikan kamu dengannnnn

cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (ke-cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (ke-cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (ke-cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (ke-cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (ke-

ridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeriridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeriridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeriridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeriridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri

akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa

yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar’”yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar’”yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar’”yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar’”yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar’” (QSAl-Ahzâb [33]: 28-29).

‘A’isyah r.a. berkata, “Apakah ini yang harus akuminta persetujuannya dari kedua orangtuaku? Se-sungguhnya, aku menginginkan Allah, Rasul-Nya,dan negeri akhirat.” Kemudian, Rasulullah Saw. jugamenyampaikan ayat yang sama kepada semua istribeliau yang lainnya. Dan mereka menyampaikanjawaban seperti yang diucapkan oleh ‘A’isyah.10 ‘A’isyahr.a. berkata, “Rasulullah Saw. mengungkapkan bahwabeliau menyukai makanan yang manis dan madu.Di samping itu, Rasulullah kurang menyukai bau-bauan yang ada pada dirinya.”

Page 65: Isi Maria Al-qibthiyah

63Maria Al-Qibthiyah r.a.

Dalam sebuah hadis, Saudah mengatakan ke-pada Nabi, “Engkau telah memakan makanan yangbaunya tidak sedap (maghâfîr)?” Nabi Saw. men-jawab, “Aku hanya minum madu yang diberikanoleh Hafshah.” Lalu aku berkata, “Lebah telah me-ngonsumsi pohon ‘urfuth (yang baunya tidak sedap).”11

Begitu pun, riwayat ini dimuat dalam ‘Aun Al-Ma‘bûdSyarh Sunan Abu Daud li Al-Abâdi.

Adapun sabda Nabi, “Aku tidak akan pernahmengulangi lagi minum madu.” Maka setelah itu,turunlah ayat, Hai Nabi, mengapa engkau mengharam-Hai Nabi, mengapa engkau mengharam-Hai Nabi, mengapa engkau mengharam-Hai Nabi, mengapa engkau mengharam-Hai Nabi, mengapa engkau mengharam-

kan apa ykan apa ykan apa ykan apa ykan apa yang Allah halalkan bagimu?ang Allah halalkan bagimu?ang Allah halalkan bagimu?ang Allah halalkan bagimu?ang Allah halalkan bagimu? (QS Al-Tahrîm[66]: 1). Ada dua kemungkinan mengenai sesuatuyang Nabi haramkan. Pertama, mengharamkan maduuntuk dirinya. Kedua, mengharamkan bermalam ber-sama Maria.

Imam Ibn Katsir mengatakan bahwa pendapatyang benar adalah Nabi Saw. mengharamkan maduuntuk dirinya. Sementara itu, Al-Hafizh Ibn Hajardalam kitabnya, Fath Al-Bâri, menguatkan pendapatyang mengatakan bahwa ayat di atas turun berkena-an dengan kasus Nabi mengharamkan Maria untukbermalam bersama. Dia menyandarkan pendapat-nya kepada sejumlah hadis yang diriwayatkan olehSa‘id ibn Manshur, dan Imam Al-Dhiya’ dalam Al-Mukhtârah, Al-Thabarani dalam ‘Isyrati Al-Nisâ’, Ibn

Page 66: Isi Maria Al-qibthiyah

64 Maria Al-Qibthiyah

Mardawaih, Al-Nasa’i, dengan lafalnya dari Tsabit,dari Anas, dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw.memiliki hamba sahaya perempuan yang bermalambersama beliau. Hafshah dan ‘A’isyah senantiasa me-lakukan konspirasi, hingga Nabi mengharamkan diri-nya untuk bermalam bersama hamba sahaya perem-puan tersebut. Setelah itu, turunlah ayat, Hai Hai Hai Hai Hai NNNNNaaaaabi,bi,bi,bi,bi,

mengapa engkau mengapa engkau mengapa engkau mengapa engkau mengapa engkau mengharamkan apa yang Allah halalkanmengharamkan apa yang Allah halalkanmengharamkan apa yang Allah halalkanmengharamkan apa yang Allah halalkanmengharamkan apa yang Allah halalkan

bagibagibagibagibagimumumumumu????? (QS Al-Tahrîm [66]: 1).12

Meskipun demikian, Imam Al-Khaththabi me-ngatakan dalam Ma‘âlim Al-Sunan, hadis di atasmenjelaskan bahwa sumpah Rasulullah Saw. terkaitdengan pengharaman madu bagi dirinya, bukanmengharamkan Maria untuk bermalam bersamaseperti anggapan banyak orang.

Al-Khazin berkata, “Para ulama menegaskanbahwa pendapat yang benar mengenai sebab turun-nya ayat ini, yaitu tentang pengharaman madu bagiRasulullah Saw., dan ini sama sekali tidak ada kaitan-nya dengan Maria Al-Qibthiyah. Jadi, tidak ada satupun riwayat sahih yang mengatakan bahwa ayat ter-sebut turun terkait dengan Maria Al-Qibthiyah. Se-mentara itu, Imam Al-Nasa’i menuturkan “Sanadhadis ‘A’isyah tentang pengharaman madu oleh Ra-sulullah Saw. adalah baik dan sahih.”

Page 67: Isi Maria Al-qibthiyah

65Maria Al-Qibthiyah r.a.

Al-Khazin melanjutkan, “Rasulullah Saw. hanyabermaksud mengharamkan dirinya memanfaatkanmadu, bukan mengharamkannya secara umum. Ka-rena, Allah Swt. sendiri telah menghalalkannya.Dengan demikian, meskipun Nabi Muhammad Saw.mengharamkan dirinya memanfaatkan madu, beliauyakin bahwa secara hukum, madu tersebut halal untukumum.”

Jadi, firman Allah Swt., TTTTTabtaghî marabtaghî marabtaghî marabtaghî marabtaghî mardhâta azwâ-dhâta azwâ-dhâta azwâ-dhâta azwâ-dhâta azwâ-

jikajikajikajikajika, yang artinya, “““““engkau mencari keridhaan istri–engkau mencari keridhaan istri–engkau mencari keridhaan istri–engkau mencari keridhaan istri–engkau mencari keridhaan istri–

istrimu”istrimu”istrimu”istrimu”istrimu”, merupakan penjelasan (tafsir) alasan darikalimat, “tu“tu“tu“tu“tuhhhhharrimu”arrimu”arrimu”arrimu”arrimu”, engkau mengharamkan madu.Dengan demikian, alasan Nabi Saw. mengharamkanmadu bagi dirinya adalah demi mencari keridhaanistri-istri beliau. Sementara lanjutan firman Allah Swt.yang berbunyi, wa Allâhu ghâfûrunwa Allâhu ghâfûrunwa Allâhu ghâfûrunwa Allâhu ghâfûrunwa Allâhu ghâfûrun, ditafsirkan, “Sung-guh Allah telah mengampunimu.” Sedangkan kalimatal-rahîm ditafsirkan bahwa Allah Swt. tidak akanmenyiksamu (menurunkan azab) karena pengha-raman tersebut.

Selanjutnya, perincian penjelasan firman AllahSwt., dalam QS Al-Tahrîm (66): 3 adalah, Dan ingat-Dan ingat-Dan ingat-Dan ingat-Dan ingat-

lah ketika secara rahasia, Nabi berbicara kepada salahlah ketika secara rahasia, Nabi berbicara kepada salahlah ketika secara rahasia, Nabi berbicara kepada salahlah ketika secara rahasia, Nabi berbicara kepada salahlah ketika secara rahasia, Nabi berbicara kepada salah

seorseorseorseorseorang istrinya (Hafshah) tentang sebuah peristiwaang istrinya (Hafshah) tentang sebuah peristiwaang istrinya (Hafshah) tentang sebuah peristiwaang istrinya (Hafshah) tentang sebuah peristiwaang istrinya (Hafshah) tentang sebuah peristiwa. Di-sinyalir, peristiwa tersebut terkait dengan Maria,pengharaman madu bagi Rasulullah, atau mengenai

Page 68: Isi Maria Al-qibthiyah

66 Maria Al-Qibthiyah

kepemimpinan Abu Bakar dan Umar sepeninggalRasulullah. Lalu, Hafshah r.a. menceritakan kejadianini kepada ‘A’isyah r.a. Setelah itu, Allah memberi-tahukan dan menyingkapkan kejadian ini kepadaNabi Saw. melalui perantara Malaikat Jibril. Denganbegitu, beliau dapat menceritakan sebagian peristiwayang terjadi dan dilakoni Hafshah r.a. Namun, Nabimenyembunyikan sebagian cerita yang lain, sebagaibentuk penghormatan kepada Hafshah r.a.

Ketika Hafshah menceritakan peristiwa tersebut,Rasulullah pun memberitahukan kepadanya apayang telah diceritakan dari kejadian rahasia tersebut,yang telah dikabarkan oleh Allah kepada Nabi. ‘A’isyahr.a. berkata kepada Nabi Saw., “Siapakah yang telahmemberitahukan kepadamu bahwa aku telah men-ceritakan kejadian rahasia tersebut?” Rasul men-jawab, “Yang memberitahuku adalah Zat Yang MahaMengetahui (Al-‘Alîm) segala hal yang rahasia, danYang Maha Mengenal (Al-Khâbîr).”

Adapun penggalan ayat, jika kalian berdua bertobatjika kalian berdua bertobatjika kalian berdua bertobatjika kalian berdua bertobatjika kalian berdua bertobat

kepada Allahkepada Allahkepada Allahkepada Allahkepada Allah, objek kalimatnya ditujukan secara lang-sung kepada Hafshah dan ‘A’isyah r.a. dalam bentukkalimat al-iltifât (berpaling) dari ayat sebelumnya.Dalam ilmu tata bahasa Arab (balaghah), al-iltifâtadalah perpindahan penyebutan objek dari orangpertama yang diceritakan (ghâ’ib) menjadi orang

Page 69: Isi Maria Al-qibthiyah

67Maria Al-Qibthiyah r.a.

yang diajak bicara (mukhâthab). Biasanya, tujuanpenggunaan bentuk kalimat tersebut adalah agarkandungannya lebih diperhatikan oleh orang-orang(mubâlaghah).

Sementara itu, frasa bersyarat dari susunan ayatdi atas telah dibuang (mahdzûf ). Jika disebutkan,kalimatnya akan menjadi seperti ini, “Jika kalian ber-dua bertobat kepada Allah, maka kalian telah me-nunaikan kewajiban kalian.” Sedangkan kalimat yangmenunjukkan kata yang dibuang, adalah ungkapanredaksi, “Maka sungguh hati kalian berdua telahcondong kepada kebenaran, dan kewajiban men-cintai hal yang dicintai Rasulullah, dan membencihal yang dibenci oleh Rasulullah Saw.”

Selanjutnya, firman Allah Swt., Akan tetapi, jikaAkan tetapi, jikaAkan tetapi, jikaAkan tetapi, jikaAkan tetapi, jika

kalian berdua saling membantu menyusahkan Nabi, makakalian berdua saling membantu menyusahkan Nabi, makakalian berdua saling membantu menyusahkan Nabi, makakalian berdua saling membantu menyusahkan Nabi, makakalian berdua saling membantu menyusahkan Nabi, maka

Allah, malaikat Jibril dan orang-orang beriman menjadiAllah, malaikat Jibril dan orang-orang beriman menjadiAllah, malaikat Jibril dan orang-orang beriman menjadiAllah, malaikat Jibril dan orang-orang beriman menjadiAllah, malaikat Jibril dan orang-orang beriman menjadi

pelipelipelipelipelindung Nabi; selain itu para malaikat juga menjadindung Nabi; selain itu para malaikat juga menjadindung Nabi; selain itu para malaikat juga menjadindung Nabi; selain itu para malaikat juga menjadindung Nabi; selain itu para malaikat juga menjadi

penolongnyapenolongnyapenolongnyapenolongnyapenolongnya. Maksudnya, mereka akan menjadi ke-lompok yang membela Nabi Saw. Tentunya, konspi-rasi dua orang wanita (‘A’isyah dan Hafshah) tidakmungkin dapat menandingi Nabi Saw. yang dibelaoleh kelompok tadi.

Mari kita simak penafsiran yang disampaikan‘A’isyah r.a., dan sahabat yang lain. Mereka mengata-kan bahwa objek pembicaraan dalam firman Allah

Page 70: Isi Maria Al-qibthiyah

68 Maria Al-Qibthiyah

Swt., Jika kalian berJika kalian berJika kalian berJika kalian berJika kalian berdua bertobatdua bertobatdua bertobatdua bertobatdua bertobat, adalah ‘A’isyah danHafshah r.a. Adapun sebabnya adalah ucapan NabiSaw. kepada sebagian istri-istrinya, “““““Aku minum maduAku minum maduAku minum maduAku minum maduAku minum madu.....”””””

Barangkali, inilah yang dimaksud dengan kejadianrahasia (hadîtsa) yang disebut-sebut dalam ayat diatas.

Dalam kitab Fath Al-Bâri, Imam Ibn Hajar Al-‘Asqalani mengatakan bahwa yang dimaksud denganfirman Allah Swt., Dan ingatlah ketika Nabi secara raha-Dan ingatlah ketika Nabi secara raha-Dan ingatlah ketika Nabi secara raha-Dan ingatlah ketika Nabi secara raha-Dan ingatlah ketika Nabi secara raha-

sia berbicara kepada salah seorang istrinya tentang se-sia berbicara kepada salah seorang istrinya tentang se-sia berbicara kepada salah seorang istrinya tentang se-sia berbicara kepada salah seorang istrinya tentang se-sia berbicara kepada salah seorang istrinya tentang se-

buah peristiwabuah peristiwabuah peristiwabuah peristiwabuah peristiwa, adalah tanggapan dari ucapan rahasiaNabi Saw., “Say“Say“Say“Say“Saya hana hana hana hana hanyyyyya meminum madu.”a meminum madu.”a meminum madu.”a meminum madu.”a meminum madu.”

Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkanbahwa ayat tersebut bukan turun untuk mengklarifi-kasi kasus Nabi mengharamkan dirinya bermalambersama Maria. Sebab, riwayat yang telah kamipaparkan terdahulu adalah riwayat yang paling sahih.Betapa tidak, hadis di atas diriwayatkan oleh ImamAl-Bukhari dan Muslim yang dikenal kesahihannya.

Namun, jika ada yang berpendapat bahwa ayattersebut turun sebagai klarifikasi terhadap pengha-raman Nabi atas Maria (seperti pendapat Hasan danQatadah), kita tentu akan menyodorkan bantahan-nya. Yaitu, bukankah perkataan ‘A’isyah sebagai pe-laku peristiwa itu lebih layak untuk diterima daripadaHasan dan Qatadah. Saya pikir, jika keduanya men-

Page 71: Isi Maria Al-qibthiyah

69Maria Al-Qibthiyah r.a.

dengar riwayat ‘A’isyah, mereka pasti akan meng-klarifikasi pendapatnya. Jadi, mengapa kita harusmenerima pendapat mereka, dengan meninggalkankesaksian ‘A’isyah r.a.13

Di Manakah Rasulullah Saw. Meminum Madu?

Hadis ‘A’isyah dari jalur periwayatan ‘Ubaid ibn‘Umair menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. minummadu di rumah Zainab binti Jahsy. Sedangkan dalamhadis Hisyam ibn ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘A’isyahr.a., bahwa Rasulullah Saw. minum madu di rumahHafshah. Sementara, ‘A’isyah, Saudah, dan Shafiyyahmenampakkan ketidaksenangan terhadap apa yangtelah Rasulullah lakukan. Dalam hal ini, Qadhi ‘Iyadhberkomentar, “Pendapat yang paling benar adalahriwayat pertama.” Imam Al-Nasa’i mengatakan,“Sanad hadis Hajjaj ibn Muhammad, dari Ibn Juraijadalah sahih dan sangat baik.”

Al-Ashili berkomentar, “Hadis Hajjaj lebih sahih,lebih sesuai dengan kitab Allah, dan lebih sempurnamanfaatnya sesuai dengan maksud firman Allah Swt.yaitu, Akan tetapi, jika kalian berdua saling membantuAkan tetapi, jika kalian berdua saling membantuAkan tetapi, jika kalian berdua saling membantuAkan tetapi, jika kalian berdua saling membantuAkan tetapi, jika kalian berdua saling membantu

menyusahkan Nabimenyusahkan Nabimenyusahkan Nabimenyusahkan Nabimenyusahkan Nabi.

Objek pembicaraan dalam ayat tersebut berjum-lah dua orang, bukan tiga. Mereka adalah ‘A’isyahr.a. dan Hafshah r.a. Itulah pendapat yang diamini

Page 72: Isi Maria Al-qibthiyah

70 Maria Al-Qibthiyah

oleh Umar r.a. terkait dengan hadis Ibn Abbas r.a.Sehubungan dengan hadis tersebut, Ibn Abbas me-ngatakan, “Dalam riwayat lain yang menerangkanbahwa Nabi minum madu di rumah Hafshah, nama-nama perawinya terbalik (munqalib).”

Qadhi ‘Iyadh menuturkan, “Jadi, pendapat yangbenar adalah bahwa Nabi Saw. minum madu ter-sebut di rumah Zainab binti Jahsy r.a.” Pendapatinilah yang juga dibenarkan oleh Imam Al-Qurthubidan Imam Al-Nawawi. Demikianlah, Syaikh ‘Ala’uddinmenyebutkannya dalam kitab Lubâb Al-Ta’wîl.

Menurut Imam Al-Bukhari dan Muslim dari hadis‘A’isyah r.a., dia berkata, “Rasululah Saw. menyukaimanisan dan madu. Adalah kebiasaan beliau jikatelah selesai melaksanakan shalat asar, beliau pergike rumah istri-istrinya dan singgah di sana. KetikaRasulullah masuk ke tempat Hafshah, beliau singgahagak lama dibandingkan dengan singgahnya dirumah istri Nabi yang lain. Maka, aku pun bertanyatentang hal tersebut. Sementara ada orang yang me-ngatakan kepadaku, ‘Ada seorang wanita dari satukaum yang memberikan hadiah kepada Hafshahberupa satu bejana madu. Oleh karena itu, Hafshahmenyuguhkan madu tersebut untuk diminum Ra-sulullah.’ Aku pun kembali berkata, ‘Demi Allah,kami akan melakukan konspirasi.’ Lalu aku men-

Page 73: Isi Maria Al-qibthiyah

71Maria Al-Qibthiyah r.a.

ceritakan kejadian tadi kepada Saudah, dan mem-berikan saran kepadanya, ‘Jika Rasulullah mampirdan singgah di rumahmu, tanyakanlah, apakah beliaumakan maghâfîr?’ Beliau pasti akan menjawab, tidak.Selanjutnya, tanyakan, ‘Lalu, wangi apakah ini?’Rasulullah sangat tidak menyukai jika ada bau yangtidak sedap dari dirinya. Setelah itu, beliau pasti akanmengatakan, ‘Hafshah telah memberiku minummadu.’ Selanjutnya, katakan, ‘Lebah madu telah me-makan bunga ‘urquth (pohon yang berbau tidaksedap).’ Aku pun akan mengatakan demikian, dankatakan juga olehmu, wahai Shafiyyah!”

Ketika Rasulullah singgah di rumah Saudah, diaberkata, “Demi Allah yang tiada tuhan selain Dia,aku hampir mengatakan apa yang telah engkausarankan, sedangkan Nabi masih berada di depanpintu.” Ketika Rasulullah Saw. mendekat, Saudahbertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memakanmaghâfîr?” Nabi menjawab, “Tidak.”“Tidak.”“Tidak.”“Tidak.”“Tidak.” Saudah me-nyahut, “Lantas, bau apakah ini?” Nabi menjawab,“Hafshah memberiku minuman madu.”“Hafshah memberiku minuman madu.”“Hafshah memberiku minuman madu.”“Hafshah memberiku minuman madu.”“Hafshah memberiku minuman madu.” Saudah kembaliberkata, “Lebah madu telah memakan bunga ‘urquth(pohon yang berbau tidak sedap).” Aku juga menga-takan demikian ketika Rasulullah singgah di rumah-ku. Begitu juga dengan Shafiyyah. Dan ketika Ra-sulullah Saw. masuk ke tempat Hafshah, dia berkata,“Perlukah aku siapkan lagi madu untukmu, wahai

Page 74: Isi Maria Al-qibthiyah

72 Maria Al-Qibthiyah

Rasulullah?” “Aku tidak memerlukannya lagi,” jawabRasulullah. Tiba-tiba Saudah berkata, “Subhanallah,kita telah membuat Nabi mengharamkan maduuntuk dirinya.” Lalu ‘A’isyah pun berkata kepada-nya, “Wahai Saudah, diamlah.”14

Wafatnya Maria Al-Qibthiyah r.a.

Ibn Katsir menyebutkan bahwa Maria Al-Qibthiyahwafat pada tahun 16 H. Ibunda Ibrahim ibn Muham-mad Saw. itu wafat pada bulan Muharram. Demikiandisebutkan oleh Al-Waqidi, Ibn Jarir, dan para ulamayang lainnya.

Umar r.a. menshalati jenazahnya, dan dia me-ngumpulkan orang-orang untuk menghadiri pema-kamannya di Baqi‘. Semoga Allah meridhainya besertaorang-orang yang dimakamkan di sana.15[]

Page 75: Isi Maria Al-qibthiyah

Bab 3

Buah CintaRasulullah Saw. denganMaria Al-Qibthiyah r.a.

Sesungguhnya Allah telah memilihAdam, Nuh, keluarga Ibrahim dan

keluarga ‘Imran melebihi segala umat(pada masa mereka masing-masing).

—QS Âli ‘Imrân (3): 33

Page 76: Isi Maria Al-qibthiyah

Kelahiran Ibrahim ibn Muhammad Saw.

Ibrahim ibn Muhammad Saw. dilahirkan pada bulanDzulhijjah tahun 8 H. Malaikat Jibril turut menyam-paikan ungkapan sukacitanya kepada Nabi Muham-mad Saw. Anas ibn Malik r.a. berkata, “Ketika Ibrahimdilahirkan, Malaikat Jibril datang menemui Rasulul-lah Saw. dan berkata, ‘‘‘‘‘Assalâmu‘alaika Yâ Abâ Ibrâhîm.Assalâmu‘alaika Yâ Abâ Ibrâhîm.Assalâmu‘alaika Yâ Abâ Ibrâhîm.Assalâmu‘alaika Yâ Abâ Ibrâhîm.Assalâmu‘alaika Yâ Abâ Ibrâhîm.’’’’’

Artinya, semoga keselamatan tercurah kepadamuwahai ayah dari Ibrahim.”1

Anas ibn Malik r.a. berkata, “Rasulullah Saw.mendatangi kami pada pagi hari, kemudian beliaubersabda, ‘P‘P‘P‘P‘Pada malam tadi, bayi laki-lakiku telah lahirada malam tadi, bayi laki-lakiku telah lahirada malam tadi, bayi laki-lakiku telah lahirada malam tadi, bayi laki-lakiku telah lahirada malam tadi, bayi laki-lakiku telah lahir.....

Aku memberinya nama Ibrahim, karena nama tersebut ber-Aku memberinya nama Ibrahim, karena nama tersebut ber-Aku memberinya nama Ibrahim, karena nama tersebut ber-Aku memberinya nama Ibrahim, karena nama tersebut ber-Aku memberinya nama Ibrahim, karena nama tersebut ber-

asal asal asal asal asal dari nenek modari nenek modari nenek modari nenek modari nenek moyyyyyangku.angku.angku.angku.angku.’”’”’”’”’”2

Hasan r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.bersabda, “P“P“P“P“Pada malam kemarin, bayi laki-lakiku telah ada malam kemarin, bayi laki-lakiku telah ada malam kemarin, bayi laki-lakiku telah ada malam kemarin, bayi laki-lakiku telah ada malam kemarin, bayi laki-lakiku telah lahirlahirlahirlahirlahir.....

Lalu, aku menamainya dengan nama nenek moyangkuLalu, aku menamainya dengan nama nenek moyangkuLalu, aku menamainya dengan nama nenek moyangkuLalu, aku menamainya dengan nama nenek moyangkuLalu, aku menamainya dengan nama nenek moyangku

terterterterterdahulu, yaitu Ibrahim.”dahulu, yaitu Ibrahim.”dahulu, yaitu Ibrahim.”dahulu, yaitu Ibrahim.”dahulu, yaitu Ibrahim.”

Diriwayatkan oleh Ibn Abbas r.a., dia berkata,“Maria telah dimerdekakan oleh anak laki-lakinya.”3

Penyusuan Ibrahim

Abdullah ibn Abdurrahman ibn Abi Sha‘sha‘ah ber-kata, “Ketika Ibrahim dilahirkan, para wanita darikaum Anshar saling berebut untuk dapat menyu-suinya. Akan tetapi, Rasulullah Saw. memercayakan

74

Page 77: Isi Maria Al-qibthiyah

75Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.

Ibrahim kepada Ummu Burdah binti Al-Mundzir ibnZaid ibn Labid dari Bani ‘Adi ibn Al-Najjar. Wanitatersebut adalah istri dari Al-Barra’ ibn Aus ibn Khalidibn Al-Ja‘d ibn ‘Auf ibn Mabdzul. Ketika bermaksudmenyerahkan Ibrahim untuk disusui, Rasulullah Saw.mendatangi Ummi Burdah di kumpulan Bani Najjar.”4

Anas ibn Malik r.a. meriwayatkan bahwa Rasulul-lah Saw. bersabda, “P“P“P“P“Pada malam ini, bayi laki-lakikuada malam ini, bayi laki-lakikuada malam ini, bayi laki-lakikuada malam ini, bayi laki-lakikuada malam ini, bayi laki-lakiku

telah lahirtelah lahirtelah lahirtelah lahirtelah lahir. Bayi itu aku beri nama Ibr. Bayi itu aku beri nama Ibr. Bayi itu aku beri nama Ibr. Bayi itu aku beri nama Ibr. Bayi itu aku beri nama Ibrahim, sebuah namaahim, sebuah namaahim, sebuah namaahim, sebuah namaahim, sebuah nama

nenek moyangku.”nenek moyangku.”nenek moyangku.”nenek moyangku.”nenek moyangku.” Anas melanjutkan, “Kemudian Ra-sulullah menyerahkan bayi tersebut kepada UmmuSaif, istri dari Abu Saif, seorang pandai besi yangberada di Kota Madinah. Lalu, aku menemani Rasulpergi menemui Abu Saif. Saat tiba di sana, kamimendapati Abu Saif sedang meniup kobaran apipenghancur besi, hingga rumahnya terpenuhi denganasap. Aku segera berjalan ke hadapan RasulullahSaw. hingga mendekati Abu Saif. Aku berkata, ‘WahaiAbu Saif, sudahi dulu pekerjaanmu, karena Rasulul-lah Saw. telah datang.’ Lalu, Abu Saif menghentikanpekerjaannya. Sementara itu, Rasulullah Saw. men-doakan bayi dan mendekapnya.” Lalu, beliau ber-sabda, “Apa yang Allah firmankan merupakan ke-hendak-Nya.”5

Page 78: Isi Maria Al-qibthiyah

76 Maria Al-Qibthiyah

Penyusuan Ibrahim Disempurnakan di Surga

‘Amr ibn Sa‘id berkata, “Ketika Ibrahim ibn Mu-hammad wafat, Rasulullah Saw. bersabda, ‘Ibr‘Ibr‘Ibr‘Ibr‘Ibrahimahimahimahimahim

adalah putraku, dia wafat dalam adalah putraku, dia wafat dalam adalah putraku, dia wafat dalam adalah putraku, dia wafat dalam adalah putraku, dia wafat dalam masa penyusuan, danmasa penyusuan, danmasa penyusuan, danmasa penyusuan, danmasa penyusuan, dan

dia memiliki dua orang ibu susu (zhi’rain) yang akan media memiliki dua orang ibu susu (zhi’rain) yang akan media memiliki dua orang ibu susu (zhi’rain) yang akan media memiliki dua orang ibu susu (zhi’rain) yang akan media memiliki dua orang ibu susu (zhi’rain) yang akan me-----

nyempurnakan penyusuannya ketika di surgnyempurnakan penyusuannya ketika di surgnyempurnakan penyusuannya ketika di surgnyempurnakan penyusuannya ketika di surgnyempurnakan penyusuannya ketika di surga kelak.”a kelak.”a kelak.”a kelak.”a kelak.”6

Al-Sya‘bi meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.pernah bersabda, “Sesungguhnya Ibrahim memiliki “Sesungguhnya Ibrahim memiliki “Sesungguhnya Ibrahim memiliki “Sesungguhnya Ibrahim memiliki “Sesungguhnya Ibrahim memiliki ibuibuibuibuibu

susu yang akan menyusuinya ketika di surga kelak. Mersusu yang akan menyusuinya ketika di surga kelak. Mersusu yang akan menyusuinya ketika di surga kelak. Mersusu yang akan menyusuinya ketika di surga kelak. Mersusu yang akan menyusuinya ketika di surga kelak. Merekaekaekaekaeka

akan menyempurnakan sisa penyusuannya.”akan menyempurnakan sisa penyusuannya.”akan menyempurnakan sisa penyusuannya.”akan menyempurnakan sisa penyusuannya.”akan menyempurnakan sisa penyusuannya.”

Al-Bara’ ibn ‘Azib r.a. berkata, “Ketika putra NabiSaw. (Ibrahim) wafat, beliau bersabda, ‘Sesungguh‘Sesungguh‘Sesungguh‘Sesungguh‘Sesungguhnnnnnyyyyyaaaaa

dia memiliki wanita yang akan menyusdia memiliki wanita yang akan menyusdia memiliki wanita yang akan menyusdia memiliki wanita yang akan menyusdia memiliki wanita yang akan menyusuinya ketika di surgauinya ketika di surgauinya ketika di surgauinya ketika di surgauinya ketika di surga

kelak.kelak.kelak.kelak.kelak.’”’”’”’”’”7

Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Ibrahim

Anas ibn Malik r.a. berkata, “Aku belum pernah me-lihat sosok yang paling menyayangi keluarganya selainRasulullah Saw. Ketika Ibrahim masih berada dalammasa penyusuan di Kota Madinah, kami senantiasapergi menjenguknya bersama Rasulullah Saw. Tat-kala beliau memasuki rumah keluarga yang menyu-suinya, rumahnya terlihat berasap. Tentu saja, karenaibu yang menyusuinya adalah istri seorang pandaibesi. Saat menjenguknya, beliau selalu menggendong

Page 79: Isi Maria Al-qibthiyah

77Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.

dan menciumnya. Setelah itu, beliau kemudianpulang.”8

Makhul berkata, “Rasulullah Saw. masuk kerumahnya sambil bersandar kepada Abdurrahmanibn ‘Auf. Sementara itu, Ibrahim sedang melalui pro-ses mengembuskan napasnya yang terakhir. TatkalaIbrahim menemui ajalnya (wafat), terlihat air mataRasulullah Saw. mengalir karena merasakan sedih.Abdurrahman berkata kepada Nabi Saw., “Bukan-kah engkau melarang orang-orang untuk menangisikematian. Saat orang-orang Muslim melihatmu me-nangis, mereka akan ikut menangis. Namun, saatmenahannya, engkau pasti akan menitikkan air mata.”Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, tetesan air mata“Sesungguhnya, tetesan air mata“Sesungguhnya, tetesan air mata“Sesungguhnya, tetesan air mata“Sesungguhnya, tetesan air mata

adalah tanda kasih sadalah tanda kasih sadalah tanda kasih sadalah tanda kasih sadalah tanda kasih sayang. Siapa yang tidak menyayangiayang. Siapa yang tidak menyayangiayang. Siapa yang tidak menyayangiayang. Siapa yang tidak menyayangiayang. Siapa yang tidak menyayangi

orang lain, orang lain, orang lain, orang lain, orang lain, maka dia tidak akan disayangi. Aku hanya me-maka dia tidak akan disayangi. Aku hanya me-maka dia tidak akan disayangi. Aku hanya me-maka dia tidak akan disayangi. Aku hanya me-maka dia tidak akan disayangi. Aku hanya me-

larang orang-larang orang-larang orang-larang orang-larang orang-orang dari meratapi kematian, dan menyebut-orang dari meratapi kematian, dan menyebut-orang dari meratapi kematian, dan menyebut-orang dari meratapi kematian, dan menyebut-orang dari meratapi kematian, dan menyebut-

nyebut sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orangnyebut sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orangnyebut sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orangnyebut sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orangnyebut sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orang

yang sudah yang sudah yang sudah yang sudah yang sudah mati.”mati.”mati.”mati.”mati.”

Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan sabda-nya, “Kalaulah tidak ada janji Allah yang pasti, jalanhidup yang harus dilalui, dan sebuah keyakinan bahwakita juga akan menyusul orang-orang yang sudahwafat, maka kita akan merasakan kesedihan yanglebih dalam. Dengan kematian Ibrahim, kita sangatbersedih hingga air mata mengalir dan hati berduka.

Page 80: Isi Maria Al-qibthiyah

78 Maria Al-Qibthiyah

Kendati demikian, kita tidak akan mengatakan sesuatuyang mengundang kebencian Allah Swt.”9

Wafatnya Ibrahim

Diriwayatkan dari Abdurrahman ibn ‘Auf r.a., diaberkata, “Rasulullah Saw. menarik tanganku, lalubeliau membawaku ke sebuah pohon kurma yangdi sana terdapat Ibrahim. Lalu, beliau mendekapIbrahim dengan erat, sementara pada saat itu tiba-tiba Ibrahim mengalami proses mengembuskannapasnya yang terakhir. Rasulullah dengan spontanmenangis. Aku bertanya, ‘Mengapa engkau mena-ngis, wahai Rasulullah? Bukankah engkau melaranguntuk menangisi kematian?’”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Aku hanya me-larang untuk meratap (nauh). Juga, aku hanya me-larang dua suara tidak baik dan para pendosa. Pertama,suara nyanyian yang sia-sia (laghwu), senda gurau,dan seruling (mazâmir) setan. Kedua, suara ratapandan teriakan saat ditimpa musibah yang menyakit-kan. Hingga karenanya, orang memukul-mukul wajah,dan merobek-robek baju. Adapun tangisan ini ada-lah sebuah bentuk kasih sayangku. Sebab, siapa yangtidak menyayangi orang lain, maka dia tidak akandisayangi.”

Page 81: Isi Maria Al-qibthiyah

79Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.

“Wahai putraku, Ibrahim, kalaulah kematian inibukan perkara yang pasti (haq), lalu tidak ada janjiyang benar, tidak ada jalan yang harus ditempuh,dan tidak ada keyakinan bahwa kami juga pasti akanmengalami kematian kelak, niscaya aku akan me-rasakan kesedihan yang lebih dalam dari saat ini.Sesungguhnya, kita sangat bersedih karena kemati-anmu. Mata ini akan meneteskan air mata, dan hatiini akan bersedih, tetapi kami tidak akan mengucap-kan kata-kata yang akan membuat Allah murka.”10

‘Atha’ berkata, “Ketika putra Nabi Saw. (Ibrahim)wafat, beliau bersabda, ‘Sesungguhnya hati ini akanbersedih, mata akan menangis, dan kami tidak akanmengucapkan perkataan yang dapat membuat Allahmurka. Seandainya kematian ini bukanlah sebagaijanji yang pasti, dan kalaulah tidak ada keyakinanbahwa terdapat hari penghimpunan kelak, makakalian akan melihat kami lebih bersedih dari saatini.’”

Diriwayatkan juga bahwa Rasulullah Saw. me-nangisi putranya, Ibrahim, wafat. Sedangkan Usamahibn Zaid berteriak-teriak atas wafatnya Ibrahim. Lalu,Nabi melarangnya. Namun, Usamah beralasan,“Karena aku melihatmu menangis, wahai Rasulullah.”Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Menangis ada-“Menangis ada-“Menangis ada-“Menangis ada-“Menangis ada-

lah bukti kasih sayang. Sedangkan teriakan itu dari setan.”lah bukti kasih sayang. Sedangkan teriakan itu dari setan.”lah bukti kasih sayang. Sedangkan teriakan itu dari setan.”lah bukti kasih sayang. Sedangkan teriakan itu dari setan.”lah bukti kasih sayang. Sedangkan teriakan itu dari setan.”

Page 82: Isi Maria Al-qibthiyah

80 Maria Al-Qibthiyah

Dalam riwayat lain dinyatakan, “Tatkala Ibrahimwafat, Rasulullah Saw. bersabda, ‘K‘K‘K‘K‘Kalaulah bukanalaulah bukanalaulah bukanalaulah bukanalaulah bukan

karena ini adalah ajal dan waktu yang telah ditentukan,karena ini adalah ajal dan waktu yang telah ditentukan,karena ini adalah ajal dan waktu yang telah ditentukan,karena ini adalah ajal dan waktu yang telah ditentukan,karena ini adalah ajal dan waktu yang telah ditentukan,

aku pasti akan lebih berkeluh-kesah dari saat ini. Air mataaku pasti akan lebih berkeluh-kesah dari saat ini. Air mataaku pasti akan lebih berkeluh-kesah dari saat ini. Air mataaku pasti akan lebih berkeluh-kesah dari saat ini. Air mataaku pasti akan lebih berkeluh-kesah dari saat ini. Air mata

ini akan mengalir dan hati ini akan pilu. Namun, kamiini akan mengalir dan hati ini akan pilu. Namun, kamiini akan mengalir dan hati ini akan pilu. Namun, kamiini akan mengalir dan hati ini akan pilu. Namun, kamiini akan mengalir dan hati ini akan pilu. Namun, kami

tidak akan berkata apa pun selain apa yang Allah ridhai.tidak akan berkata apa pun selain apa yang Allah ridhai.tidak akan berkata apa pun selain apa yang Allah ridhai.tidak akan berkata apa pun selain apa yang Allah ridhai.tidak akan berkata apa pun selain apa yang Allah ridhai.

Sesungguhnya, kepergianmu membuat kami sangat ber-Sesungguhnya, kepergianmu membuat kami sangat ber-Sesungguhnya, kepergianmu membuat kami sangat ber-Sesungguhnya, kepergianmu membuat kami sangat ber-Sesungguhnya, kepergianmu membuat kami sangat ber-

sedih.sedih.sedih.sedih.sedih.’”’”’”’”’”

