majalah rentak akademika umrah edisi 1, volume 1 april-juli 2014

36
Edisi 1 Vol 1 - April-Juli 2014

Upload: universitas-maritim-raja-ali-haji

Post on 05-Apr-2016

237 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Majalah Rentak Akademika Edisi Perdana, Bulan April-Juli 2014

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Edisi 1 Vol 1 - April-Juli 2014

Page 2: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Segala pekerjaan pedang boleh diperbuat dengan kalam

Adapun pekerjaan-pekerjaan kalam tiada boleh diperbuat dengan pedang, maka ini ibarat yang terlebih sangat nyatanya

Dan beberapa ribu dan laksa pedang yang sudah terhunus, dengan segaris

kalam jadi tersarung, terkadang jadi tertangkap dan terikat dengan pedang sekali.

~Bustan Al-Katibin, Raja Ali Haji~

Page 3: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Rentak Akademika, itulah nama yang kami berikan

sebagai judul dari Bulletin atau Majalah internal

kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)

dimana edisi yang tuan-puan baca menjadi edisi pe-

muncak terbitnya. Sebagaimana sifat Rentak yang melangkah dengan

dinamis, kami harap Rentak Akademik UMRAH ini dapat menjadi

“Tuah” bagi sivitas akademika UMRAH untuk terus melangkah den-

gan dinamis dalam mewujudkan visi UMRAH untuk Menjadi Univer-

sitas Terkemuka Indonesia berbasis Kemaritiman.

Mendikbud RI, Mohammad Nuh telah melantik Prof. Dr. Syafsir Akhlus sebagai Rektor UMRAH meneruskan Sisa masa jabatan Prof. Dr. Maswardi M. Amin dengan masa bakti 2014-2016. Prof. Akhlus sendiri merupakan putra daerah Tanjungpinang yang telah berkelana dan berkiprah di luar Kepri selama 35 tahun. Kita berharap di bawah teraju rektor baru dengan semangat baru, UMRAH dapat bergerak lincah, dinamis, serta Transformatif untuk mewujudkan visinya dan menjadi kebanggaan negeri dan bangsa. Simak kisahnya di Edisi ini.

Simak juga Tulisan dari Dekan FKIP, Abdul Malik tentang Sungai Ca-rang, Tapak Tuah dan Marwah. Tentang sejarah Tanjungpinang dan Kerajaan Riau-Lingga yang bermula dari Sungai Carang. Dalam Ru-brik Rentak Akademika, simak kiprah dosen dan mahasiswa UMRAH dalam bidang Akademik

Mahasiswa sebagai bagian dari Sivitas Akademika UMRAH tak henti mencetak prestasi, salah satu anggota Mahapala UMRAH berhasil mencapai puncak gunung kilimanjaro di afrika. Mahapala UMRAH juga menjadi Juara favorit pada LLAP di padang. Pencak Silat UM-RAH berhasil meraih medali perak dalam Kejuaraan Silat Mahasiswa se ASEAN di UPSI Malaysia. Dalam hal kemanusiaan juga tak luput dari kiprah mahasiswa UMRAH, Mahapala UMRAH turut serta men-jadi relawan bencana sinabung.

Akhir kata, Selamat membaca edisi kami yang pertama ini.

Redaksi.

PelindungRektorWakil Rektor IWakil Rektor II

Pemimpin RedaksiRafk i Rasyid, SE, MM Kepala Humas & Protokoler

Reporter, Redaktur Foto & Design LayoutAdi PranadipaPusat TIK UMRAH (UMRAH ICT Center)

FotograferYuli Hendri, S.Pd Humas & Protokoler

Sirkulasi dan CetakMuhammad Ulul Azmi , S.SosHumas & Protokoler

Diterbitkan oleh :Universitas Maritim Raja Ali Haji

Alamat Redaksi:

Hubungan MasyarakatUniversitas Maritim Raja Ali HajiGedung Rektorat Lantai 2Kampus DompakJl. Dompak, Tanjungpinang 29111

Telepon :0771-4500089

Fax:0771-7038999

E-mail:[email protected]

Twitter :

@umrah_offi cial

Rektor Baru, Semangat Baru

SEKAPUR SIRIH

Gambar pada Cover didesain khusus oleh Wedha Pop Art Portrait (WPAP)

3

Page 4: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Senarai Isi

4

Mendikbud Lantik Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc sebagai Rektor UMRAH

6

8 Rektor dan Unsur Pimpinan UMRAH Silahturahim dengan Gubernur Kepri

11 Diminta Mendikbud untuk Pulang Kampung setelah 35 Tahun berkelana

Temu Ramah Rektor Baru UMRAH dengan Staff dan Dosen

Sungai Carang, Tapak Tuah dan Marwah

Dr. H. Abdul Malik, M.Pd16 Bendera UMRAH berkibar di

Puncak Kilimanjaro30

Rentak AkademikaUMRAH kirim sepuluh mahasiswa ikuti Seleksi ON MIPA 2014 tingkat Wilayah X

Dosen UMRAH presentasikan Hasil Penelitian pada Seminar Nasional di Bali

UMRAH Terima 648 Orang Calon Mahasiswa Jalur SNMPTN

Tidak diterima di SNMPTN ? masih ada SBMPTN

Bupati Karimun Sampaikan Kuliah Umum Pengembangan Wilayah Perbatasan

Website UMRAH Tembus rangking 153 dari Kampus 400 di Webometrics

Ihwal Mahasiswa

22232525

2726

Mahapala UMRAH ikut serta dalam Tim Relawan tanggap Bencana Sinabung

Sambut Kepulangan Fahry, Mahapala UMRAH Gelar Konferensi Pers

Mahapala UMRAH Juara Favorit LLAP

Pencak Silat UMRAH Raih Medali Perak pada Kejuaraan Silat Universitas Se-ASE-AN di UPSI Malaysia

29313334

Page 5: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014
Page 6: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Mendikbud Lantik

Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc sebagai Rektor UMRAH

JAKARTA – MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

(MENDIKBUD RI) M NUH MELANTIK PROF. DR. SYAFSIR AKHLUS, M.SC SEBAGAI

REKTOR UMRAH, KAMIS(19/6), DI AULA KEMDIKBUD JAKARTA. PROF. SYAFSIR

AKHLUS MENJADI REKTOR DEFINITIF YANG MENERUSKAN SISA MASA JABATAN

2012-2014 MENGGANTIKAN PROF. DR. MASWARDI M. AMIN, M.PD YANG MELE-

TAKKAN JABATAN BEBERAPA WAKTU LALU.

IHWAL UTAMA

6

Page 7: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Kepala Humas UMRAH,

Rafki Rasyid mengabarkan

kepada umrah.ac.id, pelan-

tikan sekaligus serah terima

jabatan tersebut dihadiri oleh Maswardi

M Amin didampingi Wakil Rektor I,

Muzahar, M.Si dan Wakil Rektor II, Dr.

Rumzi, Kepala BAKK UMRAH, Akhir-

man, sejumlah dosen dan staff UMRAH,

serta jajaran pejabat tinggi di lingkungan

Kemendikbud. Sebelumnya Prof. Akhlus

ini menjabat sebagai Atase Pendidikan

dan Kebudayaan (Atdikbud) di Konsu-

lat Jendral Republik Indonesia (KBRI)

di Paris, Perancis. Pelantikan tersebut

juga disejalankan dengan pelantikan

beberapa pimpinan PTN dan Pejabat

Eselon 2 di lingkungan Kemdikbud.

Dalam sambutannya, Mendikbud

berpesan agar para pimpinan PTN da-

pat terus memberikan perhatian secara

khusus terhadap Tri Dharma Perguru-

an Tinggi. Para mahasiswa hendaknya

diberikan kesempatan seluas-luasnya

untuk mampu mengeksplorasi po-

tensi yang dimiliki, baik potensi aka-

demik, sosial, dan kepemimpinan.

Sebelumnya, civitas akademika UM-

RAH menggelar acara perpisahan den-

gan Prof. Maswardi M Amin di audi-

torium Kampus UMRAH di Dompak,

Tanjungpinang, Senin (16/6). Perpisa-

han berlangsung haru dan dihadiri oleh

dosen, staf dan keluarga besar UMRAH.

Prof. Maswardi berpamitan un-

tuk pulang ke Pontianak, Kalimantan

Barat dan kembali mengajar di Univer-

sitas Tanjungpura tempat asal beliau

meniti karir akademiknya. “Prof Mas-

wardi merupakan figur pemimpin yang

peduli pada kemajuan UMRAH. Banyak

prestasi gemilang selama tujuh tahun

kepemimpinannya.” Ungkap Rafky.

Sementara rektor baru, Syafsir Akhlus,

merupakan guru besar Bidang Kimia

Fisika dan Fotokimia dan pernah men-

jabat sebagai Pembantu Dekan Bidang

Akademik Fakultas Ilmu Pengetahuan

Alam (FMIPA) Institut Teknologi Sepu-

luh november (ITS) Periode 2003-2007

dan Sekretaris Pusat Penelitian Komput-

er dan Sistem Informasi pada Lembaga

Penelitian ITS (1999 – 2003). Beliau juga

merupakan Putra Daerah kepulauan Riau,

terutama Bintan dan Tanjungpinang.

Gelar sarjana kimia (Drs) ia per-

oleh di Universitas Andalas Padang,

Sumatera Barat (1979-1985), magis-

ter (MSc) di Institut Teknologi Band-

ung (ITB) (1985-1988) dan S3 den-

gan gelar Docteur Specialite Genie des

Procedes dari Institut National Poly-

technique de Lorraine (INPL), Prancis.

