web view · 2010-12-24untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas...

58
Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010 I. Pendahuluan a. Latar Belakang Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapinya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Berbicara mengenai mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar dimana aktivitas belajar siswa menunjukkan indikator lebih baik. Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya baik fisik maupun psikis. Dengan motivasi belajar pada siswa disaat pemberian layanan pembelajaran yang baik tidaklah mudah, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain pendidik, orang tua, dan siswa. Sehingga siswa memegang peranan dalam mencapai disiplin belajar. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal 1, ayat 4, disebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Lebih 1

Upload: buituyen

Post on 29-Jan-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

I. Pendahuluana. Latar Belakang

Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini

antara lain munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan

diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapinya dibutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui

peningkatan mutu pendidikan. Berbicara mengenai mutu pendidikan tidak akan

lepas dari kegiatan belajar dimana aktivitas belajar siswa menunjukkan

indikator lebih baik. Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal

tidak lepas dari kondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan

efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya baik fisik maupun

psikis. Dengan motivasi belajar pada siswa disaat pemberian layanan

pembelajaran yang baik tidaklah mudah, banyak faktor yang

mempengaruhinya antara lain pendidik, orang tua, dan siswa. Sehingga siswa

memegang peranan dalam mencapai disiplin belajar.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I,

Pasal 1, ayat 4, disebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat

yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran

yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Lebih lanjut,

Bab IV, Bagian Kesatu, Pasal 5 menyebutkan bahwa (1) Setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; (2)

Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,

dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus; (3) Warga negara di

daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak

memperoleh pendidikan layanan khusus; (4) Warga negara yang memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan

khusus; (5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan

pendidikan sepanjang hayat. Pasal 6, menyebutkan bahwa (1) Setiap warga

negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti

1

Page 2: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

pendidikan dasar; (2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap

keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan

Wlodkowski (dalam Suciati) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi

yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi

arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara

Ames dan Acter (dalam Suciati) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang

dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut

definisi ini, konsep diri yang positif akan menjadi motor penggerak bagi

kemauan seseorang. Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin

melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun

dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk

kerja dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa motivasi

berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 %

terhadap prestasi belajar (Triluqman H. 2007;6). Jurnal Belajar dan

Motivasinya. http:// www.heritl.blogspot.com aksess Nopember 2010

Peningkatan kemampuan belajar mandiri dapat dilakukan melalui

berbagai cara. Dalam bidang Psikologi Pendidikan, peningkatan keterampilan

belajar dapat dilakukan melalui konsep self-regulated learning (Bandura,

1986). Namun, berbagai model untuk meningkatkan kemampuan belajar

mandiri pada umumnya dikembangkan para ahli dari negara di luar Indonesia.

Model pengembangan kemampuan belajar tersebut belum tentu sesuai

dengan budaya Indonesia. Selain memperhatikan budaya, program intervensi

juga perlu mempertimbangkan adanya faktor keteladanan karena seseorang

yang diberi intervensi diharapkan akan meniru figur keteladanan. Keteladanan

dalam budaya Indonesia tercermin pada budaya paternalistik, sehingga

muncul konsep “panutan”. Pada umumnya, figur keteladanan dianggap lebih

tua, lebih tinggi derajatnya atau figur yang dianggap lebih dari yang

menganggap figur tersebut sebagai figur teladan. Berdasarkan berbagai

pendapat dan hasil penelitian para ahli, maka tampak bahwa intervensi

2

Page 3: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

diperlukan dalam pengembangan kemampuan belajar mandiri. Intervensi

dapat dilakukan melalui berbagai cara yang dapat disesuaikan dengan

kebudayaan Indonesia. (Darmayanti, 2008;69).Pendidikan Karakter berkembang karena para pakar pendidikan di

Indonesia mengakui bahwa sistem pendidikan yang telah ada, khususnya

dalam bidang kepribadian (karakter) telah gagal dilakukan. Gagalnya

pendidikan di Indonesia menghasilkan manusia yang kurang berkarakter

masih bisa diperdebatkan. Tetapi kegagalan ini setidaknya diperkuat oleh

pendapat I Ketut Sumarta, seorang yang telah lama bergelut dalam dunia

pendidikan. Dalam bukunya yang berjudul Pendidikan yang Memekarkan

Rasa, ia mengatakan: “Pendidikan nasional kita cenderung hanya

menonjolkan pembentukan kecerdasan berpikir dan menepikan penempatan

kecerdasan rasa, kecerdasan budi, bahkan kecerdasan batin. Dari sini lahirlah

manusia manusia yang berotak pintar, manusia berprestasi secara kuantitatif

akademik, namun tiada berkecerdasan budi sekaligus sangat berkegantungan,

tidak merdeka mandiri.” Kutipan di atas menunjukkan bahwa telah terjadi

ketidakpuasan atau cenderung terjadinya kegagalan dalam dunia pendidikan

dalam rangka membentuk manusia dewasa dan berwatak mandiri. Kegagalan

membentuk manusia dewasa dan berwatak mandiri ini kemudian diatasi atau

diperkecil dengan melakukan program pendidikan karakter. Kurang

berhasilnya system pendidikan membentuk sumber daya manusia dengan

karakter yang tangguh, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab, berdisiplin,

dan mandiri, terjadi hampir di semua lembaga pendidikan baik negeri maupun

swasta. (Supriadi D Djaenudin, 2009)

Dari latar belakang yang ada maka penulis mencoba melakukan suatu

kajian ilmiah dengan Judul Peran motivasi dalam mengembangkan regulasi

diri dan karakteristik dalam pembelajaran.

3

Page 4: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

b. PermasalahanBerdasarkan latarbelakang yang dikemukakan diatas maka dapat di

merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana peran motivasi dalam mengembangkan regulasi diri dan

karakteristik dalam pembelajaran.”

c. TujuanAdapun tujuan penulisan ini adalah:

1). Untuk mengetahui peranan motivasi dalam mengembangkan regulasi diri

dan karakteristik dalam pembelajaran

2). Untuk memenuhi Tugas akhir matakuliah Psikologi Pendidikan

d. Manfaat PenulisanSebagaimana yang penulis harapkan, setelah penelitian ini akan diperoleh

manfaat antara lain :

1).Manfaat Teoritis Untuk menambah referensi, bahan literature atau

pustaka, khususnya tentang disiplin belajar dan motivasi belajar.

2).Manfaat Praktis Memberikan informasi pada guru pembimbing atau guru

bidang studi serta orang tua siswa tentang disiplin belajar yang baik yang

akan diterapkan, supaya dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar.

4

Page 5: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

II. TINJAUAN PUSTAKAa. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara

sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau

kelompok orang tergerak melakukan sesuatu kegiatan karena ingin mencapai

tujuan tertentu dalam hidup dan kehidupannya. Motivasi berasal dari kata

Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya

diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut

(Hasibuan, 2005: 92).

Motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik adalah dorongan untuk melakukan

sesuatu yang berasal dari diri individu itu sendiri. Dikatakan motivasi

intrinsik apabila seorang siswa termotivasi untuk belajar semata-mata

untuk menguasai ilmu pengetahuan bukan karena motif lain seperti

pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah. Motivasi itu muncul karena ia

merasa membutuhkan sesuatu dari apa yang ia pelajari.Kesadaran

pentingnya terhadap apa yang dipelajari adalah sangat penting untuk

memunculkan motivasi intrinsik. Bila seseorang telah memiliki motivasi

intrinsik maka selalu ingin maju dalam belajar sserta haus ilmu

pengetahuan.

2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk

melakukan sesuatu karena adanya perangsang dari luar diri individu.

Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar

hal yang dipelajarinya, seperti nilai yang tinggi, kelulusan, ijazah, gelar,

kehormatan dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik meskipun kurang baik akan

tetapi sangat diperlukan dalam proses pendidikan agar anak didik mau

belajar. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk. Ia sering digunakan karena

bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik. ( Brown Douglas.

2008)

5

Page 6: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

FAKTOR-FAKTOR YANG PEMPENGARUHI MOTIVASI SISWA

FAKTOR INTERNAL UNSUR DALAM DIRI SISWA

FAKTOR EXTERNAL LUAR SISWA

Aspek Fisiologi*Kesehatan*Fungsi2 JasmaniPenglihatanPendenganarandll

Aspek PsikologiIntelegensiBakatMinatMotivasi

FaktorLingkungan Siswa

MetodeMetode MengajarMetode Belajar

Lingkungan Sosial SiswaKeluargga, Orang tua, Saudara

Sekolah, Guru, TemanMasyarakat, Tetangga, Teman Bermain dll

Lingkungan Non SosialSuhuCuacaIklim

Tempat belajarSarana Belajar

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

b. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam pencapaian hasil belajar disebabkan

oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang

berasal dari luar dirinya. Untuk memudahkan pembahasan dapat

diklasifikasikan sebagaimana bagan berikut :

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

6

Page 7: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu

sama yang lain. Bila aspek fisiologis siswa tidak baik maka akan

mempengaruhi aspek psikologis. Begitu juga bila lingkungan ( baik sosial

maupun non social ) di sekitar siswa tidak baik, maka akan berdampak pada

proses dan hasil belajar. Oleh karena itu guru dan orang tua agar menciptakan

situasi dan kondisi belajar yang bisa mendukung keberhasilan belajar siswa,

baik di sekolah maupun di rumah. Hukum dari motivasi mengatakan kepada

kita bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus

siap untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm

c. Upaya Membangkitkan Motivasi 1. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi

terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,

menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku siswa. Ada tiga

komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

2. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa menyadarkan

kedudukannya pada awal, proses dan hasil belajar, menginformasikan

kekuatan usaha belajar, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan

semangat belajar, menyadarkan proses belajar kemudian bekerja. Bagi

pengajar, membangkitkan, meningkatkan,memelihara semangat belajar

siswa sampai berhasil, mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di

kelas bermacam ragam : acuh, tak memusatkan perhatian, bermain di

samping yang bersemangat belajar, meningkatkan dan menyadarkan

pengajar untuk memilih satu diantara beberapa peran : penasihat, fasilitator,

instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik,

“unjuk kerja” rekayasa pedagogis : semua siswa berhasil, “mengubah”siswa

tak minat menjadi bersemangat belajar, siswa cerdas tak berminat menjadi

bersemangat belajar (Dalyono M. 2007).

7

Page 8: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Fungsi guru dalam pendekatan terpadu adalah untuk lebih membebaskan

murid dari ketergantungan kepada guru, dengan tujuan akhir mengembangkan

responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya membantu mereka

dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi pikiran mereka, dan

jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk hal- hal yang bisa

ditangani oleh murid sendiri.

Lebih jauh, David Mills dan Stanley Scher dalam ( Rachmahana,R. Syifa 2008)memaparkan tujuan pendidikan terpadu ini secara detail sebagai berikut :

a. Membantu murid untuk mengalami proses ilmu pengetahuan, termasuk

penemuan ide-ide baru, baik proses intelektual maupun afektif.

b. Membantu murid dalam mencapai kemampuan untuk menggali dan mengerti

diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan cara yang ilmiah.

c. Meningkatkan pengertian dan ingatan terhadap konsep-konsep dan ide-ide

dalam ilmu pengetahuan.

d. Menggali bersama-sama murid, implikasi-implikasi dari aplikasi yang mungkin

dari ilmu pengetahuan.

e. Memungkinkan murid untuk menerapkan baik proses maupun pengetahuan

ilmiah untuk diri mereka, serta meningkatkan kesadaran murid terhadap dunia

mereka dan setiap pilihan yang mereka ambil.

Penerapan metode gabungan antara kognitif dan afektif ini menunjukkan hasil

yang lebih efektif dibanding pengajaran yang hanya menekankan aspek

kognitif. Para siswa merasa lebih cepat menangkap pelajaran dengan

menggunakan fantasi, role playing dan game , misalnya mengajarkan teori

Newton dengan murid berperan sebagai astronot.

Menurut Mulyasa (2004 : 105) terdapat berbagai upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain : peningkatan

aktivitas dan kreatifitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, dan

peningkatan motivasi belajar. Pendekatan yang sangat membantu meningkatkan

kemampuan berfikir kritis dan kreatif adalah pendekatan yang merupakan

metode untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi

8

Page 9: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

kelompok kecil. Peningkatan motivasi dapat menjadi pendorong peserta didik

untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Dalam kaitan ini guru dituntut memiliki

kemampuan membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai

hasil belajar yang diharapkan.

Mohamad Nur (2001: 2) mengemukakan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kemauan untuk melakukan upaya dalam pembelajaran, terentang

dari kepribadian, kemampuan siswa sampai tugas-tugas pembelajaran,

perangsang untuk belajar, tatanan pelajaran, dan perilaku guru. Tugas pendidik

menemukan, menggugah, dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar,

dan terlibat dalam aktivitas yang menuju pada pembelajaran, sehingga motivasi

siswa dalam pembelajaran akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar

siswa, dan meningkatnya perbuatan untuk tuntas belajar, dapat meningkatkan

hasil belajar

d. Belajar Mandiri (Self-Directed Learning) Fenomena kemandirian dalam belajar (self-direction in learning) pada

pendidikan jarak jauh dijelaskan pada berbagai literatur dengan menggunakan

label atau istilah dari konsep belajar mandiri atau self-directed learning (Candy,

1991; Hiemstra, 1998; Knowles, 1975; Moore, 1983, 1986; Moore & Kearsley,

1996; Simpson, 2000). Pada penelitian ini, kemampuan belajar mandiri yang

dimiliki oleh pebelajar didefinisikan sebagai kemampuan untuk berinisiatif dalam

mengatur (regulate), mengelola dan mengontrol proses belajarnya untuk

mengatasi berbagai masalah dalam belajar dengan mempergunakan berbagai

alternatif atau strategi belajar (Jarvis, 1990). Dalam (Darmayanti, 1993)

Kata kunci dari belajar mandiri adalah adanya “inisiatif” atau sikap

“proaktif” dari seseorang untuk mengelola belajarnya (Hiemstra, 1998; Knowles,

1975). Definisi tersebut menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah tipe belajar

yang dibedakan dengan belajar yang diarahkan oleh orang lain atau teacher-

directed learning. Pada teacher-directed learning, siswa lebih bersikap reaktif

dalam proses belajar yang diarahkan oleh guru (Darmayanti, 1993). Pada

9

Page 10: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

konteks pendidikan jarak jauh, pebelajar yangmandiri memiliki kemampuan untuk

belajar pada kondisi yang menuntut dirinya untuk belajar tanpa tergantung

sepenuhnya dengan pengajar. Menurut Candy (1991), dimensi belajar mandiri

ada empat, yaitu a) otonomi diri; b) pengelolaan diri; c) kebutuhan belajar yang

mandiri; d) kontrol pebelajar terhadap pembelajaran. . (Darmayanti, 2008;70)

e. Self-Regulated Learning Teori-teori self-regulation memfokuskan pada bagaimana pebelajar

menggerakkan, mengubah, dan mempertahankan kegiatan belajar baik secara

sendiri maupun pada lingkungan sosialnya, dalam konteks instruksional informal

maupun formal (Zimmerman & Schunk, 1989). Ajisuksmo (1996) memperjelas

bahwa self-regulated learning terjadi bila siswa secara sistematis mengarahkan

perilaku dan kognisi mereka ke arah pencapaian tujuan belajar. Pebelajar yang

memiliki kemampuan self-regulated learning akan menunjukkan karakteristik

memiliki tujuan, bersifat strategis dan persisten dalam belajar (Purdie, Hattie, &

Douglas (1996).

