manazine #4

16
Demi masa {1} Sungguh, manusia berada dalam kerugian, {2} kecuali, orang- orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran {3}

Upload: jmmi-its

Post on 07-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Manazine #4

Demi masa {1} Sungguh, manusia berada dalam kerugian, {2} kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati

untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran {3}

Page 2: Manazine #4

EDISI DESEMBER 2010

PELINDUNG:ALLAH SWT,

Rektor ITSKetua TPK Islam

PENASIHAT:

Refi Efendi (Ketua Umum JMMI ITS)

Amir Amrudin (Kadep Syika)

PEMIMPIN UMUM:

Muhammad Mu’izzuddin (Kadiv Media)

Ayyu Fityatin (Kopidiv Media)

PIMPINAN REDAKSI:Nanda Iriawan Ramadhan

REPORTER:Imro’attul Qoniah, Ririn,

Choirun Nisak,Faishal Mufied Al- Anshary

LAYOUTER:Fathul Ali, Intan Cheria

PUBLIKASI & DISTRIBUSI:

Zendi Bagus Permana,Yufita

manazineApa kabar sahabat sekalian? Semoga kita semua selalu berada dalam limpahan rahmat-Nya. Alhamdulillah, akhirnya setelah perjuangan yang panjang, terbit juga ManaZine edisi ke-4 ini. Kami mohon maaf kepada sahabat semua karena penerbitan kali ini mengalami keterlambatan karena berbagai sebab. Di tengah kesibukan masing-masing tim redaksi, kami mencoba untuk mengumpulkan semangat dan niat kembali agar tidak tereduksi dan agar tetap dapat menegakkan agama-Nya bersama sahabat semua, salah satunya melalui ManaZine kali ini.

Tahukah sahabat tema ManaZine kali ini? Coba tebak! Ya, benar! Tema kita kali ini adalah Kepemimpinan! Kenapa mesti kepemimpinan? Banyak pertimbangan sih untuk memilih tema tersebut. Tapi yang pasti, bukankah masing-masing dari kita adalah pemimpin? Minimal pemimpin diri masing-masing. Selain itu, keberadaan seorang pemimpin sangat penting. Bukankah begitu? Bukankah pemimpin adalah suatu deskripisi singkat mengenai yang dipimpinnya? Bukankah seorang pemimpin bagaikan seorang pengendara di dalam mobil? Tidak hanya itu, edisi kali ini juga berisi renungan akhir tahun.

So, mari kita simak bersama-sama isi ManaZine kali ini. Semoga banyak hikmah dan berkah yang mengalir setelah membacanya. Amin... Namun sahabat, kita tahu bahwa manusia tidaklah sempurna. Kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT, bukan? Oleh karena itu, kami, Tim Redaksi ManaZine , berharap pada Allah agar Sahabat sekalian berkenan memeberikan kritik, saran, komentar terhadap kami. Silakan kirim via email. Akhir kalimat, terima kasih. Selamat membaca! Selamat menegakkan agama-Nya! Keep Fight!

Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh...

_REDAKSI

Tinta Redaksi

KepemimpinanMenjadi Umar bin Khattab Masa Depan (4)Perempuan Sempurna (7)Harapan untuk Rektor Terpilih (9) Dia-lah Sang Pahlawan: Pemuda (10)

Fighting DreamerTakkan Ku Letakkan Lagi ID Card-ku(17)

Resensi

Ujian Akhir Semester

Isu Keislaman

Perjalanan Tahun

Kegiatan dan Galeri JMMI ITS

Bogor: Pemerintah Buru Perokok (22)Muslim Jerman Harus Patuhi Konstitusi (23)

Kepemimpinan di Mata Akademisi (11)

CerpenAku Menjadi Saksi (14)

Page 3: Manazine #4

Suatu masa dalam kepemimpinan

Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat

Arab, mengalami masa paceklik yang berat.

Hujan tidak lagi turun. Pepohonan

mengering, tidak terhitung hewan yang mati

mengenaskan. Tanah tempat berpijak

hampir menghitam seperti abu. Putus asa

mendera di mana-mana. Saat itu Umar, sang

pemimpin, menginstruksikan aparatnya

menyembelih onta-onta potong dan

menyebarkan pengumuman kepada seluruh

rakyat. Ketika melihat berbondong-

bondong rakyat datang untuk makan,

hatinya terasa semakin pedih. Kecemasan

semakin menebal. Dengan hati gentar, lidah

kelunya berujar, “Ya Allah, jangan sampai

umat Muhammad menemui kehancuran di

tangan ini.”

Malam itu pun, bersama Aslam, Khalifah

Umar berada di suatu kampung terpencil.

Kampung itu berada di tengah-tengah gurun

yang sepi. Saat itu Khalifah terperanjat. Dari

sebuah kemah yang sudah rombeng,

terdengar seorang gadis kecil sedang

menangis berkepanjangan. Umar bin

Khattab dan Aslam bergegas mendekati

kemah itu, siapa tahu penghuninya

membutuhkan pertolongan mendesak.

Setelah dekat, Umar melihat seorang

perempuan tua tengah menjerangkan panci

di atas tungku api. Asap mengepul-ngepul

dari panci itu, sementara si ibu terus saja

mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah

sendok kayu yang panjang.

“Assalamu'alaikum,” Umar memberi salam.

Mendengar sa lam Umar, ibu i tu

mendongakkan kepala seraya menjawab

salam Umar. Tapi setelah itu, ia kembali

pada pekerjaannya mengaduk-aduk isi

panci.

“Siapakah gerangan yang menangis di

dalam itu?”, tanya Umar.

Dengan sedikit tak peduli, ibu itu menjawab,

“Anakku….”

“Apakah ia sakit?”

“Tidak,” jawab si ibu lagi. “Ia kelaparan.”

Umar dan Aslam tertegun. Mereka masih

tetap duduk di depan kemah sampai lebih

dari satu jam. Gadis kecil itu masih terus

menangis. Sedangkan ibunya terus

mengaduk-aduk isi pancinya.

Umar tidak habis pikir, apa yang sedang

dimasak oleh ibu tua itu? Sudah begitu lama

tapi belum juga matang. Karena tak tahan,

akhirnya Umar berkata, “Apa yang sedang

kau masak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-

m a t a n g j u g a m a s a k a n m u i t u ? ”

Ibu itu menoleh dan menjawab,

“Hmmm, kau lihatlah sendiri!”

Umar dan Aslam segera melihat ke dalam

panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika

mereka melihat apa yang ada di dalam panci

tersebut. Sambil masih terbelalak tak

percaya, Umar berteriak, “Apakah kau

memasak batu?” Perempuan itu menjawab

dengan menganggukkan kepala. “Untuk

apa?”

Dengan suara lirih, perempuan itu kembali

bersuara menjawab pertanyaan Umar, “Aku

memasak batu-batu ini untuk menghibur

anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin

Khattab. Ia tidak mau melihat ke bawah,

apakah kebutuhan rakyatnya sudah

terpenuhi belum. Lihatlah aku. Aku seorang

janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku

belum makan apa-apa. Jadi anakku pun aku

suruh berpuasa, dengan harapan ketika

waktu berbuka kami mendapat rejeki.

Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba,

makanan belum ada juga. Anakku terpaksa

tidur dengan perut yang kosong. Aku

m e n g u m p u l k a n b a t u - b a t u k e c i l ,

memasukkannya ke dalam panci dan kuisi

air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk

membohongi anakku, dengan harapan ia

akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata

tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-

sebentar ia bangun dan menangis minta

makan.” Ibu itu diam sejenak.

Kemudian ibu anak kecil tadi melanjutkan,

“Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin

Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak

mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”

Mendengar penuturan si Ibu seperti itu,

Aslam akan menegur perempuan itu. Namun

Umar sempat mencegah. Dengan air mata

berlinang ia bangkit dan mengajak Aslam

cepat-cepat pulang ke Madinah. Tanpa

istirahat lagi, Umar segera memikul gandum

di punggungnya, untuk diberikan kepada

janda tua yang sengsara itu.

Karena Umar bin Khattab terlihat keletihan,

Aslam berkata, “Wahai Amirul Mukminin,

biarlah aku yang memikul karung itu….”

Dengan wajah merah padam, Umar

menjawab sebat , “Aslam, jangan

jerumuskan aku ke dalam neraka. Engkau

akan menggantikan aku memikul beban ini,

apakah kau kira engkau akan mau memikul

beban di pundakku ini di hari pembalasan

kelak?”

Aslam tertunduk. Ia masih berdiri

mematung, ketika tersuruk-suruk Khalifah

Umar bin Khattab berjuang memikul karung

gandum itu. Angin berhembus. Membelai

tanah Arab yang dilanda paceklik.

*****

Menjadi Umar bin Khattab Masa Depan

KEPEMIMPINAN

Page 4: Manazine #4

berkehendak meniupkan ruh ke dalam rahimnya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran." (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih). Empat perempuan itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan tetapi, Rasulullah saw. masih membuat strata lagi dari 4 orang tersebut. Terpilihlah dua perempuan yang disebut sebagai perempuan sempurna. Rasul bersabda, “Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam bint i Imran. Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411). Bahkan perempuan sekelas Fathimah dan Khadijah pun masih 'kalah' dibanding Asiyah Istri Firaun dan Maryam binti Imran. Apakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam itu?

Afifah Afra dalam sebuah artikelnya yang ber judul 'S iapakah Kau, Perempuan Sempurna?' membuat sebuah anaisis pribadi b a h w a p e n y e b a b n y a a d a l a h k a r e n a keberadaan suami. Khadijah, ia perempuan hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh Muhammad saw., seorang lelaki hebat. Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena ada Ali bin Abi Thalib kw, seorang pemuda mukmin yang tangguh.

