makalah dasar penulisan ilmiah

63
DASAR PENULISAN ILMIAH Kelompok : 10 Nama : 1. Ana Septiani 13312185 2. Atiek Fitriani Rasyid 13312303 3. Bella Angriani 13312294 4. Edhu Wiranatha 13312181 5. Sangsang Egi Pamungkas 13312318 Kelas : TI A SP Mata Kuliah : Bahasa Indonesia TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

Upload: bella-angriani

Post on 14-Jun-2015

3.319 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Dasar penulisan ilmiah

DASAR PENULISAN ILMIAH

Kelompok : 10

Nama : 1. Ana Septiani 13312185

2. Atiek Fitriani Rasyid 13312303

3. Bella Angriani 13312294

4. Edhu Wiranatha 13312181

5. Sangsang Egi Pamungkas 13312318

Kelas : TI A SP

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

PERGURUAN TINGGI TEKNOKRAT

BANDAR LAMPUNG

2013

Page 2: Makalah Dasar penulisan ilmiah

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Dasar Penulisan Ilmiah.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa

teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,

semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 11 Desember 2013

Penulis

Page 3: Makalah Dasar penulisan ilmiah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................iDaftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN1.1.................................................................................................................................. Latar Belakang

.................................................................................................................................11.2.................................................................................................................................. Rumusan Masalah

.................................................................................................................................21.3.................................................................................................................................. Tujuan Penulisan

.................................................................................................................................2BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Topik dan judul........................................................................................32.2. Definisi Tema dan Tesis........................................................................................42.3. Kerangka (Outline) Karangan...............................................................................62.4. Bentuk Kerangka Karangan...................................................................................72.5. Pola Penyusunan Kerangka Karangan...................................................................10

2.5.1. Pola Alamiah...............................................................................................112.5.2. Pola Logis....................................................................................................13

2.6. Pengertian Mengarang dan Karangan....................................................................162.7. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya...................................................17

2.7.1. Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah............................................172.7.2. Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah.........................................................18

2.8. Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan Penulisannya.................................................................................................................19

2.8.1. Karangan Deskripsi.....................................................................................202.8.2. Karangan Narasi..........................................................................................222.8.3. Karangan Eksposisi (Pemaparan)...............................................................252.8.4. Karangan Argumentasi (Pembahasan)........................................................282.8.5. Karangan Persuasi (Pengajakan)................................................................30

2.8.5.1. Persuasi Politik................................................................................302.8.5.2. Persuasi Pendidikan........................................................................332.8.5.3. Persuasi Advertensi/Iklan...............................................................342.8.5.4. Persuasi Propaganda.......................................................................35

2.8.6. Karangan Campuran....................................................................................37BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan................................................................................................................393.2. Saran......................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................40

Page 4: Makalah Dasar penulisan ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis pada hakekatnya dalah suatu kegiatan yang dapat dengan mudah

dilakukan oleh setiap orang terutama bagi yang telah bebas B3, yaitu Buta Huruf,

Buta Aksara dan Buta Pengetahuan Dasar. Namun kenyataannya banyak orang

yang mengaku tidak bisa atau tidak pandai menulis, meskipun dia adalah seorang

sarjana. Hal ini dapat dipahami sebab menulis bukan semata-mata aktivitas untuk

merangkaikan huruf menjadi kata, dan merangkaikan kata menjadi kalimat. Lebih

dari itu, menulis adalah upaya merangkaikan ide, gagasan dan atau pemikiran

kedalam kalimat secara permanen, sehingga dapat dimengerti/dipahami oleh pihak

lain, bahkan dapat digunakan untuk mempengaruhi ide, gagasan dan atau

pemikiran orang lain.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan suatu aktivitas

yang gampang-gampang susah. Artinya untuk sekedar memindahkan ide, gagasan

atau bahasa lisan kedalam bahasa tulisan adalah sesuatu yang cukup mudah.

Namun untuk mampu menyusun sistematika pemikiran, penggunaan ejaan dan

tanda baca yang baik serta kedalaman dan ketajaman materi adalah sesuatu yang

sangat sulit. Untuk itu keterampilan dan kemampuan menulis harus terus

dibina/dilatih dengan disertai pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam

aspek-aspek yang terkait dengan penulisan.

Dalam hal ini menulis sebuah karya ilmiah tidaklah mudah karena dibutuhkan

ketekunan, ketelitian, kesabaran, usaha yang maksimal, kerja keras dan kemauan

Page 5: Makalah Dasar penulisan ilmiah

dalam mencari berbagai sumber informasi yang sesuai sehingga dapat

menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan bermanfaat untuk orang lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu kerangka

karangan?

2. Bagaimana bentuk dan pola dari suatu karangan?

3. Bagaimanakah cara menulis sebuah karangan?

4. Apa sajakah penggolongan dari suatu karangan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi dari Topik, Tema dan Kerangka Karangan

2. Dapat membedakan bentuk dan pola karangan berdasarkan jenisnya

3. Menjelaskan perbedaan mengarang dan karangan

4. Mengetahui penggolongan dari suatu karangan beserta jenis dan contoh

karangannya.

Page 6: Makalah Dasar penulisan ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Topik dan Judul

Topik berarti pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang

dibicarakan, sedangkan topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap

menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah

apa yang akan ditulis? atau Hendak menulis tentang apa? Sangat banyak

permasalahan disekitar kita yang dapat dijadika topik dalam menulis sebuah

karangan seperti: putus sekolah, pengangguran, kenaikan harga, keluarga

berencana, polusi, kenakalan ramaja, dan sebagainya. Ciri khas topik terletak

pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai. Perlu diketahui,

topik karangan ilmiah harus tentang sesuatu yang nyata, tidak boleh abstrak.

Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari

topik. Judul lebih spesifik bila dibandingkan dengan topik dan sering telah

menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Dari uraian tersebut

dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan judul. Topik dan judul

dapat memiliki persamaan dalam hal sama-sama dapat menjadi judul karangan.

Namun, antara keduanya terdapat perbedaan. Topik adalah “payung besar” yang

bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan

judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau

lebih terarah dan sering telah menggambarkan sudut pandang penulisnya.

Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang

ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Untuk

diketahui, sebenarnya proses pembuatan judul itu tetap berawal dari pemilihan

Page 7: Makalah Dasar penulisan ilmiah

topik. Dalam hal ini, disiplin ilmu, jurusan, bidang spesifikasi/kajian yag diambil

oleh mahasiswa penyusun skripsi itulah yang menjadi topik utama skripsinya.

Perhatikan contoh topik dan judul berikut ini.

