implementasi pembacaan surah yusuf dan maryam …

90
IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM TRADISI ORANG HAMIL TUJUH BULAN DESA RANTAU LIMAU MANIS KECAMATAN TABIR ILIR KABUPATEN MERANGIN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh FAIZAH NIM: UT 150197 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

i

IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN

MARYAM TRADISI ORANG HAMIL TUJUH BULAN DESA

RANTAU LIMAU MANIS KECAMATAN TABIR ILIR

KABUPATEN MERANGIN

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh

FAIZAH

NIM: UT 150197

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

ii

Jambi, 20 Mei 2019

Drs. H.Zikwan M.Ag

Adi Iqbal, S.sos.I, M.Ud

Kepada Yth.

Alamat : Fak Ushuluddiin dan Studi Agama

UIN STS Jambi Bapak Dekan

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Fak.Ushuludin dan

Studi Agama

Simp. Sungai Duren UIN STS Jambi

Muaro Jambi di-

JAMBI

NOTA DINAS

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan

yang berlaku di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi,maka

kami berpendapat bahwa Skripsi saudari (Faizah) dengan judul “Implementasi

pembacaan surah Yusuf dan Maryam Tradisi Orang Hamil Tujuh Bulan

Desa Rantau Limau Manis Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin’’telah

dapat diajukan untuk dimunaqasahkan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir

pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu,semoga

bermanfaat bagi kepentingan Agama,nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Zikwan, M.Ag Adi Iqbal, S.Sos.I, M.Ud

NIP.196610151992031002 NIP.198001052014111002

Page 3: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Faizah

Nim : UT 150197

Tempat/Tanggal Lahir : Rantau Limau Manis, 07 Desember 1996

Konsentrasi : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Alamat : Rantau Limau Manis

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang

berjudul’’Implementasi Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam Tradisi

Orang Hamil Tujuh Bulan Desa Rantau Limau Manis, Kecamatan tabir

ilir, Kabupaten Merangin‟‟. Benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan

yang telah disebutkan sumbernya. Apabila di dalamnya terdapat kesalahan dan

kekeliruan, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sesuai dengan

ketentuan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Jambi, 20 Mei 2019

Penulis,

Faizah

NIM.UT 150197

Page 4: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

v

MOTTO

حيم حمن الره الر بسم الله

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua,

ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepadaku

dan kepada kedua orang tua ibu bapakmu, hanya kepadaku kembalimu”.( QS.

Lukman:14).

iii

Page 6: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

vi

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang Implementasi Pembacaan surah yusuf dan

maryam dalam tradisi tujuh bulanan: kajian living Qur‟an di desa Rantau Limau

kecamatan tabir ilir,Kabupaten Merangin. Berinteraksi dengan Al-Qur‟an

merupakan salah satu pengalaman yang sangat berharga bagi seorang muslimin.

Ungkapan melalui lisan, tulisan sampai yang berupa tindakan,baik berupa

pemikiran. resepsi Al-Qur‟an dalam sebuah tradisi budaya merupakan upaya

masyarakat dalam berinteraksi dengan Al-Qur‟an.Resepsi menjadikan masyarakat

sebagai bagian dalam menghidupkan Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penelitian berbicara tentang dua masalah. Pertama, Bagaimana Prosesi

bacaan surah yusuf dan maryam dalam tradisi tujuh bulanan desa rantau limau

manis kecamatan tabir ilir kabupaten merangin? Kedua, Apa Fungsi pembacaan

surah Yusuf dan Maryam di desa rantau limau manis, kecamatan tabir ilir,

kabupaten merangin.

Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan(Field

Research). Sumber utama penelitian ini adalah ayat-ayat Al-Qur‟an yang dibaca

dalam tradisi tujuh bulanan.Lokasi penelitian berada di desa rantau limau manis,

kecamatan tabir ilir,kabupaten merangin. Penelitian ini menggunakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Selamatan kandungan yang berusia tujuh bulan di desa rantau limau manis

Dalam pelaksanaan dibaca surah yusuf dan maryam. Ada tiga fungsi yang

ditemukan dalam resepsi pembacaan surah pada acara tujuh bulan, yaitu Al-

Qur‟an dipandang sebagai kitab suci, sebagai obat dan sebagai sarana

perlindungan. Pembacaan surah dalam tradisi tujuh bulan merupakan praktek

masyarakat rantau limau manis sebagai bagian dalam kehidupan mereka.

iv

Page 7: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

vii

PERSEMBAHAN

حيمبسم الله حمن الره الر

Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur diucapkan kehadirat

Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan Inayahnya. Shalawat dan salam

kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah Islam

untuk sekalian alam.

Skripsi ini kupersembahkan kepada insyan yang kusayangi dan kucintai…

Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta Ayahanda Ahmad Zuldi dan

Ibunda Fauziah, terimakasih yang tidak terhingga ananda ucapkan karena telah

memberi didikan dan membesarkan ananda dengan penuh kasih sayang,

senantiasa memberi dukungan, kata semangat dan do’a yang tidak putus untuk

ananda dikala ananda sedang mencari ilmu di Perantauan.

Kepada Keluarga Yang Di sayangi

Fardiansyah,Rina Susanti, Farin, Farisya, dan semua Keluarga,terimakasih atas

segala motivasi, do’a dan dukungan yang diberikan. Semoga ikatan kekeluargaan

senantiasa diberkati dan dirahmati oleh Allah SWT.

v

Page 8: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

viii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الر بسم الله

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan,

kesempatan, dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judu‟‟lmplementasi Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam

Dalam Tradisi Tujuh Bulan, Masyarakat Rantau Limau Manis kecamatan Tabir

Ilir‟‟. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Yakni

Nabi Muhammad SAW, untuk seluruh keluarga, serta para sahabat beliau, yang

senantiasa istiqamah dalam perjuangan Agama Islam. Semoga kita menjadi

hamba-hamba pilihan seperti mereka Amin ya Rabbal A‟lamin.

Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,

penulis telah di bantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu

penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga,

mendidik, menyayangi, dan senantiasa mengsupport serta mendo‟akan penulis

sehingga karya ini dapat diselesaikan.

pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Zikwan M.Ag Selaku Pembimbing I, Dan Bapak Adi Iqbal

S.sos.I, M.Ud Selaku Pembimbing II.

2. Ibu Ermawati MA, Selaku Ketua Prodi Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr.H.Abdul Ghaffar, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Masyan M.Syam,M.Ag, Bapak H.Abdullah Firdaus,Lc, MA, Ph

D dan bapak Dr. Pirhat Abbas, M.Ag Selaku Wakil Dekan I,II,III Fakultas

Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr.H. Hadri Hasan M.Ag Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

6. Bapak Prof.Dr.H.Su‟aidi Asy‟ari. MA Ph D,Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd

dan Ibu Dr.Hj. Fadilah, M.Pd Selaku Wakil Rektor I,II,III UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, Semoga Ilmu yang diajarkan selama ini dapat diamalkan

dan diterima sebagaimana mestinya amin ya rabbal „alamin.

8. Kepala Bagian Tata usaha Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Ibu

Himatun Zakiyah,S.Ag.,M.Pd.I. Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan,

Ibu Dra.Fatimah Rahmiati. Kasubag Umum dan Kepegawaian, Ibu Linda

vi

Page 9: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

ix

Seswati,S.Ag., M.Pd.I. Dan Kasubag Perencanaan dan Akuntansi bapak

Mhd.Arfah,S.Ag,M.Pd.I.

9. Seluruh Karyawan Karyawati dilingkungan Akademik Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

10. Bapak Kepala Pusat Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

beserta staf-staf, terima kasih yang telah memberikan Pinjaman buku-buku

kepada penulis selama ini.

11. Seluruh Teman-teman Seperjuangan,Seangkatan 2015 Jurusan Ilmu Al-

Qur‟an dan Tafsir UIN STS Jambi.

Dan Akhirnya Penulis Hanya bisa berdo‟a, semoga selalu dalam lindungan

Allah SWT. Semoga kebaikan dari semua pihak di catat oleh Allah SWT.Sebagai

amal Sholeh dan mendapatkan balasan yang baik, Amin ya Rabbal „Alamin.

Tidak ada yang sempurna di dunia melainkan Allah SWT yang maha sempurna

lagi maha pengasih dan maha penyayang. Oleh karena itu penulis mengharapkan

kepada seluruh pihak untuk memberikan kritikan atau saran dalam masalah

penulisan skripsi ini. Dan penulis sangat berharap semoga tulisan ini mempunyai

nilai guna, manfaat terutama penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Jambi, 20 Mei 2019

Penulis,

Faizah

NIM. UT 150197

vii

Page 10: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Permasalahan ................................................................................... 5

C.Batasan Masalah ............................................................................... 6

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

F. Kerangka Teori ................................................................................ 9

G. Metode Penelitian ............................................................................ 10

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 13

BAB II GAMBARAN UMUM DESA RANTAU LIMAU MANIS

A. Letak Geografis Desa Rantau Limau Manis .................................... 15

B. Demografis Desa Rantau Limau Manis ........................................... 18

1. Sistem Pemerintahan ................................................................. 19

2. Keadaan Masyarakat .................................................................. 23

3. Pekerjaan Masyarakat ................................................................ 27

4. Keadaan Pendidikan ................................................................... 29

5. Sistem Kepercayaan ................................................................... 32

6. Budaya Masyarakat .................................................................... 33

viii

Page 11: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

xi

BAB III IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN

MARYAM TRADISI ORANG HAMIL TUJUH BULAN DESA

RANTAU LIMAU MANIS

A. Prosesi Pelaksanaan Tujuh Bulanan............................................ 39

1. Waktu dan Tempat ................................................................ 40

2. Pemimpin Membaca Al-Qur‟an ............................................ 40

3. Prosesi Pembacaan Al-Qur‟an .............................................. 41

4. Bentuk Kegiatan .................................................................... 41

B. Motivasi Pelaksanaan Tujuh Bulanan dan Pembacaan Surah Yusuf

dan Maryam ................................................................................ 42

1. Memohon Berkah dan Keselamatan ..................................... 42

2. Sebagai Bentuk Rasa Syukur ............................................... 43

3. Menjaga Tradisi .................................................................... 43

4. Sebagai Bentuk Sosial Budaya Masyarakat .......................... 44

BAB IV FUNGSI MEMBACA SURAH YUSUF DAN MARYAM

TRADISI TUJUH BULAN MASYARAKAT DESA RANTAU

LIMAU MANIS, KECAMATAN TABIR ILIR, KABUPATEN

MERANGIN

A. Pandangan Para Ahli Tafsir Terhadap Surah Yusuf dan Maryam

................................................................................................... ...45

B. Pemaknaan Masyarakat Rantau Limau Manis terhadap surah Yusuf

dan Surah Maryam..................................................................... 49

C. Fungsi Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam dalam Tradisi Tujuh

Bulan Masyarakat Rantau Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir

Kabupaten Merangin ................................................................. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………. 60

B. Rekomendasi…………………………………………………… 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

ix

Page 12: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ط „ ا ظ B ب „ ع T ت

Gh غ Ts ث

F ف J ج

Q ق ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ر

H ه Z ز

W و S س

, ء Sy ش

Y ي ص

ض

B.Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

iˉ اى Ā ا A ا

Aw ا و Á ا ى U ا

Ay ا ى Ū ا و I ا

x

Page 13: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

xiii

xi

Page 14: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman

hidup bagi setiap Muslim. Al-Qur‟an bukan sekedar memuat petunjuk tentang

hubungan manusia dengan Allah,tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

sesamanya (Hablum minAllah Wa Hablum minannas), bahkan hubungan manusia

dengan alam sekitarnya.Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna (Kaffah),

maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami kandungan isi Al-

Qur‟an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-

sungguh. Al-Qur‟an Sebagaimana diketahui,diturunkan dalam bahasa Arab,baik

lafal maupun uslubnya.Suatu bahasa yang kaya akan kosa kata dan sarat

kandungannya. 1

Al-Qur‟an dipandang dan diyakini sebagai kitab suci umat Islam, memiliki

pengaruh yang sangat besar dalam jiwa dan perilaku manusia. Kesucian dan

keagungannya Al-Qur‟an menjadikan masyarakat Muslim memperlakukannya

sebagai kitab suci dan meresepsi dengan banyak hal yang berkaitan dengannya

Al-Qur‟an merupakan suatu produk budaya, yakni teks yang muncul dalam

sebuah struktur budaya arab ketujuh selama lebih darin duapuluh tahun,dan ditulis

berpijak pada aturan-aturan budaya, yang didalamnya bahasa merupakan sistem

pemaknaan.Namun pada akhirnya, teks berubah menjadi produser budaya, yang

menciptakan budaya baru sesuai dengan dunianya, sebagai tercermin dalam

buadaya Islam sepanjang sejarahnya.2

Agama Islam mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna

dan berisi ajaran yang membimbing umat manusia menuju kebahagiaan dan

kesejahteraan. Al-Qur‟an juga mengajak memikirkan penciptaan manusia sendiri

dan rahasia-rahasia yang terdapat dalam dirinya. Ayat-ayat Al-Qur‟an

mengarahkan manusia dengan tanda-tanda kekuasaan Allah, ayat Al-Qur‟an tiada

1Choiruddin Hadhiri SP,Klafikasi Kandungan Al-Qur’an: (Jakarta: Gema Insani

Press,1993),25.

2Lihat Sahiron Syamsuddin, Ranah-ranah Penelitian dalam studi Al-Qur’an dan Hadits,

Metodelogi Penelitian Living Qur’an(Yogyakarta:Teras,2007),11.

Page 15: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

2

hentinya menaburkan mutiara-mutiara Ilmu dan pengetahuan kepada seluruh

dunia.

Dialah Al-Quran mukjizat yang kekal dengan kekalnya manusia di atas

permukaan bumi dan menyingkap ufuk-ufuk ilmu dan pengetahuan kepada

manusia disetiap saat. Ditengah-tengah Lembaran Al-Quran terdapat isyarat yang

banyak memuat hakikat penciptaan manusia,alam semesta.Al-Quran merupakan

mukjizat yang terbesar diantara mukjizat yang pernah Allah SWT berikan kepada

Nabinya. Kualitas kebenarannya bersifat Ilmiah yang tidak dapat dilakukan oleh

siapapun sampai hari kiamat nanti.Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS.

Al-Isra‟,ayat 88:

“katakanlah Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk

membuat yang serupa Al-Qur‟an ini,niscaya mereka tidak akan dapat

membuat yang serupa dengan dia,sekalipun sebagian mereka menjadi

pembantu bagi sebagian yang lain‟‟(QS. Al-Isra‟: 88).3

Al-Quran diturunkan Oleh Allah SWT, Kepada Manusia untuk menjadi

petunjuk dan menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil.Sesuai dengan

Firmannya dalam QS.Al-Baqarah,ayat 185:

“Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah SWT, kepada manusia untuk menjadi

petunjuk pemisah antara yang hak dan yang batil. Sesuai dengan

Firmannya‟‟.( QS. Al-Baqarah: 185).4

Al-Quran di turunkan oleh Allah SWT. kepada manusia untuk menjadi

petunjuk dan menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil. Mengkaji Al-

Quran, sampai detik ini,masih menjadi urutan terpenting dan pertama dalam

upaya mempelajari agama Islam.Tentunya model pengkajiannya pun sangat

3M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah Vol.1(Jakarta:Lentera Hati,2002) 87.

4Al-Qur‟an dan Terjemahnya, diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia

(Jakarta:Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Direktur Pembinaan Perguruan

Agama Islam.,1992),105.

Page 16: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

3

berperan didalam upaya mendapatkan hasil dan tujuan yang optimal.Seiring

perkembangan zaman,kajian mengenai Al-Quran dan Al-Hadis mengalami

pengembangan wilayah kajian. Dari kajian teks kepada kajian sosial-budaya, yang

menjadikan masyarakat agama sebagai objeknya. Kajian ini sering disebut dengan

istilah “living Qur’an” Secara sederhana,“living Qur’an” dapat dimaknai sebagai

gejala yang nampak di masyarakat berupa pola-pola prilaku maupun respons

sebagai pemaknaan terhadap nilai-nilai Quran.

Berinteraksi dengan Al-Quran menghasilkan pemahaman dan penghayatan

terhadap ayat Al-Quran Pemahaman dan penghayatan individual yang

diungkapkan dan dikomunikasi secara verbal maupun dalam bentuk tindakan

dapat mempengaruhi individu lain,sehingga membentuk kesadaran bersama.Pada

taraf tertentu, melahirkan tindakan-tindakan kolektif dan terorganisasi.

Pengalaman bergaul dengan Al-Quran itu meliputi bermacam-macam,bentuk

kegiatan,misalnya membaca Al-Quran memahami dan menafsirkan Al-Quran,

berobat dengan Al-Quran,mengusir makhluk halus dengan Al-Quran menerapkan

Ayat-ayat Al-Quran tertentu dalam kehidupan individual maupun dalam

kehidupan sosial Al-Quran juga menuntun manusia untuk menjalani segala aspek

kehidupan,jauh sebelum ilmu pengetahuan Al-Quran telah memberi penjelasan

tahapan penciptaan manusiaRangkaian perjalanan hidup manusia mulai dari

kelahiran hingga berakhir pada saat seseorang meninggal dunia. 5

Living Qur‟an adalah sebuah tren baru dalam dunia yang mana Al-Qur‟an

diinginkan untuk tidak hanya dimaknai sebagai sebuah kitab suci,tetapi juga

sebuah kitab yang isinya terwujud atau berusaha diwujudkan dalam kehidupan

sehari-hari.Studi Al-Qur‟an bukan hanya studi tentang ulum Al-Qur‟an dan tafsir.

Akan tetapi juga merealisasikan Ayat Al-Qur‟an dalam kehidupan yang nyata,

hubungan antara sesama manusia baik seagama ataupun bukan, dan hubungan

manusia dengan lingkungan alamnya.6

5Muhammad Yusuf,Pendekatan Sosiologi dalam penelitian Living Qur’an,dalam Metode

Living Qur’an dan Hadits,Syahiron Syamsuddin,36-37.

6Muhammad Mansur,Living Qur’an dalam lintas sejarah Al-Qur’an oleh sahiron

syamsuddin Metodelogi Penelitian Living Qur’an dan Hadits, (Yogyakarta:TH Press,2007),5.

Page 17: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

4

Fokus penelitian ini adalah respon atau perhatian masyarakat terhadap Al-

Qur‟an terkait resepsi terhadap teks tertentu atau hasil penafsiran tertentu,yang

ditemui dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan teks yang hidup ditengah

dimasyarakat. Pembacaan surah yusuf dan maryam pada sebuah tradisi maupun

kegiatan masyarakat terhadap Al-Qur‟an disebut dengan Living Qur‟an. Studi

mengenai living Qur‟an adalah mempelajari kehadiran Al-Qur‟an dalam

fenomena-fenomena yang tumbuh di dalam masyarakat. Perbedaan wilayah

geografis ataupun masa yang berbeda mempengaruhi cara pandang terhadap Al-

Qur‟an. 7

Sejarah Pelaksanaan Tradisi tujuh bulanan adalah salah satu selamatan

tujuh bulanan bayi yang ada dikandungan. Tradisi ini dimaksudkan untuk

mendoakan calon bayi agar kelak menjadi anak yang shalih atau shalihah dan

sang ibu agar saat persalinan diberi kelancaran dan kemudahan. Adapun dipilih

waktu tujuh bulanan, karena pada saat itu bayi sudah (menetap atau siap ), keluar

ke dunia. 8

Dalam tradisi ini, masyarakat Desa Rantau Limau Manis biasanya

membaca dua surah yaitu surah yusuf dan surah maryam yang akan dibacakan.

Sebagai contoh dilingkungan masyarakat Desa Rantau Limau Manis kecamatan

tabir ilir kabupaten merangin.Memilih Q.S Yusuf dan Q.S Maryam,adanya

perbedaan dalam penetapan surah yang lain dalam Al-Qur‟an dalam tradisi (tujuh

bulanan ) dikarenakan pemahaman akan makna dan keutamaan dari surah-surah

Al-Qur‟an semuanya memiliki keutamaan ditambah dengan pengalaman yang

lainnya. 9

Dalam masalah ini membahas tentang pembacaan surah yang dibacakan

pada masa tujuh bulanan.Karena didalam suatu tradisi mempunyai nilai

bagaimana manusia berhubungan dengan manusia lain atau satu kelompok

lain,bagaimana manusia bertindak terhadap lingkungannya dan bagaimana

manusia berperilaku terhadap alam yang lain.Tradisi pembacaan surah ini

7Ali Sodiqin,Antropologi Model Dialektika wahyu dan budaya(Yogyakarta:Ar Ruzz

Media,2008),22-25.