Qatadah r.a. berkata, “Sesungguhnya putra NabiSaw. (Ibrahim) telah wafat, dan Nabi bersabda, ‘Se-‘Se-‘Se-‘Se-‘Se-

sungguhnsungguhnsungguhnsungguhnsungguhnyyyyya air mata ini akan mengalira air mata ini akan mengalira air mata ini akan mengalira air mata ini akan mengalira air mata ini akan mengalir, dan hati ini akan, dan hati ini akan, dan hati ini akan, dan hati ini akan, dan hati ini akan

bersedih. Namun, insya Allah, aku tidak akan mengbersedih. Namun, insya Allah, aku tidak akan mengbersedih. Namun, insya Allah, aku tidak akan mengbersedih. Namun, insya Allah, aku tidak akan mengbersedih. Namun, insya Allah, aku tidak akan mengucapkanucapkanucapkanucapkanucapkan

sepatah kata pun melainkan perkataan yang baik. Dansepatah kata pun melainkan perkataan yang baik. Dansepatah kata pun melainkan perkataan yang baik. Dansepatah kata pun melainkan perkataan yang baik. Dansepatah kata pun melainkan perkataan yang baik. Dan

sususususungguh keperngguh keperngguh keperngguh keperngguh kepergianmu membuatku sangat bersedih hati.gianmu membuatku sangat bersedih hati.gianmu membuatku sangat bersedih hati.gianmu membuatku sangat bersedih hati.gianmu membuatku sangat bersedih hati.’”’”’”’”’”

Anas ibn Malik r.a. berkata, “Aku melihat Ibrahimtengah mengembuskan napasnya yang terakhir dihadapan Rasulullah Saw. Seketika itu juga, RasulullahSaw. meneteskan air mata. Lalu, beliau bersabda,‘Air mata menetes, dan hati ini bersedih. Namun,sesungguhnya aku tidak akan mengucapkan sepatahkata pun melainkan perkataan yang diridhai olehAllah Swt. Demi Allah, wahai Ibrahim, sungguh ke-pergianmu membuatku sangat bersedih.’”

Page 83: Isi Maria Al-qibthiyah

81Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.

Shalat Jenazah untuk Ibrahim

Qatadah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Saw.menshalati putranya, Ibrahim.”

Dari Jabir, dari ‘Amir, dia berkata bahwa Nabimenshalati (jenazah) Ibrahim, ketika dia wafat padausia enam belas bulan (1 tahun 4 bulan).

Anas ibn Malik r.a. berkata, “Sesungguhnya Ra-sulullah Saw. mengucapkan takbir sebanyak empatkali (saat menshalati) putranya, Ibrahim.”

Ja‘far ibn Muhammad meriwayatkan, dari ayah-nya, dia berkata bahwa Rasulullah Saw. menshalatiIbrahim saat dia wafat.

Manâqib Ibrahim ibn Muhammad Saw.

Diriwayatkan dari Jabir, dari ‘Amir, dari Al-Barra’,sesungguhnya Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhn“Sesungguhn“Sesungguhn“Sesungguhn“Sesungguhnyyyyyaaaaa

Ibrahim memiliki ibu yang akan menyempurnakan sisa pe-Ibrahim memiliki ibu yang akan menyempurnakan sisa pe-Ibrahim memiliki ibu yang akan menyempurnakan sisa pe-Ibrahim memiliki ibu yang akan menyempurnakan sisa pe-Ibrahim memiliki ibu yang akan menyempurnakan sisa pe-

nyusuannya di surga kelak.” nyusuannya di surga kelak.” nyusuannya di surga kelak.” nyusuannya di surga kelak.” nyusuannya di surga kelak.” Beliau menambahkan, “Ia“Ia“Ia“Ia“Ia

adalah oradalah oradalah oradalah oradalah orang yang membenarkan risalahku (shiddîq) danang yang membenarkan risalahku (shiddîq) danang yang membenarkan risalahku (shiddîq) danang yang membenarkan risalahku (shiddîq) danang yang membenarkan risalahku (shiddîq) dan

termasuk orang yang mati syahid.”termasuk orang yang mati syahid.”termasuk orang yang mati syahid.”termasuk orang yang mati syahid.”termasuk orang yang mati syahid.”

Al-Sudi berkata, “Aku bertanya kepada Anas ibnMalik, ‘Apakah Nabi Saw. menshalati putranya,Ibrahim?’ Dia menjawab, ‘Aku tidak tahu.’ Tapi,sungguh kasih sayang (rahmat) Allah terlimpahuntuk Ibrahim. Seandainya dia hidup, dia akan

Page 84: Isi Maria Al-qibthiyah

82 Maria Al-Qibthiyah

menjadi orang yang membenarkan (shiddîq) danmenjadi seorang Nabi.”

Al-Barra’ r.a. berkata, “Ketika anak dari seorangperempuan Qibthi wafat, Rasulullah Saw. menshalat-kannya. Dia wafat pada usia enam belas bulan. LaluRasulullah Saw. bersabda, ‘Sesungguhnya dia memi-liki seseorang yang akan menyempurnakan penyu-suannya ketika berada di surga. Ibrahim adalah orangyang senantiasa benar (shiddîq).’”

Dalam pembahasan yang telah lalu, semua telahdipaparkan dengan jelas bahwa dia telah membebas-kan ibunya (dari api neraka).11

Al-Zuhri meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.bersabda, “Seandainya saat ini Ibrahim masih hidup,maka aku akan membebaskan pajak (jizyah) darisetiap orang Qibthi.”

Makhul meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.bersabda tentang Ibrahim, saat dia wafat, “Seandai-nya putraku saat ini masih hidup, aku tidak akanmeminta pamannya untuk mengasuhnya.”12

Pemakaman Ibrahim

Al-Barra’ r.a. berkata, “Putra Nabi (Ibrahim) wafatpada usia enam belas bulan. Lalu, Rasulullah Saw.bersabda, ‘Makamkan dia di Baqi‘ (pemakaman para

Page 85: Isi Maria Al-qibthiyah

83Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.

sahabat), karena kelak dia memiliki seseorang yangakan menyusuinya di surga.’”

Muhammad ibn Umar ibn Ali ibn Abi Thalib r.a.berkata, “Orang yang pertama kali dimakamkan diBaqi‘ adalah Utsman ibn Mazh‘un. Kemudian, se-telah itu adalah putra Nabi Saw. (Ibrahim). Lalu beliaumenunjukkan dengan jarinya ke makam Ibrahim.Beliau bersabda, “Jika kalian telah sampai padapenghujung Baqi‘, maka lewatilah paling ujung disebelah kiri dan terletak persis di bawah timbunanabu. Letaknya di belakang rumah.”

Seorang lelaki dari keluarga Ali r.a. berkata, “Tat-kala Nabi Saw. memakamkan Ibrahim, beliau ber-sabda, ‘Apakah ada di antara kalian yang membawaqurbah (kantong air yang terbuat dari kulit)?’ Kemu-dian seorang lelaki dari kaum Anshar datang mem-bawa sebuah qurbah yang berisi air. Lalu RasulullahSaw. bersabda kepadanya, ‘Siramkan air tersebutke atas makam Ibrahim, makam itu terletak ber-dekatan dengan jalan.’ Beliau menunjukkan tangan-nya ke dekat rumah ‘Aqil.”

‘Atha’ berkata, “Ketika makam Ibrahim dirata-kan, Rasulullah Saw. melihat sebuah batu persis ber-ada di samping makam Ibrahim. Kemudian Rasulul-lah Saw. meratakan batu tersebut dengan tanganbeliau. Lalu, beliau bersabda, ‘‘‘‘‘Apabila kalian melaku-Apabila kalian melaku-Apabila kalian melaku-Apabila kalian melaku-Apabila kalian melaku-

Page 86: Isi Maria Al-qibthiyah

84 Maria Al-Qibthiyah

kan suatu pekerjaan, maka kerjakanlah dengan baik hinggakan suatu pekerjaan, maka kerjakanlah dengan baik hinggakan suatu pekerjaan, maka kerjakanlah dengan baik hinggakan suatu pekerjaan, maka kerjakanlah dengan baik hinggakan suatu pekerjaan, maka kerjakanlah dengan baik hingga

seseseseselesai.lesai.lesai.lesai.lesai.’”’”’”’”’”13

Makhul meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.pernah berada di samping makam Ibrahim. Saatitu, beliau melihat sebuah celah (lubang) pada lianglahatnya. Oleh penggali kubur, lubang tersebut di-tutup dengan tanah liat. Lalu, Nabi bersabda, “Se-benarnya, tanah ini tidak membahayakan dan tidakmembawa manfaat. Namun, tanah tersebut menye-jukkan mata orang-orang yang masih hidup.”

Abdurrahman ibn Hassan ibn Tsabit meriwayat-kan, dari ibunya, Sirin, dia berkata, “Aku menyaksi-kan kematian Ibrahim. Pada hari-hari biasa, Rasulul-lah tidak melarang aku dan saudariku untuk sekadarberteriak. Akan tetapi, pada waktu Ibrahim mening-gal, Rasulullah melarang kami berteriak. Lantas,Ibrahim dimandikan oleh Al-Fadhl ibn ‘Abbas. Se-mentara Nabi dan Abbas tengah duduk. Kemudianjenazahnya dibawa ke makam. Di sana, aku melihatRasulullah duduk di samping makamnya. SementaraAl-‘Abbas duduk di sampingnya. Lalu, Al-Fadhl ibn‘Abbas dan Usamah ibn Zaid masuk ke dalam lianglahat. Aku juga menangis di pinggir makamnya, dantidak ada seorang pun yang melarangku. Kemudian,saat itu terjadi gerhana matahari. Orang-orang ber-anggapan bahwa gerhana ini terjadi karena wafatnya

Page 87: Isi Maria Al-qibthiyah

85Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.

Ibrahim. Maka Rasulullah bersabda, ‘Gerhana‘Gerhana‘Gerhana‘Gerhana‘Gerhana matahari matahari matahari matahari matahari

terjadi bukan karterjadi bukan karterjadi bukan karterjadi bukan karterjadi bukan karena kematian atau hidupnena kematian atau hidupnena kematian atau hidupnena kematian atau hidupnena kematian atau hidupnyyyyya seseora seseora seseora seseora seseorang.ang.ang.ang.ang.’”’”’”’”’”

Umar ibn Al-Hakam ibn Tsauban berkata, “Ra-sulullah Saw. meminta kami membawa sebuah batu,kemudian beliau meletakkannya di atas makamIbrahim, dan setelah itu beliau menyiramkan air keatas makam Ibrahim.”

Gerhana Matahari Saat Wafatnya Ibrahim

Al-Mughirah ibn Syu‘bah r.a. berkata, “Ketika Ibrahimwafat terjadi gerhana matahari. Orang-orang kemu-dian berkata, ‘Gerhana ini terjadi karena wafatnyaIbrahim.’” Maka Rasulullah Saw. bersabda, “Sesung-guhnya matahari dan bulan merupakan dua tandakekuasaan Allah. Gerhana bulan dan matahari tidakterjadi karena kematian atau hidupnya seseorang.Jika kalian menyaksikan gerhana, berdoalah kepadaAllah, dan shalatlah hingga gerhana tersebut se-lesai.”14

Al-kusûf secara etimologi berarti berubah menjadihitam. Seperti dalam kalimat kasafa wajhuhu wahâluhu. Artinya, wajah dan kondisinya menghitam.Dalam konteks gerhana, kusûf itu berarti cahayamatahari terhalang dan menjadi hitam. Ada per-bedaan dalam penggunaan kalimat kusûf dan khusyûf.

Page 88: Isi Maria Al-qibthiyah

86 Maria Al-Qibthiyah

Apakah dua kalimat tersebut memiliki makna yangsama (similaritas) atau tidak?

Mayoritas ulama pakar biografi menyebutkanbahwa Ibrahim wafat pada tahun ke-10 H. Ada jugayang menyebutkan bahwa dia wafat pada bulan Rabi‘Al-Awwal. Ada pula yang mengatakan, pada bulanRamadhan. Yang lain berpendapat, bulan Dzulhijjah.

Namun, yang pasti, mayoritas ulama menegas-kan bahwa dia wafat pada tanggal sepuluh. Meski-pun, ada juga yang mengatakan bahwa dia wafatpada tanggal empat belas. Sedangkan orang yangberpendapat bahwa Ibrahim wafat pada bulan Dzul-hijjah, tidaklah benar. Karena, pada saat itu Nabisedang melaksanakan ibadah haji di Makkah. Dalamriwayat disebutkan bahwa Nabi menyaksikan wafat-nya Ibrahim. Dan tidak diperselisihkan lagi bahwawafatnya terjadi saat dia berada di Madinah.

Apabila benar bahwa Ibrahim wafat pada tahunkesembilan dan bukti tentang wafatnya akurat, makapendapat inilah yang benar. Akan tetapi, Imam Al-Nawawi mengatakan bahwa tahun tersebut adalahtahun terjadinya Perjanjian Hudaibiyah. Namun,pendapat ini dibantah bahwa memang benar padatahun ini Nabi berada di sana. Tapi, beliau pulangdari sana pada akhir bulan.

Page 89: Isi Maria Al-qibthiyah

87Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.

Terdapat bantahan dari beberapa ulama menge-nai waktu wafatnya Ibrahim. Mereka berpendapatbahwa Ibrahim tidak wafat pada tahun-tahun yangtelah disebutkan, karena Imam Al-Syafi‘i sendiri telahmembenarkan bahwa ketika Ibrahim wafat, saat ituterjadi hari raya dan gerhana matahari dengan ber-samaan. Beliau juga menentang pendapat para ulamayang bersandar pada pendapat ahlul ha’iah.[]

Page 90: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 91: Isi Maria Al-qibthiyah

Bab 4

KemiripanRasulullah Saw.

dengan Nabi Ibrahim a.s.

“Pada malam tadi, bayi laki-lakiku telah lahir.Aku memberinya nama Ibrahim,

karena nama tersebut berasaldari nenek moyangku.”

—Rasulullah Saw.

Page 92: Isi Maria Al-qibthiyah

Kemiripan dalam Bentuk Fisik

Mujahid meriwayatkan bahwa dia mendengar hadisdari Ibn Abbas. Saat itu, orang-orang menyebutkanciri-ciri Dajjal kepadanya, yaitu di antara kedua mata-nya terdapat tanda kafir atau huruf kâf, fâ’, dan râ’.Ibn Abbas berkata, “Aku belum pernah mendengar-nya.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Adapun NabiIbrahim a.s., lihat saja ciri-cirinya pada saudaramuini (Nabi Muhammad Saw.). Sedangkan Nabi Musaa.s., rambut ikalnya mirip dengan rambut Nabi Adama.s.”1

Shalawat dan Keberkahan untuk KeluargaRasulullah Saw. dan Nabi Ibrahim a.s.

Abdurrahman ibn Abi Laili berkata, “Ka‘ab ibn ‘Ujrahr.a. datang menemuiku dan berkata, ‘Maukah eng-kau aku berikan hadiah berupa sebuah ucapan yangaku dengar langsung dari Rasulullah Saw.?’ Lalu akumenjawab, ‘Ya, tentu. Hadiahkanlah ucapan tersebutkepadaku.’” Setelah itu, dia berkata, “Kami pernahbertanya kepada Rasulullah Saw., ‘Wahai Rasulullah,bagaimana cara kami bershalawat untuk keluarga-mu, karena sesungguhnya Allah Swt. telah meng-ajarkan kepada kami tentang cara mendoakan kese-lamatan (salam) untukmu dan keluargamu.’ Kemu-dian Rasulullah Saw. menjawab, ‘Bacalah oleh kalian,

90

Page 93: Isi Maria Al-qibthiyah

91Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

‘Y‘Y‘Y‘Y‘Ya Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawat kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-

mad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bersha-mad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bersha-mad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bersha-mad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bersha-mad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bersha-

lawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesung-lawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesung-lawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesung-lawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesung-lawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesung-

guhnguhnguhnguhnguhnyyyyya Engkau Za Engkau Za Engkau Za Engkau Za Engkau Zat Yat Yat Yat Yat Yang Maha Tang Maha Tang Maha Tang Maha Tang Maha Terpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.

YYYYYa Allah, berikanlah keberkahan kepada Nabi Muham-a Allah, berikanlah keberkahan kepada Nabi Muham-a Allah, berikanlah keberkahan kepada Nabi Muham-a Allah, berikanlah keberkahan kepada Nabi Muham-a Allah, berikanlah keberkahan kepada Nabi Muham-

mad dan juga keluarganya, sebagaimana Engkaumad dan juga keluarganya, sebagaimana Engkaumad dan juga keluarganya, sebagaimana Engkaumad dan juga keluarganya, sebagaimana Engkaumad dan juga keluarganya, sebagaimana Engkau

memberkahi Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Sesung-memberkahi Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Sesung-memberkahi Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Sesung-memberkahi Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Sesung-memberkahi Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Sesung-

guhnguhnguhnguhnguhnyyyyya Engkau Maha Ta Engkau Maha Ta Engkau Maha Ta Engkau Maha Ta Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.erpuji lagi Mahamulia.’”’”’”’”’”2

Abu Sa‘id Al-Khudri r.a. berkata, “Setelah kamidiajari cara mendoakan keselamatan untuk Nabi,kami bertanya kembali, ‘Ya Rasulullah, yang pernahengkau ajarkan adalah tata cara mendoakan kese-lamatan untukmu, lalu apa yang harus kami ucapkanjika kami ingin bershalawat kepadamu?’” Nabimenjawab, “Ucapkanlah oleh kalian,

Page 94: Isi Maria Al-qibthiyah

92 Maria Al-Qibthiyah

‘Y‘Y‘Y‘Y‘Ya Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawa Allah, sampaikan shalawat kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-at kepada Nabi Muham-

mad Sawmad Sawmad Sawmad Sawmad Saw., selaku hamba dan R., selaku hamba dan R., selaku hamba dan R., selaku hamba dan R., selaku hamba dan Rasul-Mu, seasul-Mu, seasul-Mu, seasul-Mu, seasul-Mu, sebagaimanabagaimanabagaimanabagaimanabagaimana

Engkau bershalawat kepada keluarga NabiEngkau bershalawat kepada keluarga NabiEngkau bershalawat kepada keluarga NabiEngkau bershalawat kepada keluarga NabiEngkau bershalawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Dan Ibrahim. Dan Ibrahim. Dan Ibrahim. Dan Ibrahim. Dan

anugerahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammadanugerahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammadanugerahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammadanugerahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammadanugerahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad

beserta keluarganya, beserta keluarganya, beserta keluarganya, beserta keluarganya, beserta keluarganya, sebagaimana Engkau memberkahisebagaimana Engkau memberkahisebagaimana Engkau memberkahisebagaimana Engkau memberkahisebagaimana Engkau memberkahi

Nabi IbrNabi IbrNabi IbrNabi IbrNabi Ibrahim.ahim.ahim.ahim.ahim.’’’’’”””””3

Sedangkan Imam Al-Nawawi menuturkan bahwajawaban Rasul ketika itu adalah, “Ucapkanlah olehkalian,

‘Y‘Y‘Y‘Y‘Ya Allah, sampaikanlah shalawa Allah, sampaikanlah shalawa Allah, sampaikanlah shalawa Allah, sampaikanlah shalawa Allah, sampaikanlah shalawat kepada Nabi at kepada Nabi at kepada Nabi at kepada Nabi at kepada Nabi MuhamMuhamMuhamMuhamMuham-----

mad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bershalamad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bershalamad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bershalamad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bershalamad dan keluarganya, sebagaimana Engkau bershala-----

wwwwwat kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya, sertaat kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya, sertaat kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya, sertaat kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya, sertaat kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya, serta

Page 95: Isi Maria Al-qibthiyah

93Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

limpahkanlah keberkahan kelimpahkanlah keberkahan kelimpahkanlah keberkahan kelimpahkanlah keberkahan kelimpahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad danpada Nabi Muhammad danpada Nabi Muhammad danpada Nabi Muhammad danpada Nabi Muhammad dan

keluarganya, sebagaimana Engkaukeluarganya, sebagaimana Engkaukeluarganya, sebagaimana Engkaukeluarganya, sebagaimana Engkaukeluarganya, sebagaimana Engkau memberkahi Nabi memberkahi Nabi memberkahi Nabi memberkahi Nabi memberkahi Nabi

IbrIbrIbrIbrIbrahim beserta keluarahim beserta keluarahim beserta keluarahim beserta keluarahim beserta keluarganganganganganyyyyya.a.a.a.a.’”’”’”’”’”

Para ulama berpendapat bahwa makna keber-kahan di sini adalah tambahan kebaikan dan ke-muliaan. Ada juga yang mengatakan bahwa sha-lawat di sini bermakna pembersihan dan penyuciandari dosa.

Sementara itu, para ulama berbeda pendapattentang hikmah dari sabda Nabi, “Ya Allah, sam-paikan shalawat kepada Muhammad, sebagaimanaEngkau bershalawat kepada Nabi Ibrahim.” Padahal,Nabi Muhammad Saw. lebih mulia (afdhal) daripadaNabi Ibrahim a.s.”4

Sehubungan dengan hal tersebut, Qadhi ‘Iyadhmemaparkan, “Sesungguhnya pendapat yang palingbisa diterima, bahwa tujuan Rasulullah Saw. memintahal tersebut untuk diri dan keluarganya, adalah agarAllah menyempurnakan nikmat bagi mereka, se-bagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nyakepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.”

Ada juga ulama yang berpendapat bahwa Ra-sulullah meminta hal tersebut untuk umatnya. Se-dangkan, ulama yang lain juga berpendapat, “Agar

Page 96: Isi Maria Al-qibthiyah

94 Maria Al-Qibthiyah

keselamatan dan keberkahan senantiasa dianu-gerahkan kepadanya hingga hari kiamat. Juga, agarAllah menjadikan baginya lisan yang benar fi al-âkhirîn seperti halnya Nabi Ibrahim a.s.”

Pendapat yang lain menyebutkan, “Rasulullahmeminta shalawat agar dengannya, dia bisa menjadikekasih Allah seperti Nabi Ibrahim a.s.”

Qadhi ‘Iyadh berkata, “Dari tiga pendapat dibawah ini, hanya satu pendapat yang menjadi pilihan.Tiga pendapat tersebut adalah:

Pertama, diceritakan oleh sebagian sahabat kami,dari Imam Syafi‘i, bahwa shalawat yang kita panjat-kan tidak hanya untuk pribadi Nabi, tetapi juga untukkeluarga beliau. Permintaan shalawat yang dimaksudadalah seperti shalawat untuk Nabi Ibrahim besertakeluarganya.

Kedua, maksudnya adalah, Ya Allah, anugerah-kanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan ke-luarganya, sebagaimana yang telah Engkau anu-gerahkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.Permintaan di sini adalah agar sama-sama (al-musyâ-rakah) mendapatkan shalawat, bukan dari sisi ukuran(nilai) jumlah shalawat tersebut.

Ketiga, makna sebenarnya (zhahir) adalah sesuaidengan teks. Jadi, maksudnya adalah berikan sha-

Page 97: Isi Maria Al-qibthiyah

95Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

lawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganyasesuai dengan tingkatan shalawat yang diberikan ke-pada Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Oleh karenaitu, yang diminta di sini adalah ukurannya.”

Sedangkan maksud keluarga (al-âlu) dalam ung-kapan yang telah lalu adalah semua pengikut Nabi.Dengan demikian, sejumlah nabi dikategorikan se-bagai keluarga Nabi Ibrahim. Sementara itu, tidakterdapat seorang pun keluarga Muhammad Saw.yang menjadi nabi. Sebab, beliau adalah nabi yangterakhir. Dengan demikian, dalam bacaan shalawat,permintaan shalawat untuk Nabi Muhammad di-anggap sama seperti permintaan shalawat untukNabi Ibrahim a.s. Wallâhu A‘lam.

Qadhi ‘Iyadh memberikan komentar, “Di dalamsejumlah hadis di atas, tidak terdapat ungkapan yangmenyebutkan al-rahmah untuk Nabi MuhammadSaw. Ungkapan itu hanya terdapat dalam hadis-hadisyang asing (gharîb).”

Dia melanjutkan, “Guru-guru (masyâyîkh) kamiberbeda pendapat dalam masalah ini, yaitu bolehkahberdoa untuk Nabi Muhammad Saw. dengan me-nambah kalimat Al-Rahmah? Sebagian dari merekaberpendapat bahwa tidak boleh mendoakan Al-Rahmah untuk Nabi.” Pendapat inilah yang dipiliholeh Abu Umar ibn Abdil Barr.

Page 98: Isi Maria Al-qibthiyah

96 Maria Al-Qibthiyah

Sedangkan, sebagian yang lain membolehkan-nya. Pendapat ini adalah Mazhab Abu Muhammadibn Abu Zaid. Namun, mayoritas ulama yang ber-pendapat tidak boleh menambah kalimat Al-Rahmahberalasan bahwa Nabi Muhammad Saw. telah meng-ajarkan bacaan shalawat. Dalam ungkapan yangbeliau ajarkan, tidak terdapat kata Al-Rahmah. Jadi,kita tidak boleh menambah kalimat Al-Rahmah dalamshalawat. Inilah pendapat pilihan yang paling benar.

Adapun sabda Nabi Saw., wa bârik ‘alâ Muham-mad wa ‘alâ âli Muhammad (berikanlah keberkahan[al-barakah] kepada Nabi Muhammad Saw. besertakeluarganya). Maksud al-barakah dalam sabda Nabitersebut adalah tambahan kebaikan dan kemuliaan.Ada juga yang mengatakan, senantiasa diberikankeberkahan dan kemuliaan. Dalam istilah orang Arab,disebutkan, barakat al-ibil. Artinya, unta menetap diatas tanah. Juga terdapat ungkapan, birkah al-mâ’(kumpulan air). Ada pula yang mengatakan, arti ber-kah adalah disucikan dan dibersihkan dari semua aib.

Adapun sabda Nabi, allâhumma shalli ‘alâ Muallâhumma shalli ‘alâ Muallâhumma shalli ‘alâ Muallâhumma shalli ‘alâ Muallâhumma shalli ‘alâ Muhhhhham-am-am-am-am-

mad wmad wmad wmad wmad wa ‘alâ âli Mua ‘alâ âli Mua ‘alâ âli Mua ‘alâ âli Mua ‘alâ âli Muhhhhhammadammadammadammadammad (Ya Allah berikanlah sha-lawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya)merupakan landasan orang yang membolehkan ber-shalawat untuk orang selain Nabi. Pendapat inilahyang menjadi perbincangan sejumlah ulama. Dalam

Page 99: Isi Maria Al-qibthiyah

97Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

hal ini, Imam Malik dan Imam Syafi‘i, juga mayoritasulama mengatakan, “Memang, tidak boleh bersha-lawat kepada selain Nabi secara terpisah. Seperti,“Ya Allah, kirimkanlah shalawat kepada Abu Bakar,Umar, Ali, atau yang lainnya.” Seharusnya, bersha-lawat kepada mereka dilakukan setelah bershalawatkepada Nabi. Maka, ungkapannya demikian, “Ya Allah,berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad, ke-luarga, sahabat-sahabat, istri-istri, dan keturunanbeliau.” Demikian disebutkan dalam sejumlah hadis.5

Imam Ahmad dan beberapa ulama yang lain me-ngatakan bahwa boleh bershalawat kepada seorangyang beriman secara terpisah tanpa harus bersha-lawat terlebih dahulu kepada Rasul. Mereka ber-alasan dengan dalil, “Ya Allah, anugerahkan shalawatkepada keluarga Abu Aufâ‘.”6

Dalil yang lain, jika Nabi didatangi suatu kaumyang hendak memberikan sedekah dan menunaikanzakat, beliau bershalawat untuk mereka. Hal tersebutsesuai dengan firman Allah Swt., Dialah (Allah), danDialah (Allah), danDialah (Allah), danDialah (Allah), danDialah (Allah), dan

para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat untuk kalian.para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat untuk kalian.para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat untuk kalian.para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat untuk kalian.para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat untuk kalian.

Namun, mayoritas ulama menolak pendapat diatas. Mereka beralasan bahwa shalawat termasuksesuatu yang telah ditetapkan secara pasti (al-tauqîfi)dan harus sesuai dengan pengamalan para generasisalaf. Sementara kelompok salaf tidak menyetujui

Page 100: Isi Maria Al-qibthiyah

98 Maria Al-Qibthiyah

pendapat ini. Bahkan, mereka mengkhususkan sha-lawat hanya untuk Nabi Saw. Sama halnya denganpengkhususan mereka terhadap penggunaan istilah-istilah penyucian (taqdîs) dan pujian (tasbîh) untukAllah Swt. Dalam praktiknya, setelah menyebutkanlafal Allah, mereka selalu menyertakan istilah taqdîsdan tasbîh, seperti Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ (Maha-suci dan Mahatinggi), Allah ‘Azza wa Jalla (Maha-agung), Allah Ta‘âla (Mahatinggi), Allah Jallat ‘Azha-matuhu (Mahatinggi Keagungan-Nya), Allah Taqad-dasat Asmâ’uhu (Mahasuci Nama-Nya), Allah Tabâ-raka wa Ta‘âla (Mahaberkah dan Mahatinggi), dansebagainya.

Jadi, belum pernah kita mendengar ungkapan-ungkapan tadi untuk Nabi. Seperti, Nabi Muham-mad ‘Azza wa Jalla. Walaupun, Nabi juga termasukorang yang kuat (‘azîz) dan agung (jalîl).

Mereka juga menjawab alasan orang yang men-dasarkan pendapatnya pada firman Allah, DialahDialahDialahDialahDialah

(Allah), dan para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat(Allah), dan para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat(Allah), dan para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat(Allah), dan para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat(Allah), dan para malaikat-Nya yang mendoakan shalawat

untuk kalianuntuk kalianuntuk kalianuntuk kalianuntuk kalian, dan hadis-hadis tentang shalawat. Merekamenyanggah, “Jika shalawat itu diungkapkan olehAllah dan Nabi, maka maksudnya adalah doa dantanda kasih sayang, bukan bermakna memuliakandan memuji.”

Page 101: Isi Maria Al-qibthiyah

99Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

Adapun shalawat untuk keluarga, istri-istri, danketurunan Nabi semestinya dilakukan setelah ter-lebih dahulu bershalawat kepada Nabi. Jadi, tidakboleh diucapkan secara terpisah (istiqlâl). Sebab,pada prinsipnya, yang tabi‘ (ucapan yang diung-kapkan kemudian) cenderung memiliki berbagai ke-mungkinan yang tidak dimiliki ungkapan yang di-ucapkan secara terpisah.

Sebagian ulama juga berbeda pendapat dalammenentukan status hukum bershalawat kepada se-lain para nabi. Apakah makruh, atau hanya tidaksesuai dengan etika? Pendapat yang benar danmasyhur adalah makruh li al-tanzîh (untuk mencegahkemungkinan yang buruk).

Syaikh Abu Muhammad Al-Juwaini berpen-dapat, “Al-salâm (keselamatan) memiliki makna yangsama dengan shalawat. Sebab, Allah Swt. menggan-dengkan keduanya. Maka, kalimat al-salâm tidakboleh dikhususkan kepada selain para nabi. Olehkarena itu, kita tidak boleh mengatakan, Abu Bakar,Umar, dan Ali ‘alaihim al-salâm. Kalimat al-salâmhanya digunakan dalam bentuk kalimat mukhâthab(lawan bicara). Baik untuk orang yang masih hidupmaupun yang telah wafat. Dengan demikian, se-layaknya kita mengucapkan kepada mereka, ‘As-

Page 102: Isi Maria Al-qibthiyah

100 Maria Al-Qibthiyah

salâmu‘alaikum wa rahmatullâh (keselamatan dankasih sayang Allah untuk kalian).’”

Di dalam kitab Fath Al-Bâri, Al-Juwaini mengata-kan bahwa Imam Ibn Al-Qayyim menuturkan, “Ra-sulullah Saw. termasuk keluarga Nabi Ibrahim. Halini telah ditetapkan oleh Ibn Abbas. Dalam menafsir-kan firman Allah Ta‘ala, ‘Sesungguhn‘Sesungguhn‘Sesungguhn‘Sesungguhn‘Sesungguhnyyyyya Allah telaha Allah telaha Allah telaha Allah telaha Allah telah

memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imranmemilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imranmemilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imranmemilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imranmemilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imran

melemelemelemelemelebihi segala umat (pada masa mereka masing-masing)’”bihi segala umat (pada masa mereka masing-masing)’”bihi segala umat (pada masa mereka masing-masing)’”bihi segala umat (pada masa mereka masing-masing)’”bihi segala umat (pada masa mereka masing-masing)’”

(QS Âli ‘Imrân [3]: 33).

Ibn Abbas mengatakan, “Nabi Muhammad Saw.berasal dari keluarga Nabi Ibrahim a.s. Dari ayat diatas, seolah-olah Allah Swt. memerintahkan kepadakita untuk bershalawat kepada Nabi Muhammaddan keluarganya secara khusus, sesuai dengan ting-katan shalawat kita kepada Nabi Ibrahim dan ke-luarganya secara umum. Dengan begitu, keluargaNabi akan mendapatkan shalawat sesuai dengankapasitas mereka. Baik keluarga Ibrahim maupunMuhammad. Namun yang pasti, tingkatannya akanmelebihi keluarga Ibrahim. Dari sini, terlihat jelasmanfaat dari perumpamaan (tasybîh) tersebut bahwakandungan lafal ini lebih utama daripada lafal yanglain.”

Penulis sendiri mendapatkan keterangan jawabanyang tertera di dalam kitab karangan guru kami, Majd

Page 103: Isi Maria Al-qibthiyah

101Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

Al-Dîn Al-Syairâzi Al-Lughawi. Jawaban itu dinukildari sebagian ahli ta‘bir. Dia menyebutkan bahwaperumpamaan (al-tasybîh) ini adalah menyerupa-kan sesuatu kepada lafal yang lain. Oleh karena itu,yang dimaksud dengan ungkapan, “Allâhumma shalli‘alâ Muhammad (Ya Allah anugerahkan shalawatkepada Nabi Muhammad)”, yaitu jadikan pengikut-pengikut Nabi sebagai orang yang ahli dalam urusanagama, atau sebagai ulama yang mampu memahamidan mendalami ilmu-ilmu syariat.

Maksud ungkapan tersebut sama dengan mak-sud ungkapan, “kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm (se-bagaimana Engkau menganugerahkan shalawatkepada Nabi Ibrahim)”, yaitu, seperti halnya Engkaumenjadikan pengikut Ibrahim itu sebagai nabi-nabiyang menetapkan syariat.

Adapun yang dimaksud dengan, “wa ‘alâ âliMuhammad”, adalah jadikan pengikut-pengikut Nabisebagai orang-orang yang memiliki keahlian dalammengabarkan hal-hal yang gaib (muhaddatsîn). Se-bagaimana Engkau telah menjadikan di antara peng-ikut Nabi Ibrahim sebagai para nabi yang mengabar-kan hal-hal yang gaib.

Sedangkan yang diminta dari shalawat ini adalahadanya sifat-sifat para nabi dalam diri keluarga (baca:

Page 104: Isi Maria Al-qibthiyah

102 Maria Al-Qibthiyah

pengikut) Nabi Muhammad, seperti yang pernahdialami oleh para pengikut Nabi Ibrahim a.s.

Namun, pendapat yang lain mengatakan bahwamaksud dari ucapan shalawat itu ialah, “Ya Allah,kabulkanlah permintaan Nabi Muhammad untukumatnya, sebagaimana Engkau telah mengabulkanpermohonan Nabi Ibrahim untuk anak keturunan-nya.”

Sementara itu, maksud keluarga dalam ung-kapan, “‘alâ âli Ibrâhîm.” Yaitu, keturunan dari NabiIsma‘il dan Nabi Ishaq. Pendapat ini dikuatkan olehsejumlah ulama yang menjelaskan kitab-kitab ten-tang pembahasan ini. Walaupun, berdasarkan be-berapa riwayat, ditetapkan bahwa Nabi Ibrahim jugamemiliki keturunan dari selain Siti Sarah dan SitiHajar. Mereka semua termasuk dalam kategori ke-luarga (Al-Âlu) Nabi Ibrahim.

Demikian juga maksud Al-Âlu adalah seorangMuslim. Bahkan, juga orang yang bertakwa. Ter-masuk di dalamnya, para nabi, orang-orang yang jujur(al-shiddîqûn), para syuhada, orang-orang yang saleh,dan orang yang tidak memusuhi mereka.

Adapun yang dimaksud dengan “Al-‘Âlamîn”dalam rangkaian shalawat (fi al-‘âlamîna innaka hamîdmajîd), sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Mas‘uddi dalam hadisnya, yaitu sejumlah makhluk (ciptaan)

Page 105: Isi Maria Al-qibthiyah

103Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

Allah. Ada juga pendapat lain, di antaranya: susunangalaksi; setiap sesuatu yang baru (muhdats); setiapyang memiliki ruh; setiap makhluk yang berakal; jugamanusia dan jin saja.

Sedangkan kalimat “innaka hamîd”. Maksudnyaadalah sangat terpuji. Bahkan, pujian tersebut men-capai puncak kesempurnaannya. Ada yang berpen-dapat bahwa makna kalimat hamîd adalah yang Mahamemuji pekerjaan atau amalan hamba-hamba-Nya.

Demikian pula maksud “majîdun” adalah Maha-mulia. Diambil dari kata al-majd (kemuliaan). Sifattersebut layak disandang oleh Zat yang memilikikemuliaan yang sempurna. Sifat terpuji (al-hamd)dan mulia (al-majd) keduanya menunjukkan kemaha-agungan dan kemahamuliaan Allah Swt.

Doa ini ditutup dengan dua nama Allah yang agung(hamîd majîd). Adapun keterkaitannya bahwa yangdiminta adalah semoga Nabi ditambah kemuliaan,pujian, dan sanjungan oleh Allah Swt. Juga, semogaselalu didekatkan dengan-Nya. Hal tersebut selayak-nya diminta dari Zat yang Maha Terpuji dan Maha-mulia. Secara zahir, penyebutan dua nama Allahtersebut adalah sebagai alasan, mengapa Allah layakkita mintakan sesuatu? Maknanya, karena Engkauadalah Zat yang layak kami puji, dan mampu mem-berikan nikmat. Juga, Engkau adalah Zat yang

Page 106: Isi Maria Al-qibthiyah

104 Maria Al-Qibthiyah

Mahamulia, karena telah banyak memberikan ke-baikan yang berlimpah kepada hamba-hamba-Mu.