Tentu setiap perempuan mendambakan lelaki yang baik dan shalih, demikian juga sebaliknya. Karena dengan seseorang yang shalih, k e m u n g k i n a n b e s a r b i s a m e m i m p i n perempuan-perempuan tersebut ke arah yang lebih baik. Namun, sebenarnya perempuan tak hanya butuh lelaki shalih untuk menjadi pendampingnya, tapi lebih membutuhkan diri dan amalannya yang benar-benar ikhlas karena Allah swt., sehingga pantas untuk memasuki surga-Nya.

Dalam tiga ayat terakhir surat At-Takhrim, Allah menyebutkan empat nama perempuan di dalam ayat tersebut. Mereka adalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh dan Istri Luth adalah simbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun dan Maryam, adalah s i m b o l p e r e m p u a n b e r i m a n . A l l a h memberikan sebuah permisalan nan ironis. Mengapa begitu? Istri Nuh dan Istri Luth adalah contoh perempuan yang berada dalam pengawasan lelaki shalih. Suami-suami mereka adalah nabi. Akan tetapi, mereka berkhianat sehingga dikatakanlah kepada mereka, waqilad khulannaaro ma' daakhiliin.

Sedangkan antitesa dari mereka, Allah bentangkan kehidupan Istri Firaun (Asiyah binti Muzahim) dan Maryam. Akan tetapi, cahaya iman membuat mereka mampu tetap bertahan di jalan kebenaran.

Buktinya, Istri Firaun adalah istri seorang thaghut, pembangkang sejati yang berkoar-koar menyebut 'ana rabbakumul a'la'. Sehingga Allah memujinya, wa kaanat minal qaanithiin. Dan Maryam, ia bahkan tak memiliki suami tetapi ia rajin beribadah, dan Allah

Cerita di atas hanyalah sedikit cerita dari sekian banyak cerita

mengharukan yang sempat tertorehkan para pemimpin di zaman Tabiin.

Dan apa yang dilakukan Umar bin Khattab adalah sebuah pengorbanan

yang patut dijadikan teladan oleh para pemimpin modern. Seorang

pemimpin yang begitu dihormati, tak disangka ternyata begitu gemar

keluar malam hanya untuk 'menjenguk' rakyatnya. Tanpa mobil mewah,

tanpa pengawalan yang ketat dan ajudan, tanpa kamera tv, tanpa wartawan

yang meliput, dan tanpa publikasi. Ia ingin tahu apakah rakyatnya bisa tidur

nyenyak atau tidak, makan kenyang atau masih kelaparan. Bahkan ia rela

melewatkan malamnya tanpa tidur demi mengangkat sekarung gandum

untuk rakyatnya.

Begitulah memang seharusnya seorang pemimpin yang sadar

akan prioritas dari kepemimpinannya. Bahwa yang paling penting adalah

kesejahteraan apa-apa yang dipimpinnya dan bukan sebaliknya. Bahwa

memimpin berarti melayani lebih dulu sebelum dilayani, memahami lebih

dulu sebelum difahami dan mengerti lebih dulu sebelum dimengerti.

Sekarang, justru banyak pemimpin yang merasa dirinya majikan dan

bukanlah pelayan, menjadi pemimpin ala Umar bin Khattab tentulah

sebuah tantangan besar. Namun, sebagai pemuda muslim, tidakkah kita

menginginkan untuk menjadi Umar bin Khattab – Umar bin Khattab masa

depan? ( Ayyu)

zine

Page 5: Manazine #4

Berbagai harapan untuk rektor terpilih tentunya telah menggema di dalam hati masing-masing seluruh individu yang terlibat di kehidupan Kampus Perjuangan. Seperti apa harapan mereka? Simak beberapa harapan yang disampaikan oleh sivitas akademika ITS di bawah ini.

Supardi,-Satuan Keamanan Kampus-

Yaa... yang penting kebijakan yang dibuat bisa membuat karyawan lebih

sejahtera.

Refi Efendi,-Anggota Tim Nasyid GRANADA -

Semoga mampu mengantarkan ITS sebagaimana visi awal dibangunnya institusi ini, mengembangkan

lebih baik mentoring ITS sebagai solusi permasalahan problematika mahasiswa saat ini, dan

menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas muamalah dan peribadatan.

Rendi Nugroho,-Anggota UKM FUTSAL ITS

-Semoga dengan kebijakannya bisa menjadikan

ITS lebih teduh, infrastruktur lebih terjamin dan sampah-sampah tidak mau lagi

menampakkan dirinya di lingkungan ITS.

Feby Artwodini,-Dosen Sisitem Informasi-

Semoga riset/ penelitian dosen lebih disemarakkan dan kuota untuk riset diperbesar, membuat system

pengaderan yang terarah untuk mendidik mahasiswa baru, dan semoga bisa membawa ITS menjadi perguruan

tinggi yang terdepan dalam pengembangan teknologi ,

dan mampu go internasional. (Mu'izz)

zine

Sedangkan Asiyah? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya, karena justru yang menyiksanya adalah suaminya sendiri. Siksaan yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim." Siksaan yang membuat nyawanya terbang, ah tidak mati, namun menuju surga. Mendapatkan rizki dan bersuka ria dengan para penduduk akhirat. Bagaimana pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia mengadu atas tindasan kaumnya yang menuduh ia sebagai pezina? Pantas jika Rasul menyebut mereka: Perempuan sempurna.

Jadi, bukan karena (sekadar) lelaki shalih yang menjadi pendamping perempuan. Suami yang baik, memang akan menuntun kita menuju jalan ke surga, mempermudah kita dalam menjalankan perintah agama.

Namun, jemari akan teracung pada para perempuan yang dengan kelajangannya (namun bukan sengaja melajang), atau dengan kondisi suaminya yang memprihatinkan (yang juga bukan karena kehendaknya), ternyata tetap bisa beramal dan cemerlang dalam cahaya iman. Kalian adalah Maryam-Maryam dan Asiyah-Asiyah, yang lebih hebat dari Khadijah-Khadijah dan Fathimah-Fathimah. Sebaliknya, alangkah hinanya para perempuan yang memiliki suami-suami nan shalih, namun pada kenyataannya, mereka tak lebih dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Yang alih-alih mendukung suami dalam dakwah, namun justru menggelendot manja, “ kok pergi pengajian terus sih, sekali-kali libur dong!”• Atau, “Mas, aku pengin beli motor yang bagus, gimana kalau Mas korupsi aja,”• Benar, bahwa istri hebat ada di samping suami hebat. Namun, lebih hebat lagi adalah istri yang tetap bisa hebat meskipun terpaksa bersuamikan orang tak hebat, atau bahkan tetapi melajang karena berbagai sebab nan syar'i. Dan betapa rendahnya istri yang tak hebat, padahal suaminya orang hebat dan membentangkan baginya berbagai kemudahan untuk menjadi hebat. Hebat sebagai hamba Allah! Wallahu alam bish-shawwab.

*disarikan dari tulisan Afifah Afra, “Siapakah Kau? Perempuan Sempurna?”

Page 6: Manazine #4

Nama : Prof. Ir. Mukhtasor. M.Eng., Ph.D.

Tempat dan Tanggal Lahir : Blitar, 20 April 1969

Pekerjaan : Guru Besar Jurusan Teknik Kelautan ITS,

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN)

Motto Hidup : Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik

kemanfaatannya

Tempat favorit di ITS: Masjid ITS dan medan organisasi di

ITS

Kepemimpinan di mata akademisi

menjaga sejarah kepahlawanan itu. Kita akan meneruskan kerja para pahlawan. Ini berarti (pemuda) akan berkarya pada jalannya: berkarya lewat karya intelektual, usulan dan gagasan ilmiah sebagai respon intelektual atas permasalahan umat, menjaga moral untuk keberadaban bangsa. Bukan sebaliknya menodai sejarah kepahlawan itu dengan aksi brutal, tindakan amoral, yang hanya mampu membuat pahlawan dahulu kecewa padamu.

Pada setiap bagian waktu akan selalu ada pahlawan yang hadir membenahi kerusakan – kerusakan yang timbul di masyarakat. Dan setiap perbaikan yang hadir adalah pemuda dan pemudi. Ada pemuda seperti Ibrahim yang membabat berhala kemusyrikan dan menentang tirani Namrudz. Ada Musa yang menyelamatkan Bani Israel dari penyembahan terhadap Fir'aun. Ada Shalahudin Al-Ayyubi yang membebaskan Yerusalem dari tentara salib. Thariq bin Ziyad yang menaklukan Andalusia. Mimpi kaum Muslimin untuk menaklukan Konstatinopel pun di pimpin pemuda belia Muhammad Al-Fatih Murad. Dan siapakah calon pahlawan yang akan hadir melawan penjajahan pemikiran dan moral di negeri ini? Ku harap, dialah; sang Pemuda.

Menjaga sejarah kepahlawanan itu memang berat. Pekerjaaan-pekerjaan rumah yang ditinggalkan harus kita teruskan dengan lebih baik l a g i . B u k a n m e n i n g g a l k a n a p a l a g i menghancurkannya. Masih terngiang jelas bagaimana Khalifah Abu Bakar as Shiddiq begitu t e g u h m e n j a g a s e j a r a h k e p a h l a w a n a n pendahulunya, Rasulullah SAW, ketika mulai muncul fenomena penolakan atas penarikan zakat. Dengan lantang ia berkata, ”Demi Allah, sungguh aku akan memerangi mereka yang menolak membayar zakat, sementara dulu mereka menunaikannya pada zaman Rasulu l lah SAW hidup. Aku akan memeranginya meskipun aku tinggal sendirian.“

sebuah ilusi kecil:Namaku Alief Rahman Hakim. Kampusku adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Di portal dekat asrama mahasiswa dengan jelas dapat ku baca : “Selamat Datang di Kampus Perjuangan”. Kawan, bulu kuduk ini berdiri, hati ini berdesir kencang, seolah sebuah dosa besar jika aku tidak mampu menjadi mahasiswa 'Sang Pahlawan', sebab aku kuliah di kampus perjuangan.

