laporanprakteklapang 130421224651 phpapp02(1)

Upload: raudin-malik-pohan

Post on 10-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    1/49

    LAPORAN PRAKTEK LAPANG/MAGANG

    PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP

    NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA REJOSARI

    KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

    ( 10 Januari 10 Februari 2013 )

    Oleh:

    ANDRIAE1J009033

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU

    2013

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    2/49

    LEMBAR PENGESAHAN

    PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP NUSANTARA VII

    (Persero) UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR

    KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

    Oleh

    ANDRIA

    E1J009033

    Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang/ Magang yang

    dilaksanakan selama 30 hari ( 10 Januari s/d 10 Februari 2013 ) dan

    telah dipertahankan di depan dewan penguji

    pada tanggal 09 Februari 2013

    Pembimbing Lapang/ penguji Undangan/ Penguji

    ( Rahmad Basuki ) ( Dr. Ir. Bambang Sulistyo, M.Si)

    Nopek : 2866303478 NIP. 19620906 198703 1 004

    Mengetahui:

    Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Dosen Pembimbing Magang/ Penguji

    ( Dr. Ir. Dwi W Ganefianti, MS) ( Dr. Ir. Yulian, M.Sc )

    NIP. 19631114 198803 2 012 NIP. 19630507 198803 1001

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    3/49

    LEMBAR PENGESAHAN

    PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP NUSANTARA VII

    (Persero) UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR

    KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

    Oleh

    ANDRIA

    E1J009033

    Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang/ Magang yang

    dilaksanakan selama 30 hari ( 10 Januari s/d 10 Februari 2013 ) dan

    telah dipertahankan di depan dewan penguji

    pada tanggal 09 Februari 2013

    Dosen Pembimbing Lapang Pembimbing Lapangan

    ( Dr. Ir. Yulian, M.Sc ) ( Rahmad Basuki)

    NIP. 19630507 198803 1001 Nopek : 2866303478

    Mengetahui:

    Manager PTPN VII (Persero) Dekan Fakultas Pertanian

    Unit Usaha Rejosari Universitas Bengkulu

    ( Ir. Christian Priyo P, MM ) ( Prof. Dr. Ir. Dwinardi A., M.Sc )

    Nopek : 1886100466 NIP : 19580421 198403 1 002

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    4/49

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan

    akhir individu Praktek Kerja Lapang (Magang) Mahasiswa Program Studi

    Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Bengkulu Periode 02

    tahun 2013 yang berlokasi di PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari

    Kecamatan Natar Lampung Selatan. Telah banyak upaya dan bantuan moril

    maupun spiritual yang penulis terima sejak awal kegiatan hingga penyusunan

    laporan akhir ini.

    Penulis banyak memperoleh bantuan serta masukan dalam menyusun dan

    menulis laporan, dari berbagai Staf dan Pegawai dilingkungan Perkebunan PTP

    Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari, karena itu penulis mengucapkan

    terima kasih kepada :

    1. Bapak Ir. Christian Priyo P, MM selaku Manager Unit Usaha Rejosari

    2. Bapak Agus Yuwono, BE, MBA selaku Sinka T & P

    3. Bapak Siswanto, SE, Selaku Sinder SDM & Umum

    4. Bapak Anjar Prabowo. ST., Rahmad Basuki, dan Maeko Putra selaku

    Sinder Pengolahan

    5. Bapak Wiyono, Rahmat, Endi, Saguara, Rico selaku Sinder Afd

    6. Bapak Harno, Sunaryo, Ali, dan Joni selaku Mandor Besar

    7. Capeg 2013 (Guntama, Benny, Bang Into, Bang Firdaus, Ibu Etik, Sapta,

    Hasan, Pak Andi, dan Bang Ismari)

    8. Rekan-rekan kelompok magang (Krista, Raindra, Uun, dan Zuliustri) serta

    9. Pihak-pihk yang tak tertulis.

    Saya menyadari sepenuhnya penyusunan laporan akhir individu ini jauh

    dari kesempurnaan. Untuk itu saya mohon maaf dan selalu menerima kritik serta

    saran yang bersifat membangun dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

    kita semua. Akhir kata saya ucapkan terima kasih

    Lampung, 9 Februari 2013

    Punulis

    ANDRIA

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    5/49

    RINGKASAN

    Praktek kerja lapang/ magang mahasiswa Agroekoteknologi priode 2 yang

    berlokasi di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) PTP Nusantara VII UnitUsaha Rejosari Kecamatan Natar Lampung Selatan, dari tanggal 10 Januari

    sampai 10 Februari 2013.

    Pengolahan kelapa sawit merupakan suatu proses untuk mendapatkan atau

    mengektraksi kandungan minyak didalam Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit

    yang dalam hal ini dilakukan di sebuah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS)

    Unit Usaha Rejosari. Ada dua jenis minyak yang dihasilkan dari PPKS UU Resa

    adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Karnel Palm Oil (KPO), untuk minyak inti

    KPO diolah oleh Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) Bekri.

    Tujuan dari pabrik pengolah kelapa sawit adalah untuk memaksimalkan

    pengutipan minyak untuk menekan kehilangan minyak dan menekan kenaikan

    Asam Lemak Bebas (ALB). Tingkat dan kemungkinan kehilangan minyak terjadi

    dibanyak titik dalam proses pengolahan di pabrik, sehingga untuk menguranginya

    harus sesuai dengan Standar Opersional Prosedur (SOP) dan memaksimalkan

    pengawasan serta pengontrolan di tiap-tiap titik selama pengolahan berlangsung.

    Dalam upaya menekan kenaikan ALB hal yang dapat dilakukan selain sistem

    yang sesuai dengan SOP adalah dengan sistem First In First Out (FIFO) yang

    artinya adalah tidak menunggu TBS banyak untuk diolah (seberapa ada segitu

    juga diolah) dan juga analisis yang harus dilakukan rutin (satu jam sekali).

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    6/49

    DAFTAR ISI

    Cover/ Halaman depan

    Halaman PengesahanKata pengantar................................................................................................ i

    Ringkasan ...................................................................................................... ii

    Daftar Isi......................................................................................................... iii

    Daftar Gambar................................................................................................ v

    Daftar Tabel ................................................................................................ vi

    Dafta Lampiran.............................................................................................. vii

    I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang ......................................................................... 1

    B. Tujuan ..................................................................................... 2

    C. Manfaat ..................................................................................... 3

    II. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG

    A. Sejarah Perusahaan ............................................................. 4

    A. 1 Latar belakang perusahaan .......................................... 4

    A. 2 Profil unit usaha Rejosari .............................. ............. 5

    A. 3 Tujuan perusahaan ................................................. 6

    A. 4 Visi dan misi perusahaan ............................................. 6

    A. 5 Nilai Perusahaan .......................................................... 7

    B. Struktur Organisasi ............................................................. 7

    C. Sistem manajemen produksi ................................................. 10

    D. Sistem tata kelola tenaga kerja......................................................10

    III. ANALISIS PERMASALAHAN..................................................... 11

    IV.METODE MAGANG

    A. Waktu dan tempat........................................................................ 12

    B. Tahapan pelakasanaan ................................................................. 12

    C. Mekanisme pelaksanaan ............................................................. 12

    V. HASIL MAGANG/ PRAKTEK MAGANG

    A. Proses Bisnis PPKS UU Resa ..................................................... 14

    B. Proses Pengolahan Kelapa Sawit ................................................ 15

    C.