Akhlus mengenyam pendidikan dasar

dan menengah di Kepri yakni di SDN

2 Tanjung Uban (1968-1972), SMPN

Tanjung Uban (1973-1975), dan SMAN

1 Tanjungpinang (1976-1979). (dip)

Page 8: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Rektor dan Unsur Pimpinan UMRAH Silahturahim dengan Gubernur Kepri

MENGAWALI MASA TUGASNYA SEBAGAI REKTOR BARU UNIVERSITAS MARITIM RAJA

ALI HAJI (UMRAH), PROF. DR. SYAFSIR AKHLUS, M.SC BESERTA JAJARAN PIMPINAN DAN

PARA DEKAN DI LINGKUNGAN UMRAH MENGUNJUNGI KANTOR GUBERNUR KEPRI DI

DOMPAK, SABTU(28/6). KUNJUNGAN INI DIMAKSUDKAN UNTUK BERSILAHTURAHIM

DENGAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, DRS. HM. SANI.

f.Adi Pranadipa/umrah.ac.id

Teks dan Foto : Adi Pranadipa

IHWAL UTAMA

Page 9: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

R ombongan yang terdiri dari Rektor, Prof. Syafsir Akhlus, Wakil Rektor I, Muzahar, M.Si, Wakil Re-

ktor II, Dr. Rumzi Samin, beserta para Dekan dari 5 fakultas di Umrah dan be-berapa orang Dosen serta Kabag umum dan kepala Biro Akademik ini diterima oleh Gubernur di ruang kerjanya did-ampingi oleh Sekretaris daerah Provin-si Kepri, Robert Iwan Loriaux.

Rektor Umrah Prof. Syafsir Akhlus sedikit bercerita kepada Gubernur, Drs. HM Sani bahwa sebelum Pelanti-kannya pak Menteri (Mendikbud) bi-lang kepadanya supaya Bekerja untuk kampung halaman. “Pak Akhlus sudah bekerja untuk ITS, untuk Surabaya, un-tuk Indonesia, sekarang balik kampung untuk kampung sendiri” bunyi pesan yang diucapkan Pak Menteri M. Nuh kepada dirinya. “Terakhir saya menjej-akkan kaki di Tanjungpinang itu tahun 79, selepas tamat SMA” kenang Prof. Akhlus.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit itu Sani menyinggung tentang kata Maritim dan Raja Ali Haji yang terdapat dalam nama Universitas Maritim Raja Ali Haji. “Umrah ini me-miliki dua fokus, Maritim dan Raja Ali Haji”. Kata Maritim lanjut Sani harus fokus pada pembinaan-pembinaan yang menjadi andalan Kepri, 96% lau-tan.

“Mimpi kita adalah bahwa kita men-jadi rujukan seluruh Indonesia di sini. Oleh karena Pak rektor memiliki pen-galaman di Perancis saya pikir perlu apapun caranya, apa pun kebutuhan-nya, kita bisa diskusikan” Ujar Sani dengan nada optimis di hadapan Rek-tor dan Dekan-dekan fakultas di ling-kungan Umrah.

Sani menambahkan bahwa tidak sia-sia Universitas ini bersama Maritim karena sebangun dengan misi Provinsi Kepri. Walau menurut Sani banyak yang bertanya-tanya. “Apa Kelebihan dari Kepri, Maritim? mane die ? Kok belum nampak sangat kegiatan mar-itim die? Tapi lumayanlah dah ade

name die universitas tu kan, tinggal bagaimana mengisinya nanti” kata Pria yang mengawali Karir Birokrasinya di Bintan Timur itu dengan logat melayu yang khas.

“Saya sendiri sebagai gubernur yang kebetulan sedang dipercayakan sampai hari ini kadang-kadang selalu diper-tanyakan apa yang kita dapatkan dari letak geografis maritim yang 96% lau-tan ini ? patut diakui masih sangat kecil apa yang kita dapatkan. Faktor regulasi yang barangkali juga. Tidak semua reg-ulasi kelautan dan pulau-pulau pesisir berada di tangan gubernur. Hasil laut pun sebagian ke pusat bukan ke kita” ungkap Sani.

Sani mengatakan bahwa dari hal-hal tersebut kiranya ada potensi yang da-pat digali sambil juga mengembangkan pendidikan di bidang Maritim. Sehing-ga dapat memberikan kontribusi bagi lembaga.

“Saya pikir di samping tetap melaku-kan penelitian-penelitian, juga ada suatu pemikiran yang disumbangkan untuk Provinsi kepri ini sehingga akan memberikan arti keberadaan umrah ini” ujar Sani. Sehingga Think-thank konkrit Provinsi Kepri ini berada di Umrah.

“Menjadi Pusat Pendidikan andalan Maritim nusantara lalu memberikan kontribusi pemikiran yg bernuansa ac-tion plan dalam penanganan masalah

Kelautan. saya kira itu tadi bisa dilaku-kan” harap Sani yang langsung disam-but oleh anggukan dari Rektor, Dekan dan wakil rektor yang ikut serta.

Selain menyandang maritim, juga menyandang Raja Ali Haji, lanjut Sani. Bicara Raja Ali Haji berarti bicara Gurindam Dua Belas, Bicara Gurindam Dua Belas, bicara Gurindam Dua Belas berarti bicara tentang nasihat-nasihat beliau.

“Pertanyaannya sudahkah kita se-mua melakukan? tapi internal dulu ni, Rektor,Dekan, Dosen, sudah menga-dopsi belum nasihat2 dari Raja Ali Haji itu, sudah baca belum? baca barangkali sudah. sudah baca dihayati dan diap-likasikan. baru disampaikan kepada mahasiswa. banyak yang bisa digali.” Kata Sani.

Sani berharap Umrah dapat menjadi leading-sector dalam Pengembangan nilai-nilai kearifan lokal Gurindam Dua Belas karena berbekal nama Raja Ali Haji yang menjadi bagian nama Um-rah. “Jadi pak rektor, hal ini perlu ba-rangkali jadi pemikiran. Paling kurang Relevan dengan UMRAH dapat men-jadikan Kampus ini menjadi dambaan dan eksis dan bisa berkualitas”

“Gubernur memiliki kewajiban moral walau kampus itu bersifat otonom. jadi saya melihat dari tepi-tepi saja karena tak bisa campur tangan. Apapun yg ter-jadi di Kepri ini tanggung jawab guber-

9

Page 10: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

nur. Kita berkoordinasilah, kolaborasi kita” Pesan Sani.

Prof. Akhlus menanggapi apa yang disampaikan Sani tentang Maritim dan Raja Ali Haji.

“Saya mau tambah sikit tentang masalah Maritim dan Raja Ali Haji. Kebetulan kan selain sebagai atase Pendidikan di KBRI saya juga pro-aktif di beberapa lembaga internasional. Se-betulnya inilah kesempatan negeri kita untuk bisa mengembangkan Ekonomi berbasis Maritim, dan saya kenal be-berapa Ahlinya. Memang betul yg ba-pak bilang tadi seharusnya nuansa kemaritiman itulah yg menjadi dasar

untuk mengembangkan struktur sis-tem Tranportasi laut kita. Selain dari sisi akademik bisa kita buat, tentu saja harus ada sisi Implementasi yang ap-likatif” Ungkap Pria yang menyelesai-kan S3-nya di ENSIC-NIPL Prancis ini.

Khusus budaya melayu lanjut Prof. Akhlus, kalau dihitung berdasar seja-rah, budaya melayu ini lebih tua dari budaya Indonesia itu sendiri dan su-dah diakui oleh Perancis Sendiri. “Se-benarnya yang paling utama itu adalah bagaimana kita dapat menunujukkan representasi budaya melayu ini dan yang paling penting adalah apa yang bisa kita tuangkan dari budaya melayu ini” Ujar Prof. Akhlus.

Jadi bukan lagi nak klaim budaya itu dari kita karena bukan itu lagi masanya dan semua itu sudah ada catatannya.

“Kalau kita ke belanda itu semua rapi sekali, tentang percetakan pertama di Indonesia itu di Pulau Midai bukan pu-lau jawa. Banyak hal yang kita tak tahu tentang negeri kita ini ” Ungkap Prof. Akhlus.

Pertemuan tersebut diakhiri dengan Salam-salaman antara Rombongan dengan Gubernur. Kemudian Rektor dan Rombongan kembali ke kampus untuk bersilahturahim dengan Sivi-tas Akademika Umrah di Auditorium Kampus Dompak. (dip)

IHWAL UTAMA

Page 11: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Temu Ramah dan perkenalan Rektor baru UMRAH, Prof. Syafsir Akhlus dengan Staff dan Dosen UMRAH

Diminta Mendikbud untuk Pulang Kampung setelah 35 Tahun berkelana

IHWAL UTAMA

Page 12: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Buah Delima merah merekah,

Dimakan baginda sebelum bertitah

Majelis dimulai dengan Bismillah

Berharap Allah memberi berkah

Begitu Bunyi sebuah Pantun bersajak AA yang diba-cakan oleh Rektor baru UMRAH, Prof. Dr. Syafsir Akhlus,M.Sc di hadapan segenap staff dan dosen UMRAH sebagai pembuka perkenalan dirinya sebagai rektor baru UMRAH meneruskan sisa masa jabatan periode 2012-2016, menggantikan Prof. Maswardi M. Amin.

Adi Pranadipa, ICT UMRAH

Pantun bersajak AA itu lalu dilanjutkan dengan permo-honan izin Prof. Akhlus un-tuk memperkenalkan diri.

Sepintas agak tidak lazim, seorang re-ktor memohon izin untuk memperk-enalkan diri kepada sivitas akademi-kanya. Namun hal itu yang betul-betul terjadi pada Sabtu(28/6) di Auditori-um UMRAH Kampus Dompak, dalam pertemuan yang bertajuk Temu Ramah Staff dan dosen dengan rektor UM-RAH yang baru.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh segenap staff dan dosen UMRAH tersebut Prof. Akhlus mengungkapkan asal muasal nama Akhlus yang menjadi nama belakangnya.

“Akhlus itu diambil dari kata Ahlu-sunnah wal jama’ah. Karena konon ketika saya lahir, ayah saya menjabat sebagai ketua Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Riau.Ketika itu Sedang Muk-tamar di Solo, anaknya lahir. Jadi su-paya ingat sama NU-nya dikasi nama lah Ahlusunnah wal jama’ah. Cuma ka-rena Ahlusunnah wal jama’ah itu ter-lalu panjang, jadi Akhlusnya saja yang diambil” ungkap Prof. Akhlus.

Kemudian Prof. Akhlus bercerita ten-

tang masa kecilnya. Dia lahir di Pulau Bintan, tepatnya di Tanjungpinang. Se-jak kecil dia tinggal di Jalan Sumatera di dekat Mesjid At-Taqwa. Berpindah-pindah tempat tinggal juga pernah di-alaminya. Walau selalu berpindah-pin-dah tempat tinggal, ada satu hal yang cenderung tetap, tinggal dekat dengan mesjid.

