makna pembacaan surah-surah pilihan yang …

109
MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG DILAKUKAN SANTRI SEBELUM TIDUR DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU QUR’AN DESA SUNGAI DUREN KEC. JALUKO KAB. MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI (STUDI LIVING QUR’AN) SKRIPSI Dijadikan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama OLEH NURVANY.OKTAVIYANTI NIM: 301171164 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020/2021

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG DILAKUKAN

SANTRI SEBELUM TIDUR DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU

QUR’AN DESA SUNGAI DUREN KEC. JALUKO KAB. MUARO JAMBI

PROVINSI JAMBI (STUDI LIVING QUR’AN)

SKRIPSI

Dijadikan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Dan Studi Agama

OLEH

NURVANY.OKTAVIYANTI

NIM: 301171164

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020/2021

Page 2: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

i

MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG DILAKUKAN

SANTRI SEBELUM TIDUR DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU

QUR’AN DESA SUNGAI DUREN KEC. JALUKO KAB. MUARO JAMBI

PROVINSI JAMBI (STUDI LIVING QUR’AN)

SKRIPSI

Dijadikan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Dan Studi Agama

OLEH

NURVANY.OKTAVIYANTI

NIM: 301171164

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020/2021

Page 3: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurvany. Oktaviyanti

Nim : 301171164

Tempat/Tgl Lahir : Galuang, 20 Oktober 1998

Konsentrasi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Alamat : Jln. Slamet Riyadi Lorong Ampera RT 03 Kel. Solok

Page 4: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

iii

Page 5: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

iv

Page 6: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

v

MOTTO

لمين الا خسارا ولا يزيد الظ للمؤمنينء ورحمة ن ما هو شفا وننزل من القرا

Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat

bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya

akan menambah kerugian (Q.S Al-Isra : 82)

Page 7: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

vi

ABSTRAK

Kata kunci: Pembacaan, Surah-Surah pilihan, Living Qur’an

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya praktik dari ayat-ayat Al-

Qur’an yang hidup di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren

RT 08 Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi. Mudir di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an mewajibkan kepada seluruh santrinya untuk membaca surah-

surah pilihan tersebut sebelum mereka istirahat. Hal itulah yang membuat penulis

tertarik untuk dapat mengungkap apa makna sesungguhnya dari kewajiban yang

diwajibkan oleh mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an serta melihat

bagaimana praktik dari ayat-ayat Al-Qur’an yang mereka amalkan. Maka dalam

penelitian ini akan dijabarkan terkait fenomena dari pelaksanaan kegiatan praktik

pembacaan Surah-Surah pilihan.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang

bersifat deskriptif-analisis, dengan menggunakan metode Living Al-Qur’an dan

memakai pendekatan sosio-fenomenologis, lalu mengambil data dari Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an yang merupakan sumber data primer penulis.

Sedangkan data sekundernya seperti buku-buku, kitab tafsir, kitab hadist, artikel,

jurnal dan sebagainya. Kemudian untuk mengumpulkan data-data tersebut penulis

menggunakan teknik observasi partisipatoris, wawancara serta dokumentasi.

Hasilnya penulis menemukan tiga permasalahan utama, (1) landasan dari

pembacaan Surah-Surah pilihan berdasarkan dari Al-Qur’an dalam surah Al-Isra’

ayat 82, kemudian Hadis Nabi saw, dan Kitab At-Tibyan karangan dari imam An-

Nawawi, (2) proses dan waktu pembacaan dilaksanakan secara bersama-sama

tetapi dipisahkan antara santri putra dan putri, santri putra mereka dikumpulkan di

masjid sedangkan santri putri dikumpulkan di satu ruangan yang tertutup, waktu

pelaksanaannya dilakukan setiap hari pada malam hari sebelum mereka tidur, (3)

tujuan dan manfaat dari kegiatan tersebut ialah agar membuat mereka disiplin,

sehingga istiqomah dalam menghafal dan menjaga hafalan yang telah mereka

hafal dengan bantuan Surah-Surah pilihan.

Page 8: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

vii

PERSEMBAHAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan

kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan

karunianya berupa kesehatan, kesempatan, dan kekuatan

lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memperoleh gelar Strata Satu (S1). Shalawat beriringan

salam tak lupa kukirimkan kepada baginda Nabi

Muhammad Saw. Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Semua keluarga baik yang ada di Jambi ataupun yang ada

di Bukittinggi, terutama ucapan terimakasih yang

mendalam kepada Ayahanda Adi Yarfil dan Ibunda Latifah

Hanum tercinta, berkat do’a dan motivasi mereka sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk abangku

Muhammad Arief Rifandi yang telah memberi semangat dan

masukan dalam penulisan skripsi dan untuk adikku

Muhammad Fauzan Fahri yang juga memberikan dukungan

serta semangat agar saya kuat dan mampu menjalani setiap

proses perjalanan ini.

Terimakasih kepada seluruh Dosen-Dosen tercinta yang ada

di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama yang telah

memberikan dan mengajarkan ilmunya kepada saya beserta

staff akademik yang telah berperan dalam mensukseskan

skirpsi ini, kemudian semua pihak-pihak yang turut

membantu dan tidak bisa disebutkan namanya satu per satu,

tak lupa pula kepada teman-teman angkatan 2017 yang

kucinta dan kusayang tak pernah bosan untuk senantiasa

memberi masukan, saran, nasehat dan semangat.

Page 9: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

viii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan,

kesempatan, dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Makna Pembacaan Surah-Surah Pilihan Yang Dilakukan

Santri sebelum tidur di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai

Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi (Studi Living Qur’an)”.

Adapun tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar Sarjana Srata Satu (S1) dalam ilmu al-qur’an dan tafsir

universitas islam negeri sultan thaha saifuddin jambi. Selanjutnya penulis

menyadari bahwa sebagai manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan

serta kekhilafan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

Skripsi ini mungkin tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang telah membantu proses dalam penulisan skripsi sampai selesai.

Penulisan Skripsi ini selesai tidak lepas dari dukungan dan semangat yang

penulis terima baik itu dari pihak yang membantu ataupun teman-temanku

sekalian. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada ayahanda Adi Yarfil dan Ibunda Latifah Hanum beserta

seluruh keluarga besar, sahabat, teman dan orang-orang dekat yang telah

memotivasi, mendukung, membantu serta menguatkan penulis dalam upaya

menyelesaikan Studi di UIN STS Jambi ini. Tak lupa pula ucapan terima kasih

yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, Ma. Ph. D selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE. M. EI, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd, Bapak

Bahrul Ulum, S.Ag., MA, selaku Wakil Rektor I, II, dan III Universitas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Dr. Halim, S. Ag., M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi.

4. Bapak Dr. Masiyan M.Ag selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akadenik

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

5. Bapak Dr. Edy Kusnadi, M.Fil.I. selaku Wakil Dekan 2 Bidang

Administrasi Umum dan Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Page 10: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

ix

6. Bapak Dr. M. Ied Al-Munir, M.Ag, M. Hum selaku Wakil Dekan 3

Bidang Kemahasiswaan dan Bidang Kerjasama Luar Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi.

7. Bapak Dr. Bambang Husni Nugroho, S.Th.I.,M.H.I selaku Ketua Jurusan

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Usluddin dan Studi Agama UIN STS

Jambi.

8. Bapak Dr. H. Muh. Nurung, Lc., M.Ag selaku pembimbing I, dan Bapak

Imron Rosyadi, S.Th.I.,M.Pd.I selaku pembimbing II.

9. Bapak Dr. Syaroni, S.Ag.,M.Pd selaku pembimbing akademik yang selalu

memberikan nasehat, semangat, dan waktunya untuk menyelesaikan

skripsi ini.

10. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, semoga ilmu yang telah diberikan

dan diajarkan kepada penulis selama ini dapat bermanfaat dan diamalkan

sebagaimana mestinya.

11. Seluruh karyawan dan karyawati di lingkungan Civitas Academika

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

12. Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an beserta pengurus dan

semua santrinya yang telah memberikan izin dan menerima dengan tangan

terbuka kedatangan penulis untuk melakukan penelitian di Pesantren

tersebut yang nantinya dijadikan sebagai tugas akhir penulis dalam bentuk

karya tulis ilmiah.

Kepada semuanya semoga Allah swt memberikan balasan yang sebaik-

baiknya sebagai amal dan ibadah salih. Penulis mohon maaf dan menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan adanya saran, nasehat, masukan, kritik yang produktif dari

semua pihak demi kebaikan skripsi ini.

Jambi, 24 februari 2021

Penulis

Nurvany. Oktaviyanti

NIM. 301171164

Page 11: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................... iv

MOTTO............................................................................................................ v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Permasalahan........................................................................................ 3

C. Batasan Masalah................................................................................... 3

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 4

E. Metode Penelitian................................................................................. 5

F. Kerangka Teori..................................................................................... 10

G. Studi Relevan ....................................................................................... 30

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an ..................................... 34

B. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an ............ 37

C. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an ............... 38

D. Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an ................... 38

E. Dana Pesantren ..................................................................................... 40

Page 12: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

xi

F. Program-Program di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an ............. 40

G. Agenda Kegiatan Santri Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an ........ 41

H. Tata Tertib Santri Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an .................. 44

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBACAAN SURAH PILIHAN

A. Latar Belakang Munculnya Pembacaan Surah-Surah Pilihan .......... 51

B. Dasar dan Landasan Pembacaan Surah-Surah Pilihan ..................... 52

C. Waktu dan Pelaksanaan Pembacaan Surah-Surah Pilihan ................ 60

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LIVING QUR’AN MELALUI

PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZ

SATU QUR’AN

A. Analisis Living Qur’an ......................................................................... 66

B. Prosesi Pembacaan Surah-Surah Pilihan .............................................. 68

C. Resepsi Santri Terhadap Pembacaan Surah-Surah Pilihan .................. 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Objek Kajian Living Qur’an ............................................. 19

Tabel 1.2 : Pembagian Kajian dari Living Qur’an ............................... 21

Tabel 1.3 : Sarana dan Prasarana yang ada di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an .......................................................................................... 38

Tabel 1.4 : Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an 38

Tabel 1.5 : Daftar Tenaga Pengurus di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an .................................................................................................. 39

Tabel 1.6 : Daftar Tenaga Pengajar di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an ................................................................................................. 40

Tabel 1.7 : Agenda Harian Santri di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an ................................................................................................. 42

Tabel 1.8 : Agenda Mingguan Santri di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an ................................................................................................. 43

Tabel 1.9 : Agenda Bulanan Santri di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an .................................................................................................. 43

Tabel 1.10 : Agenda Tahunan Santri di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an .................................................................................................. 44

Page 14: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ط ‘ ا ظ b ب ‘ ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dz ذ

n ن r ر

h ه z ز

w و s س

, ء sy ش

y ي ص

ض

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

iˉ اى Ā ا A ا

Aw ا و Á ا ى U ا

Ay ا ى Ū ا و I ا

Page 15: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada umumnya aktivitas dalam melantunkan Al-Qur’an melalui

berkelompok1 sambil mempelajari dan mengamalkannya seperti di masjid,

pesantren, ataupun rumah tahfidz2. Living Qur’an di pada situasi yang

berkaitan dengan pencarian melalui ilmiah dari rententan kasus kehidupan

sosial dan dapat dikatakan sebagai Al-Qur’an yang hidup dalam

masyarakat. Praktik membaca serta mengamalkan-Nya diantara rakyat

pada umumnya dikerjakan masing-masing serta tak jarang dilakukan

secara bersama-sama (berjama’ah)3.Dari sekian banyak Pesantren yang

tersebar di Jambi, salah satu diantara banyaknya Pondok Pesantren yaitu

Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an mempunyai cara tersendiri

dalam menghidupkan Al-Qur’an kepada para santrinya. Disana terdapat

rutinitas wajib yang dianjurkan kepada keseluruhan dari santri. Salah satu

kewajiban tersebut adalah dengan membaca Surah-Surah pilihan yang

telah ditentukan oleh ustadz dan ustadzahnya. Selanjutnya, Surah-Surah

pilihan tersebut dibaca bersama-sama sebelum semua santri dan santriwati

istirahat4. Sebagian besar dari mereka bukanlah warga Desa Sungai Duren,

melainkan berasal dari berbagai tempat yang ada di Jambi dan ada juga

yang dari luar kota Jambi5

1 Jalāluddin as-Suyūṭy, Al-Itqān Fiī Ulūmil Qur’ān (Dārul-Kitab Al-ʽAlamiyyah, 2012),

533.

2 Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur’an: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-Ayat al-Qur’an

dalam Kehidupan Sehari-hari, alih bahasa Faruk Zaini (Jakarta: Lentera Hati, 2009), 43.

3 Sahiron Syamsuddin, et al., Living Qur’an dan Hadits, (Yogyakarta: TH-Press, TERAS,

2007),2-5.

4 Hasil observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an melalui wawancara singkat dengan pimpinan Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an.

5 Ustad Musholin, Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, wawancara

langsung penulis di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an, pada tanggal 10 November 2020 pukul

09.00 wib.

Page 16: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

2

Selain itu, masyarakat yang mempunyai anak-anak mereka juga

dimasukkan dan diikutsertakan untuk dapat belajar Al-Qur’an, tetapi tidak

menetap di asrama Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. Proses belajar

tersebut familiar dengan sebutan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)6.

Kegiatan belajarnya untuk santri yang tidak bermukim di ponpes

dilakukan pada sore hari yakni setelah selesai sholat ashar. Jumlah dari

santri yang mengikuti tindakan mengaji pada sore hari berjumlah sebanyak

20 orang. Harapan dari Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an kepada

santri maupun santriwati yang bermukim adalah para santri dan santriwati

mampu menyelesaikan hafalannya serta dapat mengkhatamkan Al-Qur’an

30 juz.

Tidak hanya menghafal, santri maupun santriwati juga dibekalkan

ilmu-ilmu agama lainnya yang memang penting untuk dipelajari dan

berguna nantinya untuk diimplementasikan kepada masyarakat tempat

dimana mereka berasal7. Jumlah keseluruhan yang bermukim di Pondok

berjumlah sebanyak 105 orang santri8. Terdiri dari 55 santri putra, dan

sisanya santriwati. Mayoritas dari mereka adalah anak yang tamat sekolah

dasar (SD), sebagiannya lagi ada yang tamatan sekolah menengah pertama

(SMP) dan sekolah menengah atas (SMA)9. Bukan hanya itu saja ada juga

anak yatim piatu yang merupakan bagian dari santri di Pondok tersebut.

Mereka mendapatkan beasiswa yang diberikan oleh Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an selama bermukim disana. Administrasi yang

6 Hasil observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an melalui wawancara singkat dengan pimpinan Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an.

7 Ustad Musholin, Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, wawancara

langsung penulis di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an, pada tanggal 11 November 2020 pukul

13.00 wib.

8 Hasil observasi penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh santri di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an melalui wawancara singkat dengan pimpinan Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an.

9 Ustad Musholin, Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, wawancara

langsung penulis di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an, pada tanggal 11 November 2020 pukul

13.10 wib.

Page 17: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

3

berkaitan dengan kewajiban yang dibebankan kepada setiap santri akan

digratiskan untuk yatim piatu dan yang kurang mampu10.

Pembacaan Surah-Surah pilihan yang merupakan rutinitas wajib

dilakukan oleh santri maupun santriwati sebelum tidur adalah serangkaian

kegiatan disusun langsung oleh ustad dan ustadzah yang ada disana.

Tujuan diberikan kewajiban membaca Surah-Surah pilihan tersebut kepada

santri maupun santriwati ialah untuk dapat melancarkan dan memperkuat

hafalan yang telah mereka hafal11. Maka dari itu, kewajiban membaca

Surah-Surah pilihan tersebut dilakukan sebelum mereka beristirahat.

Sehingga hafalan mereka tidak cepat hilang. Setelah membaca Surah-

Surah pilihan, santri maupun santriwati dianjurkan untuk mengulang

kembali (muraja’ah) hafalan yang telah dihafalkan, baik dari hafalan yang

telah selesai atau hafalan yang baru dihafal.

Melihat pembahasan diatas penulis tertarik untuk memandang

perlunya dilakukan penelitian ini. Agar dapat melihat bagaimana aktivitas

dari santri yang senantiasa selalu membaca Surah-Surah pilihan yang

mereka baca. Maka dari itu penulis mengajukan penelitian secara

mendalam dalam bentuk proposal yang nantinya InsyaAllah akan

dilanjutkan menjadi Skripsi yang berjudul “Makna dari Pembacaan

Surah-Surah Pilihan yang Dilakukan Santri Di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an Desa Sungai Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi

Jambi (Studi Living Qur’an)”.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di

atas, masalah pokok yang akan diangkat sebagai kajian utama penelitian

ini yaitu: bagaimana Pemahaman santri terhadap Surah-Surah pilihan

yang diwajibkan dibaca sebelum tidur di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

10 Ustad Musholin, Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, wawancara

langsung penulis di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an, pada tanggal 11 November 2020 pukul

13.20 wib.

11 Ustad Musholin, Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, wawancara

langsung penulis di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an, pada tanggal 11 November 2020 pukul

13.30 wib.

Page 18: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

4

Qur’an? untuk mengaktualkan tajuk permasalahan dengan bulir yang

diangkat sebagai berikut:

1. Apa dasar dari pembacaan Surah Surah-surah pilihan yang

diwajibkan kepada santri sebelum tidur di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an?

2. Bagaimana proses pembacaan Surah-Surah pilihan yang

diwajibkan kepada santri sebelum tidur di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an?

3. Bagaimana pemahaman dari pembacaan Surah-Surah pilihan yang

diwajibkan kepada santri sebelum tidur di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an?

C. BATASAN MASALAH

Sehubungan dengan banyaknya Pondok Pesantren yang tersebar di

Jambi, maka penelitian ini penulis batasi dalam lingkup bahasan yang

terkait dengan pembacaan Surah-Surah pilihan kepada santri di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. Pilihan surahnya yaitu: Surah Al-Waqi’ah,

Surah As-Sajadah, Surah Ar-Rahman, Surah Al-Mulk, Surah Al-Insan dan

Surah Al-Yaa Siin12. Investigasinya penulis batasi dengan satu tempat

yang akan diteliti dengan berlokasi di Mendalo pada Desa Sungai Duren

Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi.

D. TUJUAN & KEGUNAAN PENELITIAN

Uraian di atas yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa dasar dari pembacaan surah-surah pilihan yang

diwajibkan kepada santri sebelum tidur di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an.

2. Mengetahui bagaimana proses dari pembacaan surah-surah pilihan

yang diwajibkan kepada santri sebelum tidur di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an.

12 Data yang diperoleh dari wawancara penulis dengan pimpinan Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an, pada tanggal 11 November 2020 pukul 13.35 wib.

Page 19: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

5

3. Menelisik pemahaman terhadap pembacaan surah-surah pilihan

yang diwajibkan kepada santri sebelum tidur di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an.

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat tentunya berguna bagi

kepentingan akademis, baik yang bersifat teoritis ataupun yang sifatnya praktis,

yaitu:

1. Ringkasnya, penelitian ini bermaksud dapat membantu meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. terutama

bagi Santri di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai

Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi, agar semakin

meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Baik dari segi membaca,

menghafal, memahami, dan mengaplikasikan Al-Qur’an dalam

kehidupan.

2. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan serta wawasan keilmuan.

Terutama bagi penulis dan diharapkan dapat tentunya berguna bagi

dunia akademik dan sosial kemasyrakatan khususnya kepada mahasiswa

dan mahasiswi Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

3. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 (SI) Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Tafsir

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

E. METODE PENELITIAN

Bagaimana peneliti mengungkap sejumlah cara yang diatur

dengan tersusun, logis, dapat diterima oleh akal sehat dan tertata.

Merupakan salah satu dari bagian hasil penulisan mencari data secara

ilmiah, maka tidak bisa dilepaskan dari penggunaan metode, dikarenakan

nanti landasan tersebutlah yang dijadikan sebagai pedoman untuk tindakan

pengawasan sehingga dapat berjalan dengan sistematis.13 Maka metode

melambangkan tumpuan supaya dapat memperoleh produk yang tertinggi.

13 Anton Bekker dan Ahmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat

(Yogyakarta:Kanisus, 1999), 10.

Page 20: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

6

Pada penyusunan proposal ini penulis memakai teknik Living

Qur’an. Sehingga mampu menjawab dengan keilmuan permasalahan.14

Tinjauan di atas termasuk ke dalam kategori penelitian lapangan kualitatif

dan kepustakaan sekaligus.15 referensi dari penyelidikan yang akan

dilakukan ialah mengacu kepada ayat Al-Qur’an yang hidup pada santri di

Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

1. Pendekatan Penelitian

Dalam kajian Living Qur’an, pendekatan yang digunakan penulis

adalah pendekatan fenomologi. Ancangan yang dipakai dalam kajian

Living Qur’an, disebabkan oleh kajian yang akan penulis kaji berkaitan

erat dengan realitas masyarakat. Alasan pemilihan fenomologi yaitu

dikarenakan penulis ingin mengungkap pemahaman yang dilakukan oleh

santri ketika membaca surah-surah pilihan sebelum mereka tidur.

Penulis melaksanakan pencarian data dengan menggunakan metode

lapangan (field reseach), dengan ancangan kualitatif. Sedangkan untuk

jenisnya memakai analisa deskriptif, yakni menata gambar secara

terstruktur, aktual, faktual, dan kongkrit terkait pembacaan Surah Al-

Waqi’ah, Al-Sajadah, Al-Rahman, Al-Mulk, Al-Insan dan Yaa Siin di

Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an16.

2. Lokasi, subjek dan objek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini mengambil lokasi di Desa Sungai

Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi dengan alasan

karena di Pondok Pesantren Satu Qur’an ini para santri menggunakannya

dalam kegiatan membaca, menghafal serta untuk memperkuat ingatan

tentang Al-Qur’an.

14 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan

Laporan Penelitian (Malang: UUM PRESS, 2004).

15 Winarto Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik (Bandung:

Tersio, 1990), 182.

16 Lokasi yang penulis pilih untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode

libing qur’an.

Page 21: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

7

Penulis juga melakukan pendekatan Library, buku-buku yang

mengenai metode penelitian Al-Qur’an dan Tafsir serta prosedur

pendekatan Living Qur’an yang dibahas dalam rutinitas belajar

mengajar17. Seperti buku dan kitab-kitab tafsir untuk mencari keabsahan

tentang ayat yang digunakan dalam kegiatan tersebut. Tujuan utama dari

penelitian ini dilakukan adalah karena adanya praktek Living Qur’an yang

hidup di tempat tersebut.

b. Subjek Penelitian

Subjeknya ialah kepada santri beserta guru dalam rutinitas

pembacaan ayat Al-Qur’annya18.

c. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah persepsi tentang kewajiban dalam

membaca Surah Al-Waqi’ah, Al-Sajadah, Al-Rahman, Al-Mulk, Al-Insan

dan Al-Yaa Siin, yang ditinjau dari sudut pandang kacamata Al-Qur’an

dan tujuannya untuk dibaca serta dihafalkan dari pelaksanakan rutinitas

tersebut. Selain itu untuk objek materi dari penelitian ini penulis akan

menfokuskan terhadap rutinitas membaca Al-Qur’an Surah-Surah pilihan,

mulai dari pelaksanaan dan prosesinya19. Kemudian objek formalnya

berupa makna dari pembacaan Al-Qur’an Surah-Surah pilihan yang

terdapat di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini bersifat lapangan, oleh sebab itu asal dari keterangan

yang terdapat di dalamnya masih bersifat mentah, yang harus di

kembangkan berdasarkan dari data-data literature, dokumentasi, sumber-

sumber tertulis ilmiah, observasi dan wawancara20. Data yang dipakai pada

pencarian ini dapat diambil dengan dua jalan yakni data utama dan data

pendukung.

