laporan tak

25
LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI (Cara Mengontrol Halusinasi Dengan Menghardik dan Berbincang-Bincang) OLEH : KELOMPOK 5 Asep Nurdin H. 220112140029 Ermawati 220112140044 Intan Melati 220112140073 Novia Juwita Putri 220112140062 Nur Asiyah 220112140100 Rahma Nugra Heni 220112140068 Rosi Akbar Budiman 220112140087 Tsaalits Muharroroh 220112140069 Tian Pradiani 220112140063 Sisca Damayanti 220112140070 Suci Amalya F. 220112140103 1

Upload: suci-amalya-uchiil

Post on 17-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Tak

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tak

LAPORAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HALUSINASI

(Cara Mengontrol Halusinasi Dengan Menghardik dan Berbincang-Bincang)

OLEH :

KELOMPOK 5

Asep Nurdin H. 220112140029

Ermawati 220112140044

Intan Melati 220112140073

Novia Juwita Putri 220112140062

Nur Asiyah 220112140100

Rahma Nugra Heni 220112140068

Rosi Akbar Budiman 220112140087

Tsaalits Muharroroh 220112140069

Tian Pradiani 220112140063

Sisca Damayanti 220112140070

Suci Amalya F. 220112140103

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXVIII

BANDUNG

2014

1

Page 2: Laporan Tak

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

A. PENDAHULUAN

Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya

rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana

terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).

Kelompok adalah suatu sistem sosial yang khas yang dapat didefinisikan dan

dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi,

inteleransi, interdependensi dan saling membagikan norma sosial yang sama

(Stuart & Sundeen, 1998).  Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki

hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang

sama (Keliat, 2005)

Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya untuk

identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang

maladaptive (Stuart & Sundeen, 1998).

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan

gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan

klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan

kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan

lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas

Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam

hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti

therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi

sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota

kelompok yang lain.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

2

Page 3: Laporan Tak

Setelah 40 menit klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, diharapkan

klien mampu magontrol halusinasinya dengan cara menghardik.

2. Tujuan Khusus

Klien mampu menyebutkan pengalaman mengalami halusinasi dengan

menyebutkan jenis / isi halusinasi, frekuensi muncul halusinasi dan cara

mengontrol halusinasi

Klien mengetahui bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik

Klien mengetahui bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan cara

berbincang-bincang

Klien mengetahui bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan cara

melakukan kegiatan harian yang terjadwal

Klien mengetahui bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan cara

minum obat

3. Tujuan Hari Ini

Klien mampu menyebutkan pengalaman mengalami halusinasi dengan

menyebutkan jenis / isi halusinasi, frekuensi muncul halusinasi dan cara

mengontrol halusinasi

Klien mengetahui bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik dan berbincang-bincang dengan yang lain.

Klien memahami dan memperagakan cara mengontrol halusinasi dengan

menghardik dan berbincang-bincang dengan yang lain.

C. METODE DAN MEDIA

Metode TAK

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran atau stimulasi

Media dan Alat

1. Bola

3

Page 4: Laporan Tak

2. MP3

3. Tikar / karpet

4. Pengeras Suara

D. TAHAPAN TERAPI

1. PERSIAPAN

a. Analisis Situasi

Analisa situasi meliputi waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian

tugas perawat, alat bantu yang dipakai, dan persiapan ruangan.

b. Uraian tugas perawat (Terapis) 

Leader (Suci Amalya)

Tugas: 

- Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.

- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

- Membuka acara

- Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

- Memimpin diskusi kelompok

- Menutup acara diskusi.

Co Leader (Tsaalits Muharroroh)

Tugas: 

- Mendampingi Leader

- Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking

- Menyerahkan kembali posisi kepada leader

Fasilitator ( Ermawati, Novia Juwita Putri, Nur Asiyah, Rosi Akbar

Budiman, Tian Pradiani, Sisca Damayanti)

Tugas: 

- Ikut serta dalam kegiatan kelompok

- Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk

aktif mengikuti jalannya terapi

Observer (Intan Melati & Rahma Nugra Heni)

Tugas

4

Page 5: Laporan Tak

- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia).

- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,

proses, hingga penutupan.

c. Proses Seleksi

Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh

perawat.

Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku klien sehari-

hari serta kemungkinan dilakukan kelompok pada klien tersebut

dengan perawat ruangan.

Melakukan kontak mata pada klien untuk mengikuti aktivitas yang

akan lakukan.

d. Program Antisipasi Masalah

Suatu intervensi keperawatan yang dilakukandalam mengantisipasi

keadaan yang bersifat darurat atau bersifat emergency yang dapat

mempengaruhi proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.

2. KEGIATAN

A. Orientasi (5 menit)

Pada tahap ini terapis melakukan :

1. Memberikan salam terapeutik : salam dari terapis

2. Evaluasi/ validasi : menanyakan perasaan klien saat ini

3. Kontrak :

a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara mengontrol halusinasi

b. Menjelaskan aturan main sebagai berikut:

Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus

meminta izin kepada terapis

Lama kegiatan kurang lebih 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

B. Tahap Kerja (30 menit)

1. Jelaskan kegiatan

5

Page 6: Laporan Tak

Musik pada Mp3 akan dihidupkan, serta bola diedarkan berlawanan

arah jarum jam/ dan pada saat musik dimatikan, maka anggota

kelompok yang memegang bola memperkenalkan diri dengan

menyebutkan salam, nama lengkap, nama panggilan, dan asal.

2. Hidupkan Mp3 dan edarkan bola berlawanan jarum jam. Pada saat

musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat

giliran untuk menyebutkan isi halusinasi dari setiap pasien.

3. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran

4. Jelaskan mengenai halusinansi dan cara mengontrol halusinasi dengan

cara menghardik dan berbincang-bincang

5. Praktekan cara mengontrol halusinansi dengan cara menghardik

6. Hidupkan Mp3 dan edarkan bola berlawanan jarum jam. Pada saat

musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat

giliran untuk menyebutkan dan mempraktekan cara untuk mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik

7. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran

8. Praktekan cara mengontrol halusinansi dengan cara berbincang-

bincang

9. Hidupkan Mp3 dan edarkan dadu berlawanan jarum jam. Pada saat

musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang dadu mendapat

giliran untuk menyebutkan dan mempraktekan cara untuk mengontrol

halusinasi dengan berbincang-bincang dengan yang lain.

10. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran

C. Tahap Terminasi (10 menit)

1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

3. Rencana tindak lanjut :

Menganjurkan tiap anggota kelompok memilih cara yang paling

efektif dalam mengontrol halusinasinya.

Memasukkan kegiatan mengontrol halusinasi pada jadwal

kegiatan harian klien.

6

Page 7: Laporan Tak

4. Kontrak yang akan datang

5. Menyepakati kegiatan berikut yaitu latihan mengontrol halusinansi

dengan cara melakukan aktifitas harian dan dengan minum obat.

6. Menyepakati waktu dan tempat

D. Kriteria Evaluasi

1) Evaluasi Input

a. Tim berjumlah 11 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 7

fasilitator, dan 2 observer

b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.

c. Peralatan mp3 sound system berfungsi dengan baik.

d. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria

dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktivitas kelompok cara

mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan berbincang-

bincang.

2) Evaluasi Proses

a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.

b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien.

c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk

dapat mengawasi jalannya permainan.

d. Pelaksanaan TAK berjalan 45 menit dengan pembagian 5 menit fase

orientasi, 30 menit fase kerja dan 10 menit fase terminasi.

e. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan

dengan aktif dari awal sampai selesai.

3) Evaluasi Output

Setelah mengadakan terapi aktivitas kelompok dengan 6 klien yang

mengalami halusinasi hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut;

a. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan

dengan aktif dari awal sampai selesai.

b. 100% klien dapat menceritakan pengalaman atau isi halusinasi

c. 100% klien dapat menyebutkan dan mempraktekan cara mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik dan berbincang-bincang

7

Page 8: Laporan Tak

d. 100% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok

(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).

