laporan uv-vis i

Upload: yudha-pradana

Post on 02-Jun-2018

271 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    1/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 TUJUAN PERCOBAAN

    1.

    Memahami prinsip analisa dengan menggunakan UV-VIS

    2. Mampu mengoperasikan alat UV-VIS

    3. Mampu mempersiapkan sampel dengan cermat

    4.

    Menganalisa sampel seperti kadar besi dalam air

    1.2 DASAR TEORI

    1.2.1 Spektrofotometri

    Prinsip spektrofotometri didasarkan adanya interaksi dari energi radiasi

    elektromagnetik dengan zat kimia. Dengan mengetahui interaksi yang terjadi,

    dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat-sifat dari

    interaksi tersebut. Hasil interaksi tersebut menimbulkan suatu atau lebih

    peristiwa seperti pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, penyerapan

    (absorpsi), fluoresensi, dan ionisasi. Dalam analisis kimia, peristiwa absorpsimerupakan dasar dari spektrofotometri karena proses absorpsi tersebut bersifat

    spesifik untuk setiap zat kimia (aplikasi kulitatif). Disamping itu adalah

    kenyataan bahwa banyaknya absorpsi berbanding lurus dengan banyaknya zat

    kimia (aspek kuantitatif). Jadi spektrofotometri adalah salah satu metode dalam

    kimiaanalisa yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik

    secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi

    dengan cahaya (wanibesak.wordpress, 2011).

    1.2.2 Spektrofotometer UV-VIS

    Spektrofotometer UV-Visible adalah alat yang digunakan untuk mengukur

    transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang

    gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang

    terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari

    spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat

    pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi(wideliaikaputri.lecture.ub, 2014).

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    2/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 2

    1.2.3 Instrumentasi

    Gambar 1. Instrumentasi Spektrometer UV-VIS

    -

    Sumber Cahaya

    Pada spektrofotometri UV-VIS syarat sumber cahayanya adalah mampu

    menghasilkan cahaya yang intensitasnya cukup besar di semua panjang

    gelombang pada daerah UV (190 380) dan Visible (380 780). Sumber

    cahaya yang biasa digunakan untuk daerah UV adalah lampu H2/D2dan untuk

    daerah Visible biasa menggunakan lampu tungsten atau yang sering disebut

    lampu wolfram. Namun dengan perkembangan zaman dibuat juga sumber

    cahaya yang mampu menghasilkan cahaya pada panjang gelombang 185-900

    nm yang sekaligus mencakup daerah UV dan Visible.

    - Chopper

    Chopper adalah sebuah piranti optis yang diletakkan setelah sumber

    cahaya dan berguna menghalangi cahaya secara periodik sehingga cahaya

    yang masuk sampel seperti terpotong-potong. Akibatnya signal listrik yang

    dihasilkan detektor akan menjadi gelombang kotak dengan frekwensi tertentu.

    - Monokromator

    Monokromator adalah sebuah alat yang digunakan untuk memilih cahaya

    monokromatik dengan panjang gelombang tertentu dari cahaya polikromatik.

    Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalah grating dan

    prisma.

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    3/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 3

    - Tempat Sampel

    Pada spektrofotometri tempat sampel disebut juga kuvet. Kuvet biasanya

    berbentuk balok dengan sisi yang dapat ditembus cahaya. Kuvet terbuat dari

    quartz atau fused silica.

    -

    Detektor

    Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan

    mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :

    Memiliki kepekaan yang tinggi dan noise yang rendah

    Respon konstan pada berbagai panjang gelombang

    Mempunyai waktu respon yang cepat

    Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

    - Signal Processor

    Signal processor terdiri dari berbagai rangkaian eletronika yang berfungsi

    antara lain :

    Amplifier berfungsi sebagai penguatan signal listrik

    Filter Listrik berfungsi menyaring hanya signal yang frekwensinya sama

    dengan chopper yang dapat lolos

    Analog to Digital Converter

    Averaging berfungsi untuk meningkatkan signal to noise ratio

    1.2.4 Hukum Lambert-Beer dan Penerapan

    Analisis dengan spektrofotometri UV-VIS selalu melibatkan pembacaan

    absorbansi radiasi elektromagnetik oleh molekul atau radiasi elektromagnetikyang diteruskan. Keduanya dikenal sebagai absorbansi (A) tanpa satuan dan

    transmitan dengan satuan persen (% T ). Apabila suatu radiasi elektromagnetik

    dikenakan pada suatu larutan dengan intensitas radiasi semula (Io), maka

    sebagian radiasi tersebut akan diteruskan (It), dipantulkan (Ir) dan diabsorpsi

    (Ia) sehingga :