17 Data pendukung penulis selain di lapangan.

18 lokasi untuk penulis teliti di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an di Desa Sungai

Duren RT 08 Mendalo Provinsi Jambi.

19 Merupakan rangkaian kegiatan dalam pembacaan surah-surah pilihan di ponpes

tersebut yang akan penulis amati nanti. 20 Langkah-langkah penulis dalam melakukan investigasi langsung di lapangan.

Page 22: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

8

a. Data Primer

Keterangan yang berbentuk verbal (kata-kata) terucap dengan

lisan, perilaku yang dilakukan oleh subjek.21 Petunjuk tersebut langsung

dari sumber pertama (first hand) dengan perantara pengamatan serta tanya

jawab di lapangan. Data yang hendak ditemukan berbentuk kegiatan dari

santri dalam membaca Surah-Surah pilihan yang dilakukan santri maupun

santriwati.

b. Data Sekunder

Masukan yang diberikan untuk mengumpulkan dan melacaknya,

daapat diperoleh dari sumber kedua seperti arsip, kejadian baik ucapan dan

tulisan.22

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Pengamatan (Observasi)

Di dalam observasi ini, peneliti mengadakan peninjauan dan

bergabung dalam aktivitas mereka diantaranya membaca Surah Al-

Waqi’ah, As-Sajaddah, Ar-Rahman, Al-Mulk, Al-Insan dan Yaa Siin dan

surah lainnya yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

b. Wawancara

Menurut Esterberg, konsultasi bagian dari pembicaraan antara dua

individu bahkan bisa melebihi agar berbagi fakta dan berita dengan saling

bergantian bertanya Di dalam penelitian ini adalah wawancara yang

dipakai ialah secara terstruktur dan tidak. Tugasnya agar menghasilkan

segala bahan yang dibutuhkan terkait pembacaan Surah-Surah pilihan

tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan penting dari rentetan insiden pada

masa lampau. Pengumpulannya dijumpai dengan berwujud teks maupun

ilustrasi. Metode yang dipakai adalah pengumpulan dalam bentuk naskah

dan lukisan. Contoh dari naskahnya seperti berkaitan tentang asal usul,

21 Jonatan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006), 16.

22 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.Alfabeta,2013), 226.

Page 23: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

9

pandangan, sasaran, kemudian siluetnya. Sedangkan untuk dokumentasi

gambarnya seperti foto dan beberapa video dari santri yang membaca

Surah-Surah pilihan setiap malam sebelum mereka istirahat.

5. Analisis Data

Kajian Living Qur’an dan hadis mencakup wilayah yang sangat

luas. Pengamatan tersebut diantaranya adalah pemahaman masyarakat

yang implikasinya terkait ujaran dan realisasinya.23 Analisis kebenaran

naskah, yang diduga hidup meliputi aspek pengetahuan, dan berita dari

pemakaian teks suci yang hidup itu, dari Al-Qur’an maupun Hadis.24

Respons masyarakat dalam kehidupan yang mana fungsionalisasi

teks mampu mempengaruhi dunia sosial.25 Analisis bagian dari resepsi

praktik masyarakat di dalam memperlakukan sehingga dapat berinteraksi

dengan teks di tengah kehidupan.26 Pemahamannya dari sudut pandang

manuskripnya dan tindakan yang dilakukan, lalu diinterpretasikan ke

wadah yang sering kita sebut sebagai suatu tradisi turun temurun yang ada

di masyarakat, manakala keduanya dapat digabungkan dan termasuk ke

dalam nominasi dari living.27

Penelitian living membutuhkan tinjauan dengan melihat

kontekstualitasnya, maksudnya ialah untuk dapat mengerti pesan yang

disampaikan di dalam teks dengan merujuk kepada asal usul, suasana dan

kondisi ketika tulisan tersebut hadir.28 Ini disebut peralihan dari dialetika

tekstual hingga pendekatan konseptual.29 Analisis dapat dilakukan

terhadap berbagai celah dari suatu tema penelitian living Al-Qur’an dan

Hadist. Teknisnya yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini ialah

23 Anwar, Living Hadis,(2015), Farabi, 85.

24 Muhammad Ali, Kajian Naskah dan Kajian Living Qur’an dan Living Hadist, Journal

of Qur’an and Hadist Studies, 164.

25 Adibah.I.Z, Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam, Journal Inspirasi, 18.

26 D. Murni, Paradigma Umat Beragama tentang Living Qur’an Menautkan antara Teks

dan Tradisi Masyarakat, Journal Syahadah, (2016), 84-85.

27 M. Muhsin, Memahami Hadist Nabi dalam Konteks Kekinian: Studi Living Hadis,

Journal Holistic, (2015), 22.

28 I.Channa, Memahami Makna Hadist secara Tekstual dan Kontesktual,Ulumma:

Journal Studi Keislaman, (2011), 412-413.

29 I.Gusman, Living Qur’an: Al-Qur’an dalam Pergumulan Muslim Indonesia,

(Surakarta, Efude Press, 2013).

Page 24: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

10

dengan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan metode

yang digunakan agar nanti dapat menyelesaikan permasalahan

menggunakan situasi, subjek, objek. Didasarkan kepada kebenaran yang

terlihat dengan semestinya dan tidak ada unsur rekayasa. Uraian tersebut

untuk mengetahui kebenaran pada Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Maka dari itu cara yang penulis pakai dalam pengumpulannya sebagai

berikut:

a. Reduksi data (data reduction)

Merupakan analisisa melalui pemfokusan terhadap kepedulian

dalam menyederhanakan, keabsahan data mentah dari tulisan dari

lingkunan.30

b. Pengutaraan data (data display)

Susunan informasi yang lengkap dalam bentuk kompleks, sehingga

tampak lebih selektif agar dapat memberikan jalan untuk menarik

kesimpulan data.

c. Determinasi (conclusion drawing)

Penulis mengenukakan ringkasan dari data yang didapat melalui

pengamatan, interview dan dokumentasi.

F. KERANGKA TEORI

gagasan ialah sekumpulan yang berasal dari acuan yang mana

dapat digunakan pada saat melangsungkan pencarian. Terdiri atas

serangkaian ungkapan bersifat abu-abu yang terkait dengan item tertentu.

Subjeknya berupa ide, argument, mutu, norma, aturan sosial, peristiwa dan

tingkah insan. Secara akademis, penelitian ini mendeskripsikan tentang

implementasi dari makna pembacaan surah-surah pilihan yang dilakukan

santri sebelum tidur di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Sedangkan secara sosial investigasi ini memperkenalkan suatu

kebiasaan yang ada di dalam fenomena kehiduan sosial para santri terkait

kehadiran Al-Qur’an di kehidupan masyarakat muslim. Teori atau kajian

30 Sahiron Samsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadist, (Yogyakarta:

TH-PRESS, 2007), 60

Page 25: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

11

terdahulu tentang pembacaan surah-surah tertentu dari Al-Qur’an.

Kemampuan Membaca Surat-Surat Pilihan Apa yang dimaksud?.

Kemahiran berarti paiawai ketika berinteraksi serta menguasai merupakan

pengertian dari lini bahasanya.31

Menurut Amin Daen Indra Kusuma, bisa dikatakan terhadap

individual apabila ia melaksanakan satu hal dengan jeli, ringan, dan tepat,

serta mengeluarkannya tanpa paksaan.32Pemaparan di atas kemudian

ditarik benang merahnya agar kita mengetahui bahwaannya membaca

surat-surat pilihan termasuk bagian keahlian di dalam bidang psikomotorik

(sikap) diartikan sebagai keterampilan dan kecakapan individual dalam

melafalkan bacaannya secara benar berpedoman dengan makhraj dan

harakatnya.

Wahyu yang diperuntukkan Allah kepada nabi Muhammad SAW

yaitu Al-Qur’an terdiri dari 30 juz 114 surat33 merupakan petunjuk insan

serta pembeda antara hak dan bathil. Berperan penting maksudnya yaitu

disebabkan mengetahui alasan utama diturunkannya kitab suci tersebut

yakni menjadi kompas hidup ke jalan yang bercahaya supaya nanti meraih

kesenangan di dunia dan akhirat. Selain itu difungsikan menjadi wadah

untuk menggali dan mengenal lebih dekat pesan tersembunyi yang

tersimpan di dalamnya.

Saat membaca menerapkan dalam kehidupan wajib bagi kita untuk

mempelajari Al Qur'an, bermula dari perkenalan huruf hijaiyah dan

mengucapkannya dengan bagus. Hakikat lainnya yang harus diketahui

adalah ketika dibaca sudah terhitung sebagai amalan, oleh karenanya umat

muslim dibebankan agar pandai dalam membaca Al Qur'an dengan benar

sehingga tidak sembarangan

31 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta,

1994), 326

32 Amin Daen Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (1973), 50

33 M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur'an, (Mizan, Bandung, 1994), 27

Page 26: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

12

“atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan

perlahan-lahan”. (Q. S. Muzzamil: 4)34

Penjelasan di atas menerangkan bahwasannya membaca Al-Qur'an

sangat disarankan dan diprioritaskan aturannya sunnah, tetapi dibaca

dengan baik menjadi sebuah kewajiban. Nabi SAW berpesan kepada orang

tua dapat melatih anaknya terbiasa dalam membaca Al Qur'an ketika bisa

berbicara. Tujuannya untuk mengenalkan agama lalu membubuhjan

perasaan cinta terhadap Al Qur'an, yang menjadikan mereka lihai bahkan

telaten membacanya. Diajarkan tentang tajwid sampai kepada kaidah-

kaidah bacaan dan lain sebagainya.

A. Tradisi Membaca Al-Qur’an

Beberapa bukti nyata dari Al-Qur’an ialah Dia dikatakan juga

sebagai al- Huda (petunjuk), ar-Rahman (penuh kasih dan sayang), as-

Syifa’ (obat penawar untuk rohani maupun jasmani), al-Furqan (pembeda

dari yang hak dan yang bathil), dan banyak lagi yang lainnya35. Jika dilihat

dari sudut pandang psikologi dapat tergambar bahwa begitu banyak respon

ataupun sikap yang ditunjukan oleh masyarakat muslim. Mayoritas dalam

membaca Al-Qur’an pada umumnya mereka melakukan secara sendiri-

sendiri, kadang kala juga dilakukan secara bersama-sama bahkan juga

berjama’ah. Kebiasaan yang sering kali dilakukan dan sudah mendarah

daging bagi kita bersama yaitu apabila telah selesai membaca Al-Qur’an

kita sering menandai bacaan yang telah kita baca dengan berbagai variasi

tersendiri. Variasi tersebut diantaranya yaitu memberikan tanda pada ayat

terakhir yang telah dibaca dengan cara ditandai dengan pensil,

memberikan ssimbol-simbol di pinggir Al-Qur’an, melipat halaman dari

surah yang telah dibaca atau melipat bagian ayat terakhir yang telah dibaca

dan lain sebagainya. Beragamnya variasi yang telah disebutkan di atas

meninggalkan kesan terhadap Al-Qur’an sendiri menjadi kotor, lusuh, dan

34 Q.S Al-Muzamil ayat 4, Terjemah Kemenag 2002.

35 Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur‟ān (Petunjuk praktis penerapan Ayat-ayat al-Qur‟ān dalam kehidupan sehari-hari), alih bahasa Faruk Zaini, (Jakarta: Lentera Hati,2009), 42

Page 27: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

13

tidak seperti kitab suci yang seharusnya dijaga dan dipelihara. Mengenai

hal tersebut akan menimbulkan sudut pandang dan penilaian yang

berbeda-beda terhadap pemberian batas membaca Al-Qur’an ada yang pro

dan kontra, walaupun demikian diharapkan kepada kita sebagai umat

muslim yang senantiasa membaca kitab suci kita seharusnya kita tidak

hanya rajin membacanya saja.

Melainkan kita harus memahami maksud dan mengerti agar nanti

mendapatkan pemahaman serta manfaat dari ayat yang dibaca. Aktivitas

mengalihkan bacaan yang ada di dalam Al-Qur’an pada moment tertentu

sudah lumrah dilakukan oleh masyarakat, contoh kecilnya seperti

membaca surah Yasin di hari kamis malam jum’at sehingga kegiatan

tersebut kita kenal dengan sebutan yasinan. Orang yang mengikuti

kegiatan dan tradisi tersebut pastilah memiliki motivasi dan kepercayaan

yang beragam36. Motivasi tersebut baik dari segi keagamaan, fadhilah dari

surah tersebut, atau hanya sekedar mengikuti dan berbagai sudut pandang

lainnya.

B. Living Qur’an

1. Pengertian Living Qur’an

Living qur'an ialah “teks Al-Qur'an yang hidup”37, pendekatan ini

mengabadikan prosesi interaksi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap

Al-Qur'an, bukan sebatas didasari atas pemaknaan teksnya saja, justru

lebih menitikberatkan pada bagian implementasi dari naskahnya dalam

keseharian38. Berawal dari pemerhati non muslim, maka arkatipe mereka

terhadap Al-Qur’an menemukan adanya hal yang menarik di kehidupan

kaum muslim yang terwujud dalam berbagai peristiwa kemasyarakatan.

36 Sudut pandang antara satu orang dengan yang lain tentu berbeda, apalagi jika dikaitkan

terhadap kegiatan yang identik di dalamnya ada membaca al-qur’an seperti tahlilan, syukuran,

yasinan, musabaqah tilawatil qur’an atau yang lebih familiar kita kenal MTQ dan masih banyak

lagi yang lainnya.

37 Dadan Rusmana, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Bandung: CV Pustaka Setia,

Cet.1 Februari 2015, 291.

38 Wujud dari penerapan al-qur’an di tengah masyarakat yang tidak hanya kepada teks

melainkan juga melihat dari sisi konteks yang ada, tanpa disadari dan secara tidak langsung

masyarakat telah melaksanakan langkah-langkah dari metode living qur’an itu sendiri.

Page 28: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

14

Contohnya kasus yang berkaitan dengan pembelajaran di lokasi

tertentu, fenomena penulisan pada bagian dari al-qur’an pada tempat

khusus, penggalan ayat yang dijadikan untuk sarana penyembuhan

alternatif, do’a dan lain sebagainya yang turun temurun pada masyarakat

definit tetapi tidak di masyarakat lainnya39. Gaya ilmu seperti ini membuat

gejala yang hidup bersinggungan ini sebagai sasaran utamanya, intinya

tidak melebihi ketentuan kapasitas keilmuan.

Dikarenakan sinyal dari lini sosial yang bermunculan pasalnya

bermula dengan hadirnya,lalu digabungkan dalam cakupan studi Al-

Qur’an. perkembangan yang begitu pesat maka kajian dan metode ini pun

dikenal dengan istilah Studi Living Qur’an. Ahli yang berasal dari studi

Qur’an pada umumnya sama dalam mengartikan istilah dari Living

Qur’an. M Mansur mengatakan Living Qur’an adalah sebuah kajian

tentang beragam variasi peristiwa sosial berkaitan erat dengan hadirnya

Al-Qur’an dalam badan komunitas muslim tertentu40. Berbeda dengan M.

Yusuf, Muhammad mengarisi arti dari Living Qur’an ialah sebatas al-

Qur’an yang hidup41.

Selanjutnya, Muhammad Yusuf menyebutkan bahwasannya

pengertian dari Living Qur’an yakni salah satu studi tentang kejadian

sosial dengan letak geografis dan (bisa terjadi) pada masa tertentu42.

Kemudian Abdul Mustaqim membatasi pengertian Living Qur’an sebagai

39 Satu bentuk kegiatan yang tidak terdapat pada daerah lain dan hal tersebutlah yang

membedakan serta menjadikan ciri khas tersendiri akan masyarakat yang tinggal di daerah

tersebut. Fenomena itulah yang nanti akan dikupas dan diselidiki dengan kacamata ilmiah melalui

ilmu living qur’an dan living hadis dengan dibantu dengan beberapa pendekatan yang dapat

memperkuat layaknya fenomena tersebut diangkat dan dijadikan sebagai karya tulis ilmiah dari

seorang peneliti.

40 M. Mansur, “Living Qur’an Dalam Lintasan Sejarah Studi Qur’an” Dalam Metodologi

Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 8.

41 Muhammad, “Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al-Qur’an”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 12.

42 Muhammad Yusuf, “Pendekatan Sosiologi Dalam Penelitian Living Qur’an” Dalam

Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 39.

Page 29: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

15

kajian yang lebih menekankan kepada aspek respon masyarakat terhadap

kehadiran Al-Qur’an di tengah mereka43.

Pendapat terakhir dari Sahiron Syamsuddin mengemukakan apa

yang dimaksud dengan Living Qur’an ialah berupa teks Al-Qur’an yang

dihidupkan masyarakat44. Pendapat dari bebrapa tokoh tentang pengertian

Living Qur’an disimpulkan menjadi sebuah pemahaman terhadap Al-

Qur’an yang hidup serta berdampingan dengan realitas kehidupan sosial

masyarakat bersumber dari tulisan, pemikiran, penuturan maupun

tindakan.

2. Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah

Kajian yang terkait atas beragamnya realitas sosial ditemukan

dalam kehidupan masyarakat terhadap Al-Qur’an di kawasan tertentu.

Penelitian ilmiah pada konteks ini dijabarkan supaya dapat menghindari

dimasukkanya tendensi keagaamaan dengan ini berbagai peristiwa akan

dapat terlihat yang berujung terhadap sunnah, haram, diperbolehkan dan

dilarang, dapat kita pinjam istilah yang kemungkinan sama seperti istilah

living qur’an, maka peristiwa tersebut lebih tepatnya dikatakan sebagai

The Dead Al-Qur’an.

Apabila ditelusuri dari sudut pandang prespektif keislaman, jelas

bermaksud agar tulisan dalam Al-Qur’an tidak lagi berguna, disebabkan

“petunjuk” Al-Qur’an yang termuat pada naskahnya bisa diaplikasikan

dengan baik, apabila terdapat perberbedaan menginterpretasikan teks

beserta muatannya. Tatkala yang terjadi sekarang banyak penerapan Al-

Qur’an di dalam kehidupan kita justru bertolak belakang dengan wawasan

yang benar (agama) dari teksnya. Seain itu Al-Qur’an telah menyebutkan

dirinya dengan gamblang sebagai syifa’.

Maksud dari syifa’ jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

artinya adalah obat, namun ayat pilihan yang dipilih untuk dibacakan

43 Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur’an; Model Penelitian Kualitatif”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 68.

44 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Penelitian Dalam Studi Al-Qur’an Dan Hadis”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 29.

Page 30: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

16

bertujuan agar mengusir makhluk halus tak kasat mata yang sering kali

merasuki dan mengendalikan tubuh seseorang, praktek tersebut tidak

terkait dan berpedoman dengan pengertian terkait isi yang tersimpan pada

Al-Qur’an. Kacamata agama mengatakan kegiatan tersebut berarti The

Dead Al-Qur’an, akan tetapi kebenaran dari segi sosialnya, praktek seperti

ini selalu berdampingan dengan Al-Qur’an dan benar-benar nyata terjadi

pada kelompok tertentu.

Mengapa diperlukan untuk menjadikan obyek baru terhadap

pemerhati Al-Qur’an dapat disederhanakan dengan perkataan, pemaparan

dan penjelasan digunakanlah istilah yang disebut sebagai Living Qur’an.

aksi tersebut diuraikan sesederhana mungkin untuk menyederhanakannya

pada hakikatnya usianya sama dengan umur dari Al-Qur’an itu sendiri45.

Hanya saja, rentang waktu yang amat panjang membuat peristiwa di atas

menjadi hal yang baru di dalam ranah kajian Al-Qur’an.

3. Objek Kajian Living Qur’an

Salah satu bahan yang paling penting untuk menposisikan sebuah

ilmu ialah masalah objek kajian. Di bawah ini merupakan uraian tentang

peninjauan dari living qur’an yang diklasifikasikan menjadi dua bagian

yakni formal dan material.

a. Objek Material Living Qur’an

Secara filosof, tiap bidang keilmuan haruslah mempunyai objek

kajian yang dimunculkan sebagai tujuan utama dalam aturan keilmuan46.

Ada objek material, dan ada juga material (formal). Dalam filsafat, objek

material merupakan segenap komponen yang ada dan yang mungkin ada

baik itu kasat mata ataupun tidak. Objek yang tampak adalah empiris,

sementara yang tidak tampak yaitu objek metafisis yang keberadaanya

berada di dalam alam fikiran dan “semesta” peluang. Dunia empiris yang

dapat diukur dan biasanya terjadi secara berulang kali, sedangkan

45 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Penelitian Dalam Studi Al-Qur’an Dan Hadis”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 9.

46 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 49.

Page 31: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

17

metafisisnya meliputi pemikiran yang logis. Ada dan tidaknya tidak dapat

dibuktikan secara empiris melalui uji coba di laboratorium,hanya saja

merupakan bagian dari logika yang berfikir sehat saja.

Ilmu sosiologi berupa masyarakat, antropologi praktik budaya,

psikologi adalah gejala kejiwaan, teologi ialah Tuhan dan risalah-Nya,

astronomi adalah benda langit yang mencakup planet, bintang, bulan dan

matahari. akidah memuat ekspresi dari keyakinan manusia, objek material

dari ilmu sejarah ialah kejadian yang terjadi pada masa lalu, kemudian

untuk bahasa meliputi kata, bunyi dan simbol47.

Sementara itu, untuk objek materialnya meliputi Kalamullah dan

Mushafnya, sedangkan ilmu hadis adalah tindak tutur perkataan Nabi

Muhammad saw. Lalu, apabila ilmu living qur’an dan hadis itu merupakan

satu kesatuan apakah yang menjadi objek materialnya? Jawabannya bisa

dijelaskan serta disimpulkan bahwa material objek dari ilmu living qur’an

dan living hadis adalah perubahan wujud kedua sumber utama tersebut

yang tidak berbentuk tulisan. Bisa berupa sketsa, multimedia, karya

budaya yang terbentuk dari pemikiran kemudian diwujudkan dalam sikap

dan perilaku manusia.

Dalam ilmu Al-Qur’an terdapat ilmu rasm, namun hal itu bukanlah

wilayah living qur’an. Dapat mengarah kepada istilah secara normal pada

tata cara tulisan yang disesuaikan dengan standar Utsmani yang telah

disetujui ulama. Kaidah tersebut kemudian dijadikan tolak ukur agar dapat

memudahkan dalam proses penyutingan naskah dari mushaf Al-

Qur’annya. Sedangkan ilmu rasm sama sekali tidak mengatur tentang khatt

atau seni kaligrafinya. Termasuk juga sebagai living qur’an ketika surah

az-zalzalah ditulis memakai unsur lukisan yang beraliran futurisme,

impresionisme, surealisme tentu ia akan memberikan kesan dan kekuatan

yang tersendiri.