    Unit Pengolahan Limba .............................................................. 27

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    7/49

    VI. PENUTUP

    A. Kesimpulan.................................................................................. 30

    B. Saran............................................................................................ 30

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 32

    Ucapan Terima Kasih .....................................................................................33

    Lampiran Lampiran ..................................................................................... 34

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    8/49

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Struktur Organisasi PTP Nusantara VII ......................................... 8

    Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Usaha Rejosari ....................................... 9

    Gambar 3. Pengolahan Kelapa Sawit ............................................................... 14

    Gambar 4. Proses Bisnis PKS ........................................................................... 14

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    9/49

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Kriteria panen buah kelapa sawit......................................................... 1

    Tabel 2. Luas area unit usaha Rjosari ............................................................... 6

    Tabel 3. Produksi TBS dan Produktifitas ......................................................... 6

    Tabel 4. Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan ........................ .... 10

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    10/49

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Peta Wilayah ................................................................................ 35

    Lampiran 2. Slide Power Point ........................................................................ 36

    Lampiran 3. Gambar-gambar mesin pabrik sawit ........................................... 38

    Lampiran 4. Data lossesatau kehilangan minyak ........................................... 41

    Lampiran 5. Abses kegiatan harian ................................................................. 42

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    11/49

    BAB I. PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

    Pengolahan buah Kelapa Sawit diawali dengan proses pemanenan Buah

    Kelapa Sawit, untuk memperoleh hasil produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan

    kualitas yang baik serta dengan rendemen minyak yang tinggi.

    Cara pemanenan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik sesuai dengan

    standar yang telah ditentukan, hal ini bertujuan agar pohon yang telah dipanen

    tidak terganggu produktifitasnya atau bahkan lebih meningkat dibandingkan

    sebelumnya. Proses pemanenan diawali dengan pemotongan pelepah daun yang

    menyangga buah, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam proses penurunan

    buah (dengan mengutamakan syarat pelepah/ jumlah pelepah pada pertanaman

    kelapa sawit). Selanjutnya pelepah tersebut disusun rapi ditengah gawangan dan

    dipotong menjadi dua bagian, perlakuan ini dapat meningkatkan unsur hara yang

    dibutuhkan tanaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi buah.

    Kemudian buah yang telah dipanen dilakukan pemotongan tangkai tandan buah

    dekat pangkal. Berondolan yang jatuh dikumpulkan dalam karung dan Tandan

    Buah Segar (TBS) selanjutnya di angkut menuju Tempat Pengumpulan Hasil

    (TPH) untuk selanjutnya ditimbang dan diangkut menuju pabrik pengolahan

    Kelapa Sawit.Pemanenan dilakukan berdasarkan Kriteria Panen ( seperti tersaji

    pada Tabel 1. ).

    Tabel 1. Kriteria buah panen/ fraksi kematangan buah kelapa sawit

    No Fase

    buah

    Fraksi

    buah

    Jumlah berondolan yang jatuh Tingkat

    kematangan

    1 Mentah 00 Tidak ada tandan buah yg berwarna hijau atauhitam

    Sangat mentah

    2 0 1butir -12,5 % buah luar atau 0-1berondolan/kg tandan membrondol

    Mentah

    3 Matang 1 12,5-25% buah luar atau 2 berondolan/kgtandan 25 % dari buah luar membrondol

    Kurangmatang

    4 2 25-50 % buah luar membrondol Matang

    5 3 50-75 % buah luar membrondol Matang6 Lewat 4 75-100% buah luar membrondol Lewat matang

    (ranum)7 5 100 % buah luar membrondol dan sebagian

    berbau busuk

    Lewat matang

    (busuk)

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    12/49

    Kegiatan proses produksi mentransformasi bahan baku menjadi produk

    untuk mendapatkan nilai tambah yang berorientasi terhadap kebutuhan pasar

    (customer)dengan mewujudkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi. Beberapa

    aspek dalam mewujudkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi operasional

    pabrik antara lain :

    1) Manajemen operasional pengolahan bahan baku menjadi produk yang

    diinginkan.

    2) Mengelola sumber daya yang ada (6M + T). (Man, Method, Money,

    Material, Machine, Market, Time).

    3) Menerapkan fungsi manajemen yaitu konsep POAC (Planning, Organizing,

    Actuating, Controlling).

    4) Sasaran output produk tercapai sesuai dengan keinginan pasar secara efektif

    dan efisien.

    5) Memperhatikan faktor lingkungan terkait.

    B.Tujuan

    B.1 Tujuan praktek

    Tujuan praktek kerja lapang/ magang di PTPN VII Unit Usaha Rejosari

    Lampung mempunyai tujuan yaitu:

    1. Setelah mengikuti magang mahasiswa memahami aspek pertanian, yang

    meliputi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan

    tanaman menghasilkan, pemupukan, panen muat dan angkut, pengolahan

    hasil.

    2.

    Mahasiswa mendapat pengalaman kerja sektor pertanian terkait dengan

    pemeliharaan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan

    tanaman menghasilkan, pemupukan, panen muat dan angkut, pengolahan

    hasil. Terkhusus pengolahan hasil.

    3. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lingkungan PTPN VII.

    4. Mahasiswa mendapatkan keterampilan tambahan yang berguna untuk

    kerja di lingkungan perusahaan perkebunan.

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    13/49

    B.2 Tujuan penulisan

    1. Untuk memenuhi tugas akhir dalam pelaksanaan magang

    2.

    Sebagai panduan atau bahan bacaan

    C.Manfaat Magang

    1. Praktikan mengetahui proses bisnis di PTPN VII Unit Usaha Rejosari

    Kecamatan Natar Lampung Selatan

    2. Praktikan mampu melakukan kerja sama serta diskusi dengan pihak-pihak

    pelaksana kerja di PTPN VII Rejosari

    3. Praktikan mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang kelapa sawit

    terkhusus di PTPN VII Rejosari

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    14/49

    BAB II. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG

    A.Sejarah Perusahaan

    A.1 Latar belakang perusahaan

    Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII adalah

    salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perkebunan Indonesia.

    Perseroan berkantor pusat di Bandar Lampung, provinsi Lampung, yang dibentuk

    berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari

    1996 dan Akte Notaris tanggal 11 Maret 1996. PTPN VII (Persero) merupakan

    penggabungan dari PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero),

    Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat dan

    Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Propinsi Bengkulu.

    Penggabungan sejumlah perkebunan ke dalam PTPN VII (Persero)

    memberikan catatan sejarah tersendiri. Sebelum bergabung menjadi PTPN VII

    (Persero), PT Perkebunan X (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara

    (BUMN) yang bergerak di bidang agribisnis perkebunan dengan wilayah kerja di

    Propinsi Lampung dan Sumatera Selatan. PT Perkebunan X (Persero) bermula

    dari sebuah perusahaan perkebunan milik Belanda yang terletak di Sumatera

    Selatan dan Lampung. Melalui proses nasionalisasi, perkebunan tersebut diambil

    alih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1957.