Atmosfer kepahlawan tak akan pernah pudar dalam nuansa kampus ini, pekikan Bung Tomo dalam pidatonya, mampu memprovokasi pemuda untuk bergerak mempertahankan kota ini, “Bismillahirrohmanirrohim, Merdeka! Sodara-sodara arek-arek suroboyo, pemuda-pemuda suroboyo, dan sodara semua pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam pasukan-pasukannya masing-masing di Surabaya ini. Habiskanlah lawan kita, pertahankanlah kota kita ini. Tuhan beserta kita. Insyaallah sodara-sodara, kemenangan akhir pasti kita yang mencapainya. Allahuakbar. Allahuakbar”. Bung Tomo, dia bagian dari pemuda dan pahlawan untuk kita hari ini.

Tak ada sejengkal tanah di negeri ini, tanpa peluh dan darah para pahlawan, begitu bertabur pahlawan sebelum 17 Agustus. Tapi sang pahlawan, tak lagi ditemukan pasca itu dan hari ini. Benarkah negeri ini kehilangan sosok pahlawan. Indonesia, tak mampukah kau melahirkan para pahlawan?

Kelahiran sang pahlawan adalah pekerjaan tersendiri. Sebab sang pahlawan bukanlah sebuah pekerjaan urgent untuk segera dijawab. Karena para pahlawan itu lahir bukan karena ingin mendapat gelar pahlawan. Dia mungkin dianggap orang biasa, tanpa kontribusi luar biasa, hingga ia mati, barulah generasi dibawahnya memberinya gelar pahlawan. Sebab jasa dan karyanya waktu itu memberi bekas – bekas manfaat bagi generasi muda.

Dan pemuda (aku, kamu, dan kita semua) adalah calon pahlawan untuk Indonesia. Kita memang tidak pernah menginginkan mendapat gelar itu, tapi karakteristik sang pahlawan yang akan menjadi mercusuar gerak kita. Sebab pahlawan itu, dia akan bekerja tanpa peduli mendapat apresiasi, olokan bahkan hinaan. Dia akan bergerak karena sebuah kesadaran bahwa apa yang dikerjakan untuk kebaikan umat.

Pahlawan bukan siapa, tapi apa karya dan prestasinya untuk umat ini. Kita memang sedang tidak berburu gelar pahlawan, tapi kita sedang berlomba untuk berkarya gaya pahlawan. Dan

dan sumber daya yang ada, serta dalam

memberi keteladanan berupa kesungguhan,

kerja cerdas, dan pengorbanan untuk

pencapaian cita-cita tersebut.

Seberapa pentingnya adanya seorang

pemimpin?

Pemimpin itu penting, seumpama

mobil, pemimpin itu sopirnya. Jika mobil

tanpa sopir, mobil tidak akan mencapai

tujuan. Nabi mengingatkan, jika kita

berpergian bersama, bertiga, hendaknya satu

diantara kita adalah seorang pemimpin bagi

yang lainnya. Al-Qur'an memerintahkan kita

mencapai tujuan bersama, memilih

pemimpin yang kapabel dan mentaati

p u t u s a n p e m i m p i n d i b i d a n g

kepemimpinannya.

Tentunya bapak pernah menjadi seorang

pemimpin, kalau boleh tahu ketika

memimpin , apa yang sangat berkesan di

hati Bapak?

Kesan utama adalah tanggung

jawab yang besar. Ada perasaan tanggung

jawab untuk ingin memastikan bahwa cita-

Kepemimpinan, itulah tema kita

kali ini. Kita tentu sering mendengar kata itu.

Tap i s ebena rnya apa s ih makna

kepemimpinan itu? Seberapa penting

seorang pemimpin itu? Tentunya jawaban

dari masing-masing orang akan berbeda

dengan yang lain. Dan kali ini, kami telah

melakukan bincang-bincang dengan dosen

ITS yang merupakan Anggota Dewan

Energi Nasional (DEN) .

Nah, mari simak wawancara kami bersama

dosen TPKI ITS, Pak Mukhtasor.

1. Menurut bapak, apa sebenarnya

makna kepemimpinan ?

Kepemimpinan dapat difahami

dari berbagai segi, namun intisarinya adalah

kemampuan untuk merumuskan cita-cita

bersama, untuk mengarahkan semua

sumberdaya untuk mencapai cita-cita, dan

untuk memberikan keteladanan dalam

memperjuangkan pencapaian cita-cita

tersebut. Jadi kepemimpinan seseorang

merupakan kualitas orang tersebut dalam

menggambarkan masa depan yang

diinginkan, dalam mengarahkan orang lain

juga

Page 7: Manazine #4

cita masa depan kita adalah cita-cita yang

baik bagi agama kita dan bagi semua orang

yang kita pimpin, ingin memastikan semua

unsur yang kita pimpin memahami dan

bahu-membahu mencapai cita-cita tersebut,

dan ingin memastikan bahwa kita sendiri

dapat memberikan contoh. Ini berat sekali.

Kenapa hal tersebut sangat berkesan

menurut Bapak?

Tanggung jawab itu berat. Kita

akan diminta pertanggungjawaban atas

kepemimpinan kita. Baik-buruknya proses

dan hasil kerja bersama kita sangat

dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinan

pemimpin kita. Kita takut kalau kita salah

memimpin, membawa perubahan ke arah

yang salah.

Selama Bapak menjadi pemimpin,

p e r n a h k a h B a p a k m e n g a l a m i

kegagalan?

Kita semua mempunyai pengalaman, yang

baik ataupun yang buruk. Kepemimpinan

yang sukses ataupun yang gagal. Itulah

kehidupan.

A p a y a n g B a p a k

lakukan ketika itu

(kesulitan datang)?

K i t a s e m u a

adalah middle class

leaders . Diatas seorang

p e m i m p i n m a s i h a d a

p e m i m p i n d i a t a s n y a .

Kepemimpinan tertinggi

kita adalah Allah SWT.

“Allahu waliyul ladzina

a m a n u u ” . K e t i k a

kesulitan datang, kita komunikasikan

dengan pemimpin kita, dan yang penting

kita meminta pertolongan kepada Allah

SWT. “Wasta'inuu bishobri washollah”.

Apa yang memotivasi Bapak untuk

menjadi pemimpin ?

M e n j a d i p e m i m p i n b u k a n

keinginan kita; namun demikian, tugas

kepemimpinan datang tak terhindarkan

kepada diri kita. Ada banyak persoalan dan

tantangan perbaikan yang hadir di tengah-

tengah kehidupan kita. Ada perbedaan

antara kehidupan yang kita jalani dengan

keharusan yang mestinya kita wujudkan

seperti yang kita yakini. Ini adalah

persoalan yang memerlukan kontribusi

perbaikan.

Setiap kita memiliki kewajiban

memperbaiki keadaan di lingkungan kita.

Semakin besar kontribusi perbaikan

lingkungan kita, semakin besar pula nilai

kemanfaatan kita. Semakin baik kualitas

kerja kita, semakin baik pula nilainya di sisi

Allah swt. Semakin besar atau luas skala

perjuangan kita, semakin besar pula dampak

perbaikannya. Maka, seorang pemimpin

memiliki kelebihan kontributif daripada

orang-orang yang dipimpin, di samping

tentu saja semakin besar tanggungjawabnya.

Orang-orang yang berinisiatif di depan akan

mendapatkan balasan kebajikan yang lebih

utama dan terus-menerus sepanjang

inisiatifnya masih dilaksanakan. “Man

sanna sunnatan hasanatan falahu ajrun wa

ajrun man 'amila biha”. Ini berarti

kemanfaatan seorang pemimpin itu jauh

lebih besar; dan Nabi berpesan, yang dalam

bahasa sederhananya, sebaik-baik orang

adalah orang yang terbaik kemanfaatannya. Jadi, pemimpin itu utama.

Kalau semua orang melempar tanggung jawab, tidak mau jadi

pemimpin, rusaklah kehidupan kita. Adanya pemimpin itu fardu,

sekurang-kurangnya adalah fardu kifayah.

Pesan untuk mahasiswa sebagai calon pemimpin?

Untuk menjadi pemimpin, mahasiswa harus punya tiga

kapasitas. Pertama kapasitas imajinatif tentang kondisi masa depan

yang dicita-citakan. Banyak membaca dan belajar. Banyak mengambil

pengalaman. Banyak bertanya dan bergaul dengan orang-orang bijak,

pemimipin –pemimpin sukses dan orang-orang besar. Dan yang paling

penting, banyak mendalami agama Allah swt. agar daya imajinasi anda

hebat, karena Allah swt. Maha Segalanya.

Kedua, kemampuan mengarahkan orang lain dan

sumberdaya yang ada di sekitar kita. Banyak bergaul dengan manusia

agar bisa memahami pikirannya, perasaannya dan tingkah laku, serta

kebutuhan dan orientasinya. Banyak memahami kelebihan dan

keterbatasan sumberdaya yang ada di sekeliling kita. Banyak belajar

dan berlatih dalam menejemen kelompok dan menejemen organisasi.

Berlatih untuk mengambil peran yang besar dengan memberi

kontribusi maksimal sesuai tugas-tugas yang sedang kita emban

sekarang.

Ketiga, keteladanan. Banyak berlatih untuk tidak mudah

menyerah untuk hal-hal yang baik namun disertai dengan pendekatan

yang sesuai. Banyak berkorban. Banyak menolong. Banyak memberi

dan bukan banyak mengharapkan bantuan. Ambil peran dan tidak lari

atau sembunyi dari masalah. Ambil resiko pribadi untuk mengambil

peluang kemaslahatan bersama. Ambil resiko tersebut meskipun

kebanyakan orang tidak berani mengambilnya. Bekerja sebaik-

baiknya, dan jangan terpaku pada apakah kita akan mendapatkan hasil

langsung ataukah tidak. Kita terus berkarya, Allah swt. yang pasti

memberi balasan atas pekerjaan kita, meskipun kita memikirkannya

ataupun tidak.

