islamic akademika : jurnal pendidikan & keislaman issn

17
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013 e-ISSN: 2354-6220 Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1 MODEL DAKWAH: BIMBINGAN KONSELING SEBAGAI BENTUK PERKEMBANGAN PSIKO-TEO-ANTROPHOSENTRIS YANG SEHAT GURU DAN SISWA Article details: Received: 16 Juni 2020 Revision: dd nd mm, xxx Accepted: dd nd mm, xxx Published: dd nd mm, xxx Guidance and counseling services are services for students that are inseparable from management and supervision services as well as curriculum and learning and are not part of other fields. The objectives to be achieved through Islamic guidance and counseling include so that the nature possessed by individual Muslims can develop and function properly so as to achieve good and perfect personal. The nature and guidance of Islamic counseling is an effort to help individuals learn to develop fitrah-faith by empowering the body, spirit, nafs, reason, and faith. The development of awareness and orientation is part of the professional responsibility of a counselor. The scope of this material discussion includes guidance service steps, responsive service steps, individual and group planning service steps. The objectives to be achieved through Islamic guidance and counseling include so that the nature possessed by individual Muslims can develop and function properly so as to achieve perfect personal. Personality is marked by true and steady faith, faith accompanied by actualization in daily life, can provide a balance between hablum minallaah and hablum minannaas Keywords: Da'wah Models, Counseling Guidance Services, Development of Healthy Psycho-Teo Anthrophocentricity, Teachers, Students Muhammad Husni [email protected]. Dosen IAI Al-Qolam Gondanglegi Malang Abdul Hafidz [email protected] Dosen STAI At-Taqwa Bondowoso

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013 e-ISSN: 2354-6220

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

MODEL DAKWAH: BIMBINGAN KONSELING SEBAGAI

BENTUK PERKEMBANGAN PSIKO-TEO-ANTROPHOSENTRIS YANG SEHAT GURU DAN SISWA

Article details:

Received: 16 Juni 2020 Revision: ddnd mm, xxx

Accepted: ddnd mm, xxx Published: ddnd mm, xxx

Guidance and counseling

services are services for

students that are inseparable

from management and

supervision services as well as

curriculum and learning and

are not part of other fields. The

objectives to be achieved

through Islamic guidance and

counseling include so that the

nature possessed by individual

Muslims can develop and

function properly so as to

achieve good and perfect

personal.

The nature and guidance of

Islamic counseling is an effort

to help individuals learn to

develop fitrah-faith by empowering the body, spirit, nafs,

reason, and faith. The development of awareness and

orientation is part of the professional responsibility of a

counselor. The scope of this material discussion includes

guidance service steps, responsive service steps,

individual and group planning service steps.

The objectives to be achieved through Islamic guidance

and counseling include so that the nature possessed by

individual Muslims can develop and function properly so

as to achieve perfect personal. Personality is marked by

true and steady faith, faith accompanied by actualization

in daily life, can provide a balance between hablum

minallaah and hablum minannaas

Keywords: Da'wah Models, Counseling Guidance

Services, Development of Healthy Psycho-Teo

Anthrophocentricity, Teachers, Students

Muhammad Husni

[email protected].

Dosen IAI Al-Qolam Gondanglegi Malang

Abdul Hafidz

[email protected]

Dosen STAI At-Taqwa Bondowoso

Page 2: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

67

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

Pendahuluan

Pendidikan harus dipertahankan dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, keterampilan,

dan sekaligus memberikan pelayanan serius pada anak didik, agar supaya memiliki berbagai

kecakapan hidup. Siswa berkebutuhan khusus adalah siswa yang membutuhkan perhatian

dari pendidik dalam setiap aspek kehidupannya. Karena latar belakang siswa mengalami

berbagai macam kelainan seperti halnya: Psiko-Teo-Antrophosentris, penglihatan, perilaku

dan emosi serta perkembangan nya

Bimbingan Konseling yang ada di Indonesia mengarah kepada dua bentuk, yaitu

konseling psikologis dan konseling pendidikan. Konseling psikologis berakar dari kelemahan

konseling yang mengacu kepada ilmu-ilmu psikologi, profesionalnya adalah psikolog.

Sedangkan konseling pendidikan berakar dari kekuatan konseling yang mengacu pada

psikologi konseling, targetnya adalah perubahan perilaku dan profesionalnya adalah

konselor.1 Namun bimbingan dan konseling dewasa ini tidak hanya terbatas hanya kepada

lingkungan pendidikan sekolah, melainkan juga dalam setting luar sekolah dan

kemasyarakatan.