    Perusahaan ini juga telah berjalan mengikuti berbagai bentuk kebijakan

    pemerintah di bidang reorganisasi dan restrukturisasi perusahaan sebelum

    akhirnya menjadi sebuah Perseroan Terbatas pada tahun 1980. Perjalanan sejarah

    PT Perkebunan XXXI (Persero) baru mulai terukir menyusul kebijakan

    pemerintah dalam pengembangan industri gula di luar Jawa pada tahun 1978.Perusahaan perkebunan ini pada awalnya merupakan proyek pengembangan PT

    Perkebunan XXI- XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun

    1989 perusahaan ini ditetapkan menjadi badan usaha sendiri dengan nama PT

    Perkebunan XXXI (Persero) dengan kantor pusat di Palembang, Sumatera

    Selatan. Sementara itu Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di

    Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan yang berkantor pusat di Jakarta dan Proyek

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    15/49

    Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) Bengkulu yang berkantor pusat di

    Surabaya merupakan Proyek Perkebunan Inti Rakyat sejak tahun 1980-an.

    Akte Pendirian Perusahaan oleh Notaris Harun Kamil,SH tersebut telah

    diubah dengan Akte Nomor 08 tanggal 11 Oktober 2002 oleh Notaris Sri Rahayu

    Hadi Prasetyo, SH, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI

    dengan Surat Nomor C-20863 HT.01.04 tahun 2002 tanggal 25 Oktober 2002.

    Akte pendirian tersebut diatas kemudian diubah dengan Akte Nomor 34 tanggal

    13 Agustus 2008, oleh Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH, dan

    telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia

    Nomor AHU-55963.AH.01.02. Tahun 2008, dan dengan adanya perubahan Pasal

    11 ayat (12) yang dituangkan dalam Akta Nomor 11 tanggal 14 September

    2010,disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia

    Nomor AHU-55963.AH.01.02. Tahun 2008.

    Wilayah kerja PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) tersebar di 3

    Propinsi yang terdiri atas 3 Unit Bisnis Strategis dan 26 Unit Usaha yang

    dikepalai oleh Manajer Wilayah dan Manajer Unit Usaha, secara struktural

    Direksi dibawahi Manajer Wilayah Unit Usaha Organisasi dikantor pusat terdiri

    dari 12 bagian yang dikepalai oleh kepala bagian.

    A.2 Profil unit usaha Rejosari

    Unit Usaha Rejosari termasuk dalam manajemen Distrik Way Sekampung

    (DSKP). Berdiri di atas lahan eks. Perkebunan Karet milik kolonial Belanda yang

    dinasionalisasi pada tahun 1957. Pabrik pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) Unit

    Usaha Rejosari dibangun pada tahun 1990 dan berkapasitas 25 ton TBS/jam.PPKS Unit Usaha Rejosari memproduksi CrudePalmOil(CPO) dan Palm Kernel

    (inti sawit). PPKS ini dilengkapi dengan fasilitas kolam limbah dan areal untuk

    LandApplication (LA). ( Luas unit usaha Rejosari disajikan pada Tabel 2,

    sedangkan produksi tandan buah segar dan produktifitas pada Tabel 3 )

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    16/49

    Tabel. 2. Luas areal unit usaha rejosari (ha)

    Areal Tanaman TH. 2013 TM (Ha) TBM (Ha) TOTAL (Ha)

    Afdeling 1 859 5 864

    Afdeling II 799 177 976Afdeling III 934 934

    Afdeling IV 942 7 949

    Afdeling V 1.152 1.152

    Total Inti 4.686 189 4.875

    Kemitraan 2. 413,5 2. 413,5

    TOTAL 7.288,5

    Tabel. 3. Produksi TBS dan produktivitas (kg/ha)

    Produksi Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

    Luas Inti (Ha) 4.371 4.371 4.371

    Produksi (Ton TBS) 83.380 89.325 67.688

    Produktivitas Inti (Kg/Ha) 19.076 20.436 15.486

    Luas Kemitraan 2.413,5 2.413,5 2.413,5

    Produksi (Ton TBS) 9.148 20.880 23.040

    A.3 Tujuan perusahaan

    Sesuai akta pendirian perusahaan, tujuan perusahaaan adalah:

    1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan

    sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh dalam skala usaha yang

    ekonomis

    2. Menjadi perusahaan yang profitable, makmur (wealth), dan berkelanjutan

    (sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi

    pembangunan regional dan nasional.

    A.4 Visi dan misi PTP Nusantara VII (persero)

    Visi : Menjadi prusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan

    berkarakter global

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    17/49

    Misi :

    1. Menjalankan usan agribisnis perkebunan dengan comoditas

    karet,teh,tebu,kelapa sawit

    2. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi

    vertikal

    3. menggunakan teknologi budidaya dan proses efisien dan akrab dengan

    lingkungan untuk menghasilkan peoduk berstandar baik untuk pasar

    dosmetik maupun internasional

    4. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders khususnya

    pekerja mitra petani, pemasok dan mitra usaha untuk bersama-samamewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan perusahaan

    A 5. Nilai

    Pekerja PTPN VII (Persero) menjunjung tinggi dan bertekad

    mengembangkan dalam organisasi nilai-nilai integritas, yaitu Produktifitas, Mutu,

    Organisasi, Servis dan Inovasi. Yang disingkat dengan ProMOSI.

    B. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi PTP Nusantara VII unit usaha Rejosari ( lihat pada

    Gambar. 1 ), sedangkan struktur organisasi unit usaha Rejosari dikepalai oleh

    Manager ( seperti terlihat pada Gambar 2 ).

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    18/49

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    19/49

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    20/49

    C.Sistem Manajemen Produksi

    Unit Usaha Rejosari memiliki 1 unit Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

    (PPKS) yang dibangun tahun 1987-1990 dengan kapasitas 25 ton TBS/jam.

    Adapun proses bisnis unit usaha Rejosari dimulai dari areal perkebunan Kelapa

    Sawit yang telah siap panen kemudian TBS diolah dan menghasilkan CPO dan

    Inti Sawit. Inti Sawit dikirim ke Unit Usaha Bekri untuk diolah menjadi KPO dan

    Bungkil dikarenakan Unit Usaha Rejosari tidak memiliki Pabrik Pengolahan Inti

    Sawit (PPIS). Dari hasil proses pengolahan TBS juga terdapat Limbah Cair dan

    Limbah Padat, dimana Limbah Cair digunakan sebagai pupuk tanaman Kelapa

    Sawit dan Limbah Padat berupa Cangkang dan Tankos. Cangkang digunakan

    sebagai bahan bakar boiler dan Tankos setelah diolah dibuat menjadi kompos dan

    pada akhirnya digunakan sebagai pupuk dari tanaman Kelapa Sawit tersebut.