8Ibid.

9Hadi,Risno.Metodelogi Research(Yogyakarta: Adi Otset,)1995.

Page 18: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

5

dilakukan dikalangan masyarakat Rantau Limau Manis,Kecamatan tabir

ilir,Kabupaten merangin, yakni sudah menjadi tradisi sebelum melahirkan.Sejarah

tersebut memberikan gambaran tentang tradisi yang merupakan tradisi dan

budaya.Berbagai macam ritual tujuh bulanan tersebut masih dilestarikan oleh

masyarakat Desa Rantau Limau Manis Pada masa tujuh bulanan.10

Pada umumnya dilakukan pada saat mengandung anak pertama dan

seterusnya. Hal tersebut memohon keselamatan untuk Ibu yang sedang

mengandung dan calon bayi yang akan dilahirkan.Disamping itu, juga sebagai

bentuk rasa syukur akan kehadiran calon penerus keluarga tersebut.Persepsi

masyarakat terhadap Al-Qur‟an yang masuk pada sebuah tradisi merupakan cara

pandang masyarakat dalam persepsi Al-Qur‟an dalam kehidupan mereka Kajian

ini menjadi penting untuk diteliti dalam rangka mengetahui masyarakat muslim

dengan Al-Qur‟an.Oleh karena itu, studi living Qur‟an dijadikan perangkat dalam

mengkaji pembacaan Al-Qur‟an dalam pelaksanaan acara tujuh bulanan Desa

Rantau Limau Manis sebagai budaya yang masih dilestarikan.11

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis bermaksud mengkaji

lebih jauh persoalan yang berjudul. “Implementasi Pembacaan Surah Yusuf

dan Maryam Dalam Tradisi Tujuh Bulan Masyarakat Desa Rantau Limau

Manis,Kecamatan Tabir Ilir,Kabupaten Merangin’’.

B. Permasalahan

Pokok Masalah yang diangkat dalam Penelitian ini adalah: Bagaimana

Implementasi Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam dalam Tradisi Tujuh

Bulanan Masyarakat Desa Rantau Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir, Kabupaten

Merangin? Maka Penulis akan Merumuskan beberapa Pokok Permasalahan yang

akan dikaji dalam Penelitian ini Pokok Permasalahan dapat dirumuskan dalam

bentuk Pertanyaan sebagai berikut:

10

Eseack,Farid. Menghidupkan Al-Qur’an dalam wacana dan perilaku,judul asli:Al-

Qur’an a short Introduction,Penterjemah: Norma Arbi‟a Juli Setiawan (Jakarta: Inisiasi

Press,)2006.

11

Ibid.

Page 19: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

6

1. Bagaimana Prosesi Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam yang

dilakukan oleh masyarakat Desa Rantau Limau Manis, Kecamatan

Tabir Ilir,Kabupaten Merangin?

2. Apa Fungsi Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam dalam Tradisi

Tujuh Bulan masyarakat Desa Rantau Limau Manis,Kecamatan

Tabir Ilir,Kabupaten Merangin?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang skripsi ini, mengingat bahwa banyaknya ayat

Al-Qur‟an yang membicarakan tentang pembacaan surah di dalam Al-Qur‟an

yang baik untuk dibacakan oleh orang yang hamil selama masa kehamilan adalah

surah yusuf dan maryam maka penulis membatasi pembahasan pada dua surah itu

saja.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuannya

a. Kajian ini dimaksudkan untuk menggambarkan prosesi tujuh bulanan

dengan membaca surah yusuf dan Maryam yang biasa dibaca oleh

masyarakat Desa Rantau Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir.

b. dalam kajian ini juga dimaksudkan untuk mengungkapkan makna dan

tujuan dari (Tujuh Bulanan) yang didalamnya terdapat pembacaan

Surah Yusuf dan Maryam bagi masyarakat Desa Rantau Limau

Manis, Kecamatan Tabir Ilir.

2. Kegunaan Penelitian

a. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan wacana dalam dunia

dan dapat menambahkan bahan pustaka sekaligus memperkaya bentuk

tulisan dalam dunia Islam,terutama jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan

Tafsir.Agar menjadi salah satu referensi untuk penulisan mengenai

fenomena yang hidup ditengah masyarakat.

b. Manfaat Praktis Penulisan dimaksudkan untuk membantu

memperkenalkan salah satu bentuk keanekaragaman khasanah

masyarakat muslim, guna untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

Page 20: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

7

terhadap pentingnya menjadikan Al-Qur‟an sebagai bagian dalam

hidup.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran dan pembacaan terhadap penelitian-penelitian

yang terdahulu, penulis menemukan beberapa buku, jurnal,dan skripsi yang terkait

judul yang diangkat oleh penulis, diantaranya yaitu Skripsiyang berjudul ”Nilai

Filosofi upacara daur hidup (tujuh bulanan) di dusun kedung 1,desa karang

tengah, kecamatan wonosari, kabupaten gunung kidul‟‟, Karya Benny Prabawa.

Menjelaskan rangkaian acara upacara tujuh bulanan di dusun kedung 1,desa

karangtengah, kecamatan wonosari, kabupaten gunung kidul,masyarakat jawa

menyakini peralihan dari tingkat sosial yang satu ketingkat sosial yang lain

merupakan saat-saat yang berbahaya.

Skripsi yang berjudul”Tradisi pembacaan surah pilihan dalam Ritual tujuh

bulanan”, karya Siti Mas‟ulah. Mengkaji fenomena dan resepsi masyarakat

terhadap kehadiran Al-Qur‟an dalam kehidupan praktis diantaranya adalah

Antropologi Al-Qur‟an model dialektika wahyu yang ditulis oleh Ali Shodiqin.

Buku ini merupakan disertasi beliau yang didalamnya menjelaskan tentang

bagaimana enkulturasi nilai-nilai Al-Qur‟an terhadap tradisi-tradisi yang berlaku

di masyarakat Arab. Karya tulis yang berupa skripsinya antara lain buah karya

Iwan Zuhri, memilih topik” nilai-nilain pendidikan Islam dalam tradisi mitoni di

padukuhan pati,kelurahan genjahan,kecamatan ponjong,kabupaten gunung kidul

(2009 ) Karya tersebut terfokus pada pembahasan terkait nilai-nilain ajaran Islam

yang diserap dalam tradisi mitoni di

padukuhan pati,kelurahan genjahan, kecamatan ponjong, kabupaten

gunung kidul. Jadi skripsi tersebut dijelaskan nilai-nilai pendidikan Islam yang

terangkum dalam ritual mitoni/tujuh bulanan antara lain: iman, Ihsan, takwa,

ikhlas, tawakkal, syukur, silaturrahim dan shadaqah.12

12

Muhammad Musthafa Azami,Metodelogi Kritik Hadis A.Yamin (Jakarta:Pustaka

Hidayah,1992),19.

Page 21: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

8

Skripsinya Muchibbah sektioningsih yang berjudul, “Adopsi Ajaran Islam

dalam ritual mitoni di desa Nagagel kecamatan dukuhseti kabupaten pati, dalam

skripsinya dipaparkan mengenai rangkaian ritual mitoni yang dilakukan oleh

masyarakat Ngagel sangat kental dengan ajaran-ajaran Islam, meskipun ritual

tersebut dikemas dalam serangkaian kegiatan yang sarat dengan tradisi jawa.

Adapun ajaran Agama Islam yang diadopsi dalam ritual mitoni dalam surah Al-

A‟raf ayat 189 yang memerintahkan umat Islam untuk bersyukur dan berdo‟a

untuk keselamatan ibu dan calon bayi ketika bayi yang ada dalam kandungan

sudah mempunyai bentuk yang sempurna ( kandungan berusia tujuh bulan).

Selanjutnya ajaran yang lain yaitu pembacaan doa yang bersumber dari surah Al-

Maidah ayat 35 yaitu syukur, yang merupakan perintah Allah yang terdapat dalam

Al-Qur‟an dan hadis.13

Skripsinya Efa Nusantari yang berjudul,”Pandangan sarjana UIN Sunan

Kalijaga terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Tujuh Bulanan”.

Hasil Penulisan Efa menunjukkan bahwa adanya heterogenitas cara pandang para

sarjana UIN Sunan Kalijaga di Gadingsari terhadap pendidikan Islam yang

terdapat dalam tradisi mitoni. Tradisi mitoni yang masih berkembang dapat

dijadikan sarana pengenalan tidak langsung kepada lingkungan sosial setempat.

Skripsinya Rafi‟uddin yang berjudul, ” Pembacaan Ayat-ayat Al-Qur‟an

dalam upacara (Tujuh bulanan) peret kandung Desa poteran, Kecamatan talango,

Kabupaten sumenep madura”. Dalam tulisannya memfokuskan tentang fenomena

dan pemaknaan masyarakat terhadap pembacaan Al-Qur‟an dalam upacara peret

kandungan di desa Poteran, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep Madura

Skripsinya Anisa Fitri yang berjudul,‟‟Amalan Ibu Hamil di Desa Tungkal‟‟.

Hasil Penulisan Anisa Fitri menunjukkan bahwa adanya cara Pandang amalan Ibu

hamil Desa Tungkal,sarjana UIN Sts Jambi.

Berdasarkan beberapa karya yang berupa buku, penulis tidak menemukan

pembahasan tentang tema yang akan diangkat oleh penulis, sedangkan karya yang

berupa skripsi, ada kemiripan dengan tema yang membahas tentang penelitian ini,

akan tetapi terdapat perbedaan dari karya-karya skripsi yang disebutkan diatas

13Sahiron Syamsuddin,,Metodelogi Penelitian Living Qur’an dan Hadis.68.

Page 22: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

9

dengan penulis, yakni dari segi kerangka teori yang digunakan dalam kajian ini,

selain itu tempat maupun lokasi penelitian juga berbeda.

F. Kerangka Teori

Kerangka Teori adalah landasan teoritis yang digunakan dalam melakukan

penelitian yang dibangun harus dapat mengarahkan penelitian pada pemikiran

yang baik dan benar sesuai dengan teori. Artinya kerangka teori tidak hanya

memuat teori ataupun konsep secara deskriptif. Namun dapat diterjemahkan ked

dalam bahasa operasional dapat digunakan sebagai torak ukur instrumen dari

berbagai masalah dalam penelitian tersebut.

Kajian living Qur‟an memberikan kontribusi yang signifikan bagi

pengembangan wilayah objek kajian Al-Qur‟an. Dalam lintasan sejarah

Islam,bahkan pada era yang sangat dini,praktek memperlukan Al-Qur‟an sehingga

bermakna dalam kehidupan umat pada dasarnya sudah terjadi. Ketika Nabi

Muhammad SAW masih hidup, sebuah masa yang paling baik bagi Islam, masa

dimana semua perilaku umat masih terbimbing wahyu lewat Nabi secara

langsung, praktek semacam ini konon dilakukan oleh Nabi sendiri. Dengan kata

lain, Living Qur‟an sebenarnya bermula dari fenomena Qur’an in Everyday life,

yakni makna dan fungsi Al-Qur‟an yang rill dipahami dan dialami masyarakat

muslim, belum menjadi obyek studi bagi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an konvensional

(Klasik).

Praktek-praktek semacam ini dalam bentuknya yang paling sederhana

pada dasarnya sudah sama tuanya dengan usia Qur‟an itu sendiri. Namun, pada

periode yang cukup panjang praktek-praktek di atas belum menjadi obyek kajian

penelitian Qur‟an. Baru pada penggal terakhir sejarah studi Qur‟an kajian tentang

praktek-praktek ini dinisiasikan ke dalam wilayah studi Qur‟an oleh para

pemerhati studi Qur‟an.

Tradisi tujuh bulanan adalah salah satu tradisi selamatan tujuh bulanan

bayi yang ada dikandungan. Tradisi ini dimaksudkan untuk mendoakan calon bayi

agar kelak menjadi anak yang shalih atau shalihah dan sang ibu agar saat

Page 23: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

10

persalinan diberi kelancaran dan kemudahan. Adapun dipilih waktu tujuh bulanan,

karena pada saat itu bayi sudah (menetap atau siap ), keluar ke dunia.

Penelitian ini di Desa Rantau Limau Manis membaca Ayat Suci Al-

Qur‟an yang dibaca dalam usia kandungan (tujuh bulan). Dalam tradisi tidak

semua ayat Al-Qur‟an dibaca dalam mengamalkan surah untuk kandungan

melainkan beberapa surah saja yang terbiasa dibaca. Fungsi-fungsinya yang lahir

sebagai sarana Perlindungan,sarana pengobatan,sarana mencari rizki dan sarana

pengetahuan.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian living Qur‟an ini adalah metode

yang berkenaan dengan lapangan (field research) dengan lokasi di kecamatan

tabir ilir kabupaten merangin. Menggunakan metodelogi penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yang digunakan dalam

metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,interview

(wawancara) dokumentasi. Metode dalam pengumpulan data. Pertama observasi

yang langsung terjun kelapangan. Kedua interview (wawancara) dengan beberapa

masyarakat yang menjadi informan mengenai surah dan ayat Al-Qur‟an yang

digunakan ibu hamil di kecamatan tabir ilir kabupaten merangin. Ketiga

dokumentasi untuk mendukung data yang diperoleh selama observasi dan

interview.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian secara langsung. Yaitu penelitian

lapangan (field research ). Sumber utama penelitian ini adalah ayat-ayat Al-

Qur‟an yang dibaca oleh ibu hamil. Tujuannya adalah menggambarkan secara

tepat sifat-sifat individu, keadaan kelompok dengan masyarakat, kemudian data-

data tersebut akan dianalisis.14

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Desa rantau limau manis, kecamatan tabir ilir,

kabupaten merangin, dari hasil observasi, data kelurahan dan wawancara dengan

14

Abdul Mustakim,Living Qur’an dalam lintas Sejarah Studi Al-Qur’an ,Metode

Penelitian Living Qur‟an.68.

Page 24: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

11

tokoh masyarakat setempat peneliti mendapatkan data mengenai desa rantau limau

manis. Desa rantau limau manis terdiri dari 3 RW dan 5 RT. Lokasi desa ini

dibatasi dengan desa bukit jung, desa muara menelang, desa rantau palembang.

Hal ini terlihat dari masyarakat yang masih berpegang teguh pada budaya-budaya,

seperti sedekahan(Tujuh bulanan). Akan tetapi dengan adanya pendatang dari luar

dan menetap di desa rantau limau manis menambah pemahaman masyarakat

setempat dalam hal Agama. Tradisi tersebut terdapat bacaan surah dalam Al-

Qur‟an tanpa menghilangkan tradisi atau adat masyarakat setempat.15

Tradisi-tradisi inilah yang menjadikan desa rantau limau manis menarik

untuk ditelitikan. Disatu sisi, masyarakat masih kenal dengan budaya, disisi yang

lain adanya kesadaran dalam beragama yang mendorong mereka untuk

memberikan unsur-unsur Islam dalam tradisi tersebut.16

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian sebagai sumber data, yaitu informan non kunci yaitu

masyarakat setempat meliputi ketua RW, ketua RT, masyarakat desa rantau

limau manis yang pernah melakukan acara tradisi tersebut. Objek penelitian ini

adalah tradisi yang dilaksanakan di desa rantau limau manis. Sebagai peneliti

studi kasus, maka objek dan subjek penelitian(informan).17

4.Teknik Pengumpulan data

a.Observasi, merupakan salah satu metode utama dalam penelitian

keagamaan terutama sekali penelitian (Kualitatif). Ia merupakan metode

pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak digunakan

tidak hanya dalam keilmiahan tetapi juga dalam berbagai sktivitas

kehidupan. Arti umum observasi adalah melakukan kegiatan terjun

kelapangan dalam rangka mengamati,mendengar dalam rangka

memahami.Terjun kelapangan merupakan proses mencari jawab dan

mencari bukti terhadap fenomena keagamaan yang terjadi di masyarakat.

15Sauri,Pemuka Agama Desa Rantau Limau Manis,Wawancara dengan Penulis,19

April 2019,Kabupaten Merangin,Rekaman Audio.

16

Ibid.,185.

17

Abdul Manap,Ketua Adat Rantau Limau Manis, Wawancara dengan Penulis,20 April

2019,Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 25: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

12

Dalam hal ini mencatat, memotret fenomena tersebut guna penemuan

data analisis.

b.Wawancara ini biasa digunakan oleh para peneliti lapangan,karena

dianggap sebagai salah satu dari penggalian data yang cukup efektif dan

efesien. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara bertanya dan berdialog

dengan informan (tokoh-tokoh) yang ditentukan sebagai kunci pokok.

Tujuan ini untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan objek yang

diteliti,yang berhubungan dengan tradisi ibu hamil.

c. Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari sumber dokumen dari

objek yang akan diteliti. Data yang diambil adalah dokumentasi yang

berupa foto-foto yang berkaitan dengan objek yang diteliti.18

5. Teknik Pengolahan data

Penulis menggunakan tiga tahapan dalam mengolah data yang diperoleh

selama prengumpulan data. Pertama, reduksi data yang merupakan penyeleksian,

pemfokusan dan abstraksi data dari hasil catatan lapangan.Data yang diperoleh

dalam tradisi ibu hamil secara keseluruhan dikumpulkan kemudian

diklasifikasikan sesuai konsep penelitian yang telah dirancangkan sebelumnya.

Data yang diperolah terbagi menjadi kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan

konsep yang sudah dibentukkan oleh peneliti, sehingga pada tahap ini data yang

diperoleh lebih fokus dan ringkas, dan sudah terbagi-bagi.

Kedua, display atau penyajian data, pada tahap ini penulis melakukan

organisasi data, mengkaitkan hubungan tertentu antara data yang satu dengan data

yang lainnya. Dalam hal ini misalnya mengenai ritual tujuh bulanan dan

bagaimana pembacaan Al-Qur‟an dalam tradisi tersebut. Pada proses ini penulis

menyajikan data yang lebih kongkret dari tahap sebelumnya,serta telah

diklafikasikan pada tema-tema yang sudah dirancangkan oleh peneliti tersebut.

Ketiga, verifikasi, pada tahap ini penulis melakukan penafsiran (interpretasi

terhadap data yang telah diperoleh dan melalui tahap reduksi dan display

(penyajian) sehingga data yang ada telah memiki makna. Dalam tahap

interprestasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan, tema-tema dan pola-

18Ibid

Page 26: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

13

pola, pengelompokan, melihat kasus perkasus dan melakukan pengecekkan

terhadap hasil observasi serta melakukan wawancara dengan informan.Proses ini

juga menghasilkan sebuah hasil analisis yang telah dikaitkan dengan asumsi-

asumsi dari kerangka teoritis yang ada Selain itu penulis juga menyajikan jawaban

atau pemahaman terhadap rumusan masalah yang dicantumkan dibagian latar

belakang masalah penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu memberi gambaran yang

jelas dan komperhensif mengenai isi dan pembahasan dari tulisan,maka penulis

merumuskan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I merupakan bagian pendahuluan menguraikan latar belakang masalah

serta argumentasi seputar signifikasi dan alur penyelesaian dari penelitian.

Kemudian permasalahan, batasan Masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

Metode Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka dan sistematika Penulisan .

Latar belakang menguraikan tentang alasan mengapa penulis mengangkat

topik yang diteliti. Rumusan masalah berisi poin-poin yang penting akan menjadi

pembahasan. Tujuan dan kegunaan penelitian memapar urgensi penelitian yang

hendak dilakukan mengenai topik yang hendak diangkat. Tinjauan pustaka

penelusuran dan pembacaan terhadap penelitian-penelitian yang terdahulu,

penulis menemukan beberapa buku, jurnal,dan skripsi yang terkait judul yang

diangkat oleh penulis, berisi beberapa literatur yang secara langsung maupun

tidak yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian ini.

Adapun kerangka teori yang berisi teori dasar yang menjadi landasan

dalam penelitian ini. Metode penelitian menyebutkan metode-metode ataupun

langkah yang akan digunakan dalam penelitian ini didalam rangka memperoleh

data dan informasi mengenai pokok penelitian ini. Dan terakhir ada sistematika

penulisan yang berisi mengenai susunan penulisan dari hasil penelitian.