“Ayah saya tu selalu pilih rumah yang dekat dengan mesjid. Rumah kami juga sempat jadi mesjid, surau tempat orang mengaji. Pasal ayah saya dulu guru ngaji” tutur Prof. Akhlus.

Prof. Akhlus lalu mengurai cerita tentang masa kecilnya.Pernah waktu itu dia mengikuti lomba pidato mem-peringati Isra’ Mi’raj. Tak disangka-sangka dia dapat juara pertama. “Jadi-lah Sebentar saya jadi mubaligh cilik ceritanya. Kemana-mana saya pergi. Penjaga mesjid Kampung Baru, Pak Abu, beliaulah yang membawa saya kemana-mana” kenang Peneliti Kimia Fotosensitizer ini.

Selang waktu berlalu, Akhlus kecil dan keluarga berpindah pula ke Tan-junguban. Dia mulai mengeyam pen-didikan Sekolah Dasar di SD 2 Tanjun-guban. Tamat dari SD, lanjut ke SMP.

Saat itu hanya ada satu saja SMP di Tanjunguban, SMP Negeri Tanjun-guban. Karena tidak ada SMA di Tan-junguban, kembali dia ke Tanjungpi-nang untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Zaman itu belum ada angka dibelakang nama SMA di Tan-jungpinang, karena hanya ada satu saja SMA. “Di zaman kamilah pertama kali masuk SMA 1 Tanjungpinang. Se-belum itu tak ada, Cuma bernama SMA Negeri Tanjungpinang” kenang Prof. Akhlus.

“Jadi ceritanya tahun 76 tu karena yang masuk banyak, dipisahlah jadi SMA 1 dan SMA 2. Bedanya SMA 1 masuk pagi, SMA 2 masuk Siang. Se-kolahnya sama, di situ juga. Itu cerita sikitlah kalau belum tahu” tambahnya sedikit bernostalgia.

Lalu sampailah waktu dimana Prof. Akhlus tamat SMA tahun 1979. Sete-lah tahun 79 dia berangkat dari Pulau Bintan untuk merantau. Sejak tahun 79, bisa dibilang jarang balik ke kam-pung halaman, Tanjungpinang.

“Jadi setelah 35 tahun entah saya kemana pergi, akhirnya nasib pula lah yang mengantar saya balik lagi ke neg-eri ini. Dengan pesan yang lebih berat

12

Page 13: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

lagi, kalau dulu berangkat nak mencari ilmu. Sekarang ni balik, dapat pesan juga. Kalau dulu dari orang tua, seka-rang ni beda, langsung dari pimpinan tertinggi kementerian, Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan” kata Prof. Akhlus.

Bunyi pesan dari Pak Mendikbud sederhana saja, “Agar Apa yang sudah saya peroleh selama ini agar dikerah-kan, digunakan untuk kemajuan Uni-versitas Maritim Raja Ali Haji” ungkap pria yang menyelesaikan S3 di NIPL

ENSIC Prancis ini.

Prof. Akhlus sebetulnya berat ketika menerima amanah ini. Karena me-mang selama 35 tahun di luar, tentu ada lah sekali-sekali pulang ke Tanjun-gpinang waktu hari raya. Tapi tentulah tidak mengikuti bagaimana langgam di daerah ini. Tapi Dia masih tetap yakin kalau kurang lebih sama dengan masa dulu. Orang-orangnya baik-baik, mu-rah senyum. Namun Prof. Akhlus sem-pat terkejut ketika membaca berita ada ramai-ramai disini.

“Eh, hebat juga ni ada kemajuan” katanya. Tapi dia yakin juga inilah dinamika, normal-normal saja. Tapi yang tidak normal kalau dinamika itu berterusan, maka perlu disikapi. Bahwa kalau akhirnya ada keputusan yang harus diambil maka begitulah kenyataan yang harus dihadapi.

“Saya pun tak pernah bermimpi nak duduk kat sini, kan begitu ceritanya. Tapi karena Allah sudah berkendak, kalau kita aplikasikan kun Fayakun itu maka jadilah dia. Itulah Kehendak Al-

lah, semua kehendak Allah” ucapnya.

Ketika itu belum sampai dua bulan sebelum pelantikannya, dia menerima panggilan telepon sewaktu dia berada di perancis. Ternyata penelepon di ujung sana adalah Mendikbud. “Se-betulnya saya tak tahu ini permintaan atau perintah, bentuknya serupa, bahwa mohon kesediaannya untuk bisa memimpin Universitas Maritim Raja Ali Haji. Eh mimpi apa saya ini karena pada saat itu sebetulnya lang-kah itu tak kesini lah kira-kira. Jadi saya bilang saya tak bisa janji pak, saya

pulang dulu, saya mau tahu apa cerit-anya” ungkap Prof. Akhlus.

“Akhirnya saya pulang dulu, saya baca qur’an, apalah segala macam saya bertanya kiri kanan. Saya tengok dulu apa yang terjadi, akhirnya saya da-pat gambaran suram-suram sebelah sini, suram sebelah sana. Nanti waktu kalau dah duduklah dapat terbuka se-muanya” cerita Prof. Akhlus tentang bagaimana awal proses penunjukan di-rinya sebagai Rektor UMRAH.

Menurut Prof.Akhlus tidak ada

orang yang lebih baik dari orang lainya, tetapi yang ada itu adalah orang yang lebih berguna daripada yang lain. “Jadi mungkin saya berharap keberadaan saya ini akan memberikan kegunaan khususnya kepada bapak-bapak dan ibu-ibu semua bagaimana kita mem-bangunan Universitas kita ni, dan In-sha Allah kita semua nanti berguna bagi Mahasiswa kita, bagi masyarakat kita di Kepulauan Riau ini.” Ujarnya.

Berkenaan dengan UMRAH, dia berkali-kali menyampaikan kepada kawan-kawannya bahwa dirinya ada-

13

Page 14: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

lah Rektor UMRAH, bukan umroh.

“Kalau rektor umroh, sedikit lagi jadi rektor Haji” selorohnya sambil tersenyum. Dia menekankan bahwa nomenklatur ini harus ditegaskan bet-ul-betul kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun. “Kalau dalam bahasa prancis huruf a nya itu diberi titik dua, diucapkan dengan terbuka mulutnya, jadi umrah. Kalau umroh, bahaya, kita dimarah pulak nanti, masak berubah pulak jadinya” ucap Prof. Akhlus.

Ada satu Cerita lagi mengenai ket-erkaitannya dengan UMRAH. Bebera-pa tahun lalu dia menerima sebuah telepon dari senior yang menjadi ke-nalannya. Kebetulan kenalannya itu menjadi ketua verifikasi proses peneg-erian UMRAH. Dia kemudian meniru-kan percakapan di telepon waktu itu.

“Pak Akhlus”

“Ada apa pak ?” jawab saya

“Ini lho Negeri sampean ini ada Univer-sitas mau jadi negeri” dengan logat jawa

“Oh iya, saya tahu pak, ada masalah apa?”

lalu disebutkanlah masalahnya. Me-nanggapi apa yang disebutkan itu, saya kemudian bertanya,

“Ok pak, supaya bisa cepat bagaimana caranya ?“

“Harus Begini, begini, dan begini” Jawabnya

Dalam setiap langkah-langka pene-gerian umrah itu dia selalu disebutkan. Jika ada hal yang kurang bisa dicarikan apa solusi kekurangannya, terus diko-munikasikan. Di tengah-tengah proses itu Prof. Akhlus mendapat tugas di perancis, tapi sebelum berangkat, dia memastikan bahwa tidak ada masalah dalam proses penegerian Universitas Maritim Raja Ali Haji.

“Jadi itulah sedikit perkenalan saya dengan UMRAH. Saya tak jumpa orang-orangnya, tapi setiap kali masalah, sampainya ke saya.Jadi itulah kebetu-lan itu tadi. Kita coba, dan alhamdulil-lah UMRAH akhirnya mendapat predi-kat sebagai Universitas tercepat proses Negerinya. Macam mana tidak cepat, karena memang dicepatkan. Jadi hal-hal yang menganggu segera di pinggir-kan” cerita Prof. Akhlus.

Sontak saja apa yang diceritakannya itu membuat Sivitas Akademika UM-RAH yang hadir terperangah. Bahwa sosok baru bagi mereka yang akan me-nakhodai UMRAH dalam 2 tahun ke depan ini ternyata memiliki peran yang bisa dibilang cukup besar dalam proses

penegerian UMRAH yang mencapai kemuncaknya, dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No. 53 Tahun 2011 yang bertajuk Pendirian UMRAH seba-gai Perguruan Tinggi yang diselengga-rakan oleh Pemerintah.

“Proses Perubahan-perubahan yang ada saya minta pakai surat di Dikti, supaya proses penegerian ini berja-lan dengan baik. Begitu di koran saya tengok, Alhamdulillah sudah berhasil Universitas ini jadi negeri, senang hati saya kan. Eh, Alhamdulilah dapat rezeki balik lagi ke sini untuk bersama-sama disini” Lanjut Prof. Akhlus.

Prof Akhlus mengucapkan terima kasih kepada seluruh sivitas akade-mika yang sudah meluangkan waktu untuk walaupun hari Sabtu. “Terlepas dari itu semua sekali lagi, saya izin un-tuk masuk ke UMRAH ini dengan satu tekad saja, bahwa Insha Allah kalau semua kita bekerja bersama-sama di bidang kita masing-masing dengan maksimal, maka kita akan mampu menghantarkan UMRAH ini dalam waktu yang cepat bisa segera menjadi Universitas yang akan diperhitung-kan” Ucapnya yang kemudian disam-but oleh tepukan yang gemuruh dari staff dan dosen UMRAH.**

Fotografi : Adi Pranadipa

14

Page 15: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014
Page 16: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Foto oleh Adi Pranadipa

Senja di Jembatan Engku Putri yang melintang di atas Sungai Carang. Seorang masyarakat tempatan mengayuh perahu dibawah jem-batan yang menjadi jalan pintas menuju Senggarang

KALAM TAMADUN

Page 17: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Sungai CarangTapak Tuah dan Marwah

oleh Dr. H. Abdul Malik,M.Pd

Page 18: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Kawasannya meliputi seluruh Provinsi Kepulauan Riau, beberapa daerah lain di Sumatera, dan sebagian besar Malaysia, dan Singapura sekarang.

