laporan spektrofotometri vis

Upload: lulu-fauziyyah-arisa

Post on 02-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    1/9

    Spektrofotometri Vis

    A. Tujuan : Menentukan konsentrasi Fe total

    B. Landasan Teori

    Suatu sistem mempunyai variasi warna yang berubah dengan berubahanya

    konsentarasi atau komponen. Hal diatas merupakan dasar dari analisis kolorimetri.

    Warna tersebut biasanya disebabkan oleh pembentukan suatu senyawa berwarna

    dengan ditambahkannya pereaksi yang tepat atau warna dapat melekat dalam senyawa

    penyusunnya. Kemudian intensitas warna dari senyawa yang bersangkuatan

    dibandingkan dengan warna dan larutan sudah diketahui jumlah atau konsentrasinya.

    Kolorimetri merupakan suau cara penetapan konsentrasi suatu zat

    (senyawa)dengan mengukur absorbansi relatif cahaya yang berhubungan dengan

    konsentrasi darizat (senyawa) tersebut. Dalam kolorimetri visual, cahaya putih

    alamiah atau buatan , biasanya digunakan sebagai sumber cahaya, dan penetapannya

    dilakukan dengan alat sederhana yang disebut kolometri atau pembanding warna.Apabila mata digantikan dengan sel fotolistrik, maka alatnya disebut kolometri

    fotolistrik,dimana cahayanya dibatasi dalam panjang gelombang tertentu dengan cara

    melewatkan cahaya tersebut suatu filter-filter berupa lempengan berwarna terbuat dari

    kaca atau glatin sehingga intensitas yang diteruskan mempunyai daerah spekstrra

    yang terbatas. Dalam analisis dengan spektrofotometri digunakan suau sumber radiasi

    pada daerah ultraviolet tampak yaitu daerah ultraviolet dengan panjang gelombang

    120-380nm. Sedangkan daerah sinart tampak pada panjang gelombang antara 380-

    750nm spektrum yang diperoleh akan lebih ideal yaitu dengan lebar pita kurang 1nm,

    hal ini dikarena instrumen yang digunakan spektrum (spektrofotometer) dilengkapai

    dengan sistem optik (yang dapat menghasilkan sebaran/dispresradiasi elektromagnetik

    yang masuk ) dan alata untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan.

    Tabel 1. Hubungan antara warna dengan warna komplementer

    Hukum dasardari spektrofotometri dan kolorimetri diterangkan oleh Lambert

    dan Beer, sehingga hukum atau persamaan yang digunakan dikenal dengan Hukum

    Lambert-Beer.

    Panjang gelombang

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    2/9

    Gambar hukum Lambert-Beer

    Biala cahaya jatuh pada suatu medium homogen, maka sebagian cahaya

    tersebut akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium dan sisanya diteruskan.

    Jika intensistas cahaya yanng mauk dinyatakan dengan I0 intensitas cahaya yang

    dipantulkan Ir , intensitas zat cahay yang diserap Ia dan intesitas cahaya yang

    diteruskan It, maka :

    I0= Ia + Ir+ It

    Untuk anatar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, yangdipantulkan hanya sekitar 4% sehingga Irbiasanya terputus dengan menggunakan

    suatu kontrol(misalnya dengan sel pembanding atau Blanko) jadi:

    I0= Ia+It

    Lambert mejelaskan bahwa serapan cahya cahaya merupakan fungsi ketebalan

    medium, sedangkan Beer menjelaskan bahwa serapan cahaya tersebut fungsi

    konsentrasi larutan yang bersangkutan.

    A=K.b.c

    Dengan, A adalah absorbansi, b adalah ketebalan medium, c adalah

    kensentrasi larutan dan k adalah tetapan atau koefisien absorbsi yang tergantung pada

    satuan konsetarasi yang digunakan. K dinyatakan sebagai absorbtifitas serapan (=A)

    jika konsentarasi larutan dalam satuan gram/Liter dan k dinyatakan sebagai

    absorbtifisitas molar atau ekstensi molar (=E). Jika knsentrasi laturan dalam satuan

    mol/liter.

    A=a b c (gram/Liter)

    A=E b c (mol/liter)

    Log Io/It= A dan

    T=It/I0

    Keterangan : T adalah cahaya yang diteruskan atau transmitansi. Jadi A=log 1/T

    Dari persamaans Lambert-Beer diatas menunjukkan bahwa absorbabsi (A)

    berbanding lurus dengan konsentrasi larutan (c) .Jika dibuat suatu kurva antara

    absiorbansi (A) lawan konsentrasi (c), maka akan diperoleh suatu kurva garis lurus(linier). Kurva linier tersebut biasa dikenal dengan kurva kalibrasi atau kurva standart,

    yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan uji (sampel) setelah

    absorbansi dalam laruaan uji tersebut diukur.