Bab II berisi gambaran lokasi penelitian Desa Rantau Limau manis,

kecamatan tabir ilir, kabupaten merangin.

Bab III yaitu memaparkan pelaksanaan tradisi yang dilaksanakan di desa

rantau limau manis, kecamatan tabir ilir kabupaten merangin. Beserta pentingnya

Page 27: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

14

tradisi tersebut bagi masyarakat yang mengandung makna komplit untuk

keselamatan kandungannya.

Bab IV membahas fungsi membaca Surah Yusuf dan Surah Maryam yang

korelasinya terkait dengan Al-Qur‟an. Bab ini membahas bagaimana masyarakat

Desa Rantau Limau Manis mengenai fungsi pembacaan Surah Yusuf dan

Maryam serta pemaknaannya.

Bab V bab penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran. Kedua

duanya perlu ditaruh setiap akhir dari pembahasan sebagai kesimpulan atau

ringkasan dari semua pembahasan. Dalam bab ini juga berisi saran agar

pembahasan yang disajikan mendapat saran bahkan kritikan supaya hasil

penelitiannya ini lebih baik.

Page 28: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

15

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA RANTAU LIMAU MANIS

A. Letak Geografis Desa Rantau Limau Manis

Sejarah Berdirinya Menurut penuturan beberapa pemuka masyarakat yang

terdiri dari Ketua adat setempat,desa ini telah terbentuk jauh sebelum kedatangan

penjajah Belanda. Pada awalnya, pemukiman penduduk desa ini berada di wilayah

Dusun Tunggul Bulin (Kini Desa Tunggul Bulin) yang merupakan cikal bakal

terbentuknya Desa Rantau Limau Manis. Bahkan pada awalnya, wilayah desa

mencakup beberapa wilayah desa sekitar yang ada sekarang. Para pemukimnya

pun terdiri dari satu keturunan atau masih bersaudara yang terikat satu dengan

yang lainnya.Baru kemudian setelah berdatangan para pendatang dari bermacam-

macam daerah yang kemudian membentuk komunitas sendiri dan akhirnya

membentuk wilayah tersendiri. 19

Desa Rantau Limau Manis ini terletak di pinggiran sungai tabir yang

bersumber dari danau kerinci, kabupaten kerinci jambi, dan bermuara di sungai

Batanghari yang merupakan salah satu sungai terbesar di sumatera. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat desa ini, juga hampir sebagian besar

desa yang ada di propinsi jambi, merupakan masyarakat sungai karena sejak

dahulu aktifitas masyarakatnya banyak menggunakan sarana sungai sebagaimana

yang umumnya juga banyak dijumpai di hampir sebagian besar wilayah pulau

sumatera.Sungai juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan mencuci,

mandi dan buang hajat. Meskipun demikian, beberapa tahun belakangan ini hanya

sebagian kecil masyarakat saja yang masih melakukan hal serupa karena

dibeberapa rumah telah tersedia kamar mandi dan fasilitas mencuci yang modern.

Orang-orang yang datang dari belantara timur desa ini,tepatnya wilayah

peladangan Muara Teleh, kemudian membentuk pemukiman di bagian barat desa

ini hingga menjadi Desa Ulak Makam.

19

Data Desa Rantau Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir,Kabupaten Merangin (Bangko:

2019),3-5.

15

Page 29: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

16

Sedangkan para pendatang membuka beragam pemukiman baru di sekitar

desa ini.Misalnya, komunitas transmigran yang sebagian besar berasal dari Pulau

Jawa atas prakarsa dan fasilitas pemerintah membuka pemukiman baru di wilayah

timur,utara dan selatan desa.Pemukiman-pemukiman baru ini kemudian

membentuk bermacam-macam unit transmigrasi yang selanjutnya menjelma

menjadi desa-desa baru yang berdiri sendiri.Adapun orang-orang yang berasal

dari Palembang, Padang, Kerinci dan Medan biasanya hanya pendatang musiman

yang hanya pada beberapa perkebunan yang ada di desa ini.Meskipun demikian,

terdapat beberapa orang di antara mereka yang kemudian menetap di desa ini

karena telah mendapatkan pekerjaan yang tetap atau menikah dengan penduduk

setempat.

Sistem Kepercayaan Seperti umumnya orang-orang Melayu yang

merupakan bagian terbesar penduduk desa ini,mayoritas masyarakat desa ini

adalah pemeluk Agama Islam. Beragam tradisi keislaman tak asing lagi bagi

mereka, karena telah ada sejak zaman nenek moyang mereka dahulu. Namun

pengajaran Agama Islam dimulai pada sekitar abad ke 18, dengan bukti pengajian

yang lebih besar dibuka pada masa itu oleh seorang ulama bernama Imam Mukoh.

Seperti masyarakat pemeluk Islam lainnya,beragam aktivitas keagamaan

senantiasa mereka jalani, seperti shalat lima waktu, shalat jumat, puasa Ramadhan

dan ibadah haji. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tatanan sosial

kemasyarakatan yang berlaku di desa ini adalah berlandaskan ajaran Islam,

meskipun juga diakui masih terdapat secuil kepercayaan animisme yang masih

melekat di tengah sebagian kecil masyarakat. Karena begitu kuatnya ajaran Islam

tertanam di tengah-tengah masyarakat, hampir dipastikan bahwa setiap warga di

desa ini dapat memahami ajaran Islam dan bisa membaca Al-Qur‟an.

Realitas ini karena sejak kecil mereka memang melakukannya sebagai

rutinitas. Pengajian-pengajian dan perlombaan-perlombaan keagamaan pun sering

dilakukan untuk lebih mendekatkan masyarakat akan ajaran Islam. Beragam

aktivitas yang dilaksanakan oleh masyarakat desa ini dipusatkan di masjid yang

cukup besar dan telah berumur puluhan tahun.

Page 30: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

17

Segala kegiatan keagamaan yang berskala besar dilakukan di sini, seperti

ibadah shalat Jumat dan shalat Ied. Shalat Tharawih dan tadarusan pada bulan

Ramadhan juga dilaksanakan di masjid di samping juga di mushalla-mushalla

yang ada, sedangkan kegiatan keagamaan yang berskala kecil, seperti Yasinan

setiap malam Jumat, biasanya dilaksanakan di rumah-rumah penduduk secara

bergiliran pada masing-masing RT.Bahkan,dengan alasan efisiensi dan efektivitas,

penyuluhan dan pengumuman yang berkaitan dengan pemerintahan desa juga

dilaksanakan di masjid desa.

Keadaan Pendidikan Pada zaman dahulu sektor pendidikan menjadi

agenda yang tidak diutamakan bagi mayoritas masyarakat di desa ini. Hal ini

berdampak pada rendahnya jumlah masyarakat yang melanjutkan pendidikannya

ke jenjang yang lebih tinggi. Dari data statistik sebelum tahun 1990 yang terdapat

di balai desa terlihat bahwa mayoritas masyarakat hanya mengenyam pendidikan

Sekolah Dasar,bahkan lebih setengahnya tidak berhasil menamatkan

pendidikannya. Hanya segelintir di antara mereka yang kemudian melanjutkan ke

jenjang lanjutan, seperti SLTP dan SLTA. Lebih jauh lagi, data tersebut

mengungkapkan bahwa hanya lima puluh orang di antara mereka melanjutkan

pendidikan ke jenjang sarjana, tetapi hanya setengah di antara mereka yang

berhasil menggondol gelar sarjana dari berbagai perguruan tinggi.

Desa Rantau Limau Manis berada di Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten

Merangin Jambi. Desa ini terletak antara 10.20 – 10.40 BT dan antara 20 – 30 LS

dengan luas wilayah 4,3 Km2 dan ketinggiannya berkisar 150 m di atas

permukaan laut. Desa ini adalah ibu kota Kecamatan Tabir Ilir yang merupakan

pemekaran dari Kecamatan Tabir, hal ini menjadikan desa ini sebagai wilayah

yang sangat strategis, baik secara ekonomi, sosial, politik maupun budaya.

Adapun batas-batas wilayah desa ini yaitu: Utara berbatasan dengan Desa Kota

Raja Kecamatan Tabir Ilir Selatan berbatasan dengan Desa Simpang Limau

Manis Kecamatan Tabir Ilir dan Desa Bukit Subur Kecamatan Tabir Timur Barat

berbatasan dengan Desa Tunggul Bulin kecamatan Tabir Ilir Timur berbatasan

dengan Desa Sungai Limau Kecamatan Tabir Timur Desa Rantau Limau Manis

Page 31: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

18

termasuk kategori daerah terpencil, karena lokasinya yang jauh dari pusat kota,

baik dari ibu kota propinsi (Jambi) maupun ibu kota kabupaten (Bangko). 20

B. Demografis Desa Rantau Limau Manis

Untuk menjangkau desa yang dikelilingi oleh sejumlah areal perkebunan

ini, maka dapat memanfaatkan angkutan darat dari kota Jambi dengan jarak

tempuh sembilan jam untuk ukuran normal. Desa Rantau Limau Manis yang

menjadi lokasi penelitian ini terletak di pinggiran sungai Tabir yang bersumber

dari Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci Jambi, dan bermuara di Sungai Batanghari

yang merupakan salah satu sungai terbesar di Sumatera. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa masyarakat desa ini, dan juga hampir sebagian besar desa yang

ada di Propinsi Jambi, merupakan masyarakat sungai, karena sejak dahulu

aktivitas masyarakatnya banyak menggunakan sarana sungai sebagaimana yang

umumnya juga banyak dijumpai di hampir sebagian besar wilayah pulau

Sumatera.

Desa Rantau Limau Manis dapat dikategorikan sebagai wilayah desa

dengan jumlah penduduk yang relatif besar jika dibandingkan dengan wilayah

lainnya yang ada dalam Kabupaten Merangin. Angka kelahiran dan kematian

berbanding terbalik yang berarti bahwa tingkat kelahiran sangat tinggi jika

dibandingkan angka kematian. Kenyataan ini makin dikuatkan dengan adanya

anggapan yang sudah mendarah daging di tengah masyarakat bahwa banyak anak

banyak rezeki. Hal ini berarti secara tidak langsung memotivasi masyarakat untuk

memiliki keturunan sebanyak-banyaknya. Dengan ini 21

dapat dipastikan bahwa

setiap keluarga minimal memiliki tiga orang anak, padahal hampir setiap

datangnya lebaran haji akan ada minimal tiga pasang remaja yang melangsungkan

pernikahan.

1. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan yang berlaku di wilayah ini adalah pemerintahan

desa yang dipegang oleh seorang kepala desa atau disini biasa disebut rio.Seorang

kepala desa dipilih secara langsung oleh masyarakat melalui sebuah pemilihan

20

Data Desa Rantau Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir,Kabupaten Merangin (Bangko :

2019),3-5. 21

Ibid

Page 32: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

19

yang diadakan oleh suatu panitia yang dibentuk. Calon-calon yang dipilih

biasanya mengajukan diri secara pribadi dengan cara mendaftarkan diri pada

panitia pemilihan dengan melengkapi persyaratan-persyaratan yang mesti

dipenuhi. Bisa juga calon-calon walaupun tetap mengatasnamakan pribadi. Pada

masa lalu,terutama sebelum era reformasi bergulir, calon-calon yang akan maju

pada pemilihan kepala desa harus berasal dari kontestan pemilu yang dominan di

desa ini, walaupun hal ini tidak diisyaratkan secara tertulis. Meskipun demikian,

pernah juga ada calon kepala desa yang berasal dari partai politik yang tidak

dominan di desa ini dan berhasil memenangkan kursi kepala desa. Namun

demikian, hal sedemikian baru terjadi sekali dalam sejarah pemilihan kepala desa

yang hingga saat ini telah diadakan sebanyak sepuluh kali sejak era pemerintahan

orde baru. Calon-calon kepala desa yang akan maju dalam pemilihan haruslah

orang yang sudah dikenal segala kemampuannya oleh masyarakat, diutamakan

yang berpendidikan dan biasanya berasal dari keluarga atau keturunan pendiri

atau tokoh masyarakat desa ini.

Dalam sejarah desa ini, jabatan kepala desa selalu dipegang oleh dua

golongan yang ada di desa ini, yaitu kalangan ulama dan pemangku (birokrat)

yang secara bergantian memegang tampuk pemerintahan desa ini, walaupun

sebenarnya hal ini tanpa direncanakan sebelumnya. Dengan kategorisasi seperti

ini, seringkali terjadi gesekan yang berupa riak-riak kecil di tengah masyarakat

jika salah satu pihak tidak berhasil memenangkan pemilihan.Kondisi seperti ini

biasanya berujung pada timbulnya rasa ketidakpuasan di kalangan tertentu hingga

menghendaki pelengseran jabatan kepala desa. Bahkan,beberapa tahun sebelum

era reformasi bergulir di negeri ini, Desa Rantau Limau Manis telah beberapa kali

mengalami pergantian pucuk pimpinan yang bukan pada waktunya. Dalam

melakukan tugasnya sehari-hari, seorang kepala desa dibantu oleh seorang

Sekretaris Desa, Kepala-kepala Urusan (Pembangunan, Pemerintahan dan

Budaya), di samping lembaga-lembaga lain yang dibentuk untuk mengurusi

permasalahan khusus,seperti Lembaga Pengembangan Masyarakat (LPM) serta

Karang Taruna.Meskipun demikian, sekarang ini sedang dipersiapkan dan sudah

disahkan oleh DPRD Kabupaten Merangin untuk menjadi sebuah wilayah

Page 33: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

20

kelurahan yang merupakan pusat kota kecamatan atas pemekaran wilayah

administrasi Kecamatan Tabir menjadi Kecamatan Tabir Ilir.22

Tabel 1

Pembagian Wilayah Desa Rantau Limau Manis

No Nama Pedusunan Cakupan Wilayah

1

2

3

Dusun Bukit Jung

Dusun Muaro Mendelang

Dusun Rantau Palembang

RT 01 dan RT 04

RT 05 – RT 07

RT 08 – RT 10

Sumber: Buku Profil Desa Rantau Limau Manis, 2008

Desa ini terbagi menjadi tiga wilayah pedusunan dan terdiri dari sepuluh

Rukun Tetangga (RT) yang masing-masing wilayah pedusunan dipimpin oleh

seorang kepala dusun yang disini lazim disebut dengan Palimo atau Panglima dan

ketua RT. Meskipun demikian, sebagaimana lazimnya yang ada di pemerintahan

desa pada umumnya, Desa Rantau Limau Manis tidak mengenal apa yang

dinamakan Rukun Warga (RW). Satu-satunya fakta yang dapat dijadikan bukti

adalah beberapa areal perkebunan karet yang sudah tua dan berumur hampir

seabad yang diyakini merupakan karet tertua yang ada di wilayah ini. Areal ini

diyakini sebagai tempat penanaman karet pertama yang dilakukan nenek moyang

masyarakat desa ini.

Bibit-bibit karet tersebut mereka dapatkan dari Singapura sekitar tahun

1890-an dengan cara dimasukkan ke dalam peti yang terbuat dari kayu dan

terkunci rapat, kemudian dibawa berlayar ke desa ini dengan menggunakan

perahu. Pada saat itu, mereka karet saja dengan pertimbangan ketatnya blokade

yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda.Sejak saat itulah masyarakat wilayah

ini mulai berkenalan dan bersentuhan dengan tanaman langka yang bernama karet

tersebut. Hal ini kiranya sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Padmo yang

menyebutkan bahwa beberapa orang dari Nusantara dikirim untuk mengunjungi

beberapa perkebunan karet yang ada di semenanjung Malaka dan membeli

bibitnya di sana serta mengusahakannya di tanah air. Tahun 1930-an merupakan

22

Data Pembagian Wilayah Desa Rantau Limau Manis,Kecamatan Tabir Ilir, Kabupaten

Merangin (Bangko : 2008), 2-8.

Page 34: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

21

saat sejarah awal yang menggembirakan bagi petani karet di desa ini karena saat

itu areal perkebunan karet yang diusahakan oleh masyarakat sudah sedemikian

luas. Tanaman karet tidak lagi menjadi hak monopoli kalangan tertentu dalam

masyarakat, tetapi hampir sebagian besar masyarakat telah memiliki perkebunan

karet sendiri. 23

Meskipun demikian, orang-orang kaya dan mampu tetap mendominasi

sektor ini dengan memiliki areal perkebunan yang lebih luas. Hal ini dapat

dimengerti karena untuk mengusahakan komoditas ekspor ini pasti membutuhkan

dana yang tidak sedikit,mulai dari membuka hutan untuk areal perkebunan,

memelihara dan menjaganya dari beragam hama yang mengancam

pertumbuhannya,menyadapnya hingga menjualnya.

Seiring dengan makin luasnya areal perkebunan karet yang membutuhkan

penanganan ekstra,sementara masyarakat yang ada tidak mampu menangani

karena jumlah mereka yang terbatas, di samping juga karena masing-masing sibuk

dengan tugasnya sendiri, maka masyarakat setempat berinisiatif untuk

mendatangkan pekerja dari wilayah lain yang masih dalam propinsi Jambi yaitu

dari Kerinci. Masyarakat Kerinci saat itu memang sangat membutuhkan pekerjaan

karena hasil yang mereka dapatkan dari mengusahakan tanaman kayu manis tidak

mencukupi hingga mereka menerima tawaran dari masyarakat Desa Rantau Limau

Manis Sejak saat itu, mulailah orang-orang dari luar daerah mengadu nasib di

desa ini dan diperkenalkan dengan tanaman karet serta dipekerjakan di sektor ini.

Setelah beberapa saat orang-orang Kerinci mendominasi pengelolaan perkebunan

karet di wilayah ini sebagai penyadap karet, maka pada tahun 1970-an secara

berangsur-angsur mereka mulai menarik diri dari pekerjaan ini. Hal ini terjadi

karena usaha perkebunan kayu manis yang mereka usahakan di Kerinci mulai

menampakkan hasil yang menggembirakan karena laku keras di pasaran dengan

harga yang tinggi. Di samping itu juga disebabkan banyaknya anggota keluarga

mereka yang diterima menjadi pegawai negeri dan menduduki beragam jabatan di

pemerintahan daerah dengan penghasilan yang cukup besar sehingga dapat

menjamin kehidupan mereka. Menyikapi kenyataan ini, para pengusaha karet di

23

Ibid.

Page 35: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

22

desa ini cukup dibuat pusing juga sehingga akhirnya seorang pemilik perkebunan

karet terbesar di wilayah ini berinisiatif untuk mendatangkan orang-orang Jawa,

terutama dari Pati Jawa Tengah, yang telah lama dikenal sebagai pekerja yang ulet

untuk dipekerjakan di sektor perkebunan karet rakyat di desa ini. Tindakan serupa

diikuti oleh pemilik perkebunan karet lainnya sehingga jumlah pekerja yang

datang dari Pati di desa ini mencapai angka ribuan hingga saat ini.

Penguasaan perkebunan karet di desa ini sebagian besar dimiliki oleh

kalangan ulama dan pemangku yang merupakan golongan terpandang dan kaya

dalam struktur masyarakat tidak resmi yang ada desa ini. Kedua kalangan ini

diyakini dan dianggap merupakan keturunan dari para pendiri dan pemuka desa

ini. Perkebunan-perkebunan karet tersebut mereka usahakan sendiri sejak dahulu

dan ada juga yang merupakan warisan dari keluarga yang kemudian

dikembangkan sehingga mencapai areal yang luas untuk siap dilakukan

penyadapan. Orang-orang lain di luar kelompok ini sangat sulit untuk

mengusahakannya karena membutuhkan biaya yang besar, meskipun ada

beberapa yang mampu melakukannya tetapi dalam jumlah yang relatif sedikit dan

seadanya.

Berbeda halnya dengan kondisi yang terjadi di tempat lain, kepemilikan

tanah oleh masyarakat Desa Rantau Limau Manis dilakukan dengan tanpa adanya

sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Model kepemilikan

tanah yang berlaku di tempat ini hanya diakui oleh pemiliknya dengan disaksikan

oleh beberapa orang saksi yang dianggap mengetahuinya. Batas-batas antara satu

areal tanah dengan yang lainnya hanya dibuat seadanya dan alami, bahkan

seringkali berdasarkan kondisi yang ada di lapangan seperti bukit, sungai, danau

dan pohon besar. Beberapa orang memang ada yang memiliki surat yang

menerangkan kepemilikan tanah atau lahan tersebut, tetapi hanya dibuat oleh

kepala desa setempat dengan mencantumkan saksi-saksi yang mengetahui hal itu

Adanya surat semacam ini dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan agar ketika

dilakukan jual beli maka tidak perlu repot-repot lagi menghubungi orang-orang

yang dianggap mengetahui keberadaan tanah atau lahan tersebut. Hal ini dapat

terjadi karena memang tanah-tanah dan lahan-lahan tersebut pada awalnya

Page 36: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

23

memang berupa hutan belantara yang digarap sesuka hati masyarakat. Dengan

telah digarapnya lahan tersebut, maka otomatis telah menjadi miliknya yang sah

menurut adat yang berlaku dalam masyarakat desa ini dan orang lain tidak berhak

mengklaimnya kecuali setelah dilakukan proses jual beli.