Kehidupan global dan kemajuan teknologi informasi menjadi tantangan manusia dalam

memilih kecakapan dan mengambik keputusan yang tepat di dalam kehidupan, sehingga

perlu ada perbaikan kemampuan dan kecakapan dalam berbagai aspek kehidupan dengan

melalui proses belajar. Dalam hal ini, Bimbingan konseling berperan sebagai proses belajar

sepanjang hayat (lifelong learning) dan menyangkut seluruh aspek kehidupan (lifewide

learning).2 Sehingga pada posisi seperti ini, Bimbingan Konseling memiliki ruang lingkup

seluruh aspek kehidupan dan sepanjang hayat. Berangkat dari perspektif baru Bimbingan

Konseling (BK), maka orientasi atau ruang lingkup Bimbingan dan Konseling sekarang

adalah pada kemudahan individu dalam, (1) mengakses informasi bermutu tentang

kesempatan belajar, (2) memberikan bantuan pribadi untuk mengintegrasikan hidup, belajar

dan bekerja, (3) menumbuhkan individu sebagai pribadi, profesional dan warga negara

1Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam; Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT

Radja Grafindo Persada, 2009), hlm. 10 2Mamat Supriatna, Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi; Orientasi Dasar Pengembangan Profesi

Konselor, (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2011), hlm. 3

Page 3: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

68

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

yang self motivated.3 “konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka

antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-

kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar dan konseli dibantu untuk

memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan

yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk

kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana

memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang”4.

“Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancar konseling

oleh seorang ahli yang disebut konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu

masalah yang disebutkonseli yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh

konseli.”5

Sedangkan Bimbingan Konseling Islam (BKI) memiliki beberapa perbedaan dalam ruang

lingkup bimbingan konseling pada umumnya, baik dari segi fungsi, sasaran, layanan maupun

masalah. Bukan hanya itu saja, namun ada sedikit perbedaan mendasar antara keduanya yaitu

pada nilai dasar yang mewarnainya, BKI selalu dikaitkan dengan norma agama sehingga

bersifat psiko-teo-antrophosentris.6Ada beberapa defenisi tentang bimbingan dan konseling

Islam, yaitu : 1) Thohari mengartikan bimbingan dan konseling Islam sebagai suatu proses

pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk

Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT,

sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 2) Yahya Jaya menyatakan

bimbingan dan konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh

konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya,

ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik

secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam

beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat

dalam al-Qur’an dan Hadis. 3) Ainur Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan

3Mamat Supriatna, Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi; Orientasi Dasar Pengembangan Profesi

Konselor, (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2011), hlm. 4 4Tolbert dalam Hartono dan Soedarmadji, PsikologiKonseling, (Jakarta, Kencana, 2012), hlm. 27

5 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009) hlm. 100

6Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam; Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT

Radja Grafindo Persada, 2009), hlm. 10

Page 4: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

69

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling Islam

merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan

memecahkan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam. Ciri khas konseling Islam yang paling mendasar

menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky, adalah : (1) Berparadigma pada wahyu dan

keteladanan para Nabi, Rasul dan para ahli warisnya (2) Hukum konselor memberikan

konseling kepada klien dan klien meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan

suatu keharusan dan bahkan merupakan ibadah (3) Akibat konselor menyimpang dari wahyu

dapat berakibat fatal baik bagi diri sendiri maupun bagi kliennya (4) Sistem konseling Islam

di mulai dari mengarahkan kepada kesadaran nurani dan membaca ayat-ayat Allah (5)

Konselor sejati dan utama adalah mereka yang proses konseling selalu di bawah bimbingan

dan pimpinan Allah SWT dan al-Qur’an.7

Disini Thohari Musnamar menyebutkan mengenai perbedaan bimbingan dan konseling

umun dengan bimbingan dan konseling islam adalah: 1) Pada umumnya di barat proses

layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama.

Berdasarkan definisi dan uraian tersebut, semakin terlihatlah perbedaan antara

pembimbing Islami dan konseling Islami, dimana proses konseling Islami bisa terlaksana

apabila telah ada masalah yang dihadapi oleh seseorang, sedangkan bimbingan Islami bisa

saja berlangsung tanpa adanya masalah yang mendahuluinya. Sebagai contoh, jika ada

seseorang yang belum memahami agama atau merasa bingung dalam memilih dan

menetapkan agama, ingin pindah dari satu agama ke agama lain dan sebagainya, maka

masalah seperti ini bisa dibantu oleh konselor Islami (konselor yang memahami prinsip –

prinsip ‘Aqidah, Syariah dan Akhlakul karimah) karena hal ini termasuk wilayah konseling.