    I0= Ir+ Ia+ It

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    4/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 4

    Harga Ir( 4 % ) dengan demikian dapat diabaikan karena pengerjaan dengan

    metode spektrofotometri UVVis dipakai larutan pembanding sehingga :

    I0= Ia+ It

    Bouguer, Lambert dan Beer membuat formula secara matematik hubungan

    antara transmitan atau absorbansi terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi

    zat yang akan dianalisa dan tebal larutan yang mengabsorpsi sebagai :

    A = b C

    T =

    = 10

    bC

    A = log

    = b C

    Dimana:

    T = Persen transmitan C = Konsentrasi

    I0 = Intensitas radiasi yang datang b = Tebal kuvet

    It = Intensitas radiasi yang diteruskan A = Absorbansi

    = Absorpsivitas molar ( L mol-1cm-1)

    Dari persamaan gabungan Hukum Lambert-Beer dapat terlihat bahwa jika kita

    melakukan pengukuran suatu unsur yang sama pada panjang gelombang yangsama dalam kuvet sampel yang sama pula, maka akan tampak hubungan linear

    antara absorbansi (A) dan konsentrasi (C), selama absorpsivitas molar () dan

    tebal kuvet (b) konstan (Adam dkk, 2007).

    Dalam analisa kuantitaif spektrofotometri UV-VIS, pengukuran

    absorbansi atau transmitansi dibuat berdasarkan satu rangkaian larutan larutan

    pada panjang gelombang yang telah ditetapkan. Panjang gelombang yang

    paling sesuai ditentukan dengan membuat spektrum absorbsi dimana panjang

    gelombang yang paling sesuai itu adalah yang menghasilkan absorbansi

    maksimum. Selanjutnya panjang gelombang ini digunakan untuk pengukuran

    kuantitatif. Dengan menggunakan panjang gelombang dari absorbansi

    maksimum, maka jika terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang

    gelombang dari cahaya masuk hanya akan menyebabkan kesalahan yang kecil

    dalam pengukuran tersebut (Adam dkk, 2007).

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    5/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 5

    BAB II

    METODOLOGI

    2.1 ALAT DAN BAHAN

    2.1.1 Alat yang digunakan :

    1.

    Spektrofotometer UV-Visible

    2. Pipet volume 5 ml, 10 ml, 25 ml

    3. Gelas kimia 100 ml

    4. Pipet tetes

    5.

    Bulp

    6.

    Labu ukur 50 ml, 100 ml

    7. Botol semprot

    2.1.2 Bahan yang digunakan :

    1. Larutan induk Fe3+100 ppm

    2.

    Larutan orto phenantroline

    3.

    Larutan hidroksilamin klorida

    4. Larutan buffer asetat

    5. Aquadest

    6. Sampel air

    2.2 PROSEDUR PERCOBAAN

    A.

    Pembuatan larutan Fe3+10 ppm

    1.

    Memipet 10 ml larutan Fe3+

    100 ppm lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100

    ml

    2.

    Menambahkan aquadest sampai tanda batas dan mengocoknya

    B. Pembuatan larutan standar Fe2+

    1. Memipet masing-masing 1 ml, 2 ml, 4 ml, 8 ml, dan 12 ml larutan Fe3+10 ppm

    lalu dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    6/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 6

    2.Menambahkan masing-masing larutan dengan 5 ml larutan hidroksilamin

    klorida, 5 ml larutan buffer asetat, dan 5 ml larutan orto phenantroline secara

    berurutan

    3.

    Menambahkan aquadest sampai tanda batasnya dan mengocoknya

    C.

    Pembuatan blanko

    1.Memipet 5 ml larutan hidroksilamin klorida, 5 ml larutan buffer asetat, dan 5

    ml larutan orto phenantroline lalu dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml secara

    berurutan

    2.Menambahkan aquadest sampai tanda batasnya dan mengocoknya

    D. Pembuatan Sampel

    1.Memipet 25 ml sampel air lalu dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml

    2.Menambahkan sampel dengan 5 ml larutan hidroksilamin klorida, 5 ml larutan

    buffer asetat, dan 5 ml larutan orto phenantroline secara berurutan

    3.Menambahkan aquadest sampai tanda batasnya dan mengocoknya

    E.