2. Keadaan Masyarakat

Desa Rantau Limau Manis dapat dikategorikan sebagai wilayah desa

dengan jumlah penduduk yang relatif besar jika dibandingkan dengan wilayah

lainnya yang ada dalam propinsi Jambi. Angka kelahiran dan kematian

berbanding sangat kontradiktif yang berarti bahwa tingkat kelahiran sangat tinggi

jika dibandingkan angka kematian. 24

Kenyataan ini makin dikuatkan dengan adanya anggapan yang sudah

mendarah daging di tengah masyarakat bahwa banyak anak banyak rezeki. Hal ini

berarti secara tidak langsung memotivasi masyarakat untuk memiliki keturunan

sebanyak-banyaknya. Dengan ini dapat dipastikan bahwa setiap keluarga minimal

memiliki tiga orang anak, padahal hampir setiap datangnya lebaran haji akan ada

minimal tiga pasang remaja yang melangsungkan pernikahan.

Realitas demikian bukan lantas mengindikasikan bahwa program

pembatasan kelahiran ( KB atau Keluarga Berencana) yang dulu pernah menjadi

program utama pemerintah tidak menyentuh lapisan masyarakat ini. Program

semacam ini tetap berjalan sebagaimana mestinya di tengah masyarakat, tetapi

yang mampu memahami dan melaksanakan hanya segelintir orang saja. Hal ini

terbukti dengan terus gencarnya penyuluhan program ini di tengah masyarakat,

tetapi di sisi lain sebagian besar mereka tetap hidup dengan „dogma‟ yang telah

mereka ketahui sejak nenek moyang mereka dahulu. Kalaupun da yang benar-

benar melaksanakan anjuran pemerintah tersebut, itupun hanya segelintir

tersadarkan akan pentingnya program ini bagi mereka dan anak-anak mereka.

Bahkan tidak jarang terjadi konflik di tengah masyarakat dalam menyikapi

program ini.Satu pihak menganggap bahwa program ini sangat penting untuk

mempersiapkan keturunan yang benar-benar berkualitas. Sementara di pihak lain

menganggap bahwa program ini tidak lebih sebagai penyelewengan terhadap

24

Ibid.

Page 37: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

24

ajaran Islam, bukankah Allah telah menjamin rezeki setiap manusia, demikian

menurut mereka ajaran Islam yang dimaksudkan. Data statistik hingga Agustus

2005 yang ada di kantor desa setempat mengungkapkan bahwa jumlah penduduk

Desa Rantau Limau Manis saat ini adalah 5.700 jiwa.

Jumlah ini diyakini akan terus bertambah seiring dengan terus

berlangsungnya pernikahan di tengah masyarakat sejalan dengan terus

meningkatnya angka kesiapan usia pernikahan dikalangan remaja. Realitas ini

mungkin akan bertambah lagi dengan kian banyaknya pendatang yang menetap

dan menjadi warga desa setiap waktu seiring dengan meningkatnya jumlah

lapangan kerja yang tersedia.

Secara sosial, masyarakat desa ini dikenal ramah dan sangat santun dalam

bersikap.Hal ini misalnya minimal terlihat dari penilaian-penilaian yang

dilontarkan oleh beberapa pendatang musiman maupun yang telah menetap lama

di wilayah ini. Ketika berjumpa bahkan tidak segan-segan mereka menyapa satu

sama lainnya, bahkan terhadap orang asing sekalipun. Hal ini mungkin

disebabkan oleh budaya mereka yang sangat menjunjung tinggi persaudaraan dan

silaturrahmi dengan sesama. Lebih jauh, silahkan perhatikan kata-kata seorang

penyadap karet asal Pati, Jawa Tengah mengungkapkan pandangannya berikut ini:

Dulu, saat pertama kali ada tawaran untuk bekerja sebagai penyadap karet di

Sumatera, aku sempat ragu. Karena, menurut anggapan orang Jawa, terutama di

daerahku, orang Sumatera itu keras-keras dan sulit menerima orang lain yang

bukan dari kalangan mereka, apalagi untuk kerjasama. Tapi, kemudian aku

berhasil diyakinkan oleh beberapa temanku hingga sekarang aku telah tinggal di

sini selama hampir dua puluh tahun. Ternyata, orang-orang di sini sangat ramah

bahkan terhadap kami yang bukan dari kalangan mereka sekalipun. Aku sangat

betah dan nyaman tinggal dan bekerja di sini.

Meskipun berpredikat sebagai penduduk mayoritas muslim, masyarakat

desa ini sangat menjunjung tinggi toleransi beragama. Menurut pendapat

masyarakat desa ini, setiap orang berhak untuk dihormati dan menghormati tanpa

memandang latar belakang agama yang dianutnya. Hal ini terlihat dengan

keramahan yang mereka tunjukkan terhadap orang-orang yang dari kalangan non-

Page 38: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

25

muslim. Kalangan seperti ini biasanya terdiri dari tenaga pengajar di sekolah-

sekolah, tenaga kesehatan, penyuluh pertanian serta para pekerja di berbagai

lapangan pekerjaan yang ada di desa ini. Sampai saat ini terbukti tidak pernah

terjadi gesekan yang berujung pada perselisihan berlatar belakang agama, karena

masing-masing pihak menghormati haknya diwaktu sore hari, banyak di antara

mereka yang memilih untuk bersantai di balai-balai yang berada di pinggiran

sungai atau di depan toko-toko. Di sini terlihat bagaimana keakraban dan

kebersamaan di antara mereka tetap terjaga. Topik-topik obrolan mereka pun

beragam, ada yang seputar pekerjaan mereka, rumah tangga, masyarakat, bahkan

persoalan politik dan ekonomi saat ini. Realitas demikian ini wajar terjadi karena

dengan keuntungan penjualan karet yang mereka miliki, masyarakat desa ini dapat

mengakses beragam informasi melalui sarana radio dan televisi.

Sebagian besar rumah di desa ini telah memiliki perangkat parabola,

karena memang jaringan televisi tidak dapat diakses secara langsung di sini, untuk

menangkap siaran televisi dalam maupun luar negeri yang tentunya makin

menambah wawasan mereka tentang beragam hal yang terjadi di berbagai belahan

dunia. Sarana telekomunikasi, terutama handphone, mulai menjamur dan tidak

lagi menjadi barang langka di desa ini karena hampir sebagian orang, terutama

para remajanya,telah memiliki perangkat komunikasi yang satu ini.

Dari aspek politik,masyarakat desa ini adalah warga negara yang baik,

terutama terindikasi dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat untuk mengikuti

beragam pemilihan umum yang diselenggarakan di negeri ini. Masyarakat dengan

sukarela dan tanpa intimidasi dapat memilih partai politik yang menjadi

pilihannya. Beragam partai politik dapat membuka diri di desa ini, meskipun

demikian tetap saja partai politik yang sudah mengakar kuat di tengah masyarakat

yang muncul sebagai pemenang. Pada pemilu-pemilu sebelum era reformasi 1998,

Partai Golkar (kala itu bernama Golkar saja) menjadi pemenang mutlak di desa ini

yang berarti partai ini sangat kuat pengaruhnya dalam setiap lubuk hati

masyarakat desa ini.

Sebagian kecil masyarakat juga memilih Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) sebagai pilihannya sebagai manifestasi keIslaman yang merupakan agama

Page 39: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

26

mayoritas di desa ini, dan tidak ada satu pun yang memilih partai peserta selain

keduanya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Namun demikian, apa yang

mengemuka kemudian di era pasca reformasi justru terjadi perubahan yang

signifikan, meskipun Partai Golkar tetap mendominasi perolehan suara di desa ini.

Pasca terjungkalnya Orde Baru yang dipahami sebagai masa keterbukaan, pilihan

masyarakat menjadi beragam bahkan terhadap parpol yang selama ini dikenal

dengan nasionalis dan non-muslim sekalipun. Pada Pemilu 1999 dan 2004, Partai

Golkar tidak lagi menjadi pemain tunggal yang menjadi pihan masyarakat dalam

pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Warga masyarakat yang mempunyai hak

pilih banyak yang beralih kepada partai-partai lain, terutama yang terasosiasi

dengan Islam, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sekalipun, meskipun jumlah perolehan

suaranya belum mampu menggeser dominasi Partai Golkar.

Namun demikian, dari dua kali penyelenggaraan pemilu pasca reformasi

mencuatkan suatu kenyataan bahwa parpol lama, terutama Partai Golkar, ternyata

lebih banyak dipilih oleh kalangan orang tua atau yang dulu mengalami masa

keemasan parpol ini. Sedangkan kalangan anak muda yang berumur di bawah

empat puluh tahunan lebih banyak menetapkan pilihannya kepada partai-partai

baru yang memang banyak bermunculan setelah era multi partai jilid II ini. Hal ini

berarti bahwa dalam sebuah keluarga terdapat kedua orang tua yang menjadi

pemilih Partai Golkar yang setia dan anak-anaknya yang berseberangan dengan

kedua orang tuanya karena memilih partai-partai lainnya. Meskipun demikian,

perbedaan pilihan partai sejauh ini tidak terlalu menjadi hambatan dan memecah

persatuan masyarakat desa ini. Konflik kecil-kecilan tetap terjadi, tetapi biasanya

hanya mengemuka menjelang pemilu atau pilkada. Setelah event-event tersebut

berlalu, maka perselisihan tersebut pun hilang dengan sendirinya. Hal ini dapat

dimengerti karena masyarakat desa ini merupakan sebuah keluarga besar, di mana

antara satu dengan yang lain jika ditelusuri measih memiliki hubungan darah alias

bersaudara.

Page 40: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

27

3. Pekerjaan Masyarakat

Sebagaimana orang-orang pada umumnya yang mengandalkan kekayaan

alam yang berlimpah, sebagian besar masyarakat desa ini memilih pertanian

sebagai usaha untuk menghidupi keluarga dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.25

Pertanian dimaksud mencakup juga di dalamnya perkebunan yang terdiri

dari beragam komoditas.Usaha perkebunan yang memiliki skala besar,-baik dalam

kuantitas lahan maupun kualitas hasilnya bagi masyarakat, yang dipilih oleh

masyarakat desa ini adalah perkebunan karet yang memang telah menjadi

komoditas utama yang diusahakan oleh masyarakat desa ini. Usaha ini dipilih

karena di samping pengerjaannya relatif gampang, menurut tata cara mereka, juga

karena lahan garapan yang tersedia sangat luas dan tidak dimiliki oleh siapapun

yang berarti tidak perlu membeli serta hasil produksinya akan senantiasa ada

setiap saat dan akan pasti menjamin masa depan yang lebih baik. Jika melihat apa

yang ada di lapangan memang sangat realistis dan sekaligus juga fantastis.Lahan

perkebunan karet yang diusahakan masyarakat desa ini memang berada tidak jauh

dari lokasi pemukiman mereka. Dahulu, desa ini dikelilingi oleh hutan belantara

yang masih perawan dan di sanalah masyarakat mengusahakan tanaman ini.

Masyarakat tinggal datang ke hutan dan membuat batasan-batasannya dengan

yang lain, kemudian dibakar dan ditanami karet di sela-sela padi yang juga turut

ditanam. Luas arealnya pun terserah penggarapnya, sebatas kemampuan yang

dimilikinya dan jika sudah demikian maka sudah sah lahan tersebut menjadi milik

mereka.Maka tak mengherankan jika hampir sebagian sebagian masyarakat desa

ini memiliki areal perkebunan karet yang menjadi tumpuan hidupnya. walaupun

ada di antara mereka yang saat ini tidak memiliki lahan perkebunan, maka hal itu

karena kekurangsabaran mereka menunggu saatnya diproduksi, akibatnya lahan

tersebut mereka jual kepada orang lain. Bahkan data di pemerintahan desa

menyebutkan angka 200.000 hektar perkebunan karet yang dimiliki oleh

masyarakat desa ini. Jumlah sebesar ini tersebar di wilayah sekitar desa dan desa-

desa tetangga, bahkan hingga melampaui batas teritorial Kabupaten Merangin.

25

Fahrudin Hm, warga Desa Rantau Limau Manis, Wawancara dengan Penulis,13 Maret

2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 41: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

28

Tanpa waktu yang relatif lama, karena hanya berkisar sekitar 10-15 tahun,

maka pohon karet yang ditanam sudah dapat diproduksi getahnya untuk kemudian

dijual. Satu hektar lahan dapat ditanami seribuan bibit pohon karet yang jika kelak

saatnya diproduksi akan menghasilkan puluhan liter getah yang setelah

dipadatkan akan menjadi puluhan kilogram karet. Jika dijual, maka hasil produksi

yang sudah dipadatkan tersebut dapat terjual sekitar Rp. 9.000,-an per

kilogramnya saat ini. Tidak mengherankan jika komoditas karet menjadi pilihan

utama masyarakat desa ini untuk lebih meningkatkan taraf hidup mereka agar

menjadi lebih baik.

Komoditas perkebunan lainnya yang juga diusahakan oleh masyarakat

desa ini adalah kelapa sawit. Jenis usaha ini datang belakangan dalam masyarakat

ini seiring dengan datangnya para transmigran dari Pulau Jawa yang banyak

mengusahan komoditas ini. Meskipun demikian, perkebunan kelapa sawit masih

menjadi komoditas „kelas dua‟ yang diusahakan masyarakat desa ini.

Ada beberapa alasan kiranya yang menjadi penyebab kurang berminatnya

masyarakat mengusahan tanaman produksi jenis ini. Salah satunya adalah

menyangkut permasalahan dana dan tenaga penggarap. Berbeda dengan karet,

kelapa sawit membutuhkan dana yang besar untuk keperluan pengadaan bibit

yang jauh lebih mahal dibandingkan karet, belum lagi biaya pupuk dan

pemeliharaan oleh tenaga khusus. Persoalan lainnya adalah masalah pemasaran

yang sangat sulit karena penjualannya mesti ke pabrik pengolahan secara

langsung yang jaraknya sangat jauh dari lokasi penanaman komoditas di sektor

ini. Namun demikian, belakangan ini beberapa persoalan di atas sudah mulai

dapat terpecahkan satu persatu. Pengadaan bibit tidak lagi membutuhkan biaya

besar karena sudah banyak penjualan bibit di sekitar wilayah desa, demikian juga

dengan pupuk serta perawatan yang sudah dapat ditangani sendiri.

Pemasaran juga sudah dapat terpecahkan seiring dengan banyaknya berdiri

pabrik-pabrik di sekitar desa yang memang mulai getol melakukan pengusahaan

perkebunan kelapa sawit melalui beragam perusahaan. Meskipun demikian, tetap

saja komoditas kelapa sawit tidak dapat menggeser keberadaan karet dalam

masyarakat desa karena, sebagaimana yang banyak diakui oleh masyarakat,

Page 42: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

29

bahwa hasil yang didapatkan kelapa sawit secara finansial tidak akan sebanding

dengan karet. Sekali lagi hal ini menyangkut uang, di mana hasil yang didapatkan

masyarakat dari penjualan karet jauh lebih besar berkali-kali lipat dibandingkan

hasil penjualan kelapa sawit. Untuk itu, sampai saat ini masyarakat Desa Rantau

Limau Manis tetap menjadikan karetsebagai komoditas utama di atas tanaman

produksi lainnya, bahkan kelapa sawit dengan beragam keunggulannya

sekalipun26

.

4. Keadaan Pendidikan

Secara subyektif tentunya kita akan menilai bahwa dengan kondisi

perekonomian yang relatif sangat baik karena keuntungan yang didapatkan dari

hasil perjualan karet, tentu masyarakat desa ini akan dengan mudah memilih

pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Hal ini karena keuntungan finansial dari

penjualan karet dapat dialokasikan oleh masing-masing keluarga untuk

membiayai pendidikan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun

demikian, kondisi obyektif yang terjadi ternyata berkata lain karena pendidikan di

desa ini bukan menjadi prioritas utama bagi setiap keluarga.27

Sektor pendidikan menjadi agenda yang tak diutamakan bagi mayoritas

masyarakat di desa ini. Hal ini berdampak pada rendahnya jumlah masyarakat

yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dari data statistik

sebelum tahun 1990 yang terdapat di balai desa terlihat bahwa mayoritas

masyarakat hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar, bahkan lebih

setengahnya tidak berhasil menamatkan pendidikannya. Hanya segelintir di antara

mereka yang kemudian melanjutkan ke jenjang lanjutan, seperti SLTP dan SLTA.

Lebih jauh lagi, data tersebut mengungkapkan bahwa hanya lima puluh orang di

antara mereka yang melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana, tetapi hanya

setengah di antara mereka yang berhasil menggondol gelar sarjana dari berbagai

perguruan tinggi.Bagi masyarakat desa ini, pendidikan dalam pemahaman mereka

hanya terbatas bagaimana bisa membaca, menulis dan berhitung. Atau, paling

26

Salman Sayuti, Warga Desa Rantau Limau Manis,Wawancara dengan Penulis,15 Maret

2019, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio. 27

Data Keadaan Pendidikan,Desa Rantau Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten

Merangin (Bangko: 2019 ),30.

Page 43: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

30

tidak jika dikaitkan dengan jenjang pendidikan, maka bagi mereka pendidikan

cukup hanya sampai Sekolah Dasar (SD). Setelah itu, anak-anak yang laki-laki

dipersilahkan bekerja sendiri, atau bagi yang berasal dari kalangan mampu maka

difasilitasi untuk mencukupi kebutuhannya.

Realitas ini terjadi bukan disebabkan minimnya sarana pendidikan yang

ada di desa ini, karena sudah sejak lama sekolah-sekolah telah didirikan. Sarana-

sarana pendidikan tersebut ada yang berdiri atas prakarsa masyarakat sendiri dan

ada yang sudah berstatus negeri. Secara khusus diketahui memang sarana-sarana

pendidikan yang ada di desa ini masih terbatas pada tingkat dasar. Meskipun

demikian, sejak enam tahun yang lalu pemerintah telah mendirikan sarana

pendidikan lanjutan (SLTP) di desa tetangga (Desa Ulak Makam) yang berjarak

sekitar dua kilo meter dari desa ini. Begitu juga dengan sarana-sarana pendidikan

yang banyak tersebar di sekitar desa ini, seperti di kecamatan dan kabupaten.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor finansial dan sarana

pendidikan bukan menjadi kendala minimnya anak-anak yang menempuh

pendidikan yang lebih tinggi di desa ini. Minimnya pemahaman masyarakat akan

pendidikan menjadi faktor dominan sehingga membuat sektor krusial ini tidak

menjadi sesuatu yang diprioritaskan. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak-

anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikannya, padahal mereka berasal

dari kalangan orang kaya dan memiliki kemampuan studi layaknya anak-anak di

daerah lainnya.

Meskipun demikian, kadang-kadang timbul juga kesadaran sebagian orang

tua untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi di beragam

tempat.Hal ini pada awalnya berhasil membuat anak-anaknya mengenyam

pendidikan lanjut, tetapi tak bertahan lama karena rasa rindu akan fasilitas di

rumah dengan segala kemewahannya membuat mereka tak betah hingga akhirnya

berhenti. Kenyataan seperti ini seringkali disiasati oleh orang tua dengan

memindahkan sekolah anak-anaknya menjadi lebih dekat dengan rumahnya.

Seiring dengan perputaran waktu yang silih berganti, belakangan banyak

masyarakat desa ini kian tersadarkan akan arti penting pendidikan bagi anak-anak

mereka. Kesadaran ini tumbuh seiring dengan terbukanya wawasan dan

Page 44: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

31

pengetahuan mereka mengenai dampak negatif bagi anak-anak mereka di tengah

dunia yang makin kompetitif ini. Mereka sadar bahwa di masa depan anak-anak

tidak hanya cukup bermodalkan kekayaan saja, karena pendidikan sangat

diperlukan.

