makalah forensik 2

26
1 Tugas Individu Mata Kuliah : Kimia Forensik Lanjutan Dosen : Dr.Nursamran Subandi. M.Si FORENSIC HIDROCARBON FINGERPRINT OLEH : AWALUDDIN IWAN PERDANA (P1100212006) JURUSAN KIMIA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

Upload: awaluddin-iwan-perdana

Post on 01-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

HC fingerprint

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah forensik 2

1

Tugas Individu

Mata Kuliah : Kimia Forensik Lanjutan

Dosen : Dr.Nursamran Subandi. M.Si

FORENSIC HIDROCARBON

FINGERPRINT

OLEH :

AWALUDDIN IWAN PERDANA (P1100212006)

JURUSAN KIMIA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

Page 2: Makalah forensik 2

2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam kehidupan kita dapat berkarya

serta melaksanakan tugas dan kewajiban kita masing – masing. Semoga kita semua selalu

mendapat petunjuk dan perlindungan-Nya sepanjang masa. Dan atas izin – Nya,

Alhamdulillah niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan makalah pada mata

kuliah Kimia Forensik Lanjutan dengan judul “Forensic Hydrocarbon Fingerprint” dapat

tersusun dengan baik.

Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur

tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di bahas.

Walaupun demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam

makalah ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan

senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan

penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak dan sumbangsih untuk kemajuan perkembangan IPTEK.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makasar, 29 Mei 2012

PENYUSUN

Page 3: Makalah forensik 2

3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................ 3

BAB 1. HIDROKARBON .......................................................................... 4

1.1 Tipe-tipe Hidrokarbon ................................................................ 4

1.2 Ciri-ciri Umum ............................................................................ 4

1.3 Hidrokarbon sederhana dan Variasinya ...................................... 5

1.4 Penggunaan .................................................................................. 5

BAB 2. MINYAK BUMI ........................................................................... 7

2.1 Komposisi Minyak Bumi ............................................................. 7

2.2 Sifat-sifat minyak Bumi ............................................................ 9

2.3 Pengelompokan Minyak Bumi .................................................... 11

BAB 3. METODE ANALISA HC FINGERPRINT................................... 13

3.1 Kromatografi ................................................................................ 13

3.2 Kromatografi Gas ......................................................................... 13

3.3 Kromatografi Gas-Spektrometer MS (GC-MC)........................... 16

BAB 4. FORENSIK HIDROKARBON FINGERPRINT........................... 21

4.1. Studi Kasus I ............................................................................. 22

4.2 Studi Kasus II ............................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 26

Page 4: Makalah forensik 2

4

BAB I

HIDROKARBON

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon

(C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom

hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai

pengertian dari hidrokarbon alifatik.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat

atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri

dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga

atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).

1.1.Tipe-tipe hidrokarbon

Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:

1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana.

Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen.

Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.Hidrokarbon jenuh

merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk

rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus

strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur

2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau

lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang

mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.

Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus

umum CnH2n-2.

3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon.

Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.

4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling

tidak mempunyai satu cincin aromatik.

Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya

heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax

dan naftalena) atau polimer (contohnya polietilena, polipropilena dan polistirena).

1.2.Ciri-ciri umum

Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon pun juga

berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena

atom karbonnya berikatan rangkap.

Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan katenasi,

dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks,

seperti sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik

ikatan di antara atom karbon bersifat non-polar.

Page 5: Makalah forensik 2

5

Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan "4-hidrogen" yang

menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan karbon, karena karbon

mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi ini, maka karbon mempunyai 4

elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.

Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.

Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Danau berisi metana dan etana cair

telah ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi

Cassini-Huygens.

1.3.Hidrokarbon sederhana dan variasinya

Jumlah

atom

karbon

Alkana(1

ikatan)

Alkena(2

ikatan) Alkuna (3 ikatan) Sikloalkana Alkadiena

1 Metana Metena Metuna – –

2 Etana Etena (etilena) Etuna (asetilena) – –

3 Propana

Propena

(propilena)

Propuna

(metilasetilena) Siklopropana

Propadiena

(alena)

4 Butana

Butena

(butilena) Butuna Siklobutana Butadiena

5 Pentana Pentena Pentuna Siklopentana

Pentadiena

(piperylene)

6 Heksana Heksena Heksuna Sikloheksana Heksadiena

7 Heptana Heptena Heptuna Sikloheptana Heptadiena

8 Oktana Oktena Oktuna Siklooktana Oktadiena

9 Nonana Nonena Nonuna Siklononana Nonadiena

10 Dekana Dekena Dekuna Siklodekana Dekadiena

1.4.Penggunaan

Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang

utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah

satu komposisi pembentuk aspal.

Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon, zat yang

digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon tidak lagi

digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.

Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan

tekanan begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-

tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering

digunakan untuk pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan,

biasanya digunakan di industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga

digunakan sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.

Page 6: Makalah forensik 2

6

Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana

merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri.

Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki

sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

1.5.Pembakaran hidrokarbon

Saat ini, hidrokarbon merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia karena energi

yang dihasilkannya ketika dibakar. Energi hidrokarbon ini biasanya sering langsung

digunakan sebagai pemanas di rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas alam.

Hidrokarbon dibakar dan panasnya digunakan untuk menguapkan air, yang nanti uapnya

disebarkan ke seluruh ruangan. Prinsip yang hampir sama digunakan di pembangkit-

pembangkit listrik.

Ciri-ciri umum dari hidrokarbon adalah menghasilkan uap, karbon dioksida, dan panas

selama pembakaran, dan oksigen diperlukan agar reaksi pembakaran dapat berlangsung.