47 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 51.

Page 32: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

18

Bisa juga dikemas dalam bentuk video ilustrasi. Hal tersebut dapat

dijadikan sebagai objek material dari living qur’an berbasis multimedia.

Ini dapat terjadi disebabkan oleh naskah Al-Qur’an telah “berganti” dari

teks kemudian transformasi multimedia48. Hadist tentang kafalatul qytam

dan surah al-maun contohnya, yang sumbernya dari Al-Qur’an dan hadist

berupa berwujud dalam teks, kemudian berubah menjadi wujud budaya

dalam mendirikan panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu, hal ini juga

dapat dijadikan sebagai objek kajian material dari ilmu living qur’an dan

living hadist yang berbasis budaya atau masyarakat.

b. Objek Formal Ilmu Living Qur’an

Selanjutnya materi material tidak mampu memberikan informasi

keilmuan yang lengkap apabila tidak disertakan objek formal. Dalam

bidang filsafat, yang dimaksud dengan wujud formal ialah prespektif

secara utuh. Tanpa hal tersebut objek material tidaklah bermakna, berarti,

apalagi memiliki pengaruh. Objek formal bisa disebut sebagai metode,

paradigma, acuan dan cara dalam mengutip inti sarinya. Agar dapat

menarik sebuah kesimpulan, adakalanya menggunakan cara deduktif dan

adakanya juga menggunakan cara induktif.

Cara deduktif ialah menarik kesimpulan ilmu dari sebuah

paradigma atau asumsi besar, biasanya berupa teori yang dipakai

kemudian diuji untuk dapat dibuktikan kepada kasus-kasus kecil yang

sedang diteliti. Selanjutnya untuk cara induksi ialah dengan cara mencari

satu kesimpulan besar dari kesamaan ataupun perbedaan pola dari kasus-

kasus kecil. Kesimpulan tersebut yang telah dikumpulkan kemudian dapat

menjadi sebuah teori. Lalu teori-teori itu yang dapat menjadi bukti bahwa

suatu cabang ilmu tersebut benar-benar kuat49. Sementara itu, objek formal

48 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 52. 49 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 53.

Page 33: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

19

dari ilmu living qur’an dapat kita disimpulkan sebagai pandangan yang

spesifik terhadap ayat Al-Qur’an dan hadist diluar teksnya.

Adakalanya ayat dibaca dengan melihat sisi dari sosiologi, sebab

dikarenakan objek material yang nantinya dikaji mencakup atas perilaku

dari masyarakat dalam menggunakan ataupun merespon ayat Al-Qur’an.

Maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai living qur’an. Objek formal dari

living qur’an adalah sosiologi, seni, budaya, sains dan teknologi, psikologi,

dan lain sebagainnya. Objek formal dari ilmu living qur’an yang jelas

adalah tidak bersifat pernasakhan atau teksutal, melainkan lebih mengacu

kepada kebendaan, kemasyarakatan dan kemanusiaan50.

Objek formal:

Psikologi,

Sosiologi,

Antropologi,

Sains dan teknologi

Objek material:

fenomena atau gejala

Al-Qur'an, perilaku

masyarakat dalam

membawa mushaf

nilai atau makna

kultural atau budaya

Utsmani

LIVING QUR’AN

Tabel 1.1: Objek Kajian Living Qur’an

4. Pembagian dari Living Qur’an

Farid Esack dalam The Introduction to The Qur’an mengutip

sebuah kisah yang menikat antara hubungan Tuhan dan manusia melalui

Al-Qur’an. Narasi ini diperoleh dari Imam Al-Ghazali dari Ahmad ibn

Hanbal. Beliau pernah bermimpi bertemu dengan Tuhan. Ia bertanya

tentang orang yang begitu dekat dengan Tuhan dan bagaimana cara

mereka untuk dapat meraih kedekatan tersebut. Tuhan kemudian

menjawab, “Dengan firman-Ku (Al-Qur’an), wahai Ahmad.” Ahmad ibn

Hanbal kemudian mengejar lagi dengan mengajukan pertanyaan

berikutnya, “Dengan memahami makna firmanmu atau tanpa

50 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 54.

Page 34: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

20

memahaminya?”. Terhadap pertanyaan ini, Tuhan menjawab, “Baik

dengan memahaminya (teks Al-Qur’an) maupun tidak.”51

Kesimpulannya adalah Al-Qur’an dapat menjadi media untuk

mendekatkan diri kepada Tuhan melalui dua cara, pertama memahami

makna (teks) dan yang kedua dipahami dari ayatnya (teks). Bentuk

hubungan yang terjadi antara manusia dengan pencipta menggunakan

perantara dari Al-Qur’an yang dikemukakan oleh Farid Esack,

persabungan terhadap Al-Qur’an ‘tidak didasari dengan mengerti akan

naskah dari Al-Qur’an’ kerap dilancarkan oleh kecaman pecinta-Nya.52

Kendati demikian, ‘tidak menguasai isi teks Al-Qur’an’ dapat diikuti

semua pihak.

Mencakup dengan berbagai manfaat dalam kehidupan umat islam.

Berfungsi untuk membela yang tertindas, menghentikan perbuatan dzalim,

motivator dalam perubahan, penenang sanubari, tak dapat dipungkiri juga

sebagai penyembuh (syifa’) dari masalah dan ancaman. Menurut

pemahaman yang mereka yakini naskah Al-Qur’an dijadikan sesuatu yang

51 Farid Esack, The Qur’an: An Introduction, (England Oneworld Publication, 2010), 183.

52 Pemetaan interaksi manusia dengan Al-Qur’an ala Farid Esack menggunakan analogi

interaksi seorang pecinta (lover) dengan yang dicinta (beloved), yaitu Al-Qur’an. Ada dua bagian,

masing-masing bagian memiliki kelompok. Bagian pertama adalah umat islam sedangkan untuk

bagian yang kedua adalah non-Muslim. Bagian pertama memiliki tiga kelompok. Kelompok

pertama disebut sebagai uncritical lover (pecinta yang tidak kritis). Kelompok ini ialah orang-

orang Muslim awam (ordinary muslims). Kelompok ini berinteraksi dengan kekasihnya (baca: Al-

Qur’an) secara “buta”, bahwa kekasihnya, (Al-Qur’an) adalah segala-galanya, tanpa pernah

mencoba untuk meragukan ataupun menanyakan tentang kebenaran dari Al-Qur’an. Kelompok

kedua adalah scholarly lover, yaitu sarjana Muslim konvensional. Mereka adalah pecinta Al-

Qur’an yang berusaha menjelaskan kepada dunia mengapa Al-Qur’an dapat disebut sebgai wahyu

dari Allah yang membawa kebenaran sehingga perlu diterima dan dijadikan sebagai landasan

hidup. Para pecinta ini menjelaskan kehebatan atau I’jaz Al-Qur’an secara ilmiah dengan piranti-

piranti keilmuan yang sudah mapan, yakni ilmu tafsir (ulum Al-Qur’an). kelompok ketiga adalah

critical lover (pecinta yang kritis). Mereka berusaha bertanya tentang sifat-sifat, asal usul

(otentisitas) dan bahasa kekasihnya (Al-Qur’an), sebgai refleksi bukti dari kedalaman cinta.

Bagian kedua yang memuat non-Muslim terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok

pertama, adalah the friend of lover (teman pecinta). Kelompok ini berbeda tipis dengan kelompok

critical lover. Perbedaannya terletak pada identitas keagaaman. Kelompok kedua disebut sebagai

revisionis, karena ingin selalu melakukan perubahan yang sifatnya untuk dapat merevisi Al-Qur’an

beserta aspek-aspek inherennya. Selain dari itu, mereka juga berusaha melemahkan Al-Qur’an

dengan bukti-bukti akademis. Terakhir, untuk kelompok ketiga adalah polemicist yaitu non-

Muslim yang menolak Al-Qur’an secara membabi buta.

Page 35: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

21

berbentuk entitas dengan nilai jual tinggi. Sementara itu, Islah Gusmian

memandang Living Qur’an dari sosial kebudayaan.

Perdana, okuler dari teks-Nya akan diletakkan untuk dapat meraup

bagian seni dengan tujuan bisa dinilai dan dihargai. Kedua, wujudnya

yaitu material Al-Qur’an yang dipakai sebagai tumpuan dalam merancang

tulisan dengan skala besar. Ketiga, bagian sentuhan ilustratif pada susunan

teks tersebut yang nantinya ditonjolkan berbentuk sajak. Keempat,

perpaduan suara ketika melantunkan ayat suci Al-Qur’an. kelima,

budidaya terhadap keaslian dari lekturnya di bidang tahfidz. Keenam,

manuskripnya dibuat menjadi jimat, hizb, do’a dipercaya menjadi

alternatif berobat penyakit terkadang sampai menambahkan mistis. Dilihat

dari jenisnya objek dari kajian living qur’an dan living hadist dapat terlihat

dengan jelas seperti tabel berikut:

Jenis Living Qur’an dan

Living Hadist

pembahasan Contohnya

Kebendaan

aspek kealaman. Bukan

membahas perbuatan,

hanya sebatas mengkaji

benda yang dianut dan

termotivasi dari Al-Qur’an

dan Hadist Nabi.

keterampilan membaca;

kaligrafi, riwayat hadis,

tsabat, profesi periwayatan,

guru hadis. Tulisan,

iluminasi, mushaf, bentuk

sanad kitab, rajah Al-

Qur’an, jimat, gelar dalam

hadis seperti gelar sultan

zhillullah fil ardl untuk raja

pattani, bendera hitam,

stempel tauhid, logo

kalimat tauhid, cincin akik

yang didasarkan kepada

hadis mushahhaf yaitu

takhattamu bi al-‘aqiq fa

innahu Mubarak, warna

pakaian nabi, menu

makanan nabi, menu

Page 36: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

22

minuman nabi, model

celana, model pakaian,

model potongan rambut,

dan sebagainya. Semua

ditinjau dari sisi model,

gaya, bentuk, dan

kebendaannya, tidak

perilakunya53.

Kemanusiaan

sikap yang sifatnya lebih

memanusiakan. Sering

bersinggungan dengan

etika, karakter kepribadian

muslim sesuai dengan

hadist dan qur’ani serta

kenabian. Perbuatan

personal-individual yang

disandarkan kepada hadist

juga termasuk ke dalam

kategori ini.

kegiatan menghafal,

membaca hadis, praktik

ruqyah, pelaksanaan

periwayatan hadis, praktik

setoran hafalan Al-Qur’an,

berpuasa senin-kamis untuk

merayakan ulang tahun

pribadi54. Surah Al-

Waqi’ah dibaca agar tidak

miskin, kemudian surah

Yaasin dihadiahkan kepada

orang yang telah meninggal

dunia, talqin, memakai

cincin akik, memakai

cincin di jari manis tangan

sebelah kanan, dan

sejenisnya. Di dalam kajian

jenis ini yang menjadi

objek kajian adalah

perilakunya, bukan pada

model, bentuk ataupun

bendanya.

Kemasyarakatan aspek sosial gerakan menghafal, budaya

53 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 62. 54 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 63.

Page 37: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

23

kemasyarakatan,

pemaknaknaan terhdap

budaya, nilainya, kebiadan

yang turun temurun

dilaksanakan serta adat

istiadat yang diinspriasikan

dari Al-Qur’an maupun

hadist dari Nabi

Muhammad saw.

ketupat (merayakan hari

kemenangan), syukuran,

yasinan, seruan sholat

subuh ama’ah, dan lain

sebagainya55.

Tabel 1.2: Pembagian Kajian dari Living Qur’an dan Living Hadist

5. Tujuan Penelitian Living Qur’an

Tujuan dari penelitian Living Qur’an adalah untuk menjelaskan

sebuah tradisi yang terdapat pada sebuah komunitas, masyarakat,

ataupun organisasi bukan untuk mengadili benar atau salah sunnah

atau pun bid’ah. Pencarian menggunakan bantuan metode pendekatan

dari Living Qur’an tidak bertujuan untuk menentukan apakah objek

yang dikaji tersebut benar dam salah, baik bahkan buruk, sunnah

maupun bid’ah, kufur serta fasik dan yang semacamnya.

Pengamatan dengan memakai Living Qur’an juga tidak

diperbolehkan stereotipikal56. Tugas utama dari penelitian dan kajian

Living Qur’an yakni untuk dapat menjelaskan tindakan sosial yang

dikupas dan diungkap. Sekalipun yang ditelusuri adalah Al-Qur’an

ataupun Hadis, tetaplah mengacu kepada sudut pandang realistis,

bukan sebagai dogma ataupun norma semata.

Salah satu tugas utama dari kajian living qur’an adalah

mendefinisikan realitas sosial ke dalam suatu konsep, sedangkan

realitas sosial itu selalu bersifat kompleks dan multidimensial. Bukan

perkara yang mudah untuk merumuskan konsep living qur’an atas

55 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 63. 56 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 331.

Page 38: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

24

suatu gejala dan realitas sosial. Seorang peneliti harus mengenali dan

tahu betul seluruh aspek yang akan menjadi indikator dari realitas yang

kompleks dan multidimensial tersebut57.

Setelah itu, ia harus berimajinasi lalu mengabstraksikannya

sehingga menjadi sebuah bentuk formula secara verbal yang kemudian

dapat disebut sebagai sebuah konsep atau konstruksi logis. Konsep

tersebut akan berpengaruh terhadap struktur, data, dan hasil dari

penelitian. Hasil penelitan yang sedang dilakukan ataupun yang akan

dibangun.

6. Akuntabilitas Umat Islam mengenai Living Qur’an

Sebagaimana umat muslim yang merespon berkaitan dengan kitab

suci sudah terlihat sejak dari zaman Rasulullah serta para sahabatnya. Al-

Qur’an sukses menjadi obyek tahfidz, sima dan pembelajaran tafsir di

samping sebagai obyek sosialisasi di berbagai daerah dalam “Majlis Al-

Qur’an”, sehingga Al-Qur’an tersimpan di dalam dada sahabat58.

Berkembangnya umat muslim dan mendiami tiap penjuru dunia,

respon mereka terhadap Al-Qur’an semakin terlihat dengan jelas dan

bervariatif, tak terkecuali oleh umat islam yang ada di Indonesia. Salah

satu nya yaitu Indonesia yang mayoritas dari penduduknya adalah

menganut agama islam, mereka sangat peka terhadap Al-Qur’an, generasi,

pihak bahkan komunitas suatu keagamaan dari semua tingkatan usia serta

etnis dari sabang sampai merauke. Inventarisi fenomonologis di atas tentu

masih banyak lagi fenomena lainnya yang dapat disajikan berupa potret

sosial agama yang kehadirannya tidak dapat dipungkiri59.

Sehingga menguatkan dugaan kita bahwasannya Al-Qur’an

direspon oleh pemeluknya yang heterogen dalam praktiknya di kehidupan.

57 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019),328-329. 58 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Penelitian Dalam Studi Al-Qur’an Dan Hadis”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 42. 59 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Penelitian Dalam Studi Al-Qur’an Dan Hadis”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007), 46.

Page 39: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

25

Keberagaman fenomena tersebut seharusnya mempunyai keterikatan

tersendiri terlebih kepada pengamat Al-Qur’an yang nantinya dapat

digunakan sebagai kajian. lumrahnya suatu aspek penelitian ilmiah yang

didominasikan dengan unsur keagamaan diharapkan mampu

mengungkapkan hal unik, berbeda, istimewa, karakteristik pada sebuah

unsur akan dikupas60. Pada akhirnya penelitian tersebut menghasilkan

sebuah model, karakter, kalau bisa dapat dijadikan sebagai problem

shower.

7. Living Qur’an Sebagai Religious Research

Dalam penelitian ini yang akan dicari bukanlah kebenaran agama

melalui Al-Qur’an apalagi untuk judgment sebuah komoditas agama

tertentu, akan tetapi lebih mengedepankan penelusuran terhadap tradisi

yang ada di masyarakat dan dilihat dari persepsi kualitatif. Kalau

digambarkan dengan meminjam bantuan sejarah, manusia dan sepak

terjang, maka fenomena keagamaan tersebut berakumulasi pada pola yang

terhubung dengan mengabungkan ketiga gaya pendekatan yang

disesuaikan kepada posisi, sikpa dan keadaan tertentu.

Jika kita menyetujui bahwa living qur’an berteduh dalam lindungsn

ilmu masyarakat dan ajaran, maka dapat dipakai dengan efisien yakni

antropologi, agar pondasi pandangannya menyeluruh kemudian memakai

vista yang mikro, idealnya secara humanis contohnya fenomenologi,

etnomenologi, dan arkeologi. Sedangkan untuk analisisnya berupa buku,

prasasti, dan cerita rakyat61.

Kejadian yang termasuk pada bagian keagamaan bukanlah untuk

membahas tentang nilai dari agama tersebut dengan pemikiran dan

kepercayaan, tetapi hakikatbya dilihat dari sisi empiris berupa runtutan

60 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Penelitian Dalam Studi Al-Qur’an Dan Hadis”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, (TH-Press, Yogyakarta, 2007),48-49. 61 Imam Suprayogo Dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2003), Cet II, 63.

Page 40: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

26

peristiwa kemudian menjadi dasar di dalam fakta religi62. Peninjauan ini

membutuhkan bantuan metode parsitipatif63 kepada peneliti ditekankan

agar bisa memaknai secara mendalam terkait tindakan yang dilakukan.

Jika tidak hanya memberikan gambaran seolah kita merasuki logika orang

lain dengan perantara misterius64. Dapat disebut dengan kemampuan

untuk mengjisap serta menjelaskan sudut pandang, perasaan, bahkan motif

yang terdapat di balik perlakuan seseorang65.

8. Konstruksi Epistimologi Living Qur’an

Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episteme

pengetahuan dan logos pemikiran yang sistematis66. Dapat diartikan

sebagai sistem pemikiran tentang suatu pengetahuan. Ilmu ini merupakan

kajian terkait bagaimana cara memperoleh, mengolah, menganalisis serta

menyimpulkan sebuah teori67. Dalam kaitannya, mempelajari budaya

masyarakat yang bersumber kepada Nabi, dapat disimpulkan ada dua jenis,

yaitu budaya yang bersifat kognitif dan non-kognitif.

Pembahasannya mencakup atas penggunaan teks Al-Qur’an atau

hadis dalam ritual publik. Hal yang tidak kalah penting dari budaya

kognitif pada ranah living qur’an ialah berkaitan dengan perilaku

masyarakat dalam mengamalkan satu ayat al-qur’an. hal tersebut

merupakan bentuk dari living qur’an, dan tugas peneliti yang nantinya

mengkaji dalam penelitian ilmiah. Untuk itu kita harus menemukan

62 Dhavamony, Mariasusai, Phenomenology Of Religion, Terj. Kelompok Studi Agama

Driyarka, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 27.

63 Agar peneliti dapat memahami tindakan reiligius dari dalam, tidak melalui proses yang

misterius oleh para ahli, antara lain Black Dan Champion, Kerlinger, Dhavamoni, Moleong Dsb.

Dibedakan menjadi tiga bagian partisipasi diantaranya: 1) secara lengkap, 2) secara fungsional,

dan 3) sebagai pengamat.

64 Dhavony, Pengantar Ilmu Antropology, (Jakarta: Aksara Baru, 1980), 34-35.

65 Brian-Moris, Anthropological Studies Of Religion An Introuctory Text, (USA:

Cambridge University Press, 1990), 60.

66 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 191. 67 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi, dan

Aksiologi, (Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019), 191-193.

Page 41: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

27

masalahnya dan menganalisanya menggunakan pendekatan ilmiah serta

teori-teori sosial yang menunjang permasalahan tersebut.

C. PENDEKATAN FENOMONOLOGI DALAM STUDI AGAMA

Kajian Living Qur’an merupakan bentuk penelitian yang

menggabungkan antara dua cabang ilmu yaitu cabang ilmu al-Qur’an

dengan cabang ilmu sosial. Seperti sosiologi, fenomenologi, dan

antropologi. Karena pada dasarnya Living Qur’an tidak bisa berdiri sendiri

dan harus meminjam pendekatan dari ilmu yang lain. Dalam tulisan ini

penulis memakai pendekatan fenomenologi sebagai alat bantu untuk

menjadikan tulisan ini sebagai kajian Living Qur’an.

Menurut Suwardi Endraswara dalam bukunya bahwa fenomenologi

ialah berusaha memahami budaya lewat pandangan peilik budaya atau

pelakunya. Disebutkan juga bahwa wawasan utama fenomenologi adalah

pengertian dan penjelasan dari suatu realitas harus dibuahkan dari gejala

realitas itu sendiri. Sehingga bisa dipahami bahwa metode kualitatif

fenomenologi berlandaskan pada empat kebenaran, yaitu kebenaran

empirik sensual, kebenaran empirik logik, kebenaran empirik etik, dan

kebenaran empirik transenden68. Atas dasar cara mencapai kebenaran ini,

fenomenologi menghendaki kesatuan antara subyek penelitian dengan

Suwardi pendukung obyek penelitian. Keterlibatan subyek peneliti

dilapangan dan penghayatan fenomena yang dialami menjadi ciri utam.

Hal tersebut juga dikatakan oleh Meleong bahwa pendekatan

fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Peneliti

fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi

orang-orang yang sedang diteliti. Maka dari itu, inkuiri dimulai dengan

diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu

68 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2006), 42-44.

Page 42: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

28

yang diteliti.69 Dalam penjelasan Phillipson yang dikutip oleh Suwardi

Endraswara dalam bukunya bahwa ada dua paham metodologi

fenomenologi, pertama fenomenologi yang berusaha untuk menjelaskan

bagaimana fenomena itu tersusun.

Kedua, fenomenologi yang berusaha memahami fenomena sebagai

objek kesadaran. Ketika fenomenologi mulai menjelaskan bagaimana

fenomena itu tersusun, ini berarti masih fenomena murni. Secara alamiah

penelitian budaya akan menanyakan persepsi subyek budaya terhadap apa

yang dialaminya. Dari interaksi subyek budaya itu, baik kesadaran subyek

sebagai kesadaran makna dan fungsi dari suatu fenomena itu merupakan

tonggak terjadinya penafsiran. Seperti yang dikutip Rusli dalam jurnalnya

bagi Hegel, fenomenologi berkaitan dengan pengetahuan sebagaimana ia

tampak pada kesadaran, sebuah ilmu yang menggambarkan apa yang

dipikirkan, dirasa dan diketahui oleh seseorang dalam kesadaran dan

pengalamannya saat itu.

