laporan sedimentasi kelp 4
DESCRIPTION
ffyfyTRANSCRIPT
LABORATORIUM SATUAN OPERASI 1
LAPORAN PRAKTIKUMSEDIMENTASI
PEMBIMBING
: WAHYU BUDI UTOMO, M.Sc., HND.KELOMPOK
: IVTANGGAL PRAKTIKUM: 9 SEPTEMBER 2015
KELAS
: 2D4
NAMA/NIM
: 1. SAHRI NENSI/43214016
2. WINDA AULIYAH RIZKY / 432140213. RAHMAWATI / 43214009
4. ISLAMUDDIN JAFAR / 43214028
5. ARIFUDDIN ABIDIN / 43214010
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2015
S E D I M E N T A S II. TUJUAN
Dapat menjelaskan prinsip dasar sedimentasi.
Dapat mempelajari laju sedimentasi dengan parameter-parameter yang mempengaruhinya.
II. PERINCIHAN KERJA Persiapan
Disediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran.
Disediakan alat-alat yang diperlukan.
Dibuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan.
Topik Percobaan
Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol.
Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol.
Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol dan dengan penambahan zat flokulan.
III. ALAT yang DIGUNAKAN
Gelas kimia 1000 ml + 2000 ml1 + 1 buah
Baskom 2 buah
Spatula besar
Sendok plastik
Ayakan
Stopwatch
Timbangan Kertas timbangIV. BAHAN yang DIPAKAI
Kapur (CaCO3)
Air bersih
Zat flokulan 0,1 gV. DASAR TEORI
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama proses pemisahan, yaitu:
Sedimentasi Flotasi Sentrifugasi Filtrasi
Untuk proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsip pemisahan adalah menciptakan suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan. Fasa baru diciptakan dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-masing komponen. Berbagai metode yang digunakan untuk menciptakan suatu fasa baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:
Absorpsi Adsorpsi Kromatografi Kristalisasi Distilasi Evaporasi Elektroforesis Evaporation Ekstraksi
Leaching Ekstraksi cair-cair Ekstraksi padat-cair Pembekuan fraksional Presipitasi Rekristalisasi Stripping SublimasiProses sedimentasi adalah proses separasi secara mekanis yang memanfaatkan gaya grafitasi bumi. Sedimentasi dilakukan untuk memisahkan partikel-partikel padat maupun cair dari suatu cairan atau gas tertentu. Melalui proses sedimentasi ini, maka partikel-partikel padat dapat diklasifikasikan menurut massa jenis dan ukuran partikelnya.
Contoh proses sedimentasi ini :
Pengendapan lumpur dan zat padat lainnya pada cairan yang keruh.
Pemisahan minyak dan air ditempat pencucian mobil.
Dibandingkan dengan proses filtrasi, maka proses sedimentasi cenderung lebih ekonomis jika partikel-partikel penyusun campuran tersebut memiliki perbedaan massa jenis yang besar, ukuran partikel yang besar dan campuran tersedia dalam jumlah yang sangat banyak.
Gambar 1a memperlihatkan suspensi didalam suatu tabung pengendap dengan kedalaman Ho dan dibiarkan mengendap dengan sendirinya dalampengaruh gaya berat. Sesuai dengan laju pengendapannya, maka akan trbentuk endapan didasar tabung pada zone D dan bersamaan dengan itu terbentuk pula suatu lapisan lapisan lain (zone A, B dan C seperti terlihat pada gambar 1b).
Zone A adalah suatu lapisan dimana terdapat suatu cairan yang paling jernih, sedangkan zone B adalah lapisan dimana terdapat suspensi awal. Dibawah zone B terdapat zone C yang mengandung partikel - partikel padat dengan konsentrasi lebih besar daripada dizone B. Jika partikel padat pada suspensi sulit teraglomerasi, maka zane A akan terlihat agak keruh sekeruh zone B sehingga batas antar muka (interface) zane A dan zone B menjadi kabur dan sulit diamati.