E. Rencana Pelaksanaan

1. Kriteria klien yang mengikuti TAK di Ruang Rajawali Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Jawa Barat, yaitu :

Klien yang cukup kooperatif

Klien yang memiliki gangguan sensori persepsi: halusinasi

Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang

mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, typoid, dan lain-lain)

2. Peserta

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 6 orang. Adapun nama-nama

klien yang akan mengikuti TAK yaitu :

Tn. A

Tn. P

Tn. J

Tn. S

Tn.H

Tn. R

3. Persiapan

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal :Jumat, 10 Oktober 2014

Waktu             : Pukul 13.00 WIB s.d 13.45

Tempat        : Ruang Rajawali

b. Jumlah Perawat :

Mahasiswa PPN 11 Orang

Pembimbing Ruangan Rajawali 1 orang

3. SETTING

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.

2. Ruangan yang nyaman dan tenang

8

Page 9: Laporan Tak

Denah Tempat

4. O

Keterangan :

           : Leader

          : Co Leader

           : Fasilitator

           : Observer

            

: Klien

4. SUSUNAN PELAKSANA

Susunan terapis TAK adalah sebagai berikut :

Leader : Suci Amalya F.

Co. Leader : Tsaalits Muharroroh

9

k

k

Co L

k

k

F

F

F

F

F

F

F

O

k

kk

k

O

L

Co

F

O

Page 10: Laporan Tak

Fasilitator 1: Asep Nurdin

Fasilitator 2: Novia Juwita

Fasilitator 3: Tian Pradiani

Fasilitator 4: Ermawati

Fasilitator 5: Sisca Damayanti

Fasilitator 6: Nur Aisyah

Fasilitator 7: Rosi Akbar Budiman

Observer 1 : Rahma Nugra Heni

Observer 2 : Intan Melati

5. ANTISIPASI MASALAH

a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok

- memanggil klien

- memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan

perawat atau klien yang klien

b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit

- panggil nama klien

- tanya alasan klien meninggalkan permainan

- berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan

pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu

klien boleh kembali lagi.

c. Bila Klien Tidak Ingin Ikut

- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang

telah dipilih

- katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat

diikuti oleh klien tersebut

- jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak

memberi peran pada permainan tersebut.

10

Page 11: Laporan Tak

DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA, Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta: EGC

Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa.

Edisi 3. Jakarta : EGC

Stuart G.W. Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:

EGC

11

Page 12: Laporan Tak

PELAKSANAAN TAK

Tanggal : Selasa, 14 Oktober 2014

Waktu : 13.00- 13.45

Tempat : Ruang Rajawali

Jumlah peserta : 4 Orang dengan halusinasi

Metode : Diskusi dan Tanya Jawab

Pembagian tugas :

Leader : Suci Amalya F.

Co. Leader : Tsaalits Muharroroh

Fasilitator 1: Asep Nurdin

Fasilitator 2: Novia Juwita

Fasilitator 3: Tian Pradiani

Fasilitator 4: Ermawati

Fasilitator 5: Sisca Damayanti

Fasilitator 6: Nur Aisyah

Fasilitator 7: Rosi Akbar Budiman

Observer 1 : Rahma Nugra Heni

Observer 2 : Intan Melati

Evaluasi

1. Evaluasi Input

a. Jumlah tim sesuai dengan rencana awal yang terdiri dari 11 orang, yaitu 1

leader, 1 co-leader, 7 fasilitator, dan 2 observer

b. TAK dilakukan di lingkungan yang luas dan bersikulasi baik

c. Peralatan MP3 sound system kurang berfungsi dengan baik, volume terlalu

kecil

d. Klien sesuai dengan kriteria dan karakteristik untuk melakukan terapi

aktivitas kelompok cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

dan berbincang-bincang, tidak ada kesulitan dalam memilih klien.

2. Evaluasi Proses

12

Page 13: Laporan Tak

a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas, namun suara leader tidak

lantang sehingga kurang terdengar bagi semua peserta TAK

b. Posisi fasilitator tepat yaitu di tengah- tengah klien

c. Posisi observer berada di luar lingkaran fasilitator, klien, leader, dan co-

leader sehingga dapat mengawasi jalannya TAK dengan jelas

d. TAK berlangsung selama 45 menit yaitu 5 menit fase orientasi, 30 menit

fase kerja, dan 10 menit fase terminasi, sesuai dengan perencanaan awal.