Itulah sedikit perbincangan kami bersama Pak Mukhtasor.

Sahabat, lantas apa pendapatmu tentang pemimpin dan

kepemimpinan? (nd)

Page 8: Manazine #4

tak bersahabat. Sebagian teman-temanku

yang lain tampak berusaha mengistirahatkan

tubuhnya yang mungkin kelelahan. Sebagai

ketua organisasi dan penanggung jawab

perjalanan ini, aku ingin memastikan bahwa

timku lengkap, tidak kurang satu pun. Dan

aku menyuruh mereka untuk tetap berteduh

di teras rumah kosong ini.

Saat teman-teman yang lain masih

ada yang menyalahkan hujan dan

m e n g i s t i r a h a t k a n b a d a n n y a , d i a

memandangi hujan dengan perasaan ragu.

Matanya secara bergantian memandangi

kardus-kardus makanan instan dan guyuran

air hujan. Langkahnya maju mundur. Aku

memperhatikannya. Tak lama kemudian, dia

mengambil sebuah plastik besar, lalu

memasukkan dua kardus makanan instan

dan sekardus minuman mineral ke dalam

plastik yang diambilnya tadi. Aku berjalan

ke arahnya.

“ Jangan sekarang, Ndy! Hujan

masih deras! Kau lihat kilatan-kilatan petir

itu. Lagian udah dekat kok. Kita tunggu

hujannya reda dulu aja! Baru kita antar

sumbangan ini” Aku melarang Andy untuk

mengantar sumbangan untuk korban

bencana sendirian dan menembus hujan.

“ Terlalu lama, Jok ! Mereka

sedang kelaparan. Anak-anak kecil sedang

menangis dan merengek pada ibunya untuk

disuapi makanan. Mereka menunggu

bantuan dari kita.” Andy langsung

menembus hujan, aku meneriakinya dan

menyuruhnya kembali. Tapi dia lenyap dari

jangkauan pandanganku akibat hujan yang

turun semakin deras. Garis-garis air hujan

m e n g a b u r k a n p a n d a n g a n k u . A k u

mengkhawatirkannya.

Lima belas menit kemudian Andy

kembali ke tempat kami berteduh dengan

pakaian basah kuyup, kaki gemetar, dan

nafas yang tersengal-sengal. Badannya

ber tumpu kedua kakinya. Sambil

memasukkan kardus makanan dan

minuman yang lain ke dalam plastik besar,

dia mengatakan kepada kami bahwa para

korban sangat membutuhkan bantuan

makanan untuk saat ini. Aku dan teman-

teman masih ragu. Andy membaca keraguan

kami. Dia menatap kami dan gilanya dia

kembali lari menembus hujan. Aku bingung.

Aku ingin membantu Andy, tapi bagaimana

kalau... Ah, tidak ada alasan yang jelas

bagiku untuk tidak membantu Andy.

*Ketika semua sumbangan sudah

diantarkan ke lokasi bencana.*

Aku memeluk Andy erat-erat. Aku

minta maaf kepadanya karena telah sempat

membiarkannya berjuang sendirian untuk

mengantarkan sumbangan-sumbangan itu

kepada para korban bencana alam. Sebagai

pemimpin, aku malu pada Andy dan diriku

sendiri. Aku mengungkapkan rasa maluku

kepadanya.

Saat ini, aku bingung apakah harus

bersedih ataukah senang? Sepertinya,

selama satu tahun ke depan aku tidak akan

melihat senyumnya yang menyenangkan

bagi siapapun yang melihatnya. Senyum itu,

senyum yang sedang kulihat saat ini, selalu

mengembang dari bibirnya ketika bertemu

dengan orang yang bertatap muka

d e n g a n n y a S e n y u m y a n g i k h l a s

dikembangkan oleh sang empunya. Sore ini,

di sekretariat organisasi ini, aku menjadi

saksi bahwa Allah memang Maha Adil. Ya,

aku menjadi saksi.

Sudah tiga tahun aku bersamanya.

Berbagai perjalanan hidup aku lalui

bersamanya. Ada suka, duka, air mata, dan

terkadang darah yang menjadi simphoni

kebersamaan kami. Bukan, bukan

pertumpahan darah yang aku maksudkan,

tetapi cobaan dan masalah yang mendera

kami hingga terkadang membuat hati dan

tubuh kami terluka. Seperti grafik

sinusoidal. Yang terkadang membawa kami

ke titik puncak grafik, namun di saat lain

membenamkan kami di lembahnya yang

lebih rendah dari permukaannya.

Dia sahabatku, guruku, dan

saudaraku. Banyak hal yang kusukai

darinya. Salah satu yang kusuka darinya

adalah kesederhanaannya. Kesederhanaan

dalam bersikap dan berpikir dari dirinyalah

yang paling aku suka. Dan aku yakin,

k e i s t i m e w a a n n y a i n i l a h y a n g

mengantarkannya di tempat ini dan tempat

yang akan dia tuju beberapa hari lagi.

Aku masih ingat ketika kami

melakukan pengiriman bantuan untuk

korban bencana alam. Saat itu, truk yang

mengangkut kami mengalami masalah pada

mesinnya. Sayangnya, hujan turun dengan

sangat deras. Kami semua turun dari truk

dan berteduh di teras sebuah rumah kosong

yang kami temui. Tidak ada lagi akses untuk

ke sana. Hingga tidak ada pilihan lain bagi

kami kecuali menunggu hujan berhenti. Aku

mendengar ada sebagian temanku yang

menyalahkan hujan turun pada waktu yang

tidak tepat. Mengeluh tentang cuaca yang

CERPEN

Page 9: Manazine #4

Jalan hidupku tiada yang tahu.

Kecuali Sang pembuat garis takdir. Ketika

aku akhirnya dapat menginjakkan kaki

disini, di kampus perjuangan ini, aku

bertanya kenapa harus di ITS? Padahal aku

ingin menjadi guru, aku ingin berkecimpung

di dunia pendidikan. Mengajar anak SMA

ataupun SMP nantinya. Tapi garis takdirku

mengantarkanku pada takdir yang lain.

Hingga aku akhirnya menyadari bahwa

mungkin ini bukan yang kuinginkan tapi

sesungguhnya ini adalah yang kubutuhkan.

Kebutuhanku akan apa yang semula asing

bagiku, yaitu dakwah.

Di kampus ini dengan seabrek

agenda akademis pasti akan membuatku

bosan dengan rutinitas yang sama. Apalagi

kalau melihat jangka panjangnya yaitu

selama kurang lebih 4 tahun, kita akan

thawaf dari kos-kosan menuju kampus dan

dari kampus kembali lagi ke kos. Istilah

kerennya adalah mahasiswa kupu-kupu

(kuliah-pulang, kuliah-pulang). Nah,

brainstorming yang ada dikepalaku kurang

lebihnya seperti itu.

Awalnya, aku hanya ikut-ikutan.

Namun, akhirnya aku semakin tertarik

dengan yang namanya kajian, mentoring,

masjid, dan berbaur dengan para jamaahnya.

Bukan berarti aku anak masjid banget yang

Fighting Dreamer

paham ini itu, tapi disini kita dapat belajar

lebih dekat satu sama lain. Entah kita berada

dimana, tapi kita butuh dakwah. Bukan

dakwah yang membutuhkan kita, tapi

kitalah yang membutuhkannya. Nahnu du'a

kobla kulli syai'..

Dilematis memang. Di saat ada

kerja kelompok dengan teman-teman

jurusan, di sisi lain ada undangan syuro di

masjid yang juga membutuhkan kehadiran

kita. Pun, ada saja kejutan yang diberikan

Allah pada kita. Mulai dari dosennya tidak

datang dan diganti di hari lain atau kuliah

berakhir dengan lebih cepat. Keberadaan

kita sebagai aktivis dakwah, dengan jumlah

SKS syuro melebihi SKS mata kuliah yang

diambil bukan menjadi alasan kita untuk

meninggalkan atau mengesampingkan

kuliah. Mendapatkan apa yang kita

inginkan, tidak semudah yang kita pikirkan.

Tapi bukan berarti tidak bisa kita dapatkan.

Banyak cara yang bisa ditempuh. Yang jelas

butuh pengorbanan. Begitu juga dengan

dakwah, butuh pengorbanan. Kita cukup

jemu mendengarkan kata ini. Begitu

dilontarkan, pasti kita membayangkan bagai

ditimpa gunung berjuta-juta ton di pundak

kita. Belum lagi suasana yang panas dan

peluh yang kita keluarkan saat memikul

gunung itu. Tapi, semoga itu menjadi

“Iman dan malu itu tidak bisa

dipisahkan. Saling melengkapi. Tanpa salah

satunya, tidak artinya. Syukurlah kalau

kamu masih punya malu, berarti kamu

masih punya iman. Hehehe.” Katanya

dengan bercanda seolah menganggapnya

biasa. Mungkin bagi dia biasa, tapi tidak

bagiku. Ah, Ndy, kaulah yang sebenarnya

pantas menjadi pemimpin.

Aku juga ingat ketika dia duduk

kuliah di sebelahku dengan tenang

menyimak penjelasan dosen tentang

Mekanika, sedangkan aku sibuk dengan

l a p o r a n p r a k t i k u m y a n g s a m p a i

pembahasan saja belum. Dia melirik ke

arahku dan berkata dengan tenang dan

kalem, tapi membuatku menertawakan

diriku sendiri.

“Makanya, dicicil dikit-dikit kan

enak. Daripada gini, langsung ngerjain

rombongan. Kan jadi kewalahan sendiri.

Sesuatu yang besar itu dimulai dari yang

kecil.”