    Pengoperasian Alat

    1. Menghubungkan spektrofotometer UV Visible dengan sumber listrik.

    2. Menghidupkan alat dengan menekan tombol power dan menunggu kalibrasi.

    3. Menekan single wavelenght.

    4. Mengganti %T dengan Abs

    5. Memasukkan nilai yaitu 510 nm (max unsur Fe)

    6. Memasukkan kuvet yang berisi larutan blanko ke dalam alat uv vis dan

    menutupnya7. Menekan tombol zero lalu menunggu sampai muncul angka 0,000 A

    (Absorbansi)

    8. Mengeluarkan kuvet yang berisi larutan blanko lalu mengganti dengan larutan

    stndar dengan konsentrasi 0,2 ppm (sebelum memasukan larutan standar,

    sebaiknya kuvet dibilas dengan aquadest dan sedikit larutan standar)

    9. Memasukkan kedalam alat uvvisible dan menutupnya, lalu menekan Read.

    10.

    Menunggu nilai absorbansi dan mencatat nilainya.

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    7/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 7

    11.Melakukan prosedur yang sama pada poin 8-10 dengan mengganti larutan

    standar yang lain dan terakhir larutan sampel

    2.3 SAFETY ALAT DAN BAHAN

    Jas Lab

    Pada setiap praktikum yang dilaksanakan, dibutuhkan Jas Lab. Hal itu

    disebabkan untuk melindungi tubuh dari cairan asam atau larutan yang berbahaya

    lainnya. Selain itu Jas Lab berfungsi sebagai Safety yang wajib digunakan saat

    praktikum.

    Masker

    Pada saat mereaksikan bahan-bahan kimia tidak menutup kemungkinan kalau

    hasil reaksi dapat berupa zat berfase gas. Jadi masker digunakan utamanya untuk

    melindungi alat pernapasan agar gas-gas hasil reaksi tidak terhirup.

    Sarung Tangan

    Pada praktikum yang menggunakan bahan-bahan kimia penggunanaan sarung

    tangan menjadi sangat penting. Misalnya pada bahan kimia yang bersifat korosif,

    apabila terkena paparan langsung pada kulit mengakibatkan dampak yang buruk

    seperti gatal-gatal, luka bakar, dan iritasi serius.

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    8/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 8

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 DATA PENGAMATAN

    Tabel 3.1 Data Absorbansi Larutan

    No Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi

    1 Larutan Standar 0,2 0,049

    0,5 0,221

    0,8 0,341

    1,1 0,502

    1,4 0,571

    2 Larutan Blanko 0,0 0,000

    Tabel 3.2 Data Absorbansi Larutan Sampel

    No Larutan Sampel Absorbansi

    1 Air Sumur 0,044

    2 Air Rawa 0,419

    3 Air Sungai 0,166

    Tabel 3.3 Persamaan Garis (Konsentrasi vs Absorbansi)

    Persamaan Garis R

    Y = 0,4417X0,0165 0,9841

    3.2 HASIL PERHITUNGAN

    Tabel 3.4 Data Hasil Perhitungan

    No Sampel Faktor Pengenceran

    (fp)

    Konsentrasi (ppm)

    1 Air Sumur 1,25 0,1712

    2 Air Rawa 1,25 1,2325

    3 Air Sungai 1,25 0,5165

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    9/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 9

    3.3 PEMBAHASAN

    Percobaan ini bertujuan untuk memahami prinsip analisa menggunakan UV-

    VIS serta dapat mengoperasikannya, kemudian dapat membuat sampel dengan cermatdan menganalisanya. Prinsip dasar dari alat UV-VIS adalah spektrofotometri, yaitu

    pengukuran besarnya serapan cahaya oleh molekul. Spektrofotometri merupakan

    gabungan dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat untuk

    menghasilkan spektrum sinar berwarna dengan panjang gelombang tertentu

    (monokromator), sedangkan fotometer adalah alat untuk mengukur intensitas sinar

    yang dihasilkan oleh monokromator.

    Pada percobaan ini panjang gelombang 510 nm digunakan sebagai panjang

    gelombang untuk menganalisa kadar besi, pada panjang gelombang tersebut

    absorbansi sinar mempunyai nilai maksimum yang artinya pada panjang gelombang

    tersebut sinar yang dipancarkan akan diserap maksimum oleh larutan.