Tabel 2

Sarana Pendidikan di Desa Rantau Limau Manis dan Sekitarnya

No Sarana Pendidikan Status Tahun Berdiri

1

2

3

4

5

Madrasah Diniyyah

Sekolah Dasar (SD) I

Sekolah Dasar (SD) II

SLTP Hitam Ulu

SLTP 8 Tabir

Sekolah Swasta

Sekolah Negeri

Sekolah Negeri

Sekolah Negeri

Sekolah Negeri

1970-an

1980

1970-an

1990

2000

Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Tabir, 2005

Setiap pagi dapat dijumpai anak-anak yang berangkat ke sekolah, baik ke

Sekolah Dasar maupun ke sekolah lanjutan. Di siang hari, sehabis sekolah umum,

kegiatan pendidikan dilanjutkan di sekolah agama, dalam hal ini adalah Madrasah

Diniyyah yang terletak berdampingan dengan masjid yang ada di desa ini. Secara

kuantitas, angka masyarakat yang melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya

mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Data statistik desa tahun

1995 mengungkapkan bahwa sebagian besar anak-anak usia sekolah telah

menyenyam bangku pendidikan, bahkan mereka juga melanjutkan pendidikannya

ke jenjang yang lebih tinggi setelah tamat. Sekolah lanjutan juga diserbu sehingga

bangku-bangku sekolah tersebut tidak pernah kosong pada setiap tahunnya.

Khusus sekolah lanjutan, di samping SLTP yang banyak diminati, juga terdapat

pondok pesantren yang juga diserbu para lulusan Sekolah Dasar.28

Pesantren-pesantren yang dipilih tersebut berada di beragam tempat,

umumnya yang berada dekat desa, tetapi ada juga yang sangat jauh, seperti di

berbagai kabupaten di Propinsi Jambi, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat.

Demikian pula halnya dengan jumlah keberlanjutan pendidikan ke perguruan

28

Sarana Pendidikan dan Pengajaran,Desa Rantau Limau Manis,Kecamatan Tabir

Ilir,Kabupaten Merangin (Bangko: 2005), 25.

Page 45: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

32

tinggi yang secara kuantitas juga mengalami peningkatan. Hampir dipastikan

bahwa setiap tahun terdapat generasi muda desa yang melanjutkan pendidikan

tinggi di berbagai perguruan tinggi yang ada di Jambi, Sumatera Selatan dan

Sumatera Barat, bahkan hingga ke Pulau Jawa.

5. Sistem Kepercayaan

Seperti umumnya orang-orang Melayu yang merupakan bagian terbesar

penduduk desa ini, mayoritas masyarakat desa ini adalah pemeluk agama Islam.

Beragam tradisi keislaman tidak asing lagi bagi mereka, karena telah ada sejak

zaman nenek moyang mereka dahulu.Seperti masyarakat pemeluk Islam lainnya,

beragam aktivitas keagamaan senantiasa mereka jalani, seperti shalat lima waktu,

shalat jumat,puasa Ramadhan dan ibadah haji. Khusus ibadah haji, ada keunikan

tersendiri karena sebagian besar para pemuka masyarakat di sini bergelar haji,

baik yang sekali bahkan ada yang sudah berkali-kali. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa tatanan sosial-kemasyarakatan yang berlaku di desa ini adalah

berlandaskan ajaran Islam,meskipun juga diakui masih terdapat secuil

kepercayaan animisme yang masih melekat di tengah sebagian kecil masyarakat29

.

Karena begitu kuatnya ajaran Islam tertanam di tengah-tengah masyarakat,

hampir dipastikan bahwa setiap warga di desa ini dapat memahami ajaran Islam

dan bisa membaca Al-Qur‟an. Realitas ini terjadi karena sejak kecil mereka

memang telah terbiasa belajar mengaji sehingga berfungsi sebagai rutinitas

keseharian. Pengajian-pengajian dan perlombaan-perlombaan keagamaan pun

sering lakukan untuk lebih mendekatkan masyarakat akan ajaran agamanya.

Beragam aktivitas peribadatan yang dilaksanakan oleh masyarakat desa ini

dipusatkan di masjid yang cukup besar dan telah berumur puluhan tahun. Segala

kegiatan keagamaan yang berskala besar dilakukan di sini, mulai dari ibadah

shalat Jumat, shalat Ied, shalat Tarawih dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan

keagamaan yang berskala kecil, seperti Yasinan setiap malam Jumat, biasanya

dilaksanakan di mushalla-mushalla yang banyak tersebar di hampir setiap wilayah

pedusunan. Bahkan, dengan alasan efisiensi dan efektivitas, penyuluhan dan

29

Ibid.

Page 46: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

33

pengumuman yang berkaitan dengan pemerintahan desa juga dilaksanakan di

masjid ini.

6. Budaya Masyarakat

Meskipun berpredikat sebagai orang-orang Islam, tetapi masyarakat Desa

Rantau Limau Manis tetap menjunjung tinggi adat istiadat yang memang telah

mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kondisi seperti ini tampak

mengemuka dengan adanya adagium yang sangat terkenal dalam masyarakat desa

ini, yaitu adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah. ini berarti bahwa

segala aspek kehidupan sehari-hari masyarakat diatur oleh adat yang diwarisi dari

nenek moyang mereka, di mana adat tersebut dibuat berdasarkan ajaran Islam

yang mereka anut. Walaupun demikian, dalam implementasi yang terjadi di

lapangan tidak sepenuhnya begitu, karena beberapa adat istiadat tidak sepenuhnya

sejalan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Hal ini seperti terlihat dalam

penerapan hukum waris yang menempatkan laki-laki dan perempuan mempunyai

hak yang sama, padahal dalam ajaran Islam laki-laki mendapatkan dua kali lebih

besar dari perempuan. Demikian pula dengan hukum pembunuhan yang harus

dibayarkan dengan seekor kerbau sebagai pampasan, padahal dalam Islam

dilakukan hukum bunuh (qishas). Masih banyak lagi budaya dan adat yang

berlaku di desa ini yang diyakini tidak sejalan dengan adagium yang menjadi

pedoman masyarakat dalam bertindak sehari-hari.30

Secara resmi masyarakat Desa Rantau Limau Manis, bahkan Propinsi

Jambi pada umumnya, tidak mengenal adanya strata atau sturuktur sosial yang

membedakan antara satu individu dengan individu lainnya. Meskipun demikian,

dalam kehidupan sehari-hari struktur sosial tersebut terlihat dan mengemuka

dalam masyarakat. Berdasarkan pengamatan dan pemahaman peneliti di lapangan,

struktur sosial yang berlaku dalam masyarakat desa ini terdiri dari empat bagian,

yaitu: ulama, pemangku,rakyat biasa dan pendatang.

Golongan ulama adalah orang-orang yang merupakan ahli agama yang

memang telah dikenal dalam masyarakat sejak dahulu kala. Golongan ini rata-rata

30

Fahrudin Hm, Ditulis dalam Budaya Sosial Budaya Masyarakat (Jambi: Melayu Tabir

Ilir, 2005), 35.

Page 47: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

34

bergelar haji atau memiliki pengetahuan agama yang lebih baik dibandingkan

masyarakat kebanyakan yang ada di desa ini. Kelompok ini memegang jabatan

imam masjid, guru mengaji dan beragam jabatan yang berkaitan dengan

keagamaan yang ada di desa ini. Sedangkan kelompok pemangku adalah orang-

orang yang memegang jabatan struktural atau pemerintahan di Desa Rantau

Limau Manis, baik kepala desa; kepala dusun; ketua RT dan lain sebagainya.

Kedua kelompok yang dianggap keturunan pendiri desa ini merupakan orang-

orang terpandang dan memiliki kekayaan melebihi apa yang dimiliki oleh

kelompok lainnya. Adapun orang biasa adalah masyarakat desa yang bukan

termasuk dua kelompok sebelumnya, tetapi merupakan penduduk asli desa ini

sedangkan pendatang adalah orang-orang yang datang dari luar desa yang

kemudian menetap karena berbagai keperluan, bekerja sebagai penyadap karet

misalnya.

Dua golongan yang disebutkan pertama merupakan kalangan terpandang

dalam masyarakat karena merekalah penggerak pemerintahan dan segala sistem

yang berlaku di desa ini. Segala titah dan perintah yang biasanya mewujud dalam

aturan dan adat desa menjadi tuntunan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks pengelolaan perkebunan karet rakyat di desa ini, kedua kelompok

ini memainkan peranan yang signifikan karena mereka memiliki mayoritas

perkebunan karet yang ada di desa ini. Dengan posisinya sebagai kalangan „darah

biru‟ dalam masyarakat ditambah lagi dengan faktor ekonomi yang di atas

masyarakat kebanyakan, maka kelompok ulama dan pemangku berperan layaknya

tuan kepada para pengikutnya. Masing-masing orang dalam kedua kelompok ini

memiliki bawahan yang berposisi layaknya „anak buah‟, baik perannya sebagai

kalangan ningrat desa maupun dalam pengelolaan perkebunan karet. Para

bawahan yang bekerja dengan mereka tersebut melaksanakan segala titah yang

diperintahkan oleh kedua kalangan ningrat tersebut.

Peranan vital yang dimainkan oleh kedua kelompok keturunan (darah

biru) ini memungkinkan dapat terjadi di samping karena faktor ekonomi yang

mereka miliki, juga yang terpenting adalah budaya setempat yang menempatkan

mereka dalam posisi teratas. Menurut budaya yang berlaku dan diyakini oleh

Page 48: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

35

masyarakat desa ini, kedua kalangan ini adalah keturunan langsung para pemuka

atau para pendiri desa ini dahulu kala. Dengan demikian, segala hal yang

berkaitan dengan desa ini dimainkan secara signifikan oleh kedua kalangan ini,

sedangkan dua golongan lainnya sebagai pengikut atau pihak yang menjalankan

dan tunduk pada kedua golongan di atas mereka. Realitas seperti ini bukan hanya

terbatas pada aspek sosial dan budaya saja, tetapi lambat laun merambah aspek

lainnya, seperti ekonomi dan bahkan politik. Secara ekonomi, misalnya, kalangan

rakyat biasa dan apalagi pendatang selalu diposisikan sebagai (anak buah) yang

bekerja dan mendapat perlindungan dari kalangan ulama dan pemangku sebagai

pemilik lahan perkebunan karet tempat mereka bekerja. Kondisi seperti ini juga

berlaku pada aspek politik, di mana banyak dijumpai kalangan rakyat biasa dan

pendatang yang (berafiliasi ) politik tertentu sama dengan kalangan (ningrat)

tempat mereka mengabdi sebagai pekerja penyadap karet.

Menurut penuturan beberapa tokoh masyarakat di desa ini, jauh sebelum

dibangunnya jalan yang menghubungkan wilayah desa ini dengan wilayah-

wilayah lain sekitarnya dan juga ke perkotaan, masyarakat desa memanfaatkan

sarana sungai untuk bepergian. Ke kota Jambi, misalnya, untuk keperluan menjual

beragam hasil bumi maka masyarakat menggunakan perahu atau kapal untuk

kemudian dijual ke ibu kota propinsi yang terletak di pinggiran sungai Batang

Hari tersebut. Jika maka angkutan sungai memang memakan waktu lebih lama.

Saat ini, dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan

sarana sungai untuk bepergian, terutama ke perkotaan, karena sarana darat sudah

cukup tersedia. Meskipun demikian, sungai beserta sarananya masih dimanfaatkan

masyarakat untuk mengangkut beberapa hasil perkebunan yang tidak dapat

dilakukan dengan sarana darat, seperti jalan yang belum tersedia.

Perubahan bahan bangunan yang digunakan oleh masyarakat desa ini

dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagaimana yang disebutkan di atas. Namun

demikian, faktor lainnya adalah semakin sulitnya mendapatkan kayu yang

berkualitas untuk dijadikan bahan bangunan sebagaimana yang dahulu digunakan.

Adapun jenis kayu yang biasa digunakan untuk bahan bangunan di desa ini adalah

Kayu Bulin, Tembesu, Merantih, Marsawa dan lain sebagainya yang dikenal oleh

Page 49: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

36

masyarakat setempat sebagai jenis-jenis kayu yang kuat, kokoh dan tahan lama.

Hal ini terjadi karena semakin menipisnya hutan yang ada di sekitar desa ini di

mana dahulu menjadi sumber utama didapatkannya kayu-kayu yang berkualitas

tersebut. Areal hutan yang luas tersebut kini telah menjelma menjadi lahan

perkebunan karet dan kelapa sawit serta sebagian yang lainnya berupa belukar

yang dibiarkan tidak terawat. Meskipun ada segelintir rumah warga yang masih

menggunakan kayu, itu pun merupakan sisa peninggalan masa lalu yang biasa

menjadi rumah kuno yang tidak jarang malah menjadi menakutkan bagi sebagian

masyarakat karena bentuknya yang menyeramkan tidak terawat.

Meskipun demikian, setelah menjadi ibukota kecamatan yang baru maka

tentu desa ini akan segera berubah menjadi kelurahan layaknya yang ada di

wilayah lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa dengan berubah menjadi

kelurahan, maka keistimewaan yang dimiliki desa seperti pemilihan kepala desa

secara langsung menjadi hilang berganti dengan lurah yang ditunjuk oleh

pemerintah. Hanya saja, hingga saat ini status yang ada pada desa ini masih

seperti yang ada sebelum dan belum mengalami perubahan.

Lebaran haji atau idul adha adalah waktu yang tepat untuk melangsungkan

pernikahan menurut anggapan yang telah lama dianut oleh masyarakat desa ini.

Meskipun demikian, pada waktu-waktu lainnya tetap ada yang melangsungkan

pernikahan, tetapi tidak lebih banyak jumlahnya jika dengan ketika sehabis

lebaran haji. Waktu pelaksanaan lain yang juga banyak dipilih adalah setelah

lebaran idul fitri, dimana sebagian besar anggota keluarga berkumpul.

Ada suatu pemahaman yang berkembang di dalam masyarakat ini bahwa

setiap anak laki-laki ketika telah mencapai usia baligh (17 tahun) dan telah

mampu mencari pekerjaan sendiri maka orang tuanya akan merasa malu kepada

tetangga atau keluarganya jika belum menikah. Maka biasanya sang ibu berusaha

mencari pasangan yang cocok buat anaknya atau si anak sendiri yang umur

minimal untuk melangsungkan pernikahan. Maka tak jarang beberapa anak

perempuan di dusun tertentu yang telah melangsungkan pernikahan padahal ia

baru saja menamatkan sekolah dasar.

Page 50: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

37

Bagi anak-anak yang dianggap telah dewasa dan tidak melanjutkan

pendidikannya, maka beberapa orang tua yang kaya memfasilitasi anak-anak

mereka tersebut dengan beberapa cara, yaitu: menyerahkan pengelolaan

perkebunan karet untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan agar memiliki modal

untuk berusaha sendiri di kemudian hari, membelikan beberapa lahan perkebunan,

baik yang sudah siap diproduksi maupun yang belum, sebagai modal dasar, dan

membuka usaha lain di luar perkebunan karet yang biasa dilakukan oleh orang

tuanya, seperti berdagang dan lain sebagainya. Sedangkan bagi anak-anak yang

berasal dari keluarga kurang mampu, bahkan miskin maka untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya ia bekerja di beberapa pemilik perkebunan karet sebagai

penyadap bersaing dengan para penyadap yang datang dari Pulau Jawa.

Budaya konsumerisme sebagaimana yang dikemukakan oleh Baudrillard

(2006) nampaknya telah lama menjangkiti masyarakat desa ini karena dengan

beragam keuntungan dari penjualan karet maka dengan mudahnya mereka

membeli beragam peralatan dan perlengkapan modern yang mahal dengan tanpa

melihat manfaat sebenarnya dari barang-barang tersebut. Aneka ragam barang

yang tidak lebih dari gaya hidup dan pencitraan tersebut, terutama sepeda motor

dan mobil, tidak jarang diperuntukkan bagi anak-anak mereka yang masih dalam

usia sekolah. Masalahnya, ketika anak-anak tersebut bersekolah yang sebagian

besar berada di wilayah Propinsi Jambi, maka yang ada dalam pikirannya adalah

motor atau mobil dan beragam fasilitas ada di rumah. Maka tidak jarang anak-

anak tersebut gagal menyelesaikan studinya karena lebih banyak berada di rumah

dengan menikmati fasilitas yang serba komplit tersebut, sementara apa yang

mereka temukan di sekolahnya sangat kontradiktif. Meskipun belakangan ini

minat belajar cukup menggeliat, tetapi tetap saja budaya konsumerisme yang tidak

propersional ini terus diketengahkan oleh para orang tua di hadapan anak-

anaknya sehingga membuat mereka tidak betah bersekolah.

Beberapa kepercayaan yang dapat dikategorikan sebagai sisa-sisa

animisme, sekaligus juga sebagai kearifan lokal dari perspektif lainnya, di desa

ini adalah adanya anggapan yang masih melekat di masyarakat bahwa tempat-

tempat tertentu memiliki penunggu berupa makhluk halus. Realitas semacam ini

Page 51: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

38

misalnya tampak pada diadakannya seperti upacara selamatan sebelum membuka

lahan perkebunan yang berupa hutan untuk meminta izin penunggunya. Perilaku

lainnya yang juga dapat dikategorikan dalam aspek ini adalah digunakannya

semacam dupa yang terus mengepulkan asap kemenyan setiap kali diadakan doa

di setiap acara selamatan, baik yasinan setiap malam Jum‟at, kematian, kelahiran

dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan oleh masyarakat sebagai perantara doa

yang mereka panjatkan, meskipun tata cara selamatan yang dilakukan tersebut

menggunakan cara-cara yang lazim dikerjakan dalam Islam. Di samping itu,

beberapa tempat di sekitar desa masih dianggap keramat, seperti kota tua Koto

Rayo yang terletak di bagian timur desa dan beberapa kubur tua yang diyakini

sebagai tempat bersemayamnya para pembuka desa ini dahulunya, salah satunya

Puyang Sungkai yang sekarang diyakini masyarakat mewujudkan diri menjadi

seekor harimau yang masih sering menampakkan dirinya kepada masyarakat.

Beberapa perlombaan keagamaan yang biasa diadakan di desa ini adalah

Musabah Tilawatil Qur‟an (MTQ) yang terdiri dari lomba membaca Al-Qur‟an

dan lomba adzan. Kegiatan yang dipusatkan di depan masjid desa ini biasanya

dilaksanakan setelah lebaran atau bersamaan dengan perayaan idul fitri. Peserta

yang mengikuti acara ini biasanya merupakan utusan dari setiap RT yang ada di

desa ini untuk memperebutkan piala bergilir Kepala Desa, piagam penghargaan

dan uang pembinaan dari para donatur. Disamping itu, penyelenggaraan

perlombaan ini juga sekaligus sebagai pemuas rasa bangga bagi para pemenang di

ajang ini karena berhasil menunjukkan dominasi mereka atas RT-RT yang

lainnya.

Efisiensi dan efektivitas maksudnya ialah karena di saat shalat Jumat dan

salat Ied adalah waktu di mana banyak orang yang hadir dan berkumpul.

Sebagaimana diakui oleh perangkat desa setempat bahwa karena kesibukan

masyarakat dalam bekerja di berbagai usaha, sangat sulit mengumpulkan mereka

di balai desa sebagaimana umumnya yang dilakukan di berbagai tempat di tanah

air. Untuk menyiasati kondisi ini, maka para tetua desa mengambil inisiatif untuk

melaksanakannya setelah pelaksanaan salat Jumat atau salat Ied, karena pada

kedua momen ini adalah hari libur bagi masyarakat Desa Rantau Limau Manis.

Page 52: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

39

BAB III

IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM

TRADISI TUJUH BULANAN

A. Prosesi Pelaksanaan Tujuh Bulanan

Al-Qur‟an ialah mu‟jizat yang terbesar,kekal abadi. Mukjizat yang

pernah diberikan Allah SWT kepada Rasul-rasulnya,semenjak Nabi Adam as.

Sampai Nabi Muhammad SAW Umat Islam dan umat lainnya dapat

memegang, membaca,menghayati, memahami,mengamalkan isinya untuk

mencapai kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat nanti Al-Qur‟an

mencakup seluruhwahyu yang baik berupa petunjuk, perbaikan, pendidikan,

pengajaran keseluruhan budi pekerti dan undang-undangnya.31

Setiap daerah mempunyai kekhasan dalam Pelaksanaan tujuh bulanan

bagi wanita yang sedang hamil. Tidak terkecuali bagi desa rantau limau

manis yang mempunyai cara tersendiri dalam pelaksanaan tujuh bulanan.