Proses tersebut mengantarkan pada perkembangan kesadaran

fenomenal melalui sains dan filsafat, menuju pengetahuannya yang absolut

tentang yang absolut. Sedangkan menurut formulasi Husserl,

fenomenologi merupakan sebuah studi tentang struktur kesadaran yang

memungkinkan kesadran-kesadaran tersebut menunjukkan kepada obyek-

obyek diluar dirinya. Studi ini membutuhkan refleksi tentang isi fikiran

dengan menyampingkan segalanya. Husserl menyebut tipereklesi ini

“reduksi fenomenologi”. Karena fikiran bisa diarahkan kepada obyek-

obyek yang non eksis dan real, maka Husserl mencatat bahwa refleksi

fenomenologis tidak menganggap bahwa sesuatu itu ada.70

Pendekatan fenomenologi oleh Abdul Mujib merupakan upaya

membangun suatu fenomenologi yang koheren bagi studi agama. Begitu

juga fenomenologi lahir dan diterapkan dalam studi agama sebagai suatu

69Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda karya,

2006), 14-15. 70Rusli, “Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Agama Konsep, Kritik Dan Aplikasi”,

Islamica, Vol2, No 2 (2008), 142.

Page 43: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

29

metode penelitian ilmiah yang ditawarkan dengan pendekatan-pendekatan

teologis, terdapat dua hal yang paling penting yang mencirikan pendekatan

fenomenologi agama, pertama metode untuk memahami agama seseorang

yang termasuk didalamnya mengkaji pilihan dan komitmen mereka secara

netral sebagai persiapan untuk melakukan rekontruksi pengalaman orang

lain.

Kedua, skema pengelompokkan untuk menjelaskan fenomena

dibenturkan dengan batas-batas budaya dan kelompok religius. Secara

umum pendekatan ini hanya menangkap sisi pengalaman keagamaan dan

kesamaan reaksi keberagaman semua manusia secara sama, tanpa

memperhatikan dimensi ruang dan waktu perbedaan budaya masyarakat.

Arah dari pendekatan fenomenologi memberikan penjelasan makna secara

jelas tentang apa yang disebut dengan perilaku keagamaan.71 Heddy

menyebutkan bahwa fenomenologi mencakup juga usaha-usaha untuk

mendeskripsikan, memaparkan fenomena atau gejala kesadaran, dan

menunjukkan bagaimana kesadaran tersebut dibangun, dari sinilah muncul

pandangan pokok fenomenologi, yakni “menuju itu sendiri” dengan kata

lain menuju apa yang muncul dan memberikan dorongan untuk adanya

pengalaman dan membangkitkan pengetahuan baru.72 Ada hal yang

menjadi karakteristik pendekatan fenomenologi, bisa dikatakan bahwa

fenomenologi merupakan metode untuk memahami agama orang lain

dalam perspektif netralistis dan meggunakan referensi orang yang

bersangkutan untuk mencoba melakukan rekontruksi menurut pengalaman

orang lain tersebut dengan kata lain semacam tindakan menanggalkan diri

sendiri dan berusaha menghidupkan pengalaman orang lain dan

menggunakan pandangan orang lain tersebut.73

71Abdul Mujib, “Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Islam ”.Al-Tadzkiyyah: Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 6 (2015), 168. 72Heddy Shri Ahimsa-Putra, “Fenomenologi Agama:Pendekatan Fenomenologi Untuk

Memahami Agama ”Jurnal Walisongo, Vol 20, No.1 (2012), 276. 73 Abdul Mujib, “Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Islam ”.Al-Tadzkiyyah: Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 6 (2015), 169.

Page 44: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

30

Dengan demikian, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

apa yang diutarakan diatas, bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan

fenomenologi. Fenomenologi merupakan metode untuk mencari

pemahaman santri tentang ayat-ayat yang mereka gunakan. Dan untuk

melakukan rekontruksi dari pengalaman santri itu dalam menggunakan

ayat-ayat tersebut, dan pendekatan ini hanya menangkap dari sisi

pengamalan santri atau makna dari pengalaman santri menggunakan ayat-

ayat tersebut.

D. METODE MENGHAFAL DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ

SATU QUR’AN

Beberapa pola yang dikombinasaikan untuk dipakai pada Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an sebagai berikut:

a. Metode Attaisir

Artinya sangat mudah, metode ini merupakan metode yang disusun

oleh Ustad Adi Hidayat untuk mempermudah dalam menghafal, dari

nomor, posisi, letak ayat serta urutan halaman74.

b. Metode sudan

metode menghafal dan muraja’ah hafalan dengan cara setiap

menambah hafalan al-qur’an setiap harinya satu halaman atau satu lembar,

maka di ulang kembali sembilan lembar sebelumnya, sehingga setiap kali

menambah halaman baru akan terus di genapkan satu juz sampai selesai

hafalan al-qur’annya sehingga hafalan terus menyambung sampai selesai,

begitupun metode dalam muraja’ahnya75.

c. Metode lupakan

metode ini merupakan singkatan dari:

L: Lihat

U: Ucapkan

P: Pahami

74 Akhyartv, “Hari Al-Qur’an Muslim Zaman Now Hafal 30 Juz”, Bekasi, 2018.

75 Adi Hidayat, Muslim Zaman Now Metode At-Taisir Hafal Al-Qur’an 30 Hari, Bekasi:

Quantum Akhyar Institute. 2018.

Page 45: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

31

A: Ayat

K: Kalikan

A: Arti

N: Nyetor (kemudian titipkan hafalan kepada allah swt)

Metode ini adalah metode untuk mempermudah menghafal dengan

cara memahami arti dari setiap ayat yang dihafalkan, juga dapat

dilakukan dengan cara menyetorkan terjemahan surah al-baqarah untuk

memudahkan memahami ayat-ayat yang lainnya76.

G. STUDI RELEVAN

Pada umumnya karya tulis ilmiah yang meneliti tentang Living

Qur’an belum terlalu familiar. Rata-rata penelitiannya sebagian besar

masih berkenaan dengan literature dari Al-Qur’an dan kajian kepustakaan.

Berjalannya waktu dan berkembangnya keilmuan maka tidak hanya

berkisar pada naskah saja. Namun, harus menyesuaikan dengan melihat

keadaan dan kondisi dari sosial masyarakat baik dalam menyikapi,

merespon, dan beriteraksi langsung dengan Al-Qur’an.

Sehigga ikut membuat penulis tertarik agar melakukan penelitian

lapangan berkaitan dengan fenomena dari rensponsibilitas suatu

masyarakat. Makanya esensialnya diadakan peninjauan kepustakaan.

Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan secara ringkas mengenai kajian

yang telah ada. Segelintir permasalahan yang hendak ditelaah agar dapat

melihat dengan jelas bahwasannya penelitian yang akan diteliti bukanlah

bagian dari tiruan atau duplikasi. Berikut ini adalah seputaran eksplorasi

penulis rangkum diantarannya sebagai berikut:

1. Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan Kajian Living Qur’an di

Pondok Pesantren Manba’ul Hikam, Sidoarjo oleh Ahmad Zainal

Musthofah, 2005. Dalam penelitian ini pembacaan tersebut

dilaksanakan setelah selesai sholat isya’. Pembacaannya dibaca secara

76 Buku Panduan Menghafal Al-Qur’an dan Mutaba’ah Santri Pondok Pesantren Tahfids

Satu Qur’an, editor bidang kesekretariatan, diterbitkan oleh Pesantren Tahfidz Satu Qur’an jambi,

cet.1, juni 2020.

Page 46: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

32

tartil. Kegiatan tersebut dipandang sebagai satu kewajiban dan rutinitas

yang disulap sebagai salah satu pengamalan untuk menggambarkan

jiwa dari santri Pondok Pesantren Manba’ul Hikam77.

2. Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan dalam Al-Qur’an Kajian Living

Qur’an di Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros, Kabupaten Serang,

oleh Syam Rustandy, 2018. Dalam penelitian ini surat tersebut dibaca

mengikuti susunan yang telah dibukukan. Jadwal pembacaannya ada

dua yaitu pertama, setelah ba’da sholat subuh dan yang kedua, setelah

ba’da sholat ashar78.

3. Pembacaan Al-Qur’an Surat-Surat Pilihan di Pondok Pesantren

Futuhiyyah Mranggen, Studi Living Qur’an oleh Imam Fitri Qosi’in,

2018, Semarang79. Surat yang termasuk alternatifnya terdapat tiga

diantarannya: Surah Yaa Siin dibaca setelah ba’da sholat magrib,

Surah Al-Waqi’ah dibaca pada hari selasa pagi ba’da sholat subuh, dan

Surah Al-Kahfi dibaca pada malam jum’at dan pembacaan dari ketiga

surah tersebut dibaca secara bersama-sama. Tujuan dari pembacaan

tiga surah pilihan yang diwajibkan tersebut ialah untuk meningkatkan

kualitas ibadah para santri lalu agar memahami nilai-nilai yang

terkandung ataupun hikmah-hikmah yang ada dalam ketiga surah

tersebut.

4. Tradisi Pembacaan Al-Qur’an (Surah Al-Kahfi, Ar-Rahman dan As-

Sajaddah) di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islam Boarding

School Desa Waru Jaya, Kecamatan Paung Kabupatean Bogor oleh

Siti Subaidah, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 201980. Dalam

penelitian tersebut pembacaan surah-surah pilihan merupakan salah

77 Skripsi karya Ahmad Zainal Musthofah, Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan

Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Manba’ul Hikam, Sidoarjo, 2005.

78 Skripsi karya Syam Rustandy, Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan dalam Al-

Qur’an Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros, Kabupaten Serang,

Banten, 2018.

79 Skripsi karya Imam Fitri Qosi’in, Pembacaan Al-Qur’an Surat-Surat Pilihan di Pondok

Pesantren Futuhiyyah Mranggen Studi Living Qur’an, Semarang, 2018.

80 Skirpsi karya Siti Subaidah, Tradisi Pembacaan Al-Qur’an (Surah Al-Kahfi, Ar-

Rahman Dan As-Sajadah) di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islam Boarding School Desa

Waru Jaya, Kecamatan Paung, Kabupaten Bogor, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2019.

Page 47: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

33

satu kewajiban. Selain itu, pembacaan dari surah-surah pilihan yang

telah diwajibkan juga bertujuan untuk pendekatan diri agar dapat

senantiasa selalu berserah diri dan mengharapkan barokah dari Allah

SWT.

5. Pembacaan al-qur’an surat-surat pilihan di pondok pesantren putri daar

al-furqon janggalan kudus (studi living qur’an), UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta, 201481. Pada penelitian tersebut surah-surah yang menjadi

pilihan untuk dibaca kepada santrinya ialah surah yaasin, al-mulk, al-

waqi’ah, al-dukhan dan al-rahman. Surah tersebut dibaca sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pembacaan surah pilihan tersebut

dibaca dengan tartil, dibaca bersama-sama dan individual.

Berdasarkan gambaran diatas, bahwasannya ulasan yang mengurai

berkenaan dengan Makna dari Pembacaan Surah-Surah Pilihan yang Dilakukan

Santri Sebelum Tidur Di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Kec. Jaluko Kab.

Muaro Jambi Provinsi Jambi. Karya di atas berbeda dengan yang akan diangkat

sebagai bahan untuk pembuatan skripsi. Selain dari itu, setting dan objeknya juga

berbeda dengan setting beserta objek yang akan penulis kaji. Berikut adalah

surah-surah pilihan yang akan ditelusuri pada lokasi penelitian penulis:

NO SURAH HARI

1. AL-YASIN malam kamis

2. AL-WAQI’AH malam senin

3. AL-SAJADAH malam selasa

4. AL-RAHMAN malam rabu

5. AL-MULK malam jum’at

6. AL-INSAN malam sabtu

Keenam surah di atas yang akan penulis amati di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an yang dibaca oleh seluruh santri setelah menyelesaikan jadwal

kegiatan mereka dari pagi sampai malam hari. Selain itu, penulis juga akan

81 Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, Vol. 15, No.1, Januari, 2014.

Page 48: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

34

mewawancarai dan bertanya kepada sebagian dari santri maupun santriwati

terhadap makna dari pembacaan surah-surah pilihan yang telah diwajibkan, dan

tak lupa penulis juga akan mengali informasi seputar kegiatan tersebut langsung

kepada pimpinan beserta staff dan pengurus di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an Desa Sungai Duren Mendalo RT 08 Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi

Provinsi Jambi.

Page 49: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

35

BAB II

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU QUR’AN

A. PROFIL PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU QUR’AN

1. Awal Berdirinya Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

Pondok Pesantren Satu Qur’an Jambi mulai didirikan di tahun

2015, mulanya Pondok Satu Qur’an bernama Pondok Pesantren Al-

Qolam. Di tahun 2018, Pondok Pesantren Satu Qur’an dialihkan dan

berpindah tangan kepada bapak M. Edi Fariadi sebagai pengasuh dari

lembaga Satu Qur’an. Usulan gagasan dari bapak M. Edi Fariadi untuk

bermusyawarah bersama-sama dengan pengurus Pesantren. Maka,

dibuatlah nama baru untuk pengganti Pondok Pesantren Al-Qolam yaitu

Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Jambi, singkatan dari Semesta

Alam Bersatu dalam Naungan Al-Qur’an82.

Institusi ini bernama Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Jambi. Satu

Qur’an merupakan kepanjangan yang berarti Semesta Alam Bersatu dalam

Naungan Al-Qur’an. Disahkan pada tanggal 23 September 2018 di Jambi

sampai batas yang tidak ditentukan. Disahkan oleh SK.

KEMENKUMHAM RI Nomor AHU-001344.AH.01.04. pada tahun 2018

dan Akta dari Notaris Nomor 02/2018. Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an Jambi berlokasi di Desa Sungai Duren RT 08 Kec. Jaluko Kab.

Muaro Jambi dengan kode pos 36361, Provinsi Jambi83 dengan status

tanah waqaf, luas tanah kurang lebih 34.977 m2 (3,4 Ha).

Kehadirannya berdasarkan rasa peduli terhadap tanggung jawab

amanat dan cendekiawan dalam perjalanan mengembangkan sumber daya

insani yang sebenarnya. Agar dapat dijadikan sebagai intensitas pertama

dalam memberdayakan anak adam yang berakhlak, bertata krama,serta

mempunyai kapasitas dalam berkompetensi di kurun informasi yang

mudah didapat apalagi pada zaman millennial saat ini.

82 Arsip Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. 83 Data dari Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Page 50: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

36

Pesantren ini bermaksud dapat menempah dan melahirkan angkatan

penghafal Al-Qur’an sesuai dengan mottonya “Mencetak Generasi

Muttaqin dan Mandiri”. Prospek untuk ke depannya kepada semua

santri yang belajar dari Pondok Pesantren Satu Qur’an Jambi dapat

menjadi pemuka ummat dan tauladan baik di lingkungan tempat mereka

tinggal maupun di masyarakat luas84. Selain itu, mereka juga dapat

mengembangkan jiwa berwirausaha sesuai dengan yang telah diajarkan

selama mengabdi dan bermukim di Ponpes Satu Qur’an sesuai Sunnah

Rasulullah SAW.

Keunggulan yang dimiliki dari Satu Qur’an adalah hafalan 30 juz

merupakan prioritas yang ditekankan kepada seluruh santri. selain dari itu

banyak juga kegiatan ataupun program yang diberikan kepada santri untuk

mengasah kemampuan, kreativitas, kedisiplinan, dan mental. Dari

banyaknya rangkaian kegiatan tersebut salah satunya yakni pembacaan

surah-surah pilihan yang diwajibkan kepada semua santri tanpa terkecuali

baik santri putra maupun santri putri.

Kegiatan ini bertujuan sebagai media perantara dalam pelatihan

bacaan dan membiasakan dalam membaca surah-surah panjang yang

dipilih oleh mudir pondok pesantren beserta pengurus Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an agar nantinya dibaca setiap hari oleh santri. banyak

hal positif dan ilmu yang bermanfaat dengan adanya kegiatan ini. Salah

satunya ialah pembacaan surah-surah pilihan yang diwajibkan kepada

santri merupakan bentuk dari cinta mereka terhadap al-qur’an sebab rata-

rata respon yang diberikan oleh santri terhadap adanya kegiatan

pembacaan surah-surah pilihan tersebut sangatlah baik. Mereka

bersemangat, bersuka ria dan antusias dalam melaksanakan pembacaan

surah-surah pilihan85.

84 Arsip Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an 85 Wawancara penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, di kediaman beliau pada tanggal 11 november 2020 pukul 09.00 wib.

Page 51: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

37

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

a. Visi

instalsi yang tujuannya dapat menjadi wadah untuk

membudidayakan sumber daya insani yang terpercaya, dan menghasilkan

seorang pemimpin di masa depan yang nantinyaa dapat menghafal,

menggenggam, memaknai dan menjalankan Al-Qur’an dan Hadits,

berakhlak azim, arif serta mandiri86.

b. Misi

1) Lembaga pendidikan Al-Qur’an salafiyah yang ulung, masuk akal,

universal dan rahmatan lil alamin.

2) Mengali potensi yang berakhlak, independen dan berjiwa saing

dengan berlandaskan iman, ilmu dan amal87.

3) Melahirkan penerus qur’an yang mandiri, bernaluri pemimpin,

berbudi pekerti, visioner dan cakrawala yang luas untuk siap

menyampaikan semangat menghafal Al-Qur’an ke seluruh penjuru

semesta.

4) Mencetak individual melalui pemahaman ajaran islam dengan

landsan dari Al-Qur’an dan Hadist.

5) Ikut mengembangkan ekonomi syari’ah dan usaha yang berbasis

agraria, peliharaan, dan iktiologi.

6) Menciptakan pelayanan jasa yang terintegrasi dari dunia

pendidikan.

c. Tujuan

1) Membangun sarana dan penunjang edukasi berbasis tahfidzul

qur’an dengan menggabungkan antara ilmu agama, keahlian

berdakwah, pengamalan dan akhlakul karimah serta dibekali

keterampilan dalam membuka usaha dan berwirausaha.

86 Dokumentasi dari Pimpinan Ponpes Ustad Musholin Sy, tanggal 14 November 2020,

Pukul 10:30 wib di Kantor TU Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. 87 Dokumentasi dari Pimpinan Ponpes Ustad Musholin Sy, tanggal 14 November 2020,

Pukul 10:30 wib di Kantor TU Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Page 52: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

38

2) Menproduksi secara massal generasi muda Islam yang memiliki

kelebihan dalam menghafal serta mendalami isi yang terdapat di

dalam-Nya dari tulisan maupun realitanya.

3) Menerima dengan tangan terbuka agar dapat membina santri yatim

serta dhuafa agar memperoleh pendidikan gratis berbasis tahfidzul

qur’an88.

B. STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ

SATU QUR’AN

Yayasan Satu

Qur’an Jambi

Pesantren Satu

Qur’an Jambi

Pengasuh/

mudir

bendaharaSekretaris

Kabid

Kesiswaan

Kabid

Pendidikan

Kabid

Ekstrakulikule

r

Kabid Tahfidz

Kabid Umum,

Kebersihan

dan

Perlengkapan

Tabel 1.4 : Struktur Organisasi89

88 Dokumentasi dari Pimpinan Ponpes Ustad Musholin Sy, tanggal 14 November 2020,

Pukul 10:30 wib di Kantor TU Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. 89 Dokumentasi dari Pimpinan Ponpes Ustad Musholin Sy, tanggal 18 November 2020,

Pukul 16.00 wib di Kantor TU Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Page 53: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

39

C. SARANA DAN PRASARANA PONDOK PESANTREN TAHFIDZ

SATU QUR’AN

T

a

b

Tabel 1.3 : Sarana dan Prasarana

90 Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme baik berupa bakteri, jamur, protozoa,

ataupun algae yang tergabung dalam sebuah gumpalan (floc). Pada awalnya teknologi bioflok

adalah teknologi pengolahan limbah berupa lumpur aktif yang melibatkan aktivitas

mirkoorganisme. Manfaat bioflok dalam sistem budidaya ikan antara lain yaitu: (1) menjadi ramah

lingkungan, (2) Ph relatif stabil, (3) tidak tergantung sinar matahari serta aktivitasnya akan

menurun bila suhu rendah, (4) tidak perlu mengganti air sehingga biosecurity (keamanan) tetap

terjaga, (5) limbah tambak (kotoran, algae, sisa pakan, amonia) didaur ulang dan dapat dijadikan

makanan alami berprotein tinggi. Sedangkan kekurangan dari sistem bioflok ini seperti: (1) tidak

dapat ditetapkan pada tambak yang bocor karena tidak ada pergantian air, (2) memerlukan

peralatan aerator cukup banyak sebagai supply oksigen, (3) aerasi harus hidup 24 jam, (5)

pengamatan harus jeli serta sering muncul kasus Nitrit dan Amonia, (6) apabila aerasi kurang

maka akan terjadi pengendapan organic, (7) apabila terlalu pekat maka dapat menyebabkan

kematian bertahap karena krisis oksigen.

No Sarana dan Prasarana

Total

1. Asrama putra 1

2. Bangsal putri 1

3. Kelas 3

4. Aula 1

5. Perpustakaan 1

6. Masjid 1

7. Rumah mudir 1

8. Rumah pengurus 1

9. Kantor 1

10. Saung 4

11. Dapur umum 1

12. Pos Satpam 1

13. Kolam bioflok90 1

14. Pangkalan Gas Elpiji 3 KG 1

Page 54: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

40

D. Tenaga Pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

1. Daftar Tenaga Pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an

NO NAMA JABATAN

1 Musholllin, S. Sy MUDIR

2 Muhammad Arsyad, S. Pd WAKIL MUDIR

3 Nur Chasanah SEKRETARIS

4 Indri Gusti Dwinda Putri BENDAHARA

5 Sidarni, S. Pd KABID. PENDIDIKAN

6 Andes Mardion KABID. TAHFIDZ

7 Muhammad Faiz STAF BID. TAHFIDZ

8 Rahmawati KABID. KESISWAAN

9 Pipi Deta Andari, S. Kom

KABID. UMUM DAN

LINGKUNGAN

10 Muhammad Rusdi STAFF BID. UMUM

11 Rolia Liberty STAFF BID. UMUM

12 Ibu Ratna Dewi STAFF BID. UMUM

13 Fera Fristiawati STAFF BID. UMUM

14 Silvia Yonni STAFF BID. UMUM

Tabel 1.5 : Daftar Tenaga Pengurus91

91 Dokumentasi dari Pimpinan Ponpes Ustad Musholin Sy, tanggal 18 November 2020,

Pukul 16.00 wib di Kantor TU Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Page 55: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

41

2. Daftar Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an

NO NAMA JABATAN

1 Usdz Yutami Wahyu Putri PENGAJAR TAHFIDZ

2 Usdz Yetmi Rintia PENGAJAR TAHFIDZ

3 Usdz Nur Hayani PENGAJAR TAHFIDZ

4 Ust Edi Kurniawan, M. Phil GURU NAHWU

SHOROF

5 Ust Ahmad Budiman, S.Pd GURU SIRAH

NABAWIYAH

6 Ust Mukhlas Nugraha,

M.Phil

GURU FIQIH DAN

NAHWU SHOROF

7 Ust Ali Abdurahman, S.Pd GURU BAHASA

INGGRIS

Tabel 1.6 : Daftar Tenaga Pengajar92

E. DANA PESANTREN

Sumber dana yang diterima oleh pengurus dari Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an berasal dari Donatur. Donator tersebut ada yang tetap

dan tidak. Selain dari donator, sumber dana lainnya juga diperoleh dari

waqaf dan infaq para santri yang bermukim maupun yang hanya belajar

tetapi tidak bermukim di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an93. Infaq

tersebut dibebankan kepada seluruh santri, namun kepada santri anak

yatim piatu dan santri yang kurang mampu infaq tersebut digratiskan.

