latar belakang konstruktivistik

8
LATAR BELAKANG Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan. Menurut paham dari aliran konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah tidak boleh dipindahkan dari guru kepada siswa/anak didik dalam bentuk yang serba sempurna. Murid perlu diberi binaan tentang pengetahuan menurut pengalaman masing – masing. Pembelajaran dalam konteks Konstruktivisme merupakan hasil dari usaha murid itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk murid sesuai dengan prinsip Student centered bukan teacher centered. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan sekolah ialah satu skema yaitu suatu aktifitas mental yang digunakan oleh murid sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan dalam proses pemikiran anak. Pikiran murid tidak akan menghadapi suatu realitas yang berwujud secara terasing dalam lingkungan sekitar. Kenyataan yang diketahui murid adalah realitas yang dia bina sendiri. Murid sebenarnya telah mempunyai satu set ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap kelanjutan pola pengetahuan dan pemikiran mereka. Untuk membantu murid membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila istilah baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. Hal inilah yang biasa dinamakan dengan konstruktivisme. TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME A. BEBERAPA TEORI BELAJAR YANG TERKAIT DALAM RUANG LINGKUP TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME Teori belajar pada dasarnya berupa suatu pemaparan tentang bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam system kerja otak (alam pikir) si anak sebagai objek didik. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih menignkatkan perolehan siswa dalam

Upload: dedi-mukhlas

Post on 16-Feb-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Latar Belakang Konstruktivistik

TRANSCRIPT

Page 1: Latar Belakang Konstruktivistik

LATAR BELAKANG

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana

pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah

lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat

sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan.

Menurut paham dari aliran konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah tidak boleh

dipindahkan dari guru kepada siswa/anak didik dalam bentuk yang serba

sempurna. Murid perlu diberi binaan tentang pengetahuan menurut pengalaman

masing – masing.

Pembelajaran dalam konteks Konstruktivisme merupakan hasil dari usaha murid

itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk murid sesuai dengan prinsip Student

centered bukan teacher centered. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan

sekolah ialah satu skema yaitu suatu aktifitas mental yang digunakan oleh murid

sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan dalam proses

pemikiran anak. Pikiran murid tidak akan menghadapi suatu realitas yang

berwujud secara terasing dalam lingkungan sekitar.

Kenyataan yang diketahui murid adalah realitas yang dia bina sendiri. Murid

sebenarnya telah mempunyai satu set ide dan pengalaman yang membentuk

struktur kognitif terhadap kelanjutan pola pengetahuan dan pemikiran mereka.

Untuk membantu murid membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus

mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila istilah baru

telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat

mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat

dibina. Hal inilah yang biasa dinamakan dengan konstruktivisme.

TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME

A. BEBERAPA TEORI BELAJAR YANG TERKAIT DALAM RUANG LINGKUP TEORI

BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Teori belajar pada dasarnya berupa suatu pemaparan tentang bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam system kerja otak

(alam pikir) si anak sebagai objek didik. Berdasarkan suatu teori belajar,

diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih menignkatkan perolehan siswa dalam

Page 2: Latar Belakang Konstruktivistik

hasil belajarnya sehingga pentingnya informasi akan menambah ilmu pada anak

secara signifikan.

Beberapa teori yang berkaitan dengan teori belajar Konstruktivisme, akan

dipaparkan antara lain sebagai berikut :

1. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori – teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam

teori pembelajaran konstruktivisme. Ini menyatakan bahwa siswa harus

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

mengecek informasi baru dengan aturan – aturan lama dan merevisinya

bila aturan tersebut tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar – benar

memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus benar –

benar bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk

dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide – ide. Teori ini

berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori pemrosesan inormasi, dan

teori psikologi kognitif lainnya, seperti teorinya Bruner.

Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak

hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus

berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya.

Dalam hal ini, guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini,

dengan membri kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar

dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang membawasiswa ke

tingkat pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang

mereka tulis dengan bahasa dan kata – kata mereka sendiri.

2. Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi

dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan dari tindakan,

Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting

bagi terjadinya perubahan perkembangan.

Page 3: Latar Belakang Konstruktivistik

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang

memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak

didik secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas

melalui pengalaman dan interaksi mereka.