    D. Sistem Tata Kelola Tenaga Kerja

    Perekrutan ketenagakerjaan Perusahaan Perkebunan PTPN VII dikelola

    oleh LPP (lembaga pelatihan perkebunan) kantor Distrik Pusat melalui pelatihan-

    pelatihan seperti training, bimbingan, dan lain-lain. Manajemen unit usaha

    Rejosari membawahi 564 pekerja dengan komposisi SDM berdasarkan

    pendidikan, ( Terlihat pada Tabel. 4. )

    Tabel. 4. Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan

    Tingkat Pendidikan Jumlah Orang

    S2 3 orang

    S1 16 orang

    Diploma 6 orang

    SLTA 160 orang

    SLTP 67 orang

    SD 312 orang

    Keberadaan PTPN VII Unit Usaha Rejosari merupakan sumber penyedia

    lapangan kerja dan harapan kesejahteraan bagi tidak kurang 2.091 orang pekerja

    dan batihnya.

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    21/49

    BAB III. ANALISIS PERMASALAHAN

    Selama proses pengolahan kelapa sawit berlangsung, selain untuk

    mendapatkan produk utama Crud Palm Oil (CPO) dan Karnel Palm Oil (KPO)ada dua hal yang yang sangat penting yang harus diperhatikan atau diminimalisir

    yaitu menekan kehilangan minyak (losses) dan menghambat kenaikan kadar Asam

    Lemak Bebas (ALB). Kehilangan minyak terjadi selama proses pengolahan

    berlangsung, seperti :

    1. Saat perebusan, pada Stasiun Sterilizer (losses air condensat)

    2. Saat pemipilan, pada Stasiun Treser (kehilangan minyak bersamaan

    dengan terangkutnya jangkos/ tankos.

    3. Saat pengepresan, pada Stasiun Screw Press (kehilangan minyak

    apabila pengepresannya tidak maksimal)

    4. Saat pemisahan antara minyak-fiber-solid, pada Stasiun Klarifikasi

    (kehilangan minyak pada solid decanter)

    5. Kehilangan minyak di setiap alat-alat yang pengoprasiannya tidak

    pada prosedur yang benar.

    Kenaikan Asam Lemak Bebas (ALB) terjadi, apabila :

    1. Tandan Buah Segar (TBS) terlalu lama ditimbun di Loading Ramp

    (Stasiun Penerimaan)

    2. Saat perebusan tidak matang

    3. Saat pengolahan terhenti

    4. Selama proses pengolahan tidak sesuai dengan Standar Operasional

    Prosedur

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    22/49

    BAB IV. METODE MAGANG

    A.Tempat dan Waktu Pelaksanaan

    Praktek kerja lapang/ magang dilaksanakan di wilayah Lampung Selatan

    tepatnya Perusahaan Perkebunan PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha

    Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dari tanggal 10 Januari

    sampai 10 Februari 2013.

    B.Metode Pelaksanaan Magang

    Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang dilaksanakan di PTPN VII

    menggunakan metode antara lain:

    1. Metode Interview

    Dilakukan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang meliputi

    manager, karyawan dan tenaga lain yang terkait untuk memperoleh data

    yang diinginkan.

    2. Metode Observasi

    Dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek yang

    dipelajari.

    3. Metode Pengambilan Data Secara Langsung

    Dilakukan dengan ikut serta secara langsung dalam proses produksi.

    4. Penelusuran Pustaka

    Data ini diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan dengan obyek atau

    masalah yang dipelajari, yang meliputi buku-buku literatur, buku pedoman

    perusahaan, materi kuliah yang mendukung dan melengkapi semua data

    yang diinginkan, meliputi; proses produksi, mesin dan peralatan produksi,

    pengendalian mutu, pengangkutan hasil dan lainnya.

    C.Mekanisme Pelaksanaan

    Tahapan/ mekanisme pelaksanaan kegiatan magang adalah sebagai berikut

    ini :

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    23/49

    1. Peserta magang

    Peserta magang adalah mahasiswa Agroekoteknologi semester VII.

    Mahasiswa mendaftar ke Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) dengan

    memilih sendiri tempat magang.

    Mahasiswa mengikuti prosedur administrasi dan ketentuan yang

    berlaku baik di Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) maupun di

    Perusahaan.

    2. Penyusunan agenda kerja mahasiswa magang

    Pada tahapan ini pelaksana kegiatan melakukan koordinasi dengan

    pihak Jurusan serta tim penanggung jawab kegiatan sebagai upaya

    sinkronisasi program agar pencapaian output dapat dicapai secara

    maksimal. Penyusunan agenda kerja berpedoman pada Term Of Reference

    (TOR) yang disusun oleh mahasiswa peserta magang dengan persetujuan

    dosen pembimbing lapangan.

    3. Pengajuan permohonan formal pada institusi sasaran

    Pihak program studi Agroekoteknologi melalui Dekan Fakultas

    Pertanian mengajukan permohonan izin lokasi tempat magang.

    4. Pelaksanaan magang

    Kegiatan direncanakan sesuai Term Of Reference (TOR), namun

    bersifat fleksibel tergantung arahan pembimbing lapangan dari pihak

    perusahaan.

    5. Penyusunan laporan hasil dan rekomendasi tindak lanjut

    Setelah kegiatan magang dilakukan, pelaksana kegiatan diwajibkan

    menyusun laporan hasil kegiatan dan merumuskan rekomendasi tindak

    lanjut hasil magang bagi manajemen pemeliharaan, pengangkutan

    produksi dan pengolahan hasil kelapa sawit di PTPN VII Unit Usaha

    Rejosari Bandar Lampung.

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    24/49

    BAB V. HASIL MAGANG/ PRAKTEK MAGANG

    A.Proses Bisnis Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Rejosari

    Proses Bisnis Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit unit usaha Rejosari,dimulai dari areal perkebunan kelapa sawit (lihat Gambar 3) yang telah siap panen

    kemudian TBS diolah dan menghasilkan CPO dan Inti Sawit. Inti Sawit dikirim

    ke Unit Usaha Bekri untuk diolah menjadi PKO (lihat Gambar 4). Dari hasil

    proses pengolahan TBS juga terdapat Limbah Cair dan Limbah Padat, dimana

    Limbah Cair digunakan sebagai pupuk tanaman Kelapa Sawit dan Limbah Padat

    berupa Tankos, Cangkang dan Tankos. Cangkang dan serabut digunakan sebagai

    bahan bakar boiler dan Tankos digunakan sebagai pupuk dari tanaman Kelapa

    Sawit tersebut.

    Gambar 3. Pengolahan Kelapa Sawit

    Gambar 4. Proses Bisnis Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    25/49

    B.Proses Pengolahan Kelapa Sawit

    B.1 Stasiun penerimaan buah

    a. Jembatan timbangan

    Timbangan adalah alat elektronik yang terdiri jembatan timbang, monitor

    load cell dan printer yg berfungsi untuk menentukan tonase setiap barang yang

    keluar-masuk didalam pabrik. Unit usaha Rejosari memiliki satu unit timbangan

    berkapasitas 40 ton (lihat Lampiran 3 gambar 32).