Kebijakan tersebut telah ditetapkan sejak dari awal berdirinya pondok

pesantren Satu Qur’an.94

92 Dokumentasi dari Pimpinan Ponpes Ustad Musholin Sy, tanggal 18 November 2020,

Pukul 16.00 wib di Kantor TU Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. 93 Wawancara langsung penulis dengan mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an pada tanggal 13 November 2020 pukul 13.30 wib. 94 Penuturan oleh Pimpinan Pondok Pesantren ketika penulis melakukan wawancara dengan beliau di kediaman beliau pada tanggal 23 november 2020 pukul 13.00 wib.

Page 56: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

42

F. PROGRAM-PROGRAM YANG ADA DI PONDOK PESANTREN

TAHFIDZ SATU QUR’AN

1. Program utama dan unggulan ialah Tahfidz Al-Qur’an.

2. Program penunjang seperti, belajar Ilmu Tajwid, belajar Ilmu

agama, dan belajar ilmu umum lainnya95.

3. Progam-Program Kegiatan Ekstrakulikuler dan Pengembangan

Diri, diantarannya:

a. Muhadhoroh

b. Olahraga

c. Muhadtsah (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris)

d. Tilawah Al-Qur’an

G. AGENDA KEGIATAN SANTRI

Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an memiliki serangkaian

kegiatan yang telah dirangkum dan dikemas dalam 4 agenda besar yang

ditujukan kepada seluruh santri96. Keempat agenda besar tersebut yaitu

pertama adalah agenda harian, kedua merupakan agenda mingguan, ketiga

ialah agenda bulanan dan terakhir agenda tahunan untuk santri.

1. Jadwal Harian

No Kala Kegiatan

1. 03.20-

04.00 wib Sholat Malam (Sholat Tahajud dan Witir)

2. 04.15-

05.00 wib Menunaikan Sholat Subuh

3. 05.25-

07.00 wib Setoran Pagi

95 Wawancara langsung dengan mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an pada tanggal 7 Desember 2020 pukul 13.00 wib. 96 Wawancara langsung dengan mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an pada tanggal 22 November 2020 pukul 13.30 wib

Page 57: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

43

4. 08.00 wib Istirahat

5. 08.10-

10.15 wib Muroja’ah Pagi dan Talaqih97

6. 10.30-

11.30 wib Pelajaran Pagi

7. 11.30-

14.00 wib Istirahat

8. 14.00-

15.00 wib Pelajaran Kitab

9. 15.20-

16.05 wib Sholat Ashar berjama’ah

10. 16.10-

17.08 wib Muroja’ah Sore

11. 17.00-

18.00 wib Istirahat

12. 18.00-

19.00 wib Jama’ah Solat Magrib, Muroja’ah dan Talaqih

13. 19.30-

20.30 wib Istirahat

14. 20.30-

21.00 wib Muroja’ah Malam

15. 21.30-

22.00 wib Membaca Surah-Surah Pilihan

16. 23.00 wib Istirahat

Tabel 1.7 : Agenda Harian

97 Rangkaian kegiatan santri dari bangun tidur sampai malam hari yang disusun oleh pengurus dari mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Page 58: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

44

2. Daftar mingguan

No Aktivitas

1. Setiap jum’at setoran Muraja’ah

2. LQ (motivasi)

3. Malam ahad belajar tilawah, nazom dan kaligrafi98

4. Malam senin Muhadaroh

5. Hari ahad kreativitas dari kerajinan santri

6. olahraga

7. Gotong royong bersama

8. Lomba LCC

Tabel 1.8 : Daftar Mingguan

3. Acara bulanan

No. Pekerjaan

1. Akhir bulan ujian 1 juz

2. Ujian kelipatan dari 5, 10, 15, 20, 25, dan 30

3. Lomba antar santri olahraga/ LCC

4. Muhadaroh Akbar99

98 Susunan jadwal kegiatan santri setiap satu minggu sekalli yang disusun oleh pengurus dari mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. 99 Kegiatan semua santri setiap satu bulan sekali yang disusun oleh pengurus dari mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Page 59: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

45

5. Silaturahmi ke rumah guru-guru

6. Joging di luar lingkungan Pesantren

7. Kunjungan study bangding ke Pesantren

Tabel 1.9 : Acara Bulanan

4. Agenda tahunan

No. Kesibukan

1. Wisuda Akbar

2. Rihlah Keluar Kota

3. memperingati isra’ dan mi’raj nya nabi

4. Maulud

5. Halal Bi Halal

6. Training Motivasi100

Tabel 1.10 : Agenda Tahunan

H. TATA TERTIB SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU

QUR’AN

Tata tertib yang akan diberikan kepada santri dirancang oleh

bidang kesiswaan. Setelah disusun oleh bagian kesiswaan tata tertibnya 100 Agenda santri dalam satu tahun sekali yang disusun oleh pengurus dari mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an.

Page 60: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

46

diserahkan kepada editor yaitu bidang kesekretariatan. Selanjutnya dicetak

dan diterbitkan pada bulan juni di tahun 2020. Berikut berupa serangkaian

tata tertib yang diberlakukan kepada santri yang tinggal di Satu Qur’an:

1. Disiplin Santri

a. Pengertian

Disiplin santri yaitu peraturan yang berkaitan denga hak,

kewajiban, pelanggaran serta larangan, dan sanksi.

• Hak yaitu segala sesuatu yang harus diterima santri

sesuai dengan ketentuan berlaku dalam tata tertib ini.

• Kewajiban ialah tindakan yang dilaksanakan

menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

• Pelanggaran serta larangan adalah perkataan, sikap,

perilaku, dan cara busana yang bertentangan dengan

aturan yang dibuat.

b. Ruang Lingkup

• Disiplin santri berlaku selama menjadi santri.

• Disiplin santri berlaku di lingkungan pesantren maupun

diluar pesantren tahfidz satu qur’an.

c. Asas Dasar

• Perbuatan santri tidak dapat kecuali berdasarkan

ketentuan peraturan yang telah ditentukan.

• Jika ada perubahan dalam ketentuan peraturan, maka

yang brlaku ketentuan hasil keputusan bersama.

• Hal-hal yang bersifat ketidak sengajaan tidak berakibat

fatal.

2. Pelangaran

a. Pelanggaran Ringan

Segala yang berkaitan dengan kegiatan santri di Ponpes Satu

Qur’an.

b. Pelanggaran Sedang

Segala hal yang berkaitan dengan tata tertib pesantren.

Page 61: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

47

c. Pelanggaran Berat

Melanggar norma-norma agama islam, berpacaran atau

chattingan dengan lawan jenis yang tidak sesuai syari’at baik di

dalam maupun di lingkungan pesantren, menggunakan narkoba

dan merokok101.

3. Sanksi

a. Jenis Sanksi

• Hukuman yang mendidik

• Denda atau ganti

• Sanksi berlapis

b. Sanksi-Sanksi

• Pelanggaran ringan seperti nasihat, teguran di tempat,

dan bersih lingkungan pondok.

• Pelanggaran sedang seperti sanksi yang mendidik,

khatam qur’an sebanyak 3 kali, dan penyitaan.

• Pelanggaran berat seperti pemanggilan orang tua atau

wali dari santri, botak, dan surat perjanjian terakhir.

4. Kewajiban Santri

a. Wajib melaksanakan sholat 5 waktu berjama’ah di masjid.

b. Wajib telah berada di masjid 10 menit sebelum adzan

berkumandang.

c. Wajib mengikuti kegiatan tahfidz sesuai dengan alur dan

jadwal yang telah di tentukan.

d. Wajib melaksanakan sholat sunah rawatib, dhuha, dan tahajjud.

e. Wajib berpuasa sunah senin dan kamis minimal 2 kali dalam

satu pekan.

f. Wajib menjaga wudhu setiap saat.

101Tata tertib yang diberlakukan kepada santri yang bermukim di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, disusun oleh Bidang Kesiswaan, Editor Bidang Kesekretariatan, Cetakan Pertamanya Pada Juni 2020.

Page 62: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

48

g. Wajib muraja’ah hafalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

h. Wajib berdzikir pagi dan petang.

i. Wajib mengikuti kegiatan belajar.

j. Santri wajib meletakkan atau menjemur pakaian pada

tempatnya.

k. Santri wajib merapikan sandal di masjid atau di asrama dan di

hadapan ke depan.

l. Santri wajib mengikuti pengajian yang diadakan setiap jum’at

pagi102.

m. Santri wajib memakai papan nama sebagai identitas.

n. Santri wajib melaksanakan piket setiap hari yang telah

dijadwalkan.

o. Santri wajib berpartisipasi dalam ekstrakulikuler yang

dijadwalkan dari pesantren seperti muhadoroh dll.

p. Santri wajib hadir di kelas atau di masjid sebelum ustad dan

ustadzah datang mengajar.

q. Santri wajib melapor kepada guru piket apabila datang

terlambat ke masjid atau ke lokasi.

5. Kepesantrenan

a. Wajib beriman dan bertakwa kepada allah serta menjunjung

tinggi nilai-nilai keislaman.

b. Wajib menjaga nama baik pesantren di sekitar maupun di luar

kawasan pesantren.

c. Wajib menghormati seluruh pengurus pesantren dan

menyapanya dengan panggilan ustadz atau ustadzah di sekitar

maupun di luar pekarangan pesantren.

d. Wajib saling menghargai sesama santri.

102 Wawancara langsung dengan mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an pada

tangal 7 Desember 2020 pukul 13.30 wib

Page 63: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

49

e. Wajib berakhlakul karimah kepada pengasuh, ustadz dan

ustadzah, pengurus, santri dan masyarakat.

6. Pergaulan

a. Santri yang berkelahi akan diberi peringatan I dan II, setelah

diperingatkan dan masih melanggar, akan dikembalikan kepada

orangtua.

b. Menjaga adab interaksi pergaulan dengan lawan jenis.

c. Santri yang kedapatan berpacaran baik dengan sesama santri

atau santriwati maupun pihak luar akan di hukum berat atau

langsung dikembalikan kepada orangtuanya.

d. Santri dilarang mengangkat adik atau kakak.

e. Dilarang tidur dalam satu selimut dan masuk ke dalam kamar

mandi berdua.

f. Santri dilarang melakukan tindakan yang bertentangan dengan

moral, etika, agama dan hukum.

g. Santri tidak diperkenankan menemui santri ikhwan (adik

ataupun kakak) kecuali telah mendapatkan izin dari ustadz atau

ustadah.

h. Santri yang kehilangan wajib lapor 1 x 12 jam kepada

pengurus.

i. Santri mukim dilarang membawa handpone, apabila ketahuan

maka handphone tidak dikembalikan.

j. Santri dilarang berbuat asusila.

k. Santri dilarang membawa tamu ke asrama tanpa izin pengurus.

l. Santri dilarang membawa buku mashlahat, ilmu hitam,

romansa, fiksi, dan bahan bacaan yang bertentangan dengan

pelajaran pondok pesantren, benda bahkan secarik kertas yang

ditulis lalu diyakini bisa melindungi diri.

7. Adab

a. Membawa orang yang bukan penghuni pondok tanpa seizing

pengurus santri dilarang.

Page 64: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

50

b. Membawa, memiliki, menyimpan dan menggunakan barang-

barang yang tidak dibenarkan oleh ketentuan disiplin santri.

c. Santri wajib mempergunakan air dan listrik sehemat mungkin.

d. Santri dilarang memindahkan atau mengubah kedudukan

fasilitas yang telah ditetapkan oleh pengurus.

e. Santri dilarang menyalahgunakan inventaris dan fasilitas

pondok.

f. Santri dilarang mengeluarkan suara keras atau menjerit-jerit

kecuali dalam kondisi yang darurat.

g. Santri dilarang memakai sepatu maupun sandal di koridor

asrama dan masjid.

h. Santri tidak dibenarkan memakai barang orang tanpa izin

pemilik.

i. Santriwan wajib mengenakan peci dalam aktivitas belajar

maupun di lingkungan pesantren.

j. Santri dilarang memakai celana jeans.

k. Santri dilarang berpura-pura sakit (berbohong)

l. Santri dilarang mencuri

m. Santri dilarang menghina orang lain

n. Santri dilarang berlaku tidak sopan atau melecehkan pengurus

atau guru di pesantren

o. Santri dilarang tidur ba’da subuh dan ba’da ashar

p. Santri dilarang mencoret-coret tembok an merusak bangunan

pondok

8. Izin Santri

a. Jatah izin santri hanya untuk keperluan yang syar’I dan yang

sangan penting

b. Libur semester dan idul fitrhi (satu tahun dua kali)

c. Santri tidak diperkenankan meninggalkan kawasan pesantren

selain atas izin dari ustadz dan ustadzah, apabila terjadi sesuatu

Page 65: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

51

atau musibah kepada santri yang pergi tanpa izin, maka pihak

pesantren tidak bertanggung jawab kepada walisantri

d. Izin kepulangan untuk keperluan syar’i seperti:

• Izin dengan keperluan sakit atau berobat

• Apabila ada keluarga mahram yang sakit keras atau

meninggal dunia

• Ayah, ibu, kake, nenek, kakak, adik, paman, bibik

menghadiri pernikahan adik kandung, kakak kandung,

paman kandung, bibik kandung.

• Urusan sekolah, mengambil ijazah, mengikuti MTQ,

wisudawan ibu kandung, ayah kandung, kakak

kandung, dan adik kandung.

9. Tamu (Orang Tua/Wali Santri)

a. Tidak diperkenankan menemui santri kecuali telah mendapat

izin dari ustadz atau ustadzah.

b. Tamu wajib berbusana muslim atau muslimah, menjaga adab

serta tidak merokok di lingkungan pesantren.

c. Tamu atau wali santri hanya dapat berkunjung pada hari libur.

d. Tempat menerima tamu untuk santri putri adalah di pandopo

dan untuk santri putra di masjid (tamu tidak diperkenankan

masuk ke dalam asrama).

e. Tidak diperkenankan berkunjung pada jam belajar.

10. Keasramaan

a. Santri yang ketahuan mencuri akan di hukum berat atau

langsung dikembalikan kepada orang tua

b. Tidak diperkenankan tidur larut malam

c. Dilarang memakai (melilit) handuk dari asrama ke kamar

mandi dan begitu juga sebaliknya, mengganti pakaian hanya

berlaku di kamar mandi

d. Santri dilarang meninggalkan lingkungan pondok pada malam

hari (kecuali dalam keadaan darurat)

Page 66: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

52

e. Membuang sampah pada tempatnya

f. Santri dilarang membawa barang-barang berlebihan

g. Santri dilarang mandi dan mencuci pakaian pada malam hari

11. Kebersihan

a. Petugas kebersihan piket dikerjakan dengan tanggung jawab

bersama

b. Masjid, asrama, ruang kelas, kamar mandi dan halaman harus

selalu bersih dan rapi

c. Peralatan makan harus segera bersusun rapi menghadap ke

depan

d. Santri tidak dibenarkan menumpukkan pakaian kotor di kamar

mandi atau di asrama

e. Memperindah asrama dan lingkungan asrama

12. Kegiatan Santri

a. Kegiatan santri dimulai sejak pukul tiga dini hari lalu diakhiri

pada jam sepuluh malam berlaku kepada santri yang mukim,

dan di pukul 17.30 berakhir pada pukul 09.30 WIB untuk santri

mahasiswa

b. Santri yang terlambat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang

berlaku

13. Merokok & Narkoba

Santri yang kedapatan merokok ataupun mengkonsumsi narkoba akan

langsung dikembalikan kepada orang tua nya

14. Perubahan dan Operasional

a. Peraturan yang belum tertulis akan diatur dikemudian hari

sesuai dengan kebijakan dari hasil rapat para pengurus

b. Tata tertib ini dapat dirubah oleh pengasuh dan pengurus yang

mempunyai mandat

Page 67: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

53

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBACAAN SURAH PILIHAN

A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PEMBACAAN SURAH-

SURAH PILIHAN

Informasi tentang kegiatan praktik pembacaan Al-Qur’an surah-

surah pilihan sebagaimana penjelasan dari Ustad Musholin sebagai

pimpinan di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an menuturkan bahwa

kegiatan ini telah dilaksanakan sejak dari awal berdirinya pondok

pesantren. Sebelum Pesantren ini bernama Satu Qur’an, Pondok

Pesantren ini bernama Al-Qolam. Pada saat itu santri telah diwajibkan

untuk membaca surah-surah pilihan. hanya saja surah pilihannya sedikit

yaitu ada dua surah pilihan yang diwajibkan. Surah pilihan tersebut

adalah surah al-kahfi dan surah al-mulk.

Akan tetapi, ada beberapa faktor yang membuat santri semakin hari

semakin sedikit, akhirnya pondok pesantren pun ditutup sementara.

Namun di tahun 2018, Pondok Pesantren Al-Qolam berganti nama

dengan nama yang baru yaitu Satu Qur’an. Setahun dari berganti nama,

di tahun berikutnya pimpinan pondok pesantren kembali menerapkan dan

mewajibkan kepada seluruh santri dan santriwati tanpa terkecuali untuk

melaksanakan kegiatan pembacaan surah-surah pilihan tersebut dibaca

bersama-sama sebelum mereka tidur.

Seiring berjalannya waktu dan bergantinya hari, pimpinan Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an menambahkan beberapa surah-surah

pilihan lainnya untuk dapat dibaca oleh santri sebelum istirahat malam

selain dari dua surah pilihan yang telah ditetapkan. Surah-surah pilihan

yang ditambahkan oleh pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

sebagai berikut:

a. Surah al-yasin

b. Surah al-waqi’ah

Page 68: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

54

c. Surah ar-rahman

d. Surah as-sajadah

e. Surah al-insan

Penambahan surah-surah pilihan tersebut bukan dari keinginan atau

kuasa dari pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an103.

Melainkan tambahan surah-surah yang dimasukkan ke dalam jadwal

kegiatan santri merupakan hasil dari musyawarah serta kesepakatan dari

seluruh tenaga pengajar dan pengurus untuk menambahkan surah-surah

pilihan yang nantinya dibaca setiap hari oleh santri.

B. DASAR DAN LANDASAN PEMBACAAN SURAH-SURAH

PILIHAN

Landasan yang digunakan oleh mudir dari Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an adalah Surah al-isra’ ayat 82, selain itu juga

mengacu kepada hadist-hadist nabi Muhammad saw, dan dari kitab at-

tibyan tentang adab-adab serta keutamaan dari membaca surah-surah

pilihan yang telah dianjurkan kepada seluruh santri. landasannya terdapat

di dalam surah yang ke tujuh belas pada seri 82:

لمين الا خسارا الظ ولا يزيد ء ورحمة للمؤمنين ن ما هو شفا وننزل من القرا

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang

zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian104”.

Thabathaba’I menjadikan ayat di atas sebagai awal kelompok baru,

Memang sebelum ini sudah banyak uraian tentang Al-Qur’an bermulla

pada ayat 9, lalu berlanjut ayat 41 dan seterusnya, dan ayat 59 yang

berbicara tentang tidak diturunkannya lagi mukjizat inderawi tentang

103 Data yang penulis temukan di tempat penelitian pada saat melakukan observasi,

wawancara dan dokumentasi. 104 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Terjemah Kemenag Q.S Al-Isra’ ayat 82,

(jakarta, 2002)

Page 69: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

55

keistimewaaan Al-Qur’an dan kegunaannya merupakan kebenaran dari

Nabi Muhammad SAW. Kemudian, bagian ayat di atas kembali berbicara

tentang diri-Nya dengan menjelaskan perannya sebagai obat penawar

penyakit jiwa105.

Kata ء شفا syifa’ kerap diterjemahkan obat, dan dipakai dengan

arti merdeka dari kesusahan, dalam mendapat manfaat. Beliau memaknai

tujuan Al-Qur’an sebagai obat dalam artian mampu menghapus dengan

bukti yang diuraikan akan aneka keraguan serta syubhat dengan dalih yang

dapat menempel sementara pada hati seseorang. Akan tetapi ulama ini

menyimpulkan bahwa jenis penyakit tersebut tidaklah sama dengan

kemunafikan bahkan kekufuran106. Dalam kasus lain, dijelaskannya

tentang munafik tersebut yakni kekufuran yang disembunyikan, sedangkan

penyakit nurani adalah keraguan dan kebimbangan batin dan berkunjung

di hati orang beriman tanpa batas waktu yang jelas.

Tidak patutlah kita menamai mereka dengan sebutan munafik

apalagi kafir, hanya saja tingkatan keimanannya terbilang rendah. Dalam

tafsir ibnu katsir Allah ta’ala memberitahukan mengenai Kitab-Nya yang

diwahyukan kepada nabi Muhammad saw, yang tidak mengandung

kebatilan bahwa kitab itu merupakan pemulihan dan rahmat bagi umat

muslim. Maksudnya, menyirnakan beragam penyakit hati seperti ragu,

nifak, dan kecenderungan kepada kebatilan107. Menawarkan ragam jenis

penyakit termasuk ke dalam bagian limpahan yang menghasilkan

keimanan, hikmah, pencarian kebaikan, dan kegemaran kepada kebaikan.

Semua ini hanya diperoleh oleh orang yang beriman, membenarkan

dan mengikuti perintah serta ajaran dari Al-Qur’an. Adapaun orang yang

menzalimi dirinya sendiri dengan kekafirannya itu, maka pernyimakan

terhadap Al-Qur’an hanyalah membuat dia semakin jauh dan kafir.

105 M. Quraish Shihab, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: lentera hati, 2002), 540.

106 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 541.

107 M. Nasib Ar-Rifa’i, Taisiru Al-Aliyyil Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibni Katsir, Jilid 3,

Penerjemah: Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani, 1989), 65.

Page 70: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

56

Bencana ini berpangkal dari dirinya sendiri tidak ada campur tangan dari

Al-Qur’an. sebagaimana firman-Nya, “Dan tidak akan menambah

terhadap orang yang dzalim melainkan hanya mendapatkan kerugian,”

yaitu dia tidak memanfaatkan, memelihara, dan memperhatikan Al-

Qur’an, karena sesungguhnya Dia telah membuat Al-Qur’an sebagai

peneduh dan anugerah kepada yang beriman.

Banyak penyakit yang sembuh karena bantuan Al-Qur’an. Tak

dapat terhitung banyak masalah yang menembus ruh dan raga tiap invidu.

kesombongan salah satu bagian dari penyakit, apabila diteliti secara

seksama dengan mempercayai kekuatan dan kekuasaan ilahi, niscaya

hilanglah penyakit angkuh tersebut108. Dampak positifnya terhadap diri

yakni menyadari kita merupakan makhluk kecil yang berasal dari sperma.

