makalah sistem rangka reptilia

18
SISTEM RANGKA REPTILIA MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan I yang dibina oleh Ibu Amy Tenzer, M.Si dan Ibu Siti Imroatul Maslikah S.Si, M.Si. Oleh: Kelompok 2B / Off.A 1. Ella Rahmawati 130341603 2. Erlinda Eri Palupi 130341603 3. Nabilla Gezy A. 130341603384 4. Shafura Nida 130341 The Learning University

Upload: santy-faiqotul-h

Post on 15-Dec-2015

820 views

Category:

Documents


113 download

DESCRIPTION

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru

TRANSCRIPT

SISTEM RANGKA REPTILIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan I

yang dibina oleh Ibu Amy Tenzer, M.Si dan Ibu Siti Imroatul Maslikah S.Si, M.Si.

Oleh:

Kelompok 2B / Off.A

1. Ella Rahmawati 130341603

2. Erlinda Eri Palupi 130341603

3. Nabilla Gezy A. 130341603384

4. Shafura Nida 130341

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Maret 2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Bismillahirrahmaanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh alam, shalawat beserta salam semoga

tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW. Karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis  mengucapkan terimakasih kepada Ibu Amy

Tenzer dan Ibu Siti Imroatul Maslikhah sebagai Dosen Matakuliah Struktur Perkembangan

Hewan yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun dalam proses penyusunannya penulis mengalami

berbagai kesulitan. Makalah ini akan membahas tentang Reptilia.

Dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dalam penyajian

materi maupun dalam penulisan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai

pihak sangat penulis harapkan, demi lebih baiknya karya yang selanjutnya.

Penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Amiin.

Wassalamualaikum, wr. wb   

Bandung, Maret 2014

                                                                                                      

 Penulis

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang

cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup

jelas: kepala, badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di

dalamnya terdapat otak, karena mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi

enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia,

kelas Aves, dan kelas Mamalia. Vertebrata merupakan istilah yang berasal dari

bagian notokorda yang diganti dengan ruas-ruas kartilago atau tulang yang disebut

vertebra. Vertebrata ini biasa disebut dengan tulang punggung. Vertebrata

merupakan kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali Agnatha),

memiliki sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota vertebrata

bermacam-macam, dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir, bersisik

keras dan kering, berbulu, sampai dengan kulit tertutup rambut. Tempat hidupnya

mulai dari perairan sampai ke daratan. Kelamin terpisah, tetapi ada yang

hermafrodit. Fertilisasi internal atau eksternal, ovipar, ovovivipar, dan vivipar.

Vertebrata memiliki sistem saraf pusat yang berkembang baik, yaitu otak dan

sumsum belakang. Semua vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh

(internal skeleton), dan memiliki dua pasang anggota tubuh.

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan

kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-

paru. Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya:

Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata

(Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya:

Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).

Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah

seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh

permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat

mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagain.

Pengelupasan secara total misalnya pada anggota sub-ordo Ophidia dan

pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada ordo

Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau

pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi

pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali

seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami

reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya

bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas

dengan paru-paru.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sistem rangka pada Reptilia ?

c. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem rangka pada Reptilia.

II. Pembahasan

Sistem kerangka pada Reptilia dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu endoskeleton

dan eksoskeleton.

a. Eksoskeleton

Berasal dari epidermis, berupa sisik yang menanduk yang menyelubungi seluruh

permukaan tubuhnya dan tersusun seperti susunan genting

b. Endoskeleton

Terdiri dari skeleton aksial dan skeleton apendikular.

1) Skeleton Aksial

Terdiri dari tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk.

a) Tulang Tengkorak

Terdiri dari bagian tengkorak, kapsula sensorik dan kerangka visceral

yang terdiri dari tulang-tulang penyusun rahang (mandibula, maxillar,

premaxillar) dan apparatus hyoideus yang merupakan tulang kartilago yang

menyusun bagian dasar dari rongga mulut. Otak dilindungi oleh cranium.

