makalah iad prespektif islam dalam ilmu pengetahuan dan biologi
TRANSCRIPT
TUGAS TERSETRUKTUR DOSEN PENGAMPU
ILMU ALAMIAH DASAR NADZMI AKBAR, S.Pd, M.Pd.I
MAKALAH
PERSEKTIF ISLAM
DAN ILMU PENGETAHUAN
DAN BIOLOGI
OLEH : KELOMPOK 4
IS’RO HIDAYAT
JUMIYATI
TETI RAHMAWATI
MUHAMMAD HENDY
ADIANNOR
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
BANJARMASIN
2013
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang tak pernah
berhenti memberi segala nikmat-Nya. Shalawat serta salam tak lupa, tetap
tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita ke jalan yang lurus, jalan yang terang benderang yaitu Addinul
Islam. Ucapan syukur teramat dalam kami sampaikan kepada Allah SWT, yang
telah memberi segala kemurahan-Nya untuk kami, sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah Perspektif Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Biologi ini tanpa suatu
halangan yang apapun.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya
kepada :
1. Bpk.Nadzmi Akbar, S.Pd, M.Pd.I selaku Dosen Pengampu mata kuliah Ilmu
Alamiah Dasar yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril
maupun materiil selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Dengan adanya tugas ini membuat kami menjadi lebih menguasai
materi, lebih paham, yang Insya Allah dapat di aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Rekan-rekan semua di kelas 1C Bimbingan Konseling Islam
Kami ucapkan juga terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut
berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan tugas makalah ini. Kami mohon
maaf apabila masih ada banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, itu
semua karena di dunia tak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT semata. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan. Amien.
Banjarmasin,03 Oktober 2013
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………….............................2
Daftar Isi………………………………………………………...............................3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...........................
A.Latar Belakang Masalah………………………………….........................……..4
B. Rumusan Masalah………………………………………..................................5
C.Tujuan Masalah……………………………………………………………….…5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………............................
A. Perspektif Islam dan Ilmu Pengetahuan..........................................................6
B. Perspektif Islam dan Biologi ............................................ …………….........7
1.Sekilas Tentang Biologi………………………………………………………..7
2.Asal Mula Biologi……………………………………………………………...8
3.Perkembangan Ilmu Biologi Perspektif Islam………………………………..12
BAB III KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP..........................................
A. Kesimpulan.................................................................................... ………...16
B. Saran.................................................................................................. …………16
C. Penutup.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pada zaman dahulu kala, terutama zaman Yunani, orang lebih banyak
mempelajari filsafat. Dari filsafat ini, selanjutnya berkembang adanya filsafat
alam dan fi lsafat moral. Filsafat alam mempunyai turunan ilmu-ilmu alam (the
natural sciences), sedangkan fi lsafat moral berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial
(the social sciences). Nah, ilmu-ilmu alam ini dibagi lagi menjadi dua bagian,
yakni ilmu abiotik/non hayati (the physical science) dan ilmu hayat (the biological
science). Ilmu hayat inilah yang biasa disebut dengan nama biologi. Biologi
dimaksudkan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Hal ini
sesuai,dengan asal kata biologi dari bahasa Yunani, yakni bios yang berarti
‘hidup’ dan logos yang berarti ‘ilmu’.1
Biologi terus berkembang seiring penelitian dan penemuan-penemuan
baru. Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, contohnya
adalah perkembangan mikroskop. Ketika mikroskop pertama kali ditemukan,
kemampuannya untuk melihat objek-objek mikroskopis masih sangat terbatas.
Kemudian berkembang mikroskop seperti yang umum kita gunakan saat ini yang
disebut sebagai mikroskop cahaya karena sumber sinarnya adalah cahaya.
Setelah itu, berkembang pula mikroskop elektron, yaitu mikroskop yang
sumber sinarnya adalah elektron, sehingga pengamatan dengan mikroskop ini
dapat dilakukan dengan lebih detail dibandingkan dengan mikroskop cahaya.
Dengan dukungan teknologi lain, kajian bio logi pun mengalami perkembangan,
1 Baiquni, A, Islam Dan Ilmu Pengetahuan Modern, penerbit Pustaka, Jakarta, cet. I, 1983.
4
sehingga muncullah penemuan-penemuan baru seperti dalam biologi molekuler,
dan bioteknologi.
Akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat, saat ini biologi sudah
merambah pada hal-hal yang dulunya tidak mungkin dilakukan. Biologi akan
selalu berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dan
teknologi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami menentukan rumusan masalah
dalam makalah ini adalah :
1. Perspektif Islam dan Ilmu Pengetahuan
2. Perspektif Islam dan Ilmu Biologi
Tujuan Penulisan
Adapaun tujuan yang di harapakan oleh penulisan makalah ini adalah
selain memenuhi tugas penunjang dengan pembelajaran ilmu alamiah dasar
juga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan
mahasiswa-mahasiswi dalam bidang ilmu alamah dasar pada umumnya
terutama materi tentang parspektif islam ilmu dalam pengetahuan dan
biologi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Perspektif Islam dan Ilmu Pengetahuan
Perintah membaca di dalam al-Qur’an yang merupakan ayat pertama yang
turun merupakan pintu awal mencari dan membahas ilmu pengetahuan.
Al-Qur’an mengajak dan mengajarkan kepada seluruh manusia untuk
senantiasa berpikir, menggunakan akal sesuai dengan fungsinya agar
mendapatkan pengetahuan yang benar. Selain itu dalam islam juga
memerintahkan untuk mengajarkan ilmu yang didapat.
Terdapat banyak ayat di dalam al-Qur’an yang merupakan sumber ilmu
pengetahuan, dimana belakangan manusia menemukan kesesuain dengan
faktanya. Hal ini jelas menunjukkan alQur’an sebagai wahyu dari Allah, karena
disaat manusia belum ada yang mengungkapkan ternyata al-Qur’an sejak 13 abad
yang lalu telah mengungkapkannya.2
Beberapa ayat berikut menunjukkan hal tersebut:
(QS. An-Naba:7) dan gunung sebagai pasak
Dari ayat ini belakangan kemudian diketahui bahwa keberadaan gunung-
gunung memiliki fungsi sebagai pengokoh atau pasak dari kondisi permukaan
bumi yang berlapis-lapis iti (lapisan kulit bumi terdiri dari lempengan yang
senantiasa bergerak)
Fenomena yang ditemukan di laut bahwa terdapat dua air tawar dan asin
yang tidak dapat menyatu ternyata sudah di tulis dalam al-Qur’an ribuan tahun
yang lalu (QS.Adz Dzariyah ayat 47) “langit kami bangun dengan kekuasaan
(kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”. Ketika kita
bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita
2 Arsyad M. Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I, 1989.
6
pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuian sama lain. Yang sungguh
menarik lagi, penemuan-penemuan ini belum terjadi sebelum abad ke20.
B.Perspektif Islam dan Ilmu Biologi
Sekilas Tentang Biologi
Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok
organisme, seperti botani (ilmu tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan),
dan mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam
sistematika, yang di dalamnya mencakup pula taksonomi dan paleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian
tubuh dipelajari dalam anatomi dan morfologi, sementara fungsinya dipelajari
dalam fisiologi. Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik
makhluk hidup dalam kurun waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan
pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalam biologi
perkembangan. Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka
dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat—yang berguna dalam upaya
menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup—dipelajari dalam
genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan
berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan
adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara
itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul
penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak
didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan
menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini
7
merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan
lebih dari jutaan
Asal mula biologi
Penemuan dan catatan tentang fosil tidak dapat memberi petunjuk asal
mula kehidupan karena fosil-fosil tertua yang pernah di temukan adalah
organisme yang rumit itulah sebabnya para ahli biologi memilih macam-macam
petunjuk yang tidak langsung. Kemudian menyusur pemikiran asal mula
kehidupan.
Anggapan yang kuno di dalam biologi ditemukan oleh Arestoteles dengan
teorinya abiogenesis atau generatio spontania yang menerangkan bahwa makhluk
hidup terjadi begitu saja dari benda mati.