Hasad ataupun tinggi hati termasuk dalam bagian penyakit batin.

Maka kalau dibacakan ayat yang menjelaskan tentang kelaian bawaan

bakat seseorang tidaklah sama, sehingga secara perlahan mulai berangsur

hilang penyakit dengkit tersebut. Begitu banyak sakit yang terdapat pada

jiwa bisa disembuhkan melalui perantaraan ayat suci Al-Qur’an. Ulama

tafsir menyebutkan selain sakit di hati, badan pun bisa disembuhkan

dengan Al-Qur’an yang ditulis berbentuk lembaran tulisan ayat lalu

dikalungkan di tubuh. Cara seperti ini sangat menyimpang dari tujuan

akan ayat yang digunakan.

Patut diakui di dalam pengobatan yang dipakai oleh tabib modern

saat ini, mereka menemukan banyak penyakit tubuh yang asal mulanya

dari nurani seseorang. Hadirlah ilmu pengobatan psichosomatik109 dengan

tujuan agar dapat menyelidiki penyakit seperti kekecewaan, kegagalan,

frustasi, dan sebagainya yang dapat menguasai tubuh. Sadarkah karena

hati sakit nafas secara tidak langsung menjadi sesak dan segala penyakit

108 Buku Agama Tafsir Al-Qur’an Jilid 6 Edisi Lux, Pustaka Nasional Pte Ltd Singapura,

Diterbitkan dengan izin khas dari para waris Alm. Pro Dr. Hamka.

109 Psikosomatik adalah sebuah cabang medis interdisipliner yang mengeksplorasi tentang

hubungan sosial, psikologis, dan faktor kebiasaan fisik serta kualitas hidup antara manusia dan

hewan.

Page 71: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

57

yang ada di badan pun bangkit. Penyakit tersebut merupakan pendapat dari

ahli psichosomatik yang telah menyelidiki dan mengobati penyakit pada

tubuh kasar dengan terlebih dahulu untuk diobati kekecewaan yang

tersimpan di dalam jiwa110.

Ahli kejiwaan Islam begitu banyak yang membahas ilmu Thibb ar-

Ruhani-ketabiban rohani111. Sedangkan di Indonesia ahli psichosomatik

yakin ketika seseorang terjangkit sakit dibenarkan kembali kepada

ajaranya, sangat diharapkan agar sakitnya dapat segera disembuhkan

secara alamiah112. Namun pada ujung ayat ini yang dimaksud dengan

orang yang aniaya adalah orang yang menindas diri tanpa ia sadari telah

membiarkan jiwa berada di dalam kegelapan.

Penyakit yang bersarang di hati mereka semakin bertambah,

menolak untuk diobati jiwanya dengan sentuhan Al-Qur’an, memakai si

tawar dan dingin yang dihadirkan dari angkasa. Selanjutnya

diterangkanlah penyebab dari jiwa yang sakit itu yang membutuhkan

pengobatan untuk mengobati penyakitnya. Potongan ayat di atas

merupakan landasan yang dipakai oleh pimpinan pondok pesantren tahfidz

satu qur’an untuk melakukan kegiatan pembacaan surah-surah pilihan

yang mana kegiatan tersebut diwajibkan kepada seluruh santri baik santri

putra maupun santri putri.

Pemaparan di atas merupakan landasan yang dipakai oleh mudir

untuk menganjurkan kepada seluruh santri agar membaca surah-surah

pilihan. Berikutnya landasan dan dasar dari pembacaan surah-surah pilihan

tersebut merujuk kepada hadist-hadist nabi sesuai data yang ada di

lapangan ketika penulis mewawancarai dan berdialog langsung dengan

pimpinan pondok pesantren tahfidz satu qur’an. berikut beberapa hadist-

110 Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Qur’an (Al-Azhar) jilid 6, (Singapore: Kerjaya Printing

Industries Pte Ltd, 1990), 4106.

111 Ahli-ahli kejiwaan dalam islam diantarannya seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Hazm,

Ibnu Maskawaihi, Ibnu Sina, Ibnu Taimiyyah dan lain-lain.

112 Ahli Psichosomatik yang berasal dari Indonesia salah satunya adalah Dr. Ahmad Aulia

Jusuf, Ph. D, beliau lahir di Jakarta pada tanggal 04 Desember 1965.

Page 72: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

58

hadist nabi yang dijadikan sebagai landasan untuk membaca surah-surah

pilihan:

1. Landasan Pembacaan Surah Al-Yasiin

Dasar dari pembacaan Surah Yasiin oleh pengasuh Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an adalah:

a. Ḥadis Ma’qil bin Yasar ra., riwayat Imam Ahmad, Abu

Dawud, an-Nasa’I, diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah

dari Hadis Abdullah Ibnu Al-Mubarak:

عن مقل بن يسارقال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اقراوها

الامام احمد و ابوداود والنساىي ورواه على موتاكم: يعني يس )رواه

(ابن ماجه من حديث عبدالله ىبن المبارك

“Dari Ma’qil bin Yasaar (moga-moga Ridha Allah atas dirinya),

berkata dia, berkata Rasulullah s.a.w.: “Bacakanlah dia atas orang mati

kamu.” (yaitu yaa-siin).” (Riwayat al-Imam Ahmad, Abu Daud dan an-

Nasa’i. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dan Hadis Abdullah Ibnu al-

Mubarak)113.

b. Hadist Darimi, at-Turmudzi dan Al-Baihaqi dari Anas,

Rasulullah saw. Bersabda:

حدثنا محمد بن سعيد، حدثنا حميد بن عبد الرحمن، عن الحسن بن

صالح، عن هارون أبي محمد، عن مقاتل بن حيان، عن قتادة، عن

إن لكل شيء قلبا، »م: أنس، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسل

«وإن قلب القرآن يس، من قرأها، فكأنما قرأ القرآن عشر مرات

113 Abu abdillah Muhammad ibn yazid ibn majah al-rab’I al-qazwin, kitab ibnu maj’ah

dari kutub tis’ah, bab ,maa jaa a fimaa yaqulu ‘inda al-maridha idzaa hudra, juz 3, hadis yang ke-

1448, 12.

Page 73: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

59

“Telah bercerita kepada kami muhammad ibn sa’id, telah bercerita

kepada kami humaid bin ‘abdirrahman, dari al-hasan bin shaleh, dari harun

ibni muhammad, dari muqaatil bin hayan, dari qutaybah, dari anas dia

berkata, berkata rasulullah saw: sungguh segala sesuatu memiliki inti, dan

inti Al-Qur’an adalah (surah) Yaasiin.114”

2. Landasan Pembacaan Surah Al-Waqi’ah

a. Ḥadis Anas bin Malik ra., riwayat Ad-Dailami:

ان البي صلى الله عليه وسلم قال عليموا نساء كم سورة االوا قيعه

فانهاسورةاالغنى

“Nabi bersabda: Ajarilah anak-anak perempuan kalian (membaca)

surat al-Wāqi‟ah, karena surat itu adalah surat yang dapat menjadikan kaya

(bagi pembacanya).115”

b. Ḥadis Abdullah ibn Mas’ud ra., riwayat al-Baihaqi:

سمعت رسول الله عليه وسلم يقول من قراسورةاالواقيعه فى كل ليلت

لم تصبه فاقة ابدا

“Aku mendengar Rasulullah saw., bersabda: “Barang siapa

membaca surat al-Wāqi‟ah setiap malam, maka ia tidak akan dilanda

kefakiran.116”

c. Ḥadis Abdullah ibn Abbas ra., riwayat Imam Ibnu Asakir

dan Ḥadis Anas ibn Malik ra., riwayat Imam Ibnu

Mardawaih:

114 Abdurrahman ibn al-fadhl ibn Bahram, kitab sunan ad-darimi, bab fii fadhil yaasiin,

juz 4, 2149.

115 Jam’u al-Jawami “awi al-Jami” al-Kubra li as-Suyuthi, Bab Harfu al-‘Ain, Juz: 1, No:

157, 14455

116 Jam’u al-Jawami “awi al-Jami” al-Kubra li as-Suyuthi, Bab Harfu al-Mim, Juz: 1, No:

6174, 24077. Ḥadis ini juga diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dalam Syu’bu al-Iman dan Ibnu

Asakir.

Page 74: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

60

قل رسول الله عليه وسلم سورة االواقيعه سورةالغنى فاقرؤها

وعليمها اولادكم

“Rasulullah SAW. bersabda: “surat al-Wāqi‟ah itu adalah surat

(yang dapat menyebabkan pembacanya) menjadi berkecukupan, maka

bacalah dan ajarkan kepada anak-anak kalian.117”

3. Landasan Pembacaan Surah Al-Sajadah

أخبرنا شريك عن مخول بن راشد عن مسلم البطين عن سعيد بن حدثنا علي بن حجر

جبير عن ابن عباس قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ يوم الجمعة في

وهل أتى على الإنسان قال وفي الباب عن سعد وابن صلاة الفجر الم تنزيل السجدة

مسعود وأبي هريرة قال أبو عيسى حديث ابن عباس حديث حسن صحيح وقد رواه

سفيان الثوري وشعبة وغير واحد عن مخول

“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah

mengabarkan kepada kami Syarik dari Mukhawwal bin

Rasyid dari Muslim Al Bathin dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas dia

berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam shalat fajar pada hari

Jum'at dengan membaca "ALIF LAM MIM TANZIILU.... dalam surat

As Sajdah, dan HAL ATAA 'ALAL INSAN." (perawi) berkata, dalam

bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Sa'd, Ibnu Mas'ud dan Abu

Hurairah. Abu Isa berkata, hadits Ibnu Abbas adalah hadits hasan shahih

dan telah diriwayatkan pula oleh Sufyan Ats Tsauri dan Syu'bah dan

yang lainnya dari Mukhawwal.118”

4. Landasan Pembacaan Surah Al-Rahman

وني جحدثنا محمد بن المثنى قال حدثني عبد العزيز بن عبد الصمد حدثنا أبو عمران ال

إن عن أبي بكر بن عبد الله بن قيس عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال

يرون في الجنة خيمة من لؤلؤة مجوفة عرضها ستون ميلا في كل زاوية منها أهل ما

الآخرين يطوف عليهم المؤمنون وجنتان من فضة آنيتهما وما فيهما وجنتان من كذا

وجهه في آنيتهما وما فيهما وما بين القوم وبين أن ينظروا إلى ربهم إلا رداء الكبر على

جنة عدن

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al

Mutsanna Telah menceritakan kepadaku Abdul Aziz bin Abdush

Shamad Telah menceritakan kepada kami Abu Imran Al Jauni dari Abu 117 Fath al-Qadir al-Jami’ baina Fanni ar-Riwayah, Juz: 5, 207

118 Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 478 , Kitab Jum'at, Bacaan subuh jumat

Page 75: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

61

Bakr bin Abdullah bin Qais dari bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam bersabda: "Dalam surga terdapat kemah yang terbuat

dari permata yang berongga dengan luas enam puluh mil. Pada setiap

sudutnya terdapat penghuni, namun mereka tidak dapat melihat yang

lain, orang-orang mukmin mengelilingi mereka. Dan (di dalam surga

juga terdapat) dua kebun yang gelas-gelas, serta segala sesuatu yang

berada di dalamnya terbuat dari perak. Tidak ada lagi yang

menghalangi antara suatu kaum untuk melihat Rabb mereka kecuali

pakaian kesombongan yang melekat di wajah-Nya di dalam Jannah

Aden119."

5. Landasan Pembacaan Surah Al-Mulk

عن حدثنا محمد بن عبد الملك بن أبي الشوارب حدثنا يحيى بن عمرو بن مالك النكري

قال ضرب بعض أصحاب النبي صلى الله عليه أبيه عن أبي الجوزاء عن ابن عباس

ي بيده وسلم خباءه على قبر وهو لا يحسب أنه قبر فإذا فيه إنسان يقرأ سورة تبارك الذ

له عليه وسلم فقال يا رسول الله إني ضربت خبائي الملك حتى ختمها فأتى النبي صلى ال

ا فقال على قبر وأنا لا أحسب أنه قبر فإذا فيه إنسان يقرأ سورة تبارك الملك حتى ختمه

لم هي المانعة هي المنجية تنجيه من عذاب القبر قال أبو رسول الله صلى الله عليه وس

عيسى هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه وفي الباب عن أبي هريرة

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik

bin Abu Asy Syawarib telah menceritakan kepada kami Yahya bin 'Amru

bin Malik An Nukri dari Ayahnya dari Abul Jauza` dari Ibnu Abbas ia

berkata; "Sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat

kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira jika berada di

pemakaman, tiba-tiba ada seseorang membaca surat TABAARAKAL

LADZII BIYADIHIL MULKU (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah

segala kerajaan) ". sampai selesai, kemudian dia datang kepada Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Wahai Rasulullah

sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas kuburan dan saya tidak

mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada seseorang

membaca surat TABARAK (surat) Al Mulk sampai selesai, " Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia adalah penghalang, dia adalah

penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur." Abu Isa berkata;

Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Dan dalam bab ini, ada hadits dari

Abu Hurairah.120”

6. Landasan Pembacaan Surah Al-Insan

119 Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4501, Kitab Tafsir Al Qur`an, [Bab] Surat Ar Rahman

ayat 72.

120 Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 2815 - Kitab keutamaan Al Qur`an, Keutamaan surat al-

mulk.

Page 76: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

62

a. Hadis ibnu ‘abbas, diriwayatkan oleh syufyan ats-tsauri

dan syu’bah:

حدثنا علي بن حجر أخبرنا شريك عن مخول بن راشد عن مسلم البطين عن سعيد بن

يوم الجمعة في جبير عن ابن عباس قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ

صلاة الفجر الم تنزيل السجدة وهل أتى على الإنسان قال وفي الباب عن سعد وابن

مسعود وأبي هريرة قال أبو عيسى حديث ابن عباس حديث حسن صحيح وقد رواه

ان الثوري وشعبة وغير واحد عن مخولسفي

“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah mengabarkan

kepada kami Syarik dari Mukhawwal bin Rasyid dari Muslim Al

Bathin dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah

Shallahu 'alaihi wa sallam shalat fajar pada hari Jum'at dengan membaca

"ALIF LAM MIM TANZIILU.... dalam surat As Sajdah, dan HAL

ATAA 'ALAL INSAN." (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga

riwayat -pent) dari Sa'd, Ibnu Mas'ud dan Abu Hurairah. Abu Isa berkata,

hadits Ibnu Abbas adalah hadits hasan shahih dan telah diriwayatkan pula

oleh Sufyan Ats Tsauri dan Syu'bah dan yang lainnya

dari Mukhawwal.121”

C. PROSES DAN WAKTU PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN

1. Surah Al-Yaasin

Di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, surah yasiin merupakan

salah satu surah pilihan dalam Al-Qur’an yang dibaca oleh santri setiap

malam. Terlebih mudir pondok pesantren yaitu Musholllin, S. Sy

menitikeratkan agar senantiasa membiasakannya. Beliau menuturkan

banyak keistimewaan yang terdapat pada surah Yasin. Dilakukan setiap

malam kamis sesudah menunaikan ibadah shalat maghrib berjama’ah122.

Dikoordinasikan oleh salah satu santri yang ditunjuk untuk memandu dan

dibaca dengan suara lantang dengan memakai bantuan microphone.

Kepada santri yang baru belajar membaca Al-Qur’an akan terlatih

dengan sendirinya untuk bisa membaca dengan lancar. Maka kesempatan

seperti inilah yang dimanfaatkan dengan semestinya. Justru tidak sedikit

121 Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 478 , Kitab Jum'at, Bacaan subuh jumat.

122 Wawancara langsung dengan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, pada tanggal 07 januari 2021, pukul 17.00 wib.

Page 77: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

63

dari santri yang tanpa teks membaca surah Yasinnya, disebabkan karena

mereka rutin mendengar bacaan santri yang bertugas memandu kegiatan

pembacaan surah-surah pilihan tersebut dengan menggunakan pengeras

suara.

2. Surah Al-Waqi’ah

Selain Surah Yasin surah Al-Waqi’ah mempunyai bermacam

keunggulan tentunya dapat memberikan dampak yang baik ketika

membacanya. Surah ini dijadikan Surah pilihan yang dibaca rutin seluruh

santri yang bermukim di Satu Qur’an. Selain menjadi pilihan juga disukai

para santri sejak dahulu sampai sekarang. Asumsi dari mereka surah ini

menyimpan begitu banyak keutamaan. Besarnya keistimewaan yang

dimiliki surah al-waqi’ah, maka mudir dari Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an menerapkan untuk setiap hari nya sebelum mereka istirahat dan

tidur malam para santri diharuskan membacanya.

Mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an mewajibkan kepada

Santri-Santrinya untuk senantiasa membaca Surah tersebut setiap harinya.

Adapun proses dalam membacanya dilakukan dengan cara mengeraskan

suara secara bersama-sama ketika membacanya. Sikap duduk santrinya

yaitu kedua kaki saling bertautan lalu menghadap ke kiblat123. Selama

kegiatan pembacaan surah berjalan, terdapat dua orang ustadz dan

ustadzah yang bertugas untuk berkeliling agar dapat mengontrol para

santri. Pengawasan tersebut dilakukan untuk meminimalisir apabila

sebagian dari mereka yang tidak ikut membaca, tertidur, tidak fokus, dan

bermain-main.

3. Surah Al-Sajadah

Setiap Surah yang terdapat dalam Al-Qur’an mempunyai

keutamaan serta keistimewaan tersendiri. Begitu banyak kemuliaan yang

terkandung pada setiap surah dan potongan ayat Al-Qur’an membuat

pengasuh dari Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an menjadikan Surah

123 Wawancara langsung dengan Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, pada tanggal 07 januari 2021, pukul 15.25 wib.

Page 78: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

64

As-Sajaddah sebagai salah satu Surah yang diwajibkan dan ditetapkan

untuk dibaca oleh para santrinya. Proses dari pembacaan Surah As-

Sajaddah sama halnya seperti Surah-Surah pilihan lainnya yaitu dengan

membacanya secara bersama-sama dan dipandu oleh salah satu santri yang

bertugas pada hari itu. Waktu pelaksanaan dari pembacaan Surah As-

Sajaddah ini dilakukan pada malam hari sebelum seluruh santri

beristirahat.

Didampingi oleh satu atau dua orang ustadz dan ustadzah yang

bertujuan agar kegiatan pembacaan Surah-Surah pilihannya berjalan

lancar. Pembacaan surah pilihan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an dengan beberapa Surah pilihan yang telah ditetapkan

oleh pengasuh pondok pesantren dibaca cukup sekali khataman bersama-

sama. tidak dilakukan pengulangan pada ayat-ayat tertentu dan tidak

ditambahkan do’a-do’a khusus dalam membaca Surah pilihan yang

dijadwalkan124. Akan tetapi, setelah kegiatan pembacaan Surah-Surah

pilihan selesai dilaksanakan mereka menutup kegiatan tersebut dengan

membaca do’a kafaratul majlis dan do’a penutup sebagai bentuk dari

memuliakan-Nya.

4. Surah Al-Rahman

Kegiatan pembacaan Surah-Surah pilihan yang dilaksanakan di

Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an salah satu Surah pilihan yang

ditetapkan oleh pengasuh pondok pesantren adalah Surah Ar-Rahman.

Surah ini banyak memiliki kemuliaan dan pada surah ini telah dijelaskan

dengan jelas oleh Allah swt betapa besar dan luasnya nikmat yang telah

diberikan-Nya kepada semua makhluk hidup di muka bumi. Berangkat

dari banyaknya kemuliaan dan kenikmatan yang telah digambarkan dan

dijelaskan oleh Allah swt di dalam Surah ini, itulah salah satu mengapa

Surah Ar-Rahman dipilih dan diwajibkan untuk senantiasa selalu dibaca

rutin.

124 Wawancara langsung dengan Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, pada tanggal 07 januari 2021, pukul 17. 38 wib.

Page 79: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

65

Proses pembacaannya sama halnya seperti Surah Al-Waqi’ah.

Yakni pembacaannya dilakukan setiap hari pada malam harinya setelah

semua santri maupun santriwati selesai dengan kegiatannya. Pembacaan

Surah Ar-Rahman ini juga dilakukan di satu ruangan khusus bagi

santriwati putri dan di masjid untuk santri putra125. Dipandu oleh santri

atau pun santriwati yang bertugas pada hari itu untuk menjalankan

tugasnya memandu kegiatan pembacaan surah pilihan. Tidak semua

Surah-Surah pilihan yang dibaca satu malam setiap harinya. Melainkan

satu Surah dari beberapa Surah piihan yang telah ditetapkan untuk dapat

dibaca per malamnya.

Misalkan seperti malam ahad jadwal membaca Surah Al-Kahfi,

minggu malam senin Surah Ar-Rahman, senin malam selasa Surah Al-

Insan, selasa malam rabu Surah Al-Waqi’ah, rabu malam kamis Surah

Yasin, kamis malam jum’at Surah Al-Mulk, dan jum’at malam sabtu Surah

As-Sajaddah. Contoh di atas merupakan gambaran pelaksanaan dari

kegiatan pembacaan Surah-Surah pilihan yang telah diwajibkan dan

ditetapkan oleh pengasuh kepada santri untuk membacanya setiap hari

pada malam harinya sebelum mereka beristirahat.

5. Surah Al-Mulk

Membaca Surat Al-Mulk di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

lebih lanjut tidak bertentangan dengan membaca Surah-Surah pilihan

sebelumnya, yaitu dengan tartil, dan duduk mengarah kiblat. Setelah itu,

santri yang ditunjuk pada hari itu akan memandu pembacaan surah-surah

pilihan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kemudian tidak lupa

santri yang bertugas untuk memandu pembacaan Surah-Surah pilihan

menggunakan bantuan dari microphone.

Adapun perbedaan dari membaca Surah Al-Mulk adalah dalam

waktu pembacaannya. Surah al-mulk hanya dibaca seminggu sekali pada

125 Wawancara langsung dengan pengasuh pondok pesantren tahfidz satu qur’an, pada tanggal 07 januari 2021, pukul 17.30 wib.

Page 80: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

66

kamis malam jum’at126. Alasan dibacanya pada malam itu dikarenakan

jum’at merupakan rajanya hari, baik di malam jum’at dan siangnya

mempunyai kelebihan serta pahala apabila melaksanakan ibadah.

Adapaun sebaliknya pada hari jum’at terdapat anjuran dari nabi

yang banyak dilakukan pada hari itu. Lengkaplah kemuliaannya misalnya

sunah untuk mandi pada hari tersebut. Begitu banyaknya keutamaan pada

hari jum’at sehingga bagi umat muslim yang membaca-Nya niscaya

diberikan pahala yang ak terhitung dengan nalar manusia. Termasuklah di

dalamnya ketika membaca Surah ini baik malam dan siangnya dapat

menggugurkan dosa-dosa sampai pada hari jum’at kelak.

6. Surah Al-Insan

Sama halnya dengan pembacaan Surah-Surah pilihan lainnya.

Surah Al-Insan adalah salah satu Surah yang diwajibkan untuk dibaca.