    Setelah ditimbang dilakukan sortasi, sortasi ialah kegiatan pemilihan buah

    yang telah datang kepabrik yang bertujuan untuk mengamati mutu buah yang

    diterima. Fungsi sortasi tandan buah segar adalah untuk memberikan penilaian

    mutu hasil panen dan melakukan pinalti dan pengembalian diluar kriteria matang

    panen. TBS yang diterima : harus bersih, tidak mengandung sampah pasir dan

    tanah serta bahan lainnya ( NSP >85 %) agar hal tersebut tercapai maka diambil

    sampel secara acak sebanyak 5-10 % total kendaraan yg masuk ke pabrik.

    b. Loading ramp

    FungsiLoading Rampadalah : Tempat penimbunan TBS sementara untuk

    memudahkan pencurahan TBS ke dalam lori dan dilengkapi kisi-kisi yang

    bertujuan memisahkan kotoran/ sampah yang terikut TBS (lihat Lampiran 2

    gambar 1). TBS yg normal diterima di pabrik maximum 24 jam setelah dipanen

    dengan batas waktu selambat-lambatnya tiba di loading ramp jam 12.00 esok hari

    berikutnya.

    Loading RampUnit Usaha Rejosari memiliki 2 unit @12 Pintu @10 ton :

    -

    Sistem Kwadran yang digerakan dengan menggunakan elektro motorsetiap pintunya yang berfungsi membuka dan menutup (jumlah pintu 12)

    Kapasitas loading Ramp 10 ton TBS per pintu, dengan kemiringan 28-30

    agar mudah tercurah ke lori.

    - Sistim hidrolik yang digerakan dengan hidrolik box dilengkapi dengan

    pompa dan elektromotor penggerak masing-masing 5,5 HP/380 V 2 unit,

    1 unit elektro motor menggerakan 6 pintu (jumlah 12 pintu)

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    26/49

    c. Lori rebusan

    Lori adalah semacam mangkok besar yang berfungsi untuk wadah atau

    tempat TBS yang akan direbus (sterilizer), dengan kapasitas 2,5 ton (lihatLampiran 3 gambar 2).

    d. Gantri

    Gantry adalah alat untuk mendistribusikan lori ke jalur-jalur rel (lihat

    Lampiran 3 gambar 4), atau berupa alat pengangkat/crane dengan system elektrik

    kapasitas gantri 5 Ton memiliki 2 unit.

    e. Gapstand

    Gapstandadalah alat penggerak berupa single drumdengan vertical shaft

    dilengkapi cyclo drive geardan elektromotor untuk mendistribusikan lori kosong

    dan lori isi TBS dengan menggunakan tali Triline (lihat Lampiran 3 gambar 3).

    f. Bollard

    Bollardadalah alat berupa single drum dengan vertical shaft untuk tempat

    berputarnya tali triline.

    B 2. Stasiun Perebusan / Sterilisasi

    a. Rebusan (Sterillizer)

    Sterillizer adalah benjana bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS

    dengan menggunakan uap jenuh (saturated steam) dengan kapasitas 1 ketel @10

    lori @ 2,5 ton kapasitas 25 Ton TBS terpasang 2 unit (lihat Lampiran 3 gambar

    5). Tujuan dari perebusan adalah :

    1. Menonaktifkan Enzym lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA

    (Free Fatty Acid)/ ALB (Asam Lemak Bebas).

    2. Melunakan berondolan untuk memudahkan pelepasan pemisahan daging

    buah dari nut di digester.

    3. Memudahkan proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging

    buah (Stasiun Press) dan mempercepat proses pemurnian minyak

    (Stasiun Klarifikasi)

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    27/49

    4. Mengurangi kadar air biji sawit (Nut) sampai < 20%, sehingga

    meningkatkan efisiensi pemecahan biji sawit (Nut).

    Proses perebusan dilakukan selama 85-95 menit. Untuk media pemanasdipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar.

    Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak (tiga puncak tekanan). Puncak pertama

    tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan sampai 2,0 Kg/cm2 dan

    puncak ketiga tekanan sampai 2,8 3,0 Kg/cm2. Berikut proses perebusan sistem

    tiga puncak :

    1.Deaerationdilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.

    2.Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit.

    Biasanya tekanan mencapai 1,2 bar.

    3. Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0,5 bar dalam waktu

    5 menit.

    4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.

    5. Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.

    6. Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 pada tekanan

    2,8-3 bar dalam waktu 1520 menit.

    7. Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 50

    menit.

    8. Uap kondensat dibuang selama 57 menit.

    9. Parameter / Norma Pengolahan

    a. Tekanan kerja 2,8-3,0 Kg/cm2

    b. Temperatur steam 140-160oC

    c. Siklus waktu perebusan (menit)

    B x C x D

    Siklus waktu perebusan maksimum dalam menit (A) =-----------------x 60

    E

    d. Interval waktu rebusan (menit)

    B x C

    Interval Waktu dalam menit (F) = ---------- x 60

    E

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    28/49

    Keterangan :

    - Siklus waktu perebusan maksimum : A menit

    -

    Kapasitas 1 unit lori : B ton/lori- Jumlah lori per unit sterilizer : C unit

    - Jumlah sterilizer terpasang : D unit

    - Kapasitas terpasang pabrik : E ton/jam

    - Interval waktu antar sterilizer : F menit

    e. Kehilangan minyak sawit (Lihat lampiran 4)

    - Air kondensat maksimum 6,00% (oil/DB)

    - Janjang kosong maksimum 6,00% (oil/DB)

    B. 3 Pemipilan (Thresher)

    Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresher dengan

    mengggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat

    dan dibalikkan 360 diatas hopper thresser(auto feeder). Pada stasiun ini tandan

    buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan

    tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur

    pemasukannya dengan menggunakan auto feeder.

    Menggunakan thresher TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari

    tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan digester.

    Thresher alat berbentuk silinder dengan diameter 2 meter berkisi-kisi dengan spasi

    3 cm yang bergerak memutar dengan kecepatan putaran drum 22-24 rpm.

    Sehingga memungkinkan berondolan keluar dari thresser. TBS hasil perebusan

    akan terpisah menjadi berondolan MPD (Material Passing to Digester) dan

    janjang kosong. MPD terpisah menuju ke Stasiun Pengempaan dan janjang

    kosong melalui HEBC akan dikirm ke kebun. Material Passing to Digester

    (MPD) terdiri dari :

    a. Daging buah : 50% - 62%

    b. Biji : 26%

    c. Partenocarp Abnormal : Maks. 5%

    d. Partenocarp Normal : Maks. 7,5%

    e.

    Sampah/ Kelopak buah : Maks. 6%

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    29/49

    B.4 Stasiun press

    Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian

    diangkut dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan

    berondolan ke distribution conveyor (lihat Lampiran 3 gambar 13) untuk

    dimasukkan dalam tiap-tiap digester (lihat Lampiran 3 gambar 9).

    Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau

    pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm 3 unit, kapasitas 12,5-15 Ton

    TBS/Jam 2 unit dan 15-18 Ton TBS/Jam 1 unit, sehingga brondolan dapat dicacah

    di dalam tangki ini.

    Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka brondolan menuju ke

    conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk dikembalikan ke digester.

    Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji sehingga mudah di-

    press. Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digesterdi-inject steambersuhu

    sekitar 9095C. Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam Stasiun Screw

    Press (lihat Lampiran 3 gambar 10) untuk diperas sehingga dihasilkan minyak

    mentah (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air panas agar

    minyak yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viscositas) supaya pori-pori

    silinder tidak tersumbat, sehingga kerjascrew presstidak terlalu berat.