Teori abeogesis tentang asal mula kehidupan tidak mendapat dukungan dari
para ahli, diantaranya Lazzaro Spallanzani dan Francesco redi yang
berkebangsaaan Itali dan Louis Pasterius yang berkebangsaan Prancis berhasil
membuktikan kekeliruhan teori tersebut. Kemudian muncullah teori baru Pmne
vivum ex ovo dan Omne ovum ex vivo, artinya bahwa makhluk hidup itu berasal
dari telur dan semua telur berasal dari makhluk hidup.Tetapi dalam Alquran
menyatakan ;
س�ب ف�ق�ض�اه�ن�
8
ن�� �و�م�ي ي ف�ي م�او�ات� س� �ع�
�ا �ن ي و�ز� ه�ا م�ر�� أ م�اء� س� �ل ك ف�ي و�ح�ى
� و�أ “Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami
datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-
baiknya`” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada
bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan
di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah
itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti
diterangkan.3
dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-
3 Hilmi, Ahmad Kamal al-Din, al-Salajiqah fi al-Tarikh Wa al-Hadharat, Dar al-Buhus al-Ilmiyah, Kuwait, 1975.
9
Nya.Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci
Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya
dengan menurunkan air dari langit.
“ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini
berasal ?Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum
ada langit yang bisa menahan uap air.Maka satu-satunya kemungkinan asal air
adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan
air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa
menghilangkannya.” ( QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini
menerangkan bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang.
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang
bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
10
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air
diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih
dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan
hewan.
Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk
hewan-hewan predator.Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat,
ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.4
Perkembangan Ilmu Biologi Perspektif Islam
Ilmu pengetahuan (sains) adalah teori-teori yang dikumpulkan manusia
melalui suatu proses pengajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam pengumpulan
data dan berbagai observasi dan pengukuran pada gejala alamiyah itu dianalisis,
kemudian diambil kesimpulan. Inilah yang diberi istilah intizhar suatu kajian yang
ada hubungannya dengan nazhar, yang bunyi dan artinya dekat dengan nalar. Ciri
khas dan sains natural, ialah disusun atas dasar intizhar terhadap gejala-gejala
alamiyah yang dapat di teliti ulang oleh orang lain, dan merupakan hasil
konsensus masyarakat ilmuan yang bersangkutan.
Bila ditelusuri ayat-ayat Alquran, akan dijumpai 854 kali kata „ilmu
disebut dalam berbagai bentuk dan arti. Antara lain sebagai proses pencapaian
pengetahuan dan objek pengetahuan. Semua ilmu pengetahuan kealaman
berkembang secara induktif dan intizhar, maka dengan semakin dewasanya sains
4 Herabudin,Ilmu alamiah dasar, pustaka setia bandung 2010
11
natural itu sendini dan matematika, ia dapat berkembang secara deduktif. Dengan
matematika dapat dirumuskan model-model alam atau gejala alamiyah yang sifat
dan kelakuannya dapat dijabarkan secara matematis. Namun dari sekian banyak
model yang dapat direkayasa, hanya mereka yang konsekuensinya sesuai dengan
gejala alamiyah yang teramatilah yang dapat diterima oleh masyarakat ilmuan
yang bersangkutan.
Intizhar akan melahirkan teori-teori baru, kemudian menghasilkan
teknologi sebagai penerapan sains secara sistematis untuk mengubah/
rnempengaruhi alam rnateri di sekeliling kita dalam suatu proses produktif
ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia.
Teknologi pembuatan mesin, pembuatan obat-obatan, pembuatan beraneka ragam
bahan, termasuk bahan makanan, dan sebagainya adalah hasil penerapan ilmu
fisika, kimia, biologi, dan lain-lain ilmu kealaman yang sesuai.
Aya-ayat Alquran tidak satu pun yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi
sebaliknya banyak ayat-ayat Alquran menghasung dan menekankan kepentingan
ilmu pengetahuan. Bahkan salah satu pembuktian tentang kebenaran Alquran.
Adalah ilmu pengetahuan dan berbagai disiplin yang diisyaratkan.
Memang terbukti, bahwa sekian banyak ayat-ayat Alquran yang berbicara tentang
hakikat-hakikat ilmiyah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namun terbukti
kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti: (a) Teori tentang
expanding universe (kosmos mengembang), QS: 51: 47), (b) Matahari adalah
planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan cahaya matahari. (QS: 10
5), Bumi bergerak mengelilingi matahari …(QS: 27: 88), (c) Zat hijau daun
(klorofil) yang berperan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga
kimia melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan energi (QS: 36: so).