Surah Al-Insan juga memiliki keistimewaan dan kemuliaan yang

terkandung di dalamnya. Proses pembacaan Surah Al-Insan juga tidak

berbeda dengan proses pembacaan Surah-Surah pilihan lainnya.

Pembacaan Surah Al-Insan dilakukan sama seperti pembacaan Surah-

Surah pilihan lain yang telah diwajibkan.

Kegiatannya dilaksanakan setiap harinya dan dibaca pada malam

hari setelah semua santri usai menunaikan kewajiban yang ditetapkan

sebelum mereka istirahat. Mereka dikumpulkan dalam satu tempat, bagi

putra dikumpulkan di masjid dan dianjurkan untuk duduk dalam posisi

kaki bersila, membuat lingkaran, menghadap ke arah kiblat, meletakkan

Al-Qur’an sebagaimana mestinya, dan kepada santri yang bertugas untuk

memandu pembacaan Surah-Surah pilihan disilahkan untuk memandu

kegiatan.

Sedangkan untuk santri putri, mereka dikumpulkan dalam satu

ruangan tertutup, kemudian duduk sesuai dengan kelompok yang telah

dibagikan, menghadap ke arah kiblat, dan membacanya dengan suara yang

126 Wawancara langsung dengan pimpinan pondok pesantren tahfidz satu qur’an, pada tanggal 07 januari 2021, pukul 17.32 wib.

Page 81: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

67

keras. Apabila diantara santri putri yang sedang udzur syar’i mereka tetap

dikumpulkan di dalam ruangan tersebut127. Hanya saja, mereka dipisahkan

duduknya tidak bergabung ke dalam kelompok tetapi duduk di sudut

ruangan.

Setelah itu, petugas yang piket pada hari itu akan memantau dan

berkeliling mengawasi jalannya kegiatan pembacaan surah-surah

pilihan128. Petugas yang dimaksud bukanlah dari santri maupun santriwati

melainkan ustadz dan ustadzah yang telah diberikan amanah agar

menjalankan tugasnya.

127 Wawancara langsung dengan pengasuh pondok pesantren tahfidz satu qur’an, pada tanggal 07 januari 2021, pukul 17.40 wib. 128 Kewajiban Ustadz dan Ustadzah untuk memantau jalannya proses kegiatan pembacaan

surah-surah pilihan yang dilakukan oleh santri di ponpes tersebut.

Page 82: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

68

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN LIVING QUR’AN DARI PEMBACAAN

SURAH-SURAH PILIHAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU

QUR’AN

A. ANALISIS LIVING QUR’AN

Hadirnya Penelitian ini disebabkan kepada pengetahuan dari

masyarakat bahwasannya kajian tentang ilmu Al-Qur’an tidak hanya

berpusat dalam membahas isi-isi yang terdapat di dalam kitab dan buku-

buku tafsir untuk mengupas serta mengkaji makna Al-Qur’an129. Penulis

hendak memaparkan bahwa kajian yang berhubungan dengan

kontekstualitas Al-Qur’an pada kehidupan masyarakat tidak saja

bersumber kepada kitab tafsir melainkan dapat diamati dan dikaji tentang

fenomena umat muslim dalam mengamalkan ayat Al-Qur’an. Buku yang

memuat tafsir Al-Qur’an bukan sekedar teks tertulis di atas lembaran-

lembaran kertas.

Namun tafsir juga merupakan respon serta implementasi dari

masyarakat terhadap kandungan dan pemahaman yang tersirat di dalam-

Nya tanpa disadari mereka amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Resepsional sosial yang berkaitang dengan Al-Qur’an bisa kita jumpai

dalam aktivitas sehari, misalnya tradisi bacaan surah dan ayat tertentu pada

waktu tertentu130. Naskah dari Al-Qur’an yang “hidup” ditengah

masyarakat tersebut yang dinamakan dengan the living qur’an. Fenomena

yang dilakukan oleh santri dalam praktik pembacaan surah-surah pilihan di

pondok pesantren tahfidz satu qur’an bukan untuk menghakimi (judgment)

dengan benar dan salah, sunah ataupun bid’ah131.

129 Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur’an....”, 69-70

130 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Penelitian Dalam Studi Al-Qur’an dan Hadist”,

Dalam Metodologi Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2007), xii-xiv

131 Dadan Rusmana, METODE PENELITIAN AL-QUR’AN DAN TAFSIR, (Bandung,

CV PUSTAKA SETIA, 2014), 292.

Page 83: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

69

Penelitian living qur’an sebatas untuk mencari tahu bagaimana cara

masyarakat dan kelompok tertentu dalam merespon serta memahami Al-

Qur’an. Selanjutnya living Quran dilakukan untuk dapat menemukan

makna serta nilai-nilai yang melekat pada sebuah fenomena sosial yang

berkaitan erat dengan Al-Qur’an. Metode dan pendekatan yang dilakukan

dalam penelitian living Quran menggunakan metode kualitatif agar

memahami fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Sedangkan

pendekatan yang digunakan dalam penelitian living Quran adalah

pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk dapat memahami secara

intensif bagaimana latar belakang dari praktik pembacaan Al-Quran, serta

interaksi sosial mereka terhadap ayat-ayat Al-Qur’an132.

Penelitian ini hadir agar merubah sudut pandang dari masyarakat

terhadap kajian yang berkaitan dengan Al-qur’an. rentang waktu yang

panjang sampai saat ini hanya mengisyaratkan kepada masyarakat awam

bahwa pembahasan tentang Al-Qur’an adalah teks yang tersurat. Oleh

karena itu, Living Qur’an akan merubah sudut pandang masyarakat dalam

menilai Al-Qur’an juga dapat dipelajari dan dipahami melalui konteks

yang mencakupinya133. Maka, penafsiran dan pemahaman tentang makna

yang terkandung dalam Al-Qur’an dapat dilakukan seperti perilaku,

tindakan, sikap dari masyarakat atau komunitas dan kelompok tertentu.

Sehingga akan terlihat dengan jelas bagaimana respon masyarakat

terhadap kandungan dan makna dari Al-Qur’an yang diimplementasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian inilah kajian tentang living

Qur’an akan menjawab urgensi serta korelasi dari masyarakat, komunitas

atau kelompok tertentu untuk dapat mengoptimalkan pengamalannya.

Kecocokan dan keseimbangan antara keduanya melahirkan warna baru di

dalam studi ilmu Al-Qur’an.

132 Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta:

Teras, 2007),66-68

133 Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur’an : Metode Penelitian Kualitatif”

dalam Sahiron Syamsudin (Ed), 69

Page 84: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

70

B. INTENSI DARI PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN

Tujuan atau harapan dari mudir Pondok Pesantren tahfidz satu

qur’an dalam mengamalkan Surah-Surah tersebut bertujuan agar menuntun

serta memasukkan kepada santrinya untuk dapat mempunyai kesukaan

ketika membaca al-qur’an. selanjutnya dia menginginkan supaya santri

dapat mengingat serta senantiasa selalu dibaca sehari-hari, supaya nanti

dapat mengintensifkan secara berkesinambungan manakala usai dari

Pondok Pesantren.

Oleh sebab itulah pendapat beliau sebagai mudir pondok pesantren

Surah-Surah pilihan seperti Surah Yasiin sangat berguna di tengah

Masyarakat. Apabila ada yang berasal dari desa dan membiasakan

kegiatan yasinan, beliau berharap kepada seluruh santri ketika pulang dari

pesantren dapat menjadi panutan dan berpengaruh di lingkungan tempat

tinggalnya. Caranya dibaca dengan tartil, menurutnya rutinitas ini

bermaksud agar santri membiasakan serta dispilin terhadap makharijul

huruf ataupun tajwid-nya disaat membaca surat-surat pilihan.

Selanjutnya beliau juga berharap dengan diadakan kegiatan

tersebut dapat diimplikasikan dalam kesehariannya. Menimbulkan

kenikmatan di dalam diri mereka bahwa sebagai santri haruslah senantiasa

selalu bersama-sama dalam menjalankan ataupun mengerjakan seluruh

persoalan. Bahkan tidak membedakan antara satu dengan yang lain, baik

kaya maupun miskin. Sebagaimana pernyataan dari beliau berikut ini:

membaca secara bersama-sama Surah-Surah pilihan yang telah

ditetapkan secara bersama-sama dalam agama tidaklah ada

larangan. melainkan agar simpati satu dengan yang lain. Mereka

akan empati disaat susah maupun senang, lalu tidak ada sifat

untuk menang sendiri, sebab pada dasarnya semua santri memiliki

tujuan yang sama yakni mencari ilmu di Pesantren ini134. Dibaca

dengan tartil, benar sekali agar mereka bisa

134 Musholllin, S. Sy, pengasuh pondok pesantren tahfidz satu qur’an, wawancara pribadi,

pada tanggal 08 november 2020, pukul 15.00 wib

Page 85: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

71

mengimplementasikan tajwid yang dipelajarinya saat membaca

Al-Qur’an terutama untuk Surah-Surah pilihan yang telah

diwajibkan. Apabila membacanya fasih dan sesuai dengan

ketentuannya, selain mendapatkan pahala yang terdengar merdu

di teliga yang mendengarkannya mbak.

Menurut para Ustadz yang mengajar di Ponpes tahfidz Satu Qur’an

sebagai berikut: Menurut Ustad Fatih, setelah melakukan wawancara dan

penulis bertanya mengenai tujuan membaca Surah-Surah pilihan, beliau

menjawab “[B]ahwa Surah-Surah pilihan yang dipilih termasuk bagian

dari Al-Qur’an, dimana ketika dibaca oleh individu, memaknai serta

diamalkan apa yang terdapat di dalam Surah tersebut, maka bisa membuat

kita lebih mendekatkan diri kepada pemilik raga. Kurang lebihnya dia

dapat bersyukur kepada Allah swt. Terhadap nikmat beserta karunia-

Nya…”135.

Dia juga menyampaikan sebetulnya mudir Pondok Pesantren

merekomendasikan bahkan menetapkan pembacaan Surah-Surah pilihan

ini setiap hari pada malam harinya. Berbeda dengan Ustad Fatih ada juga

Ustad Andes Mardio. Berikut ini pernyataan dari Ustad Andes Mardio:

Surah-Surah pilihan yang dibaca oleh santri itu bagian dari Al-

Qur’an kan, fungsinya supaya mendekatkan diri gitu mbak. Kita

mampu untuk membaca, memahami, serta mempraktikkan apa

yang terkandung pada Surah-Surah pilihan tersebut, insyaallah bisa

lebih dekat dengan Allah intinya ya mbak, kita bisa lebih banyak

bersyukur, lebih tentram hatinya. Ditambah lagi, mudir Pondok

Pesantren juga mewajibkan Surah-Surah pilihan tersebut untuk

selalu dibaca setiap harinya. Hanya saja, waktu untuk membacanya

yang dianjurkan pada malam hari setelah para santri maupun

santriwati selesai dalam kegiatannya mbak dan ditutup dengan

membaca Surah-Surah pilihan tersebut sebelum mereka istirahat.

135 Ustad Fatih, salah satu guru tahfidz di pondok pesantren tahfidz satu qur’an,

wawancara pribadi, pada tanggal 28 desember 2020, pukul 13.00 wib.

Page 86: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

72

Saya yakin kalau pengasuh pondok memiliki maksud yang baik

atas kewajiban pembacaan Surah-Surah pilihan136.

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai Ustad Muhammad Faiz.

Berikut jawaban dari beliau ketika peneliti bertanya tujuan dari praktik

pembacaan Surah-Surah pilihan yang dilaksanakan setiap harinya:

[M]enurut Ustad Muhammad Faiz. Tujuan membaca Surah-Surah pilihan

itu bermacam-macam, membaca Surah tersebut setiap hari dapat

memberikan keberkahan dan rahmat-Nya, beliau meyakini Allah

menyukai orang-orang nan selalu membaca Al-Qur’an. Dia tidak

menginginkan apabila ada diantara mereka yang tidak mau menurut

kewajiban dari pengasuh pondok terhadap praktik pembacaan Surah-Surah

pilihan…”137. Sebab, anjuran yang telah diwajibkan oleh pengasuh pondok

tentu mempunyai maksud dan tujuan yang baik. Lalu, apa salahnya kita

ikuti dan jalankan peraturan yang telah ditetapkan tersebut, karena hal

tersebut akan berdampak baik kepada diri kita masing-masing.

Menurut Ustadzah Pipi Deta Andari tujuan dari adanya kegiatan

pembacaan Surah-Surah pilihan yang diwajibkan oleh pengasuh pondok

pesantren ialah kembali ke keutamaan-keutamaan yang terdapat pada

Surah tersebut. Berikut pernyataan dari beliau saat ditanya tentang tujuan

dari pembacaan Surah-Surah pilihan.

Kalau mbak bertanya tentang tujuan pembacaan Surah-Surah

pilihan itu banyak mbak, gini kegiatan tersebut diadakan untuk

melatih semua santri agar terbiasa dan fasih membaca Surah

pilihan misalnya ya mbak dengan contoh Surah Al-Mulk saat

dibaca teplintir lidahnya, Surah As-Sajaddah yang panjang

ayatnya dan beberapa Surah lainnya mbak. Tujuannya ya,

kembali lagi ke keutamaan-keutaman yang ada pada Surah itu

mbak. Saya berharap, dengan adanya kegiatan pembacaan Surah-

136 Ustad Andes Mardio, salah satu guru tahfidz di pondok pesantren tahfidz satu qur’an,

wawancara pribadi, pada tanggal 30 desember 2020, pukul 10.00 wib.

137 Ustad Muhammad faiz, salah satu guru tahfidz di pondok pesantren tahfidz satu

qur’an, wawancara pribadi, pada tanggal 24 desember 2020, pukul 08.01 wib.

Page 87: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

73

Surah pilihan ini mampu membuat santri terbiasa dan terlatih

membaca serta melafalkan ayat-ayatnya mbak. Sekaligus untuk

membantu mereka lancar menghafal Surah-Surah lainnya. Kurang

lebih seperti itulah mbak, karena Surah pilihan yang di pilih itu

memiliki makna dan kandungan yang luar biasa mbak138.

Selain dari Ustadzah Pipi, peneliti juga mewawancarai beberapa

ustadzah lainnya yang mengajar di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an. Ustadzah yang selanjutnya peneliti wawancarai adalah Ustadzah

Retmi Rintia. Kepada beliau peneliti mengajukan pertanyaan tentang

tujuan dari kegiatan pembacaan Surah-Surah pilihan139. Dari hasil

wawancara peneliti dengan Ustadzah Retmi Rintia beliau menjelaskan

dan menerangkan bahwasannya tujuan dari pembacaan Surah-Surah

pilihan tersebut tidak lain adalah kembali lagi kepada masing-masing

santri. Sebab, dengan rutinnya dilaksanakan setiap hari, tidak dipungkiri

santri ataupun santriwati tidak perlu berusaha keras dalam menghafalnya.

Karena setiap malam hari, mereka sudah membaca Surah-Surah

pilihan tersebut. Tujuan dari adanya pembacaan Surah-Surah pilihan

kembali lagi kepada keutamaan-keutamaan dan kemuliaan serta janji dari

Allah terhadap siapapun yang senantiasa selalu membacanya.

Selanjutnya menurut Ustazah Rahma Wati yang mengajar di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an. beliau memaparkan kepada peneliti

bahwasannya tujuan dari pembacaan Surah-Surah pilihan yang

diwajibkan pengasuh pondok kepada santri adalah dilihat dari sisi baik

terhadap Surah-Surah pilihan tersebut140.

Bukan bermaksud untuk mengatakan Surah-Surah lainnya tidak

baik, hanya saja Surah-Surah pilihan tersebut sudah menjadi tradisi dari

138 Ustadzah Pipi Deta Andari, salah satu Pengurus Di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an, wawancara pribadi pada tanggal 06 januari 2021, pukul 17.00 wib.

139 Ustadzah Retmi Rintia, salah satu Guru Tahfidz Untuk Santriwati Putri Di Pondok

Tahfidz Satu Qur’an, wawancara pribadi, pada tanggal 28 desember 2020, pukul 13.00 wib.

140 Ustadzah Rahma Wati, salah Satu Guru Tahfidz Untuk Santriwati Putri Di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an, wawancara pribadi, pada tanggal 28 desember 2020, pukul 13.30

wib.

Page 88: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

74

dahulunya dibaca baik secara bersama-sama, sendiri, ataupun dalam

acara-acara tertentu. Pada dasarnya, membacanys saja kita sudah

mendapatkan pahala, alangkah baiknya apabila Surah-Surah pilihan

tersebut dapat diimplikasikan juga ke kehidupan sehari-hari, terutama

kepada santri dan santriwati agar semangat dalam menghafal Al-

Qur’annya dan semangat untuk menjalankan aktivitasnya.

C. RESEPSI SANTRI TERHADAP PEMBACAAN SURAH-SURAH

PILIHAN

Ahmad Rafiq berpendapat respondibilitas terkait Al-Qur’an ialah

penerimaan terhadap Al-Qur’an dengan memahami makna-makna yang

terkandung di dalam Al-Qur’an. Pemahaman masyarakat terhadap Al-

Qur’an dapat terlihat ketika masyarakat mengaplikasikan suatu teks

kedalam konteks141. Sehubungan dengan hal tersebut, pondok pesantren

tahfidz satu qur’an ini akan mengungkap respon dari santri terhadap Al-

Qur’an. ada beberapa surah yang menjadi surah pilihan dalam Al-Qur’an

yang dihidupkan oleh santri di pondok pesantren tahfidz satu qur’an.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa santri dan santriwati

tentang pembacaan surah-surah pilihan:

1. Alasan Santri Melaksanakan Kegiatan Pembacaan Surah-

Surah Pilihan

Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dan membagikan

kusioner kepada sebagian santri, penulis menyimpulkan bahwa alasan

signifikan yang penulis temukan dari wawancara tersebut adalah kegiatan

pembacaan surah-surah pilihan mereka lakukan dikarenakan merupakan

sebuah kewajiban dan agenda rutin dari kegiatan santri setiap harinya.

Kegiatan pembacaan surah-surah pilihan ini juga membantu para santri

dalam menghafal dan menguatkan hafalan al-qur’an yang telah mereka

hafal.

141 Ahmad Rafiq, “Sejarah Al-Quran: Dari Pewahyuan ke Resepsi (Sebuah Pencarian

Awal Metodologis)”, dalam Syahiron Syamsudin (ed), Islam, Tradisi dan Peradaban (Yogyakarta:

Bina Mulia Press, September, 2012), 73

Page 89: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

75

2. Respon Santri Terhadap Pembacaan Surah-Surah Pilihan

Reaksi yang ditunjukan santri dengan adanya kewajiban dalam

membaca surah-surah pilihan tersebut adalah mereka sangat berantusias

berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut. Bahkan mereka berlomba-lomba

untuk datang lebih awal berkumpul di dalam masjid bagi santri putra, dan

berlomba-lomba datang ke ruangan yang telah disediakan untuk santri

putri. Mereka merasa senang membaca surah-surah yang dijadikan sebagai

surah pilihan. ada juga diantara mereka yang membaca surah-surah pilihan

tersebut selain dari waktu dan jadwal yang telah ditetapkan seperti

membaca surah pilihan tersebut di dalam solat fardhu maupun sunnah,

membaca surah pilihan sebelum muraja’ah hafalan, membaca surah

pilihan sebelum belajar dan lain sebagainya.

Pada dasarnya seluruh santri yang bermukim di pondok pesantren

tahfidz satu qur’an menerima dengan baik adanya kewajiban membaca

surah-surah pilihan sebelum mereka tidur. Tidak menutup kemungkinan

bahwa diantara mereka ada yang tidak menyetujui kegiatan pembacaan

surah-surah pilihan namun, mereka tetap hadir dan mengikuti kegiatan

tersebut dikarenakan takut mendapat sanksi dan hukuman apabila tidak

hadir dalam kegiatan pembacaan surah-surah pilihan.

3. Sudut Pandang Santri Terhadap Makna Pembacaan Surah-

Surah Pilihan

Kesimpulan yang penulis temukan saat melakukan kegiatan

wawancara dengan beberapa santri baik putra maupun putri ialah mereka

berpendapat bahwa surah pilihan yang dibaca setiap hari pada malam

harinya sangat bermanfaat bagi diri mereka. Manfaat tersebut mereka

rasakan seperti selain rutin membaca surah-surah pilihan di malam hari,

mereka juga diajarkan memahami arti dan keutamaan serta

keistimewaan-keistimewaan yang terdapat pada surah-surah pilihan

tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa surah-surah yang telah dipilih

untuk dibaca setiap malam memiliki makna yang tidak akan ditemukan

pada surah lainnya. Itulah mengapa surah-surah pilihan tersebut sangat

Page 90: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

76

istimewa bagi mereka. Selain sebagai kewajiban yang telah diwajibkan

oleh pimpinan pondok para santri pun memaknai surah-surah pilihan

tersebut dengan berbagai versi.

Ada yang berpendapat bahwa makna yang dirasakan yaitu

mudahnya hafalan Al-Qur’an yang hendak dihafal, ada juga yang

mengatakan bahwa makna dari surah pilihan yang telah dibaca setiap

malam membantu dalam menguatkan hafalan dan menerangkan fikiran,

dan ada juga yang berpendapat bahwa surah-surah pilihan yang dibaca

setiap hari itu mampu membuat diri lebih bersemangat dan memberikan

dorongan positif dalam melaksanakan seluruh jadwal kegiatan sehari-hari

serta meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.

Page 91: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

77

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pengamatan dari bab I hingga bab IV untuk

mengarahkan kepada masalah di dalam pencarian yang telah dilaksanakan

serta menyesuaikan dengan sasaran utama penulisan karya tulis di atas

sebagai kesimpulan dalam skripsi ini diantaranya sebagai berikut:

1. Landasan yang dijadikan oleh mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an dalam mewajibkan kepada seluruh santrinya berdasarkan dari

ayat Al-Qur’an yang dijadikan untuk pembacaan Surah-Surah Pilihan

tersebut terdapat dalam juz 15 pada urutan nomor ayat delapan puluh

dua. Dasar lainnya adalah Hadis-Hadis Nabi Muhammad saw, serta

merujuk kepada Kitab At-Tibyan karangan dari Imam An-Nawawi

dalam adab-adab dan tata cara menghafal Al-Qur’an. Itulah yang

menjadi landasan dasar dalam praktik kegiatan pembacaan Surah-

Surah pilihan yang dilaksanakan pada Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi.

2. Proses dan waktu dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah

prosesnya dilaksanakan secara bersama-sama. Santri putra mereka

dikumpulkan di dalam masjid, sedangkan santri putri mereka

dikumpulkan di satu ruangan khusus. Selanjutnya untuk waktu

pelaksanaan dari kegiatan tersebut dilakukan setiap hari pada malam

hari sebelum mereka beristirahat.

3. Pemahaman santri terhadap kegiatan praktik pembacaan surah-surah

pilihan ialah untuk dapat memotivasi mereka dan meningkatkan

kedisiplinan seluruh santri baik dari santri putra maupun putri dalam

menghafal dan menjaga hafalan yang telah mereka hafal. Selain itu,

makna serta kandungan dari Surah-Surah pilihan tersebut diharapkan

dapat membantu santri dalam aktivitas sehari-harinya terutama dalam

proses menghafal Al-Qur’an.