Selama proses pengendapan berlangsung, kedalaman zone A dan zone D bertambah, sedangkan zone C tetap dan zone B berkurang (gambar 1c). Dengan makin bertambahnya zone D, maka terjadi pula proses pemampatan (kompresi), dimana ruang-ruang antar partkiel dibagian bawah zone D yang terisi oleh cairan seakanakan terperas keluar akibat tertekan oleh berat partikel-partikel yangterus berjatuhan dari zone C.Proses pemampatan ini mengakibatkan memadatnya endapan dibagian bawah zone D.
Seterusnya setelah zone B makin menipis dan akhirya menghilang, perlahan-lahan zone C juga akan ikut menghilang sehingga akhirnya seluruh partikel partikel padat berada di zone D (gambar 1d). Setelah itu praktis hanya proses pemampatan saja yang masih berlangsung. Proses pemampatan ini akan berhenti jika telah terjadi kondisi kesetimbangan mekanik antara zat cair dengan endapan. Dengan selesainya prose pemampatan ini, maka selesai pula proses pengendapan (gambar 1e).
Laju sedimentasi partikel dapat diamati secara garfish dengan menggambarkan setiap halaman interface zane A dan zone B pada satuan waktu tertentu. Laju sedimentasi suatu suspensi tertentu bergantung kepada banyak faktor antara lain: 1. Konsentrasi suspensiLaju pembentukan endapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi tetapi penurunannya lebih lambat dari pada saat konsentrasi meningkat.Semakin tinggi konsentrasi suspensi semakin rendah pula laju turunnya garis padatan karena besarnya kecepatan ke atas cairan yang dipindahkan.Berdasarkan konsentrasi dan sifat partikel untuk berinteraksi dari suspensi yang akan mengendap tipe sedimentasi dibedakan atas 4 type yaitu: Tipe 1: Klasifikasi tingkat 1 Menunjukkan pengendapan dari partikel bebas yang ada dalam suspensi yang mempunyai konsentrasi kepadatan rendah.partikel akan mengendapkan secara individu dan tidak berinteraksi dengan partikel sekelilingnya. Tipe 2: Klasifikasi tingkat 2Menunjukkan pengendapan dari partikel yang mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi atau dengan mengumpul partikel sekelilingnya pada suspensi yang mempunyai kepadatan rendah.Dengan penggumpalan,massa partikel bertambah besar dan akan diendapkan dalam waktu yang lama. Tipe 3: Klasifikasi daerah pengendapanMenunjukkan pengendapan yang mempunyai konsentrasi tinggi dimana gaya interaksi antara partikel cenderung untuk tetap dalam posisinya dan menyebabkan pengendapan partikel secara merata sehingga terlihat suatu perbedaan yang jelas pada lapisan permukaan cairan . Tipe 4: Daerah kompresiMenunjukkan pengendapan partikel sedemikian rupa sehingga bentuk suatu struktur yang kompak. Hal ini disebabkan oleh massa partikel yang bertambah secara terus menerus selama proses pengendapan berlangsung.
2. Perbandingan luas permukaan dengan kedalaman suspensi
Semakin luas permukaan suatu suspensi maka kedalaman suspensi tersebut semakin rendah maka proses pengendapannya pun akan berlangsung semakin cepat.
3. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel maka proses pengendapan akan semakin cepat dan sebaliknya semakin kecil ukuran partikel maka proses pengendapan akan berlangsung lambat.4. Adanya zat flokulan yang memicu menggumpalnya partikel- partikel menjadi partikel berukuran lebih besar.
Dengan penambahan flokulan akan banyak membantu pembentukan gumpalan-gumpalan baru karena terdapat inti dari kelompok-kelompok yang saling bersatu sehingga akan terbentuk endapan yang lebih besar dan berat yang sangat mudah dipisah.Penggabungan partikel dapat terjadi bilamana ada kontak antara partikel tersebut.Pada flokulasi terjadi penambahan volume, massa dan kohesi dari partikel-partikel.Ukuran partikel ini diubah dengan cara: Difusi sempurna secara cepat dari koagulan dengan pengadukan singkat.