Topik Judul

1. Pertandingan Sepak Bola PSMS

Melawan Persib

a. PSMS dan Persib akan

Menggoyang Stadion Senayan

b. Ini Dia, Dua Musuh Bebuyutan

Adu Kekuatan di Senyan

2. Putus Sekolah a. Kiat Menekan Tingginya Angka

Putus Sekolah

b. Masalah Angka Putus Sekolah,

PR bagi Ahli Pendidikan

2.2 Definisi Tema dan Tesis

Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan tertentu yang akan

dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang

melatarbelakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Ide yang

kita tangkap setelah membaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau

menolak pemikiran penulisnya, itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh

serelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya

ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen

pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.

Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena

itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Dalam karangan ilmiah murni,

tesis sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah,

Page 8: Makalah Dasar penulisan ilmiah

dan oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya. Perhatikan contoh dibawah

ini.

1) Topik : Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif

Tesis : Cara mengemukakan pendapat secara logis dan sistematis dengan

menggunakan bahasa yang tepat dan cocok.

2) Topik : Dampak Buruk Aborsi

Tesis : Dampak buruk aborsi ditinjau dari sudut pandang kesehatan,

moral, dan agama.

3) Topik : Kelangkaan BBM di beberapa kota di Indonesia

Tesis : Kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan

manajemen pertamina.

Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu

kerangka karangan.

Topik : Kemacetan Lalu-lintas

Subtopik: Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas

Judul : (dapat dirancang sesuai dengan selera asal relevan dengan topik),

misalnya

1. Macet Lagi, Macet Lagi, ... Pusing!

2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi

3. Kemacetan Lalu-lintas Dapat Memicu Stres.

Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata menjadi

tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juag menjadi

tanggungjawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan

lalu lintas tidak mungkin dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang

terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu-

lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggungjawab.

Page 9: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Perumusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis

menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka

karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi

pada topik, sebab topik dan judul belum terurai.

Tema yang dirumuskan itu bukanlah satu-satunya yang dapat diketengahkan

dari topik diatas. Masih banyak tema lain yang dapat dituangkan sesuai dengan

pokok pikiran dan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Seperti halnya topik,

tema pun perlu dibatasi dan diarahkan pada fokus atau titik perhatian tertentu.

2.3 Kerangka (Outline) Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagan dan penyusunan

gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara

gagasan-gagasan. Melalui kerangka karangan pengarang dapat melihat kekuatan

dan kelemahan dalam perencanaan karangannya. Dengan cara ini pengarang dapat

mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau

cetak biru pembangunan gedung).

Kerangka karangan mengandung rencana kerja menyusun karangan.

Kerangka karangan akan mengarahkan penulis menggarap karangan secara

teratur. Kerangka juga akan membantu penulis membedakan mana ide utama dan

mana ide tambahan.

Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk

mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk

catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka karangan yang

Page 10: Makalah Dasar penulisan ilmiah

belum final disebut outline atau kerangka sementara, sedangkan kerangka yang

sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final atau kerangka mantap.

Dalam proses penyusuna karanga ada tahapan yang harus dijalani, yaitu

memilih topik dan tema, mengumpulkan data/informasi, mengatur strategi

penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah

yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Di dalam kerangka karangan terdapat

strategi penempatan ide dan gagasan.

Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam

hal-hal sebagai berikut (Gorys Keraf, 1988:195-196).

a) Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan

karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai

dua kali, serta mencegah pengarah keluar dai sasaran yang sudah

ditetapkan.

b) Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau

menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.

c) Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan sudal

“selesai” karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan

teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk

“menyembunyikan” ide dan gagasannya.

d) Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan.

Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta

struktur karangan secara menyeluruh.

2.4 Bentuk Kerangka Karangan

Kerangka karangan ada dua macam, (1) kerangka topik, (2) kerangka kalimat.

Page 11: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang ditandai dengan kode yang

sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (titik)

tidak diperlukan karena kalimat lengkap tidak dipakai dalam kerangka topik.

Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan unsur-unsurnya tampil berupa kalimat

lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukan pemikiran yang

lebih luas dan lebih rinci dari kerangka topik.

Kerangka dibentuk dengan sistem tanda atau kode tertentu. Hubungan di antara

gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka karangan dinyatakan dengan serangkaian

kode berupa huruf dan angka. Perhatikan pemakaian kode kerangka karangan

berikut ini.

Gabungan Angka dan Huruf Angka Arab (digit)

I. ..................................................

A. ............................................

1. ......................................

a....................................

1) ..............................

I. ......................................................

A...................................................

B...................................................

1. ................................................

2..................................................

II. ......................................................

A....................................................

1...................................................

2...................................................

a. ................................................

b..................................................

1.............................................................

1.1..........................................................

1.1.1.......................................................

1.1.1.1....................................................

1.1.1.1.1.................................................

1.............................................................

1.1..........................................................

1.2..........................................................

1.2.1.......................................................

1.2.2.......................................................

2.............................................................

2.1..........................................................

2.1.1.......................................................

2.1.2.......................................................

2.1.2.1....................................................

2.1.2.2....................................................

Page 12: Makalah Dasar penulisan ilmiah

B.................................................... 2.2..........................................................

Agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan

dan menempatkannya sedemikian rupa dalam bab dan subbab. Kaidah pembagian

yang perlu diingat adalah segala sesuatu yang terdapat dibawah suatu tanda harus

berhubungan langsung dan takluk kepada yang membawakannya. Tanda-tanda

yang dipakai (huruf atau angka) harus ada pasangannya, minimal satu. Perhatikan

contoh berikut ini.

Benar Salah

I. ..........................................................

II. .........................................................

A. ..................................................

1. ............................................

2. ............................................

B. ..................................................

C. ..................................................

III. ........................................................

I........................................................

A. ...............................................*)

II......................................................

A. .................................................

B. .................................................

1. ........................................*)

C. .................................................

III....................................................