Gambar 1. Tengkorak kadal. a. premaksila ; b. maksila ; c. rahang

bawah ; d. fossa temporalis ; e. frontal ; f. tulang pterygoid ; g. tulang

parietal. Sumber : Kastawi, 1991.

Tengkorak Reptilia berbentuk agak pyramidal, meruncing kearah

cranial dan memipih dalam arah dorso-ventral. Tempurung kepala ada

yang bermoncong panjang merupakan tulang yang keras pada hewan

dewasa. Pada rahang bawah yang panjang terdapat sendi pada tulang

kuadrat yang telah bersatu dengan tulang cranium. Bagian ventral dari

cranium merupakan plat yang keras (Jasin, 1992).

Pada Kelas Chelonia (penyu) memiliki tipe tengkorak anapsid, yang

memiliki lubang spesifik di daerah temporal. Tulang kuadrat pada cranium

mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah sehingga rahang bawah

mudah digerakkan.( Sukiya, 2005)

Pada Kelas Lacerta (kadal) mandibula bersatu di bagian anterior.

Tulang pterigoid berkontak dengan tulang kuadrat.

Kelas Ophidia (ular) memiliki tengkorak lemah, karena bagian-bagian

tulangnya dapat bergerak satu diatas lainnya. Gigi tumbuh pada rahang

bawah (dentary) dan tulang langit-langit mulut. Ular tidak mengunyag

atau merobek mangsanya, tetapi enelannya secara utuh. Mangsanya

mungkin lebih besar daripada penampang tubuhnya. Hal ini di

mungkinkan karena ujung dua mandibula ular mengalami pertautan

oleh ligamentum yang elastis, tulang kuadrat bebas dari tulang kepala

dan mandibula, serta tulang langit-langit bergerak bebas. Oleh karena

itu, mulut ular dapat membuka lebar. Ketika menelan mangsa besar,

pernafasannya tidak terganggu karena glottis terletak jauh didepan diantara

rahang dibelakang lidah (Brotowidjoyo, 1994).

Ordo Crocodilia (Loricata) memiliki kepala besar dan panjang.

Contohnya adalah Crocodylus sp. Tengkorak memiliki moncong kuat.

Rahang bawah bersendi pada tulang kuadrat dengan tulang kepala. Kranium

dengan tulang langit-langit yang keras, dan di atas langit-langit terdapat

saluran udara (Brotowidjoyo, 1994).

b) Tulang Belakang

Kolumna vertebralis reptile terdiri atas lima bagian, yaitu

vertebrae servikalis (leher) , vertebrae torakalis (punggung), vertebrae

lumbalis (lumbar), vertebrae sakralis (sakral atau pelvis), vertebrae

kaudalis berupa ekor (Tenzer, 2014), dengan jumlah sekitar sekitar 9

servikal, 10 thorak, 5 lumbal, 2 sakral dan 39 bagian kaudal. Kondilus

oksipitalis dihubungkan dengan atlas (vertebra servikalis pertama). Tulang

leher kedua (aksis) menahan bagian anteriornya yang dikenal sebagai

prosesus odontoid yang diyakini sebagai pusat atlas. Pada vertebrae

servikalis terdapat rusuk-rusuk leher, pada vertebrae toraks terdapat rusuk-

rusuk toraks yang bagian ventralnya melebar dan mengandung tulang

rawan. Vertebrae torakis mendukung tulang iga dan bertemu dengan

sternum pada bagian ventral (kecuali pada reptile tak bertungkai dan kura-

kura). Antara vertebrae thorak dan kedua vertebra sacrum adalah bagian

vertebrae lumbal yang fleksibel geraknya (Sukiya, 2005).

Pada Chelonia vertebrae kecuali servik dan kauda, bermodifikasi

membentuk karapaks (perisai dorsal) dan plastron (perisai ventral).