Proses konseling yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada potensi

dasarnya yaitu manusia yang fitri, fitri berarti kembali kesucian dan kebenaran. Dengan

kembalinya manusia kepada kondisi fitri ini, manusia akan mendapatkan kembali keceriaan

7Hamdani Bakran Adz Dzaky, Psikoterapi Konseling Islam, Cet. I (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), hlm.

129-137

Page 5: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

70

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

hidup, kegembiraan dan kebahagiaan, baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan akhirat

Insya Allah.Dengan demikian, tujuan bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan

sebagai usaha memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang sedang

mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas – tugas hidupnya dengan

menggunakan pendekatan agama, yaitu dengan membangkitkan kekuatan getaran batin

(iman) di dalam dirinya dan mendorongnya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.

Bimbingan dan konseling Islami merupakan bantuan yang bersifat mental spiritual. Melalui

kekuatan iman dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT, seseorang itu mampu mengatasi

sendiri problema yang sedang dihadapinya.

Kajian Teori

Model dakwah merupakan bentuk pelayanan terhadap manusia. Dalam hal ini,

pelayanan bimbingan dan konseling difokuskan pada manusia yang mempunyai berbagai

masalah, diharapkan manusia dapat mencari pemecahan dari permasalahannya sebagai

bentuk layanan bimbingan konseling menuju ke-Esa-an Tuhan yang Maha Pencipta (kembali

kepada fitrah) serta peningkatan potensi kebaikan menuju cahaya terang dalam ke-Esa-an

Allah SWT.8 Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting, baik bagi

individu yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga(keluarga), maupun

masyarakat pada umumnya.Prayitno juga mengemukakan bahwa dimanapun ruang

lingkup/daerah kerja bimbingan dan konseling, baik di sekolah, luar sekolah maupun di

masyarakat luas, maka bidang pelayanan bimbingan dan konseling harus mencakup keempat

bidang pelayanan itu, yaitu; bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan pembelajaran,

bimbingan sosial dan bimbingan karir.9Berikut penjelasan keempat bidang bimbingan

tersebut:

Pertama Bimbingan Pribadi. Bimbingan pribadi adalah bidang layanan bimbingan dan

konseling yang membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan

rohani.Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut: a) Pelaksanaan sikap dan

kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b) Pengenalan dan

pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang

8Aswadi, “Replika Bimbingan dan Konseling Dalam Perspektif AlQuran dalam Jurnal Bimbingan dan Konseling

Islam, (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. 02, No. 01, 2012,) hlm. 2-4. 9Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 239

Page 6: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

71

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun untuk perannya

di masa depan. c) Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta

penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. d)

Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha

penanggulangannya. e) Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan

mengarahkan diri. f) Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat.

Kedua Bimbingan Sosial, Bimbingan Sosial adalah Bimbingan dan konseling yang

membantu individu dalam mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dalam hubungan

sosial yang dilandasi budi pekerti luhur, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan

kenegaraan.Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut: 1) Pengembangan

kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. 2)

Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik dirumah, di

sekolah, maupun dimasyarakat dengan menunjang tinggi tata karma, sopan santun serta nilai-

nilai agama, adat, peraturan, dan kebiasaan yang berlaku. 3) Pengembangan hubungan yang

dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman sebaya. 4) Pengenalan dan pemahaman

peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakan.

Bimbingan Belajar. Bimbingan Belajar adalah bidang pelayanan Bimbingan dan konseling

untuk membantu individu dalam mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik

untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk pendidikan yang

lebih tinggi. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut: a) Pengembangan

sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap

terhadap guru dan narasumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas

(PR), mengembangkan keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian. b)

Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.

c)Pemantapan dan pengembangan penguasa materi pelajaran di sekolah dasar. d)Orientasi

belajar di Sekolah Menengah Pertama.

Ketiga Bimbingan Karir. Bimbingan karir adalah pelayanan bimbingan dan konseling

untuk membantu siswa dalam perencanaan, pengembangan masa depan, dan kemampuan

karier.Pelayanan bidang bimbingan karier juga bertujuan membantu peserta didik mengenal

dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan,

memahami lingkungan pendidikan dan sector pekerjaan sebagai lingkungan yang efektif

Page 7: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

72

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

serta mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang positif untuk mempersiapkan diri berperan

serta dalam kehidupan masyarakat.10

a) Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi

sebagai berikut: Pengenalan awal terhadapa dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan hidup. b) Pengenalan, orientasi dan informasi karir pada

umumnya secara sederhana. c) Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan

dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan d) Orientasi dan informasi

sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karir

yang hendak dikembangkan.