Sebelum Sultan Mahmud Riayat Syah memin-dahkan pusat pemerintahan ke Daik, Lingga, dan kedudukan Yang Dipertuan Muda dipindahkan ke Pulau Penyengat Indera Sakti, kedua penguasa negeri itu berhimpun di pusat pemerintahan di Sungai Carang, Hulu Riau. Begitulah Sungai Ca-rang memainkan perannya yang sangat signifikan dalam perjalanan sejarah kejayaan Kesultanan Melayu Riau-Lingga-Johor-Pahang.

Tersebutlah Laksemana Tun Abdul Jamil atas titah Sultan Abdul Jalil Syah III membuka Sungai Carang, Hulu Riau di wilayah administratif Kota Tanjungpinang sekarang, pada 1673. Tak diragu-kan lagi bahwa yang terpikirkan oleh Baginda Sultan dan para pembesar Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang kala itu adalah ini. Kawasan itu, Sungai Carang, akan dikembalikan menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Melayu yang ternama untuk menjulangkan kembali kejayaan tamadun Melayu setelah robohnya Kerajaan Melaka. Bu-kankah semasa Kerajaan Bintan, pulau bertuah itu pun pernah menjadi pusat pemerintahan ne-gara?

Kini pun, setelah dibukanya Sungai Carang, tak diragukan lagi bahwa kawasan Tanjungpinang itu dapat menggantikan posisi Johor yang kala itu masih menjadi pusat pemerintahan kerajaan.

Begitulah, kemudian, Sungai Carang atau Hulu Riau menjadi pusat pemerintahan Ke-sultanan Riau-Johor setelah pusat pemerintahan dipindahkan dari Johor ke Pulau Riau oleh Sultan Ibrahim Syah, penerus Sultan Abdul Jalil Syah III. Pulau Riau sesungguhnya adalah pulau kecil yang dipisahkan oleh Sungai Carang, Sungai Terusan, Sungai Ladi, dan Sungai Timun dengan tanah be-sar Pulau Bintan.

Di kalangan masyarakat tempatan, kota itu juga disebut Riau Lama, Kota Raja, atau Kota Lama. Penamaan Kota Raja dilakukan sehubun-gan dengan kota itu dijadikan tempat kedudukan

Sultan Riau-Johor atau Yang Dipertuan Besar, yang kala itu dijabat oleh Sultan Ibrahim.

Sungai Carang pulalah yang menjadi saksi seka-ligus tempat bertolak, setahun kemudian, tat-kala Sultan Ibrahim menitahkan Laksemana Tun Abdul Jamil untuk menjemput kembali marwah Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang yang per-nah dicabar ketika masih berpusat di Batu Sawar, Johor Lama. Dan, dari tanah bertuah itu Lakse-mana Abdul Jamil berjaya secara gemilang men-gangkat kembali marwah negaranya sehingga musuh mengaku takluk kepada kesultanan yang berdaulat lagi perkasa itu. Sejarah kejayaan awal pun tercatatlah sudah. Itu merupakan tanda yang baik bagi tapak sebuah kesultanan besar yang akan tumbuh kemudian. Dan, memang dari situ-lah sinar gemala tamadun itu mulai memancar-kan sinar gemilangnya.

Perihal Riau Lama itu terekam juga dalam pan-tun pusaka yang dikenal luas oleh masyarakat. Demikianlah pantun itu memberikan informasi tentang keberadaan bandar yang mula-mula dibangun, Riau Lama, yang terdapat di kawasan Tanjungpinang. Pantun itu pun menjadi bukti aktivitas bersastra memang menjadi kebiasaan hidup sehari-hari orang Melayu Kepulauan Riau, khasnya Tanjungpinang, sehingga sebagian be-sar peristiwa yang terjadi di kawasan ini terekam dalam karya sastra. Sastra telah menjadi roh ke-hidupan masyarakat.

Tanjungpinang parit pemutus

Di situ tempat Riau Lama

Kasih sayang janganlah putus

Kalau dapat biarlah lama

Setelah lebih kurang sepuluh tahun di Sungai Carang, Hulu Riau, pada 1683 Sultan Ibrahim memindahkan kembali pusat kerajaan ke Johor. Dalam pada itu, empat tahun kemudian misi Belanda di bawah pimpinan William Velentyn berkunjung ke Riau Lama pada 2 Mei 1687. Sete-lah lebih kurang empat belas tahun dibangun, mereka mendapati pusat Riau Lama itu berkem-

TANJUNGPINANG sekarang kita kenal sebagai pusat pemerintahan Pemerintah Kota

Tanjungpinang dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Suatu masa dahulu kawasan ini pernah menjadi pusat pemerintahan negara yang

besar. Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang nama negara itu.

KALAM TAMADUN

18

Page 19: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

bang menjadi bandar perdagangan yang sangat maju dan ra-mai. Orang-orang dari pelbagai penjuru dunia datang ke sana dan mereka terkagum-kagum akan kepiawaian orang Riau-Johor dalam mengelola pelabuhan, laut, dan perdagangan. Pada 1709 Sultan Johor-Riau Abdul Jalil Riayat Syah memin-dahkan kembali pusat kerajaan ke Sungai Carang, Hulu Riau, dalam suatu perpindahan besar-besaran.

Lebih kurang seratus tahun berikutnya sejak diban-gunkan Sungai Carang sebagai pusat pemerintahan, tepatnya pada 1778, Raja Haji sebagai Yang Diper-tuan Muda IV Kerajaan Riau-Johor mendirikan kota lagi di Pulau Biram Dewa yang terletak di seberang Sungai Riau. Kota baru itu dijadikan tempat kedudu-kan Yang Dipertuan Muda. Kota yang baru itu dike-nal juga dengan nama Kota Baru atau Kota Piring. Berikut ini penuturan Raja Ali Haji di dalam karyanya Tuhfat al-Nafi s tentang peristiwa bersejarah itu.

“Maka Yang Dipertuan Muda pun berbuatlah istana di Pulau Biram Dewa serta dengan kotanya yang indah-indah, yaitu kota batu bertatah dengan pinggan dan piring sangatlah indahnya, dan satu pula balai den-gan dindingnya cermin, adalah tiang kaki balai itu bersalut dengan kaki pahar tembaga dan kota itu sebelah atasnya berkisi-kisikan buncung, adapun kota itu apabila kena ma-tahari memancarlah cahayanya.”

“Kemudian diperbuatnya satu istana pula di Sun-gai Galang Besar sangat juga indah-indah perbuatannya, iaitu istana paduka anakanda Baginda Sultan Mahmud. Dan perhiasan istana Yang Dipertuan Besar dan Yang Dipertuan Muda itu daripada emas dan perak hingga ran-

tai-rantai setelobnya dengan rantai perak jua dan seperti talam dan ceper kebanyakan diperbuat di Negeri Cina dan seperti tepak dan baling air mawar daripada emas dan per-ak diperbuat di Negeri Benila yang berkarang bertatahkan intan dan yang berserodi. Dan adapun pinggan mangkuk dan cawan kahwa dan cawan kebanyakan diperbuat di Neg-eri Cina serta tersurat dengan air emas pada pantat cawan itu tersebut) nama Pulau Biram Dewa atau Malim Dewa (Matheson Hooker, 1991:380—388).

Kota yang dibangun oleh Raja Haji Fisabilillah seba-gai tempat kedudukan beliau sebagai Yang Dipertuan Muda IV Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang itulah yang dikenal sebagai Kota Piring. Disebut demikian ka-rena pagar tembok istananya terbuat dari pinggan dan piring yang sangat indah. Dalam pada itu, istana Sultan Mahmud Riayat Syah dibangun di Kota Lama. Dengan mencermati perian (deskripsi) Raja Ali Haji tentang betapa megahnya istana-istana yang yang dibangun itu, tahulah pula kita betapa makmurnya Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang kala itu. Pada 1778 perdagangan di Kerajaan Riau-Johor memang semakin maju pesat.

Dengan sendirinya, rakyat hidup sejahtera dan negara menjadi makmur. Aktivitas kehidupan beragama Islam berkembang dengan subur. Rakyat dan pemerintah betul-betul mengejar kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat seperti yang diajarkan oleh syariat Rasulullah s.a.w. Kep-erluan hidup di dunia dipenuhi dan pada saat yang sama bekal untuk kehidupan akhirat terus ditambah dari hari ke hari.

Perahu hias yang menjadi peserta pada Festival Sungai Carang awal 2014 lalu. Festival ini ditaja untuk mengemba-likan ingatan terhadap tapak tuah dan marwah Hulu Riau Sungai Carang. Foto : Adi Pranadipa

19

Page 20: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Setahun kemudian, 1779, lahirlah putra Raja Haji yang diberi nama Raja Ahmad ibni Raja Haji. Putra Yang Dipertuan Muda IV ini nanti memainkan peran yang sangat penting bagi perkembangan tradisi intelektual dan kepenga-rangan di Kerajaan Riau-Lingga. Berawal dari beliau, dunia kepengarangan di kawasan ini tumbuh merecup dengan subur dan sangat membanggakan kita hingga hari ini.

Selain Raja Ahmad dan putra-putrinya yang lain, Raja Haji, yang setelah wafat karena per-juangannya yang heroik menentang penjajah mendapat gelar Fisabilillah, memiliki seorang putri yang diberi nama Raja Hamidah. Perem-puan yang bukan perempuan biasa itu kemu-dian biasa disapa Engku Puteri Raja Hamidah. Setelah sampai jodohnya, beliau disunting oleh Sultan Mahmud Marhum Besar atau Marhum Mesjid, Yang Dipertuan Besar Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang (1761—1812). Emas kawinnya tak tanggung-tanggung, se-buah pulau kecil di depan Tanjungpinang, yang kelak menjadi pusat pembinaan dan pengem-bangan tamadun Melayu, yang seri kegemi-langannya memancarkan cahaya sampai jauh, ke sekutah-kutah nusantara.