Pengadukan secara perlahan-lahan dan merata untuk menambah muatan partikel-partikel koloid.
Pemakaian produk sebagai agen flokulasi dengan mempercepat reaksi.5. Pengadukan
Pengadukan data menyebabkan penggabungan partikel melalui kontak yang dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri.Semakin cepat pengadukan maka akn semakin lambat proses pengendapan dan sebaliknya.Hal ini terjadi karena apabila pengadukan cepat maka flok yang sudah terbentuk pecah lagi atau flok belum terbntuk secara sempurna.
6. Aliran
Aliran berpengaruh terhadap konsentrasi cairan suspensi yang tidak seragam. Peningkatan laju alir massa sebagai akibat tingginya densitas padatan dalam lapisan sedimen sehingga proses pengendapan berlangsung lambat.7. Dan lain sebagainya.
Dalam percobaan ini dipelajari 4 faktor yang mempengaruhi kecepatan pengendapan suatu suspensi, yakni faktor ketinggian suspensi, faktor konsentrasi suspensi, faktor penambahan zat flokulan dan ukuran partikel.
Zat flokulan adalah zat yang memiliki sifat mampu membentuk partikelpartikel menjadi suatu flok ( gabungan partikelpartikel menjadi partikel berukuran lebih besar). Sehingga pengendapan berlangsung relative lebih cepat.
Berikut adalah rumus sedimentasi :
Ln (H He) = -b . t + Ln (Hc He) Keterangan :
H : Ketinggian interface A B pada saat t
He : Ketinggian akhir sediment
Hc : Ketinggian kritis, yakni ketinggian interface A D
t : Waktu proses sedimentasi
b : Konstanta pengendapan.
Partikel-partikel yang lebih berat dari flui da temapt partikel itu tersuspensi dapat dikeluarkan di dalam kotak pengendap atau tangki pengendap, dimana kecepatan fluida itu cukup kecil dan partikel itu mendapat waktu yang cukup untuk mengendap keluar dari suspensi itu. Akan tetapi, piranti sederhana seperti itu terbatas kegunaannya karena pemisahannya tidaklah tetap, disampaing itu memerlukan tenaga kerja untuk menggeluarkan zat padat dari dasar tangki.
Separator-separator industri hampir semuanya mempunyai fasilitas untuk mengeluarkan zat padat yang mengendap, pemisahan itu bisa sebagian atau bisa pula hampir lengkap. Peralatan pengendap yang dapat memisahkan hampir seluruh partikel dari zat cair dinamakan Klarifikator sedang pirranti yang memisahkan zat padat menjadi 2 fraksi disebut Klasifikator, pada kedua alat ini berlaku prinsip sedimentasi yang sama
Untuk klasifikasi atau pemisahan zat padat yang agak kasar yang mempunyai kecepatan pengendapan cukup besar, pemisahan dengan gravitasi pada kondisi pengendapan bebas atau terganggu biasanya cukup memuaskan. Untuk memisahkan partikel halus yang diameternya beberpaa mikrometer atau kurang, kecepatan pengendapannya terlalu rendah dan agar operasinya praktis partikel-partikel itu mesti di aglomerasikan atau diflokulasikan sehingga menjadi partikel besar yang mempunyai kecepatan pengendapan yang memadai.
Partikel yang terflokulasi mempunyai 2 karakeristik pengendapan yang penting. Karakteristik yang pertama ialah bahwa struktur flok itu sangat rumit. Agregasinya longgar dan ikatan antara partikel-partikelnya lemah dan flok itu mengandung air yang cukup banyak didalam strukturnya, yang ikut bersama flok itu turun kebawah. Walaupun pada mulanya flok itu mengendap dalam pengendapan bebas atau terganggu, dan persamaan umum pada prinsaipnya berlaku, namun tidaklah praktis bila kita menggunakan hukum-hukum pengendapan secara kuantitatif karena diameter dan bentuk flok itu tidak mudah didefenisikan.VI. PROSEDUR PENGERJAAN
Disiapkan peralatan dan bahan yang digunakan. Dihaluskan bubuk kapur Diayak bubuk kapur kedalam baskom hingga bersih. Variasi Ketinggian dengan komposisi sama Dimasukkan air ke dalam masing-masing tabung sebanyak 800 ml, 1000 ml, 1200 ml, dan 1400 ml
Ditimbang kapur sebanyak 40 g, 50 g, 60 g, 70 g
Kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
Kemudian dihomogenkan masing-masing larutan dalam tabung
Diletakkan masing-masing pada tempat sedimentasi
Diamati perubahan ketinggian setiap selang waktu 5 menit dari keempat tabung tersebut.