    Ir

    Ia

    I0

    It

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    3/9

    C. Alat dan Bahan yang digunakan :

    No. Alat Bahan

    1 Spekrofotometer spektronic 20 Larutan induk Fe + 100 ppm (= metode

    Nessler)

    2 Spektrofotometer Genesys Larutan H2SO4ekat

    3 Pipet tetes Larutan HNO34N4 Pipet ukur 5 mL;10mL Larutan KCNS 10%

    5 7 buah labu takar 50 mL Aquades

    6 Botol semprot

    7 Gelas kimia 250 mL; 100 mL

    8 Bola hisap

    D. Cara kerja :

    a. Persiapan Larutan

    i.

    Pengenceran Larutan Fe2+1000 ppm menjadi 100 ppm

    1 mL larutan Fe2+1000 ppm

    Aquades sampai tanda batas

    ii. Pembuatan Larutan Blanko

    iii.

    Pengenceran Larutan Fe2+menjadi beberapa konsentrasi

    Larutan Fe2+100 ppmLabu takar 100 mL

    5 mL KCNS 10%

    Labu takar

    50 mL

    5 mL HNO34 N

    Larutan blanko

    0,5 mL

    larutan Fe2+

    100 ppm

    4 mL HNO34 N 4 mL KCNS 10%Labu takar

    50 mL

    Tandabataskan

    dengan aquades

    Kocok

    25 mL

    larutan Fe2+

    100 ppm

    20 mL

    larutan Fe2+

    100 ppm

    15 mL

    larutan Fe2+

    100 ppm

    10 mL

    larutan Fe2+

    100 ppm

    5 mL

    larutan Fe2+

    100 ppm

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    4/9

    b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

    c. Penentuan Kurva Kalibrasi dan Konsentrasi Sampel

    Hidupkan alat dan

    panaskan selama

    30 menit

    Atur skala pada skala 0

    (memutar tombol bagian

    depan bawah kiri)

    Atur panjang

    gelombang

    (400nm-530nm)

    Masukkan kuvet

    yang berisi

    larutan blanko

    Atur skala %T pada posisi

    100% (memutar tombol

    bagian depan bawah kanan)

    Ganti larutan blanko

    dengan larutan

    standar 6ppm

    Ubah panjang

    gelombang mulai

    dari 400nm-530nm

    Catat nilai %T

    pada alat

    Buat kurva antara

    panjang gelombang

    dengan absorbansi

    Masukan kuvet

    yang berisi larutan

    blanko

    Atur skala % T

    pada posisi 100%Ganti larutan blanko

    dengan larutan

    standar

    Atur panjang gelombangyang didapat dari

    langkah sebelumnya

    Buat kurva kalibrasi

    antar konsentrasi

    dengan adsorbansi

    Ganti larutan dengan

    larutan sampel

    Catat nilai %T nya

    Tentukan konsentrasi sampel

    (interpolasikan nilai

    adsorbansi sampel ke dalam

    kurva kalibrasi)

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    5/9

    E. DATA PENGAMATAN

    a. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

    No. (nm) Transimitan (T) Absorbansi (A)

    1 400 60,5 0,219

    2 410 54,9 0,262

    3 420 49,1 0,3104 430 44,4 0,354

    5 440 40,6 0,392

    6 450 37,6 0,426

    7 460 36,2 0,442

    8 470 36,3 0,441

    9 480 34,8 0,459

    10 490 34,7 0,460

    11 500 36,0 0,445

    12 510 38,5 0,415

    13 520 42,0 0,37814 530 46,3 0,334

    Gambar Kurva Panjang Gelombang Maksimum

    b. Penentuan Kurva Kalibrasi (maks = 480 nm)

    No. Konsentrasi (ppm) Transmitan (T) Absorbansi (A)

    1 0 100 0

    2 10 25,4 0,596

    3 20 27,4 0,562

    4 30 34,8 0,459

    5 40 17,3 0,7626 50 17,0 0,770

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

    0.4

    0.45

    0.5

    400 410 420 430 440 450 460 470 480 490 500 510 520 530

    A

    b

    so

    r

    b

    a

    n

    s

    i

    Panjang Gelombang

    absorbansi

    490 nm

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    6/9

    7 Sampel 1 23,1 0,637

    8 Sampel 2 23,4 0,650

    Gambar Kurva Kalibrasi (maks = 490 nm)

    Perhitungan

    Pembuatan larutan induk Fe2+100 ppm

    V1x N1= V2x N2

    N1= 1000 ppm N2= 100 ppm

    V2= 100 m1 V1 ?