Page 92: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

78

B. SARAN

Dari kesimpulan di atas, perlu kiranya penulis memberikan saran

diantarannya ialah:

1. Pondok pesantren

Pembacaan surah-surah pilihan yang telah dijalankan sejak awal

pondok pesantren didirikan sampai sekarang diharapkan untuk tidak

dihentikan dikarenakan kegiatan tersebut sangat membantu santri

dalam menguatkan hafalan dan menerangkan fikiran serta

meningkatkan rasa cinta terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. harapan dari

penulis sebagai peneliti dari kegiatan tersebut agar kegiatan positif ini

dapat dilaksanakan juga oleh masyarakat sekitar baik anak kecil

sampai orang tua, sehingga tidak terpaku pada lembaga pendidikan

seperti di Pondok Pesantren saja. Kegiatan ini sangat bagus untuk

melatih daya ingat dan memberikan energi postif saat membaca surah-

surah pilihan, melalui karya ilimiah yang penulis tulis semoga menjadi

salah satu media perantara untuk dapat diikuti ataupun dicontoh

kegiatan pembacaan surah-surah pilihannya.

2. Santri (putra dan putri)

Seluruh santri yang bermukim di pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an jangan pernah berhenti untuk mengulang hafalannya. Semoga

Al-Qur’an yang telah dihafal dapat diimplikasikan baik ketika masih

menjadi seorang santri ataupun setelah selesai dan berinterksi di tengah

masyarakat nanti.

3. Orang tua dan wali

Kepada orang tua dan wali terima kasih telah mengantarkan anak-anak

kalian untuk bergabung dan belajar dalam keluarga besar penghafal

kitab suci. Dukungan kalian begitu berarti serta berpengaruh besar bagi

mereka, agar memacu semangat dalam menjaga serta menghafal ayat-

ayat Al-Qur’an, yang mana Allah sendiri telah berjanji ketika di

akhirat kelak, kedua orangtua dari anak seorang penghafal Al-Qur’an

akan diberikan hadiah berupa mahkota yang terbuat dari cahaya

Page 93: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

79

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Karim Amrullah, Abdul Malik, Tafsir Al-Qur’an (Al-Azhar) jilid 6,

Singapore: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 1990.

Akhyartv, “Hari Al-Qur’an Muslim Zaman Now Hafal 30 Juz”, Bekasi, 2018.

Al-fadl bin bahram bin abdush shamad, Abdullah bin Abdurrahman, Kitab sunan

ad-darimi, bab fii fadhil yasin, juz 4.

Al-Maragi, Ahmad Mustafa, Tafsir Al-Maraghi, Diterjemahkan Oleh Bahrun Abu

Bakar, Lc, Semarang: CV.Toha Putra Semarang, Cet. 1, 1989, Cet. 2,

1992.

Al-Muhdhar, Fauzi, Penyuting, Dede Azwar Nurmansyah Cet.1, Jakarta: Cahaya,

2005.

Anwar, Living Hadis. 2015.

Arifin dan Suhendri Abu Faqih, Al-Qur’an Sang Mahkota Cahaya, Jakarta, PT

Elex Media Komputindo, 2010.

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib, Taisiru Al-Aliyyil Qadir Li Ikhtisahari Tahsir Ibnu

Katsir, Jilid 4, Penerjemah oleh Syihabuddin, Jakarta: Gema Insani, 2011.

As-Suyuty, Jalaluddin, Al-Itqān Fiī Ulūmil Qur’ān, Dārul-Kitab Al-ʽAlamiyyah,

2012.

Az-Zuhaili, wahbah bin musthafa, At-Tafsir Al-Wasith Jilid 3 (Q.S Al-Qashash-

An-Naas):, Penerjemah/Muhtadi, Dkk. Jakarta: Gema Insani, 2013.

Bekker, Anton, dan Ahmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat,

Yogyakarta:Kanisus, 1999.

Dhavony, Pengantar Ilmu Antropology, Jakarta: Aksara Baru, 1980.

Eldeeb, Ibrahim, Be A Living Qur’an: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-Ayat al-

Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari, alih bahasa Faruk Zaini, Jakarta:

Lentera Hati, 2009.

Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta:Gadjah

Mada University Press, 2006).

Esack, Farid, The Qur’an: An Introduction, England: Oneworld Publication, 2010.

Page 94: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

80

Frederick, M. Denny, Qur’an Recitation: A Tradition Of Oral Performance and

Transmission.

Gusman, I, Living Qur’an: Al-Qur’an dalam Pergumulan Muslim Indonesia,

Surakarta, Efude Press, 2013.

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan

Laporan Penelitian, Malang: UUM PRESS, 2004.

Hasbillah, Ahmad ‘Ubaydi, Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistimologi,

dan Aksiologi, Tanggerang Selatan: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, 2019.

Hasyim Dasteghib, Sayyid Muhammad, Tafsir Surah Yasiin, Penerjemah, Ibnu

Fauzi Al-Muhdhar, Penyuting, Dede Azwar Nurmansyah Cet.1, Jakarta:

Cahaya, 2005.

Hidayat, Adi, Muslim Zaman Now Metode At-Taisir Hafal Al-Qur’an 30 Hari,

Bekasi: Quantum Akhyar Institute. 2018.

Indra Kusuma, Amin Daen, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1973.

Ibn Bahram, Abdurrahman ibn al-fadhl, kitab sunan ad-darimi, bab fii fadhil

yaasiin, juz 4.

Ibn majah al-rab’i al-qazwin, Abu abdillah Muhammad ibn yazid, kitab ibnu

maj’ah dari kutub tis’ah, bab maa jaa a fimaa yaqulu ‘inda al-maridha

idzaa hudra, juz 3, hadis yang ke-1448.

Isa bin saurah at-tirmidzi, abu isa Muhammad, Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 478 ,

Kitab Jum'at, Bacaan subuh jumat.

Ibn Ibrahim ibn al-mughirah ibn bardizbah, abu ‘abd allah Muhammad ibn ismail,

Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4501, Kitab Tafsir Al Qur`an, [Bab] Surat Ar

Rahman ayat 72.

Isa bin saurah at-tirmidzi, abu isa Muhammad, Hadits Jami' At-Tirmidzi No.

2815, Kitab keutamaan Al Qur`an, Keutamaan surat al-mulk.

Isa bin saurah at-tirmidzi, abu isa Muhammad, Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 478 ,

Kitab Jum'at, Bacaan subuh jumat.

Jam’u al-Jawami “awi al-Jami” al-Kubra li as-Suyuthi, Bab Harfu al-Mim, Juz: 1,

No: 6174, 24077. Ḥadis ini juga diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dalam

Syu’bu al-Iman dan Ibnu Asakir.

Page 95: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

81

Jam’u al-Jawami “awi al-Jami” al-Kubra li as-Suyuthi, Bab Harfu al-‘Ain, Juz: 1.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007.

Khori, Ilham Al-Qur’an dan Kaligrafi Islam, Peran Kitab Suci Dalam

Transformasi Budaya, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999.

K. Rasmussen, Anne Women and The Recited Qur’an.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Terjemah Kemenag Q.S Al-Insan ayat 1,

jakarta, 2002.

Lawrence, Bruce The Qur’an: A Bibliography, London: Atlantik Book, 2006,

190.

Meleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda

karya, 2006).

Mustaqim, Abdul “Metode Penelitian Living Qur’an; Model Penelitian

Kualitatif” Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, TH-Press,

Yogyakarta, 2007.

Moris, Brian, Anthropological Studies Of Religion An Introuctory Text, USA:

Cambridge University Press, 1990.

Musthofa, Bisri Al-Ibriz, Juz 23, Rembang, Maktabah Wa Muthba‟ah Menara

Kudus.

Murni, D, Paradigma Umat Beragama tentang Living Qur’an Menautkan antara

Teks dan Tradisi Masyarakat, Journal Syahadah, 2016.

Mariasusai, Dhavamony, Phenomenology Of Religion, Terj. Kelompok Studi

Agama Driyarka, Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Musbikin, Imam, Mutiara Al-Qur’an Khazanah Ilmu Tafsir dan Al-Qur’an,

Madiun, Jaya Star Nine, 2014.

Mansur, M, “Living Qur’an Dalam Lintasan Sejarah Studi Qur’an” Dalam

Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, TH-Press: Yogyakarta,

2007.

Muhammad, “Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al-Qur’an”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, TH-Press:

Yogyakarta, 2007.

Page 96: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

82

Rusmana, Dadan, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Bandung: CV Pustaka

Setia, Cet.1 Februari 2015.

Syaukani, Al, Fath al-Qadir al-Jami’ baina Fanni ar-Riwayah, Juz: 5.

Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2003.

Syarif, M. Ibnan Ketika Mushaf Menjadi Indah, Semarang: AINI, 2000.

Sarwono, Jonatan, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006.

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al Qur'an, Mizan, Bandung, 1994.

Shihab, M. Quraish, TAFSIR AL-MISBAH, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an, Tanggerang: Lentera Hati, 2003.

Syamsuddin, Sahiron, et al., Living Qur’an dan Hadits, Yogyakarta: TH-Press,

TERAS, 2007.

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: CV.Alfabeta,2013.

Tim Penyusun, Panduan Penulis Karya Ilmiah Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi,

(Jambi:Fak.Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016).

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

1994.

Surakhmad, Winarto, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik,

Bandung: Tersio, 1990.

Yusuf, Muhammad “Pendekatan Sosiologi Dalam Penelitian Living Qur’an”

Dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an & Hadis, TH-Press,

Yogyakarta, 2007.

Yusuf ‘Ali, Abdullah, The Holy Qur’an, Text, Translation And Commentary,

Penerjemah, Ali Audah, Cet.1, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994.

Al-Qaradhawi, Yusuf, Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, Jakarta, Gema Insani

Press, 1999.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Tafsirnya Juz 28,

29, dan 30, Diadakan Oleh Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an

Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta: CV. Ferlia Citra Utama,

1994.

Page 97: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

83

Makalah, Skripsi, Dan Disertasi

Musthofah, Ahmad Zainal, “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan Kajian

Living Qur’an di Pondok Pesantren Manba’ul Hikam”, Sidoarjo, 2005.

Rustandy, Syam, “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan dalam Al-Qur’an

Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros”,

Kabupaten Serang, Banten, 2018.

Safitri, Erwanda, “Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Ponpes Tahfidzul Qur’an

Ma’unah Sari Bandar Kudul, Studi Living Qur’an”, Kediri, 2016.

Subaidah, Siti, “Tradisi Pembacaan Al-Qur’an (Surah Al-Kahfi, Ar-Rahman dan

As-Sajaddah) di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islam Boarding School

Desa Waru Jaya”, Kecamatan Paung Kabupatean Bogor, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2019.

Qosi’in, Imam Fitri, “Pembacaan Al-Qur’an Surat-Surat Pilihan di Pondok

Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Studi Living Qur’an”, Semarang, 2018.

Jurnal

Ahimsa-Putra, Heddy Shri, “Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi

Untuk Memahami Agama ”Jurnal Walisongo, Vol. 20, No.1 (2012).

Ali, Muhammad, Kajian Naskah dan Kajian Living Qur’an dan Living Hadist,

Journal of Qur’an and Hadist Studies, journaluinjkt.ac.id (diakses pada

tanggal 01 november 2020)

Al-Faruqi, Lois Ibsen, Chantillation Of The Qur’an, Dalam Asian Music, Vol. 19

No. 1, Auntum-Winter, 1987, www.academia.edu (diakses pada tanggal

30 oktober 2020)

Baidowi, Ahmad, Resepsi Estetis Terhadap Al-Qur’an, Dalam Jurnal Esensia,

Vol. 8, No. 1. 2007, diglib.uin-suska.ac.id (diakses pada tanggal 26 oktober

2020).

Channa, Liliek, Memahami Makna Hadist secara Tekstual dan Kontesktual,

Ulumma: Journal Studi Keislaman, 2011, ulumuna.or.id, (diakses pada

tanggal 23 oktober 2020).

Ida Zahara, Adibah, Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam, Journal Inspirasi,

2016, ejournalundaris.ac.id (diakses pada 10 oktober 2020).

Page 98: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

84

Muhsin, M, Memahami Hadist Nabi dalam Konteks Kekinian: Studi Living Hadis,

Journal Holistic, 2015, jurnal.uinbanten.ac.id, (diakses pada tanggal 15

oktober 2020).

Mujib, Abdul, “Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Islam ”.Al- Tadzkiyyah:

Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6 (2015).

Rusli, “Pendekatan Fenomenologi Dalam Studi Agama Konsep, Kritik dan

Aplikasi”, Islamica, Vol 2, No 2 (2008).

Page 99: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1: Muhammad Onik asal Jangkat, kab. Merangin merupakan salah satu dari santri pondok

pesantren tahfidz satu qur’an yang melakukan tasmi’ 5 juz.

Gambar 2: Prosesi dan pelaksanaan pembacaan surah-surah pilihan dari santri putra

Gambar 3: Prosesi dan pelaksanaan pembacaan surah-surah pilihan dari santri putra

Gambar 4: Prosesi dan pelaksanaan pembacaan surah-surah pilihan dari santri putri

Page 100: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

86

Gambar 5: wawancara penulis dengan beberapa santri

gambar 6: salah satu dari santri putri yang melakukan tasmi’ 10 juz

Gambar 7: pengurus dari organisasi santri satu qur’an (OSSAQA)

Gambar 8: muraja’ah pagi sebelum melaksanakan kegiatan belajar

Page 101: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

87

INSTRUMENT PENGUMPULAN DATA

SKRIPSI

“MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG DILAKUKAN

SANTRI SEBELUM TIDUR DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ SATU

QUR’AN DESA SUNGAI DUREN KEC. JALUKO KAB. MUARO JAMBI

PROVINSI JAMBI (STUDI LIVING QUR’AN) ”

NO. JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1.

-Letak geografis Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi

-Observasi -Dokumentasi -Wawancara

-Setting -Dokumen Geografis -Pimpinan Pondok Pesantren

2.

-Sejarah Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi

-Wawancara -Dokumentasi

-Pimpinan Pondok Pesantren -Dokumen Sejarah

3. -Visi, Misi, dan Tujuan pembacaan surah-surah pilihan

-Dokumentasi -Dokumen Visi, Misi, dan Tujuan Pondok Pesantren

4.

-Struktur Organisasi dan Kepengurusan Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi

-Dokumentasi -Bagan Struktur Organisasi dan Nama Pengurus serta Tenaga Pengajar

5. -Sarana dan Prasarana -Observasi -Dokumentasi -Wawancara

-Keadaan Fasilitas -Dokumen Fasilitias -Pimpinan Pondok Pesantren

6.

-Program yang terdapat di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi

-Dokumentasi -Dokumen Program pada Kegiatan Pembacaan Surah-Surah Pilihan

Page 102: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

88

7. -dasar pembacaan surah-surah pilihan

-Dokumentasi

-Dokumen Dasar Pembacaan Surah-Surah Pilihan -Pimpinan Pondok Pesantren

8. -pemahaman santri terhadap kewajiban pembacaan surah-surah pilihan

-Observasi -Dokumentasi

-Resepsi Santri Terhadap Kegiatan Pembacaan Surah-Surah Pilihan -Implementasi Kegiatan -Pengurus dan Pengajar Pondok Pesantren

9. -relevansi implementasi dan sudut pandang santri terhadap pembacaan surah-surah pilihan

-Observasi -Dokumentasi -Wawancara

-Implikasi Terhadap Hafalan Santri dengan Kegiatan Pembacaan Surah-Surah Pilihan -Respon Santri Terhadap Kewajiban Tersebut

A. Panduan Observasi

No. Jenis Data Metode Sumber Data

1.

Sejarah Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an Desa

Sungai Duren Kec. Jaluko Kab.

Muaro Jambi Provinsi Jambi

• Wawancara

• Dokumentasi

• Observasi

• Pimpinan Pondok Pesantren

• Dokumen Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi

• Setting

2.

Letak geografis Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

Desa Sungai Duren Kec. Jaluko

Kab. Muaro Jambi Provinsi

Jambi

• Wawancara

• Dokumentasi

• Observasi

• Dokumen geografis

• Pimpinan Pondok Pesantren

3. Struktur Organisasi di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an • Wawancara

• Dokumentasi

• Bagan struktur organisasi dari Pondok Pesantren

Page 103: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

89

Desa Sungai Duren Kec. Jaluko

Kab. Muaro Jambi Provinsi

Jambi

• Observasi

Tahfidz Satu Qur’an

4.

Bentuk dan jenis pembacaan di

Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an Desa Sungai Duren Kec.

Jaluko Kab. Muaro Jambi

Provinsi Jambi

• Wawancara

• Dokumentasi

• Observasi

• Dokumentasi kegiatan pembacaan surah pilihan di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

5.

Living qur’an terhadap

beberapa surah pilihan di

Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an Desa Sungai Duren Kec.

Jaluko Kab. Muaro Jambi

Provinsi Jambi

• Wawancara

• Dokumentasi

• Observasi

• Dokumentasi pembacaan beberapa surah pilihan di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

B. Panduan dokumentasi

No. Jenis Data Data Observasi

1.

Letak geografis Pondok Pesantren

Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren

Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Provinsi

Jambi

• Keadaan dan letak geografis

• Dokumentasi

2.

Bentuk dan jenis pembacaan di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa

Sungai Duren Kec. Jaluko Kab. Muaro

Jambi Provinsi Jambi

• Dokumentasi kegiatan pembacaan surah pilihan di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

Page 104: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

90

C. Bulir-bulir wawancara

NO. JENIS DATA SUMBER DATA DAN SUBSTANSI WAWANCARA

1. -Letak Geografis Pondok

Tahfidz Satu Qur’an

pimpinan Pondok Pesantren :

-Bisa dijelaskan letak geografis satu qur’an?

2. -Sejarah Satu Qur’an

Pimpinan Pondok Pesantren :

-Bagaimana Sejarah Berdirinya Satu Qur’an?

-Kapan dan siapa yang mendirikannya?

-Apa yang memotivasi pendirian satu qur’an?

bagaimana perkembangannya sampai saat ini?

3. -Sarana dan Prasana Satu

Qur’an

Pimpinan Pondok Pesantren :

-Apa Saja Yang Dimiliki Oleh Satu Qur’an?

4.

-Dasar konseptual

kewajiban pembacaan

surah-surah pilihan

Pimpinan Pondok Pesantren :

-Apa yang menjadi landasan konseptual kewajiban

pembacaan surah-surah pilihan?

-Apakah ada rujukan dalam teks islam (al-qur’an dan

sunnah nabi)

-Apakah ada rujukan dalam sejarah islam atau

semacamnya?

5.

-Pemahaman terhadap

makna dari pembacaan

surah-surah pilihan

Pimpinan Pondok Pesantren :

-Bagaimana kegiatan pembacaan surah-surah pilihan?

-Apa saja tata caranya?

-Bagaimana prosesi dan pelaksanaannya?

-Apakah menggunakan metode khusus dalam kegiatan

tersebut?

-Bagaimana reaksi santri terhadap kegiatan tersebut?

Page 105: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

91

-Kapan dilaksanakan kegiatan tersebut?

-Apa saja amalan yang dianjurkan ketika melaksanakan

kegiatan tersebut?

6.

-Relevansi kegiatan

pembacaan surah-surah

Pilihan yang dilakukan

santri dengan hafalan yang

telah dihafal

Pimpinan Pondok Pesantren :

-Dampak yang diharapkan dari kegiatan tersebut?

-Perubahan sikap dan perilaku apa saja yang nyata dari

santri setelah melaksanakan kegiatan tersebut?

-Apakah ada kasus-kasus yang memperlihatkan

keberhasilan secara nyata dari kegiatan tersebut pada

diri santri?

Page 106: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

92

DATA INFORMAN

No Nama Keterangan

1. Mushollin, S. Sy Mudir Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an

2. Fatih Ustadz di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an

3. Andes Mardio Ustadz di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an

4. Muhammad Faiz Ustadz di Pondok Pesantren Tahfidz Satu

Qur’an

5. Pipi Deta Andari Ustadzah Sekaligus Pengurus di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

6. Retmi Rintia Ustadzah Sekaligus Pengurus di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

7. Rahma Wati Ustadzah Sekaligus Pengurus di Pondok

Pesantren Tahfidz Satu Qur’an

8. Hamdi Al-Fayet Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

9. Muhammad Roki Yansyah Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

10. Parhan Yuda Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

11. Ahmad Fikron H Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

12. Prashan Dwi Prasatya Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

13. Mulyadi Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

14. Muhammad Aidil Allo Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

Page 107: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

93

15. Dylan Zahran Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

16. Muhammad Onik Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

17. Muhammad Resyah Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

18. Yuanda Rizki A Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

19. Ramadhan Saputra Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

20. Ahmad Chumaidy S Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

21. Maulana Yusuf Santri Putra di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

22. Miftahul Khairani Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

23. Hakimah Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

24. Kholifah Sri Handayani Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

25. Millaty Alya Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

26. Nys. Maisya Nur Aulia Ar Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

27. Dini Wulandari Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

28. Luthfi Palwa Putri Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

29. Jihan Rozana Hanijah Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

Page 108: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

94

30. Ratu Zahara Juwita Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

31. Haliyana Fitria Sary Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

32. Mika Wardina Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

33. Meli Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

34. Aulia Afrilliani Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

35. Bunga Tri Lestari Krisno Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

36. Nys. Aisyah R Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

37. Sulastri Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidz

Satu Qur’an

Page 109: MAKNA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN YANG …

95

CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI

Nama : NURVANY. OKTAVIYANTI

Tempat, Tanggal Lahir : GALUANG, 20 OKTOBER 1998

Jenis Kelamin : PEREMPUAN

Agama : ISLAM

Tinggi Badan : 152 cm

Berat Badan : 45 Kg

Alamat : JLN. SLAMET RIYADI KEL.SOLOK SIPIN KEC. DANAU SIPIN KOTA JAMBI

Handphone : 082178984996

DATA PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD NEGERI 17 KUBANG PUTIAH, BANUHAMPU SUNGAI PUA (BUKITTINGGI, SUMATERA BARAT)

SMP : MTs SWASTA MAZNIYAH KOTA JAMBI

SMA : MA SWASTA LABORATORIUM KOTA JAMBI

PERGURUAN TINGGI : UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

KARYA TULIS : WAWASAN PANCASILA DALAM AL-QUR’AN

PENGALAMAN BERORGANISASI dan KEGIATAN SOSIAL

1. Anggota HMJ FAKULTAS (2017-2018) 2. Anggota HMJ FAKULTAS (2018-2019) 3. Anggota DEMA FAKULTAS (2019-2020) 4. Panitia SEMINAR INTERNASIONAL “MEMBANGUN JIWA MUDA MILLENIAL”

(bintang tamu: Alvi Saga dan Fatmawati) {2018} 5. Ketua Pelaksana “dalam perlombaan memperingati hari pahlawan 10

november” (2019) 6. Bendahara umum dalam kegiatan peringatan hari besar islam “Maulid nabi

Muhammad SAW” (2019)