Self-regulated learning merupakan aspek penting dari prestasi akademik

mahasiswa (Hofer, Yu, & Pintrich, 1998; Pintrich & De Groot, 1990). Hasil

berbagai studi terdahulu yang dilakukan oleh Pintrich dan De Groot (1990),

Schunk dan Zimmerman (1994), Zimmerman dan Martinez-Pons (dalam Wolters,

1998), mengungkapkan bahwa pebelajar yang lebih sadar dan menerapkan

kontrol yang lebih besar terhadap proses kognitif cenderung lebih sukses hasil

belajarnya. Zimmerman (1998) menjelaskan lebih lanjut bahwa siklus self-

regulated learning dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan, yaitu tahap: (1)

pemikiran awal; (2) kontrol terhadap pelaksanaan atau kemauan; (3) Tahap

refleksi diri. Vermunt (1998) mengemukakan bahwa komponen belajar pada self-

regulated learning terdiri dari empat yaitu: (1) keterampilan memproses,

disebut juga cognitive skills; (2) keterampilan regulasi diri; (3) konsep

belajar; (4) orientasi belajar. Topik-topik self-regulation sangat erat dihubungkan

dengan motivasi (Pintrich & Schunk; 1996). Siswa yang termotivasi untuk meraih

10

Page 11: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

tujuan akan melibatkan kegiatan self-regulation yang mereka percaya dapat

membantu mereka (misalnya menghafal materi yang dipelajari, memperjelas

informasi yang tidak jelas). Sebagai gantinya, self-regulation meningkatkan

belajar, dan persepsi kompetensi yang lebih besar untuk melanjutkan motivasi

dan self-regulation untuk meraih tujuan baru (Schunk, 1991 dalam Pintrich &

Schunk, 1996). Secara teoritis, pebelajar yang memiliki kemampuan

self-regulation secara aktif mengelola aspek motivasi yang melibatkan

kemauan belajarnya. Menurut Corno (dalam Wolters, 1998), kemauan atau

volition menjelaskan tentang proses yang terlibat untuk memelihara agar maksud

(intention) atau tujuan terpenuhi, dan dibedakan dari motivasi yang hanya

menyinggung proses awal yang diciptakan dari maksud atau tujuan. Peningkatan

motivasi diasumsikan dapat meningkatkan kemauan untuk belajar yang akan

mengarahkan kemampuan belajar mandiri seseorang dan kemudian membantu

orang tersebut untuk berprestasi. Pada penelitian ini, peningkatan keterampilan

self-regulated learning diharapkan dapat memunculkan motivasi belajar yang

kemudian akan mengarahkan kemauan seseorang untuk menjadi self- regulated

learner yang mampu mandiri dalam belajarnya. . (Darmayanti, 2008;71)

f. Pendidikan KarakterPendidikan karakter akan memberikan bantuan sosial agar individu dapat

tumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang

lain di dunia. Pendidikan karakter sumber daya manusia bidang teknologi nuklir

harus ditujukan untuk memenuhi 2 tujuan, yaitu pemenuhan kebutuhan

internasional tanpa melupakan kebutuhan nasional. Pendidikan karakter bagi

sumber daya manusia bidang teknologi nuklir harus berorientasi kepada

penciptaan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Keunggulan

kompetitif dicapai dengan pendidikan karakter berbudaya keselamatan.

Sedangkan keunggulan komparatif dicapai dengan penanaman wawasan

kebangsaan. Dua hal tersebut diperlukan untuk menjawab dan memenuhi

persyaratan kompetensi internasional serta meningkatkan daya saing bangsa

11

Page 12: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

dalam era globalisasi. Penanaman karakter tersebut dapat dilakukan dengan

tepat mempergunakan metode Student Centered Learning (SCL). (Putero H.

Susetyo, et all. 2008)

Pemahaman bahwa hidup dalam masa ini seringkali membingungkan baik

bagi orang tua maupun anak-anak. Ada banyak hal yang berubah di sekeliling

kita dalam politik, sosial ekonomi, moral, dan spiritual. Di tengah perubahan itu

tampak melemahnya penegakan disiplin dan peraturan, sehingga apa yang benar

dan apa yang salah tidak jelas. Dengan kata lain, batas-batas moral menjadi

kabur. Kekaburan ini menyebabkan memilih sesuatu yang benar dan tepat

menjadi jauh lebih sukar, dan akibatnya salah pilih menjadi jauh lebih serius.

Penegakan disiplin, peraturan dan batas-batas moral menjadi jelas dalam

kehidupan seorang siswa dapat dikembalikan dengan melakukan pembinaan

secara sengaja dan terarah. Pembinaan tersebut dilakukan dengan pelaksanaan

dan pengembangan karakter dengan adanya banyak keluhan ketika terjadi

interaksi antara orang tua dan guru tentang siswa. Banyak orang tua melaporkan

anaknya enggan pergi ke sekolah, anak takut maju ke depan kelas ketika

mendapat giliran atau anak tidak ada kemauan untuk belajar.

Guru menyatakan bahwa banyak siswa kurang menunjukkan kesungguhan

dalam belajar dan kurang berusaha, terlambat datang, sering tidak membuat

tugas, menyontek, kurang ramah, angkuh, meremehkan, bersikap kurang ajar,

menentang dan berkecenderungan balas dendam, kurang tegar dan tangguh

dalam menghadapi tekanan. ( Supriyadi J. Jaenudin, 2009)

g. Peran Guru dalam Mewujudkan SDM yang Profesional Menurut Makagiansar (1996), memasuki abad 21 pendidikan akan

mengalami pergeseran dan perubahan paradigma yang meliputi pergeseran

paradigma: (1) dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, (2) dari belajar

berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, (3) dari citra hubungan

guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, (4) dari

12

Page 13: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan

keseimbangan fokus pendidikan nilai, (5) dari kampanye melawan buta aksara

ke kampanye melawan buta teknologi, budaya, dan komputer, (6) dari

penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja, dan (7) dari

konsentrasi eksklusif pada kompetisi kerja sama. Pergeseran paradigma tersebut

menuntut adanya upaya peningkatan kualitas di bidang pendidikan, yang bukan

sekedar mengejar target output semata- mata, tetapi yang lebih penting adalah

outcome, yaitu bagaimana kualitas lulusan (output) dalam menghadapi tantangan

global di masa mendatang. Paradigma ini juga berimplikasi perlunya guru yang

berkompeten dan professional untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan

yang berkualitas, yang diharapkan dapat menghasilkan output dan outcome yang

baik sacara kuantitatif maupun kualitatif.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahakn, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 tahun 2005 : 2) Dengan demikian,

dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban : 1)

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; 2) meningkatkan

dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 3)

bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,

agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; 4) menjunjung tinggi

peraturan perundang-undangan, hokum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai

agama dan etika; dan 5) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan

bangsa.