Menurut Piaget tiap – tiap individu mengalami 4 fase perkembangan

kognitif antara lain,

Tahap sensorimotor (0 – 2 tahun), mempunyai ciri pada terbentuknya

konsep kepermanenan objek dan kemajuan gradual dari perilaku

refleksif ke perilaku yang mengarah ada suatu tujuan.

Praoperasional (2 – 7 tahun), perkembangan pada kemampuan

menggunakan symbol untuk menyatakan objek – objek dunia. Dalam

masa ini pemikiran masih bevrsifat egosentris dan sentrasi.

Operasi konkret (7 – 11 tahun), perbaikan dalam kemampuan untuk

berpikir secara logis. Kemampuan – kemampuan baru termasuk

penggunaan operasi – operasi yang dapat-balik. Pemikiran tidak lagi

egosentris dan sentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu

dibatasi oleh keegosentrian.

Operasional formal (11 – dewasa), pemikiran abstrak dan murni

simbolis mungkin dilakukan.

3. Teori Pemrosesan Informasi

Teori ini menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan

kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa mental diuraikan sebagai

transformasi – transformasi informasi dari input (stimulus) ke output

(respon). Model pemrosesan informasi dapat digambarkan sebagai

kumpulan kotak – kotak yang dihubungkan dengan garis – garis. Kotak itu

menggambarkan fungsi / keadaan system, dan garis menggambarkan

transformasi yang terjadi dari suatu keadaan ke keadaan lain.

4. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky

Vygotsky berpendapat tidak jauh dengan Piaget, bahwa tiap siswa

membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pemikiran dan kegiatan siswa

itu sendiri melalui bahasa.

Page 4: Latar Belakang Konstruktivistik

Teori Vygotsky lebih menekankan pada aspek social dari

pembelajaran. Menurutnya, proses pembelajaran akan terjadi bila anak

beekrja atau menangani tugas yang belum dipelajari, namaun tugas

tersebut masih dalam jangkauan anak yang disebut dengan zone of

proximal development (daerah tingkat perkembangan sedikit di atas

aerah perkembangan seseorang sendiri. Vygotsky yakin bahwa fungsi

mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan

kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap

dalam individu tersebut.

B. CIRI – CIRI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Beberapa ahli konstruktivisme terkemuka berpendapat bahwa pembelajaran

yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau pengalaman awal pada

murid.

Rutherford dan Ahlgren berpendapat bahawa murid mempunyai ide mereka

sendiri tentang semua hal, di mana ada yang betul dan ada yang salah. Jika

pemahaman dan miskonsepsi ini diabaikan atau tidak ditangani dengan baik,

pemahaman atau kepercayaan asal mereka itu akan tetap kekal walaupun dalam

pemeriksaan mereka mungkin memberi jawapan seperti yang dikehendaki oleh

guru.

John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan

bahawa pendidik yang cakap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran

sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara lanjut/kontinyu.

Beliau juga menekankan kepentingan penyertaan murid di dalam setiap aktivitas

pengajaran dan pembelajaran.

Dari perspektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi

guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan

pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai

contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang

menumpu kepada kejayaan murid meniur dengan tepat apa saja yang

disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran yang

menumpu kepada kejayaan murid membina skema pengkonsepan berdasarkan

Page 5: Latar Belakang Konstruktivistik

kepada pengalaman yang aktif. Ia juga akan mengubah tumpuan penyelidikan

daripada pembinaan model daripada kaca mata guru kepada pembelajaran

sesuatu konsep daripada kaca mata murid.

PENERAPAN TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME

DALAM PEMBELAJARAN IPS

TENTANG PENGARUH CUACA TERHADAP MANUSIA

A. TOPIK

Pandangan kaum Kontruktivistik meyakinkan bahwa tiap individu mempunyai

modal dasar dalam pemikiran dan pengetahuan yang akan dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran. Tema yang diangkat mengenai “Pengaruh Cuaca

Terhadap Kehidupan Manusia”, hal ini dapat dilihat dengan membandingkan

pengalaman siswa sehari – hari sebagai contoh mengapa orang memakai kain

yang tipis pada waktu panas dan sebaliknya, serta berbagai contoh lainnya

mengenai hal ini.