“Tapi nggak sempat lho, Ndy!

Tugasku banyak banget. Belum tugas kuliah

sama organisasi, ditambah presentasi ke

dosen...” Aku protes.

“ Tapi sampai kapan kamu gini

terus, Jok? Perasaan setiap hari Selasa kamu

mesti bingung sama laporan aja .Kuliah,

berorganisasi, dan bermasyarakat itu baik.

Sangat baik. Tapi semua itu kan udah ada

porsinya. Kalau nggak sesuai porsi atau

berlebihan kan nggak bagus.” Aku mau

bersuara tapi dia segera menambahkan.

“ Ingat Surat ar Ra'ad ayat 11 ! Dan

jadikan kepemimpinanmu di organisasi

sebagai sarana bagimu untuk meningkatkan

kemampuanmu, bukan untuk menjadi

alasan atas kelalaian yang kau buat sendiri.”

Aku terdiam. Astaghfirullah. Ndy, terima

kasih kau telah mengingatkanku.

Saat ini, detik ini, di acara yang

diadakan untuk melepas keberangkatan

sahabatku yang mendapat beasiswa ke

Prancis, aku melihatnya sedang bercanda

dengan teman-teman yang lain. Aku akan

mer indukan senyummu, naseha t -

nasehatmu, dan ide-ide gilamu, Ndy.

Berangkatlah! Belajarlah dan selami

samudera ilmu yang kau impikan itu.

(Nanda)

Page 10: Manazine #4

ISAH ini berawal dari seorang

remaja yang banyak melihat tradisi Ksesajen berbaur ajaran agama Islam

yang menurutnya dapat menyesatkan umat

Islam di Kauman. Remaja tersebut bernama

Darwis. Ia berangkat ke tanah suci di usia 15

tahun. Sepulang dari Mekah, Darwis

mengubah namanya menjadi Ahmad

Dahlan. Ketika berusia 21 tahun, ia gelisah

atas pelaksanaan syariat Islam yang

melenceng ke arah Bidah.

Karena pelaksanaan ritual di

kalangan umat Islam di Indonesia, Islam

dipandang sebagai agama mistik dan

tahayul oleh kalangan Eropa (Belanda) dan

kaum modern. Melalui suraunya Ahmad

D a h l a n m e m b u k a s e k o l a h y a n g

menyadarkan bahwa Islam tidak hanya

berkutat soal tauhid, tetapi juga mampu

memperbaiki kesejahteraan masyarakat

melalui pendidikan.

Bagi Ahmad Dahlan, kemiskinan

disebabkan karena kebodohan. Berangkat

dari gagasan itulah maka laki-laki putra

Khatib Masjid Besar Kauman itu memulai

kiprahnya. Gerakannya dimulai dengan

mengubah arah kiblat Masjid Besar Kauman

yang menurutnya keliru.

Apa yang dilakukan oleh Ahmad

Dahlan tersebut telah membuat marah Kyai

Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Raharjo)

sebagai seorang kyai penjaga tradisi.

Akibatnya, langgar Ahmad Dahlan pun

dirobohkan karena dianggap mengajarkan

aliran sesat. Selain itu, Ahmad Dahlan juga

dituduh sebagai kyai kafir karena

menempatkan muridnya untuk duduk di

kursi seperti apa yang dilakukan oleh

sekolah modern milik Belanda. Ahmad

Dahlan juga dituduh sebagai Kyai Kejawen

hanya karena dekat dengan lingkungan

cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi

tuduhan tersebut tidak membuat pemuda

Kauman itu surut.

Semua itu tidak membuat Ahmad

Dahlan mundur untuk menegakkan ajaran

Islam yang benar menurut syariat. Dengan

ditemani istrinya, Siti Walidah (Zaskia Adya

Mecca) dan kelima murid setianya yaitu

Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky

Perdana), Hisyam (Dennis Adishwara),

Fahrudin (Mario Irwinsyah) serta Dirjo

(Abdurrahman Arif) ia membentuk

Muhammadiyah sebagai wadah pendidikan

bagi umat Islam agar lebih maju dalam

pemikiran. (Nisak)

Jenis film: Drama. Sutradara: Hanung Bramantyo.Penulis: Hanung Bramantyo. Pemain: Lukman Sardi, Slamet Rahardjo, Giring, Zaskia Adya Mecca, Ihsan Idol, Ikranegara, Yatti Surachman, Joshua Suherman.

RESENSI FILMlontaran di masa lampau. Kini dakwah

bukanlah lagi menjadi sebuah pengorbanan

tapi prestasi. Yups, dakwah adalah prestasi!

Bisa jadi kita sibuk di lembaga

dakwah jurusan ataupun kampus, di

himpunan, di BEM, LM, UKM, omek, dan

sebagainya. Di mana pun kita berada, di

situlah lahan kita untuk berdakwah dan

berkarya. Mungkin tantangannya berbeda,

tapi jika kita sigap dan kuat, dakwah akan

menjaga kuliah dan akademis kita. Dengan

banyaknya kegiatan di organisasi tersebut,

tugas-tugas kita akan bertambah pula. Kita

dituntut lebih produktif dan cermat dalam

menata waktu pula. Tiap momen, kita dapat

memberikan sumbangsih pada kegiatan

dakwah yang kita ikuti. Menambah jaringan

dan kemampuan negosiasi kita. Namun, ada

yang lebih dari sekedar softskill yang kita

dapatkan.

Ada sebuah cerita, di tahun kedua

dulu, aku menjadi SC kegiatan besar di

lembaga dakwah kampus. Setiap hari butuh

kordinasi sehingga keteteran dalam

mengerjakan semua amanah tersebut.

Namun, semua rasanya dimudahkan meski

dikerjakan saat injury time. Di saat banyak

mahasiswa lain telah selesai mengerjakan

tugas dan tidur, aku malah baru tiba kos dan

mulai mengerjakan tugas kuliah. Sempitnya

waktu membuatku lebih menghargai waktu.

Dan benar, di saat akhir semester nilaiku

meningkat, bahkan hingga cumlaude

dengan nilai IPS di semester itu yang

ter t inggi dibanding IPS sebelum-

sebelumnya.

Awalnya aku ingin menanggalkan

ID card-ku sebagai SC karena ketakutan

yang muncul akan agenda atau kegiatan

dakwah yang membuat mengurangi waktu

belajar dan istirahat kami serta gertakan dari

teman-teman yang membuat mundur dari

dakwah ini. Namun, aku mengurungkannya.

Dan aku justru semakin aktif untuk

melakukan hal lain, seperti menjadi seorang

mentor, asisten lab, pengajar adik-adik

binaan, serta guru les.

Seperti yang dituliskan oleh Rosa

Torcasio dalam Chicken Soup for The

College Soul “Gapailah langit, karena jika

meleset pun, kau tetap akan berada di antara

bintang-bintang“. Menurutmu bagaimana

bintang itu? Apakah mereka yang dapat

sampai berada diantara bintang-bintang pun

dapat menggapai langit? Lalu bagaimana?

Yups, mereka harusnya bekerja keras untuk

dapa t s ampa i ke a t a s , be rupaya

memaksimalkan potensi yang ada pada

dirinya sehingga dia menjadi sesuatu yang

dilihat karena karyanya. Bisa jadi hasil yang

kita peroleh masih belum seberapa, tapi

ketika kita menengok ke samping, kita

sudah menyamai keberhasilan orang-orang

di bidangnya masing-masing.

Tawazun antara kuliah dan agenda-

agenda dakwah bukan berarti setengah-

setengah. Kuliah datang, duduk, menulis,

dan selesai. Mungkin itu yang terjadi di

beberapa institusi. Tapi yakinlah, jika kita

sungguh-sungguh, maka keberhasilan itu

akan menghampiri kita. Karena justru di

situlah letaknya pahala dari Allah swt.: Jaza-

an bima kanuu ya'malun (Balasan itu

diberikan bagi mereka yang berkarya). Dan

akhirnya, mari berprestasi, mari membuat

Allah tersenyum melihat pengorbanan kita.

Ma'an Najah, semoga sukses sobat! (iq

Imro'atul)

Page 11: Manazine #4

entoring wajib semester ganjil

yang selama ini dilakukan oleh MJMMI ITS telah usai. Semua

mente (peserta mentoring) dipertemukan

dalam acara Mentoring Klasikal pada hari

Sabtu (04/12). Dengan tema “ Muhammad

Idolaku, Panutan

Hidupku”, event

besa r t e r sebu t

diselenggarakan

di ruang utama

Masjid Manarul

Ilmi ITS.

R i b u a n

m a h a s i s w a

m u s l i m I T S

tampak memenuhi

r u a n g u t a m a

Masjid Manarul Ilmi ITS. Mereka tampak

serius memperhatikan materi yang

disampaikan oleh Iman Supriyono.

Terkadang mereka tertawa, terkadang

terlihat seperti merenungkan apa yang

disampaikan oleh penulis buku Guru

Goblok Ketemu Murid Goblok tersebut.

“ B e l a j a r y a n g b a i k i t u a d a l a h

menggabungkan an tara teor i dan

mempraktekannya, sehingga keduanya

serambi-serambi masjid dipenuhi oleh

lingkaran-lingkaran mentoring”, ungkap

mahasiswa Jurusan Teknik Mesin tersebut.

Setelah penyampaian materi, acara

yang dihadiri sekitar 1200 mahasiswa ( putra

dan putri) muslim tersebut dilanjutkan

dengan UAS Mentoring. Kurang lebih Kegiatan dan Galeri JMMI ITS

menjadi sinkron.” Ungkap Iman.

Selain itu, lulusan Teknik Mesin

ITS tersebut juga memaparkan bahwa

sebenarnya untuk menjadi bangsa yang

besar, setiap orang di Indonesia hendaknya

mencontoh apa yang telah dilakukan oleh

Nabi Muhammad

saw. di usia yang

sama. “ Saat beliau

usia sembilan tahun,

b e l i a u s u d a h

m e n g g e m b a l a

kambing dan saat

usia tiga belas sudah

m e n g e l i l i n g i

beberapa negara.