Pengamatan dihentikan setelah tidak terjadi lagi perubahan ketinggian Variasi komposisi dengan ketinggian sama Ditambahkan air pada masing-masing tabung sampai ketinggian 800 Dihomogenkan kembali keempat tabung lalu diletakkan di tempat sedimentasi Pengamatan diakukan kembali dengan selang waktu 5 menit sampai tidak lagi terjadi perubahan ketinggian pada keempat tabung.
Variasi Komposisi dan ketinggian tetap dengan penambahan zat Flokulan
Ditambahkan zat flokulan sebanyak 0,1 g ke dalam 4 tabung kemudian ditutup Keempat tabung dikocok, lalu diletakkan kembali secara bersamaan.
Dicatat perubahan ketinggian setiap selang waktu 30 detikVII. Data hasil pengamatan
Tabel 1.1 sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol
t (menit)H1H2H3H4
0397540642778
5265410490540
10128240325360
1579116180170
206591126140
256081105120
30587696112
35567492107
40547189105
45527086102
50516885100
5551668397
6050658195
6549647994
7048637892
7548627791
8048627689
8548617588
9048617588
Tabel 1.2 sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol
t (menit)H1H2H3H4
0800800800800
5540610605680
10300450410530
1589250220380
2074103138225
256885107147
30647996126
35617692112
40597489106
45557186102
50547184100
5553688398
6052678196
6551657995
7050647793
7550637691
8049627590
8549617589
9049617589
Tabel 1.3 sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol dan dengan tambahan zat flokulan
t (detik)H1H2H3H4
0800800800800
30130330220500
60110170175280
90100140156225
12092130146200
15090120137185
18085115133175
21084110128165
24083109124160
27080106123155
30080104121150
33080103119145
36079102118143
39078101116140
42078100114138
4507899113136
4807898112135
5107797111135
5407697111134
5707696110132
6007695109131
6307694109131
6607694108130
6907694108130
7207694107130
7507694107130
7807694107130
VIII. HASIL PERHITUNGAN DAN GRAFIKa. Percobaan 1 (komposisi yang sama dengan ketinggian yang berbeda)
Tabel 1.1.ketinggian sedimentasi untuk ketinggian berbeda dengan komposisi samat (menit)H1H2H3H4
0397540642778
5265410490540
10128240325360
1579116180170
206591126140
256081105120
30587696112
35567492107
40547189105
45527086102
50516885100
5551668397
6050658195
65647994
70637892
757791
Grafik 1.1.Hubungan antara waktu (menit) dengan Ketinggian (cm) untuk ketinggian yang berbeda dan komposisi yang sama
Tabel 1.2 selisih ketinggian suspensi terhadap komposisi yang sama dan ketinggian yang berbedat (menit)ln (H-He) tabung 1ln (H-He) tabung 2ln (H-He) tabung 3ln (H-He) tabung 4
05,849324786,1675164916,3368257316,532334292
55,3706380285,849324786,0234475936,107022888
104,3567088275,1761497335,5134287465,59471138
153,367295833,9702919144,6347289884,369447852
202,7080502013,332204514,8362819074,941642423
252,3025850932,8903717583,332204513,36729583
302,0794415422,5649493572,9444389793,044522438
351,7917594692,3978952732,7080502012,772588722
401,3862943612,0794415422,484906652,63905733
450,6931471811,9459101492,1972245772,397895273
5001,6094379122,0794415422,197224577
5501,0986122891,7917594691,791759469
600,6931471811,3862943611,386294361
6500,6931471811,098612289
7000
Grafik hubungan antara t dan ln (H-He)
Menetukan nilai konstanta pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc)