Itulah keistimewaan Pulau Pengengat In-derasakti, Pulau Emas Kawin, untuk Engku Puteri Raja Hamidah ibni Raja Haji Fisa-bilillah dari suaminya Sultan Mahmud. Selain itu, Engku Puteri juga dianugerahi jabatan sebagai pemegang regalia oleh sua-minya yang sultan itu. Regalia adalah seper-angkat alat kebesaran Kesultanan Riau-Johor yaitu alat yang menjadi simbol kebesaran adat-istiadat Melayu, termasuk peralatan kebesaran yang menentukan sah-tidaknya penabalan se-seorang sultan.

Itulah anugerah sekaligus amanah yang di-titipkan oleh suaminya kepada Raja Hamidah, istrinya tercinta. Dan, beliau dengan anggun lagi setia memegang dan menjalankan amanah itu dengan segenap jiwa-raganya, bagai mena-tang minyak yang penuh, demi menjunjung marwah bangsanya.

Demikianlah pada 1803 Pulau Penyengat Inderasakti mulai dibuka untuk tempat kedia-man Engku Puteri Raja Hamidah. Dua tahun kemudian, pada 1805, Raja Ja’far ibni Raja Haji Fisabilillah, saudara kandung Raja Hami-dah, ditabalkan menjadi Yang Dipertuan Muda VI Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang.

Oleh beliau, sejak itu pusat pemerintahan Yang Dipertuan Muda dipindahkan dari Kota Piring, Pulau Biram Dewa, ke Pulau Penyengat Inderasakti. Di pulau kecil tetapi ternama itu-lah sampai seterusnya pentadbiran Kesultanan Melayu di bawah kuasa Yang Dipertuan Muda diselenggarakan.

Di pulau itu pula para cendekiawan Kesultanan Riau-Lingga “mendirikan” taman para penulis untuk memelihara warisan yang agung. Dan, dari pulau itulah sinar gemala mestika alam me-mancarkan cahayanya ke relung-relung hati yang tidak buta untuk membangunkan dan mengem-bangkan tamadun Melayu-Islam yang terala (luhur) lagi ranggi.

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Dengan peristiwa Perjanjian London (The Treaty of London atau Traktaat London), 1824, Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang dipisahkan menjadi dua bagian oleh kuasa kolonial Belanda dan Inggris. Kawasan Riau-Lingga (kawasan In-donesia sekarang) berada di bawah pengawasan Belanda, sedangkan Johor, Singapura, Pahang, dan Trengganu (kawasan Malaysia sekarang) be-rada di bawah penjagaan Inggris. Sejak itu pula terpisahlah bangsa Melayu yang mulanya berada di bawah satu payung panji Kesultanan Melayu yang besar dan jaya ke dalam dua negara yang berbeda, bahkan tiga negara setelah Singapura memisahkan diri dari Malaysia pada 9 Agustus 1965.

Hari-hari setelah Perjanjian London itu harus dijalani oleh bangsa yang secara genealogis dan sosio-kultural itu sesungguhnya bersaudara den-gan sampan sejarah yang berbeda walau taman tempat bercengkeramanya tetaplah sama: Selat Melaka dan Laut Cina Selatan yang melegenda itu. Tatkala nafsu politik dan ekonomi terus dan terus berupaya untuk memecahkan keutu-han sesama manusia dan kemanusiaannya demi memuliakan dwitunggal sesembahan baru yang bernama “laba-kuasa”, alam jualah—dalam hal ini laut—tak pernah sampai hati memutus tali persaudaraan orang-orang yang bersaudara. Lak-sana hamba yang perkasa lagi setia, Selat Melaka dan Laut Cina Selatan dari dahulu sampai seka-rang tetap mengokohkan persebatian puak yang bertalian darah yang hidup di sekitarnya. Kalau berani diakui, kearifan alam justeru jauh lebih memukau, lebih berdelau, daripada kecerdasan manusia, yang bahkan konon mengaku paling beradab sekalipun.

Dan, Sungai Carang telah menunaikan baktinya yang sempurna dalam menjulangkan anak manu-sia yang sungguh-sungguh berjuang dengan ikh-las demi marwah bangsa.***

Dr. H. Abdul Malik, M.Pd

Lahir di Karimun 9 April 1958. Saat ini menjabat sebagai Dekan FKIP UMRAH. Pangkat/Gol. IV/c, Lektor Kepala. Menyelesaikan S3 di Universitas Pendidikan Sultan

Idris, Malaysia. Menulis buku ttg bahasa, sastra, budaya, dan

pendidikan. Menulis di pelbagai media dan penulis tetap Kolom

Budaya, Batam Pos.

Page 21: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014
Page 22: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Sehubungan dengan kegiatan ON-MIPA 2014 yang diselen-garakan oleh dikti, pekan lalu (20/04) Universitas Mairtim

Raja Ali Haji (UMRAH) mengirimkan sepuluh perwakilannya untuk mengi-kuti seleksi yang dilaksanakan pada tingkat Wilayah X. Seleksi ON-MIPA 2014 Wilayah X kembali dilaksanakan di kota Pekanbaru selama dua hari tepatnya pada tanggal 21-22 April 2014 di Hotel Pangeran Pekanbaru. Peserta yang mengikuti seleksi pada tingkat Wilayah X ini adalah Maha-siswa yang berasal dari universitas-universitas PTN dan PTS yang berada di Wilayah X yakni Provinsi Riau sep-erti UR, UIN, UIR, Provinsi Sumatera Barat Univ. Andalas, UNP, Provinsi Jambi seperti univ. Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau. Bidang studi yang diperlombakan adalah bidang studi Matematika, Biologi, Kimia dan Fisi-ka, dan sebagian besar peserta lomba tersebut adalah dari fakultas FMIPA.

UMRAH yang mewakili provinsi Kepulauan Riau mengirimkan

10 Mahasiswa terbaiknya yang telah lolos seleksi tingkat Universitas dengan nilai tertinggi di masing-masing bidang yang diikuti. Masing-masing peserta berjumlah tiga orang untuk bidang kimia dan matematika. Sedangkan untuk bidang fi sika dan biologi masing-masing dikirim dua orang Mahasiswa. Dua Mahasiswa perwakilan berasal dari Fakultas Teknik yaitu Samuel Newer Nagasaki Siregar (TE) dan Sisma Tri Wulan (TI), satu Mahasiswa dari FKIP yaitu Resti Citaloka (Matematika), satu Mahasiswa dari FE yaitu Febrian Bezaro Hia (Akuntansi) dan 6 mahasiswa lainnya berasal dari FIKP yaitu Indri Addini, Elza Septian (THP), Oktaviani, Mukrimah, Muhammad Halim dan Arief Herriansyah (IKL).

Dalam perlombaan tersebut peserta dari UMRAH masih tergolong muda karena terdiri dari semester 2 dan semester 4. Selama kegiatan tersebut berlangsung Mahasiswa perwakilan UMRAH didampingi oleh Rozeff Pramana, ST, MT, Ketua

Jurusan Teknik Elektro FT UMRAH.

Acara dibuka oleh ketua KOPERTIS Wilayah X, yakni Prof. Dr. Damsar, MA. Penyelenggaraan perlombaan ONMIPA tersebut diawasi oleh Dr. Nur Sahara Pasaribu dari KOPERTIS wilayah I dan beberapa perwakilan dari Dikti. Ada perbedaan dalam perlombaan tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu bentuk soal yang diberikan panitia banyak dalam bentuk essay dengan jumlah yang lebih sedikit. Pada hari terakhir, kegiatan ditutup oleh Drs. Hanafi , MS selaku ketua panitia seleksi ON-MIPA Wilayah X. Peserta yang lolos seleksi ON-MIPA 2014 Wilayah X nantinya akan dikirim untuk mengikuti seleksi pada tingkat Nasional yang akan diselenggarakan di Semarang.

Dengan keikutsertaan ini, diharapkan tumbuhnya rasa kecintaan pada diri Mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan eksakta yang selama ini ditakuti.(Tim ONMIPA)

UMRAH Kirim Sepuluh Mahasiswa Ikuti Seleksi ON MIPA 2014 Tingkat Wilayah X

RENTAK AKADEMIKA

22

Page 23: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

RENTAK AKADEMIKA (BALI)-Kustiawan, M.Pol.Sc, dosen Ju-rusan Ilmu Pemerintahan FISP UMRAH, dan Sulfi kar Sallu, M.Kom, Dosen jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik UM-RAH menjadi pemakalah pada Seminar Nasional hasil penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang dihelat di hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Bali, Kamis (27/2) hingga Juma’at (28/2).

Seminar Nasional ini diselenggarakan oleh Univer-

sitas Mahastrawati Makassar bekerja sama  Forum

Layanan Iptek Masyarakat (FlipMas) Wilayah Bali

“Ngayah”. Seminar yang bertajuk “Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat Sebagai Aktualisasi Pelaksan-

aan Tri Dharma Perguruan Tinggi” ini diikuti oleh sekitar 200

orang Dosen dari Berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia.

Kustiawan M.Pol.Sc dalam Seminar Nasional ini membentangkan makalah hasil penelitian yang ber-judul  “Peranan  Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam  Demokratisasi Pemerintahan Desa Tahun 2011 Di Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Ka-bupaten Bintan”. Penelitian ini menitik beratkan tentang  Bagaimana Peranan dan Fungsi Badan Permusyawaratna Desa (BPD) dalam demokratisasi Pemerintahan Desa Tahun 2011di Desa Malang Rapat. Kemudian Apa Faktor kenda-la  yang mempengaruhi pelaksanaan peranan dan fungsi BPD dan bagaimana pula penyelesaian kendala dihadapi BPD?.

Kesimpulan dari kertas kerja yang dibentangkan

oleh Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan FISP UMRAH ini adalah pertama, BPD dalam menjalankan fungsi dan per-anannya sebagai penyalur aspirasi masyarakat sudah berjalan dengan baik.

Kedua, Pemahaman masyarakat yang kurang dan minim mengenai fungsi dan peranan BPD. Ketiga,   Seba-gian besar anggota BPD mempunyai pekerjaan tetap diluar pekerjaannya sebagai anggota BPD. Keempat, Fasilitas ope-rasional dan sarana prasarana yang tidak memadai. Kelima, Pola hubungan kerja sama BPD dengan pemerintah desa yang tidak terbuka dan tidak profesional.