Lalu apa yang kita

lakukan saat usia

tersebut? ”.

Dihubungi secara terpisah, Aris

Fauzi selaku panitia acara ini mengatakan

bahwa acara ini dilakukan untuk

mengoreksi dan memantau perkembangan

para mente setelah mengikuti kegiatan

mentoring wajib selama satu semester.

“Alhamdulillah, dari mahasiswa angkatan

2010 sudah semangat dalam mengikuti

mentoring. Dan semoga ke depannya

PH KSD JMMI 2010/2011 JMMI Fun Day di Pantai Kenjeran

Bakar ikan bareng di Sekpa

Rapimnas di Ambon

Bantuan untuk korban Merapi dan Wasior

Sholat Idul Adha di ITS

Page 12: Manazine #4

Kita up date berita terbaru ke kota

Bogor, kita akan melihat pemandangan yang

menarik disana. Puluhan satuan petugas dan

personil gabungan dari Dinas Perhubungan

K o m u n i k a s i d a n I n f o r m a t i k a

(Dishubkominfo) Kota Bogor, Satuan Polisi

Pamong Praja dan Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS) sedang sibuk berburu perokok

yang sedang aktif merokok. Mereka

bertugas untuk menangkap para pelanggar

Kawasan Tanpa Rokok

( K T R ) d i d a l a m

angkutan kota di sekitar

belokan Jalan Merdeka-

MA Salmun, dan Jalan

Perintis Kemerdekaan.

P a r a s o p i r

maupun penumpang

angkot hanya pasrah

ketika petugas meminta rokok yang sedang

diisapnya dimatikan. Puntung rokok oleh

petugas dimasukan ke dalam plastik kecil

dan dibawa ke sidang Tindak Pidana Ringan

sebagai barang bukti.

Sedikitnya ada 26 orang, yang

terdiri dari sopir dan penumpang angkutan

kota (angkot) yang terjaring razia, digiring

ke pengadilan Tindak Pidana Ringan yang

digelar di Terminal Merdeka Kecamatan

Bogor Tengah, Kota Bogor. Para sopir dan

penumpang angkutan Kota Bogor itu

dinyatakan bersalah telah melanggar

Peraturan Daerah (Perda) No 12 tahun 2009

tentang Kawasan Tanpa

Rokok.

Seusai disidang, para

sopir itu dikenai sanksi dengan harus

membayar denda. Besaran denda yang

dikenakan bervariatif, yakni mulai dari

Rp5.000 hingga Rp15.000. Besaran denda

yang dikenakan pada para pelanggar itu jauh

lebih rendah dari besaran denda yang sesuai

dengan perda Kawasan Tanpa Rokok.

Untuk diketahui sesuai

Perda No 12 tahun 2009, bagi

pelanggar Kawasan Tanpa

Rokok perorangan dikenakan

denda paling sedikit Rp50

ribu, dan paling banyak

Rp100 ribu untuk setiap kali

pelanggaran. Hakim masih

memberikan toleransi hanya

menjatuhkan denda rata-rata Rp15.000 itu

dengan dalih, pelanggar yang saat itu

terjaring kebanyakan dari masyarakat

berpenghasilan rendah.

Karena sidang Tindak Pidana

Ringan Kawasan Tanpa Rokok kali ini

untuk pertama kalinya dan masyarakat

belum banyak yang tahu tentang Perda

Kawasan Tanpa Rokok, maka hakim hanya

menjatuhkan denda rata-rata Rp 15.000,-.

Dengan denda yang segitu pun masih

banyak juga para sopir maupun penumpang

angkot yang tidak mampu bayar.( Zendy)

Berlin merupakan salah satu

kota yang berada di Jerman. Di sana

kesabaran umat muslim tengah diuji.

Pada hari rabu tanggal 20 Oktober

2010, Kanselir Jerman, Angela

Merkel, mengancam umat

muslim bahwa setiap Muslim

harus mematuhi konstitusi, bukan

syariah jika umat muslim masih tetap ingin

tinggal di Jerman.

Ancaman ini dikeluarkan Merkel di

tengah-tengah perdebatan mengenai

integrasi populasi 4 juta Muslim di negara

tersebut serta kecemasan mengenai isu

penyerangan terhadap sejumlah negara di

Eropa yang dipropagandakan sendiri oleh

Amerika Serikat dan Inggris.

Berbeda dengan Merkel, para

pimpinan moderat termasuk Presiden

Jerman Kristen Wulff telah mendesak

Jerman untuk menerima keberadaan kaum

Muslim dan menjadikan Islam sebagai

bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

Jerman. Merkel menganggap Wullf terlalu

jauh dalam memenuhi tuntutan umat

Islam. "Sekarang jelas kami juga memiliki

Muslim di Jerman. Tapi juga penting agar

Islam mampu menyesuaikan dengan

konstitusi kami," kata Merkel. "Apa yang

berlaku di sini adalah

ko n s t i t u s i , b u k a n

syariah," lanjutnya.

Oleh sebab itu, penting

pula bag i Merkel untuk menyediakan

para pemuka agama Islam yang dididik di

Jerman serta menjadikan Jerman sebagai

akar dari kehidupan sosial mereka.

"Kebudayaan kami didasarkan pada nilai-

nilai Kristen dan Yahudi dan telah

berlangsung selama ratusan tahun."

Munculnya ketakutan terhadap

Islam sejumlah kalangan di Jerman

diperparah dengan munculnya buku yang

dibuat oleh salah satu bankir Jerman

keturunan Yahudi, Thilo Sarrazin, yang

menyatakan bahwa Muslim menghambat

kesejahteraan masyarakat Jerman,

berpendidikan rendah, serta tidak bisa

mengintegrasikan diri dengan nilai-nilai

Jerman. ( Zendy)

ISU KEISLAMAN

Page 13: Manazine #4

Perjalanan Tahun

Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan hijriyah. Muharram berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Tanggal 1 Muharram merupakan hari yang penting sebagai hari Tahun Baru dalam agama Islam. Meskipun tidaklah sepenting dua hari raya, yaitu Iedul Fitri atau Iedul Adha.

Dengan penetapan jatuhnya 1 Muharram, selanjutnya berbagai ibadah lainnya dapat ditentukan seperti puasa Asyura (10 Muharram), puasa 3 hari di pertengahan bulan Islam, maupun waktu untuk melakukan pengamatan hilal guna menentukan datangnya bulan Shafar dan seterusnya.

Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah berdasarkan usul dari Ali bin Abi Thalib. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori

dari Abdul Aziz dari ayahnya dari Sahl bin Sa'ad berkata,”Mereka tidaklah memulai perhitungan dari diutusnya Nabi saw, tidak juga dari meninggalnya saw. Tidaklah mereka memulai perhitungannya kecuali dari datangnya beliau saw. ke Madinah.”

Kemuliaan Bulan Muharam

1. Disebut dengan “Syahrullah“, yaitu bulan Allah. Penisbatan sesuatu kepada Allah mengandung makna yang mulia, seperti “Baitullah“ (rumah Allah), “Saifullah” (pedang Allah), “Jundullah” (tentara Allah) dan lain-lainnya. Dan ini juga menunjukkan bahwa bulan tersebut mempunyai keutamaan khusus yang tidak dimilili oleh bulan-bulan yang lain.

2. Termasuk dalam bulan haram, sebagaimana dalam hadis Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut;

MUHARRAM:

Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Tsaniah dan Sya'ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Bulan ini dijadikan awal bulan dari Tahun Hijriyah, sebagaimana yang telah disepakati oleh para sahabat pada masa khalifah Umar bin Khattab ra. Tahun Hijriyah ini dijadikan momentum atas peristiwa hijrah nabi Muhammad saw.

Hari Asyura’

Hari Asyura' artinya hari kesepuluh dari bulan Muharram. Pada hari itu d i a n j u r k a n u n t u k berpuasa, sebagaimana yang tersebut di dalam hadist Ibnu Abbas ra. be rka t a : “ Ket i ka Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura', maka beliau bertanya : "Hari apa ini?”. Mereka menjawab :“Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, oleh karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda : "Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“. Maka beliau berpuasa dan memerin tahkan sahabatnya untuk berpuasa.”(HR Bukhari dan Muslim). Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari 'Asyura' dan memerintahkan kaum Muslimin berpuasa, para shahabat berkata : "Wahai Rasulullah ini adalah hari yang

diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah pun bersabda :"Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan.“ (H.R. Bukhari dan Muslim).

Begitu juga hadist Ibnu Abbas ra, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :

" P u a s a l a h p a d a h a r i Asyura', dan berbuatlah

sesuatu yang berbeda dengan Yahudi dalam m a s a l a h i n i , berpuasalah sehari s e b e l u m n y a a t a u sehari sesudahnya.“ (HR Ahmad dan Ibnu Khuzaimah). Dalam riwayat Ibnu Abbas lainnya disebutkan: “Berpuasalah sehari s e b e l u m n y a d a n sehari sesudahnya.“

Keutamaan puasa pada hari Asyura

Seorang laki-laki pernah bertanya

kepada Rasulullah saw. tentang puasa 'Asyura', maka Rasulullah saw. menjawab: “ Saya berharap dari Allah swt. agar menghapus dosa-dosa selama satu tahun sebelumnya“ (HR Muslim). Dosa-dosa yang dihapus disini adalah dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar, maka seorang Muslim harus bertaubat dengan taubat nasuha, jika ingin diampuni oleh Allah swt. Adapun hikmah puasa Asyura' adalah sebagai bentuk kesyukuran atas selamatnya nabi Musa as dan pengikutnya serta tenggelamnya Fir'aun dan bala tentaranya,

Sahabat semua, waktu yang mengair dalam kehidupan kita terus

mengalir. Tak terasa, tahun 1431 H telah menjadi masa lalu, kenangan, dan

sejarah. Entah dengan tinta lumpur, emas, atau darah kita menggoreskan

sejarah di tahun tersebut. Tapi sahabat, jangan putus asa apabila masa lalu tak

seindah seperti yang diharapkan. 1432 H telah datang, saatnya kita evaluasi

diri dan target mimpi-mipi apa yang hendak kita raih. Tuliskan, niatkan,

usahakan, dan panjatkan layar do'a di hadapan-Nya untuk mengiringi

perjalanan hidup kita. SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1432 H

Telah tiba saatnya kembali

Satu hari yang sangat dinanti

Hari-hari yang penuh arti

Tahun baru kita kali ini

Detik-detik telah kulewati

Tiada rasa telah olehku

Sampailah jua kita kembali

Di muharram kali ini

(Nasyid: Muharram Kali Ini )

by: Star Five

SEBUAH BULAN YANG DIHARAMKAN

Page 14: Manazine #4

sebagaimana yang tersebut dalam hadist Ibnu Abbas di atas.