Muhammad dan Ibrahim Memiliki GelarKhalîlullâh (Kekasih Allah)

Jundab r.a. berkata, “Aku mendengar Nabi Muham-mad Saw.—lima tahun sebelum wafatnya—bersabda,‘Sesungguhnya aku meminta kebebasan kepada AllahSwt. untuk memilih salah seorang di antara kalianmenjadi kekasih (khalîl)-ku. Karena, sesungguhnyaAllah Swt. telah menjadikan aku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Nabi Ibrahimsebagai kekasih-Nya. Seandainya aku memilih se-orang kekasih di antara umatku, tentu aku akan me-milih Abu Bakar sebagai kekasihku. Ingatlah bahwaorang-orang sebelum kalian membangun masjid dantempat ibadah mereka di atas kuburan para nabidan orang-orang saleh. Ingatlah, kalian jangan men-jadikan kuburan sebagai masjid, karena sesungguh-nya aku telah melarang kalian melakukannya.’”7

Abdullah ibn Mas‘ud r.a. berkata, “Aku mendengarNabi Muhammad Saw. bersabda, ‘Kalaulah aku harusmengambil seorang kekasih (khalîl), maka aku akanmemilih Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi,dia adalah saudara dan sahabatku. Dan sesung-

Page 107: Isi Maria Al-qibthiyah

105Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

guhnya Allah telah memilihku sebagai seorang ke-kasih-Nya.’”8

Memiliki Ideologi (Millah) yang Lurus(Hanîfiyyah)

Allah Swt. berfirman tentang kebenaran Nabi Ibrahima.s., SuSuSuSuSungguh Kami telah memilihnya di duniangguh Kami telah memilihnya di duniangguh Kami telah memilihnya di duniangguh Kami telah memilihnya di duniangguh Kami telah memilihnya di dunia (QS Al-Baqarah [2]: 130).

Ibn Jarir Al-Thabari menafsirkan, yaitu, “Kami(Allah) telah memilihnya sebagai seorang kekasih-Nya.” Dan Dia menjadikan Nabi Ibrahim sebagaipemimpin (imam) bagi orang-orang setelahnya. Ayatini merupakan pemberitahuan dari Allah Swt. bahwabarang siapa yang mengingkari ajaran Nabi Ibrahim,berarti dia telah mengingkari Allah Swt. Dan siapayang menentang risalah yang dibawa Nabi Muham-mad, berarti dia juga telah menentang Nabi Ibrahim.Hal tersebut disebabkan Allah Swt. telah memilihNabi Ibrahim sebagai seorang kekasih (khullah), danpemimpin bagi manusia. Di samping itu, Allah Swt.juga memberitahukan bahwa agama Nabi Ibrahimadalah agama yang lurus (hanîf ) dan memberikankeselamatan.

Allah Swt. berfirman, (Itulah) agama (millah)(Itulah) agama (millah)(Itulah) agama (millah)(Itulah) agama (millah)(Itulah) agama (millah)

Ibrahim yang lurusIbrahim yang lurusIbrahim yang lurusIbrahim yang lurusIbrahim yang lurus (QS Al-Baqarah [2]: 135). ImamIbn Jarir mengatakan, arti millah adalah agama.

Page 108: Isi Maria Al-qibthiyah

106 Maria Al-Qibthiyah

Adapun al-hanîf, artinya, sesuatu yang lurus darisegala sesuatu (yang menyimpang). Ada juga yangmenafsirkan, “Seseorang yang salah satu telapakkakinya bisa menahan telapak kaki yang lainnya,maka dia dinamakan al-ahnâf. Sebagaimana orangyang selamat dari kehancuran sebuah negeri di-namakan al-mafâzah (sang pemenang). Yaitu, se-lamat dari kehancuran. Demikian juga, seperti hal-nya al-dîgh disebut dengan istilah salîm (orang yangselamat). Karena, dia merasa optimis akan selamatdari kebinasaan.”

Jadi, maksud ayat di atas adalah, “Katakanlah,wahai Muhammad, bahkan kami mengikuti agamaNabi Ibrahim yang lurus.” Dan kedudukan kalimathanîf dalam ayat tersebut adalah hal (keadaan) NabiIbrahim.

Sementara itu, Allah Swt. berfirman kepada ke-kasih dan orang pilihan-Nya, Muhammad Saw., DanDanDanDanDan

sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-

orororororang (Yang (Yang (Yang (Yang (Yahudi dan Nasrahudi dan Nasrahudi dan Nasrahudi dan Nasrahudi dan Nasrani) yani) yani) yani) yani) yang diberi Al-ang diberi Al-ang diberi Al-ang diberi Al-ang diberi Al-Kitab (TKitab (TKitab (TKitab (TKitab (Tauraurauraurauratatatatat

dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akandan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akandan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akandan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akandan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan

mengikuti kiblatmumengikuti kiblatmumengikuti kiblatmumengikuti kiblatmumengikuti kiblatmu (QS Al-Baqarah [2]: 145).

Ibn Jarir berkata, “Ibn Zaid mengatakan bahwafirman Allah, Dan tidaklah sebagian mereka mengikutiDan tidaklah sebagian mereka mengikutiDan tidaklah sebagian mereka mengikutiDan tidaklah sebagian mereka mengikutiDan tidaklah sebagian mereka mengikuti

kiblat sebagian yang lainkiblat sebagian yang lainkiblat sebagian yang lainkiblat sebagian yang lainkiblat sebagian yang lain (QS Al-Baqarah [2]: 145).Maksudnya, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak

Page 109: Isi Maria Al-qibthiyah

107Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

akan berkumpul pada kiblat yang satu, selama setiapgolongan di antara mereka berpegang teguh padakeyakinan masing-masing golongan. Allah Swt.berfirman kepada Nabi Muhammad Saw., ‘WahaiMuhammad, janganlah dirimu menghiraukan ke-ridhaan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Sebab,sesungguhnya kamu tidak mungkin mendapatkan-nya. Alasannya, karena mereka berbeda agama(millah). Tidak mungkin kamu memuaskan mereka.Jika kamu mengikuti kiblat orang Yahudi, maka orangNasrani akan membencimu. Sebaliknya, jika kamumengikuti kiblat orang-orang Nasrani, maka orang-orang Yahudi akan membencimu. Dengan demi-kian, tinggalkanlah hal yang tidak mungkin tersebut.Dan serulah mereka kepada jalan yang memung-kinkan mereka untuk bersatu, yaitu dengan berkum-pul pada agama yang lurus (hanîf) dan selamat (mus-limah). Juga, serulah mereka untuk menghadap kiblat-mu, kiblat Nabi Ibrahim, dan para nabi setelah beliau(Ka‘bah).’”

Ibn Abbas r.a. berkata, “Seseorang bertanyakepada Rasulullah Saw., ‘Agama (millah) apakahyang paling disukai oleh Allah Swt.?’ Rasulullah Saw.menjawab, ‘Y‘Y‘Y‘Y‘Yaitu agama yaitu agama yaitu agama yaitu agama yaitu agama yang lurus (ang lurus (ang lurus (ang lurus (ang lurus (hhhhhanafiyyanafiyyanafiyyanafiyyanafiyyah) danah) danah) danah) danah) dan

penuh tolerpenuh tolerpenuh tolerpenuh tolerpenuh toleransi (samansi (samansi (samansi (samansi (samhhhhhah).ah).ah).ah).ah).’”’”’”’”’”9

Page 110: Isi Maria Al-qibthiyah

108 Maria Al-Qibthiyah

Ibn Katsir menyebutkan, biografi Abu Malik Al-Qurazhi dalam kitab Al-Ishâbah no. 10492, bahwaUmar r.a. bertanya kepada Abu Malik—dia adalahseorang ulama Yahudi—tentang sifat Nabi Muham-mad Saw. yang terdapat di dalam kitab Taurat. Diamenjawab, “Sifatnya terdapat dalam Kitab BaniHarun yang belum diganti dan diubah. Disebutkanbahwa Nabi Muhammad berasal dari keturunanNabi Isma‘il, dengan membawa agama yang lurus,yaitu agama Nabi Ibrahim yang dikenal moderat(ya’taziru ‘alâ wasathihi wa yaghsilu athrâfahu).Dan dia adalah Nabi yang terakhir.”

Doa Nabi Ibrahim a.s.

Ibn Jarir Al-Thabari menafsirkan firman Allah Swt.,Sebagaimana Kami mengutus kepada kalian rasul-rasulSebagaimana Kami mengutus kepada kalian rasul-rasulSebagaimana Kami mengutus kepada kalian rasul-rasulSebagaimana Kami mengutus kepada kalian rasul-rasulSebagaimana Kami mengutus kepada kalian rasul-rasul

dari golongan kalian sendiridari golongan kalian sendiridari golongan kalian sendiridari golongan kalian sendiridari golongan kalian sendiri (QS Al-Baqarah [2]: 151).Dia menuturkan bahwa, “Tujuan pengutusan Rasuladalah untuk menyempurnakan nikmat-Ku kepadakalian, dengan cara menjelaskan syariat agama ka-lian yang lurus (hanîf). Dan Aku (Allah) menganu-gerahkan agama Nabi Ibrahim a.s. kepada kalian.Di samping itu, Aku (Allah) juga memberikan doadan permohonan yang pernah beliau ungkapkan.Semestinya dipakai juga oleh kalian.”

Page 111: Isi Maria Al-qibthiyah

109Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

Di antara doa tersebut,

“Y“Y“Y“Y“Ya Ta Ta Ta Ta Tuhan kami, jadikanlah kami beruhan kami, jadikanlah kami beruhan kami, jadikanlah kami beruhan kami, jadikanlah kami beruhan kami, jadikanlah kami berdua ordua ordua ordua ordua orang yang yang yang yang yangangangangang

tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antaratunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antaratunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antaratunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antaratunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara

anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepadaanak cucu kami umat yang tunduk patuh kepadaanak cucu kami umat yang tunduk patuh kepadaanak cucu kami umat yang tunduk patuh kepadaanak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada

Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara danEngkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara danEngkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara danEngkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara danEngkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan

tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah per-tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah per-tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah per-tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah per-tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah per-

tobatan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahatobatan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahatobatan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahatobatan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahatobatan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha

PPPPPenerima Tenerima Tenerima Tenerima Tenerima Tobat lagi Maha Pobat lagi Maha Pobat lagi Maha Pobat lagi Maha Pobat lagi Maha Penenenenenyyyyyayayayayayang”ang”ang”ang”ang” (QS Al-Baqa-rah [2]: 128).

Nabi Ibrahim juga berdoa,

“Y“Y“Y“Y“Ya Ta Ta Ta Ta Tuhan kami, utuslah untuk meruhan kami, utuslah untuk meruhan kami, utuslah untuk meruhan kami, utuslah untuk meruhan kami, utuslah untuk mereka seoreka seoreka seoreka seoreka seorang ang ang ang ang RRRRRasulasulasulasulasul

dari kalangan mereka, yang akan membacakan kdari kalangan mereka, yang akan membacakan kdari kalangan mereka, yang akan membacakan kdari kalangan mereka, yang akan membacakan kdari kalangan mereka, yang akan membacakan kepadaepadaepadaepadaepada

mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepadamereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepadamereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepadamereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepadamereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada

mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (Sunnah)mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (Sunnah)mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (Sunnah)mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (Sunnah)mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (Sunnah)

Page 112: Isi Maria Al-qibthiyah

110 Maria Al-Qibthiyah

serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulahserta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulahserta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulahserta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulahserta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah

yang Mahakuasa lagi Mahabijaksana”yang Mahakuasa lagi Mahabijaksana”yang Mahakuasa lagi Mahabijaksana”yang Mahakuasa lagi Mahabijaksana”yang Mahakuasa lagi Mahabijaksana” (QS Al-Baqa-rah [2]: 129).

Lalu, Allah Swt. mengutus Rasul-Nya dari go-longan kalian, sebagaimana permintaan khalîlullâh,Ibrahim, dan Isma‘il yang memohon kepada-Nya,agar Dia mengangkat rasul dari keturunan mereka.

Abu Umamah r.a. berkata, “Aku pernah bertanya,‘Ya Rasulullah, apa yang menjadi awal permulaankejadianmu?’ Rasulullah bersabda, ‘Doa Nabi Ibrahim,dan kabar gembira (busyrâ) yang diterima oleh NabiIsa a.s., dan ibuku melihat bahwa dari rahimnya ke-luar cahaya yang menerangi penjuru negeri Syam.’”10

Kedewasaan (Rusyd) sejak Usia Dini

Allah Swt. berfirman tentang kebenaran Nabi Ibrahima.s., Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepadaDan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepadaDan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepadaDan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepadaDan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada

Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun),dan Harun),dan Harun),dan Harun),dan Harun),

dan adalah Kami mengetahui (keadaan)-nyadan adalah Kami mengetahui (keadaan)-nyadan adalah Kami mengetahui (keadaan)-nyadan adalah Kami mengetahui (keadaan)-nyadan adalah Kami mengetahui (keadaan)-nya (QS Al-Anbiyâ’ [21]: 51).

Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibn Abbas, daribapaknya r.a., bahwa dia pernah memindahkan HajarAswad ke Baitullah (Ka‘bah) ketika kaum Quraisymerenovasi bangunan Ka‘bah tersebut. Dia menga-takan, “Orang-orang Quraisy membagi kelompok

Page 113: Isi Maria Al-qibthiyah

111Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

perdua orang. Para lelaki mengangkat batu, sedang-kan para wanita memindahkan plesteran semennya(syîd).”

Dia mengatakan, “Sementara itu, aku bersamakeponakanku membawa batu di atas pundak kami.Dia menyemangati kami ketika mengangkat batu,dan jika orang-orang mengolok-olok ketika kelelah-an, kami saling menyemangati. Ketika aku berjalandan Nabi Muhammad berada di depanku, beliaulangsung tersungkur dan menelungkup. Dengansegera aku berusaha mendekati beliau. Batu yangsedang aku angkat pun, aku turunkan dahulu. Saatitu beliau mengangkat pandangan ke langit. Kemu-dian aku bertanya, ‘Apa yang terjadi denganmu?’Lalu, beliau pun berdiri dan mengambil sarungnyakembali. Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya aku di-‘Sesungguhnya aku di-‘Sesungguhnya aku di-‘Sesungguhnya aku di-‘Sesungguhnya aku di-

larlarlarlarlarang untuk berjalan dalam keadaan telanjang.ang untuk berjalan dalam keadaan telanjang.ang untuk berjalan dalam keadaan telanjang.ang untuk berjalan dalam keadaan telanjang.ang untuk berjalan dalam keadaan telanjang.’’’’’ Abbasberkata, ‘Aku menyembunyikan kejadian tersebutagar tidak diketahui oleh orang-orang karena kha-watir mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammaditu gila.’”

Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Al-Hasan ibnMuhammad ibn Ali ibn Abi Thalib, dari bapaknya,dari kakeknya, Ali ibn Abi Thalib r.a., dia berkata,“Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Akutidak pernah tertarik pada sesuatu, sebagaimana

Page 114: Isi Maria Al-qibthiyah

112 Maria Al-Qibthiyah

orang-orang Jahiliah memberi perhatian yang besarpada perempuan, kecuali pada dua malam. Namun,Allah menjaga diriku dari berbagai kejadian pada duamalam tersebut.

Pada suatu malam, aku berkata kepada sebagianpemuda Makkah yang sama-sama sedang menggem-balakan kambing. Aku berkata kepada salah seorangsahabatku, ‘Tolong jaga kambing-kambingku hinggaaku bisa memasuki Makkah untuk berhura-hura(asmar), sebagaimana para pemuda yang lain.’ Ke-mudian sahabatku tadi menyahut, ‘Baiklah, aku akanmenjaganya.’

Lalu, aku pun memasuki Kota Makkah, dan ke-tika pertama kali aku memasuki salah satu perkam-pungannya, aku mendengar permainan rebana danseruling. Aku bertanya, ‘Ada acara apakah ini?’ Merekamenjawab, ‘Ada pesta perkawinan si fulân dengansi fulânah.’ Aku duduk untuk menyaksikan permainanitu. Hingga, Allah menutup pendengaranku sampaiaku pun tertidur. Demi Allah, tidak ada yang mem-bangunkanku kecuali sinar matahari pagi. Aku punkembali menuju sahabatku. Dia bertanya, ‘Apa yangtelah engkau lakukan tadi malam?’ Aku menjawab,‘Aku tidak melakukan hal apa pun.’ Lalu, aku punmenceritakan apa yang telah aku alami pada malamtersebut.

Page 115: Isi Maria Al-qibthiyah

113Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

Lalu pada malam yang lain, aku kembali berkatakepadanya, ‘Tolong jaga kambing-kambingku, hinggaaku bisa berhura-hura sebagaimana para pemudayang lain.’ Kemudian, kejadian seperti malam se-belumnya kembali terulang. Saat aku masuk per-kampungan di Makkah, aku mendengar suara se-ruling dan rebana. Ketika mereka ditanya, merekamenjawab, ‘Ini adalah pesta pernikahan si fulân de-ngan si fulânah.’ Aku duduk untuk menyaksikannya,tetapi aku langsung tertidur. Tidak ada yang mem-bangunkanku kecuali sengatan mentari pagi. Akukembali menuju temanku, dan menceritakan apayang telah aku alami kepada sahabatku itu.

‘Demi Allah, setelah itu aku tidak pernah tertarikpada hal tersebut (hura-hura), dan setelah kejadianpada dua malam tersebut, aku tidak mengulanginyalagi hingga Allah memuliakanku dengan kenabian.’”

Mimpi yang Benar

Allah Swt. berfirman tentang kebenaran Nabi Ibrahima.s., Maka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggupMaka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggupMaka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggupMaka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggupMaka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggup

berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, berkata, berkata, berkata, berkata, “““““HaiHaiHaiHaiHai

anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi banakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi banakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi banakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi banakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwaahwaahwaahwaahwa

aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”

Dia menjawDia menjawDia menjawDia menjawDia menjawababababab, “Hai Bapakku, kerjakanlah apa y, “Hai Bapakku, kerjakanlah apa y, “Hai Bapakku, kerjakanlah apa y, “Hai Bapakku, kerjakanlah apa y, “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang di-ang di-ang di-ang di-ang di-

perintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan men-perintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan men-perintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan men-perintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan men-perintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan men-

Page 116: Isi Maria Al-qibthiyah

114 Maria Al-Qibthiyah

dapatikudapatikudapatikudapatikudapatiku termasuk orang-orang yang sa termasuk orang-orang yang sa termasuk orang-orang yang sa termasuk orang-orang yang sa termasuk orang-orang yang sabar”bar”bar”bar”bar” (QS Al-Shâffât [37]: 102).

Ummul Mukminin, ‘A’isyah r.a. berkata, “Wahyupertama yang turun kepada Rasulullah adalahmelalui mimpi yang benar. Pada saat itu, beliau tidakmelihat dalam mimpi kecuali mimpi itu datangseperti lembayung fajar subuh menyingsing. Setelahitu, beliau lebih sering menyendiri (khalwat).”11

Kesamaan Rasulullah Saw. dan Nabi Ibrahimdalam Penghancuran Berhala

Allah Swt. berfirman, Demi Allah, sesungguhnya akuDemi Allah, sesungguhnya akuDemi Allah, sesungguhnya akuDemi Allah, sesungguhnya akuDemi Allah, sesungguhnya aku

akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamuakan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamuakan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamuakan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamuakan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu

sesesesesesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahimsudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahimsudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahimsudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahimsudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim

menghancurkan berhala-berhala itu berkeping-kepingmenghancurkan berhala-berhala itu berkeping-kepingmenghancurkan berhala-berhala itu berkeping-kepingmenghancurkan berhala-berhala itu berkeping-kepingmenghancurkan berhala-berhala itu berkeping-keping,,,,,

kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patkecuali yang terbesar (induk) dari patung-patkecuali yang terbesar (induk) dari patung-patkecuali yang terbesar (induk) dari patung-patkecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain;ung yang lain;ung yang lain;ung yang lain;ung yang lain;

agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Merekaagar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Merekaagar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Merekaagar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Merekaagar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka

berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadapberkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadapberkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadapberkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadapberkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap

tttttuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-uhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-uhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-uhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-uhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-

orang yang zalim.” Mereka berkata, “Kami mendengar adaorang yang zalim.” Mereka berkata, “Kami mendengar adaorang yang zalim.” Mereka berkata, “Kami mendengar adaorang yang zalim.” Mereka berkata, “Kami mendengar adaorang yang zalim.” Mereka berkata, “Kami mendengar ada

seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yangseorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yangseorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yangseorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yangseorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang

bernama Ibrahim.” Mereka berkata, “(Kalau demikian)bernama Ibrahim.” Mereka berkata, “(Kalau demikian)bernama Ibrahim.” Mereka berkata, “(Kalau demikian)bernama Ibrahim.” Mereka berkata, “(Kalau demikian)bernama Ibrahim.” Mereka berkata, “(Kalau demikian)

bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak,bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak,bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak,bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak,bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak,

agar meragar meragar meragar meragar mereka meneka meneka meneka meneka menyyyyyaksikan.” Meraksikan.” Meraksikan.” Meraksikan.” Meraksikan.” Mereka bertaneka bertaneka bertaneka bertaneka bertanyyyyya, “a, “a, “a, “a, “ApakahApakahApakahApakahApakah

engkau yang engkau yang engkau yang engkau yang engkau yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhanmelakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhanmelakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhanmelakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhanmelakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan

kami, wkami, wkami, wkami, wkami, wahai Ibrahai Ibrahai Ibrahai Ibrahai Ibrahim?” ahim?” ahim?” ahim?” ahim?” IbrIbrIbrIbrIbrahim menjawahim menjawahim menjawahim menjawahim menjawababababab, “Sebenarn, “Sebenarn, “Sebenarn, “Sebenarn, “Sebenarnyyyyyaaaaa

Page 117: Isi Maria Al-qibthiyah

115Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanya-patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanya-patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanya-patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanya-patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanya-

kanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”kanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”kanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”kanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”kanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”

(QS Al-Anbiyâ’ [21]: 57-63).

Imam Al-Qurthubi berkata, “Dalam ayat di atasterdapat kalimat yang dibuang (hadzf). Ketika orangkafir mengetahui berhala-berhala mereka hancur,mereka bertanya kepada Ibrahim, ‘Apakah engkauyang melakukan semua ini?’ Ibrahim membantah,‘Patung yang besar itulah yang melakukannya.’”

Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan berhala mereka,karena beliau sangat tidak suka dan marah terhadapkeberadaan semua berhala tersebut. Dia yakin,patung-patung itu tidak layak disembah. Baik patungyang besar maupun yang kecil. Oleh karena itu, diaberkata, “Tanyakanlah kepada patung-patung itu,jika memang patung tersebut dapat berbicara.”

Sebenarnya, tujuan rangkaian bantahan Ibrahimtersebut adalah untuk menegaskan bahwa keyakin-an orang-orang musyrik itu adalah batil. Ibrahimberkata untuk memperolok-olok, “Jika patung-patungtersebut dapat berbicara, mereka akan mengatakanhal yang sama, yaitu patung paling besar yang telahmenghancurkan patung-patung kecil.” Penafsirantersebut dijelaskan pada premis awal kalimat dalamfirman-Nya, “Maka tanyakanlah kepada berhala-berhala“Maka tanyakanlah kepada berhala-berhala“Maka tanyakanlah kepada berhala-berhala“Maka tanyakanlah kepada berhala-berhala“Maka tanyakanlah kepada berhala-berhala

itu jika mereka dapat berbicara.”itu jika mereka dapat berbicara.”itu jika mereka dapat berbicara.”itu jika mereka dapat berbicara.”itu jika mereka dapat berbicara.”

Page 118: Isi Maria Al-qibthiyah

116 Maria Al-Qibthiyah

Ada ulama yang berpendapat bahwa ungkapanNabi Ibrahim tersebut—jika patung kecil yang telahdihancurkan dapat berbicara, mereka pasti akanmenunjuk bahwa patung yang paling besar adalahpelaku penghancuran tersebut—menegaskan bahwapatung-patung itu tidak dapat berbicara, berpikir,dan tidak layak untuk disembah.

Jika diperhatikan, ungkapan Nabi Ibrahim me-rupakan bentuk sindiran (ma‘aridh). Dan biasanya,bentuk ungkapan sindiran itu sangat tajam hinggatidak dapat disisipi kedustaan. Dengan kata lain,Ibrahim berkata, “Tanyakanlah kepada patung-patungyang hancur itu, siapa yang menghancurkan mereka.Jika memang dapat berbicara, mereka pasti tidakakan berdusta. Namun, jika mereka tidak dapat ber-bicara, berarti pelakunya bukanlah patung yangpaling besar.”

Demikianlah, dari redaksi kalimat di atas dapatdisimpulkan bahwa secara tersirat, ucapan tersebutmerupakan pengakuan Nabi Ibrahim a.s. Karena,beliau sendirilah yang menghitung semua jumlahberhala tersebut pada saat itu. Sebenarnya, NabiIbrahim ingin menyindir perilaku bodoh mereka(ta‘rîdh).

Seperti diketahui, saat itu orang-orang menjadi-kan patung sebagai tuhan yang mereka sembah

Page 119: Isi Maria Al-qibthiyah

117Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

selain Allah Swt. Simak perkataan Nabi Ibrahimkepada ayahnya, “W“W“W“W“Wahai Aahai Aahai Aahai Aahai Ayyyyyahku, mengapa engkau me-ahku, mengapa engkau me-ahku, mengapa engkau me-ahku, mengapa engkau me-ahku, mengapa engkau me-

nyembah apa yang sesungguhnya tidak mendengar dannyembah apa yang sesungguhnya tidak mendengar dannyembah apa yang sesungguhnya tidak mendengar dannyembah apa yang sesungguhnya tidak mendengar dannyembah apa yang sesungguhnya tidak mendengar dan

tidak pula melihat” tidak pula melihat” tidak pula melihat” tidak pula melihat” tidak pula melihat” (QS Maryam [19]: 42). Lalu, simakpula jawaban Ibrahim saat dituduh menghancurkanberhala, Ibrahim berkata, “Sebenarnya patung besaritulah yang melakukannya.”

Sindiran tersebut diungkapkan dengan tujuanagar mereka sendiri mengakui bahwa sungguh se-mua patung berhala itu sedikit pun tidak dapat ber-bicara, memberikan manfaat, dan mengusir bahaya.Dengan demikian, saat mereka mengakuinya, denganmudah Ibrahim dapat menimpali dengan hujjah yangkuat, “Jika begitu, mengapa selama ini kalian masihmenyembahnya.”

Oleh karena itu, sebagian ulama berpendapatbahwa seseorang diperbolehkan menetapkan ke-batilan, tetapi dengan tujuan untuk menghilangkan-nya (fardh al-bâthil ma‘a al-khashm), sehingga daricara tersebut terungkap kebenaran (al-haq). Tin-dakan semacam ini dinilai lebih argumentatif dandapat mematahkan keragu-raguan. Kita dapat ber-kaca dari perkataan Ibrahim yang ditujukan kepadakaumnya, “Hâdzâ Rabbî,” yang artinya, “Ini (mata-hari) adalah Tuhanku.” Padahal, beliau tidak meng-akui matahari sebagai Tuhan. Atau, ucapan beliau

Page 120: Isi Maria Al-qibthiyah

118 Maria Al-Qibthiyah

saat ditanya oleh Fir‘aun perihal istrinya, “HâdzihiUkhtî.” Artinya, “Ini adalah saudariku.” Padahal, diaadalah istrinya. Atau, ucapan beliau saat menolakuntuk diajak menyembah berhala oleh bapaknya,“Sesungguhnya aku sedang sakit.” Padahal, sesung-guhnya dia sehat. Demikian juga, sanggahan beliauketika dipojokkan oleh orang-orang tentang pelakupenghancuran berhala, “Sebenarnya patung besar itulah“Sebenarnya patung besar itulah“Sebenarnya patung besar itulah“Sebenarnya patung besar itulah“Sebenarnya patung besar itulah

yang telah melakukannya.”yang telah melakukannya.”yang telah melakukannya.”yang telah melakukannya.”yang telah melakukannya.” Padahal, beliau sendiri yangmelakukannya. Dengan cara tersebut, tujuan Ibrahimhanyalah ingin melenyapkan kebatilan.

Abdullah ibn Mas‘ud r.a. berkata, “RasulullahSaw. memasuki Kota Makkah, dan beliau menemu-kan sekitar 360 berhala di sekeliling rumahnya. Lalu,beliau menghancurkan berhala tersebut dengantongkat, langsung dengan tangan beliau, dan mem-baca ayat, Dan katakanlah, “YDan katakanlah, “YDan katakanlah, “YDan katakanlah, “YDan katakanlah, “Yang benar telah datangang benar telah datangang benar telah datangang benar telah datangang benar telah datang

dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batildan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batildan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batildan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batildan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil

itu adalah sesuatu yang pasti lenyapitu adalah sesuatu yang pasti lenyapitu adalah sesuatu yang pasti lenyapitu adalah sesuatu yang pasti lenyapitu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS Al-Isrâ’ [17]:81). Katakanlah, “Kebenaran telah datang Katakanlah, “Kebenaran telah datang Katakanlah, “Kebenaran telah datang Katakanlah, “Kebenaran telah datang Katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batildan yang batildan yang batildan yang batildan yang batil

itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi”mengulangi”mengulangi”mengulangi”mengulangi”

(QS Saba’ [34]: 49).12

Selain penghancuran berhala, terdapat pulakemiripan Nabi Ibrahim dengan Nabi MuhammadSaw. dalam hal pernikahan. Apabila Nabi Ibrahima.s. menikah dengan Siti Hajar r.a.—seorang hamba

Page 121: Isi Maria Al-qibthiyah

119Kemiripan Rasulullah Saw. dengan Nabi Ibrahim a.s.

sahaya perempuan pilihan Siti Sarah r.a. yang ber-asal dari Mesir, maka Nabi Muhammad Saw. me-nikahi Maria Al-Qibthiyah, yang juga seorang hambasahaya perempuan yang berasal dari Mesir sebagaihadiah dari Raja Muqauqis.

Demikian pula, jika ajakan (dakwah) Nabi Ibrahima.s. kepada ayahnya, Adzar, ditolak, begitu pula ajakanNabi Muhammad Saw. kepada pamannya, AbuThalib, juga ditolak dengan halus.[]

Page 122: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 123: Isi Maria Al-qibthiyah

Bab 5

Kisah Istri Rasulullah Saw.dari Kalangan Yahudi

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,“Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia

dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dan aku ceraikan kamudengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian

menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan)di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allahmenyediakan bagi siapa yang berbuat baik

di antara kalian pahala yang besar.”—QS Al-Ahzâb (33): 28-29

Page 124: Isi Maria Al-qibthiyah

Shafiyyah binti Huyay

Dia adalah Shafiyyah binti Huyay ibn Akhthab ibnSa‘yah ibn ‘Amir ibn ‘Ubaid ibn Ka‘b ibn Al-Khazrajibn Abi Habib ibn Nadhir ibn Niham ibn Yanhumdari Bani Israil. Dia masih memiliki garis keturunanNabi Harun ibn ‘Imran a.s.1 Ibunya bernama Barrahbinti Samuel dari Bani Quraizhah. Dia pernah di-nikahi oleh Salam ibn Misykan Al-Qurazhi, lalu ke-mudian berpisah, dan menikah lagi dengan Kinanahibn Abi Al-Haqiq Al-Nadhri. Namun, Kinanah ter-bunuh saat terjadi Perang Khaibar pada bulan Mu-harram tahun ke-7 H.

Anas berkata, “Ketika Rasulullah Saw. berhasilmenaklukkan Kota Khaibar dan banyak membawatawanan perang, Dihyah ibn Khalifah Al-Kalbiydatang menemui beliau dan berkata, ‘Wahai Ra-sulullah Saw., berilah aku satu orang budak perem-puan.’ Lalu Rasulullah Saw. bersabda, ‘Pergilah danbawalah satu budak perempuan.’ Kemudian diamembawa Shafiyyah binti Huyay. Tak lama setelahitu datanglah seorang laki-laki menemui RasulullahSaw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, benarkahengkau telah memberikan Shafiyyah binti Huyaiy,seorang wanita keturunan Bani Quraizhah danNadhir kepada Dihyah? Sungguh tidak ada yangberhak atasnya selain dirimu.’ Kemudian Rasulullah

122

Page 125: Isi Maria Al-qibthiyah

123Kisah Istri Rasulullah Saw. dari Kalangan Yahudi

Saw. memanggil Dihyah untuk datang bersamaShafiyyah. Dia bersama Shafiyyah datang menemuiRasulullah Saw. Ketika Nabi melihat Shafiyyah, beliaubersabda kepada Dihyah, ‘Ambillah budak perem-puan yang lain selain dia.’”

Anas berkata, “Rasulullah Saw. membebaskandan menikahi Shafiyyah. Kemudian Tsabit berkatakepadanya, ‘Wahai Abu Hamzah—panggilan Anasibn Malik—apakah mahar (shadâq) yang Rasulullahberikan?’ Anas ibn Malik menjawab, ‘Maharnyaadalah membebaskan Shafiyyah dari status tawanan.’Rasulullah Saw. membebaskan dan menikahinya.”Lalu, Anas menyeru orang-orang untuk membawahadiah-hadiah ke hadapannya.

Kemudian, Anas membentangkan sebuah kainyang terbuat dari kulit. Orang-orang memberikanbahan makanan, kurma, dan mentega. Lalu, merekamembuat adonan kue untuk merayakan pesta per-nikahan Rasulullah Saw.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, orang-orangberkata, “Kami tidak tahu, apakah beliau akan me-nikahinya, atau ingin menjadikannya sebagai ummulwalad (bermalam bersamanya sebagai hamba sa-haya)?” Mereka juga berkata, “Jika Rasulullah me-makaikan dia hijab, berarti dia menjadi istri Nabi.Tapi, jika beliau tidak memakaikannya, maka sta-

Page 126: Isi Maria Al-qibthiyah

124 Maria Al-Qibthiyah

tusnya sebagai ummul walad. Saat Nabi hendakmenaiki untanya, beliau menutupi Shafiyyah denganhijab. Dan ketika kami kembali ke Madinah, kamimelihat Rasulullah Saw. memegang Shafiyyah dengansebuah mantel persis di belakang beliau. Kemudian,Rasulullah Saw. duduk di sisi unta yang Shafiyyahtunggangi. Lalu beliau membiarkan lututnya, dansetelah itu, Shafiyyah meletakkan kakinya di ataslutut Nabi, hingga dia bisa menaiki kendaraannya.Lantas dia pergi menuju perbatasan Madinah. Makakami pun merasa sangat bahagia. Dan kami menaikiunta tunggangan kami, seperti Rasulullah menaikitunggangannya.”

Perawi hadis ini melanjutkan, “Kemudian beliaumemboncengkan Shafiyyah di belakang beliau.”Diriwayatkan bahwa unta yang dikendarai Rasulullahdan Shafiyyah tergelincir, hingga mereka berduatersungkur jatuh. Tidak ada seorang pun yang me-lihat kejadian tersebut, hingga Rasulullah Saw. berdiridan menutupi Shafiyyah. Lalu mereka pun mema-suki Kota Madinah. Saat itu, semua perempuan KotaMadinah keluar untuk melihat kondisi Shafiyyah, danberusaha melegakan hatinya atas musibah yang me-nimpanya.2

Jabir meriwayatkan bahwa Nabi Saw. membawaShafiyyah ketika terjadi Perang Khaibar. Padahal,

Page 127: Isi Maria Al-qibthiyah

125Kisah Istri Rasulullah Saw. dari Kalangan Yahudi

beliau sendirilah yang berhasil membunuh ayah dansaudaranya dalam perang tersebut. Sementara Bilaladalah orang yang membiarkan Shafiyyah di antarakorban yang terbunuh tersebut. Lantas, RasulullahSaw. menawarkan pilihan kepada Shafiyyah, antaradibebaskan, hingga dia bisa kembali kepada ke-luarganya yang masih hidup, atau masuk Islam hinggadia akan menjadi istri Nabi Saw. Lalu Shafiyyahberkata, “Aku lebih memilih Allah dan Rasul-Nya.”

Tamam ibn Muhammad ibn Abdullah ibn Ja‘faribn Abdullah Al-Junaid menyebutkan dalam kitabFawâ’id-nya, dari hadis Anas, dia mengatakan bahwasesungguhnya Rasulullah Saw. berkata kepada Sha-fiyyah, “Apakah engkau mau bersamaku?” Dia ber-kata, “Wahai Rasulullah, itulah yang aku harapkanselama aku masih berada dalam kemusyrikan. Bagai-mana tidak, Allah ternyata membukakan jalan itukepadaku setelah aku masuk Islam.”

Abu Nua‘im meriwayatkan hadis dari Ibn Umar,dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. melihatwarna hijau (memar) pada mata Shafiyyah, lalubeliau bertanya, “Apa yang terjadi dengan matamu?”Dia menjawab, “Dahulu ketika aku berada dalamasuhan Abi Al-Haqiq, aku pernah bermimpi melihatbulan jatuh dalam pangkuanku. Saat aku memberi-tahukan hal tersebut kepadanya, dia malah menam-

Page 128: Isi Maria Al-qibthiyah

126 Maria Al-Qibthiyah

parku dan berkata, ‘Kamu mendambakan seorangraja dari Yatsrib.’”3

Ketika Rasulullah Saw. tiba di benteng perbatasanAl-Shahba’, beliau tinggal serumah dengan Shafiy-yah. Beliau menyiapkan sebuah kain yang terbuatdari kulit untuk beliau bentangkan. Anas berkata,“Beliau menyuruhku memanggil orang-orang yangberada di sekitar rumah beliau. Demikianlah Ra-sulullah melaksanakan acara resepsi pernikahannyadengan Shafiyyah.”

Diriwayatkan dari Shafiyyah, dia berkata, “Ra-sulullah menemuiku, dan aku sedang menangis. Lalu,beliau bertanya, ‘Wahai anak perempuan Huyay,apa yang membuatmu menangis seperti ini?’ Akumenjawab, ‘Dulu, aku mendengar ‘A’isyah dan Haf-shah meremehkanku. Mereka pernah mengatakanbahwa mereka lebih baik dariku, karena selain men-jadi istrimu, mereka berdua juga merupakan ke-ponakanmu (anak paman).’ Rasulullah Saw. ber-sabda, ‘Katakan saja kepada mereka, bagaimanamereka berdua bisa lebih baik darimu, sedangkanengkau adalah keturunan Nabi Harun, pamanmuadalah Nabi Musa, dan suamimu adalah Nabi Mu-hammad Saw.’”