Penyelesaian kendala yang dihadapi BPD adalah  Anggota BPD mengadakan rapat rutin dengan masyarakat untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang demokratis, terbuka, yaitu musyawarah.  Lalu Pemerintah pusat dan Ka-bupaten mengusahakan pendapatan/insentif yang diterima anggota BPD ditingkatkan sesuai standar upah minimun dae-rah, mempersiapkan kantor permanen BPD dan balai perte-muan.  Kemudian  BPD melakukan pelatihan bagi masyarakat dan pemerintah desa untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap fungsi dan peranan BPD.

Kustiawan dalam paparan makalah ini  memberikan saran bahwa Peningkatan pola  hubungan  komunikasi  anta-ra anggota BPD dan masyarakat sebaiknya  harus dilakukan secara intensif dan terkoordinasi dengan terjun langsung ke tengah masyarakat mendengar keluhan masyarakat.

Dosen UMRAH Presentasikan Hasil Penelitian Pada Seminar Nasional di Bali

RENTAK AKADEMIKA

23

Page 24: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Lalu Pemerintah daerah diharapkan memberikan pendapatan atau insen-tif yang diterima BPD sesuai dengan standar upah daerah, memperhatikan fasilitas operasional dan sarana prasa-rana seperti kantor permanen BPD  dan balai pertemuan, da  anggota BPD sebai-knya lebih sering  berkoordinasi  dengan melakukan inisiatif  awal mengadakan rapat musyawarah dengan kepala desa dan perangkatnya. BPD juga diharap-kan dapat menyelesaikan kendala yang dihadapi BPD seperti mekanisme kerja yang kurang terbuka dian–tara BPD dan pemerintah desa.

Sedangkan Sulfi kar Sallu, M.Kom membentangkan karya ilmiah poster tentang Sistem Informasi Aka-demik tercepat (SIAKAD). Poster Sistem Informasi Akademik tercepat di Du-nia itu merupakan kesimpulan dari be-berapa Konferensi Nasional sebelumnya yang telah dipresentasikan makalahnya di Makassar, Bandung, Yogyakarta dan Medan.  Poster yang dipresentasikan pria asal Sulawesi Selatan ini menceri-takan alur pola pikir dalam sebuah lem-baga pendidikan mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi untuk menghasilkan semua laporan adminstrasi yang diper-lukan antara lain: data mahasiswa, keuangan, dosen, mata kuliah, perpus-takaan, elearning, Rencana Anggaran Belanja, laporan epsbed dan lain-lain.

“Semua tata cara pengolahan data itu terangkum jelas dalam poster , sehingga dapat menghasilkan Laporan berbentuk KHS dalam hitungan detik sehingga kami berani meng klaim ter-cepat di dunia” kata Sulfi kar.   Hal ini sudah mendapat pengakuan dari MURI Indonesia dan telah memiliki sertifi kat Hak Cipta Kekayaan Intelektual(HKI) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.(dip)

Poster berjudul

“Konsep Menghasilkan Semua Laporan

Yang Diperlukan Pada Lembaga Pendidi-

kan di Indonesia Menggunakan Sistem

Informasi Akademik (SIAKAD) Tercepat di

Dunia”

yang disusun oleh Sulfi kar Sallu, M.Kom,

Dosen Teknik Informatika UMRAH.

24

Page 25: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Tidak diterima di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bukan berarti kehilangan

kesempatan untuk mendapatkan kursi

PTN. Masih ada jalur kedua, Seleksi Ber-

sama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN) tahun 2014.

Kepala Humas Universitas Maritim

Raja Ali Haji (Umrah) , Rafky, SE, MM

mengatakan bahwa SBMPTN merupa-

kan Seleksi yang digelar serentak secara

Nasional yang didasarkan pada ujian tu-

lis dan ujian keterampilan untuk jurusan

olahraga dan seni.

“Pendaftaran secara online sudah dibuka

sejak 12 Mei dan akan berakhir pada

6 Juni. Sedangkan ujian tertulis akan

dilaksanakan tanggal 17 Juni 2014 se-

cara serentak oleh PTN yang tergabung

dalam SBMPTN ini.”  Jelas Rafky kepada

umrah.ac.id, Rabu(28/6).

Kemudian ia mengemukakan bahwa

lokasi Ujian tertulis ini akan dilak-

sanakan di dua tempat, Tanjungpinang

dan Batam. Tahun ini, Umrah secara

resmi ditetapkan sebagai Panitia Lokal

Pelaksana SBMPTN. Berbeda den-

gan tahun lalu yang masih berstatus

Sub Panitia Lokal. “Informasi lengkap

tentang SBMPTN dapat diakses di la-

man  sbmptn.or.id. Di kampus Dompak

dan Senggarang, kami juga telah me-

nyediakan Desk Pendaftaran SBMPTN

lengkap dengan Petugas pelayanan un-

tuk mempermudah Pendaftaran Online

SBMPTN Calon mahasiswa ”  kata Rafky.

Rafky mengungkapkan, sampai saat

ini, pendaftar yang sudah masuk dan

akan mengikuti seleksi SBMPTN sudah

mencapai 1.149 orang. Namun, ia men-

gatakan, dari jalur ini akan diterima

sebanyak 450 orang. Sedangkan, untuk

jalur ketiga yakni, seleksi mandiri akan

diterima nantinya sebanyak 300 orang.

“Untuk jalur mandiri ini akan dilaksana-

kan setelah pengumuman SBMPTN.

Namun sampai saat ini belum jadwalnya

belum dipastikan. Nanti, kalau sudah

dipastikan akan kita umumkan,”  pung-

kasnya. (dip)

Waktu yang ditunggu

para calon maha-

siswa   di seluruh

Indonesia yang su-

dah mendaftar pada jalur Seleksi Na-

sional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN 2014)   akhirnya telah tiba.

Sejak Selasa (27/6)   pukul 12.00 WIB,

pengumuman SNMPTN resmi diumum-

kan melalui laman website snmptn.

ac.id.  Dari 2.885 orang pendaftar secara

keseluruhan dari pilihan dan satu dan

pilihan kedua, hanya 648 orang yang di-

terima.

“Pengumuman Lanjutan tentang veri-fikasi data Calon mahasiswa yang ber-hasil lulus SNMPTN 2014 di UMRAH bisa diakses melalui laman umrah.ac.id, di bagian pengumuman dan la-man khusus snmptn.umrah.ac.id. Di laman tersebut tertera syarat keleng-

kapan yang harus dibawa calon maha-siswa untuk diverifikasi pada tanggal 9 dan 10 Juni nanti” kata Kepala Humas UMRAH, Rafky , SE, MM di ruang ker-janya di Gedung Rektorat UMRAH Pu-lau Dompak, Rabu (28/6).

Pada kesempatan tersebut Rafky juga memaparkan   rincian kuota jumlah calon mahasiswa UMRAH tiap  ju-rusan yang lulus SNMPTN. Jurusan Akuntansi dan Manajemen masing-masing sebanyak 60 orang, Untuk ju-rusan Ilmu Administrasi Negara,  Ilmu Pemerintahan, Pendidikan Bahasa In-donesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Biologi, Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika, Sosiologi masing-masing berjumlah 40 orang. Sedangkan, jurusan Ilmu Kelautan, Teknik Elektro, dan  Teknik Informati-ka masing-masing sebanyak 35 orang.  Jurusan Teknologi Hasil Perikanan

sebanyak 30 orang, dan jurusan Budi

Daya Perairan berjumlah 18 orang.

” Calon mahasiswa UMRAH yang telah

lulus SNMPTN ini akan melakukan

verifikasi data terlebih di gedung au-

ditorium UMRAH Dompak pada tang-

gal 9 dan 10 Juni nanti. Untuk jurusan

bidang Sains dan Teknologi (Saintek)

verifikasi data dilakukan Senin, 9

Juni. Lalu Jurusan-jurusan bidang So-

sial dan Humaniora, pada Selasa, 10

Juni.”  ujar dosen Manajemen FE UM-

RAH ini.

“Hasil Verifikasi data akan diumum-

kan tanggal 12 Juni 2014 di laman

website umrah.ac.id dan snmptn.um-

rah.ac.id, lalu pendaftaran ulang tang-

gal, 17 Juni 2014” Tukasnya menutup

pembicaraan. (dip)

Tidak diterima di SNMPTN? masih ada SBMPTN

UMRAH Terima 648 orang Calon mahasiswa Jalur SNMPTN

RENTAK AKADEMIKA

25

Page 26: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

B upati Karimun, Nurdin Basirun, menyampaikan

pengalamannya dalam memimpin Kabupaten

Karimun yang berbatasan dengan malaysia dan

Singapura dalam kuliah umum yang ditaja oleh

Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISP)

Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) di depan 400

mahasiswa FISP UMRAH, Selasa(04/06) di Auditorium Kam-

pus Dompak.

Dalam Kuliah Umum yang bertajuk “Konsep Pengembangan

Pembangunan Kawasan di Wilayah Perbatasan” itu, Nurdin

banyak berbagi pengalaman dalam memimpin Karimun yang

berbatas laut dengan Malaysia dan Singapura. Diakuinya

cukup banyak hambatan-hambatan yang terjadi dalam per-

jalanannya mengembangkan pembangunan di Kabupaten

Karimun. Namun dengan strategi yang tepat seperti men-

ingkatkan daya saing masyarakat di bidang Industri, perda-

gangan dan budaya serta dukungan dari pihaknya, Pemkab

Karimun untuk peningkatan fasilitas pengembangan wilayah

perbatasan hal itu bisa dijalani dengan baik.

“Yang paling penting adalah meningkatkan sumberdaya ma-

nusia melalui pengembangan pendidikan” ujar Bupati Bumi

Berazam ini.