Tabung 1
ln (H-He) = -b . t + ln (Hc-He)
diperoleh regresi linear Y = y = -0,1057x + 5,3998
slope = -b
-0,1057 = -b
b = 0,1057
intercept = ln (Hc-He)
5,3998 = ln (Hc-He)
E5,3998 = Hc-He
Hc = e5,3998 + 50
Hc = 271,362
Hasil perhitungan laju pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc) berdasarkan grafikslopeinterceptHoHeHc
0,10575,399839750271,3621
0,08785,693254063359,842
0,08325,980764277472,7173
0,08186,0177891498,4833
Grafik hubungan antara ketinggian awal (Ho) dengan ketinggian kritis (Hc)
b. Percobaan 2 (ketinggian yang sama dengan komposisi yang berbeda)
Tabel 2.1 ketinggian sedimentasi untuk ketinggian yang sama dengan komposisi yang berbeda
t (menit)H1H2H3H4
0800800800800
5540610605680
10300450410530
1589250220380
2074103138225
256885107147
30647996126
35617692112
40597489106
45557186102
50547184100
5553688398
6052678196
6551657995
70647793
756391
Graik hubungan antara waktu dengan ketinggian pada ketinggian sama dan komposisi yang berbeda
Tabel 2.2 selisih ketinggian suspensi terhadap komposisi yang berbeda dan ketinggian yang samat (menit)H1H2H3H4
0800800800800
5540610605680
10300450410530
1589250220380
2074103138225
256885107147
30647996126
35617692112
40597489106
45557186102
50547184100
5553688398
6052678196
6551657995
70647793
756391
Grafik hubungan antara t dan ln (H-He)
Menentukan nilai konstanta pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc)
Tabung 1
ln (H-He) = -b . t + ln (Hc-He)
diperoleh regresi linear Y = y = -0,1036x + 6,0358
slope = -b
-0,1036 = -b
b = 0,1036intercept = ln (Hc-He)
6,0358 = ln (Hc-He)
E6,0358 = Hc-HeHc = e6,0358 + 50
Hc = 468,133 Tabel 2.3 hasil perhitungan ln C dan dH/dtC (%)ln CdH/dt
20,69314752
2,50,91629138
31,09861239
3,51,25276324
Grafik hubungan antara ln C dan dH/dt
Hasil penelitian nilai dan berdasarkan grafik
-dH/dt = . C
Y = -44,303x + 82,119
Percobaan
Ketinggian sama, komposisi beda tanpa penambahan flokulan-44,30382,119
c. Percobaan 3 (penambahan flokulan)
Tabel 3.1 ketinggian sedimentasi untuk penambahan flokulant (detik)H1H2H3H4
0800800800800
30130330220500
60110170175280
90100140156225
12092130146200
15090120137185
18085115133175
21084110128165
24083109124160
27080106123155
30080104121150
33080103119145
36079102118143
39078101116140
42078100114138
4507899113136
48098112135
51097111135
54097111134
570110132
600109
630109
Grafik hubungan antara waktu (detik) dengan ketinggian untuk ketinggian yang sama dan komposisi yang berbeda
Data yang akan diolah yang berada pada daerah sebelum kompresi
t (detik)H1H2H3H4
0800800800800
30130330220500
60110170175280
90100140156225
12092130146200
Hasil perhitungan ln C dan dH/dt
C (%)ln CdH/dt
20,69314722,33
2,50,91629115,67
31,09861219,33
3,51,25276310
Grafik hubungan antara ln C dengan dH/dt untuk penambahan zat flokulan
Hasil penelitian nilai dan berdasarkan grafik
-dH/dt = . Cy = -17,606x + 34,266
Percobaan
Ketinggian sama, komposisi beda dengan penambahan flokulan-17,60634,266
IX. PEMBAHASAN
Sedimentasi adalah proses pemisahan secara mekanis yang memanfaatkan gaya gravitasi bumi terhadap suatu dilute slurry/suspension menjadi dua bagian, yakni bagian cairan jernih dan bagian slurry/suspension yang memiliki partikel padatan yang tinggi.