*) salah karena tidak ada pasangannya

Contoh pengodean (kodefikasi) kerangka topik

1. Gabungan Angka dan Huruf

I. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH

A. Finansial1. Gaji Pokok

a. Buruh Terampilb. Buruh Kasar

2. Perumahana. Buruh yang Sudah Berkeluarga

Page 13: Makalah Dasar penulisan ilmiah

b. Buruh yang Belum Berkeluarga3. Pemeliharaan Kesehatan

a. Buruh Lelakib. Buruh Perempuan

B. Politik1. Pengaruh Serikat Buruh Perusahaan

a. Pengaruh pada Buruh Terampilb. Pengaruh pada Buruh Kasar

2. Pengaruh dari Luar Perusahaana. Organisasi Politikb. Partai Politik

2. Angka Arab (digit)

II. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH

2.1 Finansial2.1.1 Gaji Pokok2.1.1.1 Buruh Terampil2.1.1.2 Buruh Kasar2.1.2 Perumahan2.1.2.1 Buruh yang Sudah Berkeluarga2.1.2.2 Buruh yang Belum Berkeluarga2.1.3 Pemeliharaan Kesehatan2.1.3.1 Buruh Lelaki2.1.3.2 Buruh Perempuan2.2 Politik2.2.1 Pengaruh Serikat Buruh Perusahaan2.2.1.1 Pengaruh pada Buruh Terampil2.2.1.2 Pengaruh pada Buruh Kasar2.2.2 Pengaruh dari Luar Perusahaan2.2.2.1 Organisasi Politik2.2.2.2 Partai Politik

2.5 Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Page 14: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka

karangan, yaitu (1) pola alamiah, dan (2) pola logis. Pola pertama disebut alamiah

karena penyusunan unit-unit bab dan subbabnya memakai pendekatan alamiah

yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola kedua dianamakan pola logis

karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia

yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika (masuk akal atau tidak).

2.5.1 Pola Alamiah

Sejalan dengan uarain diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola

alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena

itu, urutan bab dan subbab dalam kerangka karangan berpola alamiah dapat dibagi

dua yaitu (1) urutan ruang, dan (2) urutan waktu. Yang dimaksud dengan urutan

ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang; dari kiri

ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah

penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa

secara kronologis.

a) Urutan Ruang

Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang,

umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi

suatu gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai ke lantai tertinggi.

Berikut ini adalah contoh kerangka karangan dengan urutan ruang.

Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia

I. Banjir di Pulau Jawa

A. Banjir di Jawa Barat

1. Daerah Ciamis

2. Daerah Garut

Page 15: Makalah Dasar penulisan ilmiah

B. Banjir di Jawa Tengah

1. Daerah Pekalongan

2. Daerah Semarang

II. Banjir di ...

b) Urutan Waktu

Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) kronologi

peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan

rangkaian peristiwa. Perhatikan contoh kerangka karangan dengan urutan

waktu dibawah ini.

Topik: Riwayat Hidup Rabindranath Tagore

1. Jatidiri Rabindranath Tagore

2. Pendidikan Rabindranath Tagore

3. Karier Rabindranath Tagore

4. Akhir Hidup Rabindranath Tagore

Berdasarkan kerangka itu dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas

satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; bahkan dapat diperluas

menjadi satu buku yang terdiri dari empat bab. Begitulah pentingnya

membuat kerangka karangan sebelum mengarang. Perhatikan contoh

karangan singkat yang terdiri atas satu alinea yang disusun berdasarkan

kerangka diatas.

Rabindranath Tagore, pujangga tanah Hindustan lahir pada tanggal

7 Mei 1861. Ia putra keluarga brahmin, pecinta seni, taat beragama,

pembaharu masyarakat, dan kaya. Tahun 1877 ia belajar ilmu hukum ke

Inggris, tetapi segera kembali ke India untuk mengurusi tanah ayahnya

serta terjun dalam pergerakan sosial di samping menulis nyanyian, sajak,

cerpen, dan drama. Tahun 1913 ia mendapat Hadiah Nobel di bidang

kesusasteraan atas karyanya yang terkenal, Gitanjali. Setelah usianya

Page 16: Makalah Dasar penulisan ilmiah

mencapai delapan puluh tahun, tepatnya tanggal 7 Agustus 1941,

Rabindranath Tagore meninggal dunia.

2.5.2 Pola Logis

Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara

berpikir manusia ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda

bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan

ditulis. Itulah sebabnya dalam kerangka berpola logis timbul variasi penempatan

unit-unit. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab-

akibat, pemecahan masalah, dan umu-khusus. Amatilah contoh kerangka karangan

berikut ini.

Contoh 1 (Urutan Klimaks)

Topik: Kejatuhan Soeharto

I. Praktik KKN Merajalela

II. Keresahan di Tengah Masyarakat

III. Kerusuhan Sosial di Mana-mana

IV. Kejatuhan yang Tragis

Contoh 2 (Urutan Sebab↔Akibat)

Topik: Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar

1. Kebakaran di Tanah Tinggi

2. Penyebab Kebakaran

3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah

4. Rencana Rehabilitasi Fisik

Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)

Page 17: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Topik: Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

1. Apakah Ecstasy

2. Bahaya Ecstasy

2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap Syaraf Pemakainya

2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap Masyarakat

2.3 Gangguan Kesehatan Masyarakat

2.4 Gangguan Kriminalitas

3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy

4. Simpulan dan Saran

Contoh 4 (Urutan Umum↔Khusus)

Topik: Komunikasi Lisan

I. Komunikasi dan Bahasa

II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya

A. Kemampuan Kebahasaan

1. Olah Vokal

2. Volume dan Nada Suara

B. Kemampuan Akting

1. Mimik Muka

2. Gerakan Anggota Tubuh

III. Praktik Komunikasi Lisan

IV. .....

Sebagai rangkuman uraian tentang topik, tema, dan kerangka karangan, di

bawah ini dibuatkan bagan langkah-langkah penulisan yang seyogianya ditempuh

oleh para penulis dalam upaya memproduksi sebuah karangan.

Berikut adalah Langkah-Langkah Menulis Karangan.

Page 18: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Pemilihan Topik

Pengumpulan Data

Perumusan Tema

Penulisan Draf

Penyusunan Outline

Pilih

pokok bahasan tertentu dan tentukan ruang lingkupnya

Tetapkan

sasaran dan target, serta rumusan pokok pikiran Anda

Sesuaikan

bentuk dan jenis karangan dengan metode penelitian

Laksanakan

penelitian kepustakaan dan atau penelitian lapangan

Klasifikasikan

data; lalu susun menjadi wacana

Penyuntingan Wacana

Suntinglah

kaidah bahasa, diksi, kalimat, dan alinea

Page 19: Makalah Dasar penulisan ilmiah

2.6 Pengertian Mengarang dan Karangan

Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami terlebih dahulu

makna kata mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang itulah

dihasilkan suatu karangan. Mengarang berarti menyusun atau merangkai.

Karangan bunga adalah hasil dari pekerjaan menyusun/merangkai bunga.

Rangkaian bunga adalah hasil dari kegiatan merangkai bunga. Tanpa ada orang

yang merangkai melati, misalnya, tidak akan ada rangkaian melati.