    Sampel yang digunakan adalah air sumur, air rawa dan air sungai. Masing-

    masing sampel tersebut diduga mengandung ion Fe3+ yang nantinya akan dianalisa

    dan dihitung konsentrasinya.

    Untuk dapat menentukan konsentrasi dari sampel maka digunakan larutan

    standar. Larutan standar dibuat dengan konsentrasi yang bervariasi, dimaksudkan agar

    konsentrasi sampel yang akan dianalisa hampir sama atau mendekati dengan

    konsentrasi larutan standar yang dibuat. Konsentrasi larutan standar yang digunakan

    yaitu 0,2 ppm, 0,5 ppm, 0,8 ppm, 1,1 ppm, dan 1,4 ppm. Pada masing-masing larutan

    standar ditambahkan 5 ml hidroksilamin klorida yang gunanya untuk mereduksi Fe3+

    menjadi Fe2+ karena nantinya ion Fe2+ akan berikatan dengan orto-phenantroline

    membentuk senyawa kompleks. Penambahan 5 ml buffer asetat bertujuan untuk

    menjaga pH agar tetap stabil (suasana asam) karena dikhawatirkan jika pH terlalu

    besar akan terbentuk endapan Fe(OH)2. Sedangkan penambahan 5 ml orto-

    phenantroline digunakan untuk mengomplekskan larutan agar menjadi senyawa

    kompleks (berwarna) karena pada dasarnya larutan yang mengandung ion besi adalah

    larutan yang tidak berwarna. Reaksi pengomplekskan yang terjadi adalah sebagai

    berikut :

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    10/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 10

    Fe2+

    + [Fe(C18H8N2)]2+

    Berdasarkan hasil analisa, nilai absorbansi larutan standar didapat seperti pada

    tabel pengamatan. Nilai absorbansi akan dihubungkan dengan masing-masing

    konsentrasi larutan standar sehingga berdasarkan kurva standar didapat persamaan

    garis Y = 0,4417X-0,0165 dengan R2= 0,9841. Persamaan ini akan dijadikan acuan

    dalam menentukan konsentrasi sampel. Dapat terlihat bahwa semakin besar

    konsentrasi larutan standar maka semakin besar pula nilai absorbansinya. Hal ini

    berarti semakin besar konsentrasinya maka semakin banyak cahaya yang diserap.

    Pada prosedur persiapan larutan sampel terdapat sedikit perbedaan dimana

    sampel air yang digunakan sebanyak 80 ml bukan 25 ml. ketika digunakan sampel air

    sebanyak 25 ml maka didapatkan warna larutan sampel yang bening, ini menandakan

    kadar besi yang ada pada sampel sangat kecil. Oleh karena itu dengan memperbanyak

    sampel yang digunakan menjadi 80 ml diharapkan warna larutan sampel yang

    terbentuk bisa menjadi lebih tua dibandingkan dengan warna larutan standar yang

    paling pucat tetapi warnanya tidak lebih pekat dari warna larutan standar yang paling

    pekat (1,4 ppm), sehingga perhitungan penentuan kadar menggunakan kurva standar

    akan lebih akurat.

    Nilai absorbansi untuk sampel air didapat seperti pada tabel pengamatan. Padadasarnya nilai absorbansi untuk larutan sampel tidak boleh lebih besar ataupun lebih

    kecil dari absorbansi larutan standar. Namun pada percobaan ini nilai absorbansi

    sampel air sumur berada dibawah absorbansi larutan standar, hal ini terjadi karena

    kandungan besi didalam sampel sangatlah kecil, sehingga saat cahaya diarahkan ke

    sampel sebagian besar cahaya diteruskan dan hanya sebagian kecil yang diserap.

    Cahaya yang diserap inilah yang diukur sebagai absorbansi.

    NN

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    11/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 11

    Berdasarkan hasil perhitungan, konsentrasi untuk sampel didapat seperti pada

    tabel perhitungan. Berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI tahun 2002 (907 /

    MENKES / SK / VII / 2003) kadar besi yang diperbolehkan terkandung didalam air

    sehingga air dikatakan air bersih adalah 0,3 mg/L (ppm). Maka dapat disimpulkan air

    sumur adalah air yang layak dikonsumsi sedangkan untuk air sungai dan air rawa

    dapat dimanfaatkan sebagai air bersih setelah diolah terlebih dahulu.