Bahkan, istilah Al-Quran al-syajar al-akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih
tepat dan istilah klorofil (hijau daun), karena zat tersebut bukan hanya terdapat
dalam daun, tetapi di semua bagian pohon, dan banyak lagi yang lain tidak
mungkin dikemukakan satu persatu, sehingga tepat sekali kesimpulan yang
12
dikemukakan Dr. Murice Bucaille, bahwa tidak satu ayat pun dalam Alquran yang
bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Salah seorang tokoh pembaharuan dalam Islam, Muhammad Abduh
mengatakan, Islam adalah agama yang rasional, agama yang Sejalan dengan akal,
bahkan agama didasarkan atas akal. Pemikiran rasional merupakan dasar pertama
dari dasar-dasar Islam yang lain. Pemikiran rasional menurutnya adalah jalan
untuk memperoleh iman sejati. Iman, tidaklah sempurna, kalau tidak didasarkan
atas akal.
Alquran antara lain menganjurkan untuk mengamati alam raya, melakukan
eksperimen dan menggunakan akal untuk memahami fenomenanya, yang dalam
hal ini ditemukan persamaannya dengan para ilmuan, namun di lain segi terdapat
pula perbedaan yang sangat berarti antara pandangan atau penerapan keduanya.
Dibalik alam raya ini ada Tuhan yang wujud-Nya dirasakan di dalam diri
manusia, dan bahwa tanda-tanda wujud-Nya itu akan diperlihatkan-Nya melalui
pengamatan dan penelitian manusia, sebagai bukti kebenaran Alquran. Hal ini
dapat dibuktikan dengan memperhatikan bagaimana Alquran selalu rnengaitkan
perintah-perintah-Nya yang berhubungan dengan alam raya dengan perintah
pengenalan dan pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan-Nya. Bahkan, ilmu
dalam pengertian yang umum sekalipun oleh wahyu pertama Alquran (iqra’),
telah dikaitkan dengan bismi rabbika. Ini memberi isyarat bahwa “ilmu tidak
dijadikan untuk kepentingan pribadi, regional, atau nasional, dengan
mengorbankan kepentingan-kepentingan lainnya”.
Ilmu pada saat dikaitkan dengan bismi rabbika kata Prof. Dr. „Abdul
Halim Mahmud, syaikh Jami‟ Al-Azhar- menjadi “demi karena Tuhan
Pemeliharamu, sehingga harus dapat memberikan manfaat kepada pemiliknya,
warga masyarakat dan bangsanya. Juga kepada manusia secara umum. Ia harus
membawa bahagia dan cahaya keseluruh penjuru dan sepanjang masa.”
Di Italia pernah diadakan suatu permusyawaratan ilmiyah tentang cultural
relations for the future, yang kesimpulannya antara lain; Untuk menetralkan
pengaruh tenologi yang menghilangkan kepribadian, kita harus menggali nilai-
nilai keagamaan dan spiritual
13
Muhammad Iqbal, pernah mengungkapkan senada dengan pernyataan di
atas, ketika ia menyadari dampak negatif perkembangan ilmu dan teknologi.
Katanya; kemanusiaan saat ini membutuhkan tiga hal, yaitu penafsiran spritual
atas alam raya, emansipasi spritual atas individu, dan satu himpunan asas yang
dianut secara universal yang akan menjelaskan evolusi masyarakat manusia atas
dasar spiritual. Sungguhpun ungkapan ini lebih dahulu dan pertemuan di Italia
tersebut, namun tujuannya sama yakni pentingnya nilai-nilai agama untuk
pengendalian diri dan pengaruh negatif yang timbul dan teknologi dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Allah dalam ayat-ayat-Nya, disamping menggambarkan bahwa alam raya
dan seluruh isinya adalah intelligible, sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal dan
daya fikir manusia, juga rnenjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada dialam raya
ini telah dimudahkan untuk dimanfaatkan manusia. Dengan demikian, ayat ini dan
ayat lain yang senada dengan ini, memberi tekanan yang sama pada sasaran
ganda: tafakkur yang menghasilkan sains, dan tasykhir menghasilkan teknologi
guna kemudahan dan kemanfantan manusia. Ini memberi isyarat, bahwa Alquran
membenarkan bahkan mewajibkan usaha-usaha pengembangan ilmu dan
teknologi, selama ia membawa manfaat untuk menusia serta memberi kemudahan
bagi mereka. “Tuhan menginginkan kemudahan untuk kamu dam tidak
menginginkan kesukaran”. Dan Tuhan “tidak ingin menjadikan sedikit kesulitan
pun untuk kamu.” Ini berarti bahwa segala produk perkembangan ilmu dan
teknologi dibenarkan oleh Alquran, selama untuk kemudahan dan kesejahteraan
manusia itu sendiri.