Sebenarnya mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti hanya

berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai

mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara, misalnya

dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta-merta (impromtu), otaknya

terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara. Pada saat

berbicara, sang pembicara itu sebetulnya “bekerja keras” mengorganisasikan isi

pembicaraannya agar teratur, terarah/terfokus, sambil memikir-mikirkan susunan

kata, pilihan kata, sruktur kalimat; bahkan cara penyajiannya (misalnya deduktif

atau induktif; klimaks atau antiklimaks). Apa yang didengar atau yang ditangkap

orang dari penyajian lisan itu, itulah karangan lisan. Akan tetapi, karena tujuan

penguraian dalam bab ini terutama mengenai karangan tertulis, pembicaraan

tentang karangan lisan tidak dilanjutkan di dalam makalah ini. Uraian singkat

tentang mengarang secara lisan tadi dimaksudkan untuk membantu pemahaman

akan arti kata mengarang.

PENULISAN AKHIR

Page 20: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Bertalian dengan uraian di atas penulis berpendapat bahwa mengarang adalah

pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau

mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan

(bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir berupa

rangkain bunga). Untuk perbandingan, di sini dikutipkan pendapat Widyamartaya

dan Sudiarti (1997:77). Menurut keduanya, mengarang adalah “keseluruhan

rangkaian kegiatan seseorang untuk mrngungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.” Setiap

karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau

lebih luas dari alinea.

2.7 Penggolongan Karangan menurut Bobot Isinya

2.7.1 Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah

Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu (1)

karangan ilmiah (2) karangan semiilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan

nonilmiah. Contoh karangan yang tergolong sebagai karangan ilmiah antara lain

disertai, makalah, skripsi, tesis; yang tergolong sebagai karangan semiilmiah

antara lain artikel, berita, editorial, feature, laporan, opini, tips; dan yang

tergolong sebagai karangan nonilmiah antara lain anekdot, cerpen, dongeng,

hikayat, naskah drama, novel, puisi.

Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan

ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut

metode dan penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah adalah karangan

nonilmiah, yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku tadi; sedangkan

karangan semiilmiah berada di antara keduanya.

Page 21: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Karangan yang akan dibahas dalam makalah ini hanya dua jenis, yaitu

karangan ilmiah dan semiilmiah karena kedua jenis inilah yang banyak diperlukan

oleh mahasiswa. Beberapa karangan semiilmiah seperti artikel, laporan, opini

dapat menjadi karangan ilmiah bila memenuhi kriteria karangan ilmiah. Berikut

adalah tabel perbedaan karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah.

Perbedaan Karangan Ilmiah, Semiilmiah, Nonilmiah

Karakteristik Karangan

Ilmiah

Karangan

Semiilmiah

Karangan

Nonilmiah

sumber pengamatan,

faktual

pengamatan, faktual nonfaktual (rekaan)

sifat objektif objektif+subjektif subjektif

alur sistematis,

metodis

sistematis,

kronologis, kilas

balik (flashback)

bebas

bahasa denotatif, ragam

baku, istilah

khusus

(denotatif+konotatif)

semiformal

denotatif/konotatif.

semiformal/informal/

istilah umum/daerah

bentuk argumentasi,

campuran

eksposisi, persuasi,

deskripsi, campuran

narasi, deskripsi,

campuran

2.7.2 Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah

Sebelum merinci karangan ilmiah dan semiilmiah, ada baiknya jika dipahami

terlebih dahulu batasan kedua jenis karangan tersebut. Karangan ilmiah adalah

tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat

bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sistematis-analitis

Page 22: Makalah Dasar penulisan ilmiah

(Suriasumantri, 1995: 307). Adapun karangan semiilmiah adalah tulisan yang

berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun

tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah sintetis-analitis karena

sering”dibumbui” opini pengarang yang terkadang subjektif.

Ada tiga ciri karangan ilmiah. Pertama, karangan ilmiah harus merupakan

pembahasan suau hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif berarti

faktanya sesuai dengan objek yang diteliti.

Kedua, tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam

pembahasan digunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-langkah yang

teratur (sistematis) dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalahdan

penentuan strategi.

Ketiga, dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Laras

ilmiah harus baku dan formal. Selain itu, laras ilmiah bersifat lugas agar tidak

menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu). Ciri lain laras ilmiah adalah

menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu tertentu.

2.8 Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan

Penulisannya

Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penulisannya, karangan dapat

dibedakan atas enam jenis, yaitu:

1) Deskripsi (perian)

2) Narasi (kisahaan)

3) Eksposisi (paparan)

4) Argumentasi (bahasan)

Page 23: Makalah Dasar penulisan ilmiah

5) Persuasi (ajakan)

6) Campuran/kombinasi

Dalam praktiknya, karangan murni yang dapat berdiri sendiri sebagai

karangan yang lengkap adalah narasi, eksposisi, dan persuasi; sedangkan deskripsi

dan argumentasi sering dipakai untuk melengkapi atau menjadi bagian dari

karangan lain. Contoh narasi yang bersiri sendiri adalah hikayat atau kisah.

Contoh karangan eksposisi yang berdiri sendiri sangat banyak jumlahnya. Berita-

berita dalam surat kabar adalah contoh eksposisi. Adapun contoh karangan

persuasi yang utuh adalah iklan atau lembar promosi lainnya seperti leaflet,

brosur, dan advertorial.

2.8.1 Karangan Deskripsi

Deskripsi diambil dari bahasa Inggris description yang tentu saja berhubungan

dengan kata kerja to describe (melukiskan dengan bahasa). Karangan deskripsi

merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda

sebagaimana adanya. Penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi

memerlukan kecermatan, pengamatan, dan ketelitian. Seorang penulis deskripsi

harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan penggambaran objek yang

sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri,

sifat-sifat, atau hakikat dari objek yng dideskripsikan itu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan

pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.

Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulisnya, diperlukan suatu

pendekatan. Pendekatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu

yang akan dituliskan. Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat

Page 24: Makalah Dasar penulisan ilmiah

memperoleh gambaran tentang objek yang akan ditulis. Ada dua cara pendekatan

yang dimaksud, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.

1) Pendekatan Realistis

Dalam pendekatan realistis penulis dituntut memotret hal/benda seobjektif

mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Berikut adalah kutipan sebagai

contoh.

Predikat IDT (Inpres Desa Tertinggi) bagi Desa Tunggulturus, Tulungagung,

hampir lenyap sama sekali. Rumah warga yang dahulunya berdinding anyaman

bambu, kini hanya berjumlah hitungan jari. Yang ada kini rumah tembok bercorak

modern, bertiang beton berukir dan berjendela kaca riben. Di atas genting

berwarna-warni terpancang antena televisi, bahkan perabola. Rumah-rumah di

sana rata-rata berlantai keramik dan kamar mandinya pun tak lagi beratapan

langit.