Pada praktikum ini kami melakukan tiga tahap percobaan, yaitu:
Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol dengan ketinggian cairan dalam tabung 1-4 adalah 400-700 ml
Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol
Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol dengan penambahan flokulan.
Secara garis besar ada beberapa faktor yang mempengarhi proses sedimentasi yaitu:, gaya gravitasi, berat jenis,dan penambahan koagulan/flukolan. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi akan membuat material padatan tersuspensi mengendap seiring berjalannya, sehingga didapatkan padatan berada didasar tabung.
Berat Jenis
Nilai berat jenis dari padatan sangat berpengaruh saat proses pengendapan, karena semakin besar partikel endapan semakin cepat partikel tersebut mengendap.
Penambahan koagulan/flukolanPenambahan koagulan/flukolan bertujuan untuk menggabungkan ukuran pertikel-partikel suspensi yang awalnya kecil menjadi lebih besar, sehingga mempercepat proses pengendapan.
Pada percobaaan pertama, dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol, dimana data yang diperoleh Hc dari grafik pada tabung satu adalah 271,3621, tabung dua 359,842, tabung tiga 472,7173, dan tabung empat 498,4833. Sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan teori dimana semakin tinggi suspensi semakin tinggi pula ketinggian kritisnya atau berbanding lurus.
Pada percobaan kedua dengan konsentrasi yang berbeda dengan ketinggian yang sama, didapatkan grafik hubungan antara LnC dengan dH/dT, dimana pada data tabung dua, tabung tiga dan tabung empat berbeda sehingga ditarik garis lurus dari tabung satu dan lima. Perbedaan konsentrasi campuran mempengaruhi laju pengendapan sedimen, dimana semakin besar konsentrasi maka pengendapan sedimen semakin kecil.
Pada percobaan ketiga dilakakun penambahan flukolan dimana dari pengamatan setiap tabung yang ditambahkan flukolan, kecepatan pengendapan sedimen dari setiap tabung menjadi lebih cepat. Hal ini desebabkan karena partikel-partikel suspensi menjadi lebih besar seingga proses pengendapan semakin cepat.X. KESIMPULAN
Setelah melakukan pratikum sedimentasi, kami dapat menyimpulkan bahwa:
Sedimentasi adalah proses pemisahan yang memanfaatkan gaya gravitasi bumi terhadap dilute slurry/suspension menjadi dua bagian, yakni bagian jernih dan bagian yang memiliki kandungan padatan tinggi.
Faktor yang mempengaruhi sedimentasi adalah gaya gravitasi, berat jenis partikel, dan penambahan koagulan. Semakin tinggi suspensi maka laju sedimentasi semakin lambat. Semakin besar konsentrasi suspensi maka laju sedimentasi semakin lambat.
Penambahan flokulan akan memperbesar partikel suspensi sehingga laju sedimentasi semakin cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan praktikum Laboratorium Satuan Operasi; Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujumg Pandang,
Mangampa Yakoba, Penelitian Akhir Proses Sedimentasi pada Pengelolahan Air Over Flow Cooling Tower Di PT. PLN (PERSERO) Wilayah VIII Sektor Tello, 1992.
Mc Cabe, Julia C Smith dan Peter Harriot Operasi Teknik Kimia , jilid II tahun 1990.
Perry, J.H, (edr) ; Chemichal Engginer Handbook , Eds V, Mc Graw-Hill, New York, 1973.
Foust, A.S, L.A. Wenzel, C.W.Clump, L.Maus, dan L.B. Andersen : Principles of Unit Operations , eds 2.
Taggart, A.F. : Handbooks of Mineral Dressing : Ores and Industrial Minerals , New York, 1945.
_1175258011.vsdC
( a )
( b )
B
A
C
D
B
( c )
A
D
( d )
( e )