Dalam bidang ilmu tumbuh-tumbuhan, Ibnu al-Baitar (wafat 1248), ia
meninggalkan sebuah risalah tentang obat-obatan. Ibnu al- Awwan dan Sevilla,
telah menulis buku yang menguraikan 585 jenis tanam-tanaman, dan cara
pembiakan, pengolahan, serta menguraikan gejala-gejala penyakit tanaman
lengkap dengan cara pemberantasannya.
Teori evolusi Darwin (1804-1872) yang dianggap sebagai penemuan
terbesar dan mengagumkan, padahal „Abdu al-Rahman Ibn Khaldun (1532-1406),
lima abad sebelum Darwin, telah menulis dalam bukunya tentang hal yang sama.
14
Apa yang telah penulis kemukakan merupakan bukti sikap positif Islam
terhadap ilmu pengetahuan. Umat Islam adalah yang pertama menyatukan seluruh
ilrnu pengetahuan warisan kemanusiaan, kemudian dikembangkan dengan
menambah berbagai unsur yang kelak menjadi benih-benih ilmu pengetahuan
moderan seperti aljabar, penemuan lensa tentang cahaya kimia, dan menciptakan
berbagai instrumen teknis seperti alembic (al-anbiq) untuk distilasi parfum. Oleh
karena itu tidak benar penilaian subyektif beberapa sarjana Barat bahwa kaum
muslim dahulu kurang/kekurangan kreatifitas dan orisinalitas dalam ilrnu
pengetahuan. Memang diakui sumbangan kekayaan falsafah Yunani juga dan
yang lain, namun dalam ilmu pengetahuan empiriklah Islam memberikan
kontribusi yang amat menentukan.
15
BAB III
Kesimpulan
Terdapat banyak ayat di dalam al quran yang membahas Sumber ilmu
pengetahuan, di mana belakangan manusia menemukan Kesesuaian dengan
faktanya di antaranya terdapat pada (QS.An-Naba:70) Kemudian fenomena
tentang laut di bahas dalam (QS.Ads Dzariyah Ayat 47) Ilmu pengetahuan sains
atau biologi merupakan teori yang di kumpulkan manusia melalui suatu proses
pengkajian dan dapat di terima oleh rasio,di dalam ayat-ayat al quran akan di
jumpai 854 kata ilmu yang di sebut dalam berbagai bentuk dan arti.ayat al quran
tidak satupun yang menentang ilmu pengetahuan, malah sebaliknya al quran
mementingkan akan pengkajian ilmu pengetahuan al quran antara lain
menganjurkan untuk mengamati alam raya, melakukan eksperimen dan
menggunakan akal utuk memahami fenomena yang dalam hal ini di temukan
persamaanya dengan para ilmuan ,namun dilain segi terdapat pula perbedaan yang
sangat berarti antara pandangan atau penerapan ke duanya.
SARAN
Hendaknya kita sebagai umat islam dalam mempelajari ilmu pengetahuan
dan biologi melihat pada perspektif islam karena perspektif islam bersumber dari
Alquran dan hadis yang di tafsirkan oleh para ilmuan islam.
PENUTUP
Akhir kata kami ucapakan terimakasih kepada semua pembaca yang telah
menyempatkan waktunya untuk membaca mekalah kami.
16
Daftar pustaka
Baiquni, A, Islam Dan Ilmu Pengetahuan Modern, penerbit Pustaka, Jakarta, cet.
I, 1983.
Arsyad M. Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I,
1989.
Hilmi, Ahmad Kamal al-Din, al-Salajiqah fi al-Tarikh Wa al-Hadharat, Dar al
Buhus al-Ilmiyah, Kuwait, 1975.
Hitti, Philip K., The Arabs A Short History, diterjemahkan oleh Ushuluddin
Hutagalung, Dunia Arab, Sumur Bandung, Bandung, cet. III, t. th.
Mattulada, A, Ilmu-Ilmu Kemasyaiaan (Humaniora) Tantangan, Harapan
harapan Dalam Pembangunan, UNHAS, 1991.
17
Herabudin,Ilmu alamiah dasar, pustaka setia bandung 2010
18