makalah faktor biologi penyakit akibat kerja

19
BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja. WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja : 1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis. 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik. 3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis. 1

Upload: sariana-csg

Post on 12-Jun-2015

16.159 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja

Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh

pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian

Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.

Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993,

adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat

kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat

kerja.

WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.

2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma

Bronkhogenik.

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor

penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada

sebelumnya, misalnya asma.

I.2 Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada

bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja,

sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab

dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:

1

Page 2: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang

sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.

2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,

maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap,

gas, larutan, awan atau kabut.

3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur

4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan

cara kerja

5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

I.3 Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu

dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan

dan menginterpretasinya secara tepat.

Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai

pedoman:

1. Tentukan Diagnosis klinisnya

Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan

memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan

untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru

dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan

pekerjaan atau tidak.

2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini

Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja

adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan

pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat

pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup:

Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita

secara khronologis

2

Page 3: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan

Bahan yang diproduksi

Materi (bahan baku) yang digunakan

Jumlah pajanannya

Pemakaian alat perlindungan diri (masker)

Pola waktu terjadinya gejala

Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala

serupa)

Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS,

label, dan sebagainya)

3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut

Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung

pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika

dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal

tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika

dalam kepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara

khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yang diderita

(konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).

4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat

mengakibatkan penyakit tersebut.

Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan

tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting

untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada

untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.

5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi

Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat

pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan

APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat.

Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang

3

Page 4: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang

dialami.

6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit

Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit?

Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan

penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat

digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.

7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya

Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu

keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab

langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu

kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu

menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab

suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan

tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada saat ini.

Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila

penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung

pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/pajanannya memperberat/mempercepat

timbulnya penyakit.

I.4 Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

Penyakit ditempat kerja akibat factor biologi biasanya disebabkan oleh

makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang

terpajan. Potensi bahaya yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi akibat bahan-

bahan biologis, seperti debu kapas, dedaunan, bulu, bunga, virus, bakteri, dan

sebagainya.

4

Page 5: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

1) Bakteri

Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu (i) bulat (kokus), (ii) lengkung dan

(iii) batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan

dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan

baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang

diakibatkan oleh bakteri: anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis

(sakit kepala,atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan

sebagainya.

2) Virus

Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 – 300 nano meter. Virus

tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang

khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus: influenza, varicella, hepatitis,

HIV, dan sebagainya (HIV), menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh,

ditularkan melalui: Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau

yag terkontaminasi, Hubungan sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan.

Pekerja berisiko (HIV), Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti pasangan.

3) Parasit

(i) Malaria ; gigitan nyamuk anopheles, (ii) Ansxylostomiosis, anemia khronis,

(iii) , gatal-gatal dikulit. Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi

berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan

nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.

4) Hewan

Seraangga : sengatan

Binatang berbisa : gigitan / ular

Binatang buas : Carnovora

5

Page 6: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

5) Tumbuhan

Debu kayu: Allergi & asma

Debu kapas: allergi saluran nafas

6) Organisme viable dan racun biogenic.

Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun

biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.

Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu,

kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko:

pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.

Contoh : Byssinosis, “grain fever”,Legionnaire’s disease.

7) Alergi Biogenik

Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.

Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut

dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.

Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan

obat, bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi (

enzim, vaksin dan kultur jaringan).

Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi

seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.

Contoh Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.

Factor-faktor penyebab penyakit kerja akibat biologi:

1.      Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan tubuh

manusia seperti hepatitis, AIDS, TBC, flu burung, flu babi, demam berdarah,

anthrax.

2.       Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara langsung atau

kontak dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang terinfeksi atau via

vektor.

6

Page 7: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

3.      Akibat polusi udara yang mengandung mikroorganisme yang  menimbulkan

penyakit seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral. pembersih cerobong

asap pabrik, pabrik penghasil debu-debu.:

a.       Inhalation fever, akibat paparan  udara yang berat : metal fume  fever,

polymer fume fever, organic dust fever, legionenelosis

b.      Allergi akibat polusi udara : asma kerja, pneumonitis hipersensitivitas.

Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembang biak dan

penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular

dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan.

Infeksi silang-spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi

menciptakan pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar

gen dan peralatan sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.

7

Page 8: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

BAB II

ISI

II.1 Penyakit Akibat Kerja dengan Penyebab Faktor Biologi: Dermatitis pada

Industri Pupuk Organik

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon

terhadap faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis

berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, linefikasi)

dan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya

beberapa (oligomorfik). dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.

Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis dan

eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.

II.2 Penyebab Dermatitis

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia,

fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam

(endogen), misalnya dermatitis atopik.

II.3 Gejala Dermatitis

Pada umumnya penderita dermatitismengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung

pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya

dapat setempat, generalisata, bahkan universalis.

Pada stadium akut, biasanya kulit yang terkena eksim nampak kemerahan,

mengalami penebalan dan timbul bercak-bercak, adakalanya berair (basah).

Pada stadium subakut, bercak merah dan penebalan kulit nampak mereda,

kemudian bercak yang basah akan mengering dan menjadi keropeng (krusta).

8

Page 9: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

Pada stadium kronis, eksim nampak kering, bersisik dan mengalami

hiperpigmentasi (menghitam). Tak jarang eksim mengalami perubahan bentuk

menjadi bintik-bintik menonjol, bahkan kadang mengalami erosi.