    Tekanan mesin pres harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat

    menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan

    mesin pres terlalu rendah maka kehilangan minyak di ampas tinggi. Minyak hasil

    mesin pres kemudian menuju ke Sand Trap Tankuntuk pengendapan. Hasil lain

    adalah ampas (terdiri dari biji dan ampas serabut), yang akan dipisahkan dengan

    menggunakan Cake Breaker Conveyor(CBC).

    Parameter/ Norma Pengolahan (disajikan dalam Lampiran 4)

    a. Losses minyak sawit

    - Serabut press maksimum 8,00% (oil/DB)

    - Inti sawit maksimum 1,00% (oil/DB)

    b. Losses inti sawit

    a. Inti ikut serabut press maksimum 2,0% (oil/WB)

    b. Nut pecah terhadap total nut maksimum 10% (oil/WB)

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    30/49

    B.5 Stasiun pemurnian

    Minyak yang berasal dari stasiun pres masih banyak mengandung kotoran-

    kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk

    mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian

    terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah

    untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi :

    a. Sand trap tank

    Sand trap tank adalah alat untuk menjebak pasir kasar terikut cairan

    minyak kasar yang berasal dari hasil pengepressan digester fruitdi screw press.

    Minyak kasar ini masuk ke sand trap tank secara gravitasi dan keluar (lihat

    Lampiran 3 gambar 11). Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah

    yang masih banyak mengandung kotoran-kotoran minyak tersebut masuk kesand

    trap tankuntuk mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi

    b. Vibrating screen

    Vibrating screen(lihat Lampiran 3 gambar 12) berfungsi untuk menyaring

    padatan yang tidak tertangkap di Sand TrapeTank. Padatan tersebut berupa pasir

    dan fiber yang terikut minyak kasar. Cara kerja vibrating screensederhana dengan

    cara bergetar dengan gerak beraturan sehingga padatan yang tersaring bergerak

    radial kearah dinding pembatas / body vibrating yang terhubung ke talang

    pembuangan padatan.

    Proses penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk

    memisahkan padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang

    masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck

    vibrating screen, padatan yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke

    digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank.

    c. Crude oil tank (COT)

    Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk

    ditampung sementara. Pada crude oil tank (lihat Lampiran 3 gambar 14) ini

    minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    31/49

    dipertahankan 90-95C. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continuous

    Settling Tank).

    1.

    Parameter/ Norma Pengolahana. Temperatur proses = 9095 C.

    b. Komposisi cairan masuk Crude Oil Tank (COT)

    - Minyak (Oil) = Minimum 45,00%

    - Air (Water) = Maksimum 42,00%

    - NOS = Maksimum 13,00%

    d. Countinous settling tank (CST)

    Minyak dari COT dipompakan ke CST (lihat Lampiran 3 gambar 16)

    dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer tankagar aliran minyak masuk ke CST

    tidak terlalu kencang. CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur (sludge)

    berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di CST suhu dipertahankan 86-90.

    Minyak pada bagian atas CST dikutip dengan bantuan skimmer menuju oil

    tank, sedangkan sludge (yang masih mengandung minyak) pada bagian bawah

    dialirkan secara underflow kesludge vibrating screensebelum kesludge oil tank.

    e. Oil tank

    Minyak dari CST menuju ke oil tankuntuk ditampung sementara waktu,

    sebelum dialirkan ke oil purifier. Dalam oil tank (lihat Lampiran 3 gambar 17)

    juga terjadi pemanasan (75-80C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.

    f. Oil purifier

    Di dalam Oil purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar

    kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan

    densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya

    7500 rotasion per menute.

    Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada

    bagian yang luar dinding bowl, sedangkan minyak yang mempunyai densitas

    lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    32/49

    ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke

    saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat fit.

    g.

    Vacum dryer

    Minyak yang keluar dari oil purifiermasih mengandung air, maka untuk

    mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacum dryer (lihat

    Lampiran 3 gambar 18). Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle

    sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. dan kemudian

    dipompakan kestorage tank.

    h. Sludge tank

    Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tanksedangkan under

    flownyadialirkan ke vibrating screendan brush strainer sludge(lihat Lampiran 3

    gambar 24) atau langsung ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone.

    Untuk mempercepat pengendapan lumpur, sludge tank (lihat Lampiran 3 gambar

    21) dipanaskan (80-90C) dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui coil

    pemanas. Sehingga densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang

    melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki. Dari sand

    cycloneatau brush strainer sludgedialirkan ke balance tank sebagai umpan untuk

    decanter(lihat Lampiran 3 gambar 19) atausludge centrifuge.

    i. Sludge separator

    Sludge Separator(lihat Lampiran 3 gambar 21) berfungsi untuk mengolah

    sludge. Sludge Separatoradalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak

    yang masih terkandung di dalamsludge, dengan cara pemisahan berdasarkan gayasentrifugal.

    Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal

    dimana pemisahannya, fraksi berat ( lumpur, kotoran ) terlempar ke dinding bowl

    dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ketengah. Minyak yang mempunyai

    densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu

    (paring disk), dan ditampung di reclaimed tank (lihat Lampiran 3 gambar 23)

    sebelum dipompakan oleh reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    33/49

    (lihat Lampiran 3 gambar 16). Sedangkan sludge (mengandung air) yang

    mempuyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding bowldan keluar

    melalui nozzle, kemudian sludgekeluar melalui saluran pembuangan menuju fat

    fit.

    j. Fat pit

    Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu

    ditampung di fat pit (lihat Lampiran 3 gambar 33) dengan maksud agar minyak

    yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fat fit diinjeksikan uap sebagai

    pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak

    yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah (Overflow), kemudian dipompakan

    kembali kesludge drain tank.

    k. Storage tank

    Minyak dari Vacum Dryer, kemudian dipompakan kestorage tank(tangki

    timbun), pada suhu simpan 45-55C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu.

    Minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut Crude

    Palm Oil(CPO).

    B.6 Stasiun kernel

    Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut,pemisahan

    inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di

    stasiun ini, diantaranya :

    a. Cake breaker conveyor (CBC)

    CBC merupakan suatu screw breaker conveyor(lihat Lampiran 3 gambar

    26) namun screwnyadipasang paltpersegi sebagai pelempar fiberdan nut. CBC

    berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke

    depericarper.

    b. Depericarper

    Depericarperadalah alat untuk memisahkan fiberdengan nut. Fiber dan

    nut dari CBC masuk keseparating column. Disini fraksi ringan yang berupafiber

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    34/49

    dihisap dengan fibre cyclonedan di tampung dalam hoppersebagai bahan bakar

    pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke

    polishing drum (lihat Lampiran 3 gambar 28).

    c. Polishing drum

    Polishing drumberupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat dari

    perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih menempel

    pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nutdiangkut oleh

    nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan batu dan

    bendabenda yang lebih berat dari nutseperti besi.