Berikut ini adalah contoh reaksi pembakaran metana:

CH4 + 2 O2 → 2 H2O + CO2 + Energi

Jika udara miskin gas oksigen, maka akan terbentuk gas karbon monoksida (CO) dan air:

2 CH4 + 3 O2 → 2CO + 4H2O

Contoh lainnya, reaksi pembakaran propana:

C3H8 + 5 O2 → 4 H2O + 3 CO2 + Energi

CnH2n+2 + (3n+1)/2 O2 → (n+1) H2O + n CO2 + Energi

Reaksi pembakaran hidrokarbon termasuk reaksi kimia eksotermik.

Page 7: Makalah forensik 2

7

BAB 2

MINYAK BUMI

Minyak bumi (petroleum) secara alami berbentuk cairan bisa-terbakar berwarna

coklat hingga hitam. Minyak bumi secara prinsip ditemukan dalam cadangan minyak yang

tersimpan di endapan batu dalam perut bumi. Meskipun bagaimana cara terbentuknya minyak

bumi tidak diketahui secara pasti, namun umumnya disetujui bahwa minyak bumi berasal

dari binatang laut dan serpihan tanaman yang mengalami tekanan dan temperatur tinggi.

Diperkirakan juga bahwa perubahan ini mungkin dikatalisa oleh bahan dalam bebatuan.

Apapun asalnya, semua minyak bumi terutama berisi campuran hidrokarbon yang bercampur

dengan sejumlah bervariasi senyawa sulfur, nitrogen, dan oksigen.

Logam dalam bentuk garam inorganik atau senyawa organometalik terdapat

dalam campuran minyak bumi dalam jumlah sangat sedikit. Bagaimanapun, perbandingan

bahan berbeda dalam campuran minyak bumi, sangat bervariasi dari satu cadangan ke

cadangan lainnya.

Normalnya, minyak bumi tidak digunakan langsung sebagai bahan bakar atau

sebagai bahan baku untuk produksi bahan kimia. Ini karena kerumitan alami dari campuran

minyak bumi dan karena adanya beberapa zat pengotor yang korosif atau beracun bagi katalis

pemroses.

Minyak bumi dikilang untuk memisahkan campuran itu menjadi bagian yang

lebih sederhana sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar, pelumas, atau sebagai bahan

baku-antara bagi industri petrokimia. Pengetahuan umum tentang campuran senyawa ini

sangat penting untuk menentukan strategi pemrosesannya.

2.1.komposisi minyak bumi

Campuran minyak bumi dikelompokkan sebagai berikut:

1. Senyawa hidrokarbon (senyawa yang terbentuk dari karbon dan hidrogen).

2. Senyawa non-hidrokarbon.

3. Senyawa organometalik dan garam inorganik (senyawa metalik).

Senyawa Hidrokarbon

Komponen utama dari kebanyakan minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon. Semua kelas

hidrokarbon terdapat dalam minyak bumi, kecuali alkena dan alkina. Ini mungkin

mengisyaratkan bahwa minyak bumi berasal dari atmosfer yang berkurang. Berikut ini adalah

uraian ringkas kelas hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak bumi.

Alkana (Parafin)

Page 8: Makalah forensik 2

8

Alkana adalah hidrokarbon jenuh dengan formula umum CnH2n+2. Alkana paling sederhana

adalah metana (CH4), yang merupakan komponen utama gas alam. Metana, etana, propana,

dan butana adalah gas-gas hidrokarbon pada temperatur kamar dan tekanan atmosfer. Mereka

biasa ditemukan bersama minyak bumi dalam keadaan terlarut.

Alkana normal (n-alkana, n-parafin) adalah hidrokarbon rantai-lurus tanpa cabang. Alkana

bercabang merupakan hidrokarbon jenuh dengan satu gugus alkil atau satu cabang samping

pada cabang utamanya. Sebuah alkana bercabang dengan jumlah karbon dan hidrogen yang

sama dengan n-alkana disebut isomer. Sebagai contoh, butana (C4H10) memiliki dua isomer,

n-butana dan 2-metil propana (isobutana). Bila berat molekul hidrokarbon bertambah, jumlah

isomernya juga bertambah. Pentana (C5H12) memiliki tiga isomer; heksana (C6H14)

memiliki lima.

Sikloparafin (Naftena)

Hidrokarbon melingkar jenuh biasanya disebut dengan naftena, adalah juga bagian dari

komponen hidrokarbon dalam minyak bumi. Namun, perbandingannya tergantung pada jenis

minyaknya. Anggota naftena rendah adalah siklopentana, sikloheksana, dan senyawa mono-

substitusinya. Mereka biasanya ada dalam fraksi nafta ringan dan berat. Sikloheksana,

siklopentana tersubstitusi, dan sikloheksana tersubstitusi merupakan pemicu penting untuk

pembuatan hidrokarbon aromatik.

Senyawa Aromatik

Anggota senyawa aromatik rendah terkandung dalam jumlah sedikit dalam minyak bumi dan

fraksi petroleum ringan. Senyawa aromatik berinti tunggal paling sederhana adalah benzena

(C6H6). Toluena (C7H8) dan xilena (C8H10) adalah juga senyawa aromatik berinti tunggal

yang didapati dalam jumlah bervariasi dalam minyak bumi. Benzena, toluena, xilena (BTX)

merupakan bahan petrokimia-antara yang penting, juga sebagai komponen bensin yang

penting. Pemisahan aromatik BTX dari distilat minyak bumi tidaklah layak karena mereka

ada dalam konsentrasi rendah. Memperkaya fraksi nafta dengan aromatik ini mungkin

dilakukan melalui proses reforming katalitik.