Kekeliruan dalam menghadapi bulan Muharram. Di dalam menghadapi Tahun Baru Hijriyah, sebagian kaum Muslimin mengerjakan beberapa amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw, maka hendaknya kekeliruan tersebut bisa dihindarkan. Seperti merayakannya dengan cara saling berkunjung satu dengan yang lainnya, atau saling memberikan hadiah satu dengan yang lainnya. Padahal dalam Islam hari raya hanya ada dua. Dalam hadist Abu Musa Al Asy'ari bahwasanya ia berkata : “Hari Asyura adalah hari yang dimuliakan oleh Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya.” Dalam riwayat Al-Nasai dan Ibnu Hibban, Rasulullah bersabda, “Bedalah dengan Yahudi dan berpuasalah kalian pada hari Asyura.”.

Selain itu, Menjadikan tanggal 10 Muharram sebagi hari berkabung, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Syi'ah Rafidhah. Mereka meratapi kematian Husen bin Ali yang terbunuh di Karbela. Tak ada kisah tragis yang melebihi kedahsyatan tragedi Karbala, tahun ke-61 dari kalender Islam (9 atau 10 Oktober 680) di Karbala, Irak, bahkan khalifah Bani Umayah waktu itu, Yazid bin Muawiyah secara diplomatis berusaha menyangkal kejadian itu dan melemparkan tanggung jawab ke panglima perangnya Ubaidillah bin Ziyad, walaupun strategi politik dan kenyataan sejarahnya malah menguatkan hal itu. Husein bin Ali as. adalah Amirul Mukminin d a n Khalifah umat Islam waktu i t u , s e p e n i n g g a l saudaranya Hasan bin Ali as. Perse teruan pol i t ik dan kerakusan akan kekuasaan oleh Bani Umayah membuat mereka

hilang ingatan, berusaha membantai lawan politiknya yang tak lain adalah cucu Rasulullah saw. Husain menolak berbaiat dan beliau bersama 72 sahabat dan anggota keluarganya, meninggalkan Madinah untuk menuju kota Kufah. Pasukan Yazid menyerang Imam Husain . Dalam pertempuran yang sangat tidak seimbang itu, Husain dan para pembela setia beliau gugur syahid. Sisa rombongan yang terdiri dari kaum perempuan, anak-anak, dan Imam Ali Zainal Abidin yang saat itu sedang sakit, ditawan oleh pasukan Yazid dan digiring ke Damaskus.

Peristiwa penting lainnya yang diyakini terjadi pada hari asyuro antara lain: Nabi Adam bertaubat kepada Allah, Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit, Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan, Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud, Al lah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa, Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara, Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah, Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya, Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam, Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun, Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah, Nabi Sulaiman dikaruniakan Allah kerajaan yang besar,

Hari pertama Allah menciptakan alam, Hari Pertama Allah menurunkan r ahma t , Ha r i pe r t ama Al l ah

menurunkan hujan, Allah menjadikan 'Arasy, Allah menjadikan Luh Mahfuz, Allah menjadikan alam, A l l a h m e n j a d i k a n Malaikat Jibril. (Ayyu dari Berbagai sumber)

“Hei Bud.. ni kertasnya” Rudi berbisik sambil melemparkan sebuah kertas l u n g s e t y a n g d i r e m a s .Lalu Budi mengambilnya dan menuliskan s e s u a t u d i b a l i k k e r t a s i t u d a n m e n g e m b a l i k a n n y a p a d a R u d i .Ternyata di kertas tadi Budi menuliskan:“Mau pintar??. Makanya belajar”Dan akhirnya Rudi ketahuan seorang pengawas yang mengawasi jalannya ulangan. Itulah contoh iklan salah satu minuman suplemen otak yang perlu kita ambil hikmahnya.

Nyontek, ngerepek, dan kawan-kawan, menurut kamus bahasa gaul cap kaki tiga artinya mencuri jawaban dari kertas ulangan teman atau bekerjasama dalam pelaksanaan ulangan atau yang lebih parah lagi adalah melihat buku saat pelaksanaan ulangan (kalo ulangannya open book ya ga papa (emangnya ulangan open book ada ya?)). Itulah yang akan kita bahas pada kesempatan yang berbahagia ini.

Sebelum saya mulai, Sekarang saya mau tanya, kira-kira apa sih yang sekarang di Negara Indonesia tercinta ini lagi banyak-banyaknya dan makin membudidaya dan mungkin sedang dilestarikan oleh warga Indonesia. Baik dari golongan pemerintahan, maupun dari kalangan tukang tembel ban sekalipun itu??.Kalo kamu jawab KORUPSI jawaban kamu 99% bener (1%nya InsyaAllah buat kebiasaan/ kegiatan yang positif).

Kalo saya mau ngajak mikir tentang apa aja dampak dari korupsi pasti kamu udah apal banget kan? Mulai dari kelaparan, kekeringan, mungkin lebih parah

lagi kematian. Tapi kalo saya ajak mikir kenapa hati nurani mereka bisa tertutup alias membatu ketika melakukan perbuatan haram yang disebut korupsi tersebut. Padahal sebenarnya dalam diri manusia ada organ tubuh yang bernama hati yang tidak pernah berdusta sekalipun. Saya ambil contoh, ketika ada orang yang meminta-minta dijalan, apa suara hati kita? Pada saat itu suara hati yang timbul dalam hati nurani kita adalah kasihan dan ingin membantunya supaya beban hidupnya tidak seberat itu. Tapi suatu saat ada semacam penutup hati yang menyebabkan hati yang jujur tersebut tidak mampu kita dengar. Penutup itulah yang disebut EGO.

Tapi kalo penyebab mengapa korupsi itu sendiri belum disadari menjadi perbuatan yang merugikan, sesungguhnya itu disebabkan karena adanya kebiasaan buruk yang diulang-ulang dan berlangsung dalam tempo yang lumayan lama. Karena keburukan itu diulang-ulang, akhirnya menjadi kebiasaan yang dianggap baik. Misalnya saja ada anak kecil yang biasa ngelihat adegan ciuman atau pegangan tangan di acara sinetron di televisi, lalu karena perbuatan itu diulang-ulang dan orang tua mereka tidak mengawasi anaknya serta tidak pernah mengoreksi perbuatan buruk yang dilihat oleh sang buah hati, maka sampai dewasa sekalipun ia akan menganggap bahwa ciuman atau pegangan tangan dengan lelaki atau perempuan yang bukan muhrimnya (gak halal) adalah bukan perbuatan tercela. (padahal perbuatan ini jelas-jelas tidak mencerminkan sama sekali mahasiswa yang berlabel muslim kan??)

UJIAN AKHIR SEMESTER

Sahabat, semester ganjil yang kita hadapi ini telah berada di penghujung usianya. UAS menanti kita dengan pedangnya yang terhunus dan siap menebas siapa pun yang lengah. Semoga kita mampu menebas “keangkerannya “. Amin... Selamat berjuang untuk kita semua! Hayya 'Alal Falah

Page 15: Manazine #4

Ya udah deh..Penulis mau tanya sekali lagi.. Kira-kira sama ga sih KORUPSI d e n g a n M E N Y O N T E K ?(Apakah KORUPSI = MENYONTEK??) Tanya kenapa??Bahas yuk..Berdasarkan survei yang diadakan penulis, kira-kira ada 60% dari siswa-siswi sebuah SMA di Surabaya yang melakukan kebiasaan buruk itu, dan sisanya 40% Jujur dengan sepenuh t a n g g u n g jawab mengerjakan ulangan berdasarkan k e s a d a r a n d i r i u n t u k mengerjakan tanpa ada k e c u r a n g a n d a l a m mengerjakannya. Mereka sadar bahwa ulangan ini adalah sebagai tolak ukur. Dan kira-kira ada 15% guru yang membiarkan siswa-s i s w i n y a y a n g j e l a s melakukan tindakan tersebut.

Ada juga kisah nyata yang diceritakan oleh salah seorang wakasek kurikulum di Surabaya. Seseorang yang bernama X ia sangat hobi menjadi tokoh sentral saat ulangan alias menjadi orang yang paling ditunggu-tunggu waktu ulangan. Ia selalu menjadi orang yang memberikan jawaban-jawaban ulangan kepada semua teman-temannya. Lalu ketika si X ini di introgasi oleh nara sumber tentang mengapa ia begitu rajin memberikan jawaban kepada teman-temannya si X ini hanya tersenyum sambil menjawab,”Pak, sekarang saya sedang membunuh teman-teman saya, sehingga saingan saya nanti saat UN dan SPMB menjadi berkurang dan mungkin akan habis.”