Prosesi tujuh bulanan di desa rantau limau manis memerlukan tenaga, pikiran,

maupun materi baik dalam persiapan maupun pada hari pelaksanaannya.

Semua tahap-tahap tersebut diyakini oleh masyarakat rantau limau manis

untuk dilalui. Mulai dari Pemilihan hari dan tanggal yang tepat.Prosesi acara

ini diselenggarakan untuk kehamilan anak pertama dari pasangan suami istri,

ketika kehamilannya sudah mencapai tujuh bulan. Acara ini, masyarakat

rantau limau manis bukan sekedar acara ritual yang hanya mengikuti leluhur

saja, melainkan sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang diberikan Allah

SWT kepadanya. Selain itu juga, sebagai pengharapan maupun Do‟a agar ibu

dan calon bayi yang dikandung tetap sehat. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Mustafa Bisri, acara tujuh bulanan yang dilakukan hanya sebagai

peranara memohon kepada Allah untuk ibu yang sedang mengandung.

Tujuannya supaya selamat, sehat dan ketika melahikan diberikan kelancaran

tanpa ada halangan. 32

31

Ibid,287.

32Ibid. 39

Page 53: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

40

Prosesi di desa Rantau Limau Manis terdapat perbedaan. Perbedaan ini

dilihat dari segi urutan acara maupun tata cara pelaksanaannya,tergantung dari

pelaksana ataupun yang memimpin. Ada yang hanya menggunakan tradisi rantau

limau manis sekaligus bacaan surah yang ada dalam Al-Qur‟an. Pembacaan dalam

acara tujuh bulanan rangkaian acara pada prosesi tujuh bulanan adalah pembacaan

surah yusuf dan Maryam. Tata cara pembacaannya diantaranya:

1. Waktu dan Tempat

Waktu Pembacaan dalam Al-Qur‟an masyarakat rantau limau manis tidak

ditetapkan secara khusus. Pembacaannya mengikuti waktu pelaksanaan,dan

menyesuaikan dengan susunan acara. kebiasaan yang sudah dilakukan setelah

shalat isya‟.Para pembaca ini biasanya masyarakat setempat. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh leti lestari yang melaksanakan tujuh bulanan pada tanggal 23

Februari 2019 dengan membaca Al-Qur‟an. Begitu juga dengan apa yang

diungkapkan oleh Rahayu putri salah satu warga rantau limau manis yang pernah

melaksanakan acara tujuh bulanan dengan bacaan Al-Qur‟an yakni: Wawancara di

atas memberikan gambaran bahwa pembacaan dilaksanakan setelah isya‟ sampai

selesai. Mengenai tempat untuk membaca surah tersebut dilakukan di tempat yang

mempunyai hajat. Dalam hal ini yang membaca adalah masyarakat setempat, dan

hanya dua surah saja yang dibaca yakni surah yusuf dan maryam33

.

2. Pemimpin membaca Al-Qur’an

Pemimpin setiap acara selamatan pembacaan Al-Qur‟an dalam acara tujuh

bulanan adalah ustadz yang bisa menjadi pemimpin mendapat kepercayaan di

masyarakat serta dianggap mempunyai pengetahuan dalam bidang Agama.

memimpin pembacaan ayat suci Al- Qur‟an desa rantau limau manis ialah ustadz

disamping itu, juga mempunyai pengetahuan dibidang Agama dan ditengah-

tengah masyarakat setelah mereka pulang dari pondok pesantren yang sangat

diharapkan oleh masyarakat.

33

Leti Lestari, Warga Desa Rantau Limau Manis, Wawancara dengan Penulis,23 Februari

2019, Kecamatan Tabir Ilir, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 54: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

41

3. Prosesi Pembacaan Al-Qur’an

Prosesi Pembacaan Al-Qur‟an tahap pertama yang akan dilakukan setelah

para undangan semua datang. Dalam pembacaan Al-Qur‟an terlebih dahulu

dibuka dengan mukoddimah pembuka oleh Imam atau Pemimpin menjelaskan

secara singkat tentang tujuh bulanan bagi orang yang hamil.34

Dalam mukoddimahnya juga menjelaskan tentang Al-Qur‟an dengan

tujuh bulanan. Setelah itu, baru dimulai dengan pembagian surah-surah oleh

pemimpin acara kepada para partisipan pembaca. Ragam surah yang dibaca dalam

acara tujuh bulanan adalah surah yusuf dan maryam. kemudian pemimpin acara

memulai dengan membaca wasilah.Wasilah pertama kepada Nabi Muhammad

SAW, keluarga dan para saihabatnya,kedua para Nabi, Rasul, Syuhada‟, orang-

orang shaleh, dan seterusnya. kepada wanita yang sedang hamil dan janinnya.

Setelah itu kemudian ustadz Sanadi menegaskan bacaan. Setelah acara Do‟a

selesai, dilanjutkan lagi istirahat. Penyelenggaraan mengeluarkan makanan yang

berupa minuman teh dan beberapa aneka makanan yang disiapkan. Kemudian

dilanjutkan dengan acara yang lain sampai pada acara penutupan.

4. Bentuk kegiatan

Yakni pembaca yang diundang langsung oleh penyelenggara. Pakaian

yang dikenakan pada bentuk kegiatan pembaca adalah pakaian yang biasa dipakai

dalam hajatan keagamaan, yakni baju yang sopan santun bagi warga yang ikut

membaca. Kehadiran merupakan sesuatu yang biasa dimasyarakat Rantau Limau

Manis,Sebagaimana ungkapan oleh salah satu warga, kedatangan para tetangga

dalam acara tujuh bulan menjadi hal yang biasa. Para tetangga ikut membantu

sedikit tidak ikut mendo‟akan dan mencari berkah dari bacaan ayat suci Al-

Qur‟an. 35

34

Hasil Observasi Pelaksanaanya dirumah Leti Lestari, Rantau Limau Manis, Kecamatan

Tabir Ilir,Kabupaten Merangin (Bangko: 2019), 7.

35

Rahayu Putri,Warga Desa Ulak Makam, Wawancara dengan Penulis,25 Februari

2019,Kecamatan Tabir Ilir, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

39

Page 55: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

42

B. Motivasi Pelaksanaan Tujuh Bulanan dan Pembacaan Surah

Salah satu yang sangat dibanggakan umat Islam dari dahulu hingga saat ini

adalah keontetikan Al-Qur‟an yang merupakan warisan intelektual Islam

terpenting dan paling berharga. Meskipun mushaf yang kita kenal sekarang ini

berdasarkan atas Rasm Usman bin Affan (al-mushaf ‘ala al-rasmal-Utsman),akan

tetapi sebenarnya ia tidak begitu muncul sebagai sebuah karya besar yang hampa

dari proses panjang yang telah dilaluinya pada masa-masa sebelumya.Proses itu

dimulai pada masa Rasulullah SAW. Setiap kali menerima wahyu Al-Qur‟an

langsung mengingat, menghafalnya,dan memberitahukan serta membacakannya

kepada para sahabat,agar mereka mengingat dan menghafalnya pula.36

1. Memohon Berkah dan Keselamatan

Al-Qur‟an yang berfungsi sebagai petunjuk memohon keselamatan

terhadap Allah melalui Al-Qur‟an sebagai firmannya, hal ini yang menjadi faktor

pendorong dan sekaligus sebagai upaya untuk menghidupkan Al-Qur‟an serta

menjadikannya bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat umat Islam

termasuk desa rantau limau manis. Harapan yang pertama yang akan menjadi

tujuan pokok dari masyarakat yakni keselamatan,dengan tujuan yang utama ini

sehingga umat Islam tetap kokoh berada dalam ajaran Islam. Yang kedua

pemilihan surah baik atau mendapat berkah yang sudah diceritakan di dalam Al-

Qur‟an seperti: Yusuf, Maryam. Inilah harapan masyarakat untuk mendapatkan

keselamatan dan keberkahan37

.

2. Sebagai bentuk rasa syukur

Islam memberikan petunjuk kepada pemeluknya untuk bersyukur terhadap

karunia yang diberikan Allah kepadanya, karena semakin banyak bersyukur maka

Allah akan menambahkan nikmat yang dia berikan,tetapi jika dia mengingkari

nikmat Allah maka azab Allah akan menimpanya, Sebagaimana Firman Allah

QS.Ibrahim,ayat 7: 38

36

Muhammad Abd Al-Azim Al-Zarkani, Fi Ulum Al-Qur’an, (Mesir: Isa Al-Halibi,)256.

37

Ibid.

38

M. Quraish Shihab, Al-Quran dan maknanya,(Lentera Hati 2013), 256.

Page 56: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

43

“Dan(Ingatlah juga),tatkala Tuhanmu memaklumkan,‟‟Sesungguhnya jika

kamu bersyukur,pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika

kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya azabku sangat

pedih.‟‟( QS.Ibrahim:7).39

Ayat tersebut memberikan pandangan bagi masyarakat Desa Rantau

Limau Manis mengenai bersyukur, hal ini menjadikan mereka ketika mendapat

nikmat yang berupa datangnya bayi yang menjadikan penerus keturunan mereka

melakukan tujuh bulanan sebagai bentuk rasa syukur atas karunia nikmat yang

telah diberikan oleh Allah SWT.

3. Menjaga Tradisi

Salah satu dibacakan Surah tertentu di dalam Al-Qur‟an pada acara

tujuh bulan adalah mengikuti tradisi. Tradisi ini dilaksanakan oleh para pendahulu

sebelumnya.Kemudian diteruskan selanjutnya kebiasaan yang dilakukan di

masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga tradisi di masyarakat agar tetap

lestari.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bunyamin sebagai ketua desa

masyarakat Rantau Limau Manis Tradisi tujuh bulanan ini sudah menjadi tradisi

yang ada di desa ini. Dan mengikuti apa yang pernah dilaksanakan pada acara

tujuh bulan,tergantung dari yang melaksanakannya, adakalanya dibaca nya surah

Yusuf dan Maryam, namun yang sering dilaksanakan adalah membaca (Surah

Yusuf,Surah Maryam).Surah ini dipilih tergantung dari orang yang memimpinkan

acara tersebut.Ungkapan yang disampaikan oleh Bunyamin warga Rantau Limau

Manis,bahwa tradisi (Tujuh Bulanan) adalah upaya yang dilakukan oleh

39

Penterjemahan dan penafsiran Al-Qur‟an,Al-Qur’an dan Terjemahnya(Jakarta:

Departemen Agama RI.,1985), 26.

Page 57: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

44

masyarakat dengan menjaga dan melaksanakannya sebagai bentuk menjaga

tradisi.40

4. Sebagai Bentuk Sosial budaya Masyarakat

Motivasi Sosial Masyarakat yang terkandung dalam tradisi ini adalah

adanya kesadaran dari masyarakat Desa Rantau Limau Manis sebagai bagian dari

masyarakat tersebut. 41

Ketika Al-Qur‟an adalah kitab suci yang paling banyak

dibaca,upaya pembumiannya selalu dilakukan oleh cendekiawan dalam rangka

mengaktualiasikan Al-Qur‟an dengan budaya lokal yang salah satunya adalah

tradisi tujuh bulanan dimana dalam acara tersebut dibacakan surat pilihan dalam

Al-Qur‟an yaitu: Maryam, Yusuf, meskipun terdapat versi yang lain tergantung

pemimpin acara. Istilah Al-Qur‟an dalam kehidupan masyarakat sering disebut

(living Qur’an) yang mana masyarakat menempatkan Al-Qur‟an sebagai bacaan

dan pedoman tertinggi untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat

(living Qur’an) adalah sebuah tren baru dalam dunia akademisi yang mana Al-

Qur‟an diinginkan untuk tidak hanya dimaknai sebagai sebuah kitab suci,tetapi

juga sebuah kitab yang isinya terwujud atau berusaha diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari. Studi Al-Qur‟an bukan hanya studi tentang ulum Qur’an

dan tafsir akan tetapi juga merealisasikan ayat Al-Qur‟an dalam kehidupan nyata,

hubungan antara sesama manusia baik seagama ataupun bukan, dan hubungan

manusia dengan ligkungan alamnya.

40Rahayu Putri,Warga Desa Ulak Makam,Wawancara dengan Penulis, 26 Februari 2019,

Kecamatan Tabir Ilir, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

41

Leti Lestari, Warga Desa Rantau Limau Manis,Wawancara dengan Penulis, 23 Februari

2019, Kecamatan Tabir Ilir, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 58: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

45

BAB IV

FUNGSI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM DALAM

TRADISI TUJUH BULANAN DESA RANTAU LIMAU MANIS

KECAMATAN TABIR ILIR

A. pandangan Ahli Tafsir Terhadap Surah Yusuf dan Surah Maryam

Shahih Tafsir Ibnu Katsir Surah Maryam Surah yang ke 19,98 Ayat

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dalam kitab Sirahnya dari hadits Ummu

Salamah. Juga Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud

mengenai kisah hijrah dari makkah ke negeri Habasyah. Didalamnya disebutkan

bahwa Ja‟far bin Ali Thalib R.a membaca permulaan surah ini kepadanya An-

Najasy(raja negeri Habasyah) dan sahabat-sahabatnya.42

Maryam Ayat 1-6

Kaaf haa yaa‟ain shaad. (Qs.19:1 ) yang dibacakan ini adalah penjelasan tentang

rahmat rabbmu kepada hambanya, zakaria,( Qs.19:2) yaitu ketika dia berdo‟a

kepada rabbnya dengan suara yang lembut. (Qs.19:3 ) dan zakaria berkata, “ya

rabbku,sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku

belum pernah kecewa dalam berdo‟a kepadamu, (Qs.19: ) dan sesungguhnya aku

khawatir terhadap mewaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang

mandul, maka anugrahilah aku dari sisi engkau seorang putra, (Qs.19:5) yang

42Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Pengesahan Hadits berdasarkan kitab-kitab Syaikh Muhammad

Nashiruddin al-bani dan ulama Ahli Hadits lainnya disertai pembahasan yang rinci dan mudah

difahami:(Jakarta : cetakan ke empat belas,2000),610.

45

Page 59: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

46

akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga ya‟qub, dan jadikanlah dia, ya

rabbku seorang yang diridhai.‟‟(Qs.19:6). 43

Shahih Tafsir Ibnu Katsir surah Yusuf surah Makkiyah surah yang ke 12, 111

Ayat Yusuf, ayat 1-3

Alif laam raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur‟an ) yang nyata dari Allah, (Qs.

12:1)sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur‟an dengan berbahasa

arab, agar kamu memahaminya.( Qs.12:2) kami ceritakan kepadamu kisah yang

paling baik dengan mewahyukan Al-Qur‟an ini kepadamu, dan sesungguhnya

kamu sebelum (kami mewahyukan) adalah termasuk orang-orang yang belum

mengetahui.( Qs.12:3).

Sifat-sifat Al-Qur‟an

Adapun pembicaraan mengenai huruf-huruf hijayyah yang yang terpisah-

pisah, maka telah dibahas di awal surah Al-Baqarah. Firman Allah SWT “ ini

adalah ayat-ayat al-kitab.”maksudnya,mengungkapkan tentang hal-hal yang

samar, dan menafsirkan serta menjelaskan.

Allah berfirman “sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur‟an

dengan berbahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas

dan paling banyak mengungkapkan makna-makna yang terdapat dalam jiwa. Oleh

karena itu diturunkanlah kitab yang muia ini melalui bahasa yang paling mulia,

kepada rasul yang mulia, dengan perantaraan malaikat yang mulia.

Sebab turunnya ayat ini

Mengenai sebab turunnya ayat ini, Ibnu Jarir meriwayatkan hadits dari

Ibnu‟Abbas r.a, ia mengatakan mereka(para sahabat) berkata “wahai Rasulullah,

sekiranya engkau ceritakan kisah-kisah kepada kami.‟‟ Lalu turunlah ayat:

43

Shahih Tafsir Ibnu Katsir. “Pengesahan Hadits berdasarkan kitab-kitab Syaikh Muhammad

Nashiruddin Al-Abani‟‟. Jilid 5, ( 2018 ) 552.

Page 60: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

47

“(Ingatlah ),ketika yusuf berkata kepada ayahnya, “wahai ayahku, sesungguhnya

aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan: kulihat semuanya

sujud kepadaku‟‟. (QS. Yusuf : 4).

Al-Qur‟an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman

hidup bagi umat Islam.Al-Qur‟an bukan sekedar memuat petunjuk tentang

hubungan manusia dengan tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia

dengan sesamanya (Hablum MinAllah Wa Hablum Minannas). Bahkan hubungan

manusia dengan Alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna

(Kaffah), maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami

kandungan isi Al-Qur‟an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

secara sungguh-sungguh dan Konsisten.44

Al-Qur‟an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan

kitab pedoman yang lebih sempurna dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya,

sehingga Al-Qur‟an diakui kebenarannya. Al-Qur‟an yang selalu tumbuh dan

hidup dalam kehidupan sehari-hari umat Islam diberbagai aktivitas yang komplek

tanpa disadari itu adalah bagian dari menghidupkan Al-Qur‟an. Seperti kegiatan

kebudayaan,selamatan, pernikahan dan berbagai kegiatan lainnya.Masyarakat

desa rantau limau manis menyakini dan memahami Al-Qur‟an tidak lebih dari

firman Allah yang merupakan kitab suci bagi umat Islam. 45

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang paling banyak dibaca dan dikaji oleh

umat muslim, hal ini karena selain Al-Qur‟an tidak terdapat keraguan di dalamnya

juga sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Al-Qur‟an dalam kehidupan

masyarakat (Living Qur’an) sering dijumpai atau terdapat pada tradisi atau budaya

masyarakat.Al-Quran adalah sebuah masyarakat yang ditopang atau didukung

oleh keimanan yang kokoh kepada Allah Swt. diaktualisasikan dengan

44

Choiruddin Hadhiri,SP,Klafikasi Kandungan Al-Qur’an,(Jakarta:Gema Insani

Press,1993),25. 45

M.Quraish Shihab, Al-Qur’an dan maknanya,(Lentera Hati 2013,.2.

Page 61: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

48

menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.Hal

tersebut sebagaimana dalam QS.Ali Imran,ayat 110:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah”.( QS.Ali Imran:110).46

Di dalam kitab suci tersebut terkandung ajaran-ajaran sebagai pedoman

hidup manusia sepanjang masa.Kitab suci diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW,serta menjadikan petunjuk yang bukan hanya untuk Islam saja akan tetapi

lebih luasnya bagi umat manusia sebagaimana dalam QS.Al-baqarah,ayat 2:

“Inilah Al-Kitab(Al-Qur‟an) tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi

orang-orang yang bertakwa‟‟.( QS. Al-Baqarah:2).

Selain Al-Qur‟an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW, juga sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam mengarungi

kehidupan di dunia dan upaya mencari bekal untuk hidup di akhirat. Karena di

dalam Al- Qur‟an sudah diatur tata cara kehidupan, bagaimana mengabdi dengan

Allah,berhubungan dengan sesama manusia, hingga sesama makhluk.Upaya untuk

mendekatkan diri dan menghidupkan Al-Qur‟an selalu dilakukan oleh umat Islam.

Hal ini terlihat dari berbagai macam aspek kegiatan keagamaan masyarakat rantau

limau manis. Apa yang dilakukannya menjadi bagian dalam menghidupkan Al-

Qur‟an dikehidupan sehari-hari. Bagi mereka Al-Qur‟an adalah sesuatu yang

sangat mulia yang harus dihormati dan dimuliakan. Al-Qur‟an hadir dalam

berbagai kegiatan,termasuk tradisi tujuh bulanan yang merupakan pengaruh dari

resepsi masyarakat rantau limau manis. Dari resepsi yang kuat tersebut maka

46Ibid.

Page 62: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

49

masyarakat rantau limau manis dalam memperlakukan Al-Qur‟an pun menjadi

sangat terhormat dan mulia. Ketika meletakkan tidak sembarangan tempat

melainkan di tempat yang tinggi seperti rak buku dan lemari,dan diletakkan di

atas buku-buku yang lain. Begitu juga ketika hendak menyentuh maupun

membawanya atau sekedar memindahkan, ia harus dalam keadaan suci dari hadas.