Jadi bidang bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang meliputi bidang

bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karier. Yang bertujuan agar peserta didik

atau klien mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan

dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial

sehingga mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Dengan bimbingan

belajar, peserta didik atau klien diharapkan dapat mengembangkan diri, sikap dan cara

belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan agar dapat mencapai cita-

cita kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dan bimbingan karier dapat membantu klien

dalam merencanakan dan mengembangkan masa depan kariernya. Jika dalam penentuan

bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling ini mengikuti dimensi yang ada pada

manusia sebagai makhluk multidimensi, maka bidang pelayanan Bimbingan dan Konseling

Islami (BKI) bisa pula dikembangkan. Jika manusia multidimensi itu adalah makhluk

jasmani, rohani, beragama, berakhlak, social, berakal dan estetika, tentu ada pula bidang

bimbingan jasmani, bimbingan agama/BKA, bimbingan estetika, bimbingan pengembangan

akal. Khusus tentang dimensi agama, oleh karena agama itu sangat berpengaruh dalam segala

aspek dan aktivitas kehidupan manusia, maka bidang bimbingan agama /BKA sangat wajar

dijadikan salah satu bidang dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling

agama sebagai salah satu bidang atau disiplin ilmu bimbingan dan konseling, substansi

keduanya tidaklah jauh berbeda pengertiannya, perbedaannya hanya terletak pada isi dan

pendekatan. Pada substansinya, baik bimbingan dan konseling agama maupun bimbingan

10

Departemen Pendidikan Nasional, pedoman pelayanan bimbingan dan konseling (Jakarta: Tut Wuri Handayani,

2004), hlm. 6-7

Page 8: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

73

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

dan konseling umum adalah pelayanan bantuan kemanusiaan atau pemberian nasehat dalam

makna luas dalam bahasa agama kepada manusia, baik secara individu atau kelompok.

Sedangkan pada esensi utamanya adalah usaha untuk memanusiakan manusia, amar ma'ruf

dan nahi mungkar.

Aunur Rafiq Faqih dalam bukunya menyebutkan secara jelas garapan atau ruang lingkup

Bimbingan Konseling Islam sebagai berikut:

a. Pernikahan dan keluarga Anak dilahirkan dan dibesarkan (umumnya) dilangkungan

keluarga, entah itu keluarga intinya, entah itu keluarga lain, atau keluarga besar (sanak

keluarga). Keluarga lazimnya diikat oleh tali pernikahan. Pernikahan dan iikatan keluarga

disatu sisi merupakan manfaat, disisi lain dapat mengandung mudarat atau menimbulkan

kekecewaan-kekecewaan. Dalam pada itu pernikahan dan kekeluargaan sudah barang

tentu tidak terlepas dari lingkungannya (sosial maupun fisik) yang mau tidak mau

mempengaruhi kehidupan keluarga dan keadaan pernikahan. Karena itulah maka

bimbingan dan konseling islami kerap kali diperlukan untuk menangani bidang ini.

b. Pendidikan Semenjak lahir anak sudah belajar, belajar mengenal lingkungannya. Dan

manakala telah cukup usia, dalam sistem kehidupan dewasa ini, anak belajar dalam

lembaga formal (disekolah). Dalam belajar (pendidikan) pun kerap kali berbagai

masalah timbul, baik yang berkaitan dengan belajar itu sendiri maupun lainnya.

Problem-problem yang berkaitan dengan pendidikan ini sedikt banyak juga memerlukan

bantuan bimbingan dan konseling islami untuk menanganinya.

c. Sosial (kemasyarakatan) Manusia merupakan mahluk sosial yang hidup dan

kehidupannya sedikit banyak tergantung pada orang lain. Kehidupan kemasyarakatan

(pergaulan) ini pun sering kali menimbulkan masalah bagi individu yang memerlukan

penanganan bimbinngan dan konseling islami.

d. Pekerjaan (jabatan) Untuk memenuhi hajat hidupnya, nafkah hidupnya, dan sesuai

dengan hakekatnya sebagai khalifah di muka bumi (pengola alam) manusia harus

bekerja. Mencari pekerjaan yang sesuai dan membawa manfaat besar, mengembangkan

karier dan pekerjaan, dan sebagainya, seringkali menimbulkan permasalahan pula,

bimbingan dan konseling islami pun diperlukan untuk menanganinya.

e. Keagamaan Manusia merupakan mahluk religius. Akan tetapi dalam perjalanan

hidupnya manusia dapat jauh dari hakekatnya tersebut. Bahkan dalam kehidupan

Page 9: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

74

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

keagamaan pun seringkali muncul pula berbagai masalah yang menimpa dan

menyulitkan individu. Dan inimemerlukan penanganan bimbingan dan konseling islami.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling,suasana keterbukaan antara kedua belah

pihak sangatlah dibutuhkan demi kepentingan pemecahan masalah. Sikap terbuka antara

keduannya sangatlah menentukan hasil dari program bimbingan dan konseling. Asas ini

dapat dicapai apabila antara konselor dan konseli terdapat rasa saling percaya sehingga

konseli akan jujur dan berterus terang akan keadaan dirinya.