Abi Ya‘la meriwayatkan dengan sanad hadissahih, dari Shafiyyah r.a., dia berkata, “Ketika Ra-

Page 129: Isi Maria Al-qibthiyah

127Kisah Istri Rasulullah Saw. dari Kalangan Yahudi

sulullah menawanku, tidak ada orang yang palingaku benci selain dia. Betapa tidak, dia adalah orangyang telah membunuh ayah dan suamiku dalamperang. Setelah kejadian tersebut, beliau tidak henti-hentinya meminta maaf dan mengatakan, ‘WahaiShafiyyah, sesungguhnya ayahmu adalah orang yangsenantiasa mencekoki orang-orang Arab untuk terusmenentangku.’ Hingga akhirnya, kebencianku ter-hadap Rasulullah menjadi luntur dan hilang. Makasaat ini, tidak ada satu pun orang yang paling akucintai kecuali Nabi Saw.”4

Shafiyyah r.a. juga berkata, “Aku belum pernahmelihat sosok yang memiliki akhlak yang paling baik,selain Rasulullah Saw. Kebaikannya aku alami sendiri,ketika suatu malam selepas dari Khaibar, beliau me-naikkanku ke atas untanya yang begitu lemah. Saataku mulai mengantuk, kepalaku hampir terseok kepunggung unta. Lalu Nabi berkata, ‘Wahai unta,jalanlah dengan perlahan-lahan, dan berlemah lem-butlah kepada Binti Huyay.’ Hingga ketika kami tibadi Benteng Al-Shahbâ’, beliau meminta maaf sambilberkata, ‘Wahai Shafiyyah, aku sungguh memintamaaf atas sikapku terhadap kaummu. Semua itu akulakukan karena mereka selalu menggunjing, mem-perolok, dan mengatakan hal-hal yang tidak benar.’”5

Page 130: Isi Maria Al-qibthiyah

128 Maria Al-Qibthiyah

Abu ‘Amr Al-Mala dalam kitab tentang biografiShafiyyah menuturkan bahwa Shafiyyah bercerita,“Rasulullah Saw. melaksanakan ibadah haji besertaistri-istrinya. Di tengah perjalanan, untaku tiba-tibamerunduk di atas tanah. Lalu aku pun menangis,karena saat itu untaku adalah tunggangan yang palingbagus. Rasulullah mendekatiku dan mengusap airmataku dengan selendang dan tangan beliau. Me-lihat sikap beliau seperti itu, aku semakin menangis.Namun beliau melarangku. Tatkala aku semakin kerasmenangis, beliau melarangku dengan tegas.”

Abu Umar meriwayatkan bahwa hamba sahayaperempuan milik Shafiyyah berkata kepada Umaribn Khaththab r.a., “Shafiyyah sangat menyukai hariSabtu dan masih selalu bersilaturahmi denganorang-orang Yahudi.” Kemudian, Umar mengirimutusan untuk menemui Shafiyyah dan menanyakantentang hal tersebut. Namun, Shafiyyah mengklari-fikasinya dan berkata, “Aku tidak menyukai (danmengagungkan) hari Sabtu, semenjak Allah meng-gantikan untukku dengan hari Jumat. Adapun Yahudi,aku selalu menyambungkan tali silaturahmi, karenaaku masih memiliki sanak famili dan keluarga di sana.”Shafiyyah bertanya kepada hamba sahaya itu, “Apayang menyebabkan kamu melakukan hal tersebut?”Dia menjawab, “Karena bisikan setan.” Lalu Shafiyyahberkata, “Pergilah kamu, sekarang kamu merdeka.”

Page 131: Isi Maria Al-qibthiyah

129Kisah Istri Rasulullah Saw. dari Kalangan Yahudi

Shafiyyah wafat pada bulan Ramadhan tahun 55H. Pendapat lain menyebutkan bahwa dia wafatpada tahun ke-52 H. Dia dimakamkan di Pemakam-an Baqi‘ bersama para istri-istri Nabi yang lainnya.

Ibn Abi Khaitsamah berkata, “Diberitahukankepadaku bahwa dia wafat pada zaman KhalifahMu‘awiyah. Dia meninggalkan warisan sebanyakseribu dirham dengan sebidang tanah dan hartabenda. Sepertiganya dia wasiatkan kepada ke-ponakannya, yaitu orang Yahudi.”6

Inilah kisah perjalanan singkat Shafiyyah bintiHuyay yang diizinkan oleh Allah untuk hidup ber-sama dengan Rasulullah selama tiga tahun danmengabdikan dirinya sebagai istri beliau selama 26tahun. Namanya akan senantiasa kekal dan bersamadengan para istri-istri Rasulullah yang lain.

Raihanah

Nama lengkapnya adalah Raihanah binti Zaid ibn‘Amr ibn Khunafah ibn Sam‘un ibn Zaid dari BaniNadhir. Dia termasuk tawanan yang berasal dariBani Quraizhah. Ada yang mengatakan bahwa diaadalah tawanan dari Bani Nadhir. Namun, pendapatpertama lebih kuat. Dahulu, dia pernah menikahdengan seorang lelaki bernama Al-Hakam.

Page 132: Isi Maria Al-qibthiyah

130 Maria Al-Qibthiyah

Raihanah adalah wanita yang memiliki wajahcantik dan menawan. Dia menjadi tawanan dari BaniQuraizhah yang berada dalam barisan RasulullahSaw. Tatkala dia diminta untuk memilih, antara me-meluk agama Islam atau tetap dalam agamanya, diamemilih untuk masuk Islam. Lalu, Rasulullah mem-bebaskannya dan menikahinya. Beliau melangsung-kan pernikahan dengan Raihanah setelah dia bersihdari masa haidnya, pada bulan Muharram tahunke-6 H di rumah Salma binti Qais Al-Najjariyah.Setelah itu dia dipakaikan hijab.

Dia pernah merasa sangat cemburu kepada Nabi,hingga akhirnya dia dicerai dengan talak satu. Namun,dia malah semakin banyak menangis. Tak lama,beliau masuk ke rumahnya, dan saat itu langsungmerujuk dia. Sementara itu, dia masih menjadi istribeliau, hingga dia meninggal dunia saat kembali darimenunaikan ibadah Haji Wada‘ tahun ke-10 H. Diadimakamkan di Pemakaman Baqî‘.

Diriwayatkan juga bahwa Rasulullah bermalambersama Raihanah dengan status milk al-yamîn. Halini disebutkan dalam sejumlah pendapat. Dalam kitabAl-Mawâhib7 disebutkan, “Rasulullah bermalam ber-samanya dengan status milk al-yamîn.” Beliau mem-bebaskan dan menikahi Siti Raihanah r.a.[]

Page 133: Isi Maria Al-qibthiyah

Lampiran

Teladan Rasulullah Saw.dalam Berinteraksidengan Istri-IstrinyaOleh: Muhammad Rasyid Ridha

Rasulullah Saw. adalah panutan sempurna dan teladanyang baik bagi laki-laki dalam berinteraksi denganistri-istrinya, pembagian jadwal bermalam secaraadil, pemberian nafkah, kelembutan dan kemuliaanterhadap keluarga, maupun dalam menghadapi ke-marahan mereka, kecemburuan, dan perselisihandengan kemurahan hati, kelembutan, dan nasihatyang baik.

Nabi Muhammad Saw. biasa mengunjungi me-reka semua dalam dua waktu. Pertama, pada waktupagi untuk menasihati dan mendidik mereka. Kedua,pada waktu sore untuk menampakkan keramahandan kelembutan. Mereka juga biasa berkumpul ber-sama Nabi Saw. di semua rumah mereka. Bahkan,

131

Page 134: Isi Maria Al-qibthiyah

132 Maria Al-Qibthiyah

Rasulullah Saw. biasa membantu pekerjaan rumahdan memenuhi keperluan-keperluannya dengantangannya sendiri.

‘A’isyah berkata, “Tangan Rasulullah Saw. samasekali tidak pernah memukul istri dan pembantu-nya.”1 Ketika ditanya, “Apa yang biasa diperbuat olehNabi Saw. di keluarganya?” ‘A’isyah menjawab, “Beliauselalu setia melayani keluarganya. Jika waktu shalattiba, beliau pun segera melaksanakan shalat.”2

Mengenai hal itu, terdapat hadis-hadis lain yangmenjelaskan pelayanan Nabi Saw. di rumahnya danusaha untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan ke-luarganya. Di antara penuturan ‘A’isyah, “Rasulullahadalah orang yang paling lembut dan paling mulia.Beliau adalah manusia seperti kalian, tetapi beliauitu murah senyum.”3

Adapun kebiasaan Nabi Saw., apabila hendakbepergian, beliau mengundi istri-istrinya. Pengundiandilakukan jika tidak memungkinkan bepergian ber-sama mereka semuanya. Jika salah satu dari merekaditentukan langsung, tentu akan menyebabkan ke-marahan semua istrinya. Walaupun di antara merekaada yang berpeluang menang, tetapi tidak memung-kinkan bepergian bersama Nabi, karena kesiapanpara istri untuk bepergian tidaklah sama. Juga, ke-siapan mereka dalam menghadapi berbagai kesu-

Page 135: Isi Maria Al-qibthiyah

133Lampiran

litannya. Meski demikian, ketika Nabi melaksanakanhaji, beliau membawa semua istrinya.

Pada saat Nabi sakit terakhir kalinya, beliau me-rasa kesulitan jika berpindah-pindah ke rumah setiapistrinya setiap hari, seperti yang biasa beliau lakukanpada masa sehatnya. Beliau sempat bertanya, “Besokaku (giliran bermalam) di mana? Besok aku (giliranbermalam) di mana?” Namun saat itu, beliau meng-inginkan hari itu tinggal di rumah ‘A’isyah. Semuaistrinya mengizinkan Nabi menunaikan kehendak-nya. Lalu, beliau pun tinggal di rumah ‘A’isyah, hinggabeliau wafat.4

Diriwayatkan dari ‘A’isyah bahwa ketika NabiSaw. sedang sakit, beliau memanggil semua istrinya.Setelah istrinya berkumpul, Rasulullah Saw. ber-sabda, “Sesungguhnya aku tidak mampu lagi untuk ber-“Sesungguhnya aku tidak mampu lagi untuk ber-“Sesungguhnya aku tidak mampu lagi untuk ber-“Sesungguhnya aku tidak mampu lagi untuk ber-“Sesungguhnya aku tidak mampu lagi untuk ber-

keliling ke rumah kalian. Jika kalian mengizinkan, aku inginkeliling ke rumah kalian. Jika kalian mengizinkan, aku inginkeliling ke rumah kalian. Jika kalian mengizinkan, aku inginkeliling ke rumah kalian. Jika kalian mengizinkan, aku inginkeliling ke rumah kalian. Jika kalian mengizinkan, aku ingin

tinggal di rumah ‘tinggal di rumah ‘tinggal di rumah ‘tinggal di rumah ‘tinggal di rumah ‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah.”ah.”ah.”ah.”ah.” Maka mereka pun meng-izinkannya.5 Adapun hikmahnya, Rasulullah Saw.dimakamkan di rumah ‘A’isyah, karena beliau me-mang sempat berpesan agar dimakamkan di tempatbeliau wafat.6

Ketika Saudah binti Zam‘ah sudah agak renta,dia menghibahkan siang dan malamnya untukmelayani ‘A’isyah demi mengharap ridha RasulullahSaw.7 Dalam satu riwayat, Saudah berkata, “Rasulullah

Page 136: Isi Maria Al-qibthiyah

134 Maria Al-Qibthiyah

tidak melebihkan antara satu dan yang lain di antarakami dalam hal pembagian jadwal bermalam. Tidakada hari yang tersisa, kecuali beliau mengelilingi kamisemuanya. Beliau mendekati semua istrinya tanpamenyentuhnya hingga sampailah beliau ke (rumah)istri pemilik giliran (bermalam) bersamanya. Makabeliau pun bermalam di sana.”8

Ketika Saudah sudah mencapai usia lanjut, diakhawatir Rasulullah Saw. akan meninggalkannya.Maka, dia berkata, “Wahai Rasulullah, jadwalku hariini aku berikan untuk ‘A’isyah.” Rasulullah pun me-nerimanya.9

Kecintaan Rasulullah terhadap ‘A’isyah binti AbuBakar tidak seperti kecintaan beliau terhadap istri-istrinya yang lain setelah Khadijah r.a. ‘A’isyah adalahsang kekasih dari anak kekasih Nabi, Abu Bakar Al-Shiddiq. ‘A’isyah pun istri yang paling banyak ber-peran terhadap perjuangan Nabi—setelah Khadijah—dibandingkan dengan istri-istri yang lainnya.

Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim, ‘A’isyahberkata, “Rasulullah Saw. pernah berkata kepadaku,‘Sesungguhnya aku tahu saat kamu ridha dan saat kamu‘Sesungguhnya aku tahu saat kamu ridha dan saat kamu‘Sesungguhnya aku tahu saat kamu ridha dan saat kamu‘Sesungguhnya aku tahu saat kamu ridha dan saat kamu‘Sesungguhnya aku tahu saat kamu ridha dan saat kamu

marmarmarmarmarah.ah.ah.ah.ah.’’’’’10 Aku bertanya, ‘Dari mana engkau tahu halitu?’ Nabi menjawab, ‘Jika kamu sedang ridha, ka‘Jika kamu sedang ridha, ka‘Jika kamu sedang ridha, ka‘Jika kamu sedang ridha, ka‘Jika kamu sedang ridha, kamumumumumu

biasa memanggil,biasa memanggil,biasa memanggil,biasa memanggil,biasa memanggil, ‘ ‘ ‘ ‘ ‘Tidak, demi TTidak, demi TTidak, demi TTidak, demi TTidak, demi Tuhan Muhammad.uhan Muhammad.uhan Muhammad.uhan Muhammad.uhan Muhammad.’ Sedang-’ Sedang-’ Sedang-’ Sedang-’ Sedang-

kan kan kan kan kan jika kamu sedang marah, kamu biasa berkata, ‘Tidak,jika kamu sedang marah, kamu biasa berkata, ‘Tidak,jika kamu sedang marah, kamu biasa berkata, ‘Tidak,jika kamu sedang marah, kamu biasa berkata, ‘Tidak,jika kamu sedang marah, kamu biasa berkata, ‘Tidak,

Page 137: Isi Maria Al-qibthiyah

135Lampiran

demi Tdemi Tdemi Tdemi Tdemi Tuhan Ibruhan Ibruhan Ibruhan Ibruhan Ibrahim.ahim.ahim.ahim.ahim.’’’’’ Lalu aku berkata, ‘Ya benar. DemiAllah, wahai Rasulullah, aku tidak menjauhkan dirikukecuali dari namamu saja.’”

Kecintaan alami dengan segala faktornya inimerupakan dalil yang paling kuat untuk menggam-barkan keadilan Rasulullah Saw. terhadap semuaistrinya. Sedikit pun, beliau tidak pernah meng-utamakan salah satu dari mereka, baik dari segi ke-kurangan fisik, kecerdasan, maupun keturunan. Juga,dalam urusan nafkah, giliran bermalam, dan interaksiyang baik. Oleh karena itu, tentang keadilan pem-bagiannya (al-qism) di antara para istrinya, Nabi Saw.pernah berdoa, “Y“Y“Y“Y“Ya Allah Ta Allah Ta Allah Ta Allah Ta Allah Tuhanku, inilah pembagiankuuhanku, inilah pembagiankuuhanku, inilah pembagiankuuhanku, inilah pembagiankuuhanku, inilah pembagianku

sesuai (kemampuan) yang aku miliki. Janganlah Engkausesuai (kemampuan) yang aku miliki. Janganlah Engkausesuai (kemampuan) yang aku miliki. Janganlah Engkausesuai (kemampuan) yang aku miliki. Janganlah Engkausesuai (kemampuan) yang aku miliki. Janganlah Engkau

jadikan dosa bagiku dari (kemampuan) yang Engkau miliki,jadikan dosa bagiku dari (kemampuan) yang Engkau miliki,jadikan dosa bagiku dari (kemampuan) yang Engkau miliki,jadikan dosa bagiku dari (kemampuan) yang Engkau miliki,jadikan dosa bagiku dari (kemampuan) yang Engkau miliki,

tapi aku tidak memilikinya.”tapi aku tidak memilikinya.”tapi aku tidak memilikinya.”tapi aku tidak memilikinya.”tapi aku tidak memilikinya.”

Maksudnya, cinta dan segala yang menyertainyatimbul secara alami dan tanpa pilihan. Tidak adaujian yang paling berpotensi untuk menjerumuskanlaki-laki pada ketidakadilan dan keberpihakan, selainujian cinta kepada wanita. Karena, laki-laki yanglemah agama dan keinginannya dipastikan akan men-zalimi anak-anak dan dirinya sendiri demi kesenang-an orang yang mencintainya. Meskipun wanita ituorang asing. Maka, bagaimana mungkin dia tidakmenzalimi istri keduanya?

Page 138: Isi Maria Al-qibthiyah

136 Maria Al-Qibthiyah

Tuntutan Istri-Istri Rasulullah Saw.dalam Meminta KeadilanSudah menjadi tabiat manusia bahwa pemahamankeadilan di antara mereka sering mendorong untukmenuntut lebih banyak dari hak-hak mereka. Ke-zaliman yang diarahkan kepada pihak lain akhirnyamenghampiri mereka, terutama kaum wanita. Istri-istri Nabi Saw. memandang bahwa Nabi tidak meng-utamakan salah seorang dari mereka dengan se-suatu apa pun. Akan tetapi, para sahabat lebih me-milih untuk memberikan hadiah kepada Nabi padahari ketika Nabi sedang bersama ‘A’isyah.

Hal tersebut dipandang oleh istri-istri Nabi yanglain sebagai upaya mengurangi hak dan kemuliaanmereka. Meski upaya itu bukan perbuatan Nabi Saw.,para istri Nabi yang lain tetap menginginkan semuahadiah, menuntut bagian, dan terus mendesak hinggaakhirnya mereka pun terdiam dengan apa yang merekabenci.

‘A’isyah berkata, “Para istri Rasulullah Saw. ituterbagi menjadi dua kubu; satu kubu beranggotakan‘A’isyah, Hafshah, Shafiyyah, dan Saudah. Sedang-kan kubu yang lain beranggotakan Ummu Salamahbeserta istri-istri Nabi yang lainnya.”

Kaum Muslim sudah mengetahui kecintaan Nabiterhadap ‘A’isyah. Sehingga, apabila di antara mereka

Page 139: Isi Maria Al-qibthiyah

137Lampiran

memiliki hadiah yang hendak diberikan kepadaRasulullah Saw., mereka menangguhkannya hinggasaat Rasulullah berada di rumah ‘A’isyah, pemilikhadiah baru memberikannya kepada beliau. KubuUmmu Salamah berkata kepada Ummu Salamah,“Bicaralah kepada Rasulullah supaya beliau mengata-kan kepada orang-orang, agar siapa saja yang hen-dak memberikan suatu hadiah kepada RasulullahSaw., maka berikan kepadanya ketika beliau sedangberada di rumah istri-istrinya yang mana pun.”

Kemudian Ummu Salamah menyampaikan ke-pada Nabi Saw. sesuai dengan pesan mereka, tetapiRasulullah tidak mengatakan sesuatu apa pun ke-padanya. Ketika mereka menanyakan tentang halitu kepada Ummu Salamah, dia menjawab, “Rasulul-lah tidak mengatakan sesuatu apa pun kepadaku.”“Bicaralah lagi,” ujar mereka.

Maka Ummu Salamah pun berbicara lagi kepadaRasulullah ketika beliau sedang berada di rumah‘A’isyah. Namun, Rasulullah tidak mengatakan se-suatu apa pun kepadanya. Ketika mereka menanya-kan tentang hal itu kepada Ummu Salamah, diamenjawab, “Rasulullah tidak mengatakan sesuatuapa pun kepadaku.”

Mereka pun berkata lagi kepada Ummu Salamah,“Bicaralah lagi kepada Rasulullah sampai dia ber-

Page 140: Isi Maria Al-qibthiyah

138 Maria Al-Qibthiyah

komentar.” Maka Ummu Salamah pun menuruti ke-inginan mereka, sehingga akhirnya Rasulullah ber-kata, “Janganlah kamu men“Janganlah kamu men“Janganlah kamu men“Janganlah kamu men“Janganlah kamu menyyyyyakiti aku tentang ‘akiti aku tentang ‘akiti aku tentang ‘akiti aku tentang ‘akiti aku tentang ‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah.ah.ah.ah.ah.

SesSesSesSesSesungguhnya wahyu itu tidak turun kepadaku ketika akuungguhnya wahyu itu tidak turun kepadaku ketika akuungguhnya wahyu itu tidak turun kepadaku ketika akuungguhnya wahyu itu tidak turun kepadaku ketika akuungguhnya wahyu itu tidak turun kepadaku ketika aku

bersama istriku kecuali (ketika bersama) ‘bersama istriku kecuali (ketika bersama) ‘bersama istriku kecuali (ketika bersama) ‘bersama istriku kecuali (ketika bersama) ‘bersama istriku kecuali (ketika bersama) ‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah.”ah.”ah.”ah.”ah.”

Ummu Salamah berkata, “Aku bertobat kepadaAllah dari dosa karena menyakitimu, wahai Rasulul-lah.”

Lalu kubu Ummu Salamah pun memanggilFathimah, putri Rasulullah Saw., dan mengutusnyauntuk menghadap Rasulullah Saw. supaya menga-takan bahwa istri-istri beliau memohon perlakuan adiltentang (‘A’isyah) putri Abu Bakar. Ketika Fathimahmenceritakannya, Nabi Saw. berkata, “W“W“W“W“Wahai Anak-ahai Anak-ahai Anak-ahai Anak-ahai Anak-

ku, tidakkah kamu mencintai apa yku, tidakkah kamu mencintai apa yku, tidakkah kamu mencintai apa yku, tidakkah kamu mencintai apa yku, tidakkah kamu mencintai apa yang aku cintai?”ang aku cintai?”ang aku cintai?”ang aku cintai?”ang aku cintai?” “Yatentu,” jawab Fathimah.

Fathimah kembali dan mengabarkan berita ter-sebut kepada mereka. Lalu mereka menyuruh Fathi-mah untuk mengatakannya lagi, tetapi dia menolak-nya.

Setelah itu, mereka mengutus Zainab binti Jahsy.Lalu dia mendatangi Nabi Saw. sambil berkatadengan keras, “Istri-istri engkau memohon keadilandarimu tentang (‘A’isyah) putri Ibn Abu Quhafah (AbuBakar).”

Page 141: Isi Maria Al-qibthiyah

139Lampiran

Tiba-tiba suara Rasulullah meninggi hingga ‘A’isyahyang sedang duduk pun mendengar dan mencela-nya. Rasulullah Saw. berkata kepada ‘A’isyah, “““““ApakahApakahApakahApakahApakah

kamu mau berbicarkamu mau berbicarkamu mau berbicarkamu mau berbicarkamu mau berbicara?”a?”a?”a?”a?” ‘A’isyah pun berbicara men-jawab Zainab hingga dia terdiam. Rasulullah meman-dangi ‘A’isyah dan berkata, “Dialah putri Abu Bakar.”

Maksudnya bahwa ‘A’isyah memiliki kecerdasan,pemikiran, dan argumentasi seperti ayahnya.

Sedangkan dalam Shahîh Muslim, diriwayatkanjuga dari ‘A’isyah, dia berkata, “Istri-istri Rasulullahmengutus Fathimah untuk menghadap kepada Nabi.Maka Fathimah meminta izin kepada Rasulullah yangsaat itu sedang berbaring di atas pangkuanku.Rasulullah mengizinkannya. Fathimah berkata, ‘WahaiRasulullah, sesungguhnya istri-istri engkau meng-utusku kepadamu untuk meminta keadilan darimutentang putri Abu Quhafah (Abu Bakar).’ Saat ituaku terdiam. Lalu Rasulullah Saw. bersabda kepadaFathimah, ‘W‘W‘W‘W‘Wahai Anakku, tidakkah kamu mencintai apaahai Anakku, tidakkah kamu mencintai apaahai Anakku, tidakkah kamu mencintai apaahai Anakku, tidakkah kamu mencintai apaahai Anakku, tidakkah kamu mencintai apa

yyyyyang aku cintai?’ang aku cintai?’ang aku cintai?’ang aku cintai?’ang aku cintai?’ Fathimah menjawab, ‘Ya tentu.’ Nabiberkata, ‘Cintailah dia (‘‘Cintailah dia (‘‘Cintailah dia (‘‘Cintailah dia (‘‘Cintailah dia (‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah).ah).ah).ah).ah).’’’’’””””” Ketika mendengarhal itu, Fathimah langsung berdiri dan kembali me-nuju istri-istri Rasulullah Saw., yaitu kubu UmmuSalamah, dan mengabarkan kepada mereka apayang dikatakan Rasulullah Saw. Mereka pun berkatalagi, “Sedikit pun kami tidak merasa puas. Kembali-

Page 142: Isi Maria Al-qibthiyah

140 Maria Al-Qibthiyah

lah kamu kepada Rasulullah Saw. dan katakan ke-padanya bahwa istri-istri beliau memohon keadilandarinya tentang putri Abu Quhafah.” Fathimah men-jawab, “Demi Allah, aku tidak akan berbicara lagitentang hal itu selamanya.”

‘A’isyah berkata, “Kemudian istri-istri Nabi Saw.mengutus Zainab binti Jahsy. Dia adalah istri yangpaling tinggi derajatnya di antara mereka di sisi NabiSaw. Aku tidak melihat seorang istri yang lebih baikagamanya daripada Zainab. Dia adalah perempuanpaling bertakwa kepada Allah, paling jujur dalamungkapan, selalu menyambungkan silaturahmi,paling besar sedekahnya, dan paling rajin mem-biasakan dirinya dalam mengamalkan apa yang di-benarkan oleh Nabi dan apa yang dapat mendekat-kan dirinya kepada Allah.”

Ada percekcokan antara ‘A’isyah dan Zainabsebagaimana disebutkan oleh Anas dalam kitabMulakhkhash, “Istri-istri Rasulullah Saw. biasa ber-kumpul setiap malam di rumah pemilik hak gilirandi antara mereka. Pada satu waktu, Zainab mema-suki rumah ‘A’isyah. Kemudian Nabi Saw. menjulur-kan tangannya kepada Zainab. ‘A’isyah berkata, ‘Diaadalah Zainab.’ Nabi pun menahan tangannya kem-bali. Kemudian terjadi percekcokan di antara merekaberdua hingga suara mereka pun meninggi. Saat

Page 143: Isi Maria Al-qibthiyah

141Lampiran

itu Abu Bakar lewat dan mendengarkannya. Diaberkata, ‘Wahai Rasulullah, tutup saja mulut merekadengan tanah.’ Ketika waktu shalat tiba, RasulullahSaw. keluar dan tidak mengajak bicara kepadamereka berdua. Akan tetapi, Abu Bakar kembali se-telah selesai shalat, dan kemudian menegur dengansuara keras kepada ‘A’isyah meskipun Abu Bakarterkenal dengan kelembutannya.”

Kecemburuan Istri-Istri Rasulullah Saw.dan Kesabaran Beliau terhadap MerekaKecemburuan istri adalah watak, atau emosi bagikaum laki-laki dan perempuan. Kecemburuan wanitalebih tinggi terutama jika terjadi poligami. Si suamisering condong terhadap sebagian mereka diban-dingkan dengan yang lainnya. Meski istri-istri NabiSaw. semuanya cemburu terhadap ‘A’isyah karenapengetahuan mereka bahwa ‘A’isyah lebih dicintaioleh Nabi. Akan tetapi, ‘A’isyah jauh lebih pencem-buru lagi hingga dia pernah merasa cemburu ter-hadap Khadijah r.a., istri Nabi sebelum dirinya.Padahal, dia tidak pernah melihat sosok Khadijahsebelumnya.

Meskipun ‘A’isyah yang paling tahu tentangkeadilan dan pemerataan Nabi terhadap istri-istrinya,setan masih saja mampu membisikkan kepada ‘A’isyah.Sehingga, ketika suatu malam Nabi Saw. keluar dari

Page 144: Isi Maria Al-qibthiyah

142 Maria Al-Qibthiyah

rumah ‘A’isyah, dia mengira Nabi Saw. pergi menujuistri yang lainnya. Karenanya, ‘A’isyah mengikutinyatanpa sepengetahuan Nabi. Ternyata, beliau pergimenuju Pemakaman Baqî‘ hendak memintakan am-pun bagi kaum Mukmin dan para sahabat yang matisyahid. ‘A’isyah menuturkan, “Lalu aku berkata, ‘DemiAllah, engkau dalam urusan Tuhanmu, sedangkanaku dalam urusan dunia.’ Kemudian aku pulang danmasuk ke rumah. Jiwaku sudah keterlaluan. Rasulul-lah Saw. mengikutiku dan berkata, ‘JiwJiwJiwJiwJiwa macam apa,a macam apa,a macam apa,a macam apa,a macam apa,

wwwwwahai ‘ahai ‘ahai ‘ahai ‘ahai ‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah?’ah?’ah?’ah?’ah?’ ‘A’isyah menjawab, ‘Demi Allah, ketikaengkau datang, aku letakkan kedua pakaianmu. Ke-mudian tanpa memberitahuku, engkau berdiri danmemakai pakaian itu, sehingga menjadikan aku me-rasa sangat cemburu dan mengira bahwa engkauakan mendatangi sebagian teman-temanku (istriNabi yang lain). Sampai akhirnya aku melihatmu diPemakaman Baqî‘ berbuat seperti yang engkau laku-kan.’” Lalu Rasulullah Saw. bersabda, “W“W“W“W“Wahai ‘ahai ‘ahai ‘ahai ‘ahai ‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah,ah,ah,ah,ah,

apaapaapaapaapakah kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya berbuat zalimkah kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya berbuat zalimkah kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya berbuat zalimkah kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya berbuat zalimkah kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya berbuat zalim

kepadamukepadamukepadamukepadamukepadamu?”?”?”?”?”

Diriwayatkan juga bahwa pada suatu waktu NabiSaw. keluar. ‘A’isyah berkata, “Aku cemburu kepada-nya dan mengira beliau akan mengunjungi sebagianistri-istrinya. Ketika Nabi Saw. kembali, beliau melihatapa yang aku alami. Lalu Nabi bersabda, ‘Apakahkamu cemburu?’ Aku berkata, ‘Apakah orang se-

Page 145: Isi Maria Al-qibthiyah

143Lampiran

pertiku tidak akan cemburu kepada orang seperti-mu?’ Maka Nabi Saw. berkomentar, ‘Sungguh setan-mu telah mendatangimu.’ ‘Apakah setan bersama-ku?’ tanyaku. ‘Ya,’ jawab Nabi. Aku bertanya lagi,‘Apakah (setan itu) bersama semua manusia?’ Nabimenjawab, ‘Ya,’ ‘Bersamamu juga?’ tanyaku lagi.Nabi menjawab, ‘Ya, tetapi Tuhanku membantukuhingga dia masuk Islam.’” Maksudnya, RasulullahSaw. terbebas dari ketaatan terhadap bisikan setanatau dia selamat, maka setan tidak memerintahkan-nya kepada kejelekan.

‘A’isyah berkata, “Aku tidak melihat kreasi ma-kanan seperti Shafiyyah. Suatu waktu dia pernahmembuat makanan untuk Rasulullah pada hari Nabisedang berada bersamaku. Aku mulai bergetar dantidak mampu membendung kecemburuanku. Laluaku memecahkan bejana hingga aku menyesalinya.Aku pun bertanya kepada Rasulullah, ‘Apa penebusperbuatanku?’ Nabi Saw. menjawab, ‘Bejana sepertibejana (yang kamu pecahkan) dan makanan sepertimakanan (yang kamu tumpahkan).’”

‘A’isyah pun pernah menjelek-jelekkan Shafiyyahkarena kecemburuan dia kepadanya. Dia berkata,“Wahai Rasulullah, apakah engkau merasa puasterhadap Shafiyyah dengan kependekannya?” Nabipun berkata kepada ‘A’isyah, “Sungguh kamu sudah“Sungguh kamu sudah“Sungguh kamu sudah“Sungguh kamu sudah“Sungguh kamu sudah

Page 146: Isi Maria Al-qibthiyah

144 Maria Al-Qibthiyah

mengatakan suatu ungkapan yang seandainya (ungkapanmengatakan suatu ungkapan yang seandainya (ungkapanmengatakan suatu ungkapan yang seandainya (ungkapanmengatakan suatu ungkapan yang seandainya (ungkapanmengatakan suatu ungkapan yang seandainya (ungkapan

itu) kamu campurkan dengan air laut, (ungkapan itu) pastiitu) kamu campurkan dengan air laut, (ungkapan itu) pastiitu) kamu campurkan dengan air laut, (ungkapan itu) pastiitu) kamu campurkan dengan air laut, (ungkapan itu) pastiitu) kamu campurkan dengan air laut, (ungkapan itu) pasti

akan menodainya.”akan menodainya.”akan menodainya.”akan menodainya.”akan menodainya.”

Maksudnya, seandainya ungkapan ‘A’isyah de-ngan segala kejelekan dan keburukannya itu dilem-parkan ke laut, pasti air laut itu akan tercemari danmenjadi jelek karenanya.

Konspirasi Istri-Istri Rasulullah Saw.terhadap BeliauSuatu ketika Nabi Saw. pernah meminum maduyang dihadiahkan kepada Zainab. Beliau sangatmenyukainya. Lalu ‘A’isyah mengompori semuaistri-istrinya hingga merasa cemburu. Mereka punakhirnya berkumpul untuk menentukan siasat, agarRasulullah Saw. tidak meminum madu kembali dirumah Zainab, melalui kesepakatan mereka untukmembenci bau mulut Rasulullah bekas minumanmadu. Mereka pun melakukannya. Karenanya,Rasulullah Saw. jadi ikut membenci bau tidak sedapkarena minuman madu tersebut, sehingga beliau punenggan meminum madu kembali di rumah Zainabdan mengharamkan madu terhadap dirinya. Namun,setelah Nabi mengetahui siasat dan kebohonganmereka kepadanya, beliau pun menegur semuaistrinya.

Page 147: Isi Maria Al-qibthiyah

145Lampiran

‘A’isyah juga pernah bersekongkol dengan Hafshahdalam upayanya untuk memisahkan Nabi denganMaria Al-Qibthiyah. Kemarahan Hafshah disebab-kan pertemuan Nabi dengan Hafshah di rumahnya.Saat itu, Nabi meminta kerelaan untuk melarangHafshah bersama Nabi. Nabi juga memerintahkanuntuk merahasiakan suatu berita. Namun kemudianHafshah membocorkan beritanya kepada ‘A’isyah.Diriwayatkan bahwa Nabi juga memberikan suaturahasia kepadanya tentang masalah khilafah. Kemu-dian ‘A’isyah dan Hafshah bersekongkol dan mem-bocorkannya. Karena kejadian ini turunlah wahyusebagai peringatan dan teguran.

Allah Swt. berfirman, Hai Nabi, mengapa Hai Nabi, mengapa Hai Nabi, mengapa Hai Nabi, mengapa Hai Nabi, mengapa engkauengkauengkauengkauengkau

mengharamkan apamengharamkan apamengharamkan apamengharamkan apamengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagi- yang Allah menghalalkannya bagi- yang Allah menghalalkannya bagi- yang Allah menghalalkannya bagi- yang Allah menghalalkannya bagi-

mu; engkau mencari kesenangan hati istri-istrimu? Danmu; engkau mencari kesenangan hati istri-istrimu? Danmu; engkau mencari kesenangan hati istri-istrimu? Danmu; engkau mencari kesenangan hati istri-istrimu? Danmu; engkau mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguh-Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguh-Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguh-Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguh-Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguh-

nya Allah telah mewajibkan kepadamu nya Allah telah mewajibkan kepadamu nya Allah telah mewajibkan kepadamu nya Allah telah mewajibkan kepadamu nya Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian memsekalian memsekalian memsekalian memsekalian membebebebebe-----

baskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pbaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pbaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pbaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pbaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmuelindungmuelindungmuelindungmuelindungmu

dan Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Dandan Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Dandan Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Dandan Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Dandan Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Dan

ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepadaingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepadaingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepadaingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepadaingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada

salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa.salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa.salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa.salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa.salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa.

Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepadaMaka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepadaMaka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepadaMaka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepadaMaka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada

‘‘‘‘‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pem-ah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pem-ah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pem-ah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pem-ah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pem-

bicarbicarbicarbicarbicaraan antaraan antaraan antaraan antaraan antara Hafshah dengan ‘a Hafshah dengan ‘a Hafshah dengan ‘a Hafshah dengan ‘a Hafshah dengan ‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah) kepada Mu-ah) kepada Mu-ah) kepada Mu-ah) kepada Mu-ah) kepada Mu-

hammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yanghammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yanghammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yanghammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yanghammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang

diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan se-diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan se-diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan se-diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan se-diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan se-

Page 148: Isi Maria Al-qibthiyah

146 Maria Al-Qibthiyah

bagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muham-bagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muham-bagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muham-bagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muham-bagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muham-

mad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah danmad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah danmad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah danmad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah danmad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan

‘‘‘‘‘AAAAA’isy’isy’isy’isy’isyah) lalu Hafshah bertanah) lalu Hafshah bertanah) lalu Hafshah bertanah) lalu Hafshah bertanah) lalu Hafshah bertanyyyyya, “Siapakah ya, “Siapakah ya, “Siapakah ya, “Siapakah ya, “Siapakah yang telah mem-ang telah mem-ang telah mem-ang telah mem-ang telah mem-

beritahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawababababab, “T, “T, “T, “T, “Telahelahelahelahelah

diberitahukan kepadaku oleh Allah Ydiberitahukan kepadaku oleh Allah Ydiberitahukan kepadaku oleh Allah Ydiberitahukan kepadaku oleh Allah Ydiberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahuiang Maha Mengetahuiang Maha Mengetahuiang Maha Mengetahuiang Maha Mengetahui

lagi Maha Mengenal.” Jika kamu berdua lagi Maha Mengenal.” Jika kamu berdua lagi Maha Mengenal.” Jika kamu berdua lagi Maha Mengenal.” Jika kamu berdua lagi Maha Mengenal.” Jika kamu berdua bertobat kepadabertobat kepadabertobat kepadabertobat kepadabertobat kepada

Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua tAllah, maka sesungguhnya hati kamu berdua tAllah, maka sesungguhnya hati kamu berdua tAllah, maka sesungguhnya hati kamu berdua tAllah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condongelah condongelah condongelah condongelah condong

(untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-(untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-(untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-(untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-(untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-

membantmembantmembantmembantmembantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allahu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allahu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allahu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allahu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah

adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-

orang Mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-orang Mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-orang Mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-orang Mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-orang Mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-

malaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikanmalaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikanmalaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikanmalaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikanmalaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikan

kamu, boleh jadi Tkamu, boleh jadi Tkamu, boleh jadi Tkamu, boleh jadi Tkamu, boleh jadi Tuhannuhannuhannuhannuhannyyyyya akan memberi ganti kepadana akan memberi ganti kepadana akan memberi ganti kepadana akan memberi ganti kepadana akan memberi ganti kepadanyyyyyaaaaa

dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh,dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh,dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh,dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh,dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh,

yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakanyang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakanyang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakanyang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakanyang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan

ibadaibadaibadaibadaibadah, yang berpuasa, yang jandah, yang berpuasa, yang jandah, yang berpuasa, yang jandah, yang berpuasa, yang jandah, yang berpuasa, yang janda,,,,, dan yang perawan dan yang perawan dan yang perawan dan yang perawan dan yang perawan

(QS Al-Tahrîm [66]: 1-5).