Page 9: Makalah forensik 2

9

Hidrokarbon aromatik berinti dua didapati dalam fraksi lebih berat dari nafta. Hidrokarbon

aromatik berinti tiga dan berinti-banyak, dalam campurannya dengan senyawa heterosiklik,

merupakan komponen utama dari minyak berat dan residu minyak. Aspaltena adalah

campuran rumit senyawa aromatik dan heterosiklik. Sifat alami dan struktur beberapa

senyawa ini telah diteliti.Berikut ini adalah contoh beberapa senyawa aromatik yang

ditemukan dalam minyak bumi:

Hanya sedikit senyawa aromatik-sikloparafin yang bisa dipisahkan dan telah diidentifikasi.

Contohnya adalah tetralin.

Senyawa Non-hidrokarbon

Berbagai jenis senyawa non-hidrokarbon ada dalam minyak bumi dan aliran kilang. Yang

paling penting adalah senyawa sulfur organik, nitrogen, dan oksigen. Adanya zat pengotor ini

berakibat merusak dan mungkin menyebabkan masalah pada proses katalitik tertentu. Bahan

bakar yang mengandung tingkat nitrogen dan sulfur tinggi akan menimbulkan masalah polusi

dan juga masalah karena sifat korosi dari produk oksidasinya.

2.2. Sifat-sifat minyak bumi

Minyak bumi sangat beragam dalam sifatnya tergantung dari asal dan perbandingan

komponen berbeda dalam campurannya. Minyak lebih ringan umumnya menghasilkan lebih

Page 10: Makalah forensik 2

10

banyak distilat ringan dan medium yang bernilai tinggi sehingga dijual dengan harga lebih

tinggi. Minyak bumi yang mengandung persentasi tinggi zat pengotor, seperti senyawa sulfur,

biasanya kurang disukai daripada minyak mentah bersulfur-rendah karena sifat karatnya dan

biaya pengolahan tambahannya. Korosifitas minyak bumi merupakan fungsi dari banyak

parameter di antaranya adalah jenis senyawa sulfur dan temperatur penguraiannya, total

bilangan asam, jenis asam karboksilik dan naftenik dalam minyak bumi dan temperatur

penguraiannya. Diketahui bahwa asam naftenik mulai terurai pada 316oC. Pengalaman

pengilangan memperlihatkan bahwa di atas 399oC tidak ada korosi asam naftenik. Masalah

ini telah ditelaah oleh Kane dan Cayard.Bagi pengilangan, diperlukan adanya kriteria untuk

menghubungkan satu minyak bumi dengan yang lainnya sehingga mutu minyak bumi itu bisa

ditentukan dan skema proses terbaik bisa dipilih. Berikut ini adalah beberapa uji penting yang

dipakai untuk menentukan sifat minyak bumi.

Densitas, Graviti Spesifik dan Graviti API

Densitas didefenisikan sebagai massa per satuan volume bahan pada temperatur tertentu.

Satuan yang banyak dipakai dalam industri petroleum adalah graviti spesifik, yaitu

perbandingan berat satu volume bahan terhadap berat air pada volume sama dan diukur pada

temperatur sama. Graviti spesifik digunakan untuk menghitung massa minyak bumi dan

produknya. Biasanya, minyak bumi dan produk cairnya mula-mula diukur pada suatu basis

volume, kemudian diubah menurut masa dengan memakai graviti spesifik.

Graviti API (American Petroleum Institute) adalah cara lain untuk menunjukkan massa relatif

minyak bumi. Graviti API bisa dihitung secara matematika dengan persamaan berikut:

Graviti API rendah menunjukkan minyak bumi atau produk petroleum lebih berat,sedangkan

graviti API lebih tinggi berarti minyak bumi atau produk lebih ringan. Graviti spesifik

minyak bumi secara kasar berada dalam rentang 0,82 untuk minyak bumi lebih ringan hingga

1,0 untuk minyak bumi lebih berat (skala oAPI 41 - 10).

Kadar Garam

Kandungan garam yang dinyatakan dalam miligram natrium klorida per liter minyak (atau

dalam pound/barrel) menunjukkan jumlah garam terlarut dalam air. Air dalam minyak bumi

Page 11: Makalah forensik 2

11

terutama ada dalam bentuk emulsi. Kandungan garam tinggi dalam minyak bumi

memberikan masalah korosi serius saat proses pengilangan.

Tambahan lagi, kandungan garam tinggi merupakan penyebab utama mampetnya alat

penukar panas dan pipa pemanas. Kandungan garam lebih tinggi dari 10 lb/1.000 barrel (4,5

kg/159 m3, dinyatakan sebagai NaCl) akan memerlukan proses penghilangan garam.

Kadar Sulfur

Mengetahui kandungan sulfur dalam minyak mentah sangat penting karena jumlah sulfur

menentukan jenis pengolahan yang diperlukan untuk distilat itu. Untuk menentukan

kandungan sulfur, beberapa contoh minyak mentah (atau fraksinya) dibakar dalam aliran

udara. Semua senyawa sulfur akan teroksidasi menjadi sulfur dioksida, yang dioksidasi lebih

lanjut menjadi sulfur trioksida dan akhirnya dititrasi dengan alkali standar.

Penentuan senyawa sulfur dalam minyak bumi dan produknya hanya sedikit kegunaannya

bagi pengilangan karena semua senyawa sulfur dapat mudah dihidrodesulfurisasi menjadi

hidrogen sulfida dan hidrokarbon bersangkutan. Namun, kandungan sulfur dalam minyak

bumi sangat penting dan biasanya diperhitungkan dalam penentuan nilai komersialnya.