Penyelesaian masalah dalam proses bimbingan konseling adalah masalah yang sedang

dialaminya atau dirasakannya sekarang (kini), bukan masalah masa lamapu(yang sudah

terlewati) dan juga bukan permasalahan yang mungkin dialami di masa yang akan datang.

Apabaila ada hal-hal tertentu menyangkut masa lampau dan masa yang akan datang yang

perlu dibahas dalam upaya bimbingan dan konseling maka pembahasan tersebut hanya

merupakan latar belakang atau latar depan dari masalah yang sedang dihadapi sekarang,

sehingga masalah dapat terselesaikan. Selain itu asas kekinian mengandung pengertian

bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Jika ada konseli yang

meminta bantuan atau jelas-jelas ada konseli yang mengalami masalah, hendaknya konselor

segera memberikan bantuan. Jika konselor benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk

tidak memberikan bantuannya kini, maka konselor harus dapat mempertanggungjawabkan

bahwa penundaan yang dilakukan itu justru untuk kepentingan konseli.

Asas Kemandirian Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan konseli

dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor.

Konseli setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:

(a)mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya; (b)menerima diri sendiri dan

lingkungan secara positif dan dinamis; (c) menambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri;

(d)mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu; (e)mewujudkan diri secara optimal sesuai

dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Kemandirian tersebut

Page 10: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

75

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

harus disesuaikan dengan perkembangan dan peranan konseli dalam kehidupannya sehari-

hari. Kemandirian sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses bimbingan

konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun konseli. Asas Kegiatan Usaha

bimbingan dan konseling tidak akan tercapai apabila konseli tidak melakukan sendiri

kegiatan dalam mencapai atau menyelesaikan tujuan bimbingan dan konseling. Hasil usaha

bimbingan bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya, melainkan harus

dengan kerja giat dari konseli. Asas ini merujuk pada pola konseling multi dimensional yang

tidak hanya mengandalkan transaksi verbal antara konseli dengan konselor. Keaktifan

konseli menjalani proses konseling merupakan kunci pelaksanaan prose konseling. Konselor

hendaknya membangkitkan semangat konseli sehingga ia mampu dan mau aktif dalam

melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling.

Layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri

konseli, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidak sekedar

mengulang hal yang lama, yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju

ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan

koknseli yang hendak dihendaki.Asas Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha

memadukan bebagai aspek kepribadian dari konseli, sebagaimana yang diketahui konseli

adanya berbagai aspek yang keadaanya tidak serasi dan tidak seimbang yanh justru

menimbulkan masalah. Disamping keterpaduan dari pihak konseli, perlu diperhatikan juga

keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan, selain itu konselor perlu memiliki

wawasan yang luas tentang perkembangan konseli dan aspek-aspek lingkungan konseli,

serta berbagi sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah konseli. Usaha

bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik

ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu, maupun

kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan tersebut harus diterapkan terhadap isi maupun

proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan professional yang

diselenggarakan oleh tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Allah SWT juga

menyinggung masalah ini dalam Al-Quran Q.S. Ali Imran: 104 dan Q.S. At-Taubah: 122

Asas keahlian selain mengacu pada kualifikasi konselor (pendidikan sarjana dibidang

bimbingan dan konseling) serta kompetensi seorang konselor. Teori dan praktik bimbingan

dan konseling perlu dipadukan agar seorang konselor menjadi ahli yang menguasai teori dan

praktik bimibingan dan konseling secara baik.