Turut hadir Ketua Jurusan Hukum FISIP UMRAH, Oksep

Adhayanto. Oksep mengaku berterimakasih atas kesediaan

Nurdin yang secara khusus berkenan hadir dalam kuliah

umum ini. Ia berharap, apa yang disampaikantadi dapat

menjadi motivasi bagi mahasiswa dan dosen untuk mengem-

bangkan ilmu pengetahuan berbasis perbatasan. Hal senada

juga disampaikan, Okparizan, selaku ketua pelaksana kuliah

umum. Menurutnya, yang disampaikan Nurdin sesuai den-

gan visi misi UMRAH yang merupakan Universitas baru ber-

basis maritim. Dari wilayah kepulauan dan juga berbatasan

dengan negara- negara luar memiliki kebijakan-kebijakan

yang pada dasarnya berbasis perbatasan.(Jurusan Ilmu

Hukum/Tanjungpinang Pos)

Bupati Karimun Sampaikan Kuliah Umum Pengembangan Kawasan Wilayah Perbatasan

RENTAK AKADEMIKA

26

Page 27: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Webometric telah merilis Peringkat Webo-

metrics edisi Juli 2014, Rabu (31/07) di la-

man resmi www.webometrics.info . Website

Universitas Maritim Raja Ali Haji (www.

umrah.ac.id) dalam Peringkat Webometrics Edisi Juli 2014

ini tercatat menempati peringkat   153 dari 410 Perguruan

Tinggi se-Indonesia yang masuk dalam indeks peringkat we-

bometrics yang dinilai setiap enam bulan sekali.

Berada di peringkat 153, website UMRAH sebenarnya tu-

run beberapa peringkat dari edisi Januari 2014 mengala-

mi lonjakan peringkat yang sangat drastis hingga ranking

147. Sebelumnya, di Webometrics edisi Juli 2013 posisi

website UMRAH berada pada peringkat 230. Jika ditilik

dari posisi di peringkat sebelumnya hingga rilis edisi janu-

ari 2014, lonjakannya langsung 83 Peringkat, lalu turun

sekitar 5 peringkat. Lonjakan ini juga mengukuhkan posisi

Ranking website UMRAH sebagai posisi teratas di wilayah

Kepulauan Riau, melampaui kampus-kampus lainnya.

Jika dilihat secara nasional, rangking Website UMRAH dalam

Webometrics Edisi Juli 2014 ini menyalip peringkat beberapa

perguruan tinggi yang telah lama berdiri seperti, STAN, Uni-

versitas Islam Riau, Politeknik Negeri Jakarta, dan lain-lain.

Webometric adalah suatu sistem yang memberikan penila-

ian terhadap seluruh universitas terbaik di dunia mela-

lui website universitas tersebut.   Sejak Tahun 2012, Ada

empat komponen yang menjadi indikator utama dari pe-

nilaian Webometrics ini, yaitu: Presence (20%), Impact

(50%), Openness (15%), dan Excellence (15%). Untuk

parameter Excellence merupakan jumlah artikel-artikel

ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan

yang terindeks di Scimago Institution Ranking (tahun

2003-2012) dan di Google Scholar (tahun 2007-2012).

Presence adalah jumlah halaman website (html) dan hala-

man dinamik yang tertangkap oleh mesin pencari (Google),

tidak termasuk rich fi les. Impact merupakan jumlah ekster-

nal link yang unik (jumlah backlink) yang diterima oleh do-

main web universitas (inlinks) yang tertangkap oleh mesin

pencari (Google). Ope nness merupakan jumlah fi le dokumen

(Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft

Word (.doc,.docx) and Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx)

yang online/open di bawah domain website universitas

yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar).(dip)

Website UMRAH Tembus Ranking 153 dari 400 kampus Indonesia di Webometrics

RENTAK AKADEMIKA

27

Page 28: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

“Hendaklah berjasa,

kepada yang sebangsa.”~Gurindam XII Pasal XI - Raja Ali Haji ~

Page 29: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Karo-Bencana erupsi gunung Sinabung di Sumatera Utara mem-berikan dampak yang berkepan-jangan untuk seluruh masyarakat desa Sigarang Garang, sukane-ria sekitarnya yang berjarak seki-tar 500 meter hingga 1 Kilometer dari kaki gunung Sinabung. Hal ini memantik perhatian dari kalangan perguruan tinggi, khususnya Maha-siswa Pencinta alam dari berbaagai daerah di Indonesia untuk turun ber-sama menjadi relawan.

Dari Kepulauan Riau,  Tim

relawan Mahapala UM-

RAH didampingi dengan

Mapala STAI MU Tan-

jungpinang dan Mapala Hang Tuah

Stisipol Raja Haji Tanjungpinang turut

serta bergabung.   Sejak Rabu(12/2)

relawan pecinta alam yang sudah ber-

gabung dari berbagai daerah terdiri

dari Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Aceh, Pekanbaru . Para Relawan ini ter-

gabung dalam satu posko yang berada

di Universitas Karo II yang berada di

kota kota Kabanjahe, Kabupaten  Karo

yang mmiliki radius 15 Kilometer dari

kaki gunung Sinabung. Tim relawan

Mahapala UMRAH terdiri dari 3 orang

personil. Total relawan pecinta alam

nasional yang tergabung dalam aksi

sosial ini kurang lebih 60 orang.

Keadaan Pengungsian di UK II ini ter-bilang paling ramai dari pengungsian lainnya yang berada di Masjid agung dan Paroki Kabanjahe. Ada sekitar ribuan jiwa dan ribuan anak-anak yang mengungsi  di UK II ini.

Banyak hal yang dilakukan Relawan Nasional dari kalangan Mahasiswa Pecinta Alam perguruan tinggi ini di area pengungsian. Seperti membuat Saluran air wudhu dan tempat pencu-cian baju para pengungsi, membuat parit agar tidak jadi sarang penyakit. Lalu melaksanakan Trauma Healing, yaitu penyelenggaraan berbagai keg-iatan untuk menghilangkan trauma pada pengungsi. Kemudian melaksan-akan kegiatan nonton bareng dan Be-lajar Mengajar pada setiap malamnya.

Kegiatan ini berlangsung selama 10 hari di area pengungsian. Tim Rela-wan sepakat untuk mengakhiri keg-iatan sosial pada Kamis, 20 Februari 2014. Pada tanggal tersebut juga akan diserahkan logistik dari sumbangan segenap masyarakat Kepulauan Riau yang terkumpul selama aksi mapala se-kepri beberapa waktu lalu di Simpang Pamedan, Tanjungpinang.(Mahapala UMRAH)

MAHAPALA UMRAH ikut serta

dalam Tim Relawan Tanggap

Bencana Sinabung

Salah Seorang Anggota Mahapala UMRAH berada di reruntuhan bangunan

yang disapu lahar Erupsi Sinabung

f.Agus/Mahapala UMRAH

IHWAL MAHASISWA

29

Page 30: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Tanzania-Bendera kebanggaan Kepulauan Riau (Kepri) dan Universita Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) akhirn-ya dikibarkan di puncak Uhuru Peak Gunung Kilimanjaro 5895 MDPL, Tanzania, Afrika Selatan (19/06). Setelah mendaki selama seminggu akirnya tim (Fahry, Yuli, Berry, Fajar, dan Aris) tiba di puncak Gunung Kilimanjaro. Sebe-lum mengibarkan kedua bendera tersebut, mereka sudah terlebih dahulu mengibarkan Sang Saka Merah Putih dan Bendera Batam Pos.

Rasa syukur dan bangga mereka rasakan setelah

berhasil sampai ke puncak. Selama seminggu

pendakian dengan berbagai haling rintang telah

mereka lalui. Dari pos kedua di ketinggian dua

ribu meter dari permukaan laut sudah ada salah satu rekan

mereka yang terserang penyakit. Ia mengalami sakit di ulu

hati. Mereka menduga mungkin ia tidak pernah ikut pembu-

garan setiap paginya. “Ia jarang mengikuti kami melakukan

pembugaran setiap pagi, mungkin karena itulah ia mengala-

mi rasa sakit di ulu hatinya,” ujar Fahry.

Semangat tim terus membawa mereka hingga ke puncak. Sehingga semua haling rintang dapat mereka lalui bersama. “Kami terus berdoa disepanjang jalan memohon keselamatan agar bisa sampai ke puncak”, ujar Berry.

Suhu yang sangat dingin menembus hingga ke tulang dan membuat tubuh mereka hampir mati. Di ketinggian empat ribu meter dari permukaan laut suhu mencapai lima derajat celcius. Keadaan yang sangat kritis mereka alami. Pada saat itu tim mulai terserang penyakit kedin-

Bendera UMRAH dan Kepri berkibar di Puncak Kilimanjaro

IHWAL MAHASISWA

30

Page 31: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

ginan berupa AMS dan Hipotermia. Bahkan tim hingga mengalami muntah darah terus-menerus.

Fahry mengatakan bahwa sebagaian dari mereka sudah tidak dapat menggerakkan tubuh mereka lagi. Bahkan untuk bernapas saja sulit. Karena ogsigen yang mereka hirup hanya 20% saja yang masuk ke paru-paru. “Doa terus kami ucapkan agar kami bisa diberi kekua-tan untuk bisa sampai ke puncak” ujarnya.

Udara malam semakin membuat tubuh mereka kedin-ginan. Makanan yang mereka makan tidak bisa dicerna dengan baik. Setiap kali mereka makan, makanan terse-but mereka muntahkan kembali. Hanya minumanlah yang dapat masuk ke dalam tubuh mereka. Disaat itu kondisi tim semakin memburuk. Hipotermia melanda, muntah darah, mimisan, hingga sebagian tubuh mulai

kaku.

Pukul 03.00 waktu Tanzania tim mulai mendaki menuju puncak. Dalam keadaan yang masih sakit dan oksigen semakin menipis mereka tetap melanjutkan pendakiannya. “Kami sudah berjalan hingga sejauh ini dan kami harus berhasil sampai ke puncak untuk men-gibarkan bendera kebanggaan kami” ujar Fahry tegas.