Guna lebih memberikan warna dalam proses pembelajaran, metode

pembelajaran dibuat agar anak dapat meluapkan sebagian besar ide – ide dan

pengalamannya terutama dalam diskusi kelas dan metode demonstrasi.

B. SKENARIO PEMBELAJARAN

1. Indikator Ketercapaian

i. Menemutunjukan arti istilah cuaca

ii. Menemutunjukkan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia

iii. Menunjukan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia

2. Metode Pembelajaran

i. Ceramah

ii. Tanya jawab

iii. Demonstrasi

iv. Diskusi kelas

Page 6: Latar Belakang Konstruktivistik

3. Skenario Pembelajaran

i. Kegiatan Awal

a. Apersepsi (siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengaruh cuaca

terahadap proses kehidupan manusia)

ii. Kegiatan Inti

a. Siswa mengamati suasana lingkungan di tengah lapangan upacara

tentang suasana cuaca hari ini melalui jendela

b. Siswa mendengar penjelasan guru tentang pengaruh pengertian cuaca

c. Siswa menentukan penyebab mengapa cuaca dapat mempengaruhi

kehidupan manusia secara bergantian

d. Siswa memberikan contoh kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh

cuaca secara bergantian

e. Siswa melakukan teknik bermain peran tentang bagaimana cara orang

yang bertahan/beradaptasi di tengah cuaca dingin

f. Siswa melakukan teknik bermain peran tentang bagaimana cara orang

yang bertahan/beradaptasi di tengah cuaca yang panas

g. Siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini tentang pengaruh cuaca

terhadap kehidupan manusia

iii. Kegiatan Akhir

a. Siswa merangkum materi pembelajaran hari ini

b. Tindak lanjut berupa penugasan siswa untuk mencari sebuah artikel di

media cetak yang berhubungan dengan perubahan cuaca

KESIMPULAN DAN SARAN

Pembelajaran yang berhaluan pada pandangan Konstruktivisme menjadikan anak didik

sebagai objek pembelajaran aktif dan lebih berkembang dalam penambahan

pengatahuan pada anak.

Hal tersebut di atas dapat kita sadari karena dunia anak sebagaimana dicetuskan salah

satu tokoh pendidikan anak “play is children’s work”, guru secara alamiah akan ikut

Page 7: Latar Belakang Konstruktivistik

terhanyut dalam suasana bermain anak. Materi pembelajaranpun harus disesuaikan

dengan kondisi anak bukanlah prinsip tabularasa yang memandang anak sebagai objek

kosong belaka.

Kurikulum Pendidikan di Indonesia rupaya sudah mulai dapat beradaptasi dengan

keadaan ini untuk mengembangkan dan mempraktekkan teori yang berhaluan pada

anak didik walaupun pada kenyataan di lapangan, teori ini kurang berhasil untuk

dilaksanakan, terutama untuk menyesuaikan keadaan fisik dan pengetahuan serta

media yang sesuai dengan prinsip ini.

Pemerintah melalui lembaga yang menaungi bidang pendidikan harus mulai terbuka

dengan keadaan yang terjadi saat ini. Dengan KTSPnya tidaklah dapat dilaksanakan

amanah yang berat kepada guru sebagai pelaksana pembelajaran yang secara

langsung bertatap muka dengan anak didik.

Dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang memadai proses pembelajaran

akan berhasil tentunya dengan dukungan dari berbagai pihak demi tercapainya cita –

cita pendidikan yang luhur

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Linda. “Metode Praktis Pembelajaran-Berbasis Multiple Intelligences.”

Jakarta: Intuisi Press. 2005

De Porter, Bobbi dkk. “Quantum Teaching.” Bandung: Yayasan Kaifa. 2007

Mukhtar dkk. ” Metode Pembelajaran Yang Berhasil.” Jakarta: CV. Sasama Mitra

Suksesa. 2002

Purwanto, Ngalim. “Ilmu Pendidikan – Teoritis dan Praktis.” Bandung: Remaja

Rosdakarya. 1995

Rose, Collin dkk. “Accelerated Learning – for 21st Century.” London: Judy Piatkus

Press. 1997

Trianto. “Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.” Jakarta:

Prestasi Pustaka. 2007

www.dunia-pendidikan.com

www.tokoh-indonesia.com

www.wikipedia-indonesia.com

Page 8: Latar Belakang Konstruktivistik