Maksud ayat di atas adalah, “Tidak pantas bagi-mu, wahai Nabi, untuk berlebihan dalam menyikapikerelaan istri-istrimu hingga karenanya engkau sampaimengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah ke-padamu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penya-yang. Allah telah mengampunimu dalam masalahini, maka janganlah engkau mengulangi hal serupa.”

Allah telah mengajarkan kepada kalian tentangkifarat untuk pelanggaran atas janji-janji kalian. Di

Page 149: Isi Maria Al-qibthiyah

147Lampiran

antaranya kifarat atas pelanggaran sumpah meng-haramkan istri dan hamba sahaya. Kifaratnya sepertipelanggaran sumpah atas nama Allah. Yaitu, kifaratdengan memberi makan sepuluh orang miskin sekali-gus atau memberikan pakaian kepada mereka semuaatau memerdekakan hamba sahaya. Siapa saja yangtidak mampu melakukan salah satu dari tiga pilihanitu, maka dia wajib berpuasa selama tiga hari.

Allah Maha Mengetahui perbuatan dan niatkalian dalam urusan itu, Mahabijaksana dengan di-syariatkannya untuk kalian apa yang dapat menjagakebutuhan tabiat manusiawi, maka Allah meme-lihara dan menyucikan kalian. Kemudian Allah me-nyebutkan dosa istri Nabi yang membocorkan rahasiaRasulullah Saw., yaitu Hafshah sebagaimana diisya-ratkan oleh ayat di atas. Meskipun perinciannya bukanperkara inti dalam masalah ini. Allah juga memberi-kan petunjuk kepada istri yang membeberkan rahasia,yaitu ‘A’isyah r.a. untuk kemudian mereka berduabertobat dari dosa dan dari apa yang selalu dicon-dongkan oleh hatinya. Dan juga memberikan petun-juk supaya menyesuaikan hawa nafsu mereka denganrealitas yang ada.

Kemudian Allah juga mengingatkan kepada me-reka berdua bahwa ketika mereka bersekongkol ataubersatu untuk menyiasati Rasulullah Saw., Allahlah

Page 150: Isi Maria Al-qibthiyah

148 Maria Al-Qibthiyah

Pelindung yang akan menolong dan membim-bingnya dalam segala urusan. Begitu juga Jibril a.s.beserta semua kaum Mukmin. Yang dimaksud duaorang dalam ayat di atas adalah kedua orangtuamereka, yaitu Abu Bakar dan Umar ibn Khaththab.Dalam ayat tersebut, Allah juga mengancam merekaberdua bahwa jika Nabi menceraikan mereka ber-dua dan seluruh istrinya yang bersekongkol, makaAllah akan menggantikan dengan yang lebih baikdari mereka melebihi segala keutamaan istri-istrinyadengan segala sifat kesempurnaan. SeandainyaRasulullah Saw. lebih mementingkan kenikmatanlahiriah, maka Allah pasti menggantikan merekadengan kriteria yang baik dan cantik. Akan tetapi,beliau tidaklah mementingkan hal tersebut. Meski-pun tidak ada celah kekurangan dalam dirinya.

Kasus Kemarahan Rasulullah Saw.kepada Istri-IstrinyaSebagaimana kita ketahui dari hadis-hadis sahih yangtelah kami nukilkan tentang kebaikan Nabi dalamberinteraksi dengan para istrinya hingga beliau ter-kenal dengan keadilan, kelembutan, dan kesabaranatas kecemburuan dan persekongkolan mereka. Halitu tiada lain agar menjadi teladan yang baik bagikaum laki-laki dari umatnya. Terutama kaum yangingin berubah.

Page 151: Isi Maria Al-qibthiyah

149Lampiran

Begitu pun kita mengetahui permasalahan merekasampai menimbulkan persekongkolan di antaramereka, menjauhi Nabi, menghalalkan kebohongan,dan membocorkan rahasia. Hampir saja merekamemberikan contoh perilaku yang jelek bagi wanita-wanita Mukmin yang lain.

Permasalahan kalangan istri di hadapan suaminyamakin mencuat ketika kelancangan kalangan istrimeningkat sebagai akibat dari hak-hak yang diberi-kan Islam terhadap mereka dan apa yang telah di-wasiatkan oleh Nabi Saw. agar memuliakan mereka.Sehingga tujuh puluh orang wanita pernah ber-kumpul di rumah istri Nabi Saw. Semua mengeluh-kan masalah suaminya. Ketika perkara wanita telahmencapai batasan tersebut, di tengah-tengah ke-adilan Nabi yang sempurna, kelembutan yang tiadatara, kemarahannya pun dengan kemarahan yanglembut, beliau mengasingkan diri dari mereka se-lama satu bulan sebagai bentuk pendidikan kepadamereka. Akan tetapi, didikan itu tidak sempurnakecuali dengan meletakkan kelembutan dan kema-rahan pada tempatnya masing-masing.

Berikut adalah ringkasan dari kitab Al-Bukharidan Muslim tentang kemarahan dan sumpah Nabisebagai keterangan tambahan seputar permasalahanwanita yang dihadapi Nabi pada permulaan Islam.

Page 152: Isi Maria Al-qibthiyah

150 Maria Al-Qibthiyah

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abdullah ibnAbbas berkata, “Aku memendam keinginanku selamasatu tahun untuk menanyakan kepada Umar ibnKhaththab tentang suatu ayat. Aku tidak kuasa ber-tanya kepadanya karena rasa segan kepadanya. Sam-pailah waktu ketika dia pergi melaksanakan haji. Akuikut pergi bersamanya. Ketika kembali dan kami saatitu sampai di pertengahan jalan, Umar mengubaharah ke suatu daerah untuk satu keperluan. Aku me-nunggunya hingga dia selesai. Lalu aku berjalan de-ngannya, dan memberanikan diri untuk bertanya,‘Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua orang wanitayang dijauhi oleh Rasulullah Saw.?’ Umar menjawab,‘Hafshah dan Aisyah.’”

Ibn Abbas melanjutkan ceritanya, “Aku berkatalagi kepada Umar, ‘Demi Allah, awalnya aku tidakingin menanyakan hal ini kepadamu sejak satu tahun.Aku tidak bisa karena merasa segan kepadamu.’”

Lalu Umar berkata, “Jangan kau ulangi lagi. Jikakamu mengira aku memiliki pengetahuan, makatanyakanlah hal itu kepadaku. Jika aku tahu, akupasti akan memberitahumu.”

“Demi Allah,” lanjut Umar, “ketika pada masajahiliah, kami tidak menyiapkan sesuatu untuk kaumwanita, sehingga Allah menurunkan wahyu tentangmereka. Ketika aku sedang mengurus masalah yang

Page 153: Isi Maria Al-qibthiyah

151Lampiran

akan aku selesaikan, istriku berkata, ‘Seandainyakamu berbuat anu dan anu.’ Aku berkata, ‘Ada apadenganmu? Mengapa kamu berada di sini? Kamutidak usah ikut campur dalam masalah yang akuinginkan.’ Istriku berkata lagi, ‘Aku heran kepadakamu, wahai Ibn Khaththab. Kamu tidak suka dipro-tes, padahal anakmu (Hafshah) pernah memprotesRasulullah hingga Rasulullah marah seharian.’”

Umar berkata, “Lalu aku memakai pakaian danpergi meninggalkan tempatku hingga aku menemuiHafshah. Aku bertanya, ‘Wahai Anakku, kenapa kamuprotes terhadap Rasulullah sampai beliau marahseharian?’ Hafshah menjawab, ‘Demi Allah, aku per-nah protes kepadanya karena suatu masalah.’ Akuberkata, ‘Ketahuilah bahwa aku memperingatkan-mu dari balasan Allah dan kemarahan Rasul-Nya.Anakku, janganlah kamu merasa cemburu oleh orangyang Nabi takjub akan kebaikannya dan kecintaanNabi kepadanya.’

Kemudian aku pergi menemui Ummu Salamahkarena kedekatanku dengannya. Lalu aku berbicarakepadanya. Ummu Salamah balik berkata kepada-ku, ‘Kamu itu aneh, wahai Ibn Khaththab. Kamubenar-benar suka ikut campur dalam segala sesuatusampai kamu pun ikut campur dalam urusan Ra-sulullah Saw. bersama istri-istrinya.’ Umar menu-

Page 154: Isi Maria Al-qibthiyah

152 Maria Al-Qibthiyah

turkan, ‘Aku memuntahkan unek-unek yang adadalam diriku. Ummu Salamah pun melawan hinggaaku tidak dapat berbicara lagi. Akhirnya, aku pergimeninggalkannya.’”

Demikianlah cerita yang diriwayatkan oleh Mus-lim dari Umar. Berikut ini sebagai penyempurnacerita yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Umarbahwa dia menerima suatu hadis dari sahabat lain.Dia menuturkan, “Dahulu aku dan tetanggaku dariAnshar keturunan Bani Umayyah ibn Zaid adalahbagian dari petinggi Madinah. Kami terbiasa ber-giliran pergi menemui Rasulullah Saw. Dia pergi satuhari dan aku pun pergi satu hari. Jika giliranku me-nemui Rasulullah, aku pulang dengan berita kejadianyang dikabarkan oleh wahyu atau yang lainnya padahari tersebut. Dan apabila giliran dia yang pergi, diapun berbuat hal yang sama. Dahulu, kami adalahkaum Quraisy yang selalu dapat mengalahkan pe-rempuan. Ketika kami mendatangi kaum Anshar,ternyata mereka adalah kaum yang wanitanya dapatmengalahkan kaum lelaki. Mereka pun akhirnyadapat memengaruhi wanita kami. Mereka mulaimengambil kebiasaan kaum Anshar. Istriku pun ter-pengaruh hingga dia mulai protes kepadaku. Tapi,aku tetap menolak kebiasaan baru tersebut.”

Page 155: Isi Maria Al-qibthiyah

153Lampiran

Istriku berkata, “Janganlah kamu menolak pro-tesku. Demi Allah, sesungguhnya istri-istri Nabi Saw.pun biasa memprotesnya. Bahkan, salah satu darimereka ada yang sampai menjauhinya seharian hinggamalam hari.”

Kejadian itu membuat aku gemetar. Aku berkatakepadanya, “Sungguh telah rugi orang yang berbuatdemikian dari mereka.” Kemudian aku mengum-pulkan pakaianku dan aku pergi menemui Hafshahsambil berkata kepadanya, “Wahai Hafshah, apakahsalah seorang dari kalian pernah marah kepada Nabihingga malam hari?” “Ya,” jawab Hafshah.

Aku berkata, “Sungguh kamu telah merugi dansesat. Apakah kalian merasa tenteram kalau Allahmarah karena kemarahan Rasulullah Saw. hinggakalian dibinasakan? Janganlah kalian meminta lebihkepada Rasulullah Saw., jangan pula memprotesdalam sesuatu apa pun, dan janganlah menjauhinya.Mintalah kepadaku jika ada keperluan. Dan jangan-lah kamu sampai cemburu jika temanmu (‘A’isyah)lebih cantik dan lebih dicintai oleh Nabi Saw. dari-pada dirimu.”

Umar berkata, “Kami pernah menceritakanbahwa kabilah Ghassan sudah menunggangi kudahendak memerangi kami. Dua orang pasukan darikaum Anshar biasa pergi bergantian pada hari jadwal

Page 156: Isi Maria Al-qibthiyah

154 Maria Al-Qibthiyah

mereka menuntut ilmu. Satu waktu mereka kembalikepada kami pada waktu isya. Lalu mengetuk pintu-ku dengan sangat keras sambil berkata, ‘Bahaya.’Aku terkejut dan langsung keluar menemuinya. Diaberkata, ‘Sungguh hari ini telah terjadi masalah yangbesar.’ ‘Apa itu? Apakah kabilah Ghassan sudahdatang?’” tanya Umar.

Dia menjawab, “Tidak, bahkan lebih besar danlebih menakutkan dari itu. Nabi Saw. akan men-ceraikan istri-istrinya.”

Aku berkata, “Hafshah telah merugi dan sesat.Sebelumnya aku sudah mengira hal ini akan terjadi.”Lalu aku berpakaian dan shalat subuh bersamaRasulullah Saw. Nabi Saw. memasuki ruangannyadan menyendiri di sana. Aku menemui Hafshahketika dia sedang menangis. Lalu aku bertanya, “Apayang membuatmu menangis? Bukankah aku sudahperingatkan kamu tentang masalah ini? Apakah NabiSaw. menceraikan kalian semua?”

Hafshah menjawab, “Tidak tahu. Nabi masih tetapmenyendiri di kamarnya.”

Lalu aku keluar dan masuk ke ruangan mimbar.Aku melihat sekelompok sahabat di sekelilingnya.Sebagian mereka sedang menangis. Aku dudukbersama mereka sebentar. Tapi, suasana itu mem-

Page 157: Isi Maria Al-qibthiyah

155Lampiran

buatku tidak nyaman. Aku pun pergi menuju ruang-an tempat Nabi Saw. menyendiri.

Aku berkata kepada orang yang berada di tempattersebut, “Mohonkanlah izin untuk Umar.” Orangitu masuk dan berbicara kepada Nabi Saw. Lalu diakembali sambil berkata, “Aku sudah bicara kepadaNabi dan menyampaikan kemauanmu kepadanya,tapi Nabi terdiam.”

Kemudian aku pergi hingga aku duduk kembalidengan sekelompok sahabat yang berada di dekatmimbar. Tapi suasana itu membuatku tidak nyaman.Aku pun kembali dan aku katakan kepada orangtersebut, “Mohonkanlah izin untuk Umar.” Orangitu masuk dan kembali sambil berkata, “Aku sudahmenyampaikan kemauanmu kepadanya, tapi Nabiterdiam.”

Aku pun kembali hingga aku duduk lagi bersamasekelompok sahabat yang berada di dekat mimbar.Tapi, suasana itu membuatku makin tidak nyaman.Aku pun kembali dan aku katakan kepada orangyang menunggui Nabi tersebut, “Mohonkanlah izinuntuk Umar.” Orang itu masuk dan kembali sambilberkata, “Aku sudah menyampaikan kemauanmukepadanya, tapi Nabi tetap terdiam.”

Ketika aku hendak pergi, orang itu memanggilkusambil berkata, “Nabi sudah memberi izin kepada-

Page 158: Isi Maria Al-qibthiyah

156 Maria Al-Qibthiyah

mu.” Aku langsung masuk menemui Rasulullah Saw.Pada saat itu Nabi Saw. sedang berbaring beralaskantikar keset di atas pasir. Tampak antara Nabi dankeset itu tidak dilapisi hamparan hingga pasir mem-bekas di pipinya karena beliau bersandar pada bantaldari kulit berisi serat. Lalu aku mengucapkan salamkepadanya. Aku berdiri sambil bertanya, “WahaiRasulullah, apakah engkau menceraikan istri-istrimu?”

Nabi mengarahkan pandangannya kepadakusambil menjawab, “Tidak.”

Sambil terus berdiri aku berkata, “Berlapangdadalah, wahai Rasulullah! Seandainya engkau me-lihatku pada saat kita masih bersama kaum Quraisy,kamilah yang menguasai kaum wanita. Tapi ketikakita datang ke Madinah, ternyata kaum wanita yanglebih menguasai kaum laki-laki.”

Nabi Saw. tampak tersenyum. Aku berkata lagi,“Wahai Rasulullah, seandainya engkau mempertim-bangkanku, aku sudah mendatangi Hafshah dan akukatakan, ‘Janganlah kamu merasa cemburu karenatemanmu (‘A’isyah) yang lebih cantik dan lebih di-cintai oleh Rasulullah Saw.’”

Rasulullah Saw. tersenyum lagi. Lalu aku dudukpada saat Nabi sedang tersenyum. Aku menenga-dahkan pandanganku ke atas rumahnya. Demi Allah,aku tidak melihat sesuatu apa pun di rumahnya yang

Page 159: Isi Maria Al-qibthiyah

157Lampiran

dapat mengindahkan pemandangan kecuali tigabuah kulit yang telah disamak saja.

Aku berkata, “Wahai Rasulullah, mohonkanlahkepada Allah agar umatmu diberi kelapangan. Se-sungguhnya negeri Persia dan Romawi telah diberikelapangan dan mereka dikaruniakan dunia, pada-hal mereka tidak menyembah Allah.”

Nabi Saw. duduk bersandar dan berkata, “Jadi,karena urusan ini kamu datang, wahai Ibn Khaththab?Sesungguhnya mereka (orang Persia dan Romawi)adalah kaum yang disegerakan kebaikan bagi merekadi dunia.”

“Wahai Rasulullah, maafkanlah aku,” kataku.Kemudian Nabi Saw. mengasingkan diri dari istri-istrinya selama dua puluh sembilan hari disebabkansuatu kejadian, yaitu ketika Hafshah membocorkanrahasia kepada ‘A’isyah. Nabi berkata, “Pengasingankuhampir memasuki satu bulan.” Itulah di antara ke-marahan Nabi kepada para istrinya ketika Allah me-negurnya.

‘A’isyah berkata, “Kemudian Allah menurunkanayat tentang pilihan antara cerai atau tetap menjadiistri Nabi. Aku adalah istri pertama yang diberikanpilihan. Aku memilih tetap menjadi istrinya. LaluNabi memberikan pilihan kepada istri-istrinya yanglain. Semuanya memilih seperti yang dipilih ‘A’isyah.”

Page 160: Isi Maria Al-qibthiyah

158 Maria Al-Qibthiyah

Beberapa riwayat yang sama menceritakan bahwapilihan Nabi Saw. kepada istri-istrinya itu antaramenceraikan mereka atau tetap di bawah tanggung-an Nabi. Para istrinya bebas memilih sekehendakmereka. Ini merupakan teladan bagi kaum wanitadalam Islam yang terjadi setelah kemarahan danpengasingan Nabi dari mereka selama satu bulan.Setelah itu, Nabi pun merasa ridha atas merekasemua. Riwayat yang lain juga menyebutkan bahwaketika berlangsungnya kejadian tersebut, ada faktorlain yang mendasari munculnya pemberian pilihandari Nabi. Yaitu, desakan mereka dalam memintaanggaran lebih untuk nafkah dan perhiasan.

Tuntutan Tambahan Anggaran Nafkahdan Perhiasan Istri-Istri Rasulullah Saw.Adalah hal yang mudah bagi Nabi Saw. untuk hidupbersama istri-istrinya dengan segala kenikmatan dankemewahan. Bisa saja Nabi memberikan segalakenikmatan kepada mereka sesuai yang disukainyaberupa pakaian, perhiasan, dan keindahan, melaluiseperlima hak Nabi dari harta rampasan yang diantaranya berupa domba Bani Nadhir. Kemudiandengan hak tanah di kawasan Khaibar. Namun,kenyataannya Nabi biasa memberikan perbekalanuntuk satu tahun penuh kepada mereka berupakurma dan gandum yang biasa digunakan untuk

Page 161: Isi Maria Al-qibthiyah

159Lampiran

membuat roti. Adakalanya juga Nabi menyedekah-kan sebagian jatah istri-istrinya atau bahkan semua-nya, jika terdapat pihak yang lebih memerlukannyadari kaum fakir. Bahkan, Nabi pernah menyembelihsatu ekor domba, kemudian dia menyedekahkansemuanya sampai ‘A’isyah berkata, “Tidakkah eng-kau sisakan bagi kami satu potong darinya untuksarapan kita?” Nabi menjawab, “Seandainya kamumengingatkanku tadi, pasti akan aku penuhi.”

Kejadian yang sama persis terjadi setelahnya.Pembantu ‘A’isyah sempat berkata kepada Nabiseperti yang dikatakan ‘A’isyah sebelumnya. Nabimenjawab persis seperti jawabannya kepada ‘A’isyah.Inilah pelajaran terpuji bagi wanita Mukmin. Se-andainya Nabi mengikuti hawa nafsu para istrinyadalam hal kemewahan dan perhiasan, sementaraumat sedang dalam masa penanaman akidah. Makaakan hilanglah keutamaan Al-Quran yang telah men-cela kaum yang suka bermewah-mewahan secaraberlebihan.

Nabi Saw. telah memberikan kabar gembira ke-pada sahabatnya terkait penaklukan negeri Syam,Persia, Mesir, dan penguasaan terhadap gudangkekayaan kaisar beserta kepemimpinannya dan jugabelahan bumi yang lainnya. Dia memberikan per-ingatan kepada mereka dari sikap berlebih-lebihan

Page 162: Isi Maria Al-qibthiyah

160 Maria Al-Qibthiyah

dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah tentangperhiasan dan keindahan. Nabi Saw. bersabda, “““““AkuAkuAkuAkuAku

tidak meninggalkan ujian yang lebih berbahaya bagi laki-tidak meninggalkan ujian yang lebih berbahaya bagi laki-tidak meninggalkan ujian yang lebih berbahaya bagi laki-tidak meninggalkan ujian yang lebih berbahaya bagi laki-tidak meninggalkan ujian yang lebih berbahaya bagi laki-

laki setelahku dari (ujian) perempuan.”laki setelahku dari (ujian) perempuan.”laki setelahku dari (ujian) perempuan.”laki setelahku dari (ujian) perempuan.”laki setelahku dari (ujian) perempuan.”

Di antara ujian itu adalah wanita yang menuntutnafkah dan perhiasan secara berlebihan. Karenanya,ketika istri-istri Nabi menginginkan hal itu, Allahlangsung memberikan jalan keluar melalui tawaranpilihan kepada mereka, antara tetap sebagai istri Nabikarena lebih mementingkan akhirat atau memberi-kan kepada mereka segala yang dituntut melaluiperceraiannya dengan cara yang baik karena lebihmementingkan kenikmatan hidup duniawi besertaperhiasannya. Seandainya istri-istri Nabi lebih me-milih kenikmatan, perhiasan, dan kemewahan, makasemua wanita tentu akan meniru perbuatan tersebut.

Ketika kaum laki-laki mampu memalingkan kaumwanita dari sikap glamor, dan umat bangkit denganmenunjukkan kualitas yang baik, maka sikap ber-lebihan dalam kemewahan dan perhiasan akan men-celakakan umat yang kaya. Lalu bagaimana umat yangfakir bisa bangkit? Atau bagaimana mungkin bisamenanamkan akidah umat yang kuat, berwibawa,dan siap meluruskan kerusakan manusia besertakezalimannya, sementara mereka lebih disibukkandengan persaingan hawa nafsu dan perhiasan?

Page 163: Isi Maria Al-qibthiyah

161Lampiran

Akan tetapi, Allah membolehkan perhiasan dansegala hal yang baik dalam kondisi lapang dan maju.Dengan tanpa berlebihan, sombong, dan terlalu ke-kurangan. Tujuan Rasulullah Saw. berpoligami ada-lah sebagai suri teladan bagi kaum wanita dalampesona kewanitaan. Sebagaimana bahwa Nabi Saw.juga merupakan teladan yang baik bagi umat semua-nya dalam hal berinteraksi dengan kaum wanita dandalam segala urusan. Menahan semua hak itu sebagaitanda lebih mementingkan kebahagiaan akhiratdaripada kesenangan dunia.

Memilih Dunia atau Akhirat:Tawaran Rasulullah Saw. terhadap Istri-IstrinyaDisebutkan sebelumnya bahwa pemberian pilihanini berdasarkan dua alasan:

Pertama: kemarahan dan kekesalan Nabi ter-hadap istri-istrinya terkait persekongkolan mereka.Riwayat yang menerangkan hal tersebut telah di-nukilkan sebelumnya.

Kedua: tuntutan istri-istri Nabi agar anggarannafkah dan perhiasan bagi mereka ditambah. Dalil-nya terdapat dalam ayat pertama dari dua ayat yangberkaitan dengan pemberian kebebasan memilih.Sebagian ahli tafsir menyebutkan tentang sebagiantuntutan mereka.

Page 164: Isi Maria Al-qibthiyah

162 Maria Al-Qibthiyah

Dalam hal ini, saya lebih memilih dari riwayat-riwayat yang jelas. Di antaranya riwayat Jabir darihadis Muslim. Jabir ibn Abdullah berkata, “Abu Bakarmasuk dan meminta izin kepada Rasulullah Saw. Diamendapatkan orang-orang berkumpul dekat pintuRasulullah. Seorang pun dari mereka tidak diizinkanmasuk. Ketika Abu Bakar diberi izin, Abu Bakar lang-sung masuk. Lalu Umar datang dan meminta izin.Dia pun diizinkan. Dia menemui Nabi Saw. sedangduduk. Di sekeliling Nabi terdapat semua istrinyayang sedang diam dan terlihat cemberut.”

Umar berkata, “Wahai Abu Bakar, aku akan me-ngatakan sesuatu yang bisa membuat Nabi Saw. ter-senyum.”

Kemudian Umar berkata kepada Rasulullah,“Wahai Rasulullah, seandainya ada seorang wanitaluar yang meminta nafkah kepadaku, maka aku akanberdiri dan menepuk pundaknya.”

Nabi Saw. tersenyum dan berkata, “Mereka adadi sekelilingku, sebagaimana kamu lihat, merekameminta nafkah kepadaku.”

Lalu Abu Bakar pun berdiri menuju ‘A’isyah, dankemudian menepuk pundaknya. Begitu pun Umarmenuju Hafshah dan menepuk pundaknya.

Page 165: Isi Maria Al-qibthiyah

163Lampiran

Keduanya berkata, “Kamu meminta kepada Ra-sulullah Saw. sesuatu yang tidak beliau miliki.” Merekamenjawab, “Demi Allah, selamanya kami tidak me-minta kepada Rasulullah Saw. sesuatu yang tidakbeliau miliki.”

Maka setelah itu, Nabi mengasingkan diri darimereka selama satu bulan atau dua puluh sembilanhari. Selanjutnya turunlah firman Allah Swt., HaiHaiHaiHaiHai

Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalianNabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalianNabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalianNabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalianNabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalian

menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, makamenginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, makamenginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, makamenginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, makamenginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka

marilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dan akumarilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dan akumarilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dan akumarilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dan akumarilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dan aku

ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu se-ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu se-ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu se-ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu se-ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu se-

kalian menghenkalian menghenkalian menghenkalian menghenkalian menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta di negeridaki Allah dan Rasul-Nya serta di negeridaki Allah dan Rasul-Nya serta di negeridaki Allah dan Rasul-Nya serta di negeridaki Allah dan Rasul-Nya serta di negeri

akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapaakhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa

yang berbuat baik di antara kalian pahala yang besaryang berbuat baik di antara kalian pahala yang besaryang berbuat baik di antara kalian pahala yang besaryang berbuat baik di antara kalian pahala yang besaryang berbuat baik di antara kalian pahala yang besar (QSAl-Ahzâb [33]: 28-29).

Kemudian Nabi memulai dari ‘A’isyah. Beliaubersabda, “Wahai ‘A’isyah, aku ingin menawarkankepada kamu sesuatu yang aku tidak mau kamu ter-gesa-gesa menjawabnya, sebelum kamu memintapendapat kepada ayahmu.”

“Perkara apa wahai Rasulullah?” tanya ‘A’isyah.Kemudian Nabi membacakan ayat di atas kepada-nya. ‘A’isyah berkata, “Apakah tentang engkau, wahaiRasulullah, aku harus meminta pendapat kepadaayahku? Aku memilih Allah dan Rasul-Nya serta

Page 166: Isi Maria Al-qibthiyah

164 Maria Al-Qibthiyah

tempat di akhirat. Aku mohon engkau tidak mem-beritahukan kepada siapa saja dari istri-istrimu ten-tang apa yang telah aku katakan.”

Nabi bersabda, “Tidak ada wanita yang bertanyadari mereka kecuali aku akan memberitahukannya.Sesungguhnya Allah tidak mengutusku untuk me-nyengsarakan dan menyusahkan. Akan tetapi, Diamengutusku untuk mengajarkan dan memudahkan.”

Kemudian Nabi memberikan pilihan tersebutkepada semua istrinya. Mereka tetap memilih yangterbaik bagi mereka, yaitu Allah, Rasul-Nya, dan surga.

Maksud dari ayat di atas adalah, “Katakanlaholehmu, wahai Muhammad, kepada istri-istrimu,bahwa jika kalian menginginkan dari kehidupanrumah tangga kalian bagian dunia, syahwat, dan per-hiasannya, maka sesungguhnya aku diutus bukanuntuk hal itu. Aku tidak menikahi kalian untuk haltersebut. Maka kemarilah, aku akan memberikankepada kalian kesenangan harta yang Allah ajarkanberupa perceraian. Aku akan kembalikan kalian ke-pada keluarga kalian dengan penyerahan yang baik.Tidak ada kehinaan dan kejelekan di dalamnya, se-bagaimana diperintahkan oleh Allah kepada semuayang memerlukan perceraian istrinya karena ketidak-mampuan dia untuk memberi nafkah istrinya dengan

Page 167: Isi Maria Al-qibthiyah

165Lampiran

penghidupan baik. Sebagai keridhaan karena Allah,suami, dan istri.”

Ini sebagai dalil bahwa Nabi Saw. tidak mampumemenuhi tugas kenabiannya, jika bersama istri-istriyang menjadikan tujuan kehidupannya hanya be-rupa kenikmatan dan perhiasan.

Makna lainnya adalah bahwa, jika dari pernikahanini kalian menginginkan keridhaan Allah dan ke-ridhaan Rasul-Nya dengan menanggung segala kon-sekuensi agama, memperbaiki urusan kaum Mukmin,juga pahala alam akhirat yang lebih diutamakan dari-pada kenikmatan dunia yang disegerakan, sesung-guhnya Allah telah menyiapkan bagi istri yang baikdari antara kalian pahala yang besar. Dialah yang lebihagung dan lebih besar dari apa yang telah disiapkanbagi wanita yang baik dari seluruh wanita Mukmin.

Nasihat dari Allah Swt. untuk Istri-IstriRasulullah Saw.Allah memerintahkan Rasul-Nya agar menyampai-kan kepada istri-istrinya bahwa pemberian kebe-basan memilih antara cerai atau tetap bersama Ra-sulullah merupakan pilihan dari Tuhannya. Bukandari diri Rasulullah. Perintah itu telah disampaikandengan penuh nasihat dan hikmah, sehingga paraistri Nabi mengetahui kedudukan mereka, keutamaan

Page 168: Isi Maria Al-qibthiyah

166 Maria Al-Qibthiyah

mereka dari seluruh istri yang lain dengan menjadi-kan mereka sebagai suri teladan bagi kaum wanitayang lainnya dalam ketakwaan dan kehidupan rumahtangga yang baik. Yaitu melalui karunia bagi merekauntuk berinteraksi dengan manusia yang paling agung,Muhammad, utusan Allah dan penutup para nabi.Dan melalui ayat-ayat Allah yang dibacakan Muham-mad, kebijaksanaan, peristiwa yang mereka hadapi,dan keluhuran akhlaknya sebagai suri teladan yangbaik.

Segala hal di atas mengandung arti bahwa pahalaamal saleh mereka dilipatgandakan, dan hukumanatas amalan jeleknya pun dilipatgandakan. Sesuaidengan prinsip untung-rugi. Juga bermakna bahwaseseorang yang amal kebaikannya diteladani oranglain, maka bagi dia pahalanya dan pahala sepertiorang yang mengikutinya. Dan seseorang yang ke-jelekannya dicontoh orang lain, maka baginya balasankejelekan dia dan kejelekan orang yang meneladani-nya.

Mengenai hal ini, Nabi Saw. bersabda, “Bar“Bar“Bar“Bar“Barangangangangang

siapa melakukan kebiasaan yang baik dalam Islam, siapa melakukan kebiasaan yang baik dalam Islam, siapa melakukan kebiasaan yang baik dalam Islam, siapa melakukan kebiasaan yang baik dalam Islam, siapa melakukan kebiasaan yang baik dalam Islam, kemukemukemukemukemu-----

dian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagi

dia seperti pahala orang yang mengerjakannydia seperti pahala orang yang mengerjakannydia seperti pahala orang yang mengerjakannydia seperti pahala orang yang mengerjakannydia seperti pahala orang yang mengerjakannya, tanpa me-a, tanpa me-a, tanpa me-a, tanpa me-a, tanpa me-

ngurangi pahala orang yang mengerjakannya. Dan siapangurangi pahala orang yang mengerjakannya. Dan siapangurangi pahala orang yang mengerjakannya. Dan siapangurangi pahala orang yang mengerjakannya. Dan siapangurangi pahala orang yang mengerjakannya. Dan siapa

yang melakukan kebiasaan yang jelek dalam Islam, yang melakukan kebiasaan yang jelek dalam Islam, yang melakukan kebiasaan yang jelek dalam Islam, yang melakukan kebiasaan yang jelek dalam Islam, yang melakukan kebiasaan yang jelek dalam Islam, kemukemukemukemukemu-----

Page 169: Isi Maria Al-qibthiyah

167Lampiran

dian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagidian diamalkan oleh orang setelahnya, maka dituliskan bagi

dia dosadia dosadia dosadia dosadia dosa orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi

dosa mereka sedikit pun”dosa mereka sedikit pun”dosa mereka sedikit pun”dosa mereka sedikit pun”dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim).

Seandainya perjalanan hidup istri-istri Nabi Saw.itu rusak, maka perjalanan seluruh wanita juga pastiakan rusak. Bahkan, hal itu akan menjadi sebabrusaknya keyakinan mayoritas kaum laki-laki.

Allah Swt. berfirman bagi kaum wanita, Hai istri-Hai istri-Hai istri-Hai istri-Hai istri-

istri Nabi, siapa saja di antara kamu sekalian yang me-istri Nabi, siapa saja di antara kamu sekalian yang me-istri Nabi, siapa saja di antara kamu sekalian yang me-istri Nabi, siapa saja di antara kamu sekalian yang me-istri Nabi, siapa saja di antara kamu sekalian yang me-

ngerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat-ngerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat-ngerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat-ngerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat-ngerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat-

gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dangandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dangandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dangandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dangandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan

adalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barangadalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barangadalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barangadalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barangadalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barang

siapa di antara kamu sekalian tetap taat kepada Allahsiapa di antara kamu sekalian tetap taat kepada Allahsiapa di antara kamu sekalian tetap taat kepada Allahsiapa di antara kamu sekalian tetap taat kepada Allahsiapa di antara kamu sekalian tetap taat kepada Allah

dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscayadan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscayadan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscayadan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscayadan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya

Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat danKami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat danKami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat danKami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat danKami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan

Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.

Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanitaHai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanitaHai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanitaHai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanitaHai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita

yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamuyang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamuyang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamuyang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamuyang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu

tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orangtunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orangtunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orangtunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orangtunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang

yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah per-yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah per-yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah per-yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah per-yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah per-

kataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.kataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.kataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.kataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.kataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.

Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku sepertiDan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku sepertiDan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku sepertiDan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku sepertiDan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti

orang-orang jahiliorang-orang jahiliorang-orang jahiliorang-orang jahiliorang-orang jahiliah yang dahulu, dirikanlah shalat, tunaiah yang dahulu, dirikanlah shalat, tunaiah yang dahulu, dirikanlah shalat, tunaiah yang dahulu, dirikanlah shalat, tunaiah yang dahulu, dirikanlah shalat, tunai-----

kanlah zakat, kanlah zakat, kanlah zakat, kanlah zakat, kanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungdan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungdan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungdan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungdan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesung-----

guhnya Allah bermaguhnya Allah bermaguhnya Allah bermaguhnya Allah bermaguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dariksud hendak menghilangkan dosa dariksud hendak menghilangkan dosa dariksud hendak menghilangkan dosa dariksud hendak menghilangkan dosa dari

kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-

Page 170: Isi Maria Al-qibthiyah

168 Maria Al-Qibthiyah

bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmubersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmubersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmubersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmubersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu

dari dari dari dari dari ayat-ayat Allah dan hikmah. Sesungguhnya Allahayat-ayat Allah dan hikmah. Sesungguhnya Allahayat-ayat Allah dan hikmah. Sesungguhnya Allahayat-ayat Allah dan hikmah. Sesungguhnya Allahayat-ayat Allah dan hikmah. Sesungguhnya Allah

Mahalembut lagi Maha MengetahuiMahalembut lagi Maha MengetahuiMahalembut lagi Maha MengetahuiMahalembut lagi Maha MengetahuiMahalembut lagi Maha Mengetahui (QS Al-Ahzâb [33]:30-34).

Sikap Lapang Rasulullah Saw. dalam MendidikIstri-IstrinyaMasalah kecemburuan istri-istri Nabi Saw. mem-buatnya merasa tertekan. Kelancangan mereka ataskelembutan dan kemurahan hatinya, keyakinanmereka tentang kewajiban pemerataan di antaramereka, keinginan mereka juga bahwa di antarapersamaan adalah pemerataan masalah cinta, danmasalah mereka yang memerintahkan kepada orang-orang agar memberikan hadiah kepada Nabi ketikabeliau di rumah istri-istrinya.

Di antara didikan wahyu bagi mereka, sebagai-mana disebutkan sebelumnya, ialah berupa ancamankepada pembesar mereka, yaitu ‘A’isyah dan Hafshah,untuk memperingatkan mereka dengan perceraian,dan Allah menggantikan mereka dengan istri yanglebih baik. Kemudian dengan firman Allah yang ter-maktub dalam Surah Al-Ahzâb (33): 50, yang me-ngatakan telah dihalalkan bagi Nabi, wanita yangsudah dinikahinya dengan mahar, dan wanita yanglainnya dari kerabat kaum Muhajirin, hamba sahayayang Allah berikan kepada Nabi, wanita yang meng-

Page 171: Isi Maria Al-qibthiyah

169Lampiran

hadiahkan dirinya untuk dinikahi Nabi tanpa maharsebagai pengkhususan baginya. Dengan tetap me-wajibkan kepada seluruh Mukmin untuk memberikanmahar, menentukan pernikahan tidak lebih dari empatwanita dalam kondisi mampu berlaku adil dan rata,atau menikahi satu wanita dalam kondisi khawatirmelakukan kezaliman.