    V1=

    V1=

    V1= 10 mL

    Perhitungan konsentrasi (ppm)

    larutan Fe2+5 ml larutan Fe

    2+20 ml

    V1.N1 = V2.N2 V1.N1 = V2.N2

    5 ml. 100 ppm = 50 ml.N2 20 ml. 100 ppm = 50 ml.N2N2 = 10 ppm N2 = 40 ppm

    larutan Fe2+10 ml larutan Fe

    2+25 ml

    V1.N1 = V2.N2 V1.N1 = V2.N210 ml. 100 ppm = 50 ml.N2 25 ml. 100 ppm = 50 ml.N2

    N2 = 20 ppm N2 = 50 ppm

    larutan Fe2+15 ml

    V1.N1 = V2.N215 ml. 100 ppm = 50 ml.N3

    N3 = 30 ppm

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5

    A

    b

    s

    o

    r

    b

    a

    n

    s

    i

    Konsentrasi (ppm)

    30 ppm 34 ppm

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    7/9

    PEMBAHASANDalam percobaan kali ini, kami dapat menetukan konsentrasi Fe (besi) yang

    diencerkan dan di tetesi KSCN 10% 5 mL dan larutan HNO3 4N 5 mL pada ke 6 labu takar

    50mL.

    Pada praktikum ini menentukan konsentrasi larutan dengan menggunakan metode

    spektrofotometri. Yaitu metode penetapan konsentrasi yang didasarkan pada pada penyerapanintensitas cahaya. Prinsip dari metode ini adalah semakin tinggi konsentrasi larutan tersebut

    semakin tinggi penyerapan/intensitas cahaya.

    Perbedaan yang sangat signifikan kolorimetri dengan spektrofotometri yaitu pada

    larutan blanko. Larutan yang digunakan untuk mengkalibrasi. Tujuan pembuatan larutan

    blanko adalah untuk mengetahui besarnya serapan zat yang bukan analat.

    Larutan analat dibuat dari campuran larutan Fe2+, HNO3, dan KSCN. Tujuan

    penambahan HNO3adalah sebagai penstabil saat pengkompleksian dengan KSCN, merubah

    Fe2+ menjadi Fe3+. Sedangkan tujuan penambahan KSCN yaitu untuk pengkompleksian

    larutan. Sehingga akan menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna (warna

    komplementer).

    Berdasarkan data pengamatan dan pengolahan data panjang gelombang maksimumdari larutan Fe3+adalah 490 nm. Hal ini teramati dari %T yang menunjukan angka terendah

    pada kisaran panjang gelombang 490 nm. Seperti telah diketahui dari persamaan Lambert-

    Bee, makin besar intensitas yang diserap, makin besar panjang gelombang yang dihasilkan.

    Dengan mengatur alat pada panjang gelombang 490 nm. Kemudian mengukur larutan

    dengan variasi konsentrasi yang berbeda-beda (10 ppm, 20 ppm, 30ppm, 40 ppm, 50 ppm)

    serta larutan sampel.

    Konsentrasi sampel dapat dihitung dari persamaan. Dihasilkan sampel 1 sebesar 30

    ppm dan sampel 2 sebesar 34 ppm.

    KESIMPULAN

    Panjang gelombang maksimum yang diperoleh sebesar 490 nm.

    Konsentrasi dari sampel Fe2+dengan absorbansi 0,637sebesar 30 ppm.

    Konsentrasi dari sampel Fe2+dengan absorbansi 0,650sebesar 34 ppm.

    Absorbansi dari larutan Fe2+dengan berbagai konsentrasi :

    Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)

    10 0

    20 0,596

    30 0,562

    40 0,459

    50 0,762

    Semakin besar nilai absorbansi maka semakin besar pula konsentrasi sampel yang

    didapat.

    Semakin pekat larutan maka semakin besar konsentrasi zat pada larutan tersbut.

    Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah diketahui

    konsentrasinya

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    8/9

  • 8/10/2019 Laporan Spektrofotometri Vis

    9/9