Berdasarkan undang-undang tersebut sangat jelas bahwa guru merupakan

key person in classroom, sehingga guru memiliki peran yang sangat vital dan

13

Page 14: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

fundamental dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam

proses pembelajaran. (UU No. 14 Tahun 2005, pasal 8 dan 10).

www.unimed.ac.id/@/unimed/pegawaidoc/01.pdf aksess Nopember 2010

(Davies dan Ellison, 1992). Karena peran mereka yang sangat penting itu,

keberadaan guru bahkan tak tergantikan oleh siapapun atau apapun sekalipun

dengan teknologi canggih. Alat dan media pendidikan, sarana prasarana,

multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat yang hanya digunakan

sebagai teachers` companion (sahabat – mitra guru).

Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change

melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, agar dapat berperan dengan

efektif dan professional, guru harus memiliki beberapa persyaratan, antara lain

ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable),

memiliki sikap profesionalisme (good professional attitude), memilih, menciptakan

dan menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar

yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangkan

dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good

practices) (Hartoyo dan Baedhowi, 2005) dalam (Baedhowi, 2008)

a. Teaching Skills Guru yang prfesional dapat dilihat dari keterampilan mengajar (teaching skills)

yang mereka miliki. Keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru dapat dilihat

dari beberapa indikator antara lain : 1) Guru sebagai pembimbing dan

fasilitator yang mampu menumbuhkan belajar mandiri (self learning) pada diri

siswa; 2) Memiliki interaksi yang tinggi dengan seluruh siswa di kelas; 3)

Memberikan contoh, pekerjaan yang menantang (challenging work) dengan

tujuan yang jelas (clear objectives); 4) Mengembangkan pembelajaran

berbasis kegiatan dan tujuan; 5) Melatih siswa untuk bertanggung jawab

terhadap pekerjaan mereka dan memiliki sense of ownership dan mandiri

dalam pembelajaran; 6) Mengembangkan pembelajaran individu; 7)

Melibatkan siswa dalam pembelajaran maupun penyelesaian tugas-tugas

14

Page 15: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

melalui enquiry – based learning, misalnya dengan memberikan pertanyaan

yang baik dan analitis; 8) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif

dan kondusif; 9) Memberikan motivasi dan kebangsaan yang tinggi; dan 10)

Pengelolaan waktu yang baik.

b. Knowledgeable Pengetahuan merupakan faktor utama dalam membentuk profesionalisme

seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh melalui : (1) academic – proses

pendidikan formal, (2) practical session – pelatihan praktis, dan (3) life skills –

kecakapan hidup yang diperoleh melalui berbagai cara dan kegiatan.

c. Professional Attitude Sikap sangat berpengaruh terhadap profesionalisme seseorang guru. Sikap

tersebut antara lain : (1) independence – mandiri dan tidak selalu tergantung

pada orang lain, dan (2) continous self-improvement – selalu siap memperbaiki

diri sendiri secara terus-menerus.

d. Learning Equipment / Media Perlengkapan dan media pendidikan sangat perlu untuk mendukung

profesionalisme guru. Guru dituntut mampu memilih, menggunakan dan

bahkan menciptakan media pembelajaran. Media sedapat mungkin disediakan

secara memadai dan lengkap (sufficient and complete) dan modern. Tanpa

perlengkapan dan media yang lengkap dan modern, sekolah tak mampu

memberikan hasil yang bagus.

e. Technology Peran teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (ITC) dalam

pendidikan sangat penting, karena dapat membuat pembelajaran lebih

bervariasi dan hidup (teaching more colourfull), apalagi jika diintegrasikan

dengan multimedia.

f. Curriculum Kurikulum yang responsive, mampu menjawab tantangan dan kebutuhan

masyarakat, dynamic (berkembang sejalan dengan perkembangan jaman),

dan flexible yang dapat diadaptasikan dalam berbagai situasi dan kondisi,

15

Page 16: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

serta sesuai dengan kebutuhan siswa (students needs) merupakan suatu

kebutuhan. Kurikulum yang dinamis memiliki cirri (1) disusun dengan baik

(well-organized), (2) memiliki nilai tambah(added value), bukan hanya berisi

materi yang harus dipelajari siswa, dan (3) terintegrasi ( integrated) dan bukan

terkotak – kotak. Dengan kurikulum yang demikian ini, guru akan lebih mudah

dan terarah dalam mengembangkan dirinya menjadi guru yang professional

tanpa harus terbebani karena kurikulum yang kaku, kurang fleksibel, dan

mengambang tidak jelas.

g. Good Examples / Practices Pendidikan akan efektif apabila dibarengi dengan contoh atau teladan yang

baik pula. Pemberian teladan yang baik oleh guru menuntut guru untuk

senantiasa melakukan yang terbaik dan bertindak secara professional. Contoh

atau teladan yang baik dapat membangun karakter (character building) seperti

kepemimpinan, sikap menghormati, membantu orang lain, menjadi pendengar

yang baik, bersikap demokratis, dan lain-lain. (Badhowi, 2008)

Ilustrasi tersebut mempertegas keyakinan bahwa profesi guru merupakan

bidang pekerjaan khusus dan significant yang dilaksanakan berdasarkan prinsip

sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 14 tahun 2005 sebagai berikut: a. memiliki

bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b. memiliki komitmen untuk

meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia; c. memiliki

kualifikasi akademik, dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d.

memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. memiliki

tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f. memperoleh penghasilan

yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. memiliki kesempatan untuk

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang

hayat; h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan ; dan memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan

mengatur hal – hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Dengan kata

lain, guru yang professional wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

16

Page 17: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi dasar yang harus dimiliki guru

meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi

personal atau kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi (UU No. 14 Tahun 2005, pasal 8 dan 10).

17

Page 18: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

h. Pembahasan

a. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru Menyikapi tuntutan profesionalisme guru yang sarat dengan tuntutan

akademis dan non – akademis, membuat kita semakin prihatin apabila

tuntutan tersebut tak dapat dipenuhi; dan apabila persyaratan sudah

‘dipenuhi’ apakah kesejahteraan mereka juga ‘terpenuhi’. Dua hal inilah

yang seringkali menjadi sebuah dikotomi yang berkepanjangan, sehingga

tidak mengherankan apabila ada guru yang terpaksa mengajar ala

kadarnya karena capai dan ngantuk setelah semalaman dia terpaksa

harus ‘ngojek’ atau menjadi ‘pengemudi pocokan’ atau bahkan menjual

jasa ‘sebagai penjaga malam’ dab sebagainya untuk memenuhi kebutuhan

hidup keluarganya karena penghasilan mereka sebagai guru masih dapat

memenuhi kebutuhannya (Hartoyo, 2007). Dalam ( Baedhowi, 2008)

Contoh – contoh lain tentang guru yang harus melakukan kerja

sambilan ‘banting – tulang’ banyak kita jumpai di sekitar kita, yang tentu

saja berpengaruh terhadap profesionalisme dan kualitas mengajar mereka.

Memang serba salah, jika tidak mencari sambilan kebutuhan mereka tak

terpenuhi, tetapi jika mengerjakan kerja sambilan kualitas mengajar

mereka cenderung berkurang. Di samping itu, guru juga seringkali

dijadikan ‘kambing hitam’ apabila hasil belajar siswa kurang

menggembirakan, misalnya banyak siswa yang nilai UN-nya jelek, banyak

yang tidak lulus, banyak yang tidak naik kelas dan sebagainya. Menyikapi

hal ini, pemerintah tidak tinggal diam. Upaya-upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan guru telah dan terus dilakukan sejalan dengan UU No. 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Dalam Undang – Undang tersebut

( Baedhowi, 2008)

18

Page 19: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

b. Motivasi dari segi Teori Psikologi BelajarDengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan maka bersamaan

dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Dalam masa

perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah secara beruntun

beberapa aliran psikologi pendidikan masing-masing

1. Psikologi Behivioristik

2. Psikologi Kognitif

3. Psikologi Humanistik

1. Prespektif Behivioristik, motivasi dipandang dalam pengertian yang

sangat pasti. Ia sekedar pengharapan imbalan. Terdorong untuk

memdapatkan imbalan positif, dan terdorong oleh imbalan-imbalan yang

diterima karena prilaku-perilaku tertentu. ( Brown Douglas. 2008)

Menurut Skinner Palvov dan Thorndike menempatkan motivasi di pusat

teori tentang prilaku manusia. Dalam pandangannya behivioristik

performa dalam kegiatan dan motivasi untuk melakukan itu tampaknya

bergantung pada faktor-faktor eksternal: orang tua, guru, teman

sebaya, persyaratan pendidikan, spesifikasi kerja dan seterusnya.