(Disunting dari “Potret Desa Pemasok TKI di Tulungagung”,

Arif Purbadi, Media Indonesia, 12 Agustus 2002)

2) Pendekatan Impresionistis

Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu

secara subjektif sesuai dengan impresi penulis. Isi tulisan tetap harus memberikan

sesuatu, namun cara pengungkapannya boleh dengan gaya atau cara pandang

pribadi penulisnya. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas

dalam memberi pandangan dan interpretasi terhadap bagian-bagian yang dilihat,

dirasakan, atau dinikmatinya. Simaklah contoh dibawah ini.

“Lampu-lampu jalanan mengakhiri aktivitasnya. Sinar-sinarnya mulai

menghilang dari pandangan mata. Sayup-sayup suara unggas mulai memecah

Page 25: Makalah Dasar penulisan ilmiah

kesunyian. Riang gembira kicaunya memanggil sang surya. Di sela-sela dahan

sang surya mulai menampakkan sinarnya. Kehangatan sinarnya mencairkan

embun di pucuk-pucuk dedaunan. Persada tampak ceria secerah sang penantang

pagi yang menggantungkan harapannya.”

Tulisan ini menggambarkan betapa penulis merasakan cerahnya pagi. Penulis

berusaha mengekspresikan keindahan yang dirasakannya dengan melukiskan

matahari terbit.

2.8.2 Karangan Narasi

Karangan narasi (berasal dari narration = bercerita) adalah suatu bentuk

tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk

perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa kronologis atau yang berlangsung

dalam suatu kesatuan waktu.

Dari segi sifatnya karangan narasi dapat dibedakan atas dua macam: (1) narasi

ekspositoris/ narasi faktual dan (2) narasi sugestif/ narasi berplot. Narasi yang

hanya bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya

bertambah luas disebut narasi narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang mampu

menyimpulkan daya khayal mpembaca, mampu menyampaikan makna kepada

para pembaca melalui daya khayal disebut narasi sugestif. Contoh narasi sugestif

adalah novel dan cerpen. Sedangkan contoh narasi ekspositoris adalah kisah

perjalanan, otobiografi, kisah perampokan, dan cerita tentang peristiwa

pembunuhan. Kutipan di bawah ini adalah contoh karangan narasi ekspositoris

atau narasi faktual.

KHALIL GIBRAN

Khalil Gibran lahir di kota Bsharre yang dibanggakan sebagai pengawal

Hutan Cedar Suci Lebanon, tempat Raja Sulaeman mengambil kayu untuk

Page 26: Makalah Dasar penulisan ilmiah

membangun kuil di Yerussalem. Ia lahir dari keluarga petani miskin. Ayaknya

bernama Khalil bin Gibran dan ibunya bernama Kamila.

Ketika lahir, orang tuanya memberi nama Gibran, sama seperti nama

kakek dari ayahnya. Hal ini merupakan kebiasaan orang-orang Libanon pada masa

itu. Maka lengkaplah namanya menjadi Gibran Khalil Gibran, yang kemudian

lebih dikenal denal dengan Khalil Gibran. Atas anjuran para gurunya di Amerika

yang mengagumi kejeniusannya nama yang sekarang sekaligus mengubah letak

huruf h dari nama yang diberikan orang tuanya.

Kahlil Gibran yang lahir pada 6 Januari 1883, dikenal sangat dekat dengan

ibunya. Bahkan guru Gibran yang pertama adalah ibunya sendiri. Dari janda

Hanna Abdel Salam inilah mula-mula Gibran mengenal kisahkisah terkenal

Arabia dari jaman kalifah Harun Al-Rasyid: Seribu Satu Malam dan Nyanyian-

Nyaian Perburuan Abu Nawas. Ibunya ini pulalah yang menanamkan andil besar

dalam membentuk Gibran sebagai penulis dan pelukis dunia.

Sejak Gibran kecil, Kamila, sang ibu sudah berusaha menciptakan

lingkungan yang membangkitkan perhatian Gibran pada kegiatan menulis dan

melukis dengan memberinya buku-buku cerita serta satu jilid buku kumpulan

reproduksi lukisan Leonardo da Vinci. Hal ini boleh jadi karena ibunya seorang

yang terpelajar yang menguasai beberapa bahasa Suryani seperti bahasa Perancis

dan bahasa Inggris.

Karena himpitan ekonomi yang tak tertahankan, maka pada tahun 1895,

Gibran dibawa keluarganya ke Boston, Amerika Serikat. Selama dua setengah

tahun Gibran memasuki sekolah negeri di Boston yang dikhususkan bagi anak

laki-laki. Selanjutnya ia pindah ke sekolah malam selama setahun untuk

memperdalam pengetahuan umumnya.

Page 27: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Untuk biaya pendidikan di sana, saudara tirinya Peter dan ibunya berjuang

keras untuk itu. Atas permintaannya sendiri, Gibran dikirim kembali oleh ibunya

ke Lebanon untuk mengembangkan bahasa Ibunya. Ia lantas masuk Madrasah al-

Hikmat (sekolah filsafat) dari tahun 1898 hingga 1901. Di sekolah ini ia

mengikutyi berbagai kuliah antara lain, hukum internasional, musik, kedokteran,

dan sejarah agama.

Gibran menamatkan pendidikannya di Madrasah al-Hikmat pada tahun

1901 dalam usia delapan belas tahun dengan mendapat pujian (cumlaode).

Sebelumnya yaitu pada tahun 1900, Gibran tercatat sebagai redaktur

majalah sastra dan filsafat Al-Hakikat (kebenaran).

Masa kepenyairan Gibran dibagi daalam dua tahap, yaitu tahap pertama

dimulai tahun 1905 dengan karya-karya antara lain: Sekilas tentang Seni Musik

(Nubdzahfi Fann al-Musiqa, 1905), Puteri-puteri Lembah (Arais al- Muruj,

1906), Jiwa-jiwa Yang Memberontak (Al-Arwah Al-Muttamarridah, 1908),

Sayap-sayap Patah (Al-Ajniha’l Muttakassirah, 1910), Air Mata dan Senyum

(Dam’ahwa ‘ibtisamah, 1914). Tahap ini disebut tahap kepenyairan Gibran dalam

bahasa Arab. Adapun tahap kedua dari tahap kepenyairan dimulai pada tahun

1918 dan disebut sebagai tahap kepenyairan dalam bahasa Inggris. Karya-

karyanya antara lain: Si Gila (The Madman, 1918), Sang Nabi (The Prophet,

1923), Pasir dan Buih (Sand and Foam, 1926) dan masih banyak lagi.

Pada akhirnya ia memang tercatat pula berhasil dalam bidang seni

lukis.Malah seorang sahabatnya yaitu Henry de Boufort, memberi komentar atas

kemampuannya dalam seni lukis dengan berkata “Dunia pasti mengharap banyak

dari penyair, pelukis Lebanon ini, yang sekarang telah menjadi William Blake

abad ke-20.