Al-Qur‟an sebagai bagian dalam kehidupan masyarakat rantau limau

manis juga tampak dalam kegiatan keagamaan seperti sedekahan, selamatan.

Sampai kegiatan yang berhubungan dengan pernikahan, kelahiran maupun

kematian Al-Qur‟an hadir dalam kegiatan tersebut. Ketika salah satu anggota

masyarakat ada yang meninggal dunia maka diadakan pembacaan surah yasin dan

tahlilan.

B. Pemaknaan Masyarakat rantau limau manis Terhadap surah Yusuf dan

Surah Maryam dalam tradisi tujuh bulan

Al-Qur‟an sebagaimana diketahui,diturunkan dalam bahasa Arab, baik lafal

maupun uslubnya, suatu bahasa yang kaya kosa kata dan sarat kandungannya.

Kendati Al-Qur‟an berbahasa Arab, tidak berarti bahwa semua orang Arab atau

yang mahir dalam bahasa Arab,dapat memahami Al-Qur‟an secara rinci. Bahkan

menurut Ahmad Amin,para sahabat sendiri tidak sanggup memahami kandungan

Al-Qur‟an dengan hanya sekedar mendengarkannya dari Rasulullah SAW, karena

untuk memahami Al-Qur‟an tidak cukup hanya dengan kemampuan dan

menguasai bahasa Arab saja, tetapi juga berbagai ilmu pengetahuan. Hasbi As-

Shiddiqi menyatakan bahwa untuk dapat memahami Al-Qur‟an dengan sempurna,

bahkan untuk menterjemahkannya diperlukan sejumlah ilmu pengetahuan yang

disebut ulum Qur’an.

Makna-makna surah yang dibaca dalam tujuh bulanan oleh masyarakat rantau

limau manis berkaitan dengan pemaknaan terhadap perlengkapan selamatan atas

wanita yang mengandung. Sebagaimana mempunyai makna demi keselamatan

kandungan setelah anak tersebut lahir. Begitu juga dengan pemaknaan masyarakat

terhadap surah yusuf dan surah maryam yang dibaca pada saat usia kandungan

Page 63: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

50

mencapai tujuh bulan. Pertama, surah yusuf. Pembacaan surah ini dihubungkan

dengan figur Nabi yusuf yang tampan dan shaleh.47

Dengan membaca surah yusuf, masyarakat memaknainya supaya anak

yang lahir dapat mencontohkan prilakunya. Nabi yusuf yang dikisahkan oleh

Allah dalam Q.S yusuf ayat 3:

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan Al-Qur‟an ini kepadamu,dan sesungguhnya kamu

sebelum(Kami mewahyukannya)adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui‟‟.( Q.S yusuf:3).

Ayat diatas relevan dengan pemaknaan masyarakat terhadap surah yusuf

ketika dibaca pada acara tujuh bulan. Pembacaan surah yusuf ini, sebenarnya

sebagai tafa‟ul terhadap Nabi Yusuf. Ketampanan menurut masyarakat desa

rantau limau manis bukan sekedar rupawan melainkan lahir tanpa cacat. Membaca

surah yusuf sebenarnya memohon kepada Allah supaya anaknya lahir dengan

sempurna. Sebagaimana yang diungkap oleh masyarakat dibacakan surah yusuf

dengan harapan agar anak yang dilahirkan sehat dan sempurna tanpa ada cacat

didalam fisiknya.48

Kedua, Surah Maryam Masyarakat bukan hanya berharap agar anaknya

lahir dengan sempurna, rupawan dan mempunyai perilaku baik. Akan tetapi juga

lahir dengan mudah. Oleh karena itu, membaca surah maryam pada saat tujuh

bulan agar anak yang dikandung lahir dengan mudah.Siti Maryam adalah salah

satu dari perempuan yang taat kepada Allah, seluruh hidupnya diabadikan kepada

Allah, sehingga ia diberikan kemulian menjadi perempuan yang suci. Selama

hidupnya tidak pernah bersentuhan dengan seorang laki-laki,tetapi dengan

kekuasaan Allah ia dapat mengandung anak yang kemudian menjadi rasul,yakni

nabi Isa. Dengan kekuasaannya, siti maryam melahirkan dengan mudah dan

47

Ibid. 48

Ibid.

Page 64: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

51

selamat tanpa bantuan orang lain. Masyarakat sekedar tahu siti Maryam, bahwa ia

salah satu perempuan yang taat kepada Allah.Sebagaimana firman Allah QS.

Maryam ayat 22-26 yang berbunyi:

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan

kandungannya itu ke t empat yang jauh‟‟.( QS.Maryam: 22).

“ Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada

pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati

sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".(

QS.Maryam:23).

“Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu

bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di

bawahmu‟‟.( QS.Maryam:24)

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu

akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu‟‟.(QS. Maryam:

25).

“ Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat

seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar

berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan

berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".( QS. Maryam:26).

Page 65: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

52

C. Fungsi Pembacaan Surah Yusuf dan Surah Maryam Tradisi Tujuh Bulan

Masyarakat Rantau Limau Manis,Kecamatan Tabir Ilir,Kabupaten

Merangin

Kata Al-Qur‟an berarti bacaan atau yang dibaca.Menurut ahli bahasa, Al-

Lihyani (wafat 215 H), lafal Al-Qur‟an adalah isim mashdar dengan arti isim

maf‟ul, yaitu dibaca, karena bukan saja Al-Qur‟an harus dibaca oleh manusia,

terutama oleh penganutnya, tetapi juga karena kitab ini dalam kenyataannya selalu

dibaca oleh yang mencintainya,baik waktu shalat maupun diluar shalat.49

1. Sebagai kitab suci

a. Kitab Suci

Al-Qur‟an kitab suci dalam umat Islam, kedudukannya sebagai kitab suci,

maka masyarakat menjadikannya sebagai kehidupan sehari-hari.Firman Allah

berupa bacaan dalam lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat-ayat atau firman-

firman Allah, kemudian dikumpulkan menjadi satu. Sebagai kitab suci,Al-Qur‟an

merupakan kitab suci yang paling baik dibaca dikalangan umat Islam. Termasuk

di masyarakat rantau limau manis yang mayoritasnya umat Islam. Al-Qur‟an

sebagai kitab suci umat Islam dan menjadi rujukan maupun pedoman hidup,

terbukti dalam acara apapun selalu dibuka dengan ayat-ayat suci Al-Qur‟an. Ini

berarti sebagai kitab suci, tanpa disadari tidak terlepas dalam kehidupan sehari-

hari dalam masyarakat, karena Al-Qur‟an selalu hadir dalam berbagai kegiatan

masyarakat muslim,termasuk membaca surah dalam Al-Qur‟an pada saat acara

tujuh bulanan.50

Perlakuan masyarakat terhadap Al-Qur‟an dalam segala hal, memberikan

gambaran bahwa Al-Qur‟an berfungsi sebagai kitab yang suci,yang selalu

disakralkan oleh masyarakat Rantau Limau Manis yang beragama Islam.

b. Bacaan yang dimuliakan

Kedudukan Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat Nabi Muhammad SAW, ia

memiliki keistimewaan yang terkandung didalamnya sangat banyak, dan belum

semuanya berhasil diketahui oleh manusia. Al-Qur‟an yang sangat mulia bagi

49

Ibid.

50Ibid.

Page 66: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

53

umat Islam, maka Al-Qur‟an diperlakukan begitu istimewa. Keistimewaan Al-

Qur‟an ini tergambar dalam masyarakat bahwa setiap acara paing tidak dibuka

dengan ayat-ayat. Termasuk dalam acara tujuh bulan, perlakuan masyarakat

terhadap Al-Qur‟an,bukan hanya dilihat dari mereka memposisikan Al-Qur‟an

dalam suatu acara, akan tetapi lebih dari itu, bagaimana cara membawa maupun

tempat menaruhnya berbeda dengan kitab-kitab atau buku-buku yang lain.51

Dari gambaran perlakuan masyarakat rantau limau manis terhadap Al-

Qur‟an di atas, bahwa Al-Qur‟an berkedudukan sebagai kitab suci sangat

dimuliakan. Berbagai cara masyarakat memberikan kemuliaan penghormatan

dalam segi menempatkan Al-Qur‟an pada tempat yang lebih tinggi. Hal ini

dikarenakan keyakinan dalam umat Islam terutama masyarakat rantau limau

manis bahwa Al-Qur‟an akan bisa memberikan keberkahan baik di dunia maupun

di akhirat.

c. Sarana Petunjuk

Sebagai Petunjuk Al-Qur‟an selalu dikaji oleh umat Islam,guna menggali

yang terkandung di dalam Firman Allah SWT. Al-Qur‟an yang menyimpan

berbagai hal, baik dalam urusan dunia sampai urusan Akhirat. Di dalamnya

terdapat petunjuk bagi umat Islam khususnya umat Islam. Sebagaimana dalam

QS.Al-Baqarah ayat 185:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda

(antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu

hadir(di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia

51Rahayu Putri, Warga Desa Rantau Limau Manis,Wawancara dengan Penulis,25

Februari 2019, Kecamatan Tabir Ilir, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 67: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

54

berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu

ia berbuka),Maka(wajiblah baginya berpuasa),sebanyak hari yang

ditinggalkannya itu,pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki

kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan

hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya

kamu bersyukur‟‟.( QS.Al-Baqarah:185).

Ayat ini dengan jelas dan tegas mengatakan Al-Qur‟an adalah kitab yang

berisi petunjuk,petunjuk adalah segala sesuatu yang dapat membawa manusia

kepada sesuatu yang baik atau yang membuat seorang individu sampai pada suatu

keadaan yang baik dan benar. Kalau dia tidak membawa manusia pada keadaan

tersebut maka dikatakan sebagai penyesat atau yang menyesatkan, yaitu segala

seuatu yang membuat seseorang tidak sampai pada keadaan yang dianggap baik

dan benar, atau yang diinginkan.Masyarakat menyakini bahwa Allah memberikan

petunjuk melalui Al-Qur‟an ketika mereka menghadapi berbagai hal dalam

kehidupan mereka. Dengan mengikuti petunjuk-petujuk ini mereka kemudian

akan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.

Al-Qur‟an dijadikan petunjuk dalam berbagai hal yang menyangkut

kehidupan.Termasuk penggunaan Al-Qur‟an dalam tradisi tujuh bulan.

Pembacaan surah dalam tradisi tujuh bulan merupakan cara masyarakat

menghidupkan Al- Qur‟an dalam kehidupan. Surah yang dibaca, oleh masyarakat

rantau limau manis dijadikan sebagai petunjuk. Karena dalam surah tersebut

mempunyai makna bagi masyarakat.52

Surah yang dibaca lebih banyak menguraikan tentang kisah-kisah para

Nabi maupun hambanya yang shaleh. Dari kisah-kisah tersebut masyarakat rantau

limau manis menjadikan sebagai petunjuk, bahwa mereka adalah orang-orang

yang shaleh yang diteladani. Dari kisah-kisah yang terdapat dalam surah-surah

tersebut, memberikan gambaran tentang cara pandang masyarakat dalam

memfungsikan Al-Qur‟an sebagai petunjuk.

52Ibid.

Page 68: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

55

d. Sebagai obat

Dalam Lintas Sejarah Islam, praktik memperlakukan Al-Qur‟an tertentu

dari Al-Qur‟an sehingga bermakna dalam kehidupan, pada dasarnya sudah terjadi

ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup. Sebuah masa yang paling baik bagi

umat Islam.

Disamping itu,adanya anggapan tertentu terhadap Al-Qur‟an dari berbagai

komunitas Islam, berupa praktik untuk menfungsikan Al-Qur‟an dalam

kehidupan,seperti salah satu fungsi Al-Qur‟an sebagai obat (syifa) atau penawar

segala macam jenis penyakit,baik itu penyakit rohani maupun jasmani. Pengertian

Al-Qur‟an sebagai obat tidak hanya sebagai obat lahiriah tetapi juga secara

batiniah. Al-Qur‟an yang dijadikan sebagai obat oleh masyarakat rantau limau

manis, tidak terlepas dari ayat QS.Al-Isra‟,ayat 82:

“Dan kami turunkan Al-Qur‟anQur‟a suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur‟an itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. Dilihat dari

ayat di atas memberikan petunjuk bahwa Al-Qur‟an yang dibaca

berfungsi sebagai obat penawar‟‟.(QS. Al-Isra‟:82).

1. Obat Hati

Suatu hal yang menjadi keyakinan tiap muslim bahwa Al-Qur‟an

diturunkan Allah SWT. Untuk memberi petunjuk kepada tiap manusia dan

menyembuhkan dari berbagai penyakit hati. Al-Qur‟an yang dijadikan obat hati

dengan cara membacanya. Keyakinan yang tumbuh dalam masyarakat rantau

limau manis, bahwa Al-Qur‟an yang dibaca bisa memberikan ketenangan dalam

hati. Dalam tradisi tujuh bulan, adanya keyakinan yang kuat terhadap pembacaan

surah masyarakat rantau limau manis, yakni harapan dengan membaca ayat suci

Al-Qur‟an bayi dan ibu yang mengandungnya bisa mendapatkan ketenangan

batin.53

53

Ibid.

Page 69: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

56

2. Obat Jasmani

Al-Qur‟an menjadikan obat jasmani dari berbagai macam penyakit, tata

cara digunakan bukan dengan tata cara yang lazim digunakan dalam

menggunakan obat untuk penyakit jasmani. Cara yang muncul dalam masyarakat

seperti terapi dengan bacaan ayat suci Al-Qur‟an. Ayat suci Al-Qur‟an juga

digunakan sebagai obat jasmani seperti rukyah, pengobatan ini menggunakan

bacaan ayat-ayat. Dalam tradisi pembacaan surah tersebut berfungsi sebagai obat

jiwa, hal tersebut,agar mendapat ketenangan terhadap ibu yang mengandung

sehingga berdampak kepada kesehatan fisik.54

Bacaan surah dalam acara tujuh bulanan, masyarakat rantau limau manis

dijadikan sebagai obat bagi ibu yang mengandung. Kekuatan dan keyakinan

terhadap Al-Qur‟an dibaca oleh masyarakat rantau limau manis merupakan

resepsi terhadap Al-Qur‟an sebagai obat. Secara tidak langsung mereka telah

memfungsikan Al-Qur‟an sebagai obat.

3. Sarana Perlindungan

Al-Qur‟an dalam pandangan masyarakat mempunyai fungsi sebagai

sarana perlindungan atau memohon keselamatan. Membaca Al-Qur‟an adanya

keyakinan untuk mendapatkan perlindungan atau keselamatan dari Allah baik di

dunia maupun akhirat.Perlindungan tersebut diantaranya:

a. Bahaya Siksa Neraka

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang memberikan petunjuk tentang

kehidupan di dunia dan di akhirat, termasuk juga tentang gambaran siksa

neraka.Membaca Al- Qur‟an bagi orang Muslim adalah Ibadah. Karena Al-Qur‟an

akan menjadi syafa‟at pada hari kiamat bagi orang yang membacanya. Ungkapan

dari wawancara leti lestari adalah keyakinan terhadap Al-Qur‟an bahwa Al-

Qur‟an bisa memberi kita pertolongan bagi orang yang selalu membacanya.

Sebagaimana sarana perlindungan terhadap siksa neraka. Maka masyarakat

Rantau Limau Manis meresepsi Al-Qur‟an dalam berbagai kegiatan, termasuk

acara (tujuh bulan). Pembacaan Surah dalam Al-Qur‟an merupakan sarana

perlindungan siksa neraka, Tujuan Pembacaan surah dalam acara tujuh bulan

54

Ibid.

Page 70: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

57

sebagai bentuk pengenalan terhadap bayi yang dikandungkan. Harapannya agar

bayi menjadi ahli Al-Qur‟an setelah ia lahir. Sehingga nantinya mendapat syafa‟at

dan terhindar dari siksa neraka.

Al-Qur‟an yang dibaca pada saat tujuh bulan dengan tujuan dan harapan

sebagaimana yang telah disebutkan, merupakan fungsi dari Al-Qur‟an sebagai

sarana perlindungan. Dengan mendengarkan bacaan ayat suci kepada bayi yang

dikandung, merupakan cara pandang masyarakat untuk mengenalkan Al-Qur‟an

terhadap bayi. Hal tersebut tanpa kita sadari Al-Qur‟an sebagai kitab petunjuk

berfungsi juga sebagai sarana perlindungan terhadap siksa api neraka.

b. Bahaya Makhluk Halus

Memohon Perlindungan bagi Masyarakat Rantau Limau Manis merupakan

sesuatu harus upayakan. Dalam memohon perlindungan atau memohon

keselamatan masyarakat membaca surah yasin sebagai bacaan utama dalam setiap

selamatan. Bacaansurah-surah dalam acara tujuh bulan, baik bagi bayi maupun

ibu yang sedang mengandung. 55

Tujuan pembacaan surah agar ibu dan bayi yang dikandungnya tetap

dalam lindungan Allah SWT, rasa aman karena berlindung melalui bacaan Ay

suci Al-Qur‟an yang dibacakan,bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pembacaan surah dengan tujuan sebagaimana yangdisebutkan di atas,

sebagai bentuk keyakinan masyarakat Rantau Limau Manis terhadap Al-qur‟an

yang dibaca pada saat acara tujuh bulanan. Walaupun surah yang dibaca tidak

berkaitan dengan rezeki.Mempermudah rezeki sebagai salah satu tujuan membaca

surah pada saat acara merupakan bentuk dari penerapan fungsi dari Al-Qur‟an.

Surah dalam Tradisi Tujuh Bulan Masyarakat Rantau Limau Manis,Kecamatan

Tabir Ilir,Kabupaten Merangin.

QS. Maryam adalah surah yang ke 19 yang terdiri atas 98 ayat, termasuk

golongan surah makiyah. Karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum

Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Bahkan sebelum sahabat-sahabat

beliau hijrah ke negeri Habsyi. Dinamakan Maryam karena sebagian besar

55

Imam Abi Al-Husain Muslim Al-Hajj Al-Qusayri An-Naisaburi,Sahih Muslim,Juz

1(Beirut :Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah,1991),553.

Page 71: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

58

menceritakan tentang Maryam. Pujian Allah kepadanya terdapat dalam QS.Al-

Maidah ayat 75:

“Al-masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang Sesungguhnya

telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat

benar, Kedua-duanya biasa memakan makanan perhatikan bagaimana

Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan

(Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari

memperhatikan ayat-ayat Kami itu)‟‟.( QS.Al-Maidah ayat :75).

Maryam adalah seorang wanita yang selalu menjaga kehormatannya dari

laki-laki, sehingga ia selalu menjauhkan diri dari keluarganya. Ia selalu memakai

(hijab) dalam berhubungan dengan orang-orang, kemudian Allah mengirimkan

Jibril kepadanya.Di karenakan Maryam tidak pernah berhadapan dengan laki-

laki,ia berkata: ”Sesungguhnya aku berlindung dari padamu tuhan Allah yang

maha pemurah,jika kamu seorang yang bertakwa, lalu jibril

berkata:”Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Allah, untuk memberimu

seorang anak laki-laki yang suci.” Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku

seorang anak laki-laki, sedangkan tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku

dan aku bukan seorang penzina.” Jibril berkata: „‟Demikianlah‟‟. Allah berfirman:

„‟Hal itu adalah mudah bagiku dan agar dapat kami menjadikannya suatu tanda

bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang

sudah diputuskan.Cerita Maryam di atas menjadi salah satu tujuan dalam

bertabarruk khususnya bagi orang tua yang sedang menunggu kelahiran anaknya.

Tidak berlebihan jika seorang calon ibu ingin mempunyai seorang anak

Page 72: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

59

perempuan yang selalu menjaga kehormatannya sebagaimana Maryam atau

sering disebut al-muhsanat, sebagaimana diungkapkan oleh Siti Nur Rahmah.56

Fenomena ini juga terjadi di masyarakat, mereka mengamalkan Al-Qur‟an

yang senantiasa dibaca saat hamil. Tentang ayat-ayat dibaca atau digunakan ketika

hamil diantaranya adalah surah yusuf dan Maryam dengan berbagai motivasi dan

tujuan ibu hamil dalam mengamalkannya.Setiap orang tua pasti berharap

menginginkan anak yang sholeh dan sholehah,mengabdi kepada Allah dan kepada

orangtua. Inilah kekayaan yang akan membahagiakan saat menginjak usia tua

nanti.57

Anak merupakan unsur yang terpenting dalam keluarga. Penerus generasi,

Pelanjut sejarah, ditangan mereka masa depan umat, kesadaran tentang hal ini

sangatlah penting.Dan menjadi tanggung jawab orang tua untuk memberikan

pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Allah SWT, telah memperingatkan orang

tua merawat anak-anak mereka dengan cara yang benar dan menumpahkan segala

perhatian yang mereka butuhkan untuk menjadi orang dewasa yang sehat dan

kuat. Pentingnya pendidikan sejak dini.