Titik Pour

Titik pour minyak bumi atau produknya adalah temperatur terendah dari suatu minyak

terlihat mengalir pada kondisi percobaan. Data titik pour menunjukkan jumlah parafin rantai

panjang (lilin petroleum) yang ada dalam minyak bumi. Minyak bumi parafinik biasanya

memiliki kandungan lilin lebih tinggi daripada jenis minyak bumi lain. Pengolahan dan

pengangkutan minyak bumi dan bahan bakar berat sangat sulit pada temperatur di bawah titik

pournya. Sering, aditif kimia yang bisa menurunkan titik pour dipakai untuk memperbaiki

sifat alir bahan bakar. n-Parafin rantai-panjang terutama dalam rentang 16-60 atom karbon,

bertanggung jawab atas pengendapan pada temperatur mendekati temperatur-kamar. Pada

distilat medium, kurang dari 1% lilin bisa cukup untuk menyebabkan pemadatan bahan bakar.

Kadar Abu

Uji ini memperlihatkan jumlah zat metalik dalam minyak bumi. Abu tertinggal setelah

pembakaran contoh minyak biasanya mengandung garam metalik stabil, oksida metal, dan

oksida silikon. Abu ini bisa dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui elemen individualnya

memakai teknik spektroskopik.

2.3. Pengelompokan minyak bumi

Perbedaan sifat pada minyak bumi adalah akibat perbedaan perbandingan antar komponen-

komponen dalam minyak bumi. Untuk pengilangan yang menangani minyak bumi dari

sumber berbeda, kriteria sederhana mungkin diterapkan pada sekelompok minyak bumi

Page 12: Makalah forensik 2

12

dengan sifat mirip. Minyak bumi dapat secara sederhana dikelompokkan dalam tiga atau

empat grup tergantung pada perbandingan relatif dari kelas-kelas hidrokarbon yang dominan

dalam campurannya. Berikut ini adalah tiga jenis minyak bumi:

1. Parafinik--kadar hidrokarbon parafinik lebih tinggi dibandingkan aromatik dan

naftena.

2. Naftenik--kadar hidrokarbon naftenik dan aromatiknya relatif lebih tinggi dari-pada

minyak bumi parafinik.

3. Aspaltik--mengandung relatif lebih banyak aromatik berinti-banyak, kandungan

aspaltena tinggi, dan relatif kurang parafin daripada minyak bumi parafinik.

Indeks korelasi merupakan kriteria yang berguna untuk menunjukkan kelas atau jenis minyak

bumi. Berikut ini adalah hubungan antara titik didih-tengah dalam derajat Kelvin (oK) dengan

graviti spesifik suatu minyak bumi atau fraksinya yangberupa indeks korelasi (Bureau of

Mines Correlation index).

BMCI = 48.640 / K + (473,6d – 456,8)

K = titik didih-tengah dalam derajat Kelvin (titik didih-tengah adalah temperatur di mana

50%-vol minyak bumi didistilasi.)

d = graviti spesifik pada 60/60oF

Nilai nol dianggap sebagai n-parafin, 100 untuk aromatik. Nilai BMCI rendah menunjukkan

konsentrasi parafin lebih tinggi dalam fraksi petroleum.

Persamaan lain yang digunakan untuk menunjukkan jenis minyak bumi adalahfaktor

karakteristik Watson. Faktor ini juga berkaitan dengan titik didih-tengahminyak bumi atau

fraksinya terhadap graviti spesifik.

dengan T = titik didih-tengah dalam oR (

oR adalah temperatur absolut dari

oF, yang sama

dengan oF + 460)

Nilai lebih besar dari 10 menunjukkan dominannya parafin sedangkan nilai sekitar 10 berarti

dominannya aromatik.

Page 13: Makalah forensik 2

13

BAB 3

METODE INSTRUMENTASI

HIDROKARBON FINGERPRINT

Metode analisa kimia untuk mengungkap kasus forensik terutama hidrokarbon fingerprint

biasanya menggunakan sistem instrumentasi kromatografi.

3.1. Kromatografi

Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan

dipisahkan didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan fase stasioner (diam),

dan yang lainnya berupa fasa mobil (fasa gerak).Fase gerak dialirkan menembus atau

sepanjang fase stasioner. Fase diam cenderung menahan komponen campuran, sedangkan

fasa gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan terikatnya suatu komponen pada fasa

diam dan perbedaan kelarutannya dalam fasa gerak, komponen-komponen suatu campuran

dapat dipisahkan. komponen yang kurang larut dalam fasa gerak atau yang lebih kuat terserap

atau terabsorpsi pada fasa diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau

kurang terserap akan bergerak lebih cepat

Contoh kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi kertas yang dapat dibuat

dari kertas saring biasa, bahkan dari kertas tissue. Kromatografi kertas dapat digunakan untuk

memisahkan campuran zat warna.

3.2. Kromatografi Gas

Kromatografi gas merupakan suatu metode pemisahan dan pengukuran yang didasarkan pada

perbedaan distribusi komponen-komponen dalam sampel diantara dua fasa dengan

menggunakan gas sebagai fasa gerak dan zat padat atau zat cair sebagai fasa diam.

Berdasarkan fasa diamnya, kromatografi gas dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Gas Liquid Chromatography (GLC), fasa diamnya berwujud cair. Cairan tersebut

merupakan cairan yang tidak mudah menguap yang melekat pada padatan pendukung

yang inert berupa butiran halus. Prinsip pemisahannya perbedaan partisi komponen-

komponen dari suatu sampel di antara fasa diam dan fasa gerak.

Page 14: Makalah forensik 2

14

2. Gas Solid Chromatography (GSC), fasa diamnya berwujud padat. Padatan yang

digunakan misalnya karbon, zeolit dan silika gel. Prinsip pemisahannya berdasarkan

adsorpsi terhadap fasa diam.

Adapun diagram alat kromatografi gas adalah sebagai berikut :

Mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut, gas dalam silinder baja bertekanan

tinggi dialirkan melalui kolom yang berisis fasa diam. Cuplikan berupa campuran yang akan

dipisahkan, biasanya dalam bentuk larutan, disuntikan ke dalam aliran gas tersebut.

Kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi

proses pemisahan. Komponen-komponen campuran yang telah terpisahkan satu persatu

meninggalkan kolom. Suatu detector diletakan di ujung kolomuntuk mendeteksi jenis

maupun jumlah komponen campuran. Hasil pendeteksian direkam dengan recorder dan

dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa peak. Jumlah peak yang dihasilkan

menyatakan jumlah komponen (senyawa) yang terdapat dalam campuran. Sedangkan luas

peak bergantung kepda kuantitas suatu komponen dalam campuran. Karena peak-peak dalam

kromatogram berupa senyawa segitiga maka luasnya dapat dihitung berdasarkan tinggi dan

lebar peak tersebut.

Kromatografi gas merupakan salah satu teknik kromatografi yang bias digunakan untuk

memisahkan senyawa-senyawa organic. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan

kromatografi gas sangat banyak, namun ada batasannya. Senyawa-senyawa tersebut harus

mudah menguap dan stabil pada temperature pengujian, utamanya dari 50-300°C. Jika

Page 15: Makalah forensik 2

15

senyawa tidak mudah menguap atau tidak stabil pada temperature pengujian, maka senyawa

tersebut bias diderivatisasi agar dapat dianalisis dengan kromatografi gas.

Analisis kualitatif

Dalam kromatografi gas, jumlah peak yang tampak dalam kromatografi menunjukan jumlah

komponen yang terdapat dalam campuran.

1. Cara yang paling sederhana untuk mengidenatifikasi peak kromatografi gas adalah

dengan cara membandingkan waktu retensi analit dengan waktu retensi standar.

Untuk mendapatkan waktu retensi standar dapat dilakukan dengan percobaan

kromatografi gas untuk senyawa yang diketahui.

2. Dengan melakukan ko-kromatografi.Standar ditambahkan kepada cuplikan kemudian

dilakukan kromatografi gas. Bila luas salah satu peak bertambah yang dapat terlihat

dari tinggi peak analit yang mengalami pertambahan luasnya identik dengan standar.

3. Metode spektrometri dapat digunakan untuk mengidentifikasi peak krometografi gas.

Spektrometer massa atau spektrometer infra merah dapat langsung disambungkan

kekolom kromatografi gas. Setiap peak dapat direkam sprektranya secara menyeluruh.

4. Setiap komponen yang telah terpisahkan dan keluar dari kolom dikondensasi untuk

kemudian dilakuakn analisis spektrometri NMR sengan syarat detektor nondestruktif

harus digunakan.

Analisis kuantitatif

a. Pendekatan tinggi peak

Pendekatan ini berlaku apabila lebar peak standar dan analit tidak berbeda. Dengan kata lain,

kondisi kolom tidak boleh menyebabkan perubahan lebar peak. Oleh karena itu, beberapa

vareiabel harus dikontrol, seperti suhu, kolom, laju alir eluen dan laju injeksi cuplikan. Selain

itu volume injeksi yang berlebih (oveloading) harus dicegah. Kesalahan dengan pendekatan

ini berkisar antara 5 sampai 10 %.

b. Pendekatan area peak

Area peak dapat memperhitungkan lebar peak sehingga lebar peakyang berbeda antara

standar dan analit tidak masalah. Oleh karen aitu, melaului pendekatan ini lebih memuaskan

daripada tinggi peak, dari sudut parameter analisis karena memperhitungkan aspek lebar

peak. Akan tetapi, tinggi peak lebih mudah diukur dan lebih teliti ditentukan untuk peak yang

runcing.

c. Metode kalibrasi

Page 16: Makalah forensik 2

16

Analisis kuantitatif dengan metode ini kita harus mempersiapkan sederet larutan standar yang

komposisinya sama dengan analit. Tiap larutan standar diukur sehingga diperoleh

kromatogram untuk tiap larutan standar. Selanjutnya diplot area peak atau tinggi peak sebagai

fungsi konsentrasi larutan standar. Plot data harus diperoleh garis lurus yang memotong titik

nol. Sumber kesalahan pada metode ini biasanya variasi velume cuplikan dan kadang-kadang

laju injeksi menjadi suatu faktor kesalahan. Kesalahan yang disebabkan oleh perubahan

volume cuplikan dapat dikurangi dengan mneggunakan sistem injeksi cuplikan pada HPLC.

d. Metode normalisasi area

Metode ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan yang berhubungan dengan injeksi

cuplikan. Dengan metode ini diperlukan elusi yang sempurna, semua komponen campuran

harus keluar dari kolom. Area setiap peak yang mencul dihitung. Area-area peak tersebut

dikoreksi terhadap respon detektor untuk jenis senyawa yang berbeda. Selanjutnya

konsentrasi analit ditentukan dengan membandingkan area suatu peak terdapat total area

semua komponen.

e. Metode standar internal atau standar dalam

Metode yang digunakan apabila tinggi dan luas peak kromatografi tidak hanya dipengaruhi

oleh banyaknya contoh, tetapi juga oleh fluktuasi laju aliran gas pengemban, temperatur

kolom dan detektor, dan sebagainya, yaitu oleh variasi faktor-faktor yang mempengaruhi

kepekaan dan respon detektor. Efek tersebut dapat dihilangkan dengan metode standar

internal yang diketahui dari zat pembanding ditambah sampel yang akan dianalisis.

3.3. Kromatografi Gas – Mass Spektrometer (GC-MS)

GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua metode

analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara

kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit.

Gas kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip

pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen

penyusunnya. Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang

terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas.

Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk mendapatkan berat molekul dengan cara

mencari perbandingan massa terhadap muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan

mengukur jari-jari orbit melingkarnya dalam medan magnetik seragam.