    Nut yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lockdan di tampung

    oleh nut elevatoruntuk dibawa ke dalam nut silo.

    d. NutSilo

    Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut (lihat Lampiran 3

    gambar 30), hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah

    dipecah dan inti lekang dari cangkangnya.

    e. Ripple mill

    Biji dari nut silomasuk ke ripple milluntuk dipecah sehingga inti terpisah

    dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal

    sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan

    cangkang pecah, setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotoran-

    kotoran di bawa ke kernelgrading drum.

    f. Light tenera dry separator (LTDS)

    Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih

    ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone (lihat Lampiran 3 gambar 31). Fraksi-

    fraksi yang ringan di hisap yang terdiri dari cangkang dan serabut akan di bawa ke

    shell hopper melalui fibre and shell conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang

    belum terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    35/49

    g. Clay bath

    Clay bathadalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses pemisahan

    ini secara basah yang menggunakan larutan Kaolin (CaCO3). Kaolin berfungsisebagai larutan pemisah antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis.

    Berat jenis Kernel basah = 1,07 dan berat jenis cangkang = 1,15 1,20,

    maka untuk memisah kernel dan cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat

    jenis = 1,12. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan

    tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silountuk

    disimpan dengan suhu tertentu.

    h. Kernel silo

    Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.

    Inti yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor

    didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan.

    Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari

    steam heateryang dihembuskan olehFan kernel siloke dalam kernel silo.

    Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-80C (atas 70C, tengah 60C,

    dan bawah 50C) selama 10 jam, hingga kadar air

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    36/49

    Air domestik, yaitu air yang digunakan diluar kegiatan pabrik.

    Air proses, yaitu air yang digunakan untuk kegiatan proses di pabrik dan

    laboratorium.

    Air boiler, yaitu air yang digunakan untuk umpan boiler.

    B.8 Analisa Laboratorium

    Peranan laboratorium di dalam pabrik kelapa sawit adalah melaksanakan

    fungsi kontrol kualitas yaitu memberikan data parameter mutu material yang

    terlibat proses produksi dari kualitas TBS, sampai kualitas limbah pembuangan

    dan fungsi kontrol proses yaitu memberikan data mengenai hasil produksi alat-alat

    produksi yang digunakan di dalam pabrik sehingga dapat diketahui kinerjanya.

    B.9 Stasiun Boiler

    Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap. Fungsi dari boiler adalah

    untuk mengkonversi atau merubah energi yang berupa fiber dan shell menjadi

    energi panas di dalam ruang bakar atau dapur pembakaran yang terdapat pada

    boiler. Energi panas yang dihasilkan kemudian ditransfer pada fluida yaitu air

    umpan boiler, dengan energi panas tersebut air akan berubah menjadi uap air

    (steam). Uap air yang terbentuk kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin

    uap (steam turbin), dan turbin inilah yang digunakan untuk menggerakkan

    generator listrik sehingga didapatkan energi listrik yang dibutuhkan untuk

    menggerakkan mesinmesin produksi dan segala aktivitas yang mendukungnya.

    Selain itu fungsi dari boiler adalah untuk menyuplai uap yang dibutuhkan oleh

    proses produksi yaitu pada proses perebusan buah, proses pemurnian minyak,

    stasiun press, heat exchangerdan sebagainya.

    B.10 Diesel Generator (Genset)

    Diesel engine diperlukan pada saat start awal proses dan juga pada saat

    tenaga yang dihasilkan turbin tidak mencukupi untuk proses pengolahan. Pada

    saat tenaga yang dihasilkan turbin berkurang, maka genset diparalelkan dengan

    turbin. Gensetjuga diperlukan untuk menggantikan peran turbin pada saat pabrik

    tidak mengolah.

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    37/49

    C. Unit Pengolahan Limbah

    a. Pengolahan limbah padat

    Berdasarkan sumbernya, limbah padat yang dihasilkan oleh industriminyak kelapa sawit dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok limbah

    padat yang terbentuk selama proses pengolahan minyak kelapa sawit berupa

    tandan kosong, cangkang, serat kelapa sawit dan lumpur.

    Tahapan proses produksi yang menimbulkan limbah ini adalah pada tahap

    pemisahan tandan dengan buah, tahap pemurnian (klarifikasi), pemisahan biji

    kelapa sawit dengan serabut serta tahap pemecahan biji (inti sawit).

    Pada tahap pemisahan tandan dan buah akan dihasilkan tandan kosong.

    Jumlah tandan kosong yang dihasilkan diperkirakan sekitar 24% dari total atau

    kapasitas TBS.

    Dari tahapan proses klarifikasi minyak dihasilkan limbah padat berupa

    lumpur. Jumlahnya diperkirakan berkisar 294 kg per ton TBS. Di dalam lumpur

    ini selain terdapat kotoran yang terbawa bersama TBS juga terdapat bahan lain

    seperti protein yang menggumpal selama proses sterilisasi. Sebenarnya limbah ini

    masih dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk pakan ternak.

    Serabut kelapa sawit dan cangkang merupakan limbah padat yang terjadi

    selama proses pemisahan inti kelapa sawit dengan serat serta proses pemecahan

    proses pemecahan biji (inti sawit), serabut dan cangkang.

    Limbah padat lainnya adalah limbah yang diperoleh dari basis pengolahan

    air limbah. Limbah padat yang dihasilkan pada tahap ini berupa lumpur aktif yangterbawa bersama air hasil pengolahan limbah. Janjangan kosong, cangkang,

    serasah daun, batang dan lain-lain hampir seluruhnya dapat dimanfaatkan

    kembali.

    1. Janjangan kosong dan serasah daun dapat digunakan sebagai mulsa yang

    berfungsi untuk menyuburkan tanah.

    2. Cangkang dan Fibre digunakan untuk bahan bakar boiler.

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    38/49

    b. Limbah cair

    Limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas pabrik berasal dari proses

    perebusan, aktivitas pemurnian minyak buangan dari klarifikasi dan aktivitaspencucian pabrik (domestik). Limbah cair PMKS juga mengandung bahan

    organik yang sangat tinggi sehingga kadar bahan pencemar akan semakin tinggi.

    Untuk itu untuk menurunkan kandungan bahan pencemar diperlukan degradasi

    bahan organik yang terkandung.

    Kualitas air limbah PPKS dapat ditentukan dengan beberapa parameter uji.

    Parameter uji yang pokok dalam air limbah antara lain BOD, COD, Padatan

    terlarut, padatan tersuspensi, PH, warna dan bau. Selain limbah cair, penyebab

    pencemaran lingkungan juga berasal dari lumpur primer (sludge) yang dihasilkan

    dari proses klarifikasi. Limbah ini mengandung bahan organik yang tinggi dengan

    pH< 5 (asam).

    c. Land aplikasi

    Land Aplikasi (LA) merupakan sistem pengelolan limbah cair PKS yang

    efektif, efisien dan ekonomis dengan resiko pencemaran lingkungan yang

    minimal. Land Aplikasi merupakan metode recycle yang memanfaatkan effluent

    sebagai bahan pupuk sumber air bagi tanaman kelapa sawit, sekaligus sebagai

    upaya produksi bersih.