Sungguh kurang ajar orang ini. Jangan biarkan pembunuh darah dingin ini memamah biak di negeri kita tercinta. Bayangkan, bila siswa kelas XII yang akan menghadapi UN, SPMB, & PMDK pada dasarnya bila didalam mengerjakan

ulangan sehari-hari masih mengandalkan kerepekan, jawaban teman dan lain-lain.Coba bayangkan sekali lagi, bila seandainya seluruh siswa-siswi di Indonesia tidak pernah ju ju r da lam menger jakan ulangannya. Lalu mereka menghalalkan segala cara untuk menjadi seorang yang berduit (kenyataannya aja ada koq. Misalnya: pemalsuan ijazah). Terus, ketika mereka menjadi orang sukses tanda kutip alias sukses ”pura-pura” terus mereka menjadi orang penting (misalnya menjadi

anggota dewan yang memikirkan nasib rakyat (katanya sih..)) gimana jadinya??

G i n i a j a , bayangin kalo seluruh dokter di Indonesia itu sebenarnya tidak lolos uji a t a u h a n y a d e n g a n m e n g g u n a k a n u a n g pelicin untuk menjadi seorang dokter berjas putih dan stetoskop yang

menggantung di lehernya. Terus dokter di seluruh indonesia gak ada satupun yang bisa nyembuhin penyakita satu orang pun dan paling banter mungkin bakal terjadi MAL PRAKTEK. Yang harusnya penyakitnya cuma pilek, gara-gara ngawur kasih obat, jadi sakit jantung, kencing manis dan penyakit-penyakit lain yang diakibatkan oleh salah penggunaan obat. Hiii Takuut…

Jadi, kelihatan kan kalo penyebab utama korupsi di Indonesia adalah karena bibit-bibit putra-putri bangsanya saja sudah melakukan tindakan korupsi kecil-kecilan yang disebut nyontek itu sejak dari bangku sekolah.. (gimana kalo udah sukses??).

Ayo Saatnya kita berubah nih...Penulis yakin banget bahwa gak ada agama yang menganjurkan untuk melakukan sebuah

k e g i a t a n p o s i t i f d e n g a n menghalalkan berbagai cara. Apalagi Islam, yang aturannya konkrit, konkrit, dan KONKRIT.

Sahabat mahasiswa sekalian, ujian pada hakikatnya adalah sebuah kepastian yang harus dihadapi oleh setiap manusia pada setiap segmen kehidupan. Adapun output yang menjadi tujuan setiap ujian bisa saja beragam dan bervariasi, tergantung pada siapa dan untuk apa ujian tersebut d i l aksanakan . Hanya sa ja , ka lau digeneralisasikan, setiap ujian memiliki tujuan yang intinya hampir sama: untuk mengetahui kadar kualitas kepribadian seseorang: baik dalam konteks ketakwaan, kesabaran, keilmuwan, keihklasan dan hal-hal lain yang kualitasnya dapat diuji baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Suatu contoh, untuk mengetahui tingkat kelayakan seseorang untuk masuk surga maka Allah memberi ujian berupa perintah untuk berjihad dan bersabar dalam menghadapi ujian. Firman Allah “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar” (Q.S. Ali Imran: 142)

Dalam konteks dunia perkuliahan, kita sebagai mahasiswa muslim dihadapkan pada suatu ujian yang sifatnya lebih konkret dan spesifik untuk mengetahui tingkat penguasaan kita pada suatu bidang ilmu tertentu. Ujian ini sifatnya wajib diikuti oleh s e t i a p m a h a s i s w a d a n b i a s a n y a dilaksanakan secara berkala pada setiap

akhir sebutan Ujian Ahir Semester atau biasa disingkat UAS. UAS menjadi sangat penting dalam alur dunia perkuliahan karena UAS menjadi tolak ukur kelulusan seorang mahasiswa dalam bidang mata kuliah tertentu. Kalau dalam dunia SMA, UAS bagi siswa memiliki posisi hampir setara dengan Ujian Ahir Nasional (UAN) yang menjadi “pemfonis” seorang siswa layak lulus atau tidak.

Mengingat arti penting UAS sebagai penentu kelulusan mahasiswa dalam bidang mata kuliah tertentu, biasanya sebagain besar mahasiswa menggunakan segala cara agar bisa melalui ujian ini dengan baik dan mendapat hasil maksimal. Cara yang ditempuh pun beragam mulai yang halal sampai haram, mulai yang biasa sampai yang tidak biasa dan mulai yang wajar sampai yang tidak wajar. Bahkan, terkadang kurang ajar! Hanya saja kita sebagai mahasiswa muslim, apalagi yang “berpredikat” dan “berstempel” aktifis dakwah kampus, hendaknya t idak mengha la lkan sega la ca ra un tuk mendapatkan hasi l terbaik dalam menghadapi ujian ini. Karena tentu kita sebagai muslim menyadari bahwa dalam islam berlaku asas “tujuan tidaklah lebih penting dari cara” dan “tujuan tidaklah menghalalkan segala cara”.

semester. Ujian ini dikenal dengan

Kesuksesan sebenarnya adalah ketika kita menyadari kekurangan kita dan mengoreksinya agar suatu ketika bila menghadapi masalah yang sama kita dapat mengatasinya dengan baik. Ingat!! Bukan menutupi kekurangan kita dengan kebobrokan orang lain.Yakinlah terhadap kemampuan diri kita. Kita bisa. Kita pasti bisa.Oke??“...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sampai mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS Ar-Ra'd ayat 11)Kesuksesan itu tidak dilihat dari beberapa kali mereka mendapat kegagalan, tetapi dilihat dari berapa kali ia bangkit dari kegagalan (Abu Bakar r.a.)Jujur adalah mata uang yang berlaku dimana-mana (Pepatah). “Mau pintar??. Makanya belajar” (Iklan Suplemen). (Oleh Abdullah Anshary)

Page 16: Manazine #4

Benar, banyak jalan menuju Roma. Hanya saja sebagai muslim kita harus memastikan bahwa cara dan jalan yang kita pilih tetap dalam koridor syari'at islam. Kenapa?, Karena pada hakekatnya setiap perbuatan, termasuk pilihan cara dan tujuan yang kita pilih, akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah swt. Sekecil apapun itu. Firman Allah swt. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (Q.S Al-Zalzalah: 7-8) Ada banyak hal yang hendaknya tidak dilakukan oleh seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa muslim, dalam menghadapi UAS. Jika hal-hal ini dilakukan, maka komitmen kita sebagai seorang mahasiswa muslim patut kembali dipertanyakan. Hal tersebut meliputi hal-hal yang dilarang oleh syari'at maupun hal-hal yang dilarang oleh penyelenggara ujian: dalam hal ini dosen sebagai penentu kebijakan. Hal-hal tersebut umunya meliputi perbuatan-perbuatan curang dan tidak sportif dalam menghadapi ujian: mencontek, mencontoh, pergi ke “orang bodoh” (dukun red), dan yang sejenisnya.

Lantas bagaimana caranya agar kita bisa mendapat hasil maksimal dalam m e n g a h a d a p i U A S t a n p a h a r u s melaksanakan cara-cara terlarang diatas? Ada banyak hal yang dapat kita lakukan, antara lain sebagai berikut:1 . O p t i m a l k a n m a s a p e r k u l i a h a n semaksimal mungkin untuk memahami pokok-pokok materi perkuliahan yang disampaikan dosen.2. Bina hubungan baik dengan dosen, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Tentunya tanpa melanggar prinsip-prinsip syari'at yang tidak diperbolehkan.3. Mempersiapakan kondisi fisik dan mental secara baik menjelang pelaksanaan UAS.4. Belajar secara sungguh-sungguh jauh-jauh hari sebelum menjelang UAS. Pastikan

SITUS RESMI JAMAAH MASJID MANARUL ILMIKAMPUS PERJUANGAN ITS

SURABAYA

Dengan tampilan segar, menyajikan:

All About JMMI, Aqidah, Fiqih, Motivasi, Cerpen, Ghazwul Fikri,

Download Kitab, Fiqih Wanita, Berita Nasional, IPTEK, Palestina, Shirah,

Tinggalkan Komentar, dan Lain-lain

Kamu memiliki karya, masukan, atau saran??Silahkan Kamu kirimkan ke:

[email protected]

www.masjid.its.ac.id

Kunjungi Website Jama'ah Masjid Manarul Ilmi di :

MANARUL ILMI online

juga sahabat telah memiliki perbendaharaan soal-soal UAS pada tahun-tahun ajaran sebelumnya.5. Jika UAS bersifat open book pastikan anda membawa sebanyak mungkin buku yang berkaitan dengan materi yang hendak diujikan. Kerjakan UAS dengan sungguh-sungguh, santai, dan penuh senyum. Serta pastikan semua soal telah dijawab secara komperhensif sesuai dengan soal yang ditanykakan (untuk santai dan penuh senyum tidak bersifat wajib dan mengingat. Sekedar tips pribadi saja.^^)6. Jangan lupa berdo’a dan minta dido'akan pada orang-orang tecinta serta orang-orang yang peluang do'anya dikabulkan lebih besar: ibu, bapak, kakak, adek, kakek, nenek, buyut, dan tentu saja murobbi dan sahabat-sahabat terbaik kita (kalau mau lebih, minta dido'akan dosen juga boleh lo...)

Demikian sedikit “cuap-cuap” untuk sahabat mahasiswa. Insyaallah apabila kesemuanya sahabat amalkan secara baik, nilai maksimal bukanlah sekedar angan-angan tak berkesudahan. Terahir: “Jika peluang untuk mendapat nilai A terbuka lebar, kenapa kita harus puas dengan nilai B dan C ?”. Jadilah pribadi yang tidak sekedar sholeh, tapi lebih dari itu: pemimpin orang-orang sholeh. Jadilah pribadi yang tidak sekedar pintar, tapi lebih dari itu: pemimpin orang-orang pintar. Insyaallah. Allahu Akbar....!!

Allahua'alam. Semoga bermanfaat...