Segala sesuatu yang dilakukan oleh individu selalu memiliki tujuan atau maksud

tertentu. Sehingga apa yang dilakukan itu jelas arahannya. Demikian pula dengan kegiatan

Page 11: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

76

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

bimbingan konseling Islam ini, dalam prosesnya juga memiliki tujuan tertentu. Tujuan

bimbingan dan konseling Islami sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tujuan bimbingan

dan konseling secara umum, titik perbedaannya terletak pada tujuan akhir, dimana tujuan

akhir yang ingin dicapai dari bimbingan dan konseling umum (versi barat) adalah untuk

mendapatkan kebahagiaan duniawi semata – mata, sedangkan tujuan akhir bimbingan dan

konseling Islami adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.Sehingga tujuan

Bimbingan Konseling Islam dapat diuraikan antara lain sebagai berikut: Tujuan umum

Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan khusus: Membantu individu agar tidak

menghadapi masalah, Membantu individu mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya,Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang

baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan

menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.11

Jadi, tujuan dari bimbingan

konseling Islam adalah membantuindividu dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi,

denganmembantu mengembangkan segi-segi positif yang mungkin dimilikisehingga

menjadi manusia seutuhnya dan dapat mencapai kebahagiaandi dunia dan akhirat.Dengan

memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingankonseling Islam tersebut di atas, maka

dapat dirumuskan fungsi daribimbingan konseling Islam itu ada 4 fungsi, yaitu fungsi

preventif,kuratif , preservatif, dan developmental.12

Metode

Metode penelitian adalah cara bagaima peneliti mencapai tujuan atau memecahkan

masalah. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian karena berhasil tidaknya

suatu penelitian ditentukan oleh bagaimana peneliti memilih metode yang tepat (Suharsini,

1990).Adapun metodelogi penelitian adalah metode untuk melakukan hasil yang sistematis

secara ilmiah dalam menentukan atau menggunakan metode yang sesui dengan kontek

“tema” sebagaimana yang dipaparkan sebagai berikut ini:

Jenis Penelitian Penelitian ini yang bersifat library Research, yangmana penelitian ini cara

untuk mengumpulkan data dengan cara membaca berbagai referensi atau jurnal nasional

maupun internasional yang berhubungan dengan tema yang selaras membahas tentang

11

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2004), hlm. 36 12

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2004), hlm. 37

Page 12: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

77

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

Model Dakwah: Bimbingan Konseling Sebagai Bentuk Perkembangan Psiko-Teo-

Antrophosentris Yang Sehat Guru Pada Siswa Sifat penelitian: tekhnik Pengumpulan Data,

Data primer penelitian ini adalah buku atau karya ulam yang membahas langsung dan topik

yang akan diteliti. Data sekunder penelitian ini adalah buku atau karya tulis. yang hanya

sebagai memperkuat dalam pengumpulan data. Nantinya, dalam penelitian ini peneliti

penulis akan lebih banyak pada kitab ‘ulm al- Qur’an. Analisis Data. Proses dalam

penyusunan dan penegolahan data dalam penelitian ini adalah untuk mencari landasan yang

dianggap belum jelas oleh peneliti baik secara makna maupoun penetapan landasan

pelayanan. penulis akan mengamati tentang penerapan Landasan bimbingan dan konseling

dalam islam,

Pendekatan. Pendekatan peneliti menggunakan adalah pendekatan normatif, yakni

pendekatan yang berdasarkan pada landasan -landasan dalam ‘ulumul al - Qur’an. karena

dalam tulisan ini akan mengacu pada landasan dalam islam dan karya tulis yang berbeda

pendapat, maka penulis akan mempertegas pada landasan dasar Model Dakwah.

Pembahasan

Menurut Prayitno, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang

(individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-

pribadi yang mandiri.

Pelayanan bimbingan dan konseling terentang secara vertical dan horizontal. Pada

umumnya, personal tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut. a) ersonal pada Kantor

Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan (penyelian) dan terhadap

penyelenggaraan pelayanan bimbingn dan konseling di satuan pendidikan. b) Kepala

Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh (terasuk

didalamnya program bimbingan konseling) di satuan pendidikan masing-masing. c). Guru

pembimbing atau guru kelas, sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam pelayanan

bimbingan dan konseling, d) Guru-guru lain, (guru mata pelajaran guru praktik) serta wali

kelasm sebagai penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan

atau kelas masing-masing. e) Orang tua, sebagai oenanggung jawab utama oeserta didik

dalam arti yang seluas-luasnya. f) Ahli-ahli lain, dalam bidang nonbimbingan dan

nonpelajaran/latihan (seperti dokter, psikolog, pskikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.

Page 13: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

78

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

g) Sesame peserta didik, sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakan

“bimbingan sebaya”. 13

Untuk setiap personal yang diidentifikasikan itu, ditetapkan tugas, wewenang, dan

tanggung jawab masing-masing yang terkait langsung secara keseluruhan dengan organisasi

pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab guru

pembimbing sebagai tenaga inti pelayanan bimbingan dan konseling dikaitkan dengan rasio

antara seorang guru pembimbing dan jumlah peserta didik yang mebjadi tanggung jawab

langsungnya. Guru kelas sebagai tenaga pembimbing bertanggung jawab atas pelaksanaan

bimbingan dan konseling terhadap seluruh peserta didik kelasnya.