Karapaks keras dan bersatu dengan plastron di sisi tubuh. Perisai tertutup

dengan perisai dorsal. Plastron terbagi-bagi transversal sehingga

memudahkan bergerak, sedangkan karapaks kurang memungkinkan

pergerakan. Kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjol ke luar

di antara karapaks dan plastron (Brotowidjoyo, 1994).

c) Tulang Dada dan Tulang Rusuk

Tulang dada berbentuk segi empat pipih tersusun atas tulang

rawan yang mengalami kalsifikasi, tertanam pada dinding ventral

toraks. Pada bagian ini terdapat rusuk sternal. Diantara sternum dan

tulang pubis terdapat 7 pasang tulang rusuk abdominal berbentuk

huruf V yang mengandung secara longitudinal diperantarai ligament

(Kastawi, dkk, 1991).

Pada buaya dan kadal, pada cervix terdapat tulang rusuk pendek

yang bebas (costae cervicalis), Sedang pada thorax dan sternum

dihubungkan oleh rusuk dada (costae thoracalis) dengan perluasan

tulang-tulang rawan. Diantara sternum dan tulang pubic terdapat 7 pasang

costae abdominalis berbentuk huruf V.

Sternum hanya terdapat pada tetrapoda saja dan berfungsi

memperkuat dinding tubuh, melindungi organ visera didalamnya,

sebagai tempat melekatnya otot serta membantu pernafasan paru-

paru. Pada ular tidak ada tulang dada (sternum). Terdapat

serangkaian tulang rusuk yang diawali dari belakang kepala dan

berakhir di bagian ekor (Tenzer, 2014).

Gambar 2. Skeleton buaya. Vertebrae. a. servikales; b. toraks; c.

lumbar; d. sacral; e. kaudal. Rusuk : f. servikal; g. toraks; h.

abdominal; i. sternum. Sumber : Kastawi, 1991.

Gambar 3. Karapaks dan rangka tubuh kura-kura dari arah

ventral terjadi fusi antara vertebra dengan karapaks. Sumber :

Jasin, 1992.

2) Skeleton Apendikular

a) Tulang Gelang Bahu

Tulang-tulang ini berfungsi untuk mengait anggota gerak depan. Pola

dasar gelang pektoral terdiri dari tulang-tulang pengganti (tulang yang

berasal dari tulang rawan) (Tenzer, 2014). Gelang bahu terdapat pada

bagian ujung anterior tubuh. Bagian gelang bahu terdiri dari scapula,

korakoid, epikorakoid, mesokorakoid, klavikula dan pada perbatasan

anterolateral korakoid dan epikorakoid terdapat gelang bahu.

Klavikula pada buaya dan kadal tidak berkaki mengalami reduksi atau

tidak ada. Pada ular dan beberapa jenis kadal tidak terdapat gelang

pektoral. Pada kura-kura klavikula dan interklavikula berfusi dengan

cangkang.

Gambar 4. Gelang bahu dan Sternum kadal. Sternum : a.

Episternum ; b. Mesosternum ;c. Rusuk. Gelang bahu : d.

Epikorakoid ; e. Korakoid; f. Fenestra; g. Skapula ;h.

Supraskapula ; i. Klavikula; j. Kavilae glenoidales. Sumber : Kent,

G. C. and L. Miller. 1987.

Pada sisi laterocaudal melekat 4 pasang costae. Pada sisi laterocranial

terdapat persendian dengan cingulum cranialis pada parscoracoidnya.

Episternum berbentuk sebagai salib, terletak di medial bagian

cranioventral dari mesosternum (Diktat Asistensi, 1990).

b) Tulang Gelang Pinggul

Tulang-tulang ini berfungsi untuk mengait anggota gerak

belakang. Berbeda dengan gelang pektoral, gelang pelvis tidak

mempunyai komponen tulang dermal (tulang membran). Pada tetrapoda,

gelang pelvis terdiri dari tulang ilium di sebelah dorsal yang

bersendian dengan satu atau lebih vertebra sakralis, tulang pubis di

anterior dan tulang iskhium di posterior. Pada pertemuan ketiga

tersebut terdapat asetabulum (suatu lekukan tempat kepala femur). Satu

atau kedua ventral biasanya bersendian atau bersatu membentuk simfisis

pelvis (Tenzer, 2014).