Page 28: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Hari-hari terakhir Gibran dihabiskannya dengan kegiatan menulis dan

melukis di sebuah studio “pertapaannya” di New York. Di sini ia hanya ditemani

oleh saudara perempuannya yang masih hidup, Mariana.

Gibran meninggal dunia pada tanggal 10 April 1931 karena sakit lever dan

paru-paru. Jasad bekunya dibawa pulang ke Lebanon dan dimakamkan di lembah

Kadisya.

(Disunting dari “Kahlil Gibran Pantas Dikenang”, tulisan Kamser Silitonga, Kompas, 10 April 1993).

2.8.3 Karangan Eksposisi (pemaparan)

Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal

dari bahasa Latin yang berarti ‘membuka atau memulai’. Memang karangan

eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas,

menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama adalah

pemberitahuan atau informasi. Informasi seperti ini dapat kita baca sehari-hari

dalam media masa, berita di ex-pose atau dipaparkan kepada pembaca dengan

tujuan memperluas panmdangan atau pengetahuan pembaca. Pembaca tidak

dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekedar diberi

tahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. Karena jenis karangan

eksaposisi hanya bersifat memaparkan sesuatu, eksposisi juga dapat disebut

karangan paparan. Sebagai contoh marilah kita simak isi kutipan karangan di

bawah ini.

Contoh 1 Karangan Eksposisi

RASA TAKUT

Page 29: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ?

Bagaimana cara mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa

bahwa dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa

percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi

rasa takut tersebut.

Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi

atau suasana tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau

suasana tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah

melewati situasi dan suasana tersebut.

Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda

harus mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat

sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana

dan situasi yang telah Anda pelajari.

Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan

kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa

bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa

terhalang oleh rasa takut.

Keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda.

Keyakinan Anda dalam mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu

dan yakin bahwa rasa takut iu akan hilangdengan kepercayaan diri yang kuat dan

keyakinan yang tinggi

Kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah

kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh. Anda juga

Page 30: Makalah Dasar penulisan ilmiah

haarus memiliki keahlian dan kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya

diri anda kuat dan menghilangkan rasa takut yang melanda Anda.

Contoh 2 Karangan Eksposisi

MEMELIHARA IKAN

Ikan merupakan salah satu binatang yang biasa dipelihara oleh manusia.

Ikan sangat beragam mulai dari warna, jenis juga harganya. Dengan memelihara

ikan, akan memberikan ketenangan,kesegaran bagi pemiliknya begitu juga orang

melihatnya. Dalam memelihara ikan kita harus berhati-hati, karena jika

perawatannya tidak sesuai maka ikan air tawar, jenis dan warna ikan air laut juga

lebih beragam.

Untuk memelihara ikan, hal pertama yang harus disiapkan yaitu akuarium.

Akuarium harus ditata seindah mungkin dan sesuai dengan keadaan sebenarnya,

dengan begitu ikan-ikan akan merasa betah. Setelah akuarium diisi dengan air,

selanjutnya ikan dimasukan ke akuarium tersebut. Dalam memilih ikan sebaiknya

yang masih segar, dan kondisinya baik tanpa ada cacat ataupun goresan.

Dalam memberi makan ikan harus teratur,jangan terlalu banyak karena

akan membuat air keruh, oleh dan ikan akan mati. Memberi makanikan sebaiknya

dilakukan tiga atau sampai empat kali sehari, pilihlah makanan ikan yang sesuai

dan bergizi.

Air untuk ikan air tawar makin lama makin keruh, oleh karena itu harus

diganti minimal sekali dalam seminggu. Ketika mengganti air akuarium, ikan-ikan

harus dipindahkan terlebih dahulu ke dalam ember yang berisi air bersih.

Page 31: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Hati-hati dalam memilih jenis ikan, jangan sampai ikan yang besar

disatukan dengan ikan kecil, bisa-bisa ikan besar tersebut memangsa ikan kecil.

Akuarium juga dapat diletakan diruang tamu, hal ini dapat memberikan nilai

tambahyaitu membuat asri suasana dan juga memberikan kesegaran bagi orang

yang melihatnya. Kesegaran yang diberikan oleh pemandangan di akuarium dapat

membuat orang yang stress menjadibugar,dan bersemangat kembali.tak heranlah

banyak orang yang mempunyai hobi memelihara ikan, baik ikan air tawar maupun

ikan air laut.

2.8.4 Karangan Argumentasi (pembahasan)

Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembacan agar

menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat

utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil

dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.

Karangan argumentasi memiliki ciri:

1. Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa

dengantujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar

menyetujuinya.

2. Mengusahakan pemecahan suatu masalah.

3. Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu

penyelesaian.

Contoh Karangan Argumentasi

Page 32: Makalah Dasar penulisan ilmiah

ADOPSI ANAK INDONESIA OLEH ORANG ASING, MENGAPA

TIDAK ?

Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk meneliti dampak sosial,

budaya, dan psikologis dari praktek adopsiini sebelum orang-orang keburu

menilai yang jelek-jeknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin

konsekuen menjadi bangsa yang berkepribadian yangmandiri, mungkin praktek-

praktek seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi keluar

negeri dan segala bentuk hubungan serta ‘produk’yang berbau luar negeri lebih

baik dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil. kalau kita mau jujur tentang keberadan

bangsa dan negara kita, kita ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian mejadi

negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang

menetukan di dalam percaturan dunia.

Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan

diulai dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk

memperolehdata mengenai kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan

pendidikan yang layak bagi anak yang akan diadopsi itu. Keinginan dan kerinduan

untuk memelihara dan menyayangi anak itu sendiri pun dapat pula dipakai sebagai

pegangan bahwa anak itu tidak akan ditelantarkan, apa lagi jika kita lihat

kegigihan calon orang tua memperjuangkan ‘anak’ mereka selama ini. dengan

kata lain, hari depan yang lebih cerah diajanjikan disana, dibandingkan jika anak-

anak itu tetap tinggal disini. tentunya ini tidak berlaku bagi keluarga-keluarga

yang mapan. Tetapi bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu, yang broken

home, anak-anak diluar nikah, serta ribuan anak lain yang tidak mempunyai

jaminan masa depan yang cerah dinegeri sendiri? salahkah jika ada pihak asing

yang denan tulus bersedia mengasuh mereka?

Page 33: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Adopsi anak Indonesia oleh orang asing seperti ini bukanlah pelarian

tanggung jawab sosial di negara kita. Hal ini sebaiknya dipandang sebagai salah

satualternatif pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi,

seperti peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang

tidak mampu, serta perluasan kesempatanbagi sebagian anak untuk hidup lebih

baik.