Teori ini memandang manusia sebagai produk lingkungan. Artinya,

segala perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di

dalam lingkungan sekitarnya. Di mana lingkungan tempat manusia

tinggal, di sanalah seluruh kepribadiannya akan terbentuk. Lingkungan

yang baik akan membentuk manusia menjadi baik. Juga sebaliknya,

lingkungan yang jelek akan menghasilkan manusia-manusia yang

bermental jelek sesuai dengan kondisi lingkungan tadi. Selain itu,

konsep belajar behavioristik juga menjelaskan bahwa belajar itu adalah

perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara

konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang

menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-

hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak,

19

Page 20: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar.

Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik

terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan

kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon) (Dalyono. M. 2007)

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya

asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S)

dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan

eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk

beraksi atau berbuat, sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku

yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dalam hal ini, akan

menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya

kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itu, teori belajar yang dikemukakan

oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme

atau teori asosiasi. ( http://www.psikomedia.com article pdf.) Aksess

November 2010

Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum

dikenal dan dibiarkan objek melakukan berbagai pola aktivitas untuk

merespon situasi itu. Dalam hal ini objek mencoba berbagai cara

bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi

sesuatu reaksi dengan stimulasinya. Cirri-ciri belajar dengan trial and

error yaitu:

1 Ada motif pendorong aktivitas

2 Ada berbagai respon terhadap situasi

3 Ada eliminasi respon-respon yang gagal/salah

4 Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan

Dalam pengajaran, operants conditioning menjamin respon-respon

stimulus, apabila murid tidak menunjukan reaksi-reaksi terhadap

stimulus, guru tidak mungkin dapat membimbing tingka lakunya kearah

tujuan behavior. Guru berperan penting di dalam kelas untuk

20

Page 21: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

mengkontrol dan mengarahkan kegiatan belajar kea rah tercapainya

tujuanyang telah dirumuskan

Jenis-jenis stimulus.

1) Positive reinforsment; penyajian stimulus yang meningkatkan

probabilitas suatu respon

2) Negative reinforsment; pembatasan stimulus yang tidak

menyenangkan, yang jika dihentikan akan mengakibatkan

probabilitas respon

3) Hukuman; pemberian stimulus yang tidak menyenangkan, misalnya “

consideration or reprimand” bentuk hukuman. (Dalyono, M. 2007)

2. Prespektif Kognitif. motivasi lebih menekankan pada keputusan

keputusan individual, pilihan-pilihan yang dibuat orang demi

pengalaman atau tujuan tertentu yang hendak mereka dekati atau

hindari”

Keller, 1983 seorang psokolog kognitif melihat kebutuhan atau

dorongan dasar sebagai kekuatan pendesak dibalik keputusan-

keputusan kita.

sementara Ausubel 1968. Mengidentifikasi enam kebutuhan yang

menopang konsep motivasi yaitu:

a) Kebutuhan eksplorasi, melihat sisi lain pegunungan’ menyelidiki yang

tidak diketahui

b) Kebutuhan manipulasi, mempengaruhi ‘dalam Skinner – lingkungan

yang menyebabkan perubahan.

c) Kebutuhan aktivitas, gerakan dan latihan baik fisik maupun mental

d) Kebutuhan Stimulasi, kebutuhan untuk dirangsang oleh lingkungan,

oleh orang lain, atau ide-ide pikiran dan perasaan.

e) Kebutuhan pengetahuan, kebutuhan untuk memproses dan

menanamkan hasil-hasil eksplorasi, manipulasi aktivitas, dan

21

Page 22: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

stimulasi, untuk menyelesaikan pertentangan, mencari penyelesaian

bagi berbagai masalah dan mencari system pengetahuan yang stabil

f) Kebutuhan peningkatan ego, kebutuhan agar diri dikenal dan diterima

dan disetujui oleh orang lain. Sebagaimana yang disebutkan oleh

Dornyei 2005 sebagai system diri.

Teori Belajar “ Cognetive- Developmental” dari Piaget memandang

bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari

kongkrit menuju abstrak.

Menurut piaget tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur

yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. Kemudian dalam teori komprehensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berpikir.

Menurut piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-

kemampuan mental baru yang sebelumnya belum ada. Pertumbuhan

intelektual adalah tidak kuantitatif melainkan kualitatif.

Para ahli biologi menekankan penjelasan tentang pertumbuhan

struktur yang memungkinkan individu mengalami penyesuaian diri dengan

lingkungan. Hal ini membuat piaget melakukan penelitian menyelidiki

masalah yang sama dari segi penyesuaian / adaptasi manusia serta

meneliti perkembangan intelektual atau kognisi. Berdasarkan dalil bahwa

struktur intelektual terbentuk di dalam individu akibat interaksinya dengan

lingkungan.

Piaget mengunakan istila “ scheme” secara “ interchangeably”

dengan istilah struktur “ scheme” adalah pola tingka laku yang dapat

diulang “ Scheme” berhubungan dengan:

1. Refleks-refleks pembawaan; misalnya bernafas, makan, minum.

2. Scheme mental; misalnya “Scheme of classification”, “ scheme of

operation” (pola tingkah laku yang masih sulit diamati seperti sikap, ) dan

scheme of operation (pola tingkah laku yang dapat diamati )

Menurut Piaget, intelegensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek yaitu:

1. Struktur yang disebut juga scheme, seperti yang dikemukakan diatas.

22

Page 23: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

2. Isi, disebut juga “conten”, yaitu pola tingkah laku spesifik tetkala

individu menghadapi sesuatu masalah.

3. Fungsi, disebut juga “function” yang berhubungan dengan cara

seseorang mencapai tujuan intelektual.

Organisasi : berupa kecakapan seseorang / organism dalam menyusun

proses-proses fisis dan phisis dalam bentuk system-sistem yang koheren.

Adaptasi : yaitu adaptasi individu terhadap lingkungan. Adaptasi ini terdiri

dari dua macam proses komplementer yaitu asimilasi da akomodasi.

Asimilasi : proses pengunaan struktur atau kemampuan individu untuk

menghadapi masalah dalam lingkungannya, sedangkan Akomodasi,

proses perubahan respon individu terhadap stimulasi lingkungan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak

mengandung tiga aspek yaitu: struktur, konten, function. Anak yang

sedang mengalami perkembangan. Fungsi dan adaptasi akan tersusun

sehingga melahirkan sesuatu rangkaian perkembangan, masing-masing

mempunyai struktur psikologis khusus yang menentukan kecakapan pikiran

anak.

Menurut piaget intelegensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada

pada tingkat perkembangan khusus.