    Tahap awal penanganan limbah sebelum dikirim ke land aplikasi adalah

    dengan cara mengalirkan Raw effluent ke fat pit, disini minyak yang masih

    terbawa oleh effluent dikutip kembali sehingga kadar minyak dalam air limbah

    maksimal 1%. Effluent kemudian dialirkan ke kolam pendingan (Cooling pond)

    sebelum diumpankan ke kolam aerobik. Suhu effluent diusahakan tidak melebihi

    40oC. Sisa minyak yang masih ada kembali dikutip di cooling pond, selanjutnya

    limbah cair dari cooling pond dialirkan ke kolam aerobik dan diolah sampai

    tingkat BOD mencapai dibawah 5000 ppm untuk diaplikasikan ke pertanaman

    kelapa sawit sebagai pupuk setiap tanaman sawit seperti yang dipersyaratkan

    dalam KepMen LH no. 28/29 tahun 2003

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    39/49

    Keuntungan yang diperoleh dari land aplikasi :

    1 Limbah cair yang dibuang kebadan sungai di aplikasikan ke

    pertanaman kelapa sawit sehingga potensi pencemaran pada perairandapat diminimalkan atau ditiadakan.

    2 Hasil yang dicapai pada areal land aplikasi lebih tinggi dibandingkan

    hasil di luar land aplikasi yang mennggunakn pupuk anorganik.

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    40/49

    BAB VI. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Tanaman kelapa sawit menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) yang dapat

    diolah menjadi Crud Palm Oil(CPO) serta memiliki nilai ekonomi tinggi.

    2. Pengolahan TBS menjadi CPO dapat dilakukan dengan beberapa tahapan

    sebagai berikut :

    1. Stasiun Penerimaan

    2. Stasiun Sterilizer/ Perebusan

    3. Stasiun Thresher/ Pemipilan

    4. Stasiun Kempa/ Screw press

    5.

    StasiunKlarifikasi/ Pemurnian

    6. StasiunKarnel

    7. Stasiun Pendukung

    1. Stasiun Pengolahan Air

    2. Laboratorium

    3. Stasiun Sumber Energi

    - Gengset

    -Boiler

    3. Tujuan dari Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) adalah untuk

    memaksimalkan pengutipan minyak, dan meminimalisir kenaikan Asam

    Lemak Bebas (ALB) yang signifikan.

    B. Saran

    Tempat atau lingkungan adalah faktor utama dalam kenyamanan bekerja

    atau beraktifitas, sehingga untuk menjaga itu semua perlu ditingkatkanlingkungan yang bersih. Terkait dengan hal ini, sebaiknya :

    1. Tempat sampah (min 1 buah per stasiun)

    2. Kamar mandi (min 2 Unit di area PPKS)

    Terkait dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) keselamatan dan

    kesehatan kerja kelengkapaan pekerja menjadi sangat penting mengingat

    selama proses pengolahan kelapa sawit banyak hal yang berkaitan dengan

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    41/49

    panas, uap, debu, dan sebagainya. Perlu adanya kelengkapan untuk

    pekerja, seperti :

    1. Helm/ pelindung kepala

    2.

    Kaca mata/ pelindung mata

    3. Masker/ pelindung mulut dan hidung (pernafasan)

    4. Pelindung telinga

    5. Sarung tangan, dll

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    42/49

    DAFTAR PUSTAKA

    __________. 2013. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) PTP Nusantara VII

    (Persero) UU Resa. Lampung

    __________. 2013. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VII (Persero)

    Unit Usaha Rejosari. Natar-Lampung Selatan. Lampung

    Airsugihan. 2008. Budidaya tanaman sawit. Http://budidayasawit.blogspot.com

    /2008/03/budidaya-tanaman-sawit.html. Diakses pada tanggal 2

    november 2012

    Anonim. 2010. Profil ptpn vii . http://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id

    =20&lang=0#ixzz2B2wO4BYO.Diakses pada tanggal 5 Februari 2013

    Anonim. 2012. Proses pengolahan sawit menjadi minyak kelapa sawit.http://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-

    menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwt. Diakses pada tanggal 12

    Desember 2012

    Arif, abibillah. 2010. Pasca panen dan standar produksi kelapa sawit,

    http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-standar-

    produksi-kelapa-sawit.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2012

    Wardanu P., Adha. 2009. Teknologi pengolahan kelapa sawit.

    Http://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-

    kelapa-sawit.html.Diakses pada tanggal 16 Desember 2012

    http://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id%20=20&lang=0#ixzz2B2wO4BYOhttp://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id%20=20&lang=0#ixzz2B2wO4BYOhttp://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id%20=20&lang=0#ixzz2B2wO4BYOhttp://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwthttp://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwthttp://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwthttp://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit.htmlhttp://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit.htmlhttp://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit.htmlhttp://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit.htmlhttp://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwthttp://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwthttp://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id%20=20&lang=0#ixzz2B2wO4BYOhttp://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id%20=20&lang=0#ixzz2B2wO4BYO
  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    43/49

    Ucapan Terima Kasih

    Asalamuallaikum....

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmad dan

    Hidayahnya kepada kita semua khususnya penulis.Amin

    Pertama-tama penulis ucapkan terima kasih kepada :

    1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik moril

    ataupun materil

    2. Dr. Ir. Yulian, M.Sc selaku Doses Pembimbing yang memberikan arahan

    dan bimbingannya serta nasehat kepada penulis sejak dimulainya magang

    hingga selesai magang, dan Dr. Ir. Bambang Sulistyo, M.Si selaku doses

    penguji penulis yang telah memberikan banyak masukan, saran dan

    perbaikan bagi penulis.

    3. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PTP Nusantara VII (Persero)

    terkhusus Unit Usaha Rejosari Kecamatan Natar Lampung Selatan

    Provinsi Lampung beserta orang-orang didalamnya yang telah banyak

    sekali membantu selama pelaksanaan magang.

    4. Terakhir Almamater tercinta yang selalu setia untuk mendidik dan

    mendewasakan penulis.

    5. Dan semua pihak yang tidak tertuliskan

    Demikian rasa syukur ini penulis ucapkan, sekali lagi penulis ucapkan

    terima kasih.

    Wasalam .....

    Penulis

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    44/49

    Lampiran - lampiran

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    45/49

    Lampiran 2. Slide power point

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    46/49

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    47/49

    Lampiran 3. Gambar-gambar mesin PPKS

    1. Loading Ramp 2. Lori 3. Gapstand

    4. Gantri 5. Sterilizer 6. Hosting Cren

    7. Thresher 8. Cup Elevator 9. Digester

    10. Press 11. Sand Trap Tank 12. Vibrating Screen

    13. Distribusion conveyor 14. Crude Oil Tank 15. Sand Filter

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    48/49

    16. CST 17. Oil Tank 18. Vacum Dryer

    19. Decanter 20. Residu Tank 21. Slude Tank

    22. HEBC 23. Reclaimed Tank 24. Brush Strainer

    25. Water Tank 26. CBC 27. Distribution Slude

    28. Polishing Drum 29. Karnel Bin 30. Karnel Silo

  • 5/20/2018 Laporanprakteklapang 130421224651 Phpapp02(1)

    49/49

    31. LTDS I/II 32. Timbangan 33. Fat Pit Tank