56

Tim Penterjemah dan Penafsiran Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta :

Departemen Agama RI., 1958), 28. 57

Ibid.,30.

Page 73: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Melaksanakan proses penelitian dari observasi,wawancara,

dokumentasi,berikut proses analisis data-data yang diperoleh, maka peneliti

mengambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah

penelitian sebagaimana berikut:

Bagaimana Prosesi pelaksanaan Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam

yang dilakukan oleh masyarakat Desa Rantau Limau Manis,Kecamatan Tabir

Ilir,Kabupaten Merangin. Al-Qur‟an ialah mu‟jizat yang terbesar,kekal abadi.

Mukjizat yang pernah diberikan Allah SWT kepada Rasul-rasulnya,semenjak

Nabi Adam as. Sampai Nabi Muhammad SAW Umat Islam dan umat lainnya

dapat memegang, membaca,menghayati,memahami,mengamalkan isinya untuk

mencapai kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat nanti Al-Qur‟an

mencakup seluruh wahyu yang baik berupa petunjuk, perbaikan, pendidikan,

pengajaran keseluruhan budi pekerti dan undang-undangnya.

Setiap daerah mempunyai kekhasan dalam Pelaksanaan tujuh bulanan bagi

wanita yang sedang hamil. Tidak terkecuali bagi desa rantau limau manis yang

mempunyai cara tersendiri dalam pelaksanaan tujuh bulanan. Prosesi tujuh

bulanan di desa rantau limau manis memerlukan tenaga, pikiran, maupun materi

baik dalam persiapan maupun pada hari pelaksanaannya. Semua tahap-tahap

tersebut diyakini oleh masyarakat rantau limau manis untuk dilalui. Mulai dari

Pemilihan hari dan tanggal yang tepat.Prosesi acara ini diselenggarakan untuk

kehamilan anak pertama dari pasangan suami istri, ketika kehamilannya sudah

mencapai tujuh bulan. Acara ini, masyarakat rantau limau manis bukan sekedar

acara ritual yang hanya mengikuti leluhur saja, melainkan sebagai bentuk rasa

syukur atas karunia yang diberikan Allah SWT kepadanya. Selain itu juga,

sebagai pengharapan maupun Do‟a agar ibu dan calon bayi yang dikandung tetap

sehat.

60

Page 74: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

61

Prosesi Pembacaan Al-Qur‟an tahap pertama yang akan dilakukan setelah

para undangan semua datang. Dalam pembacaan Al-Qur‟an terlebih dahulu

dibuka dengan mukoddimah pembuka oleh Imam atau Pemimpin menjelaskan

secara singkat tentang tujuh bulanan bagi orang yang hamil.

Dalam mukoddimahnya juga menjelaskan tentang kaitan Al-Qur‟an

dengan tujuh bulanan. Setelah itu, baru dimulai dengan pembagian surah-surah

oleh pemimpin acara kepada para pembaca.Ragam surah yang dibaca dalam acara

tujuh bulanan adalah surah yusuf dan maryam. kemudian pemimpin acara

memulai dengan membaca wasilah. Wasilah pertama kepada Nabi Muhammad

SAW,keluarga dan para saihabatnya,kedua para Nabi, Rasul, Syuhada‟, orang-

orang shaleh, para wali dan seterusnya. Ketiga kepada para leluhur yang sudah

mendahului. Keempat kepada wanita yang sedang hamil dan janinnya. Setelah itu

kemudian ustadz Sanadi menegaskan bacaan. Setelah acara Do‟a selesai,

dilanjutkan lagi istirahat. Penyelenggaraan mengeluarkan sodakoh yang berupa

minuman teh dan beberapa aneka makanan yang disiapkan. Kemudian

dilanjutkan dengan acara yang lain sampai pada acara penutupan.Apa Fungsi

Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam dalam Tradisi Tujuh Bulanan Masyarakat

Rantau Limau Manis,Kecamatan Tabir Ilir,Kabupaten Merangin.

Sebagai kitab suci

Al-Qur‟an kitab suci dalam umat Islam, kedudukannya sebagai kitab suci,

maka masyarakat menjadikannya sebagai kehidupan sehari-hari.Firman Allah

berupa bacaan dalam lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat-ayat atau firman-

firman Allah, kemudian dikumpulkan menjadi satu. Sebagai kitab suci,Al-Qur‟an

merupakan kitab suci yang paling baik dibaca dikalangan umat Islam. Termasuk

di masyarakat rantau limau manis yang mayoritasnya umat Islam. Al-Qur‟an

sebagai kitab suci umat Islam dan menjadi rujukan maupun pedoman hidup,

terbukti dalam acara apapun selalu dibuka dengan ayat-ayat suci Al-Qur‟an. Ini

berarti sebagai kitab suci, tanpa disadari tidak terlepas dalam kehidupan sehari-

hari dalam masyarakat, karena Al-Qur‟an selalu hadir dalam berbagai kegiatan

masyarakat muslim,termasuk membaca surah dalam Al-Qur‟an pada saat acara

Page 75: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

62

tujuh bulanan.Perlakuan masyarakat terhadap Al-Qur‟an dalam segala hal,

memberikan gambaran bahwa Al-Qur‟an berfungsi sebagai kitab yang suci,yang

selalu disakralkan oleh masyarakat Rantau Limau Manis yang beragama Islam.

Al-Qur‟an dijadikan petunjuk dalam berbagai hal yang menyangkut kehidupan.

Termasuk penggunaan Al-Qur‟an dalam tradisi tujuh bulan. Pembacaan surah

dalam tradisi tujuh bulan merupakan cara masyarakat menghidupkan Al- Qur‟an

dalam kehidupan. Surah yang dibaca,oleh masyarakat rantau limau manis

dijadikan sebagai petunjuk. Karena dalam surah tersebut mempunyai makna bagi

masyarakat.

B. Rekomendasi

Peneliti sadari bahwa peneliti ini masih banyak kekurangan yang diperoleh

dalam proses penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti kemukakan beberapa saran

yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan.Berdasarkan pengamatan di

lapangan dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Peneliti mengenai pembacaan surah dalam tradisi tujuh bulan yang ada

masyarakat Rantau Limau Manis dalam memahami ajaran Agama.Oleh

karena itu, peneliti menyarankan bagi para peneliti yang hendak

melakukan penelitian yang sama(Pembaca surah yusuf dan Maryam dalam

tradisi tujuh bulan) disarankan melakukan penelitian secara bertahap yaitu

dengan menelusuri dan melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap tradisi tersebut.

2. Menumbuhkan semangat karena penelitian bukanlah sebagai sarana

mengadili sebuah pemaknaan dalam sebuah tradisi, melainkan untuk

memahami,memaparkan dan menjelaskan persoalan kebenaran terhadap

resepsi masyarakat terhadap ayat suci Al-Qur‟an. Demikianlah kesimpulan

dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat dan

menambahkan wawasan bagi orang yang membacanya.

Page 76: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

63

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Departemen Agama RI, Tafsir Ilmu Tafsir, Madrasah Aliyah Negeri Bangko,

Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1992-1993.

Buku

Al-Baidawi, Nasiruddin . Tafsîr al-Baidawi al-Musamma Anwâr al-Tanzîl wa

asrâr al-Ta’wil, Jilid II. Beirut: Dar al Kutub al „Ilmiyyah, 2006.

Al-Bhukhari, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin bardizbah,

Shahîh al-Bhukhari, Juz 7. beirut: dar al-kutub al „ilmiyah 1992.

An-Naisaburi, Imam Abi al-Husain Muslim al-Hajjaj al-Qusairy. Sahîh Muslim,

Juz I. Berut: Dar al-Kutub al-„ilmiyah, 1991.

Artikel,Imam Baihaki,Karakterstik Tradisi Tujuh Bulanan di jawa tengah sebagai

sebuah sastra lisan,2017.

Eldeeb, Ibrahim. Be a Living Qur’an; Petunjuk Praktis Penerapan ayat-ayat al-

Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari, terj. Faruq Zaini. Jakarta:

LenteraHati, 2009.

Hermawati, Isni, Makna Simbolik Sajen selamatan tujuh bulan.Yogyakarta :Jantra

Vol,2,no 3, 2007.

Khalil, Ahmad. Islam Koentjaraningrat. Metode-metode Penulisan Masyarakat.

Jakarta: Gramedia,1989.

Mansur, Muhammad. living Qur’an dalam Lintas Sejarah Studi al-Qur’an, dalam

Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis, Syahiron Syamsuddin

(ed). Yogyakarta: TH Press,2007.

Meleong, Lexy J. Metode Penulisan Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya,

1993.

Muhammad Fauzan Nasir, Qur‟an Pembacaan Tujuh Surah Pilihan Al-Qur’an

dalam tradisi mitoni/tujuh bulan,kajian Living Qur’an .2016.

Muhsin, Imam. Al-Qur‟an dan Budaya Jawa. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2013.

Putra, Heddy Shri Ahimsa The Living Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi.

Jurnal WalisongoVol. 20, no 1 mei 2012.

Rafi‟uddin. Pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Upacara Peret Kandungani

Desa Poteran Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Madura.

Sahiron Syamsuddin, Metodelogi Penelitian Living Qur’an dan Hadits, Dosen

Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:2007

Sahiron Syamsuddin MA.Metodelogi Penelitian Living Qur’an dan Hadits,TH

press, 2007.

Said Agil Husin Al-Munawar,M.A.Al-Qur’an membangun Tradisi Kesalehan

Hakiki,Jakarta 2002

Saksono,Gatot dkk.,Faham Keselamatan dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:

Ampera Utama 2012.

Sektioningsih, Muchibbah. Adopsi Ajaran Islam dalam Ritual Mitoni di Desa

Ngagel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Yogyakarta: Skripsi

Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2009.

Page 77: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

64

Shihab, M.Quraish dkk. Sejarah dan Ulum al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus,

2001.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Pengesahan Hadits Berdasarkan Kitab-kitab Syaikh

Muhammad Nashiruddin Al-Albani dan ulama Ahli Hadits lainnya disertai

Pembahasan yang Rinci dan Mudah difahami. Jakarta : Jilid 5, Januari

2018.

Syamsuddin. Kata Pengantar Metodologi Penelitian Living Qur’an dan hadis,

Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur’an dan Hadis. Yogyakarta:

TH Press, 2007.

Winarno, Surakhmad. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar dan Metode Teknik.

Bandung: Tarsio,1990.

Yusuf, Muhammad. Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: TERAS, 2007.

Hasil Wawancara

Abdul Manap,Ketua Adat Desa Rantau Limau Manis Wawancara dengan

Penulis.19 April 2019. Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Bunyamin, Kepala Desa Rantau Limau Manis Wawancara dengan Penulis. 16

Januari 2019, Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Fahrudin Hm, Penulis Budaya Sosial Budaya Masyarakat Jambi Melayu Tabir Ilir

Wawancara dengan Penulis. 13 Maret 2019. Kabupaten Merangin.

Rekaman Audio.

Leti Lestari, Warga Desa Rantau Limau Manis Wawancara dengan Penulis. 23

Februari 2019, Kabupaten Meragin. Rekaman Audio.

Rahayu Putri, Warga Desa Rantu Limau Manis Wawancara dengan Penulis. 27

Februari 2019. Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Sauri, Pemuka Agama Desa Rantau Limau Manis Wawancara dengan Penulis.

20 April 2019. Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Salman Sayuti, Warga Desa Rantau Limau Manis Wawancara dengan Penulis. 15

Maret 2019. Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.

Internet

Agus Suntoyo, “Atlas Walisongo‟‟, diakses melalui alamat http://www.youtobe

.com/2011/03 Atlas Walisongo.html, tanggal 30 agustus 2012.

Suryadilaga, “Living Qur‟an‟‟, diakses melalui alamat http:// Islamlib.com/2013/

Living Qur’an. Html, tanggal 19 November 2014.

Jurnal

Imam Baihaqi, “ Karakteristik Tradisi Tujuh Bulanan di jawa Tengah‟‟. Jurnal

Arkhais.08,No.2 (2017),27-29.

Page 78: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

65

JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan berlangsung selama tiga bulan, adapun tentang tahapan dan rentang waktu penelitian dapat

dilihat di bagan berikut:

No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan Draf Proposal

X X

2

Konsultasi dg Ka.

Jur/Prodi dan lainnya utk

fokus penelitian

X

X

3 Revisi Draf Proposal X

X

4 Proses Seminar Proposal

x

x

5 Revisi Draf Proposal

Setelah Seminar X

X

6 Konsultasi dgn

Pembimbing X

X

7 Koleksi Data X

X

X

8 Analisa dan Penulisan

Draf Awal Skripsi

9 Draf Awal dibaca

Pembimbing

Page 79: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

66

10 Revisi Draf Awal

x

x

11 Draf Dua Dibaca

Pembimbing

x

x

12 Refisi Draf Dua

x

x

13 Draf Dua Revisi Dibaca

Pembimbing

x

x

14 Penulisan Draf Akhir

x

x

15 Draf Akhir Dibaca

Pembimbing

16 Ujian Munaqashah

17 Revisi Skripsi Setelah

Ujian Munaqashah

18 Mengikuti Wisuda

Perlu dijelaskan bahwa jadwal ini tidak bersifat mengikat karena boleh jadi salah satu tahapan berlangsung lebih cepat atau

lebih lama.Selain itu, boleh jadi pula ada tahapan yang berlangsung bersamaan dengan tahapan lain, artinya penjadwalan kan

berlangsung secara kondisional.

Page 80: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

67

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

“IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM

TRADISI ORANG HAMIL TUJUH BULAN MASYARAKAT

RANTAU LIMAU MANIS, KECAMATAN TABIR ILIR,

KABUPATEN MERANGIN’’.

No JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1.

2.

3.

4.

Gambaran Umum Desa

Rantau Limau Manis

Sejarah Desa Rantau

Limau Manis

Bagaimana Prosesi

Pembacaan Surah Yusuf

dan Surah Maryam yang

dilakukan oleh Masyarakat

Desa Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir

Kabupaten Merangin?

Apa Fungsi Pembacaan

Surah Yusuf dan Surah

Maryam dalam Tradisi

Tujuh Bulan Masyarakat

Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir

Kabupaten Merangin?

-Observasi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Wawancara

-Observasi

-Wawancara

LibraryResearch

-Wawancara

-Dokumentasi

-Aparat Desa

-Sistem

Pemerintahan

-Dokumentasi

-Keadaan

Masyarakat

-Pekerjaan

Masyarakat

-Keadaan

Pendidikan

-Tokoh Agama

-Tokoh Adat

Masyarakat dan

Masyarakat

-Tokoh Agama

-Tokoh Adat

-Tokoh

Masyarakat

Page 81: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

68

A. Panduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1.

2

3.

4.

5.

6.

-Gambaran Umum Desa

Rantau Limau Manis

-Pembagian Wilayah Desa

Rantau Limau Manis

Sarana Pendidikan Desa

Rantau Limau Manis dan

Sekitarnya

Implementasi Pembacaan

Surah Yusuf dan Maryam

Tradisi Tujuh Bulanan

Motivasi Pelaksanaan

Tujuh Bulanan dan

Pembacaan Surah

Fungsi Pembacaan Surah

Yusuf dan Maryam Tradisi

Tujuh Bulanan Desa

Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir

Kabupaten Merangin

-Sistem Pemerintahan

-Keadaan Masyarakat

-Pekerjaan Masyarakat

-Keadaan Pendidikan

-Sistem Kepercayaan

-Budaya Masyarakat

-Nama Pedusunan dusun bukit

Jung,dusun Muaro Mendelang,dusun

Rantau Palembang

-Madrasah Diniyyah, Sekolah Dasar

Sd I, Sd II, SLTP Hitam Ulu,SLTP 8

Tabir

-Prosesi Pelaksanaan Tujuh Bulanan

-Waktu dan Tempat

-Pemimpin Membaca Al-Qur‟an

-Prosesi Pembacaan Al-Qur‟an

-Bentuk Kegiatan

-Memohon Berkah

-Sebagai Bentuk rasa syukur

-Menjaga Tradisi

-Sebagai bentuk sosial budaya

Masyarakat

-Pemaknaan Masyarakat terhadap

Surah Yusuf dan Maryam Tradisi

Tujuh Bulanan

Page 82: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

69

B. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Data Dokumenter

1.

2.

3.

4.

-Gambaran Umum Desa

Rantau Limau Manis

Sejarah Desa Rantau

Limau Manis

Bagaimana Prosesi

Pembacaan Surah Yusuf

dan Surah Maryam yang

dilakukan oleh

Masyarakat Desa Rantau

Limau Manis Kecamatan

Tabir Ilir Kabupaten

Merangin

Apa Fungsi Pembacaan

Surah Yusuf dan Surah

Maryam dalam Tradisi

Tujuh Bulan Masyarakat

Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir

Kabupaten Merangin

-Data dokumentasi Desa Rantau

Limau Manis

-Data dokumentasi tentang Sejarah

Desa Rantau Limau Manis

-Data dokumentasi tentang Proses

Pembacaan Surah Yusuf dan

Maryam

-Data dokumentasi Fungsi

Pembacaan Surah Yusuf dan

Maryam

Page 83: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

70

C. Butir-butir Wawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Substansi

Wawancara

1.

2.

3.

4.

-Gambaran Umum Desa

Rantau Limau Manis

Sejarah Desa Rantau

Limau Manis

Bagaimana Prosesi

Pembacaan Surah Yusuf

dan Surah Maryam yang

dilakukan oleh

Masyarakat Desa Rantau

Limau Manis Kecamatan

Tabir Ilir Kabupaten

Merangin

Apa Fungsi Pembacaan

Surah Yusuf dan Surah

Maryam dalam Tradisi

Tujuh Bulan Masyarakat

Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir

Kabupaten Merangin

-Bisa dijelaskan letak gambaran

umum desa rantau limau manis?

-bagaimana Sejarah Desa Rantau

Limau Manis Kecamatan Tabir

Ilir,Kabupaten Merangin?

-Bagaimana Proses Pembacaan

Surah Yusuf dan Maryam?

-Apa Fungsi bagi Masyarakat Desa

Rantau Limau Manis tentang Surah

Yusuf dan Maryam?

Page 84: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

71

DOKUMENTASI

Gambar. 1 Foto Leti Lestari Ibu Hamil Tujuh Bulan Desa Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin.

Gambar 2. Foto Rahayu Putri Ibu Hamil Tujuh Bulan Desa Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin.

Page 85: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

72

Gambar 3.Wawancara Foto Bersama Leti Lestari dan Asih Safitri Desa Rantau

Rantau Limau Manis Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin.

Gambar 4.Warga Mengikuti acara Tujuh Bulanan Desa Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin.

Page 86: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

73

Gambar 5. Wawancara dan Foto bersama Ibu Hamil Desa Rantau Limau Manis

Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin

Page 87: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

74

Gambar 6. Pembukaan atau mukoddimah Acara Tujuh Bulanan yang dibacakan

Oleh Bapak Hasan Basri Warga Masyarakat Rantau Limau Manis Kecamatan

Tabir Ilir Kabupaten Merangin.

Page 88: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

75

Gambar 7. Persiapan Hidangan Masyarakat Rantau Limau Manis

Gambar 8. Ramah Tamah Masyarakat Rantau Limau Manis Kecamatan Tabir Ilir

Kabupaten Merangin.

Page 89: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

76

Page 90: IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YUSUF DAN MARYAM …

77

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Faizah

Tempat & Tgl.Lahir : Rantau Limau Manis, 07-12-1996

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Rantau Limau Manis, RT 10, Kecamatan

Tabir Ilir,Kabupaten Merangin.

B. Riwayat Pendidikan

1. S1 Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada Tahun

2019

2. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Merangin Pada Tahun 2015

3. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)1 Merangin Pada Tahun 2012

4. Sekolah Dasar Negeri (SDN) No 223/VI Rantau Limau Manis Pada Tahun

2009.