Pada gelang pelvis Reptilia, terdapat fanestrum puboiskhiadika yang

besar, biasanya terletak diantara dua tulang ventral. Illium menyatu

dengan tulang belakang bagian sacral sehingga berfungsi untuk

memperluas bidang perlekatan otot pada tungkai belakang.

c) Ekstremitas (Alat Gerak)

Alat gerak Reptilia terdiri atas extremitas anterior (tungkai depan) dan

posterior (tugkai belakang). Tungkai depan terdiri atas :

Humerus, berartikulasi dengan scapula pada cavitas glenoidalis,

dan

bagian distal berartikulasi dengan ulna dan radius.

Radius di bagian anterior berartikulasi dengan humerus dan

ulna (di

proksimal) serta dengan pergelangan tangan arah ibu jan (distal)

Ulna berartikulasi dengan humerus dan radius (di proksimal)

serta dengan pergelangan tangan arah kelingking (di distal)

Manus tersusun oleh carpalia, metacarpalia dan phalanges.

Sedangkan tungkai belakang terdiri atas :

Os femorale, bersendi dengan acetabulum

Tibia dan fibula di bagian proksimal bersendi dengan os femorale, dan

di distal bersendi dengan pergelangan kaki.

Pes disusun oleh tarsalia, metatarsalia dan phalanges.

Gambar 4. Alat gerak anterior. a.Humerus (berartikulasi dengan scapula pada glenoidealis) ; b. Radius ; c. Ulna ; d. Falang ; e. Cakar.

Gambar 5. Alat gerak posterior kadal (varanus). a. Femur ; b. Fibula ; c. Tibia ; d. Tarsal ; e. Metatarsal ( terdapat dalam bagian proksimal) ; f. Falang ; g. Cakar. Sumber : Yordan dan Verma, 1983.

Kadal umumnya memliki 5 jari pada masing-masing kaki dan beberapa

spesies memikiki kemampuan berlari sangat cepat, tetapi ada reptil yag

tidak bertungkai seperti ular. Pada Crocodilia memiliki kaki pendek

dengan jari-jari tebal. Jari kaki pada beberapa reptil sejenis buaya

mungkin terpisah atau menjadi satu oleh anyaman selaput sebagai adaptasi

untuk kehidupan air (Jasin, 1992).

Sedangkan pada Ophidia (ular) dan reptil tidak bertungkai tidak

memiliki extremitas, beberapa reptil lain terdapat sisa-sisa tungkai yang

tersembunyi dan tampak seperti taji. Tungkai kura-kura laut

mengalami modifikasi menjadi sirip untuk berenang, tetapi kura-

kura darat mempunyai tungkai untuk menyangga berat tubuhnya

(Sukiya, 2005).

III. Penutup

a. Kesimpulan

Sistem rangka Reptilia terdiri atas endoskeleton dan eksoskeleton.

Eksoskeleton berupa sisik pada kadal atau karapaks pada kura-kura. Endoskeleton

terdiri atas rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial Reptilia tersusun

atas tulang tengkorak, tulang vertebrae, tulang dada (sternum) kecuali pada ular

ataupun Reptilia tidak bertungkai, dan tulang rusuk (costa). Sedangkan rangka

apendikular tersusun atas tulang gelang bahu, tulang gelang pinggul serta

ekstremitas (anterior dan prosterior). Pada ular juga tidak didapatkan alat gerak.

Daftar Rujukan

Brotowidjoyo. 1994. Zoologi Dasar. Yogyakarta : Erlangga.

Jasin, Markoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya

Jordan, E.L. and P.S. Verma. 1983. Chordate Zoology and Elements of Animal

Physiology 5th ed. New Delhi : S. Chard & Company Ltd. Ram Nagar.

Kastawi, Yusuf, dkk. . Vertebrata bagian II. Malang : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan IKIP Malang.

Kent, G. C. and L. Miller. 1987. Comparative Anatomy of The Vertebrates. 8th edition. New York. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Staf Dosen, Asisten. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi.

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : Universitas Negeri Malang

Tenzer, Amy. 2014. Sistem Perkembangan Hewan 1. Malang : Jurusan Biologi, FMIPA UM.

Yogyakarta : Laboratorium Anatomi Hewan Jurusan Zoologi Hewan, Fakultas Biologi UGM.