Dari hal-hal yang yang diuraikan diatas, agaknya dapatlah

ditarikkesimpulan bahwa sebaiknya kita kita tidak terburu-buru menilai adopsi

anak Indonesia oleh orang asing itu merupakan tindakan yang memalukan seluruh

bangsa,dan oleh karena itu harus dicegah. perlulahkita mengadakan berbagai

penelitian dan pemikiran kembali, karena sebenarnya dalam hal itu masih banyak

terdapat hal-hal positif, yang justru membantu kita menyelesaikan beberapa

masalah yang mendesak. ini, kalau kita mau sedikit jujur pada diri kita sendiri.

2.8.5 Karangan Persuasi (pengajakan)

Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ‘membujuk’ atau

‘meyakinkan.’ Bentuk nominanya adalah ‘persuation’ yang kemudian menjadi

kata pungut bahasa Indonesia: persuasi.

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin

berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan

seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang relevan dan jelas harus

diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara

meyakinkan. Di Samping itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula

diperhatikan penggunaan diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau

perasan pembaca.

Page 34: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Dalam uraian dibawah ini disajikan macam-macam persuasi ditinjau dari segi

medan pemakainya. Dari segi pemakainya karangan persuasi digolongkan

menjadi empat macam, yaitu (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3)

persuasi advertensi, (4) persuasi propaganda.

2.8.5.1 Persuasi Politik

Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik

oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para

ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk keperluan

politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasi politik lebih baik lagi,

bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti. Naskah persuasi politik berikut ini

berkombinasi dengan eksposisi.

BILA SIDANG ISTIMEWA MPR HANYA BAGI-BAGI KEKUASAAN

RENDRA DAN EEP SERUKAN PEMBANGKANGAN

Setiap orang Indonesia yang sadar hak-haknya haruslah siap melakukan

gerakan Indonesia pembanggkangan warga negara. Itu perlu, terutama bila agenda

nasional berupa Sidang Istimewa (SI) MPR mendatang ini akhirnya hanya

merupakan forum konstitusional bagi para elit politik untuk berbagi kekuasaan

antar mereka hingga melupakan kepentingan umum masyarakat.

Dramawan W.S. Rendra bersama pengamat politik Eep Saefullah Fatah

disertai sejumlah praktisi ekonomi dan seniman dengan lantang menyerukan itu

dalam sebuah konfrensi pers di Kantor Dewan Kesenian Jakarta Taman Ismail

Marzuki, Jakarta, Kamis(19/7) siang.

Page 35: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Seruan agar masyarakat melakukan pembanggkangan warga negara ini,

kata Eep dan Rendra, diungkap sebagai wujud keprihatinan mereka sebagai warga

negara atas terjadinya arus utama politik dan ekonomi yang terus menerus

menempatkan rakyat sebagai korbannya.

Pembangkangan warga negara diperlukan, demikian argumen Eep

terutama bila proses transisi ke arah demokrasi sudah menjadi makin elitis dan

mengarah pada pembajakan demokrasi oleh kekuatan maupun pikiran yang

berpihak pada otoritarianisme.

Menurut Eep, hal inilah yang kini membayangi proses transisi yang tengah

bergulir di negara ini, terutama jika menyaksikan si MPR yang kini telah

dipersiapkan tak lebih sebagai arena pertaruhan politik kanak-kanak. Perhelatan

mahal ini dibuat demi upaya bisa melakukan pergantian kekuaasan. “Sementara

agenda mendasar yang perlu dikerjakan bisa membuat rakyat bisa keluar dari

krisis ekonomi yang mencekik dan krisis politik yang memuakkan, justru

diabaikan”, jelas Eep.

Lebih menyedihkan lagi,tambahnya,ketika arus politik dan ekonomi yang

telah menempatkan rakyat sebagai korbannya ini seolah-olah hanya dilawan oleh

pembangkangan militer dan polisi. Citra yang terbangun oleh pemberitaan pers

bahkan telah menempatkan parlemen-parlemen seolah-olah sebagai pahlawan

yang ingin melawan arus itu.”Padahal, sesungguhnya jutru DPR-lah yang telah

ikut mengalirkannya,” ujar mahasiswa Ohaio State University AS ini.

W.S Rendra menambahkan, gerakan ini jauh dari sikap anarkis. Gerakan

ini ibarat sebuah obat mujarap yang mampu mengobati kelesuan jiwa agar mampu

merebut masa depan yang baik. Karena itu, ia berpendapat perlu dibangun

konsolidasi antar sesama warga negara dan aturan-aturan main yang demokratis.

Page 36: Makalah Dasar penulisan ilmiah

“Dari perspektif kebudayaan, situasi sekarang ini menjadi tidak menentu akibat

tidak adanya aturan-aturan yang benar. Apalagi rakyat sering dianggap sebagai

massa bukan lagi insan manusia yang juga warga negara”, jelas tokoh pendiri

Bengkel Teater ini berapi-api.

Penggiat seni, Edi Haryono, yang membaca naskah “Seruan bagi Gerakan

Pembangkitan Warga Negara”, menyebutkan, proses sosial, ekonomi, dan politik

sekarang ini berjalan ditengah ketiadaan aturan main bernegara yang demokratis

telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola dipolitika dan ekonomi telah

membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola di atas aturan main yang compang-

camping, tidak utuh dan belum demokratis.

(Kompas, 26 Juli 2001)

2.8.5.2 Persuasi Pendidikan

Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam

bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi

anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang

motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan

dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan

oleh pelaksana pendidikan. Kutipan artikel berita ini dapat dijadikan bahan

menelaah karangan persuasi pendidikan.

KERAPIAN BERBAHASA BERKORELASI DENGAN KECERMATAN

PENALARAN

Page 37: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Keterampilan berbahasa perlu diposisikan berbanding sejajar dengan kerapian

berbahasa. Artinya, kepiawaian berbahasa seseorang harus didukung bahkan

ditentukan oleh kerapian atau keapikan bahasa yang digunakannya.

“Mengenai hal ini ada pandangan yang menyebutkan bahwa kerapian

berbahasa sangat berkorelasi dengan kecermatan penalaran,” kata Dr. Hasan Alwi,

mantan kepala pusat bahasa, di sela-sela seminar nasional XI Bahasa dan Sastra

indonesia, di Denpasar (Bali) yang berlangsung 10-12 juli 2001.

Menurut Hasan Alwi, pemakaian bahasa yang rapi dan dilandasi oleh

penalaran yang cermat merupakan syarat mutlak dalam keterampilan berbahasa.