Sebagian wanita ada yang menawarkan diri ke-pada Rasulullah untuk dinikahinya. Juga ada yangmenawarkan kerabatnya. Kemudian ketika Nabi Saw.penuh dengan tekanan, melalui wahyu-Nya Allahmemberikan kebebasan kepada Nabi, dalam ber-interaksi dengan istri-istrinya sesuai dengan kehen-dak dirinya. Agar memberikan pelajaran kepadamereka bahwa perlakuan sama di antara merekaadalah keutamaan dari Nabi Saw. atas mereka danperlakuan baik kepada mereka. Tidak ada kewa-jiban dari Allah baginya atas mereka. Allah berfir-man, Engkau boleh menangguhkan menggauli siapa yangEngkau boleh menangguhkan menggauli siapa yangEngkau boleh menangguhkan menggauli siapa yangEngkau boleh menangguhkan menggauli siapa yangEngkau boleh menangguhkan menggauli siapa yang

engkau kehendaki di antara mereka dan menggauli siapaengkau kehendaki di antara mereka dan menggauli siapaengkau kehendaki di antara mereka dan menggauli siapaengkau kehendaki di antara mereka dan menggauli siapaengkau kehendaki di antara mereka dan menggauli siapa

yang engkau kehendaki. Dan siapa saja yang engkauyang engkau kehendaki. Dan siapa saja yang engkauyang engkau kehendaki. Dan siapa saja yang engkauyang engkau kehendaki. Dan siapa saja yang engkauyang engkau kehendaki. Dan siapa saja yang engkau

inginkan untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yanginginkan untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yanginginkan untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yanginginkan untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yanginginkan untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yang

telah engkau certelah engkau certelah engkau certelah engkau certelah engkau cerai, maka tidak ada dosa bagimu. Yai, maka tidak ada dosa bagimu. Yai, maka tidak ada dosa bagimu. Yai, maka tidak ada dosa bagimu. Yai, maka tidak ada dosa bagimu. Yangangangangang

demikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hatidemikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hatidemikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hatidemikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hatidemikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hati

mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya relarelarelarelarela

dengan dengan dengan dengan dengan apa yang telah engkau berikan kepada mereka.apa yang telah engkau berikan kepada mereka.apa yang telah engkau berikan kepada mereka.apa yang telah engkau berikan kepada mereka.apa yang telah engkau berikan kepada mereka.

Page 172: Isi Maria Al-qibthiyah

170 Maria Al-Qibthiyah

Dan Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu. DanDan Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu. DanDan Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu. DanDan Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu. DanDan Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu. Dan

Allah Maha Mengetahui lagi Maha PenyantunAllah Maha Mengetahui lagi Maha PenyantunAllah Maha Mengetahui lagi Maha PenyantunAllah Maha Mengetahui lagi Maha PenyantunAllah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun (QS Al-Ahzâb [33]: 51).

Melalui ayat tersebut, Allah Swt. mengangkat ke-wajiban Nabi atas umatnya dari pembagian dan per-lakuan sama kepada istri-istrinya. Allah memboleh-kan Nabi Saw. berbuat sekehendak hatinya untukmenangguhkan penggantian sebagian istri-istrinya,mengajak istri yang dia kehendaki, dan menjauhiistri serta mengasingkan diri sesuai dengan kehen-daknya. Akan tetapi, Nabi Saw. tetap mengambilsikap menyamakan di antara mereka secara adil.Rasulullah merasa ridha kepada mereka semua dantidak menikahi wanita lain yang dihalalkan oleh Allahdalam ayat sebelumnya. Seandainya tujuan Nabiberpoligami untuk mencari kenikmatan bersamamereka, pasti beliau tidak akan berbuat adil. DanNabi pasti akan memilih istri yang paling muda dari-pada para janda.

Ketika ayat di atas turun, ‘A’isyah berkata, “Se-buah ungkapan langka yang mungkin saja lebih kerasdari ungkapan yang keluar karena kegilaan cintasuami-istri dan kecemburuan wanita.” ‘A’isyah jugaberkata kepada Nabi, “Aku tidak melihat kecualiTuhanmu tanggap dengan masalah hawa nafsumu.”Artinya, karena hawa nafsu dan kecondongan diri-

Page 173: Isi Maria Al-qibthiyah

171Lampiran

nya hingga ‘A’isyah menginginkannya. KemudianNabi Saw. menghadapi ungkapan yang lantang danjauh dari adab tersebut dengan kemurahan hatinyayang sangat luas, sehingga ‘A’isyah dan yang lainnyamengetahui bahwa Rasulullah Saw. tidak memilikikegilaan hawa nafsu dalam keluasannya. Sesung-guhnya dia tidak pernah melakukan hal tersebut,melainkan demi mendidik ‘A’isyah dan seluruh istri-nya, menenteramkan mereka dengan keadilannyayang sempurna, dan mengutamakan mereka dalamsegala hal yang tidak diwajibkan Allah kepadanya.

Meskipun ‘A’isyah memiliki kekuatan iman dankemuliaan dari Rasulullah Saw. sejak masa remaja-nya, kecemburuan kewanitaannya mengalahkanemosinya. Dalam suatu perjalanan Hafshah dan‘A’isyah, Hafshah pernah memaksa ‘A’isyah meng-gantikan untanya dengan unta ‘A’isyah. Maka ‘A’isyahmenyepakatinya. Lalu ‘A’isyah melihat RasulullahSaw. berbincang dengan Hafshah, karena Nabimengira bahwa dia itu ‘A’isyah. Api kecemburuan‘A’isyah pun menyala. Ketika turun dari untanya,‘A’isyah sempat berdoa kepada Allah agar seekorular atau kalajengking mematuk Hafshah. Hafshahberkomentar, “Dia itu Nabimu. Aku tidak bisa me-ngatakan sesuatu apa pun kepadanya” (HR Al-Bukhari).

Page 174: Isi Maria Al-qibthiyah

172 Maria Al-Qibthiyah

Mu‘adz meriwayatkan dari ‘A’isyah bahwa diaberkata, “Rasulullah Saw. memohon izin kepadakami untuk tidak memenuhi jadwal keliling kepadaistrinya setelah turun ayat, Engkau mengharapkan orangEngkau mengharapkan orangEngkau mengharapkan orangEngkau mengharapkan orangEngkau mengharapkan orang

yang engkau inginkan dari mereka.”yang engkau inginkan dari mereka.”yang engkau inginkan dari mereka.”yang engkau inginkan dari mereka.”yang engkau inginkan dari mereka.”

Aku bertanya kepada ‘A’isyah, “Apa yang kamukatakan?” Dia menjawab, “Aku mengatakan kepadaRasulullah bahwa jika ayat itu ditunjukkan untuk Ra-sulullah, maka aku tidak ingin engkau mengutama-kan seseorang, wahai Rasulullah.”

Dalam riwayat lain dia berkata, “Janganlah eng-kau melebihkan yang lain daripada diriku.”

Maka, di manakah kedudukan jawaban ‘A’isyah,ketika dia menolak Nabi saat mengulurkan tangankepada Zainab; hanya karena Zainab berjabat tangandengan Rasulullah di rumahnya? Dan siapa yangmampu menjaganya jika Rasulullah mengakhirkankunjungannya kepada Zainab pada hari Rasul me-minum madu di rumahnya?

Rasulullah Saw. Diharamkan Menikah LagiSetelah Istri-Istrinya yang TerdahuluSetelah Surah Al-Ahzâb (33): 50 turun yang mengan-dung kebebasan Nabi tentang masalah istri, pen-jelasan hak istri, dan apa yang terjadi sebelumnyaberupa peringatan dan didikan untuk istri-istrinya,

Page 175: Isi Maria Al-qibthiyah

173Lampiran

pilihan mereka untuk tetap dalam tanggungan Nabibersama kekurangan dan kezuhudan atas kehidup-an dunia beserta perhiasannya. Kemudian Allah Swt.berfirman, Tidak halal bagimu menikahi Tidak halal bagimu menikahi Tidak halal bagimu menikahi Tidak halal bagimu menikahi Tidak halal bagimu menikahi peremperemperemperemperempuan-puan-puan-puan-puan-

perempuan sesudah itu dan tidak boleh mengganti merekaperempuan sesudah itu dan tidak boleh mengganti merekaperempuan sesudah itu dan tidak boleh mengganti merekaperempuan sesudah itu dan tidak boleh mengganti merekaperempuan sesudah itu dan tidak boleh mengganti mereka

dendendendendengan istri-istri yang lain, meskipun kecantikannya me-gan istri-istri yang lain, meskipun kecantikannya me-gan istri-istri yang lain, meskipun kecantikannya me-gan istri-istri yang lain, meskipun kecantikannya me-gan istri-istri yang lain, meskipun kecantikannya me-

narik hatimu kecuali perempuan-peremnarik hatimu kecuali perempuan-peremnarik hatimu kecuali perempuan-peremnarik hatimu kecuali perempuan-peremnarik hatimu kecuali perempuan-perempuan yang puan yang puan yang puan yang puan yang engkaengkaengkaengkaengkauuuuu

miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatusegala sesuatusegala sesuatusegala sesuatusegala sesuatu

(QS Al-Ahzâb [33]: 52).

Semua ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ter-sebut diturunkan tentang kesamaan sembilan istriNabi yang memilih keridhaan Allah dan Rasul-Nya,dan pahala alam akhirat daripada kenikmatan kehi-dupan dunia beserta perhiasannya. Maka diharam-kan bagi Nabi untuk menikah lagi atau menggantimereka dengan istri yang lain. Diriwayatkan dariMujahid dan Sa‘id ibn Jabir dari kalangan ahli tafsirgolongan Tabi‘in, ayat tersebut bermakna bahwawanita tidak dihalalkan bagi Nabi setelah wanita yangdiperbolehkan dalam ayat terdahulu. Atau bermaknapembatasan interaksi dengan istri-istri Nabi yangsembilan sekehendak Nabi. Juga pemberitahuanbahwa tidak ada celah lagi bagi mereka untuk mem-buat Nabi gundah kembali dengan sesuatu yangpernah membuatmu gundah sebelumnya. Hinggamembuahkan ancaman bagi mereka dengan per-

Page 176: Isi Maria Al-qibthiyah

174 Maria Al-Qibthiyah

ceraian dan pemberian kebebasan memilih antaratetap menjadi istri atau bercerai.

Firman Allah, “wa lau a‘jabaka “wa lau a‘jabaka “wa lau a‘jabaka “wa lau a‘jabaka “wa lau a‘jabaka hhhhhusnuhunnausnuhunnausnuhunnausnuhunnausnuhunna (meskikecantikan mereka membuatmu terpesona),” men-jadi penegasan tentang kecintaan Nabi akan ke-baikan dan kecantikan. Bagaimana tidak, Nabi yangmemiliki perasaan sempurna pernah bersabda, “Se-“Se-“Se-“Se-“Se-

sungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.”sungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.”sungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.”sungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.”sungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.”

Akan tetapi, beliau lebih mementingkan kemas-lahatan bersama daripada kenikmatan diri. Allahmengajarkan apa yang lebih pantas melalui tugasnyasebagai penunjuk kebaikan. Tidak seperti yang di-arahkan oleh ungkapan ‘A’isyah dengan menge-depankan kecemburuan pasangan suami-istri darisegala apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya.

Ayat di atas mengecualikan hamba sahaya. Inilahdi antara yang akan menyuramkan muka istri-istriNabi, jika Nabi menikahi lagi seorang hamba sahaya.Akan tetapi, beliau tidak mendapatkan dan memangtidak akan mengambil seorang tawanan dan jugatidak akan membeli hamba sahaya yang membuatNabi tertarik. Hanya saja Nabi pernah menikahi hambasahaya sebelum itu.

Maksud semua ini adalah penyempurnaan di-dikan istri-istri yang suci lagi pilihan hingga merekatidak mengulangi dosa kecil terkait masalah ke-

Page 177: Isi Maria Al-qibthiyah

175Lampiran

wanitaan yang membuat Nabi gundah. Karenanya,sempurnalah keimanan mereka dengan keimananNabi.

Tentunya, sudah diketahui bahwa sesuatu yangpaling menggelisahkan wanita dari suaminya adalahmasalah-masalah kerumahtanggaan dan saranamencari sumber penghidupan. Wanita adalah orangyang paling mengetahui akan kelemahan manusiawidari suaminya. Faktor kondisi rumah tangga ter-kadang bisa menutupi kemampuan khusus kewanita-annya. Baik mental ataupun akal. Dan menganggapdosa kecil suaminya sebagai dosa besar di sisinya.

Di antara sebagian nasihatnya, Nabi Saw. berkatakepada istri-istrinya, “Wahai kaum wanita, bersedekah-“Wahai kaum wanita, bersedekah-“Wahai kaum wanita, bersedekah-“Wahai kaum wanita, bersedekah-“Wahai kaum wanita, bersedekah-

lah dan perbanyaklah istighfar karena aku melihat mayo-lah dan perbanyaklah istighfar karena aku melihat mayo-lah dan perbanyaklah istighfar karena aku melihat mayo-lah dan perbanyaklah istighfar karena aku melihat mayo-lah dan perbanyaklah istighfar karena aku melihat mayo-

ritas kalian adalah penghuni nerritas kalian adalah penghuni nerritas kalian adalah penghuni nerritas kalian adalah penghuni nerritas kalian adalah penghuni neraka.”aka.”aka.”aka.”aka.” Lalu mereka me-nanyakan tentang sebabnya. Beliau menjawab, “Se-“Se-“Se-“Se-“Se-

sungguhnya kalian sering melaknat dan mengingkari (kele-sungguhnya kalian sering melaknat dan mengingkari (kele-sungguhnya kalian sering melaknat dan mengingkari (kele-sungguhnya kalian sering melaknat dan mengingkari (kele-sungguhnya kalian sering melaknat dan mengingkari (kele-

bihan dan keutamaan) suami kalian.”bihan dan keutamaan) suami kalian.”bihan dan keutamaan) suami kalian.”bihan dan keutamaan) suami kalian.”bihan dan keutamaan) suami kalian.”

Karenanya, ulama-ulama di Eropa mengatakan,“Awal keimanan dan keyakinan Khadijah kepadaMuhammad merupakan salah satu dalil terkuat ataskebenaran Muhammad. Begitu juga seluruh istriRasulullah Saw. dengan kekuatan iman dan ketaatanmereka kepada Nabi, mengedepankan kemuliaanbersama istri-istrinya, meski dengan kekurangan dan

Page 178: Isi Maria Al-qibthiyah

176 Maria Al-Qibthiyah

kesempitan di atas ujian dunia yang penuh denganperhiasan dan kemewahan.”

Adab terhadap Rasulullah Saw. Beserta Istri-Istrinya dan Larangan MenyakitinyaAllah Swt. telah mengaruniakan kepada Muhammadkemuliaan akhlak dan kecerdasan perilaku. Allah telahmenyempurnakan akhlak Nabi melalui Al-Quran yangdiwahyukan kepadanya. Memancarkan cahayahikmah dan pengetahuan. Allah menyifati Nabi de-ngan firman-Nya, Dan sesungguhnya engkau benar-benarDan sesungguhnya engkau benar-benarDan sesungguhnya engkau benar-benarDan sesungguhnya engkau benar-benarDan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang agungberbudi pekerti yang agungberbudi pekerti yang agungberbudi pekerti yang agungberbudi pekerti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4).

Dan firman-Nya, Maka disebabkan rahmat dariMaka disebabkan rahmat dariMaka disebabkan rahmat dariMaka disebabkan rahmat dariMaka disebabkan rahmat dari

AllahAllahAllahAllahAllah-----lah lah lah lah lah engkaengkaengkaengkaengkau berlaku lemah lembut terhadap mereka.u berlaku lemah lembut terhadap mereka.u berlaku lemah lembut terhadap mereka.u berlaku lemah lembut terhadap mereka.u berlaku lemah lembut terhadap mereka.

SeSeSeSeSekirkirkirkirkiranananananyyyyya engkau bersikap kera engkau bersikap kera engkau bersikap kera engkau bersikap kera engkau bersikap keras lagi berhati kasaras lagi berhati kasaras lagi berhati kasaras lagi berhati kasaras lagi berhati kasar, tentu-, tentu-, tentu-, tentu-, tentu-

lah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu (QS Âli‘Imrân [3]: 159).

Di atas kasih sayang Nabi, kelembutan, kemurah-an hati, dan kesabarannya terdapat kehormatan,kewibawaan, keberanian, kekuatan, keagungan, dankeluhuran. Sehingga ketika seseorang mendatangiNabi Saw. yang hendak memerangi dan mem-bunuhnya. Tapi kemudian dia gemetar ketakutanketika melihatnya. Lalu Nabi Saw berkata, “T“T“T“T“Tenang-enang-enang-enang-enang-

lah kamu. Aku bukanlah malaikat. Aku hanyalah anak se-lah kamu. Aku bukanlah malaikat. Aku hanyalah anak se-lah kamu. Aku bukanlah malaikat. Aku hanyalah anak se-lah kamu. Aku bukanlah malaikat. Aku hanyalah anak se-lah kamu. Aku bukanlah malaikat. Aku hanyalah anak se-

orang perempuan Quraisy yang biasa memakan dendeng.”orang perempuan Quraisy yang biasa memakan dendeng.”orang perempuan Quraisy yang biasa memakan dendeng.”orang perempuan Quraisy yang biasa memakan dendeng.”orang perempuan Quraisy yang biasa memakan dendeng.”

Page 179: Isi Maria Al-qibthiyah

177Lampiran

Kemuliaan Nabi yang dipenuhi dengan keren-dahan hati mampu melunakkan manusia yang lain.Dia melarang berlebihan dalam mengagungkannya,melarang berdiri di depannya. Hindun ibn Abi Halahberkata tentang Nabi Saw., “Siapa yang melihat diadengan asal-asalan, maka beliau akan membuatnyatakut. Dan siapa yang berinteraksi dengannya denganpengetahuan, maka beliau akan mencintainya.”

Ibn Faridh berkata, “Dengan keagungannyalahaku terkesima. Dengan ketampanannya, siksa men-jadi luluh.” Di antara bukti kewibawaan Nabi Saw.,yaitu sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Buk-hari dan Muslim dari Zainab Al-Tsaqafiyyah, istriAbdullah ibn Mas‘ud. Dia berkata, “Rasulullah Saw.bersabda, ‘Bersedekahlah kalian, wahai kaum wanita,‘Bersedekahlah kalian, wahai kaum wanita,‘Bersedekahlah kalian, wahai kaum wanita,‘Bersedekahlah kalian, wahai kaum wanita,‘Bersedekahlah kalian, wahai kaum wanita,

meskipun dengan kecantikan kalian.meskipun dengan kecantikan kalian.meskipun dengan kecantikan kalian.meskipun dengan kecantikan kalian.meskipun dengan kecantikan kalian.’’’’’ Lalu aku pulangmenemui Abdulah ibn Mas‘ud sambil berkata, ‘Kamuitu laki-laki yang mampu berusaha mencari nafkah.Sesungguhnya Rasulullah telah memerintahkan kitabersedekah. Datangi dan tanyakanlah kepadanya.Karena hal itu ladang pahala bagiku. Jika kamu tidakpergi, aku akan berikan kepada selain kamu,’ ujar-nya. Abdullah ibn Mas‘ud berkata, ‘Kamu saja yangmendatanginya.’ Kemudian aku berangkat. Di depanpintu Rasulullah terdapat seorang wanita dari kaumAnshar yang keperluannya sama seperti keperluan-

Page 180: Isi Maria Al-qibthiyah

178 Maria Al-Qibthiyah

ku. Dia merasa segan oleh Rasulullah Saw. Lalu Bilalkeluar menuju kami. Maka kami berkata, ‘TemuilahRasulullah Saw. Kabarkan kepadanya, ada dua orangwanita di dekat pintu rumahnya. Mereka menanya-kan, apakah mereka berdua boleh bersedekah ke-pada suami mereka berdua dan kepada anak yatimdi rumah mereka berdua? Janganlah kamu beri-tahukan siapa kami.’ Lalu Bilal masuk menemui Ra-sulullah dan menanyakannya. Nabi bertanya, ‘Merekaberdua siapa?’ ‘Seorang perempuan dari kaumAnshar dan Zainab,’ ujar Bilal. ‘Zainab yang mana?’tanya Nabi lagi. ‘Istri Abdullah ibn Mas‘ud,’ jawabBilal. Nabi bersabda, ‘Bagi mereka dua pahala;pahala kedekatan dan pahala sedekah.’”

Kaum Arab adalah kaum yang kebebasannyapaling luas dan paling hormat terhadap para pem-besar leluhurnya. Karena tidak ada raja-raja diktatoryang selalu menghinakan mereka. Tidak ada jugapara pemimpin pemaksa. Mereka mengayomi rak-yatnya dengan rendah hati. Adab pengikutnya ber-sama Nabi Saw. selalu bernuansa religius, tegur-annya meresap ke hati, tidak otoriter juga tidak ter-kesan menggurui, mengajari rakyatnya berdasarkanAl-Quran dan Sunnah Nabi Saw., serta menjadi-kannya sebagai fondasi. Karenanya, kesempurnaandan kekurangannya tunduk di bawah kekuatan imandan keluasan dalam pengetahuan. Di antara mereka

Page 181: Isi Maria Al-qibthiyah

179Lampiran

terdapat kaum Arab gunung yang kurang memer-hatikan kesopanan dan kaum munafik yang aroganjuga berhati jelek. Mereka semua terbiasa memasukirumah Rasulullah Saw., bertanya kepada istri-istri-nya di sepanjang siang dan malam.

Hal inilah yang dirasakan berat oleh Nabi Saw.dan para sahabat. Umar ibn Khaththab adalah diantara orang yang paling keras kecemburuan dankeberaniannya. Semua kriteria itu berpadu dalamkesempurnaan. Umar memohon kepada Nabi Saw.agar para wanita berhijab dari laki-laki.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dariAnas, dia berkata, “Umar ibn Khaththab pernah ber-kata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya istri-istrimusering dikunjungi oleh laki-laki yang baik dan jelek(akhlak). Alangkah baiknya jika engkau memerin-tahkan berhijab kepada wanita Mukmin.’” Lalu turun-lah ayat tentang hijab. Artinya, ide Umar tersebutmerupakan salah satu yang disepakati Al-Quran.

Al-Thabarani meriwayatkan dengan sanad yangsahih dari ‘A’isyah, dia berkata, “Saat aku sedangmakan bersama Nabi pada nampan yang besar, Umarlewat. Nabi memanggilnya. Lalu dia pun ikut makanbersama kami. Jarinya mengenai jariku. Beliau ber-kata, ‘Seandainya dia taat kepadaku tentang kalian,maka mata setan tidak akan melihat kalian.’”

Page 182: Isi Maria Al-qibthiyah

180 Maria Al-Qibthiyah

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dariAnas, dia berkata, “Ketika Nabi Saw. menikahi Zainab,Nabi mengundang orang-orang. Lalu mereka makandan duduk saling berbincang hingga Nabi seolahmenginginkan mereka berdiri kemudian pulang.Tetapi, para tamu tidak juga berdiri. Tatkala Nabimelihat kondisi demikian, beliau berdiri sehinggasebagian tamu pun ikut berdiri. Hanya tiga orangyang tetap duduk. Nabi Saw. kemudian masuk kekamarnya, tapi mereka bertiga tetap duduk. LaluNabi mengulanginya. Setelah itu, barulah merekaberdiri, dan aku pun kemudian pergi. Aku datangdan memberitahukan kepada Nabi Saw. bahwamereka sudah pulang. Maka Nabi muncul hinggadia masuk kembali ke kamarnya. Lalu aku kemu-dian ikut masuk dan ternyata Nabi sudah memasanghijab antara aku dan dia. Maka Allah menurunkanayat hijab.”

Sebab Turunnya Ayat HijabAllah Swt. berfirman, Hai orang-orang yang berHai orang-orang yang berHai orang-orang yang berHai orang-orang yang berHai orang-orang yang beriman,iman,iman,iman,iman,

janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bilajanganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bilajanganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bilajanganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bilajanganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila

kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menkamu diizinkan untuk makan dengan tidak menkamu diizinkan untuk makan dengan tidak menkamu diizinkan untuk makan dengan tidak menkamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-unggu-unggu-unggu-unggu-

nunggu wnunggu wnunggu wnunggu wnunggu waktu masak. Taktu masak. Taktu masak. Taktu masak. Taktu masak. Tetapi jika kamu diundang, makaetapi jika kamu diundang, makaetapi jika kamu diundang, makaetapi jika kamu diundang, makaetapi jika kamu diundang, maka

masuklah. Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamumasuklah. Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamumasuklah. Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamumasuklah. Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamumasuklah. Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu

tanpa terus memperpanjang percakapan. Sesungguhnyatanpa terus memperpanjang percakapan. Sesungguhnyatanpa terus memperpanjang percakapan. Sesungguhnyatanpa terus memperpanjang percakapan. Sesungguhnyatanpa terus memperpanjang percakapan. Sesungguhnya

yang demikian itu akan mengganggu Nabi, lalu Nabi maluyang demikian itu akan mengganggu Nabi, lalu Nabi maluyang demikian itu akan mengganggu Nabi, lalu Nabi maluyang demikian itu akan mengganggu Nabi, lalu Nabi maluyang demikian itu akan mengganggu Nabi, lalu Nabi malu

Page 183: Isi Maria Al-qibthiyah

181Lampiran

kepadamu, dan Allah tidak malu (menerangkan) yangkepadamu, dan Allah tidak malu (menerangkan) yangkepadamu, dan Allah tidak malu (menerangkan) yangkepadamu, dan Allah tidak malu (menerangkan) yangkepadamu, dan Allah tidak malu (menerangkan) yang

benarbenarbenarbenarbenar. Apabila kamu meminta sesuatu kepada mer. Apabila kamu meminta sesuatu kepada mer. Apabila kamu meminta sesuatu kepada mer. Apabila kamu meminta sesuatu kepada mer. Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka,eka,eka,eka,eka,

maka mintalah dari belakang tabirmaka mintalah dari belakang tabirmaka mintalah dari belakang tabirmaka mintalah dari belakang tabirmaka mintalah dari belakang tabir. Car. Car. Car. Car. Cara a a a a yyyyyang demikianang demikianang demikianang demikianang demikian

itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak bolehitu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak bolehitu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak bolehitu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak bolehitu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh

kamu menyakiti Rasulullkamu menyakiti Rasulullkamu menyakiti Rasulullkamu menyakiti Rasulullkamu menyakiti Rasulullah dan tidak menikahi istri-istrinyaah dan tidak menikahi istri-istrinyaah dan tidak menikahi istri-istrinyaah dan tidak menikahi istri-istrinyaah dan tidak menikahi istri-istrinya

selama-lamanya sesudah dia wafat. Sesungguhnya per-selama-lamanya sesudah dia wafat. Sesungguhnya per-selama-lamanya sesudah dia wafat. Sesungguhnya per-selama-lamanya sesudah dia wafat. Sesungguhnya per-selama-lamanya sesudah dia wafat. Sesungguhnya per-

buatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allahbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allahbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allahbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allahbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah (QSAl-Ahzâb [33]: 53).

Ayat tersebut bermakna bahwa Allah Swt. me-larang kaum Mukmin memasuki rumah Nabi Saw.untuk menemui istri-istrinya sebagaimana biasamereka lakukan sebelumnya. Baik karena urusanmakanan, obrolan, atau yang lainnya dari berbagaikeperluan, kecuali mereka diberi izin atau karenamereka diundang.

Allah menyatakan bahwa jika kalian diundangdatang kepadanya dan situasinya seperti yang di-ceritakan di atas, maka masuklah kalian dan makan-lah serta bubar dan pergilah setelah kalian selesaimakan tanpa berbincang dan memperlambat waktu.Janganlah kalian masuk dan terus memperpanjangpercakapan sambil mengharapkan keramahan danhiburan melalui obrolan bersama anggota keluarga-nya. Janganlah kalian duduk lama di sana.

Alasan pelarangan adalah karena kedatanganmereka ke rumah Nabi dan berdiam dengan lama

Page 184: Isi Maria Al-qibthiyah

182 Maria Al-Qibthiyah

dapat mengganggu perasaan Nabi. Allah mengung-kapkan dengan kalimat, “yu’dzî al-nabiyya.” Tidakdengan “yu’dzîh” untuk mengingatkan bahwa me-nyakiti Nabi, padahal posisinya sebagai Nabi, lebihbesar dosanya daripada menyakitinya sebagai manu-sia biasa. Sesungguhnya rasa malu dan akhlak Nabisangat tinggi sehingga beliau menyembunyikan rasasakit dan kepedihannya dari mereka. Nabi tidak ber-terus terang kepada mereka dan tidak melakukanpelarangan secara langsung supaya mereka tidakmasuk dan duduk.

“Dan Allah tidak malu dari yang benar”“Dan Allah tidak malu dari yang benar”“Dan Allah tidak malu dari yang benar”“Dan Allah tidak malu dari yang benar”“Dan Allah tidak malu dari yang benar”, ialah tidakada halangan untuk menjelaskan dengan jalan me-ngabarkannya, memerintahkan untuk berpegangteguh, dan melarang hal yang dapat menghalangi-nya. Karena Allah Swt. tidak memaparkan emosimanusiawi yang dapat mencegah manusia untukberhadapan dengan yang lainnya dengan penuh rasabenci.

Larangan tersebut untuk menghindari rasa sakitdari Rasulullah Saw. Bukan untuk menghalang-halangikaum Mukmin untuk mengambil manfaat dari istri-istrinya sebagaimana yang biasa mereka mohonkandi rumahnya.

“““““Apabila kamu meminta sesuatu”Apabila kamu meminta sesuatu”Apabila kamu meminta sesuatu”Apabila kamu meminta sesuatu”Apabila kamu meminta sesuatu”, yaitu segala yangbermanfaat dari sesuatu yang berguna dan yang

Page 185: Isi Maria Al-qibthiyah

183Lampiran

lainnya. Di antaranya permohonan tentang ilmusebagai hal yang diprioritaskan.

“Mintalah kepada mereka dari belakang hijab”,“Mintalah kepada mereka dari belakang hijab”,“Mintalah kepada mereka dari belakang hijab”,“Mintalah kepada mereka dari belakang hijab”,“Mintalah kepada mereka dari belakang hijab”, ataupenutup yang dikenakan untuk kaum wanita supayamereka mendengarkan apa yang dimohonkan tanpaberhadapan langsung juga akrab dalam obrolan.Alasannya sebagaimana firman Allah Swt., CaraCaraCaraCaraCara

demikian itu lebih suci bagi hati kalian (yang memohon)demikian itu lebih suci bagi hati kalian (yang memohon)demikian itu lebih suci bagi hati kalian (yang memohon)demikian itu lebih suci bagi hati kalian (yang memohon)demikian itu lebih suci bagi hati kalian (yang memohon)

dan hati kalian (istri Nabi)dan hati kalian (istri Nabi)dan hati kalian (istri Nabi)dan hati kalian (istri Nabi)dan hati kalian (istri Nabi). Maksudnya, demikianlahpermohonan dari belakang hijab atau yang telahdisebutkan sebelumnya berupa perintah dan larang-an dengan syarat bagi mereka berdua, Lebih suci bagiLebih suci bagiLebih suci bagiLebih suci bagiLebih suci bagi

hati kalian (yanhati kalian (yanhati kalian (yanhati kalian (yanhati kalian (yang memohon) dan hati kalian (istri Nabi)g memohon) dan hati kalian (istri Nabi)g memohon) dan hati kalian (istri Nabi)g memohon) dan hati kalian (istri Nabi)g memohon) dan hati kalian (istri Nabi),dari bahaya-bahaya biasa, bisikan-bisikan setan yangsampai kepada wanita dan laki-laki, kebebasan merekaberdua dalam obrolan, serta bertukar pemahamandan perbincangan di dalamnya.

“Dan tidak boleh kamu menyakiti Rasulullah”,“Dan tidak boleh kamu menyakiti Rasulullah”,“Dan tidak boleh kamu menyakiti Rasulullah”,“Dan tidak boleh kamu menyakiti Rasulullah”,“Dan tidak boleh kamu menyakiti Rasulullah”, ialahtidak boleh kalian dan tidak benar jika sampai—wahai kaum Mukmin—menyakiti Rasulullah dengansesuatu apa pun. Karena sikap menyakitinya akanmenghancurkan keimanan. Maka wajib bagi kalianuntuk hati-hati dan menjauhi bahayanya.

“Dan tidak menikahi istri-istrinya selama-lamanya“Dan tidak menikahi istri-istrinya selama-lamanya“Dan tidak menikahi istri-istrinya selama-lamanya“Dan tidak menikahi istri-istrinya selama-lamanya“Dan tidak menikahi istri-istrinya selama-lamanya

sesudah beliau wafat”,sesudah beliau wafat”,sesudah beliau wafat”,sesudah beliau wafat”,sesudah beliau wafat”, karena Allah Swt. menjadikanmereka sebagai ibu kalian dan menjadikannya lebih

Page 186: Isi Maria Al-qibthiyah

184 Maria Al-Qibthiyah

utama dari orangtua kalian. Bahkan dari diri kalian.Pemilik keimanan yang lurus akan merasakan daridirinya bahwa Rasulullah Saw. lebih mulia dalamhatinya daripada ibu bapaknya sendiri, lebih dicintaidari dirinya. Karena di antara unsur kemuliaan Nabiialah kemuliaan istri-istrinya. Dan kecintaan terhadapistri-istrinya dalam hati Nabi merupakan kemuliaanagama yang jauh dari perasaan syahwat. Apalagidari kemuliaan ibu kandung di hadapan diri daripadanafsunya. Maka, bagaimana mungkin diperbolehkanbagi seseorang yang memahami agama untuk meng-halalkan salah seorang istri Nabi bagi dia demi me-nempati kedudukan Rasulullah Saw.? Cukuplah do-rongan rasa malu dari dia beserta kemuliaan dariNabi yang akan memalingkan dia dari sekadar me-nyentuh istri Nabi.

Diriwayatkan bahwa orang-orang munafik per-nah berbincang-bincang tentang menikahi seorangwanita dari istri-istri Nabi Saw. setelah beliau wafat.Maka Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa yangdemikian itu bukanlah hal yang pantas jika terjadidari kaum Mukmin. Agar mereka mengetahui bahwasiapa saja yang berbicara masalah itu dipastikan diaadalah kaum munafik. Karena firman Allah Swt.,Tidak boleh bagi kalian,Tidak boleh bagi kalian,Tidak boleh bagi kalian,Tidak boleh bagi kalian,Tidak boleh bagi kalian, itu bukan hanya sebagai pe-larangan berbuat. Namun, hal itu mencakup jugapelarangan perbuatan beserta alasannya. Semua

Page 187: Isi Maria Al-qibthiyah

185Lampiran

Mukmin harus selalu merasakan bahwa menyakitiRasul dan menikahi sebagian istri-istrinya merupa-kan penghancur keimanan akan Muhammad sebagaiutusan Allah. Hal tersebut ditegaskan oleh ayat yangmemuat ancaman keras bagi yang melanggarnya,Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya)Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya)Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya)Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya)Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya)

di sisi Allahdi sisi Allahdi sisi Allahdi sisi Allahdi sisi Allah. Atau sebagai kesalahan dan dosa yangbesar.

Dari teks ayat dan cerita sebab turunnya ayat itumenunjukkan bahwa perintah menghijab istri-istriNabi Saw. sebagai penegasan terhadap hal-hal yangmenjadi kewajiban kaum Mukmin demi menghargaidan mengagungkan kehormatannya, mencegahsegala bahaya dengan tidak menyakitinya, menjauhijalan yang syubhat, mencegah senjata setan yangselalu menguasai hati-hati yang mendorong danmengajak berbicara dengan istri-istri Nabi denganapa yang akan menodai kedudukan Nabi, atau me-nanamkan kepada para istri-istri itu dari rasa keibuanbagi kaum Mukmin sampai pada bahaya-bahayasuami-istri.

Kita tidak pernah lupa, jika kaum munafik men-dapatkan kesamaran tentang salah seorang istri Nabi,mereka akan menebar kebohongan dan tuduhanyang akan berpaling kepada mereka sendiri. Setanpun akan membisikkannya. Sebagaimana yang per-

Page 188: Isi Maria Al-qibthiyah

186 Maria Al-Qibthiyah

nah mereka lakukan ketika menuduh ‘A’isyah de-ngan tuduhan yang memengaruhi hati sebagiankaum Mukmin, sehingga wahyu turun dari langituntuk membebaskan masalah mereka.

Di antara contoh upaya mencegah timbulnya ber-bagai bahaya dan bisikan, adalah bahwa ShafiyyahUmmul Mukminin pernah mengunjungi Nabi Saw.yang saat itu sedang beriktikaf di sepuluh akhir bulanRamadhan di masjid. Shafiyyah berbincang denganNabi sejenak setelah waktu isya. Ketika dia berdirihendak pulang, dan Nabi Saw. juga berdiri hendakmengantar Shafiyyah. Sewaktu mereka berdua sam-pai ke pintu masjid, dua orang dari kaum Ansharlewat dan mengucapkan salam kepada Nabi Saw.Kemudian mereka pergi dengan buru-buru. Nabiberkata kepada mereka berdua, “Berjalanlah dengan“Berjalanlah dengan“Berjalanlah dengan“Berjalanlah dengan“Berjalanlah dengan

pelan-pelan, dia adalah Shafiyypelan-pelan, dia adalah Shafiyypelan-pelan, dia adalah Shafiyypelan-pelan, dia adalah Shafiyypelan-pelan, dia adalah Shafiyyah binti ah binti ah binti ah binti ah binti HHHHHuyuyuyuyuyayayayayay.”.”.”.”.” Merekaberkata, “Mahasuci Allah.” Omongan itu memberat-kan mereka berdua. Kemudian Nabi berkata, “Se“Se“Se“Se“Se-----

sususususunnnnngggggguhnya setan menyertai anak cucu Adam paguhnya setan menyertai anak cucu Adam paguhnya setan menyertai anak cucu Adam paguhnya setan menyertai anak cucu Adam paguhnya setan menyertai anak cucu Adam pada per-da per-da per-da per-da per-

edaran darah. Aku khawatir dia melemparkan sesuatu padaedaran darah. Aku khawatir dia melemparkan sesuatu padaedaran darah. Aku khawatir dia melemparkan sesuatu padaedaran darah. Aku khawatir dia melemparkan sesuatu padaedaran darah. Aku khawatir dia melemparkan sesuatu pada

hati kalian berdua.”hati kalian berdua.”hati kalian berdua.”hati kalian berdua.”hati kalian berdua.”