Setelah mendaki berjam-jam akhirnya pada pukul 17.00 waktu setempat tim berhasil sampai ke puncak. Rasa syukur mereka ucapkan kepada Sang Pencipta atas usaha yang mereka lakukan. Bendera kebangsaan pun berkibar di Puncak Negeri Afrika, sebagaimana Bendera Kepulauan Riau, dan bendera UMRAH sebagai tanda anak jati Kepri dan UMRAH pernah sampai ke Puncak Kilimanjaro(Yessy Nuryeni/FKIP/PBSI)

IHWAL MAHASISWA

Sambut Kepulangan Fahry, Mahapala UMRAH Gelar Konferensi Pers

Dompak- Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Mar-itim Raja Ali Haji (Mahapala UMRAH) menggelar Konferensi Pers di Ruang Serba Guna Gedung Rek-rorat Lantai 3 (26/06). Konferensi ini digelar dalam rangka menyambut kedatangan Fahry Naviardy salah seorang anggotanya dari melakukan Ekspedisi Gunung Kilimanjaro bersama Batam Pos. Pembicara dalam acara tersebut yaitu Fahry sendiri, Mahadian-sar (Ketua Umum Mahapala UMRAH), dan Akhir-man, S.Sos, MM (Kepala BAKK).

U nsur Media yang hadir pada saat itu yaitu Batam Pos, Bintan News, dan Tan-jungpinang Pos. Turut hadir tamu un-dangan dari Mapala se-Kepri dan Unit

Kegiatan Mahasiswa UMRAH (BEM, LDK, MEN-WA, KSR, dan Tarung Derajat). Acara yang pada awalnya dimulai pukul 10.00 WIB mengalami ke-terlambatan selama satu jam. Hal ini dikarenakan panitia penyelenggara harus menunggu kedata-ngan Fahry dan Kepala BAKK, Akhirman.

Dalam konferensi Pers tersebut Akhirman mer-asa sangat bangga dan berterima kasih kepada Fahry yang telah bersusah payah mendaki gunung es untuk mengibarkan Bendera Merah Putih dan Bendera UMRAH. Ia mengatakan bahwa Fahry bisa manjadi motivasi setiap orang dalam menca-pai impian.

31

Page 32: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Selain itu ia juga menyatakan bahwa hal yang di-lakukan Fahry sangat luar biasa. Ia sendiri awalnya tidak yakin saat mendengar niat Fahry untuk pergi ke Kilimanjaro. Menurutnya butuh biaya yang san-gat besar untuk bisa sampai ke sana. “Saya sangat terkejut saat mendengat Fahry mengatakan kepa-da saya bahwa dia akan ke Afrika karena itu Negara yang sangat jauh dan masih dalam keadaan konf-lik” Ujarnya.

Namun, berkat kegigihan Fahry akhirnya ia bisa sampai ke Afrika dan mengibarkan bendera di sana. Ia pun merasa sangat bangga atas prestasi yang diraihnya. Dalam penyampaiannya di acara tersebut, ia sangat berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung. Ia bercerita bagaimana proses saat ia mendaki. Berbagai masalah yang mereka hadapi. Terserang kedinginan hebat hing-ga mengalami muntah darah dan satu per satu di-antara mereka semakin kritis.

Fahry mengatakan bahwa mereka (Fahry, Berry, Yuli, Fajar, dan Aris) berjuang dengan tekad dan semangat . Walau kondisi badan sudah mati suri,

namun kekuatan doa dan impian terus membawa mereka sampai ke puncak. “Menurut saya kekua-tan yang paling hebat adalah doa”, ujarnya.

Dalam penyampaiannya tersebut ia juga me-neteskan air mata karena terkenang saat-saat kri-tis mereka. Semua dilanda sakit, dari AMS hingga Hipotermia (kedinginan hebat). Tubuh mereka mulai kaku dan oksigen semakin menipis. Mereka terus berdoa dan memohon kekuatan untuk bisa sampai ke puncak Uhuru Peak Gunung Kiliman-jaro 5895 MDPL. Sambil menyeka air matanya, ia mangatakan bahwa hanya doa lah yang bisa di-lakukan saat itu. Acara yang berlangsung selama 2 jam tersebut disambut antusias.. Banyak peserta undangan yang antusias mengajukan pertanyaan. Termasuk para insan pers yang menjadi salah satu tamu penting dalam acara tersebut. Acara diakhiri dengan penyerahan Sertifi katPenghargaan dari Kampus untuk Fahry dan Penyerahan Cendra Mata dari Fahry untuk Kepala BAKK. Kemudian diikuti dengan foto bersama seluruh panitia dan pegawai BAKK. (Y essy Nuryeni/FKIP/PBSI)

Fahri (Mahapala UMRAH ) mengibarkan Bendera Kepri di Uhuru Peak. f.Yuli Seperi

Page 33: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Mahapala UMRAH Juara Favorit LLAP

Padang - Organisasi pecinta alam Ma-hapala UMRAH (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Maritim Raja Ali Haji) berhasil meraih juara favorit Lomba Lin-tas Alam Padang (LLAP)(11/05).

Lomba ini diadakan di kam-

pus Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAIN) Pagaruyung,

Batu Sangkar, Provinsi

Sumatera Barat. Mahapala UMRAH

sendiri mengutuskan 3 anggotanya

yang terdiri dari Bukhari, Samsudin

dan Gilang    untuk mengikuti lomba

tersebut beserta 1 offi cialnya yaitu

Herik Rahmadana. Lomba ini diikuti

oleh seluruh Mahasiswa Pecinta Alam

(Mapala) yang ada di Sumatera, Riau,

dan Kepri. Pelaksanaan lomba dimulai

dari tanggal 09 hingga 11 Mei 2014.

     Kiteria penilaian dalam mengikuti lomba ini yaitu kelengkapan peralatan, kecepatan, dan kekompakan tim. Sebelum perlombaan dimulai, panitia akan mengecek kelengkapan tim terlebih dahulu. Setelah itu, barulah semua tim bersiap-siap mengikuti lomba yang dimulai di depan kampus STAIN Pagaruyung. Perjalanan tim melewati area kampus, perkebunan,

hingga berakhir di kaki Gunung Marapi. Tim yang memenuhi semua kriteria dengan nilai tertinggilah yang akan menang.

        Mahapala UMRAH merupakan satu-satunya perwakilan Mapala dari Kepri kurang memenuhi kriteria tersebut. Hal itu karena Mahapala UMRAH masih baru dan baru kali ini mengikuti lomba. Selain peralatan tidak lengkap, tim juga hanya jalan santai menikmati pemandangan alam Kota Padang. “Tujuan kami berpartisipasi dalam lomba ini untuk mempererat tali persaudaraan dengan Mapala luar yang ada di Kepri, karena itu kami tidak ada niat untuk menjadi pemenang utama”, ujar Herik.

        Juara favorit yang diraih diduga karena tim sangat kompak. Walau tim hanya berjalan santai, namun tim tetap semangat mengikuti lomba hingga  fi nish. “Sayang rasanya jauh-jauh datang dari Kepri, tetapi tidak bisa menikmati suasana alam Kota Pa-dang. Untuk itu kami jalan santai saja menikmati pemandangan alamnya,” ujar Bukhari.

     Mapala yang meraih juara pertama adalah Mapala UNAN dari Riau, juara

kedua adalah Mapala MPAL Sumbar, dan juara ketiga adalah Mapala UNAN dari Riau juga. Semua pemenang tersebut meraih nilai tertinggi dari kelengkapan peralatan, kekompakan tim, hingga kecepatan. “Dari start saja mereka sudah berlari.  Hanya dalam waktu 2 jam mereka sudah sam-pai ke  fi nish.  Sedangkan kami membutuhkan waktu 5 jam untuk sampai ke fi nish, ujar Samsudin.

     Herik menyatakan bahwa dari awal mereka tidak berniat sama sekali untuk menjadi pemenang. Namun, ia sangat bersyukur    anggota yang ia bawa bisa meraih juara favorit. Ia juga berharap dengan adanya lomba ini, tali persaudaraan antar Mapala dapat terjaga dan tetap erat.

        Usai mengikuti lomba, tim tidak langsung pulang ke Tanjungpinang. Hal itu dikarenakan tim diajak oleh Mapala Pagaruyung untuk mendaki Gunung Marapi. Setelah memenuhi ajakan tersebut, barulah tim pulang ke Tanjungpinang dan menyerahkan hadiah berupa sertifi kat penghargaan dan cendera mata dari Mapala STAIN Pagaruyung ke Mahapala UMRAH.(Yessi Nuryeni/FKIP/PBSI)

33

IHWAL MAHASISWA

Page 34: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Pencak Silat UMRAH raih Medali Perak pada Kejuaraan Silat Universitas se-ASEAN di UPSI Malaysia

Perak-Malaysia- Ramdhani Hermansyah, atlit Silat

perwakilan UMRAH berhasil meraih medali perak di

kejuaraan Pencak silat se Asia yang dihelat oleh Uni-

versiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia di

Perak , Bulan Maret 2014 . Ramdhani harus puas be-

rada di posisi kedua dengan meraih medali perak ka-

rena dikalahkan oleh pesilat malaysia di babak final.

Torehan prestasi kali ini Sama dengan dari tahun

lalu yang berhasil merebut medali perak. Menjadi

runner-up cukup wajar karena lawan pada final

merupakan atlit silat elit malaysia yang direkrut

untuk memperkuat timnas malaysia.

“Dengan kapasitas lawan yang seperti itu rasanya

cukup terhormat walaupun kalah sehingga hanya

berhasil merebut medali perak” ujar Yuli Hendri,

Staff Humas UMRAH yang mendampingi kontin-

gen Pesilat dari UMRAH .

Awalnya UMRAH mengikutsertakan delapan

orang mahasiswa atlit silat, namun hanya Ramd-

hani yang berhasil mengukir prestasi menuju final

seperti tahun sebelumnya(Humas)

Ramdhani menerima medali perak dari UPSI. f. Yuli Hendri

34

Page 35: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

“Hormat akan Orang yang pandai,

Tanda mengenal kasa dan cindai.”

~Gurindam XII Pasal XII- Raja Ali Haji ~

Page 36: Majalah Rentak Akademika UMRAH Edisi 1, Volume 1 April-juli 2014

Universitas Maritim Raja Ali HajiGedung Rektorat Kampus DompakJl. Dompak, Tanjungpinang 29111

Telp - 0771-4500089 | 0771-7001550Faximile - 0771-7038999 | 0771-4500091

Email : [email protected] :www.umrah.ac.id

@umrah_offi cial http://facebook.com/offi cial.umrah.page