e. Seluruh klien mengikuti TAK dengan aktif dari awal sampai selesai

3. Evaluasi Output

a. Seluruh klien mengikuti TAK dengan aktif dari awal sampai selesai

b. Seluruh klien menceritakan pengalaman halusinasinya

c. Seluruh klien menyebutkan dan mempraktikkan cara mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik dan berbincang- bincang

13

Page 14: Laporan Tak

Lampiran

HALUSINASI

1. DEFINISI

Suatu keadaan di mana seseorang mengalami perubahan pada pola

stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal dan eksternal)

disertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebihan atau kelainan berespons

terhadap stimulus (towsend, 1998)

Individu menginterpretasikan stresor yang tidak ada stimulus dari

lingkungan (Depkes RI, 2000)

2. KLASIFIKASI HALUSINASI

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan

karakteristik tertentu, diantaranya :

o Halusinasi pendengaran :

Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara

orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan

apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan

sesuatu.

o Halusinasi penglihatan :

Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang

luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

o Halusinasi penghidu :

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang

menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau

harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

o Halusinasi peraba :

14

Page 15: Laporan Tak

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa

stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari

tanah, benda mati atau orang lain.

o Halusinasi pengecap :

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan

menjijikkan.

o Halusinasi sinestetik :

Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah

mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan

urine.

3. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB HALUSINASI

a. Faktor predisposisi

i. BIOLOGIS

Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf – syaraf

pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang mungkin

timbul adalah : hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan

muncul perilaku menarik diri.

ii. PSIKOLOGIS

Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi

respons psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat

mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah : penolakan atau

tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

iii.SOSIOBUDAYA

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita

seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,

bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.

b. Faktor Presipitasi

Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah

adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak

berguna, putus asa dan tidak berdaya

15

Page 16: Laporan Tak

4. TAHAPAN HALUSINASI, KARAKTERISTIK DAN PERILAKU YANG

DITAMPILKAN

TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Tahap I

Memberi rasa nyaman

tingkat ansietas sedang

secara umum, halusinasi

merupakan suatu

kesenangan.

Mengalami ansietas,

kesepian, rasa

bersalah dan

ketakutan.

Mencoba berfokus

pada pikiran yang

dapat menghilangkan

ansietas

Fikiran dan

pengalaman sensori

masih ada dalam

kontol kesadaran,

nonpsikotik.

Tersenyum, tertawa

sendiri

Menggerakkan bibir

tanpa suara

Pergerakkan mata yang

cepat

Respon verbal yang

lambat

Diam dan

berkonsentrasi

Tahap II

Menyalahkan

Tingkat kecemasan

berat secara umum

halusinasi menyebabkan

perasaan antipati

Pengalaman sensori

menakutkan

Merasa dilecehkan

oleh pengalaman

sensori tersebut

Mulai merasa

kehilangan kontrol

Menarik diri dari

orang lain non

psikotik

Terjadi peningkatan

denyut jantung,

pernafasan dan tekanan

darah

Perhatian dengan

lingkungan berkurang

Konsentrasi terhadap

pengalaman sensori

kerja

Kehilangan

kemampuan

Tahap III

Mengontrol

Tingkat kecemasan

Klien menyerah dan

menerima pengalaman

sensori (halusinasi)

Perintah halusinasi

ditaati

Sulit berhubungan

16

Page 17: Laporan Tak

berat

Pengalaman halusinasi

tidak dapat ditolak lagi

Isi halusinasi menjadi

atraktif

Kesepian bila

pengalaman sensori

berakhir psikotik

dengan orang lain

Perhatian terhadap

lingkungan berkurang

hanya beberapa detik

Tidak mampu mengikuti

perintah dari perawat,

tremor dan berkeringat

Tahap IV

Klien sudah dikuasai

oleh halusinasi

Klien panik

Pengalaman sensori

mungkin menakutkan

jika individu tidak

mengikuti perintah

halusinasi, bisa

berlangsung dalam

beberapa jam atau hari

apabila tidak ada

intervensi terapeutik.

Perilaku panik

Resiko tinggi

mencederai

Agitasi atau kataton

Tidak mampu berespon

terhadap lingkungan

5. CARA MENCEGAH HALUSINASI

- Dengan menghardik

- Dengan bercakap-cakap dengan orang lain

- Melakukan kegiatan yang sudah terjadwal

- Minum obat dengan teratur

17