Hikmah dari Petunjuk Al-Quran dan Sunnahtentang Istri-Istri Rasulullah Saw.Dengan wahyu Ilahi dan petunjuk Muhammad,mereka—para istri Nabi yang sembilan—menge-

Page 189: Isi Maria Al-qibthiyah

187Lampiran

tahui bahwa perbaikan Islam bagi manusia dibeban-kan kepada mereka agar menjadi wanita tidak sepertiwanita biasa dan sebagai istri tidak seperti istri biasa.Menugaskan mereka agar mencegah sikap berlebih-lebihan dalam makanan, minuman, dan berlombadalam keindahan perhiasan serta pakaian, saling iridi atas langkah suami yang agung dalam mencintaiistri, dan menyesuaikan dengan tugas mulianyasebagai nabi.

Mereka, dengan apa yang telah diwahyukan, akhir-nya menyadari bahwa Allah dan Rasul-Nya meng-inginkan dari mereka sebagai contoh yang salehah,suri teladan yang baik bagi seluruh wanita, sebagaipengajar kaum Mukmin, teladan nyata dalam ke-baikan dan takwa, pengetahuan dan kebijaksanaan,perkara-perkara yang tinggi dan kemuliaan akhlakdari kesucian, kehormatan, kepercayaan dan agama.Agar menjauhi hawa nafsu dari perhiasan dan kenik-matan dunia untuk kehidupan akhirat.

Allah Swt. berfirman, Kenikmatan dunia ini di akhiratKenikmatan dunia ini di akhiratKenikmatan dunia ini di akhiratKenikmatan dunia ini di akhiratKenikmatan dunia ini di akhirat

hanhanhanhanhanyyyyyalah sedikitalah sedikitalah sedikitalah sedikitalah sedikit (QS Al-Taubah [9]: 38).

Allah dan Rasul-Nya memberikan pilihan antaradua perkara kepada mereka. Lalu mereka memilihyang terbaik. Allah menyempurnakan kenikmatan-Nya bagi mereka dengan apa yang disyariatkan bagiRasul dan istrinya sebagai penyucian bagi mereka

Page 190: Isi Maria Al-qibthiyah

188 Maria Al-Qibthiyah

dari segala bisikan kecemburuan dan bahaya. Maka,sempurnalah tujuan Allah dengan hal itu bagi kaumMukmin dengan menjadikan mereka sebagai ibukaum Mukmin, mewajibkan hijab bagi mereka se-hingga laki-laki Mukmin tidak akan berpikir untukmenikahi istri-istri Nabi. Hal yang paling utama adalahtugas kenabian, ketika Allah Swt. berfirman, NabiNabiNabiNabiNabi

itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari diri itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari diri itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari diri itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari diri itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari diri merekamerekamerekamerekamereka

sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu merekasendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu merekasendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu merekasendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu merekasendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka (QS Al-Ahzâb [33]: 6).

Kaum perempuan Mukmin terkadang terpaksamengeluh karena kekurangan suami mereka dalammemenuhi hak-hak suami istri—sampai hak hubung-an suami istri—karena terlalu berkonsentrasi untukibadah. Kemudian, mereka menyampaikan hal itukepada Nabi Saw. Mereka mengeluh. Lalu Nabi me-larang suami mereka dari berlebihan dalam ber-ibadah dan meninggalkan hubungan suami istri. Nabiberkata kepada salah seorang suami dari kalangansahabat, “Sesungguhnya bagi fisikmu memiliki hak darimu.“Sesungguhnya bagi fisikmu memiliki hak darimu.“Sesungguhnya bagi fisikmu memiliki hak darimu.“Sesungguhnya bagi fisikmu memiliki hak darimu.“Sesungguhnya bagi fisikmu memiliki hak darimu.

Dan istrimu memiliki hak dari kamu ....”Dan istrimu memiliki hak dari kamu ....”Dan istrimu memiliki hak dari kamu ....”Dan istrimu memiliki hak dari kamu ....”Dan istrimu memiliki hak dari kamu ....”

Para ahli hadis dan ahli sejarah telah menukilkankepada kita tentang sikap dan keutamaan merekadalam zuhud, kebaikan, sedekah, dan mendahulukanorang lain daripada dirinya setelah Rasulullah Saw.Dunia takluk di bawah kaum Muslim dan Allah mem-

Page 191: Isi Maria Al-qibthiyah

189Lampiran

beri mereka ganjaran sesuai dengan apa yang dijanji-kan dari kekayaan dan kerajaan. Di samping itu, paraulama menyatakan bahwa beristri lebih dari satulebih baik dan bermanfaat bagi umat. Juga untukmeninggikan derajat perempuan karena merekamenjadi sejarah paling utama dari seluruh istri paraNabi dan Rasul. Bahkan, lebih baik dari perempuansemesta alam, kecuali Maryam putri ‘Imran, dan dariperempuan umat ini selain Fathimah putri RasulullahSaw. Semoga Allah menyampaikan doa keselamatankepada Muhammad, keluarganya, dan kepada semuautusan Allah.[]

Page 192: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 193: Isi Maria Al-qibthiyah

Catatan-Catatan

Bab 1 1. Lihat dalam Mu‘jam Al-Buldân (5: 137-143) dengan sedikit

perubahan redaksi. 2. Imam Al-Suyuthi menyebutkan hadis ini di dalam Al-Durur

Al-Muntatsirah. 3. Al-‘Ajluni menuturkannya dalam Kasyf Al-Khafâ‘ no.

2309, Al-Muttaqi Al-Hindi dalam Kanz Al-‘Ummâl no.38262. Dia menyandarkannya kepada Abd Al-Hakamdalam Futûh Mishr, dan Ibn ‘Asakir dalam Kitab Târikh-nya.

4. HR Muslim no. 2543. 5. Disebutkan oleh Al-‘Ajluni dalam Kasyf Al-Khafâ‘ dalam

hadis no. 2309, dengan tema, “Mishr Kinanat Allah fîArdhihi”.

6. Mu‘jam Al-Buldân (1: 249). Lihat juga dalam Al-Sîrah Al-Nabawiyyah karya Ibn Hisyam, hadis tentang Al-Wushât(orang-orang yang berwasiat) (1: 112-113).

7. Demikian Al-Muttaqi Al-Hindi menyebutkannya dalamKanz Al-‘Ummâl no. 14277. Ibn Abd Al-Hakam me-ringkasnya di dalam buku Futûh Mishr.

191

Page 194: Isi Maria Al-qibthiyah

192 Maria Al-Qibthiyah

8. Al-Muttaqi Al-Hindi memaparkannya di dalam Kanz Al-‘Ummâl no. 14278. Cerita tersebut diringkas oleh IbnAbd Al-Hakam dalam Kitab Futûh Mishr.

9. Imam Al-Suyuthi menyebutkannya di dalam Al-Jâmi‘ Al-Shaghîr. Dia mensahihkannya, dan Imam Al-Thabaranimeringkasnya di dalam Al-Jâmi‘ Al-Kabîr. Diriwayatkanjuga oleh Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, disahihkanoleh Al-Albani dalam Shahîh Al-Jâmi‘ no. 698, dandalam Silsilah Al-Ahâdits Al-Shahîhah no. 1274.

10. HR Ibn Jarir, Ibn Abi Hatim, Ibn Mardawaih, dari Murrahibn Jarir. Ibn Abi Hatim dan Ibn Mardawaih dari MurrahAl-Bahzi. Al-Suyuthi mengatakan bahwa hadis ini sahih.

11. HR Muslim dari Abu Hurairah.12. HR Muslim.13. HR Muslim no. 2543.14. HR Ibn Majah no. 1425. Imam Al-Albani mengatakan,

hadis ini sahih.15. Budruqah adalah pengawal yang bertugas menjaga

utusan dari perompak jalanan.16. Kisah ini diceritakan oleh Al-Muttaqi Al-Hindi dalam

Kanz Al-‘Ummâl no. 80303.

Bab 2 1. Al-Thabaqât Al-Kubrâ karya Ibn Sa‘ad (1: 134). 2. Demikian disebutkan oleh Al-Muttaqi Al-Hindi dalam

kitab Kanz Al-‘Ummâl no. 35550. Ibn ‘Asakir meringkas-nya dengan sanad yang baik (hasan).

3. Al-Ishâbah no. 11737. 4. Mu‘jam Al-Buldân (5: 290).

Page 195: Isi Maria Al-qibthiyah

193Catatan-Catatan

5. Lihat Kitab Kasyf Al-Zhunûn‘an Usâmâ Al-Kutub wa Al-Funûn li Hâj Khalifah (2: 1529), dan Kitab Abjad Al-‘Ulûmli Al-Qanuji (2: 460).

6. Lihat dalam Zaujât Al-Nabi, Sa‘id Ayyub, h. 112. 7. Maghâfîr adalah binatang sejenis serangga. 8. HR Bukhari no. 4966, dan Muslim no. 1474. 9. HR Bukhari no. 4967, dan Muslim no. 1474.10. HR Al-Bukhari no. 2336.11. HR Abu Daud no. 3715, disahihkan oleh Al-Albani.12. HR Al-Nasa’i dalam Al-Mujtabâ 6: 71 no. 3959.13. Disebutkan oleh Ibn Qudamah dalam Kitab Al-Mughni

9: 402.14. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6571, dan Muslim no.

1473.15. Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah karya Ibn Katsir.

Bab 3 1. Disebutkan oleh Ibn Hajar dalam kitab Fath Al-Bâri pada

bab kunyah Rasulullah Saw. Imam Al-Nawawi menyebut-kan hadis ini dalam kitab Faidh Al-Qadîr. Sementara itu,Imam Al-Baihaqi dan Ibn Jauzi menyalinnya dalam kitabmereka. Demikian juga, Imam Al-Haitsami menyebutkan-nya dalam Majma‘ Al-Zawâ’id-nya no. 14951. Imam Al-Thabarani menyebutkan juga dalam Al-Ausath. Hadisini juga diriwayatkan oleh Al-Bazzar. Dia berkata, “Dalamhadis tersebut terdapat perawi yang bernama Ibn Luha‘iahdan status hadisnya hasan. Para perawi hadisnya adalahorang-orang yang sahih.”

2. HR Muslim no. 2315.

Page 196: Isi Maria Al-qibthiyah

194 Maria Al-Qibthiyah

3. Imam Al-Suyuthi menyebutkan dalam kitab Al-Jâmi‘ Al-Shaghîr. Ibn Majah menyalin dan mensahihkannya.

4. Disebutkan oleh Ibn Hajar dalam Fath Al-Bâri, dan IbnSa‘id dalam Thabaqât-nya dengan sanad dari Al-Waqidi.

5. HR Muslim no. 2315. Kata al-qâin artinya pandai besi.Kalimat tersebut digunakan untuk setiap orang yangmampu memproduksi sesuatu.

6. HR Muslim no. 2316. Kalimat (zhi’ran) artinya perem-puan yang menyusui. Kata tersebut dinisbahkan jugakepada suaminya, karena beliau adalah suami dariwanita yang menyusui. Diadopsi dari kata al-zha’r, yangberarti orang yang menyusui atau mengasuh untanyadengan selain induknya. Kata ini digunakan pada siapasaja yang disusui oleh selain orangtuanya. Dinisbahkankepada suaminya, karena dia ikut merawat Ibrahim.

7. HR Al-Bukhari no. 1316.8. HR Muslim no. 2316.9. HR Al-Bukhari no. 1241. Diriwayatkan dari Anas ibn

Malik r.a., dia berkata, “Ketika kami bersama RasulullahSaw. berkunjung ke rumah Abu Saif Al-Qain, keluargayang mengasuh Ibrahim, beliau dengan segera mene-mui Ibrahim, mendekap, dan menciumnya. Setelah itu,kami juga ikut masuk ke rumahnya. Saat itu, Ibrahimtengah mengembuskan napasnya yang terakhir. Demimelihatnya, kedua mata Rasulullah Saw. meneteskan airmata.”

Abdurrahman ibn ‘Auf berkata kepada beliau, “Meng-apa engkau menangisi kematian, wahai Rasulullah?”Rasulullah Saw. menjawab, “Sesungguhnya, tangisan ituadalah tanda kasih sayang (rahmat).” Kemudian beliau

Page 197: Isi Maria Al-qibthiyah

195Catatan-Catatan

melanjutkan sabdanya, “Sesungguhnya, mata ini mene-teskan air, hati merasa sedih. Namun, kita tidak mengata-kan sesuatu kecuali hal yang Allah Swt. ridhai. WahaiIbrahim, kepergianmu sungguh membuat hati kamisemua bersedih.”

Dalam kitab Fath Al-Bâri, Al-Hafizh Ibn Hajar mema-parkan, kata yajûdu bi nasfihi artinya, mengembuskannapasnya seperti mengeluarkan harta dari dirinya.Dalam hadis riwayat Sulaiman digunakan kata yakîdu.Pengarang buku Al-Mu‘în menyebutkan, maksudnya, diatelah mendekati kematian. Sementara dalam riwayatAbu Marwan ibn Siraj digunakan kata al-kaid, yangberarti Al-Qai’, yaitu muntah. Ia adalah sebuah derivasidari kata kadâ–yakîdu, yang berarti menghentikan napas-nya. Sedangkan kalimat tadzrifan, artinya kedua airmatanya mengalir.

Adapun kalimat, wa anta yâ Rasulullah, Al-Thibiymengatakan bahwa kalimat ini memiliki makna akansebuah rasa takjub (kagum). Karena, wâwu di sini sebagaima‘thuf ‘alaih (yang di-athaf-kan). Artinya, semua orangtidak akan mampu bersabar dengan musibah yangmenimpa Ibrahim. Dan Nabi pasti akan merasakan halyang sama seperti yang mereka lakukan. Seakan parasahabat heran dengan kejadian tersebut. Hingga, merekamemotivasi Nabi untuk bersabar dan menahan rasasedih itu. Maka, Rasulullah Saw. menjawab dengansabdanya bahwa tangisan itu adalah bukti kasih sayang.Maksudnya, kesedihan hati atas kepergian anaknya ada-lah hal yang alami, dan bukan berarti keluh-kesah.

Page 198: Isi Maria Al-qibthiyah

196 Maria Al-Qibthiyah

Dalam hadis Abdurrahman ibn ‘Auf disebutkanbahwa dia bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Ra-sulullah Saw., mengapa engkau menangis, sedangkanengkau telah melarang kami untuk menangisi kemati-an?” Dalam riwayat tersebut ada tambahan, “Sesung-guhnya aku hanya melarang kalian dari dua suara tidakbaik dan para pendosa. Pertama, suara nyanyian hura-hura(laghw), sia-sia, dan seruling setan. Kedua, suara teriakanratapan, hingga memukul-mukul wajah, merobek-robekbaju, dan mendengung bak setan. Adapun tangisan iniadalah sebuah tanda kasih sayang. Karena, siapa yangtidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.”

Dalam riwayat Mahmud ibn Labid disebutkan, NabiSaw. bersabda, “Aku juga hanya manusia biasa.”

Dalam riwayat Abdul Razzaq, dengan sanadnya dariMakhul disebutkan bahwa Nabi Saw. bersabda, “““““AkuAkuAkuAkuAku

hanya melarang orang-orang dari meratap kematian, yaituhanya melarang orang-orang dari meratap kematian, yaituhanya melarang orang-orang dari meratap kematian, yaituhanya melarang orang-orang dari meratap kematian, yaituhanya melarang orang-orang dari meratap kematian, yaitu

menyebut-nyebut sesuatu yang tidak dilakukan oleh si mayat.”menyebut-nyebut sesuatu yang tidak dilakukan oleh si mayat.”menyebut-nyebut sesuatu yang tidak dilakukan oleh si mayat.”menyebut-nyebut sesuatu yang tidak dilakukan oleh si mayat.”menyebut-nyebut sesuatu yang tidak dilakukan oleh si mayat.”

Dalam riwayat Isma‘ili, dia menambahkan kalimatsumpah (qasam). Maksudnya, demi Allah, air mata yangpertama keluar diikuti dengan tetesan yang kedua. Atau,sabda Nabi, sesungguhnya tangisan itu adalah rahmat.Sabda tersebut mujmal (global). Lalu, diikuti denganperinciannya yang lebih spesifik, yaitu, “Mata menangis... dan seterusnya.” Demikian, riwayat ini dikuatkan olehAbdurrahman dan Makhul.

Ibrahim wafat pada usia delapan belas bulan. Pem-bahasan mengenai penyusuan Ibrahim terdapat padaakhir hadis Anas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

Page 199: Isi Maria Al-qibthiyah

197Catatan-Catatan

dari ‘Amr ibn Sa‘id. Akan tetapi, status hadisnya adalahmursal.

Kesimpulan, Al-Waqidi menyebutkan bahwa Ibrahimwafat pada hari Selasa, malam kesepuluh dari bulanRabi‘ Al-Awwal tahun ke-10 H. Ibn Hazm menyebutkan,dia wafat tiga bulan sebelum Rasulullah Saw. wafat. Paraulama telah sepakat bahwa dia dilahirkan pada bulanDzulhijjah tahun ke-8 H. Ibn Bathal juga menambahkan,hadis ini menjelaskan tentang tangisan dan kesedihanyang diperbolehkan. Yaitu, apabila hanya sekadar me-neteskan air mata, bersedih hati, tanpa mencela dan mem-benci keputusan Allah Swt. Demikian kesimpulan yangpaling jelas dari kandungan hadis di atas.

Disimpulkan juga bahwa sebaiknya kita mendekap,mencium, menyusui, mengasuh, merawat, dan mengun-jungi anak kita. Lalu, dianjurkan untuk menghadiri detik-detik kematian seseorang, menyayangi keluarga, mem-beritahukan berita duka, meskipun lebih utama untukmenyembunyikannya. Kesimpulan yang lain, bolehmenggunakan redaksi untuk lawan bicara (mukhâthab),tapi ditujukan untuk orang lain. Tampaknya, sabda Nabidalam hadis tersebut ditujukan untuk Ibrahim. Tapi se-benarnya, ditujukan untuk umatnya. Karena, saat itutidak mungkin Ibrahim diajak bicara. Alasannya, per-tama, Ibrahim masih kecil. Kedua, dia tengah beradadalam kondisi diambil nyawa.

Begitu pun, riwayat di atas mengisyaratkan bahwamenangis itu tidak termasuk hal yang dilarang oleh NabiSaw. Juga, diperbolehkan mengklarifikasi sebuah pen-dapat yang tampaknya bertentangan dengan pendapat

Page 200: Isi Maria Al-qibthiyah

198 Maria Al-Qibthiyah

sebelumnya. Ibn Al-Tin menyebutkan bahwa hadis diatas merupakan dalil tentang bolehnya mencium orangyang telah wafat. Namun, pendapat tersebut dibantahbahwa Nabi melakukannya menjelang Ibrahim wafat.

10. Disebutkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Al-Janâ’iztentang sabda Nabi Saw., Innâ Bika LamaInnâ Bika LamaInnâ Bika LamaInnâ Bika LamaInnâ Bika Lamahhhhhzûnûnzûnûnzûnûnzûnûnzûnûn. Ibn Umarmeriwayatkan dari Rasulullah Saw., “““““Air mata ini akanAir mata ini akanAir mata ini akanAir mata ini akanAir mata ini akan

mengalir dan hati ini akan sangat bersedih.”mengalir dan hati ini akan sangat bersedih.”mengalir dan hati ini akan sangat bersedih.”mengalir dan hati ini akan sangat bersedih.”mengalir dan hati ini akan sangat bersedih.” Yang ingin di-paparkan oleh Imam Al-Bukhari di sini terdapat padabab selanjutnya, tetapi lafal yang digunakan di siniadalah, innallâha lâ yu ‘adzdzibu bi dam‘i al-‘ain wa lâ bihuzni al-qalb. Akan tetapi, besar kemungkinan Ibn Hajarmemaparkan hadis tersebut secara makna, karenawalaupun lafal tersebut tidak dipaparkan, hadis itu masihdigunakan. Lafal hadis tersebut telah banyak dipapar-kan, misalnya, dalam kisah wafatnya Ibrahim, yang di-riwayatkan oleh Anas dari hadis Imam Muslim.

Namun, jika dilihat dalam bab ini, sebenarnya kisahtersebut diceritakan dalam hadis Imam Al-Bukhari, Al-Thabarani dengan sanad periwayatannya dari Abdur-rahman ibn ‘Auf, Ibn Hibban, dan Al-Hakim dengansanad periwayatannya dari Abu Hurairah, Ibn Hibban,dengan sanad periwayatannya dari Asma binti Hakim,Ibn Sa‘id dengan sanad periwayatannya dari Mahmudibn Labid, Al-Thabarani dengan sanad periwayatannyadari Al-Saib bin Yazid dan Abi Umamah.

Imam Al-Bukhari dalam hadis no. 1242 dan ImamMuslim no. 924 meriwayatkan dari Abdullah ibn Umarr.a., dia berkata, “Sa‘ad ibn ‘Ubadah memberi tahuRasulullah Saw. tentang musibah yang sedang menimpa

Page 201: Isi Maria Al-qibthiyah

199Catatan-Catatan

dirinya. Kemudian, Rasulullah pergi menjenguknyabersama Abdurrahman ibn ‘Auf dan Sa‘ad ibn Abi Waq-qash serta Abdullah ibn Mas‘ud. Ketika mereka me-masuki rumahnya, mereka melihat Sa‘ad ibn Ubadahsedang menangisi salah satu keluarganya. Lalu Ra-sulullah Saw. bersabda, ‘Allah telah mencabut nyawa-nya.’ Kemudian mereka berkata, ‘Tidak mungkin!’ MakaRasulullah Saw. pun menangis. Melihat kejadian ter-sebut, mereka pun turut menangis. Lalu Rasulullah Saw.bersabda, ‘Bukankah kalian telah mendengar bahwasesungguhnya Allah tidak akan menyiksa orang yangtelah meninggal dunia karena ditangisi?’ Sambil me-nunjuk tepat ke lidahnya, beliau bersabda, ‘Bisa jadiAllah akan menyiksanya, atau bisa jadi Allah akan me-maafkannya karena tindakan yang sedang kalian lakukansaat ini. Orang yang meninggal itu akan disiksa karenaselalu ditangisi oleh keluarganya.’”

Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar, dia me-mukul dirinya dengan sebuah tongkat, kemudian melem-pari dirinya dengan sebuah batu dan menumpahkantanah ke seluruh tubuhnya.

Ibn Hajar dalam Fath Al-Bâri memaparkan bahwadalam kalimat (ketika mereka melihat Rasulullah me-nangis, mereka pun ikut menangis). Kisah ini terjaditepatnya setelah putra Nabi Saw. (Ibrahim) wafat.Karena, pada saat kejadian tersebut, Abdurrahman ibn‘Auf berada bersama mereka. Dan beliau tidak menyang-kal hadis tersebut. Semua ini cukup menjadi bukti bahwameratapi atau menangisi orang yang wafat dengan tidakberlebihan tidak apa-apa.

Page 202: Isi Maria Al-qibthiyah

200 Maria Al-Qibthiyah

Sedangkan dalam kalimat (ala tasma‘una), kalimat initidak membutuhkan maf ‘ûl (objek), karena posisinya disini sebagai fi‘il lâzim. Artinya, apakah kalian sama sekalitidak mendengarkan? Dalam kalimat ini juga terdapatmakna lain yang berarti pengingkaran dari sebagianmereka, maka beliau menjelaskan perbedaan keduanya.

11. Lihat pada bab kelahiran Ibrahim.12. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Abi Aufa, dia

berkata, “Putra Nabi Saw. (Ibrahim) meninggal duniaketika masih kecil. Seandainya setelah Nabi Muhammaditu akan diutus seorang nabi lagi, maka dialah yang akanmenjadi penggantinya. Namun setelah wafatnya NabiMuhammad Saw., tidak akan ada nabi lagi setelahnya.”Ibn Abi Aufa, seperti yang telah disebutkan oleh ImamAl-Bukhari dalam Fath Al-Bâri, dia adalah Abdullah Al-Shahabiy, anak dari salah seorang sahabat.

Dalam kalimat, ra’aitu ibrâhîm ibn al-nabiy shallâllâhu‘alaihi wa sallam mâta shaghîrân (aku melihat Ibrahimibn Muhammad wafat ketika dia masih kecil), terdapatsebuah jawaban yang berbentuk isyarat dari sebuahpertanyaan yang kemudian dijelaskan dengan menam-bahkan sebuah kalimat di dalamnya. Seakan kalimat ter-sebut berbunyi, na‘am ra’aituhu lâkin matâ shaghîrân.

Dalam kalimat (wa lau qudhiya an yakûna ba‘daMuhammad nabiyyun ‘âsya ibnuhu Ibrahim wa lâkin lânabiyya ba‘dahu) seperti inilah Abdullah ibn Abi Aufamenyebutkan dalam riwayatnya. Semua ini bukan se-batas pendapat dari seorang saja, melainkan para sahabattelah banyak meriwayatkannya. Ibn Majah dengansanadnya dari Ibn Abbas r.a., dia berkata, “Ketika putra

Page 203: Isi Maria Al-qibthiyah

201Catatan-Catatan

Nabi Saw. (Ibrahim) wafat, Rasulullah menshalatkannya,kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya dia memi-liki ibu yang akan menyusuinya ketika di surga. Se-andainya saat ini dia masih hidup, dia akan menjadiorang yang membenarkan (shiddîq) risalah, dan menjadinabi. Dan aku akan membebaskan saudara-saudarinyadi kalangan Qibthi.”

Ahmad dan Ibn Manduh meriwayatkan dengansanadnya dari Al-Sudi, “Aku bertanya kepada Anas, padausia berapakah Ibrahim wafat?” Kemudian dia men-jawab, “Ketika usianya sudah mendekati liang lahat,seandainya saja belum, maka dia akan diangkat sebagaiseorang nabi. Namun, semua itu tidak mungkin, karenanabimu adalah nabi yang terakhir.”

Dalam lafal Imam Ahmad, “Seandainya putra NabiSaw. (Ibrahim) saat ini masih hidup, maka dialah yangakan senantiasa menemani Nabi Saw.”

Semua hadis yang menceritakan tentang kisahIbrahim ini seperti yang disebutkan para sahabat adalahhadis sahih. Saya (pengarang buku ini) tidak tahu,apakah yang menyebabkan Imam Al-Nawawi dalamkitabnya mengenai biografi Ibrahim (Tahdzîb Al-Asmâ’wa Al-Lughât) cukup berlebihan dalam menyebutkanbiografi beliau (Ibrahim). Dia berkata, “Semua kisahIbrahim adalah tidak benar (batil), ceritanya begitulancang.”

13. Imam Al-Suyuthi menyebutkan dalam Jâmi‘ Al-Shaghîrno. 762.

14. HR Al-Bukhari no. 1011 dan Muslim no. 915.

Page 204: Isi Maria Al-qibthiyah

202 Maria Al-Qibthiyah

Bab 4 1. Imam Ibn Hajar Al-‘Asqalani dalam Fath Al-Bâri berkata,

“Maksud perkataan Rasulullah, ‘Adapun Ibrahim a.s.,lihat saja ciri-cirinya pada saudaramu ini,’ bahwa Nabimemberi isyarat pada diri Ibn Abbas bahwa sesungguh-nya beliau adalah orang yang paling mirip dengan NabiIbrahim a.s.”

2. HR Bukhari no. 3190 dan Muslim no. 406. 3. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari no. 4520. 4. Di antara kemuliaan Nabi Muhammad Saw., yaitu Allah

menyifati beliau di dalam Al-Quran dengan akhlak yangmulia. Beliau memiliki perasaan yang lemah lembut lagipenyayang kepada sesama Mukmin. Selain itu, beliaumemiliki lima keutamaan dibandingkan dengan paranabi yang lain pada hari kiamat. Diriwayatkan secaramarfû‘, dari Jabir ibn Abdullah, Rasulullah bersabda,“Aku diberikan lima hal yang tidak diberikan kepadaseorang pun sebelumku. Pertama, dalam peperangan,aku selalu dibantu dengan ditanamkannya rasa takutdalam diri musuh, sejak dari satu bulan sebelumnya.Kedua, dijadikan untukku hamparan tanah sebagaitempat beribadah dan alat untuk bersuci. Maka siapapun dari umatku yang telah menemui waktu shalat,hendaklah dia shalat. Ketiga, dihalalkan bagiku hartarampasan perang, dan tidak pernah dihalalkan untukorang-orang sebelumku. Keempat, aku dapat memberi-kan syafaat untuk umatku. Kelima, para nabi diutus untukumat mereka secara khusus, sedangkan aku diutus untukseluruh umat manusia” (HR Al-Bukhari no. 335 danMuslim no. 521).

Page 205: Isi Maria Al-qibthiyah

203Catatan-Catatan

Beliau juga diberikan lebih dari lima keutamaan.Yaitu, menjadi pemimpin Bani Adam pada hari kiamat,pemilik tempat yang terpuji (maqâm mahmûd), pem-bawa bendera pujian pada hari yang telah ditentukan,pemilik tujuh ayat keutamaan dan telaga Al-Kautsar.Allah Swt. berfirman, Dan sesungguhnya Kami telah berikanDan sesungguhnya Kami telah berikanDan sesungguhnya Kami telah berikanDan sesungguhnya Kami telah berikanDan sesungguhnya Kami telah berikan

kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qurankepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qurankepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qurankepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qurankepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Quran

yang agungyang agungyang agungyang agungyang agung (QS Al-Hijr [15]: 87) dan firman Allah, SungguhSungguhSungguhSungguhSungguh

Kami telah memberiKami telah memberiKami telah memberiKami telah memberiKami telah memberikan kepadamu (Muhammad) nikmat yangkan kepadamu (Muhammad) nikmat yangkan kepadamu (Muhammad) nikmat yangkan kepadamu (Muhammad) nikmat yangkan kepadamu (Muhammad) nikmat yang

banyakbanyakbanyakbanyakbanyak (QS Al-Kautsar [108]: 1).Nabi menafsirkan Al-Kautsar di sini adalah telaga

(sungai) yang ada di surga. Dinding pembatasnya terbuatdari emas. Dan tempat mengalirnya terbuat dari berliandan yâqût (intan) (HR Al-Bukhari no. 6581). Anas me-riwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika akuberjalan-jalan di surga, aku melewati sungai yang din-dingnya terbuat dari potongan berlian yang berkilauan,kemudian aku bertanya, ‘Wahai Jibril, apakah ini?’ Jibrilmenjawab, ‘Ini adalah telaga Al-Kautsar yang Allahberikan kepadamu.’ Ternyata, tanahnya menebar aromawewangian minyak wangi (misk) yang sangat harum.”

Keutamaan Nabi yang lain adalah pemberi syafaatpada hari kebangkitan; diutus dengan agama yang lurusdan penuh toleransi. ‘A’isyah meriwayatkan bahwa NabiSaw. bersabda, “Se“Se“Se“Se“Sesungguhnsungguhnsungguhnsungguhnsungguhnyyyyya aku diutus dengan membawa aku diutus dengan membawa aku diutus dengan membawa aku diutus dengan membawa aku diutus dengan membawaaaaa

agama agama agama agama agama yang lurus dan penuh toleransi”yang lurus dan penuh toleransi”yang lurus dan penuh toleransi”yang lurus dan penuh toleransi”yang lurus dan penuh toleransi” (HR Ahmad [6: 116,233] dengan sanad yang kuat).

Hadis ini dikuatkan oleh hadis Ibn Abbas dalam riwayatImam Ahmad (1: 236) dengan lafal, Rasulullah Saw.ditanya, “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah

Page 206: Isi Maria Al-qibthiyah

204 Maria Al-Qibthiyah

Swt.?” Beliau bersabda, “Agama yang lurus dan penuhtoleransi.” Perawi hadis ini bisa dipercaya (tsiqât). ImamAl-Bukhari di dalam Shahîh-nya (1: 93) menganggapstatus hadis ini mu‘allaq. Imam Al-Hafizh Ibn Hajar Al-‘Asqalani dalam Fath Al-Bâri menganggap hadis inihasan. Di dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 276, hadisini dinilai bersambung (maushûl). Sanadnya dinilaihasan oleh Al-Albani dalam kitab Shahîh Al-Adab Al-Mufrad.

Nabi Muhammad diutus untuk semua suku, baik kulitputih maupun hitam. Beliau juga diberikan tanda-tandasebagai sebaik-baik manusia. Orang yang mengingkariSunnahnya akan dibalas dengan balasan yang meng-hinakan. Rasulullah Saw. bersabda, “Aku diutus hinggaakhir zaman dengan membawa pedang, sehingga didunia hanya Allah yang disembah, Dialah Zat yang tidakmemiliki sekutu. Rezekiku dijadikan berada di bawahbayang-bayang anak panahku, kehinaan akan ditimpa-kan kepada orang yang melawan perintahku. Danbarang siapa yang menyerupai suatu kaum, dia termasukgolongan mereka” (HR Ahmad [2: 50, 92] dari Ibn Umar).Disahihkan oleh Syaikh Al-Syakir dalam Al-Musnad no.5115.

Pintu-pintu surga tidak akan dibukakan sebelum NabiMuhammad terlebih dahulu yang memasukinya. Hatibeliau tidak tertidur walau matanya terpejam. Rasulullahbersabda, “Wahai ‘A’isyah, sesungguhnya kedua mataku“Wahai ‘A’isyah, sesungguhnya kedua mataku“Wahai ‘A’isyah, sesungguhnya kedua mataku“Wahai ‘A’isyah, sesungguhnya kedua mataku“Wahai ‘A’isyah, sesungguhnya kedua mataku

tertidurtertidurtertidurtertidurtertidur, tapi hatiku tidak”, tapi hatiku tidak”, tapi hatiku tidak”, tapi hatiku tidak”, tapi hatiku tidak” (HR Al-Bukhari no. 1147 danMuslim no. 738). Ditetapkan status kenabian Muhammadsejak Nabi Adam berada di antara ruh dan jasad. Abu

Page 207: Isi Maria Al-qibthiyah

205Catatan-Catatan

Hurairah r.a. berkata, “Orang-orang bertanya kepadaRasulullah, ‘Ya Rasulullah, kapankah status kenabianditetapkan untukmu?’ Nabi bersabda, ‘Sejak Adam ber-ada di antara ruh dan jasad’” (HR Al-Tirmidzi no. 3609.Dia mengatakan bahwa hadis ini hasan shahîh gharîb.Al-Albani mensahihkannya dalam Shahîh Al-Tirmidzi no.2856).

Allah menjanjikan bahwa Nabi Muhammad akandiridhai untuk umatnya. Firman-Nya, Dan Dan Dan Dan Dan sungguh kelaksungguh kelaksungguh kelaksungguh kelaksungguh kelak

Tuhanmu pasti memberikan karunia-NyTuhanmu pasti memberikan karunia-NyTuhanmu pasti memberikan karunia-NyTuhanmu pasti memberikan karunia-NyTuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hatia kepadamu, lalu hatia kepadamu, lalu hatia kepadamu, lalu hatia kepadamu, lalu hati

kamu menjadi puaskamu menjadi puaskamu menjadi puaskamu menjadi puaskamu menjadi puas (QS Al-Dhuhâ [93]: 5). Berikut iniadalah sabda Nabi yang menjelaskan kelebihan, ke-utamaan, dan kesempurnaan karakter beliau, “Aku“Aku“Aku“Aku“Aku

adalah adalah adalah adalah adalah kekasih Allah dan aku tidak menyombongkan diri, akukekasih Allah dan aku tidak menyombongkan diri, akukekasih Allah dan aku tidak menyombongkan diri, akukekasih Allah dan aku tidak menyombongkan diri, akukekasih Allah dan aku tidak menyombongkan diri, aku

adaladaladaladaladalah pembawa bendera puji-pujian pada hari kiamat danah pembawa bendera puji-pujian pada hari kiamat danah pembawa bendera puji-pujian pada hari kiamat danah pembawa bendera puji-pujian pada hari kiamat danah pembawa bendera puji-pujian pada hari kiamat dan

aku tidak layak menyombongaku tidak layak menyombongaku tidak layak menyombongaku tidak layak menyombongaku tidak layak menyombongkan diri, aku adalah orang yangkan diri, aku adalah orang yangkan diri, aku adalah orang yangkan diri, aku adalah orang yangkan diri, aku adalah orang yang

pertama kali memohon pertama kali memohon pertama kali memohon pertama kali memohon pertama kali memohon dan memberi syafaat pada hari kiamatdan memberi syafaat pada hari kiamatdan memberi syafaat pada hari kiamatdan memberi syafaat pada hari kiamatdan memberi syafaat pada hari kiamat

dan aku tidak sombong, akulah orang pertama yang akandan aku tidak sombong, akulah orang pertama yang akandan aku tidak sombong, akulah orang pertama yang akandan aku tidak sombong, akulah orang pertama yang akandan aku tidak sombong, akulah orang pertama yang akan

menggerakkan pintu surga, hingga Allah membukakannyamenggerakkan pintu surga, hingga Allah membukakannyamenggerakkan pintu surga, hingga Allah membukakannyamenggerakkan pintu surga, hingga Allah membukakannyamenggerakkan pintu surga, hingga Allah membukakannya

untukku, kemudian Dia memasukkanku ke dalamnya bersamauntukku, kemudian Dia memasukkanku ke dalamnya bersamauntukku, kemudian Dia memasukkanku ke dalamnya bersamauntukku, kemudian Dia memasukkanku ke dalamnya bersamauntukku, kemudian Dia memasukkanku ke dalamnya bersama

orang-orang-orang-orang-orang-orang fakir yang beriman dan aku tidak menyombongkanorang fakir yang beriman dan aku tidak menyombongkanorang fakir yang beriman dan aku tidak menyombongkanorang fakir yang beriman dan aku tidak menyombongkanorang fakir yang beriman dan aku tidak menyombongkan

diri”diri”diri”diri”diri” (HR Al-Tirmidzi no. 3616. Al-Albani mendhaifkanhadis ini dalam Dha‘îf Al-Tirmidzi no. 732, dan Al-Darimi[1: 26] dalam Al-Muqaddimah). Pada sanadnya terdapatperawi bernama Zam‘ah ibn Shalih Al-Jundi. Dia dhaif.Sedangkan perawi-perawi yang lain adalah tsiqât.