II.4 Jenis-Jenis Dermatitis

1) Dermatititis kontak iritan akut

Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau

panas, eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang

terkena, berbatas tegas.

Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada

sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin,

antralin, asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut

lambat. Kelainan kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya

ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam

hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih setelah esok harinya,

pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan

nekrosis.

2) Dermatitis kontak iritan kronis

Nama lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan

lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro,

kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun,

pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi

oleh karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak

cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor

lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan,

bahkan bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak

merupakan faktor paling penting. Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan

dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan.

Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal

(hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus

9

Page 10: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada

kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen.

Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema,

sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru

mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan

terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif, misalnya : mencuci, memasak,

membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.

II.5 Pengendalian yang Dapat Dilakukan

1. Eliminasi

Eliminasi faktor biologi penyebab dermatitis di tempat kerja dapat dilakukan

dengan cara:

- Membersihkan tempat kerja secara rutin setelah pekerja usai bekerja;

- Mensterilkan bahan-bahan pengolahan pupuk secara optimal;

- Memastikan bahwa alat yang akan digunakan dan alat yang telah

digunakan adalah bersih;

- Penyemprotan fungisida, bakterisida, dan atau sejenisnya pada tempat

kerja setelah pekerja usai bekerja.

2. Substitusi

Substitusi bisa dilakukan dengan:

- Mengganti bahan baku pupuk;

- Mengganti peralatan pengolahan pupuk;

- Mengganti atau memindahkan tempat pengolahan pupuk;

- Mengganti atau memindahkan pekerja yang memiliki sensitivitas kulit

yang tinggi dengan pekerja yang memiliki sensitivitas lebih rendah

terhadap agen biologi, lalu menempatkan pekerja yang memiliki

sensitivitas tinggi tersebut ke sektor atau bagian lain dari aktivitas

industri.

10

Page 11: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

3. Engineering Control

Pada pengendalian faktor biologi, mungkin tidak terlalu melibatkan engineering

control. Namun engineering control dalam industri pengolahan pupuk organik ini

dapat dilakukan dengan cara:

- Mendesain peralatan yang memperpanjang jarak antara pekerja dengan

objek kerja (bahan baku pupuk);

- Melapisi peralatan kerja dan tangan pekerja dengan disinfektan;

- Menyediakan mesin penggilingan atau pengaduk atau pencampur

otomatis yang aman untuk mengurangi masa keterpaparan atau kontak

langsung pekerja dengan bahan baku pupuk organik yang umumnya kaya

akan mikrobiologi yang sangat mungkin menyebabkan dermatitis.

4. Administrative Control

- Membuat dan memasang media-media pengingat dan peringatan

mengenai cara kerja yang baik dan benar, misalnya poster, stiker, atau

selebaran;

- Meng-upgrade pekerja secara rutin mengenai SOP dan petunjuk teknis

kerja melalui berbagai bentuk kemasan cara, misalnya sosialisasi atau

diskusi bersama;

- Menetapkan waktu kerja maksimal, untuk meminimalisir lamanya waktu

maksimal kontak pekerja dengan agen biologi penyebab dermatitis;

5. Alat Pelindung Diri

- Menyediakan masker bagi para pekerja;

- Menyediakan sarung tangan untuk para pekerja;

- Menyediakan sepatu boot untuk para pekerja;

- Menyediakan seragam kerja yang berlengan panjang dan celana panjang,

hal in untuk mengurangi kemungkinan kontaknya agen biologi

(mikroorganisme) dengan kulit pekerja;

- Menyediakan semacam lotion disinfektan kulit sebelum pekerja memulai

pekerjaannnya, ini untuk meningkatkan imunitas kulit pekerja;

11

Page 12: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

- Meyediakan tempat membersihkan diri beserta sabun anti-mikroba dan

kelengkapan lainnya di area tempat kerja, untuk memudahkan pekerja

yang ingin segera membersihkan diri usai bekerja. Hal ini juga bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya membersihkan

diri setelah bekerja.

12

Page 13: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

BAB III

PENUTUP

Menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, Penyakit Akibat Kerja adalah

penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja terjadi

sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja.

Di tempat kerja, ada banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjangkitnya

Penyakit Akibat Kerja pada diri pekerja. Faktor-faktor tersebut ialah faktor fisik, faktor

kimiawi, faktor biologis, faktor fisiologis, dan faktor psikososial.

Faktor biologis dapat meliputi hewan, tanaman, serangga, maupun

mikroorganisme serta bisa juga serbuk kayu.

Untuk mengurangi atau meminimalisir kemungkinan faktor-faktor tersebut

mengakibatkan Penyakit Akibat Kerja, maka perlu dilakukannya beberapa rangkaian

tindakan pengendalian, di antaranya ialah sebagai berikut:

1. Eliminasi;

2. Substitusi;

3. Engineering Control;

4. Administrative Control; dan

5. Pengadaan Alat Pelindung Diri disertai panduan penggunaan dan

pemeliharaannya.

Dengan diterapkannya tindakan pengendalian tersebut dengan baik, diharapkan

bahwa derajat kesehatan para pekerja pun akan baik dan terpelihara. Sehingga dengan itu

produktivitas kerja pun semakin meningkat yang nantinya berdampak pula pada

peningkatan income perusahaan/industri.

13

Page 14: Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja

REFERENSI

http://jurnalk3.com/

http://siswa.univpancasila.ac.id/andinny/2010/11/10/gejala-dermatitis/

http://medlinux.blogspot.com/2009/03/dermatitis.html

14