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    12/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 12

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 KESIMPULAN

    -

    Konsentrasi sampel air sumur adalah 0,1712 ppm

    - Konsentrasi sampel air rawa adalah 1,2325 ppm

    - Konsentrasi sampel air sungai adalah 0,5165 ppm

    -

    Air sumur layak dikonsumsi sedangkan air rawa dan air sungai harus diolah

    terlebih dahulu untuk dikonsumsi

    4.2 SARAN

    - Pada proses pembuatan larutan sampel, pastikan warna dari larutan sampel harus

    berada dikisaran warna terpucat dan warna terpekat larutan standar.

    -

    Sebelum menggunakan kuvet harus dibilas dengan aquadest dan larutan yang

    hendak dimasukkan.

    - Pada saat pengukuran absorbansi tutup alat harus rapat agar tidak ada cahaya lain

    yang masuk.

    -

    Untuk analisa kuantitatif panjang gelombang yang digunakan harus panjang

    gelombang maksimum agar hasil analisa akurat.

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    13/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Adam dkk. 2007. Kimia Analitik. Malang. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

    Kejuruan

    Anonim. 2011. Pengertian dasar spektrofotometer UV-VIS. http:// wanibesak.wordpress.

    com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/ . Diakses pada

    tanggal 15 Desember 2014. 11:21 WITA

    Anonim. 2014. Materi Spektrofometri. http:// wideliaikaputri.lecture.ub.ac.id/ Materi-

    Spektrofotometri. Diakses pada tanggal 15 Desember 2014. 10:16 WITA

    Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 907/MENKES/SK/VII/2003. Tentang Persyaratan

    Kualitas Air Bersih.

    Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Analisa Instrumen. Samarinda. Polnes

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    14/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 14

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    15/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 15

    PERHITUNGAN

    A.

    Pengenceran Larutan

    -

    Larutan Fe

    3+

    10 ppm dari larutan induk 100 ppmV1 x M2 = V2 x M2

    V1 x 100 ppm = 100 ml x 10 ppm

    V1 = 10 ml

    -

    Larutan Standar 0,2 ppm

    V1 x M1 = V2 x M2

    V1 x 10 ppm = 50 ml x 0,2 ppm

    V1 = 1 ml

    -

    Larutan Standar 0,5 ppm

    V1 x M1 = V2 x M2

    V1 x 10 ppm = 50 ml x 0,5 ppm

    V1 = 2,5 ml

    -

    Larutan Standar 0,8 ppm

    V1 x M1 = V2 x M2

    V1 x 10 ppm = 50 ml x 0,8 ppm

    V1 = 4 ml

    - Larutan Standar 1,1 ppm

    V1 x M1 = V2 x M2

    V1 x 10 ppm = 50 ml x 1,1 ppm

    V1 = 5,5 ml

    -

    Larutan Standar 1,4 ppm

    V1 x M1 = V2 x M2

    V1 x 10 ppm = 50 ml x 1,4 ppm

    V1 = 7 ml

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    16/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 16

    B. Penentuan Konsentrasi Sampel

    Berdasarkan kurva standar (konsentrasi vs absorbansi) diperoleh persamaan garis

    Y=0,4417X - 0,0165 dengan R2= 0,9841

    - Air Sumur (Y = 0,044)

    Y = 0,4417X0,0164

    0,044 = 0,4417X0,0164

    X = 0,1370 ppm

    Konsentrasi sampel = 0,1370 ppm x fp

    0,1370 ppm x

    0,1712 ppm

    -

    Air Rawa (Y = 0,419)

    Y = 0,4417X0,0164

    0,419 = 0,4417X0,0164

    X = 0,9860 ppm

    Konsentrasi sampel = 0,9860 ppm x fp

    0,9860 ppm x

    1,2325 ppm

    y = 0.4417x - 0.0165

    R = 0.9841

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0 0.5 1 1.5

    Absorbansi

    Konsentrasi

    Kurva Standar

    Series1

    Linear (Series1)

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    17/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 17

    - Air Sungai (Y = 0,166)

    Y = 0,4417X0,0164

    0,166 = 0,4417X0,0164

    X = 0,4132 ppm

    Konsentrasi sampel = 0,4132 ppm x fp

    0,4132 ppm x

    0,5165 ppm

  • 8/10/2019 Laporan Uv-Vis i

    18/18

    UVVIS I

    TEKNIK KIMIA | POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 18

    GAMBAR ALAT