Dua hal ini sekaligus akan sangat membantu kemudahan dan kelancaran dalam

berkomunikasi. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan perpaduan ideal itu masih

jauh dari harapan. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa indonesia-baik tulis

maupun lisan- dikalangan masyarakat indonesia yang masih terkesan sembrono,

serta mengabaikan prinsip-prinsip dasar bahasa indonesia yang baik dan benar.

“Jika ditinjau dari segi kerapian bahasa dan kecermatan bernalar, mutu pemakaian

bahasa indonesia yang dihasilkan itu sering sekali membuat para pakar dan

pengamat bahasa berkecil hati,” kata Hasan Alwi.

(Kompas, 10 Juli 2001)

2.8.5.3 Persuasi Advertensi/Iklan

Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk

memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini

diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki,

berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Karena itu,

advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik

Page 38: Makalah Dasar penulisan ilmiah

barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat

pendek, ada pula yang panjang.

Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil

merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi

iklan itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil

merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan. Berikut adalah

contoh dari karangan persuasi iklan.

PALMER DAN ROLEX, HAKIKAT DARI SUKSES

Arnold Palmer dewasa ini menggebrak dunia usaha dengan kehebatan yang

sama dalam permainan golf. Ia penuh keyakinan, gigih dan berani dalam

mengambil resiko. Namun dengan perhitungan yang matang.

Palmer melibatkan diri dalam belasan kegiatan usaha di seluruh dunia, yang

membuatnya seringkali terbang untuk berbagai pertemuan dan mengemudikan

sendiri pesawat jet pribadinya.

Satu dari kegiatan-kegiatan yang paling penting adalah merancang desain dan

lanskap padang-padang golf. The Chun Shan yang menjadi padang golf baru

pertama di cina sejak tahun 1930-an adalah salah satu contoh yang luar biasa. Di

samping itu, nama Arnold Palmer pada pakaian golf, golf clubs,

jasa carter angkutan udara, pembangunan real estate, dan banyak lagi.

Di balik senyum yang telah menjadikannya tokoh televisi. Palmer merupakan

seorang pengusaha sukses yang selalu memberikan perhatian sampai ke detail.

Page 39: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Palmer tetap merupakan nama yang diperhitungkan di padang golf yang

mampu mempesona penonton maupun pemain handal yang dihadapinya.

Menjaga ketetapan waktu jelas merupakan tugas yang amat penting. Ia

mempercayakan pada jam tangan emas Rolex Oyster Day-date.”Bagi saya golf

sudah merupakan bagian dari jiwa. Perasaan yang sama kuatnya juga saya alami

dengan Rolex, Rolex menjalankan tugasnya dengan sempurna!”

Suatu pujian yang berharga dari orang yang sangat menghargai ketepatan

waktu.

(Intisari)

2.8.5.4 Persuasi Propaganda

Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi.

Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye

biasanya berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar

pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan

informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit jantung yang disertai

dengan ajakan pengumpulan dana untuk pengobatannya, atau selebaran yang

berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu

adalah contoh persuasi propaganda. Perhatikan kutipan karangan persuasi

propaganda dibawah ini.

PERILAKU MENYAMPAH

Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan

makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan

kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung

Page 40: Makalah Dasar penulisan ilmiah

buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk,

sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan

budaya indonesia. Budaya indonesia menggunakan kemasan daun pisang atau

daun jati.

Sebenarnya volume sampah bisa dikurangi drastis bukan hanya dengan

menangani sampah plastik dengan sebaik-baikna atau dengan daur ulang tetapi

bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan

konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin

menambah volume sampah.

Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan-

kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur. Misalnya,

menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan

plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli,ambil saja makanannya,

kemasannya dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak menggunakan

kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.

2.8.6 Karangan Campuran

Selain merupakan karangan murni misalnya eksposisi atau persuasi, sering

ditemukan karangan campuran atau kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan

eksposisi dengan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wacana

yang lain sering kita temukan narasi berperan sebagai ilustrasi bagi karangan

eksposisi atau persuasi. Untuk lebih jelasnya, bacalah contoh karangan berikut

ini.

Berbagai cara menurunkan berat badan saya coba tanpa hasil, hingga pada

akhirnya saya membaca iklan Impression di harian Kompas, Minggu 7 November

1993. Saya seperti mendapat firasat inilah program yang tepat. (karangan narasi)

Page 41: Makalah Dasar penulisan ilmiah

Dalam kurung waktu dari sebulan, berat badan saya telah berkurang k kg.

Waktu hal ini saya kabarkan pada puteri saya, Maya, yang sekolah di New York,

anak saya mengatakan, “Ya, program itulah yang saya maksudkan, Mama, di sini

(maksudnya Amerika) juga banyak pengikut program tersebut yang berhasil”.

(karangan eksposisi)

Selama mengikuti Program Impression, saya tidak mengalami kesulitan, tidak

merasa lapar, tidak ada suntikan, tidak ada efek samping, sangat mudah dan

menyenangkan. (karangan persuasi)

Bagi saya, saat ini terasa begitu ceria, muka berseri, tubuh enteng, baju-baju

lama dapat dipakai kembali, bahkan banyak teman-teman yang jadi pangling akan

penampilan saya. (karangan persuasi)

Tetapi, penampilan bukan tujuan utama saya dalam usia hampir setengah abad

ini. Program Impression ternyata memulihkan kesehatan saya, tekanan darah

menjadi normal, kembali rata-rata 120/80, kadar gula dan kolesterol normal,

pokoknya semua terasa segar dan ringan. (karangan persuasi)

Ny. Lusia Sutanto, seorang figur tokoh pendidikan dan wiraswasta yang

sukses, ibu dari tiga orang putra-putri, pembimbing sekitar 10.000 siswa dari

bimbingan belajar, pendidikan komputer & akuntansi, bahasa Inggris, sekretaris,

program pendidikan Magister Management (M.M.), mendapat predikat sebagai

Kharisma Puteri Kebaya Kartini ’94 dan Citra Eksekutif Indonesia 1994 setelah

mengikuti program Impression.

(Iklan Intisari, Juni 1994)

Page 42: Makalah Dasar penulisan ilmiah

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah yang baik adalah:

-       Objektif-       Pola berfikir deduktif – induktif-       Sistematika

Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :

-       Karya tulis-       Makalah-       Skripsi-       Thesis-       Disertasi-       Laporan hasil peneliti

3.2 Saran

           Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

Page 43: Makalah Dasar penulisan ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul, 2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta.Keraf, Gorys, 2004, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa

Indah, Cetakan XIII.Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah

Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III.Wasito, Hermawan, 1997, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa,

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Winarto, Yunita T., Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin (eds.), 2004, Karya

Tulis Ilmu Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Edisi 1.