Sabda Nabi yang lain, “Orang yang menyertai kalian ini“Orang yang menyertai kalian ini“Orang yang menyertai kalian ini“Orang yang menyertai kalian ini“Orang yang menyertai kalian ini

(Muhammad) adalah kekasih Allah”(Muhammad) adalah kekasih Allah”(Muhammad) adalah kekasih Allah”(Muhammad) adalah kekasih Allah”(Muhammad) adalah kekasih Allah” (HR Muslim no. 2383,Al-Tirmidzi no. 3655, Ibn Majah no. 93, dan Ahmad [1:377, 389] dari Ibn Abbas).

Page 208: Isi Maria Al-qibthiyah

206 Maria Al-Qibthiyah

Dalam riwayat Abu Sa‘id Al-Khudri, Nabi Saw. ber-sabda, “Aku adalah pemimpin keturunan (Bani) Adam dan“Aku adalah pemimpin keturunan (Bani) Adam dan“Aku adalah pemimpin keturunan (Bani) Adam dan“Aku adalah pemimpin keturunan (Bani) Adam dan“Aku adalah pemimpin keturunan (Bani) Adam dan

aku tidak sombong, di tanganku bendera puji-pujian dan akuaku tidak sombong, di tanganku bendera puji-pujian dan akuaku tidak sombong, di tanganku bendera puji-pujian dan akuaku tidak sombong, di tanganku bendera puji-pujian dan akuaku tidak sombong, di tanganku bendera puji-pujian dan aku

tidak menyomtidak menyomtidak menyomtidak menyomtidak menyombongkan diri, semua nabi dari Nabi Adam hinggabongkan diri, semua nabi dari Nabi Adam hinggabongkan diri, semua nabi dari Nabi Adam hinggabongkan diri, semua nabi dari Nabi Adam hinggabongkan diri, semua nabi dari Nabi Adam hingga

nabi yannabi yannabi yannabi yannabi yang lainnya, berada di bawah bendera kepemimpinanku,g lainnya, berada di bawah bendera kepemimpinanku,g lainnya, berada di bawah bendera kepemimpinanku,g lainnya, berada di bawah bendera kepemimpinanku,g lainnya, berada di bawah bendera kepemimpinanku,

aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan dari bumi,aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan dari bumi,aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan dari bumi,aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan dari bumi,aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan dari bumi,

dan aku tidak sombong”dan aku tidak sombong”dan aku tidak sombong”dan aku tidak sombong”dan aku tidak sombong” (HR Al-Tirmidzi no. 3615. Dia me-ngatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Imam Al-Albanimensahihkannya dalam Shahîh Al-Tirmidzi no. 2859).

Dalam riwayat Anas, Nabi Saw. bersabda, “““““Aku adalahAku adalahAku adalahAku adalahAku adalah

manusia yang pertama kali keluar dari bumi ketika dibangkit-manusia yang pertama kali keluar dari bumi ketika dibangkit-manusia yang pertama kali keluar dari bumi ketika dibangkit-manusia yang pertama kali keluar dari bumi ketika dibangkit-manusia yang pertama kali keluar dari bumi ketika dibangkit-

kan, aku adalah juru bicara mereka jika mereka mengirimkan, aku adalah juru bicara mereka jika mereka mengirimkan, aku adalah juru bicara mereka jika mereka mengirimkan, aku adalah juru bicara mereka jika mereka mengirimkan, aku adalah juru bicara mereka jika mereka mengirim

utusan, aku memberikan mereka kabar gembira jika merekautusan, aku memberikan mereka kabar gembira jika merekautusan, aku memberikan mereka kabar gembira jika merekautusan, aku memberikan mereka kabar gembira jika merekautusan, aku memberikan mereka kabar gembira jika mereka

dilanda putus asa, dan bendera puji-pujian pada hari kiamatdilanda putus asa, dan bendera puji-pujian pada hari kiamatdilanda putus asa, dan bendera puji-pujian pada hari kiamatdilanda putus asa, dan bendera puji-pujian pada hari kiamatdilanda putus asa, dan bendera puji-pujian pada hari kiamat

ada di tanganku, aku adalah anak Adam yang paling muliaada di tanganku, aku adalah anak Adam yang paling muliaada di tanganku, aku adalah anak Adam yang paling muliaada di tanganku, aku adalah anak Adam yang paling muliaada di tanganku, aku adalah anak Adam yang paling mulia

di sisi Tdi sisi Tdi sisi Tdi sisi Tdi sisi Tuhanku, dan aku tidak sombong”uhanku, dan aku tidak sombong”uhanku, dan aku tidak sombong”uhanku, dan aku tidak sombong”uhanku, dan aku tidak sombong” (HR Al-Tirmidzino. 3610, Ibn Majah no. 4308, dan Ahmad [5: 137, 138].Disahihkan oleh Albani dalam Shahîh Ibn Majah no.3477).

Ubay ibn Ka‘ab r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Saw.bersabda, “Jika hari kiamat telah terjadi, aku menjadi imam“Jika hari kiamat telah terjadi, aku menjadi imam“Jika hari kiamat telah terjadi, aku menjadi imam“Jika hari kiamat telah terjadi, aku menjadi imam“Jika hari kiamat telah terjadi, aku menjadi imam

para nabi juga juru bicara mereka, aku memberi syafaat bagipara nabi juga juru bicara mereka, aku memberi syafaat bagipara nabi juga juru bicara mereka, aku memberi syafaat bagipara nabi juga juru bicara mereka, aku memberi syafaat bagipara nabi juga juru bicara mereka, aku memberi syafaat bagi

mermermermermereka dan aku tidak meneka dan aku tidak meneka dan aku tidak meneka dan aku tidak meneka dan aku tidak menyyyyyombongkan diri”ombongkan diri”ombongkan diri”ombongkan diri”ombongkan diri” (HR Al-Tirmidzino. 4613, Ibn Majah no. 4308, dan Ahmad [5:137], danAl-Hakim [1: 71]. Dalam sanadnya terdapat perawi yangbernama Abdullah ibn Muhammad ibn ‘Aqil. Diamenghasankan hadis ini. Lihat kitab Al-Tahdzîb karya IbnHajar [6:13]). Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwaNabi Saw. bersabda, “Aku adalah pemimpin Bani Adam,orang yang pertama kali memberi dan diberi syafaat,

Page 209: Isi Maria Al-qibthiyah

207Catatan-Catatan

pertama kali dibangkitkan dan mengenakan pakaiansurga, kemudian aku berdiri di sisi kanan ‘Arsy, dan tidakada makhluk yang berdiri di tempat itu selain aku” (HRMuslim no. 2278, Abu Daud no. 4673, dan Ahmad [2:540]). Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkankepadanya hingga hari kita berjumpa di telaganya yangmulia. Dan semoga Allah mengumpulkan kita bersamadi sana. Amin.

5. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5999 dari Abu HamidAl-Sa‘idi r.a.

6. Diriwayatkan oleh Al Bukhari no. 3933 dan Muslim no.1078.

7. HR Muslim no. 536. 8. HR Muslim no. 2383. 9. HR Ahmad dalam Kitab Al-Musnad (1: 236) dan Imam Al-

Arna’uth mengatakan bahwa hadis itu sahih.10. HR Ahmad dalam Kitab Al-Musnad (5: 262). Al-Haitsami

mengatakan dalam Kitab Majma‘ Al-Zawâ’id bahwahadis tersebut diriwayatkan oleh Ahmad. Sanadnyahasan dan memiliki saksi-saksi yang menguatkannya.Hadis itu juga diriwayatkan oleh Al-Thabarani.

11. HR Al-Bukhari no. 3 dan Muslim no. 252.12. HR Al-Bukhari no. 4443 dan Muslim no. 1781.

Bab 5 1. Imam Al-Dzahabi memaparkan, beliau adalah Shafiyyah

Ummul Mukminin binti Huyay ibn Akhthab ibn Sa‘yah,cucu dari Al-Lawiy, anak dari seorang Nabi, Israil ibnIshaq ibn Ibrahim, beliau juga masih cucu dari ke-turunan Nabi Harun a.s. (Siyar A‘lâm Al-Nubalâ’ [2:132]).

Page 210: Isi Maria Al-qibthiyah

208 Maria Al-Qibthiyah

Ibn Ishaq menyebutkan dengan sanadnya dari Yunusibn Bakir, dia berkata, “Orangtuaku, Ishaq ibn Yasarmemberitahuku bahwa ketika Rasulullah Saw. mem-bongkar kebohongan kaum Abi Al-Haqiq, beliau mem-bawa Shafiyyah binti Huyay. Pada saat itu, beliau jugamembawa anak paman Shafiyyah. Mereka berduadatang bersama Bilal. Tatkala mereka berjalan melewatipara korban perang kaum Yahudi, salah seorang wanitakorban perang tersebut melihat seorang wanita yangberjalan bersama Shafiyyah. Perempuan itu kemudianmemukul wajahnya dan melulurkan debu di mukanya,lalu Rasulullah Saw. bersabda, “Singkirkan setan pe-rempuan ini dari jalanku.” Kemudian Rasulullah Saw.meminta Shafiyyah berjalan di sampingnya dan me-nutupi dirinya dengan baju Rasulullah Saw. Orang-orangmengetahui bahwa Rasulullah Saw. sendiri yang me-milih untuk melakukan hal tersebut. Lalu beliau berkatakepada Bilal, “Apakah hatimu sudah tidak merasa kasihan,saat melewati dua perempuan yang terbunuh tersebut?”Sebelum kejadian tersebut, Shafiyyah melihat sinar bulansenantiasa menaunginya. Kemudian ketika dia menyam-paikan kejadian itu kepada ibunya, ibunya langsungmenampar mukanya, dan berkata, “Tindakan yang eng-kau lakukan kepada panglima Arab itu begitu lancang.”Saat dia menemui Rasulullah, bekas tamparan tersebutmasih ada. Tatkala Rasulullah menanyakan hal tersebut,dia menceritakan semuanya (Lihat dalam Al-Ishâbah [7:739]).

2. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari pada hadis no. 2893dan Imam Muslim no. 1365. Dalam kalimat “Wahai

Page 211: Isi Maria Al-qibthiyah

209Catatan-Catatan

Rasulullah, benarkah engkau telah memberikan Sha-fiyyah binti Huyay, seorang wanita keturunan BaniQuraizhah dan Nadhir kepada Dihyah? Sungguh tidakada yang berhak atasnya selain dirimu. Kemudian Ra-sulullah Saw. memanggil Dihyah untuk datang bersamaShafiyyah. Dia bersama Shafiyyah datang menemuiRasulullah Saw. Ketika Nabi melihat Shafiyyah, beliaubersabda kepada Dihyah, ‘Ambillah budak perempuanyang lain selain dia.’” Al-Marwazi menyebutkan adanyadua kemungkinan dalam kejadian tersebut:

Pertama: Dihyah menyerahkan Shafiyyah kepadaRasulullah Saw. dengan kehendaknya sendiri, dan diadiizinkan untuk memilih budak perempuan yang lain.

Kedua: Rasulullah Saw. mengizinkan Dihyah untukmengambil satu dari sekian banyak budak perempuantawanan perang karena dirasakan tidak ada keutamaandari budak-budak tersebut. Namun, ketika RasulullahSaw. mengetahui bahwa budak tersebut diambil karenasebab nasab (keturunan) dan kedudukan dari diri merekamasing-masing untuk kaumnya, maka Rasulullah Saw.meminta Dihyah agar mengembalikan Shafiyyah. Denganalasan tersebut, Rasulullah Saw. tidak mengizinkanDihyah mengambil budak-budak tersebut. Beliau meng-utamakan Dihyah dari tentara perang yang lain dapatmengakibatkan pertikaian antara mereka dan dapatmerendahkan kedudukannya. Karena Shafiyyah merupa-kan keturunan Bani Quraizhah yang baik, tindakan yangdilakukan oleh Dihyah dikhawatirkan dapat menjadikandia berbangga hati, atau bahkan akan mengakibatkan per-tikaian. Dengan alasan inilah, Rasulullah Saw. meminta

Page 212: Isi Maria Al-qibthiyah

210 Maria Al-Qibthiyah

Dihyah mengembalikan Shafiyyah kembali sebagai sikapantisipasi dari bahaya yang akan terjadi. Dengan alasaninilah, Rasulullah menukar Shafiyyah dengan budak lain.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa terdapat bagihasil antara Rasulullah Saw. dan Dihyah. Kemudian,Rasulullah Saw. membeli Shafiyyah dengan harga tujuharu’sin (budak perempuan).

3. HR Al-Thabarani (24:177) dan Al-Haitsami dalam Majma‘Zawâ’id-nya (9: 254). Disebutkan bahwa perawinyasahih.

4. Diriwayatkan oleh Ibn Sa‘d dalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ(8: 127).

5. Diriwayatkan oleh Ibn Ya‘la (7120) dan Al-Haitsamidalam Majma‘ Zawâ ’id-nya (9: 255).

6. Ibn Hajar menyebutkan dalam kitab Al-Ishâbah. Ibn Sa‘dmenyebutkan sebuah riwayat dari ‘Atha’ ibn Yassar, diaberkata, “Ketika Shafiyyah kembali dari Perang Khaibar,dia bersinggah di kediaman Haritsah ibn Al-Nu‘man.Ketika para wanita dari kaum Anshar mendengar beritaitu, mereka beramai-ramai ingin segera melihat kecan-tikannya. Kemudian, ‘A’isyah keluar menemuinya de-ngan menutup mukanya. Setelah itu, Rasulullah jugakeluar dan beliau bersabda, “Bagaimanakah menurutpendapatmu, wahai ‘A’isyah?” ‘A’isyah berkata, “Aku me-lihatnya seperti orang Yahudi.” Lalu Rasulullah ber-sabda, “Jangan engkau katakan kalimat itu karena saatini dia telah masuk Islam dan telah membenarkan ke-islamannya (Lihat dalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ [8:126]).

Page 213: Isi Maria Al-qibthiyah

211Catatan-Catatan

Ibn Sa‘id juga meriwayatkan dari Zaid ibn Aslam, diaberkata, “Pada hari ketika Rasulullah sakit menjelangwafatnya, semua istri beliau berkumpul. Rasulullahmengumpulkan mereka semua. Lalu Shafiyyah ber-bicara, “Wahai Nabi, demi Allah sungguh rasa cinta yangengkau miliki, aku juga memilikinya.” Mendengar hal itu,para istri Nabi yang lain saling berkedipan mata. LaluRasulullah bersabda, “Berkumur-kumurlah kalian.” Merekapun bertanya, “Karena sebab apa?” Rasulullah men-jawab, “Dari kedipan mata kalian terhadapnya. Sung-guh apa yang dia lakukan adalah sedekah” (Diriwayat-kan oleh Ibn Sa‘d dalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ [8:128]).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Shafiyyah wafatpada tahun ke-36 H. Ibn Hibban dan Ibn Manduh mema-parkan bahwa riwayat tersebut adalah salah karena padasaat itu Ali ibn Husain belum dilahirkan.

Ibn Sa‘d telah meriwayatkan dari hadis Umayyah bintiAbi Qais Al-Ghifariyah dari Al-Waqidi, dia berkata, “Akuadalah salah seorang wanita yang menikahkan Sha-fiyyah dengan Rasulullah. Aku pernah mendengar diaberkata, ‘Ketika aku menikah dengan Rasulullah Saw.,umurku belum mencapai tujuh belas tahun’” (Lihatdalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ [8:129]).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Shafiyyah wafatpada tahun ke-52 H, yaitu pada masa Khilafah Mu‘awiyah.(Lihat dalam kitab Al-Ishâbah [7:739-742]).

Diriwayatkan bahwa ketika Shafiyyah memeluk Islam,dia tidak lagi memedulikan kondisi kaumnya, semuahidupnya dia abdikan untuk Rasulullah Saw. Apabilakita perhatikan secara saksama, antara Shafiyyah dan

Page 214: Isi Maria Al-qibthiyah

212 Maria Al-Qibthiyah

Rasulullah terdapat hubungan khusus yang tidak dimilikioleh istri-istri Nabi yang lain. Karena, dia lebih sukamenyendiri, tinggal di dalam masjid, dan tidak ingin ber-campur dengan istri Rasul yang lain. Dia tidak kembalike rumah kecuali jika ada sesuatu yang penting.

Suatu saat pada bulan Ramadhan, dia ingin melak-sanakan iktikaf. Lalu tiba-tiba dia melihat sebuah tendaberada di sekitar masjid. Di dalamnya terdapat ‘A’isyah,Hafshah, dan Zainab binti Jahsy. Kemudian Shafiyyahmelarangnya, tetapi Rasulullah berkata, “Maksud merekabaik.” Maka Shafiyyah pergi dan tidak jadi melaksana-kan iktikaf. Pada waktu itu, Rasulullah terlihat melaksana-kan iktikaf sendiri. Lalu istri-istri beliau datang menemui-nya. Namun, ketika mereka ingin pergi meninggalkanbeliau, beliau meminta Shafiyyah binti Huyay untuktetap tinggal bersamanya. Lalu saat Shafiyyah ingin pergimeninggalkan beliau, beliau mengantarkan Shafiyyahhingga depan pintu masjid. Tak lama kemudian lewatlahdua orang lelaki dari kaum Anshar, mereka mengucap-kan salam kepada Rasulullah sambil terburu-buru hen-dak pergi. Akan tetapi, tiba-tiba Rasulullah bersabda,“Berjalanlah pelan-pelan karena wanita yang bersamakuadalah Shafiyyah binti Huyay.” Mereka berdua sangatmeminta maaf dan berkata, “Subhânallâh, wahai Rasulul-lah.” Lalu Rasulullah mengingatkan mereka bahwa se-sungguhnya setan itu masuk ke dalam tubuh manusiabersamaan dengan aliran darah (HR Al-Bukhari).

Page 215: Isi Maria Al-qibthiyah

213Catatan-Catatan

Ada dua hal penting yang terdapat dalam hadis ini:Pertama: hadis tersebut berbicara mengenai hubung-

an khusus antara Shafiyyah dan Rasulullah Saw.Kedua: perintah untuk senantiasa menjaga dan men-

jauhi sebuah prasangka serta jalan masuknya setan.Hubungan khusus ini dapat kita lihat, misalnya, pada

ucapan yang sering diucapkan Rasulullah Saw. kepada-nya. Misalnya, Rasulullah sering mengucapkan kata-katayang mengandung sebuah doa kepadanya. Namun,apabila kita teliti secara saksama, sebenarnya apa yangsering beliau ucapkan adalah sebuah kata-kata yang me-nandakan kedekatan beliau dengannya. Ketika Shafiyyahmelaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah, diapernah menyampaikan kepada Rasulullah bahwa diatidak dapat melaksanakan ibadah thawaf. Maka Ra-sulullah berkata, “Alangkah malangnya dirimu”“Alangkah malangnya dirimu”“Alangkah malangnya dirimu”“Alangkah malangnya dirimu”“Alangkah malangnya dirimu” (HR Al-Bukhari [3281] dan Muslim [2175]).

7. Lihat dalam Al-Mawâhib Al-Laduniyyah (1: 418).Raihanah pernah berkata, “Aku adalah istri dari seorangsuami yang begitu mencintai dan menghormatiku, tanpaharus bersumpah aku mengatakan itu, dan aku adalahorang yang memiliki paras muka yang cantik. Ketikapenduduk Bani Quraizhah ditawan, semua tawanan ter-sebut diserahkan ke tangan Rasulullah Saw. termasukdiriku sendiri. Pada saat itu, tidak ada hasil rampasanyang tersisa. Ketika semua tawanan dipisah-pisahkan,Allah memilihku dan aku pun dikirim ke kediamanUmmu Mundzir binti Qais selama satu hari, hinggapemisahan para tawanan tersebut selesai. Pada saat itu,Rasulullah menemuiku dan memintaku untuk duduk di

Page 216: Isi Maria Al-qibthiyah

214 Maria Al-Qibthiyah

depan beliau. Lalu beliau bersabda, “““““Apabila engkau inginApabila engkau inginApabila engkau inginApabila engkau inginApabila engkau ingin

memilih Allah dan Rasul-Nya, maka memilih Allah dan Rasul-Nya, maka memilih Allah dan Rasul-Nya, maka memilih Allah dan Rasul-Nya, maka memilih Allah dan Rasul-Nya, maka aku sendiri yang akan me-aku sendiri yang akan me-aku sendiri yang akan me-aku sendiri yang akan me-aku sendiri yang akan me-

milihmu.”milihmu.”milihmu.”milihmu.”milihmu.” Dia berkata, “Aku lebih memilih Allah dan Rasul-“Aku lebih memilih Allah dan Rasul-“Aku lebih memilih Allah dan Rasul-“Aku lebih memilih Allah dan Rasul-“Aku lebih memilih Allah dan Rasul-

Nya.”Nya.”Nya.”Nya.”Nya.” Setelah aku memeluk Islam, Rasulullah kemudianmembebaskan dan menikahiku dengan mahar yangsama seperti apa yang beliau berikan kepada istri-istribeliau yang lain. Acara pernikahan kami dilangsungkandi kediaman Ummu Mundzir. Lalu beliau bersumpahkepadaku sama seperti apa yang beliau sumpahkankepada istri-istri beliau yang lain.

Sungguh Rasulullah merasa bangga dengan pe-rangainya sehingga apa yang kerap kali dia minta, beliauselalu mengabulkannya. Rasulullah pernah berkatakepadanya, “Seandainya engkau memintaku agar mem-bebaskan seluruh tawanan dari Bani Quraizhah, pastiaku akan membebaskannya.” Dia menjadi istri Nabi,hingga dia wafat setelah pulang dari Haji Wada‘. Laludia dimakamkan di Pemakaman Baqî‘. Rasulullah me-nikahinya pada tahun ke-6 H.

Lampiran 1. HR Ibn Majah no. 1984 disahihkan oleh Al-Albani

dalam Shahîh Ibn Majah no. 1614. 2. HR Al-Bukhari no. 6039. 3. Diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad dalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ

no. 365. 4. HR Al-Bukhari no. 5217. 5. HR Abu Daud no. 2137. Dalam Shahîh Abû Dâud no. 1870,

Al-Albani mensahihkannya. 6. HR Al-Tirmidzi no. 1018.

Page 217: Isi Maria Al-qibthiyah

215Catatan-Catatan

7. HR Al-Bukhari no. 5212. 8. Lihat Al-Shahihah no. 1479 dan Al-Irwâ‘ no. 83. 9. HR Ahmad dalam Al-Musnad no. 108 dan Abu Daud

no. 2135.10. HR Al-Bukhari no. 5228.

Page 218: Isi Maria Al-qibthiyah

Gua Hira: Tempat ketikaRasulullah

mengasingkan diri sebelummenerima wahyu

Tanah Baqi‘ sebelum masa pembongkaran

Page 219: Isi Maria Al-qibthiyah

Tanah Baqi‘ menjadi saksi pemakamanUmmul Mukminin Maria Al-Qibthiyah r.a.

Diyakini sebagai jejak kaki Rasulullah Saw.

Page 220: Isi Maria Al-qibthiyah

Sebuah wadah yang menyimpan tanah makam Rasulullah Saw.

Salah satu peninggalan Mesir Kuno di Saqqara

Page 221: Isi Maria Al-qibthiyah

Diduga sebagai makam sahabatRasulullah Saw.,

Abu Dzar r.a., yang beradadi kawasan Mesir

Salah satu Gereja Koptik yang terletak di Kota Aswan, Mesir

Page 222: Isi Maria Al-qibthiyah
Page 223: Isi Maria Al-qibthiyah

SejarahKristen Koptik

Kata Koptik berasal dari bahasa Yunani, yakni Aigyp-tos yang bersumber dari kata Hikaptah, salah satunama lain dari Memphis, kota pertama di Mesir kuno.Kata Koptik sekarang lebih merujuk pada orangKristen Mesir, seperti yang terdapat dalam naskahterakhir dari bahasa Mesir kuno. Kata ini juga men-jelaskan pemisahan seni dan arsitektur yang berkem-bang pada awal kekristenan.

Gereja Koptik berdasarkan ajaran dari St. Markusyang membawa ajaran Kristen ke Mesir dalam masapemerintahan Kaisar Nero dari Roma pada abad per-tama, belasan tahun setelah kenaikan Yesus Kristuske surga. Dia adalah salah satu dari empat penginjildan penulis Injil kanonik tertua. Ajaran Kristen me-nyebar di Mesir dalam waktu setengah abad setelahSt. Markus tiba di Alexandria seperti yang jelas ter-tulis dalam Perjanjian Baru yang ditemukan di Bah-nasa, Mesir Tengah, sekitar 200 M. Juga dari frag-men Injil Yohanes yang ditulis dalam bahasa Koptik,yang ditemukan di Mesir Atas dan diperkirakan ditulissekitar pertengahan abad kedua.

Page 224: Isi Maria Al-qibthiyah

Gereja Koptik yang usianya kini lebih dari 19abad adalah salah satu subjek dari banyak ramalandari Perjanjian Lama. Nabi Yesaya dalam Bab 19ayat 19 mengatakan, “Pada waktu itu akan ada mez-bah bagi Tuhan di tengah-tengah tanah Mesir dantugu peringatan bagi Tuhan pada perbatasannya.”

Walaupun sudah berintegrasi dengan negaramodern Mesir, Gereja Koptik dapat bertahan sebagaiagama yang memberikan kontribusi besar bagi duniaKristen. Gereja Koptik ikut ambil bagian sebagaipembela iman Kristen dalam Kredo Nicea, yangmenyebarkannya ke seluruh Gereja di dunia, yangsalah satu orang kebanggaannya adalah St. Athana-sius, Paus Alexandria selama 46 tahun, dari 327-373 M. Status ini layak diberikan, dan bahkan, Mesirmerupakan tempat penampungan bagi KeluargaSuci (Yesus Kristus, Bunda Maria, dan St. Yusuf) saatlari dari Yudea (Matius 2: 12-23).

Gereja Koptik Mesir memberikan kontribusi yangbanyak dalam sejarah Gereja. Sejak berdiri, GerejaKoptik berperan penting dalam teologi kekristen-an—dan utamanya untuk melindungi ajaran Gerejadari ajaran sesat Gnostik. Gereja Koptik menghasil-kan ribuan teks, baik dalam studi biblical maupunteologi.

Page 225: Isi Maria Al-qibthiyah

Sistem monastik (membiara) lahir di Mesir danmerupakan karakter dari Gereja Koptik yang menge-depankan ketaatan dan kesederhanaan, berkatajaran dan tulisan dari Bapa Agung dari Gurun Mesir(The Great Fathers of Egypt’s Deserts). Monastikdimulai pada akhir abad ketiga dan berkembang padaabad keempat. St. Anthony adalah rahib Kristen per-tama orang Koptik yang berasal dari Mesir Atas. St.Pachom yang menetapkan aturan mengenai hidupmembiara adalah orang Koptik. Orang Koptik yangterkenal lainnya adalah St. Makarios, St. Moses theBlack, dan St. Mina yang Menakjubkan. Para bapaGereja lainnya adalah Paus Cyril VI dan muridnyaUskup Mina Abba Mina. Pada akhir abad keempat,kira-kira terdapat ratusan biara dan ribuan celah dangua yang ada di bukit di Mesir.

Di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi Timur,yakni Konstantinopel (yang merupakan tandingandari Kerajaan Romawi Barat), para Patriarkh danUskup Alexandria berperan penting dalam teologikekristenan. Mereka diundang ke berbagai tempatuntuk berbicara mengenai iman Kristen. St. Cyril,seorang Uskup Alexandria, adalah kepala dari Kon-sili Ekumenis yang diadakan di Efesus pada 430 M.Dalam Konsili itu dikatakan bahwa para Uskup dariGereja Alexandria tidak melakukan kegiatan apa punselain mengadakan rapat. Namun, peran penting

Page 226: Isi Maria Al-qibthiyah

ini kemudian menjadi tidak adil lagi ketika politikmemasuki Gereja.

Semua ini bermula ketika Kaisar Marcianus meng-intervensi mengenai persoalan iman di Gereja. Na-mun, St. Dioscorus, Uskup Alexandria, yang kemu-dian dikeluarkan dari Gereja, mengatakan bahwa:“Anda tidak punya urusan apa pun dengan Gereja.”Motif politik ini kemudian makin kelihatan ketikadalam Konsili di Kalsedon pada 451 M, ketikaGereja Koptik secara tidak adil dituduh sebagai peng-ikut ajaran Eutyches, yang percaya pada monofisi-tisme. Doktrin ini mengajarkan bahwa Tuhan YesusKristus hanya mempunyai satu bentuk, yakni sebagaiTuhan semata, tidak dua bentuk, yakni manusia dansebagai Tuhan sekaligus.

Gereja Koptik tidak pernah percaya pada ajaranmonofisit seperti yang digambarkan dalam KonsiliKalsedon. Dalam Konsili itu, monofisitisme berartimanusia percaya Tuhan hanya punya satu bentuk,yakni Tuhan itu sendiri. Sedangkan Gereja Koptiksendiri percaya bahwa Tuhan adalah sempurna se-bagai Tuhan dan juga sempurna sebagai manusia,tetapi sisi Ketuhanan dan sisi Kemanusiaan Tuhanini bersatu dalam satu bentuk yang disebut denganfirman Allah yang Hidup, yang diulang kembali olehSt. Cyril dari Alexandria.

Page 227: Isi Maria Al-qibthiyah

Orang Koptik percaya bahwa dalam dua bentuk,yakni manusia dan Tuhan ini adalah satu “tanpa ke-bingungan, tanpa berselang-seling” (dari PengakuanIman di bagian akhir Liturgi Gereja Koptik). Keduabentuk ini “tidak pernah terpisah walau dalam sekalikedipan mata” (Juga dari Pengakuan Iman di bagianakhir Liturgi Gereja Koptik).

Gereja Koptik memang salah dalam memaknaiinti dari Konsili Kalsedon pada abad kelima. MungkinKonsili mengerti betul akan arti Gereja, tetapi merekayang ingin mengasingkan Gereja, dan mengisolasi-nya dan menghilangkan orang Mesir, Paus, yangmempertahankan bahwa gereja dan negara harusdipisahkan. Walaupun demikian, Gereja Koptik tetapbersikukuh dan tabah dalam imannya. Apakah iniadalah konspirasi dari Gereja Barat untuk menge-luarkan Gereja Koptik sebagai akibat menolak politikdi dalam Gereja, ataukah Paus Dioscurus tidak punyawaktu yang banyak untuk menjelaskan bahwa GerejaKoptik tidak menganut ajaran monofisit, Gereja Kop-tik tetap memandatkan untuk melakukan rekonsiliasimengenai perbedaan semantik yang ada di dalamGereja.

Hal ini tepatnya dikatakan oleh penerus St. Markuske-117, yakni Paus Shenouda III: “Kepada GerejaKoptik, iman adalah sesuatu yang sangat penting dari

Page 228: Isi Maria Al-qibthiyah

apa pun, dan yang lain harus mengetahui bahwamasalah semantik dan terminologi bukanlah suatuperkara besar bagi kami.” Dalam abad ini, GerejaKoptik sudah berperan penting dalam gerakan Eku-menis. Gereja Koptik adalah salah satu pendiri DewanGereja Dunia (WCC) dan menjadi anggotanya sejak1948. Gereja Koptik juga adalah anggota DewanGereja Afrika (AACC) dan Dewan Gereja TimurTengah (MECC). Gereja berperan penting dalampergerakan kekristenan dengan memimpin dialogdengan tujuan menyelesaikan masalah teologi denganKatolik, Orthodox Timur, Presbiterian, dan gerejaevangelis.

Selama empat abad penaklukan Mesir oleh Arab,Gereja Koptik tumbuh subur dan ajaran Kristenmasih tetap berlangsung di Mesir. Hal ini disebab-kan posisi Gereja Koptik yang menguntungkan. NabiMuhammad Saw., yang mempunyai istri seorangMesir Koptik, Maria Al-Qibthiyah, berpesan kepadapara sahabatnya: “Ketika kalian menaklukkan Mesir,berbaik hatilah kamu kepada orang Kristen Koptikkarena mereka adalah sanak saudara dan keluarga-mu yang harus dilindungi.” Orang Kristen Koptikkemudian diizinkan dalam menjalankan kegiatankeagamaannya kemudian diberikan perlakuankhusus, yakni diberikan pajak khusus yang disebut

Page 229: Isi Maria Al-qibthiyah

Gezya (jizyah), agar bisa diberikan status Ahl Zemma(ahlu al-dzimmah) berarti yang dilindungi.

Orang Kristen yang tidak mampu membayarpajak ini akan diberikan dua pilihan apakah mening-galkan iman Kristen dan berpindah keyakinan men-jadi Islam, atau kehilangan hak-hak sipil khusus.Peraturan ini kemudian ditambahkan lagi kepadaorang Kristen Koptik dalam 750-868 M dan 905-935 M di bawah pemerintahan Dinasti ‘Abbasiyahketika Gereja mengalami masa paling tenang.

Posisi Gereja Koptik mulai meningkat pada awalabad ke-19 di bawah Dinasti Muhammad Ali yangbertoleransi kepada orang Kristen Koptik. Komu-nitas Kristen Koptik diberikan kembali hak-hak ad-ministratifnya, dan pada 1855 pajak Gezya dihilang-kan dan orang Koptik pun bisa ikut masuk dalamTentara Nasional. Pada 1919, identitas Mesir ditun-jukkan bahwa Mesir modern terdiri dari Muslim danKoptik.

Saat ini (sebagaimana dokumen ini ditulis pada1992), ada lebih dari 9 juta orang Kristen Koptik(jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Mesiryang berjumlah 57 juta) yang berdoa dan ikut dalamkomuni dalam misa harian di Gereja Koptik di Mesir.Ini tidak termasuk orang Kristen Koptik lainnya yangberjumlah 1,2 juta jiwa yang juga berdoa di ratusan

Page 230: Isi Maria Al-qibthiyah

Gereja di Amerika Serikat, Kanada, Australia, InggrisRaya, Prancis, Jerman, Austria, Belanda, Brasil, danbanyak negara di Afrika dan Asia.

Di negara Mesir sendiri, orang Kristen Koptikada di tiap provinsi dan di tiap provinsi ini merekabukanlah kaum mayoritas. Budaya, sejarah, dan hartaiman mereka menyebar di seluruh Mesir, bahkandi oasis paling terpencil sekalipun, Oasis Kharga yangberada di gurun bagian barat. Sebagai individu,orang Kristen Koptik sudah mencapai prestasi aka-demis yang membanggakan di mata dunia. Salahsatu di antaranya adalah Dr. Boutros Boutros Ghalisebagai Sekretaris Jenderal PBB (1992-1997). OrangKristen Koptik lainnya adalah Dr. Magdy Yacoub,seorang dokter bedah jantung.

Gereja Koptik mempunyai tujuh sakramen: Baptis,Krisma, Ekaristi, Penitensi, Pengutusan, Pernikahan,dan Pemberian Minyak Suci kepada yang sakit.Sakramen Baptis dilakukan beberapa minggu se-telah kelahiran dengan menggunakan air sebanyaktiga kali. Krisma diberikan segera setelah sakramenBaptis diberikan. Penitensi dilakukan dengan imamsecara pribadi yang penting untuk menerima Eka-risti. Kadang-kadang dalam keluarga, penitensi jugadilakukan dengan menunjuk imamnya sendiri. Dariketujuh sakramen ini, hanya sakramen Pernikahan

Page 231: Isi Maria Al-qibthiyah

yang tidak bisa diberikan selama dalam masa puasa.Poligami adalah ilegal, walaupun dilegalkan olehnegara.

Gereja Koptik merayakan tujuh hari Suci Besardan tujuh hari Suci Kecil. Perayaan PengangkatanSalib, Natal, Teofani, Minggu Palma, Paskah, Advent,dan Pentakosta. Natal dirayakan setiap tanggal 7Januari. Gereja Koptik menetapkan jumlah hariKebangkitan Yesus Kristus (Paskah) sama banyaknyadengan hari kenaikan ke Surga. Kalender MartirKoptik penuh dengan perayaan mengenang paramartir (St. Markus, St. Mina, St. George, St. Barbara)dalam sejarah Koptik.

Gereja Koptik mempunyai cara perhitungankalender puasa yang berbeda dibandingkan dengankomunitas Kristen lainnya. Dalam 365 hari, orangKristen Koptik berpuasa selama lebih dari 210 hari.Selama puasa, tidak diperbolehkan mengonsumsimakanan dari hewan (daging, unggas, ikan, susu,telur, dan seterusnya). Dan, selama berpuasa tidakdiperkenankan makan selama matahari terbit sampaimatahari terbenam. Semua aturan yang ketat ini—yang akhirnya menghasilkan resep masakan Koptikyang sangat enak selama berabad-abad—biasanyadiberikan kelonggaran oleh imam kepada orangyang lemah atau sedang sakit.

Page 232: Isi Maria Al-qibthiyah

Shaum, yang juga dikenal dengan Puasa Agung,dirayakan juga oleh orang Kristen Koptik. Perayaanini dimulai dengan satu minggu pra-Shaum, yangkemudian diikuti dengan puasa selama 40 hari untukmengenang Puasa Yesus di atas gunung, yang kemu-dian diikuti dengan Minggu Suci, yang merupakanminggu paling suci (disebut dengan Pascha) dalamKalender Koptik, yang puncaknya adalah Penyalibanpada Jumat Agung dan berakhir dengan perayaanPaskah. Puasa lainnya yang dikenal dalam GerejaKoptik adalah Puasa Advent ( Puasa Kelahiran YesusKristus), Puasa para Rasul, Puasa Bunda Maria, danPuasa Niniwe.

Klerus dari Gereja Orthodox Koptik adalah PausAlexandria dan termasuk uskup yang ditahbiskandalam lingkup Gereja Koptik. Paus dan Uskup harus-lah seorang rahib; mereka adalah anggota SinodeOrthodox Koptik yang Suci (Konsili), yang secarareguler bertemu untuk membahas masalah imandan pastoral dalam Gereja.

Di samping itu ada dua bagian non-klerus yangmengambil peran di dalam Gereja Koptik. Yang per-tama adalah Dewan Awam Gereja Koptik yangmuncul pada 1883 sebagai jembatan antara Gerejadan Pemerintah. Yang kedua adalah Komite KlerusAwam, yang muncul pada 1928 untuk memonitor

Page 233: Isi Maria Al-qibthiyah

manajemen Gereja Koptik dalam memberikan sum-bangsih dalam hukum Negara Mesir.

Sumber: http://jawaban.com/forum/

viewtopic.php?t=7242&sid=2c8c18cab9c7125307619e3b691cecc8

Page 234: Isi Maria Al-qibthiyah