Tahap-tahap perkembangan menurut Piaget yaitu:

1. Kematangan

2. Pengalaman fisik/ lingkungan

3. Transmisi social

4. Equilibrium atau self regulation.

Selanjtnya piaget membagi tingkat-tingkat perkembangan yaitu:

1. Tingkat sensoris motoris : umur 0 - 2 Tahun

2. Tingkat preoperasional : umur 2 - 7 tahun

3. Tingkat operasi konkret : umur 7 - 11 tahun

4. Tingkat operasi formal : umur 11 thn keatas.

tingkat-tingkat perkembangan tersebut tiap anak berbeda (Dalyono, 2007)

23

Page 24: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

3.Prespektif Humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia

dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan

menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan

pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal,

otonomi, tujuan dan pemaknaan.

James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari

psikologi humanistik, yaitu:

(1) keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-

komponen;

(2) manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan

manusia lainnya;

(3) manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan

hubungan dengan orang lain;

(4) manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas

pilihan-pilihanya; dan

(5) manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai

dan kreativitas.

namun beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan

pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik.

Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji

tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan

dengan apa yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah

sesuatu yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya

terhadap suatu kejadian.

Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada

kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil

pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan

aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam

pendidikan humanistik.

24

Page 25: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses

berfikirnya sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia

menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang

perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan

kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik.

Carl Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi humanistik

untuk dapat diaplikasian dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu

filosofi pendidikan yang menekankan pentingnya pembentukan pemaknaan

personal selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan melalui

upaya menciptakan iklim emosional yang kondusif agar dapat membentuk

pemaknaan personal tersebut. Dia memfokuskan pada hubungan

emosional antara guru dengan siswa.

http://en.wikipedia.org/wiki/Humanistic_education aksess November 2010

Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting.

Dalam proses belajar-mengajar misalnya, guru mestinya memperhatikan

teori ini. Apabila guru menemukan kesulitan untuk memahami mengapa

anak-anak tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa anak

tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak

memiliki motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bisa

menyalahkan anak atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami

barangkali ada proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di

bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa jadi anak-anak tersebut

belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, semalam tidak tidur

dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi / keluarga yang membuatnya

cemas dan takut, dan lain-lain. ( Rachmahana,R. Syifa 2008)

c. Peran Motivasi Dalam Regulasi Diri Dan Karakter Guru1 Motivasi dan Regulasi Diri dalam Pembelajaran

Saljo (1979) dalam Maharani Anita,2009 melakukan suatu penelitian

dengan bertanya pada beberapa siswa yang telah dewasa (adult students)

25

Page 26: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

tentang apakah yang mereka pahami tentang belajar. Respon dari

responden tersebut diklasifikasi oleh Saljo menjadi lima kategori, yakni:

(1) belajar adalah peningkatan pengetahuan secara kuantitatif, karena

belajar memerlukan informasi atau mengetahui lebih banyak.

(2) Belajar seperti mengingat. Belajar adalah menyimpan informasi yang

dapat direproduksi.

(3) Belajar seperti memperoleh fakta, keahlian, dan metode yang dapat

bertahan dan digunakan saat diperlukan.

(4) Belajar seperti sesuatu yang masuk akal atau membuat abstraksi dari

sebuah arti. Belajar melibatkan hubungan antara materi de- ngan

dunia nyata.

(5) Belajar sebagai menginterpreta- si sesuatu dan memahami realita

dalam pandangan berbeda.

Komponen motivasi yang menpunyai hubungan dengan komponen regulasi

diri untuk belajar (self-regulated learning), yakni:

(1) komponen ekspetasi seperti keyakinan mahasiswa terhadap

kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas, dalam hal ini

keyakinan diri (self efficacy),

(2) komponen nilai seperti tujuan mahasiswa dan keyakinannya tentang

pentingnya dan ketertarikan atas sesuatu, dalam hal ini nilai intrinsik

(intrinsic value), dan

(3) komponen afektif seperti reaksi emosional mahasiswa terhadap tugas,

dalam hal ini kegelisahan atas tes (test anxiety).

Self-regulated learning menganggap bahwa responden relatif

mencerminkan diri mereka. Menurut Zimmerman (2001, 2002), dalam

(Maharani Anita,2009) karakteristik siswa yang memiliki regulasi diri adalah

berpartisipasi aktif dalam belajar baik dilihat dari sudut pandang

metakognitif, motivasi, maupun perilaku- nya. Atribut karakteristik tersebut

berhubungan juga dengan kinerja tinggi siswa dengan kapasitas tinggi

sebagaimana pada mereka yang memiliki kendala dalam belajar.

26

Page 27: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Menjelang akhir tahun 1980an, Zimmerman dan Martinez Pons

mengembangkan sebuah pendekatan pembelajaran yang disebut regulasi

diri dalam belajar atau Self-Regulated Learning (SRL) (Smith, 2001). SRL

adalah sebuah strategi regulasi diri dalam belajar yang didasari oleh asumsi

triadik resiprokalitas. Asumsi ini menyatakan bahwa pengelolaan diri dalam

belajar dipengaruhi oleh interaksi antara faktor individu, perilaku, dan

lingkungan (Bandura, 1997). Setiap faktor menjadi kausalitas bagi faktor

yang lain, oleh karena itu disebut Triadic Reciprocality Theory (Zimmerman,

1989; Kuiper, 2002; Schunk & Ertmer, 1999). dalam (Sucipto et all 2007 )

Seorang siswa dianggap melakukan regulasi diri jika secara metakognisi,

motivasional, dan bahavioral berpartisipasi aktif selama dalam situasi

pembelajaan (Nisbet & Shucksmith, 1986; Zimmerman, 1989, 1990) Ada

tiga komponen teoritis yang menggambarkan proses regulasi diri dalam

bidang pendidikan, yaitu

1) strategi belajar (learning strategi),

2) strategi pengelolaan (management strategi),

3) pengetahuan tentang belajar atau knowledge of learning (Kermarrec,

dkk. 2004).

Strategi belajar merupakan strategi utama yang mengindikasikan tentang

cara siswa memilih dan memproses informasi yang disajikan dalam

pelajaran.

Strategi pengelolaan adalah strategi pendukung yang merepresentasikan

tentang bagaimana siswa secara mental mengorganisasi lingkungan belajar

dan memfasilitasi pemrosesan informasi.

Adapun pengetahuan tentang belajar berkenaan dengan informasi umum yang digunakan oleh siswa untuk menjelaskan cara-cara strategik

dalam belajar (Kermarrec, dkk., 2004).

Komponen strategi belajar terdiri atas 6 subkomponen, yaitu (1)

mendengarkan instruksi; (2) berfikir dan menemukan pemahaman; (3)

27

Page 28: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

melihat dan meniru; (4) memvisualisasikan dan membayangkan; (5)

memfokuskan perhatian; (6) mengulang dan melatih.

Komponen strategi pengelolaan mencakup 7 subkomponen, yaitu: (1)

mengelola perhatian; (2) mencari bantuan; (3) mengelola tugas dan menye-

suaikan tingkat kesulitan; (4) mengelola waktu; (5) mengurangi interaksi

teman sebaya; (6) mengelola motivasi; (7) melakukan evaluasi diri.

Adapun komponen strategi pengetahuan tentang belajar memiliki 4 subkomponen yaitu adalah (1) pengetahuan tentang diri; (2) pengetahuan

tentang strategi; (3) pengetahuan tentang situasi; (4) pengetahuan tentang

orang lain.

Semua kategori komponen tersebut diasosiasi dalam tiga bentuk

model regulasi diri dalam pendidikan yaitu model latihan atau pengulangan,

penggunaan informasi verbal, dan informasi nonverbal (Sucipto et all, 2007)

Namun demikian, seiring dengan perkembangan psikologi kognitif, maka

berkembang pula cara guru dalam mengevaluasi pencapaian hasil belajar,

terutama untuk domain kognitif. Saat ini, guru dalam mengevaluasi

pencapaian hasil belajar hanya memberikan penekanan pada tujuan kognitif

tanpa memperhatikan dimensi proses kognitif, khususnya pengetahuan

metakognitif dan keterampilan metakognitif. Akibatnya upaya-upaya untuk

memperkenalkan metakognisi dalam menyelesaikan masalah kepada

siswa sangat kurang atau bahkan cenderung diabaikan.