Penggunaan kromatografi gas dapat dipadukan dengan spektroskopi massa. Paduan

keduanya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang

dilengakapi dengan struktur molekulnya.

Page 17: Makalah forensik 2

17

Kromatografi gas ini juga mirip dengan distilasi fraksional, karena kedua

proses memisahkan komponen dari campuran terutama berdasarkan pada perbedaan itik

didih (atau tekanan uap). Namun, distilasi fraksional biasanya digunakan untuk

memisahkan komponen-komponen dari campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat

digunakan padaskala yang lebih kecil (yaitu mikro)

Instrumentasi Gas Kromatografi

a. Carrier Gas Supply

Gas pembawa (carrier gas) pada kromatografi gas sangatlah penting. Gas yang dapat

digunakan pada dasarnya haruslah inert, kering, dan bebas oksigen. Kondisi seperti ini

dibutuhkan karena gas pembawa ini dapat saja bereaksi dan dapat mempengaruhi gas yang

akan dipelajari atau diidentifikasi.

b. Injeksi Sampel

Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin menggunakan

semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal (Lempengan karet ini disebut

septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit ditarik

keluar dari lempengan karet tersebut.

c. Kolom

Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube panjang dan

tipis berisi material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase diam yang berikatan

dengan pada bagian terdalam permukaannya. Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada

molekul tertentu dalam campuran yang diinjeksikan pada kolom:

Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.

Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam

Molekul dapat tetap pada fase gas

Instrumentasi Spekstroskopi massa

a. Sumber Ion

Setelah melewati rangkaian gas kromatografi, sampel gas yang akan diuji dilanjutkan

melalui rangkaian spekstroskopi massa. Molekul-molekul yang melewati sumber ion ini

diserang oleh elektron, dan dipecah menjadi ionion positifnya. Tahap ini sangatlah penting

karena untuk melewati filter, partikel-partikel sampel haruslah bermuatan.

b. Filter

Selama ion melui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini melalui rangkaian

elektromagnetik yang menyaring ion berdasarkan perbedaan masa. Para ilmuwan

Page 18: Makalah forensik 2

18

memisahkan komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana yang boleh

melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip penyaringan). Filter ini terus menyaring ion-ion

yang berasal dari sumber ion untuk kemudian diteruskan ke detektor.

c. Detektor

Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala dijelaskan

pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih mudah untuk

dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.

Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang sangat

kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan dalam nyala.

Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih

panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.

Hasil detektor akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili

satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara

hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu

mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa

senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.

Prinsip Kerja Cromatografy Mass Spectrometry (GCMS)

1. Kromatografi Gas (Gas Chromatography)

Kromatografi gas (GC) merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia

organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari

bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi,

GC dapat membantu dalam mengidentifikasi sebuah senyawa kompleks.

Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau "mobile phase") adalah sebuah

operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas

nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer

yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang

disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas

chromatograph (atau "aerograph", "gas pemisah").

2. Spektroskopi Massa (Mass Spectrometry)

Umumnya spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sample menjadi

ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap

muatan.

Spektroskopi massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion

tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan

Page 19: Makalah forensik 2

19

merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang

dipelajari karena ion negative yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit.

3. Kombinasi GCMS

Saat GC dikombinasikan dengan MS, akan didapatkan sebuah metode analisis yang

sangat bagus. Peneliti dapat menganalisis larutan organik, memasukkannya ke dalam

instrumen, memisahkannya menjadi komponen tinggal dan langsung mengidentifikasi larutan

tersebut. Selanjutnya, peneliti dapat menghitung analisa kuantitatif dari masing-masing

komponen.sumbu z menyatakan kelimpahan senyawa, sumbu x menyatakan spektrum

kromatografi, dan sumbu y menyatakan spektrum spektroskopi massa. Untuk menghitung

masing-masing metode dapat divisualisasikan ke dalam grafik dua dimensi.

4. Metode Analisis Cromatografy Mass Spectrometry (GCMS)

Pada metode analisis GCMS (Gas Cromatografy Mass Spektroscopy) adalah dengan

membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut. Pada spektra

GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak senyawa, yaitu terlihat dari

banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut. Berdasarkan data waktu retensi yang

sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui senyawa apa saja yang ada dalam sampel.

Selanjutnya adalah dengan memasukkan senyawa yang diduga tersebut ke dalam

instrumen spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah satu kegunaan dari

kromatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu sampel. Setelah itu,

didapat hasil dari spektra spektroskopi massa pada grafik yang berbeda.

Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam instrumen

GC/MS adalah tak lain hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra GC, informasi

terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap senyawa dalam sampel.

Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh informasi mengenai massa molekul relatif dari

senyawa sampel tersbut.

Tahap-tahap suatu rancangan penelitian GC/MS:

1. Sample preparation

2. Derivatisation

3. Injeksi

Menginjeksikan campuran larutan ke kolom GC lewat heated injection port. GC/MS

kurang cocok untuk analisa senyawa labil pada suhu tinggi karena akan terdekomposisi pada

awal pemisahan.

4. GC separation

Page 20: Makalah forensik 2

20

Campuran dibawa gas pembawa (biasanya Helium) dengan laju alir tertentu

melewati kolom GC yang dipanaskan dalam pemanas. Kolom GC memiliki cairan pelapis

(fasa diam) yang inert.

5. MS detector

Aspek kualitatif : lebih dari 275.000 spektra massa dari senyawa yang tidak

diketahui dapat teridentifikasi dengan referensi komputerisasi.

Aspek kuantitatif : dengan membandingkan kurva standar dari senyawa yang

diketahui dapat diketahui kuantitas dari senyawa yang tidak diketahui.