Berhubungan dengan janjang dan jenis pendidikan serta besar kecilnya satuan

pendidikan, jumlah dan kualifikasi personal (khusus personal sekolah) yang dapat dilibatkan

dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada setiap satuan pendidikan tidak selalu sama.

Dalam kaitan itu, tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing personal di setiap

satuan pendidikan disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan tanpa

mengurangi tuntutan akan efektivitas dan efisiensi pelayanan bmbingan dan konseling

secara menyeluruh demi kepentingan peserta didik.

Struktur Organisasi bimbingan dan Konseling di sekolah menengah

(SMP/MTs, SMA/MA/SMK)

13

Anans salahudin. Bimbingan Konselin: (Bandung. Penerbit Cv Pustaka Setia Bandung. 2010), hlm. 176

Page 14: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

79

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

Bimbingan Konseling Islam Model Dakwa

Bimbingan konseling Islam berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, serta

berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan. Dari landasan-landasan tersebut dapat

dijabarkan asas-asas pelaksanaan bimbingan konseling Islam sebagai berikut: 1) Asas-asas

kebahagiaan dunia dan akhirat Bimbingan konseling Islam tujuan akhirnya adalah

membantu konseli, yakni orang yang dibimbing mencapai kebahagiaan hidup yang

senantiasa didambakan oleh setiap manusia, yakni kebahagiaan dunia dan akhirat. Semua itu

bias tercapai karena bimbingan yang diberikan adalah berlandaskan ajaran agama Islam

yang bisa menentramkan hati. 2) Asas fitrah Bimbingan konseling Islam merupakan bantuan

kepada konseli untuk mengenal, memahami dan menghayati fitrahnya, atau mengenal

kembali fitrahnya tersebut manakala pernah “tersesat” serta menghayatinya, sehingga

dengan demikian akan mampu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat karena

bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya. 3) Asas “Lillahi ta’ala” Asas ini berarti

Orangtua siswa Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah

Instansi pemerintah/Swasta, Organisasi Profesi (ABKIN, PGRI) para ahli (seperti Dokter, dan psikolog)

Tata usaha

Wali Kelas Koordinator BK/ Guru Pembimbing (Konselor)

Guru Mata Pelajaran

Page 15: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

80

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

pembimbing melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih, sementara yang

dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan pun dengan ikhlas dan rela, karena

semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan adalah karena dan untuk pengabdian

kepada Allah semata. 4) Asas bimbingan seumur hidup Manusia hidup betapapun tidak ada

yang sempurna danselalu bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan

menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Maka bimbingan konseling Islam diperlukan

selama hayat masih dikandung badan. 5) Asas kesatuan jasmaniah-rohaniah, Manusia dalam

hidupnya di dunia merupakan satu kesatuan jasmaniah-rohaniah. Sehingga bimbingan

konseling Islam memperlakukan konselinya sebagai makhluk jasmaniah-rohaniah, tidak

memandangnya sebagai makhluk biologis semata atau makhluk rohaniah semata.

Bimbingan konseling Islam membantu individu untuk hidup dalam keseimbangan jasmaniah

dan rohaniah.6) Asas keseimbangan rohaniah

Dalam asas ini orang yang dibimbing diajak untukmengetahui apa-apa yang perlu diketahuinya,

kemudian memikirkan apa-apa yang perlu dipikirkannya, sehingga memperoleh keyakinan,

tidak menerima begitu saja, tetapi jugatidak menolak begitu saja. Konseli juga diajak untuk

menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua kemampuan rohaniah

potensialnya tersebut, bukan cuma mengikutihawa nafsu semata.7) Asas kemaujudan

individu, Bimbingan konseling Islam memandang seseorang individu merupakan suatu

maujud (eksistensi) tersendiri. Individu merupakan hak, perbedaan individu dari yang lainnya,

danmempunyai kemerdekaan pribadi sebagai kosekuensi dari haknyadan kemampuan

fundamental potensial rohaniah. Artinya individu mampu merealisasikan dirinya secara

optimal, termasuk dalam mengambil keputusan.8) Asas sosialitas manusia, Dalam bimbingan

konselling Islam, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak individu, hak individu

juga diakui dalam batas tanggung jawab sosial. Jadi bukan pula liberalism, dan masih pula ada

hak “alam” yang harus dipenuhi manusia, begitu pula hak Tuhan. 9) Asas kekhalifahan

manusia, Manusia dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelola alam sekitar

sebaik-baiknya. Sebagai khalifah, manusia harus memelihara keseimbangan ekosistem, sebab

problem problem kehidupan kerapkali muncul dari ketidak seimbangan ekosistem tersebut

yang diperbuat oleh manusia itu sendiri. Disinilah fungsi bimbingan konseling Islam, yaitu

untuk mencapai kebahagiaan dirinya dan umat manusia. 10) Asas keselarasan dan keadilan,

Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan,keseimbangan, keserasian dalam segala segi.