Schoenfeld (1992) mengemukakan secara lebih spesifik bahwa

terdapat tiga cara untuk menjelaskan metakognisi dalam pembelajaran

yaitu: (a) keyakinan dan intuisi, (b) pengetahuan tentang proses berpikir,

dan (c) kesadaran-diri (regulasi-diri). Keyakinan dan intuisi menyangkut ide-

ide yang disiapkan untuk menyelesaikan masalah. ide-ide tersebut

membentuk jalan/cara untuk menyelesaikan masalah. Pengetahuan tentang

proses berpikir menyangkut seberapa akurat seseorang dalam menyatakan

proses berpikirnya. Sedangkan kesadaran-diri atau regulasi-diri menyangkut

keakuratan seseorang dalam menjaga dan mengatur apa yang harus

28

Page 29: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

dilakukannya ketika menyelesaikan masalah , dan seberapa akurat

seseorang menggunakan input dari pengamatannya untuk mengarahkan

aktivitas-aktivitas menyelesaikan masalah.

O’Neil & Brown (1997) menyatakan bahwa metakognisi sebagai

proses di mana seseorang berpikir tentang berpikir dalam rangka

membangun strategi untuk memecahkan masalah. Sedang Anderson &

Kathwohl (2001) menyatakan bahwa pengetahuan metakognisi adalah

pengetahuan tentang kognisi, secara umum sama dengan kesadaran dan

pengetahuan tentang kognisi-diri seseorang. Karena itu dapat dikatakan

bahwa metakognisi merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan

apa yang tidak diketahui. Sedang strategi metakognisi merujuk kepada cara

untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir dan pembelajaran

yang berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat

mengawal pikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa yang

dipelajarinya.

Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell

pada tahun 1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada

pendefinisiannya. Hal ini berakibat bahwa metakognisi tidak selalu sama

didalam berbagai macam bidang penelitian psikologi, dan juga tidak dapat

diterapkan pada satu bidang psikologi saja. Namun demikian, pengertian

metakognisi yang dikemukakan oleh para peneliti bidang psikologi, pada

umumnya memberikan penekanan pada kesadaran berpikir seseorang

tentang proses berpikirnya sendiri.

Wellman (1985) menyatakan bahwa:

Metacognition is a form of cognition, a second or higher order thinking

process which involves active control over cognitive processes. It can be

simply defined as thinking about thinking or as a “person’s cognition

about cognition”

29

Page 30: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Metakognisi sebagai suatu bentuk kognisi, atau proses berpikir dua

tingkat atau lebih yang melibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif.

Karena itu, metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir seseorang tentang

berpikirnya sendiri atau kognisi seseorang tentang kognisinya sendiri. Selain

itu, metakognisi melibatkan pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang

aktivitas kognitifnya sendiri atau segala sesuatu yang berhubungan dengan

aktivitas kognitifnya (Livingston, 1997; Schoenfeld, 1992; dan Sukarnan,

2005). Dengan demikian, aktivitas kognitif seseorang seperti perencanaan,

monitoring, dan mengevaluasi penyelesaian suatu tugas tertentu

merupakan metakognisi secara alami (Livingston, 1997).

Metakognisi mengacu pada pemahaman seseorang tentang

pengetahuannya, sehingga pemahaman yang mendalam tentang

pengetahuannya akan mencerminkan penggunaannya yang efektif atau

uraian yang jelas tentang pengetahuan yang dipermasalahkan. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan-kognisi adalah kesadaran seseorang

tentang apa yang sesungguhnya diketahuinya dan regulasi-kognisi adalah

bagaimana seseorang mengatur aktivitas kognisifnya secara efektif. Karena

itu, pengetahuan-kognisi memuat pengetahuan deklaratif, prosedural, dan

kondisional, sedang regulasi-kognisi mencakup kegiatan perencanaan,

prediksi, monitoring (pemantauan), pengujian, perbaikan (revisi),

pengecekan (pemeriksaan), dan evaluasi.

Baker & Brown, Gagne (Mohamad Nur, 2000) mengemukakan bahwa

metakognisi memiliki dua komponen, yaitu (a) pengetahuan tentang kognisi,

dan (b) mekanisme pengendalian diri dan monitoring kognitif.

b. Motivasi Dalam Pembentukan Karakter Guru

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup serta

mengembangkan karakter individu. Mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih

30

Page 31: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada individu yang

menjadi peserta didik. Adapun tugas guru dalam bidang kemanusiaan di

sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus

mampu menarik simpati sehingga menjadi idola para peserta didiknya.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, berdasarkan UU No

14 tahun 2005 pasal 20, maka guru berkewajiban untuk: a. Merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta

menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran b. Meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetauan, teknologi dan seni c.

Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang

keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran d.

Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik

guru serta nilai-nilai agama dan etika e. Memelihara dan memupuk

persatuan dan kesatuan bangsa.

Sedangkan peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-

mengajar Usman (2001:9-11) sebagai berikut.

1. Guru Sebagai Demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti

meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilkinya karena hal

ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah

satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini

berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia

akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai

bekal dalam melaksanakan tugasnnya sebagai pengajar dan demonstrator

sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis.

31

Page 32: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Maksudnya apa yang disampaiknnya itu betul-betul dimiliki oleh anak

didik.

Seorang guru juga hendaknya mampu memahami kurikulum, dan dia

sendiri sebagai sumber belajar terampil dalam memberikan informasi

kepada kelas. Sebagai pengajar ia pun harus membantu perkembangan

anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu

pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk

senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan.

2. Guru Sebagai Pengelola Kelas Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager),

guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta

merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah

kepada tujuan pendidikan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam

kelas tergantung pada banyak faktor, antara lain adalah guru, hubungan

pribadi antara siswa di dalam kelas serta kondisi umum dan suasana di

dalam kelas.

Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar

dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khusunya

ialah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat

belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang

diharapkan. Sebagai manager guru bertanggung jawab memelihara

lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar

dan mengarahkan proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya.

Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi

juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di

kalangan siswa.Tanggung jawab yang lain sebagai manager yang penting

32

Page 33: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

bagi guru ialah membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari

ke arah Self Directerd Behavior.

3 Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan

merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-

mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang

sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian

integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar

manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan

pengetahuan tentang bagaimana yang berinteraksi dan berkomunikasi.

Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas

lingkungan yang interaktif.

Dalam hal ini ada tiga macam kjegiatan yang dapat dilakukan oleh

guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik,

mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan

yang positif dengan para siswa. Sebagai fasilitator, guru hendaknya

mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat

menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang

berupa narasumber, buku teks, majalah, internet, atau pun surat kabar.

4. Guru Sebagai Evaluator Dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan, guru hendaknya menjadi

seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah

materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut

akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Dengan

penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan

metode belajar.

33

Page 34: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk mengetahui

kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian

guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok

siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya, jika

dibandingkan dengan teman-temannya. Dengan menelaah pencapaian

tujuan pelajaran, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang

dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau

sebaliknya. Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil

melaksanakan penilaian karena dengan penilaian guru dapat mengetahui

prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.

Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru

hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh

siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini

merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar- mengajar.

Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar-mengajar selanjutnya. Dengan demikian

proses belajar mengajar akan terus- menerus ditingkatkan untuk

memperoleh hasil yang optimal.

5. Peran Guru dalam Pengadministrasian Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat

berperan sebagai berikut. a. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian

kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan

kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya. b. Wakil

masyarakat yang berarti dalam lingkungan sekolah, guru menjadi anggota

suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan

masyarakat dalam arti yang baik. c. Orang yang ahli dalam mata

pelajaran.

Guru bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada

generasi muda yang berupa pengetahuan. d. Penegak disiplin, guru harus

menjaga agar tercapai suatu disiplin. e. Pelaksana administrasi

34

Page 35: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

pendidikan, di samping menjadi pengajar, guru pun bertanggung jawab

akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan

kegiatan-kegiatan administrasi. f. Pemimpin generasi muda, masa depan

generasi muda terletak di tangan guru. Guru berperan sebagai pemimpin

mereka dalam mempersiapkan diri untuk anggota masyarakat yang

dewasa. g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk

menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada

masyarakat, khususnya masalah- masalah pendidikan.

6. Peran Guru Secara Pribadi Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriental), seorang guru harus berperan

sebagai berikut. a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu

untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru

senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk

berpartisipasi di dalamnya. b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus

menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat

guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan. c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah

dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan

sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga,

guru berperan sebagai orang tua bagi siswa- siswanya. d. Teladan, yaitu

senantiasa menjadi teladan yang baik untuk siswa. Guru menjadi ukuran

norma-norma tingkah laku dimata siswa. e. Pencari keamanan, yaitu yang

senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat

berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di

dalamnya.

7. Peran Guru Secara Psikologis Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagai berikut : a. Ahli

psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi pendidikan, yang

melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. b. Seniman

dalam hubungan antarmanusia (artist in human relation), yaitu orang yang

35

Page 36: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

mampu membuat hubungan antarmanusia untuk tujuan tertentu, dengan

menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan. c.

Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan. d.

Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam

menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai

inovator (pembaharu). e. Petugas kesehatan mental (mental hygiene

worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental

khususnya kesehatan mental siswa.

Pendidikan nilai merupakan proses penanaman dan pengembangan

nilai- nilai pada diri seseorang. Dalam pengertian yang hampir sama,

Mardiatmadja dalam Mulyana (2004:119) mendefinisikan pendidikan nilai

sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-

nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya.

Pendidikan nilai tidak hanya merupakan program khusus yang diajarkan

melalui sejumlah mata pelajaran, akan tetapi mencakup keseluruhan program

pendidikan.

Sasaran yang hendak dituju dalam pendidikan nilai adalah penanaman

nilai-nilai luhur ke dalam diri peserta didik. Berbagai metoda pendidikan dan

pengajaran yang digunakan dalam berbagai pendekatan lain dapat digunakan

juga dalam proses pendidikan dan pengajaran pendidikan nilai. Hal tersebut

penting untuk memberi variasi kepada proses pendidikan dan pengajarannya,

sehingga lebih menarik dan tidak membosankan.

36

Page 37: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

C. KESIMPULAN 1) Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi

pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi

Belajar adalah dorongan untuk melakukan sesuatu proses dimana suatu

organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman, dorongan ini bisa

berasal dari diri individu itu sendiri maupun dorongan karena adanya

perangsang dari luar diri individu.

2) Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah

satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang

mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan

kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan

kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.

3) Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu

dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan.

Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.

4) Guru memiliki peran strategis untuk menjadi bagian penting dalam upaya

membangun karakter peserta didik. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui

peran serta guru secara optimal dalam proses penyiapan peserta didik yang

memiliki karakter sebagaimana disebutkan dalam UU No 20 Tahun 2003 Bab

II Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Karakter dan

mentalitas sumber daya manusia suatu bangsa akan menjadi pondasi dari tata

nilai bangsa tersebut. Dalam tataran operasional, upaya-upaya nyata dalam

membentuk dan memelihara karakter dan mentalitas tersebut bisa dilakukan

oleh sosok guru professional. terfokus kepada empat kompetensi utama yakni

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi professional harus dilandasi oleh konsepsi dan pendekatan-

pendekatan dalam pendidikan nilai. Sehingga guru mampu menjadi model

terbaik, dan tampil sebagai pribadi yang utuh/kaffah ditengah-tengah upayanya

dalam melaksanakn tugas-tugas formal keguruan.

37

Page 38: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

IV Daftar Pustaka Baedhowi, 2008. KHAZANAH PENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol.

I, No. 1 http://www.jurnal.ump.ac.id/.berkas /jurnal.pdf aksess

Nopember 2010.

Brown Douglas H, 2008 Terjemahan Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran

Bahasa edisi kelima. Kedutaan Besar Amerika serikat Jakarta.

Dalyono M. 2007,. Psikologi Pendidikan. Rineka cipta Jakarta

Damayant Tri, 2008, Efektivitas Intervensi Keterampilan Self-Regulated Learning

Dan Keteladanan Dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar

Mandiri Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh

Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 9, Nomor 2,

September 2008, 68-82

Triluqman H., 2007. Jurnal Belajar dan Motivasinya. http:// www.heritl.blogspot.com

aksess Nopember 2010

http://www.psikomedia.com/ article pdf. Teori Psikologi Belajar dan Aplikasinya

Dalam Pendidikan aksess November 2010

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm aksess November 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Humanistic_education aksess November 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Humanistic_psychology aksess November 2010

Maharani Anita,2009. Inventarisasi Keyakinan Motivasi Dan Self-Regulated

Learning Sebagai Petunjuk Metode Pengajaran Dan Perlakuan

Lainnya . Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 2, http://

www.find-docs.com motivasi-regulasi-diri-dan-karakteristik~1.html

akses November 2010

Mohamad Nur. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya.

Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Rohmat, 2004, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta.

38

Page 39: Web view · 2010-12-24Untuk mencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana ... jenjang, dan jenis pendidikan ... motivasi seseorang tercermin melalui

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Kependidikan 2010

Putero H. Susetyo, Agung A, . Santosa B Haryono, 2008 Pendidikan Karakter

Bagi Sumber Daya Manusia Dalam Bidang Teknologi Nuklir

Seminar Nasional Iv Sdm Teknologi Nuklir Yogyakarta, 25-26

agustus 2008 issn 1978-0176. Http:// www.pdfchaser.com

/program pendidikan-karakter.html aksess nopember 2010

Ratna Syifa’a Rachmahana, 2008, Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam

Pendidikan Jurnal Psikolohi Humanistik NO. 1. VOL. I. 2008.

http://www.journal.uii.ac.id/ index.php/ JPI/ article. akses

November 2010.

Sobry Sutikno,2007, Peran Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa,

Kamis, 11 September 2007.http:// www.depdiknas.go.id aksess

Nopember 2010

Supriyadi J Jaenuddin, 2009 .Program Pendidikan Karakter, Tabloid No. 25 Thn

VII edisi maret 2009 Jakarta. http://www.pdfchaser.com./ Program-

Pendidikan/-Karakter.html aksess Nopember 2010

Sucipto, Hidayat Y.,Budiman D.,Rahmat A., 2007. Implementasi Pendekatan Self-

Regulated Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Hibah Kompetitif http://www.find-

docs.com/ psikologi-regulasi-diri~7.html aksess November 2010

Usman Moh Uzer.2001, Menjadi Guru Profesional, Bandung ; Rosda Karya Kock

Undang – Undang Repoblik Indonesia no 14 tahun 2005. Tentang. Guru dan

dosen http:// www.unimed.ac.id/@/unimed/pegawaidoc/01.pdf

Aksess Nopember 2010

39