6. Scanning

Spektra massa dicatat secara reguler dalam interval 0,5-1 detik selama pemisahan

GC dan disimpan dalam sistem instrumen data untuk digunakan dalam analisis. Spektra

massa berupa fingerprint ini dapat dibandingkan dengan acuan.

Page 21: Makalah forensik 2

21

BAB 4

HIDROKARBON FINGERPRINT

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang terutama ditemukan secara alami

terjadi sumber energi (minyak bumi dan gas alam) dan biomassa, seperti bahan tanaman.

Hidrokarbon yang ditemukan sebagai hasil dari pencemaran lingkungan, tumpahan minyak,

kebocoran pipa dan situs industri tercemar dapat dianalisis dengan menggunakan sidik jari

hidrokarbon. Tes ini menentukan sumber, usia dan jenis kontaminasi minyak atau bensin.

Pendekatan berjenjang untuk sidik jari tumpahan minyak telah berkembang pesat sejak 1990-

an dan mengandalkan pengolahan data chemometric. Kemometrika menyediakan sejumlah

besar alat untuk pengenalan pola, kalibrasi dan klasifikasi yang dapat meningkatkan

kecepatan dan obyektivitas analisis dan memungkinkan untuk penggunaan yang lebih luas

dari data yang tersedia di bidang ini. Namun, meskipun literatur chemometric luas, tidak

fokus pada isu-isu praktis yang relevan dengan sidik jari tumpahan minyak.

Dewasa ini telah dirintis metode baru untuk sidik jari hidrokarbon minyak

multivariat menggunakan kromatografi gas dengan deteksi spektrometri massa, dan

spektroskopi fluoresensi eksitasi-emisi dikombinasikan dengan pemodelan statistik

multivariat. Saat ini, dikembangkan strategi fingerprinting hidrokarbon minyak baru dan

lebih komprehensif berdasarkan data kromatografi multidimensi dan menerapkan metode ini

untuk tumpahan minyak fingerprinting lingkungan, korelasi minyak source, dan untuk

memahami proses industri (efek katalis yang berbeda pada komposisi minyak).

Forensik lingkungan dan sidik jari kimia melibatkan identifikasi jenis

kontaminasi, melacak kembali ke sumbernya, dan kadang-kadang sidik jari untuk

mengidentifikasi sumber tertentu. Hal ini berguna dalam kedua remediasi dan litigasi. Ini

melibatkan semua aspek karakterisasi situs dan itu membutuhkan model konseptual akurat

situs.

Dalam kebanyakan kasus yang melibatkan minyak bumi atau petrokimia kita

biasanya mulai dengan GC / FID kromatogram dasar sebagai alat skrining untuk

karakterisasi. Dari sana, investigasi mungkin melibatkan rasio kimia, GC / MS identifikasi

presisi dan kuantifikasi, atau analisis isotop stabil.

Seperti sidik jari apapun harus ada sidik jari pembanding atau suite bahan kimia

untuk mengevaluasi melawan. Kita akan membahas beberapa sumber informasi untuk

memperoleh perbandingan ini dan mengidentifikasi beberapa senyawa kunci dan rasio yang

Page 22: Makalah forensik 2

22

akan memandu usaha. Sumber minyak bumi, formulasi, penyulingan, perubahan dan

degradasi masing-masing memainkan peran kunci dalam memilih strategi forensik handal.

Selama evolusi organik dan minyak geokimia, perhatian telah difokuskan terutama pada

investigasi baik hidrokarbon berat molekul gas atau tinggi. Karakterisasi novel dan

lingkungan spesifik senyawa telah memperkaya pemahaman kita tentang paleoenvironments,

biota fosil dan perubahan proses yang mengarah pada pembentukan sumber daya energi. The

"sidik jari" metode yang dikembangkan untuk merekonstruksi peristiwa geologi juga dapat

digunakan dengan beberapa modifikasi untuk karakteristik proses saat ini yang

mempengaruhi minyak mentah dan produk olahan buronan perusahaan yang berdampak

lingkungan dan menjadi ancaman ekologis. Dalam rangka untuk mengidentifikasi sumber

dari produk hidrokarbon melarikan diri, sering penting untuk menentukan (a) jenis bahan

bakar hidrokarbon mewakili, (b) saat rilis (c) terjadi dan (d) berapa banyak tiap bahan bakar

dicampur. Persyaratan ini dapat dicapai dengan kombinasi prosedur analitis khusus yang

digunakan dalam karakterisasi kontaminasi standar dengan metodologi yang dikembangkan

dalam geokimia organik, kombinasi kita sebut sebagai Geokimia Lingkungan Forensik.

Sinopsis yang disediakan dalam makalah ini berkaitan khusus dengan cahaya

(nafta) dan distilat menengah (minyak tanah-solar) produk di-C25 C3 kisaran hidrokarbon.

Kami menunjukkan penerapan metode tertentu untuk membedakan berbagai turunan minyak

bumi berdasarkan pola hidrokarbon bahan bakar spesifik, beberapa di antaranya belum

dijelaskan secara luas dalam literatur geokimia organik atau diterapkan untuk investigasi

situs. Sebuah penjelasan rinci disediakan untuk pola distribusi alkylcyclohexane dalam

produk minyak bumi dan menggunakan mereka untuk membedakan berbagai bahan bakar

hidrokarbon dan pelarut dalam sampel diubah lingkungan. Sebuah sejarah kasus

menggambarkan penerapan teknik destilasi simulasi untuk memperkirakan proporsi relatif

dari jenis bahan bakar individu dalam campuran biner. Kami juga menjelaskan bagaimana

aditif bahan bakar dapat digunakan sebagai pelacak untuk memperkirakan waktu tinggal

dalam lingkungan dan waktu pembuatan bensin. Metodologi dirangkum di sini telah

digunakan dalam kasus-kasus lingkungan banyak di seluruh Amerika Serikat dan telah

memberikan bukti penting dalam menyelesaikan sengketa hukum yang berkaitan dengan

sumber rilis kontaminan lingkungan dan pihak yang bertanggung jawab mungkin.