Page 16: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

81

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

Sehingga denganbimbingan konseling Islam, individu diajarkan agar mempunyaipikiran

untuk berlaku adil terhadap hak dirinya sendiri, hak oranglain, hak alam semesta dan juga hak

Tuhan. 11 ) Asas pembinaan akhlaqul-karimah, Disini bimbingan konseling memelihara,

mengembangkan, menyempurnakan sifat-sifat yang baik, seperti mulia, berlaku adil kepada

semua orang, dan sebagainya.12) Asas kasih saying, Setiap manusia memerlukan cinta kasih

dan rasa saying dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan

banyak hal. Bimbingan konseling Islam dilakukan dengan berlandaskan kasih dan sayang,

sebab hanya dengan kasih sayanglah bimbingan konseling Islam akan berhasil.13) Asas saling

menghargai dan menghormati, Dalam bimbingan konseling Islam, kedudukan konselordan

konseli adalah sama atau sederajat, perbedaannya hanyaterletak pada fungsinya, yakni pihak

yang satu memberikanbantuan dan yang satu lagi menerima bantuan. Sehingga hubungan

yang terjalin diantara kedua pihak adalah saling menghormati sesuai dengan kedudukan

masing-masing sebagai makhluk Allah.14) Asas musyawarah, Bimbingan konseling Islam

dilakukan dengan asasmusyawarah, artinya antara konselor dan konseli terjadi dialogyang

baik, satu sama lain tidak saling mendiktekan, tidak adaperasaan tertekan dan keinginan

tertekan. 15) Asas keahlian Bimbingan konseling Islam dilakukan oleh orang-orangyang

memang memiliki kemampuan, keahlian di bidang tertentu,baik keahlian dalam metodologi,

teknik-teknik bimbingan dankonseling maupun dalam bidang yang menjadi

permasalahanbimbingan dan konseling.14

kesimpulan

Asas-asas yang diterapkan dalam pelayanan bimbingan konseling adalah : asas kerahasiaan,

asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas kegiatan, asas

kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan dan asas tut

wuri handayani.

Sedangkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah (a) Bimbingan dan konseling

diperuntukkan bagi semua konseli (b) Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi

(c) Bimbingan menekankan hal yang positif (d) Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha

Bersama (e) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan (f)

Bimbingan Berlangsung dalam berbagai setting (Adegan) Kehidupan

14

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2004), hlm. 21-

35

Page 17: Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN

Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013

e-ISSN: 2354-6220

82

Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1

Dasar Hukum penyelenggaraan bimbingan dan konseling di indonesia adalah segala peraturan

dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan

konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang – Undang, Peraturan

Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur

tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia.

Bimbingan dan konseling sangat diperlukan disaat seseorang tidak dapat menyelesaikan

permasalahannya sendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain yang lebih ahli.

.

DAFTAR PUSTAKA

Adz Dzaky, Hamdani Bakran.2001. Psikoterapi Konseling Islam, Cet. I. Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru

Anans salahudin. 2010 Bimbingan Konselin: (Bandung. Penerbit Cv Pustaka Setia Bandung.

ArifinIsep Zainal. 2009.Bimbingan Penyuluhan Islam; Pengembangan Dakwah Melalui

Psikoterapi Islam.Jakarta: PT Radja Grafindo Persada

Aswadi. 2012. “Replika Bimbingan dan Konseling Dalam Perspektif Al Qur’an” dalam Jurnal

Bimbingan dan Konseling Islam. Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel

Surabaya, Vol. 02, No. 01.

Departemen Pendidikan Nasional.2004. pedoman pelayanan bimbingan dan konseling.

Jakarta: Tut Wuri Handayani

Fenti Hikmawati, 2011. Bimbingan Konseling, jakarta, Rajawali Press

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

Prayitno dan Erman Amti, 2009.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta

Sukardi, dkk. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Supriatna, Mamat. Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi; Orientasi Dasar

Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Tolbert dalam Hartono dan Soedarmadji, 2012. PsikologiKonseling, Jakarta, Kencana

Yusuf dan Nurihsan, 2009. Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung, Rosdakarya