4.1. Studi kasus I : Sumber Bensin dalam Koridor Telekomunikasi

Kontaminasi hidrokarbon diidentifikasi dalam sampel air yang dikumpulkan dari

tiga manholes terletak di sepanjang koridor telekomunikasi terletak di Surrey, BC. Analisis

laboratorium awal menegaskan bahwa sampel air yang terkandung BTEX dan VPH dan

Page 23: Makalah forensik 2

23

bensin yang paling mungkin kontaminan. Dua stasiun yang terletak berdekatan dengan

koridor telekomunikasi diidentifikasi sebagai sumber potensial, namun tidak tanggung

mengakui untuk kontaminan.

Peninjauan lebih lanjut dari kromatogram gas untuk sampel pulih dari tiga

manholes mengungkapkan bahwa bensin di lubang utara relatif segar dan tidak menunjukkan

adanya tingkat signifikan pelapukan. Bensin dalam paling selatan lubang itu sangat lapuk dan

bensin di tengah lubang itu cukup lapuk.

Semakin lama produk seperti bensin menghabiskan dalam lingkungan yang lebih

lapuk sidik jari hidrokarbon muncul. Akibatnya, semakin banyak lapuk suatu produk,

semakin jauh itu mungkin dari sumber aslinya. Berdasarkan temuan ini stasiun layanan

terletak berdekatan dengan lubang utara (paling dekat dengan bensin segar) diidentifikasi

sebagai sumber yang paling mungkin dari kontaminasi.

4.2. Studi kasus II : Pembagian tanggungjawab terhadap kontaminasi Diesel / BBM

Page 24: Makalah forensik 2

24

Sejarah kebocoran bahan bakar lokomotif dan tumpahan telah menyebabkan

tanah luas dan pencemaran air tanah dari halaman rel di Alberta. Bahan bakar minyak

diidentifikasi pada properti perumahan yang berdekatan dan pemilik properti yang mencari

kompensasi untuk perbaikan semua tanah dan air tanah di properti.

Dari informasi yang diperoleh selama investigasi dari properti hunian, menjadi

jelas bahwa kediaman dilayani oleh tangki minyak pemanas bawah tanah. Laporan anekdotal

menunjukkan bahwa tangki telah dihapus oleh pemilik karena kebocoran dicurigai.

Page 25: Makalah forensik 2

25

Sebuah tinjauan kromatogram sampel dikonfirmasi bahwa kontaminasi minyak

hidrokarbon pada properti residensial disebabkan oleh adanya No 2 menengah distilat bahan

bakar minyak. Kedua lokomotif diesel dan minyak pemanas No 2 bahan bakar minyak, dan

pemeriksaan kasual kromatogram tidak bisa membedakan antara mereka - terutama

mengingat dampak lingkungan pelapukan pada sidik jari hidrokarbon. Namun, analisis

laboratorium rinci lebih lanjut yang melibatkan kromatografi gas dengan spektroskopi massa

resolusi tinggi menunjukkan perbedaan dalam komposisi yang mendasari produk minyak

bumi yang diidentifikasi di daerah yang berbeda dari properti hunian

Lokomotif diesel diproduksi (halus) dengan kualitas tinggi dan toleransi kinerja

ketat dari bahan bakar pemanas rumah. Sampel yang dikumpulkan dekat batas properti

dengan rel halaman berisi BBM lebih halus dengan persentase yang lebih tinggi dari alkana

dengan berat molekul ringan (parafin) dibandingkan dengan bahan bakar minyak sampel

dikumpulkan dekat dengan tempat tinggal. Semakin tinggi proporsi alkana cahaya dalam

diesel memfasilitasi cuaca dingin mulai dari lokomotif. Oleh karena itu mungkin untuk

menentukan area properti residensial yang dipengaruhi oleh lokomotif diesel sebagai lawan

minyak pemanas. Informasi ini kemudian digunakan untuk lebih adil membagi biaya

perbaikan.

Page 26: Makalah forensik 2

26

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon#cite_ref-1 diakses pada 27 Mei 2013

2. http://www.thecheworld.com/buku/proses/1-3.pdf diakses pada 27 Mei 2013

3. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Meggy%20Yulia%20A%2006

0221/prinsip_perbedaan_keterabsorpsian.html diakses pada 27 Mei 2013

4. Fowlis, Ian A.,1998. Gas Chromatography Analytical Chemistry by Open Learning.

John Wiley & Sons Ltd: Chichester.

5. Pavia, Donald L., Gary M. Lampman, George S. Kritz, Randall G. Engel

(2006). Introduction to Organic Laboratory Techniques (4th Ed.). Thomson

Brooks/Cole. pp. 797–817.

6. Skoog, Douglas A., Donald M. West, F. James Holler. 1991. Fundamental of

Analytical Chemistry. Seventh Edition. New York: Saunders College Publishing.

http://fuadrofiqi.blogspot.com/2012/02/definisi-instrumentasi-prinsip-kerja.html

15:53, 27 Mei 2013

7. http://www.sgs.com/en/Environment/Soil/Laboratory-Analysis/Specialty-

Analyses/Hydrocarbon-Fingerprinting.aspx diakses pada 28 Mei 2013.

8. Isaac R. Kaplan,Yakov Galperin,Shan-Tan Lu,Ru-Po Lee., 1997., Forensic

Environmental Geochemistry: differentiation of fuel-types, their sources and release

time. Global Geochemistry Corporation, 6919 Eton Avenue, Canoga Park, CA 91303-

2194, USA

9. NN., forensic hydrocarbon fingerprinting